PEMBANGUNAN BERKUALITAS

16
EDISI 73 MEI 2018 04 12 06 Pokir Cara Benar Usulkan Aspirasi ke dalam APBA Kemnaker RI Dukung R3 BLK di Aceh Pembangunan Aceh Fokus 8 Prioritas CARA penyampaian aspirasi anggota DPRA yang benar dan tepat adalah seperti yang telah disebutkan dalam pasal 107 Permendagri Nomor 54 tahun 2010, yaitu dilakukan pada saat pihak eksekutif sedang menyusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). BLK dan LPKS (Lembaga Pelatihan Kerja Swasta) yang telah siap berdasarkan identifikasi Pemda dan direkomendasikan oleh Pemerintah Pusat akan di-R3-kan oleh Kemenaker. Dalam hal ini Kemenaker tidak lagi membangun fisik tapi fokus pada peralatan pelatihan dan pengembangan SDM. Pembangunan fisik diserahkan ke Pemda setempat. RENCANA Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) tahun 2019 mengangkat tema Penumbuhan Kawasan Strategis dan Konektivitas untuk Pertumbuhan Berkualitas. Tema ini selaras dengan RKP Nasional yaitu Pengembangan Kawasan Strategis dan Konektivitas untuk Pertumbuhan Berkualitas dengan delapan prioritas pembangunan Aceh. RKPA 2019 PARAMETER PEMBANGUNAN BERKUALITAS | FOTO: T ADRI 03 Malas, Anda Jadi Penganggur

Transcript of PEMBANGUNAN BERKUALITAS

EDISI 73MEI 2018

04 1206 Pokir Cara Benar Usulkan Aspirasi ke dalam APBA

Kemnaker RI Dukung R3 BLK di AcehPembangunan Aceh Fokus

8 PrioritasCARA penyampaian aspirasi anggota

DPRA yang benar dan tepat adalah seperti yang telah disebutkan dalam pasal 107 Permendagri Nomor 54 tahun 2010, yaitu dilakukan pada saat pihak eksekutif sedang menyusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

BLK dan LPKS (Lembaga Pelatihan Kerja Swasta) yang telah siap berdasarkan identifikasi Pemda dan direkomendasikan oleh Pemerintah Pusat akan di-R3-kan oleh Kemenaker. Dalam hal ini Kemenaker tidak lagi membangun fisik tapi fokus pada peralatan pelatihan dan pengembangan SDM. Pembangunan fisik diserahkan ke Pemda setempat.

RENCANA Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) tahun 2019 mengangkat tema Penumbuhan Kawasan Strategis dan Konektivitas untuk Pertumbuhan Berkualitas. Tema ini selaras dengan RKP Nasional yaitu Pengembangan Kawasan Strategis dan Konektivitas untuk Pertumbuhan Berkualitas dengan delapan prioritas pembangunan Aceh.

RKPA 2019 PARAMETER PEMBANGUNAN BERKUALITAS

| FOTO

: T AD

RI

03

Malas, Anda Jadi Penganggur

TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 73 | MEI 20182

gunan nasional sehingga menjadi terpadu dan memudahkan pencapaian target pembangunan. Bappenas RI selaku penyu-sun arah pembangunan nasional telah menetapkan 5 Prioritas Nasional dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2019 den-gan visi “Pemerataan untuk Pertumbuhan Berkualitas”.

Kelima Prioritas Nasional adalah: 1).Pembangunan ma-nusia melalui pengurangan kemiskinan dan peningkatan pelayanan dasar, 2).Pengurangan kesenjangan antarwilayah melalui penguatan konektivitas dan kemaritiman, 3).Pening-katan nilai tambah ekonomi melalui pertanian, industri, pari-wisata, dan jasa produktif lainnya, 4).Pemantapan ketahanan energi, pangan, dan sumber daya air, 5).Stabilitas keamanan nasional dan kesuksesan Pemilu.

Sehubungan dengan itu, Bappeda Aceh menetapkan tema “Pengembangan Kawasan Strategis dan Konektifitas untuk Pertumbuhan Berkualitas” dengan mengusung 8 Prioritas Pembangunan dalam RKP Aceh 2019, yaitu: 1).Penurunan

PENYELENGGARAAN Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) adalah amanat UU Nomor 25/2004 dan UU Nomor 23/2014. Baik tidaknya program pembangunan sangat ditentukan oleh berapa besarnya keter-libatan pemangku kepentingan (stakeholders) dalam tahapan proses perencanaan. Stakeholders terdiri dari penyelenggara negara (eksekutif, legislatif, yudikatif ), tokoh masyarakat, pelaku usaha, agamawan, profesional, LSM, dan lain-lain.

Musrenbang Aceh 2019 yang digelar secara bertahap mulai 21 Februari-2 April 2018 (persiapan), 9-13 April 2018 (pra-musrenbang), 16-28 April 2018 (musrenbang) menjadi gerbang bagi stakeholders dalam memberi masukan bagi kemajuan pembangunan daerah. Bappeda Aceh selaku leading sector penyelenggaraan Musrenbang provinsi telah menempuh segala tahapan dan melibatkan berbagai stake-holders sesuai amanah UU.

Musrenbang provinsi harus selaras dengan visi pemban-

angka kemiskinan & pengangguran, 2).Peningkatan akses-abilitas dan kualitas kesehatan, 3).Pengurangan kesenjangan antarwilayah melalui pengembangan kawasan strategis dan penguatan konektivitas, 4).Peningkatan ketahanan pangan dan energi, 5).Penguatan Dinul Islam dan peningkatan kualitas pendidikan, 5).Peningkatan investasi dan nilai tam-bah hasil pertanian, industri kreatif, dan pariwisata, 7).Opti-malisasi SDA berkelanjutan dan penurunan risiko bencana, 8).Penataan reformasi birokrasi & penguatan perdamaian.

Partisipasi aktif dari seluruh stakeholders yang menjadi peserta Musrenbang mempunyai andil besar dalam memberi masukan yang konstruktif bagi seluruh SKPA dalam menyu-sun RKPA 2019 yang berkualitas dan sesuai dengan visi dae-rah serta tetap sejalan dengan tujuan pembangunan nasional Indonesia 2019. Semoga!

n azhari

OPINI

Menyelaraskan Prioritas Nasional dengan DaerahSalam Redaksi

Redaksi menerima kiriman berita kegiatan pembangunan Aceh dan opini dari masyarakat luas. Tulisan diketik dengan spasi ganda dan disertai identitas dan foto penulis, dapat pula dikirim melalui pos atau e-mail

Caption Foto Cover: Fasilitas laboratorium Politeknik Aceh.

Alamat Redaksi Bappeda Aceh Jl.Tgk. H. Muhammad Daud Beureueh No. 26 Banda Aceh Telp. (0651) 21440 Fax. (0651) 33654 | Web: bappeda.acehprov.go.id email: [email protected]

RedaksiPELINDUNG Gubernur Aceh, Wakil Gubernur Aceh, SEKRETARIS Daerah Aceh | PENGARAH Kepala Bappeda Aceh | PENANGGUNG JAWAB Kapala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Sekretaris Bappeda Aceh| PEMIMPIN UMUM Kasubbag Umum Bappeda Aceh | PEMIMPIN REDAKSI Aswar Liam | REDAKTUR PELAKSANA Hasan Basri M. Nur | DEWAN REDAKSI M. Iskandar, Bulman, Fenny Yumiati | SEKRETARIAT Redaksi Mohd. Meidiansyah, Firman, Khairul Ridha, Farid Khalikul Reza | EDITOR Zamnur Usman | REPORTER Heri Hamzah, D Zamzami, Riyadi Syafruddin NB| REPORTASI DAN NOTULENSI Fauzi Umar| LAY OUT & EDITOR FOTO Irvan | ILUSTRASI KARTUN DAN GRAFIS Jalaluddin Ismail | FOTOGRAFER T. Andri Arbiansyah | IT Taufik Army | STAF LOGISTIK DAN LAYANAN UMUM Syamsul Bahari, Khairul Amar, Cut Indah Susilawati, Misbahul Munir

Tabloid ini diterbitkan oleh Pemerintah Aceh melalui kerjasama Bappeda Aceh dengan Biro Humas Setda Pemerintah Aceh

DALAM Undang-Undang Nomor 20/2003 disebutkan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

guna mewujudkan proses pembelajaran su-paya peserta didik mengembangkan potensi dirinya sehingga tujuan-tujuan pendidikan tercapai, antara lain punya keterampilan. Artinya, salah satu hasil belajar adalah adan-ya keterampilan sehingga lulusan dapat hid-up mandiri secara ekonomi karena adanya kemampuan berwirausaha atau mendapat-kan pekerjaan sesuai latar belakang pendi-dikan.

Ironisnya, angka pertumbuhan ekonomi Aceh dalam kwartal I tahun 2018 sangat rendah. Ini berarti masyarakat berada dalam kondisi tidak berdaya alias miskin. Kondisi ini telah terjadi dalam beberapa tahun tera-khir walau bersifat fluktuatif, namun secara umum pertumbuhan ekonomi Aceh berada di deretan terakhir untuk tingkat Sumatera. Adakah hal yang salah antara ekpektasi ha-sil pendidikan dengan kondisi masyarakat miskin di Aceh?

Lembaga pendidikan itu bermacam-ma-cam visi dan misinya. Ada yang bervisi untuk membuka wawasan di bidang tertentu. Mis-alnya Sekolah Menengah Pertama (SMP) pu-nya visi dan misi masih sangat umum seperti untuk melahirkan lulusan yang berbudi pe-kerti baik, menjadi warga negara yang baik, dan seterusnya. Sementara itu, madrasah atau pesantren terpadu ada yang menambah-kan misi lembaga pendidikan mereka seperti untuk melahirkan lulusan yang pionir dalam bidang keagamaan dan belum mengarah pada tujuan ekonomis.

Jika para lulusan membutuhkan pengem-bangan dari apa yang diperoleh dari lembaga pendidikan dilalui, maka harus mengikuti pendidikan lanjutan baik ke tingkat lebih tinggi seperti perguruan Diploma III (D3) ataupun Sarjana (S1). Setelah lulus dari per-guruan tinggi barulah para sarjana akan ber-saing dengan sarjana-sarjana lainnya untuk mendapatkan pekerjaan dalam pengertian untuk mendapatkan pendapatan ekonomi.

nomi karena kurang atau tidak adanya tran-saksi ekonomi atau pertukaran barang mau-pun jasa. Kondisi ini boleh jadi diakibatkan oleh ketakutan akan susana ekonomi yang tidak stabil yang membuat orang takut mem-belanjakan uang, maka para ‘orang berada’ akan menunggu hingga ekonomi menjadi stabil.

Contoh sederhana, ketika terjadi kelang-kaan bensin, maka ada di antara masyarakat akan menunggu hingga stok minyak tersebut tersedia. Hal ini bukan hanya harganya yang akan menjadi mahal, tetapi mereka mempre-diksi harga kebutuhan bahan pokok lainnya akan ikut-ikutan mahal. Karenanya mer-eka akan menghemat pengeluaran yang pada akhirnya ikut berperan mengakibatkan per-putaran ekonomi menjadi bertambah lesu.

Bagi masyarakat yang tidak lagi mem-punyai daya ekonomi satu-satunya peng-harapan adalah adanya bantuan langsung, baik berupa barang maupun jasa gratis. Dalam Islam dikenal adanya zakat, infaq dan sadaqah bagi masyarakat miskin. Karena itu, selayaknya Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) tidak tertahan karena mengaki-batkan ekonomi stagnan (terhenti), karena memang sumber dana lain di Aceh sangat terbatas. Rakyat menantikan realisasi APBA agar perekonomian mereka tetap berdenyut.

Pencapaian dari sisi ekonomi di sini adalah pencapaian dalam waktu lama.

Mandiri dengan SMKDi sisi lain, ada lembaga pendidikan

yang mengedepankan kecakapan hidup yang memungkinkan alumninya hidup mandiri setelah lulus, seperti lulusan Sekolah Menen-gah Kejuruan (SMK). Alumni SMK juga dapat melakukan pengembangan diri dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang perguru-an tinggi dengan jurusan yang sesuai. Namun dari sisi peluang ekonomi dan kemandirian hidup, alumni SMK diharapkan punya ke-mampuan lebih. Mereka diharapkan dapat hidup mandiri karena punya skill berwirausa-ha, seperti membuka bengkel, menjahit, dan seterusnya.

Jika dilihat dari sisi kemandirian secara ekonomi, maka lulusan sekolah kejuruan punya kemungkinan untuk bertahan hidup lebih besar daripada lulusan sekolah umum. Fenomena ini turut membantu dalam pen-gentasan kemiskinan. Karenanya, boleh jadi, ini menjadi salah satu sebab pemerintah lebih mengutamakan pengembangan sekolah ke-juruan daripada sekolah bahkan perguruan tinggi yang punya visi dan misinya sangat umum.

Kondisi kemiskinan itu sendiri terjadi manakala tidak adanya perputaran roda eko-

Menjawab pertanyaan di atas tentang adakah hal yang salah antara ekpektasi hasil pendidikan dengan kondisi masyarakat yang miskin di Aceh? Jawabannya: Ada. Setiap lembaga pendidikan punya visi dan misi yang tidak sama, khususnya berkaitan dengan ke-cakapan hidup yang berdampak pada pening-katan ekonomi yang ditawarkan. Sekolah be-serta jajarannya mulai kepala sekolah, dewan guru, tenaga administrasi serta pengawas ber-tugas menjalankan apa yang sudah ditetap-kan Dinas Pendidikan ataupun Kementrian Agama. Sekolah memandang siswa baru seb-agai bahan mentah yang akan diolah menjadi bahan jadi sesuai visi-misi.

Yang salah adalah ketika orangtua tidak tepat dalam memilih lembaga pendidikan bagi anak-anak, sementara mereka meng-harapkan anak-anak mereka beujeut keubuet (jadi orang yang cakap dari sisi kemandirian ekonomi). Kekeliruan ini mengakibatkan bertambahnya jarak waktu bagi seseorang mencapai kemandirian. Makanya tidak heran jika seorang sarjana terpaksa menjadi kuli bangunan, karena lowongan kerja untuknya sangat terbatas. Akhirnya, ia harus memulai semuanya dari awal dan akan melewati masa-masa miskin hingga keajaiban Kuasa Allah datang pada saatnya suatu ketika.

Pada sisi lain, perhatian semua pihak un-tuk mengeliminir kemiskinan juga sangatlah diharapkan baik pada orang kaya atau pihak swasta untuk memproduktifitaskan uang mereka seperti membuat industri sehingga tersedia lapangan kerja yang membuat ban-yak orang punya penghasilan. Begitu juga ke-pada penguasa untuk membelanjakan uang negara sesuai peruntukan dan tepat waktu. Kita berharap agar ekpektasi hasil pendidikan dapat berjalan sesuai dengan harapan, karena adanya energi ekonomi dua sumber ini (swas-ta dan pemerintah). Semoga!

Penulis adalah Dosen Universitas Serambi Mekkah, dan Deputi Umum Badan Pengusa-haan Kawasan Sabang, Email: [email protected]

Korelasi Pendidikan dengan Kemiskinan

“Yang salah adalah ketika orangtua tidak tepat dalam

memilih lembaga pendidikan bagi anak-anak, sementara

mereka mengharapkan anak-anak mereka beujeut keubuet (jadi orang yang cakap dari sisi

kemandirian ekonomi)”.

Oleh : Dr. Muslem Daud, M.Ed

TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 73 | MEI 2018 3CERMIN

Marhaban ya Ramadhan!“Hai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu menjadi orang yang bertakwa“. (QS. Al-Baqarah: 183).

TIDAK terasa, tamu agung yang sangat dirindui kehadirannya, su-dah di depan mata. Bulan suci Ramadhan adalah bulan terindah, bulan yang sangat istimewa, bulan diturunkannya Al-Quran.

Puji syukur atas segala rahmat Allah SWT yang telah melimpahkan beragam karunia sehingga kita dapat bertemu lagi dengan bulan suci Ra-madhan, dan sudah seharusnya kita memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya dengan meningkatkan ibadah dan amal shaleh. Semoga kita diberikan kesehatan dan umur panjang hingga akhir Ramadhan nanti.

Ramadhan adalah kekasih hati, ia bagaikan darah segar yang mem-bangkitkan kembali semangat yang mulai mengendor. Ia ibarat oase di tengah padang sahara pelepas dahaga bagi pengembara di bawah teriknya sang mentari.

Ramadhan adalah bulannya tarbiyah, dan sarana menggapai ket-akwaan. Puasa adalah bulan latihan. Melatih kita untuk menjadi insan yang selalu bersyukur atas karunia-Nya. Puasa juga berarti melatih dan menahan diri untuk tidak sombong, menahan diri untuk tidak rakus, me-nahan diri untuk tidak menyudutkan, menahan diri untuk tidak memaki, menahan diri untuk tidak menyakiti siapapun, menahan hawa nafsu amarah, menahan haus dan lapar, menahan nafsu syahwat, serta hal lainnya yang membatalkan puasa.

Ramadhan adalah bulan penuh limpahan rahmat dari Allah SWT, karena Allah menurunkan aneka rahmat yang tidak dijumpai di luar Ramadhan. Pintu-pintu ampunan juga dibuka selebar-lebarnya. Puasa adalah bulan pembebasan dari siksa neraka. Allah menjanjikan pengam-punan dosa-dosa dan pembebasan diri dari siksa api neraka bagi yang berpuasa karena iman dan semata-mata mengharap ridha-Nya.

Puasa adalah bulan berempati, karena bulan ini umat Islam dianjur-kan banyak bersedekah, terutama untuk meringankan beban fakir dan miskin. Puasa juga merupakan kewajiban yang konkrit sebagai pembina kebersamaan dan kasih sayang antar sesama.

Puasa adalah bulan kesabaran, karena puasa melatih seseorang untuk bersikap dan berperilaku sabar, berjiwa besar, dan tahan ujian.

Ramadhan adalah bulan yang sarat makna yang kesemuanya ber-muara kepada kemenangan, yaitu: kemenangan melawan hawa nafsu. Maka puasa lidah adalah menjauhi perkataan dusta. Puasa telinga adalah tidak mendengarkan suara maksiat dan puasa mata tidak me-lihat sesuatu yang sia-sia. Puasa ruhani adalah senantiasa ikhlas dan bersyukur. Puasa hati adalah menjaganya dari hawa nafsu. Dan puasa yang sangat rahasia adalah puasa fikiran, yakni tidak memikirkan segala sesuatu selain kebesaran Allah azza wajalla.

Dari Abu Hurairah RA pernah berkata, Rasulullah SAW bersabda bahwa “Setiap amal Anak Adam akan di lipatgandakan pahalanya, satu kebaikan akan berlipat kebaikannya menjadi sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat. Namun Allah berfirman: Kecuali shaum, ibadah shaum itu untuk-Ku dan Aku-lah yang akan memperhtungkannya” (HR. Muslim).

Puasa adalah rahasia antara hamba dengan Rabbnya. Iya, semoga bulan suci Ramadhan tahun ini dapat mendidik kepribadian kita untuk tetap istiqamah dalam sebelas bulan berikutnya. Maka jika amal ibadah puasa kita tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, ini baru namanya Muttaqin. Marhaban Ya Ramadhan.

OLEH: Ridha YuadiAktivis Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam

(KWPSI)

KATA pengangguran sangat akrab ditelinga kita. Penganggu-ran adalah istilah untuk orang yang tidak memiliki pekerjaan dalam mencari nafkah. Pengangguran salah satu kata yang

tidak disukai oleh semua orang. Nganggur biasa digunakan bagi orang yang hidup bermalas-malasan (beu-o seuiet) dan tidak mempunyai tu-juan.

Angka pengangguran di Aceh masih tinggi, 6,7 persen. Pengang-guran sengat dekat kemiskinan. Kemiskinan dekat kekufuran (tinda-kan kriminal). Baik pengangguran maupun kemiskinan sama-sama tidak disukai dalam Islam. Islam adalah agama beretos kerja tinggi dan bervisi kaya sehingga umatnya mampu membayar zakat, ber-sedekat, naik haji dan sebagainya. Jadi belum keislaman seseorang kalau masih punya sifat malas.

Menurut penulis ada dua faktor penyebab pengangguran. Pertama, faktor internal, yaitu yang disebabkan oleh pribadi ma-sing-masing. Lalai atau malas dan tidak mempunyai skill adalah penyebab utama munculnya fenomena pengangguran. Faktor ini sangat menentukan sukses tidaknya hidup seseorang.

Kedua, faktor eksternal, yaitu faktor dari luar misalnya kurangnya lapangan pekerjaan, sehingga banyaknya sarjana yang menganggur dan memilih menunggu kerja yang sejalan

dengan keahlian yang dia miliki.Akan tetapi tidak memiliki lapangan pekerjaan yang cukup

bukan suatu alasan bagi masyarakat untuk tidak bekerja. Men-ciptakan lapangan kerja sendiri dengan ide dan keterampilan (skill)

yang ada adalah salah satu usaha untuk mengurangi pengangguran. Lalai, bermalas-malasan menjadi penyebab utama pengangguran di Indonesia terma-

suk di Aceh. Dalam Al-Qur’an (Q.S. at-Thaubah:105) Allah berfirman: “Dan katakanlah beker-

jalah kamu, maka Allah dan Rasulnya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaan mu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.

Ayat ini membuka pikiran kita bahwa berlalai-lalai dengan menunggu lapangan kerja yang disediakan oleh pemerintah bukanlah pilihan satu-satunya. Begitu ban-yak pilihan kita untuk tetap bekerja sehingga dapat mengurangi pengangguran. Mulai sekarang main set bahwa Anda bukan pemalas, tapi mau terus berusaha. Semoga!

ArdahtunMahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam pada Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Emai: [email protected],

WA: 081262945729.

TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 73 | MEI 20184 LAPORAN UTAMA

GUBERNUR Aceh Irwandi Yusuf, membuka Musy-awarah Rencana Pemban-

gunan (Musrenbang) Rencana Ker-ja Pemerintah Aceh (RKPA) tahun 2019, di Gedung DPR Aceh, pekan lalu. Irwandi berharap, Musren-bang RKPA tersebut bisa mewujud-kan APBA yang berkualitas menuju Aceh Hebat.

Irwandi menyebutkan, Pemer-intah Aceh melalui Bappeda telah memperbaiki pola pelaksanaan Musrenbang. Di mana, Musren-bang telah melewati tahapan per-siapan yang juga diisi oleh forum konsultasi publik, pra pelaksanaan dan pelaksanaan musrenbang.

“Kami yakin, Aceh Hebat tidak akan terwujud jika tidak diawali pola perbaikan sejak perencanaan,” kata Irwandi Yusuf.

Musyawarah Rencana Pemban-gunan tahun 2018 ini merupakan Musrenbang pertama dalam masa kepemimpinan Irwandi – Nova. Pelaksanaan Musrenbang yang ber-tujuan memastikan adanya siner-gisitas pembangunan antar sektor ini, merupakan agenda tahunan yang dilakukan secara berjenjang dari tingkat kecamatan, kabupaten, hingga provinsi.

Gubernur mengatakan, ada tiga

dan Konektivitas untuk Pertum-buhan Berkualitas dengan delapan prioritas pembangunan Aceh.

Pertama adalah penurunan an-gka kemiskinan dan pengangguran. Selanjutnya peningkatan aksesibili-tas dan kualitas kesehatan. Pemer-intah juga mencanangkan pengu-rangan kesenjangan antarwilayah melalui pengembangan kawasan strategis dan penguatan konektivi-tas.

Selanjutnya, peningkatan ket-ahanan pangan dan energi, pengua-tan Dinul Islam dan peningkatan kualitas pendidikan serta pening-katan investasi dan nilai tambah hasil pertanian, industri kreatif dan pariwisata.

5 (Lima) Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 20191. Pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan peningkatan pelayanan dasar2. Pengurangan kesenjangan antar wilayah melalui penguatan konektifitas dan kemaritiman3. Peningkatan nilai tambah ekonomi melalui pertanian, industri dan jasa produktif4. Pemantapan ketahanan energi, pangan dan sumberdaya air5. Stabilitas keamanan nasional dan kesuksesan Pemilu

8 (Delapan) Prioritas Pembangunan Aceh Tahun 20191. Penurunan angka kemiskinan dan pengangguran2. Peningkatan aksesibilitas dan kualitas kesehatan3. Pengurangan kesenjangan antar wilayah melalui pengembangan kawasan strategis dan penguatan

konektifitas4. Peningkatan ketahanan pangan dan energi5. Penguatan Dinul Islam dan peningkatan kualitas pendidikan6. Peningkatan investasi dan nilai tambah hasil pertanian, industri kreatif dan pariwisata7. Optimalisasi sumberdaya alam berkelanjutan dan penurunan resiko bencana8. Penataan reformasi birokrasi dan penguatan perdamaian.

7 (Tujuh) Proyek Strategis Nasional di Aceh (Perpres Nomor 58 Tahun 2017)1. Pembangunan jalan bebas hambatan dan jalan tol Aceh2. Bendungan Keureutoe Aceh Utara3. Bendungan Rukoh4. Bendungan Tiro Pidie5. Daerah Irigasi Lhok Guci6. Daerah Irigasi Jambo Aye Kanan7. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe.

8 (Delapan) Usulan Pemerintah Aceh dan Kabupaten/Kota untuk mendukung Lima Prioritas Nasional di Aceh (sudah diusulkan secara online dalam aplikasi SIMLARAS)1. Infrastruktur Pendukung Diluar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lhokseumawe2. Pengendalian Banjir Aceh Singkil3. Jalan Lingkar Sinabang-Sibigo4. BORR (Banda Aceh Of Ring Road)5. Percepatan Kawasan Strategis dan Khusus Dataran Tinggi Gayo-Alas6. Jalan Jantho – Keumala Pidie7. Pengendalian Banjir Kreung Tripa dan Tamiang8. Pengembangan Jaringan Daerah Irigasi Krueng Pase dan Alue Ubay

perubahan mendasar dalam pola Musrenbang 2019, yaitu seluruh usulan harus melalui proses mus-renbang 2018. “Seluruh stakehold-er tidak boleh menyampaikan pro-posal di luar forum Musrenbang,” tegasnya.

Selain itu, semua usulan pro-gram harus diimput e-planing yang terintegrasi dengan e-budgeting. Hal ini untuk memastikan tidak adanya usulan kegiatan baru yang terindi-kasi dan dipersepsikan sebagai titi-pan atau penumpang gelap.

Selanjutnya, semua usulan program dan kegiatan, baik yang disusulkan kabupaten/kota, SKPA hingga aspirasi masyarakat harus selaras dengan tema dan prioritas pembangunan Aceh tahun 2019.

“Dengan demikian kita harap APBA 2019 bisa menjadi solusi yang efektif untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan di Aceh yang saat ini belum tertanggu-langi secara tuntas,” terang alumnus Oregon State University USA ini.

Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) tahun 2019 mengangkat tema Penumbuhan Kawasan Strat-egis dan Konektivitas untuk Per-tumbuhan Berkualitas. Tema ini selaras dengan RKP Nasional yaitu Pengembangan Kawasan Strategis

DIRJEN Kependudu-kan dan Catatan Sip-il Kemendagri, Prof.

Zudan Arief Fakhrulloh, me-minta agar Musrenbang yang dibahas bersama tersebut bukan sekadar formalitas, tetapi substansial. Apalagi pengangguran di Aceh yang mencatat angka lebih dari 14 persen. “RKP kita harus bisa membaca ke depan, artinya masalah saat ini bisa dilihat dengan pendekatan saat ini,” kata Zudan Arief Fakhrulloh.

Semua hal, sambung Prof Zudan, harus dimulai dengan

perencanaan yang matang. Zudan menambahkan, dela-pan prioritas Pemerintah Aceh itu merupakan kebutuhan Aceh yang harus terimplemen-tasi hingga ke pintu rumah masyarakat. “Ini tugas kita ber-sama dan kita wajib mengim-plementasikan.” ujarnya.

Sementara, Kepala Unit Advokasi Daerah Tim Nasi-onal Percepatan Penanggu-langan Kemiskinan (TN-P2K) Muhammad Arif Tasrif, meminta agar pemangku ke-pentingan untuk memanfaat-kan data secara lebih banyak.

Kebijakan-kebijakan yang diambil pun harus berdasar-kan bukti di lapangan.

Selanjutnya, untuk me-nanggulangi kemiskinan juga dibutuhkan komitmen du-kungan politik. Hal itu men-jadi syarat atau kunci untuk penanggulangan kemiskinan. Muhammad Arif Tasrif juga berharap program-program yang disusun lewat Musren-bang RKPA 2019 ini ber-dasarkan pada kebutuhan ma-syarakat. Sehingga, kata dia, kemiskinan dan penganggu-ran di Aceh berkurang. [rd]

Pemerintah Aceh juga mempri-oritaskan optimalisasi sumber daya alam berkelanjutan dan penguran-gan resiko bencana serta penataan reformasi dan penguatan perda-maian.

Prioritas tersebut, kata Irwandi, harus menjadi dasar penyusunan anggaran melalui pembahasan yang komprehensif, intensif dan terpadu dengan pendekatan Evi-dence Based Planning dan Money Follow Program. Lewat pendekatan ini diharapkan menghasilkan usu-lan program yang punya korelasi kuat dan pendanaan cukup untuk menurunkan kemiskinan dan pen-gangguran di Aceh.

“Prioritas lain adalah bagaima-

na pembangunan infrastruktur memiliki fungsi konektivitas antar-wilayah dan antarsentra produksi pasar,” kata Irwandi. Hal itu bakal membuat wilayah Aceh keluar dari status terisolir dan tertinggal.

Gubernur juga meminta agar para anggota dewan dan pimpi-nan kabupaten/kota di Aceh dapat memberikan porsi anggaran yang cukup, pada program yang punya daya ungkit untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan tidak ada proyek yang terbengkalai.

“Begitupun dengan tujuh proyek strategis nasional di Aceh, agar dapat dilanjutkan pemban-gunannya hingga tuntas,” pungkas Irwandi Yusuf.[rd]

Tahun 2019,

Pembangunan Aceh Fokus 8 Prioritas

Prof Zudan: RKP Harus Substansial

“Kita harap APBA 2019 bisa menjadi solusi yang efektif untuk

menyelesaikan permasalahan pembangunan di Aceh yang saat ini belum tertanggulangi secara

tuntas,”

--Irwandi Yusuf--Gubernur Aceh

“Rencana Kerja Pemerintah (RKP) kita harus bisa membaca ke

depan, artinya masalah saat ini bisa dilihat dengan pendekatan

saat ini,”

--Prof. Zudan Arief Fakhrulloh--Dirjen Dudcapil Kemendagri

GUBERNUR Irwandi Yusuf, membuka Musrenbang RKPA tahun 2019 di Gedung DPR Aceh, Senin 16/4/2018) | FOTO HUMASACEH

TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 73 | MEI 2018 5LAPORAN UTAMA

KEPALA Bappeda Aceh, Azhari Hasan, mengatakan bahwa penyelenggaraan

Musrenbang 2018 adalah dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) 2019. Musrenbang merupakan amanat UU Nomor 25/2004 dan UU No-mor 23/2014 yang dijabarkan se-cara teknis dalam Peraturan Men-teri Dalam Negeri Nomor 86/2017.

Musrenbang 2018 mengusung tema “Pengembangan Kawasan Strategis dan Konektifitas untuk Pertumbuhan Berkualitas” dengan mengusung 8 prioritas pembangu-nan Aceh yang merupakan milestone pencapaian visi, misi dan unggulan Aceh Hebat yang telah diselaraskan dengan tema dan prioritas nasional.

“Berdasarkan tema dan prioritas tersebut Pemerintah Aceh mengun-dang lima kementerian/lembaga pemerintah untuk menyampaikan

E-RENCANA merupakan sistem informasi perenca-naan pembangunan yang

dikembangkan oleh Bappeda Aceh untuk mentransformasikan per-encanaan konvensional kepada pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) secara elek-tronik (web-based). Pengembangan e-Rencana di Bappeda Aceh dimu-lai sejak tahun 2013. Awal penggu-naannya secara resmi pada 14 April 2014 yang dilaunching oleh Guber-nur Aceh.

e-Rencana adalah sebuah in-strumen (tool) dalam penyusunan RKPA s/d KUA PPAS dan peruba-hannya untuk membantu Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) dan kabupaten/kota agar sesuai den-

bentuk pokok-pokok pikiran (pokir).

2) Tahapan Pra-Musrenbang, telah dilaksanakan pada 9 s/d 13 April 2018 meliputi: a) Forum verifikasi renja SKPA untuk me-mastikan usulan program/kegiatan SKPA sudah sesuai dengan target indikator dalam dokumen peren-canaan dan harus terinci sampai dengan jenis belanja, b) Forum gabungan SKPA untuk memasti-kan usulan program kegiatan sudah sesuai dengan tema dan prioritas pembangunan Aceh 2019.

3) Tahapan Musrenbang, dimu-lai dari pembukaan dan dilanjutkan dengan forum pembahasan hasil Pra-Musrenbang secara lebih kong-krit sampai 28 April 2018 berdasar-kan pagu indikatif dalam RPJMA 2017-2022.

“Mulai tahun ini, pembukaan Musrenbang dilaksanakan sebelum

admin. Memperhatikan dinamika per-

encanaan yang terus berkembang dan keinginan untuk memban-gun transparansi dan akuntabilitas perencanaan, maka pada tahun 2016/2017, Bappeda kembali melakukan pengembangan dan me-nambah beberapa login baru yaitu login kabupaten/kota, login moni-toring, dan login TAPA.

Pengembangan login guest (publik) sendiri didasarkan pada pendekatan partisipatif, dengan tujuan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk dapat mengajukan usulan sesuai dengan kebutuhan di wilayah masing-ma-sing dengan tetap memperhatikan kewenangan tentunya.

masukan dan arahan dalam forum ini,” kata Azhari Hasan pada pem-bukaan Musrenbang 2019 di aula gedung DPRA beberapa waktu lalu.

“Pemerintah Aceh berkomit-men untuk melakukan perubahan yang signifikan pola peyelenggaraan Musrenbang yang lebih berkualitas, bukan hanya sekedar formalitas dan seremonial. Perubahan difokuskan pada aspek tata kelola dan substan-si,” lanjut Kepala Bappeda Aceh.

Oleh sebab itu, pelaksanaan Musrenbang tahun ini dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu:

1) Tahapan Persiapan, telah dilaksanakan pada 21 Februari s/d 2 April 2018) meliputi: a) Pelak-sanaan forum konsultasi publik, b) Penginputan usulan program/kegiatan ke dalam sistem aplikasi e-planning oleh SKPA, kabupaten/kota maupun usulan masyarakat melalui sekretariat DPRA dalam

gan RPJMA, rencana induk pe-manfaatan dana otonomi khusus Aceh 2008-2027, dan arahan yang terkandung dalam Permendagri Nomor 54/2010 dan Permendagri Nomor 86/2017, sehingga dapat terselesaikan dengan mudah, cepat, tepat dan sesuai skedul perenca-naan.

Sejak awal penggunaannya pada perencanaan tahun 2015, e-Rencana sudah mengakomodir 5 pelevelan pengguna (login), dengan hak akses atau kewenangan yang berbeda dan tidak tumpang tindih, yakni 2 login pengguna yang ter-diri dari login SKPA dan login guest (masyarakat), selanjutnya terdapat login bidang rerencana (reviewer/evaluator), login operator dan login

proses pembahasan Musrenbang. Hal ini dimaksudkan agar semua masukan yang disampaikan oleh Pemerintah Pusat dan berbagai pemangku kepentingan pada saat pembukaan Musrenbang menjadi pertimbangan yang berarti bagi SKPA dalam pembahasan Musren-bang,” sambung Azhari.

Dari berbagai perubahan yang dilaksanakan dalam Musrenbang ini diharapkan akan mencapai tuju-an sebagai berikut:

Adanya keselarasan program/ke-giatan prioritas pembangunan Aceh dengan program prioritas nasional;

Usulan RKPA 2019 harus fokus dengan indikator yang kongkrit

Di samping itu login ini juga dapat mengakses berbagai informa-si perencanaan tahun sebelumnya dan tahun rencana melalui menu eksekutif yang terdiri dari: Pri-oritas, lokasi, kewenangan, SKPA, urusan, sasaran, sifat kegiatan, bi-dang urusan, dan sumber dana. Artinya, publik dapat mengakses perencanaan pembangunan melalui teknologi ini, sehingga menjadi terbuka, transparan, dan tidak ada yang ditutup-tutupi.

Untuk mendapatkan akses e-Rencana, maka masyarakat harus melakukan registrasi terlebih dahu-lu ke aplikasi e-Rencana https://e-rencana.acehprov.go.id/, kemudian klik tombol Guest, lalu muncul windows Login as Guest, klik tu-

serta pendanaan yang mencukupi sebagai manivestasi pembahasan musrenbang 2018 menggunakan pendekatan eviden based planning dan money follow program.

Pelaksanaan Musrenbang tahun ini melibatkan berbagai stekholder terkait yang terdiri dari anggota DPR/DPD RI asal Aceh, DPRA, tokoh masyarakat, instansi vertikal, pemerintah kabupaten/kota.

“Partisipasi aktif dari seluruh peserta Musrenbang merupakan kunci dalam memberi masukan yang konstruktif dan kongkrit un-tuk RKPA 2019 yang berkualitas dalam rangka menuju Aceh Hebat,” sebut Azhari. (cekwat)

lisan di sini untuk mendapatkan kode verifikasi. Selanjutnya isi in-formasi pada halaman verifikasi yang terdiri dari: Masukan Nama Anda/Masukan Alamat E-mail Anda / Masukan No Telp Anda, lalu klik tombol KIRIM DATA.

Pastikan aplikasi e-Rencana me-nampilkan notifikasi sukses, dan kode verifikasi akan dikirimkan segera (1-10 detik) ke email yang anda masukan. Cek kode pada email anda, dan jika tidak ditemu-kan pada folder Inbox, anda dapat mengeceknya pada folder Spam. Jika email sudah masuk, langkah se-lanjutnya klik Sign In as Guest pada email anda, lalu klik kembali tom-bol Guest dan masukan Kode Verifi-kasi yang dikirimkan ke email anda.

Musrenbang Jalan Menuju Aceh Hebat

E-Rencana, Wujud Keterbukaan Rencana Pembangunan

“Pemerintah Aceh berkomitmen untuk melakukan perubahan yang signifikan pola

peyelenggaraan Musrenbang yang lebih berkualitas, bukan hanya sekedar formalitas dan seremonial. Perubahan difokuskan pada

aspek tata kelola dan substansi,”

-- Azhari Hasan --Kepala Bappeda Aceh

Publik dapat mengakses perencanaan

pembangunan melalui teknologi ini, sehingga

menjadi terbuka, transparan, dan tidak

ada yang ditutup-tutupi”.

Oleh : Emi Riza (Tehnisi E-Rencana Bappeda Aceh)

Model aplikasi e-Rencana pemabngunan Aceh.

SUASANA Musrenbang RKPA tahun 2019 di Gedung DPR Aceh, Senin 16/4/2018) | FOTO BAPPEDA ACEH

TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 73 | MEI 20186 LAPORAN UTAMA

Ia menjelaskan, bahan reses per-tama dijadikan sebagai usulan po-kok pikiran anggota dewan untuk bahan penyusunan RKPD untuk RAPBA yang mau disahkan. Re-ses kedua dijadikan bahan untuk pokok pikiran penyusunan RKPD perubahan.

Irwan Djohan mengakui ada beberapa anggota DPRA selama ini memasukkan usulan aspirasi ke dalam dalam RAPBA pada saat pembahasan bersama dokumen KUA dan PPAS. Menurutnya, ke-biasaan ini harus diubah.

Karena dalam PP Nomor 16 tahun 2010, Badan Anggaran De-wan mempunyai tugas memberikan saran dan pendapat berupa pokok-pokok pikiran DPRD kepada pi-hak ekekutif, lima bulan sebelum APBD/APBA disahkan.

Selanjutnya dalam PP 1/2001, anggota DPRD mempunyai kewa-jiban menyalurkan aspirasi dan PP 25 tahun 2004 menyatakan, ang-

garan Sementara (KUA dan PPAS) diserahkan eksekutif kepada DPRA.

Wakil Ketua II DPRA, T Ir-wan Djohan mengatakan, cara pe-nyampaian aspirasi anggota DPRA yang benar dan tepat adalah seperti yang telah disebutkan dalam pasal 107 Permendagri Nomor 54 ta-hun 2010 tersebut, yaitu dilakukan pada saat pihak eksekutif sedang menyusun rencana kerja pemban-gunan daerah (RKPD).

Ia menyebutkan, materi usulan pokok-pokok pikiran yang mau dis-ampaikan anggota DPRA kepada pi-hak eksekutif melalui RKPD itu, di-ambil dari hasil reses anggota DPRA pada saat turun ke daerah pemilihan-nya, pertemuan anggota dewan den-gan elemen masyarakat, atau masu-kan instansi terkait lainnya.

“Biasanya reses anggota dewan ke daerah pemilihannya dalam satu tahun, dua sampai tiga kali,” kata Irwan Djohan kepada Tabangun Aceh, belum lama ini.

KALANGAN anggota DPR Aceh setuju untuk me-masukkan pokok-pokok

pikiran (pokir) anggota DPRA ke dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Aceh (RAP-BA). Penyampaian pokir atau yang lebih dikenal sebagai aspirasi ma-syarakat melalui anggota DPRA ke dalam RAPBA, telah diatur dalam Permendagri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Per-aturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pem-bangunan Daerah dan Permendagri No. 86 Tahun 2017.

Berdasarkan aturan, pokir ini dimasukkan ke dalam RAPBA pada saat penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) ta-hunan atau pada saat Musrenbang tingkat provinsi dilaksanakan, dan sebelum dokumen Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Ang-

gota DPRD memiliki kewajiban untuk menindaklanjuti aspirasi masyarakat. Dan Kepmendagri No-mor 29/2002 menyatakan dalam menyusun arah dan kebijakan umum APBD diawali dengan pen-jaringan aspirasi.

“Aturan mengenai kewajiban menyalurkan aspirasi dan kewa-jiban menindaklanjuti aspirasi su-dah ada aturannya. Cuma saja seka-rang ini, kenapa antara legislatif (Banggar Dewan) sering terjadi per-bedaan pendapat dengan TAPA dan Gubernur, itu karena ada beberapa yang tidak disiplin,” ujarnya.

Selain faktor keterlambatan ma-suknya pokir dari anggota dewan, kata Irwan, keterlambatan pemba-hasan RAPBA juga disebabkan dari pihak TAPA dan Gubernur yang pernah beberapa kali bernjanji den-gan Banggar Dewan.

“Bagi saya, pergub APBA 2018 senilai Rp 15,084 triliun itu meru-pakan pelajaran baru, agar kita se-lalu disiplin dengan waktu dan taat aturan,” ujarnya.

Untuk pokir tahun 2019, kata Irwan Djohan, dirinya sudah me-nyampaikan kepada pihak ekseku-tif. Pokok-pokok pikiran yang dis-ampaikannya untuk dimasukkan ke dalam RKPD 2019 dan RAPBA 2019, antara daerah pemilihan yang satu dengan lainnya berbeda dan ada juga yang sama. “Misalnya di daerah yang jaringan listrik PLN nya belum masuk, kita sampaikan pokok pikiran kepada pihak ekse-kutif, agar memprogramkan pem-

bangunan listrik hibrid, yaitu listrik tenaga matahari/surya dan angin,” ungkap Irwan Djohan.

Begitu juga dengan daerah yang belum ada layanan air minum dari pemerintah, pokok pikiran yang disampaikan kepada Bappeda dan SKPA terkait adalah membuat pro-gram pembangunan waduk sebagai sumber air baku dan membangun instalasi penyaringan air bersih ke-mudian pipanisasi air PDAM ke rumah-rumah penduduk.

Pokok pikiran lain yang dis-ampaikan anggota DPRA untuk menurunkan jumlah penduduk miskin dan pengangguran, adalah membangun dan merehab rumah tidak layak huni, melalui program bantuan rumah dhuafa dan bedah rumah. Kemudian membuat pro-gram yang bisa menciptakan lapan-gan kerja baru, di bidang pertanian, peternakan, perikanan, industri, kerajinan, jasa, dan lainnya.

Irwan Djohan mengingatkan, untuk tahun 2019, eksekutif mem-berikan waktu kepada anggota DPRA, paling lambat memasukkan pokir ke SKPA dan Bappeda, tang-gal 15 Mei 2018. Untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam RKPD 2019 yang merupakan bahan penyusunan KUA dan PPAS serta RAPBA 2019.

“Kita harapkan semua anggota DPRA, bisa menyampaikannya se-belum tanggal tersebut, sehingga tahapan pihak eksekutif dalam me-nyusun RKPD tahunan, KUA dan PPAS 2019 tidak terlambat lagi,” ujar Irwan Djohan.(heri hamzah)

Pokir Cara Benar Usulkan Aspirasi ke dalam APBA

“Materi usulan pokok-pokok pikiran anggota DPRA diambil dari hasil reses ke daerah pemilihannya, pertemuan

anggota dewan dengan elemen masyarakat, atau masukan instansi

terkait lainnya.”

-- Irwan Djohan --Wakil Ketua II DPRA

Penyampaian Pokir DPRA, lanjut dia, sudah sesuai dengan me-kanisme perencanaan sebagaima-na diatur dalam Permendagri No.86 tahun 2017 khusunya pasal 78 dalam penyusunan rancangan awal RKPD sebagaimana DPRD memberikan saran dan pendapat berupa pokok-pokok pikiran DPRD berdasarkan hasil reses/pen-jaringan aspirasi masyarakat sebagai bahan perumusan kegiatan, lokasi kegiatan dan kelompok sasaran yang selaras dengan pencapaian sa-

dan mempunyai data dukung sep-erti DED, SID, kesiapan lahan dan lain-lain, sehingga kegiatan yang diusulkan tersebut dapat diimple-mentasikan pada tahun 2019.

“Begitu juga program DOKA yang telah dibahas dalam Musrenbang juga harus segera difi-nalkan untuk dimasukkan ke dalam renja SKPA. Hanya program dan kegiatan yang siap sajalah diinput dalam renja,” ungkap Azhari.

Selain itu, Kepala Bappeda Aceh juga menyampaikan tentang pokok pikiran (Pokir) DPRA. “Al-hamdulillah Pokir DPRA untuk ta-hun 2019 telah kita terima. Ini ke-majuan besar bahwa Pokir tersebut disampaikan sebelum pelaksanaan Musrenbang RKPA tahun 2019,” kata Azhari.

UNTUK mempercepat pe-nyelesaian Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA)

2019, SKPA segera menyelesaikan Renstra 2017-2022 dan rencana kerja (Renja) 2019. Dokumen tersebut harus mengacu kepada RPJM Aceh 2017-2022.

“Sambil menunggu RPJMA diqanunkan kita pergubkan dulu sebagai legalitas regulasi dokumen tersebut,” kata Kepala Bappeda Aceh, Azhari Hasan, dalam rapat koordinasi dengan seluruh kepala SKPA di Aula Bappeda Aceh, Selasa (8/5/2018).

Lebih lanjut Azhari Hasan mengatakan semua usulan kegiatan 2019 harus mengaju prioritas pem-bangunan sebagaimana dituangkan dalam RKPA, kewenangan provinsi

saran.“Sesuai peraturan daerah ten-

tang RPJMD, saran dan pendapat berupa pokok-pokok pikiran (Pokir) DPRD harus disampai-kan secara tertulis kepada Kepala Bappeda,” sebut Azhari Hasan.

Pokir tesebut sudah diverifikasi oleh Bappeda, yaitu mengenai kese-larasan dengan prioritas pembangu-nan Aceh. Selanjutnya tugas SKPA adalah menvalidasi kembali Pokir tersebut agar sesuai dengan tupoksi dinas, data daukung dan lain-lain,

serta memberikan alokasi anggaran-nya setiap program kegiatan Pokir tersebut, kemudian diinput dalam renja untuk dituangkan dalam ran-cangan akhir RKPA tahun 2019.

“Perlu diingat, hanya kegitan yang ada dalam renja dan RKPA sajalah yang boleh masuk dalam PPAS 2019. Kalau usulan keg-iatan tidak ada dalam dua doku-men tersebut tapi ada dalam PPAS, maka itu dianggap kegiatan ilegal atau penumpang gelap,” tutup Azhari Hasan. (cekwat)

Pokir DPRA Sesuai Mekanisme Perencanaan“Sesuai peraturan daerah tentang RPJMD, saran dan pendapat berupa pokok-

pokok pikiran (Pokir) DPRD harus disampaikan secara

tertulis kepada Kepala Bappeda,”

-- Azhari Hasan --Kepala Bappeda Aceh

SUASANA Musrenbang RKPA tahun 2019 di Gedung DPR Aceh, Senin 16/4/2018) | FOTO BAPPEDA ACEH

TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 73 | MEI 2018 7LAPORAN UTAMA

PEMERINTAH Aceh men-argetkan penurunan angka kemiskinan setidaknya 1%

per tahun dalam masa pemerin-tahan Irwandi - Nova hingga 2022 nanti. Wakil Gubernur Aceh Ir. Nova Iriansyah, MT yakin tar-get penurunan angka kemiskinan bisa direalisasikan dengan baik sesuai harapan. Pemerintah Aceh, sambung Nova, optimistis untuk mengejar target tingkat kemiski-

fokuskan anggaran pembangunan-nya kepada program-program yang mampu mengintervensi penurunan angka kemiskinan,” kata Nova Iriansyah yang juga Ketua Tim Koordinasi Percepatan Penang-gulangan Kemiskinan (TNP2K) Aceh.

Nova kembali menegaskan, pemerintah Aceh akan memberi-kan perhatian khusus pada sektor-sektor yang menjadi penyebab

optimalisasi program tiga bidang tersebut, Insya Allah akan mem-bangkitkan ekonomi rakyat,” kat-anya.

Untuk bidang pemberdayaan ekonomi misalnya, kata Darmawan, Baitul Mal kini memiliki gampong produktif. Gampong produktif ini adalah gampong binaan Baitul Mal dimana masyarakat setempat dibina untuk mengembangkan ekonomi sesuai dengan potensi daerah.

“Tahun 2017 kita punya 3 Gampong produktif di Kecamatan Arongan Lambalek, Aceh Barat. Di sini masyarakat kini sedang mengembangkan home industry pengolahan eceng gondok. Warga menjadikan eceng gondok sebagai hasil olahan produktif yang bisa dimanfaatkan oleh warga,” ujarnya.

Selain 3 desa ini, pada tahun 2018, Baitul Mal juga akan menam-bah keberadaan gampong produktif lainnya. Gampong Produktif di-

nan bahkan pemerintah bertekad menekan angka kemiskinan Aceh dari 15,92 % pada September 2017 turun menjadi 14,43% di akhir 2019.

“Untuk mencapai target ini, Pemerintah Aceh tidak bisa bekerja sendiri, harus berkolaborasi dengan semua pemangku kebijakan, terma-suk di Pemerintah kabupaten/kota. Oleh karena itu, saya menghimbau kepada Pemkab/kota untuk mem-

instansi pemerintahan terhadap karyawannya.

Penerimaan zakat ini, sebut Darmawan, digunakan untuk ke-mandirian umat. “Zakat ini disalur-kan kepada delapan golongan senif yang sudah ditentukan oleh agama, penyaluran ada yang bersifat hibah ada pula untuk membantu pening-katan perekonomian rakyat,” jelas Darmawan.

Pada tahun 2018, sebut Dar-mawan ada tiga program yang menjadi pekerjaan priroritas Baitul Mal Aceh, masing-masing pember-dayaan ekonomi dan perdagangan masyarakat dalam hal ini peningka-tan kualitas home industry, pening-katan hasil pertanian, dan pening-katan kesejahteraan masyarakat di bidang perikanan.

“Tiga program ini terus digen-jot optimalisasinya agar bisa sesuai dengan visi dan misi Gubernur Aceh yakni Aceh Hebat. Dengan

BEBERAPA tahun ini pen-gumpulan zakat terutama zakat profesi dan zakat

perseorangan pada Baitul Mal Aceh terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini dikarena-kan kesadaran umat Islam untuk menunaikan zakat yang merupak-an rukun Islam.

Apalagi, zakat tidak saja berben-tuk ibadah ritual semata, tetapi juga mempunyai dampak langsung pada pemerataan ekonomi Islam. Kedua, besarnya tingkat kepedulian umat terhadap nasib sesama, tingkat kepedulian ini diwujudkan melalui program-program pendayagunaan zakat.

Kepala Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Baitul Mal Aceh, Darmawan mengatakan, un-tuk penerimaaan zakat langsung di Baitul Mal Aceh di tahun 2017 mencapai Rp 10 miliar, ini bukan termasuk zakat yang dipotong oleh

utama tingginya angka kemiskinan di Aceh. Menurut Nova, untuk mencapai target tersebut, Pemer-intah Aceh telah mengagas sejum-lah program yang akan berdampak langsung bagi penurunan angka kemiskinan. Diantaranya, pemban-gunan 6 ribu unit Rumah Sehat Sederhana untuk rakyat kurang mampu serta memberikan tamba-han beasiswa yatim piatu.

Target penurunan angka ke-miskinan Aceh juga didukung dengan terobosan dan program-program yang menyentuh langsung kepada pemenuhan kesejahteraan rakyat, seperti Aceh Seujahtra (JKA Plus), Aceh Caròng, Aceh Seunin-ya, Aceh Kaya, Aceh Kreatif, Aceh Troe, Aceh Meugoë dan Meulaôt dan lain sebagainya.

Secara bertahap, kata Wagub, angka kemiskinan di Aceh menun-jukkan tren penurunan. Jum-lah penduduk miskin di Aceh berkurang 43 ribu orang pada awal Januari 2018. Sebelumnya BPS

harapkan bisa meningkatkan kes-ejahteraan warga dan mengurangi angka penganguran, sesuai dengan program Pemerintah Aceh, yakni Aceh Hebat.

Pemberdayaan umat lainnya yang juga sudah dimulai sejak ta-hun 2011 adalah pembangunan rumah duafa. “Kenapa kita memil-ih membangun rumah duafa, ini tidak lain adalah untuk menjadikan warga mandiri, dengan memiliki rumah. Kepala keluarga tidak usah lagi berpikir keras untuk membayar sewa rumah selama ini, sehingga warga bisa fokus bekerja untuk meningkatkan ekonominya,” jelas Darmawan.

Saat ini sebanyak 1460 rumah duafa sudah dibangun di 23 ka-bupaten/kota. “Satu dari banyak program-program Baitul Mal di ta-hun 2018 ini untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat adalah mem-bangun 1000 unit rumah duafa un-

Aceh merilis, tingkat kemiskinan pada Maret 2017 yang mencapai 16,89 persen (872 ribu orang), turun menjadi 15,92 persen (829 ribu orang) pada September 2017. Penurunan angka kemiskinan Aceh hingga 0,97 persen ini merupakan terbesar dalam tiga tahun terakhir.

Sinergikan Pembangunan Wagub juga meminta pemerin-

tah kabupaten/kota di Aceh untuk menyelaraskan visi-misi pemban-gunan daerah dengan pemerintah provinsi. Menurut Nova, hal ini akan mengefisiensi anggaran seka-ligus mengarahkan pembangunan ke arah yang tepat. “Kita tidak lagi membedakan pemerintah dari tingkat provinsi hingga gampong. Semuanya harus kolaborasi dan tidak boleh sekedar bergerak di koridornya sendiri-sendiri. Kita berharap semua sumber dana agar digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat dengan pelay-anan yang maksimal,” pinta Wagub Nova Iriansyah.[rid]

tuk warga yang sudah terverifikasi datanya.

Untuk mendukung program-program pemberdayaan umat, di-harap dukungan zakat perseorangan dan infaq yang disetorkan langsung ke Baitul Mal, bisa terus menin-gkat. Kendalanya saat ini, lanjut Darmawan, adalah masih tinggi opini yang beredar di kalangan ma-syarakat, bahwa jika ada pembagian zakat kepada masyarakat, itu adalah pembagian dana yang harus di-habiskan untuk konsumsi.

“Padahal tidak demikian, sangat diharapkan zakat yang disalurkan bisa menambah modal bagi mereka, selain memang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga,” ujar Darmawan.

Baitul Mal juga terus menggen-jot upaya penyetoran zakat perseorangan dan infaq ke Baitul Mal agar jumlahnya semakin banyak dan meningkat.(yayan zamzami)

Target 2019,

Angka Kemiskinan Aceh Turun Jadi 14,43 %

Optimalkan Zakat untuk Memberdayakan Ekonomi Rakyat

“Saya menghimbau kepada Pemkab/kota untuk memfokuskan

anggaran pembangunannya kepada program-program

yang mampu mengintervensi penurunan angka kemiskinan,”

--Nova Iriansyah-- Wakil Gubernur Aceh

“Tahun 2017 kita punya 3 Gampong produktif di Kecamatan

Arongan Lambalek, Aceh Barat. Di sini masyarakat kini sedang

mengembangkan home industry pengolahan eceng gondok. Warga menjadikan eceng gondok sebagai

hasil olahan produktif yang bisa dimanfaatkan oleh warga.”

-- Darmawan --Kepala Bidang Pendistribusian dan

Pendayagunaan Baitul Mal Aceh

GAMPONG Binaan Baitul Mal Aceh yang Mengembangkan Tanaman Nilam di kecamatan Blang Bintang kabupaten Aceh Besar. | FOTO: BAITUL MAL ACEH

TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 73 | MEI 20188

TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 73 | MEI 2018 9

LAPORAN UTAMA

GUBERNUR Aceh Irwandi Yusuf meminta Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) mempercepat capaian realisasi keuangan sesuai dengan target masing-masing. Gubernur juga meminta kepala SKPA untuk mempercepat kegiatan yang bebentuk swakelola, pelatihan, pengadaan langsung dan e-catalog.

Irwandi mengingatkan semua kepala SKPA agar menuntaskan semua tahapan lelang proyek kegiatan supaya segera bisa teken kontrak dan realisasi di lapangan.

“Semua harus kerja keras agar bisa tanda tangan kontrak bersama, pada tanggal 11 Mei nanti,” ujar Gubernur Irwandi dalam Rapat Pimpinan di ruang rapat Pengendalian dan Percepatan Kegiatan (P2K) Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA), Kompleks Kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh,

pekan lalu.Agenda Rapim P2K APBA

digelar untuk memantau progres perkembangan kegiatan yang sedang berjalan di seluruh Aceh. Kegiatan yang turut dihadiri Sekretaris Daerah Aceh Drs Dermawan MM dan para Asisten Sekda itu juga untuk mengetahui masalah dan kendala yang terjadi, sehingga mendapat solusi penyelesaian yang tepat.

Menurut Irwandi, capaian realisasi keuangan hingga 28 April sebesar 6,5 persen dari target 8 persen, sehingga perlu kerja keras semua pihak. Dalam Rapim tersebut, Irwandi juga turut mengingatkan Kepala SKPA terkait harapan rakyat Aceh pasca Pergub APBA. “Rakyat menunggu kerja keras kita semua pasca Pergub APBA,” pungkas Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf. [rd].

Foto-foto oleh Asyariadi, Fahrul razi, Mulgiarto, T Adri, Bappeda Aceh

Gubernur:

Percepat Realisasi Anggaran

TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 73 | MEI 201810 LAPORAN KHUSUS

Kegiatan Prioritas Penurunan Angka Kemiskinan dan

Pengangguran (Aceh Seujahtra JKA Plus, Aceh Caròng, Aceh

Seuninya, Aceh Kaya, Aceh Meugoë dan Meulaôt)

SALAH satu kegiatan prioritas penu-runan angka kemiskinan dan pengangguran Aceh yang akan direncanakan tahun 2019 adalah penciptaan lapangan kerja. Kepala Bappeda Aceh, Azhari Hasan memaparkan sejumlah terobosan yang akan dilakukan Pemerintah Aceh, antara lain melalui pela-tihan kompetensi tenaga kerja, peningkatan iklim infestasi, iklim usaha padat karya, in-dustrial, layanan informasi pembangunan infrastriktur skala kecil dan menengah padat karya, serta peningkatan iklim ketenagaker-jaan.

Selanjutnya pengurangan beban pen-duduk miskin, yakni melalui JKRA, bantuan rumah dhuafa, jaminan sosial lansia, bantuan beasiswa anak yatim dan anak fakir miskin, PMTAS, sertifikat tanah fakir miskin, operasi pasar murah dan subsidi pemasangan listrik fakir miskin.

“Pemerintah Aceh juga akan memberi-kan perhatian khusus pada UMKM melalui kemudahan akses pembiayaan, keterampilan usaha, kualitas produk dan akses pemasaran. Selanjutnya pengembangan koperasi, kemi-traan usaha, kemudahan, kepastian dan per-lindungan usaha,” terang mantan Asisten II Sekda Aceh ini.

Khusus untuk pengembangan kewirausa-haan, pada tahun 2019 mendatang pemerin-tah Aceh akan membuat terobosan di bidang pendidikan kewirausahaan.

Selanjutnya memperbanyak kegiatan pelatihan teknis peningkatan produktifitas, pelatihan pengembangan produksi berbasis inovasi, pembentukan dan pengembangan inkubasi bisnis, pengembangan bisnis ruma-han, pengembangan wirausaha serta dukun-gan modal bagi wirausaha pemula.

Kegiatan prioritas lainnya yang akan direncanakan tahun depan, sambung Kepala Bappeda, juga berkaitan dengan penguatan basis perekonomian pedesaan yaitu melalui program pendampingan masyarakat desa, pelatihan keterampilan teknis, pembangunan sarana dan prasarana pendukung perekono-mian.

“Termasuk penguatan kelembagaan keuangan yang berbasis komuditas dan kelembagaan BUMG” jelas Azhari Hasan.

Selanjutnya, Pemerintahan Irwandi – Nova juga akan memprioritaskan perluasan pelayanan dasar, yaitu melalui pembangunan sanitasi yang layak, pembangunan air minum layak dasar dan penanganan kawasan-ka-wasan kumuh. Sementara itu untuk program peningkatan tata kelola layanan dasar, Pemer-intah Aceh akan membangun akses jalan, jembatan strategis desa, dan pembangunan pasar rakyat sekaligus sistem informasi harga.

Peningkatan Akses dan Kualitas Kesehatan

Tahun 2019(Aceh Seujahtra JKA Plus, Aceh Seuninya)

TAHUN depan, Pemerintah Aceh men-argetkan penyelesaian pembangunan 3 rumah sakit regional, akreditasi 80% Pusk-esmas dan 64% RS, peningkatan kesehatan keluarga untuk mengurangi angka kematian ibu serta menjaga kelangsungan hidup bayi dan balita. Kemudian, kemitraan asuransi ke-sehatan masyarakat dengan target 1.953.958 peserta JKA Plus dan pengobatan 1.700 pasien gangguan jiwa berat.

Pemerintah Aceh juga akan mempriori-taskan perbaikan gizi masyarakat dengan tar-get 24% stunting, 2% balita gizi buruk dan 13% balita gizi kurang, 60% tenaga kesehat-an terlatih, pencegahan dan penanggulangan penyakit.

Tidak hanya itu, ke depan Pemerintah Aceh juga akan menangani secara tuntas permasalahan perempuan dan anak, melalui peningkatan kualitas hidup dan kemandirian perempuan dalam berbagai bidang.

Selanjutnya peningkatan efektifitas per-lindungan perempuan dan anak, pening-katan komunikasi, edukasi dan pemberian informasi dalam rangka pemenuhan hak-hak perempuan dan anak khususnya kepada perempuan dan anak korban kekerasan.

“Juga peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak serta peningkatan kelem-bagaan keluarga atau rumah tangga,” ujar Azhari hasan, merincikan.

Sementara itu, rencana prioritas bidang penanganan Penyandang Masalah Kes-ejahteraan Sosial (PMKS), adalah melalui

pemberian pelayanan langsung dan mem-berdayakan sekaligus pemberian bantuan ke-butuhan dasar PMKS, peningkatan kemam-puan dan keterampilan berusaha bagi PMKS melalui penguatan keterampilan teknis dan manajemen usaha.

Selanjutnya, kegiatan prioritas yang akan direncanakan tahun 2019 adalah peningka-tan peran dan fungsi kelembagaan sosial ke-masyarakatan dalam mempercepat jangkauan pelayanan sosial kepada PMKS. Pemberian bantuan stimulan atau usaha kepada PMKS melalui bantuan usaha ekonomi produktif dan bantuan sosial lainnya.

Mengurangi Kesenjangan Antar Wilayah melalui

Pengembangan Kawasan Strategis dan Penguatan

Konektifitas (Aceh Seumeugot, Aceh Kaya, Aceh Kreatif,

Aceh Meugoë dan Meulaôt)

ADAPUN rencana kegiatan prioritas pembangunan Aceh dalam mengurangi kes-enjangan antar wilayah antara lain pemenu-han pelayanan dasar publik, yaitu melalui pembangunan sarana dan prasarana pendidi-kan, pembangunan sarana dan prasarana kes-ehatan, pemenuhan perumahan dan pemuki-man layak huni, serta penyediaan air bersih dan sanitasi.

Selanjutnya, papar Kepala Bappeda Aceh Azhari Hasan, kegiatan prioritas yang akan direncanakan tahun 2019 yaitu peningkatan aksesibilitas (konektifitas) melalui sejumlah program, diantaranya, pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan, pemban-gunan dermaga, pembangunan dan pemeli-haraan bandara, pengadaan moda transpor-tasi (darat dan laut), pelayanan angkutan keperintisan, dan penyediaan akses teleko-munikasi.

Dalam membangun sektor ekonomi lo-kal, pemerintah Aceh juga komit untuk me-ningkatkan kapasitas nelayan/petani/pelaku UMKM, peningkatan SDM dan IPTEK me-lalui penyediaan dan tunjangan tenaga pen-didikan dan kesehatan, pembangunan SMK dan Politeknik, pengembangan kapasitas tenaga kerja, pengembangan inkubator dan inovasi produk unggulan daerah.

Peningkatan Ketahanan Pangan dan Energi

(Aceh Troe, Aceh Energi, Aceh Seumeugot, Aceh Meugoë dan Meulaôt)

TAHUN 2019 Pemerintah Aceh men-argetkan produsi padi meningkat sebesar 420.055 ton. Adapun capaian tahun 2016 lalu adalah sejumlah 2.204.992 ton, semen-tara tahun 2019 produksi padi ditargetkan mencapai 2.625.047 ton. Pemerintah Aceh juga menargetkan peningkatan produksi ikan, dari 276.144 ton pada tahun 2016 lalu, menjadi 313.786 ton di akhir 2019 men-datang.

Kepala Bappeda Aceh Azhari Hasan me-maparkan sejumlah kegiatan prioritas yang direncanakan tahun 2019 dalam meningka-tan ketahanan pangan dan energi Aceh, yaitu melalui program perluasan lahan pertanian. Artinya, Pemerintah Aceh akan menyusun dan meninjau kembali RTRW dan RDTR yang memasukkan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B), optimalisasi lahan dan cetak sawah baru.

Untuk pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi, sambung Azhari Hasan, Pemerintah Aceh akan merehabilitasi jarin-gan irigasi permukaan, bendung irigasi, jar-ingan irigasi permukaan, dan pembangunan konservasi tanah dan air.

Kegiatan prioritas lainnya adalah pen-ingkatan sarana dan prasarana pangan (per-tanian) yakni melalui bantuan alat dan mesin pertanian, revitalisasi penggilingan padi, pembangunan fasilitas rumah Potong Hewan, pembangunan bangsal pasca panen (teknik pengemasan), pembangunan Cold Stroge holtikultura dan perikanan, serta pengembangan industri pengolahan hasil pertanian dan perikanan.

Selain itu, kata Azhari Hasan, Pemerin-tah Aceh juga akan prioritaskan peningka-tan produksi pangan, yaitu melalui program pengembangan sistem pembenihan (pem-bibitan), peningkatan teknologi budidaya peternakan dan perikanan. Selanjutnya, pro-gram pengembangan dan penelitian teknolo-gi, penanggulangan penyakit dan gangguan pertanian, peternakan dan perikanan, sistem pengkarantinaan dan keamanan hayati ikan, sekaligus konservasi pesisir dan laut (habitat ikan).

Terkait dengan peningkatan konsumsi

n Penataan kawasan strategis di seluruh wilayah Aceh menjadi lokasi yang kondusif untuk berinvestasi bagi penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing yang didukung oleh kemampuan pelayanan, kearifan adat dan budaya, serta sarana dan prasarana yang lengkap

n Peningkatan kapasitas tampung kawasan terhadap kegiatan perdagangan, jasa dan pariwisata sesuai dengan daya dukung lingkungan

n Pengembangan industri berbasis komoditas unggulan daerah dan industri kemaritiman

n Pengalokasian ruang dan kesempatan bagi pengembangan sektor informal dan golongan usaha kecil menengah secara terintegrasi

n Pengembangan infrastruktur diarahkan pada upaya untuk menurunkan kesenjangan antara wilayah barat dan timur Aceh.

Arah Kebijakan Pembangunan Aceh 2019

Gubernur Irwandi Yusuf melakukan peletakan batu pertama pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Sumbagut 2, 250 MW di Lhokseumawe, Jumat, 11 Mei 2018. Pembangkit listrik ini akan memperkuat Sistem Kelistrikan Wilayah Aceh dan diharapkan dapat beroperasi akhir 2019. | FOTO: HUMAS ACEH

TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 73 | MEI 2018 11LAPORAN KHUSUS

pangan, sejumlah kegiatan prioritas juga akan dirancang, yaitu melalui program pen-ingkatan keamanan dan mutu pangan, pen-guatan kualitas konsumsi pangan, penguatan diservikasi konsumsi pangan, dan peningka-tan diservikasi konsumsi pangan.

Rencana Prioritas Bidang Penguatan Dinul Islam

dan Peningkatan Kualitas Pendidikan

(Aceh Meuadab, Aceh Caròng, Aceh Teuga)

KEPALA Bappeda Aceh Azhari Hasan menyebutkan, kegiatan-kegiatan yang men-jadi prioritas dalam bidang penguatan dinul islam dan peningkatan kualitas pendidikan Aceh tahun 2019 adalah Pendidikan Voka-sional, yakni melalui pengembangan SMK dan Politeknik, reorientasi dan revitalisasi (R3) 2 BLK. Kemudian pengembangan skill masyarakat melalui pendidikan formal dan non formal, serta kerjasama dengan dunia usaha/industri.

Peningkatan mutu pendidikan, juga menjadi program prioritas. Terobosan yang direncanakan dalam sektor ini an-tara lain penyediaan BOMM, akreditasi sekolah, pengadaan alat praktik (peraga siswa) dan penyediaan komputer UNBK. Selanjutnya pemerataan rasio dan pen-ingkatan kompetensi guru yakni pening-katan kompetensi guru, pemerataan rasio guru untuk seluruh bidang study khusus-nya daerah terpencil.

Pemerintah Aceh, kata Azhari, juga akan meningkatan kerjasama pendidikan dengan universitas-universitas bergengsi tingkat in-ternational, melalui pemberian beasiswa S1, S2/S3 (dalam/luar negeri), kerjasama bea-siswa imam tahfiz, dan kerjasama pendidikan keterampilan non gelar.

melalui peningkatan kualitas SMK industri, pelatihan dan sertifikasi SDM industri. (4) Penguatan pertumbuhan ekonomi kreatif, melalui perlindungan HKI, akses ke sumber modal dan akses ke Pasar.

Kemudian (5) pengembangan kawasan pariwisata, melalui pembentukan kelem-bagaan distenasi, penumbuhan inovasi produk dan kapasitas daya tarik pariwisata, peningkatan citra pariwisata halal Aceh, pen-ingkatan akses informasi, pemasaran produk pariwisata, peningkatan kualitas SDM, pen-ingkatan daya saing produk dan jasa UKM pariwisata. Selain itu, juga akan dilakukan terobosan melalui peningkatan akses ke pasar global, yaitu dengan penyediaan informasi dan analisis pasar exspor, promosi perdagan-gan dalam dan luar negeri, serta peningkatan citra produk.

Rencana Kegiatan Prioritas Bidang Optimalisasi

SDA Berkelanjutan dan Penurunan Resiko Bencana

(Aceh Seumeugot, Aceh Energi, Aceh Green, Aceh Troe, Aceh Meugoë dan Meulaôt)

PEMERINTAH Aceh menargetkan ta-hun 2019 kerusakan kawasan hutan menu-run sebesar 0,14 persen, dari capaian tahun lalu 0,17%. Target rehabilitasi hutan dan lahan kritis 12,16% dan target indeks resiko pengurangan bencana Aceh masuk kategori Sedang, yaitu berkisar 137.5.

Adapun sejumlah kegiatan prioritas yang direncanakan, antaralain, pertama, pening-katan daya dukung SDA dan daya tampung lingkungan, melalui pencegahan kerusakan SDA dan lingkungan hidup, rehabilitasi dan pemulihan kerusakan SDA dan lingkungan hidup, pemulihan dan pemeliharaan sumber daya air dan ekosistem, serta peningkatan

Sementara itu, untuk kemandirian pen-didikan dayah, sambung Azhari Hasan, pemerintahan Irwandi-Nova komit untuk memperkuat kelembagaan dan manajemen dayah, peningkatan mutu, kemandirian dayah serta standarisasi pendidikan dayah Aceh. “Penguatan pendidikan yang berbasis nilai-nilai moral juga akan dilakukan dalam setiap tingkatan pendidikan, seperti di lem-baga pendidikan Tahfiz Al-Qur’an, kemu-dian peningkatan angka melek Al-Qur’an, peningkatan jumlah pengumpulan dan pe-nyaluran ZISWAF,” tukas Kepala Bappeda Aceh, Azhari Hasan.

Rencana Kegiatan Prioritas Bidang Peningkatan

Investasi dan Nilai Tambah Hasil Pertanian, Industri Kreatif dan Pariwisata

(Aceh Kreatif, Aceh Kaya, Aceh Peumulia, Aceh Meugoë dan Meulaôt)

TAHUN 2019 Pemerintah Aceh men-argetkan pertumbuhan ekonomi (migas) berkisar di angka 5,00 hingga 5,50 %. Ada-pun capaian tahun 2017 adalah 4,19 %. Untuk sektor pariwisata, juga ditargetkan adanya peningkatan kunjungan dari tahun-tahun sebelumnya yaitu sebanyak 3.292.320 kunjungan wisatawan, dari 2.154.249 2016 di tahun 2016 lalu.

Azhari menjelaskan, kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas tahun 2019 men-datang antaralain (1) Pertumbuhan Popu-lasi Industri, (2) Pengembangan Kawasan Industri/SIKIM melalui penyediaan lahan kawasan, konektifitas dan aksesibilitas, ket-ersediaan infrastruktur dasar penguatan kelembagaan sentra/SIKIM, (3) Peningka-tan SDM industri yang kompeten, yaitu

regulasi kelembagaan. Kedua, peningkatan perlindungan SDA

dan ekosistemnya, yakni melalui penurunan kerusakan kawasan hutan, peningkatan in-deks kualitas udara dan air, peningkatan kualitas lingkungan hidup, penurunan risiko bencana, ketaatan terhadap RTRW, serta pengarusutamaan prinsip pertumbuhan eko-nomi hijau (Green Economic Growth).

Ketiga, penanggulangan bencana me-lalui penguatan kapasitas penanggulangan bencana (manajemen kebencanaan), sarana dan prasarana kebencanaan, penanganan darurat serta pemulihan Pascabencana.

Rencana Kegiatan Prioritas Bidang Penataan Reformasi

Birokrasi dan Penguatan Perdamaian

(Aceh Damee, Aceh SIAT, Aceh Peumulia)

KEPALA Bappeda Aceh, Azhari me-rincikan sejumlah kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan tahun 2019 antara lain, pengembangan sistem informasi dan database Aceh terpadu (evidence based plan-ning). “Yakni dengan penerapan e-govern-ment yang terintegrasi bagi perangkat daerah seluruh Aceh,” beber Azhari.

Prioritas lainnya adalah pemenuhan layanan pemerintahan yang mudah, cepat, berkualitas dan bebas pungutan liar. Pemer-intah Aceh juga menargetkan mempertah-ankan WTP (terhadap opini BPK) di tahun-tahun mendatang.

Tidak hanya itu, kedepan Pemerintah Aceh juga menargetkan adanya peningkatan indeks demokrasi. Termasuk impelemtasi jumlah PP dan Qanun turunan UU-PA, ser-ta penguatan pendidikan damai (peace edu-cation) dalam kurikulum di sekolah-sekolah. [rid]

PENURUNAN ANGKA KEMISKINANDAN PENGANGGURAN

RENCANA KEGIATANPRIORITAS PEMBANGUNAN ACEH

PENURUNANANGKA

KEMISKINAN DANPENGANGGURAN

PenguranganBeban

PendudukMiskin

PengembanganKewirausahaan

Ÿ JKRAŸ Bantuan Rumah DhuafaŸ Jaminan Sosial LansiaŸ Bantuan Beasiswa Anak Yatim dan Anak Fakir MiskinŸ PMTASŸ Sertifikat Tanah Fakir MiskinŸ Operasi Pasar (Pasar Murah)Ÿ Subsidi Pemasangan Listrik Fakir Miskin

Ÿ Akses Pembiayaan

Ÿ Keterampilan Usaha

Ÿ Kualitas Produk dan Akses Pemasaran

Ÿ Koperasi dan Kemitraan Usaha

Ÿ Kemudahan, Kepastian dan Perlindungan Usaha

Ÿ Pembangunan Sanitasi Layak Dasar

Ÿ Pembangunan Air Minum Layak Dasar

Ÿ Penanganan Kawasan Kumuh

Ÿ Pelatihan Kompetensi Tenaga Kerja

Ÿ Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha Padat Karya

Ÿ Pembangunan Infrastruktur Skala Kecil dan Menengah Padat Karya

Ÿ Peningkatan Iklim Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial

Ÿ Pendidikan KewirausahaanŸ Pelatihan Teknis Peningkatan ProduktifitasŸ Pelatihan Pengembangan Produksi Berbasis InovasiŸ Pembentukan dan Pengembangan Inkubasi BisnisŸ Pengembangan Bisnis RumahanŸ Pengembangan WirausahaŸ Dukungan Modal Bagi Wirausaha Pemula

Ÿ Pendampingan Masyarakat Desa

Ÿ Pelatihan Keterampilan Teknis

Ÿ Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendukung Perekonomian Pedesaan

Ÿ Kelembagaan Keuangan Berbasis Komoditas

Ÿ Penguatan Kelembagaan BUMG

Ÿ Pembangunan Jalan/Jembatan Strategis Desa

Ÿ Pembangunan Pasar Rakyat

Ÿ Pembangunan Sistem Informasi Harga

PenguatanBasis

PerekonomianPedesaan

PeningkatanTata Kelola

LayananDasar

PerhatianKhusus pada

UMKM

PerluasanPelayanan

Dasar

PenciptaanLapangan

Kerja

ACEH

SEUJAHTERA

JKA PLUS

1

ACEH

CARONG3

ACEH MEUGOË

DAN MEULAOT5

ACEH

KAYA8

ACEH

SEUNIYA14

ProgramAceh Hebat

TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 73 | MEI 201812 LAPORAN KHUSUS

Damai Aceh

KEMENTERIAN Tenaga Kerja RI siap membantu Pemerintah Aceh dalam

melakukan Revitalisasi, Reorientasi dan Rebranding (3R) Balai Latihan Kerja (BLK) di Aceh. Hal itu di-katakan oleh Sekretaris Ditjen Pem-binaan Pelatihan dan Produktifitas (Bina Lattas) Kemenaker, Kunjung Masehat, dalam pertemuan dengan pejabat Bappeda Aceh dan Disnaker Mobduk Aceh di kantor Kemena-ker RI di Jakarta, Rabu (2/4/2018).

“Kemenaker melalui Dirjen Lattas mengalokasikan anggaran 2019 untuk pengembangan SDM dengan memanfaatkan seluruh

KABAR gembira bagi pemu-da di Aceh. Program ma-gang dan pelatihan kerja

di Jepang kembali dibuka. Pemuda dan pemudi Aceh memiliki kesem-patan untuk mendapat keahlian bekerja dengan ilmu yang bakal didapat dari magang dan pelati-han. Kabar gembira ini didapat dari Dinas Tenaga Kerja dan Mobilisasi Penduduk (Disnaker Mobduk) Aceh.

Kepala Bidang Hubungan In-dustrial dan Jaminan Sosial Dis-naker Mobduk Aceh, Khadir, mengatakan, program magang ke Jepang memang program yang di-lakukan Disnaker Mobduk melalui Kementerian Tenaga Kerja Repub-lik Indonesia.

“Sudah beberapa tahun pro-gram ini berjalan, dan ini me-mang menjadi salah satu pro-gram prioritas dari dinas untuk membina hubungan dengan pi-

program peningkatan kualitas pada balai-balai latihan kerja di Aceh. “Dengan memaksimalkan BLK, kita juga bisa memfasilitasi ma-syarakat untuk bisa mendapatkan pelatihan. Dengan kemampuan yang dimiliki, mereka bisa mencip-takan lapangan kerja sendiri baik untuk diri sendiri, maupun bagi orang lain di sekelilingnya,” ujar Khaidir.

Alhamdulillah, sebut Khaidir, banyak peserta magang yang kem-bali ke Aceh sudah bisa mandiri dan bisa membuka lapangan kerja sendiri. “Memang untuk menu-runkan angka pengangguran se-cara drastis belum bisa dilakukan, karena ini adalah kerja bersama dan harus sistematis, tapi saya ya-kin pelan-pelan dengan komitmen pemerintah saat ini, angka pen-gangguran di Aceh semoga bisa diperkecil,” katanya.(yayan za-mzami)

Analis, SMK Kimia Industri, SMK Listrik, SMK Instrumen, SMK Otomotif, SMK Pertanian, SMK Teknik Mesin dan SMK Teknik Sipil. Disnaker diminta untuk mendidik tenaga terampil di bidang-bidang tersebut untuk menutupi kekurangan tenaga kerja di PT PIM.

Presiden Joko Widodo menetapkan Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai KEK yang harus segera digerakkan guna memacu pembangunan Aceh pasca-migas. Berbagai aset dan fasilitas peninggalan kawasan industri (PT Arun, PT PIM, PT Asean) akan dimanfaatkan untuk memacu pembangunan dalam satu kawasan terpadu bernama KEK. (cekwat)

di-R3-kan, yaitu: BLK Subulussalam, Aceh Selatan, Aceh Barat, Simeulue, Sabang, Bireueun, Aceh Utara, Bener Meriah, dan Kota Langsa.

Pihak Kemenaker siap meminta agar untuk tahap awal difokuskan 1 atau 2 BLK saja yang di-R3-kan untuk menjadi rule model. Khu-sus BLK Sabang Kementerian siap membantu peningkatan status agar

BLK dan LPKS di seluruh Indone-sia,” kata Kunjung Masehat.

BLK dan LPKS (Lembaga Pela-tihan Kerja Swasta) yang telah siap berdasarkan identifikasi Pemda dan direkomendasikan oleh Pemer-intah Pusat akan di-R3-kan oleh Kemenaker. “Dalam hal ini kami tidak lagi membangun fisik tapi fokus pada peralatan pelatihan dan pengembangan SDM. Pembangu-nan fisik kita serahkan ke Pemda setempat,” lanjut Masehat.

Dalam kesempatan itu tim dari Pemda Aceh yang dipimpin oleh Marthunis Muhammad dari Bappeda menyerahkan 9 BLK untuk

hak ketiga, agar bisa mendapat-kan jaringan-jaringan untuk me-ningkatkan peluang kerja,” jelas Khaidir, jelang pelaksanaan Hari Buruh Internasional di Banda Aceh.

Menurut Khaidir, upaya pen-ciptaan lingkungan kerja dan lapan-gan kerja bukan semata-mata dik-erjakan oleh Disnaker Moboduk, tapi juga merupakan kerja bersama. “Program-program yang kita ker-jakan adalah menjalin jaringan-jar-ingan dengan berbagai pihak, sesuai dengan tupoksi dinas, sehingga kita bisa menjalin kerja sama dengan pihak lain. Kerja sama ini meru-pakan peluang kerja bagi masyara-kat Aceh, salah satunya program magang, baik ke Jepang maupun ke negara lain atau perusahaan-pe-rusahaan besar internasional,” jelas Khaidir.

Selain program magang, Dis-naker Mobduk juga menjalankan

MANAGEMEN PT Pupuk Iskandar Muda (PIM)

meminta Pemerintah Aceh agar menyiapkan tenaga terampil dan siap pakai untuk mendukung operasional PT PIM yang masuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lhokseumawe. Hal ini tertuang dalam surat Direktur SDM & Umum PT PIM, Usni Syafrizal, yang ditujukan kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, tertanggal 11 April 2018.

Selama ini PT PIM mengalami kekurangan tenaga kerja terampil dan siap pakai dengan kualifikasi pendidikan S1 Pertanian, SMK Kimia

berada langsung di bawah Pusat. Selain itu beberapa pelatihan

yang berbasis kompetensi juga akan didukung oleh Kemenaker seperti: Juru Ukur (Surveyor), Menger-jakan Konstruksi (Machining), Penggambaran 2D dengan sistem CAD, Pengelasan SMAW dan GTAW, Teknisi Instalasi Fiber Op-tik Madya, Pemasangan Instalasi,

Otomasi Listrik Industri, Pema-sangan Instalasi Kontrol, dan In-dustri berbasis PLC. Tenaga skill di bidang-bidang tersebut dibutuhkan untuk mendukung project strategis yang ada di Aceh.

Selain Marthunis, hadir juga As-war dari Bappeda Aceh, Tarekat dan Irfani dari Dinas Tenaga Kerja dan Mobduk Aceh. (hasan basri m. nur)

Kemnaker RI Dukung R3 BLK di Aceh

Tingkatkan Keahlian untuk Perkecil Pengangguran

PT PIM Butuh Tenaga Siap Pakai

“Dalam hal ini kami tidak lagi membangun fisik tapi fokus pada peralatan pelatihan dan pengembangan SDM. Pembangunan fisik kita serahkan ke Pemda setempat,”

-- Kunjung Masehat --Dirjen Lattas Kemnaker RI

“Dengan memaksimalkan BLK, kita juga bisa memfasilitasi masyarakat untuk bisa mendapatkan pelatihan.”

-- Khadir --Kabid Hubungan Industrial dan

Jaminan Sosial Disnaker Mobduk Aceh

Selama ini PT PIM mengalami kekurangan tenaga kerja

terampil dan siap pakai dengan kualifikasi pendidikan S1

Pertanian, SMK Kimia Analis, SMK Kimia Industri, SMK Listrik, SMK Instrumen, SMK Otomotif,

SMK Pertanian, SMK Teknik Mesin dan SMK Teknik Sipil.

SEKRETARIS Ditjen Bina Lattas Kemenaker, Kunjung Masehat, dalam pertemuan dengan pejabat Bappeda Aceh dan Disnaker Mobduk Aceh di kantor Kemenaker RI di Jakarta, Rabu (242018). | FOTO: BAPPEDA ACEH

TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 73 | MEI 2018 13HABA BAPPEDA

PEMERINTAH Kota Sabang melakukan berbagai usaha dalam membangun dae-

rahnya. Salah satu cara yang saat ini sedang ditempuh adalah meminta Pemerintah Pusat untuk mengam-bilalih pengelolaan Balai Latihan Kerja (BLK) Sabang sehingga menjadi BLK Maritim Nasional di bawah Kemenaker RI.

“Semua dokumen administrasi untuk peningkatan status BLK Sa-bang menjadi BLK Maritim Na-sional sudah kami lengkapi. Kami berharap proses peralihan status ini tercapai dalam waktu tidak terlalu lama,” kata Wali Kota Sabang, Naz-araruddin, dalam rapat koordinasi dengan Direktur Penataan Daerah, Otonomi Khusus, dan DPOD Di-rektorat Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri, Dr Yusharto H, M.Pd dan jajarannya.

“BLK adalah tempat mendidik

BLK Maritim,” kata Hendri, Plh Kasubbag TU BLK Sabang kepada Tabangun Aceh, Kamis (19/4).

Hendri menjelaskan, BLK Sa-bang memiliki 8 jurusan, yaitu Lis-trik, Pengelasan, Furniture/Perabot, Jahit, Sepeda Motor, IT/Komputer, Perkapalan dan Bangunan.

Saat Tabangun Aceh berkunjung ke BLK Sabang terlihat sejumlah siswa sedang mengikuti pelatihan fur-niture dan pengelasan kapal. Siswa-siswa itu berasal dari seluruh Sabang. Selama pelatihan mereka tinggal di asrama. [hasan basri m. nur]

BALAI Latihan Kerja (BLK) Sabang berdiri di atas lahan se-luas 7,5 hektar di bibir pantai

Dusun Bangau, Desa Paya Keuneu-kai. BLK Sabang memiliki fasilitas antara lain: asrama siswa, rumah kepala, rumah instruktur, bengkel (workshop) sesuai jumlah jurusan, mushalla, dan rumah genset.

“Fasilitas di BLK Sabang hampir memadai. Kalau dialihkan penge-lolaan ke Pusat akan mudah dalam menghidupkannya. Bahkan, la-han di BLK ini sangat cocok untuk didirikan dermaga sesuai dengan visi

KEMENTERIAN Dalam Negeri (Kemendagri) me-nyambut positif dan akan

bekerja maksimal membantu per-cepatan pengalihan status BLK Sabang sehingga berstatus sebagai BLK Maritim Nasional di bawah Kemeterian Tenaga Kerja (Kemena-ker). Keseriusan Kemendagri terli-hat dari kehadiran jajaran pejabat Kemendagri dalam dalam rapat koordinasi rencana pengalihan sta-tus BLK Sabang yang berlangsung di ruang rapat Wali Kota Sabang, Kamis (19/4/2018).

“Peningkatan status BLK men-jadi kewenangan Kemenaker RI tapi dalam aspek koordinasi otono-mi daerah tetap harus melibatkan Kementerian Dalam Negeri. Kami dari Kemendagri akan membantu memfasilitasi semua Kementerian/Lembaga terkait di Pusat agar pros-

tenaga terampil. Lahirnya tenaga-tenaga terampil akan mengurangi pengangguran dan mencegah keja-hatan, seperti narkoba, pencurian dan lain-lain,” ujar Nazaruddin dalam rapat yang dihadiri para pe-jabat dari instansi terkait.

“Pemerintah Pusat sangat besar anggarannya. Untuk itu kami persi-lakan mendidik anak-anak Sabang, Aceh, dan luar Aceh melalui BLK Maritim Nasional di Sabang,” lan-jut Wali Kota Sabang.

Sekretaris Daerah Sabang, Drs Zakaria MM, mengatakan, pi-haknya sudah menunjukkan semua aset BLK Sabang yang hendak dia-lihkan ke Pemerintah Pusat. “Nanti setelah semua aset dialihkan dan di-tangani dengan serius oleh Pemer-intah Pusat, maka Sabang akan ma-kin berkembang melalui berbagai pelatihan tenaga kerja kemariti-man,” harap Zakaria.

es pengalihan status BLK Sabang dapat tuntas dalam tempo satu ta-hun,” kata Direktur Penataan Dae-rah, Otsus, dan DPOD Kemened-agri, Dr Yusharto H M.Pd.

Yusharto menambahkan BLK Maritim Nasional di Sabang harus mempunyai keunggulan dari semua aspek. “Misalnya aspek kepari-wisataan kemaritiman, pengelasan bawah laut yang berteknologi tinggi dan sebagainya. Dengan berbagai keunggulan dalam aspek kemariti-man, kami berharap BLK Maritim di Pulau Weh ini menjadi wakil un-tuk Sumatera,” lanjut Yusharto.

Sementara Wakil Ketua DPRK Sabang, Afrizal, mengatakan, pi-haknya rela melepaskan aset daerah di BLK Sabang sehingga berada di bawah Kemenaker RI. “Untuk ke-majuan daerah kami rela melepas-kan semua aset itu ke Pemerintah

Pusat. Padahal kami sadar untuk mendapatkan kembali aset itu men-jadi milik daerah kembali sangatlah sulit,” kata Afrizal.

Kepala Dinas Muhammad Daud Kadis Penanaman Modal, Sosial, dan Ketenagakerjaan Kota Sabang, Muhammad Daud SE MM, mengatakan, aset BLK Sa-bang terdiri dari berbagai sumber. “BLK Sabang memiliki banyak aset, ada dari Pemda, BRR NAD-Nias, dan NGO. Semua aset itu ter-catat di SIMDA BMD,” katanya.

Hadir dalam rapat koordinasi itu Asisten II Pemko Sabang, Ka-maruddin, Kepala Bappeda Sa-bang, Faisal Azwar MT, anggota DPRK, Indra Nasution, Kepala Bidang Pengembangan SDM dan Perluasan Kesepatan Kerja, Tarekat SE, dan sejumlah pejabat lainnya. [hasan basri m. nur]

Sementara Kasubbid Keuangan Daerah dan Investasi Bappeda Aceh, Aswar S. Hut M.AP, menyebutkan, secara geografis peningkatan status BLK Sabang menjadi BLK Maritim Nasional sangat mendukung. “Dari 23 kabupaten/kota di Aceh, 17 di antaranya terletak di wilayah pesi-sir. Karenanya SDA kelautan harus mampu digarap secara optimal”, katanya.

Aswar menambahkan, angka pengangguran di Aceh masih tinggi, mencapai 6,7 persen. “Penyebab pengangguran adalah karena daya saing yang rendah, tidak punya ke-ahlian. Dengan ditingkatkannya status BLK Sabang diharapkan akan ada pelatihan-pelatihan keterampi-lan level tinggi yang akan mening-katkan daya saing dan mengurangi angka pengangguran,” kata Aswar.

Aswar menyebutkan, visi pembangunan BLK di Indonesia

mengacu pada konsep “3R”, yaitu Revitalisasi, Rebranding, dan Re-orientasi. “BLK yang berorientasi kemaritiman belum ada di Suma-

tera, dan kita harapkan BLK Sa-bang menjadi BLK Maritim yang dapat mewakili Pulau Sumatra,” ungkapnya. [hasan basri m. nur].

“Semua dokumen administrasi untuk peningkatan status BLK Sabang

menjadi BLK Maritim Nasional sudah kami lengkapi. Kami berharap proses peralihan status ini tercapai dalam

waktu tidak terlalu lama,”

-- Nazararuddin --Wali Kota Sabang

“Kami dari Kemendagri akan membantu memfasilitasi semua Kementerian/Lembaga

terkait di Pusat agar proses pengalihan status BLK Sabang dapat tuntas dalam

tempo satu tahun,”

-- Dr Yusharto H M.Pd --Direktur Penataan Daerah, Otsus, dan DPOD

Kemendagri

“Penyebab pengangguran adalah karena daya saing yang rendah. Dengan ditingkatkannya

status BLK Sabang diharapkan akan ada pelatihan-pelatihan keterampilan level tinggi

yang akan meningkatkan daya saing dan mengurangi pengangguran,”

-- Aswar MAP --Kasubbid Keuangan Daerah & Investasi

Bappeda Aceh

BLK Sabang Siap Menjadi BLK Maritim Nasional

Kemendagri Serius Tingkatkan Status

BLK Sabang

1. Ditjen Otda terima usulan Pemerintah Aceh dan Pemko Sabang terkait pen-galihan status pengelolaan BLK Sabang dan akan membentuk Pokja di Pusat dengan melibatkan Kementerian/Lem-baga dan Pemda.

2. Pemerintah daerah mempersiapkan data, baik aset maupun personil.

3. Pemda perlu membentuk tim koordi-nasi yang melibat stakeholders terkait, baik di Pemko maupun Pemprov.

4. Perlu dibentuk group WA untuk memu-

dahkan koordinasi yang adminnya adalah Direktur Otda Kemendagri.

5. Khusus aset perlu hasil audit dari BPK.6. Perlu membuat proposal mini untuk

menentukan keunggulan BLK yang di-inginkan seperti maritim dll.

7. Kemendagri berharap proses penga-lihan status BLK bisa tuntas di level Pokja, tidak sampai ke sidang yang dip-impin Wapres.

8. Proses pengalihan aset diharapkan se-lesai dalam tahun 2018 ini.

Ini Kesepakatan Pengalihan Status BLK Sabang

Sekilas BLK SabangGEDUNG BLK Maritim Sabang. | FOTO: ASWAR

JAJARAN Pemko Sabang mengadakan rapat pembahasan peningkatan status BLK Sabang dengan para pejabat Kemendagri di aula Kantor Wali Kota Sabang. | FOTO: HASAN BASRI M NUR

TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 73 | MEI 201814

KATA MEREKA

MUFTI ABUBAKAR: Kepala Bappeda Kabupaten Aceh Selatan

SISTEMNYA SUDAH LEBIH BAIK

ADA yang mungkin harus terus diperbaiki pada proses pembahasan rencana pembangunan, misalnya pada sesi pembahasan program yang leb-ih spesifik menjurus ke arah peningkatan konektifitas. Harusnya pada sesi ini, data kabupaten sudah dikawinkan dengan data di provinsi, sehingga saat pembahasan sudah sangat bisa dipahami permasalahannya. Jika ada yang tidak bisa dituntaskan maka baru dibahas.

Namun demikian, Musrenbang kali ini memang betul ada perbedaan-nya dengan setahun lalu. Kalau dulu, pembahasan dilakukan sebelum pem-bukaan, tapi kini sesudah pembukaan dengan mengikutkan dokumen, dan ini memang lebih baik sistemnya.

Dan yang paling penting juga ada baiknya proses percepatan dibahas juga lebih intens. Misalnya ada pembangunan yang menjadi kewenangan provinsi, tapi diizinkan untuk dilakukan oleh daerah. Atau sebaliknya, ada proyek-proyek yang menjadi kewenangan daerah, tapi bisa langsung diek-sekusi provinsi demi percepatan dan butuh segera.(yayan)

IR ADI DARMA MSIKepala Bappeda Aceh Tamiang

BERDASARKAN ISU PENTING DI DAERAH

SAYA lihat ini memang baru ya. Saat ini, Musrenbang dilakukan ber-dasarkan isu penting di daerah. Kalau dulu hanya pembangunan jalan jem-batan yang kita bahas, tapi sekarang justru isu yang memang dibutuhkan oleh daerah, di antaranya isu kesenjangan antarwilayah dan isu konektivitas antar daerah. Memang di sini berkumpul SKPK-SKPK yang berbeda, namun membahas satu isu yang bisa menghubungkan program mereka.

Mereka menyampaikan usulan yang kemudian diakomodir oleh provin-si. Jadi hubungan antarsektoral ini saling mendukung, hubungan wilayahnya baik hubungan program antar SKPA juga saling nyambung.(yayan)

RUSTAM EFFENDIPengamat Ekonomi

“PERBAHARUI STRATEGI MEMBANGUN”

Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) adalah sekumpulan uang milik rakyat yang diwakilkan pengawasannya pada pihak legislatif dan pemakaiannya oleh eksekutif. Jadi, uang-uang ini memang harus digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Bagaimana pemanfaatan uang bisa efektif dan efisien jika komunikasi antara legislatif dan eksekutif masih belum lancar dan baik.

Selain itu, yang harusnya kini menjadi fokus perhatian adalah bagaima-na menciptakan landasan atau pondasi untuk pelaksanaan impelementasi anggaran tersebut, jika rencana penggunaannya dalam Rencana Pemban-gunan jangka Menengah Aceh (RPJMA) belum disahkan. Ini menjadi penting. 

Musrenbang kali ini pastinya masih didasarkan pada Rencana pemban-gunan 2012-2017. Padahal harusnya sudah berdasarkan RPJMA 2017-2022, tapi belum disahkan. Kalau pondasi belum ada bagaimana pelaksanaan ang-garan bisa efektif.

Intinya komunikasi antara legislatif dan eksekutif kini harus dirajut lebih baik lagi, harus seimbang dan jangan pincang. Masalah yang sudah lewat ha-rap bisa dijadikan pelajaran, jangan sampai kedepannya tidak ada peruba-han. Ambil hikmah dan sisi positifnya, sehingga proses pembangunan bisa lancer, dan istiqomah membangun Aceh untuk menjadi daerah yang baik dan hebat perekonomiannya bisa tetap dijalankan.

Harus diakui juga jika pertumbuhan ekonomi di Aceh kini dirasa berja-lan lamban, dan ini harus menjadi warning bagi semua pihak. Tingkatkan partisipasi swasta sehingga angka pertumbuhan ekonomi bisa merangkak naik. Strategi membangun harus diperbaharui mulai dari sekarang.(yayan)

Musrenbang 2019

NURZAHRIKetua Komisi 2 DPR Aceh

PEMBAHASANNYA HARUS TEPAT

MENURUT saya tidak ada mekanisme yang terlalu baru dalam pemba-hasan Musrenbang kali ini. Sebagiannya masih sama dengan tahun lalu, di mana semua memberikan usulan secara tupoksi, baik itu SKPK di kabupat-en/kota, DPRA dan pemerintah daerah kabupaten/kota. Kesemuanya me-masukkan program-programnya untuk kemudian dibahas.

Yang penting adalah bagaimana pembahasan ini dilakukan dengan te-pat, sehingga pengesahannya bisa tepat waktu dan sesuai dengan prosedur dan aturan undang-undang. Jika tidak, ya pastinya tidak ada bedanya den-gan tahun ini.(yayan)

UNDANG-Undang Nomor 27 Tahun 2007 junto Undang-Undang Nomor 1 Tahun

2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, men-gamanatkan Pemerintah Daerah yang memiliki wilayah pesisir wajib untuk menyusun Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZ-WP-3-K), dan dilegalkan ke dalam Peraturan Daerah.

Amanat undang-undang tersebut untuk menjawab permasalahan dalam pemanfaatan ruang wilayah pesisir dan pulau kecil, seperti kurangnya koordinasi dan keterpaduan antar stakeholder dalam proses perencanaan, kurangnya data dan informasi menge-nai sumberdaya, dan kebijakan yang tumpang-tindih.

Dampak yang ditimbulkan dari permasalahan tersebut adalah pem-bangunan tidak terintegrasi, kurang optimal, tumpang tindih penggu-naan ruang dan ketidakpastian status pemanfaatan sumberdaya yang ada. Dokumen Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZ-WP-3-K) merupakan arahan dan acuan ruang laut bagi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya. Pen-gendalian pemanfaatan ruang untuk membangun keseimbangan aspek ekonomi, ekologi, dan sosial.

RZWP3K Aceh melalui beberapa tahapan, yaitu: 1. Proses Teknis, meliputi: penyusu-

nan peta dasar dan tematik, penyu-sunan dokumen awal, dokumen antara dan dokumen final. Inisiasi penyusunan dokumen RZWP-3-K Aceh telah dilakukan sejak tahun 2014.Kegiatan ada di Bappeda Aceh, melakukan pendataan untuk doku-men awal; Pada tahun 2015, pen-ganggaran dilakukan di Dinas Ke-lautan dan Perikanan Aceh melalui dana APBN, melakukan penyusu-nan dokumen awal; Melalui Permen KP No. 23 Tahun 2016 tentang Perencanaan Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, terjadi perubahan tatacara dan tahapan penyusunan dokumen RZWP-3-K, sehingga perlu dilakukan penyesuaian kem-bali terhadap dokumen yang telah pernah disusun sebelumnya. Oleh karena itu kembali dilakukan penyu-sunan RZWP-3-K Aceh pada tahun 2017, dimulai dari penyusunan peta tematik dan dokumen awal.

Hukum Setda Aceh (Muhammad Jun-aidi, SH.MH) dan Tim, Biro Ekonomi (Fairus), Bappeda (Lestari Suci DS), Dinas Permukiman (Winarti Adi), Dinas Lingkungan Hidup dan Kehuta-nan (Cut Nazly), Dinas Perhubungan (Erizal), Dinas Kelautan dan Perikanan terdiri dari Sekretaris Dinas (Adrian-syah), Kabid KP3K (Nurmahdi), Ka-bid Budidaya (Abdus Syakur), dan Tim Teknis Dinas.

Dari Pihak Pemerintah Pusat, dihadiri oleh Direktur Perencanaan Ruang Laut KKP RI (Suharyanto), Kasubdit Zonasi Daerah (Krishna Samudra), dan wakil dari 45 Unit Kementerian/Lembaga yang ber-hubungan dengan Penataan Ruang Laut di luar KKP dan lingkup KKP dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pelaksanaan kegiatan di Ge-dung Mina Bahari IV, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Jakarta Pusat.

Nilai baik Aceh di antara 34 provinsi adalah, seluruh proses Pe-nyusunan RZWP-3-K dikerjakan oleh tim Pemerintah Aceh (anggota pokja dari dinas/instansi terkait: DKP, Bappeda, ESDM, Perhubungan, DLHK, Pariwisata, BKSDA, BPBA, Perkim, PUPR, Biro Ekonomi, Biro Hukum), Aceh tercatat sebagai satu-satunya provinsi yang semua pros-esnya dilakukan langsung oleh Pemer-intah Daerah.

Ritme kerja RZWP-3-K Aceh dinilai cukup stabil, memang Aceh tidak terlalu cepat, namun selalu ber-progres.(cekwat)

2. Proses Pembahasan Qanun di DPRA (Rancangan qanun telah mulai dibahas dengan Biro Hukum Setda Aceh sejak tahapan dokumen antara).

3. Proses Qanun RZWP-3-K Aceh di Kemendagri.

Dalam perjalanan penyelesaiannya RZWP-3-K Aceh telah melalui beber-apa kali pengujian dokumen oleh 45 Unit kerja di lingkup KKP-RI dan Ke-menterian/Lembaga di luar KKP. Kon-sultasi Teknis Peta Dasar dan Tematik/Uji Peta Dasar dan Tematik (01 No-vember 2017), Konsultasi Teknis Do-kumen Awal/Uji Dokumen Awal (03 November 2017), Konsultasi Teknis Dokumen Antara/Uji Dokumen An-tara (29 Desember 2017), Tanggapan dan Saran (TS) Menteri KP/Uji Do-kumen Final (03 Mei 2018).

Proses Tanggapan dan Saran Pemberian tanggapan dan saran

terhadap dokumen final RZWP-3-K Aceh dilaksanakan pada hari kamis, 3 Mei 2018, diawali dengan proses asis-tensi satu hari sebelumnya.

Pemerintah Aceh dalam kegiatan TS diwakili oleh Kepala Bappeda Aceh (Azhari, SE. M.Si), dan Staf ahli Bi-dang Hukum, politik dan Pemerintah-an (Nurdin, SH. M.Hum), Tim Pokja RZWP-3-K Aceh diketuai oleh Kadis Kelautan dan Perikanan Aceh (Cut Yusminar, A.Pi, M.Si), beserta anggota pokja, Kadis ESDM (Akmal Husen), dan wakil Bidang Energi Sumberdaya Mineral (Muhammad Hardi), Kabid Infrastruktur dan Penataan Ruang Di-nas PUPR (Muhammad Ikhsan), Biro

KKP RI Bahas Rencana Zonasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Aceh

PELAKSANAAN Tanggapan Saran Menteri Kelautan dan Perikanan RI terhadap Dokumen Final RZWP-3-K Aceh pada Hari Kamis, 3 Mei 2018 di Kantor KKP – RI, Gedung Mina Bahari IV, Jakarta Pusat

HABA BAPPEDA

TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 73 | MEI 2018 15

Gambar mewarnai di atas diperuntukkan bagi siswa-siswi TK/SD/MI. Warnailah, lebih baik menggunakan PASTEL/KRAYON. Gunting (boleh difoto copy) dan kirimkan ke alamat redaksi d/a Bappeda Aceh Jl.Muhammad Daud Beureueh Banda Aceh, dengan mengisi identitas diri. Di sudut kiri amplop ditulis “MEWAR-NAI”. Redaksi menyediakan bingkisan sekolah kepada masing-masing karya terbaik. Hadiah akan dikirim ke alamat sekolah masing-masing.

Nam

a Sis

wa

:

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

Nam

a Sek

olah

:

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

Ala

mat

Sek

olah

:

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

Kela

s

:

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Alamat Rumah : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Sekolah / Alamat : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kelas : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

00- ini diperuntukkan bagi siswa-siswi SD/MI. Kirimkan jawaban ke alamat redaksi, d/a Bappeda Aceh, Jl.Muhammad Daud Beureueh Banda Aceh, dengan menyertai po-tongan TTS dan menulis identitas diri (Nama, TTL, Alamat Sekolah). Di sudut kiri amplop ditulis TTS Anak. Redaksi menyediakan bingkisan sekolah dan akan dikirim ke alamat sekolah masing-masing.

MENDATAR :1.Berasa sakit pada otot dan sendi 4.Istirahat, rehat sejenak 6.Kompak 8.Istilah untuk wilayah yang merupakan kumpulan beberapa Gampong (desa) dalam sebuah Kecamatan di Aceh 11.Persatuan, kesatuan (Bhs. Inggris) 12.Salah satu huruf Hijaiyah 13.Salah satu sifat Tuhan 14.Beras yang sudah dimasak 16.Saudara yang lebih muda 18.Desa, kampung (Bhs. Aceh) 21.Panggilan untuk Guru Pengajian di Aceh 24.Bernasib baik, beruntung 25.Singa (Bhs. Inggris) 26.Gula (Bhs. Aceh) 27.Kata untuk mengajak 29.Ruang besar yang biasanya digunakan untuk pertemuan 31.Meminta kepada Tuhan 32.Dagang 33.Bilangan tak bernilai 34.Indera penglihatan 36.Alat tukar yang sah dalam jual-beli 37.Sayap (Bhs. Inggris) 38.Tidak menghiraukan, tidak peduli 40.Buah dari padang pasir yang sering disajikan saat berbuka puasa 42.Negara Netherland dalam bahasa Indonesia 45.Sedih, duka lara 48.Ikan buas 50.Jalan bebas hambatan 52.Perusahaan milik negara yang menangani minyak 55.Teman karib 56.Mesjid kecil, surau 58.Nama bulan 60.Alas duduk yang terbuat dari anyaman daun pandan dll 62.Lawan siang 64.Universitas Teuku Umar 65.Kata ganti milik dia 66.Nama lain Pulau Sumatra 67.Dawat 68.Saran, petuah.

MENURUN :1.Uang (Bhs Aceh) 2.Satuan ukuran berat 3.Sapi, lembu (Bhs. Aceh) 4.Warna langit saat matahari akan terbenam 5.Air Susu Ibu 6.Saya (Bhs. Arab) 7.Pemimpin Universitas 8.Lawan mundur 9.Raja (Bhs. Inggris) 10.Kualitas 15.Nama buah 17.Orang yang suka memberi/bersedekah 19.Salah seorang sahabat Nabi 20.Binatang khas negeri Cina 22.Hidup lampunya, tidak padam 23.Salah satu jenis buah untuk sayuran 25.Sebutan untuk daerah yang letak geografisnya diantara dua gunung 26.Mandi uap 28.Tidak lupa 30.Binatang, hewan (Bhs. Inggris) 35.Tumbuhan sebagai bahan baku gula 39.Untuk, kepada 41.Tubuh 43.Helai 44.Nama planet 46.Melayani diri sendiri 47.Tidak ada nama 49.Kasihan 51.Berdoa (Bhs. Latin) 53.Yang tumbuh di atas kepala 54.Tempat tinggal Raja 55.Tetap hati 57.Sukar, sulit 59.Hujan (Bhs. Inggris) 61.Harapan 63.Umur, usia (Bhs. Inggris).

Edisi 73

Edisi 73

TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 73 | MEI 201816 SPIRIT

PEMERINTAH India serius hendak berinvestasi di Sa-bang. Duta Besar India un-

tuk Indonesia, Pradeep Kumar, menyebutkan, ada dua hal yang membuat mereka tertarik untuk berinvestasi di Sabang. Pertama, karena Sabang terletak di jalur pelayaran dan perdagangan strat-egis dunia. Kedua, Sabang memiliki badan otorita pelabuhan dan perda-gangan bebas.

“Sabang memiliki jalur perda-gangan strategis dengan status pelabuhan bebas dan perdagangan bebas yang berpotensi untuk mem-bangun kerja sama di segala bidang”, kata Pradeep Kumar dalam perte-muan dengan managemen BPKS di Sabang, Kamis (19/4/2018).

Perwakilan pemerintah India sudah dua kali melakukan tin-jauan ke kawasan pelabuhan bebas Sabang. Kunjungan pertama di-lakukan pada Kamis (19/4), dan

si BPKS, Agus Salim.“Dari pembicaraan awal, India

tertarik untuk berinvestasi di sek-tor kemaritiman seperti operator peti kemas di pelabuhan, penge-pakan ikan untuk tujuan ekspor, juga tertarik berinvestasi di bidang kesehatan,” lanjut Agus Salim.

Keseriusan pemerintah dan in-vestor India semakin terlihat dari permintaan dilakukan pertemuan lanjutan oleh Dubes India dengan Kepala BPKS, Dr. Sayid Fadhil, SH, M.Hum, di Jakarta, pada Ju-mat (11/5/2018).

“Dubes India bersama stake-holders ingin melakukan pembi-caraan lanjutan secara kongkrit tentang peluang kerja sama un-tuk membangun Sabang. Dubes Pradeep Kumar membawaserta pengusaha dari India dalam perte-muan itu,” kata Sayid Fadlil kepa-da Tabangun Aceh, Jumat (11/5).

“Kami sangat mengharapkan

dipimpin langsung oleh Dubes Pradeep Kumar. Mereka melaku-kan pertemuan dengan manage-men BPKS dan Pemko Sabang untuk penjajakan investasi.

Tiga pekan berselang, tepat-nya pada Rabu (9/5/2018), per-wakilan pemerintah India kembali melakukan kunjungan untuk ked-ua kalinya ke Sabang. Kunjungan kali ini dipimpin Mayank Singh, DCP dan terdiri dari 14 pejabat, baik dari India, Jakarta maupun Konjen India di Medan. Tujuan-nya untuk melakukan survey atau pemetaan potensi.

“Mereka melakukan kunjun-gan ke sejumlah lokasi untuk memetakan potensi dan bagian mana saja yang memungkinkan berinvestasi secara kongkrit. Mer-eka meninjau Pelabuhan Balohan, Bandara, Pelabuhan CT III dan Pelabuhan Militer Lanal Sabang,” kata Deputi Komersil dan Investa-

dukungan semua pihak, baik ma-syarakat, swasta, pemerintah dae-rah dan pusat agar mempermudah semua kendala sehingga komit-men pemerintah dan investor India segera terealisasi. Hadirnya

investasi mancanegara di Sabang tentu akan berdampak pada per-tumbuhan ekonomi bagi masyara-kat Aceh dan Sabang khususnya,” tambah Sayid Fadhil. (hasan basri m.nur)

India Serius Berinvestasi di Sabang“Sabang memiliki jalur perdagangan

strategis dengan status pelabuhan bebas dan perdagangan bebas yang berpotensi untuk membangun kerja

sama di segala bidang”,

-- Pradeep Kumar --Dubes India di Jakarta

“Dubes India bersama stakeholders ingin melakukan pembicaraan lanjutan secara kongkrit tentang peluang kerja sama untuk membangun Sabang. Dubes membawaserta pengusaha dari India dalam pertemuan itu,”

-- Sayid Fadlil --Kepala BPKS Sabang

SABANG sudah menjadi tempat wisata andalan bagi warga Indonesia

maupun mancanegara. Pan-orama yang indah ditambah taman bawah laut dengan aneka terumbu karang dan jutaan ikan warni-warni yang bagaikan aquarium raksasa membuat Sabang menjadi primadona bagi pelancong.

Sabang yang awalnya terkampanye secara konven-sional dari mulut ke mulut akhirnya menjadi tempat yang ramai dengan turis. Se-lama ini banyak tamu yang mengeluhkan terbatasnya sa-rana transportasi di Sabang, namun kendala itu akan ter-tangani dalam waktu dekat.

“Pada tanggal 18 Mei 2018 ini akan hadir opera-tor Gojek. Kami sudah diberi

DR Tgk H Rusli Has-bi MA, ulama asal Aceh, diundang ke

Amerika Serikat dan Canada untuk mendampingi ibadah Ramadhan 1439 H bagi war-ga muslim di sana. Undan-gan kali ini merupakan yang kedua kalinya bagi Rusli. Ra-madhan tahun lalu dia juga mendapat undangan yang sama dari komunitas muslim Amerika.

Rusli Hasbi saat ini dikenal sebagai muballigh internasional. Dia sering diundang berceramah di negara-negara Asia Tenggara. Video-video tausiahnya di youtube menjadi pendorong bagi komunitas luar Indone-sia untuk mengundangnya.

“Ramadhan tahun lalu saya hanya ke Amerika Seri-kat saja. Alhamdulillah, kali ini permintaannya mulai me-luas sampai ke Canada, dan ditutup khutbah ‘Idul Fitri di New York,” kata Rusli ke-pada Tabangun Aceh, Selasa

pelatihan dan perlengkapan untuk selanjutnya siap beker-ja sesuai aturan dari operator,” kata Ahmad Fadli alias Toni Montana (43) kepada Taban-gun Aceh di Pelabuhan Balo-han beberapa waktu lalu.

Toni Montana memiliki armada becak dan mengaku senang berkesempatan ber-gabung dengan Gojek. Meski belum beroperasi, Toni su-dah mulai memperkenalkan Gojek kepada pasar dengan cara memakai jaket dan helm hijau khas Gojek.

“Harganya mengikuti tarif dari perusahaan. Kami sudah siap menyesuaikan diri demi memanjakan wisatawan yang bertamasya ke Sabang,” ungkap Toni Montana den-gan bahasa lugas tapi santun.

Toni Montana adalah

putra asli Cot Bak U, Sa-bang. Ayah empat anak ini dikenal gigih dalam bekerja. Sehari-hari dia bekerja sebagai penarik becak dengan pang-kalan di Balohan. Sebelumnya dia sempat menjadi penjual mie bakso di depan rumahnya di Cot Bak U. Beberapa tahun lalu pernah mencoba mengadu nasib ke Medan, namun akh-irnya dia memutuskan pulang kampung mengingat tingginya angka kunjungan wisata ke Sa-bang.

Toni memiliki komitmen yang tinggi untuk membantu memajukan Sabang sebagai destinasi wisata nasional dan internasional melalui pelay-anan ramah yang ia berikan. Dia bersedia dihubungi di nomor HP. 082366266753. (hasan basri m. nur)

(8/5/2018) di Banda Aceh.Selama di AS Rusli

akan mengisi pengajian dan pendampingan ibadah ter-masuk qiyamul lail di be-berapa masjid. Di antaranya di Los Angeles, Atlanta, Flor-ida, Boston, Philadelphia, Chichago, Colorado, San Francisco, dan Washington. Begitu juga di Canada, teru-tama di Toronto dan Calgary.

Rusli Hasbi memiliki wa-wasan keislaman yang luas dan terbuka. Baginya mem-bicarakan persoalan khilafi-yah kurang menarik, karena berpotensi memecah belah persatuan umat. Dia lebih senang membahas Islam global yang bervisi rahmatan lil ‘alamin.

Atas cara berpikir sep-erti itulah adik kandung Tgk Daud Hasbi M.Ag (pimpi-nan Dayah Jeumala Amal Lueng Putu) ini lebih tertarik untuk memberi pencerahan wawasan keislaman kepada mad’u (sasaran dakwah) yang

lebih luas, terutama kepada mereka yang baru mengenal Islam atau hendak mem-perdalam kajian Islam.

Rusli Hasbi dilahirkan di pada 19 Januari 1956. Setelah tamat MAN Geuru-gok dan Dayah Babussalam Bireueun, Rusli mengabdi pada Pesantren Modern Terpadu Al-Furqan Bambi (1983-1986). Kehausan akan pengetahuan yang begitu luas mendorongnya hijrah ke Jakarta untuk melanjut-kan S-1, kemudian S-2 di Al-Azhar Cairo dan S-3 di Sudan.

Berbekal ijazah S-2 dan S-3 dari Timur Tengah dia kemudian melamar sebagai dosen Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan diterima. Sambil men-gajar di UIN Syahid, Rusli membuka Pesantren Qalbun Salim untuk menggodok hafiz yang fasih berbahasa Arab di Tangerang Banten. (hasan basri m. nur)

Manjakan Wisatawan, Gojek Hadir di Sabang

Ulama Aceh Harumkan Islam di Amerika

“Harganya mengikuti tarif dari perusahaan. Kami sudah siap menyesuaikan diri demi memanjakan wisatawan yang bertamasya ke Sabang,”

-- Toni Montana -- Pengendara Gojek di Sabang

“Ramadhan tahun lalu saya hanya ke Amerika Serikat

saja. Alhamdulillah, kali ini permintaannya mulai meluas

sampai ke Canada, dan ditutup khutbah ‘Idul Fitri di New York,”

-- Dr Tgk H Rusli Hasbi MA --Muballigh Internasional asal Aceh

TIM survei investasi di Sabang dari India. | FOTO: HASAN BASRI MNUR