skripsi pengaruh senam jantung sehat terhadap perubahan ...

137
SKRIPSI PENGARUH SENAM JANTUNG SEHAT TERHADAP PERUBAHAN HEMODINAMIK PADA HIPERTENSI DI KELURAHAN PACCERAKKANG, KOTA MAKASSAR Skripsi ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) OLEH : NURHIDAYANTI M.S C121 14 017 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

Transcript of skripsi pengaruh senam jantung sehat terhadap perubahan ...

SKRIPSI

PENGARUH SENAM JANTUNG SEHAT TERHADAP PERUBAHAN

HEMODINAMIK PADA HIPERTENSI DI KELURAHAN

PACCERAKKANG, KOTA MAKASSAR

Skripsi ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH :

NURHIDAYANTI M.S

C121 14 017

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

iv

v

ABSTRACT

Nurhidayanti M.S. C12114017. THE EFFECT OF HEALTHY CARDIAC EXERCISE ON

HEMODYNAMIC CHANGE OF HYPERTENSION IN PACCERAKKANG, CITY OF

MAKASSAR. Supervised by Elly L. Sjattar and Syahrul Ningrat.

Background: Hypertension is a big and serious problem around the world.Hypertension can be

caused by lack of physical activity. One method to prevent hypertension is by doing physical

activity, in this term, namely, healthy cardiac exercise.

Objective: This study aims to explore effects of healthy cardiac exercise on hemodynamic

changes in hypertensive patients in Paccerakkang, City of Makassar.

Methods : This research uses Quasi Experimental research design Time Series model.

Intervention in the form of healthy cardiac exercise is given for 9 times. The number of samples in

this research is 9 people taken by using sampling technique, namely, purposive sampling.

Result : Based on the the result of ANOVA and Kruska Wallis Tests, it reveals that there is no

significant hemodynamic change in systolic blood pressure p=0.464 (p>0.05), diastolic blood

pressure p=0.750 (p>0.50) and respiration rate p=0.144 (p>0.05). However, there is a significant

hemodynamic change in pulse rate p=0.002 (p>0.05) for 9 times measuring.

Conclusion and Suggestions : The results show that there is a positive effect of healthy cardiac

exercise on hemodynamic changes such as on pulse rate in hypertensive patients before and after

healthy cardiac exercise is given for 9 times. Additionally, there is no effect of healthy cardiac

respiratory rate in hypertensive patients before and after healthy cardiac exercise is given for 9

times. Therefore, healthy cardiac exercise is expected to be used as one of alternative and

complementary therapies with regular administration to reduce hypertension.

Keywords: Healthy Cardiac Exercise, Hemodynamics, Hypertension

Kepustakaan: 32 Reviewed Literatures (2000-2017)

vi

ABSTRAK

Nurhidayanti M.S. C12114017. PENGARUH SENAM JANTUNG SEHAT TERHADAP

PERUBAHAN HEMODINAMIK PADA HIPERTENSI DI KELURAHAN

PACCERAKKANG, KOTA MAKASSAR. Dibimbing oleh Elly L. Sjattar dan Syahrul Ningrat.

Latar Belakang: Hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius di seluruh dunia.

Hipertensi bisa diakibatkan karena kurangnya aktifitas fisik, salah satu cara untuk mencegah

hipertensi yaitu dengan melakukan aktifitas fisik dalam hal ini senam jantung sehat.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam jantung sehat terhadap

perubahan hemodinamik pada pasien hipertensi di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperiment dengan desain

penelitian Time Series. Intervensi berupa senam jantung sehat yang diberikan selama 9 kali.

Sampel pada penelitian ini berjumlah 9 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan

purposive sampling.

Hasil: Berdasarkan Uji Anova dan Kruska-Wallis diperoleh hasil tidak ada perubahan

hemodinamik yang signifikan pada tekanan darah sistol p=0.464 (p>0.05), tekanan darah diastol

p=0.750 (p>0.50) dan pernapasan p=0.144 (p>0.05). Namun ada perubahan hemodinamik pada

denyut nadi yang signifikan p=0.002 (p<0.05) selama 9 kali pengukuran.

Kesimpulan dan Saran: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh senam jantung sehat

terhadap perubahan hemodinamik seperti nadi pada pasien hipertensi sebelum dan setelah

diberikan senam jantung selama 9 kali dan tidak ada pengaruh senam jantung sehat terhadap

perubahan hemodinamik seperti tekanan darah sistol, diastol, dan pernapasan pada pasien

hipertensi sebelum dan setelah diberikan senam jantung sehat selama 9 kali. Untuk itu diharapkan

senam jantung sehat dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif terapi komplementer dengan

pemberian yang teratur untuk menurunkan hipertensi.

Kata Kunci: Senam Jantung Sehat, Hemodinamik, Hipertensi

Kepustakaan: 32 Kepustakaan (2000-2017)

vii

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas peneliti ucapkan kecuali ucapan puji dan syukur

kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Senam Jantung Sehat Terhadap

Perubahan Hemodinamik Pada Hipertensi Di Kelurahan Paccerakkang, Kota

Makassar”, yang merupakan salah satu syarat kelulusan pendidikan Strata-1 (S1)

Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Hasanuddin, Makassar.

Penyusunan skripsi ini tentunya menuai banyak hambatan dan kesulitan

sejak awal hingga akhir penyusunannya. Namun berkat bimbingan, bantuan, dan

kerjasama dari berbagai pihak akhirnya hambatan dan kesulitan yang dihadapi

peneliti dapat diatasi. Oleh karena itu perkenankanlah saya menyampaikan ucapan

terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA., selaku Rektor Universitas

Hasanuddin.

2. Dr.Ariyanti Saleh, S.Kp., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Hasanuddin.

3. Rini Rachmawaty, S.Kep., Ns., MN., Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik dan Pengembangan.

4. Ibu Dr. Yuliana Syam, S.Kep., Ns., M.Kes., selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Hasanuddin.

5. Ibu Dr. Elly L. Sjattar, S.Kp., M.Kes., dan Bapak Syahrul Ningrat, S.Kep.,

Ns., M.Kep., Sp.Kep.MB selaku Dosen Pembimbing skripsi. Peneliti

viii

mengucapkan banyak terima kasih karena senantiasa memberi masukan dan

arahan-arahan dalam penyelesaian dan penulisan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Takdir Tahir, S.Kep., Ns., M.Kes., dan Bapak Abdul Majid.,

S.Kep., Ns., M.Kep. Sp.KMB, selaku Dosen Penguji skripsi. Peneliti

mengucapkan banyak terima kasih atas kritik dan saran untuk kesempurnaan

skripsi ini.

7. Ibu Arnis Puspitha, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing

Akademik, terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah meluangkan

waktu untuk memberikan arahan, bimbingan dan menjadi tempat

mencurahkan keluh kesah serta menjadi orang tua kedua di kampus selama 3

tahun lebih.

8. Seluruh dosen dan staff/karyawan (i) Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin serta semua pihak yang tidak

sempat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian

skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

9. Orang tua tercinta, Bapak (Muh. Saeni) dan Mama (Sadariah) yang telah

banyak berkontribusi mendidik, mendukung dan memberikan segala kasih dan

sayang serta selalu mendoakan peneliti, serta adik-adikku tersayang (Muliana,

Muh.Ali Saputra, dan Ayu Angraeni) serta seluruh keluarga besar atas do’a

dan dukungannya baik moril maupun materil, sehingga penyusunan skripsi ini

dapat terlaksana dengan baik.

10. Teman-teman angkatan 2014 “CRANIAL” terima kasih atas dukungan,

motivasi, dan bantuannya kepada peneliti setiap saat.

ix

11. Sahabat-sahabatku, Sulfianah Arafah, Andi Putri Hapzah, Miftahul Jannah,

Nurfadilah Rezky, Leni Dirgahayu, Nur Fadillah Juanda Puti, Nurhidayah M,

dan Sulaeha yang selalu memberikan semangat dan do’anya.

12. Teman seperjuangan “ISBAR” yang telah bersama-sama mengarungi

kehidupan berasrama dalam sebuah naungan Beastudi Etos Makassar.

13. Teman-teman halaqoh Ibu Ruchwana, Nur Alawiyah K, Wahdani Sariwarsih,

Kak Suryani, Kak Atri, Kak Ayu, Kak Fiqa yang selalu mengingatkan dalam

hal kebaikan, bertukar pikiran, dan menimba ilmu agama, semoga Allah

mempertemukan kita kembali di syurga-Nya.

14. Teman-teman KKN-PK Posko Somba Palioi, Kec. Kindang, Kab. Bulukumba

yang selalu memberikan semangat dan do’anya kepada peneliti.

15. Kepada seluruh organisasi yang peneliti ikuti BK LISAN UNHAS, LDM AL-

Aqsho, KAMMI Komsat UNHAS, Radio Kampus EBS FM, Hasanuddin

Archery Club, Makassar Adventure Club, Campy Scout, PMI Kab.Takalar,

dan Dompet Dhuafa Volunteer. Terima kasih telah memberikan wadah untuk

menyalurkan aspirasi dan juga mengembangkan bakat peneliti.

Semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, peneliti tentunya

tidak dapat memberikan balasan yang setimpal kecuali berdoa semoga Allah

SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada hamba-Nya

yang senantiasa membantu sesamanya. Peneliti hanyalah manusia biasa yang

tidak luput dari salah dan khilaf dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini,

karena sesungguhnya kebenaran sempurna hanya milik Allah semata.

x

Peneliti mengharapkan masukan yang konstruktif kepada pembaca untuk

kesempurnaan skripsi ini. Mohon maaf atas segala salah dan khilaf.

Makassar, 26 Februari 2018

Nurhidayanti M.S.

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............. Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7

A. Konsep Hipertensi ........................................................................................ 7

1. Definisi ..................................................................................................... 7

2. Klasifikasi ................................................................................................. 8

3. Etiologi ..................................................................................................... 9

4. Patofisiologi ............................................................................................ 10

5. Tanda dan Gejala .................................................................................... 11

6. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi ............................. 11

7. Komplikasi ............................................................................................. 15

8. Penatalaksanaan Hipertensi .................................................................... 16

B. Konsep Hemodinamik ................................................................................ 19

1. Tekanan darah ........................................................................................ 19

2. Nadi ........................................................................................................ 21

3. Frekuensi Pernapasan ............................................................................. 22

xii

C. Konsep Senam Jantung Sehat .................................................................... 23

1. Definisi ................................................................................................... 23

2. Sistematika Senam Jantung Sehat .......................................................... 24

3. Fisiologi Senam Jantung Sehat ............................................................... 27

4. Porsi Latihan ........................................................................................... 28

5. Pengaruh dan Manfaat Senam Jantung Sehat ......................................... 29

D. Hubungan Senam Jantung Sehat Terhadap Perubahan Hemodinamik ...... 30

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ....................................... 35

A. Kerangka Konsep ....................................................................................... 35

B. Hipotesis ..................................................................................................... 36

BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 37

A. Rancangan Penelitian ................................................................................. 37

B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 38

C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 38

D. Alur Penelitian ........................................................................................... 41

E. Variabel Penelitian ..................................................................................... 42

F. Istrumen Penelitian..................................................................................... 44

G. Pengolahan dan Analisa Data..................................................................... 44

H. Masalah Etik............................................................................................... 47

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 49

A. Hasil ........................................................................................................... 49

B. Pembahasan ................................................................................................ 56

C. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 66

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 67

A. Kesimpulan ................................................................................................ 67

B. Saran ........................................................................................................... 68

DAFTA PUSTAKA ............................................................................................. 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................73

xiii

DAFTAR TABEL

NAMA TABEL HAL

Tabel 1 Klasifikasi Tekanan Darah menurut AHA 8

Tabel 2 Klasifikasi Tekanan Darah menurut WHO 9

Tabel 3 Desain Penelitian Time Series 37

Tabel 4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan 50

Lama Riwayat Hipertensi di Kelurahan Paccerakkang,

Kota Makassar

Tabel 5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Nilai 51

Hemodinamik Tekanan Darah Sistol dan Diastol

diKelurahan Paccerakkang, Kota Makassar

Tabel 6 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan 52

Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Merokok,

Konsumsi Kopi, dan Aktifitas Fisik dan Lama

Riwayat Hipertensi di Kelurahan Paccerakkang,

Kota Makassar

Tabel 7 Pengaruh Senam Jantung Sehat Terhadap Perubahan 53

Hemodinamik (Tekanan Darah Sistol dan Diastol)

di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar

Tabel 8 Pengaruh Senam Jantung Sehat Terhadap Perubahan 54

Hemodinamik (Nadi dan Pernapasan) di Kelurahan

Paccerakkang, Kota Makassar

Tabel 9 Perbandingan Senam Jantung Sehat Terhadap Perubahan 55

Hemodinamik pada Hipertensi di Kelurahan

Paccerakkang, Kota Makassar

xiv

DAFTAR BAGAN

Nama Tabel Hal

Bagan 1 Kerangka Konsep 35

Bagan 2 Alur Penelitian 41

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Penjelasan penelitian

Lampiran 2 : Formulir persetujuan menjadi responden

Lampiran 3 : Kartu kontrol responden

Lampiran 4 : Buku panduan Senam Jantung Sehat

Lampiran 5 : Data karakteristik demografi

Lampiran 6 : Master tabel penelitian

Lampiran 7 : Hasil uji normalitas dan analisa data

Lampiran 8 : Rekomendasi Etik

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius di seluruh dunia.

Selain prevelensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di masa yang

akan datang, juga karena tingkat keganasannya berupa kecacatan permanen

dan kematian mendadak (Adib, 2009). Hipertensi menjadi penyebab kematian

nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yaitu mencapai 6,7% dari populasi

kematian pada semua umur di Indonesia (Depkes RI, 2012). Menurut World

Health Organization (2011), hampir 1 milyar orang di dunia menderita

hipertensi dan tiap tahunnya hampir 8 juta orang meninggal akibat hipertensi.

Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara

adekuat.

Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey

(NHANES 2003-2004) menunjukkan bahwa pravalensi hipertensi pada orang

dewasa dengan usia 18 tahun ke atas di Amerika adalah 29,6% atau 58-65

juta penduduk Amerika menderita hipertensi. Berdasarkan analisis

multivariate NHANES pada tahun 2003-2004, meningkatnya usia dan indeks

massa tubuh, ras kulit hitam non hispanik dan rendahnya pendidikan terkait

dengan hipertensi secara bermakna. Kemudian untuk di kawasan Asia hampir

1,5 juta orang setiap tahun meninggal akibat hipertensi. Hal ini menandakan

satu dari tiga orang menderita hipertensi (Kompas, 2013). Analisis hipertensi

terbatas pada usia 15-17 tahun. Data dari The Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure

2

(JNC VII 2003) didapatkan prevalensi nasional sebesar 5,3% (laki-laki 6,0%

dan perempuan 4,7%), pedesaan (5,6%) lebih tinggi dari perkotaan (5,1%).

Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner

terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%, yang didiagnosis tenaga

kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi, ada 0,1% yang minum

obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang

minum obat hipertensi sebesar 0,7%. Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia

sebesar 26,5% (25,8% + 0,7 %). Di Indonesia berdasarkan survey

RISKESDAS tahun 2013 prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat

melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka

Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur

(29,6%) dan Jawa Barat (29,4%), sedangkan di Sulawesi Selatan sebesar

(28,1%).

Hipertensi merupakan penyakit ketiga dari 10 jenis penyakit penyebab

utama kematian di Kota Makassar (Dinkes Makassar, 2014). Pada tahun yang

sama diperoleh data bahwa pada tahun 2010 jumlah kasus hipertensi

mencapai 13.802 kasus, tahun 2011 sebanyak 25.332 kasus dan pada tahun

2012 sebanyak 12.298 kasus. Pemerintah berharap kasus hipertensi ini bisa

menurun setiap tahunnya.

Hasil berbagai penelitian epidemiologi terbukti bahwa ada keterkaitan

antara gaya hidup kurang aktif dengan hipertensi. Oleh karena itu, WHO,

ACSM, The National Heart Foundation Joint National Committee on

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure sangat

3

menganjurkan untuk meningkatkan akivitas fisik sebagai intervensi pertama

dalam upaya pencegahan dan pengobatan hipertensi (Dalimartha, dkk, 2008).

Aktivitas fisik yang dianjurkan bagi penderita hipertensi salah satunya

ialah senam aerobik dengan intensitas ringan sedang dalam hal ini senam

jantung sehat dengan cara berkelompok. Senam jantung sehat adalah senam

yang disusun dengan selalu mengutamakan kemampuan jantung, gerakan otot

besar dan kelenturan sendi, agar dapat memasukkan oksigen sebanyak

mungkin ke dalam tubuh. Senam jantung sehat bertujuan merawat jantung

dan pembuluh darah. Pembuluh darah yang sehat, membuat kerja jantung

menjadi optimal, karena kedua organ tersebut bekerja saling berhubungan

(Sarvasty, 2012).

Keadaan hemodinamik sangat mempengaruhi fungsi penghantaran

oksigen dalam tubuh dan melibatkan fungsi jantung. Pada kondisi gangguan

hemodinamik, diperlukan pemantauan dan penanganan yang tepat sesuai

dengan kondisi penderita (Laksana, 2011). Aliran darah sistemik berefek pada

hemodinamik. Kontrol dari aliran darah selama olahraga sangat penting untuk

memastikan bahwa darah dan oksigen ditransportasikan ke jaringan-jaringan

yang membutuhkannya.

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Puspa Ayu Priadi

terhadap lansia penderita hipertensi di PSTW Budi Mulia 03 Margaguna

Jakarta Selatan yang berjumlah 30 responden yang dibagi menjadi 2 yaitu 15

kelompok intervensi dan 15 kelompok kontrol, didapatkan hasil penelitian

pada kelompok intervensi sebelum senam rerata sistolik 141.33 mmHg,

4

diastolik 86 mmHg dan setelah melakukan senam jantung sehat selama 9 kali

dalam 3 minggu rerata sistolik 122 mmHg, diastolik 74.67 mmHg.

Data awal dari Dinas Kesehatan Kota Makassar, didapatkan bahwa

jumlah penderita hipertensi terbanyak berada di wilayah kerja Puskesmas

Paccerakkang. Untuk jumlah kasus hipertensi di wilayah kerja Puskesmas

Paccerakkang pada bulan Juli - Agustus 2017 sebanyak 36 kasus, dengan

persentasi terdiagnosa lama sebanyak 73% dan diagnosa baru 27%

(Puskesmas Paccerakkang, 2017). Menurut mereka yang mengalami

hipertensi, mereka jarang berolahraga.

Berdasarkan data-data tersebut, yang menjelaskan pentingnya suatu

aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari guna meningkatkan taraf

kesehatan seseorang, maka peneliti melakukan penelitian kepada masyarakat

di Kelurahan Paccerakkang mengenai “Pengaruh Senam Jantung Sehat

Terhadap Perubahan Hemodinamik Pada Hipertensi Di Kelurahan

Paccerakkang, Kota Makassar.”

B. Rumusan Masalah

Senam jantung sehat sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan

kesehatan jasmani. Salah satu efek senam jantung sehat yaitu mampu

menurunkan tekanan darah jika dilakukan secara teratur dan sesuai dengan

SOP. Untuk itu, peneliti mengambil rumusan masalah dengan pertanyaan

penelitian apakah ada pengaruh senam jantung sehat terhadap perubahan

hemodinamik pada hipertensi di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar?

5

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh senam jantung sehat terhadap perubahan

hemodinamik pada pasien hipertensi di Kelurahan Paccerakkang, Kota

Makassar.

b. Tujuan Khusus

1) Diketahuinya hemodinamik sebelum melakukan senam jantung

sehat.

2) Diketahuinya perubahan hemodinamik setelah melakukan senam

jantung sehat.

3) Diketahuinya perbedaan perubahan hemodinamik sebelum dan

setelah melakukan senam jantung sehat.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi pertimbangan

masukan serta wawasan dibidang kesehatan dalam hal ini manfaat senam

jantung sehat terhadap perubahan hemodinamik pada penderita hipertensi.

2. Manfaat Praktis

a). Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah

untuk memperhatikan penderita hipertensi serta mendukung mendirikan

klub-klub senam jantung sehat di setiap puskesmas sehingga

meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

6

b). Bagi Institusi Pendidikan, Puskesmas, Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi institusi

pendidikan, puskesmas, dan rumah sakit untuk meningkatkan program

penurunan penyakit tidak menular dalam hal ini hipertensi serta dapat

menambah pengetahuan dalam pengembangan ilmu dan asuhan

keperawatan

d). Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan

informasi serta dijadikan sebagai salah satu referensi untuk melakukan

penelitian yang berhubungan dengan hipertensi dan senam jantung

sehat.

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Hipertensi

1. Definisi

Hipertensi merupakan naiknya tekanan darah sistolik maupun

diastolik secara intermitten atau terus-menerus yang muncul dalam dua

tipe utama yaitu hipertensi esensial yang disebut juga sebagai hipertensi

primer atau idiopatik dan hipertensi sekunder yang penyebabnya dapat

diidentifikasi seperti disebabkan oleh penyakit ginjal (Williams & Wilkins,

2011). Hipertensi juga dapat diartikan sebagai tekanan darah persiten

dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di

atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2002).

Hipertensi adalah suatu keadaan tekanan darah di pembuluh darah

meningkat secara kronis yang dapat terjadi karena jantung bekerja lebih

keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi

tubuh. Akibatnya hipertensi dapat memicu berbagai komplikasi terhadap

beberapa penyakit lain, seperti penyebab timbulnya penyakit jantung,

stroke dan ginjal. Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering juga disebut

the silent killer (pembunuh diam-diam), sebab seseorang dapat mengidap

hipertensi selama bertahun-tahun tanpa menyadari kerusakan organ vital

yang cukup berat bahkan dapat membawa kematian (Adib, 2009).

Menurut World Health Organization (WHO) hipertensi

didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana tekanan darah lebih dari

140/90 mmHg dengan dua kali pengukuran terpisah (Imelda & Kurniawan,

8

2013). Definisi menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

(2014), hipertensi adalah hasil dari dua kali pengukuran tekanan darah

dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang

dimana tekanan darah sitolik maupun diastolik mengalami peningkatan

yakni tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah

diastolik lebih dari 90 mmHg.

Hipertensi didefenisikan oleh Joint National Committee on

Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC) tahun

2003 sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan

diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari

tekanan darah (TD) normal, tinggi sampai hipertensi maligna.

Dari berbagai definisi di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa

hipertensi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah meningkat yakni

tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik

lebih dari 90 mmHg.

2. Klasifikasi

Klasifikasi baru tekanan darah berdasarkan AHA (American Heart

Association) tahun 2017 yaitu sebagai berikut :

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut AHA

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal tensi

Normal tinggi

Hipertensi tingkat 1 (ringan)

Hipertensi tingkat 2 (sedang)

Hipertensi tingkat 3 (berat)

< 120

120 – 129

130 – 139

≥ 140

≥ 180

< 80

< 80

80 – 89

≥ 90

≥ 120

9

Berikut klasifikasi hipertensi menurut WHO yang akan disajikan

dalam tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Klasifikasi hipertensi menurut World Health

Organization (WHO)

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Optimal <120 <80

Normal 120-129 80-84

High normal 130-139 85-89

Grade I Hypertension (mild) 140-159 90-99

Grade II Hypertension (Moderate) 160-179 100-109

Grade III Hypertension (Severe) ≥180 ≥110

Isolated Systolic Hypertension ≥140 <90

3. Etiologi

Berdasarkan etiologi hipertensi dibagi menjadi 2 golongan (Kabo,

2010)

1) Hipertensi primer/hipertensi esensial adalah tekanan darah 140/90

mmHg atau lebih pada usia 18 tahun ke atas dengan penyebab yang

tidak diketahui. Pengukuran dilakukan 2 kali atau lebih dengan posisi

duduk, kemudian diambil reratanya pada 2 kali atau lebih kunjungan.

Sebanyak 95% penderita hipertensi termasuk golongan hipertensi

primer atau penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun

dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak

(inaktivitas) dan pola makan (Pusat Data dan Informasi Kementerian

Kesehatan, 2014).

10

2) Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial: meningkatnya tekanan

darah dengan penyebab yang spesifik seperti penyakit arterial, penyakit

ginjal, obat tertentu, tumor dan kehamilan (Baughman & Hackley,

2000).

4. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol vasokontriksi dan relaksasi pembuluh

darah terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari vasomotor

ini, bermula dari syaraf simpatis yang berlanjut ke korda spinalis dan

keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simptis di toraks dan

abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls

yang bergerak ke bawah melalui sistem syaraf pusat simpatis ke ganglia

simptis. Pada titik ini, ganglion melepas asetikolin, yang merangsang

serabut syaraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan

dilepaskannya non epineprin akan mengakibatkan vasokontriksi pembuluh

darah. Pada saat yang bersamaan dimana sistem syaraf simpatis

merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar

adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktifitas vasokontriksi.

Medulla adrenal mensekresi epineprin yang menyebabkan vasokontriksi.

Kortek adrenal mensekresi kortisol dan steroid yang dapat memperkuat

vasokontriksor pembuluh darah yang mengakibatkan penurunan aliran

darah ke ginjal, sehingga menyebabkan pelepasan renin. Selanjutnya renin

menyebabkan pelepasan angiotensin I yang diubah menjadi angiotensin II

suatu konstriktor yang kuat, kemudian merangsang sekresi aldosteron oleh

korteks adrenal yang menyebabkan retensi natrium dalam dan air oleh

11

tubulus ginjal yang mengakibatkan volume intravaskuler meningkat

sehingga dapat menyebabkan hipertensi (Tjokonegoro, 2004).

5. Tanda dan Gejala

Gejala hipertensi pada umumnya tidak spesifik. Pada hipertensi

primer yang belum mengalami komplikasi, pasien biasanya tidak

mengalami gejala dan hanya mengeluh sakit kepala serta tegangan di

belakang leher. Gejala apabila telah terjadi kerusakan organ target dan

gejala yang timbul biasanya sesuai dengan organ yang terganggu.

Sedangkan pada hipertensi sekunder pada umumnya keluhan mengarah ke

penyakit penyebabnya (Kabo, 2010).

Peningkatan tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya

gejala. Bila demikian gejala lain baru muncul setelah terjadi komplikasi

pada ginjal, mata, otak atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan

seperti sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat

ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang, dan pusing (Mansjoer et

al, 2001).

6. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi

Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi meliputi

risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) dan faktor risiko yang dapat

dikendalikan (minor). Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor)

seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan usia. Sedangkan faktor risiko

yang dapat dikendalikan (minor) yaitu obesitas, kurang olah raga atau

aktivitas, merokok, minum kopi, sensitivitas natrium, kadar kalium

12

rendah, alkoholisme, stress, pekerjaan, pendidikan dan pola makan

(Suhadak, 2010).

a. Usia

Usia berpengaruh pada resiko terkena penyakit kardiovaskuler,

dimana usia menyebabkan perubahan di dalam jantung dan pembuluh

darah. Tekanan darah meningkat sesuai dengan usia, karena arteri

secara perlahan kehilangan keelatisannya. Dengan meningkatnya usia

maka gejala arteriosklerosis semakin nampak dan ini menunjang

peningkatan tekanan perifer total dan dapat menyebabkan hipertensi.

Namun berdasarkan kelompok umur, grafik rata-rata kenaikan tekanan

darah mengikuti rata-rata kenaikan umur. Pada laki-laki, hipertensi pada

umur > 55 tahun dan perempuan pada umur > 65 tahun. Resiko wanita

meningkat setelah mengalami menopause. Disimpulkan bahwa

prevelensi hipertensi akan meningkat dengan bertambahnya umur

(Kurnia, 2007).

b. Jenis Kelamin

Penyakit hipertensi cenderung lebih tinggi pada jenis kelamin

perempuan dibanding jenis kelamin laki-laki. Hal ini dikarenakan pada

perempuan, tekanan darah meningkat seiring bertambahnya usia. Pada

masa menopause perempuan cenderung memiliki tekanan darah rendah

lebih rendah daripada laki-laki penyebabnya sebelum menopause,

wanita relatif terlindungi dari penyakit kardiovaskuler oleh hormon

estrogen sedangkan kadar estrogen menurun pada masa menopause.

13

c. Kebiasaan Gaya Hidup tidak Sehat

Kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan

hipertensi, antara lain minum-minuman beralkohol, kurang berolahraga,

dan merokok.

1) Merokok merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan

hipertensi, sebab rokok mengandung nikotin. Menghisap rokok

menyebabkan nikotin terserap oleh pembuluh darah kecil di dalam

paru-paru dan kemudian akan diedarkan hingga ke otak. Di otak,

nikotin akan memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk

melepas epinefrin atau adrenalin yang akan menyempitkan

pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat

karena tekanan darah yang lebih tinggi. Tembakau memiliki efek

cukup besar dalam peningkatan tekanan darah karena dapat

menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Kandungan bahan

kimia dalam tembakau juga dapat merusak dinding pembuluh

darah.

Karbon monoksida dalam asap rokok akan menggantikan

ikatan oksigen dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan tekanan

darah meningkat karena jantung dipaksa memompa untuk

memasukkan oksigen yang cukup ke dalam organ dan jaringan

tubuh lainnya.

2) Kurangnya aktifitas fisik sangat mempengaruhi stabilitas tekanan

darah. Pada orang yang tidak aktif melakukan kegiatan fisik

cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi.

14

Hal tersebut mengakibatkan otot jantung bekerja lebih keras pada

setiap kontraksi. Makin keras usaha otot jantung dalam memompa

darah, makin besar pula tekanan yang dibebankan pada dinding

arteri sehingga meningkatkan tekanan perifer yang menyebabkan

kenaikan tekanan darah. Kurangnya aktivitas fisik juga dapat

meningkatkan risiko kelebihan berat badan yang akan

menyebabkan risiko hipertensi meningkat.

Studi epidemiologi membuktikan bahwa olahraga secara

teratur memiliki efek antihipertensi dengan menurunkan tekanan

darah sekitar 6-15 mmHg pada penderita hipertensi. Olahraga

banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi, karena

olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer

yang akan menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dikaitkan

dengan peran obesitas pada hipertensi.

d. Konsumsi garam berlebihan

Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis

hipertensi. Asupan garam kurang dari 3 gram/hari menyebabkan

prevelensi hipertensi yang rendah sedangkan jika asupan garam antara

5-15 gram/hari menyebabkan prevelensi hipertensi meningkat menjadi

15-20 %. Garam mempunyai peranan dalam patogenesis hipertensi

melalui masukan natrium yang tinggi (Kurnia, 2007).

Selain faktor risiko yang dikemukakan di atas terdapat beberapa

faktor risiko hipertensi menurut Bustan (2007), seperti ras/suku dimana

orang kulit hitam lebih banyak terkena hipertensi dibandingkan orang kulit

15

putih, pada daerah kota lebih banyak ditemukan terkena hipertensi

dibandingkan dengan orang desa, letak geografis dimana pada daerah

pantai lebih banyak kejadian hipertensi dari pada daerah pegunungan,

kemudian tipe kepribadian orang juga mempengaruhi kejadian hipertensi,

banyak ditemukan hipertensi pada tipe kepribadian A.

7. Komplikasi

Menurut Gray et al (2003), derajat keparahan hipertensi dapat

mempengaruhi perubahan pada organ-organ utama seperti jantung, ginjal,

dan otak yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada organ tersebut.

Penjelasan mengenai bagaimana hipertensi dapat menyebabkan

komplikasi pada organ-organ tersebut akan diuraikan pada penjelasan

dibawah ini.

a. Jantung

Pada jantung terjadinya hipertrofi ventrikel kiri menyebabkan

peningkatan kekakuan dinding terhadap pengisian sistol dan diastol.

Penyakit jantung koroner sering terjadi pada hipertensi dan bersama

dengan disfungsi ventrikel kiri mungkin menyebabkan tingginya angka

kematian penyakit jantung. Risiko kejadian jantung (kematian, infark

miokard, gagal jantung, aritmia ventrikel) akan berkurang jika

hipertensi diturunkan.

b. Ginjal

Pada ginjal dapat terjadi kerusakan dan gagal ginjal pada penderita

hipertensi menahun, khususnya dengan kontrol yang tidak teratur. Pada

hipertensi hebat (hipertensi maligna), gagal ginjal akut sering terjadi

16

dan merupakan penyebab utama kematian jika hipertensi tidak diterapi

dengan tepat.

c. Otak

Komplikasi pada otak yakni berupa stroke dan serangan iskemik

transien. Stroke merupakan penyakit akibat gangguan peredaran darah

otak yang dipengaruhi oleh salah satu faktor risiko yang dapat diubah

seperti hipertensi (Dinata, Safrita, & Sastri, 2013). Selama stroke,

tekanan darah dapat meningkat secara akut dan perlu kehati-hatian

untuk menurunkannya terlalu cepat atau mendadak. Resistensi vaskular

serebral akan meningkat karena efek hipertensi jangka panjang, juga

kemungkinan efek akut edema serebral, dan reduksi berlebihan tekanan

perfusi arteri serebral dapat meningkatkan iskemia serebral.

8. Penatalaksanaan Hipertensi

Penatalaksanaan medis pada klien dengan hipertensi bertujuan

untuk mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas dengan mencapai

dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg. Pedoman

penatalaksanaan hipertensi dari British Hypertension Society

menganjurkan terapi obat antihipertensi pada orang dengan TD sistolik

>160 mmHg yang menetap atau TD diastolik >100 mmHg yang menetap.

a. Terapi Farmakologis

Dalam buku farmakologi untuk keperawatan (2001) terdapat

beberapa terapi farmakologi untuk penderita hipertensi yaitu :

17

1) Diuretik

Terapi farmakologi yang bersifat diuretik ada 2 macam yaitu

diuretik thiazid, terapi dengan agens ini untuk hipertensi ringan

sampai sedang dan sering diberi bersama obat anti hipertensi lain.

Sedangkan diuretik non thiazid (natrilix) adalah obat anti hipertensi

oral, yang dipakai dengan dosis rendah (sampai 2,5 mg per hari)

dipakai untuk pengobatan hipertensi esensial. Obat ini mengurangi

sympathetic outflow dari system saraf autonom.

2) Obat penyekat beta

Obat penyekat beta non selektif memblok reseptor beta 1 dan

beta 2. Penyekat beta kardioselektif terutama memblok reseptor beta

1 dan tidak terlalu memblok reseptor beta 2 yang mengakibatkan

bronkodilatasi dalam paru.

3) Antagonis kalsium

Antagonis kalsium banyak dipakai untuk angina pektoris, kini

juga untuk hipertensi. Mekanisme kerjanya adalah memblok

masuknya ion kalsium ke dalam sel, akibatnya terjadi dilatasi

koroner dan penurunan tahanan perifer dan koroner.

4) Inhibitor ACE

Inhibitor ACE (angiotensin converting enzyme) menghambat

system renin angiotensin aldosteron, sehingga tekanan darah turun.

Inhibitor ACE menghambat enzim untuk mengubah angiotensin I

menjadi angiotensin II (vasokonstriktor kuat).

(Tambayong, 2001)

18

b. Terapi Nonfarmakologis

Menurut Muttaqin (2009) pendekatan nonfarmakologis yang dapat

mengurangi hipertensi adalah sebagai berikut :

1) Olahraga/latihan (meningkatkan lipoprotein berdensitas tinggi)

Olahraga yang efektif dalam menurunkan tekanan darah

pada pasien hipertensi adalah olahraga dinamis sedang. Olahraga

aerobik teratur seperti senam, jalan cepat, berenang dapat

menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi rata-rata 4,9/3,9

mmHg. Olahraga lari dan jogging termasuk olahraga ringan yang

lebih efektif menurunkan tekanan darah sistolik sekitar kira-kira 4-

8 mmHg. Olahraga yang memiliki efek stressor harus dihindari

seperti olahraga isometrik (Aziza, 2007).

2) Penurunan berat badan

Dengan mengurangi beban kerja jantung yang

mengakibatkan kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup

juga berkurang dapat mengurangi tekanan darah (Elizabeth, 2009)

3) Pembatasan Alkohol, Natrium, Tembakau (Muttaqin, 2009)

4) Relaksasi

Relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan

pada setiap terapi anti hipertensi (Muttaqin, 2009).

19

B. Konsep Hemodinamik

Hemodinamika adalah ilmu yang mempelajari pergerakan darah

dan daya yang berperan di dalamnya. Hemodinamika erat kaitannya

dengan mekanisme sirkulasi darah dalam tubuh (Saputro, 2013).

Hemodinamik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan volume,

jantung, dan pembuluh darah. Hemodinamik ini diatur oleh sistem saraf

simpatik dan parasimpatik (Katili, 2015).

Menurut Katili (2015) bahwa, komponen hemodinamik secara

umum terdiri atas tiga komponen utama yaitu :

1. Volume (darah dan cairan)

2. Pembuluh darah (arteri, vena, dan kapiler)

3. Jantung sebagai pompa

Hemodinamik dapat dipantau secara invasif dan noninvasif.

Pemantauan hemodinamik secara noninvasif terdiri dari beberapa

komponen antara lain tekanan darah, nadi, heart rate, pernapasan,

indikator perfusi perifer, produksi urin, saturasi oksigen, dan GCS (Katili,

2015).

Pada penelitian ini, hemodinamik yang dinilai yaitu antara lain :

1. Tekanan darah

Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh sistem

vaskular terhadap dinding pembuluh darah atau sistem sirkulasi. Tekanan

darah merujuk pada tekanan darah arteri. Dalam satu denyut jantung terdiri

dari gelombang kontraksi yang disebut sistol, yang diikuti oleh fase

relaksasi yang disebut diastol (James, Baker, & Swain, 2008). Nilai

20

normal tekanan darah menurut American Heart Association (AHA) 2017

yaitu sistol < 120 mmHg dan diastole < 80 mmHg.

Adapun mekanisme yang terjadi pada sistol dan diastol yaitu:

a) Sistol

1) Sistol berlangsung selama 0,3 detik

2) Dirangsang oleh nodus sinoatrial, dinding atrium berkontraksi

memeras sisa darah dari atrium ke dalam ventrikel

3) Ventrikel melebar untuk menerima darah dari atrium dan kemudian

memulai berkontraksi

4) Ketika tekanan dalam ventrikel melebihi tekanan dalam atrium,

katup AV menutup. Chordae tandinea mencegah katup terdorong ke

dalam atrium

5) Ventrikel terus berkontraksi. Katup pulmonalis dan aorta membuka

akibat peningkatan tekanan ini

6) Darah menyembur keluar dari ventrikel kanan ke dalam arteria

pulmonalis dan darah dari ventrikel kiri menyembur ke dalam aorta

7) Kontraksi otot kemudian berhenti dan dengan dimulainya relaksasi

otot, siklus baru di mulai

b) Diastol

1) Pada awalnya darah vena memasuki atrium kanan melalui vena kava

superior dan inferior

2) Darah yang teroksigenasi melewati atrium kiri melalui vena

pulmonalis

21

3) Kedua katup antriol ventrikular (tricuspid dan mitralis) tertutup dan

darah dicegah untuk memasuki atrium ke dalam ventrikel

4) Katup pulmonalis dan aorta tertutup, mencegah kembalinya darah

dari arteri pulmonalis ke dalam ventrikel kanan dan dari aorta ke

dalam ventrikel kiri

5) Dengan bertambah banyaknya darah yang memasuki atrium, tekanan

di dalamnya meningkat dan ketika tekanan di dalamnya lebih besar

dari ventrikel, katup AV terbuka dan darah mulai mengalir dari

atrium ke dalam ventrikel.

2. Nadi

Nadi atau biasa juga disebut denyut jantung adalah beberapa kali

jantung memompa atau berdenyut setiap menitnya. Dalam keadaan

istirahat nilai jantung normal berkisar dari 60-100x/menit. Nilai nadi setiap

orang berbeda-beda. Adapun faktor yang mempengaruhi nilai nadi seperti

suhu udara, posisi tubuh, berat badan, dan penggunaan obat-obatan (AHA,

2015).

a) Mekanisme Timbulnya Denyut Nadi

Denyut nadi dapat dirasakan disebuah arteri yang terletak di dekat

dengan permukaan kulit disebabkan oleh perbedaan antara tekanan

sistolik dan diastolik. Perbedaan tekanan ini dikenal sebagai tekanan

nadi. Ketika tekanan darah 120/80 mmHg tekanan nadi adalah 40

mmHg (120 mmHg-80 mmHg). Frekuensi nadi menurun pada

istirahat dan blok jantung.

22

b) Letak-letak Denyut Nadi

Adapun letak-letak denyut nadi yaitu : belakang lutut (peplitea),

kunci paha (femuralis), leher (arterikarotis), sisi atas bagian dalam

kaki (dorsalpedis), pelipis (temporalis), pergelangan tangan (radialis),

dan lengan atas (brakialis).

3. Frekuensi Pernapasan

Secara harfiah, pernapasan yaitu pergerakan oksigen (O2) dari

atmosfer menuju ke sel dan keluarnya karbondioksida (CO2) dari sel ke

atmosfer. Secara fisiologi, pernapasan adalah proses dimana O2

dipindahkan dari udara ke dalam jaringan-jaringan, dan CO2 dikeluarkan

ke udara ekspirasi, dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu ventilasi,

transportasi, dan respirasi sel (Price & Wilson, 2005). Pengaturan

pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang terletak di medulla

oblongata dan pons di batang otak, yang pada bagian bilateralnya terdapat

beberapa kelompok neuron (Guyton & Hall, 2007).

Pada daerah tersebut dibagi menjadi tiga kelompok neuron utama

yaitu kelompok pernapasan dorsal yang bertanggungjawab mengatur

inspirasi, kelompok pernapasan ventral yang bertanggungjawab mengatur

ekspirasi, dan pusat pneumotaksik yang bertanggungjawab mengatur

kecepatan dan kedalaman pernapasan (Guyton & Hall, 2007). Selain itu,

pengontrolan jalan napas juga diatur oleh saraf otonom, yaitu saraf

simpatis yang menyebabkan relaksasi otot bronkus, bronkodilatasi, dan

berkurangnya sekresi bronkus dan saraf parasimpatis yang menyebabkan

23

bronkokontriksi dan peningkatan sekresi kelenjar mukosa dan sel-sel

goblet (Price & Wilson, 2005).

C. Konsep Senam Jantung Sehat

1. Definisi

Senam adalah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan

sengaja dan berencana, disusun secara sistematik dengan tujuan

membentuk dan mengembangkan keseluruhan yang harmonis. Menurut

Agus Mahendra (2000) senam merupakan kegiatan fisik yang paling kaya

struktur geraknya. Jika dilihat dari taksonomi gerak umum, senam dapat

secara lengkap diwakili oleh gerak-gerak dasar yang membangun pola

gerak yang lengkap mulai pola gerak lokomotor, non lokomotor sampai ke

manipulatif.

Senam jantung sehat termasuk ke dalam olahraga aerobik dengan

intensitas sedang (Fakhruddin, 2013). Senam jantung sehat adalah

olahraga yang disusun dengan selalu mengutamakan kemampuan jantung,

gerakan otot besar dan kelenturan sendi, agar dapat memasukkan oksigen

sebanyak mungkin ke dalam tubuh. Senam jantung sehat bertujuan

merawat jantung dan pembuluh darah. Pembuluh darah yang sehat,

membuat kerja jantung menjadi optimal, karena kedua organ tersebut

bekerja saling berhubungan (Sarvasty, 2012). Senam jantung sehat

menjadi salah satu olahraga atau aktivitas fisik yang dapat menurunkan

resiko terjadinya penyakit kardiovaskular.

Senam jantung sehat terdapa 5 seri, yaitu terdiri dari seri I dimana

gerakannya menggunakan irama musik yang pelan dan tidak rumit, seri II

24

gerakan yang dilakukan agak cepat namun masih sederhana, seri III

gerakan diiringi dengan musik yang lebih cepat dan gerakan mulai

bervariasi, seri IV dan V gerakan diiringi dengan musik yang semakin

cepat dan durasi dari gerakan lebih panjang. Pada usia lanjut dapat

menggunakan seri I, II, dan III. Sedangkan pada remaja bisa dilakukan seri

IV dan V (Lalarni, 2015).

Untuk mengetahui apakah seseorang dikatakan telah berhasil

mencapai program latihan, dapat dipakai beberapa tolak ukur/parameter,

antara lain : a) Program latihan tercapai; b) Berat dan tinggi badan

seimbang; c) Tekanan darah normal atau terkendali; d) denyut nadi

istirahat semakin bertambah lambat (relatif bradikardi); e) Faktor resiko

hilang atau terkendali; h) Tingkat kesegaran jasmaninya baik.

2. Sistematika Senam Jantung Sehat

Senam jantung sehat adalah olahraga aerobik yang disusun dengan

selalu mengutamakan kemampuan jantung, gerakan otot besar dan

kelenturan sendi, serta upaya memasukkan oksigen sebanyak mungkin

yang dilakukan secara mudah, murah, meriah, massal dan bermanfaat serta

aman (Anggriyana, 2010). Tujuan inti dari olahraga senam jantung sehat

adalah untuk menyehatkan jantung, memperbaiki denyut nadi,

menurunkan tekanan sistolik dan diastolik (Made Ayu, 2013). Pada

penelitian ini menggunakan senam jantung sehat seri v yang berdurasi 18

menit, 48 detik.

25

Ada 5 prinsip dasar dalam melakukan senam jantung sehat, yaitu :

1) Latihan pemanasan/peregangan

2) Latihan inti

3) Latihan pendinginan/pemulihan/penenangan

4) Intensitas latihan

5) Durasi/lamanya latihan

1. Pemanasan

Pemanasan adalah persiapan emosional, psikologis dan fisik untuk

melakukan latihan (Mukholid, 2007). Gerakan ini dilakukan sebelum

memasuki gerakan inti dengan tujuan untuk mempersiapkan berbagai

sistem tubuh sebelum memasuki latihan yang sebenarnya. Tujuan

latihan ini adalah menaikkan suhu tubuh, meningkatkan denyut jantung

mendekati intensitas latihan. Selain itu, pemanasan perlu untuk

mengurangi kemungkinan terjadinya cedera akibat olahraga. Lama

pemanasan biasanya 5-10 menit (Tapan, 2005). Pada senam jantung

sehat seri v, lama pemanasan yaitu 6 menit, 57 detik.

Adapun gerakan pemanasan pada senam jatung sehat yaitu :

a) Sikap awal : sikap sempurna.

b) Tujuan : menaikkan denyut jantung secara perlahan untuk

persiapan melakukan olahraga senam jantung sehat dan

menghilangkan kehalaman pada otot dan sendi.

c) Menghitung denyut nadi : tangan kanan memegang pergelangan

tangan kiri, posisi di depan dada, setelah 6 detik, posisi kembali ke

sikap sempurna.

26

2. Inti

Gerakan inti biasanya merupakan gerakan yang telah aktif dengan

mengikuti alur tertentu. Gerakan ini bertujuan untuk menguatkan otot-

otot tubuh seperti lengan, tungkai, perut, pinggul dan juga melatih

koordinasi gerak anggota tubuh. Gerakan ini dilakukan kurang lebih

antara 20-30 menit atau disesuaikan dengan tujuan dan latihan yang

dilakukan (Sumintarsih, 2006). Pada senam jantung sehat seri v, lama

gerakan inti (latihan) yaitu 10 menit, 21 detik.

Adapun gerakan inti pada senam jatung sehat yaitu :

a) Bersiap-siap menghitung denyut nadi

b) Gerakan : diawali dengan gerakan peralihan

c) Tujuan : untuk memacu denyut nadi dan menyesuaikan irama yang

lebih cepat

3. Pendinginan

Pelaksanaan gerakan ini merupakan penurunan gerakan secara

bertahap dari intensitas tinggi ke intensitas rendah (Mukholid, 2007).

Gerakan ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi tubuh seperti

sebelum berlatih dan mengembalikan darah ke jantung untuk

reoksigenasi sehingga mencegah genangan darah di otot kaki dan

tangan. Gerakan ini dilakukan kira-kira 5-10 menit (Sumintarsih, 2006).

Latihan aerobik sebaiknya dilakukan dengan frekuensi 3-5

kali/minggu dengan durasi latihan 20-30 menit setiap kali latihan

(Wilmore & Costill , 2004).

27

Menurut (Gian & The , 2002) mengatakan bahwa durasi latihan

15-30 menit dinilai cukup apabila latihan dilakukan secara terus

menerus dan didahului 5-10 menit pemanasan dan diakhiri 5-10 menit

pendinginan. Pada senam jantung sehat seri v, lama pendinginan yaitu 2

menit, 10 detik.

3. Fisiologi Senam Jantung Sehat

Olahraga ini banyak tergantung pada energi yang diambil dari

konsumsi oksigen (aerobik). Sumber energi yang dibutuhkan pada waktu

berolahraga berasal dari glukosa dan asam lemak bebas. Kedua bahan

tersebut merupakan sumber utama, namun pemakaian glukosa pada tingkat

ini lebih cepat. Pada saat berolahraga energi berasal dari ATP otot, setelah

itu didapatkan dari cadangan glikogen otot, selanjutnya barulah digunakan

glukosa. Bila olahraga berlangsung terus maka energi diperoleh dari

glukosa yang didapat dari pemecahan simpanan glikogen hepar

(glikogenolisis). Bila olahraga berlangsung lebih dari 30 menit maka

sumber energi utama adalah asam bebas yang berasal dari lipolisis

jaringan adipose (Ilyas, 2009).

Olahraga ini akan menyebabkan denyut jantung dan tekanan darah

meningkat untuk memenuhi permintaan oksigen sehingga seseorang akan

bernapas lebih cepat dan membiarkan oksigen melewati pembuluh darah

setiap menit. Kebutuhan oksigen ini akan dipenuhi oleh jantung dengan

meningkatkan aliran darahnya. Hal ini juga direspon pembuluh darah

dengan melebarkan diameternya (vasodilatasi) sehingga akan berdampak

pada tekanan darah (Divine, 2006).

28

4. Porsi Latihan

a. Frekwensi

Frekwensi yang dimaksud di sini ialah berapa kali seminggu

olahraga ini dilakukan agar memberi efek latihan. Melakukan latihan

minimal 3 kali seminggu pada hari yang bergantian artinya selang

sehari. Ini dikarenakan bahwa tubuh memerlukan pemulihan selesai

berolahraga sehingga otot dan persendian diberi kesempatan untuk

memulihkan diri. Dalam salah satu pengamatan yang dilakukan, Cooper

dikutip dalam Arif (2007) pernah menganjurkan untuk melakukan

olahraga setiap hari, namun akhirnya ia berkesimpulan bahwa olahraga

3 kali seminggu sudah cukup. Olahraga yang dilakukan melebihi 5 kali

seminggu akan menimbulkan berbagai komplikasi baik secara

psikologis maupun fisiologi.

b. Intensitas

Intensitas mengandung arti berat badan latihan yang diberikan tidak

mengakibatkan efek yang membahayakan. Reaksi denyut jantung yang

timbul dapat dipakai sebagai cerminan dari reaksi pembebanan. Beban

yang diterima oleh jantung berkisar antara 60-80% dari kekuatan

maksimal jantung. Beban seberat ini dijabarkan dengan denyut jantung

antara 70-85% dari denyut jantung maksimal. Dengan demikian senam

jantung sehat sudah cukup memperbaiki atau meningkatkan

kemampuan jantung bila diberi beban seperti diuraikan di atas. Bila

senam dilakukan sampai denyut jantung maksimal akan menyebabkan

kelelahan dan membahayakan. Sebaliknya jika latihan di bawah 70%,

29

maka efek latihan sangat sedikit atau kurang bermanfaat bagi jantung

khususnya bagi orang sehat (Kusman dikutip dalam Arif, 2007).

c. Tempo

Menurut Kusman dikutip dalam Arif, (2007) yang dimaksud

dengan tempo latihan adalah waktu atau lamanya latihan yang diberikan

agar memberi manfaat. Penelitian menunjukkan lama latihan antara 20-

30 menit sudah cukup memberikan kenaikan kemampuan sebanyak

35% bila dilakukan 3 kali dalam seminggu dalam jangka waktu satu

setengan bulan. Bila latihan senam selama 6 bulan akan menghasilkan

peningkatan kemampuan sampai optimal. Makin lama seseorang

berlatih pada dosis latihan yang dianjurkan berarti makin tahan

jantungnya, semakin banyak darah yang dialirkan, dan semakin banyak

oksigen yang dipakai keseluruh tubuh. Senam yang dilakukan selama

30 menit akan memberikan efek bagi tubuh kita yaitu meningkatkan

aliran darah dan memecahkan metabolisme lemak dan kolestrol.

5. Pengaruh dan Manfaat Senam Jantung Sehat

Senam jantung sehat yang dilakukan dengan benar dapat memberi

manfaat bagi kebugaran jasmani. Kebugaran sering dikaitkan dengan

kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa rasa

lelah yang berarti dan masih mempunyai cadangan energi untuk keperluan

mendadak. Kebugaran merupakan pendukung utama penampilan dan

prestasi, ditopang oleh kerja sama sistem tubuh. Pengaruh seketika disebut

respon dan pengaruh jangka panjang akibat latihan teratur disebut

adaptasi. Dengan demikian apabila melakukan senam jantung sehat secara

30

kontinu/terus-menerus, akan memberi dampak terhadap : respon dan

adaptasi pada jantung, sistem pernapasan, sistem energi, dan respon

adaptasi khusus (Farida Mulyaningsih, 2006).

D. Hubungan Senam Jantung Sehat Terhadap Perubahan Hemodinamik

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan dapat diambil kesimpulan

bahwa dengan latihan olahraga secara teratur dapat meningkatkan fungsi

tubuh terutama fungsi jantung. Jantung merupakan salah satu organ vital

tubuh sudah seharusnya dijaga kesehatannya. Kerusakan pada jantung

mempengaruhi semua sistem tubuh. Sebagai contoh penyakit hipertensi,

jika tidak tertangani secara baik akan berakibat fatal salah satunya dapat

menyebabkan penyakit stroke yang dapat berakhir dengan kematian. Salah

satu cara untuk menjaga kesehatan jantung adalah dengan olahraga yang

teratur. Olahraga ringan yang mudah dilakukan adalah senam. Senam

memiliki banyak manfaat diantaranya adalah melancarkan peredaran darah

dan meningkatkan jumlah volume darah sehingga dengan melakukan

senam secara teratur dapat meminimalkan terjadinya penyakit jantung

terutama hipertensi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rismayanthi tahun

2009 menyatakana bahwa senam dapat menurunkan tekanan darah sistolik

dan diastolik. Senam menimbulkan efek beta blocker yang dapat

menenangkan sistem saraf simpatikus, dimana bila terjadi penurunan

aktivitas simpatik pada pembuluh darah perifer dapat menjadi petunjuk

penurunan tekanan darah. Hasil penelitian Rismayanthi jika melakukan

senam dengan intensitas sedang, dan lama waktu 20-60 menit serta

31

dilakukan 3 kali seminggu dapat menurunkan tekanan darah sistolik pada

penderita hipertensi sebesar 3,346% dan menurunkan tekanan darah

diastolik sebesar 4,273%.

Senam jantung sehat juga dapat merilekskan pembuluh-pembuluh

darah, penurunan tekanan darah juga dapat terjadi akibat aktivitas

memompa jantung berkurang. Otot jantung pada orang yang rutin

berolahraga sangat kuat, maka otot jantung dari individu yang rajin

berolahraga berkontraksi lebih sedikit dari pada otot jantung orang yang

jarang berolahraga untuk memompakan volume darah yang sama. Karena

latihan aktivitas fisik senam jantung sehat dapat menyebabkan penurunan

denyut jantung maka akan menurunkan cardiac output, yang pada

akhirnya menyebabkan penurunan tekanan darah. Peningkatan efisiensi

kerja jantung dicerminkan dengan penurunan tekanan sistolik, sedangkan

penurunan tahanan perifer dicerminkan dengan penurunan tekanan

diastolik (Harber, 2009)

Senam jantung sehat dapat melemaskan pembuluh-pembuluh

darah, sehingga tekanan darah menurun, sama halnya dengan melebarnya

pipa air akan menurunkan tekanan air. Latihan senam senam jantung sehat

juga dapat menyebabkan aktivitas saraf, reseptor hormon, dan produksi

hormon-hormon tertentu menurun. Bagi penderita hipertensi, senam

jantung sehat cukup aman karena telah dirancang khusus untuk setiap usia

juga dapat menurunkan tekanan sistolik maupun diastolik pada orang yang

mempunyai tekanan darah tinggi tingkat ringan. Olahraga senam jantung

sehat menimbulkan efek seperti: beta blocker yang dapat menenangkan

32

sistem saraf simpatik dan melambatkan denyut jantung. Senam jantung

sehat yang dilakukan akan mengurangi kadar hormon norepinefrin

(noradrenalin) dalam tubuh, yakni zat yang dikeluarkan sistem saraf yang

dapat menaikkan tekanan darah (Nanny Selamiharja:

http://www.indomedia.com).

Faktor utama yang mempengaruhi tekanan darah adalah curah

jantung, tekanan pembuluh darah perifer dan volume/aliran darah. Rata-

rata tekanan darah arteri ditentukan oleh curah jantung dan resistensi

perifer total. Penurunan tekanan arteri setelah latihan harus dimediasi oleh

penurunan satu atau kedua variabel tersebut. Penurunan resistensi perifer

total tampaknya menjadi mekanisme utama yang menjadikan penurunan

tekanan darah setelah olahraga. Penurunan perifer dapat dijelaskan dari

mekanisme :

1. Adaptasi Neurohormonal

a) Sistem saraf simpatik

Aktivitas sistem saraf simpatik yang meningkat adalah ciri

penting dari hipertensi. Aktivitas saraf simpatik dan adanya

pelepasan norepinefrin (NE) memediasi vasokontriksi dan

meningkatkan resistensi vaskuler. Penurunan aliran saraf simpatis

pusat atau sirkulasi norepinefrin (NE) menipiskan vasokontriksi dan

menyebabkan penurunan tekanan darah. Meskipun bukti yang

terbatas untuk mendukung pengurangan eferen aktivitas saraf

simpatis setelah latihan/olahraga, pengurangan norepinefrin (NE)

plasma telah dibuktikan setelah latihan/olahraga. Penelitian yang

33

dilakukan oleh meredith et al. Menemukan bahwa penurunan NE

plasma setelah latihan berhubungan dengan penurunan spillover

yang menunjukkan penurunan aktivitas sistem saraf simpatik.

Berkurangnya NE pada sinapsis akan menjadi salah satu mekanisme

yang memfasilitasi pengurangan resistensi pembuluh darah

(Pascestello, 2010).

b) Sistem Renin-Angiotensin

Angiotensin II adalah vasokonstriktor kuat dan pengatur volume

darah, penurunan renin danangiotensin II dengan latihan

kemungkinan akan menjadi faktor penurunan tekanan darah

(Pascestello, 2010).

c) Respon Vaskular

Adaptasi vaskular yang akan memberikan kontribusi untuk

menurunkan tekanan darah setelah latihan. Latihan mengubah respon

vaskular dua vaskonstiktor kuat, NE dan Endotelin-1. Endotelin 1

mendorong pengeluaran NO (nitrat oxide) dan mempertahankan

keseimbangan antara efek vasodilatasi dari NO dan efek

vasokonstriktor dari endotelin 1 itu sendiri. Endotel sangat

bergantung pada vasodilatasi yang berkaitan erat produksi oksida

nitrat. Endotel memproduksi NO, yaitu faktor vasorelaksan ampuh

yang memberikan kontribusi dalam pembuluh darah. NO dibentuk

oleh sintesis enzim NO (NOS) yang terbentuk dari asam amino L-

Arginin. NO berdifusi ke sel-sel otot polos pembuluh darah,

mengaktifkan guanylate cyclase dan menghasilkan vasorelaksasi

34

(Mancia, 2014). Olahraga diduga dapat mengubah vasokonstriktor

menjadi vasodilator (mengurangi vasokonstriksi dan tekanan pada

pembuluh darah). Latihan olahraga juga terbukti meningkatkan

produksi oksida nitrat dan meningkatkan fungsi vasodilatasi yang

akan mengurangi resistensi perifer dan menurunkan tekanan darah

(Pascestello, 2010).

Menurut Lee et al (2002) yang dimuat dalam The Physician

and Sportmedicine, olahraga dapat menurunkan resiko penyakit

jantung koroner melalui mekanisme : penurunan denyut jantung

dan tekanan darah, penurunan tonus simpatik, meningkatkan

diameter arteri koroner dan sistem koleteralisasi pembuluh darah,

meningkatkan HDL dan menurunkan LDL darah (Suharjo &

Cahyono, 2008).

35

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

pustaka, maka konsep penelitian ini terdiri dari variabel dependen yaitu

hemodinamik pada hipetensi (tekanan darah, nadi, dan frekuensi pernapasan).

Sedangkan variabel independennya yaitu senam jantung sehat seri V.

Variabel Independent Variabel Dependent

Variabel Moderat

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Bagan 1. Kerangka Konsep

Senam Jantung Sehat

Seri V Hemodinamik

• Usia

• Jenis kelamin

• Merokok

• Kurangnya aktivitas fisik

• Konsumsi garam

berlebihan

36

B. Hipotesis

Ho : Tidak ada perubahan hemodinamik sebelum dan sesudah dilakukan

senam jantung sehat.

Ha : Ada perubahan hemodinamik sebelum dan sesudah dilakukan

senam jantung sehat.

37

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi

Eksperimen yang merupakan pengembangan dari True Experimental Design.

Metode Quasi Experimen mempunyai ciri utama yaitu tidak dilakukannya

penugasan secara random, melainkan dengan menggunakan kelompok yang

sudah ada.

Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Time Series

Design yaitu tidak menggunakan kelompok kontrol tetapi hanya

menggunakan satu kelompok saja namun pengukuran dilakukan secara

berulang pada individu yang sama. Sebelum diberikan perlakuan berupa

senam jantung sehat seri v, kelompok diberikan pretest (mengukur TD, nadi,

dan pernapasan) sampai tiga kali dengan maksud untuk mengetahui

kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuakuan.

Bila hasil pretest selama tiga kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti

kelompok tersebut kedaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten.

Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka

baru diberi treatment/perlakuan.

Berikut merupakan tabel desain penelitian time series design.

Tabel 3

Desain penelitian Time Series

Pretest Treatment Posttest

H1

H2

H3

SJS1

SJS2

SJS3

H4

H5

H6

38

Keterangan :

H1 H2 H3 : Nilai hemodinamik (TD, Nadi, Pernapasan)

pretest sebelum perlakuan

SJS1 SJS2 SJS3 : Memberikan perlakuan senam jantung sehat

H4 H5 H6 : Nilai hemodinamik (TD, Nadi, Pernapasan)

posttest setelah diberikan perlakuan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar.

Tempat penelitian dipilih berdasarkan data yang peneliti dapatkan bahwa

jumlah penderita hipertensi terbanyak di Kota Makassar berada di wilayah

kerja Puskesmas Paccerakkang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2018.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi sebagai objek penelitian merupakan hal yang penting

untuk ditentukan dalam penelitian. Menurut Fathoni (2006:103) populasi

adalah “keseluruhan unit elementer yang parameternya akan diduga

melalui statistika hasil analisis yang dilakukan terhadap sampel

penelitian”. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua

masyarakat di Kelurahan Paccerakkang yang telah terdiagnosa mengalami

hipertensi yaitu berjumlah 35 orang yang diperoleh berdasarkan data

pengukuran tekanan darah oleh petugas Puskesmas Paccerakkang.

2. Sampel

39

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dianggap mewakili

populasi yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2005). Jenis sampel pada

penelitian ini adalah non probability dengan teknik purposive sampling.

Sampling purposive yaitu penentuan sampel berdasarkan pada

pertimbangan subjektifnya, bahwa responden tersebut dapat memberikan

informasi yang memadai untuk menjawab pertanyaan penelitian dan

memenuhi kriteria penelitian.

Adapun kriteria inklusi dan ekslusi sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi

Yang dimaksud dengan kriteria inklusi adalah batasan ciri atau

karakter umum pada subjek penelitian (Saryono & Anggraeni, 2013).

Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:

1. Bersedia mengikuti latihan senam jantung sehat selama 3x/minggu

selama 3 minggu.

2. Tidak memiliki gangguan/cedera (luka atau fraktur) pada ekstremitas

b. Kriteria Eksklusi

Yang dimaksud dengan kriteria eksklusi merupakan ciri atau

karakter umum subjek penelitian yang harus dikeluarkan dari penelitian

karena berbagai sebab yang dapat mempengaruhi hasil penelitian

sehingga dapat menyebabkan bias penelitian (Saryono & Anggraeni,

2013). Pada penelitian ini yang termasuk kriteria eksklusi yaitu:

1. Tidak hadir pada saat program latihan

2. Memiliki riwayat penyakit stroke, gagal ginjal, gagal jantung dan

sindrome koroner akut

40

c. Besar Sampel

Jumlah sampel pada penelitian ini berjumlah 35 responden dengan

pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.

Adapun rumus yang digunakan peneliti dalam menghitung besar

sampel penelitian adalah rumus Slovin :

𝑛 =𝑁

1+𝑁𝑒2

Keterangan:

N = ukuran populasi

n = ukuran sampel

e = taraf signifikansi

Dengan menggunakan rumus di atas, maka perhitungan sampel

adalah:

𝑛 =𝑁

1 + 𝑁𝑒2

𝑛 =35

1 + 35(0,05)2

𝑛 =35

1 + 0,0875

𝑛 =35

1,0875

𝑛 = 32,1 (dibulatkan menjadi 32 orang)

41

D. Alur Penelitian

Bagan 2. Alur Kerja Penelitian

Persetujuan judul

Penyusunan dan pengajuan proposal

Observasi tempat penelitian dan populasi

Mendapatkan surat izin penelitian dari Ketua Program Studi

Mengajukan surat permohonan kegiatan senam jantung sehat ke Kepala

Desa/Kelurahan

Menentukan sampel dari semua populasi sesuai dengan kriteria inklusi

Mengumpulkan responden dengan teknik purposive sampling

Persetujuan Informed Consent

Memeriksa hemodinamik (pre test) sebelum senam jantung sehat esesehat

Intervensi senam jantung sehat 3 kali seminggu setiap hari selasa, kamis,

dan sabtu selama 3 minggu sesuai buku panduan senam jantung sehat

Memeriksa perubahan hemodinamik (pos test) setelah senam jantung

sehat dengan jeda waktu

Pengumpulan dan pengolahan data responden

Analisis data menggunakan program SPSS

Penyajian hasil dan kesimpulan penelitian

Mencatat hasil pengukuran hemodinamik di kartu kontrol

42

E. Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel

Menurut Notoatmodjo (2005) mengungkapkan bahwa variabel

penelitian merupakan suatu ukuran, ciri, atau sifat yang dimiliki oleh suatu

kelompok yang berbeda dengan kelompok lain seperti pekerjaan,

pengetahuan, dan sebagainya.

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel

terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah senam jantung sehat

seri v.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya

variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

hemodinamik.

2. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif

a. Senam jantung sehat dalam penelitian ini adalah senam jantung sehat

seri 5. Kegiatan senam jantung sehat terdiri dari 3 tahap yaitu latihan

pemanasan, latihan inti dan latihan pendinginan. Latihan ini dilakukan

selama 3 kali seminggu selama 3 minggu dengan frekwensi, intensitas

dan durasi latihan 18.48 menit dilakukan pada hari selasa, kamis dan

sabtu dengan berpedoman pada buku panduan senam jantung sehat seri

5 terlampir.

43

b. Hemodinamik

1) Tekanan Darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh sistem

vaskular terhadap dinding pembuluh darah atau sistem sirkulasi.

Tekanan darah yang diukur dalam penelitian ini adalah tekanan

darah sistol yaitu bunyi pertama pada saat mengukur tekanan darah

yang diukur sebelum dan sesudah melakukan senam jantung sehat

dan tekanan darah diastol yaitu bunyi kedua pada saat mengukur

tekanan darah yang diukur sebelum dan sesudah melakukan senam

jantung sehat. Pengukuran tekanan darah ini menggunakan

spygmomanometer digital dan dicatat pada kartu kontrol setiap

responden.

2) Nadi atau biasa juga disebut denyut jantung adalah beberapa kali

jantung memompa atau berdenyut setiap menitnya. Dalam keadaan

istirahat nilai jantung normal berkisar dari 60-100x/menit. Pada

penelitian ini, jumlah pengukuran nadi dilakukan sebanyak 3x yaitu

sebelum melakukan senam (denyut nadi istirahat), saat melakukan

senam (denyut nadi latihan) dan setelah melakukan senam. Adapun

alat yang digunakan peneliti untuk mengukur nadi yaitu jam tangan

dengan jarum detik.

3) Pernapasan yaitu pergerakan O2 dari atmosfer menuju ke sel dan

keluarnya CO2 dari sel ke atmosfer. Pada pene2itian ini, jumlah

pengukuran frekuensi napas dilakukan sebanyak 2x yaitu sebelum

dan setelah melakukan senam jantung sehat.

44

F. Istrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Instrumen atau alat-

alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Spigmomanometer digital yaitu alat yang digunakan untuk mengukur

tekanan darah responden. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan

termometer digital.

2. Jam tangan jarum detik yaitu alat yang digunakan untuk menghitung

nadi dan frekuensi pernapasan responden.

3. Buku panduan Senam Jantung Sehat yaitu alat yang digunakan sebagai

acuan dalam melakukan gerakan senam jantung sehat.

4. Laptop, LCD dan Speaker yaitu media yang digunakan untuk melihat

gerakan dan mendengarkan bunyi/irama senam jantung sehat.

5. Kartu kontrol yaitu alat yang digunakan untuk mencatat karakteristik

responden (data demografi) dan hasil pengukuran perubahan hemodinamik

pre dan post selama pemberian senam jantung sehat.

G. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data diawali dengan pengumpulan data menggunakan

lembar isian karakteristik demografi responden dan hasil yang bisa dilihat

dari kartu kontrol responden. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti

dan dibantu oleh tiga orang asisten untuk mencatat hasil pengukuran

hemodinamik sebelum dan setelah diberikan perlakuan pada kartu kontrol

responden. Pengumpulan status hemodinamik menggunakan instrumen

penelitian (spygmomanometer digital, jam tangan jarum detik, buku

panduan senam jantung sehat, dan kartu kontrol).

45

Data yang terkumpul kemudian diolah, menurut Natoadmodjo (2012)

pengolahan data melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a. Editing

Setelah semua data terkumpul, kemudian dilakukan pemeriksaan

kelengkapan data dan kesinambungan data. Peneliti memeriksa data

untuk nilai tekanan darah sistolik dan diastolik, nadi, dan frekuensi

pernapasan setiap responden sebelum dan setelah diberikan perlakuan

senam jantung sehat.

b. Coding

Data yang berbentuk huruf diubah menjadi data berbentuk

angka/bilangan. Setiap data diberikan kode 1 hingga 3 sesuai dengan

definisi operasional untuk memudahkan pengelolaan data dan entry

data pada komputer.

c. Entry Data

Entry data dilakukan dengan cara memasukkan data ke program

SPSS 20 di komputer sehingga dapat dianalisis. Data yang dimasukkan

berupa nomor responden, umur, jenis kelamin, tekanan darah sistol dan

diastol, nadi, dan frekuensi pernapasan.

d. Cleaning

Pengecekan kembali data yang sudah diproses apakah ada

kesalahan, ketidaklengkapan, dan kemudian dilakukan koreksi.

2. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini dilakuakan dengan menggunakan

uji statistik dengan cara komputerisasi. Analisa data tersebut antara lain :

46

a. Analisis Univariate

Analisis univariate merupakan analisis yang dilakukan untuk

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Setiap kategori

jawaban pada variabel dependent dan independent disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi dan dilakukan analisis (Notoatmodjo,

2012). Variabel-variabel yang akan dianalisis dengan analisa univariat

ini adalah umur, jenis kelamin, lama riwayat hipertensi, tingkat

pendidikan, merokok, dan aktivitas fisik.

b. Analisis Bivariate

Analisis data berdistribusi normal dengan menggunakan uji paired

t-test. Uji paired t-test digunakan pada sampel berpasangan yaitu

membandingkan hasil pre test dan post test pada kelompok intervensi

yang berbeda. Selain uji paired t-test, juga akan digunakan uji Analysis

of Variance (ANOVA). Uji ANOVA ini digunakan untuk menganalisis

perbedaan rata-rata (nilai tengah) hasil post test yang dilakukan dalam

penelitian ini. Kelebihan uji ANOVA ialah dapat menguji perbedaan

lebih dari 2 kelompok. Alternatif lain yang digunakan peneliti jika hasil

uji normalitas one way anova tidak berdistribusi normal, maka peneliti

menggunakan uji kruskal-wallis.

Hasil akhir dari analisis ANOVA adalah nilai F test atau F hitung.

Nilai F hitung ini yang nantinya akan dibandingkan dengan nilai pada

tabel f. Jika nilai f hitung lebih dari f tabel, maka dapat disimpulkan

bahwa menerima H1 dan menolak H0 atau yang berarti ada perbedaan

bermakna rerata pada semua kelompok.

47

H. Masalah Etik

Semua penelitian yang erat kaitannya dengan manusia sebagai obyek harus

mempertimbangkan masalah etik. Penelitian ini mengacu pada Komisi

Nasional Etik Penelitian Kesehatan (KNEPK, 2011), antara lain:

1. Respect for person (menghormati harkat dan martabat manusia)

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk

mendapatkan informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian,

memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk

berpartisipasi dalam kegiatan penelitian. Tindakan yang terkait dengan

prinsip menghormati harkat dan martabat manusia yaitu peneliti

mempersiapkan formulir persetujuan subyek (informed consent) yang

didalamnya mencakup maksud dan tujuan dan manfaat penelitian

pengaruh senam jantung sehat terhadap perubahan hemodinamik. Jika

calon responden bersedia untuk diteliti, maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan tersebut. Selain itu, peneliti juga akan

menjaga kerahasiaan dan atau informasi yang didapatkan dengan memberi

huruf inisial sebagai pengganti nama responden dan dokumentasi

penelitian tidak menampilkan wajah atau identitas responden.

2. Beneficiency (manfaat)

Penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna mendapatkan

hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek penelitian dan

dapat digeneralisasikan di tingkat populasi (beneficience). Peneliti

meminimalisasikan dampak yang merugikan bagi subyek

(nonmaleficience). Apabila senam jantung sehat yang diberikan peneliti

48

berpotensi mengakibatkan cedera atau stres tambahan, maka subyek

dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya cedera,

kesakitan, stres, maupun kematian subyek.

3. Justice (keadilan)

Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk

memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati,

profesional, berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor

ketetapan, keseksamaan, kecermatan, psikologi subyek penelitian.

Lingkungan penelitian dikondisikan agar memenuhi prinsip keterbukaan

yaitu kejelasan prosedur penelitian.

49

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 2 Januari sampai dengan 26

Januai 2018. Pelaksanaannya bertempat di Kelurahan Paccerakkang, Kota

Makassar. Seluruh responden termasuk dalam kriteria inklusi yang didapat

dengan teknik purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 32

orang. Untuk jumlah responden tersebut, hanya 20 orang yang bersedia untuk

dilakukan intervensi (senam jantung sehat). Namun yang datang selama 3

minggu atau 9 kali pertemuan sebanyak 9 responden. Sebelum penelitian

dimulai, peneliti meminta izin kepada responden dengan mengajukan lembar

persetujuan responden yang disertakan bersama dengan penjelasan penelitian

dan lembar data karakteristik responden untuk ditandatangani.

Proses pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

memeriksa tekanan darah, fekuensi napas dan nadi sebelum diberikan

intervensi guna mendapatkan data pre test. Pemeriksaan tersebut dilakukan

oleh peneliti dan dibantu oleh rekan peneliti sebanyak 3-4 orang. Setelah

tekanan darah, frekuensi napas dan nadi diukur, kemudian peneliti

mengarahkan para responden mengambil tempat dan merapikan barisan untuk

siap-siap melakukan senam jantung sehat. Setelah melakukan senam jantung

sehat selama kurang lebih 18.48 menit, responden kemudian istirahat kurang

lebih 1 menit lalu kemudian diukur kembali tekanan darah, frekuensi napas

dan nadi untuk mendapatkan data post test.

50

Peneliti melakukan pengolahan dan analisa data dengan menggunakan

aplikasi statistik untuk mendistribusikan data-data karakteristik responden

dalam penelitian ini dan data-data hasil pemeriksaan perubahan hemodinamik.

Pengumpulan data dilanjutkan dengan pengolahan data untuk

memperoleh hasil penelitian. Penelitian menyajikan analisis data univariat

untuk karakteristik responden dan tiap variabel penelitian dalam bentuk

distribusi frekuensi dan analisis bivariat dilakukan dengan uji one way anova

jika berdistribusi normal, dan menggunaka uji kruskal wallis jika data

berdistribusi tidak normal. Selain itu peneliti juga menggunakan uji paired t

test untuk membandingkan hasil pre test dan post test terakhir pada kelompok

intervensi yang melakukan senam jantung sehat.

1. Analisis Univariat

a. Karakteristik Demografi

Tabel 4

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Usia dan Lama Riwayat Hipertensi

di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar (n=9)

Sumber : Data Primer (2018)

Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata usia responden adalah 59

tahun dengan usia minimal 42 tahun dan maksimal 73 tahun. Lama

menderita hipertensi rata-rata 4 tahun.

Karakteristik Intervensi(n=9)

Mean±SD Min-maks

Usia (tahun) 59.00±10.78 42-73

Lama riwayat hipertensi(tahun) 4.00±2.50 1-7

51

b. Hemodinamik

Tabel 5

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Nilai Hemodinamik Tekanan Darah

Sistol dan Diastol di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar

Tabel 5 menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik pada kelompok

perlakuan sebelum (pre test) diberikan intervensi tidak ada yang normal

(0.0%), yang mengalami hipertensi tingkat 1 sebanyak 4 orang (44.4%)

dan yang mengalami hipertensi tingkat 2 sebanyak 5 orang (55.5).

Sedangkan untuk tekanan darah diastolik pada kelompok perlakuan

sebelum (pre test) diberikan intervensi ada 1 orang (1.11) yang normal

Sedangkan yang mengalami hipertensi tingkat 1 sebanyak 2 orang

(22.2%) dan hipertensi tingkat 2 sebanyak 6 orang (6.66%).

Hemodinamik Kategori

Perlakuan

Pre

test

f %

Post

1

f %

Post

2

f %

Post

3

f %

Post

4

f %

Post

5

f %

Post

6

f %

Post

7

f %

Post

8

f %

Post

9

f %

TD Sistolik

TD Diastolik

Normal

Ht tingkat 1

Ht tingkat 2

Normal

Ht tingkat 1

Ht tingkat 2

Total

0 0.0%

4 44%

5 55%

1 11%

2 22%

6 66%

9

1 11%

3 33%

5 55%

1 11%

3 33%

5 55%

9

1 11%

2 22%

6 66%

1 11%

2 22%

6 66%

9

1 11%

3 33%

5 55%

2 22%

4 44%

3 33%

9

2 22%

6 66%

1 11%

4 44%

2 22%

3 33%

9

0 0.0 %

5 55%

444%

0 0.0%

7 77%

2 22%

9

2 22%

3 33%

4 44%

1 11%

6 66%

2 22%

9

2 22%

5 55%

2 22%

0 0.0%

7 77%

2 22%

9

5 55%

2 22%

2 22%

0 0.0%

7 77%

2 22%

9

2 22%

4 44%

3 33%

0 0.0%

7 77%

2 22%

9

52

Tabel 6

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan,

Pekerjaan, Merokok, Konsumsi Kopi dan Aktivitas Fisik di Kelurahan

Paccerakkang, Kota Makassar (n=9)

Karakteristik

Intervensi

(n=9)

N %

Jenis Kelamin

Perempuan 9 100.0

Laki-laki 0 0

Tingkat Pendidikan

Tidak Sekolah 2 22.2

SD 5 55.6

SMP 1 11.1

SMA 1 11.1

Pekerjaan

Bekerja 1 11.1

Tidak Bekerja 8 88.9

Riwayat Merokok

Ya 0 0

Tidak 9 100.0

Konsumsi Kopi

Ya 4 44.4

Tidak Pernah 5 55.6

Aktivitas Fisik

Jalan Santai 9 100.0

Tidak Pernah 0 0

Sumber : Data Primer (2018)

Tabel 5 menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi seluruh

responden berjenis kelamin perempuan 9 orang (100%). Pada kriteria

tingkat pendidikan, mayoritas responden hanya sampai pada tingkatan

Sekolah Dasar yaitu 5 orang (55.6%). Sebagian besar responden tidak

memiliki pekerjaan yaitu sebanyak 8 orang (88.9%).

Responden secara keseluruhan tidak merokok sebanyak 9 orang

(100%) serta tidak mengkonsumsi kopi yaitu sebanyak 5 orang (55.6%).

Seluruh responden pernah melakukan aktivitas fisik seperti jalan santai

sebanyak 9 orang (100%).

53

c. Analisa Bivariat One Way Anova

Pengaruh senam jantung sehat terhadap perubahan hemodinamik

pada penderita hipertensi menggunakan uji normalitas shapiro-wilk dan uji

statistik one way anova dan kruska-wallis. Setelah dilakukan uji normalitas

data dengan menggunakan shapiro-wilk didapatkan data yang berdistribusi

normal adalah tekanan darah diastolik dan nadi, sehingga menggunakan uji

statistik one way anova dan data yang tidak berdistribusi normal adalah

tekanan darah sistolik dan pernapasan, sehingga menggunakan uji statistik

kruska-wallis.

Tabel 7

Pengaruh Senam Jantung Sehat terhadap Perubahan Hemodinamik (TD Sistolik dan

Diastolik) di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar (n=9)

Hemodinamik Mean SD 95%CI P

TD Sistolik

Pre Test 140.78 10.365 132.81 – 148.75

0.464*

Post 1 143.78 15.587 131.80 – 155.76

Post 2 141.00 13.757 130.43 – 151.57

Post 3 139.67 10.559 131.55 – 147.78

Post 4 136.33 9.772 128.82 – 143.85

Post 5 139.33 10.075 131.59 – 147.08

Post 6 137.78 11.606 128.86 – 146.70

Post 7 134.56 11.092 126.03 – 143.08

Post 8 133.22 10.895 124.85 – 141.60

Post 9 135.67 10.149 127.87 – 143.47

TD Diastolik

Pre Test 88.44 8.472 81.93 – 94.96

0.750 **

Post 1 88.78 6.960 83.43 – 94.13

Post 2 90.00 8.846 83.20 – 96.80

Post 3 87.11 6.660 81.99 – 92.23

Post 4 84.22 6.852 78.96 – 89.49

Post 5 85.67 5.431 81.49 – 89.84

Post 6 86.44 4.667 82.86 – 90.03

Post 7 87.78 5.263 83.73 – 91.82

Post 8 87.44 4.126 84.27 – 90.62

Post 9 85.56 4.978 81.73 – 89.38

*Uji One Way Anova **Uji Kruska-Wallis

54

Tabel 8

Pengaruh Senam Jantung Sehat terhadap Perubahan Hemodinamik

(Nadi dan Pernapasan) di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar (n=9)

Hemodinamik Mean SD 95%CI P

Nadi

Pre Test 73.33 15.969 61.06 – 85.61

0.002*

Post 1 95.67 8.916 88.81 – 102.52

Post 2 87.67 10.548 79.56 – 95.77

Post 3 94.78 15.474 82.88 – 106.67

Post 4 91.00 9.526 83.68 – 98.32

Post 5 90.67 8.573 84.08 – 97.26

Post 6 87.22 9.997 79.54 – 94.91

Post 7 87.56 8.502 81.02 – 94.09

Post 8 86.78 5.403 82.62 – 90.93

Post 9 91.56 6.064 86.89 – 96.22

Pernapasan

Pre Test 26.00 6.164 21.26 – 30.74

Post 1 26.56 4.216 22.31 – 28.80

Post 2 24.11 4.256 20.84 – 27.38

Post 3 22.67 4.000 19.59 – 25.74

Post 4 27.56 4.667 23.97 – 31.14

0.144**

Post 5 23.56 3.127 21.15 – 25.96

Post 6 25.33 4.000 22.26 – 28.41

Post 7 23.56 3.712 20.70 – 26.41

Post 8 21.78 2.108 20.16 – 23.40

Post 9 26.00 4.243 22.74 – 29.26

*Uji One Way Anova **Uji Kruska-Wallis

Berdasarkan uji one way anova di atas pada tabel 6 dan 7 diketahui

hasil pre test dan post test selama 9 kali pengukuran diperoleh nilai

tekanan darah diastolik p=0.750 dan nadi p=0.002. Sedangkan hasil uji

kruska wallis diperoleh nilai tekanan darah sistolik p=0.464 dan

pernapasan p=0.144. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh senam jantung sehat seri 5 terhadap nadi dan tidak ada pengaruh

pada tekanan darah sistolik, diastolik dan pernapasan.

55

Tabel 9

Perbandingan Pengaruh Senam Jantung Sehat pada Perubahan Hemodinamik

di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar (n=9)

Hemodinamik Sebelum Setelah

Mean SD Min-Maks Mean SD Min-Maks P

TD Sistolik 140.77 10.365 130-160 135.66 10.148 123-152 0.075

TD Diastolik 88.44 8.472 76-100 85.55 4.977 80-95 0.190

Nadi 73.33 15.968 48-100 91.55 6.064 82-98 0.016

Frekuensi

Pernapasan 26.00 6.164 16-38 26.00 4.242 20-32 1,000

*Uji Paired T Test

Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik

memiliki nilai sygnificancy 0.075 (p>0.05) dengan nilai mean sebelum

diberikan senam jantung sehat 140.77 mmHg menurun menjadi 135.66

mmHg setelah diberikan senam jantung sehat. Tekanan darah diastolik

memiliki nilai sygnificancy 0.190 (p>0.05) dengan nilai mean sebesar 88.44

mmHg sebelum diberikan senam jantung sehat menurun menjadi 85.55

mmHg. Nadi memiliki nilai sygnificancy 0.016 (p<0.05) dengan nilai mean

sebelum diberikan senam jantung sehat sebesar 73.33 kali/menit meningkat

menjadi 91.55 kali/menit setelah diberikan senam jantung sehat. Frekuensi

pernapasan memiliki nilai sygnificancy 1.000 (p>0.05) dengan nilai mean

sebelum dan setelah diberikan senam jantung sehat tetap 26 kali/menit.

56

B. Pembahasan

1. Karakteristik data demografi responden

Dilihat dari hasi karakteristik data demografi responden

berdasarkan usia didapatkan rata-rata usia responden termasuk dalam

kategori lansia dini yaitu 59 tahun dengan usia termuda 42 tahun dan usia

tertua adalah 73 tahun.

Hasil penelitian yang dilakukan peneliti juga sesuai dengan

penelitian Sugiharto (2007) yang mengatakan bahwa antara responden

pada kelompok usia 25-35 tahun dibandingkan dengan umur 56-65 tahun,

terbukti bahwa umur 56-65 tahun memiliki faktor resiko hipertensi lebih

tinggi dengan nilai p=0.0001

Menurut penelitian Lewa (2010) yang juga mendukung hasil

penelitian yang dilakukan peneliti yaitu terdapat suatu faktor resiko

kardiovaskular pada hipertensi sebesar 1% dari populasi usia 55 tahun di

Amerika Serikat, 5% pada usia 60 tahun, 12,5% pada usia 70 tahun dan

23,6% pada usia 75-80 tahun.

Responden pada penelitian ini termasuk kategori lansia. Hal ini

dikarenakan kejadian hipertensi dan gangguan hemodinamik semakin

meningkat seiring dengan bertambahnya usia (Lestraningsih, 2012).

Menurut Jagadeesh (2013) peningkatan tekanan darah pada usia lanjut

disebabkan karena berkurangnya elastisitas arteri sentral. Peningkatan

tekanan darah diastolik disebabkan karena konstriksi dari penyempitan

arteri, sedangkan peningkatan tekanan darah sistolik disebabkan karena

menurunnya kemampuan distensi dari pelebaran arteri, terutama pada

aorta.

57

Pada penelitian ini terjadi beberapa perubahan-perubahan

fungsional yang terjadi pada responden sebagai respons terhadap satu

sesi olahraga dan adaptasi yang terjadi akibat sesi olahraga yang berulang

teratur. Olahraga pada awalnya mengganggu homeostasis. Perubahan

yang terjadi sebagai respons terhadap olahraga adalah upaya tubuh untuk

memenuhi keharusan mempertahankan homeostasis ketika tuntutan

terhadap tubuh meningkat. Olahraga sering memerlukan koordinasi

berkepanjangan di antara berbagai sistem tubuh, termasuk sistem otot,

tulang, saraf, sirkulasi, pernapasan, kemih, integumen (kulit), dan

endokrin (pembentuk hormon).

Kecepatan denyut jantung adalah salah satu faktor yang paling

mudah dipantau yang memperlihatkan respons segera terhadap olahraga

dan adaptasi jangka-panjang terhadap program olahraga teratur. Saat

seseorang mulai berolahraga, sel-sel otot yang aktif menggunakan lebih

banyak O2 untuk menunjang peningkatan kebutuhan energi mereka.

Kecepatan denyut jantung meningkat untuk menyalurkan lebih banyak

darah beroksigen ke otot-otot yang aktif tersebut. Jantung beradaptasi

terhadap olahraga teratur yang intensitas dan durasinya memadai dengan

meningkatkan kekuatan dan efisiensinya sehingga jantung tersebut

mampu memompa lebih banyak darah per denyutnya. Karena

peningkatan kemampuan memompa tersebut, jantung tidak perlu

berdenyut terlalu cepat untuk memompa sejumlah darah seperti yang

dilakukannya sebelum program olahraga teratur ( (Sherwood, 2014).

58

Berdasarkan hasil penelitian ini juga didapatkan hasil seluruh

responden adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 9 orang (100%).

Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Subekti

(2015) yaitu sebagian besar kelompok senam jantung sehat berjenis

kelamin perempuan. Hal ini dimungkinkan minat dari perempuan lebih

besar daripada laki-laki dan laki-laki beranggapan bahwa sudah

melakukan kerja sehingga tidak perlu lagi melakukan senam. Hasil ini

juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Eksanoto (2011) yang

menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin

dan kejadian hipertensi dengan nilai p=0,000 dengan mayoritas penderita

hipertensi adalah perempuan. Tekanan darah perempuan pasca

menopause cenderung lebih tinggi bila dibandingkan laki-laki usia

tersebut (Potter & Perry, 2015).

Perempuan terlindungi dari penyakit kardiovaskuler sebelum

menopause. Perempuan yang mengalami menopause dilindungi oleh

hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar HDL yang

merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses

aterosklerosis. Pada premanopause perempuan mulai kehilangan sedikit

demi sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh

darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen

tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur perempuan secara

alami, yang umumnya mulai terjadi pada umur 45-55 tahun (Anggraeni

et al, 2009)

59

Responden yang memiliki tekanan darah sistolik dengan nilai

maksimun merupakan responden yang telah menderita hipertensi selama

kurang lebih 7 tahun yang berjenis kelamin perempuan. Sedangkan,

responden yang memilki nilai tekanan darah diastolik maksimum

merupakan responden yang menderita hipertensi kurang lebih 5 dan 7

tahun yang juga berjenis kelamin perempuan serta berumur 70 tahun.

Untuk tingkat pendidikan, mayoritas responden hanya pada

tingkatan Sekolah Dasar. Hasil penelitian ini didapatkan jumlah

responden sebanyak 2 (22.2%) yang tidak memiliki latar belakang

pendidikan dan tingkat pendidikan responden paling tinggi berada pada

tingkat SMA dan hanya ada 1 (11.1%) dari 9 responden. Penelitian ini

sejalan dengan peneitian yang dilakukan oleh Rahajeng dan Tuminah

(2009) yang menyatakan bahwa hipertensi lebih tinggi pada responden

yang berpendidikan tamatan SD (55.6%).

Selanjutnya karakteristik pekerjaan responden yang sebagian besar

bekerja sebagai ibu rumah tangga. Rahajeng dan Tuminah (2009) juga

mengatakan bahwa yang menderita hipertensi kebanyakan adalah orang

yang tidak bekerja. Resiko hipertensi meningkat sejalan dengan

kurangnya aktifitas fisik. Resiko hipertensi semakin meningkat

disebabkan karena gaya hidup pasif dan kegemukan. Hal ini dikarenakan

otot jantung tidak bekerja secara efisien dan perlu bekerja lebih keras

untuk memompa darah (Kowalski, 2010). Selain itu, responden juga ada

yang mengkonsumsi kopi sebanyak 5 orang. Hal ini bahwa konsumsi

kopi juga merupakan salah satu faktor pemicu peningkatan tekanan darah

60

karena mengandung kafein. Kafein memiliki efek untuk meningkatkan

tekanan darah karena dapat berikatan dengan reseptor adenosin yang

akan mengaktifkan sistem saraf simpatik sehingga membuat

vasokonstriksi pembuluh darah (Kurniawaty & Insan, 2016).

2. Pengaruh Senam Jantung Sehat terhadap Perubahan Hemodinamik pada

Hipertensi di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar.

Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh sistem

vaskular terhadap dinding pembuluh darah atau sistem sirkulasi. Tekanan

darah merujuk pada tekanan darah arteri. Dalam satu denyut jantung

terdiri dari gelombang kontraksi yang disebut sistol, yang diikuti oleh fase

relaksasi yang disebut diastol (James, Baker, & Swain, 2008).

Berdasarkan tabel 6 didapatkan hasil penurunan tekanan darah

sistolik tidak signifikan setiap pengukuran (9 kali). Hal ini bisa dilihat dari

nilai p=0.464 (p>0.05) nilai rata-rata sebelum diberikan senam jantung

sehat yaitu 140.78 mmHg meningkat menjadi 143.78 mmhHg pada

pengukuran pertama, menurun kembali pada pengukuran kedua, ketiga dan

keempat menjadi 141.00 mmHg, 139.67 mmHg, dan 136.33 mmHg.

Kemudian pada pengukuran kelima meningkat kembali menjadi 139.33

mmHg dan menurun kembali menjadi 137.78 mmHg pada pengukuran

keenam 134.56 mmHg pada pengukuran ke tujuh, 133.22 mmHg pada

pengukuran kedelapan dan meningkat kembali pada pengukuran terakhir

menjadi 135.67 mmHg.

Berdasarkan tabel 6 didapatkan hasil penurunan tekanan darah

diastolik tidak signifikan setiap pengukuran (9 kali). Hal ini bisa dilihat

61

dari nilai p=0.750 (p>0.05) rata-rata sebelum diberikan senam jantung

sehat yaitu 88.44 mmHg meningkat pada pengukuran pertama dan kedua

menjadi 88.78 mmhHg dan 90.00 mmHg, menurun kembali pada

pengukuran ketiga dan keempat menjadi 87.11 mmHg dan 84.22 mmHg.

Kemudian pada pengukuran kelima, keenam dan ketujuh meningkat

kembali menjadi 85.67 mmHg, 86.44 mmHg dan 87.78 mmHg, serta

menurun kembali pada pengukuran kedelapan dan kesembilan menjadi

87.44 mmHg dan 85.56 mmHg.

Menurut Kusmana (dikutip dalam Anggraini, 2012), latihan fisik

teratur akan menghasilkan penurunan tekanan darah dan akan menetap

selama latihan fisik terus dilakukan. Menurut Syatria (2006), penurunan

tekanan darah ini antara lain terjadi karena pembuluh darah mengalami

pelebaran dan relaksasi. Lama-kelamaan, latihan olahraga dapat

melemaskan pembuluh-pembuluh darah, sehingga tekanan darah menurun,

sama halnya dengan melebarnya pipa air akan menurunkan tekanan air.

Dalam hal ini, olahraga senam dapat mengurangi tahanan perifer.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rismayanthi tahun

2009 menyatakana bahwa senam dapat menurunkan tekanan darah sistolik

dan diastolik. Senam menimbulkan efek beta blocker yang dapat

menenangkan sistem saraf simpatikus, dimana bila terjadi penurunan

aktivitas simpatik pada pembuluh darah perifer dapat menjadi petunjuk

penurunan tekanan darah. Namun dari hasil penelitian Moniaga (2013)

tekanan darah diastolik responden mengalami peningkatan. Hal ini juga

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gilang (2014) pada saat

62

dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum mengikuti senam jantung

sehat berikutnya, pada sebagian responden menunjukkan tekanan darah

yang kembali meningkat. Kembali meningkatnya tekanan darah bisa

disebabkan karena faktor lain seperti gaya hidup yang kurang sehat dan

minum kopi. Olahraga dimulai dari gerakan pemanasan, gerakan inti,

hingga gerakan pendinginan. Pada saat melakukan aktivitas fisik, tekanan

darah akan meningkat. Naiknya tekanan darah tersebut merupakan bagian

dari proses untuk mempersiapkan dan mempertahankan tubuh, karena

selama beraktivitas terjadi peningkatan aliran darah ke otot-otot besar

tubuh tetapi kenaikan tersebut hanya sebentar dan bersifat sementara.

Namun setelah selesai tekanan darah akan turun sampai di bawah normal

dan berlangsung selama 30-120 menit (Sumosardjono, 2006).

Pada penelitian ini, olahraga yang dilakukan tidak teratur, karena

ada hari di mana peneliti tidak memberikan senam jantung sehat

dikarenakan cuaca (hujan) sehingga pada pengukuran selanjutnya terjadi

peningkatan kembali pada tekanan darah sistol dan diastol.

Nadi atau biasa juga disebut denyut jantung adalah beberapa kali

jantung memompa atau berdenyut setiap menitnya. Dalam keadaan

istirahat nilai jantung normal berkisar dari 60-100x/menit. Nilai nadi setiap

orang berbeda-beda. Adapun faktor yang mempengaruhi nilai nadi seperti

suhu udara, posisi tubuh, berat badan, dan penggunaan obat-obatan (AHA,

2015).

Berdasarkan tabel 7 didapatkan hasil perubahan denyut nadi

signifikan setiap pengukuran (9 kali). Hal ini bisa dilihat dari nilai

63

p=0.002 (p<0.05) nilai rata-rata sebelum diberikan senam jantung sehat

yaitu 73.33 mmHg meningkat pada pengukuran pertama menjadi 95.67

kali/menit, menurun kembali pada pengukuran kedua menjadi 87.67

kali/menit, kemudian pada pengukuran ketiga meningkat kembali menjadi

94.78 kali/menit, menurun kembali pada pengukuran keempat, kelima, dan

keenam menjadi 91.00 kali/menit, 90.67 kali/menit, dan 87.22 kali/menit,

kemudian meningkat kembali pada pengukuran ketujuh menjadi 87.56

kali/menit, dan menurun kembali menjadi 86.78 kali/menit dan meningkat

kembali pada pengukuran kesembilan yaitu 91.56 kali/menit.

Olahraga teratur membuat sistem kardiovaskular lebih efisien

memompa darah dan menyalurkan oksigen ke otot-otot yang bekerja.

Pelepasan adrenalin dan asam laktat ke darah akan meningkatkan denyut

jantung. Olahraga meningkatkan kerja beberapa komponen berbeda pada

sistem kardiovaskular, seperti stroke volume (SV), cardiac output, tekanan

darah sistolik dan tekanan arterial rata-rata. Saat istirahat, otot menerima

kurang lebih 20% dari aliran darah total, tetapi selama olahraga, aliran

darah ke otot meningkat 80-85% selama olahraga, pompa respiratori

membantu meningkatkan venous rteturn. Tekanan pada dada menurun dan

tekanan di abdomen menigkat dengan inhalasi, dan karena itu

memfasilitasi darah mengalir kembali ke jantung.

Saat melakukan kontraksi dan relaksasi otot, kerja katup vena

jantung optimal sehingga darah yang kembali ke jantung menjadi lebih

banyak. Jumlah darah yang cukup banyak menyebabkan menyebabkan

regangan dan curah jantung meningkat sehingga frekuensi denyut

64

jantung/nadi dan volume jantung meningkat. Hal tersebut menyebabkan

terpenuhinya kebutuhan oksigen pada tubuh dan saat membuang karbon

dioksida jantung tidak memompa dengan frekuensi yang tinggi, sehingga

jantung akan terlatih untuk menerima beban latihan fisik yang dapat

merangsang jantung untuk memompa lebih banyak.

Tekanan nadi pada orang lanjut usia, kadang-kadang meningkat

sampai 2 kali nilai normal. Hal ini karena arteri menjadi lebih kaku akibat

arteriosklerosis dan karenanya arteri reltif tidak lentur.

Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan hasil perubahan pernapasan tidak

signifikan setiap pengukuran (9 kali). Hal ini bisa dilihat dari nilai

p=0.144 nilai rata-rata sebelum diberikan senam jantung sehat yaitu 26.00

kali/menit, meningkat pada pengukuran pertama menjadi 26.56 kali/menit,

menurun kembali pada pengukuran kedua dan ketiga menjadi 24.11

kali/menit dan 22.67 kali/menit, kemudian pada pengukuran keempat

meningkat kembali menjadi 27.56 kali/menit, menurun kembali pada

pengukuran kelima menjadi 23.56 kali/menit meningkat kembali pada

pengukuran keenam menjadi 25.33 kali/menit, menurun kembali pada

pengukuran ketujuh dan delapan menjadi 23.56 kali/menit dan 21.78

kali/menit, serta meningkat kembali pada pengukuran kesembilan yaitu

26.00 kali/menit.

Pengaturan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang terletak

di medulla oblongata dan pons di batang otak, yang pada bagian

bilateralnya terdapat beberapa kelompok neuron (Guyton & Hall, 2007).

65

Penelitian yang dilakukan oleh Govinda et al (2016) bahwa

gerakan senam jantung sehat yang banyak ditujukan pada pergerakan

lengan dan dada menyebabkan pelebaran ukuran rongga dada sehingga

lebih banyak suplai oksigen yang masuk sehingga mampu meningkatkan

fungsi sistem kardiorespirasi. Saat melakukan senam, terjadi peningkatan

kekuatan otot-otot pernapasan, meningkatkan fungsi alveoli dan

merangsang pembentukan pembuluh darah baru di sekitar alveoli,

sehingga udara residu berkurang.

Pada penelitan ini, pernapasan responden tidak terjadi perubahan

yang signifikan. Peneliti berasumsi bahwa olahraga senam jantung sehat

seri v tidak terlalu di minati oleh para lansia karena gerakannya yang

lumayan susah untuk dilakukan sehingga responden banyak yang hanya

asal bergerak, tanpa mengikuti gerakan yang seharusnya dilakukan.

Walaupun menurut uji one way anova dan kruska-wallis

mengatakan bahwa tidak ada perubahan hemodinamik yang signifikan

pada tekanan darah dan pernapasan, namun ada perubahan hemodinamik

pada denyut nadi yang signifikan pada pasien hipertensi, tetapi senam

jantung sehat ini memiliki kecenderungan dalam memperbaiki

hemodinamik pasien hipertensi yang bisa dilihat dari beda mean antara

setiap pengukuran. Hal ini dapat disebabkan karena perbedaan

karakteristik responden yang diteliti, frekuensi pemberian senam jantung

sehat yang hanya diberikan selama 3 minggu, pengukuran yang tidak

teratur, dan sampel yang masih kurang homogen karena banyaknya faktor

66

yang mempengaruhi hemodinamik pasien hipertensi yang belum terkontrol

dengan baik.

C. Keterbatasan Penelitian

Ada beberapa hal yang menjadi hambatan serta keterbatasan yang

peneliti alami antara lain:

1. Pemberian senam jantung sehat yang tidak teratur dalam setiap

minggunya, hal ini karena cuaca yang terkadang tidak mendukung (hujan)

sehingga tidak bisa dilaksanakan senam di tempat yang lebih terbuka

(lapangan)

2. Peneliti tidak mengontrol pola makan responden

3. Adanya responden yang drop out dalam waktu penelitian 3 minggu

dikarenakan responden ada yang sakit sehingga tidak mengikuti senam

hingga selesai

4. Penelitian hanya dilakukan selama 3 minggu, sehingga hasil yang

didapatkan tidak optimal.

67

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian mengenai Pengaruh Senam Jantung Sehat terhadap

Perubahan Hemodinamik pada Hipertensi di Kelurahan Paccerakkang, Kota

Makassar dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Rata-rata hemodinamik pasien hipertensi sebelum diberikan intervensi

senam jantung sehat antara lain tekanan darah sistolik 140.77 mmHg,

diastolik 88.44 mmHg, nadi 73 kali/menit dan frekuensi pernapasan 26

kali/menit.

2. Rata-rata hemodinamik pasien hipertensi setelah diberikan intervensi

senam jantung sehat antara lain tekanan darah sistolik 135.66 mmHg dan

diastolik 85.55 mmHg, nadi 91.55 kali/menit dan frekuensi pernapasan

26 kali/menit.

3. Ada pengaruh senam jantung sehat terhadap perubahan hemodinamik

seperti nadi pada pasien hipertensi sebelum dan setelah diberikan

intervensi.

4. Tidak ada pengaruh senam jantung sehat terhadap perubahan

hemodinamik seperti tekanan darah sistol, diastol dan pernapasan pada

pasien hipertensi sebelum dan setelah diberikan intervensi.

68

B. Saran

1. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan dapat dipertimbangkan sebagai evidence based practice

bagi pelajar sehingga dijadikan sumber ilmu atau referensi baru demi

menambah wawasan dalam intervensi mandiri keperawatan. Selain itu

diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif terapi

komplementer dalam mencegah dan mengurangi hipertensi.

2. Peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya lebih mengontrol faktor yang dapat

mempengaruhi perubahan hemodinamik. Selain itu, perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut untuk menentukan lama pemberian senam jantung

sehat yang mampu memberikan efek maksimal terhadap perubahan

hemodinamik pada pasien hipertensi.

69

DAFTA PUSTAKA

Adib. M. (2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung

dan Stroke. Dianloka Pustaka : Yogyakarta

Agus Mahendra, (2000). Senam. Dirjen Dikdasmen Depdiknas : Jakarta

Bafirman. (2008). Buku ajar pembentukan kondisi fisik

Bustan, M. N. (2007). Epidemiologi: Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta :

Jakarta

Brick, Lynne. (2002). Bugar dengan Senam Aerobik. PT. Rajagrafindo : Jakarta

Dalimartha, S., dkk. (2008). Care your self hipertensi, Penebus plus+ : Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional, 2004, Senam Kesegaran Jasmani : Jakarta

Depkes RI (2012). Hipertensi Penyebab Kematian Nomor Tiga dalam

http://www.depkes.go.id diperoleh 7 Maret 2013

Dinas Kesehatan Kota Makassar. (2014). Profil Kesehatan Kota Makassar.

Makassar : Pemerintah Kota Makassar Dinas Kesehatan.

Eksanoto, D. (2011). hubungan tingkat pendidikan dan jenis kelamin dengan

kejadian hipertensi di kelurahan jagalan di wilayah kerja puskesmas pucang

sawit surakarta. Diperoleh tanggal 11 Juni 2015 dari

www.scribd.com/doc/61731649/tingkat-pendidikan-jenis-kelamin-

dengankejadian-hipertensi#scribd

70

Ending Rini S. (2006). Strategi Berlatih Melatih Senam Aerobik. FIK UNY :

Yogyakarta

Jagadeesh, Gowraganahalli., Balakumar, Pitchai (2015), Pathophysiology and

Pharmacotheraphy of Cardiovaskular Disease. Editor Khin Maung-U.

USA: Adis

Kompas. (2013, April 2015). Penderita Hipertensi Terus Meningkat. Dipetik

February 8, 2015, dari Health Kompas: http://health.kompas.com/

Kowalski, R. E. (2010). Terapi hipertensi: Program 8 minggu menurunkan

tekanan darah tinggi dan mengurangi risiko serangan jantung dan stroke

secara alami. Bandung: Penerbit Qanita

Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S.J. (2010). Buku ajar fundamental

keperawatan: Konsep, proses, dan praktik (7 ed., Vol. II). Jakarta: EGC.

Kurniawaty, E., & Insan, A. N. (2016). Pengaruh Kopi Terhadap Hipertensi.

Medical Journal of Lampung Vol 5 No 2, 6-10.

Len Kravitz, 1997, Panduan Lengkap : Bugar Total, PT Raja Grafindo Persada :

Jakarta

Lestraningsih. 2012. Hipertensi intradialisis. Retrieved 19 Agustus 2015, from

http://ipd.fk.undip.ac.id/images/stories/pustaka/lestarining.pdf

Lewa, Pramantara, Rahajuyati (2010). Faktor-faktor resiko hipertensi sistolik

terisolasi pada lanjut usia. Vol 26.No.4. Yogyakarta : Jurnal Berita

Kedokteran Masyarakat

71

Notoatmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta :

Jakarta

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. (2014). Hipertensi. Jakarta:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Rahajeng, E., & Tuminah, S. (2009). Prevalensi hipertensi dan determinannya di

Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia, 59 (12), 580-587. Diperoleh

tanggal 14 Mei 2015 dari http://indonesia.digital journals.org/

Ririn. (2008). Hipertensi. Diakses tanggal 16 September 2014. Http

://yienmail.wordpress.com/2008/11/19/hipertensi

Riset Kesehatan Dasar. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Sherwood. (2014). Fisiologi Manusia :Dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC

Sugiharto, Arif (2007). Faktor-faktor resiko hipertensi grade II pada masyarakat.

Thesis Diponegoro University

Sugiono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi.

Bandung: ALFABETA.

Sukmaningtyas H, Pudjonarko D, Basjar E. (2004). Pengaruh Latihan Aerobik

dan Anaerobik Terhadap Sistem Kardiovaskuler dan Kecepatan Reaksi.

Medika Media Indonesia. Vol; 39: 74-9

Sumasardjono, S. (2006). Meredam hipertensi dengan aerobik. Retrieved from

htt://www.intisari-online.com

72

Susanto. (2008). Latihan Senam Aerobik untuk Kesehatan. Edisi 1. Ghalia

Indonesia Printing : Jakarta

Suta. L.W.A. (2010). Pelatihan Senam Indonesia Jaya Lebih Meningkatkan

Kebugaran Fisik daripada Pelatihan Jalan Aerobik Mahasiswa Jurusan

Kebidanan Poltekkes Depkes Denpasar. Program Pascasarjana Universitas

Udayana : Denpasar

Suyanto. (2011). Metodologi dan aplikasi penelitian keperawatan. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Yair & Timothy J. Ellis, 2011, A Guide for Novice Researchers on Experimental

and Quasi- Experimental Studies in Information Systems Research,

Interdisciplinary Journal of Information, Knowledge, and Management

Volume 6, 2011

73

Lampiran 1. Informed Concent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN (Informed)

Dengan hormat,

Saya Mahasiswa Fakultas Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Hasanuddin yang sedang melakukan penelitian dalam rangka

penyusunan skripsi mengenai Pengaruh Senam Jantung Sehat Terhadap

Perubahan Hemodinamik Pada Hipertensi di Kelurahan Paccerakkang, Kota

Makassar. Oleh karena itu, saya berharap saudara/i bersedia mengikuti kegiatan

senam jantung sehat yang akan peneliti lakukan.

Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi Anda

sebagai responden maupun keluarga. Kerahasiaan semua informasi akan dijaga

dan dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Jika Anda tidak bersedia menjadi

responden, maka tidak ada ancaman bagi Anda maupun keluarga. Jika Anda

bersedia menjadi responden, maka saya mohon kesediaan untuk menandatangani

lembar persetujuan yang saya lampirkan.

Atas perhatian dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.

Hormat peneliti,

Nurhidayanti M.S.

NIM. C121 14 017

74

Lampiran 2. Lembar Persetujuan Responden

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

“Pengaruh Senam Jantung Sehat Terhadap Perubahan Hemodinamik Pada

Hipertensi Di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar”.

Oleh :

Nurhidayanti M.S.

Saya Mahasiswa Fakultas Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Hasanuddin yang sedang melakukan penelitian dengan tujuan untuk

mengetahui Pengaruh Senam Jantung Sehat Terhadap Perubahan Hemodinamik

Pada Hipertensi di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar. Dalam penelitian ini,

dimana tidak akan memberikan dampak yang membahayakan.

Partisipasi saudara/i dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas

untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Semua informasi yang

berkaitan dengan responden akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan

dalam penelitian ini. Terimakasih atas partisipasi saudara/i dalam penelitian ini.

Jika saudara/i sekalian bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, maka

silahkan menandatangani formulir persetujuan ini.

Makassar, .......................... 2018

Peneliti Responden

(Nurhidayanti M.S.) (________________________)

Kode responden:

75

Lampiran 3. Kartu Kontrol

Kartu Kontrol Perubahan Hemodinamik

Nama : L / P

Umur :

No Perubahan

Hemodinamik

Minggu ke-1

Selasa, Kamis, Sabtu,

Pre Post Pre Post Pre Post

1.

TD

Nadi

Pernapasan

No Perubahan

Hemodinamik

Minggu ke-2

Selasa, Kamis, Sabtu,

Pre Post Pre Post Pre Post

2.

TD

Nadi

Pernapasan

No Perubahan

Hemodinamik

Minggu ke-3

Selasa, Kamis, Sabtu,

Pre Post Pre Post Pre Post

3.

TD

Nadi

Pernapasan

76

Lampiran 4. Buku Panduan Senam Jantung Sehat

BUKU PANDUAN SENAM JANTUNG SEHAT SERI V

Olahraga jantung sehat adalah olahraga yang berintikan aerobik ditambah

dengan olahraga yang dapat memberikan kelentukan, kekuatan dan peningkatan

otot-otot secara mudah, murah, meriah, massal, manfaat serta aman. Sewaktu

latihan harus melakukan pengukuran denyut nadi, atau denyut jantung, nadi

sebelum latihan, nadi sesudah pemanasan, nadi setelah program inti, dan nadi

sesudah pendinginan. Pengamanan yang sederhana hanya mengitung deyut nadi

tetapi gunanya sangat bermanfaat. Dosis yang diberikan sesuai dengan umur.

Itulah nadi maksimal yang boleh dilakukan sewaktu melaksanakan latihan senam

jantung sehat.

NO. Gambar dan Keterangan

1. Sebelum melakukan senam jantung sehat, terlebih dahulu peserta diberikan

waktu untuk berdoa sesuai dengan agama dan keyakinannya.

2. Setelah berdoa kemudian peserta di arahkan untuk menghitung denyut nadi

istirahat. Caranya yaitu tangan kanan memegang tangan kiri, posisi di depan

dada, dan setelah 10 detik, posisi kembali ke sikap sempurna. Setelah itu,

kalikan 6 jumlah nadi 1 menit.

3. Gerakan Pemanasan

1. Sikap sempurna

2. Gerakan 1 (hitungan 4x8)

a) Hitungan 1 - 2 : Kaki kanan ke depan

Bersamaan dengan kedua tangan

di angkat ke atas kepala, sejajar

dengan bahu

77

b) Hitungan 3 – 4 : Kedua tangan

diturunkan perlahan-lahan

sejajar dengan dada

c) Hitungan 5 – 8 : Tangan kanan

lurus ke samping diikuti tangan kiri

melipat ke dalam di depan dada

dan kepala menghadap ke kanan

d) Hitungan 1 – 2 : Kedua tangan lurus

ke depan kemudian dilipat ke dalam

di depan dada

e) Hitungan 3 – 5 : Menundukkan

kepala sampai hitungan ke 6

78

f) Hitungan 6 – 8 : Mengangkat kepala,

tangan dan kaki kembali ke sikap

sempurna

g) Ulangi kembali gerakan pertama untuk bagian kiri

3. Gerakan 2 (hitungan 4x8)

a) Hitungan 1 – 4 : Jalan di tempat

di mulai dengan kaki kanan

b) Hitungan 5 & 7 : Kedua tangan mengepal

di piggang diikuti kepala menghadap ke bawah

c) Hitungan 6 & 8 : Kepala kembali

menghadap ke depan

79

d) Hitungan 1 : Kedua tangan masih

di pinggang, kepala menghadap ke kanan

e) Hitungan 2 & 4 : Kepala kembali menghadap

ke depan

f) Hitungan 3 : Kepala menghadap ke kiri

g) Hitungan 5 : Miringkan kepala ke kanan

80

h) Hitungan 6 & 8 : Kepala di tegakkan

i) Hitungan 7 : Miringkan kepala ke kiri

4. Gerakan 3 (hitungan 4x8)

b) Hitungan 1 : Kaki kanan dibuka

selebar bahu diikuti gerakan bahu

bergoyang 2x

c) Hitungan 2 & 4 : Kedua tangan menyilang

di depan dada kemudian lurus kembali

81

d) Hitungan 3 : Kaki kiri dibuka selebar

bahu diikuti gerakan bahu bergoyang 2x

e) Hitungan 5 – 8 : Kaki kanan ke samping

diikuti bahu diputar ke belakang, tangan dikepal

(Gerakan diulangi, hanya saja pada hitungan 5 – 8, bahu di putar ke depan,

hitungan 1x8)

5. Gerakan 4 (hitungan 4x8)

b) Hitungan 1,3,5,7 : Kaki kanan ke depan

bersamaan dengan tangan kiri di angkat

menyiku

c) Hitungan 2,4,6,8 : Kaki kiri ke depan

bersamaan dengan tangan kanan di angkat

menyiku

(Lakukan secara bergantian, kemudian serong ke kanan)

82

d) Hitungan 1,2,3 : Kaki kanan ke depan

bersamaan dengan tangan kanan di

rentangkan ke kanan, tangan kiri menyiku

di depan dada

e) Hitungan 4 & 8 : Serong kiri/kembali ke posisi awal

disertai tepuk tangan 1x

f) Hitungan 5,6,7 : Kaki kiri ke depan

bersamaan dengan tangan kiri di rentangkan

ke kiri, tangan kanan menyiku di depan dada

6. Gerakan 5 (hitungan 4x8)

a) Hitungan 1,3,5,7 : Melangkah ke kanan

diikuti kedua tangan lurus ke depan, tangan

kanan tetap lurus, tangan kiri dibuka setengah

ke samping

83

b) Hitungan 2,4,6,8 : Melangkah ke kiri diikuti kedua

tangan lurus ke depan, tangan kiri tetap lurus, tangan

kanan dibuka setengah ke samping

c) Hitungan 1,2,5,6 : Melangkah 2x

ke kanan diikuti sambil mengayungkan tangan

ke depan dan ke belakang

d) Hitungan 3,4,7,8 : Melangkah 2x

ke kiri diikuti sambil mengayungkan tangan

ke depan dan ke belakang

(Ulangi kembali gerakannya)

7. Gerakan 6 (hitungan 4x8)

a) Hitungan 1,3,5,7 : Melangkah 1x ke kanan

bersamaan tangan kanan ke samping, tangan

kiri ke depan

84

b) Hitungan 2,4,6,8 : Melangkah 1x ke kiri

bersamaan tangan kiri ke samping, tangan

kanan ke depan

c) Hitungan 1,2,5,6 : Melangkah 2x ke kanan

diikuti tangan kanan dan kiri selang-seling

(atas-bawah) di depan dada

(setiap 2 hitungan diselingi dengan tepuk tangan sekali)

d) Hitungan 3,4,7,8 : Melangkah 2x ke kiri

diikuti tangan kanan dan kiri selang-seling

(atas-bawah) di depan dada

(ulangi kembali gerakannya)

8. Gerakan 7 (hitungan 4x8)

a) Hitungan 1,2,5,6 : Melangkah 2 langkah

ke depan diikuti tangan kanan ditekuk

di depan dada dan tangan kiri menyiku

85

b) Hitungan 3,4,7,8 : Mundur 2 langkah

ke belakang diikuti tangan kiri ditekuk

di depan dada dan tangan kanan menyiku

c) Hitungan 1,3,5,7 : Kaki kanan ke depan

bersamaan dengan mengayungkan kedua

tangan setengah ke belakang

d) Hitungan 2,4,6,8 : Kaki kiri ke depan

bersamaan dengan mengayugkan kedua

tangan setengah ke belakang

(ulangi kembali gerakannya)

9. Gerakan 8 (hitungan 4x8)

a) Hitungan 1,3,5,7 : Kaki kanan ke samping

diikuti kedua tangan direntangkan ke samping,

lalu tangan kanan di tekuk ke depan dada,

tangan kiri tetap lurus ke samping

86

b) Hitungan 2,4,6,8 : Kaki kanan menyilang

di depan kaki kiri, tangan kanan lurus ke

samping, tangan kiri di tekuk ke depan dada

c) Hitungan 1,3,5,7 : Kaki kiri menyilang di

belakang kaki kanan, kedua tangan diayungkan

ke samping kanan sambil dikepal, kepala menoleh

ke kanan

d) Hitungan 2,4,6,8 : Kaki kanan menyilang

di belakang kaki kiri, kedua tangan diayungkan

ke samping kiri sambil dikepal, kepala menoleh ke

kiri

(ulangi kembali gerakannya)

10. Gerakan 9 (hitungan 4x8)

a) Hitungan 1,3,5,7 : Tekuk badan setengah,

luruskan tangan ke depan, jari-jari tangan

di buka, ayungkan badan ke kanan

87

b) Hitungan 2,4,6,8 : Tekuk badan setengah,

luruskan tangan ke depan, jari-jari tangan

di buka, ayungkan badan ke kiri

c) Hitungan 1,3,5,7 : Tekuk badan setengah

lalu arahkan badan ke kanan, angkat

kedua tangan membentuk sudut 90 derajat

d) Hitungan 2,4,6,8 : Tekuk badan setengah

lalu arahkan badan ke kiri, angkat kedua

tangan membentuk sudut 90 derajat

(ulangi kembali gerakannya)

11. Gerakan 10 (hitungan 4x8)

a) Hitungan 1,3,5,7 : Tekuk kaki kiri di

belakang kaki kanan, kedua tangan

menyilang di depan dada, jari-jari membuka

88

b) Hitungan 2,4,6,8 : Tekuk kaki kanan di

belakang kaki kiri, kedua tangan

menyilang di depan dada, jari-jari membuka

c) Hitungan 1,3,5,7 : Melangkah 1x ke kanan,

kaki kiri di tekuk ke depan bersamaan

dengan kedua tangan ditekuk di depan dada,

tangan mengepal

d) Hitungan 2,4,6,8 : Melangkah 1x ke kiri,

kaki kanan di tekuk ke depan bersamaan

dengan kedua tangan ditekuk di depan dada,

tangan mengepal

(ulangi kembali gerakannya)

12. Gerakan 11 (hitungan 4x8)

a) Hitungan 1 : Melangkah 1x ke kanan,

tangan kanan direntangkan ke samping

89

b) Hitungan 2 : Tangan kiri direntangkan

ke samping

c) Hitungan 3 : Kedua tangan lalu

diluruskan ke depan kemudian disilangkan

d) Hitungan 4,6,8 : Kedua tangan kembali

direntangkan ke samping

e) Hitungan 5 : Kedua tangan lalu di

angkat lurus ke atas menyilang di atas kepala

f) Hitungan 7 : Kedua tangan lalu di

lurus ke bawah menyilang di depan badan

90

g) Hitungan 1 – 4 : Kaki kanan dan badan

ditekuk ke kanan, kaki kiri lurus, tangan

kanan diletakkan di atas paha kanan,

tangan kiri di angkat lurus di atas kepala

(tahan)

h) Hitungan 5 – 7 : Kedua lutut di tekuk,

tangan kiri menyiku di depan dada dan

diletakkan di bahu sebelah kanan, tangan

kiri memegang siku tangan kiri (tahan)

i) Hitungan 8 : Posisi kembali ke sikap

Sempurna

(ulangi kembali gerakannya untuk arah berlawanan)

13. Gerakan 12 (hitungan 4x8)

a) Hitungan 1 & 3 : Kaki kanan lurus ke

belakang, kaki kiri ditekuk, kedua tangan

lurus di atas kepala

91

b) Hitungan 2 : Kaki kanan lurus ke

belakang, kaki kiri diluruskan, kedua

tangan direntangkan ke samping

c) Hitungan 4 & 8 : Kembali ke posisi

sikap sempurna

d) Hitungan 5 & 7 : Kaki kiri lurus ke

belakang, kaki kanan ditekuk, kedua

tangan lurus di atas kepala

e) Hitungan 6 : Kaki kiri lurus

ke belakang, kaki kanan diluruskan,

kedua tangan direntangkan ke samping

f) Hitungan 1 – 4 : Kaki kanan lurus ke

belakang, kaki kiri ditekuk, kedua tangan

lurus di atas kepala (tahan)

92

g) Hitungan 5 – 8 : Kaki kanan lurus ke

belakang, kaki kiri diluruskan, kedua

tangan direntangkan ke samping (tahan)

h) Hitungan 1 – 4 : Kaki kanan lurus ke

belakang, kaki kiri ditekuk, kedua

tangan lurus ke depan saling berpegangan

(tahan)

i) Hitungan 5 – 7 : Kaki kanan ditekuk,

kaki kiri lurus ke depan, tumit kaki kiri

diangkat, kedua tangan bertumpu pada

paha kanan (tahan)

j) Hitungan 8 : Kembali ke posisi sikap

Sempurna

(ulangi kembali gerakannya untuk arah berlawanan)

4. Setelah melakukan gerakan pemanasan, selanjutnya peserta di arahkan untuk

menghitung denyut nadi pemanasan. Caranya yaitu tangan kanan memegang

tangan kiri, posisi di depan dada, dan setelah 10 detik, posisi kembali ke sikap

sempurna. Setelah itu, kalikan 6 jumlah denyut nadi 1 menit.

5. Gerakan Inti

1. Gerakan Peralihan (hitungan 2x8)

93

a) Hitungan 1 – 2 : Jalan ditempat

b) Hitungan 3 : Melangkah 1x ke kanan,

kedua tangan diangkat setengah ke samping

telinga

c) Hitungan 4 : Kedua tangan menyilang

di depan dada, tangan mengepal, lalu kedua

tangan mengepal dibuang ke samping diikuti

suara “ha”

d) Hitungan 5 : Berjalan 2 langkah ke depan

e) Hitungan 6 & 8 : Tepuk tangan 1x

94

f) Hitungan 7 : Mundur 2 langkah ke belakang

(ulangi sekali lagi)

2. Gerakan 1 (hitungan 2x8)

Gerakan 1.1 (hitungan 1x8)

a) Hitungan 1 : Kaki kanan ke depan,

tumit diangkat, tangan kanan mengepal

dan direntangkan ke samping, tangan kiri

menyiku di depan dada, badan mengeper

b) Hitungan 2 : Kaki kanan ke belakang,

tangan kiri mengepal dan direntangkan

ke samping, tangan kanan menyiku di

depan dada, badan mengeper

c) Hitungan 3 : Melangkah 2x ke

kanan, tangan kiri dan kanan bergantian

direntangkan ke samping dan menyiku

95

d) Hitungan 4 & 8 : Posisi siap

e) Hitungan 5 : Kaki kiri ke depan,

tumit diangkat, tangan kiri mengepal

dan direntangkan ke samping, tangan

kanan menyiku di depan dada, badan

mengeper

f) Hitungan 6 : Kaki kiri ke belakang,

tangan kanan mengepal dan direntangkan

ke samping, tangan kiri menyiku di depan

dada, badan mengeper

g) Hitungan 7 : Melangkah 2x ke kiri,

tangan kanan dan kiri bergantian

direntangkan ke samping dan menyiku

Gerakan 1.2 (hitungan 1x8)

96

a) Hitungan 1 : Mundur 2 langkah ke

belakang, kedua tangan menyiku di

depan dada, tangan mengepal

b) Hitungan 2 : Kedua tangan lurus ke atas,

lalu ke depan dada setengah menyiku

(seperti gerakan mengatakan “yes)

c) Hitungan 3 : Kedua tumit saling menjauh,

tangan menyiku ke samping mengepak

ke dalam ketiak, lakukan berulang

d) Hitungan 4 : Badan lurus, kaki kanan diangkat,

kedua tangan di buka menyiku ke samping

e) Hitungan 5 – 8 : Melangkah ke depan sambil

bertepuk tangan 1x

Gerakan 1.3 (hitungan 1x8)

97

a) Hitungan 1 & 3 : Kaki kanan di buka,

kedua tangan mengepal, tangan kanan

ke depan seperti gerakan meninju

b) Hitungan 2 & 4 : Kaki kiri di buka,

kedua tangan mengepal, tangan kiri

ke depan seperti gerakan meninju

c) Hitungan 5 & 6 : Kedua tangan lurus

di samping badan, tumit bergantian

di angkat diikuti kedua tangan naik

turun menyiku (seperti gerakan memompa)

d) Hitungan 7 & 8 : Posisi badan menghadap

ke kiri, kedua tangan lurus di samping badan,

tumit bergantian di angkat diikuti kedua

tangan naik turun menyiku (seperti

gerakan memompa)

(lakukan gerakan yang sama sebanyak 4x sesuai dengan arah mata angin)

1. Gerakan peralihan (hitungan 2x8 )

2. Gerakan 2 (hitungan 12x8 )

Gerakan 2.1 (hitungan 1x8)

98

a) Hitungan 1 : Melangkah 2x ke depan,

tangan kanan diangkat di lanjutkan tangan

kiri ke atas membentuk huruf “V”

b) Hitungan 2 : Kedua telapak tangan saling

bertemu kedua lutut agak ditekuk

c) Hitungan 3 & 4 : Kedua tangan direntangkan ke

samping, telapak tangan menghadap keluar

(lakukan 2x)

d) Hitungan 5 : Kaki kanan di buka diikuti

tangan kanan di rentangkan setengah, tangan

kiri ke atas direntangkan, kepala mengikuti

tangan kanan

e) Hitungan 6 : Kaki kanan ke depan menyilang,

kedua telapak tangan berdekapan

99

e) Hitungan 7 : Kaki kiri di buka diikuti

tangan kiri di rentangkan setengah, tangan

kanan ke atas direntangkan, kepala mengikuti

tangan kiri

f) Hitungan 8 : Kaki kiri ke depan menyilang,

kedua telapak tangan berdekapan

Gerakan 2.2 (hitungan 1x8)

a) Hitungan 1 & 2 : Melangkah ke kanan,

kedua telapak tangan di angkat menghadap

lurus kedepan diikuti pergelangan tangan

naik turun lalu bersedekap di depan dada

b) Hitungan 3 & 4 : Melangkah ke kiri, kedua

telapak tangan di angkat menghadap lurus

kedepan diikuti pergelangan tangan naik

turun lalu bersedekap di depan dada

c) Hitungan 5 & 6 : Melangkah ke depan, tangan

kanan lurus ke samping, tangan kiri meyiku

di depan dada

100

d) Hitungan 7 & 8 : Mundur ke belakang, tangan

kiri lurus ke samping, tangan kanan menyiku

di depan dada

Gerakan 2.3 (hitungan 1x8)

a) Hitungan 1 & 2 : Kedua tangan menyiku

di depan dada, kemudian mengayungkan

tangan dan badan ke kanan, diikuti kepala

menoleh ke kanan

b) Hitungan 3 & 4 : Kedua tangan meyiku

di depan dada, kemudian mengayungkan

tangan dan badan ke kiri, diikuti kepala

menoleh ke kiri

c) Hitungan 5 : Melangkah ke kanan,

diikuti tangan kanan berputar ke belakang

d) Hitungan 6 : Melangkah ke kiri, diikuti

tangan kiri berputar ke belakang

101

e) Hitungan 7 & 8 : Menghadap ke kiri diikuti

kedua tangan berputar

(lakukan gerakan yang sama sebanyak 4x sesuai dengan arah mata angin)

3. Gerakan peralihan (hitungan 2x8 )

4. Gerakan 3 (hitungan 12x8 )

Gerakan 3.1 (hitungan 1x8)

a) Hitungan 1,2,5,6 : Kedua tumit kaki kanan

dan kiri bergantian ke depan, diikuti ke dua

tangan lurus ke depan lalu di tekuk ke dalam

secara bergantian

b) Hitungan 3 & 4 : Serong ke kanan, sambil

bertepuk tangan sebanyak 2x diikuti kaki

kanan ke depan dan belakang secara bergantian

c) Hitungan 7 & 8 : Serong ke kiri, sambil

bertepuk tangan sebanyak 2x diikuti kaki

kiri ke depan dan belakang secara bergantian

Gerakan 3.2 (hitungan 1x8)

a) Hitungan 1 & 3 : Kaki kanan di angkat 1/3

lurus ke depan, tangan kanan lurus ke

samping, tangan kiri lurus ke depan sambil

mengeper

102

b) Hitungan 2 & 4 : Kaki kiri di angkat 1/3 lurus

ke depan, tangan kiri lurus ke samping,

tangan kanan lurus ke depan sambil

mengeper

c) Hitungan 5 & 6 : Serong ke kanan, kedua

tangan di pinggang, kaki kanan menyilang

di depan kaki kiri

d) Hitungan 7 & 8 : Serong ke kiri, kedua

tangan di pinggang, kaki kiri menyilang

di depan kaki kanan lalu badan lurus ke

depan, ke dua tangan mengepal di dekat telinga

Gerakan 3.3 (hitungan 1x8)

a) Hitungan 1 & 3 : Kaki kanan diangkat ke

depan (rata-rata air) bersamaan dengan ke

dua tangan diangkat lurus ke atas

b) Hitungan 2 & 4 : Kaki kiri diangkat ke

depan (rata-rata air) bersamaan dengan ke

dua tangan diangkat lurus ke atas

103

c) Hitungan 5 & 6 : Posisi badan menghadap

ke kiri, diikuti kedua tangan menyiku di

depan dada (naik turun seperti gerakan memompa),

kaki kanan meyilang di depan kaki kiri

d) Hitungan 7 & 8 : Kedua tangan menyiku di

depan dada (naik turun seperti gerakan memompa),

kaki kir meyilang di depan kaki kanan

(lakukan gerakan yang sama sebanyak 4x sesuai dengan arah mata angin)

5. Gerakan peralihan (hitungan 2x8 )

6. Gerakan 4 (hitungan 12x8 )

Gerakan 4.1 (hitungan 1x8)

a) Hitungan 1 & 2 : Melangkah ke kanan, diikuti

tangan kanan di angkat, bersedekap dari depan

bahu kiri ke bahu kanan lalu lurus ke samping

kanan, tangan kiri tetap lurus sejajar dengan

jahitan celana

b) Hitungan 3 & 4 : Melangkah ke kiri, diikuti tangan

kiri bersedekap dari depan bahu kiri ke bahu kanan

lalu lurus ke samping kiri lalu lurus ke samping kiri,

tangan kanan tetap lurus sejajar dengan

jahitan celana

c) Hitungan 5 & 6 : Melangkah ke depan,

diikuti kedua tangan di angkat lalu mengikuti

bentuk kepala, kemudian ke dua tangan direntangkan

lurus ke samping.

104

d) Hitungan 7 & 8 : Kedua kaki di buka

selebar bahu, badan sedikit membungkuk,

kedua tangan menepuk paha lalu badan

kembali tegak disertai tepuk tangan 2x

Gerakan 4.2 (hitungan 1x8)

a) Hitungan 1 & 2 : Kedua tangan menyiku di

depan dada sambil mundur ke belakang,

kaki kiri dibuka bersamaan dengan tangan

kiri di angkat lurus ke atas kepala lalu berteriak “ha”

b) Hitungan 3 & 4 : Kedua tangan menyiku di depan

dada sambil maju ke depan, kaki kanan dibuka

bersamaan dengan tangan kanan di angkat lurus

ke atas kepala lalu berteriak “ha”

c) Hitungan 5 & 6 : Badan berputar ke kanan

90° diikuti ke dua tangan dikepal lalu

berputar-putar lalu bertepuk tangan di depan dada

d) Hitungan 7 & 8 : Badan berputar 180°

ke kiri diikuti ke dua tangan dikepal

berputar-putar lalu bertepuk tangan

di depan dada

(lakukan gerakan yang sama sebanyak 4x sesuai dengan arah mata angin)

1. Gerakan peralihan (hitungan 2x8 )

2. Gerakan 5 (hitungan 12x8 )

Gerakan 5.1 (hitungan 1x8)

105

a) Hitungan 1,2,5,6 : Kedua tangan lurus

ke depan, lalu melipat ke dalam di depan

dada, lalu lurus kembali ke depan, kemudian turunkan

b) Hitungan 3 & 4 : Kaki kiri maju, badan agak

menyerong ke samping, sambil bertepuk tangan,

kaki kiri mundur lalu bertepuk tangan sekali lagi

c) Hitungan 7 & 8 : Kaki kanan maju, badan agak

menyerong ke samping, sambil bertepuk tangan,

kaki kanan mundur lalu bertepuk tangan sekali lagi

Gerakan 5.2 (hitungan 1x8)

a) Hitungan 1 & 2 : Badan menyerong ke

kanan bersamaan kedua tangan direntangkan

ke samping lalu masuk menyiku di depan dada,

badan kembali lurus ke depan

b) Hitungan 3 & 4 : Badan menyerong ke kiri

bersamaan kedua tangan direntangkan ke samping

lalu masuk menyiku di depan dada, badan kembali

lurus ke depan.

106

c) Hitungan 5 – 8 : Kaki kiri ke depan melangkah

bergantian kaki kanan diikuti tangan dan badan

bergoyang (seperti orang mengayuh perahu)

Gerakan 5.2 (hitungan 1x8)

a) Hitungan 1 & 2 : Kaki kanan ke depan,

ke samping ke depan, lalu ke depan kembali

bersamaan kedua tangan diangkat menyiku

di depan dada

b) Hitungan 3 & 4 : Kaki kiri ke depan, ke samping

ke depan, lalu ke depan kembali bersamaan

kedua tangan diangkat menyiku di depan dada

c) Hitungan 5 : Kaki kanan dibuka,

bersamaan ke dua tangan diangkat, jari-jari dibuka,

sejajar daun telinga

d) Hitungan 6 : Kaki kiri dibuka, bersamaan

ke dua tangan diangkat, jari-jari dibuka, sejajar

daun telinga, dilanjutkan menghadap ke kiri. .

107

e) Hitungan 7 & 8 : Menghadap ke kiri,

lakukan hal yang sama pada hitungan 5 dan 6

(lakukan gerakan yang sama sebanyak 4x sesuai dengan arah mata angin)

3. Gerakan peralihan (hitungan 2x8 )

4. Kembali ke posisi sikap sempurna

4. Setelah melakukan gerakan inti, selanjutnya peserta di arahkan untuk

menghitung denyut nadi latihan. Caranya yaitu tangan kanan memegang tangan

kiri, posisi di depan dada, dan setelah 10 detik, posisi kembali ke sikap

sempurna. Setelah itu, kalikan 6 jumlah denyut nadi 1 menit.

5. Gerakan Pendinginan

1. Sikap sempurna

2. Gerakan 1 (hitungan 2 x 8)

Gerakan 1.1 (hitungan 1 x 8)

a) Hitungan 1 – 2 : Kaki kanan melangkah

ke depan, bergantian kaki kiri, kemudian

kedua tangan perlahan-lahan diangkat

lurus ke depan, lalu ke atas, telapak tangan

menghadap ke atas

b) Hitungan 3 – 4 : Kaki kanan ke samping,

bergantian kaki kiri ke samping, diikuti

kedua tangan perlahan-lahan turun ke samping

c) Hitungan 5 – 6 : Posisi badan meyerong ke

samping kanan, tangan kanan diangkat

perlahan-lahan lalu diturunkan lagi secara

perlahan-lahan

108

d) Hitungan 7 – 8 : Posisi badan meyerong

ke samping kiri, tangan kiri diangkat

perlahan-lahan lalu diturunkan lagi

secara perlahan-lahan

Gerakan 1.2 (hitungan 1 x 8)

a) Hitungan 1 – 2 : Kedua kaki dibuka selebar bahu,

kedua tangan diangkat menyentuh bahu bagian depan,

kemudian tangan bergantian menyentuh bahu

berlawanan (posisi menyilang di depan dada), ke dua

tangan perlahan diturunkan, telapak tangan

menghadap ke depan, kaki kiri menyilang di depan

kaki kanan

b) Hitungan 3 – 4 : Kedua tangan diangkat

menyentuh bahu, kemudian diturunkan secara

perlahan, telapak tangan menghadap ke depan,

kaki kanan menyilang di depan kaki kiri

(lakukan secara bergantian)

c) Hitungan 5 – 6 : Kaki kiri di buka selebar bahu,

kedua kaki lalu ditekuk, kedua tangan lurus

ke depan sambil jari-jari membuka, kembali

ke posisi siap

d) Hitungan 7 – 8 : Kaki kanan di buka selebar

bahu, kedua kaki lalu ditekuk, kedua tangan

lurus ke depan sambil jari-jari membuka,

kembali ke posisi siap

109

(ulangi gerakan 1 dengan arah sebaliknya)

1. Gerakan 2 (hitungan 2 x 8)

Kembali ke gerakan pemanasan di gerakan 11 dan 12 (lakukan secara

perlahan)

2. Gerakan 3 (hitungan 2 x 8)

Gerakan 3.1 (hitungan 1x8)

a) Hitungan 1 – 2 : Posisi siap, kedua tangan

perlahan-lahan di angkat ke samping,

lalu ke atas, telapak tangan menghadap

ke atas sambil menarik nafas

b) Hitungan 3 – 4 : Kedua tangan yang berada

di atas, perlahan-lahan diturunkan, telapak

tangan menghadap ke bawah sambil membuang

nafas

c) Hitungan 5 – 6 : Posisi siap, kedua lutut di

tekuk, ke dua tangan diangkat perlahan-lahan

ke atas, telapak tangan menghadap ke atas sambil

menarik nafas

d) Hitungan 7 – 8 : Posisi siap, tangan yang

berada di atas perlahan-lahan diturunkan

ke samping sambil membuang nafas

Gerakan 3.2 (hitungan 1x8)

110

a) Hitungan 1 – 2 : Posisi siap, kedua tangan

diangkat perlahan, direntangkan ke samping,

lalu ke atas, telapak tangan menghadap ke atas

sambil menarik nafas

b) Hitungan 3 – 4 Kedua tangan yang berada di atas,

perlahan diturunkan di depan dada sambil membuang

nafas

c) Hitungan 5 – 6 : Kedua tangan mendekap di depan

dada diikuti kepala menunduk

d) Hitungan 7 – 8 : Kepala diangkat kembali, posisi

tangan yang mendekap kemudian dibuka lalu

kembali ke posisi sikap sempurna.

111

Lampiran 5. Data Karakteristik Demografi

Data Karakteristik Demografi Responden

Nama Usia

(th)

Jenis

Kelamin Pekerjaan

Tingkat

Pendidikan

Lama

Riwayat

Hipertensi

(th)

Aktivitas

Fisik Merokok

Konsumsi

Kopi

L 70 1 IRT SD 5 Jalan Santai Tidak Tidak

S 47 Perempuan IRT SMA 1 Jalan Santai Tidak Tidak

T 70 Perempuan IRT SD 7 Jalan Santai Tidak Tidak

H 42 Perempuan Wiraswasta SD 1 Jalan Santai Tidak Tidak

J 56 Perempuan IRT Tidak Sekolah 7 Jalan Santai Tidak Ya

K 56 Perempuan IRT SD 5 Jalan Santai Tidak Tidak

B 63 Perempuan IRT SD 6 Jalan Santai Tidak Ya

C 73 Perempuan IRT Tidak Sekolah 2 Jalan Santai Tidak Ya

B 54 Perempuan IRT SMP 2 Jalan Santai Tidak Ya

112

Lampiran 6. Master Tabel Penelitian

MASTER TABLE

NO NAMA JK UMUR

TEKANAN DARAH

SISTOL DIASTOL

Pre Post

1

Post

2

Post

3

Post

4

Post

5

Post

6

Post

7

Post

8

Post

9

Pre Post

1

Post

2

Post

3

Post

4

Post

5

Post

6

Post

7

Post

8

Post

9

1 L P 70 148 143 145 140 138 140 134 132 124 130 100 91 97 77 79 83 86 89 86 91

2 S P 47 130 135 132 130 125 133 120 124 128 124 90 93 95 88 81 80 85 90 86 85

3 T P 70 130 122 134 126 137 130 128 124 125 123 90 84 85 79 77 84 85 81 85 84

4 H P 42 140 142 142 141 133 131 135 135 134 133 90 92 91 89 90 87 85 87 88 86

5 J P 56 160 176 166 161 159 158 160 159 158 152 100 100 101 98 90 97 96 99 96 95

6 K P 56 130 138 115 137 126 147 133 130 128 137 80 77 74 85 79 85 88 88 84 80

7 B P 63 150 155 148 147 137 133 142 132 143 147 80 93 90 91 96 80 90 89 87 80

8 C P 73 139 151 142 144 136 150 148 145 131 144 76 87 80 84 78 84 79 85 92 87

9 B P 54 140 132 145 131 136 132 140 130 128 131 90 82 97 93 88 91 84 82 83 82

NADI PERNAPASAN

Pre Post

1

Post

2

Post

3

Post

4

Post

5

Post

6

Post

7

Post

8

Post

9

Pre Post

1

Post

2

Post

3

Post

4

Post

5

Post

6

Post

7

Post

8

Post

9

1 L P 70 76 101 76 100 100 103 96 88 82 86 28 32 21 24 32 20 32 16 24 32

2 S P 47 72 87 82 90 80 80 67 74 80 87 24 24 20 24 20 24 20 24 20 28

3 T P 70 100 103 86 87 86 98 96 93 87 98 28 24 30 20 28 28 28 28 24 24

4 H P 42 80 101 86 82 95 92 98 96 92 97 16 28 24 20 24 20 24 28 20 28

5 J P 56 50 106 102 129 106 100 87 98 98 98 28 28 20 28 28 20 20 24 20 28

6 K P 56 48 97 108 101 97 93 90 87 87 97 28 24 20 16 24 24 24 20 20 24

7 B P 63 76 100 87 102 93 86 89 92 84 90 38 30 30 24 28 24 24 24 20 30

8 C P 73 76 82 83 81 84 83 85 75 85 82 24 20 28 28 36 28 28 24 24 20

9 B P 54 82 84 79 81 78 81 77 85 86 89 20 20 24 20 28 24 28 24 24 20

113

Lampiran 7. Uji Analisa Data

Uji Normalitas Data dan Analisa Data

1. Normalitas data uji dan analisa data one way anova

TD Sistol = Tidak Normal

Tests of Normality

Pengukuran Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Tekanan Darah Sistol

1 ,197 9 ,200* ,900 9 ,250

2 ,187 9 ,200* ,947 9 ,653

3 ,196 9 ,200* ,938 9 ,556

4 ,133 9 ,200* ,948 9 ,663

5 ,321 9 ,008 ,805 9 ,023

6 ,291 9 ,027 ,851 9 ,076

7 ,150 9 ,200* ,973 9 ,922

8 ,262 9 ,076 ,831 9 ,046

9 ,249 9 ,113 ,786 9 ,014

10 ,159 9 ,200* ,943 9 ,613

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Uji alternatif one way anova berdistribusi tidak normal

Test Statisticsa,b

Tekanan Darah

Sistol

Chi-Square 8,714

Df 9

Asymp. Sig. ,464

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:

Pengukuran

114

TD Diastol = Normal

Tests of Normality

Pengukuran Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Tekanan Darah Diastol

1 ,240 9 ,145 ,889 9 ,195

2 ,181 9 ,200* ,968 9 ,874

3 ,167 9 ,200* ,940 9 ,584

4 ,111 9 ,200* ,982 9 ,974

5 ,236 9 ,157 ,873 9 ,134

6 ,216 9 ,200* ,886 9 ,183

7 ,205 9 ,200* ,917 9 ,371

8 ,225 9 ,200* ,907 9 ,293

9 ,224 9 ,200* ,878 9 ,150

10 ,164 9 ,200* ,930 9 ,482

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

ANOVA

Tekanan Darah Diastol

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 240,678 9 26,742 ,651 ,750

Within Groups 3284,444 80 41,056

Total 3525,122 89

115

Nadi = Normal

Tests of Normality

Pengukuran Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Denyut Nadi

1 ,245 9 ,129 ,888 9 ,192

2 ,242 9 ,137 ,864 9 ,106

3 ,303 9 ,017 ,854 9 ,083

4 ,209 9 ,200* ,838 9 ,055

5 ,145 9 ,200* ,960 9 ,799

6 ,151 9 ,200* ,926 9 ,448

7 ,190 9 ,200* ,903 9 ,272

8 ,160 9 ,200* ,915 9 ,351

9 ,261 9 ,077 ,916 9 ,357

10 ,260 9 ,081 ,876 9 ,142

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

ANOVA

Denyut Nadi

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 3124,044 9 347,116 3,191 ,002

Within Groups 8701,111 80 108,764

Total 11825,156 89

116

Pernapasan = Tidak Normal

Tests of Normality

Pengukuran Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pernapasan

1 ,262 9 ,076 ,919 9 ,387

2 ,199 9 ,200* ,927 9 ,450

3 ,212 9 ,200* ,835 9 ,051

4 ,192 9 ,200* ,917 9 ,364

5 ,240 9 ,144 ,941 9 ,595

6 ,223 9 ,200* ,838 9 ,055

7 ,192 9 ,200* ,917 9 ,364

8 ,325 9 ,007 ,846 9 ,068

9 ,356 9 ,002 ,655 9 ,000

10 ,237 9 ,155 ,915 9 ,354

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Uji alternatif one way anova berdistribusi tidak normal

Test Statisticsa,b

Denyut Nadi

Chi-Square 19,059

Df 9

Asymp. Sig. ,025

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:

Pengukuran

117

2. Normalitas data uji dan analisa data paired t-test

TD Sistol Pre dan Post = Normal

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Sistol Pre Test ,197 9 ,200* ,900 9 ,250

Sistol Post Test ,159 9 ,200* ,943 9 ,613

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

TD Diastol Pre dan Post = Normal

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Diastol Pre Test ,240 9 ,145 ,889 9 ,195

Diastol Post Test ,164 9 ,200* ,930 9 ,482

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Nadi Pre dan Post = Normal

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Nadi Pre Test ,245 9 ,129 ,888 9 ,192

Nadi Post Test ,260 9 ,081 ,876 9 ,142

a. Lilliefors Significance Correction

Pernapasan Pre dan Post = Normal

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Pernapasan Pre Test ,262 9 ,076 ,919 9 ,387

Pernapasan Post Test ,237 9 ,155 ,915 9 ,354

a. Lilliefors Significance Correction

118

Uji Paired T-Tes TD Sistol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sistol Pre Test 140,7778 9 10,36554 3,45518

Sistol Post Test 135,6667 9 10,14889 3,38296

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 Sistol Pre Test -

Sistol Post Test 5,11111 7,50740 2,50247 -,65959 10,88181 2,042 8 ,075

Uji Paired T-Tes TD Diastol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Diastol Pre Test 88,4444 9 8,47218 2,82406

Diastol Post Test 85,5556 9 4,97773 1,65924

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 Diastol Pre Test -

Diastol Post Test 2,88889 6,05071 2,01690 -1,76210 7,53988 1,432 8 ,190

119

Uji Paired T-Test Nadi

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 NadiPre 73,3333 9 15,96872 5,32291

NadiPost 91,5556 9 6,06447 2,02149

Paired Samples Test

Paired Differences T df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 NadiPre -

NadiPost -18,22222 18,08161 6,02720 -32,12097 -4,32347 -3,023 8 ,016

Uji Paired T-Test Pernapasan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pernapasan Pre Test 26,0000 9 6,16441 2,05480

Pernapasan Post Test 26,0000 9 4,24264 1,41421

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Pernapasan Pre Test -

Pernapasan Post Test ,00000 6,00000 2,00000 -4,61201 4,61201 ,000 8 1,000

120

Analisa Univariat

Statistics

Usia

Responden

Lama Riwayat

Hipertensi

N Valid 9 9

Missing 0 0

Mean 59,0000 4,0000

Median 56,0000 5,0000

Std. Deviation 10,78193 2,50000

Minimum 42,00 1,00

Maximum 73,00 7,00

Statistics

Jenis

Kelamin

Tingkat

Pendidikan

Pekerjaan Riwayat

Merokok

Konsumsi

Kopi

Aktivitas Fisik

N Valid 9 9 9 9 9 9

Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 1,00 2,1111 1,8889 2,0000 1,5556 1,0000

Std. Error of Mean ,000 ,30932 ,11111 ,00000 ,17568 ,00000

Median 1,00 2,0000 2,0000 2,0000 2,0000 1,0000

Std. Deviation ,000 ,92796 ,33333 ,00000 ,52705 ,00000

Variance ,000 ,861 ,111 ,000 ,278 ,000

Range 0 3,00 1,00 ,00 1,00 ,00

Minimum 1 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00

Maximum 1 4,00 2,00 2,00 2,00 1,00

Percentiles

25 1,00 1,5000 2,0000 2,0000 1,0000 1,0000

50 1,00 2,0000 2,0000 2,0000 2,0000 1,0000

75 1,00 2,5000 2,0000 2,0000 2,0000 1,0000

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Perempuan 9 100,0 100,0 100,0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Bekerja 1 11,1 11,1 11,1

Tidak Bekerja 8 88,9 88,9 100,0

Total 9 100,0 100,0

121

Tingkat Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak Sekolah 2 22,2 22,2 22,2

SD 5 55,6 55,6 77,8

SMP 1 11,1 11,1 88,9

SMA 1 11,1 11,1 100,0

Total 9 100,0 100,0

Riwayat Merokok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak 9 100,0 100,0 100,0

Konsumsi Kopi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Ya 4 44,4 44,4 44,4

Tidak Pernah 5 55,6 55,6 100,0

Total 9 100,0 100,0

Aktivitas Fisik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Jalan Santai 9 100,0 100,0 100,0

122