SOSIALISASI DAMPAK DAN PENGENDALIAN KEBISINGAN ...

10
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAMPAK DAN PENGENDALIAN KEBISINGAN DI PERMUKIMAN e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 Volume 2 No. 1, Maret 2020 Rinanti, Fachrul, Moerdjoko, Widyatmoko, Siami 29 Sejarah Artikel Diterima Maret 2020 Revisi Maret 2020 Disetujui Maret 2020 Terbit Online Maret 2020 *Penulis Koresponden: [email protected] SOSIALISASI DAMPAK DAN PENGENDALIAN KEBISINGAN DI PERMUKIMAN SOCIALIZATION OF IMPACTS AND NOISE CONTROL IN SETTLEMENTS Astri Rinanti 1* , Melati Ferianita Fachrul 1 , Sintorini Moerdjoko 1 , Widyatmoko 1 , Lailatus Siami 1 1 Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti , Jl. Kyai Tapa No.1, Grogol, Jakarta, Indonesia Abstrak Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan oleh Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Trisakti dengan penyuluhan atau sosialiasi bertujuan untuk memberikan informasi mengenai dampak dan pengendalian kebisingan lingkungan di pemukiman. Penyuluhan dengan metode ceramah, dilengkapi dengan diskusi yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi, atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan dan diskusi untuk tanya-jawab sehubungan dengan masalah-masalah yang harus dipecahkan, dilakukan untuk menggali ide atau pendapat masyarakat tentang suatu masalah secara individu dan membangun komitmen. Kegiatan dihadiri masyarakat Kelurahan Wijaya Kusuma yang terdiri dari ibu–ibu rumah tangga, Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), dan karang taruna sebanyak 30 orang. Hasil dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini disampaikan bahwa faktor lama pajanan, intensitas kebisingan, umur serta faktor lain akan berpengaruh terhadap penurunan pendengaran. Pengendalian kebisingan dipermukiman dapat dilakukan dengan melakukan penghijauan di lingkungan sekitar. Selain itu hasil dari sosialisasi dampak dan pengendalian kebisingan adalah menambah wawasan tentang kebisingan, sumber kebisangan, dampak kebisingan bagi kesehatan dan kenyamanan dan masyarakat mengetahui bagaimana cara pengendalian kebisingan secara sederhana. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat menjadi perilaku yang lebih berwawasan lingkungan dengan melaksanakan kegiatan penghijauan di setiap rumah sesuai dengan ketersediaan lahan dan karakteristik pemukiman yang tersedia. Kata Kunci: dampak kebisingan pengendalian kebisingan penyuluhan permukiman masyarakat Keywords: noise impact noise control counseling settlement public Abstract Community Service Activities carried out by the Department of Environmental Engineering at Trisakti University by counseling or socialization to provide information about the impact and control of environmental noise in settlements. Counseling with the lecture method, supplemented by a discussion used to convey explanation or information, or a description of the subject matter and problems verbally and discussion for questions and answers related to the problems. The activity carried out to explore ideas or opinions of the public about an individual problems and build commitment. The activity was attended by the community of Wijaya Kusuma Village consisting of housewives, Public Infrastructure and Management Handling Officers (PPSU), and youth cadets of 30 people. The results of the Community Service activity were conveyed that the factors of exposure time, noise intensity, age and other factors will affect hearing loss. To control noise in the settlement can be done by greening the surrounding environment. In addition, the results of the socialization of impact and noise control are adding insight into noise, sources of noise, the impact of noise on health and comfort and the public knows how to control noise simply. The conclusion of this activity is that it is expected to be able to change people's behavior into more environmentally friendly behavior by carrying out greening activities in each house in accordance with the availability of land and the characteristics of available settlements.

Transcript of SOSIALISASI DAMPAK DAN PENGENDALIAN KEBISINGAN ...

Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAMPAK DAN PENGENDALIAN KEBISINGAN DI PERMUKIMAN

e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011Volume 2 No. 1, Maret 2020 Rinanti, Fachrul, Moerdjoko, Widyatmoko, Siami

29

Sejarah Artikel

Diterima

Maret 2020

Revisi

Maret 2020

Disetujui

Maret 2020

Terbit Online

Maret 2020

*Penulis Koresponden:

[email protected]

SOSIALISASI DAMPAK DAN PENGENDALIANKEBISINGAN DI PERMUKIMAN

SOCIALIZATION OF IMPACTS AND NOISECONTROL IN SETTLEMENTS

Astri Rinanti1*, Melati Ferianita Fachrul1, SintoriniMoerdjoko1, Widyatmoko1, Lailatus Siami1

1Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Arsitektur Lanskap dan

Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti , Jl. Kyai Tapa No.1,Grogol, Jakarta, Indonesia

Abstrak

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan oleh Jurusan TeknikLingkungan Universitas Trisakti dengan penyuluhan atau sosialiasi bertujuan untukmemberikan informasi mengenai dampak dan pengendalian kebisingan lingkungan dipemukiman. Penyuluhan dengan metode ceramah, dilengkapi dengan diskusi yangdigunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi, atau uraian tentang suatupokok persoalan serta masalah secara lisan dan diskusi untuk tanya-jawab sehubungandengan masalah-masalah yang harus dipecahkan, dilakukan untuk menggali ide ataupendapat masyarakat tentang suatu masalah secara individu dan membangun komitmen.Kegiatan dihadiri masyarakat Kelurahan Wijaya Kusuma yang terdiri dari ibu–ibu rumahtangga, Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), dan karang tarunasebanyak 30 orang. Hasil dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini disampaikanbahwa faktor lama pajanan, intensitas kebisingan, umur serta faktor lain akanberpengaruh terhadap penurunan pendengaran. Pengendalian kebisingan dipermukimandapat dilakukan dengan melakukan penghijauan di lingkungan sekitar. Selain itu hasildari sosialisasi dampak dan pengendalian kebisingan adalah menambah wawasan tentangkebisingan, sumber kebisangan, dampak kebisingan bagi kesehatan dan kenyamanan danmasyarakat mengetahui bagaimana cara pengendalian kebisingan secara sederhana.Kesimpulan dari kegiatan ini adalah diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakatmenjadi perilaku yang lebih berwawasan lingkungan dengan melaksanakan kegiatanpenghijauan di setiap rumah sesuai dengan ketersediaan lahan dan karakteristikpemukiman yang tersedia.

Kata Kunci:

dampak kebisingan

pengendalian kebisingan

penyuluhan

permukiman

masyarakat

Keywords:

noise impact

noise control

counseling

settlement

public

Abstract

Community Service Activities carried out by the Department of EnvironmentalEngineering at Trisakti University by counseling or socialization to provide informationabout the impact and control of environmental noise in settlements. Counseling with thelecture method, supplemented by a discussion used to convey explanation or

information, or a description of the subject matter and problems verbally and discussionfor questions and answers related to the problems. The activity carried out to exploreideas or opinions of the public about an individual problems and build commitment.The activity was attended by the community of Wijaya Kusuma Village consisting ofhousewives, Public Infrastructure and Management Handling Officers (PPSU), andyouth cadets of 30 people. The results of the Community Service activity were conveyedthat the factors of exposure time, noise intensity, age and other factors will affecthearing loss. To control noise in the settlement can be done by greening the surroundingenvironment. In addition, the results of the socialization of impact and noise control areadding insight into noise, sources of noise, the impact of noise on health and comfortand the public knows how to control noise simply. The conclusion of this activity is thatit is expected to be able to change people's behavior into more environmentally friendlybehavior by carrying out greening activities in each house in accordance with theavailability of land and the characteristics of available settlements.

Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAMPAK DAN PENGENDALIAN KEBISINGAN DI PERMUKIMAN

e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011Volume 2 No. 1, Maret 2020 Rinanti, Fachrul, Moerdjoko, Widyatmoko, Siami

30

1. PENDAHULUAN

Peningkatan penduduk dengan segala

aktivitasnya terutama di perkotaan akan

menimbulkan berbagai permasalahan

lingkungan hidup (Makarau, 2011; Harahap,

2013). Di daerah padat penduduk seperti

pada daerah perkotaan, bising merupakan

salah satu masalah yang harus dihadapi

masyarakat setiap hari (Suryani, 2018).

Menurut Keputusan Menteri Lingkungan

Hidup nomor 48 tahun 1996 tentang Baku

Tingkat Kebisingan, kebisingan adalah

bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau

kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu

yang dapat menimbulkan gangguan

kesehatan manusia dan kenyamanan

lingkungan. Selain itu, Kebisingan adalah

semua suara yang tidak dikehendaki yang

bersumber dari alat-alat proses produksi dan

atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu

dapat menimbulkan gangguan pendengaran

(International Labour Organization, 2012).

Kebisingan tersebut dapat berasal dari

kendaraan bermotor, pemukiman padat

penduduk, dan beberapa faktor lainnya yang

dapat menimbulkan bunyi. Secara umum,

kebisingan dapat berdampak pada gangguan

pendengaran, tekanan darah tinggi

(hipertensi), dan memicu stress (Hani,

2010). Selanjutnya menurut Nugroho dan

Wiyadi (2009), gangguan pendengaran

mengakibatkan seseorang kesulitan

mendengar pembicaraan sehingga terjadi

gangguan komunikasi yang dapat

berdampak negatif terhadap pekerjaan,

pendidikan dan hubungan sosial, hal tersebut

dapat menimbulkan depresi.

Beberapa ciri manusia dengan

pendengaran normal antara lain adalah

mampu mendengar percakapan dengan baik

pada kondisi lingkungan sekitar yang sepi

maupun agak ramai. Manusia memiliki

kemampuan mendengar frekuensi suara

mulai 20 Hz hingga 20.000 Hz. Manusia

juga dapat mendengar suara desibel

(intensitas kebisingan) dari 0 (pelan sekali)

hingga 140 dB (suara tinggi dan

menyakitkan). Bila intensitas kebisingan

lebih dari 140 dB bisa terjadi kerusakan pada

gendang telinga dan organ-organ dalam

gendang telinga. Ambang batas maksimum

aman bagi manusia adalah 80 dB, namun

pendengaran manusia dapat mentolerir lebih

dari 80 dB, asalkan waktu paparannya

diperhatikan (Lintong, 2009). Orang dengan

pendengaran normal akan mampu

mendengar suara pada semua tingkatan

desibel, sedangkan orang yang memiliki

gangguan pendengaran hanya mampu

mendengar suara pada desibel tertentu

tergantung dari tingkatan gangguan

pendengaran atau ketulian yang diderita.

Faktor-faktor yang mempengaruhi

kejadian gangguan pendengaran akibat

bising antara lain intensitas kebisingan,

frekuensi kebisingan, lamanya waktu

pemaparan bising, kerentanan individu, jenis

kelamin, usia, kelainan di telinga tengah,

area tempat kerja, lamanya bekerja dan

penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).

Awalnya pengaruh kebisingan lebih banyak

menyangkut lingkungan di dalam industri,

tetapi akhirnya dirasakan juga oleh

lingkungan penduduk disekitarnya. Sumber

utama kebisingan lingkungan berasal dari

kebisingan tempat kerja, kebisingan jalan

raya dan kebisingan dari aktivitas rumah

tangga. Karena itu peningkatan jumlah

kendaraan di sekitar lingkungan masyarakat,

tingkat polusi bising menjadi salah satu

masalah yang tak terelakkan bagi

masyarakat perkotaan (Gorai dan Pal, 2006).

Adapun batasan nilai tingkat

kebisingan untuk kawasan atau lingkungan,

berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan

Hidup No. 48 tahun 1996 untuk kawasan

perumahan dan permukiman adalah 55 dBA.

Oleh Karena itu jika suatu permukiman

mempunyai tingkat kebisingan diatas baku

mutu maka perlu dilakukan pengendalian

kebisingan tersebut dengan memasang

penghalang atau barrier.

Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAMPAK DAN PENGENDALIAN KEBISINGAN DI PERMUKIMAN

e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011Volume 2 No. 1, Maret 2020 Rinanti, Fachrul, Moerdjoko, Widyatmoko, Siami

31

Kelurahan Wijaya Kusuma, Kecamatan

Grogol Petamburan, Jakarta Barat yang

merupakan pemukiman padat penduduk

terletak pada lahan seluas 2,20 km2,

memiliki 127 RT dan 12 RW, pada tahun

2016 dihuni oleh 44.907 jiwa atau 15.229

Kepala Keluarga, sehingga memiliki

kepadatan penduduk 20.412 jiwa/km2.

Nama Wijaya Kusuma berasal dari nama

Pangeran asal Banten yang cukup terkemuka

dan berpengaruh pada awal berdirinya kota

Jakarta.

Masalah yang teridentifikasi di

Kelurahan Wijaya Kusuma, Kecamatan

Grogol Petamburan, Jakarta Barat adalah:

1. Kawasan permukiman berupa kawasan

hunian padat penduduk,

2. Kurang nyaman suasana lingkungan

sekitarnya akibat bising yang

ditimbulkan dari berbagai aktivitas

seperti kendaraan bermotor.

3. Kurangnya area penghijauan yang dapat

meredam kebisingan

Pengaruh akibat kebisingan yang

dialami warga masyakarat pada umumnya

adalah sebagai berikut :

1. Gangguan fisiologis, yaitu gangguan

dapat berupa peningkatan tekanan darah,

nadi dan dapat menyebabkan pucat dan

gangguan sensoris gangguan psikologis;

2. Gangguan psikologis berupa rasa tidak

nyaman, kurang konsentrasi, emosi;

3. Gangguan komunikasi yang

menyebabkan terganggunya aktivitas

harian, bahkan bisa berakibat kepada

kecelakaan karena tidak dapat

mendengar isyarat ataupun tanda bahaya.

Namun demikian tidak ada gangguan

pada pendengaran yang paling serius yang

menyebabkan berkurangnya fungsi

pendengaran di Kelurahan Wijaya Kusuma.

Berdasarkan permasalah di atas, beberapa

hal yang bisa dirumuskan adalah:

1. Perlu adanya peningkatan kenyamanan

lingkungan dengan mengurangi dampak

kebisingan yang ditimbulkan oleh

kegiatan sekitarnya.

2. Pengendalian kebisingan dengan

memenuhi fungsi utama bangunan untuk

pemenuhan kenyamanan baik fisik

maupun psikis bagi penghuninya dengan

memberikan pengendalian kebisingan

dengan memanfaatkan barrier alami

sebagai media perambatan suara.

Kegiatan Pengabdian Kepada

Masyarakat ini dilakukan dengan

penyuluhan atau sosialiasi yang bertujuan

untuk memberikan informasi mengenai

dampak dan pengendalian kebisingan

lingkungan di pemukiman.

2. METODE

Metode sosialisasi ini dilakukan dengan

penggabungan metode ceramah dan diskusi.

Pemecahan masalah yang telah

teridentifikasi tersebut, telah dilakukan

pencarian solusi dalam kegiatan bertahap

seperti terlihat pada model diagram alir

Gambar 1.

2.1 Sasaran kegiatan

Berdasarkan hasil identifikasi dan diskusi

dengan masyarakat dan Lurah, maka peserta

Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang

terpilih adalah warga Kelurahan Wijaya

Kusuma, Kecamatan Grogol Petamburan,

Jakarta Barat, sebanyak 30 orang yang

meliputi ibu–ibu rumah tangga, Petugas

Penanganan Prasarana dan Sarana Umum

(PPSU), dan Karang Taruna

2.2 Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan PkM Multi 3-3 dalam rangka Dies

Natalis Universitas Trisakti yang Ke-54

tahun 2019 dilaksanakan pada bulan

Oktober hingga Desember 2019. Kegiatan

dilaksanakan dalam 2 tahap utama, yang

meliputi kegiatan persiapan termasuk survei

lokasi dan identifikasi masalah dilakukan

tanggal 17 Oktober–11 Desember 2019 dan

kegiatan pelaksanaan penyuluhan dilakukan

Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAMPAK DAN PENGENDALIAN KEBISINGAN DI PERMUKIMAN

e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011Volume 2 No. 1, Maret 2020 Rinanti, Fachrul, Moerdjoko, Widyatmoko, Siami

32

pada tanggal 1 Desember 2019 di Aula

Kantor Kelurahan Wijaya Kusuma,

Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta

Barat. Bentuk kegiatan adalah penyuluhan

dengan ceramah dan diskusi.

2.3 Metode Pelaksanaan

Penyuluhan dengan metode ceramah,

dilengkapi dengan diskusi. Metode ceramah

adalah cara mengajar yang digunakan untuk

menyampaikan keterangan atau informasi,

atau uraian tentang suatu pokok persoalan

serta masalah secara lisan (Maski, 2014),

sedangkan metode diskusi merupakan

metode mengajar yang menyajikan bahan-

bahan pembelajaran dalam bentuk masalah-

masalah yang harus dipecahkan

(Saktyowati, 2011). Kegiatan diskusi

dilakukan untuk menggali ide atau pendapat

masyarakat tentang suatu masalah secara

individu dan membangun komitmen.

Suasana penyuluhan dirancanginteraktif sehingga peserta akan lebih mudahuntuk memahaminya. Materi penyuluhanterdiri dari:1) Sumber Kebisingan yang utama2) Kebisingan sebagai masalah3) Gangguan pendengaran4) Tingkat Kebisingan suara5) Cara mengukur tingkat kebisingan

suara6) Nilai Tingkat kebisingan7) Jenis-jenis barrier atau penghalang

Informasi dari masyarakat mengenai masalah kondisi lingkungan terutamakenyamanan lingkungan sekitarnya akibat dari aktivitas masyarakat di

wilayahnya

Survei dan koordinasi

dengan kelurahan

Pemilihan alternatifpemecahan masalah

Identifikasi fisik daerah,

geografis dan sosialmasyarakat

Kondisi penghijauan

sekitarnya

Potensi pengelolaan

lingkungan terhadapkenyamanan masyarakat

Data

Penataan lingkunganpermukiman

Penanaman tanamanperedam kebisingan

Melakukan Penyuluhan denganCeramah dan Diskusi

Gambar 7. Diagram Alir Pemecahan Masalah

Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAMPAK DAN PENGENDALIAN KEBISINGAN DI PERMUKIMAN

e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011Volume 2 No. 1, Maret 2020 Rinanti, Fachrul, Moerdjoko, Widyatmoko, Siami

33

Pada kesempatan tersebut disampaikanpula demonstrasi pengukuran kebisingandengan alat Sound Level Meter (SLM)seperti terlihat pada Gambar 2. Sound LevelMeter (SLM) merupakan salah satu alatuntuk mengukur kebisingan yang terjadi,dapat menunjukkan tingkat tekanan suaraantara 30 dB – 120 dB atau lebih.

Gambar 2. Alat Pengukuran Kebisingan DenganSound Level Meter (SLM)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan kegiatan PKM di KelurahanWijaya Kusuma ini terdiri dari 2 kegiatanutama yaitu kegiatan persiapan dan kegiatanpelaksanaan.

3.1 Kegiatan persiapan

Koordinasi internal Tim PkM Multi 3-3

berlangsung di Universitas Trisakti, Gedung

M lantai 11, ruang rapat Lemdimas pada

tanggal 10 Oktober 2019, di hadiri oleh Ibu

Ellyana dari pihak Lemdimas dan ketua

pelaksana PKM dari Fakultas Ekonomi dan

Bisnis (FEB), Fakultas Hukum (FH),

Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas

Teknologi Industri (FTI), Fakultas

Kedoteran Gigi (FKG), Fakultas Seni Rupa

dan Desain (FSRD) dan Fakultas Arsitektur

Lanskap dan Teknologi Lingkungan

(FALTL). Tim PKM Multi 3-3 diketuai oleh

Drg. I Gusti Ayu Ratih, SP. Pros dari FKG.

Dalam rapat persiapan Tim FALTL dari

Jurusan Teknik Lingkungan ini juga

dilakukan pembagian tugas kepada masing-

masing anggota Tim PKM untuk

bertanggung jawab mulai dari persiapan

sampai dengan akhir pelaksanaan.

Gambar 3. Koordinasi Awal Dengan Pihak

Keluarahan Wijaya Kusuma, Grogol,

Petamburan, Jakarta Barat

Koordinasi awal dengan Kelurahan

yang diwakili oleh Kepala Seksi

Pemerintahan, Ibu Sri Sulistyandari NRK

128319 (Gambar 3) pada hari Selasa, 22

Oktober 2019 jam 08.30 - 09.30. Hasil

koordinasi menyepakati pelaksanaan PKM

pada tanggal 1 Desember 2019. Bentuk

kegiatan yang diinginkan oleh pihak

kelurahan Wijaya Kusuma, Kecamatan

Grogol, Petamburan, Jakarta Barat adalah

penyuluhan mengenai dampak dan

pengendalian kebisingan di pemukiman.

Pada kesempatan ini didiskusikan pula

kelompok sasaran pelatihan, serta waktu dan

tempat pelatihan.

Pada saat survei wilayah dan

identifikasi masalah ternyata belum ada

solusi dan saran yang bersifat ke arah

peningkatan kesadaran masyarakat untuk

membuat penghalang (barrier) secara alami

Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAMPAK DAN PENGENDALIAN KEBISINGAN DI PERMUKIMAN

e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011Volume 2 No. 1, Maret 2020 Rinanti, Fachrul, Moerdjoko, Widyatmoko, Siami

34

untuk mengurangi dampak kebisingan yang

berpotensi menyebabkan Gangguan

Pendengaran Akibat Bising/GPAB (Noise

Induced hearing Loss/NIHL). Rapat internal

dilakukan dengan tim pelaksana untuk

membahas materi penyuluhan, materi

pelatihan, pembagian tugas dan persiapan

bahan/peralatan untuk pelatihan.

Persiapan yang dilakukan oleh tim PkM

FALTL yaitu:

Membuat proposal kegiatan PkM oleh

Dr. Astri Rinanti, MT

Membuat materi paparan untuk

penyuluhan oleh Dr. Melati Ferianita

Fachrul, MS

Membuat x-banner berisi materi

penyuluhan dan pelatihan untuk

disampaikan ke pihak Kelurahan Wijaya

Kusuma Jakarta Barat oleh ibu Lailatus

Siami, ST., MT

Meminjam peralatan pengukuran

kebisingan sekaligus mengecek

kelengkapannya

3.2 Kegiatan pelaksanaan

Pelaksanaan PkM dihadiri oleh warga

Kelurahan Wijaya Kusuma atas undangan

Ibu Novi Indria Sari, ST selaku Lurah

Kelurahan Wijaya Kusuma, Grogol, Jakarta

Barat (Gambar 4).

Sesi pertama berisi paparan mengenai

dampak kebisingan yang dapat

menyebabkan Gangguan Pendengaran

Akibat Bising/GPAB (Noise Induced

Hearing Loss/NIHL). Permenakertrans RI

Nomor 13 tahun 2011 Nilai Ambang Batas

Faktor Fisika Dan Faktor Kimia Di Tempat

Kerja.menyatakan bahwa batas aman

pekerja terpajan bising selama 8 jam sehari

ialah 85 dBA. Faktor lama pajanan,

intensitas kebisingan, umur serta faktor lain

akan berpengaruh terhadap penurunan

pendengaran tersebut. Faktor yang

mempercepat GPAB/NIHL adalah pajanan

intensitas kebisingan melebihi NAB (>85

dbA selama 8 jam). GPAB tidak dapat

disembuhkan namun bisa dicegah. Pada

kesempatan ini diberikan informasi pula

bahwa di tempat kerja yang melebihi NAB

harus menerapkan Program Konservasi

Pendengaran/Hearing Conservation

Program (HCP).

Gambar 4. Undangan Dari Lurah Wijaya

Kusuma, Grogol, Jakarta Barat Kepada Warga

Masyarakat

Program Konservasi Pendengaran

meliputi: Pemantauan Kebisingan,

Audiometri Test, Pengendalian Kebisingan,

Penggunaan Alat Pelindung Diri, Training

Motivasi, sedangkan di pemukiman

pengendalian kebisingan dapat dilakukan

dengan menanam tanaman-tanaman sebagai

penghalang (barrier). Paparan disampaikan

oleh Dr. MM. Sintorini Moerdjoko, MKes

(Gambar 5).

Sesi kedua dilakukan demonstrasi

pengukuran kebisingan dengan Sound Level

Meter (SLM). Sesi ketiga berlangsung

diskusi dan tanya jawab. Diskusi bersifat

interaktif. Beberapa hal yang ditanyakan

oleh warga adalah:

Apa saja yang menyebabkan

kebisingan

Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAMPAK DAN PENGENDALIAN KEBISINGAN DI PERMUKIMAN

e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011Volume 2 No. 1, Maret 2020 Rinanti, Fachrul, Moerdjoko, Widyatmoko, Siami

35

Apakah dampak kebisingan bagi

kesehatan, terutama untuk anak-anak

dan orang tua;

Bagaimana memanfaatkan pekarangan

dan ruang terbuka untuk meredam

kebisingan

Gambar 5. Penyuluhan Sosialisasi Dampak danPengendalian Kebisingan

Atas berbagai pertanyaan yang tersebut,

penyuluh menyampaikan pemasangan

penghalang atau barrier bertujuan untuk

mencegah atau menghalangi transmisi

kebisingan dari sumber ke penerima.

Pemilihan bahan barrier untuk daerah

pemukiman sebaiknya memperhatikan

berbagai hal, antara lain: lokasi, ukuran

kenyamanan, keselamatan, kekuatan dan

lain-lain. Hal ini dapat mempengaruhi

psikologi dan kesehatan penghuni

pemukiman tersebut. Menurut Satoto

(2018), jenis-jenis barrier dibedakan

menjadi dua macam yaitu:

1. Barrier Alami, berupa tanaman atau

gundukan tanah. Berbeda dengan barrier

buatan, barrier alami mempunyai sifat

menyerap gelombang bunyi.

2. Barrier Buatan, biasanya berupa bahan

yang rapat dan tak bercelah sehingga

gelombang suara lebih banyak yang

dipantulkan daripada diteruskan.

Penghalang buatan dapat berupa tembok

yang berada antara sumber bunyi dan

penerima. Bahan penghalang buatan

terdiri dari berbagai jenis bahan seperti:

kayu (papan), pasangan bata, beton,

polywood (tripleks), batako, asbestos

semen, aluminium sheet, dan lain-lain.

Pelaksanaan diskusi dan tanya jawab

dapat dilihat pada Gambar 6. Diakhir

penyuluhan diserahkan banner yang berisi

materi penyuluhan, seperti tampak pada

Gambar 7.

Pada pelaksanaan Pkm ini terlihat

peserta sangat kooperatif dan antusias dalam

mengikuti keseluruhan kegiatan pelatihan.

Tidak ada kendala yang berarti pada saat

keseluruhan rangkaian kegiatan penyuluhan

dan pelatihan ini dilaksanakan. Kegiatan

berlangsung tepat waktu dan dihadiri oleh

sekitar peserta yang memang direncanakan

dan ditargetkan pada saat survei dan

koordinasi awal dengan pihak kelurahan

Wijaya Kusuma, Jakarta Barat dilakukan.

Gambar 6. Sesi Diskusi Dan Tanya Jawab

Peserta yang hadir juga telah tepat

sasaran seperti yang direncanakan. Kegiatan

dapat berlangsung dengan baik dan diikuti

oleh peserta pelatihan yaitu masyarakat

Kelurahan Wjaya Kusuma yang terdiri dari

ibu–ibu rumah tangga, Petugas Penanganan

Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), dan

karang taruna.

Peserta penyuluhan merasakan manfaat

pelatihan dan pelatihan ini dan masyarakat

meminta Tim PkM Jurusan Teknik

Lingkungan, FALTL, Universitas Trisakti

dapat memberikan pelatihan pengendalian

pencemaran lingkungan lainnya. Dari sisi

penerima pelatihan (partisipan) sendiri,

Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAMPAK DAN PENGENDALIAN KEBISINGAN DI PERMUKIMAN

e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011Volume 2 No. 1, Maret 2020 Rinanti, Fachrul, Moerdjoko, Widyatmoko, Siami

36

dapat ditangkap adanya respon yang baik.

Hal ini tercermin dari adanya pertanyaan-

pertanyaan mengenai Gangguan

Pendengaran Akibat Bising/GPAB (Noise

Induced hearing Loss/NIHL).

Gambar 7. Penyerahan Banner Oleh Tim PKMKepada Perwakilan Kelurahan Wijaya Kusuma

Gangguan pendengaran akibat bising

(GPAB) yang dimaksud adalah penurunan

pendengaran sensorineural tipe koklea pada

kedua telinga yang pada awalnya tidak

disadari, karena belum mengganggu

percakapan sehari-hari. Gangguan

pendengaran akibat bising (GPAB) yang

dimaksud adalah (Metidieri, 2013). Faktor

lama pajanan, intensitas kebisingan, umur

serta faktor lain akan berpengaruh terhadap

penurunan pendengaran tersebut. Faktor

yang mempercepat GPAB/NIHL adalah

pajanan intensitas kebisingan melebihi NAB

(>85 dbA selama 8 jam).

Dari sisi penerima pelatihan

(partisipan) sendiri, dapat ditangkap adanya

respon yang baik. Hal ini tercermin dari

adanya pertanyaan yang teknis mengenai

bagaimana menginterpretasikan data yang

diperoleh setelah masyarakat mengukur

kebisingan di beberapa titik. Informasi dan

pengetahuan ini merupakan hal yang baru

bagi masyarakat. Sebelumnya masyarakat

belum mengetahui bahwa kebisingan dapat

diukur dan dikendalikan secara sederhana,

sehingga saat pemaparan dan praktik

pengukuran masyarakat sangat antusias.

Banner yang telah disiapkan oleh tim PkM

untuk diletakkan di kelurahan Wijaya

Kusuma diharapkan juga dapat

mempermudah warga untuk

mengimplementasikan pembuatan barrier-

barier alami dalam mencegah kebisingan di

pemukiman

Secara umum manfaat langsung yang

dapat diperoleh dari kegiatan ini, antara lain

masyarakat lebih mengenal dan memahami

berbagai kegiatan yang menimbulkan

kebisingan di daerahnya, dampak kebisingan

bagi kesehatan dan kenyamanan, serta upaya

pengendalian kebisingan secara sederhana.

Secara khusus, beberapa manfaat yang dapat

diperoleh dari sosialisasi dampak dan

pengendalian kebisingan ini antara lain :

1. Menambah wawasan tentang kebisingan,

sumber kebisangan, dampak kebisingan

bagi kesehatan dan kenyamanan

2. Masyarakat mengetahui bagaimana cara

pengendalian kebisingan secara

sederhana

Manfaat tidak langsung yang

diharapkan dari kegiatan PkM ini adalah

dapat mengubah perilaku masyarakat

menjadi perilaku yang lebih berwawasan

lingkungan dengan melaksanakan kegiatan

penghijauan di setiap rumah sesuai dengan

ketersediaan lahan dan karakteristik

pemukiman yang ada.

4. KESIMPULAN

Dari seluruh rangkaian yang telahdilaksanakan dapat disimpulkan bahwa:

1. Kegiatan PkM ini dapat menambahwawasan masyarakat di KelurahanWijaya Kusuma mengenai jenis-jenis

Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAMPAK DAN PENGENDALIAN KEBISINGAN DI PERMUKIMAN

e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011Volume 2 No. 1, Maret 2020 Rinanti, Fachrul, Moerdjoko, Widyatmoko, Siami

37

kebisingan, dampak negatif bagikenyamanan dan kesehatan, serta upayapengendaliannya

2. Kegiatan PkM memberikan informasibagi masyarakat di Kelurahan WijayaKusuma untuk mencegah dampaknegatif kebisingan dengan membuatbarier alami seperti menanam tanamandi sekitar pemukiman.

3. Kegiatan PkM ini diharapkan dapatmengubah perilaku masyarakat menjadiperilaku yang lebih berwawasanlingkungan dengan melaksanakankegiatan penghijauan di setiap rumahsesuai dengan ketersediaan lahan dankarakteristik pemukiman yang tersedia.

Kegiatan PkM berikutnya sangatdirekomendasikan untuk melanjutkan polapelatihan seperti yang telah dilaksanakan diKelurahan Wijaya Kusuma berdasarkanmasukan yang diterima dari para pesertapenyuluhan, antara lain:

1. Lurah Kelurahan Wijaya Kusumameminta agar sosialisasi seperti inidilakukan secara rutin oleh tim PkMJurusan Teknik Lingkungan, UniversitasTrisakti.

2. Ka Sie Pemerintahan Kelurahan WijayaKusuma meminta agar dapat didampingiJurusan Teknik Lingkungan, FALTL,Universitas Trisakti untuk melakukansosialisasi dan pelatihan menyediakanpenghalang atau barier alami pencegahkebisingan dan pencemaran udara untukmenjangkau target peserta pelatihan yanglebih luas di kelurahan Wijaya Kusuma.

3. Pada program kerja PkM Jurusan TeknikLingkungan TA 2020/2021 dapatdilakukan lanjutan sosialisasi mengenaidampak dan pengendalian pencemaranudara di pemukiman, sebagai tindaklanjut untuk mewujudkan lingkunganpemukiman yang nyaman dan tidakterganggu oleh pencemaran suara danpencemaran udara.

Ucapan Terima Kasih

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat

Multi 3-3 Tahun Akademik 2019/2020

mengucapkan terima kasih kepada warga

Kelurahan Wijaya Kusuma, Grogol,

Petamburan, Jakarta Barat atas partisipasi

aktif untuk menerima sosialisasi dan

merencanakan pembuatan penghalang atau

barier alami sebagai pengendali kebisingan

di lingkungan tempat tinggalnya.

Referensi

Gorai, A.K., Pal, A.K., 2006. Noise and its

effect on human being - a review. Journal of

Environmental Science and Engineering

48(4), 253-260.

Hani AR. Fisika Kesehatan. Yogyakarta:Nuha Medika; 2010.

Harahap, F. R. Dampak Urbanisasi BagiPerkembangan Kota Di Indonesia. JurnalSociety, Vol. I, No.1, Juni 2013 35, hal 35 –45

Lintong, F. Gangguan Pendengaran AkibatBising. Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor2, Juli 2009, hlm. 81-86

Makarau, V. H. Penduduk, PerumahanPemukiman Perkotaan Dan PendekatanKebijakan. Jurnal Sabua Vol.3, No.1: 53-57,Mei 2011 ISSN 2085-7020

Maski. Kolaborasi Metode Ceramah,Diskusi Dan Latihan Pada MateriPerkembangan Teknologi UntukMeningkatkan Prestasi Belajar Siswa.PEDAGOGIA Vol. 3, No. 1, Februari 2014:halaman 37-44

Metidieri, M.M; Rodrigues, H.F.S; Filho,F.J.M.B.O; Ferraz, D.P; Neto, A.F.A;Torres, S. Noise-Induced Hearing Loss(NIHL): literature review with a focus onoccupational medicine. Int. Arch.Otorhinolaryngol. 2013; 17(2):208-212.DOI: 10.7162/S1809-97772013000200015

Nugroho, P.S.dan WiyadHMS i. AnatomiDan Fisiologi Pendengaran Perifer. JurnalTHT-KL.Vol.2, No.2, Mei – Agustus 2009,hlm 76 - 85 76.

Saktyowati, D. O. 2011. MeningkatkanMutu Pendidik Dalam Pembelajaran Sains.Jakarta: CV. Ghina Walafafa

Satoto, H.F. 2018. Analisis KebisinganAkibat Aktifitas Transportasi Pada Kawasan

Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAMPAK DAN PENGENDALIAN KEBISINGAN DI PERMUKIMAN

e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011Volume 2 No. 1, Maret 2020 Rinanti, Fachrul, Moerdjoko, Widyatmoko, Siami

38

Pemukiman Jalan Sutorejo-MulyorejoSurabaya. Jurnal Teknik IndustriHEURISTIC vol. 15 no. 1, April 2018, hal.49-62

Suryani, N.D.I. Hubungan Kebisingan DanUmur Dengan Tekanan Darah Ibu RumahTangga Di Pemukiman Jalan AmbenganSurabAYA, Jurnal Kesehatan LingkunganVol. 10, No. 1 Januari 2018: 70–81

World Health Organization. 2012. SituationReview and Update on Deafnes, HearingLoss dan Intervention Program. Geneva:Regional Office for Geneva