Tugas 3 Formulasi Sabun cair antiseptik bayi - baixardoc

10
SEDIAAN SABUN CAIR ANTISEPTIK UNTUK BAYI DENGAN ZAT AKTIF DARI BAHAN ALAM (Makalah 3 Revisi) Diajukan utuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Formulasi Kosmetika II Oleh : Nur Aji, S. Farm., Apt NPM. 5413220025 PROGRAM MAGISTER FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA 2015 i

Transcript of Tugas 3 Formulasi Sabun cair antiseptik bayi - baixardoc

SEDIAAN SABUN CAIR ANTISEPTIK UNTUK BAYI

DENGAN ZAT AKTIF DARI BAHAN ALAM

(Makalah 3 Revisi)

Diajukan utuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Formulasi

Kosmetika II

Oleh :

Nur Aji, S. Farm., Apt

NPM. 5413220025

PROGRAM MAGISTER FARMASI

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA

2015

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaiakan makalah dengan judul ” Sediaan Sabun

Cair Antiseptik Untuk Bayi Dengan Zat Aktif Dari Bahan Alam”.

Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang penulis alami dalam proses

pengerjaannya, tapi penulis berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata

kuliah Formulasi Kosmetika II : Prof. Dr.Hj. Teti Indrawati, MS. Apt, dan bapak Dr.

rer. nat. Deni Rahmat, Apt, yang telah membantu penulis dalam mengerjakan tugas

ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang

juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam

pembuatan karya ini.

Tentunya ada hal-hal yang ingin penulis berikan kepada institusi dan

masyarakat dari hasil karya ini. Karena itu penulis berharap semoga makalah ini

dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

Jakarta, Januari 2015

Penulis

i

DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR……………………………………………………… i

DAFTAR ISI………………………………………………………………... ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..….…

1.1. Latar Belakang…………………………………………………….….

1.2. Rumusan Masalah……………………………………………….……

1.3. Manfaat Makalah……………………………………..………………

1.4. Tujuan Makalah………………………………………………………

1

1

1

2

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………..…….

2.1. Anatomi dan Fisiologi Kulit………………………………………..

2.1.1. Epidermis …………………………………………………..

2.1.2. Dermis, ……………………………………………………..

2.1.3. Susunan Kimia Kulit dan Keratin ………………………….

2.1.4. Kelenjar Sebasea dan Sebum ……………………………….

2.1.5. Kelenjar Keringat dan Perspirasi ……………………………

2.1.6. Fisiologi dan Biokimia Kulit ………………………………..

2.2. Sistem Integumen Bayi ……………………………………………..

2.3. Sabun ………………………...………………………………………

2.3.1. Bahan Baku Utama Pembuatan Sabun………………………

2.3.2. Bahan Baku Pendukung Pembuatan Sabun.. ………………..

2.3.3. Sabun Mandi Cair…………….………………………………

2.3.4. Sabun Mandi untuk Bayi ……………….……………………

2.3.5. Metode Pembuatan Sabun…………..………………………..

2.3.5. Evaluasi Sabun…………………..……………………………

2.4. Minyak Biji Alpukat …………………………………………………

2.5. Chamomile Oil……………………………………………………….

2.6. Praformulasi Sabun Cair untuk Bayi ……………………..…………

2.6.1. Formula………………………………………………………

2.6.2. Monografi bahan baku………………………………………

2.6.3. Prosedur Pembuatan…………………………………………

2.6.4. Pengemasan dan Penandaan…………………………………

BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………...

3

3

4

4

4

4

5

5

7

7

8

11

14

16

17

20

22

23

24

24

24

ii

27

27

29

BAB IV PENUTUP…….………………………………………………...….

4.1. Kesimpulan…………………………………………………………...

4.2. Saran………………………………………………………………….

37

37

37

DAFTAR PUSTAKA….……………………………………………………. 38

iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini minat masyarakat untuk memanfaatkan kembali bahan-bahan

alam bagi kesehatan, terutama obatobatan dari tumbuhan cenderung meningkat.

Sejalan dengan meningkatnya pemakaian tumbuh-tumbuhan sebagai obat atau bahan

obat, maka penelitian untuk membuktikan kebenaran khasiat maupun efek samping

perlu dioptimalkan.

Sabun adalah suatu sediaan yang digunakan oleh masyarakat sebagai pencuci

pakaian dan pembersih kulit. Berbagai jenis sabun yang beredar di pasaran dalam

bentuk yang bervariasi, mulai dari sabun cuci, sabun mandi, sabun tangan, sabun

pembersih peralatan rumah tangga dalam bentuk krim, padatan atau batangan, bubuk

dan bentuk cair. Sabun cair saat ini banyak diproduksi karena penggunaannya yang

lebih praktis dan bentuk yang menarik dibanding bentuk sabun lain.

Sabun bayi merupakan senyawa natrium atau kalium dengan asam lernak

yang digunakan sebagai bahan pembersih tubuh, berbentuk padat, berbusa, dengan

atau tanpa bahan tambahan lain sertat idak menyebabkan iritasi pada kulit, mata dan

selaput lendir6.

Dalam definisi disebutkan dengan jelas bahwa perbedaan sabun mandi bayi

adalah tidak boleh meng iritasi mata dan selaput lendir. Hal ini dikarenakan bayi

memiliki kulit dengan lapisan tanduk yang tipis dan memiliki permeabilitas yang

tinggi dibandingkan dengan orang dewasa sehingga mudah teriritasi, oleh sebab itu

dalam pemilihan bahan sabun untuk bayi memang sangat penting karena hampir

semua orang menggunakan sabun terutama dengan komponen bahan herbal yang di

anggap lebih aman untuk bayi. Kulit bayi yang tipis dan sensitif biasanya menjadi

masalah yang dapat berakibat kulit bayi kering dan mudah teriritasi. Penambahan zat

aktif bahan alam dalam sediaan sabun bayi seperti chamomile oil dan minyak biji

alpukat merupakan salah satu cara untuk menjaga kelembaban kulit bayi dan

mencegah iritasi.

Yang menjadi pertanyaan adalah formula sabun yang bagaimana, yang paling

cocok untuk bayi ? Pertanyaan seperti ini lah yang akan menjadi bahasan dalam

makalah ini.

1

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah : “formula sabun cair antiseptik

yang seperti apa yang paling cocok untuk bayi ?”

1.3. Manfaat Makalah

Manfaat dari makalah ini adalah diperoleh gambaran formula sabun cair

antiseptik untuk bayi dengan bahan tambahan bahan alam.

1.4. Tujuan Makalah

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah : dapat disusun suatu formula

sabun cair antiseptik yang aman untuk bayi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan Fisiologi Kulit

2

Gambar. 2.1. Skema Penampang Kulit

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, kulit

merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16

% berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9

meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari

letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium

minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada

telapak tangan, telapak kaki, punggung, dan bahu.1

Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar

adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan

lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang

merupakan suatu lapisan jaringan ikat. 1 Kulit terbagi atas 2 lapisan, yaitu :

3

2.1.1. Epidermis

Epidermis dikenal juga dengan kulit ari, yaitu lapisan kulit paling. Lapisan

ini bertanggung jawab terhadap interaksi dan komunikasi kulit dengan dunia luar dan

melindungi lapisan kulit di bawahnya. 2

2.1.2. Dermis,

Dermis adalah lapisan kulit dibawah epidermis. Lapisan ini

bertanggungjawab terhadap elastisitas dan kehalusan kulit. Selain itu lapisan dermis

juga berperan menyuplai nutrisi bagi epidermis. 2

Dermis terdiri dari dua lapisan 3:

a. Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.

b. Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.

2.1.3. Susunan Kimia Kulit dan Keratin 3

Struktur kimia dari sel- sel epidermis manusia memiliki komponen sebagai

berikut: protein 27%; lemak 2%; garam mineral 0,5%; air dan bahan –bahan larut

air 70,5%. Protein terpenting dalam kulit adalah albumin, globulin, musin, elastin,

kolagen, dan keratin. Secara kasar 40 persen dari bahan- bahan yang larut air terdiri

dari asam- asam amino bebas.

2.1.4. Kelenjar Sebasea dan Sebum 3

Kelenjar sebaceous menghasilkan sebum, zat semacam lilin, asam lemak atau

trigliserida bertujuan untuk melumasi permukaan kulit dikeluarkan melalui folikel

rambut yang mengandung banyak lipid, pada orang yang jenis kulit berminyak maka

sel kelenjar sebaseanya lebih aktif memproduksi minyak, dan bila lapisan kulitnya

tertutup oleh kotoran,debu atau kosmetik menyebabkan sumbatan kelenjar sehingga

terjadi pembengkakan. Kelenjar sebasea ini juga dapat berfungsi untuk proses difusi

(pemindahan) kandungan bahan dalam suatu produk kelapisan lebih dalam (pada

gambar dibawah terlihat kelenjar sebasea yang berwarna kuning dan disebelah

kanannya terdapat kelenjar keringat).3

2.1.5. Kelenjar Keringat dan Perspirasi 3

Ada dua jenis kelenjar keringat, yaitu3:

4

a. Kelenjar keringat ekrin mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang

mengandung 95 -97% air dan mengandung beberapa mineral.

b. Kelenjar keringat apokrin lebih besar dari pada ekrin. Menghasilkan cairan yang

agak kental serta berbau khas pada tiap orang. Terletak hanya pada daerah

tertentu seperti ketiak.

2.1.6. Fisiologi dan Biokimia Kulit 3

a. Pernafasan Kulit3

Kulit juga bernafas (respirasi) menyerap oksigen dan mengeluarkan CO2.

Namun respirasi kulit sangat lemah. Kulit lebih banyak menyerap oksigen yang

diambil dari aliran darah, dan hanya sebagian kecil yang diambil dari lingkungan

langsung. Respirasi kulit dipengaruhi oleh: Temperatur udara; Komposisi gas

disekitar kulit; Kelembaban udara; Kecepatan aliran darah ke kulit; Dilatasi

pembuluh darah kulit; Penyakkit –penyakit kulit; Usia; Keadaan hormon dan

vitamin; Perubahan dalam netabolisme kulit; Pemakaian bahan kimia pada kulit.

Meskipun pengambilan oksigen oleh kulit hanya 1,5 %, dari yang

dilakukan oleh paru- paru, dan kulit hanya membutuhkan 7 % dari kebutuhan

oksigen tubuh (4 % untuk epidermis dan 3% untuk dermis).

b. Mantel Asam Kulit 3

Lapisan mantel asam kulit terbentuk dari asam asam karboksilat organik

yang membentuk garam dengan ion –ion Na, K, NH4+ serta dari hasil eksresi

kelenjar sebase ,kelenjar keringat, dan asam amino dari reruntu hankreatin sel

kulit yang sudah mati. Fungsi mantel asam kulit, yaitu :

- Sebagai buffer, yang berusaha menetralisir bahan kimia yang terlalu asam

atau terlalu alkalais yang masuk ke dalam kulit.

- Membunuh dengan sifat asamnya atau setidaknya menekan pertumbuhan

mikroorganisme yang membahayakan kulit.

- Dengansifat lembabnya mencegah kekeringan kulit.

c. Mantel Lemak Kulit 3

Sebun di permukaan kulit merupakan lapisan lemak yang dihasilkan oleh

kelenjar sebasea dan sebagian kecil berasal dari sel lemak epidermis disebut

”mantel lemak” kulit yang terdiri atas triglisrida ,asam –asam lemak, sequalene,

wax, cholesterol, dan ester –esternya, fosfolipida, dan parafin.

5

d. Sistem Pengaturan Air Kulit 3

Permeabilitas kulit terhadap air sangat terbatas. Barrier yang mengatur

keluarnya air dari kulit tidak terletak langsung dibawah permukaan kulit, tetapi

ada di bawah lapisan stratum corneum yang diberi nama Barrier Rein.

Untuk fungsi fisiologisnya, kulit memerlukan lemak dan air, keduanya

berhubungan secara erat. Lapisan lemak dalam kulit dan bahan- bahan dalam

stratum corneum yang bersifat higroskopis dapat menyerap air dan berada dalam

hubungan yang fungsional disebut Natural Moisturaizing Factor (NMF). NMF

terdiri atas :

- Tujuh belas asam amino (termasuk glisin serin, aspargin, ornitin,

sitrulin, prolin dan lain- lain)……………………………………….......

- Asam pirolidon karboksilat (Predomain sebagai garam- garam

Natrium)………………………………………………………………..

- Urea……………………………………………………….....................

- Laktat (sebagai garam natrium)………………………………………...

- Asam laktat, asam urokanat, glukosamin, kreatinin……………………

- Natrium………………………………………………………………....

- Kalium………………………………………………………………….

- Kalsium……………………………………………………………...….

- Fosfat- fosfat…………………………………………………………....

- Klorida………………………………………………………………….

- Sitrat, format, serta residu lain yang belum diketahui susunannya…….

40 %

12 %

7 %

12 %

12 %

5 %

4 %

1,5 %

0,5 %

6 %

0,5 %

e. Permeabilitas dan Penetrasi Kulit 3

Reaksi positif kulit terhadap pemakain kosmetik merupakan hal yang

sangat diinginkan oleh pembuat dan lemakai kosmetik.

Berbagai cara penetrasi yang mungkin ke dalam kulit, yaitu: lewat antar

sel stratum corneum, melalui dinding saluran folikel rambut, melalui kelenjar

keringat, melalui keenjar sebasea, menembus sel –sel stratum corneum.

2.2. Sistem Integumen Bayi 4

Kulit, yang mualai berkembang selama minggu ke 11 kehamilan, terdiri dari

3 lapisan ( Epidermis, Dermis dan jaringan subkutan )4. pH kulit yang normal adalah

6