REFERAT TENGGELAM - baixardoc
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of REFERAT TENGGELAM - baixardoc
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
TENGGELAM
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Persyaratan dalam
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Dosen Penguji : dr. RP Uva Utomo,MH,Sp.KF
Residen pembimbing : dr.Stephanus Rumancay
Disusun oleh:
Brili Bagus Dipo 030.09.049 FK TRISAKTI
Margo Sebastian C 030.09.143 FK TRISAKTI
Tri Annisa 030.09.257 FK TRISAKTI
Made ayundari primarani 030.10.167 FK TRISAKTI
Nadia adriani putri maizalius 030.10.200 FK TRISAKTI
Dea Haykal 030.11. 065 FK TRISAKTI
Vania Rinosaputri 030.11.293 FK TRISAKTI
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
RSUP DOKTER KARIADI SEMARANG
PERIODE 1 FEBRUARI – 28 FEBRUARI 2016
1
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Brili Bagus Dipo 030.09.049 FK TRISAKTI
Margo Sebastian 030.09.143 FK TRISAKTI
Tri Annisa 030.09.257 FK TRISAKTI
Made ayundari primarani 030.10.167 FK TRISAKTI
Nadia adriani putri maizalius 030.10.200 FK TRISAKTI
Dea Haykal 030.11. 065 FK TRISAKTI
Vania Rinosaputri 030.11.293 FK TRISAKTI
Fakultas : Kedokteran Umum
Universitas : Trisak Jakarta
Tingkat : Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian : Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Dosen pembimbing : dr,
Residen pembimbing :dr. Stephanus Rumancay
Semarang, 16 Februari 2016
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi Semarang
Dosen pembimbing Residen pembimbing
dr.RP Uva Utomo,MH,SpKF dr.Stephanus Rumancay
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang
telah melimpahkan rahmat-Nya sehinggga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan referat dengan judul “Tenggelam”. Referat ini diajukan dalam rangka
melaksanakan tugas Program Pendidikan Profesi Dokter di Bagian Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi
Semarang pada periode 1 Februari 2016-28 Februari 2016.
Penulisan referat ini tidak terlepas dari bantuan,bimbingan dan petunjuk
dari berbagai pihak yang telah senantiasa membantu. Oleh sebab itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada
1. Dr. RP Uva Utomo,MH,SpKF selaku dosen pembimbing Kepaniteraan
Klinik Program Pendidikan Profesi Dokter di Bagian Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Kariadi
Semarang.
2. dr.Stephanus Rumancay selaku residen pembimbing Kepaniteraan Klinik
Program Pendidikan Profesi Dokter di bagian Ilmu Kedokteran Forensik
dan Medikolegal Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Kariadi Semarang.
3. Rekan-rekan kepaniteraan klinik dari
TRISAKTI,UNDIP,UKI,UKRIDA,ATMAJAYA,ABDURAB
4. Semua pihak-pihak lain yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu penulisan referat ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam
penulisan referat ini,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat diharapkan. Penulis sangat berharap agar referat ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Semarang, Februari 2016
DAFTAR ISI
3
Tenggelam atau drowning adalah suatu proses gangguan nafas yang
dialami akibat terendam atau terbenam kedalam cairan. Proses tenggelam dimulai
ketika saluran nafas berada di bawah permukaan cairan (terendam) atau air yang
terpercik ke wajah (terbenam).1
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 0,7% kematian diseluruh dunia
disebabkan oleh tenggelam, atau lebih dari 372.000 kematian setiap tahunnya
yang paling banyak disebabkan oleh tenggelam yang tidak disengaja, setengah
dari korban tenggelam adalah mereka yang berusia di bawah 25 tahun, dan lebih
sering terjadi pada laki – laki di bandingkan perempuan, angka ini tidak termasuk
kematian tenggelam akibat bencana seperti banjir, tsunami, dan kecelakaan
kapal.1,2 Angka kematian yang dicatat ini belum dapat di jadikan sebagai patokan
tepat sebab kematian akibat tenggelam banyak terjadi sebelum korban sampai ke
fasilitas kesehatan sehingga data akurat mengenai tenggelam masih sulit untuk di
dapatkan hal ini menyebabkan diabaikannya penelitian dan pencegahan kejadian
tenggelam.2
Menurut survei WHO yang terkahir terjadi peningkatan 39 – 50% angka
kematian akibat tenggelam di negara – negara maju seperti Amerika serikat,
Australia dan Finlandia, dan peningkatan lima kali lipat lebih besar di negara
negara miskin dan berkembang.2
Penelitian melaporkan rata – rata kejadian tenggelam terjadi pada saat
rekreasi air, seperti kolam renang dan bak mandi, selain itu salah satu faktor risiko
penting yaitu konsumsi alkohol di daerah yang dekat dengan air dapat
meningkatkan kejadian tenggelam.2,3
Oleh karena itu referat ini dibuat agar kita dapat mengenali kematian
akibat tenggelam dan dapat mengetahui hasil pemeriksaan luar dan dalam yang
dapat ditemukan pada korban tenggelam.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Tenggelam biasanya didefinisikan sebagai kematian akibat asfiksia yang
disebabkan oleh masuknya cairan ke dalam saluran pernapasan. Pada suatu kasus
tenggelam korban terbenam dalam air sehingga sistem pernapasannya terganggu
dengan akibat hilangnya kesadaran dan ancaman pada jiwa korban. Pada suatu
kasus tenggelam, seluruh tubuh tidak perlu terbenam di dalam air, asalkan lubang
hidung dan mulut berada di bawah permukaan air sudah memenuhi criteria suatu
kasus tenggelam.1
Jumlah air yang dapat mematikan ialah bila air dihirup oleh paru-paru
sebanyak 2 liter untuk orang dewasa dan sebanyak 30-40 mililiter untuk bayi.3
Menurut WHO Tenggelam atau drowning adalah suatu proses gangguan nafas
yang dialami akibat terendam atau terbenam kedalam cairan. Tenggelam dapat
terjadi di lautan atau pada kasus penurunan kesadaran akibat alkohol, epilepsi,
atau anak kecil pada air dengan ketinggian air 6 inci (15,24 cm). Mekanisme
kematian yang terjadi akibat tenggelam akibat suatu anoksia serebral yang
ireversibel atau yang sering disebut dengan asfiksia.2
B. EPIDEMIOLOGI
Tenggelam merupakan salah satu masalah besar, sehubungan dengan
dampaknya secara global, tenggelam merupakan suatu kasus terabaikan dalam
isu kesehatan masyarakat. Pada tahun 2012, diperkirakan sekitar 372.000 orang
meninggal akibat tenggelam, yang menempatkannya sebagai penyebab kematian
ketiga terbanyak di dunia dimana 91% dari total kematian tersebut terjadi di
negara negara miskin dan berkembang, setengah dari korban tenggelam adalah
mereka yang berusia di bawah 25 tahun, dan lebih sering terjadi pada laki – laki
di bandingkan perempuan. Perkiraan jumlah korban sangat mengkhawatirkan
karena data resmi angka kematian mengeksklusikan kematian tenggelam akibat
bunuh diri dan tenggelam karena bencana banjir, dan insiden transportasi lautan.2
6
Menurut survei WHO yang terakhir terjadi peningkatan 39 – 50%
angka kematian akibat tenggelam di negara – negara maju seperti Amerika
serikat, Australia dan Finlandia, dan peningkatan lima kali lipat lebih besar di
negara negara miskin dan berkembang.2
Berdasarkan studi epidemiologi, tenggelam hampir selalu menempati
sepuluh besar penyebab kematian di seluruh penjuru dunia pada usia 1 – 24
tahun.2
Gambar 1. Peringkat tenggelam sebagai 10 penyebab kematian terbanyak.2
Gambar 2. Kematian rata – rata per 100.000 populasi.2
Di Indonesia sendiri angka kejadian tenggelam belum diketahui. Namun,
merujuk pada kondisi geografis wilayah Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau
7
dengan garis pantai yang cukup panjang yang memungkinkan terjadinya
tenggelam. Terlebih Indonesia juga merupakan daerah wisata di mana perairan
juga merupakan salah satu daya tarik wisata yang dimiliki.5 Pada negara maju,
korban tenggelam yang bertahan hidup tapi mengalami cedera otak yang berat
yang menyebabkan kelumpuhan dapat menyebabkan tingginya biaya finansial
bagi keluarga yang merawat. Pada waktu yang sama, kurangnya sarana dan
pelayanan medis di negara miskin dan berkembang berarti korban tenggelam yang
selamat dengan kecacatan biasanya tidak dapat hidup lama.2
C. MEKANISME PROSES TENGGELAM
Reaksi awal : usaha bernapas yang berlangsung hingga batas kemampuan
dicapai dimana seseorang harus bernapas, batas kemampuan ditentukan oleh
kominasi antara kadar CO2 yang tinggi dan konsentrasi O2 yang rendah. Menurut
Pearn, batas kemampuan terjadi pada tingkat PCO2 dibawah 55 mmHg saat
terdapat hipoksia dan tingkat PO2 dibawah 100 mmHg saat PCO2 tinggi melewati
batas kemampuan, seseorang menarik napas secara involunter, pada saat ini air
mencapai laring dan trakea, menyebabkan spasme laring yang diakibatkan
tenggelam pada air tawar, terdapat penghirupan sejumlah besar air, tertelan dan
akan dijumpai dalam perut. Selama bernapas di dalam air, penderita mungkin
muntah dan terjadi aspirasi isi lambung. Usaha pernapasan di bawah air akan
berlangsung selama beberapa menit.,hingga pernapasan terhenti. Hipoksia
serebral akan berlanjut hingga irreversible dan terjadi kematian.
Kematian yang terjadi pada peristiwa tenggelam dapat disebabkan oleh :
1. Refleks vagal
Peristiwa tenggelam yang menyebabkan kematian akibat refleks vagal disebut
tenggelam tipe 1. Pada tipe ini, kematian terjadi sangat cepat dan pada
pemeriksaan postmortem tidak ditemukan adanya tanda-tanda asfiksia maupun
air di dalam paru-parunya sehingga sering disebut tenggelam kering (dry
drowning).
2. Spasme laring
8
Kematian karena spasme laring pada tipe tenggelam umumnya jarang terjadi.
Spasme laring tersebut terjadi karena rangsangan air yang masuk ke laring. Pada
pemeriksaan postmortem ditemukan tanda-tanda asfiksia, tetapi pada paru-
parunya tidak didapatkan tanda adanya air atau benda-benda air lainnya.
3. Pengaruh air yang masuk paru-paru
a. Pada peristiwa tenggelam di air tawar akan menimbulkan anoksia disertai
gangguan elektrolit. Pada keadaan ini terjadi absorpsi cairan secara masif
dalam jumlah yang bisa mencapai 70% dari volume darah awal dalam 3 menit
karena konsentrasi elektrolit di dalam air tawar lebih rendah dibadingkan
konsentrasi dalam darah sehingga akan menyebabkan terjadinya hemodilusi
darah, air masuk ke dalam aliran darah sekitar alveoli dan mengakibatkan
hemolisis. Dengan terpecahnya eritrosit maka ion kalsium intrasel akan
terlepas, dalam hal ini terjadi akibat pengenceran darah sehingga tubuh
mencoba mengatasinya dengan melepas ion kalium dari serabut otot jantung
sehingga kadar ion kalium dalam plasma meningkat, terjadi perubahan
keseimbangan ion Ca dan K dalam serabut otot jantung sehingga
menimbulkan hiperkalemia yang akan menyebabkan terjadinya fibrilasi
ventrikel dan menyebabkan penurunan tekanan darah, yang kemudian
menyebabkan timbulnya kematian akibat anoksia otak. Kematian dalam air
tawar terjadi dalam dalam waktu 4-5 menit.
Pemeriksaan postmortem ditemukan tanda-tanda asfiksia, kadar NaCl jantung
kanan lebih tinggi dibanding jantung kiri dan adanya buih serta benda-benda
air pada paru-paru. Tenggelam jenis ini disebut tenggelam tipe IIA.
b. Pada peristiwa tenggelam di air asin akan mengakibatkan terjadinya anoksia
dan hemokonsentrasi.
Tenggelam jenis ini akan disebut sebagai tenggelam tipe IIB. Dibandingkan
tenggelam tipe IIA kematian pada tenggelam tipe ini terjadi lebih lembat.
Konsentrasi elektrolit air laut lebih tinggi daripada dalam darah sehingga air
akan ditarik dari sirkulasi pulmonal ke dalam jaringan interstitial paru yang
akan mengakibatkan edema pulmoner, hemokonsentrasi, hipovolemia dan
kenaikan kadar magnesium dalam darah. Hemokonsentrasi akan menyebabkan
9
sirkulasi menjadi lambat dan menyebabkan terjadinya payah jantung.
Kematian terjadi 8-12 menit setelah tenggelam. Pemeriksaan postmortem
ditemukan adanya tanda-tanda asfiksia, kadar NaCl pada jantung kiri lebih
tinggi dibandingkan jantung kanan, serta ditemukan buih serta benda air pada
paru-paru.
Cara kematian
Peristiwa tenggelam dapat terjadi karena:
1. Kecelakaan
Sering terjadi karena korban jatuh ke laut, danau, sungai dan juga kolam
renang.
2. Bunuh diri
Peristiwa ini terjadi dengan menjatuhkan diri ke dalam air. Terkadang
tubuh pelaku diikat dengan benda pemberat agar tubuhnya dapat
tenggelam.
3. Pembunuhan
Ada banyak cara yang dapat digunakan, misalkan melempar korban ke
laut dengan diikat pada pemberat atatupun dengan memasukkan kepala
korban ke bak berisi air. Dari segi patologik sulit dibedakan antara bunuh
diri dan pembunuhan. Pemeriksaan pada tempat kejadian sangat
membantu. Jika memang benar pembunuhan, maka masih perlu diteliti
apakah korban ditenggelamkan saat masih hidup atau sudah mati.
Pada pemeriksaan mayat tenggelam, hal penting yang perlu ditentukan
pada pemeriksaan adalah :
1. Menentukan indentitas korban
Identitas korban ditentukan dengan memeriksa antara lain:
• Pakaian dan benda milik korban
• Warna dan distribusi rambut serta identitas lain
• Kelainan atau deformitas dan jaringan parut
• Sidik jari
• Pemeriksaan gigi
• Teknik identifikasi lain
2. Apakah korban masih hidup sebelum tenggelam.
Pada mayat yang masih segar, untuk menentukan apakah korban
masih hidup atau sudah meninggal saat tenggelam dapat diketahui
dari pemeriksaan:
• Metode yang memuaskan untuk menentukan apakah orang
masih hidup waktu tenggelam ialah pemeriksaan diatom.
10