PSIKOLOGI OLAHRAGA

21
PSIKOLOGI OLAHRAGA Oleh : JOKO BUDI SANTOSO, S.Pd NIM. 14.0.06.01.0048 PROGRAM STUDI PASCA SARJANA FAKULITAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2014

Transcript of PSIKOLOGI OLAHRAGA

PSIKOLOGI OLAHRAGA

Oleh :JOKO BUDI SANTOSO, S.Pd

NIM. 14.0.06.01.0048

PROGRAM STUDI PASCA SARJANAFAKULITAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang

Maha Esa, yang kiranya patut penulis ucapkan, karena atas

berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah

ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai Psikologi

Olahraga yang mengenai julukan 5 Rings (Mind, Body, Spirit,

Health, Peace). Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam

pemahaman tentang psikologi dalam olahraga yang sangat

diperlukan dalam suatu harapan untuk meningkatkan pemahaman

tentang pentingnya olahraga unutk fisik, jasmani maupun

psikologi kita.

Kami menyadari, dalam makalah ini masih banyak

kesalahan dan kekurangan. hal ini disebabkan terbatasnya

kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki, namun

demikian banyak pula pihak yang telah membantu kami dengan

menyediakan dokumen atau sumber informasi, memberikan masukan

pemikiran. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran.

Demi perbaikan dan kesempurnaan Makalah ini di waktu yang akan

datang. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kami pada

khusunya dan pembaca pada umumnya.

Kediri, 30 Januari 2015

i

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I. PENDAHULUAN

I. Latar Belakang 1

II. Rumu

san Masalah 2

III. Tuju

an 2

BAB II. PEMBAHASAN

I. Landasan Teori 3

BAB III. PENUTUP

I. Kesimpulan 10

II. Penutup 10

DAFTAR PUSTAKA 11

ii

BAB IPENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANGAda beberapa pendekatan yang dipilih manusia untuk

memahami, mengolah dan menghayati dunia besertaisinya.Pendekatan-pendekatan tersebut adalah takwa kepadaAllah, ilmu pengetahuan, seni dan agama. psikologi olahragaadalah usaha untuk memahami atau mengerti seorang atlet dalamhal makna dan nilai-nilainya.Bidang dalam psikologi tersebutsangat luas dan mencakup secara keseluruhan sejauh dapatdijangkau oleh fikiran. Psikologi olahraga berusah untukmemahami kondisi seorang atlet-atlet yang berusaha untukberprestasi di kanca internasional.

Oleh karena itu psikologi olahraga merupakan pendekatanyang menyeluruh terhadap kehidupan dan dunia seorang atlet.Psikologi olahraga berusaha untuk menyatukan jiwa raga seorangatlet dengan pelatihnya, yang akhirnya menjadikan satu orangmenjadi seorang atlet yang berprestasi.

Pada mulanya kata psikologi olahraga yaitu segala ilmupengetahuan yang menyankut masalah keperibadian seorang atlitdan dapat ditrapkan didalamnya.

Kemajuan teknologi yang semakin pesat dewasa ini, telahmempengaruhi dunia di segala bidang. Persaingan dirasa semakinketat di mana masyarakat berlomba-lomba untuk mencari celahkeuntungan demi menghidupi keluarganya. Oleh karena itu, takjarang kita temui orangtua yang sibuk bekerja sepanjang haridan mempercayakan perawatan anak sepenuhnya kepada parapembantu. Kesibukan orangtua membuat anak-anak cenderung pasifdengan bermain game atau playstation di rumah daripada aktifsecara fisik atau berolahraga di luar rumah.

Berbagai penelitian telah menyebutkan bahwa olahraga bagianak-anak sangat penting untuk dilakukan karena dapatmenunjang pertumbuhan serta perkembangan anak. Sementara gayahidup yang pasif atau kurang gerak, kurang latihan ototberisiko tinggi terserang penyakit metabolisme seperti

1

obesitas dan diabetes serta penyakit degenerasi sepertiosteoporosis dan jantung koroner.

Untuk itu makalah ini akan membahas mengenai manfaatolahraga bagi perkembangan secara fisik maupun psikis.

II. RUMUSAN MASALAH- Apa manfaat dari mempelajari tentang Psikologi

Olahraga ?- Apa saja macam aspek yang ada dalam Psikologi

Olahraga?- Bagaimana sejarah dari Psikologi Olahraga?

III. TUJUANTujuan dari penulisan laporan ini antara lain:

1. Untuk mengetahui apa saja manfaat mempelajari Psikologi Olahraga bagi para Atlet.

2. Aspek-Aspek yang perlu diketahui oleh para Atlet untuk memiliki jiwa sang juara.

3. Untuk mengetahui pengertian Psikologi Olahraga menurut beberapa ahli.

4. Untuk mengetahui sejarah Psikologi Olahraga secara umum dan yang ada di Indonesia.

2

BAB IIPEMBAHASAN

I. LANDASAN TEORIa. Pengertian Psikologi Olahraga

Psikologi olahraga bisa diartikan sebagai ilmuyang mempelajari proses mental atau kejiwaan dalamkaitannya dengan aktivitas berolahraga. Untuk lebihjelasnya, kita dapat melihat teori-teori yangdikemukakan oleh para ahli mengenai psikologi olahragaberikut ini.

Weinberg dan Gould (1995) memberikan pandanganyang hampir serupa atas psikologi olahraga danpsikologi latihan (exercise psychology), karena banyakkesamaan dalam pendekatannya, namun beberapa penelitilain (Anshel, 1997; Seraganian, 1993; Willis &Campbell, 1992) secara lebih tegas membedakanpsikologi olahraga dengan psikologi latihan.

Weinberg dan Gould, (1995) mengemukakan bahwapsikologi olahraga dan psikologi latihan memiliki duatujuan dasar: mempelajari bagaimana faktor psikologimempengaruhi performance fisik individu memahamibagaimana partisipasi dalam olahraga dan latihanmempengaruhi perkembangan individu termasuk kesehatandan kesejahteraan hidupnya.

Di samping itu, mereka mengemukakan bahwapsikologi olahraga secara spesifik diarahkan untuk:membantu para professional dalam membantu atletbintang mencapai prestasi puncak, membantu anak-anak,penderita cacat dan orang tua untuk bisa hidup lebihbugar, meneliti faktor psikologis dalam kegiatanlatihan dan memanfaatkan kegiatan latihan sebagai alatterapi, misalnya untuk terapi depressi (Weinberg &Gould, 1995).

Sekalipun belum begitu jelas letak perbedaannya,Weiberg dan Gould (1995) telah berupaya untukmenjelaskan bahwa psikologi olahraga tidak sama denganpsikologi latihan. Namun dalam prakteknya biasanyamemang terjadi saling mengisi, dan kaitan keduanya

3

demikian eratnya sehingga menjadi sulit untukdipisahkan. Tetapi Seraganian (1993) serta Willis danCampbell (1992) secara lebih tegas mengemukakan bahwasecara tradisional penelitian dan praktik psikologiolahraga diarahkan pada hubungan psikofisiologismisalnya responsi somatik mempengaruhi kognisi, emosidan performance. Sedangkan psikologi latihan diarahkanpada aspek kognitif, situasional dan psikofisiologisyang mempengaruhi perilaku pelakunya, bukan mengkajiperformance olahraga seorang atlet. Adapun topik dalampsikologi latihan misalnya mencakup dampak aktivitasfisik terhadap emosi pelaku serta kecenderungan(disposisi) psikologi, alasan untuk ikut serta ataumenghentikan kegiatan latihan olahraga, perubahanpribadi sebagai dampak perbaikan kondisi tubuh atashasil latihan olahraga dan lain sebagainya (Anshel,1997).

Jelaslah kini bahwa psikologi olahraga lebihdiarahkan para kemampuan prestatif pelakunya yangbersifat kompetitif; artinya, pelaku olahraga,khususnya atlet, mengarahkan kegiatannya olahraganyauntuk mencapai prestasi tertentu dalam berkompetisi,misalnya untuk menang. Sedangkan psikologi latihanlebih terarah pada upaya membahas masalah-masalahdampak aktivitas latihan olahraga terhadap kehidupanpribadi pelakunya. Dengan kata lain, psikologiolahraga lebih terarah pada aspek sosial dengankeberadaan lawan tanding, sedangkan psikologi latihanlebih terarah pada aspek individual dalam upayamemperbaiki kesejahteraan psikofisik pelakunya.

Sekalipun demikian, kedua bidang ini demikiansulit untuk dipisahkan, karena individu berada didalam konteks sosial dan sosial terbentuk karenaadanya individu-individu. Di samping itu kedua bidangini melibatkan aspek psikofisik dengan aktivitasaktivitas yang serupa, dan mungkin hanya berbedaintensitasnya saja karena adanya faktor kompetisidalam olahraga.

4

Untuk lingkup yang lebih sempit, psikologiolahraga anak berbatas pada macam olahraga yangtersedia bagi kebutuhan anak-anak. Bahkan psikologiolahraga anak di Indonesia belum berkembang secarapesat bila dibandingkan dengan psikologi olahragadewasa atau umum. Hal ini mungkin disebabkan olehbelum munculnya minat sungguh-sungguh anak untukmenjadi pelakon olahraga pada anak-anak. Ada banyakfaktor yang mempengaruhi fenomena ini. Sepertianggapan bahwa menjadi atlet itu susah pada masatuanya, ketakutan untuk menjalani latihan disiplinatlet, dll.

Dan inilah pengertian lain Psikologi Olahragamenurut beberapa ahi lainnya : Menurut Bucher dalam Apruebo (2005), psikologi

olahraga merupakan bidang dalam psikologi yangmemanfaatkan prinsip, konsep, fakta, dan metodepsikologi dan menerapkannya dalam aspek-aspekaktivitas olahraga seperti aspek belajar,keterampilan, penampilan, pelatihan, danpengembangan.

Menurut Williams dan Straub (1993), psikologiolahraga adalah ilmu yang mempelajari tentangfaktor-faktor psikologis yang mempengaruhipartisipasi dalam olahraga dan latihan sertapengaruh-pengaruh psikologis yang diperoleh daripartisipasi olahraga tersebut.

Psikologi olahraga adalah studi ilmiah tentangindividu dan perilakunya dalam olahraga danlatihan. (Gould dan Weinberg, 1995)

Menurut Kontos dan Feltz (2008), psikologi olahragaadalah sebuah bidang kajian yang menerapkanprinsip-prinsip psikologi dalam setting olahraga.

Psikologi olahraga adalah sebuah bidang kajian yangmenerapkan prinsip-prinsip psikologi dalam settingolahraga, baik penampilan individual maupun tim,ditandai oleh sejumlah interaksi dengan individulain dan situasi-situasi eksternal yangmenstimulasinya. (Singer, 1980; Sudibyo, 1989)

4

Sedangkan Menurut Singgih D Gunarsa, psikologiolahraga diartikan sebagai psikologi yangditerapkan dalam bidang olahraga yang meliputiatlet sebagai individu atau kelompok yang akanbertanding serta faktor – faktor lain yangberpengaruh terhadap kepribadian dan penampilanatlet tersebut.

4

b. Aspek-Aspek Psikologi Olahraga1. Mind (Pemikiran)

Pemikiran dimaksudkan sebagai cara berpikiryang mengarahkan sesuatu ke arah positif, melihatsegi baiknya. Hal ini perlu dibiasakan bukan sajaoleh atlet, tetapi terlebih-lebih bagi pelatih yangmelatihnya. Dengan membiasakan diri berpikirpositif, maka akan berpengaruh sangat baik untukmenumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkanmotivasi, dan menjalin kerja sama dengan berbagaipihak. Berpikir positif merupakan modal utama untukdapat memiliki ketrampilan psikologis atau mentalyang tangguh.

Pikiran positif akan diikuti dengan tindakandan perkataan positif pula, karena pikiran akanmenuntun tindakan. Sebagai contoh, jika dalambermain bulutangkis terlintas pikiran negatifseperti, "takut salah, takut out, takut bolapukulannya tanggung" dan sebagainya, makakemungkinan terjadi akan lebih besar. Karena itucobalah dan biasakan untuk selalu berpikir positif,hindari yang negatif. Demikian juga dalammemberikan instruksi kepada atlet. Daripadamengatakan: "Kamu ini susah sekali sihdiajarnya..., salah terus...! Awas, jangan berhentisebelum bisa!", lebih baik mengatakannya dengancara yang positif walaupun maksudnya sama: "Ayo,coba lagi pelan-pelan, kamu pasti bisamelakukannya. Perhatikan, tangannya, begini...langkahnya, ke sini... kena bolanya, di sini... ayodicoba".

Sebagai pelatih, tunjukkan Anda percaya bahwaatlet Anda memiliki peluang untuk dapat berprestasibaik. Cemooh, celaan, dan kritik yang pedas yangtidak pada tempatnya, justru akan membuat atletbereaksi negatif dan berakibat akan menurunkanmotivasi yang diikuti dengan penurunan prestasi.

5

2. Body (Tubuh)Perlu disadari bahwa persoalan penampilan

(performance) atlet dalam meraih prestasi bukanhanya menyangkut masalah fisik semata, dalam artimereka yang fisiknya kuat dipastikan akanmemenangkan pertandingan. Namun sebenarnya haltersebut bersifat multifaktor. Sekurangnya terdapattiga faktor dasar yang diyakini mempengaruhipenampilan atlet, yaitu faktor fisiologis,anthropometris, dan psikologis. Faktor fisiologisterkait dengan potensi dan kemampuan biomotorseperti kecepatan,kekuatan, kelincahan danketahanan. Faktor anthropometris berkenaan denganukuran-ukuran tubuh sepertu tinggi badan, beratbadan, panjang lengan, yang tingkat urgensinyaberbeda-beda dari cabang olahraga satu cabang kecabang olahraga lain. Sementara itu, faktorpsikologis berkaitan dengan kesiapan dankesanggupan mental untuk berlatih dan bertandingdalam rangka meraih prestasi. James E. Loehr,seorang psikolog olahraga terkenal mengatakan: "Atleast 50 percent of the process of playing well isthe result of mental and psychological factors."

3. Spirit (Semangat)Semangatdapat didapatkan dari suatu motivasi

yang di berikan oleh seseorang. Motivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang kuat menunjukkan bahwa dalam diri orang tersebut tertanam dorongan kuat untuk dapat melakukan sesuatu.

Ditinjau dari fungsi diri seseorang, motivasi dapat dibedakan antara motivasi yang berasal dan luar (ekstrinsik) dan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri (intrinsik). Dengan pendekatan psikologis diharapkan atlet dalam setiap penampilannya dapat memperlihatkan motivasi yang

6

kuat untuk bermain sebaik-baiknya, sehingga dapat memenangkan pertandingan.

Motivasi yang baik tidak mendasarkan dorongannya pada faktor ekstrinsik seperti hadiah atau penghargaan dalam bentuk materi. Akan tetapi motivasi yang baik, kuat, dan lebih lama menetap adalah faktor intrinsik yang mendasarkan pada keinginan pribadi yang lebih mengutamakan prestasi untuk mencapai kepuasan diri daripada hal-hal yang material.

Untuk mengembangkan motivasi intrinsik ini, peran pelatih dan orangtua sangat besar. Pelatih perlu melakukan pendekatan dan menumbuhkan kepercayaan diri pada atlet secara positif. Ajarkanatlet untuk dapat menghargai diri sendiri, oleh karena itu, pelatih harus memperlihatkan bahwa ia menghargai hasil kerja atlet secara konsekuen.

4. Health (Kesehatan)Kesehatan merupakan dasar peningkatan dan

pembinaaan kesegaran jasmani. Pola hidup sehat padadasarnya adalah suatu kesatuan program yangmeliputi program kesehatan, kesegaran jasmani, gizidan aktifitas rekreasi yang bila dilaksanakandengan baik dan benar akan mendukung tercapainyaproduktifitas tubuh yang tinggi.

Dalam UU no. 23 tahun 1992, dijelaskan bahwakesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwadan sosial yang memungkinkan setiap orang hidupproduktif secara sosial dan ekonomis. Dari definisitersebut jelas terlihat bahwa kesehatan bukanlahsemata-mata keadaan bebas dari penyakit, cacat ataukelemahan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkanbahwa hidup sehat secara badaniah, sosial, danrohani merupakan hak setiap orang. sedangkan yangdimaksud dengan pola hidup sehat adalah segalaupaya menerapkan kebiasaan baik dalam menciftakanhidup yang sehat dan menghindarkan diri darikebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.

5. Peace (Perdamaian)

6

Olah raga merupakan kegiatan yang umumnya dilakukan oleh seseorang untuk menjaga kesehatannya. Olah raga dijadikan suatu kegiatan yang secara berkala dilakukan ataupun menjadi kegiatan rutin bagi komunitas tertentu. Lebih dari itu, olah raga juga dapat dijadikan sebagai

6

sarana edukasi, rekreasi, meraih prestasi, bahkan sebagai salah satu sarana untuk menyebarkan dan menyalurkan nilai-nilai perdamaian.

c. Sejarah Psikologi OlahragaPada awalnya, psikologi olahraga muncul di

Amerika Utara pada tahun 1898. Pada saat itu NormanTriplett, seorang psikolog dari Universitas Indianaingin mengetahui mengapa atlet balap sepeda akanmengendarai sepeda lebih cepat saat bertanding dalamkelompok atau berpasangan, dibandingkan ketika atlet-atlet tersebut bersepeda sendirian. Triplett punmenyimpulkan adanya pengaruh psikologis tertentu padapenampilan atlet balap sepeda yang ia sebut sebagaifaktor keberadaan orang lain. Triplett juga melakukanpenelitian eksperimen terhadap anak-anak yangmemancing. Ia menemukan bahwa separuh dari jumlah anakdipengaruhi oleh keberadaan orang lain sehingga adapengaruh lingkungan sosial sebagai faktor munculnyasikap kompetitif. Sehubungan dengan penelitian-penelitian yang dilakukan Triplett, maka ia disebutsebagai orang pertama yang melakukan studi di bidangPsikologi Olahraga.

d. Sejarah Psikologi Olahraga di IndonesiaPsikologi Olahraga di Indonesia merupakan cabang

psikologi yang sangat baru meskipun pada praktiknyatelah berlangsung kegiatan para psikolog dalamberbagai cabang olahraga di Indonesia selama beberapatahun. Secara resmi Ikatan Psikologi Olahraga diIndonesia baru dibentuk pada tanggal 3 Maret 1999 danditandatangani secara resmi pada tanggal 24 Juli 1999dan diketuai oleh Monty P. Satiadarma.

Akan tetapi psikolog Singgih D. Gunarsa bersamadengan psikolog Sudirgo Wibowo telah memeloporikegiatan psikologi di dalam cabang olahragabulutangkis sejak tahun 1967. Sejak saat itu banyakatlet bulutangkis nasional yang memanfaatkan jasa

7

psikolog dan ilmu psikologi dalam mencapai prestasipuncak mereka baik nasional maupun internasional.

Namun kesadaran mengenai pentingnya faktorpsikologis, faktor mental tidak disertai tersedianyatenaga khusus yang telah mempelajari bidang psikologiolahraga secara formal. Hanya beberapa orang yangsecara pribadi menyadari bahwa psikologi olahragadapat dipelajari sendiri dari buku, kepustakaan,seminar dan pertemuan-pertemuan internasional.Tercatat beberapa nama seperti Saparinah Sadli danSuprapti Sumarmo yang pernah menangani persiapanatlet-atlet bulutangkis wanita untuk perebutan pialaUber tahun 1970. Nama lain yang tercatat adalah MontyP. Satiadarma, Yohannes Rumeser, Myrna R. Soekasah,Yoanita Nasution, Enoch Markum, Aryati Prawoto,Wismaningsih, Surastuti Nurdadi, Rosa Hertamina,Feisal, Wardhani, Gunawan, dan Latief.

Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga RepublikIndonesia di bawah Komisi Nasional Pendidikan Jasmanidan olahraga (Komnas Penjasor) pada bulan Agustus 2007telah mengambil inisiatif dengan menyelenggarakanWorkshop Kajian Disiplin Keilmuan Olahraga. Sub-disiplin keilmuan olahraga yang dibahas adalahmanajemen olahraga, kepelatihan olahraga, filsafatolahraga, fisiologi olahraga, adaptive physicaleducation, dan psikologi olahraga. Dari hasil workshopdikukuhkan gagasan-gagasan dan kesepakatan untukmendirikan himpunan/ikatan keilmuan masing - masing,yang akan menampung aspirasi dan kontribusi berbagaikalangan masyarakat yang menaruh perhatian terhadapperkembangan, sosialisasi, dan perwujudan keilmuandari setiap bidang sub-disiplin. Tindak - lanjutkesepakatan tersebut belum tampak hingga kini,meskipun setiap bidang telah diminta untuk mengajukankerangka program kegiatan masing-masing.

Bidang ilmu psikologi olahraga telah mencanangkankerangka program satu tahun ke depan di bawah nama

8

himpunan yang sementara ditetapkan sebagai MasyarakatPsikologi Olahraga Indonesia. Pada dasarnya himpunanini terbuka lebar bagi semua orang yang menaruhperhatian besar dan mau terlibat dalam perkembanganpsikologi olahraga di tanah air, baik secara teoretismaupun praksis. Selanjutnya, setiap informasi yangdiperoleh akan disosialisasikan ke berbagai kalangan,baik di perguruan tinggi maupun di kalangan parapraktisi serta masyarakat olahraga pada umumnya.

Permasalahan di bidang psikologi olahraga yangmencuat adalah: Masih kurang optimalnya pengembangan dan

pengelolaan bidang kajian keilmuannya di perguruantinggi.

Sangat terbatasnya penelitian dalam bidangpsikologi olahraga.

Keterbatasan SDM psikologi olahraga dalammengembangkan dan mengimplementasikan kajiankeilmuannya di lapangan/kancah olahraga prestasi.

Peran dan kontribusi psikologi olahraga belumdipahami dengan baik dan benar oleh masyarakatolahraga pada umumnya, bahkan oleh sebagian besarpara pelatih olahraga di tanah air.

Keberadaan dan potensi SDM yang mendalami psikologiolahraga belum sepenuhnya diberdayakan di dalam pembinaan olahraga nasional.

e. Manfaat Psikologi OlahragaMeningkatnya stres dalam pertandingan dapat

menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik dalamhal fisik maupun psikis, sehingga kemampuanolahraganya menurun. Mereka dapat menjadi tegang.denyut nadi meningkat, berkeringat dingin, cemas akanhasil pertandingannya, dan mereka merasakan sulitberkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkanpara atlet tidak dapat menampilkan permainanterbaiknya. Para pelatih pun menaruh minat terhadap

8

bidang psikologi olahraga, khususnya dalampengendalian stres.

Psikologi olahraga juga diperlukan agar atletberpikir mengenai. mengapa merekaberolahraga dan apa yang ingin mereka capai? Sekalitujuannya

8

diketahui, latihan-latihan ketrampilan psikologisdapat menolong tercapainya tujuan tersebut.

Menjelaskan dan memahami gejala psikologik Meramalkan sejumlah probabilitas yang dapat

terjadi dalam olahraga Mengendalikan gejala perilaku yang menjurus

kearah negatif Mental yang tegar, sama halnya denganteknik dan fisik, akan didapat melalui latihan yangterencana, teratur, dan sistematis. Dalam membinaaspek psikis atau mental atlet, pertama-tama perludisadari bahwa setiap atlet harus dipandang secaraindividual, yang satu berbeda dengan yang lainya.Untuk membantu mengenal profil setiap atlet, dapatdilakukan pemeriksaan psikologis, yang biasa dikenaldengan "psikotes", dengan bantuan psikometri.

Profil psikologis atlet biasanya berupa gambarankepnbadian secara umum, potensi intelektual. danfungsi daya pikimya yang dihubungkan dengan olahraga.Profil atlet pada umumnya tidak berubah banyak dariwaktu ke waktu. Oleh karenanya, orang seringberanggapan bahwa calon atlet berbakat dapat ditelusunsemata-mata dari profil psikologisnya. Anggapansemacam ini keliru, karena gambaran psikologisseseorang tidak menjamin keberhasilan ataukegagalannya dalam prestasi olahraga, karena banyaksekali faktor lain yang mempengaruhinya. Beberapaaspek psikologis dapat diperbaiki melalui latihanketrampilan psikologis (diuraikan kemudian) yangterencana dan sistematis, yang pelaksanaannya sangattergantung dari komitmen si atlet terhadap programtersebut.

9

BAB IIIPENUTUP

I. KESIMPULANPsikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku

manusia dalam hubungan dengan lingkungannya, mulai dariperilaku sederhana sampai yang kompleks. Perilaku manusiaada yang disadari, namun ada pula yang tidak disadari,dan perilaku yang ditampilkan seseorang dapat bersumberdari luar ataupun dari dalam dirinya sendiri.

Serta psikologi olahraga mempunyai aspek yang perlumenjadi pegangan kita yaitu berpikiran positif

Berpikir positif dimaksudkan sebagai cara berpikiryang mengarahkan sesuatu ke arah positif, melihat segibaiknya. Hal ini perlu dibiasakan bukan saja oleh atlet,tetapi terlebih-lebih bagi pelatih yang melatihnya.Dengan membiasakan diri berpikir positif, maka akanberpengaruh sangat baik untuk menumbuhkan rasa percayadiri, meningkatkan motivasi, dan menjalin kerja samadengan berbagai pihak. Berpikir positif merupakan modalutama untuk dapat memiliki ketrampilan psikologis ataumental yang tangguh

II. PENUTUPDemikian yang dapat kami paparkan mengenai laporan

tentang Psikologi Olahraga ini, tentunya masih banyakkekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnyapengetahuan . maka dari itu, kritik dan saran yangmembangun merupakan modal utama kami untuk meraih tanggakesuksesan.

10

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_olahraga http://fauzianayoan.blogspot.com/2012/02/mengajarkan-

perdamaian-melalui-olahraga.html http://olagragasport.blogspot.com/2014/08/makalah-

kesehatan-olahraga-penyusuna.html http://www.pustakasekolah.com/pengertian-kesehatan-

jasmani.html http://dinoaviano.blogspot.com/2012/12/olahraga-hubungan-

olahraga-dan-psikologi.html http://ruangpsikologi.com/kesehatan/psikologi-olahraga-

dan-prestasi/ http://setya-asyik.blogspot.com/2010/10/psikologi-

olahraga-bahan-kuliah.html http://dispsiad.mil.id/index.php/en/publikasi/artikel/

217-psikologi-olah-raga http://aleachmad.blogspot.com/2013/10/pengertian-

psikologi-olahraga.html http://arispriyanto-sma1jogja.blogspot.com/2013/10/

psikologi-olahraga-dan-peranan-olahraga.html

11