skripsi - USD Repository

357
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN FABEL AESOP PADA KELAS II.1 DI SD BOPKRI GONDOLAYU YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh : Wismaya Putri Mas Mahardhika NIM: 131134155 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of skripsi - USD Repository

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA

MENGGUNAKAN FABEL AESOP PADA KELAS II.1 DI SD

BOPKRI GONDOLAYU YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Wismaya Putri Mas Mahardhika

NIM: 131134155

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA

MENGGUNAKAN FABEL AESOP PADA KELAS II.1 DI SD

BOPKRI GONDOLAYU YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Wismaya Putri Mas Mahardhika

NIM: 131134155

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

PERSEMBAHAN

Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkatNya dan rancanganNya,

penulis dapat menyelesaikan kuliah S1 dengan baik.

Tulisan ini kupersembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, juru selamat dan sahabat sejati.

2. Kedua orangtuaku, Bapak Sudiyono dan Ibu Turistinah yang selama kuliah

selalu mendukung dalam segala hal, selalu mendoakan dan memberikan

motivasi.

3. Keluarga besar Cip-Sukintur yang selalu memberikan dukungan dan doa.

4. Sahabat-sahabatku, seluruh teman dan juga orang yang terlibat dalam

melakukan penelitian.

5. Alamamaterku Terkasih Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

MOTTO

Berserulah kepadaku maka Aku akan menjawab engkau dan akan

memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni

hal-hal yang tidak kuketahui.

Yeremia 33:3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 11 Juli 2017

Peneliti,

Wismaya Putri M M

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Wismaya Putri Mas Mahardhika

Nomor Mahasiswa : 131134155

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA

MENGGUNAKAN FABEL AESOP PADA KELAS II.1 DI SD BOPKRI

GONDOLAYU YOGYAKARTA beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian Pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 11 Juli 2017

Yang Menyatakan

Wismaya Putri Mas Mahardhika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA

MENGGUNAKAN FABEL AESOP PADA KELAS II.1 DI SD BOPKRI

GONDOLAYU YOGYAKARTA

Wismaya Putri Mas Mahardhika

Universitas Sanata Dharma

2017

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya motivasi dan hasil belajar

IPA pada siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu. Penelitian ini bertujuan untuk

meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA menggunakan fabel Aesop pada

siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini

adalah 32 siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 2016/2017.

Objek penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar IPA. Instrumen yang

digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi, lembar kuesioner dan tes.

Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif-kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penggunaan fabel Aesop dalam

meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas II.1 SD BOPKRI

Gondolayu tahun ajaran 2016/2017 dapat dilakukan dengan cara memadukan

kegiatan belajar mengajar dengan modifikasi cerita fabel. (2) penggunaan fabel

Aesop dapat meningkatan hasil belajar IPA siswa kelas II.1 SD BOPKRI

Gondolayu tahun ajaran 2016/2017, peningkatan rata-rata nilai dari kondisi awal

72,8 meningkat menjadi 81,9. Persentase siswa yang lulus KKM kondisi awal

37,5% meningkat menjadi 81,2%. (3) penggunaan fabel Aesop dapat meningkatan

motivasi belajar IPA siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran

2016/2017, dari kondisi awal 44,8 meningkat menjadi 82,5. Persentase siswa yang

memiliki motivasi dari kondisi awal 31,2 % meningkat menjadi 84,4%.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah fabel Aesop dapat meningkatkan motivasi

dan hasil belajar IPA pada siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu.

Kata kunci: motivasi, hasil belajar, fabel Aesop

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

IMPROVING MOTIVATION AND LEARNING ACHIEVEMENT SCIENCE

USING AESOP’S FABLES FOR CLASS II.1 OF SD GONDOLAYU

YOGYAKARTA

Wismaya Putri Mas Mahardhika

Sanata Dharma University

2017

The background of this study was the student’s low motivation and

learning achievement of science in class II.1 BOPKRI Gondolayu Elementary

School. This research was aimed to improve the motivation and learning

achievement in science using Aesop’s fables in class II.1 BOPKRI Gondolayu

Elementary School.

The type of this research was Classroom Action Research. The subjects of

this study were 32 students class II.1 BOPKRI Gondolayu Elementary School

Academic Year 2016/2017. The objects of this research were the motivation and

learning achievement in science. The instruments used in this research were

observation sheets, questionnaire and test. The analysis techniques used was

descriptive qualitative-quantitative.

The research results showed that (1) the use of Aesop’s fable in increasing

motivation and learning achievement in Science in class II.1 BOPKRI Gondolayu

Elementary School Academic Year 2016/2017 was done by integrating teaching-

learning activity with modifying fable stories. The percentage of motiveted

student increased from the early condition of 31.2% to 84.4%. (2) the use of

Aesop’s fables could increase student’s learning achievement in science in class

II. BOPKRI Gondolayu Elementary School Academic Year 2016/2017, from the

early condition 72.8 to 81.9. The percentage of students who passed the initial

37.5% KKM condition increased to 81.2%. (3) the use of Aeso’s fables could

increase the students' learning motivation in learning science in class II.1

BOPKRI Gondolayu Elementary School Academic Year 2016/2017, from the

early condition of 44.8 to 82.5. The conclusion from the research was Aesop’s

fables could incrase motivation and student’s learning achievement in science in

students from class II.1 BOPKRI Gondolayu Elementary School.

Keywords: motivation, learning result, Aesop’s fables

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah

memberikan berkat dan Kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi yang berjudul “PENINGKATAN

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN FABEL

AESOP PADA KELAS II.1 DI SD BOPKRI GONDOLAYU

YOGYAKARTA” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Chistiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Wahyu Wido Sari, M.Biotech. selaku dosen pembimbing I yang

membimbing, memberi masukan dengan penuh kesabaran dan selalu

memberikan motivasi.

5. Theresia Yunia Setyawan, S. Pd, M.Hum. selaku dosen pembimbing II yang

telah membimbing, memberi banyak masukan dan mendukung dengan sabar.

6. Ester Markis Sarwo Rini, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD BOPKRI

Gondolayu Yogyakarta yang telah memberikan ijin melakukan penelitian.

7. Dwiana Shinta Dhevy, S.Pd selaku guru kelas II.1 atau mitra penelitian yang

telah membantu pelaksanaan penelitian, sehingga penelitian berjalan dengan

lancar.

8. Siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017

yang bersedia terlibat dalam penelitian.

9. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

membantu proses perijinan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

10. Kedua orangtua, Sudiyono dan Turistinah yang sabar, selalu mendoakan

membantu dalam bentuk materi dan memberikan kasih sayang.

11. Kakak terkasih Chrismoyo Prasetyo Sumajar yang selalu mendukung dan

membantu dalam bentuk materi dan kasih sayang.

12. Keluarga terkasih Cip-Sukintur yang selalu memberikan dukungan.

13. Ria Perwita Sari, Yesia Rahasti P, Tamariskha Eka Wardana dan Erwindha

Mahanani sahabatku yang selalu mendukung dan menemani di setiap suka

dan duka.

14. Teman-teman persekutuan GKJ Susukan dan adik-adik Sekolah Minggu

sebagai semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi.

15. Sahabatku penelitian kolaboratif, Alfa, Erwindha, Ria dan Dana yang telah

memberikan bantuan selama melakukan penelitian dan menyelesaikan

skripsi.

16. Teman-teman PPL SD BOPKRI Gondolayu Danang, Ongko, Ria dan Windha

yang sudah membantu dalam proses penelitian dan memberikan suport.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu namun telah

banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena

keterbatasan kemampuan penulis. Segala kritik dan saran yang membangun

akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap, semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan para pembaca.

Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................ii

HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................iv

HALAMAN MOTTO .......................................................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...........................................................vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPERNTINGAN AKADEMIS .....................................vii

ABSTRAK .........................................................................................................viii

ABSTRACT ........................................................................................................ix

KATA PENGANTAR .......................................................................................x

DAFTAR ISI ......................................................................................................xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...........................................................................................1

B. Batasan Masalah ........................................................................................7

C. Rumusan Masalah ......................................................................................8

D. Tujuan Penelitian .......................................................................................8

E. Manfaat Penelitian .....................................................................................8

F. Definisi Operasional ..................................................................................9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka ...........................................................................................11

1. Teori Perkembangan Kognitif Anak ....................................................11

2. Motivasi Belajar...................................................................................12

3. Hasil Belajar ........................................................................................19

4. Dongeng ..............................................................................................21

5. Dongeng Fabel Aesop..........................................................................24

6. Ilmu Pengetahuan Alam ......................................................................25

7. IPA di Sekolah Dasar...........................................................................25

B. Penelitian-penelitian yang Relevan ...........................................................27

C. Kerangka Berpikir .....................................................................................31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

D. Hipotesis Tindakan ....................................................................................33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..........................................................................................34

B. Setting Penelitian .......................................................................................37

1. Tempat Penelitian ................................................................................37

2. Waktu Penelitian ..................................................................................37

3. Subjek Penelitian ................................................................................37

4. Objek Penelitian...................................................................................37

C. Persiapan ....................................................................................................38

D. Rencana Tindakan Setiap Siklus ..............................................................39

a. Siklus 1..................................................................................................39

b. Siklus 2..................................................................................................41

E. Indikator dan Pengukuran Keberhasilan ....................................................43

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................45

1. Non Tes ...............................................................................................45

2. Tes........................................................................................................47

G. Instrumen Penelitian ..................................................................................48

1. Instrumen Observasi ............................................................................49

2. Instrumen Wawancara .........................................................................50

3. Instrumen Kuesioner ............................................................................53

4. Dokumentasi ........................................................................................55

5. Tes........................................................................................................55

H. Teknik Pengujian Instrumen ......................................................................56

1. Validitas Instrumen ..............................................................................57

2. Reliabilitas Instrumen ..........................................................................68

3. Indeks Kesukaran Soal ........................................................................70

I. Teknik Analisis Data ................................................................................71

1. Analisis Data Motivasi ........................................................................72

2. Analisis Data Hasil Belajar .................................................................73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Proses Penelitian Tindakan Kelas ........................................................75

a. Prasiklus .........................................................................................75

b. Siklus 1 ..........................................................................................76

c. Siklus 2 ..........................................................................................84

2. Motivasi Belajar...................................................................................93

3. Hasil Belajar ........................................................................................101

4. Pembahasan ........................................................................................107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................................117

B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................118

C. Saran .........................................................................................................118

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................120

LAMPIRAN .......................................................................................................122

CURRICULUM VITAE .....................................................................................339

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR TABEL

3.1 Indikator Keberhasilan ........................................................................................... 43

3.2 Instrumen Penelitian ............................................................................................... 48

3.3 Rubrik Observasi Motivasi..................................................................................... 49

3.4 Pedoman Wawancara Guru Kelas .......................................................................... 51

3.5 Sebaran Pertanyaan Wawancara ............................................................................ 52

3.6 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi ................................................................................. 53

3.7 Sebaran Item Kuesioner ......................................................................................... 54

3.8 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus 1 .................................................................... 56

3.9 Kisi-Kisi Soal Pilihan Ganda Siklus 2 ................................................................... 56

3.10 Klasifikasi Validasi Perangkat Pembelajaran......................................................... 59

3.11 Hasil Validasi Silabus dan RPP Siklus 1 ............................................................... 59

3.12 Hasil Validasi Silabus dan RPP Siklus 2 .............................................................. 60

3.13 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus 1 dan 2........................................................... 61

3.14 Hasil Validasi Instrumen Penelitian ....................................................................... 62

3.15 Perbandingan r Hitung dan r Tabel Siklus 1 .......................................................... 66

3.16 Perbandingan r Hitung dan r Tabel Siklus 2 .......................................................... 67

3.17 Kriteria Koefisien Reliabilitas ................................................................................ 69

3.18 Hasil Uji Reliabilitas Soal Evaluasi ....................................................................... 69

3.19 Kategori Indeks Kesukaran Soal ............................................................................ 70

3.20 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus 1 dan 2..................................................... 71

3.21 Pedoman Interpretasi Moivasi Belajar Siswa ......................................................... 72

4.1 Ketercapaian Siklus 1 ............................................................................................. 83

4.2 Ketercapaian Siklus 2 ............................................................................................. 92

4.3 Data Awal Motivasi Belajar Siswa ........................................................................ 94

4.4 Hasil Rata-Rata Skor Data Awal Tiap Indikator .................................................... 95

4.5 Hasil Kuesioner Motivasi Siklus 1 ......................................................................... 96

4.6 Hasil Rata-Rata Skor Tiap Indikator ...................................................................... 97

4.7 Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siklus 2 ............................................................ 97

4.8 Hasil Rata-Rata Skor Tiap Indikator ...................................................................... 99

4.9 Perbandingan Motivasi Belajar Siswa .................................................................... 99

4.10 Pencapaian Motivasi Belajar .................................................................................. 100

4.11 Data Nilai Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awak ............................................. 101

4.12 Hasil Belajar Siswa Siklus 1 .................................................................................. 102

4.13 Hasil Belajar Siswa Siklus 2 ................................................................................. 104

4.14 Perbandingan Hasil Belajar Siswa ......................................................................... 105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR GAMBAR

2.1 Bagan Penelitian yang Relevan ................................................................................ 30

2.1 Kerangka Berpikir .................................................................................................... 32

3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemis dan Mc Taggart ........................ 35

4.1 Grafik Capaian Peningkatan Motivasi Siswa ........................................................... 108

4.2 Grafik Ketecapaian Motivasi Belajar Siswa Tiap Indikator .................................... 110

4.3 Grafik Capaian Hasil Belajar Siswa ........................................................................ 111

4.4 Grafik Capaian Persentase Siswa Lulus KKM ........................................................ 112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Surat Ijin Melakukan Penelitian ............................................................. 123

Lampiran 1.2 Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian ...................................... 125

Lampiran 1.3 Nilai Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal ................................................. 127

Lampiran 1.4 Hasil Wawancara dengan Guru ............................................................... 129

Lampiran 1.5 Validasi Desain Observasi ....................................................................... 132

Lampiran 1.6 Lembar Observasi Siswa Kondisi Awal .................................................. 136

Lampiran 1.7 Hasil Observasi Kondisi Awal ................................................................ 138

Lampiran 1.8 Validasi Desain Kuesioner ...................................................................... 141

Lampiran 1.9 Lembar Kuseioner Siswa ......................................................................... 145

Lampiran 1.10 Validasi Perangkat Pembelajaran .......................................................... 147

Lampiran 1.11 Silabus Siklus 1 dan Siklus 2 ................................................................. 175

Lampiran 1.12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1 ............................. 198

Lampiran 1.13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 2 ............................. 229

Lampiran 1.14 Hasil LKS Siklus 1 ................................................................................ 265

Lampiran 1.15 Hasil LKS Siklus 2 ................................................................................ 271

Lampiran 1.16 Soal Evaluasi Siklus 1 dan Siklus 2....................................................... 277

Lampiran 1.17 Hasil Soal Evaluasi Siklus 1 .................................................................. 291

Lampiran 1.18 Hasil Soal Evaluasi Siklus 2 .................................................................. 295

Lampiran 1.19 Hasil Kuesioner Siklus 1 ....................................................................... 302

Lampiran 1.20 Contoh Kuesioner Hasil Pekerjaan Siswa Siklus 1 ............................... 305

Lampiran 1.21 Hasil Kuesioner Siklus 2 ....................................................................... 308

Lampiran 1.22 Contoh Kuesioner Hasil Pekerjaan Siswa Siklus 2 ............................... 311

Lampiran 1.23 Tabulasi Data Soal Uji Coba Siklus 1 ................................................... 314

Lampiran 1.24 Tabulasi Data Soal Uji Coba Siklus 2 ................................................... 317

Lampiran 1.25 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas Siklus 1 ........................................... 320

Lampiran 1.26 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas Siklus 2 ........................................... 326

Lampiran 1.27 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Siklus 1 dan Siklus 2 ............................. 333

Lampiran 1.28 Foto Kegiatan Siklus 1 dan Siklus 2 ...................................................... 336

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang semakin modern, setiap orang dituntut untuk

memiliki keterampilan dan pendidikan yang tinggi. Peningkatan keterampilan dan

pendidikan menjadi syarat utama pertumbuhan pembangunan yang baik untuk

memenuhi tuntutan perkembangan zaman. Pendidikan memiliki peran penting

bagi pribadi manusia, menurut UU RI no. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 (1) yaitu

usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai proses

dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri

sebaik mungkin dengan lingkungannya dan yang akan menimbulkan perubahan

pada dirinya yang memungkinkan sehingga berfungsi sesuai kompetensinya

dalam kehidupan masyarakat.

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang

berlangsung di sekolah dan di luar sekolah. Usaha sadar tersebut dilakukan dalam

bentuk pembelajaran di mana ada pendidik yang melayani para siswanya

melakukan kegiatan belajar, dan pendidik menilai atau mengukur tingkat

keberhasilan belajar siswa dengan prosedur yang ditentukan (Sagala, 2014: 4).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Pendidikan yang baik dapat tercermin dari proses pembelajaran yang dapat

membantu mengembangkan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh siswa dari

tahap yang paling rendah sampai pada tahap yang paling tinggi, antara lain

mengingat, memahami, menganalisis, mengaplikasi, mengevaluasi, dan mencipta,

sehingga kemampuan kognitif yang dimiliki oleh siswa dapat berkembang secara

menyeluruh. Dalam menyajikan materi harus menarik minat peserta didik

sehingga mereka senang terlibat dalam proses pembelajaran.

Salah satu mata pelajaran yang dipelajari di Sekolah Dasar adalah Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA). IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat

melatih anak untuk berpikir kritis dan objektif, untuk itu IPA dianggap penting

untuk diajarkan di Sekolah Dasar. Meskipun IPA memiliki konteks yang sangat

dekat dengan kehidupan sehari-hari, namun apabila dalam penyampaiannya guru

hanya menggunakan penjelasan verbal konvensional yang dapat menyebabkan

materi tidak tersampaikan kepada peserta didik. Peserta didik memiliki

karakteristik yang berbeda sehingga dibutuhkan metode yang tepat/bervariasi

dalam memberdayakan kompetensinya. Piaget (dalam Samatowa, 2011: 5)

mengatakan bahwa pengalaman langsung memegang peranan penting sebagai

pendorong perkembangan kognitif. Piaget (dalam Trianto, 2007: 15)

mengemukakan ada empat tahap perkembangan kognitif, yaitu; 1) 0–2 tahun

adalah tahap sensori motor, ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan

dan langkah demi langkah, 2) 2–7 tahun adalah tahap pra operasional, ciri

perkembangannya menggunakan symbol atau bahasa tanda dan konsep intuitif, 3)

8–11 tahun atau lebih adalah tahap operasi konkret, ciri perkembangannya

memakai aturan jelas atau logis dan reversible dan kekebalan, 4) 11 tahun atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

lebih adalah tahap operasi formal, ciri perkembangannya abstrak, murni simbolis,

deduktif, induktif dan logis. Selain itu, dalam melaksanakan proses pembelajaran

harus diperhatikan karakteristik peserta didik yang mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SD BOPKRI

Gondolayu pembelajaran IPA pada kelas II.1 menunjukkan bahwa pemahaman

siswa atas materi yang diajarkan belum maksimal. Kriteria Ketuntasan Minimal

siswa (KKM) yang ditentukan sekolah adalah 75. Dalam menentukan KKM guru

mengikuti aturan sekolah menggunakan 3 hal pertimbangan meliputi tingkat

kesulitan materi (kompleksitas), kemampuan siswa (intake) dan daya dukung.

Peneliti menggunakan hasil dokumentasi nilai ulangan dan nilai UTS tahun ajaran

2016/2017. Hasil dokumentasi aspek kognitif menunjukkan bahwa nilai ulangan

dari 33 siswa terdapat 22 siswa yang sudah mencapai KKM dan terdapat 10 siswa

yang belum mencapai KKM. Nilai rata-rata keseluruhan niai ulangan siswa adalah

72,9. Sedangkan nilai UTS semester gasal menunjukkan bahwa nilai UTS dari 33

siswa terdapat 12 siswa sudah mencapai KKM yang ditentukan dan ada 21 siswa

belum mencapai KKM yang ditentukan. Nilai rata-rata keseluruhan niai UTS

siswa adalah 75,1. Hasil dokumentasi tersebut menunjukkan bahwa pencapaian

KKM dan rata-rata kelas pada mata pelajaran IPA kelas II.1 di SD BOPKRI

Gondolayu masih belum optimal.

Informasi mengenai permasalahan pada mata pelajaran IPA dalam kegiatan

pembelajaran di SD BOPKRI Gondolayu diperoleh dari kegiatan wawancara yang

dilakukan pada guru kelas pada tanggal 18 September 2016. Guru menjelaskan

bahwa nilai kelas II.1 dalam mata pelajaran IPA tergolong sedang, namun cukup

banyak anak-anak sudah mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah. Guru juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

mengatakan bahwa motivasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPA belum

optimal. Guru menambahkan bahwa kegiatan pembelajaran IPA hanya dilakukan

dengan menjelaskan tanpa memberi contoh berupa gambar atau benda konkret

siswa terkadang sulit untuk memahami materi yang guru sampaikan. Hasil

wawancara tersebut memberikan informasi bahwa motivasi dan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPA belum optimal.

Peneliti juga melakukan observasi kegiatan pembelajaran IPA untuk

memperoleh gambaran mengenai perilaku siswa pada saat mengikuti

pembelajaran IPA di kelas. Observasi dilakukan di kelas II.1 SD BOPKRI

Gondolayu dilakukan pada tanggal 18 September 2016. Observasi dimulai

sebelum berlangsungnya kegiatan pembelajaran hingga berakhirnya kegiatan

pembelajaran IPA. Hasil observasi menunjukkan bahwa motivasi siswa saat

mengikuti pembelajaran IPA belum optimal. Hal ini terbukti pada saat memulai

pembelajaran masih ada beberapa siswa yang belum menyiapkan alat tulisnya.

Ada beberapa anak yang melamun, tidak memandang guru, berbicara dengan

teman, bermain tempat pensil, berjalan-jalan dan melakukan hal lain yang tidak

berhubungan dengan materi belajar pada saat itu. Dilihat dari hasil observasi yang

dilakukan menunjukkan bahwa motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran

IPA di kelas II.1 belum optimal.

Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar.

Dengan adanya belajar akan terjadi perkembangan dan mental siswa. Belajar

diartikan sebagai suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri

seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam

berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada

pada individu yang belajar. Sudjana (dalam Jihad & Abdul, 2013: 2) menyatakan

bahwa seorang individu belajar dipengaruhi dari dorongan sendiri atau dorongan

lingkungan sekitar. Kompri (2015: 231) menjelaskan bahwa dorongan merupakan

kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam memenuhi harapan atau

pencapaian tujuan.

Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut adalah motivasi. Motivasi

dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan

tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik

yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun

dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Motivasi instrinsik, yaitu motivasi yang

timbul sebagai akibat pengaruh dari dalam diri peserta didik tanpa ada paksaan

dari dorongan orang lain. Kedua motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbul

sebagai akibat pengaruh dari luar peserta didik (Kompri 2015: 3). Motivasi dan

belajar merupakan dua hal yang saling berhubungan dan mempengaruhi, motivasi

sangat menentukan tingkat berhasil atau gagalnya belajar siswa. Ketika motivasi

belajar rendah, pelaksanaan kegiatan belajar juga tidak akan efektif. Usaha untuk

memberikan motivasi kepada siswa adalah dengan menciptakan situasi dan

kondisi yang membuat anak tertarik terhadap pelajaran yang disampaikan oleh

guru. Motivasi mendorong meningkatnya semangat dan ketekunan dalam belajar.

Indikator seseorang memiliki motivasi belajar adalah ketika mempunyai hasrat

dan keinginan berhasil, ada dorongan dan kebutuhan belajar, adanya harapan dan

cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam pembelajaran, kegiatan menarik,

dan lingkungan belajar kondusif (Uno, 2008: 23).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan peneliti

berasumsi bahwa rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPA kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu dikarenakan karena metode dan media

pengajaran yang digunakan guru kurang variatif dan inovatif. Oleh karena itu,

peneliti akan menerapkan sebuah tindakan dengan menggunakan media

pembelajaran fabel Aesop yang dimodifikasi pada pembelajaran IPA dengan cara

penyampaian yang unik dan menarik, diharapkan media ini dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA kelas II di SD

BOPKRI Gondolayu.

Fabel merupakan hasil temuan seorang Yunani yang bernama Aesop pada

abad ke-6 SM, fabel kuno tersebut dikenal sebagai fabel Aesop. Fabel Aesop

menokohkan binatang yang dapat berbicara dan bertingkah laku seperti manusia

(Putera, 2015:38, 42-43). Binatang hadir sebagai personifikasi manusia, baik

yang menyangkut penokohan lengkap dengan karakternya maupun persoalan

hidup yang diungkapkannya (Nurgiantoro, 2016: 190). Binatang adalah makhluk

hidup yang sering dijumpai anak dalam kehidupannya sehari-hari sehingga

melalui fabel atau cerita binatang anak-anak dengan mudah memahami cerita

yang disampaikan. Media fabel Aesop ini disampaikan dengan menggunakan

dongeng di mana guru bercerita secara lisan. Mendongeng memiliki manfaat bagi

perkembangan anak menurut Agus (2009: 53-57) yaitu, mengembangkan daya

imajinasi, kreativitas, dan kemampuan berpikir abstrak anak, menjalin interaksi

yang akrab antara anak dan orang tua/guru, melatih kecerdasan emosi dan

kepekaan sosial, meningkatkan serta menunjang perkembangan moral dan

menanamkan motivasi dan proses identifikasi yang positif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, peneliti ingin

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa menggunakan media baru dalam

pembelajaran IPA. Peneliti menggunakan metode ceramah yang digabungakan

dengan eksperimen yang dikemas dalam bentuk dongeng fabel Aesop sebagai

media pembelajaran IPA kelas II. Untuk itu peneliti akan melakukan penelitian

dengan judul “Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Menggunakan Fabel

Aesop pada Kelas II.1 di SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta”.

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi oleh beberapa hal sebagai berikut.

1. Hal yang akan ditingkatkan adalah motivasi dan hasil belajar IPA kelas II.1

tahun ajaran 2016/2017 di SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

2. Mata pelajaran yang akan diteliti adalah IPA pada kelas II.1 tahun ajaran

2016/2017 di SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta dengan Standar

Kompetensi 2. mengenal berbagai bentuk benda dan kegunaannya serta

perubahan wujud yang dapat dialaminya. Kompetensi Dasar 2.1

mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan cair yang ada di lingkungan sekitar,

2.2 menunjukkan perubahan bentuk dan wujud benda (plastisin/tanah

liat/adonan tepung)akibat dari kondisi tertentu, dan 2.3 mengidentifikasi

benda-benda yang dikenal dan kegunaannya melalui pengamatan.

3. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu

Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

C. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan, sebagai berikut :

1. Bagaimana penggunaan fabel Aesop dalam meningkatan motivasi dan hasil

belajar IPA pada kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 2016/2017?

2. Apakah penggunaan fabel Aesop dapat meningkatkan motivasi belajar IPA

pada siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 2016/2017?

3. Apakah penggunaan fabel Aesop dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada

siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 2016/2017?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian, sebagai

berikut :

1. Menjelaskan penggunaan fabel Aesop dalam meningkatan motivasi dan hasil

belajar IPA pada kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 2016/2017.

2. Meningkatkan motivasi belajar siswa menggunakan fabel Aesop pada mata

pelajaran IPA kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 2016/2017.

3. Meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan fabel Aesop pada mata

pelajaran IPA kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 2016/2017.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberi manfaat sebagai

berikut.

1. Bagi Peneliti

Proses penelitian ini memberikan pengalaman langsung dalam membuat

Penelitian Tindakan Kelas dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar

dengan menggunakan media pembelajaran fable Aesop.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

2. Bagi Guru

a. Guru dapat menerapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

media pembelajaran fabel Aesop untuk meningkatkan motivasi dan hasil

belajar siswa.

b. Guru dapat membuka pengetahuan lebih luas pembelajaran yang

menarik.

3. Bagi Siswa

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan motivasi belajar IPA pada siswa

melalui media pembelajaran fabel Aesop.

b. Hasil penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran

IPA melalui media pembelajaran fabel Aesop.

4. Bagi Sekolah

a. Hasil penelitian dapat diterapkan untuk sumber refrensi bagaimana

meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA dengan menggunakan

media pembelajaran fabel Aesop.

b. Sekolah dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah.

F. Definisi Operasional

1. Motivasi adalah dorongan mental baik yang bersumber dari dalam diri

individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu

(motivasi ekstrinsik) yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan,

dan mengarahkan sikap dan perilaku individu.

2. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan

psikomotorik yang sesuai dengan tujuan pengajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

3. Fabel Aesop adalah cerita yang ditemukan oleh budak Yunani bernama

Aesop, yang menampilkan binatang sebagai tokoh cerita, seolah-olah

binatang adalah manusia baik penokohan lengkap dengan karakter

maupun persoalan hidup yang diungkapkan.

4. IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala

alam semesta dengan segala isinya, yang bersifat bersifat analisis,

lengkap, cermat, serta menghubungkan antara suatu fenomena dengan

fenomena lain yang membentuk perspektif baru terhadap objek yang

diamati.

5. Karakteristik siswa Sekolah Dasar kelas 2 adalah siswa yang memasuki

tahap perkembangan kognitif operasional konkret diharapkan materi

pelajaran lebih menitikberatkan pada alat peraga atau media yang lebih

bersifat konkret dan logis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Teori Perkembangan Kognitif Anak

Piaget mengungkapkan, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi

yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat

perkembangan kognitif (Al-Tabany, 2014: 30). Ada empat tingkat perkembangan

kognitif (Hosnan, 2016: 146) yaitu pertama tahap sensorimotor (usia 0-2 tahun)

terjadi pada waktu bayi lahir sampai sekitar umur 2 tahun. Bayi bergerak dari

tindakan refleks instinktif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis.

Bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia melalui pengordinasian

pengalaman-pengalaman sensor dengan tindakan fisik. Kedua tahap pra-

operasional (usia 2-7 tahun), terjadi pada waktu anak berusia 2 tahun sampai usia

7 tahun. Pada tahap ini anak mulai mempresentasikan dunia dengan kata-kata dan

gambar-gambar. Kata-kata dan gambar-gambar ini menunjukkan adanya

peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi indrawi dan

tindakan fisik. Ketiga tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun), terjadi pada

usia 7 tahun sampai 11 tahun. Pada usia ini anak akan dapat berpikir secara logis

mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda

ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda. Keempat tahap operasi formal (usia 11-

dewasa), terjadi pada usia 11 tahun hingga usia dewasa. Pada tahap ini anak sudah

dikategorikan remaja yang memiliki cara berpikir yang lebih abstrak, logis, dan

idealistik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Proses belajar yang dialami oleh seorang anak memiliki tahapan yang

berbeda sesuai tahap usianya. Semakin tinggi tingkat kognitif anak maka semakin

teratur dan juga semakin abstrak cara berpikirnya (Siregar dan Nara, 2011: 33).

Oleh karena itu seorang guru harus memahami tahap-tahap perkembangan anak

didiknya. Sehingga materi dan media pembelajaran sesuai dengan tahap

perkembangan yang dilalui anak didiknya.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa anak kelas II Sekolah

Dasar termasuk ke dalam tahap operasional konkret di mana anak dapat berpikir

logis mengenai hal-hal konkret dan mengelompokkan benda-benda ke dalam

bentuk-bentuk yang berbeda.

2. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi

Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan,

menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu.

Menurut Winkles (dalam Siregar, 2010: 49) menjelaskan bahwa motivasi adalah

penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi

mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan Kompri (2015: 3) berpendapat bahwa

motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat

menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu

kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi

intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Motivasi instrinsik,

yaitu motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari dalam diri peserta didik

tanpa ada paksaan dari dorongan orang lain. Kedua motivasi ekstrinsik, yaitu

motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar peserta didik. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

dapat timbul karena ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain (pendidik)

sehingga dengan keadaan tersebut peserta didik mau melakukan sesuatu (Rahman

& Amri, 2014: 216).

Berdasaran pendapat dari para ahli di atas, peneliti menyimpulkan motivasi

adalah dorongan mental baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri

(motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik) yang

mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku

belajar individu.

b. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada

diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam

berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah

laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada

pada individu yang belajar, Sudjana (dalam Jihad & Abdul, 2013: 2). Belajar bisa

dilakukan dengan mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya

sendiri, mendengar dan mengikuti aturan Spears dalam (Siregar & Hartini, 2010:

4). Belajar juga dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif

mantap berkat latihan dan pengalaman. Belajar yang dilakukan merupakan bagian

dari hidup, berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan di mana saja dalam waktu

yang tidak ditentukan sebelumnya (Hamalik, 2014: 154).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada

individu melalui interaksi dengan lingkungan dan pengalaman.

c. Indikator Motivasi Belajar

Kemampuan seorang guru merupakan faktor penting dalam mempengaruhi

motivasi belajar. Terdapat 6 indikator motivasi belajar yang diungkapkan oleh

Uno (2008: 23) yaitu, adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan

kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya

penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar dan

adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang

siswa dapat belajar dengan baik.

Sedangkan pendapat yang lain dari Kompri (2015: 247) yang

mengemukakan ada sejumlah indikator untuk mengetahui siswa yang memiliki

motivasi dalam proses pembelajaran di antaranya yaitu, memiliki gairah yang

tinggi, penuh semangat, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi , mampu “jalan

sendiri” ketika guru meminta siswa mengerjakan sesuatu, memiliki rasa percaya

diri, memiliki daya konsentrasi yang lebih tinggi, kesulitan dianggap sebagai

tantangan yang harus diatasi dan memiliki kesabaran dan daya juang yang tinggi.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lima indikator motivasi belajar

menurut teori Uno (2008: 23) dan satu indikator dari Kompri (2015: 247). Peneliti

memilih untuk menggabungkan dua pendapat ini karena indikator yang ada pada

Uno dapat diperkuat dengan indikator yang dikemukakan oleh Kompri. Peneliti

memilih indikator yang paling spesifik dan tidak menggunakan indikator-

indikator dari kedua pendapat yang memiliki arti yang kurang lebih sama. Ada

enam indikator motivasi yaitu siswa memiliki keinginan untuk belajar, siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

memiliki dorongan dan kebutuhan dalam belajar, siswa memiliki semangat selama

pembelajaran, siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, adanya penghargaan

dalam pembelajaran dan adanya lingkungan belajar yang kondusif.

d. Peran Motivasi dalam Belajar

Secara umum ada dua peranan penting motivasi dalam belajar yaitu yang

pertama, motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai

satu tujuan. Kedua, motivasi memegang peranan penting dalam memberikan

gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga siswa yang mempunyai

motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan

belajar (Siregar & Hartini, 2010: 51).

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Siswa

akan giat belajar jika ia mempunyai motivasi untuk belajar (Kompri, 2015: 231).

Motivasi sangat menentukan tingkat berhasil atau gagalnya belajar siswa, belajar

tanpa adanya motivasi akan sulit untuk berhasil, Hamalik (dalam Kompri, 2015:

231). Sebab, seseorang yang tidak memiliki motivasi dalam belajar, tidak akan

mungkin melakukan aktivitas belajar. Peran motivasi dalam belajar tidak hanya

memberikan arah kegiatan belajar secara benar, lebih dari itu dengan motivasi

seseorang akan mendapat pertimbangan-pertimbangan positif dalam kegiatannya

termasuk kegiatan belajar (Kompri, 2015: 233). Motivasi merupakan hal yang

sangat penting dalam belajar yaitu motivasi memberikan semangat seorang pelajar

dalam kegiatan-kegiatan belajarnya, motivasi-motivasi perbuatan sebagai pemilih

dari tipe kegiatan di mana seseorang berkeinginan untuk melakukannya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Mardianto (dalam Kompri, 2015: 233) dan motivasi memberikan petunjuk pada

tingkah laku.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

motivasi memiliki peran yang sangat penting dalam belajar yaitu sebagai daya

penggerak psikis, memberikan gairah, semangat dan rasa senang bagi siswa untuk

melakukan aktivitas belajar.

e. Cara Memotivasi Siswa Belajar

Motivasi belajar penting dalam proses belajar siswa, karena berfungsi untuk

mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar. Ada beberapa

prinsip belajar dan motivasi, supaya mendapat perhatian dari pihak perencanaan

pengajaran khususnya dalam rangka merencanakan kegiatan belajar mengajar

(Hamalik, 2014: 156-161). 1) Kebemaknaan, siswa akan suka dan termotivasi

belajar apabila hal-hal yang dipelajari mengandung makna tertentu baginya.

Caranya ialah dengan mengaitkan pelajarannya dengan masa lampau siswa,

tujuan-tujuan masa mendatang dan minat serta nilai-nilai yang berarti bagi

mereka; 2) Modeling, siswa akan suka memperoleh tingkah laku baru bila

disaksikan dan ditirunya. Pelajaran akan lebih mudah dihayati dan diterapkan oleh

siswa jika guru mengajarkannya dalam bentuk tingkah laku model bukan dengan

hanya menceramahkan/menceritakan secara lisan; 3) Komunikasi terbuka, siswa

lebih suka belajar bila penyajian terstruktur supaya pesan-pesan guru terbuka

terhadap pengawasan siswa. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk

melaksanakan komunikasi terbuka yaitu, mengemukakan tujuan yang hendak

dicapai kepada para siswa agar mendapat perhatian mereka, menunjukkan

hubungan-hubungan, kunci agar siswa benar-benar memahami apa yang sedang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

diperbincangkan dan menjelaskan pelajaran secara nyata, diusahakan

menggunakan media instruksional sehingga lebih menjelaskan masalah yang

sedang dibahas; 4) Latihan atau praktek yang aktif dan bermanfaat, untuk

mengaktifkan siswa mempraktekkan hal-hal yang sedang dipelajarinya, guru

dapat menggunakan macam-macam metode, seperti tanya jawab dan mengecek

jawaban rekan-rekannya dan dilanjutkan dengan diskusi, melaksanakan simulasi,

dan melaksanakan metode tutorial; 5) Kondisi yang menyenangkan, siswa lebih

senang melanjutkan belajarnya jika kondisi pengajaran menyenangkan. Maka

guru dapat dilakukan dengan cara mengusahakan jangan mengulangi hal-hal yang

telah mereka ketahui, karena menyebabkan kejenuhan, suasana kelas jangan

sampai membosankan, menghindarkan terjadinya frustasi dikarenakan situasi

kelas tak menentu atau mengajukan permintaan yang tidak masuk akal dan

menghindari suasana kelas yang bersifat emosional sebagai akibat adanya kontak

personal.

Selain prinsip-prinsip di atas ada beberapa strategi untuk menumbuhkan

motivasi peserta didik menurut Fathurohman (dalam Rahman & Amri, 2014: 217-

218), yaitu menjelaskan tujuan belajar peserta didik, memberikan hadiah kepada

peserta didik para peserta didik yang berprestasi, guru mengadakan persaingan di

antara peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajarnya, dan berusaha

memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya, memberikan pujian,

atau penghargaan kepada peserta didik yang berprestasi, memberikan hukuman

agar peserta didik tersebut mau mengubah diri dan berusaha memacu motivasi

belajarnya, membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar,

membentuk kebiasaan belajar yang baik, guru menanamkan kebiasaan belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

yang baik dengan disiplin yang terarah sehingga peserta didik dapat belajar

dengan suasana yang kondusif, membantu kesulitan belajar peserta didik, baik

secara individual maupun komunal (kelompok), menggunakan metode yang

bervariasi dan menggunakan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

Berdasarkan beberapa uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

ada beberapa cara agar siswa memiliki motivasi dalam belajar yaitu dengan

memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang

bermakna dapat dilakukan dengan menggunakan macam-macam media dan

metode pembelajaran agar tercipta kondisi kelas yang menyenangkan, selain itu

guru harus menanamkan kebiasaan belajar yang baik, pemberian pujian atau

hadiah bagi siswa yang berprestasi juga akan memberikan makna bagi siswa, serta

guru juga harus membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Jika hal-hal di

atas dapat dilakukan oleh guru tentu siswa akan termotivasi untuk belajar.

Motivasi belajar merupakan dorongan mental baik yang bersumber dari

dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu

(motivasi ekstrinsik) yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan

mengarahkan sikap dan perilaku belajar individu. Ada enam indikator motivasi

yaitu siswa memiliki keinginan untuk belajar, siswa memiliki dorongan dan

kebutuhan dalam belajar, siswa memiliki semangat selama pembelajaran, siswa

memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, adanya penghargaan dalam pembelajaran

dan adanya lingkungan belajar yang kondusif. Motivasi memiliki peran yang

sangat penting dalam belajar yaitu sebagai daya penggerak psikis, memberikan

gairah, semangat dan rasa senang bagi siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Cara agar siswa memiliki motivasi dalam belajar yaitu dengan memberikan

pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang bermakna dapat

dilakukan dengan menggunakan macam-macam media dan metode pembelajaran.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar.

Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan proses belajar

(Mudjiono & Damayati, 2009). Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah

perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki

proses belajar mengajar. Perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah

dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran (Jihad &

Abdul, 2013: 15). Tingkah laku hasil belajar dalam pengertian luas mencakup

bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sudjana, 2005: 5).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotorik yang sesuai dengan

tujuan pengajaran.

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang diperoleh peserta didik dipengaruhi beberapa faktor yakni

faktor internal dan faktor eksternal, Wasliman (dalam Susanto, 2014: 12). Faktor

internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam peserta didik, yang

mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor eksternal merupakan faktor yang

berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajarnya yaitu

keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga (kurang mendapatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

perhatian khusus dari orangtua, kebiasaan sehari – hari mendapat perlakuan

kurang baik dari orangtua), dan kondisi ekonomi.

Selain faktor internal dan faktor eksternal, Djamarah (2011: 176-205)

menjelaskan ada empat faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik

yaitu 1) Faktor lingkungan, merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam

lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan

yang disebut ekosistem. Selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri

dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya. Keduanya mempunyai

pengaruh cukup signifikan terhadap belajar anak didik di sekolah; 2) Faktor

instrumental, sekolah mempunyai tujuan yang ingin dicapai untuk ke arah itu

diperlukan seperangkat kelengkapan dalam bentuk dan jenisnya yaitu kurikulum,

program, sarana dan fasilitas, serta guru; 3) Kondisi fisiologis, pada umumnya

sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang dalam keadaan

segar jasmaninya berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan.

4) Kondisi psikologis, belajar pada hakekatnya adalah proses psikologis. Oleh

karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar

seseorang.

Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan hal yang

utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. Oleh karena itu, minat,

kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif adalah faktor psikologis

utama yang mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik. 5) Kemampuan

kognitif, ranah kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada anak

didik untuk dikuasai. Karena penguasaan kemampuan pada tingkatan ini menjadi

dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada 2 faktor yang

mempengaruhi motivasi yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

merupakan faktor yang bersumber dari dalam peserta didik, yang mempengaruhi

kemampuan belajarnya. Faktor internal terdiri dari kondisi fisiologis, kondisi

psikologis dan kemampuan kognitif peserta didik. Faktor eksternal merupakan

faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil

belajarnya yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

4. Dongeng

a. Pengertian Dongeng

Dongeng termasuk dalam cerita rakyat lisan. Cerita rakyat lisan terdiri atas

mite, legenda, dan dongeng, Danandjaja (dalam Agus, 2008: 11). Dongeng adalah

cerita rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh sang empunya cerita

dan dongeng tidak terikat oleh waktu maupun tempat (Agus, 2008: 11). Dongeng

dapat dipahami sebagai cerita yang tidak benar-benar terjadi dan banyak hal yang

sering tidak masuk akal (Nurgiyanto, 2005: 198). Dongeng dipandang sebagai

cerita fantasi yang terkesan aneh walau secara logika sebenarnya tidak dapat

diterima. Dongeng merupakan suatu cerita yang diangkat dari pemikiran fiktif dan

kisah nyata. Cerita ini kemudian menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan

pesan moral yang mengandung makna dan cara berinteraksi dengan makhluk

lainnya (Putera, 2015: 35). Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walupun

banyak juga dongeng yang melukiskan kebenaran, berisi ajaran moral, bahkan

sindiran (Agus, 2008: 11). Dongeng merupakan salah satu upaya untuk

menanamkan nilai-nilai luhur pada anak (Agus, 2009: 3). Secara umum ada enam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

jenis dongeng yang ada di Indonesia yaitu fabel, mite, legenda, sage, parabel, dan

dongeng jenaka.

Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

dongeng adalah cerita rakyat lisan, yang tidak benar-benar terjadi, tidak terikat

waktu dan tempat yang didalamnya mengandung pesan moral dan nilai-nilai

luhur.

b. Manfaat Mendongeng bagi Perkembangan Anak

Mendongeng merupakan hiburan yang penuh arti, juga sebagai ajang

komunikasi yang efektif dan akrab dengan anak-anak (Agus, 2009: 52). Kisah

dongeng bisa membawa pendengarnya terhanyut ke dalam dunia fantasi,

tergantung cara penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang

disampaikan Nurgiyanto (2005: 198) .

Mendongeng memiliki manfaat bagi perkembangan anak (Agus, 2009: 53-

57). Mendongeng dapat mengembangkan daya imajinasi, kreativitas, dan

kemampuan berpikir abstrak anak. Pada dasarnya anak biasa membayangkan dan

menghidupkan suatu kejadian dalam fantasinya. Apa yang dibayangkan seolah

menjadi kenyataan. Misalnya anak membayangkan sebagai Superman yang bisa

terbang, maka dengan kain sarung yang hanya diikat di kepala anak sudah merasa

bisa terbang walaupun kenyataannya hanya berlari ditaman, di dalam rumah.

Artinya pada batas tertentu kemampuan imajinasi dan abstraksi yang baik dapat

berkembang pada ketajaman dalam menganalisis suatu peristiwa secara

komprehensif sehingga dapat mendorong serta melahirkan perkembangan

kreativitasnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Melalui dongeng orang tua atau guru dapat menjalin interaksi yang akrab

dengan anak. Dengan adanya kegiatan mendongeng, kemungkinan anak akan

menjadi bisa dan terbiasa serta berani mengungkapkan pendapatnya. Orang tua/

guru akan dapat memahami apa saja yang dipikirkan atau diinginkan anak.

Melalui aktivitas mendongeng, dapat meningkatkan interaksi dengan anak dan

menjadikan suasana menjadi lebih akrab.

Kegiatan mendongeng dapat melatih kecerdasan emosi dan kepekaan sosial.

Mendongeng merupakan salah satu cara untuk mengajak anak-anak belajar

berempati pada kesusahan atau penderitaan orang lain. Anak juga dilatih agar

mampu bersikap optimis dalam menghadapi masalah. Hal ini akan mengasah

kepekaan anak terhadap kepentingan sosial yang ada. Selain kepekaan sosial

mendongeng dapat meningkatkan serta menunjang perkembangan moral. Saat

medongeng dapat memilih tema tentang kebaikan yang dialami dalam kehidupan

sehari-hari, misalnya tentang menolong sesama yang kesusahan atau terkena

musibah. Dengan cara itu diharapkan dapat menjelaskan dan mengajak anak

untuk lebih peduli dengan sesama secara lebih mudah.

Saat anak mendengarkan dongeng, anak dapat menanamkan motivasi dan

proses identifikasi yang positif pada dirinya. Anak-anak dapat meniru keteladanan

dari cerita-cerita yang disampaikan. Dengan sifat teladan si tokoh anak akan lebih

mudah meniru dan memotivasi dirinya. Pada cerita-cerita yang tokohnya begitu

berkesan atau diidolakan anak, akan menjadikan sebuah proses identifikasi yang

positif, secara tidak langsung anak akan meniru segala yang ada pada si tokoh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

5. Dongeng Fabel Aesop

Fabel merupakan hasil temuan seorang Yunani yang bernama Aesop pada

abad ke-6 SM, fabel kuno tersebut dikenal sebagai fabel Aesop. Fabel Aesop

menokohkan binatang yang dapat berbicara dan bertingkah laku seperti manusia.

Fabel adalah cerita lama yang menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran

moral atau biasa pula disebut sebagai cerita binatang (Putera, 2015:38, 42-43).

Cerita binatang (fables, fabel) adalah salah satu bentuk cerita (tradisional) yang

menampilkan binatang sebagai tokoh cerita. Cerita binatang hadir sebagai

personifikasi manusia, baik yang menyangkut penokohan lengkap dengan

karakternya maupun persoalan hidup yang diungkapkannya (Nurgiantoro, 2016:

190).

Berdasarkan pengertian dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

fabel Aesop adalah cerita binatang yang ditemukan oleh seorang Yunani bernama

Aesop, yang menampilkan binatang sebagai tokoh cerita, yang seolah-olah adalah

seorang manusia baik penokohan lengkap dengan karakter maupun persoalan

hidup yang diungkapkan. Untuk menghidupkan karakter binatang pada fabel

biasanya dilakukan dengan mendongeng. Mendongeng dilakukan agar orang yang

mendengar terhibur, termotivasi dan akan terjalin komunikasi yang akrab antara

pendengar dan pendongeng. Seorang pendongeng yang menyampaiakan cerita

dengan menarik akan membawa pendengarnya untuk menghidupkan kejadian

dalam fantasinya yang akan mengembangkan kemampuan imajinasi dan abstraksi

sehingga dapat mendorong serta melahirkan perkembangan kreativitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

6. Ilmu Pengetahuan Alam

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang melakukan kajian

tentang gejala-gejala di alam semesta termasuk planet Bumi (Sodiq, 2014: 1).

Darmojo (dalam Samatowa, 2010: 2) IPA adalah pengetahuan yang rasional dan

objek tentang alam semesta dengan segala isinya.

Nash (dalam Samatowa, 2010: 2) dalam bukunya The Nature of Science

menyatakan bahwa IPA itu adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam.

Nash juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis,

lengkap, cermat, serta menghubungkan antara suatu fenomena dengan fenomena

lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang

objek yang diamatinya.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu

pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala alam semesta dengan segala

isinya, yang bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkan antara suatu

fenomena dengan fenomena lain yang membentuk perspektif baru terhadap objek

yang diamati.

7. IPA untuk Sekolah Dasar

Setiap guru harus paham akan alasan mengapa IPA diajarkan di sekolah

dasar. Ada empat alasan IPA diajarkan di sekolah dasar. Pertama, IPA berfaedah

bagi suatu bangsa, sebab IPA merupakan dasar teknologi yang berperan sebagai

tulang punggung pembangunan. Kedua, bila IPA diajarkan menurut cara yang

tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang melatih dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Ketiga, bila IPA diajarkan melalui

percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA bukanlah

merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan. Keempat, mata pelajaran IPA

mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat

membentuk kepribadian anak (Samatowa, 2010: 5-6).

Ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan guru dalam

memberdayakan anak melalui pembelajaran IPA menurut Samatowa (2010: 10)

yaitu pentingnya memahami bahwa pada saat memulai kegiatan pembelajarannya,

anak telah memiliki berbagai konsepsi, pengetahuan yang relevan dengan apa

yang mereka pelajari. Sesungguhnya apa yang dikemukakan anak merupakan

cerminan bagaimana anak memiliki gagasan sebagai hasil berpikirnya dengan

menggunakan penalaran dan pengetahuan yang telah dimilikinya selama ini. Hal

tersebut dapat diwujudkan melalui aktivitas anak melalui berbagai kegiatan nyata

dengan alam menjadi hal utama dalam pembelajaran IPA. Aktivitas ini dapat

dilakukan di laboratorium, di kelas dengan berbagai alat bantuan belajar, atau

bahkan di lingkungan sekolah. Dengan berbagai aktivitas nyata anak akan

dihadapkan langsung dengan fenomena yang akan dipelajari, dengan demikian

berbagai aktivitas itu memungkinkan terjadinya proses belajar yang aktif. Dalam

pembelajaran IPA kegiatan bertanyalah yang menjadi bagian yang penting,

bahkan menjadi bagian yang paling utama dalam pembelajaran. Pembelajaran IPA

memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan

berpikirnya dalam menjelaskan suatu masalah.

Berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa IPA

merupakan salah satu mata pelajaran yang penting diajarkan kepada siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Sekolah Dasar alasannya adalah IPA merupakan dasar teknologi yang berperan

sebagai tulang punggung pembangunan, IPA merupakan suatu mata pelajaran

yang melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, IPA

diajarkan melalui percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, yang bukan

sekedar bersifat hafalan, IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yang dapat

membentuk kepribadian anak. Ada beberapa aspek penting yang harus

diperhatikan guru dalam memberdayakan anak melalui pembelajaran IPA yaitu

anak memiliki gagasan sebagai hasil berpikirnya dengan menggunakan penalaran

dan pengetahuan yang telah dimilikinya selama ini, aktivitas anak melalui

berbagai kegiatan nyata dengan alam untuk proses belajar yang aktif, kegiatan

bertanyalah dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan

kemampuan berpikirnya dalam menjelaskan suatu masalah.

B. Penelitian-Penelitian yang Relevan

Penelitian Cahyatri (2016) dengan judul “Peningkatan Motivasi dan Prestasi

Belajar IPA Menggunakan Media Pembelajaran Berbasis IT pada Siswa Kelas IV

SD Negeri Sarikarya Condong Catur 2015/2016” bertujuan untuk mengetahui

upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA dengan menggunakan media

pembelajaran berbasis IT, peningkatan motivasi belajar IPA dengan menggunakan

media pembelajaran berbasis IT dari skor kondisi awal 53,95 (rendah) menjadi 75

(tinggi) dan peningkatan prestasi belajar IPA dengan menggunakan media

pembelajaran berbasis IT dari nilai rata-rata 61,17 menjadi 72 dan dari presentase

ketutantasan 31,03% menjadi 70%.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Teknik

analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif-kuantitatif. Dari hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

analisis data tersebut menunjukkan bahwa upaya peningkatan presatasi belajar

IPA menggunakan media pembelajaran berbasis IT telah dilaksanakan,

penggunaan media berbasis IT dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa

kelas IV SDN Sarikarya, penggunaan media pembelajaran berbasis IT dapat

meningkatkan presatasi belajar IPA siswa kelas IV SDN Sarikarya. Peneliti

memilih penelitian Cahyatri (2016) sebagai penelitian yang relevan karena

penelitian ini berhasil menunjukkan bahwa penggunaan media dapat

meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa, selain itu, ada beberapa

persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Cahyatri (2016) dengan yang

dilakukan oleh peneliti, yaitu motivasi belajar IPA sebagai salah satu variabel,

metode penelitian yang digunakan, teknik pengumpulan data dan teknik analisis

data. Namun dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan fabel sebagai media.

Penelitian Sulistiyowati (2007) dengan judul “Pengaruh Motivasi Belajar

terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMPN 13 Semarang” bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa

siswa kelas VII SMPN 13 Semarang dan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh motivasi hasil belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMPN 13

Semarang. Jenis penelitian yang digunakan Penelitian korelasi. Populasi

penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 13 Semarang Tahun ajaran 2006/2007

sebanyak 308 siswa. Pengambilan sampel melalui rumus Solvin sebanyak 75

siswa yang diambil secara proporsional random sampling. Data dianalisis dengan

teknik deskriptif persentase dan analisis regresi linier sederhana. Berdasarkan

perhitungan diperoleh sebesar 29,766 dengan taraf signifikansi 0,000.

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMPN 13 Semarang.

Perbedaan antara penelitian tersebut dengan peneitian yang dilakukan oleh

peneliti adalah dari jenis penelitian yang dilakukan, penelitian tersebut

menggunakan penelitian korelasi sedangkan peneliti menggunakan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Selain itu, pada penelitian tersebut membuktikan bahwa

ada pengaruh antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Dengan melihat

penggunaan hasil penelitian tersebut, peneliti menjadikan penelitian ini sebagai

sumber yang relevan.

Penelitian Marthina (2006) dengan judul “Efektivitas Pemberian Dongeng

Fabel Terhadap Perkembangan Perilaku Kerjasama Anak-Anak Usia 5-6 Tahun”

bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan dongeng efektif dalam

meningkatkan perilaku moral teruama kerjasama pada anak usia 5-6 tahun. Jenis

penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah pre-test-post test

control group design. Setelah dilakukan uji coba, hasil menunjukkan pada

kelompok kontrol nilai sign (2-tiled) 0,940>0,05, dan pada kelompok eksperimen

nilai sign (2-tiled)0,938>0,05. Probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0

diterima. Dari hasil penelitian yang diakukan tidak ada perbedaan pada kelompok

kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan dan tidak ada perbedaan pada

kelompok eksperimen sebelum dan setelah mendapatkan dongeng.

Perbedaan antara penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti adalah dari jenis penelitian yang dilakukan, penelitian tersebut

menggunakan penelitian eksperimen kuantitatif sedangkan peneliti menggunakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Selain itu, pada penelitian tersebut

menggunakan media fabel dalam meningkatkan perilaku moral teruama kerjasama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

pada anak usia 5-6 tahun, sedangkan pada penelitian yang peneliti lakukan

berfokus pada penggunaan media fabel untuk meningkatkan motivasi dan hasil

belajar. Dengan melihat penggunaan media yang sama yaitu fabel, peneliti

menjadikan penelitian ini sebagai sumber yang relevan.

Gambar 2.1 Bagan penelitian yang relevan

Gambar 2.1 menjelaskan tentang tiga penelitian orang lain yang memiliki

relevansi yang sama. Dari ketiga penelitian tersebut telah meneliti tentang

motivasi, hasil belajar dan fabel. Ketiga penelitian tersebut dijadikan pedoman

oleh peneliti dalam melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Motivasi

dan Hasil Belajar IPA Menggunakan Fabel Aesop pada Kelas II.1 di SD

Peningkatan Motivasi dan

Prestasi Belajar IPA

Menggunakan Media

Pembelajaran Berbasis IT

pada Siswa Kelas IV SD

Negeri Sarikarya Condong

Catur 2015/2016

1 Cahyatri

(2016)

Pengaruh Motivasi Belajar

terhadap Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMPN 13

Semarang

2 Sulistyowati

(2013)

Efektivitas Pemberian

Dongeng Fabel terhadap

Perkembangan Perilaku

Kerjasama Anak-anak Usia

5-6 Tahun

3 Marthina

(2006)

Peningkatan

Motivasi dan Hasil

Belajar IPA

Menggunakan

Fabel Aesop Pada

Kelas II.1 di SD

BOPKRI

Gondolayu

Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

BOPKRI Gondolayu Yogyakarta” dengan jenis penelitian Penelitian Tindakan

Kelas (PTK).

C. Kerangka Berpikir

Anak kelas II Sekolah Dasar termasuk ke dalam tahap perkembangan

kognitif pra-operasional konkret, yaitu usia 7-8 tahun. Pada usia ini anak akan

dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan

mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda, ciri

perkembangannya memakai aturan jelas atau logis dan reversible dan kekebalan.

Diharapkan materi pelajaran lebih menitikberatkan pada alat peraga atau media

yang lebih bersifat konkret dan logis. Seorang guru harus mampu memberikan

pembelajaran berdasarkan tahapan perkembangan anak, sehingga anak lebih

termotivasi dan materi pelajaran dapat tersampaikan dengan baik kepada anak

didik sehingga hasil belajar juga baik.

Motivasi adalah dorongan mental baik yang bersumber dari dalam diri

individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi

ekstrinsik) yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan

sikap dan perilaku individu. Motivasi memiliki peran yang sangat penting dalam

belajar yaitu sebagai daya penggerak psikis, memberikan gairah, semangat dan

rasa senang bagi siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Hasil belajar adalah

perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotorik yang sesuai dengan

tujuan pengajaran.

IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala alam

semesta dengan segala isinya, yang bersifat bersifat analisis, lengkap, cermat,

serta menghubungkan antara suatu fenomena dengan fenomena lain yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

membentuk perspektif baru terhadap objek yang diamati. Banyak hal yang

dipelajari di dalam IPA yang berhubungan dengan kehidupan anak.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan, peneliti

mengetahui bahwa rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA terjadi karena metode pengajaran yang digunakan kurang variatif.

Peneliti ingin melakukan penelitian yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil

belajar mata pelajaran IPA dengan media dan cara penyampaian materi yang

menarik dan menyenangkan, salah satu media yang menarik, menyenangkan dan

dapat membangkitkan motivasi siswa adalah dengan dongeng fabel yang telah

dimodifikasi. Dongeng fabel yang dikemas sedemikian rupa akan membantu anak

dalam memahami materi. Selain itu, pembelajaran yang menggunakan fabel juga

memiliki banyak manfaat bagi perkembangan anak.

Jika penggunaan dongeng fabel diterapkan, maka motivasi dan hasil belajar

siswa dalam mata pelajaran IPA kelas II di SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta

diasumsikan meningkat. Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat diihat pada

gambar 2.2 berikut.

v

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Kondisi Awal Metode pembelajaran

kurang variatif

Motivasi dan hasi

beajar rendah

Tindakan Penggunaan media

pembelajaran fabel

Aesop

Motivasi dan hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

D. Hipotesis Tindakan

1. Penggunaan fabel Aesop dalam meningkatan motivasi dan hasil belajar

IPA pada kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 2016/2017 dapat

digunakan dengan cara dongeng, bereksperimen, dan berdiskusi.

2. Ada peningkatan motivasi belajar siswa melalui penggunaan fabel Aesop

pada mata pelajarn IPA kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun pelajaran

2016/2017. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan menerapkan fabel

Aesop sebagai media pembelajaran untuk menumbuhkan keinginan,

dorongan, semangat selama pembelajaran, serta memiliki rasa ingin tahu

yang tinggi terhadap materi yang diberikan.

3. Ada peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan fabel Aesop pada

mata pelajarn IPA kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun pelajaran

2016/2017. Kegiatan pembelajaran menerapkan fabel Aesop sebagai

media pembelajaran yang melibatkan aspek kognitif, afektif dan

psikomotor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian yang akan dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) atau istilah lainnya disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu upaya yang dilakukan guru untuk

meningkatkan kualitas dan tanggung jawab guru dalam pengelolaan pembelajaran

melalui suatu tindakan kepada siswa. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah

penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan refleksi diri (self reflection),

yakni upaya menganalisis untuk menemukan kelemahan-kelemahan dalam proses

pembelajaran yang dilakukannya (Sanjaya, 2011: 13), kemudian (1)

merencanakan untuk proses perbaikan, (2) melaksanakan dalam proses

pembelajaran sesuai dengan program yang disusunnya, dan (3) merefleksikan

tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja

guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkatkan mutu pendidikan

(Kusumah & Dedi, 2011: 9).

Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif (Collaborative Action

Reasearch), dilakukan oleh guru kelas dan peneliti. Guru berperan sebagai

anggota tim peneliti untuk melaksanakan tindakan pembelajaran ketika di kelas

dan peneliti bertugas untuk merencanakan atau merancang tindakan dan

mengamati pembelajaran (Sanjaya, 2011: 59). Karena guru tidak menghendaki

untuk mengajar, pelaksanaan tindakan pembelajaran di kelas dilakukan oleh

peneliti, guru berperan sebagai anggota tim yang terlibat dalam menggali

permasalahan nyata yang dihadapi dan terlibat dalam rancangan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

Penelitian menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas yang

dikembangkan oleh Kemis dan Taggart, yang terdiri dari empat komponen yaitu,

perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi

(reflecting). Pada model ini tindakan dan pengamatan dijadikan satu kesatuan,

kedua kegiatan tersebut dilakukan dalam waktu bersamaan. Komponen tersebut

digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan MC

Taggart (dalam Kusuma dan Dwitagama 2009: 21)

Bedasarkan gambar 3.1 dapat menjelaskan bahwa siklus Penelitian

Tindakan Kelas menurut Kemmis dan MC Taggart terdiri dari tiga tahap dari

empat komponen perencanaan (planning), tindakan (acting), diikuti oleh

pengamatan (observing), refleksi (reflecting). Penjelasan dari keempat komponen

yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi adalah sebagai

berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

1. Perencanaan

Perencanaan atau menyusun rencana tindakan menjelaskan tentang apa,

mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana sebuah tindakan dilakukan

(Arikunto, 2013: 138).

2. Tindakan

Pelaksanaan tindakan adalah implementasi atau penerapan yang

dilaksanakan guru berdasarkan perencanaan yang telah disusun sesuai dengan

fokus masalah untuk memperbaiki masalah (Sanjaya, 2011: 79).

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan informasi atau pengambilan

data untuk melihat efek tindakan yang telah disusun. Data yang dikumpulkan

meliputi kinerja guru, perilaku dan sikap siswa, hasil belajar siswa, suasana kelas

(Arikunto dkk, 2015: 221).

4. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis apa yang sudah terjadi.

Berdasarkan hasil refleksi peneliti mengatasi kekurangan atau kelemahan yang

terjadi pada tindakan yang telah dilakukan, untuk dijadikan dasar dalam

melaksanakan tindakan ulang (Arikunto dkk, 2015: 229).

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut merupakan satu siklus,

yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap perencanaan, tindakan, observasi

dan refleksi (Arikunto, 2013: 140). Pada siklus 1 dilakukan 2 pertemuan. Masing-

masing pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran, pada setiap jam pelajaran

memiliki rentang waktu 35 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitiaan Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD BOPKRI Gondolayu.

Sekolah ini berada di Jalan Jendral Sudirman no.24, Gowongan, Sleman, Kota

Yogyakarta. Sekolah ini terletak di tepi jalan raya sebelah timur tugu Yogyakarta,

di tengah kota Yogyakarta, yang dikeliling gedung-gedung besar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016 sampai dengan

April 2017. Waktu pengambilan data dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah

didiskusikan dengan wali kelas dan mendapat persetujuan oleh kepala sekolah.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II.1 di SD BOPKRI Gondolayu tahun

pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 32 siswa, 16 siswa perempuan dan 16 siswa

laki-laki.

4. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa menggunakan

fabel Aesop di SD BOPKRI Gondolayu. Motivasi belajar siswa dilihat dari peran

serta siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan

fabel Aesop pada mata pelajaran IPA. Sedangkan hasil belajar siswa dilihat dari

hasil perolehan nilai yang dilakukan dengan menggunakan tes. Materi yang

digunakan disesuaikan dengan materi IPA kelas II SD yang diajarkan di SD

BOPKRI Gondolayu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

C. Persiapan

Penelitian dimulai dengan menentukan sekolah atau tempat penelitian yang

akan digunakan yaitu di SD BOPKRI Gondolayu, sekolah ini berada di Jalan

Jendral Sudirman no. 24, Gowongan, Sleman, Kota Yogyakarta. Sebelum

dilaksanakan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin terlebih dahulu

kepada kepala sekolah dan guru kelas yang bersangkutan yaitu guru kelas II.2 SD

BOPKRI Gondolayu. Setelah mendapatkan izin untuk melakukan penelitian di SD

tersebut peneliti mencari informasi gambaran kondisi awal kelas.

Informasi gambaran kondisi awal kelas diperoleh dengan melakukan

wawancara, observasi dan menanyakan dokumentasi nilai dengan guru kelas II.2

SD BOPKRI Gondolayu. Kegiatan observasi dilakukan pada saat pembelajran

IPA sebanyak 2 kali di kelas II.2. Sedangkan wawancara dilakukan setelah

kegiatan observasi dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang

belum terlihat pada saat observasi.

Hasil wawancara, observasi dan dokumentasi nilai dijadikan dasar dalam

penyusunan perumusan masalah, penyusunan hipotesis dan rencana penelitian

dalam setiap siklus. Dalam penyusunan rencana setiap siklus mengkaji standar

kompetensi, kompetensi dasar dan materi yang akan diteliti. Setelah mengkaji

peneliti menyusun instrumen pembelajaran meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), materi ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), kisi-kisi soal

evaluasi, soal evaluasi dan instrumen pembelajaran meliputi lembar observasi dan

lembar kuesioner. Peneliti juga menyusun media Fabel Aesop yang akan

digunakan di dalam kegiatan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

D. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Setelah memperoleh gambaran kondisi awal kelas, selanjutnya dilaksanakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2

x 35 menit). Penelitian tindakan kelas yang direncanakan sebagai berikut.

1. Siklus 1 (4 JP)

a. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum memberikan tindakan kepada

siswa yaitu mempersiapkan instrumen pembelajaran meliputi silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), kisi-

kisi soal evaluasi, soal evaluasi dan instrumen pembelajaran meliputi lembar

observasi dan lembar kuesioner. Peneliti juga menyusun media modifikasi fabel

Aesop yang akan digunakan di dalam kegiatan pembelajaran. Instrumen

pembelajaran yang dibuat pada siklus 1 ini mengacu pada Standar Kompetensi 2.

Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan benda cair, dengan Kompetensi Dasar

2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan cair yang ada di lingkungan sekitar.

b. Tindakan

Tindakan yang dilakukan pada siklus 1 terdiri dari 2 kali pertemuan, setiap

pertemuannya memerlukan waktu 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Materi ajar

yang dilakukan pada pertemuan pertama adalah ciri-ciri benda padat dan benda

cair. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama adalah siswa menyebutkan

ciri-ciri benda melalui percobaan yang dilakukan oleh guru. Materi ajar yang

dilakukan pada pertemuan kedua adalah mengenal wujud benda padat dan benda

cair. Kegiatan yang dilakukan siswa adalah mengelompokkan benda berdasarkan

wujudnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Dalam penyampaian materi guru menggunakan modifikasi cerita Fabel

Aesop, pada pertemuan pertama menggunakan cerita berjudul “Burung Gagak

yang Cerdik.” Pada pertemuan kedua menggunakan cerita berjudul “Rubah Licik

dan Bangau Pandai.” Cerita fabel tersebut dimodifikasi dengan alasan untuk

menyesuaikan materi ajar yang di sampaikan. Agar lebih menarik perhatian siswa

guru menggunakan boneka dan benda-benda sesuai cerita yang telah dimodifikasi.

c. Observasi

Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti yang dibantu oleh guru kelas

dan 1 mitra peneliti. Observasi dilakukan bertujuan untuk memperoleh gambaran

lengkap mengenai proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan untuk

melihat sejauh mana tingkat motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran

dengan bantuan lembar observasi.

d. Refleksi

Peneliti dan guru merefleksikan hasil pemberian tindakan pada siklus 1.

peneliti dan guru merefleksikan dan mengevaluasi proses dan hasil pada siklus 1

dengan membandingkan antara kondisi awal dengan kondisi akhir siklus 1

mengenai ada tidaknya kemajuan yang timbul. Perbandingan tersebut diperoleh

dari data hasil observasi, kuisioner, dan hasil tes evaluasi. Proses dan hasil yang

diperoleh direfleksiakan apakah ada kendala-kendala yang terjadi pada siklus 1.

Jika proses dan hasilnya belum memenuhi target, peneliti merencanakan

perbaikan pada siklus 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

2. Siklus 2 (4 JP)

Berdasarkan hasil refleksi pada sikus 1, peneliti memutuskan untuk

melanjutkan ke sikus 2, dikarenakan masih ada kekurangan pada sikus 1. Pada

siklus 2 ini juga akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Alokasi waktu

setiap pertemuan adaah 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Penelitian tindakan kelas

yang direncanakan sebagai berikut.

a. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum memberikan tindakan kepada

siswa pada siklus 2 yaitu mempersiapkan instrumen pembelajaran meliputi

silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi ajar, Lembar Kerja

Siswa (LKS), kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi dan instrumen pembelajaran

meliputi lembar observasi dan lembar kuesioner. Peneliti juga menyusun media

modifikasi fabel Aesop yang akan digunakan di dalam kegiatan pembelajaran.

Instrumen pembelajaran yang dibuat pada siklus 2 ini mengacu pada Standar

Kompetensi 2. Mengenal berbagai bentuk benda dan kegunaannya serta

perubahan wujud yang dapat dialaminya, dengan Kompetensi Dasar 2.2

Menunjukkan perubahan bentuk dan wujud benda (plastisin/tanah liat/adonan

tepung) akibat dari kondisi tertentu, dan mengidentifikasi benda-benda yang

dikenal dan kegunaannya melalui pengamatan.

b. Tindakan

Tindakan yang dilakukan pada siklus 1 terdiri dari 2 kali pertemuan, setiap

pertemuannya memerlukan waktu 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Materi ajar

yang dilakukan pada pertemuan pertama adalah perubahan bentuk dan wujud

benda. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama adalah siswa membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

salah satu bentuk benda dari plastisin. Materi ajar yang dilakukan pada pertemuan

kedua adalah kegunaan benda. Kegiatan yang dilakuakan siswa adalah

menyebutkan kegunaan benda yang ditemukan di majalah.

Dalam penyampaian materi guru menggunakan modifikasi cerita fabel

Aesop, pada pertemuan pertama menggunakan cerita berjudul “The Little Ride

Han.” Pada pertemuan kedua menggunakan cerita berjudul “Tikus Kota dan Tikus

Desa.” Cerita fabel tersebut dimodifikasi dengan alasan untuk menyesuaikan

materi ajar yang di sampaikan. Agar lebih menarik perhatian siswa guru

menggunakan boneka dan benda-benda sesuai cerita yang telah dimodifikasi.

c. Observasi

Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti yang dibantu oleh guru kelas

dan 1 mitra peneliti. Observasi dilakukan bertujuan untuk memperoleh gambaran

lengkap mengenai proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan untuk

melihat sejauh mana tingkat motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran

dengan bantuan lembar observasi.

d. Refleksi

Peneliti dan guru merefleksikan hasil pemberian tindakan pada siklus 2.

Peneliti dan guru merefleksikan dan mengevaluasi proses dan hasil pada siklus 2,

hal-hal yang perlu direfeksikan meliputi hambatan dan kesulitan yang dialami

pada saat pelaksanaan proses pembelajaran, melakukan perbandingan skor antara

kondisi siklus 1 dan kondisi siklus 2. Perbandingan tersebut diperoleh dari data

hasil observasi, kuisioner, dan hasil tes evaluasi. Jika proses dan hasilnya sudah

memenuhi target, sesuai dengan indikator pembelajaran dan terjadi peningkatan

dari siklus 1 maka pembelajaran di siklus 2 dihentikan dan diambil kesimpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

tentang peningkatan motivasi dan hasi belajar IPA siswa menggunakan media

fabel Aesop. Apabila proses dan hasil penelitian belum memenuhi target, peneliti

perlu merencanakan perbaikan pada penelitian selanjutnya.

E. Indikator dan Pengukuran Keberhasilan

Indikator keberhasilan digunakan untuk mengetahui kondisi awal dan

kondisi pada tiap akhir siklus. Indikator keberhasilan yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi keberhasian motivasi dan hasil belajar siswa. Keberhasilan

penelitian ini dilihat dari apa yang sudah dicapai di siklus I dan siklus selanjutnya,

dengan target yang diinginkan peneliti. Siklus penelitian dihentikan ketika target

akhir sudah tercapai. Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah

sebagai berikut.

Tabel 3.1 Indikator Keberhasilan

Indikator Kondisi

Awal Target

Deskriptor

Target Instrumen

Motivasi Belajar

Siswa memiliki

keinginan untuk

belajar

45,3 75

Total skor yang didapat tiap

indikator dibagi skor maksimal

tiap indikator, dikali 100 Kuisioner

Siswa memiliki

dorongan dan

kebutuhan dalam

belajar

39,1 80

Siswa memiliki

semangat selama

pembelajaran

43,8 75

Siswa memiliki

rasa ingin tahu

yang tinggi

43,8 80

Adanya

penghargaan dalam

pembelajaran

46,1 75

Adanya lingkungan

belajar yang

kondusif

47,9 85

Rata-rata skor

motivasi seluruh

siswa

44,8 80 Jumlah keseluruhan skor

motivasi dibagi jumlah siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Indikator Kondisi

Awal Target

Deskriptor

Target Instrumen

Presentase siswa

yang termasuk

dalam kategori

cukup termotivasi

31,25% 75%

Jumlah seluruh siswa yang

termasuk dalam kategori

termotivasi dibagi jumlah siswa

x 100%

Hasil Belajar

Rata-rata nilai

kelas 72,8 80

Jumah nilai seluruh siswa dibagi

jumlah seluruh siswa

Soal Evaluasi Presentase siswa

yang lulus KKM

(75)

37,5% 75%

Jumlah siswa yang lulus KKM

dibagi dengan jumlah seluruh

siswa dikali 100%

Tabel 3.1 merupakan tabel indikator keberhasilan siswa. Indikator

keberhasilan motivasi disusun berdasarkan indikator motivasi yang sudah

dijelaskan pada bab II. Berdasarkan tabel 3.1 data awal motivasi yang dicapai oleh

siswa belum optimal. Dalam menentukan bahwa perlakuan yang dilakukan

berhasil dan berdampak terhadap motivasi dan hasil belajar maka ditentukan

standar yang akan membatasi bahwa perlakuan itu berhasil. Untuk itu peneliti

membuat target capaian motivasi belajar siswa. Dalam PTK tidak ada pembatasan

mutlak untuk mengukur keberhasilan. Target capaian ini dibuat sendiri oleh

peneliti berdasarkan kesepakatan dengan guru kelas. Target yang ditentukan

melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan

memperhatikan kondisi kelas, materi dan kemampuan subjek penelitian. Untuk

memudahkan analisis setiap indikator, peneliti membuat skala dengan tiga aspek

yaitu kondisi kelas, materi dan kemampuan subjek penelitian dan dibuat kriteria

penskoran yang kemudian dihitung dengan rumus berikut.

𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝐾𝑒𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 1 + 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 2 + 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 3

9 𝑥 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Hasil akhir perhitungan skor dijadikan angka pengukuran untuk indikator

pengukuran dan keberhasilan penelitian. Apabila hasil penelitian melampaui

angka target keberhasilan maka penelitian ini dianggap berhasil.

F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu motivasi dan hasil belajar. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu teknik nontes dan tes.

1. Non Tes

1. Observasi

Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati

setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi

tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Sanjaya, 2009: 86). Menurut

Sutrisno (dalam Sugiyono 2015: 203) dua di antara yang terpenting dari observasi

adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah

melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen.

Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang di

gambarkan akan terjadi (Arikunto, 2013: 272). Alat yang digunakan dalam

observasi disebut pedoman observasi. Pedoman observasi terdiri dari lembar

pengamatan yang berisi pernyataan-pernyataan untuk mengetahui tingkat motivasi

siswa. Pengamatan berfokus pada peran serta siswa dalam mengikuti

pembelajaran dalam hal motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dan

mengamati serta mencatat hal penting saat proses pembelajaran berlangsung.

Peneliti mencatat hasil observasi dengan memberikan deskripsi pada kolom yang

sudah disediakan berdasarkan kondisi nyata selama pembelajaran berlangsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

2. Wawancara

Wawancara atau interview dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan

data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui

saluran media tertentu (Sanjaya, 2011: 96). Peneliti melakukan wawancara

dengan responden dalam situasi yang santai. Proses tanya jawab dilakukan dengan

pewawancara meminta ijin untuk merekam pembicaraan antara pewawancara dan

responden kemudian melakukan tanya jawab.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur

(Sugiyono, 2015: 194). Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti telah mengetahui tentang informasi yang

diperoleh, dan peneliti sudah menyiapkan pertayaan-pertanyaan tertulis yang

alternatif jawaban sudah disiapkan. Sedangkan wawancara tidak terstruktur lebih

memiliki fungsi yang peneliti ingin mengetahui lebih mendalam suatu informasi.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis wawancara semi

terstuktur, menggabungkan teknik terstruktur dan tidak tersetruktur. Wawancara

dilakukan secara langsung dengan guru sebelum penelitian dilakukan untuk

memperkuat latar belakang masalah di bab I.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada

subjek penelitian, tetapi melalui dokumen. Dokumen adalah catatan tertulis yang

isinya merupakan pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga

untuk pengujian suatu peristiwa, dan berguna bagi sumber data, bukti, informasi

kealamiahan yang sukar diperoleh, sukar ditemukan dan membuka kesempatan

untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

(Sadarmayanti, 2002: 86). Peneliti menggunakan teknik dokumentasi dengan

tujuan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar siswa yang berbentuk hasil

data nilai Ulangan Harian IPA dan Ulangan Tengah Semester siswa kelas II SD

BOPKRI Gondoayu tahun pelajaran 2016/2017.

4. Kuesioner

Kueisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

secara langsung untuk dijawab (Sugiyono, 2015: 199). Siswa akan menanggapi

pernyataan pada kueisioner dengan memberikan tanda (√) pada jawaban “ya” atau

“tidak.” Kuisioner diberikan kepada siswa sebelum dilakukan tindakan untuk

memperoleh data awal dan di akhir setiap siklus untuk mengetahui peningkatan

motivasi belajar dari sudut pandang siswa.

2. Tes

Tes merupakan teknik pengumpulan data untuk mengukur kemampuan

siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran

(Sanjaya, 2009: 99). Tes diberikan kepada siswa untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar IPA pada siklus I dan siklus II. Pemberian tes berupa butir soal

pilihan ganda sejumlah 20 butir dan uraian sejumlah 5 butir. Tes dilakukan pada

akhir kegiatan pembelajaran di setiap siklus. Data yang diperoleh adalah data

kuantitatif yaitu berupa angka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

G. Instrumen Penelitian

Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu motivasi dan hasil belajar. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu teknik non tes dan tes.

Instrumen pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Jenis

Penilaian Instrumen

Teknik

Pengumpulan

Data

Motivasi

Belajar

a. Siswa memiliki

keinginan untuk

belajar

b. Siswa memiliki

dorongan dan

kebutuhan dalam

belajar

c. Siswa memiliki

semangat selama

pembelajaran

d. Siswa memiliki rasa

ingin tahu yang tinggi

e. Adanya penghargaan

dalam pembelajaran

f. Adanya lingkungan

belajar yang kondusif

Non tes Rubrik

observasi,

pedoman

wawancara,

lembar

kuesioner

Observasi,

wawancara,

kuesioner

Hasil

Belajar

a. Siswa yang lulus KKM

b. Rata-rata nilai kelas

Tes dan non

tes

Tes objektif

dan tes esai

Dokumentasi, tes

Tabel 3.2 menjelaskan bahwa instrumen pengumpulan data yang digunakan

untuk mengukur motivasi belajar adalah rubrik observasi, pedoman wawancara,

lembar kuesioner, sedangkan yang digunakan untuk mengukur hasil belajar terdiri

dari tes objektif, dan tes esai.

1. Instrumen Observasi

Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati

setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Sanjaya, 2009: 86). Observasi

sangat sesuai jika digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan

kondisi/interaksi belajar mengajar, tingkah laku dan interaksi kelompok

(Kusumah & Dedi, 2009: 66). Rubrik observasi motivasi ini terdiri dari beberapa

pernyataan yang dikembangkan dari indikator-indikator motivasi berdasarkan

teori yang sudah dikemukakan di bab II.

Kegiatan observasi ini dilakukan oleh 1 mitra peneliti dan dibantu guru

kelas untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai proses pembelajaran yang

sedang berlangsung. Pengamatan berfokus pada peran serta siswa, motivasi siswa

dalam mengikuti pembelajaran dan mengamati serta mencatat hal penting saat

proses pembelajaran berlangsung.

Tabel 3.3 Rubrik Observasi Motivasi

Indikator Kriteria Khusus yang Dituliskan Deskripsi Hasil

Pengamatan

Siswa memiliki

keinginan untuk belajar

Siswa tidak terlambat masuk kelas

Siswa mempersiapkan alat dan bahan

pembelajaran (contoh alat tulis, buku catatan, dan

buku belajar sebelum pembelajaran dimulai).

Siswa memberi salam kepada guru saat masuk

kelas.

Siswa memiliki

dorongan dan

kebutuhan dalam

belajar

Siswa memperhatikan pembelajaran yang

disampaikan oleh guru (mencatat materi

pembelajaran yang disampaikan dan memandang

guru saat guru menjelaskan)

Siswa antusias menjawab pertanyaan dari guru.

Siswa memiliki

semangat selama

pembelajaran

Siswa tidak menyibukkan diri sendiri dengan

kegiatan di luar pembelajaran.

Siswa tidak berbicara dengan teman mengenai hal-

hal di luar pembelajaran.

Siswa tertidur saat pembelajaran berlangsung

Siswa memiliki rasa

ingin tahu yang tinggi

Siswa menggali informasi yang berkaitan dengan

materi pembelajaran dari teman

Siswa bertanya pada guru bila mengalami

kesulitan terhadap materi yang disampaikan guru.

Adanya penghargaan

dalam pembelajaran

Siswa diberi reward jika menjawab pertanyaan

dengan benar

Siswa diberi reward jika mengerjakan tugas

dengan tepat waktu

Siswa mendapatkan apresiasi atas keberanian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Indikator Kriteria Khusus yang Dituliskan Deskripsi Hasil

Pengamatan

menjawab meski jawabannya kurang tepat

Siswa merasa senang saat mendapat pujian dari

guru

Adanya lingkungan

belajar yang kondusif

Siswa menyepakati peraturan kelas

Siswa menciptakan suasana kelas yang bersih

Guru mengapresiasi siswa yang menaati peraturan

dikelas

Tabel 3.3 tersebut merupakan rubrik observasi motivasi yang digunakan

dalam penelitian. Rubrik tersebut dikembangkan dari keenam indikator motivasi

yaitu siswa memiliki keinginan untuk belajar IPA, siswa memiliki dorongan dan

kebutuhan dalam belajar IPA, siswa memiliki semangat selama pembelajaran

IPA, siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada IPA, adanya penghargaan

dalam pembelajaran IPA, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif. Peneliti

mencatat hasil observasi dengan memberikan deskripsi pada kolom deskripsi hasil

pengamatan.

2. Instrumen Wawancara

Wawancara atau interview dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan

data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui

saluran media tertentu, instrumen ini digunakan untuk mendapatkan informasi

mengenai fakta, keyakinan, perasaan, niat dan sebagainya (Kusumah & Dedi,

2009: 77). Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

wawancara semi terstuktur, menggabungkan teknik terstruktur dan tidak

tersetruktur, interviewer menanyakan beberapa pertanyaan terstruktur, kemudian

satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut (Arikunto,

2013: 270). Tujuan dilakukan wawancara ini adalah untuk mengetahui proses

pembelajaran IPA di kelas, untuk mengetahui motivasi siswa pada saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

pembelajaran IPA, dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

motivasi belajar siswa pada saat pembelajaran IPA.

Pedoman wawancara ini terdiri dari beberapa pertanyaan yang

dikembangkan dari indikator-indikator motivasi berdasarkan teori yang sudah

dikemukakan di bab II. Wawancara dilakukan setelah melakukan observasi dan

kegiatan pembelajaran selesai. Wawancara dilakukan secara langsung dengan

guru kelas II.1 sebelum penelitian dilakukan. Pedoman wawancara yang

digunakan dapat dilihat pada tabel 3.4

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Guru Kelas

Indikator No Pertanyaan Jawaban Guru

Siswa

memiliki

keinginan

untuk belajar

1 Apakah siswa tidak terlambat masuk kelas

saat pembelajaran IPA?

2

Apakah sebelum pelajaran dimulai siswa

mempersiapkan alat tulis, buku catatan, dan

buku belajar?

Siswa

memiliki

dorongan dan

kebutuhan

dalam belajar

3

Apakah selama pembelajaran siswa mencatat

hal-hal penting yang disampaikan guru di

buku catatan?

4

Apakah siswa memperhatikan penjelasan guru

selama pembelajaran? Misalnya memandang

guru, papan tulis, atau buku teks yang tengah

dipelajari.

Siswa

memiliki

semangat

selama

pembelajaran

5 Apakah selama pembelajaran ada siswa yang

melamun atau bermain sendiri?

6 Apakah siswa asik berbicara dengan temannya

selama pembelajaran berlangsung?

7 Apakah selama pembelajaran ada siswa yang

tertidur?

Siswa

memiliki rasa

ingin tahu

yang tinggi

8 Apakah siswa aktif bertanya kepada guru

terkait materi pelajaran yang belum dipahami?

9

Ketika mengalami kesulitan dalam

mengerjakan tugas, apakah siswa berusaha

bertanya kepada teman dan mencari sumber

lain?

10

Apakah guru menyediakan media

pembelajaran dan sumber referensi yang

mendukung pembelajaran?

Adanya

penghargaan 11

Apakah guru menerapkan sistem reward dan

penalty di dalam kelas?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Tabel 3.4 merupakan lembar pedoman wawancara yang digunakan peneliti

untuk mengetahui motivasi belajar siswa berdasarkan sudut pandang guru kelas.

Sebaran item pertanyaan wawancara dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Sebaran Pertanyaan Wawancara

No Indikator Item Pertanyaan

1 Siswa memiliki keinginan untuk belajar 1, 2

2 Siswa memiliki dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3, 4

3 Siswa memiliki semangat selama pembelajaran 5,6,7

4 Siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi 8,9,10

5 Adanya penghargaan dalam pembelajaran 11,12, 13, 14,15

6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif 16,17,18,19

Tabel 3.5 merupakan sebaran item pertanyaan wawancara. Sebaran item

pertanyaan disusun berdasarkan enam indikator motivasi dari teori Uno dan

Kompri.

dalam

pembelajaran 12

Bagaimana bentuk reward dan penalty yang

diterapkan? Mislanya bintang prestasi,

penambahan poin.

13

Bagaimana kriteria dari reward dan penalty

yang akan diberikan? Misalnya siswa yang

berhasil menjawab pertanyaan, siswa yang

berperilaku baik

14 Apakah penerapan reward dan penalty di

dalam kelas berjalan efektif?

15 Bagaimana antusiasme siswa akan adanya

reward dan penalty ini?

Adanya

lingkungan

belajar yang

kondusif

16 Apakah siswa terlibat dalam pembuatan

peraturan kelas?

17 Apa saja peraturan yang ada di dalam kelas?

18 Apakah siswa menaati peraturan kelas

tersebut?

19 Bagaimana cara siswa dalam menjaga

kebersihan di dalam kelas?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

3. Instrumen Kuesioner

Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden (Sugiyono, 2015: 199). Tujuan digunakan kuesioner ini adalah untuk

mengetahui motivasi belajar siswa kelas II.1 pada mata pelajara IPA

menggunakan fabel Aesop.

Kuesioner akan dibagikan siswa sebelum dilaksanakannya penelitian untuk

mengetahui kondisi awal motivasi siswa dan di setiap akhir pertemuan pada

setiap siklus setelah kegiatan pembelajaran selesai. Sebelum siswa mengisi

kuesioner yang dibagikan, peneliti akan memberikan pengarahan agar tidak terjadi

kesalahan dalam memahami pernyataan dalam kuesioner tersebut. Setelah

kuesioner terisi, kuesioner dikembalikan lagi kepada peneliti.

Kuesioner ini terdiri dari beberapa pernyataan yang dikembangkan dari

indikator-indikator motivasi berdasarkan teori yang sudah dikemukakan di bab II.

Item kuesioner dapat dilihat di lampiran. Kisi-kisi item indikator yang terdapar di

dalam kuesioner dapat dilihat pada tabel 3.6 sedangkan persebaran kuesioner

dapat dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi

Indikator Kriteria Khusus yang Dituliskan

Siswa memiliki keinginan untuk belajar

Saya tidak terlambat masuk kelas

Saya mempersiapkan alat tulis dan buku pelajaran

Saya memperhatikan pembelajaran yang disampaikan

oleh guru

Saya mencatat pelajaran yang disampaikan oleh guru

Siswa memiliki dorongan dan

kebutuhan dalam belajar Saya melihat guru yang sedang menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Indikator Kriteria Khusus yang Dituliskan

Saya antusias menjawab pertanyaan dari guru.

Siswa memiliki semangat selama

pembelajaran

Saya tidak bermain saat pelajaran.

Saya tidak berbicara dengan teman mengenai hal-hal di

luar pembelajaran.

Saya mengantuk saat pelajaran

Siswa memiliki rasa ingin tahu yang

tinggi

Saya bertanya kepada teman tentang pelajaran yang sulit

Saya bertanya pada guru bila mengalami kesulitan.

Adanya penghargaan dalam

pembelajaran

Saya diberi tepuk tangan jika menjawab pertanyaan

dengan benar

Saya diberi pujian jika mengerjakan tugas dengan tepat

waktu

Saya diberi apresiasi guru saat menaati peraturan dikelas

Saya mendapatkan pujian atas keberanian menjawab

meski jawabannya kurang tepat

Adanya lingkungan belajar yang

kondusif

Saya merasa senang saat mendapat pujian dari guru atau

teman

Saya menyepakati peraturan kelas

Saya menciptakan suasana kelas yang bersih

18 item pernyataan

Tabel 3.6 merupakan kisi-kisi kuesioner motivasi yang telah divalidasi dan

dapat digunakan untuk instrumen penelitian. Pada kuesioner tersebut terdapat 18

item pernyataan yang dikembangkan dari enam indikator motivasi. Sebaran item

kuesioner dapat dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Sebaran Item Kuesioner

No Indikator Item Pernyataan

1 Siswa memiliki keinginan untuk belajar 1,2,3,4

2 Siswa memiliki dorongan dan kebutuhan dalam belajar 5,6

3 Siswa memiliki semangat selama pembelajaran 7,8,9

4 Siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi 10,11

5 Adanya penghargaan dalam pembelajaran 12,13,14,15

6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif 16,17,18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada

subjek penelitian, tetapi melalui dokumen. Dokumen adalah catatan tertulis yang

isinya merupakan pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga

untuk pengujian suatu peristiwa, dan berguna bagi sumber data, bukti, informasi

kealamiahan yang sukar diperoleh, sukar ditemukan dan membuka kesempatan

untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki

(Sadarmayanti, 2002: 86). Penelitian ini menggunakan dokumentasi dan nilai rata-

rata ulangan dan nilai UTS siswa pada tahun ajaran 2016/2017.

5. Tes

Tes merupakan instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan

siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran

(Sanjaya, 2009: 99). Peneliti menggunakan tes objektif pilihan ganda dan uraian

untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes diberikan kepada siswa untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas II.1 SD BOPKRI

Gondoalayu. Pemberian tes berupa butir soal pilihan ganda sejumlah 20 butir dan

butir soal uraian 5 butir dilalakukan pada akhir kegiatan pembelajaran di setiap

siklus. Data yang diperoleh adalah data kuantitatif yaitu berupa angka. Kisi-kisi

soal pilihan ganda dan uraian siklus 1 dapat dilihat pada tabel 3.8 dan kisi-kisi

soal pilihan ganda dan uraian siklus 2 dilihat pada tabel 3.9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Soal Pilihan Ganda Siklus 1

Standar Kompetensi 2. Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan benda cair, dengan

Kompetensi Dasar

2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan cair yang ada di lingkungan sekitar.

No Indikator

Aitem

Pilihan

Ganda

Uraian

2.1.1 Mengidentifikasi wujud benda padat dan benda cair. 1, 2, 3, 4, 1

2.1.2 Menunjukkan beragam jenis benda padat dan cair yang ada

di sekitar 6, 7, 8 1

2.1.3 Menyebutkan 3 contoh benda padat 9,10,11 2

2.1.4 Menyebutkan 3 contoh benda cair 12, 13, 14, 3

2.1.5 Menyebutkan ciri-ciri benda padat dan benda cair. 15, 16, 17, 4

2.1.6 Membedakan ciri-ciri benda padat dan benda cair. 18, 19, 20 5

Tabel 3.8 tersebut merupakan kisi-kisi soal pilihan ganda dan uraian pada

siklus 1. Jumlah item soal yang digunakan pada soal piihan ganda adalah 20 dan

pada soal uraian adalah 5. Soal dikembangkan dari SK 2. Mengidentifikasi ciri-

ciri benda padat dan benda cair, dengan KD 2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri benda

padat dan cair yang ada di lingkungan sekitar.

Tabel 3.9 Kisi-Kisi Soal Pilihan Ganda Siklus 2

Standar Kompetensi 2. Mengenal berbagai bentuk benda dan kegunaannya serta perubahan wujud yang dapat

dialaminya,

Kompetensi Dasar

2.2 Menunjukkan perubahan bentuk dan wujud benda (plastisin/tanah liat/adonan tepung) akibat

dari kondisi tertentu, dan mengidentifikasi benda-benda yang dikenal dan kegunaannya

melalui pengamatan.

No Indikator Aitem

Pilihan Ganda Uraian

2.2.1 Menunjukkan perubahan bentuk dan wujud benda

akibat dari kondisi tertentu. 1,2,3,4,5

1

2.2.2 Mencari contoh benda padat yang mudah berubah

wujud menjadi cair dan sebaliknya benda cair menjadi

benda padat.

6,7,8,9,10

2

2.3.1 Mengidentifikasi benda yang dikenal. 11,12,13,14,15 3

2.3.2 Menyebutkan kegunaan suatu benda. 16,17,18,19,20 4,5

Tabel 3.9 tersebut merupakan kisi-kisi soal pilihan ganda dan uraian pada

siklus 2. Jumlah item soal yang digunakan pada soal piihan ganda adalah 20 dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

pada soal uraian adalah 5. Soal dikembangkan dari SK 2. Mengenal berbagai

bentuk benda dan kegunaannya serta perubahan wujud yang dapat dialaminya,

dan KD 2.2 Menunjukkan perubahan bentuk dan wujud benda (plastisin/tanah

liat/adonan tepung) akibat dari kondisi tertentu, dan mengidentifikasi benda-benda

yang dikenal dan kegunaannya melalui pengamatan.

H. Teknik Pengujian Instrumen

1. Validitas Instrumen

Sugiyono (2015: 172) berpendapat bahwa hasil penelitian yang valid bila

terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

terjadi pada objek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat

mengukur apa yang seharusnya diukur secara tepat. Pada peneitian ini, peneiti

menggunakan tiga jenis validitas, yaitu validitas isi, validitas muka dan validitas

konstruk.

a. Validitas Isi

Validitas isi (content vaidity) digunakan dengan membandingkan antara isi

instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan (Sugiyono, 2011:177).

Validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik

mengembangkan instrumen, dalam kisi-kisi tersebut terdapat variabel yang

diteliti, indikator sebagai tolok ukur dan nomor butir item pertanyaan atau

pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator (Darmadi, 2014: 161). Validitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

isi meliputi validitas instrumen perangkat pembelajaran, validitas instrumen

penelitian.

1) Validitas Instrumen Perangkat Pembelajaran

Instrumen perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini

adalah silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan soal evaluasi.

Untuk menentukan kelayakan instrumen perangkat pembelajaran isi perangkat

pembelajaran disusun berdasarkan hasil konsultasi dengan ahli atau expert

judgement. Peneliti meminta ahli untuk memberikan nilai dan masukan pada

perangkat pembelajaran yang telah dibuat. Ahli memberikan nilai untuk RPP dan

soal evaluasi. Dalam hal ini yang berperan sebagai ahli atau expert judgementr

adalah satu dosen yang memiliki latar belakang pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam SD, satu dosen yang memiliki latar belakang literatur dan satu guru kelas

II.1 SD BOPKRI Gondoayu. Pemilihan ahli tersebut dimaksudkan karena ahli

lebih memahami kebutuhan siswa SD, agar perangkat pembelajaran dan soal

evaluasi dapat disesuaikan dengan kondisi siswa.

Ahli berperan untuk menilai dan memberi komentar instrumen dengan

mengisi rubrik penilaian. Rentang skor penilaian yang digunakan adalah 1-5 yaitu

menggunakan skala Likert (Sugiyono, 2015: 134-135). Peneliti menggunakan

skala Likert, yaitu variabel yang diukur dijabarkan pada indikator yang akan

dipilih oleh validator (Widoyoko, 2015: 104). Ahli dapat memberikan penilaian

“sangat sesuai” dengan bobot skor 5, “sesuai” dengan bobot skor 4, “cukup

sesuai” dengan bobot skor 3, “tidak sesuai” dengan bobot skor 2, dan “sangat

tidak sesuai” dengan bobot skor 1. Hasil validasi dianalisis untuk menentukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

rata-rata setiap komponen penilaiannya serta diklasifikasikan berdasarkan tabel

3.10.

Tabel 3.10 Klasifikasi Validasi Perangkat Pembelajaran

Setelah diakukan validasi oleh tiga ahli yaitu satu dosen yang memiliki latar

belakang pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam SD, satu dosen yang memiliki latar

belakang literatur dan satu guru kelas II.1 SD BOPKRI Gondoayu. Hasil validasi

RPP dari 3 ahli sebagai validator dapat dilihat pada tabel 3.11.

Tabel 3.11 Hasil Validasi Silabus dan RPP Siklus 1

Pertemuan 1

Va

l

Indikator Rt

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

A1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3,8

A2 5 4 5 4 5 3 4 5 5 5 4 5 4 4,5

A3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2,8

Rt 4,0 3,3 4,0 3,7 4,0 3,3 3,3 4,0 3,7 3,7 3,3 4,0 3,7 3,7

Pertemuan 2

Va

l

Indikator Rt

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

A1 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3,8

A2 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4,7

A3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2,5

Rt 4,0 3,0 3,7 3,7 4,0 3,3 3,3 4,0 3,7 4,0 3,7 4,0 3,3 3,7

Keterangan:

Val : Validator

A1 : Dosen IPA

Nilai Keterangan

> 4,22 Sangat sesuai

3,41 - 4,21 Sesuai

2,60 - 3,40 Cukup sesuai

1,79 - 2,59 Tidak sesuai

<1,79 Sangat tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

A2 : Dosen literatur

A3 : Guru kelas

Rt : Rata-rata

Dari tabel 3.11 dapat diketahui bahwa total skor hasil validasi yang

diberikan oleh tiga ahli yaitu dosen IPA PGSD, dosen literatur dan guru kelas II.1

SD BOPKRI Gondoayu untuk RPP pertemuan 1 siklus 1 yaitu 3,7 dan RPP

pertemuan 2 siklus 1 yaitu 3,7. Berdasarkan rata-rata skor tersebut dapat diketahui

bahwa silabus dan RPP masuk dalam kategori “sesuai” (table 3.10).

Peneliti juga melakukan validasi untuk instrumen perangkat pembelajaran

siklus ke 2 oleh expert judgement yang sama dengan siklus 1. Hasil validasi dapat

dilihat pada table 3.12.

Tabel 3.12 Hasil Validasi Silabus dan RPP Siklus 2

Pertemuan 1

Va

l

Indikator Rt

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

A1 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4,7

A2 5 5 4 4 5 3 4 5 5 5 4 4 3 4,3

A3 4 3 4 4 5 5 3 3 4 4 3 2 4 3,7

Rt 4,7 4,0 4,0 4,3 5,0 4,3 4,0 4,0 4,3 4,7 4,0 3,7 4,0 4,2

Pertemuan 2

Va

l

Indikator Rt

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

A1 5 4 4 5 5 5 4 3 4 5 5 5 4 4,5

A2 4 4 5 5 5 3 4 5 5 5 4 4 3 4,3

A3 4 4 5 4 5 5 4 4 4 3 4 4 2 4,0

Rt 4,3 4,0 4,7 4,7 5,0 4,3 4,0 4,0 4,3 4,3 4,3 4,3 3,0 4,3

Keterangan:

Val : Validator

A1 : Dosen IPA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

A2 : Dosen literatur

A3 : Guru kelas

Rt : Rata-rata

Dari tabel 3.12 dapat diketahui bahwa total skor hasil validasi yang

diberikan oleh tiga ahli yaitu dosen IPA PGSD, dosen literatur dan guru kelas II.1

SD BOPKRI Gondoayu untuk RPP pertemuan 1 siklus 2 yaitu 4,2 dan RPP

pertemuan 2 siklus 2 yaitu 4,3. Berdasarkan rata-rata skor tersebut dapat diketahui

bahwa silabus dan RPP siklus 2 pertemuan 1 masuk dalam kategori “sesuai

sesuai” (table 3.10) dan silabus dan RPP siklus 2 pertemuan 1 masuk dalam

kategori “sangat sesuai” (table 3.10).

Instrumen perangkat pembelajaran yang divalidasi selanjutnya adalah soal

evaluasi. Soal evaluasi terdiri dari dua jenis soal yaitu soal piihan ganda dan soal

uraian. Hasil validasi juga dianalisis untuk menentukan rata-rata setiap komponen

penilaian yang dikategorikan berdasarkan kriteria pada tabel 3.10. Rentang skor

penilaian yang digunakan adalah 1-5. Hasil validasi soal evaluasi dari 3 ahli yang

peneliti pilih sebagai validator berupa skor dapat dilihat pada tabel 3.12 untuk soal

pilihan ganda dan uraian.

Tabel 3.13 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus 1 dan Siklus 2

Validator Siklus 1 Sikus 2

A1 2,6 3,1

A2 4,1 4,7

A3 4 5

Rata-Rata 3,7 4,2

Keterangan:

A1 : Dosen IPA

A2 : Dosen literatur

A3 : Guru kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Tabel 3.13 menunjukkan hasil validasi untuk soal evaluasi. Dari hasil rata-

rata skor yang diberikan ahli adalah 3,7 untuk soal evaluasi siklus 1 yaitu “sesuai”

(table 3.10) dan 4,2 untuk soal evaluasi siklus 2 yaitu “sangat sesuai” (table 3.10).

Berdasarkan hasil validasi silabus, RPP dan soal evaluasi pada siklus 1 dan

siklus 2 dari ke 3 ahli atau expert judgement dapat disimpukan bahwa perangkat

pembelajaran dapat digunakan untuk penlitian setelah mengalami beberapa

perbaikan sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian.

2) Validitas Instrumen Penelitian

Validitas isi juga dilakukan untuk instrumen non tes yaitu validasi untuk

lembar observasi motivasi dan lembar kuesioner motivasi belajar. Dalam hal ini

yang berperan sebagai ahli atau expert judgement adalah dua dosen ahli dan satu

guru kelas II.1 SD BOPKRI Gondoayu. Pemilihan ahli tersebut dimaksudkan

karena ahli lebih memahami kebutuhan siswa SD, lembar observasi dan lembar

kuesioner dapat disesuaikan dengan kondisi siswa. Skala yang digunakan adalah

skala linkert seperti pada validasi perangkat pembelajaran dan tabel klasifikasi

yang digunakan juga sama, yaitu tabel 3.10. Hasil validasi lembar observasi dan

lembar kuesioner motivasi dari 3 ahli sebagai validator dapat dilihat pada tabel

3.14.

Tabel 3.14 Hasil Validasi Instrumen Penelitian

No Jenis Perangkat Validator Skor Rata-Rata

1

Lembar Observasi Motivasi A1 3,7

3,3 A2 3,3

A3 2,7

2

Kuisioner Motivasi Belajar A1 3,3

3,3 A2 3,7

A3 2,7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Keterangan:

A1 : Dosen IPA

A2 : Dosen literatur

A3 : Guru kelas

Dari tabel di atas diketahui bahwa total rata-rata skor hasil validasi untuk

lembar observasi motivasl yang diberikan oleh dosen ahli 1 dan, dosen ahli 2 dan

guru kelas II.1 untuk adalah 3,3. Hasil rata-rata skor validasi kuisioner motivasi

belajar yang diberikan oleh dosen ahli 1 dan, dosen ahli 2 dan guru kelas II.1

adalah 3,3. Dari skor tersebut dapat diketahui bahwa lembar observasi motivasi

dan kuisioner motivasi belajar yang dibuat peneliti masuk dalam kategori “cukup

sesuai” (Tabel 3.10). Berdasarkan hasil validasi instrument penelitian yang telah

dibuat oleh peneliti dapat digunakan untuk penelitian sesuai digunakan setelah

mengalami beberapa perbaikan.

b. Validasi Muka

Validitas muka atau disebut (face validity) biasanya dilakukan setelah

validitas isi. Validitas muka berhubungan dengan atribut yang konkret tanpa

memerlukan infrensi atau juga dapat diartikan dengan penilaian para ahli terhadap

suatu alat ukur. Validitas ini dilakukan untuk menguji instrumen perangkat

pembelajaran, lembar observasi motivasi dan lembar kuesioner motivasi.

Validitas muka untuk perangkat pembelajaran dilakukan kepada dosen ahli

IPA dan wali kelas II.1. Komentar dosen ahli “pada bagian indikator perlu

disesuaikan kembali dengan KD dan tujuan pembelajaran belum memuat ABCD,

serta ada beberapa hal yang perlu diperbaiki yang sudah saya beri tanda.”

Sedangkan komentar yang diberikan guru adalah “RPP yang dibuat sudah baik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

mungkin cerita yang digunakan sebagai media perlu diperbaiki agar sesuai

dengan materi yang akan di ajarkan.”

Peneliti juga melakukan validasi muka terhadap lembar kuisioner motivasi,

observasi dan wawancara dengan dosen ahli serta guru SD. Validasi berupa

masukan yang diungkapkan secara lisan. Beberapa hal yang dikoreksi adalah

penggunaan pilihan kata yang ambigu, poin-poin yang bisa dipadatkan, mengubah

bentuk kuisioner menjadi skala Guttman dengan jawaban “Ya/Tidak” agar lebih

mudah dipahami siswa kelas II SD. Guru juga berpesan sebelum dilakukan

penyebaran kuesioner siswa diberi petunjuk untuk mengisinya, akan mereka tidak

kebingungan dan tidak ribut sendiri.

c. Validitas Konstrak

Validitas konstrak (construct validity) dapat diartikan sebagai alat ukur yang

dipakai untuk mengungkapkan suatu definisi operasional yang tepat, dari suatu

konsep teoritis (Darmadi, 2014: 85).

Instrumen soal tes hasil belajar yang telah sesuai dengan kisi-kisi instrumen

dan telah divalidasi oleh dosen dengan latar belakang pendidikan IPA dan guru

kelas II.1 yang juga mengajar mata pelajaran IPA, instrumen soal tersebut

diujicobakan kepada siswa kelas II di SDN Karangmojo V dengan jumlah 32

siswa untuk soal evaluasi siklus ke 1 dan SDN Karangmojo II dengan jumlah 30

siswa untuk soal evaluasi siklus ke 2. Peneliti memilih sekolah tersebut karena

memiliki jumlah siswa yang hampir sama dan karakteristik siswa yang sama. Soal

uji coba terdiri dari 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian.

Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk mengetahui tingkat

kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga dapat ditentukan butir soal yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

gagal dan yang diterima (Daryanto, 2014: 186-187). Tingkat kevalidan ini dapat

dihitung dengan korelasi Product Moment:

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi product moment

N : jumlah peserta tes

∑Y : jumlah skor total

∑X : jumlah skor butir soal

∑X2 : jumlah kuadrat skor butir

∑XY : jumlah hasil kali skor butir soal

Dalam melakukan perhitungan peneliti menggunakan bantuan perhitungan

SPSS versi 16.0 for Windows untuk menghitung validitas konstruk yang memuat

rumus product moment. Penggunaan program ini dinilai lebih efektif dan efisien

serta mengurangi terjadinya kesalahan dalam menganalisis data. Untuk

menentukan valid tidaknya soal adalah dengan melihat hasil Pearson Correlation

yang terdapat tanda asteris (*). Tanda * memiliki koefisien korelasi signifikansi

5% dengan taraf kepercayaan 95%, sedangkan tanda ** memiliki koefisien

korelasi signifiansi 1% dengan taraf kepercayaan 99% (Bungin, 2014: 193).

Tingkat signfikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5%. Kriteria yang

digunakan adalah jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, maka suatu item dikatakan

valid, sedangkan jika harga sig.(2-tailed) > 0,05 maka item tersebut dikatakan

tidak valid (Field, 2009: 177-178). Item dinyatakan tidak valid apabila r hitung

lebih kecil daripada r tabel. Sugiyono (2015: 455) menyebutkan bahwa r tabel

untuk responden dengan jumlah 32 orang dengan taraf signifikan 5% adalah 0,361

rxy = 𝑁∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)

√⦃𝑁∑𝑋2−(∑𝑋)2⦄⦃𝑁∑𝑌2−(∑𝑌2)⦄

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

dan r tabel untuk responden dengan jumlah 30 orang dengan taraf signifikan 5%

adalah 0,349. Pada soal evaluasi siklus 1 juga dilakukan uji validitas butir soal

evaluasi. Uji coba soal dilaksanakan di SD Karangmojo V dengan jumlah 32

siswa. Hasil uji validitas diperoleh dengan membandingkan r hitung dan r tabel

dapat dilihat pada tabel 3.15.

Tabel 3.15 Perbandingan r Hitung dan r Tabel Siklus 1

Soal Pilihan Ganda

No r Tabel 1% r Tabel 5% r Hitung Ket

1 0,463 0,361 0,445* Valid

2 0,463 0,361 0,407* Valid

3 0,463 0,361 0,468** Valid

4 0,463 0,361 0,503** Valid

5 0,463 0,361 0,515** Valid

6 0,463 0,361 0,450** Valid

7 0,463 0,361 0,110 Tidak Valid

8 0,463 0,361 0,397* Valid

9 0,463 0,361 -0,134 Tidak Valid

10 0,463 0,361 0,322 Tidak Valid

11 0,463 0,361 0,425* Valid

12 0,463 0,361 0,425* Valid

13 0,463 0,361 0,215 Tidak Valid

14 0,463 0,361 0,465** Valid

15 0,463 0,361 0,406* Valid

16 0,463 0,361 0,286 Tidak Valid

17 0,463 0,361 0,514** Valid

18 0,463 0,361 0,130 Tidak Valid

19 0,463 0,361 0,072 Tidak Valid

20 0,463 0,361 0,429* Valid

Soal Uraian

No r Tabel 1% r Tabel 5% r Hitung Ket

1 0,463 0,361 0,773** Valid

2 0,463 0,361 0,508** Valid

3 0,463 0,361 0,649** Valid

4 0,463 0,361 0,508** Valid

5 0,463 0,361 0,473** Valid

Tabel 3. 15 merupakan hasil uji validitas soal evaluasi siklus 1. Dari 20 soal

pilihan ganda terdapat 13 soal valid dan 4 soal tidak valid. Sedangkan untuk lima

soal uraian yang diujikan semua soal dinyatakan valid. Dari hasil uji validitas soal

evaluasi ini bagi soal yang belum dinyatakan valid akan dilakukan revisi sebelum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

digunakan untuk penelitian. Berdasarkan hasil uji validitas soal evaluasi yang

sudah dilakukan maka 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian yang sudah disusun

oleh peneliti layak untuk digunakan.

Pada soal evaluasi siklus 2 juga dilakukan uji validitas butir soal evaluasi.

Uji coba soal dilaksanakan di SD Karangmojo II dengan jumlah 30 siswa. Hasil

uji validitas diperoleh dengan membandingkan r hitung dan r tabel dapat dilihat

pada tabel 3.16.

Tabel 3.16 Perbandingan r Hitung dan r Tabel Siklus 2

Soal Pilihan Ganda

No r Tabel 1% r Tabel 5% r Hitung Ket

1 0,463 0,361 0,382* Valid

2 0,463 0,361 0,217 Tidak Valid

3 0,463 0,361 0,428* Valid

4 0,463 0,361 0,018 Tidak Valid

5 0,463 0,361 0,399* Valid

6 0,463 0,361 0,587** Valid

7 0,463 0,361 0,588** Valid

8 0,463 0,361 0,486** Valid

9 0,463 0,361 0,382* Valid

10 0,463 0,361 0,441* Valid

11 0,463 0,361 0,460* Valid

12 0,463 0,361 0,462* Valid

13 0,463 0,361 0,424* Valid

14 0,463 0,361 0,386* Valid

15 0,463 0,361 0,537** Valid

16 0,463 0,361 0,442* Valid

17 0,463 0,361 0,369* Valid

18 0,463 0,361 0,522** Valid

19 0,463 0,361 0,405* Valid

20 0,463 0,361 0,592** Valid

Soal Uraian

No r Tabel 1% r Tabel 5% r Hitung Ket

1 0,463 0,361 0,658** Valid

2 0,463 0,361 0,454* Valid

3 0,463 0,361 0,578** Valid

4 0,463 0,361 0,532** Valid

5 0,463 0,361 0,624** Valid

Tabel 3.16 merupakan hasil uji validitas soal evaluasi siklus 1. Dari 20 soal

pilihan ganda terdapat 18 soal valid dan 2 soal tidak valid. Dari 5 soal uraian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

semua dinyatakan valid. Dari hasil uji validitas soal evaluasi ini bagi soal yang

belum dinyatakan valid akan dilakukan revisi sebelum digunakan untuk

penelitian. Berdasarkan hasil uji validitas soal evaluasi yang sudah dilakukan

maka 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian yang sudah disusun oleh peneliti

layak untuk digunakan

2. Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen

(Sugiyono, 2015:173). Suatu tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut

menunjukkan hasil-hasil yang mantap. Validitas dan reliabilitas merupakan

sesuatu yang sangat berhubungan erat, yaitu untuk memenuhi syarat reliabilitas,

suatu soal harus valid dulu (Daryanto, 2014: 187-188). Uji reliabilitas dalam

penelitian ini dilakukan secara internal (internal consistensy) yaitu dengan penguji

konsistensi butir-butir soal yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu

(Sugiyono, 2015: 183-184). Penghitungan koefisien reliabilitas dalam penelitian

ini menggunakan rumus Cronbach’s Alpha.

Keterangan:

𝑟11 : koefisien reliabilitas suatu item

∑𝑆𝑖2 : Jumlah kuadrat s dari masing-masing item

∑𝑆𝑡2 : jumlah perkalian antara p dan q

N : banyaknya butir soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Dalam memudahkan perhitungan dan untuk mengurangi kesalahan, peneliti

menggunakan program SPSS versi 16.0 for Windows untuk menghitung

reliabilitas soal evaluasi. Menurut Guilford (dalam Ruseffendi, 2005:160) kriteria

koefisien hasil pengujian dibagi menjadi lima kategori yang dapat dilihat pada

tabel 3.17.

Tabel 3.17 Kriteria Koefisien Reliabilitas

Nilai Keterangan

R11 < 0,20 Sangat Rendah

0,20 ≤ r11 < 0,40 Rendah

0,40 ≤ r11 < 0,70 Sedang

0,70 ≤ r11 < 0,90 Tinggi

0,90 ≤ r11 < 1,00 Sangat Tinggi

Hasil perhitungan reliabilitas soal evaluasi untuk siklus 1 dan siklus 2

dengan bantuan SPSS versi 16.0 for Windows dapat dilihat pada tabel 3.17.

Tabel 3.18 Hasil Uji Reliabilitas Soal Evaluasi

Reliability Statistics

Siklus 1 Siklus 2

Pilihan Ganda

Cronbach's Alpha N of Items Cronbach's Alpha N of Items

0,612 20 0,757 20

Uraian

Cronbach's Alpha N of Items Cronbach's Alpha N of Items

0,451 5 0,465 5

Tabel 3.17 menunjukkan hasil perhitungan uji reliabilitas soal pilihan

ganda dan uraian menggunakan SPSS versi 16.0 for Windows. Hasil perhitungan

kemuadian dibandingkan dengan tabel 3.15 kriteria koefisien reliabilitas. Dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

disimpulkan dari 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian siklus 1 yang diujikan

dengan koefisien reliabilitas termasuk dalam kualifikasi seedang, sedangkan

untuk 20 soal pilihan ganda siklus 2 yang diujikan dengan koefisien reliabilitas

termasuk kualifikasi tinggi dan 5 soal uraian siklus 2 termasuk kualifikasi sedang,

sehingga soal layak digunakan dalam penelitian.

3. Indeks Kesukaran (IK) Soal

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal adalah indeks

kesukaran (Daryanto, 2014: 188). Rumus yang digunakan untuk menentukan taraf

kesukaran adalah :

P =𝐵

𝐽𝑠

Keterangan :

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Semakin kecil indeks yang diperoleh maka semakin sulit item soal tersebut.

Semakin besar indeksnya maka semakin mudah soal. Kriteria indeks kesukaran

menurut Sudjana (2014: 137) pada tabel 3.18.

Tabel 3.19 Kategori Indeks Kesukaran Soal

Indeks Kesukaran Kategori

0-0,30 Sukar

0,31-0,70 Sedang

0,70-1,00 Mudah

Tabel 3.18 menjelaskan bahwa kategori soal terdiri dari sukar, sedang dan

mudah. Analisis perhitungan indeks kesukaran ini menggunkan program

Microsoft Excell dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran setiap butir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

soal. Tingkat kesukaran soal evaluasi siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel

3.19.

Tabel 3.20 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus 1 dan 2 S

oa

l P

ilih

an

Ga

nd

a

No Indeks Kesukaran

(Siklus 1) Keterangan

Indeks Kesukaran

(Siklus 2) Keterangan

1 0,63 Sedang 0,80 Mudah

2 0,72 Mudah 0,77 Mudah

3 0,03 Sukar 0,90 Mudah

4 0,56 Sedang 0,67 Sedang

5 0,53 Sedang 0,57 Sedang

6 0,75 Mudah 0,63 Sedang

7 0,91 Mudah 0,60 Sedang

8 0,66 Sedang 0,73 Mudah

9 0,59 Sedang 0,80 Mudah

10 0,53 Sedang 0,43 Sedang

11 0,63 Sedang 0,67 Sedang

12 0,63 Sedang 0,70 Sedang

13 0,66 Sedang 0,70 Sedang

14 0,63 Sedang 0,67 Sedang

15 0,56 Sedang 0,77 Mudah

16 0,63 Sedang 0,67 Sedang

17 0,72 Mudah 0,73 Mudah

18 0,53 Sedang 0,57 Sedang

19 0,75 Mudah 0,67 Sedang

20 0,72 Mudah 0,57 Sedang

So

al

Ura

ian

No Indeks Kesukaran

(Pretest) Keterangan

Indeks Kesukaran

(Posttest) Keterangan

1 0,53 Sedang 0,73 Mudah

2 0,52 Sedang 0,68 Sedang

3 0,60 Sedang 0,77 Mudah

4 0,49 Sedang 0,64 Sedang

5 0,51 Sedang 0,67 Sedang

I. Teknik Analisis Data

Menganalisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterprestasi data

dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya

hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian

(Sanjaya, 2009: 106).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis data

kualitatif dan analisis data kuantitatif. Data yang digunakan untuk menentukan

peningkatan motivasi belajar sedangkan data kuantitatif digunakan untuk

penilaian hasil belajar.

1. Analisis Data Motivasi

Penilaian motivasi belajar siwa dihitung menggunakan lembar observasi dan

kuesioner. Analisis dilakukan dengan membandingkan kondisi awal, akhir siklus

I, dengan akhir siklus II sesuai dengan keberhasilan yang diharapkan. Peneliti

melihat motivasi melalui enam indikator motivasi belajar yang telah disusun.

Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.

a. Menghitung kuesioner motivasi siswa dengan memberi skor setiap

pernyataannya.

b. Memasukkan skor ke dalam setiap indikator motivasi belajar.

c. Menghitung total skor kuesioner motivasi belajar setiap siswa.

d. Menghitung rata-rata skor kuesioner motivasi belajar setiap siswa.

= 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡

𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100

Widoyoko (2015: 111) menyatakan bahwa untuk menentukan kelas interval

dapat dianalisis dengan menghitung skor tertinggi dikurangi skor terendah

kemudian dibagi dengan kelas interval yang dikehendaki. Atas dasar tersebut

peneliti menentukan kriteria motivasi belajar sebagai berikut.

Tabel 3. 21 Pedoman Interpretasi Motivasi Belajar Siswa

No Angka Keterangan

1 66 – 100 Tinggi

2 56 – 65 Sedang

3 30 – 55 Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

e. Menghitung total skor kuesioner motivasi belajar per indikator.

f. Menghitung total keseluruhan skor kuesioner motivasi belajar dari semua

indikator tersebut.

g. Menghitung rata-rata kuesioner motivasi belajar seluruh siswa.

=𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

h. Menghitung presentase siswa dengan motivasi tinggi

=𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝑚𝑜𝑡𝑖𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100%

i. Membandingkan hasil tingkat motivasi awal dengan tingkat motivasi siklus I

dan membandingkan tingkat motivasi siklus I dengan tingkat motivasi siklus

II.

2. Analisis Data Hasil Belajar

Data hasil belajar diukur dengan menggunakan statistik deskriptif dengan

cara membandingkan data sebelum diberi tindakan dan sesudah diberi tindakan.

Analisis data peningkatan hasil belajar pada penelitian ini dilihat dari peningkatan

kemampuan kognitif dengan menggunakan hasil soal evaluasi setiap siklus.

Langkah-langkah yang dapat digunakan dalam menganalisis hasil belajar siswa

adalah sebagai berikut.

a. Menentukan skor soal evaluasi siklus I dan siklus II sesuai dengan butir soal

dan jawaban.

b. Mengkoreksi hasil tes siswa terhadap evaluasi siklus I dan siklus II.

c. Menghitung total skor yang diperoleh siswa.

100 x maksimal skor

esai skor ganda pilihan skor

d. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Rata-rata kelas = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

e. Menghitung presentasi ketuntasan siswa dengan rumus

Presentase = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖 𝐾𝐾𝑀

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100

f. Membandingkan hasil belajar siswa pada kondisi awal dengan tingkat hasil

belajar siswa siklus I dngan tingkat hasil belajar siswa siklus II. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar IPA

dan ketercapaian target yang telah ditentukan sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Proses Penelitian Tindakan Kelas

Proses penelitian tindakan kelas ini membahas tentang perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan refeksi pada setiap siklusnya.

a. Prasiklus

Sebelum dilaksanakan penelitian peneliti melakukan beberapa persiapan.

Peneliti terlebih dahulu menentukan SD yang akan digunakan sebagai tempat

penelitian dan meminta ijin kepada guru dan kepala sekolah untuk melakukan

penelitian. Penelitian ini dilakukan di SD BOPKRI Gondolayu, Jl. Jendral

Sudirman 24 Gowongan, Jetis, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada siswa

kelas II.1 dengan jumlah 32 siswa yang terdiri atas 16 siswa laki-laki, 16 siswa

perempuan. Setelah mendapatkan ijin, peneliti melakukan observasi di kelas II.1

untuk mengetahui masalah yang ada di kelas tersebut dan melakukan wawancara

tidak terstruktur bersama guru kelas untuk mengetahui masalah yang ada pada

siswa kelas II.1 yang tidak terlihat pada saat dilakukan observasi. Peneliti dan

guru menentukan waktu dan tanggal yang akan digunakan untuk wawancara,

observasi dan menyebarkan kuisioner untuk memastikan apakah benar hal-hal

yang diungkapkan guru dan hasil observasi awal menjadi masalah di kelas II.1 SD

BOPKRI Gondolayu.

Untuk memperoleh data awal peneliti membuat instrumen penelitian berupa

pedoman wawancara, lembar observasi, dan lembar kuisioner. Peneliti melakukan

observasi dan dilanjutkan dengan wawancara bersama guru kelas II.1 SD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

BOPKRI Gondolayu yang dilaksanakan pada tanggal 18 September 2016. Setelah

melakukan analisis, peneliti menemukan masalah yang harus diperbaiki di kelas

II.1, yaitu motivasi dan hasil belajar IPA. Hasil wawancara dan observasi serta

contoh lembar kuisioner data awal siswa dapat dilihat pada Lampiran 2.

b. Siklus 1

Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 24

November 2016 dan 25 November 2016. Alokasi waktu setiap pertemuan adalah

2 JP (2 x 35 menit). Siklus I dilakukan pada siswa kelas II.1 SD BOPKRI

Gondolayu yang berjumlah 32 siswa. Materi yang digunakan dalam siklus I

adalah benda dan cirinya.

1) Perencanaan

Dalam tahap perencanaan penelitian, peneliti menyiapkan perangkat

pembelajaran yang meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

materi ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi dan

instrumen pembelajaran meliputi lembar observasi dan lembar kuesioner. Peneliti

juga menyusun media modifikasi fabel Aesop yang akan digunakan di dalam

kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dibuat pada siklus 1 ini

mengacu pada Standar Kompetensi 2. Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan

benda cair, dengan Kompetensi Dasar 2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat

dan cair yang ada di lingkungan sekitar. Perangkat pembelajaran tersebut

kemudian divalidasikan kepada dosen, guru, dan siswa. Perencanaan pelaksanaan

pembelajaran direncanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dan

pertemuan kedua masing-masing dilaksanakan 2 x 35 menit (2 jp).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

2) Tindakan

Kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan

pertama dilaksanakan pada tanggal 24 November 2016 dengan alokasi waktu dua

jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi ajar yang dilakukan pada pertemuan pertama

adalah ciri-ciri benda padat dan benda cair. Kegiatan pembelajaran IPA pada

pertemuan pertama dimulai dengan peneliti menyampaikan salam, dan melakukan

presensi kehadiran siswa. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan pertama siklus

I ini sebanyak 31 siswa dari 32 siswa secara keseuruhan, ada satu siswa yang

tidak masuk karena sakit. Peneliti memeriksa kesiapan siswa dengan

memperingatkan cara duduk yang baik dan menyampaikan aturan kelas meliputi

cara berpakaian, sebelum bertanya atau menjawab angkat tangan terlebih dahulu

dan dilarang membuat keributan. Untuk mengawali kegiatan pembelajaran

peneliti menyampaiakan beberapa pertanyaan untuk menimbulkan rasa ingin tahu

siswa pada materi yang akan dipelajari “coba lihat benda-benda apa saja yang

ada di sekitarmu saat ini?” dan pertanyaan berikutnya“bagaimana ciri-ciri benda

yang ada di sekitarmu?”. Peneliti juga memberikan motivasi kepada siswa

dengan menyampikan bahwa hari ini siswa akan belajar bersama teman baru yaitu

si Gagak. Anak merespon dengan riang gembira dan penasaran dengan kegiatan

berikutnya. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

Kegiatan ini diawali dengan membagi siswa dalam kelompok yang masing-

masing berjumlah 4 - 5 orang dan mengerjakan LKS yang telah dibagikan. Dalam

kelompok siswa diminta untuk mengamati ciri-ciri benda padat dan benda cair

melalui cerita yang akan disampaiakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Cerita diawali dengan memperkenalkan tokoh cerita kepada siswa yaitu

burung gagak yang diberi sebutan si Gagak. Setelah siswa mengenal tokoh cerita,

peneliti menceritakan kisah si Gagak yang cerdik dan disela-sela cerita peneliti

bertanya jawab dengan siswa. Di akhir cerita siswa diminta untuk membantu si

Gagak yang mengalami kebingungan mengenai ciri benda cair dan ciri benda

padat. Cerita dilanjutkan dengan melakukan percobaan sederhana dengan tujuan

menjawab pertanyaan si Gagak dan menjelaskan materi yang akan diajarkan,

disini siswa diajak untuk berinteraksi dengan si Gagak dan ikut memperhatikan

percobaan. Ketika percobaan selesai dilakukan peneliti mengakhiri cerita dan

membereskan alat-alat yang digunakan dan memberi waktu kepada siswa untuk

berdiskusi untuk menjawab pertanyaan pada lembar kerja siswa.

Setelah waktu diskusi habis, guru meminta setiap kelompok untuk

membacakan hasilnya secara bergantian. Peneliti memberikan peneguhan dengan

cara mengomentari setelah setiap satu kelompok membaca dan meluruskan

jawaban jika ada kelompok yang menjawab dengan tidak benar. Setiap kelompok

mengumpulkan hasil pekerjaan kepada peneliti. Kegiatan penutup dilakukan

peneliti dan siswa dengan merangkum apa yang sudah dipelajari secara lisan.

Peneliti dan siswa merefleksikan mengenai apa yang dapat pada pembelajaran

IPA. Pembelajaran diakhiri dengan doa penutup yang dipimpin oleh siswa yang

bertugas hari itu.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 25 November 2016 dengan

alokasi waktu dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi ajar yang diajarkan pada

pertemuan kedua adalah mengenal wujud benda padat dan benda cair. Kegiatan

pembelajaran IPA pada pertemuan pertama dimulai dengan peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

menyampaikan salam, dan melakukan presensi kehadiran siswa. Jumlah siswa

yang hadir pada pertemuan kedua siklus I ini sebanyak 31 siswa dari 32 siswa

secara keseluruhan, ada satu siswa yang tidak masuk karena masih sakit. Peneliti

memeriksa kesiapan siswa dengan memperingatkan cara duduk yang baik dan

menyampaikan aturan kelas meliputi cara berpakaian, sebelum bertanya atau

menjawab angkat tangan terlebih dahulu dan dilarang membuat keributan. Untuk

mengawali kegiatan pembelajaran peneliti menyampaiakan beberapa pertanyaan

untuk menimbulkan rasa ingin tahu siswa pada materi yang akan dipelajari

“benda-benda apa saja yang ada di sekitarmu?” dan pertanyaan

berikutnya“mana yang disebut benda padat dan mana yang disebut benda cair?”.

Peneliti juga memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampikan bahwa

hari ini siswa akan belajar bersama teman baru yaitu si Rubah dan si Bangau.

Anak merespon dengan riang gembira dan penasaran dengan kegiatan berikutnya.

Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

Cerita diawali dengan memperkenalkan tokoh cerita kepada siswa yaitu

Rubah dan burung Bangau. Agar siswa lebih bersemangat peneliti meminta siswa

untuk memberi nama setiap tokoh hewan. Setelah siswa mengenal tokoh cerita,

peneliti menceritakan kisah Rubah dan burung Bangau dan pada sela-sela cerita

peneliti bertanya jawab dengan siswa.

Ketika cerita sudah berakhir, peneliti memberikan petanyaan tentang cerita

yang sudah disampaikan secara bertahap, seperti “tokoh hewan apa saja yang ada

dalam cerita, benda apa saja yang muncul dalam cerita, benda itu termasuk ke

dalam benda cair atau padat?, pelajaran apa yang dapat kalian pahami dari

cerita Rubah licik dan Bangau pandai?” siswa merespon pertanyaan peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

dengan mengangkat tangan dan berebut untuk menjawab. Kegiatan dilanjutkan

dengan membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing berjumlah 4 - 5

orang dan mengerjakan LKS yang telah dibagikan. Dalam kelompok siswa

diminta untuk mencari gambar benda dan mengklompokkan benda yang

ditemukan ke dalam kolom benda padat atau benda cair. Setelah waktu diskusi

habis, peneliti meminta setiap kelompok untuk membacakan hasilnya secara

bergantian.

Peneliti memberikan peneguhan dengan cara mengomentari setelah setiap

satu kelompok membaca dan meluruskan jawaban jika ada kelompok yang

menjawab dengan tidak benar. Setiap kelompok mengumpulkan hasil pekerjaan

kepada peneliti. Peneliti dan siswa merangkum apa yang sudah dipelajari secara

lisan dan peneliti menanyakan apakah ada materi yang belum jelas. Untuk

mengevaluasi pemahaman siswa dan peningkatan hasil belajar siswa, peneliti

memberikan soal evaluasi berupa 20 soal pilihan ganda dan 5 uraian. Setelah

waktu mengerjakan habis, peneliti meminta setiap siswa untuk mengumpulkan

hasil pekerjaanya. Kegiatan penutup, peneliti dan siswa merefleksikan mengenai

apa yang dapat pada pembelajaran IPA. Pembelajaran diakhiri dengan doa

penutup yang dipimpin oleh siswa yang bertugas hari itu.

3) Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati kualitas proses dan hasil pembelajaran

menggunakan media fable Aesop. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti

yang dibantu oleh guru kelas dan 1 mitra peneliti. Observasi dilakukan bertujuan

untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai proses pembelajaran yang sedang

berlangsung dan untuk melihat sejauh mana tingkat motivasi siswa selama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

mengikuti pembelajaran dengan bantuan lembar observasi. Observasi dilakukan

oleh peneliti dan dilakukan bersamaan dengan tindakan. Observasi dilakukan

dengan bantuan lembar observasi. Observer memberikan penilaian sesuai dengan

kondisi siswa di kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Hasil observasi pertemuan pertama siklus I diketahui bahwa secara umum

siswa sangat tertarik dengan dengan media yang digunakan guru. Hampir semua

siswa menyimak cerita fabel yang disampaikan oleh peneliti. Pada awal

pertemuan ada dua orang siswa yang maju ingin melihat media yang dibawa oleh

peneliti. Guru meminta siswa tersebut untuk duduk agar kegiatan belajar bisa

dilanjutkan kembali, karena hal ini cukup menganggu pandangan siswa yang lain

untuk melihat media. Pada saat cerita berlangsung beberapa siswa ingin merespon

peneliti sehingga sering ada keributan yang mengganggu jalannya cerita dan siswa

lain yang ingin mendengarkan cerita, untuk mengatasi hal ini guru ikut membantu

menenangkan siswa. Pada saat kegiatan kelompok beberapa anak masih berjalan-

jalan dan tidak berdiskusi dengan temannya, namun beberapa kelompok

bekerjasama dan menyelesaikan lembar kerja kelompok dengan baik.

Hasil observasi pertemuan kedua siklus I adalah siswa masih sangat antusias

dengan cerita fabel Aesop yang akan diceritakan. Hal ini nampak pada saat guru

masuk dengan membawa boneka, beberapa siswa bersorak “Hore, kita mau

mendengarkan cerita lagi”. Pada saat pengenalan tokoh cerita peneliti meminta

siswa untuk memberi nama kepada tokoh hewan, siswa sangat antusias ingin

memberikan nama untuk si hewan sampai 2 orang siswa bertengkar, untuk

mengatasinya peneliti melakukan voting agar nama yang dipilih menjadi

kesepakatan bersama. Siswa sedikit tidak terkondisikan pada saat peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

membagi kelompok, siswa cukup lama untuk berpindah dari tempat duduk ke

tempat kelompok mereka.

4) Refleksi

Peneliti dan guru merefleksikan hasil pemberian tindakan pada siklus 1.

peneliti dan guru merefleksikan dan mengevaluasi proses dan hasil pada siklus 1

dengan membandingkan antara kondisi awal dengan kondisi akhir siklus 1

mengenai ada tidaknya kemajuan yang timbul. Perbandingan tersebut diperoleh

dari data hasil observasi, kuisioner, dan hasil tes evaluasi. Proses dan hasil yang

diperoleh direfleksikan apakah ada kendala-kendala yang terjadi pada siklus 1.

Jika proses dan hasilnya belum memenuhi target, peneliti merencanakan

perbaikan pada siklus II. Secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran pada

siklus pertama ini berjalan dengan baik, namun ada beberapa masalah yang

dihadapi.

Pada pertemuan pertama masalah yang dihadapi adalah pada saat

pengkondisian siswa dan pada saat mendongeng peneliti kurang begitu keras.

Peneliti hanya mendongeng sekali sehingga beberapa siswa yang duduk di

pojokan tidak terdengar dan siswa yang tidak mendengarkan sulit untuk mencari

keterkaitan materi dengan cerita.

Permasalahan pada pertemuan kedua adalah saat mengerjakan lembar soal

evaluasi, beberapa siswa diminta untuk latihan persiapan perayaan natal, dalam

mengerjakan soal siswa terburu-buru untuk segera keluar kelas, sehingga nilai

yang didapat tidak maksimal. Observasi motivasi belajar siswa masih kurang

terlihat karena sikap beberapa siswa belum menunjukkan sikap termotivasi pada

indikator motivasi yang digunakan sebagai acuan kriteria observasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Proses dan hasil yang diperoleh dari dua pertemuan pada siklus 1

menunjukkan motivasi dan hasil belajar siswa pada saat mengikuti proses

pembelajaran IPA belum tercapai. Motivasi siswa belum menunjukkan

ketercapaian indikator motivasi yang telah ditetapkan. Presentase siswa dengan

motivasi tinggi sebesar 56,2%. Presentase siswa dengan motivasi tinggi pada

kondisi awal siswa sebelum diberi tindakan sebesar 31,2%. Motivasi belajar

siswa mengalami peningkatan dari motivasi belajar sebelum diberi tindakan. Hasil

perolehan motivasi belajar siswa di siklus 1 sudah menunjukkan peningkatan,

tetapi masih belum memenuhi target indikator keberhasilan yang ditetapkan.

Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa siklus 1 sebesar 77,8. Pada kondisi

awal diperoleh rata-rata prestasi belajar sebesar 72,8 dengan KKM 75. Hasil

perolehan hasil belajar siklus 1 mengalami peningkatan, namun belum memenuhi

target indikator keberhasilan. Target keberhasilan yang ditetapkan adalah 80.

Hasil ketercapaian pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Ketercapaian Siklus 1

Indikator Kondisi

Awal Target Siklus 1 Keterangan

Motivasi

Siswa memiliki keinginan untuk

belajar 45,3

75 54,7 Belum

Tercapai

Siswa memiliki dorongan dan

kebutuhan dalam belajar 39,1

80 53,1 Belum

Tercapai

Siswa memiliki semangat selama

pembelajaran 43,8

75 57,5 Belum

Tercapai

Siswa memiliki rasa ingin tahu yang

tinggi 43,8

80 51,6 Belum

Tercapai

Adanya penghargaan dalam

pembelajaran 46,1

75 61,7 Belum

Tercapai

Adanya lingkungan belajar yang

kondusif 47,9

85 56,3 Belum

Tercapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

Indikator Kondisi

Awal Target Siklus 1 Keterangan

Motivasi

Rata-rata motivasi belajar 44,8 80

56,4 Belum

Tercapai

Presentase siswa dengan motivasi

tinggi 31,25% 75% 56,2% Belum

Tercapai

Hasil Belajar

Rata-rata nilai kelas 72,8 80 77,8

Belum

Tercapai

Presentase siswa yang lulus KKM

(70)

37,5% 75% 59,4%

Belum

Tercapai

Berdasarkan data pada tabel 4.1 hasil perolehan motivasi belajar dan hasil

belajar siswa masih di bawah target. Oleh karena itu, peneliti akan melanjutkan ke

siklus kedua untuk mencapai target sekaligus memperbaiki kendala-kendala yang

dihadapi pada siklus pertama. Tindakan yang akan dilakukan pada siklus

selanjutnya adalah peneliti akan lebih keras dalam mengajar, sebelum peneliti

mendongeng siswa diminta untuk membaca lebih dulu cerita yang akan

didongengkan sehingga siswa tidak hanya mendengarkan saja tapi juga

memahami cerita. Penggunaan waktu juga sangat perlu diperhatikan agar materi

dapat tersampaikan dengan baik.

c. Siklus 2 (4 JP)

Berdasarkan hasil refleksi pada sikus 1, peneliti memutuskan untuk

melanjutkan ke sikus 2, dikarenakan masih ada kekurangan pada sikus 1. Pada

siklus 2 ini juga akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Alokasi waktu

setiap pertemuan adaah 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Penelitian tindakan kelas

yang direncanakan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

1) Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum memberikan tindakan kepada

siswa pada siklus 2 yaitu mempersiapkan instrumen pembelajaran meliputi

silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi ajar, Lembar Kerja

Siswa (LKS), kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi dan instrumen pembelajaran

meliputi lembar observasi dan lembar kuesioner. Peneliti juga menyusun media

modifikasi fabel Aesop yang akan digunakan di dalam kegiatan pembelajaran.

Instrumen pembelajaran yang dibuat pada siklus 2 ini mengacu pada Standar

Kompetensi 2. mengenal berbagai bentuk benda dan kegunaannya serta perubahan

wujud yang dapat dialaminya, dengan Kompetensi Dasar 2.2 menunjukkan

perubahan bentuk dan wujud benda (plastisin/tanah liat/adonan tepung) akibat

dari kondisi tertentu, dan mengidentifikasi benda-benda yang dikenal dan

kegunaannya melalui pengamatan.

2) Tindakan

Kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan

pertama dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2017 dengan alokasi waktu dua jam

pelajaran (2 x 35 menit). Materi ajar yang dilakukan pada pertemuan pertama

adalah perubahan wujud benda. Kegiatan pembelajaran IPA pada pertemuan

pertama dimulai dengan peneliti menyampaikan salam, dan melakukan presensi

kehadiran siswa. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan pertama siklus I ini

sebanyak 30 siswa dari 32 siswa secara keseuruhan, ada dua siswa yang tidak

masuk karena sakit. Peneliti memeriksa kesiapan siswa dengan memperingatkan

cara duduk yang baik dan menyampaikan aturan kelas meliputi cara berpakaian,

sebelum bertanya atau menjawab angkat tangan terlebih dahulu dan dilarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

membuat keributan. Untuk mengawali kegiatan pembelajaran peneliti

menyampaiakan beberapa pertanyaan untuk menimbulkan rasa ingin tahu siswa

pada materi yang akan dipelajari “coba sebutkan contoh benda cair dan benda

padat yang ada di sekitarmu?”. Peneliti juga memberikan motivasi kepada siswa

dengan melakukan sebuah permainan merobohkan botol dengan bola plastisin.

Permainan ini dilakukan dengan melempari botol dengan bola yang terbuat dari

plastisin, permainan dilakukan secara berkelompok. Permainan ini dilakukan

untuk memberikan semangat kepada siswa. Setelah itu guru menyampaikan tujuan

pembelajaran hari ini yaitu perubahan bentuk dan wujud benda.

Kegiatan ini diawali dengan membagi siswa dalam kelompok yang masing-

masing berjumlah 4 - 5 orang. Setiap kelompok diberi cerita yang berjudul “The

Little Ride Han”. Dalam kelompok siswa diminta untuk menyimak dan membaca

cerita yang disampaikan oleh guru.

Cerita diawali dengan memperkenalkan tokoh cerita kepada siswa yaitu

Ayam Betina, Babi, Anjing dan Sapi. Agar lebih seru siswa diminta ikut

memberikan nama kepada setiap tokoh di dalam cerita. Setelah siswa berkenalan

dengan tokoh cerita, peneliti menceritakan kisah “The Little Ride Han” dari awal

sampai akhir yang diselingi dengan tanya jawab dengan siswa. Agar lebih jelas

siswa diminta membaca kembali cerita “The Little Ride Han” bersama teman satu

kelompok, tugas selanjutnya setiap kelompok diminta menceritakan kembali

cerita “The Little Ride Han” dengan gaya masing-masing kelompok.

Setelah waktu diskusi habis, peneliti meminta setiap kelompok untuk maju

ke depan secara bergantian. Peneliti memberikan peneguhan dengan cara

komentar pada kelompok dan memberikan pujian akan keberanian mereka untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

maju ke depan kelas. Kegiatan penutup dilakukan peneliti dan siswa dengan

merangkum apa yang sudah dipelajari secara lisan. Sebelum kegiatan penutup

peneliti meminta siswa untuk membuat salah satu bentuk benda dari plastisin

untuk menunjukan salah satu contoh perubahan bentuk benda.

Pada kegiatan penutup peneliti dan siswa membuat kesimpulan bersama

tentang pembelajaran yang sudah dilakukan. Peneliti dan siswa merefleksikan

mengenai apa yang dapat pada pembelajaran IPA. Pembelajaran diakhiri salam

yang dipimpin oleh siswa yang bertugas hari itu dan siswa diperbolehkan istirahat.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2016 dengan alokasi

waktu dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi ajar yang diajarkan pada

pertemuan kedua adalah kegunaan benda. Kegiatan pembelajaran IPA pada

pertemuan pertama dimulai dengan peneliti menyampaikan salam, dan melakukan

presensi kehadiran siswa. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan kedua siklus I

ini sebanyak 32 siswa dari 32 siswa secara keseluruhan. Peneliti memeriksa

kesiapan siswa dengan memperingatkan cara duduk yang baik dan menyampaikan

aturan kelas meliputi cara berpakaian, sebelum bertanya atau menjawab angkat

tangan terlebih dahulu dan dilarang membuat keributan. Untuk mengawali

kegiatan pembelajaran peneliti menyampaiakan beberapa pertanyaan untuk

mengetahui pemahaman siswa pada materi yang sebelumnya “apa saja yang

sudah kita pelajari pada pertemuan sebelumnya?”. Peneliti juga memberikan

motivasi kepada siswa dengan menyampikan bahwa hari ini siswa akan belajar

bersama teman baru. Anak merespon dengan riang gembira dan penasaran dengan

kegiatan berikutnya. Setelah itu peneliti membuat teka-teki dan siswa diminta

untuk menebak, kegiatan ini dilakukan agar anak bersemangat dan penesaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

dengan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya. Sebelum masuk ke kegiatan

inti peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

Cerita diawali dengan memperkenalkan tokoh cerita kepada siswa yaitu dua

ekor tikus yang di tunjukkan dengan gambar. Setelah siswa mengenal tokoh

cerita, peneliti menceritakan kisah Tikus kota dan Tikus desa dan pada sela-sela

cerita peneliti bertanya jawab dengan siswa, sambil berkeliling agar semua siswa

terdengar dengan suara peneliti.

Ketika cerita sudah berakhir, peneliti memberikan petanyaan tentang cerita

yang sudah disampaikan secara bertahap, seperti “tokoh hewan apa saja yang ada

dalam cerita, benda apa saja yang muncul dalam cerita, coba sebutakan

kegunaan masing-masing benda itu?, pelajaran apa yang dapat kalian pahami

dari cerita Tikus kota dan Tikus desa?” siswa merespon pertanyaan peneliti

dengan mengangkat tangan dan berebut untuk menjawab. Kegiatan dilanjutkan

dengan membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing berjumlah 4 - 5

orang dan mengerjakan LKS yang telah dibagikan. Dalam kelompok siswa

diminta untuk mencari gambar benda dan mengklompokkan menempelkannya

pada LKS dan menuliskan kegunaan benda yang mereka temukan. Setelah waktu

diskusi habis, peneliti meminta setiap kelompok untuk membacakan hasilnya

secara bergantian. Peneiliti memberikan peneguhan dengan cara mengomentari

setelah setiap satu kelompok membaca dan meluruskan jawaban jika ada

kelompok yang menjawab dengan tidak benar. Setiap kelompok mengumpulkan

hasil pekerjaan kepada peneliti. Peneliti dan siswa merangkum apa yang sudah

dipelajari secara lisan dan peneliti menanyakan apakah ada materi yang belum

jelas. Untuk mengevaluasi pemahaman siswa dan peningkatan hasil belajar siswa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

peneliti memberikan soal evaluasi berupa 20 soal pilihan ganda dan 5 uraian.

Setelah waktu mengerjakan habis, peneliti meminta setiap siswa untuk

mengumpulkan hasil pekerjaanya. Kegiatan penutup, peneliti dan siswa

merefleksikan mengenai apa yang dapat pada pembelajaran IPA. Pembelajaran

diakhiri dengan doa penutup yang dipimpin oleh siswa yang bertugas hari itu.

3) Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati kualitas proses dan hasil

pembelajaran menggunakan media fable Aesop. Kegiatan observasi ini dilakukan

oleh peneliti yang dibantu oleh guru kelas dan 1 mitra peneliti. Observasi

dilakukan bertujuan untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai proses

pembelajaran yang sedang berlangsung dan untuk melihat sejauh mana tingkat

motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran dengan bantuan lembar observasi.

Observasi dilakukan oleh peneliti dan dilakukan bersamaan dengan tindakan.

Observasi dilakukan dengan bantuan lembar observasi. Observer memberikan

penilaian sesuai dengan kondisi siswa di kelas pada saat proses pembelajaran

berlangsung.

Hasil observasi pertemuan pertama siklus I diketahui bahwa secara umum

siswa sangat tertarik dengan dengan media yang digunakan guru. Hampir semua

siswa menyimak cerita fabel yang disampaikan oleh peneliti. Pada saat peneliti

mendongeng hampir semua memperhatikan dan tidak ada percakapan antar

teman, semua anak melihat peneliti. Siswa juga ingin merespon peneliti sehingga

masih sering ada keributan yang mengganggu jalannya cerita dan siswa lain yang

ingin mendengarkan cerita, untuk mengatasi hal ini guru ikut membantu

menenangkan siswa. Pada saat kegiatan kelompok beberapa siswa aktif berdiskusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

dan seolah-olah mendongengi temannya. Pada saat melakukan presentasi dengan

kelompok siswa malu-malu dan mengeluarkan suara yang pelan, untuk itu peneliti

memberikan semangat dan mengajak teman-teman yang lain untuk memberikan

tepuk tangan agar kelompok tidak gerogi. Siswa sangat senang ketika mereka

dipuji dan di beri apresiasi atas kerja keras mereka.

Hasil observasi pertemuan kedua siklus I adalah siswa masih sangat antusias

dengan cerita fabel Aesop yang akan diceritakan. Hal ini nampak pada saat

peneliti masuk para siswa sudah duduk dengan tenang dan siap untuk belajar.

Pada saat pengenalan tokoh cerita peneliti meminta siswa untuk memberi nama

kepada tokoh hewan, siswa sangat antusias ingin memberikan nama untuk si

hewan. Pada saat peneliti mengajukan pertanyaan siswa dengan senang menjawab

pertanyaan dengan berebut. Diskusi setiap kelompok juga terlihat berjalan dengan

baik, setiap anggota kelompok bersama-sama berbagi tugas dan menyelesaikan

tugas tepat waktu.

4) Refleksi

Peneliti dan guru merefleksikan hasil pemberian tindakan pada siklus 2.

peneliti dan guru merefleksikan dan mengevaluasi proses dan hasil pada siklus 2

dengan membandingkan antara kondisi awal dengan kondisi akhir siklus 2

mengenai ada tidaknya kemajuan yang timbul. Perbandingan tersebut diperoleh

dari data hasil observasi, kuisioner, dan hasil tes evaluasi. Proses dan hasil yang

diperoleh direfleksiakan apakah ada kendala-kendala yang terjadi pada siklus 2.

Jika proses dan hasilnya belum memenuhi target, peneliti merencanakan

perbaikan pada siklus selanjutnya. Secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

pada siklus kedua ini berjalan dengan baik, namun ada beberapa masalah yang

dihadapi.

Pada pertemuan pertama masalah yang dihadapi adalah pada saat kerja

kelompok ada satu siswa yang sakit dan muntah di kelas sehingga ada keributan

yang terjadi yang disebabkan siswa lain, selain itu waktu yang penelitian

berkurang karena digunakan untuk membereskan rungan dan mengkondisikan

kelas. Permasalahan pada pertemuan kedua adalah waktu yang dibutuhkan untuk

mengisi kuesioner dan soal evaluasi kurang sehingga harus menambah waktu

sekitar 10 menit.

Proses dan hasil yang diperoleh dari dua pertemuan pada siklus 1

menunjukkan motivasi dan hasil belajar siswa pada saat mengikuti proses

pembelajaran IPA sudah tercapai. Motivasi siswa sudah menunjukkan

ketercapaian indikator motivasi yang telah ditetapkan. Presentase siswa dengan

motivasi tinggi sebesar 84,4%. Presentase siswa dengan motivasi tinggi pada

siklus 1 sebesar 56,2%. Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dari

motivasi belajar siklus 1. Hasil perolehan motivasi belajar siswa di siklus 2 sudah

menunjukkan peningkatan.

Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa siklus 2 sebesar 81,9. Pada siklus 1

diperoleh rata-rata prestasi belajar sebesar 72,8 dengan KKM 75. Hasil perolehan

hasil belajar siklus 2 mengalami peningkatan dan memenuhi target indikator

keberhasilan. Target keberhasilan yang ditetapkan adalah 80. Hasil ketercapaian

pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Tabel 4.2 Ketercapaian Siklus 2

Indikator Kondisi

Awal Target

Siklus

1 Siklus 2 Keterangan

Motivasi

Siswa memiliki keinginan untuk

belajar 45,3

75 54,7 87,5 Tercapai

Siswa memiliki dorongan dan

kebutuhan dalam belajar 39,1

80 53,1 85,9 Tercapai

Siswa memiliki semangat

selama pembelajaran 43,8

75 57,5 78,1 Tercapai

Siswa memiliki rasa ingin tahu

yang tinggi 43,8

80 51,6 81,3 Tercapai

Adanya penghargaan dalam

pembelajaran 46,1

75 61,7 75,8 Tercapai

Adanya lingkungan belajar

yang kondusif 47,9

85 56,3 87,5 Tercapai

Rata-rata motivasi belajar 44,8 80 56,4 82,5 Tercapai

Presentase siswa dengan

motivasi tinggi 31,2% 75% 56,2% 84,4% Tercapai

Hasil Belajar

Rata-rata nilai kelas 72,8 80 77,8 81,9 Tercapai

Presentase siswa yang lulus

KKM (70)

37,5% 75% 59,4% 81,2 Tercapai

Berdasarkan data pada tabel 4.2 hasil perolehan motivasi belajar dan hasil

belajar siswa sudah memenuhi target. Oleh karena itu, peneliti akan

mengehentikan penelitian di siklus 2 tentang motivasi dan hasil belajar IPA pada

kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

2. Motivasi Belajar

a. Lembar pengamatan/Observasi

Pengamatan motivasi belajar di kondisi awal ini dilakukan 18 September

2016. Peneliti melakukan observasi atau pengamatan pada saat guru melakukan

proses pembelajaran IPA di kelas tanpa menggunakan media apapun. Perolehan

hasil observasi sebesar 40, yang menunjukan bahwa motivasi belajar siswa masih

rendah.

b. Kuesioner

Untuk mengukur motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA peneliti

menggunakan kuisioner. Kuesioner motivasi belajar dalam penelitian ini

dijabarkan dalam 6 indikator yaitu siswa memiliki keinginan untuk belajar, siswa

memiliki dorongan dan kebutuhan dalam belajar, siswa memiliki semangat selama

pembelajaran, siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, adanya penghargaan

dalam pembelajaran dan adanya lingkungan belajar yang kondusif. setiap

indikator dijabarkan kembali menjadi pernyataan-pernyataan yang ada pada

kuisioner. Indikator pertama dijabarkan pada pernyataan nomor 1 - 4, indikator

kedua dijabarkan pada pernyataan nomor 5 dan 6, indikator nomor 3 dijabarkan

pada pernyataan nomor 7 - 9, indikator nomor 4 dijabarkan pada pernyataan

nomor 10 dan 11, indikator nomor 5 dijabarkan pada pernyataan nomor 12 - 15

dan indikator nomor 6 dijabarkan pada pernyataan nomor 16 -18.

Peneliti membagikan kuisioner motivasi belajar kepada siswa sebelum

melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui motivasi awal siswa pada

mata pelajaran IPA. Kuesioner dibagian dan diisi oleh 32 siswa kelas II.1 di SD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

BOPKRI Gondolayu. Hasil kuisioner data awal motivasi belajar siswa dapat

dilihat pada Tabel 4.3.

T abel 4.3 Data Awal Motivasi Belajar Siswa

No Nama Siswa Skor Per Indikator Skor

Motivasi

Siswa

Kategori I1 I2 I3 I4 I5 I6

1 A L I N 0 1 1 1 2 2 38,9 Rendah

2 A M D K A P 3 0 2 2 3 0 55,6 Sedang

3 A S F 2 0 1 1 1 2 38,9 Rendah

4 A N N P P 1 1 0 0 3 0 27,8 Rendah

5 B C A P 2 1 1 1 1 3 50,0 Rendah

6 C N T 2 0 2 1 2 1 44,4 Rendah

7 D A O 2 2 1 2 3 2 66,7 Tinggi

8 D C E P 1 0 2 1 0 3 44,4 Rendah

9 G K N 2 1 0 1 2 2 38,9 Rendah

10 H I C B N 1 1 1 0 3 1 55,6 Sedang

11 H C C D 2 1 2 1 1 3 33,3 Rendah

12 H Y A 1 1 0 0 3 1 33,4 Rendah

13 J E K S 3 0 2 1 1 1 50,0 Sedang

14 J P W 2 1 1 2 1 2 33,3 Rendah

15 J R 2 1 1 0 2 0 44,0 Rendah

16 J N A 2 1 0 0 1 3 50,0 Rendah

17 K A S 2 1 2 1 3 1 33,3 Rendah

18 L C A 1 0 2 1 1 2 38,9 Rendah

19 M V S 3 1 2 1 1 1 55,6 Sedang

20 M C P H 2 1 2 1 2 1 38,9 Rendah

21 N A 3 0 1 0 3 2 50,0 Rendah

22 N R K B 1 1 2 1 0 1 44,4 Rendah

23 N W S M 2 1 2 1 2 2 55,6 Sedang

24 R M E S 2 0 2 0 2 0 27,8 Rendah

25 R N 2 1 1 1 3 2 55,6 Sedang

26 S A G 1 1 1 1 3 0 44,4 Rendah

27 S S S 2 0 0 0 0 2 22,2 Rendah

28 S A D 1 2 2 1 2 1 50,0 Rendah

29 S S 3 0 2 1 3 2 61,1 Sedang

30 Y F D C W S 0 2 1 1 2 0 33,3 Rendah

31 Y P 2 1 2 1 3 1 55,6 Sedang

32 T G Q M M 2 1 1 2 0 2 44,4 Rendah

Rata-Rata1 44,8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Tabel 4.4 menunjukkan hasil perhitungan kuisioner awal terdapat 1 siswa

yang memiliki motivasi tinggi, 8 siswa yang memiliki motivasi sedang, dan 23

siswa memiliki motivasi rendah. Rata-rata skor motivasi belajar siswa adalah

44,8, rata-rata ini termasuk kedalam kategori rendah (tabel 3.20). Skor motivasi

setiap indikator yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Rata-Rata Skor Data Awal Tiap Indikator

Indikator Motivasi Deskripsi Rata-Rata Skor

Siswa memiliki keinginan untuk belajar

Total skor yang

didapat tiap

indikator dibagi

skor maksimal tiap

indikator, dikali

100

45,3

Siswa memiliki dorongan dan kebutuhan dalam

belajar 39,1

Siswa memiliki semangat selama pembelajaran 43,8

Siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi 43,8

Adanya penghargaan dalam pembelajaran 46,1

Adanya lingkungan belajar yang kondusif 47,9

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata skor untuk setiap

indikator masih dalam kategori rendah dapat dilihat pada tabel 3.20. Untuk

mengetahui peningkatan motivasi pada setiap siklus peneliti memberikan

kuisioner kepada siswa. Peneliti memberikan kuisioner sebanyak satu kali setiap

siklus, yaitu pada saat pertemuan kedua atau pertemuan terakhir tiap siklus.

Kuisioner digunakan untuk membandingkan antara tingkat motivasi sebelum

dilakukan tindakan dengan tingkat motivasi setelah siklus I. Kuisioner ini

diberikan kepada 32 siswa kelas II.1 di SD BOPKRI Gondolayu. Hasil kuesioner

motivasi belajar siklus I siswa dapat dilihat pada Tabel 4.5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Tabel 4.5 Hasil Kuesioner Motivasi Siklus 1

No Nama Siswa Skor Per Indikator Skor

Motivasi

Siswa

Kategori I1 I2 I3 I4 I5 I6

1 A L I N 2 2 2 1 2 2 55,6 Sedang

2 A M D K A P 4 1 2 2 3 0 66,7 Sedang

3 A S F 3 0 2 1 1 2 50,0 Rendah

4 A N N P P 2 1 1 0 3 2 50,0 Rendah

5 B C A P 2 1 1 1 1 3 50,0 Rendah

6 C N T 2 1 2 1 2 1 50,0 Rendah

7 D A O 2 2 1 2 2 2 66,7 Tinggi

8 D C E P 2 0 2 1 1 3 50,0 Rendah

9 G K N 3 2 1 1 2 2 61,1 Sedang

10 H I C B N 1 1 2 0 3 1 50,0 Rendah

11 H C C D 3 1 3 1 1 3 72,2 Tinggi

12 H Y A 1 1 0 1 3 1 38,9 Rendah

13 J E K S 4 1 3 1 2 2 72,2 Tinggi

14 J P W 3 1 2 2 2 2 66,7 Tinggi

15 J R 3 1 2 0 3 0 50,0 Rendah

16 J N A 2 2 1 0 2 3 55,6 Sedang

17 K A S 2 1 2 1 4 1 61,1 Sedang

18 L C A 1 2 2 1 3 2 50,0 Rendah

19 M V S 4 1 3 2 2 1 72,2 Tinggi

20 M C P H 2 1 1 2 4 2 66,7 Sedang

21 N A 3 1 2 1 3 2 66,7 Sedang

22 N R K B 1 1 2 2 1 2 50,0 Rendah

23 N W S M 2 2 2 1 3 2 66,7 Rendah

24 R M E S 1 1 2 0 3 0 44,4 Sedang

25 R N 2 1 1 1 3 2 55,6 Sedang

26 S A G 1 2 1 0 4 1 61,1 Sedang

27 S S S 2 0 0 1 1 2 27,8 Rendah

28 S A D 1 1 3 1 2 1 55,6 Sedang

29 S S 3 0 2 1 3 3 66,7 Tinggi

30 Y F D C W S 0 2 1 1 4 1 50,0 Rendah

31 Y P 2 1 2 1 3 1 55,6 Sedang

32 T G Q M M 3 1 1 2 0 2 50,0 Rendah

Rata-Rata 56,4

Tabel 4.5 menunjukkan hasil perhitungan kuesioner siklus 1 terdapat 6 siswa

yang memiliki motivasi tinggi, 12 siswa yang memiliki motivasi sedang, dan 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

siswa memiliki motivasi rendah. Rata-rata skor motivasi belajar siswa adalah

56,4, rata-rata ini termasuk kedalam kategori sedang (tabel 3.20). Skor motivasi

setiap indikator yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Rata-Rata Skor Tiap Indikator Siklus 1

Indikator Motivasi Deskripsi Rata-Rata Skor

Siswa memiliki keinginan untuk belajar

Total skor yang

didapat tiap

indikator dibagi

skor maksimal tiap

indikator, dikali

100

54,7

Siswa memiliki dorongan dan kebutuhan dalam

belajar 53,1

Siswa memiliki semangat selama pembelajaran 57,3

Siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi 51,6

Adanya penghargaan dalam pembelajaran 61,7

Adanya lingkungan belajar yang kondusif 56,3

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa rata-rata skor setiap indikator. Dilihat dari

tabel tersebut setiap indikator mengalami peningkatan. Berdsarkan tabel 3.20

motivasi belajar dikategorikan sedang.

Pada penelitian siklus pertama diketahui bahwa hasil motivasi belajar siswa

masih sedang, maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus kedua.

Kuesioner juga diberikan untuk siklus kedua. Kuisioner ini digunakan untuk

mengetahui perbandingan motivasi belajar setelah dilakukan tindakan pada siklus

II. Kuisioner ini juga untuk membandingkan antara tingkat motivasi setelah diberi

tindakan pada siklus 1 dengan tingkat motivasi setelah siklus II. Kuisioner ini

diberikan kepada 32 siswa kelas II.1 di SD BOPKRI Gondolayu. Hasil kuisioner

motivasi belajar siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7 Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siklus 2

No Nama Siswa Skor Per Indikator Skor

Motivasi

Siswa

Kategori I1 I2 I3 I4 I5 I6

1 A L I N 3 2 2 2 3 3 83,3 Tinggi

2 A M D K A P 4 2 3 2 4 2 94,4 Tinggi

3 A S F 4 2 2 1 4 3 88,9 Tinggi

4 A N N P P 4 2 3 2 4 3 100,0 Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

No Nama Siswa Skor Per Indikator Skor

Motivasi

Siswa

Kategori I1 I2 I3 I4 I5 I6

5 B C A P 4 2 3 1 4 2 88,9 Tinggi

6 C N T 3 2 3 2 4 3 88,9 Tinggi

7 D A O 4 2 3 2 4 2 94,4 Tinggi

8 D C E P 3 1 3 2 4 3 94,4 Tinggi

9 G K N 2 1 2 1 1 3 55,6 Sedang

10 H I C B N 4 2 3 2 4 2 94,4 Tinggi

11 H C C D 4 1 3 2 3 3 88,9 Tinggi

12 H Y A 4 2 2 1 4 2 83,3 Tinggi

13 J E K S 2 2 2 1 3 2 66,7 Tinggi

14 J P W 3 2 3 1 2 3 77,8 Tinggi

15 J R 3 2 3 1 4 3 83,3 Tinggi

16 J N A 4 1 3 1 4 3 94,4 Tinggi

17 K A S 3 1 3 1 2 3 72,2 Tinggi

18 L C A 4 2 3 2 3 3 94,4 Tinggi

19 M V S 3 2 1 1 2 2 61,1 Sedang

20 M C P H 4 1 1 2 3 2 72,2 Tinggi

21 N A 4 2 3 2 3 3 94,4 Tinggi

22 N R K B 4 2 2 1 4 3 88,9 Tinggi

23 N W S M 3 2 2 1 4 3 83,3 Tinggi

24 R M E S 3 2 3 2 2 3 83,3 Tinggi

25 R N 4 1 3 2 4 3 94,4 Tinggi

26 S A G 3 1 1 2 0 3 55,6 Sedang

27 S S S 4 2 3 2 3 3 94,4 Tinggi

28 S A D 3 1 1 2 1 2 50,0 Rendah

29 S S 4 2 3 2 2 3 88,9 Tinggi

30 Y F D C W S 4 2 2 2 4 3 88,9 Tinggi

31 Y P 3 2 2 1 2 2 66,7 Tinggi

32 T G Q M M 3 2 3 2 2 1 72,2 Tinggi

Rata-Rata 82,5

Tabel 4.7 menunjukkan hasil perhitungan kuisioner siklus 2 terdapat 29

siswa yang memiliki motivasi tinggi, 2 siswa yang memiliki motivasi sedang, dan

1 siswa memiliki motivasi rendah. Rata-rata skor motivasi belajar siswa adalah

82,5, rata-rata ini termasuk kedalam kategori sedang (tabel 3.20). Skor motivasi

setiap indikator yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.8.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Tabel 4.8 Hasil Rata-Rata Skor Tiap Indikator Siklus 2

Indikator Motivasi Deskripsi Rata-Rata Skor

Siswa memiliki keinginan untuk belajar

Total skor yang

didapat tiap

indikator dibagi

skor maksimal tiap

indikator, dikali

100

87,5

Siswa memiliki dorongan dan kebutuhan dalam

belajar 85,9

Siswa memiliki semangat selama pembelajaran 78,1

Siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi 81,3

Adanya penghargaan dalam pembelajaran 75,8

Adanya lingkungan belajar yang kondusif 87,5

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa rata-rata skor untuk tiap indikator mengalami

peningkatan yang cukup tinggi. Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa

motivasi belajar IPA siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu padas siklus 2 telah

mencapai target yang telah ditentukan. Perbandingan motivasi siswa dari kondisi

awal, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Perbandingan Motivasi Belajar Siswa

No Nama Data Awal Siklus 1 Siklus 2

1 A L I N 38,9 Rendah 55,6 Sedang 83,3 Tinggi

2 A M D K A P 55,6 Sedang 66,7 Sedang 94,4 Tinggi

3 A S F 38,9 Rendah 50,0 Rendah 88,9 Tinggi

4 A N N P P 27,8 Rendah 50,0 Rendah 100,0 Tinggi

5 B C A P 50,0 Rendah 50,0 Rendah 88,9 Tinggi

6 C N T 44,4 Rendah 50,0 Rendah 88,9 Tinggi

7 D A O 66,7 Tinggi 66,7 Tinggi 94,4 Tinggi

8 D C E P 44,4 Rendah 50,0 Rendah 94,4 Tinggi

9 G K N 38,9 Rendah 61,1 Sedang 55,6 Sedang

10 H I C B N 55,6 Sedang 50,0 Rendah 94,4 Tinggi

11 H C C D 33,3 Rendah 72,2 Tinggi 88,9 Tinggi

12 H Y A 33,4 Rendah 38,9 Rendah 83,3 Tinggi

13 J E K S 50,0 Sedang 72,2 Tinggi 66,7 Tinggi

14 J P W 33,3 Rendah 66,7 Tinggi 77,8 Tinggi

15 J R 44,0 Rendah 50,0 Rendah 83,3 Tinggi

16 J N A 50,0 Rendah 55,6 Sedang 94,4 Tinggi

17 K A S 33,3 Rendah 61,1 Sedang 72,2 Tinggi

18 L C A 38,9 Rendah 50,0 Rendah 94,4 Tinggi

19 M V S 55,6 Sedang 72,2 Tinggi 61,1 Sedang

20 M C P H 38,9 Rendah 66,7 Sedang 72,2 Tinggi

21 N A 50,0 Rendah 66,7 Sedang 94,4 Tinggi

22 N R K B 44,4 Rendah 50,0 Rendah 88,9 Tinggi

23 N W S M 55,6 Sedang 66,7 Rendah 83,3 Tinggi

24 R M E S 27,8 Rendah 44,4 Sedang 83,3 Tinggi

25 R N 55,6 Sedang 55,6 Sedang 94,4 Tinggi

26 S A G 44,4 Rendah 61,1 Sedang 55,6 Sedang

27 S S S 22,2 Rendah 27,8 Rendah 94,4 Tinggi

28 S A D 50,0 Rendah 55,6 Sedang 50,0 Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

No Nama Data Awal Siklus 1 Siklus 2

29 S S 61,1 Sedang 66,7 Tinggi 88,9 Tinggi

30 Y F D C W S 33,3 Rendah 50,0 Rendah 88,9 Tinggi

31 Y P 55,6 Sedang 55,6 Sedang 66,7 Tinggi

32 T G Q M M 44,4 Rendah 50,0 Rendah 72,2 Tinggi

Total 1433,3

1805,6

2638,9

Rata-rata 44,1 56,4 82,5

Kategori Rendah Sedang Tinggi

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa motivasi setiap siswa mengalami peningkatan

pada setiap siklusnya. Data kondisi awal sebelum peneliti melaksanakan

penelitian menunjukkan bahwa rata-rata motivasi belajar IPA siswa kelas II.1 SD

BOPKRI Gondolayu adalah 44,1 dengan kategori “rendah”. Dari 32 siswa kelas

II.1, menunjukkan hasil perhitungan kuisioner awal terdapat 1 siswa yang

memiliki motivasi tinggi, 8 siswa yang memiliki motivasi sedang, dan 23 siswa

memiliki motivasi rendah. Pencapaian motivasi belajar siswa dapat dilihat pada

tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10 Pencapaian Motivasi Belajar

Indikator Kondisi

Awal Target

Siklus

1 Siklus 1 Keterangan

Motivasi

Siswa memiliki keinginan untuk

belajar 45,3

75 54,7

87,5 Tercapai

Siswa memiliki dorongan dan

kebutuhan dalam belajar 39,1

80 53,1

85,9 Tercapai

Siswa memiliki semangat selama

pembelajaran 43,8

75 57,5

78,1 Tercapai

Siswa memiliki rasa ingin tahu

yang tinggi 43,8

80 51,6

81,3 Tercapai

Adanya penghargaan dalam

pembelajaran 46,1

75 61,7

75,8 Tercapai

Adanya lingkungan belajar yang

kondusif 47,9

85 56,3

87,5 Tercapai

Presentase siswa dengan

motivasi tinggi 31,2% 75% 56,2% 84,4% Tercapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Tabel 4.10 merupakan tabel pencapaian motivasi belajar. Tabel tersebut

menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa. Peningkatan motivasi

belajar ditunjukkkan oleh pencapaian rata-rata tiap indikator dan persentase

motivasi belajar siswa. Hasil rata-rata indikator motivasi 1-6 menunjukan

peningkatan pada siklus 2, sehingga dapat dikatakan indikator motivasi mencapai

target yang ditentukan.

3. Hasil Belajar

Peneliti menggunakan soal evaluasi pilihan ganda dan esai untuk

mengetahui tingkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Untuk mengetahu

kondisi awal hasil belajar siswa peneliti menggunakan dokumentasi nilai ulangan

dan nilai UTS tahun ajaran 2016/2017. Data nilai dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11 Data Nilai Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal

No Nama L/P

Mata Pelajaran IPA

Rata-rata Keterangan Ulangan UTS

KKM:75

1 A L I N P 77,0 60,0 68,5 Tidak Lulus KKM

2 A M D K A P P 76,0 81,0 78,5 Lulus KKM

3 A S F L 76,0 65,0 70,5 Tidak Lulus KKM

4 A N N P P L 82,0 89,0 85,5 Lulus KKM

5 B C A P L 87,0 65,0 76,0 Lulus KKM

6 C N T L 64,0 71,0 67,5 Tidak Lulus KKM

7 D A O L 75,0 68,0 71,5 Lulus KKM

8 D C E P L 78,0 72,0 75,0 Lulus KKM

9 G K N L 68,0 76,0 72,0 Tidak Lulus KKM

10 H I C B N L 69,0 68,0 68,5 Tidak Lulus KKM

11 H C C D L 74,0 65,0 69,5 Tidak Lulus KKM

12 H Y A P 84,0 69,0 76,5 Lulus KKM

13 J E K S L 83,0 60,0 71,5 Tidak Lulus KKM

14 J P W L 72,0 81,0 76,5 Lulus KKM

15 J R L 78,0 65,0 71,5 Tidak Lulus KKM

16 K A S L 82,0 89,0 85,5 Lulus KKM

17 L C A L 68,0 73,0 70,5 Tidak Lulus KKM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

No Nama L/P

Mata Pelajaran IPA

Rata-rata Keterangan Ulangan UTS

KKM:75

18 M V S P 76,0 87,0 81,5 Lulus KKM

19 M C P H P 78,0 65,0 71,5 Tidak Lulus KKM

20 N A P 89.0 65,0 65,0 Tidak Lulus KKM

21 N R K B P 75,0 60,0 67,5 Tidak Lulus KKM

22 N W S M P 80,0 90,0 85,0 Lulus KKM

23 R M E S P 78,0 76,0 77,0 Lulus KKM

24 R N L 62,0 72,0 67,0 Tidak Lulus KKM

25 S A G L 92,0 86,0 89,0 Lulus KKM

26 S S S P 78,0 72,0 75,0 Lulus KKM

27 S A D P 78,0 60,0 69,0 Tidak Lulus KKM

28 S S P 76,0 65,0 70,5 Tidak Lulus KKM

29 Y F D C W S L 80,0 83,0 81,5 Lulus KKM

30 Y P P 76,0 76,0 76,0 Lulus KKM

31 T G Q M M P 54,0 78,0 66,0 Tidak Lulus KKM

32 K A S P 62,0 72,0 67,0 Tidak Lulus KKM

33 L C A L 68,0 78,0 73,0 Tidak Lulus KKM

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa pada kondisi awal terdapat 15 siswa yang

sudah lulus KKM dan 18 siswa yang tidak lulus KKM. Peneliti menghitung

persentase siswa yang masuk dalam kategori lulus KKM dengan cara menghitung

jumlah siswa yang lulus KKM dibagi jumlah seluruh siswa, dikali 100%.

Perhitungan menunjukkan bahwa presentase siswa yang lulus KKM adalah

37,5%.Peneliti menggunakan soal evaluasi untuk mengetahui perbandingan hasil

belajar siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan untuk membandingkan

dengan kondisi awal. Hasil evaluasi siklus 1 yang diberikan kepada 32 siswa kelas

II.1 SD BOPKRI Gondolayu dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12 Hasil Belajar Siswa Siklus 1

No Nama PG Uraian Niai Keterangan

1 A L I N 15 9 68,6 Tidak Lulus KKM

2 A M D K A P 18 9 77,1 Lulus KKM

3 A S F 18 10 80,0 Lulus KKM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

No Nama PG Uraian Niai Keterangan

4 A N N P P 15 7 62,9 Tidak Lulus KKM

5 B C A P 13 7 57,1 Tidak Lulus KKM

6 C N T 14 13 77,1 Lulus KKM

7 D A O 16 10 74,3 Tidak Lulus KKM

8 D C E P 18 13 88,6 Lulus KKM

9 G K N 12 13 71,4 Tidak Lulus KKM

10 H I C B N 16 12 80,0 Lulus KKM

11 H C C D 18 9 77,1 Lulus KKM

12 H Y A 16 10 74,3 Tidak Lulus KKM

13 J E K S 15 13 80,0 Lulus KKM

14 J P W 11 9 57,1 Tidak Lulus KKM

15 J R 15 10 71,4 Tidak Lulus KKM

16 J N A 18 9 77,1 Lulus KKM

17 K A S 16 9 71,4 Tidak Lulus KKM

18 L C A 17 12 82,9 Lulus KKM

19 M V S 16 12 80,0 Lulus KKM

20 M C P H 18 15 94,3 Lulus KKM

21 N A 16 6 62,9 Tidak Lulus KKM

22 N R K B 15 14 82,9 Lulus KKM

23 N W S M 17 15 91,4 Lulus KKM

24 R M E S 16 13 82,9 Lulus KKM

25 R N 18 10 80,0 Lulus KKM

26 S A G 16 10 74,3 Tidak Lulus KKM

27 S S S 20 12 91,4 Lulus KKM

28 S A D 16 10 74,3 Tidak Lulus KKM

29 S S 20 13 94,3 Lulus KKM

30 Y F D C W S 19 15 97,1 Lulus KKM

31 Y P 18 12 85,7 Lulus KKM

32 T G Q M M 14 10 68,6 Tidak Lulus KKM

Jumah 2488,6

Rata-Rata 77,8

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa pada siklus I terdapat 13

siswa yang tidak lulus KKM dan 19 yang dinyatakan lulus KKM, persentase hasil

belajar siswa yaitu 59,4%. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 7,8.

Penggunaan jenis soal berupa soal pilihan ganda dan soal esai juga

digunakan untuk menguji hasil belajar IPA pada siklus 2. Soal digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

membandingkan antara hasil belajar siswa pada kondisi awal dan siklus I dengan

hasil belajar siswa pada siklus II. Hasil evaluasi siklus 1 yang diberikan kepada 32

siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu dapat dilihat pada tabel 4.13.

Tabel 4.13 Hasil Belajar Siswa Siklus 2

No Nama PG Uraian Niai Keterangan

1 A L I N 19 10 96,7 Lulus KKM

2 A M D K A P 15 8 76,7 Lulus KKM

3 A S F 16 8 80,0 Lulus KKM

4 A N N P P 19 8 90,0 Lulus KKM

5 B C A P 18 10 93,3 Lulus KKM

6 C N T 15 5 66,7 Tidak Lulus KKM

7 D A O 16 4 66,7 Tidak Lulus KKM

8 D C E P 19 10 96,7 Lulus KKM

9 G K N 5 0 16,7 Tidak Lulus KKM

10 H I C B N 15 6 70,0 Tidak Lulus KKM

11 H C C D 19 7 86,7 Lulus KKM

12 H Y A 15 8 76,7 Lulus KKM

13 J E K S 16 7 76,7 Lulus KKM

14 J P W 14 7 70,0 Tidak Lulus KKM

15 J R 16 6 73,3 Tidak Lulus KKM

16 J N A 17 9 86,7 Lulus KKM

17 K A S 16 10 86,7 Lulus KKM

18 L C A 17 9 86,7 Lulus KKM

19 M V S 17 9 86,7 Lulus KKM

20 M C P H 18 8 86,7 Lulus KKM

21 N A 18 7 83,3 Lulus KKM

22 N R K B 18 6 80,0 Lulus KKM

23 N W S M 19 9 93,3 Lulus KKM

24 R M E S 19 10 96,7 Lulus KKM

25 R N 16 9 83,3 Lulus KKM

26 S A G 16 9 83,3 Lulus KKM

27 S S S 18 7 83,3 Lulus KKM

28 S A D 19 10 96,7 Lulus KKM

29 S S 19 10 96,7 Lulus KKM

30 Y F D C W S 18 10 93,3 Lulus KKM

31 Y P 15 8 76,7 Lulus KKM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

No Nama PG Uraian Niai Keterangan

32 T G Q M M 17 8 83,3 Lulus KKM

Jumah 2620,0

Rata-Rata 81,9

Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa pada siklus 2 terdapat 5 siswa

yang tidak lulus KKM dan 27 yang dinyatakan lulus KKM, persentase hasil

belajar siswa yaitu 81,2% . Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 81,9.

Tabel 4.13 juga menunjukkan bahwa persentase siswa yang lulus KKM juga

mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Persentase siswa yang mencapai

KKM pada kondisi awal adalah 37,5 %. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I

persentase tersebut meningkat menjadi 59,4 %. Pada siklus II persentase siswa

yang lulus KKM meningkat lagi menjadi 81,2%. Jadi dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu mengalami peningkatan

setelah dilakukan siklus 2. Perbandingan hasil belajar kondisi awal, siklus 1 dan

siklus 2 dapat dilihat pada table 4.14

Tabel 4.14 Perbandingan Hasil Belajar Siswa

No Nama Nilai Kondisi Awal

Nilai Evaluasi

Siklus 1

Nialai Evaluasi

Siklus 2

KKM:75

1 A L I N 68,5 68,6 96,7

2 A M D K A P 78,5 77,1 76,7

3 A S F 70,5 80,0 80,0

4 A N N P P 85,5 62,9 90,0

5 B C A P 76,0 57,1 93,3

6 C N T 67,5 77,1 66,7

7 D A O 71,5 74,3 66,7

8 D C E P 75,0 88,6 96,7

9 G K N 72,0 71,4 16,7

10 H I C B N 68,5 80,0 70,0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

No Nama Nilai Kondisi Awal

Nilai Evaluasi

Siklus 1

Nialai Evaluasi

Siklus 2

KKM:75

11 H C C D 69,5 77,1 86,7

12 H Y A 76,5 74,3 76,7

13 J E K S 71,5 80,0 76,7

14 J P W 76,5 57,1 70,0

15 J R 71,5 71,4 73,3

16 K A S 85,5 77,1 86,7

17 L C A 70,5 71,4 86,7

18 M V S 81,5 82,9 86,7

19 M C P H 71,5 80,0 86,7

20 N A 65,0 94,3 86,7

21 N R K B 67,5 62,9 83,3

22 N W S M 85,0 82,9 80,0

23 R M E S 77,0 91,4 93,3

24 R N 67,0 82,9 96,7

25 S A G 89,0 80,0 83,3

26 S S S 75,0 74,3 83,3

27 S A D 69,0 91,4 83,3

28 S S 70,5 74,3 96,7

29 Y F D C W S 81,5 94,3 96,7

30 Y P 76,0 97,1 93,3

31 T G Q M M 66,0 85,7 76,7

32 K A S 67,0 68,6 83,3

33 L C A 73,0

Total 2436,5 2488,5 2620,3

Rata-rata 72,8 77,8 81,9

Persentase Siswa Tuntas 37,5% 59,4% 81,2%

Persentase Siswa Tidak

Tuntas 62,5% 40,6% 18,8%

Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa mengalami

peningkatan disetiap siklus. Data kondisi awal skor rata-rata siswa kelas II.1 SD

BOPKRI Gondolayu sebelum penelitian dilakukan diperoleh rata-rata 72,8. Dari

32 siswa, sebanyak 37,5% siswa masuk ke dalam prersentase lulus KKM.

Sedangkan 62,5% siswa masuk dalam persentase belum lulus KKM.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

B. Pembahasan

Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada peningkatan motivasi dan hasil

belajar IPA siswa kelas II.1 Sekolah Dasar dalam penggunaan fabel Aesop pada

materi benda dan perubahan wujud benda. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari

dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi

dan refleksi. Pada penelitian ini guru kelas berperan sebagai observer yang

mengamati jalannya proses, sedangkan peneliti berperan untuk menyampaikan

materi. Berbeda dengan teori yang di ungkapkan oleh Sanjaya (2011: 59) bahwa

guru berperan sebagai anggota tim peneliti untuk melaksanakan tindakan

pembelajaran ketika di kelas dan peneliti bertugas untuk merencanakan atau

merancang tindakan dan mengamati pembelajaran. Hal ini berpengaruh terhadap

hasil penelitian yang dilakukan. Peningkatan motivasi dan hasil belajar dilihat dari

indikator pengukuran dan keberhasilan setiap siklusnya. Motivasi belajar siswa

dilihat dari peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung

dengan menggunakan fabel Aesop pada mata pelajaran IPA. Peneliti

menggunakan instrumen kuesioner dan lembar observasi untuk mengetahui

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang dikembangkan dari enam

indikator motivasi yang dikembangkan oleh Uno (2008: 23) dan Kompri (2015:

247) yaitu: 1) siswa memiliki keinginan untuk belajar, 2) siswa memiliki

dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) siswa memiliki semangat selama

pembelajaran, 4) siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, 5) adanya

penghargaan dalam pembelajaran dan 6) adanya lingkungan belajar yang

kondusif. Selain itu. Hasil belajar siswa peneliti menggunakan penlilaian kognitif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

dengan membagikan soal evaluasi, dapat diambil kesimpulan bahwa ada

peningkatan motivasi dan hasil belajar IPA siswa atas penggunaan fabel Aesop.

Data awal yang diperoleh peneliti sebelum dilaksanakan penelitian

menunjukkan bahwa motivasi siswa pada mata pelajaran IPA termasuk dalam

kategori “rendah” yaitu dengan skor rata-rata 44,8. Setelah dilakukan tindakan

pada siklus 1 terjadi peningkatan skor rat-rata motivasi siswa naik menjadi 56,4

dengan kategori “sedang”. Peningkatan motivasi juga terjadi setelah dilakukan

siklus 2, yaitu sebesar 82,5 dengan kategori “tinggi”. Berdasarkan data skor rata-

rata motivasi belajar siswa pada siklus 2 dapat diambil kesimpulan bahwa hasil

skor yang diperoleh sudah mencapai target yang ditetapkan, yaitu sebesar 80.

Dengan demikian penelitaian data motivasi pada siklus II berakhir. Grafik capaian

peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat pada gambar 4.1

Peningkatan motivasi belajar juga dilihat dari enam indikator motivasi yang

yaitu: 1) siswa memiliki keinginan untuk belajar, 2) siswa memiliki dorongan dan

kebutuhan dalam belajar, 3) siswa memiliki semangat selama pembelajaran, 4)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

Gambar 4.1 Grafik Capaian Peningkatan Motivasi Siswa

Kondisi Awal Target Siklus 1 dan Siklus 2 Perolehan Skor Siklus 1 dan Siklus 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, 5) adanya penghargaan dalam

pembelajaran dan 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Kondisi awal motivasi belajar siswa pada mata pelajar IPA menunjukkan

jumlah setiap indikator yang diperoleh indikator pertama siswa memiliki

keinginan untuk belajar diperoleh 45,3, kedua siswa memiliki dorongan dan

kebutuhan dalam belajar diperoleh 39,1, ketiga siswa memiliki semangat selama

pembelajaran diperoleh 43,8, keempat siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

diperoleh 43,8, kelima adanya penghargaan dalam pembelajaran diperoleh 46,1

dan keenam adanya lingkungan belajar yang kondusif diperoleh 47,9. Dari hasil

tersebut presentase yang didapatkan pada kondisi awal 31,2%.

Hasil dari motivasi indikator siswa siklus 2 mengalami peningkatan dari

kondisi awal ke siklus I. Indikator pertama siswa memiliki keinginan untuk

belajar diperoleh 54,7, kedua siswa memiliki dorongan dan kebutuhan dalam

belajar diperoleh 53,1, ketiga siswa memiliki semangat selama pembelajaran

diperoleh 57,5, keempat siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi diperoleh

51,6, kelima adanya penghargaan dalam pembelajaran diperoleh 61,7 dan keenam

adanya lingkungan belajar yang kondusif diperoleh 56,3. Dari hasil tersebut

presentase yang didapatkan pada kondisi awal 56,2. Dari hasil tersebut presentase

yang didapatkan mengalami peningkatan dari kondisi awal 31,2% menjadi 56,2%.

Grafik ketercapaian motivasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat

pada gambar 4.2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada peningkatan motivasi belajar

IPA dengan menggunakan media fabel Aesop dilakukan di kelas II.1 SD BOPKRI

Gondolayu tahun pelajaran 2016/2017. Proses pelakasanaan penelitian ini terdiri

dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Data awal yang diperoleh peneliti pada hasil belajar siswa belum mencapai

KKM yang ditetapkan dengan jumlah siswa yang lulus KKM sebanyak terdapat

15 dan 18 siswa yang tidak lulus KKM. Peningkatan hasil belajar siswa diukur

berdasarkan hasil data ulangan harian dan nilai UTS tahun ajaran 2016/2017

sebagai data awal dan dan pengerjakaan lembar evaluasi oleh siswa sebagai data

siklus 1 dan siklus 2.

Peneliti menghitung persentase siswa yang masuk dalam kategori lulus

KKM dengan cara menghitung jumlah siswa yang lulus KKM dibagi jumlah

seluruh siswa, dikali 100%. Perhitungan menunjukkan bahwa persentase siswa

yang lulus KKM adalah 37,5%. Pada evaluasi pelaksanaan siklus 1 menunjukkan

adanya peningkatan hasil belajar siswa, nilai rata-rata hasil belajar siklus 1 adalah

77,8. Dari 32 siswa, sebanyak 59,4% siswa masuk ke dalam persentase lulus

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5 Indikator 6

Gambar 4.2 Grafik Ketercapaian Motivasi Belajar

Tiap Indikator

Kondisi Awal Target Siklus 1 Capaian Siklus 1 Target Siklus 2 Capaian Siklus 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

65

70

75

80

85

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

Gambar 4.3 Grafik Capaian Peningkatan Hasil Belajar

Siswa

Kondisi Hasil Belajar Awal

Target Pencapaian Hasil Belajar Siklus 1 dan Siklus 2

Perolehan Nilai Rata-rata Hasil Belajar pada Siklus 1 dan Siklus 2

KKM. Sedangkan 40,6% siswa masuk dalam persentase belum lulus KKM. Jika

dilihat target yang telah ditetapkan dengan perolehan nilai rata-rata dan persentase

sisawa yang lulus KKM pada siklus 1 dapat diambil kesimpulan bahwa keduanya

belum mencapai target. Data yang diperoleh pada pelaksanaan siklus 2

menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa, nilai rata-rata hasil belajar

siklus 1 adalah 81,9. Dari 32 siswa, sebanyak 81,2% siswa masuk ke dalam

prersentase lulus KKM. Sedangkan 18,8% siswa masuk dalam persentase belum

lulus KKM.

Berdasarkan data nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus 2 dapat

diambil kesimpulan bahwa hasil nilai rata-rata dan perolehan persentase mencapai

target yang telah ditentukan oleh peneliti, yaitu 80 dengan persentase siswa lulus

KKM 75%. Dengan demikian penelitian hasil belajar siswa berakhir pada siklus

2. Grafik capaian peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal, siklus 1 dan

siklus 2 dapat dilihat pada gambar 4.3 dan grafik capaian siswa lulus KKM dari

kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada gambar 4.4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Proses pembelajaran menggunakan fabel lebih mudah dipahami oleh siswa.

Pada siklus 1 penelitian ini materi yang diajarkan pada pertemuan pertama adalah

ciri-ciri benda padat dan benda cair dan untuk materi ajar yang dilakukan pada

pertemuan kedua adalah mengenal wujud benda padat dan benda cair. Kegiatan

yang dilakukan siswa adalah mengelompokkan benda berdasarkan wujudnya.

Media fabel Aesop disampaikan dengan menggunakan dongeng di mana guru

bercerita secara lisan atau mendongeng. Dongeng yang diberikan bukan hanya

sekedar dengan mencramakan/menceritakan secara lisan namun dongeng yang

disampaikan dilakukan dipadukan dengan beberapa aktivitas seperti

bereksperimen, diskusi kelompok dan menggunakan alat dalam menyampaikan

dongeng. Kegiatan mendongeng ini dipadukan dengan tanya jawab untuk

menghidupkan cerita yang di sampaikan, pada saat kegiatan tanya jawab

dilakukan motivasi siswa juga meningkat, hal ini terlihat dari peningkatan

indikator siswa memiliki dorongan dan kebutuhan dalam belajar, seperti yang

diungkapkan Agus (2009: 53-57) mendongeng dapat menjalin interaksi yang

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

Gambar 4.4 Grafik Capaian Persentase Siswa Lulus KKM

Kondisi awal persentase siswa lulus KKM

Target persentase siswa lulus KKM

Persentase siswa lulus KKM siklus 1 dan siklus 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

akrab antara anak dan orang tua/guru. Beberapa teori tersebut dapat lebih

memperjelas bahwa dengan menggunakan fabel siswa memiliki motivasi dalam

mempelajari materi.

Pelaksanaan siklus 1 yang dilakukan oleh peneliti dirasa belum berhasil

dikarenakan belum memenuhi target keberhasilan ada beberapa hal yang

mempengaruhi yaitu penyampaian cerita, yang berperan sebagai guru adalah

peneliti sehingga kondisi kelas tidak kondusif. Maka peneliti mengusahakan untuk

tidak mengulangi metode yang sama pada siklus 2 ini sehingga anak-anak tidak

jenuh, terbukti dengan adanya peningkatan motivasi pada siklus 2. Seperti teori

yang dikemukakan Hamalik (2014: 156-161) siswa akan suka dan termotivasi

apabila hal-hal yang dipelajari mengandung makna tertentu baginya yaitu dengan

mengaitkan pelajaran dengan masa lampau siswa, tujuan-tujuan masa mendatang

dan minat serta nilai-niai yang berarti bagi mereka.

Siklus 2 penelitian ini juga dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan.

Materi ajar yang dilakukan pada pertemuan pertama adalah perubahan bentuk dan

wujud benda. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama adalah siswa

membuat salah satu bentuk benda dari plastisin. Materi ajar yang dilakukan pada

pertemuan kedua adalah kegunaan benda. Kegiatan yang dilakuakan siswa adalah

menyebutkan kegunaan benda yang ditemukan di majalah. Pada siklus 2 ini

peneliti juga menggunakan dongeng namun siswa juga membaca dan memahami

sendiri cerita yang disampaikan. Siswa begitu antusias dalam membaca cerita

yang diberikan, pada saat membaca ada beberapa hal baru yang mereka pelajari

dari cerita modifikasi fabel Aesop, karena cerita yang diberikan oleh peneliti tidak

seprti cerita yang mereka baca sebelumnya seperti kisah “Tikus Kota dan Tikus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Desa. Siswa tertarik dengan fabel yang digunakan, hal ini dibuktikan dengan raut

wajah siswa yang terlihat antusias untuk belajar dalam kelompok. Terlihat dalam

pekerjaan siswa dan aktivitas belajar kelompok dikelas, pembelajaran

menggunakan fabel menarik bagi siswa, berikut fabel yang menurut pengamatan

peneiti dan hasil pekerjaan siswa fabel yang sangat menarik bagi siswa sampai

kategori fabel yang sudah biasa dibaca dan fabel yang dituangkan dalam bentuk

film animasi siswa sudah mengetahui jalan cerita dalam fabel tersebut sehingga

beberapa anak cepat dalam memahami fabel tersebut.

Proses pembelajaran menggunakan fabel menuntut siswa mengkritisi cerita

fabel untuk memahami materi. Hal tersebut di dukung dengan gagasan Agus

(2009: 53-57) Mendongeng memiliki manfaat bagi perkembangan anak yang

dapat mengembangkan daya imajinasi, kreativitas, dan kemampuan berpikir

abstrak anak. Pada dasarnya anak biasa membayangkan dan menghidupkan suatu

kejadian dalam fantasinya.

Pemilihan fabel sebagai media pembelajaran dirasa tepat karena binatang

merupakan salah satu makhuk hidup yang dekat dengan anak. Binatang adalah

makhluk yang ada di sekeliling kita, maka mereka menjadi familier bagi kita,

bahkan anak-anak, terutama binatang-bintang jinak seperti burung, tikus, ayam,

anjing. Fabel dalam proses pembelajaran meningkatkan motivasi siswa untuk

mengikuti pembelajaran. Seperti yang diungkapkan Hamalik (2014: 156-161) ada

beberapa cara untuk memotivasi siswa untuk belajar salah satunya yaitu membuat

kondisi yang menyenangkan sehingga siswa senang melanjutkan belajarnya jika

kondisi pengajaran menyenangkan. Pada saat pertemuan pertama siklus 1 dan 2

saat pembelajaran, siswa terlihat senang dan tertarik, siswa mendengarkan cerita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

fabel Aesop, siswa mengerjakan lembar kerja dengan lengkap, dan berdiskusi

dengan teman. Motivasi ini muncul karena siswa merasa ada hal baru yang

digunakan guru dalam menyampaikan pembelajaran yang dikaitkan dengan suatu

hal yang disukainya.

Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan siswa saat proses

pembelajaran untuk mencapai hasil belajar. Perbedaan aktivitas belajar dalam

kelas mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini sependapat dengan faktor yang

mempengaruhi hasil belajar bahwa sekolah mempunyai tujuan yang ingin dicapai

untuk ke arah itu diperlukan seperangkat kelengkapan dalam bentuk dan jenisnya

yaitu kurikulum, program, sarana dan fasilitas serta guru (Djamarah, 2011: 176-

205). Pada penelitian ini, faktor yang menentukan hasil belajar siswa, yaitu

perangkat pembelajaran dan metode yang digunakan sudah sesuai dengan

perkembangan siswa. Fabel dapat menjadi media belajar siswa untuk memahami

mata pelajaran IPA. Fabel yang digunakan dalam pembelajaran IPA telah terbukti

dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa.

Penggunaan fabel dalam pembelajaran terlihat jelas dapat membantu siswa

dalam memahami sesuatu yang tadinya abstrak menjadi lebih konkret sehingga

pemahaman siswa menjadi berkembang dan menunjang hasil belajarnya menjadi

lebih optimal. Selain mendongeng guru juga membawa media yang dapat

menghidupkan cerita yang disampaikan. Pada siswa kelas II, pembelajaran

dilakukan dengan media fabel yang termasuk media konkret sehingga dapat

merasakan pengalaman belajar secara langsung. Hal ini sependapat dengan

Hosnan bahwa dalam tahap perkembangan kognitif, siswa usia tersebut tergolong

pada tahap operasional konkret.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Hosnan (2016: 30) menyatakan, pada tahap operasional konkret, seorang

anak akan dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret

dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk yang berbeda.

Perkembangan pemikiran yang dijalankan menunjukkan kemampuan untuk

memecahkan masalah-masalah konkret dan pemikiran berbasis pengalaman.

Ketika membaca atau mendengarkan cerita, anak melakukan eksplorasi dan

berimajinasi. Sejalan dengan gagasan Nurgiyantoro (2005: 198), kisah dongeng

bisa membawa pendengarnya terhanyut ke dalam dunia fantasi. Hal ini dikuatkan

dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa penggunaan fabel Aesop

meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu.

Dari beberapa hal yang sudah dibahas sebelumnya, fabel Aesop merupakan

media pebelajaran yang cocok karena mudah dipahami oleh siswa, menjadikan

suatu materi yang tadinya abstrak untuk dipelajari menjadi lebih konkret,

meningkatkan motivasi siswa sekaligus juga siswa menjadi lebih antusias dalam

proses pembelajaran. Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan

gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga siswa yang mempunyai

motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan

belajar (Siregar & Hartini, 2010: 51). Fabel mempermudah siswa memahami

materi dengan merubah hal yang tadinya siswa hanya berpikir abstrak (di angan-

angan saja) menjadi lebih konkret. Melalui fabel pula siswa memulai

pembelajaran dengan pengalaman langsung dan hal yang baru sehingga

menggugah motivasi sekaligus antusiasme siswa dalam berjalannya pembelajaran

sehingga tercapailah hasil belajar yang lebih optimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Penggunaan fabel Aesop dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar mata

pelajaran IPA siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun pelajaran

2016/2017 dapat dilakukan dengan cara memadukan kegiatan belajar

mengajar dengan modifikasi cerita fabel. Kegiatan yang dipadukan dengan

fabel Aesop dalam penelitian ini adalah menyimak cerita modifikasi fabel,

membaca cerita modifikasi fabel, mengamati gambar, tanya jawab,

mengamati percobaan, dan diskusi kelompok.

2. Penggunaan fabel Aesop dapat meningkatan motivasi belajar mata pelajaran

IPA siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun pelajaran 2016/2017. Hal

ini ditunjukkan oleh peningkatan rata-rata skor motivasi seluruh siswa dari

kondisi awal 44,8 menjadi 56,4 pada siklus I dan 82,5 pada siklus II serta

peningkatan presentase siswa yang memiliki motivasi tinggi dari kondisi awal

31,2 % menjadi 56,2% pada siklus I dan 84,4% pada siklus II.

3. Penggunaan fabel Aesop dapat meningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA

siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini

ditunjukkan oleh peningkatan rata-rata nilai kelas dari kondisi awal 72,8

menjadi 77,8 pada siklus I dan 81,9 pada siklus II serta presentase siswa yang

lulus KKM dari kondisi awal 37,5 % menjadi 59,6% pada siklus I dan 81,2%

pada siklus II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari adanya keterbatasan dan kelemahan dalam penelitian

serta penyajian hasil penelitian. Beberapa keterbatasan dan kelemahan peneliti

adalah sebagai berikut :

1. Penelitian tindakan kelas pada prinsipnya dilakukan oleh guru kelas yang

lebih mengerti kondisi siswa di kelas, namun pada penelitian ini dilaksanakan

oleh peneliti, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan guru tidak

menghendaki untuk mengajar.

2. Hasil belajar siswa hanya diukur dari aspek kognitif berdasarkan hasil soal

evaluasi pada siklus I dan II saja dikarenakan keterbatasan waktu penelitian.

3. Peneliti hanya menggunakan validasi isi untuk menguji instrumen lembar

kuisioner motivasi.

4. Jarak antara siklus I dan siklus II pada penelitian ini cukup jauh yaitu 3 bulan.

C. Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan peneliti adalah:

1. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melaksanakan PTK, akan lebih baik

apabila tindakan penelitian dilakukan oleh guru kelas yang bersangkutan yang

lebih menguasai kelas dan mengenal karakter siswa, agar proses

pembelajaran lebih kondusif seperti yang diharapkan.

2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini

dengan menilai hasil belajar siswa tidak hanya dapat diukur dari aspek

pengetahuan (kognitif) dari nilai evaluasi, melainkan dapat

mempertimbangkan nilai lembar kerja siswa, sikap atau nilai (afektif), serta

ketrampilan (psikomotor).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk lebih memperhatikan kelayaakan

instrumen yang dipergunakan dalam penelitian, apakah sudah memenuhi

kriteria ataukah belum. Apabila belum, sebaiknya ada perbaikan instrumen

dan dilakukan perhitungan validitas dan reliabilitas kembali.

4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan lebih memperhatikan waktu penelitian

dan menyesuaiakan kegiatan sekolah tempat penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

DAFTAR PUSTAKA

Agus. (2008). Mendongeng Bareng Kak Agus DS, yuk... Yogyakarta: Kanisius.

_____. (2009). Tips Jitu Mendongeng. Yogyakarta: Kanisius.

Al-Tabany, T. I. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan

Kontekstual: Konsep, Landasan, dn Implementasinya pada Kurikulum

2013 (Kurikulum Tematik Integratif/TKI). Jakarta: Kencana.

Amri, M. R. (2014). Model Pembelajaran Arias. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.

Arikunto, S. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:

Bumi Aksara.

__________. (2011). Penelitian Tindakan Kelas . jakarta: PT Bumi Aksara.

__________. (2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: Bumi Aksara.

__________.(2015). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Bungin, B. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif . Jakarta: Kencana.

Damayati, M. d. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rinerka Cipta.

Daryanto. (2014). Penelitian TIndakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah.

Yogyakarta: Penerbit Gavamedia.

Djamarah, S. B. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rinerka Cipta.

Dwitagama, W. K. (2011). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta: PT.

Indeks.

Eveline Siregar, H. N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia

Indonesia.

Field, A. (2009). Discovering Statistics Using SPSS (3*ed). London: Sage.

Hamalik, O. (2014). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Haris, A. J. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Hosnan, M. (2016). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bogor: Ghalia

Indonesia.

Ideo, W. (2008). Dongeng Aesop: 50 fabel flanel unik & seru. Jakarta: Bhana

Ilmu Populer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

Kompri. (2015). Motivasi Pembelajaran . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurgiantoro, B. (2005). Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak .

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

____________. (2016). Sastra Anak. Yogyakarta: Gajah Mada University.

Putera, P. B. (2015). Mengenal dan Memahami Ragam Karya Prosa Lama

(Hikayat, Dongeng, Tambo dan Cerita Berbingkai). Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Sagala, S. (2014). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Samatowa, U. (2010). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar . Jakarta Barat:

Indeks.

__________. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta Barat: Indeks.

Sanjaya, W. (2009). Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta: Kencana.

_________. (2011). Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Sudjana, N. (2005). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuaantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta.

_______. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Uno, H. (2008). Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Widoyoko, E. (2015). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Lampiran 1.1 Surat Ijin

Melakukan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Lampiran 1.2 Surat

Keterangan Sudah

Melakukan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Lampiran 1.3 Nilai Hasil

Belajar Siswa Kondisi Awal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

Lampiran 1.4 Hasil

Wawancara dengan Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

Hasil Wawancara Peneliti dengan Guru

Indikator No Pertanyaan Jawaban Guru

Siswa memiliki

keinginan

untuk belajar

1

Apakah siswa tidak terlambat masuk

kelas saat pembelajaran IPA?

Saat masuk kelas terkadang

masih ada beberapa siswa

yang terlambat, apalagi saat

jam setelah istirahat, anak-

anak masih menghabiskan

makanan, jadi anak-anak

yang lain menunggu anak itu

untuk makan, karena

sistemnya di SD ini sebelum

masuk kelas harus baris

terlebih dahulu.

2

Apakah sebelum pelajaran dimulai siswa

mempersiapkan alat tulis, buku catatan,

dan buku belajar?

Untuk mempersiapkan alat

tulis anak masih harus

disuruh terlebih dahulu, buku

catatan dan buku pelajaran

juga harus diingatkan untuk

dikeluarkan.

Siswa memiliki

dorongan dan

kebutuhan

dalam belajar

3

Apakah selama pembelajaran siswa

mencatat hal-hal penting yang

disampaikan guru di buku catatan?

Siswa mencatat ketika hanya

disuruh saja, untuk inisiatif

menulis sendiri belum ada.

4

Apakah siswa memperhatikan penjelasan

guru selama pembelajaran? Misalnya

memandang guru, papan tulis, atau buku

teks yang tengah dipelajari.

Karena masih kelas bawah

anak-anak masih suka

bermain, jadi jika disuruh

memperhatikan, belum

semuanya memperhatikan.

Siswa memiliki

semangat

selama

pembelajaran

5 Apakah selama pembelajaran ada siswa

yang melamun atau bermain sendiri?

Banyak sekali,

6

Apakah siswa asik berbicara dengan

temannya selama pembelajaran

berlangsung?

Banyak sekali yang

mengobrol sendiri

7

Apakah selama pembelajaran ada siswa

yang tertidur?

Terkadang masih ada anak

yang terdtidur dikelas,

beralasan sakit pusing.

Siswa memiliki

rasa ingin tahu

yang tinggi

8

Apakah siswa aktif bertanya kepada guru

terkait materi pelajaran yang belum

dipahami?

Jika siswa merasa tidak bisa,

selalu tanya.

9

Ketika mengalami kesulitan dalam

mengerjakan tugas, apakah siswa

berusaha bertanya kepada teman dan

mencari sumber lain?

Siswa cenderung langsung

bertanya kepada guru jika

mengalami kesulitan.

10

Apakah guru menyediakan media

pembelajaran dan sumber referensi yang

mendukung pembelajaran?

Media disediakan saat materi

tertentu, karena saat ini

sedang menyiapkan akreditasi

jadi media belum disediakan

Adanya

penghargaan

dalam

pembelajaran

11

Apakah guru menerapkan sistem reward

dan penalty di dalam kelas?

Reward sendiri dikelas ini

tidak disediakan, guru tidak

terbiasa menggunakan

reward, biasanya hanya

berupa pujian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

12

Bagaimana bentuk reward dan penalty

yang diterapkan? Mislanya bintang

prestasi, penambahan poin.

Untuk reward sendiri, dikelas

ini hanya ada reward pujian,

tepuk tangan dan senyuman.

13

Bagaimana kriteria dari reward dan

penalty yang akan diberikan? Misalnya

siswa yang berhasil menjawab

pertanyaan, siswa yang berperilaku baik

Kriteria yang diberikan untuk

siswa yang menjawab

pertanyaan, berbuat baik dan

mau maju kedepan kelas saat

diminta guru.

14 Apakah penerapan reward dan penalty di

dalam kelas berjalan efektif?

Berjalan efektif

15

Bagaimana antusiasme siswa akan

adanya reward dan penalty ini?

Siswa merasa senang saat

diberi pujian.

Adanya

lingkungan

belajar yang

kondusif

16

Apakah siswa terlibat dalam pembuatan

peraturan kelas?

Untuk pembuatan peraturan

guru yang membuat, tapi

dengan persetujuan siswa

17

Apa saja peraturan yang ada di dalam

kelas?

Peraturan yang diterapkan

didalam kelas, menggunakan

seragam lengkap, rapi. Masuk

kelas tepat waktu, saat

renungan sudah dimulai anak

yang terlambat menunggu

sampai selesai renungan jika

ingin masuk kelas.

18 Apakah siswa menaati peraturan kelas

tersebut?

Masih ada anak-anak yang

belum menaati peraturan

19

Bagaimana cara siswa dalam menjaga

kebersihan di dalam kelas?

Dikelas ini dibuat jadwal

untuk membersihkan kelas,

jadi anak-anak yang bertugas

piket membersihkan kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

Lampiran 1.5 Validasi

Desain Observasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

Lampiran 1.6 Lembar

Observasi Kondisi Awal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

Lembar Observasi Kondisi Awal

Indikator Kriteria Khusus yang Dituliskan Deskripsi Hasil Pengamatan

Siswa memiliki

keinginan untuk

belajar

Siswa tidak terlambat masuk kelas

Siswa mempersiapkan alat dan bahan

pembelajaran (contoh alat tulis, buku

catatan, dan buku belajar sebelum

pembelajaran dimulai).

Siswa memberi salam kepada guru saat

masuk kelas.

Siswa memiliki

dorongan dan

kebutuhan

dalam belajar

Siswa memperhatikan pembelajaran yang

disampaikan oleh guru (mencatat materi

pembelajaran yang disampaikan dan

memandang guru saat guru menjelaskan)

Siswa antusias menjawab pertanyaan dari

guru.

Siswa memiliki

semangat

selama

pembelajaran

Siswa tidak menyibukkan diri sendiri

dengan kegiatan di luar pembelajaran.

Siswa tidak berbicara dengan teman

mengenai hal-hal di luar pembelajaran.

Siswa tertidur saat pembelajaran

berlangsung

Siswa memiliki

rasa ingin tahu

yang tinggi

Siswa menggali informasi yang berkaitan

dengan materi pembelajaran dari teman

Siswa bertanya pada guru bila mengalami

kesulitan terhadap materi yang disampaikan

guru.

Adanya

penghargaan

dalam

pembelajaran

Siswa diberi reward jika menjawab

pertanyaan dengan benar

Siswa diberi reward jika mengerjakan tugas

dengan tepat waktu

Siswa mendapatkan apresiasi atas

keberanian menjawab meski jawabannya

kurang tepat

Siswa merasa senang saat mendapat pujian

dari guru

Adanya

lingkungan

belajar yang

kondusif

Siswa menyepakati peraturan kelas

Siswa menciptakan suasana kelas yang

bersih

Guru mengapresiasi siswa yang menaati

peraturan dikelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

Lampiran 1.7 Hasil

Observasi Kondisi Awal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

Lampiran 1.8 Validasi

Desain Kuesioner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

Lampiran 1.9 Lembar

Kuesioner Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

KUESIONER MOTIVASI BELAJAR

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)

Petunjuk pengisian :

1. Tuliskan identitasmu di bawah ini :

Nama :

Kelas :

Hari/tanggal :

2. Pilihlah salah satu jawaban sesuai dengan pilihanmu dengan cara memberi

tanda cek (√) pada kolom yang tersedia!

No Pernyataan Skor

Ya Tidak

1 Saya tidak terlambat masuk kelas

2 Saya mempersiapkan alat tulis dan buku pelajaran

3 Saya memperhatikan pembelajaran yang disampaikan oleh guru

4 Saya mencatat pelajaran yang disampaikan oleh guru

5 Saya melihat guru yang sedang menjelaskan

6 Saya antusias menjawab pertanyaan dari guru.

7 Saya tidak bermain saat pelajaran.

8 Saya tidak berbicara dengan teman mengenai hal-hal di luar pembelajaran.

9 Saya mengantuk saat pelajaran

10 Saya bertanya kepada teman tentang pelajaran yang sulit

11 Saya bertanya pada guru bila mengalami kesulitan.

12 Saya diberi tepuk tangan jika menjawab pertanyaan dengan benar

13 Saya diberi pujian jika mengerjakan tugas dengan tepat waktu

14 Saya diberi apresiasi guru saat menaati peraturan dikelas

15 Saya mendapatkan pujian atas keberanian menjawab meski jawabannya

kurang tepat

16 Saya merasa senang saat mendapat pujian dari guru atau teman

17 Saya menyepakati peraturan kelas

18 Saya menciptakan suasana kelas yang bersih

Total

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

Lampiran 1.10 Validasi

Perangkat Pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

Lampiran 1.11 Silabus

Siklus 1 dan Siklus 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176

SILABUS

Nama Sekolah : SD BOPKRI Gondolayu

Tema : Hiburan

Kelas : II.1

Semester : 1 (satu)

Alokasi Waktu : 4 pertemuan (4 x 35 menit)

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Materi Pokok

dan Uraian

Materi

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Metode

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Sumber/ Bahan/

Alat

2.

Mengena

l

berbagai

bentuk

benda

dan

kegunaan

nya serta

perubaha

n wujud

yang

2.1

Mengident

ifikasi ciri-

ciri benda

padat dan

cair yang

ada di

lingkunga

n sekitar

Ciri-ciri benda

padat dan

benda benda

cair

Kognitif

1.1.1 Menceritakan

kembali

dengan kata-

kata atau

kalimat

sendiri isi teks

pendek.

(Bahasa

Indonesia)

2.1.1 Menyebutkan

Apersepsi :

1. Guru

memberikan

salam kepada

siswa.

2. Guru meminta

siswa

membereskan

buku pelajaran

sebelumnya

3. Sebelum

Jenis

Tagihan

a. Tes

Tertulis

b. Observasi

c. Unjuk

Kerja

Bentuk

Instrumen

a. Lembar

Cooperative

Learning

1

pertemuan

(2 x 35

menit)

Sumber

http://www.cerita

kecil.com/cerita-

dan-

dongeng/Burung-

Gagak-dan-

Sebuah-Kendi-

42/ diaskses 2

Oktober 2016.

Anwar, Sjaeful.

2008. Mari,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Materi Pokok

dan Uraian

Materi

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Metode

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Sumber/ Bahan/

Alat

dapat

dialamin

ya

ciri-ciri benda

padat dan

benda cair.

(IPA)

2.1.2 Membedakan

ciri-ciri benda

padat dan

benda cair.

(IPA)

Afektif

1.1.2 Menunjukkan

sikap teliti

dalam

menceritakan

kembali teks

pendek.

(Bahasa

Indonesia)

2.1.3 Menunjukkan

sikap percaya

diri dalam

menyebutkan

ciri-ciri benda

padat dan

benda cair.

memulai

kegiatan

pembelajaran

guru

memperingatka

n cara duduk

yang baik.

4. Guru

menyampaikan

aturan kelas.

5. Untuk

mengetahui

sejauh mana

pengetahuan

siswa tentang

materi yang

akan dibahas,

siswa diajak

tanya jawab

oleh guru.

Motivasi:

6. Guru

memotivasi

siwa dengan

memberikan

semangat

untuk belajar.

Kerja

Kelompok

b. Lembar

Pengamat

an siswa

c. Lembar

Kerja

Kelompok

Belajar Ilmu

Pengetahuan

Alam 2: untuk

SD/MI Kelas II.

Jakarta: Pusat

Perbukuan.

Purwnti, Sri.

2008. Ilmu

Pengetahuan

Alam II: untuk

SD/MI Kelas II.

Jakarta: Pusat

Perbukuan.

Rositawaty, S.

2008. Senang

Belajar Ilmu

Pengetahuan

Alam : untuk

SD/MI Kelas II.

Jakarta : Pusat

Perbukuan.

Sulistyanto, Heri.

2008. Ilmu

Pengetahuan

Alam untuk

SD/MI Kelas II.

Jakarta: Pusat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Materi Pokok

dan Uraian

Materi

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Metode

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Sumber/ Bahan/

Alat

(IPA)

Psikomotor

1.1.3 Menuliskan

cerita dengan

kata-kata atau

kalimat

sendiri isi teks

pendek.

(Bahasa

Indonesia)

2.1.4 Menuliskan

hasil

percobaan

tentang ciri

benda padat

dan benda

cair. (IPA)

Orientasi :

7. Guru

menyampaikan

tujuan

pembelajaran

hari ini “Ciri-

ciri Benda

Padat dan

Benda Cair”

Eksplorasi

8. Siswa

mendengarkan

cerita yang

disampaikan

guru dengan

menggunakan

media

pembelajaran

cerita Aesop

Fabel yang

berjudul

“Burung

Gagak yang

Cerdik”

9. Guru mengajak

siswa untuk

menceritakan

kembali isi

Perbukuan.

Alat

1. Alat tulis

2. Papan tulis

Media

1. Cerita

Modifikasi

Aesop Fabel

2. LKS

3. Boneka

4. Air

5. Wadah

6. Buku

7. Alat tulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Materi Pokok

dan Uraian

Materi

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Metode

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Sumber/ Bahan/

Alat

cerita yang

telah

disampaikan.

10. Siswa

menceritakan

kembali cerita

yang telah

didengar.

11. Siswa diajak

bertanya jawab

tentang isi

cerita.

Elaborasi

12. Siswa

mendapatkan

penekanan

materi dari

guru.

13. Siswa bertanya

dari penjelasan

yang sudah

disampaikan

oleh guru.

14. Siswa di bagi

menjadi

beberapa

kelompok.

15. Dalam kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Materi Pokok

dan Uraian

Materi

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Metode

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Sumber/ Bahan/

Alat

kelompok

siswa diminta

untuk

mengamati

ciri-ciri benda

padat dan

benda cair

melalui

percobaan

sederhana yang

dilakukan oleh

guru.

16. Siswa

mengerjakan

Lembar Kerja

Kelompok

dengan

mengisi titik-

titik

menuliskan

hasil

pengamatan

dalam

percobaan.

17. Siswa dan guru

membahas

bersama-sama

hasil jawaban

siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Materi Pokok

dan Uraian

Materi

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Metode

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Sumber/ Bahan/

Alat

Konfirmasi

18. Guru

memberikan

penguatan

tentang materi

pelajaran hari

ini.

19. Guru

menanyakan

kepada siswa

apakah ada

yang belum

jelas tentang

materi hari ini.

Mengidentifik

asi wujud

benda padat

dan benda cair

Kognitif

1.1.1 Menyebutkan

manfaat hidup

rukun. (PKn)

1.1.2 Memberikan

contoh sikap

hidup rukun

(PKn)

2.1.5 Mengidentifika

si wujud benda

padat dan benda

cair.

2.1.6 Menunjukkan

Apersepsi :

1. Guru

memberikan

salam kepada

siswa.

2. Guru meminta

siswa

membereskan

buku pelajaran

sebelumnya

3. Sebelum

memulai

kegiatan

Jenis

Tagihan

a. Tes

Tertulis

b. Observasi

c. Unjuk

Kerja

Cooperative

Learning

1

pertemuan

(2 x 35

menit)

Sumber

Anwar, Sjaeful.

2008. Mari,

Belajar Ilmu

Pengetahuan

Alam 2: untuk

SD/MI Kelas II.

Jakarta: Pusat

Perbukuan.

Purwnti, Sri.

2008. Ilmu

Pengetahuan

Alam II: untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Materi Pokok

dan Uraian

Materi

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Metode

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Sumber/ Bahan/

Alat

beragam jenis

benda padat dan

cair yang ada di

sekitar. (IPA)

Afektif

1.1.3 Mempraktikkan

sikap hidup

rukun di kelas.

(PKn)

2.1.7 Menunjukkan

sikap percaya

diri dalam

menyebutkan

macam-macam

benda padat dan

benda cair.

(IPA)

Psikomotor

2.1.8

Mengelompok

kan contoh

gambar benda

padat dan benda

pembelajaran

guru

memperingatka

n cara duduk

yang baik.

4. Guru

menyampaikan

aturan kelas.

5. Untuk

mengetahui

sejauh mana

pengetahuan

siswa tentang

materi yang

akan dibahas,

siswa diajak

tanya jawab

oleh guru.

Motivasi:

6. Guru

memotivasi

siwa dengan

memberikan

semangat

untuk belajar.

Bentuk

Instrumen

a. Lembar

Evaluasi

b. Lembar

Pengamat

an siswa

c. Lembar

Kerja

Kelompok

SD/MI Kelas II.

Jakarta: Pusat

Perbukuan.

Rositawaty, S.

2008. Senang

Belajar Ilmu

Pengetahuan

Alam : untuk

SD/MI Kelas II.

Jakarta : Pusat

Perbukuan.

Sulistyanto, Heri.

2008. Ilmu

Pengetahuan

Alam untuk

SD/MI Kelas II.

Jakarta: Pusat

Perbukuan.

Alat

1. Papan tulis

2. Benda-

benda di

kelas

3. Alat tulis

4. Gunting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Materi Pokok

dan Uraian

Materi

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Metode

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Sumber/ Bahan/

Alat

cair. (IPA)

Orientasi :

7. Guru

menyampaikan

tujuan

pembelajaran

hari ini “Benda

Padat dan

Benda Cair”

Eksplorasi

8. Siswa

mendengarkan

cerita yang

disampaikan

guru dengan

menggunakan

media

pembelajaran

cerita Aesop

Fabel yang

berjudul

“Rubah Licik

dan Bangau

Pandai”

9. Guru mengajak

siswa untuk

menceritakan

kembali isi

cerita yang

5. Lem

Media

1. Cerita

Modifikasi

Aesop

Fabel

2. LKS

3. Gambar

benda padat

dan benda

cair

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Materi Pokok

dan Uraian

Materi

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Metode

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Sumber/ Bahan/

Alat

telah

disampaikan.

10. Siswa diajak

bertanya jawab

tentang isi

cerita.

Elaborasi

11. Siswa

mendapatkan

penekanan

materi dari

guru.

12. Siswa bertanya

dari penjelasan

yang sudah

disampaikan

oleh guru.

13. Siswa di bagi

menjadi

beberapa

kelompok.

14. Siswa

mengerjakan

Lembar Kerja

Kelompok

dengan

mengisi titik-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Materi Pokok

dan Uraian

Materi

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Metode

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Sumber/ Bahan/

Alat

titik

menuliskan

nama benda

dan

mengidentifika

si benda badat

maupun benda

cair, mencari

masing-masing

3 contoh benda

padat dan

benda cair dan

menggambarka

n pada kotak

yang sudah

disediakan.

15. Siswa dan guru

membahas

bersama-sama

hasil jawaban

siswa.

16. Siswa diminta

untuk

mengerjakan

soal evaluasi.

Konfirmasi

17. Guru

memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Materi Pokok

dan Uraian

Materi

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Metode

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Sumber/ Bahan/

Alat

penguatan

tentang materi

pelajaran hari

ini.

18. Guru

menanyakan

kepada siswa

apakah ada

yang belum

jelas tentang

materi hari ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187

SILABUS

Nama Sekolah : SD BOPKRI Gondolayu

Tema : Hiburan

Kelas : II.1

Semester : 1 (satu)

Alokasi Waktu : 4 pertemuan (4 x 35 menit)

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

dan

Uraian

Materi

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Metode

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Sumber/

Bahan/ Alat

2. Mengenal

berbagai

bentuk

benda dan

kegunaann

ya serta

perubahan

wujud

yang dapat

IPA

2.2 Menunjukkan

perubahan

bentuk dan

wujud

benda

(plastisin/

tanah liat/

Perubahan

Bentuk

dan

Wujud

Benda

Kognitif 1.1.3 Mengenal

pentingnya

hidup rukun.

(PKn)

1.1.4 Memberikan

contoh sikap

hidup rukun.

(PKn)

Apersepsi :

20. Guru

memberikan

salam kepada

siswa.

21. Guru meminta

siswa

membereskan

Jenis

Tagihan

d. Tes

Tertulis

e. Observasi

f. Unjuk

Kerja

Cooperative

Learning

1

pertemuan

(2 x 35

menit)

Sumber

Anwar,

Sjaeful.

2008. Mari,

Belajar Ilmu

Pengetahua

n Alam 2:

untuk

SD/MI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

dan

Uraian

Materi

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Metode

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Sumber/

Bahan/ Alat

dialaminya adonan

tepung)

akibat dari

kondisi

tertentu.

PKn

1.1 Mengenal

pentingnya

hidup

rukun.

2.2.1 Menunjukkan

perubahan

bentuk benda

akibat kondisi

tertentu. (IPA)

2.2.2 Menunjukkan

perubahan

wujud benda

akibat kondisi

tertentu. (IPA)

2.2.3 Mencari contoh

benda padat

yang mudah

berubah wujud

menjadi cair

dan sebaliknya

benda cair

menjadi benda

padat. (IPA)

Afektif

1.1.3 Menunjukkan

sikap percaya

diri dalam

menyebutkan

contoh sikap

hidup rukun.

buku pelajaran

sebelumnya

22. Sebelum

memulai

kegiatan

pembelajaran

guru

memperingatkan

cara duduk yang

baik.

23. Guru

menyampaikan

aturan kelas.

24. Untuk

mengetahui

sejauh mana

pengetahuan

siswa tentang

materi yang akan

dibahas, siswa

diajak tanya

jawab oleh guru.

Motivasi:

25. Guru

memotivasi siwa

dengan

memberikan

Bentuk

Instrumen

d. Lembar

Kerja

Individu

e. Lembar

Pengamata

n siswa

f. Lembar

Kerja

Individu

Kelas II.

Jakarta:

Pusat

Perbukuan.

Purwnti, Sri.

2008. Ilmu

Pengetahua

n Alam II:

untuk

SD/MI

Kelas II.

Jakarta:

Pusat

Perbukuan.

Rositawaty,

S. 2008.

Senang

Belajar Ilmu

Pengetahua

n Alam :

untuk

SD/MI

Kelas II.

Jakarta :

Pusat

Perbukuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

dan

Uraian

Materi

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Metode

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Sumber/

Bahan/ Alat

(PKn)

2.2.3 Menunjukkan

sikap percaya

diri dalam

menyebutkan

perubahan

wujud dan

bentuk benda.

(IPA)

Psikomotor

1.1.4 Mempraktikkan

sikap hidup

rukun di kelas.

(PKn)

2.2.4 Membuat salah

satu bentuk

benda dari

plastisin. (IPA)

semangat untuk

belajar, dengan

bermain games

“Merobohkan

Botol dengan

Bola Plastisin”

Orientasi :

26. Guru

menyampaikan

tujuan

pembelajaran

hari ini

“Perubahan

Bentuk dan

Wujud Benda”

Eksplorasi

1. Guru membagi

siswa menjadi 4

kelompok.

2. Guru mengajak

setiap kelompok

siswa untuk

menceritakan

kembali isi cerita

yang akan

disampaikan.

3. Siswa

Sulistyanto,

Heri. 2008.

Ilmu

Pengetahua

n Alam

untuk

SD/MI

Kelas II.

Jakarta:

Pusat

Perbukuan.

Alat

3. Alat

tulis

4. Papan

tulis

5. Plasti-

sin

Media

8. Cerita

Modifi-

kasi

fabel

Aesop

9. LKS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

dan

Uraian

Materi

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Metode

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Sumber/

Bahan/ Alat

mendengarkan

cerita yang

disampaikan guru

dengan

menggunakan

media

pembelajaran

cerita fabel Aesop

yang berjudul

“The Little Ride

Hen.”

4. Setelah

mendengarkan

cerita yang

disampaikan oleh

guru, setiap

kelompok diminta

untuk bertanya

jawab bersama

anggota kelompok

tentang isi cerita.

5. Setiap kelompok

menceritakan

kembali cerita

yang telah

didengar.

Elaborasi

10. Boneka

11. Benda-

benda

sekitar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

dan

Uraian

Materi

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Metode

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Sumber/

Bahan/ Alat

1. Guru mengajak

siswa untuk

membuat salah

satu bentuk benda

dari plastisin

untuk

menunjukkan

perubahan wujud

dan bentuk benda.

2. Siswa bertanya

dari penjelasan

yang sudah

disampaikan oleh

guru.

3. Siswa

mengerjakan LKS

dengan mengisi

dengan

melengkapi titik-

titik dengan

memilih jawaban

pada kotak di

bawahnya.

4. Siswa dan guru

membahas

bersama-sama

hasil jawaban

siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

dan

Uraian

Materi

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Metode

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Sumber/

Bahan/ Alat

Konfirmasi

27. Guru

memberikan

penguatan

tentang materi

pelajaran hari

ini.

28. Guru

menanyakan

kepada siswa

apakah ada yang

belum jelas

tentang materi

hari ini.

IPA

2.3Mengidentifikasi

benda-benda

yang dikenal

dan

kegunaannya

melalui

pengamatan.

Bahasa Indonesia

1. Memahami teks

pendek dan

Kegunaan

Benda Kognitif 1.1.1 Menceritakan

kembali dengan

kata-kata atau

kalimat sendiri

isi teks pendek.

(Bahasa

Indonesia)

2.3.1

Mengidentifi

kasi benda yang

dikenal. (IPA

Apersepsi :

19. Guru

memberikan

salam kepada

siswa.

20. Guru meminta

siswa

membereskan

buku pelajaran

sebelumnya

21. Sebelum

memulai

Jenis

Tagihan

d. Tes

Tertulis

e. Observasi

f. Unjuk

Kerja

Bentuk

Instrumen

Cooperative

Learning

1

pertemuan

(2 x 35

menit)

Sumber

Anwar,

Sjaeful.

2008. Mari,

Belajar Ilmu

Pengetahua

n Alam 2:

untuk

SD/MI

Kelas II.

Jakarta:

Pusat

Perbukuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

dan

Uraian

Materi

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Metode

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Sumber/

Bahan/ Alat

puisi anak yang

dilisankan.

2.3.2 Menyebutkan

kegunaan suatu

benda. (IPA

Afektif

1.1.2 Menunjukkan

sikap teliti

dalam

menceritakan

kembali teks

pendek.

(Bahasa

Indonesia)

2.3.3 Menunjukkan

sikap percaya

diri dalam

menyebutkan

kegunaan benda.

(IPA)

Psikomotor

1.1.3 Menuliskan

cerita dengan

kata-kata atau

kalimat sendiri

isi teks pendek.

(Bahasa

kegiatan

pembelajaran

guru

memperingatkan

cara duduk yang

baik.

22. Guru

menyampaikan

aturan kelas.

23. Untuk

mengetahui

sejauh mana

pengetahuan

siswa tentang

materi yang akan

dibahas, siswa

diajak tanya

jawab oleh guru.

Motivasi:

24. Guru

memotivasi

siswa dengan

memberikan

semangat untuk

belajar, dengan

d. Lembar

Evaluasi

e. Lembar

Pengamata

n siswa

f. Lembar

Kerja

Kelompok

Purwnti, Sri.

2008. Ilmu

Pengetahua

n Alam II:

untuk

SD/MI

Kelas II.

Jakarta:

Pusat

Perbukuan.

Rositawaty,

S. 2008.

Senang

Belajar Ilmu

Pengetahua

n Alam :

untuk

SD/MI

Kelas II.

Jakarta :

Pusat

Perbukuan.

Sulistyanto,

Heri. 2008.

Ilmu

Pengetahua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

dan

Uraian

Materi

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Metode

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Sumber/

Bahan/ Alat

Indonesia)

2.3.4 Mencari gambar

benda di sebuah

majalah. (IPA)

bermain games

teka-teki

Orientasi :

25. Guru

menyampaikan

tujuan

pembelajaran

hari ini

“Kegunaan

Benda”

Eksplorasi

6. Siswa

mendengarkan

cerita yang

disampaikan guru

dengan

menggunakan

media

pembelajaran

cerita Aesop Fabel

yang berjudul

“Tikus Kota dan

Tikus Desa”

7. Guru mengajak

siswa untuk

menceritakan

n Alam

untuk

SD/MI

Kelas II.

Jakarta:

Pusat

Perbukuan.

Alat

6. Papan

tulis

7. Bend-

benda

di

kelas

8. Alat

tulis

9. Gun-

ting

10. Lem

Media cerita

modifikasi

fabel Aesop,

LKS, boneka,

benda-benda

sekitar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

dan

Uraian

Materi

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Metode

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Sumber/

Bahan/ Alat

kembali isi cerita

yang telah

disampaikan.

8. Siswa

menceritakan

kembali cerita

yang telah

didengar.

9. Siswa diajak

bertanya jawab

tentang isi cerita.

Elaborasi

1. Siswa bertanya

dari penjelasan

yang sudah

disampaikan oleh

guru.

2. Siswa di bagi

menjadi beberapa

kelompok.

3. Dalam kerja

kelompok siswa

diminta untuk

mengamati

majalah yang

diberikan guru dan

mencari gambar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

196

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

dan

Uraian

Materi

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Metode

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Sumber/

Bahan/ Alat

benda.

4. Siswa

mengerjakan

Lembar Kerja

Kelompok

menempelkan

gambar benda dan

menuliskan

kegunaan benda

yang ditemukan.

5. Siswa dan guru

membahas

bersama-sama

hasil jawaban

siswa.

6. Siswa diberi

lembar evaluasi

7. Siswa

mengerjakan soal

evaluasi

Konfirmasi

26. Guru

memberikan

penguatan

tentang materi

pelajaran hari

ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

197

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar

Materi

Pokok

dan

Uraian

Materi

Indikator Kegiatan

Pembelajaran Penilaian

Metode

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Sumber/

Bahan/ Alat

27. Guru

menanyakan

kepada siswa

apakah ada yang

belum jelas

tentang materi

hari ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

198

Lampiran 1.12 Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

Siklus 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

199

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Tingkat Pendidikan : SD BOPKRI Gondolayu

Mata Pelajaran : IPA & Bahasa Indonesia

Tema : Hiburan

Kelas/ Semester : II/ 1 (Satu)

Pertemuan ke- : 1

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi :

A. IPA

2. Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan benda cair.

B. Bahasa Indonesia

1. Memahami teks pendek dan puisi anak yang dilisankan.

II. Kompetensi Dasar :

A. IPA

2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan cair yang ada di

lingkungan sekitar.

B. Bahasa Indonesia

1.1 Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi

teks pendek.

III. Indikator

Kognitif

1.1.1 Menceritakan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri

isi teks pendek. (Bahasa Indonesia)

2.1.1 Menyebutkan ciri-ciri benda padat dan benda cair. (IPA)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

200

2.1.2 Membedakan ciri-ciri benda padat dan benda cair. (IPA)

Afektif

1.1.2 Menunjukkan sikap teliti dalam menceritakan kembali teks

pendek. (Bahasa Indonesia)

2.1.3 Menunjukkan sikap percaya diri dalam menyebutkan ciri-

ciri benda padat dan benda cair. (IPA)

Psikomotor

1.1.4 Menuliskan cerita dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi

teks pendek. (Bahasa Indonesia)

2.1.4 Menuliskan hasil percobaan tentang ciri-ciri benda padat

dan benda cair. (IPA)

IV. TujuanPembelajaran

Kognitif

1.1.1.1 Melalui cerita yang disampaikan guru siswa mampu

menceritakan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri

isi teks pendek dengan benar.

2.1.1.1 Melalui cerita fabel yang disampaikan oleh guru siswa

mampu menyebutkan masing-masing 2 ciri-ciri benda padat

dan benda cair dengan benar.

2.1.2.1 Melalui penjelasan dari guru siswa mampu membedakan 2

ciri-ciri benda padat dan benda cair.

Afektif

1.1.2.1 Melalui kegiatan pengerjaan tugas siswa mampu

menunjukkan sikap teliti dalam menceritakan kembali teks

pendek.

2.1.3.1 Melalui pengerjaan tugas siswa mampu menunjukkan sikap

percaya diri dalam menyebutkan ciri-ciri benda padat dan

benda cair.

Psikomotor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201

1.1.2.1 Setelah mendengarkan cerita siswa mampu menuliskan

cerita dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek.

2.1.4.1 Melalui percobaan yang dilakukan guru siswa mampu

menuliskan hasil percobaan tentang ciri benda padat dan

benda cair dengan benar.

V. Materi Pembelajaran

A. IPA : Ciri-Ciri Benda Padat dan Benda Cair

B. Bahasa Indonesia : Menceritakan Kembali Teks Pendek

VI. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Pendekatan : Cooperative Learning

Metode : Latihan, Diskusi, Demonstrasi

VII. Pendidikan Berbasis Budaya

Percaya diri

Rasa ingin tahu

Teliti

VIII. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Awal

Apersepsi :

1. Guru memberikan salam kepada siswa

2. Guru meminta siswa membereskan buku

pelajaran sebelumnya

3. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran

guru memperingatkan cara duduk yang

baik.

4. Guru menyampaikan aturan kelas.

Saat mengikuti pelajaran, baju harus

9 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

202

rapi

Jika ingin bertanya atau menjawab,

angkat tangan terlebih dahulu.

Jika menimbulkan keributan

sampai mendapat 3 kali

teguran, maka siswa akan

mendapat tugas baru dan

nilainya akan dikurangi.

5. Untuk mengetahui sejauh mana

pengetahuan siswa tentang materi yang

akan dibahas, siswa diajak tanya jawab

oleh guru.

Benda-benda apa saja yang ada di

sekitarmu?

Bagaimana ciri-ciri benda yang ada

disekitarmu?

6. Motivasi:

Guru memotivasi siwa dengan

memberikan semangat untuk belajar.

7. Orientasi :

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

hari ini “Ciri-ciri Benda Padat dan Benda

Cair”

Inti

Eksplorasi

1. Siswa mendengarkan cerita yang

disampaikan guru dengan menggunakan

media pembelajaran cerita Aesop Fabel

yang berjudul “Burung Gagak yang

Cerdik”

2. Guru mengajak siswa untuk

menceritakan kembali isi cerita yang

54 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

203

telah disampaikan.

3. Siswa menceritakan kembali cerita yang

telah didengar.

3. Siswa diajak bertanya jawab tentang isi

cerita.

Elaborasi

4. Siswa mendapatkan penekanan materi

dari guru.

5. Siswa bertanya dari penjelasan yang

sudah disampaikan oleh guru.

6. Siswa di bagi menjadi beberapa

kelompok.

7. Dalam kerja kelompok siswa diminta

untuk mengamati ciri-ciri benda padat

dan benda cair melalui percobaan

sederhana yang dilakukan oleh guru.

8. Siswa mengerjakan Lembar Kerja

Kelompok dengan mengisi titik-titik

menuliskan hasil pengamatan dalam

percobaan.

9. Siswa dan guru membahas bersama-sama

hasil jawaban siswa.

Konfirmasi

10. Guru memberikan penguatan tentang

materi pelajaran hari ini.

11. Guru menanyakan kepada siswa apakah

ada yang belum jelas tentang materi hari

ini.

Penutup 1. Siswa dan guru membuat kesimpulan

bersama tentang pembelajaran yang

7 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204

sudah dilakukan.

2. Siswa merefleksikan kegiatan

pembelajaran

IX. Media dan Alat Pembelajaran

A. Media : cerita modifikasi aesop fabel, LKS, boneka, air, wadah,

buku, pensil

B. Alat : alat tulis, papan tulis

X. Sumber Belajar

Purwnti, Sri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam II: untuk SD/MI Kelas II.

Jakarta: Pusat Perbukuan.

Rositawaty, S. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam : untuk

SD/MI Kelas II. Jakarta : Pusat Perbukuan.

Sulistyanto, Heri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas II.

Jakarta: Pusat Perbukuan.

http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Burung-Gagak-dan-

Sebuah-Kendi-42/ diaskses 2 Oktober 2016.

XI. Penilaian (terlampir)

A. Penilaian Pengetahuan (Kognitif)

Teknik : Tes tertulis

Instrumen : Lembar Kerja Kelompok

B. Penilaian Sikap (Afektif)

Teknik : Observasi

Instrumen : Lembar pengamatan siswa

C. Penilaian Keterampilan (Psikomotor)

Teknik : Unjuk kerja

Instrumen : Lembar Kerja Kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

205

Mengenal ciri-ciri benda padat

Lembar Kerja Kelompok

Satuan Pendidikan : SD Bopkri Gondolayu

Hari/Tanggal : Kamis/ 8 Desmber 2016

Kelas / Semester : II.2/I

Mengenal ciri-ciri benda padat

Alat dan bahan

Buku atau alat tulis

Langkah-langkah

1. Letakkan buku di mejamu

2. Amati bentuk dan ukuran buku

3. Pindahkan buku ke meja lain amati bentuk dan ukuran buku

Pertanyaan

1. Apakah bentuk buku berubah setelah dipindahkan?

..........................

2. Apakah ukuran buku berubah setelah dipindahkan?

...........................

Ciri-ciri benda padat antara lain :

1. ....................................................................................................................

2. ....................................................................................................................

3. ....................................................................................................................

Nama :

Kegiatan 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

206

Alat dan bahan

1. Gelas botol dan corong

2. Segelas air bersih

3. Spidol

Langkah-langkah

1. Siapkan segelas air (beri tanda tingginya) amati bentuk dan jumlah air

2. Tuang air dari gelas ke botol (dengan corong) amati bentuk air dalam

botol

3. Tuang air dari botol kembali ke gelas amati bentuk dan jumlah air

Pertanyaan

1. Apakah bentuk air berubah setelah dipindah?

.............................

2. Apakah jumah air berubah setelah pindah

.............................

Ciri-ciri benda cair antara lain :

1. ....................................................................................................................

2. ....................................................................................................................

3. ....................................................................................................................

1 2 3 4

Kegiatan 2 Mengenal ciri-ciri benda cair

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

207

1. Penilaian Kognitif

2. Penilaian Afektif

Sikap

Skor

3 2 1

Percaya

diri

Berani bertanya dengan

lantang, memandang ke

arah yang diajak bicara

dan kepala tidak

menunduk

Memenuhi 2 kriteria

dari 3 kriteria.

Memenuhi 1 kriteria

dari 3 kriteria.

Indikator

2.1.1 Menyebutkan ciri-ciri benda padat dan benda cair. (IPA)

2.1.2 Membedakan ciri-ciri benda padat dan benda cair. (IPA)

Teknik Penilaian Tes tertulis

Instrumen Lembar Kerja Kelompok

Indikator 2.1.3 Menunjukkan sikap percaya diri dalam menyebutkan ciri-ciri benda

padat dan benda cair.

Teknik

Penilaian

Observasi

Instrumen Lembar Pengamatan Siswa

Jika diisi benar, maka diberi skor 1

Skor Total = 8

Nilai Keseluruhan = 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏

𝟖 𝒙 𝟏𝟎𝟎

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

208

3. Penilaian Psikomotor

Kriteria

Skor

3 2 1

Kerapian Kecepatan mengerjakan,

bersih, dan tulisan dapat

dibaca

Memenuhi 2 kriteria

dari 3 kriteria.

Memenuhi 1 kriteria

dari 3 kriteria.

Kerjasama

Kelompok

Bekerjasama dengan

baik, saling membantu

antar teman, berbagi

tugas

Memenuhi 2 kriteria

dari 3 kriteria.

Memenuhi 1 kriteria

dari 3 kriteria.

Indikator

2.1.4 Menuliskan hasil percobaan tentang ciri-ciri benda padat dan

benda cair. (IPA)

Teknik

Penilaian

Unjuk Kerja

Instrumen Lembar Kerja Kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

209

Burung Gagak dan Sebuah Kendi

(Cerita Asli)

Pada suatu musim yang sangat kering,

dimana saat itu burung-burungpun

sangat sulit mendapatkan sedikit air

untuk diminum, seekor burung gagak

menemukan sebuah kendi yang

berisikan sedikit air. Tetapi kendi

tersebut merupakan sebuah kendi yang

tinggi dengan leher kendi sempit.

Bagaimanapun burung gagak tersebut

berusaha untuk mencoba meminum air

yang berada dalam kendi, dia tetap

tidak dapat mencapainya. Burung

gagak tersebut hampir merasa putus asa dan merasa akan meninggal karena

kehausan.

Kemudian tiba-tiba sebuah ide muncul dalam benaknya. Dia lalu mengambil

kerikil yang ada di samping kendi, kemudian menjatuhkannya ke dalam kendi

satu persatu. Setiap kali burung gagak itu memasukkan kerikil ke dalam kendi,

permukaan air dalam kendipun berangsur-angsur naik dan bertambah tinggi

hingga akhirnya air tersebut dapat di capai oleh sang burung Gagak.

Walaupun sedikit, pengetahuan bisa menolong diri kita pada saat yang tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

210

Burung Gagak dan Sebuah Kendi

(Cerita Modifikasi)

Pada suatu musim yang sangat kering,

dimana saat itu burung-burungpun

sangat sulit mendapatkan sedikit air

untuk diminum, ada seekor burung

gagak terbang kesana kemari untuk

mencari air. “Dimana aku bisa

menemukan air? Aku sangat

kehausan” gumam burung gagak.

Dengan usaha burung Gagak akhirnya

dia menemukan sebuah kendi yang

berisikan sedikit air. Tetapi kendi

tersebut merupakan sebuah kendi yang

tinggi dengan leher kendi sempit. “Apa yang harus aku lakukan untuk bisa

meminum air di dalam kendi ini?” pikr burung gagak. Bagaimanapun burung

gagak tersebut berusaha untuk mencoba meminum air yang berada dalam kendi,

dia tetap tidak dapat mencapainya. Burung Gagak tersebut hampir merasa putus

asa dan merasa akan meninggal karena kehausan.

Kemudian tiba-tiba sebuah ide muncul dalam benaknya. Dia lalu mengambil

daun-daun kering yang ada di samping kendi dan beberapa benda yang

ditemukannya dihutan, kemudian menjatuhkan kendi yang berisi air. Air di dalam

kendi tadi tumpah di beberapa daun dan benda yang diletakkan oleh burung

Gagak. Akhirnya si burung Gagak bisa minum dan tidak kehausan lagi.

Setelah meminum air dari kendi, burung Gagak menjadi penasaran “Kenapa

bentuk airnya sama seperti kendinya? dan setelah aku menumpahkannya ke

tempat lain bentuk air ikut berubah?” pikir Gagak dengan penasaran.

***

Mengapa ya anak-anak? Apakah ada yang ingin membantu gagak?

Siapa yang ingin membantu gagak?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

211

Nah, sekarang biarkan burung Gagak duduk di diam di sini, dan kita akan

membantu gagak dengan sedikit melakukan percobaan. Berikut percobaan yang

dilakukan anak-anak dan bu guru:

Mengenal ciri-ciri benda cair

Alat dan bahan

1. Gelas botol dan corong

2. Segelas air bersih

3. Spidol

Langkah-langkah

1. Siapkan segelas air (beri tanda tingginya) amati bentuk dan jumlah air

2. Tuang air dari gelas ke botol (dengan corong) amati bentuk air dalam

botol

3. Tuang air dari botol kembali ke gelas amati bentuk dan jumlah air

Apakah bentuk air berubah setelah dipindah?

Apakah jumah air berubah setelah pindah?

Melalui percobaan ini dapat disimpulkan bahwa benda cair memiliki ciri-

ciri bentuknya berubah-ubah sesuai dengan bentuk wadahnya. Jumlah

benda cair tetap walaupun di pindahkan. Benda cair tidak keras.

1 2 3 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

212

Mengenal ciri-ciri benda padat

Alat dan bahan

Buku atau alat tulis

Langkah-langkah

1. Letakkan buku di mejamu

2. Amati bentuk dan ukuran buku

3. Pindahkan buku ke meja lain amati bentuk dan ukuran buku

Apakah bentuk buku berubah setelah dipindahkan?

Apakah ukuran buku berubah setelah dipindahkan?

Melalui percobaan ini dapat disimpulkan bahwa benda padat memiliki

ciri-ciri bentuknya tetap, walau dipindah bentuk benda padat tetap, ukuran

benda padat tetap. Benda padat tersebut keras.

Kita akan memanggil burung Gagak kembali, “Apakah pertanyaanmu sudah

terjwab sekarang burung Gagak?”

Sekarang si burung Gagak menjadi tahu bahwa benda itu ada dua wujud yaitu

benda padat dan benda cair dan masing-masing wujud benda memiliki ciri-ciri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

213

Lampiran Materi

Ciri-Ciri Benda Padat dan Benda Cair

Ada begitu banyak benda di sekitar kita, benda wujud cair dan benda wujud padat.

Benda padat dan cair memiliki ciri-ciri yang berbeda. Berikut ciri-cirinya :

1. Ciri-ciri Benda Cair

Ciri-ciri benda cair adalah bentuknya berubah-ubah sesuai dengan bentuk

wadahnya. Semua benda yang dapat mengalir merupakan benda cair.

Perhatikan gambar berikut!

Tabung berisi air Susu dalam tempat berbeda

Lihat aneka tabung berisi air bentuk air seperti bentuk tabung.

Aneka tempat berisi susu botol, gelas dan kaleng bentuk sususeperti

tempatnya.

2. Ciri-ciri Benda Padat

Ciri-ciri benda padat adalah bentuknya tetap, walau dipindah bentuk benda

padat tetap, ukuran benda padat tetap. Benda padat tersebut keras dan

tidak dapat mengalir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

214

Perhatikan gambar berikut!

Pensil dipindah dari mangkuk ke gelas

Bentuk pensil tidak berubah, ukuran pensil juga tidak berubah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

215

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : SD BOPKRI Gondolayu

Mata Pelajaran : IPA & PKn

Tema : Hiburan

Kelas/Semester : II.2/ I

Pertemuan ke- : 2

Alokasi Waktu : 2 jp (2 x 35 menit)

I. Standar Kompetensi :

A. IPA

2. Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan benda cair.

B. PKn

1. Membiasakan hidup bergotong royong.

II. Kompetensi Dasar :

A. IPA

2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan cair yang ada di

lingkungan sekitar.

B. PKn

1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun.

III. Indikator

Kognitif

1.1.1 Menyebutkan manfaat hidup rukun. (PKn)

1.1.2 Memberikan contoh sikap hidup rukun (PKn)

2.1.1 Mengidentifikasi wujud benda padat dan benda cair. (IPA)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

216

2.1.2 Menunjukkan beragam jenis benda padat dan cair yang ada

di sekitar. (IPA)

Afektif

1.1.3 Mempraktikkan sikap hidup rukun di kelas. (PKn)

2.1.3 Menunjukkan sikap percaya diri dalam menyebutkan

macam-macam benda padat dan benda cair. (IPA)

Psikomotor

2.1.4 Mengelompokkan contoh gambar benda padat dan benda

cair. (IPA)

IV. TujuanPembelajaran

Kognitif

1.1.1.1 Melalui penjelasan dari guru siswa mengenal pentingnya

hidup rukun dengan baik.

1.1.1.2 Melalui pengerjaan tugas siswa mampu memberikan contoh

sikap hidup rukun dengan benar.

2.1.1.1 Melalui cerita aesop fabel siswa dapat mengidentifikasi 4

wujud benda padat dan 2 wujud benda cair dengan benar

2.1.2.1 Melalui kegiatan tanya jawab siswa mampu menunjukkan

beragam jenis benda padat dan cair yang ada di sekitar

dengan benar.

Afektif

1.1.1.3 Melalui kegiatan belajar siswa mampu mempraktikkan

sikap hidup rukun di kelas dengan baik.

2.1.3.1 Melalui kegiatan pembelajaran siswa mampu menunjukkan

sikap percaya diri dalam menyebutkan macam-macam

benda padat dan benda cair.

Psikomotor

2.1.4.1 Melalui penjelasan dari guru siswa mampu

mengelompokkan 3 contoh gambar benda padat dan 3

contoh gambar benda cair dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

217

V. Materi Pembelajaran

C. IPA : Benda Padat dan Benda Cair

D. PKn : Hidup Rukun

VI. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Pendekatan : Cooperative Learning

Metode : Latihan, Diskusi

VII. Pendidikan Berbasis Budaya

Cinta damai

Teliti

Hidup rukun

VIII. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

WAktu

Awal

Apersepsi

1. Guru memberikan salam kepada siswa.

2. Guru meminta siswa membereskan buku

pelajaran sebelumnya

3. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran

guru memperingatkan cara duduk yang

baik.

4. Guru menyampaikan aturan kelas.

Saat mengikuti pelajaran, baju

harus rapi

Jika ingin bertanya atau

menjawab, angkat tangan

terlebih dahulu.

Jika menimbulkan keributan

sampai mendapat 3 kali teguran,

maka siswa akan mendapat

9 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

218

tugas baru dan nilainya akan

dikurangi.

5. Untuk mengetahui sejauh mana

pengetahuan siswa tentang materi yang

akan dibahas, siswa diajak tanya jawab

oleh guru.

Benda-benda apa saja yang

ada di sekitarmu?

Mana yang disebut benda

padat dan mana yang disebut

benda cair?

Motivasi:

Guru memotivasi siwa dengan

memberikan semangat untuk belajar.

Orientasi

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

hari ini “Benda Padat dan Benda Cair”

Inti

Eksplorasi

1. Siswa mendengarkan cerita yang

disampaikan guru dengan menggunakan

media pembelajaran cerita Aesop Fabel

yang berjudul “Rubah Licik dan Bangau

Pandai”

2. Guru mengajak siswa untuk menceritakan

kembali isi cerita yang telah disampaikan.

3. Siswa diajak bertanya jawab tentang isi

cerita.

Elaborasi

4. Siswa mendapatkan penekanan materi dari

guru.

54 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

219

5. Siswa bertanya dari penjelasan yang

sudah disampaikan oleh guru.

6. Siswa di bagi menjadi beberapa

kelompok.

7. Siswa mengerjakan Lembar Kerja

Kelompok mencari gambar di majalah

masing-masing 3 contoh gambar benda

padat dan benda cair dan menempelkan

pada kotak yang sudah disediakan.

8. Siswa dan guru membahas bersama-sama

hasil jawaban siswa.

9. Siswa diminta untuk mengerjakan soal

evaluasi.

Konfirmasi

10. Guru memberikan penguatan tentang

materi pelajaran hari ini.

11. Guru menanyakan kepada siswa apakah

ada yang belum jelas tentang materi hari

ini.

Penutup

1. Siswa dan guru membuat kesimpulan

bersama tentang pembelajaran yang sudah

dilakukan.

2. Siswa merefleksikan kegiatan

pembelajaran

3. Siwa diperbolehkan istirahat.

7 menit

IX. Media dan Alat Pembelajaran

A. Media : Cerita modifikasi Aesop Fabel, LKS, gambar benda

padat dan benda cair

B. Alat : Papan tulis, benda-benda di kelas, alat tulis, gunting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

220

X. Sumber Belajar

Anwar, Sjaeful. 2008. Mari, Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 2: untuk

SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Purwnti, Sri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam II: untuk SD/MI Kelas II.

Jakarta: Pusat Perbukuan.

Rositawaty, S. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam : untuk

SD/MI Kelas II. Jakarta : Pusat Perbukuan.

Sulistyanto, Heri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas II.

Jakarta: Pusat Perbukuan.

XI. Penilaian (terlampir)

A. Penilaian Pengetahuan (Kognitif)

Teknik : Tes tertulis

Instrumen : Lembar Kerja Siswa

B. Penilaian Sikap (Afektif)

Teknik : Observasi

Instrumen : Lembar pengamatan siswa

C. Penilaian Keterampilan (Psikomotor)

Teknik : Unjuk kerja

Instrumen : Lembar Kerja Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

221

Lembar Kerja Kelompok

Satuan Pendidikan : SD Bopkri Gondolayu

Hari/Tanggal : Jumat/ 9 Desember 2016

Kelas / Semester : II.1/I

A. Carilah 3 gambar benda padat dan 3 gambar benda cair yang kalian

temukan dan tempelkan di dalam kotak di bawah ini!

Benda Padat

Benda Cair

Nama :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

222

PENILAIAN

1. Penilaian Kognitif

Rubrik Penilaian Pilihan Ganda

a) Soal Pilihan Ganda

1) Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda

No Indikator Aitem

2.1.1 Menyebutkan ciri-ciri benda padat dan benda cair 1, 2, 3, 4,

2.1.2 Membedakan ciri-ciri benda padat dan benda 6, 7, 8

2.1.5 Mengidentifikasi wujud benda padat dan benda cair 9,10,11

2.1.6 Menunjukkan beragam jenis benda padat dan cair

yang ada di sekitar

12, 13, 14,

2) Penilaian Soal Pilihan Ganda

Dalam setiap nomor soal terdapat satu jawaban benar dari empat alternatif

jawaban yaitu a,b,c,d. Setiap soal dengan jawaban benar mendapat skor 1,

sedangkan soal dengan jawaban salah mendapatkan skor 0. Nilai dari soal

instrumen pilihan ganda adalah jumlah total dari jawaban benar.

NO INDIKATOR

2.1.1 Menyebutkan ciri-ciri benda padat dan benda cair

2.1.2 Membedakan ciri-ciri benda padat dan benda

2.1.5 Mengidentifikasi wujud benda padat dan benda cair

2.1.6 Menunjukkan beragam jenis benda padat dan cair yang ada di sekitar

Teknik

penilaian

Tes Tertulis (Post tes)

Instrumen Soal pilihan ganda dan uraian

Tugas

Soal pilihan ganda: Berilah tanda (x) pada pilihan jawaban yang kamu anggap benar!

Soal uraian: Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan mengisi titik-titik dengan

jawaban yang benar!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

223

b) Soal Uraian

1) Kisi-kisi Soal Uraian

No Indikator Aitem

2.1.1 Menyebutkan ciri-ciri benda padat dan benda cair 1

2.1.2 Membedakan ciri-ciri benda padat dan benda 2

2.1.5 Mengidentifikasi wujud benda padat dan benda cair 3

2.1.6 Menunjukkan beragam jenis benda padat dan cair yang

ada di sekitar

4,5

2) Penilaian Soal Uraian

Dalam soal uraian, penilaian dilakukan dengan menghitung total skor pada setiap

nomor. Total jumlah skor maksimum adalah 20, maka nilai dari soal essay dapat

dihitung dengan cara sebagai berkut:

Rubrik Penilaian Soal Uraian

No Skor

3 2 1

1 Dapat menyebutkan 3

ciri benda air

Dapat menyebutkan 2 ciri

benda air

Dapat menyebutkan 1 ciri

benda air

2 Dapat menyebutkan 3

ciri benda padat

Dapat menyebutkan 2 ciri

benda padat

Dapat menyebutkan 1 ciri

benda padat

3 Dapat mengidentifikasi

3 benda

Dapat mengidentifikasi 2

benda

Dapat mengidentifikasi 2

benda

4 Dapat menyebutkan 3

benda cair

Dapat menyebutkan 2 benda

cair

Dapat menyebutkan 1

benda cair

5 Dapat menyebutkan 3

benda padat

Dapat menyebutkan 2 benda

padat

Dapat menyebutkan 1

benda padat

Kriteria Penilaian

I. Skor : 1 X 5 = 5

II. Skor : 3 X 5 = 15

Skor Maksimal 20

Nilai = Jumlah perolehan skor X 100

Skor maksimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

224

2. Penilaian Afektif

Sikap

Skor

3 2 1

Percaya diri Berani bertanya

dengan lantang,

memandang ke arah

yang diajak bicara

dan kepala tidak

menunduk

Memenuhi 2 kriteria

dari 3 kriteria.

Memenuhi 1 kriteria

dari 3 kriteria.

3. Penilaian Psikomotor

Kriteria

Skor

3 2 1

Kerapian Kecepatan mengerjakan,

bersih, dan tulisan dapat

dibaca

Memenuhi 2

kriteria dari 3

kriteria.

Memenuhi 1 kriteria

dari 3 kriteria.

Kesesuaian

gambar

Keseuaian gambar benda,

warna, dan bentuk

Indikator 2.1.7 Menunjukkan sikap percaya diri dalam menyebutkan macam-

macam benda padat dan benda cair.

Teknik

Penilaian

Observasi

Instrumen Lembar Pengamatan Siswa

Indikator

2.1.8 Menggambar 3 contoh benda padat dan 3 contoh benda cair.

Teknik

Penilaian

Unjuk Kerja

Instrumen Lembar Kerja Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

225

Lampiran Cerita

Bangau dan Rubah Makan Bersama

(Cerita Asli)

Suatu hari seekor rubah memikirkan rencana untuk mempermaikan temannya,

seekor burung bangau yang penampilannya selalu membuat sang Rubah tertawa.

"Kamu harus datang dan menikmati makan siang

bersamaku hari ini," kata sang Rubah kepada sang

Bangau, sambil tersenyum-senyum karena

memikirkan gurauan yang akan diperbuat

olehnya. Sang Bangau dengan senang menerima

undangan dari sang Rubah dan datang pada siang

hari itu.

Untuk makan siang, sang Rubah menyiapkan sup

yang disajikan pada piring yang sangat ceper dan

hampir datar, sehingga sang Bangau tidak bisa

menikmati sup tersebut, hanya ujung paruhnya

saja yang bisa menyentuh air sup. Tak setetes sup yang bisa di minumnya,

sedangkan sang Rubah menjilati sup tersebut dengan gampangnya sambil tertawa-

tawa hingga sang Bangau menjadi sangat kecewa karena telah dipermainkan.

Sang Bangau yang lapar dan merasa tidak senang, tetap berusaha untuk tenang.

Lalu kemudian sang Bangau balas mengundang sang Rubah untuk makan siang

keesokan hari di rumahnya.

Keesokan hari, tepat pada saat makan siang, sang Rubah tiba di rumah sang

Bangau yang menyediakan ikan yang sangat lezat sebagai menunya, tetapi ikan

tersebut di sajikan dalam sebuah guci tinggi yang mempunyai mulut guci yang

sempit. Sang Bangau dengan gampang memakan ikan tersebut dengan paruhnya

yang panjang sedangkan sang Rubah hanya bisa menjilati pinggiran guci sambil

mencium lezatnya makanan yang tersaji. Saat sang Rubah menjadi marah, dengan

tenangnya sang Bangau berkata:

Jangan mempermainkan orang karena kamu sendiri pasti tidak suka untuk

dipermainkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

226

Bangau dan Rubah Makan Bersama

(Cerita Modifikasi)

Suatu hari seekor Rubah memikirkan rencana untuk

mempermaikan temannya. Salah satu temannya

adalah seekor burung Bangau yang penampilannya

selalu membuat sang Rubah tertawa.

"Kamu harus datang dan menikmati makan siang

bersamaku hari ini," kata sang Rubah kepada sang

Bangau, sambil tersenyum-senyum karena

memikirkan gurauan yang akan diperbuat olehnya.

sang Bangau dengan senang menerima undangan dari sang Rubah dan berencana

untuk datang ke rumah Rubah untuk makan siang.

Waktu makan siang pun tiba, dengan rasa senang sang Bangau datang ke rumah

Rubah. Sesampainya di sana Rubah mempersilahkan bangau untuk masuk

kerumahnya, ada banyak benda yang ada di rumah Rubah ada kursi, meja, buku-

buku yang tesimpan di dalam rak, jam dan kaca. Rubah meminta Bangau untuk

duduk di ruang makan, di ruang makan sudah ada air untuk diminum. Sementara

itu Rubah menyiapkan makanan di dapur.

Dengan muka liciknya Rubah keluar dari dapur membawa sup yang disajikan

pada piring yang sangat ceper dan hampir datar sehingga sang Bangau tidak bisa

menikmati sup tersebut. “Baiklah Bangau mari kita makan dan selamat mencicipi

makanan yang aku buat” kata Rubah sambil tertawa. “Bagaimana aku bisa

menikmati makanan ini? Dengan paruhku yang panjang aku tidak bisa

memakannya” pikir sang Bangau. Ujung paruh Bangau hanya bisa menyentuh air

sup. Tak setetes sup yang bisa di minumnya, sedangkan sang Rubah menjilati sup

tersebut dengan gampangnya sambil tertawa-tawa hingga sang Bangau menjadi

sangat kecewa karena telah dipermainkan.

Sang Bangau yang lapar dan merasa tidak senang, tetap berusaha untuk tenang.

Lalu kemudian sang Bangau balas mengundang sang Rubah untuk makan siang

keesokan hari di rumahnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

227

Keesokan hari, tepat pada

saat makan siang, sang

Rubah tiba di rumah sang

Bangau yang terletak di tepi

sungai. Dirumah Bangau

tidak ada begitu banyak

benda sang Rubah langsung

saja duduk di kursi dan menghadap ke meja kayu di depannya.

Sang Bangau menyediakan ikan yang sangat lezat sebagai menunya, tetapi ikan

tersebut di sajikan dalam sebuah botol dengan lubang yang kecil. Sang Bangau

dengan gampang memakan ikan tersebut dengan paruhnya yang panjang

sedangkan sang Rubah hanya bisa menjilati pinggiran botol sambil mencium

lezatnya makanan yang tersaji.

Saat sang Rubah menjadi marah,

dengan tenangnya sang Bangau

berkata: “Jangan mempermainkan

orang karena kamu sendiri pasti

tidak suka untuk dipermainkan.”

Rubah menyadari perbuatannya

yang salah, sebagai seorang teman seharusnya saling membantu, menghargai

kekurangan temannya dan hidup rukun satu dengan yang lain.

Akhirnya Rubah minta maaf kepada Bangau.

Rubah dan Bangau menjadi bersahabat dan

sering makan bersama dengan piring yang

datar untuk makan Rubah dan botol dengan

lubang kecil untuk makan bangau.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

228

Lampiran Materi

Benda Padat dan Benda Cair

Benda adalah segala sesuatu yang dapat dipegang dan dapat dilihat. Dalam hal

yang nyata benda ada 2 yaitu benda yang berwujud padat dan benda cair. Benda

itu dibagi menjadi dua wujud yaitu

1. Wujud padat

Contoh benda padat yaitu meja, kursi, Lemari, dan masih banyak benda

padat lainnya.

2. Wujud cair.

Benda cair misalnya air, minyak goreng, madu, sirup, dan masih banyak

yang lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

229

Lampiran 1.13 Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

Siklus 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

230

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : SD BOPKRI Gondolayu

Tema : Hiburan

Mata Pelajaran : Tematik (IPA)

Kelas/Semester : II.2/ I

Pertemuan ke- : 3

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi :

A. IPA

2. Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan benda cair.

B. PKn

1. Membiasakan hidup bergotong-royong.

II. Kompetensi Dasar :

A. IPA

2.2 Menunjukkan perubahan bentuk dan wujud benda (plastisin/tanah

liat/adonan tepung) akibat dari kondisi tertentu.

B. PKn

2.1 Mengenal pentingnya hidup rukun.

III. Indikator

Kognitif

1.1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun. (PKn)

1.1.2 Memberikan contoh sikap hidup rukun. (PKn)

2.2.1 Menunjukkan perubahan bentuk benda akibat kondisi tertentu.

(IPA)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

231

2.2.2 Menunjukkan perubahan wujud benda akibat kondisi tertentu.

(IPA)

2.2.3 Mencari contoh benda padat yang mudah berubah wujud

menjadi cair dan sebaliknya benda cair menjadi benda padat.

(IPA)

Afektif

1.1.3 Menunjukkan sikap percaya diri dalam menyebutkan contoh

sikap hidup rukun. (PKn)

2.2.4 Menunjukkan sikap percaya diri dalam menyebutkan

perubahan wujud dan bentuk benda. (IPA)

Psikomotor

1.1.3 Mempraktikkan sikap hidup rukun di kelas. (PKn)

2.2.5 Membuat salah satu bentuk benda dari plastisin. (IPA)

IV. TujuanPembelajaran

Kognitif

1.1.1.1 Melalui penjelasan dari guru, siswa dapat mengenal

pentingnya hidup rukun dengan baik. (PKn)

1.1.1.2 Melalui pengerjaan tugas, siswa mampu memberikan 5

contoh sikap hidup rukun dengan benar. (PKn)

2.2.1.1 Melalui penjelasan dari guru, siswa mampu menunjukkan 3

perubahan bentuk akibat dari kondisi tertentu dengan benar.

(IPA)

2.2.2.1 Melalui penjelasan dari guru, siswa mampu menunjukkan 2

perubahan wujud akibat dari kondisi tertentu dengan benar.

(IPA)

2.2.3.1 Melalui penjelasan dari guru, siswa mampu mencari minimal

2 contoh benda padat yang mudah berubah wujud menjadi

cair dan sebaliknya benda cair menjadi benda padat dengan

benar. (IPA)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

232

Afektif

1.1.1.3 Melalui kegiatan tanya jawab, siswa mampu menunjukkan

sikap percaya diri dalam menyebutkan contoh sikap hidup

rukun. (PKn)

2.2.4.1 Melalui penjelasan dari guru, siswa mampu menunjukkan

sikap percaya diri dalam menyebutkan perubahan wujud dan

bentuk benda. (IPA)

Psikomotor

1.1.1.4 Melalui kegiatan belajar, siswa mampu mempraktikkan sikap

hidup rukun di kelas dengan baik. (PKn)

2.2.4.1 Melalui contoh dari guru, siswa mampu membuat salah satu

bentuk benda dari plastisin dengan kreatif. (IPA)

V. Materi Pembelajaran

PKn : Hidup Rukun

IPA : Perubahan Bentuk dan Wujud Benda

VI. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Pendekatan : Cooperative Learning

Metode : Latihan, Diskusi

VII.Pendidikan Berbasis Budaya

Percaya diri

Rasa ingin tahu

Teliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

233

VIII.Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Awal

Apersepsi :

1. Guru memberikan salam kepada siswa.

2. Guru meminta siswa membereskan buku

pelajaran sebelumnya

3. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran

guru memperingatkan cara duduk yang

baik.

4. Guru menyampaikan aturan kelas.

Saat mengikuti pelajaran, baju

harus rapi

Jika ingin bertanya atau menjawab,

angkat tangan terlebih dahulu.

Jika menimbulkan keributan

sampai mendapat 3 kali teguran,

maka siswa akan mendapat tugas

baru dan nilainya akan dikurangi.

5. Untuk mengetahui pengetahuan siswa

tentang materi yang akan dibahas, siswa

diajak tanya jawab oleh guru.

Coba sebutkan contoh benda cair

dan benda padat yang ada

disekitarmu!

Motivasi:

Guru memotivasi siswa dengan memberikan

semangat untuk belajar, dengan bermain

games “Merobohkan Botol dengan Bola

9 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

234

Plastisin”

Orientasi :

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

hari ini yaitu tentang “Perubahan Bentuk dan

Wujud Benda”

Inti

Eksplorasi

1. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.

2. Siswa diminta oleh guru untuk membaca

cerita yang berjudul “The Little Ride Hen”

bersama teman satu kelompoknya.

3. Guru menyampaikan kembali cerita yang

telah dibaca oleh siswa.

4. Siswa mendengarkan cerita yang

disampaikan guru dengan menggunakan

media pembelajaran cerita fabel Aesop yang

berjudul “The Little Ride Hen.”

5. Setelah mendengarkan cerita yang

disampaikan oleh guru, setiap kelompok

diminta untuk bertanya jawab bersama

anggota kelompok tentang isi cerita.

6. Setiap kelompok menceritakan kembali cerita

yang telah didengar.

Elaborasi

7. Siswa mendapatkan penekanan materi dari

guru.

8. Guru mengajak siswa untuk membuat salah

satu bentuk benda dari plastisin untuk

54 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

235

menunjukkan perubahan bentuk benda.

9. Siswa bertanya dari penjelasan yang sudah

disampaikan oleh guru.

10. Siswa mengerjakan LKS dengan mengisi

dengan melengkapi titik-titik dengan memilih

jawaban pada kotak di bawahnya.

11. Siswa dan guru membahas bersama-sama

hasil jawaban siswa.

Konfirmasi

12. Guru memberikan penguatan tentang materi

pelajaran hari ini.

13. Guru menanyakan kepada siswa apakah ada

yang belum jelas tentang materi hari ini.

Penutup

1. Siswa dan guru membuat kesimpulan

bersama tentang pembelajaran yang sudah

dilakukan.

2. Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran

3. Siwa diperbolehkan istirahat.

7 menit

IX. Media dan Alat Pembelajaran

A. Media : LKS, cerita fabel Aesop, boto, plastisin

B. Alat : Papan tulis, plastisin

X. Sumber Belajar

Anwar, Sjaeful. 2008. Mari, Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 2: untuk SD/MI

Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Purwnti, Sri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam II: untuk SD/MI Kelas II. Jakarta:

Pusat Perbukuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

236

Rositawaty, S. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam : untuk SD/MI

Kelas II. Jakarta : Pusat Perbukuan.

Sulistyanto, Heri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas II.

Jakarta: Pusat Perbukuan.

XI. Penilaian (terlampir)

A. Penilaian Pengetahuan (Kognitif)

Teknik : Tes tertulis

Instrumen : Lembar Kerja Siswa

B. Penilaian Sikap (Afektif)

Teknik : Observasi

Instrumen : Lembar pengamatan siswa

C. Penilaian Keterampilan (Psikomotor)

Teknik : Unjuk kerja

Instrumen : Membuat suatu benda dari plastisin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

237

PENILAIAN

1. Penilaian Kognitif

2. Penilaian Afektif

Sikap Skor

3 2 1

Percaya diri Berani menjawab

pertanyaan, yakin

dengan

jawabannya dan

berani bertanya.

Memenuhi 2 kriteria dari

3 kriteria.

Memenuhi 1 kriteria dari

3 kriteria.

Indikator

2.2.1 Menunjukkan perubahan bentuk dan wujud benda akibat dari

kondisi tertentu.

2.2.2 Mencari contoh benda padat yang mudah berubah wujud menjadi

cair dan sebaliknya benda cair menjadi benda padat.

Teknik

Penilaian

Tes tertulis

Instrumen Lembar Kerja Siswa

Indikator

2.2.3 Menunjukkan sikap percaya diri dalam menyebutkan perubahan

wujud dan bentuk benda.

Teknik

Penilaian

Observasi

Instrumen Lembar Pengamatan Siswa

Jika diisi benar, maka diberi skor 1

Skor Total = 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

238

3. Penilaian Psikomotor

Kriteria

Skor

3 2 1

Kerapian Kecepatan

mengerjakan,

bersih, dan rapi

Memenuhi 2 kriteria dari

3 kriteria.

Memenuhi 1 kriteria dari

3 kriteria.

Kreatifitas Membuat sendiri,

bentuknya kreatif,

bentuknya

menarik

Memenuhi 2 kriteria dari

3 kriteria.

Memenuhi 1 kriteria dari

3 kriteria.

Lembar Pengamatan

Nama

Skor

Kognitif Afektif Psikomotor

Indikator 2.2.4 Membuat salah satu bentuk benda dari plastisin.

Teknik

Penilaian

Unjuk Kerja

Instrumen Membuat suatu benda dari plastisin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

239

Lembar Kerja Siswa

Satuan Pendidikan : SD Bopkri Gondolayu

Hari/Tanggal :

Kelas / Semester : II.2/I

Pilihlah jawaban dari kotak di bawah

Lilin adalah benda .................

Jika terkena api, lilin akan ................

Lilin lalu berubah menjadi benda .................

Mentega adalah benda .................

Jika dipanaskan dalam penggorengan,

mentega akan ...

Mentega lalu berubah menjadi benda

..................

Es krim adalah benda....................

Es batu dibuat dari.........................

Es batu dibuat dari air caranya air..............

di dalam kulkas, air itu akan...............

Nama :

1

2

3

padat cair didinginkan meleleh

membeku dipanaskan air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

240

“The Little Ride Hen”

Di suatu siang yang sangat

panas, matahari bersinar sangat

terik dan burung-burung

berlalu lalang diudara untuk

mencari makan.

Tinggalah 4 ekor binatang

yang sedang lapar.

Keempat binatang tersebut

adalah Sapi, Anjing, Ayam

Betina dan Babi.

Walaupun mereka merasa lapar

tak ada satupun dari mereka

yang keluar untuk mencari

makanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

241

Karena merasa begitu lapar si

Ayam Betina berpikir untuk

keluar mencari makanan.

Ketika sedang keluar mencari

makanan si Ayam Betina

menemukan biji gandum yang

ada di atas tanah.

Karena tak ada satupun

makanan yang ditemukan

akhirnya si Ayam Betina

mengambil biji gandum

tersebut dan berniat

membawanya kepeternakan.

Dengan gembira si Ayam

Betina pulang ke peternakan

dan berniat untuk bercerita

kepada teman-temannya

tentang biji gandum yang

ditemukannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

242

Sesampainya di peternakan si

Ayam Betina menceritakan dan

memperlihatkan biji gandum

kepada teman-temannya.

Si Ayam betina berfikir untuk

menanam biji gandum yang

ditemukannya, agar mereka

memiliki persedian makanan.

Si Ayam Betina meminta

bantuan kepada setiap hewan

yang ada dipeternakan untuk

membantunya menanam

gandum. Dia bertanya kepada

Anjing, Babi dan Sapi. Namun

tak ada satu pun dari mereka

yang mau membantunya.

Karena tak ada satu pun

temannya yang membantu

ayam menanam biji gandum

sendiri dan merawatnya setiap

hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

243

Beberapa bulan kemudian,

gandum yang dipanen oleh si

Ayam Betina sudah siap untuk

dipanen.

Si Ayam Betina sangat senang

dan ingin memberitahu teman-

temannya bahwa gandum yang

ditanam sudah bisa dipanen

dan ingin mengajak mereka

untuk memanennya bersama.

Lagi-lagi tak ada satupun dari

teman-temannya yang mau

untuk diajak memanen

gandum.

Akhirnya, si ayam memanenya

sendiri dan membawanya ke

peternakan. Semua hewan

tercengang melihat panen

gandum yang begitu banyak.

Walau begitu tidak satupun

dari mereka mau membantu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

244

Agar gandum yang dimakan

lebih lezat si Ayam Betina

ingin mengubah gandum

menjadi sebuah roti. Untuk

mengubah menjadi roti si

Ayam Betina memerlukan

bantuan teman-temannya untuk

mengubah gandum menjadi

tepung terlebih dahulu.

Ketika sampai di peternakan, si

ayam meminta bantuan kepada

teman-temannya untuk

menggiling gandumnya

menjadi tepung.

Dengan jawaban yang sama

temannya tak ada yang mau

membantu.

Karena tak ada teman yang

membantu si ayam menggiling

sendiri gandum hasil panennya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

245

Si Ayam Betina memulai

menggiling gandum dengan

menumbuk biji gandum sedikit

demi sedikit di dalam wadah.

Hingga akhirnya jadilah

sebuah tepung yang halus.

Setelah semua biji gandum

tertumbuk dan menjadi tepung,

si Ayam Betina memulai

menyiapkan semua bahan dan

benda yang akan di pakai.

Tahap pertama tepung

dicampur dengan air dan

diaduk-aduk hingga menjadi

adonan.

Setelah adonan jadi. Adonan

dimasukkan dalam

pemanggang dan ditunggu 10

menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

246

Akhirnya roti yang dipanggang

telah siap untuk dimakan.

Si ayam membawa roti itu

keluar dari dapur dan meminta

bantuan untuk memakannya.

Dengan senang hati temannya

langsung mau untuk

membantunya.

Dengan hati yang senang si

Ayam Betina dan teman-

temannya menikmati setiap

potongan roti dan memakannya

dengan lahap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

247

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : SD BOPKRI Gondolayu

Tema : Hiburan

Mata Pelajaran : Tematik (IPA)

Kelas/Semester : II.2/ II

Pertemuan ke- : 4

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi :

A. IPA

2. Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan benda cair.

B. PKn

1. Membiasakan hidup bergotong royong.

II. Kompetensi Dasar :

A. IPA

2.3 Mengidentifikasi benda-benda yang dikenal dan kegunaannya melalui

pengamatan.

B. Bahasa Indonesia

1. Memahami teks pendek dan puisi anak yang dilisankan.

III. Indikator

Kognitif

1.1.1 Menceritakan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi

teks pendek. (Bahasa Indonesia)

2.3.1 Mengidentifikasi benda yang dikenal. (IPA

2.3.2 Menyebutkan kegunaan suatu benda. (IPA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

248

Afektif

1.1.2 Menunjukkan sikap teliti dalam menceritakan kembali teks

pendek. (Bahasa Indonesia)

2.3.3 Menunjukkan sikap percaya diri dalam menyebutkan kegunaan

benda. (IPA)

Psikomotor

1.1.3 Menuliskan cerita dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks

pendek. (Bahasa Indonesia)

2.3.4 Mencari gambar benda di sebuah majalah. (IPA)

IV. TujuanPembelajaran

Kognitif

1.1.1.1 Melalui cerita yang disampaikan guru, siswa mampu

menceritakan kembali 1 teks pendek dengan kata-kata atau

kalimat sendiri dengan benar. (Bahasa Indonesia)

2.3.1.1 Melalui cerita fabel yang disampaikan guru, siswa mampu

mengidentifikasi 6 benda yang dikenal dengan benar. (IPA)

2.3.2.1 Melalui cerita fabel yang disampaikan oleh guru, siswa

mampu menyebutkan 6 kegunaan suatu benda dengan benar.

(IPA)

Afektif

1.1.2.1 Melalui kegiatan pengerjaan tugas, siswa mampu

menunjukkan sikap teliti dalam menceritakan kembali teks

pendek. (Bahasa Indonesia)

2.3.3.1 Melalui kegiatan tanya jawab, siswa mampu menunjukkan

sikap percaya diri dalam menyebutkan kegunaan benda. (IPA)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

249

Psikomotor

1.1.3.1 Setelah mendengarkan cerita, siswa mampu menuliskan 1

cerita dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek.

(Bahasa Indonesia)

2.3.4.1 Melalui kegiatan kelompok, siswa mampu mencari minimal 3

gambar benda di sebuah majalah. (IPA)

V. Materi Pembelajaran

A. Bahasa Indonesia : Menceritakan kembali

B. IPA : Kegunaan Benda

VI. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Pendekatan : Cooperative Learning

Metode : Latihan, Diskusi

VII. Pendidikan Berbasis Budaya

Percaya diri

Rasa ingin tahu

Teliti

VIII. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Alokasi

WAktu

Awal

Apersepsi

1. Guru memberikan salam kepada siswa.

2. Guru meminta siswa membereskan buku

pelajaran sebelumnya

3. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran

9 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

250

guru memperingatkan cara duduk yang baik.

4. Guru menyampaikan aturan kelas.

Saat mengikuti pelajaran, baju

harus rapi

Jika ingin bertanya atau

menjawab, angkat tangan terlebih

dahulu.

Jika menimbulkan keributan

sampai mendapat 3 kali teguran,

maka siswa akan mendapat tugas

baru dan nilainya akan dikurangi.

5. Untuk mengetahui pengetahuan siswa

tentang materi yang akan dibahas, siswa

diajak tanya jawab oleh guru.

Apa saja yang sudah kalian

pelajari di pertemuan

sebelumya?

Motivasi:

Guru memotivasi siswa dengan memberikan

semangat untuk belajar, dengan bermain

games teka-teki.

Orientasi :

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

hari ini “Kegunaan Benda”

Inti

Eksplorasi

1. Siswa mendengarkan cerita yang

disampaikan guru dengan menggunakan

media pembelajaran cerita Aesop Fabel

yang berjudul “Tikus Kota dan Tikus Desa”

54 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

251

2. Guru mengajak siswa untuk menceritakan

kembali isi cerita yang telah disampaikan.

3. Siswa menceritakan kembali cerita yang

telah didengar.

4. Siswa diajak bertanya jawab tentang isi

cerita.

Elaborasi

5. Siswa mendapatkan penekanan materi dari

guru.

6. Siswa bertanya dari penjelasan yang sudah

disampaikan oleh guru.

7. Siswa di bagi menjadi beberapa kelompok.

8. Dalam kerja kelompok siswa diminta untuk

mengamati majalah yang diberikan guru dan

mencari gambar benda.

9. Siswa mengerjakan Lembar Kerja

Kelompok menempelkan gambar benda dan

menuliskan kegunaan benda yang

ditemukan.

10. Siswa dan guru membahas bersama-sama

hasil jawaban siswa.

11. Siswa diberi lembar evaluasi

12. Siswa mengerjakan soal evaluasi

Konfirmasi

13. Guru memberikan penguatan tentang

materi pelajaran hari ini.

14. Guru menanyakan kepada siswa apakah

ada yang belum jelas tentang materi hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

252

ini.

Penutup

1. Siswa dan guru membuat kesimpulan

bersama tentang pembelajaran yang sudah

dilakukan.

2. Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran.

3. Siwa diperbolehkan istirahat.

7 menit

IX. Media dan Alat Pembelajaran

A. Media : cerita modifikasi fabel Aesop, LKS, boneka, benda-benda

B. Alat : Papan tulis,

X. Sumber Belajar

Anwar, Sjaeful. 2008. Mari, Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 2: untuk SD/MI

Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Purwnti, Sri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam II: untuk SD/MI Kelas II. Jakarta:

Pusat Perbukuan.

Rositawaty, S. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam : untuk SD/MI

Kelas II. Jakarta : Pusat Perbukuan.

Sulistyanto, Heri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas II.

Jakarta: Pusat Perbukuan.

XI. Penilaian (terlampir)

A. Penilaian Pengetahuan (Kognitif)

Teknik : Tes tertulis

Instrumen : Lembar Evaluasi

B. Penilaian Sikap (Afektif)

Teknik : Observasi

Instrumen : Lembar pengamatan siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

253

C. Penilaian Keterampilan (Psikomotor)

Teknik : Unjuk kerja

Instrumen : Lembar Kerja Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

254

Lembar Kerja Kelompok

Satuan Pendidikan : SD Bopkri Gondolayu

Hari/Tanggal :

Kelas / Semester : II.2/I

Petunjuk :

1. Carilah gambar benda!

2. Gunting gambar benda dan tempelkan pada tabel gambar!

3. Tulislah kegunaan benda yang ditemukan pada tabel kegunaan!

Gambar Kegunaan

Nama :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

255

PENILAIAN

1. Penilaian Kognitif

a. Soal Pilihan Ganda

3) Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda

No Indikator Aitem

2.2.1 Menunjukkan perubahan bentuk dan wujud

benda akibat dari kondisi tertentu.

1,2,3,4,5

2.2.2 Mencari contoh benda padat yang mudah

berubah wujud menjadi cair dan sebaliknya

benda cair menjadi benda padat.

6,7,8,9,10

2.3.1 Mengidentifikasi benda yang dikenal. 11,12,13,14,15

2.3.2 Menyebutkan kegunaan suatu benda. 16,17,18,19,20

NO INDIKATOR

2.2.1 Menunjukkan perubahan bentuk dan wujud benda akibat dari kondisi tertentu.

2.2.2 Mencari contoh benda padat yang mudah berubah wujud menjadi cair dan

sebaliknya benda cair menjadi benda padat.

2.3.1 Mengidentifikasi benda yang dikenal.

2.3.2 Menyebutkan kegunaan suatu benda.

Teknik

penilaian

Tes Tertulis (Post tes)

Instrumen Soal pilihan ganda dan uraian

Tugas

Soal pilihan ganda: Berilah tanda (x) pada pilihan jawaban yang kamu anggap

benar!

Soal uraian: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mengisi titik-titik

dengan jawaban yang benar!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

256

4) Penilaian Soal Pilihan Ganda

Dalam setiap nomor soal terdapat satu jawaban benar dari empat alternatif

jawaban yaitu a,b,c,d. Setiap soal dengan jawaban benar mendapat skor 1,

sedangkan soal dengan jawaban salah mendapatkan skor 0. Nilai dari soal

instrumen pilihan ganda adalah jumlah total dari jawaban benar.

b. Soal Uraian

1) Kisi-kisi Soal Uraian

No Indikator Aitem

2.2.1 Menunjukkan perubahan bentuk dan wujud benda akibat dari

kondisi tertentu.

1

2.2.2 Mencari contoh benda padat yang mudah berubah wujud

menjadi cair dan sebaliknya benda cair menjadi benda padat.

2

2.3.1 Mengidentifikasi benda yang dikenal. 3

2.3.2 Menyebutkan kegunaan suatu benda. 4,5

2) Penilaian Soal Uraian

Dalam soal uraian, penilaian dilakukan dengan menghitung total skor pada setiap nomor.

Total jumlah skor maksimum adalah 20, maka nilai dari soal esai dapat dihitung dengan

cara sebagai berkut:

Rubrik Penilaian Soal Uraian

No

Skor

2 1

1

Dapat menunjukkan 2 perubahan bentuk dan

wujud benda akibat dari kondisi tertentu.

Dapat menunjukkan 1 perubahan

bentuk dan wujud benda akibat dari

kondisi tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

257

No

Skor

2 1

2

Dapat menyebutkan 2 contoh benda padat

yang mudah berubah wujud menjadi cair dan

sebaliknya benda cair menjadi benda padat.

Dapat menyebutkan 1 contoh benda

padat yang mudah berubah wujud

menjadi cair dan sebaliknya benda cair

menjadi benda padat.

3

Dapat menyebutkan 2 nama benda yang ada di

sekitar

Dapat menyebutkan 2 nama benda

yang ada di sekitar

4

Menyebutkan 2 kegunaan suatu benda. Menyebutkan 1 kegunaan suatu benda.

5

Menyebutkan 2 kegunaan suatu benda

berdasarkan gambar.

Menyebutkan 1 kegunaan suatu benda

berdasarkan gambar.

Kriteria Penilaian

I. Skor : 1 X 20 = 20

II. Skor : 2 X 5 = 10

Skor Maksimal 30

Nilai = Jumlah perolehan skor X 100

Skor maksimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

258

2. Penilaian Afektif

Sikap

Skor

3 2 1

Percaya diri Berani menjawab

pertanyaan, yakin

dengan

jawabannya dan

berani bertanya.

Memenuhi 2 kriteria dari

3 kriteria.

Memenuhi 1 kriteria dari

3 kriteria.

3. Penilaian Psikomotor

Kriteria Skor

3 2 1

Kerapian Kecepatan

mengerjakan, bersih,

dan tulisan dapat

dibaca

Memenuhi 2 kriteria

dari 3 kriteria.

Memenuhi 1 kriteria

dari 3 kriteria.

Indikator 2.3.3 Menunjukkan sikap percaya diri dalam menyebutkan kegunaan

benda.

Teknik

Penilaian

Observasi

Instrumen Lembar Pengamatan Siswa

Indikator 2.3.4 Mencari gambar benda di sebuah majalah.

Teknik

Penilaian

Unjuk Kerja

Instrumen Lembar Kerja Kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

259

Kriteria Skor

3 2 1

Kerjasama

Kelompok

Bekerjasama dengan

baik, saling

membantu antar

teman, berbagi tugas

Memenuhi 2 kriteria

dari 3 kriteria.

Memenuhi 1 kriteria

dari 3 kriteria.

Lembar Pengamatan

Nama Skor

Kognitif Afektif Psikomotor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

260

Lampiran Cerita

Tikus Kota dan Tikus Desa

(Cerita Asli)

Seekor tikus kota suatu ketika berkunjung ke teman sekaligus kerabatnya yang

tinggal di pedesaan. Sebagai makan siang, tikus desa menyediakan gandum, akar-

akaran, kacang-kacangan dan air dingin sebagai minuman pelepas dahaga. Tikus kota

makan dengan sangat sopannya, mencicipi sedikit ini dan itu, dan tingkah lakunya

yang sopan saat memakan makanan yang sederhana itu, cukup jelas terlihat sebagai

basi-basi saja.

Setelah makan, kedua tikus berbincang-bincang cukup panjang, tikus kota

menceritakan tentang kehidupan di kota, sedangkan tikus desa mendengarkan

ceritanya. Mereka berdua akhirnya tidur dengan tenang dan nyaman di sarang yang

nyaman di antara semak-semak dan pepohonan sampai pagi hari. Dalam tidurnya,

tikus desa bermimpi bahwa dia adalah seekor tikus kota dengan segala kemewahan

dan keindahan kehidupan kota seperti yang temannya ceritakan tadi siang. Sehingga

saat hari berikutnya ketika tikus kota mengajak tikus desa untuk berkunjung ke

rmahnya di kota, dengan senang tikus desa mengiyakannya.

Ketika mereka mencapai rumah besar di mana tikus kota tersebut tinggal, mereka

menemukan meja ruang makan penuh dengan makanan sisa yang lezat. Di atas meja

tersebut mereka mendapatkan manisan, agar-agar, keju yang lezat, semua jenis

makanan yang menggoda yang pernah dibayangkan oleh sang Tikus. Tetapi saat tikus

desa akan mencicipi sedikit makanan, dia mendengar seekor kucing yang mengeong

keras sambil menggaruk-garuk pintu dengan cakarnya. Dalam rasa takut yang sangat

besar, tikus-tikus tersebut berlari sembunyi dan berdiam diri untuk waktu yang lama,

seolah-olah bernapas pun mereka takut. Ketika akhirnya mereka bisa kembali ke meja

makan, pintu terbuka tiba-tiba dan masuklah pelayan untuk membersihkan meja,

diikuti oleh seekor anjing rumah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

261

Tikus desa singgah di sarang tikus kota sebentar hanya untuk mengambil tas dan

payungnya.

"Kamu mungkin memiliki kemewahan dan segala sesuatu yang lezat yang tidak saya

miliki," kata tikus desa sambil beranjak pergi tergesa-gesa, "Tetapi saya lebih

memilih makanan dan kehidupan sederhana di desa dengan segala kedamaian dan

ketenangan di sana."

Nilai Moral

Kehidupan sederhana yang aman lebih baik dibandingkan kehidupan mewah yang

dikelilingi oleh rasa takut dan ketidak-pastian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

262

Tikus Kota dan Tikus Desa

(Cerita Modifikasi)

Suatu hari ada seekor

tikus kota yang berkunjung

ke rumah teman sekaligus

kerabatnya. Temannya itu

adalah seekor tikus desa.

Setibanya di sana

temannya menyambut

dengan ramah, sebagai

makan siang, tikus desa

menyediakan gandum, akar-akaran, kacang-kacangan dan air dingin sebagai

minuman pelepas dahaga. Tikus kota makan dengan sangat sopannya saat memakan

makanan yang sederhana itu, mencicipi sedikit demi sedikit makanan yang di sajikan

temannya, cukup jelas terlihat sebagai basi-basi saja.

Setelah makan, kedua tikus berbincang-bincang cukup panjang, tikus kota

menceritakan tentang kehidupan di kota, sedangkan tikus desa mendengarkan

ceritanya. Tikus kota merasa prihatin melihat makanan yang ala kadarnya yang

disajikan oleh temannya itu. Dia pun berkata “ Temanku, makanan di kota jauh lebih

lezat daripada yang kamu hidangkan sekarang.” Tikus desa pun tertarik, “Benarkah?

Bolehkah aku berkunjung ke kota? Aku sangat ingin melihat suasana kota dan

mencicipi makanan disana. “Tentu saja! Kita bisa berangkat besok pagi “ ajak tikus

kota dengan semangat.

Setelah beerbincang-bincang mereka berdua akhirnya tidur dengan tenang dan

nyaman di sarang yang nyaman di antara semak-semak dan pepohonan. Dalam

tidurnya, tikus desa bermimpi bahwa dia adalah seekor tikus kota dengan segala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

263

kemewahan dan keindahan kehidupan kota seperti yang temannya ceritakan tadi

siang.

Saat pagi datang mereka segera bersiap-siap untuk berangkat ke kota. Dengan

perasaan yang gembira mereka menyusuri jalanan menuju kota.

Tibalah mereka di rumah besar di mana tikus kota tinggal, tikus desa sangat

penasaran ingin segera masuk ke rumah tikus kota. “Wow.. rumahmu sangat besar

teman! Aku ingin segera masuk ke sana dan melihat-lihat isi rumahmu!” kata tikus

desa sambil melompat kegirangan. “Tentu saja, mari masuk dan akan kukenalkan kau

dengan benda-benda mewah dirumahku,”ajak tikus kota.

Tikus kota mengajak temannya untuk masuk ke dalam rumah. “Dengarlah

sahabatku di sini ada banyak sekali benda yang bisa kau temukan, mulai dari ruangan

ini disebut dengan ruang tamu dalam ruangan ini ada benda yang bernama Kursi,

digunakan untuk tempat duduk selain kursi ada juga Meja yang digunakan untuk

meletakkan minuman ataupun benda seperti Vas bunga yang di gunakan untuk

meletakan bunga agar ruangan ini terlihat cantik,” terang tikus kota.

“Wah temanku kau sungguh beruntung bisa tinggal di tempat ini, tempat ini

sungguh luar biasa! Oh ya bau apa ini? Sungguh lezat baunya,” kata tikus desa. “Mari

kita pergi ke ruang makan untuk makan dan akan ku tunjukkan benda-benda yang ada

di sana,” sahut tikus kota.

Dengan langkah yang cepat mereka menuju ruang makan. Di dalam ruang

makan mereka menemukan meja makan yang penuh dengan makanan sisa yang lezat.

Di atas meja tersebut mereka mendapatkan manisan, agar-agar, keju yang lezat,

semua jenis makanan yang menggoda yang pernah dibayangkan oleh sang Tikus.

“Benda-benda apa ini? Kenapa keras sekali dan adadi tempat ini?” tanya tikus desa.

“Baiklah akan aku jelaskan satu per satu. Lihatlah ini adalah Piring, piring ini

digunakan untuk tempat makanan. Ini adalah Sendok kegunaanya sama untuk makan,

untuk mengambil makanan dari piring dan dimasukkan ke dalam mulut. Yang satu itu

adalah Gelas digunakan untuk tempat untuk minum. Terakhir yang besar dan berisi

makanan itu adalah Mangkuk digunakan untuk menyajikan makanan,” jelas sang

tikus kota. “Oh jadi seperti itu, kalo begitu bolehkah aku makan sekarang? aku sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

264

sangat lapar,” keluh tikus desa, air liurnya menetes melihat aneka sajian yang terlihat

lezat. “Tentu saja, mari kita makan,” ajak sang tikus kota.

Namun, saat tikus desa

hendak mencicipi makanan itu, dia

mendengar seekor kucing yang

mengeong keras sambil menggaruk-

garuk pintu dengan cakarnya.

“Grrr...meong... meong!” Dalam rasa

takut yang sangat besar, tikus-tikus

tersebut berlari untuk menyelamatkan

diri dan sembunyi sambil terengah-

engah. Tikus desa berkata kepada

tikus kota "Kamu mungkin memiliki

kemewahan dan segala sesuatu yang

lezat yang tidak aku miliki," kata tikus

desa sambil beranjak pergi tergesa-

gesa, "Tetapi aku lebih memilih makanan dan kehidupan sederhana di desa dengan

segala kedamaian dan ketenangan di sana." Tikus desa dan tikus kota pun akhirnya

berpisah.

Nilai Moral :

Kehidupan sederhana yang aman lebih baik dibandingkan kehidupan mewah yang

dikelilingi oleh rasa takut dan ketidak-pastian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

265

Lampiran 1.14 Hasil Lembar

Kerja Siswa

Siklus 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

266

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

267

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

268

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

269

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

270

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

271

Lampiran 1.15 Hasil Lembar

Kerja Siswa

Siklus 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

272

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

273

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

274

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

275

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

276

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

277

Lampiran 1.16 Soal Evaluasi

Siklus 1 dan Siklus 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

278

Lembar Evaluasi

Satuan Pendidikan : SD BOPKRI Gondolayu

Hari/Tanggal : Jumat/9 Desember 2016

Kelas / Semester : II.1/I

c. Berilah tanda (x) pada pilihan jawaban yang kamu anggap benar!

1. Aku adalah benda cair, warna-warni, aku memiliki rasa yang manis...

a. sirup b. gula c. madu

1. Ciri benda padat adalah...

a. tidak memiliki bentuk

b. bentuknya tetap

c. bentuknya berubah sesuai wadahnya

2. Contoh benda padat yang digunakan untuk melindungi kaki adalah...

a. b. c.

3. Benda yang bentuknya tidak berubah jika dipindahkan adalah …

a. sendok b. air susu c. air sirup

4. Aku adalah benda cair berwarna putih dan aku sangat bermanfaat untuk kesehatan

tulang, aku adalah...

a. susu b. air minum c. es

5. Contoh benda padat yang biasa di ruang kelas adalah ...

a. kapur c. kompor c. kasur

6. Yang termasuk benda padat dari pilihan dibawah ini adalah...

a. susu b. spidol c. sirup

7. Benda di samping disebut benda...

a. Padat b. Cair c. Gas

8. Aku adalah benda keras berguna untuk menyimpan pakaian aku adalah...

a. meja b. papan tulis c. lemari

Nama :

No. Urut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

279

9. Gambar di bawah ini termasuk benda ...

a. padat b. cair c. gas

10. Contoh benda padat yang biasa ada di kamar adalah...

a. boneka b. mangkok c. papan tulis

11. Air minum termasuk benda...

a. padat b. cair c. gas

12. Contoh benda cair dari gambar di bawah ini adalah...

a. b. c.

13. Contoh benda cair yang digunakan untuk memasak adalah...

a. minyak goreng b. Sabun mandi c. pasta gigi

14. Benda padat jika di pegang lebih ... dibandingkan dengan benda cair.

a. basah b. kasar c. lembut

15. Benda cair dapat ...

a. mengalir b. pecah c. patah

16. Jika benda cair yang ada di dalam gelas dituangkan ke ember,

benda tersebut akan...

a. berubah bentuk b. tetap bentuknya c. tidak berubah

17. Aku adalah benda padat digunakan untuk minum aku adalah ...

a. gelas b. piring c. sendok

18. Contoh benda padat yang biasa di dapur adalah ...

a. kapur c. kompor c. kasur

19. Ciri benda cair adalah ...

a. memiliki bentuk

b. bentuknya tetap

c. bentuknya berubah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

280

b. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan mengisi titik-titik dengan jawaban yang

benar!

1. Sebutkan 2 ciri-ciri benda cair!

a .................................................................................

b .................................................................................

2. Sebutkan 2 ciri-ciri benda padat!

a .................................................................................

b .................................................................................

3. Perhatikan gambar di bawah ini!

Sebutkan wujud benda dari gambar benda-benda di bawah ini!

a. .....................

b. .....................

c. .........................

4. Sebutkan 3 benda-benda cair dirumahmu!

a .................................................................................

b .................................................................................

c .................................................................................

5. Sebutkan 3 benda-benda padat dirumahmu!

a .................................................................................

b ..................................................................................

c .................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

281

Lembar Kunci Jawaban

A. Pilihan ganda

1. A

2. B

3. C

4. A

5. A

6. A

7. B

8. A

9. C

10. A

B. Uraian

11. A

12. B

13. B

14. A

15. B

16. A

17. A

18. A

19. C

20. C

1. Benda Cair

a. bentuknya berubah-ubah sesuai

dengan bentuk wadahnya

b. jumlah benda cair tetap

walaupun di pindahkan

c. benda cair tidak keras

2. Benda padat

a. bentuknya tetap, walau

dipindah bentuk benda padat

tetap,

b. ukuran benda padat tetap

walaupun dipindahkan

c. benda padat tersebut keras

3. a. Benda cair

b. Benda padat

c. Benda padat

4. a. Susu

b. Air minum

c. Kecap

5. a. Meja

b. Kursi

c. Lemari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

282

Lembar Evaluasi

Satuan Pendidikan : SD Bopkri Gondolayu

Hari/Tanggal :

Kelas / Semester : II.2/I

A. Berilah tanda (x) pada pilihan jawaban yang kamu anggap

benar!

1. Ibu memasak nasi goreng menggunakan mentega agar rasanya

gurih. Ketika dimasukkan ke dalam wajan yang panas mentega

akan ....

a. mencair

b. membeku

c. memanas

2. Tepung berubah menjadi adonan jika ....

a. ditekan

b. dibakar

c. direndam

3. Kertas digunting akan berubah ....

a. bentuk

b. wujud

c. warna

4. Amati gambar di bawah ini!

Jika tanah liat ditekan dengan tangan akan berubah ....

Nama :

No. Absen :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

283

a. bentuk

b. wujud

c. warna

5. Amati gambar di bawah ini!

Benda itu berubah bentuk jika ....

a. ditekan

b. dipotong

c. dipilin

6. Benda cair yang dimasukkan dalam kulkas akan ....

a. membeku

b. mencair

c. memanas

7. Ketika listrik mati ayah menyalakan lilin, lama-kelamaan lilin

yang dinyalakan habis karena ....

a. membeku

b. mencair

c. memanas

8. Malam yang di gunakan untuk membatik jika dipanaskan akan ....

a. membeku

b. mencair

c. memanas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

284

9. Air di masukkan ke dalam kulkas maka akan berubah menjadi

benda ....

a. padat

b. cair

c. gas

10. Amati gambar di bawah ini!

Jika benda tersebut dipanaskan maka akan ....

a. mencair

b. membeku

c. memanas

11. Tempat untuk menyimpan baju, berbentuk persegi panjang,

disebut ....

a. lemari

b. kulkas

c. etalase

12. Benda yang digunakan untuk menulis di papan tulis disebut ....

a. penghapus

b. spidol

c. kuas

13. Suatu benda yang terbuat dari kain, untuk penutup kepala orang

disebut ....

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

285

a. peci

b. sarung

c. baju

14. Benda yang digunakan untuk memasak, dapat mengeluarkan api

adalah ....

a. kompor

b. lemari

c. kasur

15. Benda yang digunakan untuk membawa peralatan sekolah

disebut ....

a. pensil

b. tas

c. sepatu

16. Perhatikan gambar di bawah ini!

Benda di atas digunakan untuk ....

a. tidur

b. bermain

c. makan

17. Benda yang digunakan untuk menunjukkan waktu adalah ....

a.

b.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

286

c.

18. Aku ada dirumah, aku digunakan untuk menerangi rumah ....

a.

b.

c.

19. Ketika minum kita menggunakan ....

a. gelas

b. piring

c. garpu

20. Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar di atas sering digunakan pada saat ....

a. pergi ke sawah

b. pergi ke sekolah

c. pergi ke kantor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

287

B. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan mengisi titik-titik

dengan jawaban yang benar!

1. Sebutkan 2 perlakuan agar benda di bawah ini dapat berubah

bentuk!

a. plastisin dapat berubah bentuk ketika di

.........................................

.........................................

b. tepung dapat berubah bentuk menjadi kue

ketika di

.........................................

.........................................

2. Es batu adalah benda ....

Jika di biarkan akan menjadi benda ....

3. Sebutkan 2 ciri benda di bawah ini!

a. Piring

.............................................................................................

.............................................................................................

b. Bola

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

288

.............................................................................................

.............................................................................................

4. Sebutkan kegunaan benda di bawah ini

a. Topi

.............................................................................................

b. Pisau

.............................................................................................

5. Sebutkan kegunaan benda di bawah ini

a.

.............................................................

b. . .... ..........................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

289

Lembar Kunci Jawaban

A. Pilihan ganda

1. A

2. A

3. A

4. A

5. B

6. A

7. B

8. B

9. A

10. A

11. A

12. B

13. A

14. A

15. B

16. A

17. B

18. C

19. A

20. A

B. Uraian

1. Sebutkan 2 perlakuan agar benda di bawah ini dapat berubah

bentuk!

a. plastisin dapat berubah bentuk ketika

ditekan & dipotong

b. tepung dapat berubah bentuk menjadi kue

ketika diadoni & dimasak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

290

2. Es batu adalah benda padat

Jika di biarkan akan menjadi benda cair

3. Sebutkan 2 ciri benda di bawah ini!

a. Piring

Licin, terbuat dari kaca atau plastik, berbentuk bundar

atau oval,

b. Bola

berbentuk bulat, dapat dimainkan

4. Sebutkan kegunaan benda di bawah ini

a. Topi dapat digunakan untuk melindungi kepala dari

sinar matahari

b. Pisau dapat digunakan untuk memotong sayur

5. Sebutkan kegunaan benda di bawah ini

Bus digunakan ntuk berpergian

. . Radio digunakan untuk

mendengarkan musik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

291

Lampiran 1.17 Hasil Soal

Evaluasi Siklus 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

292

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

293

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

294

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

295

Lampiran 1.18 Hasil Soal

Evaluasi Siklus 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

296

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

297

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

298

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

299

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

300

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

301

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

302

Lampiran 1.19 Hasil

Kuesioner Siklus 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

303

Hasil Kuesioner Siklus 1

No Nama

Indikator

Total

Keinginan Kebutuhan Semangat Rasa Ingin Tahu Penghargaan Lingkungan

A1 A2 A3 A4 B1 B2 C1 C2 C3 D1 D2 E1 E2 E3 E4 F1 F2 F3

1 A L I N 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 15

2 A M D K A P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17

3 A S F 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16

4 A N L P P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18

5 B C A P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 16

6 C N T 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16

7 D A O 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17

8 D C E P 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17

9 G A P H 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 10

10 G K N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17

11 H I C B 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16

12 H C C D 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 15

13 H Y A 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 12

14 J E K S 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 14

15 J P W 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15

16 J R 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17

17 J N A 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 13

18 K A S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

304

No Nama

Indikator

Total

Keinginan Kebutuhan Semangat Rasa Ingin Tahu Penghargaan Lingkungan

A1 A2 A3 A4 B1 B2 C1 C2 C3 D1 D2 E1 E2 E3 E4 F1 F2 F3

19 L C A 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 11

20 M V S 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 13

21 M C P H 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17

22 N A 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16

23 N R K B 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15

24 N W S M 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 15

25 R M E S 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17

26 R N 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 10

27 R A G 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17

28 S S 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 9

29 S A D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 16

30 S S 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 16

31 T 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 12

32 Y P 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 13

Jumah Peritem 20 30 32 30 30 25 20 25 30 23 29 26 25 24 22 28 31 25 475

Total Skor Perindikator 112 55 75 52 97 84

Total Keseuruhan 475

Rata-rata 87,5 85,9 78,1 81,3 75,8 87,5

Rata-rata skor Motivasi 14,84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

305

Lampiran 1.20 Contoh

Kuesioner Hasil Pekerjaan

Siswa

Siklus 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

306

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

307

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

308

Lampiran 1.21 Hasil

Kuesioner Siklus 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

309

Hasil Kuesioner Siklus 2

No Nama

Indikator

Total Keinginan Kebutuhan Semangat Rasa Ingin Tahu Penghargaan Lingkungan

A1 A2 A3 A4 B1 B2 C1 C2 C3 D1 D2 E1 E2 E3 E4 F1 F2 F3

1 A L I N 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 7

2 A M D K A P 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 10

3 A S F 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 7

4 A N N P P 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 5

5 B C A P 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 9

6 C N T 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 8

7 D A O 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 12

8 D C E P 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 8

9 G K N 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 8

10 H I C B N 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 7

11 H C C D 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 10

12 H Y A 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 6

13 J E K S 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 8

14 J P W 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 9

15 J R 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 6

16 J N A 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 7

17 K A S 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 10

18 L C A 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 7

19 M V S 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

310

No Nama

Indikator

Total Keinginan Kebutuhan Semangat Rasa Ingin Tahu Penghargaan Lingkungan

A1 A2 A3 A4 B1 B2 C1 C2 C3 D1 D2 E1 E2 E3 E4 F1 F2 F3

20 M C P H 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 8

21 N A 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 10

22 N R K B 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 6

23 N W S M 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 10

24 R M E S 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 5

25 R N 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 10

26 S A G 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 8

27 S S S 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 4

28 S A D 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 9

29 S S 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 11

30 Y F D C W S 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 6

31 Y P 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 10

32 T G Q M M 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 8

Jumah Peritem 7 15 16 20 13 12 6 18 18 5 23 23 12 19 5 18 17 11 258

Total Skor Perindikator 58 25 42 28 59 46 8,0625

Total Keseuruhan 258

Rata-rata 45,3 39,1 43,8 43,8 46,1 47,9

Rata-rata Skor Motivasi 8,1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

311

Lampiran 1.22 Contoh

Kuesioner Hasil Pekerjaan

Siswa

Siklus 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

312

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

313

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

314

Lampiran 1.23 Tabulasi Data

Soal Uji Coba

Siklus 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

315

Tabulasi Data Soal Uji Coba Siklus 1

No Responden

No Butir Soal Xtotal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 11

2 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 15

3 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 8

4 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 12

5 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 12

6 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 14

7 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 10

8 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 11

9 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 13

10 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 14

11 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 13

12 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 11

13 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 15

14 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 12

15 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 12

16 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 16

17 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 13

18 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12

19 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 13

20 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 9

21 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

316

No Responden

No Butir Soal Xtotal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

22 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14

23 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 13

24 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 9

25 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18

26 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 5

27 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18

28 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 7

29 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 13

30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20

31 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19

32 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 13

Jumlah 20 23 15 18 17 24 29 21 19 17 20 20 21 20 18 20 23 17 24 23 409

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

317

Lampiran 1.24 Tabulasi Data

Soal Uji Coba Siklus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

318

Tabulasi Data Soal Uji Coba Siklus 2

Nomor Responden

Nomor Soal

Jumlah

Isian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 6

2 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 11

3 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 11

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19

5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 16

6 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 9

7 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 13

8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20

9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 16

10 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16

11 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 10

12 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 12

13 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 14

14 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18

15 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 12

16 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 13

17 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 9

18 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17

19 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

319

Nomor Responden

Nomor Soal

Jumlah

Isian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

20 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 7

21 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 15

22 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 15

23 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16

24 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 14

25 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17

26 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 11

27 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 14

28 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19

29 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 5

30 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 16

Jumlah 24 23 27 20 17 19 18 22 24 13 20 21 21 20 23 20 22 17 20 17 408

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

320

Lampiran 1.25 Hasil

Analisis SPSS Uji Validitas

Siklus 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

321

Hasil Data Soal SPSS Uji Validitas Siklus 1

No_1 No_2 No_3 No_4 No_5 No_6 No_7 No_8 No_9 No_10 No_11 No_12 No_13 No_14 No_15 No_16 No_17 No_18 No_19 No_20 Jumlah

No_1 Pearson Correlation 1 .090 -.178 .358* .437* .298 -.028 -.017

-

.378* -.081 .200 .200 .119 .067 .098 .333 .090 .178 .149 .090 .445*

Sig. (2-tailed)

.625 .330 .044 .012 .097 .880 .926 .033 .660 .272 .272 .517 .717 .595 .062 .625 .330 .415 .625 .011

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

No_2 Pearson Correlation .090 1 .170 .289 .248 .120 -.201 .133 -.234 .109 .090 .090 .279 .090 .149 .090 .072 .109 -.201 .227 .407*

Sig. (2-tailed) .625

.353 .109 .171 .512 .270 .469 .197 .553 .625 .625 .122 .625 .416 .625 .693 .553 .271 .211 .021

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

No_3 Pearson Correlation -.178 .170 1 .197 .380* -.325 .087 .152 .012 .255 .081 -.049 .152 .210 .071 .081 .588** .255 -.036 .030 .468**

Sig. (2-tailed) .330 .353

.279 .032 .069 .635 .405 .948 .159 .660 .792 .405 .248 .699 .660 .000 .159 .844 .869 .007

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

No_4 Pearson Correlation .358* .289 .197 1 .308 .073 .149 -.108 -.088 -.071 .358* -.033 -.108 .098 .238 .488** .149 -.197 .073 .289 .503**

Sig. (2-tailed) .044 .109 .279

.087 .692 .417 .557 .631 .699 .044 .860 .557 .595 .189 .005 .416 .279 .692 .109 .003

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

No_5 Pearson Correlation .437* .248 .380* .308 1 .036 -.087 -.021 -.267 .247 .049 -.081 .111 .049 .181 -.081 .248 .247 .181 .248 .515**

Sig. (2-tailed) .012 .171 .032 .087

.844 .635 .911 .140 .173 .792 .660 .544 .792 .320 .660 .171 .173 .322 .171 .003

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

322

No_1 No_2 No_3 No_4 No_5 No_6 No_7 No_8 No_9 No_10 No_11 No_12 No_13 No_14 No_15 No_16 No_17 No_18 No_19 No_20 Jumlah

No_6 Pearson Correlation .298 .120 -.325 .073 .036 1 .062 .190 -.184 .470** .298 .298 .038 .298 .218 .149 -.040 -.253 .167 .281 .450**

Sig. (2-tailed) .097 .512 .069 .692 .844

.736 .298 .314 .007 .097 .097 .836 .097 .230 .415 .827 .162 .362 .119 .010

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

No_7 Pearson Correlation -.028 -.201 .087 .149 -.087 .062 1 -.233 -.048 -.087 .194 -.249 -.007 -.028 .365* .415* .037 -.087 .062 -.201 .110

Sig. (2-tailed) .880 .270 .635 .417 .635 .736

.200 .795 .635 .288 .169 .969 .880 .040 .018 .840 .635 .736 .270 .548

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

No_8 Pearson Correlation -.017 .133 .152 -.108 -.021 .190 -.233 1 -.063 .243 .255 .527** .169 .391* .025 -.017 .133 -.021 -.114 -.014 .397*

Sig. (2-tailed) .926 .469 .405 .557 .911 .298 .200

.733 .180 .159 .002 .356 .027 .893 .926 .469 .911 .535 .941 .024

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

No_9 Pearson Correlation -.378* -.234 .012 -.088 -.267 -.184 -.048 -.063 1 -.139 -.115 -.115 -.063 -.115 -.216 -.115 .049 -.012 -.037 .190 -.134

Sig. (2-tailed) .033 .197 .948 .631 .140 .314 .795 .733

.447 .531 .531 .733 .531 .234 .531 .791 .948 .842 .297 .464

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

No_10 Pearson Correlation -.081 .109 .255 -.071 .247 .470** -.087 .243 -.139 1 .049 .049 -.152 .178 .055 -.081 -.170 -.004 .181 .109 .322

Sig. (2-tailed) .660 .553 .159 .699 .173 .007 .635 .180 .447

.792 .792 .405 .330 .764 .660 .353 .983 .322 .553 .072

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

No_11 Pearson Correlation .200 .090 .081 .358* .049 .298 .194 .255 -.115 .049 1 .200 -.017 .200 .228 .200 .090 -.340 -.149 .090 .425*

Sig. (2-tailed) .272 .625 .660 .044 .792 .097 .288 .159 .531 .792

.272 .926 .272 .210 .272 .625 .057 .415 .625 .015

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

323

No_1 No_2 No_3 No_4 No_5 No_6 No_7 No_8 No_9 No_10 No_11 No_12 No_13 No_14 No_15 No_16 No_17 No_18 No_19 No_20 Jumlah

No_12 Pearson Correlation .200 .090 -.049 -.033 -.081 .298 -.249 .527** -.115 .049 .200 1 -.017 .467** .098 -.200 .233 .178 .000 .233 .425*

Sig. (2-tailed) .272 .625 .792 .860 .660 .097 .169 .002 .531 .792 .272

.926 .007 .595 .272 .199 .330 1.000 .199 .015

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

No_13 Pearson Correlation .119 .279 .152 -.108 .111 .038 -.007 .169 -.063 -.152 -.017 -.017 1 -.153 .025 -.017 .279 .111 -.266 -.014 .215

Sig. (2-tailed) .517 .122 .405 .557 .544 .836 .969 .356 .733 .405 .926 .926

.403 .893 .926 .122 .544 .141 .941 .238

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

No_14 Pearson Correlation .067 .090 .210 .098 .049 .298 -.028 .391* -.115 .178 .200 .467** -.153 1 .228 .067 .377* -.210 .000 -.054 .465**

Sig. (2-tailed) .717 .625 .248 .595 .792 .097 .880 .027 .531 .330 .272 .007 .403

.210 .717 .033 .248 1.000 .770 .007

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

No_15 Pearson Correlation .098 .149 .071 .238 .181 .218 .365* .025 -.216 .055 .228 .098 .025 .228 1 -.033 .149 -.071 -.364* .429* .406*

Sig. (2-tailed) .595 .416 .699 .189 .320 .230 .040 .893 .234 .764 .210 .595 .893 .210

.860 .416 .699 .041 .014 .021

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

No_16 Pearson Correlation .333 .090 .081 .488** -.081 .149 .415* -.017 -.115 -.081 .200 -.200 -.017 .067 -.033 1 .090 -.210 .149 -.197 .286

Sig. (2-tailed) .062 .625 .660 .005 .660 .415 .018 .926 .531 .660 .272 .272 .926 .717 .860

.625 .248 .415 .279 .113

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

No_17 Pearson Correlation .090 .072 .588** .149 .248 -.040 .037 .133 .049 -.170 .090 .233 .279 .377* .149 .090 1 -.030 -.040 .227 .514**

Sig. (2-tailed) .625 .693 .000 .416 .171 .827 .840 .469 .791 .353 .625 .199 .122 .033 .416 .625

.869 .827 .211 .003

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

324

No_1 No_2 No_3 No_4 No_5 No_6 No_7 No_8 No_9 No_10 No_11 No_12 No_13 No_14 No_15 No_16 No_17 No_18 No_19 No_20 Jumlah

No_18 Pearson Correlation .178 .109 .255 -.197 .247 -.253 -.087 -.021 -.012 -.004 -.340 .178 .111 -.210 -.071 -.210 -.030 1 .036 .109 .130

Sig. (2-tailed) .330 .553 .159 .279 .173 .162 .635 .911 .948 .983 .057 .330 .544 .248 .699 .248 .869

.844 .553 .480

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

No_19 Pearson Correlation .149 -.201 -.036 .073 .181 .167 .062 -.114 -.037 .181 -.149 .000 -.266 .000 -.364* .149 -.040 .036 1 -.201 .072

Sig. (2-tailed) .415 .271 .844 .692 .322 .362 .736 .535 .842 .322 .415 1.000 .141 1.000 .041 .415 .827 .844

.271 .694

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

No_20 Pearson Correlation .090 .227 .030 .289 .248 .281 -.201 -.014 .190 .109 .090 .233 -.014 -.054 .429* -.197 .227 .109 -.201 1 .429*

Sig. (2-tailed) .625 .211 .869 .109 .171 .119 .270 .941 .297 .553 .625 .199 .941 .770 .014 .279 .211 .553 .271

.014

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Jumlah Pearson Correlation .445* .407* .468** .503** .515** .450** .110 .397* -.134 .322 .425* .425* .215 .465** .406* .286 .514** .130 .072 .429* 1

Sig. (2-tailed) .011 .021 .007 .003 .003 .010 .548 .024 .464 .072 .015 .015 .238 .007 .021 .113 .003 .480 .694 .014

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-

tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-

tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

325

Hasil Analisis SPSS Uji Validitas Soal Uraian

No_1 No_2 No_3 No_4 No_5 Jumlahh

No_1 Pearson Correlation 1 .240 .436* .247 .331 .773**

Sig. (2-tailed)

.186 .013 .172 .064 .000

N 32 32 32 32 32 32

No_2 Pearson Correlation .240 1 .410* .034 -.105 .508**

Sig. (2-tailed) .186

.020 .854 .567 .003

N 32 32 32 32 32 32

No_3 Pearson Correlation .436* .410* 1 .082 .248 .649**

Sig. (2-tailed) .013 .020

.654 .171 .000

N 32 32 32 32 32 32

No_4 Pearson Correlation .247 .034 .082 1 -.110 .508**

Sig. (2-tailed) .172 .854 .654

.548 .003

N 32 32 32 32 32 32

No_5 Pearson Correlation .331 -.105 .248 -.110 1 .473**

Sig. (2-tailed) .064 .567 .171 .548

.006

N 32 32 32 32 32 32

Jumlahh Pearson Correlation .773** .508** .649** .508** .473** 1

Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .003 .006

N 32 32 32 32 32 32

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

326

Lampiran 1.26 Hasil

Analisis SPSS Uji Validitas

Siklus 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

327

Hasil Data Soal SPSS Uji Validitas Siklus 2

No_1 No_2 No_3 No_4 No_5 No_6 No_7 No_8 No_9 No_10 No_11 No_12 No_13 No_14 No_15 No_16 No_17 No_18 No_19 No_20 Total

No_1 Pearson

Correlation 1 .118 .389* -.177 .067 .484** .272 -.113 -.250 -.067 .177 .036 .218 .000 .315 .000 .075 .235 .354 .235 .382*

Sig. (2-tailed)

.534 .034 .350 .724 .007 .146 .552 .183 .724 .350 .849 .247 1.000 .090 1.000 .692 .210 .055 .210 .037

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

No_2 Pearson

Correlation .118 1 .079 -.056 .313 -.093 .032 -.333 -.276 .164 -.223 .327 -.189 -.056 -.118 .279 .024 .313 -.223 -.005 .127

Sig. (2-tailed) .534

.679 .770 .092 .626 .866 .072 .140 .385 .236 .078 .317 .770 .535 .136 .901 .092 .236 .978 .503

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

No_3 Pearson

Correlation .389* .079 1 -.236 -.067 .208 .408* .302 .111 .291 .000 .024 .024 .236 .079 .000 -.201 .381* .471** .381* .428*

Sig. (2-tailed) .034 .679

.210 .724 .271 .025 .105 .559 .118 1.000 .899 .899 .210 .679 1.000 .287 .038 .009 .038 .018

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

No_4 Pearson

Correlation -.177 -.056 -.236 1 -.333 -.245 .000 .053 -.177 .048 .250 .154 .154 -.200 .111 .100 -.107 -.190 -.050 -.048 .018

Sig. (2-tailed) .350 .770 .210

.072 .193 1.000 .780 .350 .803 .183 .416 .416 .289 .558 .599 .575 .314 .793 .803 .923

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

328

No_1 No_2 No_3 No_4 No_5 No_6 No_7 No_8 No_9 No_10 No_11 No_12 No_13 No_14 No_15 No_16 No_17 No_18 No_19 No_20 Total

No_5 Pearson

Correlation .067 .313 -.067 -.333 1 .312 .110 -.071 .067 .357 -.048 .308 .015 .095 -.164 .381* .385* .321 -.048 .186 .399*

Sig. (2-tailed) .724 .092 .724 .072

.094 .563 .709 .724 .052 .803 .097 .939 .617 .385 .038 .035 .083 .803 .326 .029

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

No_6 Pearson

Correlation .484** -.093 .208 -.245 .312 1 .085 .167 .138 -.033 .196 .106 .408* .342 .398* .196 .167 .451* .342 .312 .587**

Sig. (2-tailed) .007 .626 .271 .193 .094

.656 .378 .466 .864 .300 .578 .025 .064 .029 .300 .378 .012 .064 .094 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

No_7 Pearson

Correlation .272 .032 .408* .000 .110 .085 1 .277 .272 .302 .289 .208 .208 .000 .354 .000 .431* -.027 .433* .384* .588**

Sig. (2-tailed) .146 .866 .025 1.000 .563 .656

.138 .146 .105 .122 .270 .270 1.000 .055 1.000 .017 .885 .017 .036 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

No_8 Pearson

Correlation -.113 -.333 .302 .053 -.071 .167 .277 1 .452* .223 .213 .263 .263 .213 .202 .213 .148 .081 .213 .385* .486**

Sig. (2-tailed) .552 .072 .105 .780 .709 .378 .138

.012 .236 .258 .160 .160 .258 .284 .258 .436 .670 .258 .035 .006

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

No_9 Pearson

Correlation -.250 -.276 .111 -.177 .067 .138 .272 .452* 1 .101 .177 .218 .218 .177 .315 .000 .075 .067 .354 .235 .382*

Sig. (2-tailed) .183 .140 .559 .350 .724 .466 .146 .012

.596 .350 .247 .247 .350 .090 1.000 .692 .724 .055 .210 .037

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

329

No_1 No_2 No_3 No_4 No_5 No_6 No_7 No_8 No_9 No_10 No_11 No_12 No_13 No_14 No_15 No_16 No_17 No_18 No_19 No_20 Total

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

No_10 Pearson

Correlation -.067 .164 .291 .048 .357 -.033 .302 .223 .101 1 .048 .132 -.308 .048 .005 .333 .223 .357 .048 .357 .441*

Sig. (2-tailed) .724 .385 .118 .803 .052 .864 .105 .236 .596

.803 .486 .097 .803 .978 .072 .236 .052 .803 .052 .015

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

No_11 Pearson

Correlation .177 -.223 .000 .250 -.048 .196 .289 .213 .177 .048 1 .309 .463** -.050 .446* .100 .213 -.048 .250 .095 .460*

Sig. (2-tailed) .350 .236 1.000 .183 .803 .300 .122 .258 .350 .803

.097 .010 .793 .014 .599 .258 .803 .183 .617 .011

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

No_12 Pearson

Correlation .036 .327 .024 .154 .308 .106 .208 .263 .218 .132 .309 1 .365* -.154 .155 .000 .099 .015 .000 .308 .462*

Sig. (2-tailed) .849 .078 .899 .416 .097 .578 .270 .160 .247 .486 .097

.047 .416 .414 1.000 .604 .939 1.000 .097 .010

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

No_13 Pearson

Correlation .218 -.189 .024 .154 .015 .408* .208 .263 .218 -.308 .463** .365* 1 .154 .327 .000 .263 -.132 .000 .161 .424*

Sig. (2-tailed) .247 .317 .899 .416 .939 .025 .270 .160 .247 .097 .010 .047

.416 .078 1.000 .160 .486 1.000 .394 .020

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

No_14 Pearson

Correlation .000 -.056 .236 -.200 .095 .342 .000 .213 .177 .048 -.050 -.154 .154 1 .279 .250 .053 .523** .100 .238 .386*

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

330

No_1 No_2 No_3 No_4 No_5 No_6 No_7 No_8 No_9 No_10 No_11 No_12 No_13 No_14 No_15 No_16 No_17 No_18 No_19 No_20 Total

Sig. (2-tailed) 1.000 .770 .210 .289 .617 .064 1.000 .258 .350 .803 .793 .416 .416

.136 .183 .780 .003 .599 .206 .035

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

No_15 Pearson

Correlation .315 -.118 .079 .111 -.164 .398* .354 .202 .315 .005 .446* .155 .327 .279 1 -.056 .202 .154 .279 .313 .537**

Sig. (2-tailed) .090 .535 .679 .558 .385 .029 .055 .284 .090 .978 .014 .414 .078 .136

.770 .284 .417 .136 .092 .002

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

No_16 Pearson

Correlation .000 .279 .000 .100 .381* .196 .000 .213 .000 .333 .100 .000 .000 .250 -.056 1 .213 .523** -.200 .238 .442*

Sig. (2-tailed) 1.000 .136 1.000 .599 .038 .300 1.000 .258 1.000 .072 .599 1.000 1.000 .183 .770

.258 .003 .289 .206 .015

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

No_17 Pearson

Correlation .075 .024 -.201 -.107 .385* .167 .431* .148 .075 .223 .213 .099 .263 .053 .202 .213 1 -.071 -.107 -.071 .369*

Sig. (2-tailed) .692 .901 .287 .575 .035 .378 .017 .436 .692 .236 .258 .604 .160 .780 .284 .258

.709 .575 .709 .045

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

No_18 Pearson

Correlation .235 .313 .381* -.190 .321 .451* -.027 .081 .067 .357 -.048 .015 -.132 .523** .154 .523** -.071 1 .238 .186 .522**

Sig. (2-tailed) .210 .092 .038 .314 .083 .012 .885 .670 .724 .052 .803 .939 .486 .003 .417 .003 .709

.206 .326 .003

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

331

No_1 No_2 No_3 No_4 No_5 No_6 No_7 No_8 No_9 No_10 No_11 No_12 No_13 No_14 No_15 No_16 No_17 No_18 No_19 No_20 Total

No_19 Pearson

Correlation .354 -.223 .471** -.050 -.048 .342 .433* .213 .354 .048 .250 .000 .000 .100 .279 -.200 -.107 .238 1 .095 .405*

Sig. (2-tailed) .055 .236 .009 .793 .803 .064 .017 .258 .055 .803 .183 1.000 1.000 .599 .136 .289 .575 .206

.617 .027

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

No_20 Pearson

Correlation .235 -.005 .381* -.048 .186 .312 .384* .385* .235 .357 .095 .308 .161 .238 .313 .238 -.071 .186 .095 1 .592**

Sig. (2-tailed) .210 .978 .038 .803 .326 .094 .036 .035 .210 .052 .617 .097 .394 .206 .092 .206 .709 .326 .617

.001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Total Pearson

Correlation .382* .127 .428* .018 .399* .587** .588** .486** .382* .441* .460* .462* .424* .386* .537** .442* .369* .522** .405* .592** 1

Sig. (2-tailed) .037 .503 .018 .923 .029 .001 .001 .006 .037 .015 .011 .010 .020 .035 .002 .015 .045 .003 .027 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level

(2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level

(2-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

332

Hasil Analisis SPSS Uji Validitas Soal Uraian

No_1 No_2 No_3 No_4 No_5 Jumlah

No_1 Pearson Correlation 1 .097 .332 .137 .333 .658**

Sig. (2-tailed)

.610 .073 .471 .073 .000

N 30 30 30 30 30 30

No_2 Pearson Correlation .097 1 .170 .126 -.060 .454*

Sig. (2-tailed) .610

.368 .506 .752 .012

N 30 30 30 30 30 30

No_3 Pearson Correlation .332 .170 1 .025 .321 .578**

Sig. (2-tailed) .073 .368

.896 .083 .001

N 30 30 30 30 30 30

No_4 Pearson Correlation .137 .126 .025 1 .108 .532**

Sig. (2-tailed) .471 .506 .896

.569 .002

N 30 30 30 30 30 30

No_5 Pearson Correlation .333 -.060 .321 .108 1 .624**

Sig. (2-tailed) .073 .752 .083 .569

.000

N 30 30 30 30 31 30

Jumlah Pearson Correlation .658** .454* .578** .532** .624** 1

Sig. (2-tailed) .000 .012 .001 .002 .000

N 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

333

Lampiran 1.27 Hasil

Analisis Uji Reliabilitas

Siklus 1 dan Siklus 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

334

Hasil Analisis Uji Reliabilitas Siklus 1

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.612 20

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

12.78 10.886 3.299 20

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.451 5

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

7.97 3.451 1.858 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

335

Hasil Analisis Uji Reliabilitas Siklus 2

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.757 20

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

13.60 15.283 3.909 20

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.465 5

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

10.47 8.120 2.849 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

336

Lampiran 1.28 Foto

Kegiatan

Siklus 1 dan Siklus 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

337

FOTO KEGIATAN SIKLUS 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

338

FOTO KEGIATAN SIKLUS 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

339

CURRICULUM VITAE

Wismaya Putri Mas Mahardhika merupakan anak kedua dari

dua bersaudara. Lahir di Gunungkidul, 17 Agustus 1995.

Peneliti telah menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-

kanak pada tahun 2001 di TK Pertiwi V. Peneliti menempuh

jenjang Sekolah Dasar selama enam tahun di SD BOPKRI

Ponjong dan dinyatakan lulus pada tahun 2007. Jenjang Sekolah Menengah

Pertama diselesaikan selama tiga tahun dan dinyatakan lulus pada tahun 2010 di

SMP N 1 Karangmojo. Tahun 2013 peneliti dinyatakan lulus setelah menempuh

tiga tahun pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA 1 Karangmojo. Pada tahun

2013 peneliti menempuh pendidikan tinggi dengan mengambil Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan lmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menempuh

pendidikan di Universitas Sanata Dharma banyak kegiatan kemahasiswaan yang

telah diikuti. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya sebagai berikut:

No Nama Kegiatan Tahun Peran

1 Inisiasi Universitas Sanata Dharma 2013 Peserta

2 English Club Program 2013-

2015 Peserta

3 Inisiasi FKIP 2013 Peserta

4 Week-End Moral 2014 Peserta

5 Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar 2014 Peserta

6 Pengembangan Kepribadian Mahasiswa

I(PPKM I)

2014 Peserta

7 Pengembangan Kepribadian Mahasiswa II

“Community Service Learning (CSL)

2014 Peserta

8 Seminar “Love, Dating and Sex: Pacaran

dengan Akal Sehat”

2014 Peserta

9 Story Telling and Writing Contest antar

mahasiswa se- DIY, Jateng

2015 Sie Acara

10 Seminar Internasional “Reinventing Childhood

Education”

2015 Peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI