Teknik-pengendalian-hama-dan-penyakit-pada-tanaman ...

49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TEKNIK PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGREK Dendrobium sp DI PEMBUDIDAYAAN ANGGREK WIDORO KANDANG YOGYAKARTA TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Pertanian Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jurusan / Program Studi Agribisnis Hortikultura Dan Arsitektur Pertamanan Disusun oleh : DAMASTUTI WAHYU WIJAYANTI H3308058 PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of Teknik-pengendalian-hama-dan-penyakit-pada-tanaman ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TEKNIK PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGREK Dendrobium sp DI PEMBUDIDAYAAN ANGGREK WIDORO

KANDANG YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Pertanian

Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Jurusan / Program Studi Agribisnis Hortikultura Dan

Arsitektur Pertamanan

Disusun oleh :

DAMASTUTI WAHYU WIJAYANTI H3308058

PROGRAM DIPLOMA III

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca Laporan Tugas Akhir dengan

Judul :

TEKNIK PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN

ANGGREK Dendrobium sp DI PEMBUDIDAYAAN ANGGREK WIDORO

KANDANG YOGYAKARTA

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Damastuti Wahyu Wijayanti

H3308058

Telah dipertahankan di depan dosen penguji pada tanggal : Mei 2011

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Penguji

Penguji I

Ir. Hardjono Sri Gutomo, MP NIP.19501117 197611 1 001

Penguji II

Ir. Heru Irianto, MM NIP.19630514 199103 1 002

Surakarta, Mei 2011

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Fakultas Pertanian

Dekan,

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS. NIP. 19560225 198601 1 001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

taufik dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.

Dalam menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir ini tentunya tidaklah lepas

dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Ir. Heru Irianto, MM selaku Ketua Program Studi DIII Agribisnis

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Ir. Panut Sahari, MP selaku Ketua Minat Program Studi DIII

Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Ir. Hardjono Sri Gutomo, MP selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, arahan dan masukan yang sangat berharga dalam

penulisan Tugas Akhir ini, serta pengertian dalam proses konsultasi sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini dengan baik.

5. Bapak Ir. Heru Irianto, MM selaku dosen penguji dan dosen pembimbing

akademik, terima kasih atas saran, nasehat, masukan dan arahannya, serta

petunjuk kepada penulis selama proses belajar di Fakultas Petanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Bapak Wisnu dan Ibu Maryati selaku pemilik Perkebunan Anggrek Widoro

Kandang Yogyakarta. Terima kasih atas ilmu yang diberikan, pengarahan

selama magang dan ijin kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan

Magang.

7. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

8. Seluruh karyawan Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan segala urusan

administrasi berkenaan dengan proses belajar dan penulisan Tugas Akhir.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

9. Bapak Sukamto dan Ibu Nanik Lestari selaku orangtua sekaligus teladanku,

terima kasih atas segala cinta, kasih, sayang, dukungan, semangat, nasehat

dan doa yang tiada pernah putus, cucuran keringat dan air mata yang

mengiringi setiap langkahku. Saat bagiku untuk membahagiakan kalian

adalah ketika aku telah benar-benar menjadi manusia.

10. Kakak-kakak ku serta semua keluarga tercinta dan orang-orang terkasih yang

ada di rumah, terima kasih atas semua kasih sayang, perhatian, teladan dan

dorongan semangat yang telah diberikan.

11. Teman-teman D3 Agribisnis 2008 (Rinda, Nunu, Rika, Ari, Fita, Wulan,

Atik, Helda, Hesti, Puspa, Lusi, Wening, Cecil, Romi, Pa’ Totok, Angga,

Udin, Surya, Penthem, Amin, Krisnata, Eko tw, Wawan, Eko, Adi, Kakung,

Mulyono, Bendot, Daniel, Fariz, Dwi, Wimbi, Ibnu, Pa’ Wahyu, Septian,

Very, Mantri, Radit, Hudha, Leandro, Henri, Tebo, Prima, Ratih, Yuni, Ana,

Andum, Jatu, Mawardi, Adit, Asih, Rosa, Fatma, Intan, Uzi, Windi, Anjar,

Maulida, Furi, Yuni). Terima kasih atas kebersamaannya selama menempuh

kuliah dan praktikum-praktikum, kenangan indah bersama kalian yang tak

akan terlupa, sukses untuk kita.

12. Sahabat-sahabatku sekaligus saudaraku tercinta Rinda, Nurhidayati, Rinecha,

Ari dan Dwi Kusumastuti yang selalu menemani dalam suka dan duka,

terima kasih atas perhatian, semangat dan doanya, semoga kebersamaan kita

bisa untuk selamanya, amin.

13. Kakak sekaligus penyemangatku Yulmi Pradipta terima kasih untuk inspirasi,

semangat, motivasi, doa, segala perhatian, pengertian, kesabaran

mendengarkan semua keluh kesahku, silaturahmi dan kebersamaannya

selama ini.

14. Rinda, Fahmi, Ratih, Putri, Mba Erly, Mba Silvi, Mba Eka dan teman-teman

kost Mayasari yang selalu menemani dan memberi motivasi.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam proses penulisan Tugas Akhir ini, terima kasih atas segala

bantuannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih

jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang menuju

sempurnanya laporan Tugas Akhir ini senantiasa kami harapkan. Harapan penulis,

semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bemanfaat bagi penulis pada khususnya

dan bagi pembaca semua pada umumnya.

Surakarta, Mei 2011

Penyusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii

KATA PENGANTAR................................................................................... iii

DAFTAR ISI.................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

I. PENDAHULUAN.................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Tujuan ................................................................................................. 3

1. Tujuan Umum ............................................................................... 3

2. Tujuan Khusus .............................................................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4

III. TATALAKSANA PELAKSANAAN .................................................... 20

A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan ........................................................ 20

1. Tempat Pelaksanaan Magang........................................................ 20

2. Waktu Pelaksanaan Magang ......................................................... 20

B. Cara Pelaksanaan ................................................................................ 20

1. Metode Dasar ................................................................................ 20

2. Metode Pengumpulan Data........................................................... 20

3. Metode Analisis Data.................................................................... 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 23

A. Kondisi Umum Lokasi ....................................................................... 23

1. Sejarah Berdirinya Lokasi............................................................. 23

2. Keadaan kebun dan Laboratorium ................................................ 24

3. Administrasi dan Manajemen ....................................................... 26

B. Analisis Usaha Tani ............................................................................ 28

C. Pembahasan......................................................................................... 30

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 37

A. Kesimpulan ......................................................................................... 37

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

B. Saran.................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 39

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1 Biaya Tetap Produksi Tanaman Anggrek.................................... 28

2 Biaya Variabel Produksi Tanaman Anggrek ............................... 29

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Prasasti Kebun Anggrek Widoro Kandang yang terdapat di depan lokasi kebun II. ................................................................ 40

2. Tanaman anggrek Dendrobium sp hasil aklimatisasi yang terdapat di kebun Anggrek Widoro Kandang. ................................ 40

3. Tanaman Anggrek dari botol yang terdapat jamur direndam

dalam fungisida ...............................................................................................40

4. Fungisida Dithane M-45 yang digunakan untuk pengendalian jamur yang akan di aklimatisasi.. ................................41

5. Insektisida Regent yang digunakan dalam penyemprotan untuk pengendalian anggrek yang terserang serangga. .................................41

6. Pestisida yang berupa Insektisida Dursban digunakan untuk pengendalian serangga yang menyerang ........................................................41

7. Hama bekicot atau Siput yang menyerang tanaman anggrek di Kebun Anggrek Widoro Kandang.. ............................................................42

8. Serangan bekicot atau Siput yang menyebabkan daun pada anggrek berlubang dan mengering.. ................................................................42

9. Belalang yang menyerang tanaman anggrek dan serangannya yang mengakibatkan daun menjadi berlubang ... 42

10. Serangan semut hitam yang mengakibatkan tumbuhnya jamur pada tanaman anggrek. ............................................... 43

11. Penyakit busuk hitam yang menyerang daun pada tanaman

anggrek.......................................................................... 43

12. Penyakit layu fusarium pada tanaman anggrek akibat terserang jamur............................................................... 43

13. Daun yang terlihat menguning dan layu akibat penyakit layu

fusarium........................................................................ 44

14. Sprayer untuk memupuk dan menyemprot hama hama yang

menyerang anggrek di Widoro Kandang........................... 44

15. Mencampur insektisida Dursban dengan Regent yang dilarutkan dalam air untuk penyemprotan tanaman anggrek. . 44

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Praktek Magang ini bertujuan untuk mengetahui cara Pengendalian Hama dan Penyakit pada anggrek, khususnya anggrek Dendrobium Sp. Pelaksanaan magang pada

tanggal 15 Februari sampai dengan tanggal 15 Maret 2011. Di Pembudidayaan Anggrek Widoro Kandang Miliran UH 2/10 Yogyakarta 55165.

Metode dasar yang digunakan dalam praktek magang ini adalah Praktek Lapang, Observasi, Wawancara dan Sumber Data (Data Primer dan Data Sekunder). Sedangkan pengambilan lokasi praktek magang adalah disesuaikan dengan kajian yakni Pengendalian Hama dan Penyakit pada anggrek. di Pembudidayaan Anggrek Widoro Kandang Miliran UH 2/10 Yogyakarta digunakan sebagai lokasi Pembudidayaan Anggrek dari beberapa jenis anggrek yang ada.

Dalam pembudidayaan tanaman anggrek harus memperhatikan permasalahan-permasalahan yang sering ada. Permasalahan yang sering muncul dan tidak mungkin dihindari yaitu tentang hama dan penyakit yang ada pada tanaman anggrek, mulai dari penaburan biji ke botol sampai penanaman langsung dalam pot. Untuk itu dibutuhkan cara yang efektif untuk pengendalian hama dan penyakit. Petani anggrek harus memahami secara benar konsep pengendalian, menguasai berbagai teknik dan dapat menerapkan strategi agar pengendalian berjalan efektif dan efisien serta aman terhadap lingkungan karena petani anggrek merupakan manager usaha tani itu sendiri. Teknik-teknik dalam pengendalian antara lain cara bercocok tanam, penanaman varietas tahan, cara mekanik dan fisik, cara hayati, cara penanaman tanaman perangkap, serta cara kimiawi.

Kata Kunci: Nama Latin anggrek Dendrobium Sp, Hama dan Penyakit.

Keterangan : 1. Mahasiswa Jurusan/Program Studi Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur Pertamanan

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan Nama Damastuti Wahyu Wijayanti H3308058

2. Dosen Pembimbing / Penguji I 3. Penguji II

DAMASTUTI WAHYU WIJAYANTI.1

H 3308058 Ir. Hardjono Sri Gutomo, MP.2 dan Ir. Heru Irianto, MM. 3

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGREK DENDROBIUM Sp DI

PEMBUDIDAYAAN ANGGREK WIDORO KANDANG YOGYAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

RESTRAINT of SCOURGE on ORCHID PLANT

DENDROBIUM Sp in WIDORO ORCHID

CULTIVATING, YOGYAKARTA

DAMASTUTI WAHYU WIJAYANTI1

H 3308058

Ir. Hardjono Sri Gutomo, MP.2 and Ir. Heru Irianto, MM. 3

ABSTRACT

The aim of this job training is to know the manner of Restraint of Integrated Scourge in Orchid Dendrobium Sp specifically.Realization of job training on 15th February 2010 to 11th March 2010 in Widoro Kandang Orchid Cultivating, Milian UH 2/10, Yogyakarta 55165. Basic method that use in this job training are spacious practice, observation, interview and source of data (primary data and secondary data). On choosing job training location related with the study, It is restraint of forchid intregated scourge (PHT) in Widoro Kandang Orchid Cultivatiing,Miliran UH 2/10,Yogyakarta that use to cultivating many kind of orchid. There are needed concerns for the problems on the orchid cultivating. The problem that often appear and impossible to avoid are scourge and plant disease, starting from strewing seed to bottle until planting on the pot. It is need effective manner to restraining scourge and plant disease .Restraint of integrated scourge (PHT) is a policy that maintenance by government as effort to restraint scourge organism. Orchid farmer should correctly comprehend restraint concept, mastering all of technique and implementing the strategy in order to effective and efficient restraint and safe for circle, because farmer is manager of their effort. Technique in restraint are manner of planting, endure varieties planting, mechanic and physic manner, biological manner, planting of trap plant, and chemical manner. Keyword : Dendrobium Sp, Explanation :

1. University student of Horticulture Agribusiness and Gardens Architecture of Sebelas March University names Damastuti Wahyu Wijayanti H3308058

2. Counselor lecturer/Examiner I 3. Examiner lecturer/examiner II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang banyak

digemari oleh berbagai kalangan masyarakat. Tanaman anggrek di Indonesia

telah lama dipelihara oleh para pecinta tanaman anggrek. Tanaman anggrek

merupakan tanaman yang masih bernilai ekonomi tinggi, ini disebabkan

karena tanaman anggrek memiliki berbagai bentuk dan warna bunga yang

beragam. Bunga anggrek yang bervariasi dan tahan lama merupakan nilai

tambah dalam budidaya tanaman anggrek itu sendiri.

Budidaya tanaman anggrek banyak ditekuni oleh masyarakat, namun

ada juga instansi-instansi khusus yang bergelut dalam budidaya tanaman

anggrek. Tanaman anggrek sering dijumpai dimana saja, semakin tinggi

tempat tersebut maka semakin banyak terdapat tanaman anggrek karena

tanaman anggrek sangat menyukai dataran tinggi dan lembab. Penulis ingin

lebih mendalami dan menguraikan tentang teknik pengendalian hama dan

penyakit pada tanaman anggrek. Anggrek adalah nama umum untuk

menyebut semua jenis tumbuhan famili Orchidaceae (keluarga anggrek-

anggrekan). Famili ini adalah salah satu grup terbesar diantaranya tumbuhan

bunga-bungaan lainnya. Diperkirakan diseluruh dunia terdapat sekitar 15.000-

20.000 species anggrek dengan 900 genus (marga) yang tumbuh ademik

dihutan-hutan yang tersebar diberbagai negara didunia, 5000 species

diantaranya terdapat di Indonesia. Klasifikasi tanaman anggrek terbagi atas 5

subfamili, 16 tribe (suku) dan 28 subtribe (Anonim, 2011).

Pembudidayaan tanaman anggrek harus memperhatikan permasalahan-

permasalahan yang sering ada. Permasalahan yang sering muncul dan tidak

mungkin dihindari yaitu tentang hama dan penyakit yang ada pada tanaman

anggrek, mulai dari penaburan biji ke botol sampai penanaman langsung

dalam pot. Untuk itu dibutuhkan cara yang efektif untuk pengendalian hama

dan penyakit, sehingga tanaman anggrek yang terserang dapat segera

1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

ditangani dan tidak menyebar kemana-mana. Tanaman anggrek dapat

terselamatkan dan nilai jual tetap tinggi.

Kerusakan tanaman anggrek yang disebabkan oleh serangan hama dapat

menimbulkan kerugian yang besar karena hama dapat berkembang biak

dengan cepat, apabila pengendaliannya tidak optimal, maka kerusakan akar,

batang, daun dan bunga tidak dapat dihindari lagi. Tindakan pencegahan

terhadap serangan hama dan penyakit dapat ditempuh dengan menjaga

kebersihan area tanamannya, serta memeriksa tanaman setiap hari untuk

mengetahui secara dini adanya tanda-tanda serangan hama atau penyakit.

Misalnya, adanya telur hama diketiak daun atau gejala serangan jamur pada

akarnya, dengan cara demikian kerugian yang bakal diderita dapat dihindari.

Tanaman anggrek yang lemah atau tumbuh tidak subur akan mudah

terserang berbagai macam penyakit, apabila jaringan tanaman tersebut telah

terluka akibat gigitan hama, maka penyakit akan lebih mudah menyerang.

Upaya yang dapat diterapkan antara lain membersihkan tanaman, pot, media,

dan lingkungannya dari segala kotoran. Usaha menyuburkan dan menguatkan

tanaman dilakukan dengan perawatan yang baik dan penggunaan jenis

tanaman yang sesuai dengan habitat setempat. Penyebab penyakit pada

tanaman anggrek dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu jamur, bakteri dan

virus, sedangkan sarana yang membuka jalan terjangkitnya penyakit antara

lain serangan hama, perawatan yang tidak benar, lingkungan yang tidak

memenuhi persyaratan dan kurangnya pengetahuan dalam budidaya tanaman

anggrek.

Serangan hama dan penyakit akan menyebabkan terganggunya

pertumbuhan maupun pembungaan pada tanaman anggrek, bahkan dalam

kondisi parah bisa menyebabkan kematian. Waspadai dan kendalikan sedini

mungkin. Tanaman anggrek ditanam untuk diambil keindahannya, baik

tanaman maupun bunganya. Serangan hama dan penyaki dapat memusnahkan

keindahan yang kita impikan jadi selalu jagalah kebersihan tanaman anda

(Gunawan, 2004).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara

teori dengan penerapannya di dunia kerja (lapangan) serta faktor-

faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat merupakan bekal bagi

mahasiswa setelah terjun di masyarakat.

b. Meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja di bidang agribisnis.

c. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan

agribisnis.

d. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan Instansi

pemerintah, perusahaan swasta dan masyarakat, dalam rangka

meningkatkan kualitas Tri Darma Perguruan Tinggi.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui sejarah berdirinya pengembangan anggrek “Widoro

Kandang”.

b. Mengetahui teknik pengendalian hama dan penyakit pada tanaman

anggrek Dendrobium sp di Kebun Pembudidayaan Anggrek Widoro

Kandang Miliran UH 2/10 Yogyakarta.

c. Mengetahui biaya, pendapatan dan keuntungan dari usahatani anggrek

Dendrobium sp.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman anggrek dengan segala keunikannya yang memukau, telah

menarik perhatian para botanis yang penggemar tanaman hias sejak 2 abad yang

lalu. Anggrek dalam penggoloongan taksonomi, termasuk dalam famili

Orchidaceae, suatu famili yang sangat besar dan sangat bervariasi. Famili ini

terdiri dari 800 genus dan tidak kurang dari 25.000 species. Dahulu para ahli

berpendapat bahwa famili Compositae yang anggotanya meliputi Aster, Zinnia,

dan Chrysanthemum adalah famili yang besar dan sulit diulas, tetapi ternyata

Orchidaceae ini lebih bervariasi lagi dan sulit menulis buku yang lengkap,

walaupun semua para ahli dikumpulkan. Persilangan-persilangan dalam famili

anggrek ini sangat mudah terjadi, persilangan yang pertama antara 2 spesies

Calanthe yang dilakukan oleh John Dominy dari Inggris berbunga pada tahun

1856. Keberhasilan persilangan tersebut telah membuka kemungkinan baru yang

kemudian berkembang menjadi suatu keunikan yang tidak pernah terjadi dalam

hortikultura sebelumnya. Anggrek ternyata dapat disilangkan tidak hanya dengan

spesies yang termasuk dalam suatu genus seperti tanaman hias lainnya, tetapi juga

dengan genus lain, suatu contoh adalah persilangan antara Aerides dengan Vanda.

Dahulu image bunga anggrek adalah bunga yang berwarna ungu, tapi bunga

anggrek dewasa ini dapat dijumpai dalam berbagai macam bentuk, warna dan

ukuran, dari yang mempunyai bibir hitam sampai yang bergaris-garis, dari yang

berbau sampai yang tidak berbau. Setiap ratusan hibrida baru terdaftar dan

diterbitkan dalam San-ders’ list of orchid hybrids. dengan demikian akan sulit

bagi seorang botanis untuk menulis review yang lengkap tentang anggrek.

(Gunawan, 2004)

Anggrek Dendrobium, jenis anggrek yang paling banyak dibudidayakan.

Mudah dalam perawatannya. Anggrek Dendrobium masuk dalam kelompok

anggrek epifit. Anggrek ini mempunyai kombinasi warna yang paling banyak

variasinya. Hasil para penyilang, baik didalam maupun diluar negeri, anggrek ini

banyak digemari, karena harganya terjangkau. Spesies anggrek

Dendrobium tumbuh menyebar dihutan tropis Indonesia. Jenis anggrek ini sangat

4

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

tahan terhadap kekurangan air, hanya dengan kelembaban udara saja dapat

tumbuh. Anggrek Dendrobium banyak diusahakan sebagai bunga hias dalam pot,

ada juga sebagai bunga potong. Anggrek Dendrobium termasuk jenis anggrek

yang rajin berbunga. Bunga anggrek Dendrobium dapat lebih dari dua tangkai

bunga dalam satu kali berbunga. Namun, hal ini harus ditunjang

dengan perawatan yang baik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merawat

anggrek Dendrobium sebagai berikut:

1. Anggrek Dendrobium lebih suka cahaya matahari dibandingkan dengan jenis

anggrek lainnya. Intensitas sinar matahari yang dibutuhkan 50-60%, sehingga

diperlukan naungan paranet. Temperatur 28-320C dan kelembaban 50%,

anggrek Dendrobium akan tumbuh baik.

2. Aliran udara dalam nursery sangat diperlukan. Pembuatan ventilasi atau

pemasangan kipas angin sangat diperlukan bila aliran udara dalam nursery

kurang bagus.

3. Penyiraman dapat dilakukan sehari 2 kali, pagi jam 09.00 dan sore jam 15.00.

Apabila kondisi mendung cukup disiram satu kali saja. Jangan melakukan

penyiraman terlalu pagi atau terlalu sore. Hal ini akan meningkatkan

kelembaban yang akan berpotensi pertumbuhan jamur. Ciri anggrek

Dendrobium yang cukup air batang kokoh dan padat dan bila kekurangan air

batangnya kisut.

4. Untuk melindungi dari serangan hama dan penyakit, perlu disemprot

insektisida dan fungisida satu minggu sekali sesuai dosis obat yang digunakan.

5. Untuk menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan baik, anggrek

Dendrobium perlu dilakukan pemupukan dua minggu sekali dengan pupuk

yang tinggi unsur Nitrogen (N), Phospor (P) dan Kalium (K), dan ditunjang

dengan pupuk daun yang disemprotkan. Cara pemupukannya dilarutkan dalam

air dan disiramkan pada akar-akarnya

(Anonima, 2009).

Anggrek Dendrobium merupakan salah satu jenis anggrek yang paling

banyak dibudidayakan. Mudah dalam perawatannya, anggrek Dendrobium masuk

dalam kelompok anggrek epifit. Anggrek ini mempunyai kombinasi warna yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

paling banyak variasinya. Hasil para penyilang, baik di dalam maupun di luar

negeri, anggek ini banyak digemari karena harganya terjangkau. Spesies anggrek

Dendrobium tumbuh menyebar di hutan tropis Indonesia. Jenis anggrek ini sangat

tahan terhadap kekurangan air, hanya dengan kelembaban udara saja dapat

tumbuh. Anggrek Dendrobium banyak diusahakan sebagai bunga hias dalam pot,

ada juga sebagai bunga potong. Anggrek ini memiliki bunga dengan warna warna

lembut. Kelopak dan mahkotanya berwarna kuning pucat dengan urat-urat merah

muda. Labellum anggrek ini berbentuk bulat dengan kolum yang tampak jelas.

Warna kuning pucat pada labellum lebih mendominasi. Dendrobium

aphyllum memiliki pseudobulb yang besar untuk tempat menyimpan cadangan air.

Klasifikasi tanaman anggrek Dendrobium sp sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Klas : Liliopsida

Ordo : Asparagales

Family : Orchidaceae

Sub Family : Epidendroideae

Genus : Dendrobium

Spesies : Dendrobium aphyllum

(Anonimb, 2011).

Tanaman anggrek termasuk tanaman hias yang disenangi oleh hama. Hama

yang menyerang anggrek dapat menyebabkan rusaknya tanaman, jika jumlah

tanaman yang diserang hanya sedikit, dapat diatasi secara mekanik dengan cara

diambil dan dimatikan, tetapi bila hama menyerang pertanaman yang luas maka

harus digunakan pestisida. Kerusakan tanaman anggrek yang disebabkan oleh

serangan hama dapat menimbulkan kerugian yang besar karena hama dapat

berkembang baik dengan cepat. apabila pengendaliannya tidak optimal, maka

kerusakan akar, batang, daun dan bunga tidak dapat dihindari lagi. Tindakan

pencegahan terhadap serangan hama dan penyakit dapat ditempuh dengan

menjaga kebersihan area dan tanamannya, serta memeriksa tanaman setiap hari

untuk mengetahui secara dini adanya tanda-tanda serangan hama atau penyakit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Misalnya, adanya telur hama di ketiak daun atau gejala serangan jamur pada

akarnya. Dengan demikian, kerugian yang bakal diderita dapat dihindari.

(Daisy, 1998)

Sistem pengendalian hama dan penyakit adalah upaya pengendalian

populasi atau tingkat serangan organisme pengganggu tanaman dengan

menggunakan satu atau lebih berbagai teknik pengendalian yang dikembangkan

dalam satu aspek kesatuan untuk mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis

dan kerusakan lingkungan. Teknik Pengendalian yang diterapkan antara lain:

1. Teknik Pengendalian Hama Tanaman Anggrek.

Pestisida adalah obat kimia yang sering digunakan untuk memberantas

hama dan penyakit tanaman. Berbagai macam pestisida yang biasanya

digunakan sesuai dengan jenis hama dan penyakitnya. Pestisida itu antara lain

bakterisida (bakteri), fungisida (jamur), akarisida (tungau/kutu), algisida

(ganggang), predisida (predator atau pemangsa), larvisida (larva), silvisida

(pembersih pohon), nematisida (nematoda/cacing), pedukulisida (kutu),

rodentisida (tikus), termisida (rayap), ovisida (perusak telur) dan moluksisida

(siput). Jenis-jenis pestisida tersebut, yang paling banyak dijual dipasaran

adalah insektisida karena seranggalah yang paling banyak menyerang tanaman.

Pestisida terdiri dari 105 macam unsur kimia, yang setiap unsur mencerminkan

merek dagang tertentu. Misalnya, fungisida Zi-neb mengandung Zn, insektisida

organofosfat mengandung P, Metomil mengandung N. Unsur-unsur hara

penyusun pestisida adalah C, H, O, N, P, Na, S, Sn, Zn, As, B, Br, F, Fe, Hg,

Mn, Cl, Cu, Cd, Pb.

Pestisida yang dijual di toko pertanian tidak dapat langsung dipergunakan

karena harus diformulasikan terlebih dahulu. Formulasi pestisida ada beberapa

macam, misalnya berbentuk cairan emulasi, butiran (granula), debu (dust),

tepung (powder), minyak (oil) dan fumigan (fumigant). Mengetahui berbagai

macam formulasi pestisida sangat diperlukan, selain itu kita perlu mengerti

tentang dosis, konsentrasi, peralatan semprot, penyimpanannya dan

penggunaannya. Pengertian tentang dosis dan konsentraasi tidak jauh berbeda

dengan pemupukan. Dosis dalam lingkup penggunaan pestisida secara umum,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

dapat diartikan sebagai jumlah pestisida dalam satuan tertentu yang

dipergunakan untuk mengendalikan hama atau penyakit pada satuan lahan

(petak atau hektar) atau satuan tanaman yang disemprot. Selain itu ada pula

istilah dosis bahan aktif, yaitu banyaknya bahan aktif pestisida yang diperlukan

untuk pencampuran pada setiap satuan volume zat pelarut (dapat pula diartikan

sebagai kadar bahan aktifnya), sedangkan pengertian konsentrasi pestisida

mencakup bahan aktif, formulasi, dan larutan pestisida.

2. Teknik Pengendalian Penyakit Tanaman Anggrek.

a. Pengendalian Secara Fisik

1) Mencegah datangnya bibit penyakit pada tanaman.

2) Mencegah patogen agar tidak mencapai stadia penyebab penyakit dengan

cara berikut.

a) Menyesuaikan suhu dan kelembapan udara agar patogen tidak

berkembang, karena pertumbuhan jamur serta bakteri didukung oleh

kelembaban yang tinggi, dan sebaliknya suhu yang rendah.

b) Mengusahakan agar pH 5-6 untuk menekan pertumbuhan jamur.

3) Mencegah patogen agar tidak memasuki atau menginfeksi tanaman

dengan cara-cara berikut.

a) Mengendalikan vektor penular, khususnya virus.

b) Membuat perlindungan terhadap angin yang dapat menerbangkan

spora jamur ke tanaman.

c) Memilih area tanaman anggrek yang tepat agar patogen yang terbang

bersama dengan angin tidak mengenai tanaman anggrek.

d) Membuat perlindungan agar serangga atau vektor penular tidak

menginvasi tanaman.

e) Mengatur jarak tanaman agar antara satu tanaman dan tanaman yang

lainnya tidak saling bergesekan dan memudahkan masuknya virus.

f) Mengatur cara penyiraman agar bibit penyakit yang ikut terpecik

bersama air siraman tidak mengenai tanaman.

g) Mencegah aliran air dari tempat yang mengandung patogen ke area

tanaman yang sehat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

h) Mencegah luka-luka pada tanaman agar patogen tidak mempunyai

kesempatan memasuki tanaman.

i) Mencegah terjadinya pemupukan nitrogen yang berlebihan karena

dapat menyebabkan rentannya tanaman.

b. Pengendalian Secara Imunisasi

Pengendalian secara imunisasi adalah usaha pengendalian dengan

membuat tanaman anggrek mempunyai kekuatan dalam menghadapi segala

macam tekanan yang menyerangnya. Usaha pengendalian tersebut sebagai

berikut.

1) Mengadakan pemupukan berimbang agar tanaman menjadi sehat, kuat

dan kokoh.

2) Memilih tanaman atau bibit unggul yang tahan terhadap hama dan

penyakit.

3) Mendukung segala penelitian yang dilakukan oleh para pemulia tanaman

untuk menciptakan varietas anggrek baru yang mempunyai sifat baik

dalam segala hal. Tentunya mengandung racun yang dapat berakibat fatal

bagi kehidupan manusia, oleh karena itu, penggunaannya harus

mematuhi

4) Mendorong para petani anggrek agar lebih memahami cara budidaya

anggrek yang benar.

c. Pengendalian Secara Kimiawi

Pengendalian secara kimiawi lebih banyak dilakukan saat ini, karena

lebih intensif daripada cara lainnya. Bahan kimiawi pestisida tentunya

mengandung racun yang dapat berakibat fatal bagi kehidupan manusia.

(Daisy, 1998)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Beberapa teknik yang dapat diterapkan dalam pencegahan terhadap

serangan hama dan penyakit pada anggrek Dendrobium antara lain :

1. Menjaga kebersihan lingkungan.

Faktor yang perlu diperhatikan dalam menjaga kebersihan lingkungan

adalah menjaga kebersihan pot, kebersihan media tanam dan kebersihan

sarana pelengkap lainnya, seperti rak, balai atau bak. Dinding pot atau gulu

dan tanaman harus tetap bersih, agar tidak terlalu lembab atau berlumut.

Akar, daun dan tangkai bunga yang sudah kering sebaiknya segera dipotong

dan dibuang agar tidak mengotori pot. Begitu pula media tanamnya,

sebaiknya tidak disusun terlalu rapat agar sirkulasi udaranya lancar.

Tanaman anggrekpun harus selalu bersih, selain itu pot dan media

tanam juga harus tetap terjaga kebersihannya. Daun yang rapat sering

digunakan oleh laba-laba untuk berlindung dan membuat sarang. Semut

sangat gemar membangun koloni ditempat terlindung seperti itu. Semut

tersebut tidak merugikan, namun jika dibiarkan dapat mengundang spora

cendawan dan serangga lain yang membahayakan tanaman. Lingkungan

kebun harus diperhatikan agar tetap bersih karena serangga senang

berlindung dibalik semak yang tidak terawat.

2. Perawatan kesehatan.

Perawatan kesehatan diperlukan agar anggrek tetap terjaga kesegaran

dan kesehatannya. Langkah perawatan yang sering dilakukan antara lain

penyiraman secara teratur dan tepat, penyusunan media tanam, dan

pemangkasan bagian tanaman yang sakit.

a. Penyiraman Secara Teratur dan Tepat

Anggrek potong yang telah dikebunkan hidup secara epifit

dilingkungan yang lembab tetapi tidak terlalu basah. Air siraman yang

berlebihan justru membuat daun dan akarnya menjadi busuk. Frekuensi

penyiraman sangat tergantung dari kondisi lingkungan. Ketika musim

hujan, anggrek tidak perlu disiram. Ketika musim kemarau, penyiraman

bisa berlangsung berkali-kali, tetapi tidak berlebihan. Penyiraman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

sebaiknya dilakukan setelah media pot kering. Gejala kelebihan air pada

anggrek sama dengan gejala tanaman kekurangan air, yakni daun layu

menguning, jika diperhatikan dengan seksama, daun dan akar yang layu

itu sebenarnya telah membusuk. Tandanya, ketika dipijat akan

mengeluarkan air. Derajat keasaman (pH) air siraman sebaiknya sekitar

5-6.

b. Penyusunan Media Tanam

Anggrek membutuhkan media tanam yang cukup longgar agar

tanaman dapat tumbuh sehat. Media tanam yang sudah terlalu lama

digunakan biasanya menjadi padat dan ditumbuhi lumut. Media tanam

yang sudah terlalu lama sebaiknya diganti dengan yang baru agar aliran

udaranya tetap lancar sehingga akar anggrek tetap mudah bernapas.

c. Pemangkasan Bagian Tanaman Yang Sakit.

Pengontrolan tanaman sebaiknya dilakukan setiap hari. Perlu

diwaspadai jika bagian tanaman tertentu menunjukan gejala layu, bercak

cokelat atau hitam, dan terjadi perubahan warna pada daun, jika gejala-

gejala itu ditemukan, segera pangkas bagian tanaman yang sakit. Supaya

tidak menular ketanaman lain, buang atau bakar potongan tanaman yang

sakit. Pisau atau gunting yang digunakan untuk memotong harus tajam,

bersih dan steril. Sebelum digunakan lagi, sterilkan terlebih dulu dengan

cara mencelupkan kedalam alkohol 95% kemudian dibakar

(Sarwono, 2002).

Sejak adanya tumbuh-tumbuhan di dunia ini, maka pengganggu-

pengganggu seperti hama dan penyakit mulai menyerang tanaman. Hal ini sudah

sewajarnya, dimana ada makhluk di situ tentu ada musuhnya, demikiuan pula

halnya dengan anggrek. Gangguan untuk anggrek bisa berupa hama atau penyakit.

Hama yang mengganggu tanaman anggrek ialah serangga, bekecot, hewan-hewan

yang besar lainnya. Penyakit yang menyerang yaitu kerusakan yang disebabkan

oleh bakteri, jamur atau virus.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

1. Gangguan yang berupa hama

a. Tungau, rode mijten, red spider, acarina, adalah sebangsa binatang berkaki

delapan yang sangat kecil, warna merah, hidup bersembunyi diketiak-ketiak

daun. Hama ini yang paling jahat. Tempat persembunyian tungau ini

biasanya dibawah pelepah daun yang biasanya menjadi berwarna hitam.

b. Lipas dan cengkerik adalah binatang yang suka berkeliaran pada malam

hari. Lipas atau cengkerik memakan ujung-ujung akar, tunas tanaman atau

bulbnya.

c. Bekicot, sompil (Achatina fulika), yang masih kecil makan daun-daun

muda, dan yang sudah tua memakan apa saja baik daun muda maupun daun

tua.

d. Semut, ini sering kita lihat berkeliaran pada tanaman anggrek terutama jika

anggrek sedangbertunas. Semut biasanya menggigit tunas-tunas muda.

Tunas yang tergigit akan dilukai cel-celnya, sehingga cel-cel yang tadi akan

mengeluarkan cairan cel berupa tetesan-tetesan yang akan dimakan oleh

semut tadi, dengan demikian cairan cel akan berkurang. Juga adanya luka

tadi akan memberikan kesempatan pada bakteri dan njamur untuk masuk.

Ini yang biasanya menyebabkan top-rop (busuk tunas). Selain itu semut juga

sering bertempat tinggal didalam pot,menggerombol dan bertelur didalam

tersebut dan akan merusak sistem perakaran dari tanaman tersebut.

e. Xilocopa, jenis kumbang ini gemar mengganggu bunga anggrek pensil.

f. Belalang, suka memakan pucuk-pucuk daun.

g. Kepik anggrek Mertila malayensis, merugikan karena merusak daun yang

mengakibatkan daun berbintik-bintik kuning sebesar uang logam.

h. Kutu daun, menyebabkan daun menjadi kuning, lama-kelamaan coklat, lalu

daun mati.

i. Kutu perisai Mytilapsis, telurnya berwarna putih. Kutu ini menempel pada

tepi daun.

j. Kutu perisai putih Chianopsis gromini, ia bercokol pada atas dan bawah

daun, menyebabkan menjadi kuning lama-kelamaan coklat lalu mati.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

k. Kutu-kutu perisai, Schildluizen, kutu daun yang mempunyai perisai ini kalau

sedikit, tidak begitu berbahaya, tapi kalau jumlahnya banyak sangat

berbahaya sekali. Binatang ini bertelur dibawah perisai,kalau telur menetas

kemudian kutu-kutu kecil itu merayap pada daun-daun yang muda,

menghisap cairan celnya,selanjutnya tumbuh perisai dan kakinya direduksi.

Anaknya dinamakan perayap atau crawlers.

l. Kutu jeruk wol atau Pseudococcus, kutunya kecil berwarna putih terdapat

pada titik tumbuh, diketiak daun dan pada akar gantung.

m. Kumbang moncong, terutama mematikan titik tumbuh anggrek yang tidak

berumbi. Tanaman berumbi, binatang ini membuat lubang yang banyak

sekali.

n. Kumbang anggrek yang berwarna kuning, membuat sarang diatas daun.

o. Ulat kilan anggrek memakan pucuk-pucuk daun, bekas gigitannya berwarna

putih. Bunga yang belum mekar juga sering dimakan.

p. Ulat sikat dinamakan demikian karena mempunyai semacam bulu sikat

diatas punggungnya. Merusak tangkai dan kuncup bunga.

q. Kupu-kupu anggrek (si biru), ulat yang sudah dewasa merusak daun dan

kuncup bunga serta tangkai bunga.

r. Penggerek akar, lundi kumbang ini merusak akar anggrek bulan atau

Phalaenopsis dan jenis Vanada. Waktu malam memakan daun tanaman.

s. Bubuk larat merusak batang, umbi semu atau pseudo-bulb dan akar anggrek,

yang sering diserang yaitu anggrek jenuis Dendrobium.

t. Kumbang daging daun Hispidae, merusak kuncup daun.

u. Kepik, dan kutu babi merupakan gangguan juga.

v. Rayap atau sebangsa thermit, Coptothermes: serangga ini sukar dibasmi

karena bersembunyi dibawah tanah.

2. Gangguan yang berupa penyakit

Istilah penyakit dapat diartikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh

virus, penyakit yang disebabkan oleh bakteri, penyakit yang disebabkan oleh

jamur dan penyakit yang disebabkan oleh keadaan physiologi yaitu antara lain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

penyakit akibat kurang atau kelebihan unsur makanan, kurang siraman atau

kebanyakan, kurang atau kelebihan cahaya matahari.

a. Penyakit yang disebabkan oleh virus.

Virus adalah makhluk yang sangat kecil, lebih kecil dari bakteri sehingga

sukar sekali untuk dilihat dengan mata biasa. Penyakit ini pada tanaman

biasa akan menyebabkan daun tanaman mempunyai gambaran seperti pamor

atau permukaannya berkerut-kerut.

b. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri.

Penyakit bakteri kerap kali terlihat dalam bentuk top-rot (busuk-tunas) atau

root-rot (busuk akar), bercak-bercak daun yang basah, daun-daun muda

mendadak kehitam-hitaman basah, busuk daun atau leaf-rot.

1) Penyakit busuk lunak atau soft rot, biasanya menyerang Cattleya

Phalaenopsis, Paphiopedilum, Cymbidium. Daerah yang diserang

kelihatan lebih lunak, lebih basah berwarna lebih hijau daripada daun

yang normal, kemudian menjadi kehitam-hitaman. Ada cairan yang

mengumpul, daun seluruhnya dapat diserang dalam 7 hari, penyebabnya

adalah bakteri Erwinia caratovora, juga kadang-kadang disebut Bacillus

cypripedii atau Erwinia cypripedii.

2) Penyakit bercak daun atau leafspot. Penyakit ini juga disebut

Phytomonas cattleya atau Bacterium cattleya, penyakit ini sangat

berbahaya bagi Cattleya atau Palaenopsis, kadang- kadang Dendrobium

dan Paphiopedilum. Penyakit ini gejalanya terlihat sebagai bintik agak

tua, berisi cairan yang cepat menjadi besar lalu berubah menjadi coklat

tua agak hitam. Kondisi temperatur dan kelembaban memungkinkan

penyakit ini. Bakteri ini biasanya menyerang tunas yang baru juga

biasanya menghancurkan mata.

3) Penyakit busuk daun. Penyakit ini yang didalam bahasa latin disebut

Phytomonas oneidii, banyak terdapat di Jawa dan Filipina. Infeksi ini

dimulai dari ujung daun atau pangkal daun. Jaringan-jaringan akan

menjadi kuning keabu-abuan dan akhirnya cerah atau bening. Tangkai

daun menjadi kisut. Penyakit ini tidak menjalar keseluruh tubuh.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

c. Penyakit yang disebabkan oleh jamur.

Penyakit yang disebabkan oleh jamur bisa kita lihat pada daunnya. Pada

daun sebelah bawah akan kelihatan noda-noda warna kuning dan spora

jamurnya kelihatan sebagai bintik-bintik warna coklat kehitam-hitaman.

d. Penyakit yang disebabkan oleh keadaan physiologi.

Penyakit physiologi bisa disebabkan antara lain: kekurangan atau

kebanyakan pupuk, ini menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak baik. Alas

makanan sudah lama tidak diganti atau alas makanan yang dipakai jelek.

Selain hal diatas, penyakit physiologi ini bisa disebabkan oleh cahaya

matahari, jika tanaman anggrek kekurangan cahaya matahari tanaman akan

kelihatan panjang-panjang dan daun warna hijau tua, pertumbuhan ini tidak

bagus, jika tanaman ditempatkan ditempat yang terlalu panas, padahal

tanaman itu tidak senang panas maka daun-daun akan terbakar. Tanaman

yang terserang penyakit physiologi seperti diatas bisa disembuhkan dengan

jalan: tanaman dipindahkan pada alas makanan baru, pemupukan

diperhatikan, begitu juga penyiramannya dan penempatan harus di tempat

yang sesuai. Maka setalah beberapa bulan kemudian tanaman akan tumbuh

dengan baik (Sutarni, 1974)

Hama anggrek adalah hewan yang hidup berdampingan (berasosiasi) dengan

tanaman anggrek yang bersifat merugikan. Hama tanaman anggrek biasanya

adalah beberapa serangga kecil yang memakan jaringan pada bagian tubuh

tanaman anggrek atau membuat sarang pada tanaman anggrek yang membuat

tanaman inang menjadi merana dan merusak penampilannya. Beberapa hama

yang sering terdapat pada tanaman anggrek antara lain : belalang, semut, keong,

trips, kutu, kumbang, tungau, dan lalat (Anonimc, 2011).

Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak,

memikat, atau membasmi organisme pengganggu tanaman. Nama ini berasal

sasarannya yang bermacam-macam, contohnya seperti serangga, tikus, gulma,

burung, mamalia, ikan atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida

biasanya, tapi tak selalu, beracun. dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali

disebut sebagai racun. Jenis-jenis pestisida berdasarkan sasarnannya dapat berupa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

1. Insektisida (Serangga)

2. Fungisida (Fungi/Jamur)

3. Rodentisida (Hewan Pengerat/Rodentia)

4. Herbisida (Gulma)

5. Akarisida (Tungau)

6. Bakterisida (Bakteri)

Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan

membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta dapat juga

merusak ekosistem. Adanya pestisida ini, produksi pertanian meningkat dan

kesejahteraan petani juga semakin baik, karena pestisida tersebut racun yang dapat

membunuh organisme berguna bahkan nyawa pengguna juga bisa terancam bila

penggunaannya tidak sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Menurut Depkes

Riau, kejadian keracunan tidak bisa di tanggulangi lagi sebab para petani sebagian

besar menggunakan pestisida kimia yang sangat buruk bagi kesehatan mereka

lebih memilih pestisida kimia dari pada pestisida botani (buatan) kejadian

keracunan pun sangat meningkat di provinsi tersebut. Menurut data kesehatan

Pekanbaru tahun 2007, terdapat 446 orang meninggal akibat keracunan pestisida

setiap tahunnya dan sekitar 30% mengalami gejala keracunan saat menggunakan

pestisida, karena petani kurang mengetahui tata cara menggunakan pestisida

secara efektif dan penggunaan pestisida secara berlebihan. Berdasarkan hasil

penilitian Ir.La Ode Arief M.Rur.SC dari Sumatera Barat tahun 2005, mengatakan

penyebab keracunan pestisida di Riau akibat kurang pengetahuan petani dalam

penggunaan pestisida secara efektif dan tidak menggunakan alat pelindung

diri saat pemajanan pestisida, hasilnya dari 2300 responden yang peda dasarnya

para petani hanya 20% petani yang menggunakan APD (alat pelindung diri), 60%

petani tidak tahu cara menggunakan pestisida secara efektif dan mereka

mengatakan setelah manggunakan pestisida timbul gejala pada tubuh ( mual, sakit

tenggorokan, gatal – gatal dan pandangan kabur). Sekitar 20% petani tersebut

tidak mengetahui tentang bahaya pestisida terhadap kesehatan, begitu tutur Ir.La

Ode Arief M. Rur.SC. Beliau juga mengatakan semakin rendah tingkat

pendidikan petani, maka semakin besar risiko terpajan penyakit akibat pestisida.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Oleh karena itu, hal yang bijak jika kita melakukan usaha pencegahan sebelum

pencemaran dan keracunan pestisida mengenai diri kita atau makhluk yang

berguna lainnya. Usaha atau tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah:

1. Ketahui dan pahami dengan yakin tentang kegunaan suatu pestisida. Jangan

sampai salah berantas. Misalnya, herbisida jangan digunakan untuk membasmi

serangga. Hasilnya, serangga yang dimaksud belum tentu mati, sedangkan

tanah dan tanaman telah terlanjur tercemar.

2. Ikuti petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan

pabrik atau petugas penyuluh.

3. Jangan terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida. Tanyakan terlebih dahulu

pada penyuluh.

4. Jangan telat memberantas hama, bila penyuluh telah menganjurkan

menggunakannya.

5. Jangan salah pakai pestisida. Lihat faktor lainnya seperti jenis hama dan

kadang-kadang usia tanaman juga diperhatikan.

6. Gunakan tempat khusus untuk pelarutan pestisida dan jangan sampai tercecer.

7. Pahami dengan baik cara pemakaian pestisida.

Penggunaan pestisida sintetis membutuhkan kecermatan, baik mengenai

pilihan pestisida yang aman maupun petunjuk pemakaiannya. Hasil pemantauan

rutin dapat digunakan untuk mengetahui Jenis hama dan penyakit yang

menyerang, dan menentukan jenis pestisida yang sesuai sasaran. Pemantauan juga

bermanfaat agar penyemprotan tidak terlambat dengan menggunakan dosis dan

waktu yang tepat sehingga pengendalian hama dan penyakit dapat berhasil.

Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida harus memperhatikan jenis

hama dan penyakit yang ada, populasi, serta tahap pengembangan hama tersebut.

Penggunaan pestisida dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan hal-hal berikut:

1. Pestisida biologi disesuaikan dengan jenis hama yang menyerang.

2. Pestisida harus selektif, yaitu untuk hama atau penyakit yang menyerang jenis

tanaman tertentu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

3. Formulasi pertisida harus sesuai. Misalnya untuk hama yang masuk ke dalam

bunga kurang cocok jika digunakan penyemprotan, namun lebih efektif jika

berbentuk kabut sehingga lebih mudak untuk masuk ke dalam bunga.

4. Pestisida sistemik (masuk ke jaringan tumbuhan) atau kontak bersentuhan

dengan hama, disesuaikan dengan tahap perkembangan hama. Pada fase

dewasa, kutu putih mungkin sulit dikendalikan dengan perstisida kontak karena

tubuhnya memiliki lapisan luar yang dapat melindunginya dari semprotan

langsung. Pestisida sistemik akan lebih efektif karena larva yang baru menetas

dan makan daun akan meti karena bahan aktif yanga ada dalam tumbuhan akan

meracuni hama tersebut. (Anonimd, 2011)

Supriono (2009), mengemukakan bahwa analisis usahatani dilakukan untuk

mengetahui kelayakan usaha, beberapa hal yang dibahas dalam analisis ini adalah:

1. Biaya tetap

a. Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan

volume kegiatan atau aktifitas sampai dengan tingkatan tertentu.

b. Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik

dengan perubahan volume penjualan, semakin tinggi volume kegiatan

semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin

tinggi biaya satuan.

2. Biaya variabel

a. Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional)

dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan

semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan

semakin rendah jumlah biaya variabel.

b. Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan,

jadi biaya semakin konstan.

3. Penerimaan

Menurut Soekartawi (1995 : 77), penerimaan adalah perkalian antara

produksi yang diperoleh dengan harga jual dan biasanya produksi berhubungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

negatif dengan harga, artinya harga akan turun ketika produksi berlebihan.

Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

TR = Q x P

Keterangan :

TR = Total penerimaan (Rp)

Q = Jumlah produk

P = Harga produk (Rp)

4. Keuntungan

Keuntungan adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan

dengan kegiatan usaha. Apabila beban lebih besar dari pendapatan, selisihnya

disebut rugi. Keuntungan atau kerugian merupakan hasil dari perhitungan

berkala. Hal ini akan diketahui secara pasti saat perusahaan menghentikan

kegiatannya dan dilakukan likuidasi (Soemarso, 2005 : 230).

Tujuan dari pelaku ekonomi adalah memaksimumkan utility. Produsen

memaksimumkan utility dengan cara memaksimumkan keuntungan. Jika

dirumaskan yaitu :

TR - TC = ח

TC - (Q x P) = ח

5. R/C Ratio

R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) merupakan ukuran perbandingan antara

penerimaan dengan biaya operasional. R/C Ratio dihitung untuk menentukan

kelayakan suatu usaha. Rumus R/C Ratio adalah total penerimaan dibagi total

biaya produksi. Rumusnya yaitu :

R/C Ratio = Total penerimaan Total biaya produksi

(Supriono, 2009)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III. TATALAKSANA PELAKSANAAN

A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan

1. Tempat Pelaksanaan Magang

Pelaksanaan magang dilaksanakan di Pembudidayaan Anggrek Widoro

Kandang Miliran UH 2/10 Yogyakarta 55165.

2. Waktu Pelaksanaan Magang

Magang ini dilaksanakan pada Tanggal 15 Februari – 16 Maret 2011.

B. Cara Pelaksanaan

Adapun Metode yang digunakan dalam pelaksanaan magang ini yaitu :

1. Metode Dasar

Metode dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan adalah

deskriptif analitik, yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan

massalah-masalah yang ada pada msa sekarang atau pada masalah-masalah

aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dianalisis dan kemudian

dijelaskan (Surakhmad, 1994).

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam kegiatan ini meliputi observasi

tempat dan wawancara. Observasi merupakan teknik pengumpulan data

dimana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat)

terhadap gejala-gejala subyek yang diteliti (Surakhmad, 1994). Observasi

tempat sangat diperlukan karena kejelasan tempat dapat mempengaruhi

kegiatan magang. Metode pengumpulan data dengan teknik wawancara

yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh

informasi-informasi dari yang diwawancarai, kemudian mencatat data-data

yang diperlukan dalam penulisan laporan.

20

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

3. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah:

a. Analisis Biaya, Penerimaan dan Keuntungan dari Usahatani Anggrek

Dendrobium sp.

1) Total biaya

TC = TFC+TVC

Dimana:

TC = Total Cost (Biaya Total)

TFC = Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap)

TVC = Total Variable Cost (Total Biaya Variabel)

2) Penerimaan

TR = Q x P

Dimana:

TR = Total Revenue (Penerimaan Total)

Q = Quantity (Jumlah Produksi Anggrek Dendrobium sp)

P = Price (Harga Anggrek Dendrobium sp)

3) Keuntungan

Π = TR-TC

Dimana:

Π = Keuntungan Usahatani Anggrek Dendrobium sp

TR = Total Revenue (Penerimaan Total)

TC = Total Cost (Biaya Total)

b. Analisis Efisiensi Usahatani Anggrek Dendrobium sp.

R/C ratio = Dimana:

R = Revenue (Penerimaan)

C = Cost (Biaya total Usahatani Anggrek Dendrobium sp)

Kriteria:

1) Nilai R/C > 1, berarti usahatani anggrek sudah efisien

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

2) Nilai R/C = 1, berarti usahatani anggrek belum efisien atau mencapai

titik impas

3) Nilai R/C < 1, berarti usahatani anggrek tidak efisien

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Lokasi

1. Sejarah Berdirinya Lokasi

Kebun ”Widoro Kandang” berdiri sekitar tahun 1980-an, namun

kapan pastinya kebun ini berdiri tidak dapat dipastikan. Hal ini karena

keadaan “Widoro Kandang” sekarang ini, baik kebun maupun

laboratoriumnya dibangun secara bertahap. Meskipun demikian, sudah sejak

tahun 1975 Bapak Arya Wisnutama gemar menanam dan memelihara

anggrek. Luas kebun saat ini adalah ± 600 m².

Hobi merupakan modal awal yang berperan sangat besar dalam

berdirinya “Widoro Kandang”. Bapak dan Ibu Wisnu mengikuti pelatihan

anggrek yang diadakan oleh Fakultas Biologi UGM, kemudian memulai

mencoba memelihara tanaman anggrek dari membuka bibit botolan

(seedling). Bibit yang dipelihara dari bibit botolan ternyata dapat hidup dan

berkembang hingga menjadi tanaman dewasa sampai berbunga. Pak Wisnu

mengembangkan tanaman anggrek dari botolan, dipelihara, kemudian

setelah berbunga dijual. Uang dari hasil penjualan ini anggrek dipergunakan

untuk membeli bibit botolan yang baru.

Tanaman anggrek yang dimiliki “Widoro Kandang” bermacam-

macam, tidak hanya sebatas Dendrobium atau Phalaenopsis saja, melainkan

juga beberapa jenis anggrek, seperti Vanda Dorotis, Oncidium, Cattleya,

juga beberapa anggrek species seperti Grammatophyllum, Dendrobium, dan

Phalaenopsis. Kegiatan yang menyangkut budidaya tanaman anggrek

dikembangkan dengan melakukan persilangan antara tanaman induk yang

dimiliki. Persilangan antar genus, seperti persilangan antara Dendrobium

dan Phalaenopsis.

23

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

2. Keadaan Kebun dan Laboratorium

Kebun di Widoro Kandang terdapat di dua tempat yang berdekatan.

Satu tempat di halaman samping rumah, dan satu tempat lagi di belakang

tempat loundry. Kedua lokasi kebun ini merupakan milik pribadi Bapak

Arya Wisnutama.

a. Lokasi Kebun I

Kebun I adalah kebun yang terletak di halaman samping rumah,

didominasi oleh Phalaenopsis. Phalaenopsis yang masih remaja hingga

berbunga diletakkan di dalam pot yang disusun di atas para-para atau

ditempelkan di dinding kawat. Di kebun ini juga terdapat berbagai

Oncidium hasil silangan, Vanda insignis (species), dan Cattleya. Tempat

untuk menyimpan stok media moss dan remukan akar pakis yang

diletakkan dalam karung terletak pada bagian depan kebun.

Masuk ke dalam, terdapat Scomborgia, Dorotis, Dendrobium

Phalaenopsis (species), Cattleya, dan beberapa jenis anggrek lainnya,

yang menempel pada dinding sebelah timur atau hidup menempel pada

batang pohon besar. Di sebelah selatan terdapat para-para tempat

memelihara tanaman anggek dalam community pot (kompot) dari jenis

Dendrobium, Phalaenopsis, dan Grammatophyllum. Selain itu, juga

terdapat gudang tempat menyimpan stok madia arang dan akar pakis.

Halaman belakang diisi dengan Phalaenopsis induk bagi silangan,

beberapa species seperti Phalaenopsis amabilis, Phalaenopsis violaceae,

dan Grammatophyllum. Anggrek di halaman belakang ini sebagian besar

tidak dijual karena dijadikan sebagai induk silangan dan koleksi.

Untuk mencapai kondisi yang sesuai bagi pertumbuhan anggrek,

baik suhu, kelembaban dan intensitas cahaya, pot-pot di tata di atas para-

para setinggi 70-75 cm, diberi atap paranet 65% dan UV 14% sehingga

lebih optimal dalam mendukung pertumbuhan tanaman anggrek. Selain

itu, pot-pot sengaja ditata agak rapat untuk menciptakan kelembaban

antara 60-70%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

b. Lokasi Kebun II

Kebun yang kedua ini terletak kurang lebih 70 meter dari kebun I.

Kebun II digunakan untuk menempatkan tanaman anggrek, khususnya

dari jenis Dendrobium baik yang masih remaja maupun sudah berbunga.

Pot-pot anggrek ditempatkan di atas para-para setinggi 70-75 cm dan

bagian atapnya dipasang paranet 65%. Pot-pot sengaja ditata agak rapat

untuk menjaga kelembaban pada lingkungan hidup anggrek.

Bagian depan kebun II diisi dengan tanaman anggrek Dendrobium

yang telah dewasa dan berbunga. Tanaman anggrek yang terdapat di

bagian depan memiliki pertumbuhan vegetatif yang sangat bagus,

Psedobulbnya besar, tanaman tinggi, segar, menghasilkan bunga yang

indah dan beranekaragam, baik bentuk maupun warnanya. Dendrobium

spesies (asli hutan) juga terdapat di kebun II. Selain itu, terdapat juga

gubug untuk menyimpan batangan akar pakis dan gabus untuk kompot.

Beberapa kapling anggrek dengan para-para dan paranet yang

diatasnya, kapling ini sebagian besar terdiri atas Dendrobium remaja.

Dendrobium yang berbunga, anggrek asem, Cattleya remaja dan

Grammatophylum (species) yang sedang berbuah dan beberapa

diantaranya ditabur di atas media agar-agar terdapat di bagian belakang.

Bagian selatan terdapat satu para-para yang diatasnya terdapat banyak

Dendrobium yang sedang berbunga dan tempat bagi beberapa bibit dalam

botol hasil overplanting (pemindahan/penjarangan bibit anggrek yang

masih sangat kecil dalam botol steril dengan media agar) dari biji

Grammatophyllum yang sedang dicoba untuk disimpan di tempat terbuka

dengan atap paranet.

Masih di kebun II, terdapat dapur yang digunakan untuk membuat

media agar dan juga tempat menyimpan beberapa peralatan dan

perlengkapan yang mendukung kegiatan pembuatan media agar.

Peralatan yang terdapat di dapur antara lain autoclave, kompor, panci

untuk mendidihkan media, timbangan, blender, erlenmeyer, baker glass,

pengaduk, pipet, petridish, pinset, pisau scalpel, botol-botol untuk tempat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

media agar, rak-rak untuk menyimpan botol, corong, juga gunting

pangkas untuk di kebun. Meskipun keadaannya sederhana tetapi dapat

digunakan dengan baik, fungsional, dan akurat. Perlengkapan yang ada di

dapur antara lain bahan-bahan kimia untuk membuat media agar,

aquadest, dan kertas pH.

Laboratorium yang biasa digunakan untuk menabur biji anggrek

terdapat di atas dapur, sedangkan laboratorium yang berada di bawah

digunakan untuk overplanting (penjarangan bibit anggrek dalam botol

steril dengan menggunakan media agar) dari botol satu sampai botol

empat. Rak-rak tempat menyimpan botol hasil overplanting berada di

dekat laboratorium bawah, yaitu botol ketiga dan botol keempat. Botol

terakhir ini, bibit didalamnya siap untuk dikeluarkan dalam community

pot (kompot).

Peralatan yang terdapat di dalam laboratorium antara lain entkas,

pinset, pisau scalpel, sarung tangan karet, kipas, botol seedling, rak

tempat meletakkan botol seedling, serta spidol untuk menulis kode pada

botol masing-masing dalam keadaan bagus. Perlengkapannya antara lain

alkohol dan formalin untuk menciptakan keadaan tetap steril, bedak

untuk mengurangi keringat ketika memakai sarung tangan dan plastik

transparan untuk membungkus mulut botol. Sarana yang ada di kebun

antara lain para-para yang terbuat dari besi dan kayu, pot dari tanah liat,

akar pakis, kawat pot dan kawat lentur untuk mengikat tanaman,

sedangkan pupuk, insektisida, dan fungisida disimpan di rumah.

3. Administrasi dan Manajemen

Fungsi kebun “Widoro Kandang” adalah sebagai usaha sampingan

dengan status kepemilikan adalah pribadi (milik sendiri), jadi bukan milik

kelompok. Sistem administrasi belum dikelola dengan baik, sehingga berapa

modal yang pernah dikeluarkan, pengeluaran dan pendapatan dari “Widoro

Kandang” belum dapat diketahui dengan pasti, dan tidak dapat dikira-kira.

Hal ini mengingat pula karena “Widoro Kandang” dibangun secara

bertahap. Modal yang terpaut dengan “Widoro Kandang” antara lain berupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

lahan tanah yang digunakan sebagai kebun, modal cair yang dibelanjakan

untuk pembelian besi dan kayu untuk para-para, paranet, UV, stok pot,

media, pupuk dan perlengkapan lainnya. Kegiatan pemeliharaan tanaman

anggrek, baik di kebun maupun di laboratorium dilakukan oleh Bapak dan

Ibu Wisnu sendiri. Saat magang tidak terdapat karyawan dalam membantu

pekerjaan di Laboratorium maupun di kebun.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

B. Analisis Usaha Tani

PRODUKSI TANAMAN ANGGREK PER 600 m² (dalam 24 Bulan)

DI PEMBUDIDAYAAN ANGGREK “WIDORO KANDANG”

YOGYAKARTA

Tabel 1 Biaya Tetap Produksi Tanaman Anggrek

No. Keterangan Kebutuhan Umur

Ekonomis (bulan)

Harga Satuan (Rp)

Total Kebutuhan

(Rp)

Total Biaya

(24 bulan) (Rp)

1. Sewa lahan 1 12 35.000 420000 840000 2. Penyusutan peralatan 3 Media pakis 1 25 25.000 25.000 24.000 4 Media arang 1 10 10.000 10.000 24.000 5 Paranet 10 25 6.500 65.000 62.400 6 7

Para-para Sprayer

1 1

50 24

450.000 300.000

450.000 300.000

216.000 300.000

8 Baskom 1 12 3.000 3.000 6.000 9 Ember 1 24 15.000 15.000 15.000 10 Gunting

pangkas 1 25 25.000 25.000 24.000

11 Kompor gas 1 50 350.000 350.000 168.000 Jumlah Biaya Tetap 1.883.400

Sumber: Data Primer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Tabel 2 Biaya Variabel Produksi Tanaman Anggrek

No. Keterangan Kebutuhan Satuan Harga satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

1. Bibit 5 Botol 15.000 75.000 2. Upah Tenaga Kerja Pembuatan media 6 Hari 30.000 180.000 Pembuatan para-

para dan paranet 2 Hari 30.000 60.000

Penanaman 12 Hari 30.000 1.080.000 Penyiangan 3 Hari 30.000 90.000 Pemupukan 1 Hari 30.000 45.000 Pengairan 90 Hari 30.000 5.400.000 Pengendalian OPT 12 Hari 30.000 300.000 3. Pot Tanah 30 Kg 1.400 250.000 4. Pupuk Urea 30 Kg 1.400 42.000 5. Pestisida Furadan 0,9 Kg 20.000 18.000 Dhitan 45 WP 0,3 Kg 100.000 30.000 6. Sabun 1 Buah 2.000 2.000 7. Alat tulis kantor Peralatan tulis 1 Set 5.000 5.000 Spidol 2 Buah 3.500 7.000 8. Biaya pemasaran 0 - 0 0

Jumlah Biaya Variabel 4.183.250

Sumber: Data Primer Biaya Tetap = Rp 1.883.400,-

Biaya Variabel = Rp 4.183.250,-

Harga Tanaman anggrek siap jual = Rp 75.000,-

Jumlah Produksi tanaman anggrek/24 bulan = 100 tanaman

1. Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Variabel

= Rp 1.883.400+ Rp Rp 4.183.250

= Rp 6.166.650

2. Penerimaan = Harga x Jumlah Produksi

= Rp 75.000 x 100

= Rp 7.500.000

3. Keuntungan = Penerimaan – Biaya Total

= Rp 7.500.000 - Rp 6.166.650

= Rp 1.333.350

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

4. R/C Ratio = Total Penerimaan

Total biaya produksi

= Rp 7.500.000

Rp 6.166.650

= 1,216 (R/C>1 = efisien)

C. Pembahasan

Perkembangan budidaya tanaman hias tidak pernah lepas dari masalah

hama dan penyakit tanaman tersebut. Ilmu mengenal pengendalian serangan

hama dan penyakit tanaman berkembang pesat seiring dengan usaha manusia

untuk mendapatkan hasil optimal dari tanaman yang dibudidayakan. Hama dan

penyakit tanaman hias sering menyerang dan merusak usaha budidaya tanaman

hias dan mengakibatkan berkurangnya keindahan tanaman hias. Beberapa jenis

diantaranya memiliki daya merusak yang sangat merugikan dan dapat

mengakibatkan kematian tanaman, sedangkan jenis lainnya merugikan dalam

jangka panjang secara terus menerus dan tidak disadari oleh pemilik tanaman.

Ilmu Penyakit Tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari kerusakan yang

disebabkan oleh organisme yang tergolong ke dalam dunia tumbuhan seperti

tumbuhan tinggi parastis, ganggang, jamur, bakteri, mikoplasma dan virus.

Kerusakan ini dapat terjadi baik di lapangan maupun setelah panen. Penyakit

tumbuhan dapat ditinjau dari dua sudut yaitu sudut biologi dan sudut ekonomi,

demikian juga penyakit tanamannya. Di samping itu, untuk mempelajari Ilmu

Penyakit Tumbuhan perlu diketahui beberapa istilah dan definisi yang penting.

Kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit tumbuhan dapat menimbulkan

kerugian yang sangat besar terhadap masyarakat. Kerusakan ini selain

disebabkan oleh karena hilangnya hasil ternyata juga dapat melalui cara lain

yaitu menimbulkan gangguan terhadap konsumen dengan adanya racun yang

dihasilkan oleh jamur dalam hasil pertanian tersebut.

Diagnosis mengenai jenis hama dan penyakit yang menyerang dan

menyebabkan kerusakan tanaman dapat dilakukan dengan memerhatikan

gejala-gejala yang ditunjukan oleh tanaman. Hasil diagnosis dapat digunakan

untuk menentukan tindakan pengendalian karena setiap jenis hama dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

penyakit memerlukan tindakan yang berbeda. Diagnosis yang tepat akan

membantu menentukan tindakan pengendalian yang tepat dan mencegah

tindakan yang tidak diperlukan. Diagnosis yang tepat dapat untuk mengetahui

gejala-gejala yang terdapat pada tanaman anggrek Dendrobium sp, sehingga

dapat menentukan tindakan pengendalian yang harus dilakukan yang efektif,

efisien dan tidak merusak lingkungan sekitar.

Widoro Kandang merupakan salah satu tempat membudidayakan

tanaman anggrek, dalam pembudidayaan anggrek tidak luput dari serangan

hama dan penyakit yang merugikan. Hama anggrek adalah hewan yang hidup

berdampingan (berasosiasi) dengan tanaman anggrek yang bersifat merugikan.

Hama tanaman anggrek biasanya adalah serangga kecil yang memakan

jaringan pada bagian tubuh tanaman anggrek atau membuat sarang pada

tanaman anggrek yang membuat tanaman inang menjadi merana dan merusak

penampilannya. Hama yang sering menyerang tanaman anggrek antara lain:

belalang, semut, keong, trips, kutu, kumbang, tungau dan lalat. hama yang

sering menyerang di Widoro Kandang antara lain:

1. Siput/ Bekicot/ Achatina fulica.

Gejala serangan: siput aktif memakan daun dan pucuk-pucuk tanaman

pada malam hari, sedang pada siang berlindung di tempat teduh dan lembab.

Daya merusak siput tinggi, sehingga kadang-kadang pada pagi hari tanaman

sudah tampak gundul di sekitar daerah serangan siput biasanya terdapat

lendir yang telah mengering bekas jalur perjalanannya.

Cara hidup: siput termasuk pemakan segala jenis tanaman (polifag),

mempunyai perlindungan tubuh (rumah) berbentuk kerucut, keras dan besar.

Panjang tubuhnya kurang lebih 10-13 cm. Bila diganggu, seluruh tubuhnya

akan ditarik masuk kedalam pelindung (rumah). Bertubuh lunak dan

berlendir serta aktif makan pada malam hari. Alat makannya berbentuk

seperti lidah dengan permukaan kasar yang disebut “radula”.

Teknik pengendalian hama Siput/ Bekicot/ Achatina Fulica tersebut

antara lain sebagai berkut:

a. Secara mekanis bila jumlahnya sedikit, siput diambil kemudian dibunuh.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

b. Menggunakan dedak halus yang diberi air. Campuran tersebut kemudian

diletakan di tempat-tempat yang akan dilewati siput sebelum mencapai

anggrek.

c. Merendam pot anggrek ke dalam larutan molukisida. Perendaman dapat

dilakukan seminggu sekali, terutama jika tingkat serangan cukup tinggi.

2. Belalang/ Oxya chinensis.

Gejala serangan: belalang mampu berpindah dari bagian tanaman

yang satu ke bagian lainnya atau berpindah antar tanaman anggrek. Akibat

serangan belalang, pinggiran daun rusak dengan luka bergerigi tidak

beraturan. Serangan lebih lanjut menyebabkan daun tinggal tulang-

tulangnya.

Cara hidup: jenis belalang yang menyerang anggrek, yaitu belalang

berukuran kecil. Telur berwarna coklat akan menetas pada permulaan

musim hujan. Stadium telur kurang lebih 5-7,5 bulan. Telur dimasukkan ke

dalam tanah, disusun berkelompok, dibungkus dengan masa busa yang akan

mengering dan mengeras bila kena udara.

Teknik pengendalian hama Belalang/ Oxya chinensis tersebut antara

lain sebagai berkut:

a. Secara mekanis, telur belalang didalam tanah dan nimfa yang baru

menetas diambil. Tanah yang berlubang-lubang di sekitar tanaman

menandakan di dalamnya terdapat telur belalang. Belalang juga perlu

diambil dan dibunuh agar tidak berkembang terus.

b. Penggunaan insektisida.

3. Semut hitam/ Solenopsis geminate.

Gejala serangan: semut hitam merusak akar dan tunas muda.

Menggigit sel-sel jaringan yang muda. Luka gigitan dapat mengundang

serangan jamur yang dapat menyebabkan penyakit. Cara hidup: semut hitam

biasanya bersarang didalam atau dibalik pot.

Teknik pengendalian hama Semut hitam/ Solenopsis geminate tersebut

antara lain sebagai berkut: merendam pot dalam air dan menjaga kondisi rak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

tempat pot bersih atau dengan cara menggantung pot. Jenis-jenis penyakit

yang menyerang tumbuhan sangat banyak jumlahnya. Penyakit yang

menyerang tumbuhan banyak disebabkan oleh mikroorganisme, misalnya

jamur, bakteri, dan alga. Penyakit tumbuhan juga dapat disebabkan oleh

virus, sedangkan penyakit yang menyerang tanaman anggrek dapat dibagi

menjadi tiga kelompok, yaitu penyakit yang disebabkan oleh jamur, bakteri

dan virus, untuk jenis-jenis penyakit yang sering menyerang pada anggrek

Widoro Kandang antaralain sebagai berikut:

a. Busuk hitam

Penyebab penyakit: jamur Phytophthora palmivora dan Pythium vexans.

Gejala serangan: gejala serangan yang disebabkan oleh

Phytophthora dan Pythium sukar dibedakan. Penyakit dapat terjadi pada

daun, umbi semu, akar rimpang, kuncup bunga dan bibit. Mula-mula

terdapat bercak-bercak berwarna ungu tua, coklat keunguan atau hitam

dikelilingi oleh lingkaran kekuningan pada daun, kemudian, berkembang

ke umbi semu, akar rimpang, bahkan keseluruh bagian tanaman.

Umbi semu yang terserang menjadi hitam keunguan kemudian

tanaman layu, daun menjadi rapuh dan mudah rontok. Pythium lebih

banyak menyerang akar, sehingga lebih dikenal sebagai penyakit busuk

akar. Daur hidup: spora Phytophthora dapat dipancarkan oleh angin dan

dipercikan air. Akar rimpang dapat terinfeksi karena pathogen terbawa

pisau yang dipakai untuk memotong tanaman.

Faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan penyakit busuk

hitam antara lain adalah:

1) Kelembaban tinggi meningkatkan serangan.

2) Percikan air penyiraman dapat membantu penyebaran spora jamur.

3) Tanaman-tanaman yang terlalu rimbun.

Teknik pengendalian penyakit busuk hitam tersebut antara lain

sebagai berkut:

1) Jangan masukan tanaman sakit ke dalam pertanaman.

2) Menjaga udara dalam pertanaman tidak terlalu lembab.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

3) Bagian tanaman yang menunjukan gejala sakit dipotong dan

dibakar.

4) Penggunaan fungisida.

b. Layu Fusarium

Penyebab penyakit: Jamur Fusarium oxysporum.

Gejala serangan : jamur menyerang tanaman melalui akar atau

masuk melalui luka pada akar rimpang yang baru saja dipotong.

Bagian atas tanaman terlihat layu seperti kekurangan air, menguning,

daun-daun keriput, umbi semu menjadi kurus, dan akar-akar

membusuk. Pembusukan pada akar meluas keatas hingga kepangkal

batang.

Daur hidup: jamur bertahan hidup pada sisa-sisa tanaman atau

dalam media tumbuh. Penyebarannya jamur melalui air, angin, atau

tanah yang terkena penyakit. Faktor yang berpengaruh: penyakit layu

Fusarium banyak terjadi pada daerah yang mempunyai cuaca sangat

lembab.

Teknik pengendalian penyakit Layu Fusarium tersebut antara

lain sebagai berkut:

1) Menjaga kelembaban udara disekitar tanaman.

2) Memotong dan membakar bagian tanaman yang terserang.

3) Penggunaan fungisida.

Pengendalian hama dan penyakit di ”Widoro Kandang” ini

dilakukan secara mekanik dan kimiawi, pengendalian secara mekanik

yaitu manual, dilakukan dengan cara mengumpulkan dan

memusnahkan organisme pengganggu tanaman, dengan cara

pemotongan atau pemangkasan bagian tanaman yang terserang

penyait dan apabila terdapat hama pada tanaman, maka segera

dibunuh, serta dilakukan penggantian media tanam yang sudah mulai

lapuk dan ditumbuhi gulma seperti lumut, untuk penyakit yang sering

menyerang biasanya pada daun, dan segera digunting agar tidak

menular ke tanaman lain, sedangkan pengendalian secara kimiawi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

dilakukan dengan menggunakan insektisida dan fungisida.

Penyemprotan dilakukan bertujuan untuk mencegah tanaman anggrek

agar tidak terserang hama dan penyakit maka penyemprotan dilakukan

10 hari sekali, jika penyemprotan pada tanaman yang telah terserang

hama dan penyakit, maka dilakukan penyemprotan secara rutin 3 hari

sekali. Fungisida yang digunakan adalah Dithane M-45, cara

pengaplikasiannya yaitu tanaman anggrek yang akan

diaklimatisasikan dan tanaman tersebut terserang jamur maka

dilakukan perendaman terlebih dahulu dengan menggunakan

campuran air dan Dithane M-45, sedangkan untuk insektisida yang

digunakan adalah Dursban dengan dosis 200 gr/ liter dan Regent

dengan dosis 50 gr/ liter.

Untuk menjaga tanaman agar tidak terserang hama maupun

penyakit maka media seperti arang dan pakis harus disterilkan, yaitu

dengan cara arang dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai

media tanam dan untuk pakis dilakukan perebusan terlebih dahulu

agar steril, tidak lupa pot bekas juga harus dicuci, kemudian dibakar

agar steril dan terhindar dari hama maupun penyakit bawaan dari

tanaman sebelumnya, apabila ditemukan tanaman yang akan

diaklimatisasi dari botol yang terkena jamur maka sebelum tanaman di

tanam pada pot harus dilakukan perendaman terlebih dahulu dengan

fungisida Dithane M-45 sehingga tanaman tidak terserang jamur lebih

parah dan dapat menghindari akibat kegagalan dalam aklimatisasi atau

tanaman menjadi mati. Lingkungan yang bersih juga mempengaruhi

tanaman anggrek untuk dapat tumbuh dengan baik.

Berdasarkan analisis usahatani anggrek Dendrobium sp ini

diperoleh biaya tetap sebesar Rp 1.883.400, yang dihasilkan dari

penambahan total biaya selama 24 bulan. Biaya variabel sebesar Rp

4.183.250. Harga tanaman anggrek Rp 75.000 untuk setiap tanaman,

serta jumlah produksi tanaman anggrek selama 24 bulan adalah 100

tanaman anggrek siap jual. Berdasarkan hasil tersebut dapat diperoleh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

biaya total sebesar Rp 6.166.650 yang berasal dari biaya tetap

ditambah biaya variabel yaitu Rp 1.883.400+ Rp 4.183.250.

Penerimaan dihitung dari harga tanaman anggrek dikali jumlah

produksi selama 24 bulan yaitu Rp 75.000 x 100 = Rp 7.500.000.

Keuntungan usaha tani dihitung dari penerimaan dikurangi biaya total,

yaitu Rp 7.500.000 – Rp 6.166.650 sehingga hasilnya adalah Rp

1.333.350

R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) merupakan ukuran

perbandingan antara penerimaan dengan biaya operasional. R/C Ratio

dihitung untuk menentukan kelayakan suatu usaha. R/C Ratio lebih

dari satu maka usaha ini layak untuk dijalankan. R/C Ratio ini

dihitung dari total penerimaan dibagi total biaya produksi yaitu Rp

7.500.000 : Rp 6.166.650 dan hasilnya sebesar 1,216. Karena R/C

Ratio lebih dari satu maka usaha ini sudah efisien.

Masyarakat yang menyukai tanaman anggrek sebagai tanaman

hias, bisnis tanaman anggrek mempunyai masa depan yang cerah.

Selama ini pemasaran tanaman anggrek Widoro Kandang tidak

dilkakukan secara besar-besaran. Pembeli hanya mengetahui adanya

tanaman anggrek di widoro kandang dari mulut ke mulut. Selama ini

dalam pemasaran di widoro kandang juga mengikuti pameran-

pameran tanaman hias. Dengan demikian system pemasaran seperti ini

selama ini Widoro Kandang tidak mengalami kesulitan dalam

memasarkan produknya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Pada kegiatan magang di “Widoro Kandang” khususnya pada tanaman

anggrek Dendrobium sp terdapat berbagai macam hama maupun penyakit

yang menyerang. Hama dan penyakit yang ada antara lain bekicot,

belalang, semut hitam. Sedangkan penyakit yang sering menyerang

diantaranya adalah penyakit bercak hitam dan penyakit layu fusarium.

2. Dalam hal pengendalian hama dan penyakit di ”Widoro Kandang” ini

dilakukan secara mekanik dan kimiawi.

3. Obat hama dan penyakit di Widoro Kandang menggunakan Regent,

Dursban dan Dithane M-45.

4. Penyemprotan tanaman anggrek untuk tujuan pencegahan diberikan pada

tanaman anggrek diberikan setiap 10 hari sekali.

5. Penyemprotan tanaman angggrek yang telah terserang hama dan penyakit

dilakukan setiap 3 hari sekali.

6. R/C Rasio diperoleh sebesar 1,213 Karena R/C Ratio lebih dari satu maka

usaha ini sudah efisien.

7. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang menyukai tanaman anggrek

sebagai tanaman hias, bisnis tanaman anggrek mempunyai masa depan

yang cerah.

8. Sistem pemasaran di Widoro Kandang menggunakan system pemasaran

sederhana.

37

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

B. Saran

Saran yang dapat penulis berikan dalam Laporan Tugas Akhir ini adalah

sebagai berikut:

1. Perlu adanya perhatian yang lebih maksimal lagi tentang pemeliharaan

termasuk pada pengendalian penyakit dari Bapak Wisnu selaku pemilik

“Widoro Kandang”.

2. Sebaiknya managemen pemasaran lebih dikoordinir lagi serta meningkatkan

promosi terhadap tanaman anggrek. Promosi dapat dilakukan dengan ikut

pameran serta memperluas jaringan mitra kerja.

3. Untuk lebih mengoptimalkan hasil budidaya anggrek perlu adanya

peningkatan pengawasan terhadap tanaman sehingga kualitas anggrek tetap

terjaga dengan baik.