Percepatan Pembangunan Kawasan Industri di Luar Pulau Jawa Melalui Pembangunan Infrastruktur...

31
Percepatan Pembangunan Kawasan Industri di Luar Pulau Jawa Melalui Pembangunan Infrastruktur Pendukung dalam Kerangka MP3EI Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Jakarta, Februari 2013 Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Jakarta, 12 Februari 2013 DAFTAR ISI I. KONDISI KAWASAN INDUSTRI DI INDONESIA II. PERKEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI III. TAHAPAN PENGEMBAGAN KAWASAN INDUSTRI IV. PROSPEK PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI 3 11 17 21 V. KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG KAWASAN INDUSTRI 34 2

Transcript of Percepatan Pembangunan Kawasan Industri di Luar Pulau Jawa Melalui Pembangunan Infrastruktur...

Percepatan Pembangunan Kawasan Industri

di Luar Pulau Jawa Melalui Pembangunan

Infrastruktur Pendukung dalam Kerangka MP3EI

Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri

Jakarta, Februari 2013

Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri

Jakarta, 12 Februari 2013

DAFTAR ISI

I. KONDISI KAWASAN INDUSTRI DI INDONESIA

II. PERKEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI

III. TAHAPAN PENGEMBAGAN KAWASAN INDUSTRI

IV. PROSPEK PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI

3

11

17

21

V. KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG KAWASAN INDUSTRI

34

2

I. KONDISI KAWASAN INDUSTRI DI INDONESIA

PETA PERKEMBANGAN INDUSTRI

( KBI – KTI)

KAWASAN TIMUR INDONESIALUAS : 67,52 %

ΣΣΣΣ PENDUDUK : 18,68 %

Σ UU INDUSTRI : 4,44 %

KAWASAN BARAT INDONESIALUAS : 32,48 %

ΣΣΣΣ PENDUDUK : 81,32 %

Σ UU INDUSTRI : 95,56 %

PULAU JAWALUAS : 7,0 %

ΣΣΣΣ PENDUDUK : 60 %

Σ UU INDUSTRI : 90 %

REGIONAL

INEQUALITY(Ketidakseimbangan

pembangunan daerah)4

Persebaran Kawasan Industri Menurut Wilayah

dan Kepemilikan

Persebaran Kawasan Industri

Kepemilikan Kawasan Industri

5

Persebaran Kawasan Industri Menurut Provinsi

6

No. Wilayah Jumlah Luas Area (Ha) Persentase

1 DKI Jakarta 5 2,475.00 6.372 Banten 19 6,729.00 17.313 Jawa Barat 30 17,845.00 45.904 Jawa Tengah 8 2,291.40 5.895 Jawa Timur 8 2,499.00 6.436 Riau dan Kepulauan 18 666.94 1.728 Sumatera Utara 3 1,300.00 3.349 Sumatera Barat 1 200.00 0.51

10 Sulawesi Selatan 2 3,124.00 8.0311 Sulawesi Tengah 1 1,500.00 3.8612 Kalimantan Timur 1 250.00 0.64

Total 96 38,880.34 100.00Sumber : Direktori Kawasan Industri Tahun 2012

Peran Kawasan Industri

Estimasi Nilai Ekspor US$ 52 miliar/tahun(41% dari nilai total ekspor non migas

Tahun 2012)

Estimasi Nilai Investasi US$ 10,2 milliarper tahun (60% dari total investasi tahun

2012)

Estimasi Penerimaan Negara US$ 938juta (PBB, PPN, PPh)

7

“...... struktur industri didorong ke arah industri yang mengolah

sumber daya alam dan industri padat teknologi”

Padat Karya

30%

Padat SDA

35%

Padat

Teknologi

35%

Struktur Industri 2025

Padat Karya

43%

Padat SDA

27%

Padat

Teknologi

30%

Struktur Industri 2010

8

“...... konsentrasi industri didorong ke luar jawa”

Jawa

75%

Luar Jawa

25%

Penyebaran Industri 2010

Jawa

60%

Luar Jawa

40%

Penyebaran Industri 2025

9

Tantangan Kawasan Industri

Tantangan di Pulau Jawa

Keterbatasan lahan untukpembangunan dan pengembanganan

Daya dukung yang terbatas (sumber dayaair)

Masalah Lingkungan dan Sosial

Tantangan di Luar Pulau Jawa

Kemampuan tenaga kerja dan SDM industrial yang terlatih di daerah kurangbaik

Belum semua Kabupaten/Kota telahmempersiapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) khususnya kawasan peruntukan industri

Minat swasta untuk membangun kawasanindustri masih kurang

Infrastruktur pendukung seperti jalan, relkereta api, pelabuhan dan sebagainya dirasakurang memadai

10

II. PERKEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI

“......perkembangan Kawasan Industri di Indonesia”

-G- 1

•1970-1989

•Permendagri No. 5/1974 ttg penyediaan dan pemberian tanahuntuk keperluan perusahaan

•Kawasan industri hanya dapat dimiliki dan dikelola olehBUMN/BUMD

-G-2•1989-2009

•Keppres No.53/1989 diperbaharui menjadi Keppres No. 41/1996 ttgkawasan industri

•Membuka kesempatan kepada swasta nasional/asing berusahakawasan industri

•Pemerintah berperan dalam pengawasan dan pengendalian

“…………………….….…namun banyak terjadi dampak negatif terhadap lingkungan

12

“……………………..dibutuhkan pembangunan kawasan industri

yang modern”

G-3

•Mulai tahun 2010

•PP No.24/2009 ttg kawasan industri

•Mewajibkan industri berlokasi di kawasan industri

•Berorientasi bukan pada penjualan lahan, tetapi kearah pelayanan (services)

•Fokus pada pengembangan industri tertentu

•Didukung oleh fasilitas infrastruktur terpadu

•Berwawasan lingkungan

• Inovatif dengan ketersediaan lembaga litbangindustri

•Didukung lembaga pendidikan untukpengembangan sumber daya manusia

•Dilengkapi dengan fasilitas sarana penunjang(kawasan pemukiman, komersial, rekreasi danpenghijauan)

13

Pembangunan Pusat Pertumbuhan Industri Melalui

Pengembangan Kawasan Industri

Tujuannya untuk meningkatkan upaya pembangunan industri yang� Tujuannya untuk meningkatkan upaya pembangunan industri yangberwawasan lingkungan serta meningkatkan daya saing industri daninvestasi.

� Output dari pembangunan pusat pertumbuhan industri adalah kawasanindustri terpadu yang modern dengan ciri-ciri:� Berorientasi bukan pada penjualan lahan, tetapi ke arah pelayanan (services)� Berbasis pada sumber daya industri daerah

� Didukung oleh sistem infrastruktur terpadu

� Berwawasan lingkungan

� Inovatif dengan kegiatan penelitian dan pengembangan industri

� Dilengkapi dengan fasilitas pengembangan masyarakat seperti perumahan, institusi pendidikan, pusat perbelanjaan, dan lain-lain.

� Mempunyai arah pengembangan menuju kota baru

� Kawasan Industri yang potensial diarahkan untuk menjadi kawasanekonomi khusus (KEK)

14

Arah Pengembagan Kawasan Industri

Kawasan Industri di Pulau Jawa

� Pengembangan kawasan-kawasan industri yang sudah ada, danmendorong pembangunan kawasan industri yang baru diarahkanpada industri-industri berbasis teknologi tinggi

� Kawasan industri yang saat ini menampung perusahaan yangberaneka ragam diarahkan untuk fokus pada pengembangan jenisindustri tertentu.

� Kawasan industri di Jawa Barat : fokus pada industri permesinan danteknologi tinggi.

� Kawasan industri di Banten : fokus pada industri kimia dan besi baja

� Kawasan industri di Jawa timur : fokus pada pengembangan industripetrokimia dan industri penunjang migas.

� Kawasan industri di Jawa Tengah : fokus pada pengembangan industripadat karya seperti tekstil dan sepatu.

15

Arah Pengembagan Kawasan Industri

Kawasan Industri di Luar Pulau Jawa

� yang� Pengembangan kawasan-kawasan industri baru yang

diarahkan pada industri-industri berbasis sumberdaya

alam dan pengolahan mineral serta memanfaatkan lokasi

geografi yang strategis

� Mensinergikan pengembangan kawasan industri dengan

program MP3EI untuk membangun pusat-pusat

pertumbuhan ekonomi

16

III. TAHAPAN PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI

Perencanaan Pengembangan Kawasan Industri

Untuk tahapan pengembangan kawasan industri

dibutuhkan dokumen perencanaan meliputi:

� Kesesuaian dengan RTRW

� Penyusunan Master Plan

� Penyusunan AMDAL

� Studi Kelayakan Ekonomi Finansial

� Rencana Strategis Pengembangan Kawasan

� Identifikasi kebutuhan infrastruktur pendukung

18

Tahapan Pengembangan

19

AktivitasTahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Survey lokasi dan

Penentuan Lokasi

Pengajuan Ijin

Prinsip

Pembebasan Lahan

Penyusunan

Masterplan,

RENSTRA, FS

Penyusunan AMDAL

Pengajuan Ijin

Lokasi

Ijin Lingkungan

Penyusunan DED

Pembangunan

Infrastruktur

Pemasaran

KI Beroperasi

Waktu Pengembangan

20

IV. PROSPEK PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI

21

Sumber Daya Alam (Sumber : MP3EI, 2011)

• Produksi terbesar minyak sawit di dunia 25 jt ton/thn (Tahun 2012)

• Produksi biji kakao 770 rb ton/thn (Tahun 2012). Terbesar ke-2 di dunia

• Cadangan gas alam 165 TCF dengan tingkat produksi 3 TCF pertahun

• Eksporter batubara terbesar kedua di dunia

• Produksi timah 165 rb ton/thn, terbesar ke-2 di dunia

• Produksi nikel 229 ribu ton (tahun 2011), terbesar ketiga dunia

• Penyimpan cadangan bauksit terbesar ke-7 di dunia, produsen terbesar ke-4 dunia

• Penyimpan 40% sumber daya panas bumi dunia (terbesar di dunia)

Sumber Daya Manusia

• Jumlah penduduk no. 4 terbanyak di dunia (potential market)

• Bonus Demografi dimana lebih banyak penduduk dengan usia produktif

Prospek pengembangan kawasan industri di Indonesia ke

depan sangat besar karena didukung oleh :

22

Sumber : Collier International Indonesia, 2012Catatan : Pada tahun 2012 terjadi :

Peningkatan penjualan lahan kawasan industri yang berada di LuarPulau JawaPenjualan lahan di Sumatera mencapai 244 Ha

Penjualan Lahan Kawasan Industri Tertinggi pada Tahun 2011

23

Sumber : Collier International Indonesia, 2012

Penjualan Lahan Kawasan Industri Tahun 2012

24

Sumber : Collier International Indonesia, 2012

Permintaan Lahan yang Cenderung Meningkat, Sementara Pasokan Lahan Cenderung Konstan

25

Sumber : Collier International Indonesia, 2012

Pada Tahun 2012 Kawasan Industri Didominasi oleh Sektor Otomotif

26

Sumber : Collier International Indonesia, 2012

Harga Jual Lahan Kawasan Industri Cenderung Meningkat

27

Perbandingan Harga Lahan Kawasan Industridi Beberapa Negara

No. Negara Harga Lahan (US

$/m2)

Sewa Lahan (US

$/m2/Bulan)

1 Korea Selatan 267 0,19

2 Beijing 71-87 4,75-7,12

3 Shanghai 158 3,56

4 Guangzhou 95 2,37-6,33

5 Hong Kong 299 -

6 Taipei 1.350 1,98

7 Singapura 189,94-651,21 0,96-2,85

8 Kuala Lumpur 20-25 -

9 Bangkok 119 6,95

10 Jakarta 191 19,1

11 Manila 52-102 2-6

Sumber : JETRO, 2012

28

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI SUMATERA

Sei Mangkei : Industri Turunan CPODumai: Industri Turunan CPO

Bangka: Industri Timah

Cilegon: Industri Besi Baja

Muara Enim: Gasifikasi Batu Bara

Tanggamus: Industri Maritim

29

Bojonegara: Industri Kimia

Kuala Tanjung: Industri Alumina

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI KALIMANTAN

Maloy: Industri

Turunan CPO

Mempawah dan Tayan : Industri Smelter/

Chemical Grade Alumina

Batu Licin: Industri

Besi Baja

Puruk Cahu: Industri

Batubara

30

Kariangau: Industri

Turunan CPO

Landak: Industri Karet

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI SULAWESI

Gowa: Agroindustri

Palu: Agroindustri

Bitung : Logistik

Donggi Senoro: Industri

Petrokimia

Soroako: Industri

Ferronikel

Pomalaa:

Industri

Ferronikel

Mandiodo: Industri

Ferronikel

31

Takalar: Industri Minyak dan

Gas

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI PAPUA DAN KEP. MALUKU

Halmahera Timur (Buli) :

Industri Ferronikel

Tangguh: Industri

Petrokimia

Timika: Industri Tembaga

Halmahera Tengah (Wade

Bay) : Industri Ferronikel

Sorong : Industri

Petrokimia

32

V. KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG KAWASAN INDUSTRI

Infrastruktur Pendukung Kawasan Industri

Di Dalam Kawasan Industri

� Menjadi tanggung jawab perusahaan kawasan industri

� Pembangunan jalan lingkungan, sistem draina-se, jembatan,penerangan jalan

� Jaringan listrik dan jaringan telekomunikasi

� Unit pengolahan limbah industri

� Unit pengolahan air bersih

� Pembangkit listrik

� Ruang terbuka hijau

� Sarana pendukung lainnya : kantor pengelola, kantorpelayanan perbankan, rumah sakit, perumahan karyawan,sarana ibadah, sarana olahraga, pemadam kebakaran dll.

34

Di Luar Kawasan Industri

� Menjadi tanggung jawab pemerintah (kabupaten, kota,provinsi, pusat)

� Pelabuhan, termasuk terminal peti kemas

� Jaringan jalan dari dan ke pelabuhan

� Jaringan rel kereta api

� Pembangkit tenaga listrik

� Jaringan listrik dan telekomunikasi ke dalam kawasanindustri

� Sarana penunjang : transportasi, balai-balai latihan kerja,pusat-pusat penelitian, unit pelayanan satu pintu.

35

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR KAWASAN INDUSTRI SEI MANGKEI, KAB.SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA

37

a. Pertumbuhan perkelapasawitan semakin pesat. Luas areal,7.5 juta ha, produksi 20 juta ton. Tahun 2020 akanmencapai 40 juta ton CPO. Namun sebagian besar masihbahan mentah.

b. Harga komoditas perkebunan ber- fluktuasi, sehingga perluhilirisasi, agar tercipta nilai tambah, dan stabilitas harga.

c. Letak lokasi Kawasan Industri Sei Mangkei (KISM) berada ditengah areal perkebunan kelapa sawit.

d. Dekat ke pelabuhan Kuala Tanjung milik PT Inalum maupunPT Pelindo I.

e. Ada konektivitas jalur jalan darat dan Kereta Api (dari StasiunPerlanaan yang jaraknya dekat dengan KISM).

LATAR BELAKANG

38

a. Letak lokasi Kawasan Industri Sei Mangkei (KISM)berada di areal perkebunan kelapa sawit (RawMaterial Oriented).

b. Dekat ke pelabuhan Kuala Tanjung milik PT. Inalummaupun PT. Pelindo I. (Direncanakan Pelabuhan PT.Inalum akan diserahkan kepada PemerintahIndonesia pada tahun 2013)

c. Ada jalur Kereta Api dari Gunung Bayu – StasiunPerlanaan yang jaraknya dekat dengan KISM.Sehinggan bisa di koneksikan dengan jalur existing kePelabuhan Kuala Tanjung

MENGAPA DI SEI MANGKEI?

39

d. Telah ada pabrik kelapa sawit (PKS) milik PTPN III yangtelah dibangun pada tahun 1997, yang letaknya jauh daripemukiman masyarakat umum sehingga masyarakattidak terganggu oleh polusi suara atau polusi bau.

e. Sumber air melimpah dari sungai Bah Bolon

f. Berada dan dekat dengan beberapa PKS (berjarak kurangdari 70 km):

- Milik PTPN III = 165 ton TBS/jam- Milik PTPN IV = ± 300 ton TBS/jam- Milik Swasta = ± 104 ton TBS/jam

MENGAPA DI SEI MANGKEI?

40

Medan

Kebun Sei Mangkei

Kuala Tanjung

KONDISI OBJEKTIF

41

KISM

Geostrategi KISM Industrial Estate

42

a. Mengintegrasikan pembangunan pabrik-pabrik hulu dan hilir baik milikPTPN III maupun pabrik hilir usaha patungan hingga terjadi efisiensiyang berdampak naiknya nilai korporasi secara keseluruhan

b. Penyediaan sumber daya tenaga listrik, air bersih, pengolahan limbah,dan utilitas lainnya dengan kapasitas besar dan terpadu di kawasanindustri yang sanggup melayani semua kebutuhan pabrik milik PTPNIII dan pabrik pabrik usaha patungan PTPN III

c. Kawasan Industri Sei Mangkei dirancang menjadi suatu kawasanindustri yang terintegrasi dengan sektor lain sehingga sanggupmenarik minat investor khususnya investor di bidang industri turunanCPO.

d. Kawasan Industri Sei Mangkei juga dipersiapkan untuk menjadiKawasan Ekonomi Khusus.

TUJUAN PENGEMBANGAN KISM

43

RENCANA PEMBANGUNAN

Integrasi dan Interkonektifitas Infrastruktur Dasar dan Logistik KEK Sei Mangkei

Pelabuhan Kuala

Tanjung

[internasional]

Pasar Global

Logistics Center

Hinterland

Pelabuhan Kuala

Tanjung

[domestik]

Pasar Domestik [Nasional]

INDES LINESINDES LINESSeaborneINDES LINESINDES LINESInterisland

Terminal Kargo

Bandara Kuala Namu

Pembangkit Listrik

Steam 4x500 MW

Integrated Railway Terminal

Sei Mangkei [domestik]

Integrated Freigth Terminal &

Container Deport [domestik]

KEK Sei Mangkei

Industri ekspor/impor

Industri utk pasar domestikLogistics Center

Hinterland

Sumut]

Kawasan Industri

Hinterland [Luar

Sumut]

Logistics Center

Hinterland

Kawasan Industri

Hinterland [Sumut]

*) Perlu dikaji kemungkinan penggunaan sungai Bah Bolon sebagai sarana transportasi dg cara Container on Barge.

Broadband ICTJalan Tol

Jalur Kereta

Jalur UdaraJalur Laut

Legend:

Energi & Telco

Non-Resident

Inventory

[internasional]

Dry Port Sei

Mangkei

[internasional]

44

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR

INDUSTRI TURUNAN CPO SEI MANGKEI

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR VOLUME PENANGGUNG

JAWAB

PELABUHAN Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung 30.000 DWT

(draft 14 m)

Kemenhub

PEMBANGKIT

LISTRIK

Kebutuhan Daya Listrik 72 MW Kemen.ESDM

Pembangunan PLTBS 7 MW PTPN III

Suplai listri untuk kawasan industri

JALAN Pelebaran Jalan dari Kawasan Industri Sei Mangke ke

Kota Lima Puluh15 km Kemen PU, Pemda

KERETA API Pembangunan Jalan Kereta Api Lintas Bandar

Tinggi ke Kuala Tanjung

Kemenhub, PT KAI

Pembangunan Jalan Kereta Api dari Kawasan

Industri Sei Mangke ke Kota Lima Puluh

± 13 km Kemenhub, PT KAI

45

Catatan :

Kebutuhan infrastruktur untuk beberapa kawasan industri

dapat dilihat pada lampiran.

46

Semakin membaiknya iklim investasi di Indonesia yang ditandaimasuknya Indonesia ke dalam negara layak investasi(Investment Grade), semakin mendorong masuknya investasi keIndonesia.

Prospek pengembangan kawasan industri ke depan sangat cerah, mengingat permintaan terhadap lahan kawasan industri semakin meningkat seiring dengan derasnya investasi masuk.

Pemerintah Indonesia akan terus memberikan dukungan bagipengembangan kawasan industri melalui pembangunaninfrastruktur, sarana dan prasarana penunjang untukmemudahkan akses ke kawasan industri.

PENUTUP

TERIMA KASIHDirektorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri

47

LAMPIRAN :

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR KAWASAN INDUSTRI LAINNYA

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR

INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN, KELAPA DAN LOGISTIK, BITUNG

NO INFRASTRUKTUR VOLUME

1. Jalan penghubung rencana lokasi KEK dengan pelabuhan

Samudera Bitung (elevated road)

7 km

2. Jalan tol Manado-Bitung 46 km, Lebar 60m

Lokasi kawasan industri

Tol Manado-Bitung Alternatif 1

Tol Manado-Bitung Alternatif 2

49

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR

INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN, KELAPA DAN LOGISTIK, BITUNG

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR VOLUME PENANGGUNG

JAWAB

PEMBANGKIT LISTRIK Pembangkit listrik tenaga panas bumi 2 Unit Kemen. ESDM

PRASARANA

LINGKUNGAN

Unit Pengolahan Air Bersih 405 m3/hari Pemkot Bitung

Unit Pengolahan Air Limbah 300 m3/hari

Unit Pengolahan Sampah 27 Unit Pemkot Bitung

50

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR VOLUME

PELABUHAN Peningkatan Kapasitas Pelabuhan Samudera

Pantoloan

Pembangunan terminal peti kemas dan

pergudangan

PEMBANGKIT LISTRIK Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Kapasitas

terpasang

2 x 15 MW

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 2 x 25 MW

JARINGAN TELEKOMUNIKASI Pembangunan jaringan telekomunikasi 8.000 SST

Pembangunan sistem high-speed internet

PRASARANA LINGKUNGAN Unit Pengolahan Air Bersih 12.000 m3/hari

Unit Pengolahan Air Limbah 5.000 m3/hari

Pelayanan Jalan dan Drainase

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR

INDUSTRI PENGOLAHAN ROTAN PALU

51

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS

INDUSTRI PENGOLAHAN ROTAN PALU

Jalan Palu - Parigi

Jalan Lingkar Luar

Jalan Lingkar Luar (Band-LIK-terminal_KIP-Pell

Panjang rencana : 36,750 km

Titik Awal : Kel. Pantoloan

Titik Akhir : Kel. Petobo

Anggaran Biaya : Rp. 86.873.363.000,00

Sudah terbangun : Rp. 12.000.000.000,00

Jalan Tol Palu – Parigi

Panjang rencana : 35,714 km

Titik Awal : Kel. Lasoani (Kota Palu)

Titik Akhir : Parigi Mpu (Kab. Parimo)

Anggaran Biaya : Rp. 600.000.000.000,00

Sudah terbangun : Rp. 50.000.000.000,00

NO INFRASTRUKTUR VOLUME

1. Pembangunan jalan

lingkar luar

36,750 km

2 Pembangunan jalan tol

Palu-Parigi

35,714 km

52

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR

INDUSTRI KAKAO GOWA

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR VOLUME

PEMBANGKIT LISTRIK Pembangkit Listrik 80 Mva

JARINGAN TELEKOMUNIKASI Pembangunan jaringan telekomunikasi 2000 SST

Pembangunan sistem high-speed internet

PRASARANA LINGKUNGAN Unit Pengolahan Air Bersih 300 L/detik

Unit Pengolahan Air Limbah 240 L/detik

Unit Pengolahan Sampah 10000 Kg/hari

53

NO INFRASTRUKTUR VOLUME

1. Peningkatan kapasitas

dan kualitas jalan

Gowa-Makasar

20 Km

2. Peningkatan kapasitas

dan kualitas jalan

Gowa-Maros

40 Km

Lokasi

Kawasan

IndustriSumber: Bappeda Kab. Gowa, 2011

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR

INDUSTRI KAKAO GOWA

54

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR

INDUSTRI BERBASIS MINERAL, BULI - HALTIM

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR VOLUME TARGET

PELAKSANAAN

PENANGGUNG

JAWAB

PELABUHAN Pembangunan Pelabuhan : 2 jeti 14000 DWT

35000 DWT

2012-2013 PT. ANTAM

PEMBANGKIT

LISTRIK

Pembangunan Pembangkit

Listrik (PLTU)

2 x 110 MW 2011-2014 PT. ANTAM

JALAN • Akses Pelabuhan – Pabrik

• Akses Pabrik – Town Site

1 Km

2 Km

2012 - 2013

2013 - 2014

PT. ANTAM

PRASARANA

LINGKUNGAN

Unit Pengolahan Air Bersih 2011-2014 Pemkab

Unit Pengolahan Air Limbah 2011-2013 PT. ANTAM

Unit Pengolahan Sampah 2011-2013 PT. ANTAM

NO INFRASTRUKTUR VOLUME

1. Peningkatan kualitas jalan dari Maba

ke Buli

+ 8 km

55

KEBUTUHAN INFRASTRUkTUR

INDUSTRI TURUNAN CPO DUMAI

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR VOLUME

PELABUHAN Pembangunan dan Peningkatan Pelabuhan laut utama di

Pelitung, Dumai

50.000 DWT (draft

16 m)

PEMBANGKIT LISTRIK Kebutuhan Daya Listri 72 MW

Pembangunan PLTBS 7 MW

Supply listrik untuk kawasan industri

JALAN Perbaikan dan peningkatan jalan dari Dumai – Pelitung 25 km

Perbaikan dan peningkatan jalan Pekanbaru – Dumai 135 Km

Perbaikan jalan dari Simpang Kulim - Pelabuhan 76 Km

KERETA API Pembangunan Rel dari Rantau Prapat-Kota Pinang 76 Km

Pembangunan Rel dari Kota Pinang - Sintong 100 Km

Pembangunan Rel dari Sintong- Dumai 76 Km

Pembangunan Rel dari Muaro – Dumai (K.Enok) 397 KM

56

NO. INFRASTRUKTUR VOLUME KETERANGAN

1. Jalan akses dari Dumai-

Pelintung

25 km 125 Milyar

2 Jalan akses Pekanbaru - Dumai 135 Km Jalan Tol

3. Jalan akses Simpang Kulim -

Pelabuhan

76 Km 300 Milyar

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS

INDUSTRI TURUNAN KELAPA SAWIT DUMAI

57

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR

INDUSTRI PENUNJANG MIGAS TANJUNG BUTON

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR VOLUME

PELABUHAN Pembangunan Pelabuhan Mempawah 5000 DWT

PEMBANGKIT

LISTRIK

Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik 2 x 45 MW (

Dalam Konstruksi )

Pembangunan PLTG Pekanbaru, PLTA Kota

Panjang, PLTA Lubuk Ambacang, PLTU Peranap,

PLTG, PLTG Duri

7 MW

Supply listrik untuk kawasan industri

JALAN Pembangunan ruas Jalan dari Simpang Pusako – Buton 19,13 km

Pembangunan ruas jalan dari Sungai Tonggak – Simpang Pusako 15,5 Km

Pembangunan ruas jalan dari Dayun – Sungai Tonggak 20 Km

Pembangunan ruas jalan dari Simpang Buatan – Dayun 22,5 Km

Pembangunan ruas jalan dari Simpang Meredan – Simpang

Buatan16 Km

Pembangunan ruas jalan dari perbatasan Kota Pekanbaru –

Simp. Meredan22,5 Km

58

NO INFRASTRUKTUR VOLUME

1. Ruas jalan dari Simpang Pusako – Buton 19,13 km

2 Ruas jalan dari Sungai Tonggak – Simpang Pusako 15,5 Km

3. Ruas jalan dari Dayun – Sungai Tonggak 20 Km

4 Ruas jalan dari Simpang Buatan – Dayun 22,5 Km

5 ruas jalan dari Simpang Meredan – Simpang Buatan 16 Km

6 ruas jalan dari perbatasan Kota Pekanbaru – Simp. Meredan 22, 5 Km

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS

INDUSTRI PENUNJANG MIGAS TANJUNG BUTON

1

59

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR

INDUSTRI ALUMINIUM MEMPAWAH

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR VOLUME

PELABUHAN Pembangunan dermaga / trestel / turap 100 m / 145 m /

200 m

PEMBANGKIT

LISTRIK

Kebutuhan Daya Listrik 25 MW

Supply listrik untuk kawasan industri

JALAN Pembangunan akses jalan dari Kawasan Industri Alumina ke

Pelabuhan20 Km

60

NO. INFRASTRUKTUR VOLUME

1. Pembangunan akses jalan dari

Kawasan Industri Alumina ke

Pelabuhan

19,13 km

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS

INDUSTRI

61