TEKNOLOGI PENGOLAHAN INTI SAWIT

19
TEKNOLOGI PENGOLAHAN INTI SAWIT I. CAKE BREAKER CONVEYOR Ampas press yang berasal dari Screw Press terdiri dari serat halus (Vibre) dan biji (Nut) dengan kandungan air yang masih tinggi dan menggumpal, oleh sebab itu gumpalan serat halus ini perlu diuraikan dan dikeringkan dengan alat pemecah ampas yang disebut dengan Cake Breaker Conveyor ( CBC ). Alat ini berperan memecahkan gumpalan ampas, mengeringkan dan mengangkut ke alat Fibre Cyclone. Untuk mempermudah pemecahan gumpalan dan mempersiapkan ampas kering agar mudah diproses lebih lanjut pada Depericarper dan sesuai dengan persyaratan bahan bakar untuk Boiler, maka pemanasan pada CBC dilakukan dengan pemanas mantel (Steam Jacket).. Ampas press yang terlalu basah akibat pengee-press- an yang tidak sempurna pada alat press akan dapat menyebabkan kerusakan alat CBC yaitu patah poros dan setidaknya akan mempersulit pemisahan serat dengan biji, yang pada akhirnya dapat mengurangi kalori bakar pada Boiler. Semakin tinggi kadar air dalam serat akan menyebabkan kalor bakar yang rendah dan berakibat langsung pada pencapaian tekanan kerja dan kapasitas uap yang dihasilkan boiler. Pemecahan gumpalan ampas press yang sempurna dapat mendukung proses pemisahan serat dengan biji dalam Depericarper, yang merupakan penentu dalam efisiensi pemecahan biji dalam alat pemecah biji. Penguapan air pada CBC dilakukan dengan pemanasan ampas disepanjang mantel CBC. akan tetapi cara pengeringan ini sering kurang sempurna, karena panjang CBC yang terlalu pendek. Akibatnya hisapan fibre cyclone menjadi kurang kuat dan proses evaporasi uap disini menjadi tidak sempurna sehingga kelembaban udara diatas permukaan ampas akan tetap tinggi, dan hanya akan menghasilkan serat basah

Transcript of TEKNOLOGI PENGOLAHAN INTI SAWIT

TEKNOLOGI PENGOLAHAN INTI SAWIT

I. CAKE BREAKER CONVEYORAmpas press yang berasal dari Screw Press terdiri dari

serat halus (Vibre) dan biji (Nut) dengan kandungan airyang masih tinggi dan menggumpal, oleh sebab itu gumpalanserat halus ini perlu diuraikan dan dikeringkan denganalat pemecah ampas yang disebut dengan Cake Breaker Conveyor (CBC ). Alat ini berperan memecahkan gumpalan ampas,mengeringkan dan mengangkut ke alat Fibre Cyclone. Untukmempermudah pemecahan gumpalan dan mempersiapkan ampaskering agar mudah diproses lebih lanjut pada Depericarperdan sesuai dengan persyaratan bahan bakar untuk Boiler,maka pemanasan pada CBC dilakukan dengan pemanas mantel(Steam Jacket)..

Ampas press yang terlalu basah akibat pengee-press-an yang tidak sempurna pada alat press akan dapatmenyebabkan kerusakan alat CBC yaitu patah poros dansetidaknya akan mempersulit pemisahan serat dengan biji,yang pada akhirnya dapat mengurangi kalori bakar padaBoiler. Semakin tinggi kadar air dalam serat akanmenyebabkan kalor bakar yang rendah dan berakibatlangsung pada pencapaian tekanan kerja dan kapasitas uapyang dihasilkan boiler.

Pemecahan gumpalan ampas press yang sempurna dapatmendukung proses pemisahan serat dengan biji dalamDepericarper, yang merupakan penentu dalam efisiensipemecahan biji dalam alat pemecah biji. Penguapan airpada CBC dilakukan dengan pemanasan ampas disepanjangmantel CBC. akan tetapi cara pengeringan ini seringkurang sempurna, karena panjang CBC yang terlalu pendek.Akibatnya hisapan fibre cyclone menjadi kurang kuat danproses evaporasi uap disini menjadi tidak sempurnasehingga kelembaban udara diatas permukaan ampas akantetap tinggi, dan hanya akan menghasilkan serat basah

yang dapat menurunkan kalor bakar serat. Untuk mengatasiini CBC dibuat dalam keadaan terbuka.

II. POLISHING DRUMAmpas press yang telah diurai oleh Cake Breaker perlu

dipisah antara fraksi ringan dan fraksi berat dengan caradi tiup oleh blower. Fraksi ringan terdiri dari serat, intipecah halus, pecahan tempurung tipis dan debu. Fraksiberat terdiri dari biji utuh, biji pecah, inti utuh daninti pecah. Pemisahan fraksi ini tergantung dariefisiensi penggunaan blower.

Fraksi berat akan di proses lanjut dalam Depericarper,untuk menghilangkan serat – serat yang masih melekat padacangkang biji. Semua serat yang ada harus hilang, karenaSerat yang masih terdapat dicangkang biji dapatmengganggu jalannya proses pemecahan biji oleh Nut Cracker.Biji yang masih berserat kurang daya pentalnya( Collision ) , akibatnya proses pemecahan biji menjadilebih lama, dan sekaligus juga mengurangi kapasitas unit.

Beberapa factor yang mempengaruhi keberhasilanPolishing Drum antara lain :

a. Kemiringan Drum Berputar,

Sudut kemiringan drum berputar akan menentukan lamanyabiji di poles. Semakin lama biji dipoles dalam drumberputar maka mutu biji semakin baik yaitu serat yangterdapat dalam biji semakin sedikit.

b. Kecepatan Putar Polishing Drum Kecepatan Putar akan mempengaruhi gaya gesekan antaradrum dan biji. Putaran yang diinginkan ialah putaran yangmenyebabkan biji berguling guling pada bagian dindingdrum dan tidak melebihi tinggi Tangkai poros drum.

c. Kondisi Permukaan Dalam Drum. Permukaan bagian dalam drum yang dibuat lobang halusdengan garis tengah 0,5 CM akan membuat proses pemolesanmenjadi sempurna.

d. Hisapan Angin Bertujuan untuk membuang serat halus yang masih terdapatdipermukaan drum dan yang masih melekat pada biji akandapat menghambat atau mengurangi gaya gesekan antara bijidengan drum.

III. FERMENTASI BIJIBiji mengandung pectin, yang terdapat antara tempurung

dengan inti. Untuk mempermudah proses pemecahan biji olehCracker, maka pectin yang berfungsi sebagai perekat intipada tempurung perlu dirombak dengan proses kimia sepertifermentasi. Fermentasi ialah salah satu proses biokimiayang dikembangkan pada pengolahan biji sawit di dalam NutSilo .

Waktu tunggu pemeraman di dalam Nut Silo berpengaruhlangsung pada proses hidrolisa sebagai upaya menurunkankadar air biji dan siap di umpan pada Cracker. Lamanyapemeraman yang dianggap memenuhi kriteria ialah 24 – 48jam, dengan kadar air biji sekitar 15 % ( 51 ). Pemeramanbiji sering dialiri dengan udara panas hingga suhu Siloberkisar antara 40 - 60°C. Pemanasan dengan suhu rendahbertujuan untuk membantu proses hidrolisa, bila suhuterlalu tinggi dapat menyebabkan pectin mongering dan sulit

dihidrolisa, sehingga pemecahan di Cracker kurang berhasil,yaitu meningkatnya inti pecah, inti lekat dalam tempurungyang berarti menurunnya kualitas.

IV. NUT GRADINGAlat pemecahan biji disebut dengan Nut Cracker. Biji

yang telah diperam dalam Nut Silo akan dipecahkan dalam NutCracker. Sebelum proses pemecahan biji terlebih dahuludilakukan seleksi berdasarkan ukuran biji denganmenggunakan alat “Nut Grading” yaitu drum berputar terdiridari ukuran lobang yang berbeda – beda. Biji yang telahdiseleksi terdiri dari tiga fraksi yaitu kecil ( 8 – 14mm ), sedang ( 15 – 17 mm ) dan besar ( 18 mm ). Variasiukuran biji banyak tergantung kepada jenis tanaman.Faktor yang mempengaruhi variasi biji dalam kelompokfraksi tergantung pada :

a. Retention time dalam proses pemisahan. Semakin lama bijiberada dalam drum maka kesempatan biji untuk lolos darilobang yang sesuai semakin tinggi.

b. Semakin panjang ukuran nut grading pemisahan semakinsempurna, karena kesempatan memisah akan lebih banyak

c. Perbandingan setiap kolom, yakni kolom fraksi kecil lebihpanjang dari pada kolom untuk fraksi yang lebih besar.Hal ini berkaitan dengan volume umpan biji yang harusmelalui kolom fraksi kecil dan berakhir pada kolom fraksibesar

d. Semakin cepat putaran Nut Grading maka kesempatan bijiuntuk keluar dari lobang disetiap kolom akan semakinkecil ( 68 ).

V. PEMECAHAN BIJI

5.1 Nut CrackerAlat ini berfungsi memecahkan biji dengan system

bentur biji ke di dinding yang keras. Mekanisme

pemecahan ini didasarkan pada kecepatan putar, radius dan massa biji yang dipecahkan. Karena factor massa yang

merupakan factor yang selalu berubah ubah maka perludilakukan penggelompokan biji, dan ini telah dimulai dari

“Nut Grading”. Karena biji telah dikelompokkan menjadi tigafraksi maka Cracker disediakan tiga unit. Ketiga Cracker tidakmempunyai putaran yang sama, sebab semakin kecil ukuranbiji maka dibutuhkan putaran yang lebih tinggi. Penentuan

kecepatan putaran mempengaruhi besarnya persentase intipecah dan inti lekat. Faktor yang mempengaruhi keberhasilanpemecahan biji antara lain :

a. Karakter bijiBiji yang kecil akan lebih sulit dipecah dibanding denganbiji yang besar. Semakin banyak serat yang melekat dalambiji maka biji akan lebih sulit dipecahkan, dan seringmenghasilkan biji pecah dan inti lekat. Kadar air bijiyang rendah akan lebih mudah dipecah dan menghasilkaninti utuh. Kadar air yang diinginkan ialah 15 %. Kadarair tersebut dapat dicapai jika dilakukan pemeraman yangsempurna.

b. Kapasitas olahPemecahan biji di atas kapasitas yang sudah ditetapkanakan menurunkan efisiensi pemecahan biji, yaitu seringditemukan biji utuh dan inti lekat dengan persentase yangbesar.

c. Kelengkapan “nut cracker” dengan alat penangkap logamberatAlat pemecah biji yang tidak dilengkapi dengan alatpenangkap logam dapat menyebabkan kerusakan dinding nutcracker sehingga permukaan tidak rata dan menyebabkanbiji tidak pecah sempurna.

5.2 Ripple mill

Tahun 1979, Pellet Technology Australia PTY LTDmengembangkan pemakaian Ripple Mill, yang pada awalnyadimulai dari pemecahan biji bunga matahari, biji kapas,dan kacang kedelai. Ripple Mill terdiri dari dua bagianyaitu Rotating Rotor dan Sationary Plate. Rotating Rotor terdiridari 30 batang Rotor Rod yang terbuat dari High Carbon Steelyang terdiri dari 2 lapis yaitu 15 batang dipasangdibagian luar dan 15 batang dibagian dalam. Stationary Plateterbuat dari High Carbon Steel dengan permukaan bergerigitajam.

Mekanisme pemecahan biji berbeda dengan Nut Cracker,yaitu dengan cara melemparkan biji dengan Rotor pada dindingbergerigi dan menyebabkan pecahnya biji. Efisiensipemecahan biji dipengaruhi kecepatan putaran Rotor sebagairesultante gaya, jarak antara Rotor dengan platbergerigi dan ketajaman gerigi plat disusun sedemikian rupasehingga berperan sebagai penahan dan pemecah.

Biji yang berada dalam alat mengalami frekuensi benturanyang cukup tinggi baik dengan plat bergerigi maupun antarRotor. Sehingga frekuensi pukulan ini dapat menembakan bijilebih mudah lekang. Untuk menjamin kontinuitas biji yang masuk

dan tetap seimbang dengan kapasitas olah, maka alat inidilengkapi dengan pengatur umpan serta dilengkapi denganpenangkap logam.

Alat ini dapat memecahkan biji tanpa melaluipemeraman dalam nut silo asalkan dalam proses perebusandilakukan dengan sempurna yaitu tekanan rebusan 3kg/cm²

dengan system 3 puncak selama 90 menit, yang setara dengankadar air 15 %. Efisiensi pemecahan biji dipengaruhi :

a.Kondisi Ripple Mill. Keadaan plat yang bergerigi tumpul danrod yang bengkok akan menyebabkan pemecahan tidakefektif.

b.Jarak Rotor dengan plat bergerigi. Jarak yang terlalu rapatakan menyebabkan persentase biji yang remuk cukup tinggidan bila jarak terlalu renggang maka pemecahan biji tidaksempurna.

c.Putaran Rotor. Putaran yang terlalu cepat akanmenghasilkan biji yang hancur dan terlalu rendahmenyebabkan banyak biji yang tidak pecah.

d.Bentuk biji. Ukuran biji yang heterogen, bentuk biji yanggepeng dan lonjong akan menyebabkan efisiensi pemecahanbiji yang rendah.

Oleh sebab itu untuk setiap penggunaan Ripple Mill olehsetiap PKS perlu dilakukan penyesuaian terhadap biji yangdiolah ( 80 ).

VI. PEMISAHAN INTI DENGAN TEMPURUNG

6.1 Clay BathTanah liat dapat tersuspensi dalam air dan memiliki

berat jenis larutan di atas satu, tergantung darikonsentrasi tanah liat yang dilarutkan. Larutan ini disebut

CLAY BATH yang dapat digunakan untuk memisahkan duakelompok padatan yang memiliki berat jenis ( BJ ) yangberbeda. Inti sawit basah memiliki berat jenis 1.07

sedangkan cangkang 1.15 – 1.20. Maka untuk memisahkaninti dan cangkang dibuat BJ larutan 1.12 sehingga intimengapung dan cangkang akan tenggelam.

Hasil gilingan pemecah biji masuk kedalam bak daninti mengapung sedangkan cangkang bergerak kedasar bak.Inti yang mengapung ditangkap dengan menggunakan talangdan diayak serta disiram dengan air agar inti bebastanah

liat, sedangkan cangkang dihisap dari dasar bak dandipompakan kedalam saringan kemudian dikirim ke Shell Hopper.

Agar sifat suspensi tanah liat dapat stabil makadilakukan pompa sirkulasi agar pengendapan tanahliat. Akibat pertambahan zat yang tersuspensi seperti debu

dari inti maka terjadi perobahan berat jenis cairansehingga efisiensi pemisahan akan menurun oleh sebab ituperlu dilakukan kontrol setiap waktu secara terjadual.

Faktor yang mempengaruhi efisiensi pemisahan :a. Berat jenis suspensi. Pemisahan inti termasuk “Continuous

Process”, dan berat jenis dapat berobah akibat pertambahanzat tersuspensi yang berasal dari pecahan biji yangmemiliki berat yang berbeda dengan tanah liat. Akibatnyapemisahan inti dan cangkang tidak sesuai dengan yangdiinginkan. Untuk mempertahankan suspensi tersebut makasering dilakukan penyesuaian BJ dengan penambahan tanahliat atau penggantian suspensi secara terjadual.

b. Kualitas tanah liat. Karena kesulitan memperolah tanahliat maka sering orang mencari tanah liat seperti kaolin.Kaolin memiliki warna dan sifat yang baik, akan tetapiharganya tinggi. Orang mencoba dengan menggunakan kapur (CaCO3 ), akan tetapi akan diperoleh suspensi yang tidakbaik dan hal ini dapat terlihat apabila pemompaanberhenti kapur mengendap dan sangat sulit untukmengaktifkan kembali. Juga kapur memiliki sifat yangtidak baik yaitu terjadinya pembentukan busa sehinggamempersulit pemisahan inti.

6.2 Hydro CycloneHasil olahan cracker sebelum memasuki Hydro Cyclone

mengalami pemisahan fraksi halus oleh Winnowing. Sampahhalus akan terpisah dari fraksi berat akan dicampur

dengan air yang kemudian inti dipisahkan dari tempurung berdasarkan berat jenis. Untuk memperbesar selisih berat

jenis inti dengan tempurung maka campuran dilewatkan melaluiCyclone, sehingga inti akan keluar dari atas permukaan cyclone

dan tempurung dari bagian bawah yang kemudian masing– masing fraksi diangkut ke pengolahan yang lebih lanjut.

Keberhasilan pemisahan tempurung dari intidipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :

a. Tekanan pompa air yang melalui Cyclone, tekanan yang lebihtinggi akan mempercepat pemisahan inti dan cangkang.Semakin tinggi tekanan pompa maka pemisahan akan lebihsempurna, dan sebaliknya.

b. Putaran Cyclone semakin baik jika permukaan bagian dalamlebih rata. Permukaan dalam yang tidak rata umumnyadisebabkan oleh pukulan benda berat seperti logam danbatu yang akan menyebabkan pemisahan inti dan cangkangtidak sempurna. Hal inilah yang selalu menjadi masalahdalam pengoperasian Hydro Cyclone.

c. Kebersihan umpan. Kandungan serat dan debu yang tinggidalam cairan Hydro Cyclone akan mempengaruhi pemisahan intidan cangkang. Oleh sebab itu diperlukan pengoperasianSeparating Collumn ( LTDS ) yang lebih sempurna. Selainuntuk menghilangkan debu ( dust ) juga dapat berperanuntuk

d. Menghilangkan inti pecah kecil yang dapt menggunakankapasitas olah Hydro Cyclone.

e. Rotasi penggantian air. Partikel halus dan atau debu yangterdapat pada cairan hydrocyclone akan mempengaruhi beratjenis cairan yang menyebabkan pemisahan inti dancangkang tidak berlangsung sebagaimana mestinya.Oleh sebab itu dilakukan penggantian air HydroCyclone secara terjual dengan dasar viskositas.

f. Biji bulat yang tidak terpecahkan dalam pemecah bijiperlu dilakukan pemisahan dengan ayakan biji, sehinggabiji dikembalikan ke Conveyor pengangkut biji ke alatpemecah biji.

Keberhasilan pemisah inti dengan Hydro Cyclone dapatdiketahui dari jumlah kandungan kotoran ( cangkang ) dalaminti sawit. Pemisahan inti yang dianggap cukup baik jikakadar cangkang < 6.0 % . Dan kadar inti dalam tumpukancangkang tidak lebih dari 2 %. Kadar kotoran inti yangdipisahkan dengan menggunakan tanah liat memenuhi mutustandar mutu yakni < 6.0 %. Cara pemishan cangkang dengan

tanah liat mengandung kelemahan - kelemahan yaitu :

1. Keterbatasan persediaan tanah liat disekitar pabrik.2. Menimbulkan pengotoran disekitar lokasi pabrik, yaitu

dalam proses pembuangan Lumpur.

VI.3 Hisapan anginPemisahan cangkang dari inti dilakukan dengan

memanfaatkan perbedaan berat jenis dari fraksi. Fraksiringan umumnya lebih cepat dipisahkan dibanding denganfraksi berat.Disamping massa dari materi yang dipisahkan

juga dipengaruhi bentuknya. Materi yang berbentuk lempenganlebih mudah terhisap dan dapat dipisahkan.

Pemisahan inti cangkang dilakukan dengan beberapa tahap :

6.3.1 Hisapan tahap pertamaHisapan ini merupakan upaya untuk menghilangkan debu

dan partikel halus seperti pecahan cangkang, inti danserat. Alat penghisap ini disebut winnowing yang terdiri

dari kolom dan dilengkapi dengan air ock. Hisapan iniumumnya agak lemah, sehingga hanya bertujuan untukmengurangi volume campuran inti cangkang.

6.3.2 Hisapan tahap keduaHisapan ini bertujuan untuk memisahkan cangkang dari

inti. Dalam hal ini terjadi pemisahan cangkang denganhisapan, yaitu karena bentuknya yang lempeng dan tipismudah terangkat keatas akibat hisapan sedang inti yang umumnya

bulat dan tebal jatuh ke bagian kolom bawah. Hisapan yangterlalu kuat akan menyebabkan inti ikut terangkut keatas danmenyebabkan efisiensi pengutipan inti turun, dan jikahisapan terlalu lemah maka dalam inti banyak dijumpaicangkang. Oleh sebab itu pada PKS yang memiliki HydroCyclone sering dibuat tekanankuat sehingga diperoleh intibersih. Sedangkan tumpukan cangkang yang masih banyakmengandung inti diolah dalam Hydro Cylone, sehingga diperoleh 3

jenis keluaran yaitu : inti kering, inti basah dancangkang.

6.3.2 Hisapan tahap ketigaHisapan ini adalah untuk memisahkan inti yang

terdapat dalam tumpukan cangkang hasil hisapan TahapanKedua. Daya hisap ketiga ( P³ ) disini lebih kecil darihisapan kedua ( P² ) dan lebih besar dari hisapan pertama ( P¹). Dan juga dapat dilakukan pemisahan cangkang secarabertingkat dari tekanan hisapan yang paling rendah ke dayahisapan lebih tinggi ( P¹ < P³ < P²).

Faktor yang mempengaruhi efisiensi pemisahan intidengan cara hisapan angin dapat dipengaruhi oleh :

1. Kemampuan “Separating Column” untuk membuang debu danpartikel halus, sehingga mempermudah pemisahan inti dancangkang.

2. Stabilitas daya hisap alat yang ditantukan daya hisapblower yang dipengaruhi oleh variasi ampere arus listrik.Apabila hisapan terputus – putus atau daya bervariasimaka sering terjadi turbulensi dalam column alat dan intiyang dihasilkan tidak bersih. Stabilitas tersebut jugadipengaruhi apakah column penghisap bocor atau tidak.

3. Pengaturan Air Lock, sebagai penentu terhadap daya hisapan,yang dihubungkan dengan kondisi umpan.

4. Kontinuitas umpan yang masuk. Jumlah umpan masuk akanmempengaruhi efisiensi pengutipan dan pemisahan inti,semakin besar jumlah umpan maka daya hisap akan menurundan menyebabkan penurunan efisiensi.

Hisapan dengan angin mempunyai keuntungan jikadibandingkan dengan pemisahan sehingga keperluan energiuntuk pengeringan inti hanya sedikit, dan kemungkinan

kerusakan minyak dalam pengeringan semakin kecil. Jugadengan cara ini keadaan pabrik bersih tidak sekotor“Kernel Plant” yang menggunakan pemisahan inti system batas.

VII. PENGERINGAN INTI

VII.1. Umum

Air merupakan media untuk proses reaksi biokimiaseperti pembentukan asam lemak bebas, pemecahanprotein dan hidrolisa karbohidrat, yang cukup banyak

terkandung terutama dalam inti sawit yang dihasilkandengan pemisahan secara basah. Kandungan air dalam intiberkisar 15 – 25 % tergantung dari proses

pengolahannya.Untuk mengawetkan inti sawit yang keluardari alat pemisah biji perlu dilakukan usaha untuk menurunkankandungan air sehingga tidak terjadi proses penurunan mutu.Proses penurunan mutu umumnya terjadi selama proses

penyimpanan, oleh sebab itu perlu diperhatikan proses dankondisi penyimpanan serta interaksi antara kelembabanudara dengan kadar air inti.Kadar air inti yang diinginkan

dalam penyimpanan adalah 6 – 7 %, karena pada kadar airtersebut mikroba sudah mengalami kesulitan untuk hidup, dankondisi ruangan penyimpanan dapat diatur pada kelembabannisbi 70 %. Umumnya pada inti yang sudah kering tidak lagi

ditemukan “plant enzim”, akan tetapi dijumpai enzim yangberasal dari mikroba yang terkontaminasi selama penangananatau penyimpanan.Permukaan inti sawit yang basahmerupakan media tumbuhan mikroba yang lebih baik, sehinggaspora atau mycelium yang menempel pada permukaan tersebutlebih cepat tumbuh. Mikrobia tersebut akan menghasilkan enzimyang dapat merusak lemak, protein, karbohidrat dan vitaminbaik secara hydrolysa ataupun dengan oksidasi. Oleh sebab itudalam pengawetan inti pertama – tama ditujukan untukmenurunkan air permukaan.Kadar air permukaan inti hasilpemisahan basah dapat diatasi dengan melewatkan inti pada

ayakan getar sihingga air cepat kering dan ada baiknyajika dibantu dengan pemberian uap panas.Inti sawit dapattahan lama disimpan selama 6 bulan dengan ALB akhir, jikakandungan air inti sangat rendah. Sedangkan inti sawit pecahmenunjukkan kecepatan reaksi pembentukan ALB yang lebihcepat. Oleh sebab itu dengan kandungan air 7 % dan terdapatinti pecah 15 % menunjukkan kecepatan pembentukan asamlemak, dapat dicatat untuk beberapa PKS diperoleh hasil bahwa

setelah penyimpanan 6 bulan diperoleh ALB antara 3 – 5 %( 49 ).

7.2. Pengeringan IntiAlat pengeringan inti terdiri dari Type Batch dan

Continuous Process. Tipe Batch tidak lagi berkembang karenaterdiri dari alat pengering yang menggunakan sinar

matahari, ini banyak dilakukan di Arika. Dan yang berkembangdewasa ini ialah Contionuous Process yang disebut dengan silointi.Pengering inti yang berkembang ialah tiperectangulair dan tipe Cylindrical, keduanya hampir bersamaanprinsip kerjanya.

7.2.1 Type RectangulairAlat ini mengeringkan inti dengan udara panas, yaitu

mengalirkan udara melalui heater yang terdiri dari spiralberisi uap panas dengan suhu 130 ºC ( heater atas ), 85 ºC (heater tengah ) dari 60 ºC ( heater bawah ). Untuk memperolehmutu inti yang sesuai dengan keinginan konsumen makapemanasan pada ke tiga tingkat tersebut dibuat suhu yangberbeda – beda yaitu suhu atas, tengah dan bawah untuk

pengeringan inti basah berturut – turut 70, 80 dan 60 ºC.Udara panas dihembuskan dan keluar dari lobang yang sudahada, sehingga pengeringan inti setiap lapisan dapat terjadidengan baik. Masa pengeringan tergantung dari kadar air dalaminti, yang dipengaruhi oleh system perebusan buah,fementasi biji dan system pemisahan inti dan cangkang.

Pengeringan yang terlalu lama dapat menyebabkanpenggosongan dan oksidasi pada minyak inti. Pengeringaninti yang baik ialah pengeringan dengan suhu rendahdengan tujuan agar penguapan berjalan lambat dan merata untukpermukaan dan bagian dalam inti, jika pengeringannyadengan suhu tinggi maka akan terjadi kerusakan inti.Penyimpangan pada pengeringan sering terjadi tanpa disadarioleh si operator. Pengeringan yang terlalu cepat dengan suhuyang tinggi dapat menyebabkan “Case Hardening” dan mutuminyak inti menurun.Pengeringan dengan alat ini sering

mengalami penyimpangan yaitu terdapatnya inti yangdibagian sudut sering melekat dan tidak turun kebawah,dan bila diturunkan terdapat mutu inti yang tidak baik. Hal

ini dapat terjadi apabila shaking grate tidak beroperasidengan baik dan juga disebabkan inti yang kotor banyakmengandung sampah.

7.2.2     Type CylindricalSilo inti berbentuk silinder yang dilengkapi dengan

Heater berada diatas silinder. Udara dihembuskan dari ataske bawah melalui pipa ditengah silinder kemudiandisebarkan ke seluruh dinding silo. Keadaan suhu inti dalamsilo tidak berbeda dengan suhu inti pada tipe Rectangulair,yaitu dengan pengaturan letak dari heater yang dibuatbertingkat dalam Column tengah silo.

Alat pengering memiliki keuntungan yaitu inti tidakada yang tertinggal dibagian dinding, karena jatuhnyainti kebawah berbentuk cincin ( 0 ), sedangkan pada tiperectangular jatuhnya inti berbentuk cone ( V ) pada titiktengah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengeringanpada silo tipe silinder lebih homogen dibandingkan dengantipe rectengulair.

 

VIII. POLA PENGOLAHAN INTI

Efisiensi Pengutipan Inti ( EPI ) ditinjau dari segiteknik dan ekonomis, EPI yang tinggi jika rendemeninti yang diperoleh mendekati rendemen teoritis, umumnyalebih besar dari 90%. Sedangkan kenyataannya bahwa realisasidi lapangan sekarang berkiksar antar 80 – 85 %. Angka iniperlu dinaikkan dengan merancang pabrik pengolah biji di PKSyang efisien dan ekonomis.

Berdasrkan pengamatan di beberapa PKS terlihat bahwaalat pengolah biji yang memiliki investasi yang tinggi danperawatan yang efektif ialah Hidro Cyclone, sehingga alat initidak lagi ditempatkan dalam pola yang akan dikemukakan dibawah. Sedangkan antara Nut Cracker dan Ripple Mill masihterdapat keuntungan dan kelemahan kedua alat tersebut, akantetapi ditinjau dari segi kebutuhan alat pendukung lainnyamaka diusulkan memakai Ripple Mill. Oleh sebab itu dususun

pola pengolahan biji sawit sebagai berikut ( 68 ).

8.1 Pola pertama “Sistem Basah”Pada pola pertama ini, pengolahan inti antara lain

dari unit Fermentasi, RippleMill, Claybath dan Kernel Drier ( Type Cylindrical ) ( Gambar 5.6. ).

Gambar 5.6. Pola pertama “Sistem Basah”

Pemeraman biji dengan silo biji yang dialiri denganudara panas diatur suhu Silo berkisar antara 50º - 70ºC. SuhuNut Silo bagian atas 70ºC, bagian tengah 60ºC, dan bagian bawah50ºC. Pemanasan dengan suhu rendah bertujuan untuk membantu

proses hidrolisa, bila suhu terlalu tinggi dapatmenyebabkan pectin mengering dan sulit dihidrolisa, sehinggapemecahan di Cracker kurang berhasil, yaitu meningkatnya

inti pecah, inti lekat dalam tempurung yang dapatmenurunkan kualitas ( 7,50 ).

Ripple Mill merupakan salah satu alternatif untukmengatasi kelemahan Nut Cracker ( konvensional ) dalam prosespemecahan biji. Ripple Mill digunakan karena spesifikasiperalatan ( sederhana, lebih murah dan pemakaian energi lebihmurah ), mutu produksi lebih baik, dan operasional lebihmudah. Kelemahannya Rotor Rod tidak tahan terhadap benturanbenda keras, dan pengelasan ripple plate agak sulit.

Kelemahan ini dapat diatasi dengan memasang alatpenangkap logam.

Kernel Drier Type Cylindrical dipilih karena pengeringantipe ini lebih homogen dibandingkan dengan Type Rectangulair.Pola ini merupakan sistem basah, sehingga pada waktumengeringkan inti sawit di Kernel Drier akan memerlukan

energi yang sangat besar.

8.2. Pola kedua “Sistem Kering”Pada pola kedua ini, pengolahan inti antara lain

terdiri dari unit Fermentasi, Ripple Mill, Pneumatic I, Pneumatic IIdan Kernel Drier ( Type Cylindrical ) ( Gambar 5.7. ).

Pola ini merupakan sistem kering, karena tidakmenggunakan Claybath maupun Hydro Cyclone. Hisapan dengan angin (Pneumatic ) mempunyai keuntungan jika dibandingkan denganpemisahan secara basah sehingga keperluan energi untukmengeringkan inti hanya sedikit, dan kemungkinan kerusakanminyak dalam pengeringan semakin kecil. Dengan cara inikeadaan pabrik bersih tidak sekotor “kernel plant” yang

menggunakan pemisahan inti system basah. Akan tetapi jumlahinti yang tidak terkutip sangat tinggi.Pada pola ini,Pneumatic I dan Pneumatic II berfungsi untuk memisahkankotoran yang terdiri dari debu dan partikel halus

Gambar 5.7. Pola kedua“Sistem Kering”

( cangkang ), sehingga dalam pelaksanaannya perluditambah dengan Phneumatic III. Phneumatic III bergunauntuk memisahkan inti dari tumpukan cangkang. Penambahan

Phneumatic III akan menambah biaya investasi tetapi akanmeningkatkan rendeman inti.

8.3. Pola ketiga “Gabung Sistem basah dan Sistem kering”Pada pola ketiga ini, pengolahan inti antara lain

terdiri dari unit Fermentasi, Ripple Mill, Phneumatic I,Phneumatic II, Claybath dan Kernel Drier ( type Cylindrical ) ( Gambar5.8. ).Pola ini merupakan gabungan antara system basah dan

system kering, sehingga system ini memerlukan 2 unit KernelDrier, satu unit untuk mengeringkan inti sawit yang berasal

dari Claybath dan satu unit lagi untuk mengeringkan intisawit yang berasl dari Phneumatic.

Gambar 5.8. Pola ketiga “Gabungan Sistem Basah dan SistemKering