PERTUMBUHAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of PERTUMBUHAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis ...
Jurnal AGRIFOR Volume XVIII Nomor 2, Oktober 2019 ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960
431
PERTUMBUHAN TANAMAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN UTAMA
DENGAN PEMBERIAN Trichoderma KOMPOS DAN
PUPUK MAJEMUK LENGKAP
Chairunnisa Nur Wellys1 dan Yetti Elidar
2 1Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman,
Indonesia. 2Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman,
Indonesia.
E-Mail: [email protected]; [email protected]
ABSTRAK
Pertumbuhan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Pembibitan Utama Dengan
Pemberian Trichoderma Kompos Dan Pupuk Majemuk Lengkap. Tujuan penelitian untuk mengetahui
interaksi antara pemberian Trichoderma kompos dan konsentrasi Gandasil D, serta mengetahui perlakuan
Trichoderma kompos dan konsentrasi Gandasil D yang memberikan pertumbuhan tanaman kelapa sawit
terbaik di pembibitan utama. Penelitian dilaksanakan sejak bulan September 2018 sampai Januari 2019, di
Perumahan Universitas Mulawarman, Batu Besaung, Sempaja.
Hasil penelitian diperoleh pada variabel pengamatan, yaitu: tinggi tanaman, lingkaran bonggol, jumlah
pelepah daun, dan panjang pelepah daun. Interaksi antara Trichoderma kompos dan Konsentrasi Gandasil D
menunjukan berbeda tidak nyata terhadap semua variabel pengamatan. Trichoderma kompos menunjukan
berbeda sangat nyata terhadap jumlah pelepah daun umur 4 Minggu Setelah Perlakuan (MSP) dan berbeda
yang nyata pada umur 12 MSP tetapi berbeda tidak nyata terhadap variabel pengamatan lain. Kompos 500 g
tanaman-1
memberikan pertumbuhan terbaik bagi tanaman kelapa sawit. Konsentrasi Gandasil D menunjukan
berbeda nyata terhadap jumlah pelepah daun pada umur 2 dan 6 MSP, berbeda sangat nyata pada umur 4
MSP, tetapi berbeda tidak nyata terhadap variabel pengamatan yang lain Konsentrasi 6 g Gandasil D L-1
air
memberikan pertumbuhan terbaik bagi tanaman kelapa sawit. Kata kunci : Trichoderma compost, Gandasil D, main nursey, oil palm.
ABSTRACT
Growth of Oil Palm Plants (Elaeis guineensis Jacq.) In the Main Nursery by Giving Compost
Trichoderma and Compound Fertilizers. The purpose of this study was to determine the interaction
between the Trichoderma compost and the concentration of Gandasil D, included knowing the treatment of
Trichoderma compost and the concentration of Gandasil D to provide the best growth of oil palm plants in
main nursery. The research was carried out at Perumahan Universitas Mulawarman, Batu Besaung Sempaja
from September 2018 to January 2019.
The research results obtained on the observation variables, namely: high plants, Stem circle, number of leaf
midribs, and length of leaf midribs. Shows the interactions between the treatment of Trichoderma compost
and the concentration of Gandasil D had no significantly different for all observation variables. Treatment of
Trichoderma compost showed a higly significant difference in the number of midribs leaves aged 4 weeks
after treatment (WAT) and significantly different at age 12 WAT but it had no significantly different on other
observation variables. Treatment of 500 g compost plant-1
provides the best growth for oil palm plants. The
concentration of Gandasil D showed a significantly different on number of leaf midribs aged 2 and 6 WAT,
and it had highly significant different at age 4 WAT but it had no significantly different from other
observation variables. Treatment of concentration 6 g Gandasil D L-1
water provides the best growth for
plants oil palm.
Key words : Trichoderma compost, Gandasil D, main nursey, oil palm.
Pertumbuhan Tanaman Kelapa Sawit … Chairunnisa N.W dan Yetti Elidar.
432
1. PENDAHULUAN
Provinsi Kalimantan Timur
merupakan salah satu sentral penanaman
kelapa sawit di Indonesia. Luas
perkebunan kelapa sawit di Kalimantan
Timur pada tahun 2013 seluas 944.826 ha
dengan luas areal tanaman menghasilkan
(TM) 397.635 ha memiliki produksi
6.901.602 Mg dan produktivitas 17,357
Mg ha-1
. Pada tahun 2014 luas lahan
kelapa sawit 1.020.413 ha dengan luas
areal tanaman menghasilkan (TM)
500.512 ha memiliki produksi 9.628.072
Mg dan produktivitas 19,236 Mg ha-1
.
Pada tahun 2015 luas lahan kelapa sawit
1.090.106 ha dengan luas areal tanaman
menghasilkan (TM) 621.777 ha memiliki
produksi 10.812.893 Mg dan mengalami
penurunan produktivitas menjadi 17,390
Mg ha-1
. Pada tahun 2016 luas lahan
kelapa sawit 1.150.078 ha dengan luas
areal tanaman menghasilkan (TM)
763.896 ha memiliki produksi 11.418.110
Mg dan kembali mengalami penurunan
produktivitas menjadi 14,947 Mg ha-1
.
Pada tahun 2017 luas lahan kelapa sawit
1.192.342 ha dengan luas areal tanaman
menghasilkan (TM) 788.311 ha memiliki
produksi 13.164.310 Mg dan mengalami
kenaikan produktivitas dari tahun
sebelumnya menjadi 16,699 Mg ha-1
.
(Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan
Timur, 2018).
Menurunnya produktivitas kelapa
sawit disebabkan banyaknya kelapa sawit
yang sudah berumur diatas 25 tahun
sehingga tanaman kelapa sawit kurang
produktif. Oleh karena itu perlu
dilakukan replanting atau peremajaan
terhadap tanaman kelapa sawit supaya
dapat produktif kembali. Dalam kegiatan
replanting diperlukan pembibitan (pre
nursery dan main nursery). Tujuan dari
pembibitan adalah untuk mempersiapkan
bibit yang baik dengan kriteria kuat,
sehat, dan kokoh. Titik kritis
pemeliharaan kelapa sawit terletak pada
pemupukan yang dimulai dari pembibitan
awal sampai pembibitan utama, tanah
memiliki keterbatasan unsur hara karena
ditanam di dalam polybag (Sari et al.,
2015). Pasokan hara di tahap pembibitan
ini sangat penting karena merupakan
periode kritis yang menentukan
keberhasilan tanaman dalam mencapai
pertumbuhan yang baik di pembibitan.
Penggunaan pupuk organik
memberik-an pengaruh yang besar
terhadap sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah. Salah satu jenis pupuk organik
adalah pupuk kompos. Kompos memiliki
sifat-sifat alami yang tidak merusak
tanah, menyediakan unsur hara makro
dan mikro, berfungsi untuk meningkatkan
daya air, aktivitas mikrobiologi tanah dan
nilai kapasitas tukar kation serta
memperbaiki struktur tanah. Tanaman
kelapa sawit sangat rentan terhadap
serangan penyakit busuk pangkal batang
yang disebabkan oleh jamur Ganoderma
sp. Untuk mencegah terjadinya serangan
tersebut, perlu diberikan jamur
Trichoderma sp. sedini mungkin pada
tanaman yang masih di pembibitan.
Pemberian jamur Trichoderma sp. dapat
menghambat pertumbuhan serta
penyebaran racun jamur penyebab
penyakit bagi tanaman seperti cendawan
Ganoderma yang dapat menyebabkan
penyakit busuk pangkal batang pada
tanaman kelapa sawit dan jamur
Rigidoporus lignosus yang dapat
Jurnal AGRIFOR Volume XVIII Nomor 2, Oktober 2019 ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960
433
menyebabkan penyakit akar putih pada
tanaman karet.
Disamping penggunaan pupuk
organik, penambahan unsur hara juga
dapat diberikan melalui pupuk anorganik,
salah satunya yaitu dengan pupuk
Gandasil D. Pupuk Gandasil D
merupakan pupuk majemuk lengkap yang
didalamnya mengandung unsur hara
makro dan mikro, dengan pemberian
pupuk ini akan memperkaya unsur hara
dalam tanah sehingga mampu
mempercepat pertumbuhan vegetatif
tanaman.
2. METODA PENELITIAN
2.1. Tempat dan Waktu
Penelitian bertempat di Perumahan
Universitas Mulawarman, Batu
Besaung Sempaja. Pada bulan
September 2018-Januari 2019.
2.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah bibit kelapa
sawit berumur 5 bulan, pupuk NPK,
pupuk kompos, dedak, starter
Trichoderma sp., pupuk Gandasil D,
tanah top soil, insektisida regent 50,
agrimec, dan air.
Alat yang digunakan adalah cangkul,
polibag berukuran 40 cm x 50 cm,
meteran, penggaris, beaker glass, stik
kayu, tali rafia, arit, pisau, gembor,
paralon, kalkulator,alat tulis, dan alat
dokumentasi.
2.3. Rancangan Percobaan
Percobaan disusun dalam Rancangan
Acak Kelompok (RAK) dengan
analisis faktorial 4 x 4 dengan tiga
kali ulangan.
Faktor yang pertama adalah perlakuan
Trichoderma kompos (K) yang terdiri
dari empat taraf, yaitu :
k0 = Kontrol
k1 = 100 g Trichoderma sp.tanaman-1
k2 = 500 g kompos tanaman-1
k3 = 100 g Trichoderma sp.dan 500 g
kompos tanaman-1
Faktor kedua adalah konsentrasi
gandasil D (G) yang terdiri dari empat
taraf, yaitu :
g0 = Kontrol
g1 = 2 g Gandasil D L-1
air
g2 = 4 g Gandasil D L-1
air
g3 = 6 g Gandasil D L-1
air
Data hasil penelitian dianalisis
dengan sidik ragam. Apabila terdapat
perbedaan yang nyata maka untuk
membandingkan antara dua rata-rata
perlakuan akan dilanjutkan dengan uji
Beda Nyata Terkecil (BNT) pada
taraf 5%.
3. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
3.1. Tinggi Tanaman
Hasil sidik ragam menunjukan
bahwa pemberian Trichoderma kompos
(K) dan konsentrasi Gandasil D (G) serta
interaksinya berbeda tidak nyata terhadap
tinggi bibit kelapa sawit umur 2-16 MSP.
Hasil pengamatan rata-rata tinggi
tanaman dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rekapitulasi tinggi tanaman kelapa sawit (cm) umur 2-16 MSP dengan pemberian Trichoderma kompos dan
pupuk Gandasil D
Tinggi Tanaman (cm)
Perlakuan 2 4 6 8 10 12 14 16
Pertumbuhan Tanaman Kelapa Sawit … Chairunnisa N.W dan Yetti Elidar.
434
MSP MSP MSP MSP MSP MSP MSP MSP
Trichoderma
Kompos (K) tn tn tn tn tn tn tn tn
k0 35,79 38,21 40,71 43,33 49,48 56,79 60,92 64,42
k1 38,77 41,42 47,17 50,81 56,84 63,46 68,38 72,75
k2 39,6 44,11 47,38 50,41 56,63 64,83 69,25 74,33
k3 38,98 42,21 46,88 49,21 53,39 60,88 66,38 72,13
Gandasil D
(G) tn tn tn tn tn tn tn tn
g0 35,06 38,86 44,68 47,88 53,14 62,00 67,83 73,83
g1 36,17 39,13 42,34 46,15 51,72 58,25 62,13 67,33
g2 37,93 41,17 45,58 48,07 53,56 61,92 65,88 70,25
g3 43,96 46,79 49,53 51,65 57,92 63,80 69,08 72,21
Interaksi
(KxG) tn tn tn tn tn tn tn tn
k0g0 30,67 33,33 34,97 38,57 46,00 54,00 59,33 65,00
k0g1 30,33 34,00 37,93 41,77 47,67 54,67 57,00 60,33
k0g2 38,00 40,00 41,47 43,10 49,37 58,67 64,00 66,00
k0g3 44,17 45,50 48,47 49,90 54,87 59,83 63,33 66,33
k1g0 37,00 39,67 51,67 54,27 58,00 66,67 71,50 76,67
k1g1 38,67 41,00 44,20 51,37 62,77 67,00 70,00 76,00
k1g2 32,73 36,33 42,77 45,17 47,27 54,17 58,33 62,33
k1g3 46,67 48,67 50,03 52,43 59,33 66,00 73,67 76,00
k2g0 39,23 43,77 46,87 50,47 56,73 66,00 72,17 78,00
k2g1 38,00 42,33 43,93 47,63 51,23 61,00 66,00 72,00
k2g2 42,00 45,00 50,83 52,50 59,57 66,50 69,50 74,67
k2g3 39,17 45,33 47,90 51,00 58,97 65,83 69,33 72,67
k3g0 33,33 38,67 45,20 48,23 51,83 61,33 68,33 75,67
k3g1 37,67 39,17 43,30 43,83 45,20 50,33 55,50 61,00
k3g2 39,00 43,33 47,27 51,50 58,03 68,33 71,67 78,00
k3g3 45,83 47,67 51,73 53,27 58,50 63,53 70,00 73,83
Pemberian Trichoderma kompos
pada media tanah tidak memberikan
pengaruh, hal ini diduga karena
Trichoderma yang diberikan dalam
campuran starter Trichoderma dan dedak
belum mengalami perkembangan. Unsur
hara N 0,25% yang tersedia di dalam
tanah tergolong sedang sehingga mampu
membantu pertumbuhan tanaman. Hal ini
sesuai dengan pendapat Harman et al.
(2004), pemberian Trichoderma sp. pada
medium tumbuh dapat meningkatkan
efisiensi penggunaan nitrogen.
Ditambahkan oleh pendapat Lingga dan
Marsono (2008), nitrogen dalam jumlah
yang optimum berperan dalam
mempercepat pertumbuhan tanaman
secara keseluruhan, khususnya batang
dan daun. Pemberian konsentrasi
Gandasil D berbeda tidak nyata pada
semua umur pengamatan. Hal ini diduga
dosis larutan yang diberikan belum cukup
untuk memenuhi kebutuhan unsur hara
yang diperlukan. Sesuai dengan pendapat
Wijaya (2008), apabila suatu tanaman
ditempatkan pada kondisi yang
mendukung dengan unsur hara dan unsur
mineral yang sesuai, maka tanaman
tersebut akan mengalami pertumbuhan
vertikal (keatas) dan menjadi lebihtinggi.
3.2. Lingkaran Bonggol Pelepah
Hasil sidik ragam menunjukan
bahwa pemberian Trichoderma kompos
(K) dan konsentrasi Gandasil D (G) serta
interaksinya berbeda tidak nyata terhadap
lingkaran bonggol kelapa sawit umur 2-
16 MSP. Hasil pengamatan rata-rata
lingkaran bonggol pelepah dapat dilihat
pada Tabel 2.
Jurnal AGRIFOR Volume XVIII Nomor 2, Oktober 2019 ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960
435
Tabel 2. Rekapitulasi lingkaran bonggol kelapa sawit (cm) umur 2-16 MSP dengan pemberian
Trichoderma kompos dan pupuk Gandasil D
Lingkaran Bonggol Pelepah (cm)
Perlakuan 2 4 6 8 10 12 14 16
MSP MSP MSP MSP MSP MSP MSP MSP
Trichoderma
Kompos (K) tn tn tn tn tn tn tn tn
k0 4,06 4,56 5,29 5,85 6,67 7,18 7,72 8,58
k1 4,17 4,87 5,66 6,32 7,28 7,70 8,15 9,36
k2 4,22 4,93 5,58 6,51 7,68 8,27 8,93 9,98
k3 3,83 4,48 5,24 5,91 6,73 7,23 7,56 8,82
Gandasil D (G) tn tn tn tn tn tn tn tn
g0 3,87 4,52 5,24 6,13 6,77 7,27 8,01 9,09
g1 3,91 4,50 5,33 5,72 6,59 7,15 7,42 8,83
g2 4,09 4,68 5,40 6,03 7,22 7,62 8,12 9,23
g3 4,40 5,14 5,79 6,71 7,78 8,34 8,82 9,58
Interaksi (KxG) tn tn tn tn tn tn tn tn
k0g0 3,87 4,23 5,13 6,00 6,27 7,07 7,67 8,67
k0g1 3,93 4,33 5,27 5,53 6,33 7,10 7,43 8,50
k0g2 4,40 4,83 5,37 5,90 7,30 7,50 8,27 9,17
k0g3 4,03 4,83 5,40 5,97 6,77 7,03 7,50 8,00
k1g0 4,17 4,83 5,43 6,23 7,17 7,20 8,07 9,17
k1g1 3,83 4,93 6,00 6,43 7,30 7,53 7,83 9,83
k1g2 3,83 4,13 4,97 5,17 6,20 6,53 6,93 7,77
k1g3 4,83 5,57 6,23 7,43 8,47 9,53 9,77 10,67
k2g0 3,93 4,83 5,47 6,50 7,43 8,27 8,97 10,00
k2g1 4,30 4,80 5,27 5,87 6,87 7,27 8,27 8,93
k2g2 4,30 5,17 5,90 6,93 8,07 8,87 9,17 11,00
k2g3 4,33 4,93 5,67 6,73 8,33 8,67 9,33 10,00
k3g0 3,50 4,17 4,93 5,77 6,20 6,53 7,33 8,53
k3g1 3,57 3,93 4,80 5,03 6,59 6,70 6,13 8,07
k3g2 3,83 4,57 5,37 6,13 7,22 7,57 8,10 9,00
k3g3 4,40 5,23 5,87 6,70 7,78 8,13 8,67 9,67
Pemberian Trichoderma kompos
berbeda tidak nyata pada semua umur
pengamatan. Hal ini diduga pemberian
pupuk NPK 10 g tanaman-1 bulan.1 dan
unsur hara tanah dalam media tanam
dapat memacu pertumbuhan bibit kelapa
sawit sehingga pemberian Trichoderma
yang berfungsi sebagai dekomposer tidak
memberikan pengaruh pada semua
perlakuan. Unsur hara NPK pada tanah
diperlukan dalam jumlah yang besar
untuk membentuk karbohidrat pada
proses fotosintesis yang digunakan saat
proses pembelahan sel dalam titik
tumbuh tanaman dari hasil fotosintat
sehingga mempengaruhi pertumbuhan
horizontal yang mengakibatkan
bertambahnya lingkaran bonggol
tanaman.
Pemberian konsentrasi 6 g Gandasil
D L-1 air cendrung memberikan
pertumbuhan lingkaran bonggol terbesar
dibandingkan dengan perlakuan lainnya
meskipun tidak memberikan pengaruh
secara nyata. Hal ini diduga pupuk
Gandasil D dapat menyumbangkan unsur
hara yang optimal bagi pertumbuhan
lingkaran bonggol tanaman karena
berhubungan erat dengan laju fotosintesis
di daun sehingga memberikan dampak
Pertumbuhan Tanaman Kelapa Sawit … Chairunnisa N.W dan Yetti Elidar.
436
yang baik bagi pertumbuhan lingkaran
bonggol tanaman kelapa sawit.
3.3. Jumlah Pelepah Daun
Hasil sidik ragam menunjukan
bahwa pemberian Trichoderma kompos
(K) berbeda nyata umur 4 dan 12 MSP,
dan konsentrasi Gandasil D (G) berbeda
nyata umur 2, 4, dan 6 MSP serta
interaksinya berbeda tidak nyata terhadap
jumlah pelepah daun kelapa sawit umur
2-16 MSP. Hasil pengamatan rata-rata
jumlah pelepah daun dapat dilihat pada
Tabel 3.
Hasil sidik ragam terhadap jumlah
pelepah daun umur 4 dan 12 MSP
perlakuan 500 g kompos tanaman-1
memberikan jumlah pelepah daun
terbanyak yaitu 7,17 dan 10,33 buah.
Perlakuan 100 g Trichoderma sp.
tanaman-1 dan 500 g kompos tanaman-1
memberikan jumlah pelepah daun paling
sedikit yaitu 5,92 dan 8,58 buah. Hal ini
diduga Trichoderma belum mampu
menyediakan unsur hara di dalam tanah
yang berfungsi sebagai dekomposer
sehingga kesuburan tanah belum mampu
memenuhi kebutuhan tanaman akan
unsur hara untuk pertumbuhan jumlah
pelepah daun.
Pemberian konsentrasi Gandasil D
berbeda nyata pada umur 2 MSP, berbeda
sangat nyata pada umur 4 MSP dan
berbeda nyata pada umur 6 MSP. Hal ini
diduga karena unsur hara makro dan
mikro yang terkandung dalam Gandasil D
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan daun yang diperlukan
dalam proses fotosintesis. Menurut
Lakitan (1996), unsur hara yang paling
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan daun adalah nitrogen.
Tabel 3. Rekapitulasi jumlah pelepah daun kelapa sawit (buah) umur 2-16 MSP dengan pemberian
Trichoderma kompos dan pupuk Gandasil D
Jumlah Pelepah Daun (buah)
Perlakuan 2 4 6 8 10 12 14 16
MSP MSP MSP MSP MSP MSP MSP MSP
Trichoderma
Kompos(K)
tn
**
tn
tn
tn
*
tn
tn
k0 6,08 7 .00 b 7,25 8,42 9,00 10.08 b 10,83 11,58
k1 6,25 7.08 b 7,58 8,75 9,25 10.17 b 10,67 11,25
k2 6,33 7.17 b 7,50 9,00 9,42 10.33 b 10,75 11,33
k3
Nilai BNT
5,33 5.92 a
0,68
6,58 7,33 7,92 8.58 a
1,26
9,50 10,08
Gandasil D
(G) * ** * tn tn tn tn tn
5.92 6.83
g0 ab ab 7.00 a 8,33 8,92 10,08 10,58 11,50
g1 5.58 a 6.42 a 6.75 a 7,83 8,50 9,42 10,00 10,50
g2 5.83 a 6.42 a 7.08 a 7,92 8,42 9,33 10,08 10,67
g3 6.67 b 7.50 b 8.08 b 9,42 9,75 10,33 11,08 11,58
Nilai BNT 0,79 0,68 0,98
Interaksi
(KxG)
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
Jurnal AGRIFOR Volume XVIII Nomor 2, Oktober 2019 ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960
437
k0g0 5,33 6,67 6,67 8,00 8,67 10,33 10,67 12,00
k0g1 6,33 7,33 7,67 8,67 9,00 10,00 10,67 11,33
k0g2 6,33 6,67 7,00 8,00 9,00 10,00 11,00 11,67
k0g3 6,33 7,33 7,67 9,00 9,33 10,00 11,00 11,33
k1g0 7,00 7,67 7,67 9,00 10,00 11,00 11,33 12,00
k1g1 6,00 6,67 7,33 9,00 9,67 10,67 11,33 11,67
k1g2 4,67 5,67 6,33 6,33 6,67 7,67 8,00 8,67
k1g3 7,33 8,33 9,00 10,67 10,67 11,33 12,00 12,67
k2g0 6,33 7,00 7,00 9,33 9,33 10,33 10,67 11,33
k2g1 5,67 7,00 7,00 8,00 9,00 10,00 10,33 11,00
k2g2 6,67 7,00 7,67 9,00 9,33 10,33 11,00 11,33
k2g3 6,67 7,67 8,33 9,67 10,00 10,67 11,00 11,67
k3g0 5,00 6,00 6,67 7,00 7,67 8,67 9,67 10,67
k3g1 4,33 4,67 5,00 5,67 6,33 7,00 7,67 8,00
k3g2 5,67 6,33 7,33 8,33 8,67 9,33 10,33 11,00
k3g3 6,33 6,67 7,33 8,33 9,00 10,33 10,33 10,67
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukan berbeda tidak nyata pada uji BNT
5%.
3.4. Panjang Pelepah Daun
Hasil sidik ragam menunjukan
bahwa pemberian Trichoderma kompos
(K) dan konsentrasi Gandasil D (G) serta
interaksinya berbeda tidak nyata terhadap
panjang pelepah daun kelapa sawit umur
2-16 MSP. Hasil pengamatan rata-rata
panjang pelepah daun dapat dilihat pada
Tabel 4.
Pertumbuhan Tanaman Kelapa Sawit … Chairunnisa N.W dan Yetti Elidar.
438
Tabel 4. Rekapitulasi panjang pelepah daun kelapa sawit (cm) umur 2-16 MSP dengan pemberian Trichoderma kompos
dan pupuk Gandasil D
Panjang Pelepah Daun (cm)
Perlakuan 2 4 6 8 10 12 14 16
MSP MSP MSP MSP MSP MSP MSP MSP
Trichoderma
Kompos (K) tn tn tn tn tn tn tn tn
k0 17,86 17,87 21,97 24,65 27,38 30,35 34,55 38,29
k1 19,19 19,98 25,98 27,86 30,61 33,99 37,35 41,16
k2 21,37 21,10 26,35 28,94 31,54 35,90 39,41 42,72
k3 22,27 22,29 25,78 29,65 31,86 35,56 39,41 42,31
Gandasil D (G) tn tn tn tn tn tn tn tn
g0 18,69 18,47 22,95 26,38 28,98 32,99 37,50 41,58
g1 19,43 19,36 24,12 26,12 28,50 31,61 34,84 38,69
g2 19,70 20,23 25,08 28,33 30,86 34,21 37,48 39,89
g3 22,87 23,18 27,94 30,25 33,06 36,98 40,89 44,31
Interaksi (KxG) tn tn tn tn tn tn tn tn
k0g0 15,41 15,43 21,59 23,06 25,81 28,80 34,53 39,72
k0g1 17,04 16,66 20,11 22,05 25,27 27,49 32,27 35,41
k0g2 17,48 18,46 22,64 25,85 28,42 31,37 34,39 36,75
k0g3 21,53 20,91 23,56 27,63 30,03 33,74 37,01 41,28
k1g0 17,29 18,67 24,01 26,88 28,92 33,45 37,03 40,99
k1g1 19,31 20,25 28,08 28,62 30,90 34,52 36,98 41,82
k1g2 17,16 17,60 23,22 25,44 27,96 30,44 33,84 36,62
k1g3 23,00 23,40 28,63 30,50 34,66 37,53 41,55 45,22
k2g0 20,42 19,61 24,49 28,12 30,55 34,35 39,64 43,45
k2g1 20,38 19,38 23,13 25,72 29,45 33,46 37,26 41,08
k2g2 21,66 21,23 28,64 30,93 32,92 37,35 40,41 42,40
k2g3 23,02 24,18 29,14 30,97 33,25 38,43 40,32 43,93
k3g0 21,66 20,18 21,72 27,48 30,63 35,37 38,79 42,18
k3g1 21,00 21,15 25,17 28,11 23,38 30,96 32,85 36,44
k3g2 22,49 23,63 25,82 31,12 34,15 37,67 41,29 43,78
k3g3 23,92 24,22 30,42 31,91 34,29 38,23 44,70 46,82
Hasil sidik ragam menunjukan
pemberian perlakuan 100 g Trichoderma
sp. tanaman-1 dan 500 g kompos
tanaman-1 cenderung memberikan
pertumbuhan panjang pelepah daun
terbaik pada semua umur pengamatan di
bandingkandengan perlakuan lainnya.
Hal ini diduga pemberian Trichoderma
kompos mampu membantu proses laju
fotosintesis yang pada akhirnya dapat
memacu pertumbuhan tanaman. Peran
Trichoderma sp. dalam kompos dapat
mempercepat proses penguraian bahan
organik sehingga berfungsi menambah
unsur hara tanaman terutama unsur
makro seperti N, P, K. Pemberian
konsentrasi Gandasil berbeda tidak nyata
pada semua umur pengamatan. Hal ini
disebabkan unsur hara yang berada di
media tanam sudah mencukupi untuk
pertumbuhan tanaman. Unsur hara N dan
Mg yang terkandung dalam Gandasil D
sebagai pembentuk klorofil pada daun
yang dapat meningkatkan proses
fotosintesis dalam menghasilkan
fotosintat yang diperlukan untuk
pembelahan dan pembesaran sel pada
pertumbuhan panjang pelepah daun.
Sesuai pendapat Cahyo dan Ariani
(2017), adanya klorofil yang cukup pada
daun akan meningkatkan kemampuan
Jurnal AGRIFOR Volume XVIII Nomor 2, Oktober 2019 ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960
439
daun dalam menyerap cahaya matahari
sehingga terjadi proses fotosintesis yang
kemudian menghasilkan sumber energi
yang diperlukan sel-sel untuk melakukan
aktifitas pembelahan dan pembesaransel.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) di pembibitan utama dengan
pemberian Trichoderma kompos dan
pupuk majemuk lengkap dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1)
Interaksi antara Trichoderma kompos dan
pupuk cair Gandasil D menunjukan
berbeda tidak nyata terhadap variabel
tinggi tanaman, lingkaran bonggol
pelepah, jumlah pelepah daun, dan
panjang pelepah daun pada semua umur
pengamatan. 2) Pemberian perlakuan
Trichoderma kompos berbeda tidak nyata
terhadap variabel tinggi tanaman,
lingkaran bonggol, dan panjang pelepah
daun, tetapi berbeda nyata terhadap
variabel jumlah pelepah daun. Perlakuan
500 g kompos tanaman-1
memberikan
pertumbuhan bibit kelapa sawit terbaik di
mainnursery umur 9 bulan, yaitu dengan
tinggi tanaman 74,33 cm, lingkaran
bonggol 9,98 cm dan jumlah pelepah
daun 11,33 buah.
3) Pemberian konsentrasi pupuk Gandasil
D berbeda tidak nyata terhadap variabel
tinggi tanaman, lingkaran bonggol, dan
panjang pelepah daun, tetapi berbeda
nyata terhadap variabel jumlah pelepah
daun. Perlakuan konsentrasi 6 g Gandasil
D L-1
air memberikan pertumbuhan bibit
kelapa sawit terbaik di main nursery
umur 9 bulan, yaitu dengan tinggi
tanaman 72,21 cm, lingkaran bonggol
9,58 cm dan jumlah pelepah daun 11,58
buah.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyo, E.N dan Ariani, Erlida. 2017.
Pemupukkan Gandasil D dan
Berbagai Limbah Perkebunan
Kelapa Sawit TerhadapBibit
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) di Pembibitan Utama. Jurnal
Penelitian UNRI. 4(1): 6-7
Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan
Timur, 2018. Badan Pusat Statistik
Provinsi Kalimantan Timur.
Samarinda
Harman, G. E. Hwell., Viterbo., I. Chet
and Loripto. 2004. Trichoderma
Species Oppourtunnistic Avirulent
Plant Symbiontsi. Nature Reviews
2(1): 943
Pertumbuhan Tanaman Kelapa Sawit … Chairunnisa N.W dan Yetti Elidar.
440
Lakitan, B. 1996. Fisiologi Tumbuhan
dan Perkembangan Tanaman. PT
Raja Grafindo Persada: Jakarta
Lingga, P dan Marsono. 2008. Petunjuk
Penggunaan Pupuk. Penebar
Swadaya: Jakarta
Sari, VI., Sudrajat dan Sugiyanto. 2015.
Peran Pupuk Organik Dalam
Meningkatkan Efektivitas Pupuk
NPK pada Pembibitan Utama
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) di Pembibitan Utama. J
Agron Indonesia. 43(2) : 153-159
Wijaya, K.A. 2008. Nutrisi Tanaman
Sebagai Penentu Kualitas Hasil dan
Resistensi Alami Tanaman. Prestasi
Pustaka: Jakarta