Pembangunan Infrastruktur Desa

39
Faisal Hawary PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DESA

Transcript of Pembangunan Infrastruktur Desa

Faisal Hawary   

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DESA

Faisal Hawary   

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang MahaKuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapatmenyelesaikan tugas akhir mata kuliahBahasa Indonesia membuat buku ini dalambentuk maupun isinya yang sangatsederhana. Semoga buku ini dapatdipergunakan sebagai salah satu acuan,petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga buku ini membantumenambah pengetahuan dan pengalaman bagipara pembaca. Buku ini saya akui masihbanyak kekurangan karena kurangnyapengalaman yang saya miliki. Oleh kerenaitu saya harapkan kepada para pembacauntuk memberikan masukan-masukan yangbersifat membangun untuk kesempurnaan bukuini.

Madiun, Desember 2014

Faisal Hawary

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................i

Daftar Isi.........................................ii

Pendahuluan..............................1

Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan.........................................3

Pembangunan Transportasi Perdesaan.......7

Isu Transportasi Pedesaan...........9

ii

Tujuan Program Transportasi Perdesaan...................................10

Pelaksanaan Pelayanan danInfrastruktur Transportasi Perdesaan...................................11

Insentif Untuk Transportasi Perdesaan...................................12

Pembangunan Pedesaan dalam KonteksAgropolitan, Desentralisasi, dan OtonomiDaerah di Indonesia.....................14

Konsep Agropolitan.................14

Undang Undang Desentralisasi dan OtonomiDaerah di Indonesia.....................17

Konteks Nasional...................17

Kesimpulan..............................20

Daftar Pustaka..........................21

iii

PENDAHULUAN

Menurut data Kemendagri buku indukkode dan data wilayah administrasipemerintahan per provinsi, kabupaten/kotadan kecamatan seluruh Indonesia tahun2013, terdapat 72.944 wilayah administrasidesa dan 8.309 wilayah administrasikelurahan. Sehingga total wilayahadministrasi setingkat desa dan kelurahansejumlah 81.253 wilayah.

Komposisi penduduk masih didominasipenduduk desa sebesar 56% dan pendudukkota sebesar 44% dengan kontribusi kotabesar dan metropolitan terhadappertumbuhan mencapai 32%. Sedangkankontribusi kota menengah dan kecil hanya7% terhadap pertumbuhan.

Namun, dengan pertumbuhan yangtimpang antara desa dan kota tersebutmenyebabkan adanya kesenjangan antara desadan kota, dan tingkat kemiskinan di desalebih besar dibandingkan di kota.

Per Maret 2010, angka kemiskinansudah cukup menurun, di desa 19 jutaorang, di kota 11,1 juta orang. Sedangkanpada tahun 2009, angka kemisikinan di desa

1

20,62 juta orang, sedangkan di kota 11,91juta orang.

Dengan kondisi seperti itu banyaksekali yang harus dilakukan denganpembangunan pedesaan. Salah satu caranya,dengan pemberian pengertian mengenaidiversifikasi pangan non beras karena 60-70% penduduk masih sangat bergantung padakomoditas beras. Selain itu, pastinyapembangunan infrastruktur.

Pembangunan desa akan menciptakankeseimbangan pembangunan nasional. Pentingmembangun dari desa dan pinggiran.Persoalan mengenai mengapa pembangunanhanya berusia pendek karena pondasinyarapuh, dan desa tidak diberdayakan.

Keseimbangan pembangunan dapatdilakukan apabila desa mendapatkan jumlahfasilitas yang tepat. Hal itu gunamenciptakan sektor-sektor yang kuat didesa dan memberikan keseimbangan bagipembangunan nasional.

Harus ada pilar-pilar di desa yangdapat memberikan keseimbangan. Kalau dalamdimensi saja tidak seimbang, kita tidakbisa mendapatkan pertumbuhan ekonomijangka panjang.

2

Jangan sampai desa menjadi 'anaktiri' dalam pembangunan. Hal tersebutjustru akan menimbulkan ketidakadilan.Keseimbangan pembangunan desa dan nasionalakan memperkuat dan memperkokoh bangsa.Infrastruktur di desa harus diperhatikan.Desa pun harus mendapatkan teknologi yangsesuai untuk memberdayakan daerahnya.

Pembangunan perdesaan juga menjadisalah satu cara untuk memulihkan ekonominasional. Pedesaan dapat membantuperkotaan ketika terjadi krisis ekonomi.Karena itu pembangunan perkotaan harusdiiringi dengan pembangunan perdesaan.

Proses desentralisasi akanberlangsung dengan baik apabilapembangunan perdesaan dilaksanakan.Apabila perdesaan mandiri, maka otonomidaerah yang diberikan menjadi kuat, dansiap untuk melaksanakan pemerintahanmandiri.

Perdesaan harus dihubungkan antaradaerah lain, karena tidak semua perdesaanmerupakan desa yang produktif karena itudesa dan kota yang berdekatan perludihubungkan agar distribusi barang danjasa dapat terlaksana.3

Transportasi perdesaan merupakankunci dalam pembangunan sosial dan ekonomiperdesaan. Keterkaitan antara suatu desadan berbagai daerah lain, merupakan matarantai ekonomi yang perlu difasilitasi.

PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURPERDESAAN

PPIP atau program pembangunaninfrastruktur perdesaan bertujuanmeningkatkan kualitas kehidupan,kemandirian, dan kesejahteraan masyarakat,melalui partisipasi dalam memecahkanpermasalahan yang terkait kemiskinan danketertinggalan desa.

PPIP merupakan program berbasispemberdayaan di bawah payung PNPM Mandiri,yang bantuannya meliputi fasilitasi danmemobilisasi masyarakat dalam melakukanidentifikasi permasalahan kemiskinan,

4

menyusun perencanaan dan melaksanakanpembangunan infrastruktur desanya.

Program Nasional PemberdayaanMasyarakat atau PNPM sendiri merupakansalah satu mekanisme program pemberdayaanmasyarakat yang digunakan PNPM Mandiridalam upaya mempercepat penanggulangankemiskinan dan perluasan kesempatan kerjadi wilayah perdesaan.

Berikut merupakan penjelasan dariPPIP

Maksud; Untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat desa melalui perbaikan aksesmasyarakat miskin terhadap pelayananinfrastruktur dasar perdesaan.

Tujuan;

1. Tujuan jangka panjang adalah untukmeningkatkan kesejahteraan masyarakatdesa;

2. Tujuan jangka menengah adalah

3. Meningkatkan akses masyarakat miskindan yang mendekati miskin keinfrastruktur dasar di wilayahpedesaan.

5

4. Meningkatkan peran serta masyarakatdalam penyediaan infrastrukturperdesaan.

Sasaran;

1. Tersedianya infrastruktur perdesaanyang sesuai dengan kebutuhan dankemampuan masyarakat, berkualitas,berkelanjutan, dan berwawasanlingkungan.

2. Meningkatnya kemampuan masyarakatperdesaan dalam penyelenggaraaninfrastruktur perdesaan.

3. Meningkatnya jumlah penanganan desatertinggal sejalan dengan RPJMN 2004-2009.

4. Meningkatnya kemampuan aparaturpemerintah daerah sebagai fasilitatorpembangunan di perdesaan.

5. Terlaksananya penyelenggaraanpembangunan infrastruktur perdesaanyang partisipatif, transparan,akuntabel, dan berkelanjutan.

6

Prinsip;

1. Pemilihan kegiatan berdasarkanmusyawarah masyarakat (acceptable).

2. Dilaksanakan masyarakat secaraterbuka (transparent).

3. Dapat dipertanggungjawabkan(accountable).

4. Memberikan manfaat kepada masyarakatsecaraberkelanjutan (sustainable).

Pendekatan;

1. Pemberdayaan.

2. Keberpihakan kepada yang miskin.

3. Otonomi dan desentralisasi.

4. Partisipatif.

5. Keswadayaan.

6. Keterpaduan program pembangunan.

7. Penguatan kapasitas kelembagaan.

7

Ruang Lingkup Program;

1. Pembangunan infrastrukturtransportasi perdesaan untukmendukung peningkatan aksesibilitasmasyarakat desa, yaitu: jalan,jembatan perdesaan, titian dantambatan perahu;

2. Pembangunan infrastruktur yangmendukung produksi pertanian, yaitu:irigasi perdesaan;

3. Pembangunan infrastruktur yangmendukung pemenuhan kebutuhan dasarmasyarakat, meliputi: penyediaan airminum, dan sanitasi perdesaan.

Pola Pelaksanaan Program;

1. Program ini dilaksanakan olehmasyarakat desa sasaran secaraswakelola melalui OrganisasiMasyarakat Setempat sebagai pengelolakegiatan.

2. Penetapan jenis infrastruktur,perencanaan dan operasipemeliharaanya dilaksanakan

8

berdasarkan Keputusan dalamMusyawarah Desa.

3. Selama pelaksanaan di tingkat desadilakukan pendampingan olehFasilitator (Konsultan).

9

PEMBANGUNAN TRANSPORTASI PERDESAAN

Tingkat kemiskinan yang telahberkurang dari 60 juta pada tahun 1970menjadi 22,5 juta di tahun 1996, namunakibat perubahan politik di Indonesiatahun 1997 tingkat kemiskinan meningkatsampai 45,9 juta dari 250 juta pendudukIndonesia.

Program ekonomi saat inimemprioritaskan infrastruktur perdesaansebagai salah satu solusi untuk memperkuatekonomi Indonesia. Memprioritaskaninfrastruktur perdesaan bertujuan untukmemberi peluang bagi kemampuan daerah danperdesaan sebagai tulang punggung ekonomiregional dan nasional.

Sistem distribusi harus menjaminkeamanan barang dan pelayanan antaraprodusen dan pelanggan untuk menjaminkeuntungan. Hubungan antara ekonomiperdesaan dan ekonomi perkotaan harusdidukung oleh sistem distribusi yang baikuntuk menjamin keberhasilan ekonomi.

Revitalisasi peran transportasiperdesaan untuk pembangunan sosial danekonomi di perdesaan semakin meningkat,

10

sebagai akibat dari proses desentralisasi.Dengan adanya transportasi di perdesaanmenjadi salah satu cara untuk menekantingkat urbanisasi. Dalam dekade terakhir,tingkat pembangunan di perkotaanmenyebabkan tingginya tingkat urbanisasikarena timpangnya tingkat pembangunanantara perdesaan dan perkotaan.

Dengan adanya transportasi diperdesaan tingkat mobilitas pelayanan danbarang akan meningkat, sehingga kebutuhanyang tidak dapat dihasilkan dapatdiperoleh dari perdesaan lain.

Pada dasarnya pembangunan sistemtransportasi perdesaan memerlukan tigakomponen: infrastruktur transportasiperdesaan, pelayanan trensportasiperdesaan, dan kapasitas manajemen untukmenangani pelayanan dan infrastrukturtransportasi.

Kebijakan dan Program Pemerintahdalam Pengembangan, Pengentasan Kemiskinandan Transportasi di Perdesaan

Pemerintah memiliki misi yaitumembangun daerah perdesaan yang dapatdicapai melalui pemberdayaan masyarakatuntuk meningkatkan produktivitas dan11

keanekaragaman usaha perdesaan,ketersediaan sarana dan fasilitas untukmendukung ekonomi perdesaan, membangun danmemperkuat institusi yang mendukung rantaiproduksi dan pemasaran, sertamengoptimalkan sumber daya alam sebagaidasar pertumbuhan ekonomi perdesaan.

Transportasi menjadi elemen pentingdan strategis untuk mendukung misi ini,terutama dalam menjamin mobilitas orangdan barang dari suatu tempat ke tempatlain, mendistribusi ke daerah, regional,nasional, dan internasional.

Untuk mendukung misi tersebut,pemerintah merubah fungsi dari penyediamenjadi fasilitator, regulator, dankoordinator untuk pemberdayaan masyarakat.Ini akan menjamin penyelenggaraanpemerintahan yang baik untuk diterapkandisemua tingkat pembangunan dan keputusanyang dibuat berdasarkan kebutuhan darimasyarakat.

Pembangunan desa merupakan kebijakandan strategi pengentasanan kemiskinan.Pada tahun 1993 pemerintah membuat programIDT untuk mengentaskan kemiskinan padadesa tertinggal dan diikuti program P3DT

12

pada tahun 1995 untuk mendukung danmeningkatkan implementasi IDT.

Pada tahun 1998 pemerintah melaluiBAPPENAS meluncurkan program PPK yang padadasarnya merubah tingkat pembangunan daritingkat desa ke tingkat kecamatan. Programini memfokuskan pada penyediaan danaberputar dengan menggunakan lembagakeuangan yang dimiliki masyarakat.

Pararel dengan konsep pembangunanperdesaan dan program pengentasankemiskinan, Direktorat JenderalPembangunan Daerah (Bangda), Menteri DalamNegeri dan Otonomi Daerah telah membuatreformasi organisasi untuk menitikberatkanpada pembangunan, supervisi dan pelatihan.Tugas tersebut merupakan implementasiempat fungsi birokrasi yaitu pelayanan,pemberdayaan, pemabngunan dan jaringanusaha.

Transportasi diharapkan meresponsmasalah pembangunan perdesaan danpengentasan kemiskinan melalui programtransportasi berikut ini: (a)mempertahankan dan meningkatkan pelayananfasilitas dan infrastruktur transportasi(b) melanjutkan peningkatan sistem13

transportasi lokal, dan (c) peningkatanaksesibilitas ke fasilitas dan saranatransportasi.

Isu Transportasi Perdesaan

Transportasi perdesaan danaksesibilitas perdesaan mempunyai artikonseptual yang sederhana namun terdapatisu kompleks di sekitarnya. Secaradefinisi “akses” adalah (a) means ofapproaching something or somebody orentering a place, (b) opportunity or rightto use something or approach somebody.

Definisi lain dari akses termasuk“means or right of using, reaching orobtaining”. International LabourOrganization (ILO) mendefinisikantransport sebagai “pergerakan orang danbarang dengan sarana apapun yang mungkin,untuk tujuan apapun yang mungkin”. WorldBank mendefinisikan transportasi sebagai“kegiatan menghubungkan orang ke tempat-tempat dan sumber daya”. Transport adalahsarana untuk meningkatkan kemampuan (ataumobilitas) bagi orang untuk mencapai aksespelayanan dan fasilitas yang dibutuhkan.

14

Program dan proyek terdahulu dibidang transportasi perdesaan umumnyadidasari pendekatan blue print dan biasdengan kondisi di Jawa. Pembangunanperdesaan tidak menciptakan kondisi yangindependen dan inter-dependensi, tetapimenciptakan ketergantungan pada daerahperkotaan (secara temapt) dan pemerintahpusat (secara organisasi dan politik).

Konstruksi jalan perdesaan berbasisburuh di Kabupaten Manggarai, Pulau Floresmerupakan contoh ideal bagaimanapendekatan partisipasi dapat membantumasyarakat mengerti sepenuhnya tentangproses rencana, desain, implementasi danevaluasi. Proyek juga menunjukkan bahwakualitas dan biaya proyek setara denagnproyek P3DT (untuk sarana transportasiumumnya hanya untuk jalan) didanai olehOECF/JBIC telah menunjukkan denagnmeningkatkan aksesibilitas daerahperdesaan telah mengurangi waktuperjalanan ke ibukota kecamatan atau pasarlokal antara 60-80%. Desa-desa sekarangdapat menggunakan kendaraan beroda 4 danbeberapa populasi dapat dicapai dengankendaraan beroda 4. Proyek yang akan15

datang seharusnya diarahkan ke dua katakunci, yaitu integrasi dan sinkronisasi didalam dan antar kecamatan.

Pada kasus di Nepal, jelas bahwakebutuhan masyarakat perdesaan menjadipusat pertanyaan transportasi perdesaan.Pendekatan berdasarkan kebutuhan utnukmeningkatkan aksesibilitas, merupaknkewajiban jika kita ingin membangunprogram transportasi perdesaan. Initermasuk program perdesaan untukmengentaskan kemiskinan dan adanyaintervensi dari non-transport. Isu lainyang berkembang di Nepal tapi tidak diIndonesia adalah isu tentang kesetaraangender dan kebutuhan bagi penyandangcacat. Disadari bahwa sistem transportasiyang dibangun dengan cara konvensional didaerah perdesaan sering kali gagalmemenuhi kebutuhan khusus wanita,penyandang cacat dan orang yang memilikihambatan sosial.

Tujuan Program Transportasi Perdesaan

Undang-undang desentralisasi (UU22/99 dan UU 25/99) merupakan perubahan

16

besar dalam memformulasikan tujuanpembangunan program transportasiperdesaan. Dalam sistem desentralisasi,pemerintah daerah harus membuat prioritaspembangunan dan merespon kebutuhanpembangunan mereka sendiri. Yangmasyarakat perdesaan butuhkan adalah intidari proses pembangunan. Pentingnya aksesuntuk membuka isolasi adalah alasanmengapa transport merupakan elemenesensial di pembangunan. Jones (1981, yangdikutip oleh Dongges, 2001, dalam Jinny,2001) menyataklan bahwa “Isolasi adalahhalangan utama pembangunan. Isolasimenyebabkan kemiskinan, karena pelayanantidak mencapai yang terisolasi dan membuatmereka tidak terkontak kegiatanpeningkatan pendapatan”. Programtransportasi harus menjamin akses orang kekebutuhan dasar juga kesempatan sosial danekonomi yaitu termasuk meningkatkankeahlian dan produktivitas mereka.

Pelaksanaan Pelayanan dan InfrastrukturTransportasi Perdesaan

17

Pemerintah melihat transportasiperdesaan akan memerankan peran pentingdalam menjamin pergerakan penumpang danbarang dari dan ke desa. Istilah“integrasi” sangatlah esensial dalam halini. Integrasi horisontal, vertikal dandiagonal diperlukan dalam pendekatanholistik dalam pembangunan daerah.

Desentralisasi seharusnya tidakmembuat suatu daerah (distrik, kota ataupropinsi) terisolasi atau membuat merekaterisolasi, tapi harus menciptakan suatusaling ketergantungan.

Faktor penting dalam pelayanan dantransportasi perdesaan adalah pembiayaandan pengelolaan aset. Pada saat pembiayaandaerah kadang-kadang sulit untukdiandalkan, pemerintah daerah dapatmenerapkan beberapa opsi pembiayaanseperti hibah (transfer fiskal antarpemerintah), generasi baru road fund,sumber pendapatan daerah dari jalan tol,pajak dan fee seperti juga dari agen donorlain.

Inisiatif Untuk Transportasi Perdesaan

18

1. Pembangunan transportasi pedesaanharus terus didukung untukmeningkatkan kemampuan daerah untukmeningkatkan kehidupan yangberkesinambungan.

2. Masyarakat, termasuk sektor swastadan lembaga pendidikan harus didoronguntuk berperan aktif dalampengembangan program transportasipedesaan.

3. Para stakeholders harus membuatprogram yang komprehensif berdasarkanrencana aksi yang menoptimalkanpenggunaan sumber daya alam daerahdan mengintegrasikan prinsippartisipasi, penggunaan sumber dayayang berkesinambungan, perlindunganlingkungan dan pemahaman jender.

4. Inisiatif dan best practices yangberhasil di bidang pengembangantransportasi pedesaan harusdisebarluaskan dan direplikasiseluas-luasnya.

19

5. Program pengembangan transportasipedesaan harus merujuk ke capacitybuilding sebagai aspek penting dalamimplementasi.

6. Semua stakeholders termasukpemerintah pusat dan daerah harusmembuat ketetapan untuk alokasikeuangan bagi pengembangantransportasi pedesaan.

7. Semua stakeholders harusmempersiapkan rencana kegiatan merekasendiri untuk meningaktkantransportasi pedesaan.

8. Pengembanagn transportasi pedesaanharus menyertakan pemeliharaansebagai bagian yang tak terpisahakndari rencana implementasi untukmenjamin rencana kesinambungannya.

9. Rencana kegiatan harus menyertakanproses monitoring dan mekanismeevaluasi.

20

PEMBANGUNAN PEDESAAN DALAM KONTEKSAGROPOLITAN, DESENTRALISASI, DAN OTONOMI

DAERAH DI INDONESIA

Konsep Agropolitan

Konsep agropolitan adalah sebuahkebijakan pemerintah pusat yang merupakan

21

pendekatan terpadu dari beberapadepartemen bidang ekonomi untukpembangunan di pedesaan khususnyapertanian dengan jalan melengkapiinfrastruktur, memperluas akses terhadapkredit usaha untuk meningkatkan pendapatanpetani dan mendorong pertumbuhan industriguna meningkatkan nilai tambah sektorpertanian. Program ini dirancang dandilaksanakan dengan jalan mensinergikanberbagai potensi yang ada untuk mendorongberkembangnya sistem dan usaha agribisnisyang berdaya saing, berbasis kerakyatan,berkelanjutan dan terdesentralisasi(Deptan, 2002).

Namun pada kenyataannya kawasanagropolitan yang dibangun di Indonesia,tidak pernah benar-benar mandiri dalammemenuhi kebutuhan kawasan maupun dalamdistribusi produk. Jadi diperlukan upayadalam memanfaatkan dan mengkombinasikanfaktor internal (kekuatan dan kelemahan)dan eksternal (peluang dan tantangan) yangada sebagai potensi dan peluang yang dapatdimanfaatkan dalam meningkatkanprodutivitas wilayah akan barang dan jasa,(Friedman & Allonso, 1978).

22

Konsep agropolitan memandang bahwapembangunan wilayah ditujukan sebagaipusat pertumbuhan ekonomi yang medorongpertumbuhan pembangunan perdesaan dandesa-desa hinterland atau wilayahsekitarnya melalui pengembangan ekonomi,yang tidak terbatas sebagai pusatpelayanan sektor pertanian, tetapi jugapembangunan sektor secara luas usahapertanian (on farmdan off farm), industrikecil, pariwisata, jasa pelayanan, danlain-lain. Dalam hal ini dukunganinfrastruktur sangat diperlukan untukmendorong terjadinya peningkatanproduktivitas bagi faktor-faktor produksipertanian (Dep.Kimpraswil, 2003).

Tujuan utama program ini adalah untukmemenuhi pelayanan terhadap masyarakat dipedesaan, dengan kata lain menurutFriedmann, adalah menciptakan kota di desaagar para petani atau masyarakat desasecara umum tidak perlu pergi ke kotauntuk memenuhi kebutuhan mereka. Terutamadalam hal pelayanan produksi dandistribusi, pelayanan sosial, ekonomi,budaya dan sebagainya. Disamping ituprogram ini juga diharapkan dapat menahan23

masyarakat untuk tetap kerasan berada dikampung dan membangun desa guna mengurangiexodus ke kota.

Pengembangan agropolitan diciptakanuntuk mengurangi kesenjangan pembangunandi daerah. Teori ini mendukung paradigmapembangunan dari bawah yang muncul sebagaipendekatan pembangunan yang mengutamakankekuatan lokal.

Menurut Friedmann dalam Aydalot,1985:146 menyatakan bahwa pembangunan daridalam adalah yang bersifat kedaerahan,kerakyatan dan demokratis. Daerahmerupakan basis pembangunan, dimana wilyahmerupakan basis dari pembangunan itusendiri, yaitu sebuah kawasan tertentudimana pembangunan terjadi dan menariksumber daya yang ada. Dia merupakan hasildari setiap bagian/komponen wilayah darisuatu kawasan, dengan kata lain komponenalam, budaya, ekonomi dan sosial.Dikatakan kerakyatan bila dia melibatkanpartisipasi dari masyarakat setempat dandikatakan demokratis bila dia dapatmendukung sistem yang demokratis dalampelaksanaannya.

24

Kemudian program ini terutama sekalidiciptakan untuk menyetarakan pembangunankota dan desa, meningkatkan pertumbuhanekonomi pedesaan, merangsang pertumbuhanindustri, berkelanjutan dan mengurangiurbanisasi kemudian menciptakan lapangankerja guna meningkatkan pendapatan dankesejahteraan masyarakat.

25

UNDANG-UNDANG DESENTRALISASI DAN

OTONOMI DAERAH DI INDONESIA

Konteks Nasional

Desentralisasi merupakan sebuah alatuntuk mencapai salah satu tujuanbernegara, terutama memberikan pelayananpublik yang lebih baik dan menciptakanproses pengambilan keputusan publik yanglebih demokratis. Dorongan desentralisasiyang terjadi di berbagai negara di duniaterutama di negara-negara berkembang,dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sepertiyang dikemukakan oleh Machfud Sidik, 2003,

26

misalnya, latar belakang atau pengalamansuatu negara, peranannya dalam globalisasidunia, kemunduran dalam pembangunanekonomi, tuntutan terhadap perubahantingkat pelayanan masyarakat, tanda-tandaadanya disintegrasi di beberapa negara,dan yang terakhir, banyaknya kegagalanyang dialami oleh pemerintahansentralistis dalam memberikan pelayananmasyarakat yang efektif.

Hal ini lah yang disadari oleh rakyatIndonesia untuk melakukan perubahansetelah 32 tahun tenggelam dalam eraotoriter rezim Orde Baru yang memimpinnegara dari Jakarta dan yang menjadikanIndonesia sebagai satu dari negara-negarapaling sentralistik di dunia. Terutamatuntutan akan persamaan tingkat pelayananyang dirasakan sangat berbeda antara suatudaerah dan lainnya, yang memicu keinginandesintegrasi beberapa wilayah di Indonesiaterutama daerah yang kaya akan sumber dayanamun kurang terbangun. Hal inimenimbulkan kecemasan tentang perpecahannegara. Kondisi perekonomian Indonesiayang terpuruk selama krisis ekonomi globalyang terjadi pada tahun 1997, memperkuat27

keinginan masyarakat untuk merubah sistempemerintahan yang dianggap tidak mampumengatasi kesulitan yang timbul pada saatitu.

Berbagai argumen yang mendukungdesentralisasi antara lain dikemukakanoleh Tiebout (1956), Oates (1972), Tresch(1981), Breton (1996), Weingast (1995),dan sebagaimana dikutip oleh Litvack et al(1998) yang mengatakan bahwa pelayananpublik yang paling efisien seharusnyadiselenggarakan oleh wilayah yang memilikikontrol geografis yang paling minimumkarena:

1. Pemerintah daerah sangat memahamikebutuhan masyarakatnya;

2. Keputusan pemerintah lokal sangatresponsif terhadap kebutuhanmasyarakat, sehingga mendorongpemerintah lokal untuk melakukanefisiensi dalam penggunaan dana yangberasal dari masyarakat;

3. Persaingan antar daerah dalammemberikan pelayanan kepadamasyarakatnya akan mendorong

28

pemerintah lokal untuk meningkatkaninovasinya.

Selanjutnya M. Djadijono dan T.A.Legowo mengatakan bahwa kebijakandesentralisasi ini menekankan empat halutama:

Penyelenggaraan otonomi daerahdilaksanakan dengan prinsip-prinsipdemokrasi dan memperhatikankeanekaragaman daerah; Pengaturan,pembagian, dan pemanfatan sumberdaya nasional antara pusat dandaerah dilaksanakan secara adiluntuk kemakmuran masyarakat daerahdan bangsa secara keseluruhan;

Perimbangan keuangan pusat dandaerah dilaksanakan denganmemperhatikan potensi daerah, luasdaerah, keadaan geografi, jumlahpenduduk dan tingkat pendapatanmasyarakat di daerah; dan

Penyelenggaraan otonomi daerah;pengaturan, pembagian danpemanfaatan sumber daya nasional

29

yang berkeadilan; dan perimbangankeuangan pusat dan daerah dalamkerangka mempertahankan danmemperkokoh Negara KesatuanRepublik Indonesia dilaksanakanberdasarkan asas kerakyatan danberkesinambungan yang diperkuatdengan pengawasan Dewan PerwakilanRakyat Daerah dan masyarakat.

30

KESIMPULAN

1. Transportasi perdesaan mempunyaikarakteristik yang unik dan berbeda.

2. Sasaran transportasi perdesaan adalahmeningkatkan kesejahteraan masyarakatmelalui transportasi yang ramahlingkungan, dapat dijangkau dan mudahdidapat.

3. Keikutsertaan masyarakat, swasta danpemerintah (sebagai elemenpemerintahan) selama prosespembangunan transportasi perdesaan,yaitu perencanaan, konstruksi,monitoring, pemelihraan dan evaluasiadalah penting untuk menjamintercapaianya tujuan.

4. Pembangunan desa mempunyai 4 kekuatanpengendali, yaitu: pasar, insentif,penanaman modal, dan transportasi.

31

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum. 2008. Kebijakandan Pembangunan InfrastrukturPerdesaan/Perkotaan yang MenunjangPercepatan Penanggulangan Kemiskinan danPembangunan Daerah Tertinggal. Jakarta:Departemen Pekerjaan Umum.

Girimukti, Tono. 2013. PPIP (ProgramPembangunan Infrastruktur Perdesaan),(Online),(http://tonogirimukti.com/archives/52

32

9, diunduh 29 Desember 2014, pukul16.41).

Hida, Ramdhania El. 2010. Jumlah PendudukKota Dominasi Penduduk Desa di 2015,(Online),(http://finance.detik.com/read/2010/07/19/150116/1402139/4/jumlah-penduduk-kota-dominasi-penduduk-desa-di-2015, diunduh 25 November 2014,pukul 19.32).

Kementerian Dalam Negeri. 2012. Buku IndukKode Dan Data Wilayah AdministrasiPemerintahan Per Provinsi, Kabupaten/Kota DanKecamatan Seluruh Indonesia Tahun 2013.Jakarta: Kementerian Dalam Negeri.

Prayitno, Arif. 2012. Program PembangunanInfrastruktur Perdesaan, (Online),(http://arifprayitno99.blogspot.com/2012/03/program-pembangunan-infrastruktur.html, diunduh 12

November 2014, pukul 08.25).

Suchaini, Udin. 2013. Berapa Jumlah Desa diIndonesia saat ini?, (Online),

33

(http://suchaini.blogspot.com/2013/09/berapa-jumlah-desa-di-indonesia-saat-ini_2445.html, diunduh 25

November 2014, pukul 07.32).

Wikipedia. 2014. PNPM Mandiri Pedesaan,(Online),(http://id.wikipedia.org/wiki/PNPM_Mandiri_Pedesaan, diunduh 29 Desember2014, pukul 23.17).

Yunimelita. 2008. Pembangunan Pedesaan DalamKonteks Agropolitan, Desentralisasi, dan OtonomiDaerah Di Indonesia Studi Kasus DaerahMinangkabau-Sumatera Barat. Tesis tidakditerbitkan. Semarang: Program PascaSarjana Universitas Diponegoro.

Zulfikar, Muhammad. 2014. Pemerintahan Jokowi-JK Diminta Perkuat Pembangunan Desa,(Online),(http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/09/04/pemerintahan-jokowi-jk-diminta-perkuat-pembangunan-desa,

34

diunduh 11 November 2014, pukul

21.54).

35