bidang pencegahan dan pengendalian penyakit - E-Renggar

56
LAPORAN KINERJA BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2021

Transcript of bidang pencegahan dan pengendalian penyakit - E-Renggar

LAPORAN KINERJA

BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

PENYAKIT

DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dapat disusun

dengan baik. LAKIP Program Pencegahan dan Pengendalian Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Utara disusun untuk memenuhi Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999

tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LAKIP ini berpedoman

kepada Peraturan Menteri PAN/RB no 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas

Implementasi Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Tujuan dari penyusunan LAKIP adalah melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan

dan program kerja yang diselenggarakan sebagai wujud pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas dan fungsi serta kewenangan dan kebijakan dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Selain itu laporan ini disusun dalam rangka menyampaikan hasil

evaluasi dan analisis realisasi kinerja kegiatan dari pelaksanaan kebijakan dan program

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara

serta hambatan dan permasalahan yang dihadapi dalam Tahun Anggaran 2021

Penyusunan LAKIP ini diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas publik dan

meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimanatan Utara

Tanjung Selor, Februari 2021

Kepala Dinas

Usman SK, M.Kes

NIP 196808172013121004

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja

tahunan berisi pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah dalam mencapai

tujuan/sasaran strategis. Pencapaian sasaran menyajikan informasi tentang : pencapaian

tujuan dan sasaran organisasi, realisasi pencapaian indikator kinerja utama organisasi,

penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan perbandingan capaian indikator

kinerja sampai dengan tahun berjalan dengan target kinerja 3 (tiga) tahunan yang

direncanakan.

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara mempunya 9 Indikator Kegiatan di

Perjanjian Kinerja 2021 yaitu:

1. Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tidak tercapai

61,5% dari target 80 %, dengan capaian kinerja 76.87 %

2. Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC, tidak tercapai 33.6 % dari

target 90 % sehingga capaian kinerja 37.33 %

3. Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

tidak tercapai 67.4 % dari target 93.6%, dengan capaian kinerja 72%.

4. Persentase kasus kusta baru tanpa cacat tidak tercapai 85.46 % dari target 88%,

dengan capaian kinerja 97.11 %.

5. Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar tidak tercapai yaitu

54.55 % dari target 95% sehingga capaian kinerja 57.42 %

6. Jumlah Kab/Kota yang melakukan POPM Kecacingan dari target 5 Kab/Kota

tercapai 5 Kab/Kota dengan capaian 100%

7. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pelayanan terpadu (Pandu) PTM di ≥ 80 %

Puskesmas dari target 3 Kab/Kota tercapai 2 Kab/Kota dengan capaian 66.67 %

8. Persentase Penderita GME dan Depresi yang mendapatkan layanan tidak tercapai

10 % dari target 20 % dengan capaian 50 %

9. Nilai kinerja pengangggaran tercapai 91,17 % dari target 83 % sehingga capaian

kinerja sebesar 109,84 %

10. Rata rata kinerja capaian indikator Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara

adalah 80.07 %

11. Untuk kinerja keuangan pada tahun 2021, data per 1 Februari 2022 berdasarkan

Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN), realisasi anggaran semua

jenis belanja mencapai 91.17 % atau sebesar Rp 4.498.770.950 dari total pagu

sebesar Rp 4.934.426.000.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. vii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Visi dan Misi ........................................................................................................ 3

1.3 Tugas Pokok dan Fungsi ...................................................................................... 4

1.4 Sumber Daya Manusia ........................................ Error! Bookmark not defined.

1.5 Sistematika Penulisan ......................................... Error! Bookmark not defined.

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA ............................... Error! Bookmark not defined.

2.1 Perencanaan Kinerja ........................................... Error! Bookmark not defined.

2.2 Perjanjian Kinerja ............................................... Error! Bookmark not defined.

BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA ............................ Error! Bookmark not defined.

3.1 Capaian kinerja ................................................... Error! Bookmark not defined.

3.2 Realisasi Anggaran ............................................. Error! Bookmark not defined.

BAB 4 PENUTUP .............................................................. Error! Bookmark not defined.

4.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 31

4.2 Tindak Lanjut ..................................................................................................... 31

DAFTAR TABEL

No table of figures entries found.

DAFTAR GAMBAR

No table of figures entries found.

DAFTAR LAMPIRAN

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan

sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan

pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program

dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh

periode sebelumnya.

Periode tahun 2020-2024 merupakan tahapan terakhir dari Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, sehingga merupakan periode

pembangunan jangka menengah yang sangat penting dan strategis. RPJMN 2020-2024

akan memengaruhi pencapaian target pembangunan dalam RPJPN, dimana pendapatan

perkapita Indonesia akan mencapai tingkat kesejahteraan setara dengan negara-negara

berpenghasilan menengah atas (Upper-Middle Income Country) yang memiliki kondisi

infrastruktur, kualitas sumber daya manusia, pelayanan publik, serta kesejahteraan

rakyat yang lebih baik. Sesuai dengan RPJPN 2005-2025, sasaran pembangunan jangka

menengah 2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju,

adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan

menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan

keunggulan kompetitif di berbagai bidang yang didukung oleh sumber daya manusia

yang berkualitas dan berdaya saing.

Isu Strategis di Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara meningkatnya angka

kesakitan dan angka kematian akibat penyakit tidak menular dan penyakit menular

yaitu faktor risiko utama PTM adalah faktor metabolik (tekanan darah tinggi, gula

darah tinggi, obesitas, dislipidemia, gangguan fungsi ginjal, malnutrisi pada maternal

dan anak), faktor perilaku (perilaku diet, merokok, risiko kesehatan kerja, kurang

aktivitas fisik, konsumsi alkohol), dan faktor lingkungan (polusi udara, kekerasan,

kemiskinan). Disamping itu juga pola makan tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik.

Kurangnya kapasitas tenaga surveilans dalam pelacakan dan respon kasus berpotensi

KLB dan Wabah, Kurangnya akomodasi dalam rangka pelacakan dan respon kasus

ditingkat puskesmas, kab/kota dan provinsi. Pada Tahun 2021 Pandemi Covid 19

masih tetap ada, dengan adanya Penyakit Infeksi Emerging baru yang disebabkan oleh

Corona Virus. Adanya penyakit oleh corona virus ini mempunyai dampak yang luas

pada semua aspek kehidupan masyarakat khususnya di Provinsi Kalimanatan Utara.

Penanggulangan Covid 19 menjadi prioritas baik nasional maupun daerah sejalan

dengan pemulihan ekonomi nasional. Seiring dengan berjalannya waktu, kondisi

pandemi diadaptasikan melalui era new normal atau adaptasi kebiasan baru dengan

memperhatikan protokol kesehatan

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara menerima dana dekonsentrasi salah

satunya dekonsentrasi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan sejak tahun

2020 telah dilakukan Penandatangan Perjanjian Kinerja (PK) antara Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi dengan Direktur Jenderal P2P terhadap indikator dan target kinerja

atas pemanfaatan dana dekonsentrasi. Dalam perjanjian disampaikan bahwa Ditjen P2P

akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap

capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam

rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

Laporan kinerja ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Dinas

Kesehatan provinsi Kalimantan Utara atas pelaksanaan tugas dan fungsi selama Tahun

2021 dengan menggunakan anggaran Dekonsentrasi. Laporan kinerja ini merupakan

pelaksanaan amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, pasal 28 menyatakan

bahwa Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menjadi pelaksana kegiatan Dana

Dekonsentrasi menyelenggarakan akuntansi dan menyusun Laporan Keuangan dan

Kinerja sebagaimana berlaku bagi kuasa Pengguna Anggaran pada tingkat pemerintah

pusat dan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah menyampaikan Laporan Keuangan

dan Kinerja atas pelaksanaan kegiatan Dana Dekonsentrasi kepada gubernur dan

Menteri/Pimpinan Lembaga terkait. Selain itu Peraturan Menteri PAN/RB No. 53

3

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata

Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang mengamanatkan bahwa

Pimpinan Satuan Kerja menyusun dan menyampaikan Laporan Kinerja kepada

Pimpinan Unit Kerja. Pimpinan unit kerja menyusun laporan kinerja tahunan tingkat

unit kerja berdasarkan perjanjian kinerja yang disepakatidan menyampaikannya kepada

Menteri/Pimpinan Lembaga.

1.2 Visi dan Misi

Visi dan Misi Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 mengikuti Visi dan

Misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat,

mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong”. Upaya untuk mewujudkan

visi ini dilaksanakan melalui 9 misi pembangunan yaitu:

1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia;

2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing.

3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan

4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan.

5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa.

6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan tepercaya.

7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga.

8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan tepercaya.

9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuan.

10. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Peran Ditjen P2P dalam mendukung pencapaian indikator Kementerian

Kesehatan yakni menyelenggarakan pencegahan dan pengendalian peyakit secara

berhasil-guna dan berdaya-guna dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya melalui kegiatan surveilans dan karantina

kesehatan, pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung, pencegahan dan

pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik, pencegahan dan pengendalian

penyakit tidak menular, pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan

dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program P2P.

Visi dan Misi Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 mengikuti Visi dan

Misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat,

mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong”. Upaya untuk mewujudkan

visi ini dilaksanakan melalui 9 misi pembangunan yaitu:

11. Peningkatan kualitas manusia Indonesia;

12. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing.

13. Pembangunan yang merata dan berkeadilan

14. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan.

15. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa.

16. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan tepercaya.

17. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga.

18. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan tepercaya.

19. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuan.

20. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Peran Ditjen P2P dalam mendukung pencapaian indikator Kementerian

Kesehatan yakni menyelenggarakan pencegahan dan pengendalian peyakit secara

berhasil-guna dan berdaya-guna dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya melalui kegiatan surveilans dan karantina

kesehatan, pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung, pencegahan dan

pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik, pencegahan dan pengendalian

penyakit tidak menular, pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan

dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program P2P

Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara yaitu

“Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Yang Berkualitas dan

Merata”..

1.3 Tugas Pokok dan Fungsi

1. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara dan

Bidang P2P seta Seksi

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Utara Nomor 21 Tahun

2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kalimantan

5

Utara, kedudukan, tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Utara adalah sebagai berikut:

1. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara merupakan unsur pelaksana

otonomi daerah di bidang kesehatan yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

2. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara mempunyai tugas pokok

melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan

asas otonomi daerah dan tugas pembantuan.

3. Dinas Kesehatan menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan sesuai dengan rencana

strategis yang ditetapkan Pemerintah Daerah;

b. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan

teknis upaya kesehatan;

c. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan

teknis sumber daya manusia kesehatan;

d. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan

teknis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan minuman;

e. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan

teknis pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan;

f. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan;

g. Pelaksanaan Unit Pelaksana Teknis;

h. Pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional; dan

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan

bidang tugas dan fungsinya.

4. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai uraian tugas

1. Mengarahkan/menyiapkan bahan perumusan bidang surveilans dan

imunisasi, pencegahan dan pegendalian penyakit menular dan

pencegahan dan pegendalian penyakit tidak menular serta kesehatan

jiwa

2. menyusun rencana kegiatan Bidang sesuai dengan Renstra dan Renja

Dinas Kesehatan Kalimantan Utara.

3. Penyiapan perumusan kebijakan operasional di bidang Surveilans dan

Imunisasi, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, dan

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan

Jiwa.

4. Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang Surveilans dan

Imunisasi, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, dan

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan

Kesesehatan Jiwa.

5. Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi di bidang Surveilans dan

Imunisasi, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, dan

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan

Jiwa.

6. Pemantauan evaluasi, dan pelaporan di bidang Surveilans dan

Imunisasi, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, dan

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan

Jiwa.

7. Meningkatkan koordinasi pelaksanaan program dengan mengadakan

konsolidasi secara periodik dalam rangka penemuan masalah secara

dini dan pemecahan masalahnya.

8. Mengoordinasikan pelaksanaan kerja sama dengan selalu

menegakkan standarisasi pelaksanaan program dengan sistem

keterbukaan.

9. Mengevaluasi pelaksanaan program dengan membandingkan rencana

dan realisasinya untuk mengetahui tingkat pencapaian program dan

permasalahan/kendala yang dihadapi serta menyusun upaya-upaya

penyelesaian masalahnya.

1. Seksi Surveilans dan Imunisasi mempunyai tugas dan fungsi :

1. Menyiapkan rencana kegiatan berdasarkan tugas, permasalahan

bidang kesehatan surveilans dan imunisasi sebagai bahan

penyusunan Renstra SKPD.

7

2. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan Bidang Kesehatan

Surveilans dan Imunisasi berdasarkan Renstra SKPD.

3. Mengoordinasikan, Merumuskan pedoman pelaksanaan

kebijakan operasinal pengelolaan surveilans dan imunisasi

dikabupaten/kota wilyah Kalimantan Utara.

4. Menyelia (membimbing, mengarahkan, mengawasi) perumusan

dan penyusunan pedoman pelaksanaan surveilans dan

imunisasi .

5. Menyelia (membimbing, mengarahkan, mengawasi) perumusan

dan penyusunan rencana kegiatan surveilans dan imunisasi.

6. Melaksanakan bimbingan serta evaluasi surveilans dan

imunisasi.

7. Melaksanakan penanggulangan vektor dan binatang perantara

menular penyakit skala Provinsi.

8. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan berdasarkan rencana dan

realisasinya untuk mengetahui tingkat pencapaian program dan

permasalahan yang dihadapi serta alternatif pemecahan

masalahnya.

9. Merumuskan upaya peningkatan dan pengembangan kegiatan

dengan melakukantelaahan yang mendalam serta berkonsultasi

dengan pihak terkait.

2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

mempunyai tugas dan fungsi :

1. Menyiapkan rencana kegiatan berdasarkan tugas,

permasalahan dan kebijakan sebagai bahan penyusunan

Renstra SKPD.

2. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan berdasarkan

Renstra SKPD.

3. Menyelia (membimbing, mengarahkan, mengawasi)

perumusan dan penyusunan pedoman pelaksanaan,

pengamatan masalah Pencegahan dan pengendalian

penyakit menular.

4. Menyelia (membimbing, mengarahkan, mengawasi)

penyusunan perencanaan dan melaksanakan tindakan

preventif pengendalian penyakit menular.

5. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan serta analisis data

pengendalian penyakit menular.

6. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian penyakit

menular dengan kunjungan ke lapangan serta pemetaan

potensi munculnya penyakit menular.

7. Melaksanakan penyelidikan kemungkinan terjadi bencana

dan upaya penanggulangannya termasuk faktor risikonya.

8. memfasilitasi kegiatan penanganan pengendalian penyakit

menular di Provinsi Kalimantan Utara.

9. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

Pecegahan dan pengendalian penyakit menular.

10. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan berdasarkan rencana

dan realisasinya untuk mengetahui tingkat pencapaian

program dan permasalahan yang dihadapi serta alternatif

pemecahan masalahnya.

11. Merumuskan upaya peningkatan dan pengembangan

kegiatan dengan melakukantelaahan yang mendalam serta

berkonsultasi dengan pihak terkait.

3. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

dan Kesehatan Jiwa mempunyai tugas dan fungsi :

1. Menyiapkan rencana kegiatan berdasarkan tugas,

permasalahan dan kebijakan sebagai bahan penyusunan

Renstra SKPD.

2. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan berdasarkan

Renstra SKPD.

9

3. Menyelia (membimbing, mengarahkan, mengawasi)

perumusan dan penyusunan pedoman pelaksanaan,

pengamatan masalah pengendalian penyakit tidak menular

dan kesehatan jiwa.

4. Menyelia (membimbing, mengarahkan, mengawasi)

penyusunan perencanaan dan melaksanakan tindakan

preventif pengendalian penyakit tidak menular dan

kesehatan jiwa.

5. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan serta analisis data

pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa.

6. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian penyakit tidak

menular dan kesehatan jiwa dengan kunjungan ke lapangan

serta pemetaan potensi munculnya penyakit tidak menular

dan kesehatan jiwa di Provinsi Kalimantan Utara

7. memfasilitasi kegiatan penanganan pengendalian penyakit

tidak menular dan kesehatan jiwa.

8. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

pengendalian penyakit tidak menular dan Kesehatan Jiwa

1.4 STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN KALIMANTAN UTARA

(TIPE B)

KEPALA DINAS

SEKRETARIS

Ka. Sub Bag Perencanaan

& Keuangan

Ka. Sub Bag Umum &

Kepegawaian

Kabid. Kesehatan Masyarakat Kabid. Pencegahan &

Pengendalian Penyakit

Kasi Kesehatan Keluarga &

Gizi

Kasi Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan

Kasi Kesehatan Lingkungan,

Kesehatan Kerja & Olahraga

Kasi Surveilans & Imunisasi

Kasi Pencegahan & Pengendalian

Penyakit Menular

Kasi Pengendalian Penyakit Tidak

Menular dan Kesehatan Jiwa

U P T D

Kabid. Pelayanan & Sumber Daya

Kesehatan

Kasi Pelayanan Kesehatan

Kasi Kefarmasian & Alat

Kesehatan

Kasi Sumber Daya Manusia

Kesehatan

1

1.5 Sumber Daya Manusia

Pada tahun 2021, jumlah pegawai di Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi

sebanyak 28 (Dua Puluh Delapan ) orang yakni 13 (sebelas) orang berstatus Pegawai

Negeri Sipil dan 15 (Lima Belas) orang berstatus tenaga kontrak. Distribusi pegawai di

seksi surveilans dan imunisasi adalah 1 (Satu) orang Kepala Seksi dan 5 Staf

pelaksana, seksi pengendalian penyakit menular adalah 1 (Satu) Kepala Seksi dan 15

(empat Belas) orang staf pelaksana, seksi penyakit tidak menular dan keswa adalah 1

(Satu) orang Kepala Seksi dan 4 (Empat) orang staf pelaksana,

a. Grafik Distribusi Pegawai berdasarkan pendidikan

b. Grafik Distribusi Pegawai berdasarkan jabatan fungsional.

3

17

1

5

Distribusi Pegawai Berdasarkan Pendidikan

S2

S1

D4

D3

0

5

10

15

20

25

Kabid Kasi Staf

Jumlah Distribusi Pegawai Bidang P2P

Pegawai

1.6 Sistematika Penulisan

1. Bab I Pendahuluan

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan

kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issue)

yang sedang dihadapi organisasi.

2. Bab II Perencanaan Kinerja

Bab ini menguraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja Kementerian

Kesehatan Tahun 2020.

3. Bab III Akuntabilitas Kinerja

a. Capaian Kinerja Organisasi

Sub bab ini menyajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap

pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil

pengukuran kinerja organisasi.

b. Realisasi Anggaran

Sub bab ini menguraikan tentang realisasi anggaran yang digunakan dan

telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan

dokumen Perjanjian Kinerja

4. Bab IV Penutup

Bab ini menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta

langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk

meningkatkan kinerjanya.

3

BAB 2

PERENCANAAN KINERJA

2.1 Perencanaan Kinerja

Perencanaan kinerja merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang

ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun secara sistematis dan

berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada

atau yang mungkin timbul. Perencanaan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi mengacu

pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024, Rencana Aksi

Program Direktorat Jenderal P2P dan RKPD Dinas Kesehatan Provinsi.

Sasaran Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2020-2024

adalah menurunnya penyakit menular, penyakit tidak menular serta meningkatnya

kesehatan jiwa. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:

1. Persentase Orang dengan HIV-AIDS yang menjalani Terapi ARV (ODHA on

ART) sebesar 60% pada akhir tahun 2024;

2. Persentase angka keberhasilan pengobatan TBC (TBC succes rate) sebesar 90%

pada akhir tahun 2024;

3. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi malaria sebanyak 405

kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;

4. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi kusta sebanyak 514 kabupaten/kota pada

akhir tahun 2024;

5. Jumlah kabupaten/kota endemis filariasis yang mencapai eliminasi sebanyak 190

kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;

6. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pencegahan perokok usia < 18 tahun

sebanyak 350 kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;

7. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pencegahan dan pengendalian PTM

sebanyak 514 kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;

8. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap anak usia

0-11 bulan sebesar 95% pada akhir tahun 2024;

9. Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan

penyalahgunaan napza sebanyak 514 kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;

10. Persentase kabupaten/kota yang mempunyai kapasitas dalam pencegahan dan

pengendalian KKM sebesar 86% pada akhir tahun 2024;

11. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi penyakit infeksi tropis terabaikan

sebanyak 472 kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;

12. Persentase faktor resiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan sebesar 100%

pada akhir tahun 2024;

13. Persentase rekomendasi hasil surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis

laboratorium yang dimanfaatkan sebesar 100% pada akhir tahun 2024.

Rencana Aksi Program tersebut selanjutnya diturunkan dalam indikator untuk

Direktorat dan Dinas Kesehatan Provinsi dengan penjabaran sebagai berikut. Indikator

kinerja Dinas Kesehatan Provinsi yakni:

1. Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ART

2. Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC

3. Persentase anak 0-11 bulan yang mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap

4. Persentase kasus kusta baru tanpa cacat

5. Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar

6. Jumlah kabupaten/kota endemis yang melakukan POPM filariasis

7. Jumlah kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini kanker

8. Nilai kinerja penganggaran

Secara lengkap cascading indikator Program Pencegahan dan Pengendalian

adalah sebagai berikut:

5

Tabel 2.1

Cascading Indikator RAP, RAK dan Dana Dekonsentrasi

Tahun 2021

Indikator Kinerja Program Indikator Kinerja Kegiatan

Direktorat/Setditjen P2P

Indikator Kinerja Kegiatan

Dinas Kesehatan Provinsi

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

1. Persentase Orang Dengan HIV-

AIDS yang menjalani Terapi

ARV (ODHA on ART)

1. Persentase ODHA baru ditemukan yang

memulai pengobatan ART

1. Persentase ODHA baru ditemukan yang

memulai pengobatan ART

2. Persentase angka keberhasilan

pengobatan TBC (TBC succes

rate)

2. Cakupan penemuan dan pengobatan TBC

(TBC treatment coverage)

2. Persentase cakupan penemuan dan

pengobatan TBC

3. Jumlah kabupaten/kota yang

mencapai eliminasi malaria

3. Jumlah Kab/Kota yang mencapai

API<1/1.000 penduduk

3. Persentase kasus malaria positif yang

diobati sesuai standar

4. Jumlah kabupaten/kota dengan

eliminasi kusta

4. Proporsi kasus kusta baru tanpa cacat

4. Persentase kasus kusta baru tanpa cacat

5. Jumlah kabupaten/kota endemis

filariasis yang mencapai

eliminasi

5. Jumlah Kab/Kota endemis filariasis

berhasil menurunkan angka mikrofilaria

<1%

5. Jumlah Kabupaten/Kota yang melakikan

POPM Kecacingan

6. Jumlah kabupaten/kota yang

melakukan pencegahan perokok

usia < 18 tahun

6. Jumlah Kab/Kota yang menerapkan

Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

7. Jumlah Kab/Kota yang menyelenggarakan

Layanan Upaya Berhenti merokok (UBM)

-

7. Jumlah kabupaten/kota yang

melakukan pencegahan dan

pengendalian PTM

8. Jumlah Kab/Kota yg melakukan

pelayanan terpadu (Pandu) PTM di ≥ 80%

Puskesmas

9. Jumlah Kab/Kota yang melakukan deteksi

6. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan

pelayanan terpadu (Pandu) PTM di ≥ 80%

Puskesmas

Indikator Kinerja Program Indikator Kinerja Kegiatan

Direktorat/Setditjen P2P

Indikator Kinerja Kegiatan

Dinas Kesehatan Provinsi

dini faktor risiko PTM ≥80% populasi

usia ≥ 15 tahun

10. Jumlah Kab/Kota yang melakukan deteksi

dini penyakit kanker di ≥80% populasi

usia 30-50 tahun

11. Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan

deteksi dini gangguan indera pada ≥ 40%

populasi

8. Persentase kabupaten/kota yang

mencapai 80% imunisasi dasar

lengkap anak usia 0-11 bulan

12. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang

mendapatkan imunisasi dasar lengkap

13. Persentase anak usai bulan yang

mendapat imunisasi lanjutan campak

rubella

14. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang

mendapatkan imunisasi dasar lengkap di

Papua dan Papua Barat

7. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang

mendapatkan imunisasi dasar lengkap

9. Jumlah kabupaten/kota yang

melaksanakan deteksi dini

masalah kesehatan jiwa dan

penyalahgunaan napza

15. Persentase ODGJ berat yang

mendapatkan layanan

16. Penyalahguna Napza yang mendapatkan

pelayanan rehabilitasi medis

17. Presentase penderita Depresi pada

penduduk ≥ 15 tahun yang mendapat

layanan

18. Presentase penderita Gangguan Mental

Emosional pada penduduk ≥ 15 tahun

yang mendapat layanan

8. Presentase penderita Depresi pada

penduduk ≥ 15 tahun yang mendapat

layanan

9. Presentase penderita Gangguan Mental

Emosional pada penduduk ≥ 15 tahun

yang mendapat layanan

10. Persentase kabupaten/kota yang

mempunyai kapasitas dalam

19. Persentase Kab/Kota yang memiliki

Pelabuhan/Bandar Udara/PLBDN yang

-

7

Indikator Kinerja Program Indikator Kinerja Kegiatan

Direktorat/Setditjen P2P

Indikator Kinerja Kegiatan

Dinas Kesehatan Provinsi

pencegahan dan pengendalian

KKM

mempunyai kapasitas sesuai standar

dalam pencegaham dan pengendalian

kedaruratan kesehatan masyarakat

11. Jumlah kabupaten/kota yang

mencapai eliminasi penyakit

infeksi tropis terabaikan

20. Jumlah Kab/kota dengan eradikasi

frambusia

21. Jumlah desa endemis schistosomiasis

yang mencapai eliminasi

-

12. Persentase faktor resiko penyakit

di pintu masuk yang

dikendalikan

22. Persentase faktor resiko penyakit di pintu

masuk yang dikendalikan

-

13. Persentase rekomendasi hasil

surveilans faktor risiko dan

penyakit berbasis laboratorium

yang dimanfaatkan

23. Persentase rekomendasi hasil surveilans

faktor risiko dan penyakit berbasis

laboratorium yang dimanfaatkan

-

Program Dukungan Manajemen pada Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit

14. Nilai Reformasi Birokrasi

Kementerian Kesehatan

24. Nilai Reformasi Birokrasi di lingkup

Direktorat Jenderal Pencegahan Dan

Pengendalian Penyakit

25. Persentase kinerja RKAKL pada lingkup

Direktorat Jenderal Pencegahan Dan

Pengendalian Penyakit

10. Nilai Kinerja Penganggaran

8

2.2 Perjanjian Kinerja

Perjanjian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi dengan Direktorat Jenderal

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit merupakan dokumen pernyataan dan

kesepakatan kinerja antara Dinas Kesehatan Provinsi dengan Direktur Jenderal

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit untuk mewujudkan target-target kinerja sasaran

Ditjen P2P pada akhir Tahun 2021. Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi

disusun berdasarkan pada indikator yang tertuang dalam RAK dan Renja serta telah

mendapat persetujuan anggaran. Target-target kinerja sasaran kegiatan yang ingin

dicapai Dinas Kesehatan Provinsi dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2021

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara

NO Sasaran NO Indikator Kinerja TARGET CAPAIAN

1

Menurunnya penyakit

menular, penyakit tidak

menular, serta

meningkatnya

kesehatan jiwa

1. Persentase ODHA baru ditemukan

yang memulai pengobatan ARV

80 % 61,5 %

2. Persentase cakupan penemuan dan

pengobatan TBC

90 % 33.6 %

3. Persentase anak 0-11 tahun yang

mendapatkan Imunisasi Dasar

Lengkap

93,6 % 67,4 %

4. Persentase kasus kusta baru tanpa

cacat

88 % 85.46 %

5. Persentase kasus malaria positif

yang diobati sesuai standar

95% 54.55 %

6. Jumlah kabupaten/kota yang

melakukan POPM Kecacingan

5 kab/kota 5

7. Jumlah kabupaten/kota yang

melakukan pelayanan terpadu

(Pandu) PTM ≥ 80% Puskesmas

3 kab/kota 2

8. Presentase Penderita GME dan

Depresi yang mendapatkan layanan

20 % 10 %

2 Terkelolanya anggaran

pencegahan dan

pengendalian penyakit

yang efisien dan

akuntabel

9. Nilai kinerja penganggaran 83 % 91,17 %

No Kegiatan Anggaran

1. Surveilans dan Karantina Kesehatan Rp. 757.585.000

2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular

Vektor dan Zoonotik

Rp. 573.386.000

3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Rp. 2.602.015.000

9

Langsung

4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak

Menular

Rp. 391.440.000

5. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya pada Program Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit

Rp. 310.000.000

6. Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan

Jiwa dan NAPZA

Rp. 300.000.000

TOTAL Rp. 4.934.426.000

Pada Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2021 telah

dialokasikan anggaran sebesar Rp 5.402.810.000 ( Lima Milyar Empat Ratus Dua Juta

Delapan Ratus Sepuluh Ribu Rupiah ) dan adanya rasionalisasi menjadi Rp.

4.934.426.000 (Empat Milyar Sembilan Ratus Tiga Puluh Empat Juta Empat Ratus Dua

Puluh Enam Ribu Rupiah )

BAB 3

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Capaian kinerja

Pada bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja

sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk

setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja

per setiap indikator:

No Sasaran Indikator Kegiatan Target Capaian

1.

1

Menurunnya Penyakit

Menular, Penyakit

Tidak Menular, Serta

Meningkatnya

Kesehatan Jiwa

Persentase ODHA baru

ditemukan yang memulai

pengobatan ARV

80 % 76,87 %

Persentase cakupan penemuan

dan pengobatan TBC

90 % 37.33 %

Persentase anak 0-11 tahun

yang mendapatkan Imunisasi

Dasar Lengkap

93,6 % 72 %

Persentase kasus kusta baru

tanpa cacat

88 % 97.11 %

Persentase kasus malaria

positif yang diobati sesuai

standar

95% 57.42 %

Jumlah kabupaten/kota yang

melakukan POPM Kecacingan

5 kab/kota 100 %

Jumlah kabupaten/kota yang

melakukan pelayanan terpadu

(Pandu) PTM ≥ 80% Puskesmas

3 kab/kota 66.66 %

Presentase Penderita GME dan

Depresi yang mendapatkan

layanan

20 % 50 %

2. Terkelolanya anggaran

pencegahan dan

pengendalian penyakit

yang efisien dan

akuntabel

Nilai kinerja penganggaran

83 % 109,84 %

11

1. Indikator: Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV

a. Definisi Operasional: Persentase ODHA yang baru ditemukan masuk dalam

layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP), yang memulai terapi

Anti Retro Virus

b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah ODHA yang baru ditemukan masuk dalam

layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP), yang memulai terapi

Anti Retro Virus (ODHA yang inisiasi ART), dibagi dengan jumlah ODHA

yang baru ditemukan masuk dalam layanan Perawatan Dukungan dan

Pengobatan (PDP), dalam kurun waktu tertentu, dikali 100 persen.

c. Capaian Indikator

Gambar 3.1. Grafik Persentase Kasus HIV yang Diobati di Prov. Kalimantan Utara Tahun 2016-2021

Berdasarkan gambar 3.1 diketahui bahwa realisasi indikator persentase kasus

HIV yang diobati pada tahun 2021 tidak mencapai target nasional yaitu sebesar

61.5 % sedangkan target nasional sebesar 93.6 % dan kalau setiap tahun belum

mencapai target yang ditetapkan. namun cakupan setiap tahun mengalami

peningkatan

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

a. Melakukan pelatihan dan pembukaan layanan baru di puskesmas ataupun

RS swasta dan RSUD untuk menambah akses layanan di daerah

0

10

20

30

40

50

60

70

80

2016 2017 2018 2019 2020 2021

0 0

52 55

51.49

80

2.4 4.4

77.44

63

55

61.5

Nasional

Provinsi

0

b. Menggalang kelompok dampingan sebaya (KDS) untuk pendampingan

ODHA

c. Notifikasi pasangan agar dapat saling mendukung dalam kepatuhan minum

obat

e. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan

A. Banyak ODHA yang lolos follow up. pindah serta meninggal dunia.

B. Ongkos transportasi dalam pengambilan obat

C. Kurangnya komunikasi antara petugas dan ODHA

D. Adanya efek samping obat yang tidak nyaman yang dirasakan oleh

ODHA

f. Kendala/masalah yang dihadapi

A. Kurangnya akses ODHA dalam mendapatkan informasi dan

pengobatan

B. Kurangnya dukungan dari masyarakat terhadap ODHA

C. Rendahnya kepatuhan ODHA dalam meminum obat secara rutin

D. Faktor Psikis dari ODHIV saat terdiagnosa HIV dan ODHIV belum

siap untuk konsumsi ART seumur hidup

g. Pemecahan Masalah

a) Melakukan pelatihan dan pembukaan layanan baru di puskesmas ataupun

RS swasta dan RSUD untuk menambah akses layanan di daerah

b) Menggalang kelompok dampingan sebaya (KDS) untuk pendampingan

ODHA

c) Notifikasi pasangan agar dapat saling mendukung dalam kepatuhan minum

obat

h. Efisiensi penggunaan sumber daya

Bila dibandingkan capaian indikator kegiatan (76.87 %) dengan capaian

anggaran (92.69%) maka penggunaan sumber daya termasuk tidak efisien

2. Indikator: Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC

a. Definisi Operasional: Persentase semua kasus TB baru dan kambuh (termasuk

TB resistan obat) yang diobati dan dilaporkan diantara perkiraan insiden TB.

13

b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah semua kasus TB baru dan kambuh (termasuk

TB resistan obat) yang diobati dan dilaporkan dibagi perkiraan insiden TB

dikali 100 persen

c. Capaian Indikator

Gambar 3.2.

Grafik Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC di Prov. Kalimantan Utara Tahun

2016-2021

Berdasarkan gambar 3.2 disini untuk tahun 2021 persentase cakupan penemuan

dan pengobatan TBC di provinsi Kalimantan Utara tidak mencapai target nasional

yaitu sebesar 33.6 % jauh dibawa target nasional yaitu sebesar 90 %.

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

a) Integrasi program TB dengan program lain seperti: HIV. DM. gizi. KIA dll

b) Peluncuran Strategi TOSS-TB (Temukan. Obati Sampai Sembuh- TB)

yang meliputi: penyusunan peta jalan eliminasi TB; penemuan intensif.

aktif. dan massif; serta kemitraan dan mobilisasi sosial

c) Melaksanakan moving up kasus TB

d) Melakukan penyisiran kasus di RS yang dilakukan pada tahun 2019-2020

e) Menemukan pasien secara aktif terintegrasi PIS-PK

f) Meningkatkan kapasitas SDM TB

97

25

60

125

50 54

104.4

18

58

118

48 48

98.2

13

48

87

38

64

103

35

61

84

63

0

20

40

60

80

100

120

140

Bulungan Tana Tidung Tarakan Malinau Nunukan Kaltara

2016

2017

2018

2019

2020

2021

g) Menggunakan TCM sebagai alat diagnosa dini TB

h) Melakukan optimalisasi jejaring layanan dan fasyankes termasuk

fasyankes swasta

i) Melakukan kerjasama dengan pihak universitas pemerintah dan swasta

agar pada saat pemeriksaan kesehatan pada mahasiswa baru dilakukan juga

screening TB

j) Adanya dukungan pendanaan dari luar negeri

e. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan

Keberhasilan program TB dikarenakan adanya kegiatan-kegiatan yang

dilakukan berupa:

a) Pelaksanaan active case finding di masyarakat

b) Penyusunan rencana aksi daerah (RAD) TB

c) Integrasi program TB dengan program lain seperti HIV.DM. gizi. KIA

d) PPM berbasis kabupaten/kota

e) Penyisiran kasus di RS yang dilakukan pada tahun 2019-2020

Koordinasi dan advokasi dengan RS di kabupaten/kota sebagai RS rujukan

TB resistan obat

f. Kendala/masalah yang dihadapi

a) Masih adanya stigma dan diskriminasi masyarakat terhadap penderita TB.

Wanita yang menderita TB sering kurang terdeteksi dan diobati daripada

pria disebabkan karena wanita lebih banyak menutup dirinya dengan sakit

yang dirasakannya. sehingga lebih cenderung untuk tidak menerima

pengobatan atau lebih lambat untuk mendapatkan pengobatan. Masyarakat

yang tinggal di lingkungan padat penduduk dengan perekonomian yang

rendah. kondisi sanitasi dan lingkungan fisik rumah yang buruk. serta

nutrisi yang tidak tercukupi membuat mereka lebih berpotensi untuk

terkena TB. Orang yang terkena tuberkulosis juga lebih mungkin untuk

jatuh ke dalam kemiskinan.

b) Efek samping obat sehingga pasien menghentihan pengobatan secara

sepihak ataupun bila pasien sudah merasa ada perbaikan maka banyak

pasien yang tidak melanjutkan pengobatan lagi.

15

c) Masih banyak kasus Kasus tuberkulosis yang belum terjangkau ataupun

kasus tuberkulosis yang sudah diobati tidak dilaporkan hal ini sering

ditemukan oleh RS swasta. klinik/balai pengobatan dan dokter praktik

mandiri.

d) Tingginya turn over petugas yang sudah dilatih TB

e) Pandemi Covid 19

f) Pengelola Program TB di puskesmas memiliki double job sebagai petugas

vaksinasi ikut vaksinasi dalam upaya mensukseskan vaksinasi

g. Pemecahan Masalah

a) Perlu peningkatan pelibatan masyarakat termasuk organisasi

kemasyarakatan dan organisasi profesi

b) KIE kepada masyarakat lebih ditingkatkan dan perbaikan perumahan

(menghilangkan stiga TBC, penggunaan masker ditempat umum, perbaikan

ventilasi, genteng kaca, perbaikan lantai)

c) Meningkatkan kepatuhan pengobatan pasien TB dengan membuat pengawas

menelan obat dan perkumpulan penderita TB.

d) Sinergisitas lintas sektor dan lintas program perlu ditingkatkan

e) Integrasi program TB dengan program lain seperti: HIV, DM, gizi, KIA

f) Peluncuran Strategi TOSS-TB (Temukan, Obati Sampai Sembuh- TB) yang

meliputi: penyusunan peta jalan eliminasi TB; penemuan intensif, aktif, dan

massif; serta kemitraan dan mobilisasi sosial

g) Melakukan penyisiran kasus di RS

h) Melakukan investigasi kontak

i) Penempatan TCM secara bertahap di semua RSUD kabupaten/kota dan

sebagai RS rujukan TCM TB

j) Membuat perjanjian kepada peserta agar setelah mengikuti pelatihan tidak

dipindahtugaskan minimal 5 tahun setelah pelatihan

k) Adanya dukungan pendanaan dari luar negeri

h. Efisiensi penggunaan sumber daya

Bila dibandingkan capaian indikator kegiatan (37.33 %) dengan capaian

anggaran (98,5 %) maka penggunaan sumber daya termasuk tidak efisien

3. Indikator: Persentase anak 0-11 tahun yang mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap

a. Definisi Operasional: Persentasi anak usia 0-11 bulan yang mendapat 1 dosis

Hep B, 1 dosis BCG, 4 dosis polio tetes, 1 dosis IPV, 3 dosis DPT-HB-Hib

serta 1 dosis campak/MR di suatu wilayah pada kurun waktu 1 tahun,

b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah anak usia 0-11 bulan yang mendapat 1 dosis

Hep B, 1 dosis BCG, 4 dosis polio tetes, 1 dosis IPV, 3 dosis DPT-HB-Hib

serta 1 dosis campak/MR di suatu wilayah pada kurun waktu 1 tahun dibagi

dengan jumlah seluruh bayi yang bertahan hidup di suatu wilayah pada kurun

waktu yang sama dikali 100 persen

c. Capaian Indikator

Gambar 3.3.

Grafik Persentase anak 0-11 tahun yang mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap di Prov.

Kalimantan Utara Tahun 2016-2021

Berdasarkan Gambar 3.3 diatas dapat dilihat persentase anak usia 0-11 tahun

yang mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap IDL untuk tahun 2021 sebesar 67.45 dan

tidak mencapai target nasional yaitu 93.6%.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2016 2017 2018 2019 2020 2021

93 93 93 93 93 93

82

95

84

76

69.3 67.4

Target

Provinsi

17

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

a) Advokasi kepada pimpinan daerah agar sektor kesehatan menjadi SPM

b) Melakukan sweeping dan DOFU di daerah risiko tinggi untuk mencegah

terjadinya kantong KLB PD3I

c) Pelatihan pelaksanaan imunisasi rutin

d) Bimbingan teknis pelaksanaan imunisasi

e) Monitoring dan evaluasi

e. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan

a) Kurangnya pemahaman masyarakat akan manfaat pemberian imunisasi

pada anak

b) Informasi negatif/hoax yang tersebar di media social

c) Petugas imunisasi lapangan kurang menguasai materi imunisasi

d) Pandemi Covid 19

f. Kendala/masalah yang dihadapi

a) Adanya informasi negatif yang tersebar di masyarakat mengenai kehalalan

vaksin

b) Adanya trauma masyarakat dampak vaksin palsu

c) Mobilitas masyarakat terbatas pada saat pandemic

d) Beberapa fasyankes sempat tutup karena pandemic

e) Kegiatan sweeping sempat terhenti

f) SDM terbatas dikarenakan petugas imunisasi rutin juga bertugas dalam

penanganan covid 19

g. Pemecahan Masalah

a) Dukungan penuh dari pemerintah daerah Kabupaten/Kota dalam

pelaksanaan program imunisasi

b) Perlunya OJT ke petugas pelaksana setiap melaksanakan bimbingan teknis

h. Efisiensi penggunaan sumber daya

Bila dibandingkan capaian indikator kegiatan (72)% dengan capaian anggaran

(82,03 %) maka penggunaan sumber daya termasuk tidak efisien

4. Indikator: Persentase kasus kusta baru tanpa cacat

a. Definisi Operasional: Persentase kasus kusta baru yang ditemukan tanpa cacat

(cacat tingkat 0) diantara kasus kusta baru

b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kasus kusta baru tanpa cacat (cacat tingkat 0)

dibagi total jumlah kasus kusta baru dikali 100 persen

c. Capaian Indikator

Gambar 3.4.

Grafik Persentase Cakupan Penemuan Kasus Baru Kusta Tanpa Cacat di Prov. Kalimantan Utara Tahun

2016-2021

Berdasarkan Gambar 3.4 diatas bisa dilihat persentase cakupan penemuan kasus

baru kusta tanpa cacat di provinsi Kalimantan utara untuk tahun 2021 tidak

mencapai target yaitu sebesar 85.46 % dengan capaian kinerja sebesar 97.11%

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

a) Melaksanakan pertemuan evaluasi dan validasi dengan petugas kusta se

kabupaten/kota di Kalimantan Utara

b) Melakukan pelatihan kepada petugas

c) Melaksanakan survey desa atau di sekolah

d) Koordinasi dengan lintas sektor dan program di kabupaten/kota

e. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan

a) Petugas yang telah dilatih mengalami rotasi dengan mengerjakan program

yang lain

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2016 2017 2018 2019 2020 2021

91 91 87

0 0

94.11 94.87 100

85.46

target

Provinsi

19

b) Penderita kusta masih ada yang enggan berobat sehingga setelah timbul

cacat baru mencari pengobatan ke layanan kesehatan

c) Program kusta di beberapa kabupaten/kota dianggap bukan sebagai

program prioritas

f. Kendala/masalah yang dihadapi

a) Masih ada masyarakat atau penderita kusta yang belum mau menerima

bahwa kusta adalah penyakit dan menganggap seperti penyakit kulit biasa

(panu)

b) Penderita merasa malu dianggap sebagai aib keluarga sehingga sering

berpindah pindah tempat tinggal dan susah dilacak

c) Minimnya anggaran program kusta di kabupaten/kota

g. Pemecahan Masalah

a) Bekerja sama dengan promosi kesehatan untuk meningkatkan pemahaman

dan kesadaran masyarakat mengenai penyakit kusta

b) Melaksanakan advokasi ke kabupaten/kota untuk pendanaan program kusta

c) Melaksanakan koordinasi dengan lintas sektor dan program dalam

penanganan kusta di kabupaten/kota

h. Efisiensi penggunaan sumber daya

Bila dibandingkan capaian indikator kegiatan (100%) dengan capaian anggaran

(95.86 %) maka penggunaan sumber daya termasuk tidak efisien.

5. Indikator: Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar

a. Definisi Operasional: Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai

standar program,

b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kasus positif malaria yang diobati sesuai

standar program dibagi dengan jumlah seluruh kasus positif malaria dikali 100

persen

c. Capaian Indikator

Gambar 3.5.

Grafik Persentase Kasus Malaria Positif yang Diobati Sesuai Standar di Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016-2021

Berdasarkan gambar 3.5. diketahui bahwa realisasi indikator persentase

kasus malaria positif yang diobati sesuai standar di Provinsi Kalimantan Utara

sejak tahun 2017-2020 memenuhi target, dan cakupan indikator tersebut

mengalami peningkatan dari tahun 2016-2020 tapi untuk tahun 2021 ini tidak

mencapai target yaitu hanyan sebesar 54.55 %

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

a) Melaksanakan post assessment penilaian eliminasi malaria

b) Penemuan kasus aktif di wilayah endemis malaria

c) Pengamatan daerah reseptif dan pengendalian vektor

d) Penguatan petugas surveilans dalam penemuan aktif

e) Melaksanakan pertemuan sosialisasi dan advokasi bagi stakeholder

f) Melaksanakan survey darah massal (mass blood survey)

e. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan

a) Ada beberapa kasus positif yang dilaporkan di e-sismal kabupaten yang

tidak ada data pemberian obatnya

b) Beberapa petugas e-sismal masih belum paham dalam penggunaan dan

penginputan data e-sismal

0

20

40

60

80

100

2016 2017 2018 2019 2020 2021

95 95 95 95 95 95

83.87

95.65 100 100 100

54.55 Nasional

Provinsi

21

f. Kendala/masalah yang dihadapi

a) Masih terdapat 2 kabupaten/kota di kalimantan Utara yang belum bebas

malaria.

b) Walaupun beberapa kabupaten endemis sudah dinyatakan eliminasi serta

beberapa kabupaten endemis lainnya sudah mengalami penurunan kasus

secara signifikan. namun upaya upaya pencegahan maupun pemeliharaan

tetap harus dilakukan mengingat masih tingginya mobilisasi penduduk dari

dan ke wilayah endemis malaria.

c) Peran lintas sektor belum banyak berkontribusi sehingga menambah

kendala dalam mewujudkan eliminasi malaria di Kalimantan Utara.

g. Pemecahan Masalah

a) Mendorong kabupaten/kota yang masih endemis rendah dan sedang

menjadi bebas malaria

b) Petugas terus melaksanakan surveilans faktor risiko dan surveilans vektor

c) Meningkatkan peran lintas sektor dan stakeholder terkait dalam program

malaria

d) Beberapa RS belum menggunakan pengobatan standar seperti di kab

malinau masih menggunakan pengobatan lini 2 dan tidak dilanjutkan lagi

e) Pemantauan obat yang kirang maksimal, beberapa stok obat ED sehinggak

terlampat dalam pemberian terapi.

h. Efisiensi penggunaan sumber daya

Bila dibandingkan capaian indikator kegiatan (57.42 %) dengan capaian

anggaran (69.36 %) maka penggunaan sumber daya tidak efisien.

6. Indikator: Jumlah kabupaten/kota yang melakukan POPM Kecacingan

a. Definisi Operasional: Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan POPM ditahun

berjalan

b. Rumus/Cara perhitungan: Akumulasi jumlah Kab/Kota yang melaksanakan

POPM ditahun berjala

c. Capaian Indikator

Gambar 3.6

Grafik Capaian Jumlah kabupaten/kota yang melakukan POPM Kecacingan

Berdasarkan gambar 3.6 diketahui bahwa realisasi indikator

kabupaten/kota yang melakukan POPM Kecacingan di Kalmantan Utara

selama 5 tahun berturut-turut selalu memenuhi target (100%).

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

a) Melaksanakan pendataan sasaran POPM Kecacingan di kabupaten/kota

Memastikan pendistribusian obat dan logistik telah dilaksanakan sebelum

pelaksanaan POPM

b) Melaksanakan pencanangan minum obat massal yang dilakukan oleh

bupati/walikota di kabupaten/kota

c) Monitoring pelaksanaan POPM

e. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan

a) Adanya dukungan dari pemerintah daerah dalam untuk tetap memantau

POPM Kecacingan

b) Petugas memastikan ketersediaan obat dan logistik POPM

f. Kendala/masalah yang dihadapi

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

Nasional Provinsi

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2016

2017

2018

2019

2020

2021

23

a) Masih ada kasus konfirmasi positif di masyarakat mengenai POPM

Kecacingan

b) Beberapa lokasi yang sulit dijangkau dalam mendistribusikan obat dan

logistik serta monitoring pelaksanaan POPM

g. Pemecahan Masalah

a) Sosisalisasi ke masyarakat bahwa Kecacingan merupakan penyakit

menular yang dapat dicegah dan diobati

b) Tetap menganjurkan Meminum obat di hadapan petugas kesehatan dan

segera melaporkan kepada petugas bila ada efek samping yang terus

berlanjut

c) Bekerja sama dengan camat maupun kepala desa dalam pendistribusian

obat dan logistik

h. Efisiensi penggunaan sumber daya

Bila dibandingkan capaian indikator kegiatan (100 %) dengan capaian

anggaran (96.18 %) maka penggunaan sumber daya efisien.

7. Indikator: Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pelayanan terpadu (Pandu) PTM

≥ 80% Puskesmas

a. Definisi Operasional: Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan

Pelayanan Terpadu PTM dan pasien rujuk balik (PRB) PTM sesuai standar

paling kurang di 80% puskesmas

b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kab/kota yang memiliki paling kurang 80%

Puskesmas melaksanakan PANDU PTM sesuai standar dibagi jumlah seluruh

Kab/Kota dikali 100 persen.

c. Capaian Indikator

Gambar 3.7

Jumlah kab kota yang melakukan pelayanan terpadu (Pandu) PTM ≥ 80 % Puskesmas

Berdasarkan gambar 3.7 diketahui bahwa realisasi indikator kabupaten/kota

yang melakukan pelanayan terpadu (Pandu) PTM di Kalmantan Utara untuk

tahun 2021 tidak mencapai target yaitu cuma 2 kabupaten kota.

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

1. Pelatihan Deteksi DiniKAnker Payudara dan Leher Rahim

2. Meningkatkan sinergitas antara pusat dan daerah untuk program kanker

e. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan

a) Program Kanker khususnya kegiatan deteksi dini Ca.Servix dan Mammae

banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak seperti PKK, Yayasan

kanker Indonesia, ketersediaan SDM dan sarana prasarana penunjang

kegiatan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim.

b) Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya.

Ketersediaan tenaga kesehatan yang terlatih baik kualitas maupun

kuantitasnya

c) Analisis program/kegiatan yg menunjang keberhasilan Anggaran untuk

kegiatan deteksi dini iva/sadanis cukup besar (SDM dan Logistik)

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

2016 2017 2018 2019 2020 2021

0 0

2 2 2

3

0 0

2 2

3

2

Nasional

Provinsi

25

f. Kendala/masalah yang dihadapi

1. Tidak terdapat kendala cukup besar hanya pada system rujukan jika pasien yg

hasil pemeriksaan positif terutama di daerah perbatasan

2. Pandemi covid 19

3. SDM Banyak yang mutasi

g. Pemecahan Masalah

Pendistribusian logistic terutama alat kriyoterapi pada FKTP yang ada di daerah

perbatasan

h. Efisiensi penggunaan sumber daya

Bila dibandingkan capaian indikator kegiatan 2 kab/kota (66.67 %) dengan

capaian anggaran (98.31 %) maka penggunaan sumber daya termasuk efisien

8. Indikator: Persentase Penderita GME dan Depresi yang mendapatkan Layanan

a. Definisi Operasional: Penderita gangguan mental emosional berdasarkan hasil

deteksi dini dengan menggunakan instrumen SRQ 20 dengan cut of point >6,

pada penduduk >15 tahun (untuk anak usia 15-18 dapat menggunakan

instrument SDQ), yang mendapatkan layanan kesehatan berupa: promosi

kesehatan, dan/ atau konseling, dan/ atau penanganan awal, dan/atau rujukan

dan/ atau penanganan lanjutan

b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah penderita GME >15 tahun yang mendapat

layanan dalam kurun waktu satu tahun dibagi Jumlah estimasi penderita

Gangguan Mental Emosional pada penduduk >15 tahun di wilayahnya

berdasarkan angka prevalensi Riskesdas terbaru dikali 100 persen

c. Capaian Indikator

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Tarakan Malinau Bulungan Nunukan KTT Provinsi

0 0 0 0 0 0

63

37

81

67

17

5

2018

2019

2020

2021

Gambar 3.8

Persentase Penderita GME dan Depresi yang mendapatkan layanan

Berdasarkan gambar 3.8. diketahui bahwa realisasi indikator Persentase

Penderita GME dan Depresi yang mendapatkan Layanan di Provinsi

Kalimantan Utara sejak tahun 2020 hanya mencapai 5 % dan tahun 2021

sebesar 10 % dan tidak mencapai target,sebesar 20 %

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

1. Pelaksanaan sosialisai orientasi penatalaksanaan GME secara virtual

2. Monev hasil orientasi penatalaksanaan GME di 5 kab kota

e. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan

1. Kurangnya perhatian masyarakat terhadap GME

2. Pemahaman DO yang belum maksimal

3. Aplikasi sikewa yang belum optimal di prov kaltara

f. Kendala/masalah yang dihadapi

1. SDM yang masih minim dan adanya mutasi pengelola program

2. Sosialisasi SPM bidang kesehatan yang belum optimal

g. Pemecahan Masalah

1. Pelaksanaan kegiatan orientasi dan pelatihan bagi nakes secara virtual

mengikuti adaptasi kebiasaan baru sehingga dalam pelayanan GME

kedepannya tetap menerapkan protocol kesehatan

2. Sosialisasi SPM di tiap kab/kota

3. Penerapan laporan manual yang lebih erstruktur dari PKM ke dinas

kabupaten

h. Efisiensi penggunaan sumber daya

Bila dibandingkan capaian indikator kegiatan (50 %) dengan capaian anggaran

(96.34 %) karena kegiatan di rasionalisasi maka penggunaan sumber daya

termasuk tidak efisien.

27

9. Indikator: Persentase Nilai kinerja penganggaran

1. Definisi Operasional:

Jumlah layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker dekonsentrasi

terdiri dari capaian layanan RKAKL, e monev DJA, e monev Bappenas

dan e performance

2. Rumus/Cara perhitungan:

Jumlah layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker dekonsentrasi

terdiri dari capaian layanan RKAKL, e monev DJA 12 dokumen, e monev

Bappenas 12 dokumen dan e performance 12 dokumen yang tercapai

dibagi dengan target.

3. Capaian Indikator :

a. Tahun 2020 Target Program Dukungan Manajemen sebesar 89.25 %

sedangkan capaian Indikator Dukungan Manajemen Tahun 2020

sebesar 107.5 % sudah mencapai target

b. Pencapaian Kinerja Tahun 2021 sebesar 91.17 % dan Pencapaian

Kinerja Tahun 2021 sebesar 109.84 %

c. Capaian Realisasi Kinerja tahun 2021 adalah sebesar 91.17 %

dikarenakan pelaksanaan Pandemi Covid 19.

4. Upaya Yang Dilakukan Mencapai Indikator

Berkoordinasi dengan pengelola program dan kabupaten/kota untuk

mempercepat kegiatan sehingga realisasi dapat maksimal

5. Analisa Penyebab Keberhasilan

Kegiatan ini dapat terlaksana atas kerjasama yang baik antar pegawai Dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara, khususnya Bidang Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit.

6. Kendala / Masalah yang dihadapi

1. Kurangnya sumber daya yang berkompetan dalam menyusun

laporan, terutama laporan yang bersifat elektronik sehingga petugas

rangkap kerja.

2. Tidak adanya komintmen dalam menyerahkan laporan dari program ke

koordinator data di Bidang P2P

7. Pemecahan Masalah

Bila dibandingkan capaian indikator kegiatan (109.84) dengan capaian

anggaran (91.17 %) maka penggunaan sumber daya termasuk efisien

.

d. Realisasi Anggaran

1. Realisasi Anggaran masing masing Indikator sebagai berikut:

INDIKATOR

PAGU

ANGGARAN

RASIONALISASI

REALISASI PRESENTASE KET

Persentase

ODHA baru

ditemukan yang

memulai

pengobatan ARV

304.010.000 1.084.407.500 - rasionalisasi

Persentase

cakupan

penemuan dan

pengobatan TBC

164.374.000 589.428.600 - rasionalisasi

Persentase anak

0-11 tahun yang

mendapatkan

Imunisasi Dasar

Lengkap

621.508.300 91.67 %

Persentase kasus

kusta baru tanpa

cacat

627.207.000 98.48 %

Persentase kasus

malaria positif

yang diobati

sesuai standar

21.240.000 69.36 %

Jumlah

kabupaten/kota

yang melakukan

POPM

Kecacingan

311.570.000 96.18 %

Jumlah

kabupaten/kota

23.603.250 83.11 %

29

2. Realisasi anggaran yang telah digunakan utk mewujudkan kinerja organisasi

sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

INDIKATOR PAGU

ANGGARAN

PAGU

ANGGARAN

RASIONALISASI

REALISASI PRESENTASE

Surveilans

Imunisasi

Karantina

Kesehatan

1.061.595.000 304.010.000 621.508.300 82.04 %

Pencegahan

dan

Pengendalian

Penyakit Tular

Vektor

Zoonootik

737.760.000 164.374.000 451.578.900 78.76 %

Pengendalian

Penyakit

Menular

Langsung

2.602.015.000 2.494.391.800 95.86 %

Pengendalian

Penyakit

Tidak Menular

391.440.000 353.381.250 90.27 %

Dukungan

Manajemen

dan

Pelakasanaan

Tugas Lainnya

310.000.000 288.887.700 93.18 %

Pencegahan

dan

300.000.000 - 289.023.000 96.34 %

yang melakukan

pelayanan

terpadu (pandu)

PTM

Persentase

Penderita GME

dan Depresi

yang

mendapatkan

layanan

289.023.000 96.34 %

Nilai kinerja

penganggaran

4.498.770.950 91.17 %

Pengendalian

Masalah

Kesehatan

Jiwa dan

NApza

31

BAB 4

KESIMPULAN

a. kesimpulan

1. Pencapaian kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2021

telah berjalan baik sesuai dengan Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan dengan rata –

rata capaian kinerja sebesar 80.07 %

2. Berdasarkan pengukuran indikator kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Utara dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2021, dari 9 (sembilan) Indikator

kinerja sasaran Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2021, sebanyak 2

indikator telah melebihi target yang ditetapkan (>100%), 1 indikator telah mencapai

target yang ditetapkan (100%), sedangkan 6 indikator tidak mencapai target dengan

pencapaian sebesar 80.07 %.

3. Berdasarkan penyerapan dan pengukuran kinerja anggaran Bidang P2P Dinas Kesehatan

Provinsi Kalimantan Utara tahun 2021 diketahui bahwa kinerja anggaran Program

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebesar 109.84 %, dengan realisasi

Rp.4.498.770.950 dengan realisasi tertinggi pada Indikator Jumlah Kabupaten Kota Yang

Melakukan POPM Kecacingan yaitu sebesar 100 % dan realisasi paling rendah pada

Indikator Persentase Cakupan dan Penemuan Kasus TBC yakni sebesar 33.6 %

4. Berdasarkan pengukuran efisiensi sumber daya, dari 9 indikator, terdapat 7 indikator

telah berjalan dengan efisien dimana capaian kinerja dapat mencapai atau melebihi target

dengan anggaran yang lebih rendah dan semua kegiatan telah dilaksanakan dengan baik.

b. Tindak Lanjut

1. Melakukan review untuk mengevaluasi capaian target akhir tahun perencanaan, menilai

keberhasilan dan pembelajaran yang dihasilkan.

2. Penetapan target indikator bidang P2P tahun 2021-2024 mengacu pada tantangan dan

capaian indikator periode sebelumnya, isu strategis dan hasil mid term evaluation.

Demikian Laporan Kinerja Bidang Pencegahan dan Pengendalian Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Utara (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2021 disusun sebagai bahan masukan

untuk penyusunan perencanaan tahun berikutnya

1

KEPUTUSAN

KEPALA DINAS KESEHATAN

NOMOR: 910/082/SEK/DK-KU/II/2021

TENTANG

KELOMPOK KERJA PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN LAPORAN KINERJA AKUNTABILITAS

INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN PENANGGUNG JAWAB INDIKTOR PERJANJIAN KINERJA DANA DEKONSENTRASI SAKTER O5

PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2021

KEPALA DINAS KESEHATAN KALIMANTAN UTARA

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pelaporan akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah untuk menilai akurasi, keandalan dan keabsahan informasi kinerja dalam laporan kinerja.

b. Bahwa mereka yang nama dan jabatannya tercantum

dalam lampiran keputusan ini dianggap cakap dan mampu untuk melaksanakan tugas dimaksud.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan

Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara Pembentukan Tim Penyusun Laporan Kinerja Akuntabilitas Instansi Pemerintah

(LAKIP) dan Penanggung Jawab Indiktor Perjanjian Kinerja Dana Dekonsentrasi sakter o5 Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2019.

Mengingat : 1. Undangan – Undangan Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286)

2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 15

Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA

DINAS KESEHATAN Jalan Rajawali RT 46 RW 17 Tanjung Selor Kode Pos 77212

Telp/Fax : (0552) 2024321/2024212, email :

[email protected]

Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4400)

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun

2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang –

Undang Nomor 23 Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2014 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 3637)

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Organisasi Pembagian Urusan Pemerintah Antara

Pemerintah, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737)

7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89) 8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negera.

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/menkes

/Per/ VIII/ 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KESATU : Membentuk Tim Penyusun Laporan Kinerja Akuntabilitas

Instansi Pemerintah (LAKIP) Dana Dekonsentrasi Sakter 05 dan Penanggung Jawab Indiktor Perjanjian Kinerja dengan susunan personalia seperti tersebut dalam lampiran.

KEDUA : Tim bertugas melaksanakan Penyusunan Laporan Kinerja

Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Penanggung Jawab Indiktor Perjanjian Kinerja Dana Dekonsentrasi Sakter 05 Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2020.

KETIGA : Tim Penyusun Laporan Kinerja Akuntabilitas Instansi

Pemerintah (LAKIP) Penanggung Jawab Indiktor Perjanjian

Kinerja Dana Dekonsentrasi Sakter 05 dimaksud pada Diktum

KEDUA dalam menjalankan tugasnya wajib berpedoman pada

Ketentuan Peraturan Perundang – undangan yang berlaku serta

bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Utara.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Tanjung Selor

Pada Tanggal 07 Februari 2021

Kepala Dinas

H. Usman, SKM, M.Kes

Pembina Utama Muda/IVc

NIP. 19680817 199312 1 004

Tembusan: 1. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan di – Jakarta; 2. Gubernur Kalimantan Utara di – Tanjung Selor; 3. Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Utara di – Tanjung Selor;

4. Masing – masing yang bersangkutan

LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI

KALIMANTAN UTARA NOMOR : 910/082/SEK/DK-KU/II/2021

TENTANG : PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN LAPORAN KINERJA AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DANA DEKONSENTRASI SAKTER O5 PROVINSI

KALIMANTAN UTARA TAHUN 2021

SUSUNAN PERSONIL TIM PENYUSUN LAPORAN KINERJA AKUNTABILITAS INSTANSI

PEMERINTAH (LAKIP) DANA DEKONSENTRASI SAKTER O5 PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2021

NO NAMA JABATAN JABATAN

DALAM TIM

DALAM TIM 1. H. Usman SKM M.Kes Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi Kalimantan Utara

Penanggung Jawab

2. Agust Suwandy, SKM MPH Kepala Bidang P2P Ketua

3. Judianto Limbong, S.Kep

M.Kes

Kepala Seksi P2PM Koordinator Seksi

P2PM

4. Marsuryani, SKM Kepala Seksi PTM dan Keswa

Koordinator Seksi PTM dan Keswa

5. Adelaide Novry Sitanggang, S.Kep Ns

Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi

Koordinator Seksi Surveilans dan

Imunisasi

6. Wahyuni A.Md Keb Staf Seksi Surveilans

dan Imunisasi

Penanggung Jawab

Indikator Kinerja

7. Christivani MJ Pardede, SKM

Staf Seksi Surveilans dan Imunisasi

Penanggung Jawab Indikator Kinerja

8. Butsi Ani Dewi Rahmawati,

ST

Staf Seksi Pengendalian

Penyakit Menular

Penanggung Jawab

Indikator Kinerja

9. Yanni S.Kep Ns Staf Seksi Pengendalian Penyakit Menular

Penanggung Jawab Indikator Kinerja

10.

Siti Jumeriah, S.Psi Staf Seksi Penyakit Tidak Menular

Penanggung Jawab Indikator Kinerja

11

.

Intan Dwiningtyastuti,

A.Md

Staf Seksi Penyakit

Tidak Menular

Penanggung Jawab

Indikator Kinerja

12. Wanda Olivia Jacob, A.Md Staf Bidang Pencegahan

dan Pengdalian Penyakit

Staf Pengelola Data

Bidang Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit

Kepala Dinas,

H. Usman, SKM, M.Kes

Pembina Utama Muda/IVc NIP. 19680817 199312 1 004

LAMPIRAN II : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI

KALIMANTAN UTARA

NOMOR : 910/082/SEK/DK-KU/II/2021 TENTANG : PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN LAPORAN KINERJA

AKUNTABILITASI INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DANA DEKONSENTRASI SAKTER O5 PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2021

SUSUNAN PERSONIL

PENANGGUNG JAWAB INDIKTOR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2021

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

NO INDIKATOR KEGIATAN

NAMA NOMOR HAND PHONE (HP)

1. Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV

Yannie S.Kep Ns 082153586615

2. Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC

Sri Wiyanti SKM MPH 082265231724

3. Presentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

Wahyuni A.Md Keb 08115423330

4. Persentase kasus kusta baru tanpa cacat

Dr Nor Hasanah 081347187770

5.

Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar

Butsi Ani Dewi Rahmawati, ST

082328294420

6. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan POPM Kecacingan

7. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pelayanan terpadu (pandu) PTM

Siti Jumeriah, S.Psi 08115992386

8. Persentase Penderita GME dan Depresi yang mendapatkan pelayanan

9. Nilai kinerja penganggaran Wanda Olivia Jacob, A.Md 082255472203

Kepala Dinas,

H. Usman, SKM, M.Kes

Pembina Utama Muda/IVc NIP. 19680817 199312 1 004