Proposal Melpa B Katili
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of Proposal Melpa B Katili
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.1 Latar belakang
Di era globalisa ini persaingan bisnis menjadi
sangat tajam, baik di pasar nasional (Dosmestik) maupun
di pasar internasional atau global, akibatnya timbul
persaingan dalam menawarkan produk-produk yang
berkualitas dan lengkap dengan harga yang mampu
bersaing di pasaran. Berdasarkan tingkat kehidupan
masyarakat yang semakin meningkat, maka kebutuhan
masyarakat terhadap barang juga akan semakin meningkat.
Hal ini membawa perngaruh terhadap variasi perilaku
konsumen dalam memilih barang yang akan mereka beli
ataupun yang mereka anggap paling sesuai dan benar –
benar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.
Orang memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka
dengan produk. Produk yang berkualitas dengan harga
bersaing merupakan kunci utama dalam memenangkan
persaingan, yang pada akhirnya akan dapat memberikan
nilai kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumen.
2
Konsumen kini memiliki tuntutan nilai yang jauh lebih
besar dan beragam karena dihadapkan pada berbagai
pilihan berupa barang maupun jasa yang dapat mereka
beli.
Perkembangan dalam bidang industri, jasa dan
dagang sangat berperang penting dalam dunia
perekonomian, dimana perekonomian mampu memberikan
perubahan-perubahan yang berarti bagi kehidupan
masyarakat. Perubahan kondisi perekonomian indonesia
mengakibatkan terjadinya peningkatan bisnis ritel atau
eceran. Hal ini ditandai dengan banyaknya bisnis ritel
modern yang bermunculan, terutama di kota-kota besar di
indonesia dengan konsep one stop shopping, yang
memenuhi segala kebutuhan berbelanja disuatu tempat
perbelanjaan (ma’ruf 2005:24)
Ma’ruf (2005:24) mengemukakan, adanya globalisasi
juga merupakan faktor utama terciptanya permintaan atau
meningkatnya permintaan barang dan jasa ritel. Gaya
hidup adalah salah satu aspekkehidupan masyarakat yang
3
dipengaruhi oleh faktor ini. Karena itu,banyak peritel
besar mengamati perkembangan globalisasi, khususnya
perkembangan yang berpengaruh pada kehidupan
masyarakat.
Syarat yang harus di penuhi oleh suatu perusahan
agar dapat sukses dalam persaingan adalah mencapai
tujuan tersebut dengan mengimplementasikan pelayanan
yang baik dan mempertahankan pelanggan dengan membuat
citra yang baik di benak konsumen yang nantinya akn
menimbulkann loyalitas yang berkelanjutan. Hal ini bisa
tercapai oleh suatu perusahaan melalui
upayamenghasilkan dan menyampaikan barang serta jasa
yang diinginkan konsumen. Kegiatan tersebut sangat
tergantung pada perusahaan atau sebagai artributdalam
kelengkapan produk harga, produk, perlayanan umum ,
lokasi dan perilaku konsumen dalam proses pengambilan
keputusan untuk membeli ( Engel & paul, 2001 : 251 )
Agar konsumen tertarik untuk mengunjungi toko dan
melakukan transaksi bukanlah hal mudah mengingat
4
konsumen bahwa datang kepusat perbenlanjaan mempunyai
tujuan dan motif yang berbeda mulai dari sekedar
melihat-llihat rekreasi atau khusus untuk berbelanja
kebutuhan mereka. Penting bagi perusahaan menyusun
strategi yang tepat untuk memikatkonsumen menlakukan
transaksi. Berbagi atribut yang dimiliki perusahaan
merupakan potensi yang harus selalu diperhatikan dan
dioptimalkan dalam menyusun strategi yang baik guna
menjaring konsume (mulyani, (2009 : 100).
Kotrel (2002 : 347) mengemukan kelengkapan produk
adalah tersedianyaan semua jenis produk yang ditawarkan
untuk memiliki, dipakai atau dikonsumsi oleh konsumen
yang di hasilkan oleh suatu produsen, sedangan Engels
dalam raharhani (2005 : 6) mengemukan keragaman produk
merupakan kelengkapan produk yang menyangkut kedalaman,
luas dan kualitas produk yang ditawarkan juga
ketersediaan produk tersebut setiap saat di toko.
Konsumen kini memiliki tuntutan nilai yang jauh
lebih besar dan beragam karena dihadapkan pada
5
berbagai pilihan berupa barang maupun jasa yang dapat
mereka beli. Dalam hal ini penjual harus dapat
membelikan kualitas produk yang baik. Begitu pula
dengan kelengkapan produk yang ditawarkan (variety)
juga sangat mempengaruhi minat beli konsumen. Produk
sebagai hasil dari kegiatan produksi yang akan
mempunyai wujud tertentu, mempunyai sifat-sifat fisik
dan kimia tertentu. Disamping itu akan terdapat
tenggang waktu (yang betapa kecilnya ) antara saat
diproduksinya produk tersebut dengan saat dikonsumsinya
produk yang bersangkutan oleh konsumen produk tersebut
( Ahyari, 2002. 8).
Raharjani (2005 : 6 ), berpendapat bahwa konsumen
cenderung memilih tempat yang menawarkan produk yang
bervarriasi dan lengkap menyangkut kedalaman, luas, dan
kualitas keragaman barang yang ditawarkan oleh penjual.
Ketersediaan barang dalam suatu pasar swalayan meliputi
variasi merk yang banyak, tipe dan ukuran kemasan
barang yang dijual, macam-macam rasa dari suatu produk
6
yang akan dibeli. Bagi sebuah pasar swalayan
kelengkapan barang dagangan merupakan faktor penting
untuk menarik konsumen. Meskipun harga jual lebih
tinggi dari pasar swalayan lainnya, tetapi lebih
lengkapnya barang yang dijual maka, pasar swalayan ini
banyak menarik para pengunjung. Semakin lengkapan
sebuah pasar swalayan maka semakin memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen, sehingga konsumen akan
memutuskan untuk melakukan pembelian produk mereka.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti memilih
judul : “PENGARUH KELENGKAPAN PRODUK DAN HARGA TERHADAP
MINAT BELI KONSUMEN PADA MAKRO SUPERMARKET DEPT DAN
STORE”
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan
diatas maka terdapat beberapa permasalahan yang
penting :
7
1. Seberapa besar pengaruh kelengkapan produk dan
harga yang terdiri dari ; keragaman produk (X1),
variasi produk(X2), ketersedian
produk(X3),merek(X4) terhadap minat beli konsumen
pada makro supermarket dept dan store secara persial
2. Seberapa besar pengaruh kelengkapan produk dan
harga yang terdiri dari ; keragaman produk (X1),
variasi produk(X2), ketersedian produk(X3),merek
terhadap minat beli konsumen pada makro supermarket
dept dan store secara simultan
2.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui besar nya pengaruh kelengkapan
produk dan harga yang terdiri dari; keragaman
produk (X1), variasi produk(X2), ketersedian
produk(X3), merek(X4) terhadap minat beli
konsumen pada makro supermarket dept dan store secara
persial
8
2. Untuk mengetahui besar nya pengaruh kelengkapan
produk dan harga yang terdiri dari ; keragaman
produk (X1), variasi produk(X2), ketersedian
produk(X3),merek terhadap minat beli konsumen
pada makro supermarket dept dan store secara simultan
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terbagi dua, yaitu Manfaat
Secara Teoritis dan Manfaat Secara Praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat
menanbah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai bentuk
penerapan perilaku konsumen pada perusahaan, serta
berbagai sarana untuk mengaplikasikan berbagai teori
yang diperoleh dibangku kuliah dan menambah pengalaman
dan sarana latihan dalam memecahkan masalah.
2. Manfaat Praktis
Secara Praktis, hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan untuk
9
dijadikan bahan pertimbangan baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk mengevaluasi dalam
menerapakan konsep perilakku konsumen bagi pelanggan
maupun konsumen lain, pemahaman tentang persepsi
konsumen.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan pustaka
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses dalam menentukan
permintaan konsumen akan barang dan jasa, memotivasi
penjualan, mendistribusikan ke konsumen akhir, dengan
keuntungan sebagai imbalannya.
Pemasaran menurut Santon (2004:4), bahwa :
Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk
merencanaan, Menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial.
Pemasaran adalah suatu proses social yang di
dalamnya individu dan kelompok apa yang mereka butuhkan
dan keinginan untuk menciptaan, menawarkan, dan secara
bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak
lain (Kotler 2009 : 6 )
11
Pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang
diperlukan untuk mengakibatkan terjadinya pemindahan
pemilikan barang atau jasa dan untuk menyelenggarakan
distribusi fisiknya sejak dari produsen awal sampai
konsumen akhir (Sigit 2008 : 20)
Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk
menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan
jasa kepada konsumen dan perusahaan. Menurut Kotler
(2002:4), bahwa orang-orang pemasaran melakukan
pemasaran dari 10 jenis wuud yang berbeda yaitu barang,
jasa, pengayaan, peristiwa, orang, tempat, kepemilikan,
organisasi, informasi, dan gagasan.
2.1.2 Kelengkapan produk
Kotler (2002:448) menyatakan produk adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk
memenuhi kebutuhan atau keinginan. Konsumen akan
12
melihat suatu produk berdasarkan pada karakteristik
atau ciri, atau atribut produk dari produk tersebut.
Gilbert (2003:113), “ the product is the totality
of the offer which will normally include the services,
store layout merchandise. It will also include the
company, and product brand name”, dapat di simpulkan
bahwa produk adalah keseluruhan dari penawaran yang di
lakukan secara normal oleh perusahaan kepada konsumen
dalam memberikan layanan, letak toko, dan nama barang
dagangannya. Konsumen akan memberikan kesan yang baik
terhadap suatu toko apabila toko tersebut dapat
menyediakan barang yang di butuhkan dan di inginkan
oleh konsumen. Oleh karna itu pengecer harus tanggap
terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen
Faktor-faktor yang di pertimbangkan oleh suatu
toko dalam memilih produk yang di jualnya yaitu
(Gilbert, 2003:113):
13
1. Variety, kelengkapan produk yang di jual dapat
mempengaruhi pertimbangan konsumen dalam
memilih suatu toko.
2. Width or Breath, tersedianya produk-produk
pelengkap dari produk utama yang di tawarkan.
Contohnya pada toko roti selain menyediakan
roti juga menyediakan berbagi macam minuman.
3. Depth, merupakan macam dan jenis karakteristik
dari suatu produk.
4. Consistency, produk yang sudah sesuai dengan
keingan konsumen harus tetap dijaga
keberadaanya dengan cara menjaga kelengkapan,
kualitas dan harga dari produk yang di jual.
5. Balance, berkaitan erat dengan usaha untuk
menyesuaikan jenis dan macam-macam.
Raharjani (2005:8), mengemukan variabel
kelengkapan produk meliputi keragaman barang yang di
jual di pasar swalayan dan ketersediaan barang-barang
14
tersebut di pasar swalayan. Indikator dari kelengkapan
produk, yaitu:
1. Keragaman produk yang di jual
2. Variasi produk yang di jual
3. Ketersediaan produk yang di jual
4. Macam merek yang di jual
Kelengkapan produk adalah kegiatan pengadaan
barang-barang yang sesuai dengan bisnis yang di jalani
toko (produk berbasis makanan, pakaian, barang
kebutuhan rumah, produk umum dan lain-lain atau
kombinasi) untuk di sediakan dalam toko pada jumlah,
waktu, dan harga yang sesuai untuk mencapai sasaran
toko atau perusahaan ritel (Mar’ruf, 2005:135).
Produk di beri oleh konsumen karena dapat memenuhi
kebutuhan tertentu atau memberi manfaat tertentu,
karakteristik produk tidak hanya meliputi aspek fisik
produk (tangible features ), tetapi juga aspek non
fisik (intafngible features) seperti citra dan jasa
yang dapat di lihat.
15
Dalam hal ini kelengkapan produk dapat di lihat
dari kategori produk yang tersedia di suatu perusahaan
retail atau swalayan, di mana pemasa produk berdasarkan
proses pembelian dan penggunaannya, menjadi produk
konsumsi dan produk industri.
1. Produk konsumsi (Consumption product)
Produk konsumsi merupakan barang atau jasa yang
dikonsumsikan oleh rumah tangga atau individual. Produk
yang dibeli konsumen akan langsung di konsumsi sendiri.
Produk itu tidak akan digunakan sebagai bahan baku
produksi barang lain atau di jual kembali. Berdasarkan
perilaku pembelian konsumen, produk konsumen di
golongkan menjadi (Kismono, 2001:327):
a. Convenience goods
Adalah barang dan jasa yang harganya relatif tidak
mahal, frekuensi pembeliannya tinggi, dan konsumen
16
mengeluarkan sedikit usaha maupun pertimbangan sebelum
membuat keputusan pembelian. Barang convenience goods
terdiri dari tiga jenis yaitu :
1) Bahan baku pokok (staples) adalah barang-barang
yang sering dan secara rutin di beli tanpa banyak
pertimbangan. Contohnya bahan makanan, obat-
obatan yang di gunakan secara tetap oleh
keluarga.
2) Barang-barang yang di beli karena dorongan
sesaat adalah barang-barang yang di beli tanpa
perencanaan sebelumnya. Konsumen memutuskan untuk
membeli begitu barang tersebut terlihat. Barang-
barang impulsive biasanya di letakan di dekat
pintu masuk atau di rak-rak panjangan yang
memungkinkan untuk di lihat dengan mudah oleh
konsumen.
3) Barang-barang mendesak (emergency goods) adalah
barang- barang yang di beli hanya ketika
kebutuhan sangat mendesak dan harus di beli
17
segera atau mendesak, berapapun harganya tidak
penting.
a. Shopping goods
Adalah barang-barang dalam proses pemilihan dan
pembelian di bandingkan oleh konsumen diantara
berbagi alternatif yang tersedia. Contohnya alat-
alat rumah tangga, pakaian, mobil bekas dll.
b. Special goods
Adalah barang-barang yang di miliki karakteristik
atau identifikasi merek unik di mana sekelompok
konsumen tersedia melakukan usaha khusus untuk
membeli misalnya pakaian rancangan orang
terkenal.
c. Unsought goods
Adalah merupakan barang-barang yang tidak di
ketahui konsumen atau kalaupun sudah di ketahui,
tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk
membelinya. Contohnya ansuransi jiwa, dan
sebagainya.
1. Produk industry
18
Produk industri adalah produk yang di pakai
perusahaan untuk operasional menghasilkan barang
atau jasa. Produk industri dapat di bagi menjadi
beberapa kategori seperti produk instalasi,
peralatan rumah tangga, persediaan, perlayanan,
bahan mentah, komponen dan lain-lain
(kismono,2001:328).
2.1.3 Harga
Harga menurut kotler dan Amstrong (2001) adalah
sejumlah uang yang di tukarkan untuk sebuah produk atau
jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah jumlah dari seluruh
nilai yang konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat
dengan memiliki atau menggunakan suatu dan jasa.
Definisi lain harga adalah segala sesuatu yang
diberikan oleh pelanggan untuk mendapakan keunggulan
19
yang ditawarkan oleh bauran pemasaran perusahaan
(cannon,ddk,2008).
2.1.4 Penetapan Harga
Penetapan harga merupakan suatu masalah ketika
perusahaan harus menentukan harga untuk pertama kali.
Hal ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan atau
memperolah suatu produk baru, ketika ia memperkenalkan
produk lamanya ke saluran distribusi baru atau ke
daerah geografis baru, dan ketika ia menlakukan tender
memasuki suatu tawaran kontrak kerja yang baru.
Perusahaan haruslah mempertimbangkan banyak faktor
dalam menyusun kebijakan menetapkan harganya. Enam
langkah prosedur untuk menetapkan harga: (1) memilih
sasaran harga, (2) menentukan permintaan, (3)
memperkirakan biaya, (4) menganalisis penawaran dan
harga para persaing, (5) memilih suatu metode harga,
(6) memilih harga akhir.
1. Memilih sasaran harga
20
Perusahaan pertama-tama harus memutuskan apa yang
ingin ia capai dengan suatu produk tertentu. Jika
perusahaan tersebut telah memilih pasar sasaran
penentuan posisi pasarnya dengan cermat, maka strategi
bauran pemasaranya, termasuk harga, akan cukup mudah.
Misalnya, jika perusahaan kendaraan rekreasi ingin
memproduksisebuah truk mewah bagi konsumen yang kaya,
hal ini mengimplikasikan penetapan harga yang mahal.
Jadi strategi penetapan harga sangat ditentukan oleh
keputusan yang menyangkut penempatan posisi pasar.
Pada saat yang sama, perusahaan tersebut harus
dapat membuat sasaran tambahan. Semakin jelas sasaran
perusahaan, semakin mudah baginya untuk menentukan
harga. Setiap harga yang mungkin akan ,memiliki
pengaruh yang berbeda atas sasaran-sasaran tertentu
seperti: laba, pendapatan penjualan, dan pangsa pasar.
Bertahan. Perusahaan berusaha untuk bertahan
sebagai sasaran utama mereka jika menghadapi kesulitan
yang diakibatkan kelebihan kapasitas persaingan yang
21
sangat ketak, atau perubahan selera konsumen. Agar
pabrik tetap berjalan, dan persediaan terus berputar,
mereka sering mengurangi harga. Keuntungan dianggap
kurang penting dari pada bertahan agar tetap hidup.
Keuntungan Sekarang yang Maksimum. Banyak
perusahaan-perusahaan menetapkan harga yang akan
memaksimumkan keuntungan sekarang. Mereka memperkirakan
bahwa permintaan dan biaya berhubungan denga harga
alternatif dan memilih harga yang menghasilkan
keuntungan sekarang, arus kas atau tingkat pengembalian
atas investasi yang maksimum.
Pendapatan Sekarang yang maksimum. Beberapa
perusahaan akan menetapkan harga untuk memaksimumkan
pendapatan penjualannya. Memaksimumkan pendapatan hanya
perlu memperkirakan fungsi permintaan. Banyak manajer
percaya bahwa memaksimumkan pendapatan akan membawa
keuntungan maksimum dan pertumbuhan pangsa pasar dalam
jangka panjang.
22
Pertumbuhan perjualan yang Maksimum. Perusahaan-
perusahaan lain ingin memaksimalkan unit penjualan.
Mereka yakin bahwa volume penjualan yang lebih tinggi
akan membawa kepada biaya per unit yang lebih rendah
dan keuntungan jangka panjang yang lebih tinggi. Mereka
akan menetapkan harga terendah, dengan asumsi bahwa
pasar adalah sensitif terhadap harga. Hal ini disebut
penetapan harga yang menembus pasar (market penetration
pricing). Texas Instrument (TI) merupakan pelaksana utama
penetapan harga yang menembus pasar ini. TI akan
membangun sebuah pabrik besar, menetapkan harganya
serendah mungkin, dengan pangsa pasar yang besar,
mengalami biaya yang semakin menurun, dan menurunkan
harganya sebagaimana penuruna biaya.
Peluncuran Pasar Maksimum. Banyak perusahaan yang
suka menetapkan harga untuk “meluncurkan” pasar. Do
pont merupakan yang pertama menlaksanakan penetapan harga
peluncuran pasar. Dengan setiap inovasi-
cellophane ,nylon,teflon dan sebagainya – ia
23
memperkirakan harga tertinggi yang dapat ditetapkan
dengan manfaat komparatif tertentu produk barunya
versus barang pengganti yang ada. Perusahaan
menentapkan harga yang sesuai untuk beberapa segmen
pasar untuk memakai bahan baru. Setiap kali penjualan
menurun, du pont menurunkan harga untuk menyesuaikan
dengan konsumen yang sensitif terhadap harga. Dengan
cara ini, Du pont meluncurankan jumlah penerimaan
maksimum dari berbagai segmen pasar. Sebagai contoh,
polaroid juga melakukan peluncuran pasar. Pertama ia
memperkenalkan versi mahal sebuah kamera baru dan
perlahan memperkenalkan model yang lebih murah dan
sederhana untuk menyesuaikan dengan segmen pasar yang
baru.
Kepemimpinan Mutu Produk. Sebuah perusahaan
mungkin ingin menjadi pemimpin dalam hal mutu produk di
pasar. Maytag, sebuah contoh utama, membuat mesin cuci
bermutu tinggi dan menetapkan harganya sekitar 100%
lebih tinggi dari mesin cuci pensaingnya. Maytag
24
menggunakan slogan “dibuat untuk bertahan lebih lama”
dan menambah ciri “OI’ Lonely” figur tukang service
Maytag yang hanya memiliki sedikit perkerja yang harus
dilakukan. Strategi inimemberikan Maytag lebihn dari
pada 30% pengambilan terhadap modal para pemegan saham
pada tahun 1987.
2. Menentukan Permintaan
Setiap harga yang di tentukan perusahaan akan
membawa kepada tingkak permintaan yang berbeda dan oleh
karenanya akan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap
sasaran pemesarannya. Skedul permintaan menggambarkan
jumlah unit yang akan dibeli oleh pasar pada periode
waktu tertentu atas alternatif harga yang mungkin
ditetapkan selama periode itu. Dalam kasus yang normal,
hubungan permintaan dengan harga adalah berlawanan,
yaitu semakin tinggi harga, semakin rendah minat beli
(dan sebaliknya).
Dalam kasus barang prestise, kurva permintaan
kadang-kadang mempunyai sudut yang positi. Perusahaan
25
parfum mendapatkan bahwa dengan menaikan harganya ia
malah dapat menjual lebih banyak parfum. Konsumen
menganggaap bahwa harga yang lebih tinggi mencerminkan
parfum yang lebih baik atau lebih mahal. Bagaimanapun
juga, jika harga terlalu tinggi, tingkat permintaan
akan menurun.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Sensitivitas Harga.
Kurva permintaan mencerminkan seluruh reaksi pasar
terhadap harga-harga alternatif yang mungkin
ditetapkan. Ia merupakan keseluruhan reaksi individual
yang memiliki sensitivitas harga yang berbeda.
3. Memperkirakan Harga
Permintaan umumnya membatasi harga tertinggi yang
dapat ditentukan perusahaan bagi produknya.
Dan perusahaan menetapkan biaya yang terendah.
Perusahaan ingin menetapkan harga yang dapat menutupi
biayanya dalam menghasilkan, mendistribusi, dan menjual
produk, termasuk pendapatan yang wajar atas usaha dan
resiko yang dihadapinya.
26
Jenis-jenis Biaya. Biaya-biaya perusahaan ada dua
macam, tetap dan variabel. Biaya tetap (juga dikenal
sebagai overhead) merupakan biaya yang tidak berubah
bersamaan dengan produksi atau penerimaan penjualan.
Jadi perusahaan harus membayar biaya sewa setiap bulan,
membayar rekening pemanas, bunga, gaji eksekutif, dan
sebagainya, berapapun hasil perusahaan. Biaya tetap
tidak berhubungan dengan tingkat produksi.
Biaya variabel berubah langsung bersamaan dengan
tingkat produksi. Misalnya, setiap kalkulator yang
dihasilkan oleh Texas Instrument (TI) meliputi biaya
plastik, alat micro processing, pengepakan, dan
sejenisnya. Biaya-biaya ini cenderung tetap per unit
yang hasilkan. Ia disebut variabel karena jumlah
totalnya bervariasi bersamaan dengan jumlah unit yang
hasilkan.
Biaya total merupakan jumlah biaya-biaya tetap dan
variabel untuk tingkat produsen tertentu. Manajemen
ingin menetapkan harga yang sedikitnya dapat menutupi
27
biaya produksi total pada suatu tingkat produksi
tertentu.
4. Menganalisis Harga dan Penawaran Pesaing
Sementara permintaan pasar membentuk harga
tertinggi dan biaya merupakan harga terendah yang dapat
ditetapkan, harga produk pesaing dan kemungkina reaksi
harga membantu perusahaan dalam menentukan berapa harga
yang mungkin. Perusahaan harus mempelajari harga dan
mutu setiap penawaran pesaing. Hal itu dapat dilakukan
dalam berapa cara. Perusahaan dapat mengirimkan
pembelanja pembanding untuk mengetahui harga dan
membandingkan penawaran pesaing. Perusahaan dapat
memperoleh daftar harga pesaing dan membeli peralatan
pesaing dan memisah-misahkannya. Perusahaan dapat
menanyakan pembeli bagaimana pendapat mereka terhadap
harga dan mutu setiap penawaran pesaing.
28
5.Memilih Metode Penetapan Harga
Dengan tiga C tersebut – skedul permintan konsumrn
(costumer demand schedule),fungsi biaya (cost function) dan
harga pesaing (competitor’sprice)- perusahaan kini siap
untuk memilih suatu harga. Harga akan berada pada suatu
tempat antara satu yang terlalu rendah untuk
menghasilkan keuntungan dan satu yang terlalu tinggi
untuk menghasilkan permintaan.
6. Memilih Harga Akhir
Metode-metode penetapan harga sebelumnya
mempersempit cakupan harga untuk memilih harga akhir.
Dalam memilih harga akhir, perusahaan harus
mempertimbangkan beberapa faktor tambahan.
2.1.5 Strategi Penetapan Harga
Perusahaan tidak menetapkan harga tunggal, mereka
menetapkan beberapa struktur penetapan harga yang
mencakup produk dan jenis barang yang berbeda dan yang
29
mencerminkan variasi dalam permintaan dan biaya
geografis, variasi segmen pasar, penetapan waktu
pembelian, dan faktor lainnya. Kita akan meneliti
beberapa strategi penyesuaian harga; penetapan harga
geografi, potongan harga, penetapan harga promosi,
penetapan harga diskriminatif, dan penetapan harga
bauran produk.
1. Penetapan Harga Geografis
Penetapan harga geografis melibatkan
perusahaan dalam memutuskan cara menetapkan harga
produknya kepada pelanggan dalam lokasi-lokasi yang
berbeda. Apakah perusahaan harus menetapkan harga yang
lebih tinggi terhadap pelanggan yang jauh untuk
menutupi biaya pengiriman yang lebih tinggi dengan
risiko hilangnya usaha mereka ? Atau apakah perusahaan
harus menetapkan harga yang sama bagi semua pelanggan
di manapun mereka berada ? perusahaan telah
mengembangkan lima pendekatan yang berbeda untuk
penetapan harga geografis.
30
1.Potongan Harga dan Potongan Pembelian
Kebanyakan perusahaan akan memodifikasi harga
dasar mereka untuk memberi hadiah kepada pelanggan
atas pembayaran awal, volume pembelian, pembelian di
luar musim. Penyesuaian harga ini disebut diskon dan
potongan pembelian dan dijelaskan di bawah ini :
Diskon /Potongan Kas. Diskon kas adalah
pengurangan harga kepada pembeli yang membayar
kewajiban mereka dengan tepat waktu.
Diskon/ Potongan jumlah. Diskon jumlah adalah
pengurangan harga bagi pembeli dalam jumlah besar.
Diskon/Potongan Fungsional. Diskon fungsional
(juga disebut diskon perdagangan) ditawarkan oleh
produsen kepada anggota saluran perdagangan jika
mereka akan membentuk fungsi tertentu, seperti
penjualan, pertokoan, dan penyimpanan. Produsen
dapat menawarkan diskon fungsional yang berbeda
kepada saluran perdagangan yang berbeda karena
fungsi-fungsi mereka yang bermacam-macam, tetapi
31
produsen harus menawarkan diskon fungsional yang
sama kepada setiap saluran perdagangan.
Diskon/Potongan Musiman. Diskon musiman adalah
pengurangan harga terhadap pembeli yang membeli
dagangan atau jasa di luar musimnya. Diskon
musiman memungkinkan penjual untuk mempertahankan
produksi yang tetap selama setahun.
Diskon/Potongan Pembelian.potongan pembelian
adalah jenis lain pengurangan dari harga dasar.
Misalnya, potongan penjualan trade-in adalah
pengurangan harga yang dilakukan untuk memasukkan
jenis produksi lama ketika membeli yang baru.
2.1.6 Penetapan Harga Promosional
Pada kondisi tertentu, perusahaan kadang
menetapkan harga produk mereka dibawah harga resmi dan
mungkin di bawah biaya. Penetapan harga promosional
meliputi beberapa bentuk :
a. Penetapan harga kepemimpinan yang rugi ( Loss-Leader
pricing):Di sini pasar swalayan dan toko serba ada
32
menurunkan harga merek-merek yang sudah dikenal
untuk merangsang lintas penyimpanan tambahan.
b. Penetapan harga peristiwa khusus: para penjual akan
membuat harga khusus pada musim tertentu untuk
mendapatkan lebih banyak pelanggan. Jadi, linen
secara promosional dihargai dibulan januari
untuk menarik pelanggan yang enggan berbelanja
ketoko.
c. Rabat kas: pelanggan ditawarkan rabat (potongan)
kas untuk merangsang pembelian mereka atas
produk dalam periode waktu tertentu. Rapat
tersebut dapat menghabiskan persediaan produsen
tanpa menurunkan harga resmi mereka.
2.17 Minat beli konsumen
”minat adalah,keinginan untuk memperhatikan atau
melakukan sesuatu”.
Schiffman dan Kanuk (2004:25), menjelaskan bahwa
pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuhan,
33
pengenalan produk dan evaluasi alternatif adalah
hal yang dapat menimbulkan minat beli konsumen.
Pengaruh eksternal ini terdiri dari usaha pemasaran
dan faktor sosial budaya
menurut Simamora (2002:131) minat adalah sesuatu
yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu
yang berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai
kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian
tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek
tersebut.
Menurut Kotler, Bowen dan Makens (1999:156)
mengenai minat beli : minat beli timbul setelah adanya
proses evaluasi alternatif dan di dalam proses
evaluasi, seseorang akan membuat suatu rangkaian
pilihan mengenai produk yang hendak dibeli atas dasar
merek maupun minat.
Menurut Kotler dan Keller (2003:181), customer
buying decision – all
their experience in learning, choosing, using, even
34
disposing of a product. Yang
kurang lebih memiliki arti minat beli konsumen adalah
sebuah perilaku konsumen dimanakonsumen mempunyai
keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk,
berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan
mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk.
menurut Kotler dan Keller (2003:186) the consumer
may also form an intention to buy the most preffered
brand yang berarti bahwa konsumen mempunyai keinginan
untuk membeli suatu produk berdasarkan pada sebuah
merek.
Menurut Boyd, Walker, dan Larreche (2000:6-7),
seseorang menginginkan produk, merek, dan jasa tertentu
untuk memuaskan kebutuhan. Selain itu keinginan orang
juga dibentuk oleh pengaruh sosial, sejarah masa lalu,
dan pengalaman konsumsi.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen
Swastha dan Irawan (2001) mengemukakan faktor-faktor
yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan
35
perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan
puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan
memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya
menghilangkan minat.
Super dan Crites (Lidyawatie, 1998) menjelaskan bahwa
ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat, yaitu :
a. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya
perbedaan pekerjaan seseorang dapat diperkirakan
minat terhadap tingkat pekerjaan yang ingin
dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan
waktu senggangnya, dan lain-lain.
b. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang
mempunyai sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah
mencapai apa yang diinginkannya daripada yang
mempunyai sosial ekonomi rendah.
c. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana
seseorang menggunakan waktu senggangnya.
36
d. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita
akan berbeda dengan minat pria, misalnya dalam
pola belanja.
e. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja,
dewasa dan orangtua akan berbeda minatnya
terhadap suatu barang, aktivitas benda dan
seseorang.
Sedangkan menurut Kotler, Bowen, dan Makens (1999)
terdapat dua faktor yang mempengaruhi minat beli
seseorang dalam proses pengambilan keputusan pembelian,
yaitu situasi tidak terduga (Unexpected situation) dan
sikap terhadap orang lain (Respect to Others)
Untuk memahami proses motivasi yang mendasari dan
mengarahkan perilaku konsumen dalam melakukan pembelian
perlu dipahami beberapa konsep antara lain;
a. Teori ekonomi mikro
Menurut teori ini keputusan membeli merupakan
hasil perhitungan ekonomis rasional yang sadar.
Teori ini didasarkan pada asumsi yaitu:
37
1. Bahwa konsumen selalu mencoba untuk
memaksimumkan kepuasaanya dalam batas-batas
kemampuan finansialnya
2. Bahwa ia mempunyai pengetahuan tentang
beberapa alternatif sumber untuk memuaskan
kebutuhannya.
3. Bahawa ia selalu bertindak rasional
b. Teori Psikologis
Ada beberapa teori yang termasuk dalam teori
psikologis yang secara garis besar dapat dibagi
dalam 2 bagian yaitu, teori belajar dan teori
psikoanalitis.
Teori psikologis ini mendasarkan pada penerapan
teori psikologis yang berpendapat bahwa pada
umumnya manusia selalu didorong untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya.
c. Teori Psikoanalitis
38
Teori Psikoanalitis didasarkan pada asumsi bahwa
perilaku manusia dipengaruhi oleh adanya
keinginan yang terpaksa dan adanya motif yang
tersembunyi. Perilaku manusia ini adalah
merupakan hasil kerja sama dari ketiga aspek
dalam struktur kepribadian manusiab yaitu, id
(das es), ego (das ich) dan super ego (das veber
ich).
d. Teori Antropologis
Menurut teori ini bahwa perilaku manusia
dipenhgaruhi oleh kultur yang terdiri dari
masyarakat sekitar, kelas sosial yang berlaku
serta keluarga
Minat Pembelian Ulang (Future Intention)
pembelian ulang (repeat purchase) menurut
Peter/Olsen (2002)adalah : Kegiatan pembelian yang
dilakukan lebih dari satu kali atau beberapa kali.
Kepuasan yang diperoleh seorang konsumen, dapat
39
mendorong ia melakukan pembelian ulang (repeat
purchase), menjadi loyal terhadap produk tersebut
ataupun loyal terhadap toko tempat dia membeli barang
tersebut sehingga konsumen dapat menceritakan hal-hal
yang baik kepada orang lain.
Menurut Schiffman & Kanuk (2000) perilaku
pembelian ulang itu sangat berhubungan dengan konsep
dari brand loyalty, dimana kebanyakan perusahaan
mendukung karena hal ini memilki kontribusi yang besar
untuk kestabilan yang baik di dalam marketplace.
Zeithalm et al (1996) menekankan bahwa pentingnya
mengukur minat beli kembali (future intention)
pelanggan untuk mengetahui keinginan pelanggan yang
tetap setia / meninggalkan suatu barang / jasa.
Konsumen yang merasa senang dan puas akan barang / jasa
yang telah dibelinya, akan berpikir untuk membeli ulang
kembali barang / jasa tersebut. Pembelian yang berulang
akan membuat konsumen menjadi loyal terhadap suatu
barang / jasa (Band, 1991).
40
2.2 Penelitian Terdahulu
N0 PENELITI
TAHUN
JUDUL TUJUAN
PENELITIAN
VARIAB
EL
HASIL
1 Alreza anan
hafidzi
2013
Pengaruh
kelengkap
an produk
dan
pelayanan
terhadap
keputusan
pembelian
1.Untuk
mengetahui
pengaruh
kelengkapan
produk
terhadap
keputusan
pembelian
di
Swalayan
Bravo.
2.Untuk
mengetahui
pengaruh
pelayanan
terhadap
Regres
i
bergan
da
1. Hasil
kuesioner
penelitian
menunjukkan
bahwa
menurut
responden,
produk
yang ada di
Swalayan
Bravo kurang
bervariasi.
2. Hasil
kuesioner
penelitian
ini
41
keputusan
pembelian
di Swalayan
Bravo.
3.Untuk
mengetahui
pengaruh
kelengkapan
produk dan
pelayanan
terhadap
keputusan
pembelian
di Swalayan
Bravo
secara
simultan.
menunjukkan
bahwa
responden
merasa
perhatian
individual
yang
diberikan
Swalayan
Bravo kepada
pelanggannya
kurang
2.3 Kerangka Pemikiran
42
Penetapan harga geografis melibatkan perusahaan
dalam memutuskan cara menetapkan harga produknya kepada
pelanggan dalam lokasi-lokasi yang berbeda. Apakah
perusahaan harus menetapkan harga yang lebih tinggi
terhadap pelanggan yang jauh untuk menutupi biaya
pengiriman yang lebih tinggi dengan risiko hilangnya
usaha mereka ? Atau apakah perusahaan harus menetapkan
harga yang sama bagi semua pelanggan di manapun mereka
berada ? perusahaan telah mengembangkan lima pendekatan
yang berbeda untuk penetapan harga geografis.
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran Penelitian
s
Merek(X4)
ketersedian
produk(X3)
variasiproduk(X2)
keragaman produk(X1)
Kelengkapan Produk
makrosupermarket
dept dan store
43
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian yang kebenaranya harus diuji
secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang
kita cari atau dipelajari. Hipotesis adalah pernyataan
yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran
sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan
merupakan dasar kerja dan paduan dalam verifikasi.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
masalah penelitian,yang sebenarnya harus diuji secara
empiris (Indriantoro,2002:73).
Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang
perlu diuji kebenarannya (Usman dan Akbar 2009:119).
Sebelum diuji, maka hipotesis tersebut haruslahmemenuhi
Minat BeliKonsumen
44
syarat-syarat yang diperlukan. Pengujian hipotesis akan
membawakepada kesimpulan untuk menolak atau menerima
hipotesis. Hipotesis dalampenelitian ini adalah sebagai
berikut :
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka
dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian suatu
dugaan sebagai berikut:
1. Diduga Seberapa besar pengaruh kelengkapan produk
dan harga yang terdiri dari ; keragaman produk
(X1), variasi produk(X2), ketersedian
produk(X3),merek(X4) terhadap minat beli konsumen
pada makro supermarket dept dan store secara persial
2. Diduga Seberapa besar pengaruh kelengkapan produk
dan harga yang terdiri dari ; keragaman produk
(X1), variasi produk(X2), ketersedian
produk(X3),merek terhadap minat beli konsumen pada
makro supermarket dept dan store secara simultan
45
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 0bjek penelitian
Sebagaimana telah di jelaskan pada bab terdahulu
maka yang menjadi objek penelitian
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian kuantitatif, Menurut Sugiyono (2010) Metode
Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,
metode penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik. Sedangkan pendekatan yang
dilakukan dalam penelitian ini menggunakan penelitian
survey, dimana penelitian surver yang digunakan untuk
46
menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis.
Penelitian ini mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data
yang pokok atau utama. Sedangkan menurut Sugiyono
(2010) Metode surver yaitu metode penelitian yang
dilakukan populasi besar maupun kecil, tetapi data yang
di pelajari adalah data-data sampel yang di ambil dari
populasi tersebut, dan hubungan-hubungan antara
variabel sosiologi maupun psikologi.
Informasi dari sebagai populasi dikumpulkan
langsung di tempat kejadian secara emprik, dengan
tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagai populasi
terhadap objek yang sedang di teliti, dimana yang
menjadi unit analisisnya adalah para individu pada
daerah objek penelitian yang kesemuanya mempunyai
kesempatan yang sama untuk di pilih.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
47
Dalam penelitian terdapat dua jenis variabel yang
terdiri dari :
1. Variabel bebas (Independent) yaitu kelengkapan
produk selanjutnya disebut variabel X yang terdiri
(x1)keragaman produk (x2)variasi produk dan
(x3)ketersedian produk(X4)merek
2. Variabel tidak bebas (Dependent) yaitu minat beli
(y).
Variabel diatas dapat dilihat lebih jelas pada
tabel berikut ini :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Variabelbebas
(X)
Kelengkapan
produk
(X1)
1. Keregaman
produk
2. Variasi produk
3. Ketersediaan
produk
Ordina
l
48
4. merek
Harga
(X2)
1. memilih
sasaran harga
2. menentukan
permintaan
3. memperkirakan
biaya
4. menganalisis
penawaran dan
harga para
pesaing
5. memilih suatu
metode harga
6. memilih harga
akhir
Ordina
l
Variabelterikat(Y)
Minat beli 1. perbedaan
pekerjaan
2. perbedaan
sosial ekonomi
3. perbedaan hobi
Ordina
l
49
atau kegemaran
4. perbedaan
jenis kelamin
5. perbedaan usia
Dalam melakukan penelitian ini masing-masing
variabel yang ada baik variabel independen maupun
variabel dependen, akan dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut ini :
1. Untuk variabel Independen (X1)kelengkapan
produk, (X2)harga serta variabel Dependent
minat beli konsumen (y) akan diukur dengan
menggunakan instrumen kuesioner yang
menggunakan skala likert (likert’s type item ).
2. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan
skala likert mempunyai grade dari sangat
positif sampai sangat negatif
50
3. Kuesioner disusun dengan menyiapkan 5 pilihan
(option), setiap pilihan akan di berikan bobot
yang berbeda seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 3.2Daftar Pilihan Kuesioner
PILIHAN BOBOTSangat setuju/selalu 5Setuju/sering 4Ragu-ragu/kadang-kandang 3Tidak setujuh/jarang 2Sangat tidak setujuh/tidak pernah 1
3.2.3 Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Dalam melakukan penelitian, kegiatan pengumpuran
data merupakan langkah penting guna mengetahui
karakteristik dari populasi yang merupakan elemen-
elemen dalam objek penelitian Data tersebut digunakan
untuk pengambilan keputusan atau digunakan untuk
pengujian hipotesis.
Dalam pengumpulan data akan selalu dihadapkan
dengan objek akan diteliti baik itu berupa benda,
51
manusia, dan aktivitasnya atau peristiwa yang terjadi.
Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa “populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang
mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulanya”. Sedangkan menurut Sudjana (2005)
populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin,
hasil menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun
kualitatif mengenai karateristik tertentu dari semua
anggota kumpulan yang lengkap dan jenis ingin
dipelajari sifat-sifatnya.
Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka
populasi pada penelitian ini adalah seluruh
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan
penelitian tidak mungkin dipelajari semua yang ada pada
populasi (sugiyono, 2010).
52
Untuk memperoleh sampel yang mencerminkan
karakteristik. Populasi secara tepat, dalam hal ini
tergantung oleh dua faktor metode penarikan sampel dan
penentuan penarikan sampel Metode penarikan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah
3.2.4 Jenis dan sumber data
Untuk kepentingan penelitian ini, jenis dan
sumber data perlu di kelompokkan ke dalam dua
golongan yaitu :
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1) Data kuantitatif adalah data berupa bilangan
yang nilainya berubah-ubah atau bersifat
variatif. Dalam penelitian ini data
kuantitatif adalah hasil kuesioner dengan
menggunakan skala likert yang disebarkan
kepada responden.
53
2) Data kualitatif adalah data yang bukan
merupakan bilangan tetapi berupa ciri-ciri,
sifat-sifat, keadaan atau gambaran suatu
objek. Dalam penelitian ini data kualitatif
adalah kondisi perusahaan atau sejarah
perusahaan.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
1) Data prime adalah data yang diperoleh secara
langsung dari penyebaran kuesioner kepada
responden.
2) Data sekunder adalah data yang sudah tersedia
sebelumnya, diperoleh dari buku-buku,
artikel, dan tulisan ilmiah.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang
digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
54
1. Observasi yaitu mengamati kegiatan perusahaan
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
2. Wawancara dilakukan oleh penulis untuk
mendapatkan data berupa keterangan-keterangan
dan informasi dimana yang menjadi sasaran
interview adalah karyawan dan konsumen yang
datang pada makro supermarket dept dan store.
3. Kuesioner, di lakukan dengan menyebarkan
seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada
responden.
4. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara
mempelajari buku, makalah, majalah ilmiah, guna
memperoleh informasi yang berhubungan dengan
teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan
dengan masalah penelitian.
3.2.5 Pengujian Instrumen Penelitian
Metode analisis data yang di gunakan adalah
metode kuantitatif yang dilakukan dengan membahas dan
membuat presentase dari hasil jawaban responden. Untuk
55
mendapatkan data yang baik dalam arti mendekati
kenyataan (objektif) sudah tentu di perlukan suatu
instrument atau alat ukur yang valid dan andal
(reliable). Dan untuk dapat meyakini bahwa instrument
atau alat ukur yang valid dan andal, maka instrument
tersebut di gunakan harus diuji validitas dan
reliabilitasnya sehingga apabila di gunakan akan
menghasilkan hasil yang objektif.
1. Uji Validitas
Pengujian vadilitas instrumen dengan menguji
validitas konstruksi (construct validity), maka dapat
di gunakan pendapat dari al.ali (judgment experts).
Setelah instrumen dikonstruksikan dengan para
ahli dengan cara di mintai pendapatnya tentang
instrument yang telah di susun itu hal ini
sependapat dengan sugiyono (2010) mengatakan
bahwa ‘’ setelah pengujian konstruksi selesai
dari para ahli, maka teruskan ujicoba
instrument. Instrument yang telah di setujui
56
para ahli tersebut di cobakan pada sampel mana
populasi di ambil. Setelah data di dapat dan di
tabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi
di lakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan
mengkorelasikan antar skor instrument.”
Uji validitas di lakukan dengan mengkorelasikan
masing-masing pernyataan dengan jumlah skor untuk
masing-masing variabel. Selanjutnya dengan memberikan
interpretasi terhadap koefisien korelasi untuk
pengujian validitas penelitian dengan menggunakan rumus
korelasi pearson product Moment (ppm) sebagai berikut.
rxy=n (∑XY)– (∑X ).(∑Y)
√ (n.∑X2 ).¿¿¿
Keterangan:
r = Angka korelasi
X = Skor pertanyaan (ke-n) variabel X
Y = Skor pertanyaan (ke-n) variabel Y
n = jumlah responden
XY= Skor pertanyaan dikali total pertanyaan
57
Kriteria pengujian untuk taraf nyata α = 0,03,
jika thitung > ttabel dinyatakan valid dan thitung < ttabel
dinyatakan tidak valid, di mana distribusi t yang di
gunakan mempunyai dk = ( n-2 ), rumus yang di gunakan
yaitu:
t=r√N−2√1−r2
Keterangan :
t = test (t hitung)
r = Korelasi antara variabel X dan Y
n = Jumlah sampel
Kriteria korelasi pearson Product Moment ( PPM ) dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3
Koefisien Korelasi
R Keterangan
0,800 – 1 , 000 Sangat tinggi / Sangat Kuat
58
0, 600 – 0, 799 Tinggi / Kuat
0, 400 – 0, 599 Cukup Tinggi / Sedang
0, 200 – 0, 399 Rendah / Lemah
0, 000 – 0, 199 Sangat rendah / Sangat Lemah
Sumber : Riduwan ( 2008 : 280 )
1. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat di percaya untuk di
gunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih
jawaban-jawaban tertentu Instrumen yang sudah dapat di
percaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang
dapat di percaya juga. Apabila datanya memang benar
sesuai dengan kenyataanya, maka berapa kalipun diambil,
tetap akan sama. Untuk menghitung uji reliabilitas,
penelitian ini menggunakan rumus alpha cronbach menurut
Ghazali (2005:45) dengan rumus sebagai berikut :
59
a=( kk−1 )(1∑si
st)
Keterangan :
k = Jumlah instrument pertanyaan
si∑ 2 = Jumlah varians dalam setiap instrument
s = Varians keseluruhan instrument
Suatu variabel di katakan reliable jika memberikan
nilai cronbach alpha > 0,60 dan jika nilai cronbach
alpha < 0,60 dikatakan tidak reliable (Ghozila, 2005).
Semakin nilai alphanya mendekati satu maka nilai
reliabilitas datanya semakin terpercaya.
2. Konversi data
Untuk dapat diolah menjadi analisis jalur yang
merupakan pangembangan dari analisis regresi berganda,
data ordinal yang biasanya didapat dengan menggunakan
skala likert, dan lain-lain (skor kuesioner), maka
60
terlebih dahulu data ini harus ditransformasikan
menjadi data interval, salah satu cara yang dapat
digunakan adalah Method Of Succesive Interval (MSI) Langkah-
langkah MSI sebagai berikut :
1. Membuat frekuensi dari tiap butir jawaban pada
masing-masing kategori pertanyaan.
2. Membuat proporsi dengan cara membagi frekuensi
dari setiap butir jawaban dengan seluruh jumlah
responden.
3. Membuat proporsi kumulatif .
4. Menentukan nilai Z untuk setiap butir jawaban,
berdasarkan nilai frekuensi yang telah diperoleh
dengan bantuan tabel ……
5. Menghitung nilai skala dengan rumus
Z riil ( i-1) – Z riil (i) Skala ( i ) =
Prop Kum (i) – Prop Kum ( i-1)
6. Penyertaan nilai skala. Nilai penyertaan inilah
yang disebut skala interval dan dapat digunakan
dalam perhitungan analisis regresi.
61
3.2.7 Metode Analisis Data
Untuk memastikan sub-sub variabel apakah ada
pengaruh perilaku konsumen terhadap keputusan
pembelian, maka pengujian di lakukan dengan uji
analisis jalur ( Path Analisys ), dengan terlebih
dahulu mengkonvermasi data skala ordinal ke skala
interval melalui Method Of Succesive Interval ( MSI ).
Analisis jalur di gunakan dengan pertimbangan bahwa
pola hubungan antar variabel dalam penelitian adalah
bersifat korelatif dan kausalitas.
Hipotesis penelitian diperlihatkan melalui
struktur hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen dengan diagram jalur dapat di lihat
pada struktur jalur berikut ini :
rx1x2
PYX1
ԐX1
62
PYX2 PYԐ
rx1x3 rx2x3
rx2x4
PYX3
rx1x4
rx3x4PYX4
Dari gambar tersebut diatas dapat dilihat dalam
persamaan berikut ini :
Y = PYX1 + PYX2 + PYX3 + PYX4 + PYԐ
Di mana :
X1 : keragaman produk
X2 : variasi
X3 : ketersedian produk
X4 : merek
Y : minat beli Pembelian
Y
X4
X3
X2
63
Ԑ : Variabel lain yang mempengaruhi Y tapi
diteliti
r : Korelasi antar variabel
PY: Koefisien jalur untuk mendapatkan pengaruh
langsung
Data yang terkumpul di analisis hubungan kausalnya
antara sub-sub variabel yang di lakukan dengan
menggunakan analisis jalur ( Path Analisys ) yang
memperlihatkan pengaruh. Gambar di atas juga
memperlihatan bahwa sub-sub variabel tersebut tidak
hanya di pengaruhi oleh X1, X2, X3, dan X4 tetapi ada
variabel epsilon ( Ԑ ) yaitu variabel yang tidak diukur
dan diteliti.
3.2.8 Pengujian Hipotesis
Sesuai dengan hipotesis dan desain penelitian yang
telah di kemukakan sebelumnya, maka dalam pengujian
hipotesis menggunakan Peth Analisys dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
64
1. Membuat persamaan struktual, yaitu :
Y = PYX1 + PYX2 + PYX3 + PYX4 + PYԐ
2. Menghitung matrix korelasi antar X1, X2, X3,X4 dan Y
3. Menghitung matrix korelasi antar variabel eksogenus
4. Menghitung matrix invers R1-1
5. Menghitung koefisien jalur Pyxi ( i = 1, 2, 3, dan 4
)
6. Menghitung R2 yaitu koefisien yang menyatakan
determinasi total X1, X2, X3,dan X4 terhadap Y
7. Hitung pengaruh variabel lain ( PYԐ )
8. Menghitung pengaruh variabel independent terhadap
variabel dependen sebagai berikut :
a. Pengaruh langsung :
Y Xi Y = ( Pyxi ) ( Pyxi ) : dimana i =
1, 2, 3, dan 4.
b. Pengaruh tidak langsung
Y Xi Y = ( Pyxi ) ( RyxiXi ) ( Pyxi )
65
Dimana : i = yang berpengaruh j = yang dilalui
Besarnya pengaruh total untuk setiap variabel =
pengaruh langsung + pengaruh tidak langsung. Atau
dengan rumus : Pyx12 + Pyx∑ i rxixj.
DAFTAR PUSTAKA
1.2. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2011/10/membangun-
minat-beli-definisi-faktor.html3. Dr. Riduwan M.B.A, 2013. Cara Menggunakan Dan
Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur ), Cet ke-
5, Penerbit : Alfabeta, Bandung