PENYAKIT PADA TANAMAN PADI

22
PENYAKIT BLAS DAUN (Pyricularia oryza Cav.) PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PAPER OLEH : NURNI WAHIDAH / 140301080 AGROEKOTEKNOLOGI IIA

Transcript of PENYAKIT PADA TANAMAN PADI

PENYAKIT BLAS DAUN (Pyricularia oryza Cav.) PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa

L.)

PAPER

OLEH :NURNI WAHIDAH / 140301080

AGROEKOTEKNOLOGI IIA

LABORATORIUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN SUB PENYAKIT

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015

PENYAKIT BLAS DAUN (Pyricularia oryzae Cav.) PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa

L.)

PAPER

OLEH :NURNI WAHIDAH / 140301080

AGROEKOTEKNOLOGI IIA

Paper Sebagai Salah Satu Syarat Untuk DapatMengikuti Praktikal Tes di Laboratorium DasarPerlindungan Tanaman Sub Penyakit, Program StudiAgroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara

Diketahui Oleh :Asisten Penanggung Jawab Laboratorium

(Ir.Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr)NIP : 1959 0728 1987 02 1001

Asisten Koordinator Asisten Korektor

(Riri Widariyanto) (Medina Shafira) NIM. 110301109 NIM. 120301194

LABORATORIUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN SUB PENYAKIT

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan

Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis

dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari paper ini adalah “Penyakit Blas

Daun (Pyricularia oryzae Cav.) pada tanaman Padi

(Oryza sativa L.)” yang merupakan syarat untuk dapat

mengikuti praktikal tes di Laboratorium Dasar

Perlindungan Tanaman Sub Penyakit Program Studi

Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada Ir. Lahmuddin Lubis, MP ; Ir.

Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr selaku dosen mata kuliah

dan dosen pembimbing Dasar Perlindungan Tanaman dan

juga kepada abang dan kakak asisten yang telah banyak

membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis

mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini

bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................i

DAFTAR ISI .........................................ii

PENDAHULUAN...........................................1Latar Belakang....................................1Tujuan Penulisan..................................2Kegunaan Penulisan................................2

TINJAUN PUSTAKA.......................................3Botani Tanaman....................................3Syarat Tumbuh.....................................5

Iklim..........................................5Tanah..........................................6

Biologi Penyakit..................................7Gejala Serangan...................................8Faktor Yang Mempengaruhi..........................9Pengendalian......................................9

KESIMPULAN DAN SARAN.................................15Kesimpulan.......................................15Saran............................................15

DAFTAR PUSATAKA

LAMPIRAN

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan

berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno berasal

dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan

subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman

padi diZhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun

Sebelum masehi. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di

Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM.

Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi

adalah, Bangladesh Utara, Birma, Thailand, Laos,

Vietnam (Alexopoulos,1979).

Padi (Oryza sativa L.) tumbuh baik di daerah tropis

maupun sub-tropis.

Untuk padi sawah, ketersediaan air mampu menggenangi

lahan tempat penanaman sangat penting. Oleh karena air

menggenang terus menerus maka lahan sawah harus

memiliki kemampuan yang tinggi, seperti tanah lempung.

Untuk kebutuhan air tersebut, diperlukan sumber mata

air yang besar, kemudian ditampung dalam bentuk waduk.

Dari waduk inilah sewaktu – waktu air dapat dialirkan

selama periode pertumbuhan padi sawah (Chumley,1990).

Pentingnya padi sebagai sumber utama makanan pokok

dan dalam perekonomian bangsa Indonesia tidak

seorangpun yang menyangsikannya. Karena itu faktor yang

mempengaruhi tingkat produksinya sangat penting

diperhatikan. Salah satu faktor itu adalah hama dan

penyakit (Semangun, 1991).

Penyakit blas merupakan salah satu penyakit

penting pada padi, baik padi

lahan kering maupun padi lahan sawah. Secara umum gen-

gen tersebut meliputi: gen reseptor ketahanan tanaman

terhadap patogen, yaitu gen yang menghasilkan protein

penangkap molekul sinyal patogen Qigand. Gen ini akan

menjadi aktif dengan adanya serangan patogen di awal

proses infeksi, sehingga akan menentukan respon

ketahanan selanjutnya dari tanaman, gen transduksi

sinyal, yaitu gen yang berperan dalam menghasilkan

protein penerus sinyal patogen yang ditangkap oleh

reseptor kedalam lintasan transduksi/penyebaran sinyal

intraseluler, sehingga sinyal dapat sampai ke inti sel

tanaman, dan gen ketahanan di dalam genom inti akan

mensintesis molekul yang berfungsi dalam mekanisme

ketahanan pada tanaman (Rossman,1990)

Epidemi adalah meningkatnya penyakit dengan hebat

pada waktu dan wilayah tertentu dalam satu populasi

tumbuhan. Epidemi terjadi pada jangka waktu tertentu,

jadi tidak selalu terjadi. Epidemi terjadi pada tempat,

ruang atau wilayah tertentu, jadi tidak merata. Pada

tanaman semusim biasanya epidemi berkembang lebih cepat

dalam hitungan minggu dibandingkan dengan yang terjadi

pada tanaman berkayu tahunan ( tanaman keras ) seperti

Pohon buah– buahan dan pepohonan hutan ( Agrios,

1996 ).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk

mengetahui gejala penyakit blas (Pyricularia oryzae Cav.)

pada tanaman padi (Oryza sativa L.) serta cara

pengendaliannya.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan ini adalah sebagai

salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal tes

di Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman Sub–

Penyakit, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Botaninya tanaman padi (Oryza sativa L.)

diklasifikasikan kedalam Kingdom : Plantae, Divisi :

Spermatophyta, Sub Divisi : Angiospermae,

Kelas : Monocotyledoneae, Ordo : Graminales, Family

: Graminae, Genus : Oryza, Spesies :

Oryza sativa L. (Steenis, 2003)

Akar padi (Oryza sativa L.) keluar kira-kira 5-6

hari setelah berkecambah, dari batang yang masih pendek

itu keluar akar-akar serabut yang pertama dan dari

sejak ini perkembangan akar-akar serabut tumbuh

teratur. Pada saat permulaan batang mulai bertunas,

kira-kira umur 15 hari, akar serabut berkembang dengan

pesat (Soerodikoesoemo, 1993).

Batang padi (Oryza sativa L.) tersusun dari

rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu dengan

yang lainnyadipisah oleh sesuatu buku. Ruas batang padi

di dalamnya beringga dan bentuknya bulat. Dari atas ke

bawah, ruas batang itu makin pendek. Ruas-ruas yang

terpendek terdapat di bagian bawah dari batang dan

ruas-ruas ini praktis tidak dapat dibedakan sebagai

ruas-ruas yang berdiri sendiri (Iriany,2010).

Daun padi (Oryza sativa L.) terdiri dari helai

daun yang berbentuk memanjang seperti pita dan pelepah

daun yang menyelubungi batang. Pada perbatasan antara

helai duan dan upih terdapat lidah daun. Panjang dan

lebar dari helai daun tergantung kepada varietas padi

yang ditanam dan letaknya pada batang. Daun ketiga dari

atas bisaanya merupakan daun terpanjang. Daun bendera

mempunyai panjang daun terpendek dan dengan lebar daun

yang terbesar. (Campbell,2003).

Malai padi (Oryza sativa L.) terdiri dari sekumpulan

bunga-bunga padi (spikelet) yang timbul dari buku

paling atas. Ruas buku terakhir dari batang merupakan

sumbu utama dari malai, sedangkan butir-butir nya

3

terdapat pada cabang-cabang pertama maupun cabang-

cabang kedua (Anggara, 2009).

Bunga padi adalah bunga telanjang artinya

mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan

bakal buah yang di atas. Jumlah benang sari ada 6 buah,

tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar

serta mempunyai kandung serbuk. Putik mempunyai dua

tangkai putik, dengan dua buah kepala putik yang

berbentuk malai denganwarna pada umumnya putih atau

ungu (Departemen Pertanian, 1983).

Buah padi (Oryza sativa L.) tertutup oleh lemma dan

palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukan dan

pembuahan. Lemma dan palea serta bagian-bagian lain

membentuk sekam (kulit gabah). Dinding bakal buah

terdiri dari tiga bagian: bagian paling luar disebut

epicarpium, bagian tengah disebut mesocarpium dan

bagian dalam disebut endocarpium (Kusdianti,2009).

Biji sebagian besar ditempati oleh endosperm yang

mengandung zat tepung dan sebagian ditempati oleh

embryo (lembaga) yang terletak dibagian sentral yakni

dibagian lemma (Badar, 2011).

Syarat Tumbuh

Iklim

Tanaman Padi (Oryza sativa L.) dapat tumbuh di daerah

tropis/subtropis pada 45 derajat LU sampai 45 derajat

LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan

musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik

adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat

ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau

produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia.

Di musim hujan, walaupun air melimpah prduksi dapat

menurun karena penyerbukan kurang intensif (Steenis,

2003).

Padi (Oryza sativa L.) dapat ditanam pada mulai dari

daratan rendah sampai daratan tinggi. Di dataran rendah

padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan

temperature 22-27 derajat C sedangkan di dataran tinggi

650-1.500 m dpl dengan temperature 19-23 derajat C.

Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa

naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan

pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan

tanaman (Nabilussalam, 2011).

4

Tanah

Padi sawah ditanam di tanah berlempung yang berat

atau tanah yang memiliki lapisan keras 30 cm di bawah

permukaan tanah. Menghendaki tanah lumpur yang subur

dengan ketebalan 18-22 cm. Keasaman tanah antara pH

4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan akan mengubah pH

tanam menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya tanah

berkapur dengan pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman

padi.Karena mengalami penggenangan, tanah sawah

memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen

dan pH tanah sawah biasanya mendekati netral. Untuk

mendapatkan tanah sawah yang memenuhi syarat diperlukan

pengolahan tanah yang khusus (Kimball, 1992).

Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim

yang sangat bermanfaat di Indonesia karena menjadi

bahan makanan pokok.Tanaman ini dapat tumbuh pada

daerah mulai dari daratan rendah sampai daratan

tinggi.Bila didataran tinggi kita mengenal padi gogo,

maka didataran rendah kita mengenalnya dengan padi

sawah.Umumnya padi dapat dibudidayakan sampai pada

ketinggian 1.200 m dpl (Nabilussalam, 2011).

Biologi Penyakit

Penyakit blas daun padi disebabkan oleh jamur yang

diklasifikasikan kedalam Kingdom : Plantae, Divisi :

Mycota, Subdivisi : Eumycotina, Kelas : Deuteromycetes,

Ordo : Moniliales, Famili : Moniliaceae, Genus :

Pyricularia, Spesies : Pyricularia oryzae Cav. (Alexopoulus

dan Mims, 1979).

Konidiofor jamur blas (Pyricularia oryzae Cav.)

berbentuk panjang bersekat – sekat, jarang bercabang,

tunggal, berwarna kelabu, membentuk konidium pada

ujungnya. Konidium ini berbentuk bulat telur dengan

ujung runcing, jika masak bersekat 2, dengan ukuran 0-

22 x 10-12 µm ( Barnett, 1960 ).

Jamur Pyricularia oryzae Cav. menghasilkan Toxin

Pyricularian yang mana mendukung pertumbuhan tanaman

yang sangat lemah tetapi Phytotoxic pada konsentrasi

yang tinggi. Seperti Drechslers oryzae, jamur ini juga

menghasilkan enzim – enzim proteolytic yang membantu

menembus dinding sel (Singh, 2001).

Konidianya berbentuk seperti buah alpokat dan

bersel tiga, konidia ini dibentuk pada ujung suatu

tangkai dan umumnya dilepas pada malam hari saat ada

embun atau angin. Jamur ini berkembang biak bila jarak

tanam rapat sehingga kelembaban tinggi dantanaman

dipupuk nitrogen secara berlebihan. Penyebaran konidia

jamur ini dapat terjadi melalui benih dan angin. Sisa

tanaman di lapangan dan inang lain terutama jenis padi

padi – padian yang terinfeksi dapat menjadi sumber

penularan bagi pertanaman padi berikutnya

( Harahap,1989)

Gejala Serangan

Jika tanaman telah ditulari dengan spora – spora

jamur Jamur blas ( Pyricularia oryzae Cav.)

maka pada daun tampak bintik – bintik kecil. Warna

bintik – bintik itu ungu kekuning – kuningan, kemudian

lama – lama menjadi membesar dan terdapat titik kecil

berwarna putih ditengahnya. Jumlah titik ungu

kekuningan bisa banyak atau sedikit tergantung Tingkat

serangan jamur dan ketahanan varietas padi yang ditanam

(Siregar,1981)

Gejala pada daun, yang sering disebut sebagai blas

6

daun (Leaf blas), berbentuk bercak – bercak jorong

dengan ujung – ujung runcing. Pusat bercak berwarna

kelabu atau keputih – putihan dan biasanya mempunyai

tepi coklat atau coklat kemerahan. Bentuk dan warna

bercak bervariasi tergantung dari keadaan

lingkungan, umur bercak, dan derajat ketahanan jenis

padi. Pada daun tua bercak

agak kecil dan lebih bulat, sehingga mirip dengan

bercak Drechslers oryzae (Semangun, 1993).

Gejala tipe akut berbentuk bulat, becak hijau tua

dengan bagian ujung

runcing, akhirnya berkembang menjadi berbentuk

gelendong / kumparan. Pada bagian tengah kelihatan

adanya koloni penyebab penyakit yang disebabkan oleh

konidiapor dan konidia. Biasanya penyebab penyakit

tumbuh pada kondisi yang sesuai yang menyebabkan

tanaman rentan (Luh, 1991).

Tangkai malai dapat membusuk dan patah, sehingga

penyakit ini disebut pula busuk leher. Bila infeksi ini

terjadi sebelum masa pengisian bulir, maka dapat

terjadi kehampaan pada bulir. Batang pun dapat

terinfeksi akibat penularan dari pelepah daun, sehingga

batang membusuk dan mudah rebah (Harahap, 1989).

Proses infeksi pada saat daun dalam keadaan basah

dan pada kondisi lingkungan yang mendukung,

perkecambahan akan terjadi setelah 3 jam. Jika konidia

melewati masa kering selama 24 jam maka perkecambahan

akan tertunda. Setelah terjadi infeksi hifa akan

mempenetrasi melalui epidermis. Kolonisasi tergantung

dari salah satu faktor seperti genetik, umur tanaman

inang, nutrisi dan faktor lingkungan seperti suhu dan

tanah (Abadi, 2005 ).

Sporulasi terjadi ketika kelembaban diatas 90 %

dibawah kondisi optimum, konidiofor dibentuk selama 4 -

6 jam. 1 konidium dibentuk 40 menit. Sejumlah spora

dihasilkan oleh beberapa luka yang telah ditemukan pada

hari yang ke enam berupa luka. Sporulasi maksimum

terjadi pada 7 – 12 hari setelah inokulasi, sporulasi

berlanjut sampai 60 hari (Luh, 1991).

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur blas

sangat dipengaruhi oleh faktor luar. Kelebihan nitrogen

menambah kerentanan tanaman, demikian pula halnya

7

dengan kekurangan air. Diduga bahwa kedua faktor

tersebut menyebabkan berkurangnya kadar silisium

tanaman. Karena penyakit dibantu oleh kekurangan air,

Pada umumnya padi tanah kering (gogo) mendapat serangan

yang lebih berat dari pada padi sawah (Semangun, 1993).

Pada tanah dengan derajat keasaman berkisar antara

pH 5,6 – 6,5 pertanaman padi senantiasa bebas dari

serangan jamur blas dan juga tanah yang sudah lama

tidak ditanami tanaman padi, pertanaman padi yang

pertama setelah tanah remaja itu digunakan untuk

bertanam padi maka akan terdapat serangan jamur blas

yang lebih berat lagi ( Siregar, 1981 ).

Pengaruh angin umumnya secara tidak langsung dalam

hal peranannya terhadap kelembaban udara dan terjadinya

embun. Sedangkan pengaruh langsung-

nya adalah terhadap penyebaran spora, penyebaran

serangga vektor dan pelukaan

akibat gesekan oleh tiupan angin. Pelepasan dan

pemencaran konidia jamur blas sangat dipengaruhi oleh

kecepatan angin. Menurut beberapa penelitian didapatkan

bahwa pada kecepatan 3 - 5 m/s. Konidia akan terlepas

8

dari konidiofor bahkan dalam keadaan tertentu dapat

terjadi pada kecepatan 1 meter per detik (Susanto,

2007).

Pengendalian

Pemupukan yang seimbang, mengusahakan agar

persemaian dan pertanaman padi memperoleh air yang

cukup, penanaman jenis–jenis padi tahan yang tersedia,

tidak memakai biji dari tempat–tempat yang terjangkit

sebagai benih, mengobati benih dengan seed dressing,

membakar jerami dari pertanaman–pertanaman yang sakit

untuk mengurangi sumber infeksi, mengatur jarak tanam

agar tidak terlalu rapat untuk mengurangi kelembaban

(Semangun, 1993).

DAFTAR PUSTAKA

Abadi. A., 2005. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Bayumedia.

Jakarta.

Agrios.G., 1999. Ilmu Penyakit Tumbuhan.Gadjah MadaUniversity Press. Yogyakarta.

Andoko.A., 2002. Budidaya Padi Secara Organik. PenebarSwadaya. Jakarta.

Barnett.H., 1960. Imperfect Fungi. Burgess Publishing

Company.Virginia.

Dwidjoseputro.D., 1975. Pengantar Mikologi. Alumni.Malang.

Harahap.I., 1988. Pengendalian Hama Penyakit Padi.Penebar Swadaya. Jakarta.

Luh.B., 1991. Rice Production. University ofCalifornia. New York.

Oka.I., 1993. Pengantar Epidemiologi Penyakit Tanaman.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Semangun.H., 1993. Penyakit – Penyakit Tanaman panganDi Indonesia. UGM-Press.Yogyakarta.

Singh.R., 2001. Plant Diseases.Oxford & IBH PublishingCO. New Delhi.

Siregar.H., 1981. Budidaya Tanaman Padi Di Indonesia.Suatra Hudaya. Jakarta.

Sugeng.H., 2001. Bercocok Tanam Padi. Aneka Ilmu.Semarang.

Sudjadi, 1983. Penelitian Epidemiologi Penyaki BulaiJagung di daerah lampung. Dalam Prosiding Kongres Nasional PFIVII. Medan. Makalah no.15

Susanto.A, B. Hadisutrisno, A. Tjokrosoedarsono., 2007.Peranan Anasir Cuaca Terhadap PerkembanganPenyakit Cacar TehDiperkebunan Teh NV Tambiwonosobo. Dalam Prosiding Kongresnasional PFI Mataram.

KESIMPULAN

1. Penyakit blas daun (Phyricularia oryzae Cav.)

menyerang tanaman Padi (Oryza sativa L.)

2. Jamur Phyricularia oryzae Cav. Memiliki konidiofor

bersekat tiga.

3. Gejala yang timbulkan jamur Phyricularia oryzae Cav.

Berupa bercak jorong yang berujung runcing pada

daun padi (Oryza sativa L.)

4. Pertumbuhan jamur Phyricularia oryzae Cav. sangat

dipengaruhi oleh kelebihan penggunaan pupuk N,

kekurangan air, dan kecepatan angin.

5. Jamur ini dapat dikendalikan dengan penggunaan

pupuk yang seimbang dll.