111134243_full.pdf - USD Repository

253
i MISKONSEPSI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI BANGUN RUANG PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG KELAS V SD NEGERI JETISHARJO YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh : Dwi Novi Ratnasari NIM : 111134243 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of 111134243_full.pdf - USD Repository

i

MISKONSEPSI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL

MATERI BANGUN RUANG PRISMA SEGITIGA DAN

TABUNG KELAS V SD NEGERI JETISHARJO

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Dwi Novi Ratnasari

NIM : 111134243

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

Allah SWT yang selalu mengindahkan dan memudahkan proses saya

Bapak Ibu (Subari & Sartinah) yang selalu berjuang dan selalu mendoakan

Kakak tersayang yang mengantarkan saya masuk sampai keluar dari gerbang

perkuliahan

Dosen-dosen terhebat saya (Bu Christy & Bu Haniek)

Budiyono dan keluarga yang rela dan ikhlas menjadi guru dalam hidup saya

Saudara dan teman-teman semua yang sudah membantu dan mendoakan

Terima kasih banyak

Jika sekarang saya BAHAGIA,

kalian juga HARUS BAHAGIA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

HALAMAN MOTTO

Hidup itu bukan pilihan, tapi kepastian

bagi orang yang berilmu

(Penulis)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 21 Agustus 2015

Penulis

Dwi Novi Ratnasari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Dwi Novi Ratnasari

NIM : 111134243

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang

berjudul: MISKONSEPSI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL

MATERI BANGUN RUANG PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG KELAS

V SD NEGERI JETISHARJO YOGYAKARTA kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan

demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk

pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari

saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 21 Agustus 2015

Yang menyatakan

Dwi Novi Ratnasari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

Dwi Novi Ratnasari, 2015. Miskonsepsi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Materi

Bangun Ruang Prisma Segitiga dan Tabung Kelas V SD Negeri Jetisharjo

Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis miskonsepsi yang

dialami oleh siswa kelas V Sekolah Dasar beserta faktor-faktor penyebabnya.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.

Data penelitian ini dikumpulkan melalui hasil tes tertulis dan hasil

wawancara yang dilakukan dengan siswa kelas V Sekolah Dasar. Tes tertulis

bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis miskonsepsi yang dialami siswa dalam

mengerjakan soal pada materi bangun ruang prisma segitiga dan tabung.

Wawancara bertujuan untuk mengetahui lebih dalam miskonsepsi yang dialami

siswa beserta faktor penyebabnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis miskonsepsi yang

ditemukan dalam penelitian ini adalah miskonsepsi klasifikasional, miskonsepsi

teoritik, dan miskonsepsi korelasional. Miskonsepsi klasifikasional secara garis

besar terletak pada kesalahan siswa dalam mengklasifikasikan atau

mengelompokkan macam-macam bangun ruang prisma serta memberi nama pada

masing-masing bangun ruang. Miskonsepsi teoritik dilihat dari kesalahan siswa

dalam menyimpulkan fakta-fakta terkait dengan konsep bangun ruang prisma

segitiga. Miskonsepsi korelasional dilihat dari kesalahan siswa dalam menentukan

hubungan antara rumus dengan proses penyelesaiannya. Faktor penyebab

terjadinya miskonsepsi diantaranya adalah: (1) Faktor dari diri sendiri, yaitu

kemampuan siswa dalam memahami konsep masih kurang, sehingga siswa masih

kesulitan dalam menjawab soal. (2) Faktor dari guru atau pengajar, dimungkinkan

ketika guru mengajar di kelas kurang jelas. (3) Faktor dari buku teks dan internet,

yaitu siswa sering baca buku dan buka internet untuk mencari informasi terkait

pelajaran Matematika.

Kata kunci: Miskonsepsi, klasifikasional, teoritik, korelasional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

Dwi Novi Ratnasari, 2015. Miskonsepsi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Materi

Bangun Ruang Prisma Segitiga dan Tabung Kelas V SD Negeri Jetisharjo

Yogyakarta. Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Department of Primary

School Teacher Education, Faculty of Teacher Training and Education

Sanata Dharma University.

This study aims to find out the types of misconception encountered by

grade V primary school students as well as the cause. This study uses qualitative

descriptive research method.

The data of this study were collected through the results of written test and

interview performed towards grade V primary school students. Written test aims

to find out the types of misconception encountered by students in doing the test on

the material of prism and cylinder. Interview aims to understand the

misconception encountered by students deeper as well as its cause.

The result of the study shows that the types of misconception found in the

research are classificational misconception, theoretical misconception, and

correlational misconception. Classificational misconception, in a broad outline, is

located in students’ mistake in classifying or categorizing various kinds of prism

as well as mentioning the name of each solid figure. Theoretical misconception is

seen from students’ mistake in drawing a conclusion from the facts related to the

concept of triangular prism. Correlational misconception is seen from students’

mistake in determining the relation between formula and its solving process. The

causes of misconception are: (1) Self-originating factor, that students’ ability in

comprehending the concept is still inadequate, therefore the students still face

difficulties in solving the problems. (2) Teacher or educator factor, it is enabled

when teacher teaches unclearly in class. (3) Text book and internet factor, that

students often read books and search in the internet in order to find the

information regarding Math lesson.

Keywords: Misconception, classificational, theoretical, correlational

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Skripsi yang berjudul MISKONSEPSI SISWA DALAM

MENYELESAIKAN SOAL MATERI BANGUN RUANG PRISMA

SEGITIGA DAN TABUNG KELAS V SD NEGERI JETISHARJO

YOGYAKARTAini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan dalam Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Penulis menyadari dan merasakan bahwa ada banyak dukungan, bantuan,

dan bimbingan dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., Ketua Program Studi

PGSD Universitas Sanata Dharma.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd., Wakil Ketua Program Studi PGSD

Universitas Sanata Dharma.

4. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd, dosen pembimbing I dan Christiyanti

Aprinastuti, S.Si, M.Pd., dosen pembimbing II yang telah bersedia

memberikan bimbingan, petunjuk, dan arahan selama proses penelitian

dan penulisan skripsi hingga selesai.

5. Dominikus Arif Budi P. M.Si., Veronika Fitri Rianasari M.Sc., C. Siswa

W., Martina Kusumawati, M.Psi., Psikolog yang telah bersedia membantu

dalam proses penelitan.

6. Siti Nurhayati, S.Pd Kepala SDN Jetisharjo Yogyakarta yang telah

memberikan ijin tempat untuk melakukan penelitian.

7. Bandono S.Pd guru Matematika yang telah bersedia memberikan bantuan

dalam proses penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

8. Siswa kelas VI dan V SDN Jetisharjo Yogyakarta yang telah bersedia

untuk membantu penulis dalam proses penelitian.

9. Bapak dan ibu guru serta karyawan/karyawati SDN Jetisharjo Yogyakarta

yang telah mendoakan dan membantu dalam proses penyusunan skripsi.

10. Kedua orang tuaku Bapak Subari dan Ibu Sartinah yang selalu mendoakan

dan ikut berjuang demi kesuksesan penulis.

11. Eko Prastiyawan, kakak yang hebat yang selalu mendukung dalam setiap

kegiatan penulis.

12. Pak Budi, Mbak Yasmi dan keluarga yang tulus membimbing, sayang, dan

selalu mendoakan dalam setiap proses penulis.

13. Mas Yayok, Mbak Pita, Bu Cindy, Bu Sesil, Mbak Ike, Bias, Mbak Sisca,

Marta, Noven, Mili, Susi, Mas Izzan, Mas Juno, Mas Irul, dan teman-

teman sekaligus keluarga yang telah meluangkan waktunya untuk

membantu dan mendoakan demi keberhasilan penulis.

14. Teman-teman bimbingan skripsi dan teman-teman PGSD angkatan 2011

yang bersedia bekerjasama dengan penulis selama berproses dalam

kegiatan perkuliahan sampai selesai.

15. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan doa, semangat, dukungan, dan bantuan kepada penulis.

Kesalahan datangnya daridiri penulis, sedangkan kebaikan datang dari

Allah SWT. Begitu pula dengan kesempurnaan yang hanya milik Allah SWT.

Penulis sangat merasa jauh dari kata sempurna, begitu pula dengan penulisan

skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terimakasih.

Yogyakarta, 21 Agustus 2015

Penulis

Dwi Novi Ratnasari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

HALAMAN MOTTO .............................................................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABTRACT …………………………………………………………………....…...ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xvii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………...........xviii

BAB 1.PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang …………………………………………………………....1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………………4

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………….....5

D. Manfaat Penelitian ………………………………………………………...5

E. Definisi Operasional ……………………………………………….……...6

BAB II. LANDASAN TEORI................................................................................8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

Halaman

A. Kajian Pustaka …………………………………………………….……....8

1.Konsep………………………………………………………………......8

a. Pengertian Konsep ……………………………………………..…...8

b. Macam-macam Konsep………………………………….................10

2. Konsepsi ................................................................................................ .10

3. Miskonsepsi ............................................................................................ 11

a. Pengertian Miskonsepsi ....................................................................11

b. Mendeteksi Miskonsepsi ..................................................................11

c. Penyebab Terjadinya Miskonsepsi ...................................................14

d. Cara Mengatasi Miskonsepsi ............................................................16

4. Soal Uraian ............................................................................................. 19

5. Bangun Ruang Prisma Segitiga dan Tabung .........................................20

a. Bangun Ruang ...................................................................................20

b. Bangun Ruang Prisma.......................................................................21

c. Bangun Ruang Tabung......................................................................22

B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................... 24

C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................32

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 32

B. Setting Penelitian ........................................................................................ 33

C. Desain Penelitian ........................................................................................ 35

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 38

E. Instrumen Penelitian ................................................................................... 41

F. Kredibilitas dan Tranferabilitas .................................................................. 49

G. Teknik Analisis Data .................................................................................51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

Halaman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................54

A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 54

1. Deskripsi Tempat Penelitian…………………………………..............54

2. Deskripsi Hasil Penentuan Subjek Penelitian…………………………55

3. Deskripsi Pengumpulan Data……….....................................................56

4. Analisis Data Penelitian……………………………………….............57

B. Pembahasan Hasil Analisis Data .............................................................. 122

BAB V PENUTUP...............................................................................................126

A. Kesimpulan .............................................................................................. 126

B. Keterbatasan Peneliti ................................................................................ 127

C. Saran ......................................................................................................... 127

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 129

LAMPIRAN ......................................................................................................... 133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tabel Kerangka Berfikir .......................................................................31

Tabel 3.1 Proses Pengumpulan Data .....................................................................41

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes ..................................................................................43

Tabel 3.3 Soal Sebelum Direvisi dan Sudah Direvisi ...........................................46

Tabel 3.4 Proses Pengembangan Pedoman Wawancara .......................................49

Tabel 4.1 Subjek Wawancara ................................................................................55

Tabel 4.2 Daftar Pelaksanaan Wawancara ............................................................56

Tabel 4.3 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N1 pada Indikator

Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang .................................................60

Tabel 4.4 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N1 pada Indikator

Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang .................................................65

Tabel 4.5 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N1 pada Indikator

Menghitung Volume Tabung ................................................................................69

Tabel 4.6 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N2 pada Indikator

Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang .................................................74

Tabel 4.7 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N3 pada Indikator

Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang .................................................77

Tabel 4.8 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N3 pada Indikator

Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang .................................................82

Tabel 4.9 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N4 pada Indikator

Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang .................................................87

Tabel 4.10 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N4 pada Indikator

Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang .................................................91

Tabel 4.11 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N4 pada Indikator

Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang .................................................95

Tabel 4.12 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N5 pada Indikator

Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang ...............................................100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

Halaman

Tabel 4.13 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N5 pada Indikator

Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang ...............................................103

Tabel 4.14 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N5 pada Indikator

Mengidentifikasi Bangun Ruang Prisma ............................................................106

Tabel 4.15 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N6 pada Indikator

Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang ...............................................110

Tabel 4.16 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N7 pada Indikator

Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang ...............................................114

Tabel 4.17 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N7 pada Indikator

Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang ...............................................117

Tabel 4.18 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N8 pada Indikator

Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang ...............................................119

Tabel 4.19 Jenis Miskonsepsi pada Pemahaman Bangun Ruang Prisma Segitiga

dan Tabung ..........................................................................................................123

Tabel 4.20 Faktor Penyebab Miskonsepsi ..........................................................124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bangun Ruang Prisma Segitiga..........................................................21

Gambar 2.2 Bangun Ruang Tabung ......................................................................23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Verbatim Siswa ...............................................................................134

Lampiran 2. Soal Tes Tertulis .............................................................................160

Lampiran 3. Alternatif Jawaban ..........................................................................167

Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen ................................................................171

Lampiran 5. Hasil Jawaban Siswa ......................................................................173

Lampiran 6. Validasi Dosen Matematika ............................................................221

Lampiran 7. Validasi Dosen Psikologi ................................................................227

Lampiran 8. Validasi Guru ..................................................................................231

Lampiran 9. Surat Izin Penelitian ........................................................................234

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan peristiwa yang dilakukan oleh hampir setiap orang.

Menurut Gagne (dalam Mudjiono dan Dimyati, 2006), belajar merupakan

kegiatan yang kompleks. Setelah belajar orang memiliki kapabilitas yang baru,

dapat berupa keterampilan, pegetahuan, sikap maupun nilai. Kapabilitas tersebut

timbul dari (1) stimulasi yang berasal dari lingkungan dan (2) proses kognitif yang

dilakukan oleh pembelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses

kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan melewati pengolahan

informasi, menjadi hasil belajar berupa kapabilitas baru. Dalam kegiatan belajar

tersebut, tentunya masing-masing individu mengalami permasalahan sendiri-

sendiri untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan. Menurut Walgito (2010:

188), apabila hasil belajar baik, maka pada umumnya tidak akan timbul masalah,

namun apabila hasil belajar tidak memuaskan, maka persoalan akan segera timbul.

Oleh karena itu, pada umumnya titik tolak permasalahan siswa dalam belajar

dilihat dari rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa.

Menurut hasil survey Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS)

tahun 2011 yang ditulis oleh Ratih Keswara dalam SINDOnews.com Senin, 11

November 2013, pukul 02.40 WIB, pembelajaran Matematika di Indonesia berada

di peringkat bawah. Berdasarkan TIMSS tahun 2011, skor rata-rata Matematika

siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Indonesia menduduki peringkat 38

dari 42 negara. Skor Indonesia turun 11 poin dari penilaian tahun 2007.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Fenomena tersebut sejalan dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan

pada tanggal 09 September 2014 di SDN Jetisharjo Yogyakarta. Peneliti

melakukan wawancara kepada salah satu guru Matematika di SDN Jetisharjo.

Hasil dari wawancara tersebut menyatakan bahwa nilai Matematika siswa belum

menemui kriteria ketuntasan minimum yang telah ditentukan. Dari seluruh siswa

kelas V, diperoleh rata-rata nilai ulangan pokok bahasan bangun ruang prisma

segitiga dan tabung yang tergolong rendah. Guru Matematika SDN Jetisharjo

juga menambahkan, secara umum siswa sudah paham dengan materi bangun

ruang, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang merasa bingung ketika

mengidentifikasi dan membedakan antarbangun ruang, serta menggunakan rumus

ketika akan memecahkan suatu masalah dalam Matematika.

Dalam tulisannya yang termuat dalam kompas.com, Jumat (14/ 12/ 2012),

Wono Setyabudhi, dosen Matematika dari Institut Teknologi Bandung,

mengatakan bahwa, pembelajaran matematika di Indonesia memang masih

menekankan menghafal rumus-rumus dan menghitung. Ada juga guru yang

otoriter dengan keyakinannya pada rumus-rumus atau pengetahuan Matematika

yang sudah ada. Hal ini menjadi pemicu kesalahan atau kekeliruan konsep yang

dialami oleh siswa. Kekeliruan atau kesalahan konsep ini disebut juga dengan

miskonsepsi.

Miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang

diakui oleh para ahli (Suparno, 2005: 8). Miskonsepsi yang terjadi secara terus-

menerus akan mengakibatkan semakin rendahnya kemampuan matematis siswa

dalam menyelesaikan persoalan dalam Matematika. Ada banyak faktor yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

menyebabkan timbulnya miskonsepsi pada siswa, dua di antaranya adalah

kemampuan siswa itu sendiri dalam memahami konsep Matematika serta dari

guru atau pengajar yang tidak menguasai bahan atau tidak mengerti materi

Matematika secara benar.

Pada dasarnya pembelajaran Matematika sangat berkesinambungan,

materi satu dengan yang lain saling berhubungan dan berkelanjutan. Oleh karena

itu, siswa diharapkan mampu menguasai konsep-konsep Matematika yang

diberikan sebelumnya secara matang. Konsep tersebut menjadi bekal siswa untuk

memahami konsep berikutnya. Melihat pentingnya pemahaman dan penguasaan

konsep, maka siswa harus memahami konsep tersebut agar tidak terjadi

miskonsepsi.

Apabila miskonsepsi terjadi pada siswa dan dibiarkan secara terus

menerus, maka tidak menutup kemungkinan proses belajar siswa menjadi

terhambat. Dengan demikian, miskonsepsi merupakan sebuah kondisi yang perlu

ditangani agar tidak menghambat proses belajar siswa. Guru juga harus

memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa, dari kesalahan itu

guru dapat mengetahui siswa tersebut mengalami miskonsepi atau tidak. Langkah

pertama yang harus dilakukan adalah menganalisis jenis miskonsepsinya setelah

itu mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan miskonsepi.

Pada waktu yang bersamaan, 09 September 2014, guru Matematika SDN

Jetisharjo mengatakan bahwa, salah satu faktor yang menyebabkan prestasi

siswanya rendah adalah ketidakmampuan siswa dalam memahami soal dan

menyelesaikannya. Dalam belajar Matematika siswa memang harus memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

kemampuan memahami konsep atau soal dengan baik sehingga siswa mampu

menyelesaiakan persoalan di pembelajaran Matematika.

Atas dasar ini, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut

mengenai miskonsepsi yang dialami siswa kelas V SDN Jetisharjo Yogyakarta

beserta faktor-faktor yang menjadi penyebabnya. Harapannya agar hasil penelitian

ini dapat memberikan gambaran kepada guru-guru untuk menciptakan

pembelajaran yang inovatif dan kreatif agar siswa lebih termotivasi untuk

mempelajari konsep-konsep dalam matematika. Dengan demikian, permasalahan

yang berhubungan dengan miskonsepsi mampu teratasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal di atas, masalah dalam penelitian ini dapat

dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan yang menjadi sub fokus penelitian.

Pertanyaan dalam penelitian ini diantaranya:

1. Jenis miskonsepsi apa sajakah yang terjadi pada siswa kelas V SDN

Jetisharjo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dalam menyelesaikan soal

materi pokok bangun ruang prisma segtiga dan tabung ?

2. Apa penyebab miskonsepsi yang dialami siswa kelas V SDN Jetisharjo

Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dalam menyelesaikan soal materi

pokok bangun ruang prisma segitiga dan tabung ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka secara umum

tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan miskonsepsi yang terjadi pada

siswa kelas V SDN Jetisharjo Yogyakarta pada materi bangun ruang prisma

segitiga dan tabung dengan rincian sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan jenis miskonsepsi yang dilakukan siswa kelas V SDN

Jetisharjo Yogyakarta dalam menyelesaikan soal materi pokok bangun

ruang prisma segitiga dan tabung.

2. Mengetahui faktor-faktor penyebab miskonsepsi yang dialami siswa

kelas V SDN Jetisharjo Yogyakarta dalam materi pokok bangun ruang

prisma segitiga dan tabung.

D. Manfaat Penelitian

Dari beberapa tujuan, diharapkan penelitian ini mampu memberikan

manfaat di berbagai kalangan, antara lain:

1. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

Memperoleh informasi tentang miskonsepsi yang dilakukan

siswa dalam menyelesaikan persoalan Matematika dan faktor

penyebab miskonsepsi. Selain itu guru diharapkan dapat mengatasi

miskonsepsi yang dialami oleh siswa disesuaikan dengan faktor

penyebab miskonsepsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

b. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menjadi gambaran bahwa dalam

pembelajaran Matematika pemahaman tentang konsep harus

dikuasai dengan matang oleh calon guru khususnya dalam konteks

ini guru Matematika. Selain itu dapat digunakan oleh peneliti untuk

menciptakan ide-ide kreatif dan inovatif dalam melaksanakan

pembelajaran sehingga siswa tidak mengalami miskonsepsi.

2. Manfaat Teoritis

Penelitian ini mampu menjadi inspirasi dalam dunia pendidikan

untuk menyelesaikan permaalahan-permasalahan yang terjadi,

khususnya tentang miskonsepsi, agar kualitas pendidikan semakin

membaik sehingga sumber daya manusianya meningkat.

E. Definisi Operasional

1. Konsep adalah suatu perolehan makna dalam proses berpikir. Manusia

dapat dikatakan sudah memahami konsep apabila manusia itu sudah

menampilkan perilaku-perilaku tertentu. Belajar konsep dalam penelitian

ini adalah pembelajaran yang dilakukan siswa mengenai suatu istilah atau

definisi yang terdapat pada materi bangun ruang prisma segitiga dan

tabung.

2. Konsepsi adalah presepsi seseorang terhadap suatu konsep. Dalam

penelitian ini konsepsi bermakna sebagai persepsi atau pandangan atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

pendapat siswa tentang konsep-konsep yang berhubungan dengan bangun

ruang prisma segitiga dan tabung.

3. Miskonsepsi adalah konsepsi yang bertentangan dengan konsepsi para ahli

yang sudah diyakini kebenarannya. Dalam penelitian ini miskonsepsi yang

akan diteliti adalah miskonsepsi yang dilakukan siswa SD kelas V di SDN

Jetisharjo Yogyakarta dalam menyelesaikan soal-soal materi bangun ruang

prisma segitiga dan tabung.

4. Tes Tertulis, tes tertulis dalam penelitian ini berfungsi untuk melihat letak

miskonsepsi yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal bangun

ruang prisma segitiga dan tabung.

5. Bangun Ruang Prisma Segitiga dan Tabung, prisma segitiga dan tabung

merupakan salah satu pokok bahasan dalam pembelajaran matematika

yang dipelajari oleh siswa SD kelas V SDN Jetisharjo semester genap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Konsep

a. Pengertian Konsep

Salah satu aspek mendasar dalam berpikir adalah tentang pemahaman

konsep. Konsep menjadi penting karena merupakan batu pembangun berpikir,

selain itu konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk

merumuskan prinsip dan generalisasi (Dahar, 2006: 62). Kategori mental juga

digunakan untuk mengelompokkan benda-benda, kejadian-kejadian, dan ciri-ciri

tertentu (Laura, 2010: 8). Selain itu Bahri (2011: 30-31) juga berpendapat bahwa

orang yang sudah memiliki konsep akan mampu mengadakan abstraksi terhadap

objek-objek yang dihadapi dan menempatkan objek tersebut dalam golongan atau

kelas tertentu. Hal itu sependapat dengan (Walgito, 2010: 197), kemampuan

manusia untuk membentuk konsep, memungkinkan manusia tersebut untuk

mengadakan klasifikasi benda-benda atau kejadian-kejadian tertentu.

Dari uraian di atas terlihat bahwa proses pembentukan dan pemahaman

terhadap suatu konsep itu penting. Menurut Laura (2010: 8), konsep menjadi

sangat penting karena empat alasan. Pertama, konsep memungkinkan kita untuk

melakukan generalisasi. Kedua, konsep memungkinkan kita untuk membuat

asosiasi pengalaman dan benda-benda yang ada. Ketiga, konsep membantu

ingatan, membuatnya lebih efisien, sehingga kita tidak harus menciptakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

kembali pemahaman atau makna ketika kita berhadapan dengan sebuah potongan

informasi. Keempat, konsep menyediakan petunjuk mengenai bagaimana kita

bereaksi terhadap suatu benda atau pengalaman tertentu.

Sedangkan menurut Budi (1992: 114), untuk mengetahui apakah siswa

memahami suatu konsep, maka diperlukan indikator-indikator yang dapat

menunjukkan pemahaman tersebut. Pemahaman atau indikator tersebut antara

lain: (1) dapat menyatakan konsep dalam bentuk definisi menggunakan kalimat

sendiri, (2) dapat menjelaskan makna dari konsep bersangkutan kepada orang lain,

(3) dapat menganalisis hubungan antarkonsep dalam suatu hukum, (4) dapat

mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat, (5) dapat

membedakan konsep yang satu dengan konsep yang lain yang saling berkaitan,

(6) dapat membedakan konsepsi yang benar dan konsepsi yang salah serta dapat

membuat peta konsep dari konsep-konsep yang ada dalam suatu pokok bahasan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konsep

adalah suatu perolehan makna dalam proses berpikir. Manusia dapat dikatakan

sudah memahami konsep apabila manusia itu sudah menampilkan perilaku-

perilaku tertentu. Misalnya manusia dapat menggolongkan hewan dan bukan

hewan. Dalam penelitian ini siswa dinilai memahami konsep ketika mampu

menggolongkan atau mengklasifikasi bangun ruang prisma segitiga dan bangun

ruang tabung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

b. Macam-macam Konsep

Menurut Amien (1979), ditinjau dari fungsinya, konsep dapat

dikelompokkan ke dalam 3 golongan yaitu: konsep klasifikasional, konsep

korelasional, dan konsep teoritik:

1) Konsep klasifikasional adalah mengklasifikasi konsep-konsep. Siswa

mengelompokkan suatu konsep ke dalam suatu peristiwa. Contoh:

mengklasifikasi konsep segitiga, konsep trigonometri, dan konsep

logaritma.

2) Konsep kolerasional adalah menghubungkan konsep yang satu dengan

konsep yang lainnya dua atau lebih objek. Misalnya konsep luas persegi

panjang sebagai hasil kali panjang dan lebar.

3) Konsep teoritik adalah menjelaskan konsep berdasarkan fakta. Misalnya

konsep titik, bilangan, dan himpunan.

2. Konsepsi

Konsepsi dapat didefinisikan sebagai tafsiran perorangan atau individu

terhadap suatu konsep (Berg, 1991). Contohnya konsep bola, bola dapat

ditafsirkan oleh seorang anak sebagai suatu benda kecil, bulat dan menggelinding.

Sedangkan Budi (1992: 114-115), mendefinisikan konsepsi sebagai kemampuan

memahami konsep, baik yang diperoleh dari indera maupun kondisi lingkungan.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa konsepsi adalah

konsep yang telah dipersepsikan. Dalam penelitian ini konsepsi sebagai presepsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

atau pandangan atau pendapat siswa tentang konsep-konsep yang berhubungan

dengan bangun ruang prisma segitiga dan tabung.

3. Miskonsepsi

a. Pengertian Miskonsepsi

Miskonsepsi atau salah konsep adalah suatu konsep yang tidak sesuai

dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang

itu (Suparno, 2005: 4). Menurut Flower 1987 (dalam Suparno, 2005: 5),

miskonsepsi adalah suatu pengertian yang tidak akurat dengan konsep,

penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, serta

hubungan hirarkis konsep-konsep yang tidak benar.

Siswa dapat dikatakan miskonsepsi apabila konsep yang dimiliki oleh

siswa tersebut bertentangan dengan konsep yang dimiliki oleh para ahli (Berg,

1991: 10). Hal itu sependapat dengan Budi (1992: 114), ia berpendapat bahwa

miskonsepsi dapat terjadi apabila konsepsi seorang siswa berbeda dengan

konsepsi para ahli secara teoritis yang dianggap benar dan baku.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulan bahwa miskonsepsi adalah suatu

makna atau konsep yang telah dipersepsikan, namun bertentangan dengan

persepsi para ahli yang sudah diyakini kebenarannya.

b. Mendeteksi Miskonsepsi

Menurut Suparno (2005: 121), sebelum melangkah lebih lanjut, diperlukan

cara-cara untuk mengidentifikasi atau mendetksi miskonsepsi tersebut. Adapun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

beberapa alat deteksi yang sering digunakan untuk mendeteksi ialah: pertama,

dengan menggunakan peta konsep (concept maps), digunakan untuk mendeteksi

miskonsepsi siswa dalam bidang fisika. Peta konsep menekankan gagasan-

gagasan pokok yang disusun secara hirarkis. Miskonsepsi siswa dapat

diidentifikasi dengan melihat apakah hubungan antar konsep itu benar atau salah

dan dapat dilihat dalam proposisi yang salah dan tidak adanya hubungan antar

konsep (Novak & Gowin, 1984).

Kedua, dengan menggunakan tes mulitiple choice dengan reasoning

terbuka. Amir dkk, (1987), menggunkan tes pilihan ganda dengan pertanyaan

terbuka dimana siswa harus menjawab dan menulis mengapa ia mempunyai

jawaban terebut. Berdasarkan hasil jawaban tes yang tidak benar dalam pilihan

ganda tersebut, dilanjutkan dengan wawancara. Tujuan wawancara adalah untuk

meneliti bagaimana siswa berpikir dan mengapa mereka berpikir seperti itu.

Model ini biasanya dipilih oleh peneliti karena dengan siswa menuliskan alasan,

peneliti mudah untuk menganalisis hasil tes.

Ketiga, dengan menggunakan tes esai tertulis. Tes esai ini memuat

beberapa konsep yang memang hendak diajarkan atau sudah diajarkan. Melalui

tes esai, miskonsepsi yang dibawa siswa dapat ditemukan dan dalam bidang atau

konsep tertentu. Wawancara mendalam dilakukan untuk lebih mendalami

mengapa siswa mempunyai gagasan seperti itu dan akan terlihat dari mana

miskonsepsi itu dibawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Keempat, dengan menggunakan wawancara diagnosis. Langkah pertama

sebelum melakukan wawancara diagnosis, guru/ peneliti memilih beberapa

konsep yang diperkirakan sulit untuk dimengerti oleh siswa atau beberapa pokok

bahasan yang akan diajarkan. Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

dengan wawancara terstruktur dan wawancara bebas. Wawancara terstruktur ialah

pertanyaan sudah disusun, sehingga memudahkan dalam praktiknya. Wawancara

bebas, guru/ peneliti memang bebas bertanya kepada siswa dan siswa dapat

dengan bebas menjawab. Urutan atau pertanyaan yang akan ditanyakan dalam

wawancara itu tidak peru disiapkan.

Kelima, dengan menggunakan diskusi dalam kelas. Diskusi kelas ini untuk

mengungkapkan gagasan siswa tentang konsep yang sudah diajarkan maupun

yang akan diajarkan. Diskusi kelas dapat mendeteksi apakah gagasan siswa itu

tepat atau tidak. Cara ini lebih cocok digunakan pada kelas yang besar.

Berdasarkan pembahasan tentang cara mengidentifikasi atau mendeteksi

miskonsepsi di atas, dapat disimpulkan bahwa banyak cara yang dapat digunakan

untuk mendeteksi miskonsepsi yang dialami oleh siswa. Cara tersebut sama-sama

menekankan bahwa siswa diberi kesempatan untuk mengunggkapkan gagasannya,

dengan hal itu peneliti mudah dalam mendeteksi miskonsepsi.

Ada pendapat lain dari Abraham (1992: 112), ia menggolongkan derajat

pemahaman siswa dalam enam kategori. Enam kategori tersebut adalah: (1) Tidak

ada respon, dengan kriteria tidak menjawab dan atau menjawab “saya tidak tahu”.

(2) Tidak memahami, dengan kriteria mengulang pertanyaan, menjawab tetapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

tidak berhubungan dengan pertanyaan dan atau jawaban tidak jelas. (3)

Miskonsepsi, dengan kriteria menjawab tetapi penjelasannya tidak benar atau

tidak logis. (4) Memahami sebagian dan terjadi miskonsepsi, dengan kriteria

jawaban menunjukkan ada konsep yang dikuasai, namun ada pernyataan yang

menunjukkan miskonsepsi. (5) Memahami sebagian, dengan kriteria jawaban

menunjukkan sebagian konsep yang dipahami tanpa miskonsepsi. (6) Memahami

konsep, dengan kriteria jawaban menunjukkan konsep dikuasai dengan benar.

Derajat pemahaman 1 dan 2 dkategorikan sebagai derajat pemahaman “tidak

memahami konsep”, 3 dan 4 termasuk “miskonsepsi”, sedangkan 5 dan 6

termasuk “memahami konsep”, Abraham (1992: 113).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa derajat pemahaman

dibedakan menjadi 3 kategori. Kategori pertama ialah siswa “tidak memahami

konsep”, artinya siswa tersebut tidak menjawab pertanyaan dan atau siswa

menjawab pertanyaan akan tetapi jawaban tersebut tidak jelas. Kategori kedua

ialah siswa mengalami “miskonsespsi”, artinya siswa tersebut menjawab

pertanyaan akan tetapi jawaban tersebut tidak benar atau tidak sesuai dengan

jawaban para ahli sebelumnya. Kategori ketiga ialah siswa “memahami konsep”,

artinya siswa menjawab pertanyaan dengan menunjukkan konsep yang dikuasi

dengan benar.

c. Penyebab Terjadinya Miskonsepsi

Kualitas gambaran atau pemahaman konsep yang diterima oleh seseorang

tentunya berbeda-beda, maka tidak mengherankan apabila konsep yang sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

terjadi perbedaan konsepsi antara orang yang satu dengan orang yang lainnya.

Kualitas tersebut ditentukan oleh kualitas proses pembentukan dan kemampuan

pembentuknya. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan,

hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif dan kesalahan

yang naif (Suparno, 2005: 4). Konsep awal (prakonsepsi) ialah bentuk

miskonsepsi yang sering muncul dan dibawa siswa ke kelas formal atau dalam

pembelajaran Clement (1987).

Menurut Suparno (2005: 53), secara singkat penyebab miskonsepsi ada

lima kelompok. Penyebab miskonsepsi yang pertama adalah dari diri siswa itu

sendiri, misalnya konsep awal (prakonsepsi) yang dibawa oleh siswa, dari cara

berpikir siswa, perkembangan kognitif siswa, kemampuan siswa dalam

memahami konsep, serta minat belajar siswa. Penyebab miskonsepsi yang kedua

adalah dari guru atau pengajar, seperti guru belum mengusai pokok bahasan,

ketidakmampuan guru dalam mengajar, bukan lulusan dari bidang ilmu yang

diampu, tidak membiarkan siswa mengungkapkan gagasan atau ide yang

dimilikinya, hubungan antara guru dengan siswa kurang baik. Penyebab

miskonsepsi yang ketiga adalah dari buku teks, misalnya penjelasan yang

dipaparkan dalam buku salah, penulisan rumus maupun gambar yang salah.

Penyebab yang keempat adalah konteks. Penyebab miskonsepsi dari segi konteks

misalnya pengalaman siswa, bahasa sehari-hari yang berbeda, teman diskusi atau

penjelasan dari orang tua yang keiru, keyakinan dan ajaran agama. Penyebab

miskonsepsi yang kelima adalah cara mengajar atau metode mengajar, misalnya

guru lebih menekankan satu segi saja dari konsep bahan yang digeluti, pemilihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

suatu metode untuk pembelajaran terkadang membantu munculnya miskonsepsi

bukan membantu peningkatan konsep siswa.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi dapat terjadi

pada waktu proses pembentukan konsep yang dilakukan oleh diri siswa itu sendiri

dan berdasarkan kemampuanya untuk membentuk sebuah konsep. Selain itu,

miskonsepsi juga akan muncul karena faktor dari luar diri siswa, seperti guru atau

pengajar, buku teks, konteks, dan metode yang digunakan guru saat mengajar.

d. Cara Mengatasi Miskonsepsi

Setelah mengetahui penyebab miskonsepsi serta mengetahui cara

mendeteksi miskonsepsi, berikut ini akan dijelaskan bagaimana caranya untuk

mengatasi miskonsepsi. Secara garis besar langkah yang digunakan untuk

mengatasi miskonsepsi adalah: 1) Mencari atau mengungkap miskonsepsi yang

dilakukan siswa, 2) Mencoba menemukan penyebab miskonsepsi tersebut, 3)

Mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasi (Suparno, 2005: 55).

Banyak cara untuk mengatasi miskonsepsi, akan tetapi sering cara yang

ditempuh untuk mengatasi miskonsepsi tidak berhasil. Menurut Suparno (2005:

55), ketidakberhasilan tersebut dapat disebabkan oleh pendidik atau peneliti yang

kurang tepat dalam memilih metode atau cara yang digunakan untuk mengatasi

miskonsepsi tersebut. Bisa juga cara yang digunakan belum sesuai dengan siswa

di tempat pembelajaran. Maka dari itu, sangat penting peneliti menemukan sendiri

penyebab miskonsepsi pada siswa dan mencari pemecahan yang sesuai untuk

siswanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Suparno, (2005: 81-82) memaparkan beberapa langkah pembenahan

miskonsepsi berdasarkan penyebab miskonsepsi yang telah di bahas di atas.

Penyebab kesalahan yang pertama adalah dari diri siswa. Penyebab kesalahan dari

siswa dapat berupa konsep awal (prakonsepsi) maupun cara berfikir siswa yang

kurang tepat. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara siswa dihadapkan pada

peristiwa anomali. Peristiwa anomali adalah pengalaman nyata yang sungguh lain

dengan konsep atau pemikiran yang mereka bangun dan yakini benar (Suparno,

2005: 58). Ada beberapa siswa yang belum sempurna perkembangan kognitifnya,

sehingga siswa kesulitan dalam memahami dan merumuskan konsep yang abstrak.

Cara mengatasinya dengan cara menjelaskan konsep yang ada sesuai dengan

perkembangan kognitif siswa. Dapat dimulai dengan memberikan contoh nyata

lalu pelan-pelan ke abstrak.

Kadang-kadang kemampuan siswa juga kurang dalam belajar. Siswa tidak

dapat menangkap konsep yang diajarkan oleh guru dengan tepat dan lengkap.

Cara yang dapat dilakukan adalah siswa yang kemampuannya kurang dapat

dibantu dengan pembelajaran multiple intelligence (Suparno, 2005: 63). Model ini

guru mencari inteligensi mana yang sangat kuat pada siswa, kemudian guru

menjelaskan konsep dengan inteligensi yang menonjol pada siswa tersebut.

Selanjutnya, minat belajar siswa rendah. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara

memberikan motivasi kepada siswa dan menvariasi metode pembelajaran.

Penyebab kesalahan yang kedua adalah dari guru atau pengajar. Penyebab

kesalahan dari guru dapat berupa guru tersebut kurang menguasai bahan

pembelajaran, tidak memberi waktu siswa untuk mengungkapkan gagasan serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

relasi guru dengan siswa kurang baik. Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi

kesalahan tersebut adalah dengan cara guru harus belajar lagi, memberikan waktu

siswa untuk mengungkapkan gagasan secara lisan maupun tertulis, dan

menciptakan relasi yang akrab, humor dan tidak menakutkan siswa (Suparno,

2005: 65-66).

Penyebab kesalahan yang ketiga adalah dari buku teks. Penyebab

kesalahan dari buku teks dapat berupa penjelasan yang dipaparkan dalam buku

salah, penulisan rumus maupun gambar yang salah, dan siswa tidak tahu cara

menggunakan buku teks. Cara mengatasi adalah dengan mengoreksi secara teliti

buku, penulisan rumus, atau gambar yang salah dan dibenarkan. Guru juga harus

melatih siswa cara menggunakan buku teks dengan benar (Suparno, 2005: 70-72).

Penyebab kesalahan yang keempat adalah dari konteks. Penyebab

kesalahan dari konteks dapat berupa pengalaman siswa yang keliru, dapat diatasi

dengan cara siswa dihadapkan pada pengalaman baru sesuai konsep yang sedang

dipelajari. Bahasa sehari-hari yang berbeda dan keyakinan agama yang berbeda,

dapat diatasi dengan cara dijelaskan perbedaannya dengan contoh atau

pengalaman yang dapat dialami siswa. Selain itu, kesalahan dapat berupa teman

diskusi yang salah, dapat diatasi dengan mengungkapkan hasil diskusi dan

dikritisi oleh guru atau siswa (Suparno, 2005: 72-74).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

4. Soal Uraian

Keberadaan miskonsepsi yang terus menerus akan mengganggu proses

pembelajaran. Miskonsepsi berkaitan dengan pemahaman konsep yang tidak

mudah dilihat, maka dari itu miskonsepsi harus segera ditangani. Salah satu cara

adalah dengan menggunakan tes, tes tersebut digunakan untuk mengetahui

miskonsepsi yang dibawa siswa dan dalam bidang apa (Suparno, 2005: 126). Tes

yang diberikan harus mampu memberikan informasi secara tertulis miskonsepsi

yang dialami oleh siswa.

Pengertian tes secara umum diungkapkan oleh Masidjo (1995: 38), ia

menyatakan bahwa tes merupakan suatu alat ukur yang berupa serangkaian

pertnayaan yang harus dijawab secara sengaja dan bertujuan untuk mengukur

kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok. Dalam hal ini tes yang

akan digunakan adalah tes uraian. Tes uraian adalah sejenis tes kemajuan belajar

yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata

(Arikunto, 2007: 126).

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tes digunakan untuk

mengukur kemampuan maupun hasil belajar individu atau kelompok, sedangkan

tes uraian adalah tes untuk mengukur kemampuan belajar siswa yang memerlukan

jawaban rinci atau pembahasan berupa uraian kata-kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

5. Bangun Ruang Prisma Segitiga dan Tabung

a. Bangun Ruang

Bangun ruang merupakan bangun yang memiliki isi atau volume. Menurut

Astuty dan Mustaqim (2008: 207), sisi adalah bidang atau permukaan yang

membatasi bangun ruang. Rusuk adalah garis yang merupakan pertemuan dari dua

sisi bangun ruang. Titik sudut adalah titik pertemuan dari tiga buah rusuk pada

bangun ruang.

Bangun ruang merupakan bangun yang dibatasi oleh sisi yang berbentuk

bidang, sisi yang berbentuk bidang tersebut dibatasi oleh garis-garis, (Karim, dkk,

2014: 3.6). Contoh bangun ruang seperti kotak korek api, dadu, dan batu bata.

Misalnya batu bata, batu bata memiliki 6 permukaan yang tepinya berbentuk

persegi panjang. Masing-masing permukaan tersebut dinamakan sisi batu bata.

Karim menambahkan bahwa ada juga bangun ruang yang mempunyai bidang

lengkung, contohnya adalah bola, silinder, kerucut, dan tabung.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bangun ruang adalah

bangun yang memiliki isi atau volume dan memiliki sisi berupa bidang datar atau

bidang lengkung yang saling berpotongan. Contoh bangun ruang yang terbentuk

dari beberapa bidang datar adalah kubus dan balok. Sedangkan contoh bangun

ruang yang memiliki bidang lengkung saja adalah bola. Contoh bangun ruang

yang memiliki bidang datar dan bidang lengkung adalah tabung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

b. Bangun Ruang Prisma

Prisma merupakan salah satu bangun ruang. Prisma merupakan bangun

ruang yang mempunyai alas dan tutup sama bentuk dan ukuran. Alas dan tutup

berbentuk bangun datar bersegi. Misalnya segitiga, segi empat, atau segi lima

(Sumanto, dkk, 2008: 148). Nama prisma ditentukan oleh bentuk dasar apakah

segitiga, segi empat dan seterusnya (Runtuhahu dan Kandou, 2014: 161).

Menurut Mahfan dan Wiliam (103), prisma adalah bangun ruang yang

dibatasi oleh dua buah bidang sejajar dimana bidang-bidang sejajar tersebut

merupakan bidang alas dan bidang atas (tutup). Secara umum, sifat-sifat prisma

adalah (1) terdiri atas sisi alas, sisi atas, dan sisi tegak. (2) Bentuk sisi alas sama

dengan sisi atas. (3) Sisi tegak berbentuk persegi atau persegi panjang (Ali, dkk,

2011:166).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prisma merupakan

salah satu bangun ruang. Prisma mempunyai sisi alas dan atas yang sama bentuk

dan ukurannya, mempunyai sisi tegak berupa persegi panjang.

Gambar berikut adalah gambar bangun ruang prisma.

Gambar 2.1 Contoh prisma segitiga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Untuk menghitung luas permukaan prisma segitiga dan volume adalah

dengan cara sebagai berikut:

Rumus Luas Permukaan Prisma Segitiga:

L = Keliling ∆ x t x ( 2 x Luas ∆)

Volume Prisma Segitiga:

V = Luas Alas x t

= ( ½ a x t ) x t

Keterangan :

L : luas permukaan

∆ : alas dan atas segitiga

t : tinggi prisma

V : Volume

Luas Alas : Luas ∆ = ( ½ a x t )

c. Bangun Ruang Tabung

Tabung mempunyai dua sisi (daerah lingkaran) pada dua bidang yang

sejajar, sedangkan sisi yang lainnya bukan bidang datar tetapi berupa bidang

lengkung atau sisi lengkung. Karim, dkk (2014: 3.8). Menurut Runtuhahu dan

Kandou (2014: 163), permukaan tabung terdiri dari dua lingkaran dan sebuah sisi

lengkung. Secara umum, sifat-sifat tabung adalah (1) terdiri atas sisi alas, sisi atas,

dan sisi lengkung. (2) sisi alas dan sisi ats berbentuk lingkaran. (3) tidak memiliki

sudut (Ali, dkk 2011: 169).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tabung merupakan

bangun ruang. Tabung memiliki dua sisi yang berbentuk lingkaran yang sering

disebut sebagai sisi alas dan sisi atas serta mempunyai sisi lengkung.

Gambar berikut adalah gambar bangun ruang tabung.

Gambar 2.2 Contoh tabung

Untuk menghitung luas permukaan tabung dan volume tabung adalah

dengan cara sebagai berikut:

Rumus Luas Permukaan Tabung:

= 2 x luas alas + luas selimut tabung

= 2 (πr2) + 2 π r t

= 2 π r (r + t)

Volume Tabung:

V = Luas Alas x t

= πr2 x t

Keterangan :

L : luas permukaan

t : tinggi tabung

V : Volume

Luas Alas : Luas tabung = (πr2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh:

Rohma, Ika Lailatul. 2013. Miskonsepsi siswa dalam menyelesaikan soal

materi bangun datar segi empat kelas VII SMP N 34 Semarang tahun ajaran

2012/2013. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif yang bertujuan

untuk mendiskripsikan miskonsepsi yang dilakukan oleh siswa kelas VII-H

SMP Negeri 34 Semarang dalam menyelesaikan soal materi pokok bangun

datar segi empat serta untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya

miskonsepsi. Alat pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan

tes dan pedoman wawancara. Tes digunakan untuk mengetahui letak

miskonsepsi siswa pada soal yang diberikan berkaitan dengan segi empat,

setelah itu siswa yang mempunyai kesalahan konsep akan ditindaklanjuti

dengan wawancara mendalam. Wawancara mendalam bertujuan untuk

memastikan miskonsepsi yang terjadi pada siswa serta mengetahui faktor

penyebabnya. Hasil dari penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 34

Semarang mengalami 3 jenis miskonsepsi. Diantaranya adalah miskonsepsi

klasifikasional, siswa mengalami miskonsepsi dalam mengklasifikasikan jenis

dan sifat terkait dengan konsep bangun datar segi empat. Miskonsepsi

korelasional, siswa mengalami miskonsepsi dalam menentukan hubungan suatu

konsep maupun rumus dengan proses penyelesaiannya. Miskonsepsi teoritik,

siswa mengalami miskonsepsi dalam menjelaskan fakta-fakta terkait bangun

datar segi empat. Faktor yang menyebabkan munculnya miskonsepi adalah

minat siswa untuk mempelajari konsep sangat rendah, siswa terbiasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

memahami gambar berdasarkan apa yang ada dalam buku pada umumnya,

siswa terbiasa mencontek teman yang salah, serta pelajaran matematika di

sekolah lebih menekankan pada soal yang berkaitan dengan hitung

menghitung.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian tersebut dapat

mendukung penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Selain itu, penelitian

tersebut menjadi salah satu dasar bagi peneliti untuk mengembangkan

penelitiannya. Persamaan penelitian Rohma dengan penelitian ini adalah

penelitian Rohma dan penelitian ini sama-sama mengidentifikasi siswa yang

mengalami dan tidak mengalami miskonsepsi, mengetahui jenis kesalahan

yang dilakukan siswa, serta mencari faktor penyebab terjadinya miskonsepsi.

Selain itu dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan atau

saran kepada guru untuk mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan

miskonsepsi siswa.

Sedangkan perbedaannya adalah pertama, fokus materi yang ditelti.

Dalam penelitian Rohma berfokus pada materi bangun datar segiempat, di

penelitian ini fokus materinya adalah bangun ruang prisma segitiga dan tabung.

Kedua, subjek yang digunakan oleh peneliti adalah siswa SD, sedangkan di

penelitian Rohma subjek yang digunakan adalah siswa SMA.

Kurniawati, Ira. 2007. Analisis Miskonsepsi Siswa Sekolah Dasar pada

Pembelajaran Matematika. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi tentang karakter miskonsepsi siswa Sekolah Dasar di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

kecamatan Wonosari, kabupaten Klaten pada materi geometri. Subjek dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V dari 5 Sekolah Dasar yang dipilih

secara random dari 41 Sekolah Dasar di kecamatan Wonosari, kabupaten

Klaten. Kelima Sekolah Dasar yang terpilih sebagai subjek penelitian adalah

SDN Bener I, SDN Gunting 1, SDN Sidowarni II, SDN Jelobo III, dan SDN

Kingkang II. Analisis data menggunakan trianggulasi dengan membandingkan

data hasil observasi, hasil wawancara, dan hasil tes. Hasil penelitian ini adalah

terjadinya miskonsepsi untuk materi geometri pada pokok bahasan bangun

datar yang mencapai 39.33% dari total responden, dengan perincian: konsep

teoritikal (47.57%), konsep klasifikasional (27.67%) dan konsep korelasional

(24.76%). Penyebab terjadinya miskonsepsi siswa untuk materi geometri pada

pokok bahasan bangun datar antara lain: (1) Dalam penyampaian materi, guru

kurang menekankan pada penguasaan konsep. (2) Guru kurang variatif dalam

memberikan contoh soal atau latihan dan jarang sekali mengkaitkan pada

masalah kontekstual. (3) Siswa cenderung menghafal rumus dalam

mempelajari geometri. (4) Kurang aktifnya siswa dalam berlatih mengerjakan

soal-soal latihan yang variatif.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian tersebut dapat

mendukung penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Selain itu, penelitian

tersebut menjadi salah satu dasar bagi peneliti untuk mengembangkan

penelitiannya. Persamaan penelitian Ira dengan penelitian ini adalah, pertama

penelitian ini sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.

Kedua, analisis datanya menggunakan trianggulasi teknik, yaitu hasil tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

tertulis dan hasil wawancara mendalam. Ketiga, dalam penelitian Ira dan

penelitian ini sama-sama mengetahui miskonsepsi siswa pada suatu konsep dan

faktor penyebab terjadi miskonsepsi.

Sedangkan perbedaannya adalah pertama, fokus materi yang diteliti.

Dalam penelitian Ira berfokus pada materi bangun datar, di penelitian ini fokus

materinya adalah bangun ruang prisma segitiga dan tabung. Kedua, subjek

yang digunakan penelitian Ira adalah subjek yang dipilih secara random dari

berbagai SD, sedangkan di penelitian ini subjek yang digunakan adalah siswa

dari satu SD saja.

Permana, Iwan. 2013. Analisis Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X Pada

Mata Pelajaran Fisika Melalui CRI (Certainty Of Response Index)

Termodifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi siswa

SMA kelas X pada konsep optik, listrik dinamis, suhu dan kalor. Metode yang

digunakan adalah deskriptif kualittif. Data diperoleh dari 204 siswa dari

beberapa sekolah melalui tes pilihan ganda dengan lembar jawaban Certainty

Of Response Index (CRI). Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Miskonsepsi

telah terjadi pada siswa SMA kelas X di semua konsep yang diteliti. (2)

Miskonsepsi terjadi pada kategori rendah, kecuali pada konsep optik (kategori

sedang). (3) Miskonsepsi tidak tergantung pada tingkat kesukaran soal. (4)

Jenis konsep yang banyak menimbulkan miskonsepsi adalah jenis konsep

abstrak dengan contoh konkret. (5) Jenjang kognitif yang banyak menimbulkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

miskonsepsi adalah C2 (pemahaman). (6) Siswa dengan kategori rendah paling

banyak mengalami miskonsepsi.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian tersebut dapat

mendukung penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Selain itu, penelitian

tersebut menjadi salah satu dasar bagi peneliti untuk mengembangkan

penelitiannya. Persamaan penelitian Iwan dengan penelitian ini adalah, pertama

penelitian ini sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan

bertujuan untuk mengetahui letak miskonsepsi pada suatu konsep.

Sedangkan perbedaannya adalah pertama, fokus materi atau konsep yang

ditelti. Dalam penelitian Iwan berfokus pada materi optik,listrik dinamis, suhu

dan kalor. Sedangkan di penelitian ini fokus materinya adalah bangun ruang

prisma segitiga dan tabung. Kedua, subjek yang digunakan oleh peneliti adalah

siswa SD, akan tetapi dalam penelelitian Iwan subjek dipilih secara random

dari berbagai SMA, sedangkan di penelitian ini subjek yang digunakan adalah

siswa dari satu SD saja.

C. Kerangka Berfikir

Belajar merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh hampir setiap

orang. Belajar membentuk suatu kapabilitas yang baru. Kapabilitas tersebut dapat

berupa pegetahuan, keterampilan maupun sikap dalam diri seseorang melalui

proses kognitif. Biasanya kapabilitas baru atau konsep yang sudah diperoleh

dipersepsikan sendiri untuk memudahkan pemahaman pada konsep tersebut. Akan

tetapi, konsep yang telah dipersepsikan (konsepsi) dapat mengalami kesalahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Kesalahan konsep atau salah konsep sering disebut dengan miskonsepsi.

Miskonsepsi merupakan konsepsi yang bertentangan dengan konsepsi para ahli

yang sudah diyakini kebenarannya.

Miskonsepsi yang muncul akan menyebabkan proses belajar menjadi

terhambat, sehingga harus segera ditangani. Miskonsepsi sering muncul karena

beberapa faktor, seperti faktor yang berasal dari siswa itu sendiri, misalnya siswa

mempunyai konsep awal (prakonsepsi). Faktor dari luar siswa misalnya dari buku

teks atau sumber yang mereka gunakan salah dan guru atau pengajar yang kurang

memahami konsep.

Langkah pertama yang harus dilakukan guru atau peneliti adalah dengan

mendeteksi miskonsepsi. Sebelum mendeteksi, peneliti akan melihat hasil belajar

siswa. Mendeteki miskonsepsi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam

penelitian ini peneliti memilih dan menggunakan tes tertulis dengan soal uraian

dan wawancara mendalam. Miskonsepsi dapat terlihat ketika siswa sedang

mengerjakan soal-soal Matematika dan melakukan kesalahan ketika mengerjakan

soal tersebut. Kegiatan wawancara juga dapat mendeteksi miskonsepsi yang

dialami oleh siswa melalui jawaban-jawaban yang diungkapkan oleh siswa.

Melalui kedua kegiatan tersebut nantinya juga dapat mendeteksi faktor penyebab

miskonsepsi. Siswa yang tidak banyak melakukan kesalahan tidak melakukan tes

terlutis dan wawancara.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti akan melakukan penelitian di SDN

Jetisharjo dengan harapan peneliti mampu mendeteksi miskonsepsi yang dialami

oleh siswa kelas V pada pelajaran Matematika materi bangun ruang prisma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

segitiga dan tabung. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya miskonsepsi yang dialami oleh siswa dengan

menggunakan tes tertulis dan wawancara.

Peneliti melakukan penelitian ini dengan harapan nantinya penelitian ini

dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran bagi pembaca terutama dalam dunia

pendidikan. Peneliti juga ingin memberikan gambaran tentang masalah

miskonsepsi yang sering dialami oleh siswa. Secara umum kerangka berfikir

disajikan pada Tabel 2.1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Tabel 2.1 Tabel Kerangka Berfikir

Belajar

Hasil dianalisis

( triangualasi data)

Melakukan wawancaramendalam

Tidak melakukanwawancara mendalam

Tarik Kesimpulan

Konsep

Konsepsi

Tidak

Miskonsepsi

Mengalami

Miskonsepsi

Memberikn tes

tertulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif

dengan tipe studi kasus. Penelitian kualitatif adalah suatu jenis penelitian yang

menghasilkan temuan-temuan yang tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau

bentuk hitungan lainnya (Strauss dan Corbin, 2009: 4). Sedangkan menurut

(Moleong, 2006: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian. Penelitian

kualitatif berhubungan dengan ide, perilaku, presepsi, atau tindakan yang

dilakukan oleh subyek penelitian. Metode kualitaif adalah prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif (Bogdan dan Taylor, 1975 dalam Ahmadi,

Rulam 2014:15). Penelitian deskriptif ialah menggambarkan “apa adanya” tentang

suatu variabel, gejala atau keadaan (Arikunto, 2005: 243).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dimana

peneliti berusaha untuk mengetahui bagaimana proses siswa kelas V C dalam

mengerjakan soal matematika materi bangun ruang prisma segitiga dan tabung.

Menurut Arikunto (2005: 237), dalam studi kasus peneliti mecoba untuk

mencermati individu atau unit secara mendalam. Studi kasus lebih berkutat pada

penemuan semua variabel penting yang melatarbelakangi timbulnya serta

perkembangan variabel tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan “why”

(mengapa) individu itu berindak demikian, “what” (apa/apakah) wujud tindakan

itu, “how” (bagaimana) ia bertindak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Peneliti mengumpulkan data dan mendiskripsikan proses mengerjakan

soal sampai hasil yang diperoleh siswa sesuai dengan keadaan sebenarnya yang

terjadi di lokasi penelitian tersebut.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Jetisharjo Yogyakarta yang beralamat

di jalan A.M Sangaji Nomor 42 kota Yogyakarta. Pemilihan lokasi penelitian

ini berdasarkan pada beberapa pertimbangan berikut:

a. Sekolah tersebut memiliki permasalahan yang sesuai dengan

permasalahan miskonsepsi yang ada,

b. Belum pernah dilakukan penelitian mengenai miskonsepsi yang

dilakukan siswa,

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Juli

2015. Tes tertulis merupakan alat pengumpulan data tahap pertama.

Wawancara dilakukan sebagai alat pengumpulan data tahap kedua pada hari

yang sama. Wawancara dilakukan setelah siswa selesai mengerjakan soal tes.

Pemilihan waktu penelitian atas dasar kesepaatan antara peneliti dengan guru

matematika kelas V SDN Jetisharjo Yogyakarta.

Data yang sudah diperoleh kemudian diolah sampai mampu

menjawab rumusan masalah. Akan tetapi, peneliti melakukan pengambilan

data yang kedua, dengan pertimbangan bahwa data wawancara di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

pengambilan data pertama kurang mendalam, sehingga peneliti melakukan

pengambilan data kembali. Pengambilan data yang kedua dilakukan pada

tanggal 6 Juli 2015 pukul 08.30-09.30 WIB. Peneliti membagikan soal tes

tertulis dan melakukan wawancara pada hari yang sama.

3. Subjek Penelitian

Subjek dari pengambilan data pertama adalah siswa kelas VI B SDN

Jetisharjo Yogyakarta semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Jumlah siswa

adalah 20 anak, terdiri dari 9 perempuan dan 11 laki-laki. Pemilihan subjek

pada kelas VI karena siswa tersebut sudah memperoleh materi bangun ruang

tentang mengitung volume prisma segitiga dan tabung yang diajarkan di

semester 1.

Subjek dari pengambilan data kedua adalah siswa kelas V C SDN

Jetisharjo Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2014/2015. Jumlah siswa

adalah 24 anak, terdiri dari 9 perempuan dan 15 laki-laki. Akan tetapi, subjek

yang diteliti di penelitian kedua ini adalah 20 siswa, teridi dari 8 perempuan

dan 12 laki-laki. Empat siswa lainnya tidak bisa hadir dikarenakan bertepatan

dengan libur sekolah, jadi beberapa siswa sudah ke luar kota untuk berlibur.

Pemilihan subjek pada kelas V ini atas dasar siswa tersebut sudah

memperoleh materi bangun ruang tentang menghitung volume prisma

segitiga dan tabung yang diajarkan di semester 2.

4. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah mengungkap miskonsepsi serta

faktor-faktor penyebab miskonsepsi yang dialami siswa kelas V C SDN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

Jetisharjo Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2014/2015 pada materi

bangun ruang prisma segitiga dan tabung.

C. Desain Penelitian

Berdasarkan rancangan yang telah disusun oleh peneliti, penelitian ini

berlangsung pada bulan Juli 2014 sampai dengan Juli 2015. Penelitian tersebut

berlangsung dengan pertimbangan bahwa siswa yang bersangkutan sedang

mengalami proses pembelajaran materi materi bangun ruang prisma segitiga dan

tabung. Pelaksanaan kegiatan ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan ini diantaranya

adalah:

a. Survei lokasi penelitian

Survei lokasi penelitian dilakukan pada bulan Juli 2014. Survei ini

dilakukan untuk memperoleh informasi dari pihak sekolah terkait

kesepakatan perijinan dan perjanjian penelitian, mengetahui guru pengampu

mata pelajaran Matematika SDN Jetisharjo Yogyakarta tahun ajaran

2014/2015, jumlah siswa yang akan diteliti serta kemampuan yang dimiliki

siswa.

b. Pengajuan proposal penelitian

Pengajun proposal penelitian untuk skripsi ini diawali dengan peneliti

memilih tema atau judul skripsi yang telah di rekomendasikan oleh dosen.

Judul yang telah dipilih oleh peneliti dan disetujui dosen pembimbing dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

ketua jurusan, peneliti menyusun rancangan kegiatan penelitian. Peneliti

menyusun rancanagan kegiatan penelitian atau proposal skripsi pada bulan

Juli sampai November 2014. Penyusunan tersebut dikonsultasikan secara

teratur serta terprogram pada dosen pembimbing hingga memperoleh

persetujuan untuk melakukan kegiatan penelitian.

c. Permohonan ijin penelitian di SDN Jetisharjo Yogyakarta

Berdasarkan proposal penelitian yang telah disetujui dosen

pembimbing, peneliti memperoleh surat ijin penelitian dari instalansi terkait

untuk memudahkan peneliti melakukan perijinan pada tempat penelitian.

Surat ijin penelitian tersebut diserahkan dan disetujui oleh kepala sekolah

SDN Jetisharjo Yogyakarta, selanjutnya peneliti menentukan waktu yang

tepat untuk melaksanakan penelitian agar penelitian yang dilakukan tidak

mengganggu proses belajar megajar di sekolah tersebut.

d. Pembuatan instrumen penelitian

Peneliti merancang instrumen penelitian sebagai alat untuk

memperoleh data. Instrumen dibuat sebelum peneliti melakukan penelitian.

Pembuatan instrumen ini meliputi tes yang terdiri dari soal bangun ruang

prisma segitiga dan tabung serta pedoman wawancara.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan kegiatan

pengambilan data yang meliputi pemberian soal tes materi bangun ruang

prisma segitiga dan tabung serta kegiatan wawancara terhadap siswa yang

terpilih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

3. Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan

Pada tahap pengolahan data dan penyusunan laporan penelitian,

kegiatan dilakukan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Menganalisis data hasil penelitian

Data yang diperoleh dari kegiatan penelitian berupa tes dan

wawancara, selanjutnya dianalisis secara kualitatif untuk mengetahui

miskonsepsi yang dilakukan siswa beserta faktor yang menyebabkan siswa

mengalamai miskonsepsi.

b. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh

makna penelitian tersebut dan dapat menjawab pertanyaan yang sesuai

dengan rumusan penelitian.

c. Penyusunan laporan hasil penelitian

Penyusunan laporan disusun berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh peneliti dan dikonsultasikan pada pembimbing secara

terprogram untuk memperoleh persetujuan.

d. Konsultasi pada ahli atau dosen pembimbing

Konsultasi pada ahli atau dosen pembimbing dilakukan selama

peneliti menyusun rencana penelitian, instrumen penelitian dan laporan hasil

penelitian agar penelitian yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah

ditentukan oleh instansi terkait sehingga hasil dari penelitian dapat mencapai

tujuan yang diharapkan secara bermanfaat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

D. Teknik Pengumpulan Data

Tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data (Sugiono, 2012: 308),

maka pengumpulan data merupakan langkah utama dalam penelitian.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan langsung oleh peneliti. Menurut

Sugiyono (2012) dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dilakukan pada

setting alamiah (natural setting), sumber data primer, dan teknik pengumpulan

data lebih pada observasi berperanserta (participan observation), wawancara

mendalam (in depth interview), dokumentasi dan gabungan keempatnya.

Berdasarkan teori tersebut, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk

mengimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan (Bungin,

2007: 115). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengamati

pelaksanaan tes agar subjek diketahui benar-benar mengerjakan tes tersebut

secara individu.

2. Tes Tertulis

Tes tertulis diberikan setelah siswa memperoleh materi bangun ruang

prisma segitiga dan tabung. Soal tes tertulis yang digunakan berbentuk soal

uraian. Tes merupakan suatu alat pengukur yang berupa serangkaian

pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dan dimaksudkan untuk

mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok (Masjidjo,

1995: 38).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Tes tertulis ini bertujuan mengetahui letak miskonsepsi yang

dilakukan siswa, dan sejauh mana pemahaman siswa tentang konsep bangun

ruang prisma dan tabung . Pada pengambilan data pertama, tes tertulis

berlangsung pada tanggal 16 Desember 2014 pukul 07.30- 09.00 WIB di

ruang kelas VI B. Siswa yang mengikuti sebanyak 20 anak. Siswa diberi

waktu 80 menit untuk mengerjakan soal-soal tes pada lembar jawab yang

telah disediakan dengan jujur dan teratur. Peneliti mengawasi penuh kegiatan

siswa saat mengerjakan tes ini, agar siswa tidak curang sehingga jawaban

yang diberikan benar-benar merupakan gambaran miskonsepsi yang

dialaminya.

Pengambilan data yang kedua, tes tertulis berlangsung pada tanggal 6

Juli 2015 pukul 08.30- 09.30 WIB di ruang kelas V C. Siswa yang mengikuti

sebanyak 20 anak. Siswa diberi waktu kurang lebih 80 menit untuk

mengerjakan soal-soal tes pada lembar jawab yang telah disediakan dengan

jujur dan teratur. Peneliti mengawasi penuh kegiatan siswa saat mengerjakan

tes ini, agar siswa tidak curang sehingga jawaban yang diberikan benar-benar

merupakan gambaran miskonsepsi yang dialaminya.

3. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Moleong,

2008: 168). Pada kegiatan wawancara diperlukan beberapa alat bantu agar

wawancara berjalan dengan baik. Dalam hal ini, peneliti mempersiapkan

instrumen sebagai pedoman wawancara, kamera digital, dan alat bantu lain

yang dapat membantu jalannya wawancara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan setelah peneliti

memperoleh data hasil tes tertulis. Dalam hal ini pewawancara mengadakan

kegiatan wawancara pada subyek terpilih, dengan tujuan untuk memastikan

apakah siswa mengalami miskonsepsi serta memperoleh informasi mengenai

faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami miskonsepsi. Subjek

tersebut dipilih berdasarkan variasi dan banyaknya miskonsepsi yang

dilakukan serta mampu memberikan lebih banyak informasi yang dibutuhkan

peneliti sesuai tujuan dalam penelitian ini. Kegiatan wawancara ini

berlangsung di sekolah SDN Jetisharjo.

Subjek yang diwawancara pada pengambilan data pertama adalah 5

siswa. Data yang diperoleh dari hasil wawancara ternyata belum menjawab

rumusan masalah pada penelitian ini, sehingga data yang diperoleh tidak

digunakan untuk dianalisis lebih lanjut, kemudian peneliti melakukan

pengambilan data yang kedua. Pada pengambilan data yang kedua, subjek

yang terwawancra adalah 8 siswa. Kegiatan wawancara berlangsung di

sekolah SDN Jetisharjo. Data yang kedua inilah yang dianalisis lebih lanjut

oleh peneliti untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian.

4. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu (Sugiyono,

2012: 329). Dokumentasi digunakan sebagai pelengkap penggunaan metode

observasi dan wawancara. Oleh karena itu, dokumentasi sangat diperlukan

agar penelitian yang dilakukan bersifat lebih kredibel atau dapat dipercaya.

Dokumen dalam penelitian ini meliputi rekaman hasil wawancara, foto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

kegiatan penelitian, serta dokumen atau lampiran yang berkaitan dengan

kegiatan penelitian. Secara umum proses pegumpulan data penelitian tentang

miskonsepsi siswa disajikan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Proses Pengumpulan Data

E. Instrumen Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif, sehingga peneliti sendiri yang

menjadi instrumen dalam penelitian ini. Akan tetapi, untuk memudahkan peneliti

dalam mendeteksi miskonsepsi yang dialami oleh siswa, maka diperlukan alat

atau fasilitas untuk mempermudah kegiatan penelitian. Instrumen penelitian yang

akan digunakan adalah instrumen tes dan pedoman wawancara.

Pemberian tes tertulis padasubjek penelitian

Menganalisis hasiltes tertulis

Data hasil testertulisDidokumen-

tasikan

Memilih subjekberdasarkan hasil tes

tertulis

Validasi data(triangulasi teknik)

Data hasilwawancara

Melakukanwawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

1. Instrumen Tes

Instrumen tes yang akan digunakan berupa tes diagnostik. Bentuk soal

yang digunakan adalah soal uraian. Instrumen yang akan di berikan pada

subjek yang diteliti sebelumnya telah diuji cobakan terlebih dahulu, dengan

tujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen tersebut digunakan

sebagai alat pengumpulan data. Dalam hal ini peneliti merancang beberapa

langkah pada saat menyusun soal tes tersebut. Adapun langkah yang disusun

peneliti diantaranya adalah:

a. Menentukan kompetensi dasar yang akan diukur,

b. Menyusun kisi-kisi instrumen,

c. Menyusun soal-soal tes uji coba,

d. Melakukan uji validitas ( expert judgement ),

e. Melakukan revisi berdasarkan hasil expert judegment,

f. Melakukan uji empiris,

g. Menganalisis hasil uji empiris,

h. Memperoleh soal tes yang valid,

i. Melakukan tes pengambilan data penelitian,

Uji validitas dilakukan dengan penelaahan atau pengkajian butir-butir

soal oleh validator yang telah ditentukan. Penilaian terhadap butir-butir soal

tersebut diberikan dengan cara memberikan tanda cek pada kolom yang

tersedia. Validasi ini mengacu pada lembar validasi yang telah disusun oleh

peneliti dengan persetujuan dosen pembimbing. Validator yang dipilih adalah

orang-orang yang ahli dalam bidang Matematika. Validator dalam penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

ini terdiri dari tiga orang yaitu 2 Dosen Pendidikan Matematika di Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta dan 1 Guru mata pelajaran Matematika di SDN

Jetisharjo. Kisi-kisi instrumen soal tes adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes

Standar KompetensiKompetensi

Dasar IndikatorNomor

Soal1. Mengitung luas segi

banyak sederhana,luas lingkaran, danvolume prismasegitiga.

3.3 Mengitungvolume prismasegitiga dantabung.

3.3.1 Mengidentifikasimacam-macam bangunruang. (C2)3.3.2 Mengidentifikasibangun ruang prismasegitiga dan tabunglingkaran. (C1)3.3.3 Membedakanbangun ruang prismasegitiga dan tabunglingkaran. (C2)3.3.4 Mengenal satuanvolume dan hubunganantar satuan volume.(C1)3.3.5 Memilih rumusyang tepat untukmenyelesaikan soalberkaitan denganvolume prisma segitigadan tabung lingkaran.(C1)3.3.6 Menghitungvolume prisma segitigadan tabung lingkaran.(C3)

1

2, 3

4, 5

6

7, 8

9sampai

19

Setelah peneliti menyusun kisi-kisi instrumen dan menyusun soal,

peneliti melakukan uji validasi (expert judgement) kepada para ahli yang

telah ditentukan. Uji validasi ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

yang nantinya akan diuji serta untuk mendeteksi soal-soal yang mengandung

miskonsepsi. Validator juga memberikan saran untuk perbaikan dari segi

visual maupun secara isi pada soal-soal tersebut.

Berdasarkan uji validasi instrumen soal oleh ketiga validator diketahui

bahwa soal yang dibuat oleh peneliti masih perlu adanya perbaikan atau

revisi. Revisi yang perlu peneliti lakukan diantaranya adalah:

a. Ada indikator yang kurang sesuai.

b. Jumlah soal terlalu banyak, harus memperhatikan waktu dan kemampuan

anak SD.

c. Ditambahkan soal memberi nama pada bangun ruang.

d. Cek bahasa soal.

e. Satuan volume lebih banyak, tidak disingkat.

f. Soal lebih variatif, bisa soal cerita, atau soal yang beda satuan.

Saran tersebut dijadikan pedoman oleh peneliti untuk perbaikan

instrumen tes tertulis yang akan digunakan. Selain itu, saran tersebut sebagai

pertimbangan peneliti agar instrumen layak dan dapat menghasilkan data

yang terpercaya. Setelah peneliti melakukan revisi dengan pertimbangan dari

para validator, peneliti melakukan uji empiris. Uji empiris dilakukan untuk

mengetahui validitas butir soal, reliabilitas soal, rentang waktu yang

diberikan cukup atau tidak untuk mengerjakan soal, mengetahui tingkat

pemahaman siswa terkait dengan materi yang ada di soal dan sejauhmana soal

tersebut dapat mendeteksi miskonsepsi yang dialami oleh siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Uji empiris dilakukan pada tanggal 09 Desember 2014 dan diberikan

kepada siswa kelas VI A dan VI C dengan jumlah 46 siswa. Pelaksanaan uji

empiris ini dilaksanakan di SDN Jetisharjo Yogyakarta di ruang kelas VI A

dan VI C. Soal yang diujikan adalah materi tentang bangun ruang prisma dan

tabung. Jumlah soal yang diberikan sebanyak 19 butir soal dengan waktu

pengerjaan 80 menit.

Dari hasil uji coba instrumen tes tertulis ini kemudian dihitung

menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan penghitungan

yang dibantu komputer program SPSS 16.0 untuk mengetahui kelayakan

soal yang akan digunakan dalam penelitian. Kriteria pengujiannya dengan

membandingkan antara koefisian korelasi (rhitung) dengan nilai tabel korelasi

Product Moment (rtabel). Kriterianya: “ jika rhitung > rtabel maka instrumen

valid, sebaliknya jika rhitung < rtabel maka instrumen tidak valid” (Riduwan,

2009: 98).

Hasil validitas tes tertulis diketahui dari 19 soal yang diujikan, 3 soal

yang tidak valid yaitu butir soal nomor 5, 6 dan 8. Soal yang lainnya

dinyatakan valid yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,

17, 18, 19. Hasil validitas soal (terlampir). Soal yang tidak valid ini atas saran

dari dosen pembimbing untuk tidak digunakan, karena jumlah soal yang valid

sudah memenuhi untuk digunakan dalam penelitian. Akan tetapi, peneliti

menambahkan satu soal atas saran dari validator tentang soal pemberian nama

pada bangun ruang. Berikut adalah gambaran soal sebelum direvisi dan

sesudah direvisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Tabel 3.3 Soal Sebelum Direvisi dan Sudah Direvisi

No Soal Sebelum Direvisi Soal Sesudah Direvisi

1 Perhatikan satuan-satuan di bawahini !

cm2 mm2 dm dam3

m l km hm3

Dari satuan-satuan di atas manayang merupakan satuan untukvolume ? Mengapa ?Jawab:............................................................Karena............................................................................................................

Perhatikan satuan-satuan dibawah ini !

cm2 mm2 dm dam meter ccliter km hm3 mL

Dari satuan-satuan di atas manayang merupakan satuan untukvolume ? Mengapa ?Jawab:....................................................Karena........................................

2 Sebuah bangun ruang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

mempunyai bidang alas danbidang atas yang sejajar dankongruen,

mempunyai sisi tegakberbentuk persegi panjang ataujajargenjang,

sisi tegak bisa tegak lurusataupun tidak tegak lurusterhadap bidang alas danbidang atasnya,

Bangun apakah yang sesuai denganciri-ciri bangun diatas?Gambarlah!Jawab :Bangun yang sesuai dengan ciri-ciri di atas adalah...........................................................................................................Gambar :

Sebuah bangun ruang memilikiciri-ciri sebagai berikut :

mempunyai bidang alas danbidang atas yang sejajardan kongruen berupasegitiga,

mempunyai sisi tegakberbentuk persegi panjang

sisi tegak bisa tegak lurusterhadap bidang alas danbidang atasnya,

Bangun apakah yang sesuaidengan ciri-ciri bangun diatas?Gambarlah!Jawab :Bangun yang sesuai denganciri-ciri di atas adalah.....................................................................................................Gambar :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini disusun untuk memudahkan penelitian

melakukan kegiatan wawancara serta menghindari meluasnya topik yang

ditanyakan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis wawancara

terstruktur. Wawancara terstruktur ialah wawancara yang dilakukan dengan

membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara (Sugiyono, 2012:

319).

Pedoman wawancara yang telah disusun kemudian dikonsultasikan

pada dosen pembimbing untuk memperoleh persetujuan. Berdasarkan

persetujuan yang diberikan, selanjutnya pedoman wawancara tersebut

diajukan pada validator guna memperoleh penilaian terkait kelayakan

pedoman wawancara tersebut. Pedoman yang dinyatakan layak oleh para ahli

digunakan sebagai dasar untuk melakukan wawancara terhadap subjek yang

diteliti. Para ahli atau validator untuk pedoman wawancara ini adalah orang

yang ahli dalam bidang psikologi. Validator tersebut ada dua orang yaitu 1

Dosen Psikologi di Fakultas Psikologi USD Yogyakarta dan 1 Dosen

Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Teknologi Yogyakarta.

Tujuan wawancara adalah untuk memastikan miskonsepsi yang terjadi

pada siswa pada materi bangun ruang prisma segitiga dan tabung beserta

faktor-faktor penyebab miskonsepsi tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang

disampaikan peneliti kepada subjek penelitian mengacu pada instrumen

wawancara yang telah disusun. Pertanyaan dalam wwancara tersebut dapat

berkembang dan disesuaikan dengan jawaban dari hasil tes tertulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Berdasarkan penilaian yang diberikan oleh masing-masing validator,

pedoman wawancara layak digunakan dengan beberapa perbaikan atau revisi

sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator. Saran perbaikan tersebut

diantaranya:

a. Perlu elaborasi saat wawancara dan didahului wawancara dengan murid.

b. Hindari pertanyaan tertutup.

c. Perlu ditambahkan pertanyaan untuk kisi-kisi wawancara siswa.

Saran tersebut dijadikan pedoman oleh peneliti untuk perbaikan

instrumen wawancara yang akan digunakan. Selain itu, saran tersebut sebagai

pertimbangan peneliti agar instrumen layak dan dapat menghasilkan data

yang terpercaya.

Secara umum proses pengembangan pedoman wawancara dari

rancangan hingga memperoleh pedoman yang siap digunakan dalam kegiatan

penelitian disajikan pada Tabel 3.4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Tabel 3.4 Proses Pengembangan Pedoman Wawancara

F. Kredibilitas dan Transferabilitas

Keilmiahan suatu penelitian diperlukan pengujian kebasahan data. Dalam

penelitian kualitatif pengujian keabsahan data menggunakan istiah yang berbeda

dengan penelitian kuantitatif. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif

meliputi validitas internal (credibility) dan validitas eksternal (transferability),

(Sugiyono, 2012; 366). Berikut ini akan dijelaskan karateristik dari validitas

internal maupun validitas eksternal.

Persetujuanpembimbing

Rancangan pedomanwawancara

Validasiinstrumen oleh

Validator

Revisiberdasarkan

validasi

ValidInstrumen siap

digunkan

Kriteria penilaian:

1. Kejelasn tujuan wawancara,2. Kesesuaian pertanyaan untuk

mengungkapkan miskonsepsi yangdilakukan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

1. Kredibilitas

Kredibilitas atau derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan

konsep validitas internal. Kriteria ini berangkat dari paradigma naturalistik

yang memandang bahwa realitas bersifat ganda dan merupakan presepsi

manusia (Moleong, 1997: 171). Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif

data harus diakui dan diterima kebenarannya oleh sumber informasi lain.

Menurut Moleong (2006: 324), fungsi kredibilitas ialah untuk

mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan

pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.

Adapun teknik atau cara untuk menguji kredibilitas dalam penelitian

ini adalah dengan cara triangulasi data. Triangualsi data ialah pengecekan

data dari berbagai sumber, dengan berbagai cara, dan berbagai waktu

(Sugiyono, 2012: 372). Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah triangulasi teknik. Menurut Sugiyono (2012: 373), triangulasi teknik

berfungsi untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek

data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Data dalam penelitian ini diperoleh berupa data tes tertulis dan data

wawancara. Kedua data tersebut nantinya dilakukan pengecekkan, apabila

kedua data tersebut tidak ditemukan kesamaan maka penelitian akan terus

dilanjutkan, namun apabila data tersebut telah mennunjukkan hasil yang sama

maka data tersebut dapat langsung diambil dan dapat ditarik kesimpulan

karena data tersebut telah valid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

2. Transferabilitas

Transferabilitas atau derajat ketepatan pada dasarnya menggantikan

konsep validitas eksternal. Menurut Sugiyono (2012: 376), fungsi pengujian

transferabilitas ialah untuk dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di

mana sampel tersebut diambil. Selain itu, nilai transfer berkenaan dengan

pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan

dalam situasi lain.

Oleh karenanya, peneliti dalam membuat laporan penelitian ini

memberikan uraian yang jelas, rinci, sistematis, dan dapat dipercaya. Peneliti

berharap pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian, sehingga dapat

memutuskan dapat atau tidaknya umtuk mengaplikasikan hasil penelitian

yang dibaca ke tempat lain.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses pengaturan dan pengorganisasian data ke

dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar yang dapat memberikan arti

penting terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan diantara

dimensi-dimensi (Moleong, 2000: 103). Sedangkan menurut Moleong (2007:

103), pekerjaan analisis data adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan,

dan memberikan suatu kode tertentu dan mengkategorikannya, pengolaan data

tersebut bertujuaan untuk menemukan tema dan hipotesis kerja akhirnya diangkat

menjadi teori substantif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif, sehingga data-data tersebut digambarkan dengan kata-kata atau

kalimat-kalimat. Data-data yang terkumpul akan dianalisis secara kualitatif.

Peneliti memaparkan dan berusaha mengembangkan rancangan yang telah

diperoleh dari hasil tes tertulis dan wawancara sesuai dengan topik permasalahan.

Data yang diperoleh dari tes tertulis dan wawancara tersebut dianalisis dengan

model Milles dan Huberman. Proses analisis data dalam penelitian ini meliputi:

1. Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar”

yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data

berlangsung terus-menerus selama proses penelitian kualitatif berlangsung

(Miles dan Huberman, 1992: 16).

Pada tahap reduksi data ini, peneliti memilih jawaban dan

mengelompokkan jawaban yang diperoleh dari tes tertulis kedalam kriteria-

kriteria miskonsepsi. Peneliti memilah hasil pekerjaan siswa untuk

menemukan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk

menganalisis data mengenai siswa mana yang mengalami miskonsepsi, siswa

mana yang lupa akan konsep matematika, dan siswa mana yang tidak

mengalami miskonsepsi.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

tindakan (Miles dan Huberman, 1992: 17). Pada langkah ini, peneliti

menampilkan data-data yang sudah diklasifikasikan sehingga mendapatkan

gambaran secara keseluruhan dan terarah mengenai siswa yang mengalami

miskonsepsi, siswa yang lupa konsep maupun siswa yang tidak mengalami

miskonsepsi ditinjau dari hasil tes tertulis dan wawancara dengan siswa kelas

V C SDN Jetisharjo pada materi bangun ruang prisma segitiga dan tabung.

3. Penarikan Kesimpulan

Setelah hasil reduksi dan penyajian data diperoleh, maka langkah

terakhir yang peneliti lakukan adalah mengambil kesimpulan sesuai dengan

objek penelitian. Data yang disajikan dalam bentuk teks deskriptif tentang

miskonsespsi siswa kelas V C SDN Jetisharjo pada materi bangun ruang

prisma segitiga dan tabung diambil kesimpulan atau garis besar sesuai objek

penelitian. Pada langkah-langkah tersebut, peneliti menganalisis data menjadi

suatu catatan yang sistematis dan bermakna sehingga pendiskripsian lengkap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Tempat Penelitian

Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jetisharjo Yogyakarta merupakan salah satu

sekolah dasar favorit di kota Yogyakarta dan terakreditasi A, yang dibangun di

atas tanah seluas 1725 m2. Sekolah ini berada di Jalan A.M Sangaji 42,

Kecamatan Jetis, Desa Cokrodiningratan Yogyakarta, tepatnya di sebelah utara

SMA 11 Yogyakarta. Sekolah ini berdiri pada tahun 1947 dan beroperasi pada

tahun yang sama. Lamanya waktu beroperasi menjadikan sekolah ini terus

berkembang menjadi lebih baik. Hal tersebut terbukti bahwa SD Negeri Jetisharjo

Yogyakarta sering menjuarai beberapa perlombaan pelajar. Sekolah ini juga

terdapat berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler diantaranya adalah

ekstrakulikuler di bidang keolahragaan dan musik yang sangat bermanfaat untuk

mengembangkan bakat peserta didik. Letak sekolah yang berada di tengah kota ini

tidak menjadikan kegiatan belajar mengajar terganggu, justru sarana dan

prasarana di sekolah ini sangat memadai sehingga kegiatan belajar mengajar

menjadi lancar dan nyaman.

SD Negeri Jetisharjo Yogyakarta terdiri dari enam tingkat kelas, yaitu

kelas I, II, III, IV, V, dan VI, dengan masing-masing tingkatan terdiri dari dua

sampai tiga kelas dengan rata-rata jumlah siswa 20-28 orang per kelasnya.

Sekolah ini dipimpin seorang kepala sekolah bernama Siti Nurhayati, S.Pd.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Hubungan antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan serta siswa-siswi

terjalin sangat baik.

2. Deskripsi Hasil Penentuan Subjek Penelitian

Proses penentuan subjek penelitian sesuai kriteria yang telah ditentukan,

ditempuh dengan cara konsultasi terhadap guru mata pelajaran Metematika kelas

V di SD Negeri Jetisharjo Yogykarta. Subjek penelitian yang terpilih diharapkan

mampu mengungkapkan konsep yang dipahaminya secara tertulis maupun lisan.

Berdasarkan konsultasi yang dilakukan, peneliti memperoleh 20 siswa diberi tes

tertulis.

Tes tertulis tersebut diberikan dengan tujuan untuk mengetahui subjek

mana yang mengalami miskonsepsi dari masing-masing soal. Dari hasil tes

tertulis tersebut, nantinya akan dianalisis oleh peneliti untuk menentukan subjek

yang akan diwawancara secara mendalam. Wawancara tersebut bertujuan untuk

mengetahui lebih dalam miskonsepsi yang dialami siswa beserta faktor

penyebabnya. Subjek wawancara dipilih berdasarkan hasil analisis jawaban siswa

yang paling banyak mengalami miskonsepsi dan kesamaan jenis kesalahan yang

dilakukan siswa. Dari 20 siswa yang diberi tes tertulis, peneliti mengambil 8 siswa

yang akan di wawancara secara mendalam. Adapun subjek-subjek yang akan

diwawancarai.

Tabel 4.1 Subjek Wawancara

No Inisial Janis Kelamin No. Kode1. MZ Laki-laki N12. NI Perempuan N23. KA Laki-laki N3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

4. AN Perempuan N45. NN Perempuan N56. KL Perempuan N67. NY Laki-laki N78. RS Laki-laki N8

3. Deskripsi Pengumpulan Data

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap

pertama adalah penyebaran tes tertulis yang merupakan alat bantu pertama.

Penyebaran soal ini dilakukan melalui izin dari wali kelas V C. Tes tertulis

dilaksanakan pada hari Senin, 6 Juli 2015 pukul 08.30 sampai dengan pukul

09.30 WIB di ruang kelas III A SDN Jetisharjo Yogyakarta. Dilanjutkan tahap

kedua yaitu melaksanakan kegiatan wawancara terhadap subjek yang terpilih.

Wawancara dilaksanakan berdasarkan kesepakatan antara peneliti dengan subjek

penelitian dengan tujuan agar kegiatan wawancara ini tidak menggangu aktivitas

subjek terwawancara. Wawancara berlangsung di sekolah SDN Jetisharjo di ruang

kegiatan. Pelaksanaan wawancara secara rinci disajikan pada Tabel 4.2

Tabel 4.2 Daftar Pelaksanaan Wawancara

No Hari/Tanggal Inisial Waktu Lokasi1. Senin, 6 Juli 2015 MZ Pukul 09.30 - 09.53 R. Kegiatan2. Senin, 6 Juli 2015 NI Pukul 10.00 - 10.02 R. Kegiatan3. Senin, 6 Juli 2015 KA Pukul 10.05 - 10.14 R. Kegiatan4. Senin, 6 Juli 2015 AN Pukul 10.15 - 10.24 R. Kegiatan5. Senin, 6 Juli 2015 NN Pukul 10.25 - 10.36 R. Kegiatan6. Senin, 6 Juli 2015 KL Pukul 10.37 - 10.42 R. Kegiatan7. Senin, 6 Juli 2015 NY Pukul 10.43 - 10.47 R. Kegiatan8. Senin, 6 Juli 2015 RS Pukul 10.50 - 11.00 R. Kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

4. Analisis Data Penelitian

Analisis data dalam penelitian dilakukan menggunakan instrumen tes

tertulis dan pedoman wawancara. Instrumen tes digunakan untuk mengetahui

deteksi miskonsepsi pada hasil pekerjaan siswa, sedangkan pedoman wawancara

digunakan untuk menggali lebih dalam miskonsepsi yang dialami oleh siswa

tersebut. Selanjutnya, analisis data digunakan untuk mengetahui jenis

miskonsepsi yang dialami oleh siswa dan mengetahui faktor-faktor penyebab

siswa mengalami miskonsepsi. Siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah

8 siswa yang terpilih berdasarkan penentuan subjek yang telah peneliti lakukan

sebelumnya. Berikut adalah pemaparan hasil analisis data terhadap kelima subjek

yang terpilih.

a. Analisis Data Subjek N1

1) Jenis Miskonsepsi

a) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang

Berikut merupakan hasil tes tertulis subjek N1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Pada indikator mengidentifikasi macam-macam bangun ruang

yaitu soal nomor satu, subjek N1 mengalami kesalahan. Letak

kesalahan subjek N1 adalah ketika menjawab bahwa bangun ruang

prisma ditunjukkan oleh gambar c, d, dan e. Berdasarkan jawaban

subjek N1, gambar c dan d memang bangun ruang prisma, sedangkan

gambar e adalah bangun ruang limas bukan bangun ruang prisma. Dari

jawaban tersebut dimungkinkan subjek N1 mengalami miskonsepsi.

Analisis data selanjutnya dilakukan melalui kegiatan

wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperkuat adanya

deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N1. Berikut transkrip

wawancara terhadap subjek N1.

P-04 : “ Soal ini termasuk mudah atau sulit bagimu ?”N1-04 : “ Mudah.”

P-05 :“ Nah..dari soal-soal ini yang kamu anggap mudah itu yangmana ?

N1-05 :“ Yang nomor pertama tadi, yang ini ( menunjuk soal nomorsatu).”

P-06 :“ Oh ini paling mudah ? Oke, kamu yakin dengan jawabanini ?”

N1-06 : “ Yakin.”

P-07 :“ Nah..dari bangun-bangun di atas mana sajakah yangtermasuk dalam kelompok prisma ? berikan alasanmu !Kamu menunjuk yang mana kelompok prisma ?”

N1-07 : “ C, d, e (siswa menunjuk gambar).”P-08 : “ Kamu yakin kalau c, d, e itu prisma ?”N1-08 : “ Yakin.”

P-09“ Karena c, d, e memiliki ruang, jadi disebut bangun ruang.Selain itu, alasanmu apa ? menganggap bahwa bangun c, d, eitu prisma ?”

N1-09 : “ Luas alsanya.”

P-10 :“ Oh ada luas alasnya, lalu ini namanya prisma apa ?(menunjuk gambar d).”

P-51 :“ Oh ini kamu dapet ini dari guru pas nerangin segienamgitu ? tapi sempat ta Bu N bawa alat peraga ke kelas ?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

N1-51 : “ He’em.”P-52 : “ Naa itu kamu mudeng gak disitu ?”

N1-52 :“ Iyaa.. kan ada yang bentuknya kayak gini (gambar c),kayak gini (gambar d), kayak gini ( gambar e).”

P-53 :“ Oh yaa.. berarti kamu menganggap bahwa ketiga gambardisitu adalah bener-bener prisma ?”

N1-53 : “ He’em.”

P-54 :“ Jadi kemarin bangun ruang yang Bu N bawa itumenganggap bahwa itu..”

N1-54 : “ Prisma.”P-55 : “ Oh tidak ada perbedaan ya ketiga ini ?”N1-55 : “ Enggak..”P-56 : “ Sama gitu ya.. prisma ?”N1-56 : “ Iya..”

Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N1

mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.

Subjek N1 yakin dengan jawabannya bahwa gambar e termasuk bangun

ruang prisma. Jawaban tersebut dapat dilihat pada transkrip wawancara

P-06 sampai N1-08. Gambar e merupakan bangun ruang limas bukan

bangun ruang prisma, karena bangun ruang prisma tidak memiliki titik

puncak, yang memiliki titik puncak ialah bangun ruang limas.

Pewawancara bertanya lagi mengenai alasan mengapa bangun c,

d, dan e termasuk bangun ruang prisma, jawaban tersebut dapat dilihat

pada transkrip wawancara P-09 sampai N1-09. Subjek N1 menjawab

bahwa bangun ruang prisma adalah bangun ruang yang memiliki ruang,

selain itu bangun tersebut memiliki luas alas. Bangun ruang prisma

ialah bangun ruang yang mempunyai sisi alas dan tutup sama bentuk

dan ukuran serta mempunyai sisi tegak berupa persegi atau persegi

panjang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Subjek N1 menunjuk gambar e adalah gambar prisma, tentu

jawaban tersebut salah. Alasan tersebut diperkuat dengan adanya hasil

wawancara dapat dilihat pada transkrip wawancara P-51 sampai N1-56.

Subjek N1 menganggap bahwa gambar c, d, dan e adalah gambar

bangun ruang prisma karena salah satu gurunya pernah membawa

contoh bangun ruang tersebut ke kelas dan subjek N1 menganggap

bahwa bangun ketiganya itu tidak memiliki perbedaan, sehingga dapat

dimungkinkan bahwa subjek N1 mengalami miskonsepsi.

Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk

mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek

N1. Berikut adalah triangulasi data.

Tabel 4.3 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N1 pada

indikator mengidentifikasi macam-macam bangun

ruang

Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N1 menjawab bahwabangun c, d, e adalah bangunruang prisma. Bangun c dan dmemang bangun ruang prisma,akan tetapi letak kesalahan yangmuncul pada subjek N1 adalahketika menganggap bahwagambar e adalah bangun ruangprisma.

Subjek N1 yakin denganjawabannya. Subjek N1mengalami kesalahan dalammengidentifikasi macam-macambangun ruang. Subjek N1menganggap bahwa gambar etermasuk kelompok bangunruang prisma.

Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek

N1, diketahui bahwa subjek N1 mengalami kesalahan. Letak kesalahan

yang dialami subjek N1 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

bangun ruang prisma. Hasil tes tertulis subjek N1 mengatakan bahwa

gambar e termasuk bangun ruang prisma. Gambar e merupakan gambar

bangun ruang limas. Hasil wawancara menjelaskan bahwa subjek N1

menganggap gambar e termasuk gambar bangun ruang prisma, dengan

alasan gambar tersebut memiliki ruang dan memiliki luas alas.

Berdasarkan kedua analisis tersebut terdapat kesamaan yaitu,

sama-sama memiliki kesalahan dalam mengidentifikasi macam-macam

bangun ruang. Subjek N1 dalam soal nomor satu ini dapat dikatakan

mengalami miskonsepsi klasifikasional, karena salah dalam

mengklasifikasi atau mengelompokkan contoh gambar yang termasuk

bangun ruang prisma.

b) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang

Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N1

Pada indikator mengidentifikasi macam-mcam bangun ruang

yaitu nomor dua, subjek N1 mengalami kesalahan ketika menyebutkan

nama-nama dari bangun ruang tersebut. Subjek N1 menganggap bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

bangun ruang a adalah segitiga, bangun ruang b adalah balok persegi

panjang, bangun ruang c adalah tabung prisma, bangun ruang d adalah

segienam prisma, bangun ruang e adalah segitiga prisma, bangun ruang

f adalah segienam. Subjek N1 salah dalam menamai bangun ruang

tersebut. Gambar a adalah limas segitiga, gambar b adalah balok,

gambar c adalah tabung, gambar d adalah prisma segitiga, gambar e

adalah limas segiempat, gambar f adalah prisma segitiga, sehingga

dimungkinkan subjek N1 mengalami miskonsepsi.

Analisis data selanjutnya dilakukan berdasarkan hasil

wawancara. Kegiatan wawancara ini dilakukan untuk memperkuat

adanya deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N1. Berikut

transkrip wawancara subjek N1.

P-16 : “ Yakin bahwa ini (gambar c, d, e) prisma ?”

N1-16 : “ Ya.”

P-17 : “ Kalau ini (gambar e) namaya prisma apa ?”

N1-17 : “ Segitiga prisma.”

P-18 : “ Kenapa kamu menganggap bahwa ini segitiga prisma ?(menunjuk gambar e).”

N1-18 :

“ Kalau yang ini kan tidak ada garis kayak gininya bu,(menunjuk gambar e) terus ini juga empat, terus yang inicuman tiga (menunjuk gambar a) kalau yang ini adagarisnya bu (menunjuk gambar e).”

P-19 :“ Oh berarti kamu beranggapan bahwa prisma ada garis ditengah-tengahnya ini ?”

N1-19 : “ He’em.”

P-20 :

“ Lha kalau ini tidak ada garis tengah (menunjuk gambar cdan d), karna ini ada alas dan tutup sama, yang gambar eada garis tengah dan bisa dicari luas alasnya gitu. Berartibertiga (gambar c, d, e) kamu yakin bahwa bangun tiga ini( c, d, e) adalah prisma ?”

N1-20 : “ Iya yakin bangun prisma.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

P-21 :“ Oke yang nomor dua, ini namanya apa ? (menunjukgambar a)

N1-21 : “ Segitiga.”

P-22 : “ Coba sambil kamu tunjuk !”

N1-22 :“ a : segitiga, b : balok persegi panjang, c : tabung prisma,d : segienam prisma, e : segitiga prisma, f : segienam.”

P-23 : “ Apakah kamu..ee selalu yakin dengan jawaban ini ?”

N1-23 : “ He’em (menganggukkan kepala).”

P-24 : “ Kenapa gambar a disebut segitiga ?”

N1-24 : “ Karena ada bedanya bu, dengan e sama a.”

P-25 : “ Bedanya apa ?”

N1-25 :“ Kalau ini prisma yang ada kayak gininya ( menunjukgaris tengah di gambar e), kalau yang a tidak ada terusdisini kan cuma segitiga bukanprisma.”

P-26 :“ Oh.. berarti kamu beranggapan bahwa prisma itu yangbawahnya segiempat ?”

N1-26 “ Enggak.”

P-27 “ Lalu...?”

N1-27 “ Emm.. yang ada garisnya gini (menunjuk gambar e).”

P-28“ Oh ada garisnya ini yaa.. ada garisnya ini namanyaprisma yang punya tinggi gitu yaa.”

N1-28 “ He’em.”

P-29 “ Kalau ini tidak punya tinggi ? (gambar a)”

N1-29 “ He’em.”

P-30“ Lalu yang kedua balok persegi panjang, kenapa kamubisa menyebut balok persegi panjang ?”

N1-30“ Kan kalau balok, tulisanya balok saja kan nanti cumanbalok gitu bu. Ini kan ada panjangnya sini (menunjuk sisibalok) jadi sebutnya balok persegi panjang.”

P-31“ Kemudian ini tabung prisma, haa kenapa kamu bisamenyebutnya tabung prisma ?”

N1-31“ Kan ini termasuk prisma bu.”

P-32“ Kalau yang ini (menunjuk gambar d) segienam prisma,dengan alasan kenapa kok segienam ?”

N1-32

“ Kalau ini segienam tok (gambar f) kalau yang inisegienam prisma (gambar d) ini juga termasuk prisma(gambar c, d, f).”

P-33“ Oh berarti segienam prisma, karena punya enam sisi ?”

N1-33 “ He’em...(senyum).”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

P-34“ Oh.. gitu, oke.. Yakin ya dengan jawaban itu ?”

N1-34 “ He’em.”

Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N1

mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.

Subjek N1 menyebutkan nama gambar e adalah segitiga prisma, dengan

alasan bahwa prisma segitiga itu mempunyai garis di tengah dan

mempunyai empat sisi segitiga. Jawaban tersebut dapat dilihat pada

transkrip wawancara P-17 sampai N-20, belum tentu semua bangun

ruang yang mempunyai garis di tengah itu adalah bangun ruang prisma,

bisa jadi bangun ruang limas. Subjek N1 dimungkinkan mengalami

miskonsepsi.

Subjek N1 juga beranggapan bahwa gambar a adalah gambar

segitiga, seharusnya gambar tersebut adalah gambar limas segitiga.

Gambar b adalah balok persegi panjang, gambar c adalah tabung

prisma, gambar d adalah segienam prisma, gambar e adalah segitiga

prisma, gambar f adalah segienam. Jawaban tersebut dapat dilihat pada

transkrip wawancara P-21 sampai N-22. Subjek N1 yakin dengan

jawaban tersebut, terdapat pada transkrip wawancara P-23 sampai N-23.

Alasan yang diberikan terkait jawaban gambar a dapat dilihat

pada transkrip wawancara P-24 sampai N-29. Subjek N1 beranggapan

bahwa gambar a disebut segitiga karena tidak ada garis ditengah jadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

disebut segitiga, sedangkan gambar e adalah segitiga prisma karena

punya garis ditengah.

Alasan yang diberikan terkait gambar b, c, d, e, dan f dapat

dilihat pada transkrip wawancara P-30 sampai N-34. Subjek N1

menganggap bahwa balok dengan balok persegi panjang itu berbeda.

Balok persegi panjang mempunyai panjang, sedangkan balok hanya

balok saja. Balok ialah bangun ruang yang mempunyai sisi pesegi dan

persegi panjang. Dari jawaban tersebut dimungkinkan subjek N1

mengalami miskonsepsi.

Subjek N1 menganggap bahwa gambar d adalah gambar

segienam prisma, dengan alasan mempunyai enam sisi maka disebut

dengan segienam prisma. Nama bangun ruang ditentukan oleh alasnya,

misalnya bangun ruang prisma segitiga ialah bangun ruang yang

memiliki alas dan tutup berbentuk segitiga, bukan karena banyaknya

sisi. Dari hasil wawancara tersebut, dimungkinkan subjek N1

mengalami miskonsepsi.

Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk

mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek

N1. Berikut adalah triangulasi data.

Tabel 4.4 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N1 pada

indikator mengidentifikasi macam-macam bangun

ruang

Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N1 menganggapbahwa bangun ruang a adalahsegitiga, bangun ruang b

Subjek N1 yakin denganjawabannya. Subjek N1mengalami kesalahan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

adalah balok persegi panjang,bangun ruang c adalah tabungprisma, bangun ruang dadalah segienam prisma,bangun ruang e adalahsegitiga prisma, bangun ruangf adalah segienam.

mengidentifikasi macam-macam bangun ruang danmemberi nama pada bangunruang. Subjek N1beranggapan bahwa gambar dadalah gambar segienamprisma dengan alasan banguntersebut mempunyai enamsisi. Gambar e adalah segitigaprisma karena mempunyaigaris ditengah.

Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek

N1, diketahui bahwa subjek N1 mengalami kesalahan. Letak kesalahan

yang dialami subjek N1 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam

bangun ruang prisma dan memberi nama pada masing-masing bangun

ruang. Terlihat dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara terdapat

kesamaan jawaban yaitu subjek N1 menganggap bahwa bangun ruang a

atau gambar a adalah segitiga, bangun ruang b adalah balok persegi

panjang, bangun ruang c adalah tabung prisma, bangun ruang d adalah

segienam prisma, bangun ruang e adalah segitiga prisma, bangun ruang

f adalah segienam.

Subjek N1 dalam soal nomor dua ini dapat dikatakan mengalami

miskonsepsi klasifikasional, karena subjek N1 salah dalam

mengklasifikasikan atau memberi nama pada masing-masing bangun

ruang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

c) Menghitung volume tabung

Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N1

Pada indikator menghitung volume tabung yaitu soal nomor

delapan, subjek N1 mengalami kesalahan. Letak kesalahan subjek N1

adalah ketika menghitung volume tabung. Kesalahan tersebut berawal

dari rumus yang subjek N1 pakai untuk menghitung volume tabung.

Subjek N1 menganggap bahwa rumus untuk menghitung volume

tabung adalah dengan menghitung diameter sisi alas dan sisi tutup

kemudian hasil itu dijumlahkan, setelah itu baru dikali tinggi tabung.

Rumus untuk menghitung volume tabung adalah V = πr²t bukan V = D

x t. Dari jawaban tersebut dimungkinkan subjek N1 mengalami

miskonsepsi.

Analisis data selanjutnya dilakukan melalui kegiatan

wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperkuat adanya

deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N1. Berikut transkrip

wawancara terhadap subjek N1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

P-63 :“Okee.. sebentar yang ini kamu mengerjakannya bagaimana? (nomor 8), ini D x t.b itu maksudnya gimana ?”

N1-63 : “ Ini kan t.b itu kan tinggi tabung.”P-64 : “ Owalah lha yang ini (15 x 2) + ( 15 x 2) itu apa ?”

N1-64 :

“ Itu kan harus dicari luas alasnya bu, jadi ini kan cumanjari-jari terus ini diameter dijadiin diameter terus ini sama inititambah (menunjuk alas dan tutup tabung) terus kali ini(menunjuk tinggi tabung).”

P-65 :“ Em.. kalau kamu ee rumus untuk volune tabung itu apa ?Apa yang kamu ketahui tentang volume tabung ?”

N1-65 : “ Luas alas x tinggi.”P-66 : “ Nah alasnya berbentuk apa dia ?”N1-66 : “ Lingkaran.”P-67 : “ Nah luas lingkaran itu rumusnya apa ?”N1-67 : “ Diameter.”P-68 : “ Diameter lalu kali tinggi gitu ?”N1-68 : “ Iya.”P-69 : “ Berarti rumus volume tabung itu ..”N1-69 : “ Diameter dikali tinggi.”

P-70 :“ Itu kamu yakin dengan itu ? Lha itu kamu dapat dari bukuatau dari Bu N atau dari internet atau dari teman atau darimana ?”

N1-70 : “ Dari diri sendiri bu.”

P-71 :“ Oh bererti kamu mencerna ini (soal nomor 8) lalu kamumenemukan rumusnya sendiri ?”

N1-71 : “ He’ee...(sambil ketawa).”P-72 : “ Oh berarti luas alasnya cuma diameter gitu ?”

N1-72 :“ Iya, jadi diameter ditambah kan tutup sama alasnya laludikali 14 (tinggi).”

Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N1

mengalami kesalahan ketika menghitung volume tabung. Subjek N1

menganggap bahwa untuk menghitung volume tabung dengan

menghitung diameter sisi alas dan sisi tutup kemudian hasil itu

dijumlahkan, setelah itu baru dikali tinggi tabung dapat dilihat pada

transkrip wawancara P-63 sampai N1-64. Rumus untuk menghitung

volume tabung adalah V = πr²t bukan V = D x t.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Subjek N1 menganggap bahwa luas lingkaran adalah diameter,

dapat dilihat pada transkrip wawancara P-65 sampai N1-67, lalu

menganggap bahwa diameter dikali tinggi itu adalah rumus volume

tabung, terdapat pada transkrip wawancara P-68 sampai N1-72. Dari

hasil wawancara tersebut dimungkinkan subjek N1 mengalami

miskonsepsi.

Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk

mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek

N1. Berikut adalah triangulasi data.

Tabel 4.5 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N1 pada

indikator menghitung volume tabung

Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N1 menganggap bahwarumus untuk menghitungvolume tabung adalah denganmenghitung diameter sisi alasdan sisi tutup kemudian hasil itudijumlahkan, setelah itu barudikali tinggi tabung.

Subjek N1 menganggap bahwaluas lingkaran adalah diameter,lalu menganggap bahwadiameter dikali tinggi itu adalahrumus volume tabung.

Berdasarkan kedua analisis tersebut terdapat kesamaan yaitu,

sama-sama memiliki kesalahan dalam menghitung volume tabung.

Subjek N1 dalam soal nomor delapan ini dapat dikatakan mengalami

miskonsepsi korelasional, karena subjek N1 masih salah dalam

menghubungkan konsep satu dengan konsep yang lain untuk

memecahkan masalah. Hal ini terlihat ketika subjek N1 salah konsep

mengenai rumus luas lingkaran, yang mana luas lingkaran tersebut akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

digunakan untuk mencari volume tabung setelah dikalikan dengan

tinggi tabung.

2) Faktor penyebab miskonsepsi

Faktor penyebab terjadinya miskonsepsi pada subjek N1 dapat

diketahui pada transkrip wawancara berikut.

P-35 :“ Dari semua yang kamu utarakan tadi, informasi yang kamudapat itu dari mana ? dari guru, dari buku, dari teman, dariorang tua atau dari internet gitu ?”

N1-35 :“ Dari bu N... sama internet bu, kalau dirumah suka mainanHP kalau pas gak adaa....”

P-36 : “ Ingetnya pas pelajaran gimana ?”N1-36 : “ Bangun datarr..”P-37 : “ Terus bu N menerangkan gimana bangun datar ?”

N1-37 :“ Perbedaan antara bangun datar prisma dengan bangundatar gak prisma, selimut itu lho.”

P-38 :“ Bangun datar prisma dengan selimut..he’e.., Oh selain ituberarti dari internet ?”

N1-38 : “ He’eh.”P-39 : “ Kamu buka internet, kamu belajar sendiri gitu ?”N1-39 : “ He’em”

P-40 :“ Oh ketika kamu mengerjakan ini kamu keinget pelajaranBu N sama..?”

N1-40 : “ Waktu di Internet.”

P-41 :“ Tapi lebih banyak yang mana ? yang kamu inget dipelajaran Bu N atau di internet ?”

N1-41 :“ Bu N.. yang internet cuman buat kalau kurang mengertigitu dicari di lagi.”

P-42 :

“ Oh lha yang dari guru itu, waktu menerangkan yang sepertiapa kok kamu bisa... apakah Bu N tidak pernahmenerangkan kalau ini namanya prisma segtiga gitu ? apamenerangkan segitiga prisma gitu ?”

N1-42 : “ Enggak..”P-43 : “ Enggak gimana maksudnya ?”N1-43 : “ Belum pernah gitu.”P-44 : “ Yang kamu ingat apa dari Bu N pas menerangkan ?”

N1-44 :“ Misalnya kalau segienam itu ya segienam gitu tidakdisebutin prismanya.”

P-69 : “ Berarti rumus volume tabung itu ..”N1-69 : “ Diameter dikali tinggi.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

P-70 :“ Itu kamu yakin dengan itu ? Lha itu kamu dapat dari bukuatau dari Bu N atau dari internet atau dari teman atau darimana ?”

N1-70 : “ Dari diri sendiri bu.”P-73 : “ Itu rumus dari dirimu sendiri ?”N1-73 : “ Iya..”P-74 : “ Tidak dari teman atau internet gitu ? “N1-74 : “ Enggak.”P-75 : “ Kamu sering belajar gak dirumah ?”

N1-75 :“ Kalau pas lagi males-malesan gitu bukak buku kalau gakbuka internet gitu aja bu.”

P-76 : “ Oh tapi sering latihan soal ?”N1-76 : “ Kadang.”

P-77 :“ Kalau dari ini kamu cintamu terhadap Matematikaseberapa ? Berapa persen kalau kita total 100% ?”

N1-77 : “ 70%.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas P-35 sampai N1-44, subjek

N1 mendapatkan informasi terkait bangun ruang adalah dari guru dan

internet. Selain itu, transkrip wawancara P-69 sampai N1-74, subjek N1

mendapatkan rumus untuk menghitung volume tabung dari dirinya

sendiri. Subjek N1 cukup menyukai Matematika, akan tetapi subjek N1

tidak sering latihan soal di rumah, subjek N1 seringnya buka internet,

dapat dilihat pada transkrip wawancara P-75 sampai N1-77. Beberapa

alasan tersebut dapat berdampak pada subjek N1 untuk mengalami

miskonsepsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

b. Analisis Data Subjek N2

1) Jenis Miskonsepsi

a) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang

Berikut merupakan hasil tes tertulis subjek N2

Pada indikator mengidentifikasi macam-mcam bangun ruang

yaitu nomor dua, subjek N2 mengalami kesalahan ketika menyebutkan

nama-nama dari bangun ruang tersebut. Subjek N1 menganggap bahwa

bangun ruang a adalah kerucut, bangun ruang b adalah balok, bangun

ruang c adalah tabung, dan bangun yang lain tidak disebutkan namanya

atau tidak di isi. Subjek N2 salah dalam menamai bangun ruang

tersebut. Gambar a adalah limas segitiga bukan bangun kerucut,

sehingga dimungkinkan subjek N2 mengalami miskonsepsi.

Analisis data selanjutnya dilakukan berdasarkan hasil

wawancara. Kegiatan wawancara ini dilakukan untuk memperkuat

adanya deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N2. Berikut

transkrip wawancara subjek N2.

P-04 :“ Coba ini nomor dua, coba kamu sebutkan nama-namabangun ruang di atas!”

N2-04 :“ Emm.. ini kerucut (menunjuk gambar a pada nomor satu),balok (menunjuk gambar b), tabung (menunjuk gambar c),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

prisma segitiga (menunjuk gambar d), kerucut (menunjukbangun e), prisma segitiga (menunjuk gambar f).”

P-05 : “ Kamu yakin ? ”N2-05 : “ Iya.. bu. ”

P-06 :“ Ini bangun apa ? (pewancara menunjuk gambar a dan epada gambar nomor satu) ”

N2-06 : “ Ini kerucut bu.”P-07 : “ Mengapa ini kamu sebut bangun kerucut ?”N2-07 : “ Karena ada segitiganya bu. ”

P-08 :“ Oh.. berarti kalau ada segitiga itu mananya kerucut ?”

N2-08 : “ Iya bu...”

Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N2

mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi macam-macam bangun

ruang. Subjek N2 menyebutkan nama gambar a adalah kerucut dan

gambar e juga kerucut. Jawaban tersebut dapat dilihat pada transkrip

wawancara P-04 sampai N2-04. Subjek N2 juga yakin dengan jawaban

tersebut, setelah ditanya kedua kalinya subjek N2 tetap menjawab

bahwa gambar a dan gambar e adalah kerucut, jawaban dapat dilihat

pada transkrip wawancara P-05 sampai N2-06. Subjek N2 beranggapan

bahwa kerucut adalah bangun ruang yang mempunyai segitiga, terdapat

pada transkrip wawancara P-07 sampai N2-07. Bangun ruang kecucut

adalah bangun ruang yang dibatasi oleh lingkaran pada bidang alasnya,

sedangkan gambar a dan gambar e alasnya adalah segitiga dan

segiempat. Dengan demikian, subjek N2 dimungkinkan mengalami

miskonsepsi.

Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk

mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek

N2. Berikut adalah triangulasi data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Tabel 4.6 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N2 pada

indikator mengidentifikasi macam-mcam bangun

ruang

Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N2 menganggap bahwagambar a pada soal nomor satuadalah gambar kerucut.

Subjek N2 menganggap bahwagambar a dan gambar e adalahkerucut.

Berdasarkan kedua analisis tersebut terdapat kesamaan yaitu,

sama-sama memiliki kesalahan dalam mengidentifikasi macam-macam

bangun ruang dan memberi nama pada masing-masing bangun ruang.

Subjek N2 dalam soal nomor dua ini dapat dikatakan mengalami

miskonsepsi klasifikasional, karena subjek N2 salah dalam

mengklasifikasikan atau memberi nama pada masing-masing bangun

ruang, yaitu dengan memberi nama pada gambar a dan e dengan nama

kerucut.

2) Faktor penyebab miskonsepsi

Faktor penyebab terjadinya miskonsepsi pada subjek N2 dapat

diketahui pada transkrip wawancara berikut.

P-02 : “ Apakah kamu suka Matematika ?”N2-02 : “ Lumayan sih bu.”

P-03 :“ Kalau ibu presentase yang suka sekali Matematika itu100%, kamu kira-kira berapa persen ?”

N2-03 “ 80% bu.”

P-08 : “ Oh.. berarti kalau ada segitiga itu mananya kerucut ?”N2-08 : “ Iya bu...”P-09 : “ Kamu belajar dari mana ?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

N2-09 : “ Dari baca-baca buku.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas P-02 sampai N2-03, subjek

N2 cukup menyukai Matematika. Subjek N2 belajar dari membaca

buku, jawaban dapat dilihat pada transkrip wawancara P-09 sampai N2-

09. Dari kedua jawaban tersebut diketahui faktor penyebab subjek N2

mengalami miskonsepsi dapat dimungkinkan berasal dari buku.

c. Analisis Data Subjek N3

1) Jenis Miskonsepsi

a) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang

Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N3

Pada indikator mengidentifikasi macam-macam bangun ruang

yaitu soal nomor satu, subjek N3 mengalami kesalahan. Letak

kesalahan subjek N3 adalah ketika menjawab bahwa bangun ruang

prisma ditunjukkan oleh gambar a, f, c dan d. Berdasarkan jawaban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

subjek N3, gambar f, c, dan d memang bangun ruang prisma,

sedangkan gambar a adalah bangun ruang limas bukan bangun ruang

prisma. Dari jawaban tersebut dimungkinkan subjek N3 mengalami

miskonsepsi.

Analisis data selanjutnya dilakukan melalui kegiatan

wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperkuat adanya

deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N3. Berikut transkrip

wawancara terhadap subjek N3.

P-09 : “Buku… nah, nomor 1, kamu memilih mana ini? Cobaditunjuk, milih?”

N3-09 : “A, C, F.”

P-10 : “A, C, F, yakin kalau ini?”

N3-10 : “Sama D. Maksudnya sama D.”

P-11 : “Oh, sama D. Berarti kamu yakin kalau ini tuh bangunruang prisma?”

N3-11 : “Hm” (sambil mengangguk).

P-21 : “Insyaallah yakin. Alasanmu apa to kok itu dipilihsebagai prisma?”

N3-21 : “Soalnya ada ruangnya.”

P-22 : “Ada ruangnya. Berarti bangun prisma itu termasukbangun ruang?Ada ruangannya?”

N3-22 : (mengangguk).

P-23 : “Lha ini juga ada ruangannya (sambil menunjukgambar), ruangannya, ruangannya, ruangannya, semua(sambil menunjuk gambar satu per satu). Kenapa kamuhanya memilih A, F, C?”

N3-23 : “Lha itu soalnya yang sering tampil di buku.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

P-24 : “Itu yang sering tampil di buku. Berarti itu termasukprisma?”

N3-24 : (mengangguk).

Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N3

mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.

Subjek N3 yakin dengan jawabannya bahwa gambar a, c, f, dan d

adalah bangun ruang prisma. Jawaban tersebut dapat dilihat pada

transkrip wawancara P-09 sampai N3-11. Gambar a merupakan bangun

ruang limas bukan bangun ruang prisma, karena bangun ruang prisma

tidak memiliki titik puncak, yang memiliki titik puncak ialah bangun

ruang limas.

Pewawancara bertanya lagi mengenai alasan mengapa bangun a,

f, dan c termasuk bangun ruang prisma, jawaban tersebut dapat dilihat

pada transkrip wawancara P-21 sampai N3-24. Subjek N3 menjawab

bahwa bangun ruang prisma adalah bangun ruang yang memiliki ruang.

Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk

mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek

N3. Berikut adalah triangulasi data.

Tabel 4.7 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N3 pada

indikator mengidentifikasi macam-macam bangun

ruang

Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N3 menjawab bahwabangun a, f, c, dan d adalah

Subjek N3 yakin denganjawabannya. Subjek N3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

bangun ruang prisma. Bangun f, cdan d memang bangun ruangprisma, letak kesalahan yangmuncul pada subjek N3 adalahketika menganggap bahwagambar a adalah bangun ruangprisma.

mengalami kesalahan dalammengidentifikasi macam-macam bangun ruang. SubjekN3 menganggap bahwagambar a termasuk kelompokbangun ruang prisma karenabangun tersebut memilikiruang.

Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek

N3, diketahui bahwa subjek N3 mengalami kesalahan. Letak kesalahan

yang dialami subjek N3 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam

bangun runag prisma. Hasil tes tertulis subjek N3 mengatakan bahwa

gambar a termasuk bangun ruang prisma. Gambar a merupakan gambar

bangun ruang limas. Hasil wawancara menjelaskan bahwa subjek N3

menganggap gambar a termasuk gambar bangun ruang prisma, dengan

alasan gambar tersebut memiliki ruang.

Berdasarkan kedua analisis tersebut terdapat kesamaan yaitu,

sama-sama memiliki kesalahan dalam mengidentifikasi macam-macam

bangun ruang. Subjek N3 dalam soal nomor satu ini dapat dikatakan

mengalami miskonsepsi klasifikasional, karena salah dalam

mengkalsifikasi atau mengelompokkan contoh gambar yang termasuk

bangun ruang prisma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

b) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang

Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N3

Pada indikator mengidentifikasi macam-mcam bangun ruang

yaitu nomor dua, subjek N3 mengalami kesalahan ketika menyebutkan

nama-nama dari bangun ruang tersebut. Subjek N3 menganggap bahwa

bangun ruang a adalah segitiga, bangun ruang b adalah persegi panjang

prisma, bangun ruang c adalah tabung, bangun ruang d adalah segitiga

tiga sisi, bangun ruang e adalah segitiga sembarang, bangun ruang f

adalah segitiga sama sisi (prisma). Subjek N3 salah dalam memberi

nama pada masing-masing bangun ruang tersebut. Gambar a adalah

limas segitiga, gambar b adalah balok, gambar c adalah tabung, gambar

d adalah prisma segitiga, gambar e adalah limas segiempat, gambar f

adalah prisma segitiga, sehingga dimungkinkan subjek N3 mengalami

miskonsepsi.

Analisis data selanjutnya dilakukan berdasarkan hasil

wawancara. Kegiatan wawancara ini dilakukan untuk memperkuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

adanya deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N3. Berikut

transkrip wawancara subjek N3.

P-12 : “Kalau ini, yang A, namanya apa?”

N3-12 : “Segitiga.”

P-13 : “Segitiga. Lalu, yang B?”

N3-13 : “Persegi panjang.”

P-14 : “Persegi panjang. Yang C?”

N3-14 : “Balok, eh, tabung.”

P-15 : “D?”

N3-15 : “Itu segitiga sama selimut, luasnya.”

P-16 : “Namanya bangun ruang apa? Segitiga selimut, gitu?”

N3-16 : “Hm” (sambil mengangguk kecil).

P-16 : “Segitiga selimut. Kemudian, yang E? Ini, di sini apa?”

N3-17 : “Ha itu, sembarang paling… oh, sama sisi.”

P-18 : “Segitiga sama sisi. Terus?”

N3-18 : “Yang ini (sambil menunjuk bangun ruang yangdimaksud). Ini segitiga sama sisi.”

P-19 : “Sisi (mengikuti ucapan murid), prisma. Berarti ini kamuyakin kalau ini tuh namanya segitiga?

N3-19 : “Hm” (sambil mengangguk kecil).

P-20 : “Tapi, kamu juga yakinkah kalau ini… ini termasukprisma?”

N3-20 : “Insyaallah yakin.”

P-50 : “Lalu, ini namanya? Namanya apa tadi yang D? Manayang… (menyodorkan gambar)?”

N3-50 : (menunjuk salah satu gambar)

P-51 : “Namanya?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

N3-51 : “Segitiga sisi.”

P-52 : “Segitiga sisi?”

N3-52 : “Tiga sisi.”

P-53 : “Segitiga tiga sisi?”

N3-53 : (menangguk).

P-54 : “Kenapa kok bisa disebut segitiga tiga sisi?”

N3-54 : “Karena memiliki tiga sisi. Karena memiliki tiga sisinya.”

P-55 : “Mana sisinya?”

N3-55 : “Satu… dua… tiga… (sambil menunjuk satu per satu).”

P-56 : “Oh, yang samping-samping itu?”

N3-56 : “Hm” (sambil mengangguk).

P-57 : “Satu, dua, tiga, makanya dimanakan segitiga tiga sisi?”

N3-57 : “Sisi (menirukan ucapan guru sambil mengangguk).”

Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N3

mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.

Subjek N3 menyebutkan nama bangun ruang a adalah segitiga, bangun

ruang b adalah persegi panjang prisma, bangun ruang c adalah tabung,

bangun ruang d adalah segitiga selimut, bangun ruang e adalah segitiga

sama sisi, bangun ruang f adalah segitiga sembarang. Jawaban tersebut

dapat dilihat pada transkrip wawancara P-12 sampai N3-20.

Jawaban tersebut diperkuat dengan transkrip hasil wawancara P-

50 sampai N3-57. Subjek N3 beranggapan bahwa gambar d adalah

segitiga tiga sisi karena mempunyai tiga sisi. Dengan demikian, subjek

N3 dimungkinkan mengalami miskonsepsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk

mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek

N3. Berikut adalah triangulasi data.

Tabel 4.8 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N3 pada

indikator mengidentifikasi macam-macam bangun

ruang

Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N3 menganggap bahwabangun ruang a adalah segitiga,bangun ruang b adalah persegipanjang prisma, bangun ruang cadalah tabung, bangun ruang dadalah segitiga tiga sisi, bangunruang e adalah segitigasembarang, bangun ruang f adalahsegitiga sama sisi (prisma).

Subjek N3 menyebutkan namabangun ruang a adalah segitiga,bangun ruang b adalah persegipanjang prisma, bangun ruangc adalah tabung, bangun ruangd adalah segitiga selimut,bangun ruang e adalah segitigasama sisi, bangun ruang fadalah segitiga sembarang.

Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek

N3, diketahui bahwa subjek N3 mengalami kesalahan. Letak kesalahan

yang dialami subjek N3 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam

bangun ruang prisma dan memberi nama pada masing-masing bangun

ruang. Terlihat dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara terdapan

kesamaan jawaban yaitu subjek N3 menganggap bahwa bangun ruang a

atau gambar a adalah segitiga, bangun ruang b adalah persegi panjang

prisma, dan bangun ruang c adalah tabung. Dengan demkian, subjek N3

dimungkinkan mengalami miskonsepsi.

Jawaban pada hasil tes tertulis dan hasil wawancra terdapat

perbedaan. Subjek N3 pada hasil tes tertulis untuk gambar d menjawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

dengan nama segitiga tiga sisi, di hasil wawancara menjawab dengan

nama segitiga selimut. Gambar e pada hasil tes tertulis disebut dengan

nama segitiga sembarang dan pada hasil wawancara disebutkan dengan

nama segitiga sama sisi. Untuk gambar f pada hasil tes tertulis disebut

dengan nama segitiga sama sisi dan pada hasil wawancara disebut

dengan nama segitiga sembarang. Dengan demikian, subjek N3

dimungkinkan belum paham dengan nama-nama bangun ruang tersebut

karena masih salah.

2) Faktor penyebab miskonsepsi

Faktor penyebab terjadinya miskonsepsi pada subjek N3 dapat

diketahui pada transkrip wawancara berikut.

P-03 : “Oh, tidak ada persiapan, ya. Lalu dari… apakah kamu itusuka Matematika?”

N3-03 : “Nggak begitu.”

P-04 : “Kalau ibu total 100%, ya, kamu kira-kira berapa persen?Suka Matematika. 100% itu berarti suka sekali samaMatematika. Sekitar berapa persen?”

N3-04 : “60%”

P-05 : “60% suka Matematika. Nah, dari soal ini, apakah kamuanggap soal ini termasuk soal mudah atau sulit?”

N3-05 : “Sulit.”

P-06 : “Sulit. Apa yang membuat kamu sulit?”

N3-06 : “Bingung.”

P-07 : “Bingung. Selain itu? Kenapa kamu bisa bingung?Padahal kan udah pernah materi ini, kan?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

N3-07 : “Lha, lupa.”

P-08 : “Lupa? Lalu ketika kamu mengerjakan ini apa yangkamu ingat? Pelajarannya Bu N, atau di internet, ataubuku, atau apa?”

N3-08 : “Buku sama pelajarannya Bu N.”

P-66 : “Oh, bangun ruang. Berarti itu termasuk segitiga, gituya?Oke, berarti kebanyakan kamu belajar ini itu, paskalau kamu mengerjakan itu, yang kamu ingat itu darimana?Dari buku, dari pelajaran di kelas, atau dariinternet, atau dari dirimu sendiri?”

N3-66 : “Biasanya dari buku.”

P-67 : “Dari buku?”

N3-67 : “Hm” (mengangguk).

P-68 : “Oke, ya sudah. Oke, terima kasih.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas P-03 sampai N3-08,

subjek N3 cukup menyukai Matematika. Subjek N3 merasa soal yang

dia kerjakan tergolong sulit, subjek N3 teringat dengan pelajaran

yang disampaikan oleh gurunya dan baca dari buku. Faktor penyebab

miskonsepsi diperkuat lagi dengan hasil transkrip wawancara pada P-

66 sampai N3-67. Subjek N3 biasanya mendapatkan informasi

tentang bangun ruang dari buku. Kedua alasan tersebut dapat

mengakibatkan subjek N3 mengalami miskonsepsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

d. Analisis Data Subjek N4

1) Jenis Miskonsepsi

a) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang

Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N4.

Pada indikator mengidentifikasi macam-macam bangun ruang

yaitu soal nomor satu, subjek N4 mengalami kesalahan. Letak

kesalahan subjek N4 adalah ketika menjawab bahwa bangun ruang

prisma ditunjukkan oleh gambar a, d, e dan f. Berdasarkan jawaban

subjek N4, gambar d dan f memang bangun ruang prisma, sedangkan

gambar a dan e adalah bangun ruang limas bukan bangun ruang prisma.

Bangun ruang prisma adalah bangun ruang yang mempunyai sisi alas

dan tutup yang sama sedangkan gambar a dan e tidak memiliki tutup,

tetapi memiliki titik puncak.. Dari jawaban tersebut dimungkinkan

subjek N4 mengalami miskonsepsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Analisis data selanjutnya dilakukan melalui kegiatan

wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperkuat adanya

deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N4. Berikut transkrip

wawancara terhadap subjek N4.

P-11 : “Oh, gitu. Oke, ibu tanya ya. Nomor 1, kamu menjawabmana? A, D, E, F. Yakin dengan jawaban ini?”

N4-11 : “Yakin.”

P-12 : “Prisma alasnya berbentuk segitiga, bukan persegi danlingkaran. Bukan persegi dan lingkaran.Ini berarti bukantermasuk prisma, ya? (sambil menunjuk gambar). Duaini?”

N4-12 : (menggeleng)

P-13 : “Berarti yang termasuk prisma itu yang ini (sambilmenunjuk gambar)?”

N4-13 : “He eh” (mengangguk).

P-14 : “A, D, E, F. Lha, kenapa kamu… ini termasuk prisma?”

N4-14 : “Ya karena prisma tuh alasnya bukan lingkaran samapersegi panjang. Segitiga.”

Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N4

mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.

Subjek N4 yakin dengan jawabannya bahwa gambar a dan e termasuk

bangun ruang prisma. Subjek N4 menganggap bahwa bangun ruang

prisma adalah bangun yang mempunyai alasnya bukan berbentuk

lingkaran dan persegi panjang. Jawaban tersebut dapat dilihat pada

transkrip wawancara P-11 sampai N4-14. Gambar a dan e merupakan

bangun ruang limas bukan bangun ruang prisma, karena bangun ruang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

prisma tidak memiliki titik puncak, bangun ruang prisma ialah bangun

yang mempunyai alas dan tutup sama bentuk dan ukuran.

Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk

mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek

N4. Berikut adalah triangulasi data.

Tabel 4.9 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N4 pada

indikator mengidentifikasi macam-macam bangun

ruang

Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N4 menjawab bahwabangun a, d, e, dan f adalahbangun ruang prisma. Bangun ddan f memang bangun ruangprisma, letak kesalahan yangmuncul pada subjek N4 adalahketika menganggap bahwagambar a dan e adalah bangunruang prisma.

Subjek N4 yakin denganjawabannya. Subjek N4mengalami kesalahan dalammengidentifikasi macam-macam bangun ruang. SubjekN4 menganggap bahwagambar a dan e termasukkelompok bangun ruangprisma.

Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek

N4, diketahui bahwa subjek N4 mengalami kesalahan. Letak kesalahan

yang dialami subjek N4 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam

bangun runag prisma. Hasil tes tertulis subjek N1 mengatakan bahwa

gambar a dan e termasuk bangun ruang prisma. Sedangkan menurut

teori gambar a dan e merupakan gambar bangun ruang limas. Hasil

wawancara menjelaskan bahwa subjek N4 menganggap gambar a dan e

termasuk gambar bangun ruang prisma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Berdasarkan kedua analisis tersebut terdapat kesamaan yaitu,

sama-sama memiliki kesalahan dalam mengidentifikasi macam-macam

bangun ruang. Subjek N4 dalam soal nomor satu ini dapat dikatakan

mengalami miskonsepsi klasifikasional, karena salah dalam

mengkalsifikasi atau mengelompokkan contoh gambar yang termasuk

bangun ruang prisma.

b) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang

Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N4.

Pada indikator mengidentifikasi macam-mcam bangun ruang

yaitu nomor dua, subjek N4 mengalami kesalahan ketika menyebutkan

nama-nama dari bangun ruang tersebut. Subjek N4 menganggap bahwa

bangun ruang a adalah segitiga, bangun ruang b adalah persegi panjang,

bangun ruang c adalah tabung, bangun ruang d adalah belah ketupat,

bangun ruang e adalah prisma, bangun ruang f adalah prisma segitiga.

Subjek N4 salah dalam menamai bangun ruang tersebut.

Gambar a seharusnya limas segitiga, gambar b adalah balok, gambar d

adalah prisma segitiga, gambar e adalah limas segiempat, dan gambar f

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

adalah prisma segitiga, sehingga dimungkinkan subjek N4 mengalami

miskonsepsi.

Analisis data selanjutnya dilakukan berdasarkan hasil

wawancara. Kegiatan wawancara ini dilakukan untuk memperkuat

adanya deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N4. Berikut

transkrip wawancara subjek N4.

P-19 : “…, tapi lupa. Lalu ini namanya apa? Yang A,namanya?Segitiga.B persegi panjang, tabung, D belahketupat?E prisma, prisma segitiga (membacakan jawabanmurid).Kenapa kamu bisa ngomong ini, ini segitiga?”

N4-19 : “Karena… dia bentuknya seperti segitiga, bangunsegitiga.”

P-20 : “Berarti itu… tapi, itu termasuk prisma, ya?”

N4-20 : “Ya” (mengangguk).

P-21 : “Karena ini kamu milih prisma to?”

N4-21 : (mengangguk).

P-22 : “Yakin dengan itu?”

N4-22 : “Yakin” (sambil tertawa).

P-23 : “Terus ini D, belah ketupat?”

N4-23 : (berpikir)

P-24 : “Belah ketupat?”

N4-24 : (mengangguk sambil tertawa).

P-25 : “Yakin?”

N4-25 : “Yakin.”

P-26 : “Yakin, berarti kalau D itu belah ketupat, itu jugatermasuk prisma?”

N4-26 : “Termasuk” (mengangguk).

P-27 : “Oke. Kalau ini yang… E itu juga prisma?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

N4-27 : (mengangguk).

P-28 : “Kenapa alasanmu kok memilih itu prisma?”

N4-28 : “Karena pernah diterangin sama guru, digambarin dipapan tulis tuh kayaknya bentuknya seperti itu.”

P-29 : “Pernah to Bu N bawa ke kelas bangun-bangun itu?”

N4-29 : (mengangguk).

P-30 : “Kamu inget nggak?”

N4-30 : (menggeleng).

P-31 : “Oh, berarti pernah ya gurunya. Ini… apa, bangun itunamanya prisma gitu, pas di kelas. Ho oh?”

N4-31 : (mengangguk).

P-32 : “Berarti pas di kelas ya itu prisma, itu ya. Kalau yang ini,kamu, di sebut apa ini? (menunjuk soal)”

N4-32 : “Persegi panjang.”

P-33 : “Persegi panjang. Alasanmu apa? Alasanmu apa?”

(Guru berbicara sebentar dengan orang lain.)

P-34 : “Piye, ini termasuk persegi panjang?”

N4-34 : “Iya.”

P-35 : “Apa alasanmu memilih itu persegi panjang?”

N4-35 : “Karena persegi panjang tuh sisinya tegak.”

Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N4

mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi macam-macam bangun

ruang. Subjek N4 menyebutkan nama gambar a adalah segitiga, dengan

alasan bahwa bangun tersebut (gambar a) bentuknya segitiga. Jawaban

tersebut dapat dilihat pada transkrip wawancara P-19 sampai N4-22.

Subjek N4 menganggap bahwa gambar d adalah gambar belah ketupat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

jawaban tersebut dapat dilihat pada transkrip wawancara P-23 sampai

N4-26. Subjek N4 menganggap bahwa gambar e termasuk prisma,

dengan alasan guru sudah perbah membawa contoh bangun ruang

tersebut ke dalam kelas. Jawaban tersebut dapat dilihat pada transkrip

wawancara P-27 sampai N4-31. Subjek N4 menganggap bahwa gambar

b adalah gambar persegi panjang dengan alasan karena persegi panjang

itu sisinya tegak. Jawaban tersebut dapat dilihat pada transkrip

wawancara P-32 sampai N4-35. Dari hasil wawancara tersebut,

dimungkinkan subjek N4 mengalami miskonsepsi. Bangun segitiga dan

persegi panjang itu bukan termasuk bangun ruang melainkan bangun

datar.

Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk

mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek

N4. Berikut adalah triangulasi data.

Tabel 4.10 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N4 pada

indikator mengidentifikasi macam-macam bangun

ruang

Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N4 menganggap bahwabangun ruang a adalah segitiga,bangun ruang b adalah persegipanjang, bangun ruang c adalahtabung, bangun ruang d adalahbelah ketupat, bangun ruang eadalah prisma, bangun ruang fadalah prisma segitiga.

Subjek N4 yakin denganjawabannya. Subjek N4mengalami kesalahan dalammengidentifikasi macam-macam bangun ruang danmemberi nama pada bangunruang. Subjek N4 beranggapanbahwa gambar a adalah adalahsegitiga, bangun ruang badalah persegi panjang, bangunruang d adalah belah ketupat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

bangun ruang e adalah prisma.

Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek

N4, diketahui bahwa subjek N4 mengalami kesalahan. Letak kesalahan

yang dialami subjek N4 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam

bangun ruang prisma dan memberi nama pada masing-masing bangun

ruang. Terlihat dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara terdapat

kesamaan jawaban yaitu subjek N4 menganggap bahwa bangun ruang a

atau gambar a adalah segitiga, bangun ruang b adalah persegi panjang,

dan bangun ruang e adalah prisma.

Subjek N4 dalam soal nomor dua ini dapat dikatakan mengalami

miskonsepsi klasifikasional, karena subjek N4 salah dalam

mengklasifikasikan atau memberi nama pada masing-masing bangun

ruang.

c) Mengidentifikasi bangun ruang prisma

Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Pada indikator mengidentifikasi bangun ruang prisma yaitu soal

nomor tiga, subjek N4 mengalami kesalahan. Letak kesalahan subjek

N4 adalah ketika menjawab bahwa bangun yang sesuai dengan ciri-ciri

yang dipaparkan di soal nomor tiga adalah persegi panjang akan tetapi

gambar yang dibuat oleh subjek N4 adalah gambar balok. Dari jawaban

tersebut dimungkinkan subjek N4 mengalami miskonsepsi.

Analisis data selanjutnya dilakukan melalui kegiatan

wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperkuat adanya

deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N4. Berikut transkrip

wawancara terhadap subjek N4.

P-32 : “Berarti pas di kelas ya itu prisma, itu ya. Kalau yang ini,kamu, di sebut apa ini? (menunjuk soal)”

N4-32 : “Persegi panjang.”

P-33 : “Persegi panjang. Alasanmu apa? Alasanmu apa?”

(Guru berbicara sebentar dengan orang lain.)

P-34 : “Piye, ini termasuk persegi panjang?”

N4-34 : “Iya.”

P-35 : “Apa alasanmu memilih itu persegi panjang?”

N4-35 : “Karena persegi panjang tuh sisinya tegak.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

P-36 : “Karena persegi panjang itu sisinya tegak. Oh, berarti ini?Pernyataan yang kedua ini? (menggarisbawahi lembar)”

N4-36 : (mengangguk).

P-37 : “Sisi tegak, berbentuk persegi panjang, makanya kamulangsung memilih persegi panjang?”

N4-37 : “Iya.”

P-38 : “Coba lihat gambarnya. Oh, berarti ini termasuk persegipanjang?”

N4-37 : (mengangguk).

Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N4

mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.

Subjek N4 menyebutkan nama bangun yang sesuai dengan soal nomor

tiga adalah bangun persegi panjang. Subjek N4 menggambar bangun

ruang balok dan dianggapnya sudah sesuai ciri-ciri pada nomor soal

tiga. Subjek N4 menganggap bahwa persegi panjang itu mempunyai sisi

tegak berbentuk persegi panjang sehingga namanya perseg panjang.

Jawaban tersebut dapat diihat pada transkrip wawancara P-32 sampai

N4-37. Ciri-ciri bangun yang dipaparkan di soal nomor tiga tersebut

adalah bangun ruang prisma segitiga bukan persegi panjang. Dengan

demikian, subjek N4 dimungkinkan mengalami miskonsepsi.

Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk

mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek

N4. Berikut adalah triangulasi data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Tabel 4.11 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N4 pada

indikator mengidentifikasi bangun ruang prisma

Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N4 menjawab bahwabangun yang sesuai dengan ciri-ciri yang dipaparkan di soalnomor tiga adalah persegipanjang akan tetapi gambar yangdibuat oleh subjek N4 adalahgambar balok.

Subjek N4 bangun yang sesuaidengan soal nomor tiga adalahbangun persegi panjang. SubjekN4 menggambar bangun ruangbalok dan dianggapnya sudahsesuai ciri-ciri pada nomor soaltiga. Subjek N4 menganggapbahwa persegi panjang itumempunyai sisi tegak berbentukpersegi panjang sehingganamanya perseg panjang.

Berdasarkan kedua analisis tersebut terdapat kesamaan yaitu,

sama-sama memiliki kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang

prisma. Subjek N4 dalam soal nomor tiga ini dapat dikatakan

mengalami miskonsepsi teoritik, karena salah dalam menyimpulkan

konsep berdasarkan fakta, yaitu konsep tentang bangun ruang prisma

segitiga.

2) Faktor penyebab miskonsepsi

Faktor penyebab terjadinya miskonsepsi pada subjek N4 dapat

diketahui pada transkrip wawancara berikut.

P-04 : “Oh, pagi tadi belajar, ya? Oke. Kalau dari ini… kamuanggap susah atau mudah to? Soal ini.”

N4-04 : “Bisa dibilang susah, bisa dibilang nggak. Ada yang susah,ada yang nggak.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

P-05 : “Lebih berat yang mana persentasenya? Kalau itu kanberarti 50% susah, 50% mudah. Nah, yang paliiing… yangpaling banyak itu ke susahnya atau ke mudahnya?”

N4-05 : “Ke susahnya” (sambil tertawa).

P-06 : “Ke susahnya. Oke. Kalau kamu itu sebenarnya sukaMatematika tidak?”

N4-06 : (Tertawa) “Nggak begitu.”

P-07 : “Nggak begitu. Kalau ibu total 100% gitu, sukaMatematika ya, yang sukaaa banget berarti 100% ya.KalauAndra itu kira-kira berapa persen suka Matematika?”

N4-07 : “50.”

P-08 : “50% suka Matematika. Lha kenapa alasanmu kok cumasetengah-setengah suka Matematika itu?”

N4-08 : “Ya… gimana ya.”

P-09 : “Apa kamu nggak minat belajar Matematika?”

N4-09 : “Ya minat, tapi…” (tersenyum).

P-10 : “Susah, gitu ya?”

N4-10 : “Iya.”

P-15 : “Hm. Kamu dapat informasi itu… apa… dari mana? Daribuku, atau dari gurumu, atau dari orangtua, atau dariinternet gitu?”

N4-15 : “Dariku sendiri” (sambil tersenyum).

P-16 : “Dari dirimu sendiri?”

N4-16 : “He eh” (mengangguk).

P-17 : “Berarti dari belajarmu sendiri?”

N4-17 : “He eh” (mengangguk).

P-18 : “Kalau pas gurunya menerangkan di kelas gitu,bagaimana?”

N4-18 : (Tertawa) “Ya perhatikan, tapi lupa.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

P-47 : (tertawa) “Oke. Tapi, kalau ini kamu dapet dari mana ini?Ini kok namanya persegi panjang?”

N4-47 : (tersenyum).

P-48 : “Dari buku atau dari guru atau dari internet?”

N4-48 : “Internet.”

P-49 : “Dari internet. Oh, persegi panjang itu termasuk bangunruang, terus dari internet?”

N4-49 : “Iya (lirih).”

Berdasarkan hasil wawancara di atas P-04 sampai N4-10,

terlihat bahwa subjek N4 cukup menyukai Matematika. Transkrip

wawancra P-15 sampai N4-18 menggambarkan bahwa subjek N4

mendapatkan informasi tentang macam-macam bangun ruang adalah

dari dirinya sendiri. Untuk informasi tentang persegi panjang adalah

dari internet. Dari beberapa jawaban tersebut, penyebab pemahaman

konsep yang salah ini disebabkan karena subjek N4 belajar dari

pengalaman dirinya sendiri dan dari internet. Hal inilah yang dapat

mengakibatkan subjek N4 mengalami miskonsepsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

e. Analisis Data Subjek N5

1) Jenis Miskonsepsi

a) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang

Berikut merupakan hasil tes tertulis subjek N5

Pada indikator mengidentifikasi macam-macam bangun ruang

yaitu soal nomor satu, subjek N5 mengalami kesalahan. Letak

kesalahan subjek N5 adalah ketika menjawab bahwa bangun ruang

prisma ditunjukkan oleh gambar a, d, e dan f. Berdasarkan jawaban

subjek N5, gambar d dan f memang bangun ruang prisma, sedangkan

gambar a dan e adalah bangun ruang limas bukan bangun ruang prisma.

Bangun ruang prisma adalah bangun ruang yang mempunyai sisi alas

dan tutup yang samabentuk dan ukuran, sedangkan gambar a dan e

tidak memiliki tutup, tetapi memiliki titik puncak. Dari jawaban

tersebut dimungkinkan subjek N5 mengalami miskonsepsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Analisis data selanjutnya dilakukan melalui kegiatan

wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperkuat adanya

deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N5. Berikut transkrip

wawancara terhadap subjek N5.

P-07 :“ 75% suka Matematika ya...Oke, Ibu tanya nomor satu,yang kamu anggap kelompok prisma itu mana ? tunjukkancoba !”

N5-07 :“ prisma...a, d, e, f (Nina menunjuk gambar pada nomorsatu).”

P-08 :“ Alasannya apa ? bangun-bangun ruang tersebut memilikibentuk segitiga, yakin dengan jawaban itu ?

N5-08 : “ Enggak...”P-09 : “ Kenapa gak yakin ?”N5-09 : “ Enggak tau, soalnya gak tau...heee”

P-10 :“ Soalnya gak tau...itu termasuk prisma atau bukan gitu ?”

N5-10 : “ Alasannya nggak tau,

P-11 :

“ Oh alasannya gak tau, tapi yakin kalau ini (sambilmenunjuk gambar bangun ruang di nomor satu gambar a, d,e, f) itu bangun ruang prisma. Kalau prisma itu sendiri apa tasebenarnya ?”

N5-11 : “ Prisma ituu...(sambil mikir) ”

Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N5

mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.

Subjek N5 menganggap bahwa yang termasuk bangun prisma adalah

gambar a, d, e, dan f dapat dilihat pada transkrip wawancara P-07

sampai N5-07. Subjek N5 ketika ditanya mengenai alasannya subjek

N5 tidak yakin dengan jawaban tersebut, subjek N5 tidak tau alasannya

apa, dapat dilihat pada transkrip wawancara P-08 sampai N5-11.

Dari hasil wawancara tersebut, subjek N5 belum tentu

mengalami miskonsepsi karena setelah diwawancara subjek N5 tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

yakin dengan jawabannya, dimungkinkan subjek N5 ragu-ragu dengan

jawaban yang dia pilih.

Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk

mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek

N5. Berikut adalah triangulasi data.

Tabel 4.12 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N5 pada

indikator mengidentifikasi macam-macam bangun

ruang

Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N5 menjawab bahwabangun a, d, e, dan f adalahbangun ruang prisma. Bangun ddan f memang bangun ruangprisma, akan tetapi letakkesalahan yang muncul padasubjek N5 adalah ketikamenganggap bahwa gambar a dane adalah bangun ruang prisma.

Subjek N5 tidak yakin denganjawabannya. Subjek N5mengalami kesalahan dalammengidentifikasi macam-macam bangun ruang. SubjekN5 menganggap bahwagambar a dan e termasukkelompok bangun ruangprisma, tetapi subjek N5 tidakyakin dengan alasan yangditulis di lembar jawab.

Berdasarkan kedua analisis tersebut terdapat kesamaan yaitu,

sama-sama memiliki kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang

prisma, akan tetapi subjek N5 tidak yakin dengan jawabannya. Subjek

N5 dalam soal nomor satu ini dapat dimungkinkan tidak mengalami

miskonsepsi karena subjek N5 belum paham dengan konsep bangun

ruang prisma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

b) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang

Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N5.

Pada indikator mengidentifikasi macam-mcam bangun ruang

yaitu nomor dua, subjek N5 mengalami kesalahan ketika menyebutkan

nama-nama dari bangun ruang tersebut. Subjek N5 menganggap bahwa

bangun ruang a adalah prisma segitiga, bangun ruang b adalah balok,

bangun ruang c adalah tabung, bangun ruang d adalah limas, bangun

ruang e adalah prisma segiempat, bangun ruang f adalah limas.

Subjek N5 salah dalam memberi nama pada masing-masing

bangun ruang tersebut. Gambar a seharusnya limas segitiga, gambar b

adalah balok, gambar d adalah prisma segitiga, gambar e adalah limas

segiempat, dan gambar f adalah prisma segitiga, sehingga

dimungkinkan subjek N5 mengalami miskonsepsi.

Analisis data selanjutnya dilakukan berdasarkan hasil

wawancara. Kegiatan wawancara ini dilakukan untuk memperkuat

adanya deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N5. Berikut

transkrip wawancara subjek N5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

P-12 :

“ Bangun ruang, termasuk bangun ruang ya. Emm oke kalauini yang a kamu njawab apa ? (pewawancara menunjukgambar a pada nomor satu) ini namanya prisma...?”

N5-12 : “ Prisma segitiga. ”P-13 : “ Kenapa alasanya kok dia prisma segitiga ?”

N5-13 : “ Soalnya semuanya tuu segitiga. ”

P-14 :“ Oke.. ini balok, ini tabung, lalu yang gambar d termasuklimas ? apa alasanmu ini limas ? ”

N5-14 : “ Emmmm... (diam sambil mikir).”

P-15 :“ Karena apa, punya ruang atau punya apa gitu, kok kamubisa menyebutkan itu limas ?”

N5-15 : “ Emmmm... (diam lagi).”

P-16 :“ Terus ini prisma segiempat ? Kenapa kok ini prismasegiempat ? ( pewawancara menunjuk gambar e).”

N5-16 : “ Ininya...segiempat (sambil menunjuk alas dari bangunruang e).”

P-17 : “ Sisinya segiempat yang alas ini ?”

N5-17 : “ He’em...he’em..”

P-20 :

“ Tapi ini prisma segiempat ? ( pewawancara menunjukgambar e) karena alasanya segiempat. Lalu ini (gambar a)termasuk prisma segitiga, karena alasnya berbentuk segitiga? “

N5-20 : “ Iyaa...”

P-21 :“ Oh berarti ini termasuk prisma ( gambar a dan e), lalu yangini ( gambar d dan f) termasuk limas ?”

N5-21 : “ Iyaa..”

Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N5

mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi macam-macam bangun

ruang. Subjek N5 menyebutkan nama gambar a adalah prisma segitiga,

dengan alasan bahwa bangun tersebut (gambar a) bentuknya segitiga.

Jawaban tersebut dapat dilihat pada transkrip wawancara P-12 sampai

N5-13. Untuk gambar d subjek N5 menjawab bangun limas, dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

dilihat pada transkrip wawancara P-14 sampai N5-15. Subjek N5

menganggap bahwa gambar e adalah prisma segiempat dengan alasan

alasnya berbentuk segiempat, jawaban tersebut dapat dilihat pada

transkrip wawancara P-16 sampai N5-21.

Bangun a dan e termasuk limas, karena bangun tersebut tidak

memiliki tutup yang sama dengan alasnya, sedangkan bangun d dan f

termasuk bangun ruang prisma karena mempunyai sisi alas dan tutup

yang sama bentuk dan ukuran, sehingga subjek N5 dimungkinkan

mengalami miskonsepsi.

Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk

mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek

N5. Berikut adalah triangulasi data.

Tabel 4.13 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N5 pada

indikator mengidentifikasi macam-macam bangun

ruang

Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N5 bangun ruang aadalah prisma segitiga, bangunruang b adalah balok, bangunruang c adalah tabung, bangunruang d adalah limas, bangunruang e adalah prismasegiempat, bangun ruang fadalah limas.

Subjek N5 menyebutkan namagambar a adalah prisma segitiga,dengan alasan bahwa banguntersebut (gambar a) bentuknyasegitiga. Untuk gambar d subjekN5 menjawab bangun limas,gambar e adalah prisma segiempatdengan alasan alasnya berbentuksegiempat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek

N5, diketahui bahwa subjek N5 mengalami kesalahan. Letak kesalahan

yang dialami subjek N5 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam

bangun ruang prisma dan memberi nama pada masing-masing bangun

ruang. Terlihat dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara terdapan

kesamaan jawaban yaitu subjek N5 menganggap bahwa bangun ruang

(gambar a dan e) termasuk bangun prisma, sedangkan gambar d dan f

adalah bangun limas. Subjek N5 dalam soal nomor dua ini dapat

dikatakan mengalami miskonsepsi klasifikasional, karena subjek N5

salah dalam mengklasifikasikan atau memberi nama pada masing-

masing bangun ruang.

c) Mengidentifikasi bangun ruang prisma

Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Pada indikator mengidentifikasi bangun ruang prisma yaitu soal

nomor tiga, subjek N5 mengalami kesalahan. Letak kesalahan subjek

N5 adalah ketika menjawab bahwa bangun yang sesuai dengan ciri-ciri

yang dipaparkan di soal nomor tiga adalah limas akan tetapi gambar

yang dibuat oleh subjek N5 adalah gambar prisma segitiga. Dari

jawaban tersebut dimungkinkan subjek N5 mengalami miskonsepsi.

Analisis data selanjutnya dilakukan melalui kegiatan

wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperkuat adanya

deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N5. Berikut transkrip

wawancara terhadap subjek N5.

P-22 : “ Kalau yang nomor tiga ini termasuk limas ?”N5-22 : “ Iyaa..”P-23 : “ Apa alasanmu menjawab limas ?

N5-23 :“ Soalnya ciri-cirinya disini hampir mirip sama ini(menunjuk gambar f).”

P-24 :“ Emm berarti ini, oh yaa oke berbentuk ini (gambar f)berarti ini limas gitu ya ?”

N5-24 : “ Iya.. (menganggukkan kepala) .”

P-25 :“ Berarti bangun ruang yang seperti ini namanya limas ?(menunjuk bangun ruang prisma )”

N5-25 : “ .... (Menganggukkan kepala).”

P-27 :

“ Dari buku tematik ? emm dari buku tematik, okee. Kalauibu tanya, prisma segitiga itu yang seperti apa ? kamu bisanggambar nggak prisma segitiga itu yang seperti apa”

N5-27 :“ Yang kayak gini (menunjuk gambar a, gambar limassegitiga).”

P-28 : “ Itu prisma segitiga ?”N5-28 : “ Iya..”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N5

mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.

Subjek N5 menyebutkan nama bangun yang sesuai dengan soal nomor

tiga adalah bangun limas. Subjek N4 menggambar bangun ruang prisma

segitiga dan dianggapnya sudah sesuai ciri-ciri pada nomor soal tiga.

Jawaban tersebut dapat dilihat pada transkrip wawancara P-22 sampai

N5-28.

Ciri-ciri bangun yang dipaparkan di soal nomor tiga tersebut

adalah bangun ruang prisma segitiga bukan limas. Dengan demikian,

subjek N5 dimungkinkan mengalami miskonsepsi.

Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk

mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek

N5. Berikut adalah triangulasi data.

Tabel 4.14 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N5 pada

indikator mengidentifikasi bangun ruang prisma

Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N5 menjawab bahwabangun yang sesuai dengan ciri-ciri yang dipaparkan di soalnomor tiga adalah limas akantetapi gambar yang dibuat olehsubjek N5 adalah gambar prismasegitiga.

Subjek N5 bangun yang sesuaidengan soal nomor tiga adalahbangun limas. Subjek N5menggambar bangun ruangprisma seigita dan dianggapnyasudah sesuai ciri-ciri pada nomorsoal tiga.

Berdasarkan kedua analisis tersebut terdapat kesamaan yaitu,

sama-sama memiliki kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang

prisma. Subjek N5 dalam soal nomor tiga ini dapat dikatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

mengalami miskonsepsi teoritik, karena salah dalam menyimpulkan

konsep berdasarkan fakta, yaitu konsep tentang bangun ruang prisma

segitiga.

2) Faktor penyebab miskonsepsi

Faktor penyebab terjadinya miskonsepsi pada subjek N5 dapat

diketahui pada transkrip wawancara berikut.

P-03 : “ Lalu soal tadi kamu anggap sulit atau mudah ?”N5-03 : “ Mudah sulit.”P-04

:“ Kalau ibu presentasenya 100% itu mudah, kira-kira kamuberapa persen mudahnya berapa persen sulitnya, kebanyakansulit atau mudah ?”

N5-04:

“ Eemm...apa yaa...(mikir lama sambil senyum-senyum ) lalunina bilang mudah.”

P-05:

“ Berarti kamu bisa ya ? Kalau Nina itu sebenarnya sukaMatematika tidak ? ”

N5-05 : “ Engga terlalu suka.”P-06

:“ Kalau Ibu presentase lagi, 100% itu sukaa bangetMatematika, kalau Nina kira-kira berapa persen ?”

N5-06 : “ 75 %.”

P-26 :

“ Kamuuu dapat dari itu ituu dari mana, informasi itu ?misalnya baca buku, dapet dari buku atau kamu belajarsendiri, atau dari orang tua, atau dari guru, dari teman gitu ?Informasi ini gambar limas ini prisma ini tabung ini balok ituseringnya dapat dari mana ?”

N5-26 : “ Dari buku tematik.”P-29 : “ Kamu dapat itu dari mana ? dari buku itu ?”N5-29 : “ Ho’oh.”P-30 : “ Oke sudah..terimakasih.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas P-03 sampai N5-06,

terlihat bahwa subjek N5 cukup menyukai Matematika. Transkrip

wawancra P-26 sampai N5-29 menggambarkan bahwa subjek N5

mendapatkan informasi tentang macam-macam bangun ruang adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

dari buku. Dari jawaban tersebut, penyebab pemahaman konsep yang

salah ini disebabkan karena subjek N5 belajar dari buku, dimungkinkan

buku yang dipakai salah konsep. Hal inilah yang dapat mengakibatkan

subjek N5mengalami miskonsepsi.

f. Analisis Data Subjek N6

1) Jenis Miskonsepsi

a) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang

Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N6.

Pada indikator mengidentifikasi macam-mcam bangun ruang

yaitu nomor dua, subjek N6 mengalami kesalahan ketika menyebutkan

nama-nama dari bangun ruang tersebut. Subjek N6 menganggap bahwa

bangun ruang a adalah prisma segitiga, dan bangun ruang e adalah

prisma segiempat. Subjek N6 salah dalam memneri nama pada masing-

masing bangun ruang tersebut. Gambar a seharusnya limas segitiga dan

gambar e adalah limas segiempat, bukan prisma segitiga ataupun

prisma segiempat, karena gambar a dan e tidak memiliki sisi alas dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

tutup yang sama bentuk dan ukuran, sehingga dimungkinkan subjek N6

mengalami miskonsepsi.

Analisis data selanjutnya dilakukan berdasarkan hasil

wawancara. Kegiatan wawancara ini dilakukan untuk memperkuat

adanya deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N6. Berikut

transkrip wawancara subjek N6.

P-07:

“ Ini kalau nomor satu itu emm oke, kalau nomor dua ?”

N6-07 : “ Ini ngaak dijawab.”P-08 : “ Kenapa nggak dijawab ?”N6-08 : “ Enggak tau.”P-09 : “ Kalau yang ini namanya apa ? (menunjuk gambar a)”N6-09 : “ Ini prisma segitiga.”P-10 : “ Lalu yang gambar e apa ?”N6-10 : “ Gambar e prisma segiempat.”P-11 : “ Karena apa alasannya ?”N6-11

:“ Ini kan segitiga, ini kan segiempat ( menunjuk alasgambar a dan e).”

P-12 : “ Yakin dengan jawaban itu ?”N6-12 : “ Yaa.. nggak 100% yakin.”P-13 : “ Loh kenapa gak seratus persen yakin?”

N6-13:

“ Soalnya udah lama dipelajari jadi, gimana yoo kayak agaklupa atau gimana gitu.”

P-14 : “ Oh.. tapi kamu sering, udah pernah kan dapet ini ?”

N6-14 : “ Udah.. udah, kalo seingetnya ya itu jawabannya.”

Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N6

mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.

Subjek N6 menganggap bahwa nama dari bangun a adalah prisma

segitiga dan gambar e adalah bangun prisma segiempat dengan alasan

alasnya berbentuk segitiga dan segiempat sehingga dinamakan prisma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

segitiga dan prisma segiempat. Jawaban tersebut dapat dilihat pada

transkrip wawancara P-07 sampai N6-11. Setelah ditanya lagi dapat

dilihat pada transkrip wawancara P-12 sampai N6-14, subjek N6

ternyata tidak yakin dengan jawabannya, subjek N6 merasa pelajaran

tersebut sudah lama diberikan dan dia lupa dengan nama-nama bangun

ruang tersebut, dia menjawab segingatnya saja.

Dari hasil wawancara tersebut, subjek N6 belum tentu

mengalami miskonsepsi karena setelah diwawancara subjek N6 tidak

yakin dengan jawabannya dan subjek N6 lupa, sehingga dimungkinkan

subjek N6 tidak mengalami miskonsepsi.

Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk

mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek

N6. Berikut adalah triangulasi data.

Tabel 4.15 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N6 pada

indikator mengidentifikasi macam-macam bangun

ruang

Hasil tes tertulis Hasil wawancara

Subjek N6 menganggap bahwa

bangun ruang a adalah prisma

segitiga, dan bangun ruang e

adalah prisma segiempat

Subjek N6 menganggap bahwa

nama dari bangun a adalah prisma

segitiga dan gambar e adalah

bangun prisma segiempat dengan

alasan alasnya berbentuk segitiga

dan segiempat sehingga dinamakan

prisma segitiga dan prisma

segiempat. Subjek N6 tidak yakin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

dengan jawabannya, subjek N6

merasa pelajaran tersebut sudah

lama diberikan dan dia lupa dengan

nama-nama bangun ruang tersebut,

dia menjawab segingatnya saja

Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek

N6, diketahui bahwa subjek N6 mengalami kesalahan. Letak kesalahan

yang dialami subjek N6 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam

bangun ruang prisma dan memberi nama pada masing-masing bangun

ruang. Terlihat dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara terdapan

kesamaan jawaban yaitu subjek N6 menganggap bahwa bangun ruang a

atau gambar a adalah prisma segitiga dan gambar e adalah prisma

segiempat.

Subjek N6 dalam soal nomor dua ini belum dapat dikatakan

mengalami miskonsepsi, karena subjek N6 tidak yakin dengan

jawabannya, dan beberapa lupa dengan konsep karena menurut subjek

N6 materi yang diberikan sudah cukup lama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

g. Analisis Data Subjek N7

1) Jenis Miskonsepsi

a) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang

Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N7.

Pada indikator mengidentifikasi macam-macam bangun ruang

yaitu soal nomor satu, subjek N7 mengalami kesalahan. Letak

kesalahan subjek N7 adalah ketika menjawab bahwa bangun ruang

prisma ditunjukkan oleh gambar a, d, e dan f. Berdasarkan jawaban

subjek N7, gambar d dan f memang bangun ruang prisma, sedangkan

gambar a dan e adalah bangun ruang limas bukan bangun ruang prisma.

Bangun ruang prisma adalah bangun ruang yang mempunyai sisi alas

dan tutup yang sama bentuk dan ukuran, sedangkan gambar a dan e

tidak memiliki tutup, tetapi memiliki titik puncak. Dari jawaban

tersebut dimungkinkan subjek N7 mengalami miskonsepsi.

Analisis data selanjutnya dilakukan melalui kegiatan

wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperkuat adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N7. Berikut transkrip

wawancara terhadap subjek N7.

P-06 :“Oya udah lumayan itu. 80% ya. Oke kalo ibuk liat nomer

satu ini A D E F ya itu termasuk kelompok?”

N10-06 : “Prisma.”

P-07 :“Prisma, karena apa alasanmu? Memiliki alas yang

berbentuk?”

N10-07 : “Segitiga.”

P-08 :“O berarti ini ini alasnya berbentuk segitiga itu selalu

prisma? Yakin?”

N10-08 : “Kurang.”

P-09 : “Kurang yakin? Kenapa kurang yakin?”

N10-09 :“Dak tau. Karena lebih paham kearah balok sama kubus

buk. Ciri-cirinya, pengukurannya.”

Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N7

mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.

Subjek N7 menganggap bahwa gmbar a, d, e, dan f adalah kelompok

prisma dengan alasan bangun tersebut mempunyai alas segitiga.

Jawaban tersebut dapat dilihat di transkrip wawancara P-06 sampai N7-

07. Gambar a dan e merupakan bangun ruang limas bukan bangun

ruang prisma, karena bangun ruang prisma tidak memiliki titik puncak,

bangun ruang prisma adalah bangun yang mempunyai alas dan tutup

yang sama bentuk dan ukuran. Akan tetapi, subjek N7 kurang yakin

dengan jawabannya, dapat dilihat pada transkrip wawancara P-08

sampai N7-09. Subjek N7 lebih paham ke konsep balok dan kubus

untuk bangun ruang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk

mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek

N7. Berikut adalah triangulasi data.

Tabel 4.16 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N7 pada

indikator mengidentifikasi macam-macam bangun

ruang

Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N7 menjawab bahwabangun a, d, e, dan f adalahbangun ruang prisma. Bangun ddan f memang bangun ruangprisma, akan tetapi letakkesalahan yang muncul padasubjek N7 adalah ketikamenganggap bahwa gambar a dane adalah bangun ruang prisma..

Subjek N7 menganggap bahwagmbar a, d, e, dan f adalahkelompok prisma denganalasan bangun tersebutmempunyai alas segitiga. Akantetapi, subjek N7 kurang yakindengan jawabannya, subjek N7lebih paham ke konsep balokdan kubus untuk bangun ruang.

Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek

N7, diketahui bahwa subjek N7 mengalami kesalahan. Letak kesalahan

yang dialami subjek N7 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam

bangun ruang prisma dan memberi nama pada masing-masing bangun

ruang. Terlihat dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara terdapan

kesamaan jawaban yaitu subjek N7 menganggap bahwa bangun ruang a

atau gambar a dan e adalah kelompok bangun prisma.

Subjek N7 dalam soal nomor satu ini belum dapat dikatakan

mengalami miskonsepsi, karena subjek N7 tidak yakin dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

jawabannya, dan subjek N7 lebih paham dengan konsep balok dan

kubus dibandingkan dengan konsep prisma.

b) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang

Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N7.

Pada indikator mengidentifikasi macam-mcam bangun ruang

yaitu nomor dua, subjek N7 mengalami kesalahan ketika menyebutkan

nama-nama dari bangun ruang tersebut. Subjek N7 menganggap bahwa

bangun ruang a adalah prisma dan bangun ruang e adalah kerucut atau

limas. Subjek N7 salah dalam memberi nama pada masing-masing

bangun ruang tersebut. Gambar a seharusnya limas segitiga dan gambar

e seharusnya limas segiempat, sehingga dimungkinkan subjek N7

mengalami miskonsepsi.

Analisis data selanjutnya dilakukan berdasarkan hasil

wawancara. Kegiatan wawancara ini dilakukan untuk memperkuat

adanya deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N7. Berikut

transkrip wawancara subjek N7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

P-10 :“Ooo...berarti kalo prisma itu kurang paham ya. Kalo

ini, ini yang A namanya apa?”

N10-10 : “Kayanya limas ya buk.”

P-11 : “Kayaknya limas. Lalu ini? Lah ini? Prisma segitiga.”

N10-11 :

“Ini kan disini kayak dibalik aja gitu lho buk, ini kan

keliatan dari samping, ini keliatan dari bawah. Mungkin

kayak gitu buk.”

P-12 : “Ohhh..jadi belum yakin ya jawaban ini. Yakin gak?

N10-12 :“Kurang juga, kurang yakin. Ada yang yakin ada yang

kurang.”

Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N7

mengalami keraguan dalam menjawab soal nomor dua ini. Subjek N7

menganggap bahwa nama dari bangun a adalah limas. Jawaban tersebut

dapat dilihat pada transkrip wawancara P-10 sampai N7-12.

Dari hasil wawancara tersebut, subjek N6 belum tentu

mengalami miskonsepsi karena setelah diwawancara subjek N7 tidak

yakin dengan jawabannya, sehingga dimungkinkan subjek N7 tidak

mengalami miskonsepsi.

Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk

mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek

N7. Berikut adalah triangulasi data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Tabel 4.17 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N7 pada

indikator mengidentifikasi macam-macam bangun

ruang

Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N7 menganggap bahwabangun ruang a adalah prisma.

Subjek N7 menganggap bahwabangun ruang a adalah limas.

Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek

N7, diketahui bahwa jawaban subjek N7 dari kedua data tersebut

memiliki perbedaan. Subjek N7 dalam soal nomor dua ini belum dapat

dikatakan mengalami miskonsepsi, karena subjek N7 tidak yakin

dengan jawabannya, serta jawaban dari subjek N7 berbeda.

h. Analisis Data Subjek N8

1) Jenis Miskonsepsi

a) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang

Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Pada indikator mengidentifikasi macam-macam bangun ruang

yaitu soal nomor satu, subjek N8 mengalami kesalahan. Letak

kesalahan subjek N8 adalah ketika menjawab bahwa bangun ruang

prisma ditunjukkan oleh gambar a, d, e dan f. Berdasarkan jawaban

subjek N8, gambar d dan f memang bangun ruang prisma, sedangkan

gambar a dan e adalah bangun ruang limas bukan bangun ruang prisma.

Bangun ruang prisma adalah bangun ruang yang mempunyai sisi alas

dan tutup yang sama bentuk dan ukuran, sedangkan gambar a dan e

tidak memiliki tutup, tetapi memiliki titik puncak. Dari jawaban

tersebut dimungkinkan subjek N8 mengalami miskonsepsi.

Analisis data selanjutnya dilakukan melalui kegiatan

wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperkuat adanya

deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N8. Berikut transkrip

wawancara terhadap subjek N8.

P-06 :

“60%...yaaa...sudah cukup baguslah ya. Kemudian ibu

tanyai nomer 1 itu ya, kelompok prisma cobak

tunjukkan kelompok prisma itu yang mana saja?”

N11-06 : “A...D...E...F.”

P-07 : “Yakin?”

N11-07 : “Insha Allah.”

P-08 :

“Prisma adalah bentuk dari segitiga? Berarti kalo

bentuknya ini ada segitiganya itu selalu prisma ya? Ini

ada segitiganya gitu prisma? Berarti ini yang dua ini

tidak ada segitiganya maka tidak seperti prisma gitu?”

N11-08 : “Iya.”

P-09 : “Yakin?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

N11-09 : “Insha Allah.”

Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N8

mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.

Subjek N8 menganggap bahwa gmbar a, d, e, dan f adalah kelompok

prisma dengan alasan bangun prisma adalah bentuk dari segitiga.

Jawaban tersebut dapat dilihat pada transkrip wawancara P-06 sampai

N8-09. Bangun yang mempunyai bentuk sisi segitiga itu belum tentu

prisma. Prisma adalah bangun yang mempunyai sisi alas dan tutup yang

sama bentuk dan ukurannya.

Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk

mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek

N8. Berikut adalah triangulasi data.

Tabel 4.18 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N8 pada

indikator mengidentifikasi macam-macam bangun

ruang

Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N8 menjawab bahwabangun a, d, e, dan f adalahbangun ruang prisma. Bangun ddan f memang bangun ruangprisma, akan tetapi letakkesalahan yang muncul padasubjek N7 adalah ketikamenganggap bahwa gambar a dane adalah bangun ruang prisma..

Subjek N8 menganggap bahwagmbar a, d, e, dan f adalahkelompok prisma denganalasan bangun tersebutmempunyai bentuk segitiga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek

N8, diketahui bahwa subjek N8 mengalami kesalahan. Letak kesalahan

yang dialami subjek N8 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam

bangun runag prisma. Hasil tes tertulis subjek N8 mengatakan bahwa

gambar a dan e termasuk bangun ruang prisma. Gambar a dan e

merupakan gambar bangun ruang limas. Hasil wawancara menjelaskan

bahwa subjek N8 menganggap gambar a dan e termasuk gambar

bangun ruang prisma karena ada bentuk segitiganya.

Berdasarkan kedua analisis tersebut terdapat kesamaan yaitu,

sama-sama memiliki kesalahan dalam mengidentifikasi macam-macam

bangun ruang. Subjek N8 dalam soal nomor satu ini dapat dikatakan

mengalami miskonsepsi klasifikasional, karena salah dalam

mengkalsifikasi atau mengelompokkan contoh gambar yang termasuk

bangun ruang prisma.

2) Faktor penyebab miskonsepsi

Faktor penyebab terjadinya miskonsepsi pada subjek N8 dapat

diketahui pada transkrip wawancara berikut.

P-02 :“Gak ada? Oke. Terus soal ini termasuk sulit apa susah?”

N11-02 : “Lumayan sulit.”

P-03 : “Kalo lebih beratnya kemana sulit apa mudah?”

N11-03 : “Sulit.”

P-04 : “Suliiit...kalo kamu itu sebenarnya suka matematika gak?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

N11-04 : “Lumayan sih.”

P-05 : “”Berapa persen kalo totalnya 100%?”

N11-05 : “Enam puluh.”

P-18 : “Informasi itu kamu dapet dari mana?”

N11-18 : “Dari buku.”

P-19 :“Dari buku, sering-sering kamu baca buku itu tadi

informasinya itu di situ?”

N11-19 : “(mengangguk)”

P-23 :“Sama? Kamu sering mendapat informasi ini dari mana?

Segini (sambil menunjuk soal) orang tua atau baca buku?”

N11-23 : “Dari buku.”

P-24 : “Dari buku?”

N11-24 : “Pernah baca sedikit.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas P-02 sampai N8-05,

terlihat bahwa subjek N8 cukup menyukai Matematika, tetapi

menganggap bahwa soal yang subjek N8 kerjakan cukup sulit. Subjek

N8 sering membaca buku dan mendapatkan informasi tersebut dari

buku. Alasan tersebut, dapat dimungkinkan bahwa penyebab

pemahaman konsep yang salah ini disebabkan karena subjek N8 belajar

dari buku. Hal inilah yang dapat mengakibatkan subjek N8 mengalami

miskonsepsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

B. Pembahasan Hasil Analisis Data

Penelitian yang dilakukan di SDN Jetisharjo Yogyakarta kelas V C ini

bertujuan untuk memperoleh data guna mendeteksi miskonsepsi siswa dalam

menyelesaikan soal bangun ruang prisma segitiga dan tabung. Data yang

diperoleh melalui hasil penelitian ini kemudian dianalisis untuk memperoleh

deskripsi terkait miskonsepsi yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan

permasalahan yang berhubungan dengan bangun ruang prisma segitiga dan tabung

beserta faktor-faktor yang menyebabkannya. Data hasil penelitian tersebut

meliputi hasil tes tertulis dan tes wawancara. Hasil tes tertulis dan wawancara

dibandingkan dengan triangulasi teknik agar data yang diperoleh valid. Analisis

data ini meliputi reduksi data, penyajian data dan pengecekkan data melalui

triangulasi teknik, diperoleh deskripsi miskonsepsi yang dilakukan oleh siswa

serta faktor penyebabnya.

Berdasarkan hasil analisis data tes tertulis dan wawancara, menyatakan

adanya beberapa miskonsepsi yang dialami siswa kelas V C SDN Jetisharjo

Yogyakarta pada materi bangun ruang prisma segitiga dan tabung. Miskonsepsi

yang terjadi pada masing-masing subjek penelitian ini beranekaragam.

Diantaranya adalah kesalahan klasifikasional, teoritik, dan korelasional. Akan

tetapi ada beberapa subjek yang semula terdeteksi miskonsepsi setelah dianalisis

lebih dalam melalui kegiatan wawancara subjek tersebut dimungkinkan tidak

mengalami miskonsepsi melainkan kurang paham terhadap materi Matematika

bangun ruang prisma segitiga dan tabung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Secara garis besar miskonsepsi klasifikasional ini mencakup kesalahan

siswa dalam mengklasifikasikan atau mengelompokkan bangun ruang prisma dan

menyebutkan nama-nama dari masing-masing bangun ruang. Miskonsepsi teoritik

mencakup kesalahan siswa dalam menyimpulkan fakta-fakta terkait dengan

konsep bangun ruang prisma segitiga. Miskonsepsi korelasional mencakup

kesalahan siswa dalam menentukan hubungan suatu konsep dengan konsep yang

lainnya serta ketidaktepatan dalam menentukan hubungan antara rumus dengan

proses peyelesaiannya. Kesalahan dari masing-masing subjek penelitian tersebut

diuraikan pada Tabel 4.19 berikut.

Tabel 4.19 Jenis Miskonsepsi pada Pemahaman Bangun Ruang Prisma

Segitiga dan Tabung

Nama No. SoalyangSalah

Letak Kesalahan JenisMiskonsepsi

Subjek N1 1, 2, dan 8 Subjek N1 salah dalammengelompokkan bangunruang prisma danmenyebutkan nama-nama darimasing-masing bangun ruangdan salah menentukanhubungan antara rumus denganproses peyelesaiannya.

Klasifikasionaldan

korelasional

Subjek N2 2 Subjek N2 salah dalammenyebutkan nama-nama darimasing-masing bangun ruang.

Klasifikasional

Subjek N3 1 dan 2 Subjek N3 salah dalammengelompokkan bangunruang prisma.

Klasifikasional

Subjek N4 1, 2, dan 3 Subjek N4 salah dalammengelompokkan bangunruang prisma danmenyebutkan nama-nama darimasing-masing bangun ruangserta subjek N4 salah dalam

Klasifikasionaldan teoritik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

menyimpulkan fakta-faktaterkait dengan konsep bangunruang prisma segitiga.

Subjek N5 1, 2, dan 3 Subjek N5 salah dalammenyebutkan nama-nama darimasing-masing bangun ruangserta subjek N5 salah dalammenyimpulkan fakta-faktaterkait dengan konsep bangunruang prisma segitiga.

Klasifikasionaldan teoritik

Subjek N6 2 Subjek N6 tidak yakin dalammenyebutkan nama-nama darimasing-masing bangun ruang

Dimungkinkantidak paham

konsepSubjek N7 1 dan 2 Subjek N7 tidak yakin dalam

mengelompokkan bangunruang prisma danmenyebutkan nama-nama darimasing-masing bangun ruang

Dimungkinkantidak paham

konsep

Subjek N8 1 Subjek N8 salah dalammengelompokkan bangunruang prisma

Klasifikasional

Pada kegiatan wawancara pertanyaan yang diberikan tidak sekedar

mengungkap miskonsepsi yang terjadi. Pertanyaan-pertanyaan ini dilanjutkan

untuk mengetahui faktor penyebab miskonsepsi yang dialami siswa. Berdasarkan

hasil wawancara terhadap kedelapan subjek terpilih, diperoleh beberapa penyebab

terjadinya miskonsepsi. Faktor penyebab miskonsepsi dari masing-masing subjek

penelitian tersebut diuraikan pada tabel 4.20 berikut.

Tabel 4.20 Faktor Penyebab Miskonsepsi

Nama Faktor Penyebab MiskonsepsiSubjek N1 Terbiasa membuka internet, beberapa mendapat materi dari

guru saat dikelas, tidak sering latihan soal di rumah.Subjek N2 Belajar dari buku.Subjek N3 Soal yang dikerjakan tergolong sulit dan baca buku.Subjek N4 Pengalaman belajar sendiri dan buka internet.Subjek N5 Belajar dari buku.Subjek N8 Soal yang dikerjakan tergolong cukup sulit dan sering baca

buku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Berdasarkan Tabel 4.20 dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi yang

terjadi pada siswa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah (a) faktor

dari diri sendiri, yaitu kemampuan siswa dalam memahami konsep masih kurang

sehingga siswa masih kesulitan dalam menjawab soal, (b) dari guru atau pengajar,

dimungkinkan ketika guru mengajar di kelas kurang jelas, (c) dari buku teks dan

internet, yaitu siswa sering baca buku dan buka internet untuk mencari informasi

terkait pelajaran Matematika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Jenis miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V SD Negeri Jetisharjo

Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 diantaranya adalah:

a. Miskonsepsi Klasifikasional

Siswa mengalami miskonsepsi dalam mengklasifikasikan atau

mengelompokkan macam-macam bangun ruang prisma serta memberi

nama pada masing-masing bangun ruang.

b. Miskonsepsi Teoritik

Siswa mengalami miskonsepsi dalam menyimpulkan fakta-fakta

terkait dengan konsep bangun ruang prisma segitiga.

c. Miskonsepsi Korelasional

Siswa mengalami miskonsepsi dalam menentukan hubungan

antara rumus dengan proses peyelesaiannya.

2. Faktor penyebab terjadinya miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V

SD Negeri Jetisharjo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 diantaranya

adalah:

a. Faktor dari diri sendiri, yaitu kemampuan siswa dalam memahami

konsep masih kurang sehingga siswa masih kesulitan dalam menjawab

soal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

b. Faktor dari guru atau pengajar, yaitu guru ketika mengajar di kelas

kurang mengeksplorasi media pembelajaran atau alat peraga yang

digunakan di kelas saat pembelajaran sehingga siswa kurang paham.

c. Faktor dari buku teks dan internet, yaitu siswa tidak paham ketika

membaca buku dan membuka internet secara mandiri sehingga

memungkinkan terjadinya salah persepsi.

B. Keterbatasan Peneliti

Berikut ini adalah keterbatasan yang dialami selama melakukan penelitian:

1. Ketika melakukan wawancara terhadap subjek informasi mendalam sukar

didapatkan karena beberapa subjek masih ragu saat diwawancara.

C. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang diperoleh, maka peneliti

menyampaikan beberapa saran untuk mengatasi permasalahan tentang misonsepsi

yang dialami oleh siswa, diantaranya adalah:

1. Kegiatan wawancara sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali agar

memperoleh data yang mendalam.

2. Bagi guru atau pengajar sebaiknya mengecek buku atau sumber yang

digunakan siswa saat belajar.

3. Bagi guru atau pengajar sebaiknya memfasilitasi atau menggunakan alat

peraga ketika memberikan materi terkait bangun ruang, sehingga siswa

paham dan bisa melihat langsung bangun ruang yang sedang dipelajari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

4. Bagi guru atau pengajar sebaiknya memberikan materi atau konsep

Matematika dari dasar, sehingga siswa benar-benar mengerti konsep

Matematika tidak menekankan menghafal rumus-rumus saja.

5. Dari hasil penelitian ini dapat dikembangkan penelitian tentang

miskonsepsi yang terjadi pada guru atau pengajar Matematika di tingkat

SD.

6. Dari hasil penelitian ini dapat dikembangkan penelitian seperti jenis

penelitian R&D tentang pembuatan sebuah media pembelajaran untuk

meningkatkan pemahaman konsep siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Rulam. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media.

Ali, dkk. 2011. Matematika SD Kelas V. Jakarta: Yudistira.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Astuty dan Mustaqim. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI Kelas IV.

Jakarta: CV. Putra Nugraha.

Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Renika Cipta.

Berg, Euwe Van Den. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Salatiga: UKDW.

Budi. K. 1992. Pemahaman Konsep Gaya dan Beberapa Salah konsepsi yang

Terjadi Jurnal Widya Dharma Volume III. IKIP Sanata Dharma

Yogyakarta.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prendana Media Group.

Dahar, Wilis. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Karim, Muchtar. 2014. Pendidikan Matematika 2. Tangerang: Universitas

Terbuka.

Keswara, Ratih. (2013). Pembelajaran matematika di Indonesia masuk peringkat

rendah. Dalam sindonews.com 2013. Diretrieved dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

http://nasional.sindonews.com/read/804091/15/pembelajaran-matematika-di-

indonesia-masuk-peringkat-rendah-1384111047. Tanggal 06 Desember 2014.

King, Laura. 2010. Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta:

Salemba Humanika.

Kurniawati, Ira. 2007. Analisis Miskonsepsi Siswa Sekolah Dasar pada

Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan IPA FKIP.

Lailatul, Ika Rohmah. 2013. Miskonsepsi dalam Menyelesaikan Soal Materi

Bangun Ruang Datar Segiempat Kelas 7 SMP Negeri 34 Semarang Tahun Ajaran

2012/2013. Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika: IKIP PGRI Semarang.

Lince, Ester. (2012). Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun. Dalam

kompas.com 2012. Diretrieved dari

http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434/Prestasi.Sains.dan.Matema

tika.Indonesia.Menurun. Tanggal 06 Desember 2014.

Mahfan dan Wiliam. Pintar Matematika Cara Mudah Mendapat Nilai 100. Pusat

Globalindo.

Masidjo. 1995. Penelitian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.

Yogyakarta: Kanisius.

Moleong, Lexy. 1997. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Miles dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemah

Mudjiono dan Dimyati. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Permana, Iwan. 2013. Analisis Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X Pada Mata

Pelajaran Fisika Melalui CRI (Certainty Of Response Index) Termodifikasi.

Jurnal FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Riduwan dan Akdon. 2009. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung:

Alfabeta.

Runtukahu dan Kandou. 2014. Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak

Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Salirawati, DAS. 2011. Pengembangan Model Instrumen Pendeteksi Miskonsepsi

Kimia pada Peserta Didik SMA. Skripsi Program Pascasarjana UNY.

Strauss dan Corbin. 2009. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka

Belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

Sudwiyanto, dkk. 2014. Terampil Berhitung Matematika untuk SD/ MI Kelas V.

Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: ALFABETA, cv.

Sumanto, dkk. 2008. Gemar Matematika 5. Jakarta: CV. Putra Nugraha.

Suparno, Paul. (2005). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika.

Jakarta: PT Grasindo Anggota Ikapi.

Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: C.V ANDI

OFFSET.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

1. Subjek N1

P-01 : “ Oke..selamat pagi Zaki, gimana persiapanmu untuk hari ini ?

Ada persiapan tidak ?”

N1-01 : “ Enggak belajar sih bu.”

P-02 :

“ Oh nggak belajar, lalu ee berarti langsung dateng aja kesini

gitu ya, suruh ngerjain Matematika gitu ya ? Nah, setelah

mengerjakan soal tadi apa kamu merasa kesulitan ?”

N1-02 : “ Sedikit.”

P-03 : “ Kalau kamu itu sebenarnya suka Matematika nggak ?”

N1-03 : “ Sedikit sih bu.. kadang.”

P-04 : “ Soal ini termasuk mudah atau sulit bagimu ?”

N1-04 : “ Mudah.”

P-05 : “ Nah..dari soal-soal ini yang kamu anggap mudah itu yang

mana ?

N1-05 : “ Yang nomor pertama tadi, yang ini ( menunjuk soal nomor

satu).”

P-06 : “ Oh ini paling mudah ? Oke, kamu yakin dengan jawaban ini

?”

N1-06 : “ Yakin.”

P-07 :

“ Nah..dari bangun-bangun di atas mana sajakah yang termasuk

dalam kelompok prisma ? berikan alasanmu ! Kamu menunjuk

yang mana kelompok prisma ?”

N1-07 : “ C, d, e (siswa menunjuk gambar).”

P-08 : “ Kamu yakin kalau c, d, e itu prisma ?”

N1-08 : “ Yakin.”

P-09 :

“ Karena c, d, e memiliki ruang, jadi disebut bangun ruang.

Selain itu, alasanmu apa ? menganggap bahwa bangun c, d, e

itu prisma ?”

N1-09 : “ Luas alsanya.”

P-10 : “ Oh ada luas alasnya, lalu ini namanya prisma apa ?

(menunjuk gambar d).”

N1-10 : “ Aku jawabnya see..see ini bu segienam.”

P-11 : “ Segienam prisma gitu, yakin ?”

N1-11 : “ He’em (mengangguk).”

P-12 : “ Kenapa kok disebut segienam prisma ?”

N1-12 : “ Seginya ada enam, satu, dua , tiga , empat, lima, enam (

sambil menunjukkan gambar).”

P-13 :

“ Oh, jadi ada atas bawah satu dua, terus tiga, empat, lima,

enam (menunjuk sisinya) gitu jadi segienam prisma ? Yakin

dengan jawaban itu ?”

Lampiran 1

Verbatim Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

N1-13 : “ He’em (mengangguk).”

P-14 : “ Lalu ini kenapa kamu memilih bangun ini sebagai bangun

ruang prisma ? (menunjuk gambar e).”

N1-14 :

“ Nah itu tadi bu, ini kan ada luas alasnya atas bawah sama(

gambar d) kalau ini (gambar e) tidak ada atasnya lha tadi

bingung pas disini.”

P-15 : “ Berarti kamu mantep gak kalau ini prisma ?”

N1-15 : “ Emmm he’em.”

P-16 : “ Yakin bahwa ini (gambar c, d, e) prisma ?”

N1-16 : “ Ya.”

P-17 : “ Kalau ini (gambar e) namaya prisma apa ?”

N1-17 : “ Segitiga prisma.”

P-18 : “ Kenapa kamu menganggap bahwa ini segitiga prisma ?

(menunjuk gambar e).”

N1-18 :

“ Kalau yang ini kan tidak ada garis kayak gininya bu,

(menunjuk gambar e) terus ini juga empat, terus yang ini cuman

tiga (menunjuk gambar a) kalau yang ini ada garisnya bu

(menunjuk gambar e).”

P-19 : “ Oh berarti kamu beranggapan bahwa prisma ada garis di

tengah-tengahnya ini ?”

N1-19 : “ He’em.”

P-20 :

“ Lha kalau ini tidak ada garis tengah (menunjuk gambar c dan

d), karna ini ada alas dan tutup sama, yang gambar e ada garis

tengah dan bisa dicari luas alasnya gitu. Berarti bertiga (gambar

c, d, e) kamu yakin bahwa bangun tiga ini ( c, d, e) adalah

prisma ?”

N1-20 : “ Iya yakin bangun prisma.”

P-21 : “ Oke yang nomor dua, ini namanya apa ? (menunjuk gambar

a)

N1-21 : “ Segitiga.”

P-22 : “ Coba sambil kamu tunjuk !”

N1-22 : “ a : segitiga, b : balok persegi panjang, c : tabung prisma, d :

segienam prisma, e : segitiga prisma, f : segienam.”

P-23 : “ Apakah kamu..ee selalu yakin dengan jawaban ini ?”

N1-23 : “ He’em (menganggukkan kepala).”

P-24 : “ Kenapa gambar a disebut segitiga ?”

N1-24 : “ Karena ada bedanya bu, dengan e sama a.”

P-25 : “ Bedanya apa ?”

N1-25 : “ Kalau ini prisma yang ada kayak gininya ( menunjuk garis

tengah di gambar e), kalau yang a tidak ada terus disini kan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

cuma segitiga bukan prisma.”

P-26 : “ Oh.. berarti kamu beranggapan bahwa prisma itu yang

bawahnya segiempat ?”

N1-26 : “ Enggak.”

P-27 : “ Lalu...?”

N1-27 : “ Emm.. yang ada garisnya gini (menunjuk gambar e).”

P-28 : “ Oh ada garisnya ini yaa.. ada garisnya ini namanya prisma

yang punya tinggi gitu yaa.”

N1-28 : “ He’em.”

P-29 : “ Kalau ini tidak punya tinggi ? (gambar a)”

N1-29 : “ He’em.”

P-30 : “ Lalu yang kedua balok persegi panjang, kenapa kamu bisa

menyebut balok persegi panjang ?”

N1-30 :

“ Kan kalau balok, tulisanya balok saja kan nanti cuman balok

gitu bu. Ini kan ada panjangnya sini (menunjuk sisi balok) jadi

sebutnya balok persegi panjang.”

P-31 : “ Kemudian ini tabung prisma, haa kenapa kamu bisa

menyebutnya tabung prisma ?”

N1-31 : “ Kan ini termasuk prisma bu.”

P-32 : “ Kalau yang ini (menunjuk gambar d) segienam prisma,

dengan alasan kenapa kok segienam ?”

N1-32 : “ Kalau ini segienam tok (gambar f) kalau yang ini segienam

prisma (gambar d) ini juga termasuk prisma ( gambar c, d, f).”

P-33 : “ Oh berarti segienam prisma, karena punya enam sisi ?”

N1-33 : “ He’em...(senyum).”

P-34 : “ Oh.. gitu, oke.. Yakin ya dengan jawaban itu ?”

N1-34 : “ He’em.”

P-35 :

“ Dari semua yang kamu utarakan tadi, informasi yang kamu

dapat itu dari mana ? dari guru, dari buku, dari teman, dari

orang tua atau dari internet gitu ?”

N1-35 : “ Dari bu N... sama internet bu, kalau dirumah suka mainan HP

kalau pas gak adaa....”

P-36 : “ Ingetnya pas pelajaran gimana ?”

N1-36 : “ Bangun datarr..”

P-37 : “ Terus bu N menerangkan gimana bangun datar ?”

N1-37 : “ Perbedaan antara bangun datar prisma dengan bangun datar

gak prisma, selimut itu lho.”

P-38 : “ Bangun datar prisma dengan selimut..he’e.., Oh selain itu

berarti dari internet ?”

N1-38 : “ He’eh.”

P-39 : “ Kamu buka internet, kamu belajar sendiri gitu ?”

N1-39 : “ He’em”

P-40 : “ Oh ketika kamu mengerjakan ini kamu keinget pelajaran Bu

N sama..?”

N1-40 : “ Waktu di Internet.”

P-41 : “ Tapi lebih banyak yang mana ? yang kamu inget di pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

Bu N atau di internet ?”

N1-41 : “ Bu N.. yang internet cuman buat kalau kurang mengerti gitu

dicari di lagi.”

P-42 :

“ Oh lha yang dari guru itu, waktu menerangkan yang seperti

apa kok kamu bisa... apakah Bu N tidak pernah menerangkan

kalau ini namanya prisma segtiga gitu ? apa menerangkan

segitiga prisma gitu ?”

N1-42 : “ Enggak..”

P-43 : “ Enggak gimana maksudnya ?”

N1-43 : “ Belum pernah gitu.”

P-44 : “ Yang kamu ingat apa dari Bu N pas menerangkan ?”

N1-44 : “ Misalnya kalau segienam itu ya segienam gitu tidak disebutin

prismanya.”

P-45 : “ Itu di bangun datar ?”

N1-45 : “ Iya..”

P-46 : “ Kalau segienam itu punya enam sisi gitu ?”

N1-46 : “ He”em.”

P-47 : “ Coba kamu gambar segienam itu seperti apa !”

N1-47 : “ (menggambar segitiga).”

P-48 : “ Itu segienam ?”

N1-48 : “ Hee.. bukan, agak lupa e (dia menggambar lagi tapi tetpa

segitiga) agak susah e bu.”

P-49 : “ Ya gak papa sebisamu aja.”

N1-49 : “ Nanti ini tu nggaris sama sini, jadi kesini gini ( membuat titik-

titik).”

P-50 : “ Kayak gini gambarnya ? (menunjuk gambar prisma segitiga

seperti tenda) ini namanya segienam ? ”

N1-50 : “ He’em.”

P-51 : “ Oh ini kamu dapet ini dari guru pas nerangin segienam gitu ?

tapi sempat ta Bu N bawa alat peraga ke kelas ?”

N1-51 : “ He’em.”

P-52 : “ Naa itu kamu mudeng gak disitu ?”

N1-52 : “ Iyaa.. kan ada yang bentuknya kayak gini (gambar c), kayak

gini (gambar d), kayak gini ( gambar e).”

P-53 : “ Oh yaa.. berarti kamu menganggap bahwa ketiga gambar

disitu adalah bener-bener prisma ?”

N1-53 : “ He’em.”

P-54 : “ Jadi kemarin bangun ruang yang Bu N bawa itu menganggap

bahwa itu..”

N1-54 : “ Prisma.”

P-55 : “ Oh tidak ada perbedaan ya ketiga ini ?”

N1-55 : “ Enggak..”

P-56 : “ Sama gitu ya.. prisma ?”

N1-56 : “ Iya..”

P-57 : “ Kalau ini nomor tiga ini kamu menjawab balok persegi

panjang, kenapa kamu bisa menganggap bahwa bangun itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

balok persegi panjang ?”

N1-57 : “ Itu kan atasnya sama bawah itu kan segitiga.”

P-58 : “ Iya segitiga, kamu yakin itu balok persegi panjang ?”

N1-58 : “ Nah itu bu, tadi bingungnya pas disitu.”

P-59 : “ Emm berarti kamu yakin tidak dengan jawaban ini ?”

N1-59 : “ Enggak.”

P-60 : “ Lalu apa yang kamu yakini kalau baca lagi disini ?”

N1-60 : “ Kalau yakinnya ini ( menunjuk gambar d).”

P-61 : “ Lalu namanya apa ?”

N1-61 : “ Segitiga prisma.”

P-62 : “ Bukan prisma segitiga ? Yakin?”

N1-62 : “Yaa..”

P-63 : “Okee.. sebentar yang ini kamu mengerjakannya bagaimana ?

(nomor 8), ini D x t.b itu maksudnya gimana ?”

N1-63 : “ Ini kan t.b itu kan tinggi tabung.”

P-64 : “ Owalah lha yang ini (15 x 2) + ( 15 x 2) itu apa ?”

N1-64 :

“ Itu kan harus dicari luas alasnya bu, jadi ini kan cuman jari-

jari terus ini diameter dijadiin diameter terus ini sama ini

titambah (menunjuk alas dan tutup tabung) terus kali ini

(menunjuk tinggi tabung).”

P-65 : “ Em.. kalau kamu ee rumus untuk volune tabung itu apa ? Apa

yang kamu ketahui tentang volume tabung ?”

N1-65 : “ Luas alas x tinggi.”

P-66 : “ Nah alasnya berbentuk apa dia ?”

N1-66 : “ Lingkaran.”

P-67 : “ Nah luas lingkaran itu rumusnya apa ?”

N1-67 : “ Diameter.”

P-68 : “ Diameter lalu kali tinggi gitu ?”

N1-68 : “ Iya.”

P-69 : “ Berarti rumus volume tabung itu ..”

N1-69 : “ Diameter dikali tinggi.”

P-70 :

“ Itu kamu yakin dengan itu ? Lha itu kamu dapat dari buku

atau dari Bu N atau dari internet atau dari teman atau dari mana

?”

N1-70 : “ Dari diri sendiri bu.”

P-71 : “ Oh bererti kamu mencerna ini (soal nomor 8) lalu kamu

menemukan rumusnya sendiri ?”

N1-71 : “ He’ee...(sambil ketawa).”

P-72 : “ Oh berarti luas alasnya cuma diameter gitu ?”

N1-72 : “ Iya, jadi diameter ditambah kan tutup sama alasnya lalu

dikali 14 (tinggi).”

P-73 : “ Itu rumus dari dirimu sendiri ?”

N1-73 : “ Iya..”

P-74 : “ Tidak dari teman atau internet gitu ? “

N1-74 : “ Enggak.”

P-75 : “ Kamu sering belajar gak dirumah ?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

N1-75 : “ Kalau pas lagi males-malesan gitu bukak buku kalau gak buka

internet gitu aja bu.”

P-76 : “ Oh tapi sering latihan soal ?”

N1-76 : “ Kadang.”

P-77 : “ Kalau dari ini kamu cintamu terhadap Matematika seberapa ?

Berapa persen kalau kita total 100% ?”

N1-77 : “ 70%.”

P-78 : “ Kalau yang nomor 13 ini termasuk bangun apa ?”

N1-78 : “ Tabung.”

P-79 : “ Nah tabung itu juga sama volume diameter kali panjang pipa

gitu ya ?”

N1-79 : “Iya.”

P-80 : “ Yakin dengan rumus itu ?”

N1-80 “ Yakin.”

P-81 : “ Lalu kamu juga yakin ya kalau gambar tiga tadi (c, d, e) itu

prisma ?”

N1-81 : “ Iya.”

2. Subjek N2

P-01 : “ Nia, apa kamu ada persiapan untuk tes hari ini ?”

N2-01 : “ Engga ada persiapan.”

P-02 : “ Apakah kamu suka Matematika ?”

N2-02 : “ Lumayan sih bu.”

P-03 : “ Kalau ibu presentase yang suka sekali Matematika itu 100%,

kamu kira-kira berapa persen ?”

N2-03 : “ 80% bu.”

P-04 : “ Coba ini nomor dua, coba kamu sebutkan nama-nama bangun

ruang di atas!”

N2-04 :

“ Emm.. ini kerucut (menunjuk gambar a pada nomor satu),

balok (menunjuk gambar b), tabung (menunjuk gambar c),

prisma segitiga (menunjuk gambar d), kerucut (menunjuk

bangun e), prisma segitiga (menunjuk gambar f).”

P-05 : “ Kamu yakin ? ”

N2-05 : “ Iya.. bu. ”

P-06 : “ Ini bangun apa ? (pewancara menunjuk gambar a dan e pada

gambar nomor satu) ”

N2-06 : “ Ini kerucut bu.”

P-07 : “ Mengapa ini kamu sebut bangun kerucut ?”

N2-07 : “ Karena ada segitiganya bu. ”

P-08 : “ Oh.. berarti kalau ada segitiga itu mananya kerucut ?”

N2-08 : “ Iya bu...”

P-09 : “ Kamu belajar dari mana ?”

N2-09 : “ Dari baca-baca buku.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

3. Subjek N3

P-01 : “Oke, selamat siang, Kanga.”

N3-01 : “Siang.”

P-02 : “Kemaren waktu ibu SMS lalu ke sini itu, persiapan apa yang kamu

lakukan di rumah? Ada persiapan nggak?”

N3-02 : “Nggak ada. Lha sakit e, Bu.”

P-03 : “Oh, tidak ada persiapan, ya. Lalu dari… apakah kamu itu suka

Matematika?”

N3-03 : “Nggak begitu.”

P-04 : “Kalau ibu total 100%, ya, kamu kira-kira berapa persen? Suka

Matematika. 100% itu berarti suka sekali sama Matematika. Sekitar

berapa persen?”

N3-04 : “60%”

P-05 : “60% suka Matematika. Nah, dari soal ini, apakah kamu anggap soal ini

termasuk soal mudah atau sulit?”

N3-05 : “Sulit.”

P-06 : “Sulit. Apa yang membuat kamu sulit?”

N3-06 : “Bingung.”

P-07 : “Bingung. Selain itu? Kenapa kamu bisa bingung? Padahal kan udah

pernah materi ini, kan?”

N3-07 : “Lha, lupa.”

P-08 : “Lupa? Lalu ketika kamu mengerjakan ini apa yang kamu ingat?

Pelajarannya Bu N, atau di internet, atau buku, atau apa?”

N3-08 : “Buku sama pelajarannya Bu N.”

P-09 : “Buku… nah, nomor 1, kamu memilih mana ini? Coba ditunjuk, milih?”

N3-09 : “A, C, F.”

P-10 : “A, C, F, yakin kalau ini?”

N3-10 : “Sama D. Maksudnya sama D.”

P-11 : “Oh, sama D. Berarti kamu yakin kalau ini tuh bangun ruang prisma?”

N3-11 : “Hm” (sambil mengangguk).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

P-12 : “Kalau ini, yang A, namanya apa?”

N3-12 : “Segitiga.”

P-13 : “Segitiga. Lalu, yang B?”

N3-13 : “Persegi panjang.”

P-14 : “Persegi panjang. Yang C?”

N3-14 : “Balok, eh, tabung.”

P-15 : “D?”

N3-15 : “Itu segitiga sama selimut, luasnya.”

P-16 : “Namanya bangun ruang apa? Segitiga selimut, gitu?”

N3-16 : “Hm” (sambil mengangguk kecil).

P-17 : “Segitiga selimut. Kemudian, yang E? Ini, di sini apa?”

N3-17 : “Ha itu, sembarang paling… oh, sama sisi.”

P-18 : “Segitiga sama sisi. Terus?”

N3-18 : “Yang ini (sambil menunjuk bangun ruang yang dimaksud). Ini segitiga

sama sisi.”

P-19 : “Sisi (mengikuti ucapan murid), prisma. Berarti ini kamu yakin kalau ini

tuh namanya segitiga?

N3-19 : “Hm” (sambil mengangguk kecil).

P-20 : “Tapi, kamu juga yakinkah kalau ini… ini termasuk prisma?”

N3-20 : “Insyaallah yakin.”

P-21 : “Insyaallah yakin. Alasanmu apa to kok itu dipilih sebagai prisma?”

N3-21 : “Soalnya ada ruangnya.”

P-22 : “Ada ruangnya. Berarti bangun prisma itu termasuk bangun ruang?Ada

ruangannya?”

N3-22 : (mengangguk).

P-23 : “Lha ini juga ada ruangannya (sambil menunjuk gambar), ruangannya,

ruangannya, ruangannya, semua (sambil menunjuk gambar satu per satu).

Kenapa kamu hanya memilih A, F, C?”

N3-23 : “Lha itu soalnya yang sering tampil di buku.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

P-24 : “Itu yang sering tampil di buku. Berarti itu termasuk prisma?”

N3-24 : (mengangguk).

P-25 : “Oke. Ini segitiga prisma, gitu?”

N3-25 : (mengangguk).

P-26 : “Kenapa nggak prisma segitiga, gitu? Kamu mendapatkan ini dari

mana?Dari pelajarannya Bu N, atau dari buku, atau internet, atau mana?”

N3-26 : “Buat sendiri” (sambil tersenyum).

P-27 : “Buat sendiri (tertawa). Oke… buat sendiri namanya.Buat sendiri. Oh, ini

bangunnya, ya. Nah, ini… ini termasuk bangun apa, nomor 4?

Mempunyai bidang alas.”

N3-27 : “Segitiga selimut. Segitiga selimut.”

P-28 : “Segitiga selimut. Kenapa kamu menyebutkan segitiga selimut?”

N3-28 : “Karena mempunyai selimut.”

P-29 : “Oh, karena mempunyai selimut. Berarti namanya segitiga selimut?”

N3-29 : (menangguk).

P-30 : “Padahal di sini ada bidang alas dan bidang atas yang berbentuk

lingkaran.”

N3-30 : “Oh iya ding” (sambil menepuk kening dan tersenyum).

P-31 : “Yakin kamu dengan jawaban itu?”

N3-31 : “Nggak yakin (sambil tersenyum). Salah.”

P-32 : “Nggak yakin. Kenapa nggak yakin?”

N3-32 : “Soalnya ini ada lingkarannya (menunjuk satu gambar), yang ini nggak

ada (menunjuk gambar yang lain).”

P-33 : “Hmm. Berarti kalau kamu, kalau ibu tanya aja deh, ini yang kamu

gambar ini namanya apa?”

N3-33 : “Hm… segitiga… apa tadi… segitiga sama sisi” (sambil berpikir).

P-34 : “Segitiga sama sisi. Itu termasuk bangun ruang?”

N3-34 : “Hm” (sambil mengangguk).

P-35 : “Segitiga sama sisi itu termasuk bangun ruang?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

N3-35 : “Hm” (mengangguk).

P-36 : “Kamu mendapatkan dari… itu dari mana?”

N3-36 : “Dari... (berpikir).”

P-37 : “Dari Bu Nkah pas nerangke? Atau dari buku atau dari internet?”

N3-37 : “Dari buku kayaknya.”

P-38 : “Dari buku? Berarti kamu pas belajar itu nemu bangun kayak gitu

namanya segitiga sama sisi, gitu?”

N3-39 : “Nganu… (berpikir).”

P-40 : “Gimana?”

N3-39 : (diam, masih berpikir).

P-41 : “Bagaimana?”

N3-41 : “Kayaknya nggak ada di mana-mana” (sambil tersenyum).

P-42 : “Ha terus, kamu cari dari mana? Kamu sering belajar sama siapa, sama

mamamu atau belajar sendiri?”

N3-42 : “Sama ayah.”

P-43 : “Sama ayah.”

N3-43 : “Biasanya.”

P-44 : “Biasanya sama ayah?”

N3-44 : (mengangguk).

P-45 : “ Berarti… tapi, pernah ayah ngajarin tentang ini?”

N3-45 : “Pernah.”

P-46 : “Dan namanya segitiga selimut, gitu?”

N3-46 : “Tapi, belum pernah ngajarin kayak gini, Bu.”

P-47 : “Terus?”

N3-47 : “Kalau misalnya kesusahan, dibantu.”

P-48 : “Terus kamu dapet bangun… bisa gambar seperti ini dari mana?”

N3-48 : “Ngeliat yang tadi, di sini” (sambil menunjuk halaman sebelumnya).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

P-49 : “Oh, ngeliat tadi yang di sini (membalik halaman sebelumnya). Yang

mana, oh, yang ini? (sambil menunjuk gambar).

N3-49 : (menunjuk gambar yang dimaksud).

P-50 : “Lalu, ini namanya? Namanya apa tadi yang D? Mana yang…

(menyodorkan gambar)?”

N3-50 : (menunjuk salah satu gambar)

P-51 : “Namanya?”

N3-51 : “Segitiga sisi.”

P-52 : “Segitiga sisi?”

N3-52 : “Tiga sisi.”

P-53 : “Segitiga tiga sisi?”

N3-53 : (menangguk).

P-54 : “Kenapa kok bisa disebut segitiga tiga sisi?”

N3-54 : “Karena memiliki tiga sisi. Karena memiliki tiga sisinya.”

P-55 : “Mana sisinya?”

N3-55 : “Satu… dua… tiga… (sambil menunjuk satu per satu).”

P-56 : “Oh, yang samping-samping itu?”

N3-56 : “Hm” (sambil mengangguk).

P-57 : “Satu, dua, tiga, makanya dimanakan segitiga tiga sisi?”

N3-57 : “Sisi (menirukan ucapan guru sambil mengangguk).”

P-58 : “Itu kamu dapet dari mana?”

N3-58 : “Dari gambar yang ini” (sambil menunjuk satu gambar).

P-59 : “Lalu kamu belajar itu dari orangtua, atau dari Bu Guru, atau dari…

dari… hmm… apa? Buku, gitu?Dari internet?Atau malah dari dirimu

sendiri?”

N3-59 : “Dari diri sendiri.”

P-60 : “Oh, dari diri sendiri. Dari soal ini yang kamu anggap paling mudah,

mana?”

N3-60 : “Paling mudah? (mencari) Yang ini (menunjuk salah satu soal).”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

P-61 : “Oh, yang ini. Oh, satuan, ya. Lalu, yang mengerjakan-mengerjakan itu?”

N3-61 : “Yang mengerjakan?”

P-62 : “Hm… yang paling kamu anggap mudah?”

N3-62 : (mencari dan berpikir)

P-63 : “Ini… ini kalau ibu tanya, termasuk bangun ruang apa?”

N3-63 : “Segitiga… segitiga… (diam lama) segitiga.”

P-64 : “Segitiga, gitu aja, ya? Terus termasuk bangun ruang atau tidak?”

N3-64 : “Tidak.”

P-65 : “Tidak?”

N3-65 : “Eh, bangun ruang.”

P-66 : “Oh, bangun ruang. Berarti itu termasuk segitiga, gitu ya?Oke, berarti

kebanyakan kamu belajar ini itu, pas kalau kamu mengerjakan itu, yang

kamu ingat itu dari mana?Dari buku, dari pelajaran di kelas, atau dari

internet, atau dari dirimu sendiri?”

N3-66 : “Biasanya dari buku.”

P-67 : “Dari buku?”

N3-67 : “Hm” (mengangguk).

P-68 : “Oke, ya sudah. Oke, terima kasih.”

4. Subjek N4

P-01 : “Oke, mulai ya. Apa persiapan yang kamu lakukan sebelum mengerjakan

ini? Tadi malem atau apa, ada persiapan nggak?”

N4-01 : “Tadi pagi saya menyiapkan alat tulis dan buku-buku.”

P-02 : “Tapi kalau untuk belajar, gitu? Pagi atau malem gitu, ada persiapan

belajar ndak untuk ngerjain?”

N4-02 : “Kalau ada waktu luang, belajar ….”

P-03 : “Yang kemarin ini. Ketika Bu N SMS to, terus kamu belajar gitu atau

nggak?”

N4-02 : “Besoknya. Ya tadi pagi itu.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

P-04 : “Oh, pagi tadi belajar, ya? Oke. Kalau dari ini… kamu anggap susah atau

mudah to? Soal ini.”

N4-04 : “Bisa dibilang susah, bisa dibilang nggak. Ada yang susah, ada yang

nggak.”

P-05 : “Lebih berat yang mana persentasenya? Kalau itu kan berarti 50% susah,

50% mudah. Nah, yang paliiing… yang paling banyak itu ke susahnya

atau ke mudahnya?”

N4-05 : “Ke susahnya” (sambil tertawa).

P-06 : “Ke susahnya. Oke.Kalau Andra itu sebenarnya suka Matematika tidak?”

N4-06 : (Tertawa) “Nggak begitu.”

P-07 : “Nggak begitu. Kalau ibu total 100% gitu, suka Matematika ya, yang

sukaaa banget berarti 100% ya.Kalau Andra itu kira-kira berapa persen

suka Matematika?”

N4-07 : “50.”

P-08 : “50% suka Matematika. Lha kenapa alasanmu kok cuma setengah-

setengah suka Matematika itu?”

N4-08 : “Ya… gimana ya.”

P-09 : “Apa kamu nggak minat belajar Matematika?”

N4-09 : “Ya minat, tapi…” (tersenyum).

P-10 : “Susah, gitu ya?”

N4-10 : “Iya.”

P-11 : “Oh, gitu. Oke, ibu tanya ya. Nomor 1, kamu menjawab mana? A, D, E,

F. Yakin dengan jawaban ini?”

N4-11 : “Yakin.”

P-12 : “Prisma alasnya berbentuk segitiga, bukan persegi dan lingkaran. Bukan

persegi dan lingkaran.Ini berarti bukan termasuk prisma, ya? (sambil

menunjuk gambar). Dua ini?”

N4-12 : (menggeleng)

P-13 : “Berarti yang termasuk prisma itu yang ini (sambil menunjuk gambar)?”

N4-13 : “He eh” (mengangguk).

P-14 : “A, D, E, F. Lha, kenapa kamu… ini termasuk prisma?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

N4-14 : “Ya karena prisma tuh alasnya bukan lingkaran sama persegi panjang.

Segitiga.”

P-15 : “Hm. Kamu dapat informasi itu… apa… dari mana? Dari buku, atau dari

gurumu, atau dari orangtua, atau dari internet gitu?”

N4-15 : “Dariku sendiri” (sambil tersenyum).

P-16 : “Dari dirimu sendiri?”

N4-16 : “He eh” (mengangguk).

P-17 : “Berarti dari belajarmu sendiri?”

N4-17 : “He eh” (mengangguk).

P-18 : “Kalau pas gurunya menerangkan di kelas gitu, bagaimana?”

N4-18 : (Tertawa) “Ya perhatikan, tapi lupa.”

P-19 : “…, tapi lupa. Lalu ini namanya apa? Yang A, namanya?Segitiga.B

persegi panjang, tabung, D belah ketupat?E prisma, prisma segitiga

(membacakan jawaban murid).Kenapa kamu bisa ngomong ini, ini

segitiga?”

N4-19 : “Karena… dia bentuknya seperti segitiga, bangun segitiga.”

P-20 : “Berarti itu… tapi, itu termasuk prisma, ya?”

N4-20 : “Ya” (mengangguk).

P-21 : “Karena ini kamu milih prisma to?”

N4-21 : (mengangguk).

P-22 : “Yakin dengan itu?”

N4-22 : “Yakin” (sambil tertawa).

P-23 : “Terus ini D, belah ketupat?”

N4-23 : (berpikir)

P-24 : “Belah ketupat?”

N4-24 : (mengangguk sambil tertawa).

P-25 : “Yakin?”

N4-25 : “Yakin.”

P-26 : “Yakin, berarti kalau D itu belah ketupat, itu juga termasuk prisma?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

N4-26 : “Termasuk” (mengangguk).

P-27 : “Oke. Kalau ini yang… E itu juga prisma?”

N4-27 : (mengangguk).

P-28 : “Kenapa alasanmu kok memilih itu prisma?”

N4-28 : “Karena pernah diterangin sama guru, digambarin di papan tulis tuh

kayaknya bentuknya seperti itu.”

P-29 : “Pernah to Bu N bawa ke kelas bangun-bangun itu?”

N4-29 : (mengangguk).

P-30 : “Kamu inget nggak?”

N4-30 : (menggeleng).

P-31 : “Oh, berarti pernah ya gurunya. Ini… apa, bangun itu namanya prisma

gitu, pas di kelas. Ho oh?”

N4-31 : (mengangguk).

P-32 : “Berarti pas di kelas ya itu prisma, itu ya. Kalau yang ini, kamu, di sebut

apa ini? (menunjuk soal)”

N4-32 : “Persegi panjang.”

P-33 : “Persegi panjang. Alasanmu apa? Alasanmu apa?”

(Guru berbicara sebentar dengan orang lain.)

P-34 : “Piye, ini termasuk persegi panjang?”

N4-34 : “Iya.”

P-35 : “Apa alasanmu memilih itu persegi panjang?”

N4-35 : “Karena persegi panjang tuh sisinya tegak.”

P-36 : “Karena persegi panjang itu sisinya tegak. Oh, berarti ini? Pernyataan

yang kedua ini? (menggarisbawahi lembar)”

N4-36 : (mengangguk).

P-37 : “Sisi tegak, berbentuk persegi panjang, makanya kamu langsung memilih

persegi panjang?”

N4-37 : “Iya.”

P-38 : “Coba lihat gambarnya. Oh, berarti ini termasuk persegi panjang?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

N4-37 : (mengangguk).

P-39 : “Kalau yang ini, yang B? Berarti kamu beranggapan bahwa kalau ini tuh

persegi….”

N4-39 : “Panjang” (mengangguk).

P-40 : “Oh, oke. Ini tabung, ya.Lalu, volume.Untuk menghitung volume itu

sentimeter persegi (cm2)?”

N4-40 : “Volume… ya” (mengangguk).

P-41 : “Yakin dengan itu?”

N4-41 : “Yakin.”

P-42 : “Apa alasanmu?”

N4-42 : “Ya karena (lirih)… kalau dikasih soal sama guru itu, biasanya disuruh,

kalau jawabannya itu volume, kubik, sentimeter kubik (cm3).”

P-43 : “Sentimeter kubik. Terus, udah?”

N4-43 : (mengangguk).

P-44 : “Berarti ini, ini kamu baca apa?”

N4-44 : “Sentimeter, (tersenyum) sentimeter persegi.”

P-45 : “Sentimeter persegi.”

N4-45 : (Meletakkan telapak tangan ke arah mata dan kening sambil tertawa.)

P-46 : “Terus? (ikut tertawa) Terus, yakin nggak dengan ini?”

N4-46 : “Belum, belum, belum. Volume bukan.Salah, salah tulis, salah tulis.”

P-47 : (tertawa) “Oke. Tapi, kalau ini kamu dapet dari mana ini? Ini kok

namanya persegi panjang?”

N4-47 : (tersenyum).

P-48 : “Dari buku atau dari guru atau dari internet?”

N4-48 : “Internet.”

P-49 : “Dari internet. Oh, persegi panjang itu termasuk bangun ruang, terus dari

internet?”

N4-49 : “Iya (lirih).”

P-50 : “Kalau ini nggak yakin, ya?” (menunjuk soal)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

N4-50 : “Nggak.”

P-51 : “Harusnya ini namanya sentimeter persegi, ya.”

N4-51 : (mengangguk).

P-52 : “Oke, ada yang kesusahan dengan ini? Kalau untuk me… ini termasuk

bangun ruang apa gitu, kamu tahu? Ini bangun ruang apa?”

N4-52 : “Ini prisma segitiga.”

P-53 : “Prisma segitiga.”

N4-53 : (mengangguk).

P-54 : “Oke. Ini namanya prisma segitiga. Kalau rumus prisma segitiga itu apa?

Oh, luas alas kali tinggi (membaca jawaban murid). Oke. (membalik-

balik lembar) Ini, ini bangun ruang apa? Bangun ruang apa itu? Kok

kamu volumenya p.l.t.?”

N4-54 : “Prisma.”

P-55 : “Prisma. Tapi, volumenya? Menghitung volume prisma apa?”

N4-55 : “Luas alas kali tinggi” (tersenyum).

P-56 : “Oh, jadi nggak yakin ini ya?”

N4-56 : (menggeleng).

P-57 : “Oke, sudah. Oke, terima kasih.”

5. Subjek N5

P-01 : “ Nin..emm bagaimana ada persiapan gak kamu untuk hari ini ?”

N5-01 : “ Persiapan ngerjain ?”

P-02 : “ Ada belajar dulu gitu ?”

N5-02 : “ Engga...”

P-03 : “ Lalu soal tadi kamu anggap sulit atau mudah ?”

N5-03 : “ Mudah sulit.”

P-04 :

“ Kalau ibu presentasenya 100% itu mudah, kira-kira kamu

berapa persen mudahnya berapa persen sulitnya, kebanyakan

sulit atau mudah ?”

N5-04 : “ Eemm...apa yaa...(mikir lama sambil senyum-senyum ) lalu

nina bilang mudah.”

P-05 : “ Berarti kamu bisa ya ? Kalau Nina itu sebenarnya suka

Matematika tidak ? ”

N5-05 : “ Engga terlalu suka.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

P-06 : “ Kalau Ibu presentase lagi, 100% itu sukaa banget Matematika,

kalau Nina kira-kira berapa persen ?”

N5-06 : “ 75 %.”

P-07 : “ 75% suka Matematika ya...Oke, Ibu tanya nomor satu, yang

kamu anggap kelompok prisma itu mana ? tunjukkan coba !”

N5-07 : “ prisma...a, d, e, f (Nina menunjuk gambar pada nomor satu).”

P-08 : “ Alasannya apa ? bangun-bangun ruang tersebut memiliki

bentuk segitiga, yakin dengan jawaban itu ?

N5-08 : “ Enggak...”

P-09 : “ Kenapa gak yakin ?”

N5-09 : “ Enggak tau, soalnya gak tau...heee”

P-10 : “ Soalnya gak tau...itu termasuk prisma atau bukan gitu ?”

N5-10 : “ Alasannya nggak tau,

P-11 :

“ Oh alasannya gak tau, tapi yakin kalau ini (sambil menunjuk

gambar bangun ruang di nomor satu gambar a, d, e, f) itu bangun

ruang prisma. Kalau prisma itu sendiri apa ta sebenarnya ?”

N5-11 : “ Prisma ituu...(sambil mikir) ”

P-12 :

“ Bangun ruang, termasuk bangun ruang ya. Emm oke kalau ini

yang a kamu njawab apa ? (pewawancara menunjuk gambar a

pada nomor satu) ini namanya prisma...?”

N5-12 : “ Prisma segitiga. ”

P-13 : “ Kenapa alasanya kok dia prisma segitiga ?”

N5-13 : “ Soalnya semuanya tuu segitiga. ”

P-14 : “ Oke.. ini balok, ini tabung, lalu yang gambar d termasuk limas

? apa alasanmu ini limas ? ”

N5-14 : “ Emmmm... (diam sambil mikir).”

P-15 : “ Karena apa, punya ruang atau punya apa gitu, kok kamu bisa

menyebutkan itu limas ?”

N5-15 : “ Emmmm... (diam lagi).”

P-16 : “ Terus ini prisma segiempat ? Kenapa kok ini prisma segiempat

? ( pewawancara menunjuk gambar e).”

N5-16 : “ Ininya...segiempat (sambil menunjuk alas dari bangun ruang

e).”

P-17 : “ Sisinya segiempat yang alas ini ?”

N5-17 : “ He’em...he’em..”

P-18 :

“ Makanya disebut prisma segiempat ? Kalau ini namanya limas

? ( pewawancara menunjuk gambar d) limas itu yang seperti apa

? Kenapa kamu memilih ini sebagai limas ? terus ini juga limas (

pewawancara menunjuk gambar f) Kenapa ? alasannya apa ?

Yakin dengan itu ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

N5-18 : “ Enggak... (mringis).”

P-19 : “ Kenapa kamu gak yakin ?”

N5-19 : “ Diaam...(sambil melihat soal) .”

P-20 :

“ Tapi ini prisma segiempat ? ( pewawancara menunjuk gambar

e) karena alasanya segiempat. Lalu ini (gambar a) termasuk

prisma segitiga, karena alasnya berbentuk segitiga ? “

N5-20 : “ Iyaa...”

P-21 : “ Oh berarti ini termasuk prisma ( gambar a dan e), lalu yang ini

( gambar d dan f) termasuk limas ?”

N5-21 : “ Iyaa..”

P-22 : “ Kalau yang nomor tiga ini termasuk limas ?”

N5-22 : “ Iyaa..”

P-23 : “ Apa alasanmu menjawab limas ?

N5-23 : “ Soalnya ciri-cirinya disini hampir mirip sama ini (menunjuk

gambar f).”

P-24 : “ Emm berarti ini, oh yaa oke berbentuk ini (gambar f) berarti ini

limas gitu ya ?”

N5-24 : “ Iya.. (menganggukkan kepala) .”

P-25 : “ Berarti bangun ruang yang seperti ini namanya limas ?

(menunjuk bangun ruang prisma )”

N5-25 : “ .... (Menganggukkan kepala).”

P-26 :

“ Kamuuu dapat dari itu ituu dari mana, informasi itu ? misalnya

baca buku, dapet dari buku atau kamu belajar sendiri, atau dari

orang tua, atau dari guru, dari teman gitu ? Informasi ini gambar

limas ini prisma ini tabung ini balok itu seringnya dapat dari

mana ?”

N5-26 : “ Dari buku tematik.”

P-27 :

“ Dari buku tematik ? emm dari buku tematik, okee. Kalau ibu

tanya, prisma segitiga itu yang seperti apa ? kamu bisa nggambar

nggak prisma segitiga itu yang seperti apa”

N5-27 : “ Yang kayak gini (menunjuk gambar a, gambar limas segitiga).”

P-28 : “ Itu prisma segitiga ?”

N5-28 : “ Iya..”

P-29 : “ Kamu dapat itu dari mana ? dari buku itu ?”

N5-29 : “ Ho’oh.”

P-30 : “ Oke sudah..terimakasih.”

6. Subjek N6

P-01 : “ Pagii.. apa persiapanmu untuk hari ini ? Ada persiapan tidak ?”

N6-01 : “ Enggak.”

P-02 : “ Ini tergolong mudah atau sulit soal itu ?”

N6-02 : “ Yaa ada yang mudah ada yang sulit.”

P-03 : “ Lebih berat kemana? Sulit atau mudah ?”

N6-03 : “ Kee... sulitnya karena nggak inget.”

P-04 : “ Padahal materi ini sudah pernah ya ?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

N6-04 : “ Iya.”

P-05 : “ Kalau kamu tu sebenernya suka Matematika tidak ?”

N6-05 : “ Yaa kalau bisa dong itu ya suka.”

P-06 : “ Hehehe.. kalau keseluruhanlah ya, 100% suka banget

Matematika, kalau Kalila itu berapa persen ?”

N6-06 : “ Yaa... berapa ya... emm 80 an”

P-07 : “ Ini kalau nomor satu itu emm oke, kalau nomor dua ?”

N6-07 : “ Ini ngaak dijawab.”

P-08 : “ Kenapa nggak dijawab ?”

N6-08 : “ Enggak tau.”

P-09 : “ Kalau yang ini namanya apa ? (menunjuk gambar a)”

N6-09 : “ Ini prisma segitiga.”

P-10 : “ Lalu yang gambar e apa ?”

N6-10 : “ Gambar e prisma segiempat.”

P-11 : “ Karena apa alasannya ?”

N6-11 : “ Ini kan segitiga, ini kan segiempat ( menunjuk alas gambar a

dan e).”

P-12 : “ Yakin dengan jawaban itu ?”

N6-12 : “ Yaa.. nggak 100% yakin.”

P-13 : “ Loh kenapa gak seratus persen yakin?”

N6-13 : “ Soalnya udah lama dipelajari jadi, gimana yoo kayak agak lupa

atau gimana gitu.”

P-14 : “ Oh.. tapi kamu sering, udah pernah kan dapet ini ?”

N6-14 : “ Udah.. udah, kalo seingetnya ya itu jawabannya.”

P-15 : “ Nah.. kamu dapet informasi itu kebanyakan dari mana ? Dari

buku, dari guru atau dari mana ?”

N6-15 : “ Darii...ya dari..itu.. apa dari yang dulu dipelajari itu lho di

kelas.”

P-16 “ Dipelajari di kelas berapa ?”

N6-16 : “ Di kelas lima.”

P-17 : “ Berarti dari guru ?”

N6-17 : “ He’em.”

P-18 : “ Kalau ini namanya prisma segitiga ( gambar a dan e), kalau

yang ini (gambar d)?”

N6-18 : “ Enggak tau.. lupa.”

P-19 :

“ Lha ini alasanmu nomor satu sisi atas dan sisi bawahnya sama

itu disebut kelompok prisma, apa kamu yakin kalau ini juga

prisma ( menunjuk gambar a dan e) ?”

N6-19 : “ Enggak..”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

P-20 : “ Nggak yakin ? Kenapa nggak yakin?”

N6-20 : “ Soalnya ini kan mggak sama ta ( menunjuk gambar a ).”

P-21 : “ Emm.. api kok kamu bisa menyebut itu perisma segitiga ?”

N6-21 : “ Haa.. nggak tau (sambil ketawa).”

P-22 :

“ Kalau ini dari ini (menunjuk soal nomor tiga ) ini termasuk

bangun ruang apa ? Ini keseluruhan ini bukan satu-stu gini, ada

tiga ciri-ciri terus ini bangun apa ?”

N6-22 : “ Oooo...emm balok.”

P-23 : “ Kenapa balok ?”

N6-23 :

“ Kan atas sama bawahnya sama, terus ini kan bisa sejajar, terus

mempunyai sisi tegak berbentuk persegi panjang kan ini (

menunjuk gambar yang dia gambar).”

P-24 : “ Berarti ini termasuk balok ?”

N6-24 : “ He’em.”

P-25 : “ Kalau kamu ini menyebutnya apa ini ( menunjuk gambar limas

yang kalila gambar).”

N6-25 : “ Kalu seingetku, ini apaa.. emm prisma segitiga sama segi

empat.”

P-26 : “ Yakin itu ?”

N6-26 : “ Enggak 100% tapi.”

P-27 : “ Kalau ini ibu tanya ini prisma apa ini ?(menunjuk soal nomor

7).”

N6-27 : “ Prisma segitiga.”

P-28 : “ Untuk mencari volume prisma segitiga itu seperti apa ?”

N6-28 : “ Lupaa..”

P-29 : “ Loh tapi ini kamu bisa mengerjakan.”

N6-29 : “ Ini cuman tak kaliin semua.”

P-30 : “ Berarti itu panjang kali lebar kali tinggi gitunya ?”

N6-30 : “ He’em.”

P-31 : “ Itu volume prisma ? Yakin dengan itu ?”

N6-31 : “ He’em.”

7. Subjek N7

P-01 : “Nay!”

N7-01 : “Apa?”

P-02 : “Gimana, ada persiapankah kamu pas tak sms itu?”

N7-02 : “Biasa aja.”

P-03 : “Biasa aja. Sebenarnya ini kalo kamu mengerjakan tadi

termasuk mudah apa sulit?”

N7-03 : “Lumayan sulit buk.”

P-04 : “Lumayan sulit? Oke. Kalo kamu sebenarnya suka matematika

gak toh?”

N7-04 : “Lumayan.”

P-05 : “Kalo ibuk prosentaselah 100%, itu berapa persen kamu suka

matematika?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

N7-05 : “80an.”

P-06 : “Oya udah lumayan itu. 80% ya. Oke kalo ibuk liat nomer satu

ini A D E F ya itu termasuk kelompok?”

N7-06 : “Prisma.”

P-07 : “Prisma, karena apa alasanmu? Memiliki alas yang berbentuk?”

N7-07 : “Segitiga.”

P-08 : “O berarti ini ini alasnya berbentuk segitiga itu selalu prisma?

Yakin?”

N7-08 : “Kurang.”

P-09 : “Kurang yakin? Kenapa kurang yakin?”

N7-09 : “Dak tau. Karena lebih paham kearah balok sama kubus buk.

Ciri-cirinya, pengukurannya.”

P-10 : “Ooo...berarti kalo prisma itu kurang paham ya. Kalo ini, ini

yang A namanya apa?”

N7-10 : “Kayanya limas ya buk.”

P-11 : “Kayaknya limas. Lalu ini? Lah ini? Prisma segitiga.”

N7-11 : “Ini kan disini kayak dibalik aja gitu lho buk, ini kan keliatan

dari samping, ini keliatan dari bawah. Mungkin kayak gitu buk.”

P-12 : “Ohhh..jadi belum yakin ya jawaban ini. Yakin gak?

N7-12 : “Kurang juga, kurang yakin. Ada yang yakin ada yang kurang.”

P-13 : “Yang yakin banget mana?diantara ini nama bangun ruangnya.”

N7-13 : “Ini....ini...ini...sama ini.”

P-14 : “Yang ini namanya apa?”

N7-14 : “Prisma segitiga.”

P-15 : “Prisma segitiga. Oke, lah kalo ini apa ini? Tinggi P itu apa?”

N7-15 : “Tinggi prisma buk.”

P-16 : “Oohhhhh...disingkat aja. Itu kamu dapat informasi itu

darimana?”

N7-16 : “Tinggi prisma itu buk? Dari hati.”

P-17 : “Dari hati. Ini kamu ngerjain kayak gini ini?”

N7-17 : “Dari hati juga.”

P-18 : “Oohhh...dari hati, muncul dari hati...alright. ini termasuk

bangun apa kalo ibuk tanya? Nomer sebelas ini.”

N7-18 : “Segitiga....eh prisma, prisma segitiga.”

P-19 : “Nah rumus prisma segitiga itu mana? Seperti apa prisma

segitiga?”

N7-19 : “Kayak itu...kayak yang di depan itu kan ada.”

P-20 : “Yang mana?”

N7-20 : “Yang ini.”’

P-21 : “Berarti itu rumusnya panjang kali tinggi kali tinggi gitu?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

N7-21 : ”Kurang yakin e buk.”

P-22 : “Kurang yakin? Berarti gada yang yakin ini kamu garap?”

N7-22 : “Ya ada buk. Ya kan yang kayak tabung itu aku yakin banget

soalnya kan rumusnya dah tau.”

P-23 : “Apa rumusnya tabung?”

N7-23 : “Luas alas kali tinggi, cari volume.”

P-24 : “He’em..lah kalo untuk prisma?”

N7-24 : “Kurang nek prisma buk/”

P-25 : “Lah ini kog kamu bisa ini? Setengah kali alas kali tinggi kali

ini.”

N7-25 : “Itu ingat aja buk.”

P-26 :

“Ini kan juga sama to? Luas alas kali tinggi prisma to? Di

bangun ruang itu selalu begitu. Berarti ini jawabanmu yang tadi

ibu tanyakan tadi kurang yakin yo? Ini...kamu jawab ini.

Aduh...ck, udah gitu aja.”

N7-26 : “Makasi ya buk.”

8. Subjek N8

P-01 : “Riski? Ehhh...ketika ibuk sms itu terus tak suruh ke sekolah

apa da persiapan gak?”

N8-01 : “Nggak.”

P-02 : “Gak ada? Oke. Terus soal ini termasuk sulit apa susah?”

N8-02 : “Lumayan sulit.”

P-03 : “Kalo lebih beratnya kemana sulit apa mudah?”

N8-03 : “Sulit.”

P-04 : “Suliiit...kalo kamu itu sebenarnya suka matematika gak?”

N8-04 : “Lumayan sih.”

P-05 : “”Berapa persen kalo totalnya 100%?”

N8-05 : “Enam puluh.”

P-06 :

“60%...yaaa...sudah cukup baguslah ya. Kemudian ibu tanyai

nomer 1 itu ya, kelompok prisma cobak tunjukkan kelompok

prisma itu yang mana saja?”

N8-06 : “A...D...E...F.”

P-07 : “Yakin?”

N8-07 : “Insha Allah.”

P-08 :

“Prisma adalah bentuk dari segitiga? Berarti kalo bentuknya

ini ada segitiganya itu selalu prisma ya? Ini ada segitiganya

gitu prisma? Berarti ini yang dua ini tidak ada segitiganya

maka tidak seperti prisma gitu?”

N8-08 : “Iya.”

P-09 : “Yakin?”

N8-09 : “Insha Allah.”

P-10 : “Kalo itu kamu itu dapet informasi darimana?”

N8-10 : “Tau sendiri. Tau..soalnya yang pelajaran kemaren kemaren

itu juga lupa.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

P-11 : “Oooohh...pelajaran yang kemaren-kemaren itu sudah lupa,

kalo yang nomor A ini kamu sebut apa?”

N8-11 : “Segitiga apa ya, prisma?”

P-12 : “Segitiga prisma? segitiga prisma atau prisma segitiga?”

N8-12 : “Prisma segitiga”

P-13 : “Prisma segitiga, lalu yang ini?”

N8-13 : “Kubus eh balok.”

P-14 : “Balok, terus?”

N8-14 : “Tabung.”

P-15 : “Tabung, ini?”

N8-15 : “Prisma segitiga.”

P-16 : “Iya, terus?”

N8-16 : “Segitiga prisma”

P-17 : “Segitiga prisma”

N8-17 : “Segitiga prisma”

P-18 : “Informasi itu kamu dapet dari mana?”

N8-18 : “Dari buku.”

P-19 : “Dari buku, sering-sering kamu baca buku itu tadi

informasinya itu di situ?”

N8-19 : “(mengangguk)”

P-20 :

“Itu namanya, kalo ini kalo alasnya segitiga nanti namanya

prisma segitiga gitu, lalu ini juga, gitu ini juga prisma

segitiga?”

N8-20 : “Iya (sambil mengangguk)”

P-21 : “Yakin dengan jawaban ini ya?”

N8-21 : “He’eh (sambil mengangguk)”

P-22 : “Berarti ini tadi kurang ya prisma segitiga gitu ya? Apakah

sama prisma segitiga dan segitiga prisma?”

N8-22 : “Sama (sambil melihat guru)”

P-23 : “Sama? Kamu sering mendapat informasi ini dari mana?

Segini (sambil menunjuk soal) orang tua atau baca buku?”

N8-23 : “Dari buku.”

P-24 : “Dari buku?”

N8-24 : “Pernah baca sedikit.”

P-25 : “Segitiga prisma gitu ya namanya?”

N8-25 : “Iya.”

P-26 :

“Oke, oh gambarnya seperti ini, sambil membalik lembar

soal) lha kalo untuk mengukur volume, ini volume apa to

yang dicari?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

N8-26 : “Balok”

P-27 : “Balok? Ini volume balok?”

N8-27 : “Eh, itu tabung.”

P-28 : “Volume tabung itu rumusnya apa?”

N8-28 : “(mikir sambil senyum)”

P-29 : “Luas alas kali tinggi, oke, terus ini?”

N8-29 : “Phi kali diameter kali tinggi.”

P-30 : “Yakin?”

N8-30 : “Enggak (menggeleng sambil tersenyum dan melihat guru).”

P-32 : “Gak yakin?”

N8-32 : “Nggak.”

P-33 : “Karena di sini kamu menjawabnya (sambil membalik soal)

oh ini phi kali D kali T juga. Berarti luas ini kok malah phi

kali R kuadrat kali T. Nah?”

N8-33 : “(Menutup mulut dengan kedua telapak tangan)”

P-34 : “Yaang, yang kamu.”

N8-34 : “Tak jawab.”

P-35 : “Eh, ya rumusnya tu yang mana, yang phi r kuadrat T atau phi

d kali T.”

N8-35 : “Phi d kali T.”

P-36 : “Yakin ya, berarti volume tabung itu phi d kali T, ehm tabung

phi d kali T gitu ya.”

N8-36 : “(Anak terlihat berpikir dan mengangguk)”

P-37 : “Berarti ini, yang ini yakin ya? Phi d kali T(sambil membalik

soal) itu kamu dapet dari mana? Dari buku, atau dari guru atau

dari internet, atau kamu sharing sama temen?”

N8-37 : “Guru.”

P-38 : “Dari guru? Kalo volume itu phi kali d?”

N8-38 : “Kali T.”

P-39 : “Kali T, kalo pernahkah kamu mendengar phi kali R kuadrat

kali T?”

N8-39 : “(Berpikir) pernah.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

P-40 : “Itu untuk mencari apa?”

N8-40 : “kalo tidak salah sih mencari volume prisma.”

P-41 : “Oh...berarti kalo phi kuadrat t itu volume?”

N8-41 : “Prisma.”

P-42 : “Volume prisma. Volume prisma yang apa?”

N8-42 : “Pris...”

P-43 : “Kan tadi ada prisma segitiga, .....”

N8-43 : “Prisma segitiga.”

P-44 : “Untuk mencari volume prisma segitiga itu rumusnya?”

N8-44 : “Phi kali r kuadrat kali tinggi.”

P-45 : “Oh itu volume prisma, prisma segitiga gitu ya? Oke berarti

kebanyakan kamu ambil informasi itu dari buku dan dari

guru?”

N8-45 : “Iya.”

P-46 : “Kalo yang volume rumus-rumus tadi itu dari guru?”

N8-46 : “Iya.”

P-47 : “Lalu kalo yang emmmm... apa ini kebanyakan ini nama-

nama itu dari?”

N8-47 : “Dari diri sendiri.”

P-48 : “Dari diri sendiri. Terus ini segitiga prisma itu tadi? ”

N8-48 : “Dari buku.”

P-49 : “Emmmmm...oke dari buku gitu ya. Oke, sudah. Makasi.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

TES TERTULIS ASPEK GEOMETRI

SDN JETISHARJO

1. Kerjakan semua soal secara individu

2. Kerjakan pada titik-titik yang telah disediakan

3. Waktu 80 menit

1. Perhatikan bangun-bangun di bawah ini untuk mengerjakan soal nomor 1

dan 2 !

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

Dari bangun-bangun di atas mana sajakah yang termasuk dalam kelompok

prisma ? Berikan alasanmu !

Jawab :

......................................................................................................................

Karena .........................................................................................................

2. Dari gambar bangun ruang di atas (a sampai dengan f), coba sebutkan

nama-nama bangun ruang tersebut !

Jawab:

Lampiran 2

Soal Tes Tertulis siswa

Nama :

Nomor Absen :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

........................................................................................................................

.......................................................................................................................

3. Sebuah bangun ruang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

mempunyai bidang alas dan bidang atas yang sejajar dan

kongruen berupa segitiga,

mempunyai sisi tegak berbentuk persegi panjang,

sisi tegak bisa tegak lurus terhadap bidang alas dan bidang

atasnya,

Bangun apakah yang sesuai dengan ciri-ciri bangun di atas? Gambarlah !

Jawab :

Bangun yang sesuai dengan ciri-ciri di atas adalah

.....................................................................................................................

Gambar :

4. Sebuah bangun ruang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

mempunyai bidang alas dan bidang atas yang berbentuk lingkaran,

mempunyai 3 sisi,

mempunyai selimut

Bangun apakah yang sesuai dengan ciri-ciri bangun di atas ? Gambarlah

!

Jawab :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

Bangun yang sesuai dengan ciri-ciri di atas adalah

....................................................

Gambar :

5. Perhatikan satuan-satuan di bawah ini !

cm2 mm2 dm dam3 meter cc liter km hm3 mL

Dari satuan-satuan di atas mana yang merupakan satuan untuk volume ?

Berikan alsanmu !

Jawab:

........................................................................................................................

Karena............................................................................................................

6. Perhatikan rumus-rumus di bawah ini !

Mana rumus yang paling tepat untuk mengukur volume tabung ? Jelaskan

bagaimana rumus itu di dapat !

V = πr²t V= L. alas x tinggi V= 4/3 πr3 V= 1/3 x p x l x t

(a) (b) (c) (d)

Jawab

........................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

Penjelasan :

........................................................................................................................

........................................................................................................................

7. Perhatikan gambar di samping !

Jika alas prisma segitiga16 cm, tinggi alas 8 cm

dan tinggi prisma 21 cm, maka volume prisma segitiga

di samping adalah ... cm3

Jawab :

Cara pengerjaan :

................................................................................

................................................................................

8. Perhatikan gambar di samping !

Jika jari-jari alas tabung 15 cm dan tinggi tabung 14 cm,

Tentukan volume tabung tersebut !

Jawab :

Cara pengerjaan :

................................................................................

................................................................................

9. Jari-jari alas tabung 7 cm dan tinggi tabung 15 cm, maka volume tabung

tersebut 154 cm3. Pernyataan tersebut benar atau salah ? Berikan alasanmu

!

Jawab :

........................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

Penjelasan :

........................................................................................................................

........................................................................................................................

10. Jika volume tabung 69.300 cm³ dan tinggi 50 cm maka diameternya 42

cm.

Pernyataan di atas benar atau salah ? Berikan alsanmu !

Jawab :

........................................................................................................................

Penjelasan:

........................................................................................................................

........................................................................................................................

11. Ada tempat pensil yang alas dan tutupnya berbentuk segitiga. Panjang

alas segitiga 5,5 cm, tinggi alas 7,2 cm dan tinggi tempat pensil 15 cm.

Berapakah volume tempat pensil tu ?

Jawab :

........................................................................................................................

Cara pengerjaan:

........................................................................................................................

........................................................................................................................

12. Suatu bak mandi berisi air sebanyak 18.050 cm³. Alas bak mandi

berbentuk segitiga dengan panjang alas 38 cm dan tinggi alas 50 cm.

Berapakah tinggi bak mandi tersebut ?

Jawab :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

Cara pengerjaan :

........................................................................................................................

........................................................................................................................

13. Ada pipa air berbentuk tabung dengan diameter 14 cm. Panjang pipa 12

cm. Berapa liter volume pipa tersebut ?

Jawab :

Cara pengerjaan :

........................................................................................................................

........................................................................................................................

14. Suatu cetakan agar-agar berbentuk prisma segitiga. Panjang cetakan itu 25

cm, alas dan tinggi segitiganya 19 cm dan 8 cm. Berapa volume cetakan

agar-agar itu dalam mm3 ?

Jawab :

Cara pengerjaan :

........................................................................................................................

........................................................................................................................

15. Perhatikan gambar tenda di bawah berikut.

Sebuah tenda memiliki ukuran seperti pada gambar di atas. Maka volume

tenda di atas adalah .... dm3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

Jawab :

Cara pengerjaan :

........................................................................................................................

........................................................................................................................

16. Perhatikan gambar tabung d amping !

Berapa volume tabung tersebut ?

Jawab :

Cara pengerjaan :

................................................................................

................................................................................

~Selamat Mengerjakan~

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

Alternatif Jawaban Tes Tertulis

1. Yang termasuk kelompok prisma adalah bangun b, c, d, f, karena bangun

tersebut mempunyai bidang alas dan tutup yang sama atau sebangun atau

kongruen dan sejajar, mempunyai sisi tegak persegi panjang.

2. Gambar a adalah limas segitiga, b adalah balok, c adalah tabung, d adalah

prisma segitiga, e adalah limas segiempat, f adalah prisma segitiga.

3. Bangun yang sesuai ciri-ciri tersebut adalah bangun ruang prisma segitiga.

Gambar :

4. Bangun yang sesuai ciri-ciri tersebut adalah bangun tabung.

Gambar:

5. Satuan untuk volume adalah dam3, hm3, cc, liter, mL, karena satuan

(kubik) adalah satuan untuk mengukur volume (isi), sedangkan satuan

(persegi atau pangkat dua) adalah satuan untuk mengukur luas.

6. Rumus volume tabung adalah V = πr²t, karena rumus tersebut diperoleh

dari alas tabung (luas tabung) yaitu L = πr² kemudian untuk mencari

volume, luas alas tersebut dikali dengan tinggi tabung.

Lampiran 3

Alternatif Jawaban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

7. Mencari volume prisma segitiga

Volume = Luas alas x tinggi

= ½ x a x t x t

= ½ x 16 x 8 x 21

= 1344 cm3

8. Mencari volume tabung

Volume = Luas alas x tinggi

= π x r x r x t

= 22/7 x 15 x 15 x 14

= 9900 cm3

Volume = Luas alas x tinggi

= π x r x r x t

= 3,14 x 15 x 15 x 14

= 9891 cm3

9. Pernyataan itu salah karena hasil volume tabung yang benar adalah 810

cm3, 154 cm3 baru hasil dari luas alas lingkaran.

Volume = Luas alas x tinggi

= π x r x r x t

= 22/7 x 7 x 7 x 15

= 810 cm3

10. Pernyataan tersebut benar, karena terbukti bahwa volume tabung 69.300

cm3.

Volume = Luas alas x tinggi

= π x r x r x t

= 22/7 x 21 x 21 x 500

= 69.300 cm3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

11. Mencari volume tempat pensil

Volume = Luas alas x tinggi

= ½ x a x t x t

= ½ x 5,5 x 7,2 x 15

= 279 cm3

12. Mencari tinggi bak mandi

Volume = Luas alas x tinggi

18.050 = ½ x a x t x t

18.050 = ½ x 38 x 25 x t

= 950 t

t = 18.050/950

t = 19 cm

13. Mencari volume pipa

Volume = Luas alas x tinggi

= π x r x r x t

= 22/7 x 7 x 7 x 12

= 1.848 cm3 = 1, 848 dm3

14. Mencari volume cetakan agar-agar

Volume = Luas alas x tinggi

= ½ x a x t x t

= ½ x 19 x 8 x 25

= 1900 cm3 = 1.900.000 mm3

15. Mencari volume tenda

Volume = Luas alas x tinggi

= ½ x a x t x t

= ½ x 8 x 7 x 16

= 448 cm3 = 0,448 dm3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

16. Mencari volume tabung

Volume = Luas alas x tinggi

= π x r x r x t

= 22/7 x 10,5 x 10,5 x 5

= 1732,5 cm3

Volume = Luas alas x tinggi

= π x r x r x t

= 3,14 x 10,5 x 10,5 x 5

= 1730,925 cm3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

Tabel Uji Coba Instrumen

total

total Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 46

s1 Pearson Correlation .424**

Sig. (2-tailed) 0,003

N 46

s2 Pearson Correlation .484**

Sig. (2-tailed) 0,001

N 46

s3 Pearson Correlation .464**

Sig. (2-tailed) 0,001

N 46

s4 Pearson Correlation .375*

Sig. (2-tailed) 0,01

N 46

s5 Pearson Correlation 0,149

Sig. (2-tailed) 0,322

N 46

s6 Pearson Correlation -0,115

Sig. (2-tailed) 0,448

N 46

s7 Pearson Correlation .415**

Sig. (2-tailed) 0,004

N 46

s8 Pearson Correlation 0,254

Sig. (2-tailed) 0,089

N 46

s9 Pearson Correlation .600**

Sig. (2-tailed) 0

N 46

s10 Pearson Correlation .697**

Sig. (2-tailed) 0

N 46

s11 Pearson Correlation .409**

Sig. (2-tailed) 0,005

N 46

s12 Pearson Correlation .550**

Lampiran 4

Hasil Validasi Intrumen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

Sig. (2-tailed) 0

N 46

s13 Pearson Correlation .617**

Sig. (2-tailed) 0

N 46

s14 Pearson Correlation .619**

Sig. (2-tailed) 0

N 46

s15 Pearson Correlation .540**

Sig. (2-tailed) 0

N 46

s16 Pearson Correlation .560**

Sig. (2-tailed) 0

N 46

s17 Pearson Correlation .694**

Sig. (2-tailed) 0

N 46

s18 Pearson Correlation .739**

Sig. (2-tailed) 0

N 46

s19 Pearson Correlation .803**

Sig. (2-tailed) 0

N 46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

1. Jawaban Tes Tertulis Subjek N1

Lampiran 5

Hasil Jawaban Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179

2. Jawaban Tes Tertulis Subjek N2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185

3. Jawaban Tes Tertulis Subjek N3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191

4. Jawaban Tes Tertulis Subjek N4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

196

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

197

5. Jawaban Tes Tertulis Subjek N5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

198

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

199

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

200

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

202

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

203

6. Jawaban Tes Tertulis Subjek N6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

205

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

206

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

207

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

208

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

209

7. Jawaban Tes Tertulis Subjek N7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

210

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

211

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

212

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

213

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

214

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

215

8. Jawaban Tes Tertulis Subjek N8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

216

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

217

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

218

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

219

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

220

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

221

Lampiran 6

Hasil Validasi Dosen

Matematika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

222

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

223

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

224

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

225

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

226

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

227

Lampiran 7

Hasil Validasi Dosen

Psikologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

228

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

229

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

230

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

231

Lampiran 8

Hasil Validasi Guru

Matematika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

232

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

233

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

234

Lampiran 9

Surat Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

235

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI