Proposal Melpa B Katili

66
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.1 Latar belakang Di era globalisa ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar nasional (Dosmestik) maupun di pasar internasional atau global, akibatnya timbul persaingan dalam menawarkan produk-produk yang berkualitas dan lengkap dengan harga yang mampu bersaing di pasaran. Berdasarkan tingkat kehidupan masyarakat yang semakin meningkat, maka kebutuhan masyarakat terhadap barang juga akan semakin meningkat. Hal ini membawa perngaruh terhadap variasi perilaku konsumen dalam memilih barang yang akan mereka beli ataupun yang mereka anggap paling sesuai dan benar – benar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Orang memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka dengan produk. Produk yang berkualitas dengan harga bersaing merupakan kunci utama dalam memenangkan persaingan, yang pada akhirnya akan dapat memberikan nilai kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumen.

Transcript of Proposal Melpa B Katili

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.1 Latar belakang

Di era globalisa ini persaingan bisnis menjadi

sangat tajam, baik di pasar nasional (Dosmestik) maupun

di pasar internasional atau global, akibatnya timbul

persaingan dalam menawarkan produk-produk yang

berkualitas dan lengkap dengan harga yang mampu

bersaing di pasaran. Berdasarkan tingkat kehidupan

masyarakat yang semakin meningkat, maka kebutuhan

masyarakat terhadap barang juga akan semakin meningkat.

Hal ini membawa perngaruh terhadap variasi perilaku

konsumen dalam memilih barang yang akan mereka beli

ataupun yang mereka anggap paling sesuai dan benar –

benar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.

Orang memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka

dengan produk. Produk yang berkualitas dengan harga

bersaing merupakan kunci utama dalam memenangkan

persaingan, yang pada akhirnya akan dapat memberikan

nilai kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumen.

2

Konsumen kini memiliki tuntutan nilai yang jauh lebih

besar dan beragam karena dihadapkan pada berbagai

pilihan berupa barang maupun jasa yang dapat mereka

beli.

Perkembangan dalam bidang industri, jasa dan

dagang sangat berperang penting dalam dunia

perekonomian, dimana perekonomian mampu memberikan

perubahan-perubahan yang berarti bagi kehidupan

masyarakat. Perubahan kondisi perekonomian indonesia

mengakibatkan terjadinya peningkatan bisnis ritel atau

eceran. Hal ini ditandai dengan banyaknya bisnis ritel

modern yang bermunculan, terutama di kota-kota besar di

indonesia dengan konsep one stop shopping, yang

memenuhi segala kebutuhan berbelanja disuatu tempat

perbelanjaan (ma’ruf 2005:24)

Ma’ruf (2005:24) mengemukakan, adanya globalisasi

juga merupakan faktor utama terciptanya permintaan atau

meningkatnya permintaan barang dan jasa ritel. Gaya

hidup adalah salah satu aspekkehidupan masyarakat yang

3

dipengaruhi oleh faktor ini. Karena itu,banyak peritel

besar mengamati perkembangan globalisasi, khususnya

perkembangan yang berpengaruh pada kehidupan

masyarakat.

Syarat yang harus di penuhi oleh suatu perusahan

agar dapat sukses dalam persaingan adalah mencapai

tujuan tersebut dengan mengimplementasikan pelayanan

yang baik dan mempertahankan pelanggan dengan membuat

citra yang baik di benak konsumen yang nantinya akn

menimbulkann loyalitas yang berkelanjutan. Hal ini bisa

tercapai oleh suatu perusahaan melalui

upayamenghasilkan dan menyampaikan barang serta jasa

yang diinginkan konsumen. Kegiatan tersebut sangat

tergantung pada perusahaan atau sebagai artributdalam

kelengkapan produk harga, produk, perlayanan umum ,

lokasi dan perilaku konsumen dalam proses pengambilan

keputusan untuk membeli ( Engel & paul, 2001 : 251 )

Agar konsumen tertarik untuk mengunjungi toko dan

melakukan transaksi bukanlah hal mudah mengingat

4

konsumen bahwa datang kepusat perbenlanjaan mempunyai

tujuan dan motif yang berbeda mulai dari sekedar

melihat-llihat rekreasi atau khusus untuk berbelanja

kebutuhan mereka. Penting bagi perusahaan menyusun

strategi yang tepat untuk memikatkonsumen menlakukan

transaksi. Berbagi atribut yang dimiliki perusahaan

merupakan potensi yang harus selalu diperhatikan dan

dioptimalkan dalam menyusun strategi yang baik guna

menjaring konsume (mulyani, (2009 : 100).

Kotrel (2002 : 347) mengemukan kelengkapan produk

adalah tersedianyaan semua jenis produk yang ditawarkan

untuk memiliki, dipakai atau dikonsumsi oleh konsumen

yang di hasilkan oleh suatu produsen, sedangan Engels

dalam raharhani (2005 : 6) mengemukan keragaman produk

merupakan kelengkapan produk yang menyangkut kedalaman,

luas dan kualitas produk yang ditawarkan juga

ketersediaan produk tersebut setiap saat di toko.

Konsumen kini memiliki tuntutan nilai yang jauh

lebih besar dan beragam karena dihadapkan pada

5

berbagai pilihan berupa barang maupun jasa yang dapat

mereka beli. Dalam hal ini penjual harus dapat

membelikan kualitas produk yang baik. Begitu pula

dengan kelengkapan produk yang ditawarkan (variety)

juga sangat mempengaruhi minat beli konsumen. Produk

sebagai hasil dari kegiatan produksi yang akan

mempunyai wujud tertentu, mempunyai sifat-sifat fisik

dan kimia tertentu. Disamping itu akan terdapat

tenggang waktu (yang betapa kecilnya ) antara saat

diproduksinya produk tersebut dengan saat dikonsumsinya

produk yang bersangkutan oleh konsumen produk tersebut

( Ahyari, 2002. 8).

Raharjani (2005 : 6 ), berpendapat bahwa konsumen

cenderung memilih tempat yang menawarkan produk yang

bervarriasi dan lengkap menyangkut kedalaman, luas, dan

kualitas keragaman barang yang ditawarkan oleh penjual.

Ketersediaan barang dalam suatu pasar swalayan meliputi

variasi merk yang banyak, tipe dan ukuran kemasan

barang yang dijual, macam-macam rasa dari suatu produk

6

yang akan dibeli. Bagi sebuah pasar swalayan

kelengkapan barang dagangan merupakan faktor penting

untuk menarik konsumen. Meskipun harga jual lebih

tinggi dari pasar swalayan lainnya, tetapi lebih

lengkapnya barang yang dijual maka, pasar swalayan ini

banyak menarik para pengunjung. Semakin lengkapan

sebuah pasar swalayan maka semakin memenuhi kebutuhan

dan keinginan konsumen, sehingga konsumen akan

memutuskan untuk melakukan pembelian produk mereka.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti memilih

judul : “PENGARUH KELENGKAPAN PRODUK DAN HARGA TERHADAP

MINAT BELI KONSUMEN PADA MAKRO SUPERMARKET DEPT DAN

STORE”

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan

diatas maka terdapat beberapa permasalahan yang

penting :

7

1. Seberapa besar pengaruh kelengkapan produk dan

harga yang terdiri dari ; keragaman produk (X1),

variasi produk(X2), ketersedian

produk(X3),merek(X4) terhadap minat beli konsumen

pada makro supermarket dept dan store secara persial

2. Seberapa besar pengaruh kelengkapan produk dan

harga yang terdiri dari ; keragaman produk (X1),

variasi produk(X2), ketersedian produk(X3),merek

terhadap minat beli konsumen pada makro supermarket

dept dan store secara simultan

2.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui besar nya pengaruh kelengkapan

produk dan harga yang terdiri dari; keragaman

produk (X1), variasi produk(X2), ketersedian

produk(X3), merek(X4) terhadap minat beli

konsumen pada makro supermarket dept dan store secara

persial

8

2. Untuk mengetahui besar nya pengaruh kelengkapan

produk dan harga yang terdiri dari ; keragaman

produk (X1), variasi produk(X2), ketersedian

produk(X3),merek terhadap minat beli konsumen

pada makro supermarket dept dan store secara simultan

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terbagi dua, yaitu Manfaat

Secara Teoritis dan Manfaat Secara Praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat

menanbah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai bentuk

penerapan perilaku konsumen pada perusahaan, serta

berbagai sarana untuk mengaplikasikan berbagai teori

yang diperoleh dibangku kuliah dan menambah pengalaman

dan sarana latihan dalam memecahkan masalah.

2. Manfaat Praktis

Secara Praktis, hasil dari penelitian ini

diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan untuk

9

dijadikan bahan pertimbangan baik secara langsung

maupun tidak langsung untuk mengevaluasi dalam

menerapakan konsep perilakku konsumen bagi pelanggan

maupun konsumen lain, pemahaman tentang persepsi

konsumen.

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan pustaka

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses dalam menentukan

permintaan konsumen akan barang dan jasa, memotivasi

penjualan, mendistribusikan ke konsumen akhir, dengan

keuntungan sebagai imbalannya.

Pemasaran menurut Santon (2004:4), bahwa :

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari

kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk

merencanaan, Menentukan harga, mempromosikan dan

mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan

kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli

potensial.

Pemasaran adalah suatu proses social yang di

dalamnya individu dan kelompok apa yang mereka butuhkan

dan keinginan untuk menciptaan, menawarkan, dan secara

bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak

lain (Kotler 2009 : 6 )

11

Pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang

diperlukan untuk mengakibatkan terjadinya pemindahan

pemilikan barang atau jasa dan untuk menyelenggarakan

distribusi fisiknya sejak dari produsen awal sampai

konsumen akhir (Sigit 2008 : 20)

Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk

menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan

jasa kepada konsumen dan perusahaan. Menurut Kotler

(2002:4), bahwa orang-orang pemasaran melakukan

pemasaran dari 10 jenis wuud yang berbeda yaitu barang,

jasa, pengayaan, peristiwa, orang, tempat, kepemilikan,

organisasi, informasi, dan gagasan.

2.1.2 Kelengkapan produk

Kotler (2002:448) menyatakan produk adalah segala

sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk

memenuhi kebutuhan atau keinginan. Konsumen akan

12

melihat suatu produk berdasarkan pada karakteristik

atau ciri, atau atribut produk dari produk tersebut.

Gilbert (2003:113), “ the product is the totality

of the offer which will normally include the services,

store layout merchandise. It will also include the

company, and product brand name”, dapat di simpulkan

bahwa produk adalah keseluruhan dari penawaran yang di

lakukan secara normal oleh perusahaan kepada konsumen

dalam memberikan layanan, letak toko, dan nama barang

dagangannya. Konsumen akan memberikan kesan yang baik

terhadap suatu toko apabila toko tersebut dapat

menyediakan barang yang di butuhkan dan di inginkan

oleh konsumen. Oleh karna itu pengecer harus tanggap

terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen

Faktor-faktor yang di pertimbangkan oleh suatu

toko dalam memilih produk yang di jualnya yaitu

(Gilbert, 2003:113):

13

1. Variety, kelengkapan produk yang di jual dapat

mempengaruhi pertimbangan konsumen dalam

memilih suatu toko.

2. Width or Breath, tersedianya produk-produk

pelengkap dari produk utama yang di tawarkan.

Contohnya pada toko roti selain menyediakan

roti juga menyediakan berbagi macam minuman.

3. Depth, merupakan macam dan jenis karakteristik

dari suatu produk.

4. Consistency, produk yang sudah sesuai dengan

keingan konsumen harus tetap dijaga

keberadaanya dengan cara menjaga kelengkapan,

kualitas dan harga dari produk yang di jual.

5. Balance, berkaitan erat dengan usaha untuk

menyesuaikan jenis dan macam-macam.

Raharjani (2005:8), mengemukan variabel

kelengkapan produk meliputi keragaman barang yang di

jual di pasar swalayan dan ketersediaan barang-barang

14

tersebut di pasar swalayan. Indikator dari kelengkapan

produk, yaitu:

1. Keragaman produk yang di jual

2. Variasi produk yang di jual

3. Ketersediaan produk yang di jual

4. Macam merek yang di jual

Kelengkapan produk adalah kegiatan pengadaan

barang-barang yang sesuai dengan bisnis yang di jalani

toko (produk berbasis makanan, pakaian, barang

kebutuhan rumah, produk umum dan lain-lain atau

kombinasi) untuk di sediakan dalam toko pada jumlah,

waktu, dan harga yang sesuai untuk mencapai sasaran

toko atau perusahaan ritel (Mar’ruf, 2005:135).

Produk di beri oleh konsumen karena dapat memenuhi

kebutuhan tertentu atau memberi manfaat tertentu,

karakteristik produk tidak hanya meliputi aspek fisik

produk (tangible features ), tetapi juga aspek non

fisik (intafngible features) seperti citra dan jasa

yang dapat di lihat.

15

Dalam hal ini kelengkapan produk dapat di lihat

dari kategori produk yang tersedia di suatu perusahaan

retail atau swalayan, di mana pemasa produk berdasarkan

proses pembelian dan penggunaannya, menjadi produk

konsumsi dan produk industri.

1. Produk konsumsi (Consumption product)

Produk konsumsi merupakan barang atau jasa yang

dikonsumsikan oleh rumah tangga atau individual. Produk

yang dibeli konsumen akan langsung di konsumsi sendiri.

Produk itu tidak akan digunakan sebagai bahan baku

produksi barang lain atau di jual kembali. Berdasarkan

perilaku pembelian konsumen, produk konsumen di

golongkan menjadi (Kismono, 2001:327):

a. Convenience goods

Adalah barang dan jasa yang harganya relatif tidak

mahal, frekuensi pembeliannya tinggi, dan konsumen

16

mengeluarkan sedikit usaha maupun pertimbangan sebelum

membuat keputusan pembelian. Barang convenience goods

terdiri dari tiga jenis yaitu :

1) Bahan baku pokok (staples) adalah barang-barang

yang sering dan secara rutin di beli tanpa banyak

pertimbangan. Contohnya bahan makanan, obat-

obatan yang di gunakan secara tetap oleh

keluarga.

2) Barang-barang yang di beli karena dorongan

sesaat adalah barang-barang yang di beli tanpa

perencanaan sebelumnya. Konsumen memutuskan untuk

membeli begitu barang tersebut terlihat. Barang-

barang impulsive biasanya di letakan di dekat

pintu masuk atau di rak-rak panjangan yang

memungkinkan untuk di lihat dengan mudah oleh

konsumen.

3) Barang-barang mendesak (emergency goods) adalah

barang- barang yang di beli hanya ketika

kebutuhan sangat mendesak dan harus di beli

17

segera atau mendesak, berapapun harganya tidak

penting.

a. Shopping goods

Adalah barang-barang dalam proses pemilihan dan

pembelian di bandingkan oleh konsumen diantara

berbagi alternatif yang tersedia. Contohnya alat-

alat rumah tangga, pakaian, mobil bekas dll.

b. Special goods

Adalah barang-barang yang di miliki karakteristik

atau identifikasi merek unik di mana sekelompok

konsumen tersedia melakukan usaha khusus untuk

membeli misalnya pakaian rancangan orang

terkenal.

c. Unsought goods

Adalah merupakan barang-barang yang tidak di

ketahui konsumen atau kalaupun sudah di ketahui,

tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk

membelinya. Contohnya ansuransi jiwa, dan

sebagainya.

1. Produk industry

18

Produk industri adalah produk yang di pakai

perusahaan untuk operasional menghasilkan barang

atau jasa. Produk industri dapat di bagi menjadi

beberapa kategori seperti produk instalasi,

peralatan rumah tangga, persediaan, perlayanan,

bahan mentah, komponen dan lain-lain

(kismono,2001:328).

2.1.3 Harga

Harga menurut kotler dan Amstrong (2001) adalah

sejumlah uang yang di tukarkan untuk sebuah produk atau

jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah jumlah dari seluruh

nilai yang konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat

dengan memiliki atau menggunakan suatu dan jasa.

Definisi lain harga adalah segala sesuatu yang

diberikan oleh pelanggan untuk mendapakan keunggulan

19

yang ditawarkan oleh bauran pemasaran perusahaan

(cannon,ddk,2008).

2.1.4 Penetapan Harga

Penetapan harga merupakan suatu masalah ketika

perusahaan harus menentukan harga untuk pertama kali.

Hal ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan atau

memperolah suatu produk baru, ketika ia memperkenalkan

produk lamanya ke saluran distribusi baru atau ke

daerah geografis baru, dan ketika ia menlakukan tender

memasuki suatu tawaran kontrak kerja yang baru.

Perusahaan haruslah mempertimbangkan banyak faktor

dalam menyusun kebijakan menetapkan harganya. Enam

langkah prosedur untuk menetapkan harga: (1) memilih

sasaran harga, (2) menentukan permintaan, (3)

memperkirakan biaya, (4) menganalisis penawaran dan

harga para persaing, (5) memilih suatu metode harga,

(6) memilih harga akhir.

1. Memilih sasaran harga

20

Perusahaan pertama-tama harus memutuskan apa yang

ingin ia capai dengan suatu produk tertentu. Jika

perusahaan tersebut telah memilih pasar sasaran

penentuan posisi pasarnya dengan cermat, maka strategi

bauran pemasaranya, termasuk harga, akan cukup mudah.

Misalnya, jika perusahaan kendaraan rekreasi ingin

memproduksisebuah truk mewah bagi konsumen yang kaya,

hal ini mengimplikasikan penetapan harga yang mahal.

Jadi strategi penetapan harga sangat ditentukan oleh

keputusan yang menyangkut penempatan posisi pasar.

Pada saat yang sama, perusahaan tersebut harus

dapat membuat sasaran tambahan. Semakin jelas sasaran

perusahaan, semakin mudah baginya untuk menentukan

harga. Setiap harga yang mungkin akan ,memiliki

pengaruh yang berbeda atas sasaran-sasaran tertentu

seperti: laba, pendapatan penjualan, dan pangsa pasar.

Bertahan. Perusahaan berusaha untuk bertahan

sebagai sasaran utama mereka jika menghadapi kesulitan

yang diakibatkan kelebihan kapasitas persaingan yang

21

sangat ketak, atau perubahan selera konsumen. Agar

pabrik tetap berjalan, dan persediaan terus berputar,

mereka sering mengurangi harga. Keuntungan dianggap

kurang penting dari pada bertahan agar tetap hidup.

Keuntungan Sekarang yang Maksimum. Banyak

perusahaan-perusahaan menetapkan harga yang akan

memaksimumkan keuntungan sekarang. Mereka memperkirakan

bahwa permintaan dan biaya berhubungan denga harga

alternatif dan memilih harga yang menghasilkan

keuntungan sekarang, arus kas atau tingkat pengembalian

atas investasi yang maksimum.

Pendapatan Sekarang yang maksimum. Beberapa

perusahaan akan menetapkan harga untuk memaksimumkan

pendapatan penjualannya. Memaksimumkan pendapatan hanya

perlu memperkirakan fungsi permintaan. Banyak manajer

percaya bahwa memaksimumkan pendapatan akan membawa

keuntungan maksimum dan pertumbuhan pangsa pasar dalam

jangka panjang.

22

Pertumbuhan perjualan yang Maksimum. Perusahaan-

perusahaan lain ingin memaksimalkan unit penjualan.

Mereka yakin bahwa volume penjualan yang lebih tinggi

akan membawa kepada biaya per unit yang lebih rendah

dan keuntungan jangka panjang yang lebih tinggi. Mereka

akan menetapkan harga terendah, dengan asumsi bahwa

pasar adalah sensitif terhadap harga. Hal ini disebut

penetapan harga yang menembus pasar (market penetration

pricing). Texas Instrument (TI) merupakan pelaksana utama

penetapan harga yang menembus pasar ini. TI akan

membangun sebuah pabrik besar, menetapkan harganya

serendah mungkin, dengan pangsa pasar yang besar,

mengalami biaya yang semakin menurun, dan menurunkan

harganya sebagaimana penuruna biaya.

Peluncuran Pasar Maksimum. Banyak perusahaan yang

suka menetapkan harga untuk “meluncurkan” pasar. Do

pont merupakan yang pertama menlaksanakan penetapan harga

peluncuran pasar. Dengan setiap inovasi-

cellophane ,nylon,teflon dan sebagainya – ia

23

memperkirakan harga tertinggi yang dapat ditetapkan

dengan manfaat komparatif tertentu produk barunya

versus barang pengganti yang ada. Perusahaan

menentapkan harga yang sesuai untuk beberapa segmen

pasar untuk memakai bahan baru. Setiap kali penjualan

menurun, du pont menurunkan harga untuk menyesuaikan

dengan konsumen yang sensitif terhadap harga. Dengan

cara ini, Du pont meluncurankan jumlah penerimaan

maksimum dari berbagai segmen pasar. Sebagai contoh,

polaroid juga melakukan peluncuran pasar. Pertama ia

memperkenalkan versi mahal sebuah kamera baru dan

perlahan memperkenalkan model yang lebih murah dan

sederhana untuk menyesuaikan dengan segmen pasar yang

baru.

Kepemimpinan Mutu Produk. Sebuah perusahaan

mungkin ingin menjadi pemimpin dalam hal mutu produk di

pasar. Maytag, sebuah contoh utama, membuat mesin cuci

bermutu tinggi dan menetapkan harganya sekitar 100%

lebih tinggi dari mesin cuci pensaingnya. Maytag

24

menggunakan slogan “dibuat untuk bertahan lebih lama”

dan menambah ciri “OI’ Lonely” figur tukang service

Maytag yang hanya memiliki sedikit perkerja yang harus

dilakukan. Strategi inimemberikan Maytag lebihn dari

pada 30% pengambilan terhadap modal para pemegan saham

pada tahun 1987.

2. Menentukan Permintaan

Setiap harga yang di tentukan perusahaan akan

membawa kepada tingkak permintaan yang berbeda dan oleh

karenanya akan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap

sasaran pemesarannya. Skedul permintaan menggambarkan

jumlah unit yang akan dibeli oleh pasar pada periode

waktu tertentu atas alternatif harga yang mungkin

ditetapkan selama periode itu. Dalam kasus yang normal,

hubungan permintaan dengan harga adalah berlawanan,

yaitu semakin tinggi harga, semakin rendah minat beli

(dan sebaliknya).

Dalam kasus barang prestise, kurva permintaan

kadang-kadang mempunyai sudut yang positi. Perusahaan

25

parfum mendapatkan bahwa dengan menaikan harganya ia

malah dapat menjual lebih banyak parfum. Konsumen

menganggaap bahwa harga yang lebih tinggi mencerminkan

parfum yang lebih baik atau lebih mahal. Bagaimanapun

juga, jika harga terlalu tinggi, tingkat permintaan

akan menurun.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Sensitivitas Harga.

Kurva permintaan mencerminkan seluruh reaksi pasar

terhadap harga-harga alternatif yang mungkin

ditetapkan. Ia merupakan keseluruhan reaksi individual

yang memiliki sensitivitas harga yang berbeda.

3. Memperkirakan Harga

Permintaan umumnya membatasi harga tertinggi yang

dapat ditentukan perusahaan bagi produknya.

Dan perusahaan menetapkan biaya yang terendah.

Perusahaan ingin menetapkan harga yang dapat menutupi

biayanya dalam menghasilkan, mendistribusi, dan menjual

produk, termasuk pendapatan yang wajar atas usaha dan

resiko yang dihadapinya.

26

Jenis-jenis Biaya. Biaya-biaya perusahaan ada dua

macam, tetap dan variabel. Biaya tetap (juga dikenal

sebagai overhead) merupakan biaya yang tidak berubah

bersamaan dengan produksi atau penerimaan penjualan.

Jadi perusahaan harus membayar biaya sewa setiap bulan,

membayar rekening pemanas, bunga, gaji eksekutif, dan

sebagainya, berapapun hasil perusahaan. Biaya tetap

tidak berhubungan dengan tingkat produksi.

Biaya variabel berubah langsung bersamaan dengan

tingkat produksi. Misalnya, setiap kalkulator yang

dihasilkan oleh Texas Instrument (TI) meliputi biaya

plastik, alat micro processing, pengepakan, dan

sejenisnya. Biaya-biaya ini cenderung tetap per unit

yang hasilkan. Ia disebut variabel karena jumlah

totalnya bervariasi bersamaan dengan jumlah unit yang

hasilkan.

Biaya total merupakan jumlah biaya-biaya tetap dan

variabel untuk tingkat produsen tertentu. Manajemen

ingin menetapkan harga yang sedikitnya dapat menutupi

27

biaya produksi total pada suatu tingkat produksi

tertentu.

4. Menganalisis Harga dan Penawaran Pesaing

Sementara permintaan pasar membentuk harga

tertinggi dan biaya merupakan harga terendah yang dapat

ditetapkan, harga produk pesaing dan kemungkina reaksi

harga membantu perusahaan dalam menentukan berapa harga

yang mungkin. Perusahaan harus mempelajari harga dan

mutu setiap penawaran pesaing. Hal itu dapat dilakukan

dalam berapa cara. Perusahaan dapat mengirimkan

pembelanja pembanding untuk mengetahui harga dan

membandingkan penawaran pesaing. Perusahaan dapat

memperoleh daftar harga pesaing dan membeli peralatan

pesaing dan memisah-misahkannya. Perusahaan dapat

menanyakan pembeli bagaimana pendapat mereka terhadap

harga dan mutu setiap penawaran pesaing.

28

5.Memilih Metode Penetapan Harga

Dengan tiga C tersebut – skedul permintan konsumrn

(costumer demand schedule),fungsi biaya (cost function) dan

harga pesaing (competitor’sprice)- perusahaan kini siap

untuk memilih suatu harga. Harga akan berada pada suatu

tempat antara satu yang terlalu rendah untuk

menghasilkan keuntungan dan satu yang terlalu tinggi

untuk menghasilkan permintaan.

6. Memilih Harga Akhir

Metode-metode penetapan harga sebelumnya

mempersempit cakupan harga untuk memilih harga akhir.

Dalam memilih harga akhir, perusahaan harus

mempertimbangkan beberapa faktor tambahan.

2.1.5 Strategi Penetapan Harga

Perusahaan tidak menetapkan harga tunggal, mereka

menetapkan beberapa struktur penetapan harga yang

mencakup produk dan jenis barang yang berbeda dan yang

29

mencerminkan variasi dalam permintaan dan biaya

geografis, variasi segmen pasar, penetapan waktu

pembelian, dan faktor lainnya. Kita akan meneliti

beberapa strategi penyesuaian harga; penetapan harga

geografi, potongan harga, penetapan harga promosi,

penetapan harga diskriminatif, dan penetapan harga

bauran produk.

1. Penetapan Harga Geografis

Penetapan harga geografis melibatkan

perusahaan dalam memutuskan cara menetapkan harga

produknya kepada pelanggan dalam lokasi-lokasi yang

berbeda. Apakah perusahaan harus menetapkan harga yang

lebih tinggi terhadap pelanggan yang jauh untuk

menutupi biaya pengiriman yang lebih tinggi dengan

risiko hilangnya usaha mereka ? Atau apakah perusahaan

harus menetapkan harga yang sama bagi semua pelanggan

di manapun mereka berada ? perusahaan telah

mengembangkan lima pendekatan yang berbeda untuk

penetapan harga geografis.

30

1.Potongan Harga dan Potongan Pembelian

Kebanyakan perusahaan akan memodifikasi harga

dasar mereka untuk memberi hadiah kepada pelanggan

atas pembayaran awal, volume pembelian, pembelian di

luar musim. Penyesuaian harga ini disebut diskon dan

potongan pembelian dan dijelaskan di bawah ini :

Diskon /Potongan Kas. Diskon kas adalah

pengurangan harga kepada pembeli yang membayar

kewajiban mereka dengan tepat waktu.

Diskon/ Potongan jumlah. Diskon jumlah adalah

pengurangan harga bagi pembeli dalam jumlah besar.

Diskon/Potongan Fungsional. Diskon fungsional

(juga disebut diskon perdagangan) ditawarkan oleh

produsen kepada anggota saluran perdagangan jika

mereka akan membentuk fungsi tertentu, seperti

penjualan, pertokoan, dan penyimpanan. Produsen

dapat menawarkan diskon fungsional yang berbeda

kepada saluran perdagangan yang berbeda karena

fungsi-fungsi mereka yang bermacam-macam, tetapi

31

produsen harus menawarkan diskon fungsional yang

sama kepada setiap saluran perdagangan.

Diskon/Potongan Musiman. Diskon musiman adalah

pengurangan harga terhadap pembeli yang membeli

dagangan atau jasa di luar musimnya. Diskon

musiman memungkinkan penjual untuk mempertahankan

produksi yang tetap selama setahun.

Diskon/Potongan Pembelian.potongan pembelian

adalah jenis lain pengurangan dari harga dasar.

Misalnya, potongan penjualan trade-in adalah

pengurangan harga yang dilakukan untuk memasukkan

jenis produksi lama ketika membeli yang baru.

2.1.6 Penetapan Harga Promosional

Pada kondisi tertentu, perusahaan kadang

menetapkan harga produk mereka dibawah harga resmi dan

mungkin di bawah biaya. Penetapan harga promosional

meliputi beberapa bentuk :

a. Penetapan harga kepemimpinan yang rugi ( Loss-Leader

pricing):Di sini pasar swalayan dan toko serba ada

32

menurunkan harga merek-merek yang sudah dikenal

untuk merangsang lintas penyimpanan tambahan.

b. Penetapan harga peristiwa khusus: para penjual akan

membuat harga khusus pada musim tertentu untuk

mendapatkan lebih banyak pelanggan. Jadi, linen

secara promosional dihargai dibulan januari

untuk menarik pelanggan yang enggan berbelanja

ketoko.

c. Rabat kas: pelanggan ditawarkan rabat (potongan)

kas untuk merangsang pembelian mereka atas

produk dalam periode waktu tertentu. Rapat

tersebut dapat menghabiskan persediaan produsen

tanpa menurunkan harga resmi mereka.

2.17 Minat beli konsumen

”minat adalah,keinginan untuk memperhatikan atau

melakukan sesuatu”.

Schiffman dan Kanuk (2004:25), menjelaskan bahwa

pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuhan,

33

pengenalan produk dan evaluasi alternatif adalah

hal yang dapat menimbulkan minat beli konsumen.

Pengaruh eksternal ini terdiri dari usaha pemasaran

dan faktor sosial budaya

menurut Simamora (2002:131) minat adalah sesuatu

yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu

yang berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai

kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian

tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek

tersebut.

Menurut Kotler, Bowen dan Makens (1999:156)

mengenai minat beli : minat beli timbul setelah adanya

proses evaluasi alternatif dan di dalam proses

evaluasi, seseorang akan membuat suatu rangkaian

pilihan mengenai produk yang hendak dibeli atas dasar

merek maupun minat.

Menurut Kotler dan Keller (2003:181), customer

buying decision – all

their experience in learning, choosing, using, even

34

disposing of a product. Yang

kurang lebih memiliki arti minat beli konsumen adalah

sebuah perilaku konsumen dimanakonsumen mempunyai

keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk,

berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan

mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk.

menurut Kotler dan Keller (2003:186) the consumer

may also form an intention to buy the most preffered

brand yang berarti bahwa konsumen mempunyai keinginan

untuk membeli suatu produk berdasarkan pada sebuah

merek.

Menurut Boyd, Walker, dan Larreche (2000:6-7),

seseorang menginginkan produk, merek, dan jasa tertentu

untuk memuaskan kebutuhan. Selain itu keinginan orang

juga dibentuk oleh pengaruh sosial, sejarah masa lalu,

dan pengalaman konsumsi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

Swastha dan Irawan (2001) mengemukakan faktor-faktor

yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan

35

perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan

puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan

memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya

menghilangkan minat.

Super dan Crites (Lidyawatie, 1998) menjelaskan bahwa

ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat, yaitu :

a. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya

perbedaan pekerjaan seseorang dapat diperkirakan

minat terhadap tingkat pekerjaan yang ingin

dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan

waktu senggangnya, dan lain-lain.

b. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang

mempunyai sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah

mencapai apa yang diinginkannya daripada yang

mempunyai sosial ekonomi rendah.

c. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana

seseorang menggunakan waktu senggangnya.

36

d. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita

akan berbeda dengan minat pria, misalnya dalam

pola belanja.

e. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja,

dewasa dan orangtua akan berbeda minatnya

terhadap suatu barang, aktivitas benda dan

seseorang.

Sedangkan menurut Kotler, Bowen, dan Makens (1999)

terdapat dua faktor yang mempengaruhi minat beli

seseorang dalam proses pengambilan keputusan pembelian,

yaitu situasi tidak terduga (Unexpected situation) dan

sikap terhadap orang lain (Respect to Others)

Untuk memahami proses motivasi yang mendasari dan

mengarahkan perilaku konsumen dalam melakukan pembelian

perlu dipahami beberapa konsep antara lain;

a. Teori ekonomi mikro

Menurut teori ini keputusan membeli merupakan

hasil perhitungan ekonomis rasional yang sadar.

Teori ini didasarkan pada asumsi yaitu:

37

1. Bahwa konsumen selalu mencoba untuk

memaksimumkan kepuasaanya dalam batas-batas

kemampuan finansialnya

2. Bahwa ia mempunyai pengetahuan tentang

beberapa alternatif sumber untuk memuaskan

kebutuhannya.

3. Bahawa ia selalu bertindak rasional

b. Teori Psikologis

Ada beberapa teori yang termasuk dalam teori

psikologis yang secara garis besar dapat dibagi

dalam 2 bagian yaitu, teori belajar dan teori

psikoanalitis.

Teori psikologis ini mendasarkan pada penerapan

teori psikologis yang berpendapat bahwa pada

umumnya manusia selalu didorong untuk memenuhi

kebutuhan dasarnya.

c. Teori Psikoanalitis

38

Teori Psikoanalitis didasarkan pada asumsi bahwa

perilaku manusia dipengaruhi oleh adanya

keinginan yang terpaksa dan adanya motif yang

tersembunyi. Perilaku manusia ini adalah

merupakan hasil kerja sama dari ketiga aspek

dalam struktur kepribadian manusiab yaitu, id

(das es), ego (das ich) dan super ego (das veber

ich).

d. Teori Antropologis

Menurut teori ini bahwa perilaku manusia

dipenhgaruhi oleh kultur yang terdiri dari

masyarakat sekitar, kelas sosial yang berlaku

serta keluarga

Minat Pembelian Ulang (Future Intention)

pembelian ulang (repeat purchase) menurut

Peter/Olsen (2002)adalah : Kegiatan pembelian yang

dilakukan lebih dari satu kali atau beberapa kali.

Kepuasan yang diperoleh seorang konsumen, dapat

39

mendorong ia melakukan pembelian ulang (repeat

purchase), menjadi loyal terhadap produk tersebut

ataupun loyal terhadap toko tempat dia membeli barang

tersebut sehingga konsumen dapat menceritakan hal-hal

yang baik kepada orang lain.

Menurut Schiffman & Kanuk (2000) perilaku

pembelian ulang itu sangat berhubungan dengan konsep

dari brand loyalty, dimana kebanyakan perusahaan

mendukung karena hal ini memilki kontribusi yang besar

untuk kestabilan yang baik di dalam marketplace.

Zeithalm et al (1996) menekankan bahwa pentingnya

mengukur minat beli kembali (future intention)

pelanggan untuk mengetahui keinginan pelanggan yang

tetap setia / meninggalkan suatu barang / jasa.

Konsumen yang merasa senang dan puas akan barang / jasa

yang telah dibelinya, akan berpikir untuk membeli ulang

kembali barang / jasa tersebut. Pembelian yang berulang

akan membuat konsumen menjadi loyal terhadap suatu

barang / jasa (Band, 1991).

40

2.2 Penelitian Terdahulu

N0 PENELITI

TAHUN

JUDUL TUJUAN

PENELITIAN

VARIAB

EL

HASIL

1 Alreza anan

hafidzi

2013

Pengaruh

kelengkap

an produk

dan

pelayanan

terhadap

keputusan

pembelian

1.Untuk

mengetahui

pengaruh

kelengkapan

produk

terhadap

keputusan

pembelian

di

Swalayan

Bravo.

2.Untuk

mengetahui

pengaruh

pelayanan

terhadap

Regres

i

bergan

da

1. Hasil

kuesioner

penelitian

menunjukkan

bahwa

menurut

responden,

produk

yang ada di

Swalayan

Bravo kurang

bervariasi.

2. Hasil

kuesioner

penelitian

ini

41

keputusan

pembelian

di Swalayan

Bravo.

3.Untuk

mengetahui

pengaruh

kelengkapan

produk dan

pelayanan

terhadap

keputusan

pembelian

di Swalayan

Bravo

secara

simultan.

menunjukkan

bahwa

responden

merasa

perhatian

individual

yang

diberikan

Swalayan

Bravo kepada

pelanggannya

kurang

2.3 Kerangka Pemikiran

42

Penetapan harga geografis melibatkan perusahaan

dalam memutuskan cara menetapkan harga produknya kepada

pelanggan dalam lokasi-lokasi yang berbeda. Apakah

perusahaan harus menetapkan harga yang lebih tinggi

terhadap pelanggan yang jauh untuk menutupi biaya

pengiriman yang lebih tinggi dengan risiko hilangnya

usaha mereka ? Atau apakah perusahaan harus menetapkan

harga yang sama bagi semua pelanggan di manapun mereka

berada ? perusahaan telah mengembangkan lima pendekatan

yang berbeda untuk penetapan harga geografis.

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran Penelitian

s

Merek(X4)

ketersedian

produk(X3)

variasiproduk(X2)

keragaman produk(X1)

Kelengkapan Produk

makrosupermarket

dept dan store

43

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian yang kebenaranya harus diuji

secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang

kita cari atau dipelajari. Hipotesis adalah pernyataan

yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran

sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan

merupakan dasar kerja dan paduan dalam verifikasi.

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap

masalah penelitian,yang sebenarnya harus diuji secara

empiris (Indriantoro,2002:73).

Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang

perlu diuji kebenarannya (Usman dan Akbar 2009:119).

Sebelum diuji, maka hipotesis tersebut haruslahmemenuhi

Minat BeliKonsumen

44

syarat-syarat yang diperlukan. Pengujian hipotesis akan

membawakepada kesimpulan untuk menolak atau menerima

hipotesis. Hipotesis dalampenelitian ini adalah sebagai

berikut :

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka

dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian suatu

dugaan sebagai berikut:

1. Diduga Seberapa besar pengaruh kelengkapan produk

dan harga yang terdiri dari ; keragaman produk

(X1), variasi produk(X2), ketersedian

produk(X3),merek(X4) terhadap minat beli konsumen

pada makro supermarket dept dan store secara persial

2. Diduga Seberapa besar pengaruh kelengkapan produk

dan harga yang terdiri dari ; keragaman produk

(X1), variasi produk(X2), ketersedian

produk(X3),merek terhadap minat beli konsumen pada

makro supermarket dept dan store secara simultan

45

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 0bjek penelitian

Sebagaimana telah di jelaskan pada bab terdahulu

maka yang menjadi objek penelitian

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode

penelitian kuantitatif, Menurut Sugiyono (2010) Metode

Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,

metode penelitian berupa angka-angka dan analisis

menggunakan statistik. Sedangkan pendekatan yang

dilakukan dalam penelitian ini menggunakan penelitian

survey, dimana penelitian surver yang digunakan untuk

46

menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis.

Penelitian ini mengambil sampel dari suatu populasi dan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data

yang pokok atau utama. Sedangkan menurut Sugiyono

(2010) Metode surver yaitu metode penelitian yang

dilakukan populasi besar maupun kecil, tetapi data yang

di pelajari adalah data-data sampel yang di ambil dari

populasi tersebut, dan hubungan-hubungan antara

variabel sosiologi maupun psikologi.

Informasi dari sebagai populasi dikumpulkan

langsung di tempat kejadian secara emprik, dengan

tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagai populasi

terhadap objek yang sedang di teliti, dimana yang

menjadi unit analisisnya adalah para individu pada

daerah objek penelitian yang kesemuanya mempunyai

kesempatan yang sama untuk di pilih.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

47

Dalam penelitian terdapat dua jenis variabel yang

terdiri dari :

1. Variabel bebas (Independent) yaitu kelengkapan

produk selanjutnya disebut variabel X yang terdiri

(x1)keragaman produk (x2)variasi produk dan

(x3)ketersedian produk(X4)merek

2. Variabel tidak bebas (Dependent) yaitu minat beli

(y).

Variabel diatas dapat dilihat lebih jelas pada

tabel berikut ini :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Variabelbebas

(X)

Kelengkapan

produk

(X1)

1. Keregaman

produk

2. Variasi produk

3. Ketersediaan

produk

Ordina

l

48

4. merek

Harga

(X2)

1. memilih

sasaran harga

2. menentukan

permintaan

3. memperkirakan

biaya

4. menganalisis

penawaran dan

harga para

pesaing

5. memilih suatu

metode harga

6. memilih harga

akhir

Ordina

l

Variabelterikat(Y)

Minat beli 1. perbedaan

pekerjaan

2. perbedaan

sosial ekonomi

3. perbedaan hobi

Ordina

l

49

atau kegemaran

4. perbedaan

jenis kelamin

5. perbedaan usia

Dalam melakukan penelitian ini masing-masing

variabel yang ada baik variabel independen maupun

variabel dependen, akan dilakukan langkah-langkah

sebagai berikut ini :

1. Untuk variabel Independen (X1)kelengkapan

produk, (X2)harga serta variabel Dependent

minat beli konsumen (y) akan diukur dengan

menggunakan instrumen kuesioner yang

menggunakan skala likert (likert’s type item ).

2. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan

skala likert mempunyai grade dari sangat

positif sampai sangat negatif

50

3. Kuesioner disusun dengan menyiapkan 5 pilihan

(option), setiap pilihan akan di berikan bobot

yang berbeda seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 3.2Daftar Pilihan Kuesioner

PILIHAN BOBOTSangat setuju/selalu 5Setuju/sering 4Ragu-ragu/kadang-kandang 3Tidak setujuh/jarang 2Sangat tidak setujuh/tidak pernah 1

3.2.3 Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Dalam melakukan penelitian, kegiatan pengumpuran

data merupakan langkah penting guna mengetahui

karakteristik dari populasi yang merupakan elemen-

elemen dalam objek penelitian Data tersebut digunakan

untuk pengambilan keputusan atau digunakan untuk

pengujian hipotesis.

Dalam pengumpulan data akan selalu dihadapkan

dengan objek akan diteliti baik itu berupa benda,

51

manusia, dan aktivitasnya atau peristiwa yang terjadi.

Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa “populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang

mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulanya”. Sedangkan menurut Sudjana (2005)

populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin,

hasil menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun

kualitatif mengenai karateristik tertentu dari semua

anggota kumpulan yang lengkap dan jenis ingin

dipelajari sifat-sifatnya.

Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka

populasi pada penelitian ini adalah seluruh

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan

penelitian tidak mungkin dipelajari semua yang ada pada

populasi (sugiyono, 2010).

52

Untuk memperoleh sampel yang mencerminkan

karakteristik. Populasi secara tepat, dalam hal ini

tergantung oleh dua faktor metode penarikan sampel dan

penentuan penarikan sampel Metode penarikan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah

3.2.4 Jenis dan sumber data

Untuk kepentingan penelitian ini, jenis dan

sumber data perlu di kelompokkan ke dalam dua

golongan yaitu :

1. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1) Data kuantitatif adalah data berupa bilangan

yang nilainya berubah-ubah atau bersifat

variatif. Dalam penelitian ini data

kuantitatif adalah hasil kuesioner dengan

menggunakan skala likert yang disebarkan

kepada responden.

53

2) Data kualitatif adalah data yang bukan

merupakan bilangan tetapi berupa ciri-ciri,

sifat-sifat, keadaan atau gambaran suatu

objek. Dalam penelitian ini data kualitatif

adalah kondisi perusahaan atau sejarah

perusahaan.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah

1) Data prime adalah data yang diperoleh secara

langsung dari penyebaran kuesioner kepada

responden.

2) Data sekunder adalah data yang sudah tersedia

sebelumnya, diperoleh dari buku-buku,

artikel, dan tulisan ilmiah.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang

digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

54

1. Observasi yaitu mengamati kegiatan perusahaan

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2. Wawancara dilakukan oleh penulis untuk

mendapatkan data berupa keterangan-keterangan

dan informasi dimana yang menjadi sasaran

interview adalah karyawan dan konsumen yang

datang pada makro supermarket dept dan store.

3. Kuesioner, di lakukan dengan menyebarkan

seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada

responden.

4. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara

mempelajari buku, makalah, majalah ilmiah, guna

memperoleh informasi yang berhubungan dengan

teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan

dengan masalah penelitian.

3.2.5 Pengujian Instrumen Penelitian

Metode analisis data yang di gunakan adalah

metode kuantitatif yang dilakukan dengan membahas dan

membuat presentase dari hasil jawaban responden. Untuk

55

mendapatkan data yang baik dalam arti mendekati

kenyataan (objektif) sudah tentu di perlukan suatu

instrument atau alat ukur yang valid dan andal

(reliable). Dan untuk dapat meyakini bahwa instrument

atau alat ukur yang valid dan andal, maka instrument

tersebut di gunakan harus diuji validitas dan

reliabilitasnya sehingga apabila di gunakan akan

menghasilkan hasil yang objektif.

1. Uji Validitas

Pengujian vadilitas instrumen dengan menguji

validitas konstruksi (construct validity), maka dapat

di gunakan pendapat dari al.ali (judgment experts).

Setelah instrumen dikonstruksikan dengan para

ahli dengan cara di mintai pendapatnya tentang

instrument yang telah di susun itu hal ini

sependapat dengan sugiyono (2010) mengatakan

bahwa ‘’ setelah pengujian konstruksi selesai

dari para ahli, maka teruskan ujicoba

instrument. Instrument yang telah di setujui

56

para ahli tersebut di cobakan pada sampel mana

populasi di ambil. Setelah data di dapat dan di

tabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi

di lakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan

mengkorelasikan antar skor instrument.”

Uji validitas di lakukan dengan mengkorelasikan

masing-masing pernyataan dengan jumlah skor untuk

masing-masing variabel. Selanjutnya dengan memberikan

interpretasi terhadap koefisien korelasi untuk

pengujian validitas penelitian dengan menggunakan rumus

korelasi pearson product Moment (ppm) sebagai berikut.

rxy=n (∑XY)– (∑X ).(∑Y)

√ (n.∑X2 ).¿¿¿

Keterangan:

r = Angka korelasi

X = Skor pertanyaan (ke-n) variabel X

Y = Skor pertanyaan (ke-n) variabel Y

n = jumlah responden

XY= Skor pertanyaan dikali total pertanyaan

57

Kriteria pengujian untuk taraf nyata α = 0,03,

jika thitung > ttabel dinyatakan valid dan thitung < ttabel

dinyatakan tidak valid, di mana distribusi t yang di

gunakan mempunyai dk = ( n-2 ), rumus yang di gunakan

yaitu:

t=r√N−2√1−r2

Keterangan :

t = test (t hitung)

r = Korelasi antara variabel X dan Y

n = Jumlah sampel

Kriteria korelasi pearson Product Moment ( PPM ) dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3

Koefisien Korelasi

R Keterangan

0,800 – 1 , 000 Sangat tinggi / Sangat Kuat

58

0, 600 – 0, 799 Tinggi / Kuat

0, 400 – 0, 599 Cukup Tinggi / Sedang

0, 200 – 0, 399 Rendah / Lemah

0, 000 – 0, 199 Sangat rendah / Sangat Lemah

Sumber : Riduwan ( 2008 : 280 )

1. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian

bahwa sesuatu instrumen cukup dapat di percaya untuk di

gunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan

bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih

jawaban-jawaban tertentu Instrumen yang sudah dapat di

percaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang

dapat di percaya juga. Apabila datanya memang benar

sesuai dengan kenyataanya, maka berapa kalipun diambil,

tetap akan sama. Untuk menghitung uji reliabilitas,

penelitian ini menggunakan rumus alpha cronbach menurut

Ghazali (2005:45) dengan rumus sebagai berikut :

59

a=( kk−1 )(1∑si

st)

Keterangan :

k = Jumlah instrument pertanyaan

si∑ 2 = Jumlah varians dalam setiap instrument

s = Varians keseluruhan instrument

Suatu variabel di katakan reliable jika memberikan

nilai cronbach alpha > 0,60 dan jika nilai cronbach

alpha < 0,60 dikatakan tidak reliable (Ghozila, 2005).

Semakin nilai alphanya mendekati satu maka nilai

reliabilitas datanya semakin terpercaya.

2. Konversi data

Untuk dapat diolah menjadi analisis jalur yang

merupakan pangembangan dari analisis regresi berganda,

data ordinal yang biasanya didapat dengan menggunakan

skala likert, dan lain-lain (skor kuesioner), maka

60

terlebih dahulu data ini harus ditransformasikan

menjadi data interval, salah satu cara yang dapat

digunakan adalah Method Of Succesive Interval (MSI) Langkah-

langkah MSI sebagai berikut :

1. Membuat frekuensi dari tiap butir jawaban pada

masing-masing kategori pertanyaan.

2. Membuat proporsi dengan cara membagi frekuensi

dari setiap butir jawaban dengan seluruh jumlah

responden.

3. Membuat proporsi kumulatif .

4. Menentukan nilai Z untuk setiap butir jawaban,

berdasarkan nilai frekuensi yang telah diperoleh

dengan bantuan tabel ……

5. Menghitung nilai skala dengan rumus

Z riil ( i-1) – Z riil (i) Skala ( i ) =

Prop Kum (i) – Prop Kum ( i-1)

6. Penyertaan nilai skala. Nilai penyertaan inilah

yang disebut skala interval dan dapat digunakan

dalam perhitungan analisis regresi.

61

3.2.7 Metode Analisis Data

Untuk memastikan sub-sub variabel apakah ada

pengaruh perilaku konsumen terhadap keputusan

pembelian, maka pengujian di lakukan dengan uji

analisis jalur ( Path Analisys ), dengan terlebih

dahulu mengkonvermasi data skala ordinal ke skala

interval melalui Method Of Succesive Interval ( MSI ).

Analisis jalur di gunakan dengan pertimbangan bahwa

pola hubungan antar variabel dalam penelitian adalah

bersifat korelatif dan kausalitas.

Hipotesis penelitian diperlihatkan melalui

struktur hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen dengan diagram jalur dapat di lihat

pada struktur jalur berikut ini :

rx1x2

PYX1

ԐX1

62

PYX2 PYԐ

rx1x3 rx2x3

rx2x4

PYX3

rx1x4

rx3x4PYX4

Dari gambar tersebut diatas dapat dilihat dalam

persamaan berikut ini :

Y = PYX1 + PYX2 + PYX3 + PYX4 + PYԐ

Di mana :

X1 : keragaman produk

X2 : variasi

X3 : ketersedian produk

X4 : merek

Y : minat beli Pembelian

Y

X4

X3

X2

63

Ԑ : Variabel lain yang mempengaruhi Y tapi

diteliti

r : Korelasi antar variabel

PY: Koefisien jalur untuk mendapatkan pengaruh

langsung

Data yang terkumpul di analisis hubungan kausalnya

antara sub-sub variabel yang di lakukan dengan

menggunakan analisis jalur ( Path Analisys ) yang

memperlihatkan pengaruh. Gambar di atas juga

memperlihatan bahwa sub-sub variabel tersebut tidak

hanya di pengaruhi oleh X1, X2, X3, dan X4 tetapi ada

variabel epsilon ( Ԑ ) yaitu variabel yang tidak diukur

dan diteliti.

3.2.8 Pengujian Hipotesis

Sesuai dengan hipotesis dan desain penelitian yang

telah di kemukakan sebelumnya, maka dalam pengujian

hipotesis menggunakan Peth Analisys dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

64

1. Membuat persamaan struktual, yaitu :

Y = PYX1 + PYX2 + PYX3 + PYX4 + PYԐ

2. Menghitung matrix korelasi antar X1, X2, X3,X4 dan Y

3. Menghitung matrix korelasi antar variabel eksogenus

4. Menghitung matrix invers R1-1

5. Menghitung koefisien jalur Pyxi ( i = 1, 2, 3, dan 4

)

6. Menghitung R2 yaitu koefisien yang menyatakan

determinasi total X1, X2, X3,dan X4 terhadap Y

7. Hitung pengaruh variabel lain ( PYԐ )

8. Menghitung pengaruh variabel independent terhadap

variabel dependen sebagai berikut :

a. Pengaruh langsung :

Y Xi Y = ( Pyxi ) ( Pyxi ) : dimana i =

1, 2, 3, dan 4.

b. Pengaruh tidak langsung

Y Xi Y = ( Pyxi ) ( RyxiXi ) ( Pyxi )

65

Dimana : i = yang berpengaruh j = yang dilalui

Besarnya pengaruh total untuk setiap variabel =

pengaruh langsung + pengaruh tidak langsung. Atau

dengan rumus : Pyx12 + Pyx∑ i rxixj.

DAFTAR PUSTAKA

1.2. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2011/10/membangun-

minat-beli-definisi-faktor.html3. Dr. Riduwan M.B.A, 2013. Cara Menggunakan Dan

Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur ), Cet ke-

5, Penerbit : Alfabeta, Bandung

66