TANAMAN TRANSGENIK

23
TANAMAN TRANSGENIK Diajukan Guna Memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah Biologi Dasar Kelas C Disusun oleh: Deandra Inggrit Fahma Sari Shofitri Zuhannisa Dosen: JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER TAHUN 2014

Transcript of TANAMAN TRANSGENIK

TANAMAN TRANSGENIK

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah Biologi Dasar Kelas C

Disusun oleh:

Deandra Inggrit Fahma Sari

Shofitri Zuhannisa

Dosen:

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

TAHUN 2014

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman transgenik merupakan tanaman yang telah disisipiatau memiliki gen asing dari spesies tanaman yang berbeda ataumakhluk hidup lainnya. Penggabungan gen asing ini bertujuanuntuk mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan,misalnya pembuatan tanaman yang tahan suhu tinggi, suhurendah, kekeringan, resistansi terhadap organisme pengganggutanaman, serta kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi daritanaman alami. Sebagian besar rekayasa atau modifikasi sifattanaman dilakukan untuk mengatasi kebutuhan pangan pendudukdunia yang semakin meningkat dan juga permasalahan kekurangangizi manusia sehingga pembuatan tanaman transgenic jugamenjadi bagian dari pemuliaan tanaman. Hadirnya tanamantransgenik menimbulkan kontroversi masyarakat dunia karenasebagian masyarakat khawatir apabila tanaman tersebut akanmengganggu keseimbangan lingkungan (ekologi), membahayakankesehatan manusia, dan mempengaruhi perekonomian global.

Tanaman transgenic telah dikembangkan sejak tahun 8000 SMketika praktik pertanian dimulai di Mesopotamia. Tanamantransgenic pada masa itu disemaikan dengan memanfaatkan prosesseleksi dan persilangan tanaman. Kedua proses tersebut memakanwaktu yang cukup lama dan hasil yang diperoleh tidak menentukarena bergantung pada mutasi alamiah secara acak. Contohhasil pengembangan tanaman konvensional adalah durian montongyang memiliki perbedaan sifat dengan induknya yang berupadurian liar. Hal ini merupakan hasil dari persilangan atauperkawinan dari durian liar dengan varietas lain untukmendapatkan durian dengan sifat unggul seperti durian montong.Selanjutnya pengembangan tanaman transgenic dilakukan padatahun 1977 ketika bakteri Agrobacterium tumefacienc diketahuidapat mentransfer DNA atau gen yang dimiliki ke dalam tanaman.Pada tahun 1983, tanaman transgenic pertama, yaitu bungamatahari yang disisipi gen dari buncis (Phaseolus vulgaris)

telah berhasil dikembangkan untuk kebutuhan komersial danpeningkatan tanaman transgenic terus dilakukan manusia.Tanaman transgenik yang berhasil diproduksi dan dipasarkanadalah jagung dan kedelai. Keduanya dipasarkan pada tahun1996.

Pembuatan tanaman transgenic diawali denganmengidentifikasi gen yang akan menghasilkan sifat tertentu(sifat yang diinginkan). Gen yang diinginkan dapat diambildari tanaman lain, hewan, cendawan, atau bakteri. Selanjutnyadilakukan perbanyakan gen yang disebut dengan istilah cloninggen. pada tahap loning gen, DNA asing akan dimasukkan ke dalamvector cloning (agen pembawa DNA), contohnya plasmid yaitu DNAyang digunakan untuk transfer gen, kemudian vector cloningakan dimasukkan ke dalam bakteri sehingga DNA dapatdiperbanyak seiring dengan perkembangan bakteri tersebut.Apabila gen yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlahyang cukup maka akan dilakukan transfer gen asing tersebut kedalam sel tumbuhan yang berasal dari bagian tertentu, salahsatunya adalah bagian daun. Transfer gen ini dapat dilakukandengan beberapa metode, yaitu metode senjata gen, metodetransformasi DNA yang diperantarai bakteri Agrobacteriumtumefaciens, dan elektroporasi yang merupakan metode transferDNA dengan bantuan listrik.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah iniadalah sebagai berikut,

1.2.1 Bagaimanakah proses penyemaian tanaman transgenik?1.2.2 Apa saja contoh dari tanaman transgenik?1.2.3 Bagaimanakah dampak yang muncul terhadap penyemaian

tanaman transgenik?

1.3 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini,diharapkan mahasiswa mengetahui proses penyemaian tanaman

transgenik yang terkait dengan mata kuliah Biologi Dasar yangtengah berlangsung proses belajar mengajarnya di jurusanFisika fakultas MIPA Universitas Jember. Mahasiswa mengetahuicontoh-contoh dari tanaman transgenik serta dampak yang timbulterhadap masyarakat Indonesia khususnya, karena penyemaiantanaman transgenik yang dilakukan.

BAB II. PEMBAHASAN

Transgenik adalah tanaman yang telah direkayasa bentukmaupun kualitasnya melalui penyisipan gen atau DNA binatang,bakteri, mikroba, atau virus untuk tujuan tertentu. Organismetransgenik adalah organisme yang mendapatkan pindahan gen dariorganisme lain. Gen yang ditransfer dapat berasal dari jenis(spesies) lain seperti bakteri, virus, hewan, atau tanamanlain. Secara  ontologi tanaman transgenik adalah  suatu produkrekayasa genetika melalui transformasi gen dari makhluk hiduplain ke dalam tanaman yang tujuannya untuk menghasilkantanaman baru yang memiliki sifat unggul yang lebih  baik daritanaman sebelumnya. Secara epistemologi, prosespembuatantanaman transgenik sebelum dilepas ke masyarakattelah melalui hasil  penelitian  yang panjang, studi kelayakandan uji lapangan dengan pengawasan yang ketat, termasukmelalui analisis dampak lingkungan untuk jangka pendek danjangka  panjang. Secara aksiologi,berdasarkan pendapat kelompok masyarakat yang pro dan kontra tanaman transgenik memiliki manfaat untuk memenuhi kebutuhanpangan  penduduk, tetapi manfaat tersebut belum teruji, apakahlebih besar manfaatnya atau kerugiannya.

Teknologi DNA rekombinan atau rekayasa genetika telahmelahirkan revolusi baru dalam berbagai bidang kehidupanmanusia, yang dikenal sebagai revolusi gen. Produk teknologitersebut berupa organisme transgenik atau organisme hasilmodifikasi genetik (OHMG), yang dalam bahasa Inggris disebutdengan genetically modified organism (GMO). Namun, sering kalipula aplikasi teknologi DNA rekombinan bukan berupapemanfaatan langsung organisme transgeniknya, melainkan produkyang dihasilkan oleh organisme transgenik.

Dewasa ini cukup banyak organisme transgenik atau punproduknya yang dikenal oleh kalangan masyarakat luas. Beberapadi antaranya bahkan telah digunakan untuk memenuhi kebutuhanhidup sehari-hari. Berikut ini akan dikemukakan beberapacontoh pemanfaatan organisme transgenik dan produk yangdihasilkannya dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Pada

bidang pertanian, plikasi teknologi DNA rekombinan di bidangpertanian berkembang pesat dengan dimungkinkannya transfer genasing ke dalam tanaman dengan bantuan bakteri Agrobacteriumtumefaciens (lihat Bab XI). Melalui cara ini telah berhasildiperoleh sejumlah tanaman transgenik seperti tomat dantembakau dengan sifat-sifat yang diinginkan, misalnyaperlambatan kematangan buah dan resistensi terhadap hama danpenyakit tertentu.

Pada tahun 1996 luas areal untuk tanaman transgenik diseluruh dunia telah mencapai 1,7 ha, dan tiga tahun kemudianmeningkat menjadi hampir 40 juta ha. Negara- negara yangmelakukan penanaman tersebut antara lain Amerika Serikat (28,7juta ha), Argentina (6,7 juta ha), Kanada (4 juta ha), Cina(0,3 juta ha), Australia (0,1 juta ha), dan Afrika Selatan(0,1 juta ha). Indonesia sendiri pada tahun 1999 telahmengimpor produk pertanian tanaman pangan transgenik berupakedelai sebanyak 1,09 juta ton, bungkil kedelai 780.000 ton,dan jagung 687.000 ton. Pengembangan tanaman transgenik diIndonesia meliputi jagung (Jawa Tengah), kapas (Jawa Tengahdan Sulawesi Selatan), kedelai, kentang, dan padi (JawaTengah). Sementara itu, tanaman transgenik lainnya yang masihdalam tahap penelitian di Indonesia adalah kacang tanah,kakao, tebu, tembakau, dan ubi jalar.

Bidang peternakan hampir seluruh faktor produksi telahtersentuh oleh teknologi DNA rekombinan, misalnya penurunanmorbiditas penyakit ternak serta perbaikan kualitas pakan danbibit. Vaksin-vaksin untuk penyakit mulut dan kuku pada sapi,rabies pada anjing, blue tongue pada domba, white-diarrheapada babi, dan fish-fibrosis pada ikan telah diproduksimenggunakan teknologi DNA rekombinan. Di samping itu, jugatelah dihasilkan hormon pertumbuhan untuk sapi (recombinantbovine somatotropine atau rBST), babi (recombinant porcinesomatotropine atau rPST), dan ayam (chicken growth hormone).Penemuan ternak transgenik yang paling menggegerkan duniaadalah ketika keberhasilan kloning domba Dolly diumumkan padatanggal 23 Februari 1997.

Rekayasa genetika di bidang pertanian pada dasarnyabertujuan untuk menciptakan ketahanan pangan suatu negaradengan cara meningkatkan produksi, kualitas, dan upayapenanganan pascapanen serta prosesing hasil pertanian.Peningkatkan produksi pangan melalui revolusi gen ini ternyatamemperlihatkan hasil yang jauh melampaui produksi pangan yangdicapai dalam era revolusi hijau. Di samping itu, kualitasgizi serta daya simpan produk pertanian juga dapatditingkatkan sehingga secara ekonomi memberikan keuntunganyang cukup nyata. Adapun dampak positif yang sebenarnyadiharapkan akan menyertai penemuan produk pangan hasilrekayasa genetika adalah terciptanya keanekaragaman hayatiyang lebih tinggi.

Perkebunan kelapa sawit transgenik dengan minyak sawityang kadar karotennya lebih tinggi saat ini mulai dirintispengembangannya. Begitu pula, telah dikembangkan perkebunankaret transgenik dengan kadar protein lateks yang lebih tinggidan perkebunan kapas transgenik yang mampu menghasilkan seratkapas berwarna yang lebih kuat. Di bidang kehutanan telahdikembangkan tanaman jati transgenik, yang memiliki strukturkayu lebih baik. Sementara itu, di bidang florikultur antaralain telah diperoleh tanaman anggrek transgenik dengan masakesegaran bunga yang lama. Demikian pula, telah dapatdihasilkan beberapa jenis tanaman bunga transgenik lainnyadengan warna bunga yang diinginkan dan masa kesegaran bungayang lebih panjang.

Bidang kesehatan, rekayasa genetika terbukti mampumenghasilkan berbagai jenis obat dengan kualitas yang lebihbaik sehingga memberikan harapan dalam upaya penyembuhansejumlah penyakit di masa mendatang. Bahan-bahan untukmendiagnosis berbagai macam penyakit dengan lebih akurat jugatelah dapat dihasilkan. Teknik rekayasa genetika memungkinkandiperolehnya berbagai produk industri farmasi penting sepertiinsulin, interferon, dan beberapa hormon pertumbuhan dengancara yang lebih efisien. Hal ini karena gen yang bertanggungjawab atas sintesis produk-produk tersebut diklon ke dalam sel

inang bakteri tertentu yang sangat cepat pertumbuhannya danhanya memerlukan cara kultivasi biasa.

Rekayasa genetika ternyata sangat berpotensi untukdiaplikasikan dalam upaya penyelamatan keanekaragaman hayati,bahkan dalam bioremidiasi lingkungan yang sudah terlanjurrusak. Dewasa ini berbagai strain bakteri yang dapat digunakanuntuk membersihkan lingkungan dari bermacam-macam faktorpencemaran telah ditemukan dan diproduksi dalam skalaindustri. Sebagai contoh, sejumlah pantai di salah satu negaraindustri dilaporkan telah tercemari oleh metilmerkuri yangbersifat racun keras baik bagi hewan maupun manusia meskipundalam konsentrasi yang kecil sekali. Detoksifikasi logam airraksa (merkuri) organik ini dilakukan menggunakan tanamanArabidopsis thaliana transgenik yang membawa gen bakteritertentu yang dapat menghasilkan produk untuk mendetoksifikasiair raksa organik.

Bidang industri, khususnya pengolahan pangan, misalnyapada pembuatan keju, enzim renet yang digunakan juga merupakanproduk organisme transgenik. Hampir 40% keju keras (hardcheese) yang diproduksi di Amerika Serikat menggunakan enzimyang berasal dari organisme transgenik. Demikian pula, bahan-bahan food additive seperti penambah cita rasa makanan,pengawet makanan, pewarna pangan, pengental pangan, dansebagainya saat ini banyak menggunakan produk organismetransgenik.

Proses pembuatan tanaman transgenik adalah dengan caraseleksi sel transforman. Pada dasarnya ada tiga kemungkinanyang dapat terjadi setelah transformasi dilakukan, yaitu selinang tidak dimasuki DNA apa pun atau berarti transformasigagal, sel inang dimasuki vektor religasi atau berarti ligasigagal, dan sel inang dimasuki vektor rekombinan dengan/tanpafragmen sisipan atau gen yang diinginkan. Untuk membedakanantara kemungkinan pertama dan kedua dilihat perubahan sifatyang terjadi pada sel inang. Jika sel inang memperlihatkan duasifat marker vektor, maka dapat dipastikan bahwa kemungkinankedualah yang terjadi. Selanjutnya, untuk membedakan antarakemungkinan kedua dan ketiga dilihat pula perubahan sifat yang

terjadi pada sel inang. Jika sel inang hanya memperlihatkansalah satu sifat di antara kedua marker vektor, maka dapatdipastikan bahwa kemungkinan ketigalah yang terjadi.

Seleksi sel rekombinan yang membawa fragmen yangdiinginkan dilakukan dengan mencari fragmen tersebutmenggunakan fragmen pelacak (probe), yang pembuatannyadilakukan secara in vitro menggunakan teknik reaksipolimerisasi berantai atau polymerase chain reaction (PCR).Penjelasan lebih rinci tentang teknik PCR dapat dilihat padaBab XII. Pelacakan fragmen yang diinginkan antara lain dapatdilakukan melalui cara yang dinamakan hibridisasi koloni(lihat Bab X). Koloni-koloni sel rekombinan ditransfer kemembran nilon, dilisis agar isi selnya keluar, dibersihkanprotein dan remukan sel lainnya hingga tinggal tersisa DNAnyasaja. Selanjutnya, dilakukan fiksasi DNA dan perendaman didalam larutan pelacak. Posisi-posisi DNA yang terhibridisasioleh fragmen pelacak dicocokkan dengan posisi koloni padakultur awal (master plate). Dengan demikian, kita bisamenentukan koloni-koloni sel rekombinan yang membawa fragmenyang diinginkan.

Susunan materil genetic diubah dengan jalan menyisipkangen baru yang unggul ke dalam kromosomnya.Tanaman transgenikmemiliki kualitas lebih dibanding tanaman konvensional,kandungan nutrisi lebih tinggi, tahan hama, tahan cuaca, umurpendek, dll; sehingga penanaman komoditas tersebut dapatmemenuhi kebutuhan pangan secara cepat dan menghemat devisaakibat penghematan pemakaian pestisida atau bahan kimia lainserta tanaman transgenik produksi lebih baik

Teknik rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman;yaitu memperbaiki sifat-sifat tanaman dengan menambah sifat-sifat ketahanan terhadap cekaman hama maupun lingkungan yangkurang menguntungkan; sehingga tanaman transgenik memilikikualitas lebih baik dari tanaman konvensional, serta bukan halbaru karena sudah lama dilakukan tetapi tidak disadari olehmasyarakat;

Adapun contoh-contoh tanaman transgenik adalah sebagaiberikut:Jenistanama

n

Sifat yang telahdimodifikasi Modifikasi Foto

PadiMengandung provitamin

A (beta-karotena) dalamjumlah tinggi.[15]

Gen dari tumbuhan narsis,jagung,

dan bakteri Erwinia disisipkan pada kromosom padi.[15]

Jagung,

kapas,kentan

g

Tahan (resisten)terhadap hama.[16]

Gen toksin Bt daribakteri Bacillus

thuringiensis ditransfer kedalam tanaman.[15][16]

Tembakau

Tahan terhadap cuacadingin.[15]

Gen untuk mengaturpertahanan pada cuaca

dingin daritanaman Arabidopsis

thaliana ataudari sianobakteri (Anacyctis

nidulans) dimasukkan ketembakau.[15]

Tomat

Proses pelunakan tomatdiperlambat sehinggatomat dapat disimpanlebih lama dan tidak

cepat busuk.[17]

Gen khusus yangdisebut antisenescens ditransf

er ke dalam tomat untukmenghambat enzim poligalakt

uronase (enzim yangmempercepat kerusakandinding sel tomat).

[16] Selain menggunakan gendari bakteri E. coli, tomattransgenik juga dibuatdengan memodifikasi genyang telah dimiliknya

secara alami.[17]

Kedelai

Mengandung asamoleat tinggi dan tahanterhadap herbisidaglifos

at.[15][18] Dengandemikian, ketika

disemprotdenganherbisida tersebut, hanya gulma di sekitarkedelai yang akan mati.

Gen resisten herbisida daribakteri Agrobacterium galurCP4 dimasukkan ke kedelai

dan juga digunakanteknologi molekular untuk

meningkatkanpembentukanasam oleat.[15][18]

Ubijalar

Tahan terhadap penyakittanaman yang

disebabkan virus.[19]

Gen dari selubung virustertentu ditransfer ke

dalam ubi jalar dan dibantudengan teknologi peredaman

gen.[19]

Kanola

Menghasilkan minyak kanola yang mengandung asamlaurattinggi sehinggalebih menguntungkanuntuk kesehatan dan

secara ekonomi.[20] Selainitu, kanola transgenik

yang disisipi genpenyandi vitamin E juga

telah ditemukan.[16]

Gen FatB dari Umbellulariacalifornica ditransfer ke dalam

tanaman kanola untukmeningkatkan kandungan asam

laurat.[20]

Pepaya

Resisten terhadap virustertentu,

contohnya Papaya ringspotvirus (PRSV).[21]

Gen yang menyandikanselubung virus PRSVditransfer ke dalamtanamanpepaya.[21]

Melon Buah tidak cepat busuk.[22]

Gen baru dari bakteriofagT3 diambil untuk mengurangi

pembentukanhormonetilen (hormon yangberperan dalam pematangan

buah) di melon.[22]

Bitgula

Tahan terhadapherbisida glifosat dan g

lufosinat.[23]

Gen daribakteri Agrobacterium galurCP4 dan cendawan Streptomycesviridochromogenes ditransferke dalam tanaman bit gula.

[23]

Prem(plum)

Resisten terhadapinfeksi virus cacar prem

(plum pox virus).[24]

Gen selubung virus cacarprem ditransfer ketanaman prem.[24]

Gandum

Resisten terhadappenyakit hawar yang

disebabkancendawan Fusarium.[25]

Gen penyandi enzim kitinase(pemecah dindingsel cendawan)

dari jelai (barley)ditransfer ke

tanaman gandum.[25]

Perkembangan tanaman transgenik dapat diterima denganbaik oleh Amerika Serikat, Argentina, Cina, dan Kanada. Namun,banyak negara Eropa yang menolak tanaman transgenik karenakekhawatiran terhadap potensi gangguan kesehatan konsumen dankerusakan lingkungan.

Pengaruh pada kesehatan manusia Dari segi kesehatan,tanaman ini dianggap dapat menjadi alergen (senyawa yangmenimbulkan alergi) baru bagi manusia. Untuk menanggapi haltersebut, para peneliti menyatakan bahwa sebelum suatu tanamantransgenik diproduksi secara massal, akan melakukan berbagaipengujian potensi alergi dan toksisitas untuk menjamin agarproduk tanaman tersebut aman untuk dikonsumsi. Apabilaberpotensi menyebabkan alergi, maka tanaman transgeniktersebut tidak akan dikembangkan lebih lanjut. Kekhawatiranlain yang timbul di masyarakat adalah kemungkinan gen asingpada tanaman transgenik dapat berpindah ke tubuh manusiaapabila dikonsumsi. Pendapat tersebut dinilai berlebihan olehpara ilmuwan karena makanan yang berasal dari tanamantransgenik akan terurai menjadi unsur-unsur yang dapat diseraptubuh sehingga tidak akan ada gen aktif.

Pengaruh terhadap lingkungan (ekologis) Penolakanterhadap budidaya tanaman transgenik muncul karena dianggapberpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem. Salah satunyaadalah terbentuknya hama atau gulma super (yang lebih kuatatau resisten) di lingkungan. Kekhawatiran ini terlihat jelaspada perdebatan mengenai jagung Bt yang memiliki racun Btuntuk membunuh hama lepidoptera berupa ngengat dan kupu-kuputertentu. Ada kemungkinan hama yang ingin dibunuh dapatberadaptasi dengan tanaman tersebut dan menjadi hama yanglebih tahan atau resisten terhadap racun Bt. Selain itu, kupu-kupu Monarch, yang bukan merupakan hama jagung, ikut terkenadampak berupa peningkatan kematian akibat memakan dauntumbuhan perdu (Asclepias) yang terkena serbuk sari darijagung Bt.

Tanaman Transgenik di Indonesia sudah dikembangkan sejaktahun 1999, Indonesia pernah melakukan uji coba penanamankapas transgenik di Sulawesi Selatan. Uji coba itu dilakukan

oleh PT Monagro Kimia dengan memanfaatkan benih kapastransgenik Bt dari Monsanto. Hal itu mendatangkan banyakprotes dari berbagai LSM sehingga pada bulan September 2000,areal kebun kapas transgenik seluas 10.000 ha gagaldibuka. Pada tahun 2007, Badan Penelitian dan PengembanganPertanian (Badan Litbang) telah menargetkan Indonesia untukmemiliki padi dan jagung transgenik di tahun 2010 sehinggatidak perlu lagi melakukan impor beras dan jagung. Menurut Dr.Ir. Sutrisno, Kepala Balai Besar Penelitian Bioteknologi danSumberdaya Genetik Pertanian (BB-Biogen), Indonesia telahmelakukan penelitian di bidang rekayasa genetika tanaman yangseimbang bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.

Berikut ini merupakan dampak positif dan dampak negativedari tanaman transgenik:2.1 Dampak Positif Transgenik1. Rekayasa transgenik dapat menghasilkan prodik lebihbanyak dari sumber yang lebih sedikit.2. Rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi lingkunganekstrem akan memperluas daerah pertanian dan mengurangi bahayakelaparan.3. Makanan dapat direkayasa supaya lebih lezat danmenyehatkan.2.2  Dampak Negatif Transgenik

Adapun dampak negatif dari rekayasa transgenik meliputibeberapa aspek yaitu:A. Aspek sosialYang meliputi:1.       Aspek agama

Penggunaan gen yang berasal dari babi untuk memproduksibahan makanan dengan sendirinya akan menimbulkan kekhawatirandi kalangan pemeluk agama Islam. Demikian pula, penggunaan gendari hewan dalam rangka meningkatkan produksi bahan makananakan menimbulkan kekhawatiran bagi kaum vegetarian, yangmempunyai keyakinan tidak boleh mengonsumsi produk hewani.Sementara itu, kloning manusia, baik parsial (hanya organ-organ tertentu) maupun seutuhnya, apabila telah berhasil

menjadi kenyataan akan mengundang kontroversi, baik dari segiagama maupun nilai-nilai moral kemanusiaan universal. Demikianjuga,  xenotransplantasi (transplantasi organ hewan ke tubuhmanusia) serta kloning stem cell dari embrio manusia untukkepentingan medis juga dapat dinilai sebagai bentukpelanggaran terhadap norma agama.

2.       Aspek etika dan estetikaPenggunaan bakteri E coli sebagai sel inang bagi gen

tertentu yang akan diekspresikan produknya dalam skalaindustri, misalnya industri pangan, akan terasa menjijikkanbagi sebagian masyarakat yang hendak mengonsumsi pangantersebut. Hal ini karena E coli merupakan bakteri yang secaraalami menghuni kolon manusia sehingga pada umumnya diisolasidari tinja manusia.B. Aspek ekonomi

Berbagai komoditas pertanian hasil rekayasa genetikatelah memberikan ancaman persaingan serius terhadap komoditasserupa yang dihasilkan secara konvensional. Penggunaan tebutransgenik mampu menghasilkan gula dengan derajad kemanisanjauh lebih tinggi daripada gula dari tebu atau bit biasa. Halini jelas menimbulkan kekhawatiran bagi masa depan pabrik-pabrik gula yang menggunakan bahan alami. Begitu juga,produksi minyak goreng canola dari tanaman rapeseedstransgenik dapat berpuluh kali lipat bila dibandingkan denganproduksi dari kelapa atau kelapa sawit sehingga mengancameksistensi industri minyak goreng konvensional. Di bidangpeternakan, enzim yang dihasilkan oleh organisme transgenikdapat memberikan kandungan protein hewani yang lebih tinggipada pakan ternak sehingga mengancam keberadaan pabrik-pabriktepung ikan, tepung daging, dan tepung tulang.

C. Aspek kesehatan1.      Potensi toksisitas bahan pangan

Dengan terjadinya transfer genetik di dalam tubuhorganisme transgenik akan muncul bahan kimia baru yang

berpotensi menimbulkan pengaruh toksisitas pada bahan pangan.Sebagai contoh, transfer gen tertentu dari ikan ke dalamtomat, yang tidak pernah berlangsung secara alami, berpotensimenimbulkan risiko toksisitas yang membahayakan kesehatan.Rekayasa genetika bahan pangan dikhawatirkan dapatmengintroduksi alergen atau toksin baru yang semula tidakpernah dijumpai pada bahan pangan konvensional. Di antarakedelai transgenik, misalnya, pernah dilaporkan adanya kasusreaksi alergi yang serius. Begitu pula, pernah ditemukankontaminan toksik dari bakteri transgenik yang digunakan untukmenghasilkan pelengkap makanan (food supplement) triptofan.Kemungkinan timbulnya risiko yang sebelumnya tidak pernahterbayangkan terkait dengan akumulasi hasil metabolismetanaman, hewan, atau mikroorganisme yang dapat memberikankontribusi toksin, alergen, dan bahaya genetik lainnya didalam pangan manusia.

Beberapa organisme transgenik telah ditarik dari peredarankarena terjadinya peningkatan kadar bahan toksik. KentangLenape (Amerika Serikat dan Kanada) dan kentang Magnum Bonum(Swedia) diketahui mempunyai kadar glikoalkaloid yang tinggidi dalam umbinya. Demikian pula, tanaman seleri transgenik(Amerika Serikat) yang resisten terhadap serangga ternyatamemiliki kadar psoralen, suatu karsinogen, yang tinggi.

2.      Potensi menimbulkan penyakit/gangguan kesehatanWHO pada tahun 1996 menyatakan bahwa munculnya berbagai

jenis bahan kimia baru, baik yang terdapat di dalam organismetransgenik maupun produknya, berpotensi menimbulkan penyakitbaru atau pun menjadi faktor pemicu bagi penyakit lain.Sebagai contoh, gen aad yang terdapat di dalam kapastransgenik dapat berpindah ke bakteri penyebab kencing nanah(GO), Neisseria gonorrhoeae. Akibatnya, bakteri ini menjadikebal terhadap antibiotik streptomisin dan spektinomisin.Padahal, selama ini hanya dua macam antibiotik itulah yangdapat mematikan bakteri tersebut. Oleh karena itu, penyakit GOdikhawatirkan tidak dapat diobati lagi dengan adanya kapas

transgenik. Dianjurkan pada wanita penderita GO untuk tidakmemakai pembalut dari bahan kapas transgenik.

Contoh lainnya adalah karet transgenik yang diketahuimenghasilkan lateks dengan kadar protein tinggi sehinggaapabila digunakan dalam pembuatan sarung tangan dan kondom,dapat diperoleh kualitas yang sangat baik. Namun, di AmerikaSerikat pada tahun 1999 dilaporkan ada sekitar 20 jutapenderita alergi akibat pemakaian sarung tangan dan kondomdari bahan karet transgenik.

Selain pada manusia, organisme transgenik juga diketahuidapat menimbulkan penyakit pada hewan. A. Putzai di Inggrispada tahun 1998 melaporkan bahwa tikus percobaan yang diberipakan kentang transgenik memperlihatkan gejala kekerdilan danimunodepresi. Fenomena yang serupa dijumpai pada ternak unggasdi Indonesia, yang diberi pakan jagung pipil dan bungkilkedelai impor. Jagung dan bungkil kedelai tersebut diimpordari negara-negara yang telah mengembangkan berbagai tanamantransgenik sehingga diduga kuat bahwa kedua tanaman tersebutmerupakan tanaman transgenik.

D. Aspek lingkungan1.      Potensi erosi plasma nutfah

Penggunaan tembakau transgenik telah memupus kebanggaanIndonesia akan tembakau Deli yang telah ditanam sejak tahun1864. Tidak hanya plasma nutfah tanaman, plasma nutfah hewanpun mengalami ancaman erosi serupa. Sebagai contoh,dikembangkannya tanaman transgenik yang mempunyai gen denganefek pestisida, misalnya jagung Bt, ternyata dapat menyebabkankematian larva spesies kupu-kupu raja (Danaus plexippus)sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan keseimbanganekosistem akibat musnahnya plasma nutfah kupu-kupu tersebut.Hal ini terjadi karena gen resisten pestisida yang terdapat didalam jagung Bt dapat dipindahkan kepada gulma milkweed(Asclepia curassavica) yang berada pada jarak hingga 60 mdarinya. Daun gulma ini merupakan pakan bagi larva kupu-kupuraja sehingga larva kupu-kupu raja yang memakan daun gulmamilkweed yang telah kemasukan gen resisten pestisida tersebut

akan mengalami kematian. Dengan demikian, telah terjadikematian organisme nontarget, yang cepat atau lambat dapatmemberikan ancaman bagi eksistensi plasma nutfahnya.

2.      Potensi pergeseran genDaun tanaman tomat transgenik yang resisten terhadap

serangga Lepidoptera setelah 10 tahun ternyata mempunyai akaryang dapat mematikan mikroorganisme dan organisme tanah,misalnya cacing tanah. Tanaman tomat transgenik ini dikatakantelah mengalami pergeseran gen karena semula hanya mematikanLepidoptera tetapi kemudian dapat juga mematikan organismelainnya. Pergeseran gen pada tanaman tomat transgenik semacamini dapat mengakibatkan perubahan struktur dan tekstur tanahdi areal pertanamannya.

3.      Potensi pergeseran ekologiOrganisme transgenik dapat pula mengalami pergeseran

ekologi. Organisme yang pada mulanya tidak tahan terhadap suhutinggi, asam atau garam, serta tidak dapat memecah selulosaatau lignin, setelah direkayasa berubah menjadi tahan terhadapfaktor-faktor lingkungan tersebut. Pergeseran ekologiorganisme transgenik dapat menimbulkan gangguan lingkunganyang dikenal sebagai gangguan adaptasi.4.      Potensi terbentuknya barrier species

Adanya mutasi pada mikroorganisme transgenik menyebabkanterbentuknya barrier species yang memiliki kekhususantersendiri. Salah satu akibat yang dapat ditimbulkan adalahterbentuknya superpatogenitas pada mikroorganisme.

5.      Potensi mudah diserang penyakitTanaman transgenik di alam pada umumnya mengalami

kekalahan kompetisi dengan gulma liar yang memang telah lamaberadaptasi terhadap berbagai kondisi lingkungan yang buruk.Hal ini mengakibatkan tanaman transgenik berpotensi mudahdiserang penyakit dan lebih disukai oleh serangga.

Sebagai contoh, penggunaan tanaman transgenik yangresisten terhadap herbisida akan mengakibatkan peningkatan

kadar gula di dalam akar. Akibatnya, akan makin banyakcendawan dan bakteri yang datang menyerang akar tanamantersebut. Dengan perkataan lain, terjadi peningkatan jumlahdan jenis mikroorganisme yang menyerang tanaman transgeniktahan herbisida. Jadi, tanaman transgenik tahan herbisidajustru memerlukan penggunaan pestisida yang lebih banyak, yangdengan sendirinya akan menimbulkan masalah tersendiri bagilingkungan.

Beberapa kekhawatiran tersebut diantaranya:1. Kekhawatiran bahwa tanaman transgenik menimbulkankeracunan                  Masyarakat mengkhawatirkan bahwa produktransgenik berupa tanaman tahan serangga yang mengandung genBt (Bacillus thuringiensis) yang berfungsi sebagai racunterhadap serangga, juga akan berakibat racun pada manusia.Dalam artikel ini, kehawatiran ini disanggah dengan pendapatbahwa gen Bt hanya dapat bekerja aktif dan bersifat racun jikabertemu dengan reseptor dalam usus serangga dari golongan yangsesuai  virulensinya.2. Kekhawatiran terhadap kemungkinan alergi                       Sekitar  1-2% orang dewasa dan 4-6%anak-anak mengalami alergi terhadap makanan. Penyebab alergi(allergen) tersebut diantaranya brazil nut, crustacean,gandum, ikan, kacang-kacangan, dan padi. Konsumsi produkmakanan dari kedelai yang diintroduksi dengan gen penghasilprotein metionin dari tanaman brazil nut, diduga menimbulkanalergi terhadap manusia. Hal ini diketahui lewat pengujianskin prick test yang menunjukkan bahwa kedelai transgeniktersebut memberikan hasil positif sebagai allergen. Dalamartikel ini, penulis berpendapat bahwa alergi tersebut belumtentu disebabkan karena konsumsi tanaman transgenik. Hal inidikarenakan semua allergen merupakan protein sedangkan semuaprotein belum tentu allergen. Allergenmemiliki sifat stabildan membutuhkan waktu yang lama untuk terurai dalam sistempencernaan, sedangkan protein bersifat tidak stabil dan mudah

terurai oleh panas pada suhu >65 C sehingga jika dipanaskantidak berfungsi lagi.  

Masyarakat tidak perlu bersikap anti terhadap teknologi,namun sebaiknya dapat menerima dengan sikap kehati-hatianuntuk menghindari resiko jangka panjang

1. Berubahnya urutan informasi genetik yang dimiliki, makasifat organisme yang bersangkutan juga berubah.2. Bakteri hasil rekayasa yang lolos laboratorium ataupabrik yang dampaknya tidak dapat diperkirakan.3. Kemungkinan menimbulkan keracunan.4. Kemungkinan menimbulkan alergiKemungkinan menyebabkan bakteri dalam tubuh manusia dan tahanantibiotik.

BAB III. PENUTUP

3.1 KesimpulanAdapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah ini

adalah sebagai berikut:1. Rekayasa transgenik dapat menghasilkan prodik lebihbanyak dari sumber yang lebih sedikit.2. Rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi lingkunganekstrem akan memperluas daerah pertanian dan mengurangi bahayakelaparan.3. Makanan dapat direkayasa supaya lebih lezat danmenyehatkan.

Namun selain itu juga dapat menimbulkan berbagai kekawatiran, diantaranya yaitu:1. Terjadinya silang luar2. Adanya efek kompensasi3. Munculnya  hama target  yang tahan terhadap insektisida4. Munculnya efek samping  terhadap hama non target

3.2 SaranSetelah membaca makalah di atas maka penulis menyarankan

agar kita lebih berhati-hati dalam melakukan setiap percobaan apalagi mnyangkut gen dan segala rekayasanya karena bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan

DAFTAR PUSTAKA

Alexander N. Glazer, Hiroshi Nikaidō (2007). Microbial biotechnology: fundamentals of applied microbiology. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-84210-5.Page.210-211

Jay D. Gralla, Preston Gralla (2004). Complete idiot's guide to understanding cloning. Alpha. ISBN 978-1-59257-148-2.Page.274-276

Michael R. Cummings (2008). Human heredity: principles & issues. BrooksCole.ISBN 978-0-495-55445-5.Page.333-336

Neal Stewart, Jr, Harold A. Richards, Matthew D. Halfhill (2005). Transgenic Plants and Biosafety: Science, Misconceptions and Public Perceptions.

Rajiv Tyagi, P.R. Yadav (2008). Biotechnology of Plant Tissue. Educa Books. ISBN 978-81-8356-073-3.Page.202-204