penyakit tidak menular-penyakit jantung

38
RANGKUMAN EPIDEMIOLOGI PENYAKIT JANTUNG A. Kinerja jantung secara umum Jantung (bahasa latin: cor, yunani: cardia) adalah sebuah rongga, atau organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kotraksi berirama yang berulang (emmy bujawati, 2012: 185 ). Jantung adalah pusat pengaturan sirkulasi darah dalam tubuh. Organ ini berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan basisnya di atas serta puncaknya di bawah. Ujung puncaknya miring ke sebelah kiri. Beratnya kira-kira 300 gram. Agar jantung dapat berfungsi secara efisien, otot- otot jantung, rongga atas dan rongga bawah harus berkontraksi secara bergantian. Laju denyut-denyut jantung atau kerja pompa ini dikendalikan secara alami. Bagian ini terdiri dari sekelompok jaringan secara khusus disebut dengan nodus sinotrialis, terletak di dalam dinding serambi kanan. Sebuah gelombang (impuls) listrikyang disalurkan dari nodus sinotrialis ke kedua serambi membuat keduanya berkontraksi secara serentak. Arus listrik ini selanjutnya diteruskan ke dinding-dinding bilik, yang pada gilirannya membuat bilik-bilik berkontraksi secara serentak. Periode kontraksi ini disebut systole. Selanjutnya, periode 1

Transcript of penyakit tidak menular-penyakit jantung

RANGKUMAN EPIDEMIOLOGI PENYAKIT JANTUNG

A. Kinerja jantung secara umum

Jantung (bahasa latin: cor, yunani: cardia) adalah

sebuah rongga, atau organ berotot yang memompa darah

lewat pembuluh darah oleh kotraksi berirama yang

berulang (emmy bujawati, 2012: 185 ).

Jantung adalah pusat pengaturan sirkulasi darah

dalam tubuh. Organ ini berupa otot, berbentuk

kerucut, berongga dan dengan basisnya di atas serta

puncaknya di bawah. Ujung puncaknya miring ke sebelah

kiri. Beratnya kira-kira 300 gram.

Agar jantung dapat berfungsi secara efisien, otot-

otot jantung, rongga atas dan rongga bawah harus

berkontraksi secara bergantian. Laju denyut-denyut

jantung atau kerja pompa ini dikendalikan secara

alami. Bagian ini terdiri dari sekelompok jaringan

secara khusus disebut dengan nodus sinotrialis,

terletak di dalam dinding serambi kanan. Sebuah

gelombang (impuls) listrikyang disalurkan dari nodus

sinotrialis ke kedua serambi membuat keduanya

berkontraksi secara serentak.

Arus listrik ini selanjutnya diteruskan ke

dinding-dinding bilik, yang pada gilirannya membuat

bilik-bilik berkontraksi secara serentak. Periode

kontraksi ini disebut systole. Selanjutnya, periode

1

ini diikuti dengan sebuah periode relaksasi pendek,

kira-kira 0,4 detik yang disebut diastole, sebelum

gelombang berikutnya datang.Nodus sinotrialis

menghasilkan antara 60hingga 72 impulsseperti ini

setiap menit ketika jantung sedang santai. Produksi

gelombang listrik ini juga di kendalikan oleh suatu

bagian sistem saraf yang di sebut sistem saraf

otonom, yang bekerja di luar kesadaran. Sistem

listrik inilah yang menghasilkan kontraksi-kontraksi

otot jantung berirama yang di sebut denyut jantung.

Jantung kita adalah organ yang paling mengagumkan,

tanpa henti memompa oksigen dan nutrisi melalui darah

ke seluruh tubuh. Jantung ini berdetak 100 ribu kali

per hari atau memompa sekitar 2.000 galon perhari.

Ketika berdetak, jantung memompa darah melalui

pembuluh-pembuluh darah ke seluruh tubuh. Pembuluh-

pembuluh ini sangat elastis dan bisa membawa darah ke

setiap ujung organ tubuh kita. Darah sangat penting

karena berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-

paru dan nutrisi ke setiap jaringan tubuh, juga

membawa sisa-sisa seperti karbon dioksida keluar dari

jaringan-jaringan tubuh menuju paru-paru untuk

dikeluarkan.

Ada tida tipe pembuluh darah:

1. Pembuluh arteri: fungsinya megangkut oksigen melalui

darah, dari jantung ke seluruh jaringan tubuh.

2

pembuluh arteri akan semakin mengecil ketika darah

melewati pembuluh menuju organ lainnya.

2. Pembuluh vena: fungsinya menyalurkan aliran darah

yang berisi bahan sisa, kembali ke jantung untuk

dipecahkan dan dikeluarkan dari tubuh. pembuluh

vena semakin membesar ketika mendekati jantung.

Bagian atas vena (superior) membawa darah dari

tangan dan kepala menuju jantung, sedangkan bagian

bawah vena (inferior) membawa darah dari bagian

perut dan kaki menuju jantung.

3. Pembuluh kapiler: bentuknya kecil dan tipis,

menghubungkan pembuluh arteri dan pembuluh vena.

Lapisan dindingnya yang tipis memudahkan untuk

dilewati oleh oksigen, nutrisi, karbon dioksida,

serta bahan sisa lainnya dari dan ke organ sel

lainnya.

Jaringan pembuluh-pembuluh darah ini sangat luas.

Jika dibentangkan, panjangnya bisa mencapai lebih

dari 60 ribu mil. Cukup untuk mengelilingi bumi lebih

dari dua kali.

Jantung kita terletak di sebelah kiri bagian dada,

diantara paru-paru, tersarung oleh tulang rusuk.

Bagian luarnya terdiri dari otot-otot. Otot-otot

tersebut saling berkontraksi dan memompa darah

melalui pembuluh arteri. Bagian dalam terdiri dari

empat buah bilik. Dibagi menjadi dua bagian, yaitu

3

bagian kanan dan kiri, yang dipisahkan oleh dinding

ototnya yang disebut septum. Bagian kanan dan kiri

dibagi lagi menjadi dua bilik atas yang disebut

dengan atria dan dua bilik bawah yang disebut dengan

ventrikel yang memompa darah menuju arteri. Atria dan

ventrikel bekerja secara bersamaan, menyebabkan

kontraksi dan relaksasi untuk memompa darah keluar

dari jantung. Darah yang keluar dari bilik akan

melewati sebuah katup. Terdpat empt buah katup di

dalam jantung. Yaitu mitral, tricuspid, aortic, dan

pulmonic (sering juga disebut dengan pulmonary).

Katup-katup ini berfungsi untuk mengatur jalannya

aliran darah menuju ke arah yang benar. Tiap katup

mempunyai penutup yang disebut leaflets atau cusps.

Katup mitral mempunyai dua buah leaflets, yang

lainnya memiliki tiga buah leaflets.

Bagian kanan dan kiri jantung, bekerja secara

bersamaan membuat suatu pola yang bersambung secara

terus-menerus yang membuat darah akan terus mengalir

menuju jantung, paru-paru, dan bagian tubuh lainnya.

Bagian kanan:

1. Darah memasuki jantung melalui dua bagian pembuluh

vena inverior dan superior yang membawa oksigen

kosong dari tubuh menuju ke bagian kanan atrium.

4

2. Ketika atrium berkontraksi, darah mengalir dari

bagian kanan atrium menuju bagian kanan ventrikel

melalui katup tricuspid.

3. Ketika Ventrikel penuh, katup triscupid akan

menutup untuk mencegah darah mengalir kembali ke

bagian atria ketika ventrikel berkontraksi.

4. Ketika ventrikel berkontraksi, darah akan mengalir

keluar melalui katup pulmonic menuju arteri dan

paru-paru. Pada bagian ini, darah akan mendapatkan

oksigen.

Bagian kiri;

1. Bagian vena pulmonary akan mengosongkan darah yang

telah mengandung oksigen dari paru-paru menuju ke

bagian kiri atrium

2. Ketika atrium berkontraksi, darah akan mengalir

menuju bagian ventrikel sebelah kiri melalui katup

mitral.

3. Ketika ventrikel penuh, katup mitral akan tertutup

unuk mencegah darah mengalir kembali ke atrium

ketika ventrikel berkontraksi

4. Ketika ventrikel berkontraksi, darah akan

meninggalkan jantung melalui katup aortic menuju

ke seluruh tubuh. (Rafelina Widjadja. 2009)

B. Pengertian penyakit jantung

5

Penyakit jantung, stroke, dan penyakit periferal

arterial merupakan penyakit yang mematikan. Di

seluruh dunia, jumlah penderita penyakit ini terus

bertambah.

“Penyakit jantung” adalah istilah yang dipakai

untuk menyebut gangguan jantung, namun kenyataannya

bukan hanya itu. Penyakit ini tidak hanya melibatkan

jantung namun juga jaringan pembuluh darah sepanjang

96.540 km dimana jantung memompa darah sebanyak

100.000 denyut dalam sehari. Penyakit jantung adalah

sekelompok gangguan yang meliputi jantung dan

seluruh sistem pembuluh darah (vaskular) oleh

karenanya penyakit ini disebut penyakit

kardiovaskular (Eric R. Braverman dan dasha

Braverman, 2004: 3 ).

C. Epidemiologi penyakit jantung

Dewasa ini Penyakit Jantung koroner/Coronary Artery

Disease (PJK/CAD) merupakan salah satu penyakit jantung

yang sangat penting karena penyakit ini di derita

oleh jutaan orang dan merupakan penyebab kematian

utama di beberapa Negara termasuk Indonesia. Sebagai

gambaran, di Amerika Serikat dilaporkan jumlah

penderita PJK (Infark Miokard Akut) baru adalah 1,5

juta per tahun (1 penderita tiap 20 detik).

6

Di Indonesia, Pada hasil riskesdas tahun 2013

menunjukkan prevalensi jantung koroner berdasarkan

wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar

0,5 persen, dan berdasarkan terdiagnosis dokter atau

gejala sebesar 1,5 persen. Prevalensi jantung koroner

berdasarkan terdiagnosis dokter tertinggi Sulawesi

Tengah (0,8%) diikuti Sulawesi Utara, DKI Jakarta,

Aceh masing-masing 0,7 persen. Sementara prevalensi

jantung koroner menurut diagnosis atau gejala

tertinggi di Nusa Tenggara Timur (4,4%), diikuti

Sulawesi Tengah (3,8%), Sulawesi Selatan (2,9%), dan

Sulawesi Barat (2,6%).

Dan Pada hasil riskesdas tahun 2013 juga

menunjukkan bahwa Prevalensi gagal jantung berdasar

wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar

0,13 persen, dan yang terdiagnosis dokter atau gejala

sebesar 0,3 persen. Prevalensi gagal jantung

berdasarkan terdiagnosis dokter tertinggi DI

Yogyakarta (0,25%), disusul Jawa Timur (0,19%), dan

Jawa Tengah (0,18%). Prevalensi gagal jantung

berdasarkan diagnosis dan gejala tertinggi di Nusa

Tenggara Timur (0,8%), diikuti Sulawesi Tengah

(0,7%), sementara Sulawesi Selatan dan Papua sebesar

0,5 persen.

Kemudian Pada hasil riskesdas tahun 2013

menunjukkan prevalensi penyakit jantung koroner (PJK)

7

berdasarkan wawancara yang didiagnosis dokter serta

yang didiagnosis dokter atau gejala meningkat seiring

dengan bertambahnya umur, tertinggi pada kelompok

umur 65 -74 tahun yaitu 2,0 persen dan 3,6 persen,

menurun sedikit pada kelompok umur ≥ 75 tahun.

Prevalensi PJK yang didiagnosis dokter maupun

berdasarkan diagnosis dokter atau gejala lebih tinggi

pada perempuan (0,5% dan 1,5%). Prevalensi PJK lebih

tinggi pada masyarakat tidak bersekolah dan tidak

bekerja. Berdasar PJK terdiagnosis dokter prevalensi

lebih tinggi di perkotaan, namun berdasarkan

terdiagnosis dokter dan gejala lebih tinggi di

perdesaan dan pada kuintil indeks kepemilikan

terbawah.

Salah satu factor risiko dari penyakit jantung

adalah hipertensi dan Pada hasil riskesdas tahun 2013

menunjukan bahwa Prevalensi hipertensi di Indonesia

yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun

sebesar 25,8 persen, tertinggi di Bangka Belitung

(30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%),

Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%) dan

Prevalensi hipertensi cenderung lebih tinggi pada

kelompok pendidikan lebih rendah dan kelompok tidak

bekerja, kemungkinan akibat ketidaktahuan tentang

pola makan yang baik.

8

Sedangkan Pada analisis hipertensi terbatas pada

usia 15-17 tahun menurut JNC VII 2003 didapatkan

prevalensi nasional sebesar 5,3 persen (laki-laki

6,0% dan perempuan 4,7%), perdesaan (5,6%) lebih

tinggi dari perkotaan (5,1%). (RISKESDAS. 2013)

Penyakit jantung terdistribusi dalam masyarakat

berdasarkan karakteristik masyarakat dan

lingkungannya. Secara umum dapat dikatakan bahwa

distribusi PJK adalah:

1. Lebih banyak pada masyarakat negara berkembang

dibandingkan negara sedang berkembang.

2. Lebih banyak ditemukan pada daerah perkotaan

dibandingkan daerah pedesaan.

3. Lebih banyak mengenai golongan masyarakat sosial

ekonomi menengah ke atas dibandingkan sosial

ekonomi lemah.

4. Lebih banyak mengenai pria daripada wanita; namun

yang lebih banyak meninggal adalah wanita.

5. Meninggi setelah berumur 40 tahun. Risiko tinggi

sudah terjadi jika memasuki umur 50 tahun.

6. Tinggi angka kematiannya, lebih banyak yang

meninggal daripada yang selamat. (Bustan, 2007)

D. Perhitungan Frekuensi penyakit jantung

Dalam buku buku Bustan tahun 2007, dikemukakan bahwa

untuk Perhitungan frekuensi penyakit jantung koroner

9

dapat memakai beberapa bentuk perhitungan,

diantaranya:

1. Prevalensi

Prevalensi yaitu jumlah seluruh penderita (lama

maupun baru) dibagi dengan jumlah populasi yang

diamati.

Populasi sakit dan sehat Sampel (sakit dan

sehat) Hitung Prevalensi

Dimana, P = sakit (lama dan baru)/jumlah sampel

2. Insidens

Yaitu jumlah yang baru sakit dibagi dengan jumlah

populasi sampel.Terpapar

Populasi sakit dan sehat sampel(sehatsaja) sakit

Hitung Insidens

Dimana, I = Jumlah penderita baru sakit/jumlah

yang sehat

3. Kasus

Populasi (sehat dan sakit) sakit (berobat

dan tidak berobat) Berobat di RS dan

tempat lain Kasus (mereka yang

berkunjung/berobat dan terdaftar sakit di RS)

E. Tanda-tanda serangan jantung

10

Serangan jantung adalah kondisi yang menyebabkan

jantung tidak berfungsi sama sekali. Keadaan ini

sering disebut gagal jantung karena terjadi secara

mendadak. Penyebab gagal jantung bervariasi namun

penyebab utamanya adalah suplai darah ke otot-otot

jantung terhambat karena pembuluh darah yang

mengalirkan darah ke otot-otot jantung tersumbat

atau mengeras hal itu dikarenakan timbunan lemak

kolesterol dan zat-zat kimia serta penggunaan obat

yang berlebihan dan mengandung Phenol Prophane Alanin

yang banyak ditemui dalam obat-obat seperti decolgen

dan nikotin (nurkhazanah,2012: 77).

Tanda-tanda ini untuk setiap orang bisa berbeda.

Sebuah serangan jantung mungkin dimulai dengan rasa

sakit yang tidak jelas, rasa tidak nyaman yang

samar, atau rasa sesak di bagian tengah dada.

Kadang, sebuah serangan jantung hanya menimbulkan

rasa tidak nyaman yang ringan sekali sehingga sering

disalahartikan sebagai gangguan atau bahkan lepas

dari perhatian sama sekali. Dalam hal ini, satu-

satunya cara yang memungkinkan terdeteksinya sebuah

serangan jantung adalah ketika harus menjalani

pemeriksaan ECG untuk alasan lain yang mungkin tidak

berkaitan. Dipihak lain, serangan jantung mungkin

menghadirkan rasa nyeri paling buruk yang pernah

dialami – rasa sesak yang luar biasa atau rasa

11

terjepit pada dada, tenggorokan, atau perut. Bisa

juga mengucurkan keringat panas atau dingin, kaki

terasa sakit sekali, dan rasa ketakutan bahwa ajal

sudah mendekat. Juga mungkin merasa lebih nyaman

bila duduk dibandingkan bila berbaring dan mungkin

nafas begitu sesak sehingga tidak bisa santai. Rasa

mual dan pusing, bahkan sampai muntah atau lebih

parah yaitu ketika sampai kolaps dan pingsan. Ada

beberapa gejala yang lebih spesifik, antara lain :

1. Nyeri. Jika otot tidak mendapatkan cukup darah

(suatu keadaan yang disebut istemi), oksigen yang

tidak memadai dan hasil metabolism e yang

berlebihan menyebabkan kram atau kejang.

2. Angina merupakan perasan sesak didada atau

perasaan dada diremas-remas, yang timbul jika otot

jantung tidak mendapatkan darah yang cukup. Jenis

dan beratnya nyeri atau ketidaknyamanan ini

bervariasi pada setiap orang.

3. Beberapa orang yang mengalamai kekurangan aliran

darah bisa tidak merasakan nyeri sama sekali

(suatu keadaan yang disebut silent Ischemia).

4. Sesak nafas merupakan gejala yang biasa ditemukan

pada gagal jantung. Sesak merupakan akibat

masuknya cairan kerongga udara diparu-paru

(kongestipulmoner atau edema pulmoner).

5. Kelelahan atau kepenatan. Jika jantung tidak

12

efektif memompa, aliran darah ke otot selama

melakukan aktivitas akan berkurang. Hal itu

menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah.

Gejala ini sering kali bersifat ringan. Untuk

mengatasinya, penderita biasanya mengurangi

aktifitasnya secara bertahap atau mengira gejala

ini sebagai bagian dari penuaan.

6. Palpitasi (jantung berdebar-debar), pusing, dan

pingsan. Penurunan aliran darah karena denyut atau

irama jantung yang abnormal atau karena kemampuan

memompa yang buruk, bisa menyebabkan pusing dan

pingsan.

Apapun bentuknya, salah sekali pendapat bahwa

sebuah serangan jantung tanpa tanda-tanda sebelumnya

sedikitpun. Serangan jantung adalah puncak bencana

dari sebuah proses kerusakan yang berlangsung lama,

yang sering melibatkan kejutan-kejutan emosional,

kekacauan fisiologis, dan kelelahan mental. Tanda-

tanda peringatan dini begitu subjektif dan tersamar,

bahkan dokter yang terlatih untuk mengukur segala

sesuatu secara objektif masih bisa mengabaikannya.

(Rafelina Widjadja. 2009)

F. Jenis-jenis penyakit jantung

1. Penyakit jantung bawaan

13

Penyakit jantung bawaan merupakan kondisi

struktur jantung yang kurang sempurna sejak lahir.

Banyak dijumpai, penyakit ini kompleks pada bayi

dan anak. Apabila tidak dioperasi, sering menjadi

penyebab kematian waktu bayi. Jika hal ini

ditemukan pada orang dewasa, menunjukkan bahwa

pasien tersebut mampu melakukan seleksi alam dan

beradaptasi dengan kondisi penyakit yang

dideritanya. Hal ini pulalah yang yang menyebabkan

pola penyakit jantung bawaan pada anak dan pada

orang dewasa. Penyakit ini hanya bisa diatasi

dengan operasi pada waktu bayi (Rafelina Widjadja.

2009)

Penyakit jantung bawaan adalah defek jantung

structural terjadi akibat perkembangan jantung

embriologis yang abnormal, atau persistensi

beberapa bagian dari sirkulasi fetus setelah

lahir. Yang dibahas disini (bersama dengan

stenosis aorta dan stenosis pulmonal congenital)

merupakan 80% kasus penyakit jantung bawaan (PJB).

(Patrick davey. 2005)

Gangguan kesehatan ibu yang sedang mengandung

dalam triwulan pertama, dapat menganggu

perkembangan janin yang dianggap sebagai salah

satu sebab yang dapat mengakibatkan terjadinya

penyakit jantung bawaan (PJB). Disamping itu pJB

14

juga dapat disebabkan Karena factor keturunan.

Bagaiamanpun juga dalam usaha menghindari

kemungkinan terjadinya PJB pada bayi yang

dikandung, kepada para ibu yang mulai mengandung

dianjurkan supaya menjaga kesehatannya sebaik

mungkin supaya terhindar dari pemakaian obat dan

tindakan-tindakan lain yang berpengaruh pada janin

pada awal kandungannya (soehardo

kertohoesodo.1987)

2. Penyakit jantung akibat penyakit infeksi

Penyakit infeksi pada umumnya dapat

mengakibatkan beredarnya kuman-kuman yang

menyebabkannya, dalam peredaran darah dan dengan

demikian dapat menyebabkan radang pula pada

berbagai organ tubuh lain, termasuk pada jantung.

Sebagai akibat berbagai macam infeksi, berbagi

lapisan dinding jantung dapat meradang sehingga

dapat terjadi endokardisitis, miokarditis ataupun

perikarditis (soehardo kertohoesodo.1987)

Endokardisitis disebabkan oleh kuman-kuman yang

virulen yang menyebabkan penyakit infeksi pada

orang sakit dan beredar dalam darah penderita dan

singgah untuk merusak dan bersarang pada endokard

jantung si sakit yang mula-mula masih sehat.

Kuman-kuman yang dapat berbuat demikian adalah

streptokokkus, stapilokokkus, meningokokus, dan

15

lain-lain, dapat juga termasuk golongan virus,

rickettsia dan sebagainya yang termasuk dalam

“endokarditis infektif” (soehardo

kertohoesodo.1987)

Miokarditis disebabkan karena sampainya kuman-

kuman infeksi pada miokard melalui pembuluh

koroner. Miokarditis mengurangi daya kuncup

miokard,dan menganggu jalannya depolarisasi dan

repolarisasi, jantung harus berdenyut lebih cepat

dari semestinya untuk menghasilkan C.O. yang dapat

encukupi kebutuhan tubuh. Setelah berlangsung

lama, miokarditis dapat menyebabkan pembesaran

jantung. (soehardo kertohoesodo.1987)

Perikarditis dapat terjadi sebagai radang akut,

subakut atau khronik dan dapat terjadi sebagai

akibat infeksi dengan berbagai kuman, misalnya

phnemokokkus, stapilokokkus, meningokokus,

tuberculose basil dan lain-lain (soehardo

kertohoesodo.1987)

3. Penyakit jantung rematik

Demam rematik (DR) menyebabkan penyakit jantung

rematik (PJR). Suatu penyakit jantung yang sering

terdapat dalam masyarakat Indonesia. Perkataan

rematik biasanya dihubungkan dengan perasaan nyeri

atau pegal pada otot atau persendian, teruatama

pada paktu udara dingin atau lembab. Gangguan

16

yang beraneka corak dan ragamnya ini dihubungkan

dengan berbagai macam sebab, namun bagaimana

dengan hubungannya dengan itu, belum jelas benar.

DR adalah suatu penyakit jaringan ikat yang

dapat terjadi pada seluruh tubuh, 1-2 minggu

setelah orang mendapat infeksi dengan beta

streptokokkus hemolitikus. Penyakit bukan terjadi

karena kuman-kuman itu melainkan karena akibat

imun reaksi tubuh terhadap kuman tersebut. Pada

awal penyakit yang akut kadang-kadang jantung

sudah terserang juga. Dalam hal ini dikatakan

sebagai pasien PJR akut. (soehardo

kertohoesodo.1987)

PJR kronis terutama terdapat sebagai cacat pada

katup akibat valvulitis. Mungkin ada bekas-bekas

juga pada endokardium murale, miokard, atau

perokard , namun bekas-bekas itu jarang terdapat

danti dak menunjukkan gejala khas. (soehardo

kertohoesodo.1987)

4. Penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner adalah gangguan fungsi

jantung akibat otot jantung kekurangan darah

karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner.

Secara klinis, ditandai dengan nyeri dada atau

terasa tidak nyaman di dada atau dada terasa

tertekan berat ketika sedang mendaki/kerja berat

17

ataupun berjalan terburu-buru pada saat berjalan

di jalan datar atau berjalan jauh. Didefinisikan

sebagai PJK jika pernah didiagnosis menderita PJK

(angina pektoris dan/atau infark miokard) oleh dokter

atau belum pernah didiagnosis menderita PJK tetapi

pernah mengalami gejala/riwayat: nyeri di dalam

dada/rasa tertekan berat/tidak nyaman di dada dan

nyeri/tidak nyaman di dada dirasakan di dada

bagian tengah/dada kiri depan/menjalar ke lengan

kiri dan nyeri/tidak nyaman di dada dirasakan

ketika mendaki/naik tangga/berjalan tergesa-gesa

dan nyeri/tidak nyaman di dada hilang ketika

menghentikan aktifitas/istirahat.

Timbulnya PJK walaupun tampak mendadak,

sebenarnya berlangsung dalam waktu yang lama

(kronis). Terjadinya PJK berkaitan dengan suatu

gangguan yang mengenai pembuluh darah yang disebut

dengan arteriosklerosis. Hal ini berarti terjadi

kekakuan dan penyempitan pada lubang pembuluh

darah jantung yang akan menyebabkan gangguan atau

kekurangan suplai darah untuk otot jantung.

Keadaan ini akan menimbulkan apa yang disebut

iskemia miokard.

Adapun penyebab kejadian arteriosklerosis ini

berkaitan dengan berbagai faktor risiko seperti

18

kebiasaan merokok, kegemukan dan tegangan

psikososial.

Gambaran klinik adanya PJK dapat berupa angina

pektoris, myocard infark, payah jantung, ataupun

mati mendadak bahkan dapat tanpa gangguan atau

gejala. Pada umumnya, gangguan suplai darah pada

arteri koronaria dianggap berbahaya jika terjadi

penyempitan sebesar 70% atau lebih pada pangkal

atau cabang utama a.coronaria. Adapun jika

penyempitan masih sebesar 50%, itu belum

memperlihatkan dampak yang berarti. (bustan.

2007)

5. Penyakit jantung karena kelainan paru-paru

Kelainan paru-paru dapat mengakibatkan

terjadinya penyakit kardiovaskular, yang dinamakan

kor pulmonale, jikalau terjadi mendadak kor

pulmonale akutum (KPA, No.ICD. 415), jikalau terjadi

secara manahun dinamakan kor pulmonale khronikum

(KPA, No.ICD. 416).

KPA dapat terjadi sebagai akibat emboli paru-

paru yang cukup besar sehingga menyumbat batang

arteri pulmonalis pada percabangan ke kanan dan

kekiri, atau menyumbat total salah satu dari

cabang tersebut sehingga separuh atau lebih dari

darah yang seharusya mengalir ke ventrikel kanan

ke atrium kiri, tertutup jalannya. Karena itu

19

darah yang dapat disampaikan kepada jantung kiri

untuk diedarkan dalam tubuh sangat kurang,

menyebabkan iskhemi dalam sirkulasi sitemik,

sebaliknya ventrikel kanan harus menampung darah

yang tidak dapat diteruskan ke jantung kiri dan

darah yang seperti biasa mengalir kembali ke

jantung dari peredaran sistemik, melalu atrium

kanan. Oleh karena itu ventrikel kanan membesar

secara mendadak karena dilatasi yang dinamakan KPA

(soehardo kertohoesodo.1987)

kor pulmonale khronikum dapat terjadi sebagai

kelanjutan KPA yang tidak kunjung sembuh, dapat

terjadi pula karena terjadinya emboli paru-paru

yang kecil-kecil namun dengan berulang-ulang. Hal

ini dapat terjadi sebagai akibat flebotrombosis

atau terjadi trombi sementara pasien dirawat

dengan istirahat mutlak di tempat tidur karena

suatu penyakit. (soehardo kertohoesodo.1987)

6. Penyakit jantung karena atherosklerotik

Atherosklerose merupakan salah satu bentuk

Artheriosklerose, yang berarti mengerasnya arteri

dan dapat disebabkan oleh proses degenerative

proliferative yang disertai hialinisasi dan

pengkapuran selain menjadi keras, dinding arteri

yang sakit tidak dapat memuai lagi dengan baik.

Ada 3 bentuk Artheriosklerose, yakni:

20

a. Monckeberg media sklerose, mengerasnya dinding

pembuluh nadi pada bentuk Artheriosklerose ini

terjadi pada tunika media terutama pada

pembuluh nadi yang berdiameter sedang dan besar

b. Artheriolosklerose, atau mengerasnya arterioli,

sering terjadi pada ginjal, namun juga organ

isi rongga tubuh (viscera lain), akibat

obliteratif endarteritis dengan penebalan pada

intima dan penebalan pada tunika media.

Artheriolosklerose biasanya terjadi sebagai

akibat hipertensi dan dapat menyebabkan

terjadinya nefrosklerose

c. Atherosklerose, merupakan bentuk Artheriosklerose

yang menjadi sebab terpenting penyakit jantung

atherosklerotik dan terutama yang diserang

adalah pembuluh darah korener yang disebut PJK

(soehardo kertohoesodo.1987)

7. Penyakit jantung hipertensi

Hipertensi merupakan salah satu penyebab penyakit

jantung. Riwayat pasien hipertensi menunjukkan

bahwa pasien hipertensi yang tidak mendapat

pengobatan, penyebab utama kematian adalah gagal

jantung. Hipertensi merupakan suatu kelainan yang

ditandai dengan peningkatan tahanan parifer atau

tekanan darah yang selanjutnya berakibat pada

penebalan salah satu bagian dinding jantung yang

21

disebut ventrikel bagian kiri. Penebalan ini untuk

menjaga agar keregangan dinding jantung tetap

baik. Namun dalam jangka waktu yang cukup lama

dapat mencapai masa kritis proses adaptasi,

sehingga menjadi penyakit jantung. Kondisi

struktur dinding yang mengalami penebalan melebihi

batas kritis atau normal menyababkan gangguan

jantung. Tekanan darah tinggi ini merupakan faktor

utama walaupun ada faktor-faktor lain yang

memengaruhi munculnya penyakit ini. (Rafelina

Widjadja. 2009)

8. Penyakit jantung anemic

Anemia dikatakan penyebab penyakit jantung

anemic disingkat PJA. Jikalau jantung penderita

anemia itu telah membesar karenanya.

Pada penderita anemia, kekurangan Hb dalam

darah mengurangi daya angkut oksigen darah

tersebut, jikalau darah berkadar Hb 15 gram % yang

jenuh oksigen dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan

oksigen, jikalau olehjantungnya dihasilkan C.O

sebesar 5 liter dengan mendenyut 72 kali/menit,

maka darah yang berkadar Hb hanya 7-7,5 gram/ 100

cc perlu diedarkan 2 kali lebih cepat dengan CO

10 liter/menit, supaya kebutuhan tubh untuk

mendapatkan oksigen dapat terpenuhi. Oleh seba

22

itu, jikalau anemia berlangsung terlampau lama,

dengan lambat laun jantung si sakit akan semakin

bertambah besar karena terus menerus bekerja

keras. PJA yang murni, seharusya mengecil sampai

normal kembali setelah anemianya sembuh (soehardo

kertohoesodo.1987)

Terjadinya dekompensasi jantung pada PJA

dikarena PJA terus menerus bekerja keras untuk

menghasilkan C.O lebih tinggi dari jantung yang

mengedarkan darah sehat.

PJA tidak memerlukan terapi khusus, terapi

harus ditujukan pada aneminya, hanya kalau PJA

mengalami dekompensasi, diperlukan pertolonganyang

serupa dengan payah jantung pada umumnya

(soehardo kertohoesodo.1987)

9. Penyakit jantung usia lanjut

Perkembangan perubahan jantung karena usia pada

setiap orang dapat berbeda-beda. Perubahan-

perubahan yang terjadi pada pembuluh darah akibat

usia lanjut (proses penuaan) merupakan media utama

proses menua pada organ-organ tubuh, termasuk

jantung. Hal ini dapat menyebabkan penurunan

kemampuan jantung dalam memompa darah. Gejala-

gejala yang sering diketahui biasanya berdebar-

debar waktu bekerja dan napas pendek. (Rafelina

Widjadja. 2009)

23

G. Factor risiko penyakit jantung

Dalam buku emmy bujawati tahun 2012, mengemukakan

factor risiko penyakit jantung sebagai berikut:

1. Factor risiko utama

a. Hipertensi

Hipertensi merupakan salah satu factor resiko

utamanya penyebaba terjadinya penyakit jantung.

Komplikasi yang terjadi pada hipertensi

esensial biasanya akibat perubahan struktur

arteri dan arterial sistemik, terutama terjadi

pada kasus-kasus yang tidak diobati. Mula-mula

akan terjadi hipertropi dari tunika media

diikuti dengan hialisasi setempat dan penebalan

fibrosis dari tunika intima dan akhirnya akan

terjadi penyempitan pembuluh darah. Tempat yang

paling berbahaya adalah bila mengenai

miokardium, arteri dan arterial sistemik,

arteri koroner dan serebral serta pembuluh

darah ginjal. Dampak hipertensi bagi jantung

yang paling sering dijumpai adalah kegagalan

ventrikel kiri. Perubahan hipertensi khususnya

pada jantung disebabkan karena:

1) Meningkatnya tekanan darah

Peningkatan tekanan darah merupakan beban

yang berat untuk jantung sehingga menyebab

24

hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran

ventrikel kiri (factor miokard). Keadaan ini

tergantung dari berat dan lamanya hipertensi.

2) Mempercepat timbulnya arterosklerosis

Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan

menimbulkan trauma langsung terhadap dinding

pembuluh darah arteri koronaria, sehingga

memudahkan terjadinya arteroskeloris koroner

(factor koroner) insufisiensi koroner dan

miokard infark lebih sering didapatkan pada

penderita hipertensi disbanding orang normal.

Tekanan darah sistolik diduga mempunyai

pengaruh yang lebih besar. Kejadian penyakit

jantung pada hipertensi sering dan secara

langsung berhubungan dengan tingginya tekanan

darah sistolik. Penelitian frangmingham selama

18 tahun terhadap penderita usia 45-75 tahun

mendapatkan hipertensi sistolik merupakan

factor pencetus terjadinya angina pectoris dan

infark miokard. Penderita hipertensi yang

mengalami infark miokard. Mortalitasnya 3 kali

lebih besar daripada penderita yang normotensi

dengan infark miokard.

b. Merokok

Pada saat ini merokok telah dimasukkan

sebagai salah satu factor resiko utama Penyakit

25

jantung. Orang yang merokok lebih dari 20

batang perhari dapat mempengaruhi atau

memperkuat efek factor utama resiko lainnya.

Penelitian framingham mendapatkan kematian

mendadak akibat penyakit jantung pada laki-laki

perokok 10 kali lebih besar daripada bukan

perokok. Dan pada perempuan perokok 4,5 kali

lebih daripada bukan perokok.

Efek rokok menyebabkan beban miokard

bertambah karena rangsangan oleh katekolamin

dan menurunnya konsumsi O2 akibat inhalasi CO

atau dengan perkataan lain dapat menyebabkan

tahikardi, vaso kontrisi pembuluh darah

merubah permeabilitas dinding pembuluh darah

dan merubah 5-10% Hb menjadi carboksi-Hb. Makin

banyak jumlah rokok yang dihisap makan kadar

HDL kolesterol akan semakin menurun. Perempuan

yang merokok penurunan kadar HDL kolesterolnya

lebih besar daripada laki-laki perokok. Oleh

karena itu, orang yang merokok lebih cenderung

mengalami proses atherosclerosis daripada yang

bukan perokok.

c. Hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia merupakan masalah yang

cukup penting karena ternasuk factor resiko

utama penyakit jantung. Kadar kolesterol darah

26

dipengaruhi oleh susunan makan sehari-hari

yang masuk dalam tubuh (diet). Beberapa

parameter yang dipakai untuk mengetahui adanya

risiko penyakit jantung dan hubungannya

dengan kadar kolesterol darah antara lain:

1) Kolesterol total

Kadar kolesterol total yang baik adalah 200

mg/dl. Bila >200 mg/dl berarti resiko untuk

terjaid penyakit jantung meningkat

2) LDL kolesterol

LDL kolesterol merupakan jenis kolesterol

yang bersifat buruk atau merugikan. Kadar LDL

yang meningkat akan menyebabkan penebalan

dinding pembuluh darah. Kadar LDL kolesterol

lebih tepat sebagai penunjuk untuk mengetahui

resiko penyakit jantung daripada kolesterol

total. Normalnya kadar LDL harus <130 mg/dl.

Jika >160 mg/dl, maka kadar tersebut akan

memicu terjadinya Penyakit jantung.

3) HDL kolesterol

HDL kolesterol merupakan jenis kolesterol

yang bersifat baik atau menguntungkan karena

bertugas mengangkut kolesterol dari pembuluh

darah kembali ke hati untuk dibuang sehingga

mencegah penebalan dinding pembuluh darah

atau mencegah terjadinya proses

27

arterosklerosis. Kadar normal HDL adalah >45

mg/dl. Jika kurang dari 35 mg/dl. Maka akan

besar peluang seseorang menderita penyakit

jantung.

4) Kadar trigeliserida

Trigelisirida terdiri dari 3 jenis lemak,

yaitu lemak jenuh, lemak tidak tunggal dan

lemak jenuh ganda. Kadar trigeliserida yang

tinggi (150-500 mg/dl) merupakan factor

resiko untuk terjadinya Penyakit jantung.

Normalnya adalah <150 mg/dl. Kadar

trigliserida perlu diperiksa pada keadaan

berikut:

a) Bila kadar kolesterol total >200 mg/dl

b) Terdapat riwayat keluarga yang menderita

Penyakit Jantung <55 tahun

c) Terdapat riwayat keluarga yang kadar

trigliserida yang tinggi

d) Terdapat penyakit DM dan penyakit

Pankreas.

2. Factor penunjang

a. Umur

Sebagian besar kasus kematian terjadi pada

laki-laki umur 35-44 tahun dan meningkat dengan

bertambahnya umur. Kadar kolesterol pada laki-

laki dan perempuan mulai meningkat umur 20

28

tahun. Pada laki-laki kolesterol meningkat

sampai umur 50 tahun. Pada perempuan sebelum

menopause lebih rendah dari pada laki-laki

dengan umur yang sama. Setelah menopause kadar

kolesterol perempuan meningkat menjadi lebih

tinggi daripada laki-laki

b. Jenis kelamin

Di Amerika serikat gejala penyakit jantung

sebelum umur 60 tahun didapatkan pada 1 dari 5

laki-laki dan 3 dari 17 perempuan. Ini berarti

laki-laki 2-3 kali lebih besar daripada

perempuan

c. Geografis

Resiko PJK pada orang jepang masih tetap

merupakan salah satu yang paling rendah di

dunia. Akan tetapi, ternyata resiko PJKpada

orang jepang yang melakukan imigrasi ke hawai

dan California. Hal ini menunjukkan factor

lingkungan yang memberikan konstribusi yang

besar terhadap kejadian PJK.

d. Ras

Perbedaan risiko PJK antara ras didapatkan

sangat menyolok walaupun, bercampur baur dengan

factor geografis, social, dan ekonomi. Di

Amerika Serikat perbedaan ras antara ras

caucasia dengan noncaucasia (tidak termasuk

29

negro) didapatkan resiko PJK pada noncaucasia

kurang lebih setengahnya.

e. Diet

Didapatkan hubungan antara kolesterol darah dan

jumlah lemak disusunan makanan sehari-hari

(diet). Makanan orang amerika rata-rata

mengandung lemak dan kolesterol yang tinggi

sehingga kadar kolesterol cnderung tinggi

sedangkan orang jepang umumnya berupa nasi,

sayur-sayuran dan ikan sehingga orang jepang

rata-rata memilikikadar kolesterol yang rendah

dan risiko PJK yang ditemukan juga lebih rendah

daripada orang Amerika

f. Obesitas

Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh

>19% pada laki-laki dan >21% pada perempuan.

Obesitas sering didapatkan bersama-sama dengan

hipertensi, diabetes mellitus, dan

hipertrigliseridemi. Obesitas juga dapat

meningkatkan kadar kolesterol dan LDL

kolesterol . resiko PJK akan jelas meningkat

bila BB mulai melebihi 20% dari BB ideal.

Penderita yang gemuk dengan kadar kolesterol

yang tinggi dapat menurunkan kolesterolnya

dengan mengurangi berat badan melalui diet

ataupun menambah exercises.

30

g. Diabetes

Intoleransi terhadap glukosa sejak dulu tidak

diketahui sebagai predisposisi penyakit

pembuluh darah. Penelitian menunjukkan bahwa

laki-laki yang menderita DM beresiko 50% lebih

tinggi daripada orang normal sedangkan pada

perempuan resikonya menjadi 2x lipat.

h. Exercise

Exercise dapat meningkatkan kadar HDL kolesterol

dan dapat memperbaiki kolesterol koroner

sehingga resko PJK dapat dikurangi. Exercise

bermanfaat karena:

1. Memperbaiki fungsi paru dan pemberian O2 ke

miokard

2. Menurunkan BB sehingga lemak tubuh yang

berlebihan berkurang bersama-sama dengan

menurunnya LDL kolesterol

3. Membantu menurunkan tekanan darah

4. Meningkatkan kesegaran jasmani

i. Perilaku dan kebiasaan lainnya

Dua macam perilaku seseorang telah dijelaskan

sejak tahun 1950. Yakni tipe A dan tipe B. tipe

A umumny berupaya kuat untuk berhasil, gemar

berkompetisi, agresif, ambisi, ingin cepat

dapat menyelesaikan pekerjaan, dan tidak sabar.

Sedangkan tipe B lebih santai dan tidak terikat

31

waktu. Risiko PJK pada tipe A lebih besar

daripada tipe B

j. Perubahan keadaan social dan stress

Perubahan angka kematian yang mencolok terjadi

di inggris dan walles. Korban serangan jantung

terutama terjadi pada pusat kesibukan yang

banyakmengalami stress. Penelitian supargo dkk

(1981-1985) di FKUI menunjukkan orang yang

stress 1,5 kali lebih besar mendapat resiko

PJK. Stress disamping dapat menaikkan tekanan

darah dapat juga meningkatkan kadar kolesterol

dalam darah.

H. Pencegahan dan penanganan penyakit jantung

1. Pencegahan

Menurut bustan (2007) dalam buku Epidemiologi

penyakit tidak menular, Ada 4 tingkat upaya

pencegahan PJK:

a. Pencegahan primordial

Upaya pencegahan munculnya faktor predisposisi

terhadap PJK dalam suatu wilayah dimana belum

tampak adanya faktor yang menjadi risiko PJK.

b. Pencegahan primer

Upaya awal pencegahan PJK sebelum seseorang

menderita. Dilakukan dengan pendekatan

komunitas/kelompok berupa pnyuluhan faktor-

32

faktor risiko PJK terutama pada kelompok risiko

tinggi. Pencegahan primer ditujukan kepada

pencegahan terhadap berkembangnya proses

atherosklerosis secara dini. Dengan demikian,

sasarannya adalah kelompok usia muda.

c. Pencegahan sekunder

Upaya pencegahan keadaan PJK yang sudah pernah

terjadi untuk tidak berulang atau menjadi lebih

berat. Disini diperlukan perubahan pola hidup

terhadap faktor-faktor yng dapat dikendalikan

dan kepatuhan berobat bagi mereka yang sudah

menderita PJK. Pencegahan tingkat kedua ini

ditujukan untuk mempertahankan nilai prognostik

yang lebih baik dan menurunkan mortalitas.

d. Pencegahan tersier

Upaya pencegahan jika terjadi komplikasi yang

lebih berat atau kematian

Dan Dalam buku Penyakit tidak menular factor resiko dan

pencegahannya yang ditulis oleh emmy bujawati

(2012), mengemukakan pencegahan untuk penyakit

jantung yakni seperti penyakit lainnya, pencegahan

bagi kejadian penyakit jantung koroner tetap

menjadi solusi terbaik dibandingkan dengan

pengobatan. Pendekatan ini melibatkan seluruh

populasi dan berusaha untuk mengubah seluruh

33

factor risiko dari populasi tersebut melalui gaya

hidup yang sesuai dan sehat seperti:

a. Menghilangkan kebiasaan merokok

b. Mendiagnosis dan mengontrol hipertensi

c. Mendiagnosis dan mengontrol

hiperbetalipoproteinemia

d. Mendiagnosis dan mengontrol diabetes mellitus

e. Pemeliharaan berat badan ideal

f. Melakukan aktivitas fisik yang teratur

g. Penambahan masukan serat biji-bijian, buah-

buahan, dan sayur-sayuran dalam diet

h. Pengurangan masukan energy diet yang berasal

dari lemak, lemak jenuh, garam dan sukrosa.

i. Melakukan pola hidup sehat sesuai anjuran

yayasan jantung Indonesia yaitu

S : seimbangkan gizi

E : Enyahkan rokok

H : hindari stress

A : awasi tekanan darah secara teratur

T : teratur berolahraga

2. Penanganan

Setiap tahun, jutaan orang meninggal karena

tidak segera mencari bantuan medis saat serangan

jantung terjadi. Sehingga jika gejala serangan

jantung mulai terjadi, sangat penting untuk segera

34

mencari bantuan medis. Karena resiko terbesar

kematian pada serangan jantung adalah satu jam

setelah terjadi serangan jantung. Sehingga jangan

menunda untuk mencari bantuan medis karena dalam

situasi ini, setiap waktu berpacu dengan kerusakan

otot jantung dan bisa menimbulkan komplikasi

bahkan kematian. Setiap menit yang berlalumembuat

makin banyak jaringan otot yang kekurangan oksigen

menjadi rusak atau mati. Dan jika aliran darah

segera dipulihkan, maka kerusakan jantung dapat

dicegah atau dibatasi.

Pada dasarnya, ada dua penanganan utama pada

pasien serangan jantung. Yang pertama adalah

pemberian obat trombolisis untuk membuka gumpalan

dan memulihkan aliran darah, yang harus diberikan

kurang dari 3 jam setelah serangan. Dan yang kedua

adalah melakukan Percutanous Coronary Intervention

(PCI) atau intervensi koroner perkutan untuk

melebarkan pembuluh darah yang menyempit, yang

harus diberikan kurang dari 15 menit setelah

serangan terjadi.

Adapun bila telah terjadi penyumbatan, tindakan

medis yang umumnya dilakukan adalah pemasangan

kateterisasi dan cincin yang menjaga agar pembuluh

darah koroner tidak tersumbat (Akbar Prakoso.

2011)

35

Sedangkan Dalam buku Penyakit tidak menular factor

resiko dan pencegahannya yang ditulis oleh emmy

bujawati (2012), mengemukakan tindakan penanganan

bagi pasien penyakit jantung yang paling sering

dilakukan adalah tindaka “peniupan” atau

“balonisasi” atau “angioplasty” bertujuan untuk

melebarkan penyempitan pembuluh koroner dengan

menggunakan kateter khusus yang ujungnya mempunyai

balon. Balon dimasukkan dan dikembangkan tepat

ditempat penyempitan pembuluh darah jantung dengan

demikian penyempitan tersebut menjadi terbuka.

Unutk menyempurnakannya biasa diikuti dengan

tindakan

a. Stent adalah proses pemasangan cincin

memperhankan bukaan arteri

b. Rotablation merupakan pengebor kerak di

dalampembuluh darah dengan menggunakan alat

tertentu

c. Directional atherectomy merupakan proses

pengerokan kerak yang menempel pada pembuluh

darah

36

DAFTAR PUSTAKA

Stein, J. Hay.1998. panduan klinik ilmu penyakit dalam.Jakarta:EGC

Adib, M. 2011.pengetahuan praktis ragam penyakit yang mematikanyang paling sering menyerang kita. Yogyakarta: BukuBiru

Widjaya,Rafelina.2009. penyakit kronis: tindakan pencegahan,pengobatan secara medis dan internasional. Jakarta:BeeMedia Indonesia

Bustan, M.N. 2007.Epidemiologi penyakit tidak menular,Jakarta: Rineka Cipta

Bujawati, Emmy. 2012. Penyakit tidak menular: factor resiko danpencegahannya. Makassar: UIN alauddin press

Aaronson philip I. dan Jeremy P.T Ward. 2010.at a glancesystem kardiovaskular. Jakarta : Erlangga

Kertohoesodo, soehardo. 1987. Pengantar kardiologi.Jakarta: penerbit Universitas Indonesia

Braverman, Eric dan dasha Braverman. 2004. Penyakitjantung dan penyembuhannya secara alami. Jakarta: PTbuana ilmu Populer.

Khazanah, nur. 2012. Waspada beragam penyakit degenerativeakibat pola makan. Yogyakarta: penerbit Laksana

Menkes RI. 2013. Hasil riskesdas 2013. Jakarta:-

Prakoso, Akbar. 2011. Panduan Hidup Sehat Untuk Mencegah Penyakit Jantung & Kematian Mendadak. Jakarta: Dinamikamedia.

37

Davey, Patrick. 2005. At a Glance MEDICINE, ahli bahasaAnnisa Rahmalia, Cut Nuvianty; editor AmaliaSafitri. Jakarta:Erlangga.

Joewono, Boedi Soesetyo dan Pramonohadi Prabowo.2003.Ilmu penyakit jantung. Surabaya :Airlangga UniversityPress

Dept ilmu penyakit dalam .2007. buku ajar Ilmu penyakit dalamjilid III edisi IV. Jakarta: Departemen Ilmu penyakit DalamFKUI

38