paper penyakit strok

27
PENYAKIT STROKE 1. Pengertian Penyakit Stroke Stroke dalam bahasa Inggrisnya stroke, cerebrovascular accident, CVA adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba- tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia yang dapat merusak atau mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan tersebut. Menurut WHO, stroke adalah tanda-tanda klinis mengenai gangguan fungsi serebral secara fokal ataupun global yang berkembang dengan cepat dengan gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau mengarah ke kematian tanpa penyebab yang kelihatan, selain tanda- tanda yang berkenaan dengan aliran darah di otak. Sedangkan Menurut Neil F Gordon, stroke adalah gangguan potensial yang fatal pada suplai darah bagian otak. Tidak ada satupun bagian tubuh manusia yang dapat bertahan bila terdapat gangguan suplai darah dalam waktu relatif lama sebab darah sangat dibutuhkan dalam kehidupan terutama oksigen pengangkut bahan makanan yang dibutuhkan pada otak dan otak dalah pusat kontrol sistem tubuh termasuk perintah dari semua gerakan fisik. Penyakit stroke ialah suatu kondisi yg terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Di dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak. Jika

Transcript of paper penyakit strok

PENYAKIT STROKE

1. Pengertian Penyakit Stroke

Stroke dalam bahasa Inggrisnya stroke,cerebrovascular accident, CVA adalah suatu kondisi yangterjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya alirandarah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia yang dapatmerusak atau mematikan sel-sel saraf di otak. Kematianjaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yangdikendalikan oleh jaringan tersebut.

Menurut WHO, stroke adalah tanda-tanda klinismengenai gangguan fungsi serebral secara fokal ataupunglobal yang berkembang dengan cepat dengan gejala yangberlangsung selama 24 jam atau lebih atau mengarah kekematian tanpa penyebab yang kelihatan, selain tanda-tanda yang berkenaan dengan aliran darah di otak.Sedangkan Menurut Neil F Gordon, stroke adalah gangguanpotensial yang fatal pada suplai darah bagian otak. Tidakada satupun bagian tubuh manusia yang dapat bertahan bilaterdapat gangguan suplai darah dalam waktu relatif lamasebab darah sangat dibutuhkan dalam kehidupan terutamaoksigen pengangkut bahan makanan yang dibutuhkan padaotak dan otak dalah pusat kontrol sistem tubuh termasukperintah dari semua gerakan fisik.

Penyakit stroke ialah suatu kondisi yg terjadiketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tibaterganggu. Di dalam jaringan otak, kurangnya aliran darahmenyebabkan serangkaian reaksi biokimia yang dapatmerusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak. Jika

otak telah terganggu maka otomatis seluruh anggota tubuhakan sulit untuk berfungsi dan salah satunya akanmengakibatkan penyakit stroke karena tidak ada rangsangandari otak untuk menggerakan anggota tubuh kita. 

Stroke dengan defisit neurologik yang terjadi tiba-tiba dapat disebabkan oleh iskemia atau perdarahan otak.Stroke iskemik disebabkan oleh oklusi fokal pembuluhdarah otak yang menyebabkan turunnya suplai oksigen danglukosa ke bagian otak yang mengalami oklusi (Hacke,2003). Munculnya tanda dan gejala fokal atau global padastroke disebabkan oleh penurunan aliran darah otak.Oklusi dapat berupa trombus, embolus, atau tromboembolusmenyebabkan hipoksia sampai anoksia pada salah satudaerah percabangan pembuluh darah di otak tersebut.Stroke hemoragik dapat berupa perdarahan intraserebralatau perdarahan subrakhnoid (Bruno et al., 2000).

2. Klasifikasi Stroke

Ada dua jenis utama stroke:

a. Stroke iskemik (non perdarahan)

Stroke iskemik terjadi bila pembuluh darah yangmemasok darah ke otak tersumbat. Jenis stroke iniyang paling umum (hampir 90% stroke adalah iskemik).Kondisi yang mendasari stroke iskemik adalahpenumpukan lemak yang melapisi dinding pembuluh darahyang disebut aterosklerosis. Kolesterol,homocisteine dan zat lainnya dapat melekat padadinding arteri, membentuk zat lengket yang disebutplak. Seiring waktu plak menumpuk, hal ini seringmembuat darah sulit mengalir dengan baik danmenyebabkan bekuan darah (trombus).

Stroke iskemik dibedakan berdasarkan penyebabsumbatan arteri:

- Stroke trombotik, yaitu sumbatan disebabkan trombusyang berkembang di dalam arteri otak yang sudahsangat sempit.

- Stroke embolik, yaitu sumbatan disebabkan trombus,gelembung udara atau pecahan lemak (emboli) yangterbentuk di bagian tubuh lain seperti jantung danpembuluh aorta di dada dan leher yang terbawaaliran darah ke otak. Kelainan jantung yang disebutfibrilasi atrium dapat menciptakan kondisi dimana

trombus yang terbentuk di jantung terpompa danberedar menuju otak.

b. Stroke hemoragik (perdarahan)

Stroke hemoragik disebabkan oleh pembuluh darahyang bocor atau pecah di dalam atau di sekitar otaksehingga menghentikan suplai darah ke jaringan otakyang dituju. Selain itu, darah membanjiri danmemampatkan jaringan otak sekitarnya sehinggamengganggu atau mematikan fungsinya.

Ada dua jenis stroke hemoragik, yaitu:

- Perdarahan intraserebral adalah perdarahan didalam otak yang disebabkan oleh trauma (cederaotak) atau kelainan pembuluh darah (aneurismaatau angioma). Jika tidak disebabkan oleh salahsatu kondisi tersebut, paling sering disebabkanoleh tekanan darah tinggi kronis.Perdarahan intraserebral menyumbang sekitar 10%dari semua stroke, tetapi memiliki persentasetertinggi penyebab kematian akibat stroke.

- Perdarahan subrachnoid adalah perdarahan dalamruang subrachnoid, ruang di antara lapisan dalam(Pia mater) dan lapisan tengah (arachnoid mater)dari jaringan selaput otak (meninges). Penyebabpaling umum adalah pecahnya tonjolan (aneurisma)dalam arteri. Perdarahan subarachnoid adalahkedaruratan medis serius yang dapat menyebabkancacat permanen atau kematian. Stroke ini jugasatu-satunya jenis stroke yang lebih seringterjadi pada wanita dibandingkan pada pria.

3. Epidemiologi Penyaki Stroke

Epidemiologi stroke mempelajari tentang distribusistroke meliputi insiden, prevalensi dan hal hal yangmenjadi perhatian khusus seperti tingkatkematian/kecacatan yang tinggi, dan mempelajari jugatentang determinan stroke meliputi kondisi predisposisidan faktor-faktor risiko.

a. Frekuensi

Stroke merupakan penyebab ketiga angka kematian didunia dan penyebab pertama kecacatan. Angka morbiditaslebih berat dan angka mortalitas lebih tinggi padastroke hemoragik dibandingkan dengan stroke iskemik.Hanya 20% pasien yang dapat kembali melakukan kegiatan.Angka mortalitas dalam bulan pertama pada strokehemoragik mencapai 40-80%, dan 50% kematian terjadidalam 48 jam pertama (Nassisi, 2009).

Prevalensi (angka kejadian) stroke di Indonesiaberdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun2011 adalah delapan per seribu penduduk atau 0,8 %.Sebagai perbandingan, prevalensi stroke di AmerikaSerikat adalah 3,4 % per 100 ribu penduduk, diSingapura 55 per 100 ribu penduduk dan di Thailand 11per 100 ribu penduduk. Dari jumlah total penderitastroke di Indonesia, sekitar 2,5 % atau 250 ribu orangmeninggal dunia dan sisanya cacat ringan maupun berat.Pada 2020 mendatang diperkirakan 7,6 juta orang akanmeninggal karena stroke.

Menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki),terdapat kecenderungan meningkatnya jumlah penyandangstroke di Indonesia dalam dasawarsa terakhir.Kecenderungannya menyerang generasi muda yang masih

produktif. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnyatingkat produktifitas serta dapat mengakibatkanterganggunya sosial ekonomi keluarga. Tidak dapatdipungkiri bahwa peningkatan jumlah penderita stroke diIndonesia identik dengan wabah kegemukan akibat polamakan kaya lemak atau kolesterol yang melanda diseluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.

b. Distribusi Person (orang)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakitstroke dilihat dari segi person (orang), yaitu:1. Usia. Kemunduran sistem pembuluh darah meningkat

seiring dengan bertambahnya usia hingga makinbertambah usia makin tinggi kemungkinan mendapatstroke. Dalam statistik faktor ini menjadi 2 kalilipat setelah usia 55 tahun.

2. Jenis kelamin. Stroke diketahui lebih banyak laki-laki dibanding perempuan. Kecuali umur 35-44 tahundan diatas 85 tahun, lebih banyak dideritaperempuan. Hal ini diperkirakan karena pemakaianobat-obat kontrasepsi dan usia harapan hidupperempuan yang lebih tinggi dibanding laki-laki.

3. Faktor genetik. Riwayat stroke pada orang tua akanmeningkatkan risiko stroke. Peningkatan risikostroke ini dapat diperantarai oleh beberapamekanisme, yaitu: penurunan genetis faktor risikostroke, penurunan kepekaan terhadap faktor risikostroke, pengaruh keluarga pada pola hidup danpaparan lingkungan, interaksi antara faktorgenetik dan lingkungan. Penelitian pada anak

kembar memperlihatkan peran faktor genetik padarisiko stroke.

Time (waktu)Penyakit stroke dapat terjadi kapan saja, selama

faktor resiko seperti tekanan darah tinggi, kadarkolestrol dalam tubuh meningkat, dan terjadinyakematian jaringan otak yang disebabkan berkurangnyaaliran darah dan oksigen ke otak. Place (tempat)Penyakit stroke banyak terjadi di Negara maju,

akan tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi diNegara berkembang. Hal ini disebabkan pada gayahidup yang tinggal pada Negara-negara maju, sepertiinsiden stroke di Amerika Serikat lebih kurang700.000 pertahun dan merupakan penyebab kematianketiga setelah penyakit jantung koroner serta kanker(Roger P. Simon, et al. 2009).

c. DeterminanDeterminan atau faktor yang menyebabkan penyakit

stroke sebagian besar terjadi akibat kombinasifaktor penyebab medis dan faktor perilaku, yaitu:1. Tekanan darah tingi. Berdasarkan hasil

perhitungan, hipertensi merupakan faktor risikoterbesar infark otak, baik untuk pria maupunwanita. Menurut perhitungan statistik denganvariabel umur, ternyata hipertensi dan normotensimempunyai risiko stroke sebesar 3 berbanding 1untuk pria dan 2,9 berbanding 1 untuk wanita.Artinya dengan faktor risiko hipertensi ditambahumur lanjut, kejadian stroke untuk pria 3 kalidan wanita 2,9 kali lebih sering dibandingkan

mereka yang berusia lanjut dengan tekanan darahnormal.

2. Diabetes. Penderita diabetes cenderung menderitaartherosklerosis dan meningkatkan terjadinyahipertensi, kegemukan, dan kenaikan lemak darah.Kombinasi hipertensi dan diabetes sangatmenaikkan komplikasi diabetes, termasuk stroke.Pengendalian diabetes sangat menurunkanterjadinya stroke.

3. Kadar kolestrol darah. Kadar kolestrol yangtinggi dalam darah dapat menjadi masalah pemicuterjadinya kolestrol. Semakin tinggi kolestrolmaka semakin besar kemungkinan kolestrol tersebuttertimbun pada dinding pembuluh darah. Hal inimenyebabkan pembuluh darah semakin sempitsehingga mengganggu suplai darah ke otak yangdisebut stroke iskemik.

4. Merokok. Merokok merupakan faktor risiko kuatterjadinya infark miokard dan kematian mendadak.Merokok meningkatkan risiko stroke trombotik danperdarahan subrakhnoid. Risiko relatif perdarahansubrakhnoid pada perokok dibandingkan bukanperokok sebesar 2,7 % pada laki laki dan 3,0 %pada wanita. Para peneliti mengemukakan hipotesismerokok akan meningkatkan tekanan darah secaratemporer yang bereaksi bersama-sama efekmetastase empiema.

5. Konsumsi alkohol. Alkohol dapat meningkatkanresiko stroke jika dikonsumsi dalam jumlahberlebih, dan dalam jumlah sedikit dapatmengurangi resiko astroke (Pearso, 1994). Akan

tetapi kebiasaan mengkonsumsi alkohol dalamjumlah banyak dapat menjadi salah satu pemicufaktor resiko untuk terjadinya hipertensi, yangmemberikan sumbangan faktor resiko pada stroke.

6. Stress. Dalam hubungannya dengan kejadian stroke,keadaan stress dapat memproduksi hormon kortisoldan adrenalin yang berkonstribusi pada prosesaterosklerosis. Hal ini disebabkan oleh keduahormon tadi meningkatkan jumlah trombosit danproduksi kolesterol. Kartisol dan adrenalin jugadapat merusak sel yang melapisi arteri sehinggalebih muda bagi jaringan lemak untuk tertimbundidalam dinding arteri (Patel, 1995).

4. Faktor Risiko Penyakit Stroke

Sebagian faktor risiko dapat dikendalikan ataudihilangkan sama sekali baik dengan cara medis,misalnya minum obat tertentu atau dengan cara nonmedis,misalnya perubahan gaya hidup. Diperkirakan bahwahampir 85% dari semua stroke dapat dicegah denganmengendalikan faktor-faktor risiko yang dapatdimodifikasi tersebut. Namun, terdapat sejumlah faktorrisiko yang tidak dapat diubah. Faktor risiko yangtidak dapat dimodifikasi mencakup penuaan,kecenderungan genetis dan suku bangsa.

Dari penelitian epidemiologi telah dibuktikan bahwasejumlah faktor risiko stroke diketahui mempunyaihubungan yang erat dengan timbulnya manifestasipenyakit. Faktor risiko penyakit stroke terbagi menjadi2 yaitu:

1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah/dikontrol

UmurKemunduran sistem pembuluh darah meningkat

seiring dengan bertambahnya usia hingga makinbertambah usia makin tinggi kemungkinan mendapatstroke. Dalam statistik faktor ini menjadi 2 kalilipat setelah usia 55 tahun. Menurut hasilpenelitian Framingham studi menunjukkan resikostroke meningkat sebesar 20%, 32%, 83% padakelompok umur 40-55, 55-64, 65-74 tahun(wahjoepramono, 2005).

Jenis KelaminStroke diketahui lebih banyak laki-laki

dibanding perempuan. Akan tetapi, karenapemakaian alat kontrasepsi dan usia harapan hidupwanita lebih tinggi daripada laki-laki, makatidak jarang pada studi-studi tentang strokelebih banyak penderitanya adalah perempuan.

RasOrang kulit hitam, Hispanik Amerika, Cina, dan

Jepang memiliki insiden stroke yang lebih tinggidibandingkan dengan orang kulit putih. DiIndonesia sendiri, suku Batak dan Padang lebihrentan terkena stroke dibandingkan dengan sukuJawa. Hal ini disebabkan oleh pula makan danjenis makanan yang lebih banyak mengandungkolestrol (Depkes, 2007).

Faktor genetikRiwayat stroke pada orang tua akan meningkatkan

risiko stroke. Peningkatan risiko stroke inidapat diperantarai oleh beberapa mekanisme,yaitu: penurunan genetis faktor risiko stroke,

penurunan kepekaan terhadap faktor risiko stroke,pengaruh keluarga pada pola hidup dan paparanlingkungan, interaksi antara faktor genetik danlingkungan. Penelitian pada anak kembarmemperlihatkan peran faktor genetik pada risikostroke.

2. Faktor risiko yang dapat diubahBanyak data menunjukkan bahwa penderita stroke

yang pertama kali menunjukkan angka penurunanterjadinya stroke setelah penanggulangan faktorresikonya, terutama mengatasi faktor resikoartherosklerosis. Hipertensi atau tekanan darah tinggi

Hipertensi adalah faktor risiko utama stroke.Hasil dari 28 Rumah Sakit, hipertensi sebesar73,9%. Dari studi Framingham, dengan analisaregresi multivariat, dikategorikan hipertensibila tekanan darah lebih besar atau sama dengan160/95 mmHg, normotensi jika tekanan darah kurangatau sama dengan 140/90 mmHg, sedangkan tekanandarah antara 140/90 mmHg - 160/95 mmHg termasukborderline atau hipertensi ringan. Berdasarkan

hasil perhitungan, hipertensi merupakan faktorrisiko terbesar infark otak, baik untuk priamaupun wanita. Menurut perhitungan statistikdengan variabel umur, ternyata hipertensi dannormotensi mempunyai risiko stroke sebesar 3berbanding 1 untuk pria dan 2,9 berbanding 1untuk wanita. Artinya dengan faktor risikohipertensi ditambah umur lanjut, kejadian strokeuntuk pria 3 kali dan wanita 2,9 kali lebihsering dibandingkan mereka yang berusia lanjutdengan tekanan darah normal. Hasil analisalanjutan studi Framingham, hipertensi, baikhipertensi sistolik maupun diastolik, mempunyairisiko yang sama kejadian stroke. Sedangkan untuktekanan darah borderline, kecenderungan penyakitjantung koroner lebih sering terjadi.

DiabetesDiabetes telah diketahui dapat meningkatkan

kemungkinan terjadinya aterosklerosis pada arterikoroner, arteri femoral dan arteri serebral.Survei pada pasien stroke dan hasil studiprospektif memastikan bahwa terjadi peningkatanstroke pada penderita diabetes melitus. Penderitadiabetes cenderung menderita artherosklerosis danmeningkatkan terjadinya hipertensi, kegemukan,dan kenaikan lemak darah. Kombinasi hipertensidan diabetes sangat menaikkan komplikasi diabetestermasuk stroke.

Di Amerika Serikat, pada periode tahun 1976sampai dengan 1980, didapatkan riwayat diabetesmellitus 2,5 sampai 4 kali lebih besar pada

penderita stroke dibandingkan pada orang dengantoleransi glukosa normal. Pada penelitian kohortdi Rancho Bernando, risiko relatif tetap sebesar1,8 kali pada laki-laki dan 2,2 kali pada wanitameskipun telah dimasukkan variabel faktor risikolainnya pada analisa statistiknya. Para pakarkedokteran sepakat, apabila gula darah di atas150 mg/100 ml akan terjadi infark otakaterotrombotik pada wanita yang lebih seringdibandingkan laki-laki dan merupakan faktorrisiko independen peningkatan kejadian strokewanita usia lanjut.

Penyakit jantung Penyakit atau kelainan pada jantung dapat

mengakibatkan iskemia otak. Hal ini disebabkanoleh denyut jantung yang tidak teratur dan tidakefisien menurunkan total curah jantung yangmengakibatkan aliran darah di otak berkurang(iskemik). Selain itu juga dengan adanya penyakitatau kelainan pada jantung dapat terjadipelepasaan embolus (keping darah) yang kemudiandapat menyumbat pembuluh darah otak. Hal inidisebut dengan stroke iskemik akibat trombosis.

Seseorang dengan penyakit atau kelainan padajantung mendapatkan resiko untuk terkena strokelebih tinggi 3 kali lipat daripada orang yangtidak memiliki penyakit atau kelainan jantung(Hull, 1993).

Kadar kolesterol darahKadar kolestrol yang tinggi dalam darah dapat

menjadi masalah pemicu terjadinya kolestrol.

Semakin tinggi kolestrol maka semakin besarkemungkinan kolestrol tersebut tertimbun padadinding pembuluh darah. Hal ini menyebabkanpembuluh darah semakin sempit sehingga mengganggusuplai darah ke otak yang disebut stroke iskemik.Hasil penelitian menunjukkan angka strokemeningkat pada pasien dengan kadar kolesteroldiatas 240mg%. Setiap kenaikan 38,7 mg% menaikkanangka stroke 25%. Sedangkan kenaikan HDL 1 mmol(38,7 mg%) menurunkan terjadinya stroke setinggi47%.

Penyempitan pembuluh darah carotisPembuluh darah carotis berasal dari pembuluhdarah jantung yang menuju ke otak dan dapatdiraba pada leher. Penyempitan pembuluh darah inikadang-kadang tak menimbulkan gejala dan hanyadiketahui dengan pemeriksaan. Penyempitan > 50%ditemukan pada 7% pasien laki-laki dan 5% padaperempuan pada umur diatas 65 tahun. Pemberianobat-obat aspirin dapat mengurangi terjadinyastroke, namun pada beberapa pasien dianjurkandikerjakan carotid endarterectomy.

Obesitas Obesitas merupakan kelebihan berat badan 20%

dari berat badan idealnya, keadaan obesitasberhubungan dengan tingginya tekanan darah dankadar gula darah (Pearson, 1994). Jika seseorangmemiliki berat badan yang berlebih, maka jantungbekerja lebih keras untuk memompa darah keseluruhtubuh, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah(Patel, 1995). Obesitas juga dapat mempercepat

terjadinya proses ateroklerosis pada remaja dandewasa muda (Madiyono, 2003

Kadar gula darah Kadar gula darah normal (< 20 ml/dl), dan ini

akan cenderung meningkat setelah usia 50 tahunsecara perlahan tapi pasti terutama pada orang-orang yang tidak aktif. Keadaan hiperglikemi ataukadar gula dalam darah yang tinggi danberlangsung kronis memberikan dampak yang tidakbaik pada jaringan tubuh, salah satunya adalahmempercepat terjadinya atherosklorosis baik padapembuluh darah kecil maupun pembuluh darah besartermasuk pembuluh darah yang mensuplai darah keotak (Hull, 1993). Keadaan pembuluh otak yangsudah mengalami atherosklorosis sangat beresikountuk mengalami sumbatan maupun pecahnya pembuluhdarah yang mengakibatkan timbulnya seranganstroke.

MerokokPenelitian menunjukkan bahwa merokok merupakan

faktor resiko terjadinya stroke, terutama dalamkombinasi dengan faktor resiko yang lain.Misalnya, pada kombinasi merokok dan pemakaianobat kontrasepsi. Hal ini juga ditunjukkan padaperokok pasif. Merokok meningkatkan terjadinyathombus karena terjadinya artherosklerosis.

Merokok merupakan faktor risiko kuat terjadinyainfark miokard dan kematian mendadak. Merokokmeningkatkan risiko stroke trombotik danperdarahan subrakhnoid juga sudah diterima secaraluas. Risiko relatif perdarahan subrakhnoid pada

perokok dibandingkan bukan perokok sebesar 2,7pada laki laki dan 3,0 pada wanita. Para penelitimengemukakan hipotesis merokok akan meningkatkantekanan darah secara temporer yang bereaksibersama-sama efek metastase empiema. Hipotesa iniyang diduga bertanggung jawab pada perdarahansubarakhnoid dari aneurisma serebral. Untukperdarahan intraserebral, merokok juga secarabermakna memberikan risiko relatif yang cukupbesar yaitu sebesar 2,5 kali dibanding pada yangbukan perokok. Hasil analisis dari 32 studiterpisah, menyimpulkan bahwa merokok bermaknasebagai kontributor untuk insiden stroke padapria maupun wanita di semua tingkatan umur. Darihasil di 28 rumah sakit di Indonesia, merokokdidapatkan cukup tinggi yaitu sebesar 20,45%.

Kebiasaan menkonsumsi alkoholPeran alkohol dalam sumbangannya sebagai faktor

resiko stroke tergantung pada dosis yangdikonsumsi. Alkohol dapat meningkatkan resikostroke jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih, dandalam jumlah sedikit dapat mengurangi resikoastroke (Pearso, 1994). Akan tetapi kebiasaanmengkonsumsi alkohol dalam jumlah banyak dapatmenjadi salah satu pemicu faktor resiko untukterjadinya hipertensi, yang memberikan sumbanganfaktor resiko pada stroke. Dalam sebuahpengamatan diperoleh data bahwa konsumsi 3 gelasalkohol per hari akan meningkatkan resiko strokehemoragik, yaitu perdarahan intraserebral hingga7 kali lipat (Wajhoepramono, 2005).

Aktivitas fisik Aktivitas fisik sangat berhubungan dengan

faktor resiko stroke, yaitu hipertensi danasterosklerosis. Seseorang yang sering melakukanaktivitas fisik, minimal 3-5 kali dalam seminggudengan lama waktu minimal 30-60 menit dapatmenurunkan resiko untuk terkena penyakit yangberhubungan denagn pembuluh darah, seperti stroke(Depkes, 2007). Hal ini disebabkan oleh aktivitasfisik yang dapat membuat lumen pembuluh darahmenjadi lebih lebar. Oleh karena itu, darah dapatmelalui pembuluh darah dengan lebih lancar tanpamembuat jantung memompa darah lebih kuat.

Stress Stress mungkin bukan merupakan faktor resiko

terjadinya stroke, akan tetapi stress dapatmengakibatkan hati memproduksi lebih banyakradikal bebas, menurunkan imunitas tubuh, danmengganggu funsi hormonal (Junaidi, 2004). Dalamhubungannya dengan kejadian stroke, keadaanstress dapat memproduksi hormon kortisol danadrenalin yang berkonstribusi pada prosesaterosklerosis. Hal ini disebabkan oleh keduahormon tadi meningkatkan jumlah trombosit danproduksi kolesterol. Kartisol dan adrenalin jugadapat merusak sel yang melapisi arteri sehinggalebih muda bagi jaringan lemak untuk tertimbundidalam dinding arteri (Patel, 1995).

5. Ciri khas Penyakit Stroke

Gejala stroke yang masih dalam tahap ringan miripdengan gejala stroke biasa. Berikut beberapa gejala

penyakit stroke yang mesti diwapadai dan hal ini jugabergantung pada sistem peredaran darah dan otak yangterkena penyakit stroke tersebut:

1. Terdapat gangguan penglihatan disalah satu mata ataukeduanya, termasuk juga gangguan penglihatan gandadan bisa terjadi buta sementara.

2. Lemah, pusing, dan sering bingung3. Mengalami kesulitan dalam berbicara, mencakup juga

berbicara dengan intonasi yang kacau.4. Tidak mampu berjalan atau ataxia5. Mengalami hilang ingatan sebaagian atau tiba-tiba

hilang kesadaran6. Mengalami kesulitan koordinasi antara tangan dan

lengan7. Pada satu sisi tubuh mengalami lemah dan kelumpuhan.

6. Riwayat Alamiah Penyakit

Masing-masing penyakit memiliki perjalananalamiahnya sendiri jika tidak diganggu denganintervensi medis atau jika penyakit dibiarkan sampaimelengkapi perjalanannya. Proses suatu penyakit dimulaidari seseorang yang rentan penyakit dan diserang olehagen patogenik yang cukup virulen untuk menimbulkanpenyakit, perjalanan alami penyakit ini juga disebutdengan riwayat alamiah penyakit (Timmreck, 2009).

a. Tahap peka atau pre pathogenesisTahap Pre pathogenesis meliputi orang-orang yang

sehat, tetapi mempunyai faktor resiko ataupredisposisi untuk terkena penyakit Stroke. Faktor-faktor resiko dari penyakit tersebut adalah usia danjenis kelamin, genetika, ras, mendengkur dan sleep

apnea, inaktivitas fisik, hipertensi, merokok,diabetes militus, penyakit jantung,arteriosklerosis, dislipidemi, alcohol dan narkoba,kontrasepsi oral, serta obesitas (Dewanto, 2009).

b. Tahap pragejala atau sub-klinisPada tahap ini telah terjadi infeksi, tetapi

belum menunjukkan gejala dan masih belum terjadigangguan fungsi organ. Pada penyakit non-infeksimerupakan periode terjadinya perubahan anatomi danhistology, misalnya terjadinya aterosklerotik padapembuluh darah koroner yang mengakibatkanpenyempitan pembuluh darah. Pada tahap ini sulituntuk diagnosis secara klinis (Budiarto, 2001).Aterosklerosis adalah penyakit yang merupakan dasarserangan jantung (infark miokard) dan stroke(thrombosis serebri). Arterosklerosis ditandaidengan penebalan berupa bercak daru intima yangmengandung endapan lipid intrasel dan ekstrasel.

c. Tahap klinis (stage of clinical disease)Tahap klinis merupakan kondisi ketika telah

terjadi perubahan fungsi organ yang terkena danmenimbulkan gejala. Tahap klinis pada penyakitStroke tergantung pada neuro anatomi danvaskularisasinya.

Gejala klinis dan deficit neurologik yangditemukan berguna menilai lokasi iskemi(Dewanto, 2009). Gangguan peredaran daraharteri serebri anterior menyebabkan hemiparesisdan hemihipestesis kontralateral yang terutamamelibatkan tungkai. Gangguan peredaran daraharteri serebri media menyebabkan hemiparesis

dan hemihipestisi kontralateral yang terutamamengenai lengan disertai dengan gangguan fungsiluhur berupa afasia (bila mengenai area otakdominan) atau hemispatial neglect (bilamengenai area otak nondominan).

Gangguan peredaran darah arteri serebriprosterior menimbulkan menianopsi homonym ataukuadrantanopsi kontralateral tanpa disertaigangguan motorik maupun sensorik. Gangguan dayaingat terjadi apabila terjadi infark pada lobustemporaliss medial. Aleksia tanpa agrafiatimbul bila infark terjadi pada korteks visualdominan dan splenium korpus kalosum. Agnosiadan porosopagnosia (ketidak mampuan mengenaliwajah) timbul akibat infark pada korteksrooksipitalis inferior.

Gangguan peredaran darah batang otakmenyebabkan gangguan saraf kranial sepertidisartri, diplopi dan vertigo; gangguanserebral, seperti ataksia atau hilangkeseimbangan; atau penurunan kesadaran. Infarklekunar merupakan infark kecil dengan klinisgangguan mumi motorik atau sensorik tanpadisertai gangguan fungsi luhur (Dewanto, 2009).

d. Tahap penyakit lanjut atau ketidakmampuanApabila penyakit makin bertambah hebat penyakit

masuk dalam tahap penyakit lanjut. Pada tahap inipenderita tidak dapat lagi melakukan pekerjaan danjika datang berobat, umumnya telah memerlukanperawatan (Effendy, 1998).

Salah satu aspek yang tidak menguntungkan danmenghancurkan dari beberapa penyakit akut dan kronisadalah hasil akhir yang berupa kecacatan atauketidakmampuan. Pada stroke dapat menyebabkanpenderitanya menjadi lumpuh (Timmreck, 2005).

e. Tahap terminal (akhir penyakit)Kecacatan pada stroke umumnya dinilai dengan

kemampuan pasien untuk melanjutkan fungsinyakembali, seperti sebelum sakit dan kemampuan pasienuntuk mandiri. Salah satu skala ukur yang palingsering dipakai untuk menggambarkan kecacatan akibatstroke adalah skala raknin, yaitu:

Tidak ada distabilitas yang signifikan, dapatmelakukan tugas harian seperti biasa.

Distabilitas ringan, tidak dapat melakukanbeberapa aktivitas seperti sebelum sakit, namundapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpabentuan.

Distabilitas sedang berat, tidak dapat berjalantanpa bantuan dan tidak dapat memenuhikebutuhannya sendiri tanpa bantuan.

Distabilitas berat, di tempat tidur,inkontinisia, memerlukan perawatan danperhatian (Pinzon, 2010).

7. Pencegahan Penyakit StokeAdapun lima tahap pencegahan yang dapat kita

lakukan untuk mencegah terjadinya penyakit strokeyaitu:1. Health promotion (mempertinggi nilai kesehatan)

Health Promotion yaitu usaha yang merupakanpelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada

umumnya. Dalam mencegah penyakit stroke usahatersebut dapat dilakukan dengan upaya “3M”, yaitu:- Menghindari: rokok, stress mental, minum kopi

dan alkohol, kegemukan, dan golongan obat-obatan yang dapat mempengaruhi serebrovaskuler(amfetamin, kokain, dan sejenisnya)

- Mengurangi: asupan lemak, kalori, garam, dankolesterol yang berlebih

- Mengontrol atau mengendalikan: hipertensi,diabetes mellitus, penyakit jantung danaterosklerosis, kadar lemak darah, konsumsimakanan seimbang, serta olah raga teratur 3-4kali seminggu.

2. Specific protection (memberikan perlindungan khususterhadap suatu penyakit)

Usaha ini merupakan tindakan terhadap pencegahanpenyakit-penyakit tertentu, contohnya dengankonsumsi garam rendah sodium dan diet lemak yangdapat mengurangi risiko tekanan darah tinggiyang mengakibatkan stroke. Selain itu, konsumsibuah, sayuran dan gandum sangat bermanfaat mencegahstroke (Hendrahadi, 2008).

3. Early diagnosis & prompt treatment (diagnosis dinidan pengobatan tepat)

Diagnosa dini dan pengobatan tepat merupakanprogram penemuan penderita melalui survey padakelompok masyarakat yang beresiko atau populasiumum. Kegiatan diagnosis dini dan pengobatan tepatini seperti:

Waspadai gangguan irama jantung (attrialfibrillation). Detak jantung yang tidak

wajar menunjukkan ada perubahan fungsi jantungyang mengakibatkan darah terkumpul danmenggumpal di dalam jantung. Detak jantung inimampu menggerakkan gumpalan darah sehinggamasuk pada aliran darah, yang mengakibatkanstroke. Gangguan irama jantung dapat dideteksidengan menilai detak nadi.

Waspadai gangguan sirkulasi darah. Strokeberkaitan dengan jantung, pembuluh arteri danvena. Tiga bagian ini penting bagi sirkulasidarah keseluruh tubuh, termasuk dari jantungkeotak. Ketika ada tumpukan lemak yangmenghambat aliran, maka risiko strokemeningkat. Masalah ini dapat diobati denganobat, bisa juga dengan operasi yang mampumengatasi hambatan di pembuluh arteri, sepertitumpukan lemak.

4. Disability limitation (membatasi kemungkinan cacat)Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk

mengilangkan gangguan kemampuan bekerja yangdiakibatkan sesuai penyakit, dengan:

Pencegahan penyakit stroke, dapat kita lakukandengan upaya menerapkan pola hidup sehat,berolahraga teratur, dan sebaginya.

Rutin memeriksa tekanan darah. Tingkat tekanandarah adalah faktor paling dominan pada semuajenis stroke. Makin tinggi tekanan darah makinbesar risiko terkena stroke.

Periksa kadar kolesterol dalam tubuh.Mengetahui tingkat kolesterol dapat

meningkatkan kewaspadaan stroke. Kolesteroltinggi mengarah pada risiko stroke.

Kontrol kadar gula darah. 5. Rehabilitasi

Rehabilítasí stroke merupakan sebuah programkomprehensíf yang terkoordínasí antara medís danrehabílítasí dengan tujuan mengoptímalkan danmernodifikasi kemampuan fungsíonal yang ada.Gejala sísa fungsíonal yang dísebabkan karenadensimotorik merupakan fokus utama programrehabílitasí stroke. Program rehabílítasí strokesendírí telah terbukti dapat mengoptímalkanpemulíhan sehingga penyandang stroke mendapatkeluaran fungsíonal dan kualitas hídup yang lebíhbaík (Widiyanto, 2009).

Salah satu program rehabílítasí yang seringdipergunakan untuk mengembalíkan fungsí karenadefisit motorik adalah program latíhan gerak.Dalam tekník ini dílakukan latíhan fungsíonal danídentífíkasí kunci utama tugas-tugas motorik.Setiap tugas motorik dianalisis, ditentukankomponen-komponen yang tidak dapat dilakukan,melatih penderita untuk hal-hal tersebut sertamemastikan latihan ini dilakukan pada aktivitassehari-hari pasien. Latihan motorik harusdílakukan dalam bentuk aktivitas fungsíonalkarena tujuan dari rehabílítasi tídak hanyasekedar mengembalíkan suatu pergerakan akantetapi mengembalíkan fungsi (Widiyanto, 2009).

8. Cureent issue

Smoking as a Risk Factor for Stroke in WomenCompared With Men: A Systematic Review andMeta-analysis of 81 Cohorts, Including 3 980359 Individuals and 42 401 Strokes.“Sanne A.E. Peters, Rachel R. Huxley and MarkWoodward”

Saat ini diketahui apakah risiko kelebihanstroke dari merokok sama untuk perempuan danlaki-laki. Penelitian ini melakukan kajiansistematis dan meta-analisis untukmemperkirakan efek dari merokok pada strokepada wanita dibandingkan dengan laki-laki.

Hasi dari penelitian diatas adalahdibandingkan dengan bukan perokok, risikokelebihan stroke sama besar di antara perempuanyang merokok dibandingkan dengan laki-laki yangmerokok.

Gambaran Status Fungsional Pasien Stroke SaatMasuk Ruang Rawat Inap Rsud Arifin AchmadPekanbaru.“Fitri Rachmawati1, Wasisto Utom, Fathra AnnisNauli”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuigambaran karakteristik dan status fungsionalpasien stroke saat masuk ruang rawat inap RSUDArifin Achmad Pekanbaru, sehingga dapatdijadikan sebagai acuan dalam menentukantindakan yang tepat dan perawatan yang spesifikuntuk diberikan kepada pasien.

Hasil penelitian yang telah dilakukan olehpeneliti tentang gambaran status fungsional

pasien stroke saat masuk ruang rawat inap RSUDArifin Achmad Pekanbaru dapat disimpulkan bahwasebagian besar responden berada pada usiadewasatua (46-65 tahun) dengan jumlah 29 orangresponden (58.0%), mayoritas berjenis kelaminlaki-laki sebanyak 27 orang responden (54.0%),faktor resiko terbanyak disebabkan olehkolesterol sebanyak 20 orang responden (40.0%),mayoritas jenis stroke yang sering terjadiadalah stroke iskemik sebanyak 28 orangresponden (56.0%) dan sebagian besar statusfungsional responden saat masuk ruang rawatinap adalah dependent total sebanyak 39 orangresponden (78.0%).

Tugas

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

“Artikel Penyakit Stroke”

Oleh kelompok IV :

MUH.IKBAL F1D2 11048

NUR ASRI F1D2 11055

ISKANDAR SUMARTO F1D2 11065

HASAN F1D2 11066

WA ODE IRMA F1D2 11068

WA ODE HASNAWATI F1D2 11080

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2013