Pemupukan Tanaman Padi
-
Upload
universitasjember -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Pemupukan Tanaman Padi
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMUPUKAN TANAMAN PADI
Oleh :
Golongan / Kelompok : A / 6
YOKO SIMBOLON 131510501090
FITRY LAULATUL Q 131510501088
HAMZAH ARIF 131510501093
EFIA ALFIONITA 131510501099
EVRIANA DWI CAHYANI 131510501103
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Padi merupakan tanaman pangan yang dikonsumsi
secara umum oleh masyarakat Indonesia. Upaya
peningkatan produksi pertanian utamanya padi masih dan
akan tetap merupakan kebutuhan bagi bangsa ini
mengingat semakin meningkatnya kebutuhan pangan beras
sejalan dengan meningkatnya penduduk dan kualitas hidup
masyarakat. Agar tidak terjadi keadaan yang lebih buruk
yang dapat mengganggu keberlanjutan sistem produksi
padi sawah, maka perlu ditempuh upaya-upaya guna
mengkonservasi dan merehabilitasi sumber daya lahan
yang ada. Model intensifikasi padi sawah di masa
mendatang sudah selayaknya untuk tidak bertumpu kepada
penggunaan pupuk kimia guna mencapai target produksi,
namun perlu dipikirkan dan dikembangkan upaya-upaya
untuk mengembalikan kesuburan lahan.
Kandungan bahan organik tanah sawah telah
berkurang dan sebagian dalam keadaan sangat kurang.
Oleh sebab itu, penggunaan bahan organik berupa jerami
padi, pupuk kandang, kompos, dan jenis bahan organik
lainnya tentu sangat diperlukan. Selain untuk
memperbaiki sifattanah, penggunaan bahan organik juga
dapat mengurangi pemakaian pupuk kimia. Pada saat harga
pupuk terus meningkat, penggunaan bahan organik
merupakan pilihan yang sangat tepat. Karena itu, dalam
rekomendasi pemupukan tersebut ditekankan pentingnya
penggunaan bahan organik untuk menghemat pemakaian
pupuk kimia, seperti jerami padi, pupuk kandang dan
lain-lain.
Pemberian pupuk kandang akan memperbaiki struktur
tanah, meningkatkan kapasitas menahan air,dan
meningkatkan kehidupan biologi tanah. Nitrogen
merupakan suatu unsur yang paling banyak mendapat
perhatian dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman.
Pada tanah sawah, nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang
banyak. unsur ini dijumpai dalam jumlah besar di dalam
bagian yang muda daripada jaringan tua tanaman,
terutama berakumulasi pada daun dan biji. Nitrogen
merupakan penyusun setiap sel makhluk hidup, karenanya
terdapat pada seluruh bagian tanaman. Unsur ini juga
merupakan bagian dari penyusun enzim dan molekul
klorofil. Untuk memenuhi kebutuhan nitrogen pada
tanaman, dapat diberikan pupuk Urea atau pupuk ZA.
Belakangan ini pemupukan dengan pupuk anorganik
atau pupuk buatan penggunaannya semakin meningkat. Bila
hal ini berlangsung terus dapat menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan hara dalam tanah, dan rusaknya
struktur tanah, sehingga dapat menurunkan produktivitas
tanah pertanian. Selain itu harga pupuk di pasaran
sudah cukup mahal sehingga tidak sedikit petani
memberikan pupuk dalam jumlah yang lebih sedikit
sehingga tanaman menjadikekurangan unsur hara dan akan
berdampak terhadap penurunan produksi. Salah satu
alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian
pemberian pupuk dengan efisiensi penggunaan pupuk pada
tanaman padi sawah (Oryzasativa L.)
1.2 Tujuan
1. Mengetahui teknik pemupukan yang baik dan benar
2. Mengetahui jenis penggunaan pupuk yang tepat pada
tanaman padi
3. Menerapkan 5 tepat pemupukan di sawah dengan
rekomendasi pemupukan yang telah diuraikan yaitu
tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat tempat,
tepat cara
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Pemupukan merupakan salah satu dari paket program
intensifikasi, yang sudah lama dipraktekkan di tingkat
petani, namun pemupukan tak selamanya berhasil
meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu diperlukan
takaran dosis yang benar Rata-rata dosis pupuk nitrogen
yang digunakan dalam bercocok tanam padi berkisar
antara 100 - 350 kg Nitrogen (urea) ha, bergantung dari
varietas, kondisi tanah dan iklim setempat.
Rekomendasi dosis pupuk urea untuk padi adalah 100 -
200 kg ha, namun saat ini mencapai 200 - 400 kg ha
Nitrogen (Syaifuldkk, 2012).
Rekomendasi pemupukan berimbang harus didasarkan
atas penilaian status dan dinamika hara dalam tanah
serta kebutuhan tanaman, agar pemupukan efektif dan
efisien. Pemupukan berimbang tidak harus memberikan
semua unsur makro/mikro yang dibutuhkan, tetapi
memberikan unsur yang jumlahnya tidak cukup tersedia
untuk tanaman. Penambahan hara yang sudah cukup
tersedia justru menyebabkan masalah pencemaran
lingkungan (tanah dan perairan), terlebih bila status
hara tanah sudah sangat tinggi. Sebagai contoh
pemupukan P terus menerus pada sawah intensifikasi
menyebabkan kejenuhan P dan ketidak-seimbangan hara di
dalam tanah. Pemupukan P tidak lagi memberikan
peningkatan hasil tanaman yang nyata. Efisiensi
pemupukan menjadi rendah, dan kemungkinan unsur hara
lain seperti Zn menjadi tidak tersedia (Dahlandkk,
2012).
Selama ini petani cenderung menggunakan pupuk
anorganik secara terusmenerus. Pemakaian pupuk
anorganik yang relatif tinggi dan terus-menerus
dapat menyebabkan dampak negatif terhadap
lingkungan tanah, sehingga menurunkan produktivitas
lahan pertanian. Kondisi tersebut menimbulkan
pemikiran untuk kembali menggunakan bahan organik
sebagai sumber pupuk organik. Penggunaan pupuk
organik mampu menjaga keseimbangan lahan dan
meningkatkan produktivitas lahan serta mengurangi
dampak lingkungan tanah. Penggunaan pupuk organik padat
dan cair pada sistempertanian organik sangat
dianjurkan. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa
pemakaian pupuk organik juga dapat memberi
pertumbuhan dan hasil tanaman yang baik. Pengaruh
yang sama antara perlakuan pemupukan urea 100%
dibandingkan dengan penggunaan 100% nitrogen yang
berasal dari azola pada tanaman padi. Kombinasi
pupuk organik dan anorganik pada tanaman padi.
Penggunaan pupuk organik 10 ton/ha dan pupuk anorganik
(200kg Urea/ha + 100kg SP-36/ha + 100kg KCl/ha) mampu
meningkatkan efektivitas agronomi jika dibandingkan
hanya menggunakan pupuk anorganik. Hadi (2005) juga
menyarankan memanfaatkan abu sekam sebagai alternatif
pupuk organik sumber kalium pada budidaya tanaman padi
sawah (Suparthadkk, 2012)
Salah satu upaya meningkatkan produksi padi gogo
yaitu melalui penggunaan varietas unggul baru dengan
pemberian pupuk yang tepat. Teknologi pemupukan
merupakan salah satu faktor penentu di dalam
meningkatkan produksi pangan. Sejalan dengan
perkembangan dan kemajuan teknologi pemupukan serta
terjadinya perubahan status hara di dalam tanah maka
rekomendasi pemupukan yang telah ada perlu diteliti
lagi dan disempurnakan ( Putra, 2012).
Hasil padi yang ditargetkan hanya bisa dicapai
bila hara (nutrisi) yang diberikan jumlahnya
sesuai dan pemberiannya tepat waktu sehingga memenuhi
kebutuhan tanaman padi selama masa pertumbuhan.
Efisiensi penggunaan hara pupuk adalah bagian yang
sangat penting dalam sistem usahatani padi sawah
intensif untuk menghasilkan efisiensi agronomi,
peningkatan efisiensi ekonomis dan dampak positif
bagi kelestarian fungsi lingkungan. Pupuk N memegang
peranan penting dalam peningkatan produksi padi
sawah, sedangkan sumber pupuk N yang utama adalah
urea. Namun, tanaman menyerap hanya 30% dari
pupuk N yang diberikan. Efisiensi pemakaian pupuk
N di lahan padi sawah dapat dimaksimalkan dengan
jalan pemupukan tepat-waktu yaitu disesuaikan
dengan tahapan perkembangan tanaman padi dimana
puncak kebutuhan nutrisi N terjadi, dan dengan cara
penempatan pupuk dalam tanah (Siregardan Marzuki,
2011).
Peningkatan hasil gabah dapat dilakukan
penambahan inkremental pupuk N dengan lokasi dan musim
tertentu, tergantung pada banyak faktor termasuk
varietas padi, iklim, pengelolaan tanaman, manajemen
dan waktu pemberian pupuk N, penggunaan input organik,
dan kecukupan nutrisi penting lainnya. Nitrogen
merupakan untuk membatasi hasil gizi padi dan nutrisi
yang dibutuhkan dalam jumlah terbesar dari pupuk. Di
sistem sawah irigasi Asia, yang terjadi secara alami
pasokan N dari tanah biasanya cukup untuk mencapai
sebuah hasil gabah dari 3 sampai 5 t / ha tanpa
aplikasi pupuk N. Pupuk N jelas diperlukan, tetapi
manajemen optimal pupuk N untuk mencocokkan kebutuhan
tanaman dan mencapai keuntungan yang tinggi adalah
musim dan lokasi tertentu, bervariasi bahkan di antara
bidang yang berdekatan dalam musim yang sama (Buresh
dan Witt, 2008).
Tanah sawah dikatakan tidak subur jika unsur –
unsur penunjang yang dibutuhkan tanaman tidak ada atau
lengkapnya didalamnya. Penyebab antara lain karena
proses alam atau kelalaian manusia. Seperti akibat
erosi, penguapan, atau karena dieksploitasi secara
berlebihan untuk tujuan tertentu. Bahkan, di daerah
tertentu keberadaan beberapa unsur hara dan senyawa di
dalam tanah sudah habis sama sekali. Untuk
mengembalikan unsur hara dalam jumlah cukup, maka perlu
dilakukan pemupukan. Ada enam unsur yang dibutuhkan
tanaman dalam jumlah banyak diantaranya N P, K, Ca, S,
dan Mg. Keenam unsur tersebut lebih dikenal unsur hara
makro. Bahkan N, P, K disebut sebagai unsur pokok
karena mutlak dibutuhkan oleh tanaman. (Redaksi
Agromedia, 2007)
Orientasi pertanian modern yang mengejar hasil
panen sebanyak-banyaknya dan kualitas panen yang prima
menjadikan para praktisi pertanian sangat tergantung
pada penggunaan pupuk. Namun, tanpa pengetahuan yang
memadai, penggunaan pupuk justru menyebabkan penurunan
kualitas dan kuantitas produksi. Bahkan dapat berakibat
fatal, yakni kematian tanaman. Penggunaan pupuk yang
salah dapat menyebabkan inefisiensi pada proses
produksi. Selain inefisiensi proses produksi,
penggunaan pupuk buatan dalam jangka panjang secara
terus-menerus dan tidak terkontrol akan berdampak buruk
pada kesuburan tanah dan lingkungan di sekitar daerah
pertanian (Novizan, 2005).
Produksi dan produktivitas yang timpang antara
padi sawah dan padi ladang salah satunya adalah
perbedaan kesuburan tanah. Kesuburan tanah di lahan
padi sawah umumnya lebih tinggi, begitu juga aplikasi
pemupukan lebih mudah diaplikasikan dibandingkan padi
ladang. Penggunaan pupuk telah diyakini sebagian besar
petani mampu meningkatkan kesuburan tanah, sehingga
petani umumnya memberikan pupuk disesuaikan dengan
kemampuan dan kebiasaan setempat. Pupuk sulit diterima
tepat waktu, selain permodalan untuk pengadaan pupuk
sangat terbatas yang dapat diusaakan petani. Model
peningkatan produksi dapat digenjot tinggi jika hal-hal
yang menghambat aplikasi pupuk dapat diperbaiki
(Harmini, 2012).
BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Pengantar Teknologi Pertanian acara
pemupukan tanah sawah dilakukan pada tanggal 2 Mei 2014
pukul 07.00 sampai selesai di Agrotechno Park Jubung.
3.2 Alat dan Bahan
1.Ember
2.Pupuk NPK
3.Lembar praktikum
3.2 Cara Kerja
1. Mengunjungi areal sawah yang akan digunakan untuk
pemupukan.
2. Mengambil ember yang akan digunakan untuk tempat
pupuk.
3. Melakukan pemupukan pada tanaman yang akan
dipupuk.
4. Melakukan pemupukan dengan cara ditebar pada
tanaman.
5. Mengisi lembar kerja berdasarkan pelaksanaan
praktikum.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No.
Urea SP36 Phonska
1. Tempat Jenis
(macam)
Unsurharaapa?
Sifat- sifat
pupuk apa?
Fungsinya apa?
Dll
N
Higrokop
is
Untuk
memberik
an unsur
N
P
Penyerap
an lama
Untuk
memberik
an unsur
P
K
Mudah
terurai
Untuk
memberik
an unsur
K
2. Tepat dosis
(takaran)
Berapa per Ha?
Berapa per petak?
Berapa per
tanaman/kel.Tanam
an
Dll
150 kg 100 kg 50 kg
3. Tepat Waktu
Pagi,Siang,Sore?
Dasar, Vegetatif
atau generatif?
Pagi
Vegetati
f
Pagi
Dasar
Pagi
Vegetati
f
Saat ada atau
tidak ada tanaman
Dll
Saat ada
tanaman
Tidak
ada
tanaman
Dan
generati
f4. Tepat Tempat
Tanah atau
tanaman?
Permukaan
(oksidasi)
ataudalamtanah
(sup-soil
ataureduksi)?
Dll
Tanah
Permukaa
n
Tanah
Dalam
tanah
Tanah
Permukaa
n
5. Tepat Cara
Tebar atau tugal?
Sendiri,
Bersamaan dengan
biji, Pestisida?
Manual atau
semprot
Dll
Tebar
Sendiri
Manual
Tebar
Sendiri
Manual
Tebar
Sendiri
Manual
4.2 Pembahasan
Pemupukan adalah tindakan memberikan tambahan
unsur-unsur hara pada komplek tanah, baik langsung
maupun tak langsung dapat menyumbangkan bahan makanan
pada tanaman.. Alasan tanaman diberikan pemupukan ,
Jika tanah miskin hara. Pertumbuhan tanaman terhambat
walaupun sudah dilakukan penyiangan dan ditemukan
gejala kekurangan unsur hara. Pertumbuhan tanaman perlu
dipercepat untuk mengurangi resiko akibat persaingan
dengan gulma. Dan ingin meningkatkan hasil pertambahan
pertumbuhan per satuan luas pada akhir daur.
Tujuan pemupukan untuk memperbaiki tingkat
kesuburan tanah agar tanaman mendapatkan nutrisi yang
cukup untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan tanaman. Menambah dan menyuburkan tanah.
Sebagai vitamin bagi tubuh adalah nutrisi bagi tanah.
Menghidupkan kembali jasad renik yang ada dalam tanah.
Merangsang tanaman agar tumbuh sehat. Melindungi
tanaman dari hama penyakit dan menaikan mutu dan
porudktivitas hasil tanaman.
Pupuk terdiri dari pupuk Organik dan pupuk
Anorganik. Pupuk Organik adalah pupuk yang tersusun
dari materi makhluk hidup, sepertipelapukan sisa -sisa
tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat
berbentuk padat ataucair yang digunakan untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan
organik daripada kadar haranya. Sumber bahan
organik dapatberupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang,
sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung,bagas
tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri
yang menggunakan bahanpertanian, dan limbah kota
(sampah). Pupuk Anorganik adalah pupuk yang dibuat
oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan
kimia anorganik berkadar hara tinggi. Misalnya urea
berkadar N 45-46% (setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg
hara nitrogen) (Lingga dan Marsono, 2000). Pupuk
anorganik atau pupuk buatan dapat dibedakan menjadi
pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah
pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara misalnya
pupuk N, pupuk P, pupuk K dan sebagainya. Pupuk
majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu
unsur hara misalnya N + P, P + K, N + K, N + P + K dan
sebagainya. Dari kedua pupuk tersebut terdapat
kekurangan dan keunggulan, diantaranya:
Kelebihan pupuk Organik :
a. Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap,
baik unsur hara makro maupun unsur hara mikro.
Kondisi ini tidak dimiliki oleh pupuk buatan
(anorganik).
b. Pupuk organik mengandung asam - asam organik, antara
lain asam humic, asam fulfic, hormon dan enzym yang
tidak terdapat dalam pupuk buatan yang sangat berguna
baik bagi tanaman maupun lingkungan dan
mikroorganisme.
c. Pupuk organik mengandung makro dan mikro organisme
tanah yang mempunyai pengaruh yang sangat baik
terhadap perbaikan sifat fisik tanah dan terutama
sifat biologis tanah.
d. Memperbaiki dan menjaga struktur tanah.
e. Menjadi penyangga pH tanah.
f. Menjadi penyangga unsur hara anorganik yang
diberikan.
g. Membantu menjaga kelembaban tanah
h. Aman dipakai dalam jumlah besar dan berlebih
sekalipun
i. Tidak merusak lingkungan.
Kekurangan pupuk Organik :
a. Kandungan unsur hara jumlahnya kecil, sehingga
jumlah pupuk yang diberikan harus relatif banyak bila
dibandingkan dengan pupuk anorganik.
b. Karena jumlahnya banyak, menyebabkan memerlukan
tambahan biaya operasional untuk pengangkutan dan
implementasinya.
c. Dalam jangka pendek, apalagi untuk tanah-tanah yang
sudah miskin unsur hara, pemberian pupuk
organik yang membutuhkan jumlah besar sehingga
menjadi beban biaya bagi petani. Sementara itu reaksi
atau respon tanaman terhadap pemberian pupuk organik
tidak se-spektakuler pemberian pupuk buatan.
Kelebihan pupuk anorganik :
a. Hasil cepat terlihat pada tanaman
b. Kandungan unsur hara jelas
c. Mudah pengaplikasian
d. Tidak bau
e. Pengangkutan mudah
Kekurangan pupuk anorganik :
a. Mengakibatkan residu pada tanah
b. Penggunaan tidak bijaksana dapat merusak tanah
c. Harga mahal
d. Bersifat higroskopis
Menurut saya pemberian pupuk organik dan pupuk
anorganik sama-sama penting. Masing-masing pupuk harus
digunakan secara berimbang agar hasilnya dapat optimal
pada tanah. Seperti yang diungkapkan Lingga dan Marsono
2001, mengenai fungsi setiap unsur bagi tanaman. Hal
itu akan membantu kita untuk memahami arti setiap unsur
yang terdapat dalam masing-masing pupuk organic maupun
anorganik. Sehingga kita bisa menyeimbangkan pemakaian
pupuk antara organic dan anorganik.
Pemupukan yang baik menerapkan lima tepat
pemupukan yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu,
tepat tempat, dan tepat cara. Tepat jenis yaitu jenis
pupuk disesuaikan dengan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman. N untuk pertumbuhan vegetative. Tepat dosis
yaitu pemberian pupuk harus tepat takarannya,
disesuaikan dengan jumlah unsur hara yang dibutuhkan
tanaman pada setiap fase pertumbuhan tanaman. Kelebihan
atau kekurangan akan mengakibatkan suatu masalah. Tepat
waktu yaitu harus sesuai dengan masa kebutuhan hara
pada setiap fase/umur tanaman, dan kondisi iklim/cuaca.
Tepat tempat yaitu tepat pada tempat yang ingin
dipupuk. Jika yang dipupuk adalah tanaman, maka
pemberian pupuk harus berada dalam radius perakaran
tanaman, dan sebelum dilakukan pemupukan maka areal
pertanaman harus bersih dari gulma-gulma pengganggu.
Jika tidak, maka aka nada persaingan. Jika untuk tanah,
maka aplikasinya digunakan pada saat pengolahan tanah,
dan berdasarkan pada hasil analisa kondisi fisik dan
kimia tanah. Tepat cara yaitu cara pengaplikasian pupuk
disesuaikan dengan bentuk fisik pupuk, pola tanam,
kondisi lahan dan sifat-sifat fisik, kimia dan biologi
tanah.
Pupuk dasar adalah pupuk yang dibenamkan disaat
setelah proses pengolahan lahan. Pupuk starter yaitu
pupuk yang dipakai setelah pupuk dasar, biasanya pada
padi yang berumur 14 hari. Pupuk starter berbentuk
cair, mengandung unsur makro dan mikro lengkap,
berwarna hitam. Pupuk stimulant yaitu pupuk yang
berfungsi sebagai perangsang akar pada tanaman,
biasanya diberikan pada tanaman yang mendekati fase
bunting.
Untuk pupuk dasar yang biasa diberikan kepada
tanaman dengan dosis 500 kg organic + 300 kg phonska +
200 kg urea per satuan hektar. Bisa diaplikasikan 3
kali. Sedangkan pupuk starter untuk tanaman berumur 14
hari, pupuk yang diberikan dengan dosis 300 kg phonska
+ 150 kg urea. Pupuk stimulant yang diberikan dengan
dosis 50 kg urea ketika tanaman mendekati fase bunting
(Jumin, 1994).
Menurut Sutedjo 1995, Unsur makro adalah unsur
yang dibutuhkan oleh tanaman dengan jumlah yang
relative besar seperti N, P, K. sedangkan unsur mikro
adalah unsur yang dibutuhkan tanaman yang relative
sedikit contohnya Fn, Br, dll. Macam-macam unsur hara
makro:
1. Carbon, Oksigen, dan hydrogen
Carbon penting sebagai pembangun bahan organic,
karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari
bahan organic. Oksigen terdapat dalam bahan organic
sebagai atom dan termasuk pembangun bahan organic,
diambil dalam bentuk CO2. Oksigen sangat diperlukan
untuk bernafas. Hydrogen merupakan elemen pokok
pembangun bahan organic, supply dari air.
2. Nitrogen
Merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan
tanaman, yang pada umumnya sangat diperlukan untuk
pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetative
tanaman, seperti daun, batang dan akar, tetapi kalau
terlalu banyak dapat menghambat pembungaan dan
pembuahan pada tanamannya. Dapat menyehatkan
pertumbuhan daun, dau tanaman lebar dengan warna yang
lebih hijau, kekurangan N menyebabkan klorosis.
Meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman.
Meningkatkan berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam
tanah. Sebagaimana diketahui hal itu penting sekali
bagi kelangsungan pelapukan bahan organis.
3. Fosfor
Fosfor terdapat dalam bentuk phitin, nuklein dan
fosfatide, merupakan bagian dari inti sel sangat
penting dalam pembelahan sel, demikian pula bagi
perkembangan jaringan meristem. Dapat mempercepat
pertumbuhan akar semai. Dapat mempercepat serta
memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman
dewasa pada umurnya. Dapat mempercepat pembungaan dan
pemasakan buah, biji atau gabah. Dapat meningkatkan
produksi biji-bijian.
4. Kalium
Elemen ini dapat dikatakan bukan elemen yang
langsung pembentuk bahan organic. Berperan dalam
pembentukan protein dan karbohidrat. Mengeraskan jerami
dan bagian kayu dari tanaman. Meningkatkan resistensi
tanaman terhadap penyakit. Meningkatkan kualitas
biji/buah.
5. Kalsium
Kalsium termasuk unsur hara yang esensial, unsur
ini diserap dalam bentuk Ca++. Sebagian besar terdapat
dalam daun dalam bentuk kalsium pektat yaitu dalam
lamella pada dinding sel. Ca terdapat pada tanaman yang
banyak mengandung protein. Ca ada hubungannya dalam
pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman.
Ca dapat menetralkan asam-asam organic yang dihasilkan
pada metabolism. Kekurangan Ca pada tanaman gejalanya
pada pucuk. Ca penting bagi pertumbuhan akar, sama
halnya dengan urium. Ca menetralkan tanah asam, dapat
menguraikan bahan organic, tersedianya pH dalam tanah
tergantung pada Ca.
6. Magnesium
Magnesium diserap dalam bentuk Mg++, merupakan
bagian dari klorofil. Kekurangan zat ini maka akibatnya
adalah klorosis, gejala-gejalanya akan tampak pada
permukaan daun sebelah bawah. Mg ini termasuk unsur
yang tidak mobil dalam tanah. Mg merupakan salah satu
bagian enzim yang disebut Organicpyrophosphatsedan
Carboxypeptisida.
7. Sulfur
Kekurangan sulfur gejalanya klorosis, kecuali pada
pucuk. Pada kenyataannya S yang dibutuhkan banyak
terdapat dalam tanah. Oleh karena itu tanah jarang
menderita kekurangan S, bahkan kadang-kadang terjadi
keracunan S.
Sedangkan unsur-unsur yang terkandung dalam unsur
hara mikro antara lain:
a. Besi
Zat besi penting bagi pembentukan hijau daun
(klorofil), pembentukan zat karbohidrat, lemak,
protein, dan enzim. Jadi jika terjadi kekurangan zat
besi akan menghambat pertumbuhan klorofil.
b. Borium
Unsur ini dapat memperbanyak cabang-cabang nodule
untuk memberikan banyak bakteri dan mencegah bakteri
parasite. Kekurangan unsur ini dapat berpengaruh pada
kuncup-kuncup dan pucuk-pucuk yang tumbuh dan akibatnya
dapat mematikan. Juga pertumbuhan dalam meristem akan
terganggu, dapat menyebabkan terjadinya kelainan-
kelainan dalam pembentukan berkas pembuluh.
Pengangkutan mekananpun akan terganggu pula. Selain itu
pembentukan tepung sarinya akan jelek.
c. Mangan
Mangan diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan
zat protein dan vitamin terutama vitamin c. selain itu,
Mn penting untuk dapat mempertahankan kondisi hijau
daun pada daun yang tua. Fungsi mangan yaitu sebagai
enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam
enzim. Diduga Mn ini berhubungan erat dengan reaksi
Deoksidase dan Dehidroginase.
d. Tembaga
Tembaga sangat diperlukan dalam pembentukan macam-
macam enzim Ascorbicacidoxidase, Lacosa, Butiridcoenzim A.
dehidrosenam. Tembaga mempunyai peranan penting dalam
pembentukan hijau daun (klorofil).
e. Seng
Zn berfungsi pada pembentukan hormone (auxin) dan
penting bagi keseimbangan fisiologis. Defisiensi Zn
dapat mengakibatkan pertumbuhan vegetative terhambat
selain juga dapat menghambat pertumbuhan biji.
f. Molibdenum
Mo mempunyai peranan dasar dalam fiksasi N oleh
mikroba pada leguminosa dan Mo sebagai katalisator
dalam mereduksi N, tanpa bantuan Mo legume tidak dapat
mereduksi unsur metal ini.
g. Khlor
Dari hasil penyelidikan bentuk Cl yang lebih dari
0,1% bagi tanaman pada umumnya akan menimbulkan
keracunan, sedangkan pada padi timbulnya keracunan
apabila bentuk Cl adalah sekitar 0,3%.
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari
adanya kerusakan selakut atau trauma, dimana kematian
sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang dapat
menyebabkan rusaknya sel, adanya respon peradangan dan
sangat berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang
serius. Stimulus yang terlalu berat dan berlangsung
lama serta melebihi kapasitas adaptif sel akan
menyebabkan kematian sel di mana sel tidak mampu lagi
mengompensasi tuntutan perubahan. Sekelompok sel yang
mengalami kematian dapat dikenali dengan adanya enzim-
enzim lisis yang melarutkan berbagai unsur sel serta
timbulnya peradangan. Leukosit akan membantu mencerna
sel-sel yang mati dan selanjutnya mulai terjadi
perubahan-perubahan secara morfologis. Nekrosis
biasanya disebabkan karena stimulus yang bersifat
patologis. Selain karena stimulus patologis, kematian
sel juga dapat terjadi melalui mekanisme kematian sel
yang sudah terprogram di mana setelah mencapai masa
hidup tertentu maka sel akan mati. Mekanisme ini
disebut apoptosis, sel akan menghancurkan dirinya
sendiri (bunuh diri/suicide), tetapi apoptosis dapat
juga dipicu oleh keadaan iskemia.
Lapisan tanah atas disebut juga topsoil,
merupakanbentuk lapisan tanah yang paling subur,
berwarna cokelat kehitam-hitaman, gembur, dan memiliki
ketebalan hingga 30 cm. Pada lapisan tanah inilah
berkembang aktivitas organisme tanah. Warna cokelat
kehitaman dan kesuburan tanah pada lapisan ini
disebabkan pengaruh humus (bunga tanah), yaitu campuran
sisa tumbuhan dan hewan yang telah mati dan membusuk di
dalam lapisan atas. Di bidang pertanian, topsoil
mempunyai peranan yang sangat penting karena di lapisan
itu terkonsentrasi kegiatan-kegiatan mikroorganisme
yang secara alami mendekomposisiserasah pada permukaan
tanah yang pada akhirnya akan meningkatkan kesuburan
tanah. Hal tersebut mengakibatkan adanya penyebutan
bahwa topsoil merupakan lapisan humus.
Lapisan tanah bawah disebut juga subsoil, merupakan
lapisan tanah yang berada tepat di bawah lapisan
topsoil. Lapisan ini memiliki sifat kurang subur karena
memiliki kandungan zat makanan yang sangat sedikit,
berwarna kemerahan atau lebih terang,strukturnya lebih
padat, dan memiliki ketebalan antara 50 - 60 cm. Pada
lapisan ini, aktivitas organisme dalam tanah mulai
berkurang, demikian juga dengan sistem perakaran
tanaman. Hanya tanaman keras yang berakar tunggang saja
yang mampu mencapainya.
Di dalam tanah juga terjadi reaksi oksidasi dan
reduksi. Proses pembentukan oksidasi dan reduksi yang
terjadi di dalam tanah sangat berhubungan erat dengan
oksigen. Tanpa oksigen proses oksidasi tidak dapat
berlangsung, hal ini dikarenakan pada proses oksidasi
dan reduksi, oksigen berperan sebagai unsur yang
menjalankan reaksi pada proses oksidasi dan reduksi.
Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron. Sedangkan
reduksi adalah reaksi pengikatan atau penerimaan
elektron.Reaksi redoks dalam lingkungan tanah adalah
hasil dari siklus yang dimulai dari
fotosintesis. Reaksi-reaksi dalam tanah melengkapi
siklus tersebut, karena telah memanfaatkan energi yang
disimpan oleh fotosintesis, membuang limbah organik,
dan menghasilkan CO2 yang dibutuhkan untuk fotosintesis
tambahan. Peristiwa oksidasi tanah sering terjadi
secara tidak langsung, bagaimanapun, telah banyak
menyebabkan bagian-bagian reaksi hingga siklus
selesai.
Unsur hara dapat tersedia disekitar akar melalui 3
mekanisme penyediaan unsur hara, yaitu: (1) aliran
massa, (2) difusi, dan (3) intersepsi akar. Hara yang
telah berada disekitar permukaan akar tersebut dapat
diserap tanaman melalui dua proses, antara lain proses
aktif dan proses selektif. Proses aktif yaitu proses
penyerapan unsur hara dengan energi aktif atau proses
penyerapan hara yang memerlukan adanya energi
metabolik. Proses selektif yaitu proses penyerapan
unsur hara yang terjadi secara selektif.
Proses penyerapan unsur hara dengan energi aktif
dapat berlangsung apabila tersedia energi metabolik.
Energi metabolik tersebut dihasilkan dari proses
pernapasan akar tanaman. Selama proses pernapasan akar
tanaman berlangsung akan dihasilkan energi metabolik
dan energi ini mendorong berlangsungnya penyerapan
unsur hara secara proses aktif. Apabila proses
pernapasan akar tanaman berkurang akan menurunkan pula
proses penyerapan unsur hara melalui proses aktif.
Bagian akar tanaman yang paling aktif adalah bagian
dekat ujung akar yang baru terbentuk dan rambut-rambut
akar. Bagian akar ini merupakan bagian yang melakukan
kegiatan respirasi (pernapasan) terbesar.
Bagian terluar dari sel akar tanaman terdiri dari:
(1) dinding sel, (2) membran sel, (3) protoplasma.
Dinding sel merupakan bagian sel yang tidak aktif.
Bagian ini bersinggungan langsung dengan tanah.
Sedangkan bagian dalam terdiri dari protoplasma yang
bersifat aktif. Bagian ini dikelilingi oleh membran.
Membran ini berkemampuan untuk melakukan seleksi unsur
hara yang akan melaluinya. Proses penyerapan unsur hara
yang melalui mekanisme seleksi yang terjadi pada
membran disebut sebagai proses selektif.
Proses selektif terhadap penyerapan unsur hara yang
terjadi pada membran diperkirakan berlangsung melalui
suatucarrier (pembawa). Carrier (pembawa) ini
bersenyawa dengan ion (unsur) terpilih. Selanjutnya,
ion (unsur) terpilih tersebut dibawa masuk ke dalam
protoplasma dengan menembus membran sel.
Mekanisme penyerapan ini berlangsung sebagai
berikut:
(1) Saat akar tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk
kation (K+, Ca2+, Mg2+, dan NH4+) maka dari akar akan
dikeluarkan kation H+ dalam jumlah yang setara.
(2) Saat akar tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk
anion (NO3-, H2PO4-, SO4-) maka dari akar akan
dikeluarkan HCO3- dengan jumlah yang setara.
Gambar 1. Proses penyerapan unsur hara.
Gambar 2. Unsur hara yang terserap melalui akar.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pemupukan merupakan tindakan memberikan tambahan
unsur-unsur hara dan pengaplikasian bahan/unsur-unsur
kimia organik maupun anorganik pada komplek tanah,
baik langsung maupun tak langsung dapat menyumbangkan
bahan makanan pada tanaman.
2. Pupuk Organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-
sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses
pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Pupuk
anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang
dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan
kimia sehingga memiliki prosentase kandungan hara
yang tinggi.
3. Ada lima faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pemupukan agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal
yaitu 5 tepat pemupukan yaitu tepat jenis, tepat
dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat lokasi.
4. Pupuk dasar adalah pupuk yang menjadi dasar pada
media penanaman. Pupuk starter adalah pupuk yang
berasal dari mikroorganisme lokal.. Pupuk stimulan
yaitu pupuk yang berfungsi sebagai perangsang akar
pada tanaman.
5. Untuk pupuk dasar yang biasa diberikan kepada
tanaman dengan dosis 500 kg organic + 300 kg phonska
+ 200 kg urea per satuan hektar. Bisa diaplikasikan 3
kali. Sedangkan pupuk starter untuk tanaman berumur
14 hari, pupuk yang diberikan dengan dosis 300 kg
phonska + 150 kg urea. Pupuk stimulant yang diberikan
dengan dosis 50 kg urea ketika tanaman mendekati fase
bunting (Jumin, 1994).
6. Unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan
leh tanaman dalam jumlah kecil. Sedangkan unsur hara
makro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
dalam jumlah besar.
7. Nekrosis merupakan penyakit yang biasa menyerang
bagian daun tanaman.
8. Lapisan atas (top soil) dengan ketebalan rata-rata
lebih kurang 20 cm karena bahan-bahan organik tinggal
sedikit jika dibandingkan dengan tanah di hutan yang
bisa mencapai ketebalan 2 m. Lapisan sub soil yakni
lapisan yang agak tebal dari pada top soil yaitu
tanah subur karena bahan-bahan organik di lapisan
atas yang diolah meresap ke lapisan ini.
9. Oksidasi dalam pemupukan adalah suatu proses
dimana bertambahnya bilangan oksidasi nitrogen yang
ada didalam tanah. Reduksi adalah pengurangan angka
bilangan oksidasi pada unsur hara yang terdapat dalam
tanah. Berdasarkan sumber penyerapan nya, unsure hara
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : unsur hara yang
diserap dari udara dan unsur hara yang diserap dari
tanah.
5.2 Saran
Sebaiknya pelaksanaan praktikum pemupukan dilakukan
oleh semua praktikan, tidak hanya sebagai simulasi
saja. Hal tersebut dimaksudkan agar semua praktikan
tahu proses pemupukan secara keseluruhan. Bagi
praktikan agar lebih memperhatikan lagi jalannya
kegiatan praktikum, tidak hanya asal datang dan ikut
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Syaiful, S.A., N. S. Sennang., dan M. Yasin., 2012.Pertumbuhan Dan Produksipadi Hibrida PadaPemberian Pupuk Hayati Dan Jumlah Bibit PerLubang Tanam. JuranlAgrivigor, 11 (2) : 1 - 12
Dahlan, D., Y. Musa., dan M. I.Ardah. 2012. PertumbuhanDan Produksi Dua Varietas Padi Sawah PadaBerbagai Perlakuan Rekomendasi Pemupukan. JurnalAgrivigor 11(2): 1 – 13
Supartha, I. N.Y., G. Wijana., dan G. M. Adnyana. 2012.Aplikasi Jenis Pupuk Organik pada Tanaman PadiSistem Pertanian Organik. Jurnal AgroekoteknologiTropika, 1 (2) : 1 – 9
Putra, S. 2012. Pengaruh Pupuk NPK Tunggal, Majemuk,dan Pupuk Daun terhadap Peningkatan ProduksiPadi Gogo Varietas Situ Patenggang. JurnalAgrotrop, 2(1): 1 – 7
Siregar, A., dan I. Marzuki. 2011. Efisiensi PemupukanUrea Terhadap Serapan N Dan Peningkatan ProduksiPadi Sawah (Oryzasativa. L.). Jurnal BudidayaPertanian, 7 (2) : 1 – 6
Buresh, R.J., dan C. Witt. 2008.BalancingFertilizerUseand ProfitinAsia’sIrrigatedRice Systems. JournalBetterCrops,92(1) : 1 - 5
Harmini. 2012. Rekomendasi Pemupukan Spesifik Lokasi TanamanPadi.Kalimantan Tengah : BPTP.
Redaksi Agromedia. 2007. Petunjuk Pemupukan. Jakarta : PTAgromedia Pustaka.
Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Jakarta :Agromedia Pustaka.
LAMPIRAN