Post on 18-Feb-2016
description
PERDARAHAN SALURAN CERNA
Oleh: MUTIARA SUNDASARI1420221122
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTARST dr. Soedjono Tingkat II Magelang
2015
Pembimbing :Letkol (CKM) dr. Noerjanto, SpPD
Ligamentum Treitz
PERDARAHAN SALURAN CERNA
PERDARAHAN SALURAN CERNA
BAGIAN ATAS
PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH
Hemathemesis Hematokezia
Melena
Perbedaan perdarahan SCBA dan SCBB
Perdarahan SCBA Perdarahan SCBB
Manifestasi klinik pada umumnya
Hematemesis dan atau melena
Hematokezia
Aspirasi nasogatrik Berdarah Jernih
Rasio (BUN/kreatinin) Meningkat > 35 < 35
Auskultasi Usus hiperaktif Normal
Etiologi SCBA
PENYEBAB PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS
Kelainan lambung dan duodenum: tukak lambung & duodenum, keganasan
Penyakit darah: leukemia, purpura trombositopenia,
Penyakit sistemik lainnya: uremia
Pemakaian obat yang ulserogenik: golongan salisilat, kortikosteroid, alkohol
Kelainan esophagus: varises, esophagitis, keganasan
1. Varises esofagus- biasa ditemukan pada penderita sirosis hati- hematemesis : timbul mendadak dan masif, tanpa didahului rasa nyeri di epigastrium- melena : darah kehitaman dan tidak membeku karena sudah tercampur asam lambung- hematemesis muncul diikuti dengan melena
2. Karsinoma esofagus- KU : melena- KT : disfagia, badan mengurus, anemia- sedikit keluhan hematemesis dan tidak masif
3. Sindrom Mallory Wales
- muntah muntah hebat yang dapat mengakibatkan ruptur mukosa dan submukosa dari daerah esofagus dan kardia lambung- hematemesis tidak masif yang didahului dgn muntah hebat dan rasa nyeri di epigastrium
4. esofagogastritis korosiva
- muntah darah setelah minum air keras (asam sitrat dan HCl) yang bersifat korosif untuk mukosa mulut esofagus dan lambung- KT : nyeri dan rasa panas seperti terbakar di mulut, dada, dan epigastrium
5. Esofagitis dan tukak esofagus
- bersifat intermiten atau kronis dan biasanya ringan- jarang mengakibatkan perdarahan, lebih sering menimbulkan melena daripada hematemesis
1. Gastritis erosiva hemoragika• Etiologi : obat obatan yang dapat menimbulkan iritasi pada mukosa
lambung atau obat obatan yang merangsang terbentuknya tukak (ulcerogenik drugs) eg: aspirin, golongan salisilat, kortikosteroid, butazolidin, reserpin, alkohol
• Hematemesis : tidak masif, rasa nyeri pedih di ulu hati
2. Tukak lambung- KU : sebelum hematemesis dan melena, mengeluh nyeri, pedih di ulu hati selama berbulan bulan atau bertahun tahun- setelah hematemesis nyeri berkurang- hematemesis tidak masif kemudian diikuti dgn melena
3. Karsinoma lambung- KU : rasa pedih, nyeri di ulu hati, merasa cepat kenyang, badan lemah- jarang mengalami hematemesis, lebih sering melena
1. Tukak duodenum- KU : hematemesis dan melena atau melena saja- sebelum timbul perdarahan mengeluh nyeri dan
pedih di bagian perut kanan atas, biasa terjadi tengah malam
2. Karsinoma papila veterii - merupakan penyebaran dari karsinoma di
ampula, menyebabkan penyumpatan pada salurah empedu dan pankreas
- perdarahan tersembunyi (ocullt bleeding) sehingga jarang menimbulkan hematemesis
diagnosis
Anamnesa :- timbul mendadak dan banyak? atau sedikit dan terus menerus- didahului rasa nyeri atau tidak- minum obat obatan yang menimbulkan rasa nyeri yg diikuti muntah darah- curiga varises esofagus : hepatitis? minum alkohol? atau penyakit hati kronis lain- apakah didahului muntah yang hebat
Pemeriksaan fisik- keadaan umun, tensi, nadi ; apakah sudah menimbulkan tanda tanda syok- tanda tanda anemia- nyeri tekan epigastrium atau apakah terdapat massa
Pemeriksaan lab- pemeriksaan darah : Hb, Ht, eritrosis, leukosit- curiga varises esofagus : uji faal hati
Pemeriksaan Penunjang
Endoskopi• gold standard. • dapat dilakukan dalam kurun waktu 12 - 24
jam setelah pasien masuk dan keadaan hemodinamik stabil
• dapat ditentukan lokasi perdarahan dan penyebab perdarahannya.
Klasifikasi aktivitas perdarahan tukak peptic menurut Forest :
Forrest Ia : Tukak dengan perdarahan aktif dari arteri
Forrest Ib : Tukak dengan perdarahan aktif berupa oozing
Forrest II : Perdarahan berhenti dan masih terdapat sisa-sisa perdarahan
Forrest III : Perdarahan berhenti tanpa sisa perdarahan
Gambaran endoskopi pada pasien gastric ulcer akibat penggunaan NSAIDs dan test
H.Pylori negatif
duodenal ulcer dengan test H.Pylori positif tetapi tidak ada riwayat penggunaan NSAIDs
esophageal varices
Derajat Ringan – Sedang - Berat
Penatalaksana
Resusitasi1. jumlah perdarahan
― < 500 cc : tidak menimbulkan gangguan sistemik― 500 – 1000 cc : ― Pasang infuse dextran atau Ringer laktat atau NaCl 0,9%― > 1000 cc (Hb < 8% atau Ht < 30%, serta disertai tanda tanda
syok) :―Percepat tetesan infus dan siapkan tranfusi darah
2. tekanan darah― < 90 mmH percepat tetesan infus
* Berikan oksigen melalui kanul*
Bilas Lambung
Pasang nastrogastic tube
Lakukan kuras lambung memakai air suhu kamar 1500 cc setiap 2, 4, dan 6 jam tergantun dari perdarahan
Bila warna kurasan menjadi merah muda jernis (perdarahan berhenti) lakukan endoskopi dan selanjutnya berikan terapi sesuai perdarahan
Penatalaksanaan umum
Infus / tranfusi darah
Psikoterapi : penderita menjadi gelisah
Istirahat mutlak : dianjurkan sekurang kurangnya selama 3 hari setelah perdarahan berhenti (umumnya selama 2
minggu)
Diet : dianjurkan berpuasa sekurang kurangnya selama 24 jam setelah perdarahan berhenti. Selama waktu tersebut diberikan es
batu. Setelah 24 – 48 jam dapat diberikan makanan cair
Obat obatan (vitamin K, preparat besi)
Penatalaksanaan khusus
Pengobatan terhadap pecahnya varises esofagus
Vasopresin- Selama 24 jam diberikan 0,2
unit/cc/menit dimasukkan dalam cairan dextrose 5% selama 16 jam
- Mempunyai efek kontraksi otot poloh seluruh sistem vaskuler, sehingga terjadi penurunan aliran darah
- Pilihan lain : Somatostatin
Pembedahan
Untuk mencegahperdarahan berulang
Perdarahan non varises
Diberikan campuran susu dan aqua calcis 50 – 100 cc/jam
intragastrka
Obat golongan cimetidin (tagamen, ulsikur, ulcume),
parenteral tiap 8 jam 200 mg intravena selama 3 hari
Atau ranitidin (zantac, rantin, zanitidin) parenteral 50 mg tiap
8 jam selama 3 hari
Bila berdarahan berhenti : diberikan peroral 4 x 200
mg atau 2 x 400 mg
Antasid diberikan bila perdarahan sudah berhenti
Mengurangi nyeri diberikan obat golongan anti kolinergik
Bila setelah 72 jam pedarahan tidak berhenti > indikasi untuk melakukan
pembedahan
Antagonis reseptor-H2Golongan ini mengurangi sekresi asam yang dirangsang oleh
histamin seperti juga gastrin dan agent2 cholinomimetik Antagonis kompetitif reseptor H2 pada sel parietal
menekan sekresi asam basal dan sekresi asam akibat makanan yg dose-dependent
Sangat efektif untuk mengurangi sekresi asam lambung pada malam hari
• Potensi bervariasi : potensi simetidin 1x, potensi ranitidine & nizatidin 4-10x, famotidin 20-50x.
• menghambat 60-70% dari total 24 jam sekresi asam lambung
• Terutama efektif sbg penghambat nokturnal (histamin terutama berperan) 90%, pada stimulasi oleh makanan) 60-70%
SIMETIDINMenghambat
ikatan dihidrotestostr
on dgn reseptor
androgen, menghambat metabolisme
estradiol, kadar prolaktin
>>>>
Pd jangka panjang/dosis tinggi ginekomastia atau impoten pd pria dan galaktore pada wanita (spesifik simetidin)
Mucosal Protective Agents• Sucralfate• Sukralfat terdiri dari octasulfate of sucrose dan
Al(OH)3• Dalam air atau larutan asam membentuk pasta
selektif mengikat ulkus atau jaringan nekrotik slm 6 jam
• Hampir tidak diabsorbsi sistemik
Mekanisme Kerja • Muatan (-) sucrose sulfat + muatan (+) protein di
ulkus barier fisik yg mencegah kerusakan lanjutan• Efek sitoprotektif tambahan : menstimulasi
prostaglandin mukosa dan bikarbonat, dan memperbaiki mukosa melalui epithelial growth factor dan fibroblast growth factor
anamnesa
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
tindakan
Syok (+)
Tranfusi / Puasa Kuras lambung
Air kurasan Merah keruh Merah jernih
Puasa
Syok (-)
endoskopi
Varises esofagus Non varises esofagus
Infus vasopresin 48 jam
Perdarahan terus Perdarahan berhenti
Operasi / konservatif
Tube selama 48 jam
Gastritis hemoragik
Tukak peptik
lain
Susu + aqua calcis
Susu + aqua calcis
Perdarahan (-)
Perdarahan (+)
konservatif operasi
Perdarahan saluran cerna bawah atau Lower gastrointestinal bleeding (LGIB)
• Definisi = perdarahan yang terjadi baru saja, yang berasal dari distal ligamen Treitz, yang menghasilkan ketidakstabilan tanda vital, dengan tanda-tanda anemia dengan atau tanpa perlu untuk transfusi darah
Insiden : • Sekitar 20-33% dari episode perdarahan saluran cerna. • LGIB < UGIB • Sekitar 20-27 kasus per 100,000 / thn, populasi pada
negara-negara barat.
Etiologi SCBB
Sumber perdarahan :• > 95% sampai 97% kasus kolon• 3 sampai 5% sisanya berasal dari usus halus
Gejala : • Mulai dari hematochezia ringan sampai
perdarahan masif yag disertai shock.
GEJALA
Hematoskezia adalah: darah segar yang keluar lewat anus/rektum.
Maroon stool: darah yang berwarna merah hati (kadang bercampur dengan melena).
Melena adalah buang air besar atau feses yang berwarna hitam seperti kopi (bubuk kopi) atau seperti ter (aspal), berbau busuk.
Management of LGIB
Management of Severe Hematochezia
TERIMA KASIH