28
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain :
1. Cangkang Kelapa Sawit
Cangkang kelapa sawit merupakan salah satu bagian dari kelapa sawit, di mana
keberadaannya hingga sampai saat ini masih banyak terbuang dan tidak
dimanfaatkan. Pada penelitian ini cangkang kelapa sawit dijadikan bahan baku utama
sebagai biomassanya, cangkang kelapa sawit diperoleh dari kebun sawit di
pandeglang. Untuk pengujian ini, cangkang kelapa sawit yang dibutuhkan sebesar 3
kg pada 10 kali pengujian dengan masing-masing pengujian sebesar 300 g. Sebelum
digunakan pengujian cangkang tersebut dijemur terlebih dahulu untuk menghilangkan
kelembaban pada cangkang, cangkang kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Cangkang Kelapa Sawit
2. Kantong Plastik
Bahan baku yang digunakan selain cangkang kelapa sawit terdapat juga plastik.
Plastik yang digunakan tergolong dalam bentuk kantong plastik, diperoleh dari toko
Yobel di Yogyakarta. Plastik yang diperoleh dari toko masih dalam ukuran besar
sehingga perlu dicacah terlebih dahulu hingga ukuran kurang lebih 3-5 cm,
pencacahan dilakukan manual dengan menggunakan gunting. Plastik yang sudah
dicacah dapat dilihat pada Gambar 3.2.
29
Gambar 3.2 Plastik Setelah Dicacah
3. Katalis
Katalis dalam pengujian ini sangat berpengaruh, karena pada penelitian ini akan
dikaji lebih dalam pengaruh pada campuran katalis yang digunakan terhadap proses
pirolisis. Katalis yang digunakan terdiri dari dua jenis yaitu katalis CaO dan zeolit
alam di mana katalis tersebut dicampur kedalam bahan baku (Cangkang dan Plastik)
hingga rata dengan persentase campuran sesuai dengan variasi pengujian yaitu,
0:100%, 25:75%, 50:50%, 75:25%, 100:0%.
A. Katalis CaO
Katalis CaO atau disebut kalsium oksida merupakan jenis katalis heterogen
berwujud serbuk sehingga sangat padat serta pori-pori yang dimiliki berukuran
kecil dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Katalis CaO
30
B. Katalis Zeolit Alam
Katalis zeolit memiliki banyak jenis namun yang digunakan hanya jenis zeolit
alam. Zeolit alam banyak ditemukan di daerah Yogyakarta dan sekitarnya karena
katalis ini berasal dari gunung berapi. Katalis ini berbentuk batuan kecil yang
memiliki pori-pori besar dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Katalis Zeolit Alam
3.2 Alat Penelitian
Pengujian ini menggunakan alat pirolisis tipe fixed bed, di mana skema alat
pirolisis dapat dilihat pada gambar 3.5.
Gambar 3.5 Skema Alat Pirolisis
A B
C
E
D
F
31
1. Keterangan skema alat pirolisis, yaitu:
A. Reaktor pirolisis
B. Pipa saluran asap cair
C. Pipa pendingin atau water jacket
D. Penyangga water jacket
E. Kerangka reaktor
F. Kontrol panel
2. Komponen alat pirolisis, sebagai berikut :
a) Reaktor Pirolisis
Reaktor berbahan stainless stell berbentuk tabung, dapat dilihat pada Gambar
3.6 dengan ukuran diameter 20 cm dan tinggi 20 cm. Reaktor difungsikan
sebagai wadah bahan baku dan katalis selama proses pirolisis berlangsung,
kapasitas reaktor 1 kg bahan baku.
Gambar 3.6 Reaktor Pirolisis
b) Water Jacket
Pipa saluran asap cair memiliki diameter 1,5 inchi panjang total 2,1 m.
Dilengkapi dengan water jacket sebagai pendingin guna melakukan proses
kondensasi asap cair. Pipa water jacket berukuran panjang 1,5 m dengan
diameter 2 inchi. Pipa saluran asap cair dan water jacket berbahan stainless stell
terlihat pada Gambar 3.7.
32
Gambar 3.7 Saluran Asap Cair dan Water Jacket
c) Tungku Reaktor
Tungku digunakan sebagai dudukan reaktor, dudukan heater serta dinding
pembatas agar kalor yang dihasilkan tidak terbuang ke udara. Tungku ini terbuat
dari batu tahan api dengan diberi perekat semen tahan api, berbentuk kubus di
selimuti oleh cover berbahan galvalium, terlihat pada Gambar 3.8 pada tungku
terdapat lubang dibagian tengah untuk wadah reaktor dan heater. Tungku
memiliki ukuran panjang 60 cm, lebar 60 cm, tinggi 40 cm.
Gambar 3.8 Tungku Reaktor
d) Thermocouple
Thermocouple digunakan untuk mengukur atau mendeteksi temperatur di
dalam reaktor selama proses pirolisis berlangsung, thermocouple dihubungkan ke
thermocontroller untuk diterjemahkan kedalam pengukuran digital agar
33
memudahkan dalam membaca suhu didalam reaktor serta sebagai sensor suhu.
Jenis Thermocouple Tipe-K, mampu membaca suhu maksimal 600°C.
Thermocouple yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9 Thermocouple
e) Control Panel
Control panel terlihat pada Gambar 3.10 merupakan pusat kelistrikan dari alat
pirolisis yang memiliki beberapa komponen antara lain; relay, lampu indikator
on/off serta thermocontroller dll.
Gambar 3.10 Control Panel
34
f) Pompa Water Jacket
Pada proses kondensasi diperlukan air sebagai media pendingin pirolisis,
dalam hal ini pompa berfungsi sebagai penggerak sirkulasi air yang ada didalam
water jacket. Pompa yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.11 merupakan
pompa yang sering dipakai pada aquarium.
Gambar 3.11 Pompa
g) Selang Water Jacket
Selang yang digunakan berukuran 3/4 inchi terlihat pada Gambar 3.12. Dalam
hal ini selang berfungsi sebagai penghubung antara pompa dengan saluran input
dan output pipa water jacket. Aliran diarahkan dari bawah keatas atau counter
flow terhadap aliran asap.
Gambar 3.12 Selang Water Jacket
35
h) Heater Spiral
Dalam proses pirolisis bahan baku atau biomassa yang digunakan, agar
terciptanya asap cair serta terjadinya reaksi didalam reaktor, perlu diberi energi
kalor atau dipanaskan. Media pemanas berasal dari heater dengan sumber energi
dari listrik. Dalam proses pirolisis ini menggunakan 2 jenis heater yaitu heater
spiral serta radiant dengan masing-masing daya sebesar 1.500 watt dan voltase
220V. Heater spiral dapat dilihat pada Gambar 3.13 diperuntukan dalam
memanaskan reaktor pada bagian samping sedangkan heater radiant terlihat pada
Gambar 3.14 difungsikan sebagai pemanas pada bagian bawah reaktor.
Gambar 3.13 Heater Spiral
Gambar 3.14 Heater Radiant
36
3. Alat pendukung dalam penelitian :
a) Gelas Ukur
Gelas ukur yang terlihat pada Gambar 3.15 berkapasitas maksimal 250ml
dengan range 2ml. Gelas ukur ini difungsikan sebagai alat untuk mengukur
kuantitas Bio-oil yang didapat dari hasil pirolisis.
Gambar 3.15 Gelas Ukur
b) Neraca Digital
Alat yang digunakan untuk keperluan menimbang berjenis digital sehingga
cukup akurat serta mudah dalam pembacaannya. Neraca digital yang terlihat
pada Gambar 3.16 ini di atur menggunakan satuan gram, digunakan untuk
menimbang bahan baku, katalis, arang, paraffin serta membantu uji densitas
dalam menimbang pyrolytic oil.
Gambar 3.16 Neraca Digital
37
c) Stopwatch
Selama pengujian pirolisis dilakukan pencatatan waktu dengan jarak setiap 2
menit sekali, guna mengetahui kenaikan temperatur serta lamanya waktu yang
dibutuhkan dalam satu kali uji. Dalam hal ini pencatatan dilakukan dengan
menggunakan stopwatch pada Hp smartphone, dapat dilihat pada Gambar 3.17.
Gambar 3.17 Stopwatch
d) Botol Pyrolytic Oil
Pyrolytic oil yang dihasilkan dari proses pirolisis ditampung dalam wadah
tertutup agar tidak terkontaminasi serta menghindari perubahan kandungan
yang terdapat didalamnya. Dalam hal ini pyrolytic oil di tampung dalam botol
plastik, dapat dilihat pada Gambar 3.18.
Gambar 3.18 Botol Pyrolytic Oil
e) Terminal Listrik
Sumber arus listrik yang terdapat di laboratorium tidak terjangkau oleh mesin
pirolisis sehingga dibutuhkan penyambung arus listrik. Kabel roll yang
38
digunakan untuk menyambung arus listrik berjenis serabut memiliki diameter
1,5mm dengan kapasitas tegangan 300/500 V. Terminal listrik beserta kabel
dapat dilihat pada Gamabr 3.19.
Gambar 3.19 Terminal Listrik
f) Kunci Ring dan Pas
Dalam menghubungkan atau mengunci antara reaktor dengan water jacket
menggunakan baut sebagai pengikat sehingga diperlukan kunci pas dan ring
untuk melepas dan memasang kembali saat dipakai. Perlengkapan kunci dapat
dilihat pada Gambar 3.20.
Gambar 3.20 Kunci Ring dan Pas
g) Alat Ph Meter
Tingkat keasaman pyrolytic oil diukur menggunakan pH meter digital dengan
jenis PEN TYPE PH METER 1(A) dapat dilihat pada Gambar 3.21. Kemudian
pada Tabel 3.1 dijelaskan spesifikasi pH meter yang digunakan.
39
Gambar 3.21 Alat pH Meter
Tebel 3.1 Spesifikasi Alat pH Meter
PEN TYPE PH METER 1(A)
PARAMETER NILAI
Range Operasional pH 0,0 - 14
Resolusi Ketepatan 0,1
Suhu Operasi (°C) 0-50
Ukuran PXLXT (mm) 150 29 ×15
h) Alat Uji Nilai Kalor
Pada pyrolytic oil untuk mengetahui banyaknya energi panas yang mampu
dilepas persatuan massa maka dilakukan uji nilai kalor guna dijadikan parameter
dalam aplikasinya. Mesin uji nilai kalor dengan Model 6050 Compensated Jacket
Calorimeter dapat dilihat pada Gambar 3.22 dengan spesifikasi terlihat pada
Tabel 3.2.
Gambar 3.22 Alat Uji Nilai Kalor
40
Tabel 3.2 Spesifikasi Alat Uji Nilai Kalor
i) Alat Uji Viskositas
Nilai kekentalan pyrolytic oil dapat diukur dengan melakukan pengujian
viskositas guna dijadikan parameter dalam aplikasinya. Mesin uji viskositas
berjenis Brookfield Viscometer Digital DV-II + PRO, alat uji viskositas dapat
terlihat pada Gambar 3.23 berikut dengan spesifikasi mesin terlihat pada Tabel
3.3.
Gambar 3.23 Alat Uji Viskositas
Model 6050 Compensated Jacket Calorimeter Specifications
Parameter Nilai Satuan
Temperatur Resolution 0,001 °C
Precision Class Instrument 0,2 %
Calorie Maximum Energy Release Per Test 10 -
Linearity across oprating range 0,05 %
Dimensions P × L × T 27 × 45 × 42 cm
Compensated Jacket Calorimetry
Removeble 1110 Oxygen Vessel and Bucket
4-6 tests per hour
USB Port for PC Interface
Updates via the Internet
Operator time per test is approximately 6 minutes
41
Tebel 3.3 Spesifikasi Alat Viskositas
Brookfield Viscometer Digital DV-II + PRO
Parameter Nilai Satuan
Akurasi ± 1.0 %
Repeatibility ± 0.2 %
Daya Mesin 230 V
50 hz
Display LCD
Nilai viskositas (cP atau mPa.s)
Temperatur (°C atau °F)
Kecepatan spindle (RPM)
Tegangan rata-rata
Tegangan geser
j) Alat GC-MS
Pada pyrolytic oil untuk mengetahui senyawa yang terkandung maka
dilakukan pengujian susunan senyawa menggunakan mesin GC-MS. Mesin GC-
MS yang digunakan berjenis QP2010 SHIMADZU, alat GC-MS dapat terlihat
pada Gambar 3.24 dengan spesifikasi terlihat pada Tabel 3.4.
Gambar 3.24 Alat GC-MS
42
Tebel 3.4 Spesifikasi Alat GC-MS
GCMS-QP2010 SHIMADZU
PARAMETER NILAI
Kolom AGILENT HP 5MS
Panjang 30 meter
ID 0,25 mm
Film 0,25 μm
Gas pembawa Helium
Pengionan EI
70 Ev
(GC-2010)
Temperatur oven kolom (°C) 60
Temperatur injeksi (°C) 310
Mode injeksi Split
Mode kontrol aliran Pressure
Pressure (kPa) 13
Total arus (mL/min) 20,3
Kolom arus (mL/min) 0,52
Kecepatan linear (cm/sec) 26,3
Aliran pembersih (mL/min) 3
Split rasio 32,3
Injeksi tekanan tinggi OFF
Operator penghemat gas OFF
Splitter hold OFF
(GC Program)
(GCMS-QP2010)
Ionsource temperature (°C) 250
Interface temperature (°C) 305
Waktu potong pelarut (min) 1,6
Mode detector gain Relative
Detector gain (kV) +
Threshold 0
(Tabel MS)
Waktu mulai (min) 1,8
Waktu akhir (min) 90
Mode ACQ Scan
Event time (sec) 0,5
43
GCMS-QP2010 SHIMADZU
PARAMETER NILAI
Scan speed 1250 1250
Start m/z 28
End m/z 600
Unit sampel inlet GC
(MS Program)
Menggunakan MS Program OFF
3.3 Diagram Alir Penelitian
Tahapan yang dilakukan dalam melakukan penelitian pirolisis ini dapat dilihat
pada bagan alir metode penelitian seperti pada Gambar 3.25.
Gambar 3.25 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Persiapan
1) Cangkang kelapa sawit dicacah dan dipisahkan
dari bijinya kemudian dijemur.
2) Kantong plastik dicacah dengan ukuran kurang
lebih 5 cm.
3) Setelah bahan semua siap, bahan baku ditimbang
dengan perbandingan cangkang kelapa sawit dan
plastik 50:50 terhadap massa total 600 g.
4) Katalis dengan presentasi sesuai variasi pengujian
Variasi Pengujian
Bahan baku cangkang, plastik 100% serta katalis
75% dari bahan baku, dengan variasi pengujian
campuran katalis CaO dan zeolit alam 0:100%,
25:75%, 50:50%, 75:25%, 100:0%.
A B
44
Gambar 3.25 Diagram Alir Penelitian (Lanjutan)
Pengujian Pirolisis
1) Mencampur bahan baku dengan katalis sesuai
dengan ukuran variasi pengujian.
2) Masukan bahan baku dan katalis kedalam reaktor
lalu pasang water jacket dengan reaktor dan
letakkan reaktor kedalam tungku pemanasan.
3) Hidupkan Pyrolizer.
4) Hubungkan termoucuple terhadap panel.
5) Nyalakan heater hingga suhu mencapai 500 °C
dengan mencatat perubahan suhu setiap 2 menit
sekali.
Memperoleh
pyrolytic oil dari
hasil pirolisis
pirolisis?
Pengujian Pyrolytic Oil, meliputi :
1) Uji densitas
2) Uji viskositas
3) Uji nilai kalor
4) Uji keasaman
5) Uji GC-MS
Tidak
Hasil Pengujian Pirolisis
1) Massa pyrolytic oil
2) Massa char (arang)
3) Massa wax
4) Massa gas
Ya
A B
C
45
Gambar 3.25 Diagram Alir Penelitian (Lanjutan)
Dari diagram alir pada Gambar 3.25 dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Persiapan
Proses pengambilan data dilakukan di laboratorium Teknik Mesin Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Tahapan pada proses ini diawali dengan
mempersiapkan cangkang kelapa sawit dan plastik yang sudah dicacah, dengan massa
total 600 gr. Sementara itu siapkan juga katalis dengan presentasi sesuai variasi
pengujian.
2. Variasi Pengujian
Pengujian ini dikaji lebih dalam terkait pengaruh campuran katalis yang
digunakan terhadap hasil produk pirolisis. Terlihat pada Tabel 3.5 disebutkan variasi
dari pengujain pirolisis ini, bahan baku yang dipakai 600 g terdiri dari cangkang 300
g dan plastik 300 g dengan perbedaan pada penggunaan katalis. Katalis yang
digunakan 75% dari total bahan baku(600 g) yaitu sebesar 450 g, dari 450 g tersebut
dibagi sesuai presentase campuran katalis yaitu 0%:100%(CaO = 0 g, Zeolit = 450 g),
Grafik Hasil Uji Pyrolytic Oil Variasi Campuran
Katalis CaO dan Zeolit Alam Terhadap :
1) Nilai densitas minyak pirolisis
2) Nilai viskositas minyak pirolisis
3) Nilai kalor minyak pirolisis
4) Nilai keasaman minyak pirolisis
5) Komponen senyawa penyusun minyak pirolisis
Selesai
Analisis hasil dan kesimpulan
C
46
25%:75%(CaO = 112,5 g, Zeolit = 337,5 g), 50%:50%(CaO = 225 g, Zeolit = 225 g),
75%:25%(CaO = 337,5 g, Zeolit = 112,5 g) dan 100:0%(CaO = 450 g, Zeolit = 0 g).
3. Pengujian Pirolisis
Setelah bahan dan alat sudah disiapkan, pengujian bisa dilakukan. Tahapan
pertama adalah mencampur bahan baku (cangkang dan plastik) dengan katalis sesuai
variasi uji, kemudian bahan yang sudah tercampur tersebut dimasukan kedalam
reaktor. Reaktor yang sudah terisi dihubungkan dengan water jacket untuk diletakan
kedalam tungku pemanas setelah itu hidupkan pyrolizer serta hubungkan termocouple
terahadap panel. Untuk memulai pengujian nyalakan saklar pada panel kemudian
heater menyala, pengujian dilakukan hingga temperatur 500 ˚C dengan dicatat
perubahan suhu setiap 2 menit sekali hingga selesai. Indikator pengujian pirolisis
berakhir adalah target suhu 500 ˚C serta berhentinya asap dan minyak pirolisis yang
keluar dari pipa water jacket.
4. Hasil Pengujian
Hasil uji pirolisis berupa pyrolytic oil, arang, gas serta wax, dari hasil tersebut
hanya pyrolytic oil yang dilakukan pengujian lanjut yaitu dilakukan pengujian sifat
fisik dan kimia terhadap pengaruh campuran katalis CaO dan zeolit alam. Pengujian
meliputi uji densitas, viskositas, nilai kalor, tingkat keasaman, susunan kandungan
senyawa. Dari pengujian tersebut diperoleh grafik hasil uji kemudian dilakukan
anlisis dan disimpulkan.
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Proses Kerja
1. Melakukan pengkondisian alat terhadap komponen penting seperti termocouple,
sirkulasi water jacket, dan reaktor.
2. Membersihkan shell tube agar meminimalisir kotoran-kotoran yang ada
didalamnya.
3. Pasang gasket stainless stell pada reaktor.
4. Masukkan bahan baku ke dalam reaktor kemudian meletakan reaktor kedalam
tungku pemanas dengan tidak menempel terhadap heater.
47
5. Menyiapkan air di dalam ember sebagai media pendingin untuk dialiri kedalam
water jacket serta menyiapkan juga wadah penampung pyrolytic oil yaitu gelas
cup yang diletakan pada ujung water jacket.
6. Menghidupkan alat serta mengatur temperatur yang diinginkan pada control
panel autonics-TCN.
7. Menghidupkan stopwatch guna mencatat perubahan suhu dalam setiap 2 menit.
8. Menunggu hingga mencapai indikator yang ditentukan yaitu hingga suhu 500°C
namun ketika suhu sudah mencapai 500°C tetap mengeluarkan pyrolytic oil maka
tetap dilanjut hingga berhenti.
9. Mematikan alat setelah proses pirolisis selesai produksi.
10. Memindahkan pyrolytic oil untuk diukur kedalam gelas ukur pada satuan ml.
Setelah diukur pyrolytic oil tersebut disimpan untuk dilakukan pengujian
densitas, nilai kalor, viskositas, keasaman serta senyawa yang terkandung
didalamnya.
3.4.2 Variasi Pengujian
Variasi uji yang digunakan pada penelitian pirolisis ini dapat dilihat pada Tabel
3.5 di mana merupakan variasi bahan baku terhadap campuran katalis CaO dengan
zeolit alam.
Tabel 3.5 Variasi Pengujian Bahan Baku dengan Katalis
Cangkang
(gram)
Plastik
(gram)
75% dari
Bahan Baku Presentase
CaO
(gram)
Zeolit
(gram)
1 300 300 500 450 0% : 100% - 450
2 300 300 500 450 25% : 75% 112.5 337.5
3 300 300 500 450 50% : 50% 225 225
4 300 300 500 450 75% : 25% 337.5 112.5
5 300 300 500 450 100% : 0% 450 -
Bahan BakuTemperatur
(˚C)
KatalisVariasi
Pengujian
48
3.4.3 Metode Pengambilan Data
1. Mengukur Kuantitas serta Uji Densitas
Mengukur kuantitas pyrolytic oil untuk mengetahui jumlah yang dihasilkan
pada setiap pengujian serta uji densitas guna mengetahui massa jenis dari bio-oil
hasil pirolisis yang diperoleh dengan menggunakan persamaan 3.1, 3.2, 3.3, 3.4
dan 3.5.
Densitas pyrolytic oil = Massa pyrolytic oil (gr) / Volume(ml) ....................... (3.1)
Massa Gas = Massa Biomassa(gr) – (Massa pyrolytic oil + Massa Arang) ..... (3.2)
Kuantitas pyrolytic oil = (Massa pyrolytic oil / Massa Biomassa)×100% ....... (3.3)
Kuantitas Arang = (Massa Arang / Massa Biomassa) )×100% ........................ (3.4)
Kuantitas Gas = (Massa Gas / Massa Biomassa)×100% .................................. (3.5)
2. Uji Viskositas
Uji viskositas dilakukan guna mengetahui tingkat kekentalan dari pyrolytic oil
hasil pirolisis. Pengujian ini menggunakan alat Brookfield Viscometer Digital DV-
II + PRO yang berada di laboratorium Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian
Fakultas FTP Universitas Gadjah Mada. Proses pengujian dilakukan dengan cara
terlebih dahulu menuangkan pyrolytic oil kedalam wadah sebanyak 75 ml,
kemudian celupkan mata viskositas kedalam wadah serta nyalakan hingga muncul
angka viskositas dalam keadaan steady.
3. Uji Tingkat Keasaman
Uji tingkat keasaman dilakukan untuk mengetahui nilai dari keasaman
pyrolytic oil hasil pirolisis. Pengujian ini menggunakan alat PEN TYPE PH
METER 009(1)A. Proses pengujian dilakukan dengan cara kalibrasi terlebih dahulu
dengan pH Buffer Powder yang sudah dilarutkan kedalam air sebanyak 250ml
dengan nilai keasaman 6,8 kemudian celupkan alat kedalam pyrolytic oil hingga
muncul nilai viskositas dalam keadaan steady.
4. Uji Nilai Kalor
Uji nilai kalor dilakukan untuk mengetahui kadar niai kalor yang terdapat
pada pyrolytic oil hasil pirolisis. Pengujian ini menggunakan alat kalorimeter
dengan Model 6050 Compensated Jacket Calorimeter yang berada di laboratorium
49
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Proses pengujian
dilakukan dengan cara terlebih dahulu menimbang pyrolytic oil sebesar 0,7 g
sebanyak dua kali pada setiap spesimen pyrolytic oil serta wadah penampung
pyrolytic oil juga ditimbang sebanyak dua kali, kemudian mencatat data-data yang
diperoleh. Setelah proses menimbang massa selesai, spesimen dimasukan kedalam
bom kalorimeter untuk diakukan pengujian nilai kalor. Hasil nilai kalor yang
diperoleh dapat dilihat pada display komputer yang terhubung ke alat. Melakukan
uji nilai kalor sebanyak dua kali guna validasi terhadap hasil yang didapat.
5. Uji Kandungan Senyawa dengan GC-MS
GC-MS merupakan salah satu metode yang digunakan dalam mengetahui
kandungan senyawa pada liquid. Mesin GC-MS yang digunakan berjenis QP2010
SHIMADZU, spesimen pyrolytic oil yang digunakan tidak semua variasi di uji
namun hanya variasi yang bisa dibakar saja yaitu variasi campuran bahan baku
(cangkang dan plastik) dengan katalis CaO dan zeolit alam 25%:75%, 50%:50%,
75%:25%. Dalam melakukan pengujian sampel yang dibutuhkan sebanyak 5 ml
untuk setiap variasinya, pengujian dilakukan oleh operator GC-MS di laboratorium
MIPA Universitas Islam Indonesia. Setelah selesai pengujian, hasil dari GC-MS
diperoleh dapat dilihat pada Gamabar 3.26 maka selanjutnya proses penggolongan
kandungan senyawa pada bio-oil.
Gambar 3.26 Grafik Senyawa Hasil Uji GC-MS
Top Related