Pencegahan Penyakit yang Berkaitan dengan KIA

37

Transcript of Pencegahan Penyakit yang Berkaitan dengan KIA

HAND OUT

KESEHATAN MASYARAKATHAND OUT III

AKADEMI KEBIDANAN AL-ISHLAH CILEGON

FIKY ROFIQOH E. F., SKM2013 – 2014

SubPokok

: Menguasai dan melaksanakan pencegahan penyakit yangberkaitan dengan kesehatan ibu dan anak

ObjektifPerilakuMahasiswa

: Setelah Mengikuti pelajaran ini mahasiswa diharapkandapat :1. Menjelaskan dan memahami konsep pencegahan penyakit2. Menjelaskan dan melaksanakan program kesehatan yang

terkait dalam peningkatan status kesehatan ibu dananak

3. Menjelaskan dan melaksanakan program kesehatan4. Memahami dan melaksanakan upaya-upaya untuk

menurunkan morbiditas dan mortalitas sertameningkatkan kualitas tumbuh kembang danperlindungan anak

Referensi

: 1. Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2,Mei. Jakarta : Rineka Cipta

2. Notoatmojo, Soekidjo, Prof. Dr. 2008. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta :Rineka Cipta

3. Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar KeperawatanKesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC

4. Dainur. 1995. Materi-materi Pokok Ilmu KesehatanMasyarakat. Jakarta : Widya Medika

5. Mubarak Wahit Igbal, 2012. Ilmu KesehatanMasyarakat. Jakarta : Salemba Medika

6. Syafrudin, 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. JakartaTimur : CV. Trans Info Media

7. Syafrudin, T. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat UntukMahasiswa Kebidanan. Jakarta : CV. Trans Info Media

8. Kementerian Kesehatan RI.(2010). Rencana OperasionalPromosi Kesehatan Ibu dan Anak.

9. Soepardan, Suryani. 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta :EGC

10. Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan.Jakarta :YBPSP

LATAR BELAKANG

Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat pentingyang di hadapi oleh masyarakat kita saat ini .Semakin majuteknologi di bidang kedokteran, semakin banyak pula macampenyakit yang mendera masyarakat. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh faktor tingkah laku manusia itu sendiri.

Semenjak umat manusia menghuni planet bumi ini sebenarnyamereka sudah seringkali menghadapi masalah kesehatan sertabahaya kematian yang disebabkan oleh faktor lingkungan hidupyang ada disekitar mereka.

Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insanagar dapat kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan. Halini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik secara individumaupun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan kemampuanhidup sehatnya.Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalahkesehatannya dan menjalankan upaya peecahannya sendiri adalahkelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar dapatdikembangkan suatu sistem kesehatan nasional yang semakinmendorong peningkatan peran serta masyarakat.

Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidangkesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibuhamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita sertaanak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA merupakanupaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistemkesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawatdarurat dari aspek non klinis terkait kehamilan danpersalinan. Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong,yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam halpenggunaan alat transportasi/komunikasi (telepon genggam,telpon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencatatan-pemantaundan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pulapendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat,pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayiserta pembinaan kesehatan akan di taman kanak-kanak.

KONSEP PENCEGAHAN PENYAKIT

A. PENGERTIANSecara umum pencegahan atau prevention dapat diartikan sebagaitindakan yang dilakukan sebelum peristiwa yang diharapkanakan terjadi, sehingga peristiwa tadi tidak terjadi ataudapat dihindari.Pencegahan atau prevention dapat diartikan sebagai bertindakmendahului (to come before or procede) atau mengantisipasi (toanticipate) yang menyebabkan sesuatu proses tidak mungkinberkembang lebih lanjut.Jadi, bisa disimpulkan bahwa pencegahan memerlukan tindakanantipatif (anticipatory action) berdasarkan pada penguasaantentang model Riwayat Alamiah Penyakitnya, yang berkaitaninisiasi (awal mulai) atau kemajuan dari proses suatupenyakit atau masalah kesehatan apapun tidak mempunyaipeluang untuk berlanjut.Mencegah penyakit berarti menggunakan pengetahuan mutakhirdengan sebaik-baiknya untuk membina (promote), mencegahpenyakit dan ketidakmampuan, dan memperpanjang umur(mengikuti asal mulanya sebagaimana dimaksud dalam definisiPublic Health menurut Winslow, 1920). Semua upaya tersebutdapat dicapai dengan mengorganisir dan menyediakanpelayanan kedokteran dan kesehatan masyarakat kepadaperorangan maupun keluarga atau masyarakat yangmembutuhkan.

B. TAHAPAN PENCEGAHAN PENYAKITTindakan pencegahan dapat dilakukan baik pada faseprepatogenesis yaitu sebelum mulainya proses penyakit,maupun fase pathogenesis yaitu sesudah memasuki prosespenyakit mengikuti konsep proses Riwayat Alamiah Penyakit.Tindakan pencegahan dibagi menjadi 3 tahap utama, yaitu:1. Tahap Primary Prevention

Yang pertama adalah pencegahan  primer yang dilakukandalam fase pre-patogenesis sebelum proses penyakitterjadi. Tahap pencegahan primer diterapkan dalam fase

pre pathogenesis yaitu pada keadaan dimana prosespenyakit belum terjadi atau belum mulai. Dalam fase inimeskipun proses penyakit belum mulai tapi ke 3 faktorutama untuk terjadinya penyakit, yaitu agent, host, danenvironment yang membentuk konsep segitiga epidemiologi selaluakan berinteraksi yang satu dengan lainya dan selalumerupakan ancaman potensial untuk sewaktu-waktumencetuskan terjadinya stimulus yang memicu untuk mulainyaterjadinya proses penyakit dan masuk kedalam fasepathogenesis.Tahap pencegahan primer terbagi menjadi dua sub-tahapyaitu Health Promotion (pembinaan kesehatan) dan SpecificProtection (perlindungan khusus).a. Tahap Health Promotion

Upaya-upaya pencegahan dalam tahap ini masih bersifatumum dan belum tertuju pada jenis atau kelompokpenyakit tertentu. Tujuan utamanya adalah untukpembinaan atau memajukan (to promote) kesehatan secaraumum dan kesejahteraan hidup individu atau kelompokmasyarakat dengan upaya-upaya ini diharapkan dayatahan secara fisik mental dan sosial ditingkatkan dankita dijauhkan dari segala ancaman stimulus yangdapat memicu terjadinya atau mulainya suatu prosespenyakit secara umum.Termasuk dalam kategori tahap ini adalah segalabentuk upaya untuk meningkatkan kebugaran jasmani(physical fitness), kecantikan dan keindahan bentuk tubuh(bina-raga), relaksasi yang memadai dan kondisilingkungan hidup yang santai dan menyenangkan, tapidalam batas-batas yang tidak mengancam ataumengganggu kesehatan yang optimal tadi. Secaraalamiah setiap individu yang dalam kondisi sehat akanmerasa memerlukan kegiatan-kegiatan yang mendukungHealth Promotion ini tanpa memerlukan latihan atauketerampilan khusus.Sebagian besar upaya-upaya tersebut mungkin dapatdicapai melalui pendidikan atau penyuluhan

(komunikasi, informasi dan edukasi), sebagian melaluikegiatan-kegiatan bersama dilapangan, melaluiorganisasi atau perkumpulan yang teratur danterencana (Organized dan Structured) dan sebagai melaluikegiatan yang berkategori santai dan bebas.Leavell dan Clark menyebutkan beberapa bentukkegiatan yang termasuk Health Promotion dan yang sudahbanyak dikembangkan dan sudah tercakup atauterintegrasi dalam berbagai bentuk program pelayanankesehatan yang umunya termasuk kategori Anak PrimaryHealth Care maupun Basic Health Services seperti:1) Pendidikan/penyuluhan kesehatan2) Kondisi kerja yang baik3) Makanan bergizi4) Keturunan dan KB5) Perkembangan kepribadian6) Nasehat perkawinan7) Perumahan sehat8) Pemeriksaan berkala9) Rekreasi dan olahraga

b. Tahap Spesifik ProtectionTahap inilah yang biasanya dimaksud sebagai artipencegahan sebagaimana umumnya orang mengartikannya.Upaya pencegahan disini sudah tertuju kepada jenispenyakit penyakit atau masalah kesehatan tertentu.Biasanya sasarannya adalah individu atau kelompokmasyarakat yang beresiko tinggi (High Risk Group)terhadap suatu penyakit tertentu tadi. Tindakanpencegahan disini dapat diartikan sebagai memberperlindungan khusus terhadap kelompok beresiko tinggitadi.Banyak kemajuan yang telah dicapai dalam iptek yangberkaitan dengan upaya-upaya pencegahan pada tahapini. Terutama ketika orang memasuki era bakteriologibanyak dicapai kemajuan dibidang imunologi yangtertuju untuk melindungi kelompok resiko tinggiterhadap ancaman penyakit menular.

Menyusul kemajuan dalam iptek bio-medik dengandiketemukan dan dikembangkanya berbagai penyakitmenular, kemudian diketemukan dan dikembangkannyaberbagai jenis vaksin terhadap berbagai penyakitmenular, kemudian diketemukan dan dikembangkan jugaupaya-upaya perlindungan khusus dibidang gizi,pengobatan kimiawi (chemo-therapy), pestisida, anti-biotika dan lain-lainnya. Berbagai bentuk kegiatanyang termasuk Spesifik Protection antara lain adalahsebagai berikut:1) Imunisasi khusus2) Perlindungan terhadap kecelakaan3) Higine/kebersihan perorangan4) Pemberian makanan khusus5) Perlindungan tumbuh kembang anak6) Perlindungan terhadap karsinogen7) Sanitasi/kesehatan lingkungan8) Perlindungan terhadap allergen9) Perlindungan terhadap terhadap penyakit akibat

kerja2. Tahap Secondary Prevention

Yang kedua adalah pencegahan sekunder dimana prosespenyakit sudah mulai memasuki fase patogenesis tapi masihdalam tahap ringan dan belum nyata.Upaya pencegahan pada tahap ini terbentuk diagnosa dinidan pengobatan langsung (Early Dignosis dan Prompt Treatment).Tahap ini sudah dalam fase patogenesis tapi masih padaawal dari proses penyakit yang bersangkutan (dalam masainkubasi dan mulai terjadi perubahan anatomis dan fungsifaaliah, tapi belum menimbulkan keluhan-keluhan, gejala-gejala atau tanda yang secara klinis dapat diamati olehdokter atau penderita sendiri, fase sub-klinis yang masihberada di bawah clinical horizon).Meskipun demikian dengan berbagai kemajuan dalam iptekkedokteran dan kesehatan, dewasa ini sudah dapatdikembangkan berbagai cara untuk bisa mendeteksi danmendiagnosa penyakit-penyakit yang bersangkutan pada fase

sub klinis tersebut, misalnya berbagai cara laboratoriumbaik bio-medis, bio-kimiawi, faaliah dll.Berbagai metoda atau cara-cara pemeriksaan yang tergolongscreening atau case funding (active atau passive) dikembangkanuntuk bisa menemukan kasus-kasus sub-klinis berbagaipenyakit endemis di masyarakat. Berbagai pemeriksaanserelogis dipakai untuk mendeteksi berbagai penyakitmenular seperti Wasserman/VDRL terhadap sifilis, Mantouxtest terhadap TBC, Shick’s test terhadap difteria, HIV terhadapAIDS, pemeriksaan bio-kimiawi darah (misalnya kadar guladarah terhadap Diabetes Melitus), pemeriksaan darahmikrokopis terhadap parasit, pemeriksaan sitologis(patologi-anatomi) terhadap keganasan (misalnya PAP smearterhadap kanker leher rahim).Tujuan utama pencegahan pada tahap ini antara lainadalah:a. Mencegah tersebarnya penyakit ke orang lain dalam

masyarakat, terutama pada penyakit menularb. Untuk bisa mengobati dan menghentikan berkembangannya

penyakit menjadi lebih berat, atau membatasi disabilitydan agar tidak timbul komplikasi, cacat atau berubahjadi menahun

c. Membatasi atau menghentikan perjalanan/proses penyakitdalam fase dini

Dalam epidemologi dari program-program pemberantaspenyakit menular di masyarakat dikenal upaya-upaya yangantara lain sebagai berikut:a. Upaya penemuan kasus (case finding), baik secara aktif

maupun pasifb. Skrining baik masal maupun selektif dan kadang

terhadapc. Pemeriksaan khusus dan berkala (periodic selective

examination) 3. Tahap Tertiary Prevention (Pencegahan Tersier)

Yang ketiga adalah dimana dalam fase patogenesis tersebutyang secara klinis proses penyakit sudah nyata danberlanjut dan mungkin dalam taraf lanjut (advanced diseases)

dan akan berakhir. Atau sebaliknya proses penyakit dariHost justru berbalik ke fase penyembuhan (reconvalescence)dan memasuki tahap pemulihan (rehabilitation). Yang termasuktahap pencegahan tersier adalah disability limitation (membatasiketidakmampuan) dan rehabilitation (pemulihan).a. Tahap Disability Limitation

Biasanya orang tidak akan mengkategorikan diasbilitylimitation sebagai tindakan pencegahan lagi karenapenyakitnya sudah nyata dan bahkan mungkin sudahlanjut. Istilah pencegahan disini mungkin dapatdiartikan sebagai tindakan agar penyakit tidakberlanjut dan berkembang menjadi lebih parah, danapabila penyakit tersebut sudah dalam stadium lanjutdan parah, maka tindakan pencegahan dapat diartikanagar tidak menjadi menahun atau berakibat cacat yangmenetap dan akhirnya dapat juga diartikan sebagaitindakan sebagai tindakan untuk mencegah kematian.tindakan pencegahan pada tahap ini sebenarnya sudahtermasuk kategori medis kuratif yang merupakan lahangarapan utama.

b. Tahap RehabilitationTindakan pencegahan tahap akhir ini merupakan tindaklanjut setelah penderita berhasil melalui masa disabilityatau ketidakmapuannya dan masuk dalam prosespenyembuhan.Pengertian sembuh disini juga harus diartikan secarafisik, mental dan sosial dan spiritual. Tahappencegahan yang tercakup dalam upaya-upayarehabilitasi ini merupakan tindakan yang menyangkutbidang yang multidisiplin. Rehabilitasi fisik mungkinmasih memerlukan tindakan teknis dibidang medis klinis(misalnya bedah rekontruksi untuk mantan penderitakusta), platihan-pelatihan penggunaan alat-alat bantuatau protese, fisioterapi dan perawatan neurologisuntuk penderita polio, penderita CVA (Pasca CerebroVascular Accident atau Stroke).

Rehabilitasi mental dan sosial disamping memerlukantindakan medis klinis juga mungkin memerlukan tenagapsikolog maupun ahli-ahli atau pekerja sosial.Rehabilitasi sosial biasanya ditunjukkan agarpenderita dengan kondisi pasca penyakitnya (mingkindengan cacat yang menetap) dapat diterima kembalidalam kehidupan yang normal oleh masyarakatsekelilingnya (rehabilitasi psiko-sosial).Penggunaan sheltered colony seperti leproseri untukrehabilitasi pelatihan dan penempatan kerja penderitapasca penyakitnya. Terutama bila pada penyembuhan adacacat yang menetap yang akan menghalangi penderitauntuk kembali kekapasitas kerja sebelumnya, mungkinakan diperlukan pelatihan atau pendidik keterampilanyang sesuai dengan kesanggupan penderita dengankondisi fisik, mental dan sosialnya yang baru (vocationaltraining and selelective placement).Untuk lingkungan atau kelompok masyarakat yangreligious seperti di Indonesia, dukungan rehabilitasispiritual mungkin dapat lebih membantu keberhasilanupaya-upaya rehabilitasi tersebut.

C. SASARAN KESEHATAN MASYARAKATSasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu,keluarga, kelompok khusus dan masyarakat agar tercapaiderajat kesehatan yang optimal, melalui upaya promotif,preventif, kuratif dan rehabilitatif. Lingkup tatanankesehatan masyarakat, meliputi tatanan keluarga, kelompokdan masyarakat.Sesuai kompetensi klinis kebidanan, bahwa sasaran pelayanankebidanan dimasyarakat adalah remaja, wanita pra hamil, ibuhamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, akseptor KB,masa klimakterium, menopause, periode maternal, dan wanitadengan gangguan sistem reproduksi ringan. Sehunggapelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh bidanadalah sesuai kompetensi klinis, dan kewenangan  yang

diberikan kepada bidan dalam menjalankan praktiknya dimasyarakat.

1. Tingkat-Tingkat Pencegahan PenyakitLima tingkat pencegahan penyakit menurut Leavel danClarka. Peningkatan kesehatan (Health Promotion)b. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-

penyakit tetentu (General and Spesifik Protection)c. Menegakkan diagnose secara dini dan pengobatan yang

cepat dan tepat (Early Diagnosis And Prompt Treatment)d. Pembatasan ke cacatan (Disability Limitation)e. Penyembuhan kesehatan (Rehabilitation)Dijabarkan dalam upaya-upaya pencegahan sebagai berikut:a. Upaya Pencegahan Primer

1) Upaya Peningkatan KesehatanYaitu upaya pencegahan yang umumnya bertujuanmeningkatkan taraf kesehatanindividu/keluarga/masyarakat, misalnya:a) Penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi,

penyusunan pola gizi memadai, pengawasanpertumbuhan anak balita dan usia remaja.

b) Perbaikan perumahan yang memenuhi syaratkesehatan.

c) Kesempatan memperoleh hiburan sehat yangmemungkinkan pengembangan kesehatan mental dansosial.

d) Pendidikan kependudukan, nasehat perkawinan,pendidikan seks.

e) Pengendalian faktor lingkungan yang dapatmempengaruhi kesehatan.

2) Perlindungan Umum dan KhususPerlindungan khusus terhadap kesehatan. Golonganmasyarakat tertentu serta keadaan tertentu yangsecara lansung atau tidak langsung dapatmemepengaruhi tingkat kesehatan. Upaya-upaya yangtermasuk perlindungan umum dan khusus antara lain:a) Peningkatan  hygiene perorangan dan

perlindungan terhadap lingkungan yang tidakmenguntungkan.

b) Perlindungan tenaga kerja terhadap setiapkemungkinan timbulnya penyakit akibat kerja.

c) Perlindungan terhadap bahan-bahan beracun,korosif, alergen.

d) Perlindungan terhadap sumber-sumber pencernaan.b. Upaya Pencegahan Sekunder

Pada pencegahan sekunder termasuk upaya yang bersifatdiagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis andprompt treatment) meliputi:Mencari kasus sedini mungkin:1) Melakukan general chek up rutin pada tiap

individu.2) Melakukan berbagai survei (survei sekolah, rumah

tangga) dalam rangka pemberantasan penyakitmenular.

3) Pengawasan obat-obatan, termasuk obat terlarangyang diperdagangkan bebas, golongan narkotika,psikofarmaka, dan obat-obat bius lainnya.

c. Upaya Pencegahan TersierPencegahan tersier berupa pencegahan terjadinyakomplikasi penyakit yang lebih parah. Bertujuanmenurunkan angka kejadian cacat fisik ataupun mental,meliputi upaya:1) Penyempurnaan cara pengobatan serta perawatan

lanjut.2) Rehabilitas sempurna setelah penyembuhan penyakit

(rehabilitasi fisik dan mental).3) Mengusahakan pengurangan beban sosial penderita,

sehingga mencegah kemungkinan terputusnyakelanjutan pengobatan serta kelanjutanrehabilitasi.

 PROGRAM KESEHATAN YANG TERKAIT DALAM MENINGKATKAN STATUS

KESEHATAN IBU DAN ANAK

A. PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)1. Pengertian

Kesehatan ibu dan anak adalah program yang meliputipelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibudengan komplikasi kebidanan, Keluarga Berencana (KB),Bayi Baru Lahir (BBL), BBL dengan komplikasi, bayi danbalita, remaja dan lansia.

2. Tujuan Program Kesehatan Ibu dan AnakTujuan dari program pencegahan penyakit dalampeningkatan status kesehatan ibu dan anak ini :a. Menurunkan kematian (mortality) dan kejadian sakit

(morbidity) di kalangan ibu, kegiatan program iniditujukan untuk menjaga kesehatan ibu selamakehamilan bersalin dan menyusui

b. Meningkatkan kesehatan anak melalui pemantauan statusgizi dan pencegahan sedini mungkin berbagai penyakityang bisa di cegah dengan imunisasi dasar sehinggaanak dapat tumbuh dan berkembang secaraoptimal.

3. Target Program Kesehatan Ibu dan AnakTarget program adalah meningkatnya ketersediaan danketerjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagiseluruh masyarakat pada tahun 2014 dalam program giziserta kesehatan ibu dan anak yaitu :a. Ibu hamil mendapat pelayanan Ante Natal Care (K1) sebesar

100%.b. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih

sebesar 90%c. Cakupan peserta KB aktif sebesar 65%.d. Pelayanan kesehatan bayi sehingga kunjungan neonatal

pertama (KN1) sebesar 90% dan KN Lengkap (KN1, KN2,dan KN3) sebesar 88%.

e. Pelayanan kesehatan anak Balita sebesar 85%.f. Balita ditimbang berat badannya (jumlah balita

ditimbang/balita seluruhnya (D/S) sebesar 85%).g. ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sebesar 80%.h. Rumah Tangga yang mengonsumsi Garam Beryodium sebesar

90%.i. Ibu hamil mendapat 90 Tablet Tambah Darah sebesar 85%

dan Balita usia 6-59 bulan mendapatkan Kapsul VitaminA sebanyak 85%.

j. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap kepada bayi 0-11bulan sebesar 90 %.

k. Penguatan Imunisasi Rutin melalui Gerakan AkselerasiImunisasi Nasional (GAIN) UCI, sehingga desa dankelurahan dapat mencapai Universal Child Immunization (UCI)sebanyak 100%.

l. Pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaanmasyarakat dalam mendukung terwujudnya Desa danKelurahan Siaga aktif sebesar 80%

4. Strategi Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)Strategi Promosi Peningkatan KIA serta percepatanpenurunan AKI dan AKB adalah melalui Advokasi, BinaSuasana dan Pemberdayaan Masyarakat yang didukung olehKemitraan.a. Advokasi

Advokasi merupakan upaya strategis dan terencanauntuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari parapengambil keputusan dan pihak terkait (stakeholders)dalam pelayanan KIA.

b. Bina SuasanaBina Suasana merupakan upaya menciptakan opini publikatau lingkungan sosial, baik fisik maupun non fisik,yang mendorong individu, keluarga dan kelompok untukmau melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)terkait dengan upaya peningkatan KIA sertamempercepat penurunan AKI dan AKB. Bina suasana salahsatunya dapat dilakukan melalui sosialisasi kepadakelompok-kelompok potensial, seperti organisasikemasyarakatan, kelompok opini dan media massa. Binasuasana perlu dilakukan untuk mendukung pencapaiantarget program KIA.

c. Pemberdayaan MasyarakatPemberdayaan masyarakat merupakan upaya menumbuhkan

kesadaran, kemauan, kemampuan masyarakat dalammencegah dan mengatasi masalah KIA. Melalui kegiatanini, masyarakat diharapkan mampu berperilaku hidupbersih dan sehat (PHBS) dan berperan serta dalampemberdayaan masyarakat di bidang KIA.

d. KemitraanKemitraan dalam penanganan masalah KIA adalahkerjasama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok peduli KIA atau organisasi-organisasikemasyarakatan, media massa dan swasta/dunia usahauntuk berperan aktif dalam upaya peningkatan KIA dimasyarakat.

5. Ruang Lingkup Program KIARuang lingkup kegiatan KIA terdiri dari kegiatan pokokdan integratif. Integratif adalah kegiatan program lain(Misalnya kegiatan imunisasi merupakan kegiatan pokokP2M) yang dilaksanakan pada program KIA karena sasaranpenduduk program P2M juga menjadi sasaran program KIA.a. Memeriksa kesehatan ibu hamil (ANC)b. Mengamati perkembangan dan pertumbuhan anak-anak

balita (integrasi program gizi)c. Memberikan konseling tentang makanan, mencegah

timbulnya masalah gizi karena kekurangan proteinkalori dan memperkenalkan jenis makanan tambahan(vitamin dan garam yodium) integrasi program PKM dangizi.

d. Memberikan pelayanan kepadan pasangan usia subur.e. Ibu dan anak yang memerlukan pengobatanf. Memberikan pertolongan persalinan dan bimbingan

selama masa nifasg. Mengadakan latihan untuk dukun bersalin.

6. Komponen Program Kesehatan yang Terkait dalamPeningkatan Status Kesehatan Ibu dan AnakKomponen yang terkait antara lain :a. Upaya KBb. Upaya perbaikan gizi

Melaksanakan program :

1) Program perbaikan gizi keluarga (suatu programmenyeluruh yang mencakup pembangunan masyarakat)melalui kelompok-kelompok penimbangan pospelayanan terpadu

2) Memberikan makanan tambahan yang mengandungprotein dan kalori yang cukup kepada anak-anakdibawah umur lima tahun dan pada ibu yang menyusui

3) Memberikan vitamin A kepada anak-anak di bawahumur lima tahun.

Pada tahun 1952 pengembangan upaya usaha kesehatan ibu dan anak mulai di rintis dengan didirikannya diktorat KIA di lingkungan kementrian kesehatan. Jumlah anak di Indonesia 77,8 juta jiwa (UNICEP,2000) terdiri dari :a. Bayi sekitar 4,5 jutab. Balita sekitar 22 jutac. Usia sekolah sekitar 29 jutad. Remaja sekitar 22 jutaDimana setiap kelompok usia masalahnya berbeda.

B. PEMELIHARAAN KESEHATAN PADA IBU 1. Pemeliharaan Kesehatan Pada Remaja Calon Ibu

Masa remaja merupakan salah satu fase dari perkembanganindividu yang mempunyai cirri berbeda dengan masasebelumnya atau sesudahnya. Kata remaja diterjemahkandari kata adolonsence (dalam bahasa inggris) atauadoloescere (dalam bahasa Latin yang berarti tumbuh ataumasak, menjadi dewasa). Adolescence menggambarkan seluruhperkembangan remaja baik secara fisik, psikis, dansosial. Istilah ini untuk menunjuk pengertian remajaadalah pubertas.Masa remaja ditinjau dari rentang kehidupan individumerupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masadewasa. Menurut Adams dan Gullota (dalam Aaro, 1997),masa remaja meliputi usia antara 11-20 tahun. SedangkanHurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remajaawal (13-16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16atau 17-18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan

oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individutelah mencapai transisi perkembangan yang lebihmendekati masa dewasa. Klasifikasi remaja dimulai padafase awal remaja, yaitu 10-16 tahun, 16-19 tahun remajamenengah, >19-25 tahun remaja akhir.Remaja adalah tahap umur yang setelah masa kanak-kanakberakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat.Pertumbuhan yang cepat pada tubuh remaja, luar dan dalamitu, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap  sikap,perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja.Masa remaja pada usia 18 tahun merupakan masa yangmatang sebagai peralihan masa kana-kanak ke masa dewasa.Masa remaja mempunyai ciri sebagai berikut.a. Sebagai periode penting perubahan sikap perilaku.b. Periode peralihan.c. Periode perubahan.d. Masa mencari identitas.e. Usia bermasalah.f. Usia yang menimbulkan kesulitan.g. Masa tidak realistik.h. Ambang masa dewasaAda beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja,meliputi:a. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada

masa remaja awal yang dikenal sebagai masa storm danstress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dariperubahan fisik, terutama hormon yang terjadi remaja.

b. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertaikematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuatremaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuanmereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secaracepat, baik perubahan internal seperti sistemsirkulasi pencernaan, dan sistem respirasi maupunperubahan eksternal seperti tinggi badan, beratbadan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadapkonsep diri remaja.

c. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya danhubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyakhal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masakanak-kanak digantikan dengan hal yang menarik yangbaru dan lebih matang.

d. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggappenting karena sudah mendekati dewasa. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapiperubahan yang terjadi. Di satu sisi lain merekatakut akan tanggung jawab yang menyertai kebebesan,tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawabyang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukankemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggungjawab.

International Conference on Population and Development (ICPD) padatahun 1994, melakukan upaya untuk pengembangan programyang cocok untuk kebutuhan kesehatan reproduksi remaja.Strategi kunci untuk menjangkau dan melayani generasimuda:a. Melakukan pengembangan layanan-layanan yang ramah

bagi generasi muda.b. Melibatkan generasi muda dalam perancangan,

pelaksanaan dan evaluasi program.c. Membentuk pelatihan bagi penyedia layanan untuk dapat

melayani kebutuhan dan memperhatikan kekhawatirankhusus bagi para remaja.

d. Mendorong munculnya upaya-upaya advokasi masyarakatuntuk mendukung perkembangan remaja dan mendorongperilaku kesehatan yang positif.

e. Memadukan latihan-latihan membangun keterampilan kedalam program-program yang ditujukan untuk remaja.

Program-program yamg dikembangkan bagi remaja dapatmendorong untuk pemberian kesempatan bagi remaja untukproduktif secara sosial ekonomi. Jika hal ini dipadukandengan adanya informasi dan pelayanan kesehatanreproduksi akan memacu mereka untuk menunda aktivitasseksual remaja sehingga member dampak keputusan jangka

panjang dalam merencanakan masa depan remaja. Remajamemerlukan pendidikan mengenai kesehatan reproduksitentang seksualitas, kontrasepsi, aktivitas seksual,aborsi, penyakit menular seksual dan gender.Beberapa masalah pokok dalam pengembangan kesehatanreproduksi remaja adalah:a. Melakukan advokasi untuk memperoleh dukungan

masyarakat dalam kesehatan reproduksi.b. Melibatkan remaja pada aktivitas yang positif.c. Pelayanan klinik yang ramah bagi remaja.d. Memberikan informasi yang ramah bagi para remaja.e. Kontrasepsi untuk remaja.f. HIV dan PMS bagi remaja.g. Memenuhi kebutuhan remaja sesuai tingkatan usia.h. Kehamilan dini dan kehamilan tidak diinginkan.i. Pendidikan seksualitas berbasis sekolah.j. Mengembangkan keterampilan untuk mengahadapi

kehidupan.Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi bagi semuaorang akan memeberikan kontribusi besar terhadappencapaian status kesehatan reproduksi masyarakat yanglebih baik. Di lain pihak, pelayanan kesehatanreproduksi belum menyentuh sebagian besar remajasehingga status kesehatan reproduksi mereka relatifrendah. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan danpetugas kesehatan diharapkan memahami permasalahan-permasalahan kesehatan reproduksi remaja sehinggamempunyai kepedulian terhadap Kesehatan ReproduksiRemaja (KRR).Untuk mengatasi masalah kesehatan remaja diperlukanpendekatan yang adolescent friendly, baik dalam menyampaikaninformasi Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), yangdiharapkan menyediakan pelayanan kesehatan sesuai denganmasalah dan memenuhi kebutuhan remaja.Penyebaran informasi mengenai kesehatan remaja dapatdiperlukan karena masalah kesehatan remaja belum cukup

dipahami oleh berbagai pihak, maupun oleh remajasendiri. Informasi ini sesungguhnya berguna untuk:a. Meningkatkan pemahaman berbagai pihak mengenai

kesehatan remaja dan bagaimana berinteraksi denganremaja.

b. Menyiapkan remaja untuk menghadapi masalah kesehatanremaja dan mendorongan remaja agar bersedia membantuteman sebayanya.

c. Membuka akses informasi dan pelayanan kesehatanremaja melalui sekolah maupun luar sekolah.

2. Perkawinan yang SehatPerkawinan adalah merupakan ikatan yang suci, yangdibangun dengan bertujuan untuk :a. Meneruskan keturunan atau melangsungkan reproduksi.b. Membentuk generasi yang berkualitas.c. Mencapai kebahagian.d. Merupakan bagian dari ajaran agama.e. Menjadi dasar untuk membentuk keluarga yang sehat.Perkawinan yang sehat memenuhi kriteria umur calonpasangan suami isteri ketika melangsungkan perkawinanadalah memenuhi umur kurun waktu reproduksi sehat, yaituumur 20-35 tahun, terutama untuk calon isteri atau calon ibu, karena hal ini berkaitan dengan kesehatanreproduksi wanita. Secara biologis organ reproduksisudah cukup matang apabila terjadi proses reproduksiobstetrik, yaitu kehamilan, persalinan, nifas, menyusui.Secara psikososial pada kisaran umur tersebut wanitamempunyai kematangan mental yang cukup memadai untukmenjadi ibu dan membina perkawinan yang sehat, mampumenjalin interaksi dengan keluarga dan masyarakat.Secara sosial demografi pada kelompok umur tersebut,wanita sudah menyelesaikan proses pendidikan menegah keatas dan mulai meniti karir, sehingga dapat menjadisalah satu modalitas membina perkawinan dalam aspeksosial, ekonomi. Perkawinan yang sehat memenuhi kaidahkesiapan pasangan suami isteri dalam aspekbiopsikososial, ekonomi dan spiritual. Perkawinan yang

sehat juga didasari landasan agama sebagai dasarspiritual rumah tangga. Secara komprehensif perkawinanyang sehat akan membentuk kebahagiaan lahir dan batin.

3. Keluarga SehatKeluarga terdiri dari pasangan suami isteri yang sah dananak. Hal ini merupakan pengertian dari keluarga inti(nucklear family). Adapun cakupan pengertian keluarga secaraluas adalah keluarga terdiri dari pasangan suami isteriyang sah, anak serta anggota keluarga yang lain yangtinggal didalam keluarga tersebut. Hal ini disebut jugakeluarga dalam arti lebih luas atau extended family.Keluarga yang sehat tentunya harus dibentuk olehindividu-individu yang sehat dalam keluarga tersebut.Dilihat aspek kesehatan reproduksi ada fase dalamkeluarga. Hal ini dapat dilihat dari skema polaperencanaan keluarga dibawah ini.a. Fase menunda atau mencegah kehamilan bagi pasangan

suami isteri dengan kurang dari 20 tahun dianjurkanuntuk menunda kehamilannya. Alas an menunda ataumencegah kehamilan adalah umur kurang dari 20 tahuadalah usia yang sebaikanya tidak mempunyai anakdahulu, karena organ reproduksi belum matang,sehingga resiko penyulit atau komplikasi terkaitdengan kehamilan, persalinan dan nifas sangat tinggi.

b. Fase menjarangkan kehamilan pada periode usia isteriantara 20-30/35 tahun merupakan periode usia palingbaik untuk hamil, melahirkan, dengan jumlah anak 2orang dan jarak antara kelahiran adalah 2-4 tahun.

c. Fase menghentikan atau mengakhiri kehamilan ataukesuburanAdalah periode usia isteri diatas 35 tahun, sebaiknyamengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak,karena jika terjadi kehamilan, persalinan padaperiode ini ibu mempunyai resiko tinggi untukterjadinya komplikasi obstetric, misalnya perdarahan,pre-eklamsi, eklamsi, persalinan lama, atonia uteri.Pada usia yang lebih tua juga mempunyai resiko untuk

terjadinya penyakit yang lain, misalnya penyakitjantung, tekanan darah tinggi, keganasan dan kelainanmetabolic biasanya meningkat.

Keluarga yang sehat membentuk masyarakat dan bangsa yangsehat dan generasi penerus bangsa menjadi sumber dayamanusia yang berkualitas.

4. Sikap dan Perilaku pada Masa Kehamilan dan PersalinanSecara umum sikap adalah sebagai kecendurungan untukberespon secara positif dan negtif terhadap objek atausituasi tertentu. Sikap mengandung penilaian emosional(komponen afektif), pengetahuan tentang suatu objek(komponen kognitif) dan kecenderungan untuk bertindak(komponen konatif). Sikap dapat berubaha dengandiperolehnya tambahan informasi tentang objek tertentu.Sikap adalah suatu tingkatan afeksi baik yang bersifatpositif maupun negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis.Afeksi yang positif yaitu afeksi senang, sedangkanafeksi negatif adalah afeksi yang tidak menyenangkan.Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorangmengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yangdisertai adanya perasaan tertentu dan memeberiakan dasarkepada orang untuk berespon atau berprilaku dalam carayang dipilih.Sikap adalah perbuatan, perilaku, gerak-gerik yangberdasarkan pada penderian, pendapat atau keyakinan.Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dantidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakanbagaimana pendapat atau pernyataan respon terhadap suatuobjek. Sikap merupakan suatu pola perilaku, tendesi ataukesiapan antisipatif,  predisposisi untuk menyesuaikandiri dalam situasi sosial atau secara sederhana, sikapadalah respon terhadap stimuli sosial yang telahterkondisikan. Sikap juga merupakan evaluasi umum yangdibuat manuasia terhadap diri sendiri, orang lain, objekatu isu-isu. Sikap sebagai keteraturan tertentu dalamhal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan

predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatuaspek dilingkungan sekitarnya. Komponen kognitif berisipersepsi, kepercayaan dan stereotype yang dimiliki individumengenai sesuatu.Sikap adalah kesediaan diri seseorang individu diriseseorang individu melaksanakan suatu tindakan tertentu.Sikap itu dapat bersifat positif dan negatif. Sikappositif tidak membahayakan dalam kehidupan masyarakat,sifat negatif menghambat, menciptakan garis pemisahantara individu. Sikap negatif menghambat, menciptakangaris pemisah antara individu. Sikap negatif merupakanpenghalang dalam mengadakan interaksi. Sikap adalahproses mental yang berlaku individual, yang memerlukanrespon, baik nyata maupun potensial, sehingga sikapmerupakan keadaan jiwa seseorang terhadap suatu nilai.Sikap dapat berupa sikap pandangan atau sikap perasaan.Dari batasan-batasan di atas dapat disimpulkan bahwasikap adalah bentuk pernyataan suka atau tidak suka dariindividu.Sikap masih merupakan reaksi tetutup reaksi tertutup,bukan reaksi terbuka atau tingkat laku yang terbuka.Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadapstimulus. Sikap merupakan rancangan awal perilaku. Halini bisa digambarkan pada skema proses pembentukansikap.Sikap ibu hamil merupakan faktor predisposisiterbentuknya perilaku didalam kehamilan dan persalinan.Sikap yang positif akan mendorong perilaku pemeliharaankesehatan ibu hamil dan persalinan yang positif. Sikapibu hamil juga dipengaruhi oleh faktor-faktor aksternal,misalnya pengaruh budaya, lingkungan, orang terdekat danjuga faktor internal pengetahuan dan sikap ibu hamil.Status emosional dan psikologis ibu turut menentukansikap ibu hamil dan mempengaruhi keadaan keadaan yangtimbul sebagai akibat atau diperburuk oleh kehamilan,sehingga dapat terjadi pergeseran, yakni kehamilansebagai proses fisiologis menjadi kehamilan patologis.

Sikap ibu hamil dan bersalin yang dipengaruhi olehsosial budaya, kultur dan lingkungan dikenal denganmitos-mitos dalam kehamilan dan persalinan. Adakalanyamitos yang muncul bertentangan dengan konsep asuhan padaibu hamil dan bersalin, ini merupakan mitos negativeyang merugikan atau membahayakan asuhan pada ibu hamildan bersalin. Namun sebaliknya apabila mitos terkaitdengan kehamilan dan persalinan tersebut menguntungkandalam asuhan kebidanan ibu hamil dan bersalin, makamitos tersebut dapat dilakukan oleh ibu. Mitos yangnegatif atau membahayakan harus dihindari. Bidan harusmelakukan upaya konseling pada ibu untuk memperbaikisikap dan perilaku ibu. Beberapa mitos pada ibu hamil,contohnya kenduri, mitoni, makan amis-amis, sawanen,tidak boleh makan udang.Peristiwa kehamilan adalah peristiwa fisiologis, namunprose salami tersebut dapat mengalami penyimpangansampai berubah menjadi patologis.Ada dua macam stressor, yaitu:a. Stressor internal, meliputi: kecemasan, ketegangan,

ketakutan, penyakit, cacat, tidak percaya diri,perubahan penampilan, peran sebagai orang tua, sikapibu terhadap kehamilan, takut terhadap kehamilanpersalinan, kehilangan pekerjaan.

b. Stressor eksternal dapat berupa: status perkawinan,maladaptasi, relationship, kasih sayang, dukunganmental dan broken home.

Pada peristiwa kehamilan merupakan suatu rentang waktu,yakni tidak hanya terjadi perubahan fisiologis, tetapijuga terjadi perubahan psikologis yang memerlukanpenyesuaian emosi, pola berfikir dan perilaku yangberlanjut hingga bayi lahir. Untuk alasan ini sehinggakehamilan harus dipandang sebagai proses panjang yangmempunyai efek tidak hanya pada ibu tetapi juga padakeluarganya.Pada asuhan kehamilan tidak hanya mengasuh aspek fisiksaja tetapi juga aspek psikologis atau jiwa. Latar

belakang munculnya gangguan psikologik atau kejiwaanadalah berbagai ketidak matangan dalam perkembanganemosional dan psikoseksual dalam rangka kesanggupanseseorang untuk menyesuaikan diri dengan situasitertentu termasuk kehamilan. Kadang-kadang munculpenyakit jiwa (psikosis) dalam kehamilan. Kelainan jiwadapat menjadi berat dalam kehamilan. Kelainan jiwa dapatmenjadi besar dalam kehamilan. Ada beberapa keadaanspesifik dalam kehamilan yang mungkin juga menimbulkankelainan jiwa atau gangguan psikologis misalnyahyperemesis gravidarum, abortus, pre-eklamsia/eklamsia.Pada kasus psikologis atau kelainan jiwa yang beratperlu support atau dorongan dan dukungan dari significantothers (orang terdekat) dalam keluarga. Keadaan gangguanjiwa tertentu memerlukan rawat inap atau isolasi darisumber-sumber kecemasan bagi ibu. Pengaruh faktorpsikologis atau kelainan jiwa terhadap kehamilan adalanterhadap ketidak mapuan pengasuhan kehamilan danmempunyai potensi melakukan tindakan yang membahayakanterhadap kehamilan.

5. Pemeriksaan dan Pemeliharaan Kesehatan bagi Ibu HamilDi Negara-negara berkembang, kesakitan dan kematian ibumenjadi masalah sejak lama. Kematian ibu terutamaterjadi pada masa kehamilan dan persalinan. Bahkan WHOmemperhatikan setiap tahun terjadi 210 juta kehamilandiseluruh dunia. Dari jumlah tersebut 20 juta perempuanmengalami kesakitan akibat kehamilan, di antaranya 8juta kasus mengalami komplikasi yang mengancam jiwa, danlebih 500.000 meninggal, dan hampir 50% kematiantersebut terjadi di Negara Asia Selatan dan Tenggaratermasuk Indonesia. Pada tahun 1994 pada saat InternasionalCoference on Population and Development di Kairo, Mesirmenyatakan bahwa kesehatan reproduksi merupakan bagianpenting dalam pembangunan sosial dan pengembangan sumberdaya manusia didunia.Menurut SDKI tahun 1994 angka kematian ibu adalah390/100.000 kelahiran hidup, pada SDKI tahun 2002/2003

angka kematian ibu adalah 307/100.000 kelahiran hidup,selanjutnya SDKI tahun 2007 angka kematian ibu adalah248/100.000 kelahiran hidup. Nemun penurunan AKI inisangat lambat. Pada tahun 1990 WHO sudah meluncurkanstrategi Making Pregnancy Safer (MPS), salah satu programMPS adalah menempatkan safe motherhood sebagai prioritasutama dalam rencana pembanguna nasional maupuninternasional. Sehingga salah satu upaya yangdiselenggarakan untuk menurunkan AKI adalah melalui 4pilar upaya Safe Motherhood, dengan intevensi yangdilakukan adalah:a. Mengurangi kemungkinan seorang perempuan menjadi

hamil dengan upaya keluarga berencana.b. Mengurangi kemungkinan seorang perempuan hamil

komplikasi obstetri dalam kehamilan dan memastikanbahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin sertaditangani secra memadai melalui pelayanan antenatal.

c. Persalinan yang bersih dan aman adalah memastikanbahwa semua penolong persalinan mempunyaipenegtahuan, keterampilan dan alat untuk memberikanpertolongan persalinan yang aman dan bersih, sertamemberikan pelayanan nifas bagi ibu dan bayi.

d. Mengurangi kemungkinan komplikasi persalinan yangberakhir dengan kematian atau kesakitan melaluiPelayanan Obstetri Esnsial Dasar (PONED) danPelayanan Obstetrik Esensial Komprehensif (PONEK).

Kehamilan merupakan peristiwa alamiah, peran bidanmendampingi, member asuhan, mendeteksi agar kehamilanyang fsiologis tidak menjadi patologis. Kehamilanmelibatkan perubahan fisik, emosional maupun sosial.Kehamilan yang normal akan menghasilkan bayi yang sehat,lahir cukup bulan, kesejahteraan ibu dan janin baik,sehingga mampu melalui persalinan dan nifas dengan baik,tanpa komplikasi dan ibu sesehat-sehatnya post partum.Keluarga yang mempunyai ibu hamil, akan mempunyai perandan tugas yang baru dalam keluarga, yaitu memberdukungan bagi ibu hamil dan keluarga sendiri untuk

menerima tugas baru memantau pertumbuhan fisik yangnormal yang dialami ibu serta memantau tumbug kembangjanin, juga ikut mengenali adanya tanda ketidak normalanpada kehamilan.Tujuan asuhan kehamilan (antenatal care) adalah:a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan

kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisk,

mental dan sosial ibu dan bayi.c. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau

komplikasi yang mungkin terjadi selam hamil, termasukriwayat penyakit secara umum, kebidanan danpembedahan.

d. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan dengantrauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerimakelahiran bayi agar dapat tumbuh secara normal.

Kebijakan program kunjungan pemeriksaan kehamilandilakukan paling sedikit 4 kali selam kehamilan, sesuaidengan anjuran WHO yaitu:a. Satu kali pada trimester pertama.b. Satu kali pada trimester kedua.c. Dua kali pada trimester ketiga.Pelayanan atau asuhan standar yang diberikan padapemeriksaan kehamilan adalah 7T yaitu:a. Timbang berat badan.b. Ukur tekanan darah.c. Ukur tinggi fundus uteri.d. Pemberian imunisasi TT lengkap.e. Pemberian tablet besi selama kehamilan.f. Tes terhadap penyakit menular seksual.g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.Setiap kehamilan mempunyai kemungkinan untuk dapatberkembang menjadi masalah komplikasi, sehinggamemerlukan pemantauan selama kehamilan. Asuhan pada ibuhamil secara keseluruhan meliputi aspek-aspek berikutini, yaitu:

a. Mengupayakan kehamilan yang sehat.b. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan

penatalaksanaan awal serta rujukan jika diperlukan.c. Mempersiapkan persalinan yang bersih dan amand. Persiapan secara dini untuk melakukan rujukan bila

terjadi komplikasi.Pemberian tablet besi adalah sebesar 60 mg dan asamfolat 500 µg adalah kebijakan program pelayananantenatal dala upaya untuk mencegah anemi dan untukpertumbuhan otak bayi, sehingga mencegah kerusakan otak(neural tube). Sedangkan kebijakam imunisasi TT adalahdalam upaya pencegahan terjadinya tetanus neonatorum.Mengenai jadwal imunisasi adalah sebagai berikut:

Tabel 1.Jadwal Imunisasi

ANTIGEN INTERVAL(Selang WaktuMinimal)

LAMA PERLINDUNGAN

TT 1 Kunjungan pertamatrimester pertama

0 tahun

TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahunTT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahunTT 4 1 tahun setelah TT3 10 tahunTT 5 1 tahun setelah TT4 25 tahun atau

seumur hidup

C. PEMELIHARAAN KESEHATAN IBU HAMIL1. Memperhatikan Nutrisi Gizi Ibu Hamil

Nutrisi yang sehat dan bergizi bagi seorang ibu hamiladalah hal yang pertama menjadi perhatian kita. Karenapasokan gizi yang baik dan sehat akan sangat berpengaruhkepada ibu hamil sendiri dan juga kesehatan sang janin.Kita harus bisa mengupayakan konsumsi ibu selalu bisamemenuhi kriteris empat sehat lima sempurna serta jugagizi yang seimbang.Karena hal ini juga bisa menjadi cara yang efektif untukmencegah kematian ibu hamil yang disebabkan karenaadanya anemia, atau pun perdarahan pasca melahirkan.

2. Menjaga Kebersihan Lingkungan Ibu Hamil

Lingkungan akan sangat berpengaruh dalam hal kesehatantermasuk juga dalam masa kehamilan ini. Lingkungan yangkurang sehat akan bisa menjadi sarang berbagai macambakteri serta virus yang bisa menjadi salah satupenyebab infeksi komplikasi. Untuk itu memilih tempatpelayanan kesehatan pada saat melahirkan juga perlumenjadi perhatian bagi sang ayah ketika akan menentukantempat bersalin istrinya nanti.

3. Mengenali Tanda Bahaya Kehamilan dan Persalinan.4. Melakukan Vaksinasi Dalam Masa Kehamilan.

Para calon pengantin hal ini juga dilakukan karenamerupakan salah satu syarat untuk membuat suratpengajuan pernikahan bagi para pasangan yang akanmelangsungkan pernikahan. Dan vaksinasi ini adalahvaksinasi tetanus. Dan vaksinasi itu juga diteruskanpada saat kehamilan. Manfaat imunisasi khususnyaimunisasi ibu hamil ini adalah melindungi dariterinfeksi penyakit yang mematikan dan juga infeksi yangbisa memberikan pengaruh buruk pada ibu dan janin.

5. Pemeriksaan Kesehatan Kehamilan Secara Rutin.Tujuan pemeriksaan ibu hamil adalah untuk bisa mengawasipada saat-saat proses kehamilan berlangsung sampaidengan masa persalinannya nanti. Dan juga mendeteksisecara lebih awal kemungkinan buruk yang bisa terjadiselama proses tersebut berjalan sehingga dengan adanyadeteksi awal ini akan bisa dilakukan pengobatan danperawatan yang tepat dari tim kesehatan yang ada.Peran Bidan dalam upaya Promotif dan Preventif dalammencegah dan mendeteksi atau skrining penyakit pada ibusedini mungkin.

PROGRAM KESEHATAN DAN UPAYA-UPAYA UNTUK MENURUNKAN MORBIDITAS-MORTALITAS MENINGKATKAN KUALITAS TUMBUH KEMBANG DAN

PERLINDUNGAN ANAK

A. PROGRAM-PROGRAM KESEHATAN1. Memeriksa kesehatan Ibu Hamil (ANC)

Pemeriksaan kehamilan sangatlah penting pada ibu hamilkarena pada saat sering terjadi anemia, kekurangan gizidan lain-lain.Akibat yang terjadi dari adanya komplikasi-komplikasidapat dikurangi dengan diberikannya perawatan perinatalyang baik. Tetapi kondisi sosial ibu dan kehamilannya inimemang sedemikan rupa sehingga kunjungan pada perawatanperinatal seringkali dilupakan terlambat dengan tidakteratur.Perlunya pemberian pendidikan tentang gizi, asupan tabletzat besi/vitamin. Komplikasi selama kehamilan. Peranannyaadalah mengkaji memberitahu faktor-faktor resiko,mendeteksi dan menagani komplikasi.

2. Mengamati Perkembangan dan Pertumbuhan Anak BalitaMasalah gizi masih cukup rawan dibeberapa Indonesia.Ruang Lingkup Kegiatana. Memantau pertunbuhan anak melalui penimbangan anak

secara rutin setiap bulan dipuskesmas atau posyanduIndikator keberhasilan pemantauan status gizi balitaditulis di KMS.

b. Memberikan penyuluhan gizi kepada masyarakatc. Pembentukan Makanan Tambahan (PMT).d. Pemberian vitamin A, tablet zat besi untuk hamil,

susue. Pemberian obat cacing untuk anak yang kurang gizi

3. Memberikan Pelayanan KB pada Pasangan Usia SuburTujuan menurunkan angka kelahiran dan meningkatkankesehatan ibu sehingga akan berkembang HKKBS.Ruang Lingkup Kegiatana. Mengadakan penyuluhan Kb baik dipuskesmas dan

posyandu/Pkk kegiatan penyuluhan ini adalahmemberikan konseling untuk PUS.

b. Menyediakan alat-alat kontrasepsi.c. Menjelaskan fungsi dan efek samping alat kontrasepsi

4. Pengobatan Ibu dan AnakTujuannya adalah member pengobatan dan perawatandipuskesmas

Ruang Lingkup Kegiatana. Menegakkan diagnosa, memberikan pengobatan untuk

penderita yang berobat jalan atau pelayanan rawattinggal di puskesmas.

b. Mengirim (merujuk) penderita sesuai dengan jelaspelayanan yang di perlukan.

c. Menyelenggarakan puskesmas keliling.d. Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak

5. Kualitas Keluargaa. Pendidikanb. Usia pernikahanc. Kedudukan wanita dalam keluargad. Perilaku bersih dan sanitasi lingkungan pemukimane. Kemiskinanf. Hambatan geografis, jarak yang jauh

6. Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi dan Anaka. Pelayanan Untuk Ibu Hamil Dan Bayi

Belum menjangkau 22% (sekitar 1,1 juta) ibu hamil danbayi yang baru terlayani. Karena faktor geografis,sebaran penduduk, kondisi sosial ekonomi, statussosial perempuan dan tingkat pendidikan masyarakat(Depkes, 1997).

b. Persalinan Ditolong oleh dukun 47,5% dari sekitar 2,3 jutapersalinan, keluarga 8,2% dari sekitar 400.000persalinan, tanpa penolong 1,5% dari sekitar 75.000persalinan. Sebagian besar persalinan dirumah 71,9%(SKRT 1995).

c. Posyandu/Deteksi Dan Intervensi Dini Dari 244.032 posyandu 45% sangat sederhana (110.563),posyandu aktif 80% (37,6%-85,6%). Pada tahun 1996setiap posyandu memiliki derah rata-rata 4,5%, tahun1997 turun menjadi 4,4 kader per posyandu. Balitadibawa ke posyandu rata-rata 1,2 kali/KK/tahun dengankisaran 0,1-4,62

d. BKB, PADU, PPA, TPA, TK1) Jangkauannya masih kecil

2) Hambatan geografis dan sebaran penduduk yang tidakmerata.

3) Pembinaan yang dilaksanakan kurang intensif, tidakberkesinambungan perlu dilakukan monitoring tidakhanya project oriented.

B. UPAYA-UPAYA UNTUK MENURUNKAN MORBIDITAS-MORTALITAS MENINGKATKAN KUALITAS TUMBUH KEMBANG DAN PERLINDUNGAN ANAK1. Langsung pada Bayi/Anak

a. Pertolongan persalinan dan bayi baru lahir oleh tenagakesehatan di sarana kesehatan.

b. Pencegahan dan penanggulangan penyakit menularmisalnya imunisasi dan perilaku bersih.

c. Program perbaikan gizi: pengguna ASI, makanan tambahansetelah 6 bulan, tambahan protein, karbohidrat, lemak,vitamin A, zat besi, yodium, pemberantasan kecacingan,perawatan gigi, priritas keluarga miskin.

d. Stimulasi Dini: kognitif (kecerdasan), afektif (emosi,kasih sayang), psikomotor (keterampilan, gerak,bicara,bahasa, sosial) melalui program BKB, PADU/ECD.

e. Pemantauan tumbuh kembang (deteksi dini) secarateratur di Posyandu, BKB, PADU pelatihan Baby Siter, TPAdan lain-lain.

2. Melalui Ibu a. Memperbaiki status gizi ibu: kurang gizi kronik,

anemia, kekurangan yodium.b. Meningkatkan pendidikan ibu: kemampuan membaca,

menyerap dan menerapkan informasi.c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu:

1)Perencanaan keluarga (punya anak pada umur >21tahun, jarak antar kehamilan 2-3 tahun, jumlah anakmaksimal 2, melahirkan sebelum umur 35 tahun).

2)Kesehatan ibu: pencegahan anemi, gizi kurang,infeksi.

3)Perawatan kehamilan: pemeriksaan kehamilan sejakdini dan teratur, pencegahan anemi, gizi kurang,

imunisasi, penyulit selama hamil (perdarahan,infeksi, toksemia).

4)Persalinan yang aman: disarana kesehatan terdekat,terutama untuk ibu yang beresiko tinggi (kurang gizikronik, anemi, perawakan pendek <145 cm, terlalumuda atau telalu tua, jarak kehamilannya terlaludekat, terlalu sering hamil, terlambat periksahamil).

5)Perawatan Bayi/Balita: perawatan bayi baru lahir,tali pusat, ASI, imunisasi, makanan bayi dan anak,pencegahan infeksi, kecelakaan, pertolongan pertamabalita sakit (ISPA, Diare)

6)Stimulasi bayi-balita sejak dini: kognitif, afektif,psikomotor, etika-moral, agama, sambil bermainmelalui program BKB, BKB plus, PADU/ECD, BKR danlain-lain.

7)Perilaku bersih: cuci tangan sebelum memegang bayi,sumber air bersih, pembuangan tinja yang sanitary,menyimpan, mengelola memasak makanan, ventilasi danpencahayaan dalam rumah.

d. Meningkatkan pengetahuan atau sikap ibu tentang: hak-hak anak, pencegahan perlakuan salah pada anak (fisik,seksual, psikis) pengabaian/penelantaran anak,eksploitasi anak, dampak putus sekolah, terpaksabekerja, anak jalanan, anak di pengungsian, penggunaanNAPZA.

e. Meningkatkan keterampilan ibu dalam ekonomi.3. Melalui remaja perempuan (calon ibu)

a. Meningkatkan kesehatan remaja: perbaiakan status gizi(terutama anemia), imunisasi, infeksi, pencegahanNAPZA, kehamilan remaja, kecelakaan.

b. Peningkatan pengetahuan dan sikap remaja1)Perencanaan keluarga (menikah usia > 21tahun, jarakantara kehamilan 2-3 tahun, jumlah anak maksimal 2,melahirkan sebelum 35 tahun).

2)Perawatan kehamilan: pemeriksaan kehamilan sejakdini dan teratur, pencegahan anemi, gizi kurang,

imunisasi, penyulit selama hamil (perdarahan,infeksi, toksemia).

3)Perencanaan persalinan yang aman: disarana kesehatanterdekat, terutama untuk ibu yang beresiko tinggi(kurang gizi kronik, anemi, perawakan pendek <145cm, terlalu muda atau terlalu tua, jarak kehamilanterlalu dekat, terlalu sering hamil, terlambatperiksa hamil).

4)Perawatan bayi/balita: perawatan bayi baru lahir,tali pusat, ASI, imunisasi, makanan bayi dan anak,pencegahan infeksi, kecelakaan, pertolongan pertamabalita sakit (ISPA, Diare).

5)Stimulasi bayi-balita sejak dini: kognitif, afektif,psikomotor, etika-moral, agama, sambil bermainmelalui program BKB, BKB plus, PADU/ECD, BKR danlain-lain.

6)Perilaku bersih: cuci tangan sebelum memegang bayi,sumber air bersih, pembuangan tinja yang sanitary,menyimpan, mengelola memasak makanan, ventilasi danpencahayaan dalam rumah.

c. Melibatkan remaja perempuan dalam kegiatan Posyandu,KB, BKB, PADU, PPA, TPA. Untuk meningkatkanpengetahuan, keterampilan dan kesiapan remaja menjadicalon ibu tentang hal tersebut.

d. Hak-hak anak, pencegahan perilaku salah pada anak(fisik, seksual, psikis) pengabaian anak, ksploitasianak, anak cacat, yatim piatu, dampak putus sekolah,terpaksa bekerja, anak jalanan, anak dipengungsian,penggunaan NAPZA, perilaku kejahatan.

4. Upaya melalui Keluarga a. Meningkatkan pendidikan ayah: kemampuan membaca,

menyerap dan menerapkan informasi.b. Meningkatkan keterampilan ekonomi keluarga,

peningkatan penghasilan, pemanfaatan potensi dirumahtangga.

c. Meningkatkan pengetahuan dan sikap ayah tentang:

1) Perencanaan keluarga: (punya bayi <21 tahun, jarakantara kehamilan 2-3 tahun, jumlah anak 2,melahirkan sebelum 35 tahun.

2) Kesehatan ibu: pencegahan anemi, gizi kurang,infeksi.

3) Perawatan kehamilan: pemeriksaan kehamilan sejakdini dan teratur, pencegahan anemi, gizi kurang,imunisasi, penyulit selama hamil (perdarahan,infeksi, toksemia).

4) Persalinan yang aman: disarana kesehatan terdekat,terutama untuk ibu yang beresiko tinggi (kurang gizikronik, anemi, perawakan pendek <145 cm, terlalumuda atau telalu tua, jarak kehamilannya terlaludekat, terlalu sering hamil, terlambat periksahamil).

5) Perawatan Bayi/Balita: perawatan bayi baru lahir,tali pusat, ASI, imunisasi, makanan bayi dan anak,pencegahan infeksi, kecelakaan, pertolongan pertamabalita sakit (ISPA, Diare)

6) Stimulasi bayi-balita sejak dini: kognitif, afektif,psikomotor, etika-moral, agama, sambil bermainmelalui program BKB, BKB plus, PADU/ECD, BKR danlain-lain.

7) Perilaku bersih: cuci tangan sebelum memegang bayi,sumber air bersih, pembuangan tinja yang sanitary,menyimpan, mengelola memasak makanan, ventilasi danpencahayaan dalam rumah.

5. Meningkatkan pengetahuan dan sikap ayahHak-hak anak, pencegahan perilaku salah pada anak (fisik,seksual, psikis), pengabaian, penelantaran anak,eksploitasi anak, anak cacat, yatim piatu, dampak putussekolah, terpaksa bekerja, anak jalanan, anakpengungsian, penggunaan NAPZA, pelaku kejahatan.