Usaha tani pertanian organik perkotaan
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
Transcript of Usaha tani pertanian organik perkotaan
LAPORAN ANALISIS USAHATANI
PERTANIAN ORGANIK KOTA
“Pakcoy Putih”
Kelas: F-Agribisnis
Kelompok 2:
1. Firda Alfiani 115040113111017
2. Fifin Julianti 115040113111006
3. Fitriya Nur Jannah 115040113111007
4. Fika Andita Riani 115040100111186
5. Faundra R 115040101111032
Asisten:
1. Saka Kusuma
2. Ratna
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pembangunan pertanian mempunyai peranan yang
strategis terutama dalam penyediaann pangan,
penyediaan bahan baku industri, peningkatan ekspor
dan devisa negara, penyediaan kesempatan kerja dan
kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan petani
yang pada akhirnya untuk menciptakan kesejahteraan
bagi masyarakat. Sebagaimana dipaparkan dalam tujuan
pembangunan pembangunan pertanian saat ini lebih
diarahkan kepada sistem ketahanan pangan. Hal ini
penting mengingat isu pangan merupakan isu strategis
bagi suatu bangsa apalagi bila dikaitkan dengan
populasi penduduk Indonesia yang besar di atas 400
juta jiwa dan keanekaragaman sumber daya alam.
Sejalan dengan rumusan tersebut, maka salah
satu arah pembangunan pertanian yang dapat
diupayakan untuk menciptakan landasan yang kokoh
bagi pembangunan usaha tani yaitu melalui
pengembangan hubungan yang sinergi dan terpadu antar
usaha tani yang ada di daerah pertanian, baik di
pedesaan ataupun perkotaan. Karena dari hasil
pengalaman menghadapi krisis perekonomian yang
dihadapi bangsa Indonesia hanya sektor pertanian
yang terbukti dapat bertahan. Akan tetapi meskipun
sektor pertanian ini dapat memberikan nilai tambah
yang positif bagi pembangunan tetapi belum dapat
memberikan keuntungan yang nyata bagi petani selaku
pelaku utama penghasil komoditas pertanian.
Berdasarkan pengamatan empirik di lapangan dapat
dilihat bahwa keberadaan dan potensi usaha tani
lokal yang dilakukan saat ini sebagian besar masih
dilaksanakan secara tradisional atau konvensional
dan memiliki skala usaha yang kecil dengan lahan dan
modal yang relatif kecil, kualitas sumber daya
manusia yang rendah dimana sebagian besar mempunyai
tingkat pendidikan formal yang rendah, yaitu tidak
menyelesaikan pendidikan dasar, sehingga
kemampuannya dalam menyerap informasi dan mengadopsi
teknologi relatif terbatas.
Dari keterangan-keterangan diatas, latar
belakang kelompok 2 dalam melakukan praktikum
usahatani pertanian organik kota mengingat masalah-
masalah yang timbul akibat alih fungsi lahan dan
ketersediaan pangan yang sehat dan organic bagi
penduduk perkotaan. Pada praktikum ini kelompok 2
melakukan usahatani pakcoy putih yang dalam
pelaksanaannya di Perumahan Dirgantara, Sawojajar,
Malang. Pakcoy putih merupakan tanaman jenis
hortikultura (sejenis dengan sawi) yang biasanya
digunakan untuk keperluan pangan rumah tangga.
Meskipun sudah banyak dibudidayakan, nama pakcoy
putih masih belum umum di masyarakat. Melalui
usahatani perkotaan tanaman pakcoy putih ini
diharapkan agar pakcoy putih bisa dibudidayakan
sendiri di halaman rumah untuk ketersediaan pangan
dan bisa dimanfaatkan dari segi estetika menghias
halaman rumah dan penghijauan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahuai definisi usahatani perkotaan
1.2.2 Mengetahui dan mengimplikasikan usahatani
perkotaan pak coy putih
1.2.3 Mengetahui analisis usahatani dan rumus
rumusnya
1.2.4 untuk mengetahui kelayakan usahatni
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Usahatani
Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana seseorang mngusahakan dan mengkoordinir
faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam
sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat
yang sebaik-baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu
usahatani mrupakan ilmu yang mempelajari cara-cara
petani menentukan, mengorganisasikan, dan
mengkoordinasikan penggunaan faktor faktor produksi
seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha
tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin.
(Prawirokusumo,1990).
Usaha tani adalah himpunan dari sumber-sumber
alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan
untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan
air, perbaikan-perbaikan yang dilakukan di atas
tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang
didirikan di atas tanah tersebut dan sebagainya.
Usaha tani dapat berupa bercocok tanam atau
memelihara ternak. .(A.T.Mosher, 1968: hal 57).
Usaha tani juga merupakan suatu tempat dimana
seseorang atau sekumpulan orang bersatu mengelola
unsur-unsur produksi seperti alam, tenaga kerja,
modal dan keterampilan dengan tujuan berproduksi
untuk menghasilkan sesuatu di lapangan pertanian.
Wujud usaha tani dapat berupa bercocok tanam atau
memelihara ternak. Usaha tani bukanlah sekedar
kumpulan tanaman dan hewan, dimana orang bisa
memberikan input apa saja dan kemudian mengharapkan
input langsung. Namun suatu usaha tani merupakan
jalinan kompleks yang terdiri dari tanah,
tumbuhan,hewan, peralatan, tenaga kerja, input lain
dan pengaruh-pengaruh lingkungan yang dikelola oleh
seseorang yang disebut sebagai petani sesuai dengan
kemampuan dan aspirasinya. Mayoritas usaha tani di
Indonesia didominasi oleh usaha tani kecil dengan
ciri-ciri:
1. Berusaha tani dalam lingkungan tekanan
penduduk lokal yang meningkat.
2. Mempunyai sumber daya terbatas sehingga
menciptakan tingkat hidup yang rendah.
3. Bergantung seluruhnya atau sebagian kepada
produksi yang subsisten.
4. Kurang meperoleh pelayanan kesehatan,
pendidikan dan pelayanan lainnya.
Petani kecil dalam hal ini dicirikan dengan :
1. Petani yang pendapatannya rendah, yaitu kurang
dari setara 240 kg beras per kapita per tahun.
2. Petani yang memiliki lahan sempit, yaitu lebih
kecil dari 0,25 hektar pada sawah di Jawa atau
0,5 hektar di luar Jawa. Bila petani tersebut
juga mempunyai lahan tegal, maka luasnya 0,5
hektar di Jawa dan 1,0 hektar di luar Jawa.
3. Petani yang memiliki kekurangan modal dan
memiliki tabungan yang terbatas.
4. Petani yang memiliki pengetahuan terbatas dan
kurang dinamik.
Halimah (1992) cit. Ani
(2005)
2.2 Analisis Usahatani Dan Rumus Rumusnya
1. Analisa Data Sederhana
Analisis ini juga dinamakan analisis tabulasi
data, yang meliputi beberapa tahapan kegiatan,
yaitu:
a. Menyusun sistem klasifikasi data
Data dapat diklasifikasikan menjadi dua
jenis, yaitu data diskrit dan data continu.
Data diskrit adalah data yang memiliki bilangan
terbatas, sedangkan data continu memiliki
bilangan yang tidak terbatas.
b. Menentukan macam variable
Variabel adalah konsep yang mempunyai
variasi nilai baik dalam bentuk angka (seperti
jumlah anak, jumlah pemilikan alat pertanian)
atau bukan dalam bentuk angka (seperti benar
atau salah, tanaman pokok apa yang ditanam,
pelaksanaan panen dilakukan secara gotongroyong
atau sendiri). Variabel continous: digunakan
untuk tujuan praktis, selalu berbentuk angka,
dalam teori dapat mempunyai bilangan yang tidak
terbatas dalam jarak jangkau tertentu,
misalnya: produksi/ha, umur kepala rumah tangga
dan biaya-biaya saprodi, tetapi dalam
prakteknya kadang penggunaannya kabur.
c. Menentukan kelas Klasifikasi
Data memerlukan pengelompokan data ke
dalam kelas berdasarkan nilai sebuah atau
beberapa buah variabel. Contoh : Data diskrit
(0 – 9 ; 10 – 19), data continuos (0,0 – 0,9 ;
1,0 – 1,9).
2. Penerimaan Usahatani
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara
produksi yang dihasilkan dengan harga jual. Secara
matematis dirumuskan sebagai berikut :
TRi = Yi . Pyi
Bila komoditi yang diusahakan lebih dari satu maka
rumusnya menjadi :
Cost
TFC
Output
TR = ∑i=1
nY.Py
Bila dalam sebidang lahan ditanami 3 tanaman
secara monokultur (padi, jagung dan ketela pohon)
dan tanaman yang diteliti hanya salah satu macam
tanaman saja maka analisisnya disebut analisis
partial, sedangkan jika ketiga-tiganya maka
disebut analisis keseluruhan usahatani (Whole farm
analysis).
3. Struktur Biaya Usahatani
Biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. TotalFixed Cost (TFC)
Biaya yang dikeluarkan perusahaan atau
petani yang tidak mempengaruhi hasil output /
produksi. Berapapun jumlah output yang
dihasilkan biaya tetap itu sama saja. Contoh :
sewa tanah, pajak, alat pertanian, iuran
irigasi.
Cost TVC
N = batas kapasitas normal
A
VC
FC
TC
2. TotalVariable Cost (TVC) yaitu biaya yang besarnya
berubah searah dengan berubahnya jumlah output
yang dihasilkan.
VC = garis bermula dari titik nol bergerak ke
atas output adalah nol sehingga VC juga nol.
Semakin besar jumlah output yang dihasilkan VC
pun juga akan semakin besar. Pola VC naik dengan
tajam yaitu perusahaan produktivitasnya naik,
lalu agak landai (menurun sedikit) kemudian naik
lagi dengan tajam yaitu produksi naik.
3. Total Cost (TC) = FC + VC
Cost
FC
Q
AFC3
Q1Q1
AFC1AFC2
AFC
AFC
A
Q
0
Cost VC
K
AVC3
AVC1AVC2
AVC
AVC
L N
minimumS
0
4. Average Cost (AC)
a. Average Fixed Cost(AFC=
FCQ
) yaitu biaya tetap
untuk satuan output yang dihasilkan.
b. Average Variable Cost (AVC) = VC/Q , yaitu biaya
variabel untuk setiap satuan output yang
dihasilkan.
Q2Q1 QQ3
S = Shut down point / titik gulung tikar
perusahaan gulung tikar karena AVC semakin besar.
Sisi miring OK, OL dan seterusnya terlihat
semakin kecil & kurva AVC meluntur ke bawah
tetapi, menurunnya nnilai AVC ini terus
berlangsung seterusnya, ada batasnya, yaitu
ketika sisi miring ciri dengan tingkat output
0Q3 satuan. Di tingkat output tersebut AVC
mencapai titik terendah dengan nilai OAVC3.
Kemudian output digenjot lebih tinggi lagi dari
OQ3, maka nilai AVC lebih besar lagi menjadi
naik.
d. Average Total Cost (AC=
TCQ ), biaya persatuan
output.
TC = FC + VC dan AC = AFC + AVC
Tingkat output yang dihasilkan pada saat AC
minimum / OQ3 satuan disebut tingkat output
minimal / the optimum rate of output.
VC
FC
TC
AFC
AVCACMC
Q0
Rp
5. Marginal Cost = ΔTCΔQ
MC=∂TC∂Q
Kurva TC merupakan jumlah dari biaya variabel
dan biaya tetap dan biaya tetap merupakan
konstanta, maka MC tidak lain adalah garis
singgung pada kurva biaya total atau garis
singgung pada kurva VC. MC memotong FC dan VC pada
saat minimum.
Kesulitan dalam menghitung biaya usahatani
biasanya timbul bila tanaman yang diusahakan
lebih dari satu macam tanaman. Misalnya, tumpang
sari antara jagung dan kedelai, sehingga jumlah
input yang dipakai tidak diketahui persis
siarahkan untuk tanaman jagung atau kedelai.
Dalam hal ini jumlah fisik input tidak penting,
tetapi yang perlu dicari adalah berapa besar
rupiah yang dikeluarkan untuk tanaman tersebut.
Khusus untuk menghitung tumpangsari ini, peneliti
dihadapkan pada permasalahan “agregasi”, oleh
karena itu diperlukan kehati-hatian dalam
menghitung nilai dari biaya itu
4. Pendapatan Usahatani
Pendapatan Usahatani adalah selisih antara
penerimaan dan semua biaya .Pendapatan = TR (Total
Revenue) - TC (Total Cost). Bila menggunakan
analisis ekonomi, maka TC biasanya lebih besar
daripada menggunakan analisis finansial.
Untuk menggali data untuk keperluan cash flow maka
pertanyaan disajikan dalam 5 komponen :
- Pengenalan tempat (Propinsi, kabupaten,
kecamatan dan seterusnya)
- Keterangan pencacahan
(pewawancara/enumerator) : nama, tanggal,
namasupervisi dst.
- Luas panen dan produksi : jenis tanaman,
sistem usahatani, jenis pengairan, jenis
program intensifikasi, keadaan panen dst.
- Ongkos dan pengeluaran : jenis bisbit,
penggunaan masin-masing saprodi, biaya tetap
dst.
- Keterangan umum tambahan yang berhubungan
dengan biaya
- Stock pada akhir tahun : adakah sisa
persediaan tahun lalu
5. Break even point (BEP)
Merupakan titik impas dapat diartikan sebagai
suatu keadaan dimana dalam kegiatan usahatani,
petani tidak memperoleh laba dan tidak menderita
kerugian dimana penghasilan = total biaya. BEP
terdiri dari dua jenis yaitu BEP harga dan BEP
unit diman kegiatan usahatani ini diperoleh untuk
BEP harga sebagai berikut.
6. R/C Ratio
R/C Ratio, merupakan alat analisa untuk mengukur
biaya dari suatu produksi.
Kriteria:
R/C Ratio > 1, usahatani layak dikembangkan
R/C Ratio < 1, usahatani tidak layak dikembangkan
R/C Ratio = 1, usahatani impas.
(Anonymous,2012)
2.3 Petanian Perkotaan
Pertanian perkotaan merupakan sebuah upaya
pemanfaatan ruang minimal yang terdapat di
perkotaan untuk dimanfaatkan agar dapat
menghasilkan produksi. Produksi ini berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan pangan, kenyamanan
hidup ditengah polusi udara perkotaan dan
menghadirkan nuansa estetika di rumah kota.
Pertanian kota tidak hanya melibatkan pemikiran
orang-orang yang telah lama terlibat dalam dunia
pertanian, akan tetapi juga melibatkan peternakan,
perikanan bahkan kehutanan. Semua dibangun dalam
sebuah tatanan holistisitas kehidupan.
Pertanian kota umumnya dilakukan untuk
menghasilkan pendapatan atau makanan-kegiatan yang
menghasilkan, meskipun dalam beberapa komunitas
dorongan utamanya adalah rekreasi dan relaksasi.
Pertanian kota memberikan kontribusi untuk
keamanan pangan dalam dua cara: pertama,
meningkatkan jumlah makanan yang tersedia bagi
orang yang tinggal di kota, dan kedua,
memungkinkan sayuran segar dan buah-buahan dan
produk daging yang akan dibuat tersedia untuk
konsumen perkotaan.
Karena pertanian perkotaan mempromosikan
hemat energi produksi pangan lokal, perkotaan dan
pinggiran kota pertanian umumnya dipandang
sebagai pertanian berkelanjutan .
(Anonymous,2012)
2.4 Komoditas
Caisim (Brassica juncea L.) merupakan tanaman
semusim, berbatang pendek hingga hampir tidak
terlihat. Daun Caisim berbentuk bulat panjang serta
berbulu halus dan tajam, urat daun utama lebar dan
berwarna putih. Daun caisim ketika masak bersifat
lunak, sedangkan yang mentah rasanya agak pedas.
Pola pertumbuhan daun mirip tanaman kubis, daun yang
muncul terlebih dahulu menutup daun yang tumbuh
kemudian hingga membentuk krop bulat panjang yang
berwarna putih. Susunan dan warna bunga seperti 5
kubis (Sunarjono, 2004). Adapun klasifikasi tanaman
casim adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Sub-kingdom : Tracheobionta
Super-divisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub-kelas : Dilleniidae
Ordo : Capparales
Familia : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica juncea (L.) Czern. (Anonim,
2008b).
Di Indonesia dikenal tiga jenis sawi yaitu:
sawi putih atau sawi jabung, sawi hijau dan sawi
huma. Sawi putih (B. Juncea L. Var. Rugosa Roxb. &
Prain) memiliki batang pendek, tegap dan daun
lebar berwarna hijau tua, tangkai daun panjang dan
bersayap melengkung ke bawah. Sawi hijau, memiliki
ciri-ciri batang pendek, daun berwarna hijau
keputih-putihan, serta rasanya agak pahit,
sedangkan sawi huma memiliki ciri batang kecil-
panjang dan langsing, daun panjang-sempit berwarna
hijau keputih-putihan, serta tangkai daun panjang
dan bersayap.
(Rukmana,
1994).
Di antara sayuran daun, caisim merupakan
komoditas yang memiliki nilai komersial dan
digemari masyarakat Indonesia. Konsumen
menggunakan daun caisim baik sebagai bahan pokok
maupun sebagai pelengkap masakan tradisional dan
masakan cina. Selain sebagai bahan pangan, caisim
dipercaya dapat menghilangkan rasa gatal di
tenggorokan pada penderita batuk. Caisim pun
berfungsi sebagai penyembuh sakit kepala dan mampu
bekerja sebagai pembersih darah (Haryanto et al.,
2001).
Manfaat tanaman caisim/sawi adalah daunnya
digunakan sebagai sayur dan bijinya dimanfaatkan
sebagai minyak serta pelezat makanan. Tanaman
caisim/sawi banyak disukai karena rasanya serta
kandungan beberapa 6 vitaminnya. Pada daun sawi
100 gr terkandung 6460 IU Vitamin A, 102 mg Vit B,
0,09 mg Vit C, 220 mg kalsium dan kalium (Arief,
1990).
a.) Syarat tumbuh
Daerah penanaman yang cocok untuk ditanami
pak choy putih adalah mulai dari 5-1.200 meter
dpl. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah
yang mempunyai ketinggian 100-500 meter dpl.
Tanaman pak choy putih dapat tumbuh baik
ditempat yang berhawa panas maupun berhawa
dingin sehingga dapat diusahakan dari dataran
rendah maupun dataran tinggi. Namun
produktivitas lebih banyak ketika dibudidayakan
di dataran tinggi. Tanaman pak choy putih tahan
terhadap air hujan sehingga dapat ditanam
sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu
diperhatikan adalah penyiraman secara teratur.
(Sutiman, 2011)
b.) Pembibitan
Pembibitan diawali dengan menyediakan
benih pak choy putih yang kemudian direndam
dengan air untuk memilih benih unggul dengan
karakteristik benih tenggelam di dalam air.
Setelah itu benih disemaikan di dalam bak yang
sudah berisi media tanam berupa campuran tanah,
pupuk granuler dan sekam padi.
c.) Persiapan lahan
Dalam praktikum usahatani perkotaan ini,
memanfaatkan keterbatasan lahan sehingga
menggunakan polybag dalam budidaya pak choy
putih dengan memaksimalkan sumber daya yang
tersedia. Pertama, menyediakan tanah organik
yang kemudian dicampur dengan pupuk organik dan
dimasukkan ke media polybag sebanyak ¾ dari
tinggi polybag. Tinggi polybag yaitu 10 cm
dengan diameter ±20 cm. Lalu tandai polybag
dengan nomor untuk mempermudah pengamatan dan
pengambilan data.
d.) Penanaman
Penanaman pak choy putih dilakukan ketika
bibit yang sudah disemai berjumlah minimal 5
helai daun. Untuk transplanting cara memidahkan
benih yaitu dengan mencabut tanaman secara
perlahan agar akar tidak putus, hal ini akan
mendukung adaptasi sistem perakaran pak choy
putih itu sendiri. Untuk jarak tanam dibuat
pola persegi dan bagian tengah juga terisi
tanaman, dalam setiap lubang tanam terdapat
satu bibit pak choy putih dengan total 5 bibit
dalam setiap polybag.
e.) Pemupukan
Pemupukan dilakukan ketika bibit pak choy
putih ditransplanting dan dilakukan pemupukan
setiap 2 minggu sekali agarpak choy tersebut
dapat tumbuh maksimal.
f.) Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan setiap hari yaitu
dengan penyiraman disetiap pagi dan sore
(dilakukan oleh tuan rumah) dan untuk
pengamatan dari kelompok 2 dilakukan 1-2 kali
dalam seminggu. Pemeliharaan tidak hanya dengan
melakukan penyiraman, namun juga pengendaliaan
organisme pengganggu tanaman (OPT). OPT yang
ada antara lain gulma dan ulat hijau.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat :
1. Polybag : 10 buah = sebagai tempat tanah
2. Ember : 1 buah = media pembibitan
3. Cetok : 1 buah = alat pengaduk
3.1.2 Bahan :
1. Tanah = sebagai media tanam
2. Bibit pak coy putih = sebagai bahan tanam
3. Sekam padi = campuran tanah saat
pembibitan
4. Pupuk organik = campuran saat pembibitan
dan nutrisi
5. Air = untuk menyirami tanaman
3.2 Diagram Alir
3.2.1 Pembibitan
Siapkan Alat dan Bahan
Masukkan tanah kedalam ember kemudian beri
pupuk, sekam padi dan siram dengan air
secukupnya lalu campur menjadi satu
3.2.2 Penyiapan Media Tanam
Setelah itu, buat lubang kecil sedalam 2 cm
kemudian masukkan benih Pak Coy Putih kedalam
lubang tersebut
Tutup lubang tersebut dengan tanah
Diamkan selama seminggu dalam keadaan yang
lembab dan terkena cukup cahaya matahari
Setelah seminggu, amati tanaman Pak Coy
tersebut
Dokumentasikan
3.2.3 Pemindahan Bibit ( Transplanting )
Setelah bibit Pak Coy Putih tumbuh maka dapat
dilakukan pemindahan (transplanting) dari tempat
pembibitan kedalam polibag. Tapi yang perlu
diperhatikan yaitu pemindahan dapat dilakukan
Selama seminggu menunggu pembibitan maka
dilakukan penyiapan untuk media tanam Pak Coy
tersebut.
Lalu masukkan pupuk sebanyak ¼ dari volume
polibag tersebut
Masukkan tanah kedalam polibag hingga 2/4 dari
volume polibag
Siapkan alat dan bahan
Kemudian campur keduanya agar merata
Siram dengan air sedikit demi sedikit
Diamkan pada tempat yang lembab dan terkena cukup
cahaya matahari dan tunggu benih tumbuh sampai
apabila bibit Pak Coy Putih tersebut telah
memiliki 5 helai daun. berikut langkah-langkahnya:
3.2.4 Panen dan Pascapanen
Setelah penanaman maka tanaman Pak Coy Putih
bisa segera dipanen agar dapat dikonsumsi.
Siapkan media tanam yanga telah di apkan
Kemudian ambil bibit dari tempat
pembibitan
Tanam pada media tanam yang ada pada
polibag
Lalu siram dengan air secukupnya
Biarkan tumbuh menjadi tanaman yang siap
dipanen
Siapkan tanaman Pak Coy Putih yang siap
panen
Lalu ambil tanaman beserta akarnya
Setelah pemanenan maka dilakukan pengemasan
pada tanaman tersebut untuk mendapatkan nilai
tambah. Selain itu juga lebih mudah untuk
dikonsumsi.
Bersihkan tanaman dari tanah yang
menempel
Tempatkan jadi satu diwadah yang telah
disiapkan
Siapkan tanaman yang akan dikemas
Kemudian bersihkan tanaman tersebut dari tanah
maupun kotoran
Lalu ikat tanaman tersebut menjadi satu
Lalu kemas dengan plasti wrapping agar lebih
awet
Pasarkan produk itu untuk mendapatkan
keuntungna dan nilai tambah yang lebih
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisis Usahatani
Praktikum usahatani perkotaan ini berlokasi
di Perumahan Dirgantara, tepatnya di rumah Bu
Fathul di Jalan Simpang Dirgantara V B5/26. Tempat
budidaya pak choy berada di halaman depan tuan
rumah dengan media tanam tanah yang dicampur sekam
dalam polybag dan bahan tanam berupa benih pak
choy putih. Area budidaya di kelilingi oleh
bebarapa tumbuhan dan naungan pohon mangga. Dalam
praktikum ini, setiap praktikan yang terdiri dari
8 kelompok (5 orang per kelompok) dalam satu
kelas. Kelompok 2 membudidayakan tanaman pak choy
putih. Kegiatan bercocok tanam pertanian perkotaan
ini dimulai dengan penyemaian benih pak choy pada
tanggal 29 September 2012 hingga 20 November 2012
sudah dalam tahap pemanenan. Terdapat 5 pak choy
putih dalam setiap polybag dengan total 10 buah
polybag.
Kegiatan panen dilakukan pada hari selasa,
tanggal 20 November 2012 dengan hasil 5 ikat pak
choy putih. Hasil panen yang diperoleh kelompok 2
tidak maksimal dikarenakan faktor lingkungan,
A. Berat Pakcoy Putih
Berat pak coey putih ketika di panen ± 100
gr/ ikat. jadi total baratnya 100 x 3= 300
gr.
B. Jumlah per polybag
Data Pengamatan tanaman saat ditransplanting
- Jumlah daun rata2 = 5-6 helai
- Tinggi daun rata2 = 4-5 cm
- Lebar daun rata2 = 1 cm
Pengamatan setelah transplanting (hari 13):
Polibag Jumlah daun
(cm)
Tinggi (cm) Lebar (cm)
Polibag 1 7 12 3.3Polibag 2 7 11 3.3Polibag 3 8 15 3.5Polibag 4 6 11 3Polibag 5 7 13.5 3.5Polibag 6 6 11 2.5Polibag 7 6 11 2.5Polibag 8 7 11 2Polibag 9 7 10.5 2.5Polibag 10 6 11.5 2
4.2 Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak
berubah-ubah selama factor produksi.biaya tetep ini
terdiri dari lahan, peralatan, dll. Dari usahatani
Pakcoey putih yang telah kami lakukan di sawojajar
dapat di data biaya tetap yaitu sebagai berikut:
Biaya tetap :
- Lahan (tanah) -@ Rp 600,- = Rp
6000,-
- Polybag : 10 buah @ Rp 500,- = Rp
5.000,-
- Ember : 1 buah = Rp
10.000,-
- Cetok : 1 buah = Rp
10.000,-
- Air 4 bulan @ 20.000 = Rp
80.000,-
- Penyusutan alat = Rp
1666
+
Rp
112.666,-
Dari analisis perhitungan biaya tetap di atas dapat
di ketahui bahwa yang termasuk biya tetap yaitu
Tanah,polybag,ember,cetok,dan sekam padi. Bahan-
bahan tersebut ditermasuk pada biaya tetap karena
besar nilai biayanya tidak di pengaruhi oleh
besarnya biaya produksi. Kemudian setelah di lakukan
perhitungan di dapatkan biaya tetap total yang di
keluarkan selama usatani yaitu sebesar Rp 112.666,-
4.3 Biaya Variabel
Biaya Variabel merupakan biaya yang besarnya
berubah-ubah tergantung pada jumlah produksi yang di
hasilkan. Dari usahatani yang telah kami lakukan di
dapat biaya-biaya variable sebagai berikut:
Biaya variabel :
- Benih pak coy : 20 gr = Rp
450,-
- Pupuk organik : 5 kg @ Rp 1000 = Rp
5.000,-
- Tenaga kerja 5 orang
Cowok (1) @ Rp 20.000 =Rp 20.000
cewek (4)@ Rp 15000,- = Rp
60.000
- transportasi = Rp
15.000
- Sekam padi : 1 bungkus = Rp
5.000,-
= Rp 100.000,-
Dari analisis biaya variable di atas dapat diketahui
yang termasuk biaya variable yaitu meliputi
pupuk,bibit,air,tenaga kerja, dan juga biaya
transportasi selam di lakukan perawatan ke
sawojajar. Dari perhitungan tersebut sehingga di
dapatkan biaya total variable sebesar Rp 100.000,-.
4.4 Biaya Total
Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya total
tetap dengan biaya total variable.Berdasarkan biaya
variabel dan biaya tetap dapat diperoleh biaya total
sebagai berikut :
TC = TFC +TVC
=112.666+ 100.000
= Rp 212.666,-
4.5 Penerimaan
Dalam kegiatan usahatani ini penerimaan yang
dihasilkan berasal dari harga jual tanaman kailan
dikalikan kuantitas kailan yang dihasilkan. Dari
praktikum di dapat penerimaan sebagai berikut:
TR = PX Q
= 5000 X 5 = 15000
4.6 Keuntungan
Keuntungan merupakan Pendapatan yang diperoleh
sebagai pembayaran dari melakukan kegiatan. Dimana
pendapatan yang kelompok kami dapatkan sebagai
berikut.
Π = TR - TC
= 15000-212.666
= -197666
4.7 BEP (break even point)
BEP(break Iven Point) merupakan titik impas atau
suatu keadaan dimana dalam kegiatan usahatani,
petani tidak memperoleh laba dan tidak menderita
kerugian dimana penghasilan = total biaya. BEP
terdiri dari dua jenis yaitu BEP harga dan BEP unit
diman kegiatan usahatani ini diperoleh untuk BEP
harga sebagai berikut:
BEP (Rp) = TFC / 1- TVC/TR
=212.666 /1-100000/15000
= Rp – 37529,29
BEP (unit) = TFC/P-TVC/Q
= 212666/ 5000- 100000/5
= - 42,5 unit
Dari Perhitungan BEP di atas dapat di asumsikan
bahwa usatani yang kami lakukan di sawojajar
tmengalami kerugian.
4.8 R/C Rasio
Perhitungan ini di gunakan untuk mengetahui sutu
kelayakan usahatani untuk di lanjutkan.
R /C=QxPTC
¿15000212666
= 0,0705
Dari hasil perhitungan di atas si dapatkan R/C Rasio
sebesar 0,0705 jadi R/C Rasio < 1 yang berarti
uhatani tersebut tidak layak untuk di usahakan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Usahatani pertanian organik perkotaan di
Perumahan Dirgantara, Rt. 05 B5/26 dilakukan
sebagai implementasi mata kuliah usahatani
sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:
perhitungan usahatani yang meliputi biaya variable
sebesar Rp 112.666,-. Biaya tetap sebesar Rp
100.000,-, TC sebesar Rp 212.666,-, TR sebesar Rp
15000, keuntunga(π) sebesar Rp -19766,-. Dariasumsi-asumsi tersebut di dapat BEP unit dan
rupiah serta R/C Ratio yaitu Rp-– 37529,29 dan -
42,5 unit serta 1.199. Dari nilai R/C ratio dapat
di interpretsaikan bahwa kelayakan usahatani yang
di lakukan di sawojajar tidak layak untuk
diusahakan (di lanjutkan.) karena R/C ratio <1.
5.2 Saran
Seharusnya praktikum mata kuliah usahatani
ini mempertimbangkan keefisienan dalam praktik
budidayanya. Karena tidak melihat faktor
lingkungan, jadwal praktikum yang tidak
terstruktur dengan baik dan tidak terkontrol.
Semoga praktikum untuk tahun depan lebih efektif
dan efisien serta memberi manfaat langsung kepada
mahasiswa dalam studi lapang. Terimah kasih
DAFTAR PUSTAKA
Ani Apriani, 2005. Analisis Model Sinergi UsahataniTanaman Pangan/Palawija. Studi Kasus Di Koperasi AgribisnisMahesa Biru Cilengkrang-Bandung. Skripsi. TidakDipublikasikan.
Anonymous.2012.http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Urban_agriculture diakses tanggal 8 desember2012
Anonim. 2008a. Brassica juncea (L.) Chern.http://free.vlsm.org/v12/artikel.
Anonymous.2012.http://hildadeschutter.blogspot.com/2012/07/urban agriculture.html diakses tanggal 8desember 2012
Anonimous .2012. Urban Farming Usahatani Di TengahKota.Http://Innura-Indonesia.Blogspot.Com/2012/06/Urban-Farming-Usahatani-Di-Tengah-Kota.Html
Anonimous.2008. Klasifikasi Sawi.http://www.plantamor.com/spcdtail.php?. Di aksestanggal 8 desember 2012
Anonimous.2012.http://hildadeschutter.blogspot.com/2012/07/urban agriculture.html
Anonymous.2012.http://sayangpetani.wordpress.com/2011/06/16/analisis-data-ilmu-usahatani/. Di akses tanggal 8desember 2012.
Arief, A. 1990. Hortikultura. Penebar Swadaya. Jakarta
A.T. Mosher. 1973. Membangun Dan MenggerakkanPertanian, Yogyakarta.
Haryanto, E., T. Suhartini, dan E. Rahayu. 2001. Sawidan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta.
Iskandar Andi Nuhung, Membangun Pertanian Masa Depan(2003) Penerbit Cv. Aneka Ilmu Demak.
Sunarjono, H. 2004. Bertanam 30 Jenis Sayur. PenebarSwadaya. Jakarta.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
Gambar 1. Lahan pakcoy putih (halaman rumah)
Gambar 2. Pupuk kandang (granuler)
Gambar 3. Persiapan poly bag, bahan tanam dan media tanam
Gambar 4. Pembibitan di wadah