dampak perubahan penggunaan lahan terhadap kondisi

118
DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI PENDUDUK DI DESA ERA KECAMATAN MORI UTARA KABUPATEN MOROWALI UTARA TAHUN 2006 DAN 2018 DANIEL H TUNGGAI SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNUVERSITAS TADULAKO 2021

Transcript of dampak perubahan penggunaan lahan terhadap kondisi

DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP KONDISI

SOSIAL DAN EKONOMI PENDUDUK DI DESA ERA KECAMATAN

MORI UTARA KABUPATEN MOROWALI UTARA

TAHUN 2006 DAN 2018

DANIEL H TUNGGAI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNUVERSITAS TADULAKO

2021

i

DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP KONDISI

SOSIAL DAN EKONOMI PENDUDUK DI DESA ERA KECAMATAN

MORI UTARA KABUPATEN MOROWALI UTARA

TAHUN 2006 DAN 2018

Oleh

DANIEL H TUNGGAI

A 351 14 110

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNUVERSITAS TADULAKO

2021

ii

iii

iv

ABSTRAK

Daniel H Tunggai, 2019. Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap

Kondisi Sosial dan Ekonomi Penduduk di Desa Era Kecamatan Mori Utara

Kabupaten Morowali Utara Tahun 2006 dan 2018. Skripsi, Program Studi S1

Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing: Aziz

Budianta.

Penelitian dilaksanakan di Desa Era Kecamatan Mori Utara Kabupaten

Morowali Utara. Penelitian ini bertujuan untuk (1) identifikasi dan pemetaan

perubahan penggunaan lahan di Desa Era Kecamatan Mori Utara Kabupaten

Morowali Utara, (2) mengukur pengaruh perubahan penggunaan lahan di Desa

Era Kecamatan Mori Utara Kabupaten Morowali Utara terhadap kondisi sosial

dan ekonomi penduduk. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode survey.

Populasi dalam penelitian ini merupakan kepala keluarga yang berada di Desa Era

Kecamatan Mori Utara berjumlah 50 KK, dan jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah 15% dengan menggunakan Quota Sampling. Sampel dimaksudkan dalam

peneltian ini adalah kepala keluarga pada dusun satu sejumlah 16 KK , dusun dua

15 KK , dan dusun tiga 19 KK. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis

sistem informasi geografi dan analisis deskrptif. Hasil penelitian menunjukan

bahwa (1) Penggunaan Lahan di Desa Era Kecamatan Mori Utara Kabupaten

Morowali Utara mengalami perubahan. Selama kurun waktu dua belas tahun

(2006-2018), jumlah perubahan penggunaan lahan di Desa Era telah mengalami

perubahan sebesar 10,249 Hektar dengan jenis penggunaan lahan yang mengalami

penambahan luasan pada permukiman yaitu sebesar 4,555 Ha, disusul oleh

kawasan peusahaan kelapa sawit yaitu sebesar 2,100 Ha. Sedangkan untuk

penggunaan lahan sawah mengalami penurunan luasan sebesar 2,814 Ha, begitu

juga dengan penggunaan lahan kebun campuran yang mengalami penurunan

luasan sebesar 780 Ha, (2) Kondisi ekonomi penduduk Desa Era berdasarkan hasil

penelitian menyatakan bahwa, untuk jenis pekerjaan berdasarkan jawaban dari

responden yang menyatakan sebagai petani berada pada presentase 100% dan

berdasarkan jawaban dari responden yang memiliki kisaran pendapatan 500.000 –

1.000.000 berada pada presentase 19%, responden yang menjawab 1.000.000 –

2.000.000 berada pada presentase 25% dan responden yang menjawab >3 jt

berada pada presentase 56%.

Kata kunci: Penggunaan Lahan, Kondisi Sosial Ekonomi

v

ABSTRACT

Daniel H Tunggai, 2019. The Impact of Land Use Changes on the Social and

Economic Conditions of the Population in Era Village, North Mori District, North

Morowali Regency, 2006 and 2018. Thesis, Bachelor of Geography Education

Study Program, Department of Social Science Education, Faculty of Teacher

Training and Education, University Tadulako. Supervisor: Aziz Budianta.

The research was conducted in Era Village, North Mori District, North

Morowali Regency. This study aims to (1) identify and map land use changes in

Era Village, North Mori District, North Morowali Regency, (2) measure the effect

of land use changes in Era Village, North Mori District, North Morowali Regency

on the social and economic conditions of the population. The type of research

used in this research is descriptive qualitative research using survey method. The

population in this study is the head of the family residing in Era Village, North

Mori District totaling 50 families, and the number of samples in this study was

15% using Quota Sampling. The sample intended in this research is the head of

the family in hamlet one numbering 16 KK , hamlet two 15 KK , and hamlet three

19 KK. Analysis of the data in this study is the analysis of geographic information

systems and descriptive analysis. The results showed that (1) the land use in Era

Village, North Mori District, North Morowali Regency underwent changes.

During a period of twelve years (2006-2018), the number of changes in land use

in Era Village has changed by 10.249 hectares with the type of land use

experiencing an increase in the area of settlements which is 4.555 hectares,

followed by the area of oil palm companies which is 2,100 hectares. . As for the

use of paddy fields, the area decreased by 2.814 Ha, as well as the use of mixed

garden land which experienced a decrease in area of 780 Ha, (2) The economic

condition of the residents of Era Village based on the results of the study stated

that, for the type of work based on the answers from respondents stating as

farmers are in the percentage of 100% and based on the answers from

respondents who have an income range of 500,000 – 1,000,000 are in the

percentage of 19%, respondents who answered 1,000,000 – 2,000,000 are in the

percentage of 25% and respondents who answered > 3 million are at a

percentage of 56%.

Keywords: Land Use, Socio-Economic Conditions

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, Tuhan

Maha Pengasih lagi Maha Penyayang karena atas rahmat dan izin-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa penulis

haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah mengantar umat

manusia dari zaman jahiliah ke zaman berilmu pengetahuan.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu rangkaian proses pendidikan

sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarana Strata 1 (S1) pada

Program Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako.

Banyak hambatan dan rintangan penulis temui dalam menyusun skripsi ini,

namun berkat keuletan dan dorongan dari berbagai pihak maka penulis dapat

menyelesaikannya. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Aziz Budianta, S.Si., M.T sebagai

pembimbing, telah memberikan bimbingannya yang rela dan iklas meluangkan

segala waktu, tenaga, pikiran dalam penulisan skripsi ini hingga selesai, Serta

kepada Bapak Dr. Lilik Prihadi Utomo, M.Si(Alm) selaku pembahas yang telah

banyak memberikan arahan kepada penulis dalam penyempurnaan penulisan

skripsi ini.

Melalui kesempatan ini, keberhasilan penulis dalam studi ini bukanlah

upaya yang berdiri sendiri namun berkat dorongan dari berbagai pihak,

teristimewa dukungan dan dorongan dari kedua orangtua tercinta (Bapak Alfrans

Tunggai dan Ibu Marlin Saobila) yang dengan penuh kesabaran dan pengorbanan

vii

membesarkan, mendidik dan menyekolahkan penulis sehingga dapat

menyelesaikan studi di perguruan tinggi.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. H. Mahfudz, MP. Rektor Universitas Tadulako.

2. Dr. Ir. Amirudidin Kade, S.Pd., M.Si, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Tadulako.

3. Drs. H. Nurhayadi, M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako.

4. Abdul Kamaruddim, SPd., M.Ed., Ph.D, Wakil Dekan Bidan Administrasi dan

Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako.

5. Dr. Iskandar, M.Hum. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas

Keguruan dan IlmuPendidikan, Universitas Tadulako.

6. Dr. Nuraedah, S.Pd.,M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako.

7. Iwan Alim Saputra, S.Pd., M.Sc Koordinator Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako.

8. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf tata usaha dilingkungan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan masukan, bantuan, dan

melayani segala keperluan administrasi dalam menyelesaikan studi penulis.

viii

9. Bapak Aziz Budianta, S.T, M.T selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.

Palu, Agustus 2021

Penulis

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

ABSTRACT ............................................................................................................ v

UCAPAN TERIMAKASIH................................................................................. vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4

1.4 Sasaran Penelitian ......................................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 5

1.7 Batasan Istilah ................................................................................................ 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Penelitian yang Relevan .............................................................................. 8

2.2. Kajian Pustaka ........................................................................................... 19

2.3. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian ........................................................................................... 43

3.2. Lokasi Penelitian ........................................................................................ 43

3.3. Waktu Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 43

3.4. Data dan Variabel Penelitian ...................................................................... 44

3.5. Populasi Dan Sampel Penelitian ................................................................ 45

3.6. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 46

3.7. Intrumen Penelitian .................................................................................... 49

3.8. Teknis Analisis Data .................................................................................. 50

x

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................... 54

4.1.1 Sejarah Singkat Desa Era..................................................................... 54

4.1.2 Letak, Luas, dan Batas ........................................................................ 54

4.1.3 Kondisi Fisik Wilayah ......................................................................... 57

4.1.4 Kondisi Sosial Ekonomi ...................................................................... 57

4.2 Hasil Penelitian ........................................................................................... 61

4.2.1 Penggunaan Lahan Tahun 2006 .......................................................... 64

4.2.2 Penggunaan Lahan Tahun 2018 .......................................................... 67

4.3 Pembahasan ................................................................................................. 69

4.3.1 Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 2006 dan 2018 di Desa Era ..... 69

4.3.2 Lahan Pertanian (Sawah) ..................................................................... 71

4.3.3 Kawasan Permukiman ......................................................................... 71

4.3.4 Kebun Campuran ................................................................................. 73

4.3.5 Perkebunan Kepala Sawit .................................................................... 73

4.3.6 Perubahan Pola Mata Pencaharian Penduduk Desa Era ...................... 74

4.3.7 Perubahan Pendapatan ......................................................................... 76

4.3.8 Tingkat Perubahan Kesejahteraan ...................................................... 77

4.4 Keterkaitan Tema Penelitian Dengan Pendidikan ...................................... 78

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 81

5.2 Saran ........................................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Relevan................................................................................. 12

Tabel 2.2 Sistem Klasifikasi Penggunaan Lahan ................................................... 25

Tabel 3.1 Jenis Dan Sumber Data .......................................................................... 45

Tabel 3.2 Sampel .................................................................................................... 46

Tabel 4.1 Penduduk Desa Aera Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 58

Tabel 4.2 Penduduk Desa Era Berdasarkaan Tingkat Pendidikan ......................... 60

Tabel 4.3 Luas Penggunaan Lahan 2006 Perjenis Lahan ..................................... 65

Tabel 4.4 Luas Penggunaan Lahan 2018 Perjenis Lahan ..................................... 67

Tabel 4.5 Luas Penggunaan Lahan Sawah 2006-2018 .......................................... 71

Tabel 4. 6 Luas Penggunaan Lahan Pemukiman 2006-2018 ................................. 72

Tabel 4.7 Luas Penggunaan Lahan Kebun Campuran 2006-2018 ........................ 73

Tabel 4.8 Luas Penggunaan Lahan Kelapa Sawit 2006-2018 ............................... 74

Tabel 4.9 Rekapan Seluruh Data Penggunaan Lahan 2006-2018 .......................... 79

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran ............................................................... 42

Gambar 4.1 Peta Administasi Lokasi Penelitian .................................................... 56

Gambar 4.2 Peta Penggunaan Lahan Desa Era Tahun 2006 .................................. 66

Gambar 4.3 Peta Penggunaan Lahan Desa Era Tahun 2018 .................................. 68

Gambar 4.4 Peta Perubahan Penggunaan Lahan 2006 Dan 2018 .......................... 70

Gambar 4.5 Kondisi Pemukiman Penduduk .......................................................... 72

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran

1. Dokumentasi Penelitian ..................................................................................... 87

2. Wawancara Pengisian Angket ........................................................................... 88

3. Angket ............................................................................................................... 89

4. Surat Keaslian Tulisan ....................................................................................... 94

5. Sk Pembimbing ................................................................................................ 95

6. Surat Penelitian ................................................................................................. 97

7. Surat Balasan Izin Penelitian ............................................................................ 98

8. Surat Keterangan Jurnal .................................................................................... 99

9. Biodata ............................................................................................................ 100

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lahan adalah suatu unsur penting dalam kehidupan manusia,baik sebagai

ruang maupun sebagai sumber daya. Aktifitas manusia sendiri tidak dapat

terpisahkan dari keberadaan lahan. Kajian mengenai dinamika penggunaan lahan

merupakan kajian yang tiada habis-habisnya dikupas seiring dengan dinamika

masyarakat dan pola perilaku dalam memandang lahan sebagai tempat hidup dan

beraktivitas. Kajian mengenai perubahan penggunaan lahan menyangkut proses

perubahan, faktor-faktor berpengaruh dan dampak yang ditimbulkan menjadi

obyek menarik karena kompleksitas yang terkandung di dalamnya.

Kebutuhan akan lahan semakin meningkat, seperti untuk tempat tinggal,

tempat melakukan usaha jasa, dan lain-lain menyebabkan tekanan terhadap lahan

semakin tinggi. Penggunaan lahan semata-mata merupakan sikap, kebijaksanaan,

dan aktivitas manusia terhadap lingkungan, maka penggunaan lahan akan selalu

mengalami perubahan. Kebutuhan lahan untuk pemenuhan kebutuhan manusia

dan pembangunan dari waktu ke waktu semakin besar, apabila hal tersebut tidak

diperhatikan lahan pertanian akan menyempit, akibatnya produksi pertanian akan

menurun.

Penggunaan lahan pada hakikatnya merupakan perwujudan keseluruhan

kehidupan masyarakat di dalam ruang. Dengan memperhatikan penggunaaan

lahan di suatu daerah akan dapat diperkirakan tingkat kehidupan sosial, ekonomi

maupun budaya masyarakat daerah tersebut.

2

Peningkatan jumlah penduduk di daerah pinggiran kota menuntut

peningkatan berbagai fasilitas kebutuhan manusia seperti fasilitas perumahan,

pendidikan, kesehatan, dan jalan atau transportasi. Pembangunan tempat-tempat

kegiatan baru yang merupakan fasilitas kebutuhan penduduk dapat mengisi ruang

kosong dan bahkan menggeser tempat kegiatan yang lama. Peningkatan berbagai

kebutuhan tersebut memerlukan penambahan ruang sebagai tempat kegiatan.

Perkembangan yang terjadi akibat perubahan penggunaan lahan di

pinggiran desa belum tentu semuanya bersifat positif, karena hakikatnya proses

perubahan mengandung dua unsur yaitu: kemajuan atau kemunduran, integrasi

atau disintegrasi. Perubahan penggunaan lahan akan selalu membawa dampak

terhadap tatanan kehidupan yang ada, baik secara langsung maupun tidak

langsung, pengaruh baik maupun buruk. Hal ini juga terjadi di Desa Era

Kecamatan Mori Utara Kabupaten Morowali Utara.

Pertumbuhan penduduk Desa Era Kecamatan Mori Utara dari tahun ke

tahun semakin meningkat. Pertumbuhan penduduk tergolong cukup tinggi, tahun

2018 penduduk Desa Era seluruhnya adalah 1.262 jiwa.

Pertumbuhan penduduk yang tinggi mengakibatkan kebutuhan ruang

untuk tempat tinggal dan prasarana lain bertambah seperti fasilitas pendidikan

,permukiman dan tempat-tempat usaha.

Perubahan lahan di suatu daerah cenderung meningkat sejalan semakin

meningkatnya kegiatan pembangunan fisik. Desa Era dalam angka tahun 2006

dan 2018 mencatat bahwa luas wilayah Desa tersebut adalah ± 19.880 Ha.

Menurut jenis penggunaan lahannya pada tahun 2006 untuk bangunan dan

3

pekarangan seluas 4480 Ha, dan untuk lahan sawah seluas 2.889 Ha. Pada tahun

2018 luas lahan untuk bangunan meningkat menjadi seluas 4.555 Ha, dan luas

sawah menyusut menjadi seluas 2.814 Ha. (Laporan monografi Desa Era).

Pada Observasi awal, diketahui bahwa masyarakat awalnya bekerja

sebagian besar adalah sebagai petani. Setelah masuknya perusahaan kelapa sawit

jumlah masyarakat yang berprofesi sebagai petani mulai berkurang di karenakan

daya tarik kuat bagi penduduk setempat, masyarakat Desa Era sebagian besar

beralih profesi sebagai buruh perusahaan kelapa sawit yang ada di Desa Era.

Dengan adanya perusahaan kelapa sawit di Desa Era, perkembangan ekonomi

mengalami perubahan, di antaranya penghasilan masyarakat, tersedianya lapangan

pekerjaan dan lain-lain.

Selain dampak ekonomi proses perubahan mata pencaharian, pola

penguasaan lahan, pendapatan dan tingkat kesejahteraan penduduk yang

diakibatkan oleh perubahan penggunaan lahan di Desa Era, juga berdampak pada

kehidupan sosial penduduk yaitu perubahan interaksi sosial penduduk sebagai

dampak perubahan penggunaan lahan yang terjadi. Perubahan lahan pada

dasarnya akan mengalami alih fungsi lahan dan hal ini tentunya tidak dapat di

hindari seiring tingginya aktifitas perekonoimian di daerah tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui Dampak

Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Kondisi Sosial dan Ekonomi

Penduduk di Desa Era Kecamatan Mori Utara Kabupaten Morowali Utara

Tahun 2006 dan 2018.

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan dalam penelitian ini

adalah :

1. Berapa luas perubahan penggunaan lahan di Desa Era Kecamatan Mori Utara

Kabupaten Morowali Utara tahun 2006 dan 2018 ?

2. Bagaimana pengaruh perubahan penggunaan lahan di Desa Era Kecamatan

Mori Utara Kabupaten Morowali Utara terhadap kondisi sosial dan ekonomi

penduduk ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Identifikasi dan pemetaan perubahan penggunaan lahan di Desa Era

Kecamatan Mori Utara Kabupaten Morowali Utara;

2. Mengukur perubahan penggunaan lahan di Desa Era Kecamatan Mori Utara

Kabupaten Morowali Utara terhadap kondisi sosial dan ekonomi penduduk.

1.4 Sasaran Penelitian

Sasaran dari penelitian ini adalah :

1. Tersusunnya peta penggunaan lahan tahun 2018 dan diketahuinya perubahan

penggunaan lahan di Desa Era Kecamatan Mori Utara Kabupaten Morowali

Utara tahun 2006 dan 2018;

2. Diketahuinya faktor-faktor kondisi sosial dan ekonomi penduduk Desa Era

yang mempengaruhi terjadinya perubahan penggunaan lahan tahun 2006 dan

2018

5

Objek penelitian adalah penduduk Desa Era Kecamatan Mori Utara

Kabupaten Morowali Utara, sebagai pelaku perubahan penggunaan lahan di

Desa Era Kecamatan Mori Utara Kabupaten Morowali Utara.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini terutama digunakan untuk melengkapi syarat dalam

menempuh ujian akhir tingkat Sarjana (S-1) pada program studi S-1 Pendidikan

Geografi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako,

disamping itu di harapkan pula hasil penelitian ini dapat di pergunakan sebagai

berikut.

1. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan sebagai masukan dalam

menganalisis serta menyajikan informasi mengenai dampak perubahan lahan

serta laju perkembangan sosial dan ekonomi di Desa Era;

2. Bagi mahasisiwa, penelitian ini dapat di jadikan acuan literatur penunjang

bagi penelitian-penelitian sejenis dan penulisan lanjutan. Selain itu, penulisan

skripsi ini di harapkan dapat memberi sumbangan bagi pengembangan studi

ilmu Geografi, terutama Geografi Fisik dan Geografi Manusia.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian diperlukan agar penelitian ini menjadi jelas dan

terarah. Penelitian ini difokuskan pada dampak perubahan penggunaan lahan

(ha/tahun) dari lahan kosong milik Desa Era yang kemudian dikontrakan kepada

perusahaan kelapa sawit serta kodisi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di

Desa Era Kecamatan Mori Utara Kabupaten Morowali Utara tahun 2006 dan

2018. Penelitian ini menggunakan metode analisis Sistem Informasi Geografis

6

(SIG) dan analisis deskriptif. Analisis Sistem Informasi Geografis (SIG) yaitu

sistem penanganan data dan informasi penggunaan lahan dengan cara tumpang

tindih (overlay) peta penggunaan lahan 2006 dan peta penggunaan lahan 2018.

Anilisis dilakukan dengan menggunakan bantuan program ArcGis Arc Map,

sedangkan analisis deskreptif digunakan untuk mengetahui kondisi sosial dan

ekonomi penduduk tahun 2006 dan 2018.

1.7 Batasan Istilah

1. Lahan adalah sumber daya pembangunan yang memiliki karakteristik

unik, yaitu: (1) luas relatif tetap karena perubahan luas akibat proses

alami (sedimentasi) dan proses artifisial (reklamasi) sangat kecil; (2)

memiliki sifat fisik (jenis batuan , kandungan mineral, topografi, dan

sebagainya). (Dardak, 2005 dalam Lutfi Muta ali, 2012 : 93). Dalam

penelitian ini lahan yang di maksud adalah semua lahan yang ada di Desa

Era Kecamatan Mori Utara Kabupaten Morowali Utara;

2. Penggunaan Lahan (Lahan Use/Land Utilazition) adalah suatu

upaya/usaha manusia/mahluk hidup lainnya yang ada dipermukaan bumi

untuk mendayagunakan segala kondisi dan potensi yang ada di permukaan

bumi secara optimal sebagai ruang hidup, ruang aktifitas dan sumber

penghidupan dalam rangka mencapai kesejahteraan sesuai dengan daya

dukung, daya tampung dan faktor pembatas yang dimiliki dengan

berorientasi pada kelestarian permukaan bumi sebagai sumber daya yang

tetap (Aziz, Budianta dan Widyastuti, 2011:6). Dalam penelitian ini

7

penggunaan lahan yang di maksud adalah semua penggunaan lahan yang

ada di Desa Era Kecamatan Mori Utara Kabupaten Morowali Utara;

3. Perubahan penggunaan lahan (konversi lahan) dapat di artikan sebagai

perubahan fungsi sebagai atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya

semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang membawa

dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan hidup dan potensi lahan

itu sendiri. Dalam penelitian ini perubahan penggunaan lahan yang di

maksud adalah semua jenis/bentuk perubahan penggunaan lahan yang ada

di Desa Era Kecamatan Mori Utara Kabupaten Morowali Utara;

4. Dinamika/perubahan adalah situasi yang selalu bergerak atau berubah,

yang meliputi cara dan pelaksanaan kegiatan, sebab-sebab serta akibat

yang di timbulkan dari kegiatan (Aziz, Budianta 1997 : 35);

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Yang Relevan

Niluh Rita Ayu Rosmita, 2014.‟‟Perubahan Penggunaan Lahan di

Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2008 dan 2013‟‟. Skripsi,

Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Universitas Tadulako.

Penelitian di lakukan di Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong.

Penelitian ini di fokuskan pada perubahan penggunaan lahan dan laju intensitas

konvresi yaitu kecepatan perubahan penggunaan lahan (ha/tahun) yang terjadi

selama 6 (enam) tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) memetakan

perubahan bentuk penggunaan lahan di Kecamatan Parigi Tahun 2008 dan 2013,

serta pola distribusi/persebarannya dalam raung wilayah di Kecamatan Parigi, (2)

analisis laju konversi lahan pertanian dari tahun 2008 dan 2013, baik secara

komulatif maupun rata-rata per tahun.

Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif dengan kerangka

metode Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk menganalisis data penelitian

sehingga menghasilkan peta perubahan penggunaan lahan Kecamatan Parigi

Tahun 2008 dan Tahun 2013. Selain itu penulis mmemilih penggunaan

pendekatan analisis deskriptif dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan

sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat untuk

mengungkapkan keadaan dan karakteristik di lokasi penelitian. Penelitian

kuantitatif dipilih karena data dan informasi yang dikumpulkan meupakan data

9

keruangan. Teknik pegumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka,

observasi, pemetaan, analisis peta dan laju konversi.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan lahan di Kecamatan

Parigi setiap tahun mengalami perubahan, dalam kurun waktu enam (tahun 2008-

2013) ditemukan banyak kasus lahan mengalami perubahan, baik pada lahan

pertanian maupun non pertanian. Jenis penggunaan lahan yang mengalami

penambahan luasan yaitu pemukiman dari 385,376 Ha (2008) menjadi 326,837

Ha (2013) bertambah sekitar 41,461 Ha (1,66%). Kawasan perkantoran juga

mengalami penambahan luasan dari 19,246 (2008) menjadi 25,618 (2013) atau

bertambah 5,826 Ha (0,25%). Sedangkan untuk penggunaan lahan sawah

mengalami penurunan luasan dari 674,234 Ha (2008) menjadi 654,040 Ha (2013)

atau berkurang sekitar 20,194 (1,81%) Ha. Tegalan berkurang dari 108,430 Ha

(2008) menjadi 95,618 Ha (2013) berkurang 12,812 Ha (0,51%). Sementara

kebun campuran mengalami penurunan luasan dari 987,852 Ha (2008) menjadi

908,430 Ha (2013) atau berkurang 78,936 Ha (3,15%). Penelitian ini di harapkan

menjadi suatu upaya pengendalian alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian

(kawasan terbangun), alih fungsi dilakukan dengan menetapkan daerah mana yang

boleh dikonversi dan mana yang tidak boleh di konversi.

Abiasti, Febnina Setia 2011. Dampak Perubahan Penggunaan Lahan

terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk di Desa Adisana Kecamatan

Bumiayu Kabupaten Brebes Tahun 2000-2009 SI thesis, Jurusan Pendidikan

Geografi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Yogyakarta.

10

Penelitian ini dilakukan di Desa Adisan Kecamatan Bumiayu Kabupaten

Brebes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) jenis dan luas perubahan

penggunaan lahan di Desa Adisana Kecamatan Bumiayu antara tahun 2000-2009,

(2) mengetahui dampak perubahan penggunaan lahan terhadap kodisi sosial, (3)

mengetahui dampak perubahan penggunaan lahan terhadap perubahan kondisi

ekonomi.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populsi dalam

penelitian ini terdiri dari populasi fisik berupa dusun di Desa Adisana, Kemudian

populasi non fisik yaitu kepala rumah tangga yang melakukan perubahan

penggunaan lahan kurun waktu 2000-2009 yang berjumlah 205 kepala rumah

tangga. Sampel fisik dalam Sampel fisik dalam penelitian ini diambil 5 dusun dan

sampel non fisik mengguanakan nomogram Harry King bila dikehendaki

kepercayaan sampel yang diambil 0,23 x 205 x 0,875 = 41 kepala rumah tangga

41 responden sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional

random sampling. Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, observsi, dokumentasi,

wawancara.

Terjadi perubahan penggunaan lahan yang signifikan di Desa Adisana

Kecamatan Bumiayu tahun 2000-2009. Perubahan penggunaan lahan pertanian

menjadi nonpertanian didominasi oleh penggunaan prasarana sosial dan umum

51,21%, diikuti permukiman sebesar 26,82% tempat usaha (perdagangan dan jasa)

rumah makan, warnet, dan warung sebesar 17,07% dan penggunaan lapangan

11

dan kuburan 4,88%. Perubahan kondisi sosial penduduk sebagai dampak

perubahan penggunaan lahan berupa: perubahan pola penguasaan petani pemilik

yang sebelumnya mengusahakan lahannya sendiri menjadi penyewa dan

penyakap, tingkat kesejahteraan meningkat karena bertambahnya pendapatan

yang diperoleh responden dan interaksi sosial penduduk yang menurun karena

meningkatnya kesibukan dan perubahan tata letak permukiman penduduk.

Perubahan kondisi ekonomi penduduk berupa: peralihan usaha dari sektor

pertanian ke sektor nonpertanian seperti buka warung makan, toko,bengkel karena

menguntungkan dengan adanya pembangunan jalan lingkar, dan tingkat

pendapatan meningkat secara riil karena usaha nonpertanian menguntungkan dan

didorong oleh faktor adanya pembangunan jalan lingkar,dan juga terminal

Bumiayu yang baru.

Secara ringkas hasil tinjauan pustaka terhadap hasil penelitian Niluh Rita

Ayu Rusmita,(2014) dan Abiasti Febnina Setia,(2011) serta perbedaannya dengan

rencana penelitian Dampak Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Kondisi

Sosial Ekonomi Penduduk di Desa Era Kecamatan Mori Utara Kabupaten

Morowali Utara Tahun 2006-2018 sebagaimana terangkum dalam tabel 2.1

12

Tabel 2.1

Persamaan dan perbedaan penelitian sebelumnya

Niluh Rita Ayu Rosnita Abiasti Febnina Setia Daniel Hariyanto Tunggai

Judul

Skripsi/Jurnal

Perubahan Penggunaan Lahan di

Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi

Moutong Tahun 2008 dan 2013

Dampak Perubahan Pengguanaan Lahan

Terhadap Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi

Penduduk Di Desa Adisana Kecamatan

Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes

Tahun 2000-2009

Dampak Perubahan Penggunaan

Lahan Terhadap Kondisi Sosial

Ekonomi Masyarakat Tahun 2006 dan

2018 di Desa Era Kecamatan Mori

Utara Kabupaten Morowali Utara

Jenis Penelitian

Jenis Penelitian

Deskriptif Kuantitatif

Jenis Penelitian

Deskriptif Kuantitatif

Jenis Penelitian

Deskriptif Kualitatif

Metode

Penelitian

Metode yang digunakan

pemetaan,analisis peta dan konversi

Metode yang digunakan analisis korelasi

product moment

Metode yang digunakan pemetaan,

analisis peta.

13

Teknik

Pengumpulan

Data

Studi

Pustaka,Observasi,Pemetaan,Dokument

asi,Wawancara

Studi Pustaka, Observasi, Dokumentasi,

Wawancara,

Studi pustaka, Observasi,

Dokumentasi, Pemetaan, angket .

Teknik Analisis

Data

Analisis GIS, Analisis Deskriptif,

Analisis Laju alih fungsi lahan

Analisis GIS, Uji syarat Analisis, Uji

Hipotesis.

Analisis GIS, Analisis Deskriptif.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukan bahwa

Perubahan Penggunaaan Lahan di

Kecamatan Perigi setiap tahun

mengalami perubahan lahan. Selama

kurun waktu enam tahun (2008-2013)

jenis penggunaan lahan yang paling

banyak mengalami penurunan, yaitu

kebun campuran, kemudian sawah dan

tegalan. Sedangkan jenis penggunaan

lahan yang mengalami peningkatan

terbesar adalah pemukiman dan disusul

oleh kawasan perkantoran. Berdasarkan

Hasil penelitian menunjukan bahwa

1. Penggunaan Lahan di Desa Adisana

Kecamatan Bumiayu antara tahun 2000-2009

banyak mengalami perubahan. Secara umum,

perubahan bentuk penggunaan lahan

pertanian menjadi nonpertanian yang dialami

responden didominasi oleh penggunaan

prasarana sosial dan umum 51,21% seperti

penggunaan untuk sekolah, jalan lingkar,

jembatan, dan terminal, diikuti permukiman

sebesar 26,82% untuk tempat usaha

14

laju pertumbuhannya , jenis

penggunaan lahan yang mengalami

pertambahan terbesar adalah

pemukiman dan disusul oleh kawasan

perkantoran. Berdasarkan laju

pertumbuhannya, jenis penggunaan

lahan yang mengalami laju

pertambahan terbesar adalah

pemukiman: Perubahan laju alih fungsi

lahan yang paling besar terjadi pada

jenis penggunan lahan untuk

pemukiman yaitu sebesar 49,991 Ha

sedangkan perubahan yang paling kecil

terjadi pada area lahan perkantoran

yakni sebesar 5,826 Ha: Pengolahan

data menggunakan SIG program Arc

map 10 kecepatan, ketepatan, serta

sistem update data secara cepat

sekaligus penyajian peta yang lebih

(perdagangan dan jasa) seperti obyek kolam

renang dan pemandian, rumah makan, warnet,

dan warung sebesar 17,07% dan penggunaan

lain-lainnya 4,88% yaitu lapangan dan

kuburan.

2. Perubahan kondisi sosial penduduk sebagai

dampak perubahan penggunaan lahan di Desa

Adisana Kecamatan Bumiayu sebagai berikut:

a. Terdapat perubahan yang signifikan pada

pola penguasaan lahan sebelum dan sesudah

terjadi perubahan penggunaan lahan.

Perubahan pola penguasaan yang paling besar

terjadi yaitu dari petani pemilik yang

sebelumnya mengusahakan lahannya sendiri

berubah menjadi penyewa dan penyakap. Pola

penguasaan lahan responden tahun 2000,

didominasi oleh pola penguasaan lahan

pribadi milik responden sendiri ada 73,17 %

15

baik dibandingkan dengan metode biasa

(manual).

dan selebihnya adalah sewa, milik+sakap,

milik+sewa, dan sakap. Sedangkan pada

tahun 2009 didominasi oleh pola penguasaan

lahan sewa+sakap (bagi hasil) 46,34%

b. Terdapat perubahan yang signifikan pada

tingkat kesejahteraan penduduk sebelum dan

sesudah perubahan penggunaan lahan.

Dengan adanya perubahan penggunaan lahan

tingkat kesejahteraan meningkat, hal ini

dikarenakan bertambahnya pendapatan yang

diperoleh oleh responden. Tingkat

kesejahteraan responden tinggi rendah pada

tahun 2000 26,82% pada tahun 2009 4,88%,

tingkat kesejahteraan sedang pada tahun 2000

46,34% tahun 2009 19,51% dan tingkat

kesejahteraan tinggi pada tahun 2000 hanya

29,27% pada tahun 2009 75,60% dilihat dari

indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga

16

dalam sebulan. Untuk wilayah Kabupaten

Brebes dikatakan memiliki tingkat

kesejahteraan rendah apabila konsumsi

perkapitanya < Rp 100.000 - Rp. 300.000

sebulan, tingkat kesejahteraan sedang apabila

konsumsi

perkapitanya sebesar Rp 300.000 – Rp

500.000 sebulan, dan untuk tingkat

kesejahteraan tinggi apabila konsumsi

perkapitanya > Rp 500.000 sebulan. Jadi

dapat disimpulkan pada tahun 2000 tingkat

kesejahteraan responden tergolong sedang

dan pada tahun 2009 tingkat kesejahteraan

responden tinggi. Artinya tingkat

kesejahteraan kepala

rumah tangga setelah adanya perubahan

penggunaan lahan semakin baik dan ini

terbukti dimana 41 responden hampir tingkat

17

kesejahteraannya bertambah.

c. Terdapat perubahan yang signifikan pada

interaksi sosial penduduk sebelum dan

sesudah terjadi perubahan penggunaan lahan.

Interaksi sosial penduduk di Desa Adisana

menunjukkan bahwa interaksi sosial

penduduk menurun sesudah terjadi perubahan

penggunaan lahan, hal ini ditunjukkan

48,78% interaksi sosial penduduk menurun

ditandai dengan tidak teraturnya jadwal

pertemuan RT, PKK dan kerja bakti warga

yang sudah jarang dilaksanakan. Hal ini

disebabkan karena berubahnya susunan

organisasi pengurus desa dan meningkatnya

kesibukan karena alih mata pencaharian dan

tata letak permukiman penduduk yang

sekarang sudah mulai ramai dengan adanya

jalan, terminal, maupun warung-warung.

18

3. Perubahan kondisi ekonomi penduduk

sebagai dampak perubahan penggunaan lahan

di Desa Adisana Kecamatan Bumiayu sebagai

berikut:

a. Terdapat perubahan yang signifikan pada

mata pencaharian pokok dan sampingan

sebelum dan sesudah terjadi perubahan

penggunaan lahan. di daerah penelitian ini

setelah responden menjual lahan pertaniannya

maka beralih kepada usaha sektor

nonpertanian seperti buka warung makan,

toko, bengkel motor dan mobil karena

menguntungkan dengan adanya pembangunan

jalan lingkar, dan warnet.

b. Terdapat perubahan yang signifikan pada

pendapatan sebelum dan sesudah perubahan

penggunaan lahan. Pendapatan rumah tangga

ditentukan dengan adanya beragam

sumberpendapatan, karena pola pendapatan

tunggal di sektor pertanian mulai berkurang

dan terdiversifikasi dengan pendapatan lain

diluar sektor pertanian yang dilakukan oleh

19

kepala rumah tangga. Tingkat pendapatan

setelah adanya perubahan penggunaan lahan

di daerah penelitian ini meningkat secara riil,

fenomena ini terjadi karena dengan usaha

nonpertanian lebih menguntungkan dan ini di

dorong oleh faktor adanya pembangunan jalan

lingkar (ring road), dan juga Terminal

Bumiayu yang baru.

19

2.2 Kajian Pustaka

a. Lahan (Land)

Lahan (Land) sudah menjadi salah satu unsur utama dalam

menunjang kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali

menempati bumi. Lahan sebagai tempat manusia beraktifitas untuk

mempertahankan ekstensi. Aktifitas yang pertama kali dilakukan adalah

pemanfaatan lahan untuk tempat tinggal dan bercocok tanam. Sumber daya

lahan salah satu sumber daya alam yang memiliki banyak manfaat bagi

manusia, seperti sebagai tempat hidup, tempat mencari nafkah dan

sebagainya. Lahan merupakan sumber daya alam srtategis bagi

pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan

lahan seperti sektor pertanian, kehutanan, perumahan, industri,

pertambangan, sarana dan prasarana, prasarana fisik lainnya.

Istilah tanah (Soil) masih banyak dirancukan dengan masalah lahan

(Land), pada hal kedua istilah tersebut memiliki makna yang berbeda

walaupun saling terkait. Makna tanah secara sederhana menyatakan

sebagai lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan batuan yang telah

lapuk. Namun demikain ada yang mengartikan tanah sebagai bentukan-

bentukan mineral dan organik dipermukaan bimu, yang sedikit banyak

selalu diwarnai humus, sebagai hasil kegiatan kombinasi material jasad

hidup maupun mati dengan bahan induk relatif. Mabbut (1968) dalam

Mahendra Tri A, (2007), mengembangkan batasan tersebut, bahwa tanah

merupakan lapisan paling luar kulit bumi, yang bersift tidak padu

20

(unconsolidated), gembur memiliki sifat tertentu yang berbeda dari

material dibawahnya, dalam hal warna, struktur, sifat-sifat fisik, susunan

kimia, proses-proses kimia, serta sifat biologis dan morfologis.

Makna tanah (Soil) sering dirancukan dengan arti lahan (Land)

karena tanah dapat diartikan ke dalam tiga makna dan ukuran(Sandy,

dalam Su Ritohardoyo, 2013) :

a. Diukur menurut tingkat kesuburannya (gersang, subur) dalam

kaitannya dengan kemapuan tanah untuk tempat bercocok tanam;

b. Diukur menurut berat dan isi, dalam kaitannya dengan kebutuhan

pembongkaran dan kebutuhan pembokaran dan kebutuhan

pengurangan menggunakan materi tanah;

c. Diukur dengan materi luas (areal), dalam kaitannya dengan kebutuhan

ruang.

Lahan sebagai luasan (area) artinya sama dengan tempat, daerah,

atau wilayah yang di sebut lahan (Land). Pengertian lahan meliputi seluruh

kondisi lingkungan, tanah dan merupakan salah satu bagiannya. Beberapa

makna lahan dapat disebutkan sebagai berikut:

a. Lahan merupakan bentang permukaan bumi yang dapat bermanfaat

bagi manusia baik yang sudah ataupun yang belum dikelola;

b. Lahan selalu terikat dengan permukaan bumi dengaan segala faktor

yang mempengaruhi (letak, kesuburan, lereng, dan lainnya);

c. Lahan bervariasi dengan faktor topografi, iklim, geologi, tanah, dan

vegetasi penutup;

21

d. Lahan adalah bagian permukaan bumi dan segala faktor yang

mempengaruhi;

e. Lahan merupakan bagian permukaan bumi yang bermanfaat bagi

kehidupan manusai untuk berbagai macam kebutuhan;

f. Lahan merupakan permukaan bumi yang bermanfaat bagi kehidupan

manusia terbentuk secara kompleks dsn faktor-faktor fisik maupun non

fisikyang terdapat diatasnya;

g. Lahan secara geografis, Vink (1975) dalam Su Ritohardoyo (2013)

menjelasakan bahwa lahan sebagai suatu wialayah tertentu diatas

permukaan bumi, khususnya meliputi semua benda penyusun biosfer

yang dapat dianggap bersifat menetap atau berpindah berada diatas

meliputi atmosfer, dan dibawah wilayah tersebut mencakup tanah,

batuan (bahan) induk, topografi, air, tumbuh-tumbuhan dan binatang

dan berbagai akibat kegiatan manusia pada masa lalu maupun

sekarang, yang semuanya memiliki pengaruh nyata terhadap

penggunaan lahan oleh manusia, pada masa sekarang maupun masa

yang akan datang;

Makna-makna lahan tersebut menunjukan bahwa lahan merupakan

salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi manusia,

mengingatkebutuhan masyarakat baik untuk melangsungkan hidupnya

maupun kegiatan kehidupan sosial-ekonomi dan sosial-budayanya.

Lahan termasuk jenis sumber daya, mengingat keberadaannya sebagai

benda atau keadaan yang dapat berharga atau bernilai jika produksi,

22

proses, maupun penggunaannya dapat dipahami. Oleh karenanya, dari

aspek lingkungan hidup penggunaan lahan memerlukan perhatian

sepenuhnya agar terkendali kelestariannya (Su Ritohardoyo, 2013: 15).

b. Penggunaan Lahan (Landuse)

Penggunaan lahan secara etimologis terdiri dari dua kata penyusun

yaitu “penggunaan (use/untility)” dan “ lahan (land)’’. Lahan secara

umum diartiakan sebagai bagian permukaan bumiyang berfungsi sebagai

sumber daya dalam kehidupan manusia dan mahkluk hidup lain, yang

dapat digunakan sebagai ruang hidupdan ruang aktifitas untuk memenuhu

kebutuhan hidupnya guna mencapai kesejateraan. Pada beberapa bidang

ilmu (dengan menunjukkan pada obyek yang sama), “ lahan (land)’’ biasa

juga disebut dengan “tanah (soil)’’ , sedangkan penggunaan dan

pemanfaatan (use)/utilization) secara umum diartikan sebagai perwujudan

uapaya manusia ataupun makhluk hidup lainnya untuk mendaya-gunakan

segala kondisi dan potensi yang ada pada suatu obyek/benda secara

optimal, baik dengan suatu usaha awal berupa pengambilan, penyiapan,

maupun pengolahan, dan dengan mengeluarkan tenaga/biaya maupun

tidak. Jadi penggunaan lahan (land use/land utilization) dapat diartikan

sebagai suatu upaya/usaha manusia/makhuk hidup lainnya yang ada

dipermukaan bumi untuk mendaya-gunakan segala kondisi dan potensi

yang ada dipermukaan bumi secara optimal sebagai ruang hidup, ruang

aktifitas dan sumber penghidupan dalam rangka mencapai kesejateraan

sesuai dengan daya dukung, daya tampung dan faktor pembatas yang

23

dimiliki dengan berorientasi pada kelestarian permukaan bumi sebagai

suatu sumber daya yang relatif tetap/tidak bertambah(Aziz Budianta dan

Widyastuti, 2011:6).

Istilah penggunaan lahan (landuse), berbeda dengan istilah

penutupan lahan (lancover). Perbedaannya, istilah penggunaan lahan

biasanya meliputi segala jenis kenampakan daan sudah dikaitkan dengan

aktifitas manusia dalam memanfaatkan lahan, sedangkan penutupan lahan

mencakup segala jenis kenampakan yang ada dipermukaan bumi yang ada

pada lahan tertentu. Kedua istilah ini seringkali digunakan secara rancu

(Purwanto, S dan Hadi,S,2000, 6)

Bebarapa pengertian mengenai penggunaan lahan pada dasarnya

sama, yakni mengenai kegiatan manusia di muka bumi untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Beberapa defenisi penggunaan lahan ditunjukan

sebagai berikut:

a. Penggunaan lahan adalah suatu bentuk atau alternatif kegiatan bentuk

atau pemanfaatan lahan (contoh : pertanian, perkebunan, padang

rumput);

b. Penggunaan lahan adalah suatu usaha manusia memanfaatkan

lingkungan alam untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu dalam

kehidupan dan keberhasilan.

Penggunaan lahan adalah interaksi manusia dan lingkungannya,

dimna fokus lingkungan adalah, sedangkan sikap dan tanggap kebijakan

manusia terhadap lahan akan menentukan langkah-langkah aktifitasnya,

24

sehingga akan meninggalkan bekas diatas lahan sebagai bentuk

penggunaan lahan (Su Ritohardoyo, 2013: 16).

Penggunaan lahan (landuse) diartikan sebagai setiap bentuk

intervensi (campur tangan) manusia terhadap lahan dalam rangka

memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual.

Penggunaan lahan dapat dikelompokan kedalam (2) dua golongan besar

yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non pertanian.

Penggunaan lahan pertanian dibedakan dalam garis besar kedalam macam

penggunaan lahan berdasarkan atas penyediaannya dan komoditif yang

diusahakan, dimanfaatkan atau yang terdapat diatas lahan tersebut.

Berdasarkan hal ini dikenal macam penggunaan lahan seperti Tegalan,

Sawah, Kebun Kopi, Kebut Karet, Padang Rumput, Hutan Produksi,

Hutan Lindung, Padang Alang-Alang dan sebagainya. Peunggunaan lahan

bukan pertanian dapat dibedakan kedalam penggunaan lahan kota atau

desa (permukiman), industri, rekreasi, pertambangan dan sebagainnya.

Penggunaan lahan secara umum (mayor kinds of land use) adalah

penggolongan penggunaan lahan secara umum seperti pertanian, tadah

hujan, pertanian beririgasi, padang rumput, kehutanan, atau daerah

rekreasi. Pengguunaan lahan secara umum biasanya digunakan untuk

evaluasi lahan secara kualitatif atau dalam survai tertentu (reconaissansce)

(Rayes Luthfi.2007:162).

Batasan menggenai penggunaan lahan yang paling sederhana dan

paling tepat secara umum adalah penggunaan lingkungan alam oleh

25

manusia untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan yang tertentu. Secara

lebih lengkap lagi dapat dikemukakan sebagai berikut:

“Penggunaan lahan adalah segala macam campur tangan

manusia,baik menetap ataupun berpindah-pindah terhadap suatu

kelompok daya sumber alam dan daya sumber buatan, yang secara

keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi

kebutuhan baik materil maupun spiritual ataupun kebutuhan kedua-

duanya” (Malingreau, 1978 dalam Su Ritohardoyo, 2013:18).

c. Klasifikasi Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan wilayah desa meliputi penggunaan lahan

nonagraris yang secara fisik berupa lahan desa dan penggunaan lahan

agraris di pinggiran kota yang secara administratif termasuk desa. Sebagai

akibat dari perkembangan desa dan adanya pembangunan terjadilah

perubahan penggunaan lahan yang ada di dalam desa itu sendiri. Lahan-

lahan agraris, lahan-lahan kosong atau lahan-lahan lainnya dapat berubah

menjadi lahan permukiman. Klasifikasi penggunaan lahan menurut

Sutanto (1981:6) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Sistem Klasifiksi Penggunaan Lahan

Tingkat I Tingkat II

1. Lahan Permukiman 1.1 Perumahan/Permukiman

2. Lahan Perdagangan 2.1 Perdagangan dan jasa

3. Lahan Industri 3.1 Lahan Industri

26

4. Lahan Jasa 4.1 Perkantoran

4.1 Fasilitas Pendidikan

5. Lahan Pertanian 5.1 Sawah

6. Lahan Rekreasi 6.1 Lapangan/Taman

7. Lahan Transportasi 7.1 Terminal Penumpang

7.2 Jalan

8. Lain-lain 8.1 Ruang terbuka hijau

8.2 Kuburan

8.3 Kawasan Khusus

Sumber: Sutanto, (1986:6)

d. Perubahan Penggunaan Lahan

Perubahan penggunaan lahan adalah perubahan yang terjadi pada

setiap penggunaan lahan yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Menurut Hadi Sabari Yunus, (2001:15-16) terdapat

empat kekuatan yang berperan dalam perubahan pemanfaatan lahan di

daerah pinggiran kota yaitu:

1) Kekuatan sentri fugal, adalah kekuatan yang menyebabkan terjadinya

gerakan baik penduduk maupun fungsi kekotaan yang berasal dari

bagian kota ke bagian luarnya.

27

2) Kekuatan sentri petal, adalah kekuatan yang menyebabkan terjadinya

gerakan baik penduduk maupun fungsi kekotaan yang berasal dari

bagian kota ke bagian dalamnya.

3) Kekuatan internal, adalah kekuatan yang menyebabkan gerakan baik

penduduk maupun fungsi yang berasal dari bagian lain pinggiran kota

yang bersangkutan.

4) Kekuatan In-situ, adalah kekuatan yang menyebabkan perubahan

pemanfaatan lahan tetapi berasal dari lokasi yang sama. Adanya

kekuatan yang mendorong suatu gerakan yang berasal dari daerah asal

dan adanya kekuatan yang menarik di daeraah tujuan mengakibatkan

dinamisnya proses perubahan lahan yang ada karena agen perubahnya

berubah-ubah pula.

Menurut Lee (1979) dalam Hadi Sabari Yunus (2001:77), ada enam faktor

penting yang mempengaruhi proses perubahan penggunaan lahan di daerah

pinggiran kota. Keenam faktor tersebut adalah (1) Karakteristik fisikal dari lahan;

(2) peraturan-peraturan mengenai pemanfaatan lahan; (3) karakteristik personal

pemilik lahan; (4) banyak sedikit fasilitas umum; (5) derajat aksesibilitas lahan;

dan (6) inisiatif para pembangun.

Luas dari bentuk lahan sangat mempengaruhi proses perubahan

pemanfaatan lahan maupun kegiatan yang ada diatasnya. Sebagai contoh, lahan

yang terletak di daerah dataran akan berbeda dengan lahan yang berlokasi di

daerah yang bertopografi kasar, lahan yang memiliki stabilitas tanah kuat berbeda

dengan lahan yang memiliki stabilitas lemah.

28

Bryant Russwurn dan Mc Lellan dalam Hadi Sabari Yunus (2001:80)

mengemukakan bahwa proses perubahan penggunaan lahan di daerah pinggiran

kota terjadi sangat kompetitif, namun hal ini dapat berubah manakala intervensi

pemerintah dan sistem perencanaan penggunaan lahan sudah diaplikasikan dengan

proses perubahan penggunaan lahan di daerah pinggiran kota, yaitu (1)

meningkatnya harga lahan; (2) meningkatnya biaya dan harga perumahan; (3)

meningkatnya gejala spekulasi lahan; (4) meningkatnya gejala fragmentasi lahan.

Isu pertama berkaitan dengan fragmentasi lahan adalah meningkatnya

harga lahan. Meningkatnya harga lahan merupakan gejala yang sangat umum

terjadi di daerah pinggiran kota disamping adanya pengaruh laju inflasi suatu

negara juga adanya permintaan akan lahan untuk mengakomodasikan fungsi-

fungsi kekotaan yang meningkat. Sedangkan ketersediaan lahan sangat terbatas.

Pembangunan suatu kompleks tertentu yang disertai oleh pembangunan berbagai

fasilitas kehidupan mempunyai peranan yang cukup besar dalam meningkatkan

harga lahan sekitarnya. Pada awal pembangunannya, suatu bidang lahan

mempunyai harga yang relatif rendah namun setelah pembangunan kompleks

perumahan selesai harga lahan disekitarnya meningkat berlipat ganda dan hal ini

akan digunakan sebagai patokan para pembangun untuk menentukan harga dari

sebuah kompleks. Keuntungan para pembangun menjadi berlipat ganda karena

kenaikan harga lahan tersebut dibebankan kepada pembeli.

e. Sistem Informasi Geografis (SIG)

Dewasa ini, seiring dengan semakin berkembangnya teknologi,

dikembangkan pula teknik manajemen data yang sangat membantu pekerjaan

29

penafsiran, yaitu Sistem Informasi Geografis (SIG) atau lebih dikenal dengan GIS

(Geographcl Information Sistem). Secara luas SIG adalah sistem manual dan atau

komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan

menghasilkan informasi yang mempunyai rujukan spasial atau geografi. Menurut

Sugianto Endarto dalam Dadang (2008: 68), pada dasarnya istilah Sistem

Informasi Geografis merupakan gabungan dari 3 (tiga) unsur pokok yaitu sistem,

informasi, dan geografi, yang di uraikan sebagai berikut:

a. Sistem adalah suatu kumpulan komponen elemen yang saling berinteraksi

membentuk kesatuan dalam interaksi yang kuat dan lemah dengan pembatas yang

jelas;

b. Sistem informasi adalah suatu sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk

menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, menejemen dan

pengambilan keputusan dalam organisasi;

d. Geografi merupakan bagian dari spasial (keruangan). Informasi geografi

mengandung pengertian mengenai tempat-tempat yang terletak dipermukaan

bumi, pengetahuan mengenai posisi suatu objek terletak dipermukaan bumi dan

informasi mengenai keterangan-keterangan(aatribut) yang terdapat dipermukaan

bumi yang posisinya diketahui;

Definisi SIG selalu berkembang, bertambah dan berfariasi terlihat dari

banyaknya definisi yang ada. Selain itu SIG juga merupakan suatu bidang kajian

ilmu relatif baru, yang digunakan oleh berbagai disiplin ilmu dan berkembangnya

cepat (Widyastuti, 2010: 27). Berikut merupakan sebagian kecil dari definisi SIG

yang ada diberbagai pustaka.

30

a. Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah sistem yang berbasis komputer yang

telah memberikan 4 (empat) kemampuan data bereferensikan geografis, yaitu

pemasukan, pengolahan atau menejemen data (penyimpanan dan pengaktifan

kembali), memanupulasi dan analisis serta keluaran (Aronoff, 1989 dalam

Widyastuti 2010: 27)

b. Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah sistem informasi yang didesain untuk

mengolah data yang berkenaan dengan koordinat geografi atau keruangan. Pendek

kata, SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk data

yang berkenaan dengan keruangan, dan juga seperangkat operasi untuk mengolah

data. Keunggulan SIG adalah kemampuannya untuk mengolah data keruangan,

yang akan digunakan untuk melengkapi atau memodifikasi peta sehingga data

yang terpisah-pisah dapat dianalisis saling hubungannya dengan evaluasi

perkembangan wilayahnya (Light, 1993 dalam Purwantoro, S dan Hadi, S)

c. Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu komponen yang terdiri dari

perangkat keras, perangkat lunak, dan geografis atau sumber daya manusia yang

bekerja bersamasecara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki,

memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan

menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis (Anonimus, 2010: 2)

Sistem Informasi Geografi (SIG) mempunyai kemampuan untuk

menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu dibumi,

menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Aplikasi

SIG menjawab beberapa pertanyaan seperti: lokasi, kondisi, trend, pola, dan

pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi

31

lainnya. Sebagaimna sistem komputer pada umumnya, SIG hanyalah sebuah alat

„alat‟ yang mempunyai kemampuan khusus. Kemampuan sumber daya manusia

untuk memformulasikan persoalan dan menganalisis hasil akhir yang sangat

berperan dalam keberhasilan sistem SIG (Anonimus, 2010: 2). Jadi secara umum,

merupakan suatu sistem komputer yang memiliki empat kemampuan utama dalam

menangani data, yakni :

a. Memasukan data (Input Data);

b. Mengeluarkan data / informasi

c. Manejemen data (penyimpanan dan penghasilan data);

d. Analisis dan manupulasi data.

Perangakat lunak yang mempunyai kemampuan untuk mendukung SIG banyak

sekali, seperti MapInfo, ArcInfo, ArcView, ArcCAD, ArcGIS, ArcMap, Iiwis,

Erdas, Immager, ERMapper, ENVI, R2V, Sufer Idrisi, SPAN, River Tools

AutoCAD dan lain-lain.

Menurut Yani, Ahmad dan Ruhimat, R (2007: 78), komponen Sistem

Informasi Geografi dibedakan atas tiga kelompok yaitu: 1) Perangkat keras

(hardware) terdiri atas unit komputer yang lengkap dengan jaringan internet, CD-

ROM drive, printer, digitizer dan plotter; 2) Aplikasi perangkat lunak (software)

terdiri atas data masukan (input data), manajemen basis data, data luaran,

perubahan data, dan interaksi dengan penggunaan; 3) kemampuan

mengorganisasikan sistem termasuk unsur ketrampilan manusia (brainware)

termasuk keahlian manusia untuk menjalankan Sistem Informasi Geografi

tersebut.

32

Pemanfaatan SIG lebih menonjolkan hubungan interaksi antara teknologi

dan manusia. Penilaian yang dilakukan harus secermat mungkin untuk

memanimalisir tingkat kesalahan. Melalui interaksi antara teknologi dan manusia

harus dapat menciptakan efisiensi dan ketepatan hasil (Aziz Budianta dan

Widyastuti, 2011: 5). Pemanfaatan Sistem Informasi Geografi menjadi penting

dan mampu memberikan analisis serta kesimpulan yang bisa diandalkan, salah

satu pemanfaatan Sistem Informasi Geografi yaitu perubahan penggunaan lahan

(landuse change). Analisis perubahan jenis penggunaan lahan, dilakukan dengan

cara menumpang-tindihkan peta-peta jenis penggunaan lahan pada suatu periode

tertentu. Semua peta yang digunakan harus disimpan didalam komputer terlebih

dahulu (Prabowo AN, 1988 dalam Aziz Budianta, 2001); Sistem Informasi

Geografi (SIG) digunakan untuk memperoleh hasil analisis yang akurat terhadap

data penelitian ini. Data yang besar, diolah lebih cepat, efisien dan dapat

ditayangkan kembali karena data tersimpan dalam bentuk digital. Hasilnya berupa

peta aktual digital penggunaan lahan dan perubahannya. Tanpa bantuan SIG,

pengolahan data yang jenis dan jumlahnya besar akan sangat rumit dan menyita

banyak waktu dengan hasil yang belum tentu akurat. Dengan memperhatikan

pengertian, definisi-definisi berikut cara kerjanya, pada dasarnya kemampuan

Sistem Informasi Geografi bukan hanya dapat menghasilakan informasi baru

namun juga dapat dinyatakan dengan fungsi-fungsi analisis spasial dan atribut

yang dilakukan, jawaban-jawaban, atau solusi yang dapat diberikan terhadap

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

f. Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk

33

1. Interaksi Sosial Penduduk

Selo Soemardjan dalam Soerjono Soekanto (2004:59)

mengemukaakan interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis,

menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara

individu dengan kelompok. Menurut Susanto (1985:159) perubahan sosial

dalam masyarakat terjadi karena keinginan manusia untuk menyesuaikan

diri dengan keadaan sekelilingnya atau disebabkan oleh ekologi, dimana

dianggap bahwa persoalan perubahan masyarakat adalah hasil interaksi

banyak faktor.

Sedangkan menurut Soerjono Soekanto (2004:61) perubahan interaksi

sosial terjadi karena adanya perubahan dan unsur-unsur yang mempertahankan

keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan unsur geografis, biologis,

ekonomis, atau kebudayaaan.

Menurut Charles P. Loomis dalam Selo Soemardjan dan Soelaeman

Soemardi (1992:177) sebuah hubungan bisa disebut interaksi jika memiliki ciri-

ciri sebagai berikut:

a. Jumlah pelakunya dua orang atau lebih.

b. Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol atau lambang-

lambang.

c. Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi, masa lalu, masa kini, dan masa

yang akan datang.

d. Adanya tujuan yang hendak dicapai.

34

Ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial menurut

Soerjono Soekanto, (2004: 64):

a. Imitasi yaitu tindakan meniru orang lain.

b. Sugesti berlangsung apabila seseorang memberikan pandangan atau sikap yang

dianutnya, diterima olehorang lain. Biasanya sugesti muncul ketika sipenerima

sedang dalam kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat berfikir rasional.

c. Identifikasi yaitu merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk

menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan)

d. Simpati yaitu merupakan suatu proses dimana seorang merasa tertarik kepada

pihak lain. Melalui proses simpati orang merasa dirinya seolah-olah berasa dalam

keadaaan orang lain.

e. Empati yaitu merupakan simpati yang mendalam yang dapat mempengaruhi

kejiwaan dan fisik seseorang.

Syarat terjadinya interaksi menurut Soerjono Soekanto, (2004: 64-67)

adalah:

a. Adanya kontak sosial. Kata kontak dalam bahasa inggrisnya “contack”, dari

bahasa lain “con” atau “cum” yang artinya bersama-sama dan “tangere” artinya

menyentuh. Jadi kontak berarti sama-sama menyentuh.

Kontak sosial ini tidak selalu melalui interaksi atau hubungan fisik, karena orang

dapat melakukan kontak sosial tidak dengan menyentuh.

b. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak

kepihak yang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama.

35

Menurut Gillin and Gillin (1954) dalam Sutanto, (1985: 161), interaksi

sosial pada hakikatnya merupakan proses sosial asosiatif dan proses sosial. Proses

sosial ada dua bentuk, yaitu proses sosial asosiatif dan proses sosial disosiatif.

1. Proses sosial asosiatif adalah proses sosial yang berjalan positif dan

menghasilkan keteraturan dan integrasi sosial. Proses sosial yang asosiatif ini

mendorong terbentuknya pranata, lembaga, atau organisasi sosial. Bentuk-bentuk

proses sosial asosiatif diantaranya:

a. Kerjasama sosial adalah usaha bersama antara dua individu atau dua kelompok

untuk mencapai tujuan. Kerjasama inilah yang mendorong terwujudnya

keteraturan dan integrasi sosial. Dengan kerjasama, kegiatan masyarakat akan

mudah dilaksanakan dari pada dikerjakan sendiri-sendiri. Bentuk-bentuk

kerjasama sosial antara lain:

1. Kerjasama spontan, yaitu kerjasama secara tiba-tiba tanpa adanya suatu

perintah atau tekanan dari pihak manapun.

2. Kerjasama langsung, yaitu kerjasama yang terbentuk karena adanya

perintah dari atasan.

3. Kerjasama kontrak, yaitu kerjasama atas dasar suatu kontrak atau

perjanjian tertentu.

4. Kerjasama tradisional, yaitu kerjasama sosial yang terbentuk karena

bersifat tradisi atau adaptasi kebiasaan.

Misalnya kerjasama dalam bentuk gotong royong, tolong menolong, atau

solidaritas sosial.

36

b. Akomodasi sosial adalah proses meredakan suatu pertentangan untuk mencapai

keadaan yang stabil. Bentuk-bentukakomodasi sosial yaitu: pemaksaan,

kompromi, arbitrasi, mediasi, konsiliasi, toleransi, ajudikasi, segresi, eliminasi,

keputusan mayoritas, genjatan senjata.

c. Asimilasi sosial adalah proses penyatuan dua pihak atau dua kelompok yang

berbeda kebudayaan dan menghasilkan kelompok yang baru. Contoh

terbentuknya kelompok masyarakat Indo pada jaman colonial Hindia Belanda.

d. Akulturasi sosial adalah peleburan dan unsur kebudayaan yang berbeda tanpa

menghilangkan ciri khas kebudayaan masing-masing. Contoh bersatunya

kebudayaan asli Indonesia dengan kebudayaan Hindu-Budha, yang tampak dari

bentuk bangunan candi, arca, prasasti, dsb.

2. Proses sosial disosiatif adalah proses sosial yang mengarah pada perpecahan

dan merenggangkan rasa solidaritas kelompok. Proses sosial disosiatif dapat

mendorong terjadinya konflik dan disintegrasi sosial. Bentuk-bentuk disosiatif

antara lain: persaingan atau kompetisi, konflik sosial, dan kontroversi sosial.

b. Perubahan Kondisi Ekonomi

1. Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk merupakan kegiatan pokok dalam memenuhi

kebutuhan hidup, mata pencaharian disebut juga pekerjaan pokok. Istilah

pekerjaan menurut Poerwodarminto dalam kamus besar bahasa Indonesia

mengandung pengertian yaitu:

a. Barang, apa yang dilakukan atau diperbuat, tugas kewajiban, hasil pekerjaan,

perbuatan.

37

b. Mata pencaharian, barang apa yang dijadikan pokok kehidupan, sesuatu yang

dilakukan untuk mendapatkan nafkah.

c. Hal belajarnya sesuatu (1990:880) Toto Tasmoro (1990:880), tiga aspek dalam

pekerjaan yang harus dipenuhi secara nalar, yaitu:

a. Bahwa aktivitasnya dilakukan karena adanya dorongan tanggung jawab

(motivasi)

b. Bahwa apa yang dia lakukan tersebut karena adanya kesengajaan,

direncanakan, karena terkandung didalamnya gabungan antara rasa dan

rasio.

c. Bahwa yang dia lakukan itu, dikarenakan sesuatu arah dan tujuan yang

luhur, yang secara dinamis memberikan makna baginya bukan hanya

kepuasan biologis statis, tetapi sebuah kegiatan untuk mewujudkan apa

yang diinginkannya agar dirinya mempunyai arti.

Dakir (1981:21) mengklasifikasikan jenis pekerjaan yang ada di Indonesia

yaitu:

a. Golongan pegawai negeri

Adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan

diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan

negeri serta digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pegawai

negeri dibagi menjadi dua yaitu (1) Pegawai Negeri Sipil, yang terdiri dari

pegawai Negeri Pusat dan Pegawai Negeri Daerah atau Pejabat Negeri lainnya;

(2) TNI dan POLRI

b. Golongan pedagang

38

Adalah mereka yang memiliki perusahaan atau bidang usaha besar atau

kecil.

Pengertian pedagang antara lain:

1. Pedagang dalam arti luas yaitu usahawan atau businessman

2. Pedagang dalam arti sempit yaitu seseorang yang pekerjaaannya menjual dan

membeli barang.

c. Golongan Petani

Adalah mereka yang mata pencahariannya dari hasil bercocok tanam,

seperti ladang atau sawah.

d. Golongan buruh

Adalah mereka yang bekerja dengan menjual jasa seperti tukang becak,

buruh bangunan, buruh tani, tukang batu, dan sebagainya.

2. Pendapatan

Aktivitas manusia dalam bidang ekonomi pada dasarnya adalah untuk

memperoleh pendapatan yang akan digunakan dalam pemenuhan kebutuhan

hidupnya. Pendapatan adalah upah yang diterima hidupnya. Pendapatan adalah

upah yang diterima dalam keluarga baik dari hasil pekerjaan pokok ataupun

pekerjaan sampingan sebagai imbalan jasa. (Kartono, 1993: 4).

Badan pusat statistik memberikan definisi tentang pendapatan adalah

seluruh penghasilan yang diterima, baik dari sektor formal, nonformal maupun

penghasilan subsistem yang terhitung dalam jangka waktu tertentu. Rincian

pendapatan itu sebagai berikut:

39

a. Pendapatan sektor formal adalah segala penghasilan yang berasal dari sektor

formal berupa barang dan jasa yang sifatnya regular dan diterima sebagai balas

jasa,

misalnya: upah, gaji, dan hasil investasi.

b. Pendapatan sektor non formal, misalnya keuntungan penjualan.

c. Pendapatan subsistem terjadi apabila produksi dan konsumsi terletak di tangan

satu orang atau dalam masyarakat kecil seperti hasil pertanian (BPS, 1998: 56)

Menurut Gilarso T (1992:12) pendapatan keluarga merupakan balas karya

atau jasa atau imbalan yang diperoleh karena sumbangan yang diberikan dalam

kegiatan produksi, secara kongkritnya pendapatan keluarga berasal dari:

a. Usaha sendiri, misalnya berdagang,bertani, membuka usaha sebagai

wirausahawan.

b. Bekerja pada orang lain, misalnya tanah yang disewakan, rumah yang

disewakan dan lain-lain. Ada tiga cara dalam menghitung besarnya pendapatan

(Soediyono, 1989: 21-22), yaitu:

a. Pendekatan hasil produksi (product approach)

Menghitung besarnya pendapatan dengan mengumpulkan hasil akhir barang

dan jasa untuk suatu periode tertentu dari suatu unit produksi yang

menghasilkan barang dan jasa.

b. Pendekatan pendapatan (income approach)

Menghitung besarnya pendapatan dengan mengumpulkan data tentang

pendapatan yang diperoleh oleh suatu rumah tangga keluarga.

c. Pendekatan pengeluaran (expenditure approach)

40

Menghitung besarnya pendapatan dengan menjumlah seluruh pengeluaran

yang dilakukan oleh salah satu unit.

Untuk memperoleh besarnya pendapatan yang diperoleh satu unit produksi

ketiga pendekatan tersebut dapat dilakukan semuanya atau hanya

mengguankan salah satunya.

Sedangkan menurut Djamil Suyuthi M (1989:23-24), ada dua pendekatan

dalam menghitung pendapatan yaitu:

a. Berdasarkan pendekatan lapangan usaha

Pendapatan dapat dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh nilai out put

netto/nilai tambah yang diciptakan masing-masing sektor atau lapangan usaha

dalam hasil outputnya dikuarangi dengan pembelian-pembeliannya dari

perusahaan sektor lain.

b. Pendekatan produksi

Faktor-faktor produksi atau sumber daya ekonomi terdiri:

1. Sumber daya alam khususnya tanah dengan hasil penerimaan yang

disebut sewa (rent),

2. Sumber daya manusia dengan hasil penerimaan berupa upah dan gaji

(wages and solaries),

3. Sumber daya manusia yang khususnya berupa kewiraswastaan dengan

hasil penerimaan yang disebut laba.

Menurut Winardi (1995:244), pendapatan adalah hasil berupa uang atau

hasil material lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa-jasa

41

manusia bebas. Sedangkan tingkat pendapatan adalah tingkat hidup yang dapat

dinikmati oleh seseorang individu atau keluarga yang didasarkan atas penghasilan

mereka atau sumber-sumber pendapatan lain.

3. Tingkat Kesejahteraan Penduduk

Pembangunan nasional pada dasarnya bertujuan meningkatkan derajat

kesejahteraan rakyat. Istilah kesejahteraan rakyat itu sendiri mempunyai arti yang

luas. Makna kesejahteraan dapat dipandang dari dua sisi yakni aspek

kesejahteraan lahiriah atau kesejahteraan batiniah atau spiritual.

Mengingat luasnya masalah kesejahteraan dan banyaknya variable yang

dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk, maka dalam

perhitungan kesejahteraan penduduk hanya diambil beberapa komponen saja

yaitukependudukan, pendidikan, ketenaga kerjaan, kesehatan dan keluarga

berencana, perumahan dan lingkungan (BPS, 2004)

Dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengukur tingkat

kesejahteraan masyarakat hanya menggunakan rasio ketergantungan dan indikator

pengeluaran konsumsi rumaah tangga, besarnya nilai konsumsi suatu rumah

tangga biasanya mencerminkan tingkat pendapatan rumah tangga tersebut.

Semakin tinggi nilai pendapatannya, besarnya konsumsi juga akan bertambah

besar.

2.3 Kerangka Pemikiran

Lahan mempunyai luas yang tetap, sedangkan kebutuhan manusia akan

lahan semakin meningkat,dampak perubahan penggunaa lahan menyebabkan yang

berdampak positif maupun negatif bagi manusia. Perubahan lahan yang baru akan

42

mempengaruhi kegiatan pertanian yang berlangsung. Selain kegiatan pertanian,

dampak perubahan penggunaan lahan ini akan berpengaruh pada kondisi sosial

ekonomi penduduk. Proses perubahan sosial ekonomi menyangkut proses

perubahan mata pencaharian, perubahan kepemilikan lahan, pendapatan, tingkat

kesejahteraan dan interaksi penduduk. Untuk mengetahui perubahan kondisi

sosial ekonomi penduduk sebagai dampak perubahan penggunaan lahan yang

terjadi, keseluruhan tahapan proses penelitian sebagaimana secara skematik

tercantum sebagai berikut ;

43

Penggunaan Lahan di Desa Era

Kec.Mori Utara Kab.Morowali Utara

Perusahaan Kelapa Sawit

Penggunaan

Lahan tahun

2006

Penggunaan

Lahan tahun

2018

Pemetaan Penggunaan Lahan Tahun

2006 dan 2018

- Identifikasi

- Pemetaan

Survai

Sosial dan

Ekonomi

- Overlay

- Peta perubahan

penggunaan lahan

tahun 2006 dan tahun

2018

Kondisi Sosial

dan Ekonomi

tahun 2018

1. Perubahan Pola

Mata Pencaharian

2. Perubahan

Pendapatan

3. Perubahan

Tingkat

Kesejateraan

PELAPORAN

Gambar 2.1 Bagan Alur Kerangka Pemikiran.

43

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode survey. Menurut Sugiyono

(2009 : 13) “Bahwa metode survey digunakan untuk mendapat data dari tempat

tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam

pengumpulan data, misalanya dengan mengedarkan kuisioner, test, wawancara

terstruktur dan sebagainya (perlakuan tidak seperti dalam eksperimen)”.

Penggunaan metode survey akan memudahkan peneliti memperoleh data yang

untuk diolah dengan tujuan memecahakan masalah yang menjadi tujuan akhir

suatu penelitian

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di Desa Era, Kecamatan Mori Utara,

Kabupaten Morowali Utara dengan luas wilayah ± 19.880 Ha (Monografi Desa

Era,2018

3.3 Waktu Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini di rencanakan berlangsung dari bulan Februari 2019 sampai

Juni 2019 (bersesuaian dengan dengan semester genap Tahun Akademik

2018/2019) dengan tahapan sebagai berikut :

44

a. Pencarian bahan observasi awal dan penyusunan proposal;

b. Konsultasi dengan Dosen Pembimbing;

c. Seminar proposal;

d. Perbaikan proposal;

e. Pengurusan Surat Izin Penelitian;

f. Penelitian lapangan (pengumpulan data primer dan data sekunder);

g. Pengolahan data;

h. Analisis data;

i. Seminar hasil;

j. Bimbingan skripsi;

k. Ujian skripsi;

l. Perbaikan skripsi;

3.4 Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer berupa data yang diperoleh dari responden yang ditemui

langsung di lapangan dan beberapa dokumentasi dengan menggunakan

alatbanturecorder, handphone, camera dan sebaginya. Data sekunder berupa data

spasial digital meluputi: peta wilayah adminstrasi, citra satelit dan juga data yang

didapatkan penulis dari pespustakaan yang berhubungan dengan obyek penelitian.

45

Tabel 3.1 Jenis dan Sumber Data

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

3.5.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Suharsimi

Arikunto,2006:130). Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang,

tetapi obyek dan benda-benda lainnya. Populasi dalam penelitian ini merupakan

No. Variabel Instrumen Jenis data Sumber data

1. Dampak Perubahan

Penggunaan Lahan

Terhadap Kondisi

Sosial dan Ekonomi

Penduduk di Desa Era

Kecamatan Mori Utara

Kabupaten Morowali

Utara Tahun 2006 dan

2018

Administrasi

kecamatan

Morowali

Utara

Citra tahun

2006

Citra tahun

2018

Angket

Data primer

RBI lembar

Morowali,

USGS

USGS

penduduk

(Responden)

2. Sosial dan Ekonomi

penduduk di Desa Era

Kecamatan Mori Utara

Kabupaten Morowali

Utara Tahun 2006 dan

2018

Dokumentasi

Data sekunder

Kantor Desa Era,

BAPPEDA

Kecematan

Morowali Utara,

Observasi

lapangan

46

kepala keluarga yang berada di Desa Era Kecamatan Mori Utara berjumlah 216

KK yang terdiri dari 3 dusun yaitu dusun 1 108 KK, dusun 2 100 KK, dusun 3

129 KK.

3.5.1 Sampel

Menurut Arikunto S. (2002:109) menyatakan bahwa sampel adalah

sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Jika populasi kurang dari 100

maka sampel diambil seluruhnya, dan apabila populasi lebih dari 100 maka dapat

diambil sampel sebesar 10-15% atau 20-25% Arikunto S. (2006:112). Jumlah

sampel dalam penelitian ini adalah 15% dengan menggunakan Quota Sampling.

Sampel dimaksudkan dalam peneltian ini adalah kepala keluarga pada dusun satu

sejumlah 16 KK , dusun dua 15 KK , dan dusun tiga 19 KK.

Tabel 3.2 Sampel

No Dusun Jumlah KK Pengambilan Sampel 15%

1 Dusun 1 108 KK 16 KK

2 Dusun 2 100 KK 15 KK

3 Dusun 3 129 KK 19 KK

JUMLAH 337 KK 50 KK

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk

mengumpulakan data primer maupun data sekunder. Tanpa mengetahui teknik

47

pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

standar data yang telah ditetapkan, adapun teknikpengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Pengumpulan data Primer.

a. Observasi dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan,

pengumpulan data yang dilakukan secra sistematis terhadap gejala atau

fenomena yang ada pada ojek penelitian Tika, Moh.Pabundu, (2005: 44).

Observasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data

dan pengamatan terkait Desa Era, keadaan alam, aktifitas masyarakat,

kondisi perusahaan, seta pengambilan letak koordinat.

b. Dokumentasi yang dilakukan dengan tujuan untuk menjadi bukti serta

keterangan lokasi penelitian dalam bentuk gambar (foto) dan melalui

bermacam-macam sumber tertulis atau dukomen. Contoh dokumentasi

adalah foto-foto, laoporan atau berbagai artikel, jurnal, tulisan ilmiah yang

berkaitan dengan dampak perubahan lahan yang terjadi di lapangan serta

data lain yang menunjang penelitian ini. Dokumentasi yaitu mencari dan

mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda dan sebagainya

(Suharsimi, Arikunto, 2006:2006).

c. Pemetaan adalah proses pengukuran,perhitungan, dan penggambaran

permukaan bumi (terminologi geodesi) dengan menggunakan cara atau

metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa soft copy maupun hard

copy peta yang berbentuk vektor maupun raster,dan hal ini dilakukan

48

dalam pembuatan peta dengan tema tertentu yaitu pemetaan dampak

perubahan penggunaan lahan. Pemetaan ini yang sangat penting untuk

dilakukan, untuk mengetahui sejauh mana dampak perubahan penggunaan

lahan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat tahun 2006 dan 2018.

Adapun langkah-langkah proses pemetaan dalam penggunaan lahan

diantaranya;

1. Persiapan

Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan yaitu pengumpulan data-data

sekunder lokasi penelitian tersebut seperti mempersiapkan peta dasar

administrasi kecamatan Mori Utara atau peta administrasi Desa Era

untuk mendapatkan gambaran kasar mengenai lokasi penelitian tersebut

dan menyiapkan komputer dengan aplikasi software GIS seperti ArcGis

ArcMap, GPS (Global Positoning Sytem) kamera dan alat tulis menulis.

2. Kegiatan Lapangan

Pada tahap ini pekerjaan yang akan dilakukan meliputi kegiatan survei

lapangan untuk mendapatkan kebenaran data-data penelitian yang telah

tersedia dalam peta dengan keadaan atau kondisi sebenarnya dilapangan

melalui pengecekan kebenaran dampak perubahan penggunaan lahan

darivariabel yang diteliti dilokasi penelitian dengan cara

mendokumentasikan.

3. Kegiatan Penyelesaian

Semua data yang telah dikumpulkan dari lapangan dimasukan kedalam

sistem Software GIS/ program Quantum GIS yang terdiri dari 3 (tiga)

49

sub sistem yang saling berkaitan, yaitu 1) Input disini terdiri dari tahap

pengolahan data dari citra. 2) tahap proses data meliputi pembuatan

peta penggunaan lahan dengan diidentifikasi sebagai lahan pertanian

(sawah, kebun campuran, tegalan) dan lahan non pertanian

(permukiman dan kawasan terbangun lainnya). 3) tahap output adalah

hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk peta-peta secara rinci.

d. Angket yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar

pertanyaan-pertanyaan tertulis secara logis berhubungan dengan masalah-

masalah penelitian, yaitu berkaitan dengan Dampak Perubahan Penggunaan

Lahan Tehadap Kondisi Sosial dan Ekonomi Penduduk Tahun 2006 dan

2018 di Desa Era Kecamatan Mori Utara Kabupaten Morowali Utara.

Adapun jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

tertutup.ʻʻ angket tertutup adalah suatu angket dimana pertanyaan-

pertanyaan dan alternatif jawabannya telah ditentukan sehingga responden

tinggal memilih jawaban yang diinginkan” (Tika, 2005:55). Angket

penelitian ini terdiri dari 20 intem pertanyaan, dimana pertanyaan nomor 1

sampai 10 untuk mengetahui dampak perubahan penggunaan lahan di Desa

Era. Sedangkan pertanyaan nomor 11 sampai 20 untuk mengetahui dampak

perubahan penggunaan lahan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

di Desa Era Kecamatan Mori Utara Kabupaten Morowali Utara.

2. Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder yaitu pengumpulan data secara tidak langsung

dari sumber/obyeknya. Sumber-sumber terkait seperti dari ististusi

50

pemerintah dan instansi yang akan dituju adalah kantor Desa Era

Kecamatan Mori Utara, Badan Pengembangan Daerah (BAPPEDA),

Badan Pusat Statistik (BPS), serta mencari kajian pustaka yaitu teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari literatur, dokumen,

hasil survei, studi historis, hasil-hasil studi dan sumber-sumber lain yang

mendukung atau berhubungan dengan penelitian yang sedang dikaji.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati dalam melakukan

penelitian. Tujuan dari adanya instrumen ini yaitu untuk memberi kemudahan

kepada peneliti dalam proses pengumpulan data penelitian. Instrumen pada

penelitian iniadalah :

3.7.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : kamera, recorder

handphone, angket, laptop, software Quantum GIS dan yang dapat mendukung

penelitian ini.

3.7.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, alat dan bahan

penelitian tercantum dalam Tabel 3.2

51

NO. Alat/Bahan Fungsi

1. Laptop Sebagai alat bantu untuk pengetikan.

2. Angket Sebagai bahan berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang bermanfaat

untuk memperoleh informasi dari responden tentang keadaan sosial dan

ekonomi serta pengaruh penggunaan lahan terhadap kehidupan

penduduk.

3. Recorder Handphone Sebagai alat bantu untuk merekam.

4. Kamera Mengambil gambar di lapangan.

5. Sofyware QuantumGis Berfungsi untuk pembuatan peta dan menganalisis peta.

6. Printer Alat untuk mencetak.

Tabel 3.3 Alat dan Bahan beserta fungsinya

3.8 Teknik Analisis Data

1. Metode Overlay ( Tumpang Susun Peta )

Analisis yang digunakan pada tujuan penelitian ini yaitu analisis

sistem informasi geografis (SIG) dengan melakukan overlay pada lahan

kosong (Padang) tahun 2006 dan overlay peta penggunaan lahan kelapa

sawit tahun 2018, menggunakan software opensource GIS Melalui

overlay peta maka diperoleh peta perubahan penggunaan lahan di Desa

Era Kecamatan Mori Utara Kabupaten Morowali Utara dalam kurun

waktu dua belas tahun terakhir (tahun 2006 dan tahun 2018).

Pengolahan data awal dalam penelitian ini dilakukan dengan

memanfaatkan Software Quantum GIS 2.18 dan ENVI 5.3 adapun

tahapan pengolahan data adalah sebagai berikut :

52

a. Melakukan pengolahan Peta Rupa Bumi Lembar Mori Utara

dengan skala 1 : 170.000 sehingga menghasilkan batas

administrasi wilayah penelitian.

b. Melakukan pemotongan citra (cropping) sesuai daerah

penelitian dengan tujuan mempermudah proses interpretasi citra

serta pemilihan kombinasi band pada citra untuk memperjelas

visual citra ketika proses digitasi layer.

c. Melakukan koreksi geometrik citra Landsat tahun 2006

sebelum masuknya perusahaan kelapa sawit dan citra Landsat

tahun 2018 setelah perusahaan sudah masuk pada masing-

masing citra agar memperbaiki posisi citra akibat proses

distorsi juga melakukan koreksi radiometrik untuk

memperbaiki nilai piksel.

d. Interpretasi menggunakan teknik digitasi layer (digitizing on

scren) yang menghasilkan peta penggunaan lahan tahun 2006

peta penggunaan lahan tahun 2018.

e. Peta penggunaan lahan sebelum dan sesudah terjadi perubahan

penggunaan lahan diolah dengan teknik tumpang susun

(overlay) sehingga menghasilkan peta perubahan penggunaan

lahan tahun 2018.

2. Analisis Deskriptif

Pandangan tentang metode penelitian deskriptif dikemukakan oleh

Winarno Sukarhmad. Menurut pendapatnya penyelidikan tertuju pada

53

pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Kerena banyak sekali

ragam penyelidikan yang demikian, metode penelitian deskriptif lebih

merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskriptif.

Selanjutnya dikatakan pula pelaksanaan metode-metode deskriptif tidak

terbatas sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi

analisis dan interprestasi tentang arti data itu (Winarno, Sukarhmad dalam

Soejono dan Abdurrahman 2005: 22).

Menurut Hadari Nawawi (2005), metode penelitian deskriptif ini

mempunyai dua ciri pokok yaitu:

a. Memuasatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada

saat penelitian dilakukan ( saat sekarang) atau masalah-masalah

yang bersifat aktual;

b. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki

sebagaimana adanya diiringi dengan interprestasi rasional.

Dikatakan juga bahwa metode deskriptif dapat diartikan sebagai

prosedur pemecahan masalah yang selidiki dengan menggambarkan atau

melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga,

masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang

tampak dan sebagaimana adanya (Hadari Nawawi dalam Soejono dan

Abdurrahman 23:2005).

54

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Peneltian

4.1.1 Sejarah Singkat Desa Era

Masyarakat Desa Era sebagian berasal dari suku pamona yang terdiri dari

dua bagian anak suku yaitu suku pu‟umbana. Pada mulanya mendiami daerah

Korontowu yang terletak dibawah kaki gunung Pompangeo (arah utara Desa

Peleru) dan pada tahun 1918 turun temurun bermukim dibantaran sungai Koro Era

dan membentuk sebuah Desa yaitu Desa Era. Adapun masyarakat Desa Era yang

berasal anak suku Watu yang mendiami kampung tua Bente oleh Pemerintah

Kecamatan Mori Atas memerintahkan untuk berpindah ke Desa Era pada tahun

1973.

4.1.2 Letak, Luas, dan Batas

Secara astronomis wilayah Desa Era Kecamatan Mori Utara berdasarkan

garis lintang dan garis bujur berada pada10

33‟54‟‟ - 1

0 57

‟ 36‟‟ Lintang Selatan

dan 1210 0

‟ 18

‟‟ – 121

0 9

‟ 32,4

‟‟ Bujur Timur. Luas wilayah Desa Era ± 19.880 Ha,

secara administrasi terbagi atas 3 dusun (Profil Desa Era). Batas Desa Era adalah

sebagai berikut;

- Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Bau ( kec.Soyo Jaya)

- Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Tontowea (kec.Petasia Barat)

- Sebelah selatan : Berbatsan dengan Desa Lanumor ( kec. Mori Atas)

- Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Peleru (kec.Mori Utara)

55

Berdasarkan letak, luas, dan batas wilayah Desa Era Kecamatan Mori Utara

Kabupaten Morowali Utara maka dapat dilihat pada peta administrasi Desa Era

tercantum pada Gambar 4.1

56

57

4.1.3 Kondisi Fisik Wilayah

4.1.3.1 Topografi

Topografi adalah perbedaan antara tinggi rendahnya suatu tempat

dipermukaan bumi, baik berupa daerah dataran/landai, bergelombang/berbukit dan

pegunungan. Kemiringan lereng merupakan bentuk dari variasi perubahan

permukaan bumi, M. Suparno dan Marlina Endy (2005) keadaan topografi adalah

keadaan yang menggambarkan kemiringan lahan, atau kontur lahan, semakin

besar kontur lahan berarti lahan tersebut memiliki kemiringan lereng yang

semakin besar. Kondisi topografi Desa Era sendiri adalah sebagian besar

bergelombang sampai berbukit dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan

laut.

4.1.4 Kondisi Sosial Ekonomi

4.1.4.1 Kependudukan

Aspek Demografi memegang peranan yang sangat penting dalam

mendukung penyelenggaraan pemerintahan (Pemerintahan pusat, Pemerintahan

Kabupaten/Kota, Pemerintahan Kecamatan dan Pemerintahan Desa) yang dimana

aspek kepundudukan adalah suatu sumber daya yang startegis sebagai wahana

pendukung dalam suatu pelaksaan pembangunan. Desa Era memiliki jumlah

penduduk sebesar 1.262 jiwa dan 337 kepala keluarga(KK). Penduduk Desa Era

berdasarkan dusun dan jenis kelamin,tecantum dalam Tabel 4.1.

58

Tabel 4.1 Penduduk Desa Era Berdasarkan Dusun dan Jenis kelamin

No Dusun Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Dusun 1 252 243 495

2 Dusun 2 225 137 362

3 Dusun 3 223 182 405

Jumlah 700 562 1.262

Sumber : Laporan monografi Desa Era

4.1.4.2 Keadaan Sosial

Keadaan sosial suatu masyarakat sangat penting untuk diketahui oleh

karena hal tersebut merupakan suatu daya tarik daya tarik tersendiri seperti

budaya, agama dan pendidikan, dan secara sosial Desa Era dilihat dari beberapa

bidangnya yaitu:

1. Bidang Keagamaan

Keberadaan agama merepakan tiang kehidupan dan wajid hukumnya

untuk dianut seluruh manusia yang ada di dunia. Agama merupakan

sumber terbaik dalam penghidupan manusia, sebab dapat dijdikan

tolak ukur sifat dan tingkah laku penganutnya. Agama sendiri bagi

penduduk Desa Era dipandang sebagai bagian dari kehidupan yang

sangat penting untuk megarahkan sikap dan tingkah laku dalam

kehidupan sehari-hari. Penduduk Desa Era sendiri adalah mayoritas

59

beragama kristen Protestan, terdapat kelompok Mejelis Gereja dan

Pemuda Gereja.

2. Bidang Kebudayaan

Masyarakat hidup dengan kesatuan sosial yang beraneka ragam dan

memiliki ciri khas tersendiri, yang terus menerus membentuk sebuah

lembaga sehingga menjadi suatu kebudayaan dengan aturan tingkah

lakunya. Tata kelakuan atau adat istiadat serta, nilai budaya, sistem

norma yang mengatur segala tingkah laku manusia dalam hubungan

dengan sesamanya. Adapun kondisi budaya yang masih melakat secara

turun temurun pada masyarakat Desa Era yaitu:

a. Sistem gotong royong

Sistem gotong royong di Desa Era merupakan kebiasaan

masyarakatnya yang sudah berlangsung secara turun temurun, hal

ini sangat nampak dalam kehidupan setiap harinya baik dalam

bentuk ekonomi, sosial dan budaya. Contoh wujud gotong royong

yang masih dilaksanakan oleh masyarakat Desa Era yaitu

1. Dalam pelaksanaan pesta perkawinan dan acara kematian

dalam hal ini masyarakat dengan sukarela saling membantu

tanpa pamrih

2. Dalam hal perbaikan jalan umum, pengairan persawahan, dan

kerja bakti pembersihan tempat ibadah.

60

3. Bidang Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu aspek yang paling berpengaruh terhadap

perkembangan dan kemajuan suatu daerah. Samakin maju tingkat

pendidikan suatu daerah, semakin besar pula peluang hidup lebih

sejahtera dan tercukupi dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi.

Masyararakat Desa Era dewasa ini sangat sadar akan pentingnya

pendidikan khususnya bagi anak-anak mereka, keadaan penduduk

Desa Era berdasarkan tingkat pendidikan secara jelas dapat dilihat dari

tabel berikut:

Tabel 4.2 Penduduk Desa Era Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase (%)

1 SD/Sederajat 218 39

2 SLTP/Sederajat 160 28,6

3 SLTA/Sederajat 143 25,6

4 Tamat D3 6 1.1

5 Tamat S1 30 5,4

6 Tamat S2 2 0,3

Jumlah 559 100%

Sumber : Laporan Monografi Desa Era

61

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat digambarkan bahwa,

dengan komposisi penduduk yang cukup besar Desa Era memiliki

beberapa masyarakat yang sudah menimbah ilmu sampai pada

pendidikan tinggi dan ukuran sebuah Desa dalam konteks Kabupaten

dengan jumlah sarjana yang ada pada masyarakat Desa Era dapat

dikategorikan sebagai sebuah Desa yang memiliki masyarakat yang

intelektual.

4.1.4.3. Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi penduduk adalah hal penting untuk diketahui

dikerenakan perekonomian penduduk Desa Era menjadi salah satu hal yang dikaji

dalam penelitian ini. Adapun kondisi ekonomi penduduk Desa Era sebagian besar

adalah bermata pencaharian sebagai petani dengan jumlah 478 orang, kemudian

jenis usaha yang ada di Desa Era terdiri dari bidang peternakan sapi dan ayam.

Pada bidang pertanian dan perkebunan yaitu tanaman padi, jagung, cabe, cokelat,

kelapa sawit. Sedangkan pada bidang ketrampilan yaitu pembuatan ramuan

rumah, pembuatan kunsen, pengrajin kue.

4.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dilaksanakan di Desa Era, Kecamatan Mori Utara,

Kabupaten Morowali Utara mengenai Dampak Perubahan Penggunan Lahan

terhadap Kondisi Sosial dan Ekonomi Penduduk Tahun 2006 dan 2018 dengan

jumlah responden 50 KK maka diperoleh hasil sebagai berikut.

62

A. Karakteristik Sosial, Ekonomi Responden

Kondisi sosial dan ekonomi penduduk merupakan suatu keadaan manusia

dimana dalam cara bertahan hidup dan keadaan tersebut berfariasi kerena manusia

mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini untuk mengenal

responden penelitian di Desa Era maka peneliti perlu mengetahui kondisi sosial

ekonomi, berikut adalah hasil penelitian terkait hal tersebut;

(a). Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang di maksudkan peneliti dalam penelitian

iniyaitu jenis kelamin serta usia responden, adapun sajian data penelitian ini

sebagai berikut;

1. Jenis Kelamin Responden

Berdasarakan hasil penelitian terhadap 50 KK yang tersebar di 3 dusun

danpeneliti hanya mengambil responden yaitu kepala keluarga maka jenis

kelamin laki-laki berada pada presentase 100%,

2. Usia Responden

Penentuan usia yang digunakan oleh peneliti ditentukan berdasarkan

kriteria. Penelitian ini mengambil standar usia mulai dari usia 20 tahun,

hal ini dikarenakan usia 20 tahun merupakan usia pernikahan pada

umumnya. Berdasarkan hasil penelitian dan jawaban masyarakat

menunjukan umur 20- 30 tahun berjumlah 14 orang KK,umur 33– 40

tahun berjumlah 10 orang KK, umur 41- 60 tahun berjumlah 7 orang KK

63

(b). Karakteristik Sosial Responden

1. Status Pernikahan Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Era terhadap 50 KK

dan tersebar di 3 dusun, maka diperoleh jawaban dari para responden yang

menyatakan bahwa janda/duda pada presentse 0%, sedangkan menikah

berada pada presentasa 100%. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh

dapat dinyatakan bahwa setiap responden masih berstatus menikah.

2. Pendidikan Terakhir Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Era terhadap 50 KK

dan tersebar di 3 dusun, maka diperoleh hasil bahwa pendidikan terakhir

responden terdiri dari jenjang SD, SLTP, SLTA, D3, D1, S1. Sajian data

dan hasil penelitian terhadap pendidikan terakhir responden menyatakan

bahwa jenjang SD berada pada presentase 23%, Jenjang SLTP 51%,

jenjang SLTA 26%. Berdasarkan presentase yang diperoleh dapat

dinyatakan bahwa pendidikan terakhir responden yang paling dominan

yaitu pada jenjang SLTP.

3. Tempat Asal Responden

Berdasarakan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Era terhadap 50 KK

yang tersebar di 3 dusun, maka diperoleh hasil yang mengatakan bahwa

sebagian besar responden merupakan penduduk asli, dibuktikan pada

jawaban responden atau hasil penilaian menyatakan bahwa penduduk asli

berada pada presentase 97%, dan pendatang 3 %. Berdasarkan presentase

64

yang diperoleh menunjukan bahwa sebagian besar responden merupakan

penduduk asli.

(c). Karakterisik Ekonomi Responden

1. Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Era terhadap 50 KK

yang tersebar di 3 dusun diperoleh hasil dari jawaban responden yaitu

pada presentase 100% mereka memiliki bekerja sabagai petani.

Berdasarkan presentase yang diperoleh maka dapat dinyatakan bahwa

pekerjaan utama penduduk yaitu sebagai petani.

2. Pendapatan Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Era terhadap 50 KK

yang tersebar di 3 dusun maka diperoleh hasil bahwa responden yang

memiliki kisaranpendapatan500.000-1.000.000 berada pada presentase

19%, sedangkan yang memiliki pendapatan 1.000.000–2.000.000 berada

pada presentase 25%, dan yang mempunyai pendapatan >3jt sebanyak

56%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pendapatan

responden yang paling mendominasi berkisar Rp 3.000.000 – Rp

5.000.000.

4.2.1 Penggunaan Lahan Tahun 2006

Berdasarkan interpretasi Citra Landsat tahun 2006 di Desa Era, Kecamatan

Mori Utara, Kabupaten Morowali Utara diketahui bahwa jenis penggunaan

lahanya sawah, permukiman, dan kebun campuran dan untuk persebaran jenis

penggunaan lahan sawah, penduduk Desa Era yang tersebar di 3 Dusun tersebut

65

mengolah lahan sawah pada satu tempat yang sama karena pengairan yang baik

(irigasi) dan tanah yang subur. Sedangkan pada jenis penggunaan lahan kebun

campuran tersebar di 3 Dusun dan ditanami tanaman seperti jagung, kedelai,

sayur-sayuran, cokelat, pepaya, pisang dan lainnya. Data luas penggunaan lahan

di Desa Era tahun 2006 perjenis penggunaannya tercantum dalam Tabel 4.3;

Tabel 4.3 Luas penggunaan lahan Desa Era Tahun 2006

No

Jenis Penggunaan Lahan

Luas (ha)

Ha %

1 Sawah 2,889 33,70

2 Permukiman dan pekarangan 4,480 52,30

3 Kebun campuran 1,190 14,00

Jumlah 8,559 100%

Sumber:Data primer,2019

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada tahun 2006 penggunaan

lahan permukiman dan pekarangan memiliki porsi terbesar yakni 4,480 hektar

(52,3 %), sementara penggunaan lahan pertanian seperti sawah sebesar 2,889

hektar (33,7%) ditanami padi dan kebun campuran seluas 1,190 hektar (14%)

ditanami jagung, kedelai, sayur-sayuran, cokelat, pepaya, pisang dan lain-lain.

Peta penggunaan lahan Desa Era tahun 2006 tercantum pada gambar 4.2.

66

67

4.2.2 Penggunaan Lahan Tahun 2018

Berdasarkan peta Rupa Bumi Kecamatan Mori Utara tahun 2013 skala

1:25.000 dan Citra Landsat rekaman september tahun 2018 diperoleh

informasipenggunaan lahan Desa Era. Interpretasi dan klasifikasi terhadap citra

menghasilkan beberapa jenis penggunaan lahan seperti sawah, permukiman dan

pekarangan, perkebunan kelapa sawit, dan kebun campuran. Data luaspenggunaan

lahan di Desa Era tahun 2018 perjenis penggunaannya tercantum dalam Tabel 4.4;

Tabel 4.4 Luas penggunaan lahan Desa Era tahun 2018

No Penggunaan lahan Luas (Ha)

Ha %

1 Sawah 2,814 0,3

2 Perkebunan Kelapa Sawit 2,100 0,3

3 Permukiman dan Pekarangan 4,555 0,6

4 Kebun Campuran 780 98,8

Jumlah 10,249 100%

Sumber: Data primer,2019

Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut, pada tahun 2018 penggunaan lahan

pertanian sawah memiliki luas 2,814 hektar (0,3%), begitu pula

denganpenggunaan lahan kebun campuranmemiliki luas 780 hektar(98,8%).

Sementara penggunaan lahan permukiman dan pekarangan seluas 4,555 hektar

68

(0,6%) dan perkebunan kelapa sawit seluas 2,100 hektar (0,3%). Peta penggunaan

lahan Desa Era tahun 2018 tercantum pada gambar 4.3.

69

70

4.3 Pembahasan

4.3.1 Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 2006 dan 2018 di Desa Era

Berdasarkan interpretasi Citra Landsat tahun 2006 dan peta Rupa Bumi

Kecamatan Mori Utara tahun 2013 skala 1 : 25.000 rekaman bulan September

tahun 2018, terdapat perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Desa Era,

Kecamatan Mori Utara, Kabupaten Morowali Utara yang mendominasi untuk

jenis penggunaan lahan seperti sawah, permukiman dan pekarangan, kebun

campuran dan perkebunan kelapa sawit.

Jenis penggunaan lahan di Desa Era terdiri dari beberapa jenis namun

dalam penelitian ini, fokus kajian hanya pada penggunaan lahan Sawah,

permukiman dan pekarangan, kebun campuran, dan perkebunan kelapa sawit.

Berdasarkan kegiatan di lapangan yang telah dilakukan, terjadi perubahan

penggunaan lahan di tahun 2006 dan tahun 2018, perubahan penggunaan lahan di

daerah penelitian dapat di lihat pada peta penggunaan lahan dan peta perubahan

penggunaana lahan di Desa Era tahun 2006 dan tahun 2018 skala 1 : 170.000

Perubahan penggunaan lahan tersebut secara rinci terdapat pada Gambar 4.4.

71

72

4.3.2 Lahan Pertanian (Sawah)

Lahan pertanian atau persawahan di daerah penelitian Desa Era menempati

luasan 2,889 Ha pada tahun 2006 dan berkurang menjadi 2,814 Ha pada tahun

2018 atau berkurang 75 Ha. Lahan pertanian di Daerah ini mengalami penyusutan

dan hal ini sebenarnya sangat disayangkan kerena lahan sawah di Desa Era berupa

lahan yang subur serta memiliki sistem irigasi yang cukup memadai. Penyusutan

lahan pertanian tersebut tercantum pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Luas Penggunaan lahan tahun 2006 dan 2018 Area Sawah

Jenis Lahan

Luas (Ha)

Perubahan

2006 % 2018 % Ha %

Sawah 2,889 33,7% 2,814 0,30% - 75 -33,40

Sumber: Analisis Data2019.

4.3.3 Kawasan Permukiman

Bentuk penggunaan lahan permukiman serta pekarangan merupakan

manifestasi kegiatan manusia untuk memanfaatkan lahan dalam rangka memenuhi

kebutuhan untuk tempat tinggal. Keberadaan suatu permukiman dapat

mempengaruhi perkembangan suatu wilayah, dan sebaliknya kegiatan

pembangunan dalam suatu wilayah dapat mempengaruhi perkembangan

permukiman. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

permukiman antara lain faktor geografis, faktor penduduk serta sarana-prasarana,

73

dan peran serta masyarakat. Penambahan penggunaan lahan permukiman dan

pekarangan tercantum pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Luas Penggunaan lahan tahun 2006 dan 2018 Area Pemukiman

Sumber: Analisis Data 2019

Perubahan penggunaan lahan yang terjadi pada permukiman dan

pekarangan menempati ruang seluas 4,480 Ha pada tahun 2006, kemudian

meningkat cukup tinggi pada tahun 2018 sehinnga menjadi 4,555 Ha atau

bertambah 75 Ha. Kondisi permukiman penduduk Desa Era tercantum pada

gambar 4.5

Jenis Lahan

Luas (Ha)

Perubahan

2006 % 2018 % Ha %

Permukiman

dan Pekarangan

4,480

52,30%

4,555

0,60%

+ 75

+51,70

74

4.3.4 Kebun Campuran

Penggunaan lahan pada kebun campuran di Desa Era terdiri atas

pemanfaatan untuk penanaman tanaman seperti jagung, kedelai, sayur-sayuran,

pepaya, pisang dan lain-lain. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan lahan pada

kebun campuran terjadi pengurangan luasan, dimana pada tahun 2006 lahan yang

digunakan untuk kebun campuran ini seluas 1,190 Ha dan jika dibandingkan

dengan tahun 2018 kebun campuran mengalami penurunan luasan menjadi 780

Ha atau berkurang 410 Ha. Penyusutan penggunaan lahan kebun campuran

tercantum pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Luas Penggunaan lahan tahun 2006 dan 2018 Area Kebun Campuran

a.Kondisi Rumah Tahun 2006 b. Kondisi Rumah 2018

75

Sumber: Analisis Data 2019

Penurunan luasan kebun campuran berdasarkan pengamatan di lokasi

penelitian karena beberapa hal yaitu masyarakat yang kebanyakan sudah hidup

modern dan sudah tidak mengolah lahan mereka, lebih memilih untuk membeli

semua kebutuhan konsumsi di pasar dan lain-lain.

4.3.5 Perkebunan Kelapa Sawit.

Penggunaan lahan jenis perkebunan kelapa sawit memang merubah

kondisi kehidupan sosial dan ekonomi penduduk Desa Era, berdasarkan hasil

penelitian yang telah di lakukan perusahaan yang sudah ada sejak dua belas (12)

tahun tersebut telah banyak memberikan dampak yang positif maupun dampak

negatif bagi penduduk. Perubahan penggunaan lahan untuk perkebunan kelapa

sawit tersebut memang tidak dapat di hidarikan akan tetapi hubungan timbal balik

dan saling menguntungkan tetap menjadi hal yang harus disepakati contohnya

pemberian plasma dan lowongan kerja bagi masyarakat. Penggunaan lahan

perkebunan kelapa sawit danjumlah luasan lahan yang telah dikusai oleh

perusahaan berdasarkan data di lapangan yaitu sebesar 2,100 Ha. Penggunaan

lahan perkebunan kelapa sawit tercantum pada tabel 4.8

Jenis Lahan

Luas (Ha)

Perubahan

2006 % 2018 % Ha %

Kebun Campuran 1,190 14,00% 780 98,80% -4,10 - 48,80

76

Tebel 4.8 Luas penggunaan lahan tahun 2006 dan 2018 Area Kelapa Sawit

Sumber: Analisis Data 2019

Berdasarkan hasil penelitian dan data yang telah diperoleh, pada tahun

2018 jumlah luasan perkebunan kelapa sawit sebesar 2,100 Ha dan berada pada

presentase 0,30%.

4.3.6 Perubahan Pola Mata Pencaharian Penduduk Desa Era

Perubahan pola mata pencaharian penduduk adalah suatu hal yang sering

terjadi di jaman yang modern ini, penduduk Desa Era adalah salah satunya yang

mengalami hal tersebut.Penduduk Desa Era pada awalnya kebanyakan bermata

pencaharian yang bervariasi mulai dari sektor perdagangan, maupun pertanian

atau perkebunan, akan tetapi bidang pertanian lebih mendominasi saat itu dan

memberikan penghasilan yang cukup untuk penduduk. Perubahan mata

pencaharian penduduk Desa Era didasari oleh adanya perubahan orientasi

masyarakat itu sendiri terhadap mata pencaharian, mata pencaharian atau

pekerjaan adalah salah satu penopang kebutuhan ekonomi atau kebutuhan hidup

dalam suatu keluarga. Dengan memiliki dan melakukan suatu pekerjaan yang

menghasilkan pendapatan, maka suatu keluarga dapat memenuhi kebutuhan

ekonomi mereka.

Jenis Lahan

Luas (Ha)

Perubahan

2006 % 2018 % Ha %

Perkebun Kelapa

Sawit

_ 0% 2,100 0,30% +2,100 +0,30%

77

Setiap Desa punya kecenderungan untuk bergerak menuju pola kota,

begitu juga yang terjadi pada penduduk Desa Era yang masih identik dengan

bentuk penduduk pedesaan dengan menunjukan adanya perubahan orientasi

mereka dalam hal pekerjaannya yang harus dapat memenuhi kebutuhan sekunder

mereka. Selain sebagai penopang kebutuhan ekonomi dan kebutuhan hidup

sehari-hari penduduk (kebutuhan primer), mata pencaharian juga dijadikan

jaminan untuk memenuhi kebutuhan sekunder masyarakat.

Masuknya perusahaan kelapa sawit di Desa Era telah banyak memberikan

dampak yang positif maupun negatif bagi penduduk, dari seluruh deskripsi diatas

mengenai perubahan orientasi penduduk Desa Era yang mendasari perubahan pola

mata pencaharian mereka dikatakan perubahan orientasi atau pandangan mereka

lebih banyak berkaitan dengan usaha pemenuhan kebutuhan ekonomi mereka.

Baik itu kebutuhan hidup sehari-hari maupun kebutuhan lain yang hanya

merupakan pelengkap hidup mereka.

Perusahaan kelapa sawit juga memberikan penduduk Desa Era

penghasilan yang mereka anggap lebih dari cukup. Pengahasilan tersebut selain

untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari (kebutuhan primer) dan

perbaikan taraf hidup meraka, juga bisa mereka gunakan untum memenuhi

kebutuhan sekunder mereka seperti kebutuhan akan pendidikan anak-anak

mereka, dan mereka anggap akan memberikan jaminan kehidupan yang layak bagi

anak-anak meraka nantinya. Selain itu hasil tersebut dapat mereka gunakan untuk

membuka lahan perkebunan atau usaha lain untuk jaminan hidup mereka

78

selanjutnya. Hal tersebut dilakukan untuk jaminan kebutuhan hidup mereka jika

nanti perusahaan kelapa sawit sudah tidak bisah mereka andalkan.

4.3.7 Perubahan Pendapatan

Tingkat pendapatan dan penyerapan tenaga kerja merupakan suatu

masalah yang di alami oleh Indonesia, jumlah lapangan pekerjaan yang kurang

mengakibatkan banyaknya penduduk usia kerja yang belum memiliki pekerjaan

sehingga mengakibatkan tingkat kemiskinan meningkat dan rendahnya

pendapatan yang di terima oleh penduduk Indonesia. Tingkat pendapatan masih

menjadi faktor utama tingkat kesejahteraan hidup suatu masyarakat.

Perkembangan tingkat pendapatan masyarakat dapat dilihat dari tingkat

pendapatan perkapita atau pendapatan rata-rata per penduduk. Tingkat pendapatan

dapat di lihat dari meningkatnya pendapatan penduduk di daerah tersebut.

Perubahan pendapatan di Desa Era terjadi oleh karena masuknya

perusahaan kelapa sawit yang cukup menjanjikan, seiring berjalannya waktu

penduduk Desa Era yang dulunya berprofesi sebagai petaniberbondong-bondong

untuk bekerja di perusahaan kelapa sawit tersebut dan dengan penghasilan yang

mereka anggap lebih dari cukup.Perubahan pendapatan penduduk di Desa Era

memang cukup terbukti mengalami peningkatan yang signifikan, selain bekerja di

perusahaan kelapa sawit mereka juga sudah menanam kelapa sawit di lahan

mereka masing-masing.

4.3.8 Tingkat Perubahan Kesejateraan

Kesejahteraan hidup merupakan satu proses dinamika yang memberi nilai

kepada manusia tentang bagaimana kehidupan mereka berubah dan bertambah

79

baik atau sebaliknya. Kualitas hidup rakyat yang bertambah baik menunjukkan

kesejahteraan rakyat meningkat dan maju, banyak indikator yang bisa digunakan

untuk mengukur kesejahteraan hidup masyarakat, ini karena konsep kesejahteraan

hidup itu sendiri bersifat subjektif dan susah diukur. Lebih lagi dalam sebuah

negara yang mempunyai berbagai bidang ekonomi sebagi penyumbang

pendapatan negara seperti sektor perindustrian, perikanan dan perdagangan.Tidak

bisa dipungkiri, Indonesia juga mengambil bagian dalam usaha menuju

negaramaju. Perkembangan pesat Indonesia dalam beberapa industri seperti

manufaktur danpariwisata menyebabkan tahap kesejahteraan rakyat Indonesia

juga semakin bertambah. Menuju masa depan, Indonesia yang memiliki populasi

keempat terbesar didunia ini berharap agar semua penduduknya dapat mencapai

kesejahteraan hidup. Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting

untuk menjaga dan membina terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi kondisi

tersebut juga diperlukan untuk meminimalkan terjadinya kecemburuan sosial

dalam masyarakat. Selanjutnya percepatan pertumbuhan ekonpomi masyarakat

memerlukan kebijakan ekonomi atau peranan pemerintah dalam mengatur

perekonomian sebagai upaya menjaga stabilitas perekonomian.

Kesejahteraan hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak

indikator keberhasilan yang dapat diukur. Dalam hal ini Thomas (2005:15)

menyampaikan bahwa kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat di

representasikan dari tingkat hidup masyarakat ditandai oleh terentaskannya

kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang

lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas masyarakat. Kesemuanya itu

80

merupakan cerminan dari peningkatan tingkat pendapatan masyarakat golongan

menengah kebawah.

4.4 Keterkaitan Tema Penelitian dengan Pendidikan

Pendidikan merupakan hal sangat penting bagi perkembangan suatu

bangsa, dikarenakan salah satu ciri bangsa atau negara yang maju memiliki

kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan dalam

perjalanannya tak bisah mengelak dari masalah-masalah yang terus bermunculan

dan berbeda dalam porsinya masing-masing, ada masalah yang bisah cepat di atasi

dan adapula yang memerlukan waktu lama. Namun masalah-masalah tersebut

dapat di atasi dengan terobosan dari dunia pendidikan, seperti halnya dalam

dinamika penggunaan lahan dapat di bantu dengan adanya pemetaan dengan

menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG)/(GIS) program ArcGis ArcMap.

Pada tingkat pendidikan SMA/SMP khususnya pada mata pelajaran yang

mengkaji tentang peta dan Sistem Informasi Geografi(SIG), SIG berguna sebagai

alat bantu pemahaman dan pembelajaran untuk masalah-masalah geografi bagi

peserta didik terutama dalam pemetaan dan kompetensi dasar dalam mempelajari

pata. SIG bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

mampu mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar peta, pemetaan dan mampu

mempraktikkan ketrampilan dasar peta, seluk beluk dasar pemetaan serta

pemanfaatan peta dan Sistem Informasi Geografi (SIG).

Tabel 4.9 Tabel Rekapan Data Luas Perubahan Penggunaan Lahan Tahun

2006 dan 2018 di Desa Era

81

Berdasarkan Tabel 4.9 presentase perubahan penggunaan lahan terbesar

selama dua belas tahun tahun terakhir adalah Permukiman dan pekarangan

mengalami penambahan luasan sebesar 51,70% atau 75 Ha dari luas semula.

Penggunan lahan sawah berkurang sebesar 33,40% atau 75 Ha dan kebun

campuran berkurang sebesar 84,80% atau 4,10 Ha. Sedangkan perubahan

penggunaan lahan untuk kelapa sawit sebesar 0,30% atau 2,100 Ha. Luas dan

perubahan penggunaan lahan untuk permukiman dan pekarangan menempati

rangking teratas, serta dalam konversi lahan juga paling intensif. Besarnya

intensitas perubahan tersebut berkaitan dengan pertumbuhan penduduk, salah

satunya akibat masuknya perusahaan kelapa sawit di Desa Era Kecamatan Mori

Utara Kabupaten Morowali Utara.

No

Jenis Lahan

Luas (Ha) Perubahan

2006 % 2018 % Ha %

1 Sawah 2,889 33,70 2,814 0,30 - 75 - 33,40

2 Permukiman

dan pekarangan

4,480 52,30 4,555 0,60 + 75 +51,70

3 Perkebunan

kelapa sawit

_ 0 2,100 0,30 + 2,100 + 0,30

4 Kebun

campuran

1,190 14,00 780 98,80 - 4,10 - 84,80

Jumlah 8,559 100 10,249 100

81

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut.

1. Penggunaan Lahan di Desa Era Kecamatan Mori Utara Kabupaten Morowali

Utara mengalami perubahan. Selama kurun waktu dua belas tahun (2006-

2018), jumlah perubahan penggunaan lahan di Desa Era telah mengalami

perubahan sebesar 10,249 Hektar dengan jenis penggunaan lahan yang

mengalami penambahan luasan pada permukiman yaitu sebesar 4,555 Ha

0,60%, disusul oleh kawasan peusahaan kelapa sawit yaitu sebesar 2,100 Ha

atau 0,30%. Sedangkan untuk penggunaan lahan sawah mengalami penurunan

luasan sebesar 2,814 Ha atau 0,30%, begitu juga dengan penggunaan lahan

kebun campuran yang mengalami penurunan luasan sebesar 780 Ha 98,80% ;

2. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Desa Era Kecamatan Mori Utara

Kabupaten Morowali Utara berdasarkan presentase perubahan penggunaan

lahan pada tahun 2006 dan 2018 yaitu luas lahan pertanian sawah yang

mengalami penyusutan 75 Ha 33,40% dari luas semula, penggunaan lahan

permukiman dan pekarangan bertambah 75 Ha atau 51,70%, sementara itu

penggunaan lahan kebun campuran mengalami penyusutan sebesar 4,10 Ha

atau 84,80% dan penggunaan lahan perkebunan kelapa sawit bertambah 2,100

Ha atau 0,30%.

82

3. Kondisi ekonomi penduduk Desa Era berdasarkan hasil penelitian menyatakan

bahwa, untuk jenis pekerjaan berdasarkan jawaban dari responden yang

menyatakan sebagai petani berada pada presentase 100% dan berdasarkan

jawaban dari responden yang memiliki kisaran pendapatan 500.000 –

1.000.000 berada pada presentase 19%, responden yang menjawab 1.000.000 –

2.000.000 berada pada presentase 25% dan responden yang menjawab >3 jt

berada pada presentase 56%.

Kondisi sosial penduduk Desa Era berdasarkan hasil penelitian menyatakan

bahwa, kondisi sosial penduduk Desa Era berdasarkan hasil angket yaitu

jenjang pendidikan SD berada pada presentase 23%, pendidikan jenjang SLTP

berada pada presentase 26% dan jenjang pendidikan SLTA berada pada

presentase 26%. Dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil kepala

keluarga (KK) saja sebagai responden dan status pernikahan berada pada

presentase 100%, sedangkan untuk tempat asal responden yang menjawab

penduduk asli berada pada presentase 97% dan yang menjawab sebagai

pendatang berada pada presentase 3%,

5.2 Saran

Beberapa saran yang perlu dikemukakan sehubungan dengan hasil

penelitian dan pembahasan sebagai berikut.

5.2.1 Pemerintah

Bagi pemerintah setempat adanya pengukuran identifikasi penggunaan

lahan dapat menjadi referensi bagi pemerintah untuk mengatur kebijakan

penggunaan lahan, sehingga mempertimbangkan aspek perubahan mata

83

pencaharian, perubahan pendapatan, dan perubahan tingkat kesejateraan

masyarakat. Adanya kebijakan pemerintah yang mengatur batasan penggunaan

lahan kelapa sawit sehingga, tidak merusak produktifitas lahan pertanian ataupun

perkebunan.

5.2.2 Masyarakat

1. Kondisi sosial berupa gotong royong yang telah ada perlu dijaga dan

dilestarikan untuk kedepannya;

2. Masyarakat Desa Era diharapkan selalu ikut terlibat langsung dalam

program-program pemerintah yang dilaksanakan;

3. Bagi masyarakat Desa Era, tetap mengolah sawah meskipun sudah ada

perusahaan kelapa sawit.

4. Membatasi pengalih fungsian lahan sawah yang memiliki tingkat

produktifitas tinggi.

5.2.3 Penelitian Selanjutya

1. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya meneliti terkait perbandingan

dampak perubahan penggunaan lahan terhadap kondisi sosial dan ekonomi

penduduk di Desa dan Desa Peleru Era Kecamatan Mori Utara Kabupaten

Morowali Utara.

i

DAFTAR PUSTAKA

Aziz Budianta. 1997. Kajian perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Godean

Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istmewa Yogyakarta Tahun1986 dan

1996. Skripsi Jurusan Perencanaan Pengembangan Wilayah Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta

Aziz Budianta. dan Widyastuti. 2011. Handout Perkuliahaan Penggunaan

Lahan. Palu: Prodi SI Pendidikan Geografi, Jurusan IPS, Tadulako

University Press

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Rhineka Cipta. Jakarta

Anonimus. Modul Pelatihan SIG (Sistem Informasi Geografis) ArcGIS. 2010.

Makassar. PT. Geomatik-Konsultan

Febnina, Abiasti Setia. 2011. Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk di Desa Adisana Kecamatan Bumiayu

Kabupaten Brebes Tahun 2000-2009. SI Thesis, Jurusan Pendidikan

Geografi. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta

Gilarso. T. 1992. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Kanisius

Hadi Sabari Yunus. 1987. Beberapa Determinan Perkembangan Permukiman

Kota Dampak dan Pengolahan. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM

Kartono. 1993. Pengaruh Motivasi dan Presepsi Terhadap Sikap Hidup Anggota

Usaha Bersama Pedesaan. Yogyakarta: UGM Press

ii

Lutfi, Muta,ali. 2012. Daya Dukung Lingkungan Untuk Perencanaan

Pengembangan Wilayah. Yogyakrta : Badan Penerbit Fakultas Geografi

(BPFG)

Mahendra , Tri A. 2007. Peta Perubahan Penggunan Lahan untuk Permukiman

Tahun 1999-2004 di Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Skripsi,

Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Niluh, Rita Ayu Rusmita. 2014. Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan

Parigi Kbupten Parigi Muotong tahun 2008 dan 2013. Skripsi, Progam

Studi Pendidikan Geografi. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Rayes, Luthfi. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Yogyakarta.

Penerbit ANDI

Soejono dan Abdurrahman.2005. Metode Penelitian. Jakarta. PT Asdi

Mahasatsya

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi. 1992. Setangkai Bunga Sosiologi.

Jakarta: UI Press

Soerjono Soekanto. 2004. Sosiologi Suatu Pengantar (Edisi Keempat). Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada

Sutanto. Phil. Astrid S. 1985. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Jakarta:

PT. Bina Cipta

Sugianto dan Endarto, Dadang. 2008. Mengkaji Ilmu Geografi 3. Solo . PT Tiga

Serangkai Pustak Mandiri

iii

Su Ritohardoyo, 2013. Penggunaan dan Tata Guna Lahan. Yogyakarta. Penerbit

Ombak

Tika, Moh Papundu. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta. PT Bumi

Aksara

Toto Tasmoro. 1990. Etos kerja Pribadi Muslim. Bandung: Eresco

Yani, Ahmad dan Rumihat, Rahmat. 2007. Geografi Menyingkap Fenomena

Geosfer untuk kelas XII SMA/MA Program Studi Pengetahuan Sosial.

Penerbit GRAFINDO Media Pratama.

Widyastuti. 2010. Analisis Pemanfaatan Potensi Luat Menggunakan Sistem

Informasi Geografis di Pulau Batudaka Kabupaten Tojo Una-Una

Provinsi Sulawesi Tengah. Yogyakarta. Maghza Pustaka

Winardi. 1995. Kamus Ekonomi. Bandung: Mandar Maju

iv

Lampiran 1

Lokasi Penelitian; Desa Era, Kecamatan Mori Utara, Kabupaten Morowali Utara.

DOKUMENTASI PENELITIAN

a. Gerbang Masuk Perusahan

Kelapa Sawit

b. Kondisi Jalan Menuju

Perkebunan Kelapa Sawit

c. Jalan Dalam Perusahaan Kelapa

Sawit

d. Permukiman Desa Era

v

Lampiran 2 Wawancara Pengisian Angket

Lokasi Penelitian; Desa Era, Kecamatan Mori Utara, Kabupaten Morowali Utara.

a. Wawancara Penduduk Dusun I

b. Wawancara Ketua RT

Penduduk Dusun II

c. Wawancara Penduduk Dusun II

d. Wawancara Penduduk Dusun III

vi

vii

Lampiran 3 Angket

NO. RESPONDEN:..............

KUISIONER PENELITIAN

DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP KONDISI

SOSIAL DAN EKONOMI PENDUDUK DI DESA ERA KECAMATAN

MORI UTARA KABUPATEN MOROWALI UTARA TAHUN 2006 DAN

2018

Oleh : Daniel H Tunggai (Peneliti)

Kata Pengatar

Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara (i) saya Mahasiswa Pendidikan Geografi, Jurusan

Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Tandulako. Pada saat ini sedang melakukan penelitian untuk kepentingan

akademik, dalam rangka melengkapi data untuk menyelesaikan penelitian tugas

akhir (skripsi) yang berjudul Dampak Perubahan Penggunaan Lahan

Terhadap Kondisi Sosial dan Ekonomi Penduduk Di Desa Era Kecamatan

Mori Utara Kabupten Morowali Utara Tahun 2006 dan 2018. Oleh karena itu,

dengan hormat dan kerendahan hati Bapak/Ibu/Saudara (i) untuk kepentingan

penelitian tersebut, saya mohon dengan jawaban pertanyaan disampaikan dengan

sejujur-jujurnya. Kerahasian data akan dijamin sepenuhnya. Atas bantuan dan

partisipasi Bapak/Ibu/Saudara (i) saya ucapkan terima kasih.

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Lengkap : Osep Tanudju

Alamat : Desa Era

RT/RW : 01 / Desa Era

Kec./Kab : Mori Utara, Morowali Utara, Sulawesi Tengah

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Lengkap : Imanuel Panarai

Alamat : Desa Era

RT/RW : 02 (KETUA RT) / Desa Era

Kec./Kab : Mori Utara, Morowali Utara, Sulawesi Tengah

viii

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Lengkap : Boby

Alamat : Desa Era

RT/RW : 03 / Desa Era

Kec./Kab : Mori Utara, Morowali Utara, Sulawesi Tengah

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Lengkap : Oton Mandang

Alamat : Desa Era

RT/RW : 02 / Desa Era

Kec./Kab : Mori Utara, Morowali Utara, Sulawesi Tengah

ix

A. KARAKTERISTIK RERSPONDEN

1. Nama :

2. Usia :

3. Jenis Kelamin :

a. laki-laki

b. perempuan

4. Jenis Pekerjaan :

a. Sedang Pekerjaan

b. Karyawan /pegawai

c. Sekolah

d. Wiraswasta

e. Petani

f. Lainnya ...............(sebutkan)

5. Tempat asal Kepala Keluarga (kk) :

a. Penduduk asli (satu kecamatan)

b. Penduduk pendatang dari.............(sebutkan)

6. Status Pernikahan :

a. Belum menikah

b. Sudah menikah

c. Janda/ Duda

7. Pendidikan Terakhir :

a. Tidak Sekolah

b. Tidak SD

c. Tamat SD

d. Tamat SLTP

e. Tamat SLTA

f. Tamat Akademi/PT

B. PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG PERUBAHAN

PENGGUNAAN LAHAN

1. Apakah Bapak/Ibu/Saudara (i) mengetahui apa yang dimaksud dengan

perubahan penggunaan lahan ?

a. Mengetahui b. Tidak mengetahui

2. Apakah Bapak/Ibu/Saudara (i) mengetahui penyebap terjadinya

perubahan penggunaan lahan ?

a. Mengetahui b. Tidak mengetahui

3. Apakah lahan Bapak/Ibu/Saudara (i) salah satu yang mengalami

dampak perubahan penggunaan lahan tersebut ?

a. Ya b. Tidak

4. Dampak apa yang Bapak/Ibu/Saudara (i) rasakan setelah terjadinya

perubahan penggunaan lahan di wilayah tersebut ?

a. Dampak Positif b. Dampak Negatif

x

5. Menurut Bapak/Ibu/Saudara (i) apakah perubahan penggunaan lahan

ini menimbulkan dampak yang sangat berpengaruh bagi masyarakat ?

a. Ya, sangat berdampak b. Tidak terlalu berdampak

C. PENGALAMAN MASYARAKAT TERHADAP PERUBAHAN

PENGGUNAAN LAHAN

6. Menurut Bapak/Ibu/Saudara (i) apakah keadaan masyarakat lebih baik

setelah terjadinya perubahan penggunaan lahan di wilayah anda ?

a. Ya b. Tidak

7. Apakah ada perkembangan positif yang Bapak/Ibu/Saudara (i) lihat

pada masyarakat desa setelah terjadinya perubahan penggunaan lahan

?

a. Ya b. Tidak

8. Apakah ada pemberitahuan dari pemerintah jika akan terjadi

perubahan penggunaan lahan di wilayah anda ?

a. Ya b. Tidak

9. Menurut Bapak/Ibu/Saudara (i) berapa banyak masyarakat yang

lahannya terkena perubahan penggunaan lahan tersebut ?

sebutkan...........

D. KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI RESPONDEN

10. Apakah Bapak/Ibu/Saudara (i) mempunyai lahan pertanian/perkebunan

?

a. Ya b. Tidak

Pertanian

1) Luas Pertanian :

2) Milik Pertanian :

3) Ditanami apa :

4) Berapa penghasilan perpanen/bulan/tahun :

5) Hasil kebun digunakan sendiri/jual :

Perkebunan

1) Luas Perkebunan :

2) Milik Perkebunan :

3) Ditanami apa :

4) Berapa penghasilan perpanen/bulan/tahun :

5) Hasil kebun digunakan sendiri/jual :

11. Berapa luas lahan yang Bapak/Ibu/Saudara (i) miliki dan kuasai

sebelum terjadinya perubahan penggunaan lahan ?

a. Tidak punya b. < 5000 M2

c. 5000-10000 M2

d. > 10000 M2

12. Apakah status tempat Bapak/Ibu/Saudara (i) sekarang ?

a. Milik orang lain tanpa sewa

b. Milik keluarga

c. Sewa/kontrakan

d. Milik pribadi

xi

13. Berapa penghasilan atau pendapatan Bapak/Ibu/Saudara (i) dalam 1

bulan ? sebutkan...........

xii

xiii

xiv

xv

xvi

xvii

xviii

BIODATA PENULIS

I. UMUM

1. Nama : Daniel Hariyanto Tunggai

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Tomata, 14 Agustus 1996

3. Jenis Kelamin : Laki-Laki

4. Nama Orang Tua

a. Ayah : Alfrans Tunggai

b. Ibu : Marlin Saobila

5. Agama : Kristen Protestan

6. Alamat : Jl. S Parman

Kelurahan Palu Timur, Kecamatan

Mantikulore, Kota Palu.

II. PENDIDIKAN

1. SDN INPRES ERA, Alamat Desa Era ( Lulus Tahun 2008 )

2. SMPN 1 MORI ATAS, Alamat Desa Tomata ( Lulus Tahun 2011 )

3. SMAN 1 MORI ATAS, Alamat Desa Tomata ( Lulus Tahun 2014

)

4. Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Ilmu Pengetahuan

Sosial Universitas Tadulako, Jl Soekarno-Hatta, Kel Mantikulore

Kota Palu.