skripsi literature review efektivitas senam otak dengan tingkat ...

55
SKRIPSI LITERATURE REVIEW EFEKTIVITAS SENAM OTAK DENGAN TINGKAT KEJENUHAN BELAJAR PADA SISWA DISUSUN OLEH : ALDA SHAMIRA 16.01.001 YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR PRODI S1-KEPERAWATAN 2020

Transcript of skripsi literature review efektivitas senam otak dengan tingkat ...

ii

SKRIPSI

LITERATURE REVIEW

EFEKTIVITAS SENAM OTAK DENGAN TINGKAT

KEJENUHAN BELAJAR PADA SISWA

DISUSUN OLEH :

ALDA SHAMIRA

16.01.001

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR

PRODI S1-KEPERAWATAN

2020

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI PENELITIAN

Efektivitas senam otak dengan tingkat Kejenuhan belajar

pada siswa

Disusun Oleh :

ALDA SHAMIRA

16.01.001

Telah Disetujui Untuk Di Seminarkan

Pembimbing I Pembimbing II

(Ns. Suriyani, S.Kep., M.Kep) (Ns. Nofianty Idris, SKM., S.Kep.,M.Kes)

NIK. 093.152.02.03.048 NIK. 093.152.02.03.014

Mengetahui

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

(Ns. Muh. Zukri Malik, S.Kep., M.Kep)

NIK. 093.152.02.03.043

iii

iii

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

EFEKTIVITAS SENAM OTAK DENGAN TINGKAT

KEJENUHAN BELAJAR PADA SISWA

Disusun oleh :

ALDA SHAMIRA

16.01.001

Telah dipertahankan di depan Sidang Tim Penguji Akhir

Pada tanggal 29 September 2020

Dan dinyatakan LULUS

Mengetahui, Pembimbing I Pembimbing II

(Ns. Suriyani, S.Kep., M.Kep) (Ns. Nofianty Idris, SKM., S.Kep.,M.Kes)

NIK. 093.152.02.03.048 NIK. 093.152.02.03.014

Penguji I Penguji II

(Hj. Andi Annas, SKM., Msi) (H. Sumardin Makka, SKM., M.Kes)

NIK. 093.152.02.02.002

Mengesahkan,

Ketua STIKES Panakkukang Makassar Ketua Prodi S1 Keperawatan

(Dr. Ns. Makkasau Plasay, M.kes,. M.EDM) (Ns.Muh.Zukri Malik,S.Kep.,M.Kep)

NIK.093.152.01.03.021 NIK. 093.152.02.03.043

iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ALDA SHAMIRA

Nomor Induk Mahasiswa : 16.01.001

Program Studi : S1 KEPERAWATAN

Dengan ini menyahkan bahwa skripsi ini adalah hasil penelitian saya sendiri

dan tidak terdapat karya yang perna diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di

suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pemikiran yang perna ditulis

atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa Sebagian atau

keseluruhan skripsi ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia

mempertanggung jawabakan sekaligus bersedia menerima sanksi berupa gelar

kesarjanaan yang telah diperoleh dapat ditinjau dan/atau dicabut.

Dimikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada

paksaan sama sekali

Makassar, September 2020

Yang Membuat Pernyataan

ALDA SHAMIRA

16.01.001

v

ABSTRAK

ALDA SHAMIRA : Efektivitas senam otak dengan tingkat kejenuhan belajar pada siswa : literature review

PEMBIMBING : Ns. Suriyani, S.Kep., M.Kep Dan Ns. Nofianty Idris, SKM., S.Kep.,M.Kes

Pendahuluan : Kejenuhan belajar adalah kondisi dimana seseorang yang mengalami kelelahan emosi,

kelelahan fisik, kelelahan kognitif, dan kelelahan motivasi. Senam otak adalah serangkaian latihan gerak yang

sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar dan penyesuaian dengan tuntutan sehari-hari, adapun gerakan-

gerakan dalam senam otak meliputi: calf pump (pompa betis), lazy 8 (8 malas), belly breathing (pernapasan

perut), arm activation (mengaktifkan tangan), the grounder (kuda-kuda), the thinking cap (pijat kuping), earth

buttons (tombol bumi), brain buttons (tombol otak), the owl (burung hantu), cross crawl (gerak diagonal), dan

balance button (tombol keseimbangan).

Tujuan : Penelitan bertujuan mengetahui efektivitas senam otak dengan tingkat kejenuhan belajar

pada siswa

Metode penelitian : Quasi-experimental studies, randomized control and trial

Kesimpulan dan hasil :. hasil dari tujuh jurnal yang telah di review menunjukkan metode senam otak

efektif dalam menurunkan tingkat kejenuhan belajar pada siswa karena gerakan senam otak mampu mengurangi

keletihan fisik, kelelahan emosi, kelelahan kognitif dan kelelahan motivasi, tubuh menjadi lebih rileks dan segar

sehingga siswa lebih siap dalam menerima pelajaran, meningkatkan daya focus dan meningkatkan minat belajar

siswa.

Saran : Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan data masukan bagi pengembangan ilmu

keperawatan dalam mempelajari dan memahami efektivitas senam otak (brain gym) untuk menurunkan tingkat

kejenuhan siswa.

Kata kunci : Efektivitas, senam otak, kejenuhan belajar

Referensi : 7 ( 2015-2020)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini,

Kupersembahkan untuk kedua orang tua, keluarga serta orang-orang terdekat

yang senantiasa memberikan dukungan,

kasih sayang, dan do’anya,

Terima Kasih………………..

vii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah subhanahuwata’ala yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya yang tak terhingga sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas senam otak dengan tingkat

Kejenuhan belajar”. berbagai hambatan dan kesulitan ditemui oleh penulis dalam proses

penyusunan skripsi ini, namun berkat usaha dan kerja keras serta bimbingan dan arahan

dari berbagai pihak pada akhirnya skripsi dapat diselesaikan tepat waktu. Keluarga

terkhusus orangtua saya, bapak Syamsul Bachri, ibu Erni dan Keluarga saya yang

selalu mendoakan kelancaran pendidikan saya, terus memberikan motivasi dan fasilitas

yang menunjang dalam proses penyelesaian skripsi saya.

Dengan segala kerendahan hati, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan rasa

terima kasih kepada:

1. Bapak H. Sumardin Makka, SKM., M.Kes., selaku ketua yayasan perawat sulawesi

selatan yang telah memberikan fasilitas dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Dr. Ns. Makkasau plasay, M.Kep.,M.EDM, selaku ketua stikes panakukang

makassar yang telah memberikan fasilitas dan motivasi dalam penyelesaian skripsi

ini.

3. Bapak Ns. Muh zukri Malik, M.Kep., selaku ketua prodi S1 keperawatan stikes

panakkukang makassar yang telah memberikan fasilitas dan motivasi dalam

penyelesaian skripsi ini

viii

4. Ibu Ns. Suriyani, S.Kep., M.Kep, selaku pembimbing pertama skripsi ini yang telah

memberikan motivasi, bimbingan, pengarahan dan memfasilitasi hingga selesainya

skripsi ini.

5. Ibu Ns. Nofianty Idris, SKM., S.Kep.,M.Kes, selaku pembimbing dua skripsi ini

yang telah memberikan motivasi, bimbingan, pengarahan dan memfasilitasi hingga

selesainya skripsi ini.

6. Ibu Hj.Andi Annas.,SKM.,Msi selaku penguji pertama skripsi ini yang telah

memberikan motivasi dan pengarahan dalam penyelesaian skripsi ini

7. Bapak H. Sumardin Makka, SKM., M.Kes., selaku penguji kedua dalam skripsi ini

yang telah memberikan motivasi dan pengarahan dalam penyelesaian skripsi ini

8. Teristimewa buat teman saya (Muhammad Khalid Bilal, Nurmiati, Nurlia

,Jasmawati, Ayu Andira, Nurfirdayanti, Hamni saputri) dan masih banyak lagi

yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu namanya yang selama ini selalu

mendukung saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

ix

9. Teristimewa buat Teman - teman LI6ASI yang telah menemani dan saling

memberikan dukungan kepada saya dalam menyelesaikan tahap pertama S1

Keperawatan Stikes Panakkukang Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu segenap saran dan masukan membangun dari para penguji

maupun pembaca akan sangat membantu penulis dalam melakukan perbaikan.

Semoga skripsi ini dapat diterima dengan baik oleh seluruh yang membaca dan

daspat digunakan dengan sebaik-baiknya serta bermanfaat bagi penulis maupun

pembaca.

Makassar, September 2020

Peyusun

ALDA SHAMIRA

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ …i

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... ...ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ..iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................... ..iv

ABSTRAK ........................................................................................................ ..v

ABSTRACT ..................................................................................................... ..vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ .vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................ix

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan masalah .................................................................................. 6

C. Tujuan penelitian ................................................................................... 6

D. Manfat penelitian .................................................................................. 6

BAB 2 METODE

A. Pencarian Literatur ................................................................................ 8

1. Strategi dan protokol ....................................................................... 8

2. Database pencarian ......................................................................... 8

3. Kata kunci. ..................................................................................... 9

B. Kriteria Inklusi Dan Eksklusi ................................................................. 9

C. Seleksi Studi ......................................................................................... 11

BAB 3 HASIL DAN ANALISIS

A. Karakteristik studi ................................................................................ 13

B. Hasil pencarian literatur ........................................................................ 13

BAB 4 PEMBAHASAN

xi

BAB 5 PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 32

B. Saran ................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 33

LAMPIRAN

xii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kejenuhan merupakan fenomena yang terjadi pada setiap individu baik

yang bekerja maupun yang sedang melakukan aktivitas belajar mengajar.

Kejenuhan adalah kondisi emosional seseorang yang merasa lelah dan bosan

secara mental maupun fisik sebagai akibat dari tuntutan suatu pekerjaan yang

terus meningkat. Terkhusus kepada para siswa yang ada di sekolah (Sugara,

2016).

Terkadang kejenuhan terjadi pada siswa disebabkan oleh proses belajar

mengajar yang monoton atau tidak berubah-ubah dalam waktu yang lama,

sehingga membuat para siswa kurang efektif dalam menerima pelajaran di

sekolah. Banyaknya tuntutan yang harus dipenuhi oleh siswa dalam proses

belajar juga menjadi penyebab kejenuhan para siswa seperti tuntutan mematuhi

aturan di lingkungan sekolah, tuntutan untuk berprestasi, tuntutan untuk memiliki

keterampilan, tuntutan interpersonal antara siswa dengan siswa maupun antara

siswa dengan guru, dan tuntutan tugas yang berkepenjangan yang dapat

menimbulkan perasaan tertekan, malas, dan jenuh. Disamping itu kurangnya

penghargaan atau pujian yang diberikan kepada para siswa membuat mereka

1

2

enggan berpartisipasi terlalu aktif selama proses pembelajaran (Demerouti,

2015).

Penelitian terkait kejenuhan belajar telah terlebih dahulu diteliti oleh Sugara

tahun 2011 di SMA Angkasa Bandung, ditemukan intensitas kejenuhan belajar

dalam kategori tinggi sebesar, 15,32 %, kategori sedang 72,97 %, dan kategori

rendah sebesar 11,71 %. Penelitian terkait kejenuhan belajar juga dilakukan oleh

Rifki Firmansyah tahun 2012 pada siswa kelas VIII SMPN 1 Jombang,

menunjukkan bahwa 14,6 % siswa mengalami kejenuhan dalam kategori tinggi,

72,9 % pada kategori sedang, dan 12,5 % pada kategori rendah.

Suwarjo, dkk (2015) juga melakukan penelitian serupa yaitu kejenuhan

belajar pada siswa SMA kelas XI di Kota Yogyakarta, menunjukkan sebanyak

93,98 % siswa SMA di Kota Yogyakarta mengalami kejenuhan belajar. Dengan

rincian datanya adalah 8,03 % siswa berada di kategori sangat tinggi, 25,30 %

siswa berada di kategori tinggi, 40,76 % dikategori sedang, dan 19,88 % siswa

berada dikategori rendah, dengan area kejenuhan yakni 34 % siswa berada pada

area kelelahan emosi, 29 % pada area kelelahan fisik, 17 % pada area kelelahan

kognitif, dan 20 % pada area kehilangan motivasi, dan sebanyak 53 % siswa

yang mengalami kejenuhan belajar memiliki strategi coping yang negatif.

Setidaknya 9 dari 10 siswa pernah mengalami kejenuhan akibat dari adanya

tuntutan-tuntutan dan tekanan dari proses belajar mengajar dan tugas-tugas yang

3

diberikan, walaupun tuntutan disatu sisi sangat bermanfaat bagi perkembangan

dan kemajua (Suarni, 2015).

Kejenuhan belajar disebabkan karena otak merasakan keletihan, otak

merupakan pusat dari koordinasi tubuh baik secara fisik, emosi, mental, dan

motivasi (Maslach, 2017). Jika otak sehat maka akan mendorong kesehatan

tubuh serta menunjang kesehatan mental, namun jika sebaliknya jika otak

merasakan keletihan maka kesehatan secara fisik, mental, dan motivasi pun akan

terganggu (Suarni, 2015).

Siswa yang mengalami kelelahan akan sulit untuk menyerap informasi yang

diterima dari guru, sehingga siswa merasa kurang berhasil dan akan

mengakibatkan semangat belajar menjadi berkurang. Fenomena kejenuhan

belajar tersebut tentu perlu menjadi perhatian bagi seluruh pelaksana pendidikan

dan harus segera ditangani supaya proses pelaksanaan belajar dan mengajar

menjadi proses yang menyenangkan, mengedepankan hasil kualitas belajar, dan

dapat menciptakan suasana belajar yang baik, sehingga siswa dapat menjalaninya

dengan senang, dapat belajar dengan maksimal dan siswa dapat memaksimalkan

potensi dalam dirinya. Upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi tingkat

kejenuhan belajar adalah dengan menggunakan strategi coping yang positif.

Dalam hal ini peneliti menawarkan strategi coping yang positif untuk

mengurangi kejenuhan belajar dan memberikan efek langsung kepada otak yaitu

menggunakan senam otak (Christiana, 2018).

4

Tehnik senam otak (brain gym) merupakan salah satu cara untuk mengatasi

kejenuhan, senam otak (brain gym) merupakan serangkaian gerakan sederhana

yang menyenangkan yang digunakan oleh para murid Educational Kinesiology

(Edu-K) untuk meningkatakan kemampuan belajar mereka dengan menggunakan

keseluruhan otak. Tehnik senam otak (brain gym) ini dapat dilakukan untuk

megefektifkan siswa dalam menerima pelajaran, membantu siswa untuk sejenak

merileksasi otak, menghindari adanya ketegangan mental, dan untuk mengurangi

kejenuhan yang di rasakan oleh siswa saat proses belajar mengajar karena

terciptanya suasana yang menyenangkan di ruang belajar (Dennison,2015).

Senam otak berisi gerakan sederhana yang merangsang integritas kerja

bagian otak kanan dan kiri yang menghasilkan hormone endorphin yang

berfungsi sebagai obat penenang alami dan menimbulkann rasa nyaman

(Dennison, 2015). Dengan gerakan yang sederhana tentulah gerakan tersebut

dapat di lakukan setiap hari oleh siswa sebelum memulai aktivitas belajar

mengajar serta kedepannya diharapkan para pengajar dapat menjadikan terapi

senam otak ini sebagai bagian dari metode pembelajaran, karena banyak dari

pengajar baik dari guru, tutor, pemberi pelatihan dan lainnya tidak menerapkan

teknik senam otak (brain gym) dalam proses belajar mengajar, sehingga

membuat para siswa yang menerima pembelajaran di sekolah banyak yang

merasa jenuh akibat dari tidak adanya metode pembelajaran tersebut

(Aunurrahman, 2016).

5

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rifki Firmansyah terjadi penurun

tingkat kejenuhan belajar di SMPN 1 Jombang kelas VIII sebesar (57,7%)

setelah melakukan senam otak (brain gym), hal ini menurut peneliti karena

teknik senam otak membuat siswa lebih siap dalam menerima pelajaran,

memperbaiki sistem konsentrasi, meningkatkan daya fokus dan daya ingat,

memperbaiki kemampuan berkomunikasi, dan mengendalikan emosi (Rifki

Firmansyah tahun, 2012). Sedangkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

Sugara di SMA Angkasa Bandung terjadi penurun tingkat kejenuhan sebesar

(62,3%) setelah diberikan perlakuan senam.

Lalu berdasarkan hasil penelitian oleh Suwarjo di SMA kelas XI di Kota

Yogyakarta, terjadi penurunan tingkat kejenuhan belajar pada siswa setelah

dilakukan senam otak, dapat dilihat dari penurunan tingkat kejenuhan belajar

yang dialami oleh siswa kelompok eksperimen melalui uji paired sampel yaitu uji

wilcoxon yang menunjukkan nilai signifikansi 0,013 ≤ 0,05 sehingga dapat

disimpulkan terjadi penurunan yang signifikan pada kelompok eksperimen

setelah diberikan treatment, sedangkan pada kelompok kontrol menunjukkan

nilai signifikansi 0,683 ≤ 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan hasil pada kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan apapun.

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan masalah

penelitian ini yaitu “Bagaimana Efektivitas Senam Otak Dalam Mengatasi

Tingkat Kejenuhan Belajar Pada Siswa ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui Efektivitas senam otak dengan tingkat kejenuhan belajar.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui tingkat kejenuhan belajar siswa sebelum dan sesudah dilakukan

senam otak.

b. Diketahui efektivitas senam otak dengan tingkat kejenuhan belajar Siswa.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu

keperawatan dalam mempelajari dan memahami efektivitas senam otak (brain

gym) dalam menurunkan tingkat kejenuhan siswa.

2. Praktis

a. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk

penelitian selanjutnya yang terkait dengan penelitian ini.

b. Bagi dinas pendidikan

7

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam

mengembangkan metode pembelajaran yang ada di Indonesia, termasuk

metode senam otak.

8

BAB II

METODE

A. Pencarian Literatur

1. Strategi dan protokol

Rangkuman menyeluruh dalam bentuk literature review mengenai

efektivitas senam otak dengan tingat kejenuhan belajar pada siswa. Protokol

dalam studi ini menggunakan The Centre for Review and Dissemination and

the Joanna Briggs Institute Guideline sebagai panduan dalam asesmen

kualitas dari studi yang akan dirangkum. Evaluasi dari literature review akan

menggunakan PRISMA checklist untuk menentukan penyeleksian studi yang

telah ditemukan dan disesuaikan dengan tujuan dari literature review.

2. Database pencarian

Literature review yang merupakan rangkuman menyeluruh beberapa studi

penelitian yang ditentukan berdasarkan tema tertentu. Pencarian literatur

dilakukan pada bulan Juni–Agustus 2020. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh bukan dari pengamatan

langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang di dapat berupa artikel

jurnal bereputasi baik nasional maupun internasional dengan tema yang sudah

ditentukan. Pencarian literatur dalam literature review ini menggunakan tiga

9

database dengan kriteria kualitas tinggi dan sedang, yaitu Pubmed, Garuda

dan Google Scholar.

3. Kata kunci

Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dan boolean operator

(AND, OR NOT or AND NOT) yang digunakan untuk memperluas atau

menspesifikkan pencarian, sehingga mempermudah dalam penentuan artikel

atau jurnal yang digunakan. Kata kunci dalam literature review ini disesuaikan

dengan Medical Subject Heading (MeSH) dan terdiri dari sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kata Kunci Literature Review

Senam otak Kejenuhan belajar

Relaksasi otak Kebosanan dalam belajar

OR OR

Latihan otak Kesulitan belajar

B. Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICOS

framework, yang terdiri dari:

a. Population/problem yaitu populasi atau masalah yang akan di analisis sesuai

dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review

b. Intervention yaitu suatu tindakan penatalaksanan terhadap kasus perorangan

atau masyarakat serta pemaparan tentang penatalaksanaan studi sesuai dengan

tema yang sudah ditentukan dalam literature review.

10

c. Comparation yaitu intervensi atau penatalaksanaan lain yang digunakan

sebagai pembanding, jika tidak ada bisa menggunakan kelompok kontrol

dalam studi yang terpilih.

d. Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperolah pada studi terdahulu yang

sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review.

e. Study design yaitu desain penelitian yang digunakan dalam artikel yang akan

di review.

Tabel 2.2 Format PICOS dalam Literature Review

Kriteria Inklusi eksklusi

Population Studi tentang siswa

yang melakukan senam

otak

Siswa yang tidak

melakukan senam otak

Intervention Menyediakan senam

otak untuk mengatasi

kejenuhan belajar

Tidak menyediakan senam

otak untuk mengatasi

kejenuhan belajar

Comparators Tidak ada pembanding Tidak ada pembanding

Outcome Senam otak efektif

dalam mengatasi

kejenuhan belajar

Tidak ada penjelasan

senam otak efektif dalam

mengatasi kejenuhan

belajar

Study Design and

publication type

Quasi-experimental

studies, randomized

Qualitative research.

Cross Sectional

11

control and trial

Publication years Setelah-2015 Sebelum-2015

Language Bahasa Inggris dan

bahasa Indonesia

Selain dari bahasa Inggris

dan bahasa Indonesia

C. Seleksi Studi

Hasil pencarian dan seleksi studi

Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi pada dua

database dan menggunakan kata kunci yang sudah disesuaikan dengan dengan

Medical Subject Heading (MeSH), Maka peneliti mendapatkan 66 jurnal yang

sesuai dengan kata kunci tersebut. Hasil studies selection strategy (wahono,

2015) :

a. Publication Year : 2015-2020

b. Publication type : Jurnal

c. Search string : (senam otak OR relaksasi otak OR latihan otak)

AND

(kejenuhan belajar OR kebosanan dalam belajar OR

kesulitan belajar)

d. Selected studies : 7 Jurnal

12

Mulai

Pilih Perpustakaan

Digital

Masukkan kata

kunci

Mengambil data

awal studi berupa

jurnal (66)

Mengeluarkan

jurnal yang tidak

sesuai dengan

kriteria inklusi (59)

Jurnal yang sesuai

dengan kriteria

inklusi (7)

Membuat literature

review dengan

jurnal yang sesuai

dengan kriteria(7)

Selesai

Perpustakaan digital :

1. Pubmed (6)

2. Garuda (30)

3. Google scholar

(30)

Dikeluarkan (n = 59)

1. Partisipan

Jurnal yang ada

tidak sesuai

dengan kriteria

inklusi (n=10)

2. Intervensi

Tidak sesuai

dengan teknik

senam otak yang

dimaksud pada

penelitian ini

(n=29)

3. Outcome

Tidak berfokus

pada kejenuhan

belajar pada siswa

(n=20)

13

BAB III

HASIL DAN ANALISIS

A. Karakteristik Studi

Tujuh jurnal memenuhi kriteria inklusi, ada dua desain penelitian yang

digunakan pada tujuh jurnal tersebut yaitu quasi-experimental studies dan

randomized control and trial. Secara keseluruhan setiap peneliti membahas

mengenai efektivitas senam otak terhadap tingkat kejenuhan belajar. Dari tujuh

jurnal yang ada metode senam otak yang digunakan sama dan semua gerakan

yang ada memiliki manfaat yang baik untuk menurunkan tingkat kejenuhan yang

di alami oleh siswa.

B. Hasil Pencarian Literatur

Authors

and years

Study design, Sample,

Variabel, Instrument,

Analysis

Outcome of

Analysis Factors

Summary of

Result

(Muhammad

Gunanggoro

Priambodo,

2016)

Design: Quasi-

Experimental Design

Sample: 21 siswa

(mengambil 2 kelas

sebagai kelas eksperimen

dan kelas kontrol dari

Stres, tuntutan

peran, cemas

Mengaplikasikan

senam otak

dalam kehidupan

sehari-hari dapat

menurunkan

tingkat

14

total 9 kelas yaitu di

dapat kelas XI IPS3 dan

XI IPA 2)

Variable: Senam otak,

tingkat kejenuhan

Instrument: Penelitian ini

mengumpulkan data

menggunakan skala

psikologi, yaitu skala

kejenuhan belajar yang

diadaptasi dari Maslach

Burnout Inventory (MBI).

Analysis: Uji

Kolmogorov-Smirnov,

Uji Wilcoxon dan Uji

Mann Whitney

kejenuhan

belajar

(Bilwalidayni

Ikbal, Eny

Sutria, Nur

Hidayah,

2017)

Design: Quasi-

Experimental Design

Sample: 20 orang (10

untuk kelompok

intervensi dan 10 untuk

Factor usia,

factor fisik,

factor inteligensi

Gerakan senam

otak akan

mengaktifkan

hubungan-

hubungan syaraf

15

kelompok kontrol)

Variable: Senam otak,

konsentrasi belajar

Instrument: Instrumen

yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tes

Army Alpha

Analysis: Uji Normalitas,

Uji Wilcoxon

antara tubuh dan

otak sehingga

memudahkan

aliran energy

elektromagnetis

ke seluruh tubuh

Sehingga dapat

memicu

timbulnya

konsentrasi yang

tinggi dan

memperkuat

daya ingat

(Bangun

Sutopo,

2018)

Design: Quasi-

Experimental Design

Sample: 64 siswa

Variable: Senam otak,

tingkat kejenuhan siswa

Instrument: kuesioner

dari dua variabel

Analysis: Uji Wilcoxon

Tuntutan

sekolah,

kurangnya

penghargaan,

Kurangnya

hubungan

interpersonal,

Teknik senam

otak membuat

siswa lebih siap

dalam menerima

pelajaran,

meningkatkan

daya fokus,

memperbaiki

16

kemampuan

berkomunikasi,

mengendalikan

emosi, dan

meningkatkan

minat belajar

siswa

(DUA'A Al

Herbawi,

2018)

Design: Randomized

control and trial

Sample: 30 students

ranged in age from ten to

thirteen years

Variable: Brain gym

Instrument: questionnaire

Analysis: numerical data

analysis software SPSS

Age, activities,

physiological

conditions, sosial

conditions

Brain gym

prooved to have

impact on

students

behavior during

class and helped

to focus

(Triadi

Surya, 2019)

Design: Quasi-

Experimental Design

Sample: 18 siswa

Variable: senam otak

(brain gym), kejenuhan

Keadaan fisik,

kelelahan

emosional,

metode

pembelajaran

Senam otak

memiliki efek

langsung pada

otak sehingga

dapat

17

belajar (burnout)

Instrument: kuesioner

Analysis: Uji Wilcoxon

yang monoton mengoptimalkan

fungsi otak

(Nenden

Desi Mulyani

Apandi,

2019)

Design: Quasi-

Experimental Design

Sample: 50 siswa untuk

kelompok eksperimen

dan 50 siswa sebagai

kelompok kontrol

Variable: Senam otak,

tingkat kejenuhan belajar

Instrument: kuesioner

Analysis: Uji Normalitas

dan Uji Homogeneity

keletihan fisik,

keletihan

emosional

Metode senam

otak sangat

efektif dalam

menurunkan

tingkat

kejenuhan siswa

karena dapat

membuat siswa

menjadi lebih

rileks dan tubuh

menjadi lebih

segar

(Saifudin,

Moh, 2019)

Design: Quasi-

Experimental Design

Sample: 24 siswa menjadi

responden

Variable: Senam latih

otak, tingkat kejenuhan

Usia, lingkungan,

stress, tuntutan

tugas

Senam latih otak

adalah gerakan

yang sederhana

untuk

memudahkan

kegiatan belajar

18

belajar

Instrument: Kuesioner

Analysis: Uji Wilcoxon

dan penyesuaian

dengan tuntutan

sehari-hari,

gerakan ini

bertujuan untuk

merangksang

otak kiri dan

kanan (dimensi

literalitas),

meringankan

atau

merelaksasikan

otak bagian

depan (dimensi

pemfokusan), ,

merangsang

sistem yang

terkait dengan

perasaan atau

emosional yakni

otak tengan

19

(limbic) serta

otak besar atau

(dimensi

pemusatan)

20

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Tingkat Kejenuhan Belajar Sebelum Dan Sesudah Diberikan Senam Otak

Dari segi pelaksanaannya senam otak mudah dilakukan dan praktis, senam

otak dapat dilakukan oleh semua umur dan dapat dilakukan kapan saja, tanpa

waktu khusus, adapun porsi latihan yang direkomendasikan adalah sekitar 10-15

menit, sebanyak 2-3 kali dalam sehari (Fitria, 2019). Adapun gerakan senam otak

dan manfaatnya yaitu

1. Calf pump (pompa betis)

Gerakan ini menghasilkan kekuatan yang lebih alamiah bagi otot & tulang di

bagian belakang tubuh. Kegiatan ini mempermudah refleks bertahan &

membebaskan perasaan-perasaan yang membuat kita tidak mampu ikut serta

dalam melakukan kegiatan yang positif. Pompa ini meningkatkan konsentrasi

perhatian, pemahaman yang mendalam & kemampuan untuk mengerjakan

sesuatu sampai selesai.Waktu anda memajukan badan ke depan & buang

napas, pelan-pelan tekan telapak kaki kebelakang lantai, kemudian angkat ke

atas sambil ambil napas dalam. Ulangi tiga kali tiap kaki.

2. Lazy 8 (8 malas)

Memadukan bidang penglihatan kiri dan kanan sehingga meningkatkan

integrasi otak kiri dan kanan sekaligus meningkatkan keseimbangan dan

koordinasi tubuh. Gerakan ini dapat meningkatkan ketrampilan baca tulis &

21

pemahaman. Mulai di bagian tengah, pertama gerakkan tangan berlawanan

arah jarum jam: ke atas, membentuk lingkaran. Kemudian searah jarum jam:

ke atas, membentuk lingkaran dan kembali ke titik tengah. Buatlah gerakan ini

tiga kali tiap tangan, kemudian tiga kali dengan kedua tangan.

3. Belly breathing (pernapasan perut)

Meningkatkan persediaan oksigen untuk seluruh tubuh, terlebih untuk otak.

Kegiatan ini merelakskan SSP sambil meningkatkan kadar energi, Gerakan ini

terbukti meningkatkan kemampuan membaca dan berbicara. Taruh tangan di

perut. Buang napas pendek pendek, lalu ambil napas dalam dan pelan-pelan.

Tangan mengikuti gerakan perut waktu membuang dan mengambil napas.

4. Arm activation (mengaktifkan tangan)

Gerakan ini meregangkan otot bahu & dada atas. Gerakan ini merilekskan &

mengkoordinasi otot-otot bahu dan lengan serta membantu otak dalam

kemudahan menulis dengan tangan, mengucap dan menulis kreatif. Luruskan

satu tangan ke a tas, ke samping kuping. Buang napas pe lan, sementara otot-

otot diaktifkan dengan mendorong tangan melawan tangan satunya keempat

jurusan (depan, belakang, ke dalam dan keluar).

5. The grounder (kuda-kuda)

Kegiatan ini memperlancar dan merilekskan kelompok otot di paha yang

menyeimbangkan dan menstabilkan tubuh. Melakukan gerakan ini dapat

meningkatkan pemahaman, memori jangka pendek, ekspresi & ketrampilan

organisasi. Mulai dengan kaki terbuka, arahkan kaki kanan ke kanan, dan kaki

22

kiri tetap lurus kedepan. Tekuk lutut kanan sambil buang napas, lalu ambil

napas waktu lutut kanan diluruskan kembali. Ulangi tiga kali kemudian ganti

dengan kaki kiri.

6. The thinking cap (pijat kuping)

Kegiatan ini membangkitkan mekanisme pendengaran dan memori. Sehingga

meningkatkan kemampuan mendengar, memori jangka pendek dan

ketrampilan berpikir abstrak. Pelan-pelan buka daun kuping keluar, tiga kali

dari atas ke bawah.

7. Earth buttons (tombol bumi)

Menyentuh tempat-tempat ini merangsang otak dan menyegarkan kembali

kelelahan mental yang berat, mampu meningkatkan ketrampilan

organisasional & meningkatkan kemampuan untuk terfokus pada objek yang

dekat. Taruh 2 jari di bawah bibir dan tangan yang satu di os. pubis. Napaskan

energi ke atas, ke tengah-tengah badan.

8. Brain buttons (tombol otak)

Kegiatan ini merangsang aliran darah yang kaya oksigen melalui arteri karotis

ke otak. Tombol ini membantu membentuk kembali pesan-pesan yang terarah

dari bagian tubuh ke otak dan penglihatan, jadi meningkatkan hubungan

silang antara otak untuk membaca, menulis, berbicara dan mengikuti

petunjuk. Sambil menyentuh pusar, pijat keras sisi kiri dan kanan tulang

tengah (sternum) di bawah tulang dada.

23

9. The owl (burung hantu)

Kegiatan ini menurunkan tegangan otot bahu & leher. Pada saat otot leher

rileks kemampuan mendengar, berpikir dan berbicara meningkat. Cengkeram

otot bahu, gerakkan kepala menengok ke belakang, tarik napas dalam dan

tarik bahu ke belakang, kemudian menengok kesisi yang lain. Tundukkan

kepala, napas dalam, biarkan otot relaks. Ulangi dengan mencengkeram bahu

yang lain.

10. Cross crawl (gerak diagonal)

Meningkatkan komunikasi dan intergrasi di antara kedua hemisfer serebri

dengan terbentuknya percabangan dan mielinisasi persarafan di corpus

callosum sehingga komunikasi antara kedua hemisfer bertambah cepat dan

lebih terintegrasi. Gerakan ini meningkatkan koordinasi penglihatan,

pendengaran, kemampuan kinestetik sehingga meningkatkan kemampuan

mendengar, membaca, menulis dan daya ingat. Koordinasikan gerakan supaya

kalau satu tangan bergerak, kaki yang berlawanan bergerak pada saat yang

sama. Gerakkan badan ke depan, ke samping, ke belakang dan arahkan mata

kesemua jurusan.

11. Balance Button (Tombol keseimbangan)

Sentuhkan dua jari ke belakang telinga dan taruh tangan sarunya di pusar

kemudian bernafas, satu manit kemudian sentuh belakang teling lain. Gerakan

ini merangsang sistem keseimbangan tubuh di telinga bagian dalam, dapat

memperbaiki keseimbangan, merileksasikan mata, dan beberapa bagian tubuh,

24

serta meningkatkan perhatian untuk berpikir, melakukan kegiatan,

pengambilan keputusan, konsentrasi, dan pemecahan masalah.

Senam otak ini mampu membuka bagian-bagian otak yang sebelumnya

tertutup atau terhambat. Disamping itu, senam otak juga dapat memperlancar

aliran darah dan oksigen ke otak dan merangsang kedua belah otak untuk bekerja

sehinggan di dapat keseimbangan aktivitas kedua belah otak secara bersamaan.

Adapun hasil dari tujuh jurnal yang telah di review terkait efektivitas senam otak

dengan tingkat kejenuhan belajar sebelum dan sesudah diberikan perlakuan yaitu:

a. Hasil penelitian yang dilakukan Muhammad Gunanggoro di SMA kelas XI di

Kota Yogyakarta. Pada data pretest kelompok eksperimen tingkat kejenuhan

siswa yaitu pada kategori tinggi sebesar 9%, kategori sedang 9% dan kategori

rendah sebesar 82%. Data posttets tingkat kejenuhan siswa pada kelompok

eksperimen yaitu kategori sedang sebesar 9%, kategori rendah sebesar 27%

dan kategori sangat rendah sebesar 64%. Sedangkan pada data pretest

kelompok kontrol yaitu pada kategori sedang sebesar 40% dan kategori

rendah sebesar 60%. Data posttest tingkat kejenuhan siswa pada kelompok

kontrol yaitu kategori tinggi sebesar 10%, kategori sedang 20%, kategori

rendah 60%, dan kategori sangat rendah sebesar 10%.

b. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bangun Sutopo di SMPN 1 Jombang

pada siswa kelas VIII yaitu terdapat penurunan kejenuhan belajar setelah

dilaksanakannya senam otak. Hasil dari 64 responden yang mengalami

kejenuhan sedang sebanyak 44 responden (62,0%). Setelah diberikan Senam

25

Otak tingkat kejenuhan siswa mengalami penurunan sebanyak (57,7%). pada

hasil tabulasi data indikator yang mengalami perubahan yaitu kelelahan

emosi, kelelahan fisik, kelelahan kognitif, kelelahan motivasi. Data tabulasi

pada indikator mampu memberikan penurunan kelelahan emosi sebelum

senam otak (0,67) setelah senam otak menjadi (0,45), data tabulasi pada

indikator mampu memberiakan penurunan kelelahan fisik sebelum senam otak

(0,48) setelah senam otak menjadi (0,36), data tabulasi pada indikator

kelelahan kognitif sebelum senam otak (0.34) senam otak menjadi (0.28) dan

data tabulasi pada indikator kelelahan motivasi sebelum senam otak (0,52)

setelah senam otak (0,44).

c. Hasil penelitian yang dilakukan Bilwalidayni di UIN Alauddin Makassar

dimana tingkat kejenuhan belajar siswa sebesar (64,3%) setelah diberikan

perlakuan senam otak tingkat kejenuhan siswa mengalami penurunan sebesar

(54,3%) setelah diberikan perlakuan senam otak selama 3 hari dengan

frekuensi 2 kali pertemuan sehari selama 15 menit sebelum dan sesudah

perkuliahan.

d. Hasil penelitian yang dilakukan Triadi Surya di Kota Yogyakarta. Pada data

pretest kelompok eksperimen tingkat kejenuhan siswa yaitu pada kategori

tinggi sebesar 10%, kategori sedang 25% dan kategori rendah sebesar 75%.

Data posttets tingkat kejenuhan siswa pada kelompok eksperimen yaitu

kategori sedang sebesar 25%, kategori rendah sebesar 34% dan kategori

sangat rendah sebesar 41%. Sedangkan pada data pretest kelompok kontrol

26

yaitu pada kategori sedang sebesar 30% dan kategori rendah sebesar 70%.

Data posttest tingkat kejenuhan siswa pada kelompok kontrol yaitu kategori

tinggi sebesar 8%, kategori sedang 22%, kategori rendah 58%, dan kategori

sangat rendah sebesar 12%.

e. Hasil penelitian yang dilakukan DUA'A Al Herbawi di SMP Dubai yaitu

tingkat kejenuhan belajar siswa sebelum diberikan senam otak sebesar 60%

namun setelah diberikan perlakuan senam otak selama 15 menit sebelum

kegiatan belajar di mulai tingkat kejenuhan belajar siswa menurun menjadi

40%, senam otak ini diberikan kepada 30 siswa secara acak.

f. Hasil penelitian yang dilakukan Nenden yaitu pada data pretest kelompok

eksperimen tingkat kejenuhan siswa yaitu pada kategori kategori sedang 40%

dan kategori rendah sebesar 60%. Data posttets tingkat kejenuhan siswa pada

kelompok eksperimen yaitu kategori sedang sebesar 30%, kategori rendah

sebesar 70%. Sedangkan pada data pretest kelompok kontrol yaitu pada

kategori sedang sebesar 52% dan kategori rendah sebesar 48%. Data posttest

tingkat kejenuhan siswa pada kelompok kontrol yaitu kategori sedang 32%,

kategori rendah 68%.

g. Hasil penelitian yang dilakukan oleh saifudin di MA Ruhuln Amin Yayasan

SPMAA Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan di mana responden sebanyak

24 siswa kelas XI. Sebelum diberikan perlakuan senam otak sebagian besar

siswa memiliki tingkat kejenuhan belajar dalam kategori sedang (67,5%)

27

namun setelah diberikan perlakukan berupa senam otak tingkat kejenuhan

siswa mengalami penurunan (49,2%).

B. Efektivitas Senam Otak Dengan Tingkat Kejenuhan Siswa

Untuk mengetahui apakah senam otak efektif untuk mengatasi kejenuhan

maka perlu dilakukan sebuah review terhadap beberapa jurnal dan bukan hanya

satu jurnal saja, setelah melihat hasil penelitian dari tujuh jurnal terkait

efektivitas senam otak dengan tingkat kejenuhan belajar sebelum dan sesudah

diberi perlakuan, maka akan dijelaskan satu persatu untuk melihat seberapa besar

efektivitas senam otak untuk menurunkan tingkat kejenuhan.

Pada ketujuh jurnal tersebut hampir semuanya menggunakan metode

penelitian Quasi-Experimental Design dimana kelompok eksperimen dan

kelompok control tidak dipilih secara acak namun terdapat perbedaan terkait

waktu pemberian senam otak dan jumlah sampel yang diberikan perlakuan

1. Pada penelitian pertama peneliti hanya pemberikan senam otak selama tujuh

hari berturut-turut dan mengambil data pada hari itu juga jumlah sampel yang

digunakan sebanyak 21 sampel, adapun kategorisasi untuk mengetahui tingkat

kejenuhan yang digunakan penelitian ini yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang,

rendah, dan sangat rendah. Dilihat dari hasilnya sebelum diberikan perlakuan

ada sekitar 9% siswa yang mengalami kejenuhan belajar dalam kategori tinggi

pada kelompok eksperimen namun setelah diberikan senam otak tidak ada lagi

28

siswa yang mengalami kejenuhan belajar dalam kategori tinggi namun

mengalami penurunan menjadi kategori sedang sebesar 9%.

2. Sama halnya dengan penelitian pertama, penelitian kedua ini juga

memberikan perlakuan selama tujuh hari berturut-turut, namun dapat diliat

dari hasilnya peneliti kedua ini lebih mengelompokkan aspek aspek yang

memungkinkan terjadinya kejenuhan belajar pada kuesioner yang dibagikan

seperti aspek kelelahan emosi, kelelahan fisik, kelelahan kognitif dan

kelelahan motivasi sehingga hasil yang di dapatkan juga dapat membuat kita

mengetahui penyebab terbesar kejenuhan belajar dari persentasi aspek aspek

tesebut.

3. Pada penelitian ketiga ini sama dengan peneliti pertama yaitu tidak

mengelompokan aspek aspek penyebab kejenuhan belajar di kuesionernya

sehingga tidak diketahui penyebab terbesar pada kejenuhan belajar yang

dialami siswa itu apa, dan pada penelitian ini peneliti hanya memberikan

perlakuan senam otak selama 3 hari dengan frekuensi 2 kali pertemuan sehari

selama 15 menit sebelum dan sesudah perkuliahan.

4. sama halnya dengan penelitian pertama, penelitian ini juga menggunakan

sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah untuk mengetahui

tingkat kejenuhan. Dilihat dari hasilnya pretest kelompok eksperimen tingkat

kejenuhan siswa yaitu pada kategori tinggi sebesar 10% namun setelah

diberikan perlakuan senam otak tidak ada lagi siswa yang mengalami

29

kejenuhan belajar dalam kategori tinggi namun mengalami penurunan menjadi

kategori sedang sebesar 25%.

5. Pada penelitian kelima ini metode penelitian yang digunakan yaitu

Randomized control and trial dimana sampel dipilih secara acak. Namun

waktu pemberian senam otak ini hanya dilakukan selama tiga hari selama 15

menit sebelum kegiatan belajar namun walau begitu juga terdapat penurunan

kejenuhan belajar yang dialami siswa yang awalnya tingkat kejenuhan

sebelum diberikan senam otak yaitu sebesar 60% tingkat kejenuhan belajar

siswa menurun menjadi 40%.

6. Pada penelitian ini peneliti juga memberikan perlakuan senam otak selama 7

hari dan didapatkan terjadi penuruna tingkat kejenuhan pada data pretest

kelompok eksperimen tingkat kejenuhan siswa yaitu pada kategori kategori

sedang 40% dan kategori rendah sebesar 60%. Data posttets tingkat kejenuhan

siswa pada kelompok eksperimen yaitu kategori sedang sebesar 30%, kategori

rendah sebesar 70%. Sedangkan pada data pretest kelompok kontrol yaitu

pada kategori sedang sebesar 52% dan kategori rendah sebesar 48%. Data

posttest tingkat kejenuhan siswa pada kelompok kontrol yaitu kategori sedang

32%, kategori rendah 68%, disini dapat dilihat terjadi penurunan tingkat

kejenuhan

7. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian Quasi-Experimental

Design, pada penelitian ini peneliti hanya memberikan perlakuan senam otak

selama tiga hari berturut turut, sebelum diberikan perlakuan senam otak

30

sebagian besar siswa memiliki tingkat kejenuhan belajar dalam kategori

sedang (67,5%) namun setelah diberikan perlakukan berupa senam otak

tingkat kejenuhan siswa mengalami penurunan (49,2%). walau bhanya

dilakukan selama tiga hari saja dapat dilihat dari hasil penelitian terjadi

penerunan tingkat kejenuhan belajar yang di alamioleh siswa.

Berdasarkan hasil penelitian dari tujuh jurnal terkait efektivitas senam otak

terhadap tingkat kejenuhan belajar yang telah di review satu persatu semua

menunjukkan hasil yang sama yaitu senam otak efektif untuk menurunkan

tingkat kejenuhan belajar pada siswa, hal tersebut dapat diliat dari penurunan

tingkat kejenuhan belajar yang dialami oleh siswa yang diberikan perlakukan

senam otak.

Dalam hal kategorisasi setelah dilihat hasil dari masing masing jurnal

efektivitas senam otak berada pada kategori sedang sekitar (40-60%) dalam

menurunkan kejenuhan belajar, karena tidak sepenuhnya menurunkan atau

menghilangkan kejenuhan belajar yang dialami oleh siswa, namun dilihat juga

dari waktu pemberiannya hanya dilakukan perlakuan paling lama seminggu

mungkin apabila senam otak ini diberikan secara rutin kepada siswa setiap ingin

memulai proses belajar di sekolah akan memberikan dampak yang lebih baik

atau tingkat efektivitas dari senam otak ini akan meningkat.

Efektivitas dari senam otak ini pun di dukung atau berbanding lurus dengan

teori yang ada, menurut dr. Paul Dennison ahli senam otak dari lembaga

31

Educational Kinesiology Amerika Serikat sekaligus penemu dari senam otak itu

sendiri mengemukakan bahwa senam otak ialah gerakan sederhana yang dapat

menyegarkan kembali jaringan otak, menyeimbangkan setiap bagian bagian otak,

dapat menarik keluar tingkat konsentrasi otak dan juga sebagai jalan keluar bagi

bagian-bagian otak yang terhambat agar dapat berfungsi maksimal, dan apabila

di terapkan dalam kehidupan sehari hari secara rutin akan memberikan banyak

manfaat diantaranya yaitu untuk meningkatkan kemampuan belajar dan daya

tangkap, kemampuan berbahasa dan daya ingkat, mengurangi stress emosional,

pikiran lebih jernih, meningkatkan motivasi belajar, mengurangi kejenuhan

belajar, menjadikan tubuh lebih segar dan bugar, memperlancar aliran darah dan

oksigen ke otak, serta mengatur tekanan darah (Dennison, 2015).

Adapun jurnal yang menunjukkan hasil yang paling efektif dari tujuh jurnal

ialah jurnal hasil penelitian Bangun Sutopo di SMPN 1 Jombang pada siswa

kelas VIII terkait penggunaan metode senam otak untuk menurunkan kejenuhan

belajar pada siswa diberikan perlakuan selama tujuh hari berturut-turut, pada

penelitian ini mengelompokkan aspek aspek yang memungkinkan terjadinya

kejenuhan belajar pada kuesioner yang dibagikan seperti aspek kelelahan emosi,

kelelahan fisik, kelelahan kognitif dan kelelahan motivasi sehingga hasil yang di

dapatkan juga dapat membuat kita mengetahui penyebab terbesar kejenuhan

belajar dari persentasi aspek aspek tesebut.

32

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Kejenuhan adalah kondisi emosional seseorang yang merasa lelah dan bosan

secara mental maupun fisik, banyaknya tuntutan yang harus dipenuhi oleh siswa

dalam proses belajar juga menjadi penyebab kejenuhan para siswa. Siswa yang

mengalami kejenuhan akan sulit untuk menyerap informasi dan tidak minat

belajar pun menjadi berkurang. Dalam hal ini strategi coping yang positif

dibutuhkan untuk memberikan efek langsung kepada otak salah satunya dengan

menggunakan metode senam otak. Dari berbagai hasil penelitian yang ada

metode senam otak ini terbukti efektif dalam menurunkan tingkat kejenuhan

belajar pada siswa karena gerakan senam otak mampu mengurangi keletihan

fisik, kelelahan emosi, kelelahan kognitif dan kelelahan motivasi, tubuh menjadi

lebih rileks dan segar sehingga siswa lebih siap dalam menerima pelajaran,

meningkatkan daya focus dan meningkatkan minat belajar siswa.

B. Conflict of Interest

Rangkuman menyeluruh atau literature review ini adalah penulis secara

mandiri sehingga tidak terdapat konflik kepentingan dalam penulisannya

33

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. (2016). Belajar dan Pembelajaran (9rd ed). Bandung: Alfabeta.

Darmawan. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Demerouti,dkk. (2015). From Mental Strain to Burnout. Diakses dari

https://www.researchgate.net/profile/FriedhelmNachreiner/publication/466

29458Frommentalstraintoburnout/links/0fcfd5062e0a0145b0c000000.pdf.

pada tanggal 23 februari, Jam 01:07 WIB.

Dennison. (2015). Brain Gym: Senam Otak. Buku Panduan Lengkap Jakarta:

Grasindo.

Diah Apriyantini (2020). Educational interventions designed to develop nurses

cultural competence: A systematic review: International Journal Of Nursing

Studies.

Elisabeth Christiana. (2018). Penerapan Kombinasi Antara Teknik Relaksasi dan Self

Instruction untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa Kelas XI IPA 2

SMAN 22 Surabaya. Diakses dari http:// ejournal.unesa.ac.id/ article/ 13033/

13/ article. pdf. pada tanggal 11 Desember 2015, Jam 20.55 WIB.

Enzamnn, (2016). Senam Otak. Brain Games (Mari Bermain dengan Otak dengan

Senam Otak). Diakses dari http://staff.uny.ac.id /sites/default /files/ tmp/

Microsoft %20 Word %20-% 20 BRAIN% 20GYM% 20SD %

20BUDI%20MULIA%20DUA%20YOGYAKARTA.pdf. pada tanggal 22

November 2015, Jam 19.20 WIB.

Fitria. (2019). Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Tingkat Stres pada

Remaja Kelas XII IPA 1 dan XII IPA 6 di SMA Negeri 7 Padang Tahun 2010.

Diakses dari http:// repo. unand.ac.id/ id/ eprint/ 229. pada tanggal 20 Maret

2018, Jam 20.10 WIB.

Kohler, Sabine. (2015). Burnout for Expert: Prevention in the Context of Living and

Working. London: Springer Science & Business Media.

Maslach (2016) The Truth About Burnout: How Organizations Cause Personal

Stress. San Francisco: Jossey-Bass.

Schaufeli, (2017). Burnout:35 Years of Research and Practiced. Diakses dari http://

www. wilmarschaufeli.nl/ publications/Schaufeli/311.pdf. pada tanggal 27

Februari 2016, Jam 21.16 WIB.

34

Suarni. (2015). Efektivitas Teori Behavioral Teknik Relaksasi dan Senam Otak untuk

Menurunkan Burnout Belajar pada Siswa Kelas VIII SMP Laboratorium

UNDIKSHA Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014. Diakses dari http://

ejournal.undiksha.ac.id/ index.php/ JJBK/ article/ view File/ 3740/ 2995. pada

tanggal 22 Maret 2018, Jam 19.55 WIB.

Sugara,G.S. (2016). Efektivitas Teknik Self-Instruction dalam Menangani Kejenuhan

Belajar Siswa. Skripsi Jurusan PPB-FIP UPI.

Slivar, Branko. (2001). The Syndrome of Burnout, Self Image, and Anxiety With

Grammar School Student. Horizons of Psychology,(Vol 10, No 2).

Sutarjo, (2018). Efektivitas Teori Behavioral Teknik Relaksasi dan Senam Otak

untuk Menurunkan Burnout Belajar pada Siswa Kelas VIII SMP

Laboratorium UNDIKSHA Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014. Diakses

dari http:// ejournal.undiksha.ac.id/ index.php/ JJBK/ article/ view File/ 3740/

2995. pada tanggal 22 Maret 2018, Jam 19.55 WIB.

Suwarjo, dkk. (2015). Model Bimbingan Pengembangan Kompetensi Pribadi Sosial

Bagi Siswa SMA yang Mengalami Kejenuhan Belajar (Burnout). Laporan

Penelitian. PPB FIP-UNY.

Syah. (1999). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

35

LAMPIRAN

NO Kumpulan Jurnal Peneliti Database Tahun

1 Brain gym. Simple activities for whole brain learning Paul E Dennison,

Gail E Dennison

Pubmed 2000

2 Brain gym : building Stronger brain or wishful thinking Keith J Hyatt Pubmed 2007

3 Efektivitas brain gym (senam otak) dalam mengatasi

kejenuhan belajar (learning plateau) pada mata pelajaran

pendidikan agama islam di SMPN 3 Taman Sidoarjo

M Agus Mubarok Google

scholar

2009

4 Pengaruh pelatihan brain gym terhadap perkembangan

kemampuan literacy pada siswa kelas 1 SD

Ihwan Sidiq

Nugroho, Tuti

Hardjajani

Google

scholar

2009

5 Is brain gym effective Educational intervention Lucinda

S.Spaulding, Mark

P Mostert,

Andrea P Beam

Pubmed 2010

6 Brain gym (senam otak) untuk mengatasi problem belajar

anak

Sri Suneki, Ririn

Ambarini, Dwi

Destriani

Google

scholar

2012

7 Public school teachers knowledge, perception, and

implementation of brain-based learning practices

David A Wachob Pubmed 2012

8 Pengaruh senam otak terhadap fungsi kognitif lansia dengan

dimensia di panti sosial tresna werda sabai nan aluih sicincin

padang pariaman tahun 2013

Yola Guslinda,

Delvi Hamdayani

Google

scholar

2013

9 Efektivitas Teknik relaksasi dan brain gym untuk

menurunkan burnout belajar pada siswa kelas VIII SMP

Laboratorium Undiksha Singaraja tahun pelajaran 2013/2014

I Putu Edi Sutarjo,

Dewi Arum

Widhiyanti Metra

Putri, Ni Ketut

Suarni

Google

scholar

2014

36

10 Pengaruh brain gym terhadap hasil belajar matematika siswa

kelas VII di SMP Islam Durenan Trenggalek

Arisma Zahrotun Google

scholar

2014

11 Efektivitas senam otak terhadap perubahan skor fungsi

kognitif pada lansia dengan demensia ringan di panti soaial

Treshna Werdha Kasih Sayang Ibu Batusangkar tahun 2014

Ashar, Junios Garuda 2015

12 Boredom in the classroom : Addressing student motivation

self-regulation, and engagement in learning

Gayle L Macklem Pubmed 2015

13 Efektivitas senam otak dalam menurunkan tingkat

kejenuhan belajar siswa kelas XI SMAN 11 Yogyakarta

Muhammad

Gunanggoro

Priambodo

Google

scholar

2016

14 Proses Penerapan keterampilan manajemen kelas dengan

senam otak dan pengaruhnya terhadap kesiapan belajar dan

hasil belajar

Ratnawati

Susanto

Google

scholar

2016

15 Senam otak Titi S Sularyo,

Setyo

Handryastuti

Google

scholar

2016

16 Pengaruh senam otak terhadap tingkat konsentrasi belajar

mahasiswa

Nunung Ernawati Google

scholar

2016

17 Senam otak meningkatkan prestasi belajar anak usia

praskolah 4-6 tahun

Sulis Diana,

Elyana Mafticha,

Fenilia Adiesti

Google

scholar

2016

18 Senam otak (brain gym) berpengaruh terhadap tingkat stres

pada anak usia sekolah kelas V di SD Negeri Pokoh 1

Wedomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta

Dikir, Yuanita,

Fitriana, Lala Budi

Garuda 2016

19 Pengaruh senam otak (brain gym) terhadap tingkat

kecemasan mahasiswa menghadapi praktik klinik

Sesmiyarti,

Indriati, Ganis,

Bayhakki

Garuda 2016

20 Pengaruh senam otak terhadap memori jangka pendek

mahasiswa

Pratiwi, Handoko,

Rahmatania,

Ridha

Garuda 2016

37

21 Pengaruh senam otak terhadap kecemasan pada anak usia

sekolah yang mengalami hospitalisasi

Sarifah,

Arbianingsih,

Huriati

Garuda 2016

22 Terapi senam otak untuk menstimulasi kemampuan memori

jangka pendek pada anak autis

Desiningrum,

Dinie Ratri

Garuda 2016

23 Pengaruh senam otak terhadap konsentrasi belajar remaja di

SMP Darul Maarif Padang tahun ajaran 2016/2017

Azmi Amelia Google

scholar

2017

24 Keterampilan manajemen kelas melalui gerakan sederhana

senam otak (brain gym) di SD Pelita 2 Jakarta Barat

Ratnawati

Susanto

Google

scholar

2017

25 Pengaruh senam otak (brain gym) terhadap tingkat

konsentrasi belajar siswa kelas IV SDN Wonoayu kecamatan

Pilangkenceng kabupaten Madiun Jawa Timur

Wahyu

Megawati,

Hindyah Ike,

Agustina

Maunaturrohmah

Google

scholar

2017

26 Pengaruh pemberian terapi relaksasi dan brain gym

terhadap hafalan jumlah hafalaan AL-Qur'an Santriwati

Pondok Pesantren Tahfizhul Qur'an Daarul Qur'an Colomadu

Ulfiatun Nairoh,

Isniani Herawati,

Totok Budi

Santoso

Google

scholar

2017

27 Pengaruh brain gym terhadap minat dan hasil belajar dalam

pembelajaran bahasa Jepang

Caswati,

Sugihartono,

Neneng Sutjiati

Google

scholar

2017

29 Pengaruh Senam otak terhadap konsentrasi belajar

mahasiswa UIN Alauddin Makassar

Bilwalidayni Ikbal,

Eny Sutria, Nur

Hidayah

Google

scholar

2017

30 Penggunaan senam otak (brain gym) untuk meningkatkan

kemampuan menulis permulaan bagi anak tunagrahita

ringan kelas D IV di SLB AL Azhar Bukit Tinggi

Arsi Elisa Google

scholar

2017

31 Pengaruh Pemberian senam otak terhadap memori jangka

pendek pada mahasiswa IKOR FIK UNIMED

Marpaung, Deni

Rahman, Zulaini,

Alfonsus, Yosef

Garuda 2017

38

32 Aplikasi senam otak (brain gym) di Posyandu dalam upaya

meningkatkan kognitif lansia

Kurniajati,

Triyoga, Kristini

Garuda 2017

33 Pengaruh penerapan senam otak teradap fungsi kognitif

dengan penilaian Monteral Cognitive Assesment (MOCA)

pada remaja di SMP Yayasan otak kanan Indonesia pusat

Palu dan SMPN 9 kota Palu

Yulianti, Sri Garuda 2017

34 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Head Together (NHT) diawali dengan brain gym (senam

otak) dalam pembelajaran matematika

Via, ILTA Garuda 2017

35 Kegiatan senam otak dalam meningkatkan perkembangan

kognitif pada anak usia dini

Astuti, Ni Made

Ary

Garuda 2017

36 Pengaruh senam otak (brain gym) terhadap tingkat

kejenuhan siswa di SMPN 3 Jombang kelas VIII

Bangun Sutopo Google

scholar

2018

37 Pengaruh senam otak terhadap peningkatan motorik halus

pada anak usia 3-4 tahun di PAUD Mawar Tlogomas Malang

Sari, Wahyuni,

Putri

Garuda 2018

38 Pengaruh senam otak terhadap motivasi belajar anak pos

PAUD Kenanga desa pulau Birandang kecamatan kampar

timur kabupaten kampar

Insyani,

Chairilsyah,

Febrialismanto

Garuda 2018

39 Pengembangan video senam otak (brain gym) dalam

pembelajaran bahasa Tunagrahita

Ningrum,

Sudarsini

Garuda 2018

40 Pengaruh senam otak (brain gym) terhadap fungsi kognitif

pada lansia di RT 03 RW 01 kelurahan Tandes Surabaya

Yulianti,

Hidaayah,

Garuda 2018

41 Gambaran tingkat pengetahuan lansia tentang senam otak

di wilayah RW 06 kelurahan Pamoyanan kota Bandung

Puspasari,

Martiani

Garuda 2018

42 The effectiveness of brain gym exercises on improving

students performance in classes of middle school boys in

private schools in Dubai

DUA'A Al Herbawi Pubmed 2018

43 Efektivitas senam otak (brain gym) dalam menurunkan

tingkat kejenuhan (burnout) pada siswa dalam pelajaran

sejarah kebudayaan islam dan aqidah akhlak di MTS Yapi

Triadi Surya Google

scholar

2019

39

Sleman Yogyakarta

44 Burnout full day school dengan tingkat stress pada siswa

kelas X di SMA Frateran Malang

ErwinDunduTay,

Sirli Mardianna

Trishinta, Erlisa

Candrawati

Google

scholar

2019

45 Pengaruh senam latihan otak (brain gym) terhadap motivasi

belajar siswa kelas XI MA Ruhul Amin Yayasan SPMAA

Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan

Moh Saifudin Google

scholar

2019

46 Effectiveness a method of brain gym to lower the level of

burnout of students to study

Nenden Desi

Mulyani Apandi

Google

scholar

2019

47 The development of Brain Based Learning Model Based on

Reciprocal Teaching (BBL-RT) for Learning Biology IN High

School

Ayu Fardany

Pramesty, Jekti

Prihatin, Slamet

Hariyadi

Google

scholar

2019

48 Peran senam otak dalam meningkatkan konsentrasi anak

Paud terpadu Al Furqan Jember tahun ajaran 2018/2019

Salman ALFARIZI Google

scholar

2019

49 Efektivitas senam otak melalui gerakan ARM Activation dan

terapi kolase terhadap motorik halus pada anak retardasi

mental

Setyanti,Suerni,

Kandar

Garuda 2019

50 Senam otak dalam meningkatkan perkembangan kognitif

anak usia dini pada kelompok B di Kober Qurrotu'ain AL

Istiqomah

Yulianti, Yanti Garuda 2019

51 Kegiatan senam otak anak usia dini putri, Yetti Garuda 2019

52 Penerapan brain gym (senam otak) untuk meningkatkan

kemampuan pemahaman konsep pajak

Wiradinata,

Setiawati

Garuda 2019

53 Pengaruh senam latih otak (brain gym) terhadap motivasi

belajar siswi kelas XI MA Ruhuln Amin Yayasan SPMAA

Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan

Saifudin, Moh Garuda 2019

40

54 Pengaruh terapi senam otak terhadap penurunan tingkat

stres pada siswa siswi kelas XII SMAN 3 Tanjung Pinang

dalam persiapan mengikuti ujian nasional

Setiowati, Retno Garuda 2019

55 Pengaruh senam otak terhadap peningkatan fungsi kognitif

pada lansia

Zulrizki, Faisal

Sangadji, isti

Antari

Garuda 2019

56 Pengaruh senam otak terhadap kesehatan mental lanjut usia Bachtiar,

Farahdina

Garuda 2019

57 Efektivitas senam otak dalam meningkatkan konsentrasi

belajar siswa

Bili, Lengo Garuda 2019

58 Penerapan senam otak terhadap fungsi kognitif pada lansia

dengan demensia

Suryatika,

Pramono

Garuda 2019

59 Efektivitas brain gym bagi siswa SMAN 7 Kupang : suatu

tinjauan pada hasil belajar kognitif

Yunawati Sele,

Mega Selviani Sir

Google

scholar

2020

60 Pengaruh brain gym terhadap konsentrasi belajar Suratun, Sri

Tirtayanti

Google

scholar

2020

61 Psychological wellbeing studi kasus pada peserta didik yang

mengalami burnout di MAN 2 kediri

Nila Zaimatus

Septiana, Shonia

Rahma Dewi

Google

scholar

2020

62 Pengaruh model pembelajaran Brain Based Learning (BBL)

terhadap keterampilan berfikir kritis siswa SMP kelas VII

Hesta Anggia Sari Google

scholar

2020

63 Stimulus brain gym kepada siswa PAUD di SANG TUNAS

School Denpasar

Indah Pramita Google

scholar

2020

64 Pengaruh senam otak (brain gym) terhadap konsentrasi

belajar mahasiswa STIKES NU Tuban

Basuki, Hyan

Oktodia

Garuda 2020

65 Pengaruh aktivitas senam otak (brain gym) untuk

meningkatkan kognitif AUD

Wiradnyana,

Surasena

Garuda 2020

66 Pengaruh senam otak terhadap fungsi kognitif usia pralansia

di wilayah kerja puskesmasParongpong kabupaten Bandung

Kartolo,Masken,

Rantung

Garuda 2020

41

Dalam mengekstraksi jurnal peneliti mengumpulkan berbagai jurnal dari hasil

pencarian menggunakan kata kunci yang telah ditentukan, jurnal diperoleh dari 3 database

yang berbeda diantaranya : Pubmed, Garuda, dan Google scholar. Jumlah Jurnal

keseluruhan ada sebanyak (66 jurnal), yakni pubmed (6 jurnal), garuda (30 jurnal), google

scholar (30 jurnal). Kemudian, mengurutkan jurnal berdasarkan tahun publish jurnal tersebut

menggunakan Sort and Filter di Microsoft Excel. Jurnal dengan tahun yang tidak sesuai

kriteria maka akan di eksklusi, kriteria jurnal yang dipilih peneliti berdasarkan tahun publish

adalah diatas tahun 2015, jurnal dengan tahun publish dibawa 2015 ada sebanyak (10 jurnal).

Kemudian peneliti mengeksklusi lagi judul jurnal yang kurang sesuai dengan judul

yang diangkat oleh peneliti, ada sebanyak (49 jurnal) yang kurang sesuai dengan judul yang

diangkat oleh peneliti, setelah dieksklusi sesuai dengan kriteria yang ada, maka hanya

terdapat 7 jurnal yang dapat dijadikan literatur oleh peneliti dalam literature review ini.

Keterangan:

: Jurnal yang di eksklusi

: Jurnal yang di inklusi

Barat

42

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama Lengkap : Alda Shamira

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat tanggal lahir : Makassar, 05 Mei 1998

Agama : Islam

Status pernikahan : Belum menikah

Alamat : Jl. Hertasning utara 3A No. 3

Alamat email : [email protected]

Pendidikan Formal :

Tingkat

pendidikan

Nama Tahun

mulai

Tahun

selesai

SD SDN Balang Boddong 2004 2010

SMP SMP Negeri 1 Makassar 2010 2013

SMK SMK Pratidina Makassar 2013 2016

S1 STIKES Panakkukang

Makassar

2016 2020

Makassar, September 2022

Alda Shamira

43