MAKALAH DASAR-DASAR MANAJEMEN PRINSIP ORGANISASI DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN
Makalah EPI PEMBANGUNAN
-
Upload
ubrawijaya -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
Transcript of Makalah EPI PEMBANGUNAN
TUGASMata Kuliah: Ekonomi Politik Internasional
Ekonomi Politik Pembangunan Internasional
Dosen Pengampu: Dewa Ayu Putu Eva Wishanti, S.IP,M.Si.
Disusun Oleh:
Luthfi Baskoroadi 125120400111018
Kevin Cristain M. 125120400111050
Joel Chandra P. 125120407111026
Lalu Wawan Maryadi 125120407111052
Intan Khairana B. 125120400111027
Husin Sibt 125120407111053
Program Studi Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya
2014
Kata Pengantar
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ekonomi Politik
Pembangunan Internasional” dengan tepat waktu. Selain itu
makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi
Politik Internasional yang diberikan kepada kami.
Makalah ini merupakan sebuah penjelasan mengenai fenoma
pembangunan di negara-negara berkembang termasuk aktor-aktor
utamanya serta menelaah isu-isu kontemporer dalam bidang
pembangunan internasional.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
akan dapat lebih memperkaya wawasan para pembaca.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari
awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.
Malang, 9 Mei 2014
Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembangunan Internasional Sebagian warga dunia hingga saat ini masih terjebak dalam
kemiskinan yang akut. Kemiskinan ini merupakan masalah klasik
di tiap negara yang selalu menjadi pekerjaan berat pemerintah
dalam menyejahterakan rakyatnya. Memberantas kemiskinan bahkan
juga sering menjadi tujuan akhir negara dalam menyejahterakan
rakyatnya. Masalah kemiskinan terus menjadi fokus utama
negara-negara di dunia dari dulu hingga kini. Banyak sekali
forum-forum bilateral maupun multilateral antar negara untuk
membahas masalah kemiskinan ini, diantara adalah KTT Millenium
Development Goals yang diadakan di Amerika Serikat tahun 2010
lalu.
Masalah akut kemiskinan ini dapat terasi jika negara
mampu melakukan pembangunan dengan baik. Pembangunan ekonomi
sering disalahartikan karena disamakan dengan pertumbuhan
ekonomi meskipun sebenarnya itu berbeda. Pertumbuhan ekonomi
dapat dimaknai sebagai suatu kondisi dalam perekonomian yang
memperlihatkan adanya peningkatan PDB tanpa memperhitungkan
kenaikan atau penurunan jumlah penduduk1. Jadi pertumbuhan
ekonomi hanya melihat peningkatan pendapatan negara tanpa
melihat kualitasnya dan mengabaikan pemerataan pendapatan.
Sedangkan pembangunan ekonomi dimaknai sebagai suatu proses
yang memiliki tujuan untuk meningkatkan pendapatan perkapita
dalam jangka waktu yang relatif panjang dengan disertai adanya
perubahan dalam struktur ekonomi dan pengembangan IPTEK2. Jadi
pembangunan itu adalah sebuah proses yang lebih menekankan
kualitas kesejahteraan rakyat karena juga memperhatikan aspek-
aspek lain seperti pemerataan pendapatan, peningkatan
pendapatan perkapita,dll. Sederhananya dalam pembangunan pasti
ada pertumbuhan, namun pertumbuhan belum tentu pembangunan
ekonomi.
Isu pembangunan ekonomi saat ini sedang hangat di
masyarakat global terutama di negara-negara berkembang.1 Pujianto, Andi. Perbedaan Dasar antara Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi.Diakses dari http://www.ekonomikontekstual.com/2014/04/perbedaan-dasar-antara-pembangunan-dan-pertumbuhan-ekonomi.html. Pada tanggal 8 Mei 2014. 2 Ibid.
Walaupun saat ini banyak negara-negara berkembang yang
memiliki angka pertumbuhan ekonomi yang pesat, namun
kemiskinan masih banyak dijumpai di sana. Fenomena yang
terjadi saat ini adalah banyak negara berkembang yang
mengalami pertumbuhan ekonomi sangat pesat namun masih banyak
juga diantara mereka yang hidup miskin. Menurut Eric Maskin
(Peraih nobel ekonomi tahun 2007), tinggkat perekonomian yang
baik bukan merupakan jaminan rendahnya angka kemiskinan. Di
negara berkembang, kesenjangan sosial masih banyak dijumpai
meski perekonomian negara mengalami peningkatan3. Dengan adanya
fenomena ini, kini negara-negara miskin dan berkembang mulai
fokus kepada pembangunan ekonomi nasionalnya karena jika
dilakukan dengan baik, maka pembangunan akan menjanjikan
sebuah pengurangan kemiskinan, penigkatan standart hidup, umur
panjang, dan status sosial yang lebih baik.
Salah satu cara negara-negara berkembang untuk mengatasi
masalah kesenjangan sosial ini adalah dengan cara
meliberalisasi ekonomi seperti yang sedang trend saat ini.
Ekonomi liberal saat ini telah banyak dianut hampir diseluruh
negara di dunia. Dengan sistem open market dan free trade nya,
mampu membius banyak negara untuk membuka perekonomiannya dan
mulai merasakan dampak dari hal tersebut. Saat ini memang
masih banyak timbul pertanyaan apakah ekonomi liberal ini
benar-benar mampu menyejahterakan rakyat, atau hanya sebuah
ilusi belaka. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami berusaha
menjelaskan kondisi perekonomian dunia saat ini, kondisi
3 Yuniar, Maria. Kemiskinan adalah Masalah Klasik Negara. Diakses darihttp://www.tempo.co/read/news/2012/09/04/092427529 /Kemiskinan-Adalah-Masalah-Klasik-Negara. Pada tanggal 8 Mei 2014
pembangunan di negara-negara berkembang, strategi-strategi
pembangunan dari berbagai perspektif, serta hubungan antara
North and South Country dalam pembangunan ekonomi.
B. Rumusan Masalah:“Bagaimana fenomena pembangunan internasional saat ini
serta formulasi kebijakan negara sesuai analisis yang ada?”
C. Tujuan dan Manfaat:Mampu mengidentifikasi dinamika proses pembangunan
internasional termasuk aktor-aktor uatamanya serta menelaah
isu-isu kontemporer dalam pembangunan internasional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembangunan di Negara-negara BerkembangIsu pembangunan internasional meruapakan isu yang sangat
penting bagi negara-negara berkembang. Belum tercapainya
kesejahteraan rakyat yang baik dan merata membuat negara-
negara berkembang (Less Developed Countries) sangat mengharapkan
pembangunan ekonomi yang berkualitas. Oleh karena itu, isu
pembangunan internasional sangat erat kaitannya dengan negara
berkembang disamping juga adanya pengaruh negara-negara
industri maju terhadap pembangunan di negara berkembang.
1. Apa itu negara berkembangSecara umum, negara-negara di dunia dibagi menjadi 2
kelompok besar, yakni negara maju dan negara berkembang.
Banyak indikator yang menjadi tolak ukur apakah sebuah negara
termasuk negara berkembang atau negara maju. Namun secara umum
indikatornya adalah sebagai berikut:
a. angka kemiskinan tinggi serta pendapatan kurang dari $2 per
harinya
b. terjadi kesenjangan pendapatan/sosial
c. buruknya kualitas pendidikan
d. buruknya kualitas kesehatan
e. tingginya angka kematian bayi
f. banyaknya infrastuktur yang tidak memadai
g. pemerintahan yang lemah
h. ketergantungan terhadap bantuan luar negeri4
Saat ini negara-negara berkembang hampir banyak tersebar
di kawasan Amerika Latin, Afrika, sebagian Asia, dan sebagian
Eropa Timur. Kebanyakan dari negara berkembang ini adalah
negara dunia ketiga (negara yang baru merdeka pasca Perang
Dunia). Dalam dunia HI, negara berkembang juga sering disebut
South Country, sedangkan negara maju disebut juga North Country.
2. Hubungan North-South Countries
4 Bahlaam, D.N & Dilman. Introduction to International Political Economy. (New York:Oxford Press, 2011), hlm.266
Negara-negara berkembang (South Countries) saat ini memiliki
hubungan keterikatan yang sangat kuat satu sama lainya
terutama dalam hubungan perdagangan. Namun relasi antara
keduanya masih menyisakan jurang perbedaan yang sangat dalam.
Terjadi ketimpangan pendapatan (inquality income) antara Utara dan
Selatan. North Contries memiliki standar hidup yang lebih tinggi
dibandingkan South Contries. Sebagai contoh, rata-rata pendapatan
warga Amerika Serikat mencapai $100 per hari, hal ini berbeda
jauh di selatan yang hanya menghasilkan $2 per hari dan bahkan
banyak juga yang kurang dari $1 per harinya5.
Balaam D.N. dalam bukunya yang berjudul Introduction to
International Political Economy juga menjelaskan bukti bahwa
kesenjangan pendapatan di dunia masih sangat tinggi. Berikut
tabelnya:
Region Population (%)
Living on $1.25
per Day or Less
Population (%)
Living on $2 per
Day or Less1990 1999 2005 1990 1999 2005
East Asia and Pasific 56.0 35.5 18.0 80.0 61.5 39.6Europe and Central Asia 3.9 5.6 4.1 10.6 15.0 9.3Latin America and the
Caribbean
10.0 10.5 7.9 20.4 15.0 9.3
Middle East and North
Africa
4.3 4.2 3.6 19.7 18.9 16.9
South Asia 51.7 44.1 40.4 82.7 77.3 73.9Sub Sahara Africa 57.8 58.2 51.2 76.1 77.6 72.9
Total 42.3 33.7 25.7 63.7 57.1 47.3
5 Ibid, hlm 266.
Source: Martin Ravallion and Sahara Chen, “The Developing World Is Poorer than We Thought, but NoLess Successful in the Fight against Poverty,” World Bank 2008. The final incident figures are updateswith POVCAL as of September, 2008. (Dikutip dari Balam, D.N. & Dilman, “Introduction toInternational Political Economy”)
Tabel diatas menunjukan perbedaan pendapatan yang sangat
jauh antara Utara dan Selatan. Meskipun angka kemiskinan
menunjukan penurunan dari tahun ke tahun, namun tetap saja
angka kesenjangan masih tinggi. Ketika warga miskin menaikan
pendapatannya, warga yang kaya malah jauh lebih tinggi
kenaikannya sehingga kesenjangan semakin lebar. Semakin
tingginya jurang kesenjangan pendapatan warga dunia dari tahun
ke tahun juga ditunjukan dari data berikut ini:
Sumber: Diakses dari http://www.decisionsonevidence.com/2012/05/2010-census- reveals-
income-inequality-gap-1947-2010/
Dari tabel diatas menunjukan bahwa gap antara warga dunia
yang memiliki pendapatan terendah dan tertinggi mengalami
peningkatan yang signifikan sejak tahun 1947 hingga di era
modern seperti sekarang ini. Tingginya angka kesenjangan ini
tidak bisa dilepaskan dari hubungan Notrh-South relation. Fakta
membuktikan bahwa kesenjangan pendapatan ini dikarenakan
pendapatan negara-negara maju jauh lebih tinggi dibandingkan
pendapatan negara-negara berkembang. Berikut ini adalah gambar
persebaran kekayaan di dunia saat ini:
Sumber: Diakses dari
http://cdn.gfmag.com/images/stories/Wealth_distribution_Year_2015.pdf
Dari gambar diatas menunjukan bahwa persebaran kekayaan
dunia saat ini sangat timpang antara North dan South Contries.
Wilayah Amerika Latin dan Afrika menjadi yang paling sedikit
diantara wilayah lainnya, sedangkan Asia Timur, Eropa Barat,
dan Amerika Utara menjadi wilayah dengan kekayaan yang sangat
melimpah. Hal ini membuktikan bahwa hubungan Utara dan Selatan
yang timpang itu memang benar adanya.
Kondisi ketimpangan sosial yang terjadi saat ini otomatis
berdampak pada negara-negara berkembang itu sendiri.
Ketergantungan ekonomi adalah isu yang sedang fokus dibahas
negara-negara berkembang. Dalam beberapa dasawarsa terakhir
ini, interpendensi ekonomi global sudah sangat masif.
Masyarakat dunia tidak lagi dapat mengelak untuk ikut
berpartisipasi dalam pasar global. Bukti nyatanya adalah
ketika Uni Soviet runtuh, negara-negara Eropa Timur mulai
menyatu ke dalam pasar ekonomi internasuional dan lama-lama
melahirkan ketergantungan diantara mereka.
Godaan untuk mendapatkan modal berupa investasi dan
bantuan langsung membuat negara-negara berkembang menjadi
terbuka dalam hal ekonominya. Namun hal ini telah membawa
dampak buruk kepada dunia. Hal ini dibuktikan dari ketika
beberapa tahun lalu Amerika Serikat dilanda krisis financial,
dan interdependensi menjadikan krisis di AS menyebar ke
seluruh dunia. Resesi yang terjadi di negara-negara maju telah
melemahkan negara-negara berkembang yang bergantung pada
ekonomi negara maju tersebut.
Munculnya dominasi ekonomi negara-negara industri maju
membuat ketergantungan semakin kuat. Bahkan salah satu
proritas utama negara berkembang adalah mengurangi dominasi
industri-industri negara maju. Dengan hadirnya MNC, negara
maju berusaha mengontrol sumber daya yang ada di negara
berkembang. Contohnya adalah perusahaan minyak dunia yang
melakukan ekspolorasi, prossesing, dan penawaran minyak dunia.
Perusahaan itu adalah “Seven Sisters”. Perusahaan ini mampu
melakukan regulasi, penyebaran pasar, dan mengontrol minyak di
negara berkembang6.
Negara berkembang tidak lagi diuntungkan dengan adanya
industri-industri yang ada sekarang ini. Teknologi dan ivovasi6 Ibid, hlm.269
hanya ada di negara maju, sedangkan negara berkembang tidak
mampu mengembangkan industrinya dengan baik karena adanya
kontrol yang kuat, hak cipta, dan lisensi yang bisa menahan
akses negara berkembang untuk menggunakan teknologi. Selain
itu, saat ini system perdagangan seakan memiliki pola yang
baku dimana negara berkembang berperan sebagai produsen bahan
mentah sedangkan negara maju sebagai produsen industri
manufaktur. Hal inilah yang membuat ketergantungan negara
berkembang semakin besar dalam aspek modal dan teknologi.
3. Peran Organisasi Internasional dalam Pembangunan
InternasionalPeran PBB:
Merasa gagal membendung dominasi negara maju dan
memprihatinkannya kondisi dalam negeri negara-negara
berkembang, pada awal tahun 60-an banyak negara berkembang
yang mulai berusaha membentuk sebuah konverensi tertentu agar
bisa melepaskan dari situasi sulit ini. Akhirnya pada tahun
1964, munculah sebuah organisasi dibawah naungan PBB yakni
UNCTAD (United Nation Conference On Trade and Development). UNCTAD ini
pada walnya dianggotai 77 negara berkembang dan saat ini telah
berkembang menjadi 131 anggota termasuk Indonesia. Tujuan
dibentuknya ini adalah untuk membuat mekanisme dialog dan
negosiasi antara negara berkembang dan negara maju (north-south)
dalam hal keuangan, perdagangan, dan isu-isu lainnya7.
Saat ini UNCTAD telah banyak berkontribusi pada
pembangunan internasional, diantaranya adalah melakukan
7 Ibid, hlm 271.
bantuan teknis kepada negara-negara berkembang untuk pelatihan
negosiator perdagangan dan menangani isu-isu terkait masalah
perdagangan, manajemen utang, kebijakan invenstasi dan
kewirausahaan, serta kebijakan dalam menghadapi persaingan
ekonomi internasional8.
Selain UNTAD, PBB juga banyak membentuk organisasi lain
dalam hal pembangunan diantaranya adalah UNDP (United Nation
Development Programe). Organisasi yang dibentuk pada tahun 1965
ini memiliki tujuan utama yakni memberikan solusi kepada
negara-negara di dunia dalam menghadapi tantangan pembangunan
negaranya. Peran UNDP sangat besar kepada 177 negara
anggotanya. Banyak bantuan dana yang diberikan kepada negara-
negara untuk melakukan pembenahan ekonominya.
Selain membentuk organisasi-organisasi Internasional, PBB
juga pernah mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi Milenium di
New York tahun 2000. Konferensi itu membahas pengentasan
masalah pembangunan, kemanan, dan masalah-masalah sosial
lainnya. Hasil dari Konferensi tersebut menghasilkan sebuah
deklarasi pembangunan Millenium Development Goals 2015 (MDG) yang
menyangkut 8 aspek tuuan yakni:
1. Eradicate extreme poverty and hunger
2. Achieve universal primary education
3. Promote gender equality and empower women
4. Reduce child mortality
5. Improve mathernal health
8 UNCTAD. A Brief History Of UNCTAD. Diakses darihttp://unctad.org/en/Pages/About%20UNCTAD/A-Brief-History-of-UNCTAD.aspx.Pada tanggal 9 Mei 2014
6. Combat HIV/AIDS, malaria and othe diseases
7. Ensure environmental sustainability
8. Develop a gobal partnership for dvelopment9
Dengan adanya 8 terget yang ingin dicapai pada thun 2015
mendatang, diharapkan pembangunan seluruh negara berkembang
memiliki visi dan misi yang sama. Saat ini banyak negara yang
mulai mencapai target dari yang ditargetkan tahun 2000 lalu,
namun bayak juga negara yang masih belum mampu mencapai target
yang telah ditentukan tersebut.
Peran IMF, WTO, dan World Bank:
Selain PBB, organisasi lain seperti IMF, WTO, dan World
Bank juga turut berperan aktif dalam pembangunan
internaisonal. Bank Dunia yakni sebuah lembaga keuangan
internasional yang menyediakan pinjaman modal kepada negara9 Ravenhill, J. Global Political Economy. (London: Oxford Press, 2011), hlm. 442
berkembang untuk pembangunan. Bank Dnia lebih banyak mengurusi
hal-hal yang berhubungan dengan pengentaan kemiskinan melalui
perubahan struktur intsitusional. WTO adalah sebuah lembaga
dimana tugasnya adalah mengatur jalannya perdagangan antara
negara. WTO fokus kepada optimalisasi perdagangan
internasional. Sedangkan IMF lebih berperan dalam menciptakan
stabilitas keuangan dan makro ekonomi melalui bantuan moneter
dan fiskal.
Saat ini telah banyak negara yang merasakan ampak
langsung dari bantuan ketiga organisasi tersebut ketika dalam
situasi krisis. Contohnya Indonesia ketika terjadi krisis
1998. Saat itu IMF memberikan dana kepada Indonesia untuk
bangkit dari krisis dan mempercepat pembangunan. Bantuan IMF
itu terbukti bisa mengangkat kembali perekonomian Indonesia
meskipun Indonesia harus menanggung syarat yang dimintan IMF
diantaranya liberalisasi ekonomi.
B. Strategi Pembangunan Berdasarkan 4 Strategi
PendekatanStrategi pembangunan terbaik bagi sebuah negara hingga
saat ini masih menyisakan perdebatan yang panas dalam kajian
Ekonomi Politik Internasional. Terdapat 3 pendekatan utama dan
1 pendekatan gabungan. Berikut penjelasannya:
1. Perspektif Ekonomi LiberalStrategi pembangunan terbaik bagi negara-negara
berkembang adalah dengan jalan open market dan free trade.
Penghilangan hambatan dagang dan kebebasan untuk berdagang
antar negara membuat intergrasi pasar global tidak dapat
terelakan. Liberalis juga sangat mengedepankan “comparative
advantages” yang mana bisa didapat hanya dengan cara perdagangan
bebas yang saling menguntungkan. Meskipun muncul anggapan
bahwa perdagangan bebas dapat mengakibatkan ketergantungan,
namun mereka berpendapat bahwa hanya dengan perdagangan bebas,
maka beban negara berkembang akan jauh berkurang. Melalui
pergangangan antara North-South, maka bantuan luar negeri,
investasi modal, dan teknologi akan mudah didapat untuk
pembangunan ekonomi. Di sisi lain, negara maju juga akan
mendapatkan bahan mentah lebih mudah dari negara-negara
berkembang. Liberalis juga percaya bahwa pergangan yang kuat
akan menjadikan mesin pertumbuhan bagi negara-ngara
berkembang. Karena dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat, maka
pembangunan akan cepat terealisasi. Salah satu aspek lain yang
di tekankan oleh liberalis dalam pembangunan adalah perhatian
pada aspek sosial seperti pendidikan dan pelatiha skill yang
berguna sebagai alat untuk mencapai pembangunan10
Kehadiran MNC dan FDI di negara-negra berkembang dianggap
sebagi sesuatu yang menguntungkan keduia belah pihak. Negara
maju mendapatkan keuntungan yang besar berupa uang, sedangkan
negara berkembang mendapatkan keuntungan berupa sumber
lapangan kerja, sumber modal untuk membangun negara, dan
sumber teknologi yang canggih. Saat ini banyak pihak yang
melihat MNC sebagai alat untuk mengkeksploitasi negara-negara
berkembang, namun hal ini coba ditentang oleh salah satu10 Ibid, Balaam, hlm.274.
pemikir liberalis yakni Theodore H. Moran dimana sebenarnya
MNC tidak berniat mengeksploitasi. Banyak hubungan MNC satu
dengan MNC lainnya yang justru terjadi di antar negara maju,
bukan Utara-Selatan seperti yang selama ini diasumsikan.
Terkait rendahnya upah, itu memang karena kualitas pekerja di
negara berkembang yang kurang baik sehingga layak dihargai
dengan upah yang murah.11
2. Perspektif Ekonomi StrukturalistStrukturalist dalam hal pembangunan berusaha mengkritik
hubungan North dan South Contries dalam system internasional dimana
utara sangat mendominasi selatan, karena jika begini maka akan
terjadi ketergantungan dari selatan ke utara. Strukturalis
menganggap bahwa model pembangunan barat tidak cocok
diterapkan di negara negara berkembang saat ini, barat hanya
berusaha memaksakan perdagangan antar negara demi melakukan
neo imperealisme12. Imperialisme baru ini pada akhirnya akan
menguntungkan negara maju saja daripada negra berkembang.
Walaupun terdapat hubungan timbal balik antara negara maju dan
berkembang, namun hubungan tersebut lebih bersifat ekploitatif
bagi negara berkembang.
Dalam hal ini, negara berkembang harus berusaha
melapaskan diri dari ketergantungan terhadap negara maju.
Strategi yang cocok bagi pembangunan adalah dengan cara
menutup ekonomi, menolak bantuan luar negeri, dan
menasionalisasikan perusahan-perusahaan dalam negeri13.
11 Ibid, hlm.27512 Ibid, hlm.27713 Ibid, hlm.278
Strategi utama yang harus dilakukan adalah dengan strategi
Industri substitusi impor. Strategi ini yakni dengan cara
memasang tarif tinggi bagi negara lain yang ingin ekspor ke
dalam negeri dan melakukan subsidi bagi perusahaan dalam
negeri untuk mendorong terciptanya indsutri lokal produsen
produk-produk yang sebelumnya diimpor. Tujuan dari strategi
ini adalah untuk melindungi produk dalam negeri dari ekspansi
produkasing. Strukturalis melihat strategi ini meripakan
strategi terbaik bagi negara berkembang untuk melakukan
pembangunan tanpa resiko ketergantungan terhadap kapital,
teknologi, dan pasar negara industri maju.
Dengan strategi ekonomi mandiri ini, diharapkan akan
semakin banyak perusahaan lokal yang tumbuh dengan pesat
sehingga mampu menciptakan lapangan kerja yang luas.
Strukturalist lebih fokus kepada pengentasan kemiskinan dan
pemertaan pendapatan dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi
dan perdagangan. Kebijakan strukturalist ini memang disatu
sisi menimbulkan pertumbuhan ekonomi yamng lambat, namun di
sisi lain bisa lebih memeratakan pendapatan rakyatnya.
Strategi ini pernah sangat booming pada tahun 60-an di
Amerika Latin. Saat itu hamper semua negara disana membatasi
dirinya dari perdagangan internasional. Namun saat ini banyak
para strukturalist yang sudag tidak bersikap pemistik lagi
terhadap hubungan North dan South Contries. Sejak runtuhnya Uni
Soviet, para pemikir paham ini mulai membuka diri dan
melakukan strategi ekspor oriented.
3. Perspektif Ekonomi Merkantilist
Merkantilis sama seperti liberal yang mempercayai
perdagangan internasioanal sebagai sesuatu yang esensial dan
juga strategis bag pembangunan nasional. Namun mereka tidak
sependapat tentang batasan peran pemerintah yang sering
diutarakan liberalis14. Menurut merkantilisme, negara memiliki
peran penting dalam mengkoordinasikan strategi perdagangan
yang kompleks. Beberapa negara Asia Timur mulai mengadopsi
strategi ini dimana berbasis export oriented growth. Pendekaran
orientasi ekspor ini didasarkan pada kombinasi antara
perspektif liberal dan merkantilis dalam pertumbuhan ekonomi
dan pembangunan. Jadi negara berusaha menekankan keuanggulan
komparatifnya dalam sektor tertentu dan mempromosikan ekspor
di dalam sector tertentu lainnya. Strategi ini diharapkan bisa
mengurangi ketergantungan dan eksplotasi yang dilakukan dengan
resep pasar bebas.
4. Strategi Ekonomi Self RelienceStrategi ini merupakan strategi gabungan antara ketiga
pandangan sebelumnya. Negara percaya kepada dirinya sendiri
yang memiliki kebijakan bervariasi tergantung kondisi dan
waktu. Karena bervariasi, oleh karena itu tidak memiliki
strategi yang baku dan membutuhkan sebuah perencanaan yang
rumit dan butuh kebijaksanaan.
C. Studi Kasus“Miracle of Han River”
14 Ibid, hlm.279
Kejaiban Sungai Han adalah sebuah istilah yang
menggambarkan periode pembangunan ekonomi Korea Selatan yang
sangat pesat. Korea selatan dulu dan sekarang jauh berbeda.
Pada masa awal kemerdekaanya, keadaan Korea Selatan sangatlah
miskin dan porak poranda setelah dijajah Jepang dan adanya
Perang Korea. Namun kini 60 tahun kemudian Korea Selatan
menjelma sebagai salah satu negara paling maju di dunia
menyaingi Jepang dan negara-negara barat lainnya. Kehebatan
Korea Selatan inilah yang kemudian disebut sebagai kejaiban
ekonomi terbesar abad modern yang dikenal sebagai “miracle of Han
River”
Meski dipandang sebagai sebagai sebuah kejaiban karena
hampir mustahil Korea bisa seperti sekarang ini jika dilihat
60 tahun silam, namun pesatnya pembangunaan di Korea Selatan
tidak datang begitu saja. Selama 60 tahun Korea Selatan terus
bertransformasi demi kemanjuan negaranya. Pada mulanya,
kondisi Korea Selatan habis tercabik-cabik akibat perang
saudara yang membuat rakyatnya kelaparan dan memprihatinkan.
Saat itu GDP Korea Selatan bahkan lebih rendah daripada
Indonesia, Thailand, dan Philipina.
Titik balik perubahan Korea Selatan terjadi pada tahun
1960-an ketika masa pemerintahan Park Chung Hee. Ketika baru
dilantik menjadi Presiden, Park Chung Hee langsung melakukan
revolusi besar-besaran dengan program-program nya yang luar
biasa dimana program utamanya yakni 7 tahapan pembangunan.
Saat itu ada Jerman Barat yang menawarkan bantuan sebanyak DM
140 juta dan ditukar dengan tenaga kerja perawat dan
penambang. Lalu Park Chung Hee pun menyetujuinya dan uang yang
telah diterima digunakan sebagai pembangunan tahap pertama
yakni membangun fondasi untuk industri masa depan Korea. Pada
tahap ini, Korea Selatan fokus pada pembangunan infrastruktur
seperti pelabuhan, transportasi, sistem komunikasi, dan
pembangunan industri-industri lainnya. Selain bantuan dari
Jerman, Korea Selatan juga mendapat bantua dari AS dengan
syarat ikut membantu AS dalam perang di Vietman. Akhirnya
Korea Selatan pun memuruskan untuk mengirimkan 320 ribu
tentara ke Vietnam saat itu.
Memasuki tahun 1970-an, pembangunan tahap kedua
dilaksanakan dimana Korea Selatan mulai berani menanamkan
investasi secara besar-besaran ke pabrik baja, mesin,
elektronik, kimia, dll. Korea Selatan juga mulai merubah
orientasi strategi ekonomi yang mulai berfokus pada ekspor
manufaktur dan mengurangi ekspor produk-produk pertanian.
Sejak saat itu Korea Selatan menjadi sangat ekspor oriented
dimana ekspor industri manufaktur dan elektronik menjadi
andalan utamanya. Dengan ekspor oriented, negara mulai melepas
perekonomian negara secara perlahan dan berorientasi pasar.
Hingga kini Korea Selatan masih mengandalkan pasar global
sebagai sasaran utamanya dan terbukti berhasil.
Berikut ini adalah beberapa strategi utama ekonomi yang
dilakukan Korea Selatan pada tahun 1960 hingga kini sebagi
langkah utama pembangunan negara:
Pengurangan produksi pertanian dan peningkatan produksi
industri manufaktur dan jasa:
Berikut ini adalah data yang menampilkan jumlah produksi
pertanian dan produksi barang & jasa dari tahun ke tahun:
Tahun Produksi Pertanian (% of
GPD)
Produksi Barang dan Jasa
1980 16% 32%1985 14% 32%1990 9% 28%1995 6% 29%2000 5% 39%2005 3% 39%2012 3% 57%
Sumber: www.cia.gov
Dari data diatas menunjukan bukti bahwa Korea Selatan
saat ini telah lebih fokus kepada produksi barang dan jasa
dibandingkan dengan produksi pertanian yang semakin hari
semakin turun produksinya. Dengan sumber daya alam yang
terbatas, Korea Selatan sangat jeli memanfaatkan peluang dalam
hal industri manufaktur dibanding dengan mengelola
pertaniannya.
Ekspor Oriented:
Setelah memperkuat industri-industri manufakturnya, Korea
Selatan mengubah orientasi mereka dari yang tadinya untuk
dalam negeri lalu menjadi untuk diekspor. Pasar global menjadi
sasaran utama mereka. Mereka sadar bahwa pasar domestik
sangatlah minim, oleh karena itu ekspor oriented menjadi
strategi mereka guna mendapatkan pasar yang luas.
Dengan mengekspor industrinya, kini Korea Selatan mampu
menguasai pasar dunia. Berbagai produk elektornik hingga
otomotif kini telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu
yang terbesar di dunia.
Fokus kepada Industri Elektronik dan Teknologi:
Dengan digalakkannya proses peningkatan teknologi di
Korea Selatan, maka industri elektronik menjadi industri
andalan utama Korea saat ini. Pada mulanya Korea Selatan
sering mendatangkan ilmuan asing untuk mengembangkan
teknologi, lalu teknologi tersebut digunakan untuk industri-
industri masa depan yang menggunakan teknologi tingkat tinggi.
Industri-industri utama Korea Selatan saat ini adalah
otomotif, semi konduktor, elektronik, pembuatan kapal, pabrik
baja, dll. Korea Selatan juga sedang intens mengembangkan
usaha-usaha masa depan seperti Nanoteknologi, Robotika, dll.
Menerima dana asing guna menambah modal pembangunan:
Korea Selatan sejak tahun 60-an mulai menerima beberapa
bantuan asing untuk pembangunan negaranya. Diantaranya adalah
bantuan Jerman Barat dan AS. Bantuan juga datang dari
organisasi-organisasi keuangan internasional seperti IMF dan
World Bank. IMF dan World Bank sering memberikan bantuannya
kepada negara-negara di Asia termasuk Korea Selatan ketika
terjadi krisis ekonomi. Diterimanya bantuan tersebut otomatis
mengharuskan Korea Selatan untuk menerima adjustment policy yang
menyerap nilai-nilai neoliberalisme dalam perekonomian
negaranya. Korea Selatan bahkan tidak ragu untuk menggunakan
dana IMF sebagai modal pembangunanya. Saat krisis ekonomi
tahun 1998 lalu, Korea Selatan mendapatkan sejumlah bantuan
yang terbesar yang pernah dilakukan IMF kepada peminjam
tunggal, yakni sebesar AS $ 56 Milyar, dan ternyata Korea
Selatan berhasil melunasi seluruh hutangnya, bahkan tiga tahun
lebih cepat dari yang direncanakan. SDM yang sangat
berkualitas lah yang membuat Korea Selatan cepat bangkit dari
krisis dan kembali mengalami pertumbuhan ekonomi yang
signifikan.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan pendidikan
yang berkualitas:
Korea saat ini dikenal sebagai bangsa yang unggul dalam
hal IPTEK. Keunggulan tersebut tentu tidak datang secara
instan, tetapi datang dari usaha negara memajukan
pendidikannya. Dengan pendidikan yang bagus, maka akan
tercipta sumber daya manusia yang berkualitas pula. Sejak
tahun 70-an, Korea Selatan telah menganggarkan anggaran 20%
dari APBN untuk sarana pendidikan. Hal ini tentu berbeda jauh
dari Indonesia yang baru beberapa tahun terakhir anggaran
pendidikan ditingkatkan menjadi 20% dari APBN.
Berikut ini adalah bukti-bukti berhasilnya pembangunan di
Korea Selatan sejak tahun 60-an hingga kini:
Koorporasi Hyundai menjadi perusahaan manufaktur perkapalan
nomer 1 di dunia dengan menyuplai 41,1% dari permintaan
kapal dunia
Korea Selatan menjadi negara eksportir terbesar ke 6 di
dunia meski penduduknya hanya 50 juta
Pada awal tahun 1970-an proporsi inovasi teknologi dalam
output Korea Selatan hanya sebesar 20,8%, namun kini
proporsi tersebut meningkat menjadi 58,5%
Korea Selatan saat ini menjadi negara produsen telepon
genggam terbesar di dunia dengan penguasaan pasar sekitar
31%
Samsung Electronic merupakan perusahaan elektronik terbesar
di dunia
Produsen otomotif dan baja terbesar ke 5 di dunia
Menjadi 10 negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia
Pada tahun 1988, ekspor teknologi Jepang mencapai 60 milliar
dollar dan Korea Selatan hanya 6 milliar dollar. Namun kini
ekspor teknologi Korea Selatan meningkat drastis dengan
nilai 121 milliar dollar dan Jepang 123 milliar dollar.
GDP Korea Selatan saat ini $ 1.198 trilliun dengan
pendapatan perkapita $ 33.200
Bukti-bukti diatas merupakan hasil srategi pembangunan
Korea Selatan yang sangat baik. Korea selatan mencoba
menerapkan ide-ide liebralisme dalam pembangunannya dengan
cara meliberalisasi ekonominnya. Privasitasi Bank dan
perusahaan, menghilangkan hambatan dagang, dan sebaginya
adalah bukti liberalisasi yang dilakukan Korea. Namun Korea
Selatan tidak melepas begitu saja ekonominya pada pasar,
negara tetap ikut campur meski tidak begitu signifikan. Export
Oriented menjadi strategi utama Korea Selatan dimana sektor
industri manufaktur yang menjadi andalan utamanya. China,
Jepang, Saudi Arabia, US, dan Australia menjadi partner ekspor
terbesar Korea Selatan saat ini.
Kunci sukses Korea Selatan adalah dalam hal pembangunan
adalah pembangunan SDM yang berkualitas dan berkarakter.
Selain itu, kunci sukses selanjutnya adalah pintarnya
pemerintah Korea pada tahun 1970-an dalam melihat peluang
kedepan. Mereka saat itu sangat serius membangun infrasturktur
guna mendukung sektor industri. Sehingga kini industri mereka
berjalan dengan baik dan lancar.
Saat ini Korea Selatan telah berhasil mencapai 8
Millenium Development Goals. Kelaparan dan kemiskinan sudah
sangat rendah, pendidikan sudah mapan, emansipasi wanita
berjalan dengan baik, angka kematian bayi sudah berkurang,
kualitas kesehatan menjadi salah satu yang terbaik di dunia,
penyakit HIV dan AIDS sudah bisa ditekan, lingkungan bisa
dijaga dengan baik, dan sering menjalani kerjasama global
dalam perdagangannya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:Pembangunan menjadi isu yang sangat penting bagi negara
negara berkembang, karena hanya dengan jalan itulah mereka
bias menjadi negara yang maju. Dibandingkan dulu, saat ini
kenyataanya banyak negara berkembang yang mulai bangkit dan
menuju ke level negara maju. Namun hal ini sedikit menimbulkan
masalah karena faktanya bagi beberapa kalangan justru negara
berkembang saat ini hanya menjadi ajang eksploitasi negara
maju dan free trade yang selama ini digadang-gadang hanyalah
merupakan bentuk imperialisme baru barat. Masuknya MNC dan FDI
serta munculnya IMF, WTO, dan World Bank hanyalah sebagai alat
mempermudah ekspansi North ke South Contries.
Namun tidak selamanya hal itu benar, Korea Selatan telah
membuktikannya bahwa tidak semua negara berkembang seperti
yang diasumsikan selama ini. Korea Selatan mampu berevolusi
dari negara miskin menjadi negara yang sangat maju seperti
saat ini. Korea Selatan menggunakan cara-cara dan startegi
pembangunan yang tepat dan sesuai sehingga pembangunan bias
berjalan dengan baik. Kini masing-masing negara berkembang
tengah fokus dengan strateginya maisng-masing dalam melakukan
pembangunan. Namun hanya dengan strategi yang sesuai dengan
kondisi negaranya lah negara itu mampu bangkit dan menjadi
negara maju di kemudian hari.
Daftar Isi
Sumber Internet:
Pujianto, Andi. 2014. Perbedaan Dasar antara Pembangunan dan
Pertumbuhan Ekonomi. (Online). Diakses dari
http://www.ekonomikontekstual.com/2014/04/ perbedaan-
dasar-antara-pembangunan-dan-pertumbuhan-ekonomi.html.
(Pada tanggal 8 Mei 2014)
Yuniar, Maria. 2012. Kemiskinan adalah Masalah Klasik Negara.
(Online). Diakses dari
http://www.tempo.co/read/news/2012/09/04/092427529/Kemisk
inan-Adalah-Masalah- Klasik-Negara. (Pada tanggal 8 Mei
2014)
Decisions On Evidence. 2011. 2010 Census Reveals Income Inequality Gap
1947-2010. Diakses dari
http://www.decisionsonevidence.com/2012/05/2010-census-
reveals-income-inequality-gap-1947-2010/. (Pada tanggal 8
mei 2014)
Global Finance. 2014. Wealth Distribution year 2015. Diakses dari
http://cdn.gfmag.com/images/stories/Wealth_distribution_Year_2015.pdf.
(Pada tanggal 8 Mei 2014)
UNCTAD. 2013. A Brief History of UNCTAD. Diakses dari
http://unctad.org/en/Pages/About%20UNCTAD/A-Brief-
History-of-UNCTAD.aspx. (Pada tanggal 9 Mei 2014)
CIA. 2013. Export of Goods and Services. Diakses dari
https://www.cia.gov/library/ publications/the-world-
factbook/geos/ks.html. (Pada tanggal 9 Mei 2014)
Suhendra, Zulfi. 2013. CT Ceritakan Korsel Bisa Jadi Negara Maju.
Diakses dari
http://finance.detik.com/read/2013/12/12/111036/2439755/4
/ct-cerita-rahasia-korsel-bisa-jadi-negara-maju. (Pada
tanggal 9 Mei 2014)
World Bank. 2013. Agriculture, Value Added (% of GDP). Diakses dari
http://data. worldbank.org/indicator/NV.AGR.TOTL.ZS?
page=5. (Pada tanggal 9 Mei 2014)
World Bank. 2013.Goods and Services, Value Added (% of GDP). Diakses
dari http://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.PCAP.CD.
(Pada tanggal 9 Mei 2014)
Burhanudin, Toni. 2012. Rahasia Sukses Korea Selatan: Imitator Jepang yang
Berhasil. Diakses dari http://www.marketing.co.id/rahasia-
sukses-korea-selatan-imitator-jepang-yang-berhasil/.
(Pada tanggal 9 Mei 2014)
Sumber Buku:
Balaam, D.N & Dilman, B. 2011. Introduction to International Political
Economy. New York: Oxford Press.
Revenhill. 2011. Global Political Economy. London: Oxford Press