Pengolahan Lahan pada Varietas Kedelai

7
Aplikasi Isorop dan Radiasi, 1996 TANGGAPAN DUA V ARIETAS KEDELAI TERHADAP CARA PENGOLABAN LABAN DINY A TAKAN DALAM BERBAGAI PARAMETER NITROGEN TANAMAN Sriharti Syaukat. Johannis Wemay. dan ElsyeL. Sisworo Pusat Aplikasi lsotop dan Radiasi, BAT AN ABSTRAK TANGGAPAN DUA VARIETAS KEDEIAI TERHADAP CARA PENGOLABAN LABAN DINY ATAKAN DALAM BERBAGAI PARAMETER NITROGEN TANAMAN. Telah dilaksanakan suatupercobaancara pengolahanlahan mcnggunakan kcdclai tidak bcrbintil Var. Chippewa (cp) daDkcdclai bcrbintil Var. Tcnggcr (tg). Pcrlakuanyang diterapkan adalahtiga cars pcngolahan laban,dicangkull x (Cl), ditraktor 2 x (1'2), daD ditraktor 4 x (T4). Hasil pcrcobaan mcnunjuk- kan walaupun cp (kcdclai tidak bcrbintil) dcngan N Sx Icbih daripadB tg, tetapi bobot kcdua Varictas ini tidak mcnunjukkan pcrbcdaan. Ini diduga karena kcdclai bcrbibntil tg mcmpcrolch N tambahandari fiksasi N2-udara di samping N dari tanah daDpupuk, schingga dapat mcnyamakan pcrtumbuhan dcngan kcdclai tidak bcrbintil (cp). Tcrlihat bahwa dcngan semakin baiknya pcrtumbuhan tanaman,dinyatakan dalam bobot kcring biji daDbrangkasan yang lebih bcrat akan mcnyebabkan % N-total (% N-to) mcnjadi rcndah. Untuk scmua cars pcngolahanlahaR,tampak bahwa % N-to tg Icbih tinggi daripada % N- to cp, terutama untuk biji. Scrapan N-to terlihat Icbih ditentubcrtanda I'N tampak dcngan jclas bahwa kcdclai tidak bcrbintil (cp) mcnggunakanN-bcrasal dari pupuk (N-bdp) Icbih banyak dari,lada kcdclai bcrbintil (tg), dinyatakan dalam % N-bdp daD scrapan N-bdp. Pcrscn N-bcrasal dari fiksasi (% N-bdf) daD scrapan N-bdftcrtinggi untuk biji dibcrikan olch pcrlakuan T2, tetapi pcrlakuan ini mcmbcrikan % N-bdf dan scrapan N-bdftercmdah untuk brangkasan. ABSTRACT RESPONSE OF TWO SOYBEAN VARIETIES ON SOIL CULTIVATION EXPRESSED AS SEVERAL PLANT NITROGEN PARAMETERS. A field experiment was caried out using non-nod soybean Var. Chippewa (cp) and nod soybean Var. Tengger(tg). The treatments applied in this experilnentwere, three diferent soil cultivation, e.g, hoed once (Cl), tractorcd 2 times (T2), and tractorcd 4 times (T4). Results obtained from this experimentshowed that there was no difference in dry weight betweencp and tg, although the cp was applied with N 5 times than tg. This meant that the nod soy beanwas able to get additional N from fixation besides N from soil and fertilizer. Data also show that plants with high dry weight usually have low N-total percentage (0/, to-N). For all three soil cultivation treatments the nod soybean (tg) shows higher 'I, N-to compared to the non nod soybean (cp), especiallyfor tile seeds. The amount of total N-uptake was more deter- mined by the % N-to of plants than that of the dry weight. By using abelled I'N -ZA it was shown clearly that the non-nod soybean(cp) used more N- derived from ferlilizer than the nod soy~an (tg), expressed in 'Ie- N derived from fertilizer ('/,N- dft) and uptake ofN-dff. Percentage ofN derive from fixation ('I, N- dffix) and uptake ofN- dffix was highest in seeds and lowest in stoverwith the T2 treatment. menghasilkan biomasa tanaman yang lebih banyakdt"ban- dingkan dengan lahan yang sudah kerap kali dilalui kendaraan pertanian untuk pengolahan tanah yang menyebabkan terjadinya pemadatantanah. Bila lahan men galami pemadatan tanah karena pengolahantanah menggunakan traktor ditanami kedelai makasudah diper- lihatkan dari percobaan sebelurnnya terjadi pengharnbatan terhadap pertumbuhan dan perkembangan akar (1,2). lni berarti pertumbuhan akar akan berkunmg. Selanjutnya dari pekerjaan SISWORO (6) ditemukan bila akar tanaman kedelai berkurangakan menyebabkan jumlah bintil akan berkurangpula. Keadaan ini diduga karena tempat tum- buh bintil berkurang. Dari percobaan sebelurnnya (I, 2) dil:emukan bahwa tanaman kedelai yang tumbuh pada lahanyangdiolah dengan beberapa carapengolahan tanah yang menyebabkan pemadatan tanah maka akar kedelai banyak terpusat pada kedalarnan 0-5 cm. lni berarti pada PENDAHULUAN Dari dua percobaan sebelurnnya ditemukan bab- wa pemadatan tanab karena tara pengolahantanah di lahankering menyebabkan terlambatnya pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman kedelai(I, 2). Data yangdite- mukan di lapang juga disokong olehduapercobaan rumah kaca (3, 4). Hal yang sejalandengan basil yang ditemu- kan di atas juga diperolehsebelurnnya oleh RECHEL g M. (5) yang menyatakan bahwa peningkatan kekuatan tanah~ strengt!!),yaitu suatu parameter yang memper- lihatkan dampak pemadatan tanah akibat lalu lintas kendaraan pertanian di laban pertanian akan mengham- batpertumbuhan panjang akar. MEEK g M. (6), menemu- kan babwa laban yang belum pernah dilalui kendaraan pertanian, ternyata mempunyai berat jenis tanah yang lebih rendah, kemampuan menyerap air yang lebih banyak, dan laju pertumbuhan tanaman yang lebih tinggi sehingga

Transcript of Pengolahan Lahan pada Varietas Kedelai

Aplikasi Isorop dan Radiasi, 1996

TANGGAPAN DUA V ARIETAS KEDELAI TERHADAP CARAPENGOLABAN LABAN DINY A T AKAN DALAM BERBAGAI

PARAMETER NITROGEN TANAMAN

Sriharti Syaukat. Johannis Wemay. dan ElsyeL. Sisworo

Pusat Aplikasi lsotop dan Radiasi, BAT AN

ABSTRAK

TANGGAPAN DUA VARIETAS KEDEIAI TERHADAP CARA PENGOLABAN LABAN DINY ATAKANDALAM BERBAGAI PARAMETER NITROGEN TANAMAN. Telah dilaksanakan suatu percobaancara pengolahan lahanmcnggunakan kcdclai tidak bcrbintil Var. Chippewa (cp) daD kcdclai bcrbintil Var. Tcnggcr (tg). Pcrlakuan yang diterapkanadalah tiga cars pcngolahan laban, dicangkull x (Cl), ditraktor 2 x (1'2), daD ditraktor 4 x (T4). Hasil pcrcobaan mcnunjuk-kan walaupun cp (kcdclai tidak bcrbintil) dcngan N Sx Icbih daripadB tg, tetapi bobot kcdua Varictas ini tidak mcnunjukkanpcrbcdaan. Ini diduga karena kcdclai bcrbibntil tg mcmpcrolch N tambahan dari fiksasi N2-udara di samping N dari tanahdaD pupuk, schingga dapat mcnyamakan pcrtumbuhan dcngan kcdclai tidak bcrbintil (cp). Tcrlihat bahwa dcngan semakinbaiknya pcrtumbuhan tanaman, dinyatakan dalam bobot kcring biji daD brangkasan yang lebih bcrat akan mcnyebabkan %N-total (% N-to) mcnjadi rcndah. Untuk scmua cars pcngolahan lahaR, tampak bahwa % N-to tg Icbih tinggi daripada % N-to cp, terutama untuk biji. Scrapan N-to terlihat Icbih ditentubcrtanda I'N tampak dcngan jclas bahwa kcdclai tidak bcrbintil(cp) mcnggunakan N-bcrasal dari pupuk (N-bdp) Icbih banyak dari,lada kcdclai bcrbintil (tg), dinyatakan dalam % N-bdpdaD scrapan N-bdp. Pcrscn N-bcrasal dari fiksasi (% N-bdf) daD scrapan N-bdftcrtinggi untuk biji dibcrikan olch pcrlakuanT2, tetapi pcrlakuan ini mcmbcrikan % N-bdf dan scrapan N-bdftercmdah untuk brangkasan.

ABSTRACT

RESPONSE OF TWO SOYBEAN VARIETIES ON SOIL CULTIVATION EXPRESSED AS SEVERALPLANT NITROGEN PARAMETERS. A field experiment was caried out using non-nod soybean Var. Chippewa (cp) andnod soybean Var. Tengger (tg). The treatments applied in this experilnent were, three diferent soil cultivation, e.g, hoed once(Cl), tractorcd 2 times (T2), and tractorcd 4 times (T4). Results obtained from this experiment showed that there was nodifference in dry weight between cp and tg, although the cp was applied with N 5 times than tg. This meant that the nod soybean was able to get additional N from fixation besides N from soil and fertilizer. Data also show that plants with high dryweight usually have low N-total percentage (0/, to-N). For all three soil cultivation treatments the nod soybean (tg) showshigher 'I, N-to compared to the non nod soybean (cp), especially for tile seeds. The amount of total N-uptake was more deter-mined by the % N-to of plants than that of the dry weight. By using abelled I'N -ZA it was shown clearly that the non-nodsoybean (cp) used more N- derived from ferlilizer than the nod soy~an (tg), expressed in 'Ie- N derived from fertilizer ('/,N-dft) and uptake ofN-dff. Percentage ofN derive from fixation ('I, N- dffix) and uptake ofN- dffix was highest in seeds andlowest in stover with the T2 treatment.

menghasilkan biomasa tanaman yang lebih banyak dt"ban-dingkan dengan lahan yang sudah kerap kali dilaluikendaraan pertanian untuk pengolahan tanah yangmenyebabkan terjadinya pemadatan tanah. Bila lahanmen gal ami pemadatan tanah karena pengolahan tanahmenggunakan traktor ditanami kedelai maka sudah diper-lihatkan dari percobaan sebelurnnya terjadi pengharnbatanterhadap pertumbuhan dan perkembangan akar (1,2). lniberarti pertumbuhan akar akan berkunmg. Selanjutnya daripekerjaan SISWORO (6) ditemukan bila akar tanamankedelai berkurang akan menyebabkan jumlah bintil akanberkurang pula. Keadaan ini diduga karena tempat tum-buh bintil berkurang. Dari percobaan sebelurnnya (I, 2)dil:emukan bahwa tanaman kedelai yang tumbuh padalahan yang diolah dengan beberapa cara pengolahan tanahyang menyebabkan pemadatan tanah maka akar kedelaibanyak terpusat pada kedalarnan 0-5 cm. lni berarti pada

PENDAHULUANDari dua percobaan sebelurnnya ditemukan bab-

wa pemadatan tanab karena tara pengolahan tanah dilahan kering menyebabkan terlambatnya pertumbuhan danperkembangan akar tanaman kedelai (I, 2). Data yang dite-mukan di lapang juga disokong oleh dua percobaan rumahkaca (3, 4). Hal yang sejalan dengan basil yang ditemu-kan di atas juga diperoleh sebelurnnya oleh RECHEL gM. (5) yang menyatakan bahwa peningkatan kekuatantanah ~ strengt!!), yaitu suatu parameter yang memper-lihatkan dampak pemadatan tanah akibat lalu lintaskendaraan pertanian di laban pertanian akan mengham-bat pertumbuhan panjang akar. MEEK g M. (6), menemu-kan babwa laban yang belum pernah dilalui kendaraanpertanian, ternyata mempunyai berat jenis tanah yang lebihrendah, kemampuan menyerap air yang lebih banyak, danlaju pertumbuhan tanaman yang lebih tinggi sehingga

Aplika.Ji [.Jotop don Rodio.Ji. J 996

akar di kedalaman 0-5 cm tersedia akar yang banyakuntuk ditumbuhi bintil akar. Menghubungkan hat inidengan kemampuan flksasi Nz-udara tidak menumn kare-na jumlah bintil yang banyak pada akar di kedalaman 0-5 cm, atau dapat terjadi bahwa kemampuan fiksasi Nz-udara bagi pertumbuhan keseluruhan tanaman tidakcukup karena tidak disokong oleh akar pada kedalamanyang lebih yang juga dapat memamfaatkan sumber N-tanah.

bobot kering, persen N-total (%N-to) dan serapan N-total,persen N-berasal dari pupuk (%N-bdp) dan serapan N-bdp,persen N-berasal dari fiksasi (%N-bdf) dan serapan N-bdf,untuk brangkasan dan biji tanaman kedelai. Semua nilaiyang disajikan pada Gambar I sampai dengan 7 adaIab rata-rata dari 3 ulangan.

BASIL DAN PEMBAHASANMakalah ini melaporkan dua Varietas kedelai

tidak berbintil dan berbintil yaitu, Val. Chippewa (cp) danVal. Tengger (tg) terhadap beberapa cara pengolahan tanahyang memungkinkan terjadinya pemadatan tanab, sehing-ga dapat mempengaruhi berbagai jenis kandungan N-tanaman.

Bobot Kering. Dari Gambar I terlihat bahwauntuk bobot kering total (bobot kering brangkasan + biji)

hampir tidak ada perbedaan antara kedelai varietas tidakberbintil (cp) dan varietas berbintil (tg). Pada umumnyauntuk kedua varietas ini bobot kering brangkasan adalah2x bobot kering biji. Dari basil ini dapat diduga bahwakernampuan fiksasi-N2 VaT. Tengger (tg) dapat menyokongpertumbuhannya sehingga hampir tidak berbeda denganVaT. Chippewa (cp). Hal ini didasarkan pada' pemberianN yang untuk VaT. Chippewa adalah setara 100 kg/ha danuntuk VaT. Tengger adalah 20 kg/ha, yang berarti pulabahwa varietas tg lebih efisien dalam menggunakan N yangdiperoleh dari udara serta N yang berasal dari tanah danpupuk. Untuk perlakuan pengolahan tanah yang diterap-kan tampak bahwa perlakuan T4 memberikan bobotkering total tertinggi, disusul perlakuan Cl dan T2 (T4 >Cl > T2). Walaupun perlakuan pengolahan tanah T2 mem-berikan bobot kering total terendah tetapi memberikanefisiensi pertumbuhan tertinggi, yaitu dengan bobot keringbrangkasan terendah (T2 < T4 < Cl). Pada Gambar Ijuga

terlihat bahwa untuk VaT. Chippewa perlakuan yang mem-berikan pertumbuhan yang paling efisien dinyatakan dalambobot kering brangkasan dan biji adalah perlakuan pengo-lahan tanah T4. Perlakuan ini memberikan bobot keringbrangkasan tertinggi (T4 > T2 > Cl) daD juga bobotkering biji tertinggi (T4 > T2 > Tl). Sedangkan untuk VaT.

Tengger hal ini ditemukan pada perlakuan pengolahantanah T2, dimana bobot kering brangkasan pada perlakuanini adalah yang paling rendah dibandingkan perlakuanpengolahan tanah lainnya (T2 < T4 < Cl), tetapi meng-hasilkan biji dengan bobot kering tertinggi (T2 > T4 > Cl).

Dari percobaan sebelurnnya (9) terlihat bahwa pengolah-an tanah terberat (T4) menyebabkan pertumbuhan akarterhambat di kedalaman tanah 5, 10, dan 15 cm. Sedang-kan pertumbuhan akar yang paling baik pada ketigakedalaman ini adalah untuk perlakuan pengolahan tanahteringan (Cl). Semua ini ditemukan pada kedelai berbin-til yang diberikan N setara 20 kgN/ha. Ternyata untukkedelai tidak berbintil (cp) yang mendapat N setaradengan 100 kg N/ha pertumbuhan akar yang diasumsikanterpusat hanya di kedalaman tanah yang terbatas biladiberikan N cukup setara 100 kg N/ha, dapat memberikanpertumbuhan yang baik dinyatakan dalam bobot keringbrangkasan daD biji. P~da dua percobaan sebelumnya (9)memang tampak bahwa perlakuan T2 pada percobaan per-tama memberikan produksi biji yang lebih daTi perlakuanCI dan T4. Sedangkan pada percobaan kedua (9) perlakuanT2 ini menghasilkan bobot kering biji tertinggi. Tam-paknya perlakuan T2 ini menyebabkan kondisi tanah yangcukup baik bagi pertumbuhan kedelai berbintil (tg) bing-

BAHAN DAN METODE

Percobaan dilaksanakan di Kebun PercobaanPAIR, Pasar Jumat Jakarta Selatan. Laban yang digunakansebelumnya telah digunakan dua kali untuk percobaandengan perlakuan yang sarna seperti percobaan ini.

Bahan tanaman yang digunakan adalah kedelaiVar. Tengger dan kedelai tidak berbintil Var. Chippewa.Varietas Chippewa ini digunakan sebagai tanaman stan-dar bagi penentuan fiksasi Nz-udara menurut metode yangdikemukakan HARDARSON (8).

Setiap petak percobaan 3 m x 3 m. Pada tiap per-cOOaan sam baris Var. Chippewa diapit oleh tiga baris Var.Tengger sehingga dalam setiap petak percobaan ada mjuhbaris tanaman kedelai. Jarak tanaman yang digunakanadalah 40 cm x 15 cm. Pupuk bertanda yang digunakanadalah Z.A. dengan ekses atom (e,a) 2%.

Pada Var. Chippewa dan Var. Tengger diaplikasi-kan berturut-turut 100kg N/ha daD 20 kgN/ha setelahtanaman berumur sam minggu. Pupuk P dan K dalam ben-tuk TSP dan KCl diberi dengan masing-masing bertaka-ran 60 kg P zOs/ha daD 60 kg KCl, yang diaplikasikanbersamaan dengan pupuk N. Biji kedua Varietas kedelaiini ditanam pada tanggall April 1993 dan dipanen padatanggai 3 Juii 1993 pada saat biji masak.

Perlakuan yang diterapkan adalah, (a) varietasdengan dua tarat, yaitu kedelai tidak berbintil Var.Chippewa (cp) dan kedelai berbintil Var. Tengger (tg) dan(b) pengolahan dengan tiga tarat, yaim: lahan dicangkullx = Cl; lahan ditraktor 2 x = T2; dan lahan ditraktor 4 x

=T4.Sebelum dilakukan percobaan ini, lahan tempat

percobaan telah digunakan 2 kali untuk percobaan yangserupa. Sehingga pada petak percobaan Cl, T2, dan T4masing-masing petak pada percobaan ini dilakukan telahmenerima ~rlakuan Cl, T2, dan T4 tiga kali, dua kali dari~rcobaan sebelumnya dan satu kali dari percobaan ini.

Rancangan yang digunakan adalah rancanganacak kelompok diterapkan pada suatu percobaan faktorialdengan dua perlakuan, yaitu varietas kedelai dengan duataraf dan ~ngolahan 3 taraf. Setiap perlakuan diulang 4kali. Namun, karena gangguan hewan peliharaan yangdapat digunakan hanya 3 ulangan. Data dianalisis meng-gunakan sidik ragam, serta parameter yang diamati adalah

Aplikasi Isotop don Radiasi. 1996

cara pengolaban tanah yang manapun bila pupuk-N dia-plikasikan pada permukaan tanah maka tanaman kedelai

dapat menggunakannya.Serapan N-bdp memperlihatkan pola yang sejalan

dengan %N-bdp. Terlihat bahwa VaT. ChiRJeWa (cp) mem-punyai nilai serapan N-bdp melebihi VaT. Tengger (tg).Bila ini dikaitkan dengan bobot kering (Gambar I) di manaantara VaT. Chippewa dan VaT. Tengger hampir tidak adaperbedaan maka dapat dipastikan bahwa varietas kedelaiberbintil (tg) mempunyai surnber N lain di samping N-bdpdaD berasal dari tanah yang juga dirniliki VaT. Chippewa.Sumber -N lainnya itu ada N-berasal dari fiksasi (N-bdt).

Persen N-berasal dari Fiksasi (%N-bdf) daDSerapan N-bdf. Untuk N-bdftarnpakjelas bahwa %N-bdfyang tertinggi akan memberi serapan N-bdf yang terting-gi pula (Gambar 6 daD 7). Dari Gambar 6 terlihat bahwa%N-bdf tertinggi ditemukan pada perlakuan pengolabantanah T2 (sekitar 13% disusul oleh perlakuan Cl dan T4(keduanya sekitar 10%), sehingga urutannya adalah T2 >Cl > T4. Untuk brangkasan urutan tertinggi sampaiterendah untuk %N-bdf adalah T4 (11%) > T2 (9%) > Cl(18%). Untuk serapan N-bdf hat yang sejalan ditemukan.yaitu untuk biji T2 > T4 > Cl (26,515 mg N > 15,984 mgN > 15,439 mg N) sedangkan untuk brangkasan Cl > T4> T2 (5,995 mg N > 4,792 mg N > 2,549 mg N). Biladilihat daTi dua percobaan sebelurnnya (9) tampak padapercobaan 1 pertumbuhan terbaik (bobot kering biji, bobotkering brangkasan) adalah pada perlakuan T2, tetapi padapercobaan berikutnya adalah untuk perIakuan C 1. Perco-baan inipun (percobaan III) bobot kering total (biji +brangkasan) juga diperIihatkan oleh C I menghubungkanbobot kering dengan %N-bdf dan serapan N-bdf tarnpakbahwa bobot kering tertinggi akan memberikan %N-bdfdaD serapan N-bdf yang terendah (Cl), sebaliknya bobotkering terendah akan memberikan %N-txIf dan serapan N-bdftertinggi (Gambar 7). Hal ini seperti yang sudah dijelas-kan sebelurnnya tarnpak disebabkan adanya pengencerankandungan-N tanaman dalam hal ini N-bdf, yaitu bilapel1umbuhan tanaman tambah baik dinyatakan dalambobot kering maka akan terjadi pengenceran yang lebihbesar sehingga nilai %N-bdf dan serapan N-bdf menjadikecil.

ga mampu menghasilkan bobot kering tertinggi. Kalaudipandang dari sudut lain mungkin perlakuan Cl, yaituperlakuan dengan pengolahan tanah yang paling ringanmampu mendorong pertumbuhan vegetatif Var. Tenggersehingga menghasilkan bobot kering brangkasan tertinggi(Cl > T4 > T2), namun kurang efisien mentranslokasibahan kering dari bagian vegetatif ke biji sehinggamenghasilkan bobot kering terendah (Cl < T4 < T2).

Persen N-total (%N-to) daD SerapaD N-to. PadaGambar 2 untuk kedelai tidak berbintil (cp) dan berbintil(tg), %N-to biji adalah jauh diatas %N-to brangkasan.Keadaan ini adalah keadaan yang umum ditemukan padatanaman kedelai di mana pendistribusian kembali N daribagian tanaman lain diakumulasi pada biji. Menurut EGLI~ ~. (10), akumulasi ini berkisar antara 30-100%. Sedang-kan SISWORO (7), menemukan bahwa akumulasi N padabiji adalah sekitar 80% dari seluruh tanaman. Juga dariGambar 2 ini terlihat bahwa %N-to biji kedelai berbintiladalah lebih tinggi dari pada kedelai tidak berbintil,Walaupun yang terakhir ini menerima N- pupuk 5x lipatlebih daripada kedelai tidak berbintil. Menurut BHANGOOdan ALBRI1TON (11), DEffiERT ~ ~. (12), dan CRAFr-BRANDNER ~ .31. (13), hal ini adalah karena kedelaiberbintil selain memperoleh N dari pupuk daD tanah jugamemperoleh N dari fiksasi-Nz yang juga patut dikemuka-kan adalah bila bobot kering dikorelasikan dengan %N-to,terutama interaksi antara varietas dengan pengolahantanah. Pada Var. Chippewa (kedelai tidak berbintil) tam-pak bahwa bobot kering mempunyai urutan sebagai beri-kut (Cl < T2 < T4), daD pada Var. Tengger (kedelaiberbintil) urutan bobot kering (T2 < T4 < Cl). Sebalik-nya, untuk Var. Chippewa %N-to mempunyai urutan Cl> T2 > T4 dan Var. Tengger T2 > Cl > T4. Tampaknyabila tanaman tumbuh dengan baik dinyatakan denganbobot kering brangkasan + bobot kering biji maka %N-toakan menjadi rendah, keadaan ini dapat diterangkansebagai berikut, dengan meningkatnya pertumbuhan tana-man bearti N yang dikandung tanaman akan mengalarnipengenceran yang lebih besar daripada tanaman yang per-tumbuhannya kurang, dinyatakan dalam bobot kering. Padaserapan N-total terlihat bahwa jumlahnya tidak hanyaditentukan oleh bobot kering biji atau brangkasan, tetapijuga oleh %N-to (gambar 3). Hal ini terutama tampak padaVarietas Tengger terlihat walaupun bobot keringbrangkasan daD biji untuk Var. Chippewa daD Tenggerhampir sarna, tetapi karena %n-to terutama biji Var. Teng-ger melebihi %N-to biji Var. Chippewa, maka serapan N-to Var. Tengger menjadi lebih tinggi daripada Var.Chippewa. Hal yang serupa tampak pada perlakuanpengolahan tanah (Cl, T2, T4) dan interaksi antara vari-etas dengan pemadatan tanah (Gambar 3).

PerseD N-berasal dari Pupuk (%N-bdp) daDSerapan N-bdp. Untuk persen N-bdp tampak jelas bahwakedelai tidak berbintil (cp) menggunakan N-bdp jauh lebihbesar daripada kedelai berbintil (tg). Untuk var. tidakberbintil %N-bdp pada biji dan brangkasan berkisar seki-tar 12%, daD untuk kedelai berbintil nilai ini adalahsekitar 4%. Untuk cara pengolahan tanah terlihat bahwahampir tidak ditemukan perbedaan antarcara pengolahanini, baik untuk brangkasan maupun biji. lni bearti dengan

KESIMPULAN

Dari data percobaan yang diperoleh dapat diaju-kan beberapa kesimpulan sebagai berikut:I. Tidak ditemukan berbedaan bobot kering antara kede-

lai tidak berbintil Var. Chippewa (cp) dengan kedelaiberbintil Var. Tengger (tg), walaupun N yang diberi-kan pada cp lima kali lipat dibandingkan dengan yangdiberikan pada tg, ini menunjukkan bahwa tg dapatmemenuhi kebutuhan N nya dari fiksasi N-udara

2. Mengkorelasikan bobot kering dengan % N- total (%N- to) tampaknya bahwa pada tanaman baik cp mau-pun tg yang tumbuh dengan lebih balk dinyatakandalam bobot kering brangkasan + biji yang lebih beratakan mempunyai % N- to yang lebih rendah, keadaanini diperlihatkan dengan baik pada tara pengolahan

Aplikasi [salop dan Radiasi, 1996

N dua varietas padi", Pertemuan Ilmiah JabatanFungsional Litkayasa I, Jakarta, 5 Juli 1994, PAIR-BATAN, Jakarta (1994) 47.

yaitu perlakuan T4 yang memberikan bobot kering ter-berat tetapi mempunyai % N -to terendah.

3. Pada interaksi antara pengolahan lahan dengan vari-etas, tampak bahwa untuk semua tara pengolahan la-ban tg memberikan % N- to lebih tinggi daripada cp

4. Untuk serapan N- to terlihat bahwa yang menentukantinggi rendahnya serapan N- to adalah % N- to diban-dingkan dengan bobot kering.

5. Untuk % N-berasal dari pupuk (%N- bdp) clan serapanN-bdp jelas terlihat bahwa kedelai tidak berbintil Val.Chippewa (cp) menggunakan N- bdp yang lebih ba-nyak daripada kedelai berbintil Val. Tengger (tg)

6. Untuk % N -, berasa1 dari fiksasi (% N-bdf) clan sera-pan N- bdf pada kedelai berbintil Val. Tengger (tg),tampak bahwa perlakuan pengolahan lahan T2 mem-berikan % N-bdf clan serapan N- bdf pada biji terting-gi clan perlakuan ini memberikan % N- bdf clanserapan N-bdf brangkasan terendah

4. HALIMAH, KARALIY ANI, dan SOFIAMURTI, "Pe-ngaruh pemadatan tanah terhadap pertumbuhan dankomponen N tanarnan kedelai", Pertemuan IImiahJabatan Fungsional Litkayasa III, Jakarta, 19 Okto-ber 1995 (belum diterbitkan)

5. RECHEL, E.A., CARTER L., and DETAR W.R., Fineroot development of alfalfa as eff~ed by wheel traf-it, Agron. J. ~ (1990) 618.

6. MEEK, B.D., RECHEL, E.A., CARTER, L.M., andDETAR, W.R., Soil compaction and its effect inalfalfa in a zone production system, Soil Sci. Src.Am. J. n (1988) 233.

7. SISWORO E.L., Pengaruh tekanan kekeringan dan te-kanan terhadap beberapa parameter fisiologis tana-man kedelai, Theses Margister SaiD, IPB, Bogor(1987).

UCAPAN TERIMAKASm8. HADARSON, G.. and DANSO, S.H.A., "Use of 15N

methodology to essesbiological nitogen fixation",Use of Nuclear Techniques in Studies of Soil PlantRelationships (HADARSON, G. ed.), IAEA, Vien-na, (1990) 129.

Dengan telah terlaksananya percobaan tersebut diatas sampai kepada penulisan ini, penulis menyampaikanucapan terimakasih kepada Kepala Pusat Aplikasi Isotopdan Radiasi yang telah membiayai percobaan ini. Tidaklupa tIcapan terimakasih disampaikan kepada staf kelom-pok Tanah daD Nutrisi Tanaman, Moch. Tohir, Karali-yani, Amrin. J., Halimah, Sofiamurti, Ellya Refina yangtelah membantu dalam pelaksanaan percobaan ini.

9. SISWORO, E.L., SISWORO, W.H., SYAUKAT, S.,WEMAY, J., and HARYANTO, The use of32P tostudy root growth of soybean as effected by soil com-paction (PAIR/P.657/1994), PAIR -BATAN, Jakar-ta (1994).

10.

EGLI, D.B., MECKEL, L., PHILIPS, R.E., RADC-LIFFE, D., and LEGETf, J.E., Moisture stress andN redistribution in soybean. Agron J. n (1983) 1027.

DAFTAR PUSTAKA

SYAUKAT, S., WEMAY, J., KARALIYANI. HALI-MAH, dan SISWORO, B.L.. "Pengaruh pengolah-an tanah terhadap pertumbuhan tanaman kedelai".Aplikasi Isotop daD Radiasi di Bidang Pertanian,Peternakan daD Biologi (Risalah Pertem. IlmiahJakarta, 1992), BATAN, Jakarta (1993) 161.

II. BHANGOO, M.S., and ALBRIlTON, D.J., Nodulat-ing soybean isolines response to applied nitrogen,Crop Sci. ~ (1979) 773.

12. DEmERT, E.J., BIJIREIGO, H., and OLSEN, R.A.,Utilization of 15N fertilizers by nodulating and nonnodulating soybean isolines, Agron. J. ?1 (1979) 713.20 SYAUKAT, So, WEMAY, Jo, FIRDAUS, A., TOHIR,

Mo, dan HALIMAH "Korelasi antar berbagai pa-rameter pertumbuhan tanaman kedelai akibat pe-ngolaban tanab yang berbeda" Prosiding SeminarNasional Biologi XI, Ujung Pandang 20-21 Juli 1993.vol. II (1995) 756.

13. CRAFT-BRANDNER, S.J., BELLOW, F.E., HARP-ER, J.E., and HAGEMAN, R.H., Effects of podreneval in metabolism and senescense of nodulat-ing and non nodulating. I. Metabolis constituents.Plant Physiol. 1? (1984) 3".

3. KARALIY ANI dan TOHIR, M., "Pengaruh pemada-tan tanah terhadap bobot kering daD kandungan

Aplikasi Isotop dan Radiasi, J 996

,.,.- ..to.I.. ",.. 1.\.) "r',.n '-b4C(0( '/0( .-to)

)0

3..

'8

6

-.p- -'.-Gambar 5. Serapan N-berasal daTi pupuk (N-bdp)

brangkaSan ()) dan biji <n> kedelai tidakberbintil VaT. Chippewa (cp) daD kedelaiberbintil VaT. Tengger (tg) ditumbuhkan padatanah dengan pengolahan tanah berbeda, di-cangkullx (CI), ditraktor 2x (T2), dan ditrak-tor 4x (T4)

Gambar 7. Serapan N-berasal dari fiksasi (%N-bdt)brangkasan (I) daD biji (0) kedelai berbintilVar. Tengger ditumbuhkan pada tanah denganpengolahan tanah berbeda, dicangkuilx (CI),ditraktor 2x (T2), dan ditraktor 4x (T4)

."-'.sf

Gambar 6. Persen N-berasal dari fiksasi (% N-bdf)brangkasan (I) daD biji (n) kedelai berbintilVar. Tengger ditumbuhkan pada taoab denganpengolahan tanah berbeda, dicangkullx (Cl),ditraktor 2x (T2), daD ditraktor 4x (T4)

Aplikasi l.rolop don Radiasi, 1996

DISKUSI

HA VID RASYID

Bagaimana pada percobaan ini menggunakan la-ban bemkuran 3 X 3 m, bila diaplikasikan pada lahanyang luas? Apakah kondisi/stmktur lahan akan sarna de-ngan perlakuan yang hanya 3 X 3 meter pakai traktor?

SRI HARTl S.

Terjadinya pemadatan yang disebabkan oleh lalulintas alat pertanian tidak bergantung pada luas laban,tetapi bergantung pada seberapa kali lahan itu dilalui olehalat pertanian tersebut. Di samping itu, juga alat perta-man yang digunakan mempunyai berat (bobot) yang cukupbesar, traktor misalnya, di mana akan menambah daya te-kan terhadap lahan. Bila pemadatan terjadi disebabkanoleh dua faktor tersebut, tentu hal yang sarna dapat terja-di walaupun pada lahan yang lebih luas sekalipun.

NAZIR ABDULAH

Cara pengolahan lahan yang bagaimana yang ter-baik untuk tanaman kedelai. Apakah cara terbaik ini jugaberlaku umum untuk jenis-jenis tanah produksi kedelai?

SRI HARTl S.

DaTi penelitian yang telah dilakukan terbukti,bahwa akibat dari lahan yang dilalui oleh alai pertaniansecara terns menerns memang mengalami pemadatan danefeknya pada tanaman yang ditanam menunjukan terja-dinya penghambatan pertumbuhan dan perkembangantanaman. Sedangkan parameter untuk pengolahan yangterbaik untuk tanaman kedelai belum termasuk parame-ter yang diamati dalam penelitian ini?

YENI MELDIA

Kalau dilihat daTi rancangn percobaan yang di-gunakan adalah RAK faktoriai, tetapi pembahasannyahanya masing-masing pecobaan bukan interaksinya?

SRI HARTl S.

Kami tetap melakukan analisis sidik ragam, teta-pi untuk penampilan pada presentasi ini kami anggapcukup dengan menampilkan gambar saja. Untuk yanglebih jelas daD lengkap dapat dibaca pada makalahlengkapnya atau pada prosidingnya.