PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN BUDAYA

22
TUGAS KELOMPOK PEND. PANCASILA “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN BUDAYA” DISUSUN OLEH : Ufthi Aulia Maingak (12-401-013) AKUNTANSI 1.1 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) YPUP 2012-2013 1 | STIE - YPUP

Transcript of PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN BUDAYA

TUGAS KELOMPOK PEND. PANCASILA

“PANCASILA SEBAGAI

PARADIGMA PEMBANGUNAN BUDAYA”

DISUSUN OLEH :

Ufthi Aulia Maingak (12-401-013)

AKUNTANSI 1.1

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) YPUP

2012-2013

1 | STIE - YPUP

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut kita panjatkan kehadirat Tuhan yang

maha Esa karena atas berkat, rahmat, dan hidayah-Nya

sehingga tugas kami yang berjudul “Pancasila Sebagai

Paradigma Pembangunan Budaya” dapat terselesaikan dengan

tepat waktu.

Dalam penyusunan tulisan ini, kami tidak lupa mengucapkan

banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan tugas kami ini . Dan tidak lupa juga kami

ucapkan terima kasih kepada teman-teman dan orang tua yang

membantu dalam penyelesaian tugas Pendidikan Pancasila ini.

Kami juga menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan

yang mendasar pada tulisan kami ini.

Oleh karna itu kami mengundang pembaca untuk memberikan

kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu

pengetahuan ini.

2 | STIE - YPUP

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memenuhi kebutuhan

pembaca sekalian, terutama dalam pembelajaran Pengantar

Bisnis, khususnya yang menyangkut “Pancasila Sebagai

Paradigma Pembangunan Budaya”.

Penulis

Ufthi Aulia

Maingak

DAFTAR ISI

Sampul Depan....................................................

1

Kata Pengantar..................................................

2

Daftar Isi......................................................

3

3 | STIE - YPUP

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................

4

B. Rumusan Masalah ...........................................

6

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila Sebagai ..............................

7

B. Pancasila Sebagai Paradigma ..............................

8

C. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan ..............

9

D. Pengertian Sosial Budaya ............................

10

E. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Budaya........

10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................

14

4 | STIE - YPUP

B. Saran .....................................................

14

DAFTAR PUSTAKA ................................................

15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pancasila hakikatnya berdasar pada Undang – Undang

Dasar 1945. Dan Pancasila berdasar pada hakikat serta

kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini

sebagaimana tertuang dalam sila kemanusiaan yang adil

dan beradab, yang diharapkan menghasilkan manusia yang

berbudaya dan beradab.

5 | STIE - YPUP

Dalam rangka melakukan reformasi disegala bidang,

hendaknya Indonesia berdasar pada sistem nilai yang

sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh

bangsa indonesia itu sendiri yaitu nilai Pancasila yang

merupakan sumber normatif bagi peningkatan humanisasi

khususnya dalam bidang sosial budaya. Dengan demikian

manusia diharapkan mampu menciptakan sistem sosial

budaya yang beradab.

Berdasar sila Persatuan Indonesia pembangunan sosial

budaya dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap

nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam di seluruh

wilayah nusantara menuju pada tercapainya rasa

persatuan sebagai bangsa. Pengakuan serta penghargaan

terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai kelompok

bangsa sangat diperlukan sehingga mereka merasa

dihargai dan diterima sebagai warga bangsa, dengan

demikian pembangunan sosial budaya tidak akan

menciptakan kesenjangan, kecemburuan, diskriminasi, dan

ketidak adilan sosial.

6 | STIE - YPUP

Pancasila telah mengajarkan kita nilai-nilai dasar 

tentang nilai ketuhan,nilai kemanusiaan, nilai

persatuan,nilai kerakyatan  dan nilai keadilan  itu

artinya nilai-nilai pancasila ada di dalam kehidupan

setiap individu  masing-masing. Pancasila sebagai

paradigma dimaksudkan bahwa Pancasila sebagai sistem

nilai acuan, kerangka-acuan berpikir, pola-acuan

berpikir; atau jelasnya sebagai sistem nilai yang

dijadikan kerangka landasan, kerangka cara, dan

sekaligus kerangka arah/tujuan bagi ‘yang

menyandangnya’. Istilah paradigma makin lama makin

berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan,

tetapi pada bidang lain seperti bidang politik, hukum,

sosial dan ekonomi.

Yang menyandangnya itu di antaranya: (a) bidang

politik, (b) bidang ekonomi, (c) bidang social budaya,

(d) bidang ..hukum, (e) bidang kehidupan antar umat

beragama, Memahami asal mula Pancasila.

 Perkembangan ilmu pengetahuan sangatlah pesat, sejalan

dengan kemajuan jaman, begitu pula dengan cara berpikir

7 | STIE - YPUP

masyarakat yang cenderung menyukai hal-hal yang

dinamis. Semakin banyak penemuan-penemuan atau

penelitian yang dilakukan oleh manusia, tidak menutup

kemungkinan adanya kelemahan-kelemahan didalamnya, maka

dari itu dari apa yang telah diciptakan atau diperoleh

dari penelitian tersebut ada baiknya berdasar pada

nilai-nilai yang menjadi tolak ukur kesetaraan dalam

bermasyarakat, berbangsaan dan bernegara. Yaitu sila

pancasila dengan berpedoman pada nilai-nilai pancasila,

apapun yang diperoleh manusia dalam mengembangkan ilmu

pengetahuan akan sangat bermanfaat untuk mencapai

tujuan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

indonesia guna melaksanakan pembangunan nasional,

reformasi, dan pendidikan pada khususnya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan “Pancasila” ?

2. Apa yang dimaksud dengan “Pancasila Sebagai

Paradigma” ?

3. Apa yang dimaksud dengan “Pancasila Sebagai

Paradigma Pembangunan” ?

4. Apa yang dimaksud dengan “Sosial Budaya”?

8 | STIE - YPUP

5. Apa yang dimaksud dengan “Pancasila Sebagai

Paradigma Pembangunan Sosial Budaya” ?

BAB II

9 | STIE - YPUP

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN “PANCASILA”

Pancasila merupakan ideologi dasar bagi negara

Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta:

pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas.

Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan

berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan

Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,

persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan

tercantum pada paragraf ke-4 (Pembukaan) Undang-undang

Dasar 1945.

Pancasila telah menjadi istilah resmi sebagai dasar

falsafah negara Republik Indonesia, baik ditinjau dari sudut

bahasa maupun dari sudut sejarah. Hai tersebut dapat dilihat

secara etimologis atau secara teminologi sebagimana penjelasan

berikut,

1) Secara Etimologis

10 | STIE - YPUP

Berdasarkan asal kata, Pancasila berasal dari bahasa

India, yakni bahasa Sansekerta. Menurut Muhammad Yamin,

Pancasila memiliki dua macam arti, yaitu Panca artinya lima,

syila dengan (i) biasa (pendek) artinya sendi, alas, atau

dasar, syila dengan (i) panjang artinya peraturan tingkah laku

yang penting, baik, dan senonoh. Kata sila dalam bahasa

Indonesia menjadi susila artinya tingkah laku baik.

2) Secara Terminologi

Pada 1 Juni 1945, dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-

Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) perkataan

Pancasila (lima asas dasar) digunakan oleh Presiden Soekarno

untuk memberi nama pada lima prinsip dasar negara yang

diusulkannya. Perkataan tersebut dibisikkan oleh temannya

seorang ahli bahasa yang duduk disamping Soekarno, yaitu

Muhammad Yamin.

B. PANCASILA SEBAGAI “PARADIGMA”

Pancasila sebagai paradigma dimaksudkan bahwa Pancasila

sebagai sistem nilai acuan, kerangka-acuan berpikir,

11 | STIE - YPUP

pola-acuan berpikir atau jelasnya sebagaisistem nilai

yang dijadikan kerangka landasan, kerangka cara, dan

sekaligus kerangka arah dan tujuan bagi yang

menyandangnya, seperti “Pancasila Sebagai Paradigma

Pembangunan Budaya”.

Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan

tentang apa yang menjadi pokok persoalan suatu cabang

ilmu pengetahuan. Istilah paradigma makin lama makin

berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi

pada bidang lain seperti bidang politik, hukum, sosial

dan ekonomi.

Paradigma kemudian berkembang dalam pengertian sebagai

kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi,

sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan. Sesuatu

dijadikan paradigma berarti sesuatu itu dijadikan sebagai

kerangka, acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan

dari sebuah kegiatan.

Atau, Paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dasar dan

asumsi-asumsi teoritis yang umum dan suatu kerangka pikir12 | STIE - YPUP

orientasi dasar dari suatu perubahan yang merupakan suatu

sumber hukum,metode,serta penerapan dalam ilmu

pengetahuan,sehingga sangat menentukan sifat,ciri,dan

karakter ilmu pengetahuan itu sendiri. Paradigma berarti

cara pandang, nilai-nilai , metode-metode, prinsip dasar,

atau cara memecahkan masalah yang dianutr oleh suatu

masayarakat pada masa tertentu.

C. PANCASILA SEBAGAI “PARADIGMA PEMBANGUNAN”

Nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar

hakikat manusia. Hakikat manusia menurut Pancasila adalah

makhluk monopluralis. Kodrat manusia yang monopluralis

tersebut mempunyai ciri-ciri, antara lain:

a. Susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga

b. Sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus

sosial

c. Kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi

dan makhluk tuhan.

Berdasarkan itu, pembangunan nasional diarahkan sebagai

upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia yang

13 | STIE - YPUP

meliputi aspek jiwa, raga,pribadi, sosial, dan aspek

ketuhanan. Secara singkat, pembangunan nasional sebagai

upaya peningkatan manusia secara totalitas.

Pembangunan sosial harus mampu mengembangkan harkat dan

martabat manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu,

pembangunan dilaksanakan di berbagai bidang yang mencakup

seluruh aspek kehidupan manusia. Pembangunan, meliputi

bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan

keamanan.

D. PENGERTIAN “SOSIAL BUDAYA”

Sosial merupakan rangkaian norma, moral, nilai dan

aturan yang bersumber dari kebudayaan suatu masyarakat

atau komuniti  yang digunakan sebagai acuan dalam

berhubungan antar manusia yang bersifat abstrak dan

berisikan simbol-simbol yang berkaitan dengan pemahaman

terhadap lingkungan dan berfungsi untuk mengatur

tindakan-tindakan yang dimunculkan oleh individu-individu

sebagai anggota suatu masyarakat.

Budaya berasal dari kata Sans yaitu Bodhya yang artinya

pikiran dan akal budi. Budaya adalah segala hal yang14 | STIE - YPUP

dibuat oleh manusia berdasarkan pikiran dan akal budinya

yang mengandung cinta, rasa, dan kepercayaan adat

istiadat ataupun ilmu.

Maka, pengertian Sosial Budaya itu sendiri adalah segala

hal yang diciptakan oleh manusia dengan pemikiran dan

budi nuraninya untuk kehidupan bermasyarakat. Atau, lebih

singkatnya, manusia membuat sesuatu berdasarkan budi dan

pikirannya yang dipeuntukan dalam kehidupan

bermasyarakat.

E. PANCASILA SEBAGAI “PARADIGMA PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA”

Dalam pengembangan sosial budaya pada masa reformasi

ini, kita harus mengangkat nilai – nilai yang dimiliki

bangsa Indonesia sebagai dasar nilai, yaitu nilai-nilai

pancasila itu sendiri. Pancasila pada hakikatnya bersifat

humanistik karena memang pancasila bertolak dari hakikat

dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri.

Hal ini sebagaimana tertuang dalam sila Kemanusiaan

yang adil dan beradab. Oleh karena itu, pembangunan

sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat dan

15 | STIE - YPUP

martabat manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya

dan beradab.

Pembangunan sosial budaya yang menghasilkan manusia-

manusia biadab, kejam, brutal dan bersifat anarkis jelas

bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia adil dan

beradab.

Manusia tidak cukup sebagai manusia secara fisik,

tetapi harus mampu meningkatkan derajat kemanusiaannya.

Manusia harus dapat mengembangkan dirinya dari tingkat

homo menjadi human. Berdasar sila persatuan Indonesia,

pembangunan sosial budaya dikembangkan atas dasar

penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang

beragam di seluruh wilayah Nusantara menuju pada

tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa.

Perlu ada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan

kehidupan sosial berbagai kelompok bangsa Indonesia

sehingga mereka merasa dihargai dan diterima sebagai

warga bangsa. Dengan demikian, pembangunan sosial budaya

tidak menciptakan kesenjangan, kecemburuan, diskriminasi,

dan ketidakadilan sosial.

16 | STIE - YPUP

Paradigma-baru dalam pembangunan nasional berupa

paradigma pembangunan berkelanjutan, yang dalam

perencanaan dan pelaksanaannya perlu diselenggarakan

dengan menghormati hak budaya komuniti-komuniti yang

terlibat, di samping hak negara untuk mengatur kehidupan

berbangsa dan hak asasi individu secara berimbang (Sila

Kedua).

Hak budaya komuniti dapat sebagai

perantara/penghubung/penengah antara hak negara dan hak

asasi individu. Paradigma ini dapat mengatasi sistem

perencanaan yang sentralistik dan yang mengabaikan

kemajemukan masyarakat dan keanekaragaman kebudayaan

Indonesia. Dengan demikian, era otonomi daerah tidak akan

mengarah pada otonomi suku bangsa tetapi justru akan

memadukan pembangunan lokal/daerah dengan pembangunan

regional dan pembangunan nasional (Sila Keempat),

sehingga ia akan menjamin keseimbangan dan kemerataan

(Sila Kelima) dalam rangka memperkuat persatuan dan

kesatuan bangsa yang akan sanggup menegakan kedaulatan

dan keutuhan wilayah NKRI (Sila Ketiga).17 | STIE - YPUP

Apabila dicermati, sesungguhnya nilai-nilai Pancasila

itu memenuhi kriteria sebagai puncak-puncak kebudayaan,

sebagai kerangka-acuan-bersama, bagi kebudayaan –

kebudayaan di daerah:

(1) Sila Pertama : Menunjukan tidak satu pun sukubangsa

ataupun golongan sosial dan komuniti setempat di

Indonesia yang tidak mengenal kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa.

(2) Sila Kedua : Merupakan nilai budaya yang dijunjung

tinggi oleh segenap warganegara Indonesia tanpa

membedakan asal-usul kesukubangsaan, kedaerahan, maupun

golongannya.

(3) Sila Ketiga, mencerminkan nilai budaya yang menjadi

kebulatan tekad masyarakat majemuk di kepulauan

nusantara untuk mempersatukan diri sebagai satu bangsa

yang berdaulat.

(4) Sila Keempat, merupakan nilai budaya yang luas

persebarannya di kalangan masyarakat majemuk Indonesia

untuk melakukan kesepakatan melalui musyawarah. Sila

ini sangat relevan untuk mengendalikan nilai-nilai

budaya yang mendahulukan kepentingan perorangan;

18 | STIE - YPUP

(5) Sila Kelima, betapa nilai-nilai keadilan sosial itu

menjadi landasan yang membangkitkan semangat perjuangan

bangsa Indonesia dalam memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikutserta

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

19 | STIE - YPUP

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan bahwa pancasila memuat nilai-

nilai fundamental tentang sosial budaya bangsa indonesia.

Oleh karena itu pancasila merupakan dasar, rangka,

suasana bagi kehidupan kenegaraan dan tertib hukum negara

indonesia sehingga memiliki sifat yang sangat menentukan

bagi bangsa dan negara republik indonesia. Sebagai bentuk

asas hukum dan hidup kanegaraan republik indonesia.

B. Saran

Dengan demikian pancasila juga sebagai norma

fundamental yang berfungsi sebagai suatu cita-cita moral

atau ide yang harus direalisasikan menjadi suatu

kenyataan. Maka dalam pelaksanaan hidup sehari-hari

20 | STIE - YPUP

bangsa indonesia tidak boleh bertentangan dengan norma

agama, susila, kesopanan, dan norma hukum yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

Legge, J.D.1993.Kaum Intelektual dan Perjuangan Kemerdekaan: Peranan

Kelompok Sjahrir. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Budiman, Arief. 1996. Teori Negara: Negara, Kekuasaan, dan Ideologi.

Jakarta: Gramedia.

Saptono. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP kelas IX. Jakarta:

Phibeta Aneka Gama.

21 | STIE - YPUP

(http://www.scribd.com/doc/18184016/Pancasila-Sebagai-Sumber-Nilai-Dan-Paradigma-

Pembangunan)

( http://www.gudangmateri.com/2010/04/makalah-pancasila-sebagai-paradigma.html)

22 | STIE - YPUP