SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT KULIT PADA ...

91
SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT KULIT PADA KUCING BERBASIS WEB DENGAN METODE FORWARD CHAINING HALAMAN SAMPUL DEPAN SKRIPSI Oleh: Lia Adriana 140210268 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN KOMPUTER UNIVERSITAS PUTERA BATAM TAHUN 2021

Transcript of SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT KULIT PADA ...

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT KULIT

PADA KUCING BERBASIS WEB DENGAN METODE

FORWARD CHAINING

HALAMAN SAMPUL DEPAN

SKRIPSI

Oleh:

Lia Adriana

140210268

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN KOMPUTER

UNIVERSITAS PUTERA BATAM

TAHUN 2021

ii

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT KULIT

PADA KUCING BERBASIS WEB DENGAN METODE

FORWARD CHAINING HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Oleh

Lia Adriana

140210268

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN KOMPUTER

UNIVERSITAS PUTERA BATAM

TAHUN 2021

Untuk memenuhi salah satu syarat

guna memperoleh gelar sarjana

iii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

iv

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT KULIT

PADA KUCING BERBASIS WEB DENGAN METODE

FORWARD CHAINING

SKRIPSI

HALAMAN PENGESAHAN

Untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana

Oleh

Lia Adriana

140210268

Telah disetujui oleh Pembimbing pada tanggal

seperti tertera dibawah ini

Batam, 16 Juli 2021

Koko Handoko, S.Kom., M.Kom.

Pembimbing

v

ABSTRAK

Kebutuhan masyarakat akan layanan teknologi kesehatan terlatar belakangi

kurangnya keberadaan klinik hewan yang ada saat ini masih tergolong minim dan

sedikit, terlebih yang berada di plosok-plosok desa sulit sekali untuk mencari

klinik hewan mamaupun dokter hewan di daerah tersebut, hal inilah yang

menyebabkan pemilik hewan bingung untuk membawa dan memeriksakan hewan

peliharaannya. Salah satu hewan yang paling banyak digemari untuk dipelihara

ialah kucing. Kucing merupakan salah satu hewan yang banyak dipelihara oleh

masyarakat karena dapat menjadi teman yang baik bagi manusia..Untuk

membantu masyarakat awam khususnya pemelihara kucing yang pengetahuannya

masih kurang dalam mengenali jenis penyakit kulit pada kucing serta menghemat

waktu dan biaya dalam menyelesaikan masalah dengan menggunakan sebuah

sistem pakar. Sistem pakar yang akan digunakan untuk mendiagnosis penyakit

kulit pada kucing, sekaligus memberikan cara mencegah dan penanggulangan

menggunakan metode forward chaining. Forward Chaining adalah pendekatan

yang dimotori oleh informasi(data-driven). Dalam pendekatan ini pencarian

diawali dari data masukan, serta berikutnya berupaya menjabarkan kesimpulan.

Pelacakan ke depan mencari kenyataan yang cocok dengan bagian IF dari

ketentuan IF-THEN. maka rule itu distimulasi dan rule berikutnya diuji. Hasil dari

penelitian ini adalah sistem yang dapat mendiagnosis penyakit kulit pada kucing

berbasis website..Dengan adanya sistem pakar diagnosis penyakit kulit pada

kucing dapat membantu masyarakat umum khususnya pemelihara kucing untuk

mengetahui lebih dini tentang jenis penyakit kulit pada kucing beserta gejala-

gejala penyakit kulit tersebut dan solusi penanganannya.

Kata Kunci: Penyakit kucing, Penyakit kulit kucing, Sistem pakar, Diagnosis,

Forward chaining

vi

ABSTRACT

The community's need for health technology services is motivated by the

lack of existing veterinary clinics, which are currently relatively minimal and few,

especially in remote villages it is very difficult to find veterinary clinics or

veterinarians in the area, this is what causes animal owners to be confused. to

bring and check on the pet. One of the most popular pets to keep is a cat. Cats are

one of the animals that are widely kept by the public because they can be good

friends for humans. To help the general public, especially cat keepers whose

knowledge is still lacking in recognizing types of skin diseases in cats and save

time and solve problems using an expert system. An expert system that will be

used to diagnose skin diseases in cats, as well as provide ways to prevent and

overcome them using the forward chaining method. Forward Chaining is an

information-driven (data-driven) approach. In this approach, the search starts

from the input data, and the next attempt is to describe the conclusions. Forward

tracking looks for facts that match the IF part of the IF-THEN condition. then the

rule is stimulated and the next rule is tested. The result of this study is a system

that can diagnose skin diseases in cats based on a website. With an expert system

for diagnosing skin diseases in cats, it can help the general public, especially cat

owners, to find out earlier about skin diseases in cats and their symptoms and

solutions. handling.

Keywords: Cat disease, Cat skin disease, Expert system, Diagnosis, Forward

chaining

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha kuasa yang

telah melimpahkan segala rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan tugas akhir yang merupakan salah satu persyaratan untuk

menyelesaikan program studi strata satu (S1) pada Program Studi Teknik

Informatika Universitas Putera Batam.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Karena itu,

kritik dan saran akan senantiasa penulis terima dengan senang hati. Dengan segala

keterbatasan, penulis menyadari pula bahwa skripsi ini takkan terwujud tanpa

bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala

kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Putera Batam Ibu Dr. Nur Elfi Husda,S.Kom.,M.SI

2. Dekan Fakultas Teknik dan Komputer Bapak Welly Sugianto, S.T.,M.M.

3. Ketua Program Studi Teknik Informatika Bapak Andi Maslan,S.T.,M.SI.

4. Bapak Koko Handoko, S.Kom., M.Kom. Selaku pembimbing Skripsi pada

Program Studi Teknik Informatika Universitas Putera Batam.

5. Dosen dan Staff Universitas Putera Batam

6. Bapak Drh.Ferry Firdau selaku narasumber yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk memberikan data yang dibutuhkan oleh penulis dalam

rangka pembuatan skripsi ini.

viii

7. Kepada kedua orang tua serta seluruh keluarga yang telah memberikan

dukungan baik secara materi maupun secara moril. Yang selalu meberikan

motivasi untuk menyelesaikan kuliah dengan baik serta mendoakan

keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini.

8. Rekan-rekan mahasiswa mahasiswi Universitas Putera Batam terutama

khususnya teman-teman fakultas teknik dan komputer yang turut

memberikan doa dan dukungannya.

9. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Tuhan yang maha kuasa membalas kebaikan dan selalu

mencurahkan hidayah serta taufik-Nya, Amin.

Batam, 16 Juli 2021

Lia Adriana

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN.......................................................................... i

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN .................................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv

ABSTRAK .......................................................................................................... v

ABSTRACT ...................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................... 3

1.3 Pembatasan Masalah ................................................................................... 4

1.4 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5

1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 7

2.1 Teori Dasar ................................................................................................. 7

2.1.1 Kecerdasan Buatan (Artificial Intellegence) ............................................. 7

2.1.2 Sistem Pakar (Expert System) .................................................................. 9

2.1.2.1 Defenisi Sistem Pakar ....................................................................... 9

2.1.2.2 Ciri-ciri Sistem Pakar ...................................................................... 10

2.1.2.3 Struktur Sistem Pakar ...................................................................... 11

2.1.2.4 Komponen Sistem Pakar ................................................................. 11

2.1.2.5 Keuntungan dan Kekurangan Sistem Pakar ..................................... 13

2.1.2.6 Mesin Inferensi Sistem Pakar .......................................................... 14

2.1.2.7 Metode Forward Chaining .............................................................. 14

2.2 Variabel (Indikator Masalah) .................................................................... 16

x

2.2.1 Penyakit Kulit Pada Kucing ............................................................... 16

2.3 Software Pendukung ................................................................................. 21

2.3.1 Unified Modeling Language (UML) ................................................... 21

2.3.2 XAMPP (Xapache MySQL PHP) ........................................................ 31

2.4 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 37

2.5 Kerangka Pemikiran ................................................................................. 40

BAB III MEDOTE PENELITIAN .................................................................. 42

3.1 Desain Penelitian ...................................................................................... 42

3.2 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 45

3.3 OperasionalaVariabel ............................................................................... 45

3.4 Perancangan Sistem .................................................................................. 46

3.4.1 Desain Database ................................................................................ 64

3.4.2 Desain Antarmuka.............................................................................. 67

3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian .................................................................... 77

3.5.1 Lokasi.Penelitian ................................................................................ 77

3.5.2 Jadwal.Penelitian ............................................................................... 77

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 78

4.1. Hasil Penelitian .................................................................................... 78

4.2 Pembahasan .............................................................................................. 93

4.2.1 Pengujian Validasi ............................................................................. 94

4.2.2 Pengujian Akurasi .............................................................................. 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 99

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 99

5.2 Saran ...................................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 101

LAMPIRAN 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................ 103

LAMPIRAN 2 SURAT IZIN PENELITIAN ............................................... 104

LAMPIRAN 3 .............................................................................................. 106

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Forward Chaining............................................................... 15

Gambar 2.2 Penyakit Ringworm ....................................................................... 17

Gambar 2.3 Penyakit Scabies ........................................................................... 18

Gambar 2.4 Penyakit Pediculosis ...................................................................... 18

Gambar 2.5 Penyakit Alergic Dermatitis .......................................................... 19

Gambar 2.6 Penyakit Stud Tail ......................................................................... 20

Gambar 2.7 Logo XAMPP ............................................................................... 31

Gambar 2.8 Logo PHP ..................................................................................... 32

Gambar 2.9 Logo HTML .................................................................................. 33

Gambar 2.10 Logo CSS .................................................................................... 33

Gambar 2.11 Logo JavaScript ........................................................................... 35

Gambar 2.12 Logo MySQL .............................................................................. 35

Gambar 2.13 Logo Notepad++ ......................................................................... 37

Gambar 2.14 Kerangka Berpikir ....................................................................... 41

Gambar 3.1 DesainaPenelitian .......................................................................... 42

Gambar 3.2 Pohon Pelacakan ........................................................................... 54

Gambar 3.3 Use case Diagram .......................................................................... 55

Gambar 3.4 Activity Diagram Data Login ........................................................ 56

Gambar 3.5 Activity Diagram Data Alternatif .................................................. 57

Gambar 3.6 Activity Diagram Data Gejala ....................................................... 58

Gambar 3.7 Activity Diagram Data Relasi ........................................................ 59

Gambar 3.8 Activity Diagram Data Diagnosis .................................................. 60

Gambar 3.9 Activity Diagram Logout............................................................... 61

Gambar 3.10 Sequence Diagram Data Admin ................................................... 62

Gambar 3.11 Sequence Diagram Data User ...................................................... 62

Gambar 3.12 Class Diagram ............................................................................. 63

xii

Gambar 3.13 Laman Utama Web ...................................................................... 68

Gambar 3.14 Laman Form Diagnosis ............................................................... 68

Gambar 3.15 Laman Pertanyaan Diagnosis ....................................................... 69

Gambar 3.16 Laman Hasil Diagnosis ................................................................ 69

Gambar 3.17 Laman Informasi ......................................................................... 70

Gambar 3.18 Laman Halaman Riwayad Diagnosis ........................................... 70

Gambar 3.19 Laman Halaman Login ................................................................ 71

Gambar 3.20 Tampilan Laman Utama Admin .................................................. 72

Gambar 3.21 Laman Profile Admin .................................................................. 72

Gambar 3.22 Laman Alternatif Admin ............................................................. 73

Gambar 3.23 Laman Alternatif Admin Tambah dan Ubah ................................ 73

Gambar 3.24 Laman Gejala Admin .................................................................. 74

Gambar 3.25 Laman Gejala Admin Tambah dan Ubah ..................................... 74

Gambar 3.26 Laman Relasi Admin ................................................................... 75

Gambar 3.27 Laman Relasi Admin Tambah dan Ubah ..................................... 75

Gambar 3.28 Laman Riwayat Diagnosis Admin ............................................... 76

Gambar 3.29 Laman Ubah Password Admin .................................................... 76

Gambar 4.1 Beranda/Halaman Utama ............................................................... 79

Gambar 4.2 Halaman Informasi ........................................................................ 79

Gambar 4.3 Halaman Diagnosis ....................................................................... 80

Gambar 4.4 Halaman Pertanyaan Diagnosis ..................................................... 81

Gambar 4.5 Halaman Hasil Diagnosis .............................................................. 81

Gambar 4.6 Cetak Hasil Diagnosis ................................................................... 82

Gambar 4.7 Halaman Riwayat Diagnosis .......................................................... 82

Gambar 4.8 Halaman Login Admin .................................................................. 83

Gambar 4.9 Halaman Beranda Admin .............................................................. 84

Gambar 4.10 Halaman Ubah Profile ................................................................. 84

Gambar 4.11 Halaman Ubah Password ............................................................. 85

Gambar 4.12 Halaman Data Gejala ................................................................... 86

xiii

Gambar 4.13 Halaman Tambah Gejala ............................................................. 86

Gambar 4.14 Halaman Edit Gejala ................................................................... 87

Gambar 4.15 Halaman Data Alternatif .............................................................. 88

Gambar 4.16 Halaman Edit Alternatif............................................................... 90

Gambar 4.17 Halaman Data Relasi ................................................................... 90

Gambar 4.18 Halaman Relasi Baru ................................................................... 91

Gambar 4.19 Halaman Edit Relasi .................................................................... 92

Gambar 4.20 Halaman Riwayat Diagnosis ........................................................ 92

Gambar 4.21 Logout ......................................................................................... 93

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Simbol Use Case Diagram ................................................................. 22

Tabel 2.2 Simbol Activity Diagram ................................................................... 25

Tabel 2.3 Simbol Sequence Diagram ................................................................. 27

Tabel 2.4 Simbol Class Diagram ...................................................................... 30l

Tabel 3.1 Operasionala Variabel ........................................................................ 46

Tabel 3.2 Kriteria Jenis Penyakit, Gejala, dan Solusi ......................................... 47

Tabel 3.3 Tabel Alternatif ................................................................................. 49

Tabel 3.4 Tabel Gejala ...................................................................................... 50

Tabel 3.5 Tabel Relasi ....................................................................................... 51

Tabel 3.6 Tabel Kaidah ..................................................................................... 52

Tabel 3.7 Tabel Keputusan ................................................................................ 52

Tabel 3.8 Tabel Pakar ........................................................................................ 64

Tabel 3.9 Tabel Alternatif ................................................................................. 65

Tabel 3.10 Tabel Gejala .................................................................................... 65

Tabel 3.11 Tabel Relasi ..................................................................................... 66

Tabel 3.12 Tabel User ....................................................................................... 66

Tabel 3.13 Tabel Diagnosa ................................................................................ 67

Tabel 4.1 Tabel Pengujian Validasi Laman Utama (User) .................................. 94

Tabel 4.2 Tabel Pengujian Validasi Laman Admin ............................................ 95

Tabel 4.3 Tabel Hasil Diagnosis Pakar dan Diagnosis Sistem ............................ 97

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan masyarakat akan layanan teknologi kesehatan terlatar belakangi

kurangnya keberadaan klinik hewan yang ada saat ini masih tergolong minim dan

sedikit, terlebih yang berada di plosok-plosok desa sulit sekali untuk mencari

klinik hewan mamaupun dokter hewan di daerah tersebut, hal inilah yang

menyebabkan pemilik hewan bingung untuk membawa dan memeriksakan hewan

peliharaannya. Banyak aktivitas akan kegiatan yang lain pula membuat orang

selaku owner hewan lupa untuk mencermati situasi kesehatan serta makanan yang

hendak dikasihkan pada binatang yang dipeliharannya. Salah satu binatang yang

sangat banyak disukai untuk dipelihara yakni kucing.

Kucing ialah salah satu binatang yang banyak dipelihara oleh masyarakat

sebab bisa jadi sahabat yang baik untuk manusia. Owner kucing wajib mencermati

pemeliharaan serta makanan kucing piaraan nya dengan bagus guna melindungi

kesehatan kucing itu. Kucing yang tidak dirawat dengan bagus bisa gampang

terkena penyakit serta dapat terjangkit dari satu kucing ke kucing lainnya dan

menular ke manusia. Penyakit kulit ialah penyakit yang sangat kerap ditemukan

pada kucing. Kelalaian owner dalam memelihara dan mengurus kucing dapat

menyebabkan hilangnya nyawa kucing tersebut. Sebagian penyakit kucing apalagi

terdapat bisa meluas dengan sangat cepat pada kucing lainnya dan orang. Penyakit

2

kulit pada kucing mempunyai pertanda yang nyaris mendekati kesamaan semacam

menggaruk serta bulu gugur bahkan bias menjadi botak.(Kurniati et al. 2017).

Bersumber pada penjelasan di atas, sehingga bisa dilakukan sesuatu

pemograman sistem pakar yang hendak dipakai mendiagnosis penyakit kulit pada

kucing, sekalian membagikan teknik mencegah serta penyelesaian memakai

metode forward chaining. Forward Chaining ialah ketentuan-ketentuan dicoba

satu per satu memakai aturan khusus. Mesin inferensi hendak menyamakan

kenyataan ataupun statement di dasar pengetahuan dengan keadaan yang

diterangkan di rule bagian IF. Bila kenyataan terdapat telah cocok petunjuk IF,

hingga aturan menyitimulasi, serta aturan selanjutnya dicoba. Cara percobaan rule

satu untuk satu bersinambung hingga satu putaran komplit lewat semua fitur rule

(Perdana, Didik, and Kustanto n.d.). Dengan terdapatnya perkembangan serta

kemajuan teknologi yang terus menjadi sangat pesat, diciptakanlah sesuatu

teknologi yang sanggup mengerjakan pekerjaan dan berasumsi seperti manusia

dengan teknologi Kecerdasan Buatan, yaitu sistem pakar.

Sistem pakar merupakan penerapan berplatform komputer dipakai guna

menuntaskan permasalahan seperti diperhitungkan ahli. Sistem pakar pula bisa

didefinisikan selaku sistem berlandas komputer yang memakai wawasan,

kenyataan, serta metode penalaran dalam memecahkan permasalahan yang

umumnya cuma bisa dipecahkan oleh seseorang ahli dalam aspek itu (Mustafa and

Kusrini 2012).

3

Pertanda dini dari penyakit kulit sering kali tidak sedemikian itu tampak,

serta tidak sedemikian itu mengganggu, oleh sebab itu sering kali kucing juga

tampak seprti baik-baik saja alhasil owner tidak sedemikian itu menghiraukannya.

Penentuan website selaku program sistem ahli dilandasi oleh alibi keringanan

akses aplikasi supaya bisa diakses lewat fitur mobile ataupun desktop yang

memiliki browser serta jaringan internet. Sistem pakar yang diciptakan diharapkan

bisa menolong para pemelihara serta penggemar kucing supaya bisa mulai dini

mengenali penyakit yang melanda kucing kesayangannya, serta sekalian bisa pula

mengenali pemecahan yang pas untuk menanggulangi penyakit itu.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan, lalu di identifikasikan masalah

antara lain sebagai berikut :

1. Minimnya wawasan pemelihara kucing mengenali penyakit kulit pada

kucing.

2. Belum adanya sistem yang mampu mewujudkan sumber informasi bagi

masyarakat umum khususnya pemelihara kucing untuk mengetahui jenis

penyakit kulit pada kucing.

3. Belum terdapatnya sistem yang bisa jadi basis data untuk warga biasa

spesialnya pemelihara kucing untuk mengenali tipe penyakit kulit pada

kucing.

4

1.3 Pembatasan Masalah

Membutuhkan terdapatnya pemisahan permasalahan supaya lebih terencana

serta mempermudah dalam ulasan, sehingga tujuan riset bisa berhasil serupa

keperluan, antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian ini melakukan wawancara dengan seorang dokter hewan di

De’Chruse Pet Center yaitu Drh, Ferry Firdaus yang juga bertindak

sebagai pakar dalam riset ini.

2. Penyakit yang di diagnosis hanya meliputi penyakit kulit pada kucing.

3. Input data yang di ambil peneliti hanya meliputi data gejala-gejala

penyakit kulit pada kucing dan solusi penangananya.

4. Reprentasi pengetahuan penelitian menggunakan sistem pakar berbasis

web dengan menggunakan bahasa pemrograman HTML dan PHP dengan

MYSQL sebagai Database Server.

5. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode forward

chaining.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan tersebut diatas,

dapat dirumuskan permasalahan yakni:

1. Bagaimana merancang sebuah sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit

kulit pada kucing menggunakan penalaran maju/Forward Chaining?

2. Bagaimana pemelihara kucing mendapatkan informasi tentang jenis

penyakit kulit pada kucing dan solusi penanganannya?

5

3. Bagaimana untuk mendiagnosis penyakit kulit pada kucing dapat

memberi manfaat untuk masyarakat dan pemelihara kucing?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat ditetapkan tujuan penelitan

sebagai berikut:

1. Untuk merancang sistem pakar dengan menentukan permasalahan kulit

yang diderita oleh kucing berdasarkan gejala yang dimasukan user.

2. Untuk membantu masyarakat awam khususnya pemelihara kucing yang

pengetahuannya masih kurang dalam mengenali jenis penyakit kulit pada

kucing serta menghemat waktu dan biaya dalam menyelesaikan masalah

dengan menggunakan sebuah sistem.

3. Untuk mempermudah masyarakat atau pemelihara kucing untuk

mendeteksi penyakit kulit pada kucing yang sering terjadi layaknya seperti

seorang pakar atau ahli.

6

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diraih dari penyusunan tugas akhir ini, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapakan dapat digunakan sebagai:

a. Membantu mahasiswa kedokteran hewan dalam mempelajari penyakit

kulit pada kucing.

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan akademik

sebagai informasi dan pengetahuan mengenai penyakit kulit pada

kucing bagi mahasiswa Universitas Putera Batam dan bagi mahasiswa

pada umumnya untuk dijadikan acuan dan sumber bacaan.

c. Diharapkan selaku alat pengembangan ilmu wawasan yang dengan cara

teoritis dipelajari oleh para pemelihara kucing dan masyarakat pada

umumnya.

2. Manfaat Praktis

a. Menghasilkan suatu rancangan sistem pakar dalam mendiagnosis

penyakit kulit pada kucing.

b. Memperkaya ilmu pengetahuan mengenai penyakit kulit kucing, yang

bermanfaat bagi masyarakat dan pemelihara kucing khususnya di Kota

Batam.

c. Peneliti membuat aplikasi ini untuk membantu mempermudah para

pemelihara kucing dalam mendiagnosis penyakit kulit pada kucing.

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar

Teori yaitu sekumpulan dari sebagian rancangan mencakup maksud serta

pemograman untuk memandang peristiwa dengan cara sistem ataupun lewat detail

jalinan variabel yang dipakai (Sugiyono 2014). Teori dasar pada bab ini ialah:

2.1.1 Kecerdasan Buatan (Artificial Intellegence)

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence yakni menunjuk mesin sanggup

dan berasumsi, mengukur aksi hendak didapat, serta sanggup mengutip ketetapan

semacam yang di coba oleh orang. (T.sutojo, Edy Mulyanto, 2011:1)

(Menurut T.sutojo, Edy Mulyanto, 2011:1-2) Alan Turing, ahlinmatematika

kewarganegaraan inggris yang bergelar bapak komputer modern serta pendobrak

sandi Nazi dalam era Perang Dunia II 1950, menetapkanddefenisi artificial

intelligence. “Jika komputer tak dapat diperbedakan dengan orang dikala berbicara

lewat pusat komputer, makaabisa dibilang prangkat komputerritu pintar, memiliki

kepintaran”.

8

Menurut (T.sutojo, Edy Mulyanto, 2011:13-17) Beberapa sub disiplin ilmu

kecerdasan buatan yakni:

1. Sistem pakar ialah sistem yang dirancang sedemikian rupa untuk dapat

menyelesaikan masalahhseperti seorang pakarrdibidang tertentu. Adanya sistem

pakar, orang yang bukannahli bias menjawab pertanyaan dan menyelesaikan

masalah seperti yangbbiasa dilakukan oleh seorang pakar atau ahli.

2. Pengerjaan bahasa alamiah merupakan rancangan yang memiliki kepintaran

guna memahami bahasa manusia. Bahasa natural merupakan wujud

representasi dari sesuatu catatan yang mau dikomunikasikan dampingi manusia.

Wujud penting representasi bahasa natural ialah berbentuk suara ataupun

perkataan, kerap serta diklaim dalam wujud catatan. Dengan pengerjaan bahasa

natural diharapkan pemakai bisa berbicara dengan komputer lewat bahasa tiap-

tiap hari.

3. Pemahaman perkataan ialah pengembangan metode serta sistem yang membuat

komputer dapat menyambut masukan berbentuk tutur yang diucapkan.

4. Ilmu robot serta sistem pemeriksaan ialah ilmu pengentahuan serta teknologi

rekayasa robot, serta konsep, manufaktur, aplikasi, serta disponsori structural.

5. Computer vision ialah ilmu wawasan yang dapat membuat komputer

mengidentifikasi subjek yang telah diawasi

6. Intelligent computer-aided instruction yaitu computer yang mampu dipakai

selaku guru yang bisa melatih serta membimbing.

9

7. Game playing yang berarti game, ialah sesuatu aktivitas kompleks yang di

dalamnya ada peraturan, play serta kebiasaan yang bermaksud untuk menata,

membatasi serta menentukan game.

2.1.2 Sistem Pakar (Expert System)

Sistem pakar ialah perwakilan dari Artificial Intelligence lumayan lampau

sebab kaidah ini sedari di kembangkan tahun 1960. Sistem pakar ada perdana ketika

General-pupose problem solver (GPS) yang diluaskan dari Newel dan Simon. Hingga

dikala telah banyak sistem ahlli terbuat, seperti MYCIN guna diagnosis penyakit,

DENDRAL guna mengidentifikasisstruktur elemen gabungan yang tidak diketahui,

XCON & XSEL guna menopang bentuk kaidah komputer besar, SHOPIE guna kajian

sirkuit elektronik, prospectorddigunkann dibidang ilmu bumi untuk menopang

melacak serta menciptakan deposit, FOLIO dipakai guna menunjang ketetapan untuk

seseorang organisator dalam persediaan serta pemodalan DELTA digunakan buat

perawatan induk kereta api listrik diesel.(T.sutojo, Edy Mulyanto, 2011:159-160)

2.1.2.1 Defenisi Sistem Pakar

Menurutn(T.sutojo, Edy Mulyanto, 2011:13) sistem pakar kaidah didesain bisa

mengikuti kemampuan seseorang ahli dalam menanggapi persoalan serta

memecahkan sesuatu permasalahan. Sistem pakar hendak membagikan jalan keluar

10

sesuatu permasalahan yang diterima dari tanya jawab dengan konsumen. Dengan

dukungan sistem pakar seseorang yang bukan ahli atau pakar bisa menanggapi

persoalan, menuntaskan, permasalahan dan mengambil keputusan yang bisanya

dicoba oleh seseorang ahli.

2.1.2.2 Ciri-ciri Sistem Pakar

Suatuusistem dikatakannsebagai sistem pakar apabila mempunyai ciri sebagai

dibawah ini (T.sutojo, Edy Mulyanto, 2011:162) :

1. Tertentu pada daerah kemampuan khusus.

2. Bisa membagikan penalaran buat data-data yang tidak komplit atau pun tidak

tentu.

3. Bisa menarangkan bukti menggunakan teknik yang bisa dimengerti.

4. Bertugas bersumber pada kaidah atau rule khusus.

5. Mudah dirubah.

6. Dasar kepintaran serta metode deduksi terbagi.

7. Hasilnya berkarakter saran.

8. Kaidah bisa mengaktifkan kaidah dengan cara pendapat yang cocok, dituntu

oleh percakapan bersama pemakai.

11

2.1.2.3 Struktur Sistem Pakar

Unsur yang sangat berharga dari sistem iyalah pakar, lingkungan pengembanga

serta area diskusi (concultation environment). Area pengembangan dipakai pencipta

sistem pakar guna membuat bagian-bagiannya serta mempublikasikan kepintaran ke

dalam knowledge base. Area diskusi dipakai oleh pemakai untuk bertanya maka

pemakai memperoleh pemahaman serta terlihat sistem pakar seperti

bertanya.(T.sutojo, Edy Mulyanto, 2011:166)

2.1.2.4 Komponen Sistem Pakar

Menurut pendapat (Hartati and Iswanti 2008:3–7) struktur sistem pakar

memiliki 6 komponen sistem pakar sebagai berikut :

1. Antar muka pengguna

Sistem pakar mengambil alih seseorang pakar di sesuatu konteks tertentu,

hingga sistem wajib sediakan bukti yang dibutuhkan bagi pengguna yang tidak

menguasai permasalahan teknis. Sistem pakar juga sediakan wacana antara sistem

serta penggunanya, yang diucap selaku antar muka.

2. Basis pengetahuan

Basis pengetahuan ialah gabungan kepintaran aspek khusus di jenjang pakar

dalam bentuk khusus. Wawasan tersebut diproleh dari pengumpulan pemahaman

serta asal mula pengetahuan yang lain semacam yang sudah dituturkan tadinya. Dasar

pengetahuan bersifat dinamis, dapat bertumbuh dari durasi ke durasi.

12

3. Mesin inferensi

Mesin inferensi yaitu pikiran sistem pakar, berbentuk piranti lunak yang

melaksanakan kewajiban inferensi pemikiran sistem pakar, sering disebut selaku alat

pemikir.

4. Memori kerja

Memori kerja ialah aspek dari sistem pakar yang menaruh kenyatan yang

didapat saat diuji konsultasi. Kenyataan esoknya diolah mesin inferensi yang

berdasarkan wawasan yang dmasukan di database untuk membenarkan sesuatu

ketetapan jalan keluar persoalan. Konklusinya dapat berbentuk hasil analisis, aksi,

dampak.

5. Fasilitas penjelasan

Fasilitas penjelasan yakni cara memastikan ketetapan yang dicoba oleh mesin

inferensi sepanjang tahap konsultasi merepresentasikan cara penalaran seseorang ahli.

Sebab pengguna kadang kala tidak lah pakar dalam aspek itu hingga dibuatlah sarana

uraian, sarana uraian inilah yang bisa memberikan data pada pengguna tentang

jalannya penalaran yang berhasil diperoleh sesuatu ketentuan.

6. Fasilitas akuisi pengetahuan

Akuisi pengetahuan merupakan cara akumulasi, perubahan bentuk akan

kemampuan atau keahlian penyelesaian permasalahan yang berawal dari sebagian

sumber pengetahuan kedalam wujud yang dipahami oleh komputer.

13

2.1.2.5 Keuntungan dan Kekurangan Sistem Pakar

Sistemupakar menjadissangat popular karena amat banyak keahlian serta guna

yang diberikan, antara lain a(T.sutojo, Edy Mulyanto, 2011:160-161) :

1. Meningkatkanuproduktivitas, karenadsistem pakar bisa beraksi lebih cepat dari

pada manusia. Membuattseoranggyang tidak mengerti berbuat seperti patutnya

mereka ahlinya.

2. Meningkatkanukualitas dan memberikan nasehat tidak berubah-ubah serta

kurangi kekeliruan.

3. Mampu menangkap wawasan serta keahlian seseorang.

4. Bisa bekerja di area yang bebahaya.

5. Memudahkan akses pengetahuan seorang ahli.

6. Andal, sistem pakar tidak bias jenuh serta keletihan atau pun sakit.

7. Meningkatkan kapabilitas sistem pada komputer.

8. Dapat bekerja dengan data yang tidak komplit atau pun tidak tentu.

9. Bisa digunakan selaku alat penambah dalam pelatihan.

10. Tingkatkan keahlian untuk menuntaskan permasalahan sebab sistem pakar

mengutip asal usul wawasan dari banyak pakar.

Sistem pakar juga mempunyai beberapa kekurangan antara lain :

1. Bayaran amat tinggi guna mengolah serta merawatnya.

2. Susah diluaskan sebab memiliki batas kemampuan serta keberadaan pakar

3. Kaidah pakar tak 100% berkualitas betul.

14

2.1.2.6 Mesin Inferensi Sistem Pakar

Ada 2 Mesin1inferensi1yang utama pada1sistem pakar yaitu pelacakan

kedepan dan pelacakan kebelakang yaitu :

1. Forward chaining pencarian diawali kenyataan yang dikenal kemudian dicari

kesimpulannya. Pelacakan kedepan akan membandingkan fakta dikenal dengan

bagian IF dari aturan IF- THEN.

2. Backward Chaining yaitu hipotesis terlebih dahulu kemudian dicoba bukti

hipotesis itu serta wajib dicari fakta-fakta yang ada. Proses pencarian diawali

dari tujuan, akhirnya merupakan pemecahan yang mau digapai, kemudian dari

turan-aturan yang diperoleh, tiap-tiap kesimpulan backward chaining yang

memfokus ke kesimpulan ini merupakan akhir yang diinginkan, bila tidak

cocok berarti hasil itu bukan solusi yang inginkan.(Sutojo, Edy Mulyanto 2011)

2.1.2.7 Metode Forward Chaining

Forward Chaining adalah pencarian oleh informasi (data-driven). Riset

pencarian diawali data masukan, serta berikutnya berupaya menjabarkan kesimpulan.

Pencarian ke depan mencari kenyataan cocok dengan IF dari ketentuan IF-THEN.

Tata cara pencarian forward chaining bisa diplajari pada gambar dibawah ini:

15

Gambar 2. 1 Proses Forward Chaining

(Sumber: Sutojo, Edy Mulyanto, 2011)

Menurut (Andriani, 2016:15) Padaametode forward chaining, pencarianndapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu :

a. Memasukan informasi didalam sistem pakar pada tahap diskusi. Metode

semacam ini pas serta bermanfaat pada sistem pakar dimana cara di dalamnya

spontan mendapat informasi dari database ataupun dari sesuatu set

pemeriksaan.

b. Memberikan elemen khusus dari data informasi yang didapat sepanjang tahap

Tanya jawab dalam sistem pakar. Cara ini kurangi jumlah uang yang dituntut,

maka informasi yang dituntut cuma informasi yang betul- betul diperlukan oleh

sitem pakar itu yang kelaknya dipakai untuk mengambil keputusan.

16

2.2 Variabel (Indikator Masalah)

Variabel penelitian yakni seluruh berupa apa-apa saja yang dipastikan oleh

peneliti untuk ditekuni maka didapat data mengenai perihal itu, setelah itu diambil

solusinya (Sugiyono, 2014:38). Penelitiannini menjadi variabel adalah penyakit kulit

kucing, penyakit ini juga memiliki beberapa jenis, yakni penyakit ringworm, penyakit

scabies, penyakit pediculosis, penyakit alergic dermatitis dan penyakit stud tail.

2.2.1 Penyakit Kulit Pada Kucing

Penyakit kulit ialah penyakit yang biasa dialami oleh kucing, bila tidak

tertanggulangi segera serta pas maka bisa segera menyebar sampai bisa menganggu

kegiatan kucing maupun bisa kehilangan nyawa kucing. Scabies merupakan satu dari

lebih penyakit kucing bisa menimbulkan kematian. Penyakit ini mempunyai pertanda

tampaknya rasa gatal berlebih sampai bisa kurangi nafsumakan kucing. Bila kucing

yang terkena scabies tidak memperoleh penindakan dini kucing itu akan hadapi

pengurangan daya tahan tubuh yang ekstrem setelah itu mati (Palguna, Putri, Santoso,

Marji 2017, hal. 1798). Variabel Riset adalah permasalahan kulit kucing yang akan di

kelompokkan kedalam beberapa indikator diantaranya sebagaiberikut:

1. Penyakit Ringworm

Ringworm atau dermatophytosis adalah merupakan penyakit yang diakibatkan

oleh jamur yang terkumpul dalam golongan dermatophytes yang nyaris seragam

17

dengan julukan penyakitnya. Tetapi, pada kucing umumnya diakibatkan oleh

Microsporum Canis ataupun Trchophyton Mentagrophytes.

Gambar 2.2 Penyakit Ringworm

(Sumber: data olahan 2021)

Gejalaayang terdapat pada penyakit ringworm pada kucing adalah sebagai

berikut :

a. Terdapat luka atau lesi berbentuk seperti lingkaran

b. Bulu rontok

c. Kucing mengalami gatal- gatal

d. Kulit bersisik

e. Muncul memar di area kulit yang terinfeksi

2. Penyakit Scabies

Scabies ialah penyakit yang kerap melanda pada kucing. Pemicu scabies pada

kucing ialah dari kutu tipe scabies ataupun sarcoptes. Scabies tidak cuma melanda

pada kucing saja, tetapi juga hewan semacam anjing serta kucing pun bisa terserang

scabies.

18

Gambar 2.3 Penyakit Scabies

(Sumber: data olahan 2021)

Gejalaayang terdapat pada penyakit scabies pada kucing adalah sebagai berikut:

a. Kucing mengalami gatal- gatal

b. Bulu rontok

c. Timbul luka atau lecet

d. Kulit memerah

e. Muncul kerak di sekitar luka

3. Penyakit Pediculosis

Pediculosis adalah penyakit kulit pada kucing yang diakibatkan oleh kutu(lice).

Pada biasanya, kutu melekat pada bulu serta menimbulkan kerontokan pada rambut

sebab mengganggu susunan selaput.

Gambar 2.4 Penyakit Pediculosis

(Sumber: data olahan 2021)

19

Gejalaayang terdapat pada penyakit Pediculosis pada kucing adalah sebagai

berikut :

a. Terlihat ada serangga kecil di bulu kucing

b. Terlihat butiran telur dalam bulu kucing

c. Kucing mengalami gatal-gatal

d. Menggigiti ekor, lengan, paha, dan bokong terus menerus

e. Terlihat lemah dan lesu

4. Penyakit Alergic Dermatitis

Penyakit kulit ini ialah salah satu penyakit alergi yang mempunyai respon

kepada produk pemeliharaan, makanan, serta kendala area, semacam serbuk sari

ataupun gigitan kutu. Umumnya kucing hendak menggaruk dekat leher ataupun

bagian kepala bila hadapi alergi.

Gambar 2.5 Penyakit Alergic Dermatitis

(Sumber: data olahan 2021)

20

Gejalaayang terdapat pada penyakit Alergic Dermatitiss pada kucing adalah

sebagai berikut :

a. Kulit memerah

b. Bersin terus menerus

c. Gangguan pencernaan

d. Bulu rontok

e. Kucing mengalami gatal- gatal

5. Penyakit Stud Tail

Stud Tail adalah situasi yang berlangsung dampak kenaikan ekskresi kelenjar

minyak di area pangkal buntut kucing jantan yang tengah hadapi ketidak seimbangan

hormone testosterone.

Gambar 2.6 Penyakit Stud Tail

(Sumber: data olahan 2021)

21

Gejalaayang terdapat pada penyakit Stud Tail pada kucing adalah sebagai

berikut :

a. Bulu ekor rontok

b. Bulu tipis disekitar ekor

c. Ekor berminyak dan berbau

d. Terdapat cairan hitam kecoklatan di ekor

2.3 Software Pendukung

Aplikasi pendukung ialah fitur lunak komputer yang dipakai untuk mengonsep

sesuatu sistem. Ada pula aplikasi ataupun fitur lunak yang dipakai di riset ini yakni:

2.3.1 Unified Modeling Language (UML)

Dikala pembentukan fitur lunak muncullah suatu standar metode rancangan

mengarah subjek, ialah UML. UML menggambarkan bahasa visual buat pemodelan

serta komunikasi dengan memanfaatkan diagram serta pendukung (A.S and

Shalahuddin 2011).

2.3.1.1 Use Case Diagram

Use case yakni metode langkahyang hendak dicoba sistem data. Use case ialah

cerminan suatu interaksi antara satu ataupun lebih pemakai kaidah data yang hendak

terbuat. Dengan kata lain, use case dipakai buat mengenali guna yang terdapat di

dalam suatu sistem data serta siapa pemakai yang dapat melaksanakan fungsi itu

(A.S and Shalahuddin 2011).

22

Menurut(A.S and Shalahuddin 2011) Terdapat 2 perihal penting pada use case

ialah pengertian yang diucap pemakai serta use case.

1. Aktor ialah pelaku, teknik ataupun sistem lain berhubungan dengan data yang

hendak terbuat pada sistem data sendiri. Dalam perihal ini meski umumnya

dilambangkan ilustrasi pemeran, tetapi pemeran belum pasti ialah orang.

2. Use Case ialah fungsionalitas diadakan selaku unit-unit silih berganti catatan

serta data. Selanjutnya merupakan simbol-simbol yang terdapat bagan use

case(A.S and Shalahuddin 2011):

Tabel 2.1 Simbol Use Case Diagram

Simbol Deskripsi

Use Case

Fungsionalitas diadakan sistem selaku

bagian silih beralih catatan, bisa diklaim

dengan memakai kata kegiatan di

permulaan nama use case.

Aktor / Actor

Pemakai, cara ataupun struktur berbeda

yang berhubungan dengan sistem data

yang hendak terbuat didalam struktur

data. Dalam perihal tersebut, meski

lambang pada pemakai ialah ilustrasi

orang, tetapi aktor belum pasti ialah

orang, umumnya diklaim memakai istilah

barang di mula frase gelar pelaku.

Asosiasi / association

hubungan antar anggota ataupun pemakai

serta use case yang sama-sama

mempunyai hubungan.

23

Ekstensi / extend

<<extend>>

Use Case tambahan mempunyai sebutan

awal yang serupa dengan use case

dimasukan.

Generalisasi / generalization

kaitan biasa–spesial antara 2 pokok use

case dimana tugas satu merupakan tugas

lebih biasa antara lainnya.

Menggunakan / include / uses

Kedekatan use case ekstra ke suatu use

case dimana use case yang dimasukan

lagi.

Terdapat 2 ujung penglihatan yang

lumayan banyak tentang include di use

case:

1. Include berarti use case yang dimasukan

hendak di sebut saat use case baru dijalani.

24

.

2. Include berarti use case yang baru

hendakksenantiasaamelaksanakan pemeriks

aan apakah use case yang baru dimasukan

sudah dijalani saat setelah use case yang

baru dijalani.

Sumber : ( A.S & Shalahuddin,2011)

25

2.3.1.2 Activity Diagram

Diagram aktivitas melukiskan alur kerja ataupun kegiatan antara suatu system

yang hendak terbuat. Serta tutur lain bagan kegiatan cuma menerangkan kegiatan

system tidak apa yang dicoba oleh pengguna.(A.S and Shalahuddin 2011).

kegiatan dipakai untuk mendeskripsikan keadaan selanjutnya(A.S and

Shalahuddin 2011):

1. Rancangan metode aspek upaya dimana masing-masing antrean kegiatan yang

ditafsirkan..

2. Antrean atau pengelompokan wujud dari sistem ataupun use interface

mempunyai sesuatu rancangan antar muka wujud.

3. Skema pengujian dimana masing-masing gerakan diprediksi memerlukan uji

coba demi diartikan permasalahannya.

4. Rancangan menu yang diperlihatkan pada software.

Selanjutnya merupakan simbol yang terdapat di kegiatan (A.S and Shalahuddin

2011):

Tabel 2.2 Simbol Activity Diagram

Simbol Deksripsi

Status awal

Status dini kegiatan system ialah

posisi dini sistem dikala dijalani.

Sumber: Rosa A.S dan M. Shalahuddin( 2011: 134-135)

26

Tabel 2.2 Lanjutan

Simbol Deksripsi

Aktivitas

Kegiatan yang diuji oleh sistem bisa

dimulai dengan tutur kegiatan.

Percabangan / decision

Perhimpunan percabangan yang

mempunyai opsi kegiatan lebih dari

satu alternatif.

Penggabungan / join

Asosiasi penyatuan dimana dicoba

penyatuan kegiatan jadi satu

Status akhir

Keadaan puncak yang dicoba sistem

kala berakhir menjalankan

Swimlane

Atau

Membedakan badan bidang usaha

yang memiliki tugas kepada

kegiatan terjalin.

27

2.3.1.3 Sequence Diagram

Diagram sekuen secara umum berfungsi buat melukiskan aksi subjek pada use

case dengan merujuk pada durasi hidup subjek serta catatan yang dikirmkan serta

didapat objek. Kuantitas diagram sekuen dilukiskan dalam sesuatu bentuk merupakan

sebesar banyak arti use case, maka terus menjadi banyak use case yang diartikan

hingga bagan sekuen yang mesti terbuat pula terus menjadi besar (A.S and

Shalahuddin 2011).

Selanjutnya karakter simbol yang terdapat di diagram sekuen(A.S and

Shalahuddin 2011):

Tabel 2.3 Simbol Sequence Diagram

Simbol Deksripsi

Aktor Atau

Tanpa waktu aktif

Orang, cara, ataupun sistem lain yang

berhubungan sistem data, meski

lambang pengguna merupakan lukisan

aktor tidak mesti ialah orang.

Garis hidup / lifeline

Melaporkan gerakan ataupun aksi

sesuatu subjek dikala sistem dijalani.

Objek

Melaporkan subjek yang berhubungan

agar beralih catatan serta data.

Waktu aktif

Melaporkan subjek dalam kondisi

hidup melaksanakan interaksi dengan

beralih catatan.

28

Tabel 2.3 Lanjutan

Simbol Deksripsi

Pesan tipe create

Melaporkan sesuatu subjek membuat

subjek lain membidik pada subjek

terkini.

Pesan tipe call

Melaporkan subjek menyebut tata cara

pada subjek lain ataupun dirinya

sendiri, Arah panah membidik pada

subjek pengguna pembedahan atau

tata cara.

Pesan tipe send

Melaporkan jika sesuatu subjek bisa

mengirimkan dan masukan data ke

subjek yang lain, dengan acuan arah

panah membidik pada subjek yang

menyambut kembalian

Pesan tipe return

Melaporkan sesuatu subjek yang

sudah melaksanakan sesuatu subjek

tata cara bisa mengirim catatan

kembali ke subjek khusus, arah panah

membidik pada subjek yang dikirim

Pesan tipe destroy

Melaporkan sesuatu subjek bisa

memusnahkan subjek lain, arah panah

subjek membidik pada subjek yang

diakhiri, hendaknya bila terdapat

create hingga terdapat destroy

Sumber : Rosa A.S dan M. Shalahuddin (2011:138-139)

29

2.3.1.4 Class Diagram

Kelas diagram menjelaskan bentuk aturan dari bidang pengartian kelas kategori

yang hendak dikerjakan menjadi sistem. Kategori kelas mempunyai apa yang diucap

ciri serta tata cara ataupun operasi.

1. Ciri ialah variabel yang dipunyai oleh sesuatu kategori kelas.

2. Pembedahan ataupun tata cara merupakan kegunaan yang dipunyai oleh sesuatu

kategori kelas.

Kategori yang terdapat pada bentuk sistem mesti bisa menjalankan kegunaan

yang searah dengan keperluan sistem. Urutan format kategori yang bagus pada bagan

kelas hendaknya mempunyai tipe-tipe kategori seperti dibawah ini(A.S and

Shalahuddin 2011):

1. Kelas main

Kategori yang mempunyai guna dini dieksekusi kala sistem dijalani.

2. Kelas mengatasi bentuk sistem

Kelas mengartikan, mengendalikan bentuk pengguna.

3. Kelas dimuat penjabaran use case

Kelas mengatasi kegunaan yang wajib dimuat penjabaran use case, umumnya

diucap kategori cara mengatasi cara bidang usaha pada software.

4. Kelas yang dimuat dari penjabaran fakta

30

Kategori yang dipakai untuk menggenggam ataupun membalut informasi jadi

suatu kesatuan yang didapat ataupun hendak ditaruh ke dasar informasi.

Berikut adalah lambang pada diagram kelas(A.S and Shalahuddin 2011):

Tabel 2.4 Simbol Class Diagram

Simbol Deskripsi

Kelas

Kategori bentuk system

Antarmuka / interface

Serupa rancangan antarmuka di

rancangan berpusat subjek

Asosiasi / association

Kedekatan antar kelas dengan arti

biasa, federasi umumnya pula diiringi

dengan multiplicy

Asosiasi Berarah / directed association

Kedekatan antar kelas dengan arti

biasa, federasi umumnya pula diiringi

dengan multiplicy

Generalisasi

kedekatan antar kelas memiliki arti

generalisasi=spesialisasi (umum-khusus)

Kebergantungan / dependency

kedekatan antarkelas dengan maksud

generalisasi-spesialisasi (umum-khusus)

Agregasi / aggregation

Kedekatan antarkelas memiliki arti

seluruh elemen (whole-part).

Sumber : Rosa A.S dan M.Shalahuddin

31

2.3.2 XAMPP (Xapache MySQL PHP)

Menurut(Safitri 2017). XAMPP ialah bagian PHP dan MYSQL berbasis open

source berlaku seperti alat menolong meluaskan pelaksanaan berplatform PHP,

XAMPP memadukan sebagian fitur lunak di dalam suatu bagian.

XAMPP ialah suatu software yang dipakai selaku server local yang di gunakan

untuk melaksanakan suatu program seperti PHP, HTML dan pembantunya. Agar

memproleh aplikasi XAMPP ini dapat segera diunduh di web aslinya.

Gambar 2.7 Logo XAMPP

(Sumber: Ariyanti Safitri, (2017:2)

2.3.2.1 PHP: Hypertext Preprocessor (PHP)

Menurut(Palit, Rindengan, and Lumenta 2015) PHP yakni rancangan yang

dipakai dengan cara meluas untuk tindakan penciptaan dan perluasan suatu web dan

dapat dipakai di HTML. PHP kependekan “PHP :Hypertext Preprocessor”,

menggambarkan rancangan dalam HTML, juga bekerja di bagian server (server-

sideHTML-embedded scripting). Maksudnya tugas yang diserahkan hendak

seluruhnya dijalani di server namun diikutkan pada lembaran HTML, maka script-nya

tidak terlihat disamping pelanggan.

32

PHP (PHP :Hypertext Preprocessor) menggambarkan bahasa pemrograman

untuk pembangunan sesuatu rencana aplikasi ibarat web, PHP mampu diikutkan

berbarengan bersama HTML berisi ssintaknya dengan perluasan data.

Gambar 2.8 Logo PHP

(Sumber: Randi Palit, 2015: 3)

2.3.2.2 HTML

HTML merlambangkan pendekatan tutur kata sangat bawah serta berarti dipakai

guna menunjukkan serta mengatur bentuk pada laman web. Berdasarkan asal yang

penyususn ambil pada Wikipedia, HTML dipakai guna menunjukkan bermacam data

suatu penjajah web internet serta formatting hypertext biasa yang dicatat ke dalam

berkah bentuk ASCII supaya bisa menciptakan bentuk bentuk yang berintegrasi

(Saputra 2012).

HTML (Hyper Text Markup Language) dimanfaatkan demi menciptakan

beranda situs serta menunjukkan sebagian data serupa kepentingan.

33

Gambar 2.9 Logo HTML

(Sumber:Agus Saputra, 2012:1)

2.3.2.3 CSS (Cascading Style Sheet)

CSS yakni bahasa perancangan situs di gambarkan spesial guna mengatur serta

menciptakan bermacam bagian dalam website lebih tertata serta serupa. CSS ialah

suatu perancangan harus html serta mesti di mengerti oleh tiap pelaku pemrograman

web,

Gambar 2.10 Logo CSS

(Sumber: Agus Saputra, 2012:27-29)

Maksud pokok CSS ialah untuk membedakan tema penting dri bentuk arsip

yang lain. situs yang memakai CSS hendak bertambah mudah serta ringan untuk

34

aktifkan dari pada situs tidak memakai CSS. Dengan menggunakan CSS, begitu besar

manfaat yang bisa di dapat, yaitu (Saputra 2012):

1. menguraikan penyusunan dokumen (CSS dan HTML).

2. Meringankan serta mempercepat penciptaan serta perawatan dokumen web.

3. Jalan situs sangat pesat saat proses (memesatkan artikulasi HTML).

4. Mudah, interaktif, bentuk lebih menarik serta aman ditatap.

5. Sangat sedikit dimensi data alhasil kapasitas yang dipakai juga langsung

menjadi sangan kecil.

6. Bisa dipakai ke seluruh situs pencarian.

2.3.2.4 JavaScript dan jQuery

Menurut(B 2014)JavaScript merupakan tutur kata scripting kecil, mudah,

mengarah subjek yang diletakan pada kode HTML dan di olah dibagian pelanggan.

JavaScript dipakai dalam pembangunan web supaya lebih aktif dengan membagikan

keahlian baru kepada HTML melintasi arahan di bagian pencarian. JavaScript mampu

manjawab arahan pengguna dengan sangat gesit serta mambuat lembaran web

menjadi sangat tanggap. JavaScript mempunyai susunan simpel, simbolnya bisa

diselipkan di dalam catatan HTML maupun bertumpu menjadi satu program.

JavaScript dan jQuery yakni kode- kode program yang mempunyai bahasa

pemrograman tingkatan atas serta mempunyai bentuk bahasa yang simpel, JavaScript

35

serta menginstruksikan serta melaksanakan perintah dibagian peramban dan diolah

dibagian pengguna. Yang dimasukan dalam kode HTML.

Gambar 2.11 Logo JavaScript

(Sumber: Indra Yatini, 2014: 2)

2.3.2.5 MySQL

Menurut(Palit et al. 2015), MySQL adalah data baseserver sumber terbuka yang

lumayan dikenal kehadirannya. Begitu bermacam kelebihan dipunyai, memakai

aplikasi basisdata dipakai para pegiat guna membuat sesuatu proyek. Menggunakan

layanan API dipunyai oleh Mysql, membolehkan beragam penerapan pc dicatat

dengan bermacam penerapan perancangan bisa membuka basis laporan MySQL.

Gambar 2.12 Logo MySQL

(Sumber: Randi Palit, 2015: 4)

36

MySQL ialah salah penyimpanan golongan dunia yang amat sesuai apabila

dipadukan dengan bahasa perancangan PHP. MySQL bertugas memakai SQL

(Structure Query Language) yang ialah bahasa umum yang dipakai guna manfaatkan

basis data. Biasanya arahan yang sangat kerap dipakai di MySQL adalah mengambil,

menambah, mengubah, serta menghapus(Saputra 2012). MySQL ialah software guna

mengelola basis data, MySQL dipakai guna mengadaptasi ataupun tipu daya basis

data.

2.3.2.6 Notepad++

Menurut(Palevi 2013) Notepad++ yakni satu buah aplikasi text pengedit yang

bertabiat free. Notepad menitik beratkan manfaat penerapan mengubah tulisan di

durasi yang kilat serta efisien. Notepad++ mensupport bentuk kaidah perancangan

semacam PHP, HTML, JavaScript dan CSS. Implementasi ini bisa diunduh dengan

cara leluasa di “notepad-plusplus.org”.

Notepad++ ialah fitur lunak pengedit tulisan yang dipakai guna menjalankan

satu buah rancangan implememtasi memakai tanda-tanda khusus serta perancangan

ini mensupport bentuk kaidah perancangan semacam PHP, HTML, JavaScript dan

CSS.

37

Gambar 2.13 Logo Notepad++

(Sumber: Krisnawati ,2013: 3)

2.4 Penelitian Terdahulu

Beberapa lampiran penelitian terdahulu mengenai sistempakardidalam jurnal

menjadi referensibagi penulis dalam laporan penelitian sebagai berikut:

1. (Petrus, Sukma, and Gafrun 2019) Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kucing

Berbasis Web Menggunakan Metode Forward Chaining,Volume 10 No 2.

Sedikitnya informasi perihal penyakit kucing serta pula sedikitnya pemahaman

mengenai berartinya menjaga kesehatan kucing piaraan menyebabkan ragam

kucing yang bukan terpelihara kesehatannya. Memakai penerapan berbasis situs,

oleh dari sesuatu ahli hendak ringan diterima bagi pemakai, tak mesti sampai

pada seseorang pakar atau orang yang berpengalaman pada bidangnya, maka

sebab itu guna menanggulangi kasus itu hingga butuh diciptakan sistem ahli yang

sanggup melaksanakan analisis penyakit dari kucing dengan memperhitungkan

tanda-tanda terdapat dari kucing yang tengah tidak sehat.

2. (Rezza Ramadhan, Indah Fitri Astuti 2014) Sistem Pakar Diagnosis Penyakit

Kulit Pada Kucing Menggunakan Metode Certainty Factor David,Vol2, No.1.

38

Maksud dari riset yakni mewujudkan aplikasi sistem ahli buat analisis penyakit

kucing Persia. Sistem ini mendiagnosis penyakit secara forward chaining serta

membagi angka mungkin dengan Certainty Factor. Teknik meyakinkan apakah

sesuatu kenyataan itu jelas ataupun tak tentu berupa metric yang dasarnya

dipakai di kaidah, amat sesuai untuk sistem ahli yang menelaah suatu tidak

mementu. Aspek kejelasan melaporkan kepercayaan dalam suatu peristiwa

ataupun kenyataan dalam hipotesa bersumber pada fakta atau pun evaluasi ahli.

Hasil riset berbentuk aplikasi sistem ahli yang bisa mendiagnosis penyakit

kucing persia dengan 99% teliti menolong, menanggulangi kasus problem kucing

persia.

3. (Bela, Putri, and Santoso 2017) Diagnosis Penyakit Kulit Pada Kucing Memakai

Metode Modified K-Nearest Neighbor, Vol.1, No.12. Pertanda dini dari penyakit

kulit sering-kali tak kelihatan serta tidak begitu mengganggu, oleh sebab itu

sering-kali kucing juga kelihatan baik saja akibatnya owner tak mengetahui.

Amat sedikitnya wawasan owner mengenai penyakit kulit dirasakan kucing dan

kesamaan tanda-tanda dari bermacam penyakit kulit yang susah dikenali oleh

orang biasa jadi sebab penting penulis untuk melaksanakan riset mengenai

analisa penyakit kulit kucing memakai teknik Modified K-Nearest Neighbor

dipakai guna pengaturan fakta baru yang pengelompokannya tak diketahui

beralaskan nilai k terdekat.

4. (Astono et al. 2019) Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kucing Feline Virus

Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis Web, Volume VI Nomor 2.

39

Sistem pakar ini dibuat menerapkan kaidah perancangan PHP dengan metode

Certainty Factor serta selaku penerima informasinya hendak memakai Database

MySQL. Sistem Pakar yang dibangun menciptakan output analisis penyakit yang

bersumber pada pengguna yang memasukan Sistem ahli pula bermanfaat selaku

perlengkapan menaruh wawasan seseorang ahli spesialnya ahli penyakit kucing.

Dengan terdapatnya sistem ahli ini diharapkan warga bisa mendapatkan data hal

penyakit yang dirasakan kucing.

5. (Kurniati et al. 2017) Diagnosa Penyalit Parasit Pada Kucing Menggunakan

Metode Certainty Factor (Studi Kasus : Puskewan Cibadak Kabupaten

Sukabumi, Vol.4, No.2. Kucing yang terserang parasit bisa alami penurunan

tubuh kendala dari parasit bisa menyebabkan terdapatnya darah pada kulit

dampak luka cedera serta kulit jadi kasar benalu merupakan, hewan yang hidup

dengan metode menempel pada insan lainya, meresap nutrisi, serta tak berikan

khasiat padanya tentu perihal itu hendak memberatkan yang ditempeli, ilustrasi

benalu misalnya kutu cacing. Beralasan hambatan di temui di buat sistem ahli

mengunakan tata cara Certainty factor ialah tata cara inferensi yang

melaksanakan kajian dari sesuatu permasalahan pada jalan keluarnya.

6. (Munthe et al. 2019) Expert System for Diagnosing Diseases in Cats that Can

Contagious to Humans Using the Certainty Factor Method. Vol.3 No.4,

Sebagian penyakit pada kucing apalagi dapat menular ke orang. Untuk itu dicoba

riset untuk mengonsep sistem pakar buat mendiagnosis penyakit pada kucing

yang bisa menular ke orang dengan memakai metode Certainty Factor, alhasil

40

owner kucing bisa mengidentifikasi pertanda penyakit pada kucing

peliaharaannya. Hasil pengetesan black box membuktikan kalau fitur- fitur

aplikasi sudah berjalan dengan bagus. Sebaliknya percobaan keabsahan

membuktikan kalau informasi cocok dengan buku referensi.

7. (Aulia et al. 2019) Android Application to Detect Cat Disease Using an Expert

System.Vol.4, No.5. Penelitian ini adalah untuk mengembangkan sebuah aplikasi

android bernama “TANYA MEOW” yang bisa dipakai oleh owner kucing buat

mengetahui penyakit yang dialami kucingnya bersumber pada pertanda yang

nampak. Owner kucing butuh menanggapi kuesioner untuk mengenali penyakit

apa yang dialami kucingnya. Dampak dari penyakit itu pula diiringi dengan

penyembuhan awal yang dapat dicoba owner kucing untuk menjaga kucingnya.

2.5 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran ialah suatu rancangan ataupun jalan kegiatan dalam

memecahkan kasus riset. Kerangka pemikiran diawali dari kasus hingga pendapatan

tujuan. Bersumber pada ulasan hingga pengarang membuat suatu kerangka pemikiran

yaknit:

41

Gambar 2.14 Kerangka Berpikir

(Sumber: data olahan 2021)

Informasi diperlukan berhubungan penyakit kulit pada kucing dianalisis

dulu supaya lebih simpel serta gampang dicoba cara pengerjaan informasinya. Data-

datanya itu setelah itu diolah memakai sistem pakar memakai metode forward

chaining. Sistem pakar yang memanfaatkan perancangan pelacakan kedepan ini

memakai basis data MySQL yang mampu difungsikan untuk mendiagnossis penyakit

kulit pada kucing dan mewujudkan keluaran analisis.

42

BAB III

MEDOTE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian melukiskan jenjang kegiatan dalam cara riset untuk

membongkar permasalahan riset pemograman sampai tercapainnya maksud

penelitian dan peningkatan sistem. Tahap yang dikerjakansebagai berikut:

Gambar 3.1 DesainaPenelitian

(Sumber:aDataaPenelitiana2021)

43

Ada pula uraian dari jenjang konsep riset dari gambar 3.1 merupakan selaku

selanjutnya:

1. IdentifikasiaMasalah

Ialah satu tahap kegiatan riset yang bisa dibilang sangat berarti diantara

yang lain, sebab akan memastikan mutu dari penelitian. Dengan mengenali

permasalahan kita dapat memperoleh penyebab dari timbulnya permasalahan serta

dapat memastikan tahap berikutnya. Menentukan Tujuan Masalah

Penelitian wajib memiliki tujuan yang nyata, sebab sesuatu penelitian

dimaksudkan untuk bisa menolong jalan keluar permasalahan. Hasil penelitian

wajib memberikan pemahaman akan permasalahan yang jadi persoalan penelitian

serta wajib bisa mendasari ketetapan dan tindakan jalan keluar permasalahan.

Oleh karena itu peneliti mempunyai tujuan ialah mengonsep sistem yang bisa

mendiagnosis permasalahan penyakit memakaiametode forwardachaining

berbasisaweb.

2. TeknikaPengumpulanaData

Sehabis memastikan tujuan dari penelitian, berikutnya melaksanakan

metode pengumpulan data yang berhubungan dengan penyakit kulit pada kucing

untuk menolong cara penelitian supaya lebih memperoleh hasil yang lebih pas

serta cermat.

Ada pula pengumpulan yang dicoba memakai 2 metode pengumpulan

informasi, ialah studi pustaka serta wawancara. Studi pustaka dicoba untuk

memperoleh cerminan mengenai penelitian-penelitian lain yang dapat jadi

referensi ataupun prinsip untuk riset yang hendak diaplikasikan pada informasi

44

penelitian ini. Studi pustaka dilakukan dengan cara menekuni beberapa literatur,

seperti buku,aijurnal, prosiding,aipaper, naskahaakademis, skripsi,

danatesisayang ditemukan dari media baik cetak maupun online

mampuamemberikanakerangkaateoriabagiapenelitian ini. Wawancara merupakan

metode pengumpulan informasi dengan metode tatap muka serta bertanya jawab

dengan pelapor lguna memperoleh data lengkap tentang penyakit kulit. Seperti

interview langsung dengan Dokter Hewan, dengan interview peneliti bisa

mendapat informasi benar adanya.

3. MengolahaDataaMenggunakanaMetodeaForward Chaining

Langkah ini menggunakan adata-dataaayang sudah didapatkanaidiolah

menggunakanametode forward achaining,aihasilaidariaidataaiyangaitelahaidiolah

tersebut akanadipilihauntukadiprosesakeaweb.

4. SistemaPakaraBerbasisaWeb

Padaalangkah iniamengimplementasikan data yang sudahadiolah menggunakan

Forwardaachaining dengan cara membuatasistem pakar berbasis web untuk

memperoleh hasil dari penelitian yang terdapat.

5. Pengujian Hasil

Pengujian ialah sesuatu metode dipakai untuk memastikan jika aplikasi

diperoleh sudah sanggup menyelesaikan permasalahan. Langkah aplikasi terkini

dicoba keahlian serta keefektifannya alhasil diperoleh kekurangan serta

kelemahan aplikasi yang kemudian dicoba analisis balik serta perbaikan kepada

aplikasi jadi lebih bagus serta terbaik. Riser dicoba pengetesan hasil aplikasi

dengan bahasa pemrograman Website.

45

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam riset yaitu aspek berarti untuk

kesuksesan riset. Teknik cara pengumpulan informasi merupakan sesuatu metode

yang dicoba buat mengakulasi informasi. Metode pengumpulan informasi yang

dipakai merupakan studi pustaka serta studi lapangan.

a. Studi Pustaka yakni pengumpulan informasi dicoba dengan metode mencari

materi yang mensupport serta berhubungan dengan objek permasalahanya dari

asal muasal rujukan berbentuk buku, pencarian internet, dan jurnal penelitian.

b. Studi lapangan yaitu wawancara dan observasi. Dilakukan dengan cara

melakukan perbincangan dengan ahli berpautan dengan penelitian yang hendak

dicoba, hasil dari tanya jawab itu yang hendak di olah peneliti dengan cara

lebih lanjut. Pemantauan dicoba dengan cara langsung dilokasi tempat dimana

penelitian dicoba, untuk memperoleh informasi- informasi yang diperlukan

untuk meneruskan sesuatu penelitian.

3.3 OperasionalaVariabel

Definisi operasional variabel adalah pemahaman variabel dalam definisi

konsep itu, dengan cara operasional, dengan cara praktik, dengan cara jelas nyata

dalam lingkup obyek riset ataupun objek yang diawasi.. Variabel penelitian

merupakan ciri ataupun watak nilai dari orang ataupun aktivitas yang memiliki

beragam yang ditetapkan oleh peneliti untuk ditekuni serta diangkat kesimpulan.

Selanjutnya uraian dari operasional variabel penelitian lewat tabel dibawah ini.

46

Tabel 3.1 Operasionala Variabel

AVariabela Indikator

PenyakitaKulit Pada Kucing

1. Ringworm

2. Scabies

3. Pediculosis

4. Alergic Dermatitis

5. Stud Tail

(Sumber:aDataaPenelitiana2021)

Dari tabel di atas dipaparkan variabelnya ialah penyakit kulit pada kucing

serta didapat sebagian indikator. Dari tiap-tiap indikator hendak diperoleh lagi

bermacam berbagai gejala penyakitnya. Hingga kesimpulannya nanti akan

ditemui sesuatu pemecahan untuk menanggulangi penyakit- penyakit itu.

3.4 Perancangan Sistem

Perancangan sistem ialah cara pengembangan detail sistem terkini

bersumber pada hasil saran analisis sistem. Perancangan sistem bermaksud untuk

penuhi keinginan pengguna sistem dan menggambarkan yang nyata serta rancang

bangun yang komplit untuk pemrogram serta ahli- ahli yang ikut serta (Purnomo,

Irawan, and Brianorman 2017).

47

Tabel 3.2 Kriteria Jenis Penyakit, Gejala, dan Solusi

Jenis

Penyakit

Gejala Solusi

Ringworm

1. Terdapat luka atau lesi

berbentuk seperti lingkaran

2. Bulu rontok

3. Kucing mengalami gatal- gatal

4. Kulit bersisik

5. Muncul memar di area kulit

yang terinfeksi

1. Bersihkan terlebih dahulu

kandang kucing

2. Mandikan kucing dengan

shampoo pengobatan jamur

3. Memberikan obat oles berupa

krim atau salep anti jamur

Scabies

1. Kucing mengalami gatal-gatal

2. Bulu rontok

3. Timbul luka atau lecet

4. Kulit memerah

5. Muncul kerak di sekitar luka

1. Bersihkan terlebih dahulu

kandang kucing

2. Mandikan kucing dengan

shampo khusus anti parasit

secara bertahap

3. Memberikan nutrisi vitamin

untuk kulit kucing

4. Memberikan obat atau salep

anti scabies

Pediculosis

1. Terlihat ada serangga kecil

di bulu kucing

2. Terlihat butiran telur dalam

bulu kucing

3. Kucing mengalami gatal-gatal

4. Menggigiti ekor, lengan, paha

dan bokong terus menerus

5. Terlihat lemah dan lesu

1. Mandikan kucing dengan

shampo khusus anti kutu

2. Anda bisa menyisir bulu

kucing secara rutin dengan

sisir kutu khusus kucing.

3. Semprotkan cairan anti parasit

keseluruh tubuh kucing. Biarkan

cairan anti kutu mengering di

badan kucing, ulangi selang

dua minggu.

48

Tabel 3.2 Lanjutan

Jenis

Penyakit

Gejala Solusi

Alergic

Dermatitis

1. Kulit memerah

2. Bersin terus menerus

3. Gangguan pencernaan

4. Bulu rontok

5. Kucing mengalami gatal- gatal

1. Menemukan sumber alergi

dan menghilangkanya bisa

jadi makanan, lingkungan

dan kutu

2. Mengganti pola makanan

kucing

3. Pemberian anti biotik kucing

baik oral maupun topical

Stud tail

1. Bulu ekor rontok

2. Bulu tipis disekitar ekor

3. Ekor berminyak dan berbau

4. Terdapat cairan hitam

kecoklatan di ekor

1. Gunakan shampo kucing

untuk mencuci bersih bagian

2. yang berminyak pada ekor

kucing, dan lakukan secara

rutin.

(Sumber: Data Penelitian, 2021)

1. Data Alternatif Masalah Penyakit Kulit Pada Kucing

Data alternatif masalah penyakit kulit kucing ialah data yang dialami dibuat

pengkodean, penulis memberikan kode “A” untuk alternatif penyakit kulit pada

kucing dari urutan ”A001” sampai “A005” secara berturut. Wawasan serta

kenyataan itu diperlihatkan dalam tabel dibawah:

49

Tabel 3.3 Tabel Alternatif

Kode

Alternatif

Nama

Penyakit

Solusi

A001 Ringworm 1. Bersihkan terlebih dahulu kandang kucing

2. Mandikan kucing dengan shampoo

pengobatan jamur

3. Memberikan obat oles berupa krim atau

salep anti jamur

A002 Scabies 1. Bersihkan terlebih dahulu kandang kucing

2. Mandikan kucing dengan shampo khusus

anti parasit secara bertahap

3. Memberikan nutrisi vitamin untuk kulit

kucing

4. Memberikan obat atau salep anti scabies

A003 Pediculosis

1. Mandikan kucing dengan shampo khusus

anti kutu

2. Anda bisa menyisir bulu kucing secara

rutin dengan sisir kutu khusus kucing.

3. Semprotkan cairan anti parasit keseluruh

tubuh kucing. Biarkan cairan anti kutu

mengering di badan kucing, ulangi

penyemprotan selang 2 minggu.

A004 Alergic Dermatitis 1. Menemukan sumber alergi dan

menghilangkanya bisa jadi makanan,

lingkungan dan kutu

2. Mengganti pola makanan kucing

3. Pemberian anti biotik kucing baik oral

maupun topical

A005 Stud tail 1. Gunakan shampo kucing untuk mencuci

bersih bagian yang berminyak pada ekor

kucing, dan lakukan secara rutin

(Sumber: Data Penelitian 2021)

50

2 Data Gejala

Data gejala merupakan catatan pemicu penderita mengalami permasalahan

penyakit kulit pada kucing. Pengkodean penulis menyatakan kode “G” guna

problem penyakit kulit pada kucing bermula dari barisan ”G001” sampai “G018”

selaku terurut. Pemahaman dan kenyataan diperlihatkan dalam tabel sebagai

dibawah ini:

Tabel 3.4 Tabel Gejala

Kode Gejala Nama Gejala

G001 Kucing mengalami gatal- gatal

G002 Bulu rontok

G003 Terdapat luka atau lesi berbentuk seperti lingkaran

G004 Kulit bersisik

G005 Muncul memar di area kulit yang terinfeksi

G006 Kulit memerah

G007 Timbul luka atau lecet

G008 Muncul kerak di sekitar luka

G009 Terlihat ada serangga kecil di bulu kucing

G010 Terlihat butiran telur dalam bulu kucing

G011 Menggigiti ekor, lengan, paha, dan bokong terus menerus

G012 Terlihat lemah dan lesu

G013 Bersin terus menerus

G014 Gangguan pencernaan

G015 Bulu ekor rontok

G016 Bulu tipis disekitar ekor

G017 Ekor berminyak dan berbau

G018 Terdapat cairan hitam kecoklatan di ekor

(Sumber: Data Penelitian 2021)

51

3 Data Relasi

Data Relasi yakni data bermuatan relasi antara data bagian Alternatif

penyakit kulit kucing serta pertanda sudah diberikan kode. Relasi antar informasi

itu disusun bersumber pada sumber wawasan serta kenyataan terbuat sebelumnya.

Informasi kedekatan ini disusun untuk mempermudah peneliti dalam menata

kaidah yang hendak dipakai selaku dasar pemahaman sistem pakar pada penelitian

ini. Data relasi yang dipakai diamati di tabel berikut.

Tabel 3.5 Tabel Relasi

Kode Alternatif Kode Gejala

A001 G001,G002,G003,G004,G005

A002 G001,G002,G006,G007,G008

A003 G001,G009,G010,G011,G012

A004 G001,G002,G006,G013,G014

A005 G015,G016,G017,G018

(Sumber: Data Penelitian 2021)

Bersumber pada fakta relasi di susun dalam Tabel 3.5 hingga kaidah( rule)

yang hendak dipakai dalam sistem pakar merupakan sebagai berikut:

52

Tabel 3.6 Tabel Kaidah

No. Aturan

(Rule)

Kode Gejala Penyakit

1 R1 IF G001,G002,G003,G004,G005 THEN A001

2 R2 IF G001,G002,G006,G007,G008 THEN A002

3 R3 IF G001,G009,G010,G011,G0112 THEN A003

4 R4 IF G001,G002,G006,G013,G014 THEN A004

5 R5 IF G015,G016,G017,G018 THEN A005

(Sumber: Data Penelitian 2021)

Berdasar kaidah yang sudah terbuat, hingga tabel keputusan terbuat seperti

dibawah:

Tabel 3.7 Tabel Keputusan

No Gejala

Alternatif

A001 A002 A003 A004 A005

1 G001 √ √ √ √

2 G002 √ √ √

3 G003 √

4 G004 √

5 G005 √

6 G006 √ √

53

Tabel 3.7 Lanjutan

No Gejala

Alternatif

A001 A002 A003 A004 A005

7 G007 √

8 G008 √

9 G009 √

10 G010 √

11 G011 √

12 G012 √

13 G013 √

14 G014 √

15 G015 √

16 G016 √

17 G017 √

18 G018 √

(Sumber: Data Penelitian 2021)

Dari tabel 3.7 Diatas menarangkan mengenai Pertanda Penyakit Kulit

Kucing yang ada dalam sesuatu Alternatif. Dalam Sistem Pakar Penyakit Kulit

Kucing ada pertanda gejala yang dipakai untuk memberitahukan pemecahan.

54

Berdasarkan tabel keputusan tersebut maka pohon keputusannya adalah

sebagai berikut:

Gambar 3.2 Pohon Pelacakan

(Sumber: Data Penelitian 2021)

Pohon Keputusan pada gambar 3.2 dipakai untuk menampilkan ikatan

terpaut antara Alternatif permasalahan penyakit kulit pada kucing dengan

indikasinya. Alur pencarian diawali dari G001. Cara penelusuran berikutnya

terkait bagaimana balasan yang diberikan pemakai. Bila pemakai memberikan

jawaban“ Y”, hingga penelusuran mengarah pada tingkat selanjutnya G002.

Begitulah berikutnya hingga penelusuran menciptakan Alternatif permasalahan

55

penyakit kulit pada kucing. Jika sampai pada simpul “TD” lalu oprasi berhenti

dan tidak memunculkan problem tertentu.

a. UML (Unified Modeling Language)

UML ialah bahasa visual buat pemodelan serta hubungan sebuah sistem

memakai diagram dan teks-teks penunjang (A.S and Shalahuddin 2011). Struktur

diagram dalam UML terdiri atas :

b. Use Case Diagram

Diagram menggambarkan actor, use case dan relasinya selaku sesuatu

deretan aksi yang membagikan angka ternilai buat pemeran. Suatu use case

ditafsirkan selaku elips mendatar dalam sesuatu bagan UML use case.

Gambar 3.3 Use case Diagram

Sumber: Data Penelitian 2021)

Berdasarkan gambar 3.3 hingga bisa dipaparkan ada 2 tingkat pemakai

sistem ini ialah seseorang admin pakar, dan seorang pemakai yaitu orang banyak.

Untuk membuka sistem, admin pakar butuh menyelesaikan login di sistem.

56

Setelah itu admin bisa mengatur informasi penyakit, gejala, serta pula solusi

menanggulangi permasalahan penyakit kulit pada kucing. Admin pakar juga bisa

mengganti serta menghilangkan informasi. Sebaliknya masyarakat biasa selaku

user hanya dapat melaksanakan registrasi diri serta mendiagnosis sagejala

penyakit yang dialami untuk mengenali penyakit yang di alami oleh user.

c. Activity Diagram

Activity diagram melukiskan workflow( aliran kerja) ataupun kegiatan dari

suatu sistem yang hendak terbuat. Dengan tutur lain diagram kegiatan hanya

menerangkan kegiatan sistem bukan yang dicoba oleh aktor.(A.S & Shalahuddin,

2011).

d. Activity Diagram Data Login

Ada pula Activity Diagram form informasi login bisa diamati pada ilustrasi

selanjutnya:

Gambar 3.4 Activity Diagram Data Login

(Sumber: Data Penelitian 2021)

57

e. Activity Diagram Data Alternatif

Ada pula Activity Diagram form informasi pengganti bisa diamati pada

lukisan selanjutnya:

Gambar 3.5 Activity Diagram Data Alternatif

(Sumber: Data Penelitian 2021)

58

f. Activity Diagram Data Gejala

Ada pula Activity Diagram form informasi pertanda bisa diamati pada

ilustrasi selanjutnya:

Gambar 3.6 Activity Diagram Data Gejala

(Sumber: Data Penelitian 2021)

59

g. Activity Diagram Data Relasi

Ada pula Activity Bagan form informasi Kedekatan bisa diamati pada

selanjutnya:

Gambar 3.7 Activity Diagram Data Relasi

(Sumber: Data Penelitian 2021)

60

h. Activity Diagram Data Diagnosis

Ada pula Activity Diagram form informasi Diagnosis bisa diamati pada

ilustrasi selanjutnya:

Gambar 3.8 Activity Diagram Data Diagnosis

(Sumber: Data Penelitian 2021)

61

i. Activity Diagram Logout

Ada pula Activity Diagram form Logout bisa diamati pada ilustrasi

selanjutnya:

Gambar 3.9 Activity Diagram Logout

(Sumber: Data Penelitian 2021)

j. Sequence Diagram

Sequence Diagram menarangkan interaksi objek ditata bersumber pada

barisan durasi. Dengan cara mudahnya sequence diagram merupakan cerminan

langkah-langkah yang sepatutnya dicoba untuk menciptakan suatu sesuai

memakai use case diagram.

62

k. Sequence Diagram Data Admin

Ada pula Sequence Diagram form data Admin bisa diamati pada ilustrasi

selanjutnya:

Gambar 3.10 Sequence Diagram Data Admin

(Sumber: Data Penelitian 2021)

l. Sequence Diagram Data User

Ada pula Sequence Diagram Data User bisa diamati pada ilustrasi

selanjutnya:.

Gambar 3.11 Sequence Diagram Data User

(Sumber: Data Penelitian 2021)

63

m. Class Diagram

Tujuan utama dari class diagram yakni guna menghasilkan suatu daftar kata

yang dipakai pengamat serta pemakai. Diagram kelas umumnya ialah keadaan,

gagasan ataupun rancangan yang tercantum dalam aplikasi. Misalnya, bila kamu

sedang membuat suatu aplikasi penggajian, diagram kelas bisa jadi akan berisi

kelas yang menggantikan keadaan semacam pegawai, cek, serta registrasi

pendapatan. Diagram kategori juga akan melukiskan ikatan antara kelas.

Gambar 3.12 Class Diagram

(Sumber: Data Penelitian 2021)

64

3.4.1 Desain Database

Menurut (Rosa A.S, 2013:43-44) database adalah sistem perhitungan

database management system (DBMS) merupakan sesuatu sistem yang tujuan

utamanya merupakan menjaga informasi yang telah diolah atau pun data serta

membuat data ada dikala diperlukan. Database ialah media untuk menaruh

informasi supaya bisa diakes dengan mudah serta cepat. keperluan database

dalam sistem data ialah mencakup memasukkan, menyimpan, serta mengutip

informasi, dan membuat informasi bersumber pada informasi yang sudah

disimpan. Salah satu wujud aplikasi dipakai buat menaruh, menata, serta

menunjukkan informasi.

a. Tabel Pakar

Tabel Pakar bermanfaat untuk menaruh informasi julukan, nama pengguna

serta sandi supaya admin ahli bisa masuk ke menu penting admin serta bisa

melaksanakan pengubahan informasi data.

Tabel 3.8 Tabel Pakar

Field Tipe Panjang Kunci

id_pakar Int 10 PK

Nama Varchar 50

username Varchar 50

password Text

(Sumber: Data Penelitian 2021)

65

b. Tabel Alternatif

Tabel ini berguna untuk menyimpan semua daftar alternatif dan solusi.

Tabel 3.9 Tabel Alternatif

Field Tipe Panjang Kunci

kode_alternatif Int 10 PK

nama_alternatif Text

Solusi text

tgl_alternatif Datetime

(Sumber: Data Penelitian 2021)

c. Tabel Gejala

Tabel ini berguna untuk menyimpan semua daftar gejala

Tabel 3.10 Tabel Gejala

Field Tipe Panjang Kunci

kode_gejala Int 10 PK

nama_gejala Text

tgl_gejala datetime

(Sumber: Data Penelitian 2021)

d. Tabel Relasi

Tabel Relasi bermanfaat guna informasi kepintaran atau pun wawasan.

Target diciptakan tabel ini merupakan untuk memuat kumpulan kemungkinan

kemampuan kepintaran saat menanggapi pertanyaan yang dikemukakan.

66

Tabel 3.11 Tabel Relasi

Field Tipe Panjang Kunci

id_relasi Int 10 PK

kode_gejala varchar 10 FK

jika_ya_maka varchar 10 FK

jika_tidak_maka varchar 10 FK

jika_sama_maka varchar 10 FK

tgl_Relasi datetime

(Sumber: Data Penelitian 2021)

c. Tabel User

Tabel ini berguna untuk menyimpan data user dari form pendaftaran.

Tabel 3.12 Tabel User

Field Tipe Panjang Kunci

id_user Int 10 PK

Nama Varchar 100

no_hp Varchar 16

Alamat Text

tgl_daftar Datetime

(Sumber: Data Penelitian 2021)

67

d. Tabel Diagnosis

Tabel ini bermanfaat untuk memuat informasi hasil pengamatan diagnosis

pemakai yang sudah berakhir menanggapi seluruh persoalan yang diajukan

sehingga memperoleh hasil bersumber pada persoalan yang sudah dijawab.

Tabel 3.13 Tabel Diagnosa

Field Tipe Panjang Kunci

id_diagnosis Int 10 PK

id_user Varchar 10

id_relasi Varchar 10

Jawab enum(‘’,’Ya’,’Tidak’)

tgl_diagnosis datetime

(Sumber: Data Penelitian 2021)

3.4.2 Desain Antarmuka

Desain antarmuka yakni rangkaian yang akan dipakai untuk mendefinisikan

konsep bentuk dari setiap form yang akan dipakai pada bentuk aplikasi sistem

pakar yang sesungguhnya. Selanjutnya merupakan bentuk antarmuka pada sistem

ahli diagnosis penyakit kulit pada kucing :

a. Tampilan Laman Utama Web

Laman utama web merupakan laman penting disaat mengakses website

sistem ahli penyakit kulit pada kucing.. selanjutnya adalah tampilan Halaman

utama web:

68

Gambar 3.13 Laman Utama Web

(Sumber: Data Penelitian 2021)

b. Tampilan Laman Diagnosis

Laman diagnosis akan muncul ketika pengguna setelah selesai melaksanakan

pengisian form registrasi. laman ini bermanfaat bagi pemakai untuk melaksanakan

Tanya jawab dengan sistem pakar. User akan diserahkan sebagian pertanyaan

yang wajib ditanggapi dengan opsi‘ Ya’ atau‘ Tidak’. Selanjutnya merupakan

bentuk laman diagnosis:

Gambar 3.14 Laman Form Diagnosis

(Sumber: Data Penelitian 2021)

69

Gambar 3.15 Laman Pertanyaan Diagnosis

(Sumber: Data Penelitian 2021)

Setelah user menjawab pertanyaan, maka otomatis hasil diagnosis bisa

muncul, berikut tampilan dari hasil diagnosis.

Gambar 3.16 Laman Hasil Diagnosis

(Sumber: Data Penelitian 2021)

70

c. Tampilan Laman Informasi

Laman ini berfungsi untuk melihat informasi penyakit dan solusinya.

Berikut adalah tampilan Halaman Informasi:

Gambar 3.17 Laman Informasi

(Sumber: Data Penelitian 2021)

d. Tampilan Laman Riwayat Diagnosis

Lalaman ini berfungsi untuk melihat hasil diagnosis yang sudah pernah

dilakukan oleh user. Dibawah tampilan layar bentuk riwayat diagnosis :

Gambar 3.18 Laman Halaman Riwayad Diagnosis

(Sumber: Data Penelitian 2021)

71

e. Tampilan Laman Login

Laman login berperan buat bisa masuk ke Laman Utama Admin agar bisa

menjaga serta mengubah sistem agar dapat melaksanakan diagnosis lagi.

Selanjutnya merupakan bentuk Halaman login:

Gambar 3.19 Laman Halaman Login

(Sumber: Data Penelitian 2021)

f. Tampilan Lalaman Utama Admin

Laman utama Admin merupakan laman awal kali terlihat saat admin

mengakses sistem. Menu Utama admin akan menunjukkan seluruh datayang akan

dipakai selaku pakar ataupun selaku admin. Sebagai berikut bentuk menu utama

admin:

72

Gambar 3.20 Tampilan Laman Utama Admin

(Sumber: Data Penelitian 2021)

g. Tampilan Laman Profile Admin

Laman Profile Admin yakni laman guna merubah nama dan nama penguna

admin dibawah adalah wujud menu profile admin:

Gambar 3.21 Laman Profile Admin

(Sumber: Data Penelitian 2021)

73

h. Tampilan Laman Alternatif Admin

Laman Alternatif Admin merupakan laman guna menambahkan, mengganti,

menghilangkan serta memperlihatkan informasi alternatif penyakit. Selanjutnya

merupakan wujud menu alternatif admin:

Gambar 3.22 Laman Alternatif Admin

(Sumber: Data Penelitian 2021)

Gambar 3.23 Laman Alternatif Admin Tambah dan Ubah

(Sumber: Data Penelitian 2021)

74

i. Tampilan Halaman Gejala Admin

Laman Data Gejala Admin adalah laman untuk menambah, mengganti,

menghilangkan serta menunjukkan informasi gejala. Selanjutnya merupakan

bentuk menu gejala admin:

Gambar 3.24 Laman Gejala Admin

(Sumber: Data Penelitian 2021)

Gambar 3.25 Laman Gejala Admin Tambah dan Ubah

(Sumber: Data Penelitian 2021)

75

j. Tampilan Laman Relasi Admin

Laman bagian Relasi Admin yakni laman buat menaikkan, mengganti,

menghilangkan, menunjukkan serta menata informasi kedekatan. Selanjutnya

merupakan bentuk bagian relasi admin:

Gambar 3.26 Laman Relasi Admin

(Sumber: Data Penelitian 2021)

Gambar 3.27 Laman Relasi Admin Tambah dan Ubah

(Sumber: Data Penelitian 2021)

76

k. Tampilan Laman Riwayat Diagnosis Admin

Laman bagian Riwayat Diagnosis Admin merupakan laman buat menghilangkan

serta menunjukkan informasi riwayat terakhir pengguna yang telah melaksanakan

penaksiran. Selanjutnya merupakan bentuk bagian riwayat penaksiran admin:

Gambar 3.28 Laman Riwayat Diagnosis Admin

(Sumber: Data Penelitian 2021)

l. Tampilan Laman Ubah Password Admin

Laman Ganti Password Admin merupakan laman buat mengganti password

admin. Selanjutnya merupakan bentuk menu password admin:

Gambar 3.29 Laman Ubah Password Admin

(Sumber: Data Penelitian 2021)

77

3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian

3.5.1 Lokasi.Penelitian

Tempat riset dilakukan oleh penulis dengan alamat Ruko Vivo Square Blok

C No.6 Tiban, Batam dan dokter hewan bernama Drh.Ferry Firdaus di De'chruse

pet center.

3.5.2 Jadwal.Penelitian

Riset menjalani waktu sepanjang satu semester terukur sedari bulan April

2021 hingga Agustus 2021. Sementara waktu riset disesuaikan dengan keadaani

yang sudah dipastikan sesuai Tabel dibawah.

Tabel 3.13 Jadwal Penelitian

Kegiatan

Tahun 2021

Maret

2021

April

2021

Mei

2021

Juni

2021

Juli

2021

Agustus

2021

Studi Pustaka

Pengumpulan

Data serta

Pengkajian

Perancangan

Sistem

Pembentukan

Program

Pengetesan

Sistem

Pencatatan

Laporan

(Sumber: Data Penelitian 2021)