1. Cangkang Kelapa Sawit Can - UMY Repository

23
28 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain : 1. Cangkang Kelapa Sawit Cangkang kelapa sawit merupakan salah satu bagian dari kelapa sawit, di mana keberadaannya hingga sampai saat ini masih banyak terbuang dan tidak dimanfaatkan. Pada penelitian ini cangkang kelapa sawit dijadikan bahan baku utama sebagai biomassanya, cangkang kelapa sawit diperoleh dari kebun sawit di pandeglang. Untuk pengujian ini, cangkang kelapa sawit yang dibutuhkan sebesar 3 kg pada 10 kali pengujian dengan masing-masing pengujian sebesar 300 g. Sebelum digunakan pengujian cangkang tersebut dijemur terlebih dahulu untuk menghilangkan kelembaban pada cangkang, cangkang kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Cangkang Kelapa Sawit 2. Kantong Plastik Bahan baku yang digunakan selain cangkang kelapa sawit terdapat juga plastik. Plastik yang digunakan tergolong dalam bentuk kantong plastik, diperoleh dari toko Yobel di Yogyakarta. Plastik yang diperoleh dari toko masih dalam ukuran besar sehingga perlu dicacah terlebih dahulu hingga ukuran kurang lebih 3-5 cm, pencacahan dilakukan manual dengan menggunakan gunting. Plastik yang sudah dicacah dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Transcript of 1. Cangkang Kelapa Sawit Can - UMY Repository

28

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain :

1. Cangkang Kelapa Sawit

Cangkang kelapa sawit merupakan salah satu bagian dari kelapa sawit, di mana

keberadaannya hingga sampai saat ini masih banyak terbuang dan tidak

dimanfaatkan. Pada penelitian ini cangkang kelapa sawit dijadikan bahan baku utama

sebagai biomassanya, cangkang kelapa sawit diperoleh dari kebun sawit di

pandeglang. Untuk pengujian ini, cangkang kelapa sawit yang dibutuhkan sebesar 3

kg pada 10 kali pengujian dengan masing-masing pengujian sebesar 300 g. Sebelum

digunakan pengujian cangkang tersebut dijemur terlebih dahulu untuk menghilangkan

kelembaban pada cangkang, cangkang kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Cangkang Kelapa Sawit

2. Kantong Plastik

Bahan baku yang digunakan selain cangkang kelapa sawit terdapat juga plastik.

Plastik yang digunakan tergolong dalam bentuk kantong plastik, diperoleh dari toko

Yobel di Yogyakarta. Plastik yang diperoleh dari toko masih dalam ukuran besar

sehingga perlu dicacah terlebih dahulu hingga ukuran kurang lebih 3-5 cm,

pencacahan dilakukan manual dengan menggunakan gunting. Plastik yang sudah

dicacah dapat dilihat pada Gambar 3.2.

29

Gambar 3.2 Plastik Setelah Dicacah

3. Katalis

Katalis dalam pengujian ini sangat berpengaruh, karena pada penelitian ini akan

dikaji lebih dalam pengaruh pada campuran katalis yang digunakan terhadap proses

pirolisis. Katalis yang digunakan terdiri dari dua jenis yaitu katalis CaO dan zeolit

alam di mana katalis tersebut dicampur kedalam bahan baku (Cangkang dan Plastik)

hingga rata dengan persentase campuran sesuai dengan variasi pengujian yaitu,

0:100%, 25:75%, 50:50%, 75:25%, 100:0%.

A. Katalis CaO

Katalis CaO atau disebut kalsium oksida merupakan jenis katalis heterogen

berwujud serbuk sehingga sangat padat serta pori-pori yang dimiliki berukuran

kecil dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Katalis CaO

30

B. Katalis Zeolit Alam

Katalis zeolit memiliki banyak jenis namun yang digunakan hanya jenis zeolit

alam. Zeolit alam banyak ditemukan di daerah Yogyakarta dan sekitarnya karena

katalis ini berasal dari gunung berapi. Katalis ini berbentuk batuan kecil yang

memiliki pori-pori besar dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Katalis Zeolit Alam

3.2 Alat Penelitian

Pengujian ini menggunakan alat pirolisis tipe fixed bed, di mana skema alat

pirolisis dapat dilihat pada gambar 3.5.

Gambar 3.5 Skema Alat Pirolisis

A B

C

E

D

F

31

1. Keterangan skema alat pirolisis, yaitu:

A. Reaktor pirolisis

B. Pipa saluran asap cair

C. Pipa pendingin atau water jacket

D. Penyangga water jacket

E. Kerangka reaktor

F. Kontrol panel

2. Komponen alat pirolisis, sebagai berikut :

a) Reaktor Pirolisis

Reaktor berbahan stainless stell berbentuk tabung, dapat dilihat pada Gambar

3.6 dengan ukuran diameter 20 cm dan tinggi 20 cm. Reaktor difungsikan

sebagai wadah bahan baku dan katalis selama proses pirolisis berlangsung,

kapasitas reaktor 1 kg bahan baku.

Gambar 3.6 Reaktor Pirolisis

b) Water Jacket

Pipa saluran asap cair memiliki diameter 1,5 inchi panjang total 2,1 m.

Dilengkapi dengan water jacket sebagai pendingin guna melakukan proses

kondensasi asap cair. Pipa water jacket berukuran panjang 1,5 m dengan

diameter 2 inchi. Pipa saluran asap cair dan water jacket berbahan stainless stell

terlihat pada Gambar 3.7.

32

Gambar 3.7 Saluran Asap Cair dan Water Jacket

c) Tungku Reaktor

Tungku digunakan sebagai dudukan reaktor, dudukan heater serta dinding

pembatas agar kalor yang dihasilkan tidak terbuang ke udara. Tungku ini terbuat

dari batu tahan api dengan diberi perekat semen tahan api, berbentuk kubus di

selimuti oleh cover berbahan galvalium, terlihat pada Gambar 3.8 pada tungku

terdapat lubang dibagian tengah untuk wadah reaktor dan heater. Tungku

memiliki ukuran panjang 60 cm, lebar 60 cm, tinggi 40 cm.

Gambar 3.8 Tungku Reaktor

d) Thermocouple

Thermocouple digunakan untuk mengukur atau mendeteksi temperatur di

dalam reaktor selama proses pirolisis berlangsung, thermocouple dihubungkan ke

thermocontroller untuk diterjemahkan kedalam pengukuran digital agar

33

memudahkan dalam membaca suhu didalam reaktor serta sebagai sensor suhu.

Jenis Thermocouple Tipe-K, mampu membaca suhu maksimal 600°C.

Thermocouple yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Thermocouple

e) Control Panel

Control panel terlihat pada Gambar 3.10 merupakan pusat kelistrikan dari alat

pirolisis yang memiliki beberapa komponen antara lain; relay, lampu indikator

on/off serta thermocontroller dll.

Gambar 3.10 Control Panel

34

f) Pompa Water Jacket

Pada proses kondensasi diperlukan air sebagai media pendingin pirolisis,

dalam hal ini pompa berfungsi sebagai penggerak sirkulasi air yang ada didalam

water jacket. Pompa yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.11 merupakan

pompa yang sering dipakai pada aquarium.

Gambar 3.11 Pompa

g) Selang Water Jacket

Selang yang digunakan berukuran 3/4 inchi terlihat pada Gambar 3.12. Dalam

hal ini selang berfungsi sebagai penghubung antara pompa dengan saluran input

dan output pipa water jacket. Aliran diarahkan dari bawah keatas atau counter

flow terhadap aliran asap.

Gambar 3.12 Selang Water Jacket

35

h) Heater Spiral

Dalam proses pirolisis bahan baku atau biomassa yang digunakan, agar

terciptanya asap cair serta terjadinya reaksi didalam reaktor, perlu diberi energi

kalor atau dipanaskan. Media pemanas berasal dari heater dengan sumber energi

dari listrik. Dalam proses pirolisis ini menggunakan 2 jenis heater yaitu heater

spiral serta radiant dengan masing-masing daya sebesar 1.500 watt dan voltase

220V. Heater spiral dapat dilihat pada Gambar 3.13 diperuntukan dalam

memanaskan reaktor pada bagian samping sedangkan heater radiant terlihat pada

Gambar 3.14 difungsikan sebagai pemanas pada bagian bawah reaktor.

Gambar 3.13 Heater Spiral

Gambar 3.14 Heater Radiant

36

3. Alat pendukung dalam penelitian :

a) Gelas Ukur

Gelas ukur yang terlihat pada Gambar 3.15 berkapasitas maksimal 250ml

dengan range 2ml. Gelas ukur ini difungsikan sebagai alat untuk mengukur

kuantitas Bio-oil yang didapat dari hasil pirolisis.

Gambar 3.15 Gelas Ukur

b) Neraca Digital

Alat yang digunakan untuk keperluan menimbang berjenis digital sehingga

cukup akurat serta mudah dalam pembacaannya. Neraca digital yang terlihat

pada Gambar 3.16 ini di atur menggunakan satuan gram, digunakan untuk

menimbang bahan baku, katalis, arang, paraffin serta membantu uji densitas

dalam menimbang pyrolytic oil.

Gambar 3.16 Neraca Digital

37

c) Stopwatch

Selama pengujian pirolisis dilakukan pencatatan waktu dengan jarak setiap 2

menit sekali, guna mengetahui kenaikan temperatur serta lamanya waktu yang

dibutuhkan dalam satu kali uji. Dalam hal ini pencatatan dilakukan dengan

menggunakan stopwatch pada Hp smartphone, dapat dilihat pada Gambar 3.17.

Gambar 3.17 Stopwatch

d) Botol Pyrolytic Oil

Pyrolytic oil yang dihasilkan dari proses pirolisis ditampung dalam wadah

tertutup agar tidak terkontaminasi serta menghindari perubahan kandungan

yang terdapat didalamnya. Dalam hal ini pyrolytic oil di tampung dalam botol

plastik, dapat dilihat pada Gambar 3.18.

Gambar 3.18 Botol Pyrolytic Oil

e) Terminal Listrik

Sumber arus listrik yang terdapat di laboratorium tidak terjangkau oleh mesin

pirolisis sehingga dibutuhkan penyambung arus listrik. Kabel roll yang

38

digunakan untuk menyambung arus listrik berjenis serabut memiliki diameter

1,5mm dengan kapasitas tegangan 300/500 V. Terminal listrik beserta kabel

dapat dilihat pada Gamabr 3.19.

Gambar 3.19 Terminal Listrik

f) Kunci Ring dan Pas

Dalam menghubungkan atau mengunci antara reaktor dengan water jacket

menggunakan baut sebagai pengikat sehingga diperlukan kunci pas dan ring

untuk melepas dan memasang kembali saat dipakai. Perlengkapan kunci dapat

dilihat pada Gambar 3.20.

Gambar 3.20 Kunci Ring dan Pas

g) Alat Ph Meter

Tingkat keasaman pyrolytic oil diukur menggunakan pH meter digital dengan

jenis PEN TYPE PH METER 1(A) dapat dilihat pada Gambar 3.21. Kemudian

pada Tabel 3.1 dijelaskan spesifikasi pH meter yang digunakan.

39

Gambar 3.21 Alat pH Meter

Tebel 3.1 Spesifikasi Alat pH Meter

PEN TYPE PH METER 1(A)

PARAMETER NILAI

Range Operasional pH 0,0 - 14

Resolusi Ketepatan 0,1

Suhu Operasi (°C) 0-50

Ukuran PXLXT (mm) 150 29 ×15

h) Alat Uji Nilai Kalor

Pada pyrolytic oil untuk mengetahui banyaknya energi panas yang mampu

dilepas persatuan massa maka dilakukan uji nilai kalor guna dijadikan parameter

dalam aplikasinya. Mesin uji nilai kalor dengan Model 6050 Compensated Jacket

Calorimeter dapat dilihat pada Gambar 3.22 dengan spesifikasi terlihat pada

Tabel 3.2.

Gambar 3.22 Alat Uji Nilai Kalor

40

Tabel 3.2 Spesifikasi Alat Uji Nilai Kalor

i) Alat Uji Viskositas

Nilai kekentalan pyrolytic oil dapat diukur dengan melakukan pengujian

viskositas guna dijadikan parameter dalam aplikasinya. Mesin uji viskositas

berjenis Brookfield Viscometer Digital DV-II + PRO, alat uji viskositas dapat

terlihat pada Gambar 3.23 berikut dengan spesifikasi mesin terlihat pada Tabel

3.3.

Gambar 3.23 Alat Uji Viskositas

Model 6050 Compensated Jacket Calorimeter Specifications

Parameter Nilai Satuan

Temperatur Resolution 0,001 °C

Precision Class Instrument 0,2 %

Calorie Maximum Energy Release Per Test 10 -

Linearity across oprating range 0,05 %

Dimensions P × L × T 27 × 45 × 42 cm

Compensated Jacket Calorimetry

Removeble 1110 Oxygen Vessel and Bucket

4-6 tests per hour

USB Port for PC Interface

Updates via the Internet

Operator time per test is approximately 6 minutes

41

Tebel 3.3 Spesifikasi Alat Viskositas

Brookfield Viscometer Digital DV-II + PRO

Parameter Nilai Satuan

Akurasi ± 1.0 %

Repeatibility ± 0.2 %

Daya Mesin 230 V

50 hz

Display LCD

Nilai viskositas (cP atau mPa.s)

Temperatur (°C atau °F)

Kecepatan spindle (RPM)

Tegangan rata-rata

Tegangan geser

j) Alat GC-MS

Pada pyrolytic oil untuk mengetahui senyawa yang terkandung maka

dilakukan pengujian susunan senyawa menggunakan mesin GC-MS. Mesin GC-

MS yang digunakan berjenis QP2010 SHIMADZU, alat GC-MS dapat terlihat

pada Gambar 3.24 dengan spesifikasi terlihat pada Tabel 3.4.

Gambar 3.24 Alat GC-MS

42

Tebel 3.4 Spesifikasi Alat GC-MS

GCMS-QP2010 SHIMADZU

PARAMETER NILAI

Kolom AGILENT HP 5MS

Panjang 30 meter

ID 0,25 mm

Film 0,25 μm

Gas pembawa Helium

Pengionan EI

70 Ev

(GC-2010)

Temperatur oven kolom (°C) 60

Temperatur injeksi (°C) 310

Mode injeksi Split

Mode kontrol aliran Pressure

Pressure (kPa) 13

Total arus (mL/min) 20,3

Kolom arus (mL/min) 0,52

Kecepatan linear (cm/sec) 26,3

Aliran pembersih (mL/min) 3

Split rasio 32,3

Injeksi tekanan tinggi OFF

Operator penghemat gas OFF

Splitter hold OFF

(GC Program)

(GCMS-QP2010)

Ionsource temperature (°C) 250

Interface temperature (°C) 305

Waktu potong pelarut (min) 1,6

Mode detector gain Relative

Detector gain (kV) +

Threshold 0

(Tabel MS)

Waktu mulai (min) 1,8

Waktu akhir (min) 90

Mode ACQ Scan

Event time (sec) 0,5

43

GCMS-QP2010 SHIMADZU

PARAMETER NILAI

Scan speed 1250 1250

Start m/z 28

End m/z 600

Unit sampel inlet GC

(MS Program)

Menggunakan MS Program OFF

3.3 Diagram Alir Penelitian

Tahapan yang dilakukan dalam melakukan penelitian pirolisis ini dapat dilihat

pada bagan alir metode penelitian seperti pada Gambar 3.25.

Gambar 3.25 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Persiapan

1) Cangkang kelapa sawit dicacah dan dipisahkan

dari bijinya kemudian dijemur.

2) Kantong plastik dicacah dengan ukuran kurang

lebih 5 cm.

3) Setelah bahan semua siap, bahan baku ditimbang

dengan perbandingan cangkang kelapa sawit dan

plastik 50:50 terhadap massa total 600 g.

4) Katalis dengan presentasi sesuai variasi pengujian

Variasi Pengujian

Bahan baku cangkang, plastik 100% serta katalis

75% dari bahan baku, dengan variasi pengujian

campuran katalis CaO dan zeolit alam 0:100%,

25:75%, 50:50%, 75:25%, 100:0%.

A B

44

Gambar 3.25 Diagram Alir Penelitian (Lanjutan)

Pengujian Pirolisis

1) Mencampur bahan baku dengan katalis sesuai

dengan ukuran variasi pengujian.

2) Masukan bahan baku dan katalis kedalam reaktor

lalu pasang water jacket dengan reaktor dan

letakkan reaktor kedalam tungku pemanasan.

3) Hidupkan Pyrolizer.

4) Hubungkan termoucuple terhadap panel.

5) Nyalakan heater hingga suhu mencapai 500 °C

dengan mencatat perubahan suhu setiap 2 menit

sekali.

Memperoleh

pyrolytic oil dari

hasil pirolisis

pirolisis?

Pengujian Pyrolytic Oil, meliputi :

1) Uji densitas

2) Uji viskositas

3) Uji nilai kalor

4) Uji keasaman

5) Uji GC-MS

Tidak

Hasil Pengujian Pirolisis

1) Massa pyrolytic oil

2) Massa char (arang)

3) Massa wax

4) Massa gas

Ya

A B

C

45

Gambar 3.25 Diagram Alir Penelitian (Lanjutan)

Dari diagram alir pada Gambar 3.25 dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Persiapan

Proses pengambilan data dilakukan di laboratorium Teknik Mesin Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta. Tahapan pada proses ini diawali dengan

mempersiapkan cangkang kelapa sawit dan plastik yang sudah dicacah, dengan massa

total 600 gr. Sementara itu siapkan juga katalis dengan presentasi sesuai variasi

pengujian.

2. Variasi Pengujian

Pengujian ini dikaji lebih dalam terkait pengaruh campuran katalis yang

digunakan terhadap hasil produk pirolisis. Terlihat pada Tabel 3.5 disebutkan variasi

dari pengujain pirolisis ini, bahan baku yang dipakai 600 g terdiri dari cangkang 300

g dan plastik 300 g dengan perbedaan pada penggunaan katalis. Katalis yang

digunakan 75% dari total bahan baku(600 g) yaitu sebesar 450 g, dari 450 g tersebut

dibagi sesuai presentase campuran katalis yaitu 0%:100%(CaO = 0 g, Zeolit = 450 g),

Grafik Hasil Uji Pyrolytic Oil Variasi Campuran

Katalis CaO dan Zeolit Alam Terhadap :

1) Nilai densitas minyak pirolisis

2) Nilai viskositas minyak pirolisis

3) Nilai kalor minyak pirolisis

4) Nilai keasaman minyak pirolisis

5) Komponen senyawa penyusun minyak pirolisis

Selesai

Analisis hasil dan kesimpulan

C

46

25%:75%(CaO = 112,5 g, Zeolit = 337,5 g), 50%:50%(CaO = 225 g, Zeolit = 225 g),

75%:25%(CaO = 337,5 g, Zeolit = 112,5 g) dan 100:0%(CaO = 450 g, Zeolit = 0 g).

3. Pengujian Pirolisis

Setelah bahan dan alat sudah disiapkan, pengujian bisa dilakukan. Tahapan

pertama adalah mencampur bahan baku (cangkang dan plastik) dengan katalis sesuai

variasi uji, kemudian bahan yang sudah tercampur tersebut dimasukan kedalam

reaktor. Reaktor yang sudah terisi dihubungkan dengan water jacket untuk diletakan

kedalam tungku pemanas setelah itu hidupkan pyrolizer serta hubungkan termocouple

terahadap panel. Untuk memulai pengujian nyalakan saklar pada panel kemudian

heater menyala, pengujian dilakukan hingga temperatur 500 ˚C dengan dicatat

perubahan suhu setiap 2 menit sekali hingga selesai. Indikator pengujian pirolisis

berakhir adalah target suhu 500 ˚C serta berhentinya asap dan minyak pirolisis yang

keluar dari pipa water jacket.

4. Hasil Pengujian

Hasil uji pirolisis berupa pyrolytic oil, arang, gas serta wax, dari hasil tersebut

hanya pyrolytic oil yang dilakukan pengujian lanjut yaitu dilakukan pengujian sifat

fisik dan kimia terhadap pengaruh campuran katalis CaO dan zeolit alam. Pengujian

meliputi uji densitas, viskositas, nilai kalor, tingkat keasaman, susunan kandungan

senyawa. Dari pengujian tersebut diperoleh grafik hasil uji kemudian dilakukan

anlisis dan disimpulkan.

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Proses Kerja

1. Melakukan pengkondisian alat terhadap komponen penting seperti termocouple,

sirkulasi water jacket, dan reaktor.

2. Membersihkan shell tube agar meminimalisir kotoran-kotoran yang ada

didalamnya.

3. Pasang gasket stainless stell pada reaktor.

4. Masukkan bahan baku ke dalam reaktor kemudian meletakan reaktor kedalam

tungku pemanas dengan tidak menempel terhadap heater.

47

5. Menyiapkan air di dalam ember sebagai media pendingin untuk dialiri kedalam

water jacket serta menyiapkan juga wadah penampung pyrolytic oil yaitu gelas

cup yang diletakan pada ujung water jacket.

6. Menghidupkan alat serta mengatur temperatur yang diinginkan pada control

panel autonics-TCN.

7. Menghidupkan stopwatch guna mencatat perubahan suhu dalam setiap 2 menit.

8. Menunggu hingga mencapai indikator yang ditentukan yaitu hingga suhu 500°C

namun ketika suhu sudah mencapai 500°C tetap mengeluarkan pyrolytic oil maka

tetap dilanjut hingga berhenti.

9. Mematikan alat setelah proses pirolisis selesai produksi.

10. Memindahkan pyrolytic oil untuk diukur kedalam gelas ukur pada satuan ml.

Setelah diukur pyrolytic oil tersebut disimpan untuk dilakukan pengujian

densitas, nilai kalor, viskositas, keasaman serta senyawa yang terkandung

didalamnya.

3.4.2 Variasi Pengujian

Variasi uji yang digunakan pada penelitian pirolisis ini dapat dilihat pada Tabel

3.5 di mana merupakan variasi bahan baku terhadap campuran katalis CaO dengan

zeolit alam.

Tabel 3.5 Variasi Pengujian Bahan Baku dengan Katalis

Cangkang

(gram)

Plastik

(gram)

75% dari

Bahan Baku Presentase

CaO

(gram)

Zeolit

(gram)

1 300 300 500 450 0% : 100% - 450

2 300 300 500 450 25% : 75% 112.5 337.5

3 300 300 500 450 50% : 50% 225 225

4 300 300 500 450 75% : 25% 337.5 112.5

5 300 300 500 450 100% : 0% 450 -

Bahan BakuTemperatur

(˚C)

KatalisVariasi

Pengujian

48

3.4.3 Metode Pengambilan Data

1. Mengukur Kuantitas serta Uji Densitas

Mengukur kuantitas pyrolytic oil untuk mengetahui jumlah yang dihasilkan

pada setiap pengujian serta uji densitas guna mengetahui massa jenis dari bio-oil

hasil pirolisis yang diperoleh dengan menggunakan persamaan 3.1, 3.2, 3.3, 3.4

dan 3.5.

Densitas pyrolytic oil = Massa pyrolytic oil (gr) / Volume(ml) ....................... (3.1)

Massa Gas = Massa Biomassa(gr) – (Massa pyrolytic oil + Massa Arang) ..... (3.2)

Kuantitas pyrolytic oil = (Massa pyrolytic oil / Massa Biomassa)×100% ....... (3.3)

Kuantitas Arang = (Massa Arang / Massa Biomassa) )×100% ........................ (3.4)

Kuantitas Gas = (Massa Gas / Massa Biomassa)×100% .................................. (3.5)

2. Uji Viskositas

Uji viskositas dilakukan guna mengetahui tingkat kekentalan dari pyrolytic oil

hasil pirolisis. Pengujian ini menggunakan alat Brookfield Viscometer Digital DV-

II + PRO yang berada di laboratorium Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian

Fakultas FTP Universitas Gadjah Mada. Proses pengujian dilakukan dengan cara

terlebih dahulu menuangkan pyrolytic oil kedalam wadah sebanyak 75 ml,

kemudian celupkan mata viskositas kedalam wadah serta nyalakan hingga muncul

angka viskositas dalam keadaan steady.

3. Uji Tingkat Keasaman

Uji tingkat keasaman dilakukan untuk mengetahui nilai dari keasaman

pyrolytic oil hasil pirolisis. Pengujian ini menggunakan alat PEN TYPE PH

METER 009(1)A. Proses pengujian dilakukan dengan cara kalibrasi terlebih dahulu

dengan pH Buffer Powder yang sudah dilarutkan kedalam air sebanyak 250ml

dengan nilai keasaman 6,8 kemudian celupkan alat kedalam pyrolytic oil hingga

muncul nilai viskositas dalam keadaan steady.

4. Uji Nilai Kalor

Uji nilai kalor dilakukan untuk mengetahui kadar niai kalor yang terdapat

pada pyrolytic oil hasil pirolisis. Pengujian ini menggunakan alat kalorimeter

dengan Model 6050 Compensated Jacket Calorimeter yang berada di laboratorium

49

Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Proses pengujian

dilakukan dengan cara terlebih dahulu menimbang pyrolytic oil sebesar 0,7 g

sebanyak dua kali pada setiap spesimen pyrolytic oil serta wadah penampung

pyrolytic oil juga ditimbang sebanyak dua kali, kemudian mencatat data-data yang

diperoleh. Setelah proses menimbang massa selesai, spesimen dimasukan kedalam

bom kalorimeter untuk diakukan pengujian nilai kalor. Hasil nilai kalor yang

diperoleh dapat dilihat pada display komputer yang terhubung ke alat. Melakukan

uji nilai kalor sebanyak dua kali guna validasi terhadap hasil yang didapat.

5. Uji Kandungan Senyawa dengan GC-MS

GC-MS merupakan salah satu metode yang digunakan dalam mengetahui

kandungan senyawa pada liquid. Mesin GC-MS yang digunakan berjenis QP2010

SHIMADZU, spesimen pyrolytic oil yang digunakan tidak semua variasi di uji

namun hanya variasi yang bisa dibakar saja yaitu variasi campuran bahan baku

(cangkang dan plastik) dengan katalis CaO dan zeolit alam 25%:75%, 50%:50%,

75%:25%. Dalam melakukan pengujian sampel yang dibutuhkan sebanyak 5 ml

untuk setiap variasinya, pengujian dilakukan oleh operator GC-MS di laboratorium

MIPA Universitas Islam Indonesia. Setelah selesai pengujian, hasil dari GC-MS

diperoleh dapat dilihat pada Gamabar 3.26 maka selanjutnya proses penggolongan

kandungan senyawa pada bio-oil.

Gambar 3.26 Grafik Senyawa Hasil Uji GC-MS

50

3.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2018 di laboratorium Teknik

Mesin Unversitas Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium MIPA serta

Laboratorium PLH Universitas Gadjah Mada dan Laboratorium MIPA Universitas

Islam Indonesia.