Post on 05-Dec-2014
description
TUGAS TINJAUAN PUSTAKA
PENDEKATAN DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA IKTERUS
Oleh:Bagus F.K. Putra, S.Ked
(J 500 070 054)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM RSUD PONOROGO / FK UMS
2012
BAB IPENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kata ikterus (jaundice) berasal dari bahasa Perancis ‘jaune’
kuning.
Ikterus perubahan warna kulit, sklera atau jaringan lainnya
yang menjadi kuning karena pewarnaan bilirubin.
Ada 3 tipe ikterus ikterus pre-hepatik, ikterus intra-hepatik
dan ikterus post-hepatik.
Untuk pendekatan terhadap pasien ikterus perlu ditinjau kembali
patofisiologi terjadinya peninggian bilirubin indirek atau direk.
TUJUAN
1. Mengetahui definisi, jenis, dan bermacam-macam etiologi ikterus.
2. Mengetahui patofisiologi terjadinya ikterus.
3. Mengetahui diagnosis dan manifestasi klinis ikterus.
4. Mengetahui tata laksana dari berbagai jenis ikterus.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Ikterus perubahan warna kulit, sklera mata atau membran mukosa yang menjadi kuning karena pewarnaan oleh bilirubin yang meningkat kadarnya dalam sirkulasi darah dan jaringan (> 2 mg/ 100 ml serum).
FISIOLOGI METABOLISME BILIRUBIN
PATOFISIOLOGI Patofisiologi terjadinya ikterus ada 3 fase, yaitu :
1. Fase pre-hepatik
2. Fase intra-hepatik
3. Fase post-hepatik
DIAGNOSIS
Tentukan dulu hiperbilirubinemia indirect atau direct. Jika ikterus ringan tanpa warna air seni yang gelap
hiperbilirubinemia indirect (anemia hemolitik, sindrom Gilbert atau sindrom Crigler Najjar).
Jika ikterus lebih berat + warna urin gelap penyakit hepar atau bilier.
Jika ikterus berjalan progresif + warna urin gelap + feses akholik kolestasis ekstrahepatik (kolelitiasis atau Ca caput pankreas).
Tes Fungsi Ikterus pre-hepatik
Ikterus intra-hepatik
Ikterus post-hepatik
Total Bilirubin Normal / Meningkat Meningkat
Bilirubin indirect Meningkat Normal /
Meningkat Normal
Bilirubin direct Normal Normal Meningkat
Urobilinogen Meningkat Normal / Meningkat
Menurun / Negatif
Warna urine Normal Gelap
Warna feses Normal Pucat
Kadar ALP Normal Meningkat
Tabel Tes Diagnostik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah rutin Urine Bilirubin Tes serologi hepatitis virus Biopsi hati Pemeriksaan pencitraan
- USG
- MRI
- CT-Scan
PENATALAKSANAAN
1. Ikterus pre-hepatik Beberapa penyebab ikterus pre-hepatik : anemia
hemolitik, malaria tropika berat, sindrom Gilbert, sindrom Crigler Najjar.
Terapi anemia hemolitik Prednison 1-2mg/kgBB, obat-obatan imunosupresif,dan spleenektomi bila gagal dengan terapi konservatif.
Sindroma Gilbert atau sindrom Crigler Najjar adalah kasus yang jarang terjadi. Terapi Fenobarbital 5 mg/kgBB/hari dalam jangka lama.
2. Ikterus intra-hepatik Penyebab ikterus intra-hepatik yang sering
ditemui di klinis antara lain hepatitis virus, sirosis hepatis, dan hepatoma.
Penatalaksanaan spesifik dari masing-masing penyakit ini berbeda sesuai dengan etiologinya.
Hepatitis A Self limiting disease. Hepatitis B Antiviral. Sirosis & Hepatoma Transplantasi hepar.
3. Ikterus post-hepatik Penatalaksanaan pasien dengan ikterus post-
hepatik/obstruktif menghilangkan penyebab sumbatan atau mengalihkan aliran empedu.
Tindakan tersebut dapat berupa tindakan pembedahan pengangkatan batu atau reseksi tumor.
Bila penyebabnya adalah tumor dan tindakan bedah tidak dapat menghilangkan penyebab obstruksi karena tumor tersebut maka dilakukan tindakan drainase untuk mengalihkan aliran empedu tersebut.
BAB IIIKESIMPULAN
Ikterus adalah perubahan warna kulit, sklera mata atau jaringan lainnya yang menjadi kuning karena pewarnaan oleh bilirubin.
Ada 3 tipe ikterus yaitu ikterus pre-hepatik (hemolitik), ikterus intra-hepatik dan ikterus post- hepatik (obstruksi).
Diagnosis yang akurat untuk suatu gejala ikterus dapat ditegakkan melalui penggabungan dari gejala-gajala lain yang timbul dan hasil pemeriksaan fungsi hepar serta beberapa prosedur diagnostik khusus.
Penatalaksanaan ikterus sangat tergantung pada patofisiologi & etiologinya.
DAFTAR PUSTAKA1. Schwartz SI. Manifestations of Gastrointestinal Desease. Dalam : Principles of
Surgery fifth edition, editor : Schwartz, Shires, Spencer. Singapore : McGraw-Hill, 1989. 1091-1099.
2. Lesmana. Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography (E R C P) diagnostik dan terapeutik pada Obstruksi Biller. Http://www.kalbe.co.id.
3. Anonim. Ikterus. Http://ilmukedokteran.net.
4. Medline Plus. Bilirubin. Http://www.nlm.nih.gov.
5. Anonim. Gallensteine. Http://www.internisten-im-netz.de
6. Campbell FC. Jaundice. Http://www.qub.ac.uk.
7. Medline Plus. Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography (ERCP). Http://www.nlm.nih.gov.
8. Sulaiman A. Pendekatan Klinis pada Pasien Ikterus. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi IV. Jakarta : Pusat penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006. 422-425.
9. Davey P. Ikterus. Dalam : At a Glace Medicine. Jakarta : Erlangga Medical Series, 2006.
10. Pratt S, Kaplan MM. Jaundice. In: Kasper DL, Fauci AS, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL. Harrison‟s Principles of Internal Medicine Vol.1.16th ed. USA, Mc GrawHill, 2005.p.240.