Proposal skripsi
Transcript of Proposal skripsi
1
I. JUDUL SKRIPSI
MEDIA PEMBELAJARAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
PADA DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
II. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Rencana peneliti melakukan penelitian di SMK
Negeri 7 Semarang (STM PEMBANGUNAN) dan Kampus
Unnes pada tanggal 02 Februari – selasai.
III. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode pembelajaran yang umum dilakukan oleh
dosen adalah ceramah. Pada metode ini terkadang
konsentrasi mahasiswa terpecah dengan hal lainnya,
Akibatnya mahasiswa kurang memahami materi
pelajaran, Tak sedikit mahasiswa merasa bosan dan
jenuh untuk mempelajarinya, mahasiswa hanya
sekedar menghafal tanpa memahami konsep dasarnya
dan prinsip kerja yang dijelaskan oleh dosen. Hal
ini dapat membuat hasil belajar mahasiswa menurun.
Seiring dengan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) menuntut peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM).
Dalam dunia pendidikan suatu metode
pembelajaran dapat dihadirkan dengan menggunakan
alat peraga pembelajaran atau sering dikenal
2
dengan media pembelajaran. Salah satu metode
pembelajaran yang sekarang ini dapat dikembangkan
adalah dengan memanfaatkan teknologi komputer
sebagai media pembelajaran. Perkembangan teknologi
komputer terutama dalam bidang perangkat lunak
yang makin pesat, sangat mendukung dalam
penerapannya sebagai media pembelajaran.
Pembelajaran menggunakan media komputer
memiliki keuntungan yaitu dapat disajikan :
multimedia, bebas platform, menggunakan konsep
hyperteks/hypermedia, menggunakan format HTML,
atau PDF, dan menggunakan perangkat keras portable
(Kustiono, 1998:1). Penyampaian materi pelajaran
dengan media komputer diharapakan dapat menarik
minat mahasiswa, membangkitkan keinginan mahasiswa
yang merasa bosan dan jenuh untuk belajar,
mahasiswa dapat menghafal dengan memahami konsep
dasarnya, serta membuat hasil belajar mahasiswa
meningkat.
Macromedia flash 8 profesional merupakan salah satu
software yang dapat digunakan untuk membuat media
pembelajaran interaktif. Didukung dengan software
program video editing, sound recorder dan
pemrograman action script diharapkan akan menghasilkan
media pembelajaran interaktif yang menarik,
bermutu dan mudah dipahami serta mudah diikuti.
3
Salah satu media yang akan dijadikan
pembelajaran interaktif adalah pada mata kuliah
Sistem distribusi Tenaga Listrik. Materi ini
merupakan salah satu mata kuliah yang terdapat
pada Jurusan Teknik Elektro. Media pembelajaran
ini diharapkan akan sangat mendukung kompetensi
bagi para siswa jurusan ini, disamping itu Media
pembelajaran ini akan menjadi jembatan yang sangat
baik untuk memahami konsep dasar Sistem Distribusi
Tenaga Listrik, dari mulai pembangkitnya hingga
sistem distribusinya.
Konsep dari media pembelajaran interaktif ini
adalah bagaimana membuat mahasiswa merasa nyaman
tertarik dalam belajar, sehingga siswa dapat
belajar dengan baik. Untuk itu diperlukan suatu
desain program yang menarik dan penjelasan yang
lengkap dari media yang ada. Beberapa penjelasan
dari media akan diikuti dengan simulasi Sistem
Jaringan Listrik serta soal-soal latihan. Program
ini diimplementasikan dengan sistem operasi
windows 7, macromedia flash 8, dan didistribusikan
dalam bentuk CD.
Berdasarkan alasan tersebut diadakan
penelitian dengan judul “MEDIA PEMBELAJARAN
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR) PADA DISTRIBUSI
TENAGA LISTRIK”
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka
permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini
adalah :
1. Bagaimana merencanakan perangkat lunak berupa
media pembelajaran interaktif untuk
pembelajaran mata kuliah Sistem Distribusi
Tenaga Listrik.
2. Bagaimana membuat media pembelajaran interaktif
untuk mata kuliah Sistem Distribusi Tenaga
Listrik.
3. Bagaimana mengevaluasi perangkat lunak berupa
media pembelajaran interaktif untuk
pembelajaran mata kuliah Sitem Distribusi
Tenaga Listrik
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Merencanakan perangkat lunak berupa media
pembelajaran interaktif untuk pembelajaran
mata kuliah Sistem Distribusi Tenaga Listrik.
2. Membuat perangkat lunak berupa media
pembelajaran interaktif untuk pembelajaran pada
mata kuliah Sistem Distribusi Tenaga Listrik.
5
3. Mengevaluasi perangkat lunak berupa media
pembelajaran interaktif untuk pembelajaran
mata kuliah Sistem Distribusi Tenaga Listrik.
D. Keluaran Penelitian
Keluaran yang diharapkan dalam penelitian ini
adalah :
1. Media pembelajaran ini digunakan sebagai bahan
atau media pembelajaran dalam mata kuliah
Sistem Distribusi Tenaga Listrik
2. Media pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai
salah satu tugas kuliah dalam menganalisis
Sistem Tenaga Listrik
3. Dosen dapat memanfaatkan media pembelajaran ini
untuk mengajar mahasiswa pada mata kuliah
Sistem Distribusi Tenaga Listrik.
E. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini
adalah :
1. Bagi mahasiswa, mempermudah mahasiswa dalam
memahami materi Sistem Distribusi Tenaga
Listrik yang menyangkut pokok bahasan Sistem
jaringan listrik, peralatan-peralatan
pemandu/pendukung, komponen pengaman atau
proteksi, macam-macam komponen elektronik dan
6
mekanik pada sistem jaringan listrik, dapat
mengetahui urutan sistem tenaga listrik.
2. Bagi Dosen, dapat digunakan sebagai media
pembelajaran pada mata kuliah Sistem Distribusi
tenaga Liustrik yang menyangkut pokok bahasan
Sistem jaringan listrik, peralatan-peralatan
pemandu/pendukung, komponen pengaman atau
proteksi, macam-macam komponen elektronik dan
mekanik pada sistem jaringan listrik, dapat
mengetahui urutan sistem tenaga listrik.
IV.TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Ketenagalistrikan
listrik telah menjadi bagian yang sangat
penting bagi umat manusia. Oleh karenanya tak
berlebihan bahwa listrik bisa dikatakan sebagai
salah satu kebutuhan utama bagi penunjang dan
pemenuhan kebutuhan hidup umat manusia. Beberapa
tantangan besar yang dihadapi dunia pada masa
kini, antara lain, bagaimana menemukan sumber
energi baru, mendapatkan sumber energi yang pada
dasarnya tidak akan pernah habis untuk masa
mendatang, menyediakan energi di mana saja
diperlukan, dan mengubah energi dari satu ke lain
bentuk, serta memanfaatkannya tanpa menimbulkan
pencemaran yang dapat merusak lingkungan hidup
7
kita. Dibanding dengan bentuk energi yang lain,
listrik merupakan salah satu bentuk energi yang
praktis dan sederhana.
B. Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem
tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna
untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya
listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke
konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik
adalah :
1. pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke
beberapa tempat (pelanggan), dan
2. merupakan sub sistem tenaga listrik yang
langsung berhubungan dengan pelanggan, karena
catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan)
dilayani langsung melalui jaringandistribusi.
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit
tenaga listrik besar dengan tegangan dari 11 kV
sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu
induk dengan transformator penaik tegangan
menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV kemudian
disalurkan melalui saluran transmisi.
8
Gambar 1. Sistem Penyaluran Tenaga
Listrik
C. Pengelompokan Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
Untuk kemudahan dan penyederhanaan, lalu diadakan
pembagian serta pembatasan-pembatasan seperti
berikut ini :
Daerah I : Bagian pembangkitan (Generation)
Daerah II : Bagian penyaluran
(Transmission) , bertegangan
Tinggi (HV,UHV,EHV)
Daerah III : Bagian Distribusi Primer,
bertegangan menengah
(6 atau 20kV).
9
Daerah IV : (Di dalam bangunan pada
beban/konsumen), Instalasi, bertegangan
rendah.
Berdasarkan pembatasan-pembatasan tersebut,
maka diketahui bahwa porsi materi Sistem
Distribusi adalah Daerah III dan IV, yang pada
dasarnya dapat dikelasifikasikan menurut beberapa
cara, bergantung dari segi apa kelasifikasi itu
dibuat. Dengan demikian ruang lingkup Jaringan
Distribusi adalah:
a. SUTM, terdiri dari : Tiang dan peralatan
kelengkapannya, konduktor
danperalatan per-lengkapannya, serta
peralatan pengaman dan pemutus.
b. SKTM, terdiri dari : Kabel tanah, indoor
dan outdoor termination, batu bata,
pasir dan lain-lain.
10
Gambar 2. Pembagian/pengelompokan Tegangan Sistem Tenaga Listrik
D. Konfigurasi Jaringan Primer
Pola jaringan distribusi primer pada suatu
sistem distribusi sangat menentukan mutu
pelayanan yang akan diperoleh oleh sistem
distribusi tersebut, khususnya mengenai
kontinuitas pelayananya. Adapun jenis-jenis
jaringan primer yang dipakai adalah sebagai
berikut: jaringan pola radial, jaringan primer pola
loop, jaringan pola grid (network), jaringan primer
pola spindle.
11
E. Sistem Proteksi
1. Circuit Breaker (CB)
Pemutus beban jaringan disebut juga dengan CB
(circuit Breaker) atau pemutus tenaga (PMT).
Peralatan ini merupakan peralatan listrik yang
berfungsi sebagai pemutus aliran listrik padan
saat berbeban, bail dalam kondisi normal
maupun tidak normal (misalnya karena adanya
gangguan). Oleh karena itu prinsip kerjasistem
pemutus beban ditekankan untuk mengelimirkan
akibat yang ditimbulkan pada saat pemutusan
daya tersebut.
2. PMT (Pemutus)
PMT adalah saklar yang dapat digunakan untuk
menghubungkan atau memutuskan arus daya
listrik sesuai dengan rantingnya. Pada waktu
memutuskan atau menghubungkan arus daya
listrik akan terjadi busur api listrik.
Pemadaman busur api listrik ini dapat
dilakukan oleh beberapa macam bahan, yaitu :
Minyak, udara, gas.
3. Recloser
12
Recloser merupakan salah satu peralatan pengaman
yang digunakan untuk mendeteksi arus lebih,
menutup arus dan menutup kembali secara
otomatis dengan selang waktu yang dapat di
ukur. Lbila lkgangguan bersifat permanen
(tetap, recloser akan mengunci terbuka (locked
open) sesudah beberapa kali membuka dan menutup
rangkaian 9 biasanya 3 atau 4 kali) dan
selanjutnya mengiosolasikan bagian yang
terkjena gangguan. Pada dasarnya prinsip kerja
recloser dalam mengatasi berbagai macam
gangguan dibedakan menjadi 3 yaitu: gangguan
sesaat, semi permanen dan permanen.
4. Fuse Cut Out
Fuse Cut Out Atau sering dikenal dengan FCO
merupakan pengaman lebur yang digunakan pada
jaringan distribusi tegangan menegah atau
rendah dengan mengamankan system dari gangguan
arus lebih. Bila terdapat arus yang mengalir
yang melebihi kapasitas dari fuse tersebut.
Penormalan kembali fuse tersebut harus
dikembalikan ke posisi semula secara manual.
5. Arrester
13
Arrester adalah peralatan proteksi yang digunakan
untuk mengisolir gangguan karena tegangan
lebih, surja petir, dan surja switching dari
siste. Adapun fungsinya adalah meneruskan arus
atau tegangan ketanah bila ada surja yang
mengalir pada kawat penghantar dan sebagai
isolasi arus/ tegangan tersebut bila pada
keadaan operasi manual. Bila system dalam
keadaan normal, maka arrester bersifat sebagai
isolator ( mempunyai tahanan yang besar
sekali) dan akan bersifat konduktor (mempunyai
hambatan yang kecil). Jika system mengalami
gangguan karena tegangan surja. Biasanya
arrester ditempatkan pada gardu induk dan pada
peralatan-peralatanjaringan seperti: Recloser,
Kapasitor, Trafo, Kapasitor serta pada
jaringan yang diperkirakan sambaran petir dan
gangguan tegangan.
F. Komponen Elektronik dan Mekanik Sistem Jaringan
Listrik
1. Konduktor
14
Konduktor berfungsi untuk mengantarkan arus
listrik dari suatu bagian instalasi ke bagian
instalasi yang lain. Konduktor yang digunakan
sebagai penghantar untuk saluran udara harus
mempunyai sifat-sifat antara lain:
a. Mempunyai konduktifitas dan daya hantar
listrik yang tinggi.
b. Mempunyai kekuatan tarik yang tinggi
c. Mempunyai berat jenis yang rendah
d. Tidak rapuh
e. Harganya murah
2. Isolator
Fungsi Isolator
a. Fungsi dari Segi Fisik
- Untuk menyekat, mengisolasi antar kawat
phasa dengan tanah
- Untuk menyekat, mengisolasi antar kawat
phasa dengan kawat phasa
b. Fungsi dari segi mekanik
- Penahan berat dari penghantar/ kawat
- Mengatur jarak dan sudut antar
penghantar /kawat dan kawat
- Menahan adanya perubahan kawat akibat
perbedaan temperature
3. Tiang Listrik
15
Tiang listrik adalah salah satu komponen
utama dari jaringan listrik tegangan menegah yang
menyanggaserat perlengkapanya yang pemakaianya
tergantung keadaan lapangan. Ada beberapa jenis
tiang listrik berdasarkan dari bahanya :
- Tiang Baja
- Tiang Beton
- Tiang Kayu
4. Cross Arm
Cross Arm adalah suatu alat yamg mana
fungsinya untuk menopang, Isolator (lengan Silang)
yang dipasang pada tiang dan harus mempunyai
sifat-sifat seperti halnya tiang penyangga
biasanya terbuat dari:
- Besi
- Kayu
V. METODE PENELITIAN
A. Algorima dan Desain Penelitian
1.Luaran
a. Desain media pembelajaran mata pelajaran
Mengoperasikan Mesin Produksi Dengan Kendali
Elektromagnetik dalam bentuk CD (Compact
Disc).
16
b. Pemrograman media berbasis multimedia
untuk mata pelajaran Mengoperasikan Mesin
Produksi Dengan Kendali Elektromagnetik.
2.Peralatan dan Bahan
a.Perangkat keras
1.Satu unit laptop
2.Speaker aktif
3.Mikrofon
b.Perangkat lunak
1. Macromedia flash 8
c.Bahan penunjang
1.Keeping CD (Compact Disk)
B. Indikator Program
Dalam penelitian ini indikator kerja yang
digunakan meliputi kriteria pendidikan, tampilan
program dan kualitas teknik. Tampilan program berisi
indikator-indikator yang berkaitan dengan desain
tampilan program termasuk teks, gambar, animasi, dan
suara. Sedangkan kualitas teknis berkaitan dengan
indicator-indikator teknis program dan indikator-
indikator lain yang belum tercakup :
1. Kriteria Pendidikan (Educational Criteria)
a. Pembelajaran
17
1)Program dapat digunakan untuk pembelajaran
individu, kelompok kecil dan besar.
2)Program mempunyai topik yang jelas.
3)Pendekatan pembelajaran dalam program sesuai,
dan dapat menyesuaikan siswa.
b. Kurikulum.
1) Program sesuai dengan kurikulum.
2) Program relevan dengan materiyang harus
dipelajari siswa.
c. Isi materi.
1) Isi materi mempunyai konsep yang benar dan
tepat.
2) Program memiliki materi konsep.
3) Program memiliki soal tes.
d. Interaksi
1) Struktur program fleksibel terhadap pengguna.
2) Program mempuyai balikan terhadap input yang
diberikan oleh pengguna.
e. Balikan
1) Balikan bersifat positif dan tidak membuat
pengguna putus asa
2) Balikan relevan terhadap respon siswa.
3) Balikan korektif
4) Balikan memiliki respon yang variatif sehingga
pengguna tidak merasa bosan.
5) Balikan tetap tampil dalam waktu yang sesuai.
18
6) Balikan mendorong mengoreksi siswa untuk
berusaha memperolehjawaban yang benar.
f.Penanganan masalah
Pengguna dapat mengoreksi kesalahan dalam
memasukkan input kecuali yang benar.
2.Tampilan Program (cosmetics)
a. Pewarnaan
Pemakaian warna tidak mengacaukan tampilan.
b.Pemakaian kata dan bahasa
1) Menggunakan huruf/karakter yang sesuai
2) Menggunakan bahasa Indonesia
c.Pemakaian tombol kata interaktif (hypertext)
1) Menggunakan hypertekxt untuk memfasilitasi
navigasi dan membantu pengguna menjelajah
program.
2) Setiap tampilan merupakan kombinasi beberapa
komponen berupa teks, grafis, animasi, yang
bekerja bersama sehingga program tampak jelas.
d.Grafis
1) Grafis membuat informasi lebih atraktif
2) Grafis membantu untuk visualisasi kejadian
yang jarang terjadi.
3) Grafis membantu mengingat informasi yang
dipelajari.
4) Gradis terlihat dan mudah dipahami (membantu
pemahaman)
19
e.Animasi dan video
1) Animasi dan video membutuhkan input dari
pengguna.
2) Animasi atau video membantu pengguna dalam
melihat kejadian yang jarang terjadi.
f.Suara
1) Pemakaian suara menambah pemahaman konsep.
2) Suara dapat diatur (dimatikan dan
dihidupakan)
3) Suara terdengar jelas dan digunakan secara
efektif.
g.Tombol menu dan ikon
1) Tersedia berbagai pilihan menu dan ikon
2) Terdapat tombol, ikon dan menu yang tetap
untuk bantuan, selesai, keluar, maju, mundur
dari layar atau berpindah kemateri yang lain dan
berhenti sementara.
h.Desain interface
1) Transissi antar layar sudah tepat
2) Program memrlukan sedikit kegiatan mengetik.
3.Kualiats Teknis (Technical Quality)
a.Pengoperasian program
1) Program dapat dimulai dengan mudah.
2) Program dapat berjalan dengan baik dalam
keadaan kondisi normal.
3) Program dapat dioperasiken tanpa CD.
20
b.Respon pengguna
1) Pengguna dapat mengoperasikan program secara
mandiri.
2) Pengguna merasa senang menggunakan program
3) Pengguna tidak merasa bosan menggunakan
program.
c.Respon pengguna
1) Penggunadapat mengoperasikan program secara
mandiri.
2) Pengguna merasa senang menggunakan program
3) Pengguna tidak merasa bosan menggunakan
program.
d.Keamanan program
1) Program tidak dapat diubah oleh pengguna.
2) Program tidak dapat dihapus jika ada
kesalahan dari pengguna.
e.Penanganan kesalahan
Program bebas dari kesalahan yang dapat
mengakibatkan berhentinya program.
f.Fasilitas program
1) Terdapat fasilitas-fasilitas table fisika
2) Terdapat fasilitas kalkulator untuk
mengerjakan soal.
3) Terdapat fasilitas program untuk bantuan.
Menentukan Materi
Membuat Desain Tampilan Pada Komputer
Membuat Prototipe
Mengujicobakan Prototipe
Evaluasi
Selesai
21
Terjemah bebas dari The Process Of Evaluating Sofware And
Effect On Learning,
http://hagar.up.ac.za/catts/learner/eel/conc/conco
et/.html dan H. geisenger, 1997).
C. Prosedur Kerja
Dalam penelitian ini diperlukan prosedur
kerja yang sistematis dan terarah sehingga dapat
terencana dengan baik. Adapun prosedur kerja yang
akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah :
22
Gambar 25. Prosedur Kerja
D. Metode Pengumpulan Data
1.Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumentasi,
yang artinya barang-barang tertulis ( Suharsimi
Arikunto, 2006 : 158). Metode dokumentasi
merupakan cara memperoleh data dengan jalan
menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku,
majalah, dokumen, peraturan, notulen dan catatan
harian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode dokumen untuk memperoleh data siswa-siswa
yang akan digunakan sebagai obyek penelitian
dengan menggunakan media CD Multimedia Interaktif.
Metode Dokumentasi dilaksanakan dengan bantuan
guru dan staf administrasi disekolah tempat
penelitian. Dan beberapa data yang diperoleh dari
guru pengampu tentang siswa-siswa yang respon dan
konsentrasi kurang ketika pemelajaran dikelas dan
siswa yang aktif . Langkah ini dapat digunakan
23
membantu mengetahui tentang kondisi siswa sebelum
dilakukan penelitian.
2.Metode Check List
Menurut Komarudin (1984:43) check list adalah
suatu daftar yang berisi identitas dan factor-
faktor yang akan diteliti yang berkaitan dengan
subyek itu.
Metode ini digunakan untuk mengatur indikator
yang berkenaan dengan indicator program yang dapat
dinilai sendiri dan tidak membutuhkan pendapat
orang lain. Dengan check list, program diamati dan
di-crosschek-kan dengan variable-variabel pada
indikator-indikator yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Dalam check list digunakan digunakan dua pilihan
yaitu ya/tidak dan tidak/tidak ada. Untuk
pertanyaan positif, jawaban ya/tidak memiliki
bobot 1, sedangkan jawaban tidak/tidak ada
memiliki bobot 0. Sedangkan untuk pernyataan
negative memiliki bobot sebaliknya.
3.Metode Angket
Angket (kuesioner) adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi
Arikunto, 2006 : 151). Angket dipakai untuk
24
mengukur indikator program yang berkenan dengan
kriteria tampilan program dan kriteria kualitas
teknis yang membutuhkan pendapat dari pengguna.
Setelah indikator-indikator mengenai program
telah ditetapkan, maka selanjutnya dilakukan kisi-
kisi angket. Dari kisi-kisi inilah pertanyaan
angket dibuat.
Winarno Surachmad (1975) mengungkapkan bahwa
beberapa petunjuk mengenai konstruksi angket
antara lain :
a. Setiap pernyataan dirumuskan dengan sejelas-
jelasnya dan seringkas-ringkasnya.
b. Pertanyaan yang diajukan hanya yang dapat
dijawab oleh responden.
c. Sifat pertanyaan harus netral dan objektif.
d. Pertanyaan yang diajukan hanya jawabannya tidak
dapat diperoleh dari sumber lain.
e. Keseluruhan pertanyaan dalam angket harus
sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk
masalah yang dihadapi.
Dalam metode angket, sampel dihubungi lewat
pertanyaan tertulis (Winarno Surachmad, 1975).
Angket menggunakan format lima point dari skala
likert, dimana alternative respon adalah sangat
setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak
setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).
25
Penentuan skor skala likert dilakukan secara
apriori. Bagi skala yang berarah positif akan
mempunyai kemungkinan-kemungkinan skor 5 untuk
respon sangat setuju (SS), 4 untuk respon setuju
(S), 3 untuk respon ragu-ragu (R), 2 untuk respon
tidak setuju (TS) dan 1 untuk respon sangat tidak
setuju (STS). Sedangkan bagi skala yang berarah
negative, maka kemungkinan skor akan menjadi
sebaliknya. (Oppenheim, 1996).
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.
Artono Arismunandar, DR. M.A.Sc DR. Susumu Kuwahara.1975. Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik Jilid I. Jakarta: PT.Pradnya Paramita.
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta:Raja
Grafindo Persada.
Anderson, Ronald H. 1994. Pemilihan dan Pengembangan MediaUntuk Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada