Studi Kualitatif Mengenai Pemaknaan Karir Pada Sutradara ...
Pemaknaan Nilai Pancasila dalam Lagu "Pancasila Rumah Kita"
-
Upload
pustral-ugm -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Pemaknaan Nilai Pancasila dalam Lagu "Pancasila Rumah Kita"
i
Pemaknaan Nilai Pancasila dalam Lagu “Pancasila Rumah Kita”
Disusun oleh:
Nama : Dewi Tri Utami
NIM : 11/316454/FI/03629
Mata Kuliah : Teknik Penulisan Naskah Ilmiah
FAKULTAS FILSAFAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .............................................................................................. i
Daftar Isi ....................................................................................................... ii
Daftar Tabel .................................................................................................. iii
Abstraksi ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II PANCASILA SEBAGAI SENJATA MELAWAN PERANG
MODERN
2.1 Deskripsi Perang Modern .................................................................. 3
2.2 Analisis Pancasila dalam Lagu “Pancasila Rumah Kita”
2.2.1 Analisis Kedudukan Pancasila ........................................................... 4
2.2.2 Analisis Nilai Pancasila ..................................................................... 9
2.3 Fungsi Sosial Lagu “Pancasila Rumah Kita” bagi Masyarakat ........... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 13
3.2 Tinjauan Kritis .................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 15
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Kronologi Perjalanan Pancasila ........................................................... 5
iv
ABSTRAKSI
Pemaknaan Pancasila dalam Lagu “Pancasila Rumah Kita”
Oleh: Dewi Tri Utami
Makalah ini merupakan hasil analisis makna lagu “Pancasila Rumah Kita”.
Judul “Pancasila Rumah Kita” mengandung makna, Pancasila sebagai dasar
negara Republik Indonesia adalah tempat kembali segala pengambilan kebijakan
Bangsa Indonesia. Pancasila menjadi salah satu dasar yang menentukan arah
perjalanan Bangsa Indonesia untuk mencapai cita-cita seluruh bangsa. Lagu ini
mengarahkan masyarakat Indonesia untuk merefleksikan kembali kedudukan
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia yang harus dipertahankan
untuk melawan perang modern. Wacana pergantian Pancasila bermunculan, hal
ini disebabkan masyarakat menganggap nilai Pancasila tidak relevan lagi
dijadikan sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia. Pertanyaan pun muncul,
sebenarnya wacana pergantian Pancasila disebabkan oleh nilai Pancasila yang
tidak relevan di masa kini, atau rakyat Indonesia tidak mengetahui nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila?
Makalah ini membahas deskripsi analisis lagu “Pancasila Rumah Kita”
sebagai refleksi penggalian kembali nilai Pancasila untuk menghadapi serangan
perang modern. Pembahasan dalam makalah ini antaralain: (1) deskripsi perang
modern, (2) analisis nilai Pancasila dalam lagu “Pancasila Rumah Kita”, dan (3)
analisis fungsi sosial lagu “Pancasila Rumah Kita” bagi masyarakat.
Pemaknaan Pancasila bukan hanya dilakukan melalui pembelajaran di
kelas-kelas dengan teori. Akan tetapi, pembelajaran tersebut harus dilakukan
dengan metode yang mudah dipahami, misalnya menggunakan media audio
visual. Pembelajaran dan pemaknaan nilai Pancasila adalah langkah awal untuk
menghadapi perang modern. Pemaknaan nilai Pancasila dinyatakan berhasil
apabila masyarakat dapat menerapkan nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Kata Kunci: Perang Modern, Pancasila, dan Lagu “Pancasila Rumah Kita”.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perang modern mengancam posisi Bangsa Indonesia sebagai negara
merdeka. Tingginya arus globalisasi dan modernisasi yang didukung kemajuan
teknologi menjadikan perang modern menjadi cepat bergerilya. Negara adikuasa
yang memrakarsai jalannya perang modern ini mengubah pola pikir masyarakat
melalui film, lagu, dan gaya hidup ala western. Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno
(dalam Ana, 2006: 14) mengungkapkan bahwa.
Banyak dari masyarakat bangsa ini yang tidak menyadari, bahwa eskalasi
Hakikat Ancaman terhadap keberadaan dan peran serta kelangsungan
hidup Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia tersebut, diawali
dan ditandai dengan meningkatnya kegiatan “perang modern multi
dimensi” yang diciptakan dan digerakkan oleh kekuatan-kekuatan besar
dunia (the major powers) sebagai substitusi atas telah berakhirnya era
“perang dingin”, yang spektrumnya berfokus pada upaya mengubah
Sistem Berfikir suatu masyarakat bangsa yang dijadikan target perang
gaya baru dimaksud.
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia mulai dilupakan oleh
masyarakat maupun elit politik. Masyarakat dan elit politik lebih tertarik pada
paham yang ditawarkan oleh dunia Barat. Condongnya sikap dan perilaku Bangsa
Indonesia pada paham western menjauhkan Bangsa Indonesia dari nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Kesadaran akan pentingnya pendidikan Pancasila
mulai berkurang seiring berjalannya waktu. Hal inilah yang menyebabkan makna
Pancasila menjadi kabur. Wacana pergantian Pancasila pun muncul. Pancasila
dianggap tidak lagi relevan untuk menjadi dasar negara di era reformasi.
Nilai Pancasila telah berkembang menjadi nilai budaya Bangsa Indonesia
sejak zaman kerajaan. Pancasila bukanlah sebuah rumusan yang dibuat oleh the
founding father dan terjadi dalam satu waktu, tetapi Pancasila merupakan
penggabungan nilai luhur budaya bangsa dengan proses perumusan yang lama.
Kuatnya nilai budaya bangsa yang terkandung dalam Pancasila harus tetap dijaga
dan dipertahankan untuk menemani perjalanan Bangsa Indonesia. Bangsa
Indonesia harus lebih pandai mengatur strategi dalam menghadapi serangan
2
perang modern. Meningkatnya kajian untuk menggali local genius dan pemberian
dana untuk kegiatan penelitian merupakan langkah awal untuk membangkitkan
nasionalisme ilmuwan dan generasi muda. Dalam Kaelan (2001: 13) menyebutkan
bahwa.
Landasan yuridis perkuliahan Pendidikan Pancasila di pendidikan tinggi
tertuang dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Pasal 39 telah menetapkan bahwa isi kurikulum
setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan, wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidika Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Berbagai upaya dilakukan untuk menanamkan nilai Pancasila pada generasi muda.
Akan tetapi, upaya pembelajaran Pancasila belum dapat membuahkan hasil yang
maksimal. Generasi muda hanya mengikuti pembelajaran Pancasila untuk
memenuhi syarat yang ditetapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Pembelajaran klasik menggunakan teori-teori yang diajarkan dalam ruang kelas
membuat mereka bosan, dan akhirnya pembelajaran tersebut tidak memberi
manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Upaya pembelajaran Pancasila kurang
mendapat perhatian, karena generasi muda lebih tertarik menerapkan nilai dalam
film dan lagu dari Barat. Untuk menyiasati hal tersebut, perlu diadakan modifikasi
dalam pembelajaran Pancasila, misalnya penyampaian teori melalui film nasional,
lagu nasional, dan karya nasional. Oleh sebab itu, penggalian kembali nilai
Pancasila dapat dimulai melalui pemaknaan lagu “Pancasila Rumah Kita”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
antaralain. (1) Apa yang dimaksud dengan perang modern? (2) Bagaimana
analisis nilai Pancasila dalam lagu “Pancasila Rumah Kita”? (3) Apa fungsi sosial
lagu “Pancasila Rumah Kita” bagi masyarakat?
1.3 Tujuan
a. mendeskripsikan pengertian perang modern,
b. menganalisis kedudukan dan nilai-nilai dalam Pancasila, dan
c. menganalisis fungsi sosial lagu “Pancasila Rumah Kita” bagi masyarakat.
3
BAB II
PANCASILA SEBAGAI SENJATA MELAWAN PERANG MODERN
2.1 Deskripsi Perang Modern
Berakhirnya perang dingin tidak mengakhiri keinginan “the major powers”
untuk menguasai dunia. Pasca perang dingin, Amerika sebagai salah satu “the
major powers” menekankan aspek yang bersifat lebih moralistik dalam kebijakan
luar negerinya. Pandangan orang Amerika yang menganggap dirinya sebagai
“orang-orang terpilih” dan ditakdirkan untuk menyebarluaskan cara Amerika
menandai berawalnya perang modern. Perang modern adalah perang non-militer
yang dilancarkan oleh “the major powers” dengan cara memengaruhi sistem
IPOLEKSOSBUDHAN (Ideologi Politik Ekonomi Sosial Budaya dan
Pertahanan) suatu negara dengan tujuan menghancurkan negara tersebut. Amerika
memulainya dengan memperkenalkan gaya hidup masyarakatnya melalui media
hiburan. Amerika memengaruhi kebijakan luar negeri dan menjalankan retorika
bantuan pada sebuah negara dengan misi tersembunyi. Pada akhirnya, negara
yang mendapat bantuan tersebut kehilangan kemerdekaannya dan harus mengikuti
semua perintah Amerika (Abraham, 2004: 62-63).
Maraknya peredaran narkoba, aksi pornografi dan pornoaksi, premanisme,
dan terorisme merupakan bentuk perang modern. Terbukanya peluang dalam
dunia hiburan mempermudah bangsa Barat untuk melakukan serangan perang
modern tanpa disadari oleh Bangsa Indonesia. Tergesernya film dan lagu nasional
oleh asing mengakibatkan pergeseran cara pandang Bangsa Indonesia. Dalam film
produksi asing, Bangsa Indonesia dikenalkan dengan paham kapitalisme dan
hedonisme; tayangan pornografi dan pornoaksi; dan narkoba, minuman keras, dan
hiburan malam. Film produksi asing yang disajikan secara kreatif dan
menawarkan pengalaman baru selalu menarik perhatian Bangsa Indonesia. Akan
tetapi, Bangsa Indonesia cenderung melihat hanya dari sisi hiburan, sehingga
mereka ikut larut dalam cerita dan menerapkan gaya hidup dalam tiap adegan
tanpa menyesuaikannya dengan budaya Bangsa Indonesia. Di lain pihak, produser
film dan lagu nasional mengalami penurunan kualitas. Produser cenderung
4
memertahankan prinsip kapitalisme, membuat film dan lagu yang sedang trend di
pasaran untuk memeroleh keuntungan dan mengesampingkan kualitas produksi.
Menumbuhkan rasa nasionalisme dalam jiwa Bangsa Indonesia adalah
cara yang tepat untuk menghadapi serangan perang modern. Rasa nasionalisme
yang mulai pudar seiring berjalannya waktu harus segera ditanamkan kembali
melalui penggalian nilai budaya Indonesia dengan cara yang menarik dan mudah
dimengerti. Analisis terhadap lagu nasional “Pancasila Rumah Kita” merupakan
salah satu upaya untuk menggali dan mensosialisasikan kembali nilai-nilai
Pancasila di tengah masyarakat. Musikji Markas (2011) memublikasikan lirik lagu
“Pancasila Rumah Kita” yang tersusun dari sebelas kalimat pendek berbunyi,
“Pancasila rumah kita. Rumah untuk kita semua. Nilai dasar Indonesia. Rumah
kita selamanya. Untuk semua puji nama-Nya. Untuk semua cinta sesama. Untuk
semua warna menyatu. Untuk semua bersambung rasa. Untuk semua saling
membagi. Pada setiap insan, sama dapat sama rasa. Oh, Indonesia”. Dengan
mendengarkan atau melantunkan lagu tersebut, masyarakat mulai belajar untuk
mencintai lagu nasional. Selain itu, masyarakat juga diingatkan kembali pada nilai
luhur budaya Indonesia yang harus dijunjung tinggi dan diterapkan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
2.2 Analisis Pancasila dalam Lagu “Pancasila Rumah Kita”
2.2.1 Analisis Kedudukan Pancasila
Pancasila memiliki fungsi dan kedudukan sebagai pandangan hidup
bangsa, dasar negara Republik Indonesia, serta ideologi Bangsa dan Negara
Indonesia yang memiliki arti penting dalam perjalanan Bangsa dan Negara
Indonesia. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mengandung rangkaian
nilai luhur budaya Indonesia yang dijadikan wawasan untuk mengarahkan
langkah Bangsa Indonesia dari waktu ke waktu. Pandangan hidup yang telah
dipegang teguh Bangsa Indonesia ditransformasikan menjadi dasar negara yang
mengatur penyelenggaraan negara. Pancasila sebagai dasar negara diibaratkan
seperti rumah, tempat kembali segala kebijakan. Kebijakan yang akan dikeluarkan
harus diselaraskan dengan budaya Bangsa Indonesia, sehingga kebijakan tersebut
5
sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi Bangsa dan
Negara Indonesia menggambarkan cara berpikir masyarakat, bangsa, maupun
negara Indonesia, serta membentuk masyarakat menuju cita-citanya, sehingga
terciptalah hubungan yang bersifat dialektis antara ideologi dengan masyarakat
negara (Kaelan, 2001: 194-210).
Undang-undang Dasar 1945 yang memuat Pancasila sebagai gagasan dan
cita-cita bangsa pernah mengalami pergantian dalam sistem pemerintahan negara
Indonesia. Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno (dalam Ana, 2006: 39-53)
memaparkan kronologi perjalanan Pancasila sebagai berikut.
Tabel Kronologi Perjalanan Pancasila
Periode Situasi Indonesia Penyikapan terhadap
Pancasila Efektivitas Pancasila
17-08-
1945
sampai
27-12-
1949
a. Merebut dan
memertahankan
kemerdekaan
b. Agresi militer dengan
Belanda
c. Pemberontakan kaum
komunis (PKI Muso),
pemberontakan
DI/TII/NII
d. Konstitusi yang
berlaku Undang-
undang Dasar 1945
e. Terjadi perubahan
sistem kabinet dari
Presidensiil menjadi
Parlementer
a. Pengetahuan tentang
kedudukan Pancasila
cukup kental
b. Pemahaman tentang
Pancasila masih
terbatas pada
pengertian secara
garis besar sila demi
sila
Efektivitas di kalangan
elit politik dan
penyelenggara negara
amat kuat. Terbukti
dari:
a. Diadakannya
Departemen Agama
dalam kabinet
b. Tingginya semangat
musyawarah untuk
mufakat
c. Tingginya semangat
persatuan dan
kesatuan antar
komponen anak
bangsa dalam
semangat
perjuangan merebut
dan
mempertahankan
kemerdekaan NKRI
27-12-
1949
sampai
17-08-
1950
a. NKRI berubah
menjadi Negara RIS
(Republik Indonesia
Serikat)
b. Konstitusi yang
berlaku adalah
Konstitusi RIS
c. Belanda mencoba
memecah belah sikap
berpikir dan
pandangan politik
para tokoh dan
a. Rumusan Pancasila
berbeda, tetapi
urutan dan
substansinya relatif
sama
b. Pengetahuan tentang
Pancasila cukup
kental
c. Pancasila tetap
bertahan menjadi jati
diri Bangsa
Indonesia
Efektivitas Pancasila
cukup tinggi, terbukti
dengan:
a. Para elit politik
memperjuangkan
TNI sebagai inti
Angkatan Perang
Republik Indonesia
b. Adanya desakan
agar Indonesia
kembali bersatu ke
dalam NKRI
6
pemimpin Bangsa
Indonesia
c. Adanya keinginan
kuat untuk
mengubah UUD RIS
menjadi UUDS
1950
d. Tingginya semangat
persatuan dan
kesatuan tanpa
memandang latar
belakang unsur
primordialnya
e. Tingginya semangat
musyawarah dan
mufakat
17-08-
1950
sampai
05-07-
1959
a. Konstitusi yang
berlaku UUDS 1950
b. Sistem kabinet
Parlementer
c. Sistem demokrasi
liberal yang lebih
mengutamakan
kepentingan individu
dari pada kepentingan
bersama
d. Pemberontakan PRRI
dan Permesta di
Sumatera dan
Sulawesi
e. Program pemerintah
tidak terlaksana
karena sering terjadi
pergantian kabinet
f. Diselenggarakan
pemilu untuk memilih
anggota DPR dan
anggota Konstituante
(membuat RUUD
yang permanen)
g. Konstituante tidak
berhasil merumuskan
RUUD yang
permanen, karena
masalah dasar negara
yang menjadi
perdebatan
h. Keadaan tidak stabil
dianggap dapat
membahayakan
persatuan dan
kesatuan bangsa,
bahkan eksistensi
NKRI
a. Rumusan Pancasila
berubah, tetapi
urutan dan
substansinya relatif
tetap
b. Terjadi beberapa
penyimpangan dan
perbedaan, antara
lain: sistem
demokrasi yang
mengarah ke
liberalisme, lebih
mengedepankan hak-
hak individu, sistem
musyawarah
bergeser ke semangat
menang-kalah
berdasarkan prinsip
mayoritas-minoritas,
persatuan dan
kesatuan nyaris
terancam, perbedaan
pandangan tentang
rumusan sila pertama
a. Efektivitas mulai
terdistorsi karena
adanya pergeseran
sikap dari kalangan
para elite politik dan
penyelenggara negara
b. Efektivitas Pancasila
membaik setelah
dikeluarkannya Dekrit
Presiden 5 Juli 1959
oleh Presiden
Soekarno
7
05-07-
1959
sampai
30-09-
1965
(Orde
Lama)
a. Sistem Demokrasi
Terpimpin
b. Dilancarkan operasi
pembebasan Irian
Barat
c. Dilancarkan operasi
Dwikora sebagai
reaksi atas akan
dibangunnya
pangkalan militer
asing di Kalimantan
Utara
d. Terjadi benturan
kepentingan politik
yang membahayakan
stabilitas nasional
sebagai akibat
penyimpangan
konstitusional
maupun polarisasi
terhadap Pancasila
e. Terjadinya
pemberontakan
G30S/PKI pada tahun
1965
a. Kedudukan serta
nilai Pancasila mulai
bergeser dalam
kehidupan Bangsa
Indonesia
b. Terjadi banyak
penyimpangan, di
antaranya: konsepsi
Pancasila yang
bergeser menjadi
konsepsi Nasakom,
“Demokrasi
Terpimpin”
cenderung menjadi
instrumen kekuasaan
c. Kekuasaan Presiden
teramat kuat, terbukti
dari pembubaran
DPR hasil Pemilu
1955
d. Pimpinan Lembaga
Tertinggi dan Tinggi
Negara diangkat
menjadi Menteri di
bawah Presiden
e. PKI di bawah
komando Aidit dapat
mempengaruhi dan
memanfaatkan
kekuasaan tunggal
Presiden untuk
merealisasikan
keinginan
mengkomuniskan
Indonesia
a. Efektivitas Pancasila
mengalami
pergeseran, karena
ada kelompok yang
ingin memanfaatkan
dan
menyalahgunakan
Pancasila demi
kepentingan politis-
ideologis yang
dikehendaki
b. Pancasila masih
ampuh dalam
menggalang
semangat persatuan
dan kesatuan Bangsa
Indonesia
1966-
1998
(Orde
Baru)
a. Penekanan upaya
untuk melaksanakan
Pancasila dan UUD
1945 secara murni
dan konsekuen
b. Titik berat kegiatan
nasional dipusatkan
pada pembangunan
nasional yang
berpijak di atas
landasan idiel
Pancasila dan
landasan
konstitusional UUD
1945
c. Konsep
pembangunan
mengacu pada Trilogi
a. Penyikapan terhadap
Pancasila sepanjang
kurun waktu 30
tahun terjadi
peningkatan
b. Dilaksanakan
Penataran P-4 di
kalangan Pegawai
Negeri, ABRI, dan
para calon
mahasiswa, serta
kegiatan simulasi P-
4 di kalangan
masyarakat
pedesaan. Akan
tetapi, simulasi
tersebut tidak
mencakup seluruh
Efektivitas Pancasila
dalam kehidupan
berbangsa dan
bernegara selama tiga
dasa warsa cukup terasa,
ditandai dengan:
a. Pancasila dijadikan
Landasan Idiel
Pembangunan
Nasional
b. Pancasila
dinyatakan sebagai
satu-satunya asas
bagi Orsospol dan
Ormas
c. Mantapnya
persatuan dan
kesatuan serta
8
Pembangunan
Nasional (Stabilisasi,
Pertumbuhan, dan
Pemerataan)
d. Indonesia mampu
ber-swasembada
beras pada tahun
1985
e. Terjadi upaya
penekanan,
pengurungan
(containtment), dan
pengepungan
(encirclement) -dari
the major powers-
yang dilakukan secara
sistemik dan
sistematik dengan
berbagai isu
keterbukaan,
demokratisasi,
kebebasan, hak asasi
manusia, lingkungan
hidup, dan non
diskriminasi terhadap
kaum minoritas.
f. Pertengahan tahun
1997 terjadi krisis
moneter yang
bermuara pada
pergantian
Pemerintahan serta
perombakan total
terhadap Sistem
Kehidupan Nasional
di berbagai bidang
lapisan masyarakat,
misalnya para
pengusaha,
wartawan, seniman,
politisi, organisasi
massa, dan pengajar
c. Upaya implementasi
Pancasila terkesan
belum sempat
dilakukan secara
optimal
kerukunan dan
kepedulian di antara
sesama warga
bangsa
d. Adanya Lembaga
BP-7 dan P-4 yang
membimbing,
mengarahkan, dan
mengawasi
pemasyarakatan
pemahaman dan
penghayatan serta
pengamalan
Pancasila dalam
praktek kehidupan
nyata sehari-hari
e. Keberhasilan
pembangunan di
segala bidang
1998-
sekarang
(Reform
asi)
a. Periode transisional
menuju tercapainya
sistem kehidupan
nasional yang lebih
baik
b. Tumbuhnya sikap
individualis dalam
jiwa Bangsa
Indonesia
c. Tidak adanya sinergi
antara masyarakat
yang individualis dan
pemerintah yang
berjuang keras dan
bekerja cerdas untuk
dapat memulihkan
roda perekonomian
a. Penyikapan Bangsa
Indonesia terhadap
Pancasila semakin
terpolarisasi,
sehingga beberapa
golongan tidak lagi
menaruh apresiasi
terhadap Pancasila
b. Adanya
kecenderungan untuk
berpaling kepada
dasar falsafah yang
lain
Efektivitas Pancasila
menjadi semakin kecil,
karena Pancasila
cenderung sudah
dilupakan dan
ditinggalkan
9
yang tersendat
d. Terjadi banyak
penyimpangan sosial
yang merugikan
masyarakat dan
negara, misalnya
korupsi, sindikat
“mafia” peradilan,
perdagangan narkoba
dan miras, dan
pelanggaran
perbatasan
Pancasila adalah dasar negara yang tepat untuk menemani perjalanan
Bangsa dan Negara Indonesia. Perubahan Pancasila membuat Bangsa Indonesia
kehilangan jati diri, sehingga terjadi banyak kegagalan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Perpecahan internal dalam Bangsa Indonesia terjadi
beberapa kali melalui aksi pemberontakan oleh kelompok tertentu. Kondisi
berbeda ditunjukkan dalam periode Orde Baru. Upaya efektivitas Pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara melalui pembentukan BP-7 dan P-4,
menjadikan Pancasila sebagai landasan idiel pambangunan nasional, dan
Pancasila dinyatakan sebagai landasan dasar pembentukan Orsospol dan Ormas
memberikan dampak positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh
sebab itu, Pancasila yang mengandung budaya luhur Bangsa Indonesia dijadikan
sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental (PKNF) yang mempunyai
hakikat dan kedudukan yang tetap dan tidak dapat diubah secara hukum.
2.2.2 Analisis Nilai Pancasila
Pancasila mempunyai akar yang kuat pada sejarah, peradaban, agama,
hidup, ketatanegaraan, kegotongroyongan, struktur sosial yang termuat dalam
nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, politik, dan kemasyarakatan. Pancasila
mengandung nilai budaya yang dipegang oleh Bangsa Indonesia sejak zaman
kerajaan. Nilai budaya yang berkembang dari waktu ke waktu dirumuskan dan
diidentifikasi, sehingga terciptalah struktur nilai yang sesuai dengan jati diri
Bangsa Indonesia (Suwarno, 1993: 17).
10
Dalam kehidupan berbangsa, nilai Ketuhanan menjadi nilai dasar yang
terealisasikan dalam sila pertama. Artinya, Bangsa Indonesia memilih memegang
nilai dasar untuk percaya dan yakin pada Tuhan yang satu. Keyakinan pada Tuhan
yang satu menunjukkan Indonesia bukanlah negara sekuler. Keyakinan pada
Tuhan yang satu bukan hanya sebuah teori, tetapi juga diterapkan dalam
kehidupan tiap rakyat Indonesia. Tiap rakyat Indonesia wajib memeluk satu
agama yang telah diakui oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Agama yang
diakui oleh negara adalah agama yang memiliki kitab suci, keyakinan pada Tuhan
Yang Maha Esa, dan tata aturan peribadatan. Selain itu, keyakinan pada Tuhan
yang satu diterapkan menjadi dasar pembangunan Bangsa Indonesia.
Dari konsep ketuhanan yang dianut, Bangsa Indonesia menyadari bahwa
manusia memiliki posisi yang sama, sehingga terwujudlah nilai kemanusiaan yang
menumbuhkan sikap saling menghargai dalam kehidupan berbangsa. Sebagai
negara kepulauan dengan berbagai suku bangsa dan budaya, perbedaan yang ada
harus dijadikan sebagai warna yang indah. Untuk menuju persatuan Indonesia dan
menghindarkan konflik dalam masyarakat yang heterogen, diskriminasi harus
dihilangkan dalam masyarakat. Oleh sebab itu, pemerintah melindungi hak asasi
setiap rakyat Indonesia, sehingga seluruh rakyat Indonesia dapat diperlakukan
secara adil dan beradab.
Dengan semangat persatuan, Bangsa Indonesia saling bersambung rasa
dalam pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk mewujudkan
nilai politik yang luhur. Dalam pemerintahan, rakyat Indonesia dapat
menyampaikan pendapatnya melalui wakil rakyat yang tergabung dalam Dewan
Permusyawaratan Rakyat. Wakil rakyat harus bekerja untuk kepentingan
masyarakat luas, bukan untuk mencapai kepentingan kelompok atau pribadi.
Selain itu, wakil rakyat juga harus mendengarkan dan melihat secara langsung
kehidupan rakyat kecil untuk dapat memahami keadaan rakyat Indonesia yang
sesungguhnya, sehingga wakil rakyat dapat menyampaikan, memberi solusi, dan
mengambil langkah tepat dalam kebijakan pemerintah. Berbagai kebijakan yang
akan diambil pemerintah harus melalui mufakat terlebih dahulu. Voting dapat
dilakukan apabila belum diperoleh kesepatakan dalam mufakat.
11
Kebijakan pemerintah adalah kebijakan yang adil dan tidak berseberangan
dengan ajaran agama. Kebijakan tersebut bertujuan untuk memberikan
kesejahteraan sosial yang merata, sehingga tidak terjadi diskriminasi kelompok
dalam masyarakat Indonesia yang multikultural. Di samping itu, kebijakan
pemerintah juga harus memerhatikan keadaan rakyat secara menyeluruh, sehingga
kebijakan tersebut dapat mengantarkan Bangsa Indonesia pada pencapaian cita-
cita bangsa. Keberagaman budaya Indonesia yang diimbangi dengan rasa saling
membagi menciptakan sebuah harmoni yang indah dalam nilai kemasyarakatan
(Lebang, 2006:70).
Pancasila mengandung empat nilai yang diwujudkan ke dalam lima sila.
Akan tetapi, setiap nilai dan sila dalam Pancasila tidak berdiri sendiri dan tidak
terpisah dari yang lain, nilai tersebut disusun untuk saling mengisi dan
mengkualifikasi. Keempat nilai tersebut tercermin dalam syair kelima sampai
kesembilan lagu “Pancasila Rumah Kita”. Syair tersebut mengisyaratkan bahwa
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memuji nama Tuhan Yang Maha Esa dan
saling mencintai antar manusia, mereka melebur perbedaan yang ada untuk saling
memahami perasaan dalam tiap jiwa Bangsa Indonesia, dan saling membagi untuk
mewujudkan cita-cita Bangsa Indonesia.
2.2.3 Fungsi Sosial Lagu “Pancasila Rumah Kita” bagi Masyarakat
Lagu “Pancasila Rumah Kita” memiliki fungsi sebagai media hiburan.
Akan tetapi, syair yang digunakan dalam lagu tersebut dapat memberikan fungsi
sosial baru, yaitu fungsi sebagai media pembelajaran. Melalui lagu “Pancasila
Rumah Kita”, pendengar dapat mengetahui kedudukan dan nilai yang terkandung
dalam Pancasila. Selain itu, lagu “Pancasila Rumah Kita” juga menekankan tujuan
Bangsa Indonesia untuk mencapai keadilan sosial dengan penerapan asas sama
dapat sama rasa. Lagu tersebut mengandung syair yang mudah dipahami dan
dinikmati sewaktu-waktu. Dengan mendengarkan atau melantunkan syair
“Pancasila Rumah Kita”, rasa nasionalisme dalam jiwa Bangsa Indonesia akan
tumbuh.
12
Syair lagu “Pancasila Rumah Kita” meluruskan penyikapan keliru
terhadap Pancasila yang terjadi di masyarakat. Saat ini, Pancasila hanya dijadikan
“hiasan” dalam pemerintahan, karena dalam kenyataan, sikap dan kebijakan
pemerintah terkesan jauh dari nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila
bergeser dari makna aslinya. Ketuhanan yang Maha Esa sebagai wujud dari nilai
ketuhanan berubah menjadi “keuangan yang maha kuasa”. Nilai kemanusiaan
berubah makna menjadi kemanusiaan yang adil dan beradap hanya bagi persatuan
keluarga. Nilai politik yang seharusnya mengutamakan kepentingan rakyat
berubah menjadi politik yang mengutamakan kepentingan kelompok, dan
kerakyatan berubah dipimpin oleh voting. Nilai kemasyarakatan yang seharusnya
bermakna kesejahteraan sosial yang berlaku adil untuk seluruh rakyat Indonesia
berubah menjadi kesejahteraan bagi sanak saudara. Oleh karena itu, Pancasila
harus dimaknai secara benar dan berlaku untuk seluruh rakyat Indonesia, sehingga
Pancasila dapat mengantarkan Indonesia pada jalan yang benar untuk mencapai
cita-cita Bangsa Indonesia.
Pemahaman dan penerapan nilai Pancasila akan membuat Bangsa
Indonesia kembali pada kepribadian dirinya. Bangsa Indonesia akan berjalan
sesuai dengan nilai luhur yang telah mengakar dalam dirinya. Bangsa Indonesia
tidak akan terombang-ambing dalam arus globalisasi, karena pengaruh globalisasi
disesuaikan terlebih dahulu dengan nilai Pancasila. Pemahaman dan pengamalan
nilai Pancasila yang dilakukan dengan baik dan penuh kesadaran, tidak akan
membuat Negara Indonesia menjadi terpuruk dan hancur dalam perang modern.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perang modern adalah perang tersembunyi yang bertujuan menghancurkan
suatu negara dengan menyerang sistem pemikiran masyarakatnya. Infiltrasi
melalui media hiburan yang memperkenalkan gaya hidup western merupakan
serangan awal perang modern. “The major powers” sebagai penggagas perang
modern menjadikan negara berkembang sebagai sasaran penyerangan, salah
satunya Negara Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari meningkatnya kasus narkoba,
minuman keras, pornoaksi, dan pornografi dalam kehidupan masyarakat
Indonesia. Minimnya filter dalam menerima budaya baru membuat Bangsa
Indonesia melangkah menjauhi kepribadiannya, Pancasila.
Pancasila merupakan kepribadian Bangsa Indonesia yang memuat empat
nilai luhur, yaitu nilai Ketuhanan, kemanusiaan, politik, dan kemasyarakatan.
Keempat nilai tersebut wajib dijadikan dasar dalam kehidupan bernegara dan
tidak dapat diganti dengan nilai yang lain. Nilai tersebut dipelajari, dipahami,
diterapkan, serta dijadikan filter untuk menghadapi pemikiran baru.
Lagu “Pancasila Rumah Kita” memiliki dua fungsi sosial bagi masyarakat,
yaitu sebagai media hiburan dan media pembelajaran. Kedudukan dan nilai
Pancasila, serta tujuan Bangsa Indonesia terangkum dalam syair lagu “Pancasila
Rumah Kita”. Maraknya film dan lagu western di Indonesia harus diimbangi
dengan produksi film dan lagu nasional yang mendidik dan berkualitas.
Pembelajaran teoretis dalam ruang kelas harus dilengkapi dengan pembelajaran
kreatif-imajinatif melalui analisis maupun pembuatan film pendek dan lagu
nasional.
3.2 Tinjauan Kritis
Euforia globalisasi yang dialami Bangsa Indonesia mengalienasikan
Bangsa Indonesia dari kepribadiannya. Gaya hidup western yang semakin banyak
diikuti masyarakat mengakibatkan munculnya penyimpangan sosial, peningkatan
konsumsi, dan hedonisme. Upaya pemerintah yang menetapkan Pendidikan
14
Pancasila sebagai kurikulum pendidikan sekolah dan menjadi mata kuliah wajib di
Universitas, terkesan tidak memberikan dampak praktis. Perilaku generasi muda
lebih condong pada gaya hidup yang ditiru dari film dan lagu western yang jauh
dari nilai Pancasila. Pemerintah seharunya mendukung seniman untuk mem-
produksi film dan lagu nasional yang dapat dijadikan sebagai media sosialisasi
untuk mengembangkan rasa nasionalisme Bangsa Indonesia. Apabila Bangsa
Indonesia tidak dapat memaknai dan menerapkan nilai Pancasila dengan baik,
Bangsa Indonesia akan terpuruk dan hancur dalam perang modern.
15
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, Rita. 2004. Development Discourse and Good Governance in Africa.
Terjemahan Heru Prasetia: Sudut Gelap Kemajuan. Lafadl Pustaka:
Yogyakarta.
Kaelan. 2001. Pendidikan Pancasila. Paradigma:Yogyakarta.
Lebang, Tomi. 2006. Berbekal Seribu Akal Pemerintahan dengan Logika. PT
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Sutrisno, Try. 2006. Penyikapan terhadap Pancasila dan Efektivitasnya
sebagai Landasan, Orientasi, dan Rambu-Rambu bagi Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara di Masa Lalu, Kini, dan Masa Mendatang.
Dalam Pemikiran Para Pemimpin Negara tentang Pancasila. Ana, Ika
Dewi, dkk.ed. Aditya Media: Yogyakarta.
Suwarno, P.J. 1993. Pancasila Budaya Bangsa Indonesia. Kanisius: Yogyakarta.
Laman Internet:
Markas, Musikji. 2011. Lirik Lagu Franky Sahilatua Pancasila Ruma Kita.
http://www.musikji.net/2011/08/lirik-lagu-franky-sahilatua-pancasila.html,
diakses tanggal 5 Juni 2012 pukul 19:47 wib.