Desa Inklusi dan UU No.6 tahun 2014 tentang Desa

23
INTEGRASI DIFABILITAS DI IMPLEMENTASI UU DESA DAN PP 43 DAN 60 TAHUN 2014 Antok Suryaden [ @suryaden ] Waingapu, 26 November 2014

Transcript of Desa Inklusi dan UU No.6 tahun 2014 tentang Desa

INTEGRASI DIFABILITAS DI IMPLEMENTASI UU DESA DAN PP 43 DAN 60 TAHUN 2014

Antok Suryaden [ @suryaden ]Waingapu, 26 November 2014

Difabel : Differently Abled People, orang dengan kemampuan berbeda.

Termasuk Difabel:

• Penyandang Disabilitas

• Lansia

• Anak-anak

• Ibu hamil,

• Berkebutuhan khusus lainnya.

Apa itu Difabel?

INKLUSI DALAM DESA INKLUSI

Inklusi merupakan istilah serapan dari bahasa Inggris yang belum baku, Inclusion. Dalam tata bahasa Inggris, inclusion memiliki pengertian “The action or state of including or of being included within a group or structure” yang berarti “Tindakan atau keadaan termasuk atau yang termasuk dalam kelompok atau struktur”. Dalam bahasa Indonesia, istilah inklusi ini dapat dilihat pada contoh kalimat berikut, “Para warga difabel merupakan warga yang termasuk dalam skema memperoleh bantuan iuran (PBI) pada sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)”. Definisi lain dari inclusion adalah “A person or thing that is included within a whole” yang artinya “seseorang atau sesuatu hal yang termasuk dalam keseluruhan”. Misalnya, “perempuan bertubuh pendek atau ‘litle people’ termasuk kategori warga dengan difabilitas”.

Kata inklusi tentu belum masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Berbeda dengan serapan kata inclusive yang sudah diserap menjadi kata ‘inklusif ’. Namun istilah ‘inklusif ’ adalah kata sifat, sementara ‘inklusi’ adalah kata benda. Walaupun istilah ‘inklusi’ belum secara resmi dimasukkan ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, namun istilah ‘inklusi’ sudah lazim digunakan dalam kajian difabilitas dan pertemuan-pertemuan formal membahas kebijakan pemerintah.

INKLUSI DALAM UU DESA

Bab I Pasal 3 Pengaturan Desa berasaskan: a. rekognisi; b. subsidiaritas; c. keberagaman; d. kebersamaan; e. kegotongroyongan; f. kekeluargaan; g. musyawarah; h. demokrasi; i. kemandirian; j. partisipasi; k. kesetaraan; l. pemberdayaan; dan m. keberlanjutan.

Pasal 4 Pengaturan Desa, Poin C, D, E, F, G, H dan I

Pasal 4, Peraturan desa

Pengaturan Desa bertujuan:

A. memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada dengan keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia;

B. memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia;

C. melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat Desa;D. mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk pengembangan

potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama;E. membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka, serta

bertanggung jawab;F. meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa guna mempercepat

perwujudan kesejahteraan umum;G. meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna mewujudkan masyarakat

Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional;H.memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi kesenjangan pembangunan

nasional; danI. memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan.

SISTEM INFORMASI DESA

Berdasarkan TNP2K, jumlah warga dengan disabilitas cukup besar, 10% dari total populasi (TNP2K 2012). Versi lain adalah dari WHO yang menyebutkan ada lebih 15% di setiap negara berkembang seperti Indonesia (‘World Report on Disability [WHO 2012]).

Data Desa untuk menyusun RPJMDes dan RKPDes harus akurat. Seluruh aset manusia harus terdata, warga desa adalah aset dan potensi desa.

HAMBATAN DIFABEL

Akses terhadap infrastruktur, Mobilitas

Ketersediaan alat bantu

Dipinggirkan atau tidak dianggap ada

Pendidikan

Kesehatan

PELAYANAN PRIMA YANG DAPAT DIAKSES SEMUA ORANG

Pelayanan Publik

MELIBATKAN PEREMPUAN, DIFABEL DAN ANAK DALAM MUSDES

Kepentingan anak, difabel dan perempuan tersuarakan dan menjadi kebutuhan masyarakat desa untuk dapat di jadikan program desa.

Ada peraturan desa yang mengatur tentang inklusi, seperti organisasi warga harus melibatkan perempuan, anak dan difabel.

UU Desa: Pemerintahan yang efektif dan demokratis, Pembangunan desa yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup manusia, penanggulangan kemiskinan dan kesejahteraan; Pemberdayaan mencakup aspek kesadaran, kapasitas dan prakara lokal; dan membangun kemasyarakatan yang bertenaga secara sosial di mana mengandalkan modal sosial yang membuat warga desa dan desa bermartabat.

INDIKATOR

penyusunan peraturan desa, pasal 83 pp desa melibatkan perempuan, difabel dan annak

pembangunan desa dan pembangunan kawasan pedesaan, bab 7 pp desa,

pemberdayaan masyarakat dan pendampingan masyarakat desa Pasal 127 ayat 3 PP Desa.

Pasal 127 PP Desa

Pasal 129 ayat 3 PP Desa(3) Kader pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (2) berasal dari unsur masyarakat yang dipilih oleh Desa untuk menumbuhkan dan mengembangkan serta menggerakkan prakarsa, partisipasi, dan swadaya gotong royong.

Pelayanan Publik yang aksesibel, seperti kantor desa yang dapat dengan mudah diakses oleh orang buta, tuli, kursi roda, ibu hamil, lansia dan anak-anak. Layanan Kesehatan Desa, yang dapat menjangkau difabel atau mudah diakses oleh difabel.

Profil Difabel dalam monografi desa. artinya ada sensus tentang kondisi kesehatan dan disabilitas.

Inklusi tidak hanya mencakup tentang peminggiran orang miskin, cacat yang tidak dianggap, namun juga mengakui adanya kebutuhan-kebutuhan masyarakat secara adat dan budaya.

PASAL 34 KEWENANGAN DESA

Pasal 34(1) Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf a paling sedikit terdiri atas: a. sistem organisasi masyarakat adat;b. pembinaan kelembagaan masyarakat; c. pembinaan lembaga dan hukum adat; d. pengelolaan tanah kas Desa; dane. pengembangan peran masyarakat Desa.(2)Kewenangan lokal berskala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf b paling sedikit terdiri atas kewenangan: a. pengelolaan tambatan perahu; b. pengelolaan pasar Desa; c. pengelolaan tempat pemandian umum; d. pengelolaan jaringan irigasi; e. pengelolaan lingkungan permukiman masyarakat Desa; f. pembinaan kesehatan masyarakat dan pengelolaan pos pelayanan terpadu; g. pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan belajar; h. pengelolaan perpustakaan Desa dan taman bacaan; i. pengelolaan embung Desa; j. pengelolaan air minum berskala Desa; dan k. pembuatan jalan Desa antarpermukiman ke wilayah pertanian. (3) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Menteri dapat menetapkan jenis kewenangan Desa sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan lokal.

DESA MEMBANGUN

Menetapkan Perdes Kewenangan Desa berdasarkan asal usul dan kewenangan lokal berskala desa

Menyusun RPJMDesa dan RKPDesa berdasarkan kewenangan Desa

Membiayai APBDesa dan gotong royong

Melaksanakan secara partisipatif

Menginformasikan kepada Masyarakat

Mempertanggungjawabkan

KEWENANGAN ASAL USUL ( PS 34 PP 43/2014 )

(1) Kewenangan desa berdasarkan hak asal usul paling sedikit terdiri atas

a. sistem organisasi masyarakat adat,

b. pembinaan kelembagaan masyarakat,

c. pembinaan lembaga dan hukum adat,

d. pengelolaan tanah kas desa, dan

e. pengembangan peran masyarakat desa.

KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA

2. Kewenangan lokal berskala desa paling sedikit meliputi:

a. pengelolaan tambatan perahu,

b. pengelolaan pasar desa,

c. pengelolaan tempat pemandian umum,

d. pengelolaan jaringan irigasi,

e. pengelolaan lingkungan permukiman masyarakat desa

f. pembinaan kesehatan masyarakat dan pengelolaan pos pelayanan terpadu,

g. pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan belajar,

h. pengelolaan perpustakaan Desa dan taman bacaan,

i. pengelolaan embung desa,

j. pengelolaan air minum berskala Desa, dan

k. pembuatan jalan desa antar permukiman ke wilayah pertanian.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA SESUAI KEWENANGAN DESA (PS 19 UU DESA DAN PS 33 PP 43/2014)

kewenangan berdasarkan hak asal usul

kewenangan lokal berskala desa

kewenangan yang ditugaskan oleh pemerintah. pemerintah daerah propinsi, atau pemerintah daerah kabupaten/kota; dan

kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, pemerintah daerah propinsi, atau pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

PENGAWASAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

Ps 26 [4], huruf p UU 6/2014 ‘Kepala Desa wajib memberikan informasi kepada masyarakat Desa’

Ps 68 [1], huruf a. ‘Masyarakat Desa berhak meminta dan mendapatkan informasi dari Pemerintah Desa serta mengawasi kegiatan penyelenggaraan Pemerintah Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat desa.

Pasal 82, [1] “Masyarakat Desa berhak mendapatkan informasi mengenai rencana pelaksanaan pembangunan Desa. [2] Masyarakat Desa berhak melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan pembangunan Desa.

Pasal 86, ayat 1, “Desa berhak mendapatkan akses informasi melalui sistem informasi desa yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

pasal 123 [2] PP No 43/2012 Pembangunan kawasan perdesaan terdiri atas:

a. Penyusunan rencana tata ruang kawasan perdesaan secara partisipatif.

b. Pengembangan pusat pertumbuhan antar Desa secara terpadu,

c. Penguatan kapasitas masyarakat,

d. kelembagaan dan kemitraan ekonomi, dan

e. pembangunan infrastruktur antarperdesaan.

PERSIAPAN REGULASI DAERAH

Peraturan Bupati tentang Daftar Kewenangan Desa,

Peraturan Bupati tentang Distribusi Dana Desa,

Peraturan Bupati tentang Alokasi Dana Desa,

Peraturan Bupati tentang Pengalokasian bagi hasil pajak dan restribusi daerah,

Peraturan Bupati tentang Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa,

Peraturan Bupati tentang Tunjangan dan Penghasilan Sah lainnya,

Peraturan Bupati tentang Pengadaan barang dan jasa.

PERSIAPAN DESA

Desa memahami (UU 6/2014, PP 43/2014, PP 60/2014, Perbup terkait.

Menetapkan Perdes Kewenangan Desa

Musdes review RPJMDesa sesuai kewenangan desa,

Musdes dan Penetapan Perdes RKPDesa sesuai kewenangan desa

Pembahasan RAPBDesa

Konsultasi dengan Bupati (melalui Camat) - memastikan kesamaan RKPDesa dengan APBDesa

Penetapan Perdes APBDesa.

TUJUAN PENGATURAN DESA

memberikan pengakuan dan penghormatan atas desa yang sudah ada dengan keberagamannya, sebelum dan sesudah NKRI

memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas desa dalam sistem ketatanegaraan RI

melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat desa

mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat untuk pengembangan potensi dan aset desa guna kesejahteraan bersama

membentuk pemerintahan desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka serta bertanggung jawab,

meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat desa

memajukan perekonomian desa dan mengatasi kesenjangan pembangunan

memperkuat desa sebagai subjek pembangunan.

INTEGRASI INKLUSI

UU 4 th 1997, Ratifikasi CRPD Konvensi UU No. 19 tahun 2011

Data Desa yang akurat, termasuk penyandang disabilitas dalam Sistem Informasi Desa

Tata ruang desa, Balai Desa yang aksesibel ramah terhadap kursi roda dll.

Anggaran/keterlibatan Difabel dalam Musdes

Pilkades yang aksesibel, difabel boleh mencalonkan diri

Difabel menjadi aset SDM, bukan masalah

Lingkungan desa yang ramah difabel (ibu hamil, anak, lansia, penyandang disabilitas).