REFERAT TETRAPARESE
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of REFERAT TETRAPARESE
SUSUNAN SARAF
PENDAHULUAN
Cedera medula spinalis merupakan salah satu penyebab utama disabilitas neurologis akibat
trauma.Insiden cedera medula spinalis di dunia diperkirakan 40 kasus per juta setiap tahunnya (menurut
Sekhon dan Fehlings, 2001; National SCI Statistical Center, 2004). Angka insiden di Amerika Serikat
kurang lebih 11.000 kasus baru setiap tahunnya dan 4000 kasus yang tidak dapat bertahan sewaktu
mencapai rumah sakit.4
Cedera kolumna vertebralis, dengan atau tanpa defisit neurologis, harus selalu di-cari dan
disingkirkan pada penderita dengan cedera multipel. Daerah servikal merupakan segmen vertebra yang
sering terjadi cedera akibat kecelakaan kendaraan, khususnya mereka yang tidak memakai alat pengaman
bahu dan sabuk pengaman.6 Level cedera yang paling sering adalah C4, C5 (tersering), dan C6,
sedangkan level untuk paraplegi adalah thoracolumbar junction (T12).5
Trauma dapat mencederai segala bagian dari kolumna spinalis, namunsehubungan dengan sifat
anatomis-fisiologis masing-masing segmen vertebra, maka ada bagian tertentu yang mempunyai risiko
lebih tinggi daripada yang lain terhadap salah satu tipe cedera spinal. Sebagai contoh antara lain leher
yang bersifat lebih mobil dan merupakan penggabung antar dua bagian tubuh yang besar cenderung
terlibat pada sebagian besar cedera spinal tertutup.
Penyakit medula spinalis dapat terjadi akibat berbagai macam proses patologi ter-masuk trauma.
Tanpa memandang patogenesisnya, yang dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada fungsi
motorik, sensorik atau otonom7.Defisit neurologis pada cedera spinal dapat terjadi karena memar
(kontusio) atau kompresi (fraktur, dislokasi, luksasi, hematom) sehingga menyebabkan gangguan yang
permanen; atau dapat juga hanya karena edema temporer (komosio) yang menimbulkan gangguan
sementara dan kemudian pulih.10
Angka mortalitas trauma medula spinalis diperkirakan 48% dalam 24 jam pertama, dan lebih
kurang 80% meninggal ditempat kejadian, ini disebabkan vertebra servikalis yang memiliki resiko trauma
yang paling besar, dengan level tersering C5, diikuti C4, C6 , dan kemudian T12, L1 dan T10.10
Cedera medula spinalis akut tulang belakang merupakan penyebab yang palingsering dari
kecacatan dan kelemahan setelah trauma, karena alasan ini, evaluasi dan pengobatan pada cedera
tulang belakang, spinal cord dan nerve roots memerlukan pendekatan yang terintegrasi. Diagnosa
1
dini, preservasi fungsi spinal cord dan pemeliharaan aligment dan stabilitas merupakan kunci
keberhasilan manajemen.
A. Anatomi Vertebra
Tulang belakang atau vertebra adalah tulang tak beraturan yang membentuk punggung
yang mudah digerakkan. terdapat 33 tulang punggung pada manusia, 7 tulang cervical, 12 tulang
thorax (thoraks atau dada), 5 tulang lumbal, 5 tulang sacral, dan 4 tulang membentuk tulang ekor
(coccyx). Sebuah tulang punggung terdiri atas dua bagian yakni bagian anterior yang terdiri dari
badan tulang atau corpus vertebrae, dan bagian posterior yang terdiri dari arcus vertebrae.
Gambar 1. Tulang belakang
Medula spinalis mulai dari akhir medulla oblongata di foramen magnum sampai konus
medullaris di level Tulang Belakang L1-L2. Medulla Spinalis berlanjut menjadi Kauda Equina (di
Bokong) yang lebih tahan terhadap cedera.
Medula spinalis diperdarahi oleh 2 susunan arteri yang mempunyai hubungan istemewa,
yaitu arteri spinalis dan arteri radikularis. Arteri spinalis dibagi menjadi arteri spinalis anterior
dan posterior yang berasal dari arteri vertebralis, sedangkan arteri radikularis dibagi menjadi
arteri radikularis posterior dan anterior yang dikenal juga ramus vertebromedularis arteria
interkostalis. Medula Spinalis disuplai oleh arteri spinalis anterior dan arteri spinalis posterior.
Nervus spinalis/akar nervus yang berasal dari medula spinalis melewati suatu lubang di vertebra
yang disebut foramen dan membawa informasi dari medula spinalis sampai ke bagian tubuh dan
dari tubuh ke otak.
Ada 31 pasang nervus spinalis dan dibagi dalam empat kelompok nervus spinalis, yaitu :
2
a. nervus servikal : berperan dalam pergerakan dan perabaan pada lengan, leher, dan anggota
tubuh bagian atas
b. nervus thorak : mempersarafi tubuh dan perut
c. nervus lumbal dan nervus sakral : mempersarafi tungkai, kandung kencing, usus dan genitalia.
Gambar 2. Hubungan nervus spinalis dengan vertebra
B. Fisiologi Sistem Saraf
Susunan neuromuskular terdiri dari Upper motor neuron (UMN) dan lower motor neuron
(LMN). Upper motor neurons (UMN) merupakan kumpulan saraf-saraf motorik yang
menyalurkan impuls dan area motorik di korteks motorik cerebrum sampai inti-inti motorik di
saraf kranial di batang otak sampai cornu anterior medulla spinalis. Berdasarkan perbedaan
anatomik dan fisiologik kelompok UMN dibagi dalam susunan piramidal dan susunan
ekstrapiramidal. Susunan piramidal terdiri dari traktus kortikospinal dan traktus kortikobulbar.
Traktus kortikobulbar fungsinya untuk geraakan-gerakan otot kepala dan leher, sedangkan traktus
kortikospinal fungsinya untuk gerakan-gerakan otot tubuh dan anggota gerak. Sedangkan lower
motor neuron (LMN), yang merupakan kumpulan saraf-saraf motorik yang berasal dari cornu
anterior medulla spinalis sampai ke efektor dilanjutkan ke berbagai otot dalam tubuh seseorang.
3
Dari otak medula spinalis turun ke bawah kira-kira ditengah punggung dan dilindungi
oleh cairan jernih yaitu cairan serebrospinal. Medula spinalis terdiri dari berjuta-juta saraf yang
mentransmisikan informasi elektrik dari dan ke ekstremitas, badan, oragan-organ tubuh dan
kembali ke otak. Otak dan medula spinalis merupakan sistem saraf pusat dan yang mehubungkan
saraf-saraf medula spinalis ke tubuh adalah sistem saraf perifer. Medula spinalis terdiri atas
traktus ascenden (yang membawa informasi di tubuh menuju ke otak seperti rangsang raba, suhu,
nyeri dan gerak posisi) dan traktus descenden (yang membawa informasi dari otak ke anggota
gerak dan mengontrol fungsi tubuh).
Motorneuron dengan aksonnya merupakan satu-satunya saluran bagi impuls motorik
yang dapat menggerakkan serabut otot. Bilamana terjadi kerusakan pada motorneuron, maka
serabut otot yang tergabung dalam unit motoriknya tidak dapat berkontraksi, kendatipun impuls
motorik masih dapat disampaikan oleh sistem pyramidal dan ekstrapiramidal kepada tujuannya.
UMN dibagi menjadi 2 sistem, yaitu:
1. Sistem Piramidal
•Mulai dari sel-sel neuron di lapisan V koreks precentralis (area 4 Brodmann)
•Neuron-neuron tersebut tertata di daerah gyrus precentralis yang mengatur gerakan
tubuh tertentu → penataan somatotropik
4
•Serabut-serabut eferen berupa akson-akson neuron di girus precentralis turun ke neuron-
neuronyang menyusun inti saraf otak motorik, terbagi menjadi 2:
Di brain stem melalui traktus kortikobulbarisFungsi: gerakan otot-otot kepala serta
leher
Di kornu anterior medula spinalis melalui traktus kortikospinalismempersarafisel-sel
motorik batang otak secara bilateral, kecuali nervus VII dan XII Fungsi: menyalurkan
impuls motorik untuk gerakan-gerakan tangkas otot-otot tubuh dan anggota gerak.
Kelainan traktus piramidalis setinggi :
Hemisfer : Hemiparese tipikal(gangguan ekstremitas sesisi dengan nervus
cranialis dan kontralateral terhadap lesi).
Batang otak : Hemiparesis alternans(gangguan ekstremitas kontralateral
terhadap lesi dan nervus cranialisnya).
Medulla spinalis : Tetra/Paraparese
2. Sistem Ekstrapiramidal
Dimulai dari serebral korteks, basal ganglia, subkortikal nukleus secara tidak langsung ke
spinal cord melalui multisynap conection
Inti-inti yang menyusun ekstrapyramidal:
1.Korteks motorik tambahan (area 4s, 6, 8).
2.Ganglia basalis (Nucleus kaudatus, Putamen, Globus pallidus, substansia nigra),
Korpus subtalamikum (Luysii), Nucleus ventrolateralis Talami.
3.Nucleus ruber & substansia retikularis batang otak.
4.Cerebellum
Berfungsi untuk gerak otot dasar /gerak tonic, pembagian tonus secara harmonis,
mengendalikan aktifitas piramidal.
Gangguan pada ekstrapiramidal : Kekakuan, rigiditas, ataksia, tremor, balismus, khorea,
atetose.
LMN
5
Merupakan neuron-neuron yang menyalurkan impuls motoric pada bagian perjalanan
terakhir (dari kornuanterior medulla spinalis) ke sel otot skeletal (final common pathway
motoric impuls).
LMN dibagi menjadi:
α-motoneuron besar, akson tebal, menyalurkan impuls ke serabut otot ekstrafusal
γ-motoneuron kecil, akson halus, menyalurkan impuls ke serabut otot
intrafusal
• Tiap motorneuron menjulurkan 1 akson yang bercabang-cabang dan tiap cabangnya
mensarafi seutas serabut otot. Otot untuk gerakan tangkas terdiri dari banyak unit
motoric yang kecil-kecil, sedangkan otot untuk gerakan sederhana terdiri dari kesatuan
motoric besar berjumlah sedikit.
• Pola impuls motoric dari lintasan pyramidal menyalurkan impuls ke system output
striatal extrapyramidal, fungsinya untuk menggalakkan/menghambat α-γ-motoneuron.
Bila hubungan antara UMN dan LMN diputus, motoneuron masih bisa menggerakkan
otot, akan tetapi gerakannya tidak sesuai dan cenderung reflektorik, massif. Namun
bila motoneuronnya yang rusak, impuls tetap disampaikan, namun otot yang
terhubungan tidak bisa digerakkan sehingga menimbulkan atrofi otot.
C. GANGGUAN MEDULLA SPINALIS
• Cedera Traumatik
6
Terjadi ketika benturan fisik eksternal seperti yang diakibatkan oleh kecelakaan
kendaraan bermotor, jatuh atau kekerasan, merusak medula spinalis.
Hagen dkk (2009) mendefinisikan cedera medula spinalis traumatik sebagai lesi
traumatik pada medula spinalis dengan beragam defisit motorik dan sensorik atau
paralisis.
Sesuai dengan American Board of Physical Medicine and Rehabilitation Examination
Outline for Spinal Cord Injury Medicine, cedera medula spinalis traumatik mencakup
fraktur, dislokasi dan kontusio dari kolum vertebra.
• Cedera Non Traumatik
Terjadi ketika kondisi kesehatan seperti penyakit, infeksi atau tumor mengakibatkan
kerusakan pada medula spinalis, atau kerusakan yang terjadi pada medula spinalis yang
bukan disebabkan oleh gaya fisik eksternal.
Faktor penyebab dari cedera medula spinalis mencakup penyakit motor neuron, myelopati
spondilotik, penyakit infeksius dan inflamatori, penyakit neoplastik, penyakit vaskuler,
kondisi toksik dan metabolik dan gangguan kongenital dan perkembangan
Ada dua tipe lesi, yaitu :
• Lesi komplit
Menyebabkan kehilangan kontrol fungsi motorik dan sensorik secara total dari bagian dibawah
lesi. Penyembuhan jauh lebih kecil dibandingkan lesi inkomplit.
• Lesi Inkomplit
Menyebabkan terjadi kelumpuhan otot ringan (parese) dan atau mungkin kerusakan sensorik.
Sindrom sumsum tulang belakang inkomplit meliputi the anterior cord syndrome, the Brown-
Séquard syndrome, dan the central cord syndrome. Sindrom lainnya meliputi the conus
medullaris syndrome, the cauda equina syndrome, dan spinal cord concussion.
Sindroma korda anterior
Terjadi akibat gaya fleksi dan rotasi pada vertebra menyebabkan dislokasi ke anterior atau
akibat fraktur kompresi dari corpus vertebra dengan penonjolan tulang ke kanalis
vertebra.
Sindroma korda sentralis
Biasanya dijumpai pada orang tua dengan spondilosis servikal. Cedera hiperekstensi
menyebabkan kompresi medula spinalis antara osteofit ireguler dari corpus vertebra di
anterior dengan ligamentum flavum yang menebal di posterior.
Sindroma korda posterior
Sindroma ini umumnya dijumpai pada hiperekstensi dengan fraktur pada elemen
posterior dari vertebra.
Sindroma Brown-sequard
Secara klasik terjadi akibat cedera tusukan tetapi juga sering dijumpai pada fraktur massa
lateral dari vertebra. Tanda dari sindroma ini sesuai dengan hemiseksi dari medula
spinalis.
Conus medullaris syndrome
Adalah trauma vertebra sakral dengan atau tanpa keterlibatan saraf lumbal. Sindrom ini
ditandai arefleksia pada kandung kemih, pencernaan. Hilangnya fungsi motorik dan
sensorik pada ekstremitas bawah bervariasi.
Cauda equina syndrome
7
Melibatkan trauma saraf lumbosakral dan ditandai arefleksia pada pencernaan dan /atau
kandung kemih, dengan hilangnya fungsi motorik dan sensorik ekstremitas bawah yang
bervariasi. Trauma ini biasanya disebabkan oleh herniasi diskus lumbal sentral.
D. Parese
Parese adalah kelemahan/kelumpuhan parsial yang ringan/tidak lengkap atau suatu
kondisi yang ditandai oleh hilangnya atau gangguan fungsi motorik pada suatu bagian tubuh
akibat lesi pada mekanisme saraf atau otot. Kelemahan adalah hilangnya sebagian fungsi otot
untuk satu atau lebih kelompok otot yang dapat menyebabkan gangguan mobilitas bagian yang
terkena. Parese pada anggota gerak dibagi mejadi 4 macam, yaitu :
• Monoparese adalah kelemahan pada satu ekstremitas atas atau ekstremitas bawah.
• Paraparese adalah kelemahan pada kedua ekstremitas bawah.
• Hemiparese adalah kelemahan pada satu sisi tubuh yaitu satu ekstremitas atas dan satu
ekstremitas bawah pada sisi yang sama.
• Tetraparese adalah kelemahan pada keempat ekstremitas.
E. Tetraparese
Tetraparese juga diistilahkan juga sebagai quadriparese, yang keduanya merupakan
parese dari keempat ekstremitas. ”tetra” dari bahasa yunani sedangkan “quadra” dari bahasa latin.
Tetraparese adalah kelumpuhan/kelemahan yang disebabkan oleh penyakit atau trauma pada
manusia yang menyebabkan hilangnya sebagian fungsi motorik pada keempat anggota gerak,
8
dengan kelumpuhan/kelemahan lengan lebih atau sama hebatnya dibandingkan dengan tungkai.
Hal ini diakibatkan oleh adanya kerusakan otak, kerusakan tulang belakang pada tingkat tertinggi
(khususnya pada vertebra cervikalis), kerusakan sistem saraf perifer, kerusakan neuromuscular
atau penyakit otot. Kerusakan diketahui karena adanya lesi yang menyebabkan hilangnya fungsi
motorik pada keempat anggota gerak, yaitu lengan dan tungkai. Penyebab khas pada kerusakan
ini adalah trauma (seperti tabrakan mobil, jatuh atau sport injury) atau karena penyakit (seperti
mielitis transversal, polio, atau spina bifida).
Pada tetraparese kadang terjadi kerusakan atau kehilangan kemampuan dalam
mengontrol sistem pencernaan, fungsi seksual, pengosongan saluran kemih dan rektum, sistem
pernafasan atau fungsi otonom. Selanjutnya, dapat terjadi penurunan/kehilangan fungsi sensorik.
adapun manifestasinya seperti kekakuan, penurunan sensorik, dan nyeri neuropatik. Walaupun
pada tetraparese itu terjadi kelumpuhan pada keempat anggota gerak tapi terkadang tungkai dan
lengan masih dapat digunakan atau jari-jari tangan yang tidak dapat memegang kuat suatu benda
tapi jari-jari tersebut masih bisa digerakkan, atau tidak bisa menggerakkan tangan tapi lengannya
masih bisa digerakkan. Hal ini semua tergantung dari luas tidaknya kerusakan.
F. Etiologi
Penyebab umum dari tetraparase, yaitu :
- Complete/incomplete transection of cord with fracture
- Prolapsed disc
- Cord contusion-central cord syndrome, anterior cordsyndrome
- Guillain-Barre Syndrome (post infective polyneuropathy)
- Transverse myelitis Acute myelitis
- Anterior spinal artery occlusion
- Spinal cord compression
- Haemorrhage into syringomyelic cavaty
- Poliomyelitis
G. Epidemiologi
Tetraparese salah satunya disebabkan karena adanya cedera pada medula spinalis.
menurut Pusat Data Nasional Cedera Medula Spinalis (The National Spinal Cord Injury Data
Research Centre) memperkirakan ada 10.000 kasus baru cedera medula spinalis setiap tahunnya
di Amerika Serikat. Angka insidensi paralisis komplet akibat kecelakaan diperkirakan 20 per
100.000 penduduk, dengan angka tetraparese 200.000 per tahunnya. Kecelakaan kendaraan
bermotor merupakan penyebab utama cedera medula spinalis.
Cedera medula spinalis dapat dibagi menjadi komplet dan in komplet berdasarkan
ada/tidaknya fungsi yang dipertahankan di bawah lesi. Pembagian ini penting untuk meramalkan
prognosis dan penanganan selanjutnya.. Data di Amerika Serikat menunjukkan urutan frekuensi
disabilitas neurologis karena cedera medula spinalis traumatika sbb : (1) tetraparese inkomplet
(29,5%), (2)paraparese komplet (27,3%), (3) paraparese inkomplet (21,3%), dan (4) tetraparese
komplet (18,5%).
H. Klasifikasi Tetraparese
Pembagian tetraparese berdasarkan kerusakan topisnya
a. Tetrapares spastik
Tetraparese spastik terjadi karena kerusakan yang mengenai upper motor neuron (UMN),
sehingga menyebabkan peningkatan tonus otot atau hipertoni.
9
b. Tetraparese flaksid
Tetraparese flaksid terjadi karena kerusakan yang mengenai lower motor neuron (LMN),
sehingga menyebabkan penurunan tonus atot atau hipotoni.
I. Patofisiologi Tetraparese
Tetraparese dapat disebabkan karena kerusakan Upper Motor Neuron (UMN) atau
kerusakan Lower Motor Neuron (LMN). Kelumpuhan/kelemahan yang terjadi pada kerusakan
Upper Motor Neuron (UMN) disebabkan karena adanya lesi di medula spinalis. Kerusakannya
bisa dalam bentuk jaringan scar, atau kerusakan karena tekanan dari vertebra atau diskus
intervetebralis. Hal ini berbeda dengan lesi pada LMN yang berpengaruh pada serabut saraf yang
berjalan dari horn anterior medula spinalis sampai ke otot.
Pada columna vertebralis terdapat nervus spinalis, yaitu nervus servikal, thorakal, lumbal,
dan sakral. Kelumpuhan berpengaruh pada nervus spinalis dari servikal dan lumbosakral dapat
menyebabkan kelemahan/kelumpuhan pada keempat anggota gerak. Wilayah ini penting, jika
terjadi kerusakan pada daerah ini maka akan berpengaruh pada otot, organ, dan sensorik yang
dipersarafinya.
Ada dua tipe lesi, yaitu lesi komplit dan inkomplit. Lesi komplit dapat menyebabkan
kehilangan kontrol otot dan sensorik secara total dari bagian dibawah lesi, sedangkan lesi
inkomplit mungkin hanya terjadi kelumpuhan otot ringan (parese) dan atau mungkin kerusakan
sensorik. Lesi pada UMN dapat menyebabkan parese spastic sedangkan lesi pada LMN
menyebabkan parese flacsid.
• Lesi di Mid- or upper cervical cord
Tiap lesi di medula spinalis yang merusak daerah jaras kortikospinal lateral menimbulkan
kelumpuhan Upper Motor Neuron (UMN) pada otot-otot bagian tubuh yang terletak di bawah
tingkat lesi. Lesi transversal medula spinalis pada tingkat servikal, misalnya C5 mengakibatkan
kelumpuhan Upper Motor Neuron (UMN) pada otot-otot tubuh yang berada dibawah C5, yaitu
sebagian otot-otot kedua lengan yang berasal yang berasal dari miotom C6 sampai miotomC8,
lalu otot-otot thoraks dan abdomen serta segenap otot kedua tungkai yang mengakibatkan
kelumpuhan parsial dan defisit neurologi yang tidak masif di seluruh tubuh. Lesi yang terletak di
medula spinalis tersebut maka akan menyebabkan kelemahan/kelumpuhan keempat anggota
gerak yang disebut tetraparese spastik.
10