dampak adanya varietas padi IR64 terhadap varietas padi lokal

23
JUDUL: DAMPAK ADANYA VARIETAS PADI IMPOR IR-64 TERHADAP KEBERADAAN PADI LOKAL DI INDONESIA Sulusy Audia Zulkha 130721607435 Email: [email protected] Abstrak: Indonesia merupakan Negara agraris dengan penghasil tanaman padi terbesar ketiga di dunia. Pertanian sendiri merupakan sektor utama di Indonesia. Dalam pegembangan dunia pertanian, Indonesia terus mengembangkan beragam varietas padi. Varietas padi yang dikembangkan pada mulanya adalah varietas padi lokal. Namun seiring berkembangnya zaman, varietas padi baru mulai bermunculan setelah adanya revolusi hijau. Varietas padi ini adalah varietas hasil persilangan maupun hasil kultur jaringan yang dikeluarkan oleh lembaga penelitian padi internasional atau IRRI. Salah satu varietas padi unggul yang dikeluarkan oleh lembaga IRRI yaitu varietas padi IR-64 yang memiliki kualitas tahan hama wereng coklat dan hijau, serta tahan banjir. Kualitas tahan banjir ini sesuai dengan kondisi wilayah Indonesia yang cenderung sering terjadi banjir. Hal inilah yang banyak dilirik para petani di Indonesia untuk bertanam padi IR-64. Yang nantinya kemudian akan menggeser varietas padi lokal di Indonesia. Sehingga produksi padi varietas lokal di Indonesia semakin menurun. Untuk itu sebaiknya varietas padi lokal terus dikembangkan dan ditingkatkan mutunya agar tidak tergeser oleh varietas padi impor. Selain itu sebaiknya varietas padi lokal tetap dilestarikan agar tidak punah. Kata Kunci: Pertanian di Indonesia, varietas padi unggul IR-64, dampak varietas padi impor dengan padi lokal 1

Transcript of dampak adanya varietas padi IR64 terhadap varietas padi lokal

JUDUL:

DAMPAK ADANYA VARIETAS PADI IMPOR IR-64 TERHADAP

KEBERADAAN PADI LOKAL DI INDONESIA

Sulusy Audia Zulkha130721607435

Email: [email protected]

Abstrak:

Indonesia merupakan Negara agraris dengan penghasiltanaman padi terbesar ketiga di dunia. Pertanian sendirimerupakan sektor utama di Indonesia. Dalam pegembangandunia pertanian, Indonesia terus mengembangkan beragamvarietas padi. Varietas padi yang dikembangkan padamulanya adalah varietas padi lokal. Namun seiringberkembangnya zaman, varietas padi baru mulai bermunculansetelah adanya revolusi hijau. Varietas padi ini adalahvarietas hasil persilangan maupun hasil kultur jaringanyang dikeluarkan oleh lembaga penelitian padiinternasional atau IRRI. Salah satu varietas padi unggulyang dikeluarkan oleh lembaga IRRI yaitu varietas padiIR-64 yang memiliki kualitas tahan hama wereng coklat danhijau, serta tahan banjir. Kualitas tahan banjir inisesuai dengan kondisi wilayah Indonesia yang cenderungsering terjadi banjir. Hal inilah yang banyak dilirikpara petani di Indonesia untuk bertanam padi IR-64. Yangnantinya kemudian akan menggeser varietas padi lokal diIndonesia. Sehingga produksi padi varietas lokal diIndonesia semakin menurun. Untuk itu sebaiknya varietaspadi lokal terus dikembangkan dan ditingkatkan mutunyaagar tidak tergeser oleh varietas padi impor. Selain itusebaiknya varietas padi lokal tetap dilestarikan agartidak punah.

Kata Kunci: Pertanian di Indonesia, varietas padi unggulIR-64, dampak varietas padi impor dengan padi lokal

1

Pendahuluan:

Indonesia merupakan Negara agraris dengan luas

wilayah agraris sekitar 25 juta hektar. Indonesia

memiliki tanah yang subur yang banyak 1ditanami tanaman

pangan seperti palawija dan holtikultura. Di Indonesia

sendiri banyak sekali jenis tanaman pertanian, salah

satunya adalah tanaman padi. Padi merupakan tanaman yang

paling penting di negeri kita Indonesia ini, karena

makanan pokok di Indonesia adalah nasi dari beras yang

tentunya dihasilkan oleh tanaman padi. Padi sendiri

adalah salah satu komoditas utama pertanian. Padi (bahasa

latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman

budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama

mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan

untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang

sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. (Wikipedia

Indonesia, 2014). Tanaman pertanian ini berasal dari dua

benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis.

Padi sendiri di Indonesia mulai dikembangkan sejak dulu.

Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke

Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari

daratan Asia sekitar 1500 SM. Terdapat 25 spesies Oryza,

yang dikenal adalah O. sativa dengan dua subspesies yaitu

Indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica

(padi cere). Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi

2

kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi dan padi

sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan.

Menurut Fatchan (2013), faktor-faktor yang

mempengaruhi tumbuh suburnya tanaman padi antara lain;

(1) Iklim: iklim yang cocok untuk pertumbuhan padi ialah

iklim tropis, sub-tropis dan daerah sejuk. Namun

kebanyakan padi dikembangkan di daerah tropis khususnya

daerah setengah basah (sub-humid region) karena pada

dasarnya daerah tropis memiliki curah hujan yang cukup

tinggi disebabkan daerah tropis adalah daerah yang

berdekatan dengan laut, yang menyebabkan penguapan di

daerah tropis cenderung tinggi yang dapat meningkatkan

curah hujan. Curah hujan yang cukup banyak akan

meningkatkan produksi tanaman pertanian. Namun menurut

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi

Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

(2008), pada lahan basah (sawah irigasi), curah hujan

bukan merupakan faktor pembatas tanaman padi, tetapi pada

lahan kering tanaman padi membutuhkan curah hujan yang

optimum >1.600 mm/tahun. Selain itu suhu atau temperature

daerah tropis juga cocok untuk tumbuhnya tanaman padi.

Suhu yang optimum untuk pertumbuhan tanaman padi berkisar

antara 24-29C. Ketinggian wilayah juga mempengaruhi

pertumbuhan tanaman padi. Umumnya tanaman padi tumbuh

pada ketinggian antara 0-1500 meter. (2) Ciri dan sifat

3

tanah: tanaman padi tumbuh pada tanah yang agak asam

sampai dengan netral, dengan ph sekitar 5,5-7,5. Pada

dasarnya tanaman pertanian akan lebih baik tumbuh di

tanah yang kondisinya netral (ph = 7). Hal ini disebabkan

tanah yang memiliki ph netral akan memiliki unsur hara

yang banyak, dimana unsur hara ini akan mempengaruhi

tumbuh kembangnya tanaman pertanian (tanaman padi). Untuk

jenis tanah yang sesuai untuk tanaman padi ialah jenis

tanah alluvial, alfisol, terarosa, regosol, latosol,

grumusol, dan mediteran. Namun tanah yang paling cocok

untuk tanaman padi adalah tanah alluvial. Kesuburan tanah

juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi, pengolahan

tanah yang tepat serta pemupukan yang sesuai dengan unsur

hara yang dibutuhkan tanaman padi akan meningkatkan

produktivitas tanaman. Selain itu kepadatan tanah juga

mempengaruhi pertumbuhan akar tanaman padi. Tanah yang

terlalu padat akan menghambat pertumbuhan akar tanaman

padi sehingga menyebabkan akar tanaman sulit untuk

menembus tanah dan menyerap nutrisi dari tanah.

Di Indonesia banyak sekali jenis-jenis padi yang

ditanam dalam rangka program pertanian, diantaranya; (1)

Padi Gogo: Di beberapa daerah tadah hujan orang

mengembangkan padi gogo, suatu tipe padi lahan kering

yang relatif toleran tanpa penggenangan seperti di sawah.

(2) Padi rawa: Padi rawa atau padi pasang surut tumbuh

4

liar atau dibudidayakan di daerah rawa-rawa. Padi rawa

mampu membentuk batang yang panjang sehingga dapat

mengikuti perubahan kedalaman air yang ekstrem musiman.

(3) Padi Pera: Padi pera adalah padi dengan kadar amilosa

pada pati lebih dari 20% pada berasnya. Butiran nasinya

jika ditanak tidak saling melekat. Lawan dari padi pera

adalah padi pulen. Sebagian besar orang Indonesia

menyukai nasi jenis ini dan berbagai jenis beras yang

dijual di pasar Indonesia tergolong padi pulen. (4) Padi

Ketan: Ketan (sticky rice), baik yang putih maupun

merah/hitam, sudah dikenal sejak dulu. Padi ketan

memiliki kadar amilosa di bawah 1% pada pati berasnya.

(5) Padi Wangi: Padi wangi atau harum (aromatic rice)

dikembangkan orang di beberapa tempat di Asia, yang

terkenal adalah ras Cianjur Pandanwangi (sekarang telah

menjadi kultivar unggul) dan rajalele. Kedua kultivar ini

adalah varietas javanica yang berumur panjang.

Di Indonesia sendiri banyak dikembangkan varietas

padi lokal yang menambah varietas padi. Varietas padi

lokal adalah varietas padi yang sudah lama beradaptasi di

daerah tertentu. Sehingga varietas ini mempunyai

karakteristik spesifik lokasi di daerah tsb. Setiap

varietas mempunyai keunggulan dan kelemahan. Demikian

juga untuk varietas lokal tsb. Di Indonesia sendiri

banyak sekali jenis-jenis atau varietas padi lokal yang

5

di tanam oleh petani di Indonesia. Contohnya saja di

daerah banyumas, varietas padi tersebut antara lain Padi

Hita, Padi Gandamana, Padi Kidangsari, Padi Konyal, Padi

Cere Unggul, Padi Cere Kuning, Padi Sari Wangi, Padi

Pandan Wangi, Padi Mentik Wangi, Padi Mentik, Padi

Mendali, Padi Sri Wulan, Padi Wangi Lokal. Contoh lain

yaitu di daerah Padangpariaman, Sumbar, varietas padi

lokal tersebut di antaranya mundam pulau, mundam putiah,

kuruik kusuik, ciredek, cantik manih, padi merah, sokan

merah, padi payuang, anak daro, arai kuniang, randah

kuniang, batang lembang, kuriak jangguik, kuriak sirah

dan kuriak putiah dan banyak lagi dari beragam daerah

dengan jenis-jenis padi lokal lainnya sesuai dengan

daerah asal padi lokal tersebut ditanam.

Selain padi lokal, pemerintah juga mengembangkan

padi hasil pemuliaan atau pengembangan tingkat lanjut

melalui lembaga-lembaga terkait seperti universitas

terkemuka contohnya IPB maupun lembaga kemasyarakatan

misalnya pusat pertanian masyarakat dan sejenisnya.

Menurut Las (2002), peran peningkatan produktivitas

(teknologi) dalam peningkatan produksi padi mencapai

56,10%, perluasan areal 26,30%, dan 17,60% oleh interaksi

antara keduanya. Sementara itu, peran varietas unggul

bersama pupuk dan air terhadap peningkatan produktivitas

mencapai 75%. Informasi tersebut menunjukkan bahwa

6

varietas unggul terutama padi sawah merupakan kunci

keberhasilan peningkatan produksi padi di Indonesia.

Upaya perakitan varietas padi di Indonesia ditujukan

untuk menciptakan varietas yang memiliki kualitas tinggi

dan sesuai dengan kondisi ekosistem, sosial, budaya,

serta minat masyarakat.

Dalam perkembangannya, teknologi pertanian semakin

berkembang dengan pesat seiring dengan penemuan alat dan

inovasi-inovasi baru dari para ilmuwan. Para ilmuwan akan

terus mengembangkan riset penelitian pertanian sehubungan

dengan keperluan dan sosial ekonomi masyarakat. Kebutuhan

akan tanaman pertanian yang memiliki kualitas unggul

dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki, seperti tahan

hama dan penyakit, berumur pendek dan cepat panen serta

memiliki kualitas beras yang baik. Sejarah munculnya

teknologi pertanian di Indonesia dahulunya diawali

terciptanya revolusi hijau sebagai program perubahan

dalam industri pertanian di dunia. Indonesia sebagai

Negara agraris, mencanangkan program Pelita (pembangunan

lima tahun) yang nantinya diharapkan Indonesia menjadi

Negara produksi padi terbesar (program swasembada beras).

Untuk itu di imporlah benih padi dari luar negeri. Benih

padi ini diharapkan akan memberikan kualitas lebih baik

daripada benih lokal pada umumnya. Pemerintah Indonesia

7

akhirnya mengimpor benih padi dari Negara lain, benih

padi ini berasal dari lembaga IRRI.

Institut Penelitian Padi Internasional (International

Rice Research Institute) disingkat IRRI adalah sebuah

organisasi non-pemerintah internasional yang berpusat di

Los Baños, Laguna, Filipina. Institut ini memiliki kantor

perwakilan di sepuluh negara. Tujuan utama IRRI adalah

untuk mencari cara untuk meningkatkan kesejahteraan

petani beras, konsumen serta lingkungannya. IRRI adalah

salah satu dari 15 pusat penelitian di seluruh dunia

bagian dari Consultative Group on International Agricultural Research

(CGIAR) (Wikipedia Indonesia, 2014). Salah satu fasilitas

yang ada di IRRI adalah Gene Bank. Di Gene Bank inilah

hampir semua jenis padi dari berbagi penjuru dunia

disimpan. Penyimpanannya menggunakan fasilitas ruangan

berpendingin, sehingga benih-benih tersebut ‘tidur’

sebelum digunakan kembali. Pada periode tertentu, koleksi

diperbaharui dengan cara menanamnya kembali, mengolahnya

menjadi benih-benih beras yang disimpan dalam kantong

aluminium dan dibawa ke ruang berpendingin tersebut.

Ribuan persilangan kemudian dirancang untuk menghasilkan

kultivar dengan potensi hasil tinggi dan tahan terhadap

berbagai hama dan penyakit padi. Dimana dalam lembaga ini

terus dikembangkan mengenai varietas-varietas padi baru

hasil persilangan maupun kultur jaringan dan metode

8

pengembangan riset lainnya. Sejak adanya Revolusi hijau,

muncullah berbagai kultivar padi dengan daya hasil tinggi

untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia. Dua kultivar padi

modern pertama adalah 'IR5' dan 'IR8' (di Indonesia

diadaptasi menjadi 'PB5' dan 'PB8').

Dengan adanya pusat riset mengenai tanaman padi ini

maka muncullah beragam jenis varietas padi baru di dunia

yang selanjutnya akan menggeser keberadaan padi lokal di

Indonesia. Sejalan dengan berkembangnya kondisi sosial

ekonomi masyarakat, permintaan akan tipe varietas yang

dihasilkan juga berbeda-beda. Daradjat et al. (2001b)

menggolongkan varietas padi sawah ke dalam empat tipe,

yaitu tipe Bengawan, tipe PB5, tipe IRxx, serta tipe IR64

yang tahan hama dan penyakit utama serta bermutu baik.

Perkembangan tipe varietas tersebut berpengaruh terhadap

produktivitas padi sawah nasional seperti dilaporkan

Badan Pusat Statistik (1978; 1981; 1986; 1991; 1996;

2000). Di Indonesia sendiri sebenarnya padi lokal sudah

cukup menjadi primadona pertanian masyarakat, namun

banyaknya benih padi luar negeri hasil persilangan maupun

hasil riset lainnya mulai masuk di Indonesia, maka

keberadaan padi lokal semakin tergeser. Dalam hal ini

keunggulan varietas padi impor seperti padi IR64 cukup

diminati masyarakat, karena kelebihan padi ini adalah

9

dapat tahan terhadap hama penyakit, tahan banjir, umur

pendek, produksi beras cukup baik, dan nasi pulen.

IR-64 dilepas sebagai varietas unggul di Indonesia

pada tahun 1986. Varietas ini digemari baik oleh petani

dan konsumen karena rasa nasi yang enak, umur genjah, dan

hasil yang tinggi. Menurut Aris Hairmansis, Supartopo,

Bambang Kustianto, Suwarno, dan Hamdan Pane (2010) IRRI

berhasil mengembangkan galur-galur toleran rendaman yang

memiliki sifat agronomi unggul dengan memanfaatkan gen

toleran rendaman Sub1. Gen toleran Sub1 diintegrasikan ke

dalam varietas- varietas unggul yang populer di Asia

Selatan dan Asia Tenggara dengan metode silang-balik dan

dengan bantuan penanda molekuler (Mackill et al. 2006;

Neeraja et al. 2007; Septiningsih et al. 2009) (dalam

jurnal Perakitan dan Pengembangan Varietas Unggul Baru

Padi Toleran Rendaman Air INPARA 4 dan INPARA 5 Untuk

Daerah Raan Banjir, 2010). Latar belakang genetic tetua

varietas IR64 lebih luas dibandingkan PB5, tetapi masih

menggunakan varietas-varietas sebelumnya sebagai tetua

sumber gen ketahanan terhadap hama dan penyakit serta

keistimewaan tertentu. Sehingga masyarakat Indonesia

lebih tertarik menanam padi jenis IR-64 dari pada padi

lokal. Padi lokal yang dahulunya menjadi idaman, sekarang

pun mulai tergeser keberadaannya.

10

Dalam penulisan kali ini akan dibahas tentang dampak

keberadaan padi IR64 yang mulai menggeser padi lokal di

indonesia. Padi IR64 di negaranya sendiri bahkan menjadi

primadona karena padi ini mampu bertahan dalam banjir

yang dimana kondisi lingkungan di Negara Filipina

cenderung mudah terjadi banjir. Ini juga sesuai dengan

kondisi kebencanaan di Indonesia yang pada musim hujan

sering terjadi banjir. Hal ini akan berdampak pada

produksi pertanian dimana apabila padi lokal yang tidak

tahan banjir ditanam, hasil panen tentunya akan menurun

akibat banjir tersebut. Namun dengan adanya padi IR64

hasil panen masih dapat terselamatkan karena padi IR64

memiliki kemampuan yang tahan terhadap banjir dalam kurun

waktu sekitar 2 minggu.

Metode Penulisan

Metode penulisan dalam jurnal ini adalah dengan

metode studi kepustakaan, dimana penulis mengumpulkan

bahan penulisan mengambil referensi dalam buku yang

berhubungan dengan judul yang diambil. Selain itu,

mencari referensi dari berbagai macam jurnal online yang

berhubungan dengan judul. Dari berbagai macam sumber yang

berupa buku dan jurnal tersebut maka didapatkan berbagai

macam informasi mengenai perkembangan pertanian di

Indonesia dimana perkembangan teknologi menjadi salah

11

satu munculnya varietas padi baru hasil persilangan yaitu

padi IR64 yang berdampak pada keberadaan padi lokal.

Dalam hal ini padi lokal semakin ditinggalkan para

petani, disebabkan para petani di Indonesia lebih

tertarik dengan kualitas padi IR64 yang cenderung lebih

baik dari pada kualitas padi lokal pada umumnya.

Upaya peningkatan produksi padi nasional tidak

terlepas dari program intensifikasi pertanian yang

didukung oleh inovasi teknologi panca usahatani, terutama

penggunaan benih padi varietas unggul. Kontribusi

varietas unggul dalam peningkatan produktivitas padi

mencapai 75% jika diintegrasikan dengan teknologi

pengairan dan pemupukan. Benih padi varietas unggul

merupakan penyumbang terbesar (16%) terhadap peningkatan

produksi padi nasional, jauh di atas irigasi (5%) dan

pupuk (4%) (Satoto et al. 2006). Varietas-varietas unggul

yang dominan digunakan dalam kurun waktu pengembangannya

adalah varietas PB-36 (1970-an), Cisadane (1980-an), IR-

64 (1990-an), dan Ciherang (2000-an) (Sitorus 2009).

Pembahasan

Indonesia merupakan Negara agraris yang menghasilkan

produksi padi ketiga di dunia. Dewasa ini pertanian di

Indonesia mulai melakukan terobosan-terobosan baru dengan

menciptakan varietas-varietas padi terbaru melalui kultur

12

jaringan maupun dengan metode persilangan antar gen.

Dengan adanya varietas baru ini diharapkan produktivitas

padi meningkat sesuai dengan kebutuhan sosial ekonomi

masyarakat.

Luas pertanaman padi di Indonesia diperkirakan

mencapai 11–12 juta ha, yang tersebar di berbagai

tipologi lahan seperti sawah (5,10 juta ha), lahan tadah

hujan (2,10 juta ha), ladang (1,20 juta ha), dan lahan

pasang surut. Lebih dari 90% produksi beras nasional

dihasilkan dari lahan sawah (Badan Pusat Statistik 2000),

dan lebih dari 80% total areal pertanaman padi sawah

telah ditanami varietas unggul (Badan Pusat Statistik

2000).

Untuk meningkatkan mutu produksi padi di Indonesia,

para petani tentu akan memilih bibit yang berkualitas

baik, yaitu dengan memilih benih padi varietas unggul.

Tentu hal ini akan berdampak pada varietas lokal yang

semakin tergeser keberadaannya. Berikut ini adalah tabel

luas tanam padi varietas unggul versus varietas lokal di

Indonesia (Udin S. Nugraha, 2004):

13

Dalam tabel tersebut disebutkan bahwa varietas

unggul lebih banyak ditanam di Indonesia daripada

varietas lokal. Hal tersebut menunjukkan bahwa minat

petani terhadap varietas unggul cenderung lebih tinggi

daripada minat terhadap varietas lokal. Salah satu

varietas unggul yang menjadi unggulan petani adalah

varietas padi IR-64. Varietas ini dinilai lebih baik dan

memiliki kelebihan-kelebihan daripada varietas lokal pada

umumnya.

IR-64 memiliki keunggulan yang cukup signifikan

dalam produksi beras di Indonesia. Beras IR64 yang banyak

ditanam di seluruh daerah berasal dari benih unggul asal

Indonesia. Varietas IR64 yang ditanam mampu menghasilkan

produksi yang lebih banyak minimal dua kali lipat dari

benih daerah setempat (lokal). Kebanyakan para petani

lebih suka menanam padi IR64 karena lebih tahan terhadap

serangan hama wereng. Mempunyai butiran panjang dengan

rasa pulen. Beras IR64 masih tetap mendominasi pasaran.

Contoh varietas tipe IR64 adalah Way Apo Buru (1988),

14

Widas (1999), Ciherang (2000), Tukad Unda (2000), dan

Konawe (2001).

Berikut ini merupakan deskripsi dari varietas padi IR-64:

DESKRIPSI VARIETAS IR 64

Nama Varietas : IR 64Kelompok : Padi SawahNomor Seleksi : IR18348-36-3-3Asal Persilangan : IR5657/IR2061Golongan : CereUmur Tanaman : 115 hariBentuk Tanaman : TegakTinggi Tanaman : 85 cmAnakan Produktif : 25 batangWarna Kaki : HijauWarna Batang : HijauWarna Daun Telinga : Tidak berwarnaWarna Lidah Daun : -Warna Daun : HijauWarna Muka Daun : KasarPosisi Daun : TegakDaun Bendera : TegakBentuk Gabah : Ramping, panjangWarna Gabah : Kuning bersihKerontokan : TahanKerebahan : TahanTekstur Nasi : PulenKadar Amilosa : 27%Bobot 1000 Butir : 24,1 gRata – Rata Produksi : 5,0 t/haPotensi Hasil : -Tahan wereng coklat biotipe 1, 2 dan wereng hijauKetahanan Terhadap Hama : - Agak tahan bakteri busuk hawar daun (Xanthomonas oryzae) – Tahan kerdil rumputKetahanan Terhadap Penyakit: 1986

15

Anjuran : - Baik ditanam untuk i sawah irigasi dataran rendah di Jawa Timur – Cukup baik untuk padi rawa/pasang surutPemulia : -Peneliti : -Teknisi : -Dilepas Tahun : 1986

Dengan adanya varietas padi IR-64 ini, banyak petani

yang beralih bertanam padi, dari varietas lokal ke

varietas hasil persilangan IR-64 yang kualitasnya lebih

baik daripada varietas lokal. Padi IR-64 memang sudah

sejak lama diperkenalkan sejak tahun 1986. Namun kualitas

padi IR-64 ini memang lebih baik daripada kualitas lokal

pada umumnya. Dapat dijelaskan dari deskripsi di atas

disebutkan bahwa padi IR-64 memiliki ketahanan terhadap

hama wereng coklat dan wereng hijau.

Ada lagi keunggulan dari padi IR-64 ini, yaitu padi

IR-64 lebih tahan terhadap bakteri busuk hawar daun

(Xanthomonas oryzae). Bakteri ini sering kali bila air

irigasi tinggi, tanaman yang layu terkulai kepermukaan

air dan menjadi busuk. Pada tanaman yang peka terhadap

penyakit ini, gejala terus berkembang hingga seluruh

permukaan daun, bahkan kadang-kadang pelepah padi sampai

mengering. Pada pagi hari cuaca lembab, eksudat bakteri

sering keluar ke permukaan daun dan mudah jatuh oleh

hembusan angin, gesekan angin, gesekan daun atau percikan

16

air hujan. Eksudat ini merupakan sumber penularan yang

efektif.

Tentunya penyakit hawar daun ini mudah menular pada

tanaman padi, dimana kondisi lahan pertanian di Indonesia

cenderung mudah terkena banjir yang sering melanda

wilayah Indonesia. Oleh karena itu tentunya varietas padi

IR-64 tetap menjadi unggulan dikarenakan varietas padi

IR-64 ini lebih tahan terhadap banjir yang nantinya akan

mengakibatkan penyakit hawar busuk daun. Padi IR-64 ini

dapat tahan di genangan air (banjir) kurang lebih selama

14 hari (2 minggu).

Disebutkan dalam situs National Geographic

Indonesia, dalam artikel Teknologi pertanian (Craig

Cutler) menjelaskan bahwa Pemanasan global menaikkan

permukaan laut dan merendam pesisir. Galur padi baru IR64

Sub1 dalam akuarium di IRRI di Filipina, bisa bertahan

hidup terendam selama dua minggu, tempat banjir merusak

20 juta hektare sawah setiap tahunnya.

17

Gambar di sampingmenunjukkan bahwa padi IR-64 tahan terhadap banjirdan telah di ujikualitasnya.

Begitu banyak keunggulan dari padi IR-64 sehingga

para petani kemudian beralih bertanam dari varietas padi

lokal, menuju varietas padi unggul salah satunya adalah

padi IR-64. Hal inilah yang kemudian menyebabkan varietas

padi lokal mulai tergeser keberadaannya.

PENUTUP

Kesimpulan

Pertanian merupakan salah satu sektor utama di Indonesia

karena Indonesia merupakan Negara agraris. Komoditas

utama di Indonesia salah satunya adalah padi sebagai

penghasil tanaman pangan. Varietas padi di Indonesia

cukup banyak mulai dari varietas lokal maupun impor.

Varietas impor sendiri sudah mulai merambah di Indonesia

sejak adanya revolusi hijau yang sedang digemparkan di

dunia. Salah satu varietas impor yang bagus ialah

varietas padi IR-64 yang dikeluarkan oleh lembaga IRRI

yaitu lembaga penelitian padi internasional yang

bertempat di Filipina. Varietas padi IR-64 ini memiliki

keunggulan antara lain tahan terhadap hama tanaman,

memiliki kualitas nasi yang enak, beras pulen, hingga

tahan banjir. Tentunya kualitas padi IR-64 ini

mengalahkan kualitas varietas padi lokal yang biasanya

ditanam oleh para petani. Salah satu keunggulan yang

cukup signifikan yaitu kualitas padi IR-64 yang tahan

18

banjir. Tentunya hal ini sesuai dengan kondisi wilayah

alam Indonesia yang cenderung banjir saat musim hujan dan

merugikan petani. Sehingga keberadaan padi IR-6 ini akan

berdampak pada keberadaan padi lokal dan akan selalu

bersaing dengan produk padi lokal. Sehingga varietas padi

lokal cenderung menurun hasil pertaniannya. Sedangkan

untuk varietas padi IR-64 lebih menguasai lahan

pertanian.

Saran

Sebagai saran, seharusnya tetap ada pelestarian untuk

varietas padi lokal sehingga tidak akan menimbulkan

perbedaan yang mendasar antara varietas padi lokal dengan

varietas padi unggul (impor). Dalam hal ini, pihak

peneliti sebaiknya terus mengembangkan varietas lokal

dengan kualitas yang unggul. Sehingga produksi padi di

Indonesia tetap berjalan sebagaimana mestinya.

19

DAFTAR PUSTAKA

Fatchan, Achmad. 2013. Geografi Tumbuhan Hewan. PT. ombak

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi

Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

2008. Teknologi Budidaya Padi. Seri buku inovasi:

TP/01/2008. 31 Hal.

Ikhwani1, Endang Suhartatik2, dan A. Karim Makarim1.

2010. Jurnal Pengaruh Waktu, Lama, dan Kekeruhan Air

Rendaman terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah IR64-

sub1

Rahayu, Restu. 2013. IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI GEN

TOLERAN GENANGAN POPULASI PADI BC4F1 CIHERANG-Sub1

Aris Hairmansis, Supartopo, Bambang Kustianto, Suwarno,

dan Hamdan Pane. 2012. PERAKITAN DAN PENGEMBANGAN

VARIETAS UNGGUL BARU PADI TOLERAN RENDAMAN AIR INPARA 4

DAN INPARA 5 UNTUK DAERAH RAWAN BANJIR

U. Susanto, A.A. Daradjat, dan B. Suprihatno. 2003.

PERKEMBANGAN PEMULIAAN PADI SAWAH DI INDONESIA

Akbar, Rus. 2013. 15 Jenis Padi Lokal Teruji 'Ramah

Lingkungan' diakses melalui 15 Jenis Padi Lokal Teruji

20

'Ramah Lingkungan' diakses Okezone Economy.htm. pada 17

november 2014 pukul 15.00 wib

Kusuma, cahya hermawan. 2013. Laporan Praktikum

Agroekologi (Analisis Subsistem Persawahan) diakses

melalui Berbagi Informasi Laporan Praktikum Agroekologi

(Analisis Subsistem Persawahan).htm pada 17 november 2014

pukul 16.00 wib

Admin, 2014. Padi diakses melalui - Wikipedia bahasa

Indonesia, ensiklopedia bebas.htm

Dewangga, Dewo Devu Djavu. 2010. Upaya Peningkatan Hasil

Padi IR 64 di Desa Ngebruk Kecamatan Sumberpucung diakses

melalui Upaya Peningkatan Hasil Padi IR 64 di Desa

Ngebruk Kecamatan Sumberpucung.htm pada 18 november 2014

pukul 15.27

admin, 2012. Pengembangan Teknologi Pertanian di

Indonesia diakses melalui Pengembangan Teknologi

Pertanian di Indonesia _ padiberas.com.htm pada 19

novemnber 2014 pukul 09.37 wib

Inspirasi. 2012. Prospek Benih Padi Hibrida Impor Dan

Permasalahannya diakses melalui Prospek Benih Padi

Hibrida Impor Dan Permasalahannya _ Inspirasi Bangsa.htm

pada 19 november 2014 pukul 11.25 wib

Maulana, ian. 2012. REVOLUSI HIJAU DAN INDUSTRIALISASI

PADA MASA ORDE BARU diakses melalui REVOLUSI HIJAU DAN

21

INDUSTRIALISASI PADA MASA ORDE BARU _ Ian Maulana.htm

pada 23 november 2014 pukul 13.02

Supriyadi Pro. 2014. Revolusi Hijau di negara berkembang

diakses melalui Revolusi Hijau di negara berkembang _

Sejarah Nasional dan Dunia.htm pada 23 november 2014

pukul 14.25 wib

sugiarsomuliasaputra. 2012. Sejarah IRRI (International

Rice Research Institute) diakses melalui Sejarah IRRI

(International Rice Research Institute) _ Age Quad

Agis.htm pada 24 november 2014 pukul 11.35

Wikipedia Indonesia. 2014. Teknologi pertanian diakses

melalui Teknologi Pertanian - Wikipedia bahasa Indonesia,

ensiklopedia bebas.htm pada 26 november 2014 pukul 08.35

wib

Ngorfat. 2012. Sejarah Singkat Perkembangan Teknologi

Pertanian di Indonesia diakses melalui Tempat Ngobrol

Anak FATETA Sejarah Singkat Perkembangan Teknologi

Pertanian di Indonesia.htm pada 27 november 2014 pukul

21.30 wib

Nugraha, S. Udin. 2004. Kelembagaan DAS. Diakses melalui

Udin S, Nugraha _ Kelembagaan DAS.htm pada 27 november

2014 pukul 18.30 wib

Sampit, Ari. 2009. VARIETAS IR-64 diakses melalui

VARIETAS IR-64 Petaniku dan Nasa.html pada tanggal 28

november 2014 pukul 15.45 wib

22

Admin. 2013. Vietnam dan IRRI bekerjasama meneliti

pengembangan cabang perberasan diakses melalui Vietnam

dan IRRI bekerjasama meneliti pengembangan cabang

perberasan._Berita - VOV5.htm pada tanggal 28 november

2014 pukul 16.05 wib

Sugoi, Magnae. 2012. Sepenggal Informasi REVOLUSI HIJAU

DAN INDUSTRIALISASI PADA MASA ORDE BARU diakses melalui

Sepenggal Informasi REVOLUSI HIJAU DAN INDUSTRIALISASI

PADA MASA ORDE BARU.htm pada tanggal 28 november 2014

pukul 16.30 wib

Nurman Ihsan, SP. 2011. JENIS-JENIS PADI YANG BANYAK

DITANAM PETANI OKSIGEN PERTANIAN diakses melalui JENIS-

JENIS PADI YANG BANYAK DITANAM PETANI OKSIGEN PERTANIAN

– Satu Tanaman Tumbuh dari Tangan Kita Kemudian

Mengeluarkan Oksigen. Bila Kita Ikhlas , Berbuah

Pahala.html pada tanggal 29 november 2014 pukul 16.50 wib

23