Excecutive Summary - Studio Perencanaan Desa 2014 - Desa Mandiri Energi Berbasis Biogas

33
1 | BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Sumbersuko merupakan salah satu desa pada Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang yang memiliki potensi ternak untuk dikembangkan dalam pemanfaatan biogas (Survei Primer, 2014). Hal tersebut menjadi alasan yang mendasari terkait penelitian yang dilakukan, yaitu penyusunan rencana spasial dan rencana sektoral terkait pengembangan desa, dengan unsur tematik yaitu Desa Mandiri Energi. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil kegiatan survei primer dan kegiatan Participatory Rural Appraisial yang kemudian dilakukan analisa, terdapat berbagai permasalahan pada Desa Sumbersuko baik secara spasial maupun secara sektoral. Permasalahan secara spasial adalah kecenderungan warga untuk melakukan open dumping yang menyebabkan berbagai permasalahan khususnya terkait kesehatan, hingga kondisi jalan antar dusun yang buruk yang menyebabkan biaya angkut mahal, sedangkan permasalahan secara sektoral berupa kualitas produksi komoditas tebu yang merupakan komoditas utama cenderung rendah, hingga kurangnya partisipasi warga dalam kelembagaan informal desa. Adapun permasalahan terkait tematik yaitu perwujudan Desa Mandiri Energi adalah, sebagian besar limbah kotoran ternak masih belum terolah, kepemilikan biodigester yang tidak merata, belum meratanya ketersediaan kelompok ternak hingga tiap dusun, hingga ketersediaan kotoran ternak sebagai supply energi biogas belum memenuhi kriteria Desa Mandiri Energi. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dari kondisi Desa Sumbersuko, makal hal-hal yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana kondisi fisik dan nonfisik Desa Sumberusko, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang ? 2. Bagaimana potensi dan masalah terkait pengembangan Desa Sumbersuko menjadi Desa Mandiri Energi yang terpadu ? 3. Bagaimana arahan rencana pengembangan sektoral dan spasial Desa Sumbersuko secara partisipatif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan mewujudkan Desa Mandiri Energi yang terpadu ? BAB II DATA DAN ANALISA Pembahasan data dan analisa mencangkup kajian kondisi Desa Sumbersuko terkait kependudukan, fisik dasar dan fisik binaan, sosial, ekonomi, kelembagaan hingga kajian terkait pemanfaatan biogas, akar masalah, akar tujuan dan penentuan Alternatif Proyek. 2.1 Kependudukan Penghitungan proyeksi penduduk pada Desa Sumbersuko menggunakan metode eksponensial dengan rata-rata pertumbuhan penduduk 0,21%, sehingga jumlah penduduk diproyeksikan dari tahun 2014 sebanyak 6892 jiwa menjadi 7185 pada tahun 2034. Selain itu diketahui tren pertumbuhan penduduk Desa Sumbersuko yang bersifat dinamis dengan ditandai pertumbuhannya tidak tetap dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, proyeksi penduduk Desa Sumbersuko menggunakan metode eksponensial. Berdasarkan data pertumbuhan penduduk pada tahun 2011 ke 2012 mengalami kenaikan penduduk yang cukup tinggi daripada tahun-tahun lain karena disebabkan di Desa Sumbersuko terdapat Perusahaan Susu yaitu PT. Greenfield yang berada di dusun Precet mengakibatkan banyaknya migrasi penduduk untuk bekerja dan sebagai peternak di sekitar dusun Precet sehingga dapat meningkat ekonomi penduduk. 2.2 Fisik Dasar dan Fisik Binaan Pembahasan mengenai kondisi fisik pada Desa Sumbersuko mencangkup aspek fisik dasar dan fisik binaan. 2.2.1 Orbitasi Desa Sumberusko Pembahasan terkait orbitasi Desa Sumbersuko diketahui bahwa orbitasi Desa Sumbersuko memiliki tingkat aksesibilitas antar wilayah tergolong baik karena kondisi jalan dengan perkerasan aspal dan kondisi yang baik. Permasalahan yang terdapat terkait dengan pergerakan dari Desa Sumbersuko adalah tidak adanya angkutan umum yang memudahkan pergerakan masyarakat Desa Sumbersuko dari wilayah desa menuju pusat Kecamatan Wagir.

Transcript of Excecutive Summary - Studio Perencanaan Desa 2014 - Desa Mandiri Energi Berbasis Biogas

1 |

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa Sumbersuko merupakan salah satu desa pada Kecamatan Wagir,

Kabupaten Malang yang memiliki potensi ternak untuk dikembangkan dalam

pemanfaatan biogas (Survei Primer, 2014). Hal tersebut menjadi alasan yang

mendasari terkait penelitian yang dilakukan, yaitu penyusunan rencana spasial

dan rencana sektoral terkait pengembangan desa, dengan unsur tematik yaitu

Desa Mandiri Energi.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil kegiatan survei primer dan kegiatan Participatory Rural

Appraisial yang kemudian dilakukan analisa, terdapat berbagai permasalahan

pada Desa Sumbersuko baik secara spasial maupun secara sektoral.

Permasalahan secara spasial adalah kecenderungan warga untuk melakukan

open dumping yang menyebabkan berbagai permasalahan khususnya terkait

kesehatan, hingga kondisi jalan antar dusun yang buruk yang menyebabkan

biaya angkut mahal, sedangkan permasalahan secara sektoral berupa kualitas

produksi komoditas tebu yang merupakan komoditas utama cenderung rendah,

hingga kurangnya partisipasi warga dalam kelembagaan informal desa.

Adapun permasalahan terkait tematik yaitu perwujudan Desa Mandiri Energi

adalah, sebagian besar limbah kotoran ternak masih belum terolah,

kepemilikan biodigester yang tidak merata, belum meratanya ketersediaan

kelompok ternak hingga tiap dusun, hingga ketersediaan kotoran ternak

sebagai supply energi biogas belum memenuhi kriteria Desa Mandiri Energi.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dari kondisi Desa Sumbersuko, makal

hal-hal yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana kondisi fisik dan nonfisik Desa Sumberusko, Kecamatan

Wagir, Kabupaten Malang ?

2. Bagaimana potensi dan masalah terkait pengembangan Desa

Sumbersuko menjadi Desa Mandiri Energi yang terpadu ?

3. Bagaimana arahan rencana pengembangan sektoral dan spasial Desa

Sumbersuko secara partisipatif untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat desa dan mewujudkan Desa Mandiri Energi yang terpadu ?

BAB II

DATA DAN ANALISA

Pembahasan data dan analisa mencangkup kajian kondisi Desa

Sumbersuko terkait kependudukan, fisik dasar dan fisik binaan, sosial,

ekonomi, kelembagaan hingga kajian terkait pemanfaatan biogas, akar

masalah, akar tujuan dan penentuan Alternatif Proyek.

2.1 Kependudukan

Penghitungan proyeksi penduduk pada Desa Sumbersuko

menggunakan metode eksponensial dengan rata-rata pertumbuhan penduduk

0,21%, sehingga jumlah penduduk diproyeksikan dari tahun 2014 sebanyak

6892 jiwa menjadi 7185 pada tahun 2034. Selain itu diketahui tren

pertumbuhan penduduk Desa Sumbersuko yang bersifat dinamis dengan

ditandai pertumbuhannya tidak tetap dari tahun ke tahun. Oleh karena itu,

proyeksi penduduk Desa Sumbersuko menggunakan metode eksponensial.

Berdasarkan data pertumbuhan penduduk pada tahun 2011 ke 2012

mengalami kenaikan penduduk yang cukup tinggi daripada tahun-tahun lain

karena disebabkan di Desa Sumbersuko terdapat Perusahaan Susu yaitu PT.

Greenfield yang berada di dusun Precet mengakibatkan banyaknya migrasi

penduduk untuk bekerja dan sebagai peternak di sekitar dusun Precet sehingga

dapat meningkat ekonomi penduduk.

2.2 Fisik Dasar dan Fisik Binaan

Pembahasan mengenai kondisi fisik pada Desa Sumbersuko

mencangkup aspek fisik dasar dan fisik binaan.

2.2.1 Orbitasi Desa Sumberusko

Pembahasan terkait orbitasi Desa Sumbersuko diketahui bahwa

orbitasi Desa Sumbersuko memiliki tingkat aksesibilitas antar wilayah

tergolong baik karena kondisi jalan dengan perkerasan aspal dan kondisi yang

baik. Permasalahan yang terdapat terkait dengan pergerakan dari Desa

Sumbersuko adalah tidak adanya angkutan umum yang memudahkan

pergerakan masyarakat Desa Sumbersuko dari wilayah desa menuju pusat

Kecamatan Wagir.

2 |

2.2.2 Analisis Kemampuan dan Kesesuaian Lahan

Hasil dari analisis kemampaun lahan menghasilkan bahwa Desa

Sumbersuko memiliki tiga fungsi kawasan yang berbeda, yaitu kawasan

lindung, kawasan budidaya tanaman semusim hingga kawasan penyangga

penentuan kemampuan lahan pada Desa Sumbersuko. Hasil dari penentuan

kemampuan lahan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kesesuaian

penggunaan lahan terhadap kemampuan lahannya. Terdapat penggunaan lahan

untuk kawasan permukiman pada kawasan yang memiliki kemampuan lahan

untuk kawasan lindung, yaitu pada Dusun Sumberpang Lor, Glagah Ombo dan

Precet.

2.2.3 Pusat dan Sub Pusat

Penentuan pusat dan subpusat pada Desa Sumbersuko dilakukan

berdasarkan jumlah KK tiap dusun, ketersediaan sarana dan tingkat

aksesibilitas tiap dusun. Hasil analisis tersebut menghasilkan bahwa Dusun

Kenongo sebagai pusat, Dusun Sumberpang Lor sebagai sub pusat dan

keempat dusun lainnya sebagai sub pusat lingkungan.

2.2.4 Perumahan

Kondisi perumahan di Desa Sumbersuko terdiri dari 82,3% rumah

permanen, 8,9% rumah semi permanen, dan 8,8% rumah non permanen.

Diproyeksikan dari tahun 2014 untuk 6892 dengan jumlah unit rumah

sebanyak 1378, maka hingga tahun 2034 menjadi 1437 unit rumah untuk 7185

KK.

2.2.5 Pola Permukiman

Bentukkan pola permukiman pada Desa Sumbersuko didominasi oleh

pola perumahan linear mengikuti jalan untuk Dusun Kenongo, Sumberpang

Lor, Ngemplak, Glagah Ombo hingga Precet. Adapun untuk pola memusat

Pola Permukiman

2.2.6 Sarana

Seluruh jenis sarana terdapat di Desa Sumbersuko, kecuali Sarana

Rekreasi dan Budaya. Total jumlah sarana di desa Sumbersuko yaitu 107 unit

yang tersebar di keenam dusun desa Sumbersuko. Berdasarkan hasil analisis,

diperlukan penambahan sarana keamanan untuk melayani Dusun Kenongo,

sedangkan untuk jenis sarana lainnya sudah memenuhi.

2.2.7 Jalan

Kondisi prasarana jalan pada Desa Sumbersuko secara umum

memiliki hierarki jalan lokal primer dan lingkungan primer yang memiliki

permasalahan tersendiri. Pada hierarki lokal primer memiliki masalah rusaknya

perkerasan jalan berupa aspal untuk wilayah jalan antara Dusun Kenongo dan

Dusun Sumberpang, sehingga berakibat pada mahalnya biaya pengangkutan

komoditas. Adapun pada hierarki jalan lingkungan primer memiliki

permasalahan kondisi perkerasan berupa tanah yang dapat menghambat

kendaraan yang melewatinya, terutama pada saat musim hujan.

2.2.8 Drainase

Jaringan drainase di Desa Sumbersuko yang mayoritas berhierarki

collector secara keseluruhan sudah baik karena ketika hujan air tidak meluap

dan tdak menggenang sehingga tidak terjadi banjir di Desa Sumbersuko

walaupun ada beberapa segmen jalan yang tidak memiliki drainase. Beberapa

titik saluran drainase masih terdapat sampah anorganik dan tanaman liar yang

dapat menghambat aliran air. Berikut ini merupakan tabel ketersediaan saluran

drainase di Desa Sumbersuko.

2.2.9 Air Bersih

Penggunaan air bersih pada Desa Sumbersuko secara umum hampir

seluruh bangunan baik permukiman maupun sarana menggunakan sumber

mata air dari tujuh mata air sebagai sistem penyediaan air bersih. Dua dari

ketujuh mata air tersebut selain dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan air

bersih rumah tangga juga digunakan untuk irigasi. Selain itu ketersediaan air

bersih di Desa Sumbersuko hingga tahun 2034 dapat tercukupi sehingga untuk

20 tahun kedepan tidak perlu adanya penambahan produksi air bersih.

2.2.10 Persampahan

Kondisi persampahan pada Desa Sumbersuko secara umum masih

buruk, hal tersebut dikarenakan warga melakukan pembakaran sampah secara

opendumping untuk sampah anorganik yang berakibat pada faktor kesehatan

khsususnya pada kesehatan ternak (Hasil PRA,2014), selain itu tidak ada TPS

Sampah pada Desa Sumbersuko, sehingga tidak ada pelayanan pengumpulan

sampah.

2.1.11 Sanitasi

Kondisi sanitasi pada Desa Sumbersuko dari segi kepemilikan MCK

secara umum sudah memiliki MCK Pribadi, sedangkan dalam kepemilikan

3 |

tangki septik masih terdapat beberapa rumah yang belum memiliki tangki

septik. Adapun pada Desa Sumbersuko terdapat satu unit MCK Umum pada

Dusun Sumberpang Kidul yang digunakan sebagai cadangan pada saat musim

kemarau.

2.2.12 Jaringan Listrik

Kebutuhan listrik warga Desa Sumbersuko secara keseluruhan

bersumber dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan secara keseluruhan

rumah penduduk sudah tersaluri listrik dengan daya listrik rata-rata 450 VA.

2.2.13 Jaringan Komunikasi

Ketersediaan jaringan komunikasi pada Desa Sumbersuko secara

umum tidak terdapat BTS pada kawasan Desa Sumbersuko, akan tetapi

beberapa jaringan provider telepon selular seperti provider Telkomsel masih

dapat menjangkau area Desa Sumbersuko. Hal tersebut dikarenakan karena

wilayah Desa Sumbersuko telah tercover pelayanan BTS yang terletak di

wilayah luar desa. Adanya pelayanan jaringan komunikasi pada Desa

Sumbersuko dapat memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya

akan informasi atau perkembangan berita terkini, terutama kebutuhan akan

akses internet maupun telepon untuk keperluan administratif dan pemerintahan

desa.

2.2.14 Jaringan Irigasi

Ketersediaan irigasi pada Desa Sumbersuko digunakan untuk

mengairi komoditas sayur-sayuran yang terletak pada Dusun Precet dan Dusun

Kenongo. Penggunaan irigasi tersebut dalam operasionalnya memutuhkan

biaya Rp 100.000 perpanen tiap 1 Ha dengan konstruksi nonteknis.

2.3 Sosial

Aspek sosial pada Desa Sumbersuko mencangkup hasil dari bagan

kecenderungan, pada pembahasan aspek peternakan diketahui bahwa adanya

PT.Greenfield yang berdiri sejak tahun 2007 mempengaruhi peningkatan

jumlah ternak dan kemajuan pengolahan limbah ternak pada Desa

Sumbersuko. Hal tersebut dikarenakan PT.Greenfield mengajak para warga

sekitar industrinya, yaiut warga Dusun Precet untuk beternak dengan

kemudahan modal, sehingga dalam pengajuan proposal pengadaan bantuan

biodigester dapat dilakukan setelah para peternak sudah memiliki ternak tetap.

2.4 Ekonomi

Komoditas unggul pada Desa Sumbersuko mencangkup Tebu,

Rumput Odot hingga Sapi Perah. Adapun gambaran mengenai komoditas

tersebut dijelaskan pada Tabel 1.

4 |

Tabel 1 Arahan Pengembangan Komoditas Desa Sumbersuko

Komoditas

Aspek Ekonomi

Arahan Pengembangan Arus

Masukkan

Keluaran

Usaha

Tani

Bagan

Peringkat LQ

Diagram

Aktvitas Kajian Gender

Kalender

Musim

Sketsa

Kebun

Rumput

Odot

Produksi

panen turun

saat kemarau

B/C

Ratio

7,2

ROI

113%

Peringkat

1 -

Ayah bertani

3 jam/hari,

6jam/hari

untuk

beternak

Ibu bertani 4

jam/hari, 1

jam

beternak.

Anak

bersekolah

Ayah berperan 100%

pada penyiapan lahan,

panen dan penjualan

hasil panen.

Ibu berperan 50%

dalam perawatan dan

pemupukkan secara

seimbang dengan

ayah.

Kuantitas

rumput

menurun saat

musim

kemarau

Sesuai

dengan

standar

Pedoman

Kementrian

Pertanian

Indonesia

Melakukan peningkatan teknik

penyiraman yang lebih efisien sehingga

kuantitas rumput tidak menurun saat

musim kemarau.

Terjaganya produksi rumput untuk pakan

ternak dapat menjaga keberlanjutan usaha

peternakan dan supply energi biogas

untuk mewujudkan DME

Kegiatan operasional untuk pemanfaatan

biodigesteryang direncanakan dapat

dilakukan saat ayah dan ibu mengurus

ternak. (memasukkan kotoran ke

biodigester dan memanfaatkan bio slurry

sebagai kompos).

Bio-slurry hasil pemrosesan biogas dapat

digunakan sebagai pupuk alami

Tebu

Harga panen

bergantung

dari ketetapan

harga

PT.Kebon

Agung dan

biaya

pengangkutan

hasil panen

mahal untuk

Dusun

Sumberpanglor

dan

Sumberpang

Kidul

B/C

Ratio

2,5

ROI

180%

Peringkat

4

Sektor

Unggulan

(LQ > 1)

Ayah

bekerja 8

jam/hari

(bertani dan

beternak)

Ibu bekerja

2 jam/hari

(beternak)

Anak

bersekolah

Ayah berperan 100%

dari penanaman,

perawatan hingga

panen.

Ibu berperan 40%

untuk penjualan hasil

panen

Perlu

perawatan

lebih pada

saat musim

kemarau,

karena

menggunakan

sistem tadah

hujan.

Jenis tanah

dan

ketinggaian

penanaman

tidak sesuai

dengan

standar

Kementrian

Pertanian

Indonesia

Melakukan peningkatan teknik

penyiraman yang lebih efisien sehingga

kuantitas panen tebu tidak menurun saat

musim kemarau.

Perbaikan akses jalan yang

menghubungkan Dusun Kenongo dengan

Dusun Sumberpang Lor dan Sumberpang

Kidul untuk menekan biaya

pengangkutan hasil panen.

Kegiatan operasional untuk pemanfaatan

biodigesteryang direncanakan dapat

dilakukan saat ayah dan ibu mengurus

ternak. (memasukkan kotoran ke

biodigester dan memanfaatkan bio slurry

sebagai kompos).

Bio-slurry hasil pemrosesan biogas dapat

digunakan sebagai pupuk alami

5 |

Komoditas

Aspek Ekonomi

Arahan Pengembangan Arus

Masukkan

Keluaran

Usaha

Tani

Bagan

Peringkat LQ

Diagram

Aktvitas Kajian Gender

Kalender

Musim

Sketsa

Kebun

Mawar

Produksi

panen turun

saat musin

hijan

B/C

Ratio

5,3

ROI

238%

Peringkat

2 -

Ayah tidak

merawat

mawar,

namun

bertani 5

jam/hari dan

beternak 4

jam/hari

Ibu merawat

mawar 5

jam/hari dan

beternak 1

jam/hari

Ayah berperan 100%

dalam penyiapan

lahan

Ibu berpearan 100%

dalam penanaman,

perawatan, panen dan

penjualan hasil panen.

Tanaman

mawar rusak

saat musim

penghujan

-

Melakukan peningkatan usaha

perkebunan mawar dengan memberi

teduhan pada tanaman pada saat musim

hujan supaya tidak rusak..

Kegiatan operasional untuk pemanfaatan

biodigesteryang direncanakan dapat

dilakukan saat ayah dan ibu mengurus

ternak. (memasukkan kotoran ke

biodigester dan memanfaatkan bio slurry

sebagai kompos).

Bio-slurry hasil pemrosesan biogas dapat

digunakan sebagai pupuk alami

Sapi Perah

Penyediaan

pakan

konsentrat

yang mahal,

serta

ketersediaan

Rumput Odot

sebagai pakan

kurang saat

musim

kemarau

B/C

Ratio

3.3

ROI

6.4%

Peringkat

2

Sektor

Unggulan

(LQ > 1)

Ayah

beternak 6

jam/hari, 3

jam/hari lain

untuk

bertani.

Ibu beternak

1 jam/hari

dan 4

jam/hari

untuk

bertani

Anak

bersekolah

Ayah berperan 75%

dalam pmebersihan

kandang, memerah

susu dan menjual hasil

susu.

Ibu berperan 25%

pada setiap kegiatan,

kecuali dalam

pemberian pakan

berperan 50%

seimbang dengan

ayah.

Produksi

Rumput Odot

sebagai pakan

kurang saat

musim

kemarau

-

Melakukan peningkatan kualitas produksi

Rumput Odot sebagai pakan ternak untuk

mengurangi ketergantungan pada pakan

konsentrat yang harganya mahal dan tidak

menentu.

Kegiatan operasional untuk pemanfaatan

biodigesteryang direncanakan dapat

dilakukan saat ayah dan ibu mengurus

ternak. (memasukkan kotoran ke

biodigester dan memanfaatkan bio slurry

sebagai kompos).

Sumber: Hasil Analisis, 2014

6 |

2.5 Kelembagaan

Pembahasan kelembagaan pada Desa Sumberusko mencangkup

hubungan kelembagaan yang berpengaruh pada Desa Sumbersuko yang

dijelaskan pada diagram venn kelembagaan berikut analisisnya. Berikut

merupakan gambaran dari diagram venn kelembagaan Desa Sumberusuko.

MASYARAKAT DESA SUMBERSUKO

Pemerintah Desa

KarangTaruna

BankSampah

GAPOKTAN

KelompokPeternak

LPMD

BPD

PKK KOPWAN

POSYANDU

BIDAN

PAM

LINMAS

PT. Greenfield

PT. Kebon Agung

Dinas Peternakan Kabupaten

Malang

Gambar 1 Diagram Venn Kelembagaan Desa Sumbersuko

Sumber: Hasil Analisis, 2014

Berikut merupakan pembahasan terkait bentukkan dari diagram venn

kelembangaan pada Desa Sumbersuko yang dijelaskan pada Tabel 2

Tabel 2 Analisis Diagram Venn Kelembagaan Desa Sumbersuko

Kelompok Besar Analisis

Pemerintah Desa, BPD,

LPMD, Kelompok

Peternak, GAPOKTAN,

PAM, Karang Taruna dan

Bank Sampah.

Merupakan kelompok lembaga yang memiliki kaitan

terhadap masyarakat desa sekaligus dengan

pemerintah desa. Kelompok tersebut dalam

kegiatannya banyak membutuhkan kerjasama dari

pihak pemerintah desa. Sebagai contoh dalam

pengajuan bantuan biodigester oleh Kelompok Ternak

kepada pihak Dinas Peternakan Kabupaten Malang,

membutuhkan persetujuan dan diketahui oleh

Pemerintah Desa.

PKK, KOPWAN,

Posyandu, Bidan.

Merupakan kelompok lembaga yang secara umum

berorientasi untuk memberdayakan kaum perempuan

Desa Sumbersuko. Kegiatan lembaga tersebut secara

dominan membutuhkan kerjasama dari pihak PKK.

LINMAS

Merupakan kelompok lembaga yang seharusnya

termaksuk dalam kelompok besar pemerintah desa.

LINMAS membentuk kelompok tersendiri karena

berdasarkan Hasil Survei Primer 2014 terkait kondisi

kelembagaan pada Desa Sumbersuko, LINMAS saat

ini sedang dalam masa vakuum atau tidak beroperasi,

hal tersebut dikarenakan adanya transisi pergantian

pemerintahan desa.

Kelompok Peternak,

PT.Greenfield, Dinas

Peternakan Kabupaten

Malang

Kelompok lembaga yang beriorientasi pada

pengembangan sektor ternak, yaitu kerjasama antara

PT.Greenfield dengan Kelompok Ternak terkait

bantuan permodalan usaha sapi perah. Selain itu

orientasi mengarah pada pengembangan pemanfaatan

biodigester, yaitu kerjasama antara Kelompok

Peternak dengan Dinas Peternakan Kabupaten Malang

terkait proposal pengajuan bantuan pengadaan

biodigester. Hubungan kelompok besar ini sangat

berpengaruh dalam perwujudan Desa Mandiri Energi.

Sumber: Hasil Analisis, 2014

2.6 Biogas

Pembahasan terkait aspek biogas pada Desa Sumbersuko

mencangkup perhitungan supply energi, demand energi, kesesuaian antara

7 |

supply dengan demand energi, kajian terkait pemanfaatan Bio-Slurry hingga

pembahasan aspek ketersediaan kandang pada Desa Sumbersuko.

2.6.1 Supply Energi

Penghitungan supply energi pada Desa Sumbersuko mengacu pada

ketesediaan ternak sapi dan kambing. Asumsi yang digunakan adalah untuk 1

ekor sapi memproduksi 29 Kg/hari kotoran (SNMI 2011), sedangkan untuk 1

ekor kambing memproduksi 1,4 Kg/hari kotoran (Penelitian Kopi Kakao

Indonesia, 2008), selain itu asumsi yang digunakan adalah jumlah ternak yang

dihitung bersifat tetap atau tidak berkurang, serta pertambahan populasi ternak

mencapai 5 ekor sapi dan 12 ekor kambing tiap tahunnya.

Berikut merupakan penghitungan supply energi eksisting yang

dijelaskan pada Tabel 20 .

Tabel 3 Penghitungan Supply Energi Eksisting

Konversi Energi

Ketentuan Konversi

Energi (Wahyuni,

2008)

Hasil Konversi

Kotoran Ternak (kg) –

Gas Methan yang

dihasilkan (m3)

1 kg kotoran ternak

menghasilkan 0,036 m3

gas methan.

18.638 kg x 0,036 =

670.9 m3/hari , atau

244.903 m3 / tahun

Gas Methan (m3) –

Energi (Kwh)

1m3 gas methan setara

dengan 6 Kwh

670.9 m3 x 6 Kwh =

4025,76 Kwh/hari atau

1.469.404 Kwh/tahun

Sumber: Hasil Analisis, 2014

Penghitungan supply energi dihitung tiap dusun yang mengacu

kepada asumsi pertambahan ternak tiap tahunnya hingga 20 tahun mendatang.

Adapun dusun yang paling banyak memiliki supply energi adalah Dusun

Precet, sedangkan dusun dengan ketersediaan supply energi tersedikit adalah

Dusun Ngemplak.

2.6.2 Demand Energi

Perhitungan demand energi pada Desa Sumbersuko mencangkup

perhitungan kebutuhan demand energi bakar yaitu kebutuhan memasak tiap

KK, serta kebutuhan energi listrik untuk kebutuhan penerangan rumah tiap

KK, hingga kebutuhan listrik untuk sarana dan penerangan jalan umum.

Demand Energi bakar diproyeksikan akan bertambah dari 6881 Kwh/Hari

menjadi 7034 Kwh/hari pada tahun 2034 mendatang.

2.6.3 Kesesuaian Supply-Demand Energi

Perhitungan kesesuaian antara supply energi yang tersedia dengan

kebutuhan demand energi dalam penghitugnannya dipriorotaskan untuk

memenuhi kebutuhan energi bakar, setelah itu apabila terdapat sisa energi

maka dapat dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik.

Hasil perhitungan kesesuaian supply dengan demand energi bakar

pada Desa Sumbersuko secara umum dapat terpenuhi seluruhnya, sehingga

dalam arahan pemanfaatannya dapat diarahkan ke pemenuhan energi listrik.

Dusun yang telah terpenuhi kebutuhan memasaknya secara keseluruhan adalah

Dusun Precet sejak tahun eksisting (2014), Ngemplak pada tahun 2019

mendatang, Sumberpang Kidul pada tahun 2034 mendatang, dan Dusun

Glagah Ombo pada tahun eksisting (2014).

Dusun yang telah terpenuhi kebutuhan energi bakarnya secara

keseluruhan kemudian dapat dilakukan penghitungan kesesuaian supply-

demand energi listrik.

2.6.4 Kajian Evaluasi Biodigester Eksisting

Pembahasan terkait evaluasi biodigester eksisting memuat bahasan

aspek mengenai unit biodigester yang rusak hingga evaluasi pemanfaatan

energinya. Diketahui dari 27 unit biodigester dengan kapasitas 6m3 bersifat

nonpermanen yang ada 17 diantaranya rusak, selain itu dari 4 unit biodigester

dengan kapasitas 83 m3 3 diantaranya rusak. Oleh karena itu perlu arahan

rencana untuk perbaikan unit biodigester yang rusak. Adapun dari segi

pemanfaatan energi biodigester eksisiting, masih terdapat 84,82% energi yang

belum termanfaatkan.

2.6.5 Kajian Pemanfaatan Bio-Slurry

Bio-Slurry merupakan produk dari hasil pengolahan biogas berbahan

kotoran ternak dan air melalui proses tanpa oksigen (anaerob) dalam digester

biogas yang merupakan ruangan tertutup (BIRU, 2011). Bio-Slurry memiliki

wujud padat atau cair tergantung dari campuran air dari lubang inlet digester,

dan memiliki kemampuan untuk menyuburkan lahan, meningkatkan produksi

tanaman budidaya, dengan ciri tidak berbau dan tidak mengundang serangga,

sehingga cocok digunakan untuk pupuk organik cair maupun padat.

Berdasarkan Yayasan Pendidikan Konservasi Alam (YAPEKA)

Tahun 2014, Bio-Slurry atau ampas biogas dapat dijadikan pupuk organik dan

memiliki harga jual Rp 1.000/kg. Oleh karena itu dapat dilakukan perhitungan

potensi Bio-Slurry dari kotoran ternak yang dihasilkan tiap harinya pada Desa

8 |

Sumbersuko. Berdasarkan Yayasan Pendidikan Konservasi Alam (YAPEKA)

Tahun 2014, Bio-Slurry atau ampas biogas dapat dijadikan pupuk organik dan

memiliki harga jual Rp 1.000/kg. Oleh karena itu dapat dilakukan perhitungan

potensi Bio-Slurry dari kotoran ternak yang dihasilkan tiap harinya pada Desa

Sumbersuko. Sehingga diketahui bahwa potensi Bio-Slurry perharinya dapat

mencapai Rp 18.637.800/hari dari 18.637,8 Kg/hari kotoran ternak yang

seandainya telah terporses oleh unit biodigetser seluruhnya.

2.6.6 Kajian Willingness To Pay

Hasil dari analisis willingness to pay pada Desa Sumbersuko

diketahui bahwa secara umum Dusun yang telah terbentuk kelompok peternak

yaitu Dusun Kenongo dan Dusun Precet memiliki tingkat WTP yang tinggi

baik untuk responden peternak dan non peternak (> Rp 1.500.000), sedangkan

dusun lainnya yang belum tetdapat kelompk peternak memiliki tingkatan WTP

yang sedang hingga rendah.

2.6.7 Kajian Ketersediaan Kandang Ternak

Hasil dari kajian ketersediaan kandang ternak diketahui bagaimana

kesesuaian kondisi kandang ternak pada Desa Sumbersuko terhadap Standar

Penyediaan Kandang Ternak oleh BPPP Departemen Pertanian Indonesia

Tahun 2007. Diketahui bahwa pada aspek perkerasan kandangm ketersediaan

palungan dan ketersediaan saluran drainase sudah sesuai dengan standar.

Adapun untuk aspek jarak kandang dari permukiman dan sistem pembuangan

kotoran belum sesuai dengan standar.

2.7 Akar Masalah dan Akar Tujuan

Analisis akar masalah merupakan analisis untuk mengetahui

penyebab terhambatnya pembangunan Desa Sumbersuko. Penjelasan akar

masalah pada Desa Sumbersuko dijelaskan pada Gambar 3, sedangkan

Pembahasan terkait akar tujuan pada Desa Sumbersuko mencangkup

meningkatkan pemerataan pembangunan desa dan mengatasi masalah sosial

dan kelembagaan pada Desa Sumbersuko. Berikut merupakan gambaran akar

tujuan pada Desa Sumbersuko yang dijelaskan pada Gambar 4..

9 |

Gambar 2 Akar Masalah Desa Sumbersuko

Sumber: Hasil Analisis, 2014

10 |

Gambar 3 Akar Tujuan Desa Sumbersuko

Sumber: Hasil Analisis, 2014

11 |

2.8 Penentuan Alternatif Proyek

Analisis alternatif adalah suatu usaha untuk melihat berbagai

kemungkinan pilihan hubungan tindakan hasil (rangkaian tujuan) dari analisis

sasaran yang mengarah pada suatu keadaan tertentu yang diinginkan.

Penentuan urutan alternatif proyek dilakukan dengan cara memberikan nilai

terlebih dahulu pada masing-masing alternatif proyek yang dianggap layak

diterapkan. Kemudian nilai masing-masing proyek diurutkan mulai dari nilai

yang terbesar dengan nilai yang paling terendah untuk nantinya diterapkan

untuk proyek yang lebih didahulukan atau yang leih dibutuhkan oleh

masyarakat.

Penentuan beberapa proyek sebagai alternatif adalah dengan

melakukan berbagai analisis sebagai solusi pemecahan berbagai masalah yang

terdapat di Desa Sumbersuko, sehingga ditemukan cara untuk menyelesaikan

permasalahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Proyek

yang dapat dijadikan sebagai alternatif diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Proyek Pengembangan dan pemanfaatan Biogas

Desa Sumbersuko merupakan desa yang memiliki potensi di

bidang peternakan, sehingga akan lebih produktif lagi dalam

memanfaatkan limbah ternak yang tidak terpakai menjadi suatu yang

lebih berguna, salah satunya menjadi energy alternative yang dapat

dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga

bahkan sebagai energi untuk keperluan sarana, maka dengan

demikian dapat mewujudkan konsep desa mandiri energy. Adapun

hasil ampas pemrosesan biodigester berupa Bio-Slurry diarahkan

untuk dimanfaatkan maupun dijual dengan nilai ekonomis sebesar Rp

1.000/kg.

2. Proyek pengembangan hasil pertanian (Tebu, Sapi Perah serta

Mawar)

Sektor perekonomian desa Sumbersuko didukung oleh

bidang pertanian dengan komoditas utama terdiri dari Tebu, sapi

perah serta Mawar. Salah satu masalah yang dihadapi desa

Sumbersuko yaitu kualitas tebu terus mengalami penurun sehingga

dalam rangka memaksimalkan komoditas utama pertanian dalam

menyokong perekonomian desa Sumbersuko perlu dilakukannya

pengolahan hasil pertanian menjadi sebuah produk bernilai ekonomis

tinggi serta peningkatan kualitas tanam komoditas pertanian (tebu dan

mawar) agar hasil pertanian memiliki kualitas yang tinggi melalui

sebuah pengembangan teknologi pertanian serta pemberian sosialisasi

terkait pengembangan kualitas pertanian.

3. Proyek pengembangan dan pengelolaan sistem persampahan

Sebagian besar warga desa sumbersuko masih belum

melakukan pengolahan sampah dengan benar, umumnya warga masih

mengandalkan proses pembakaran sampah secara open dumping

bahkan hingga membuang sampah menuju saluran drainase. Hal

tersebut dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat terkait

pengelolaan sampah secara benar dan tidak tersedianya sarana untuk

melakukan pengelolaan sampah. Oleh karena itu rencana

pengembangan system pengelolaan persampahan pada Desa

Sumbersuko akan diarahkan untuk membentuk Kelompok Binaan

Bank Sampah Malang secara merata tiap dusunnya, sehingga dapat

menangani sampah anorganik. Adapun untuk menangani sampah

organik dapat diarahkan dengan pengadaan tong komposter secara

merata tiap dusunnya.

4. Proyek perbaikan jalan serta penambahan fasilitas umum jalan

Masalah infrastuktur yang teradapat di desa Sumbersuko

salah satunya berkenaan dengan kualitas jalan yang masih rendah.

Sebagian perkerasan fisik jalan yang menghubungkan antar dusun

masih berupa macadam hingga diperlukan sebuah pengembangan

kualitas jalan yang dapat menunjng pergerakan masyarakat khususnya

dalam melakukan kegiatan. Perbaikan kualitas perkerasan jalan

menjadi aspal sehingga dapat dengan mudah diaskses oleh bermacam

moda berpengaruh pula dalam meningkatkan kemajuan

perkembangan perekonomian dalam hal pemasaran. Selain itu

penyediaan fasilitas umum seperti penerangan jalan serta rambu-

rambu jalan juga sangat penting dalam meningkakan keamanan jalan.

5. Proyek peningkatan SDM melalui pelatihan keterampilan

Malasah terkait mengenai terhambatnya tingkat

perekonomian Desa Sumbersuko salah satunya yaitu masih tingginya

tingkat pengangguran di desa Sumbersuko, hal tersebut salah satunya

berkenaan dengan kualitas SDM yang belum memeiliki keterampilan

khusus, sehingga dalam meminimalisisr angka pengangguran maka

pemberdayaan masyarakat melalui pemberian pelatihan keterampilan

merupakan startegi yang dianggap mampu mengahadapi masalah

tersebut.

Pembahasan Alternatif Proyek pada Desa Sumberusko dijelaskan pada

Tabel 4.

12 |

Tabel 4 Penentuan Alternatif Proyek Desa Sumbersuko

Kriteria (Bobot) Pengembangan

Biodigester

Pengembangan Tiga

Komoditas

Pengembangan Sistem

Persampahan

Peningkatan Kualitas

Jalan

Peningkatan SDM

Melalui Keterampilan

Urutan prioritas prinsip

pembangunan wilayah

(10)

Nilai Skor 4

Sesuai dengan prinsip

pembangunan RPJMD

Kab. Malang Tahun

2010-2015 untuk

pengentasan Desa

Tertinggal

Nilai Skor 4

Proyek sesuai dengan

prinsip kebijakan

pembangunan pada

RPJMD Kab. Malang

Tahun 2010-2015 untuk

pengentasan Desa

Tertinggal

Nilai Skor 2

Proyek sedikit berkenaan

dengan upaya untuk

pengetasan desa

tertinggal

Nilai Skor 4

Proyek sesuai dengan

prinsip kebijakan

pembangunan pada

RPJMD Kab. Malang

Tahun 2010-2015 untuk

pengentasan Desa

Tertinggal

Nilai Skor 3

Proyek cukup sesuai

dengan prinsip kebijakan

pembangunan pada

RPJMD Kab. Malang

Tahun 2010-2015 untuk

pengentasan Desa

Tertinggal

Ketersediaan Sumber

Daya Alam (10)

Nilai Skor 4

Sumberdaya alam yang

digunakan sebanyak 4

macam (air, tanah, gas,

dan limbah kotoran

ternak)

Nilai Skor 4

Proyek menggunakan

sumberdaya alam

sebanyak 4 macam (tebu,

susu perah, mawar, dan

energi biogas.)

Nilai Skor 3

Proyek emnggunakan

dua macan sumberdaya

alam, yaitu sampah

anorganik dan sampah

organik

Nilai Skor 1

Tidak terdapat sumber

daya alam yang

digunakan dalam

proyek

Nilai Skor 4

Proyek menggunakan

sumberdaya alam

sebanyak 4 macam

(tebu, susu perah,

mawar, dan energi

biogas.)

Penerima manfaat

maksimal (10)

Nilai Skor 5

Proyek bermanfaat pada

sektor peternakan,

pertanian, ekonomi

masyarakat keseluruhan,

lingkungan alam

masyarakat.

Nilai Skor 3

Proyek bermanfaat pada

sektor ekonomi

masyarakat dan

pertanian.

Nilai Skor 3

Proyek bermanfaat pada

sektor ekonomi

masyarakt dan

lingkungan permukiman

desa.

Nilai Skor 4

Proyek bermanfaat pada

sektor pertanian,

peternakan dan

ekonomi masyarakat.

Nilai Skor 3

Proyek bermanfaat pada

sektor ekonomi

masyarakat dan

pertanian.

Peningkatan pedapatan

(10)

Nilai Skor 4

Proyek berpeluang besar

dalam meningkatkan

pendapatan penduduk

desa (penjualan Bio-

Slurry, penghematan

biaya memasak)

Nilai Skor 3

Proyek cukup

berpeluang untuk

mempengaruhi

peningkatan pendapatan

desa melalui penjualan

hasil diversifikasi produk

tiga komoditas.

Nilai Skor 3

Proyek cukup

berpeluang untuk

meningkatkan

pendapatan desa melalui

hasil penyetoran sampah

oleh nasabah bank dan

hasil penjualan kompos.

Nilai Skor 3

Proyek cukup untuk

berpeluang

meningkatkan

pendapatan desa

melalui penghematan

biaya pengangkutan

hasil komoditas

Nilai Skor 3

Proyek cukup

berpeluang untuk

mempengaruhi

peningkatan pendapatan

desa melalui penjualan

hasil diversifikasi

produk komoditas.

Peningkatan

pemanfaatan potensi

sumberdaya manusia

Nilai Skor 5

Proyek akan

meningkatan SDM >51

Nilai Skor 5

Proyek akan

meningkatan SDM >51

Nilai Skor 5

Proyek akan

meningkatan SDM >51

Nilai Skor 5

Proyek akan

meningkatan SDM >51

Nilai Skor 5

Proyek akan

meningkatan SDM >51

13 |

Kriteria (Bobot) Pengembangan

Biodigester

Pengembangan Tiga

Komoditas

Pengembangan Sistem

Persampahan

Peningkatan Kualitas

Jalan

Peningkatan SDM

Melalui Keterampilan

(10) penduduk desa yang

diarahkan akan memiliki

biodigester

penduduk desa

penduduk desa

penduduk desa penduduk desa

Kesinambungan atau

keterkaitan dengan

program tahun

sebelumnya (program

yang sedang berjalan)

(5)

Nilai Skor 4

Proyel memiliki

keterkitan besar dengan

program sebelumnya,

yaitu program

pembangunan desa pada

muatan RPJMD

Kabupaten Malang

Tahun 2010-2015

Nilai Skor 4

Proyel memiliki

keterkitan besar dengan

program sebelumnya,

yaitu program

pembangunan desa pada

muatan RPJMD

Kabupaten Malang

Tahun 2010-2015

Nilai Skor 2

Proyel memiliki

keterkitan rendah dengan

program sebelumnya,

yaitu program

pembangunan desa pada

muatan RPJMD

Kabupaten Malang

Tahun 2010-2015

Nilai Skor 3

Proyel memiliki

keterkitan cukup

dengan program

sebelumnya, yaitu

program pembangunan

desa pada muatan

RPJMD Kabupaten

Malang Tahun 2010-

2015

Nilai Skor 3

Proyel memiliki

keterkitan cukup dengan

program sebelumnya,

yaitu program

pembangunan desa pada

muatan RPJMD

Kabupaten Malang

Tahun 2010-2015

Sumbangan terhadap

program strategis

kabupaten atau

kotamadya (5)

Nilai Skor 3

Proyek memiliki

sumbangan cukup

strategis terhadap

program kecamatan

wagir dalam

memberdayakan

masyarakat desa

Nilai Skor 4

Proyek memiliki

sumbangan strategis

terhadap program

kecamatan wagir dalam

memberdayakan

masyarakat desa

Nilai Skor 2

Proyek memiliki sedikit

sumbangan strategis

terhadap program

kecamatan wagir dalam

memberdayakan

masyarakat desa

Nilai Skor 4

Proyek memiliki

sumbangan strategis

terhadap program

kecamatan wagir dalam

memberdayakan

masyarakat desa

Nilai Skor 3

Proyek memiliki

sumbangan cukup

strategis terhadap

program kecamatan

wagir dalam

memberdayakan

masyarakat desa

Replikabilitas (5)

Nilai Skor 5

Proyem mungkin diulang

di lebih dari empat

tempat, yaitu pada tiap

dusun Desa Sumbersuko

(6).

Nilai Skor 2

Proyek mungkin diulang

di suatu tempat,

Nilai Skor 2

Proyek mungkin diulang

di suatu tempat

Nilai Skor 4

Proyek mungkin

diulang di tiga tempat

lain.

Nilai Skor 2

Proyek mungkin diulang

disuatu empat.

Duplikasi (5)

Nilai Skor 4

Tingkat duplikasi proyek

rendah, karena adanya

komitmen masyarakat

untuk menjalankan

proyek

Nilai Skor 3

Tingkat duplikasi proyek

cukup, karena ada

kemungkinan

ketersediaan sarana yang

dibutuhkan masih kurang

Nilai Skor 3

Tingkat duplikasi proyek

cukup, karena ada

kemungkinan

ketersediaan sarana yang

dibutuhkan masih kurang

Nilai Skor 3

Tingkat duplikasi

proyek cukup, karena

ada kemungkinan

adanya proyek

perbaikan lagi di masa

mendatang.

Nilai Skor 3

Tingkat duplikasi proyek

cukup, karena ada

kemungkinan

ketersediaan sarana yang

dibutuhkan masih

kurang

14 |

Kriteria (Bobot) Pengembangan

Biodigester

Pengembangan Tiga

Komoditas

Pengembangan Sistem

Persampahan

Peningkatan Kualitas

Jalan

Peningkatan SDM

Melalui Keterampilan

Pertimbangan ekologi

(10)

Nilai Skor 5

Proyek dapat meunjang

keberlanjutan

lingkungan, yaitu dengan

memanfaatkan limbah

kotoran ternak sebagai

sumber energi

Nilai Skor 2

Proyek sedikit untuk

menunjang aspek ramah

lingkugan

Nilai Skor 5

Proyek dapat menunjang

aspek ramah lingkugan

Nilai Skor 2

Proyek sedikit untuk

menunjang aspek ramah

lingkungan

Nilai Skor 2

Proyek sedikit untuk

menunjang aspek ramah

lingkugan

Hubungan alat dengan

tujuan (5)

Nilai Skor 3

Proyek menyebabkan

hubungan cukup eraat

antara alat dengan

tujuan.

Nilai Skor 3

Proyek menyebabkan

hubungan cukup eraat

antara alat dengan

tujuan.

Nilai Skor 3

Proyek menyebabkan

hubungan cukup eraat

antara alat dengan

tujuan.

Nilai Skor 3

Proyek menyebabkan

hubungan cukup eraat

antara alat dengan

tujuan.

Nilai Skor 3

Proyek menyebabkan

hubungan cukup eraat

antara alat dengan

tujuan.

Keterkaitan proyek antar

desa (5)

Nilai Skor 3

Proyek dan hasilnya

memiliki keterkaitan

dengan proyek desa lain

Nilai Skor 3

Proyek dan hasilnya

memiliki keterkaitan

dengan proyek desa lain

Nilai Skor 3

Proyek dan hasilnya

memiliki keterkaitan

dengan proyek desa lain

Nilai Skor 3

Proyek dan hasilnya

memiliki keterkaitan

dengan proyek desa lain

Nilai Skor 3

Proyek dan hasilnya

memiliki keterkaitan

dengan proyek desa lain

Jumlah Skor 345 335 315 305 295

Sumber: Hasil Analisis, 2014

15 |

BAB III

RENCANA

Pembahasan rencana merupakan perwujudan terkait solusi dari hasil

permasalahan yang termuat pada akar masalah, serta perwujudan terkait

potensi dari hasil analisa aspek spasial dan sektoral pada Desa Sumbersuko.

Pembahasan mencangkup rencana spasial desa, rencana proyek desa, hingga

dampak proyek.

3.1 Rencana Spasial

Pembahasan rencana spasial desa mencangkup rencana tata ruang

desa dan rencana ultilitas dan fasilitas desa pada Desa Sumbersuko.

3.1.1 Rencana Tata Ruang Desa

Kajian mengenai rencana tata ruang desa mencangkup rencana

struktur tata ruang desa, rencana pola ruang desa hingga rencana sistem

keterhubungan atau lingkage system.

A. Rencana Struktur Tata Ruang Desa

Beberapa pertimbangan yang mendasari perencanaan struktur ruang

yakni berdasarkan daerah pusat dan sub pusat desa dengan didasarkan pada

orientasi pada desa Sumbersuko.

1. Rencana pusat kegiatan desa

Dusun yang merupakan kawasan pusat kegiatan yang ada di Desa

Sumbersuko yaitu dusun Kenongo. Perencanaan serta Kegiatan utama

di wilayah Dusun Kenongo diarahkan untuk:

a. Pengolahan hasil panen

b. Pengembangan pemanfaatan biogas melalui peletakan biodigester

c. Perbaikan dan peningkatan jalan

d. Pengembangan fasilitas keamanan.

e. Pengembangan Bank Sampah di setiap dusun, termasuk dusun

Kenongo

2. Rencana Sub Pusat Kegiatan Desa

Sub-Pusat kegiatan desa Sumbersuko, yaitu dusun Sumberpanglor.

Adapun Perencanaan serta Kegiatan utama di wilayah Desa

Sumberpanglor diarahkan untuk:

a. Pengolahan hasil panen

b. Pengembangan pemanfaatan biogas

c. Perbaikan dan peningkatan jalan

d. Pengembangan Bank Sampah di setiap dusun, termasuk dusun

Sumberpanglor.

B. Rencana Pola Ruang Desa

Pembahasan rencana pola ruang desa mencangkup kawasan

terbangun dan kawasan tidak terbangun.

1. Kawasan Terbangun

Permukiman di Desa Sumbersuko direncanakan dengan perbaikan

kondisi fisik rumah yang kurang layak huni dan penambahan

permukiman. Pembangunan permukiman dilakukan secara bertahap

sesuai dengan pertambahan penduduk. Pada Desa Sumbersuko

mempunyai pola linear, jadi dalam perencanaan unrunk

mengembangkan biodigester pada Desa Sumbersuko adalah

biodigester individu.

2. Kawasan Tak Terbangun

Desa Sumbersuko sebagian besar ditunjang oleh sektor pertanian

yang berupa lahan pertanian, perkebunan dan hutan produksi. . Sektor

peternakan juga menunjang perekonomian desa yaitu berupa hasil

ternak seperti susu. Desa Sumbersuko memiliki kawasan penyangga

dan kawasan budidaya semusim. Untuk Dusun Precet dan Dusun

Sumberpang Kidul yang tergolong pada kawsan pennyangga akan

terdapat rencana untuk tidak menambah bangunan dan menjadaikan

kawasan tersebut ke kawsan penyangga. Melalui arahan tersebut akan

menambah jumlah pertanian dan lahan perkebunan sehingga dapat

meningkatkan produktifitas hasil komoditas dan meningkatkan

perekonomian Desa Sumbersuko.

C. Rencana Sistem Hubungan

Rencana sistem hubungan bertujuan untuk mengorganisasikan sistem

pergerakan yang dapat membantu peningkatan ekonomi masyarakat Desa

Sumbersuko. Pada analisis daerah Desa Sumbersuko terbentuk sistem

hubungan yang terbentuk adalah sistem hubungan visual karena memiliki

keterkaitan dengan aspek-aspek seperti ekonomi, sosial, dan budaya di dalam

lingkungan dan sekitar daerah Desa Sumbersuko yang saling terkait.

Aksesibilitas yang baik diharapkan dapat mampu mendorong kegiatan

ekonomi, sosial dan budaya masayarakat, baik di dalam dan di luar Desa

Sumbersuko yang dapat dicapai melalui rencana tersebut diantaranya

16 |

pendistribusian serta pemasaran hasil produksi panen komoditas ke Pabrik

Gula Kebon Agung, Pasar Besar Kota Malang dan Pasar Gadang menjadi

lancar dan diharapkan perekonomian warga Desa Sumbersuko meningkat.

Keterkaitan antara dusun di dalam Desa Sumbersuko akan mendorong

pencapaian saran prasarana, interaksi atau hubungan setiap dusun menjadi

lebih erat baik dalam aspek ekonomi, sosial dan budaya.

3.1.2 Rencana Ultilitas dan Fasilitas Desa

Pembahasan rencana ultilitas dan fasilitas Desa Sumbersuko

mencangkup rencana perbaikan dan pengembangan fasilitas sarana dan

rencana perbaikan dan pengembangan fasilitas prasarana pada Desa

Sumberusko.

A. Rencana Perbaikan dan Pengembangan Sarana

Ketersediaan sarana pada Desa Sumbersuko secara umum sudah

memenuhi untuk melayani kebutuhan akan sarana masyarakat Desa

Sumbersuko hingga 20 tahun mendatang, yaitu sarana pendidikan, sarana

kesehatan, sarana pelayanan umum, sarana peribadatan, sarana perdagangan

dan jasa, sarana RTH dan Olahraga hingga sarana pemakaman. Khusus untuk

sarana keamanan direncanakan untuk dilakukan penambahan berupa pos

kamling pada Dusun Kenongo sebanyak 1 unit seperti pada Gambar 4, serta

pengembangan kelompok binaan Bank Sampah Malang dengan membangun

unit kantor bank sampah tiap dusun sebagai sarana pelayanan umum.

Gambar 4 Ilustrasi Rencana Penambahan Sarana Keamanan

Sumber: Hasil Rencana, 2014

B. Rencana Perbaikan dan Pengembangan Prasarana

Pembahasan mengenai rencana perbaikan dan pengembangan

prasarana mencangkup prasarana jalan, drainase, air bersih, hingga

persampahan pada Desa Sumbersuko.

1. Jalan

Kondisi kualitas perkerasan jalan antara Dusun Kenongo dengan

Dusun Sumberpang, serta antara Dusun Glagah Ombo dengan Dusun

Ngemplak perlu untuk dilakukan perbaikan, karena merupakan jalur

distribusi komoditas utama pada Desa Sumbersuko. Adapun

penjelasan terkait rencana perbaikan jalan dijelaskan pada Tabel 5.

Tabel 5 Rencana Perbaikan Jalan Desa Sumbersuko

Jalan

Perhitungan

Komoditas

Yang

Dipengaruhi

Panjang

Jalan

(Meter)

Asumsi

Biaya

Perbaikan

Perkerasan

(Per m)

Biaya

Keseluruhan

Jalan

penghubung

antara

Dusun

Kenongo –

Dusun

Sumberpang

Lor

2413 Rp

100.000,00 Rp 241.300.000,00

Tebu, Padi,

Jagung,

Sayur-sayuran

Jalan

penghubung

antara

Dusun

Ngemplak –

Dusun

Glaga

Ombo

176 Rp

100.000,00 Rp 17.600.000,00

Cengkeh,

Tebu, Kopi

dan Jagung

Total Biaya Proyek Rp

258.900.000,00

17 |

Sumber: Hasil Rencana, 2014

2. Drainase

Rencana terkait prasrana drainase berupa normalisasi saluran secara

berkala untuk membersihkan sampah dan vegetasi liar, dan

penambahan saluran drainase di jalan yang belum terdapat saluran

drainase. Perbaikan saluran drainase yang rusak dapat dilakukan di

beberapa titik di dusun Kenongo, Sumberpang Lor, Sumberpang

Kidul, Ngemplak, Glagah Ombo dan Precet dan dapat juga dilakukan

perkerasan. Untuk normalisasi saluran dapat dilakukan secara berkala

dengan cara kerja bakti membersihkan saluran yang ada di Desa

Sumbersuko. Penambahan saluran drainase tidak begitu diperlukan

karena pengaliran airnya sudah baik. Namun pada beberapa tempat

yang dirasa perlu untuk ditambah saluran drainase seperti rumah-

rumah yang berada di gang kecil seperti di Dusun Kenongo

3. Air Bersih

Rencana terkait prasarana air bersih mengacu terhadap hasil analisis

air bersih yang diketahui bahwa ketersediaan sumber air bersih pada

Desa Sumbersuko yang bersumber dari ketujuh mata air dapat

mencukupi kebutuhan air bersih warga Desa Sumbersuko hingga 20

tahun mendatang, serta seluruh rumah sudah menggunakan sistem

meteranisasi. Berikut merupakan rencana terkait prasarana air bersih

yang dijelaskan pada Tabel 8..

Tabel 6 Rencana Pengembangan Prasarana Air Bersih

Standart

Kebutuhan Air

(Kimpraswil,2003)

Kebutuhan

Prasarana

(liter/jiwa/hari)

Arahan Rencana

60 lt/hari

lingkup desa kecil

Tahun 2014

413.520 liter/hari

Tahun 2019

417.840 liter/hari

Tahun 2024

422.220 liter/hari

Tahun 2029

426.660 liter/hari

Tahun 2034

431.100 liter/hari

Penambahan rumah Desa

Sumbersuko selama 20 tahun

kedepan sebanyak 73 rumah

perlu penambahan jaringan pipa

air bersih dan meterisasi sesuai

dengan penambahan penduduk

dan rumah.

Perlu perawatan dan

pemeliharaan pipa tralon air

bersih serta tandon agar

mencegah adanya kebocoran.

Sumber: Hasil Rencana, 2014

4. Persampahan

Rencana pengembangan sistem persampahan pada Desa Sumberusko

mencangkup proyek pengembangan sistem persampahan.

Pengembangan tersebut berupa pembangunan unit kantor bank

sampah yang merupakan kelompok binaan Bank Sampah Malang

secara menyeluruh tiap dusun, yang dilengkapi tong komposter.

Adanya unit bank sampah yang direncakanan bertujuan untuk

mengatasi sampah anorganik, sedangkan tong komposter yang

direncanakan bertujuan untuk mengatasi sampah organik.

3.2 Rencana Proyek

Rencana pengembangan Desa Sumbersuko berupa proyek-proyek

yang dihasilkan berdasarkan hasil Analisis Alternatif Proyek (AAP), yaitu

mencangkup Proyek Pengembangan Pemanfaatan Biogas, Proyek

Pengembangan Hasil Tiga Komoditas (Tebu, Mawar dan Kerupuk Susu),

Proyek Pengembangan Persampahan hingga Proyek Perbaikan Kualitas Jalan

Desa Sumbersuko.

3.2.1 Rencana Pengembangan Pemanfaatan Biogas

Rencana pengembangan pemanfaatan biogas mencangkup rencana

penambahan biodigester, rencana perbaikan biodigester hingga arahan rencana

untuk pemanfaatan Bio-Slurry sebagai pupuk organik. Pembahasan

mencangkup rencana proyek, matriks perencanaan proyek, organisasi proyek,

hingga matriks kerjasama dengan pihak lain.

A. Rencana Proyek

Pada persiapan proyek, ditentukan berapa m3 biodigester yang

akan dibangun 20 tahun mendatang tiap tahunnya, berapa unit

biodigester yang harus diperbaiki, hingga penyusunan organisasi

proyek serta rapat koordinasi antar pihak yang berpengaruh dalam

proyek. Perbaikan unit biodigester sebanyak 13 unit atau 354m3,

sedangkan besar biodigester (m3) yang dibangun tiap tahunnya

dijelaskan pada Tabel 7.

18 |

Tabel 7 Rencana Proyek Pembangunan Biodigester Desa Sumbersuko

Tahun

Biodigester

yang

Dibangun

(m3)

Supply

Energi

(Kwh)

Demand

Energi

(Kwh)

Pemenuhan

2014* 506* 398930,4* 8603283,6* 5%* 2015 280 619682,4 8622008,1 7%

2016 196,6 774681,84 8639484,3 9%

2017 196,6 929681,28 8656960,5 11%

2018 196,6 1084680,72 8675685 13%

2019 196,6 1239680,16 8693161,2 14%

2020 196,6 1394679,6 8711885,7 16%

2021 196,6 1549679,04 8729361,9 18%

2022 196,6 1704678,48 8748086,4 19%

2023 196,6 1859677,92 8766810,9 21%

2024 196,6 2014677,36 8784287,1 23%

2025 196,6 2169676,8 8803011,6 25%

2026 174,38 2307157,992 8821736,1 26%

2027 96,6 2383317,432 8839212,3 27%

2028 96,6 2459476,872 8857936,8 28%

2029 96,6 2535636,312 8876661,3 29%

2030 96,6 2611795,752 8895385,8 29%

2031 96,6 2687955,192 8914110,3 30%

2032 96,6 2764114,632 8931586,5 31%

2033 96,6 2840274,072 8950311 32%

2034 96,6 2916433,512 8969035,5 33%

2035 96,6 2992592,952 8987760 33%

* = Unit Biodigester Eksisting yang sudah tersedia.

Sumber: Hasil Rencana, 2014

Berdasarkan Tabel 7, diketahui proyek pengembangan biodigester

hingga 20 tahun mendatang hanya mampu mencukupi 33% demand

energi Desa Sumbersuko, sehingga proyek yang dilakukan belum

mampu untuk mewujudkan Desa Mandiri Energi pada Desa

Sumbersuko.

B. Organisasi Proyek

Pembentukkan organisasi proyek yang dibutuhkan untuk

pelaksanaan proyek pengembangan biodigester pada Desa

Sumberusko memiliki struktur seperti yang dijelaskan pada Gambar

5.

ORGANISASI PROYEK PENGEMBANGAN BIODIGESTER

PIMPINAN PROYEK

BENDAHARA PROYEK

SEKERTARIS PROYEK

BIDANG PERENCANAAN BIDANG LOGISTIK BIDANG HUMAS BIDANG PELAKSANAAN

MASYARAKAT DESA SUMBERSUKO(PETERNAK DAN NON PETERNAK)

BADAN PENGAWASAN

GARIS KOORDINATIF

GARIS INSTRUKTIF

PANITIA PROYEK

PELAKSANA PROYEK

PEMERINTAH KECAMATAN / DESA

Gambar 5 Organisasi Proyek Pengembangan Biodigester

Sumber : Hasil Rencana, 2014

Pimpinan proyek merupakan pihak Kelompok Peternak Desa

Sumbersuko yang dianggap mengerti bagaimana dan penentuan

lokasi pembangunan unit biodigester. Adapun Pemerintah Kecamatan

dan Desa sebagai badan pengawasan, dengan bidang perencanaan

merupakan pihak yang ahli dalam pembangunan biodigester, yaitu

Dinas Peternakan Kabupaten Malang, maupun pihak swasta seperti

Biogas Rumah Indonesia (BIRU, 2011).

19 |

C. Matriks Perencanaan Proyek

Tabel 8 Matriks Perencanaan Proyek Pengembangan Biodigester

Tujuan dan kegiatan proyek

(objectives and activities of the

project)

INDIKATOR OBYEKTIF(Objectives Verifiable Indicators) Sumber

pembuktian

(means of

verification)

Asumsi Penting

(Important

Asumptions) Uraian

2014-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2034

Sasaran

(goal)

Pemanfaatan limbah kotoran ternak

sebagai energi biomassa yang

terbaharukan untuk memenuhi demand

energi bakar dan listrik warga Desa

Sumbersuko

• Unit Biodigester yang telah

dibangun sebagai penyedia

supply energi biogas

47% 73% 87% 100%

• Evaluasi proyek

terkait

pemenuhan

demand energi

oleh supply

energi biogas

• Laporan

perkembangan

proyek berapa

unit biodigester

beserta kapasitas

yang telah

dibangun beserta

skala

pelayanannya

• Masyarakat memiliki

antusias dalam

pemanfaatan biogas

Maksud

proyek

(purpos)

• Memberdayakan masyarakat Desa

Sumbersuko dalam aspek pengolahan

limbah ternak sebagai energi biogas.

• Menciptakan industri skala rumah

tangga yang memanfaatkan energi

biogas dalam proses produksinya.

• Jumlah pengguna

biodigester 40% 70% 85% 100%

• Evaluasi proyek

• Laporan

perkembangan

proyek

• Partisipasi masyarakat

Desa Sumbersuko

tinggi untuk

memanfaatkan limbah

kotoran ternak sebagai

energi biogas

• Jumlah industri skala rumah

tangga yang terbentuk

berbasis biogas

0% 30% 60% 100%

Hasil

proyek

(output)

Meningkatkan pengolahan limbah

kotoran ternak melalui pengolahan

kotoran ternak dengan biodigester

Meningkatkan perekonomian warga

dengan menekan biaya untuk memasak

dan penerangan.

• Pengolahan kotoran ternak

sebagai sumber energi

biogas melalui unit

biodigester yang telah

dibangun

0% 30% 80% 100%

• Evaluasi proyek

• Laporan

perkembangan

proyek

• Hasil pemanfaatan

limbah kotoran ternak

melalui unit

biodigester yang telah

dibangun dapat

menguntungkan

masyarakat dari segi

ekonomi dan ekologi

• Perekonomian masyarakat

meningkat 0% 30% 70% 100%

Kegiatan

proyek

(Activities)

Tahap Persiapan

• Rapat koordinasi antara Pemerintahan

Desa dengan Kelompok Peternak dan

Sumber dana proyek:

• Alokasi Anggaran Desa Tiap Tahun (90%)

• APBN Tiap Tahun (10%)

• Evaluasi proyek

• Laporan

perkembangan

a. Alokasi dana tiap

tahun yang diberikan

oleh Pemerintah Pusat

20 |

Tujuan dan kegiatan proyek

(objectives and activities of the

project)

INDIKATOR OBYEKTIF(Objectives Verifiable Indicators) Sumber

pembuktian

(means of

verification)

Asumsi Penting

(Important

Asumptions) Uraian

2014-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2034

masyarakat Desa Sumbersuko untuk

menentukan distribusi supply energi

yang kemudian disesuaikan dengan

demand energi yang dapat dipenuhi

hingga lokasi unit biodigester yang

akan dibangun. Pembahasan yang

dilakukan juga meliputi manfaat yang

dapat diperoleh dengan proyek

pengembangan biodigester pada Desa

Sumbersuko

• Sosialisasi terkait manfaat akan

proyek pengembangan biodigester

kepada masyarakat Desa

Sumbersuko, terutama untuk dusun

yang belum terbentuk kelompok

ternaknya, seperti Dusun Ngemplak,

Dusun Sumberpang Lor, Dusun

Sumberpang Kidul dan Dusun Glagah

Ombo.

Tahap Pelaksanaan

• Rapat koordinasi dengan Dinas

Peternakan Kabupaten Malang

bersamaan dengan Pemerintah Desa

dan Kelompok Peternak terkait

pembentukkan cluster unit biodigester

yang akan dibangun

• Pembangunan unit biodigester yang

mengacu kepada Standar Penyediaan

Biogas Rumah (BIRU) Tahun 2011.

Tahap Evaluasi dan Monitoring

proyek kepada Pemerintah

Desa sebanyak Rp

550juta tiap tahun,

sesuai dengan muatan

UU.No 6 Tahun 2014

tentang Desa.

Sumber: Hasil Rencana, 2014

21 |

D. Matriks Kerjasama dengan Pihak Lain

Tabel 9 Matriks Kerjasama dengan Pihak Lain

Unit-Unit dalam Proyek Unit di Luar Proyek Bidang Kerjasama/Kooordinasi Mekanisme Kerjasama/Koordinasi

Badan Pengawas Proyek • Dinas Peternakan Kabupaten

Malang

• Mengadakan pengawasan terhadap

pelaksanaan Proyek

• Berkoordinasi dalam pengendalian dan

penyelesaian dalam serta keberhasilan proyek

• Evaluasi hasil kerja

• Penyusunan laporan perkembangan proyek

• Rapat koordinasi per enam bulan

• Pengawasan dan pengendalian kinerja hasil

proyek

Pimpinan Proyek • Pemerintah Desa Sumbersuko

• Pemerintah Kecamatan Wagir

• Dinas Peternakan Kabupaten

Malang

• Konsultan atau Pihak Swasta

Biogas Rumah Indonesia (BIRU)

• Menyusun rencana kegiatan operasional

proyek

• Mengadakan pengawasan atau pemantauan

kegiatan proyek

• Membuat laporan perkembangan proyek

secara perodik

• Menentukan letak biodigester beserta cluster

dan skala pelayanannya

• Mengadakan pengawasan dan pemeriksaan

terhadap bendahara dan pelaksana utama

proyek dalam masalah keuangan

• Bertanggung jawab dalam hal keberhasilan

proyek

• Rapat koordinasi per enam bulan

• Penyusunan laporan perkembangan proyek

Sekretaris • Pemerintah Desa Sumbersuko

• Dinas Peternakan Kabupaten

Malang

• Konsultan atau Pihak Swasta

Biogas Rumah Indonesia (BIRU)

• Menyusun proposal kegiatan proyek

• Mengurus surat menyurat dengan instansi

terkait

• Menyusun laporan perkembangan proyek

• Menyusun laporan akhir kegiatan proyek

• Bertanggungjawab atas dokumentasi dan hasil

kerja kepada pimpinan proyek

• Laporan perkembangan kegiatan proyek dalam

rapat koordinasi per enam bulan

• Proposal penggalian dana ke instansi terkait

Bendahara • Pemerintah Desa Sumbersuko

• Dinas Peternakan Kabupaten

Malang

• Konsultan atau Pihak Swasta

Biogas Rumah Indonesia (BIRU)

• Menyusun administrasi keuangan sesuai

dengan aturan yang ada

• Menyusun pembukuan tentang data keuangan

proyek

• Bertanggungjawab atas keuangan kegiatan

proyek kepada pimpinan proyek

• Laporan keuangan dalam rapat koordinasi per

enam bulan

Bidang Perencanaan • Pemerintah Desa Sumbersuko

• Dinas Peternakan Kabupaten

Malang

• Konsultan atau Pihak Swasta

Biogas Rumah Indonesia (BIRU)

• Melaksanakan program penyuluhan terkait

dengan pelaksanaan proyek

• Melakukan proses partisipasi dalam hal

pelaksanaan proyek

• Mengindentifikasi masalah dalam proyek

• Rapat koordinasi per enam bulan

• Bidang perencanaan bertanggung jawab

bertanggung jawab kepada Dinas Peternakan

Kabupaten Malang

22 |

Unit-Unit dalam Proyek Unit di Luar Proyek Bidang Kerjasama/Kooordinasi Mekanisme Kerjasama/Koordinasi

• Evaluasi hasil kerja

Bidang Logistik • Pemerintah Desa Sumbersuko

• Dinas Peternakan Kabupaten

Malang

• Konsultan atau Pihak Swasta

Biogas Rumah Indonesia (BIRU)

• Menyediakan segala kebutuhan dan peralatan

proyek

• Inventarisasi untuk peralatan proyek

• Pengadaan sarana dan prasarana

• Koordinasi penggunaan sarana dan prasarana

• Pengadaan material, peralatan dan transportasi

• Melakukan inventarisasi

Bidang Humas • Pemerintah Desa Sumbersuko

• Dinas Peternakan Kabupaten

Malang

• Konsultan atau Pihak Swasta

Biogas Rumah Indonesia (BIRU)

• Masyarakat Desa Sumbersuko

• Membuat rencana kegiatan sosialisasi

• Membuat jadwal kegiatan sosialisasi

• Berkoordinasi dengan instansi terkait

• Berkoordinasi aktif dengan sekertaris

• Bantuan teknologi tepat guna

• Rapat koordinasi per enam bulan

Bidang Pelaksana • Pemerintah Desa Sumbersuko

• Masyarakat Desa Sumbersuko

• Melaksanakan program penyuluhan

sehubungan dengan pelaksanaan proyek

• Menerapkan proses konsep Partsipasi yang

melibatkan semua subjek pembangunan agar

proyek yang dilakukan dapat dicapai secara

efektif

• Mengidentifikasi adanya kendala dan

hambatan dalam proyek

• Evaluasi hasil kerja

• Rapat koordinasi per enam bulan

• Bidang pelaksana bertanggung jawab kepada

Dinas Peternakan Kabupaten Malang dan pihak

Konsultan atau Swasta BIRU.

Sumber: Hasil Rencana, 2014

3.2.2 Rencana Pengembangan Hasil Tiga Komoditas

Rencana terkait proyek untuk pengembangan hasil tiga komoditas

mencangkup rencana pemanfaatan tebu sebagai industri rumah tangga sirup

tebu, pengembangan penanaman mawar beserta pemanfaatannya sebagai selai

mawar, hingga rencana pemanfaatan hasil susu perah sebagai industri rumah

tangga kerupuk susu.

A. Rencana Proyek

Pelaksanaan rencana proyek diawali dengan pemberihan pelatihan

terkait pemanfaatan tiap komoditas yang akan dilakukan pengolahan

atau diversifikasi produk. Setelah itu baru dapat ditentukan unit

rumah tangga mana saja yang akan diarahkan untuk pengembangan

pengolahan ketiga komoditas tersebut. Khusus untuk komoditas

mawar dalam pengembangan sistem penanamannya akan diberikan

pelatihan terkait mengatasi musim penghujan supaya tidak merusak

tanaman mawar.

Gambar 6 Hasil Olahan Susu, Mawar dan Tebu

Sumber: Diambil dari berbagai sumber dari Google Image

23 |

B. Organisasi Proyek

Pembentukkan organisasi proyek yang dibutuhkan untuk pelaksanaan

proyek pengembangan hasil tiga komoditas pada Desa Sumberusko memiliki

struktur seperti yang dijelaskan pada Gambar 7.

Gambar 7 Organisasi Proyek Pengembangan Tiga Komoditas

Sumber: Hasil Rencana, 2014

Pimpinan proyek terkait pengembangan tiga komoditas merupakan

GAPOKTAN Desa Sumbersuko karena memahami bagaimana kondisi dan

solusi yang dapat diterapkan terkait pengembangan ketiga komoditas. Adapun

Pemerintahan Desa dan Kecamatan berperan sebagai badan pengawas, dengan

pihak KOPWAN atau Koperasi Wanita dan GAPOKTAN sebagai bidang

perencanaan yang ahli dalam operasional proyek.

24 |

C. Matriks Perencanaan Proyek

Tabel 10 Matriks Perencanaan Proyek Pengembangan Tiga Komoditas

Tujuan dan kegoatan Proyek

(Objectives and Activities of the Project)

Indikator Obyektif (Obyektives Veritable Indicators) Sumber Pembuktian

(Means of

Verification)

Asumsi Penting

(Important Asumtions) Uraian 2015-2019 2020-2024 2025-2029 2030-2034

Sasaran

(Good)

Meningkatkan kesejahteraan

masyarakata dengan

meningkatkan perekonomian

di Desa Sumbersuko melalui

sektor pertanian dan

peternakan.

Meningkatkan

perekonomian

masyarakat dengan

membuka lapangan

pekerjaan yang baru.

15% 18% 21% 25% Hasil Rencana

Masyarakat berpartisipasi dla

proyek pengembangan tiga

komoditas.

Maksud

proyek

(Purpose)

Meningkatkan harga jual

ketiga komoditas unggulan

dan mengangkat produksi di

Desa Sumbersuko.

Mengembangkan

hasil ketiga

komoditas yang lebih

inovatif agar

meningkatkan harga

jual barang.

5% 10% 15% 20% Hasil Rencana

Harga hasil jual tiga komoditas

lebih tinggi setelah menerapkan

pengolahan hasil tiga

komoditas.

Hasil

proyek

(Output)

Mengangkat hasil tiga

komoditas unggulan di Desa

Sumbersuko dari komoditas

yang lain.

Meningkatkan

pendapatan dan

kesejahteraan

masyarakat di Desa

Sumbersuko.

7,5% 10% 12,5% 15% Hasil Rencana

Memperluas oemasaran dana

meningkatkan permintaan

pengolahan hasil tiga komoditas

Kegiatan

proyek

(Activities)

1. Melakukan diskusi

kepada masyarakat

tentang pentingnya

pengadaan dan partisipasi

masyarakat.

2. Pelaksanaan proyek:

Persiapan kebutuhan

dan alat-alat proyek

yang akan digunakan.

Pelaksanaan kegiatan

proyek secara

partisipatif.

3. Evaluasi dan monitoring

proyek.

Diskusi dilakukan

oleh pemerintah dan

juga membentuk

kelompok yang

bertugas sebagai

pengelola tiga

komoditas utama

pada setiap dusun

serta persiapan alat-

alat proyek.

20% 25% 30% 35% Hasil Rencana

Masyarakat merespon secara

positif terhadap kegiatan proyek

pengembangan tiga komoditas.

Sumber: Hasil Rencana, 2014

25 |

D. Matriks Kerjasama dengan Pihak Lain

Tabel 11 Matriks Kerjasama dengan Pihak Lain Proyek Pengembangan Tiga Komoditas

Unit-Unit

Dalam

Proyek

Unit di Luar Proyek Bidang Kerjasama atau Koordinasi Mekanisme Kerjasama/Koodinasi

Badan

Pengawasan Pemerintah Desa Sumbersuko

Mengadakan pengawasan dan pemekrisaan terhadap

pelaksanaan proyek pengembanagan tiga hasil komoditas

Desa Sumbersuko.

Evaluasi hasil kerja proyek pengembangan tiga hasil

komoditas Desa Sumbersuko.

Rapat koordinasi

Pengawasan dan pengendalian kinerja

hasil proyek pengembangan tiga hasil

komoditas Desa Sumbersuko.

Penyusunan laporan perkembangan

hasil proyek pengembangan tiga hasil

komoditas Desa Sumbersuko.

Pimpinan

Proyek

Pemerintah Desa Sumbersuko

Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN)

Gabungan Keompok Ternak

Koperasi Wanita

Ibu-ibu PKK

Menyusun rencanaa operasional proyek pengembangan

tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko.

Menetapkan kebijakkan dan koodinasi agar proyek

pengembangan tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko

dapat berjalan dengan lancar.

Bertanggung jawan dalam hal keuangan, fisik maupun

adaministrasi dalam proyek perekembangan tiga hasil

komoditas Desa Sumbersuko.

Membuat laporan hasil proyek secara periodik.

Penyusunan laporan perkembangan

proyek pengembangan tiga hasil

komoditas Desa Sumbersuko.

Sekertaris

Pemerintah Desa Sumbersuko

Gabungan Kelompok Ternak

Ibu-Ibu PKK

Menyusunn proposal operasional proyek pengembangan

tigas hasil komoditas Desa Sumbersuko.

Bertanggung jawan atas kegiatan surat-menyurat dengan

intansi terkait.

Menyusun laporan kegiatan akhir proyek pengembangan

tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko.

Bertanggung jawab atas dokumentasi agenda dan hasil

kerja.

Bertanggung jawab atas pmpinan proyek.

Berkoordinasi aktif dengan bendahara.

Proposal mengenai penggalian dana

terkait dnegan proyek pengembangan

tiga hasil komoditas Desa

Sumbersuko.

Bendahara

Pemerintah Desa Sumbersuko

Gabungan Kelompok Ternak

Desa Sumbersuko

Koperasi Wnita Desa

Sumbersuko

Melakukan penyusunan terkait administrasi keuangan

sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada.

Menyampaikan data keuangan kepada pimpinan proyek

pengembangan tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko.

Bertanggung jawab kepada pimpinan proyek.

Membantu atasam dalam menyusun surat menyurat

Laporan keuangan yang dilakukan

dalam rapat kordinasi yang dilakukan

dalam 1 tahun sekali.

26 |

Unit-Unit

Dalam

Proyek

Unit di Luar Proyek Bidang Kerjasama atau Koordinasi Mekanisme Kerjasama/Koodinasi

terkait dengan masalah keuangan.

Bidang

Perencana

Pemerintah Desa Sumbersuko

Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN)

Gabungan Keompok Ternak

Koperasi Wanita

Ibu-ibu PKK

Melaksanakan penyuluhan pelaksanaan proyek

pengembangan tiga hasil komoditas Desa Sumbersuko.

Mengidentifikasi adanya kendalan dan hambatan dalam

pelaksannaan proyek penngembangan tiga hasil

komoditas Desa Sumbersuko.

Evaluasi hasil kerja.

Rapat koordinasi

Bidang

Logistik

Pemerintah Desa Sumbersuko

Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN)

Gabungan Keompok Ternak

Koperasi Wanita

Ibu-ibu PKK

Menyiapkan semua yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

proyek pengembangan tiga hasil komoditas Desa

Sumbersuko.

Investarisasi pelaksanaan proyek pengebangan tiga hasil

komoditas Desa Sumbersuko.

Pengadaan sarana dan prasarana.

Koordinasi pengguna sarana dan

prasaran.

Pengadaan materia, peralatan dan

transportasi.

Rapat koordinasi.

Bidang

Humas

Pemerintah Desa Sumbersuko

Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN)

Gabungan Keompok Ternak

Membuat rencana pelaksanaan sosialisasi.

Membuat jadwal kegiatan pelaksanaan sosisalisasi. Rapat koordinassi.

Bidang

Pelaksana

Pemerintah Desa Sumbersuko

Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN)

Gabungan Keompok Ternak

Koperasi Wanita

Ibu-ibu PKK

Melaksanakan program penyuluhan sehubungan dengan

pelaksanaan proyek pengembangan tiga hasil komoditas

Desa Sumbersuko.

Mengevaluasi hasil kerja.

Mengidentifikasi adanya kendala dan hambatan pada

pelaksanaan proyek pengembangan tiga hasil komoditas

Desa Sumbersuko.

Rapat koordinasi.

Sumber: Hasil Rencana, 2014

3.2.3 Rencana Pengembangan Sistem Persampahan

Pelaksanaan terkait rencana proyek pengembangan sistem persampahan

pada Desa Sumbersuko mencangkup pengembangan kelompok binaan Bank

Sampah Malang berupa pembangunan unit kantor bank sampah pada tiap dusun

untuk mengolah sampah anorganik, hingga pengadaan tong komposter untuk

mengolah sampah organik.

A. Rencana Proyek

Kegiatan proyek dimulai dari penghitungan timbulan sampah

pada Desa Sumebrsuko, dimana asumsi perhitungannya mengacu pada

Studi Timbulan Sampah Kabupaten Bandung Tahun 2007 tentang

Timbulan Sampah Pedesaan, dimana tiap orang menghasilkan 0,9 Kg

atau 1 liter sampah tiap harinya, adapun komposisi sampah 85,14%

merupakan sampah organik dan sisanya adalah sampah anorganik.

27 |

Berikut merupakan penghitungan potensi sampah pada Desa

Sumbersuko yang dijelaskan pada Tabel 12.

Tabel 12 Potensi Persampahan Desa Sumbersuko Perhari

Komposisi

Sampah

(kg/hari)

&

Keuntungan

(Rp)

Sampah

Eksisting

(kg/hari)

Organik Plastik Kertas

Asumsi 1376 85,14% 12,57% 2,29%

Rp 1.220.229 Rp 937.221 172.963 Rp 47.266

Precet 182 154,95 22,88 4,17

Rp 153.099 Rp 123.960 Rp 22.877 Rp 6.252

Kenongo 591 503,18 74,29 13,53

Rp 497.590 Rp 402.544 Rp 74.289 Rp 20.301

Ngemplak 64 54,49 8,04 1,47

Rp 53.835 Rp 43.592 Rp 8.045 Rp 2.198

Glagah Ombo 103 87,69 12,95 2,36

Rp 86.837 Rp 70.152 Rp 12.947 Rp 3.538

Sumberpang

Lor

260 221,36 32,68 5,95

Rp 218.701 Rp 177.088 Rp 32.682 Rp 8.931

Sumberpang

Kidul

176 149,85 22,12 4,03

Rp 148.049 Rp 119.880 Rp 22.123 Rp 6.046

Sumber: Hasil Rencana, 2014

Setelah diketahui potensi persampahan pada Desa Sumbersuko tiap

harinya, maka dilakukan pengitungan terkait berapa unit pengadaan tong

komposter yang akan diadakan berdasarkan proyeksi jumlah sampah organik

hingga 20 tahun mendatang, sehingga diketahui hingga tahun 2034 untuk

mengatasi sampah organik dibutuhkan 34 unit tong komposter seperti pada

Gambar 8. Adapun unit kantor bank sampah yang direncakanan untuk dibangun

tiap dusun seperti pada Gambar 8 .

Gambar 8 Ilustrasi Kantor Bank Sampah dan Tong Komposter yang Direncanakan

Sumber: Hasil Rencana, 2014

28 |

B. Organisasi Proyek

Pembentukkan organisasi proyek yang dibutuhkan untuk pelaksanaan

proyek pengembangan sistem persampahan pada Desa Sumberusko memiliki

struktur seperti yang dijelaskan pada Gambar 9.

ORGANISASI PROYEK PENGEMBANGAN PERSAMPAHAN DESA SUMBERSUKO

PIMPINAN PROYEK

BENDAHARA PROYEK

SEKERTARIS PROYEK

BIDANG PERENCANAAN BIDANG LOGISTIK BIDANG HUMAS BIDANG PELAKSANAAN

MASYARAKAT DESA SUMBERSUKO

BADAN PENGAWASAN

GARIS KOORDINATIF

GARIS INSTRUKTIF

PANITIA PROYEK

PELAKSANA PROYEK

PEMERINTAH KECAMATAN / DESA

BANK SAMPAH MALANG

Gambar 9 Organisasi Proyek Pengembangan Sistem Persampahan

Sumber: Hasil Rencana, 2014

Pimpinan proyek terkait pengembangan sistem persampahan merupakan

pihak Karang Taruna tiap dusun pada Desa Sumbersuko, karena memiliki

potensial untuk dilatih terkait manajemen dan operasional bank sampah oleh

Bank Sampah Malang. Adapun peran pemerintah desa dan kecamatan sebagai

badan pengawas, dengan pihak Bank Sampah Malang sebagai bidang perencana

yang merupakan pihak ahli dalam operasional proyek

29 |

C. Matriks Perencanaan Proyek

Tabel 13 Matriks Perencanaan Proyek Pengembangan Sistem Persampahan

Tujuan dan kegiatan proyek

(objectives and activities of the project)

INDIKATOR OBYEKTIF(Objectives Verifiable Indicators) Sumber

pembuktian

(means of

verification)

Asumsi Penting

(Important

Asumptions) Uraian

2014-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2034

Sasaran

(goal)

Pemanfaatan potensi persampahan pada

Desa Sumbersuko melalui kelompok

binaan Bank Sampah Malang dan

kegiatan komposting, sehingga dapat

mengatasi kebiasaan masyarakat yang

kerap melakukan open dumping. • Unit kantor Bank Sampah

tiap dusun yang telah

dibangun beserta tong

komposternya.

0% 100% 100% 100%

• Evaluasi proyek

terkait jumlah

timbulan sampah

yang telah diolah

• Laporan

perkembangan

proyek berupa

jumlah unit kantor

Bank Sampah

yang telah

dibangun tiap

dusunnya.

• Masyarakat memiliki

antusias dalam

pengolahan sampah

dengan sistem Bank

Sampah Malang dan

komposting.

Maksud

proyek

(purpos)

• Memberdayakan masyarakat Desa

Sumbersuko dalam aspek pengolahan

sampah untuk dijual ke bank sampah

malang dan digunakan sebagai kompos.

• Menanggulangi kebiasaan masyarakat

Desa Sumbersuko yang kerap

melakukan kegiatan open dumping.

• Jumlah nasabah bank sampah 0% 35% 65% 100% • Evaluasi proyek

• Laporan

perkembangan

proyek

• Partisipasi masyarakat

Desa Sumbersuko

tinggi untuk mengolah

sampah melalui bank

sampah dan komposting • Pengurangan kebiasaan

masyarakat dalam mengolah

sampah secara open dumping

0% 35% 65% 100%

Hasil

proyek

(output)

Sampah organik dan anorganik dapat

diolah dengan komposting dan bank

sampah

Menanggulangi kebiasan masyarakat

Desa Sumbersuko dalam mengolah

sampah secara open dumping.

Menghasilkan keuntungan ekonomis dan

ekologis

• Jumlah timbulan sampah

Desa Sumbersuko yang

dibandingkan dengan jumlah

sampah yang telah diolah

melalui bank sampah dan

komposting

0% 35% 65% 100%

• Evaluasi proyek

• Laporan

perkembangan

proyek

• Hasil pengolahan

sampah melalui unit

bank sampah dan

komposter yang telah

dibangun dapat

menguntungkan

masyarakat dari segi

ekonomi dan ekologi

• Perekonomian masyarakat

meningkat 0% 30% 70% 100%

30 |

Tujuan dan kegiatan proyek

(objectives and activities of the project)

INDIKATOR OBYEKTIF(Objectives Verifiable Indicators) Sumber

pembuktian

(means of

verification)

Asumsi Penting

(Important

Asumptions) Uraian

2014-

2019

2020-

2024

2025-

2029

2030-

2034

Kegiatan

proyek

(Activities)

Tahap Persiapan

• Rapat koordinasi antara Pemerintahan

Desa, Bank Sampah Malang dengan

Karang Taruna tiap dusun beserta

masyarakat Desa Sumbersuko terkait

pembentukkan organisasi proyek dan

pembahasan manfaat proyek

• Sosialisasi terkait manfaat akan proyek

kepada masyarakat Desa Sumbersuko

Tahap Pelaksanaan

• Pembangunan unti kantor bank sampah

tiap dusun beserta tong komposter yang

telah dihitung sebelumnya.

• Penyetoran sampah ke pusat Bank

Sampah Malang apabila sampah telah

mencapai 200 kg atau batas angkut

maksimal mobil pikap.

Tahap Evaluasi dan Monitoring

Sumber dana proyek:

• Alokasi Anggaran Desa Tiap Tahun (90%)

• APBN Tiap Tahun (10%)

• Evaluasi proyek

• Laporan

perkembangan

proyek

Alokasi dana tiap tahun

yang diberikan oleh

Pemerintah Pusat

kepada Pemerintah

Desa sebanyak Rp

550juta tiap tahun,

sesuai dengan muatan

UU.No 6 Tahun 2014

tentang Desa.

Sumber: Hasil Rencana, 2014

31 |

D. Matriks Kerjasama dengan Pihak Lain

Tabel 14 Matriks Kerjasama dengan Pihak Lain Proyek Pengembangan Sistem Persampahan

Unit-Unit dalam Proyek Unit di Luar Proyek Bidang Kerjasama/Kooordinasi Mekanisme Kerjasama/Koordinasi

Badan Pengawas Proyek • Bank Sampah Malang

• Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan

Proyek

• Berkoordinasi dalam pengendalian dan penyelesaian

dalam serta keberhasilan proyek

• Evaluasi hasil kerja

• Penyusunan laporan perkembangan

proyek

• Rapat koordinasi per enam bulan

• Pengawasan dan pengendalian kinerja

hasil proyek

Pimpinan Proyek • Pemerintah Desa Sumbersuko

• Pemerintah Kecamatan Wagir

• Bank Sampah Malang

• Menyusun rencana kegiatan operasional proyek

• Mengadakan pengawasan atau pemantauan kegiatan

proyek

• Membuat laporan perkembangan proyek secara

perodik

• Menentukan desain dan tata cara operasional Bank

Sampah

• Mengadakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap

bendahara dan pelaksana utama proyek dalam

masalah keuangan

• Bertanggung jawab dalam hal keberhasilan proyek

• Rapat koordinasi per enam bulan

• Penyusunan laporan perkembangan

proyek

Sekretaris • Pemerintah Desa Sumbersuko

• Bank Sampah Malang

• Menyusun proposal kegiatan proyek

• Mengurus surat menyurat dengan instansi terkait

• Menyusun laporan perkembangan proyek

• Menyusun laporan akhir kegiatan proyek

• Bertanggungjawab atas dokumentasi dan hasil kerja

kepada pimpinan proyek

• Laporan perkembangan kegiatan proyek

dalam rapat koordinasi per enam bulan

• Proposal penggalian dana ke instansi

terkait

Bendahara • Pemerintah Desa Sumbersuko

• Bank Sampah Malang

• Menyusun administrasi keuangan sesuai dengan

aturan yang ada

• Menyusun pembukuan tentang data keuangan proyek

• Bertanggungjawab atas keuangan kegiatan proyek

kepada pimpinan proyek

• Laporan keuangan dalam rapat

koordinasi per enam bulan

Bidang Perencanaan • Pemerintah Desa Sumbersuko

• Bank Sampah Malang

• Melaksanakan program penyuluhan terkait dengan

pelaksanaan proyek

• Melakukan proses partisipasi dalam hal pelaksanaan

proyek

• Mengindentifikasi masalah dalam proyek

• Evaluasi hasil kerja

• Rapat koordinasi per enam bulan

• Bidang perencanaan bertanggung jawab

bertanggung jawab kepada Bank

Sampah Malang

Bidang Logistik • Pemerintah Desa Sumbersuko

• Bank Sampah Malang

• Menyediakan segala kebutuhan dan peralatan proyek

• Inventarisasi untuk peralatan proyek

• Pengadaan sarana dan prasarana

• Koordinasi penggunaan sarana dan

prasarana

32 |

Unit-Unit dalam Proyek Unit di Luar Proyek Bidang Kerjasama/Kooordinasi Mekanisme Kerjasama/Koordinasi

• Pengadaan material, peralatan dan

transportasi

• Melakukan inventarisasi

Bidang Humas • Pemerintah Desa Sumbersuko

• Bank Sampah Malang

• Masyarakat Desa Sumbersuko

• Membuat rencana kegiatan sosialisasi

• Membuat jadwal kegiatan sosialisasi

• Berkoordinasi dengan instansi terkait

• Berkoordinasi aktif dengan sekertaris

• Bantuan teknologi tepat guna

• Rapat koordinasi per enam bulan

Bidang Pelaksana • Pemerintah Desa Sumbersuko

• Masyarakat Desa Sumbersuko

• Melaksanakan program penyuluhan sehubungan

dengan pelaksanaan proyek

• Menerapkan proses konsep Partsipasi yang

melibatkan semua subjek pembangunan agar proyek

yang dilakukan dapat dicapai secara efektif

• Mengidentifikasi adanya kendala dan hambatan

dalam proyek

• Evaluasi hasil kerja

• Rapat koordinasi per enam bulan

• Bidang pelaksana bertanggung jawab

kepada pihak swasta yaitu Bank

Sampah Malang.

Sumber: Hasil Rencana, 2014

33 |

3.3 Dampak Proyek

Pembahasan dampak proyek mencangkup

dampak dari ketiga proyek yang menempati urutan

teratas berdasarkan hasil Analisis Alternatif Proyek

(AAP), yang mencangkup dampak keuangan, dampak

lingkungan hingga dampak sosial budaya.

3.3.1 Dampak Keuangan

Pembahasan terkait dampak keuangan pada

ketiga proyek yang akan dikembangkan pada Desa

Sumberusko dijelaskan pada Tabel 15

.

Tabel 15 Dampak Keuangan Proyek Desa Sumbersuko

Proyek BCR IRR PBP

Pengembangan

Biodigester 4,07 - -

Industri

Rumahan

Kerupuk Susu

1,48 0,49 2,04

Industri

Rumahan Selai

Mawar

2,02 - -

Industri

Rumahan Sirup

Tebu

1,4 0,52 2,05

Pengembangan

Sistem

Persampahan

1,53 0,75 1,3

Sumber: Hasil Rencana, 2014

Berdasarkan Tabel 15, diketahui bahwa

seluruh proyek yang akan dilakukan layak untuk

dilakukan karena memiliki nilai BCR>1, sedangkan

untuk nilai IRR tertinggi adalah proyek

pengembangan sistem persampahan, dan proyek

dengan PBP tercepat adalah proyek pengembangan

sistem persampahan.

3.3.2 Dampak Lingkungan

Pembahasan dampak lingkungan

mencangkup kajian mengenai dampak yang

ditimbulkan terhadap aspek fisik (kualitas udara,

tanah, air tanah dan kebisingan), biologi (flora dan

fauna), dan sosial ekonomi (peningkatan pendapatan

masyarakat, lapangan pekerjaan baru, dan partisipasi

masyarakat).

A. Proyek Pengembangan Biodigester

Pelaksanaan proyek pengembangan

biodigester bersifat menguntungkan terhadap

aspek biologi terutama pada tumbuhan

melalui pemanfaatan Bio-Slurry dan aspek

sosial ekonomi terutama pada peningkatan

pendapatan masyarakat dan partisipasi

masyarakat. Adapun proyek bersifat

merugikan pada aspek fisik terutama pada

saat pengerjaan proyek.

B. Proyek Pengembangan Hasil Tiga Komoditas

Pelaksanaan proyek pengembangan hasil tiga

komoditas bersifat menguntungkan pada

aspek biologi dan aspek sosial ekonomi

terutama pada aspek pendapatan masyarakat,

penciptaan lapangan kerja baru dan

partisipasi masyarakat.

C. Proyek Pengembangan Sistem Persampahan

Pelaksanaan proyek pengembangan sistem

persampahan bersifat menguntungkan pada

aspek fisik (kualitas tanah dan udara), aspek

biologi dan aspek sosial ekonomi

(peningkatan pendapatan masyarakat melalui

hasil sampah yang ditabung, lapangan

pekerjaan baru dan partisipasi masyarakat).

3.3.3 Dampak Sosial Budaya

Kajian terkait dampak sosial budaya

mencangkup aspek pada elemen sosial budaya,

komponen masyarakat hingga faktor sistem sosial.

A. Proyek Pengembangan Biodigester

Pelaksanaan proyek ini bersifat positif terkait

mengatasi masalah pengolahan kotoran

ternak, komponen masyarakat melalui

pemberdayaan dengan pemanfaatan biogas,

dan faktor sistem sosial melalui

perkembangan ekonomi dengan penghematan

biaya memasak dan penerangan.

B. Proyek Pengembangan Hasil Tiga Komoditas

Pelaksanaan proyek ini bersifat positif terkait

mengatasi masalah kualitas produksi

komoditas melalui diversifikasi produk,

komponen masyarakat melalui kegiatan

penyuluhan dan pemberdayaan, dan faktor

sistem sosial melalui keuntungan yang

didapat dari pelaksanaan diversifikasi

produk.

C. Proyek Pengembangan Sistem Persampahan

Pelaksaanaan proyek ini bersifat positif

terkait mengatasi masalah kebiasaan open

dumping masyarakat Desa Sumbersuko,

komponen masyarakat melalui pemberdayaan

masyarakat dengan mengolah sampah pada

Bank Sampah dan komposting, serta faktor

sistem sosial melalui perkembangan ekonomi

dengan pendapatan tambahan dari hasil

penambungan sampah dan kompos yang

terbentuk dari unit komposter yang

direncanakan.