Post on 28-Oct-2015
description
MIKROKOLON
1. PENDAHULUAN
Mikrokolon mempunyai arti secara tidak langsung bahwa kelainan ada pada
kolon, pada kenyataannya istilah mikrokolon sinonim dengan unused kolon.
Mikrokolon adalah suatu keadaan dimana kolon mengecil dan tidak digunakan yang
disebabkan oleh adanya sumbatan total pada usus proksimal, begitu obstruksi
dibebaskan, kolon berfungsi kembali dan gambaran radiologis menjadi normal
kembali.1,2
Obstruksi usus pada neonatus memberi dampak proksimal dilatasi dan distal
kolaps. Gambaran plain radiologi pada kasus dengan obstruksi letak tinggi, misalnya
pada obstruksi gaster, duodenum atau proksimal jejunum, didapatkan minimal dilatasi
usus dan tidak adanya udara dibagian distal. Sedangkan pada obstruksi letak rendah,
akan didapatkan banyak dilatasi usus terisi oleh cairan, mekonium, udara dan
abdomen distensi. 1
Studi kontras enema akan didapatkan mikrokolon pada kasus dengan
obstruksi usus letak rendah jangka lama. Jika obstruksi baru saja terjadi, bisa
mamberi gambaran kolon yang normal. Pada obstruksi usus letak tinggi, usus bagian
distal masih memproduksi cairan usus dan deskuamasi sel sehingga mampu memberi
gambaran kolon dengan kaliber normal.1,3
2. ETIOLOGI
Penyebab obstruksi pada infant dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu 1)
obstruksi mekanik, 2) obstruksi didapat 3) obstruksi fungsional.3,4
Tabel 1 : Penyebab obstruksi usus pada bayi
Penyebab Usus Halus Usus Besar1 Mekanik Atresia/stenosis
Mekonium ileus
Hipertrofi sten duodenum
Kista Duplikasi
Anulare pankreas
Malrotasi
Volvulus
Hernia inkarserata
Adhesi kongenital/band
Preduodenal portal vein
Atresia/stenosis
Anus imperforatus
Duplikasi
2 Didapat Intususepsi
Adesi peritoneal
Mesenterik trombosis
Necrotizing enterocolitis
Neuroma,tumor,polip
Benda asing
Mekonium plug syndrome
Drug induced mekonium ileus
Inspissated stool / milk
syndrome
Fekalit
Toxic dilatation kolon
Intussepsi
3 Fungsional Total aganglionosis colon
Absence of musculature
Ileus paralitik
Intestinal pseudoobstruksi
Penyakit Hirschprung’s
Small left kolon syndrome
Hiperganglionosis
Sindroma Mikrokolon
hipoperistaltik
Defisiensi neuron argyphil
Dikutip dari : Graiger R.G. Allison D.J., Diagnostic Radology an Anglo-American Texbook of Imaging1992
Sebagaimana kita ketahui bahwa mikrokolon merupakan diagnostik untuk
obstruksi usus halus sebelah distal jangka lama, maka pada referat ini hanya dibatasi
pada kelainan obstruksi usus bagian distal dan obstruksi kolon yang menimbulkan
gambaran mikrokolon pada kasus yang sering dijumpai
3. PEMBAHASAN
3.1. ATRESIA ILEUM
Angka kejadian atresia ileum lebih kurang 50% dari atresia usus halus dan
sering bersamaan dengan atresia.jejunum. Insiden atresia ileum dan jejunum
sebanyak 1:300-5000 kelahiran. 1
Klasifikasi atresia :
Pada tahun 1889, Bland-Sutton menguraikan tiga tipe atresia usus yang
kemudian menjadi dasar dari klasifikasi selanjutnya. Beberapa penulis yang lain juga
membuat klasifikasi yang serupa dan menambahkan tipe IIIb. Pada tahun 1978,
Touloukian dan Grosfeld menambahkan tipe IV yang merupakan atresia multipel,
klasifikasi ini dipakai hingga saat ini :1,2,5
Tipe I : adanya sekat intraluminal dengan dinding usus dan mesenterium yang intak
Tipe II : kedua ujung usus halus dipisahkan oleh pita jaringan ikat.
Tipe IIIa : kedua ujung usus halus dipisahkan oleh defek mesenterium berbentuk “V”
Tipe IIIb: atresia berbentuk “apple peel” dimana didapatkan defek mesenterium yang
luas dan ileum distal menerima suplai darah retrograde dari arteri
ileokolika dan memutari arteri ini.
Tipe IV : atresia usus halus multipel.
3.1.2. Patofisiologi
Hilangnya kontinuitas sebagian usus halus pada penderita atresia ileum
menyebabkan tidak adanya pasase mekonium ke distal dari atresia usus halus,
sehingga kolon manjadi sangat kecil memberi gambaran mikrokolon. Atresia yang
letaknya lebih proksmal dimana timbul pada akhir gestasi menyebabkan succus
entericus atau mekonium dapat memasuki kolon sehingga kolon ini walaupun
ukurannya lebih kecil daripada ukuran normal, tidak dapat diklasifikasikan sebagai
mikrokolon. 2,5
3.1.3. Gambaran Klinis :
Seluruh bayi dengan atresia usus halus mengalami distensi abdomen dengan
derajat yang bervariasi, muntah bilious dan terdapat kegagalan pengeluaran
mekonium.1,2,5
3.1.4. Gambaran Radiologi 1,2
- Plain abdominal foto
Terlihat dilatasi usus halus multipel dengan gambaran air fluid level didalamnya
makin distal letak atresia, maka makin tampak pula distensinya
- Kontras enema :
Jenis kontras yang dipakai adalah isoosmolal water soluble. Disini didapatkan
gambaran mikrokolon, dimana kontras yang dimasukkan tidak akan mengalami
refluks ke usus yang mengalami distensi dan letaknya lebih proksimal.
Pada literatur yang lain dikatakan bahwa terdapat gambaran mikrokolon,
tetapi data terjadi refluks dari kontras melalui katub ileovalvula menuju ke ileum,
Gambar 1 : Klasifkasi Jejunoatresia ileumDikutip dari Intestinal Atresia, tenosis, and Webs, Jenniver, 20035
sehingga akan tampak lokasi distal atresia. Perlu diketahui bahwa tidak
didapatkan filling defek baik dalam mikrokolon maupun pada usus halus sisi
distal.
3.1.5. Diagnosis
Diagnosa definitive berdasarkan gambaran klinis yang ada disertai dengan
konfirmasi gambaran radiologis.5,6
3.1.6. Diagnosa Banding
Penyakit Hirschphrung,atresia kolon, mekonium ileus, malrotasi dengan volvulus6
3.1.7. Penatalaksanaan
Dilakukan perawatan sebelum operasi sampai dengan keadaan pasien optimal.
Hal ini disebabkan bahaya timbulnya perforasi. Jenis operasi yang dilakukan
berupa end to end anastomosis. Jika didapatkan atresia multipel, maka dibuat
reseksi pada area atresia kemudian dibuat anastomosis. Mengingat seringkali
terdapat anomali yang menyertainya, jaringan yang telah direseksi perlu dipelajari
sel ganglion di dalamnya.5,6
3.2. ATRESIA KOLON
Gambar 2 : atresia ileumDikutip dari : Teresa Berrocal, MD, Congenital Anomalies of the Small Intestine, Kolon, and Rectum,Radiographics.19991
Atresia kolon jarang terjadi. Insiden dilaporkan oleh Devenport pada tahun
1990, yaitu 1 : 66.000 kelahiran hidup.7
3.2.1. Patofisiologi
Teori yang mendasari adalah iskemia sekunder dari kelainan tromboemboli
pada plesenta. Stenosis kolon biasanya terjadi akibat dari injuri kolon waktu
kehidupan janin atau saat setelah lahir. 8
Duapuluh persen atresia kolon disertai anomali, berupa: defek pada mata,
ekstrofia buli-buli, atresia duodenum, penyakit Hirschprung, atresia jejunal
gastroskisis.7,8
3.2.2. Gambaran Klinis
Bayi dengan atresia kolon, selama 24 jam pertama kehidupan dapat
mengalami distensi abdomen yang berat, seringkali bila dipalpasi akan teraba
lekukan usus. Bayi tidak dapat mengeluarkan mekonium. Muntah dapat tertunda
jika telah dilakukan pemasangan sonde lambung yang adekuat.7,8
3.2.3. Gambaran Radiologis
- Plain abdominal foto
Terdapat obstruksi yang tidak spesifik dan dilatasi usus yang luas serta tidak
proporsional. Distensi yang masiv ini terdapat pada kolon proksimal menuju ke
atresia / stenosis. Pada literatur lain disebutkan bahwa distensi menyerupai
obstruksi usus halus (dari mekonium ileus) atau obstruksi kolon (seperti pada
Penyakit Hirschprung). Pada bagian usus yang distensi ini dapat pula terlihat
bintik-bintik mekonium1,2
- Kontras Enema
Barium enema dapat menunjukkan lokasi obstruksi secara akurat. Jika kontras
terdorong masuk menuju membrane yang obstruksi akan tampak “windsock sign”,
dimana sekat/diafragma mencembung ke dalam kolon yang lebih proksimal.
Sedangkan pada literatur lain disebutkan bahwa seringnya terjadi kesalahan
diagnosa dengan mikrokolon disebabkan obstruksi usus lainnya karena barium
tidak dapat mengisi kolon proksimal yang mengalami dilatasi secara adekuat.2,7
3.2.4. Diagnosis
Diagnosis definitif berdasarkan gambaran klinis yang ada disertai dengan
konfirmasi gambaran radiologis.7
3.2.5. Dignosa Banding
Penyakit Hirschprung, mekonium ileus, atresia usus halus.7
3.2.6. Penatalaksanaan
Perlu dilakukan operasi darurat karena obstruksi total dapat mengakibatkan
distensi berat dan cenderung berbahaya menimbulkan perforasi usus. Jenis
operasi berupa dekompresi dengan kolostomi atau reseksi dengan end to end
anastomosis. Ileostomi atau proksimal end kolostomi mungkin dilakukan. Gross
tahun 1953 melakukan Mikulicz double barrel ostomy. Teknik operasi tergantung
pada kondisi pasien, panjang sisa usus dan diameter proksimal dan distal. 7
3.3.MEKONIUM ILEUS
Kondisi mekonium ileus terjadi lebih kurang 20% dari kasus obstruksi usus
pada neonatus.1
3.3.1. Patofisiologi
Gambar 3 : Atresia kolonDikutip dari : Teresa Berrocal, MD, Congenital Anomalies of the Small Intestine, Kolon, and Rectum,Radiographics.19991
Mekonium ileus menunjukkan obstruksi usus halus pada bayi baru lahir yang
disebabkan oleh impaksi mekonium pada jejunum atau ileum. Kelainan ini
disebabkan oleh mekonium liat, tebal dan abnormal yang terlihat hampir
menyeluruh pada bayi dengan cystic fibrosis, meskipun hanya 10-20% pasien
cystic fibrosis mengalami keadaan ini. Impaksi mekonium ini menyebabkan
obstruksi pada distal usus halus, permukaan mukosa usus halus menjadi atrofi
dengan lipatan yang menyempit dan dangkal.1,9
Klasifikasi mekonium ileus
1. Uncomplicated/simple mekonium ileus
Adanya mekonium yang abnormal menyebabkan obstruksi ileum distal yang
sederhana. Bagian proksimal usus mengalami dilatasi, sedangkan sebelah
distalnya mengalami pengecilan kaliber dengan mekonium pellets di dalamnya.
2. Complicated
Pada kelompok kasus ini diduga dihasilkan volvulus oleh karena mekonium
yang berat mengisi usus. Hal ini akan menyebabkan terjadinya perforasi sehingga
timbul mekonium peritonitis. Pada ujung volvulus juga dapat menghasilkan
nekrosis iskemik dan atresia ileum.9,10
3.3.2. Gambaran Klinis
Sebanyak 10-33% pasien dengan mekonium ileus mempunyai riwayat
keluarga mengalami cystic fibrosis, dimana diturunkan secara autosomal resesif.
Meskipun bayi dengan mekonium ileus seringkali lahir dengan berat badan
kurang (small for gestational age), tetapi jarang sekali lahir prematur. Adanya
obstruksi usus halus yang disebabkan mekonium ileus didapat saat dalam uterus,
terjadi kekurangan nutrisi janin yang didapat dari cairan amnion, hal ini
menerangkan timbulnya berat badan janin rendah. 9
Riwayat kehamilan dengan polihidramnion terdapat pada 10-20% pasien
tetapi lebih sering terjadi pada mekonium ileus tipe complicated. Jarang disertai
dengan anomali kongenital lainnya. 11
- Uncomplicated / Simple meconium ileus biasanya muncul dalam 24-48 jam
pertama, dengan distensi abdomen dan muntah bilious. Tidak ada pengeluaran
kotoran. Pada pemeriksaan palpasi, perut mengalami distensi dengan teraba
doughy lops of bowel. Rektum dan anus biasanya kecil dan sering disalah
interpretasikan sebagai anal stenosis atau atresia.
- Complicated mekonium ileus, memiliki tingkat keparahan penyakit yang lebih
berat. Biasanya mempunyai onset akut dalam 24 jam kelahiran, ditandai dengan
distensi abdomen ang progresif, kadang-kadang dapat menyebabkan distress
nafas.11
3.3.3. Gambaran Radiolologis
- Uncomplicated / Simple mekonium ileus
Plain abdominal foto
Seringkali menunjukkan distensi usus yang multipel, dan menyerupai atresia
ileum ataupun bentuk lain obstruksi usus halus. Diameter usus yang mengalami
distensi bervariasi, beberapa dilatasinya sangat besar, lainnya hanya mengalami
dilatasi sedang, sisanya dengan ukuran relativ normal, tampak gambaran usus
halus baik ukuran maupun lokasinya menyerupai kolon.2,10
Adanya gambaran soap bubble yang kasar dan granular, yang disebabkan
bercampurnya gelembung udara dalam mekonium yang tebal yang disebut juga
ground-glass appearance..
Jika dibuat foto dalam posisi erect, maka tidak didapatkan air-fuid level,atau
hanya relatif sedikit. Hal ini disebabkan karena usus terisi penuh dengan cairan
atau mekonium yang liat. Inipun bukan diagnostik, karena mungkin didapatkan
pula pada bentuk obstruksi usus lain.1,2
- Complicated mekonium ileus
Plain Abdominal Foto
Biasanya didapatkan komplikasi berupa: segmental volvulus disebelah
proksimal, kemungkinan juga ada atresia atau stenosis. Dapat ditemukan air
fluid level pada segmen yang dilatasi diatas atresia.1,2
3.3.4. Diagnosis
Adanya riwayat keluarga yang menderita Cystic Fibrosis yang diturunkan
secara autosomal resesif dapat sebagai penyebab kelainan mekonium ileus, oleh
karenanya perlu untuk dilakukan pemeriksaan keringat ( sweat chloride test ).
Jika hasil konsentrasinya lebih dari 60 mEq/l, dapat menunjang diagnosis selan
gambaran klinis dan radiologis.10
3.3.5. Diagnosa Banding
Meconium plug syndrome, small left kolon syndrome, atresia ileum, atresia
kolon.penyakit Hirschprung
3.3.6. Penatalaksanaan
A. Terapi konservatif
Pada simple mekonium ileus, terapi secara non operatif, menggunakan bahan
kontras hipertonik yang ringan, misalnya Gastrografin yang diencerkan atau
Hypaque dengan asetilsistein yang bertujuan untuk memecah mekonium yang
menyumbat ileum distal. Gastrografin merupakan kontras media yang
higroskopis, menstimulasi peristaltik usus, dan memiliki efek deterjen. Juga
diperlukan pemberian cairan intravena yang adekuat sebagai kompensasi
kehilangan cairan intraluminal yang disebabkan hiperosmolaritas dari
gastrografin. 11
Jika terapi non operatif ini gagal, baru dilakukan tindakan operasi dengan
pemasangan T-tube ke usus yang dilatasi lalu dilakukan irigasi setelah operasi
memakai asetilsistein. Tube dapat diambil setelah 3 minggu saat fungsi usus
kembali normal.11
B. Terapi operatif
Dilakukan jika terapi konservatif gagal, pada infant dengan perforasi atau
volvulus (complicated mekonium ileus), berupa reseksi dan pembuatan stoma baik
dengan double-barrelled ataupun Bishoop Koop.11
4. PENYAKIT HIRSCHPRUNG
Klasifikasi 12
Terdapat empat tipe penyakit Hirschprung:
1. Short segmen disease : segmen aganglionik mengenai rektum atau rektosigmoid
2. Long segmen disease: segmen aganglionik meluas bervariasi melebihi sigmoid
tetap tidak melebihi caecum, biasanya terdapat dilatasi dari kolon proksimalnya
yang berganglion
3. Total colonic aganglionosis: segmen aganglionik mengenai seluruh kolon sampai
ke usus halus dengan panjang segmen yang terkena bervariasi.
4. Ultra short segmen disease : jika tidak ada segmen aganglionik yang terdeteksi
pada rektum atau kolon, tetapi terdapat kegagalan sfingter interna untuk relaksasi
waktu rektum distensi. Keadaan ini kadang disebut sebagai akhalasia dari
sfingter interna dan didiagnosis dengan manometri, bukan secara histopatologis.
3.4.1. Patofisiologi
Disebabkan oleh kegagalan migrasi pekurson sel ganglion kraniokaudal
sepanjang traktus gastrointestinal selama usia kehamilan 5-12 minggu. Tidak
adanya sel ganglion akan menghalangi ekspresi inhibisi saraf parasimpatetik pada
pleksus myenterik, sehingga tidak terjadi relaksasi pada segmen yang kontraksi.
Makin awal terjadi kelambatan migrasi, makin panjang segmen aganglionik.6
Gambar 4 : Mekonium ileusDikutip dari : TeresaMD, Congenital Anomalies of Small Intestine,Colon,andRectum.19991
Area aganglionik adalah non propulsive dan tidak relaksasi. Pada orang
normal, sfingter ani internum relaksasi jika rektum distensi. Refleks relaksasi ini
tidak terjadi pada penyakit Hirschprung dan keadaan ini merupakan dasar
diagnosis secara manometri. Segmen aganglionik, sfingter internal dan anal kanal
akan tetap kontraksi menyebabkan gejala obstruksi dengan dilatasi proksimal dan
hipertrofi kolon.6
3.4.2. Gambaran Klinis
Pada neonatus, 70-80% pasien dengan penyakit Hirschprung simtomatik
dalam minggu pertama kehidupan. Terdapat kelambatan pengeluaran mekonium
yang pertama. 99 % bayi normal mengeluarkan mekonium dalam 48 jam
kehidupan, sementara 90 % tidak terjadi pada bayi dengan penyakit Hirschprung.
Distensi abdomen disertai muntah biasanya terjadi pada hari kedua sampai
hari ke tujuh. Gejala obstruksi mereda bila feeding dihentikan. Gangguan
pertumbuhan menjadi nyata pada bayi jika diagnosis terlambat.6,13
3.4.3. Gambaran Radiologis
Plain abdominal foto
Adanya tanda-tanda obstruksi usus letak rendah. Seringkali posisi usus yang
mengalami dilatasi mencurigakan terdaat obstruksi kolon, tetapi penentuan ini
sulit dilakukan pada periode neonatus. Udara pada rektum mungkin sedikit atau
tidak ada, dan pada posisi prone atau prone cross-table proyeksi lateral dapat
terlihat udara yang mengisi rektum berkaliber kecil dengan dilatasi usus pada
bagian proksimalnya. Biasanya pada anak yang usianya lebih besar tampak
sejumlah besar feses mengisi kolon yang dilatasi.2,11
Total Kolonik Aganglionosis
Pada tipe ini, gambaran radiologist tidak dapat menegakkan diagnosa adanya
obstruksi usus halus bagian distal, dimana terjadi dilatasi usus yang tidak spesifik
sehingga perlu dipikirkan diagnosa banding penyebab obstruksi usus halus
lainnya.2
Kontras Enema
Didapatkan distensi pada usus halus, sedangkan kolon terlihat memiliki
panjang dan kaliber yang normal. Pada beberapa pasien, terlihat gambaran kolon
yang memendek dan tampak kolon sigmoid yang biasanya redundan.10
Transitional zone terlihat sebagai area dengan perubahan lebar usus yang
mendadak dari segmen yang spastik dengan segmen proksimalnya yang
mengalami dilatasi karena obstruksi dan biasanya terisi feses, 80 % berlokasi di
rekto-sigmoid. Transitional zone tidak selalu ditemukan, lebih reliable ada pada
anak dibandingkan pada neonatus. Pada neonatus, hipertrofi dan dilatasi segmen
proksimal masih belum berkembang, mambutuhkan waktu beberapa minggu
untuk berkembang. Tetapi transitional zone masih tampak sebagai perubahan
kaliber usus antara yang spastik dan yang normal.12,13
Total Kolonik Aganglionosis
Gambaran mikrokolon hanya terdapat pada 23% kasus sedangkan kolon yang
normal sebanyak 77%. Pada beberapa pasien terlihat kolon dengan kaliber yang
normal, memendek membentuk gambaran question mark dan fleksura yang
menghilang sehingga terjadi pemendekan redundansi kolon sigmoid. Setelah
pemeriksaan barium enema, barium mengalami retensi di proksimal dari
transitional zone lebih dari 24 jam. Haustra masih dapat diidentifikasi tetapi
kaliber kolon mengalam pengecilan, tipis dan tubuler pada >2/3 kasus. Mekonium
plug sering terlihat tetapi tidak spesifik, dinding kolon terlihat irregular,
kemungkinan oleh karena spasme (sampai dengan 46% pasien). Refluks yang
terjadi dapat ke ileum terminalis (33%) dapat pula terjadi refluks komplit sampai
ke usus halus.6,10
3.4.4. Diagnosis
Diagnosis definitif ditegakkan dengan biopsi kolon distal dibantu dengan
konfirmasi evaluasi radiografik untuk mengetahui panjang segmen kolon yang
terkena. Hasil biopsi kolon menunjukkan tidak adanya sel ganglion merupakan
ciri-ciri utama kelainan ini.13
3.4.5. Diagnosa Banding
Mekonium plug syndrome, mekonium ileus13
3.4.6. Penatalaksanaan
Pertama kali perlu dilakukan stabilisasi kondisi pasien yang meliputi,
keseimbangan cairan dan elektrolit.
Langkah berikutnya dilakukan operasi definitif, dengan tahapan sebagai berikut:
1. Pembuatan stoma yang terletak proksimal dari segmen aganglionik
2. Operasi definitiv biasanya dilakukan 6-12 bulan setelah kolostomi
Tindakan kolostomi ini berguna untuk menurunkan insiden enterokolitis dan
menurunkan mortalitas.
Ada 4 tipe penekatan operasi definitiv,yaitu:Boley, Duhamel, Swenson dan Soave
Pada jenis total kolonic aganglionosis, tetapi pada tahun-tahun sebelumnya
dengan cara ileostomi yang kemudian dilanjutkan dengan prosedur pulltrough.6,11
5. MECONIUM PLUG SYNDROME / SMALL LEFT COLON SYNDROME
3.5.1. Patofisiologi
Biasanya terjadi pada bayi prematur ataupun imatur,misalnya pada ibu yang
menderita diabetes mellitus, atau pada ibu eklamsia dengan pemberian terapi
magnesium sulfat, dimana didapatkan obstruksi kolon secara fungsional. Secara
teoritis, timbulnya obstruksi fungsional dapat diterangkan sebagai berikut :14
Gambar 5 : Hirschprung a. AP b. Lateral c. Total kolonik aganglionosisDikutip dari : Teresa, Congenital Anomalies of the Small Intestine,1999 1
- hipermagnesium menyebabkan berkurangnya pengeluaran asetilkolin dan
selanjutnya terjadi depresi myoneural. Akibatnya timbul hipomotilitas kolon.
- Keadaan hipoglikemia pada bayi dengan ibu diabetes akan merangsang
pembentukan glukagon sehingga terjadi penurunan aktivitas usus.
- Pleksus myenterikus yang imatur akan menyebabkan hipomotilitas kolon.
- Hipomotilitas kolon dapat meningkatkan absorbsi air. Perubahan ini
cenderung dapat menyebabkan terjadinya plug / sumbatan.
Obstruksi biasanya terjadi pada colon desenden atau rektosigmoid, dapat
disebabkan oleh imaturitas sel ganglion kolon yang normal. Jika bayi prematur
mengalami imaturitas pada seluruh kolon, akan terlihat gambaran mikrokolon.2,14
3.5.2. Gambaran Klinis
Gejala obstruksi usus halus sebelah distal, tampak pada hari ke 1-3 kehidupan.
Pemeriksaan rektal dapat menunjukkan kanal anorektal yang normal, dimana
terdapat pasase plug setelah pemeriksaan, Pemeriksaan rektal lainnya juga
menunjukkan adanya kanal anorektal yang sempit dan tidak ada mekonium yang
lewat. Meconium plug syndrome merupakan bentuk teringan dan paling sering
dijumpai pada obstruksi usus halus sisi distal fungsional. Abdomen tampak
distensi dan sedikit atau tidak ada mekonium yang keluar.11,14
3.5.3. Gambaran Radiologis
Plain abdominal foto
Didapatkan dilatasi multipel pada seluruh usus dan tidak didapatkan gas pada
rektum. Kolon mengalami dilatasi yang terisi penuh mekonium, serta sedikit air
fluid level, sebaliknya pada small left colon syndrome didapatkan gambaran air
fluid level. 2,14
Kontras enema
Terlihat kolon dengan kaliber yang normal dan didalamnya terdapat obstruksi
filling defect (merupakan mekonium) yang panjang mengisi kolon distal. Pada
beberapa tempat terlihat distensi usus, misalnya pada rektum, kolon transversum
dan kolon kanan, sedangkan sigmoid dan kolon kiri kecil. Gambaran ini terutama
sering terlihat pada varian small left colon syndrome, dengan ciri-ciri terdapat
transitional zone yang berada di fleksura lienalis. Hal ini jarang terlihat pada bayi
matur, tetapi sering terlihat pada bayi prematur menyerupai gambaran mikrokolon
yang menyeluruh.2,14
3.5.4. Diagnosis
Diagnosis definitiv berdasarkan gambaran klinis yang ada desertai dengan
konfirmasi radiologis.14
3.5.5. Diagnosa Banding
Penyakit Hirschprung 14
3.5.6. Penatalaksanaan
Pemberian kontras enema menggunakan Gastrografin dengan bantuan
fluoroskopi selain berfungsi sebagai diagnostik juga merangkap sebagai terapi.
Terlihatnya plug sebagai filling defect atau kolon kiri yang kecil dengan obstruksi
mendadak pada kolon sisi kiri maupun pada fleksura lienalis. Pemberian enema
hipertonik biasanya menstimulasi pasase plug yang panjang dan liat, kemudian
bayi dapat mengeluarkan mekonium secara spontan. 11,14
Setelah dilakukan pemberian Gastrografin, dapat diikuti dengan pemberian
enema saline hangat. Kadang-kadang perlu pengulangan pemberian Gastrografin
untuk mengeluarkan mekonium yang tertinggal. Tindakan operasi jarang
dilakukan.11,14
Gambar 6 : Small left colon syndromeDikutip dari : Erik,MD, Small Left Colon Syndrome,200314
4. DAFTAR KAPUSTAKAAN
1. Teresa Berrocal, MD, Congenital Anomalies of the Small Intestine, Kolon, and Rectum,Radiographics.1999;19:1219-1236
2. Marta Hernanz-Schulman MD, Imaging of Neonatal Gastrointestinal Obstruction, Radiologic clinic of North America37,1999.
3. Haubrich W.S. Schaffner, Berk,JE Bockus Gastroenterology Embriology and anomalies of the intestine, WB Saunders Compny, Philadelphia, 1995;904-23
4. Graiger R.G. Allison D.J., Diagnostic Radology an Anglo-American Texbook of Imaging; The newborn and Young Infant, 2nd, Churchil Livingstone, New York, 1992; 995-1014
5. Jennifer J Garza, MD, Intestinal Atresia, Stenosis, and Webs, Division of Pediatric Surgery, The University of Oklahoma Health Sciences Center, 2003.
6. Walker. WA, Durie PR,Hamilton JR, Pediatric Gastrointestinal Disease Patophysiology-Diagnosis-Management: Congenital Anomalies in The Intestine. BC Decker Inc , Philadelphia, 1991;47-82.
7 Jeffrey Zitsman, MD,Atresia, Stenosis, and Other Obstruction of the Colon Department of Surgery, Division of Pediatric Surgery, 2004
8. Carter A, Colonic Atresia. The University of Alabama School of Medicine Birmingham, Alabama, http://www.uab.edu/pedradpath/cases.html.
9. Erdogan: Meconium Ileus. http//www.Dr Erdogan’s Announcement.htm
10. Silverman F.N., Kuhn J.P., Caffey’s PediatricX-Ray Diagnosis: An Integrated Imaging PPROACH: The gastrointestinal Track in The Neonate and Young Infant, 9th ed, Mosby, St Louis, 1993;1621-35
11. Andrassy R.J. Bauer BS: Swenson’s Pediatric Surgery: Anomalies of The Gastrointestinal Track, 5thed, Appleton & Lange, 1990; 523-42, 555-78
12. Howard M.Spiro: Clinical Gastroenterology, 4thed, 1993; 519-23
13. Wiliam Adamson, MD., Bowel Obstruction in the Newborn, Departement of Surgery, University of South Florida School of Medicine, 2004
14. Erik Skarsgard, MD Small Left Kolon Syndrome University of British Columbia, 2003