Olahraga dan pembangunan negara

32
OLAHRAGA DAN PEMBANGUNAN NEGARA ( Tugas Makalah Dasar –Dasar Ilmu Keolahragaan) Dosen Pengampu: Prof. Dr. Suharjana,M.Kes Dr. Widiyanto, M.Kes Disusun oleh: Ratia Hesti Putridinanti, S.Pd NIM. 14711251013

Transcript of Olahraga dan pembangunan negara

OLAHRAGA DAN PEMBANGUNAN NEGARA( Tugas Makalah Dasar –Dasar Ilmu Keolahragaan)

Dosen Pengampu:Prof. Dr. Suharjana,M.Kes

Dr. Widiyanto, M.Kes

Disusun oleh:

Ratia Hesti Putridinanti, S.PdNIM. 14711251013

JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAANPROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2014

Kata Pengantar

Ilmu keolahragaan adalah pengetahuan yang

sistematis dan terorganisir tentang fenomena

keolahragaan yang dibangun melalui sebuah sistem

penelitian ilmiah yang diperoleh dari medan–medan

penyelidikan, produk nyata ilmu keolahragaan tampak

dalam batang tubuh pengetahuan. Disiplin ilmu

keolahragaan bersandar pada prostulat, asumsi dan

prinsip yang berbeda sesuai dengan rumpun akar disiplin

ilmu.

Fungsi ilmu keolahragaan adalah untuk mengaji

persoalan berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi

dan mengungkapkan pengetahuan sebagai jawabannya secara

ilmiah. Selain itu olahraga juga berkaitan dengan

pembangunan suatu negara baik dibidang ekonomi,

politik, agama, budaya dan lain sebagainya.

Untuk itu penulis akan membahas lebih lanjut

tentang olahraga dan pembangunan negara. Namun penulis

menyadari makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan

maka daripada itu penulis sangat mengharapkan saran dan

kritik terhadap makalah ini. Atas saran dan kritik

penulis ucapkan terimakasih.

Yogyakarta, 12 September 2014

Ratia Hesti Putridinanti, S.Pd

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga telah menjadi bagian hidup dari

sebagian besar masyarakat Indonesia, baik di kota

besar maupun di pelosok pedesaan. Olahraga adalah

bagian integral dari kebudayaan masyarakat

indonesia. Olahraga adalah proses sistematik yang

berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat

mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi

jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan

atau anggota masyarakat berupa permainan,

petandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan

manusia yang memiliki Ideologi yang seutuhnya dan

berkualitas berdasarkan Dasar Negara atau Pancasila.

Menurut kodratnya olahraga merupakan kebutuhan

manusia yang bersumber kepada kebesaran dan

keagungan Tuhan Yang Maha Esa, merupakan salah satu

unsur pokok dan sangat berpengaruh di dalam

pembangunan rohani dan jasmani setiap insan manusia

didalam rangka pembangunan manusia seutuhnya, yang

sangat dibutuhkan didalam pelaksanaan pembangunan

bangsa  dan negara menuju masyarakat yang sehat dan

bermartabat. Oleh karena itu, merupakan hak setiap

insan untuk melaksanakan dan berpartisipasi dalam

kegiatan olahraga.

Olahraga yang dilaksanakan secara terencana,

terarah dan baik serta berkesinambungan dapat

mengembangkan ketahanan yang bersifat menyeluruh,

mampu meningkatkan ketrampilan, kedisiplinan,

penghayatan nilai-nilai sportivitas, nilai-nilai

moral dan estetika sekaligus meningkatkan prestasi.

Selain itu juga dapat meningkatkan dan mengembangkan

kemampuan   manajerial dan kepemimpinan yang sangat

diperlukan sebagai generasi muda penerus bangsa.

Prestasi olahraga merupakn hasil yang diperoleh

atas usaha dan kerja keras dalam bidang olahraga.

Prestasi olahraga pasti tidak lepas dari tingkat

kedisiplinan para atlet dalam latihan yang dilakukan

secara terus menerus.

Negara adalah organisasi masyarakat yang

mempunyai daerah tertentu dimana kekuasaan negara

berlaku sepenuhnya sebagai suatu kedaulatan,

sedangkan Prof. Miriam Budiardjo memberikan

pengertian Negara adalah organisasi dalam suatu

wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah

terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan yang

dapat menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan

bersama itu. Jadi Negara adalah sekumpulan orang

yang menempati wilayah tertentu dan diorganisasi

oleh pemerintah negara yang sah, yang umumnya

mempunyai kedaulatan (keluar dan ke dalam). Disetiap

negara olahraga menjadi bagian yang sangat penting

baik untuk fungsi kesehatan juga di bidang politik,

ekonomi, budaya dll.

Dunia olahraga saat ini dan bahkan yang akan

datang, tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Olahraga

tidak hanya sebagai kebutuhan untuk menjaga

kebugaran tubuh, akan tetapi telah merasuk dalam

semua sektor kehidupan. Lebih jauh lagi, prestasi

olahraga dapat mengangkat harkat dan martabat

manusia baik secara individual, kelompok,

masyarakat, bangsa dan Negara (HR. Agung Laksono :

kompas 20/06/04).

B. Batasan Masalah

Agar tidak meluas, berdasarkan uraian latar

belakang di atas, makalah ini hanya membahas

olahraga dan pembangunan negara.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan,

pokok pembahasan dalam makalah ini dapat dirumuskan

sbagai berikut :

1. Apa itu olahraga?

2. Apa itu negara?

3. Bagaimana peran olahraga dalam pembangunan

negara?

D. Tujuan Makalah

Untuk mengetahui dan memberikan informasi

tentang hubungan olahraga terhadap pembangunan

negara dan meningkatkan minat masyarakat untuk

berolahraga tidak hanya mencari kebugaran namun juga

mengharumkan nama bangsa dan negara.

E. Manfaat Makalah

Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini, yaitu

sebagai berikut:

1. Bagi pembaca, makalah ini dapat menambah wawasan

serta meningkatkan pemahaman tentang hubungan

olahraga dan pembangunan negara

2. Bagi penulis, dapat menyajikan informasi tentang

olahraga dan pembangunan negara serta

mengharapkan saran dan kritik yang membangun

terhadap makalah yang penulis susun.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Olahraga

1. Definisi Olahraga dan Perkembangan di Indonesia.

Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik

yang terencana dan terstruktur yang melibatkan

gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk

meningkatkan kebugaran jasmani. Olahraga

merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam

kehidupan sehari-hari karena dapat meningkatkan

kebugaran yang diperlukan dalam melakukan

tugasnya. Olahraga dapat dimulai sejak usia muda

hingga usia lanjut dan dapat dilakukan setiap

hari. 

Perkembangan olahraga di Indonesia dalam

perspektif sejarah merupakan bagian integral dari

kebudayaan masyarakat Indonesia. Olahraga bangsa

Indonesia dipengaruhi oleh negara-negara Eropa,

seperti bangsa Belanda, Jerman, Swedia, dan

Austria. Karena itu pula sistem olahraga Jerman,

Swedia, dan Austria mempengaruhi perkembangan

olahraga di Indonesia (Husdarta, 2010:5).

Olahraga adalah hal yang menarik, karena

merupakan pengalaman-pengalaman tindakan manusia

yang terikat secara kultural dan tersedia dalam

informasi yang bervariasi. Pendekatan lintas

kultural dan internasional secara kontinu

mencapai nilai pentingnya, khususnya karena

gerakan, permainan dan olahraga sebagai ekspresi

non-verbal manusia pada dasarnya bersifat

internasional.

Olahraga digemari oleh semua kalangan

masyarakat, terbentuknya olahraga masa kini dari

masyarakat. Olahraga tidak lain terbentuk dari

lingkungan masyarakat dan diperuntukan bagi

masyarakat itu sendiri.  Tingkat perkembangan

olahraga atau bisa dibilang maju tidaknya olahraga

berawal dari masyarakat. Faktor penyebab

perkembangan olahraga dari zaman ke zaman serta

kemunculan berbagai macam olahraga, hingga

terbentuknya olahraga modern atau olahraga masa

kini semua timbul dari kesukaan suatu masyarakat.

Semakin masyarakat secara luas menyukai cabang

olahraga itu, semakin populer olahraga itu

sendiri. Secara garis besarnya bahwa olahraga

bersumber dari masyarakat. Masyarakat mampu

mengembangkan aturan, cara main, sarana dan

prasarana dalam olahraga, sehingga semakin populer

olahraga saat ini.

Gerakan keolahragaan nasional mengalami babak

baru bersamaan dengan diproklamasikannya

kemerdekaan Indonesia. Pemerintah Indonesia

melalui Kementrian Pendidikan dan Pengajaran,

mempropagandakan penyelenggaraan latihan-latihan

dan rehabilitasi fisik dan mental yang telah rusak

selama penjajahan kolonia Belanda dan Jepang

(Husdarta, 2010:20). Masyarakat Indonesia mengakui

bahwa dalam hidup tidak hanya mengalami pengaruh

pikiran dan kemampuan manusia individu saja.

Olahraga memberi kesempatan yang sangat baik untuk

menyalurkan tenaga dengan jalan yang baik di dalam

lingkungan persaudaraan dan persahabatan untuk

persatuan yang sehat dan suasana yang akrab dan

gembira.

Sejalan dengan perkembangan olahraga di Indonesia,

untuk dapat mencapai pemahaman dan prestasi yang

optimal perlu adanya dukungan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK). Dalam olahraga, teknologi bukan

berarti identik dengan pemakaian mesin, tetapi

pencapaian hasil yang lebih baik melalui penerapan

pengetahuan ilmiah (Lutan, Rusli, dkk, 1991:22).

Pengetahuan yang sistematis dan

terorganisir tentang fenomena keolahragaan yang

dibangun melalui sebuah sistem penelitian ilmiah

yang diperoleh dari medan-medan penyelidikan, akan

sangat berperan penting dalam perkembangan

olahraga di Indonesia.

Berbagai definisi yang sudah ada tentang olahraga,

bagaimanapun harus dilandasi suatu argumentasi

yang konsisten. Istilah olahraga yang dipakai

sebagai rujukan pengembangan Ilmu Keolahragaan

adalah definisi yang bersifat umum, rumusan

pedagog asal Jerman, Herbert Haag yang memperoleh

pengakuan internasional:

The world sport is not used in the narrow sense of athletics of

competitive sport, rather it means the sum of physical activities of

formal and informal nature realize mostly in sport discipliness but

also in fundamental forms like calisthenics, fitness training, or

aerobics (Rusli dan Sumardianto, 2000: 7).

Olahraga itu sendiri pada hakikatnya bersifat

netral dan natural, namun masyarakatlah yang

kemudian membentuk dan memberi arti terhadapnya.

Sesuai dengan fungsi dan tujuannya, olahraga dapat

dirinci sebagai berikut.

1. Olahraga pendidikan adalah proses pembinaan

menekankan penguasaan keterampilan dan ketangkasan

berolahraga termasuk juga pembinaan nilai-nilai

kependidikan melalui pembekalan pengalaman yang

lengkap sehingga yang terjadi adalah proses

sosialisasi melalui dan ke dalam olahraga.

2. Olahraga kesehatan adalah jenis kegiatan

olahraga yang lebih menitikberatkan pada upaya

mencapai tujuan kesehatan dan fitnes yang tercakup

dalam konsep well-being melalui kegiatan olahraga.

3. Olahraga rehabilitatif adalah jenis kegiatan

olahraga, atau latihan jasmani yang menekankan

tujuan yang bersifat terapi atau aspek psikis dari

perilaku.

4. Olahraga kompetitif adalah jenis kegiatan

olahraga yang menitik beratkan peragaan performa

dan pencapaian prestasi maksimal yang biasanya

dikelola oleh organisasi olahraga formal, baik

nasional maupun internasional (KDI Keolahragaan,

2000: 10-11).

B. Definisi Negara

Pengertian negara dtinjau dari empat sudut yaitu:

1. Negara sebagai organisasi kekuasaan

Negara adalah alat masyarakat yang mempunyai

kekuasaan untuk mengatur hubungan antara manusia

dalam masyarakat tersebut. Pengertian ini

dikemukakan oleh Logemann dan Harold J. Laski.

Logemann menyatakan bahwa negara adalah organisasi

kekuasaan yang bertujuan mengatur masyarakatnya

dengan kekuasaannya itu. Negara sebagai organisasi

kekuasaan pada hakekatnya merupakan suatu tata

kerja sama untuk membuat suatu kelompok manusia

berbuat atau bersikap sesuai dengan kehendak

negara itu.

2. Negara sebagai organisasi politik

Negara adalah asosiasi yang berfungsi

memelihara ketertiban dalam masyarakat berdasarkan

sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu

pemerintah yang diberi kekuasaan memaksa. Dari

sudut organisasi politik, negara merupakan

integrasi dari kekuasaan politik atau merupakan

organisasi pokok dari kekuasaan politik. Sebagai

organisasi politik negara Bidang Tata Negara

berfungsi sebagai alat dari masyarakat yang

mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan antar

manusia dan sekaligus menertibkan serta

mengendalikan gejala–gejala kekuasaan yang muncul

dalam masyarakat. Pandangan tersebut nampak dalam

pendapat Roger H. Soltou dan Robert M Mac Iver.

Dalam bukunya “The Modern State”, Robert M Mac

Iver menyatakan : “Negara ialah persekutuan

manusia (asosiasi) yang menyelenggarakan

penertiban suatu masyarakat dalam suatu wilayah

berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh

pemerintah yang dilengkapi kekuasaan memaksa.

Menurut RM Mac Iver, walaupun negara merupakan

persekutuan manusia, akan tetapi mempunyai ciri

khas yang dapat digunakan untuk membedakan antara

negara dengan persekutuan manusia yang lainnya.

Ciri khas tersebut adalah : kedualatan dan

keanggotaan negara bersifat mengikat dan memaksa.

3. Negara sebagai organisasi kesusilaan

Negara merupakan penjelmaan dari keseluruhan

individu. Menurut Friedrich Hegel : Negara adalah

suatu organisasi kesusilaan yang timbul sebagai

sintesa antara kemerdekaan universal dengan

kemerdekaan individu. Negara adalah organisme

dimana setiap individu menjelmakan dirinya, karena

merupakan penjelmaan seluruh individu maka negara

memiliki kekuasaan tertinggi sehingga tidak ada

kekuasaan lain yang lebih tinggi dari negara.

Berdasarkan pemikirannya, Hegel tidak menyetujui

adanya : Pemisahan kekuasaan karena pemisahan

kekuasaan akan menyebabkan lenyapnya negara.

Pemilihan umum karena negara bukan merupakan

penjelmaan kehendak mayoritas rakyat secara

perseorangan melainkan kehendak kesusilaan. Dengan

memperhatikan pendapat Hegel tersebut, maka

ditinjau dari organisasi kesusilaan, negara

dipandang sebagai organisasi yang berhak mengatur

tata tertib dalam kehidupan bermasyarakat dan

bernegara, sementara manusia sebagai penghuninya

tidak dapat berbuat semaunya sendiri.

4. Negara sebagai integrasi antara pemerintah danrakyat 

Negara sebagai kesatuan bangsa, individu

dianggap sebagai bagian integral negara yang

memiliki kedudukan dan fungsi untuk menjalankan

negara. Menurut Prof. Soepomo, ada 3 teori tentang

pengertian negara:

1) Teori Perseorangan (Individualistik)

Negara adalah merupakan sauatu masyarakat hukum

yang disusun berdasarkan perjanjian antar individu

yang menjadi anggota masyarakat. Kegiatan negara

diarahkan untuk mewujudkan kepentingan dan

kebebasan pribadi. Penganjur teori ini antara lain

: Thomas Hobbes, John Locke, Jean Jacques

Rousseau, Herbert Spencer, Harold J Laski.

2) Teori Golongan (Kelas)

Negara adalah merupakan alat dari suatu golongan

(kelas) yang mempunyai kedudukan ekonomi yang

paling kuat untuk menindas golongan lain yang

kedudukan ekonominya lebih lemah. Teori golongan

diajarkan oleh : Karl Marx, Frederich Engels,

Lenin

3) Teori Intergralistik (Persatuan)

Negara adalah susunan masyarakat yang integral,

yang erat antara semua golongan, semua bagian dari

seluruh anggota masyarakat merupakan persatuan

masyarakat yang organis. Negara integralistik

merupakan negara yang hendak mengatasi paham

perseorangan dan paham golongan dan negara

mengutamakan kepentingan umum sebagai satu

kesatuan. Teori persatuan diajarkan oleh :

Bendictus de Spinosa, F. Hegel, Adam Muller.

C. Olahraga dan Pembangunan Negara

Negara adalah organisasi masyarakat yang

mempunyai daerah tertentu dimana kekuasaan negara

berlaku sepenuhnya sebagai suatu kedaulatan,

sedangkan Prof. Miriam Budiardjo memberikan

pengertian Negara adalah organisasi dalam suatu

wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah

terhadap semua golongankekuasaan lainnya dan yang

dapat menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan

bersama itu. Jadi Negara adalah sekumpulan orang

yang menempati wilayah tertentu dan diorganisasi

oleh pemerintah negara yang sah, yang umumnya

mempunyai kedaulatan (keluar dan ke dalam). Negara

mempunyai bidang seperti polotik, ekonomi, sosial,

budaya dan lain sebagainya yang tidak luput dari

peran prestasi olahraga.

Hubungan olahraga dengan politik

Ketika pada Piala Dunia 1990 Maradona diangkat

oleh Presiden Menem sebagai duta resmi Argentina,

maka sang legenda sepak bola Argentina itu menjadi

symbol konkret identifikasi antara olahraga dan

politik. Pertalian erat antara  olahraga dan politik

bukanlah sesuatu yang baru. Bahkan, bukan hanya

dengan  politik. Sebab olahraga memiliki multimakna;

sosial, ekonomi, politik atau ideologi, dan

kesehatan.

Diktator Adolf Hitler juga pernah memanfaatkan

Federasi Sepak Bola (DFB) untuk  propaganda politik

Nazi. Dia mengatakan, ”Orang besar adalah pelari

marathon sejarah”. Diktator lainnya, Bennito

Mussolini, merasa penting dirinya ditampilkan dalam

pose-pose olahraga, seperti sedang bermain anggar,

tenis, atau naik kuda. Sebab, menyitir I Bambang

Sugiarto (2000), bagi Mussolini, seorang politikus

sejati haruslah serentak merupakan simbol kejantanan

sportif. Sedangkan bagi kaum sosialis, olahraga

adalah manifestasi penting semangat ideal

kolektivisme yang rasional dan higienis.

Jadi, dari pertalian antara olahraga dan politik

atau ideologi, sudah tampak betapa olahraga dalam

peradaban modern, bukan lagi sekadar kegiatan yang

netral, melainkan kental sekali kandungan multimakna

itu.

Tulisan ini memfokuskan diri pada sepakbola,

dengan lebih menitikberatkan pada politik, terutama

politik demokratik. Artinya, sepakbola bukan sekadar

olahraga, melainkan telah lama menjadi alat politik

sekaligus inspirasi dan pembelajaran dalam

berpolitik. Dengan kata lain, sepakbola dalam

perkembangannya bukan hanya sebagai alat politik

atau legitimasi politik kekuasaan –seperti diktator

Franco di Spanyol yang konon pernah memanfaatkan

klub sepak bola Real Madrid sebagai alat legitimasi

kekuasaannya, Mussolini pada Piala Dunia 1934 yang

memaksakan Piala Dunia harus dilaksanakan di Italia

dan klubnya harus ‘menang atau mati’, atau seperti

Hitler di atas– tetapi juga sebagai media

pembelajaran politik demokratik, terutama yang

bertalian dengan politisi dan konstituennya.

Hubungan olahraga dengan ekonomi

Hingga saat ini, tampaknya masih ada opini yang

mengatakan bahwa kegiatan olahraga cenderung

menghambur-hamburkan uang. Bahkan ada analisis yang

tendensius, daripada untuk kegiatan olahraga yang

jutaan bahkan milyaran rupiah lebih baik digunakan

untuk mengentaskan kemiskinan rakyat yang masih

sekitar 140 juta. Pendapat dan analisis yang

demikian tentu sah-sah saja.

Tetapi benarkah olahraga hanya menghabiskan uang ?

Tidakkah ada revenue yang bisa diharapkan dari

kegiatan olahraga ? Mungkinkah terjadi multiplier

effect dari sebuah kegiatan olahraga? Pertanyaan

seperti itu memang agak sulit dijawab secara pasti,

jika saja tidak ada bukti-bukti yang mendukungnya.

Bahwa untuk melakukan pembinaan olahraga

membutuhkan dana yang tidak sedikit saya kira adalah

fakta yang tidak bisa dipungkiri. Ketika suatu

negara atau daerah menyelenggarakan sebuah event

olahraga, mungkin sekali banyak dana yang digunakan

untuk membiayainya. Tetapi sangat boleh jadi

kegiatan olahraga juga mampu mendorong tumbuhnya

ekonomi, dan bahkan mendatangkan keuntungan langsung

seperti SEA Games 2011 terhadap perekonomian

Indonesia. Pertama – tama yang bisa kita lihat

disini dan yang sangat jelas terlihat adalah adanya

pendapatan dari penjualan tiket SEA Games. Dengan

adanya transaksi jual beli tiket, pasti akan

berpengaruh juga pada pendapatan nasional.

Contohnya dengan terjualnya tiket SEA Games,

pemerintah mendapat pemasukkan dari penjualan

tersebut, lalu juga adanya pemasukkan dari sektor

pembayaran tenaga relawan ataupun yang

direkrut.mereka tentu diberikan gaji dan itu bisa

menjadi pemasukkan yang baik bagi meeka. Lalu juga

pendapatan nasional disini akan meningkat karena

adanya pemsaukkan dari sector pajak dan devisa.

Pajak tersebut didapat dari pembangunan stadion dan

perbaikkan sarana penunjang pertandingan. Serta dari

banyaknya barang – barang yang berhubungan dengan

SEA Games yang dijual dan juga dari restoran –

restoran yang terkena dampak SEA Games tersebut. SEA

Games mempunyai dampak tidak langsung terhadap

Indonesia, salah satunya adalah semakin dikenalnya

Indonesia di mancanegara. Hal tersebut bisa menjadi

suatu pemasukkan nasional apabila dengan dikenalnya

Indonesia di mancanegara, Indonesia sudah mempunyai

rating baik di luar sana, maka secara tidak langsung

akan menarik investor untuk menanamkan modalnya di

Indonesia. Dari sektor pendapatan perorangan atau

yang biasa disebut pendapatan perkaipta,pasti

mempunya hubungan juga dengan adanya SEA Games ini.

Pertana – tama pastilah meningkatnya pendapatan para

atlet yang bertanding, lalu kemudian meningkatnya

pendapatan para pekerja – pekerja dan relawan SEA

Games, kemudian yang juga meningkat pendapatannya

adalah warga disekitar tempat terselenggaranya SEA

Games. Warga yang kebagian dampak acara festival

olahraga terbesar di ASEAN tersebut mendapatkan

pemasukkan dari penjualan souvenir – souvenir SEA

Games, lalu juga dari hotel – hotel tempat orang –

orang atau supportenr menginap. Ditambah lagi dengan

diliburkannya siswa siswi SMP dan SMA karena adanya

SEA Games ini, pastilah akan meningkatkan

perekonomian baik yang di Palembang maupun yang di

Jakarta. Dengan meningkatnya pendapatan perkapita

tersebut, maka secara otomatis akanberdampak pula

pada pendapatan nasional Indonesia

(sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional, 14

November 2011 Pendapatan Perkapita).

Kemudian Olympiade Los Angeles 1984, yang nyata

nyata panitia mendapat keuntungan sebesar $ 223 juta

dolar. Olympiade Los Angeles merupakan olympiade

pertama yang menerapkan pendekatan logika ekonomi

melalui sport business. Pernyataan tersebut

memberikan bukti bahwa olahraga apabila dikelola

secara profesional dapat mendatangkan keuntungan

ekonomi disamping nonekonomi. Itulah sebabnya

mengapa banyak negara yang berebut untuk menjadi

tuan rumah suatu event olahraga seperti Asian Games,

Olympic Games, Piala Dunia ( sepakbola) dan Piala

Eropa. Oleh karena itu, saya ingin melihat hubungan

olahraga dan ekonomi sebagai hubungan yang bersifat

resiprokal. Artinya, olahraga mempengaruhi ekonomi

dan ekonomi mempengaruhi olahraga.

Dalam banyak kasus memang kita jumpai bahwa

negara yang secara ekonomi maju, maka perkembangan

olahraganya juga mengalami kemajuan yang sangat

berarti. Lihatlah bagiamana perkembangan olahraga di

Amerika, Australia, Perancis, Inggris, Jepang, dan

sebagainya yang telah berkembang begitu pesat. Dari

segi prestasi, terutama dalam Olympic Games ,

sejumlah negara tersebut telah menempatkan dirinya

di papan atas. Dari segi perspektif tingkat

kesehatan masyarakat yang diukur dari angka kematian

bayi, angka harapan hidup, dan sebagainya, negara-

negara maju juga lebih unggul.

Sungguhpun demikian, tidak berarti prestasi tinggi

hanya terjadi pada negara-negara yang secara ekonomi

lebih maju. Brasil secara ekonomi barangkali jauh di

bawah negara-negara maju seperti Perancis, Jerman,

dan Italia. Ditinjau dari GDP per capita, Brasil

hanya US$ 7,037, sementara ketiga negara tersebut

masing-masing adalah US$ 22,897, US$ 23,742, dan US$

22,172. Sebuah perbedaan yang sangat signifikan,

karena lebih dari tiga kali lipat. Akan tetapi,

Brasil memiliki tradisi prestasi sepakbola yang

lebih tinggi dibandingkan ketiga negara tersebut.

Apa yang ingin saya katakan disini adalah bahwa

untuk membangun olahraga tidak harus menunggu negara

kita maju atau secara ekonomi sejajar dengan negara-

negara maju. Justru yang perlu di dorong adalah

bagaimana olahraga dijadikan sebagai salah satu

instrumen untuk membangun ekonomi.

Beberapa hasil riset menunjukkan bahwa

tingginya partisipasi masyarakat dalam olahraga,

ternyata tidak hanya mengurangi anggaran kesehatan

yang dikeluarkan pemerintah, tetapi pada sisi yang

lain juga meningkatkan produktivitas. Peningkatan

partisipasi dalam olahraga hingga 25 % (angka semula

33% dari penduduk yangs ecara reguler melakukan

olahraga) dapat mengurangi biaya kesehatan sekitar $

778 juta dolar atau sekitar 6,6 trilyun rupia.

Selain itu juga menstimulasi produktivitas 1-3 % ,

dari setiap 2-5 $ dolar yang diinvestasikan.

Sementara anggaran yang digunakan untuk menstimulasi

kegiatan olahraga tersebut hanya $ 191 juta dolar

atau sekitar 1,6 trilyun rupiah (B.Kidd,World Summit

on Physical Education,1999).

Studi di Austraia juga menunjukkan bahwa layanan

olahraga dan rekreasi dapat menghasilkan pendapatan

nasional sebesar AUD $4,8 milyar pertahun, AUD $ 4

milyar dihasilkan dari penjualan produk olahraga dan

rekreasi; dan sektor ini menyumbang AUD$ 1,2 milyar

terhadap GOP (Pereira,2004).

Fakta lain juga menunjukkan bahwa olahraga

memiliki kontribusi yang signifikan pada upaya

mengurangi pengangguran. Data di Inggris menyebutkan

bahwa kegiatan olahraga menyediakan lebih banyak

lapangan kerja dibanding industri mobil, pertanian,

nelayan, dan industri makanan.

BAB IIISIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Olahraga digemari oleh semua kalangan

masyarakat, terbentuknya olahraga masa kini dari

masyarakat. Olahraga tidak lain terbentuk dari

lingkungan masyarakat dan diperuntukan bagi

masyarakat itu sendiri.  Tingkat perkembangan

olahraga atau bisa dibilang maju tidaknya olahraga

berawal dari masyarakat. Masyarakat merupakan unsur

dari suatu negara. Olahraga merupakan salah satu

aset devisa negara yang berarti olahraga tidak hanya

memberikan dampak positif dalam bentuk kebugaran dan

kesehatan tetapi juga dapat memberikan dampak

positif terhadap pertumbuhan ekonomi, politik sosial

dan budaya suatu negara. Kemajuan suatu negara salah

satunya dapat diukur dengan prestasi olahraga suatu

negara, prestasi olahraga suatu negara menjadi tolok

ukur kemajuan bangsa dan negara, oleh karena itu

persaingan mencapai prestasi olahraga antar negara

terus berjalan dengan berbagai pengembangan teknik

dan teknologi bidang olahraga. Dunia olahraga saat

ini dan bahkan yang akan datang, tidak dapat

dipisahkan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara.

B. Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca

dan dapat memotivasi masyarakat untuk berolahraga

dan mengetahui manfaat serta dampak olahraga

terhadap kemajuan bangsa dan negara. Kritik dan

saran sangat saya harapkan dari makalah ini. Jayalah

olahraga di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas.2000.Ilmu Keolahragaan dan Rencana

Pengembanganya.jakarta.

Haag, H. 1994. Theoretical Foundation of Sport Science as a ScientificDiscipline: Contribution to a Philosophy (Meta-Theory) of SportScience. Schourdorf: Verlaag Karl Hoffmann.

http://sistempemerintahan-indonesia.blogsport.com/

2012/09/pengertian-negara-unsur-fungsi-tujuan.html

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/

2011/09/04/157919/berkah tuan-rumah-SEA-Games

http://www.slideshare.net/crsandika/dampak-

perekonomian-terhadap-indonesia

http;//HUBUNGAN%20OLAHRAGA%20DENGAN%20POLITIK,

%20EKONOMI,%20HIBURAN,%20PERDAMAIAN%20DUNIA,

%20SUKU,%20DAN%20AGAMA% 20%20%20Jalu_malang

%20Blog.htm

Jujun S. Suriasumantri. 2002. Filsafat Ilmu: Sebuah PengantarPopuler. Jakarta: Sinar Harapan.