Teknologi Jeruk Bebas Penyakit

58
TEKNOLOGI PENGELOLAAN POHON INDUK JERUK (Citrus, sp) DI BLOK PENGGANDAAN MATA TEMPEL (BPMT) BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA-BATU MALANG LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh : KHOERUDIN BP. 1101383021 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PAYAKUMBUH 2014

Transcript of Teknologi Jeruk Bebas Penyakit

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

TEKNOLOGI PENGELOLAAN POHON INDUK JERUK (Citrus, sp) DI

BLOK PENGGANDAAN MATA TEMPEL (BPMT) BALAI PENELITIAN

TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA-BATU MALANG

LAPORAN

TUGAS AKHIR

Oleh :

KHOERUDIN

BP. 1101383021

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI HORTIKULTURA

JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

POLITEKNIK PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS

PAYAKUMBUH

2014

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

TEKNOLOGI PENGELOLAAN POHON INDUK JERUK (Citrus, sp) DI

BLOK PENGGANDAAN MATA TEMPEL (BPMT) BALAI PENELITIAN

TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA-BATU MALANG

Oleh : Khoerudin

(Di bawah bimbingan : Ir. Benny Satria Achmad, MP)

RINGKASAN

Pembangunan agribisnis jeruk diawali di pembenihan. Artinya,

pembangunan agribisnis jeruk yang efisien menuntut dukungan industri

pembenihan yang tangguh. Ketersediaan benih jeruk pada saat tanam, dalam

jumlah sesuai kebutuhan dan dengan harga yang terjangkau petani merupakan

kunci keberhasilan pembangunan agribisnis jeruk di Indonesia.

Tujuan dari pembuatan TA ini ialah untuk mengetahui dan mempelajari

pengelolaan pohon induk jeruk di BPMT, mampu melaksanakan atau

mengerjakan sendiri perawatan BPMT, serta memperluas pengetahuan dan

keterampilan teknologi pengelolaan BPMT.

Usaha pembenihan tanaman jeruk masih terbuka dan sangat bagus ke

depannya dengan persaingan belum ketat. Jumlah para pelaku usaha ini masih

kurang dibandingkan dengan besarnya permintaan benih tanaman buah, terutama

tanaman jeruk. Adapun strategi untuk mengatasi persaingan antara lain

mengutamakan keaslian/kemurnian benih, melakukan inovasi, dan kejujuran serta

keuletan dalam mengambil peluang.

Waktu pelaksanaan praktek (magang) di mulai pada bulan Maret 2014

sampai dengan bulan Juni 2014. Tempat pelaksanaan di Balai Penelitian Tanaman

Jeruk dan Buah Subtropika-Batu Malang. Pengamatan yang dilakukan adalah

produktivitas mata tempel di Blok Penggandaan Mata Tempel.

Dari hasil pengamatan diperoleh produktivitas mata tempel pohon induk

jeruk yang berusia >5 tahun hasilnya lebih rendah dibandingkan data penelitian

dari Balitjestro yakni >350 mata tempel pertahun, sedangkan hasil pengamatan

hanya 222 mata tempel pertahun untuk varietas Siam dan sebanyak 322 pertahun

untuk varietas Batu 55.

Produktivitas dan kualitas mata tempel sangat dipengaruhi oleh tindakan

pemeliharaan pra panen dan perlakuan pasca panen ranting mata tempel. Serta

sangat dipengaruhi oleh bentuk arsitektur pohon dan tingkat pemeliharaan. Bentuk

tanaman yang baik apabila percabangannya tertata/tersusun dengan baik sehingga

kanopi/tajuk tanaman menyebar kesemua arah dan mendapatkan sinar matahari

penuh.

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

TEKNOLOGI PENGELOLAAN POHON INDUK JERUK (Citrus, sp) DI

BLOK PENGGANDAAN MATA TEMPEL (BPMT) BALAI PENELITIAN

TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA-BATU MALANG

LAPORAN

TUGAS AKHIR

Oleh :

KHOERUDIN

BP. 1101383021

Laporan Ini Merupakan Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Ahli Madya (A.Md) Politeknik Pertanian Universitas Andalas

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI HORTIKULTURA

JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

POLITEKNIK PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS

PAYAKUMBUH

2014

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

LAPORAN TUGAS AKHIR

TEKNOLOGI PENGELOLAAN POHON INDUK JERUK (Citrus, sp) DI

BLOK PENGGANDAAN MATA TEMPEL (BPMT) BALAI PENELITIAN

TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA-BATU MALANG

Oleh :

KHOERUDIN

BP. 1101383021

Menyetujui :

Ketua Jurusan Budidaya

Tanaman Pangan,

Ir. Setya Dharma, M.Si

NIP. 19601006 198703 1003

Dosen Pembimbing,

Ir. Benny Satria Achmad, MP

NIP. 19600916 198703 1002

Mengetahui :

Direktur Politeknik Pertanian

Universitas Andalas,

Ir. Gusmalini, M.Si

NIP. 19571110 198703 2001

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

HALAMAN PENGESAHAN PIHAK INSTANSI

LAPORAN TUGAS AKHIR

TEKNOLOGI PENGELOLAAN POHON INDUK JERUK (Citrus, sp) DI

BLOK PENGGANDAAN MATA TEMPEL (BPMT) BALAI PENELITIAN

TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA-BATU MALANG

Oleh :

KHOERUDIN

BP. 1101383021

Menyetujui :

Kepala Balai Penelitian

Tanaman Jeruk dan Buah

Subtropika,

Dr. Ir. Djoko Susilo Utomo, MP

NIP. 19610723 198803 1011

Pembimbing Lapang,

Setiono, SP

NIP. 19620206 198503 1006

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

LAPORAN TUGAS AKHIR

TEKNOLOGI PENGELOLAAN POHON INDUK JERUK (Citrus, sp) DI

BLOK PENGGANDAAN MATA TEMPEL (BPMT) BALAI PENELITIAN

TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA-BATU MALANG

Oleh :

KHOERUDIN

BP. 1101383021

Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji Laporan Tugas Akhir

Program Studi Teknologi Produksi Hortikultura Jurusan Budidaya

Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Universitas Andalas

Pada Tanggal, 12 Agustus 2014

Tim Penguji :

No. Nama Jabatan Tanda Tangan

1. Rina Alfina, SP., MP Ketua

2. Ir. Surya Marizal, M.Si Anggota

3.

Ir. Benny Satria Achmad, MP Anggota

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

Hai orang yang beriman! Berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya, kepada Kitab yang diturunkan-Nya, kepada Rasul-Nya, dan Kitab yang diturunkan-Nya sebelumnya.

Barangsiapa mengingkari Allah dan Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan Hari Kemudian, sesatlah ia dengan kesesatan yang jauh (dari kebenaran).

(Q.S. An-Nisaa‟ : 136)

“Dia memberikan hikmah (ilmu yang berguna) kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

Barang siapa yang mendapat hikmah itu Sesungguhnya ia telah mendapat kebajikan yang banyak.

Dan tiadalah yang menerima peringatan melainkan orang- orang yang berakal”.

(Q.S. Al-Baqarah : 269)

Yang Utama Dari Segalanya...

Alhamdulillahirabbil‟alamin…. Alhamdulillahirabbil „alamin…. Alhamdulillahirabbil alamin….

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu. Atas karunia serta kemudahan yang

Engkau berikan akhirnya Tugas Akhir yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang yang sangat kukasihi dan

kusayangi

“Ibunda dan Ayahanda serta Keluarga Tercinta”

Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga.

Ibunda dan Ayahanda yang selama ini bersusah payah merawat dan mendidik

buah hatimu ini agar menjadi insan yang berguna, yang telah memberikan segala

dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat

kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan

persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk mengukir secuil senyum

bahagia diwajahmu Ibunda Ayahanda, karna kusadar, selama ini anakmu belum

bisa berbuat yang lebih. Untuk Ibunda dan Ayahanda yang selalu membuatku

termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu

menasehatiku menjadi lebih baik,

Terima Kasih Ibu….Ibu…. Ibu…….Terima Kasih Ayah….

Buat kakak-kakak dan abangku, buat abang-abang iparku dan

keponakanku, terimakasih atas cinta kasih kalian, terimaksih atas nasehat,

hiburan dan dukungan kalian sehingga ku sampai ke titik ini….

Buat teman-teman Horti 2011 yang tak bisa kusebutkan satu persatu

terima kasih atas bantuan, doa, nasehat, hiburan, traktiran, ejekkan, dan

semangat yang teman-teman berikan selama kuliah, tak akan kulupakan semua

yang telah teman-teman berikan selama ini….

By : Khoerudin, A.Md

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim....

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, dimana atas berkah

dan rakhmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir (TA) yang

berjudul “Teknologi Pengelolaan Pohon Induk Jeruk (Citrus, sp) di Blok

Penggandaan Mata Tempel (BPMT) Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan

Buah Subtropika-Batu Malang”.

Penulis menyampaikan terima kasih dan rasa penghargaan yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Ir. Gusmalini, M.Si selaku Direktur Politeknik Pertanian Universitas Andalas.

2. Ir. Setya Dharma, M.Si selaku Ketua Jurusan Budidaya Tanaman Pangan

Politeknik Pertanian Universitas Andalas.

3. Sentot Wahono, SP., M.Si selaku Ketua Program Studi Teknologi Produksi

Hortikultura.

4. Ir. Benny Satria Achmad, MP selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan

Tugas Akhir ini.

5. Kedua orang tua dan seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan

dukungan baik secara moril maupun material.

6. Dr. Ir. Djoko Susilo Utomo, MP selaku Kepala Balai Penelitian Tanaman

Jeruk dan Buah Subtropika (BALITJESTRO) yang telah menerima dan

memberi izin penulis untuk melaksanakan praktek kerja lapang di

BALITJESTRO.

7. Setiono, SP selaku pembimbing lapang yang telah membimbing penulis

selama melaksanakan praktek kerja lapang di Balitjestro.

8. Semua pihak terkait yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan

laporan Tugas Akhir ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi semuanya.

Tanjung Pati, Agustus 2014 KH

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ............................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2. Tujuan ............................................................................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Aspek Komoditi ............................................................................. 4

2.2. Aspek Lingkungan ......................................................................... 7

2.3. Aspek Teknologi ............................................................................ 8

III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat ......................................................................... 14

3.2. Bahan dan Alat ............................................................................... 14

3.3. Prosedur Pelaksanaan ..................................................................... 14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil ................................................................................................ 19

4.2. Pembahasan .................................................................................... 21

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 30

5.2. Saran ............................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rata-Rata Pertumbuhan Panjang Ranting Pohon Induk Jeruk Varietas

Siam dan Batu 55 ................................................................................. 19

2. Rata-Rata Produktivitas Mata Tempel Varietas Siam dan Batu 55 ..... 20

3. Produksi Mata Tempel ......................................................................... 20

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Grafik Pertumbuhan Ranting Mata Tempel Varietas Siam dan

Batu 55 ................................................................................................ 21

2. Grafik Perbandingan Produksi Total Mata Tempel serta Mata Tempel

Optimal Varietas Siam dan Batu 55 .................................................... 23

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Profil Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Tlekung,

Batu-Malang ......................................................................................... 33

2. Tabel Pengamatan Pertumbuhan Ranting Pohon Induk Jeruk Varietas

Siam ...................................................................................................... 39

3. Tabel Produktivitas Mata Tempel Varietas Siam Sekali Panen............ 40

4. Tabel Pengamatan Pertumbuhan Ranting Pohon Induk Jeruk Varietas

Batu 55 ................................................................................................. 41

5. Tabel Produktivitas Mata Tempel Varietas Batu 55 Sekali Panen ....... 42

6. Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan ..................................................... 43

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan agribisnis jeruk diawali di pembenihan. Artinya,

pembangunan agribisnis jeruk yang efisien menuntut dukungan industri

pembenihan yang tangguh. Ketersediaan benih jeruk pada saat tanam, dalam

jumlah sesuai kebutuhan dan dengan harga yang terjangkau petani merupakan

kunci keberhasilan pembangunan agribisnis jeruk di Indonesia (Balitjestro, 2009).

Usaha pembenihan tanaman jeruk masih terbuka dan sangat bagus ke

depannya dengan persaingan belum ketat. Jumlah para pelaku usaha ini masih

kurang dibandingkan dengan besarnya permintaan benih tanaman buah, terutama

tanaman jeruk. Adapun strategi untuk mengatasi persaingan antara lain

mengutamakan keaslian/kemurnian benih, melakukan inovasi, dan kejujuran serta

keuletan dalam mengambil peluang (Herdiana, 2013).

Upaya pemerintah dalam membangun agribisnis/agroindustri jeruk yang

berdaya saing, berkelanjutan, berkerakyatan dan terdesentralisasi menuntut

dukungan industri benih yang tangguh. Industri benih jeruk yang tangguh

memerlukan adanya jaminan mutu benih, teknologi produksi dan sistem distribusi

yang efisien, yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Kaitannya dengan

jaminan mutu benih, maka benih sumber yang dihasilkan harus dijamin mutunya

baik dari segi kemurnian varietas maupun kesehatan benihnya (Tim Sinar Tani,

2008).

Kenyataan dilapangan menunjukkan sebagian besar penangkar masih

menggunakan mata tempel yang tidak jelas asal usulnya dan tidak ditanam di

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

dalam screen house sehingga benih yang dihasilkan belum bisa disertifikasi dan

mutunya belum terjamin bebas penyakit (Setiono, 2012).

Berdasarkan alur baku distribusi penyediaan benih jeruk bebas penyakit di

Indonesia, Blok Fondasi (BF) dan Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT)

merupakan kunci penentu kelancaran sekaligus titik lemah penyediaan mata

tempel bagi para penangkar benih (Balitjestro, 2009).

Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT) adalah bangunan rumah kasa

atau/screen house “insec proof“ berpintu ganda ditanami pohon induk jeruk bebas

penyakit kelas Benih Pokok yang ditanam di bedengan dengan jarak tanam rapat

20-25 cm x 40-50 cm, karena BPMT hanya berfungsi untuk menghasilkan mata

tempel/bahan sambung saja, tidak sampai produksi buahnya (Hardiyanto dkk,

2010).

Mata tempel yang digunakan untuk perbanyakan pohon induk di BPMT

berasal dari Pohon Induk Penjenis yang merupakan sumber mata tempel bagi

penangkaran Benih Sebar. Lokasi : 3 km terbebas dari tanaman jeruk sakit. Pohon

induk di BPMT tidak perlu diindeksing, kecuali dengan pertimbangan tertentu.

Pohon induk di BPMT dipelihara selama 3 tahun. Dimonitor secara periodik oleh

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (Setiono, 2012).

1.2. Tujuan

Tujuan dari pembuatan Laporan Tugas Akhir ini ialah :

1. Untuk mengetahui dan mempelajari pengelolaan pohon induk jeruk di Blok

Penggandaan Mata Tempel (BPMT).

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

2. Mampu melaksanakan atau mengerjakan sendiri perawatan Blok Penggandaan

Mata Tempel (BPMT).

3. Memperluas pengetahuan dan keterampilan teknologi pengelolaan Blok

Penggandaan Mata Tempel (BPMT).

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Aspek Komoditi

2.1.1. Karakteristik Tanaman Jeruk

Tanaman jeruk (Citrus, sp) adalah tanaman buah tahunan yang berasal

dari Asia. Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak

ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau

dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang

Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Itali

(Anonim, 2013).

Genus dari jeruk terdiri dari dua subgenus yaitu subgenus Papeda dan

Eucitrus. Buah dari subgenus Papeda tidak enak dimakan dan salah satu

contohnya adalah jeruk purut (Citrus hystrix). Sementara subgenus Eucitrus

mempunyai 10 spesies. Menurut Setiawan (2000), klasifikasi botani tanaman

jeruk adalah sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rutales

Keluarga : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus, sp

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

2.1.2. Morfologi Tanaman Jeruk

A. Akar.

Ujung akar selalu terdiri dari sel-sel muda yang senantiasa membelah dan

merupakan titik tumbuh akar jeruk. Keadaan sel akar ini sangat lembut, sehingga

mudah sekali rusak kalau menembus tanah yang keras dan padat. Ujung akar

terlindungi oleh tudung akar (calyptra), yang bagian luarnya berlendir, sehingga

ujung akar mudah menembus tanah. Epidermis (kulit luar) terdiri dari susunan sel-

sel dan di antara sel-sel itu tidak terdapat celah-celah, sebab sel-sel ini saling

berhimpit (AAK, 2004).

B. Batang

Batang tanaman jeruk mempunyai bermacam-macam warna, tergantung

jenisnya. Ada yang berwarna hitam kecoklatan, tetapi ada juga yang percabangan

dan rantingnya berwarna putih kehijauan. Semua jenis jeruk batangnya banyak

ditumbuhi mata tunas. Kulit batangnya ada yang terlihat agak kasar dan berduri.

Tetapi, ada juga yang permukaan kulitnya halus. Tinggi batang mencapai 5-15

meter (Pracaya, 2009).

C. Daun

Bentuk daun bulat telur, panjangnya lebih kurang 5-15 cm dan lebar 2-8

cm. Ujungnya runcing sedikit tumpul dan biasanya sedikit berlekuk. Bagian tepi

daun kadang-kadang bergerigi halus, tidak berbulu pada kedua permukaannya.

Permukaan atas berwarna hijau tua mengilat dengan titik-titik kuning muda,

permukaan bawah berwarna hijau muda sampai hijau kekuningan kusam dengan

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

titik-titik hijau tua. Bila daun dimemarkan akan timbul bau harum khas jeruk

(Pracaya, 2009).

D. Bunga

Tamanan jeruk berbunga majemuk yang keluar dari ketiak daun di ujung

cabang. Bunga kecil dan bertangkai pendek dengan daun pelindung kecil serta

berbau harum. Kelopak bunga bentuknya cawan bulat telur, dan tajuk bunga ada

lima lembar dengan bentuk bulat telur panjang kearah pangkal disertai ujung

menyempit. Putik berwarna putih bintik-bintik dan berkelenjar serta umumnya

berbunga diakhir musim kering (Barus dan Syukri, 2008).

E. Buah

Buah jeruk ada yang berbentuk bulat, oval (hampir bulat), atau lonjong

sedikit memanjang. Tangkai buah rata-rata besar dan pendek. Kulit buah ada yang

tebal dan ulet, tetapi ada juga yang tipis tidak ulet, sehingga kulit mudah dilepas.

Dinding kulit buah jeruk berpori-pori. Terdapat kelenjar-kelenjar yang berisi

pectin. Kandungan pectin terbanyak ada di lapisan dalam kulit jeruk yang sering

disebut albedo (AAK, 2004).

F. Biji

Biji jeruk harus segera disemaikan dalam keadaan masih segar. Biji jeruk

tidak mengalami masa dormansi, bila kekeringan akan rusak. Temperatur optimal

lebih kurang 32°C. Dalam beberapa hari setelah disemai, biji jeruk kelihatan

menggembung karena mengabsorpsi air (Pracaya, 2009).

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

2.2. Aspek Lingkungan

2.2.1. Faktor Edafik

Tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi

liat 7-27%, debu 25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik.

Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk. Kandungan

air yang baik adalah pada kedalaman 50-150 cm di bawah permukaan tanah, dan

apda kedalaman 150-200 cm di bawah permukaan tanah masih dapat juga

ditanami jeruk (AAK, 2004).

Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk

adalah 5,5-6,5 dengan pH optimum 6. Pada tanah yang ber-pH dibawah kisaran

tersebut, tanaman jeruk memperlihatkan gejala yang sama dengan defisiensi unsur

hara: daun menguning dan buahnya tidak dapat berkembang dengan baik.

Sedangkan pada tanah yang mempunyai pH diatas kisaran tersebut, tanaman jeruk

memperlihatkan gejala seperti kekurangan unsur borium pada pucuk-pucuk daun.

Jika terpaksa menanam pada tanah di luar kisaran pH tersebut, maka perlu

dilakukan netralisasi tanah (Tim Penulis PS, 2003).

2.2.2. Faktor Klimatik

Tanaman jeruk memerlukan 6-9 bulan basah (musim hujan), curah hujan

1000-2000 mm/th merata sepanjang tahun, air yang cukup terutama di bulan Juli-

Agustus. Temperatur optimal untuk pertumbuhan tanaman jeruk antara 25-30°C,

kelembaban optimum sekitar 70-80%. Tanaman jeruk membutuhkan banyak

penyinaran matahari, yaitu sekitar 50-70%. Keadaan udara yang lembab akan

menimbulkan lebih banyak penyakit cendawan, sebaliknya keadaan udara yang

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

kering akan menimbulkan lebih banyak serangan hama terutama scale insect (kutu

perisai) dan kutu penghisap lainnya (Kurnianti, 2012).

2.3. Aspek Teknologi

2.3.1. Pengertian BPMT

Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT) merupakan lahan pertanaman di

dalam Screen House (SH) untuk benih jeruk kelas Benih Pokok yang mata

tempel/entresnya berasal dari Blok Fondasi (BF). Jarak tanam rapat yaitu

20-25 cm x 40-50 cm, karena BPMT hanya berfungsi untuk menghasilkan mata

tempel/bahan sambung saja, tidak sampai produksi buahnya (Hardiyanto dkk,

2010).

Pertanaman jeruk di BPMT setiap 3 tahun sekali dilakukan peremajaan,

dan diganti dengan pertanaman baru. Lokasi BPMT jeruk harus terisolasi dan

berjarak radius ± 5 km disekitarnya tidak dijumpai tanaman jeruk terinfeksi oleh

penyakit tular vector. Kebenaran varietas yang ditanam dalam BPMT ditunjukkan

atas dasar label yang dikeluarkan oleh BPSBTPH setempat, dengan warna label

ungu. Mata tempel/bahan sambung yang dihasilkan dari BPMT diberi label warna

ungu, dengan kode sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Setiono, 2012).

Berdasarkan alur baku distribusi penyediaan bibit jeruk bebas penyakit di

Indonesia, Blok Fondasi dan Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT)

merupakan kunci penentu kelancaran sekaligus titik lemah penyediaan mata

tempel bagi para penangkar benih. Sebagai salah satu persayaratan pokok yang

harus dipenuhi dalam pengelolaan Blok Fondasi dan Blok Penggandaan Mata

Tempel (BPMT) adalah adanya bangunan rumah kasa (screen house).

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

2.3.2. Syarat BPMT

A. Rumah Kasa

Rumah kasa merupakan bangunan berkerangka kayu, besi, pipa galvanis

atau bahan lainnya yang bagian luarnya dilapisi kasa nilon “insect proof” atau

bahan sejenis yang lubang-lubangnya tidak bisa dilewati serangga penular

penyakit tular vektor. Kasa “insect proof” mempunyai ukuran 625 mesh (1

mesh=jumlah lubang per inch2) (Balitjestro, 2009).

B. Pintu Ganda

Rumah kasa untuk Blok Fondasi dan Blok Penggandaan Mata Tempel

mempunyai pintu ganda yang berfungsi untuk meminimalkan kemungkinan

masuknya serangga penular lewat pintu rumah kasa. Setiap orang yang ingin

memasuki pintu ganda, setelah melewati pintu pertama, harus menutup terlebih

dahulu pintu tersebut sebelum membuka pintu kedua, dan menutup pintu tersebut

setelah berada di dalam rumah kasa (Balitjestro, 2009).

Masing masing pintu dilengkapi dengan “Alas Berfungisida” yang terbuat

dari gabus atau bahan lain berbentuk persegi panjang (40-50 cm) yang diisi

larutan fungisida dosis anjuran. Setiap petugas atau pengunjung yang memasuki

rumah kasa disarankan menggunakan sepatu lapang khusus dan diharuskan kedua

telapak sepatu yang digunakan menginjak alas berfungisida sebelum memasuki

kedua pintu tersebut. Tujuannya agar tidak membawa patogen jamur busuk akar

dan batang terutama phytophthora sp (Balitjestro, 2009).

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

C. Ukuran Rumah Kasa

Ukuran rumah kasa Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT) disesuaikan

dengan produksi mata tempel (entris) yang dikehendaki. (1 m2 luasan rumah kasa

untuk 6 tanaman BPMT) (Balitjestro, 2009).

2.3.3. Keunggulan BPMT

Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT) yang merupakan benih pokok

dari BF, dan selanjutnya mata tempel dari BPMT ini akan digunakan di Blok

Penggandaan Benih Komersial (BPBK) atau penangkar benih untuk menghasilkan

benih sebar. Proses produksi benih di setiap tahapan dilakukan berdasarkan

regulasi yang berlaku dan dalam pelaksanaannya diawasi oleh petugas BPSB

setempat secara berkala guna menjamin bahwa benih yang dihasilkan benar benar

bebas penyakit (Balitjestro, 2009).

Benih jeruk komersial berlabel bebas penyakit yang ada di Indonesia

umumnya diperbanyak dengan cara okulasi sehingga mutu mata tempel yang

digunakan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan okulasi dan benih jadinya.

BPMT yang dikelola secara optimal akan mampu menghasilkan mata tempel yang

bermutu dan dapat diatur ketersediannya pada saat dibutuhkan oleh penangkar

benih.

2.3.4. Kelemahan BPMT

Hingga kini proses produksi benih serta pengelolaan Blok Fondasi dan

Blok Penggandaan Mata Tempel yang ada di Indonesia dinilai belum optimal :

petugas BF/BPMT sering diganti dan bahkan belum dilakukan sinkronisasi

penyediaan mata tempel dan kesiapan semaian batang bawah diokulasi, sehingga

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

pada saat musim tanam, benih jeruk berlabel bebas penyakit sering tidak

mencukupi kebutuhan petani (Setiono, 2013).

2.3.5. Tujuan dan Sasaran Penanaman BPMT

Untuk mempercepat proses perbanyakan benih sistem klonal, sehingga

konsumen mendapatkan mutu yang tepat, serta meningkatkan kualitas dan

kuantitas produk daerah sentra tanaman jeruk. Dampak langsung dari kegiatan

penanaman BPMT jeruk dilahan/kebun penangkar ini, adalah penyempurnaan

sistem perbanyakan benih klonal secara cepat dan terarah dalam bentuk

pembangunan BPMT dan BPB (Blok Perbanyakan Benih). Sedangkan dampak

tidak langsung adalah menyediakan mata tempel/sambung pucuk yang lebih jelas

asal usulnya bagi penangkar, maupun konsumen benih tanaman jeruk.

(Sukmadjaja, 2010).

2.3.6. Pengelolaan BPMT

A. Penanaman

Menurut Hardiyanto dkk (2010), BPMT jeruk bebas penyakit dapat

dibangun dengan menanam : (1). Benih jeruk yang telah dipersiapkan

sebelumnya atau (2). Menanam semaian batang bawah dibedengan kemudian

ditempel dengan mata tempel yang berasal dari Blok Fondasi. Berdasarkan

pengalaman cara kedua lebih disarankan. Penanaman di BPMT harus

disinkronkan sedemikian rupa dengan kegiatan perbenihannya. Artinya saat

penempelan di BPMT juga merupakan saat penebaran benih batang-bawah bagi

penangkar benih.

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

B. Pembentukan Arsitektur Pohon

Produktivitas ranting mata tempel sangat dipengaruhi oleh bentuk

arsitektur pohon dan tingkat pemeliharaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemeliharaan beberapa ranting mata tempel per pohon yang hanya akan dipanen

dapat mengefisienkan pameliharaan dan meningkatkan produktivitas mata tempel

(Hardiyanto dkk, 2010).

C. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman dalam BPMT harus dilakukan secara optimal agar

produksi mata tempel optimal. Pemeliharaan meliputi penyiraman, pembuangan

tunas air/pewiwilan, penyiangan, pemupukan dan pengendalian hama-penyakit

penting (Hardiyanto dkk, 2010).

D. Panen dan Perlakuan Pasca Panen

Menurut Setiono dan Supriyanto (2009), cara panen yang salah dapat

mempengaruhi pola pertumbuhan tunas dan mengurangi efisiensi pemeliharaan

selanjutnya sehingga produktivitas mata tempel tidak optimal. Saat panen harus

disesuaikan dengan bulan-bulan penempelan, yaitu berkisar pada bulan April-

September (bulan kering) atau disesuaikan dengan iklim di lokasi perbenihan.

Karena persentase keberhasilan penempelan pada bulan-bulan basah sangat

rendah.

Perlakuan pasca panen ranting mata tempel yang baru dipanen dari BPMT

bertujuan untuk mengeliminasi serangan cendawan sehingga selain dapat lebih

lama bertahan dalam penyimpanan dan pengiriman juga meningkatkan

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

keberhasilan penempelan. Jadi perlakuan pasca panen disini dapat diartikan

sebagai upaya meningkatkan mutu, terutama kesehatan mata tempel.

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan di mulai pada tanggal 11 Maret 2014 sampai 05 Juni

2014. Bertempat di Kebun Percobaan Tlekung dan Kebun Percobaan Punten,

Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (BALITJESTRO) Tlekung,

Kota Batu Malang-Jawa Timur.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam pengelolaan ini ialah pohon induk jeruk di

Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT), pupuk NPK, ZK, pupuk kandang

kambing, Insektisida Winder, Fungisida Antracol, MPHP, Alkohol 70%, Klorox

dan Benomyl. Sedangkan alat yang digunakan ialah cangkul, gunting stek besar

dan kecil serta kompresor.

3.3. Prosedur Pelaksanaan

3.3.1. Penanaman

Tahapan penanaman dan pemeliharaan BPMT adalah sebagai berikut :

1. Membuat bedengan dalam rumah kasa dengan lebar : 60-80 cm, tinggi : 20-30

cm dengan panjang disesuaikan ukuran rumah kasa. Untuk meningkatkan

efisiensi pengelolaan bahwa bedengan dapat diberi mulsa plastik hitam perak

(MPHP).

2. Sebagai pupuk dasar menggunakan pupuk kandang 1 blek/glansi (10 kg), 10 gr

urea, 10 gr TSP dan 10 gr ZK untuk setiap meter persegi bedengan. Pemberian

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

pupuk dengan cara ditaburkan diatas bedengan kemudian ditutup dengan tanah

tipis-tipis.

3. Menanam semaian batang bawah dengan jarak tanam antar baris 40-50 cm dan

dalam baris 20-25 cm. Transplanting sebaiknya dilakukan pada musim hujan.

Setiap 1 m2

luasan bedengan berisi 6 tanaman.

4. Setelah diameter semaian mencapai ukuran 0,5 cm atau setinggi lebih dari 40

cm, sudah dapat diokulasi dengan varietas komersial pada tinggi tempel 20 cm

dari pangkal batang, mata tempelnya diperoleh dari Blok Fondasi.

Dikarenakan sewaktu melakukan praktek kerja lapang pohon induk jeruk

di Blok Penggandaan Mata Tempel sudah di tanam dan berumur ± 3 tahun,

sehingga dalam proses penanaman pohon induk jeruk tidak dapat diikuti.

3.3.2. Pembentukan Arsitektur Pohon

1. Pemangkasan ; 6 bulan setelah penempelan dapat dilakukan pemangkasan

bentuk, yaitu dengan memangkas 20 cm diatas bidang penyambungan/okulasi.

Hasil pemangkasan ditutup dengan lilin atau bahan lainnya.

2. Dua-tiga minggu setelah pemangkasan, tunas-tunas mulai tumbuh. Setelah

tumbuh kira-kira 5-10 cm disisakan dan dipertahankan 4-6 ranting per pohon.

Artinya tunas-tunas lain yang tumbuh baik dibatang-bawah maupun batang-

atasnya harus dibuang.

3. Jika pemeliharaan dilakukan secara optimal 2,5-3 bulan setelah pangkas

kemudian tunas-tunas/ranting-ranting tersebut sudah dapat dipanen.

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

3.3.3. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman dalam BPMT harus dilakukan secara optimal agar

produksi mata tempel optimal. Pemeliharaan meliputi penyiraman, pembuangan

tunas air/pewiwilan, penyiangan, pemupukan dan pengendalian hama-penyakit

penting.

1. Penyiraman di berikan secara kontinyu 2-3 hari sekali dan pada saat

pertumbuhan tunas, akar dan setelah pemupukan. Teknik penyiraman pohon

induk jeruk di BPMT menggunakan sistem irigasi pancaran (sprinkle

irrigation).

2. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma yang tumbuh di sekitar

pohon induk jeruk menggunakan kored serta menggunakan tangan.

3. Pemupukan diberikan setelah panen ranting mata tempel, dengan dosis

pemupukan 1 glangsi/blek (10 kg) pupuk kandang per meter persegi dan 10 gr

NPK + 10 gr urea per tanaman, dengan cara ditaburkan disekeliling tanaman

kemudian ditutup dengan tanah.

4. Pengendalian hama menggunakan insektisida winder ditambah perekat dengan

dosis 2 ml/l air lalu disemprotkan menggunakan kompresor. Pengendalian

dilakukan 2 minggu sekali untuk mengendalikan hama penting seperti

Diaphorina citri, aphid, tungau, ulat peliang daun dan Papilio demolian

5. Pengendalian penyakit cendawan dengan fungisida antracol + perekat

dilakukan setiap 2 minggu sekali menggunakan kompresor.

6. Ranting yang dipelihara yakni yang tumbuh lurus, jumlahnya tetap

dipertahankan 4-6 saja, setiap tunas air/wiwilan yang tumbuh dibuang

menggunakan gunting stek.

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

3.3.4. Panen dan Perlakukan Pasca Panen

A. Panen

1. Ranting mata tempel yang dipanen yaitu penampangnya telah berbentuk bulat

hingga tidak terlalu pipih ± 2,5-3 bulan setelah pemangkasan.

2. Pemanenan ranting mata tempel dalam satu pohon dilakukan serentak. Jika

pada satu pohon 50% ranting mata tempelnya dalam kondisi siap panen, maka

pohon tersebut dinyatakan siap panen.

3. Ranting yang tumbuh mendatar atau cenderung bengkok ke bawah tidak

dipanen/tidak digunakan karena akan menghasilkan benih yang pertumbuhan

tunasnya mendatar.

4. Pemanenan ranting mata tempel dengan cara memotong ranting menggunakan

gunting stek dan menyisakan 2 mata tempel untuk masing-masing ranting

sedemikian rupa sehingga jumlah tunas yang tumbuh selanjutnya tetap

dipertahankan 4-6 tunas (ranting) per pohon atau disesuaikan dengan kondisi

individual tanaman.

5. Hasil panenan ranting mata tempel segera diproses lebih lanjut.

B. Perlakuan Pasca Panen

1. Ranting mata tempel setelah dipanen, semua daunnya dibuang dengan

memotong tangkai daunnya dengan gunting pangkas.

2. Bagian pucuk ranting mata tempel dibuang karena dianggap masih terlalu

muda, yaitu yang masih berbentuk relatif pipih.

3. Ranting-ranting dipotong sesuai ukuran yang dikehendaki, dicuci dengan air

bersih, kemudian dicelup dalam larutan klorox 10% yang telah dipersiapkan

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

sebelumnya (10 cc klorox + 90 cc air) selama 60 detik kemudian dikering-

anginkan.

4. Setelah itu dicelup dalam larutan 1% binomyl (1 gr Benlate + 100 cc air)

selama 60 detik dan kemudian dikering-anginkan.

5. Ranting mata tempel siap tempel kemudian dimasukkan dalam kantong plastik

transparan dan ikat rapat.

3.3.5. Pengamatan Pertumbuhan Ranting dan Produktivitas Mata Tempel

Pengamatan panjang ranting mata tempel ini dilakukan seminggu sekali

selama 10 minggu untuk memantau pertumbuhan ranting mata tempel serta

jumlah produksi mata tempel setelah dilakukan pemangkasan. Panjang tunas

ranting mata tempel diukur dari pangkal ranting sampai ujung daun terakhir

menggunakan rol (penggaris) dan di catat dalam tabel pengamatan.

Untuk pengamatan jumlah tunas/mata tempel dilaksanakan di minggu

terakhir pengamatan pertumbuhan panjang tunas dengan cara menghitung jumlah

mata tempel/entres yang tumbuh dalam satu ranting tanaman. Pengamatan ini

dilakukan pada minggu ke 10 setelah pemangkasan ranting mata tempel. Jumlah

mata tempel dikurangi 2 dari bagian bawah dan atas ranting mata tempel, hal ini

karena mata tempel bagian bawah pada umumnya dorman sedangkan bagian

pucuk/atas umumnya masih muda dan belum layak dijadikan sebagai mata tempel

(Setiono, 2013).

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Benih jeruk komersial berlabel bebas penyakit yang ada di Indonesia

umumnya diperbanyak dengan cara okulasi sehingga mutu mata tempel yang

digunakan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan okulasi dan bibit jadinya.

BPMT yang dikelola secara optimal akan mampu menghasilkan mata tempel yang

bermutu dan dapat diatur ketersediannya pada saat dibutuhkan oleh penangkar

benih.

Tanaman jeruk memerlukan pemangkasan untuk mendapatkan bentuk

(penampilan) tanaman yang baik, atau memperoleh percabangan yang ideal dan

seimbang. Seluruh tajuk akan secara merata menerima sinar matahari yang

diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan, yang selanjutnya berpengaruh pada

produksi.

Tabel 1. Rata-Rata Pertumbuhan Panjang Ranting Pohon Induk Jeruk Varietas

Siam dan Batu 55

Varietas

Panjang Ranting (cm)

Umur (Minggu)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Siam 0 0 2,6 8,6 13,6 18,3 19,6 20,7 21,8 22,8

Batu 55 0 0 4,2 8,7 13,8 19,1 21,7 24,4 27,3 29,1

Data Tabel 1 menunjukkan bahwa pertumbuhan ranting mata tempel

pohon induk jeruk varietas batu 55 dan Siam mengalami peningkatan setiap

minggunya. Kedua varietas tersebut memiliki perbedaan pertumbuhan ranting,

diamana varietas batu 55 lebih panjang pertumbuhan rantingnya dibandingkan

dengan varietas Siam.

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

Produktivitas mata tempel sangat dipengaruhi oleh bentuk arsitektur pohon

dan tingkat pemeliharaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeliharaan

beberapa ranting mata tempel perpohon yang hanya akan dipanen dapat

mengefisienkan pemeliharaan dan meningkatkan produktivitas mata tempel. Dari

hasil pengamatan maka didapatlah data produktivitas mata tempel varietas Siam

dan Batu 55 pada Tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2. Rata-Rata Produktivitas Mata Tempel Varietas Siam dan Batu 55

Varietas Total Mata Tempel Mata Tempel Optimal

Siam 108 74

Batu 55 139 107

Tabel 2 menunjukkan produksi mata tempel pohon induk jeruk varietas

Batu 55 dan Siam. Produksi mata tempel varietas Batu 55 dan Siam terdapat

perbedaan jumlah mata tempel yang signifikan, varietas Batu 55 lebih tinggi

jumlah mata tempelnya dibandingkan varietas Siam.

Tabel 3. Produksi Mata Tempel

Tahun Umur

I 250 mata tempel (2 kali panen)

II 250-350 mata tempel (3 kali panen)

III >350 mata tempel (3 kali panen)

Sumber : Panduan Teknis Pengelolaan Blok Fondasi dan Blok Penggandaan

Mata Tempel Jeruk Bebas Penyakit (2010)

Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa produksi mata tempel setiap tahunnya

mengalami peningkatan yang signifikan. Data Tabel 3 merupakan patokan hasil

panen meta tempel setiap tahunnya, jika mata tempel yang dihasilkan menurun

dibandingkan data Tabel 3 maka pengelolaan pohon induk jeruk di blok

penggandaan mata tempel belum terlaksana dengan baik.

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

4.2. Pembahasan

Pada Tabel 1 merupakan data pengamatan rata-rata pertumbuhan panjang

ranting mata tempel varietas Siam dan Batu 55 setiap minggunya. Pada minggu

ke-1 dan 2 setelah pemangkasan belum terlalu terlihat pertumbuhan ranting mata

tempelnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hardiyanto dkk (2010), dua-tiga

minggu setelah pemangkasan, tunas-tunas mulai tumbuh. Pertumbuhan panjang

ranting mata tempel varietas siam dan batu 55 dapat dilihat pada Gambar 1

dibawah ini.

Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Ranting Mata Tempel Varietas Siam dan Batu 55

Gambar diatas menunjukkan pertumbuhan ranting mata tempel setiap

minggunya selama 10 minggu. Dimana pada minggu pertama dan kedua belum

terlihat pertumbuhan ranting mata tempel tetapi pada minggu ketiga ranting mata

tempel varietas Siam dan Batu 55 mulai mengalami peningkatan. Dari Gambar 1

dapat diketahui bahwa ada perbedaan petumbuhan ranting mata tempel varietas

Siam dan Batu 55, dimana ranting mata tempel varietas Batu 55 lebih tinggi

pertumbuhannya dibandingkan varietas Siam. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

Imam Murtadhlo (2011), pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan

dikendalikan beberapa golongan zat yang secara umum dikenal sebagai hormon

tumbuhan atau fitohormon.

Menurut Rachmatullah (2010), pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh

faktor dalam dan faktor luar tumbuhan. Faktor dalam adalah semua faktor yang

terdapat dalam tubuh tumbuhan antara lain faktor genetik yang terdapat di dalam

gen dan hormon. Gen berfungsi mengatur sintesis enzim untuk mengendalikan

proses kimia dalam sel. Hal ini yang menyebabkan pertumbuhan dan

perkembangan. Sedangkan, hormon merupakan senyawa organik tumbuhan yang

mampu menimbulkan respon fisiologi pada tumbuhan. Faktor luar tumbuhan yang

sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, yaitu faktor

lingkungan berupa cahaya, suhu, oksigen dan kelembapan.

Hasil pengamatan dari pengelolaan Blok Penggandaan Mata Tempel yang

telah dilakukan di Kebun Percobaan Tlekung dengan umur pohon induk > 5 tahun

dengan pola 1, 3, 9 artinya setiap tanaman dipelihara 1 batang utama, dari satu

batang utama ditumbuhkan/ dipelihara 3 cabang utama (primer) dan masing-

masing cabang utama dipelihara 3 cabang kedua (sekunder) di dapatkanlah

jumlah mata tempel lebih rendah di bandingkan data dari Balitjestro yakni

sebanyak 74 mata tempel dalam sekali panen (222 panen mata tempel/tahun)

untuk varietas Siam dan sebanyak 107 mata tempel dalam sekali panen (322

panen mata tempel/tahun) untuk varietas Batu 55 (Tabel 2), hal ini menunjukkan

bahwa produktivitas ranting mata tempel mulai menurun seiring bertambahnya

umur pohon induk jeruk.

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

Dari hasil pengamatan pengelolaan pohon induk jeruk Blok Penggandaan

Mata Tempel serta data Tabel 2 dapat diketahui bahwa mata tempel yang

dihasilkan mengalami penurunan dibandingkan dengan data rekomendasi

Balitjestro. Hal ini dikarenakan pengelolaan pohon induk jeruk yang kurang

terlaksana dengan baik. Perbandingan hasil panen mata tempel dapat dilihat pada

Gambar 2 dibawah ini.

Gambar 2. Grafik Perbandingan Produksi Total Mata Tempel serta Mata Tempel

Optimal Varietas Siam dan Batu 55

Gambar 2 diatas menunjukkan bahwa hasil panen mata tempel varietas

Batu 55 lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Siam. Hal ini dikarenakan

perbedaan panjang ranting mata tempel yang menyebabkan perbedaan jumlah

mata tempel yang dihasilkan. Pada Gambar 2 terdapat Total Mata Tempel dan

Mata Tempel Optimal, total mata tempel yakni jumlah keseluruhan mata tempel

yang terdapat dalam satu ranting. Sedangkan mata tempel optimal yaitu jumlah

mata tempel yang bagus yang dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan.

Menurut Hardiyanto dkk (2010), bagian pucuk ranting mata tempel dianggap

masih terlalu muda, yaitu yang masih berbentuk relatif pipih dibuang. Ranting

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

mata tempel dianggap optimal digunakan untuk penempelan jika penampangnya

telah berbentuk bulat. Sedangkan menurut Setiono dan Supriyanto (2009), bagian

ranting mata tempel yang penampangnya terlalu pipih dan mata tempel dorman

dibuang, biasanya terletak pada bagian pangkal ranting mata tempel terutama

mata tempel yang tidak berdaun.

Rumah kasa untuk Blok Fondasi dan Blok Penggandaan Mata Tempel

mempunyai pintu ganda yang berfungsi untuk meminimalkan kemungkinan

masuknya serangga penular lewat pintu rumah kasa. Setiap orang yang ingin

memasuki pintu ganda, setelah melewati pintu pertama, harus menutup terlebih

dahulu pintu tersebut sebelum membuka pintu kedua, dan menutup pintu tersebut

setelah berada di dalam rumah kasa. Akan tetapi pada kenyataannya di lapang

SDM yang terkait tidak memeperhatikan akan hal tersebut bahkan terkadang

membiarkan kedua pintu tersebut terbuka, sehingga mengakibatkan serangga tular

vektor berkemungkinan dapat masuk (Balitjestro, 2009).

Masing-masing pintu dilengkapi dengan “Alas Berfungisida” yang terbuat

dari gabus atau bahan lain berbentuk persegi panjang (40-50 cm) yang diisi

larutan fungisida dosis anjuran. Setiap petugas atau pengunjung yang memasuki

rumah kasa disarankan menggunakan sepatu lapang khusus dan diharuskan kedua

telapak sepatu yang digunakan menginjak alas berfungisida sebelum memasuki

kedua pintu tersebut. Tujuannya agar tidak membawa patogen jamur busuk akar

dan batang terutama phytophthora sp (Balitjestro, 2009).

Di lapangan sering kali petugas mengabaikan pentingnya hal ini, bahkan

alas berfungisida dibiarkan tak terpakai sebagai mana mestinya, hal ini dapat

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

menyebabkan serangga tular vektor maupun patogen jamur yang berkemungkinan

terbawa melalui alas kaki tidak dilakukan pengendalian.

Untuk menjaga pohon induk jeruk dari penyebaran serangga tular vektor

maka perlu dibuat screen house sebagai lahan pertanaman yang didalamnya

ditanamai pohon induk jeruk dalam upaya menjaga penyebaran penyakit sistemik.

Perlu diperhatikan besarnya ukuran lubang insect proof yang digunakan sebagai

dinding rumah kasa, agar tidak dapat dilewati oleh serangga penular penyakit

yang bisa menularkan penyakit sistemik (bebas dari 5 pathogen sistemik, yaitu :

CVPD (Citrus Vein Ploem Degeration), CTV (Citrus Tristeza Virus), CVEV

(Citrus Vien Enation Virus), CEV (Citrus Exocortis Viroid) dan CPs V (Citrus

Psorosis Virus), menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas hasil dari Blok

Penggandaan Mata Tempel. Menurut Balitjestro (2009), bagian luar screen house

dilapisi kasa nilon “insect proof” atau bahan sejenis yang lubang-lubangnya tidak

bisa dilewati serangga penular penyakit tular vektor. Kasa “insect proof”

mempunyai ukuran 625 mesh (1 mesh = jumlah lubang per inch2 sehingga

serangga tidak bisa masuk.

Produktivitas ranting mata tempel sangat dipengaruhi oleh bentuk

arsitektur pohon dan tingkat pemeliharaan. Bentuk tanaman yang baik apabila

percabangannya tertata/tersusun dengan baik sehingga kanopi/tajuk tanaman

tampak menyebar ke semua arah dan mendapatkan sinar matahari penuh. Menurut

Hardiyanto dkk (2010), pemeliharaan beberapa ranting mata tempel per pohon

yang hanya akan dipanen dapat mengefisienkan pemeliharaan dan meningkatkan

produktivitas mata tempel

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

Menurut Setiono (2013), lebih kurang 3 minggu setelah pemangkasan

bentuk kemudian tunas tumbuh kira-kira sepanjang 5-10 cm, disisakan dan

dipertahankan 4-6 ranting/pohon. Artinya tunas-tunas lain yg tumbuh pada

batang-bawah maupun batang-atasnya harus dibuang. Selama pertunasan harap

dicermati jangan sampai pertumbuhan tunas terhenti atau terhambat karena

terserang hama dan penyakit sehingga menyebabkan pembentukan kerangka tidak

optimal.

Tanaman jeruk merupakan salah satu jenis tanaman tahunan yang tidak

menghendaki kelebihan air. Air diperlukan dalam jumlah banyak pada saat

pertumbuhan tunas, akar dan untuk pelarut pupuk. Di lapangan penyiraman

dilakukan ± 2-3 hari sekali tergantung kondisi tanahnya, penyiraman di lapangan

sudah menggunakan irigasi pancaran (sprinkle irrigation).

Menurut Hardiyanto dan Setiono (2009), kekurangan air mengakibatkan

pertumbuhan tanaman terganggu (lambat/kerdil), sedangkan apabila terlalu

banyak air menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit busuk akar.

Pemberian air disesuikan dengan kondisi kelembaban media, artinya apabila

media menunjukkan mulai kering harus segera disiram.

Pupuk merupakan hal penting bagi pertumbuhan tanaman, untuk

mendapatkan pertumbuhan yang optimal maka dosis pemupukan harus

disesuaikan dengan umur dan kebutuhan stadia tanaman. Cara pemupukan dapat

dilakukan melalui media tumbuh yaitu langsung diberikan ke akar tanaman dan

pupuk daun yang pemberiannya disemprotkan ke daun tanaman.

Tanaman muda dalam masa pertumbuhan vegetatif memerlukan unsur

nitrogen lebih banyak disbanding P dan K, sedangkan tanaman pada fase generatif

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

memerlukan unsur N, P dan K relatif seimbang. Untuk tanaman berumur 1 tahun

dapat diberikan setiap 2-3 bulan dengan dosis yang meningkat secara bertahap

yaitu 20-200 gram/ph atau dapat menggunakan NPK (15-15-15) yang dilarutkan

dg dosis 500-1000 ppm yang diberikan setiap 2-4 minggu, dan dapat pula

menggunakan campuran pupuk NPK (5 gr) + Urea (3 gr) yang dilarutkan dalam 1

liter air dan diberikan setiap bulan. Pupuk daun dapat diberikan sesuai anjuran

yang tertera pada kemasan, sedangkan pupuk kandang atau pupuk organik dapat

ditambahkan minimal setahun dua kali atau sesuai kebutuhan (Hardiyanto dkk,

2010).

Tunas-tunas muda yang baru tumbuh tidak semuanya dipelihara dan

bermanfaat tetapi dipilih sesuai dengan kebutuhan. Pembuangan tunas yang tidak

berguna dilakukan pada setiap saat tumbuh tunas baru. Pewiwilan harus

dilakukan secara benar, apabila pemangkasannya kurang benar akan menstimulir

tumbuhnya tunas baru. Menurut Hardiyanto dkk (2010), kerangka tanaman yang

terbentuk harus tetap dipertahankan dengan cara membuang tunas yang tumbuh

pada batang utama, cabang primer dan sekunder serta cabang pucuk yang terlalu

rimbun. Sanitasi alat pertanian dengan cara di lap dengan kapas yang telah

dibasahi larutan alcohol 70% pada setiap kali melakukan pemangkasan bagian

tanaman dari satu tanaman ke tanaman lainnya harus tetap dilakukan bertujuan

untuk menghindari penularan penyakit.

Monitoring terhadap tanaman pohon induk perlu dilakukan, jika terdapat

indikasi serangan hama penyakit maka perlu dilakukan pengendalian. Monitoring

terutama ditujukan untuk melihat serangga penular vektor yang terdapat pada

pohon induk, karena dapat menyebabkan pohon induk terserang penyakit CVPD.

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

Menurut Setiono (2012), serangga penular penyakit CVPD yaitu Diaphorina citri

dan aphids yang merupakan vektor CTV dan Vein enation, tidak boleh dijumpai

pada tanaman di Blok Fondasi dan Blok Penggandaan Mata Tempel. Selain itu

hama penting lainnya seperti tungau, ulat peliang daun dan Papilio demolian perlu

pula mendapat perhatian karena dapat menurunkan produktivitas dan kualitas

mata tempel. Dengan beberapa modifikasi pengendalian hama penting di Blok

fondasi dapat dilakukan dengan pestisida.

Benih jeruk komersial berlabel bebas penyakit yang ada di Indonesia

umumnya diperbanyak dengan cara okulasi sehingga mutu mata tempel yang

digunakan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan okulasi dan bibit jadinya.

BPMT yang dikelola secara optimal akan mampu menghasilkan mata tempel yang

bermutu dan dapat diatur ketersediannya pada saat dibutuhkan oleh penangkar

bibit.

Menurut Setiono dan Supriyanto (2009), cara panen yang salah dapat

mempengaruhi pola pertumbuhan tunas dan mengurangi efisiensi pemeliharaan

selanjutnya sehingga produksi mata tempel tidak optimal. Tujuh condawan

dipahami dapat mencemari ranting mata tempel yaitu: Fusarium sp.,

Collectroticum sp., Cercosprora sp., Phytium sp., Alternaria sp., Aspergilus sp.,

dan Penicillum sp. Saat panen harus disesualkan dengan bulan-bulan penempelan,

yaitu berkisar pada bulan April-September.

Perlakuan pasca panen ranting mata tempel yang baru dipanen dari Blok

Fondasi dan Blok Penggandaan Mata Tempel bertujuan untuk mengeliminasi

serangan cendawan sehingga selain dapat lebih lama bertahan dalam penyimpanan

dan pengiriman juga meningkatkan keberhasilan penempelan. Jadi perlakuan

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

pasca, panen di sini dapat diartikan sebagai upaya meningkatkan mutu, terutama

kesehatan mata tempel.

Ranting mata tempel yang dipanen dari BF maupun BPMT masih dapat

tercemar tujuh macam jamur yaitu : Fusarium sp, Collectroticum sp, Cercospora

sp, Phytium sp, Alternaria sp, Aspergilus sp dan Penicillium sp yang diyakini

dapat menurunkan mutu mata tempel terutama selama menjalani pengiriman dan

penyimpanan. Perlakuan pasca panen ranting mata tempel bertujuan untuk

mengeleminasi serangan jamur sekaligus meningkatkan ketahanan mata tempel

dalam menjalani pengiriman dan penyimpanan serta meningkatkan persen

tempelan jadi (Hardiyanto dkk, 2010).

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil praktek kerja lapang yang telah dilaksanakan selama lebih

kurang 3 bulan maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Produktivitas dan kualitas mata tempel sangat dipengaruhi oleh tindakan

pemeliharaan pra panen dan perlakuan pasca panen ranting mata tempel.

2. Untuk mendapatkan sumber mata tempel yang bebas penyakit maka pohon

induk jeruk ditanam didalam rumah kasa serta perlu diperhatikan besarnya

ukuran lubang insect proof agar tidak dapat dilewati oleh serangga penular

penyakit yang bisa menularkan penyakit sistemik.

3. Mata tempel yang dihasilkan mengalami penurunan dibandingkan dengan data

rekomendasi Balitjestro yakni turun sebanyak 28 mata tempel untuk varietas

Batu 55 dan 128 mata tempel untuk varietas Siam pertahun.

5.2. Saran

Untuk mendapatkan serta meningkatkan hasil mata tempel yang optimal

baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya maka disarankan untuk melakukan

pengelolaan pohon induk jeruk di Blok Penggandaan Mata Tempel secara optimal

dan sesuai prosedur agar produksi mata tempel optimal.

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

DAFTAR PUSTAKA

AAK, 2004. Budidaya Tanaman Jeruk. Kanisius, Yogyakarta.

Anonim. 2013. Budidaya Jeruk Lengkap. http://budidaya-petani.blogspot.com.

Upload, 2013. Unduh, 29 Mei 2014.

Balitjestro. 2009. Model Rumah Kasa Induk Tanaman Jeruk. Balai Penelitian

Jeruk dan Buah Sub Tropika. Batu Malang.

Barus, A. dan Syukri, 2008. Agroteknologi Tanaman Buah-Buahan. USU-Press,

Medan.

Hadayani, 2009. Prospek Pengembangan Tanaman Jeruk Siam (Citrus Nobilis)

Berwawasan Agribisnis Di Kecamatan Bolano Lambunu Kabupaten

Parigi Moutong. Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako. Sulawesi

Tengah.

Hardiyanto dan Setiono. 2009. Blok Fondasi Sebagai Pohon Induk Jeruk. Balai

Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropika. Batu-Malang

Hardiyanto. Supriyanto, A. Mulyanto, H. Suhariyono. Sugiyanto, A dan Setiono.

2010. Panduan Teknis Pengelolaan Blok Fondasi dan Blok

Penggandaan Mata Tempel Jeruk Bebas Penyakit. Balitjestro. Batu-

Malang.

Herdiana, D. 2013. Peluang dan Prospek Usaha Bisnis Budidaya Jeruk.

http://www.blogspot.com. Upload, 09 November 2103. Unduh, 29 Mei

2014.

Kurnianti, N. 2012. Budidaya Jeruk. http://www.tanijogonegoro.com. Upload, 15

Desember 2012. Unduh, 02 Juni 2014.

Murtadhlo, Imam. 2011. Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh. Universitas Jendral

Soedirman. Purwokerto.

Pracaya, 2009. Cet. XV. Jeruk Manis Varietas, Budidaya, dan Pascapanen.

Penebar Swadaya, Jakarta.

Rachmatullah, 2010. Kontrol Pertumbuhan Tanaman.

http://rachmatullah83.wordpress.com. Upload, 21 Desember 2010.

Unduh, 27 Agustus 2014.

Setiawan, 2000. Botani Tanaman Jeruk. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Setiono. 2012. Produksi Benih Jeruk Bebas Panyakit. Balitjestro. Batu-Malang.

Setiono. 2013. Power Point Pengelolaan Blok Fondasi (BF), Blok Penggandaan

Mata Tempel (BPMT) Jeruk Bebas Penyakit. Balitjestro. Batu Malang.

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

Setiono dan Supriyanto, A. 2009. Panen dan Penanganan Pasca Panen Ranting

Mata Tempel Jeruk Bebas Penyakit. Balitjestro Batu-Malang.

Sukmadjaja, A. 2010. Penanaman Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT)

Benih Buah-buahan di Kebun Penangkar. BBPP Ketindan, Lawang.

Malang.

Tim Penulis PS, 2003. Peluang Usaha dan Pembudidayaan Jeruk Siam. Penebar

Swadaya, Jakarta.

Tim Sinar Tani, 2008. Balitjestro Distribusikan Pohon Induk Jeruk Bebas

Penyakit. Sinar Tani. Malang.

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

Lampiran 1. Profil Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika

Tlekung, Batu-Malang.

PENDAHULUAN

Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) terletak

di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Batu, Jawa Timur. Posisi Balitjestro berada

pada 4 km dari Kota Batu dan pada ketinggian tempat ± 950 m di atas permukaan

laut. Berdasarkan Surat Peraturan Menteri Pertanian Nomor:

13/Permentan/OT.140/3/2006 Loka Penelitian Jeruk dan Hortikultura Subtropik

yang mengalami peningkatan eselonisasi dari Eselon IV ke Eselon III dengan

nama Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro).

Balitjestro adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) penelitian dan

pengembangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang berada di

bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hortikultura.

SEJARAH

1958-1975 Jawatan Perkebunan Rakyat Malang

1976-1984 Kebun Percobaan Tlekung

1985-1993 Sub Balai Penelitian Hortikultura Tlekung

1994-2001 Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian

Tlekung (IP2TP)

2002-2005 Loka Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropik (Eselon

IV-a)

2006-sekarang Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

Sruktur Organisasi

Balitjestro

Kepala Balai

Dr. Ir. Djoko Susilo Utomo, MP

Kasubag Tu Koordinator Program Kasie Yantek & Jaspen

Langgeng Sutrisno, Sp Ir. Nurhadi, M.Sc Dr. Ir. Harwanto, M.Si

Bendahara

Pengeluaran

Bendahara

Penerimaan

Koord. Laboratorium

Dr. Ir. Anang T, MP

Koordinator Jaslit

Ir. Agus Sugiyatno, MP

Supriyanto Noto

TUGAS POKOK

Melaksanakan kegiatan penelitian tanaman jeruk dan buah subtropika

FUNGSI

Pelaksanaan penyusunan program, rencana kerja, anggaran, evaluasi dan

laporan penelitian tanaman jeruk dan buah subtropika;

Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan tanaman jeruk dan

buah subtropika;

Pelaksanaan penelitian eksplorasi, konservasi, karakterisasi dan

pemanfaatan plasma nutfah tanaman jeruk dan buah subtropika;

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

Pelaksanaan penelitian agronomi, morfologi, fisiologi, ekologi,

entomologi dan fitopatologi tanaman jeruk dan buah subtropika;

Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis

tanaman jeruk dan buah subtropika;

Pelaksanaan penelitian penanganan hasil tanaman jeruk dan buah

subtropika;

Pemberian pelayanan teknis penelitian tanaman jeruk dan buah subtropika;

Penyiapan kerja sama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan

dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman jeruk dan buah subtropika;

Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan

perlengkapan Balitjestro.

VISI

“Menjadi Lembaga Penelitian Bertaraf Internasional Dalam Menghasilkan Inovasi

Teknologi Jeruk dan Buah Subtropika”

MISI

Merekayasa, merakit dan menghasilkan inovasi teknologi jeruk dan

buah subtropika berbasis sumber daya lokal yang efisien, berdaya saing

tinggi serta sesuai kebutuhan pengguna.

Menjalin dan mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan

internasional dalam upaya meningkatkan kualitas dan profesionalisme

sumber daya manusia serta penguasaan inovasi teknologi jeruk dan

buah subtropika.

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

Menyebarluaskan teknologi inovatif dan produk yang telah dihasilkan

kepada pengguna.

Meningkatkan kapasitas dan publisitas Balitjestro.

Melestarikan, memanfaatkan dan mengembangkan potensi sumber daya

genetik jeruk dan buah subtropika mendukung diversifikasi produk serta

digunakan sebagai pusat wisata buah berbasis pendidikan.

MOTO

"Satu Langkah Lebih Maju"

KOMODITAS MANDAT

Jeruk, Apel, Anggur, Lengkeng, Stroberi

ARAH DAN STRATEGI PENELITIAN

Strategi penelitian Balitjestro dituangkan dalam Rencana Stratejik sebagai

landasan, arah dan pedoman bagi semua unsur internal dalam melaksanakan

kegiatan selama 5 tahun ke depan dan mengacu pada Renstra Badan Litbang dan

Renstra Puslitbang Hortikultura. Sasaran penelitian adalah mampu menciptakan

dan menghasilkan inovasi teknologi terpadu yang dibutuhkan saat ini serta

menciptakan trendsetter inovasi teknologi. Renstra Balitjestro memuat program-

program penelitian: (1) Pengkayaan, pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian

sumber genetik hortikultura; (2) Penelitian pemuliaan, perbaikan sistem produksi

dan teknologi ekonomi jeruk; (3) Penelitian dan pengembangan komoditas buah

subtropika prospektif jangka panjang (Demand Driving); (4) Pengembangan

kapasitas benih sumber jeruk dan buah subtropika; (5) Pengembangan model

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

agribisnis terintegrasi secara vertikal untuk komoditas dan produk pertanian

bernilai komersial tinggi; (6) Kaji tindak penanganan permasalahan mendesak

serta kasus-kasus darurat nasional dan daerah; dan (7) Pengembangan sistem

informasi, komunikasi, diseminasi dan umpan balik inovasi pertanian.

KERAGAAN SUMBERDAYA

Jumlah staf Balitjestro mencapai 104 Pegawai Negeri Sipil meliputi 26

tenaga peneliti dan 78 non peneliti yang diantaranya merupakan teknisi litkayasa.

Sarana dan prasarana yang dimiliki terdiri dari laboratorium kultur jaringan,

fitopatologi, virologi, entomologi, pemuliaan tanaman dan perbenihan serta

laboratorium pengelolaan dan analisis data. Balitjestro memiliki 5 kebun

percobaan koleksi plasma nutfah yang terdiri : koleksi 210 aksesi jeruk, 73 aksesi

apel, 7 aksesi plum, 2 aksesi nectharine, 2 aksesi apricot, 46 aksesi anggur, 25

aksesi lengkeng dan 19 aksesi Stroberi. Penggunaan aksesi ini terbatas untuk

penelitian dan pengelolaan plasma nutfah.

LAYANAN TEKNOLOGI

Pembersihan pohon induk jeruk varietas unggul dari patogen sistemik.

Indeksing patogen sistemik pada Blok Fondasi dan contoh dari lapang.

Penyiapan tenaga terampil pengelolaan benih dan kebun jeruk bebas

penyakit.

Penyediaan benih penjenis dan komersial jeruk, apel, anggur, apokat,

mangga dan buah subtropik lainnya.

Jaringan Informasi Inovasi Teknologi Jeruk (JIITJ) website :

balitjestro.litbang.deptan.go.id

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

KERJASAMA PENELITIAN

Balitjestro menawarkan dan siap melakukan kerjasama penelitian dengan

mitra pengusaha, kelompok tani, pemerintah propinsi maupun kabupaten,

perguruan tinggi, balai penelitian/pengkajian lembaga penelitian internasional,

organisasi profesi, dan produsen sarana produksi serta pihak lain yang berminat.

FASILITAS BALITJESTRO

Kebun Percobaan Balitjestro :

KP Banaran, Kebun Pembibitan dan Koleksi PN Apel

KP Banjarsari, Kebun Koleksi PN Anggur

KP Kliran, Kebun Stroberi

KP Punten, Kebun Pohon Induk dan Pembibitan Jeruk

KP Tlekung, Kebun Koleksi PN Jeruk

Prasarana Pendukung :

Shade House

Screen House

Nursery

Guest House

Laboratorium Kultur Jaringan

Laboratorium Fitopatologi

Laboratorium Virologi

Laboratorium Entomologi

Laboratorium Pemuliaan

Tanaman dan Perbenihan

Laboratorium Pengelolaan dan

Analisis Data

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

Lampiran 2. Tabel Pengamatan Pertumbuhan Ranting Pohon Induk Jeruk

Varietas Siam

Sam

Pel

Cab

ang

Ran

ting

Panjang Ranting (cm) Umur (Minggu setelah Pemangkasan) Rata-

rata 1

(28/3)

2

(4/4)

3

(11/4)

4

(17/4)

5

(25/4)

6

(2/5)

7

(9/5)

8

(16/5)

9

(23/5)

10

(30/5)

I

1

1 - - 3,4 13,7 15,7 18,2 18,5 18,7 19,4 20,6 16,0

2 - - 3,8 12,9 14,5 16,8 17,2 17,7 18,3 19,1 15,0

3 - - 2,5 14,2 17,8 19,2 19,4 19,7 19,9 20,9 16,7

2

1 - - 4,4 11,6 13,3 17,8 18,2 18,5 18,7 19,4 15,2

2 - - 3,8 13,2 18,1 23,8 23,9 24,2 24,5 25,3 19,6

3 - - 4,8 12,6 18,7 21,2 21,5 22,1 22,8 24,2 18,5

3

1 - - 3,0 13,4 17,9 22,5 22,7 22,9 23,2 23,8 18,7

2 - - 3,9 13,7 18,4 21,4 22,4 23,0 23,6 24,5 18,9

3 - - 3,3 11,9 20,5 25,8 26,1 26,4 26,6 27,1 21,0

II

1

1 - - 2,3 8,2 16,2 22,6 22,9 23,2 23,5 24,2 17,9

2 - - 3,2 3,9 9,1 18,3 18,7 19,5 20,0 22,4 14,4

3 - - 13,0 6,5 17,6 25,2 29,6 33,7 37,2 39,6 25,3

2

1 - - 2,3 5,7 7,5 9,3 9,7 10,2 10,6 11,2 8,3

2 - - 0,5 9,2 14,9 19,2 23,2 25,8 26,4 27,2 18,3

3 - - 0,9 5,5 9,9 15,4 21,1 26,3 31,4 33,5 18,0

3

1 - - 1,3 7,7 - - - - - - 4,5

2 - - 2,2 11,9 17,3 22,1 25,8 27,4 30,3 31,7 21,1

3 - - 1,3 6,3 11,7 15,3 18,7 22,7 27,5 29,3 16,6

III

1

1 - - 0,7 1,3 2,8 5,9 6,2 6,5 6,6 7,1 4,6

2 - - 0,8 3,8 5,2 7,4 7,9 8,5 8,8 9,6 6,5

3 - - 1,1 4,9 6,8 8,7 9,1 9,4 9,7 10,5 7,5

2

1 - - 1,8 9,3 13,7 18,6 18,8 19,1 19,4 19,7 15,1

2 - - 1,5 8,8 15,1 22,9 23,2 23,8 24,2 25,7 18,2

3 - - 1,3 6,7 13,6 20,7 21,1 21,5 21,7 22,4 16,1

3

1 - - 1,5 5,8 13,9 23,2 25,6 26,8 29,4 30,3 19,6

2 - - 0,4 3,5 9,4 14,3 16,5 17,7 18,7 19,8 12,5

3 - - 1,5 6,3 13,4 20,7 21,6 22,5 23,5 24,2 16,7

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

Lampiran 3. Tabel Produktivitas Mata Tempel Varietas Siam Sekali Panen

Sampel Cabang Ranting Jumlah Total Mata

Tempel Jumlah Produktiv (-4)

I

1

1 11 7

2 10 6

3 12 8

2

1 10 6

2 15 11

3 13 9

3

1 15 11

2 14 10

3 17 13

Jumlah 1 117 81

II

1

1 13 9

2 10 6

3 22 18

2

1 10 6

2 6 2

3 16 12

3

1 - -

2 12 8

3 17 13

Jumlah 2 106 74

III

1

1 4 0

2 5 1

3 8 4

2

1 11 7

2 15 11

3 12 8

3

1 17 13

2 18 14

3 13 9

Jumlah 3 103 67

Total = 1+2+3 326 222

Rata-Rata 108 74

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

Lampiran 4. Tabel Pengamatan Pertumbuhan Ranting Pohon Induk Jeruk

Varietas Batu 55

Sam

pel

Cab

ang

Ran

ting

Panjang Ranting (cm) Umur (Minggu Setelah Pangkas) Rata-

rata 1

(21/3)

2

(28/3)

3

(4/4)

4

(11/4)

5

(17/4)

6

(25/4)

7

(2/5)

8

(9/5)

9

(16/5)

10

(23/5)

I

1

1 - - 8,3 24 30,3 37,8 38,2 38,6 38,9 39,2 31,9

2 - - 11,3 22,8 25,7 38 40,1 42,9 43,5 44,3 33,6

3 - - 3,2 4,4 10,3 18,3 24,4 26,8 30 31,6 18,5

2

1 - - 2,2 2,8 8,4 11,9 15,5 20,2 - - 10,0

2 - - 3,8 11,3 18,6 28,5 29,2 30,7 32,1 33,7 23,5

3 - - 4,7 8,6 9,2 10,3 16,8 21,2 23,9 26,5 15,2

3

1 - - 1,9 4,9 5,6 5,8 5,9 6 6,3 6,7 5,4

2 - - 0,9 1,9 3,3 8,4 10,4 13,7 15,4 18,7 9,1

3 - - 0,7 8,8 9,7 10,6 13,8 17,7 22,5 24,2 13,5

II

1

1 - - 7,2 9,7 14,1 18,8 23,5 26,3 27,9 30,8 19,8

2 - - 8,5 20,7 28,3 39,8 42,4 45,7 48,2 51 35,6

3 - - 8,8 11,3 12,7 14,6 16,1 16,6 17,5 19,5 14,6

2

1 - - 5,3 4,9 9,3 13,6 23,5 28,1 36,6 40,1 20,2

2 - - 4,1 12,6 15 17,3 26,5 30,7 37,4 40,6 23,0

3 - - 13,5 22,9 30,1 37,9 39,5 40,3 44,8 47,8 34,5

3

1 - - 11,9 18,6 27,4 34,1 - - - - 22,8

2 - - 7,4 13,1 18,4 24,8 27,4 30,3 33,9 35,1 23,8

3 - - 9,4 12,2 20 26,6 29,6 32,7 35,4 37,1 25,4

III

1

1 - - - 2,3 13,8 20,6 23,7 25,7 26,8 27,1 20,0

2 - - - 1,8 7,4 11,3 17,2 20,1 24,9 26,8 15,5

3 - - - 2,3 4,8 7,3 12,5 16,7 18,7 20,2 11,8

2

1 - - - 2,1 3,7 5,9 5,3 5,6 5,9 6,1 4,9

2 - - - 2,2 4,8 7,1 7,2 7,4 7,5 7,6 6,3

3 - - - 0,9 1,3 1,9 2,5 3,7 4 4,2 2,6

3

1 - - 1,5 2,7 14,2 22,2 25,9 29,8 33,7 36,3 20,8

2 - - 1,1 3,2 10,9 16,3 20,7 27,3 31,8 35,5 18,2

3 - - 1,6 2,1 14,8 24,9 26,7 30,1 33,9 37,8 21,4

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

Lampiran 5. Tabel Produktivitas Mata Tempel Varietas Batu 55 Sekali Panen

Sampel Cabang Ranting Jumlah Mata

Tempel Jumlah Produktiv (-4)

I

1

1 21 17

2 26 22

3 18 14

2

1 - -

2 19 15

3 15 11

3

1 4 0

2 12 8

3 14 10

Jumlah 1 129 97

II

1

1 17 13

2 33 29

3 14 10

2

1 22 18

2 22 18

3 27 23

3

1 - -

2 20 16

3 21 17

Jumlah 2 176 144

III

1

1 17 13

2 15 11

3 11 7

2

1 3 0

2 3 0

3 2 0

3

1 21 17

2 20 16

3 21 17

Jumlah 3 113 81

Total = 1+2+3 418 322

Rata-Rata 139 107

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

Lampiran 6. Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan

Gambar 1. Pemangkasan Cabang Gambar 2. Pewiwilan Daun

Gambar 3. Pohon Induk Siap Gambar 4. Blok Pohon Induk

Pangkas setelah Pemangkasan

Gambar 5. Pemupukan Pohon Gambar 6. Penimbunan Pupuk

Induk dengan tanah

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

Gambar 7. Tunas yang baru tumbuh Gambar 8. Pewiwilan Tunas

Gambar 9. Panen Mata Tempel Gambar 10. Pewiwilan Daun (Pasca

Panen)

Gambar 11. Pohon Induk setelah Gambar 12. Pohon Induk dengan

Pengelolaan Pengelolaan yang baik

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

Gambar 13. Pohon induk yang Gambar 14. Pohon induk yang tidak

tidak produktiv dikelola dengan baik

Gambar 15. Pintu Ganda dibiarkan Gambar 16. Alas fungisida yang

terbuka tidak berfungsi

Teknologi Produksi Hortikultura

Laporan Tugas Akhir

RIWAYAT HIDUP

Penulis (Khoerudin, A.Md) adalah anak keenam dari 6

bersaudara yang dilahirkan di Bukit Mindawa, 08 Mei 1992.

Jenjang pendidikan dimulai dari TK RA.Hidayatush Shibyan

Bukit Mindawa pada tahun 1997, kemudian melanjutkan

pendidikan ke SDN 16 Pulau Punjung pada tahun 1998-2004, pada tahun 2004-

2007 melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 2 Pulau Punjung, kemudian

melanjutkan jenjang pendidikan di SMK N 1 Koto Baru pada tahun 2007-2010.

Dan pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan di Politeknik Pertanian

Universitas Andalas, Jurusan Budidaya Tanaman Pangan, Program Studi

Teknologi Produksi Hortikultura. Gelar diploma III diraih pada tahun 2014.

Semasa kuliah semester V pernah menulis Proyek Usaha Mandiri (PUM)

dengan judul “Upaya Mengoptimalkan Produksi Tanaman Terung (Solanum

melongena L.) Dalam Polybag dengan Menggunakan Pupuk Organik Cair”.

Pada semester akhir melaksanakan magang atau PKPM (Pengalaman Kerja

Praktek Mahasiswa) di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika-

Batu Malang, dan terakhir membuat Laporan Tugas Akhir dengan Judul

“Teknologi Pengelolaan Pohon Induk Jeruk di Blok Penggandaan Mata

Tempel (BPMT) Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika-Batu

Malang”

Pengalaman organisasi, sebagai anggota Forum Studi Islam Al-azzam

2012/2013, Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Budidaya Tanaman

Pangan tahun 2012/2013, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Budidaya

Tanaman Pangan tahun 2013/2014.