Ini skripsi

35
PENGARUH TUMBUHAN ECENGGONDOK DENGAN PERKEMBANGBIAKAN SIPUT Disusun oleh: Nisrina Fahjriyanti 2326096

Transcript of Ini skripsi

PENGARUH TUMBUHAN ECENGGONDOK

DENGAN PERKEMBANGBIAKAN SIPUT

Disusun oleh:

Nisrina Fahjriyanti

2326096

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGRI 102 JAKARTA

JAKARTA

2015

LEMBAR PENGESAHAN

Nisrina Fahjriyanti,2326096 . “Pengaruh

Tumbuhan Ecenggondok Terhadap Perkembangbiakan

Siput”, Untuk memenuhi ujian mata peajaran

matematika peminatan.

Disahkan Oleh

Guru Penguji I Guru

Pembimbing

Budiman, Ssi, M.M Riski Ageng

S.pd. NIP. 9246767663110033

NIP.

Kepala Bidang Mata Pelajaran Matematika Peminatan

Budiman, Ssi, M.M

NIP. 9246767663110033

vii

LEMBAR PERSETUJUAN

Nisrina Fahjriyanti, 2326096. “Pengaruh

Tumbuhan Ecenggondok Terhadap Perkembangbiakan

Siput” Untuk Memenuhi Ujian Mata Peajaran

Matematika Peminatan.

Disetujui Oleh

Guru Pembimbing Walikelas

Budiman, Ssi, M.M Dra. Rosana

Podesta Tambubolon

NIP. 9246767663110033 NIP.

196404282008012003

Guru Penguji I

Budiman, Ssi, M.M

NIP. 9246767663110033

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah

SWT, yang telah memberikan rahmatnya dan

karunianya kepada saya. Sehingga saya dapat

menyelesaikan skripsi pertama saya, yang berjudul

“Pengaruh Ecenggondok Terhadap

Perkembangbiakan Siput”.

Pembuatan skripsi saya kali ini berkaikan

dengan peyelesaian tugas semester genap dalam

bidang pelajaran matematika peminatan.

Ucapan terimakasih saya juga ucapkan kepada

orang- orang yang telah memberikan saya bimbingan

dan motivasi. Dalam kesempatan kali ini penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1.Bapak Drs.Mukmin Jauhari,M.Pd. Selaku kepala

sekolah SMA Negeri 102 Jakarta

2.Bapak Budiman,S.Si,M.M. Selaku kepala bidang

mata pelajaran Matematika Peminatan.

3.Riski Ageng S.pd.M.M selaku pembimbing yang

telah banyak membantu dan memberikan saran-

saran sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

4.Guru-guru SMA Negeri 102 yang telah membimbing

penulis sejak kelas X hingga Saat ini.

5.Keluarga yang selalu memberikan support serta

motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

6.Teman-teman XI MIA-3 angkatan 2015 terima kasih

atas semangat serta doanya Untuk menyelesaikan

skripsi ini.

7.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

satu per satu yang telah memberi Semangat untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini masih banyak kekuranganya. Untuk

itu saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Saya

juga terima semua kritik dan sarannya. Untuk

kedepannya saya sya akan berusaha lebih baik

lagi.

Jakarta, 28 April 2015

Nisrina Fahjriyanti

ii

1

BAB I

Pendahuluan1.1. Latar Belakang

Eceng gondok (Latin:Eichhornia crassipes) adalah

salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Selain

dikenal dengan nama eceng gondok, di beberapa

daerah di Indonesia, eceng gondok mempunyai nama

lain seperti di daerah Palembang dikenal dengan

nama Kelipuk, di Lampung dikenal dengan nama

Ringgak, di Dayak dikenal dengan nama Ilung-

ilung, di Manado dikenal dengan nama Tumpe. Eceng

gondok pertama kali ditemukan secara tidak

sengaja oleh seorang ilmuwan bernama Carl

Friedrich Philipp von Martius, seorang ahli

botani berkebangsaan Jerman pada tahun 1824

ketika sedang melakukan ekspedisi di Sungai

Amazon Brasil.

Habitat

Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal,

tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat,

danau, tempat penampungan air dan sungai.

Tumbuhan ini dapat beradaptasi dengan perubahan

yang ekstrem dari ketinggian air, arus air, dan

perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur

dan racun-racun dalam air

Keong sawah

Keong sawah (Pila ampullacea) adalah sejenis

siput air yang mudah dijumpai di perairan tawar

Asia tropis, seperti di sawah, aliran parit,

serta danau.

Hewan bercangkang ini dikenal pula sebagai

Keong gondang, siput sawah, siput air, atau

tutut. Bentuk keong sawah agak menyerupai siput

murbai, masih berkerabat, tetapi keong sawah

memiliki warna cangkang hijau pekat sampai hitam.

Keong sawah atau sering disebut Tutut

termasuk dalam kelompok Operculata yang hidup di

perairan dangkal yang berdasar lumpur serta

ditumbuhi rerumputan air, dengan aliran air yang

lamban, misalnya sawah, rawa-rawa, pinggir danau

dan pinggir sungai kecil.

Binatang ini lebih menyukai perairan yang

airnya jernih dan bersih. Ada dua jenis dari

marga Bellamya yang hidup di sawah, yaitu Tutut

jawa (Bellamya javanica) dengan sebaran di

Thailand, Kamboja, Malaysia, Indonesia (kecuali

Irian Jaya) dan Filipina, dan Tutut sumatera

(Bellamya sumatrensis) yang sebarannya mencakup

Thailand, Kamboja, Malaysia, Indonesia (Sumatera

dan Jawa).

Tutut/keong sawah tergolong kelas Gastropoda

(dalam bahasa latin, gaster = perut, podos =

kaki), adalah kelompok hewan yang menggunakan

perut sebagai alat gerak atau kakinya

2

Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar

dan pipih pada bagian ventrel

tubuhnya.Tutut/keong sawah memiliki sepasang

tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek.

Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang

berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang.

Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai

alat peraba dan pembau. Karena tutut/keong sawah

ini tergolong gastropoda akuatik, maka ia bernapas

dengan insang.

I.2. Perumusan Masalah

Kawasan rawa yang sekarang kian menyempit

dapat menimbulkan ekosistem di dalam nya juga

mengalami masalah. Berdasarkan latar belakang di

atas penulis mengidentifikasian masalah tersebut

sebagai berikut:

- Perkembanganbiakan keong atau siput

sawah?

- Hubungan apa yang timbul antara keong

sawah dengan tanaman ecenggondok?

- Pengaruh ecenggondok terhadap kelangsungan

hidup keong sawah ? dan apakah berdamapk

sebaliknya?

- Pertumbuhan ecenggondok di daerah rawa?

3

I.3. Pembatasan Masalah Dari beberapa masalah yang terjadi, untuk

lebih memfokuskan hal yang di teliti, penelitian

ini di batasai pada:

Hubungan ecenggondok dengan keong sawah

Perkembangbiakan keong sawah

Ruang lingkup penelitian hanya pada rawa sekitar

sekolah

4

5

BAB II

KAJIAN TEORI

A.    Klasifikasi

Klasifikasi Tutut (Keong Sawah) ini adalah

sebagai berikut:

Keraja

an

: Animalia

Filum : Mollusca

Kelas : Gastropoda

Famili

a

: Filopaludinam

Genus : Bellamiya

Spesie

s

: Bellamiya Javanica (Van Benthem

Jutting, 1956, 1059 & 1963)

Berdasarkan penggolongan tersebut, hewan ini

memiliki ciri:

1.      Tubuh tersusun atas rangka atau cangkang

yang terbuat dari bahan zat kitin dalam tubuhnya.

2.      Cangkang pada spesies Bellamiya javanica

(tutut/keong sawah) berbentuk spiral asimetris.

3.      Bentuk kakinya khas, yaitu telapak kaki

yang datar yang terdapat berbagai kelenjar yang

dapat menghasilkan lendir yang dapat berfungsi

untuk merayap pada substrat (tempat menempel).

4.      Alat geraknya menggunakan perut, sesuai

dengan kelasnya yaitu gastropoda (gaster = perut,

podos = kaki). Perut digunakan kaki sebagai alat

bantu pergerakannya.

B.     Daur Hidup

Seperti hewan lainnya, tutut/keong sawah

memiliki siklus hidup atau daur hidup. Siklus

hidup dari keong sawah/ tutut tergantung dari

ketersediaan makanan dan suhu lingkungan

perairan. Tutut/keong sawah mengalami fertilisasi

secara internal atau pembuahannya terjadi di

dalam tubuh. Oleh karena itu, daur hidup

tutut/keong sawah secara berurutan ialah induk →

tutut anakan → dewasa. Tutut/keong sawah bertelur

didalam, sebelum dimuntahkan oleh induknya telur

tersebut berkembang terlebih dahulu menjadi tutut

anakan yang telah memiliki cangkang namun masih

lunak yang kelak setelah diluar tubuh induknya

akan berkembang menjadi keras. Cangkang ini

terbuat dari zat kitin yang berasal dari zat

kapur atau makanan yang diperolehnya. Tutut kecil

yang telah dimuntahkan induk akan berkembang 

menjadi individu dewasa.  

C.    Ciri Betina dan Jantan

Perkembangbiakan pada tutut/keong sawah

mengalami seksual atau perkawinan antara tutut

jantan dan tutut betina. Untuk membedakan tutut

jantan dan tutut betina dapat diamati dari ukuran

cangkang dan warna

6

tutut. Biasanya, tutut betina memiliki ukuran

cangkang yang lebih besar daripada tutut jantan,

serta warna tutut betina lebih cerah sedangkan

tutut jantan sedikit lebih gelap.

D.     Cara Perkembangbiakan

Tutut/keong sawah (bellamiya Javanica)

bereproduksi secara seksual. Organ reproduksi

jantan dan betina pada umumnya terpisah pada

individu lain (gonokoris). Fertilisasi dilakukan

secara internal.

Reproduksi dan Perkawinan Bekicot biasanya

mulai kawin pada usia enam sampai tujuh bulan di

tempat pemeliharaan yang cukup memenuhi syarat.

Pada masa kawin.bekicot betina mulai menyingkir

ke tempat yang lebih aman. Bekicot bertelur di

sembarang tempat . Dan jumlah telurnya setiap

penetasan biasanya lebih dari lima puluh butir.

Jumlah produksi telur tergantung dari masa subur

bekicot itu sendiri. Besar telur bekicot tidak

lebih dari 2 mm.

Siput dapat bereproduksi sebanyak 6 kali

dalam setahun setelah perkimpoian siput akan

berpisah mengambil jalan masing-masing utuk

bertelur.

7

E.    Sistem Pernafasan

Sistem pernafasan tutut/keong sawah

menggunakan insang. Insang ini berupa kulit

berlapis-lapis sangat tipis. Kadang-kadang sistem

pernafasannya menggunkan rongga mantel, yaitu

bagian kulit terluar yang paling tebal yang

memiliki fungsi lain untuk melindungi organ

dalamnya. Memiliki sistem peredaran darah

terbuka. Darah beredar melalui filamen insang,

dimana pertukaran karbondioksida dan oksigen

terjadi antara darah dan air mengalir di atas

permukaan insang. Ketika darah mengandung

beroksigen berwarna kebiruan, ketika

terdeoksigenasi darah tidak berwarna. Organ

ekskresinya berupa ginjal.

F.       Cara Makan dan Mencari Makan

Tutut/keong sawah (Belamiya Javanica) hidup

secara heterotrof yaitu dengan memakan ganggang,

ataupun sisa-sisa organisme. Habitat tutut/keong

sawah ialah di air tawah seperti sungai, kolam

atau banyak dijumpai di sawah-sawah. Oleh karena

itu, tutut sering disebut dengan keong sawah.

8

15

BAB IV

PEMBAHASAN PENELITIAN

Dari data statistik yang di dapatkan maka,

dapat dilihat bahwa jumlah seluruh data yang di

teliti berjumlah 30 data. Nilai ratarata dari

variabel jarak adalah 2,8000, dan memiliki

standar devisiasi sebesar 1,54026. Kemudian nilai

rata-rata dari variabel jumlah adalah 1,7667, dan

memiliki standar devisiasi sebesar 0,97143.

Pengujian data dengan Tabel T menghasilkan

nilai Lower sebesar ,32292 dan nilai upper

sebesar 1,74374.

Uji F’ menunjukan  bahwa nilai Fhitung sebesar

0,291 dengan tingkat (sig) 0.594

Pengaruh jarak (ϰ1) terhadap jumlah (Y)

jarak memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0.594

pada tabel Coefficientsa dengan nilai α(derajat

signifkansi) 0.05 artinya 0.000 <0.05 atau

Terdapat pengaruh yang signifikan jarak terhadap variabel

terikat jumlah

16

BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN

Rawa sebagai salah satu tipe lahan basah

buatan tidak hanya berperan penting dalam

menyediakan jenis-jenis tanaman menyehatkan,

namun juga merupakan tempat hidup berbagai

binatang air, mulai dari Protozoa (binatang

bersel tunggal) sampai vertebrata (binatang

bertulang belakang) seperti ikan dan katak.

Moluska (keong-keongan dan kerang serta

kerabatnya) termasuk juga binatang yang

memanfaatkan sawah sebagai tempat hidupnya.

Moluska yang hidup di perairan tawar dapat

dijabarkan ke dalam kelas Gastropoda yang kita

kenal dengan nama keong (bercangkang tunggal) dan

kelas Pelecypoda/Bivalvia atau kerang

(cangkangnya berkeping dua). Dari catatan

pustaka, moluska air tawar yang pernah ditemukan

hidup di perairan sawah, ada sebanyak 32 jenis

(27 jenis Gastropoda dan 5 jenis

Pelecypoda/Bivalvia). Moluska bercangkang

tunggal, terdiri dari dua kelompok, yaitu

Operculata yang dilengkapi operkulum (penutup

cangkang) dan Pulmonata, yang tanpa operkulum.

Saran

Berdasarkan data pembahasan di halaman

sebelumnya maka dapat dikemukakan bahwa

perkembangbiakan keongmas di rawa-rawa sangat

bagus dikarnakan ekosistem rawa yang lembab.

Maka oleh sebab itu menjaga kelestarian

ekosistem rawa sangat penting demi menjaga

kelangsungan hidup keong sawah. Khususnya di

daerah padat penduduk di ibukota yang sudah

jarang sekali di temui rawa-rawa yang di subur di

tumbuhi ecenggondok

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Keong_sawah

http://du-pnd.blogspot.com/2015/01/klasifikasi-

tututkeong-sawah.html

http://siklushidupkeongmas.blogspot.com/2011/10/

dulunya-keong-

emas-berasal-dari-amerika.html

http://www.beritaunik.net/unik-aneh/mengenal-

uniknya-seluk-beluk-dunia-siput.html

http://groge-mm1.blogspot.com/2013/05/reproduksi-

dan-perkawinan-bekicot.html

http://yulian.firdaus.or.id/2007/02/08/tutut/

17

ABSTRAKSI

Nisrina Fahjriyanti, 2326096. Analisis

pengaruh ecenggondok terhadap perkembngbiakan

siput / keong sawah.

Studi ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana hubungan yang terjadi antara

ecenggondok dan siput sawah. Pembuatan skripsi

ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas akhir

dalam bidang mata pelajaran matematika peminatan.

Dalam hubungan yang terjadi antara

ecenggondok dengan siput sawah ialah simbiosis

mutualisme. Karna ecenggondok menjadi pemberi

asupan makan kepada siput dan juga sebagai tempat

menempelnya telur-telur siput yang siap menetas.

Dalam penelitian ini membahas tentang

pengaruh jarak tanaman ecenggondok satu dengan

yang lain yang mempengaruhi jumlah sekumpilan

telur dalam satu pohon ecenggondok.

v

ABSTRAC

Nisrina Fahjriyanti, 2326096. Analysis of

the effect of water hyacinth to the proliferation

of slugs or snails fields.

This study aims to determine how the

relationship between ecenggondok and snails

fields. Making of this thesis also aims to meet

the final project in the field of mathematics

courses specialization.

In the relationship between ecenggondok rice

with snails is symbiotic mutualism. Because

ecenggondok be giving food intake to the snails

as well as the attachment of snail eggs are ready

to hatch.

In this study discusses the influence of

plant spacing ecenggondok one another that

affects a set number of eggs in a tree

ecenggondok.

iv

DAFTAR ISIKata

Pengantar........................................

.................................................

..ii

Abstraksi........................................

.................................................

..........iv

Abstrac..........................................

.................................................

............v

Kata

Persembahan......................................

...............................................vi

Lembar

Persetujuan......................................

...........................................vii

Lembar

Pengesahan.......................................

.........................................viii

Daftar

Isi..............................................

.................................................

....ix

BAB I

Pendahuluan......................................

.............................................1

Latar

Belakang.........................................

.............................1

Perumusan

Masalah..........................................

....................3

Pembatasan

Masalah..........................................

..................4

BAB II Kajian

Teori..............................................

...................................5

A.

Klasifikasi........................................

.................................5

B. Daur

Hidup..............................................

.........................6

C. Ciri Betena Dan

Jantan.............................................

........6

D. Cara

Perkembangbiakan...................................

................7

E. Sistem

Pernapasan.........................................

....................8

F. Cara Mencari

Makan..............................................

...........8

BAB III Hasil

penelitian.......................................

....................................9

A. Data penelitian

............................................

....................9

ix

B. Tabel

SPSS.............................................

..................................11

BAB IV Analisis

Penelitian.......................................

.............................15

Pwmbahasan Data

SPSS.............................................

........15

BAB V Penutup

Kesimpulan Dan

Saran............................................

......................16

Daftar

Pustaka..........................................

................................................1

7

x

KATA PERSEMBAHAN

Alhamdulillah,

Sujud syukur saya panjatkan kepada allah

swt.

Karena kerunia-Nya lah yang memberikakan

saya kesehatan dan kesabaran dalam membuat karya

tulis ini.

Sholawat serta salam selalu tercurahkan

kepada junjungan kita nabi muhammad saw.

Terima kasih yang sebesar-besarnya saya

ucapkan dengan tulus kepada kedua orang tua saya

yang telah memberikan saya semua hal yang saya

perlukan. serta melimpahkan berjuta kasih sayang

kepada saya.

Saya berharap pembuatan skripsi ini menjadi

langkah awal bagi saya untuk bisa membuat kedua

orang tua saya bangga terhadap saya.

Serta ucapan terimakasih yang tak ada habis

nya saya ucapkan kepada teman dan sahabat saya

yang telah memberikan dukungan dan waktu mereka

untuk membantu saya.

Nisrina Fahjriyanti

Vi

9

BAB III

HASIL PENELITIAN

A.Data Penelitian Hasil data yang saya kumpulkan pada saat

saya melakukan penelitian adalah sebagai

berikut:

No Jarak (dalammeter)

Jumlah kumpilan telursiput

1 2 12 2 13 1 14 4 15 5 16 1 17 2 18 1 29 1 310 3 111 2 212 2 413 4 214 2 315 2 216 6 117 3 118 4 319 2 320 4 121 5 122 4 223 4 124 1 125 6 4

26 1 227 3 128 1 329 2 230 4 1

10