Alokasi Dana Desa

24
MAKALAH ALOKASI DANA DESA Diajukan Guna Memenuhi Tugas Matakuliah Hukum Tata Negara Disusun oleh kelompok 2 (H) : Rumenta A Situmorang (1111143040) Tati Haryati (1111142173) Teguh Maulana (1111143071) TB M Haikal FT (1111142665) Vani Putre Perdana (1111143145) Yudha Putra Ramadhan (1111141157) FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA (UNTIRTA)

Transcript of Alokasi Dana Desa

MAKALAH

ALOKASI DANA DESADiajukan Guna Memenuhi Tugas Matakuliah Hukum Tata Negara

Disusunoleh

kelompok 2 (H) :

Rumenta A Situmorang (1111143040)Tati Haryati (1111142173)Teguh Maulana (1111143071)TB M Haikal FT (1111142665)Vani Putre Perdana (1111143145)Yudha Putra Ramadhan (1111141157)

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(UNTIRTA)

TAHUN AJARAN 2015

2

KATA PENGANTARPenyusun mengucap puji dan syukur kepada Tuhan

Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunianya

penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“ALOKASI DANA DESA” untuk memenuhi tugas matakuliah

Hukum Tata Negara dengan baik.

Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Dosen Hukum

Tata negara yang telah membantu dan membimbing penyusun

dalam proses pembuatan makalah ini dan juga kepada

teman-teman mahasiswa yang telah berkontribusi baik

langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah

ini.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi

pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya.

Seperti pepatah yang mengungkapkan bahwa “Tiada gading

yang tak retak” demikian pula dengan makalah ini masih

banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan untuk itu

i

penyusun mengharapkan saran dan kritik dari pembaca

terutama dosen pembimbing mata kuliah Hukum Tata Negara

yang bersifat membangun demi perbaikan kearah

kesempurnaan.

Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih.

Serang, Mei 2015

DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR……………………………………….......................................i

DAFTAR ISI……………………………….....………............................…................iiBAB I PENDAHULUAN..........................................1

1.1. Latar belakang...................................1

1.2. Rumusan Masalah..................................3

1.3. Tujuan Penulisan.................................3

ii

BAB II PEMBAHASAN..........................................4

2.1. Desa, Alokasi Dana Desa dan Tujuannya............4

2.2. Pengelolaan, Peran Dan Konsep Pembangunan Desa

Dalam Rangka Pemanfaatan Dana Alokasi Desa..........6

BAB III PENUTUP...........................................12

3.1. Kesimpulan ..........................................12

3.2. saran................................................12

DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Secara etimologi kata desa berasal dari bahasa

Sansekerta, deca yang berarti tanah air, tanah asal,

atau tanah kelahiran. Dari perspektif geografis, desa

atau village diartikan sebagai “a groups of hauses or shops in a

country area, smaller than a town”. Desa adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk

mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan hak asal-

usul dan adat istiadat yang diakui dalam Pemerintahan

Nasional danberada di Daerah Kabupaten.

Alokasi Dana Desa atau ADD adalah bagian keuangan

Desa yang diperoleh dari bagi hasil pajak Daerah dan

bagian dari Dana perimbangan keuangan pusat dan Daerah

yang diterima oleh Kabupaten. Menurut peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang pedoman

pengelolaan keuangan Desa pada pasal 18 bahwa Alokasi

Dana Desa berasal dari APBD Kabupaten/ Kota yang

1

bersumber Dari bagian Dana Perimbangan Keuangan Pusat

dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota untuk desa

paling sedikit 10 % (sepuluh persen).

Dalam rangka peningkatan pemberdayaan,

Kesejahteraan dan pemerataan pembangunan di Pedesaan

melalui Dana APBD Kabupaten, Provinsi dan Pemerintah

Pusat, Pemerintah Kabupaten, Provinsi dan Pusat perlu

merealisasikan dalam APBD masing-masing Sebesar 10 %

untuk dana Alokasi desa. Dengan mengalokasikan Dana

Alokasi sebesar 10 % ini diharapkan kesejahteraan dan

pemerataan pembangunan di Desa dapat menjadi kenyataan.

Terciptanya pemerataan pembangunan khusus di pedesaan

melalui dana APBN Kabupaten Provinsi dan Pemerintah

Pusat sebesar 10 % akan tercapai Tingkat kesejahteraan

dan taraf hidup masyarakat yang tinggi di pedesaan.

Kendatipun demikian, masih banyak kelemahan yang muncul

ketika dana ini dimanfaatkan untuk kepentingan

pemberdayaan dan pembangunan. Kelemahan itu akan

menimbulkan persoalan seperti penyelewengan dana

sehingga penggunaannya tidak tepat sasaran sebagaimana

2

diharapkan sebelumnya. Hal ini, diakibatkan oleh

ketidakmampuan para aktor pengelola dana yang

melibatkan aparat desa yang faktanya belum memiliki

kompetensi yang cukup untuk mengelola dana itu. Kondisi

inilah yang menyebabkan banyak program pemberdayaan

oleh pemerintah gagal dalam implementasinya. Itulah

sebabnya penyusun tertarik untuk meneropong sejauh mana

pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) itu untuk

kepentingan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

1.2  Rumusan MasalahDengan melihat latar belakang yang telah

dikemukakan maka beberapa masalah yang dapat penulis

rumuskan dan akan dibahas dalam makalah ini Adalah :

3

1. Apa itu Desa, Alokasi Dana Desa dan Tujuannya?

2. Bagaimana Pengelolaan, Peran Dan Konsep Pembangunan

Desa Dalam Rangka Pemanfaatan Dana Alokasi Desa?

1.3 Tujuan PenulisanTujuan penulisan makalah ini yakni untuk mengetahui :

1. Memahami pengertian desa dan Pengalokasian Dana

Desa.

2. Mengetahui Pengelolaan Alokasi Dana Desa.

3. Memahami Peran dan konsep pembangunan desa Dalam

rangka Pemanfaatan Dana Alokasi Desa.

BAB II

PEMBAHASAN2.1 DESA, ALOKASI DANA DESA DAN TUJUANNYA

4

2.1.1 Desa

Secara etimologi kata desa berasal dari bahasa

Sansekerta, deca yang berarti tanah air, tanah asal,

atau tanah kelahiran. Dari perspektif geografis, desa

atau village diartikan sebagai “a groups of hauses or shops in

a country area, smaller than a town”. Desa adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk

mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan hak

asal-usul dan adat istiadat yang diakui dalam

Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten.

Desa menurut H.A.W. Widjaja dalam bukunya yang

berjudul “Otonomi

Desa” menyatakan bahwa “Desa adalah sebagai kesatuan

masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli

berdasarkan hak asal-usul yang bersifat istimewa.

Landasan pemikiran dalam mengenai Pemerintahan Desa

adalah keanekaragaman,

partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan

pemberdayaan masyarakat”

5

(Widjaja, 2003: 3).

Desa menurut UU nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah

mengartikan Desa sebagai berikut :

“Desa atau yang disebut nama lain, selanjutnya

disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat

setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem

Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU No.

32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 1

ayat 12).

2.1.2 Pengalokasian Dana Desa Dan Tujuannya

Dalam pengertian Desa menurut Widjaja dan UU nomor

32 tahun 2004

di atas sangat jelas sekali bahwa Desa merupakan Self

Community yaitu komunitas yang mengatur dirinya sendiri.

Dengan pemahaman bahwa Desa memiliki kewenangan untuk

mengurus dan mengatur kepentingan masyarakatnya sesuai

6

dengan kondisi dan sosial budaya setempat, maka posisi

Desa yang memiliki otonomi asli sangat strategis

sehingga memerlukan perhatian yang seimbang terhadap

penyelenggaraan Otonomi Daerah. Karena dengan Otonomi

Desa yang kuat akan mempengaruhi secara signifikan

perwujudan Otonomi Daerah. Desa memiliki wewenang

sesuai yang tertuang dalam Peraturan

Pemerintah No 72 Tahun 2005 tentang Desa yakni:

a. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada

berdasarkan

hak asal-usul desa

b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan kabupaten/ kota yang diserahkan

pengaturannya kepada desa, yakni urusan pemerintahan

yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan

masyarakat.

c. Tugas pembantuan dari pemerintah, Pemerintah

Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

d. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan

perundang-undangan diserahkan kepada desa.

7

Tujuan pembentukan desa adalah untuk meningkatkan

kemampuan penyelenggaraan pemerintahan secara berdaya

guna dan berhasil guna dan peningkatan pelayanan

terhadap masyarakat sesuai dengan tingkat perkembangan

dan kemajuan pembangunan. Dalam menciptakan pembangunan

hingga di tingkat akar rumput, maka terdapat beberapa

syarat yang harus dipenuhi untuk pembentukan desa

yakni: Pertama, faktor penduduk, minimal 2500 jiwa atau

500 kepala keluarga, kedua, faktor luas 16 yang

terjangkau dalam pelayanan dan pembinaan masyarakat,

ketiga, faktor letak yang memiliki jaringan perhubungan

atau komunikasi antar dusun, keempat, faktor sarana

prasarana, tersedianya sarana perhubungan, pemasaran,

sosial, produksi, dan sarana pemerintahan desa, kelima,

faktor sosial budaya, adanya kerukunan hidup beragama

dan kehidupan bermasyarakat dalam hubungan adat

istiadat, keenam, faktor kehidupan masyarakat, yaitu

tempat untuk keperluan mata pencaharian masyarakat.

2.2 PENGELOLAAN, PERAN DAN KONSEP PEMBANGUNAN DESA DALAM RANGKA PEMANFAATAN DANA DESA

8

Pembangunan masyarakat pedesaan diartikan sebagai

aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat dimana mereka

mengidentifikasikan kebutuhan dan masalahnya bersama.

Pembangunan daerah perdesaan diarahkan 1) untuk

pembangunan desa yang bersangkutan dengan memanfaatkan

sumberdaya pembangunan yang dimiliki (SDA dan SDM), 2)

untuk meningkatkan keterkaitan pembangunan antara

sektor (Perdagangan, pertanian dan industri) antara

desa, antar perdesaan dan perkotaan, dan 3) untuk

memperkuat pembangunan nasional secara menyeluruh.

Pembangunan di desa merupakan model pembangunan

partisipatif yaitu suatu sistem pengelolaan pembangunan

di desa bersama-sama secara musyawarah, mufakat, dan

gotong royong yang merupakan cara hidup masyarakat yang

telah lama berakar budaya wilayah Indonesia.

Sebagaimana disebutkan dalam pasal 5 Permendagri No 66

tahun 2007, karakteristik pembangunan partisipatif

diantaranya direncanakan dengan pemberdayaan dan

partisipatif. Pemberdayaan, yaitu upaya untuk

mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam

9

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

sedangkan partisipatif, yaitu keikutsertaan dan

keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses

pembangunan. Pembangunan di desa menjadi tanggungjawab

Kepala Desa. Kepala Desa mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan

kemasyarakatan. Kegiatan pembangunan direncanakan dalam

forum Musrenbangdes, hasil musyawarah tersebut di

ditetapkan dalam RKPD (Rencana Kerja Pembangunan Desa)

selanjutnya ditetapkan dalam APBDesa. Dalam pelaksanaan

pembangunan Kepala Desa dibantu oleh perangkat desa dan

dapat dibantu oleh lembaga kemasyarakatan di desa.

Pengelolaan keuangan Alokasi Dana Desa merupakan

bagian penting yang tidak dipisahkan dari pengelolaan

keuangan desa dalam APBDes.Seluruh kegiatan yang

didanai oleh Alokasi Dana Desa direncanakan,

dilaksanakan dan dievaluasi secara terbuka dengan

melibatkan seluruh unsur masyarakat desa.Seluruh

kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan secara

administratif, teknis dan hukum.

10

Lebih lanjut Alokasi Dana Desa dijelaskan dalam PP

No. 72/2005, yang menyatakan bahwa salah satu sumber

keuangan Desa adalah “bagian dari dana perimbangan

keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh

Kabupaten/Kota untuk desa sekurang-kurangnya 10%

(sepuluh per seratus), setelah dikurangi belanja

pegawai, yang pembagiannya untuk setiap Desa secara

proposional yang       merupakan alokasi dana desa”.

Pengelolaan Alokasi Dana Desa tujuan dari Alokasi Dana

Desa sebagai berikut :

a. Menanggulangi kemiskinan dan mengurangi

kesenjangan;

b. Meningkatkan perencanaan dan penganggaran

pembangunan di tingkat desa dan pemberdayaan

masyarakat;

c. Meningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan;

d. Meningkatkan pengamalan nilai-nilai keagamaan,

sosial budaya dalam rangka mewujudkan kesalehan

sosial;

11

e. Meningkatkan ketentraman dan ketertiban

masyarakat;

f. Meningkatkan pelayanan pada masyarakat desa dalam

rangka pengembangan kegiatan social dan ekonomi

masyarakat;

g. Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong-

royong masyarakat;

h. Meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat desa

melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Intinya program Alokasi Dana Desa bertujuan mempercepat

pembangunan desa dengan alokasi dana yang dikelola

langsung oleh masyarakat.

2.2.1 Pengelolaan Add Dalam Keuangan Desa (Apbdes) Pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam

Negeri No 7 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Desa. Permendagri tersebut bertujuan untuk

memudahkan dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan

desa, sehingga tidak menimbulkan multitafsir dalam

12

penerapannya. Dengan demikian desa dapat mewujudkan

pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien.

Disamping itu diharapkan dapat diwujudkan tata

kelola pemerintahan desa yang baik, yang memiliki

tiga pilar utama yaitu transparansi, akuntabilitas

dan partisipatif. Oleh karenanya, proses dan

mekanisme penyusunan APBDesa yang diatur dalam

Permendagri tersebut akan menjelaskan siapa yang,

dan kepada siapa bertanggungjawab, dan bagaimana

cara pertanggungjawabannya. Untuk itu perlu

ditetapkan pedoman umum tata cara pelaporan dan

pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintah desa,

yang dimuat dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No.

35 Tahun 2007. Untuk memberikan pedoman bagi

pemerintah desa dalam menyusun RPJM-Desa dan RKP-

Desa perlu dilakukan pengaturan.Dengan itu maka

dikeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri NO. 66

Tahun 2007 tentang Perencanaan Desa. Pengaturan pada

aspek perencanaan diarahkan agar seluruh proses

penyusunan APBDesa semaksimal mungkin dapat

13

menunjukkan latar belakang pengambilan keputusan

dalam penetapan arah kebijakan umum, skala prioritas

dan penetapan alokasi, serta distribusi sumber daya

dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

2.2.2 Peran Alokasi Dana Desa Dalam Pembangunan Desa

Dengan Alokasi Dana Desa yang dititikberatkan pada

pembangunan masyarakat pedesaan, diharapkan mampu

mendorong penanganan beberapa permasalahan yang

dihadapi oleh masyarakat desa secara mandiri tanpa

harus lama menunggu datangnya program-program dari

pemerintah kabupaten. Dengan adanya alokasi dana

desa, perencanaan partisipatif akan lebih

berkelanjutan karena masyarakat dapat langsung

merealisasikan beberapa kebutuhan yang tertuang

dalam dokumen perencanaan di desanya.

2.2.3 Konsep Pembangunan Desa Pemahaman tentang Pembangunan Ditinjau dari tujuan-tujuannya, pembangunan adalah

pengharapan akan kemajuan dalam social serta ekonomi

14

dan untuk mana setiap negara mempunyai pandangan

maupun nilai-nilai yang berlainan mengenai apa yang

dimaksud dengan di “harapkan” itu.

Makna Pembangunan Desa Pembangunan masyarakat desa (pedesaan) adalah

seluruh kegiatan pembangunan yang berlangsung di

desa dan meliputi seluruh aspek kehidupan

masyarakat, serta dilaksanakan secara terpadu dengan

mengembangkan swadaya gotong royong.Tujuannya adalah

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa

berdasarkan kemampuan dan potensi sumberdaya alam

(SDA) melalui peningkatan kualitas hidup,

ketrampilan dan prakarsa masyarakat.

Pembangunan masyarakat pedesaan diartikan sebagai

aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat dimana

mereka mengidentifikasikan kebutuhan dan masalahanya

secara bersama.Pembangunan masyarakat desa adalah

kegiatan yang terencana untuk menciptakan kondisi-

kondisi bagi kemajuan sosial ekonomi masyarakat

dengan meningkatkan partisipasi masyarakat.Pakar

15

lain memberikan batasan bahwa pembangunan masyarakat

desa adalah perpaduan antara pembangunan sosial

ekonomi dan pengorganisasian masyarakat. Pembangunan

sektor sosial ekonomi masyarakat desa perlu

diwujudkan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, yang didukung oleh organisasi dan

partisipasi masyarakat yang memiliki kapasitas,

kapabilitas dan kinerja yan secara terus menerus

tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat.

Strategi Pembangunan Desa

Strategi-strategi khusus pembangunan, sebagai

berikut :

1. Grand strategy yang pertama, yakni “Penataan kembali

manajemen Pemerintah Desa” dijabarkan menjadi

strategi-strategi khusus pembangunan sebagai berikut

:

a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

aparatur pemerintah, agar kinerjanya dapat

profesional, jujur, mampu memimpin dan memecahkan

permasalahan ekonomi, sosial dan memberikan

16

perhatian serta pelayanan yang terbaik kepada

masyarakat sehingga tercipta pemerintahan yang

bersih dan berwibawa.

b. Meningkatkan peran serta masyarakat di dalam

pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan, untuk menjamin agar program pembangunan

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan

yang paling diperlukan masyarakat.

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN3.1 Kesimpulan

Penguatan pelaksanaan otonomi Desa dan pemberian

kewenangan yang lebih besar kepada desa untuk

mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri tidak

akan bermakna manakala tidak dibarengi dengan

dukungan sumber pendanaannya. Maka kebijakan

pemberian Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan wujud

17

dari pemenuhan hak desa untuk menyelenggarakan

otonominya dalam rangka peningkatan pelayanan publik

dan pemberdayaan masyarakat.

3.2 Saranpemberian Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan wujud

dari pemenuhan hak desa untuk menyelenggarakan

otonominya dalam rangka terwujudnya pertumbuan dan

perkembangan antar Desa secara merata, Untuk itu

harus dapat dibangun suatu kebijakan pengelolaan dan

penentuan besaran Alokasi Dana Desa dalam rangka

penguatan pelaksanaan otonomi desa.

Daftar Pustaka

1. Buku

Handoko,     Hani, T.  1995.    Manajemen.   Edisi

2.     Cetakan Kesembilan. BPFE. Yogyakarta.

18

Wasistiono, Sadu. 2002. Kapita Selekta Manajemen

Pemerintahan Daerah Cetakan Kedua.C.V. Fokusmedia.

Bandung.

-----------------------,  Napak Tilas Penyelenggaraan

Alokasi Dana Desa ( ADD ) Dalam Rangka Otonomi Asli Desa.

Departemen Dalam Negeri. Jakarta.

Widjaja.HAW. Prof. Drs.. 2003. ,Otonomi Desa.

Cetakan keenam. PT Raja Grafindo Persada. Depok. 

2. Internet

http://www.banyumaskab.go.id/read/1355/kebijakan-

alokasi-dana-desa-add-dan-penguatan-otonomi-

desa#.VVw6i1IXW9c (diunduh tanggal 16 Mei 2015 pukul 12.00

WIB)

19