146332007_full.pdf - USD Repository - Universitas Sanata ...
skripsi - USD Repository
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of skripsi - USD Repository
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA
MENGGUNAKAN FABEL AESOP PADA KELAS II.1 DI SD
BOPKRI GONDOLAYU YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Wismaya Putri Mas Mahardhika
NIM: 131134155
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA
MENGGUNAKAN FABEL AESOP PADA KELAS II.1 DI SD
BOPKRI GONDOLAYU YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Wismaya Putri Mas Mahardhika
NIM: 131134155
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkatNya dan rancanganNya,
penulis dapat menyelesaikan kuliah S1 dengan baik.
Tulisan ini kupersembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, juru selamat dan sahabat sejati.
2. Kedua orangtuaku, Bapak Sudiyono dan Ibu Turistinah yang selama kuliah
selalu mendukung dalam segala hal, selalu mendoakan dan memberikan
motivasi.
3. Keluarga besar Cip-Sukintur yang selalu memberikan dukungan dan doa.
4. Sahabat-sahabatku, seluruh teman dan juga orang yang terlibat dalam
melakukan penelitian.
5. Alamamaterku Terkasih Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Berserulah kepadaku maka Aku akan menjawab engkau dan akan
memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni
hal-hal yang tidak kuketahui.
Yeremia 33:3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 11 Juli 2017
Peneliti,
Wismaya Putri M M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Wismaya Putri Mas Mahardhika
Nomor Mahasiswa : 131134155
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA
MENGGUNAKAN FABEL AESOP PADA KELAS II.1 DI SD BOPKRI
GONDOLAYU YOGYAKARTA beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian Pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 11 Juli 2017
Yang Menyatakan
Wismaya Putri Mas Mahardhika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA
MENGGUNAKAN FABEL AESOP PADA KELAS II.1 DI SD BOPKRI
GONDOLAYU YOGYAKARTA
Wismaya Putri Mas Mahardhika
Universitas Sanata Dharma
2017
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya motivasi dan hasil belajar
IPA pada siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA menggunakan fabel Aesop pada
siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini
adalah 32 siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 2016/2017.
Objek penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar IPA. Instrumen yang
digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi, lembar kuesioner dan tes.
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif-kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penggunaan fabel Aesop dalam
meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas II.1 SD BOPKRI
Gondolayu tahun ajaran 2016/2017 dapat dilakukan dengan cara memadukan
kegiatan belajar mengajar dengan modifikasi cerita fabel. (2) penggunaan fabel
Aesop dapat meningkatan hasil belajar IPA siswa kelas II.1 SD BOPKRI
Gondolayu tahun ajaran 2016/2017, peningkatan rata-rata nilai dari kondisi awal
72,8 meningkat menjadi 81,9. Persentase siswa yang lulus KKM kondisi awal
37,5% meningkat menjadi 81,2%. (3) penggunaan fabel Aesop dapat meningkatan
motivasi belajar IPA siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran
2016/2017, dari kondisi awal 44,8 meningkat menjadi 82,5. Persentase siswa yang
memiliki motivasi dari kondisi awal 31,2 % meningkat menjadi 84,4%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah fabel Aesop dapat meningkatkan motivasi
dan hasil belajar IPA pada siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu.
Kata kunci: motivasi, hasil belajar, fabel Aesop
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
IMPROVING MOTIVATION AND LEARNING ACHIEVEMENT SCIENCE
USING AESOP’S FABLES FOR CLASS II.1 OF SD GONDOLAYU
YOGYAKARTA
Wismaya Putri Mas Mahardhika
Sanata Dharma University
2017
The background of this study was the student’s low motivation and
learning achievement of science in class II.1 BOPKRI Gondolayu Elementary
School. This research was aimed to improve the motivation and learning
achievement in science using Aesop’s fables in class II.1 BOPKRI Gondolayu
Elementary School.
The type of this research was Classroom Action Research. The subjects of
this study were 32 students class II.1 BOPKRI Gondolayu Elementary School
Academic Year 2016/2017. The objects of this research were the motivation and
learning achievement in science. The instruments used in this research were
observation sheets, questionnaire and test. The analysis techniques used was
descriptive qualitative-quantitative.
The research results showed that (1) the use of Aesop’s fable in increasing
motivation and learning achievement in Science in class II.1 BOPKRI Gondolayu
Elementary School Academic Year 2016/2017 was done by integrating teaching-
learning activity with modifying fable stories. The percentage of motiveted
student increased from the early condition of 31.2% to 84.4%. (2) the use of
Aesop’s fables could increase student’s learning achievement in science in class
II. BOPKRI Gondolayu Elementary School Academic Year 2016/2017, from the
early condition 72.8 to 81.9. The percentage of students who passed the initial
37.5% KKM condition increased to 81.2%. (3) the use of Aeso’s fables could
increase the students' learning motivation in learning science in class II.1
BOPKRI Gondolayu Elementary School Academic Year 2016/2017, from the
early condition of 44.8 to 82.5. The conclusion from the research was Aesop’s
fables could incrase motivation and student’s learning achievement in science in
students from class II.1 BOPKRI Gondolayu Elementary School.
Keywords: motivation, learning result, Aesop’s fables
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan berkat dan Kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi yang berjudul “PENINGKATAN
MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN FABEL
AESOP PADA KELAS II.1 DI SD BOPKRI GONDOLAYU
YOGYAKARTA” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Chistiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Wahyu Wido Sari, M.Biotech. selaku dosen pembimbing I yang
membimbing, memberi masukan dengan penuh kesabaran dan selalu
memberikan motivasi.
5. Theresia Yunia Setyawan, S. Pd, M.Hum. selaku dosen pembimbing II yang
telah membimbing, memberi banyak masukan dan mendukung dengan sabar.
6. Ester Markis Sarwo Rini, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD BOPKRI
Gondolayu Yogyakarta yang telah memberikan ijin melakukan penelitian.
7. Dwiana Shinta Dhevy, S.Pd selaku guru kelas II.1 atau mitra penelitian yang
telah membantu pelaksanaan penelitian, sehingga penelitian berjalan dengan
lancar.
8. Siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017
yang bersedia terlibat dalam penelitian.
9. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah
membantu proses perijinan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
10. Kedua orangtua, Sudiyono dan Turistinah yang sabar, selalu mendoakan
membantu dalam bentuk materi dan memberikan kasih sayang.
11. Kakak terkasih Chrismoyo Prasetyo Sumajar yang selalu mendukung dan
membantu dalam bentuk materi dan kasih sayang.
12. Keluarga terkasih Cip-Sukintur yang selalu memberikan dukungan.
13. Ria Perwita Sari, Yesia Rahasti P, Tamariskha Eka Wardana dan Erwindha
Mahanani sahabatku yang selalu mendukung dan menemani di setiap suka
dan duka.
14. Teman-teman persekutuan GKJ Susukan dan adik-adik Sekolah Minggu
sebagai semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi.
15. Sahabatku penelitian kolaboratif, Alfa, Erwindha, Ria dan Dana yang telah
memberikan bantuan selama melakukan penelitian dan menyelesaikan
skripsi.
16. Teman-teman PPL SD BOPKRI Gondolayu Danang, Ongko, Ria dan Windha
yang sudah membantu dalam proses penelitian dan memberikan suport.
17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu namun telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena
keterbatasan kemampuan penulis. Segala kritik dan saran yang membangun
akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap, semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan para pembaca.
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................iv
HALAMAN MOTTO .......................................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...........................................................vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPERNTINGAN AKADEMIS .....................................vii
ABSTRAK .........................................................................................................viii
ABSTRACT ........................................................................................................ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................x
DAFTAR ISI ......................................................................................................xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................................1
B. Batasan Masalah ........................................................................................7
C. Rumusan Masalah ......................................................................................8
D. Tujuan Penelitian .......................................................................................8
E. Manfaat Penelitian .....................................................................................8
F. Definisi Operasional ..................................................................................9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ...........................................................................................11
1. Teori Perkembangan Kognitif Anak ....................................................11
2. Motivasi Belajar...................................................................................12
3. Hasil Belajar ........................................................................................19
4. Dongeng ..............................................................................................21
5. Dongeng Fabel Aesop..........................................................................24
6. Ilmu Pengetahuan Alam ......................................................................25
7. IPA di Sekolah Dasar...........................................................................25
B. Penelitian-penelitian yang Relevan ...........................................................27
C. Kerangka Berpikir .....................................................................................31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
D. Hipotesis Tindakan ....................................................................................33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..........................................................................................34
B. Setting Penelitian .......................................................................................37
1. Tempat Penelitian ................................................................................37
2. Waktu Penelitian ..................................................................................37
3. Subjek Penelitian ................................................................................37
4. Objek Penelitian...................................................................................37
C. Persiapan ....................................................................................................38
D. Rencana Tindakan Setiap Siklus ..............................................................39
a. Siklus 1..................................................................................................39
b. Siklus 2..................................................................................................41
E. Indikator dan Pengukuran Keberhasilan ....................................................43
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................45
1. Non Tes ...............................................................................................45
2. Tes........................................................................................................47
G. Instrumen Penelitian ..................................................................................48
1. Instrumen Observasi ............................................................................49
2. Instrumen Wawancara .........................................................................50
3. Instrumen Kuesioner ............................................................................53
4. Dokumentasi ........................................................................................55
5. Tes........................................................................................................55
H. Teknik Pengujian Instrumen ......................................................................56
1. Validitas Instrumen ..............................................................................57
2. Reliabilitas Instrumen ..........................................................................68
3. Indeks Kesukaran Soal ........................................................................70
I. Teknik Analisis Data ................................................................................71
1. Analisis Data Motivasi ........................................................................72
2. Analisis Data Hasil Belajar .................................................................73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Proses Penelitian Tindakan Kelas ........................................................75
a. Prasiklus .........................................................................................75
b. Siklus 1 ..........................................................................................76
c. Siklus 2 ..........................................................................................84
2. Motivasi Belajar...................................................................................93
3. Hasil Belajar ........................................................................................101
4. Pembahasan ........................................................................................107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................117
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................118
C. Saran .........................................................................................................118
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................120
LAMPIRAN .......................................................................................................122
CURRICULUM VITAE .....................................................................................339
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
3.1 Indikator Keberhasilan ........................................................................................... 43
3.2 Instrumen Penelitian ............................................................................................... 48
3.3 Rubrik Observasi Motivasi..................................................................................... 49
3.4 Pedoman Wawancara Guru Kelas .......................................................................... 51
3.5 Sebaran Pertanyaan Wawancara ............................................................................ 52
3.6 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi ................................................................................. 53
3.7 Sebaran Item Kuesioner ......................................................................................... 54
3.8 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus 1 .................................................................... 56
3.9 Kisi-Kisi Soal Pilihan Ganda Siklus 2 ................................................................... 56
3.10 Klasifikasi Validasi Perangkat Pembelajaran......................................................... 59
3.11 Hasil Validasi Silabus dan RPP Siklus 1 ............................................................... 59
3.12 Hasil Validasi Silabus dan RPP Siklus 2 .............................................................. 60
3.13 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus 1 dan 2........................................................... 61
3.14 Hasil Validasi Instrumen Penelitian ....................................................................... 62
3.15 Perbandingan r Hitung dan r Tabel Siklus 1 .......................................................... 66
3.16 Perbandingan r Hitung dan r Tabel Siklus 2 .......................................................... 67
3.17 Kriteria Koefisien Reliabilitas ................................................................................ 69
3.18 Hasil Uji Reliabilitas Soal Evaluasi ....................................................................... 69
3.19 Kategori Indeks Kesukaran Soal ............................................................................ 70
3.20 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus 1 dan 2..................................................... 71
3.21 Pedoman Interpretasi Moivasi Belajar Siswa ......................................................... 72
4.1 Ketercapaian Siklus 1 ............................................................................................. 83
4.2 Ketercapaian Siklus 2 ............................................................................................. 92
4.3 Data Awal Motivasi Belajar Siswa ........................................................................ 94
4.4 Hasil Rata-Rata Skor Data Awal Tiap Indikator .................................................... 95
4.5 Hasil Kuesioner Motivasi Siklus 1 ......................................................................... 96
4.6 Hasil Rata-Rata Skor Tiap Indikator ...................................................................... 97
4.7 Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siklus 2 ............................................................ 97
4.8 Hasil Rata-Rata Skor Tiap Indikator ...................................................................... 99
4.9 Perbandingan Motivasi Belajar Siswa .................................................................... 99
4.10 Pencapaian Motivasi Belajar .................................................................................. 100
4.11 Data Nilai Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awak ............................................. 101
4.12 Hasil Belajar Siswa Siklus 1 .................................................................................. 102
4.13 Hasil Belajar Siswa Siklus 2 ................................................................................. 104
4.14 Perbandingan Hasil Belajar Siswa ......................................................................... 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
2.1 Bagan Penelitian yang Relevan ................................................................................ 30
2.1 Kerangka Berpikir .................................................................................................... 32
3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemis dan Mc Taggart ........................ 35
4.1 Grafik Capaian Peningkatan Motivasi Siswa ........................................................... 108
4.2 Grafik Ketecapaian Motivasi Belajar Siswa Tiap Indikator .................................... 110
4.3 Grafik Capaian Hasil Belajar Siswa ........................................................................ 111
4.4 Grafik Capaian Persentase Siswa Lulus KKM ........................................................ 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Surat Ijin Melakukan Penelitian ............................................................. 123
Lampiran 1.2 Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian ...................................... 125
Lampiran 1.3 Nilai Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal ................................................. 127
Lampiran 1.4 Hasil Wawancara dengan Guru ............................................................... 129
Lampiran 1.5 Validasi Desain Observasi ....................................................................... 132
Lampiran 1.6 Lembar Observasi Siswa Kondisi Awal .................................................. 136
Lampiran 1.7 Hasil Observasi Kondisi Awal ................................................................ 138
Lampiran 1.8 Validasi Desain Kuesioner ...................................................................... 141
Lampiran 1.9 Lembar Kuseioner Siswa ......................................................................... 145
Lampiran 1.10 Validasi Perangkat Pembelajaran .......................................................... 147
Lampiran 1.11 Silabus Siklus 1 dan Siklus 2 ................................................................. 175
Lampiran 1.12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1 ............................. 198
Lampiran 1.13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 2 ............................. 229
Lampiran 1.14 Hasil LKS Siklus 1 ................................................................................ 265
Lampiran 1.15 Hasil LKS Siklus 2 ................................................................................ 271
Lampiran 1.16 Soal Evaluasi Siklus 1 dan Siklus 2....................................................... 277
Lampiran 1.17 Hasil Soal Evaluasi Siklus 1 .................................................................. 291
Lampiran 1.18 Hasil Soal Evaluasi Siklus 2 .................................................................. 295
Lampiran 1.19 Hasil Kuesioner Siklus 1 ....................................................................... 302
Lampiran 1.20 Contoh Kuesioner Hasil Pekerjaan Siswa Siklus 1 ............................... 305
Lampiran 1.21 Hasil Kuesioner Siklus 2 ....................................................................... 308
Lampiran 1.22 Contoh Kuesioner Hasil Pekerjaan Siswa Siklus 2 ............................... 311
Lampiran 1.23 Tabulasi Data Soal Uji Coba Siklus 1 ................................................... 314
Lampiran 1.24 Tabulasi Data Soal Uji Coba Siklus 2 ................................................... 317
Lampiran 1.25 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas Siklus 1 ........................................... 320
Lampiran 1.26 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas Siklus 2 ........................................... 326
Lampiran 1.27 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Siklus 1 dan Siklus 2 ............................. 333
Lampiran 1.28 Foto Kegiatan Siklus 1 dan Siklus 2 ...................................................... 336
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman yang semakin modern, setiap orang dituntut untuk
memiliki keterampilan dan pendidikan yang tinggi. Peningkatan keterampilan dan
pendidikan menjadi syarat utama pertumbuhan pembangunan yang baik untuk
memenuhi tuntutan perkembangan zaman. Pendidikan memiliki peran penting
bagi pribadi manusia, menurut UU RI no. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 (1) yaitu
usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai proses
dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri
sebaik mungkin dengan lingkungannya dan yang akan menimbulkan perubahan
pada dirinya yang memungkinkan sehingga berfungsi sesuai kompetensinya
dalam kehidupan masyarakat.
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat
dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang
berlangsung di sekolah dan di luar sekolah. Usaha sadar tersebut dilakukan dalam
bentuk pembelajaran di mana ada pendidik yang melayani para siswanya
melakukan kegiatan belajar, dan pendidik menilai atau mengukur tingkat
keberhasilan belajar siswa dengan prosedur yang ditentukan (Sagala, 2014: 4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pendidikan yang baik dapat tercermin dari proses pembelajaran yang dapat
membantu mengembangkan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh siswa dari
tahap yang paling rendah sampai pada tahap yang paling tinggi, antara lain
mengingat, memahami, menganalisis, mengaplikasi, mengevaluasi, dan mencipta,
sehingga kemampuan kognitif yang dimiliki oleh siswa dapat berkembang secara
menyeluruh. Dalam menyajikan materi harus menarik minat peserta didik
sehingga mereka senang terlibat dalam proses pembelajaran.
Salah satu mata pelajaran yang dipelajari di Sekolah Dasar adalah Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat
melatih anak untuk berpikir kritis dan objektif, untuk itu IPA dianggap penting
untuk diajarkan di Sekolah Dasar. Meskipun IPA memiliki konteks yang sangat
dekat dengan kehidupan sehari-hari, namun apabila dalam penyampaiannya guru
hanya menggunakan penjelasan verbal konvensional yang dapat menyebabkan
materi tidak tersampaikan kepada peserta didik. Peserta didik memiliki
karakteristik yang berbeda sehingga dibutuhkan metode yang tepat/bervariasi
dalam memberdayakan kompetensinya. Piaget (dalam Samatowa, 2011: 5)
mengatakan bahwa pengalaman langsung memegang peranan penting sebagai
pendorong perkembangan kognitif. Piaget (dalam Trianto, 2007: 15)
mengemukakan ada empat tahap perkembangan kognitif, yaitu; 1) 0–2 tahun
adalah tahap sensori motor, ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan
dan langkah demi langkah, 2) 2–7 tahun adalah tahap pra operasional, ciri
perkembangannya menggunakan symbol atau bahasa tanda dan konsep intuitif, 3)
8–11 tahun atau lebih adalah tahap operasi konkret, ciri perkembangannya
memakai aturan jelas atau logis dan reversible dan kekebalan, 4) 11 tahun atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
lebih adalah tahap operasi formal, ciri perkembangannya abstrak, murni simbolis,
deduktif, induktif dan logis. Selain itu, dalam melaksanakan proses pembelajaran
harus diperhatikan karakteristik peserta didik yang mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SD BOPKRI
Gondolayu pembelajaran IPA pada kelas II.1 menunjukkan bahwa pemahaman
siswa atas materi yang diajarkan belum maksimal. Kriteria Ketuntasan Minimal
siswa (KKM) yang ditentukan sekolah adalah 75. Dalam menentukan KKM guru
mengikuti aturan sekolah menggunakan 3 hal pertimbangan meliputi tingkat
kesulitan materi (kompleksitas), kemampuan siswa (intake) dan daya dukung.
Peneliti menggunakan hasil dokumentasi nilai ulangan dan nilai UTS tahun ajaran
2016/2017. Hasil dokumentasi aspek kognitif menunjukkan bahwa nilai ulangan
dari 33 siswa terdapat 22 siswa yang sudah mencapai KKM dan terdapat 10 siswa
yang belum mencapai KKM. Nilai rata-rata keseluruhan niai ulangan siswa adalah
72,9. Sedangkan nilai UTS semester gasal menunjukkan bahwa nilai UTS dari 33
siswa terdapat 12 siswa sudah mencapai KKM yang ditentukan dan ada 21 siswa
belum mencapai KKM yang ditentukan. Nilai rata-rata keseluruhan niai UTS
siswa adalah 75,1. Hasil dokumentasi tersebut menunjukkan bahwa pencapaian
KKM dan rata-rata kelas pada mata pelajaran IPA kelas II.1 di SD BOPKRI
Gondolayu masih belum optimal.
Informasi mengenai permasalahan pada mata pelajaran IPA dalam kegiatan
pembelajaran di SD BOPKRI Gondolayu diperoleh dari kegiatan wawancara yang
dilakukan pada guru kelas pada tanggal 18 September 2016. Guru menjelaskan
bahwa nilai kelas II.1 dalam mata pelajaran IPA tergolong sedang, namun cukup
banyak anak-anak sudah mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah. Guru juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mengatakan bahwa motivasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPA belum
optimal. Guru menambahkan bahwa kegiatan pembelajaran IPA hanya dilakukan
dengan menjelaskan tanpa memberi contoh berupa gambar atau benda konkret
siswa terkadang sulit untuk memahami materi yang guru sampaikan. Hasil
wawancara tersebut memberikan informasi bahwa motivasi dan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA belum optimal.
Peneliti juga melakukan observasi kegiatan pembelajaran IPA untuk
memperoleh gambaran mengenai perilaku siswa pada saat mengikuti
pembelajaran IPA di kelas. Observasi dilakukan di kelas II.1 SD BOPKRI
Gondolayu dilakukan pada tanggal 18 September 2016. Observasi dimulai
sebelum berlangsungnya kegiatan pembelajaran hingga berakhirnya kegiatan
pembelajaran IPA. Hasil observasi menunjukkan bahwa motivasi siswa saat
mengikuti pembelajaran IPA belum optimal. Hal ini terbukti pada saat memulai
pembelajaran masih ada beberapa siswa yang belum menyiapkan alat tulisnya.
Ada beberapa anak yang melamun, tidak memandang guru, berbicara dengan
teman, bermain tempat pensil, berjalan-jalan dan melakukan hal lain yang tidak
berhubungan dengan materi belajar pada saat itu. Dilihat dari hasil observasi yang
dilakukan menunjukkan bahwa motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
IPA di kelas II.1 belum optimal.
Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar.
Dengan adanya belajar akan terjadi perkembangan dan mental siswa. Belajar
diartikan sebagai suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada
pada individu yang belajar. Sudjana (dalam Jihad & Abdul, 2013: 2) menyatakan
bahwa seorang individu belajar dipengaruhi dari dorongan sendiri atau dorongan
lingkungan sekitar. Kompri (2015: 231) menjelaskan bahwa dorongan merupakan
kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam memenuhi harapan atau
pencapaian tujuan.
Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut adalah motivasi. Motivasi
dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan
tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik
yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun
dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Motivasi instrinsik, yaitu motivasi yang
timbul sebagai akibat pengaruh dari dalam diri peserta didik tanpa ada paksaan
dari dorongan orang lain. Kedua motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbul
sebagai akibat pengaruh dari luar peserta didik (Kompri 2015: 3). Motivasi dan
belajar merupakan dua hal yang saling berhubungan dan mempengaruhi, motivasi
sangat menentukan tingkat berhasil atau gagalnya belajar siswa. Ketika motivasi
belajar rendah, pelaksanaan kegiatan belajar juga tidak akan efektif. Usaha untuk
memberikan motivasi kepada siswa adalah dengan menciptakan situasi dan
kondisi yang membuat anak tertarik terhadap pelajaran yang disampaikan oleh
guru. Motivasi mendorong meningkatnya semangat dan ketekunan dalam belajar.
Indikator seseorang memiliki motivasi belajar adalah ketika mempunyai hasrat
dan keinginan berhasil, ada dorongan dan kebutuhan belajar, adanya harapan dan
cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam pembelajaran, kegiatan menarik,
dan lingkungan belajar kondusif (Uno, 2008: 23).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan peneliti
berasumsi bahwa rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu dikarenakan karena metode dan media
pengajaran yang digunakan guru kurang variatif dan inovatif. Oleh karena itu,
peneliti akan menerapkan sebuah tindakan dengan menggunakan media
pembelajaran fabel Aesop yang dimodifikasi pada pembelajaran IPA dengan cara
penyampaian yang unik dan menarik, diharapkan media ini dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA kelas II di SD
BOPKRI Gondolayu.
Fabel merupakan hasil temuan seorang Yunani yang bernama Aesop pada
abad ke-6 SM, fabel kuno tersebut dikenal sebagai fabel Aesop. Fabel Aesop
menokohkan binatang yang dapat berbicara dan bertingkah laku seperti manusia
(Putera, 2015:38, 42-43). Binatang hadir sebagai personifikasi manusia, baik
yang menyangkut penokohan lengkap dengan karakternya maupun persoalan
hidup yang diungkapkannya (Nurgiantoro, 2016: 190). Binatang adalah makhluk
hidup yang sering dijumpai anak dalam kehidupannya sehari-hari sehingga
melalui fabel atau cerita binatang anak-anak dengan mudah memahami cerita
yang disampaikan. Media fabel Aesop ini disampaikan dengan menggunakan
dongeng di mana guru bercerita secara lisan. Mendongeng memiliki manfaat bagi
perkembangan anak menurut Agus (2009: 53-57) yaitu, mengembangkan daya
imajinasi, kreativitas, dan kemampuan berpikir abstrak anak, menjalin interaksi
yang akrab antara anak dan orang tua/guru, melatih kecerdasan emosi dan
kepekaan sosial, meningkatkan serta menunjang perkembangan moral dan
menanamkan motivasi dan proses identifikasi yang positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, peneliti ingin
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa menggunakan media baru dalam
pembelajaran IPA. Peneliti menggunakan metode ceramah yang digabungakan
dengan eksperimen yang dikemas dalam bentuk dongeng fabel Aesop sebagai
media pembelajaran IPA kelas II. Untuk itu peneliti akan melakukan penelitian
dengan judul “Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Menggunakan Fabel
Aesop pada Kelas II.1 di SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta”.
B. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi oleh beberapa hal sebagai berikut.
1. Hal yang akan ditingkatkan adalah motivasi dan hasil belajar IPA kelas II.1
tahun ajaran 2016/2017 di SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.
2. Mata pelajaran yang akan diteliti adalah IPA pada kelas II.1 tahun ajaran
2016/2017 di SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta dengan Standar
Kompetensi 2. mengenal berbagai bentuk benda dan kegunaannya serta
perubahan wujud yang dapat dialaminya. Kompetensi Dasar 2.1
mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan cair yang ada di lingkungan sekitar,
2.2 menunjukkan perubahan bentuk dan wujud benda (plastisin/tanah
liat/adonan tepung)akibat dari kondisi tertentu, dan 2.3 mengidentifikasi
benda-benda yang dikenal dan kegunaannya melalui pengamatan.
3. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu
Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
C. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan, sebagai berikut :
1. Bagaimana penggunaan fabel Aesop dalam meningkatan motivasi dan hasil
belajar IPA pada kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 2016/2017?
2. Apakah penggunaan fabel Aesop dapat meningkatkan motivasi belajar IPA
pada siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 2016/2017?
3. Apakah penggunaan fabel Aesop dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada
siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 2016/2017?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian, sebagai
berikut :
1. Menjelaskan penggunaan fabel Aesop dalam meningkatan motivasi dan hasil
belajar IPA pada kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 2016/2017.
2. Meningkatkan motivasi belajar siswa menggunakan fabel Aesop pada mata
pelajaran IPA kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 2016/2017.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan fabel Aesop pada mata
pelajaran IPA kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 2016/2017.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut.
1. Bagi Peneliti
Proses penelitian ini memberikan pengalaman langsung dalam membuat
Penelitian Tindakan Kelas dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar
dengan menggunakan media pembelajaran fable Aesop.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Bagi Guru
a. Guru dapat menerapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
media pembelajaran fabel Aesop untuk meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa.
b. Guru dapat membuka pengetahuan lebih luas pembelajaran yang
menarik.
3. Bagi Siswa
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan motivasi belajar IPA pada siswa
melalui media pembelajaran fabel Aesop.
b. Hasil penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran
IPA melalui media pembelajaran fabel Aesop.
4. Bagi Sekolah
a. Hasil penelitian dapat diterapkan untuk sumber refrensi bagaimana
meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA dengan menggunakan
media pembelajaran fabel Aesop.
b. Sekolah dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah.
F. Definisi Operasional
1. Motivasi adalah dorongan mental baik yang bersumber dari dalam diri
individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu
(motivasi ekstrinsik) yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan,
dan mengarahkan sikap dan perilaku individu.
2. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan
psikomotorik yang sesuai dengan tujuan pengajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3. Fabel Aesop adalah cerita yang ditemukan oleh budak Yunani bernama
Aesop, yang menampilkan binatang sebagai tokoh cerita, seolah-olah
binatang adalah manusia baik penokohan lengkap dengan karakter
maupun persoalan hidup yang diungkapkan.
4. IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala
alam semesta dengan segala isinya, yang bersifat bersifat analisis,
lengkap, cermat, serta menghubungkan antara suatu fenomena dengan
fenomena lain yang membentuk perspektif baru terhadap objek yang
diamati.
5. Karakteristik siswa Sekolah Dasar kelas 2 adalah siswa yang memasuki
tahap perkembangan kognitif operasional konkret diharapkan materi
pelajaran lebih menitikberatkan pada alat peraga atau media yang lebih
bersifat konkret dan logis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Teori Perkembangan Kognitif Anak
Piaget mengungkapkan, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi
yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat
perkembangan kognitif (Al-Tabany, 2014: 30). Ada empat tingkat perkembangan
kognitif (Hosnan, 2016: 146) yaitu pertama tahap sensorimotor (usia 0-2 tahun)
terjadi pada waktu bayi lahir sampai sekitar umur 2 tahun. Bayi bergerak dari
tindakan refleks instinktif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis.
Bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia melalui pengordinasian
pengalaman-pengalaman sensor dengan tindakan fisik. Kedua tahap pra-
operasional (usia 2-7 tahun), terjadi pada waktu anak berusia 2 tahun sampai usia
7 tahun. Pada tahap ini anak mulai mempresentasikan dunia dengan kata-kata dan
gambar-gambar. Kata-kata dan gambar-gambar ini menunjukkan adanya
peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi indrawi dan
tindakan fisik. Ketiga tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun), terjadi pada
usia 7 tahun sampai 11 tahun. Pada usia ini anak akan dapat berpikir secara logis
mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda
ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda. Keempat tahap operasi formal (usia 11-
dewasa), terjadi pada usia 11 tahun hingga usia dewasa. Pada tahap ini anak sudah
dikategorikan remaja yang memiliki cara berpikir yang lebih abstrak, logis, dan
idealistik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Proses belajar yang dialami oleh seorang anak memiliki tahapan yang
berbeda sesuai tahap usianya. Semakin tinggi tingkat kognitif anak maka semakin
teratur dan juga semakin abstrak cara berpikirnya (Siregar dan Nara, 2011: 33).
Oleh karena itu seorang guru harus memahami tahap-tahap perkembangan anak
didiknya. Sehingga materi dan media pembelajaran sesuai dengan tahap
perkembangan yang dilalui anak didiknya.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa anak kelas II Sekolah
Dasar termasuk ke dalam tahap operasional konkret di mana anak dapat berpikir
logis mengenai hal-hal konkret dan mengelompokkan benda-benda ke dalam
bentuk-bentuk yang berbeda.
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan,
menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu.
Menurut Winkles (dalam Siregar, 2010: 49) menjelaskan bahwa motivasi adalah
penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan Kompri (2015: 3) berpendapat bahwa
motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu
kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi
intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Motivasi instrinsik,
yaitu motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari dalam diri peserta didik
tanpa ada paksaan dari dorongan orang lain. Kedua motivasi ekstrinsik, yaitu
motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar peserta didik. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dapat timbul karena ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain (pendidik)
sehingga dengan keadaan tersebut peserta didik mau melakukan sesuatu (Rahman
& Amri, 2014: 216).
Berdasaran pendapat dari para ahli di atas, peneliti menyimpulkan motivasi
adalah dorongan mental baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri
(motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik) yang
mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku
belajar individu.
b. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah
laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada
pada individu yang belajar, Sudjana (dalam Jihad & Abdul, 2013: 2). Belajar bisa
dilakukan dengan mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya
sendiri, mendengar dan mengikuti aturan Spears dalam (Siregar & Hartini, 2010:
4). Belajar juga dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif
mantap berkat latihan dan pengalaman. Belajar yang dilakukan merupakan bagian
dari hidup, berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan di mana saja dalam waktu
yang tidak ditentukan sebelumnya (Hamalik, 2014: 154).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada
individu melalui interaksi dengan lingkungan dan pengalaman.
c. Indikator Motivasi Belajar
Kemampuan seorang guru merupakan faktor penting dalam mempengaruhi
motivasi belajar. Terdapat 6 indikator motivasi belajar yang diungkapkan oleh
Uno (2008: 23) yaitu, adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan
kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya
penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar dan
adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang
siswa dapat belajar dengan baik.
Sedangkan pendapat yang lain dari Kompri (2015: 247) yang
mengemukakan ada sejumlah indikator untuk mengetahui siswa yang memiliki
motivasi dalam proses pembelajaran di antaranya yaitu, memiliki gairah yang
tinggi, penuh semangat, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi , mampu “jalan
sendiri” ketika guru meminta siswa mengerjakan sesuatu, memiliki rasa percaya
diri, memiliki daya konsentrasi yang lebih tinggi, kesulitan dianggap sebagai
tantangan yang harus diatasi dan memiliki kesabaran dan daya juang yang tinggi.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lima indikator motivasi belajar
menurut teori Uno (2008: 23) dan satu indikator dari Kompri (2015: 247). Peneliti
memilih untuk menggabungkan dua pendapat ini karena indikator yang ada pada
Uno dapat diperkuat dengan indikator yang dikemukakan oleh Kompri. Peneliti
memilih indikator yang paling spesifik dan tidak menggunakan indikator-
indikator dari kedua pendapat yang memiliki arti yang kurang lebih sama. Ada
enam indikator motivasi yaitu siswa memiliki keinginan untuk belajar, siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
memiliki dorongan dan kebutuhan dalam belajar, siswa memiliki semangat selama
pembelajaran, siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, adanya penghargaan
dalam pembelajaran dan adanya lingkungan belajar yang kondusif.
d. Peran Motivasi dalam Belajar
Secara umum ada dua peranan penting motivasi dalam belajar yaitu yang
pertama, motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai
satu tujuan. Kedua, motivasi memegang peranan penting dalam memberikan
gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga siswa yang mempunyai
motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan
belajar (Siregar & Hartini, 2010: 51).
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Siswa
akan giat belajar jika ia mempunyai motivasi untuk belajar (Kompri, 2015: 231).
Motivasi sangat menentukan tingkat berhasil atau gagalnya belajar siswa, belajar
tanpa adanya motivasi akan sulit untuk berhasil, Hamalik (dalam Kompri, 2015:
231). Sebab, seseorang yang tidak memiliki motivasi dalam belajar, tidak akan
mungkin melakukan aktivitas belajar. Peran motivasi dalam belajar tidak hanya
memberikan arah kegiatan belajar secara benar, lebih dari itu dengan motivasi
seseorang akan mendapat pertimbangan-pertimbangan positif dalam kegiatannya
termasuk kegiatan belajar (Kompri, 2015: 233). Motivasi merupakan hal yang
sangat penting dalam belajar yaitu motivasi memberikan semangat seorang pelajar
dalam kegiatan-kegiatan belajarnya, motivasi-motivasi perbuatan sebagai pemilih
dari tipe kegiatan di mana seseorang berkeinginan untuk melakukannya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Mardianto (dalam Kompri, 2015: 233) dan motivasi memberikan petunjuk pada
tingkah laku.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
motivasi memiliki peran yang sangat penting dalam belajar yaitu sebagai daya
penggerak psikis, memberikan gairah, semangat dan rasa senang bagi siswa untuk
melakukan aktivitas belajar.
e. Cara Memotivasi Siswa Belajar
Motivasi belajar penting dalam proses belajar siswa, karena berfungsi untuk
mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar. Ada beberapa
prinsip belajar dan motivasi, supaya mendapat perhatian dari pihak perencanaan
pengajaran khususnya dalam rangka merencanakan kegiatan belajar mengajar
(Hamalik, 2014: 156-161). 1) Kebemaknaan, siswa akan suka dan termotivasi
belajar apabila hal-hal yang dipelajari mengandung makna tertentu baginya.
Caranya ialah dengan mengaitkan pelajarannya dengan masa lampau siswa,
tujuan-tujuan masa mendatang dan minat serta nilai-nilai yang berarti bagi
mereka; 2) Modeling, siswa akan suka memperoleh tingkah laku baru bila
disaksikan dan ditirunya. Pelajaran akan lebih mudah dihayati dan diterapkan oleh
siswa jika guru mengajarkannya dalam bentuk tingkah laku model bukan dengan
hanya menceramahkan/menceritakan secara lisan; 3) Komunikasi terbuka, siswa
lebih suka belajar bila penyajian terstruktur supaya pesan-pesan guru terbuka
terhadap pengawasan siswa. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk
melaksanakan komunikasi terbuka yaitu, mengemukakan tujuan yang hendak
dicapai kepada para siswa agar mendapat perhatian mereka, menunjukkan
hubungan-hubungan, kunci agar siswa benar-benar memahami apa yang sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
diperbincangkan dan menjelaskan pelajaran secara nyata, diusahakan
menggunakan media instruksional sehingga lebih menjelaskan masalah yang
sedang dibahas; 4) Latihan atau praktek yang aktif dan bermanfaat, untuk
mengaktifkan siswa mempraktekkan hal-hal yang sedang dipelajarinya, guru
dapat menggunakan macam-macam metode, seperti tanya jawab dan mengecek
jawaban rekan-rekannya dan dilanjutkan dengan diskusi, melaksanakan simulasi,
dan melaksanakan metode tutorial; 5) Kondisi yang menyenangkan, siswa lebih
senang melanjutkan belajarnya jika kondisi pengajaran menyenangkan. Maka
guru dapat dilakukan dengan cara mengusahakan jangan mengulangi hal-hal yang
telah mereka ketahui, karena menyebabkan kejenuhan, suasana kelas jangan
sampai membosankan, menghindarkan terjadinya frustasi dikarenakan situasi
kelas tak menentu atau mengajukan permintaan yang tidak masuk akal dan
menghindari suasana kelas yang bersifat emosional sebagai akibat adanya kontak
personal.
Selain prinsip-prinsip di atas ada beberapa strategi untuk menumbuhkan
motivasi peserta didik menurut Fathurohman (dalam Rahman & Amri, 2014: 217-
218), yaitu menjelaskan tujuan belajar peserta didik, memberikan hadiah kepada
peserta didik para peserta didik yang berprestasi, guru mengadakan persaingan di
antara peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajarnya, dan berusaha
memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya, memberikan pujian,
atau penghargaan kepada peserta didik yang berprestasi, memberikan hukuman
agar peserta didik tersebut mau mengubah diri dan berusaha memacu motivasi
belajarnya, membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar,
membentuk kebiasaan belajar yang baik, guru menanamkan kebiasaan belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
yang baik dengan disiplin yang terarah sehingga peserta didik dapat belajar
dengan suasana yang kondusif, membantu kesulitan belajar peserta didik, baik
secara individual maupun komunal (kelompok), menggunakan metode yang
bervariasi dan menggunakan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan beberapa uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
ada beberapa cara agar siswa memiliki motivasi dalam belajar yaitu dengan
memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang
bermakna dapat dilakukan dengan menggunakan macam-macam media dan
metode pembelajaran agar tercipta kondisi kelas yang menyenangkan, selain itu
guru harus menanamkan kebiasaan belajar yang baik, pemberian pujian atau
hadiah bagi siswa yang berprestasi juga akan memberikan makna bagi siswa, serta
guru juga harus membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Jika hal-hal di
atas dapat dilakukan oleh guru tentu siswa akan termotivasi untuk belajar.
Motivasi belajar merupakan dorongan mental baik yang bersumber dari
dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu
(motivasi ekstrinsik) yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan
mengarahkan sikap dan perilaku belajar individu. Ada enam indikator motivasi
yaitu siswa memiliki keinginan untuk belajar, siswa memiliki dorongan dan
kebutuhan dalam belajar, siswa memiliki semangat selama pembelajaran, siswa
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, adanya penghargaan dalam pembelajaran
dan adanya lingkungan belajar yang kondusif. Motivasi memiliki peran yang
sangat penting dalam belajar yaitu sebagai daya penggerak psikis, memberikan
gairah, semangat dan rasa senang bagi siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Cara agar siswa memiliki motivasi dalam belajar yaitu dengan memberikan
pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang bermakna dapat
dilakukan dengan menggunakan macam-macam media dan metode pembelajaran.
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar.
Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan proses belajar
(Mudjiono & Damayati, 2009). Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki
proses belajar mengajar. Perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah
dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran (Jihad &
Abdul, 2013: 15). Tingkah laku hasil belajar dalam pengertian luas mencakup
bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sudjana, 2005: 5).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotorik yang sesuai dengan
tujuan pengajaran.
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang diperoleh peserta didik dipengaruhi beberapa faktor yakni
faktor internal dan faktor eksternal, Wasliman (dalam Susanto, 2014: 12). Faktor
internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam peserta didik, yang
mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor eksternal merupakan faktor yang
berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajarnya yaitu
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga (kurang mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
perhatian khusus dari orangtua, kebiasaan sehari – hari mendapat perlakuan
kurang baik dari orangtua), dan kondisi ekonomi.
Selain faktor internal dan faktor eksternal, Djamarah (2011: 176-205)
menjelaskan ada empat faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik
yaitu 1) Faktor lingkungan, merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam
lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan
yang disebut ekosistem. Selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri
dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya. Keduanya mempunyai
pengaruh cukup signifikan terhadap belajar anak didik di sekolah; 2) Faktor
instrumental, sekolah mempunyai tujuan yang ingin dicapai untuk ke arah itu
diperlukan seperangkat kelengkapan dalam bentuk dan jenisnya yaitu kurikulum,
program, sarana dan fasilitas, serta guru; 3) Kondisi fisiologis, pada umumnya
sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang dalam keadaan
segar jasmaninya berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan.
4) Kondisi psikologis, belajar pada hakekatnya adalah proses psikologis. Oleh
karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar
seseorang.
Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan hal yang
utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. Oleh karena itu, minat,
kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif adalah faktor psikologis
utama yang mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik. 5) Kemampuan
kognitif, ranah kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada anak
didik untuk dikuasai. Karena penguasaan kemampuan pada tingkatan ini menjadi
dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada 2 faktor yang
mempengaruhi motivasi yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
merupakan faktor yang bersumber dari dalam peserta didik, yang mempengaruhi
kemampuan belajarnya. Faktor internal terdiri dari kondisi fisiologis, kondisi
psikologis dan kemampuan kognitif peserta didik. Faktor eksternal merupakan
faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil
belajarnya yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
4. Dongeng
a. Pengertian Dongeng
Dongeng termasuk dalam cerita rakyat lisan. Cerita rakyat lisan terdiri atas
mite, legenda, dan dongeng, Danandjaja (dalam Agus, 2008: 11). Dongeng adalah
cerita rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh sang empunya cerita
dan dongeng tidak terikat oleh waktu maupun tempat (Agus, 2008: 11). Dongeng
dapat dipahami sebagai cerita yang tidak benar-benar terjadi dan banyak hal yang
sering tidak masuk akal (Nurgiyanto, 2005: 198). Dongeng dipandang sebagai
cerita fantasi yang terkesan aneh walau secara logika sebenarnya tidak dapat
diterima. Dongeng merupakan suatu cerita yang diangkat dari pemikiran fiktif dan
kisah nyata. Cerita ini kemudian menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan
pesan moral yang mengandung makna dan cara berinteraksi dengan makhluk
lainnya (Putera, 2015: 35). Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walupun
banyak juga dongeng yang melukiskan kebenaran, berisi ajaran moral, bahkan
sindiran (Agus, 2008: 11). Dongeng merupakan salah satu upaya untuk
menanamkan nilai-nilai luhur pada anak (Agus, 2009: 3). Secara umum ada enam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
jenis dongeng yang ada di Indonesia yaitu fabel, mite, legenda, sage, parabel, dan
dongeng jenaka.
Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
dongeng adalah cerita rakyat lisan, yang tidak benar-benar terjadi, tidak terikat
waktu dan tempat yang didalamnya mengandung pesan moral dan nilai-nilai
luhur.
b. Manfaat Mendongeng bagi Perkembangan Anak
Mendongeng merupakan hiburan yang penuh arti, juga sebagai ajang
komunikasi yang efektif dan akrab dengan anak-anak (Agus, 2009: 52). Kisah
dongeng bisa membawa pendengarnya terhanyut ke dalam dunia fantasi,
tergantung cara penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang
disampaikan Nurgiyanto (2005: 198) .
Mendongeng memiliki manfaat bagi perkembangan anak (Agus, 2009: 53-
57). Mendongeng dapat mengembangkan daya imajinasi, kreativitas, dan
kemampuan berpikir abstrak anak. Pada dasarnya anak biasa membayangkan dan
menghidupkan suatu kejadian dalam fantasinya. Apa yang dibayangkan seolah
menjadi kenyataan. Misalnya anak membayangkan sebagai Superman yang bisa
terbang, maka dengan kain sarung yang hanya diikat di kepala anak sudah merasa
bisa terbang walaupun kenyataannya hanya berlari ditaman, di dalam rumah.
Artinya pada batas tertentu kemampuan imajinasi dan abstraksi yang baik dapat
berkembang pada ketajaman dalam menganalisis suatu peristiwa secara
komprehensif sehingga dapat mendorong serta melahirkan perkembangan
kreativitasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Melalui dongeng orang tua atau guru dapat menjalin interaksi yang akrab
dengan anak. Dengan adanya kegiatan mendongeng, kemungkinan anak akan
menjadi bisa dan terbiasa serta berani mengungkapkan pendapatnya. Orang tua/
guru akan dapat memahami apa saja yang dipikirkan atau diinginkan anak.
Melalui aktivitas mendongeng, dapat meningkatkan interaksi dengan anak dan
menjadikan suasana menjadi lebih akrab.
Kegiatan mendongeng dapat melatih kecerdasan emosi dan kepekaan sosial.
Mendongeng merupakan salah satu cara untuk mengajak anak-anak belajar
berempati pada kesusahan atau penderitaan orang lain. Anak juga dilatih agar
mampu bersikap optimis dalam menghadapi masalah. Hal ini akan mengasah
kepekaan anak terhadap kepentingan sosial yang ada. Selain kepekaan sosial
mendongeng dapat meningkatkan serta menunjang perkembangan moral. Saat
medongeng dapat memilih tema tentang kebaikan yang dialami dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya tentang menolong sesama yang kesusahan atau terkena
musibah. Dengan cara itu diharapkan dapat menjelaskan dan mengajak anak
untuk lebih peduli dengan sesama secara lebih mudah.
Saat anak mendengarkan dongeng, anak dapat menanamkan motivasi dan
proses identifikasi yang positif pada dirinya. Anak-anak dapat meniru keteladanan
dari cerita-cerita yang disampaikan. Dengan sifat teladan si tokoh anak akan lebih
mudah meniru dan memotivasi dirinya. Pada cerita-cerita yang tokohnya begitu
berkesan atau diidolakan anak, akan menjadikan sebuah proses identifikasi yang
positif, secara tidak langsung anak akan meniru segala yang ada pada si tokoh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
5. Dongeng Fabel Aesop
Fabel merupakan hasil temuan seorang Yunani yang bernama Aesop pada
abad ke-6 SM, fabel kuno tersebut dikenal sebagai fabel Aesop. Fabel Aesop
menokohkan binatang yang dapat berbicara dan bertingkah laku seperti manusia.
Fabel adalah cerita lama yang menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran
moral atau biasa pula disebut sebagai cerita binatang (Putera, 2015:38, 42-43).
Cerita binatang (fables, fabel) adalah salah satu bentuk cerita (tradisional) yang
menampilkan binatang sebagai tokoh cerita. Cerita binatang hadir sebagai
personifikasi manusia, baik yang menyangkut penokohan lengkap dengan
karakternya maupun persoalan hidup yang diungkapkannya (Nurgiantoro, 2016:
190).
Berdasarkan pengertian dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
fabel Aesop adalah cerita binatang yang ditemukan oleh seorang Yunani bernama
Aesop, yang menampilkan binatang sebagai tokoh cerita, yang seolah-olah adalah
seorang manusia baik penokohan lengkap dengan karakter maupun persoalan
hidup yang diungkapkan. Untuk menghidupkan karakter binatang pada fabel
biasanya dilakukan dengan mendongeng. Mendongeng dilakukan agar orang yang
mendengar terhibur, termotivasi dan akan terjalin komunikasi yang akrab antara
pendengar dan pendongeng. Seorang pendongeng yang menyampaiakan cerita
dengan menarik akan membawa pendengarnya untuk menghidupkan kejadian
dalam fantasinya yang akan mengembangkan kemampuan imajinasi dan abstraksi
sehingga dapat mendorong serta melahirkan perkembangan kreativitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
6. Ilmu Pengetahuan Alam
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang melakukan kajian
tentang gejala-gejala di alam semesta termasuk planet Bumi (Sodiq, 2014: 1).
Darmojo (dalam Samatowa, 2010: 2) IPA adalah pengetahuan yang rasional dan
objek tentang alam semesta dengan segala isinya.
Nash (dalam Samatowa, 2010: 2) dalam bukunya The Nature of Science
menyatakan bahwa IPA itu adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam.
Nash juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis,
lengkap, cermat, serta menghubungkan antara suatu fenomena dengan fenomena
lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang
objek yang diamatinya.
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala alam semesta dengan segala
isinya, yang bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkan antara suatu
fenomena dengan fenomena lain yang membentuk perspektif baru terhadap objek
yang diamati.
7. IPA untuk Sekolah Dasar
Setiap guru harus paham akan alasan mengapa IPA diajarkan di sekolah
dasar. Ada empat alasan IPA diajarkan di sekolah dasar. Pertama, IPA berfaedah
bagi suatu bangsa, sebab IPA merupakan dasar teknologi yang berperan sebagai
tulang punggung pembangunan. Kedua, bila IPA diajarkan menurut cara yang
tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang melatih dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Ketiga, bila IPA diajarkan melalui
percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA bukanlah
merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan. Keempat, mata pelajaran IPA
mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat
membentuk kepribadian anak (Samatowa, 2010: 5-6).
Ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan guru dalam
memberdayakan anak melalui pembelajaran IPA menurut Samatowa (2010: 10)
yaitu pentingnya memahami bahwa pada saat memulai kegiatan pembelajarannya,
anak telah memiliki berbagai konsepsi, pengetahuan yang relevan dengan apa
yang mereka pelajari. Sesungguhnya apa yang dikemukakan anak merupakan
cerminan bagaimana anak memiliki gagasan sebagai hasil berpikirnya dengan
menggunakan penalaran dan pengetahuan yang telah dimilikinya selama ini. Hal
tersebut dapat diwujudkan melalui aktivitas anak melalui berbagai kegiatan nyata
dengan alam menjadi hal utama dalam pembelajaran IPA. Aktivitas ini dapat
dilakukan di laboratorium, di kelas dengan berbagai alat bantuan belajar, atau
bahkan di lingkungan sekolah. Dengan berbagai aktivitas nyata anak akan
dihadapkan langsung dengan fenomena yang akan dipelajari, dengan demikian
berbagai aktivitas itu memungkinkan terjadinya proses belajar yang aktif. Dalam
pembelajaran IPA kegiatan bertanyalah yang menjadi bagian yang penting,
bahkan menjadi bagian yang paling utama dalam pembelajaran. Pembelajaran IPA
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan
berpikirnya dalam menjelaskan suatu masalah.
Berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa IPA
merupakan salah satu mata pelajaran yang penting diajarkan kepada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Sekolah Dasar alasannya adalah IPA merupakan dasar teknologi yang berperan
sebagai tulang punggung pembangunan, IPA merupakan suatu mata pelajaran
yang melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, IPA
diajarkan melalui percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, yang bukan
sekedar bersifat hafalan, IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yang dapat
membentuk kepribadian anak. Ada beberapa aspek penting yang harus
diperhatikan guru dalam memberdayakan anak melalui pembelajaran IPA yaitu
anak memiliki gagasan sebagai hasil berpikirnya dengan menggunakan penalaran
dan pengetahuan yang telah dimilikinya selama ini, aktivitas anak melalui
berbagai kegiatan nyata dengan alam untuk proses belajar yang aktif, kegiatan
bertanyalah dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan
kemampuan berpikirnya dalam menjelaskan suatu masalah.
B. Penelitian-Penelitian yang Relevan
Penelitian Cahyatri (2016) dengan judul “Peningkatan Motivasi dan Prestasi
Belajar IPA Menggunakan Media Pembelajaran Berbasis IT pada Siswa Kelas IV
SD Negeri Sarikarya Condong Catur 2015/2016” bertujuan untuk mengetahui
upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis IT, peningkatan motivasi belajar IPA dengan menggunakan
media pembelajaran berbasis IT dari skor kondisi awal 53,95 (rendah) menjadi 75
(tinggi) dan peningkatan prestasi belajar IPA dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis IT dari nilai rata-rata 61,17 menjadi 72 dan dari presentase
ketutantasan 31,03% menjadi 70%.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Teknik
analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif-kuantitatif. Dari hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
analisis data tersebut menunjukkan bahwa upaya peningkatan presatasi belajar
IPA menggunakan media pembelajaran berbasis IT telah dilaksanakan,
penggunaan media berbasis IT dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa
kelas IV SDN Sarikarya, penggunaan media pembelajaran berbasis IT dapat
meningkatkan presatasi belajar IPA siswa kelas IV SDN Sarikarya. Peneliti
memilih penelitian Cahyatri (2016) sebagai penelitian yang relevan karena
penelitian ini berhasil menunjukkan bahwa penggunaan media dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa, selain itu, ada beberapa
persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Cahyatri (2016) dengan yang
dilakukan oleh peneliti, yaitu motivasi belajar IPA sebagai salah satu variabel,
metode penelitian yang digunakan, teknik pengumpulan data dan teknik analisis
data. Namun dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan fabel sebagai media.
Penelitian Sulistiyowati (2007) dengan judul “Pengaruh Motivasi Belajar
terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMPN 13 Semarang” bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa
siswa kelas VII SMPN 13 Semarang dan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh motivasi hasil belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMPN 13
Semarang. Jenis penelitian yang digunakan Penelitian korelasi. Populasi
penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 13 Semarang Tahun ajaran 2006/2007
sebanyak 308 siswa. Pengambilan sampel melalui rumus Solvin sebanyak 75
siswa yang diambil secara proporsional random sampling. Data dianalisis dengan
teknik deskriptif persentase dan analisis regresi linier sederhana. Berdasarkan
perhitungan diperoleh sebesar 29,766 dengan taraf signifikansi 0,000.
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMPN 13 Semarang.
Perbedaan antara penelitian tersebut dengan peneitian yang dilakukan oleh
peneliti adalah dari jenis penelitian yang dilakukan, penelitian tersebut
menggunakan penelitian korelasi sedangkan peneliti menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Selain itu, pada penelitian tersebut membuktikan bahwa
ada pengaruh antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Dengan melihat
penggunaan hasil penelitian tersebut, peneliti menjadikan penelitian ini sebagai
sumber yang relevan.
Penelitian Marthina (2006) dengan judul “Efektivitas Pemberian Dongeng
Fabel Terhadap Perkembangan Perilaku Kerjasama Anak-Anak Usia 5-6 Tahun”
bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan dongeng efektif dalam
meningkatkan perilaku moral teruama kerjasama pada anak usia 5-6 tahun. Jenis
penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah pre-test-post test
control group design. Setelah dilakukan uji coba, hasil menunjukkan pada
kelompok kontrol nilai sign (2-tiled) 0,940>0,05, dan pada kelompok eksperimen
nilai sign (2-tiled)0,938>0,05. Probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0
diterima. Dari hasil penelitian yang diakukan tidak ada perbedaan pada kelompok
kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan dan tidak ada perbedaan pada
kelompok eksperimen sebelum dan setelah mendapatkan dongeng.
Perbedaan antara penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti adalah dari jenis penelitian yang dilakukan, penelitian tersebut
menggunakan penelitian eksperimen kuantitatif sedangkan peneliti menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Selain itu, pada penelitian tersebut
menggunakan media fabel dalam meningkatkan perilaku moral teruama kerjasama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pada anak usia 5-6 tahun, sedangkan pada penelitian yang peneliti lakukan
berfokus pada penggunaan media fabel untuk meningkatkan motivasi dan hasil
belajar. Dengan melihat penggunaan media yang sama yaitu fabel, peneliti
menjadikan penelitian ini sebagai sumber yang relevan.
Gambar 2.1 Bagan penelitian yang relevan
Gambar 2.1 menjelaskan tentang tiga penelitian orang lain yang memiliki
relevansi yang sama. Dari ketiga penelitian tersebut telah meneliti tentang
motivasi, hasil belajar dan fabel. Ketiga penelitian tersebut dijadikan pedoman
oleh peneliti dalam melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Motivasi
dan Hasil Belajar IPA Menggunakan Fabel Aesop pada Kelas II.1 di SD
Peningkatan Motivasi dan
Prestasi Belajar IPA
Menggunakan Media
Pembelajaran Berbasis IT
pada Siswa Kelas IV SD
Negeri Sarikarya Condong
Catur 2015/2016
1 Cahyatri
(2016)
Pengaruh Motivasi Belajar
terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas VII SMPN 13
Semarang
2 Sulistyowati
(2013)
Efektivitas Pemberian
Dongeng Fabel terhadap
Perkembangan Perilaku
Kerjasama Anak-anak Usia
5-6 Tahun
3 Marthina
(2006)
Peningkatan
Motivasi dan Hasil
Belajar IPA
Menggunakan
Fabel Aesop Pada
Kelas II.1 di SD
BOPKRI
Gondolayu
Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BOPKRI Gondolayu Yogyakarta” dengan jenis penelitian Penelitian Tindakan
Kelas (PTK).
C. Kerangka Berpikir
Anak kelas II Sekolah Dasar termasuk ke dalam tahap perkembangan
kognitif pra-operasional konkret, yaitu usia 7-8 tahun. Pada usia ini anak akan
dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan
mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda, ciri
perkembangannya memakai aturan jelas atau logis dan reversible dan kekebalan.
Diharapkan materi pelajaran lebih menitikberatkan pada alat peraga atau media
yang lebih bersifat konkret dan logis. Seorang guru harus mampu memberikan
pembelajaran berdasarkan tahapan perkembangan anak, sehingga anak lebih
termotivasi dan materi pelajaran dapat tersampaikan dengan baik kepada anak
didik sehingga hasil belajar juga baik.
Motivasi adalah dorongan mental baik yang bersumber dari dalam diri
individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi
ekstrinsik) yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan
sikap dan perilaku individu. Motivasi memiliki peran yang sangat penting dalam
belajar yaitu sebagai daya penggerak psikis, memberikan gairah, semangat dan
rasa senang bagi siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotorik yang sesuai dengan
tujuan pengajaran.
IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala alam
semesta dengan segala isinya, yang bersifat bersifat analisis, lengkap, cermat,
serta menghubungkan antara suatu fenomena dengan fenomena lain yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
membentuk perspektif baru terhadap objek yang diamati. Banyak hal yang
dipelajari di dalam IPA yang berhubungan dengan kehidupan anak.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan, peneliti
mengetahui bahwa rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA terjadi karena metode pengajaran yang digunakan kurang variatif.
Peneliti ingin melakukan penelitian yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar mata pelajaran IPA dengan media dan cara penyampaian materi yang
menarik dan menyenangkan, salah satu media yang menarik, menyenangkan dan
dapat membangkitkan motivasi siswa adalah dengan dongeng fabel yang telah
dimodifikasi. Dongeng fabel yang dikemas sedemikian rupa akan membantu anak
dalam memahami materi. Selain itu, pembelajaran yang menggunakan fabel juga
memiliki banyak manfaat bagi perkembangan anak.
Jika penggunaan dongeng fabel diterapkan, maka motivasi dan hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran IPA kelas II di SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta
diasumsikan meningkat. Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat diihat pada
gambar 2.2 berikut.
v
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Kondisi Awal Metode pembelajaran
kurang variatif
Motivasi dan hasi
beajar rendah
Tindakan Penggunaan media
pembelajaran fabel
Aesop
Motivasi dan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
D. Hipotesis Tindakan
1. Penggunaan fabel Aesop dalam meningkatan motivasi dan hasil belajar
IPA pada kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 2016/2017 dapat
digunakan dengan cara dongeng, bereksperimen, dan berdiskusi.
2. Ada peningkatan motivasi belajar siswa melalui penggunaan fabel Aesop
pada mata pelajarn IPA kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun pelajaran
2016/2017. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan menerapkan fabel
Aesop sebagai media pembelajaran untuk menumbuhkan keinginan,
dorongan, semangat selama pembelajaran, serta memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi terhadap materi yang diberikan.
3. Ada peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan fabel Aesop pada
mata pelajarn IPA kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun pelajaran
2016/2017. Kegiatan pembelajaran menerapkan fabel Aesop sebagai
media pembelajaran yang melibatkan aspek kognitif, afektif dan
psikomotor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian yang akan dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau istilah lainnya disebut dengan Classroom Action Research (CAR).
Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu upaya yang dilakukan guru untuk
meningkatkan kualitas dan tanggung jawab guru dalam pengelolaan pembelajaran
melalui suatu tindakan kepada siswa. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan refleksi diri (self reflection),
yakni upaya menganalisis untuk menemukan kelemahan-kelemahan dalam proses
pembelajaran yang dilakukannya (Sanjaya, 2011: 13), kemudian (1)
merencanakan untuk proses perbaikan, (2) melaksanakan dalam proses
pembelajaran sesuai dengan program yang disusunnya, dan (3) merefleksikan
tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja
guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkatkan mutu pendidikan
(Kusumah & Dedi, 2011: 9).
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif (Collaborative Action
Reasearch), dilakukan oleh guru kelas dan peneliti. Guru berperan sebagai
anggota tim peneliti untuk melaksanakan tindakan pembelajaran ketika di kelas
dan peneliti bertugas untuk merencanakan atau merancang tindakan dan
mengamati pembelajaran (Sanjaya, 2011: 59). Karena guru tidak menghendaki
untuk mengajar, pelaksanaan tindakan pembelajaran di kelas dilakukan oleh
peneliti, guru berperan sebagai anggota tim yang terlibat dalam menggali
permasalahan nyata yang dihadapi dan terlibat dalam rancangan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Penelitian menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas yang
dikembangkan oleh Kemis dan Taggart, yang terdiri dari empat komponen yaitu,
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi
(reflecting). Pada model ini tindakan dan pengamatan dijadikan satu kesatuan,
kedua kegiatan tersebut dilakukan dalam waktu bersamaan. Komponen tersebut
digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan MC
Taggart (dalam Kusuma dan Dwitagama 2009: 21)
Bedasarkan gambar 3.1 dapat menjelaskan bahwa siklus Penelitian
Tindakan Kelas menurut Kemmis dan MC Taggart terdiri dari tiga tahap dari
empat komponen perencanaan (planning), tindakan (acting), diikuti oleh
pengamatan (observing), refleksi (reflecting). Penjelasan dari keempat komponen
yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi adalah sebagai
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
1. Perencanaan
Perencanaan atau menyusun rencana tindakan menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana sebuah tindakan dilakukan
(Arikunto, 2013: 138).
2. Tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah implementasi atau penerapan yang
dilaksanakan guru berdasarkan perencanaan yang telah disusun sesuai dengan
fokus masalah untuk memperbaiki masalah (Sanjaya, 2011: 79).
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan informasi atau pengambilan
data untuk melihat efek tindakan yang telah disusun. Data yang dikumpulkan
meliputi kinerja guru, perilaku dan sikap siswa, hasil belajar siswa, suasana kelas
(Arikunto dkk, 2015: 221).
4. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis apa yang sudah terjadi.
Berdasarkan hasil refleksi peneliti mengatasi kekurangan atau kelemahan yang
terjadi pada tindakan yang telah dilakukan, untuk dijadikan dasar dalam
melaksanakan tindakan ulang (Arikunto dkk, 2015: 229).
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut merupakan satu siklus,
yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap perencanaan, tindakan, observasi
dan refleksi (Arikunto, 2013: 140). Pada siklus 1 dilakukan 2 pertemuan. Masing-
masing pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran, pada setiap jam pelajaran
memiliki rentang waktu 35 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitiaan Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD BOPKRI Gondolayu.
Sekolah ini berada di Jalan Jendral Sudirman no.24, Gowongan, Sleman, Kota
Yogyakarta. Sekolah ini terletak di tepi jalan raya sebelah timur tugu Yogyakarta,
di tengah kota Yogyakarta, yang dikeliling gedung-gedung besar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016 sampai dengan
April 2017. Waktu pengambilan data dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah
didiskusikan dengan wali kelas dan mendapat persetujuan oleh kepala sekolah.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II.1 di SD BOPKRI Gondolayu tahun
pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 32 siswa, 16 siswa perempuan dan 16 siswa
laki-laki.
4. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa menggunakan
fabel Aesop di SD BOPKRI Gondolayu. Motivasi belajar siswa dilihat dari peran
serta siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan
fabel Aesop pada mata pelajaran IPA. Sedangkan hasil belajar siswa dilihat dari
hasil perolehan nilai yang dilakukan dengan menggunakan tes. Materi yang
digunakan disesuaikan dengan materi IPA kelas II SD yang diajarkan di SD
BOPKRI Gondolayu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
C. Persiapan
Penelitian dimulai dengan menentukan sekolah atau tempat penelitian yang
akan digunakan yaitu di SD BOPKRI Gondolayu, sekolah ini berada di Jalan
Jendral Sudirman no. 24, Gowongan, Sleman, Kota Yogyakarta. Sebelum
dilaksanakan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin terlebih dahulu
kepada kepala sekolah dan guru kelas yang bersangkutan yaitu guru kelas II.2 SD
BOPKRI Gondolayu. Setelah mendapatkan izin untuk melakukan penelitian di SD
tersebut peneliti mencari informasi gambaran kondisi awal kelas.
Informasi gambaran kondisi awal kelas diperoleh dengan melakukan
wawancara, observasi dan menanyakan dokumentasi nilai dengan guru kelas II.2
SD BOPKRI Gondolayu. Kegiatan observasi dilakukan pada saat pembelajran
IPA sebanyak 2 kali di kelas II.2. Sedangkan wawancara dilakukan setelah
kegiatan observasi dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang
belum terlihat pada saat observasi.
Hasil wawancara, observasi dan dokumentasi nilai dijadikan dasar dalam
penyusunan perumusan masalah, penyusunan hipotesis dan rencana penelitian
dalam setiap siklus. Dalam penyusunan rencana setiap siklus mengkaji standar
kompetensi, kompetensi dasar dan materi yang akan diteliti. Setelah mengkaji
peneliti menyusun instrumen pembelajaran meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), materi ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), kisi-kisi soal
evaluasi, soal evaluasi dan instrumen pembelajaran meliputi lembar observasi dan
lembar kuesioner. Peneliti juga menyusun media Fabel Aesop yang akan
digunakan di dalam kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
D. Rencana Tindakan Setiap Siklus
Setelah memperoleh gambaran kondisi awal kelas, selanjutnya dilaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2
x 35 menit). Penelitian tindakan kelas yang direncanakan sebagai berikut.
1. Siklus 1 (4 JP)
a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum memberikan tindakan kepada
siswa yaitu mempersiapkan instrumen pembelajaran meliputi silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), kisi-
kisi soal evaluasi, soal evaluasi dan instrumen pembelajaran meliputi lembar
observasi dan lembar kuesioner. Peneliti juga menyusun media modifikasi fabel
Aesop yang akan digunakan di dalam kegiatan pembelajaran. Instrumen
pembelajaran yang dibuat pada siklus 1 ini mengacu pada Standar Kompetensi 2.
Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan benda cair, dengan Kompetensi Dasar
2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan cair yang ada di lingkungan sekitar.
b. Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada siklus 1 terdiri dari 2 kali pertemuan, setiap
pertemuannya memerlukan waktu 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Materi ajar
yang dilakukan pada pertemuan pertama adalah ciri-ciri benda padat dan benda
cair. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama adalah siswa menyebutkan
ciri-ciri benda melalui percobaan yang dilakukan oleh guru. Materi ajar yang
dilakukan pada pertemuan kedua adalah mengenal wujud benda padat dan benda
cair. Kegiatan yang dilakukan siswa adalah mengelompokkan benda berdasarkan
wujudnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Dalam penyampaian materi guru menggunakan modifikasi cerita Fabel
Aesop, pada pertemuan pertama menggunakan cerita berjudul “Burung Gagak
yang Cerdik.” Pada pertemuan kedua menggunakan cerita berjudul “Rubah Licik
dan Bangau Pandai.” Cerita fabel tersebut dimodifikasi dengan alasan untuk
menyesuaikan materi ajar yang di sampaikan. Agar lebih menarik perhatian siswa
guru menggunakan boneka dan benda-benda sesuai cerita yang telah dimodifikasi.
c. Observasi
Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti yang dibantu oleh guru kelas
dan 1 mitra peneliti. Observasi dilakukan bertujuan untuk memperoleh gambaran
lengkap mengenai proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan untuk
melihat sejauh mana tingkat motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran
dengan bantuan lembar observasi.
d. Refleksi
Peneliti dan guru merefleksikan hasil pemberian tindakan pada siklus 1.
peneliti dan guru merefleksikan dan mengevaluasi proses dan hasil pada siklus 1
dengan membandingkan antara kondisi awal dengan kondisi akhir siklus 1
mengenai ada tidaknya kemajuan yang timbul. Perbandingan tersebut diperoleh
dari data hasil observasi, kuisioner, dan hasil tes evaluasi. Proses dan hasil yang
diperoleh direfleksiakan apakah ada kendala-kendala yang terjadi pada siklus 1.
Jika proses dan hasilnya belum memenuhi target, peneliti merencanakan
perbaikan pada siklus 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2. Siklus 2 (4 JP)
Berdasarkan hasil refleksi pada sikus 1, peneliti memutuskan untuk
melanjutkan ke sikus 2, dikarenakan masih ada kekurangan pada sikus 1. Pada
siklus 2 ini juga akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Alokasi waktu
setiap pertemuan adaah 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Penelitian tindakan kelas
yang direncanakan sebagai berikut.
a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum memberikan tindakan kepada
siswa pada siklus 2 yaitu mempersiapkan instrumen pembelajaran meliputi
silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi ajar, Lembar Kerja
Siswa (LKS), kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi dan instrumen pembelajaran
meliputi lembar observasi dan lembar kuesioner. Peneliti juga menyusun media
modifikasi fabel Aesop yang akan digunakan di dalam kegiatan pembelajaran.
Instrumen pembelajaran yang dibuat pada siklus 2 ini mengacu pada Standar
Kompetensi 2. Mengenal berbagai bentuk benda dan kegunaannya serta
perubahan wujud yang dapat dialaminya, dengan Kompetensi Dasar 2.2
Menunjukkan perubahan bentuk dan wujud benda (plastisin/tanah liat/adonan
tepung) akibat dari kondisi tertentu, dan mengidentifikasi benda-benda yang
dikenal dan kegunaannya melalui pengamatan.
b. Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada siklus 1 terdiri dari 2 kali pertemuan, setiap
pertemuannya memerlukan waktu 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Materi ajar
yang dilakukan pada pertemuan pertama adalah perubahan bentuk dan wujud
benda. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama adalah siswa membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
salah satu bentuk benda dari plastisin. Materi ajar yang dilakukan pada pertemuan
kedua adalah kegunaan benda. Kegiatan yang dilakuakan siswa adalah
menyebutkan kegunaan benda yang ditemukan di majalah.
Dalam penyampaian materi guru menggunakan modifikasi cerita fabel
Aesop, pada pertemuan pertama menggunakan cerita berjudul “The Little Ride
Han.” Pada pertemuan kedua menggunakan cerita berjudul “Tikus Kota dan Tikus
Desa.” Cerita fabel tersebut dimodifikasi dengan alasan untuk menyesuaikan
materi ajar yang di sampaikan. Agar lebih menarik perhatian siswa guru
menggunakan boneka dan benda-benda sesuai cerita yang telah dimodifikasi.
c. Observasi
Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti yang dibantu oleh guru kelas
dan 1 mitra peneliti. Observasi dilakukan bertujuan untuk memperoleh gambaran
lengkap mengenai proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan untuk
melihat sejauh mana tingkat motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran
dengan bantuan lembar observasi.
d. Refleksi
Peneliti dan guru merefleksikan hasil pemberian tindakan pada siklus 2.
Peneliti dan guru merefleksikan dan mengevaluasi proses dan hasil pada siklus 2,
hal-hal yang perlu direfeksikan meliputi hambatan dan kesulitan yang dialami
pada saat pelaksanaan proses pembelajaran, melakukan perbandingan skor antara
kondisi siklus 1 dan kondisi siklus 2. Perbandingan tersebut diperoleh dari data
hasil observasi, kuisioner, dan hasil tes evaluasi. Jika proses dan hasilnya sudah
memenuhi target, sesuai dengan indikator pembelajaran dan terjadi peningkatan
dari siklus 1 maka pembelajaran di siklus 2 dihentikan dan diambil kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
tentang peningkatan motivasi dan hasi belajar IPA siswa menggunakan media
fabel Aesop. Apabila proses dan hasil penelitian belum memenuhi target, peneliti
perlu merencanakan perbaikan pada penelitian selanjutnya.
E. Indikator dan Pengukuran Keberhasilan
Indikator keberhasilan digunakan untuk mengetahui kondisi awal dan
kondisi pada tiap akhir siklus. Indikator keberhasilan yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi keberhasian motivasi dan hasil belajar siswa. Keberhasilan
penelitian ini dilihat dari apa yang sudah dicapai di siklus I dan siklus selanjutnya,
dengan target yang diinginkan peneliti. Siklus penelitian dihentikan ketika target
akhir sudah tercapai. Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut.
Tabel 3.1 Indikator Keberhasilan
Indikator Kondisi
Awal Target
Deskriptor
Target Instrumen
Motivasi Belajar
Siswa memiliki
keinginan untuk
belajar
45,3 75
Total skor yang didapat tiap
indikator dibagi skor maksimal
tiap indikator, dikali 100 Kuisioner
Siswa memiliki
dorongan dan
kebutuhan dalam
belajar
39,1 80
Siswa memiliki
semangat selama
pembelajaran
43,8 75
Siswa memiliki
rasa ingin tahu
yang tinggi
43,8 80
Adanya
penghargaan dalam
pembelajaran
46,1 75
Adanya lingkungan
belajar yang
kondusif
47,9 85
Rata-rata skor
motivasi seluruh
siswa
44,8 80 Jumlah keseluruhan skor
motivasi dibagi jumlah siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Indikator Kondisi
Awal Target
Deskriptor
Target Instrumen
Presentase siswa
yang termasuk
dalam kategori
cukup termotivasi
31,25% 75%
Jumlah seluruh siswa yang
termasuk dalam kategori
termotivasi dibagi jumlah siswa
x 100%
Hasil Belajar
Rata-rata nilai
kelas 72,8 80
Jumah nilai seluruh siswa dibagi
jumlah seluruh siswa
Soal Evaluasi Presentase siswa
yang lulus KKM
(75)
37,5% 75%
Jumlah siswa yang lulus KKM
dibagi dengan jumlah seluruh
siswa dikali 100%
Tabel 3.1 merupakan tabel indikator keberhasilan siswa. Indikator
keberhasilan motivasi disusun berdasarkan indikator motivasi yang sudah
dijelaskan pada bab II. Berdasarkan tabel 3.1 data awal motivasi yang dicapai oleh
siswa belum optimal. Dalam menentukan bahwa perlakuan yang dilakukan
berhasil dan berdampak terhadap motivasi dan hasil belajar maka ditentukan
standar yang akan membatasi bahwa perlakuan itu berhasil. Untuk itu peneliti
membuat target capaian motivasi belajar siswa. Dalam PTK tidak ada pembatasan
mutlak untuk mengukur keberhasilan. Target capaian ini dibuat sendiri oleh
peneliti berdasarkan kesepakatan dengan guru kelas. Target yang ditentukan
melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan
memperhatikan kondisi kelas, materi dan kemampuan subjek penelitian. Untuk
memudahkan analisis setiap indikator, peneliti membuat skala dengan tiga aspek
yaitu kondisi kelas, materi dan kemampuan subjek penelitian dan dibuat kriteria
penskoran yang kemudian dihitung dengan rumus berikut.
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝐾𝑒𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 1 + 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 2 + 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 3
9 𝑥 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Hasil akhir perhitungan skor dijadikan angka pengukuran untuk indikator
pengukuran dan keberhasilan penelitian. Apabila hasil penelitian melampaui
angka target keberhasilan maka penelitian ini dianggap berhasil.
F. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu motivasi dan hasil belajar. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu teknik nontes dan tes.
1. Non Tes
1. Observasi
Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati
setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi
tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Sanjaya, 2009: 86). Menurut
Sutrisno (dalam Sugiyono 2015: 203) dua di antara yang terpenting dari observasi
adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen.
Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang di
gambarkan akan terjadi (Arikunto, 2013: 272). Alat yang digunakan dalam
observasi disebut pedoman observasi. Pedoman observasi terdiri dari lembar
pengamatan yang berisi pernyataan-pernyataan untuk mengetahui tingkat motivasi
siswa. Pengamatan berfokus pada peran serta siswa dalam mengikuti
pembelajaran dalam hal motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dan
mengamati serta mencatat hal penting saat proses pembelajaran berlangsung.
Peneliti mencatat hasil observasi dengan memberikan deskripsi pada kolom yang
sudah disediakan berdasarkan kondisi nyata selama pembelajaran berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2. Wawancara
Wawancara atau interview dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan
data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui
saluran media tertentu (Sanjaya, 2011: 96). Peneliti melakukan wawancara
dengan responden dalam situasi yang santai. Proses tanya jawab dilakukan dengan
pewawancara meminta ijin untuk merekam pembicaraan antara pewawancara dan
responden kemudian melakukan tanya jawab.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur
(Sugiyono, 2015: 194). Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti telah mengetahui tentang informasi yang
diperoleh, dan peneliti sudah menyiapkan pertayaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawaban sudah disiapkan. Sedangkan wawancara tidak terstruktur lebih
memiliki fungsi yang peneliti ingin mengetahui lebih mendalam suatu informasi.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis wawancara semi
terstuktur, menggabungkan teknik terstruktur dan tidak tersetruktur. Wawancara
dilakukan secara langsung dengan guru sebelum penelitian dilakukan untuk
memperkuat latar belakang masalah di bab I.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada
subjek penelitian, tetapi melalui dokumen. Dokumen adalah catatan tertulis yang
isinya merupakan pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga
untuk pengujian suatu peristiwa, dan berguna bagi sumber data, bukti, informasi
kealamiahan yang sukar diperoleh, sukar ditemukan dan membuka kesempatan
untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
(Sadarmayanti, 2002: 86). Peneliti menggunakan teknik dokumentasi dengan
tujuan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar siswa yang berbentuk hasil
data nilai Ulangan Harian IPA dan Ulangan Tengah Semester siswa kelas II SD
BOPKRI Gondoayu tahun pelajaran 2016/2017.
4. Kuesioner
Kueisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
secara langsung untuk dijawab (Sugiyono, 2015: 199). Siswa akan menanggapi
pernyataan pada kueisioner dengan memberikan tanda (√) pada jawaban “ya” atau
“tidak.” Kuisioner diberikan kepada siswa sebelum dilakukan tindakan untuk
memperoleh data awal dan di akhir setiap siklus untuk mengetahui peningkatan
motivasi belajar dari sudut pandang siswa.
2. Tes
Tes merupakan teknik pengumpulan data untuk mengukur kemampuan
siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran
(Sanjaya, 2009: 99). Tes diberikan kepada siswa untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar IPA pada siklus I dan siklus II. Pemberian tes berupa butir soal
pilihan ganda sejumlah 20 butir dan uraian sejumlah 5 butir. Tes dilakukan pada
akhir kegiatan pembelajaran di setiap siklus. Data yang diperoleh adalah data
kuantitatif yaitu berupa angka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
G. Instrumen Penelitian
Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu motivasi dan hasil belajar. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu teknik non tes dan tes.
Instrumen pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Jenis
Penilaian Instrumen
Teknik
Pengumpulan
Data
Motivasi
Belajar
a. Siswa memiliki
keinginan untuk
belajar
b. Siswa memiliki
dorongan dan
kebutuhan dalam
belajar
c. Siswa memiliki
semangat selama
pembelajaran
d. Siswa memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi
e. Adanya penghargaan
dalam pembelajaran
f. Adanya lingkungan
belajar yang kondusif
Non tes Rubrik
observasi,
pedoman
wawancara,
lembar
kuesioner
Observasi,
wawancara,
kuesioner
Hasil
Belajar
a. Siswa yang lulus KKM
b. Rata-rata nilai kelas
Tes dan non
tes
Tes objektif
dan tes esai
Dokumentasi, tes
Tabel 3.2 menjelaskan bahwa instrumen pengumpulan data yang digunakan
untuk mengukur motivasi belajar adalah rubrik observasi, pedoman wawancara,
lembar kuesioner, sedangkan yang digunakan untuk mengukur hasil belajar terdiri
dari tes objektif, dan tes esai.
1. Instrumen Observasi
Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati
setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Sanjaya, 2009: 86). Observasi
sangat sesuai jika digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan
kondisi/interaksi belajar mengajar, tingkah laku dan interaksi kelompok
(Kusumah & Dedi, 2009: 66). Rubrik observasi motivasi ini terdiri dari beberapa
pernyataan yang dikembangkan dari indikator-indikator motivasi berdasarkan
teori yang sudah dikemukakan di bab II.
Kegiatan observasi ini dilakukan oleh 1 mitra peneliti dan dibantu guru
kelas untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai proses pembelajaran yang
sedang berlangsung. Pengamatan berfokus pada peran serta siswa, motivasi siswa
dalam mengikuti pembelajaran dan mengamati serta mencatat hal penting saat
proses pembelajaran berlangsung.
Tabel 3.3 Rubrik Observasi Motivasi
Indikator Kriteria Khusus yang Dituliskan Deskripsi Hasil
Pengamatan
Siswa memiliki
keinginan untuk belajar
Siswa tidak terlambat masuk kelas
Siswa mempersiapkan alat dan bahan
pembelajaran (contoh alat tulis, buku catatan, dan
buku belajar sebelum pembelajaran dimulai).
Siswa memberi salam kepada guru saat masuk
kelas.
Siswa memiliki
dorongan dan
kebutuhan dalam
belajar
Siswa memperhatikan pembelajaran yang
disampaikan oleh guru (mencatat materi
pembelajaran yang disampaikan dan memandang
guru saat guru menjelaskan)
Siswa antusias menjawab pertanyaan dari guru.
Siswa memiliki
semangat selama
pembelajaran
Siswa tidak menyibukkan diri sendiri dengan
kegiatan di luar pembelajaran.
Siswa tidak berbicara dengan teman mengenai hal-
hal di luar pembelajaran.
Siswa tertidur saat pembelajaran berlangsung
Siswa memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi
Siswa menggali informasi yang berkaitan dengan
materi pembelajaran dari teman
Siswa bertanya pada guru bila mengalami
kesulitan terhadap materi yang disampaikan guru.
Adanya penghargaan
dalam pembelajaran
Siswa diberi reward jika menjawab pertanyaan
dengan benar
Siswa diberi reward jika mengerjakan tugas
dengan tepat waktu
Siswa mendapatkan apresiasi atas keberanian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Indikator Kriteria Khusus yang Dituliskan Deskripsi Hasil
Pengamatan
menjawab meski jawabannya kurang tepat
Siswa merasa senang saat mendapat pujian dari
guru
Adanya lingkungan
belajar yang kondusif
Siswa menyepakati peraturan kelas
Siswa menciptakan suasana kelas yang bersih
Guru mengapresiasi siswa yang menaati peraturan
dikelas
Tabel 3.3 tersebut merupakan rubrik observasi motivasi yang digunakan
dalam penelitian. Rubrik tersebut dikembangkan dari keenam indikator motivasi
yaitu siswa memiliki keinginan untuk belajar IPA, siswa memiliki dorongan dan
kebutuhan dalam belajar IPA, siswa memiliki semangat selama pembelajaran
IPA, siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada IPA, adanya penghargaan
dalam pembelajaran IPA, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif. Peneliti
mencatat hasil observasi dengan memberikan deskripsi pada kolom deskripsi hasil
pengamatan.
2. Instrumen Wawancara
Wawancara atau interview dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan
data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui
saluran media tertentu, instrumen ini digunakan untuk mendapatkan informasi
mengenai fakta, keyakinan, perasaan, niat dan sebagainya (Kusumah & Dedi,
2009: 77). Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
wawancara semi terstuktur, menggabungkan teknik terstruktur dan tidak
tersetruktur, interviewer menanyakan beberapa pertanyaan terstruktur, kemudian
satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut (Arikunto,
2013: 270). Tujuan dilakukan wawancara ini adalah untuk mengetahui proses
pembelajaran IPA di kelas, untuk mengetahui motivasi siswa pada saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
pembelajaran IPA, dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar siswa pada saat pembelajaran IPA.
Pedoman wawancara ini terdiri dari beberapa pertanyaan yang
dikembangkan dari indikator-indikator motivasi berdasarkan teori yang sudah
dikemukakan di bab II. Wawancara dilakukan setelah melakukan observasi dan
kegiatan pembelajaran selesai. Wawancara dilakukan secara langsung dengan
guru kelas II.1 sebelum penelitian dilakukan. Pedoman wawancara yang
digunakan dapat dilihat pada tabel 3.4
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Guru Kelas
Indikator No Pertanyaan Jawaban Guru
Siswa
memiliki
keinginan
untuk belajar
1 Apakah siswa tidak terlambat masuk kelas
saat pembelajaran IPA?
2
Apakah sebelum pelajaran dimulai siswa
mempersiapkan alat tulis, buku catatan, dan
buku belajar?
Siswa
memiliki
dorongan dan
kebutuhan
dalam belajar
3
Apakah selama pembelajaran siswa mencatat
hal-hal penting yang disampaikan guru di
buku catatan?
4
Apakah siswa memperhatikan penjelasan guru
selama pembelajaran? Misalnya memandang
guru, papan tulis, atau buku teks yang tengah
dipelajari.
Siswa
memiliki
semangat
selama
pembelajaran
5 Apakah selama pembelajaran ada siswa yang
melamun atau bermain sendiri?
6 Apakah siswa asik berbicara dengan temannya
selama pembelajaran berlangsung?
7 Apakah selama pembelajaran ada siswa yang
tertidur?
Siswa
memiliki rasa
ingin tahu
yang tinggi
8 Apakah siswa aktif bertanya kepada guru
terkait materi pelajaran yang belum dipahami?
9
Ketika mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tugas, apakah siswa berusaha
bertanya kepada teman dan mencari sumber
lain?
10
Apakah guru menyediakan media
pembelajaran dan sumber referensi yang
mendukung pembelajaran?
Adanya
penghargaan 11
Apakah guru menerapkan sistem reward dan
penalty di dalam kelas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 3.4 merupakan lembar pedoman wawancara yang digunakan peneliti
untuk mengetahui motivasi belajar siswa berdasarkan sudut pandang guru kelas.
Sebaran item pertanyaan wawancara dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Sebaran Pertanyaan Wawancara
No Indikator Item Pertanyaan
1 Siswa memiliki keinginan untuk belajar 1, 2
2 Siswa memiliki dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3, 4
3 Siswa memiliki semangat selama pembelajaran 5,6,7
4 Siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi 8,9,10
5 Adanya penghargaan dalam pembelajaran 11,12, 13, 14,15
6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif 16,17,18,19
Tabel 3.5 merupakan sebaran item pertanyaan wawancara. Sebaran item
pertanyaan disusun berdasarkan enam indikator motivasi dari teori Uno dan
Kompri.
dalam
pembelajaran 12
Bagaimana bentuk reward dan penalty yang
diterapkan? Mislanya bintang prestasi,
penambahan poin.
13
Bagaimana kriteria dari reward dan penalty
yang akan diberikan? Misalnya siswa yang
berhasil menjawab pertanyaan, siswa yang
berperilaku baik
14 Apakah penerapan reward dan penalty di
dalam kelas berjalan efektif?
15 Bagaimana antusiasme siswa akan adanya
reward dan penalty ini?
Adanya
lingkungan
belajar yang
kondusif
16 Apakah siswa terlibat dalam pembuatan
peraturan kelas?
17 Apa saja peraturan yang ada di dalam kelas?
18 Apakah siswa menaati peraturan kelas
tersebut?
19 Bagaimana cara siswa dalam menjaga
kebersihan di dalam kelas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
3. Instrumen Kuesioner
Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden (Sugiyono, 2015: 199). Tujuan digunakan kuesioner ini adalah untuk
mengetahui motivasi belajar siswa kelas II.1 pada mata pelajara IPA
menggunakan fabel Aesop.
Kuesioner akan dibagikan siswa sebelum dilaksanakannya penelitian untuk
mengetahui kondisi awal motivasi siswa dan di setiap akhir pertemuan pada
setiap siklus setelah kegiatan pembelajaran selesai. Sebelum siswa mengisi
kuesioner yang dibagikan, peneliti akan memberikan pengarahan agar tidak terjadi
kesalahan dalam memahami pernyataan dalam kuesioner tersebut. Setelah
kuesioner terisi, kuesioner dikembalikan lagi kepada peneliti.
Kuesioner ini terdiri dari beberapa pernyataan yang dikembangkan dari
indikator-indikator motivasi berdasarkan teori yang sudah dikemukakan di bab II.
Item kuesioner dapat dilihat di lampiran. Kisi-kisi item indikator yang terdapar di
dalam kuesioner dapat dilihat pada tabel 3.6 sedangkan persebaran kuesioner
dapat dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi
Indikator Kriteria Khusus yang Dituliskan
Siswa memiliki keinginan untuk belajar
Saya tidak terlambat masuk kelas
Saya mempersiapkan alat tulis dan buku pelajaran
Saya memperhatikan pembelajaran yang disampaikan
oleh guru
Saya mencatat pelajaran yang disampaikan oleh guru
Siswa memiliki dorongan dan
kebutuhan dalam belajar Saya melihat guru yang sedang menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Indikator Kriteria Khusus yang Dituliskan
Saya antusias menjawab pertanyaan dari guru.
Siswa memiliki semangat selama
pembelajaran
Saya tidak bermain saat pelajaran.
Saya tidak berbicara dengan teman mengenai hal-hal di
luar pembelajaran.
Saya mengantuk saat pelajaran
Siswa memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi
Saya bertanya kepada teman tentang pelajaran yang sulit
Saya bertanya pada guru bila mengalami kesulitan.
Adanya penghargaan dalam
pembelajaran
Saya diberi tepuk tangan jika menjawab pertanyaan
dengan benar
Saya diberi pujian jika mengerjakan tugas dengan tepat
waktu
Saya diberi apresiasi guru saat menaati peraturan dikelas
Saya mendapatkan pujian atas keberanian menjawab
meski jawabannya kurang tepat
Adanya lingkungan belajar yang
kondusif
Saya merasa senang saat mendapat pujian dari guru atau
teman
Saya menyepakati peraturan kelas
Saya menciptakan suasana kelas yang bersih
18 item pernyataan
Tabel 3.6 merupakan kisi-kisi kuesioner motivasi yang telah divalidasi dan
dapat digunakan untuk instrumen penelitian. Pada kuesioner tersebut terdapat 18
item pernyataan yang dikembangkan dari enam indikator motivasi. Sebaran item
kuesioner dapat dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7 Sebaran Item Kuesioner
No Indikator Item Pernyataan
1 Siswa memiliki keinginan untuk belajar 1,2,3,4
2 Siswa memiliki dorongan dan kebutuhan dalam belajar 5,6
3 Siswa memiliki semangat selama pembelajaran 7,8,9
4 Siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi 10,11
5 Adanya penghargaan dalam pembelajaran 12,13,14,15
6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif 16,17,18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada
subjek penelitian, tetapi melalui dokumen. Dokumen adalah catatan tertulis yang
isinya merupakan pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga
untuk pengujian suatu peristiwa, dan berguna bagi sumber data, bukti, informasi
kealamiahan yang sukar diperoleh, sukar ditemukan dan membuka kesempatan
untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki
(Sadarmayanti, 2002: 86). Penelitian ini menggunakan dokumentasi dan nilai rata-
rata ulangan dan nilai UTS siswa pada tahun ajaran 2016/2017.
5. Tes
Tes merupakan instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan
siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran
(Sanjaya, 2009: 99). Peneliti menggunakan tes objektif pilihan ganda dan uraian
untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes diberikan kepada siswa untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas II.1 SD BOPKRI
Gondoalayu. Pemberian tes berupa butir soal pilihan ganda sejumlah 20 butir dan
butir soal uraian 5 butir dilalakukan pada akhir kegiatan pembelajaran di setiap
siklus. Data yang diperoleh adalah data kuantitatif yaitu berupa angka. Kisi-kisi
soal pilihan ganda dan uraian siklus 1 dapat dilihat pada tabel 3.8 dan kisi-kisi
soal pilihan ganda dan uraian siklus 2 dilihat pada tabel 3.9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 3.8 Kisi-Kisi Soal Pilihan Ganda Siklus 1
Standar Kompetensi 2. Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan benda cair, dengan
Kompetensi Dasar
2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan cair yang ada di lingkungan sekitar.
No Indikator
Aitem
Pilihan
Ganda
Uraian
2.1.1 Mengidentifikasi wujud benda padat dan benda cair. 1, 2, 3, 4, 1
2.1.2 Menunjukkan beragam jenis benda padat dan cair yang ada
di sekitar 6, 7, 8 1
2.1.3 Menyebutkan 3 contoh benda padat 9,10,11 2
2.1.4 Menyebutkan 3 contoh benda cair 12, 13, 14, 3
2.1.5 Menyebutkan ciri-ciri benda padat dan benda cair. 15, 16, 17, 4
2.1.6 Membedakan ciri-ciri benda padat dan benda cair. 18, 19, 20 5
Tabel 3.8 tersebut merupakan kisi-kisi soal pilihan ganda dan uraian pada
siklus 1. Jumlah item soal yang digunakan pada soal piihan ganda adalah 20 dan
pada soal uraian adalah 5. Soal dikembangkan dari SK 2. Mengidentifikasi ciri-
ciri benda padat dan benda cair, dengan KD 2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri benda
padat dan cair yang ada di lingkungan sekitar.
Tabel 3.9 Kisi-Kisi Soal Pilihan Ganda Siklus 2
Standar Kompetensi 2. Mengenal berbagai bentuk benda dan kegunaannya serta perubahan wujud yang dapat
dialaminya,
Kompetensi Dasar
2.2 Menunjukkan perubahan bentuk dan wujud benda (plastisin/tanah liat/adonan tepung) akibat
dari kondisi tertentu, dan mengidentifikasi benda-benda yang dikenal dan kegunaannya
melalui pengamatan.
No Indikator Aitem
Pilihan Ganda Uraian
2.2.1 Menunjukkan perubahan bentuk dan wujud benda
akibat dari kondisi tertentu. 1,2,3,4,5
1
2.2.2 Mencari contoh benda padat yang mudah berubah
wujud menjadi cair dan sebaliknya benda cair menjadi
benda padat.
6,7,8,9,10
2
2.3.1 Mengidentifikasi benda yang dikenal. 11,12,13,14,15 3
2.3.2 Menyebutkan kegunaan suatu benda. 16,17,18,19,20 4,5
Tabel 3.9 tersebut merupakan kisi-kisi soal pilihan ganda dan uraian pada
siklus 2. Jumlah item soal yang digunakan pada soal piihan ganda adalah 20 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
pada soal uraian adalah 5. Soal dikembangkan dari SK 2. Mengenal berbagai
bentuk benda dan kegunaannya serta perubahan wujud yang dapat dialaminya,
dan KD 2.2 Menunjukkan perubahan bentuk dan wujud benda (plastisin/tanah
liat/adonan tepung) akibat dari kondisi tertentu, dan mengidentifikasi benda-benda
yang dikenal dan kegunaannya melalui pengamatan.
H. Teknik Pengujian Instrumen
1. Validitas Instrumen
Sugiyono (2015: 172) berpendapat bahwa hasil penelitian yang valid bila
terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya
terjadi pada objek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur secara tepat. Pada peneitian ini, peneiti
menggunakan tiga jenis validitas, yaitu validitas isi, validitas muka dan validitas
konstruk.
a. Validitas Isi
Validitas isi (content vaidity) digunakan dengan membandingkan antara isi
instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan (Sugiyono, 2011:177).
Validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik
mengembangkan instrumen, dalam kisi-kisi tersebut terdapat variabel yang
diteliti, indikator sebagai tolok ukur dan nomor butir item pertanyaan atau
pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator (Darmadi, 2014: 161). Validitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
isi meliputi validitas instrumen perangkat pembelajaran, validitas instrumen
penelitian.
1) Validitas Instrumen Perangkat Pembelajaran
Instrumen perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini
adalah silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan soal evaluasi.
Untuk menentukan kelayakan instrumen perangkat pembelajaran isi perangkat
pembelajaran disusun berdasarkan hasil konsultasi dengan ahli atau expert
judgement. Peneliti meminta ahli untuk memberikan nilai dan masukan pada
perangkat pembelajaran yang telah dibuat. Ahli memberikan nilai untuk RPP dan
soal evaluasi. Dalam hal ini yang berperan sebagai ahli atau expert judgementr
adalah satu dosen yang memiliki latar belakang pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam SD, satu dosen yang memiliki latar belakang literatur dan satu guru kelas
II.1 SD BOPKRI Gondoayu. Pemilihan ahli tersebut dimaksudkan karena ahli
lebih memahami kebutuhan siswa SD, agar perangkat pembelajaran dan soal
evaluasi dapat disesuaikan dengan kondisi siswa.
Ahli berperan untuk menilai dan memberi komentar instrumen dengan
mengisi rubrik penilaian. Rentang skor penilaian yang digunakan adalah 1-5 yaitu
menggunakan skala Likert (Sugiyono, 2015: 134-135). Peneliti menggunakan
skala Likert, yaitu variabel yang diukur dijabarkan pada indikator yang akan
dipilih oleh validator (Widoyoko, 2015: 104). Ahli dapat memberikan penilaian
“sangat sesuai” dengan bobot skor 5, “sesuai” dengan bobot skor 4, “cukup
sesuai” dengan bobot skor 3, “tidak sesuai” dengan bobot skor 2, dan “sangat
tidak sesuai” dengan bobot skor 1. Hasil validasi dianalisis untuk menentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
rata-rata setiap komponen penilaiannya serta diklasifikasikan berdasarkan tabel
3.10.
Tabel 3.10 Klasifikasi Validasi Perangkat Pembelajaran
Setelah diakukan validasi oleh tiga ahli yaitu satu dosen yang memiliki latar
belakang pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam SD, satu dosen yang memiliki latar
belakang literatur dan satu guru kelas II.1 SD BOPKRI Gondoayu. Hasil validasi
RPP dari 3 ahli sebagai validator dapat dilihat pada tabel 3.11.
Tabel 3.11 Hasil Validasi Silabus dan RPP Siklus 1
Pertemuan 1
Va
l
Indikator Rt
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
A1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3,8
A2 5 4 5 4 5 3 4 5 5 5 4 5 4 4,5
A3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2,8
Rt 4,0 3,3 4,0 3,7 4,0 3,3 3,3 4,0 3,7 3,7 3,3 4,0 3,7 3,7
Pertemuan 2
Va
l
Indikator Rt
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
A1 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3,8
A2 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4,7
A3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2,5
Rt 4,0 3,0 3,7 3,7 4,0 3,3 3,3 4,0 3,7 4,0 3,7 4,0 3,3 3,7
Keterangan:
Val : Validator
A1 : Dosen IPA
Nilai Keterangan
> 4,22 Sangat sesuai
3,41 - 4,21 Sesuai
2,60 - 3,40 Cukup sesuai
1,79 - 2,59 Tidak sesuai
<1,79 Sangat tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
A2 : Dosen literatur
A3 : Guru kelas
Rt : Rata-rata
Dari tabel 3.11 dapat diketahui bahwa total skor hasil validasi yang
diberikan oleh tiga ahli yaitu dosen IPA PGSD, dosen literatur dan guru kelas II.1
SD BOPKRI Gondoayu untuk RPP pertemuan 1 siklus 1 yaitu 3,7 dan RPP
pertemuan 2 siklus 1 yaitu 3,7. Berdasarkan rata-rata skor tersebut dapat diketahui
bahwa silabus dan RPP masuk dalam kategori “sesuai” (table 3.10).
Peneliti juga melakukan validasi untuk instrumen perangkat pembelajaran
siklus ke 2 oleh expert judgement yang sama dengan siklus 1. Hasil validasi dapat
dilihat pada table 3.12.
Tabel 3.12 Hasil Validasi Silabus dan RPP Siklus 2
Pertemuan 1
Va
l
Indikator Rt
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
A1 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4,7
A2 5 5 4 4 5 3 4 5 5 5 4 4 3 4,3
A3 4 3 4 4 5 5 3 3 4 4 3 2 4 3,7
Rt 4,7 4,0 4,0 4,3 5,0 4,3 4,0 4,0 4,3 4,7 4,0 3,7 4,0 4,2
Pertemuan 2
Va
l
Indikator Rt
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
A1 5 4 4 5 5 5 4 3 4 5 5 5 4 4,5
A2 4 4 5 5 5 3 4 5 5 5 4 4 3 4,3
A3 4 4 5 4 5 5 4 4 4 3 4 4 2 4,0
Rt 4,3 4,0 4,7 4,7 5,0 4,3 4,0 4,0 4,3 4,3 4,3 4,3 3,0 4,3
Keterangan:
Val : Validator
A1 : Dosen IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
A2 : Dosen literatur
A3 : Guru kelas
Rt : Rata-rata
Dari tabel 3.12 dapat diketahui bahwa total skor hasil validasi yang
diberikan oleh tiga ahli yaitu dosen IPA PGSD, dosen literatur dan guru kelas II.1
SD BOPKRI Gondoayu untuk RPP pertemuan 1 siklus 2 yaitu 4,2 dan RPP
pertemuan 2 siklus 2 yaitu 4,3. Berdasarkan rata-rata skor tersebut dapat diketahui
bahwa silabus dan RPP siklus 2 pertemuan 1 masuk dalam kategori “sesuai
sesuai” (table 3.10) dan silabus dan RPP siklus 2 pertemuan 1 masuk dalam
kategori “sangat sesuai” (table 3.10).
Instrumen perangkat pembelajaran yang divalidasi selanjutnya adalah soal
evaluasi. Soal evaluasi terdiri dari dua jenis soal yaitu soal piihan ganda dan soal
uraian. Hasil validasi juga dianalisis untuk menentukan rata-rata setiap komponen
penilaian yang dikategorikan berdasarkan kriteria pada tabel 3.10. Rentang skor
penilaian yang digunakan adalah 1-5. Hasil validasi soal evaluasi dari 3 ahli yang
peneliti pilih sebagai validator berupa skor dapat dilihat pada tabel 3.12 untuk soal
pilihan ganda dan uraian.
Tabel 3.13 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus 1 dan Siklus 2
Validator Siklus 1 Sikus 2
A1 2,6 3,1
A2 4,1 4,7
A3 4 5
Rata-Rata 3,7 4,2
Keterangan:
A1 : Dosen IPA
A2 : Dosen literatur
A3 : Guru kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 3.13 menunjukkan hasil validasi untuk soal evaluasi. Dari hasil rata-
rata skor yang diberikan ahli adalah 3,7 untuk soal evaluasi siklus 1 yaitu “sesuai”
(table 3.10) dan 4,2 untuk soal evaluasi siklus 2 yaitu “sangat sesuai” (table 3.10).
Berdasarkan hasil validasi silabus, RPP dan soal evaluasi pada siklus 1 dan
siklus 2 dari ke 3 ahli atau expert judgement dapat disimpukan bahwa perangkat
pembelajaran dapat digunakan untuk penlitian setelah mengalami beberapa
perbaikan sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian.
2) Validitas Instrumen Penelitian
Validitas isi juga dilakukan untuk instrumen non tes yaitu validasi untuk
lembar observasi motivasi dan lembar kuesioner motivasi belajar. Dalam hal ini
yang berperan sebagai ahli atau expert judgement adalah dua dosen ahli dan satu
guru kelas II.1 SD BOPKRI Gondoayu. Pemilihan ahli tersebut dimaksudkan
karena ahli lebih memahami kebutuhan siswa SD, lembar observasi dan lembar
kuesioner dapat disesuaikan dengan kondisi siswa. Skala yang digunakan adalah
skala linkert seperti pada validasi perangkat pembelajaran dan tabel klasifikasi
yang digunakan juga sama, yaitu tabel 3.10. Hasil validasi lembar observasi dan
lembar kuesioner motivasi dari 3 ahli sebagai validator dapat dilihat pada tabel
3.14.
Tabel 3.14 Hasil Validasi Instrumen Penelitian
No Jenis Perangkat Validator Skor Rata-Rata
1
Lembar Observasi Motivasi A1 3,7
3,3 A2 3,3
A3 2,7
2
Kuisioner Motivasi Belajar A1 3,3
3,3 A2 3,7
A3 2,7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Keterangan:
A1 : Dosen IPA
A2 : Dosen literatur
A3 : Guru kelas
Dari tabel di atas diketahui bahwa total rata-rata skor hasil validasi untuk
lembar observasi motivasl yang diberikan oleh dosen ahli 1 dan, dosen ahli 2 dan
guru kelas II.1 untuk adalah 3,3. Hasil rata-rata skor validasi kuisioner motivasi
belajar yang diberikan oleh dosen ahli 1 dan, dosen ahli 2 dan guru kelas II.1
adalah 3,3. Dari skor tersebut dapat diketahui bahwa lembar observasi motivasi
dan kuisioner motivasi belajar yang dibuat peneliti masuk dalam kategori “cukup
sesuai” (Tabel 3.10). Berdasarkan hasil validasi instrument penelitian yang telah
dibuat oleh peneliti dapat digunakan untuk penelitian sesuai digunakan setelah
mengalami beberapa perbaikan.
b. Validasi Muka
Validitas muka atau disebut (face validity) biasanya dilakukan setelah
validitas isi. Validitas muka berhubungan dengan atribut yang konkret tanpa
memerlukan infrensi atau juga dapat diartikan dengan penilaian para ahli terhadap
suatu alat ukur. Validitas ini dilakukan untuk menguji instrumen perangkat
pembelajaran, lembar observasi motivasi dan lembar kuesioner motivasi.
Validitas muka untuk perangkat pembelajaran dilakukan kepada dosen ahli
IPA dan wali kelas II.1. Komentar dosen ahli “pada bagian indikator perlu
disesuaikan kembali dengan KD dan tujuan pembelajaran belum memuat ABCD,
serta ada beberapa hal yang perlu diperbaiki yang sudah saya beri tanda.”
Sedangkan komentar yang diberikan guru adalah “RPP yang dibuat sudah baik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
mungkin cerita yang digunakan sebagai media perlu diperbaiki agar sesuai
dengan materi yang akan di ajarkan.”
Peneliti juga melakukan validasi muka terhadap lembar kuisioner motivasi,
observasi dan wawancara dengan dosen ahli serta guru SD. Validasi berupa
masukan yang diungkapkan secara lisan. Beberapa hal yang dikoreksi adalah
penggunaan pilihan kata yang ambigu, poin-poin yang bisa dipadatkan, mengubah
bentuk kuisioner menjadi skala Guttman dengan jawaban “Ya/Tidak” agar lebih
mudah dipahami siswa kelas II SD. Guru juga berpesan sebelum dilakukan
penyebaran kuesioner siswa diberi petunjuk untuk mengisinya, akan mereka tidak
kebingungan dan tidak ribut sendiri.
c. Validitas Konstrak
Validitas konstrak (construct validity) dapat diartikan sebagai alat ukur yang
dipakai untuk mengungkapkan suatu definisi operasional yang tepat, dari suatu
konsep teoritis (Darmadi, 2014: 85).
Instrumen soal tes hasil belajar yang telah sesuai dengan kisi-kisi instrumen
dan telah divalidasi oleh dosen dengan latar belakang pendidikan IPA dan guru
kelas II.1 yang juga mengajar mata pelajaran IPA, instrumen soal tersebut
diujicobakan kepada siswa kelas II di SDN Karangmojo V dengan jumlah 32
siswa untuk soal evaluasi siklus ke 1 dan SDN Karangmojo II dengan jumlah 30
siswa untuk soal evaluasi siklus ke 2. Peneliti memilih sekolah tersebut karena
memiliki jumlah siswa yang hampir sama dan karakteristik siswa yang sama. Soal
uji coba terdiri dari 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian.
Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk mengetahui tingkat
kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga dapat ditentukan butir soal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
gagal dan yang diterima (Daryanto, 2014: 186-187). Tingkat kevalidan ini dapat
dihitung dengan korelasi Product Moment:
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi product moment
N : jumlah peserta tes
∑Y : jumlah skor total
∑X : jumlah skor butir soal
∑X2 : jumlah kuadrat skor butir
∑XY : jumlah hasil kali skor butir soal
Dalam melakukan perhitungan peneliti menggunakan bantuan perhitungan
SPSS versi 16.0 for Windows untuk menghitung validitas konstruk yang memuat
rumus product moment. Penggunaan program ini dinilai lebih efektif dan efisien
serta mengurangi terjadinya kesalahan dalam menganalisis data. Untuk
menentukan valid tidaknya soal adalah dengan melihat hasil Pearson Correlation
yang terdapat tanda asteris (*). Tanda * memiliki koefisien korelasi signifikansi
5% dengan taraf kepercayaan 95%, sedangkan tanda ** memiliki koefisien
korelasi signifiansi 1% dengan taraf kepercayaan 99% (Bungin, 2014: 193).
Tingkat signfikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5%. Kriteria yang
digunakan adalah jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, maka suatu item dikatakan
valid, sedangkan jika harga sig.(2-tailed) > 0,05 maka item tersebut dikatakan
tidak valid (Field, 2009: 177-178). Item dinyatakan tidak valid apabila r hitung
lebih kecil daripada r tabel. Sugiyono (2015: 455) menyebutkan bahwa r tabel
untuk responden dengan jumlah 32 orang dengan taraf signifikan 5% adalah 0,361
rxy = 𝑁∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)
√⦃𝑁∑𝑋2−(∑𝑋)2⦄⦃𝑁∑𝑌2−(∑𝑌2)⦄
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
dan r tabel untuk responden dengan jumlah 30 orang dengan taraf signifikan 5%
adalah 0,349. Pada soal evaluasi siklus 1 juga dilakukan uji validitas butir soal
evaluasi. Uji coba soal dilaksanakan di SD Karangmojo V dengan jumlah 32
siswa. Hasil uji validitas diperoleh dengan membandingkan r hitung dan r tabel
dapat dilihat pada tabel 3.15.
Tabel 3.15 Perbandingan r Hitung dan r Tabel Siklus 1
Soal Pilihan Ganda
No r Tabel 1% r Tabel 5% r Hitung Ket
1 0,463 0,361 0,445* Valid
2 0,463 0,361 0,407* Valid
3 0,463 0,361 0,468** Valid
4 0,463 0,361 0,503** Valid
5 0,463 0,361 0,515** Valid
6 0,463 0,361 0,450** Valid
7 0,463 0,361 0,110 Tidak Valid
8 0,463 0,361 0,397* Valid
9 0,463 0,361 -0,134 Tidak Valid
10 0,463 0,361 0,322 Tidak Valid
11 0,463 0,361 0,425* Valid
12 0,463 0,361 0,425* Valid
13 0,463 0,361 0,215 Tidak Valid
14 0,463 0,361 0,465** Valid
15 0,463 0,361 0,406* Valid
16 0,463 0,361 0,286 Tidak Valid
17 0,463 0,361 0,514** Valid
18 0,463 0,361 0,130 Tidak Valid
19 0,463 0,361 0,072 Tidak Valid
20 0,463 0,361 0,429* Valid
Soal Uraian
No r Tabel 1% r Tabel 5% r Hitung Ket
1 0,463 0,361 0,773** Valid
2 0,463 0,361 0,508** Valid
3 0,463 0,361 0,649** Valid
4 0,463 0,361 0,508** Valid
5 0,463 0,361 0,473** Valid
Tabel 3. 15 merupakan hasil uji validitas soal evaluasi siklus 1. Dari 20 soal
pilihan ganda terdapat 13 soal valid dan 4 soal tidak valid. Sedangkan untuk lima
soal uraian yang diujikan semua soal dinyatakan valid. Dari hasil uji validitas soal
evaluasi ini bagi soal yang belum dinyatakan valid akan dilakukan revisi sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
digunakan untuk penelitian. Berdasarkan hasil uji validitas soal evaluasi yang
sudah dilakukan maka 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian yang sudah disusun
oleh peneliti layak untuk digunakan.
Pada soal evaluasi siklus 2 juga dilakukan uji validitas butir soal evaluasi.
Uji coba soal dilaksanakan di SD Karangmojo II dengan jumlah 30 siswa. Hasil
uji validitas diperoleh dengan membandingkan r hitung dan r tabel dapat dilihat
pada tabel 3.16.
Tabel 3.16 Perbandingan r Hitung dan r Tabel Siklus 2
Soal Pilihan Ganda
No r Tabel 1% r Tabel 5% r Hitung Ket
1 0,463 0,361 0,382* Valid
2 0,463 0,361 0,217 Tidak Valid
3 0,463 0,361 0,428* Valid
4 0,463 0,361 0,018 Tidak Valid
5 0,463 0,361 0,399* Valid
6 0,463 0,361 0,587** Valid
7 0,463 0,361 0,588** Valid
8 0,463 0,361 0,486** Valid
9 0,463 0,361 0,382* Valid
10 0,463 0,361 0,441* Valid
11 0,463 0,361 0,460* Valid
12 0,463 0,361 0,462* Valid
13 0,463 0,361 0,424* Valid
14 0,463 0,361 0,386* Valid
15 0,463 0,361 0,537** Valid
16 0,463 0,361 0,442* Valid
17 0,463 0,361 0,369* Valid
18 0,463 0,361 0,522** Valid
19 0,463 0,361 0,405* Valid
20 0,463 0,361 0,592** Valid
Soal Uraian
No r Tabel 1% r Tabel 5% r Hitung Ket
1 0,463 0,361 0,658** Valid
2 0,463 0,361 0,454* Valid
3 0,463 0,361 0,578** Valid
4 0,463 0,361 0,532** Valid
5 0,463 0,361 0,624** Valid
Tabel 3.16 merupakan hasil uji validitas soal evaluasi siklus 1. Dari 20 soal
pilihan ganda terdapat 18 soal valid dan 2 soal tidak valid. Dari 5 soal uraian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
semua dinyatakan valid. Dari hasil uji validitas soal evaluasi ini bagi soal yang
belum dinyatakan valid akan dilakukan revisi sebelum digunakan untuk
penelitian. Berdasarkan hasil uji validitas soal evaluasi yang sudah dilakukan
maka 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian yang sudah disusun oleh peneliti
layak untuk digunakan
2. Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen
(Sugiyono, 2015:173). Suatu tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut
menunjukkan hasil-hasil yang mantap. Validitas dan reliabilitas merupakan
sesuatu yang sangat berhubungan erat, yaitu untuk memenuhi syarat reliabilitas,
suatu soal harus valid dulu (Daryanto, 2014: 187-188). Uji reliabilitas dalam
penelitian ini dilakukan secara internal (internal consistensy) yaitu dengan penguji
konsistensi butir-butir soal yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu
(Sugiyono, 2015: 183-184). Penghitungan koefisien reliabilitas dalam penelitian
ini menggunakan rumus Cronbach’s Alpha.
Keterangan:
𝑟11 : koefisien reliabilitas suatu item
∑𝑆𝑖2 : Jumlah kuadrat s dari masing-masing item
∑𝑆𝑡2 : jumlah perkalian antara p dan q
N : banyaknya butir soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Dalam memudahkan perhitungan dan untuk mengurangi kesalahan, peneliti
menggunakan program SPSS versi 16.0 for Windows untuk menghitung
reliabilitas soal evaluasi. Menurut Guilford (dalam Ruseffendi, 2005:160) kriteria
koefisien hasil pengujian dibagi menjadi lima kategori yang dapat dilihat pada
tabel 3.17.
Tabel 3.17 Kriteria Koefisien Reliabilitas
Nilai Keterangan
R11 < 0,20 Sangat Rendah
0,20 ≤ r11 < 0,40 Rendah
0,40 ≤ r11 < 0,70 Sedang
0,70 ≤ r11 < 0,90 Tinggi
0,90 ≤ r11 < 1,00 Sangat Tinggi
Hasil perhitungan reliabilitas soal evaluasi untuk siklus 1 dan siklus 2
dengan bantuan SPSS versi 16.0 for Windows dapat dilihat pada tabel 3.17.
Tabel 3.18 Hasil Uji Reliabilitas Soal Evaluasi
Reliability Statistics
Siklus 1 Siklus 2
Pilihan Ganda
Cronbach's Alpha N of Items Cronbach's Alpha N of Items
0,612 20 0,757 20
Uraian
Cronbach's Alpha N of Items Cronbach's Alpha N of Items
0,451 5 0,465 5
Tabel 3.17 menunjukkan hasil perhitungan uji reliabilitas soal pilihan
ganda dan uraian menggunakan SPSS versi 16.0 for Windows. Hasil perhitungan
kemuadian dibandingkan dengan tabel 3.15 kriteria koefisien reliabilitas. Dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
disimpulkan dari 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian siklus 1 yang diujikan
dengan koefisien reliabilitas termasuk dalam kualifikasi seedang, sedangkan
untuk 20 soal pilihan ganda siklus 2 yang diujikan dengan koefisien reliabilitas
termasuk kualifikasi tinggi dan 5 soal uraian siklus 2 termasuk kualifikasi sedang,
sehingga soal layak digunakan dalam penelitian.
3. Indeks Kesukaran (IK) Soal
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal adalah indeks
kesukaran (Daryanto, 2014: 188). Rumus yang digunakan untuk menentukan taraf
kesukaran adalah :
P =𝐵
𝐽𝑠
Keterangan :
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Semakin kecil indeks yang diperoleh maka semakin sulit item soal tersebut.
Semakin besar indeksnya maka semakin mudah soal. Kriteria indeks kesukaran
menurut Sudjana (2014: 137) pada tabel 3.18.
Tabel 3.19 Kategori Indeks Kesukaran Soal
Indeks Kesukaran Kategori
0-0,30 Sukar
0,31-0,70 Sedang
0,70-1,00 Mudah
Tabel 3.18 menjelaskan bahwa kategori soal terdiri dari sukar, sedang dan
mudah. Analisis perhitungan indeks kesukaran ini menggunkan program
Microsoft Excell dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran setiap butir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
soal. Tingkat kesukaran soal evaluasi siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel
3.19.
Tabel 3.20 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus 1 dan 2 S
oa
l P
ilih
an
Ga
nd
a
No Indeks Kesukaran
(Siklus 1) Keterangan
Indeks Kesukaran
(Siklus 2) Keterangan
1 0,63 Sedang 0,80 Mudah
2 0,72 Mudah 0,77 Mudah
3 0,03 Sukar 0,90 Mudah
4 0,56 Sedang 0,67 Sedang
5 0,53 Sedang 0,57 Sedang
6 0,75 Mudah 0,63 Sedang
7 0,91 Mudah 0,60 Sedang
8 0,66 Sedang 0,73 Mudah
9 0,59 Sedang 0,80 Mudah
10 0,53 Sedang 0,43 Sedang
11 0,63 Sedang 0,67 Sedang
12 0,63 Sedang 0,70 Sedang
13 0,66 Sedang 0,70 Sedang
14 0,63 Sedang 0,67 Sedang
15 0,56 Sedang 0,77 Mudah
16 0,63 Sedang 0,67 Sedang
17 0,72 Mudah 0,73 Mudah
18 0,53 Sedang 0,57 Sedang
19 0,75 Mudah 0,67 Sedang
20 0,72 Mudah 0,57 Sedang
So
al
Ura
ian
No Indeks Kesukaran
(Pretest) Keterangan
Indeks Kesukaran
(Posttest) Keterangan
1 0,53 Sedang 0,73 Mudah
2 0,52 Sedang 0,68 Sedang
3 0,60 Sedang 0,77 Mudah
4 0,49 Sedang 0,64 Sedang
5 0,51 Sedang 0,67 Sedang
I. Teknik Analisis Data
Menganalisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterprestasi data
dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya
hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian
(Sanjaya, 2009: 106).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis data
kualitatif dan analisis data kuantitatif. Data yang digunakan untuk menentukan
peningkatan motivasi belajar sedangkan data kuantitatif digunakan untuk
penilaian hasil belajar.
1. Analisis Data Motivasi
Penilaian motivasi belajar siwa dihitung menggunakan lembar observasi dan
kuesioner. Analisis dilakukan dengan membandingkan kondisi awal, akhir siklus
I, dengan akhir siklus II sesuai dengan keberhasilan yang diharapkan. Peneliti
melihat motivasi melalui enam indikator motivasi belajar yang telah disusun.
Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
a. Menghitung kuesioner motivasi siswa dengan memberi skor setiap
pernyataannya.
b. Memasukkan skor ke dalam setiap indikator motivasi belajar.
c. Menghitung total skor kuesioner motivasi belajar setiap siswa.
d. Menghitung rata-rata skor kuesioner motivasi belajar setiap siswa.
= 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
Widoyoko (2015: 111) menyatakan bahwa untuk menentukan kelas interval
dapat dianalisis dengan menghitung skor tertinggi dikurangi skor terendah
kemudian dibagi dengan kelas interval yang dikehendaki. Atas dasar tersebut
peneliti menentukan kriteria motivasi belajar sebagai berikut.
Tabel 3. 21 Pedoman Interpretasi Motivasi Belajar Siswa
No Angka Keterangan
1 66 – 100 Tinggi
2 56 – 65 Sedang
3 30 – 55 Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
e. Menghitung total skor kuesioner motivasi belajar per indikator.
f. Menghitung total keseluruhan skor kuesioner motivasi belajar dari semua
indikator tersebut.
g. Menghitung rata-rata kuesioner motivasi belajar seluruh siswa.
=𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
h. Menghitung presentase siswa dengan motivasi tinggi
=𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝑚𝑜𝑡𝑖𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100%
i. Membandingkan hasil tingkat motivasi awal dengan tingkat motivasi siklus I
dan membandingkan tingkat motivasi siklus I dengan tingkat motivasi siklus
II.
2. Analisis Data Hasil Belajar
Data hasil belajar diukur dengan menggunakan statistik deskriptif dengan
cara membandingkan data sebelum diberi tindakan dan sesudah diberi tindakan.
Analisis data peningkatan hasil belajar pada penelitian ini dilihat dari peningkatan
kemampuan kognitif dengan menggunakan hasil soal evaluasi setiap siklus.
Langkah-langkah yang dapat digunakan dalam menganalisis hasil belajar siswa
adalah sebagai berikut.
a. Menentukan skor soal evaluasi siklus I dan siklus II sesuai dengan butir soal
dan jawaban.
b. Mengkoreksi hasil tes siswa terhadap evaluasi siklus I dan siklus II.
c. Menghitung total skor yang diperoleh siswa.
100 x maksimal skor
esai skor ganda pilihan skor
d. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Rata-rata kelas = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
e. Menghitung presentasi ketuntasan siswa dengan rumus
Presentase = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖 𝐾𝐾𝑀
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100
f. Membandingkan hasil belajar siswa pada kondisi awal dengan tingkat hasil
belajar siswa siklus I dngan tingkat hasil belajar siswa siklus II. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar IPA
dan ketercapaian target yang telah ditentukan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Proses Penelitian Tindakan Kelas
Proses penelitian tindakan kelas ini membahas tentang perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refeksi pada setiap siklusnya.
a. Prasiklus
Sebelum dilaksanakan penelitian peneliti melakukan beberapa persiapan.
Peneliti terlebih dahulu menentukan SD yang akan digunakan sebagai tempat
penelitian dan meminta ijin kepada guru dan kepala sekolah untuk melakukan
penelitian. Penelitian ini dilakukan di SD BOPKRI Gondolayu, Jl. Jendral
Sudirman 24 Gowongan, Jetis, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada siswa
kelas II.1 dengan jumlah 32 siswa yang terdiri atas 16 siswa laki-laki, 16 siswa
perempuan. Setelah mendapatkan ijin, peneliti melakukan observasi di kelas II.1
untuk mengetahui masalah yang ada di kelas tersebut dan melakukan wawancara
tidak terstruktur bersama guru kelas untuk mengetahui masalah yang ada pada
siswa kelas II.1 yang tidak terlihat pada saat dilakukan observasi. Peneliti dan
guru menentukan waktu dan tanggal yang akan digunakan untuk wawancara,
observasi dan menyebarkan kuisioner untuk memastikan apakah benar hal-hal
yang diungkapkan guru dan hasil observasi awal menjadi masalah di kelas II.1 SD
BOPKRI Gondolayu.
Untuk memperoleh data awal peneliti membuat instrumen penelitian berupa
pedoman wawancara, lembar observasi, dan lembar kuisioner. Peneliti melakukan
observasi dan dilanjutkan dengan wawancara bersama guru kelas II.1 SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BOPKRI Gondolayu yang dilaksanakan pada tanggal 18 September 2016. Setelah
melakukan analisis, peneliti menemukan masalah yang harus diperbaiki di kelas
II.1, yaitu motivasi dan hasil belajar IPA. Hasil wawancara dan observasi serta
contoh lembar kuisioner data awal siswa dapat dilihat pada Lampiran 2.
b. Siklus 1
Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 24
November 2016 dan 25 November 2016. Alokasi waktu setiap pertemuan adalah
2 JP (2 x 35 menit). Siklus I dilakukan pada siswa kelas II.1 SD BOPKRI
Gondolayu yang berjumlah 32 siswa. Materi yang digunakan dalam siklus I
adalah benda dan cirinya.
1) Perencanaan
Dalam tahap perencanaan penelitian, peneliti menyiapkan perangkat
pembelajaran yang meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
materi ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi dan
instrumen pembelajaran meliputi lembar observasi dan lembar kuesioner. Peneliti
juga menyusun media modifikasi fabel Aesop yang akan digunakan di dalam
kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dibuat pada siklus 1 ini
mengacu pada Standar Kompetensi 2. Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan
benda cair, dengan Kompetensi Dasar 2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat
dan cair yang ada di lingkungan sekitar. Perangkat pembelajaran tersebut
kemudian divalidasikan kepada dosen, guru, dan siswa. Perencanaan pelaksanaan
pembelajaran direncanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dan
pertemuan kedua masing-masing dilaksanakan 2 x 35 menit (2 jp).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
2) Tindakan
Kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan
pertama dilaksanakan pada tanggal 24 November 2016 dengan alokasi waktu dua
jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi ajar yang dilakukan pada pertemuan pertama
adalah ciri-ciri benda padat dan benda cair. Kegiatan pembelajaran IPA pada
pertemuan pertama dimulai dengan peneliti menyampaikan salam, dan melakukan
presensi kehadiran siswa. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan pertama siklus
I ini sebanyak 31 siswa dari 32 siswa secara keseuruhan, ada satu siswa yang
tidak masuk karena sakit. Peneliti memeriksa kesiapan siswa dengan
memperingatkan cara duduk yang baik dan menyampaikan aturan kelas meliputi
cara berpakaian, sebelum bertanya atau menjawab angkat tangan terlebih dahulu
dan dilarang membuat keributan. Untuk mengawali kegiatan pembelajaran
peneliti menyampaiakan beberapa pertanyaan untuk menimbulkan rasa ingin tahu
siswa pada materi yang akan dipelajari “coba lihat benda-benda apa saja yang
ada di sekitarmu saat ini?” dan pertanyaan berikutnya“bagaimana ciri-ciri benda
yang ada di sekitarmu?”. Peneliti juga memberikan motivasi kepada siswa
dengan menyampikan bahwa hari ini siswa akan belajar bersama teman baru yaitu
si Gagak. Anak merespon dengan riang gembira dan penasaran dengan kegiatan
berikutnya. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
Kegiatan ini diawali dengan membagi siswa dalam kelompok yang masing-
masing berjumlah 4 - 5 orang dan mengerjakan LKS yang telah dibagikan. Dalam
kelompok siswa diminta untuk mengamati ciri-ciri benda padat dan benda cair
melalui cerita yang akan disampaiakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Cerita diawali dengan memperkenalkan tokoh cerita kepada siswa yaitu
burung gagak yang diberi sebutan si Gagak. Setelah siswa mengenal tokoh cerita,
peneliti menceritakan kisah si Gagak yang cerdik dan disela-sela cerita peneliti
bertanya jawab dengan siswa. Di akhir cerita siswa diminta untuk membantu si
Gagak yang mengalami kebingungan mengenai ciri benda cair dan ciri benda
padat. Cerita dilanjutkan dengan melakukan percobaan sederhana dengan tujuan
menjawab pertanyaan si Gagak dan menjelaskan materi yang akan diajarkan,
disini siswa diajak untuk berinteraksi dengan si Gagak dan ikut memperhatikan
percobaan. Ketika percobaan selesai dilakukan peneliti mengakhiri cerita dan
membereskan alat-alat yang digunakan dan memberi waktu kepada siswa untuk
berdiskusi untuk menjawab pertanyaan pada lembar kerja siswa.
Setelah waktu diskusi habis, guru meminta setiap kelompok untuk
membacakan hasilnya secara bergantian. Peneliti memberikan peneguhan dengan
cara mengomentari setelah setiap satu kelompok membaca dan meluruskan
jawaban jika ada kelompok yang menjawab dengan tidak benar. Setiap kelompok
mengumpulkan hasil pekerjaan kepada peneliti. Kegiatan penutup dilakukan
peneliti dan siswa dengan merangkum apa yang sudah dipelajari secara lisan.
Peneliti dan siswa merefleksikan mengenai apa yang dapat pada pembelajaran
IPA. Pembelajaran diakhiri dengan doa penutup yang dipimpin oleh siswa yang
bertugas hari itu.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 25 November 2016 dengan
alokasi waktu dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi ajar yang diajarkan pada
pertemuan kedua adalah mengenal wujud benda padat dan benda cair. Kegiatan
pembelajaran IPA pada pertemuan pertama dimulai dengan peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
menyampaikan salam, dan melakukan presensi kehadiran siswa. Jumlah siswa
yang hadir pada pertemuan kedua siklus I ini sebanyak 31 siswa dari 32 siswa
secara keseluruhan, ada satu siswa yang tidak masuk karena masih sakit. Peneliti
memeriksa kesiapan siswa dengan memperingatkan cara duduk yang baik dan
menyampaikan aturan kelas meliputi cara berpakaian, sebelum bertanya atau
menjawab angkat tangan terlebih dahulu dan dilarang membuat keributan. Untuk
mengawali kegiatan pembelajaran peneliti menyampaiakan beberapa pertanyaan
untuk menimbulkan rasa ingin tahu siswa pada materi yang akan dipelajari
“benda-benda apa saja yang ada di sekitarmu?” dan pertanyaan
berikutnya“mana yang disebut benda padat dan mana yang disebut benda cair?”.
Peneliti juga memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampikan bahwa
hari ini siswa akan belajar bersama teman baru yaitu si Rubah dan si Bangau.
Anak merespon dengan riang gembira dan penasaran dengan kegiatan berikutnya.
Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
Cerita diawali dengan memperkenalkan tokoh cerita kepada siswa yaitu
Rubah dan burung Bangau. Agar siswa lebih bersemangat peneliti meminta siswa
untuk memberi nama setiap tokoh hewan. Setelah siswa mengenal tokoh cerita,
peneliti menceritakan kisah Rubah dan burung Bangau dan pada sela-sela cerita
peneliti bertanya jawab dengan siswa.
Ketika cerita sudah berakhir, peneliti memberikan petanyaan tentang cerita
yang sudah disampaikan secara bertahap, seperti “tokoh hewan apa saja yang ada
dalam cerita, benda apa saja yang muncul dalam cerita, benda itu termasuk ke
dalam benda cair atau padat?, pelajaran apa yang dapat kalian pahami dari
cerita Rubah licik dan Bangau pandai?” siswa merespon pertanyaan peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dengan mengangkat tangan dan berebut untuk menjawab. Kegiatan dilanjutkan
dengan membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing berjumlah 4 - 5
orang dan mengerjakan LKS yang telah dibagikan. Dalam kelompok siswa
diminta untuk mencari gambar benda dan mengklompokkan benda yang
ditemukan ke dalam kolom benda padat atau benda cair. Setelah waktu diskusi
habis, peneliti meminta setiap kelompok untuk membacakan hasilnya secara
bergantian.
Peneliti memberikan peneguhan dengan cara mengomentari setelah setiap
satu kelompok membaca dan meluruskan jawaban jika ada kelompok yang
menjawab dengan tidak benar. Setiap kelompok mengumpulkan hasil pekerjaan
kepada peneliti. Peneliti dan siswa merangkum apa yang sudah dipelajari secara
lisan dan peneliti menanyakan apakah ada materi yang belum jelas. Untuk
mengevaluasi pemahaman siswa dan peningkatan hasil belajar siswa, peneliti
memberikan soal evaluasi berupa 20 soal pilihan ganda dan 5 uraian. Setelah
waktu mengerjakan habis, peneliti meminta setiap siswa untuk mengumpulkan
hasil pekerjaanya. Kegiatan penutup, peneliti dan siswa merefleksikan mengenai
apa yang dapat pada pembelajaran IPA. Pembelajaran diakhiri dengan doa
penutup yang dipimpin oleh siswa yang bertugas hari itu.
3) Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati kualitas proses dan hasil pembelajaran
menggunakan media fable Aesop. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti
yang dibantu oleh guru kelas dan 1 mitra peneliti. Observasi dilakukan bertujuan
untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai proses pembelajaran yang sedang
berlangsung dan untuk melihat sejauh mana tingkat motivasi siswa selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
mengikuti pembelajaran dengan bantuan lembar observasi. Observasi dilakukan
oleh peneliti dan dilakukan bersamaan dengan tindakan. Observasi dilakukan
dengan bantuan lembar observasi. Observer memberikan penilaian sesuai dengan
kondisi siswa di kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Hasil observasi pertemuan pertama siklus I diketahui bahwa secara umum
siswa sangat tertarik dengan dengan media yang digunakan guru. Hampir semua
siswa menyimak cerita fabel yang disampaikan oleh peneliti. Pada awal
pertemuan ada dua orang siswa yang maju ingin melihat media yang dibawa oleh
peneliti. Guru meminta siswa tersebut untuk duduk agar kegiatan belajar bisa
dilanjutkan kembali, karena hal ini cukup menganggu pandangan siswa yang lain
untuk melihat media. Pada saat cerita berlangsung beberapa siswa ingin merespon
peneliti sehingga sering ada keributan yang mengganggu jalannya cerita dan siswa
lain yang ingin mendengarkan cerita, untuk mengatasi hal ini guru ikut membantu
menenangkan siswa. Pada saat kegiatan kelompok beberapa anak masih berjalan-
jalan dan tidak berdiskusi dengan temannya, namun beberapa kelompok
bekerjasama dan menyelesaikan lembar kerja kelompok dengan baik.
Hasil observasi pertemuan kedua siklus I adalah siswa masih sangat antusias
dengan cerita fabel Aesop yang akan diceritakan. Hal ini nampak pada saat guru
masuk dengan membawa boneka, beberapa siswa bersorak “Hore, kita mau
mendengarkan cerita lagi”. Pada saat pengenalan tokoh cerita peneliti meminta
siswa untuk memberi nama kepada tokoh hewan, siswa sangat antusias ingin
memberikan nama untuk si hewan sampai 2 orang siswa bertengkar, untuk
mengatasinya peneliti melakukan voting agar nama yang dipilih menjadi
kesepakatan bersama. Siswa sedikit tidak terkondisikan pada saat peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
membagi kelompok, siswa cukup lama untuk berpindah dari tempat duduk ke
tempat kelompok mereka.
4) Refleksi
Peneliti dan guru merefleksikan hasil pemberian tindakan pada siklus 1.
peneliti dan guru merefleksikan dan mengevaluasi proses dan hasil pada siklus 1
dengan membandingkan antara kondisi awal dengan kondisi akhir siklus 1
mengenai ada tidaknya kemajuan yang timbul. Perbandingan tersebut diperoleh
dari data hasil observasi, kuisioner, dan hasil tes evaluasi. Proses dan hasil yang
diperoleh direfleksikan apakah ada kendala-kendala yang terjadi pada siklus 1.
Jika proses dan hasilnya belum memenuhi target, peneliti merencanakan
perbaikan pada siklus II. Secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran pada
siklus pertama ini berjalan dengan baik, namun ada beberapa masalah yang
dihadapi.
Pada pertemuan pertama masalah yang dihadapi adalah pada saat
pengkondisian siswa dan pada saat mendongeng peneliti kurang begitu keras.
Peneliti hanya mendongeng sekali sehingga beberapa siswa yang duduk di
pojokan tidak terdengar dan siswa yang tidak mendengarkan sulit untuk mencari
keterkaitan materi dengan cerita.
Permasalahan pada pertemuan kedua adalah saat mengerjakan lembar soal
evaluasi, beberapa siswa diminta untuk latihan persiapan perayaan natal, dalam
mengerjakan soal siswa terburu-buru untuk segera keluar kelas, sehingga nilai
yang didapat tidak maksimal. Observasi motivasi belajar siswa masih kurang
terlihat karena sikap beberapa siswa belum menunjukkan sikap termotivasi pada
indikator motivasi yang digunakan sebagai acuan kriteria observasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Proses dan hasil yang diperoleh dari dua pertemuan pada siklus 1
menunjukkan motivasi dan hasil belajar siswa pada saat mengikuti proses
pembelajaran IPA belum tercapai. Motivasi siswa belum menunjukkan
ketercapaian indikator motivasi yang telah ditetapkan. Presentase siswa dengan
motivasi tinggi sebesar 56,2%. Presentase siswa dengan motivasi tinggi pada
kondisi awal siswa sebelum diberi tindakan sebesar 31,2%. Motivasi belajar
siswa mengalami peningkatan dari motivasi belajar sebelum diberi tindakan. Hasil
perolehan motivasi belajar siswa di siklus 1 sudah menunjukkan peningkatan,
tetapi masih belum memenuhi target indikator keberhasilan yang ditetapkan.
Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa siklus 1 sebesar 77,8. Pada kondisi
awal diperoleh rata-rata prestasi belajar sebesar 72,8 dengan KKM 75. Hasil
perolehan hasil belajar siklus 1 mengalami peningkatan, namun belum memenuhi
target indikator keberhasilan. Target keberhasilan yang ditetapkan adalah 80.
Hasil ketercapaian pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Ketercapaian Siklus 1
Indikator Kondisi
Awal Target Siklus 1 Keterangan
Motivasi
Siswa memiliki keinginan untuk
belajar 45,3
75 54,7 Belum
Tercapai
Siswa memiliki dorongan dan
kebutuhan dalam belajar 39,1
80 53,1 Belum
Tercapai
Siswa memiliki semangat selama
pembelajaran 43,8
75 57,5 Belum
Tercapai
Siswa memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi 43,8
80 51,6 Belum
Tercapai
Adanya penghargaan dalam
pembelajaran 46,1
75 61,7 Belum
Tercapai
Adanya lingkungan belajar yang
kondusif 47,9
85 56,3 Belum
Tercapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Indikator Kondisi
Awal Target Siklus 1 Keterangan
Motivasi
Rata-rata motivasi belajar 44,8 80
56,4 Belum
Tercapai
Presentase siswa dengan motivasi
tinggi 31,25% 75% 56,2% Belum
Tercapai
Hasil Belajar
Rata-rata nilai kelas 72,8 80 77,8
Belum
Tercapai
Presentase siswa yang lulus KKM
(70)
37,5% 75% 59,4%
Belum
Tercapai
Berdasarkan data pada tabel 4.1 hasil perolehan motivasi belajar dan hasil
belajar siswa masih di bawah target. Oleh karena itu, peneliti akan melanjutkan ke
siklus kedua untuk mencapai target sekaligus memperbaiki kendala-kendala yang
dihadapi pada siklus pertama. Tindakan yang akan dilakukan pada siklus
selanjutnya adalah peneliti akan lebih keras dalam mengajar, sebelum peneliti
mendongeng siswa diminta untuk membaca lebih dulu cerita yang akan
didongengkan sehingga siswa tidak hanya mendengarkan saja tapi juga
memahami cerita. Penggunaan waktu juga sangat perlu diperhatikan agar materi
dapat tersampaikan dengan baik.
c. Siklus 2 (4 JP)
Berdasarkan hasil refleksi pada sikus 1, peneliti memutuskan untuk
melanjutkan ke sikus 2, dikarenakan masih ada kekurangan pada sikus 1. Pada
siklus 2 ini juga akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Alokasi waktu
setiap pertemuan adaah 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Penelitian tindakan kelas
yang direncanakan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
1) Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum memberikan tindakan kepada
siswa pada siklus 2 yaitu mempersiapkan instrumen pembelajaran meliputi
silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi ajar, Lembar Kerja
Siswa (LKS), kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi dan instrumen pembelajaran
meliputi lembar observasi dan lembar kuesioner. Peneliti juga menyusun media
modifikasi fabel Aesop yang akan digunakan di dalam kegiatan pembelajaran.
Instrumen pembelajaran yang dibuat pada siklus 2 ini mengacu pada Standar
Kompetensi 2. mengenal berbagai bentuk benda dan kegunaannya serta perubahan
wujud yang dapat dialaminya, dengan Kompetensi Dasar 2.2 menunjukkan
perubahan bentuk dan wujud benda (plastisin/tanah liat/adonan tepung) akibat
dari kondisi tertentu, dan mengidentifikasi benda-benda yang dikenal dan
kegunaannya melalui pengamatan.
2) Tindakan
Kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan
pertama dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2017 dengan alokasi waktu dua jam
pelajaran (2 x 35 menit). Materi ajar yang dilakukan pada pertemuan pertama
adalah perubahan wujud benda. Kegiatan pembelajaran IPA pada pertemuan
pertama dimulai dengan peneliti menyampaikan salam, dan melakukan presensi
kehadiran siswa. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan pertama siklus I ini
sebanyak 30 siswa dari 32 siswa secara keseuruhan, ada dua siswa yang tidak
masuk karena sakit. Peneliti memeriksa kesiapan siswa dengan memperingatkan
cara duduk yang baik dan menyampaikan aturan kelas meliputi cara berpakaian,
sebelum bertanya atau menjawab angkat tangan terlebih dahulu dan dilarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
membuat keributan. Untuk mengawali kegiatan pembelajaran peneliti
menyampaiakan beberapa pertanyaan untuk menimbulkan rasa ingin tahu siswa
pada materi yang akan dipelajari “coba sebutkan contoh benda cair dan benda
padat yang ada di sekitarmu?”. Peneliti juga memberikan motivasi kepada siswa
dengan melakukan sebuah permainan merobohkan botol dengan bola plastisin.
Permainan ini dilakukan dengan melempari botol dengan bola yang terbuat dari
plastisin, permainan dilakukan secara berkelompok. Permainan ini dilakukan
untuk memberikan semangat kepada siswa. Setelah itu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran hari ini yaitu perubahan bentuk dan wujud benda.
Kegiatan ini diawali dengan membagi siswa dalam kelompok yang masing-
masing berjumlah 4 - 5 orang. Setiap kelompok diberi cerita yang berjudul “The
Little Ride Han”. Dalam kelompok siswa diminta untuk menyimak dan membaca
cerita yang disampaikan oleh guru.
Cerita diawali dengan memperkenalkan tokoh cerita kepada siswa yaitu
Ayam Betina, Babi, Anjing dan Sapi. Agar lebih seru siswa diminta ikut
memberikan nama kepada setiap tokoh di dalam cerita. Setelah siswa berkenalan
dengan tokoh cerita, peneliti menceritakan kisah “The Little Ride Han” dari awal
sampai akhir yang diselingi dengan tanya jawab dengan siswa. Agar lebih jelas
siswa diminta membaca kembali cerita “The Little Ride Han” bersama teman satu
kelompok, tugas selanjutnya setiap kelompok diminta menceritakan kembali
cerita “The Little Ride Han” dengan gaya masing-masing kelompok.
Setelah waktu diskusi habis, peneliti meminta setiap kelompok untuk maju
ke depan secara bergantian. Peneliti memberikan peneguhan dengan cara
komentar pada kelompok dan memberikan pujian akan keberanian mereka untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
maju ke depan kelas. Kegiatan penutup dilakukan peneliti dan siswa dengan
merangkum apa yang sudah dipelajari secara lisan. Sebelum kegiatan penutup
peneliti meminta siswa untuk membuat salah satu bentuk benda dari plastisin
untuk menunjukan salah satu contoh perubahan bentuk benda.
Pada kegiatan penutup peneliti dan siswa membuat kesimpulan bersama
tentang pembelajaran yang sudah dilakukan. Peneliti dan siswa merefleksikan
mengenai apa yang dapat pada pembelajaran IPA. Pembelajaran diakhiri salam
yang dipimpin oleh siswa yang bertugas hari itu dan siswa diperbolehkan istirahat.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2016 dengan alokasi
waktu dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi ajar yang diajarkan pada
pertemuan kedua adalah kegunaan benda. Kegiatan pembelajaran IPA pada
pertemuan pertama dimulai dengan peneliti menyampaikan salam, dan melakukan
presensi kehadiran siswa. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan kedua siklus I
ini sebanyak 32 siswa dari 32 siswa secara keseluruhan. Peneliti memeriksa
kesiapan siswa dengan memperingatkan cara duduk yang baik dan menyampaikan
aturan kelas meliputi cara berpakaian, sebelum bertanya atau menjawab angkat
tangan terlebih dahulu dan dilarang membuat keributan. Untuk mengawali
kegiatan pembelajaran peneliti menyampaiakan beberapa pertanyaan untuk
mengetahui pemahaman siswa pada materi yang sebelumnya “apa saja yang
sudah kita pelajari pada pertemuan sebelumnya?”. Peneliti juga memberikan
motivasi kepada siswa dengan menyampikan bahwa hari ini siswa akan belajar
bersama teman baru. Anak merespon dengan riang gembira dan penasaran dengan
kegiatan berikutnya. Setelah itu peneliti membuat teka-teki dan siswa diminta
untuk menebak, kegiatan ini dilakukan agar anak bersemangat dan penesaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
dengan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya. Sebelum masuk ke kegiatan
inti peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
Cerita diawali dengan memperkenalkan tokoh cerita kepada siswa yaitu dua
ekor tikus yang di tunjukkan dengan gambar. Setelah siswa mengenal tokoh
cerita, peneliti menceritakan kisah Tikus kota dan Tikus desa dan pada sela-sela
cerita peneliti bertanya jawab dengan siswa, sambil berkeliling agar semua siswa
terdengar dengan suara peneliti.
Ketika cerita sudah berakhir, peneliti memberikan petanyaan tentang cerita
yang sudah disampaikan secara bertahap, seperti “tokoh hewan apa saja yang ada
dalam cerita, benda apa saja yang muncul dalam cerita, coba sebutakan
kegunaan masing-masing benda itu?, pelajaran apa yang dapat kalian pahami
dari cerita Tikus kota dan Tikus desa?” siswa merespon pertanyaan peneliti
dengan mengangkat tangan dan berebut untuk menjawab. Kegiatan dilanjutkan
dengan membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing berjumlah 4 - 5
orang dan mengerjakan LKS yang telah dibagikan. Dalam kelompok siswa
diminta untuk mencari gambar benda dan mengklompokkan menempelkannya
pada LKS dan menuliskan kegunaan benda yang mereka temukan. Setelah waktu
diskusi habis, peneliti meminta setiap kelompok untuk membacakan hasilnya
secara bergantian. Peneiliti memberikan peneguhan dengan cara mengomentari
setelah setiap satu kelompok membaca dan meluruskan jawaban jika ada
kelompok yang menjawab dengan tidak benar. Setiap kelompok mengumpulkan
hasil pekerjaan kepada peneliti. Peneliti dan siswa merangkum apa yang sudah
dipelajari secara lisan dan peneliti menanyakan apakah ada materi yang belum
jelas. Untuk mengevaluasi pemahaman siswa dan peningkatan hasil belajar siswa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
peneliti memberikan soal evaluasi berupa 20 soal pilihan ganda dan 5 uraian.
Setelah waktu mengerjakan habis, peneliti meminta setiap siswa untuk
mengumpulkan hasil pekerjaanya. Kegiatan penutup, peneliti dan siswa
merefleksikan mengenai apa yang dapat pada pembelajaran IPA. Pembelajaran
diakhiri dengan doa penutup yang dipimpin oleh siswa yang bertugas hari itu.
3) Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati kualitas proses dan hasil
pembelajaran menggunakan media fable Aesop. Kegiatan observasi ini dilakukan
oleh peneliti yang dibantu oleh guru kelas dan 1 mitra peneliti. Observasi
dilakukan bertujuan untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai proses
pembelajaran yang sedang berlangsung dan untuk melihat sejauh mana tingkat
motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran dengan bantuan lembar observasi.
Observasi dilakukan oleh peneliti dan dilakukan bersamaan dengan tindakan.
Observasi dilakukan dengan bantuan lembar observasi. Observer memberikan
penilaian sesuai dengan kondisi siswa di kelas pada saat proses pembelajaran
berlangsung.
Hasil observasi pertemuan pertama siklus I diketahui bahwa secara umum
siswa sangat tertarik dengan dengan media yang digunakan guru. Hampir semua
siswa menyimak cerita fabel yang disampaikan oleh peneliti. Pada saat peneliti
mendongeng hampir semua memperhatikan dan tidak ada percakapan antar
teman, semua anak melihat peneliti. Siswa juga ingin merespon peneliti sehingga
masih sering ada keributan yang mengganggu jalannya cerita dan siswa lain yang
ingin mendengarkan cerita, untuk mengatasi hal ini guru ikut membantu
menenangkan siswa. Pada saat kegiatan kelompok beberapa siswa aktif berdiskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
dan seolah-olah mendongengi temannya. Pada saat melakukan presentasi dengan
kelompok siswa malu-malu dan mengeluarkan suara yang pelan, untuk itu peneliti
memberikan semangat dan mengajak teman-teman yang lain untuk memberikan
tepuk tangan agar kelompok tidak gerogi. Siswa sangat senang ketika mereka
dipuji dan di beri apresiasi atas kerja keras mereka.
Hasil observasi pertemuan kedua siklus I adalah siswa masih sangat antusias
dengan cerita fabel Aesop yang akan diceritakan. Hal ini nampak pada saat
peneliti masuk para siswa sudah duduk dengan tenang dan siap untuk belajar.
Pada saat pengenalan tokoh cerita peneliti meminta siswa untuk memberi nama
kepada tokoh hewan, siswa sangat antusias ingin memberikan nama untuk si
hewan. Pada saat peneliti mengajukan pertanyaan siswa dengan senang menjawab
pertanyaan dengan berebut. Diskusi setiap kelompok juga terlihat berjalan dengan
baik, setiap anggota kelompok bersama-sama berbagi tugas dan menyelesaikan
tugas tepat waktu.
4) Refleksi
Peneliti dan guru merefleksikan hasil pemberian tindakan pada siklus 2.
peneliti dan guru merefleksikan dan mengevaluasi proses dan hasil pada siklus 2
dengan membandingkan antara kondisi awal dengan kondisi akhir siklus 2
mengenai ada tidaknya kemajuan yang timbul. Perbandingan tersebut diperoleh
dari data hasil observasi, kuisioner, dan hasil tes evaluasi. Proses dan hasil yang
diperoleh direfleksiakan apakah ada kendala-kendala yang terjadi pada siklus 2.
Jika proses dan hasilnya belum memenuhi target, peneliti merencanakan
perbaikan pada siklus selanjutnya. Secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
pada siklus kedua ini berjalan dengan baik, namun ada beberapa masalah yang
dihadapi.
Pada pertemuan pertama masalah yang dihadapi adalah pada saat kerja
kelompok ada satu siswa yang sakit dan muntah di kelas sehingga ada keributan
yang terjadi yang disebabkan siswa lain, selain itu waktu yang penelitian
berkurang karena digunakan untuk membereskan rungan dan mengkondisikan
kelas. Permasalahan pada pertemuan kedua adalah waktu yang dibutuhkan untuk
mengisi kuesioner dan soal evaluasi kurang sehingga harus menambah waktu
sekitar 10 menit.
Proses dan hasil yang diperoleh dari dua pertemuan pada siklus 1
menunjukkan motivasi dan hasil belajar siswa pada saat mengikuti proses
pembelajaran IPA sudah tercapai. Motivasi siswa sudah menunjukkan
ketercapaian indikator motivasi yang telah ditetapkan. Presentase siswa dengan
motivasi tinggi sebesar 84,4%. Presentase siswa dengan motivasi tinggi pada
siklus 1 sebesar 56,2%. Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dari
motivasi belajar siklus 1. Hasil perolehan motivasi belajar siswa di siklus 2 sudah
menunjukkan peningkatan.
Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa siklus 2 sebesar 81,9. Pada siklus 1
diperoleh rata-rata prestasi belajar sebesar 72,8 dengan KKM 75. Hasil perolehan
hasil belajar siklus 2 mengalami peningkatan dan memenuhi target indikator
keberhasilan. Target keberhasilan yang ditetapkan adalah 80. Hasil ketercapaian
pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Tabel 4.2 Ketercapaian Siklus 2
Indikator Kondisi
Awal Target
Siklus
1 Siklus 2 Keterangan
Motivasi
Siswa memiliki keinginan untuk
belajar 45,3
75 54,7 87,5 Tercapai
Siswa memiliki dorongan dan
kebutuhan dalam belajar 39,1
80 53,1 85,9 Tercapai
Siswa memiliki semangat
selama pembelajaran 43,8
75 57,5 78,1 Tercapai
Siswa memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi 43,8
80 51,6 81,3 Tercapai
Adanya penghargaan dalam
pembelajaran 46,1
75 61,7 75,8 Tercapai
Adanya lingkungan belajar
yang kondusif 47,9
85 56,3 87,5 Tercapai
Rata-rata motivasi belajar 44,8 80 56,4 82,5 Tercapai
Presentase siswa dengan
motivasi tinggi 31,2% 75% 56,2% 84,4% Tercapai
Hasil Belajar
Rata-rata nilai kelas 72,8 80 77,8 81,9 Tercapai
Presentase siswa yang lulus
KKM (70)
37,5% 75% 59,4% 81,2 Tercapai
Berdasarkan data pada tabel 4.2 hasil perolehan motivasi belajar dan hasil
belajar siswa sudah memenuhi target. Oleh karena itu, peneliti akan
mengehentikan penelitian di siklus 2 tentang motivasi dan hasil belajar IPA pada
kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
2. Motivasi Belajar
a. Lembar pengamatan/Observasi
Pengamatan motivasi belajar di kondisi awal ini dilakukan 18 September
2016. Peneliti melakukan observasi atau pengamatan pada saat guru melakukan
proses pembelajaran IPA di kelas tanpa menggunakan media apapun. Perolehan
hasil observasi sebesar 40, yang menunjukan bahwa motivasi belajar siswa masih
rendah.
b. Kuesioner
Untuk mengukur motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA peneliti
menggunakan kuisioner. Kuesioner motivasi belajar dalam penelitian ini
dijabarkan dalam 6 indikator yaitu siswa memiliki keinginan untuk belajar, siswa
memiliki dorongan dan kebutuhan dalam belajar, siswa memiliki semangat selama
pembelajaran, siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, adanya penghargaan
dalam pembelajaran dan adanya lingkungan belajar yang kondusif. setiap
indikator dijabarkan kembali menjadi pernyataan-pernyataan yang ada pada
kuisioner. Indikator pertama dijabarkan pada pernyataan nomor 1 - 4, indikator
kedua dijabarkan pada pernyataan nomor 5 dan 6, indikator nomor 3 dijabarkan
pada pernyataan nomor 7 - 9, indikator nomor 4 dijabarkan pada pernyataan
nomor 10 dan 11, indikator nomor 5 dijabarkan pada pernyataan nomor 12 - 15
dan indikator nomor 6 dijabarkan pada pernyataan nomor 16 -18.
Peneliti membagikan kuisioner motivasi belajar kepada siswa sebelum
melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui motivasi awal siswa pada
mata pelajaran IPA. Kuesioner dibagian dan diisi oleh 32 siswa kelas II.1 di SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
BOPKRI Gondolayu. Hasil kuisioner data awal motivasi belajar siswa dapat
dilihat pada Tabel 4.3.
T abel 4.3 Data Awal Motivasi Belajar Siswa
No Nama Siswa Skor Per Indikator Skor
Motivasi
Siswa
Kategori I1 I2 I3 I4 I5 I6
1 A L I N 0 1 1 1 2 2 38,9 Rendah
2 A M D K A P 3 0 2 2 3 0 55,6 Sedang
3 A S F 2 0 1 1 1 2 38,9 Rendah
4 A N N P P 1 1 0 0 3 0 27,8 Rendah
5 B C A P 2 1 1 1 1 3 50,0 Rendah
6 C N T 2 0 2 1 2 1 44,4 Rendah
7 D A O 2 2 1 2 3 2 66,7 Tinggi
8 D C E P 1 0 2 1 0 3 44,4 Rendah
9 G K N 2 1 0 1 2 2 38,9 Rendah
10 H I C B N 1 1 1 0 3 1 55,6 Sedang
11 H C C D 2 1 2 1 1 3 33,3 Rendah
12 H Y A 1 1 0 0 3 1 33,4 Rendah
13 J E K S 3 0 2 1 1 1 50,0 Sedang
14 J P W 2 1 1 2 1 2 33,3 Rendah
15 J R 2 1 1 0 2 0 44,0 Rendah
16 J N A 2 1 0 0 1 3 50,0 Rendah
17 K A S 2 1 2 1 3 1 33,3 Rendah
18 L C A 1 0 2 1 1 2 38,9 Rendah
19 M V S 3 1 2 1 1 1 55,6 Sedang
20 M C P H 2 1 2 1 2 1 38,9 Rendah
21 N A 3 0 1 0 3 2 50,0 Rendah
22 N R K B 1 1 2 1 0 1 44,4 Rendah
23 N W S M 2 1 2 1 2 2 55,6 Sedang
24 R M E S 2 0 2 0 2 0 27,8 Rendah
25 R N 2 1 1 1 3 2 55,6 Sedang
26 S A G 1 1 1 1 3 0 44,4 Rendah
27 S S S 2 0 0 0 0 2 22,2 Rendah
28 S A D 1 2 2 1 2 1 50,0 Rendah
29 S S 3 0 2 1 3 2 61,1 Sedang
30 Y F D C W S 0 2 1 1 2 0 33,3 Rendah
31 Y P 2 1 2 1 3 1 55,6 Sedang
32 T G Q M M 2 1 1 2 0 2 44,4 Rendah
Rata-Rata1 44,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tabel 4.4 menunjukkan hasil perhitungan kuisioner awal terdapat 1 siswa
yang memiliki motivasi tinggi, 8 siswa yang memiliki motivasi sedang, dan 23
siswa memiliki motivasi rendah. Rata-rata skor motivasi belajar siswa adalah
44,8, rata-rata ini termasuk kedalam kategori rendah (tabel 3.20). Skor motivasi
setiap indikator yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Rata-Rata Skor Data Awal Tiap Indikator
Indikator Motivasi Deskripsi Rata-Rata Skor
Siswa memiliki keinginan untuk belajar
Total skor yang
didapat tiap
indikator dibagi
skor maksimal tiap
indikator, dikali
100
45,3
Siswa memiliki dorongan dan kebutuhan dalam
belajar 39,1
Siswa memiliki semangat selama pembelajaran 43,8
Siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi 43,8
Adanya penghargaan dalam pembelajaran 46,1
Adanya lingkungan belajar yang kondusif 47,9
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata skor untuk setiap
indikator masih dalam kategori rendah dapat dilihat pada tabel 3.20. Untuk
mengetahui peningkatan motivasi pada setiap siklus peneliti memberikan
kuisioner kepada siswa. Peneliti memberikan kuisioner sebanyak satu kali setiap
siklus, yaitu pada saat pertemuan kedua atau pertemuan terakhir tiap siklus.
Kuisioner digunakan untuk membandingkan antara tingkat motivasi sebelum
dilakukan tindakan dengan tingkat motivasi setelah siklus I. Kuisioner ini
diberikan kepada 32 siswa kelas II.1 di SD BOPKRI Gondolayu. Hasil kuesioner
motivasi belajar siklus I siswa dapat dilihat pada Tabel 4.5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Tabel 4.5 Hasil Kuesioner Motivasi Siklus 1
No Nama Siswa Skor Per Indikator Skor
Motivasi
Siswa
Kategori I1 I2 I3 I4 I5 I6
1 A L I N 2 2 2 1 2 2 55,6 Sedang
2 A M D K A P 4 1 2 2 3 0 66,7 Sedang
3 A S F 3 0 2 1 1 2 50,0 Rendah
4 A N N P P 2 1 1 0 3 2 50,0 Rendah
5 B C A P 2 1 1 1 1 3 50,0 Rendah
6 C N T 2 1 2 1 2 1 50,0 Rendah
7 D A O 2 2 1 2 2 2 66,7 Tinggi
8 D C E P 2 0 2 1 1 3 50,0 Rendah
9 G K N 3 2 1 1 2 2 61,1 Sedang
10 H I C B N 1 1 2 0 3 1 50,0 Rendah
11 H C C D 3 1 3 1 1 3 72,2 Tinggi
12 H Y A 1 1 0 1 3 1 38,9 Rendah
13 J E K S 4 1 3 1 2 2 72,2 Tinggi
14 J P W 3 1 2 2 2 2 66,7 Tinggi
15 J R 3 1 2 0 3 0 50,0 Rendah
16 J N A 2 2 1 0 2 3 55,6 Sedang
17 K A S 2 1 2 1 4 1 61,1 Sedang
18 L C A 1 2 2 1 3 2 50,0 Rendah
19 M V S 4 1 3 2 2 1 72,2 Tinggi
20 M C P H 2 1 1 2 4 2 66,7 Sedang
21 N A 3 1 2 1 3 2 66,7 Sedang
22 N R K B 1 1 2 2 1 2 50,0 Rendah
23 N W S M 2 2 2 1 3 2 66,7 Rendah
24 R M E S 1 1 2 0 3 0 44,4 Sedang
25 R N 2 1 1 1 3 2 55,6 Sedang
26 S A G 1 2 1 0 4 1 61,1 Sedang
27 S S S 2 0 0 1 1 2 27,8 Rendah
28 S A D 1 1 3 1 2 1 55,6 Sedang
29 S S 3 0 2 1 3 3 66,7 Tinggi
30 Y F D C W S 0 2 1 1 4 1 50,0 Rendah
31 Y P 2 1 2 1 3 1 55,6 Sedang
32 T G Q M M 3 1 1 2 0 2 50,0 Rendah
Rata-Rata 56,4
Tabel 4.5 menunjukkan hasil perhitungan kuesioner siklus 1 terdapat 6 siswa
yang memiliki motivasi tinggi, 12 siswa yang memiliki motivasi sedang, dan 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
siswa memiliki motivasi rendah. Rata-rata skor motivasi belajar siswa adalah
56,4, rata-rata ini termasuk kedalam kategori sedang (tabel 3.20). Skor motivasi
setiap indikator yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Rata-Rata Skor Tiap Indikator Siklus 1
Indikator Motivasi Deskripsi Rata-Rata Skor
Siswa memiliki keinginan untuk belajar
Total skor yang
didapat tiap
indikator dibagi
skor maksimal tiap
indikator, dikali
100
54,7
Siswa memiliki dorongan dan kebutuhan dalam
belajar 53,1
Siswa memiliki semangat selama pembelajaran 57,3
Siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi 51,6
Adanya penghargaan dalam pembelajaran 61,7
Adanya lingkungan belajar yang kondusif 56,3
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa rata-rata skor setiap indikator. Dilihat dari
tabel tersebut setiap indikator mengalami peningkatan. Berdsarkan tabel 3.20
motivasi belajar dikategorikan sedang.
Pada penelitian siklus pertama diketahui bahwa hasil motivasi belajar siswa
masih sedang, maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus kedua.
Kuesioner juga diberikan untuk siklus kedua. Kuisioner ini digunakan untuk
mengetahui perbandingan motivasi belajar setelah dilakukan tindakan pada siklus
II. Kuisioner ini juga untuk membandingkan antara tingkat motivasi setelah diberi
tindakan pada siklus 1 dengan tingkat motivasi setelah siklus II. Kuisioner ini
diberikan kepada 32 siswa kelas II.1 di SD BOPKRI Gondolayu. Hasil kuisioner
motivasi belajar siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 4.7
Tabel 4.7 Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siklus 2
No Nama Siswa Skor Per Indikator Skor
Motivasi
Siswa
Kategori I1 I2 I3 I4 I5 I6
1 A L I N 3 2 2 2 3 3 83,3 Tinggi
2 A M D K A P 4 2 3 2 4 2 94,4 Tinggi
3 A S F 4 2 2 1 4 3 88,9 Tinggi
4 A N N P P 4 2 3 2 4 3 100,0 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
No Nama Siswa Skor Per Indikator Skor
Motivasi
Siswa
Kategori I1 I2 I3 I4 I5 I6
5 B C A P 4 2 3 1 4 2 88,9 Tinggi
6 C N T 3 2 3 2 4 3 88,9 Tinggi
7 D A O 4 2 3 2 4 2 94,4 Tinggi
8 D C E P 3 1 3 2 4 3 94,4 Tinggi
9 G K N 2 1 2 1 1 3 55,6 Sedang
10 H I C B N 4 2 3 2 4 2 94,4 Tinggi
11 H C C D 4 1 3 2 3 3 88,9 Tinggi
12 H Y A 4 2 2 1 4 2 83,3 Tinggi
13 J E K S 2 2 2 1 3 2 66,7 Tinggi
14 J P W 3 2 3 1 2 3 77,8 Tinggi
15 J R 3 2 3 1 4 3 83,3 Tinggi
16 J N A 4 1 3 1 4 3 94,4 Tinggi
17 K A S 3 1 3 1 2 3 72,2 Tinggi
18 L C A 4 2 3 2 3 3 94,4 Tinggi
19 M V S 3 2 1 1 2 2 61,1 Sedang
20 M C P H 4 1 1 2 3 2 72,2 Tinggi
21 N A 4 2 3 2 3 3 94,4 Tinggi
22 N R K B 4 2 2 1 4 3 88,9 Tinggi
23 N W S M 3 2 2 1 4 3 83,3 Tinggi
24 R M E S 3 2 3 2 2 3 83,3 Tinggi
25 R N 4 1 3 2 4 3 94,4 Tinggi
26 S A G 3 1 1 2 0 3 55,6 Sedang
27 S S S 4 2 3 2 3 3 94,4 Tinggi
28 S A D 3 1 1 2 1 2 50,0 Rendah
29 S S 4 2 3 2 2 3 88,9 Tinggi
30 Y F D C W S 4 2 2 2 4 3 88,9 Tinggi
31 Y P 3 2 2 1 2 2 66,7 Tinggi
32 T G Q M M 3 2 3 2 2 1 72,2 Tinggi
Rata-Rata 82,5
Tabel 4.7 menunjukkan hasil perhitungan kuisioner siklus 2 terdapat 29
siswa yang memiliki motivasi tinggi, 2 siswa yang memiliki motivasi sedang, dan
1 siswa memiliki motivasi rendah. Rata-rata skor motivasi belajar siswa adalah
82,5, rata-rata ini termasuk kedalam kategori sedang (tabel 3.20). Skor motivasi
setiap indikator yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Tabel 4.8 Hasil Rata-Rata Skor Tiap Indikator Siklus 2
Indikator Motivasi Deskripsi Rata-Rata Skor
Siswa memiliki keinginan untuk belajar
Total skor yang
didapat tiap
indikator dibagi
skor maksimal tiap
indikator, dikali
100
87,5
Siswa memiliki dorongan dan kebutuhan dalam
belajar 85,9
Siswa memiliki semangat selama pembelajaran 78,1
Siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi 81,3
Adanya penghargaan dalam pembelajaran 75,8
Adanya lingkungan belajar yang kondusif 87,5
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa rata-rata skor untuk tiap indikator mengalami
peningkatan yang cukup tinggi. Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa
motivasi belajar IPA siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu padas siklus 2 telah
mencapai target yang telah ditentukan. Perbandingan motivasi siswa dari kondisi
awal, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Perbandingan Motivasi Belajar Siswa
No Nama Data Awal Siklus 1 Siklus 2
1 A L I N 38,9 Rendah 55,6 Sedang 83,3 Tinggi
2 A M D K A P 55,6 Sedang 66,7 Sedang 94,4 Tinggi
3 A S F 38,9 Rendah 50,0 Rendah 88,9 Tinggi
4 A N N P P 27,8 Rendah 50,0 Rendah 100,0 Tinggi
5 B C A P 50,0 Rendah 50,0 Rendah 88,9 Tinggi
6 C N T 44,4 Rendah 50,0 Rendah 88,9 Tinggi
7 D A O 66,7 Tinggi 66,7 Tinggi 94,4 Tinggi
8 D C E P 44,4 Rendah 50,0 Rendah 94,4 Tinggi
9 G K N 38,9 Rendah 61,1 Sedang 55,6 Sedang
10 H I C B N 55,6 Sedang 50,0 Rendah 94,4 Tinggi
11 H C C D 33,3 Rendah 72,2 Tinggi 88,9 Tinggi
12 H Y A 33,4 Rendah 38,9 Rendah 83,3 Tinggi
13 J E K S 50,0 Sedang 72,2 Tinggi 66,7 Tinggi
14 J P W 33,3 Rendah 66,7 Tinggi 77,8 Tinggi
15 J R 44,0 Rendah 50,0 Rendah 83,3 Tinggi
16 J N A 50,0 Rendah 55,6 Sedang 94,4 Tinggi
17 K A S 33,3 Rendah 61,1 Sedang 72,2 Tinggi
18 L C A 38,9 Rendah 50,0 Rendah 94,4 Tinggi
19 M V S 55,6 Sedang 72,2 Tinggi 61,1 Sedang
20 M C P H 38,9 Rendah 66,7 Sedang 72,2 Tinggi
21 N A 50,0 Rendah 66,7 Sedang 94,4 Tinggi
22 N R K B 44,4 Rendah 50,0 Rendah 88,9 Tinggi
23 N W S M 55,6 Sedang 66,7 Rendah 83,3 Tinggi
24 R M E S 27,8 Rendah 44,4 Sedang 83,3 Tinggi
25 R N 55,6 Sedang 55,6 Sedang 94,4 Tinggi
26 S A G 44,4 Rendah 61,1 Sedang 55,6 Sedang
27 S S S 22,2 Rendah 27,8 Rendah 94,4 Tinggi
28 S A D 50,0 Rendah 55,6 Sedang 50,0 Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
No Nama Data Awal Siklus 1 Siklus 2
29 S S 61,1 Sedang 66,7 Tinggi 88,9 Tinggi
30 Y F D C W S 33,3 Rendah 50,0 Rendah 88,9 Tinggi
31 Y P 55,6 Sedang 55,6 Sedang 66,7 Tinggi
32 T G Q M M 44,4 Rendah 50,0 Rendah 72,2 Tinggi
Total 1433,3
1805,6
2638,9
Rata-rata 44,1 56,4 82,5
Kategori Rendah Sedang Tinggi
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa motivasi setiap siswa mengalami peningkatan
pada setiap siklusnya. Data kondisi awal sebelum peneliti melaksanakan
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata motivasi belajar IPA siswa kelas II.1 SD
BOPKRI Gondolayu adalah 44,1 dengan kategori “rendah”. Dari 32 siswa kelas
II.1, menunjukkan hasil perhitungan kuisioner awal terdapat 1 siswa yang
memiliki motivasi tinggi, 8 siswa yang memiliki motivasi sedang, dan 23 siswa
memiliki motivasi rendah. Pencapaian motivasi belajar siswa dapat dilihat pada
tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10 Pencapaian Motivasi Belajar
Indikator Kondisi
Awal Target
Siklus
1 Siklus 1 Keterangan
Motivasi
Siswa memiliki keinginan untuk
belajar 45,3
75 54,7
87,5 Tercapai
Siswa memiliki dorongan dan
kebutuhan dalam belajar 39,1
80 53,1
85,9 Tercapai
Siswa memiliki semangat selama
pembelajaran 43,8
75 57,5
78,1 Tercapai
Siswa memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi 43,8
80 51,6
81,3 Tercapai
Adanya penghargaan dalam
pembelajaran 46,1
75 61,7
75,8 Tercapai
Adanya lingkungan belajar yang
kondusif 47,9
85 56,3
87,5 Tercapai
Presentase siswa dengan
motivasi tinggi 31,2% 75% 56,2% 84,4% Tercapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Tabel 4.10 merupakan tabel pencapaian motivasi belajar. Tabel tersebut
menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa. Peningkatan motivasi
belajar ditunjukkkan oleh pencapaian rata-rata tiap indikator dan persentase
motivasi belajar siswa. Hasil rata-rata indikator motivasi 1-6 menunjukan
peningkatan pada siklus 2, sehingga dapat dikatakan indikator motivasi mencapai
target yang ditentukan.
3. Hasil Belajar
Peneliti menggunakan soal evaluasi pilihan ganda dan esai untuk
mengetahui tingkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Untuk mengetahu
kondisi awal hasil belajar siswa peneliti menggunakan dokumentasi nilai ulangan
dan nilai UTS tahun ajaran 2016/2017. Data nilai dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Data Nilai Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal
No Nama L/P
Mata Pelajaran IPA
Rata-rata Keterangan Ulangan UTS
KKM:75
1 A L I N P 77,0 60,0 68,5 Tidak Lulus KKM
2 A M D K A P P 76,0 81,0 78,5 Lulus KKM
3 A S F L 76,0 65,0 70,5 Tidak Lulus KKM
4 A N N P P L 82,0 89,0 85,5 Lulus KKM
5 B C A P L 87,0 65,0 76,0 Lulus KKM
6 C N T L 64,0 71,0 67,5 Tidak Lulus KKM
7 D A O L 75,0 68,0 71,5 Lulus KKM
8 D C E P L 78,0 72,0 75,0 Lulus KKM
9 G K N L 68,0 76,0 72,0 Tidak Lulus KKM
10 H I C B N L 69,0 68,0 68,5 Tidak Lulus KKM
11 H C C D L 74,0 65,0 69,5 Tidak Lulus KKM
12 H Y A P 84,0 69,0 76,5 Lulus KKM
13 J E K S L 83,0 60,0 71,5 Tidak Lulus KKM
14 J P W L 72,0 81,0 76,5 Lulus KKM
15 J R L 78,0 65,0 71,5 Tidak Lulus KKM
16 K A S L 82,0 89,0 85,5 Lulus KKM
17 L C A L 68,0 73,0 70,5 Tidak Lulus KKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
No Nama L/P
Mata Pelajaran IPA
Rata-rata Keterangan Ulangan UTS
KKM:75
18 M V S P 76,0 87,0 81,5 Lulus KKM
19 M C P H P 78,0 65,0 71,5 Tidak Lulus KKM
20 N A P 89.0 65,0 65,0 Tidak Lulus KKM
21 N R K B P 75,0 60,0 67,5 Tidak Lulus KKM
22 N W S M P 80,0 90,0 85,0 Lulus KKM
23 R M E S P 78,0 76,0 77,0 Lulus KKM
24 R N L 62,0 72,0 67,0 Tidak Lulus KKM
25 S A G L 92,0 86,0 89,0 Lulus KKM
26 S S S P 78,0 72,0 75,0 Lulus KKM
27 S A D P 78,0 60,0 69,0 Tidak Lulus KKM
28 S S P 76,0 65,0 70,5 Tidak Lulus KKM
29 Y F D C W S L 80,0 83,0 81,5 Lulus KKM
30 Y P P 76,0 76,0 76,0 Lulus KKM
31 T G Q M M P 54,0 78,0 66,0 Tidak Lulus KKM
32 K A S P 62,0 72,0 67,0 Tidak Lulus KKM
33 L C A L 68,0 78,0 73,0 Tidak Lulus KKM
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa pada kondisi awal terdapat 15 siswa yang
sudah lulus KKM dan 18 siswa yang tidak lulus KKM. Peneliti menghitung
persentase siswa yang masuk dalam kategori lulus KKM dengan cara menghitung
jumlah siswa yang lulus KKM dibagi jumlah seluruh siswa, dikali 100%.
Perhitungan menunjukkan bahwa presentase siswa yang lulus KKM adalah
37,5%.Peneliti menggunakan soal evaluasi untuk mengetahui perbandingan hasil
belajar siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan untuk membandingkan
dengan kondisi awal. Hasil evaluasi siklus 1 yang diberikan kepada 32 siswa kelas
II.1 SD BOPKRI Gondolayu dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 Hasil Belajar Siswa Siklus 1
No Nama PG Uraian Niai Keterangan
1 A L I N 15 9 68,6 Tidak Lulus KKM
2 A M D K A P 18 9 77,1 Lulus KKM
3 A S F 18 10 80,0 Lulus KKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
No Nama PG Uraian Niai Keterangan
4 A N N P P 15 7 62,9 Tidak Lulus KKM
5 B C A P 13 7 57,1 Tidak Lulus KKM
6 C N T 14 13 77,1 Lulus KKM
7 D A O 16 10 74,3 Tidak Lulus KKM
8 D C E P 18 13 88,6 Lulus KKM
9 G K N 12 13 71,4 Tidak Lulus KKM
10 H I C B N 16 12 80,0 Lulus KKM
11 H C C D 18 9 77,1 Lulus KKM
12 H Y A 16 10 74,3 Tidak Lulus KKM
13 J E K S 15 13 80,0 Lulus KKM
14 J P W 11 9 57,1 Tidak Lulus KKM
15 J R 15 10 71,4 Tidak Lulus KKM
16 J N A 18 9 77,1 Lulus KKM
17 K A S 16 9 71,4 Tidak Lulus KKM
18 L C A 17 12 82,9 Lulus KKM
19 M V S 16 12 80,0 Lulus KKM
20 M C P H 18 15 94,3 Lulus KKM
21 N A 16 6 62,9 Tidak Lulus KKM
22 N R K B 15 14 82,9 Lulus KKM
23 N W S M 17 15 91,4 Lulus KKM
24 R M E S 16 13 82,9 Lulus KKM
25 R N 18 10 80,0 Lulus KKM
26 S A G 16 10 74,3 Tidak Lulus KKM
27 S S S 20 12 91,4 Lulus KKM
28 S A D 16 10 74,3 Tidak Lulus KKM
29 S S 20 13 94,3 Lulus KKM
30 Y F D C W S 19 15 97,1 Lulus KKM
31 Y P 18 12 85,7 Lulus KKM
32 T G Q M M 14 10 68,6 Tidak Lulus KKM
Jumah 2488,6
Rata-Rata 77,8
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa pada siklus I terdapat 13
siswa yang tidak lulus KKM dan 19 yang dinyatakan lulus KKM, persentase hasil
belajar siswa yaitu 59,4%. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 7,8.
Penggunaan jenis soal berupa soal pilihan ganda dan soal esai juga
digunakan untuk menguji hasil belajar IPA pada siklus 2. Soal digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
membandingkan antara hasil belajar siswa pada kondisi awal dan siklus I dengan
hasil belajar siswa pada siklus II. Hasil evaluasi siklus 1 yang diberikan kepada 32
siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Hasil Belajar Siswa Siklus 2
No Nama PG Uraian Niai Keterangan
1 A L I N 19 10 96,7 Lulus KKM
2 A M D K A P 15 8 76,7 Lulus KKM
3 A S F 16 8 80,0 Lulus KKM
4 A N N P P 19 8 90,0 Lulus KKM
5 B C A P 18 10 93,3 Lulus KKM
6 C N T 15 5 66,7 Tidak Lulus KKM
7 D A O 16 4 66,7 Tidak Lulus KKM
8 D C E P 19 10 96,7 Lulus KKM
9 G K N 5 0 16,7 Tidak Lulus KKM
10 H I C B N 15 6 70,0 Tidak Lulus KKM
11 H C C D 19 7 86,7 Lulus KKM
12 H Y A 15 8 76,7 Lulus KKM
13 J E K S 16 7 76,7 Lulus KKM
14 J P W 14 7 70,0 Tidak Lulus KKM
15 J R 16 6 73,3 Tidak Lulus KKM
16 J N A 17 9 86,7 Lulus KKM
17 K A S 16 10 86,7 Lulus KKM
18 L C A 17 9 86,7 Lulus KKM
19 M V S 17 9 86,7 Lulus KKM
20 M C P H 18 8 86,7 Lulus KKM
21 N A 18 7 83,3 Lulus KKM
22 N R K B 18 6 80,0 Lulus KKM
23 N W S M 19 9 93,3 Lulus KKM
24 R M E S 19 10 96,7 Lulus KKM
25 R N 16 9 83,3 Lulus KKM
26 S A G 16 9 83,3 Lulus KKM
27 S S S 18 7 83,3 Lulus KKM
28 S A D 19 10 96,7 Lulus KKM
29 S S 19 10 96,7 Lulus KKM
30 Y F D C W S 18 10 93,3 Lulus KKM
31 Y P 15 8 76,7 Lulus KKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
No Nama PG Uraian Niai Keterangan
32 T G Q M M 17 8 83,3 Lulus KKM
Jumah 2620,0
Rata-Rata 81,9
Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa pada siklus 2 terdapat 5 siswa
yang tidak lulus KKM dan 27 yang dinyatakan lulus KKM, persentase hasil
belajar siswa yaitu 81,2% . Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 81,9.
Tabel 4.13 juga menunjukkan bahwa persentase siswa yang lulus KKM juga
mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Persentase siswa yang mencapai
KKM pada kondisi awal adalah 37,5 %. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I
persentase tersebut meningkat menjadi 59,4 %. Pada siklus II persentase siswa
yang lulus KKM meningkat lagi menjadi 81,2%. Jadi dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu mengalami peningkatan
setelah dilakukan siklus 2. Perbandingan hasil belajar kondisi awal, siklus 1 dan
siklus 2 dapat dilihat pada table 4.14
Tabel 4.14 Perbandingan Hasil Belajar Siswa
No Nama Nilai Kondisi Awal
Nilai Evaluasi
Siklus 1
Nialai Evaluasi
Siklus 2
KKM:75
1 A L I N 68,5 68,6 96,7
2 A M D K A P 78,5 77,1 76,7
3 A S F 70,5 80,0 80,0
4 A N N P P 85,5 62,9 90,0
5 B C A P 76,0 57,1 93,3
6 C N T 67,5 77,1 66,7
7 D A O 71,5 74,3 66,7
8 D C E P 75,0 88,6 96,7
9 G K N 72,0 71,4 16,7
10 H I C B N 68,5 80,0 70,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
No Nama Nilai Kondisi Awal
Nilai Evaluasi
Siklus 1
Nialai Evaluasi
Siklus 2
KKM:75
11 H C C D 69,5 77,1 86,7
12 H Y A 76,5 74,3 76,7
13 J E K S 71,5 80,0 76,7
14 J P W 76,5 57,1 70,0
15 J R 71,5 71,4 73,3
16 K A S 85,5 77,1 86,7
17 L C A 70,5 71,4 86,7
18 M V S 81,5 82,9 86,7
19 M C P H 71,5 80,0 86,7
20 N A 65,0 94,3 86,7
21 N R K B 67,5 62,9 83,3
22 N W S M 85,0 82,9 80,0
23 R M E S 77,0 91,4 93,3
24 R N 67,0 82,9 96,7
25 S A G 89,0 80,0 83,3
26 S S S 75,0 74,3 83,3
27 S A D 69,0 91,4 83,3
28 S S 70,5 74,3 96,7
29 Y F D C W S 81,5 94,3 96,7
30 Y P 76,0 97,1 93,3
31 T G Q M M 66,0 85,7 76,7
32 K A S 67,0 68,6 83,3
33 L C A 73,0
Total 2436,5 2488,5 2620,3
Rata-rata 72,8 77,8 81,9
Persentase Siswa Tuntas 37,5% 59,4% 81,2%
Persentase Siswa Tidak
Tuntas 62,5% 40,6% 18,8%
Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa mengalami
peningkatan disetiap siklus. Data kondisi awal skor rata-rata siswa kelas II.1 SD
BOPKRI Gondolayu sebelum penelitian dilakukan diperoleh rata-rata 72,8. Dari
32 siswa, sebanyak 37,5% siswa masuk ke dalam prersentase lulus KKM.
Sedangkan 62,5% siswa masuk dalam persentase belum lulus KKM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
B. Pembahasan
Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada peningkatan motivasi dan hasil
belajar IPA siswa kelas II.1 Sekolah Dasar dalam penggunaan fabel Aesop pada
materi benda dan perubahan wujud benda. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari
dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan refleksi. Pada penelitian ini guru kelas berperan sebagai observer yang
mengamati jalannya proses, sedangkan peneliti berperan untuk menyampaikan
materi. Berbeda dengan teori yang di ungkapkan oleh Sanjaya (2011: 59) bahwa
guru berperan sebagai anggota tim peneliti untuk melaksanakan tindakan
pembelajaran ketika di kelas dan peneliti bertugas untuk merencanakan atau
merancang tindakan dan mengamati pembelajaran. Hal ini berpengaruh terhadap
hasil penelitian yang dilakukan. Peningkatan motivasi dan hasil belajar dilihat dari
indikator pengukuran dan keberhasilan setiap siklusnya. Motivasi belajar siswa
dilihat dari peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung
dengan menggunakan fabel Aesop pada mata pelajaran IPA. Peneliti
menggunakan instrumen kuesioner dan lembar observasi untuk mengetahui
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang dikembangkan dari enam
indikator motivasi yang dikembangkan oleh Uno (2008: 23) dan Kompri (2015:
247) yaitu: 1) siswa memiliki keinginan untuk belajar, 2) siswa memiliki
dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) siswa memiliki semangat selama
pembelajaran, 4) siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, 5) adanya
penghargaan dalam pembelajaran dan 6) adanya lingkungan belajar yang
kondusif. Selain itu. Hasil belajar siswa peneliti menggunakan penlilaian kognitif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
dengan membagikan soal evaluasi, dapat diambil kesimpulan bahwa ada
peningkatan motivasi dan hasil belajar IPA siswa atas penggunaan fabel Aesop.
Data awal yang diperoleh peneliti sebelum dilaksanakan penelitian
menunjukkan bahwa motivasi siswa pada mata pelajaran IPA termasuk dalam
kategori “rendah” yaitu dengan skor rata-rata 44,8. Setelah dilakukan tindakan
pada siklus 1 terjadi peningkatan skor rat-rata motivasi siswa naik menjadi 56,4
dengan kategori “sedang”. Peningkatan motivasi juga terjadi setelah dilakukan
siklus 2, yaitu sebesar 82,5 dengan kategori “tinggi”. Berdasarkan data skor rata-
rata motivasi belajar siswa pada siklus 2 dapat diambil kesimpulan bahwa hasil
skor yang diperoleh sudah mencapai target yang ditetapkan, yaitu sebesar 80.
Dengan demikian penelitaian data motivasi pada siklus II berakhir. Grafik capaian
peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat pada gambar 4.1
Peningkatan motivasi belajar juga dilihat dari enam indikator motivasi yang
yaitu: 1) siswa memiliki keinginan untuk belajar, 2) siswa memiliki dorongan dan
kebutuhan dalam belajar, 3) siswa memiliki semangat selama pembelajaran, 4)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2
Gambar 4.1 Grafik Capaian Peningkatan Motivasi Siswa
Kondisi Awal Target Siklus 1 dan Siklus 2 Perolehan Skor Siklus 1 dan Siklus 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, 5) adanya penghargaan dalam
pembelajaran dan 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif.
Kondisi awal motivasi belajar siswa pada mata pelajar IPA menunjukkan
jumlah setiap indikator yang diperoleh indikator pertama siswa memiliki
keinginan untuk belajar diperoleh 45,3, kedua siswa memiliki dorongan dan
kebutuhan dalam belajar diperoleh 39,1, ketiga siswa memiliki semangat selama
pembelajaran diperoleh 43,8, keempat siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
diperoleh 43,8, kelima adanya penghargaan dalam pembelajaran diperoleh 46,1
dan keenam adanya lingkungan belajar yang kondusif diperoleh 47,9. Dari hasil
tersebut presentase yang didapatkan pada kondisi awal 31,2%.
Hasil dari motivasi indikator siswa siklus 2 mengalami peningkatan dari
kondisi awal ke siklus I. Indikator pertama siswa memiliki keinginan untuk
belajar diperoleh 54,7, kedua siswa memiliki dorongan dan kebutuhan dalam
belajar diperoleh 53,1, ketiga siswa memiliki semangat selama pembelajaran
diperoleh 57,5, keempat siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi diperoleh
51,6, kelima adanya penghargaan dalam pembelajaran diperoleh 61,7 dan keenam
adanya lingkungan belajar yang kondusif diperoleh 56,3. Dari hasil tersebut
presentase yang didapatkan pada kondisi awal 56,2. Dari hasil tersebut presentase
yang didapatkan mengalami peningkatan dari kondisi awal 31,2% menjadi 56,2%.
Grafik ketercapaian motivasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat
pada gambar 4.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada peningkatan motivasi belajar
IPA dengan menggunakan media fabel Aesop dilakukan di kelas II.1 SD BOPKRI
Gondolayu tahun pelajaran 2016/2017. Proses pelakasanaan penelitian ini terdiri
dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Data awal yang diperoleh peneliti pada hasil belajar siswa belum mencapai
KKM yang ditetapkan dengan jumlah siswa yang lulus KKM sebanyak terdapat
15 dan 18 siswa yang tidak lulus KKM. Peningkatan hasil belajar siswa diukur
berdasarkan hasil data ulangan harian dan nilai UTS tahun ajaran 2016/2017
sebagai data awal dan dan pengerjakaan lembar evaluasi oleh siswa sebagai data
siklus 1 dan siklus 2.
Peneliti menghitung persentase siswa yang masuk dalam kategori lulus
KKM dengan cara menghitung jumlah siswa yang lulus KKM dibagi jumlah
seluruh siswa, dikali 100%. Perhitungan menunjukkan bahwa persentase siswa
yang lulus KKM adalah 37,5%. Pada evaluasi pelaksanaan siklus 1 menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar siswa, nilai rata-rata hasil belajar siklus 1 adalah
77,8. Dari 32 siswa, sebanyak 59,4% siswa masuk ke dalam persentase lulus
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5 Indikator 6
Gambar 4.2 Grafik Ketercapaian Motivasi Belajar
Tiap Indikator
Kondisi Awal Target Siklus 1 Capaian Siklus 1 Target Siklus 2 Capaian Siklus 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
65
70
75
80
85
Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2
Gambar 4.3 Grafik Capaian Peningkatan Hasil Belajar
Siswa
Kondisi Hasil Belajar Awal
Target Pencapaian Hasil Belajar Siklus 1 dan Siklus 2
Perolehan Nilai Rata-rata Hasil Belajar pada Siklus 1 dan Siklus 2
KKM. Sedangkan 40,6% siswa masuk dalam persentase belum lulus KKM. Jika
dilihat target yang telah ditetapkan dengan perolehan nilai rata-rata dan persentase
sisawa yang lulus KKM pada siklus 1 dapat diambil kesimpulan bahwa keduanya
belum mencapai target. Data yang diperoleh pada pelaksanaan siklus 2
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa, nilai rata-rata hasil belajar
siklus 1 adalah 81,9. Dari 32 siswa, sebanyak 81,2% siswa masuk ke dalam
prersentase lulus KKM. Sedangkan 18,8% siswa masuk dalam persentase belum
lulus KKM.
Berdasarkan data nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus 2 dapat
diambil kesimpulan bahwa hasil nilai rata-rata dan perolehan persentase mencapai
target yang telah ditentukan oleh peneliti, yaitu 80 dengan persentase siswa lulus
KKM 75%. Dengan demikian penelitian hasil belajar siswa berakhir pada siklus
2. Grafik capaian peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal, siklus 1 dan
siklus 2 dapat dilihat pada gambar 4.3 dan grafik capaian siswa lulus KKM dari
kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada gambar 4.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Proses pembelajaran menggunakan fabel lebih mudah dipahami oleh siswa.
Pada siklus 1 penelitian ini materi yang diajarkan pada pertemuan pertama adalah
ciri-ciri benda padat dan benda cair dan untuk materi ajar yang dilakukan pada
pertemuan kedua adalah mengenal wujud benda padat dan benda cair. Kegiatan
yang dilakukan siswa adalah mengelompokkan benda berdasarkan wujudnya.
Media fabel Aesop disampaikan dengan menggunakan dongeng di mana guru
bercerita secara lisan atau mendongeng. Dongeng yang diberikan bukan hanya
sekedar dengan mencramakan/menceritakan secara lisan namun dongeng yang
disampaikan dilakukan dipadukan dengan beberapa aktivitas seperti
bereksperimen, diskusi kelompok dan menggunakan alat dalam menyampaikan
dongeng. Kegiatan mendongeng ini dipadukan dengan tanya jawab untuk
menghidupkan cerita yang di sampaikan, pada saat kegiatan tanya jawab
dilakukan motivasi siswa juga meningkat, hal ini terlihat dari peningkatan
indikator siswa memiliki dorongan dan kebutuhan dalam belajar, seperti yang
diungkapkan Agus (2009: 53-57) mendongeng dapat menjalin interaksi yang
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2
Gambar 4.4 Grafik Capaian Persentase Siswa Lulus KKM
Kondisi awal persentase siswa lulus KKM
Target persentase siswa lulus KKM
Persentase siswa lulus KKM siklus 1 dan siklus 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
akrab antara anak dan orang tua/guru. Beberapa teori tersebut dapat lebih
memperjelas bahwa dengan menggunakan fabel siswa memiliki motivasi dalam
mempelajari materi.
Pelaksanaan siklus 1 yang dilakukan oleh peneliti dirasa belum berhasil
dikarenakan belum memenuhi target keberhasilan ada beberapa hal yang
mempengaruhi yaitu penyampaian cerita, yang berperan sebagai guru adalah
peneliti sehingga kondisi kelas tidak kondusif. Maka peneliti mengusahakan untuk
tidak mengulangi metode yang sama pada siklus 2 ini sehingga anak-anak tidak
jenuh, terbukti dengan adanya peningkatan motivasi pada siklus 2. Seperti teori
yang dikemukakan Hamalik (2014: 156-161) siswa akan suka dan termotivasi
apabila hal-hal yang dipelajari mengandung makna tertentu baginya yaitu dengan
mengaitkan pelajaran dengan masa lampau siswa, tujuan-tujuan masa mendatang
dan minat serta nilai-niai yang berarti bagi mereka.
Siklus 2 penelitian ini juga dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan.
Materi ajar yang dilakukan pada pertemuan pertama adalah perubahan bentuk dan
wujud benda. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama adalah siswa
membuat salah satu bentuk benda dari plastisin. Materi ajar yang dilakukan pada
pertemuan kedua adalah kegunaan benda. Kegiatan yang dilakuakan siswa adalah
menyebutkan kegunaan benda yang ditemukan di majalah. Pada siklus 2 ini
peneliti juga menggunakan dongeng namun siswa juga membaca dan memahami
sendiri cerita yang disampaikan. Siswa begitu antusias dalam membaca cerita
yang diberikan, pada saat membaca ada beberapa hal baru yang mereka pelajari
dari cerita modifikasi fabel Aesop, karena cerita yang diberikan oleh peneliti tidak
seprti cerita yang mereka baca sebelumnya seperti kisah “Tikus Kota dan Tikus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Desa. Siswa tertarik dengan fabel yang digunakan, hal ini dibuktikan dengan raut
wajah siswa yang terlihat antusias untuk belajar dalam kelompok. Terlihat dalam
pekerjaan siswa dan aktivitas belajar kelompok dikelas, pembelajaran
menggunakan fabel menarik bagi siswa, berikut fabel yang menurut pengamatan
peneiti dan hasil pekerjaan siswa fabel yang sangat menarik bagi siswa sampai
kategori fabel yang sudah biasa dibaca dan fabel yang dituangkan dalam bentuk
film animasi siswa sudah mengetahui jalan cerita dalam fabel tersebut sehingga
beberapa anak cepat dalam memahami fabel tersebut.
Proses pembelajaran menggunakan fabel menuntut siswa mengkritisi cerita
fabel untuk memahami materi. Hal tersebut di dukung dengan gagasan Agus
(2009: 53-57) Mendongeng memiliki manfaat bagi perkembangan anak yang
dapat mengembangkan daya imajinasi, kreativitas, dan kemampuan berpikir
abstrak anak. Pada dasarnya anak biasa membayangkan dan menghidupkan suatu
kejadian dalam fantasinya.
Pemilihan fabel sebagai media pembelajaran dirasa tepat karena binatang
merupakan salah satu makhuk hidup yang dekat dengan anak. Binatang adalah
makhluk yang ada di sekeliling kita, maka mereka menjadi familier bagi kita,
bahkan anak-anak, terutama binatang-bintang jinak seperti burung, tikus, ayam,
anjing. Fabel dalam proses pembelajaran meningkatkan motivasi siswa untuk
mengikuti pembelajaran. Seperti yang diungkapkan Hamalik (2014: 156-161) ada
beberapa cara untuk memotivasi siswa untuk belajar salah satunya yaitu membuat
kondisi yang menyenangkan sehingga siswa senang melanjutkan belajarnya jika
kondisi pengajaran menyenangkan. Pada saat pertemuan pertama siklus 1 dan 2
saat pembelajaran, siswa terlihat senang dan tertarik, siswa mendengarkan cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
fabel Aesop, siswa mengerjakan lembar kerja dengan lengkap, dan berdiskusi
dengan teman. Motivasi ini muncul karena siswa merasa ada hal baru yang
digunakan guru dalam menyampaikan pembelajaran yang dikaitkan dengan suatu
hal yang disukainya.
Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan siswa saat proses
pembelajaran untuk mencapai hasil belajar. Perbedaan aktivitas belajar dalam
kelas mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini sependapat dengan faktor yang
mempengaruhi hasil belajar bahwa sekolah mempunyai tujuan yang ingin dicapai
untuk ke arah itu diperlukan seperangkat kelengkapan dalam bentuk dan jenisnya
yaitu kurikulum, program, sarana dan fasilitas serta guru (Djamarah, 2011: 176-
205). Pada penelitian ini, faktor yang menentukan hasil belajar siswa, yaitu
perangkat pembelajaran dan metode yang digunakan sudah sesuai dengan
perkembangan siswa. Fabel dapat menjadi media belajar siswa untuk memahami
mata pelajaran IPA. Fabel yang digunakan dalam pembelajaran IPA telah terbukti
dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa.
Penggunaan fabel dalam pembelajaran terlihat jelas dapat membantu siswa
dalam memahami sesuatu yang tadinya abstrak menjadi lebih konkret sehingga
pemahaman siswa menjadi berkembang dan menunjang hasil belajarnya menjadi
lebih optimal. Selain mendongeng guru juga membawa media yang dapat
menghidupkan cerita yang disampaikan. Pada siswa kelas II, pembelajaran
dilakukan dengan media fabel yang termasuk media konkret sehingga dapat
merasakan pengalaman belajar secara langsung. Hal ini sependapat dengan
Hosnan bahwa dalam tahap perkembangan kognitif, siswa usia tersebut tergolong
pada tahap operasional konkret.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Hosnan (2016: 30) menyatakan, pada tahap operasional konkret, seorang
anak akan dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret
dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk yang berbeda.
Perkembangan pemikiran yang dijalankan menunjukkan kemampuan untuk
memecahkan masalah-masalah konkret dan pemikiran berbasis pengalaman.
Ketika membaca atau mendengarkan cerita, anak melakukan eksplorasi dan
berimajinasi. Sejalan dengan gagasan Nurgiyantoro (2005: 198), kisah dongeng
bisa membawa pendengarnya terhanyut ke dalam dunia fantasi. Hal ini dikuatkan
dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa penggunaan fabel Aesop
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu.
Dari beberapa hal yang sudah dibahas sebelumnya, fabel Aesop merupakan
media pebelajaran yang cocok karena mudah dipahami oleh siswa, menjadikan
suatu materi yang tadinya abstrak untuk dipelajari menjadi lebih konkret,
meningkatkan motivasi siswa sekaligus juga siswa menjadi lebih antusias dalam
proses pembelajaran. Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan
gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga siswa yang mempunyai
motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan
belajar (Siregar & Hartini, 2010: 51). Fabel mempermudah siswa memahami
materi dengan merubah hal yang tadinya siswa hanya berpikir abstrak (di angan-
angan saja) menjadi lebih konkret. Melalui fabel pula siswa memulai
pembelajaran dengan pengalaman langsung dan hal yang baru sehingga
menggugah motivasi sekaligus antusiasme siswa dalam berjalannya pembelajaran
sehingga tercapailah hasil belajar yang lebih optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Penggunaan fabel Aesop dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar mata
pelajaran IPA siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun pelajaran
2016/2017 dapat dilakukan dengan cara memadukan kegiatan belajar
mengajar dengan modifikasi cerita fabel. Kegiatan yang dipadukan dengan
fabel Aesop dalam penelitian ini adalah menyimak cerita modifikasi fabel,
membaca cerita modifikasi fabel, mengamati gambar, tanya jawab,
mengamati percobaan, dan diskusi kelompok.
2. Penggunaan fabel Aesop dapat meningkatan motivasi belajar mata pelajaran
IPA siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun pelajaran 2016/2017. Hal
ini ditunjukkan oleh peningkatan rata-rata skor motivasi seluruh siswa dari
kondisi awal 44,8 menjadi 56,4 pada siklus I dan 82,5 pada siklus II serta
peningkatan presentase siswa yang memiliki motivasi tinggi dari kondisi awal
31,2 % menjadi 56,2% pada siklus I dan 84,4% pada siklus II.
3. Penggunaan fabel Aesop dapat meningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA
siswa kelas II.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini
ditunjukkan oleh peningkatan rata-rata nilai kelas dari kondisi awal 72,8
menjadi 77,8 pada siklus I dan 81,9 pada siklus II serta presentase siswa yang
lulus KKM dari kondisi awal 37,5 % menjadi 59,6% pada siklus I dan 81,2%
pada siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya keterbatasan dan kelemahan dalam penelitian
serta penyajian hasil penelitian. Beberapa keterbatasan dan kelemahan peneliti
adalah sebagai berikut :
1. Penelitian tindakan kelas pada prinsipnya dilakukan oleh guru kelas yang
lebih mengerti kondisi siswa di kelas, namun pada penelitian ini dilaksanakan
oleh peneliti, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan guru tidak
menghendaki untuk mengajar.
2. Hasil belajar siswa hanya diukur dari aspek kognitif berdasarkan hasil soal
evaluasi pada siklus I dan II saja dikarenakan keterbatasan waktu penelitian.
3. Peneliti hanya menggunakan validasi isi untuk menguji instrumen lembar
kuisioner motivasi.
4. Jarak antara siklus I dan siklus II pada penelitian ini cukup jauh yaitu 3 bulan.
C. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan peneliti adalah:
1. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melaksanakan PTK, akan lebih baik
apabila tindakan penelitian dilakukan oleh guru kelas yang bersangkutan yang
lebih menguasai kelas dan mengenal karakter siswa, agar proses
pembelajaran lebih kondusif seperti yang diharapkan.
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini
dengan menilai hasil belajar siswa tidak hanya dapat diukur dari aspek
pengetahuan (kognitif) dari nilai evaluasi, melainkan dapat
mempertimbangkan nilai lembar kerja siswa, sikap atau nilai (afektif), serta
ketrampilan (psikomotor).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk lebih memperhatikan kelayaakan
instrumen yang dipergunakan dalam penelitian, apakah sudah memenuhi
kriteria ataukah belum. Apabila belum, sebaiknya ada perbaikan instrumen
dan dilakukan perhitungan validitas dan reliabilitas kembali.
4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan lebih memperhatikan waktu penelitian
dan menyesuaiakan kegiatan sekolah tempat penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
DAFTAR PUSTAKA
Agus. (2008). Mendongeng Bareng Kak Agus DS, yuk... Yogyakarta: Kanisius.
_____. (2009). Tips Jitu Mendongeng. Yogyakarta: Kanisius.
Al-Tabany, T. I. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual: Konsep, Landasan, dn Implementasinya pada Kurikulum
2013 (Kurikulum Tematik Integratif/TKI). Jakarta: Kencana.
Amri, M. R. (2014). Model Pembelajaran Arias. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.
Arikunto, S. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:
Bumi Aksara.
__________. (2011). Penelitian Tindakan Kelas . jakarta: PT Bumi Aksara.
__________. (2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: Bumi Aksara.
__________.(2015). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Bungin, B. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif . Jakarta: Kencana.
Damayati, M. d. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rinerka Cipta.
Daryanto. (2014). Penelitian TIndakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah.
Yogyakarta: Penerbit Gavamedia.
Djamarah, S. B. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rinerka Cipta.
Dwitagama, W. K. (2011). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta: PT.
Indeks.
Eveline Siregar, H. N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Field, A. (2009). Discovering Statistics Using SPSS (3*ed). London: Sage.
Hamalik, O. (2014). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Haris, A. J. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Hosnan, M. (2016). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Ideo, W. (2008). Dongeng Aesop: 50 fabel flanel unik & seru. Jakarta: Bhana
Ilmu Populer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Kompri. (2015). Motivasi Pembelajaran . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nurgiantoro, B. (2005). Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak .
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
____________. (2016). Sastra Anak. Yogyakarta: Gajah Mada University.
Putera, P. B. (2015). Mengenal dan Memahami Ragam Karya Prosa Lama
(Hikayat, Dongeng, Tambo dan Cerita Berbingkai). Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sagala, S. (2014). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Samatowa, U. (2010). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar . Jakarta Barat:
Indeks.
__________. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta Barat: Indeks.
Sanjaya, W. (2009). Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta: Kencana.
_________. (2011). Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Sudjana, N. (2005). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuaantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
_______. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Uno, H. (2008). Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Widoyoko, E. (2015). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 1.2 Surat
Keterangan Sudah
Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Hasil Wawancara Peneliti dengan Guru
Indikator No Pertanyaan Jawaban Guru
Siswa memiliki
keinginan
untuk belajar
1
Apakah siswa tidak terlambat masuk
kelas saat pembelajaran IPA?
Saat masuk kelas terkadang
masih ada beberapa siswa
yang terlambat, apalagi saat
jam setelah istirahat, anak-
anak masih menghabiskan
makanan, jadi anak-anak
yang lain menunggu anak itu
untuk makan, karena
sistemnya di SD ini sebelum
masuk kelas harus baris
terlebih dahulu.
2
Apakah sebelum pelajaran dimulai siswa
mempersiapkan alat tulis, buku catatan,
dan buku belajar?
Untuk mempersiapkan alat
tulis anak masih harus
disuruh terlebih dahulu, buku
catatan dan buku pelajaran
juga harus diingatkan untuk
dikeluarkan.
Siswa memiliki
dorongan dan
kebutuhan
dalam belajar
3
Apakah selama pembelajaran siswa
mencatat hal-hal penting yang
disampaikan guru di buku catatan?
Siswa mencatat ketika hanya
disuruh saja, untuk inisiatif
menulis sendiri belum ada.
4
Apakah siswa memperhatikan penjelasan
guru selama pembelajaran? Misalnya
memandang guru, papan tulis, atau buku
teks yang tengah dipelajari.
Karena masih kelas bawah
anak-anak masih suka
bermain, jadi jika disuruh
memperhatikan, belum
semuanya memperhatikan.
Siswa memiliki
semangat
selama
pembelajaran
5 Apakah selama pembelajaran ada siswa
yang melamun atau bermain sendiri?
Banyak sekali,
6
Apakah siswa asik berbicara dengan
temannya selama pembelajaran
berlangsung?
Banyak sekali yang
mengobrol sendiri
7
Apakah selama pembelajaran ada siswa
yang tertidur?
Terkadang masih ada anak
yang terdtidur dikelas,
beralasan sakit pusing.
Siswa memiliki
rasa ingin tahu
yang tinggi
8
Apakah siswa aktif bertanya kepada guru
terkait materi pelajaran yang belum
dipahami?
Jika siswa merasa tidak bisa,
selalu tanya.
9
Ketika mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tugas, apakah siswa
berusaha bertanya kepada teman dan
mencari sumber lain?
Siswa cenderung langsung
bertanya kepada guru jika
mengalami kesulitan.
10
Apakah guru menyediakan media
pembelajaran dan sumber referensi yang
mendukung pembelajaran?
Media disediakan saat materi
tertentu, karena saat ini
sedang menyiapkan akreditasi
jadi media belum disediakan
Adanya
penghargaan
dalam
pembelajaran
11
Apakah guru menerapkan sistem reward
dan penalty di dalam kelas?
Reward sendiri dikelas ini
tidak disediakan, guru tidak
terbiasa menggunakan
reward, biasanya hanya
berupa pujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
12
Bagaimana bentuk reward dan penalty
yang diterapkan? Mislanya bintang
prestasi, penambahan poin.
Untuk reward sendiri, dikelas
ini hanya ada reward pujian,
tepuk tangan dan senyuman.
13
Bagaimana kriteria dari reward dan
penalty yang akan diberikan? Misalnya
siswa yang berhasil menjawab
pertanyaan, siswa yang berperilaku baik
Kriteria yang diberikan untuk
siswa yang menjawab
pertanyaan, berbuat baik dan
mau maju kedepan kelas saat
diminta guru.
14 Apakah penerapan reward dan penalty di
dalam kelas berjalan efektif?
Berjalan efektif
15
Bagaimana antusiasme siswa akan
adanya reward dan penalty ini?
Siswa merasa senang saat
diberi pujian.
Adanya
lingkungan
belajar yang
kondusif
16
Apakah siswa terlibat dalam pembuatan
peraturan kelas?
Untuk pembuatan peraturan
guru yang membuat, tapi
dengan persetujuan siswa
17
Apa saja peraturan yang ada di dalam
kelas?
Peraturan yang diterapkan
didalam kelas, menggunakan
seragam lengkap, rapi. Masuk
kelas tepat waktu, saat
renungan sudah dimulai anak
yang terlambat menunggu
sampai selesai renungan jika
ingin masuk kelas.
18 Apakah siswa menaati peraturan kelas
tersebut?
Masih ada anak-anak yang
belum menaati peraturan
19
Bagaimana cara siswa dalam menjaga
kebersihan di dalam kelas?
Dikelas ini dibuat jadwal
untuk membersihkan kelas,
jadi anak-anak yang bertugas
piket membersihkan kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lembar Observasi Kondisi Awal
Indikator Kriteria Khusus yang Dituliskan Deskripsi Hasil Pengamatan
Siswa memiliki
keinginan untuk
belajar
Siswa tidak terlambat masuk kelas
Siswa mempersiapkan alat dan bahan
pembelajaran (contoh alat tulis, buku
catatan, dan buku belajar sebelum
pembelajaran dimulai).
Siswa memberi salam kepada guru saat
masuk kelas.
Siswa memiliki
dorongan dan
kebutuhan
dalam belajar
Siswa memperhatikan pembelajaran yang
disampaikan oleh guru (mencatat materi
pembelajaran yang disampaikan dan
memandang guru saat guru menjelaskan)
Siswa antusias menjawab pertanyaan dari
guru.
Siswa memiliki
semangat
selama
pembelajaran
Siswa tidak menyibukkan diri sendiri
dengan kegiatan di luar pembelajaran.
Siswa tidak berbicara dengan teman
mengenai hal-hal di luar pembelajaran.
Siswa tertidur saat pembelajaran
berlangsung
Siswa memiliki
rasa ingin tahu
yang tinggi
Siswa menggali informasi yang berkaitan
dengan materi pembelajaran dari teman
Siswa bertanya pada guru bila mengalami
kesulitan terhadap materi yang disampaikan
guru.
Adanya
penghargaan
dalam
pembelajaran
Siswa diberi reward jika menjawab
pertanyaan dengan benar
Siswa diberi reward jika mengerjakan tugas
dengan tepat waktu
Siswa mendapatkan apresiasi atas
keberanian menjawab meski jawabannya
kurang tepat
Siswa merasa senang saat mendapat pujian
dari guru
Adanya
lingkungan
belajar yang
kondusif
Siswa menyepakati peraturan kelas
Siswa menciptakan suasana kelas yang
bersih
Guru mengapresiasi siswa yang menaati
peraturan dikelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
KUESIONER MOTIVASI BELAJAR
MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
Petunjuk pengisian :
1. Tuliskan identitasmu di bawah ini :
Nama :
Kelas :
Hari/tanggal :
2. Pilihlah salah satu jawaban sesuai dengan pilihanmu dengan cara memberi
tanda cek (√) pada kolom yang tersedia!
No Pernyataan Skor
Ya Tidak
1 Saya tidak terlambat masuk kelas
2 Saya mempersiapkan alat tulis dan buku pelajaran
3 Saya memperhatikan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
4 Saya mencatat pelajaran yang disampaikan oleh guru
5 Saya melihat guru yang sedang menjelaskan
6 Saya antusias menjawab pertanyaan dari guru.
7 Saya tidak bermain saat pelajaran.
8 Saya tidak berbicara dengan teman mengenai hal-hal di luar pembelajaran.
9 Saya mengantuk saat pelajaran
10 Saya bertanya kepada teman tentang pelajaran yang sulit
11 Saya bertanya pada guru bila mengalami kesulitan.
12 Saya diberi tepuk tangan jika menjawab pertanyaan dengan benar
13 Saya diberi pujian jika mengerjakan tugas dengan tepat waktu
14 Saya diberi apresiasi guru saat menaati peraturan dikelas
15 Saya mendapatkan pujian atas keberanian menjawab meski jawabannya
kurang tepat
16 Saya merasa senang saat mendapat pujian dari guru atau teman
17 Saya menyepakati peraturan kelas
18 Saya menciptakan suasana kelas yang bersih
Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
SILABUS
Nama Sekolah : SD BOPKRI Gondolayu
Tema : Hiburan
Kelas : II.1
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 4 pertemuan (4 x 35 menit)
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
dan Uraian
Materi
Indikator Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Metode
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber/ Bahan/
Alat
2.
Mengena
l
berbagai
bentuk
benda
dan
kegunaan
nya serta
perubaha
n wujud
yang
2.1
Mengident
ifikasi ciri-
ciri benda
padat dan
cair yang
ada di
lingkunga
n sekitar
Ciri-ciri benda
padat dan
benda benda
cair
Kognitif
1.1.1 Menceritakan
kembali
dengan kata-
kata atau
kalimat
sendiri isi teks
pendek.
(Bahasa
Indonesia)
2.1.1 Menyebutkan
Apersepsi :
1. Guru
memberikan
salam kepada
siswa.
2. Guru meminta
siswa
membereskan
buku pelajaran
sebelumnya
3. Sebelum
Jenis
Tagihan
a. Tes
Tertulis
b. Observasi
c. Unjuk
Kerja
Bentuk
Instrumen
a. Lembar
Cooperative
Learning
1
pertemuan
(2 x 35
menit)
Sumber
http://www.cerita
kecil.com/cerita-
dan-
dongeng/Burung-
Gagak-dan-
Sebuah-Kendi-
42/ diaskses 2
Oktober 2016.
Anwar, Sjaeful.
2008. Mari,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
dan Uraian
Materi
Indikator Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Metode
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber/ Bahan/
Alat
dapat
dialamin
ya
ciri-ciri benda
padat dan
benda cair.
(IPA)
2.1.2 Membedakan
ciri-ciri benda
padat dan
benda cair.
(IPA)
Afektif
1.1.2 Menunjukkan
sikap teliti
dalam
menceritakan
kembali teks
pendek.
(Bahasa
Indonesia)
2.1.3 Menunjukkan
sikap percaya
diri dalam
menyebutkan
ciri-ciri benda
padat dan
benda cair.
memulai
kegiatan
pembelajaran
guru
memperingatka
n cara duduk
yang baik.
4. Guru
menyampaikan
aturan kelas.
5. Untuk
mengetahui
sejauh mana
pengetahuan
siswa tentang
materi yang
akan dibahas,
siswa diajak
tanya jawab
oleh guru.
Motivasi:
6. Guru
memotivasi
siwa dengan
memberikan
semangat
untuk belajar.
Kerja
Kelompok
b. Lembar
Pengamat
an siswa
c. Lembar
Kerja
Kelompok
Belajar Ilmu
Pengetahuan
Alam 2: untuk
SD/MI Kelas II.
Jakarta: Pusat
Perbukuan.
Purwnti, Sri.
2008. Ilmu
Pengetahuan
Alam II: untuk
SD/MI Kelas II.
Jakarta: Pusat
Perbukuan.
Rositawaty, S.
2008. Senang
Belajar Ilmu
Pengetahuan
Alam : untuk
SD/MI Kelas II.
Jakarta : Pusat
Perbukuan.
Sulistyanto, Heri.
2008. Ilmu
Pengetahuan
Alam untuk
SD/MI Kelas II.
Jakarta: Pusat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
dan Uraian
Materi
Indikator Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Metode
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber/ Bahan/
Alat
(IPA)
Psikomotor
1.1.3 Menuliskan
cerita dengan
kata-kata atau
kalimat
sendiri isi teks
pendek.
(Bahasa
Indonesia)
2.1.4 Menuliskan
hasil
percobaan
tentang ciri
benda padat
dan benda
cair. (IPA)
Orientasi :
7. Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
hari ini “Ciri-
ciri Benda
Padat dan
Benda Cair”
Eksplorasi
8. Siswa
mendengarkan
cerita yang
disampaikan
guru dengan
menggunakan
media
pembelajaran
cerita Aesop
Fabel yang
berjudul
“Burung
Gagak yang
Cerdik”
9. Guru mengajak
siswa untuk
menceritakan
kembali isi
Perbukuan.
Alat
1. Alat tulis
2. Papan tulis
Media
1. Cerita
Modifikasi
Aesop Fabel
2. LKS
3. Boneka
4. Air
5. Wadah
6. Buku
7. Alat tulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
dan Uraian
Materi
Indikator Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Metode
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber/ Bahan/
Alat
cerita yang
telah
disampaikan.
10. Siswa
menceritakan
kembali cerita
yang telah
didengar.
11. Siswa diajak
bertanya jawab
tentang isi
cerita.
Elaborasi
12. Siswa
mendapatkan
penekanan
materi dari
guru.
13. Siswa bertanya
dari penjelasan
yang sudah
disampaikan
oleh guru.
14. Siswa di bagi
menjadi
beberapa
kelompok.
15. Dalam kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
dan Uraian
Materi
Indikator Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Metode
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber/ Bahan/
Alat
kelompok
siswa diminta
untuk
mengamati
ciri-ciri benda
padat dan
benda cair
melalui
percobaan
sederhana yang
dilakukan oleh
guru.
16. Siswa
mengerjakan
Lembar Kerja
Kelompok
dengan
mengisi titik-
titik
menuliskan
hasil
pengamatan
dalam
percobaan.
17. Siswa dan guru
membahas
bersama-sama
hasil jawaban
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
dan Uraian
Materi
Indikator Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Metode
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber/ Bahan/
Alat
Konfirmasi
18. Guru
memberikan
penguatan
tentang materi
pelajaran hari
ini.
19. Guru
menanyakan
kepada siswa
apakah ada
yang belum
jelas tentang
materi hari ini.
Mengidentifik
asi wujud
benda padat
dan benda cair
Kognitif
1.1.1 Menyebutkan
manfaat hidup
rukun. (PKn)
1.1.2 Memberikan
contoh sikap
hidup rukun
(PKn)
2.1.5 Mengidentifika
si wujud benda
padat dan benda
cair.
2.1.6 Menunjukkan
Apersepsi :
1. Guru
memberikan
salam kepada
siswa.
2. Guru meminta
siswa
membereskan
buku pelajaran
sebelumnya
3. Sebelum
memulai
kegiatan
Jenis
Tagihan
a. Tes
Tertulis
b. Observasi
c. Unjuk
Kerja
Cooperative
Learning
1
pertemuan
(2 x 35
menit)
Sumber
Anwar, Sjaeful.
2008. Mari,
Belajar Ilmu
Pengetahuan
Alam 2: untuk
SD/MI Kelas II.
Jakarta: Pusat
Perbukuan.
Purwnti, Sri.
2008. Ilmu
Pengetahuan
Alam II: untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
dan Uraian
Materi
Indikator Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Metode
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber/ Bahan/
Alat
beragam jenis
benda padat dan
cair yang ada di
sekitar. (IPA)
Afektif
1.1.3 Mempraktikkan
sikap hidup
rukun di kelas.
(PKn)
2.1.7 Menunjukkan
sikap percaya
diri dalam
menyebutkan
macam-macam
benda padat dan
benda cair.
(IPA)
Psikomotor
2.1.8
Mengelompok
kan contoh
gambar benda
padat dan benda
pembelajaran
guru
memperingatka
n cara duduk
yang baik.
4. Guru
menyampaikan
aturan kelas.
5. Untuk
mengetahui
sejauh mana
pengetahuan
siswa tentang
materi yang
akan dibahas,
siswa diajak
tanya jawab
oleh guru.
Motivasi:
6. Guru
memotivasi
siwa dengan
memberikan
semangat
untuk belajar.
Bentuk
Instrumen
a. Lembar
Evaluasi
b. Lembar
Pengamat
an siswa
c. Lembar
Kerja
Kelompok
SD/MI Kelas II.
Jakarta: Pusat
Perbukuan.
Rositawaty, S.
2008. Senang
Belajar Ilmu
Pengetahuan
Alam : untuk
SD/MI Kelas II.
Jakarta : Pusat
Perbukuan.
Sulistyanto, Heri.
2008. Ilmu
Pengetahuan
Alam untuk
SD/MI Kelas II.
Jakarta: Pusat
Perbukuan.
Alat
1. Papan tulis
2. Benda-
benda di
kelas
3. Alat tulis
4. Gunting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
dan Uraian
Materi
Indikator Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Metode
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber/ Bahan/
Alat
cair. (IPA)
Orientasi :
7. Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
hari ini “Benda
Padat dan
Benda Cair”
Eksplorasi
8. Siswa
mendengarkan
cerita yang
disampaikan
guru dengan
menggunakan
media
pembelajaran
cerita Aesop
Fabel yang
berjudul
“Rubah Licik
dan Bangau
Pandai”
9. Guru mengajak
siswa untuk
menceritakan
kembali isi
cerita yang
5. Lem
Media
1. Cerita
Modifikasi
Aesop
Fabel
2. LKS
3. Gambar
benda padat
dan benda
cair
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
dan Uraian
Materi
Indikator Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Metode
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber/ Bahan/
Alat
telah
disampaikan.
10. Siswa diajak
bertanya jawab
tentang isi
cerita.
Elaborasi
11. Siswa
mendapatkan
penekanan
materi dari
guru.
12. Siswa bertanya
dari penjelasan
yang sudah
disampaikan
oleh guru.
13. Siswa di bagi
menjadi
beberapa
kelompok.
14. Siswa
mengerjakan
Lembar Kerja
Kelompok
dengan
mengisi titik-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
dan Uraian
Materi
Indikator Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Metode
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber/ Bahan/
Alat
titik
menuliskan
nama benda
dan
mengidentifika
si benda badat
maupun benda
cair, mencari
masing-masing
3 contoh benda
padat dan
benda cair dan
menggambarka
n pada kotak
yang sudah
disediakan.
15. Siswa dan guru
membahas
bersama-sama
hasil jawaban
siswa.
16. Siswa diminta
untuk
mengerjakan
soal evaluasi.
Konfirmasi
17. Guru
memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok
dan Uraian
Materi
Indikator Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Metode
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber/ Bahan/
Alat
penguatan
tentang materi
pelajaran hari
ini.
18. Guru
menanyakan
kepada siswa
apakah ada
yang belum
jelas tentang
materi hari ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
SILABUS
Nama Sekolah : SD BOPKRI Gondolayu
Tema : Hiburan
Kelas : II.1
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 4 pertemuan (4 x 35 menit)
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar
Materi
Pokok
dan
Uraian
Materi
Indikator Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Metode
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/ Alat
2. Mengenal
berbagai
bentuk
benda dan
kegunaann
ya serta
perubahan
wujud
yang dapat
IPA
2.2 Menunjukkan
perubahan
bentuk dan
wujud
benda
(plastisin/
tanah liat/
Perubahan
Bentuk
dan
Wujud
Benda
Kognitif 1.1.3 Mengenal
pentingnya
hidup rukun.
(PKn)
1.1.4 Memberikan
contoh sikap
hidup rukun.
(PKn)
Apersepsi :
20. Guru
memberikan
salam kepada
siswa.
21. Guru meminta
siswa
membereskan
Jenis
Tagihan
d. Tes
Tertulis
e. Observasi
f. Unjuk
Kerja
Cooperative
Learning
1
pertemuan
(2 x 35
menit)
Sumber
Anwar,
Sjaeful.
2008. Mari,
Belajar Ilmu
Pengetahua
n Alam 2:
untuk
SD/MI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar
Materi
Pokok
dan
Uraian
Materi
Indikator Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Metode
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/ Alat
dialaminya adonan
tepung)
akibat dari
kondisi
tertentu.
PKn
1.1 Mengenal
pentingnya
hidup
rukun.
2.2.1 Menunjukkan
perubahan
bentuk benda
akibat kondisi
tertentu. (IPA)
2.2.2 Menunjukkan
perubahan
wujud benda
akibat kondisi
tertentu. (IPA)
2.2.3 Mencari contoh
benda padat
yang mudah
berubah wujud
menjadi cair
dan sebaliknya
benda cair
menjadi benda
padat. (IPA)
Afektif
1.1.3 Menunjukkan
sikap percaya
diri dalam
menyebutkan
contoh sikap
hidup rukun.
buku pelajaran
sebelumnya
22. Sebelum
memulai
kegiatan
pembelajaran
guru
memperingatkan
cara duduk yang
baik.
23. Guru
menyampaikan
aturan kelas.
24. Untuk
mengetahui
sejauh mana
pengetahuan
siswa tentang
materi yang akan
dibahas, siswa
diajak tanya
jawab oleh guru.
Motivasi:
25. Guru
memotivasi siwa
dengan
memberikan
Bentuk
Instrumen
d. Lembar
Kerja
Individu
e. Lembar
Pengamata
n siswa
f. Lembar
Kerja
Individu
Kelas II.
Jakarta:
Pusat
Perbukuan.
Purwnti, Sri.
2008. Ilmu
Pengetahua
n Alam II:
untuk
SD/MI
Kelas II.
Jakarta:
Pusat
Perbukuan.
Rositawaty,
S. 2008.
Senang
Belajar Ilmu
Pengetahua
n Alam :
untuk
SD/MI
Kelas II.
Jakarta :
Pusat
Perbukuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar
Materi
Pokok
dan
Uraian
Materi
Indikator Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Metode
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/ Alat
(PKn)
2.2.3 Menunjukkan
sikap percaya
diri dalam
menyebutkan
perubahan
wujud dan
bentuk benda.
(IPA)
Psikomotor
1.1.4 Mempraktikkan
sikap hidup
rukun di kelas.
(PKn)
2.2.4 Membuat salah
satu bentuk
benda dari
plastisin. (IPA)
semangat untuk
belajar, dengan
bermain games
“Merobohkan
Botol dengan
Bola Plastisin”
Orientasi :
26. Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
hari ini
“Perubahan
Bentuk dan
Wujud Benda”
Eksplorasi
1. Guru membagi
siswa menjadi 4
kelompok.
2. Guru mengajak
setiap kelompok
siswa untuk
menceritakan
kembali isi cerita
yang akan
disampaikan.
3. Siswa
Sulistyanto,
Heri. 2008.
Ilmu
Pengetahua
n Alam
untuk
SD/MI
Kelas II.
Jakarta:
Pusat
Perbukuan.
Alat
3. Alat
tulis
4. Papan
tulis
5. Plasti-
sin
Media
8. Cerita
Modifi-
kasi
fabel
Aesop
9. LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar
Materi
Pokok
dan
Uraian
Materi
Indikator Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Metode
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/ Alat
mendengarkan
cerita yang
disampaikan guru
dengan
menggunakan
media
pembelajaran
cerita fabel Aesop
yang berjudul
“The Little Ride
Hen.”
4. Setelah
mendengarkan
cerita yang
disampaikan oleh
guru, setiap
kelompok diminta
untuk bertanya
jawab bersama
anggota kelompok
tentang isi cerita.
5. Setiap kelompok
menceritakan
kembali cerita
yang telah
didengar.
Elaborasi
10. Boneka
11. Benda-
benda
sekitar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar
Materi
Pokok
dan
Uraian
Materi
Indikator Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Metode
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/ Alat
1. Guru mengajak
siswa untuk
membuat salah
satu bentuk benda
dari plastisin
untuk
menunjukkan
perubahan wujud
dan bentuk benda.
2. Siswa bertanya
dari penjelasan
yang sudah
disampaikan oleh
guru.
3. Siswa
mengerjakan LKS
dengan mengisi
dengan
melengkapi titik-
titik dengan
memilih jawaban
pada kotak di
bawahnya.
4. Siswa dan guru
membahas
bersama-sama
hasil jawaban
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar
Materi
Pokok
dan
Uraian
Materi
Indikator Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Metode
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/ Alat
Konfirmasi
27. Guru
memberikan
penguatan
tentang materi
pelajaran hari
ini.
28. Guru
menanyakan
kepada siswa
apakah ada yang
belum jelas
tentang materi
hari ini.
IPA
2.3Mengidentifikasi
benda-benda
yang dikenal
dan
kegunaannya
melalui
pengamatan.
Bahasa Indonesia
1. Memahami teks
pendek dan
Kegunaan
Benda Kognitif 1.1.1 Menceritakan
kembali dengan
kata-kata atau
kalimat sendiri
isi teks pendek.
(Bahasa
Indonesia)
2.3.1
Mengidentifi
kasi benda yang
dikenal. (IPA
Apersepsi :
19. Guru
memberikan
salam kepada
siswa.
20. Guru meminta
siswa
membereskan
buku pelajaran
sebelumnya
21. Sebelum
memulai
Jenis
Tagihan
d. Tes
Tertulis
e. Observasi
f. Unjuk
Kerja
Bentuk
Instrumen
Cooperative
Learning
1
pertemuan
(2 x 35
menit)
Sumber
Anwar,
Sjaeful.
2008. Mari,
Belajar Ilmu
Pengetahua
n Alam 2:
untuk
SD/MI
Kelas II.
Jakarta:
Pusat
Perbukuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar
Materi
Pokok
dan
Uraian
Materi
Indikator Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Metode
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/ Alat
puisi anak yang
dilisankan.
2.3.2 Menyebutkan
kegunaan suatu
benda. (IPA
Afektif
1.1.2 Menunjukkan
sikap teliti
dalam
menceritakan
kembali teks
pendek.
(Bahasa
Indonesia)
2.3.3 Menunjukkan
sikap percaya
diri dalam
menyebutkan
kegunaan benda.
(IPA)
Psikomotor
1.1.3 Menuliskan
cerita dengan
kata-kata atau
kalimat sendiri
isi teks pendek.
(Bahasa
kegiatan
pembelajaran
guru
memperingatkan
cara duduk yang
baik.
22. Guru
menyampaikan
aturan kelas.
23. Untuk
mengetahui
sejauh mana
pengetahuan
siswa tentang
materi yang akan
dibahas, siswa
diajak tanya
jawab oleh guru.
Motivasi:
24. Guru
memotivasi
siswa dengan
memberikan
semangat untuk
belajar, dengan
d. Lembar
Evaluasi
e. Lembar
Pengamata
n siswa
f. Lembar
Kerja
Kelompok
Purwnti, Sri.
2008. Ilmu
Pengetahua
n Alam II:
untuk
SD/MI
Kelas II.
Jakarta:
Pusat
Perbukuan.
Rositawaty,
S. 2008.
Senang
Belajar Ilmu
Pengetahua
n Alam :
untuk
SD/MI
Kelas II.
Jakarta :
Pusat
Perbukuan.
Sulistyanto,
Heri. 2008.
Ilmu
Pengetahua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar
Materi
Pokok
dan
Uraian
Materi
Indikator Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Metode
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/ Alat
Indonesia)
2.3.4 Mencari gambar
benda di sebuah
majalah. (IPA)
bermain games
teka-teki
Orientasi :
25. Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
hari ini
“Kegunaan
Benda”
Eksplorasi
6. Siswa
mendengarkan
cerita yang
disampaikan guru
dengan
menggunakan
media
pembelajaran
cerita Aesop Fabel
yang berjudul
“Tikus Kota dan
Tikus Desa”
7. Guru mengajak
siswa untuk
menceritakan
n Alam
untuk
SD/MI
Kelas II.
Jakarta:
Pusat
Perbukuan.
Alat
6. Papan
tulis
7. Bend-
benda
di
kelas
8. Alat
tulis
9. Gun-
ting
10. Lem
Media cerita
modifikasi
fabel Aesop,
LKS, boneka,
benda-benda
sekitar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar
Materi
Pokok
dan
Uraian
Materi
Indikator Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Metode
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/ Alat
kembali isi cerita
yang telah
disampaikan.
8. Siswa
menceritakan
kembali cerita
yang telah
didengar.
9. Siswa diajak
bertanya jawab
tentang isi cerita.
Elaborasi
1. Siswa bertanya
dari penjelasan
yang sudah
disampaikan oleh
guru.
2. Siswa di bagi
menjadi beberapa
kelompok.
3. Dalam kerja
kelompok siswa
diminta untuk
mengamati
majalah yang
diberikan guru dan
mencari gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar
Materi
Pokok
dan
Uraian
Materi
Indikator Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Metode
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/ Alat
benda.
4. Siswa
mengerjakan
Lembar Kerja
Kelompok
menempelkan
gambar benda dan
menuliskan
kegunaan benda
yang ditemukan.
5. Siswa dan guru
membahas
bersama-sama
hasil jawaban
siswa.
6. Siswa diberi
lembar evaluasi
7. Siswa
mengerjakan soal
evaluasi
Konfirmasi
26. Guru
memberikan
penguatan
tentang materi
pelajaran hari
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar
Materi
Pokok
dan
Uraian
Materi
Indikator Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Metode
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/ Alat
27. Guru
menanyakan
kepada siswa
apakah ada yang
belum jelas
tentang materi
hari ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Lampiran 1.12 Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Siklus 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan Tingkat Pendidikan : SD BOPKRI Gondolayu
Mata Pelajaran : IPA & Bahasa Indonesia
Tema : Hiburan
Kelas/ Semester : II/ 1 (Satu)
Pertemuan ke- : 1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi :
A. IPA
2. Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan benda cair.
B. Bahasa Indonesia
1. Memahami teks pendek dan puisi anak yang dilisankan.
II. Kompetensi Dasar :
A. IPA
2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan cair yang ada di
lingkungan sekitar.
B. Bahasa Indonesia
1.1 Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi
teks pendek.
III. Indikator
Kognitif
1.1.1 Menceritakan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri
isi teks pendek. (Bahasa Indonesia)
2.1.1 Menyebutkan ciri-ciri benda padat dan benda cair. (IPA)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
2.1.2 Membedakan ciri-ciri benda padat dan benda cair. (IPA)
Afektif
1.1.2 Menunjukkan sikap teliti dalam menceritakan kembali teks
pendek. (Bahasa Indonesia)
2.1.3 Menunjukkan sikap percaya diri dalam menyebutkan ciri-
ciri benda padat dan benda cair. (IPA)
Psikomotor
1.1.4 Menuliskan cerita dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi
teks pendek. (Bahasa Indonesia)
2.1.4 Menuliskan hasil percobaan tentang ciri-ciri benda padat
dan benda cair. (IPA)
IV. TujuanPembelajaran
Kognitif
1.1.1.1 Melalui cerita yang disampaikan guru siswa mampu
menceritakan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri
isi teks pendek dengan benar.
2.1.1.1 Melalui cerita fabel yang disampaikan oleh guru siswa
mampu menyebutkan masing-masing 2 ciri-ciri benda padat
dan benda cair dengan benar.
2.1.2.1 Melalui penjelasan dari guru siswa mampu membedakan 2
ciri-ciri benda padat dan benda cair.
Afektif
1.1.2.1 Melalui kegiatan pengerjaan tugas siswa mampu
menunjukkan sikap teliti dalam menceritakan kembali teks
pendek.
2.1.3.1 Melalui pengerjaan tugas siswa mampu menunjukkan sikap
percaya diri dalam menyebutkan ciri-ciri benda padat dan
benda cair.
Psikomotor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
1.1.2.1 Setelah mendengarkan cerita siswa mampu menuliskan
cerita dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek.
2.1.4.1 Melalui percobaan yang dilakukan guru siswa mampu
menuliskan hasil percobaan tentang ciri benda padat dan
benda cair dengan benar.
V. Materi Pembelajaran
A. IPA : Ciri-Ciri Benda Padat dan Benda Cair
B. Bahasa Indonesia : Menceritakan Kembali Teks Pendek
VI. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Cooperative Learning
Metode : Latihan, Diskusi, Demonstrasi
VII. Pendidikan Berbasis Budaya
Percaya diri
Rasa ingin tahu
Teliti
VIII. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Awal
Apersepsi :
1. Guru memberikan salam kepada siswa
2. Guru meminta siswa membereskan buku
pelajaran sebelumnya
3. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran
guru memperingatkan cara duduk yang
baik.
4. Guru menyampaikan aturan kelas.
Saat mengikuti pelajaran, baju harus
9 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
rapi
Jika ingin bertanya atau menjawab,
angkat tangan terlebih dahulu.
Jika menimbulkan keributan
sampai mendapat 3 kali
teguran, maka siswa akan
mendapat tugas baru dan
nilainya akan dikurangi.
5. Untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan siswa tentang materi yang
akan dibahas, siswa diajak tanya jawab
oleh guru.
Benda-benda apa saja yang ada di
sekitarmu?
Bagaimana ciri-ciri benda yang ada
disekitarmu?
6. Motivasi:
Guru memotivasi siwa dengan
memberikan semangat untuk belajar.
7. Orientasi :
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
hari ini “Ciri-ciri Benda Padat dan Benda
Cair”
Inti
Eksplorasi
1. Siswa mendengarkan cerita yang
disampaikan guru dengan menggunakan
media pembelajaran cerita Aesop Fabel
yang berjudul “Burung Gagak yang
Cerdik”
2. Guru mengajak siswa untuk
menceritakan kembali isi cerita yang
54 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
telah disampaikan.
3. Siswa menceritakan kembali cerita yang
telah didengar.
3. Siswa diajak bertanya jawab tentang isi
cerita.
Elaborasi
4. Siswa mendapatkan penekanan materi
dari guru.
5. Siswa bertanya dari penjelasan yang
sudah disampaikan oleh guru.
6. Siswa di bagi menjadi beberapa
kelompok.
7. Dalam kerja kelompok siswa diminta
untuk mengamati ciri-ciri benda padat
dan benda cair melalui percobaan
sederhana yang dilakukan oleh guru.
8. Siswa mengerjakan Lembar Kerja
Kelompok dengan mengisi titik-titik
menuliskan hasil pengamatan dalam
percobaan.
9. Siswa dan guru membahas bersama-sama
hasil jawaban siswa.
Konfirmasi
10. Guru memberikan penguatan tentang
materi pelajaran hari ini.
11. Guru menanyakan kepada siswa apakah
ada yang belum jelas tentang materi hari
ini.
Penutup 1. Siswa dan guru membuat kesimpulan
bersama tentang pembelajaran yang
7 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
sudah dilakukan.
2. Siswa merefleksikan kegiatan
pembelajaran
IX. Media dan Alat Pembelajaran
A. Media : cerita modifikasi aesop fabel, LKS, boneka, air, wadah,
buku, pensil
B. Alat : alat tulis, papan tulis
X. Sumber Belajar
Purwnti, Sri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam II: untuk SD/MI Kelas II.
Jakarta: Pusat Perbukuan.
Rositawaty, S. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam : untuk
SD/MI Kelas II. Jakarta : Pusat Perbukuan.
Sulistyanto, Heri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas II.
Jakarta: Pusat Perbukuan.
http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Burung-Gagak-dan-
Sebuah-Kendi-42/ diaskses 2 Oktober 2016.
XI. Penilaian (terlampir)
A. Penilaian Pengetahuan (Kognitif)
Teknik : Tes tertulis
Instrumen : Lembar Kerja Kelompok
B. Penilaian Sikap (Afektif)
Teknik : Observasi
Instrumen : Lembar pengamatan siswa
C. Penilaian Keterampilan (Psikomotor)
Teknik : Unjuk kerja
Instrumen : Lembar Kerja Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
Mengenal ciri-ciri benda padat
Lembar Kerja Kelompok
Satuan Pendidikan : SD Bopkri Gondolayu
Hari/Tanggal : Kamis/ 8 Desmber 2016
Kelas / Semester : II.2/I
Mengenal ciri-ciri benda padat
Alat dan bahan
Buku atau alat tulis
Langkah-langkah
1. Letakkan buku di mejamu
2. Amati bentuk dan ukuran buku
3. Pindahkan buku ke meja lain amati bentuk dan ukuran buku
Pertanyaan
1. Apakah bentuk buku berubah setelah dipindahkan?
..........................
2. Apakah ukuran buku berubah setelah dipindahkan?
...........................
Ciri-ciri benda padat antara lain :
1. ....................................................................................................................
2. ....................................................................................................................
3. ....................................................................................................................
Nama :
Kegiatan 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
Alat dan bahan
1. Gelas botol dan corong
2. Segelas air bersih
3. Spidol
Langkah-langkah
1. Siapkan segelas air (beri tanda tingginya) amati bentuk dan jumlah air
2. Tuang air dari gelas ke botol (dengan corong) amati bentuk air dalam
botol
3. Tuang air dari botol kembali ke gelas amati bentuk dan jumlah air
Pertanyaan
1. Apakah bentuk air berubah setelah dipindah?
.............................
2. Apakah jumah air berubah setelah pindah
.............................
Ciri-ciri benda cair antara lain :
1. ....................................................................................................................
2. ....................................................................................................................
3. ....................................................................................................................
1 2 3 4
Kegiatan 2 Mengenal ciri-ciri benda cair
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
Sikap
Skor
3 2 1
Percaya
diri
Berani bertanya dengan
lantang, memandang ke
arah yang diajak bicara
dan kepala tidak
menunduk
Memenuhi 2 kriteria
dari 3 kriteria.
Memenuhi 1 kriteria
dari 3 kriteria.
Indikator
2.1.1 Menyebutkan ciri-ciri benda padat dan benda cair. (IPA)
2.1.2 Membedakan ciri-ciri benda padat dan benda cair. (IPA)
Teknik Penilaian Tes tertulis
Instrumen Lembar Kerja Kelompok
Indikator 2.1.3 Menunjukkan sikap percaya diri dalam menyebutkan ciri-ciri benda
padat dan benda cair.
Teknik
Penilaian
Observasi
Instrumen Lembar Pengamatan Siswa
Jika diisi benar, maka diberi skor 1
Skor Total = 8
Nilai Keseluruhan = 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏
𝟖 𝒙 𝟏𝟎𝟎
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
3. Penilaian Psikomotor
Kriteria
Skor
3 2 1
Kerapian Kecepatan mengerjakan,
bersih, dan tulisan dapat
dibaca
Memenuhi 2 kriteria
dari 3 kriteria.
Memenuhi 1 kriteria
dari 3 kriteria.
Kerjasama
Kelompok
Bekerjasama dengan
baik, saling membantu
antar teman, berbagi
tugas
Memenuhi 2 kriteria
dari 3 kriteria.
Memenuhi 1 kriteria
dari 3 kriteria.
Indikator
2.1.4 Menuliskan hasil percobaan tentang ciri-ciri benda padat dan
benda cair. (IPA)
Teknik
Penilaian
Unjuk Kerja
Instrumen Lembar Kerja Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
Burung Gagak dan Sebuah Kendi
(Cerita Asli)
Pada suatu musim yang sangat kering,
dimana saat itu burung-burungpun
sangat sulit mendapatkan sedikit air
untuk diminum, seekor burung gagak
menemukan sebuah kendi yang
berisikan sedikit air. Tetapi kendi
tersebut merupakan sebuah kendi yang
tinggi dengan leher kendi sempit.
Bagaimanapun burung gagak tersebut
berusaha untuk mencoba meminum air
yang berada dalam kendi, dia tetap
tidak dapat mencapainya. Burung
gagak tersebut hampir merasa putus asa dan merasa akan meninggal karena
kehausan.
Kemudian tiba-tiba sebuah ide muncul dalam benaknya. Dia lalu mengambil
kerikil yang ada di samping kendi, kemudian menjatuhkannya ke dalam kendi
satu persatu. Setiap kali burung gagak itu memasukkan kerikil ke dalam kendi,
permukaan air dalam kendipun berangsur-angsur naik dan bertambah tinggi
hingga akhirnya air tersebut dapat di capai oleh sang burung Gagak.
Walaupun sedikit, pengetahuan bisa menolong diri kita pada saat yang tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
Burung Gagak dan Sebuah Kendi
(Cerita Modifikasi)
Pada suatu musim yang sangat kering,
dimana saat itu burung-burungpun
sangat sulit mendapatkan sedikit air
untuk diminum, ada seekor burung
gagak terbang kesana kemari untuk
mencari air. “Dimana aku bisa
menemukan air? Aku sangat
kehausan” gumam burung gagak.
Dengan usaha burung Gagak akhirnya
dia menemukan sebuah kendi yang
berisikan sedikit air. Tetapi kendi
tersebut merupakan sebuah kendi yang
tinggi dengan leher kendi sempit. “Apa yang harus aku lakukan untuk bisa
meminum air di dalam kendi ini?” pikr burung gagak. Bagaimanapun burung
gagak tersebut berusaha untuk mencoba meminum air yang berada dalam kendi,
dia tetap tidak dapat mencapainya. Burung Gagak tersebut hampir merasa putus
asa dan merasa akan meninggal karena kehausan.
Kemudian tiba-tiba sebuah ide muncul dalam benaknya. Dia lalu mengambil
daun-daun kering yang ada di samping kendi dan beberapa benda yang
ditemukannya dihutan, kemudian menjatuhkan kendi yang berisi air. Air di dalam
kendi tadi tumpah di beberapa daun dan benda yang diletakkan oleh burung
Gagak. Akhirnya si burung Gagak bisa minum dan tidak kehausan lagi.
Setelah meminum air dari kendi, burung Gagak menjadi penasaran “Kenapa
bentuk airnya sama seperti kendinya? dan setelah aku menumpahkannya ke
tempat lain bentuk air ikut berubah?” pikir Gagak dengan penasaran.
***
Mengapa ya anak-anak? Apakah ada yang ingin membantu gagak?
Siapa yang ingin membantu gagak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
Nah, sekarang biarkan burung Gagak duduk di diam di sini, dan kita akan
membantu gagak dengan sedikit melakukan percobaan. Berikut percobaan yang
dilakukan anak-anak dan bu guru:
Mengenal ciri-ciri benda cair
Alat dan bahan
1. Gelas botol dan corong
2. Segelas air bersih
3. Spidol
Langkah-langkah
1. Siapkan segelas air (beri tanda tingginya) amati bentuk dan jumlah air
2. Tuang air dari gelas ke botol (dengan corong) amati bentuk air dalam
botol
3. Tuang air dari botol kembali ke gelas amati bentuk dan jumlah air
Apakah bentuk air berubah setelah dipindah?
Apakah jumah air berubah setelah pindah?
Melalui percobaan ini dapat disimpulkan bahwa benda cair memiliki ciri-
ciri bentuknya berubah-ubah sesuai dengan bentuk wadahnya. Jumlah
benda cair tetap walaupun di pindahkan. Benda cair tidak keras.
1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
Mengenal ciri-ciri benda padat
Alat dan bahan
Buku atau alat tulis
Langkah-langkah
1. Letakkan buku di mejamu
2. Amati bentuk dan ukuran buku
3. Pindahkan buku ke meja lain amati bentuk dan ukuran buku
Apakah bentuk buku berubah setelah dipindahkan?
Apakah ukuran buku berubah setelah dipindahkan?
Melalui percobaan ini dapat disimpulkan bahwa benda padat memiliki
ciri-ciri bentuknya tetap, walau dipindah bentuk benda padat tetap, ukuran
benda padat tetap. Benda padat tersebut keras.
Kita akan memanggil burung Gagak kembali, “Apakah pertanyaanmu sudah
terjwab sekarang burung Gagak?”
Sekarang si burung Gagak menjadi tahu bahwa benda itu ada dua wujud yaitu
benda padat dan benda cair dan masing-masing wujud benda memiliki ciri-ciri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
Lampiran Materi
Ciri-Ciri Benda Padat dan Benda Cair
Ada begitu banyak benda di sekitar kita, benda wujud cair dan benda wujud padat.
Benda padat dan cair memiliki ciri-ciri yang berbeda. Berikut ciri-cirinya :
1. Ciri-ciri Benda Cair
Ciri-ciri benda cair adalah bentuknya berubah-ubah sesuai dengan bentuk
wadahnya. Semua benda yang dapat mengalir merupakan benda cair.
Perhatikan gambar berikut!
Tabung berisi air Susu dalam tempat berbeda
Lihat aneka tabung berisi air bentuk air seperti bentuk tabung.
Aneka tempat berisi susu botol, gelas dan kaleng bentuk sususeperti
tempatnya.
2. Ciri-ciri Benda Padat
Ciri-ciri benda padat adalah bentuknya tetap, walau dipindah bentuk benda
padat tetap, ukuran benda padat tetap. Benda padat tersebut keras dan
tidak dapat mengalir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
Perhatikan gambar berikut!
Pensil dipindah dari mangkuk ke gelas
Bentuk pensil tidak berubah, ukuran pensil juga tidak berubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Nama Sekolah : SD BOPKRI Gondolayu
Mata Pelajaran : IPA & PKn
Tema : Hiburan
Kelas/Semester : II.2/ I
Pertemuan ke- : 2
Alokasi Waktu : 2 jp (2 x 35 menit)
I. Standar Kompetensi :
A. IPA
2. Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan benda cair.
B. PKn
1. Membiasakan hidup bergotong royong.
II. Kompetensi Dasar :
A. IPA
2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan cair yang ada di
lingkungan sekitar.
B. PKn
1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun.
III. Indikator
Kognitif
1.1.1 Menyebutkan manfaat hidup rukun. (PKn)
1.1.2 Memberikan contoh sikap hidup rukun (PKn)
2.1.1 Mengidentifikasi wujud benda padat dan benda cair. (IPA)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
2.1.2 Menunjukkan beragam jenis benda padat dan cair yang ada
di sekitar. (IPA)
Afektif
1.1.3 Mempraktikkan sikap hidup rukun di kelas. (PKn)
2.1.3 Menunjukkan sikap percaya diri dalam menyebutkan
macam-macam benda padat dan benda cair. (IPA)
Psikomotor
2.1.4 Mengelompokkan contoh gambar benda padat dan benda
cair. (IPA)
IV. TujuanPembelajaran
Kognitif
1.1.1.1 Melalui penjelasan dari guru siswa mengenal pentingnya
hidup rukun dengan baik.
1.1.1.2 Melalui pengerjaan tugas siswa mampu memberikan contoh
sikap hidup rukun dengan benar.
2.1.1.1 Melalui cerita aesop fabel siswa dapat mengidentifikasi 4
wujud benda padat dan 2 wujud benda cair dengan benar
2.1.2.1 Melalui kegiatan tanya jawab siswa mampu menunjukkan
beragam jenis benda padat dan cair yang ada di sekitar
dengan benar.
Afektif
1.1.1.3 Melalui kegiatan belajar siswa mampu mempraktikkan
sikap hidup rukun di kelas dengan baik.
2.1.3.1 Melalui kegiatan pembelajaran siswa mampu menunjukkan
sikap percaya diri dalam menyebutkan macam-macam
benda padat dan benda cair.
Psikomotor
2.1.4.1 Melalui penjelasan dari guru siswa mampu
mengelompokkan 3 contoh gambar benda padat dan 3
contoh gambar benda cair dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
V. Materi Pembelajaran
C. IPA : Benda Padat dan Benda Cair
D. PKn : Hidup Rukun
VI. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Cooperative Learning
Metode : Latihan, Diskusi
VII. Pendidikan Berbasis Budaya
Cinta damai
Teliti
Hidup rukun
VIII. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
WAktu
Awal
Apersepsi
1. Guru memberikan salam kepada siswa.
2. Guru meminta siswa membereskan buku
pelajaran sebelumnya
3. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran
guru memperingatkan cara duduk yang
baik.
4. Guru menyampaikan aturan kelas.
Saat mengikuti pelajaran, baju
harus rapi
Jika ingin bertanya atau
menjawab, angkat tangan
terlebih dahulu.
Jika menimbulkan keributan
sampai mendapat 3 kali teguran,
maka siswa akan mendapat
9 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
tugas baru dan nilainya akan
dikurangi.
5. Untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan siswa tentang materi yang
akan dibahas, siswa diajak tanya jawab
oleh guru.
Benda-benda apa saja yang
ada di sekitarmu?
Mana yang disebut benda
padat dan mana yang disebut
benda cair?
Motivasi:
Guru memotivasi siwa dengan
memberikan semangat untuk belajar.
Orientasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
hari ini “Benda Padat dan Benda Cair”
Inti
Eksplorasi
1. Siswa mendengarkan cerita yang
disampaikan guru dengan menggunakan
media pembelajaran cerita Aesop Fabel
yang berjudul “Rubah Licik dan Bangau
Pandai”
2. Guru mengajak siswa untuk menceritakan
kembali isi cerita yang telah disampaikan.
3. Siswa diajak bertanya jawab tentang isi
cerita.
Elaborasi
4. Siswa mendapatkan penekanan materi dari
guru.
54 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
5. Siswa bertanya dari penjelasan yang
sudah disampaikan oleh guru.
6. Siswa di bagi menjadi beberapa
kelompok.
7. Siswa mengerjakan Lembar Kerja
Kelompok mencari gambar di majalah
masing-masing 3 contoh gambar benda
padat dan benda cair dan menempelkan
pada kotak yang sudah disediakan.
8. Siswa dan guru membahas bersama-sama
hasil jawaban siswa.
9. Siswa diminta untuk mengerjakan soal
evaluasi.
Konfirmasi
10. Guru memberikan penguatan tentang
materi pelajaran hari ini.
11. Guru menanyakan kepada siswa apakah
ada yang belum jelas tentang materi hari
ini.
Penutup
1. Siswa dan guru membuat kesimpulan
bersama tentang pembelajaran yang sudah
dilakukan.
2. Siswa merefleksikan kegiatan
pembelajaran
3. Siwa diperbolehkan istirahat.
7 menit
IX. Media dan Alat Pembelajaran
A. Media : Cerita modifikasi Aesop Fabel, LKS, gambar benda
padat dan benda cair
B. Alat : Papan tulis, benda-benda di kelas, alat tulis, gunting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
X. Sumber Belajar
Anwar, Sjaeful. 2008. Mari, Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 2: untuk
SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Purwnti, Sri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam II: untuk SD/MI Kelas II.
Jakarta: Pusat Perbukuan.
Rositawaty, S. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam : untuk
SD/MI Kelas II. Jakarta : Pusat Perbukuan.
Sulistyanto, Heri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas II.
Jakarta: Pusat Perbukuan.
XI. Penilaian (terlampir)
A. Penilaian Pengetahuan (Kognitif)
Teknik : Tes tertulis
Instrumen : Lembar Kerja Siswa
B. Penilaian Sikap (Afektif)
Teknik : Observasi
Instrumen : Lembar pengamatan siswa
C. Penilaian Keterampilan (Psikomotor)
Teknik : Unjuk kerja
Instrumen : Lembar Kerja Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
Lembar Kerja Kelompok
Satuan Pendidikan : SD Bopkri Gondolayu
Hari/Tanggal : Jumat/ 9 Desember 2016
Kelas / Semester : II.1/I
A. Carilah 3 gambar benda padat dan 3 gambar benda cair yang kalian
temukan dan tempelkan di dalam kotak di bawah ini!
Benda Padat
Benda Cair
Nama :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
PENILAIAN
1. Penilaian Kognitif
Rubrik Penilaian Pilihan Ganda
a) Soal Pilihan Ganda
1) Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda
No Indikator Aitem
2.1.1 Menyebutkan ciri-ciri benda padat dan benda cair 1, 2, 3, 4,
2.1.2 Membedakan ciri-ciri benda padat dan benda 6, 7, 8
2.1.5 Mengidentifikasi wujud benda padat dan benda cair 9,10,11
2.1.6 Menunjukkan beragam jenis benda padat dan cair
yang ada di sekitar
12, 13, 14,
2) Penilaian Soal Pilihan Ganda
Dalam setiap nomor soal terdapat satu jawaban benar dari empat alternatif
jawaban yaitu a,b,c,d. Setiap soal dengan jawaban benar mendapat skor 1,
sedangkan soal dengan jawaban salah mendapatkan skor 0. Nilai dari soal
instrumen pilihan ganda adalah jumlah total dari jawaban benar.
NO INDIKATOR
2.1.1 Menyebutkan ciri-ciri benda padat dan benda cair
2.1.2 Membedakan ciri-ciri benda padat dan benda
2.1.5 Mengidentifikasi wujud benda padat dan benda cair
2.1.6 Menunjukkan beragam jenis benda padat dan cair yang ada di sekitar
Teknik
penilaian
Tes Tertulis (Post tes)
Instrumen Soal pilihan ganda dan uraian
Tugas
Soal pilihan ganda: Berilah tanda (x) pada pilihan jawaban yang kamu anggap benar!
Soal uraian: Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan mengisi titik-titik dengan
jawaban yang benar!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
b) Soal Uraian
1) Kisi-kisi Soal Uraian
No Indikator Aitem
2.1.1 Menyebutkan ciri-ciri benda padat dan benda cair 1
2.1.2 Membedakan ciri-ciri benda padat dan benda 2
2.1.5 Mengidentifikasi wujud benda padat dan benda cair 3
2.1.6 Menunjukkan beragam jenis benda padat dan cair yang
ada di sekitar
4,5
2) Penilaian Soal Uraian
Dalam soal uraian, penilaian dilakukan dengan menghitung total skor pada setiap
nomor. Total jumlah skor maksimum adalah 20, maka nilai dari soal essay dapat
dihitung dengan cara sebagai berkut:
Rubrik Penilaian Soal Uraian
No Skor
3 2 1
1 Dapat menyebutkan 3
ciri benda air
Dapat menyebutkan 2 ciri
benda air
Dapat menyebutkan 1 ciri
benda air
2 Dapat menyebutkan 3
ciri benda padat
Dapat menyebutkan 2 ciri
benda padat
Dapat menyebutkan 1 ciri
benda padat
3 Dapat mengidentifikasi
3 benda
Dapat mengidentifikasi 2
benda
Dapat mengidentifikasi 2
benda
4 Dapat menyebutkan 3
benda cair
Dapat menyebutkan 2 benda
cair
Dapat menyebutkan 1
benda cair
5 Dapat menyebutkan 3
benda padat
Dapat menyebutkan 2 benda
padat
Dapat menyebutkan 1
benda padat
Kriteria Penilaian
I. Skor : 1 X 5 = 5
II. Skor : 3 X 5 = 15
Skor Maksimal 20
Nilai = Jumlah perolehan skor X 100
Skor maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
2. Penilaian Afektif
Sikap
Skor
3 2 1
Percaya diri Berani bertanya
dengan lantang,
memandang ke arah
yang diajak bicara
dan kepala tidak
menunduk
Memenuhi 2 kriteria
dari 3 kriteria.
Memenuhi 1 kriteria
dari 3 kriteria.
3. Penilaian Psikomotor
Kriteria
Skor
3 2 1
Kerapian Kecepatan mengerjakan,
bersih, dan tulisan dapat
dibaca
Memenuhi 2
kriteria dari 3
kriteria.
Memenuhi 1 kriteria
dari 3 kriteria.
Kesesuaian
gambar
Keseuaian gambar benda,
warna, dan bentuk
Indikator 2.1.7 Menunjukkan sikap percaya diri dalam menyebutkan macam-
macam benda padat dan benda cair.
Teknik
Penilaian
Observasi
Instrumen Lembar Pengamatan Siswa
Indikator
2.1.8 Menggambar 3 contoh benda padat dan 3 contoh benda cair.
Teknik
Penilaian
Unjuk Kerja
Instrumen Lembar Kerja Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
Lampiran Cerita
Bangau dan Rubah Makan Bersama
(Cerita Asli)
Suatu hari seekor rubah memikirkan rencana untuk mempermaikan temannya,
seekor burung bangau yang penampilannya selalu membuat sang Rubah tertawa.
"Kamu harus datang dan menikmati makan siang
bersamaku hari ini," kata sang Rubah kepada sang
Bangau, sambil tersenyum-senyum karena
memikirkan gurauan yang akan diperbuat
olehnya. Sang Bangau dengan senang menerima
undangan dari sang Rubah dan datang pada siang
hari itu.
Untuk makan siang, sang Rubah menyiapkan sup
yang disajikan pada piring yang sangat ceper dan
hampir datar, sehingga sang Bangau tidak bisa
menikmati sup tersebut, hanya ujung paruhnya
saja yang bisa menyentuh air sup. Tak setetes sup yang bisa di minumnya,
sedangkan sang Rubah menjilati sup tersebut dengan gampangnya sambil tertawa-
tawa hingga sang Bangau menjadi sangat kecewa karena telah dipermainkan.
Sang Bangau yang lapar dan merasa tidak senang, tetap berusaha untuk tenang.
Lalu kemudian sang Bangau balas mengundang sang Rubah untuk makan siang
keesokan hari di rumahnya.
Keesokan hari, tepat pada saat makan siang, sang Rubah tiba di rumah sang
Bangau yang menyediakan ikan yang sangat lezat sebagai menunya, tetapi ikan
tersebut di sajikan dalam sebuah guci tinggi yang mempunyai mulut guci yang
sempit. Sang Bangau dengan gampang memakan ikan tersebut dengan paruhnya
yang panjang sedangkan sang Rubah hanya bisa menjilati pinggiran guci sambil
mencium lezatnya makanan yang tersaji. Saat sang Rubah menjadi marah, dengan
tenangnya sang Bangau berkata:
Jangan mempermainkan orang karena kamu sendiri pasti tidak suka untuk
dipermainkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
Bangau dan Rubah Makan Bersama
(Cerita Modifikasi)
Suatu hari seekor Rubah memikirkan rencana untuk
mempermaikan temannya. Salah satu temannya
adalah seekor burung Bangau yang penampilannya
selalu membuat sang Rubah tertawa.
"Kamu harus datang dan menikmati makan siang
bersamaku hari ini," kata sang Rubah kepada sang
Bangau, sambil tersenyum-senyum karena
memikirkan gurauan yang akan diperbuat olehnya.
sang Bangau dengan senang menerima undangan dari sang Rubah dan berencana
untuk datang ke rumah Rubah untuk makan siang.
Waktu makan siang pun tiba, dengan rasa senang sang Bangau datang ke rumah
Rubah. Sesampainya di sana Rubah mempersilahkan bangau untuk masuk
kerumahnya, ada banyak benda yang ada di rumah Rubah ada kursi, meja, buku-
buku yang tesimpan di dalam rak, jam dan kaca. Rubah meminta Bangau untuk
duduk di ruang makan, di ruang makan sudah ada air untuk diminum. Sementara
itu Rubah menyiapkan makanan di dapur.
Dengan muka liciknya Rubah keluar dari dapur membawa sup yang disajikan
pada piring yang sangat ceper dan hampir datar sehingga sang Bangau tidak bisa
menikmati sup tersebut. “Baiklah Bangau mari kita makan dan selamat mencicipi
makanan yang aku buat” kata Rubah sambil tertawa. “Bagaimana aku bisa
menikmati makanan ini? Dengan paruhku yang panjang aku tidak bisa
memakannya” pikir sang Bangau. Ujung paruh Bangau hanya bisa menyentuh air
sup. Tak setetes sup yang bisa di minumnya, sedangkan sang Rubah menjilati sup
tersebut dengan gampangnya sambil tertawa-tawa hingga sang Bangau menjadi
sangat kecewa karena telah dipermainkan.
Sang Bangau yang lapar dan merasa tidak senang, tetap berusaha untuk tenang.
Lalu kemudian sang Bangau balas mengundang sang Rubah untuk makan siang
keesokan hari di rumahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
Keesokan hari, tepat pada
saat makan siang, sang
Rubah tiba di rumah sang
Bangau yang terletak di tepi
sungai. Dirumah Bangau
tidak ada begitu banyak
benda sang Rubah langsung
saja duduk di kursi dan menghadap ke meja kayu di depannya.
Sang Bangau menyediakan ikan yang sangat lezat sebagai menunya, tetapi ikan
tersebut di sajikan dalam sebuah botol dengan lubang yang kecil. Sang Bangau
dengan gampang memakan ikan tersebut dengan paruhnya yang panjang
sedangkan sang Rubah hanya bisa menjilati pinggiran botol sambil mencium
lezatnya makanan yang tersaji.
Saat sang Rubah menjadi marah,
dengan tenangnya sang Bangau
berkata: “Jangan mempermainkan
orang karena kamu sendiri pasti
tidak suka untuk dipermainkan.”
Rubah menyadari perbuatannya
yang salah, sebagai seorang teman seharusnya saling membantu, menghargai
kekurangan temannya dan hidup rukun satu dengan yang lain.
Akhirnya Rubah minta maaf kepada Bangau.
Rubah dan Bangau menjadi bersahabat dan
sering makan bersama dengan piring yang
datar untuk makan Rubah dan botol dengan
lubang kecil untuk makan bangau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
Lampiran Materi
Benda Padat dan Benda Cair
Benda adalah segala sesuatu yang dapat dipegang dan dapat dilihat. Dalam hal
yang nyata benda ada 2 yaitu benda yang berwujud padat dan benda cair. Benda
itu dibagi menjadi dua wujud yaitu
1. Wujud padat
Contoh benda padat yaitu meja, kursi, Lemari, dan masih banyak benda
padat lainnya.
2. Wujud cair.
Benda cair misalnya air, minyak goreng, madu, sirup, dan masih banyak
yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
Lampiran 1.13 Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Siklus 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Nama Sekolah : SD BOPKRI Gondolayu
Tema : Hiburan
Mata Pelajaran : Tematik (IPA)
Kelas/Semester : II.2/ I
Pertemuan ke- : 3
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi :
A. IPA
2. Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan benda cair.
B. PKn
1. Membiasakan hidup bergotong-royong.
II. Kompetensi Dasar :
A. IPA
2.2 Menunjukkan perubahan bentuk dan wujud benda (plastisin/tanah
liat/adonan tepung) akibat dari kondisi tertentu.
B. PKn
2.1 Mengenal pentingnya hidup rukun.
III. Indikator
Kognitif
1.1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun. (PKn)
1.1.2 Memberikan contoh sikap hidup rukun. (PKn)
2.2.1 Menunjukkan perubahan bentuk benda akibat kondisi tertentu.
(IPA)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
2.2.2 Menunjukkan perubahan wujud benda akibat kondisi tertentu.
(IPA)
2.2.3 Mencari contoh benda padat yang mudah berubah wujud
menjadi cair dan sebaliknya benda cair menjadi benda padat.
(IPA)
Afektif
1.1.3 Menunjukkan sikap percaya diri dalam menyebutkan contoh
sikap hidup rukun. (PKn)
2.2.4 Menunjukkan sikap percaya diri dalam menyebutkan
perubahan wujud dan bentuk benda. (IPA)
Psikomotor
1.1.3 Mempraktikkan sikap hidup rukun di kelas. (PKn)
2.2.5 Membuat salah satu bentuk benda dari plastisin. (IPA)
IV. TujuanPembelajaran
Kognitif
1.1.1.1 Melalui penjelasan dari guru, siswa dapat mengenal
pentingnya hidup rukun dengan baik. (PKn)
1.1.1.2 Melalui pengerjaan tugas, siswa mampu memberikan 5
contoh sikap hidup rukun dengan benar. (PKn)
2.2.1.1 Melalui penjelasan dari guru, siswa mampu menunjukkan 3
perubahan bentuk akibat dari kondisi tertentu dengan benar.
(IPA)
2.2.2.1 Melalui penjelasan dari guru, siswa mampu menunjukkan 2
perubahan wujud akibat dari kondisi tertentu dengan benar.
(IPA)
2.2.3.1 Melalui penjelasan dari guru, siswa mampu mencari minimal
2 contoh benda padat yang mudah berubah wujud menjadi
cair dan sebaliknya benda cair menjadi benda padat dengan
benar. (IPA)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
Afektif
1.1.1.3 Melalui kegiatan tanya jawab, siswa mampu menunjukkan
sikap percaya diri dalam menyebutkan contoh sikap hidup
rukun. (PKn)
2.2.4.1 Melalui penjelasan dari guru, siswa mampu menunjukkan
sikap percaya diri dalam menyebutkan perubahan wujud dan
bentuk benda. (IPA)
Psikomotor
1.1.1.4 Melalui kegiatan belajar, siswa mampu mempraktikkan sikap
hidup rukun di kelas dengan baik. (PKn)
2.2.4.1 Melalui contoh dari guru, siswa mampu membuat salah satu
bentuk benda dari plastisin dengan kreatif. (IPA)
V. Materi Pembelajaran
PKn : Hidup Rukun
IPA : Perubahan Bentuk dan Wujud Benda
VI. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Cooperative Learning
Metode : Latihan, Diskusi
VII.Pendidikan Berbasis Budaya
Percaya diri
Rasa ingin tahu
Teliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
VIII.Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Awal
Apersepsi :
1. Guru memberikan salam kepada siswa.
2. Guru meminta siswa membereskan buku
pelajaran sebelumnya
3. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran
guru memperingatkan cara duduk yang
baik.
4. Guru menyampaikan aturan kelas.
Saat mengikuti pelajaran, baju
harus rapi
Jika ingin bertanya atau menjawab,
angkat tangan terlebih dahulu.
Jika menimbulkan keributan
sampai mendapat 3 kali teguran,
maka siswa akan mendapat tugas
baru dan nilainya akan dikurangi.
5. Untuk mengetahui pengetahuan siswa
tentang materi yang akan dibahas, siswa
diajak tanya jawab oleh guru.
Coba sebutkan contoh benda cair
dan benda padat yang ada
disekitarmu!
Motivasi:
Guru memotivasi siswa dengan memberikan
semangat untuk belajar, dengan bermain
games “Merobohkan Botol dengan Bola
9 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
Plastisin”
Orientasi :
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
hari ini yaitu tentang “Perubahan Bentuk dan
Wujud Benda”
Inti
Eksplorasi
1. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.
2. Siswa diminta oleh guru untuk membaca
cerita yang berjudul “The Little Ride Hen”
bersama teman satu kelompoknya.
3. Guru menyampaikan kembali cerita yang
telah dibaca oleh siswa.
4. Siswa mendengarkan cerita yang
disampaikan guru dengan menggunakan
media pembelajaran cerita fabel Aesop yang
berjudul “The Little Ride Hen.”
5. Setelah mendengarkan cerita yang
disampaikan oleh guru, setiap kelompok
diminta untuk bertanya jawab bersama
anggota kelompok tentang isi cerita.
6. Setiap kelompok menceritakan kembali cerita
yang telah didengar.
Elaborasi
7. Siswa mendapatkan penekanan materi dari
guru.
8. Guru mengajak siswa untuk membuat salah
satu bentuk benda dari plastisin untuk
54 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
menunjukkan perubahan bentuk benda.
9. Siswa bertanya dari penjelasan yang sudah
disampaikan oleh guru.
10. Siswa mengerjakan LKS dengan mengisi
dengan melengkapi titik-titik dengan memilih
jawaban pada kotak di bawahnya.
11. Siswa dan guru membahas bersama-sama
hasil jawaban siswa.
Konfirmasi
12. Guru memberikan penguatan tentang materi
pelajaran hari ini.
13. Guru menanyakan kepada siswa apakah ada
yang belum jelas tentang materi hari ini.
Penutup
1. Siswa dan guru membuat kesimpulan
bersama tentang pembelajaran yang sudah
dilakukan.
2. Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran
3. Siwa diperbolehkan istirahat.
7 menit
IX. Media dan Alat Pembelajaran
A. Media : LKS, cerita fabel Aesop, boto, plastisin
B. Alat : Papan tulis, plastisin
X. Sumber Belajar
Anwar, Sjaeful. 2008. Mari, Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 2: untuk SD/MI
Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Purwnti, Sri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam II: untuk SD/MI Kelas II. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
Rositawaty, S. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam : untuk SD/MI
Kelas II. Jakarta : Pusat Perbukuan.
Sulistyanto, Heri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas II.
Jakarta: Pusat Perbukuan.
XI. Penilaian (terlampir)
A. Penilaian Pengetahuan (Kognitif)
Teknik : Tes tertulis
Instrumen : Lembar Kerja Siswa
B. Penilaian Sikap (Afektif)
Teknik : Observasi
Instrumen : Lembar pengamatan siswa
C. Penilaian Keterampilan (Psikomotor)
Teknik : Unjuk kerja
Instrumen : Membuat suatu benda dari plastisin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
PENILAIAN
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
Sikap Skor
3 2 1
Percaya diri Berani menjawab
pertanyaan, yakin
dengan
jawabannya dan
berani bertanya.
Memenuhi 2 kriteria dari
3 kriteria.
Memenuhi 1 kriteria dari
3 kriteria.
Indikator
2.2.1 Menunjukkan perubahan bentuk dan wujud benda akibat dari
kondisi tertentu.
2.2.2 Mencari contoh benda padat yang mudah berubah wujud menjadi
cair dan sebaliknya benda cair menjadi benda padat.
Teknik
Penilaian
Tes tertulis
Instrumen Lembar Kerja Siswa
Indikator
2.2.3 Menunjukkan sikap percaya diri dalam menyebutkan perubahan
wujud dan bentuk benda.
Teknik
Penilaian
Observasi
Instrumen Lembar Pengamatan Siswa
Jika diisi benar, maka diberi skor 1
Skor Total = 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
3. Penilaian Psikomotor
Kriteria
Skor
3 2 1
Kerapian Kecepatan
mengerjakan,
bersih, dan rapi
Memenuhi 2 kriteria dari
3 kriteria.
Memenuhi 1 kriteria dari
3 kriteria.
Kreatifitas Membuat sendiri,
bentuknya kreatif,
bentuknya
menarik
Memenuhi 2 kriteria dari
3 kriteria.
Memenuhi 1 kriteria dari
3 kriteria.
Lembar Pengamatan
Nama
Skor
Kognitif Afektif Psikomotor
Indikator 2.2.4 Membuat salah satu bentuk benda dari plastisin.
Teknik
Penilaian
Unjuk Kerja
Instrumen Membuat suatu benda dari plastisin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
Lembar Kerja Siswa
Satuan Pendidikan : SD Bopkri Gondolayu
Hari/Tanggal :
Kelas / Semester : II.2/I
Pilihlah jawaban dari kotak di bawah
Lilin adalah benda .................
Jika terkena api, lilin akan ................
Lilin lalu berubah menjadi benda .................
Mentega adalah benda .................
Jika dipanaskan dalam penggorengan,
mentega akan ...
Mentega lalu berubah menjadi benda
..................
Es krim adalah benda....................
Es batu dibuat dari.........................
Es batu dibuat dari air caranya air..............
di dalam kulkas, air itu akan...............
Nama :
1
2
3
padat cair didinginkan meleleh
membeku dipanaskan air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
“The Little Ride Hen”
Di suatu siang yang sangat
panas, matahari bersinar sangat
terik dan burung-burung
berlalu lalang diudara untuk
mencari makan.
Tinggalah 4 ekor binatang
yang sedang lapar.
Keempat binatang tersebut
adalah Sapi, Anjing, Ayam
Betina dan Babi.
Walaupun mereka merasa lapar
tak ada satupun dari mereka
yang keluar untuk mencari
makanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
Karena merasa begitu lapar si
Ayam Betina berpikir untuk
keluar mencari makanan.
Ketika sedang keluar mencari
makanan si Ayam Betina
menemukan biji gandum yang
ada di atas tanah.
Karena tak ada satupun
makanan yang ditemukan
akhirnya si Ayam Betina
mengambil biji gandum
tersebut dan berniat
membawanya kepeternakan.
Dengan gembira si Ayam
Betina pulang ke peternakan
dan berniat untuk bercerita
kepada teman-temannya
tentang biji gandum yang
ditemukannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
Sesampainya di peternakan si
Ayam Betina menceritakan dan
memperlihatkan biji gandum
kepada teman-temannya.
Si Ayam betina berfikir untuk
menanam biji gandum yang
ditemukannya, agar mereka
memiliki persedian makanan.
Si Ayam Betina meminta
bantuan kepada setiap hewan
yang ada dipeternakan untuk
membantunya menanam
gandum. Dia bertanya kepada
Anjing, Babi dan Sapi. Namun
tak ada satu pun dari mereka
yang mau membantunya.
Karena tak ada satu pun
temannya yang membantu
ayam menanam biji gandum
sendiri dan merawatnya setiap
hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
Beberapa bulan kemudian,
gandum yang dipanen oleh si
Ayam Betina sudah siap untuk
dipanen.
Si Ayam Betina sangat senang
dan ingin memberitahu teman-
temannya bahwa gandum yang
ditanam sudah bisa dipanen
dan ingin mengajak mereka
untuk memanennya bersama.
Lagi-lagi tak ada satupun dari
teman-temannya yang mau
untuk diajak memanen
gandum.
Akhirnya, si ayam memanenya
sendiri dan membawanya ke
peternakan. Semua hewan
tercengang melihat panen
gandum yang begitu banyak.
Walau begitu tidak satupun
dari mereka mau membantu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
Agar gandum yang dimakan
lebih lezat si Ayam Betina
ingin mengubah gandum
menjadi sebuah roti. Untuk
mengubah menjadi roti si
Ayam Betina memerlukan
bantuan teman-temannya untuk
mengubah gandum menjadi
tepung terlebih dahulu.
Ketika sampai di peternakan, si
ayam meminta bantuan kepada
teman-temannya untuk
menggiling gandumnya
menjadi tepung.
Dengan jawaban yang sama
temannya tak ada yang mau
membantu.
Karena tak ada teman yang
membantu si ayam menggiling
sendiri gandum hasil panennya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
Si Ayam Betina memulai
menggiling gandum dengan
menumbuk biji gandum sedikit
demi sedikit di dalam wadah.
Hingga akhirnya jadilah
sebuah tepung yang halus.
Setelah semua biji gandum
tertumbuk dan menjadi tepung,
si Ayam Betina memulai
menyiapkan semua bahan dan
benda yang akan di pakai.
Tahap pertama tepung
dicampur dengan air dan
diaduk-aduk hingga menjadi
adonan.
Setelah adonan jadi. Adonan
dimasukkan dalam
pemanggang dan ditunggu 10
menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
Akhirnya roti yang dipanggang
telah siap untuk dimakan.
Si ayam membawa roti itu
keluar dari dapur dan meminta
bantuan untuk memakannya.
Dengan senang hati temannya
langsung mau untuk
membantunya.
Dengan hati yang senang si
Ayam Betina dan teman-
temannya menikmati setiap
potongan roti dan memakannya
dengan lahap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Nama Sekolah : SD BOPKRI Gondolayu
Tema : Hiburan
Mata Pelajaran : Tematik (IPA)
Kelas/Semester : II.2/ II
Pertemuan ke- : 4
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi :
A. IPA
2. Mengidentifikasi ciri-ciri benda padat dan benda cair.
B. PKn
1. Membiasakan hidup bergotong royong.
II. Kompetensi Dasar :
A. IPA
2.3 Mengidentifikasi benda-benda yang dikenal dan kegunaannya melalui
pengamatan.
B. Bahasa Indonesia
1. Memahami teks pendek dan puisi anak yang dilisankan.
III. Indikator
Kognitif
1.1.1 Menceritakan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi
teks pendek. (Bahasa Indonesia)
2.3.1 Mengidentifikasi benda yang dikenal. (IPA
2.3.2 Menyebutkan kegunaan suatu benda. (IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
Afektif
1.1.2 Menunjukkan sikap teliti dalam menceritakan kembali teks
pendek. (Bahasa Indonesia)
2.3.3 Menunjukkan sikap percaya diri dalam menyebutkan kegunaan
benda. (IPA)
Psikomotor
1.1.3 Menuliskan cerita dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks
pendek. (Bahasa Indonesia)
2.3.4 Mencari gambar benda di sebuah majalah. (IPA)
IV. TujuanPembelajaran
Kognitif
1.1.1.1 Melalui cerita yang disampaikan guru, siswa mampu
menceritakan kembali 1 teks pendek dengan kata-kata atau
kalimat sendiri dengan benar. (Bahasa Indonesia)
2.3.1.1 Melalui cerita fabel yang disampaikan guru, siswa mampu
mengidentifikasi 6 benda yang dikenal dengan benar. (IPA)
2.3.2.1 Melalui cerita fabel yang disampaikan oleh guru, siswa
mampu menyebutkan 6 kegunaan suatu benda dengan benar.
(IPA)
Afektif
1.1.2.1 Melalui kegiatan pengerjaan tugas, siswa mampu
menunjukkan sikap teliti dalam menceritakan kembali teks
pendek. (Bahasa Indonesia)
2.3.3.1 Melalui kegiatan tanya jawab, siswa mampu menunjukkan
sikap percaya diri dalam menyebutkan kegunaan benda. (IPA)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
Psikomotor
1.1.3.1 Setelah mendengarkan cerita, siswa mampu menuliskan 1
cerita dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek.
(Bahasa Indonesia)
2.3.4.1 Melalui kegiatan kelompok, siswa mampu mencari minimal 3
gambar benda di sebuah majalah. (IPA)
V. Materi Pembelajaran
A. Bahasa Indonesia : Menceritakan kembali
B. IPA : Kegunaan Benda
VI. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Cooperative Learning
Metode : Latihan, Diskusi
VII. Pendidikan Berbasis Budaya
Percaya diri
Rasa ingin tahu
Teliti
VIII. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
WAktu
Awal
Apersepsi
1. Guru memberikan salam kepada siswa.
2. Guru meminta siswa membereskan buku
pelajaran sebelumnya
3. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran
9 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
guru memperingatkan cara duduk yang baik.
4. Guru menyampaikan aturan kelas.
Saat mengikuti pelajaran, baju
harus rapi
Jika ingin bertanya atau
menjawab, angkat tangan terlebih
dahulu.
Jika menimbulkan keributan
sampai mendapat 3 kali teguran,
maka siswa akan mendapat tugas
baru dan nilainya akan dikurangi.
5. Untuk mengetahui pengetahuan siswa
tentang materi yang akan dibahas, siswa
diajak tanya jawab oleh guru.
Apa saja yang sudah kalian
pelajari di pertemuan
sebelumya?
Motivasi:
Guru memotivasi siswa dengan memberikan
semangat untuk belajar, dengan bermain
games teka-teki.
Orientasi :
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
hari ini “Kegunaan Benda”
Inti
Eksplorasi
1. Siswa mendengarkan cerita yang
disampaikan guru dengan menggunakan
media pembelajaran cerita Aesop Fabel
yang berjudul “Tikus Kota dan Tikus Desa”
54 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251
2. Guru mengajak siswa untuk menceritakan
kembali isi cerita yang telah disampaikan.
3. Siswa menceritakan kembali cerita yang
telah didengar.
4. Siswa diajak bertanya jawab tentang isi
cerita.
Elaborasi
5. Siswa mendapatkan penekanan materi dari
guru.
6. Siswa bertanya dari penjelasan yang sudah
disampaikan oleh guru.
7. Siswa di bagi menjadi beberapa kelompok.
8. Dalam kerja kelompok siswa diminta untuk
mengamati majalah yang diberikan guru dan
mencari gambar benda.
9. Siswa mengerjakan Lembar Kerja
Kelompok menempelkan gambar benda dan
menuliskan kegunaan benda yang
ditemukan.
10. Siswa dan guru membahas bersama-sama
hasil jawaban siswa.
11. Siswa diberi lembar evaluasi
12. Siswa mengerjakan soal evaluasi
Konfirmasi
13. Guru memberikan penguatan tentang
materi pelajaran hari ini.
14. Guru menanyakan kepada siswa apakah
ada yang belum jelas tentang materi hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252
ini.
Penutup
1. Siswa dan guru membuat kesimpulan
bersama tentang pembelajaran yang sudah
dilakukan.
2. Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran.
3. Siwa diperbolehkan istirahat.
7 menit
IX. Media dan Alat Pembelajaran
A. Media : cerita modifikasi fabel Aesop, LKS, boneka, benda-benda
B. Alat : Papan tulis,
X. Sumber Belajar
Anwar, Sjaeful. 2008. Mari, Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 2: untuk SD/MI
Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Purwnti, Sri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam II: untuk SD/MI Kelas II. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
Rositawaty, S. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam : untuk SD/MI
Kelas II. Jakarta : Pusat Perbukuan.
Sulistyanto, Heri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas II.
Jakarta: Pusat Perbukuan.
XI. Penilaian (terlampir)
A. Penilaian Pengetahuan (Kognitif)
Teknik : Tes tertulis
Instrumen : Lembar Evaluasi
B. Penilaian Sikap (Afektif)
Teknik : Observasi
Instrumen : Lembar pengamatan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
253
C. Penilaian Keterampilan (Psikomotor)
Teknik : Unjuk kerja
Instrumen : Lembar Kerja Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254
Lembar Kerja Kelompok
Satuan Pendidikan : SD Bopkri Gondolayu
Hari/Tanggal :
Kelas / Semester : II.2/I
Petunjuk :
1. Carilah gambar benda!
2. Gunting gambar benda dan tempelkan pada tabel gambar!
3. Tulislah kegunaan benda yang ditemukan pada tabel kegunaan!
Gambar Kegunaan
Nama :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255
PENILAIAN
1. Penilaian Kognitif
a. Soal Pilihan Ganda
3) Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda
No Indikator Aitem
2.2.1 Menunjukkan perubahan bentuk dan wujud
benda akibat dari kondisi tertentu.
1,2,3,4,5
2.2.2 Mencari contoh benda padat yang mudah
berubah wujud menjadi cair dan sebaliknya
benda cair menjadi benda padat.
6,7,8,9,10
2.3.1 Mengidentifikasi benda yang dikenal. 11,12,13,14,15
2.3.2 Menyebutkan kegunaan suatu benda. 16,17,18,19,20
NO INDIKATOR
2.2.1 Menunjukkan perubahan bentuk dan wujud benda akibat dari kondisi tertentu.
2.2.2 Mencari contoh benda padat yang mudah berubah wujud menjadi cair dan
sebaliknya benda cair menjadi benda padat.
2.3.1 Mengidentifikasi benda yang dikenal.
2.3.2 Menyebutkan kegunaan suatu benda.
Teknik
penilaian
Tes Tertulis (Post tes)
Instrumen Soal pilihan ganda dan uraian
Tugas
Soal pilihan ganda: Berilah tanda (x) pada pilihan jawaban yang kamu anggap
benar!
Soal uraian: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mengisi titik-titik
dengan jawaban yang benar!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
4) Penilaian Soal Pilihan Ganda
Dalam setiap nomor soal terdapat satu jawaban benar dari empat alternatif
jawaban yaitu a,b,c,d. Setiap soal dengan jawaban benar mendapat skor 1,
sedangkan soal dengan jawaban salah mendapatkan skor 0. Nilai dari soal
instrumen pilihan ganda adalah jumlah total dari jawaban benar.
b. Soal Uraian
1) Kisi-kisi Soal Uraian
No Indikator Aitem
2.2.1 Menunjukkan perubahan bentuk dan wujud benda akibat dari
kondisi tertentu.
1
2.2.2 Mencari contoh benda padat yang mudah berubah wujud
menjadi cair dan sebaliknya benda cair menjadi benda padat.
2
2.3.1 Mengidentifikasi benda yang dikenal. 3
2.3.2 Menyebutkan kegunaan suatu benda. 4,5
2) Penilaian Soal Uraian
Dalam soal uraian, penilaian dilakukan dengan menghitung total skor pada setiap nomor.
Total jumlah skor maksimum adalah 20, maka nilai dari soal esai dapat dihitung dengan
cara sebagai berkut:
Rubrik Penilaian Soal Uraian
No
Skor
2 1
1
Dapat menunjukkan 2 perubahan bentuk dan
wujud benda akibat dari kondisi tertentu.
Dapat menunjukkan 1 perubahan
bentuk dan wujud benda akibat dari
kondisi tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
257
No
Skor
2 1
2
Dapat menyebutkan 2 contoh benda padat
yang mudah berubah wujud menjadi cair dan
sebaliknya benda cair menjadi benda padat.
Dapat menyebutkan 1 contoh benda
padat yang mudah berubah wujud
menjadi cair dan sebaliknya benda cair
menjadi benda padat.
3
Dapat menyebutkan 2 nama benda yang ada di
sekitar
Dapat menyebutkan 2 nama benda
yang ada di sekitar
4
Menyebutkan 2 kegunaan suatu benda. Menyebutkan 1 kegunaan suatu benda.
5
Menyebutkan 2 kegunaan suatu benda
berdasarkan gambar.
Menyebutkan 1 kegunaan suatu benda
berdasarkan gambar.
Kriteria Penilaian
I. Skor : 1 X 20 = 20
II. Skor : 2 X 5 = 10
Skor Maksimal 30
Nilai = Jumlah perolehan skor X 100
Skor maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
258
2. Penilaian Afektif
Sikap
Skor
3 2 1
Percaya diri Berani menjawab
pertanyaan, yakin
dengan
jawabannya dan
berani bertanya.
Memenuhi 2 kriteria dari
3 kriteria.
Memenuhi 1 kriteria dari
3 kriteria.
3. Penilaian Psikomotor
Kriteria Skor
3 2 1
Kerapian Kecepatan
mengerjakan, bersih,
dan tulisan dapat
dibaca
Memenuhi 2 kriteria
dari 3 kriteria.
Memenuhi 1 kriteria
dari 3 kriteria.
Indikator 2.3.3 Menunjukkan sikap percaya diri dalam menyebutkan kegunaan
benda.
Teknik
Penilaian
Observasi
Instrumen Lembar Pengamatan Siswa
Indikator 2.3.4 Mencari gambar benda di sebuah majalah.
Teknik
Penilaian
Unjuk Kerja
Instrumen Lembar Kerja Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
259
Kriteria Skor
3 2 1
Kerjasama
Kelompok
Bekerjasama dengan
baik, saling
membantu antar
teman, berbagi tugas
Memenuhi 2 kriteria
dari 3 kriteria.
Memenuhi 1 kriteria
dari 3 kriteria.
Lembar Pengamatan
Nama Skor
Kognitif Afektif Psikomotor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
260
Lampiran Cerita
Tikus Kota dan Tikus Desa
(Cerita Asli)
Seekor tikus kota suatu ketika berkunjung ke teman sekaligus kerabatnya yang
tinggal di pedesaan. Sebagai makan siang, tikus desa menyediakan gandum, akar-
akaran, kacang-kacangan dan air dingin sebagai minuman pelepas dahaga. Tikus kota
makan dengan sangat sopannya, mencicipi sedikit ini dan itu, dan tingkah lakunya
yang sopan saat memakan makanan yang sederhana itu, cukup jelas terlihat sebagai
basi-basi saja.
Setelah makan, kedua tikus berbincang-bincang cukup panjang, tikus kota
menceritakan tentang kehidupan di kota, sedangkan tikus desa mendengarkan
ceritanya. Mereka berdua akhirnya tidur dengan tenang dan nyaman di sarang yang
nyaman di antara semak-semak dan pepohonan sampai pagi hari. Dalam tidurnya,
tikus desa bermimpi bahwa dia adalah seekor tikus kota dengan segala kemewahan
dan keindahan kehidupan kota seperti yang temannya ceritakan tadi siang. Sehingga
saat hari berikutnya ketika tikus kota mengajak tikus desa untuk berkunjung ke
rmahnya di kota, dengan senang tikus desa mengiyakannya.
Ketika mereka mencapai rumah besar di mana tikus kota tersebut tinggal, mereka
menemukan meja ruang makan penuh dengan makanan sisa yang lezat. Di atas meja
tersebut mereka mendapatkan manisan, agar-agar, keju yang lezat, semua jenis
makanan yang menggoda yang pernah dibayangkan oleh sang Tikus. Tetapi saat tikus
desa akan mencicipi sedikit makanan, dia mendengar seekor kucing yang mengeong
keras sambil menggaruk-garuk pintu dengan cakarnya. Dalam rasa takut yang sangat
besar, tikus-tikus tersebut berlari sembunyi dan berdiam diri untuk waktu yang lama,
seolah-olah bernapas pun mereka takut. Ketika akhirnya mereka bisa kembali ke meja
makan, pintu terbuka tiba-tiba dan masuklah pelayan untuk membersihkan meja,
diikuti oleh seekor anjing rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
261
Tikus desa singgah di sarang tikus kota sebentar hanya untuk mengambil tas dan
payungnya.
"Kamu mungkin memiliki kemewahan dan segala sesuatu yang lezat yang tidak saya
miliki," kata tikus desa sambil beranjak pergi tergesa-gesa, "Tetapi saya lebih
memilih makanan dan kehidupan sederhana di desa dengan segala kedamaian dan
ketenangan di sana."
Nilai Moral
Kehidupan sederhana yang aman lebih baik dibandingkan kehidupan mewah yang
dikelilingi oleh rasa takut dan ketidak-pastian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
262
Tikus Kota dan Tikus Desa
(Cerita Modifikasi)
Suatu hari ada seekor
tikus kota yang berkunjung
ke rumah teman sekaligus
kerabatnya. Temannya itu
adalah seekor tikus desa.
Setibanya di sana
temannya menyambut
dengan ramah, sebagai
makan siang, tikus desa
menyediakan gandum, akar-akaran, kacang-kacangan dan air dingin sebagai
minuman pelepas dahaga. Tikus kota makan dengan sangat sopannya saat memakan
makanan yang sederhana itu, mencicipi sedikit demi sedikit makanan yang di sajikan
temannya, cukup jelas terlihat sebagai basi-basi saja.
Setelah makan, kedua tikus berbincang-bincang cukup panjang, tikus kota
menceritakan tentang kehidupan di kota, sedangkan tikus desa mendengarkan
ceritanya. Tikus kota merasa prihatin melihat makanan yang ala kadarnya yang
disajikan oleh temannya itu. Dia pun berkata “ Temanku, makanan di kota jauh lebih
lezat daripada yang kamu hidangkan sekarang.” Tikus desa pun tertarik, “Benarkah?
Bolehkah aku berkunjung ke kota? Aku sangat ingin melihat suasana kota dan
mencicipi makanan disana. “Tentu saja! Kita bisa berangkat besok pagi “ ajak tikus
kota dengan semangat.
Setelah beerbincang-bincang mereka berdua akhirnya tidur dengan tenang dan
nyaman di sarang yang nyaman di antara semak-semak dan pepohonan. Dalam
tidurnya, tikus desa bermimpi bahwa dia adalah seekor tikus kota dengan segala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
263
kemewahan dan keindahan kehidupan kota seperti yang temannya ceritakan tadi
siang.
Saat pagi datang mereka segera bersiap-siap untuk berangkat ke kota. Dengan
perasaan yang gembira mereka menyusuri jalanan menuju kota.
Tibalah mereka di rumah besar di mana tikus kota tinggal, tikus desa sangat
penasaran ingin segera masuk ke rumah tikus kota. “Wow.. rumahmu sangat besar
teman! Aku ingin segera masuk ke sana dan melihat-lihat isi rumahmu!” kata tikus
desa sambil melompat kegirangan. “Tentu saja, mari masuk dan akan kukenalkan kau
dengan benda-benda mewah dirumahku,”ajak tikus kota.
Tikus kota mengajak temannya untuk masuk ke dalam rumah. “Dengarlah
sahabatku di sini ada banyak sekali benda yang bisa kau temukan, mulai dari ruangan
ini disebut dengan ruang tamu dalam ruangan ini ada benda yang bernama Kursi,
digunakan untuk tempat duduk selain kursi ada juga Meja yang digunakan untuk
meletakkan minuman ataupun benda seperti Vas bunga yang di gunakan untuk
meletakan bunga agar ruangan ini terlihat cantik,” terang tikus kota.
“Wah temanku kau sungguh beruntung bisa tinggal di tempat ini, tempat ini
sungguh luar biasa! Oh ya bau apa ini? Sungguh lezat baunya,” kata tikus desa. “Mari
kita pergi ke ruang makan untuk makan dan akan ku tunjukkan benda-benda yang ada
di sana,” sahut tikus kota.
Dengan langkah yang cepat mereka menuju ruang makan. Di dalam ruang
makan mereka menemukan meja makan yang penuh dengan makanan sisa yang lezat.
Di atas meja tersebut mereka mendapatkan manisan, agar-agar, keju yang lezat,
semua jenis makanan yang menggoda yang pernah dibayangkan oleh sang Tikus.
“Benda-benda apa ini? Kenapa keras sekali dan adadi tempat ini?” tanya tikus desa.
“Baiklah akan aku jelaskan satu per satu. Lihatlah ini adalah Piring, piring ini
digunakan untuk tempat makanan. Ini adalah Sendok kegunaanya sama untuk makan,
untuk mengambil makanan dari piring dan dimasukkan ke dalam mulut. Yang satu itu
adalah Gelas digunakan untuk tempat untuk minum. Terakhir yang besar dan berisi
makanan itu adalah Mangkuk digunakan untuk menyajikan makanan,” jelas sang
tikus kota. “Oh jadi seperti itu, kalo begitu bolehkah aku makan sekarang? aku sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
264
sangat lapar,” keluh tikus desa, air liurnya menetes melihat aneka sajian yang terlihat
lezat. “Tentu saja, mari kita makan,” ajak sang tikus kota.
Namun, saat tikus desa
hendak mencicipi makanan itu, dia
mendengar seekor kucing yang
mengeong keras sambil menggaruk-
garuk pintu dengan cakarnya.
“Grrr...meong... meong!” Dalam rasa
takut yang sangat besar, tikus-tikus
tersebut berlari untuk menyelamatkan
diri dan sembunyi sambil terengah-
engah. Tikus desa berkata kepada
tikus kota "Kamu mungkin memiliki
kemewahan dan segala sesuatu yang
lezat yang tidak aku miliki," kata tikus
desa sambil beranjak pergi tergesa-
gesa, "Tetapi aku lebih memilih makanan dan kehidupan sederhana di desa dengan
segala kedamaian dan ketenangan di sana." Tikus desa dan tikus kota pun akhirnya
berpisah.
Nilai Moral :
Kehidupan sederhana yang aman lebih baik dibandingkan kehidupan mewah yang
dikelilingi oleh rasa takut dan ketidak-pastian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
278
Lembar Evaluasi
Satuan Pendidikan : SD BOPKRI Gondolayu
Hari/Tanggal : Jumat/9 Desember 2016
Kelas / Semester : II.1/I
c. Berilah tanda (x) pada pilihan jawaban yang kamu anggap benar!
1. Aku adalah benda cair, warna-warni, aku memiliki rasa yang manis...
a. sirup b. gula c. madu
1. Ciri benda padat adalah...
a. tidak memiliki bentuk
b. bentuknya tetap
c. bentuknya berubah sesuai wadahnya
2. Contoh benda padat yang digunakan untuk melindungi kaki adalah...
a. b. c.
3. Benda yang bentuknya tidak berubah jika dipindahkan adalah …
a. sendok b. air susu c. air sirup
4. Aku adalah benda cair berwarna putih dan aku sangat bermanfaat untuk kesehatan
tulang, aku adalah...
a. susu b. air minum c. es
5. Contoh benda padat yang biasa di ruang kelas adalah ...
a. kapur c. kompor c. kasur
6. Yang termasuk benda padat dari pilihan dibawah ini adalah...
a. susu b. spidol c. sirup
7. Benda di samping disebut benda...
a. Padat b. Cair c. Gas
8. Aku adalah benda keras berguna untuk menyimpan pakaian aku adalah...
a. meja b. papan tulis c. lemari
Nama :
No. Urut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
279
9. Gambar di bawah ini termasuk benda ...
a. padat b. cair c. gas
10. Contoh benda padat yang biasa ada di kamar adalah...
a. boneka b. mangkok c. papan tulis
11. Air minum termasuk benda...
a. padat b. cair c. gas
12. Contoh benda cair dari gambar di bawah ini adalah...
a. b. c.
13. Contoh benda cair yang digunakan untuk memasak adalah...
a. minyak goreng b. Sabun mandi c. pasta gigi
14. Benda padat jika di pegang lebih ... dibandingkan dengan benda cair.
a. basah b. kasar c. lembut
15. Benda cair dapat ...
a. mengalir b. pecah c. patah
16. Jika benda cair yang ada di dalam gelas dituangkan ke ember,
benda tersebut akan...
a. berubah bentuk b. tetap bentuknya c. tidak berubah
17. Aku adalah benda padat digunakan untuk minum aku adalah ...
a. gelas b. piring c. sendok
18. Contoh benda padat yang biasa di dapur adalah ...
a. kapur c. kompor c. kasur
19. Ciri benda cair adalah ...
a. memiliki bentuk
b. bentuknya tetap
c. bentuknya berubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
280
b. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan mengisi titik-titik dengan jawaban yang
benar!
1. Sebutkan 2 ciri-ciri benda cair!
a .................................................................................
b .................................................................................
2. Sebutkan 2 ciri-ciri benda padat!
a .................................................................................
b .................................................................................
3. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebutkan wujud benda dari gambar benda-benda di bawah ini!
a. .....................
b. .....................
c. .........................
4. Sebutkan 3 benda-benda cair dirumahmu!
a .................................................................................
b .................................................................................
c .................................................................................
5. Sebutkan 3 benda-benda padat dirumahmu!
a .................................................................................
b ..................................................................................
c .................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
281
Lembar Kunci Jawaban
A. Pilihan ganda
1. A
2. B
3. C
4. A
5. A
6. A
7. B
8. A
9. C
10. A
B. Uraian
11. A
12. B
13. B
14. A
15. B
16. A
17. A
18. A
19. C
20. C
1. Benda Cair
a. bentuknya berubah-ubah sesuai
dengan bentuk wadahnya
b. jumlah benda cair tetap
walaupun di pindahkan
c. benda cair tidak keras
2. Benda padat
a. bentuknya tetap, walau
dipindah bentuk benda padat
tetap,
b. ukuran benda padat tetap
walaupun dipindahkan
c. benda padat tersebut keras
3. a. Benda cair
b. Benda padat
c. Benda padat
4. a. Susu
b. Air minum
c. Kecap
5. a. Meja
b. Kursi
c. Lemari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
282
Lembar Evaluasi
Satuan Pendidikan : SD Bopkri Gondolayu
Hari/Tanggal :
Kelas / Semester : II.2/I
A. Berilah tanda (x) pada pilihan jawaban yang kamu anggap
benar!
1. Ibu memasak nasi goreng menggunakan mentega agar rasanya
gurih. Ketika dimasukkan ke dalam wajan yang panas mentega
akan ....
a. mencair
b. membeku
c. memanas
2. Tepung berubah menjadi adonan jika ....
a. ditekan
b. dibakar
c. direndam
3. Kertas digunting akan berubah ....
a. bentuk
b. wujud
c. warna
4. Amati gambar di bawah ini!
Jika tanah liat ditekan dengan tangan akan berubah ....
Nama :
No. Absen :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
283
a. bentuk
b. wujud
c. warna
5. Amati gambar di bawah ini!
Benda itu berubah bentuk jika ....
a. ditekan
b. dipotong
c. dipilin
6. Benda cair yang dimasukkan dalam kulkas akan ....
a. membeku
b. mencair
c. memanas
7. Ketika listrik mati ayah menyalakan lilin, lama-kelamaan lilin
yang dinyalakan habis karena ....
a. membeku
b. mencair
c. memanas
8. Malam yang di gunakan untuk membatik jika dipanaskan akan ....
a. membeku
b. mencair
c. memanas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
284
9. Air di masukkan ke dalam kulkas maka akan berubah menjadi
benda ....
a. padat
b. cair
c. gas
10. Amati gambar di bawah ini!
Jika benda tersebut dipanaskan maka akan ....
a. mencair
b. membeku
c. memanas
11. Tempat untuk menyimpan baju, berbentuk persegi panjang,
disebut ....
a. lemari
b. kulkas
c. etalase
12. Benda yang digunakan untuk menulis di papan tulis disebut ....
a. penghapus
b. spidol
c. kuas
13. Suatu benda yang terbuat dari kain, untuk penutup kepala orang
disebut ....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
285
a. peci
b. sarung
c. baju
14. Benda yang digunakan untuk memasak, dapat mengeluarkan api
adalah ....
a. kompor
b. lemari
c. kasur
15. Benda yang digunakan untuk membawa peralatan sekolah
disebut ....
a. pensil
b. tas
c. sepatu
16. Perhatikan gambar di bawah ini!
Benda di atas digunakan untuk ....
a. tidur
b. bermain
c. makan
17. Benda yang digunakan untuk menunjukkan waktu adalah ....
a.
b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
286
c.
18. Aku ada dirumah, aku digunakan untuk menerangi rumah ....
a.
b.
c.
19. Ketika minum kita menggunakan ....
a. gelas
b. piring
c. garpu
20. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar di atas sering digunakan pada saat ....
a. pergi ke sawah
b. pergi ke sekolah
c. pergi ke kantor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
287
B. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan mengisi titik-titik
dengan jawaban yang benar!
1. Sebutkan 2 perlakuan agar benda di bawah ini dapat berubah
bentuk!
a. plastisin dapat berubah bentuk ketika di
.........................................
.........................................
b. tepung dapat berubah bentuk menjadi kue
ketika di
.........................................
.........................................
2. Es batu adalah benda ....
Jika di biarkan akan menjadi benda ....
3. Sebutkan 2 ciri benda di bawah ini!
a. Piring
.............................................................................................
.............................................................................................
b. Bola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
288
.............................................................................................
.............................................................................................
4. Sebutkan kegunaan benda di bawah ini
a. Topi
.............................................................................................
b. Pisau
.............................................................................................
5. Sebutkan kegunaan benda di bawah ini
a.
.............................................................
b. . .... ..........................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
289
Lembar Kunci Jawaban
A. Pilihan ganda
1. A
2. A
3. A
4. A
5. B
6. A
7. B
8. B
9. A
10. A
11. A
12. B
13. A
14. A
15. B
16. A
17. B
18. C
19. A
20. A
B. Uraian
1. Sebutkan 2 perlakuan agar benda di bawah ini dapat berubah
bentuk!
a. plastisin dapat berubah bentuk ketika
ditekan & dipotong
b. tepung dapat berubah bentuk menjadi kue
ketika diadoni & dimasak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
290
2. Es batu adalah benda padat
Jika di biarkan akan menjadi benda cair
3. Sebutkan 2 ciri benda di bawah ini!
a. Piring
Licin, terbuat dari kaca atau plastik, berbentuk bundar
atau oval,
b. Bola
berbentuk bulat, dapat dimainkan
4. Sebutkan kegunaan benda di bawah ini
a. Topi dapat digunakan untuk melindungi kepala dari
sinar matahari
b. Pisau dapat digunakan untuk memotong sayur
5. Sebutkan kegunaan benda di bawah ini
Bus digunakan ntuk berpergian
. . Radio digunakan untuk
mendengarkan musik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
303
Hasil Kuesioner Siklus 1
No Nama
Indikator
Total
Keinginan Kebutuhan Semangat Rasa Ingin Tahu Penghargaan Lingkungan
A1 A2 A3 A4 B1 B2 C1 C2 C3 D1 D2 E1 E2 E3 E4 F1 F2 F3
1 A L I N 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 15
2 A M D K A P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17
3 A S F 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16
4 A N L P P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
5 B C A P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 16
6 C N T 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
7 D A O 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17
8 D C E P 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
9 G A P H 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 10
10 G K N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17
11 H I C B 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16
12 H C C D 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 15
13 H Y A 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 12
14 J E K S 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 14
15 J P W 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
16 J R 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
17 J N A 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 13
18 K A S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
304
No Nama
Indikator
Total
Keinginan Kebutuhan Semangat Rasa Ingin Tahu Penghargaan Lingkungan
A1 A2 A3 A4 B1 B2 C1 C2 C3 D1 D2 E1 E2 E3 E4 F1 F2 F3
19 L C A 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 11
20 M V S 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 13
21 M C P H 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17
22 N A 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16
23 N R K B 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15
24 N W S M 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 15
25 R M E S 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
26 R N 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 10
27 R A G 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
28 S S 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 9
29 S A D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 16
30 S S 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 16
31 T 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 12
32 Y P 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 13
Jumah Peritem 20 30 32 30 30 25 20 25 30 23 29 26 25 24 22 28 31 25 475
Total Skor Perindikator 112 55 75 52 97 84
Total Keseuruhan 475
Rata-rata 87,5 85,9 78,1 81,3 75,8 87,5
Rata-rata skor Motivasi 14,84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
305
Lampiran 1.20 Contoh
Kuesioner Hasil Pekerjaan
Siswa
Siklus 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
309
Hasil Kuesioner Siklus 2
No Nama
Indikator
Total Keinginan Kebutuhan Semangat Rasa Ingin Tahu Penghargaan Lingkungan
A1 A2 A3 A4 B1 B2 C1 C2 C3 D1 D2 E1 E2 E3 E4 F1 F2 F3
1 A L I N 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 7
2 A M D K A P 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 10
3 A S F 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 7
4 A N N P P 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 5
5 B C A P 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 9
6 C N T 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 8
7 D A O 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 12
8 D C E P 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 8
9 G K N 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 8
10 H I C B N 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 7
11 H C C D 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 10
12 H Y A 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 6
13 J E K S 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 8
14 J P W 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 9
15 J R 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 6
16 J N A 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 7
17 K A S 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 10
18 L C A 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 7
19 M V S 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
310
No Nama
Indikator
Total Keinginan Kebutuhan Semangat Rasa Ingin Tahu Penghargaan Lingkungan
A1 A2 A3 A4 B1 B2 C1 C2 C3 D1 D2 E1 E2 E3 E4 F1 F2 F3
20 M C P H 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 8
21 N A 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 10
22 N R K B 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 6
23 N W S M 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 10
24 R M E S 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 5
25 R N 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 10
26 S A G 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 8
27 S S S 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 4
28 S A D 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 9
29 S S 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 11
30 Y F D C W S 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 6
31 Y P 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 10
32 T G Q M M 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 8
Jumah Peritem 7 15 16 20 13 12 6 18 18 5 23 23 12 19 5 18 17 11 258
Total Skor Perindikator 58 25 42 28 59 46 8,0625
Total Keseuruhan 258
Rata-rata 45,3 39,1 43,8 43,8 46,1 47,9
Rata-rata Skor Motivasi 8,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
311
Lampiran 1.22 Contoh
Kuesioner Hasil Pekerjaan
Siswa
Siklus 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
315
Tabulasi Data Soal Uji Coba Siklus 1
No Responden
No Butir Soal Xtotal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 11
2 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 15
3 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 8
4 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 12
5 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 12
6 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 14
7 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 10
8 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 11
9 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 13
10 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 14
11 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 13
12 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 11
13 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 15
14 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 12
15 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 12
16 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 16
17 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 13
18 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12
19 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 13
20 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 9
21 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
316
No Responden
No Butir Soal Xtotal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
22 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14
23 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 13
24 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 9
25 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18
26 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 5
27 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18
28 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 7
29 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 13
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
31 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
32 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 13
Jumlah 20 23 15 18 17 24 29 21 19 17 20 20 21 20 18 20 23 17 24 23 409
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
318
Tabulasi Data Soal Uji Coba Siklus 2
Nomor Responden
Nomor Soal
Jumlah
Isian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 6
2 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 11
3 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 11
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19
5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 16
6 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 9
7 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 13
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 16
10 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16
11 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 10
12 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 12
13 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 14
14 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
15 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 12
16 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 13
17 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 9
18 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17
19 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
319
Nomor Responden
Nomor Soal
Jumlah
Isian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
20 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 7
21 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 15
22 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 15
23 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16
24 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 14
25 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17
26 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 11
27 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 14
28 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
29 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 5
30 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 16
Jumlah 24 23 27 20 17 19 18 22 24 13 20 21 21 20 23 20 22 17 20 17 408
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
320
Lampiran 1.25 Hasil
Analisis SPSS Uji Validitas
Siklus 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
321
Hasil Data Soal SPSS Uji Validitas Siklus 1
No_1 No_2 No_3 No_4 No_5 No_6 No_7 No_8 No_9 No_10 No_11 No_12 No_13 No_14 No_15 No_16 No_17 No_18 No_19 No_20 Jumlah
No_1 Pearson Correlation 1 .090 -.178 .358* .437* .298 -.028 -.017
-
.378* -.081 .200 .200 .119 .067 .098 .333 .090 .178 .149 .090 .445*
Sig. (2-tailed)
.625 .330 .044 .012 .097 .880 .926 .033 .660 .272 .272 .517 .717 .595 .062 .625 .330 .415 .625 .011
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No_2 Pearson Correlation .090 1 .170 .289 .248 .120 -.201 .133 -.234 .109 .090 .090 .279 .090 .149 .090 .072 .109 -.201 .227 .407*
Sig. (2-tailed) .625
.353 .109 .171 .512 .270 .469 .197 .553 .625 .625 .122 .625 .416 .625 .693 .553 .271 .211 .021
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No_3 Pearson Correlation -.178 .170 1 .197 .380* -.325 .087 .152 .012 .255 .081 -.049 .152 .210 .071 .081 .588** .255 -.036 .030 .468**
Sig. (2-tailed) .330 .353
.279 .032 .069 .635 .405 .948 .159 .660 .792 .405 .248 .699 .660 .000 .159 .844 .869 .007
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No_4 Pearson Correlation .358* .289 .197 1 .308 .073 .149 -.108 -.088 -.071 .358* -.033 -.108 .098 .238 .488** .149 -.197 .073 .289 .503**
Sig. (2-tailed) .044 .109 .279
.087 .692 .417 .557 .631 .699 .044 .860 .557 .595 .189 .005 .416 .279 .692 .109 .003
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No_5 Pearson Correlation .437* .248 .380* .308 1 .036 -.087 -.021 -.267 .247 .049 -.081 .111 .049 .181 -.081 .248 .247 .181 .248 .515**
Sig. (2-tailed) .012 .171 .032 .087
.844 .635 .911 .140 .173 .792 .660 .544 .792 .320 .660 .171 .173 .322 .171 .003
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
322
No_1 No_2 No_3 No_4 No_5 No_6 No_7 No_8 No_9 No_10 No_11 No_12 No_13 No_14 No_15 No_16 No_17 No_18 No_19 No_20 Jumlah
No_6 Pearson Correlation .298 .120 -.325 .073 .036 1 .062 .190 -.184 .470** .298 .298 .038 .298 .218 .149 -.040 -.253 .167 .281 .450**
Sig. (2-tailed) .097 .512 .069 .692 .844
.736 .298 .314 .007 .097 .097 .836 .097 .230 .415 .827 .162 .362 .119 .010
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No_7 Pearson Correlation -.028 -.201 .087 .149 -.087 .062 1 -.233 -.048 -.087 .194 -.249 -.007 -.028 .365* .415* .037 -.087 .062 -.201 .110
Sig. (2-tailed) .880 .270 .635 .417 .635 .736
.200 .795 .635 .288 .169 .969 .880 .040 .018 .840 .635 .736 .270 .548
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No_8 Pearson Correlation -.017 .133 .152 -.108 -.021 .190 -.233 1 -.063 .243 .255 .527** .169 .391* .025 -.017 .133 -.021 -.114 -.014 .397*
Sig. (2-tailed) .926 .469 .405 .557 .911 .298 .200
.733 .180 .159 .002 .356 .027 .893 .926 .469 .911 .535 .941 .024
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No_9 Pearson Correlation -.378* -.234 .012 -.088 -.267 -.184 -.048 -.063 1 -.139 -.115 -.115 -.063 -.115 -.216 -.115 .049 -.012 -.037 .190 -.134
Sig. (2-tailed) .033 .197 .948 .631 .140 .314 .795 .733
.447 .531 .531 .733 .531 .234 .531 .791 .948 .842 .297 .464
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No_10 Pearson Correlation -.081 .109 .255 -.071 .247 .470** -.087 .243 -.139 1 .049 .049 -.152 .178 .055 -.081 -.170 -.004 .181 .109 .322
Sig. (2-tailed) .660 .553 .159 .699 .173 .007 .635 .180 .447
.792 .792 .405 .330 .764 .660 .353 .983 .322 .553 .072
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No_11 Pearson Correlation .200 .090 .081 .358* .049 .298 .194 .255 -.115 .049 1 .200 -.017 .200 .228 .200 .090 -.340 -.149 .090 .425*
Sig. (2-tailed) .272 .625 .660 .044 .792 .097 .288 .159 .531 .792
.272 .926 .272 .210 .272 .625 .057 .415 .625 .015
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
323
No_1 No_2 No_3 No_4 No_5 No_6 No_7 No_8 No_9 No_10 No_11 No_12 No_13 No_14 No_15 No_16 No_17 No_18 No_19 No_20 Jumlah
No_12 Pearson Correlation .200 .090 -.049 -.033 -.081 .298 -.249 .527** -.115 .049 .200 1 -.017 .467** .098 -.200 .233 .178 .000 .233 .425*
Sig. (2-tailed) .272 .625 .792 .860 .660 .097 .169 .002 .531 .792 .272
.926 .007 .595 .272 .199 .330 1.000 .199 .015
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No_13 Pearson Correlation .119 .279 .152 -.108 .111 .038 -.007 .169 -.063 -.152 -.017 -.017 1 -.153 .025 -.017 .279 .111 -.266 -.014 .215
Sig. (2-tailed) .517 .122 .405 .557 .544 .836 .969 .356 .733 .405 .926 .926
.403 .893 .926 .122 .544 .141 .941 .238
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No_14 Pearson Correlation .067 .090 .210 .098 .049 .298 -.028 .391* -.115 .178 .200 .467** -.153 1 .228 .067 .377* -.210 .000 -.054 .465**
Sig. (2-tailed) .717 .625 .248 .595 .792 .097 .880 .027 .531 .330 .272 .007 .403
.210 .717 .033 .248 1.000 .770 .007
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No_15 Pearson Correlation .098 .149 .071 .238 .181 .218 .365* .025 -.216 .055 .228 .098 .025 .228 1 -.033 .149 -.071 -.364* .429* .406*
Sig. (2-tailed) .595 .416 .699 .189 .320 .230 .040 .893 .234 .764 .210 .595 .893 .210
.860 .416 .699 .041 .014 .021
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No_16 Pearson Correlation .333 .090 .081 .488** -.081 .149 .415* -.017 -.115 -.081 .200 -.200 -.017 .067 -.033 1 .090 -.210 .149 -.197 .286
Sig. (2-tailed) .062 .625 .660 .005 .660 .415 .018 .926 .531 .660 .272 .272 .926 .717 .860
.625 .248 .415 .279 .113
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No_17 Pearson Correlation .090 .072 .588** .149 .248 -.040 .037 .133 .049 -.170 .090 .233 .279 .377* .149 .090 1 -.030 -.040 .227 .514**
Sig. (2-tailed) .625 .693 .000 .416 .171 .827 .840 .469 .791 .353 .625 .199 .122 .033 .416 .625
.869 .827 .211 .003
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
324
No_1 No_2 No_3 No_4 No_5 No_6 No_7 No_8 No_9 No_10 No_11 No_12 No_13 No_14 No_15 No_16 No_17 No_18 No_19 No_20 Jumlah
No_18 Pearson Correlation .178 .109 .255 -.197 .247 -.253 -.087 -.021 -.012 -.004 -.340 .178 .111 -.210 -.071 -.210 -.030 1 .036 .109 .130
Sig. (2-tailed) .330 .553 .159 .279 .173 .162 .635 .911 .948 .983 .057 .330 .544 .248 .699 .248 .869
.844 .553 .480
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No_19 Pearson Correlation .149 -.201 -.036 .073 .181 .167 .062 -.114 -.037 .181 -.149 .000 -.266 .000 -.364* .149 -.040 .036 1 -.201 .072
Sig. (2-tailed) .415 .271 .844 .692 .322 .362 .736 .535 .842 .322 .415 1.000 .141 1.000 .041 .415 .827 .844
.271 .694
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
No_20 Pearson Correlation .090 .227 .030 .289 .248 .281 -.201 -.014 .190 .109 .090 .233 -.014 -.054 .429* -.197 .227 .109 -.201 1 .429*
Sig. (2-tailed) .625 .211 .869 .109 .171 .119 .270 .941 .297 .553 .625 .199 .941 .770 .014 .279 .211 .553 .271
.014
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
Jumlah Pearson Correlation .445* .407* .468** .503** .515** .450** .110 .397* -.134 .322 .425* .425* .215 .465** .406* .286 .514** .130 .072 .429* 1
Sig. (2-tailed) .011 .021 .007 .003 .003 .010 .548 .024 .464 .072 .015 .015 .238 .007 .021 .113 .003 .480 .694 .014
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
325
Hasil Analisis SPSS Uji Validitas Soal Uraian
No_1 No_2 No_3 No_4 No_5 Jumlahh
No_1 Pearson Correlation 1 .240 .436* .247 .331 .773**
Sig. (2-tailed)
.186 .013 .172 .064 .000
N 32 32 32 32 32 32
No_2 Pearson Correlation .240 1 .410* .034 -.105 .508**
Sig. (2-tailed) .186
.020 .854 .567 .003
N 32 32 32 32 32 32
No_3 Pearson Correlation .436* .410* 1 .082 .248 .649**
Sig. (2-tailed) .013 .020
.654 .171 .000
N 32 32 32 32 32 32
No_4 Pearson Correlation .247 .034 .082 1 -.110 .508**
Sig. (2-tailed) .172 .854 .654
.548 .003
N 32 32 32 32 32 32
No_5 Pearson Correlation .331 -.105 .248 -.110 1 .473**
Sig. (2-tailed) .064 .567 .171 .548
.006
N 32 32 32 32 32 32
Jumlahh Pearson Correlation .773** .508** .649** .508** .473** 1
Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .003 .006
N 32 32 32 32 32 32
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
326
Lampiran 1.26 Hasil
Analisis SPSS Uji Validitas
Siklus 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
327
Hasil Data Soal SPSS Uji Validitas Siklus 2
No_1 No_2 No_3 No_4 No_5 No_6 No_7 No_8 No_9 No_10 No_11 No_12 No_13 No_14 No_15 No_16 No_17 No_18 No_19 No_20 Total
No_1 Pearson
Correlation 1 .118 .389* -.177 .067 .484** .272 -.113 -.250 -.067 .177 .036 .218 .000 .315 .000 .075 .235 .354 .235 .382*
Sig. (2-tailed)
.534 .034 .350 .724 .007 .146 .552 .183 .724 .350 .849 .247 1.000 .090 1.000 .692 .210 .055 .210 .037
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
No_2 Pearson
Correlation .118 1 .079 -.056 .313 -.093 .032 -.333 -.276 .164 -.223 .327 -.189 -.056 -.118 .279 .024 .313 -.223 -.005 .127
Sig. (2-tailed) .534
.679 .770 .092 .626 .866 .072 .140 .385 .236 .078 .317 .770 .535 .136 .901 .092 .236 .978 .503
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
No_3 Pearson
Correlation .389* .079 1 -.236 -.067 .208 .408* .302 .111 .291 .000 .024 .024 .236 .079 .000 -.201 .381* .471** .381* .428*
Sig. (2-tailed) .034 .679
.210 .724 .271 .025 .105 .559 .118 1.000 .899 .899 .210 .679 1.000 .287 .038 .009 .038 .018
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
No_4 Pearson
Correlation -.177 -.056 -.236 1 -.333 -.245 .000 .053 -.177 .048 .250 .154 .154 -.200 .111 .100 -.107 -.190 -.050 -.048 .018
Sig. (2-tailed) .350 .770 .210
.072 .193 1.000 .780 .350 .803 .183 .416 .416 .289 .558 .599 .575 .314 .793 .803 .923
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
328
No_1 No_2 No_3 No_4 No_5 No_6 No_7 No_8 No_9 No_10 No_11 No_12 No_13 No_14 No_15 No_16 No_17 No_18 No_19 No_20 Total
No_5 Pearson
Correlation .067 .313 -.067 -.333 1 .312 .110 -.071 .067 .357 -.048 .308 .015 .095 -.164 .381* .385* .321 -.048 .186 .399*
Sig. (2-tailed) .724 .092 .724 .072
.094 .563 .709 .724 .052 .803 .097 .939 .617 .385 .038 .035 .083 .803 .326 .029
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
No_6 Pearson
Correlation .484** -.093 .208 -.245 .312 1 .085 .167 .138 -.033 .196 .106 .408* .342 .398* .196 .167 .451* .342 .312 .587**
Sig. (2-tailed) .007 .626 .271 .193 .094
.656 .378 .466 .864 .300 .578 .025 .064 .029 .300 .378 .012 .064 .094 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
No_7 Pearson
Correlation .272 .032 .408* .000 .110 .085 1 .277 .272 .302 .289 .208 .208 .000 .354 .000 .431* -.027 .433* .384* .588**
Sig. (2-tailed) .146 .866 .025 1.000 .563 .656
.138 .146 .105 .122 .270 .270 1.000 .055 1.000 .017 .885 .017 .036 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
No_8 Pearson
Correlation -.113 -.333 .302 .053 -.071 .167 .277 1 .452* .223 .213 .263 .263 .213 .202 .213 .148 .081 .213 .385* .486**
Sig. (2-tailed) .552 .072 .105 .780 .709 .378 .138
.012 .236 .258 .160 .160 .258 .284 .258 .436 .670 .258 .035 .006
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
No_9 Pearson
Correlation -.250 -.276 .111 -.177 .067 .138 .272 .452* 1 .101 .177 .218 .218 .177 .315 .000 .075 .067 .354 .235 .382*
Sig. (2-tailed) .183 .140 .559 .350 .724 .466 .146 .012
.596 .350 .247 .247 .350 .090 1.000 .692 .724 .055 .210 .037
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
329
No_1 No_2 No_3 No_4 No_5 No_6 No_7 No_8 No_9 No_10 No_11 No_12 No_13 No_14 No_15 No_16 No_17 No_18 No_19 No_20 Total
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
No_10 Pearson
Correlation -.067 .164 .291 .048 .357 -.033 .302 .223 .101 1 .048 .132 -.308 .048 .005 .333 .223 .357 .048 .357 .441*
Sig. (2-tailed) .724 .385 .118 .803 .052 .864 .105 .236 .596
.803 .486 .097 .803 .978 .072 .236 .052 .803 .052 .015
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
No_11 Pearson
Correlation .177 -.223 .000 .250 -.048 .196 .289 .213 .177 .048 1 .309 .463** -.050 .446* .100 .213 -.048 .250 .095 .460*
Sig. (2-tailed) .350 .236 1.000 .183 .803 .300 .122 .258 .350 .803
.097 .010 .793 .014 .599 .258 .803 .183 .617 .011
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
No_12 Pearson
Correlation .036 .327 .024 .154 .308 .106 .208 .263 .218 .132 .309 1 .365* -.154 .155 .000 .099 .015 .000 .308 .462*
Sig. (2-tailed) .849 .078 .899 .416 .097 .578 .270 .160 .247 .486 .097
.047 .416 .414 1.000 .604 .939 1.000 .097 .010
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
No_13 Pearson
Correlation .218 -.189 .024 .154 .015 .408* .208 .263 .218 -.308 .463** .365* 1 .154 .327 .000 .263 -.132 .000 .161 .424*
Sig. (2-tailed) .247 .317 .899 .416 .939 .025 .270 .160 .247 .097 .010 .047
.416 .078 1.000 .160 .486 1.000 .394 .020
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
No_14 Pearson
Correlation .000 -.056 .236 -.200 .095 .342 .000 .213 .177 .048 -.050 -.154 .154 1 .279 .250 .053 .523** .100 .238 .386*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
330
No_1 No_2 No_3 No_4 No_5 No_6 No_7 No_8 No_9 No_10 No_11 No_12 No_13 No_14 No_15 No_16 No_17 No_18 No_19 No_20 Total
Sig. (2-tailed) 1.000 .770 .210 .289 .617 .064 1.000 .258 .350 .803 .793 .416 .416
.136 .183 .780 .003 .599 .206 .035
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
No_15 Pearson
Correlation .315 -.118 .079 .111 -.164 .398* .354 .202 .315 .005 .446* .155 .327 .279 1 -.056 .202 .154 .279 .313 .537**
Sig. (2-tailed) .090 .535 .679 .558 .385 .029 .055 .284 .090 .978 .014 .414 .078 .136
.770 .284 .417 .136 .092 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
No_16 Pearson
Correlation .000 .279 .000 .100 .381* .196 .000 .213 .000 .333 .100 .000 .000 .250 -.056 1 .213 .523** -.200 .238 .442*
Sig. (2-tailed) 1.000 .136 1.000 .599 .038 .300 1.000 .258 1.000 .072 .599 1.000 1.000 .183 .770
.258 .003 .289 .206 .015
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
No_17 Pearson
Correlation .075 .024 -.201 -.107 .385* .167 .431* .148 .075 .223 .213 .099 .263 .053 .202 .213 1 -.071 -.107 -.071 .369*
Sig. (2-tailed) .692 .901 .287 .575 .035 .378 .017 .436 .692 .236 .258 .604 .160 .780 .284 .258
.709 .575 .709 .045
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
No_18 Pearson
Correlation .235 .313 .381* -.190 .321 .451* -.027 .081 .067 .357 -.048 .015 -.132 .523** .154 .523** -.071 1 .238 .186 .522**
Sig. (2-tailed) .210 .092 .038 .314 .083 .012 .885 .670 .724 .052 .803 .939 .486 .003 .417 .003 .709
.206 .326 .003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
331
No_1 No_2 No_3 No_4 No_5 No_6 No_7 No_8 No_9 No_10 No_11 No_12 No_13 No_14 No_15 No_16 No_17 No_18 No_19 No_20 Total
No_19 Pearson
Correlation .354 -.223 .471** -.050 -.048 .342 .433* .213 .354 .048 .250 .000 .000 .100 .279 -.200 -.107 .238 1 .095 .405*
Sig. (2-tailed) .055 .236 .009 .793 .803 .064 .017 .258 .055 .803 .183 1.000 1.000 .599 .136 .289 .575 .206
.617 .027
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
No_20 Pearson
Correlation .235 -.005 .381* -.048 .186 .312 .384* .385* .235 .357 .095 .308 .161 .238 .313 .238 -.071 .186 .095 1 .592**
Sig. (2-tailed) .210 .978 .038 .803 .326 .094 .036 .035 .210 .052 .617 .097 .394 .206 .092 .206 .709 .326 .617
.001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Total Pearson
Correlation .382* .127 .428* .018 .399* .587** .588** .486** .382* .441* .460* .462* .424* .386* .537** .442* .369* .522** .405* .592** 1
Sig. (2-tailed) .037 .503 .018 .923 .029 .001 .001 .006 .037 .015 .011 .010 .020 .035 .002 .015 .045 .003 .027 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level
(2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
332
Hasil Analisis SPSS Uji Validitas Soal Uraian
No_1 No_2 No_3 No_4 No_5 Jumlah
No_1 Pearson Correlation 1 .097 .332 .137 .333 .658**
Sig. (2-tailed)
.610 .073 .471 .073 .000
N 30 30 30 30 30 30
No_2 Pearson Correlation .097 1 .170 .126 -.060 .454*
Sig. (2-tailed) .610
.368 .506 .752 .012
N 30 30 30 30 30 30
No_3 Pearson Correlation .332 .170 1 .025 .321 .578**
Sig. (2-tailed) .073 .368
.896 .083 .001
N 30 30 30 30 30 30
No_4 Pearson Correlation .137 .126 .025 1 .108 .532**
Sig. (2-tailed) .471 .506 .896
.569 .002
N 30 30 30 30 30 30
No_5 Pearson Correlation .333 -.060 .321 .108 1 .624**
Sig. (2-tailed) .073 .752 .083 .569
.000
N 30 30 30 30 31 30
Jumlah Pearson Correlation .658** .454* .578** .532** .624** 1
Sig. (2-tailed) .000 .012 .001 .002 .000
N 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
333
Lampiran 1.27 Hasil
Analisis Uji Reliabilitas
Siklus 1 dan Siklus 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
334
Hasil Analisis Uji Reliabilitas Siklus 1
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.612 20
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
12.78 10.886 3.299 20
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.451 5
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
7.97 3.451 1.858 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
335
Hasil Analisis Uji Reliabilitas Siklus 2
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.757 20
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
13.60 15.283 3.909 20
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.465 5
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
10.47 8.120 2.849 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
339
CURRICULUM VITAE
Wismaya Putri Mas Mahardhika merupakan anak kedua dari
dua bersaudara. Lahir di Gunungkidul, 17 Agustus 1995.
Peneliti telah menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-
kanak pada tahun 2001 di TK Pertiwi V. Peneliti menempuh
jenjang Sekolah Dasar selama enam tahun di SD BOPKRI
Ponjong dan dinyatakan lulus pada tahun 2007. Jenjang Sekolah Menengah
Pertama diselesaikan selama tiga tahun dan dinyatakan lulus pada tahun 2010 di
SMP N 1 Karangmojo. Tahun 2013 peneliti dinyatakan lulus setelah menempuh
tiga tahun pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA 1 Karangmojo. Pada tahun
2013 peneliti menempuh pendidikan tinggi dengan mengambil Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan lmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menempuh
pendidikan di Universitas Sanata Dharma banyak kegiatan kemahasiswaan yang
telah diikuti. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya sebagai berikut:
No Nama Kegiatan Tahun Peran
1 Inisiasi Universitas Sanata Dharma 2013 Peserta
2 English Club Program 2013-
2015 Peserta
3 Inisiasi FKIP 2013 Peserta
4 Week-End Moral 2014 Peserta
5 Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar 2014 Peserta
6 Pengembangan Kepribadian Mahasiswa
I(PPKM I)
2014 Peserta
7 Pengembangan Kepribadian Mahasiswa II
“Community Service Learning (CSL)
2014 Peserta
8 Seminar “Love, Dating and Sex: Pacaran
dengan Akal Sehat”
2014 Peserta
9 Story Telling and Writing Contest antar
mahasiswa se- DIY, Jateng
2015 Sie Acara
10 Seminar Internasional “Reinventing Childhood
Education”
2015 Peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI