111134243_full.pdf - USD Repository
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
8 -
download
0
Transcript of 111134243_full.pdf - USD Repository
i
MISKONSEPSI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL
MATERI BANGUN RUANG PRISMA SEGITIGA DAN
TABUNG KELAS V SD NEGERI JETISHARJO
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Dwi Novi Ratnasari
NIM : 111134243
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
Allah SWT yang selalu mengindahkan dan memudahkan proses saya
Bapak Ibu (Subari & Sartinah) yang selalu berjuang dan selalu mendoakan
Kakak tersayang yang mengantarkan saya masuk sampai keluar dari gerbang
perkuliahan
Dosen-dosen terhebat saya (Bu Christy & Bu Haniek)
Budiyono dan keluarga yang rela dan ikhlas menjadi guru dalam hidup saya
Saudara dan teman-teman semua yang sudah membantu dan mendoakan
Terima kasih banyak
Jika sekarang saya BAHAGIA,
kalian juga HARUS BAHAGIA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN MOTTO
Hidup itu bukan pilihan, tapi kepastian
bagi orang yang berilmu
(Penulis)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 Agustus 2015
Penulis
Dwi Novi Ratnasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Dwi Novi Ratnasari
NIM : 111134243
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang
berjudul: MISKONSEPSI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL
MATERI BANGUN RUANG PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG KELAS
V SD NEGERI JETISHARJO YOGYAKARTA kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan
demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 21 Agustus 2015
Yang menyatakan
Dwi Novi Ratnasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Dwi Novi Ratnasari, 2015. Miskonsepsi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Materi
Bangun Ruang Prisma Segitiga dan Tabung Kelas V SD Negeri Jetisharjo
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis miskonsepsi yang
dialami oleh siswa kelas V Sekolah Dasar beserta faktor-faktor penyebabnya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.
Data penelitian ini dikumpulkan melalui hasil tes tertulis dan hasil
wawancara yang dilakukan dengan siswa kelas V Sekolah Dasar. Tes tertulis
bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis miskonsepsi yang dialami siswa dalam
mengerjakan soal pada materi bangun ruang prisma segitiga dan tabung.
Wawancara bertujuan untuk mengetahui lebih dalam miskonsepsi yang dialami
siswa beserta faktor penyebabnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis miskonsepsi yang
ditemukan dalam penelitian ini adalah miskonsepsi klasifikasional, miskonsepsi
teoritik, dan miskonsepsi korelasional. Miskonsepsi klasifikasional secara garis
besar terletak pada kesalahan siswa dalam mengklasifikasikan atau
mengelompokkan macam-macam bangun ruang prisma serta memberi nama pada
masing-masing bangun ruang. Miskonsepsi teoritik dilihat dari kesalahan siswa
dalam menyimpulkan fakta-fakta terkait dengan konsep bangun ruang prisma
segitiga. Miskonsepsi korelasional dilihat dari kesalahan siswa dalam menentukan
hubungan antara rumus dengan proses penyelesaiannya. Faktor penyebab
terjadinya miskonsepsi diantaranya adalah: (1) Faktor dari diri sendiri, yaitu
kemampuan siswa dalam memahami konsep masih kurang, sehingga siswa masih
kesulitan dalam menjawab soal. (2) Faktor dari guru atau pengajar, dimungkinkan
ketika guru mengajar di kelas kurang jelas. (3) Faktor dari buku teks dan internet,
yaitu siswa sering baca buku dan buka internet untuk mencari informasi terkait
pelajaran Matematika.
Kata kunci: Miskonsepsi, klasifikasional, teoritik, korelasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Dwi Novi Ratnasari, 2015. Miskonsepsi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Materi
Bangun Ruang Prisma Segitiga dan Tabung Kelas V SD Negeri Jetisharjo
Yogyakarta. Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Department of Primary
School Teacher Education, Faculty of Teacher Training and Education
Sanata Dharma University.
This study aims to find out the types of misconception encountered by
grade V primary school students as well as the cause. This study uses qualitative
descriptive research method.
The data of this study were collected through the results of written test and
interview performed towards grade V primary school students. Written test aims
to find out the types of misconception encountered by students in doing the test on
the material of prism and cylinder. Interview aims to understand the
misconception encountered by students deeper as well as its cause.
The result of the study shows that the types of misconception found in the
research are classificational misconception, theoretical misconception, and
correlational misconception. Classificational misconception, in a broad outline, is
located in students’ mistake in classifying or categorizing various kinds of prism
as well as mentioning the name of each solid figure. Theoretical misconception is
seen from students’ mistake in drawing a conclusion from the facts related to the
concept of triangular prism. Correlational misconception is seen from students’
mistake in determining the relation between formula and its solving process. The
causes of misconception are: (1) Self-originating factor, that students’ ability in
comprehending the concept is still inadequate, therefore the students still face
difficulties in solving the problems. (2) Teacher or educator factor, it is enabled
when teacher teaches unclearly in class. (3) Text book and internet factor, that
students often read books and search in the internet in order to find the
information regarding Math lesson.
Keywords: Misconception, classificational, theoretical, correlational
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi yang berjudul MISKONSEPSI SISWA DALAM
MENYELESAIKAN SOAL MATERI BANGUN RUANG PRISMA
SEGITIGA DAN TABUNG KELAS V SD NEGERI JETISHARJO
YOGYAKARTAini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan dalam Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Penulis menyadari dan merasakan bahwa ada banyak dukungan, bantuan,
dan bimbingan dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., Ketua Program Studi
PGSD Universitas Sanata Dharma.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd., Wakil Ketua Program Studi PGSD
Universitas Sanata Dharma.
4. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd, dosen pembimbing I dan Christiyanti
Aprinastuti, S.Si, M.Pd., dosen pembimbing II yang telah bersedia
memberikan bimbingan, petunjuk, dan arahan selama proses penelitian
dan penulisan skripsi hingga selesai.
5. Dominikus Arif Budi P. M.Si., Veronika Fitri Rianasari M.Sc., C. Siswa
W., Martina Kusumawati, M.Psi., Psikolog yang telah bersedia membantu
dalam proses penelitan.
6. Siti Nurhayati, S.Pd Kepala SDN Jetisharjo Yogyakarta yang telah
memberikan ijin tempat untuk melakukan penelitian.
7. Bandono S.Pd guru Matematika yang telah bersedia memberikan bantuan
dalam proses penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Siswa kelas VI dan V SDN Jetisharjo Yogyakarta yang telah bersedia
untuk membantu penulis dalam proses penelitian.
9. Bapak dan ibu guru serta karyawan/karyawati SDN Jetisharjo Yogyakarta
yang telah mendoakan dan membantu dalam proses penyusunan skripsi.
10. Kedua orang tuaku Bapak Subari dan Ibu Sartinah yang selalu mendoakan
dan ikut berjuang demi kesuksesan penulis.
11. Eko Prastiyawan, kakak yang hebat yang selalu mendukung dalam setiap
kegiatan penulis.
12. Pak Budi, Mbak Yasmi dan keluarga yang tulus membimbing, sayang, dan
selalu mendoakan dalam setiap proses penulis.
13. Mas Yayok, Mbak Pita, Bu Cindy, Bu Sesil, Mbak Ike, Bias, Mbak Sisca,
Marta, Noven, Mili, Susi, Mas Izzan, Mas Juno, Mas Irul, dan teman-
teman sekaligus keluarga yang telah meluangkan waktunya untuk
membantu dan mendoakan demi keberhasilan penulis.
14. Teman-teman bimbingan skripsi dan teman-teman PGSD angkatan 2011
yang bersedia bekerjasama dengan penulis selama berproses dalam
kegiatan perkuliahan sampai selesai.
15. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan doa, semangat, dukungan, dan bantuan kepada penulis.
Kesalahan datangnya daridiri penulis, sedangkan kebaikan datang dari
Allah SWT. Begitu pula dengan kesempurnaan yang hanya milik Allah SWT.
Penulis sangat merasa jauh dari kata sempurna, begitu pula dengan penulisan
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terimakasih.
Yogyakarta, 21 Agustus 2015
Penulis
Dwi Novi Ratnasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
HALAMAN MOTTO .............................................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABTRACT …………………………………………………………………....…...ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………...........xviii
BAB 1.PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang …………………………………………………………....1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………4
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………….....5
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………………...5
E. Definisi Operasional ……………………………………………….……...6
BAB II. LANDASAN TEORI................................................................................8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Halaman
A. Kajian Pustaka …………………………………………………….……....8
1.Konsep………………………………………………………………......8
a. Pengertian Konsep ……………………………………………..…...8
b. Macam-macam Konsep………………………………….................10
2. Konsepsi ................................................................................................ .10
3. Miskonsepsi ............................................................................................ 11
a. Pengertian Miskonsepsi ....................................................................11
b. Mendeteksi Miskonsepsi ..................................................................11
c. Penyebab Terjadinya Miskonsepsi ...................................................14
d. Cara Mengatasi Miskonsepsi ............................................................16
4. Soal Uraian ............................................................................................. 19
5. Bangun Ruang Prisma Segitiga dan Tabung .........................................20
a. Bangun Ruang ...................................................................................20
b. Bangun Ruang Prisma.......................................................................21
c. Bangun Ruang Tabung......................................................................22
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................... 24
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................32
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 32
B. Setting Penelitian ........................................................................................ 33
C. Desain Penelitian ........................................................................................ 35
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 38
E. Instrumen Penelitian ................................................................................... 41
F. Kredibilitas dan Tranferabilitas .................................................................. 49
G. Teknik Analisis Data .................................................................................51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Halaman
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................54
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 54
1. Deskripsi Tempat Penelitian…………………………………..............54
2. Deskripsi Hasil Penentuan Subjek Penelitian…………………………55
3. Deskripsi Pengumpulan Data……….....................................................56
4. Analisis Data Penelitian……………………………………….............57
B. Pembahasan Hasil Analisis Data .............................................................. 122
BAB V PENUTUP...............................................................................................126
A. Kesimpulan .............................................................................................. 126
B. Keterbatasan Peneliti ................................................................................ 127
C. Saran ......................................................................................................... 127
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 129
LAMPIRAN ......................................................................................................... 133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tabel Kerangka Berfikir .......................................................................31
Tabel 3.1 Proses Pengumpulan Data .....................................................................41
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes ..................................................................................43
Tabel 3.3 Soal Sebelum Direvisi dan Sudah Direvisi ...........................................46
Tabel 3.4 Proses Pengembangan Pedoman Wawancara .......................................49
Tabel 4.1 Subjek Wawancara ................................................................................55
Tabel 4.2 Daftar Pelaksanaan Wawancara ............................................................56
Tabel 4.3 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N1 pada Indikator
Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang .................................................60
Tabel 4.4 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N1 pada Indikator
Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang .................................................65
Tabel 4.5 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N1 pada Indikator
Menghitung Volume Tabung ................................................................................69
Tabel 4.6 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N2 pada Indikator
Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang .................................................74
Tabel 4.7 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N3 pada Indikator
Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang .................................................77
Tabel 4.8 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N3 pada Indikator
Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang .................................................82
Tabel 4.9 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N4 pada Indikator
Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang .................................................87
Tabel 4.10 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N4 pada Indikator
Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang .................................................91
Tabel 4.11 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N4 pada Indikator
Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang .................................................95
Tabel 4.12 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N5 pada Indikator
Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang ...............................................100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Halaman
Tabel 4.13 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N5 pada Indikator
Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang ...............................................103
Tabel 4.14 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N5 pada Indikator
Mengidentifikasi Bangun Ruang Prisma ............................................................106
Tabel 4.15 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N6 pada Indikator
Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang ...............................................110
Tabel 4.16 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N7 pada Indikator
Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang ...............................................114
Tabel 4.17 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N7 pada Indikator
Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang ...............................................117
Tabel 4.18 Hasil Tes Tertulis dan Wawancara Subjek N8 pada Indikator
Mengidentifikasi Macam-macam Bangun Ruang ...............................................119
Tabel 4.19 Jenis Miskonsepsi pada Pemahaman Bangun Ruang Prisma Segitiga
dan Tabung ..........................................................................................................123
Tabel 4.20 Faktor Penyebab Miskonsepsi ..........................................................124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bangun Ruang Prisma Segitiga..........................................................21
Gambar 2.2 Bangun Ruang Tabung ......................................................................23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Verbatim Siswa ...............................................................................134
Lampiran 2. Soal Tes Tertulis .............................................................................160
Lampiran 3. Alternatif Jawaban ..........................................................................167
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen ................................................................171
Lampiran 5. Hasil Jawaban Siswa ......................................................................173
Lampiran 6. Validasi Dosen Matematika ............................................................221
Lampiran 7. Validasi Dosen Psikologi ................................................................227
Lampiran 8. Validasi Guru ..................................................................................231
Lampiran 9. Surat Izin Penelitian ........................................................................234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan peristiwa yang dilakukan oleh hampir setiap orang.
Menurut Gagne (dalam Mudjiono dan Dimyati, 2006), belajar merupakan
kegiatan yang kompleks. Setelah belajar orang memiliki kapabilitas yang baru,
dapat berupa keterampilan, pegetahuan, sikap maupun nilai. Kapabilitas tersebut
timbul dari (1) stimulasi yang berasal dari lingkungan dan (2) proses kognitif yang
dilakukan oleh pembelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses
kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan melewati pengolahan
informasi, menjadi hasil belajar berupa kapabilitas baru. Dalam kegiatan belajar
tersebut, tentunya masing-masing individu mengalami permasalahan sendiri-
sendiri untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan. Menurut Walgito (2010:
188), apabila hasil belajar baik, maka pada umumnya tidak akan timbul masalah,
namun apabila hasil belajar tidak memuaskan, maka persoalan akan segera timbul.
Oleh karena itu, pada umumnya titik tolak permasalahan siswa dalam belajar
dilihat dari rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa.
Menurut hasil survey Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS)
tahun 2011 yang ditulis oleh Ratih Keswara dalam SINDOnews.com Senin, 11
November 2013, pukul 02.40 WIB, pembelajaran Matematika di Indonesia berada
di peringkat bawah. Berdasarkan TIMSS tahun 2011, skor rata-rata Matematika
siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Indonesia menduduki peringkat 38
dari 42 negara. Skor Indonesia turun 11 poin dari penilaian tahun 2007.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Fenomena tersebut sejalan dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan
pada tanggal 09 September 2014 di SDN Jetisharjo Yogyakarta. Peneliti
melakukan wawancara kepada salah satu guru Matematika di SDN Jetisharjo.
Hasil dari wawancara tersebut menyatakan bahwa nilai Matematika siswa belum
menemui kriteria ketuntasan minimum yang telah ditentukan. Dari seluruh siswa
kelas V, diperoleh rata-rata nilai ulangan pokok bahasan bangun ruang prisma
segitiga dan tabung yang tergolong rendah. Guru Matematika SDN Jetisharjo
juga menambahkan, secara umum siswa sudah paham dengan materi bangun
ruang, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang merasa bingung ketika
mengidentifikasi dan membedakan antarbangun ruang, serta menggunakan rumus
ketika akan memecahkan suatu masalah dalam Matematika.
Dalam tulisannya yang termuat dalam kompas.com, Jumat (14/ 12/ 2012),
Wono Setyabudhi, dosen Matematika dari Institut Teknologi Bandung,
mengatakan bahwa, pembelajaran matematika di Indonesia memang masih
menekankan menghafal rumus-rumus dan menghitung. Ada juga guru yang
otoriter dengan keyakinannya pada rumus-rumus atau pengetahuan Matematika
yang sudah ada. Hal ini menjadi pemicu kesalahan atau kekeliruan konsep yang
dialami oleh siswa. Kekeliruan atau kesalahan konsep ini disebut juga dengan
miskonsepsi.
Miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang
diakui oleh para ahli (Suparno, 2005: 8). Miskonsepsi yang terjadi secara terus-
menerus akan mengakibatkan semakin rendahnya kemampuan matematis siswa
dalam menyelesaikan persoalan dalam Matematika. Ada banyak faktor yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menyebabkan timbulnya miskonsepsi pada siswa, dua di antaranya adalah
kemampuan siswa itu sendiri dalam memahami konsep Matematika serta dari
guru atau pengajar yang tidak menguasai bahan atau tidak mengerti materi
Matematika secara benar.
Pada dasarnya pembelajaran Matematika sangat berkesinambungan,
materi satu dengan yang lain saling berhubungan dan berkelanjutan. Oleh karena
itu, siswa diharapkan mampu menguasai konsep-konsep Matematika yang
diberikan sebelumnya secara matang. Konsep tersebut menjadi bekal siswa untuk
memahami konsep berikutnya. Melihat pentingnya pemahaman dan penguasaan
konsep, maka siswa harus memahami konsep tersebut agar tidak terjadi
miskonsepsi.
Apabila miskonsepsi terjadi pada siswa dan dibiarkan secara terus
menerus, maka tidak menutup kemungkinan proses belajar siswa menjadi
terhambat. Dengan demikian, miskonsepsi merupakan sebuah kondisi yang perlu
ditangani agar tidak menghambat proses belajar siswa. Guru juga harus
memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa, dari kesalahan itu
guru dapat mengetahui siswa tersebut mengalami miskonsepi atau tidak. Langkah
pertama yang harus dilakukan adalah menganalisis jenis miskonsepsinya setelah
itu mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan miskonsepi.
Pada waktu yang bersamaan, 09 September 2014, guru Matematika SDN
Jetisharjo mengatakan bahwa, salah satu faktor yang menyebabkan prestasi
siswanya rendah adalah ketidakmampuan siswa dalam memahami soal dan
menyelesaikannya. Dalam belajar Matematika siswa memang harus memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kemampuan memahami konsep atau soal dengan baik sehingga siswa mampu
menyelesaiakan persoalan di pembelajaran Matematika.
Atas dasar ini, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut
mengenai miskonsepsi yang dialami siswa kelas V SDN Jetisharjo Yogyakarta
beserta faktor-faktor yang menjadi penyebabnya. Harapannya agar hasil penelitian
ini dapat memberikan gambaran kepada guru-guru untuk menciptakan
pembelajaran yang inovatif dan kreatif agar siswa lebih termotivasi untuk
mempelajari konsep-konsep dalam matematika. Dengan demikian, permasalahan
yang berhubungan dengan miskonsepsi mampu teratasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal di atas, masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan yang menjadi sub fokus penelitian.
Pertanyaan dalam penelitian ini diantaranya:
1. Jenis miskonsepsi apa sajakah yang terjadi pada siswa kelas V SDN
Jetisharjo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dalam menyelesaikan soal
materi pokok bangun ruang prisma segtiga dan tabung ?
2. Apa penyebab miskonsepsi yang dialami siswa kelas V SDN Jetisharjo
Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dalam menyelesaikan soal materi
pokok bangun ruang prisma segitiga dan tabung ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka secara umum
tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan miskonsepsi yang terjadi pada
siswa kelas V SDN Jetisharjo Yogyakarta pada materi bangun ruang prisma
segitiga dan tabung dengan rincian sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan jenis miskonsepsi yang dilakukan siswa kelas V SDN
Jetisharjo Yogyakarta dalam menyelesaikan soal materi pokok bangun
ruang prisma segitiga dan tabung.
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab miskonsepsi yang dialami siswa
kelas V SDN Jetisharjo Yogyakarta dalam materi pokok bangun ruang
prisma segitiga dan tabung.
D. Manfaat Penelitian
Dari beberapa tujuan, diharapkan penelitian ini mampu memberikan
manfaat di berbagai kalangan, antara lain:
1. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Memperoleh informasi tentang miskonsepsi yang dilakukan
siswa dalam menyelesaikan persoalan Matematika dan faktor
penyebab miskonsepsi. Selain itu guru diharapkan dapat mengatasi
miskonsepsi yang dialami oleh siswa disesuaikan dengan faktor
penyebab miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
b. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menjadi gambaran bahwa dalam
pembelajaran Matematika pemahaman tentang konsep harus
dikuasai dengan matang oleh calon guru khususnya dalam konteks
ini guru Matematika. Selain itu dapat digunakan oleh peneliti untuk
menciptakan ide-ide kreatif dan inovatif dalam melaksanakan
pembelajaran sehingga siswa tidak mengalami miskonsepsi.
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini mampu menjadi inspirasi dalam dunia pendidikan
untuk menyelesaikan permaalahan-permasalahan yang terjadi,
khususnya tentang miskonsepsi, agar kualitas pendidikan semakin
membaik sehingga sumber daya manusianya meningkat.
E. Definisi Operasional
1. Konsep adalah suatu perolehan makna dalam proses berpikir. Manusia
dapat dikatakan sudah memahami konsep apabila manusia itu sudah
menampilkan perilaku-perilaku tertentu. Belajar konsep dalam penelitian
ini adalah pembelajaran yang dilakukan siswa mengenai suatu istilah atau
definisi yang terdapat pada materi bangun ruang prisma segitiga dan
tabung.
2. Konsepsi adalah presepsi seseorang terhadap suatu konsep. Dalam
penelitian ini konsepsi bermakna sebagai persepsi atau pandangan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
pendapat siswa tentang konsep-konsep yang berhubungan dengan bangun
ruang prisma segitiga dan tabung.
3. Miskonsepsi adalah konsepsi yang bertentangan dengan konsepsi para ahli
yang sudah diyakini kebenarannya. Dalam penelitian ini miskonsepsi yang
akan diteliti adalah miskonsepsi yang dilakukan siswa SD kelas V di SDN
Jetisharjo Yogyakarta dalam menyelesaikan soal-soal materi bangun ruang
prisma segitiga dan tabung.
4. Tes Tertulis, tes tertulis dalam penelitian ini berfungsi untuk melihat letak
miskonsepsi yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal bangun
ruang prisma segitiga dan tabung.
5. Bangun Ruang Prisma Segitiga dan Tabung, prisma segitiga dan tabung
merupakan salah satu pokok bahasan dalam pembelajaran matematika
yang dipelajari oleh siswa SD kelas V SDN Jetisharjo semester genap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Konsep
a. Pengertian Konsep
Salah satu aspek mendasar dalam berpikir adalah tentang pemahaman
konsep. Konsep menjadi penting karena merupakan batu pembangun berpikir,
selain itu konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk
merumuskan prinsip dan generalisasi (Dahar, 2006: 62). Kategori mental juga
digunakan untuk mengelompokkan benda-benda, kejadian-kejadian, dan ciri-ciri
tertentu (Laura, 2010: 8). Selain itu Bahri (2011: 30-31) juga berpendapat bahwa
orang yang sudah memiliki konsep akan mampu mengadakan abstraksi terhadap
objek-objek yang dihadapi dan menempatkan objek tersebut dalam golongan atau
kelas tertentu. Hal itu sependapat dengan (Walgito, 2010: 197), kemampuan
manusia untuk membentuk konsep, memungkinkan manusia tersebut untuk
mengadakan klasifikasi benda-benda atau kejadian-kejadian tertentu.
Dari uraian di atas terlihat bahwa proses pembentukan dan pemahaman
terhadap suatu konsep itu penting. Menurut Laura (2010: 8), konsep menjadi
sangat penting karena empat alasan. Pertama, konsep memungkinkan kita untuk
melakukan generalisasi. Kedua, konsep memungkinkan kita untuk membuat
asosiasi pengalaman dan benda-benda yang ada. Ketiga, konsep membantu
ingatan, membuatnya lebih efisien, sehingga kita tidak harus menciptakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kembali pemahaman atau makna ketika kita berhadapan dengan sebuah potongan
informasi. Keempat, konsep menyediakan petunjuk mengenai bagaimana kita
bereaksi terhadap suatu benda atau pengalaman tertentu.
Sedangkan menurut Budi (1992: 114), untuk mengetahui apakah siswa
memahami suatu konsep, maka diperlukan indikator-indikator yang dapat
menunjukkan pemahaman tersebut. Pemahaman atau indikator tersebut antara
lain: (1) dapat menyatakan konsep dalam bentuk definisi menggunakan kalimat
sendiri, (2) dapat menjelaskan makna dari konsep bersangkutan kepada orang lain,
(3) dapat menganalisis hubungan antarkonsep dalam suatu hukum, (4) dapat
mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat, (5) dapat
membedakan konsep yang satu dengan konsep yang lain yang saling berkaitan,
(6) dapat membedakan konsepsi yang benar dan konsepsi yang salah serta dapat
membuat peta konsep dari konsep-konsep yang ada dalam suatu pokok bahasan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konsep
adalah suatu perolehan makna dalam proses berpikir. Manusia dapat dikatakan
sudah memahami konsep apabila manusia itu sudah menampilkan perilaku-
perilaku tertentu. Misalnya manusia dapat menggolongkan hewan dan bukan
hewan. Dalam penelitian ini siswa dinilai memahami konsep ketika mampu
menggolongkan atau mengklasifikasi bangun ruang prisma segitiga dan bangun
ruang tabung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
b. Macam-macam Konsep
Menurut Amien (1979), ditinjau dari fungsinya, konsep dapat
dikelompokkan ke dalam 3 golongan yaitu: konsep klasifikasional, konsep
korelasional, dan konsep teoritik:
1) Konsep klasifikasional adalah mengklasifikasi konsep-konsep. Siswa
mengelompokkan suatu konsep ke dalam suatu peristiwa. Contoh:
mengklasifikasi konsep segitiga, konsep trigonometri, dan konsep
logaritma.
2) Konsep kolerasional adalah menghubungkan konsep yang satu dengan
konsep yang lainnya dua atau lebih objek. Misalnya konsep luas persegi
panjang sebagai hasil kali panjang dan lebar.
3) Konsep teoritik adalah menjelaskan konsep berdasarkan fakta. Misalnya
konsep titik, bilangan, dan himpunan.
2. Konsepsi
Konsepsi dapat didefinisikan sebagai tafsiran perorangan atau individu
terhadap suatu konsep (Berg, 1991). Contohnya konsep bola, bola dapat
ditafsirkan oleh seorang anak sebagai suatu benda kecil, bulat dan menggelinding.
Sedangkan Budi (1992: 114-115), mendefinisikan konsepsi sebagai kemampuan
memahami konsep, baik yang diperoleh dari indera maupun kondisi lingkungan.
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa konsepsi adalah
konsep yang telah dipersepsikan. Dalam penelitian ini konsepsi sebagai presepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
atau pandangan atau pendapat siswa tentang konsep-konsep yang berhubungan
dengan bangun ruang prisma segitiga dan tabung.
3. Miskonsepsi
a. Pengertian Miskonsepsi
Miskonsepsi atau salah konsep adalah suatu konsep yang tidak sesuai
dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang
itu (Suparno, 2005: 4). Menurut Flower 1987 (dalam Suparno, 2005: 5),
miskonsepsi adalah suatu pengertian yang tidak akurat dengan konsep,
penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, serta
hubungan hirarkis konsep-konsep yang tidak benar.
Siswa dapat dikatakan miskonsepsi apabila konsep yang dimiliki oleh
siswa tersebut bertentangan dengan konsep yang dimiliki oleh para ahli (Berg,
1991: 10). Hal itu sependapat dengan Budi (1992: 114), ia berpendapat bahwa
miskonsepsi dapat terjadi apabila konsepsi seorang siswa berbeda dengan
konsepsi para ahli secara teoritis yang dianggap benar dan baku.
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulan bahwa miskonsepsi adalah suatu
makna atau konsep yang telah dipersepsikan, namun bertentangan dengan
persepsi para ahli yang sudah diyakini kebenarannya.
b. Mendeteksi Miskonsepsi
Menurut Suparno (2005: 121), sebelum melangkah lebih lanjut, diperlukan
cara-cara untuk mengidentifikasi atau mendetksi miskonsepsi tersebut. Adapun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
beberapa alat deteksi yang sering digunakan untuk mendeteksi ialah: pertama,
dengan menggunakan peta konsep (concept maps), digunakan untuk mendeteksi
miskonsepsi siswa dalam bidang fisika. Peta konsep menekankan gagasan-
gagasan pokok yang disusun secara hirarkis. Miskonsepsi siswa dapat
diidentifikasi dengan melihat apakah hubungan antar konsep itu benar atau salah
dan dapat dilihat dalam proposisi yang salah dan tidak adanya hubungan antar
konsep (Novak & Gowin, 1984).
Kedua, dengan menggunakan tes mulitiple choice dengan reasoning
terbuka. Amir dkk, (1987), menggunkan tes pilihan ganda dengan pertanyaan
terbuka dimana siswa harus menjawab dan menulis mengapa ia mempunyai
jawaban terebut. Berdasarkan hasil jawaban tes yang tidak benar dalam pilihan
ganda tersebut, dilanjutkan dengan wawancara. Tujuan wawancara adalah untuk
meneliti bagaimana siswa berpikir dan mengapa mereka berpikir seperti itu.
Model ini biasanya dipilih oleh peneliti karena dengan siswa menuliskan alasan,
peneliti mudah untuk menganalisis hasil tes.
Ketiga, dengan menggunakan tes esai tertulis. Tes esai ini memuat
beberapa konsep yang memang hendak diajarkan atau sudah diajarkan. Melalui
tes esai, miskonsepsi yang dibawa siswa dapat ditemukan dan dalam bidang atau
konsep tertentu. Wawancara mendalam dilakukan untuk lebih mendalami
mengapa siswa mempunyai gagasan seperti itu dan akan terlihat dari mana
miskonsepsi itu dibawa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Keempat, dengan menggunakan wawancara diagnosis. Langkah pertama
sebelum melakukan wawancara diagnosis, guru/ peneliti memilih beberapa
konsep yang diperkirakan sulit untuk dimengerti oleh siswa atau beberapa pokok
bahasan yang akan diajarkan. Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan wawancara terstruktur dan wawancara bebas. Wawancara terstruktur ialah
pertanyaan sudah disusun, sehingga memudahkan dalam praktiknya. Wawancara
bebas, guru/ peneliti memang bebas bertanya kepada siswa dan siswa dapat
dengan bebas menjawab. Urutan atau pertanyaan yang akan ditanyakan dalam
wawancara itu tidak peru disiapkan.
Kelima, dengan menggunakan diskusi dalam kelas. Diskusi kelas ini untuk
mengungkapkan gagasan siswa tentang konsep yang sudah diajarkan maupun
yang akan diajarkan. Diskusi kelas dapat mendeteksi apakah gagasan siswa itu
tepat atau tidak. Cara ini lebih cocok digunakan pada kelas yang besar.
Berdasarkan pembahasan tentang cara mengidentifikasi atau mendeteksi
miskonsepsi di atas, dapat disimpulkan bahwa banyak cara yang dapat digunakan
untuk mendeteksi miskonsepsi yang dialami oleh siswa. Cara tersebut sama-sama
menekankan bahwa siswa diberi kesempatan untuk mengunggkapkan gagasannya,
dengan hal itu peneliti mudah dalam mendeteksi miskonsepsi.
Ada pendapat lain dari Abraham (1992: 112), ia menggolongkan derajat
pemahaman siswa dalam enam kategori. Enam kategori tersebut adalah: (1) Tidak
ada respon, dengan kriteria tidak menjawab dan atau menjawab “saya tidak tahu”.
(2) Tidak memahami, dengan kriteria mengulang pertanyaan, menjawab tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
tidak berhubungan dengan pertanyaan dan atau jawaban tidak jelas. (3)
Miskonsepsi, dengan kriteria menjawab tetapi penjelasannya tidak benar atau
tidak logis. (4) Memahami sebagian dan terjadi miskonsepsi, dengan kriteria
jawaban menunjukkan ada konsep yang dikuasai, namun ada pernyataan yang
menunjukkan miskonsepsi. (5) Memahami sebagian, dengan kriteria jawaban
menunjukkan sebagian konsep yang dipahami tanpa miskonsepsi. (6) Memahami
konsep, dengan kriteria jawaban menunjukkan konsep dikuasai dengan benar.
Derajat pemahaman 1 dan 2 dkategorikan sebagai derajat pemahaman “tidak
memahami konsep”, 3 dan 4 termasuk “miskonsepsi”, sedangkan 5 dan 6
termasuk “memahami konsep”, Abraham (1992: 113).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa derajat pemahaman
dibedakan menjadi 3 kategori. Kategori pertama ialah siswa “tidak memahami
konsep”, artinya siswa tersebut tidak menjawab pertanyaan dan atau siswa
menjawab pertanyaan akan tetapi jawaban tersebut tidak jelas. Kategori kedua
ialah siswa mengalami “miskonsespsi”, artinya siswa tersebut menjawab
pertanyaan akan tetapi jawaban tersebut tidak benar atau tidak sesuai dengan
jawaban para ahli sebelumnya. Kategori ketiga ialah siswa “memahami konsep”,
artinya siswa menjawab pertanyaan dengan menunjukkan konsep yang dikuasi
dengan benar.
c. Penyebab Terjadinya Miskonsepsi
Kualitas gambaran atau pemahaman konsep yang diterima oleh seseorang
tentunya berbeda-beda, maka tidak mengherankan apabila konsep yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
terjadi perbedaan konsepsi antara orang yang satu dengan orang yang lainnya.
Kualitas tersebut ditentukan oleh kualitas proses pembentukan dan kemampuan
pembentuknya. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan,
hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif dan kesalahan
yang naif (Suparno, 2005: 4). Konsep awal (prakonsepsi) ialah bentuk
miskonsepsi yang sering muncul dan dibawa siswa ke kelas formal atau dalam
pembelajaran Clement (1987).
Menurut Suparno (2005: 53), secara singkat penyebab miskonsepsi ada
lima kelompok. Penyebab miskonsepsi yang pertama adalah dari diri siswa itu
sendiri, misalnya konsep awal (prakonsepsi) yang dibawa oleh siswa, dari cara
berpikir siswa, perkembangan kognitif siswa, kemampuan siswa dalam
memahami konsep, serta minat belajar siswa. Penyebab miskonsepsi yang kedua
adalah dari guru atau pengajar, seperti guru belum mengusai pokok bahasan,
ketidakmampuan guru dalam mengajar, bukan lulusan dari bidang ilmu yang
diampu, tidak membiarkan siswa mengungkapkan gagasan atau ide yang
dimilikinya, hubungan antara guru dengan siswa kurang baik. Penyebab
miskonsepsi yang ketiga adalah dari buku teks, misalnya penjelasan yang
dipaparkan dalam buku salah, penulisan rumus maupun gambar yang salah.
Penyebab yang keempat adalah konteks. Penyebab miskonsepsi dari segi konteks
misalnya pengalaman siswa, bahasa sehari-hari yang berbeda, teman diskusi atau
penjelasan dari orang tua yang keiru, keyakinan dan ajaran agama. Penyebab
miskonsepsi yang kelima adalah cara mengajar atau metode mengajar, misalnya
guru lebih menekankan satu segi saja dari konsep bahan yang digeluti, pemilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
suatu metode untuk pembelajaran terkadang membantu munculnya miskonsepsi
bukan membantu peningkatan konsep siswa.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi dapat terjadi
pada waktu proses pembentukan konsep yang dilakukan oleh diri siswa itu sendiri
dan berdasarkan kemampuanya untuk membentuk sebuah konsep. Selain itu,
miskonsepsi juga akan muncul karena faktor dari luar diri siswa, seperti guru atau
pengajar, buku teks, konteks, dan metode yang digunakan guru saat mengajar.
d. Cara Mengatasi Miskonsepsi
Setelah mengetahui penyebab miskonsepsi serta mengetahui cara
mendeteksi miskonsepsi, berikut ini akan dijelaskan bagaimana caranya untuk
mengatasi miskonsepsi. Secara garis besar langkah yang digunakan untuk
mengatasi miskonsepsi adalah: 1) Mencari atau mengungkap miskonsepsi yang
dilakukan siswa, 2) Mencoba menemukan penyebab miskonsepsi tersebut, 3)
Mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasi (Suparno, 2005: 55).
Banyak cara untuk mengatasi miskonsepsi, akan tetapi sering cara yang
ditempuh untuk mengatasi miskonsepsi tidak berhasil. Menurut Suparno (2005:
55), ketidakberhasilan tersebut dapat disebabkan oleh pendidik atau peneliti yang
kurang tepat dalam memilih metode atau cara yang digunakan untuk mengatasi
miskonsepsi tersebut. Bisa juga cara yang digunakan belum sesuai dengan siswa
di tempat pembelajaran. Maka dari itu, sangat penting peneliti menemukan sendiri
penyebab miskonsepsi pada siswa dan mencari pemecahan yang sesuai untuk
siswanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Suparno, (2005: 81-82) memaparkan beberapa langkah pembenahan
miskonsepsi berdasarkan penyebab miskonsepsi yang telah di bahas di atas.
Penyebab kesalahan yang pertama adalah dari diri siswa. Penyebab kesalahan dari
siswa dapat berupa konsep awal (prakonsepsi) maupun cara berfikir siswa yang
kurang tepat. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara siswa dihadapkan pada
peristiwa anomali. Peristiwa anomali adalah pengalaman nyata yang sungguh lain
dengan konsep atau pemikiran yang mereka bangun dan yakini benar (Suparno,
2005: 58). Ada beberapa siswa yang belum sempurna perkembangan kognitifnya,
sehingga siswa kesulitan dalam memahami dan merumuskan konsep yang abstrak.
Cara mengatasinya dengan cara menjelaskan konsep yang ada sesuai dengan
perkembangan kognitif siswa. Dapat dimulai dengan memberikan contoh nyata
lalu pelan-pelan ke abstrak.
Kadang-kadang kemampuan siswa juga kurang dalam belajar. Siswa tidak
dapat menangkap konsep yang diajarkan oleh guru dengan tepat dan lengkap.
Cara yang dapat dilakukan adalah siswa yang kemampuannya kurang dapat
dibantu dengan pembelajaran multiple intelligence (Suparno, 2005: 63). Model ini
guru mencari inteligensi mana yang sangat kuat pada siswa, kemudian guru
menjelaskan konsep dengan inteligensi yang menonjol pada siswa tersebut.
Selanjutnya, minat belajar siswa rendah. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara
memberikan motivasi kepada siswa dan menvariasi metode pembelajaran.
Penyebab kesalahan yang kedua adalah dari guru atau pengajar. Penyebab
kesalahan dari guru dapat berupa guru tersebut kurang menguasai bahan
pembelajaran, tidak memberi waktu siswa untuk mengungkapkan gagasan serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
relasi guru dengan siswa kurang baik. Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kesalahan tersebut adalah dengan cara guru harus belajar lagi, memberikan waktu
siswa untuk mengungkapkan gagasan secara lisan maupun tertulis, dan
menciptakan relasi yang akrab, humor dan tidak menakutkan siswa (Suparno,
2005: 65-66).
Penyebab kesalahan yang ketiga adalah dari buku teks. Penyebab
kesalahan dari buku teks dapat berupa penjelasan yang dipaparkan dalam buku
salah, penulisan rumus maupun gambar yang salah, dan siswa tidak tahu cara
menggunakan buku teks. Cara mengatasi adalah dengan mengoreksi secara teliti
buku, penulisan rumus, atau gambar yang salah dan dibenarkan. Guru juga harus
melatih siswa cara menggunakan buku teks dengan benar (Suparno, 2005: 70-72).
Penyebab kesalahan yang keempat adalah dari konteks. Penyebab
kesalahan dari konteks dapat berupa pengalaman siswa yang keliru, dapat diatasi
dengan cara siswa dihadapkan pada pengalaman baru sesuai konsep yang sedang
dipelajari. Bahasa sehari-hari yang berbeda dan keyakinan agama yang berbeda,
dapat diatasi dengan cara dijelaskan perbedaannya dengan contoh atau
pengalaman yang dapat dialami siswa. Selain itu, kesalahan dapat berupa teman
diskusi yang salah, dapat diatasi dengan mengungkapkan hasil diskusi dan
dikritisi oleh guru atau siswa (Suparno, 2005: 72-74).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
4. Soal Uraian
Keberadaan miskonsepsi yang terus menerus akan mengganggu proses
pembelajaran. Miskonsepsi berkaitan dengan pemahaman konsep yang tidak
mudah dilihat, maka dari itu miskonsepsi harus segera ditangani. Salah satu cara
adalah dengan menggunakan tes, tes tersebut digunakan untuk mengetahui
miskonsepsi yang dibawa siswa dan dalam bidang apa (Suparno, 2005: 126). Tes
yang diberikan harus mampu memberikan informasi secara tertulis miskonsepsi
yang dialami oleh siswa.
Pengertian tes secara umum diungkapkan oleh Masidjo (1995: 38), ia
menyatakan bahwa tes merupakan suatu alat ukur yang berupa serangkaian
pertnayaan yang harus dijawab secara sengaja dan bertujuan untuk mengukur
kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok. Dalam hal ini tes yang
akan digunakan adalah tes uraian. Tes uraian adalah sejenis tes kemajuan belajar
yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata
(Arikunto, 2007: 126).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tes digunakan untuk
mengukur kemampuan maupun hasil belajar individu atau kelompok, sedangkan
tes uraian adalah tes untuk mengukur kemampuan belajar siswa yang memerlukan
jawaban rinci atau pembahasan berupa uraian kata-kata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
5. Bangun Ruang Prisma Segitiga dan Tabung
a. Bangun Ruang
Bangun ruang merupakan bangun yang memiliki isi atau volume. Menurut
Astuty dan Mustaqim (2008: 207), sisi adalah bidang atau permukaan yang
membatasi bangun ruang. Rusuk adalah garis yang merupakan pertemuan dari dua
sisi bangun ruang. Titik sudut adalah titik pertemuan dari tiga buah rusuk pada
bangun ruang.
Bangun ruang merupakan bangun yang dibatasi oleh sisi yang berbentuk
bidang, sisi yang berbentuk bidang tersebut dibatasi oleh garis-garis, (Karim, dkk,
2014: 3.6). Contoh bangun ruang seperti kotak korek api, dadu, dan batu bata.
Misalnya batu bata, batu bata memiliki 6 permukaan yang tepinya berbentuk
persegi panjang. Masing-masing permukaan tersebut dinamakan sisi batu bata.
Karim menambahkan bahwa ada juga bangun ruang yang mempunyai bidang
lengkung, contohnya adalah bola, silinder, kerucut, dan tabung.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bangun ruang adalah
bangun yang memiliki isi atau volume dan memiliki sisi berupa bidang datar atau
bidang lengkung yang saling berpotongan. Contoh bangun ruang yang terbentuk
dari beberapa bidang datar adalah kubus dan balok. Sedangkan contoh bangun
ruang yang memiliki bidang lengkung saja adalah bola. Contoh bangun ruang
yang memiliki bidang datar dan bidang lengkung adalah tabung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
b. Bangun Ruang Prisma
Prisma merupakan salah satu bangun ruang. Prisma merupakan bangun
ruang yang mempunyai alas dan tutup sama bentuk dan ukuran. Alas dan tutup
berbentuk bangun datar bersegi. Misalnya segitiga, segi empat, atau segi lima
(Sumanto, dkk, 2008: 148). Nama prisma ditentukan oleh bentuk dasar apakah
segitiga, segi empat dan seterusnya (Runtuhahu dan Kandou, 2014: 161).
Menurut Mahfan dan Wiliam (103), prisma adalah bangun ruang yang
dibatasi oleh dua buah bidang sejajar dimana bidang-bidang sejajar tersebut
merupakan bidang alas dan bidang atas (tutup). Secara umum, sifat-sifat prisma
adalah (1) terdiri atas sisi alas, sisi atas, dan sisi tegak. (2) Bentuk sisi alas sama
dengan sisi atas. (3) Sisi tegak berbentuk persegi atau persegi panjang (Ali, dkk,
2011:166).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prisma merupakan
salah satu bangun ruang. Prisma mempunyai sisi alas dan atas yang sama bentuk
dan ukurannya, mempunyai sisi tegak berupa persegi panjang.
Gambar berikut adalah gambar bangun ruang prisma.
Gambar 2.1 Contoh prisma segitiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Untuk menghitung luas permukaan prisma segitiga dan volume adalah
dengan cara sebagai berikut:
Rumus Luas Permukaan Prisma Segitiga:
L = Keliling ∆ x t x ( 2 x Luas ∆)
Volume Prisma Segitiga:
V = Luas Alas x t
= ( ½ a x t ) x t
Keterangan :
L : luas permukaan
∆ : alas dan atas segitiga
t : tinggi prisma
V : Volume
Luas Alas : Luas ∆ = ( ½ a x t )
c. Bangun Ruang Tabung
Tabung mempunyai dua sisi (daerah lingkaran) pada dua bidang yang
sejajar, sedangkan sisi yang lainnya bukan bidang datar tetapi berupa bidang
lengkung atau sisi lengkung. Karim, dkk (2014: 3.8). Menurut Runtuhahu dan
Kandou (2014: 163), permukaan tabung terdiri dari dua lingkaran dan sebuah sisi
lengkung. Secara umum, sifat-sifat tabung adalah (1) terdiri atas sisi alas, sisi atas,
dan sisi lengkung. (2) sisi alas dan sisi ats berbentuk lingkaran. (3) tidak memiliki
sudut (Ali, dkk 2011: 169).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tabung merupakan
bangun ruang. Tabung memiliki dua sisi yang berbentuk lingkaran yang sering
disebut sebagai sisi alas dan sisi atas serta mempunyai sisi lengkung.
Gambar berikut adalah gambar bangun ruang tabung.
Gambar 2.2 Contoh tabung
Untuk menghitung luas permukaan tabung dan volume tabung adalah
dengan cara sebagai berikut:
Rumus Luas Permukaan Tabung:
= 2 x luas alas + luas selimut tabung
= 2 (πr2) + 2 π r t
= 2 π r (r + t)
Volume Tabung:
V = Luas Alas x t
= πr2 x t
Keterangan :
L : luas permukaan
t : tinggi tabung
V : Volume
Luas Alas : Luas tabung = (πr2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh:
Rohma, Ika Lailatul. 2013. Miskonsepsi siswa dalam menyelesaikan soal
materi bangun datar segi empat kelas VII SMP N 34 Semarang tahun ajaran
2012/2013. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif yang bertujuan
untuk mendiskripsikan miskonsepsi yang dilakukan oleh siswa kelas VII-H
SMP Negeri 34 Semarang dalam menyelesaikan soal materi pokok bangun
datar segi empat serta untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya
miskonsepsi. Alat pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan
tes dan pedoman wawancara. Tes digunakan untuk mengetahui letak
miskonsepsi siswa pada soal yang diberikan berkaitan dengan segi empat,
setelah itu siswa yang mempunyai kesalahan konsep akan ditindaklanjuti
dengan wawancara mendalam. Wawancara mendalam bertujuan untuk
memastikan miskonsepsi yang terjadi pada siswa serta mengetahui faktor
penyebabnya. Hasil dari penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 34
Semarang mengalami 3 jenis miskonsepsi. Diantaranya adalah miskonsepsi
klasifikasional, siswa mengalami miskonsepsi dalam mengklasifikasikan jenis
dan sifat terkait dengan konsep bangun datar segi empat. Miskonsepsi
korelasional, siswa mengalami miskonsepsi dalam menentukan hubungan suatu
konsep maupun rumus dengan proses penyelesaiannya. Miskonsepsi teoritik,
siswa mengalami miskonsepsi dalam menjelaskan fakta-fakta terkait bangun
datar segi empat. Faktor yang menyebabkan munculnya miskonsepi adalah
minat siswa untuk mempelajari konsep sangat rendah, siswa terbiasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
memahami gambar berdasarkan apa yang ada dalam buku pada umumnya,
siswa terbiasa mencontek teman yang salah, serta pelajaran matematika di
sekolah lebih menekankan pada soal yang berkaitan dengan hitung
menghitung.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian tersebut dapat
mendukung penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Selain itu, penelitian
tersebut menjadi salah satu dasar bagi peneliti untuk mengembangkan
penelitiannya. Persamaan penelitian Rohma dengan penelitian ini adalah
penelitian Rohma dan penelitian ini sama-sama mengidentifikasi siswa yang
mengalami dan tidak mengalami miskonsepsi, mengetahui jenis kesalahan
yang dilakukan siswa, serta mencari faktor penyebab terjadinya miskonsepsi.
Selain itu dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan atau
saran kepada guru untuk mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan
miskonsepsi siswa.
Sedangkan perbedaannya adalah pertama, fokus materi yang ditelti.
Dalam penelitian Rohma berfokus pada materi bangun datar segiempat, di
penelitian ini fokus materinya adalah bangun ruang prisma segitiga dan tabung.
Kedua, subjek yang digunakan oleh peneliti adalah siswa SD, sedangkan di
penelitian Rohma subjek yang digunakan adalah siswa SMA.
Kurniawati, Ira. 2007. Analisis Miskonsepsi Siswa Sekolah Dasar pada
Pembelajaran Matematika. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi tentang karakter miskonsepsi siswa Sekolah Dasar di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
kecamatan Wonosari, kabupaten Klaten pada materi geometri. Subjek dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V dari 5 Sekolah Dasar yang dipilih
secara random dari 41 Sekolah Dasar di kecamatan Wonosari, kabupaten
Klaten. Kelima Sekolah Dasar yang terpilih sebagai subjek penelitian adalah
SDN Bener I, SDN Gunting 1, SDN Sidowarni II, SDN Jelobo III, dan SDN
Kingkang II. Analisis data menggunakan trianggulasi dengan membandingkan
data hasil observasi, hasil wawancara, dan hasil tes. Hasil penelitian ini adalah
terjadinya miskonsepsi untuk materi geometri pada pokok bahasan bangun
datar yang mencapai 39.33% dari total responden, dengan perincian: konsep
teoritikal (47.57%), konsep klasifikasional (27.67%) dan konsep korelasional
(24.76%). Penyebab terjadinya miskonsepsi siswa untuk materi geometri pada
pokok bahasan bangun datar antara lain: (1) Dalam penyampaian materi, guru
kurang menekankan pada penguasaan konsep. (2) Guru kurang variatif dalam
memberikan contoh soal atau latihan dan jarang sekali mengkaitkan pada
masalah kontekstual. (3) Siswa cenderung menghafal rumus dalam
mempelajari geometri. (4) Kurang aktifnya siswa dalam berlatih mengerjakan
soal-soal latihan yang variatif.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian tersebut dapat
mendukung penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Selain itu, penelitian
tersebut menjadi salah satu dasar bagi peneliti untuk mengembangkan
penelitiannya. Persamaan penelitian Ira dengan penelitian ini adalah, pertama
penelitian ini sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Kedua, analisis datanya menggunakan trianggulasi teknik, yaitu hasil tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
tertulis dan hasil wawancara mendalam. Ketiga, dalam penelitian Ira dan
penelitian ini sama-sama mengetahui miskonsepsi siswa pada suatu konsep dan
faktor penyebab terjadi miskonsepsi.
Sedangkan perbedaannya adalah pertama, fokus materi yang diteliti.
Dalam penelitian Ira berfokus pada materi bangun datar, di penelitian ini fokus
materinya adalah bangun ruang prisma segitiga dan tabung. Kedua, subjek
yang digunakan penelitian Ira adalah subjek yang dipilih secara random dari
berbagai SD, sedangkan di penelitian ini subjek yang digunakan adalah siswa
dari satu SD saja.
Permana, Iwan. 2013. Analisis Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X Pada
Mata Pelajaran Fisika Melalui CRI (Certainty Of Response Index)
Termodifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi siswa
SMA kelas X pada konsep optik, listrik dinamis, suhu dan kalor. Metode yang
digunakan adalah deskriptif kualittif. Data diperoleh dari 204 siswa dari
beberapa sekolah melalui tes pilihan ganda dengan lembar jawaban Certainty
Of Response Index (CRI). Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Miskonsepsi
telah terjadi pada siswa SMA kelas X di semua konsep yang diteliti. (2)
Miskonsepsi terjadi pada kategori rendah, kecuali pada konsep optik (kategori
sedang). (3) Miskonsepsi tidak tergantung pada tingkat kesukaran soal. (4)
Jenis konsep yang banyak menimbulkan miskonsepsi adalah jenis konsep
abstrak dengan contoh konkret. (5) Jenjang kognitif yang banyak menimbulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
miskonsepsi adalah C2 (pemahaman). (6) Siswa dengan kategori rendah paling
banyak mengalami miskonsepsi.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian tersebut dapat
mendukung penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Selain itu, penelitian
tersebut menjadi salah satu dasar bagi peneliti untuk mengembangkan
penelitiannya. Persamaan penelitian Iwan dengan penelitian ini adalah, pertama
penelitian ini sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan
bertujuan untuk mengetahui letak miskonsepsi pada suatu konsep.
Sedangkan perbedaannya adalah pertama, fokus materi atau konsep yang
ditelti. Dalam penelitian Iwan berfokus pada materi optik,listrik dinamis, suhu
dan kalor. Sedangkan di penelitian ini fokus materinya adalah bangun ruang
prisma segitiga dan tabung. Kedua, subjek yang digunakan oleh peneliti adalah
siswa SD, akan tetapi dalam penelelitian Iwan subjek dipilih secara random
dari berbagai SMA, sedangkan di penelitian ini subjek yang digunakan adalah
siswa dari satu SD saja.
C. Kerangka Berfikir
Belajar merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh hampir setiap
orang. Belajar membentuk suatu kapabilitas yang baru. Kapabilitas tersebut dapat
berupa pegetahuan, keterampilan maupun sikap dalam diri seseorang melalui
proses kognitif. Biasanya kapabilitas baru atau konsep yang sudah diperoleh
dipersepsikan sendiri untuk memudahkan pemahaman pada konsep tersebut. Akan
tetapi, konsep yang telah dipersepsikan (konsepsi) dapat mengalami kesalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Kesalahan konsep atau salah konsep sering disebut dengan miskonsepsi.
Miskonsepsi merupakan konsepsi yang bertentangan dengan konsepsi para ahli
yang sudah diyakini kebenarannya.
Miskonsepsi yang muncul akan menyebabkan proses belajar menjadi
terhambat, sehingga harus segera ditangani. Miskonsepsi sering muncul karena
beberapa faktor, seperti faktor yang berasal dari siswa itu sendiri, misalnya siswa
mempunyai konsep awal (prakonsepsi). Faktor dari luar siswa misalnya dari buku
teks atau sumber yang mereka gunakan salah dan guru atau pengajar yang kurang
memahami konsep.
Langkah pertama yang harus dilakukan guru atau peneliti adalah dengan
mendeteksi miskonsepsi. Sebelum mendeteksi, peneliti akan melihat hasil belajar
siswa. Mendeteki miskonsepsi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam
penelitian ini peneliti memilih dan menggunakan tes tertulis dengan soal uraian
dan wawancara mendalam. Miskonsepsi dapat terlihat ketika siswa sedang
mengerjakan soal-soal Matematika dan melakukan kesalahan ketika mengerjakan
soal tersebut. Kegiatan wawancara juga dapat mendeteksi miskonsepsi yang
dialami oleh siswa melalui jawaban-jawaban yang diungkapkan oleh siswa.
Melalui kedua kegiatan tersebut nantinya juga dapat mendeteksi faktor penyebab
miskonsepsi. Siswa yang tidak banyak melakukan kesalahan tidak melakukan tes
terlutis dan wawancara.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti akan melakukan penelitian di SDN
Jetisharjo dengan harapan peneliti mampu mendeteksi miskonsepsi yang dialami
oleh siswa kelas V pada pelajaran Matematika materi bangun ruang prisma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
segitiga dan tabung. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya miskonsepsi yang dialami oleh siswa dengan
menggunakan tes tertulis dan wawancara.
Peneliti melakukan penelitian ini dengan harapan nantinya penelitian ini
dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran bagi pembaca terutama dalam dunia
pendidikan. Peneliti juga ingin memberikan gambaran tentang masalah
miskonsepsi yang sering dialami oleh siswa. Secara umum kerangka berfikir
disajikan pada Tabel 2.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tabel 2.1 Tabel Kerangka Berfikir
Belajar
Hasil dianalisis
( triangualasi data)
Melakukan wawancaramendalam
Tidak melakukanwawancara mendalam
Tarik Kesimpulan
Konsep
Konsepsi
Tidak
Miskonsepsi
Mengalami
Miskonsepsi
Memberikn tes
tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif
dengan tipe studi kasus. Penelitian kualitatif adalah suatu jenis penelitian yang
menghasilkan temuan-temuan yang tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau
bentuk hitungan lainnya (Strauss dan Corbin, 2009: 4). Sedangkan menurut
(Moleong, 2006: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian. Penelitian
kualitatif berhubungan dengan ide, perilaku, presepsi, atau tindakan yang
dilakukan oleh subyek penelitian. Metode kualitaif adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif (Bogdan dan Taylor, 1975 dalam Ahmadi,
Rulam 2014:15). Penelitian deskriptif ialah menggambarkan “apa adanya” tentang
suatu variabel, gejala atau keadaan (Arikunto, 2005: 243).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dimana
peneliti berusaha untuk mengetahui bagaimana proses siswa kelas V C dalam
mengerjakan soal matematika materi bangun ruang prisma segitiga dan tabung.
Menurut Arikunto (2005: 237), dalam studi kasus peneliti mecoba untuk
mencermati individu atau unit secara mendalam. Studi kasus lebih berkutat pada
penemuan semua variabel penting yang melatarbelakangi timbulnya serta
perkembangan variabel tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan “why”
(mengapa) individu itu berindak demikian, “what” (apa/apakah) wujud tindakan
itu, “how” (bagaimana) ia bertindak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Peneliti mengumpulkan data dan mendiskripsikan proses mengerjakan
soal sampai hasil yang diperoleh siswa sesuai dengan keadaan sebenarnya yang
terjadi di lokasi penelitian tersebut.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Jetisharjo Yogyakarta yang beralamat
di jalan A.M Sangaji Nomor 42 kota Yogyakarta. Pemilihan lokasi penelitian
ini berdasarkan pada beberapa pertimbangan berikut:
a. Sekolah tersebut memiliki permasalahan yang sesuai dengan
permasalahan miskonsepsi yang ada,
b. Belum pernah dilakukan penelitian mengenai miskonsepsi yang
dilakukan siswa,
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Juli
2015. Tes tertulis merupakan alat pengumpulan data tahap pertama.
Wawancara dilakukan sebagai alat pengumpulan data tahap kedua pada hari
yang sama. Wawancara dilakukan setelah siswa selesai mengerjakan soal tes.
Pemilihan waktu penelitian atas dasar kesepaatan antara peneliti dengan guru
matematika kelas V SDN Jetisharjo Yogyakarta.
Data yang sudah diperoleh kemudian diolah sampai mampu
menjawab rumusan masalah. Akan tetapi, peneliti melakukan pengambilan
data yang kedua, dengan pertimbangan bahwa data wawancara di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pengambilan data pertama kurang mendalam, sehingga peneliti melakukan
pengambilan data kembali. Pengambilan data yang kedua dilakukan pada
tanggal 6 Juli 2015 pukul 08.30-09.30 WIB. Peneliti membagikan soal tes
tertulis dan melakukan wawancara pada hari yang sama.
3. Subjek Penelitian
Subjek dari pengambilan data pertama adalah siswa kelas VI B SDN
Jetisharjo Yogyakarta semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Jumlah siswa
adalah 20 anak, terdiri dari 9 perempuan dan 11 laki-laki. Pemilihan subjek
pada kelas VI karena siswa tersebut sudah memperoleh materi bangun ruang
tentang mengitung volume prisma segitiga dan tabung yang diajarkan di
semester 1.
Subjek dari pengambilan data kedua adalah siswa kelas V C SDN
Jetisharjo Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2014/2015. Jumlah siswa
adalah 24 anak, terdiri dari 9 perempuan dan 15 laki-laki. Akan tetapi, subjek
yang diteliti di penelitian kedua ini adalah 20 siswa, teridi dari 8 perempuan
dan 12 laki-laki. Empat siswa lainnya tidak bisa hadir dikarenakan bertepatan
dengan libur sekolah, jadi beberapa siswa sudah ke luar kota untuk berlibur.
Pemilihan subjek pada kelas V ini atas dasar siswa tersebut sudah
memperoleh materi bangun ruang tentang menghitung volume prisma
segitiga dan tabung yang diajarkan di semester 2.
4. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah mengungkap miskonsepsi serta
faktor-faktor penyebab miskonsepsi yang dialami siswa kelas V C SDN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Jetisharjo Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2014/2015 pada materi
bangun ruang prisma segitiga dan tabung.
C. Desain Penelitian
Berdasarkan rancangan yang telah disusun oleh peneliti, penelitian ini
berlangsung pada bulan Juli 2014 sampai dengan Juli 2015. Penelitian tersebut
berlangsung dengan pertimbangan bahwa siswa yang bersangkutan sedang
mengalami proses pembelajaran materi materi bangun ruang prisma segitiga dan
tabung. Pelaksanaan kegiatan ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan ini diantaranya
adalah:
a. Survei lokasi penelitian
Survei lokasi penelitian dilakukan pada bulan Juli 2014. Survei ini
dilakukan untuk memperoleh informasi dari pihak sekolah terkait
kesepakatan perijinan dan perjanjian penelitian, mengetahui guru pengampu
mata pelajaran Matematika SDN Jetisharjo Yogyakarta tahun ajaran
2014/2015, jumlah siswa yang akan diteliti serta kemampuan yang dimiliki
siswa.
b. Pengajuan proposal penelitian
Pengajun proposal penelitian untuk skripsi ini diawali dengan peneliti
memilih tema atau judul skripsi yang telah di rekomendasikan oleh dosen.
Judul yang telah dipilih oleh peneliti dan disetujui dosen pembimbing dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
ketua jurusan, peneliti menyusun rancangan kegiatan penelitian. Peneliti
menyusun rancanagan kegiatan penelitian atau proposal skripsi pada bulan
Juli sampai November 2014. Penyusunan tersebut dikonsultasikan secara
teratur serta terprogram pada dosen pembimbing hingga memperoleh
persetujuan untuk melakukan kegiatan penelitian.
c. Permohonan ijin penelitian di SDN Jetisharjo Yogyakarta
Berdasarkan proposal penelitian yang telah disetujui dosen
pembimbing, peneliti memperoleh surat ijin penelitian dari instalansi terkait
untuk memudahkan peneliti melakukan perijinan pada tempat penelitian.
Surat ijin penelitian tersebut diserahkan dan disetujui oleh kepala sekolah
SDN Jetisharjo Yogyakarta, selanjutnya peneliti menentukan waktu yang
tepat untuk melaksanakan penelitian agar penelitian yang dilakukan tidak
mengganggu proses belajar megajar di sekolah tersebut.
d. Pembuatan instrumen penelitian
Peneliti merancang instrumen penelitian sebagai alat untuk
memperoleh data. Instrumen dibuat sebelum peneliti melakukan penelitian.
Pembuatan instrumen ini meliputi tes yang terdiri dari soal bangun ruang
prisma segitiga dan tabung serta pedoman wawancara.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan kegiatan
pengambilan data yang meliputi pemberian soal tes materi bangun ruang
prisma segitiga dan tabung serta kegiatan wawancara terhadap siswa yang
terpilih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3. Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan
Pada tahap pengolahan data dan penyusunan laporan penelitian,
kegiatan dilakukan penelitian adalah sebagai berikut:
a. Menganalisis data hasil penelitian
Data yang diperoleh dari kegiatan penelitian berupa tes dan
wawancara, selanjutnya dianalisis secara kualitatif untuk mengetahui
miskonsepsi yang dilakukan siswa beserta faktor yang menyebabkan siswa
mengalamai miskonsepsi.
b. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh
makna penelitian tersebut dan dapat menjawab pertanyaan yang sesuai
dengan rumusan penelitian.
c. Penyusunan laporan hasil penelitian
Penyusunan laporan disusun berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dan dikonsultasikan pada pembimbing secara
terprogram untuk memperoleh persetujuan.
d. Konsultasi pada ahli atau dosen pembimbing
Konsultasi pada ahli atau dosen pembimbing dilakukan selama
peneliti menyusun rencana penelitian, instrumen penelitian dan laporan hasil
penelitian agar penelitian yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan oleh instansi terkait sehingga hasil dari penelitian dapat mencapai
tujuan yang diharapkan secara bermanfaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
D. Teknik Pengumpulan Data
Tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data (Sugiono, 2012: 308),
maka pengumpulan data merupakan langkah utama dalam penelitian.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan langsung oleh peneliti. Menurut
Sugiyono (2012) dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dilakukan pada
setting alamiah (natural setting), sumber data primer, dan teknik pengumpulan
data lebih pada observasi berperanserta (participan observation), wawancara
mendalam (in depth interview), dokumentasi dan gabungan keempatnya.
Berdasarkan teori tersebut, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
mengimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan (Bungin,
2007: 115). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengamati
pelaksanaan tes agar subjek diketahui benar-benar mengerjakan tes tersebut
secara individu.
2. Tes Tertulis
Tes tertulis diberikan setelah siswa memperoleh materi bangun ruang
prisma segitiga dan tabung. Soal tes tertulis yang digunakan berbentuk soal
uraian. Tes merupakan suatu alat pengukur yang berupa serangkaian
pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dan dimaksudkan untuk
mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok (Masjidjo,
1995: 38).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tes tertulis ini bertujuan mengetahui letak miskonsepsi yang
dilakukan siswa, dan sejauh mana pemahaman siswa tentang konsep bangun
ruang prisma dan tabung . Pada pengambilan data pertama, tes tertulis
berlangsung pada tanggal 16 Desember 2014 pukul 07.30- 09.00 WIB di
ruang kelas VI B. Siswa yang mengikuti sebanyak 20 anak. Siswa diberi
waktu 80 menit untuk mengerjakan soal-soal tes pada lembar jawab yang
telah disediakan dengan jujur dan teratur. Peneliti mengawasi penuh kegiatan
siswa saat mengerjakan tes ini, agar siswa tidak curang sehingga jawaban
yang diberikan benar-benar merupakan gambaran miskonsepsi yang
dialaminya.
Pengambilan data yang kedua, tes tertulis berlangsung pada tanggal 6
Juli 2015 pukul 08.30- 09.30 WIB di ruang kelas V C. Siswa yang mengikuti
sebanyak 20 anak. Siswa diberi waktu kurang lebih 80 menit untuk
mengerjakan soal-soal tes pada lembar jawab yang telah disediakan dengan
jujur dan teratur. Peneliti mengawasi penuh kegiatan siswa saat mengerjakan
tes ini, agar siswa tidak curang sehingga jawaban yang diberikan benar-benar
merupakan gambaran miskonsepsi yang dialaminya.
3. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Moleong,
2008: 168). Pada kegiatan wawancara diperlukan beberapa alat bantu agar
wawancara berjalan dengan baik. Dalam hal ini, peneliti mempersiapkan
instrumen sebagai pedoman wawancara, kamera digital, dan alat bantu lain
yang dapat membantu jalannya wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan setelah peneliti
memperoleh data hasil tes tertulis. Dalam hal ini pewawancara mengadakan
kegiatan wawancara pada subyek terpilih, dengan tujuan untuk memastikan
apakah siswa mengalami miskonsepsi serta memperoleh informasi mengenai
faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami miskonsepsi. Subjek
tersebut dipilih berdasarkan variasi dan banyaknya miskonsepsi yang
dilakukan serta mampu memberikan lebih banyak informasi yang dibutuhkan
peneliti sesuai tujuan dalam penelitian ini. Kegiatan wawancara ini
berlangsung di sekolah SDN Jetisharjo.
Subjek yang diwawancara pada pengambilan data pertama adalah 5
siswa. Data yang diperoleh dari hasil wawancara ternyata belum menjawab
rumusan masalah pada penelitian ini, sehingga data yang diperoleh tidak
digunakan untuk dianalisis lebih lanjut, kemudian peneliti melakukan
pengambilan data yang kedua. Pada pengambilan data yang kedua, subjek
yang terwawancra adalah 8 siswa. Kegiatan wawancara berlangsung di
sekolah SDN Jetisharjo. Data yang kedua inilah yang dianalisis lebih lanjut
oleh peneliti untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian.
4. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu (Sugiyono,
2012: 329). Dokumentasi digunakan sebagai pelengkap penggunaan metode
observasi dan wawancara. Oleh karena itu, dokumentasi sangat diperlukan
agar penelitian yang dilakukan bersifat lebih kredibel atau dapat dipercaya.
Dokumen dalam penelitian ini meliputi rekaman hasil wawancara, foto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
kegiatan penelitian, serta dokumen atau lampiran yang berkaitan dengan
kegiatan penelitian. Secara umum proses pegumpulan data penelitian tentang
miskonsepsi siswa disajikan pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Proses Pengumpulan Data
E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif, sehingga peneliti sendiri yang
menjadi instrumen dalam penelitian ini. Akan tetapi, untuk memudahkan peneliti
dalam mendeteksi miskonsepsi yang dialami oleh siswa, maka diperlukan alat
atau fasilitas untuk mempermudah kegiatan penelitian. Instrumen penelitian yang
akan digunakan adalah instrumen tes dan pedoman wawancara.
Pemberian tes tertulis padasubjek penelitian
Menganalisis hasiltes tertulis
Data hasil testertulisDidokumen-
tasikan
Memilih subjekberdasarkan hasil tes
tertulis
Validasi data(triangulasi teknik)
Data hasilwawancara
Melakukanwawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
1. Instrumen Tes
Instrumen tes yang akan digunakan berupa tes diagnostik. Bentuk soal
yang digunakan adalah soal uraian. Instrumen yang akan di berikan pada
subjek yang diteliti sebelumnya telah diuji cobakan terlebih dahulu, dengan
tujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen tersebut digunakan
sebagai alat pengumpulan data. Dalam hal ini peneliti merancang beberapa
langkah pada saat menyusun soal tes tersebut. Adapun langkah yang disusun
peneliti diantaranya adalah:
a. Menentukan kompetensi dasar yang akan diukur,
b. Menyusun kisi-kisi instrumen,
c. Menyusun soal-soal tes uji coba,
d. Melakukan uji validitas ( expert judgement ),
e. Melakukan revisi berdasarkan hasil expert judegment,
f. Melakukan uji empiris,
g. Menganalisis hasil uji empiris,
h. Memperoleh soal tes yang valid,
i. Melakukan tes pengambilan data penelitian,
Uji validitas dilakukan dengan penelaahan atau pengkajian butir-butir
soal oleh validator yang telah ditentukan. Penilaian terhadap butir-butir soal
tersebut diberikan dengan cara memberikan tanda cek pada kolom yang
tersedia. Validasi ini mengacu pada lembar validasi yang telah disusun oleh
peneliti dengan persetujuan dosen pembimbing. Validator yang dipilih adalah
orang-orang yang ahli dalam bidang Matematika. Validator dalam penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
ini terdiri dari tiga orang yaitu 2 Dosen Pendidikan Matematika di Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta dan 1 Guru mata pelajaran Matematika di SDN
Jetisharjo. Kisi-kisi instrumen soal tes adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes
Standar KompetensiKompetensi
Dasar IndikatorNomor
Soal1. Mengitung luas segi
banyak sederhana,luas lingkaran, danvolume prismasegitiga.
3.3 Mengitungvolume prismasegitiga dantabung.
3.3.1 Mengidentifikasimacam-macam bangunruang. (C2)3.3.2 Mengidentifikasibangun ruang prismasegitiga dan tabunglingkaran. (C1)3.3.3 Membedakanbangun ruang prismasegitiga dan tabunglingkaran. (C2)3.3.4 Mengenal satuanvolume dan hubunganantar satuan volume.(C1)3.3.5 Memilih rumusyang tepat untukmenyelesaikan soalberkaitan denganvolume prisma segitigadan tabung lingkaran.(C1)3.3.6 Menghitungvolume prisma segitigadan tabung lingkaran.(C3)
1
2, 3
4, 5
6
7, 8
9sampai
19
Setelah peneliti menyusun kisi-kisi instrumen dan menyusun soal,
peneliti melakukan uji validasi (expert judgement) kepada para ahli yang
telah ditentukan. Uji validasi ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
yang nantinya akan diuji serta untuk mendeteksi soal-soal yang mengandung
miskonsepsi. Validator juga memberikan saran untuk perbaikan dari segi
visual maupun secara isi pada soal-soal tersebut.
Berdasarkan uji validasi instrumen soal oleh ketiga validator diketahui
bahwa soal yang dibuat oleh peneliti masih perlu adanya perbaikan atau
revisi. Revisi yang perlu peneliti lakukan diantaranya adalah:
a. Ada indikator yang kurang sesuai.
b. Jumlah soal terlalu banyak, harus memperhatikan waktu dan kemampuan
anak SD.
c. Ditambahkan soal memberi nama pada bangun ruang.
d. Cek bahasa soal.
e. Satuan volume lebih banyak, tidak disingkat.
f. Soal lebih variatif, bisa soal cerita, atau soal yang beda satuan.
Saran tersebut dijadikan pedoman oleh peneliti untuk perbaikan
instrumen tes tertulis yang akan digunakan. Selain itu, saran tersebut sebagai
pertimbangan peneliti agar instrumen layak dan dapat menghasilkan data
yang terpercaya. Setelah peneliti melakukan revisi dengan pertimbangan dari
para validator, peneliti melakukan uji empiris. Uji empiris dilakukan untuk
mengetahui validitas butir soal, reliabilitas soal, rentang waktu yang
diberikan cukup atau tidak untuk mengerjakan soal, mengetahui tingkat
pemahaman siswa terkait dengan materi yang ada di soal dan sejauhmana soal
tersebut dapat mendeteksi miskonsepsi yang dialami oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Uji empiris dilakukan pada tanggal 09 Desember 2014 dan diberikan
kepada siswa kelas VI A dan VI C dengan jumlah 46 siswa. Pelaksanaan uji
empiris ini dilaksanakan di SDN Jetisharjo Yogyakarta di ruang kelas VI A
dan VI C. Soal yang diujikan adalah materi tentang bangun ruang prisma dan
tabung. Jumlah soal yang diberikan sebanyak 19 butir soal dengan waktu
pengerjaan 80 menit.
Dari hasil uji coba instrumen tes tertulis ini kemudian dihitung
menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan penghitungan
yang dibantu komputer program SPSS 16.0 untuk mengetahui kelayakan
soal yang akan digunakan dalam penelitian. Kriteria pengujiannya dengan
membandingkan antara koefisian korelasi (rhitung) dengan nilai tabel korelasi
Product Moment (rtabel). Kriterianya: “ jika rhitung > rtabel maka instrumen
valid, sebaliknya jika rhitung < rtabel maka instrumen tidak valid” (Riduwan,
2009: 98).
Hasil validitas tes tertulis diketahui dari 19 soal yang diujikan, 3 soal
yang tidak valid yaitu butir soal nomor 5, 6 dan 8. Soal yang lainnya
dinyatakan valid yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,
17, 18, 19. Hasil validitas soal (terlampir). Soal yang tidak valid ini atas saran
dari dosen pembimbing untuk tidak digunakan, karena jumlah soal yang valid
sudah memenuhi untuk digunakan dalam penelitian. Akan tetapi, peneliti
menambahkan satu soal atas saran dari validator tentang soal pemberian nama
pada bangun ruang. Berikut adalah gambaran soal sebelum direvisi dan
sesudah direvisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 3.3 Soal Sebelum Direvisi dan Sudah Direvisi
No Soal Sebelum Direvisi Soal Sesudah Direvisi
1 Perhatikan satuan-satuan di bawahini !
cm2 mm2 dm dam3
m l km hm3
Dari satuan-satuan di atas manayang merupakan satuan untukvolume ? Mengapa ?Jawab:............................................................Karena............................................................................................................
Perhatikan satuan-satuan dibawah ini !
cm2 mm2 dm dam meter ccliter km hm3 mL
Dari satuan-satuan di atas manayang merupakan satuan untukvolume ? Mengapa ?Jawab:....................................................Karena........................................
2 Sebuah bangun ruang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
mempunyai bidang alas danbidang atas yang sejajar dankongruen,
mempunyai sisi tegakberbentuk persegi panjang ataujajargenjang,
sisi tegak bisa tegak lurusataupun tidak tegak lurusterhadap bidang alas danbidang atasnya,
Bangun apakah yang sesuai denganciri-ciri bangun diatas?Gambarlah!Jawab :Bangun yang sesuai dengan ciri-ciri di atas adalah...........................................................................................................Gambar :
Sebuah bangun ruang memilikiciri-ciri sebagai berikut :
mempunyai bidang alas danbidang atas yang sejajardan kongruen berupasegitiga,
mempunyai sisi tegakberbentuk persegi panjang
sisi tegak bisa tegak lurusterhadap bidang alas danbidang atasnya,
Bangun apakah yang sesuaidengan ciri-ciri bangun diatas?Gambarlah!Jawab :Bangun yang sesuai denganciri-ciri di atas adalah.....................................................................................................Gambar :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara ini disusun untuk memudahkan penelitian
melakukan kegiatan wawancara serta menghindari meluasnya topik yang
ditanyakan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis wawancara
terstruktur. Wawancara terstruktur ialah wawancara yang dilakukan dengan
membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara (Sugiyono, 2012:
319).
Pedoman wawancara yang telah disusun kemudian dikonsultasikan
pada dosen pembimbing untuk memperoleh persetujuan. Berdasarkan
persetujuan yang diberikan, selanjutnya pedoman wawancara tersebut
diajukan pada validator guna memperoleh penilaian terkait kelayakan
pedoman wawancara tersebut. Pedoman yang dinyatakan layak oleh para ahli
digunakan sebagai dasar untuk melakukan wawancara terhadap subjek yang
diteliti. Para ahli atau validator untuk pedoman wawancara ini adalah orang
yang ahli dalam bidang psikologi. Validator tersebut ada dua orang yaitu 1
Dosen Psikologi di Fakultas Psikologi USD Yogyakarta dan 1 Dosen
Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Teknologi Yogyakarta.
Tujuan wawancara adalah untuk memastikan miskonsepsi yang terjadi
pada siswa pada materi bangun ruang prisma segitiga dan tabung beserta
faktor-faktor penyebab miskonsepsi tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang
disampaikan peneliti kepada subjek penelitian mengacu pada instrumen
wawancara yang telah disusun. Pertanyaan dalam wwancara tersebut dapat
berkembang dan disesuaikan dengan jawaban dari hasil tes tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Berdasarkan penilaian yang diberikan oleh masing-masing validator,
pedoman wawancara layak digunakan dengan beberapa perbaikan atau revisi
sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator. Saran perbaikan tersebut
diantaranya:
a. Perlu elaborasi saat wawancara dan didahului wawancara dengan murid.
b. Hindari pertanyaan tertutup.
c. Perlu ditambahkan pertanyaan untuk kisi-kisi wawancara siswa.
Saran tersebut dijadikan pedoman oleh peneliti untuk perbaikan
instrumen wawancara yang akan digunakan. Selain itu, saran tersebut sebagai
pertimbangan peneliti agar instrumen layak dan dapat menghasilkan data
yang terpercaya.
Secara umum proses pengembangan pedoman wawancara dari
rancangan hingga memperoleh pedoman yang siap digunakan dalam kegiatan
penelitian disajikan pada Tabel 3.4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 3.4 Proses Pengembangan Pedoman Wawancara
F. Kredibilitas dan Transferabilitas
Keilmiahan suatu penelitian diperlukan pengujian kebasahan data. Dalam
penelitian kualitatif pengujian keabsahan data menggunakan istiah yang berbeda
dengan penelitian kuantitatif. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif
meliputi validitas internal (credibility) dan validitas eksternal (transferability),
(Sugiyono, 2012; 366). Berikut ini akan dijelaskan karateristik dari validitas
internal maupun validitas eksternal.
Persetujuanpembimbing
Rancangan pedomanwawancara
Validasiinstrumen oleh
Validator
Revisiberdasarkan
validasi
ValidInstrumen siap
digunkan
Kriteria penilaian:
1. Kejelasn tujuan wawancara,2. Kesesuaian pertanyaan untuk
mengungkapkan miskonsepsi yangdilakukan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
1. Kredibilitas
Kredibilitas atau derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan
konsep validitas internal. Kriteria ini berangkat dari paradigma naturalistik
yang memandang bahwa realitas bersifat ganda dan merupakan presepsi
manusia (Moleong, 1997: 171). Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif
data harus diakui dan diterima kebenarannya oleh sumber informasi lain.
Menurut Moleong (2006: 324), fungsi kredibilitas ialah untuk
mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan
pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.
Adapun teknik atau cara untuk menguji kredibilitas dalam penelitian
ini adalah dengan cara triangulasi data. Triangualsi data ialah pengecekan
data dari berbagai sumber, dengan berbagai cara, dan berbagai waktu
(Sugiyono, 2012: 372). Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah triangulasi teknik. Menurut Sugiyono (2012: 373), triangulasi teknik
berfungsi untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Data dalam penelitian ini diperoleh berupa data tes tertulis dan data
wawancara. Kedua data tersebut nantinya dilakukan pengecekkan, apabila
kedua data tersebut tidak ditemukan kesamaan maka penelitian akan terus
dilanjutkan, namun apabila data tersebut telah mennunjukkan hasil yang sama
maka data tersebut dapat langsung diambil dan dapat ditarik kesimpulan
karena data tersebut telah valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
2. Transferabilitas
Transferabilitas atau derajat ketepatan pada dasarnya menggantikan
konsep validitas eksternal. Menurut Sugiyono (2012: 376), fungsi pengujian
transferabilitas ialah untuk dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di
mana sampel tersebut diambil. Selain itu, nilai transfer berkenaan dengan
pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan
dalam situasi lain.
Oleh karenanya, peneliti dalam membuat laporan penelitian ini
memberikan uraian yang jelas, rinci, sistematis, dan dapat dipercaya. Peneliti
berharap pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian, sehingga dapat
memutuskan dapat atau tidaknya umtuk mengaplikasikan hasil penelitian
yang dibaca ke tempat lain.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses pengaturan dan pengorganisasian data ke
dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar yang dapat memberikan arti
penting terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan diantara
dimensi-dimensi (Moleong, 2000: 103). Sedangkan menurut Moleong (2007:
103), pekerjaan analisis data adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan,
dan memberikan suatu kode tertentu dan mengkategorikannya, pengolaan data
tersebut bertujuaan untuk menemukan tema dan hipotesis kerja akhirnya diangkat
menjadi teori substantif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif, sehingga data-data tersebut digambarkan dengan kata-kata atau
kalimat-kalimat. Data-data yang terkumpul akan dianalisis secara kualitatif.
Peneliti memaparkan dan berusaha mengembangkan rancangan yang telah
diperoleh dari hasil tes tertulis dan wawancara sesuai dengan topik permasalahan.
Data yang diperoleh dari tes tertulis dan wawancara tersebut dianalisis dengan
model Milles dan Huberman. Proses analisis data dalam penelitian ini meliputi:
1. Reduksi Data
Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar”
yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data
berlangsung terus-menerus selama proses penelitian kualitatif berlangsung
(Miles dan Huberman, 1992: 16).
Pada tahap reduksi data ini, peneliti memilih jawaban dan
mengelompokkan jawaban yang diperoleh dari tes tertulis kedalam kriteria-
kriteria miskonsepsi. Peneliti memilah hasil pekerjaan siswa untuk
menemukan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk
menganalisis data mengenai siswa mana yang mengalami miskonsepsi, siswa
mana yang lupa akan konsep matematika, dan siswa mana yang tidak
mengalami miskonsepsi.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
tindakan (Miles dan Huberman, 1992: 17). Pada langkah ini, peneliti
menampilkan data-data yang sudah diklasifikasikan sehingga mendapatkan
gambaran secara keseluruhan dan terarah mengenai siswa yang mengalami
miskonsepsi, siswa yang lupa konsep maupun siswa yang tidak mengalami
miskonsepsi ditinjau dari hasil tes tertulis dan wawancara dengan siswa kelas
V C SDN Jetisharjo pada materi bangun ruang prisma segitiga dan tabung.
3. Penarikan Kesimpulan
Setelah hasil reduksi dan penyajian data diperoleh, maka langkah
terakhir yang peneliti lakukan adalah mengambil kesimpulan sesuai dengan
objek penelitian. Data yang disajikan dalam bentuk teks deskriptif tentang
miskonsespsi siswa kelas V C SDN Jetisharjo pada materi bangun ruang
prisma segitiga dan tabung diambil kesimpulan atau garis besar sesuai objek
penelitian. Pada langkah-langkah tersebut, peneliti menganalisis data menjadi
suatu catatan yang sistematis dan bermakna sehingga pendiskripsian lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Tempat Penelitian
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jetisharjo Yogyakarta merupakan salah satu
sekolah dasar favorit di kota Yogyakarta dan terakreditasi A, yang dibangun di
atas tanah seluas 1725 m2. Sekolah ini berada di Jalan A.M Sangaji 42,
Kecamatan Jetis, Desa Cokrodiningratan Yogyakarta, tepatnya di sebelah utara
SMA 11 Yogyakarta. Sekolah ini berdiri pada tahun 1947 dan beroperasi pada
tahun yang sama. Lamanya waktu beroperasi menjadikan sekolah ini terus
berkembang menjadi lebih baik. Hal tersebut terbukti bahwa SD Negeri Jetisharjo
Yogyakarta sering menjuarai beberapa perlombaan pelajar. Sekolah ini juga
terdapat berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler diantaranya adalah
ekstrakulikuler di bidang keolahragaan dan musik yang sangat bermanfaat untuk
mengembangkan bakat peserta didik. Letak sekolah yang berada di tengah kota ini
tidak menjadikan kegiatan belajar mengajar terganggu, justru sarana dan
prasarana di sekolah ini sangat memadai sehingga kegiatan belajar mengajar
menjadi lancar dan nyaman.
SD Negeri Jetisharjo Yogyakarta terdiri dari enam tingkat kelas, yaitu
kelas I, II, III, IV, V, dan VI, dengan masing-masing tingkatan terdiri dari dua
sampai tiga kelas dengan rata-rata jumlah siswa 20-28 orang per kelasnya.
Sekolah ini dipimpin seorang kepala sekolah bernama Siti Nurhayati, S.Pd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Hubungan antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan serta siswa-siswi
terjalin sangat baik.
2. Deskripsi Hasil Penentuan Subjek Penelitian
Proses penentuan subjek penelitian sesuai kriteria yang telah ditentukan,
ditempuh dengan cara konsultasi terhadap guru mata pelajaran Metematika kelas
V di SD Negeri Jetisharjo Yogykarta. Subjek penelitian yang terpilih diharapkan
mampu mengungkapkan konsep yang dipahaminya secara tertulis maupun lisan.
Berdasarkan konsultasi yang dilakukan, peneliti memperoleh 20 siswa diberi tes
tertulis.
Tes tertulis tersebut diberikan dengan tujuan untuk mengetahui subjek
mana yang mengalami miskonsepsi dari masing-masing soal. Dari hasil tes
tertulis tersebut, nantinya akan dianalisis oleh peneliti untuk menentukan subjek
yang akan diwawancara secara mendalam. Wawancara tersebut bertujuan untuk
mengetahui lebih dalam miskonsepsi yang dialami siswa beserta faktor
penyebabnya. Subjek wawancara dipilih berdasarkan hasil analisis jawaban siswa
yang paling banyak mengalami miskonsepsi dan kesamaan jenis kesalahan yang
dilakukan siswa. Dari 20 siswa yang diberi tes tertulis, peneliti mengambil 8 siswa
yang akan di wawancara secara mendalam. Adapun subjek-subjek yang akan
diwawancarai.
Tabel 4.1 Subjek Wawancara
No Inisial Janis Kelamin No. Kode1. MZ Laki-laki N12. NI Perempuan N23. KA Laki-laki N3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
4. AN Perempuan N45. NN Perempuan N56. KL Perempuan N67. NY Laki-laki N78. RS Laki-laki N8
3. Deskripsi Pengumpulan Data
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap
pertama adalah penyebaran tes tertulis yang merupakan alat bantu pertama.
Penyebaran soal ini dilakukan melalui izin dari wali kelas V C. Tes tertulis
dilaksanakan pada hari Senin, 6 Juli 2015 pukul 08.30 sampai dengan pukul
09.30 WIB di ruang kelas III A SDN Jetisharjo Yogyakarta. Dilanjutkan tahap
kedua yaitu melaksanakan kegiatan wawancara terhadap subjek yang terpilih.
Wawancara dilaksanakan berdasarkan kesepakatan antara peneliti dengan subjek
penelitian dengan tujuan agar kegiatan wawancara ini tidak menggangu aktivitas
subjek terwawancara. Wawancara berlangsung di sekolah SDN Jetisharjo di ruang
kegiatan. Pelaksanaan wawancara secara rinci disajikan pada Tabel 4.2
Tabel 4.2 Daftar Pelaksanaan Wawancara
No Hari/Tanggal Inisial Waktu Lokasi1. Senin, 6 Juli 2015 MZ Pukul 09.30 - 09.53 R. Kegiatan2. Senin, 6 Juli 2015 NI Pukul 10.00 - 10.02 R. Kegiatan3. Senin, 6 Juli 2015 KA Pukul 10.05 - 10.14 R. Kegiatan4. Senin, 6 Juli 2015 AN Pukul 10.15 - 10.24 R. Kegiatan5. Senin, 6 Juli 2015 NN Pukul 10.25 - 10.36 R. Kegiatan6. Senin, 6 Juli 2015 KL Pukul 10.37 - 10.42 R. Kegiatan7. Senin, 6 Juli 2015 NY Pukul 10.43 - 10.47 R. Kegiatan8. Senin, 6 Juli 2015 RS Pukul 10.50 - 11.00 R. Kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
4. Analisis Data Penelitian
Analisis data dalam penelitian dilakukan menggunakan instrumen tes
tertulis dan pedoman wawancara. Instrumen tes digunakan untuk mengetahui
deteksi miskonsepsi pada hasil pekerjaan siswa, sedangkan pedoman wawancara
digunakan untuk menggali lebih dalam miskonsepsi yang dialami oleh siswa
tersebut. Selanjutnya, analisis data digunakan untuk mengetahui jenis
miskonsepsi yang dialami oleh siswa dan mengetahui faktor-faktor penyebab
siswa mengalami miskonsepsi. Siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah
8 siswa yang terpilih berdasarkan penentuan subjek yang telah peneliti lakukan
sebelumnya. Berikut adalah pemaparan hasil analisis data terhadap kelima subjek
yang terpilih.
a. Analisis Data Subjek N1
1) Jenis Miskonsepsi
a) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
Berikut merupakan hasil tes tertulis subjek N1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Pada indikator mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
yaitu soal nomor satu, subjek N1 mengalami kesalahan. Letak
kesalahan subjek N1 adalah ketika menjawab bahwa bangun ruang
prisma ditunjukkan oleh gambar c, d, dan e. Berdasarkan jawaban
subjek N1, gambar c dan d memang bangun ruang prisma, sedangkan
gambar e adalah bangun ruang limas bukan bangun ruang prisma. Dari
jawaban tersebut dimungkinkan subjek N1 mengalami miskonsepsi.
Analisis data selanjutnya dilakukan melalui kegiatan
wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperkuat adanya
deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N1. Berikut transkrip
wawancara terhadap subjek N1.
P-04 : “ Soal ini termasuk mudah atau sulit bagimu ?”N1-04 : “ Mudah.”
P-05 :“ Nah..dari soal-soal ini yang kamu anggap mudah itu yangmana ?
N1-05 :“ Yang nomor pertama tadi, yang ini ( menunjuk soal nomorsatu).”
P-06 :“ Oh ini paling mudah ? Oke, kamu yakin dengan jawabanini ?”
N1-06 : “ Yakin.”
P-07 :“ Nah..dari bangun-bangun di atas mana sajakah yangtermasuk dalam kelompok prisma ? berikan alasanmu !Kamu menunjuk yang mana kelompok prisma ?”
N1-07 : “ C, d, e (siswa menunjuk gambar).”P-08 : “ Kamu yakin kalau c, d, e itu prisma ?”N1-08 : “ Yakin.”
P-09“ Karena c, d, e memiliki ruang, jadi disebut bangun ruang.Selain itu, alasanmu apa ? menganggap bahwa bangun c, d, eitu prisma ?”
N1-09 : “ Luas alsanya.”
P-10 :“ Oh ada luas alasnya, lalu ini namanya prisma apa ?(menunjuk gambar d).”
P-51 :“ Oh ini kamu dapet ini dari guru pas nerangin segienamgitu ? tapi sempat ta Bu N bawa alat peraga ke kelas ?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
N1-51 : “ He’em.”P-52 : “ Naa itu kamu mudeng gak disitu ?”
N1-52 :“ Iyaa.. kan ada yang bentuknya kayak gini (gambar c),kayak gini (gambar d), kayak gini ( gambar e).”
P-53 :“ Oh yaa.. berarti kamu menganggap bahwa ketiga gambardisitu adalah bener-bener prisma ?”
N1-53 : “ He’em.”
P-54 :“ Jadi kemarin bangun ruang yang Bu N bawa itumenganggap bahwa itu..”
N1-54 : “ Prisma.”P-55 : “ Oh tidak ada perbedaan ya ketiga ini ?”N1-55 : “ Enggak..”P-56 : “ Sama gitu ya.. prisma ?”N1-56 : “ Iya..”
Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N1
mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.
Subjek N1 yakin dengan jawabannya bahwa gambar e termasuk bangun
ruang prisma. Jawaban tersebut dapat dilihat pada transkrip wawancara
P-06 sampai N1-08. Gambar e merupakan bangun ruang limas bukan
bangun ruang prisma, karena bangun ruang prisma tidak memiliki titik
puncak, yang memiliki titik puncak ialah bangun ruang limas.
Pewawancara bertanya lagi mengenai alasan mengapa bangun c,
d, dan e termasuk bangun ruang prisma, jawaban tersebut dapat dilihat
pada transkrip wawancara P-09 sampai N1-09. Subjek N1 menjawab
bahwa bangun ruang prisma adalah bangun ruang yang memiliki ruang,
selain itu bangun tersebut memiliki luas alas. Bangun ruang prisma
ialah bangun ruang yang mempunyai sisi alas dan tutup sama bentuk
dan ukuran serta mempunyai sisi tegak berupa persegi atau persegi
panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Subjek N1 menunjuk gambar e adalah gambar prisma, tentu
jawaban tersebut salah. Alasan tersebut diperkuat dengan adanya hasil
wawancara dapat dilihat pada transkrip wawancara P-51 sampai N1-56.
Subjek N1 menganggap bahwa gambar c, d, dan e adalah gambar
bangun ruang prisma karena salah satu gurunya pernah membawa
contoh bangun ruang tersebut ke kelas dan subjek N1 menganggap
bahwa bangun ketiganya itu tidak memiliki perbedaan, sehingga dapat
dimungkinkan bahwa subjek N1 mengalami miskonsepsi.
Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk
mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek
N1. Berikut adalah triangulasi data.
Tabel 4.3 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N1 pada
indikator mengidentifikasi macam-macam bangun
ruang
Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N1 menjawab bahwabangun c, d, e adalah bangunruang prisma. Bangun c dan dmemang bangun ruang prisma,akan tetapi letak kesalahan yangmuncul pada subjek N1 adalahketika menganggap bahwagambar e adalah bangun ruangprisma.
Subjek N1 yakin denganjawabannya. Subjek N1mengalami kesalahan dalammengidentifikasi macam-macambangun ruang. Subjek N1menganggap bahwa gambar etermasuk kelompok bangunruang prisma.
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek
N1, diketahui bahwa subjek N1 mengalami kesalahan. Letak kesalahan
yang dialami subjek N1 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
bangun ruang prisma. Hasil tes tertulis subjek N1 mengatakan bahwa
gambar e termasuk bangun ruang prisma. Gambar e merupakan gambar
bangun ruang limas. Hasil wawancara menjelaskan bahwa subjek N1
menganggap gambar e termasuk gambar bangun ruang prisma, dengan
alasan gambar tersebut memiliki ruang dan memiliki luas alas.
Berdasarkan kedua analisis tersebut terdapat kesamaan yaitu,
sama-sama memiliki kesalahan dalam mengidentifikasi macam-macam
bangun ruang. Subjek N1 dalam soal nomor satu ini dapat dikatakan
mengalami miskonsepsi klasifikasional, karena salah dalam
mengklasifikasi atau mengelompokkan contoh gambar yang termasuk
bangun ruang prisma.
b) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N1
Pada indikator mengidentifikasi macam-mcam bangun ruang
yaitu nomor dua, subjek N1 mengalami kesalahan ketika menyebutkan
nama-nama dari bangun ruang tersebut. Subjek N1 menganggap bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
bangun ruang a adalah segitiga, bangun ruang b adalah balok persegi
panjang, bangun ruang c adalah tabung prisma, bangun ruang d adalah
segienam prisma, bangun ruang e adalah segitiga prisma, bangun ruang
f adalah segienam. Subjek N1 salah dalam menamai bangun ruang
tersebut. Gambar a adalah limas segitiga, gambar b adalah balok,
gambar c adalah tabung, gambar d adalah prisma segitiga, gambar e
adalah limas segiempat, gambar f adalah prisma segitiga, sehingga
dimungkinkan subjek N1 mengalami miskonsepsi.
Analisis data selanjutnya dilakukan berdasarkan hasil
wawancara. Kegiatan wawancara ini dilakukan untuk memperkuat
adanya deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N1. Berikut
transkrip wawancara subjek N1.
P-16 : “ Yakin bahwa ini (gambar c, d, e) prisma ?”
N1-16 : “ Ya.”
P-17 : “ Kalau ini (gambar e) namaya prisma apa ?”
N1-17 : “ Segitiga prisma.”
P-18 : “ Kenapa kamu menganggap bahwa ini segitiga prisma ?(menunjuk gambar e).”
N1-18 :
“ Kalau yang ini kan tidak ada garis kayak gininya bu,(menunjuk gambar e) terus ini juga empat, terus yang inicuman tiga (menunjuk gambar a) kalau yang ini adagarisnya bu (menunjuk gambar e).”
P-19 :“ Oh berarti kamu beranggapan bahwa prisma ada garis ditengah-tengahnya ini ?”
N1-19 : “ He’em.”
P-20 :
“ Lha kalau ini tidak ada garis tengah (menunjuk gambar cdan d), karna ini ada alas dan tutup sama, yang gambar eada garis tengah dan bisa dicari luas alasnya gitu. Berartibertiga (gambar c, d, e) kamu yakin bahwa bangun tiga ini( c, d, e) adalah prisma ?”
N1-20 : “ Iya yakin bangun prisma.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
P-21 :“ Oke yang nomor dua, ini namanya apa ? (menunjukgambar a)
N1-21 : “ Segitiga.”
P-22 : “ Coba sambil kamu tunjuk !”
N1-22 :“ a : segitiga, b : balok persegi panjang, c : tabung prisma,d : segienam prisma, e : segitiga prisma, f : segienam.”
P-23 : “ Apakah kamu..ee selalu yakin dengan jawaban ini ?”
N1-23 : “ He’em (menganggukkan kepala).”
P-24 : “ Kenapa gambar a disebut segitiga ?”
N1-24 : “ Karena ada bedanya bu, dengan e sama a.”
P-25 : “ Bedanya apa ?”
N1-25 :“ Kalau ini prisma yang ada kayak gininya ( menunjukgaris tengah di gambar e), kalau yang a tidak ada terusdisini kan cuma segitiga bukanprisma.”
P-26 :“ Oh.. berarti kamu beranggapan bahwa prisma itu yangbawahnya segiempat ?”
N1-26 “ Enggak.”
P-27 “ Lalu...?”
N1-27 “ Emm.. yang ada garisnya gini (menunjuk gambar e).”
P-28“ Oh ada garisnya ini yaa.. ada garisnya ini namanyaprisma yang punya tinggi gitu yaa.”
N1-28 “ He’em.”
P-29 “ Kalau ini tidak punya tinggi ? (gambar a)”
N1-29 “ He’em.”
P-30“ Lalu yang kedua balok persegi panjang, kenapa kamubisa menyebut balok persegi panjang ?”
N1-30“ Kan kalau balok, tulisanya balok saja kan nanti cumanbalok gitu bu. Ini kan ada panjangnya sini (menunjuk sisibalok) jadi sebutnya balok persegi panjang.”
P-31“ Kemudian ini tabung prisma, haa kenapa kamu bisamenyebutnya tabung prisma ?”
N1-31“ Kan ini termasuk prisma bu.”
P-32“ Kalau yang ini (menunjuk gambar d) segienam prisma,dengan alasan kenapa kok segienam ?”
N1-32
“ Kalau ini segienam tok (gambar f) kalau yang inisegienam prisma (gambar d) ini juga termasuk prisma(gambar c, d, f).”
P-33“ Oh berarti segienam prisma, karena punya enam sisi ?”
N1-33 “ He’em...(senyum).”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
P-34“ Oh.. gitu, oke.. Yakin ya dengan jawaban itu ?”
N1-34 “ He’em.”
Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N1
mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.
Subjek N1 menyebutkan nama gambar e adalah segitiga prisma, dengan
alasan bahwa prisma segitiga itu mempunyai garis di tengah dan
mempunyai empat sisi segitiga. Jawaban tersebut dapat dilihat pada
transkrip wawancara P-17 sampai N-20, belum tentu semua bangun
ruang yang mempunyai garis di tengah itu adalah bangun ruang prisma,
bisa jadi bangun ruang limas. Subjek N1 dimungkinkan mengalami
miskonsepsi.
Subjek N1 juga beranggapan bahwa gambar a adalah gambar
segitiga, seharusnya gambar tersebut adalah gambar limas segitiga.
Gambar b adalah balok persegi panjang, gambar c adalah tabung
prisma, gambar d adalah segienam prisma, gambar e adalah segitiga
prisma, gambar f adalah segienam. Jawaban tersebut dapat dilihat pada
transkrip wawancara P-21 sampai N-22. Subjek N1 yakin dengan
jawaban tersebut, terdapat pada transkrip wawancara P-23 sampai N-23.
Alasan yang diberikan terkait jawaban gambar a dapat dilihat
pada transkrip wawancara P-24 sampai N-29. Subjek N1 beranggapan
bahwa gambar a disebut segitiga karena tidak ada garis ditengah jadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
disebut segitiga, sedangkan gambar e adalah segitiga prisma karena
punya garis ditengah.
Alasan yang diberikan terkait gambar b, c, d, e, dan f dapat
dilihat pada transkrip wawancara P-30 sampai N-34. Subjek N1
menganggap bahwa balok dengan balok persegi panjang itu berbeda.
Balok persegi panjang mempunyai panjang, sedangkan balok hanya
balok saja. Balok ialah bangun ruang yang mempunyai sisi pesegi dan
persegi panjang. Dari jawaban tersebut dimungkinkan subjek N1
mengalami miskonsepsi.
Subjek N1 menganggap bahwa gambar d adalah gambar
segienam prisma, dengan alasan mempunyai enam sisi maka disebut
dengan segienam prisma. Nama bangun ruang ditentukan oleh alasnya,
misalnya bangun ruang prisma segitiga ialah bangun ruang yang
memiliki alas dan tutup berbentuk segitiga, bukan karena banyaknya
sisi. Dari hasil wawancara tersebut, dimungkinkan subjek N1
mengalami miskonsepsi.
Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk
mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek
N1. Berikut adalah triangulasi data.
Tabel 4.4 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N1 pada
indikator mengidentifikasi macam-macam bangun
ruang
Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N1 menganggapbahwa bangun ruang a adalahsegitiga, bangun ruang b
Subjek N1 yakin denganjawabannya. Subjek N1mengalami kesalahan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
adalah balok persegi panjang,bangun ruang c adalah tabungprisma, bangun ruang dadalah segienam prisma,bangun ruang e adalahsegitiga prisma, bangun ruangf adalah segienam.
mengidentifikasi macam-macam bangun ruang danmemberi nama pada bangunruang. Subjek N1beranggapan bahwa gambar dadalah gambar segienamprisma dengan alasan banguntersebut mempunyai enamsisi. Gambar e adalah segitigaprisma karena mempunyaigaris ditengah.
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek
N1, diketahui bahwa subjek N1 mengalami kesalahan. Letak kesalahan
yang dialami subjek N1 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam
bangun ruang prisma dan memberi nama pada masing-masing bangun
ruang. Terlihat dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara terdapat
kesamaan jawaban yaitu subjek N1 menganggap bahwa bangun ruang a
atau gambar a adalah segitiga, bangun ruang b adalah balok persegi
panjang, bangun ruang c adalah tabung prisma, bangun ruang d adalah
segienam prisma, bangun ruang e adalah segitiga prisma, bangun ruang
f adalah segienam.
Subjek N1 dalam soal nomor dua ini dapat dikatakan mengalami
miskonsepsi klasifikasional, karena subjek N1 salah dalam
mengklasifikasikan atau memberi nama pada masing-masing bangun
ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
c) Menghitung volume tabung
Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N1
Pada indikator menghitung volume tabung yaitu soal nomor
delapan, subjek N1 mengalami kesalahan. Letak kesalahan subjek N1
adalah ketika menghitung volume tabung. Kesalahan tersebut berawal
dari rumus yang subjek N1 pakai untuk menghitung volume tabung.
Subjek N1 menganggap bahwa rumus untuk menghitung volume
tabung adalah dengan menghitung diameter sisi alas dan sisi tutup
kemudian hasil itu dijumlahkan, setelah itu baru dikali tinggi tabung.
Rumus untuk menghitung volume tabung adalah V = πr²t bukan V = D
x t. Dari jawaban tersebut dimungkinkan subjek N1 mengalami
miskonsepsi.
Analisis data selanjutnya dilakukan melalui kegiatan
wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperkuat adanya
deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N1. Berikut transkrip
wawancara terhadap subjek N1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
P-63 :“Okee.. sebentar yang ini kamu mengerjakannya bagaimana? (nomor 8), ini D x t.b itu maksudnya gimana ?”
N1-63 : “ Ini kan t.b itu kan tinggi tabung.”P-64 : “ Owalah lha yang ini (15 x 2) + ( 15 x 2) itu apa ?”
N1-64 :
“ Itu kan harus dicari luas alasnya bu, jadi ini kan cumanjari-jari terus ini diameter dijadiin diameter terus ini sama inititambah (menunjuk alas dan tutup tabung) terus kali ini(menunjuk tinggi tabung).”
P-65 :“ Em.. kalau kamu ee rumus untuk volune tabung itu apa ?Apa yang kamu ketahui tentang volume tabung ?”
N1-65 : “ Luas alas x tinggi.”P-66 : “ Nah alasnya berbentuk apa dia ?”N1-66 : “ Lingkaran.”P-67 : “ Nah luas lingkaran itu rumusnya apa ?”N1-67 : “ Diameter.”P-68 : “ Diameter lalu kali tinggi gitu ?”N1-68 : “ Iya.”P-69 : “ Berarti rumus volume tabung itu ..”N1-69 : “ Diameter dikali tinggi.”
P-70 :“ Itu kamu yakin dengan itu ? Lha itu kamu dapat dari bukuatau dari Bu N atau dari internet atau dari teman atau darimana ?”
N1-70 : “ Dari diri sendiri bu.”
P-71 :“ Oh bererti kamu mencerna ini (soal nomor 8) lalu kamumenemukan rumusnya sendiri ?”
N1-71 : “ He’ee...(sambil ketawa).”P-72 : “ Oh berarti luas alasnya cuma diameter gitu ?”
N1-72 :“ Iya, jadi diameter ditambah kan tutup sama alasnya laludikali 14 (tinggi).”
Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N1
mengalami kesalahan ketika menghitung volume tabung. Subjek N1
menganggap bahwa untuk menghitung volume tabung dengan
menghitung diameter sisi alas dan sisi tutup kemudian hasil itu
dijumlahkan, setelah itu baru dikali tinggi tabung dapat dilihat pada
transkrip wawancara P-63 sampai N1-64. Rumus untuk menghitung
volume tabung adalah V = πr²t bukan V = D x t.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Subjek N1 menganggap bahwa luas lingkaran adalah diameter,
dapat dilihat pada transkrip wawancara P-65 sampai N1-67, lalu
menganggap bahwa diameter dikali tinggi itu adalah rumus volume
tabung, terdapat pada transkrip wawancara P-68 sampai N1-72. Dari
hasil wawancara tersebut dimungkinkan subjek N1 mengalami
miskonsepsi.
Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk
mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek
N1. Berikut adalah triangulasi data.
Tabel 4.5 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N1 pada
indikator menghitung volume tabung
Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N1 menganggap bahwarumus untuk menghitungvolume tabung adalah denganmenghitung diameter sisi alasdan sisi tutup kemudian hasil itudijumlahkan, setelah itu barudikali tinggi tabung.
Subjek N1 menganggap bahwaluas lingkaran adalah diameter,lalu menganggap bahwadiameter dikali tinggi itu adalahrumus volume tabung.
Berdasarkan kedua analisis tersebut terdapat kesamaan yaitu,
sama-sama memiliki kesalahan dalam menghitung volume tabung.
Subjek N1 dalam soal nomor delapan ini dapat dikatakan mengalami
miskonsepsi korelasional, karena subjek N1 masih salah dalam
menghubungkan konsep satu dengan konsep yang lain untuk
memecahkan masalah. Hal ini terlihat ketika subjek N1 salah konsep
mengenai rumus luas lingkaran, yang mana luas lingkaran tersebut akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
digunakan untuk mencari volume tabung setelah dikalikan dengan
tinggi tabung.
2) Faktor penyebab miskonsepsi
Faktor penyebab terjadinya miskonsepsi pada subjek N1 dapat
diketahui pada transkrip wawancara berikut.
P-35 :“ Dari semua yang kamu utarakan tadi, informasi yang kamudapat itu dari mana ? dari guru, dari buku, dari teman, dariorang tua atau dari internet gitu ?”
N1-35 :“ Dari bu N... sama internet bu, kalau dirumah suka mainanHP kalau pas gak adaa....”
P-36 : “ Ingetnya pas pelajaran gimana ?”N1-36 : “ Bangun datarr..”P-37 : “ Terus bu N menerangkan gimana bangun datar ?”
N1-37 :“ Perbedaan antara bangun datar prisma dengan bangundatar gak prisma, selimut itu lho.”
P-38 :“ Bangun datar prisma dengan selimut..he’e.., Oh selain ituberarti dari internet ?”
N1-38 : “ He’eh.”P-39 : “ Kamu buka internet, kamu belajar sendiri gitu ?”N1-39 : “ He’em”
P-40 :“ Oh ketika kamu mengerjakan ini kamu keinget pelajaranBu N sama..?”
N1-40 : “ Waktu di Internet.”
P-41 :“ Tapi lebih banyak yang mana ? yang kamu inget dipelajaran Bu N atau di internet ?”
N1-41 :“ Bu N.. yang internet cuman buat kalau kurang mengertigitu dicari di lagi.”
P-42 :
“ Oh lha yang dari guru itu, waktu menerangkan yang sepertiapa kok kamu bisa... apakah Bu N tidak pernahmenerangkan kalau ini namanya prisma segtiga gitu ? apamenerangkan segitiga prisma gitu ?”
N1-42 : “ Enggak..”P-43 : “ Enggak gimana maksudnya ?”N1-43 : “ Belum pernah gitu.”P-44 : “ Yang kamu ingat apa dari Bu N pas menerangkan ?”
N1-44 :“ Misalnya kalau segienam itu ya segienam gitu tidakdisebutin prismanya.”
P-69 : “ Berarti rumus volume tabung itu ..”N1-69 : “ Diameter dikali tinggi.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
P-70 :“ Itu kamu yakin dengan itu ? Lha itu kamu dapat dari bukuatau dari Bu N atau dari internet atau dari teman atau darimana ?”
N1-70 : “ Dari diri sendiri bu.”P-73 : “ Itu rumus dari dirimu sendiri ?”N1-73 : “ Iya..”P-74 : “ Tidak dari teman atau internet gitu ? “N1-74 : “ Enggak.”P-75 : “ Kamu sering belajar gak dirumah ?”
N1-75 :“ Kalau pas lagi males-malesan gitu bukak buku kalau gakbuka internet gitu aja bu.”
P-76 : “ Oh tapi sering latihan soal ?”N1-76 : “ Kadang.”
P-77 :“ Kalau dari ini kamu cintamu terhadap Matematikaseberapa ? Berapa persen kalau kita total 100% ?”
N1-77 : “ 70%.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas P-35 sampai N1-44, subjek
N1 mendapatkan informasi terkait bangun ruang adalah dari guru dan
internet. Selain itu, transkrip wawancara P-69 sampai N1-74, subjek N1
mendapatkan rumus untuk menghitung volume tabung dari dirinya
sendiri. Subjek N1 cukup menyukai Matematika, akan tetapi subjek N1
tidak sering latihan soal di rumah, subjek N1 seringnya buka internet,
dapat dilihat pada transkrip wawancara P-75 sampai N1-77. Beberapa
alasan tersebut dapat berdampak pada subjek N1 untuk mengalami
miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
b. Analisis Data Subjek N2
1) Jenis Miskonsepsi
a) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
Berikut merupakan hasil tes tertulis subjek N2
Pada indikator mengidentifikasi macam-mcam bangun ruang
yaitu nomor dua, subjek N2 mengalami kesalahan ketika menyebutkan
nama-nama dari bangun ruang tersebut. Subjek N1 menganggap bahwa
bangun ruang a adalah kerucut, bangun ruang b adalah balok, bangun
ruang c adalah tabung, dan bangun yang lain tidak disebutkan namanya
atau tidak di isi. Subjek N2 salah dalam menamai bangun ruang
tersebut. Gambar a adalah limas segitiga bukan bangun kerucut,
sehingga dimungkinkan subjek N2 mengalami miskonsepsi.
Analisis data selanjutnya dilakukan berdasarkan hasil
wawancara. Kegiatan wawancara ini dilakukan untuk memperkuat
adanya deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N2. Berikut
transkrip wawancara subjek N2.
P-04 :“ Coba ini nomor dua, coba kamu sebutkan nama-namabangun ruang di atas!”
N2-04 :“ Emm.. ini kerucut (menunjuk gambar a pada nomor satu),balok (menunjuk gambar b), tabung (menunjuk gambar c),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
prisma segitiga (menunjuk gambar d), kerucut (menunjukbangun e), prisma segitiga (menunjuk gambar f).”
P-05 : “ Kamu yakin ? ”N2-05 : “ Iya.. bu. ”
P-06 :“ Ini bangun apa ? (pewancara menunjuk gambar a dan epada gambar nomor satu) ”
N2-06 : “ Ini kerucut bu.”P-07 : “ Mengapa ini kamu sebut bangun kerucut ?”N2-07 : “ Karena ada segitiganya bu. ”
P-08 :“ Oh.. berarti kalau ada segitiga itu mananya kerucut ?”
N2-08 : “ Iya bu...”
Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N2
mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi macam-macam bangun
ruang. Subjek N2 menyebutkan nama gambar a adalah kerucut dan
gambar e juga kerucut. Jawaban tersebut dapat dilihat pada transkrip
wawancara P-04 sampai N2-04. Subjek N2 juga yakin dengan jawaban
tersebut, setelah ditanya kedua kalinya subjek N2 tetap menjawab
bahwa gambar a dan gambar e adalah kerucut, jawaban dapat dilihat
pada transkrip wawancara P-05 sampai N2-06. Subjek N2 beranggapan
bahwa kerucut adalah bangun ruang yang mempunyai segitiga, terdapat
pada transkrip wawancara P-07 sampai N2-07. Bangun ruang kecucut
adalah bangun ruang yang dibatasi oleh lingkaran pada bidang alasnya,
sedangkan gambar a dan gambar e alasnya adalah segitiga dan
segiempat. Dengan demikian, subjek N2 dimungkinkan mengalami
miskonsepsi.
Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk
mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek
N2. Berikut adalah triangulasi data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 4.6 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N2 pada
indikator mengidentifikasi macam-mcam bangun
ruang
Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N2 menganggap bahwagambar a pada soal nomor satuadalah gambar kerucut.
Subjek N2 menganggap bahwagambar a dan gambar e adalahkerucut.
Berdasarkan kedua analisis tersebut terdapat kesamaan yaitu,
sama-sama memiliki kesalahan dalam mengidentifikasi macam-macam
bangun ruang dan memberi nama pada masing-masing bangun ruang.
Subjek N2 dalam soal nomor dua ini dapat dikatakan mengalami
miskonsepsi klasifikasional, karena subjek N2 salah dalam
mengklasifikasikan atau memberi nama pada masing-masing bangun
ruang, yaitu dengan memberi nama pada gambar a dan e dengan nama
kerucut.
2) Faktor penyebab miskonsepsi
Faktor penyebab terjadinya miskonsepsi pada subjek N2 dapat
diketahui pada transkrip wawancara berikut.
P-02 : “ Apakah kamu suka Matematika ?”N2-02 : “ Lumayan sih bu.”
P-03 :“ Kalau ibu presentase yang suka sekali Matematika itu100%, kamu kira-kira berapa persen ?”
N2-03 “ 80% bu.”
P-08 : “ Oh.. berarti kalau ada segitiga itu mananya kerucut ?”N2-08 : “ Iya bu...”P-09 : “ Kamu belajar dari mana ?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
N2-09 : “ Dari baca-baca buku.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas P-02 sampai N2-03, subjek
N2 cukup menyukai Matematika. Subjek N2 belajar dari membaca
buku, jawaban dapat dilihat pada transkrip wawancara P-09 sampai N2-
09. Dari kedua jawaban tersebut diketahui faktor penyebab subjek N2
mengalami miskonsepsi dapat dimungkinkan berasal dari buku.
c. Analisis Data Subjek N3
1) Jenis Miskonsepsi
a) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N3
Pada indikator mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
yaitu soal nomor satu, subjek N3 mengalami kesalahan. Letak
kesalahan subjek N3 adalah ketika menjawab bahwa bangun ruang
prisma ditunjukkan oleh gambar a, f, c dan d. Berdasarkan jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
subjek N3, gambar f, c, dan d memang bangun ruang prisma,
sedangkan gambar a adalah bangun ruang limas bukan bangun ruang
prisma. Dari jawaban tersebut dimungkinkan subjek N3 mengalami
miskonsepsi.
Analisis data selanjutnya dilakukan melalui kegiatan
wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperkuat adanya
deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N3. Berikut transkrip
wawancara terhadap subjek N3.
P-09 : “Buku… nah, nomor 1, kamu memilih mana ini? Cobaditunjuk, milih?”
N3-09 : “A, C, F.”
P-10 : “A, C, F, yakin kalau ini?”
N3-10 : “Sama D. Maksudnya sama D.”
P-11 : “Oh, sama D. Berarti kamu yakin kalau ini tuh bangunruang prisma?”
N3-11 : “Hm” (sambil mengangguk).
P-21 : “Insyaallah yakin. Alasanmu apa to kok itu dipilihsebagai prisma?”
N3-21 : “Soalnya ada ruangnya.”
P-22 : “Ada ruangnya. Berarti bangun prisma itu termasukbangun ruang?Ada ruangannya?”
N3-22 : (mengangguk).
P-23 : “Lha ini juga ada ruangannya (sambil menunjukgambar), ruangannya, ruangannya, ruangannya, semua(sambil menunjuk gambar satu per satu). Kenapa kamuhanya memilih A, F, C?”
N3-23 : “Lha itu soalnya yang sering tampil di buku.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
P-24 : “Itu yang sering tampil di buku. Berarti itu termasukprisma?”
N3-24 : (mengangguk).
Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N3
mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.
Subjek N3 yakin dengan jawabannya bahwa gambar a, c, f, dan d
adalah bangun ruang prisma. Jawaban tersebut dapat dilihat pada
transkrip wawancara P-09 sampai N3-11. Gambar a merupakan bangun
ruang limas bukan bangun ruang prisma, karena bangun ruang prisma
tidak memiliki titik puncak, yang memiliki titik puncak ialah bangun
ruang limas.
Pewawancara bertanya lagi mengenai alasan mengapa bangun a,
f, dan c termasuk bangun ruang prisma, jawaban tersebut dapat dilihat
pada transkrip wawancara P-21 sampai N3-24. Subjek N3 menjawab
bahwa bangun ruang prisma adalah bangun ruang yang memiliki ruang.
Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk
mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek
N3. Berikut adalah triangulasi data.
Tabel 4.7 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N3 pada
indikator mengidentifikasi macam-macam bangun
ruang
Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N3 menjawab bahwabangun a, f, c, dan d adalah
Subjek N3 yakin denganjawabannya. Subjek N3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
bangun ruang prisma. Bangun f, cdan d memang bangun ruangprisma, letak kesalahan yangmuncul pada subjek N3 adalahketika menganggap bahwagambar a adalah bangun ruangprisma.
mengalami kesalahan dalammengidentifikasi macam-macam bangun ruang. SubjekN3 menganggap bahwagambar a termasuk kelompokbangun ruang prisma karenabangun tersebut memilikiruang.
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek
N3, diketahui bahwa subjek N3 mengalami kesalahan. Letak kesalahan
yang dialami subjek N3 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam
bangun runag prisma. Hasil tes tertulis subjek N3 mengatakan bahwa
gambar a termasuk bangun ruang prisma. Gambar a merupakan gambar
bangun ruang limas. Hasil wawancara menjelaskan bahwa subjek N3
menganggap gambar a termasuk gambar bangun ruang prisma, dengan
alasan gambar tersebut memiliki ruang.
Berdasarkan kedua analisis tersebut terdapat kesamaan yaitu,
sama-sama memiliki kesalahan dalam mengidentifikasi macam-macam
bangun ruang. Subjek N3 dalam soal nomor satu ini dapat dikatakan
mengalami miskonsepsi klasifikasional, karena salah dalam
mengkalsifikasi atau mengelompokkan contoh gambar yang termasuk
bangun ruang prisma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
b) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N3
Pada indikator mengidentifikasi macam-mcam bangun ruang
yaitu nomor dua, subjek N3 mengalami kesalahan ketika menyebutkan
nama-nama dari bangun ruang tersebut. Subjek N3 menganggap bahwa
bangun ruang a adalah segitiga, bangun ruang b adalah persegi panjang
prisma, bangun ruang c adalah tabung, bangun ruang d adalah segitiga
tiga sisi, bangun ruang e adalah segitiga sembarang, bangun ruang f
adalah segitiga sama sisi (prisma). Subjek N3 salah dalam memberi
nama pada masing-masing bangun ruang tersebut. Gambar a adalah
limas segitiga, gambar b adalah balok, gambar c adalah tabung, gambar
d adalah prisma segitiga, gambar e adalah limas segiempat, gambar f
adalah prisma segitiga, sehingga dimungkinkan subjek N3 mengalami
miskonsepsi.
Analisis data selanjutnya dilakukan berdasarkan hasil
wawancara. Kegiatan wawancara ini dilakukan untuk memperkuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
adanya deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N3. Berikut
transkrip wawancara subjek N3.
P-12 : “Kalau ini, yang A, namanya apa?”
N3-12 : “Segitiga.”
P-13 : “Segitiga. Lalu, yang B?”
N3-13 : “Persegi panjang.”
P-14 : “Persegi panjang. Yang C?”
N3-14 : “Balok, eh, tabung.”
P-15 : “D?”
N3-15 : “Itu segitiga sama selimut, luasnya.”
P-16 : “Namanya bangun ruang apa? Segitiga selimut, gitu?”
N3-16 : “Hm” (sambil mengangguk kecil).
P-16 : “Segitiga selimut. Kemudian, yang E? Ini, di sini apa?”
N3-17 : “Ha itu, sembarang paling… oh, sama sisi.”
P-18 : “Segitiga sama sisi. Terus?”
N3-18 : “Yang ini (sambil menunjuk bangun ruang yangdimaksud). Ini segitiga sama sisi.”
P-19 : “Sisi (mengikuti ucapan murid), prisma. Berarti ini kamuyakin kalau ini tuh namanya segitiga?
N3-19 : “Hm” (sambil mengangguk kecil).
P-20 : “Tapi, kamu juga yakinkah kalau ini… ini termasukprisma?”
N3-20 : “Insyaallah yakin.”
P-50 : “Lalu, ini namanya? Namanya apa tadi yang D? Manayang… (menyodorkan gambar)?”
N3-50 : (menunjuk salah satu gambar)
P-51 : “Namanya?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
N3-51 : “Segitiga sisi.”
P-52 : “Segitiga sisi?”
N3-52 : “Tiga sisi.”
P-53 : “Segitiga tiga sisi?”
N3-53 : (menangguk).
P-54 : “Kenapa kok bisa disebut segitiga tiga sisi?”
N3-54 : “Karena memiliki tiga sisi. Karena memiliki tiga sisinya.”
P-55 : “Mana sisinya?”
N3-55 : “Satu… dua… tiga… (sambil menunjuk satu per satu).”
P-56 : “Oh, yang samping-samping itu?”
N3-56 : “Hm” (sambil mengangguk).
P-57 : “Satu, dua, tiga, makanya dimanakan segitiga tiga sisi?”
N3-57 : “Sisi (menirukan ucapan guru sambil mengangguk).”
Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N3
mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.
Subjek N3 menyebutkan nama bangun ruang a adalah segitiga, bangun
ruang b adalah persegi panjang prisma, bangun ruang c adalah tabung,
bangun ruang d adalah segitiga selimut, bangun ruang e adalah segitiga
sama sisi, bangun ruang f adalah segitiga sembarang. Jawaban tersebut
dapat dilihat pada transkrip wawancara P-12 sampai N3-20.
Jawaban tersebut diperkuat dengan transkrip hasil wawancara P-
50 sampai N3-57. Subjek N3 beranggapan bahwa gambar d adalah
segitiga tiga sisi karena mempunyai tiga sisi. Dengan demikian, subjek
N3 dimungkinkan mengalami miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk
mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek
N3. Berikut adalah triangulasi data.
Tabel 4.8 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N3 pada
indikator mengidentifikasi macam-macam bangun
ruang
Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N3 menganggap bahwabangun ruang a adalah segitiga,bangun ruang b adalah persegipanjang prisma, bangun ruang cadalah tabung, bangun ruang dadalah segitiga tiga sisi, bangunruang e adalah segitigasembarang, bangun ruang f adalahsegitiga sama sisi (prisma).
Subjek N3 menyebutkan namabangun ruang a adalah segitiga,bangun ruang b adalah persegipanjang prisma, bangun ruangc adalah tabung, bangun ruangd adalah segitiga selimut,bangun ruang e adalah segitigasama sisi, bangun ruang fadalah segitiga sembarang.
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek
N3, diketahui bahwa subjek N3 mengalami kesalahan. Letak kesalahan
yang dialami subjek N3 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam
bangun ruang prisma dan memberi nama pada masing-masing bangun
ruang. Terlihat dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara terdapan
kesamaan jawaban yaitu subjek N3 menganggap bahwa bangun ruang a
atau gambar a adalah segitiga, bangun ruang b adalah persegi panjang
prisma, dan bangun ruang c adalah tabung. Dengan demkian, subjek N3
dimungkinkan mengalami miskonsepsi.
Jawaban pada hasil tes tertulis dan hasil wawancra terdapat
perbedaan. Subjek N3 pada hasil tes tertulis untuk gambar d menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
dengan nama segitiga tiga sisi, di hasil wawancara menjawab dengan
nama segitiga selimut. Gambar e pada hasil tes tertulis disebut dengan
nama segitiga sembarang dan pada hasil wawancara disebutkan dengan
nama segitiga sama sisi. Untuk gambar f pada hasil tes tertulis disebut
dengan nama segitiga sama sisi dan pada hasil wawancara disebut
dengan nama segitiga sembarang. Dengan demikian, subjek N3
dimungkinkan belum paham dengan nama-nama bangun ruang tersebut
karena masih salah.
2) Faktor penyebab miskonsepsi
Faktor penyebab terjadinya miskonsepsi pada subjek N3 dapat
diketahui pada transkrip wawancara berikut.
P-03 : “Oh, tidak ada persiapan, ya. Lalu dari… apakah kamu itusuka Matematika?”
N3-03 : “Nggak begitu.”
P-04 : “Kalau ibu total 100%, ya, kamu kira-kira berapa persen?Suka Matematika. 100% itu berarti suka sekali samaMatematika. Sekitar berapa persen?”
N3-04 : “60%”
P-05 : “60% suka Matematika. Nah, dari soal ini, apakah kamuanggap soal ini termasuk soal mudah atau sulit?”
N3-05 : “Sulit.”
P-06 : “Sulit. Apa yang membuat kamu sulit?”
N3-06 : “Bingung.”
P-07 : “Bingung. Selain itu? Kenapa kamu bisa bingung?Padahal kan udah pernah materi ini, kan?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
N3-07 : “Lha, lupa.”
P-08 : “Lupa? Lalu ketika kamu mengerjakan ini apa yangkamu ingat? Pelajarannya Bu N, atau di internet, ataubuku, atau apa?”
N3-08 : “Buku sama pelajarannya Bu N.”
P-66 : “Oh, bangun ruang. Berarti itu termasuk segitiga, gituya?Oke, berarti kebanyakan kamu belajar ini itu, paskalau kamu mengerjakan itu, yang kamu ingat itu darimana?Dari buku, dari pelajaran di kelas, atau dariinternet, atau dari dirimu sendiri?”
N3-66 : “Biasanya dari buku.”
P-67 : “Dari buku?”
N3-67 : “Hm” (mengangguk).
P-68 : “Oke, ya sudah. Oke, terima kasih.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas P-03 sampai N3-08,
subjek N3 cukup menyukai Matematika. Subjek N3 merasa soal yang
dia kerjakan tergolong sulit, subjek N3 teringat dengan pelajaran
yang disampaikan oleh gurunya dan baca dari buku. Faktor penyebab
miskonsepsi diperkuat lagi dengan hasil transkrip wawancara pada P-
66 sampai N3-67. Subjek N3 biasanya mendapatkan informasi
tentang bangun ruang dari buku. Kedua alasan tersebut dapat
mengakibatkan subjek N3 mengalami miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
d. Analisis Data Subjek N4
1) Jenis Miskonsepsi
a) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N4.
Pada indikator mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
yaitu soal nomor satu, subjek N4 mengalami kesalahan. Letak
kesalahan subjek N4 adalah ketika menjawab bahwa bangun ruang
prisma ditunjukkan oleh gambar a, d, e dan f. Berdasarkan jawaban
subjek N4, gambar d dan f memang bangun ruang prisma, sedangkan
gambar a dan e adalah bangun ruang limas bukan bangun ruang prisma.
Bangun ruang prisma adalah bangun ruang yang mempunyai sisi alas
dan tutup yang sama sedangkan gambar a dan e tidak memiliki tutup,
tetapi memiliki titik puncak.. Dari jawaban tersebut dimungkinkan
subjek N4 mengalami miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Analisis data selanjutnya dilakukan melalui kegiatan
wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperkuat adanya
deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N4. Berikut transkrip
wawancara terhadap subjek N4.
P-11 : “Oh, gitu. Oke, ibu tanya ya. Nomor 1, kamu menjawabmana? A, D, E, F. Yakin dengan jawaban ini?”
N4-11 : “Yakin.”
P-12 : “Prisma alasnya berbentuk segitiga, bukan persegi danlingkaran. Bukan persegi dan lingkaran.Ini berarti bukantermasuk prisma, ya? (sambil menunjuk gambar). Duaini?”
N4-12 : (menggeleng)
P-13 : “Berarti yang termasuk prisma itu yang ini (sambilmenunjuk gambar)?”
N4-13 : “He eh” (mengangguk).
P-14 : “A, D, E, F. Lha, kenapa kamu… ini termasuk prisma?”
N4-14 : “Ya karena prisma tuh alasnya bukan lingkaran samapersegi panjang. Segitiga.”
Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N4
mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.
Subjek N4 yakin dengan jawabannya bahwa gambar a dan e termasuk
bangun ruang prisma. Subjek N4 menganggap bahwa bangun ruang
prisma adalah bangun yang mempunyai alasnya bukan berbentuk
lingkaran dan persegi panjang. Jawaban tersebut dapat dilihat pada
transkrip wawancara P-11 sampai N4-14. Gambar a dan e merupakan
bangun ruang limas bukan bangun ruang prisma, karena bangun ruang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
prisma tidak memiliki titik puncak, bangun ruang prisma ialah bangun
yang mempunyai alas dan tutup sama bentuk dan ukuran.
Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk
mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek
N4. Berikut adalah triangulasi data.
Tabel 4.9 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N4 pada
indikator mengidentifikasi macam-macam bangun
ruang
Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N4 menjawab bahwabangun a, d, e, dan f adalahbangun ruang prisma. Bangun ddan f memang bangun ruangprisma, letak kesalahan yangmuncul pada subjek N4 adalahketika menganggap bahwagambar a dan e adalah bangunruang prisma.
Subjek N4 yakin denganjawabannya. Subjek N4mengalami kesalahan dalammengidentifikasi macam-macam bangun ruang. SubjekN4 menganggap bahwagambar a dan e termasukkelompok bangun ruangprisma.
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek
N4, diketahui bahwa subjek N4 mengalami kesalahan. Letak kesalahan
yang dialami subjek N4 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam
bangun runag prisma. Hasil tes tertulis subjek N1 mengatakan bahwa
gambar a dan e termasuk bangun ruang prisma. Sedangkan menurut
teori gambar a dan e merupakan gambar bangun ruang limas. Hasil
wawancara menjelaskan bahwa subjek N4 menganggap gambar a dan e
termasuk gambar bangun ruang prisma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Berdasarkan kedua analisis tersebut terdapat kesamaan yaitu,
sama-sama memiliki kesalahan dalam mengidentifikasi macam-macam
bangun ruang. Subjek N4 dalam soal nomor satu ini dapat dikatakan
mengalami miskonsepsi klasifikasional, karena salah dalam
mengkalsifikasi atau mengelompokkan contoh gambar yang termasuk
bangun ruang prisma.
b) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N4.
Pada indikator mengidentifikasi macam-mcam bangun ruang
yaitu nomor dua, subjek N4 mengalami kesalahan ketika menyebutkan
nama-nama dari bangun ruang tersebut. Subjek N4 menganggap bahwa
bangun ruang a adalah segitiga, bangun ruang b adalah persegi panjang,
bangun ruang c adalah tabung, bangun ruang d adalah belah ketupat,
bangun ruang e adalah prisma, bangun ruang f adalah prisma segitiga.
Subjek N4 salah dalam menamai bangun ruang tersebut.
Gambar a seharusnya limas segitiga, gambar b adalah balok, gambar d
adalah prisma segitiga, gambar e adalah limas segiempat, dan gambar f
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
adalah prisma segitiga, sehingga dimungkinkan subjek N4 mengalami
miskonsepsi.
Analisis data selanjutnya dilakukan berdasarkan hasil
wawancara. Kegiatan wawancara ini dilakukan untuk memperkuat
adanya deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N4. Berikut
transkrip wawancara subjek N4.
P-19 : “…, tapi lupa. Lalu ini namanya apa? Yang A,namanya?Segitiga.B persegi panjang, tabung, D belahketupat?E prisma, prisma segitiga (membacakan jawabanmurid).Kenapa kamu bisa ngomong ini, ini segitiga?”
N4-19 : “Karena… dia bentuknya seperti segitiga, bangunsegitiga.”
P-20 : “Berarti itu… tapi, itu termasuk prisma, ya?”
N4-20 : “Ya” (mengangguk).
P-21 : “Karena ini kamu milih prisma to?”
N4-21 : (mengangguk).
P-22 : “Yakin dengan itu?”
N4-22 : “Yakin” (sambil tertawa).
P-23 : “Terus ini D, belah ketupat?”
N4-23 : (berpikir)
P-24 : “Belah ketupat?”
N4-24 : (mengangguk sambil tertawa).
P-25 : “Yakin?”
N4-25 : “Yakin.”
P-26 : “Yakin, berarti kalau D itu belah ketupat, itu jugatermasuk prisma?”
N4-26 : “Termasuk” (mengangguk).
P-27 : “Oke. Kalau ini yang… E itu juga prisma?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
N4-27 : (mengangguk).
P-28 : “Kenapa alasanmu kok memilih itu prisma?”
N4-28 : “Karena pernah diterangin sama guru, digambarin dipapan tulis tuh kayaknya bentuknya seperti itu.”
P-29 : “Pernah to Bu N bawa ke kelas bangun-bangun itu?”
N4-29 : (mengangguk).
P-30 : “Kamu inget nggak?”
N4-30 : (menggeleng).
P-31 : “Oh, berarti pernah ya gurunya. Ini… apa, bangun itunamanya prisma gitu, pas di kelas. Ho oh?”
N4-31 : (mengangguk).
P-32 : “Berarti pas di kelas ya itu prisma, itu ya. Kalau yang ini,kamu, di sebut apa ini? (menunjuk soal)”
N4-32 : “Persegi panjang.”
P-33 : “Persegi panjang. Alasanmu apa? Alasanmu apa?”
(Guru berbicara sebentar dengan orang lain.)
P-34 : “Piye, ini termasuk persegi panjang?”
N4-34 : “Iya.”
P-35 : “Apa alasanmu memilih itu persegi panjang?”
N4-35 : “Karena persegi panjang tuh sisinya tegak.”
Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N4
mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi macam-macam bangun
ruang. Subjek N4 menyebutkan nama gambar a adalah segitiga, dengan
alasan bahwa bangun tersebut (gambar a) bentuknya segitiga. Jawaban
tersebut dapat dilihat pada transkrip wawancara P-19 sampai N4-22.
Subjek N4 menganggap bahwa gambar d adalah gambar belah ketupat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
jawaban tersebut dapat dilihat pada transkrip wawancara P-23 sampai
N4-26. Subjek N4 menganggap bahwa gambar e termasuk prisma,
dengan alasan guru sudah perbah membawa contoh bangun ruang
tersebut ke dalam kelas. Jawaban tersebut dapat dilihat pada transkrip
wawancara P-27 sampai N4-31. Subjek N4 menganggap bahwa gambar
b adalah gambar persegi panjang dengan alasan karena persegi panjang
itu sisinya tegak. Jawaban tersebut dapat dilihat pada transkrip
wawancara P-32 sampai N4-35. Dari hasil wawancara tersebut,
dimungkinkan subjek N4 mengalami miskonsepsi. Bangun segitiga dan
persegi panjang itu bukan termasuk bangun ruang melainkan bangun
datar.
Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk
mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek
N4. Berikut adalah triangulasi data.
Tabel 4.10 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N4 pada
indikator mengidentifikasi macam-macam bangun
ruang
Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N4 menganggap bahwabangun ruang a adalah segitiga,bangun ruang b adalah persegipanjang, bangun ruang c adalahtabung, bangun ruang d adalahbelah ketupat, bangun ruang eadalah prisma, bangun ruang fadalah prisma segitiga.
Subjek N4 yakin denganjawabannya. Subjek N4mengalami kesalahan dalammengidentifikasi macam-macam bangun ruang danmemberi nama pada bangunruang. Subjek N4 beranggapanbahwa gambar a adalah adalahsegitiga, bangun ruang badalah persegi panjang, bangunruang d adalah belah ketupat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
bangun ruang e adalah prisma.
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek
N4, diketahui bahwa subjek N4 mengalami kesalahan. Letak kesalahan
yang dialami subjek N4 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam
bangun ruang prisma dan memberi nama pada masing-masing bangun
ruang. Terlihat dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara terdapat
kesamaan jawaban yaitu subjek N4 menganggap bahwa bangun ruang a
atau gambar a adalah segitiga, bangun ruang b adalah persegi panjang,
dan bangun ruang e adalah prisma.
Subjek N4 dalam soal nomor dua ini dapat dikatakan mengalami
miskonsepsi klasifikasional, karena subjek N4 salah dalam
mengklasifikasikan atau memberi nama pada masing-masing bangun
ruang.
c) Mengidentifikasi bangun ruang prisma
Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Pada indikator mengidentifikasi bangun ruang prisma yaitu soal
nomor tiga, subjek N4 mengalami kesalahan. Letak kesalahan subjek
N4 adalah ketika menjawab bahwa bangun yang sesuai dengan ciri-ciri
yang dipaparkan di soal nomor tiga adalah persegi panjang akan tetapi
gambar yang dibuat oleh subjek N4 adalah gambar balok. Dari jawaban
tersebut dimungkinkan subjek N4 mengalami miskonsepsi.
Analisis data selanjutnya dilakukan melalui kegiatan
wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperkuat adanya
deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N4. Berikut transkrip
wawancara terhadap subjek N4.
P-32 : “Berarti pas di kelas ya itu prisma, itu ya. Kalau yang ini,kamu, di sebut apa ini? (menunjuk soal)”
N4-32 : “Persegi panjang.”
P-33 : “Persegi panjang. Alasanmu apa? Alasanmu apa?”
(Guru berbicara sebentar dengan orang lain.)
P-34 : “Piye, ini termasuk persegi panjang?”
N4-34 : “Iya.”
P-35 : “Apa alasanmu memilih itu persegi panjang?”
N4-35 : “Karena persegi panjang tuh sisinya tegak.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
P-36 : “Karena persegi panjang itu sisinya tegak. Oh, berarti ini?Pernyataan yang kedua ini? (menggarisbawahi lembar)”
N4-36 : (mengangguk).
P-37 : “Sisi tegak, berbentuk persegi panjang, makanya kamulangsung memilih persegi panjang?”
N4-37 : “Iya.”
P-38 : “Coba lihat gambarnya. Oh, berarti ini termasuk persegipanjang?”
N4-37 : (mengangguk).
Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N4
mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.
Subjek N4 menyebutkan nama bangun yang sesuai dengan soal nomor
tiga adalah bangun persegi panjang. Subjek N4 menggambar bangun
ruang balok dan dianggapnya sudah sesuai ciri-ciri pada nomor soal
tiga. Subjek N4 menganggap bahwa persegi panjang itu mempunyai sisi
tegak berbentuk persegi panjang sehingga namanya perseg panjang.
Jawaban tersebut dapat diihat pada transkrip wawancara P-32 sampai
N4-37. Ciri-ciri bangun yang dipaparkan di soal nomor tiga tersebut
adalah bangun ruang prisma segitiga bukan persegi panjang. Dengan
demikian, subjek N4 dimungkinkan mengalami miskonsepsi.
Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk
mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek
N4. Berikut adalah triangulasi data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tabel 4.11 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N4 pada
indikator mengidentifikasi bangun ruang prisma
Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N4 menjawab bahwabangun yang sesuai dengan ciri-ciri yang dipaparkan di soalnomor tiga adalah persegipanjang akan tetapi gambar yangdibuat oleh subjek N4 adalahgambar balok.
Subjek N4 bangun yang sesuaidengan soal nomor tiga adalahbangun persegi panjang. SubjekN4 menggambar bangun ruangbalok dan dianggapnya sudahsesuai ciri-ciri pada nomor soaltiga. Subjek N4 menganggapbahwa persegi panjang itumempunyai sisi tegak berbentukpersegi panjang sehingganamanya perseg panjang.
Berdasarkan kedua analisis tersebut terdapat kesamaan yaitu,
sama-sama memiliki kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang
prisma. Subjek N4 dalam soal nomor tiga ini dapat dikatakan
mengalami miskonsepsi teoritik, karena salah dalam menyimpulkan
konsep berdasarkan fakta, yaitu konsep tentang bangun ruang prisma
segitiga.
2) Faktor penyebab miskonsepsi
Faktor penyebab terjadinya miskonsepsi pada subjek N4 dapat
diketahui pada transkrip wawancara berikut.
P-04 : “Oh, pagi tadi belajar, ya? Oke. Kalau dari ini… kamuanggap susah atau mudah to? Soal ini.”
N4-04 : “Bisa dibilang susah, bisa dibilang nggak. Ada yang susah,ada yang nggak.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
P-05 : “Lebih berat yang mana persentasenya? Kalau itu kanberarti 50% susah, 50% mudah. Nah, yang paliiing… yangpaling banyak itu ke susahnya atau ke mudahnya?”
N4-05 : “Ke susahnya” (sambil tertawa).
P-06 : “Ke susahnya. Oke. Kalau kamu itu sebenarnya sukaMatematika tidak?”
N4-06 : (Tertawa) “Nggak begitu.”
P-07 : “Nggak begitu. Kalau ibu total 100% gitu, sukaMatematika ya, yang sukaaa banget berarti 100% ya.KalauAndra itu kira-kira berapa persen suka Matematika?”
N4-07 : “50.”
P-08 : “50% suka Matematika. Lha kenapa alasanmu kok cumasetengah-setengah suka Matematika itu?”
N4-08 : “Ya… gimana ya.”
P-09 : “Apa kamu nggak minat belajar Matematika?”
N4-09 : “Ya minat, tapi…” (tersenyum).
P-10 : “Susah, gitu ya?”
N4-10 : “Iya.”
P-15 : “Hm. Kamu dapat informasi itu… apa… dari mana? Daribuku, atau dari gurumu, atau dari orangtua, atau dariinternet gitu?”
N4-15 : “Dariku sendiri” (sambil tersenyum).
P-16 : “Dari dirimu sendiri?”
N4-16 : “He eh” (mengangguk).
P-17 : “Berarti dari belajarmu sendiri?”
N4-17 : “He eh” (mengangguk).
P-18 : “Kalau pas gurunya menerangkan di kelas gitu,bagaimana?”
N4-18 : (Tertawa) “Ya perhatikan, tapi lupa.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
P-47 : (tertawa) “Oke. Tapi, kalau ini kamu dapet dari mana ini?Ini kok namanya persegi panjang?”
N4-47 : (tersenyum).
P-48 : “Dari buku atau dari guru atau dari internet?”
N4-48 : “Internet.”
P-49 : “Dari internet. Oh, persegi panjang itu termasuk bangunruang, terus dari internet?”
N4-49 : “Iya (lirih).”
Berdasarkan hasil wawancara di atas P-04 sampai N4-10,
terlihat bahwa subjek N4 cukup menyukai Matematika. Transkrip
wawancra P-15 sampai N4-18 menggambarkan bahwa subjek N4
mendapatkan informasi tentang macam-macam bangun ruang adalah
dari dirinya sendiri. Untuk informasi tentang persegi panjang adalah
dari internet. Dari beberapa jawaban tersebut, penyebab pemahaman
konsep yang salah ini disebabkan karena subjek N4 belajar dari
pengalaman dirinya sendiri dan dari internet. Hal inilah yang dapat
mengakibatkan subjek N4 mengalami miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
e. Analisis Data Subjek N5
1) Jenis Miskonsepsi
a) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
Berikut merupakan hasil tes tertulis subjek N5
Pada indikator mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
yaitu soal nomor satu, subjek N5 mengalami kesalahan. Letak
kesalahan subjek N5 adalah ketika menjawab bahwa bangun ruang
prisma ditunjukkan oleh gambar a, d, e dan f. Berdasarkan jawaban
subjek N5, gambar d dan f memang bangun ruang prisma, sedangkan
gambar a dan e adalah bangun ruang limas bukan bangun ruang prisma.
Bangun ruang prisma adalah bangun ruang yang mempunyai sisi alas
dan tutup yang samabentuk dan ukuran, sedangkan gambar a dan e
tidak memiliki tutup, tetapi memiliki titik puncak. Dari jawaban
tersebut dimungkinkan subjek N5 mengalami miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Analisis data selanjutnya dilakukan melalui kegiatan
wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperkuat adanya
deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N5. Berikut transkrip
wawancara terhadap subjek N5.
P-07 :“ 75% suka Matematika ya...Oke, Ibu tanya nomor satu,yang kamu anggap kelompok prisma itu mana ? tunjukkancoba !”
N5-07 :“ prisma...a, d, e, f (Nina menunjuk gambar pada nomorsatu).”
P-08 :“ Alasannya apa ? bangun-bangun ruang tersebut memilikibentuk segitiga, yakin dengan jawaban itu ?
N5-08 : “ Enggak...”P-09 : “ Kenapa gak yakin ?”N5-09 : “ Enggak tau, soalnya gak tau...heee”
P-10 :“ Soalnya gak tau...itu termasuk prisma atau bukan gitu ?”
N5-10 : “ Alasannya nggak tau,
P-11 :
“ Oh alasannya gak tau, tapi yakin kalau ini (sambilmenunjuk gambar bangun ruang di nomor satu gambar a, d,e, f) itu bangun ruang prisma. Kalau prisma itu sendiri apa tasebenarnya ?”
N5-11 : “ Prisma ituu...(sambil mikir) ”
Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N5
mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.
Subjek N5 menganggap bahwa yang termasuk bangun prisma adalah
gambar a, d, e, dan f dapat dilihat pada transkrip wawancara P-07
sampai N5-07. Subjek N5 ketika ditanya mengenai alasannya subjek
N5 tidak yakin dengan jawaban tersebut, subjek N5 tidak tau alasannya
apa, dapat dilihat pada transkrip wawancara P-08 sampai N5-11.
Dari hasil wawancara tersebut, subjek N5 belum tentu
mengalami miskonsepsi karena setelah diwawancara subjek N5 tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
yakin dengan jawabannya, dimungkinkan subjek N5 ragu-ragu dengan
jawaban yang dia pilih.
Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk
mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek
N5. Berikut adalah triangulasi data.
Tabel 4.12 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N5 pada
indikator mengidentifikasi macam-macam bangun
ruang
Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N5 menjawab bahwabangun a, d, e, dan f adalahbangun ruang prisma. Bangun ddan f memang bangun ruangprisma, akan tetapi letakkesalahan yang muncul padasubjek N5 adalah ketikamenganggap bahwa gambar a dane adalah bangun ruang prisma.
Subjek N5 tidak yakin denganjawabannya. Subjek N5mengalami kesalahan dalammengidentifikasi macam-macam bangun ruang. SubjekN5 menganggap bahwagambar a dan e termasukkelompok bangun ruangprisma, tetapi subjek N5 tidakyakin dengan alasan yangditulis di lembar jawab.
Berdasarkan kedua analisis tersebut terdapat kesamaan yaitu,
sama-sama memiliki kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang
prisma, akan tetapi subjek N5 tidak yakin dengan jawabannya. Subjek
N5 dalam soal nomor satu ini dapat dimungkinkan tidak mengalami
miskonsepsi karena subjek N5 belum paham dengan konsep bangun
ruang prisma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
b) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N5.
Pada indikator mengidentifikasi macam-mcam bangun ruang
yaitu nomor dua, subjek N5 mengalami kesalahan ketika menyebutkan
nama-nama dari bangun ruang tersebut. Subjek N5 menganggap bahwa
bangun ruang a adalah prisma segitiga, bangun ruang b adalah balok,
bangun ruang c adalah tabung, bangun ruang d adalah limas, bangun
ruang e adalah prisma segiempat, bangun ruang f adalah limas.
Subjek N5 salah dalam memberi nama pada masing-masing
bangun ruang tersebut. Gambar a seharusnya limas segitiga, gambar b
adalah balok, gambar d adalah prisma segitiga, gambar e adalah limas
segiempat, dan gambar f adalah prisma segitiga, sehingga
dimungkinkan subjek N5 mengalami miskonsepsi.
Analisis data selanjutnya dilakukan berdasarkan hasil
wawancara. Kegiatan wawancara ini dilakukan untuk memperkuat
adanya deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N5. Berikut
transkrip wawancara subjek N5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
P-12 :
“ Bangun ruang, termasuk bangun ruang ya. Emm oke kalauini yang a kamu njawab apa ? (pewawancara menunjukgambar a pada nomor satu) ini namanya prisma...?”
N5-12 : “ Prisma segitiga. ”P-13 : “ Kenapa alasanya kok dia prisma segitiga ?”
N5-13 : “ Soalnya semuanya tuu segitiga. ”
P-14 :“ Oke.. ini balok, ini tabung, lalu yang gambar d termasuklimas ? apa alasanmu ini limas ? ”
N5-14 : “ Emmmm... (diam sambil mikir).”
P-15 :“ Karena apa, punya ruang atau punya apa gitu, kok kamubisa menyebutkan itu limas ?”
N5-15 : “ Emmmm... (diam lagi).”
P-16 :“ Terus ini prisma segiempat ? Kenapa kok ini prismasegiempat ? ( pewawancara menunjuk gambar e).”
N5-16 : “ Ininya...segiempat (sambil menunjuk alas dari bangunruang e).”
P-17 : “ Sisinya segiempat yang alas ini ?”
N5-17 : “ He’em...he’em..”
P-20 :
“ Tapi ini prisma segiempat ? ( pewawancara menunjukgambar e) karena alasanya segiempat. Lalu ini (gambar a)termasuk prisma segitiga, karena alasnya berbentuk segitiga? “
N5-20 : “ Iyaa...”
P-21 :“ Oh berarti ini termasuk prisma ( gambar a dan e), lalu yangini ( gambar d dan f) termasuk limas ?”
N5-21 : “ Iyaa..”
Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N5
mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi macam-macam bangun
ruang. Subjek N5 menyebutkan nama gambar a adalah prisma segitiga,
dengan alasan bahwa bangun tersebut (gambar a) bentuknya segitiga.
Jawaban tersebut dapat dilihat pada transkrip wawancara P-12 sampai
N5-13. Untuk gambar d subjek N5 menjawab bangun limas, dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
dilihat pada transkrip wawancara P-14 sampai N5-15. Subjek N5
menganggap bahwa gambar e adalah prisma segiempat dengan alasan
alasnya berbentuk segiempat, jawaban tersebut dapat dilihat pada
transkrip wawancara P-16 sampai N5-21.
Bangun a dan e termasuk limas, karena bangun tersebut tidak
memiliki tutup yang sama dengan alasnya, sedangkan bangun d dan f
termasuk bangun ruang prisma karena mempunyai sisi alas dan tutup
yang sama bentuk dan ukuran, sehingga subjek N5 dimungkinkan
mengalami miskonsepsi.
Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk
mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek
N5. Berikut adalah triangulasi data.
Tabel 4.13 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N5 pada
indikator mengidentifikasi macam-macam bangun
ruang
Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N5 bangun ruang aadalah prisma segitiga, bangunruang b adalah balok, bangunruang c adalah tabung, bangunruang d adalah limas, bangunruang e adalah prismasegiempat, bangun ruang fadalah limas.
Subjek N5 menyebutkan namagambar a adalah prisma segitiga,dengan alasan bahwa banguntersebut (gambar a) bentuknyasegitiga. Untuk gambar d subjekN5 menjawab bangun limas,gambar e adalah prisma segiempatdengan alasan alasnya berbentuksegiempat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek
N5, diketahui bahwa subjek N5 mengalami kesalahan. Letak kesalahan
yang dialami subjek N5 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam
bangun ruang prisma dan memberi nama pada masing-masing bangun
ruang. Terlihat dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara terdapan
kesamaan jawaban yaitu subjek N5 menganggap bahwa bangun ruang
(gambar a dan e) termasuk bangun prisma, sedangkan gambar d dan f
adalah bangun limas. Subjek N5 dalam soal nomor dua ini dapat
dikatakan mengalami miskonsepsi klasifikasional, karena subjek N5
salah dalam mengklasifikasikan atau memberi nama pada masing-
masing bangun ruang.
c) Mengidentifikasi bangun ruang prisma
Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Pada indikator mengidentifikasi bangun ruang prisma yaitu soal
nomor tiga, subjek N5 mengalami kesalahan. Letak kesalahan subjek
N5 adalah ketika menjawab bahwa bangun yang sesuai dengan ciri-ciri
yang dipaparkan di soal nomor tiga adalah limas akan tetapi gambar
yang dibuat oleh subjek N5 adalah gambar prisma segitiga. Dari
jawaban tersebut dimungkinkan subjek N5 mengalami miskonsepsi.
Analisis data selanjutnya dilakukan melalui kegiatan
wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperkuat adanya
deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N5. Berikut transkrip
wawancara terhadap subjek N5.
P-22 : “ Kalau yang nomor tiga ini termasuk limas ?”N5-22 : “ Iyaa..”P-23 : “ Apa alasanmu menjawab limas ?
N5-23 :“ Soalnya ciri-cirinya disini hampir mirip sama ini(menunjuk gambar f).”
P-24 :“ Emm berarti ini, oh yaa oke berbentuk ini (gambar f)berarti ini limas gitu ya ?”
N5-24 : “ Iya.. (menganggukkan kepala) .”
P-25 :“ Berarti bangun ruang yang seperti ini namanya limas ?(menunjuk bangun ruang prisma )”
N5-25 : “ .... (Menganggukkan kepala).”
P-27 :
“ Dari buku tematik ? emm dari buku tematik, okee. Kalauibu tanya, prisma segitiga itu yang seperti apa ? kamu bisanggambar nggak prisma segitiga itu yang seperti apa”
N5-27 :“ Yang kayak gini (menunjuk gambar a, gambar limassegitiga).”
P-28 : “ Itu prisma segitiga ?”N5-28 : “ Iya..”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N5
mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.
Subjek N5 menyebutkan nama bangun yang sesuai dengan soal nomor
tiga adalah bangun limas. Subjek N4 menggambar bangun ruang prisma
segitiga dan dianggapnya sudah sesuai ciri-ciri pada nomor soal tiga.
Jawaban tersebut dapat dilihat pada transkrip wawancara P-22 sampai
N5-28.
Ciri-ciri bangun yang dipaparkan di soal nomor tiga tersebut
adalah bangun ruang prisma segitiga bukan limas. Dengan demikian,
subjek N5 dimungkinkan mengalami miskonsepsi.
Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk
mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek
N5. Berikut adalah triangulasi data.
Tabel 4.14 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N5 pada
indikator mengidentifikasi bangun ruang prisma
Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N5 menjawab bahwabangun yang sesuai dengan ciri-ciri yang dipaparkan di soalnomor tiga adalah limas akantetapi gambar yang dibuat olehsubjek N5 adalah gambar prismasegitiga.
Subjek N5 bangun yang sesuaidengan soal nomor tiga adalahbangun limas. Subjek N5menggambar bangun ruangprisma seigita dan dianggapnyasudah sesuai ciri-ciri pada nomorsoal tiga.
Berdasarkan kedua analisis tersebut terdapat kesamaan yaitu,
sama-sama memiliki kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang
prisma. Subjek N5 dalam soal nomor tiga ini dapat dikatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
mengalami miskonsepsi teoritik, karena salah dalam menyimpulkan
konsep berdasarkan fakta, yaitu konsep tentang bangun ruang prisma
segitiga.
2) Faktor penyebab miskonsepsi
Faktor penyebab terjadinya miskonsepsi pada subjek N5 dapat
diketahui pada transkrip wawancara berikut.
P-03 : “ Lalu soal tadi kamu anggap sulit atau mudah ?”N5-03 : “ Mudah sulit.”P-04
:“ Kalau ibu presentasenya 100% itu mudah, kira-kira kamuberapa persen mudahnya berapa persen sulitnya, kebanyakansulit atau mudah ?”
N5-04:
“ Eemm...apa yaa...(mikir lama sambil senyum-senyum ) lalunina bilang mudah.”
P-05:
“ Berarti kamu bisa ya ? Kalau Nina itu sebenarnya sukaMatematika tidak ? ”
N5-05 : “ Engga terlalu suka.”P-06
:“ Kalau Ibu presentase lagi, 100% itu sukaa bangetMatematika, kalau Nina kira-kira berapa persen ?”
N5-06 : “ 75 %.”
P-26 :
“ Kamuuu dapat dari itu ituu dari mana, informasi itu ?misalnya baca buku, dapet dari buku atau kamu belajarsendiri, atau dari orang tua, atau dari guru, dari teman gitu ?Informasi ini gambar limas ini prisma ini tabung ini balok ituseringnya dapat dari mana ?”
N5-26 : “ Dari buku tematik.”P-29 : “ Kamu dapat itu dari mana ? dari buku itu ?”N5-29 : “ Ho’oh.”P-30 : “ Oke sudah..terimakasih.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas P-03 sampai N5-06,
terlihat bahwa subjek N5 cukup menyukai Matematika. Transkrip
wawancra P-26 sampai N5-29 menggambarkan bahwa subjek N5
mendapatkan informasi tentang macam-macam bangun ruang adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
dari buku. Dari jawaban tersebut, penyebab pemahaman konsep yang
salah ini disebabkan karena subjek N5 belajar dari buku, dimungkinkan
buku yang dipakai salah konsep. Hal inilah yang dapat mengakibatkan
subjek N5mengalami miskonsepsi.
f. Analisis Data Subjek N6
1) Jenis Miskonsepsi
a) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N6.
Pada indikator mengidentifikasi macam-mcam bangun ruang
yaitu nomor dua, subjek N6 mengalami kesalahan ketika menyebutkan
nama-nama dari bangun ruang tersebut. Subjek N6 menganggap bahwa
bangun ruang a adalah prisma segitiga, dan bangun ruang e adalah
prisma segiempat. Subjek N6 salah dalam memneri nama pada masing-
masing bangun ruang tersebut. Gambar a seharusnya limas segitiga dan
gambar e adalah limas segiempat, bukan prisma segitiga ataupun
prisma segiempat, karena gambar a dan e tidak memiliki sisi alas dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
tutup yang sama bentuk dan ukuran, sehingga dimungkinkan subjek N6
mengalami miskonsepsi.
Analisis data selanjutnya dilakukan berdasarkan hasil
wawancara. Kegiatan wawancara ini dilakukan untuk memperkuat
adanya deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N6. Berikut
transkrip wawancara subjek N6.
P-07:
“ Ini kalau nomor satu itu emm oke, kalau nomor dua ?”
N6-07 : “ Ini ngaak dijawab.”P-08 : “ Kenapa nggak dijawab ?”N6-08 : “ Enggak tau.”P-09 : “ Kalau yang ini namanya apa ? (menunjuk gambar a)”N6-09 : “ Ini prisma segitiga.”P-10 : “ Lalu yang gambar e apa ?”N6-10 : “ Gambar e prisma segiempat.”P-11 : “ Karena apa alasannya ?”N6-11
:“ Ini kan segitiga, ini kan segiempat ( menunjuk alasgambar a dan e).”
P-12 : “ Yakin dengan jawaban itu ?”N6-12 : “ Yaa.. nggak 100% yakin.”P-13 : “ Loh kenapa gak seratus persen yakin?”
N6-13:
“ Soalnya udah lama dipelajari jadi, gimana yoo kayak agaklupa atau gimana gitu.”
P-14 : “ Oh.. tapi kamu sering, udah pernah kan dapet ini ?”
N6-14 : “ Udah.. udah, kalo seingetnya ya itu jawabannya.”
Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N6
mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.
Subjek N6 menganggap bahwa nama dari bangun a adalah prisma
segitiga dan gambar e adalah bangun prisma segiempat dengan alasan
alasnya berbentuk segitiga dan segiempat sehingga dinamakan prisma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
segitiga dan prisma segiempat. Jawaban tersebut dapat dilihat pada
transkrip wawancara P-07 sampai N6-11. Setelah ditanya lagi dapat
dilihat pada transkrip wawancara P-12 sampai N6-14, subjek N6
ternyata tidak yakin dengan jawabannya, subjek N6 merasa pelajaran
tersebut sudah lama diberikan dan dia lupa dengan nama-nama bangun
ruang tersebut, dia menjawab segingatnya saja.
Dari hasil wawancara tersebut, subjek N6 belum tentu
mengalami miskonsepsi karena setelah diwawancara subjek N6 tidak
yakin dengan jawabannya dan subjek N6 lupa, sehingga dimungkinkan
subjek N6 tidak mengalami miskonsepsi.
Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk
mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek
N6. Berikut adalah triangulasi data.
Tabel 4.15 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N6 pada
indikator mengidentifikasi macam-macam bangun
ruang
Hasil tes tertulis Hasil wawancara
Subjek N6 menganggap bahwa
bangun ruang a adalah prisma
segitiga, dan bangun ruang e
adalah prisma segiempat
Subjek N6 menganggap bahwa
nama dari bangun a adalah prisma
segitiga dan gambar e adalah
bangun prisma segiempat dengan
alasan alasnya berbentuk segitiga
dan segiempat sehingga dinamakan
prisma segitiga dan prisma
segiempat. Subjek N6 tidak yakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
dengan jawabannya, subjek N6
merasa pelajaran tersebut sudah
lama diberikan dan dia lupa dengan
nama-nama bangun ruang tersebut,
dia menjawab segingatnya saja
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek
N6, diketahui bahwa subjek N6 mengalami kesalahan. Letak kesalahan
yang dialami subjek N6 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam
bangun ruang prisma dan memberi nama pada masing-masing bangun
ruang. Terlihat dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara terdapan
kesamaan jawaban yaitu subjek N6 menganggap bahwa bangun ruang a
atau gambar a adalah prisma segitiga dan gambar e adalah prisma
segiempat.
Subjek N6 dalam soal nomor dua ini belum dapat dikatakan
mengalami miskonsepsi, karena subjek N6 tidak yakin dengan
jawabannya, dan beberapa lupa dengan konsep karena menurut subjek
N6 materi yang diberikan sudah cukup lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
g. Analisis Data Subjek N7
1) Jenis Miskonsepsi
a) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N7.
Pada indikator mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
yaitu soal nomor satu, subjek N7 mengalami kesalahan. Letak
kesalahan subjek N7 adalah ketika menjawab bahwa bangun ruang
prisma ditunjukkan oleh gambar a, d, e dan f. Berdasarkan jawaban
subjek N7, gambar d dan f memang bangun ruang prisma, sedangkan
gambar a dan e adalah bangun ruang limas bukan bangun ruang prisma.
Bangun ruang prisma adalah bangun ruang yang mempunyai sisi alas
dan tutup yang sama bentuk dan ukuran, sedangkan gambar a dan e
tidak memiliki tutup, tetapi memiliki titik puncak. Dari jawaban
tersebut dimungkinkan subjek N7 mengalami miskonsepsi.
Analisis data selanjutnya dilakukan melalui kegiatan
wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperkuat adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N7. Berikut transkrip
wawancara terhadap subjek N7.
P-06 :“Oya udah lumayan itu. 80% ya. Oke kalo ibuk liat nomer
satu ini A D E F ya itu termasuk kelompok?”
N10-06 : “Prisma.”
P-07 :“Prisma, karena apa alasanmu? Memiliki alas yang
berbentuk?”
N10-07 : “Segitiga.”
P-08 :“O berarti ini ini alasnya berbentuk segitiga itu selalu
prisma? Yakin?”
N10-08 : “Kurang.”
P-09 : “Kurang yakin? Kenapa kurang yakin?”
N10-09 :“Dak tau. Karena lebih paham kearah balok sama kubus
buk. Ciri-cirinya, pengukurannya.”
Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N7
mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.
Subjek N7 menganggap bahwa gmbar a, d, e, dan f adalah kelompok
prisma dengan alasan bangun tersebut mempunyai alas segitiga.
Jawaban tersebut dapat dilihat di transkrip wawancara P-06 sampai N7-
07. Gambar a dan e merupakan bangun ruang limas bukan bangun
ruang prisma, karena bangun ruang prisma tidak memiliki titik puncak,
bangun ruang prisma adalah bangun yang mempunyai alas dan tutup
yang sama bentuk dan ukuran. Akan tetapi, subjek N7 kurang yakin
dengan jawabannya, dapat dilihat pada transkrip wawancara P-08
sampai N7-09. Subjek N7 lebih paham ke konsep balok dan kubus
untuk bangun ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk
mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek
N7. Berikut adalah triangulasi data.
Tabel 4.16 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N7 pada
indikator mengidentifikasi macam-macam bangun
ruang
Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N7 menjawab bahwabangun a, d, e, dan f adalahbangun ruang prisma. Bangun ddan f memang bangun ruangprisma, akan tetapi letakkesalahan yang muncul padasubjek N7 adalah ketikamenganggap bahwa gambar a dane adalah bangun ruang prisma..
Subjek N7 menganggap bahwagmbar a, d, e, dan f adalahkelompok prisma denganalasan bangun tersebutmempunyai alas segitiga. Akantetapi, subjek N7 kurang yakindengan jawabannya, subjek N7lebih paham ke konsep balokdan kubus untuk bangun ruang.
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek
N7, diketahui bahwa subjek N7 mengalami kesalahan. Letak kesalahan
yang dialami subjek N7 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam
bangun ruang prisma dan memberi nama pada masing-masing bangun
ruang. Terlihat dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara terdapan
kesamaan jawaban yaitu subjek N7 menganggap bahwa bangun ruang a
atau gambar a dan e adalah kelompok bangun prisma.
Subjek N7 dalam soal nomor satu ini belum dapat dikatakan
mengalami miskonsepsi, karena subjek N7 tidak yakin dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
jawabannya, dan subjek N7 lebih paham dengan konsep balok dan
kubus dibandingkan dengan konsep prisma.
b) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N7.
Pada indikator mengidentifikasi macam-mcam bangun ruang
yaitu nomor dua, subjek N7 mengalami kesalahan ketika menyebutkan
nama-nama dari bangun ruang tersebut. Subjek N7 menganggap bahwa
bangun ruang a adalah prisma dan bangun ruang e adalah kerucut atau
limas. Subjek N7 salah dalam memberi nama pada masing-masing
bangun ruang tersebut. Gambar a seharusnya limas segitiga dan gambar
e seharusnya limas segiempat, sehingga dimungkinkan subjek N7
mengalami miskonsepsi.
Analisis data selanjutnya dilakukan berdasarkan hasil
wawancara. Kegiatan wawancara ini dilakukan untuk memperkuat
adanya deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N7. Berikut
transkrip wawancara subjek N7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
P-10 :“Ooo...berarti kalo prisma itu kurang paham ya. Kalo
ini, ini yang A namanya apa?”
N10-10 : “Kayanya limas ya buk.”
P-11 : “Kayaknya limas. Lalu ini? Lah ini? Prisma segitiga.”
N10-11 :
“Ini kan disini kayak dibalik aja gitu lho buk, ini kan
keliatan dari samping, ini keliatan dari bawah. Mungkin
kayak gitu buk.”
P-12 : “Ohhh..jadi belum yakin ya jawaban ini. Yakin gak?
N10-12 :“Kurang juga, kurang yakin. Ada yang yakin ada yang
kurang.”
Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N7
mengalami keraguan dalam menjawab soal nomor dua ini. Subjek N7
menganggap bahwa nama dari bangun a adalah limas. Jawaban tersebut
dapat dilihat pada transkrip wawancara P-10 sampai N7-12.
Dari hasil wawancara tersebut, subjek N6 belum tentu
mengalami miskonsepsi karena setelah diwawancara subjek N7 tidak
yakin dengan jawabannya, sehingga dimungkinkan subjek N7 tidak
mengalami miskonsepsi.
Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk
mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek
N7. Berikut adalah triangulasi data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Tabel 4.17 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N7 pada
indikator mengidentifikasi macam-macam bangun
ruang
Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N7 menganggap bahwabangun ruang a adalah prisma.
Subjek N7 menganggap bahwabangun ruang a adalah limas.
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek
N7, diketahui bahwa jawaban subjek N7 dari kedua data tersebut
memiliki perbedaan. Subjek N7 dalam soal nomor dua ini belum dapat
dikatakan mengalami miskonsepsi, karena subjek N7 tidak yakin
dengan jawabannya, serta jawaban dari subjek N7 berbeda.
h. Analisis Data Subjek N8
1) Jenis Miskonsepsi
a) Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Pada indikator mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
yaitu soal nomor satu, subjek N8 mengalami kesalahan. Letak
kesalahan subjek N8 adalah ketika menjawab bahwa bangun ruang
prisma ditunjukkan oleh gambar a, d, e dan f. Berdasarkan jawaban
subjek N8, gambar d dan f memang bangun ruang prisma, sedangkan
gambar a dan e adalah bangun ruang limas bukan bangun ruang prisma.
Bangun ruang prisma adalah bangun ruang yang mempunyai sisi alas
dan tutup yang sama bentuk dan ukuran, sedangkan gambar a dan e
tidak memiliki tutup, tetapi memiliki titik puncak. Dari jawaban
tersebut dimungkinkan subjek N8 mengalami miskonsepsi.
Analisis data selanjutnya dilakukan melalui kegiatan
wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperkuat adanya
deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N8. Berikut transkrip
wawancara terhadap subjek N8.
P-06 :
“60%...yaaa...sudah cukup baguslah ya. Kemudian ibu
tanyai nomer 1 itu ya, kelompok prisma cobak
tunjukkan kelompok prisma itu yang mana saja?”
N11-06 : “A...D...E...F.”
P-07 : “Yakin?”
N11-07 : “Insha Allah.”
P-08 :
“Prisma adalah bentuk dari segitiga? Berarti kalo
bentuknya ini ada segitiganya itu selalu prisma ya? Ini
ada segitiganya gitu prisma? Berarti ini yang dua ini
tidak ada segitiganya maka tidak seperti prisma gitu?”
N11-08 : “Iya.”
P-09 : “Yakin?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
N11-09 : “Insha Allah.”
Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N8
mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.
Subjek N8 menganggap bahwa gmbar a, d, e, dan f adalah kelompok
prisma dengan alasan bangun prisma adalah bentuk dari segitiga.
Jawaban tersebut dapat dilihat pada transkrip wawancara P-06 sampai
N8-09. Bangun yang mempunyai bentuk sisi segitiga itu belum tentu
prisma. Prisma adalah bangun yang mempunyai sisi alas dan tutup yang
sama bentuk dan ukurannya.
Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk
mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek
N8. Berikut adalah triangulasi data.
Tabel 4.18 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N8 pada
indikator mengidentifikasi macam-macam bangun
ruang
Hasil tes tertulis Hasil wawancaraSubjek N8 menjawab bahwabangun a, d, e, dan f adalahbangun ruang prisma. Bangun ddan f memang bangun ruangprisma, akan tetapi letakkesalahan yang muncul padasubjek N7 adalah ketikamenganggap bahwa gambar a dane adalah bangun ruang prisma..
Subjek N8 menganggap bahwagmbar a, d, e, dan f adalahkelompok prisma denganalasan bangun tersebutmempunyai bentuk segitiga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek
N8, diketahui bahwa subjek N8 mengalami kesalahan. Letak kesalahan
yang dialami subjek N8 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam
bangun runag prisma. Hasil tes tertulis subjek N8 mengatakan bahwa
gambar a dan e termasuk bangun ruang prisma. Gambar a dan e
merupakan gambar bangun ruang limas. Hasil wawancara menjelaskan
bahwa subjek N8 menganggap gambar a dan e termasuk gambar
bangun ruang prisma karena ada bentuk segitiganya.
Berdasarkan kedua analisis tersebut terdapat kesamaan yaitu,
sama-sama memiliki kesalahan dalam mengidentifikasi macam-macam
bangun ruang. Subjek N8 dalam soal nomor satu ini dapat dikatakan
mengalami miskonsepsi klasifikasional, karena salah dalam
mengkalsifikasi atau mengelompokkan contoh gambar yang termasuk
bangun ruang prisma.
2) Faktor penyebab miskonsepsi
Faktor penyebab terjadinya miskonsepsi pada subjek N8 dapat
diketahui pada transkrip wawancara berikut.
P-02 :“Gak ada? Oke. Terus soal ini termasuk sulit apa susah?”
N11-02 : “Lumayan sulit.”
P-03 : “Kalo lebih beratnya kemana sulit apa mudah?”
N11-03 : “Sulit.”
P-04 : “Suliiit...kalo kamu itu sebenarnya suka matematika gak?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
N11-04 : “Lumayan sih.”
P-05 : “”Berapa persen kalo totalnya 100%?”
N11-05 : “Enam puluh.”
P-18 : “Informasi itu kamu dapet dari mana?”
N11-18 : “Dari buku.”
P-19 :“Dari buku, sering-sering kamu baca buku itu tadi
informasinya itu di situ?”
N11-19 : “(mengangguk)”
P-23 :“Sama? Kamu sering mendapat informasi ini dari mana?
Segini (sambil menunjuk soal) orang tua atau baca buku?”
N11-23 : “Dari buku.”
P-24 : “Dari buku?”
N11-24 : “Pernah baca sedikit.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas P-02 sampai N8-05,
terlihat bahwa subjek N8 cukup menyukai Matematika, tetapi
menganggap bahwa soal yang subjek N8 kerjakan cukup sulit. Subjek
N8 sering membaca buku dan mendapatkan informasi tersebut dari
buku. Alasan tersebut, dapat dimungkinkan bahwa penyebab
pemahaman konsep yang salah ini disebabkan karena subjek N8 belajar
dari buku. Hal inilah yang dapat mengakibatkan subjek N8 mengalami
miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
B. Pembahasan Hasil Analisis Data
Penelitian yang dilakukan di SDN Jetisharjo Yogyakarta kelas V C ini
bertujuan untuk memperoleh data guna mendeteksi miskonsepsi siswa dalam
menyelesaikan soal bangun ruang prisma segitiga dan tabung. Data yang
diperoleh melalui hasil penelitian ini kemudian dianalisis untuk memperoleh
deskripsi terkait miskonsepsi yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan
permasalahan yang berhubungan dengan bangun ruang prisma segitiga dan tabung
beserta faktor-faktor yang menyebabkannya. Data hasil penelitian tersebut
meliputi hasil tes tertulis dan tes wawancara. Hasil tes tertulis dan wawancara
dibandingkan dengan triangulasi teknik agar data yang diperoleh valid. Analisis
data ini meliputi reduksi data, penyajian data dan pengecekkan data melalui
triangulasi teknik, diperoleh deskripsi miskonsepsi yang dilakukan oleh siswa
serta faktor penyebabnya.
Berdasarkan hasil analisis data tes tertulis dan wawancara, menyatakan
adanya beberapa miskonsepsi yang dialami siswa kelas V C SDN Jetisharjo
Yogyakarta pada materi bangun ruang prisma segitiga dan tabung. Miskonsepsi
yang terjadi pada masing-masing subjek penelitian ini beranekaragam.
Diantaranya adalah kesalahan klasifikasional, teoritik, dan korelasional. Akan
tetapi ada beberapa subjek yang semula terdeteksi miskonsepsi setelah dianalisis
lebih dalam melalui kegiatan wawancara subjek tersebut dimungkinkan tidak
mengalami miskonsepsi melainkan kurang paham terhadap materi Matematika
bangun ruang prisma segitiga dan tabung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Secara garis besar miskonsepsi klasifikasional ini mencakup kesalahan
siswa dalam mengklasifikasikan atau mengelompokkan bangun ruang prisma dan
menyebutkan nama-nama dari masing-masing bangun ruang. Miskonsepsi teoritik
mencakup kesalahan siswa dalam menyimpulkan fakta-fakta terkait dengan
konsep bangun ruang prisma segitiga. Miskonsepsi korelasional mencakup
kesalahan siswa dalam menentukan hubungan suatu konsep dengan konsep yang
lainnya serta ketidaktepatan dalam menentukan hubungan antara rumus dengan
proses peyelesaiannya. Kesalahan dari masing-masing subjek penelitian tersebut
diuraikan pada Tabel 4.19 berikut.
Tabel 4.19 Jenis Miskonsepsi pada Pemahaman Bangun Ruang Prisma
Segitiga dan Tabung
Nama No. SoalyangSalah
Letak Kesalahan JenisMiskonsepsi
Subjek N1 1, 2, dan 8 Subjek N1 salah dalammengelompokkan bangunruang prisma danmenyebutkan nama-nama darimasing-masing bangun ruangdan salah menentukanhubungan antara rumus denganproses peyelesaiannya.
Klasifikasionaldan
korelasional
Subjek N2 2 Subjek N2 salah dalammenyebutkan nama-nama darimasing-masing bangun ruang.
Klasifikasional
Subjek N3 1 dan 2 Subjek N3 salah dalammengelompokkan bangunruang prisma.
Klasifikasional
Subjek N4 1, 2, dan 3 Subjek N4 salah dalammengelompokkan bangunruang prisma danmenyebutkan nama-nama darimasing-masing bangun ruangserta subjek N4 salah dalam
Klasifikasionaldan teoritik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
menyimpulkan fakta-faktaterkait dengan konsep bangunruang prisma segitiga.
Subjek N5 1, 2, dan 3 Subjek N5 salah dalammenyebutkan nama-nama darimasing-masing bangun ruangserta subjek N5 salah dalammenyimpulkan fakta-faktaterkait dengan konsep bangunruang prisma segitiga.
Klasifikasionaldan teoritik
Subjek N6 2 Subjek N6 tidak yakin dalammenyebutkan nama-nama darimasing-masing bangun ruang
Dimungkinkantidak paham
konsepSubjek N7 1 dan 2 Subjek N7 tidak yakin dalam
mengelompokkan bangunruang prisma danmenyebutkan nama-nama darimasing-masing bangun ruang
Dimungkinkantidak paham
konsep
Subjek N8 1 Subjek N8 salah dalammengelompokkan bangunruang prisma
Klasifikasional
Pada kegiatan wawancara pertanyaan yang diberikan tidak sekedar
mengungkap miskonsepsi yang terjadi. Pertanyaan-pertanyaan ini dilanjutkan
untuk mengetahui faktor penyebab miskonsepsi yang dialami siswa. Berdasarkan
hasil wawancara terhadap kedelapan subjek terpilih, diperoleh beberapa penyebab
terjadinya miskonsepsi. Faktor penyebab miskonsepsi dari masing-masing subjek
penelitian tersebut diuraikan pada tabel 4.20 berikut.
Tabel 4.20 Faktor Penyebab Miskonsepsi
Nama Faktor Penyebab MiskonsepsiSubjek N1 Terbiasa membuka internet, beberapa mendapat materi dari
guru saat dikelas, tidak sering latihan soal di rumah.Subjek N2 Belajar dari buku.Subjek N3 Soal yang dikerjakan tergolong sulit dan baca buku.Subjek N4 Pengalaman belajar sendiri dan buka internet.Subjek N5 Belajar dari buku.Subjek N8 Soal yang dikerjakan tergolong cukup sulit dan sering baca
buku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Berdasarkan Tabel 4.20 dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi yang
terjadi pada siswa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah (a) faktor
dari diri sendiri, yaitu kemampuan siswa dalam memahami konsep masih kurang
sehingga siswa masih kesulitan dalam menjawab soal, (b) dari guru atau pengajar,
dimungkinkan ketika guru mengajar di kelas kurang jelas, (c) dari buku teks dan
internet, yaitu siswa sering baca buku dan buka internet untuk mencari informasi
terkait pelajaran Matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Jenis miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V SD Negeri Jetisharjo
Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 diantaranya adalah:
a. Miskonsepsi Klasifikasional
Siswa mengalami miskonsepsi dalam mengklasifikasikan atau
mengelompokkan macam-macam bangun ruang prisma serta memberi
nama pada masing-masing bangun ruang.
b. Miskonsepsi Teoritik
Siswa mengalami miskonsepsi dalam menyimpulkan fakta-fakta
terkait dengan konsep bangun ruang prisma segitiga.
c. Miskonsepsi Korelasional
Siswa mengalami miskonsepsi dalam menentukan hubungan
antara rumus dengan proses peyelesaiannya.
2. Faktor penyebab terjadinya miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V
SD Negeri Jetisharjo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 diantaranya
adalah:
a. Faktor dari diri sendiri, yaitu kemampuan siswa dalam memahami
konsep masih kurang sehingga siswa masih kesulitan dalam menjawab
soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
b. Faktor dari guru atau pengajar, yaitu guru ketika mengajar di kelas
kurang mengeksplorasi media pembelajaran atau alat peraga yang
digunakan di kelas saat pembelajaran sehingga siswa kurang paham.
c. Faktor dari buku teks dan internet, yaitu siswa tidak paham ketika
membaca buku dan membuka internet secara mandiri sehingga
memungkinkan terjadinya salah persepsi.
B. Keterbatasan Peneliti
Berikut ini adalah keterbatasan yang dialami selama melakukan penelitian:
1. Ketika melakukan wawancara terhadap subjek informasi mendalam sukar
didapatkan karena beberapa subjek masih ragu saat diwawancara.
C. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang diperoleh, maka peneliti
menyampaikan beberapa saran untuk mengatasi permasalahan tentang misonsepsi
yang dialami oleh siswa, diantaranya adalah:
1. Kegiatan wawancara sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali agar
memperoleh data yang mendalam.
2. Bagi guru atau pengajar sebaiknya mengecek buku atau sumber yang
digunakan siswa saat belajar.
3. Bagi guru atau pengajar sebaiknya memfasilitasi atau menggunakan alat
peraga ketika memberikan materi terkait bangun ruang, sehingga siswa
paham dan bisa melihat langsung bangun ruang yang sedang dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
4. Bagi guru atau pengajar sebaiknya memberikan materi atau konsep
Matematika dari dasar, sehingga siswa benar-benar mengerti konsep
Matematika tidak menekankan menghafal rumus-rumus saja.
5. Dari hasil penelitian ini dapat dikembangkan penelitian tentang
miskonsepsi yang terjadi pada guru atau pengajar Matematika di tingkat
SD.
6. Dari hasil penelitian ini dapat dikembangkan penelitian seperti jenis
penelitian R&D tentang pembuatan sebuah media pembelajaran untuk
meningkatkan pemahaman konsep siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Rulam. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Ali, dkk. 2011. Matematika SD Kelas V. Jakarta: Yudistira.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Astuty dan Mustaqim. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI Kelas IV.
Jakarta: CV. Putra Nugraha.
Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Renika Cipta.
Berg, Euwe Van Den. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Salatiga: UKDW.
Budi. K. 1992. Pemahaman Konsep Gaya dan Beberapa Salah konsepsi yang
Terjadi Jurnal Widya Dharma Volume III. IKIP Sanata Dharma
Yogyakarta.
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prendana Media Group.
Dahar, Wilis. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Karim, Muchtar. 2014. Pendidikan Matematika 2. Tangerang: Universitas
Terbuka.
Keswara, Ratih. (2013). Pembelajaran matematika di Indonesia masuk peringkat
rendah. Dalam sindonews.com 2013. Diretrieved dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
http://nasional.sindonews.com/read/804091/15/pembelajaran-matematika-di-
indonesia-masuk-peringkat-rendah-1384111047. Tanggal 06 Desember 2014.
King, Laura. 2010. Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta:
Salemba Humanika.
Kurniawati, Ira. 2007. Analisis Miskonsepsi Siswa Sekolah Dasar pada
Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan IPA FKIP.
Lailatul, Ika Rohmah. 2013. Miskonsepsi dalam Menyelesaikan Soal Materi
Bangun Ruang Datar Segiempat Kelas 7 SMP Negeri 34 Semarang Tahun Ajaran
2012/2013. Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika: IKIP PGRI Semarang.
Lince, Ester. (2012). Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun. Dalam
kompas.com 2012. Diretrieved dari
http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434/Prestasi.Sains.dan.Matema
tika.Indonesia.Menurun. Tanggal 06 Desember 2014.
Mahfan dan Wiliam. Pintar Matematika Cara Mudah Mendapat Nilai 100. Pusat
Globalindo.
Masidjo. 1995. Penelitian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Moleong, Lexy. 1997. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Miles dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemah
Mudjiono dan Dimyati. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Permana, Iwan. 2013. Analisis Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X Pada Mata
Pelajaran Fisika Melalui CRI (Certainty Of Response Index) Termodifikasi.
Jurnal FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Riduwan dan Akdon. 2009. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung:
Alfabeta.
Runtukahu dan Kandou. 2014. Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak
Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Salirawati, DAS. 2011. Pengembangan Model Instrumen Pendeteksi Miskonsepsi
Kimia pada Peserta Didik SMA. Skripsi Program Pascasarjana UNY.
Strauss dan Corbin. 2009. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka
Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Sudwiyanto, dkk. 2014. Terampil Berhitung Matematika untuk SD/ MI Kelas V.
Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: ALFABETA, cv.
Sumanto, dkk. 2008. Gemar Matematika 5. Jakarta: CV. Putra Nugraha.
Suparno, Paul. (2005). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika.
Jakarta: PT Grasindo Anggota Ikapi.
Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: C.V ANDI
OFFSET.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
1. Subjek N1
P-01 : “ Oke..selamat pagi Zaki, gimana persiapanmu untuk hari ini ?
Ada persiapan tidak ?”
N1-01 : “ Enggak belajar sih bu.”
P-02 :
“ Oh nggak belajar, lalu ee berarti langsung dateng aja kesini
gitu ya, suruh ngerjain Matematika gitu ya ? Nah, setelah
mengerjakan soal tadi apa kamu merasa kesulitan ?”
N1-02 : “ Sedikit.”
P-03 : “ Kalau kamu itu sebenarnya suka Matematika nggak ?”
N1-03 : “ Sedikit sih bu.. kadang.”
P-04 : “ Soal ini termasuk mudah atau sulit bagimu ?”
N1-04 : “ Mudah.”
P-05 : “ Nah..dari soal-soal ini yang kamu anggap mudah itu yang
mana ?
N1-05 : “ Yang nomor pertama tadi, yang ini ( menunjuk soal nomor
satu).”
P-06 : “ Oh ini paling mudah ? Oke, kamu yakin dengan jawaban ini
?”
N1-06 : “ Yakin.”
P-07 :
“ Nah..dari bangun-bangun di atas mana sajakah yang termasuk
dalam kelompok prisma ? berikan alasanmu ! Kamu menunjuk
yang mana kelompok prisma ?”
N1-07 : “ C, d, e (siswa menunjuk gambar).”
P-08 : “ Kamu yakin kalau c, d, e itu prisma ?”
N1-08 : “ Yakin.”
P-09 :
“ Karena c, d, e memiliki ruang, jadi disebut bangun ruang.
Selain itu, alasanmu apa ? menganggap bahwa bangun c, d, e
itu prisma ?”
N1-09 : “ Luas alsanya.”
P-10 : “ Oh ada luas alasnya, lalu ini namanya prisma apa ?
(menunjuk gambar d).”
N1-10 : “ Aku jawabnya see..see ini bu segienam.”
P-11 : “ Segienam prisma gitu, yakin ?”
N1-11 : “ He’em (mengangguk).”
P-12 : “ Kenapa kok disebut segienam prisma ?”
N1-12 : “ Seginya ada enam, satu, dua , tiga , empat, lima, enam (
sambil menunjukkan gambar).”
P-13 :
“ Oh, jadi ada atas bawah satu dua, terus tiga, empat, lima,
enam (menunjuk sisinya) gitu jadi segienam prisma ? Yakin
dengan jawaban itu ?”
Lampiran 1
Verbatim Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
N1-13 : “ He’em (mengangguk).”
P-14 : “ Lalu ini kenapa kamu memilih bangun ini sebagai bangun
ruang prisma ? (menunjuk gambar e).”
N1-14 :
“ Nah itu tadi bu, ini kan ada luas alasnya atas bawah sama(
gambar d) kalau ini (gambar e) tidak ada atasnya lha tadi
bingung pas disini.”
P-15 : “ Berarti kamu mantep gak kalau ini prisma ?”
N1-15 : “ Emmm he’em.”
P-16 : “ Yakin bahwa ini (gambar c, d, e) prisma ?”
N1-16 : “ Ya.”
P-17 : “ Kalau ini (gambar e) namaya prisma apa ?”
N1-17 : “ Segitiga prisma.”
P-18 : “ Kenapa kamu menganggap bahwa ini segitiga prisma ?
(menunjuk gambar e).”
N1-18 :
“ Kalau yang ini kan tidak ada garis kayak gininya bu,
(menunjuk gambar e) terus ini juga empat, terus yang ini cuman
tiga (menunjuk gambar a) kalau yang ini ada garisnya bu
(menunjuk gambar e).”
P-19 : “ Oh berarti kamu beranggapan bahwa prisma ada garis di
tengah-tengahnya ini ?”
N1-19 : “ He’em.”
P-20 :
“ Lha kalau ini tidak ada garis tengah (menunjuk gambar c dan
d), karna ini ada alas dan tutup sama, yang gambar e ada garis
tengah dan bisa dicari luas alasnya gitu. Berarti bertiga (gambar
c, d, e) kamu yakin bahwa bangun tiga ini ( c, d, e) adalah
prisma ?”
N1-20 : “ Iya yakin bangun prisma.”
P-21 : “ Oke yang nomor dua, ini namanya apa ? (menunjuk gambar
a)
N1-21 : “ Segitiga.”
P-22 : “ Coba sambil kamu tunjuk !”
N1-22 : “ a : segitiga, b : balok persegi panjang, c : tabung prisma, d :
segienam prisma, e : segitiga prisma, f : segienam.”
P-23 : “ Apakah kamu..ee selalu yakin dengan jawaban ini ?”
N1-23 : “ He’em (menganggukkan kepala).”
P-24 : “ Kenapa gambar a disebut segitiga ?”
N1-24 : “ Karena ada bedanya bu, dengan e sama a.”
P-25 : “ Bedanya apa ?”
N1-25 : “ Kalau ini prisma yang ada kayak gininya ( menunjuk garis
tengah di gambar e), kalau yang a tidak ada terus disini kan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
cuma segitiga bukan prisma.”
P-26 : “ Oh.. berarti kamu beranggapan bahwa prisma itu yang
bawahnya segiempat ?”
N1-26 : “ Enggak.”
P-27 : “ Lalu...?”
N1-27 : “ Emm.. yang ada garisnya gini (menunjuk gambar e).”
P-28 : “ Oh ada garisnya ini yaa.. ada garisnya ini namanya prisma
yang punya tinggi gitu yaa.”
N1-28 : “ He’em.”
P-29 : “ Kalau ini tidak punya tinggi ? (gambar a)”
N1-29 : “ He’em.”
P-30 : “ Lalu yang kedua balok persegi panjang, kenapa kamu bisa
menyebut balok persegi panjang ?”
N1-30 :
“ Kan kalau balok, tulisanya balok saja kan nanti cuman balok
gitu bu. Ini kan ada panjangnya sini (menunjuk sisi balok) jadi
sebutnya balok persegi panjang.”
P-31 : “ Kemudian ini tabung prisma, haa kenapa kamu bisa
menyebutnya tabung prisma ?”
N1-31 : “ Kan ini termasuk prisma bu.”
P-32 : “ Kalau yang ini (menunjuk gambar d) segienam prisma,
dengan alasan kenapa kok segienam ?”
N1-32 : “ Kalau ini segienam tok (gambar f) kalau yang ini segienam
prisma (gambar d) ini juga termasuk prisma ( gambar c, d, f).”
P-33 : “ Oh berarti segienam prisma, karena punya enam sisi ?”
N1-33 : “ He’em...(senyum).”
P-34 : “ Oh.. gitu, oke.. Yakin ya dengan jawaban itu ?”
N1-34 : “ He’em.”
P-35 :
“ Dari semua yang kamu utarakan tadi, informasi yang kamu
dapat itu dari mana ? dari guru, dari buku, dari teman, dari
orang tua atau dari internet gitu ?”
N1-35 : “ Dari bu N... sama internet bu, kalau dirumah suka mainan HP
kalau pas gak adaa....”
P-36 : “ Ingetnya pas pelajaran gimana ?”
N1-36 : “ Bangun datarr..”
P-37 : “ Terus bu N menerangkan gimana bangun datar ?”
N1-37 : “ Perbedaan antara bangun datar prisma dengan bangun datar
gak prisma, selimut itu lho.”
P-38 : “ Bangun datar prisma dengan selimut..he’e.., Oh selain itu
berarti dari internet ?”
N1-38 : “ He’eh.”
P-39 : “ Kamu buka internet, kamu belajar sendiri gitu ?”
N1-39 : “ He’em”
P-40 : “ Oh ketika kamu mengerjakan ini kamu keinget pelajaran Bu
N sama..?”
N1-40 : “ Waktu di Internet.”
P-41 : “ Tapi lebih banyak yang mana ? yang kamu inget di pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Bu N atau di internet ?”
N1-41 : “ Bu N.. yang internet cuman buat kalau kurang mengerti gitu
dicari di lagi.”
P-42 :
“ Oh lha yang dari guru itu, waktu menerangkan yang seperti
apa kok kamu bisa... apakah Bu N tidak pernah menerangkan
kalau ini namanya prisma segtiga gitu ? apa menerangkan
segitiga prisma gitu ?”
N1-42 : “ Enggak..”
P-43 : “ Enggak gimana maksudnya ?”
N1-43 : “ Belum pernah gitu.”
P-44 : “ Yang kamu ingat apa dari Bu N pas menerangkan ?”
N1-44 : “ Misalnya kalau segienam itu ya segienam gitu tidak disebutin
prismanya.”
P-45 : “ Itu di bangun datar ?”
N1-45 : “ Iya..”
P-46 : “ Kalau segienam itu punya enam sisi gitu ?”
N1-46 : “ He”em.”
P-47 : “ Coba kamu gambar segienam itu seperti apa !”
N1-47 : “ (menggambar segitiga).”
P-48 : “ Itu segienam ?”
N1-48 : “ Hee.. bukan, agak lupa e (dia menggambar lagi tapi tetpa
segitiga) agak susah e bu.”
P-49 : “ Ya gak papa sebisamu aja.”
N1-49 : “ Nanti ini tu nggaris sama sini, jadi kesini gini ( membuat titik-
titik).”
P-50 : “ Kayak gini gambarnya ? (menunjuk gambar prisma segitiga
seperti tenda) ini namanya segienam ? ”
N1-50 : “ He’em.”
P-51 : “ Oh ini kamu dapet ini dari guru pas nerangin segienam gitu ?
tapi sempat ta Bu N bawa alat peraga ke kelas ?”
N1-51 : “ He’em.”
P-52 : “ Naa itu kamu mudeng gak disitu ?”
N1-52 : “ Iyaa.. kan ada yang bentuknya kayak gini (gambar c), kayak
gini (gambar d), kayak gini ( gambar e).”
P-53 : “ Oh yaa.. berarti kamu menganggap bahwa ketiga gambar
disitu adalah bener-bener prisma ?”
N1-53 : “ He’em.”
P-54 : “ Jadi kemarin bangun ruang yang Bu N bawa itu menganggap
bahwa itu..”
N1-54 : “ Prisma.”
P-55 : “ Oh tidak ada perbedaan ya ketiga ini ?”
N1-55 : “ Enggak..”
P-56 : “ Sama gitu ya.. prisma ?”
N1-56 : “ Iya..”
P-57 : “ Kalau ini nomor tiga ini kamu menjawab balok persegi
panjang, kenapa kamu bisa menganggap bahwa bangun itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
balok persegi panjang ?”
N1-57 : “ Itu kan atasnya sama bawah itu kan segitiga.”
P-58 : “ Iya segitiga, kamu yakin itu balok persegi panjang ?”
N1-58 : “ Nah itu bu, tadi bingungnya pas disitu.”
P-59 : “ Emm berarti kamu yakin tidak dengan jawaban ini ?”
N1-59 : “ Enggak.”
P-60 : “ Lalu apa yang kamu yakini kalau baca lagi disini ?”
N1-60 : “ Kalau yakinnya ini ( menunjuk gambar d).”
P-61 : “ Lalu namanya apa ?”
N1-61 : “ Segitiga prisma.”
P-62 : “ Bukan prisma segitiga ? Yakin?”
N1-62 : “Yaa..”
P-63 : “Okee.. sebentar yang ini kamu mengerjakannya bagaimana ?
(nomor 8), ini D x t.b itu maksudnya gimana ?”
N1-63 : “ Ini kan t.b itu kan tinggi tabung.”
P-64 : “ Owalah lha yang ini (15 x 2) + ( 15 x 2) itu apa ?”
N1-64 :
“ Itu kan harus dicari luas alasnya bu, jadi ini kan cuman jari-
jari terus ini diameter dijadiin diameter terus ini sama ini
titambah (menunjuk alas dan tutup tabung) terus kali ini
(menunjuk tinggi tabung).”
P-65 : “ Em.. kalau kamu ee rumus untuk volune tabung itu apa ? Apa
yang kamu ketahui tentang volume tabung ?”
N1-65 : “ Luas alas x tinggi.”
P-66 : “ Nah alasnya berbentuk apa dia ?”
N1-66 : “ Lingkaran.”
P-67 : “ Nah luas lingkaran itu rumusnya apa ?”
N1-67 : “ Diameter.”
P-68 : “ Diameter lalu kali tinggi gitu ?”
N1-68 : “ Iya.”
P-69 : “ Berarti rumus volume tabung itu ..”
N1-69 : “ Diameter dikali tinggi.”
P-70 :
“ Itu kamu yakin dengan itu ? Lha itu kamu dapat dari buku
atau dari Bu N atau dari internet atau dari teman atau dari mana
?”
N1-70 : “ Dari diri sendiri bu.”
P-71 : “ Oh bererti kamu mencerna ini (soal nomor 8) lalu kamu
menemukan rumusnya sendiri ?”
N1-71 : “ He’ee...(sambil ketawa).”
P-72 : “ Oh berarti luas alasnya cuma diameter gitu ?”
N1-72 : “ Iya, jadi diameter ditambah kan tutup sama alasnya lalu
dikali 14 (tinggi).”
P-73 : “ Itu rumus dari dirimu sendiri ?”
N1-73 : “ Iya..”
P-74 : “ Tidak dari teman atau internet gitu ? “
N1-74 : “ Enggak.”
P-75 : “ Kamu sering belajar gak dirumah ?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
N1-75 : “ Kalau pas lagi males-malesan gitu bukak buku kalau gak buka
internet gitu aja bu.”
P-76 : “ Oh tapi sering latihan soal ?”
N1-76 : “ Kadang.”
P-77 : “ Kalau dari ini kamu cintamu terhadap Matematika seberapa ?
Berapa persen kalau kita total 100% ?”
N1-77 : “ 70%.”
P-78 : “ Kalau yang nomor 13 ini termasuk bangun apa ?”
N1-78 : “ Tabung.”
P-79 : “ Nah tabung itu juga sama volume diameter kali panjang pipa
gitu ya ?”
N1-79 : “Iya.”
P-80 : “ Yakin dengan rumus itu ?”
N1-80 “ Yakin.”
P-81 : “ Lalu kamu juga yakin ya kalau gambar tiga tadi (c, d, e) itu
prisma ?”
N1-81 : “ Iya.”
2. Subjek N2
P-01 : “ Nia, apa kamu ada persiapan untuk tes hari ini ?”
N2-01 : “ Engga ada persiapan.”
P-02 : “ Apakah kamu suka Matematika ?”
N2-02 : “ Lumayan sih bu.”
P-03 : “ Kalau ibu presentase yang suka sekali Matematika itu 100%,
kamu kira-kira berapa persen ?”
N2-03 : “ 80% bu.”
P-04 : “ Coba ini nomor dua, coba kamu sebutkan nama-nama bangun
ruang di atas!”
N2-04 :
“ Emm.. ini kerucut (menunjuk gambar a pada nomor satu),
balok (menunjuk gambar b), tabung (menunjuk gambar c),
prisma segitiga (menunjuk gambar d), kerucut (menunjuk
bangun e), prisma segitiga (menunjuk gambar f).”
P-05 : “ Kamu yakin ? ”
N2-05 : “ Iya.. bu. ”
P-06 : “ Ini bangun apa ? (pewancara menunjuk gambar a dan e pada
gambar nomor satu) ”
N2-06 : “ Ini kerucut bu.”
P-07 : “ Mengapa ini kamu sebut bangun kerucut ?”
N2-07 : “ Karena ada segitiganya bu. ”
P-08 : “ Oh.. berarti kalau ada segitiga itu mananya kerucut ?”
N2-08 : “ Iya bu...”
P-09 : “ Kamu belajar dari mana ?”
N2-09 : “ Dari baca-baca buku.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
3. Subjek N3
P-01 : “Oke, selamat siang, Kanga.”
N3-01 : “Siang.”
P-02 : “Kemaren waktu ibu SMS lalu ke sini itu, persiapan apa yang kamu
lakukan di rumah? Ada persiapan nggak?”
N3-02 : “Nggak ada. Lha sakit e, Bu.”
P-03 : “Oh, tidak ada persiapan, ya. Lalu dari… apakah kamu itu suka
Matematika?”
N3-03 : “Nggak begitu.”
P-04 : “Kalau ibu total 100%, ya, kamu kira-kira berapa persen? Suka
Matematika. 100% itu berarti suka sekali sama Matematika. Sekitar
berapa persen?”
N3-04 : “60%”
P-05 : “60% suka Matematika. Nah, dari soal ini, apakah kamu anggap soal ini
termasuk soal mudah atau sulit?”
N3-05 : “Sulit.”
P-06 : “Sulit. Apa yang membuat kamu sulit?”
N3-06 : “Bingung.”
P-07 : “Bingung. Selain itu? Kenapa kamu bisa bingung? Padahal kan udah
pernah materi ini, kan?”
N3-07 : “Lha, lupa.”
P-08 : “Lupa? Lalu ketika kamu mengerjakan ini apa yang kamu ingat?
Pelajarannya Bu N, atau di internet, atau buku, atau apa?”
N3-08 : “Buku sama pelajarannya Bu N.”
P-09 : “Buku… nah, nomor 1, kamu memilih mana ini? Coba ditunjuk, milih?”
N3-09 : “A, C, F.”
P-10 : “A, C, F, yakin kalau ini?”
N3-10 : “Sama D. Maksudnya sama D.”
P-11 : “Oh, sama D. Berarti kamu yakin kalau ini tuh bangun ruang prisma?”
N3-11 : “Hm” (sambil mengangguk).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
P-12 : “Kalau ini, yang A, namanya apa?”
N3-12 : “Segitiga.”
P-13 : “Segitiga. Lalu, yang B?”
N3-13 : “Persegi panjang.”
P-14 : “Persegi panjang. Yang C?”
N3-14 : “Balok, eh, tabung.”
P-15 : “D?”
N3-15 : “Itu segitiga sama selimut, luasnya.”
P-16 : “Namanya bangun ruang apa? Segitiga selimut, gitu?”
N3-16 : “Hm” (sambil mengangguk kecil).
P-17 : “Segitiga selimut. Kemudian, yang E? Ini, di sini apa?”
N3-17 : “Ha itu, sembarang paling… oh, sama sisi.”
P-18 : “Segitiga sama sisi. Terus?”
N3-18 : “Yang ini (sambil menunjuk bangun ruang yang dimaksud). Ini segitiga
sama sisi.”
P-19 : “Sisi (mengikuti ucapan murid), prisma. Berarti ini kamu yakin kalau ini
tuh namanya segitiga?
N3-19 : “Hm” (sambil mengangguk kecil).
P-20 : “Tapi, kamu juga yakinkah kalau ini… ini termasuk prisma?”
N3-20 : “Insyaallah yakin.”
P-21 : “Insyaallah yakin. Alasanmu apa to kok itu dipilih sebagai prisma?”
N3-21 : “Soalnya ada ruangnya.”
P-22 : “Ada ruangnya. Berarti bangun prisma itu termasuk bangun ruang?Ada
ruangannya?”
N3-22 : (mengangguk).
P-23 : “Lha ini juga ada ruangannya (sambil menunjuk gambar), ruangannya,
ruangannya, ruangannya, semua (sambil menunjuk gambar satu per satu).
Kenapa kamu hanya memilih A, F, C?”
N3-23 : “Lha itu soalnya yang sering tampil di buku.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
P-24 : “Itu yang sering tampil di buku. Berarti itu termasuk prisma?”
N3-24 : (mengangguk).
P-25 : “Oke. Ini segitiga prisma, gitu?”
N3-25 : (mengangguk).
P-26 : “Kenapa nggak prisma segitiga, gitu? Kamu mendapatkan ini dari
mana?Dari pelajarannya Bu N, atau dari buku, atau internet, atau mana?”
N3-26 : “Buat sendiri” (sambil tersenyum).
P-27 : “Buat sendiri (tertawa). Oke… buat sendiri namanya.Buat sendiri. Oh, ini
bangunnya, ya. Nah, ini… ini termasuk bangun apa, nomor 4?
Mempunyai bidang alas.”
N3-27 : “Segitiga selimut. Segitiga selimut.”
P-28 : “Segitiga selimut. Kenapa kamu menyebutkan segitiga selimut?”
N3-28 : “Karena mempunyai selimut.”
P-29 : “Oh, karena mempunyai selimut. Berarti namanya segitiga selimut?”
N3-29 : (menangguk).
P-30 : “Padahal di sini ada bidang alas dan bidang atas yang berbentuk
lingkaran.”
N3-30 : “Oh iya ding” (sambil menepuk kening dan tersenyum).
P-31 : “Yakin kamu dengan jawaban itu?”
N3-31 : “Nggak yakin (sambil tersenyum). Salah.”
P-32 : “Nggak yakin. Kenapa nggak yakin?”
N3-32 : “Soalnya ini ada lingkarannya (menunjuk satu gambar), yang ini nggak
ada (menunjuk gambar yang lain).”
P-33 : “Hmm. Berarti kalau kamu, kalau ibu tanya aja deh, ini yang kamu
gambar ini namanya apa?”
N3-33 : “Hm… segitiga… apa tadi… segitiga sama sisi” (sambil berpikir).
P-34 : “Segitiga sama sisi. Itu termasuk bangun ruang?”
N3-34 : “Hm” (sambil mengangguk).
P-35 : “Segitiga sama sisi itu termasuk bangun ruang?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
N3-35 : “Hm” (mengangguk).
P-36 : “Kamu mendapatkan dari… itu dari mana?”
N3-36 : “Dari... (berpikir).”
P-37 : “Dari Bu Nkah pas nerangke? Atau dari buku atau dari internet?”
N3-37 : “Dari buku kayaknya.”
P-38 : “Dari buku? Berarti kamu pas belajar itu nemu bangun kayak gitu
namanya segitiga sama sisi, gitu?”
N3-39 : “Nganu… (berpikir).”
P-40 : “Gimana?”
N3-39 : (diam, masih berpikir).
P-41 : “Bagaimana?”
N3-41 : “Kayaknya nggak ada di mana-mana” (sambil tersenyum).
P-42 : “Ha terus, kamu cari dari mana? Kamu sering belajar sama siapa, sama
mamamu atau belajar sendiri?”
N3-42 : “Sama ayah.”
P-43 : “Sama ayah.”
N3-43 : “Biasanya.”
P-44 : “Biasanya sama ayah?”
N3-44 : (mengangguk).
P-45 : “ Berarti… tapi, pernah ayah ngajarin tentang ini?”
N3-45 : “Pernah.”
P-46 : “Dan namanya segitiga selimut, gitu?”
N3-46 : “Tapi, belum pernah ngajarin kayak gini, Bu.”
P-47 : “Terus?”
N3-47 : “Kalau misalnya kesusahan, dibantu.”
P-48 : “Terus kamu dapet bangun… bisa gambar seperti ini dari mana?”
N3-48 : “Ngeliat yang tadi, di sini” (sambil menunjuk halaman sebelumnya).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
P-49 : “Oh, ngeliat tadi yang di sini (membalik halaman sebelumnya). Yang
mana, oh, yang ini? (sambil menunjuk gambar).
N3-49 : (menunjuk gambar yang dimaksud).
P-50 : “Lalu, ini namanya? Namanya apa tadi yang D? Mana yang…
(menyodorkan gambar)?”
N3-50 : (menunjuk salah satu gambar)
P-51 : “Namanya?”
N3-51 : “Segitiga sisi.”
P-52 : “Segitiga sisi?”
N3-52 : “Tiga sisi.”
P-53 : “Segitiga tiga sisi?”
N3-53 : (menangguk).
P-54 : “Kenapa kok bisa disebut segitiga tiga sisi?”
N3-54 : “Karena memiliki tiga sisi. Karena memiliki tiga sisinya.”
P-55 : “Mana sisinya?”
N3-55 : “Satu… dua… tiga… (sambil menunjuk satu per satu).”
P-56 : “Oh, yang samping-samping itu?”
N3-56 : “Hm” (sambil mengangguk).
P-57 : “Satu, dua, tiga, makanya dimanakan segitiga tiga sisi?”
N3-57 : “Sisi (menirukan ucapan guru sambil mengangguk).”
P-58 : “Itu kamu dapet dari mana?”
N3-58 : “Dari gambar yang ini” (sambil menunjuk satu gambar).
P-59 : “Lalu kamu belajar itu dari orangtua, atau dari Bu Guru, atau dari…
dari… hmm… apa? Buku, gitu?Dari internet?Atau malah dari dirimu
sendiri?”
N3-59 : “Dari diri sendiri.”
P-60 : “Oh, dari diri sendiri. Dari soal ini yang kamu anggap paling mudah,
mana?”
N3-60 : “Paling mudah? (mencari) Yang ini (menunjuk salah satu soal).”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
P-61 : “Oh, yang ini. Oh, satuan, ya. Lalu, yang mengerjakan-mengerjakan itu?”
N3-61 : “Yang mengerjakan?”
P-62 : “Hm… yang paling kamu anggap mudah?”
N3-62 : (mencari dan berpikir)
P-63 : “Ini… ini kalau ibu tanya, termasuk bangun ruang apa?”
N3-63 : “Segitiga… segitiga… (diam lama) segitiga.”
P-64 : “Segitiga, gitu aja, ya? Terus termasuk bangun ruang atau tidak?”
N3-64 : “Tidak.”
P-65 : “Tidak?”
N3-65 : “Eh, bangun ruang.”
P-66 : “Oh, bangun ruang. Berarti itu termasuk segitiga, gitu ya?Oke, berarti
kebanyakan kamu belajar ini itu, pas kalau kamu mengerjakan itu, yang
kamu ingat itu dari mana?Dari buku, dari pelajaran di kelas, atau dari
internet, atau dari dirimu sendiri?”
N3-66 : “Biasanya dari buku.”
P-67 : “Dari buku?”
N3-67 : “Hm” (mengangguk).
P-68 : “Oke, ya sudah. Oke, terima kasih.”
4. Subjek N4
P-01 : “Oke, mulai ya. Apa persiapan yang kamu lakukan sebelum mengerjakan
ini? Tadi malem atau apa, ada persiapan nggak?”
N4-01 : “Tadi pagi saya menyiapkan alat tulis dan buku-buku.”
P-02 : “Tapi kalau untuk belajar, gitu? Pagi atau malem gitu, ada persiapan
belajar ndak untuk ngerjain?”
N4-02 : “Kalau ada waktu luang, belajar ….”
P-03 : “Yang kemarin ini. Ketika Bu N SMS to, terus kamu belajar gitu atau
nggak?”
N4-02 : “Besoknya. Ya tadi pagi itu.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
P-04 : “Oh, pagi tadi belajar, ya? Oke. Kalau dari ini… kamu anggap susah atau
mudah to? Soal ini.”
N4-04 : “Bisa dibilang susah, bisa dibilang nggak. Ada yang susah, ada yang
nggak.”
P-05 : “Lebih berat yang mana persentasenya? Kalau itu kan berarti 50% susah,
50% mudah. Nah, yang paliiing… yang paling banyak itu ke susahnya
atau ke mudahnya?”
N4-05 : “Ke susahnya” (sambil tertawa).
P-06 : “Ke susahnya. Oke.Kalau Andra itu sebenarnya suka Matematika tidak?”
N4-06 : (Tertawa) “Nggak begitu.”
P-07 : “Nggak begitu. Kalau ibu total 100% gitu, suka Matematika ya, yang
sukaaa banget berarti 100% ya.Kalau Andra itu kira-kira berapa persen
suka Matematika?”
N4-07 : “50.”
P-08 : “50% suka Matematika. Lha kenapa alasanmu kok cuma setengah-
setengah suka Matematika itu?”
N4-08 : “Ya… gimana ya.”
P-09 : “Apa kamu nggak minat belajar Matematika?”
N4-09 : “Ya minat, tapi…” (tersenyum).
P-10 : “Susah, gitu ya?”
N4-10 : “Iya.”
P-11 : “Oh, gitu. Oke, ibu tanya ya. Nomor 1, kamu menjawab mana? A, D, E,
F. Yakin dengan jawaban ini?”
N4-11 : “Yakin.”
P-12 : “Prisma alasnya berbentuk segitiga, bukan persegi dan lingkaran. Bukan
persegi dan lingkaran.Ini berarti bukan termasuk prisma, ya? (sambil
menunjuk gambar). Dua ini?”
N4-12 : (menggeleng)
P-13 : “Berarti yang termasuk prisma itu yang ini (sambil menunjuk gambar)?”
N4-13 : “He eh” (mengangguk).
P-14 : “A, D, E, F. Lha, kenapa kamu… ini termasuk prisma?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
N4-14 : “Ya karena prisma tuh alasnya bukan lingkaran sama persegi panjang.
Segitiga.”
P-15 : “Hm. Kamu dapat informasi itu… apa… dari mana? Dari buku, atau dari
gurumu, atau dari orangtua, atau dari internet gitu?”
N4-15 : “Dariku sendiri” (sambil tersenyum).
P-16 : “Dari dirimu sendiri?”
N4-16 : “He eh” (mengangguk).
P-17 : “Berarti dari belajarmu sendiri?”
N4-17 : “He eh” (mengangguk).
P-18 : “Kalau pas gurunya menerangkan di kelas gitu, bagaimana?”
N4-18 : (Tertawa) “Ya perhatikan, tapi lupa.”
P-19 : “…, tapi lupa. Lalu ini namanya apa? Yang A, namanya?Segitiga.B
persegi panjang, tabung, D belah ketupat?E prisma, prisma segitiga
(membacakan jawaban murid).Kenapa kamu bisa ngomong ini, ini
segitiga?”
N4-19 : “Karena… dia bentuknya seperti segitiga, bangun segitiga.”
P-20 : “Berarti itu… tapi, itu termasuk prisma, ya?”
N4-20 : “Ya” (mengangguk).
P-21 : “Karena ini kamu milih prisma to?”
N4-21 : (mengangguk).
P-22 : “Yakin dengan itu?”
N4-22 : “Yakin” (sambil tertawa).
P-23 : “Terus ini D, belah ketupat?”
N4-23 : (berpikir)
P-24 : “Belah ketupat?”
N4-24 : (mengangguk sambil tertawa).
P-25 : “Yakin?”
N4-25 : “Yakin.”
P-26 : “Yakin, berarti kalau D itu belah ketupat, itu juga termasuk prisma?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
N4-26 : “Termasuk” (mengangguk).
P-27 : “Oke. Kalau ini yang… E itu juga prisma?”
N4-27 : (mengangguk).
P-28 : “Kenapa alasanmu kok memilih itu prisma?”
N4-28 : “Karena pernah diterangin sama guru, digambarin di papan tulis tuh
kayaknya bentuknya seperti itu.”
P-29 : “Pernah to Bu N bawa ke kelas bangun-bangun itu?”
N4-29 : (mengangguk).
P-30 : “Kamu inget nggak?”
N4-30 : (menggeleng).
P-31 : “Oh, berarti pernah ya gurunya. Ini… apa, bangun itu namanya prisma
gitu, pas di kelas. Ho oh?”
N4-31 : (mengangguk).
P-32 : “Berarti pas di kelas ya itu prisma, itu ya. Kalau yang ini, kamu, di sebut
apa ini? (menunjuk soal)”
N4-32 : “Persegi panjang.”
P-33 : “Persegi panjang. Alasanmu apa? Alasanmu apa?”
(Guru berbicara sebentar dengan orang lain.)
P-34 : “Piye, ini termasuk persegi panjang?”
N4-34 : “Iya.”
P-35 : “Apa alasanmu memilih itu persegi panjang?”
N4-35 : “Karena persegi panjang tuh sisinya tegak.”
P-36 : “Karena persegi panjang itu sisinya tegak. Oh, berarti ini? Pernyataan
yang kedua ini? (menggarisbawahi lembar)”
N4-36 : (mengangguk).
P-37 : “Sisi tegak, berbentuk persegi panjang, makanya kamu langsung memilih
persegi panjang?”
N4-37 : “Iya.”
P-38 : “Coba lihat gambarnya. Oh, berarti ini termasuk persegi panjang?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
N4-37 : (mengangguk).
P-39 : “Kalau yang ini, yang B? Berarti kamu beranggapan bahwa kalau ini tuh
persegi….”
N4-39 : “Panjang” (mengangguk).
P-40 : “Oh, oke. Ini tabung, ya.Lalu, volume.Untuk menghitung volume itu
sentimeter persegi (cm2)?”
N4-40 : “Volume… ya” (mengangguk).
P-41 : “Yakin dengan itu?”
N4-41 : “Yakin.”
P-42 : “Apa alasanmu?”
N4-42 : “Ya karena (lirih)… kalau dikasih soal sama guru itu, biasanya disuruh,
kalau jawabannya itu volume, kubik, sentimeter kubik (cm3).”
P-43 : “Sentimeter kubik. Terus, udah?”
N4-43 : (mengangguk).
P-44 : “Berarti ini, ini kamu baca apa?”
N4-44 : “Sentimeter, (tersenyum) sentimeter persegi.”
P-45 : “Sentimeter persegi.”
N4-45 : (Meletakkan telapak tangan ke arah mata dan kening sambil tertawa.)
P-46 : “Terus? (ikut tertawa) Terus, yakin nggak dengan ini?”
N4-46 : “Belum, belum, belum. Volume bukan.Salah, salah tulis, salah tulis.”
P-47 : (tertawa) “Oke. Tapi, kalau ini kamu dapet dari mana ini? Ini kok
namanya persegi panjang?”
N4-47 : (tersenyum).
P-48 : “Dari buku atau dari guru atau dari internet?”
N4-48 : “Internet.”
P-49 : “Dari internet. Oh, persegi panjang itu termasuk bangun ruang, terus dari
internet?”
N4-49 : “Iya (lirih).”
P-50 : “Kalau ini nggak yakin, ya?” (menunjuk soal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
N4-50 : “Nggak.”
P-51 : “Harusnya ini namanya sentimeter persegi, ya.”
N4-51 : (mengangguk).
P-52 : “Oke, ada yang kesusahan dengan ini? Kalau untuk me… ini termasuk
bangun ruang apa gitu, kamu tahu? Ini bangun ruang apa?”
N4-52 : “Ini prisma segitiga.”
P-53 : “Prisma segitiga.”
N4-53 : (mengangguk).
P-54 : “Oke. Ini namanya prisma segitiga. Kalau rumus prisma segitiga itu apa?
Oh, luas alas kali tinggi (membaca jawaban murid). Oke. (membalik-
balik lembar) Ini, ini bangun ruang apa? Bangun ruang apa itu? Kok
kamu volumenya p.l.t.?”
N4-54 : “Prisma.”
P-55 : “Prisma. Tapi, volumenya? Menghitung volume prisma apa?”
N4-55 : “Luas alas kali tinggi” (tersenyum).
P-56 : “Oh, jadi nggak yakin ini ya?”
N4-56 : (menggeleng).
P-57 : “Oke, sudah. Oke, terima kasih.”
5. Subjek N5
P-01 : “ Nin..emm bagaimana ada persiapan gak kamu untuk hari ini ?”
N5-01 : “ Persiapan ngerjain ?”
P-02 : “ Ada belajar dulu gitu ?”
N5-02 : “ Engga...”
P-03 : “ Lalu soal tadi kamu anggap sulit atau mudah ?”
N5-03 : “ Mudah sulit.”
P-04 :
“ Kalau ibu presentasenya 100% itu mudah, kira-kira kamu
berapa persen mudahnya berapa persen sulitnya, kebanyakan
sulit atau mudah ?”
N5-04 : “ Eemm...apa yaa...(mikir lama sambil senyum-senyum ) lalu
nina bilang mudah.”
P-05 : “ Berarti kamu bisa ya ? Kalau Nina itu sebenarnya suka
Matematika tidak ? ”
N5-05 : “ Engga terlalu suka.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
P-06 : “ Kalau Ibu presentase lagi, 100% itu sukaa banget Matematika,
kalau Nina kira-kira berapa persen ?”
N5-06 : “ 75 %.”
P-07 : “ 75% suka Matematika ya...Oke, Ibu tanya nomor satu, yang
kamu anggap kelompok prisma itu mana ? tunjukkan coba !”
N5-07 : “ prisma...a, d, e, f (Nina menunjuk gambar pada nomor satu).”
P-08 : “ Alasannya apa ? bangun-bangun ruang tersebut memiliki
bentuk segitiga, yakin dengan jawaban itu ?
N5-08 : “ Enggak...”
P-09 : “ Kenapa gak yakin ?”
N5-09 : “ Enggak tau, soalnya gak tau...heee”
P-10 : “ Soalnya gak tau...itu termasuk prisma atau bukan gitu ?”
N5-10 : “ Alasannya nggak tau,
P-11 :
“ Oh alasannya gak tau, tapi yakin kalau ini (sambil menunjuk
gambar bangun ruang di nomor satu gambar a, d, e, f) itu bangun
ruang prisma. Kalau prisma itu sendiri apa ta sebenarnya ?”
N5-11 : “ Prisma ituu...(sambil mikir) ”
P-12 :
“ Bangun ruang, termasuk bangun ruang ya. Emm oke kalau ini
yang a kamu njawab apa ? (pewawancara menunjuk gambar a
pada nomor satu) ini namanya prisma...?”
N5-12 : “ Prisma segitiga. ”
P-13 : “ Kenapa alasanya kok dia prisma segitiga ?”
N5-13 : “ Soalnya semuanya tuu segitiga. ”
P-14 : “ Oke.. ini balok, ini tabung, lalu yang gambar d termasuk limas
? apa alasanmu ini limas ? ”
N5-14 : “ Emmmm... (diam sambil mikir).”
P-15 : “ Karena apa, punya ruang atau punya apa gitu, kok kamu bisa
menyebutkan itu limas ?”
N5-15 : “ Emmmm... (diam lagi).”
P-16 : “ Terus ini prisma segiempat ? Kenapa kok ini prisma segiempat
? ( pewawancara menunjuk gambar e).”
N5-16 : “ Ininya...segiempat (sambil menunjuk alas dari bangun ruang
e).”
P-17 : “ Sisinya segiempat yang alas ini ?”
N5-17 : “ He’em...he’em..”
P-18 :
“ Makanya disebut prisma segiempat ? Kalau ini namanya limas
? ( pewawancara menunjuk gambar d) limas itu yang seperti apa
? Kenapa kamu memilih ini sebagai limas ? terus ini juga limas (
pewawancara menunjuk gambar f) Kenapa ? alasannya apa ?
Yakin dengan itu ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
N5-18 : “ Enggak... (mringis).”
P-19 : “ Kenapa kamu gak yakin ?”
N5-19 : “ Diaam...(sambil melihat soal) .”
P-20 :
“ Tapi ini prisma segiempat ? ( pewawancara menunjuk gambar
e) karena alasanya segiempat. Lalu ini (gambar a) termasuk
prisma segitiga, karena alasnya berbentuk segitiga ? “
N5-20 : “ Iyaa...”
P-21 : “ Oh berarti ini termasuk prisma ( gambar a dan e), lalu yang ini
( gambar d dan f) termasuk limas ?”
N5-21 : “ Iyaa..”
P-22 : “ Kalau yang nomor tiga ini termasuk limas ?”
N5-22 : “ Iyaa..”
P-23 : “ Apa alasanmu menjawab limas ?
N5-23 : “ Soalnya ciri-cirinya disini hampir mirip sama ini (menunjuk
gambar f).”
P-24 : “ Emm berarti ini, oh yaa oke berbentuk ini (gambar f) berarti ini
limas gitu ya ?”
N5-24 : “ Iya.. (menganggukkan kepala) .”
P-25 : “ Berarti bangun ruang yang seperti ini namanya limas ?
(menunjuk bangun ruang prisma )”
N5-25 : “ .... (Menganggukkan kepala).”
P-26 :
“ Kamuuu dapat dari itu ituu dari mana, informasi itu ? misalnya
baca buku, dapet dari buku atau kamu belajar sendiri, atau dari
orang tua, atau dari guru, dari teman gitu ? Informasi ini gambar
limas ini prisma ini tabung ini balok itu seringnya dapat dari
mana ?”
N5-26 : “ Dari buku tematik.”
P-27 :
“ Dari buku tematik ? emm dari buku tematik, okee. Kalau ibu
tanya, prisma segitiga itu yang seperti apa ? kamu bisa nggambar
nggak prisma segitiga itu yang seperti apa”
N5-27 : “ Yang kayak gini (menunjuk gambar a, gambar limas segitiga).”
P-28 : “ Itu prisma segitiga ?”
N5-28 : “ Iya..”
P-29 : “ Kamu dapat itu dari mana ? dari buku itu ?”
N5-29 : “ Ho’oh.”
P-30 : “ Oke sudah..terimakasih.”
6. Subjek N6
P-01 : “ Pagii.. apa persiapanmu untuk hari ini ? Ada persiapan tidak ?”
N6-01 : “ Enggak.”
P-02 : “ Ini tergolong mudah atau sulit soal itu ?”
N6-02 : “ Yaa ada yang mudah ada yang sulit.”
P-03 : “ Lebih berat kemana? Sulit atau mudah ?”
N6-03 : “ Kee... sulitnya karena nggak inget.”
P-04 : “ Padahal materi ini sudah pernah ya ?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
N6-04 : “ Iya.”
P-05 : “ Kalau kamu tu sebenernya suka Matematika tidak ?”
N6-05 : “ Yaa kalau bisa dong itu ya suka.”
P-06 : “ Hehehe.. kalau keseluruhanlah ya, 100% suka banget
Matematika, kalau Kalila itu berapa persen ?”
N6-06 : “ Yaa... berapa ya... emm 80 an”
P-07 : “ Ini kalau nomor satu itu emm oke, kalau nomor dua ?”
N6-07 : “ Ini ngaak dijawab.”
P-08 : “ Kenapa nggak dijawab ?”
N6-08 : “ Enggak tau.”
P-09 : “ Kalau yang ini namanya apa ? (menunjuk gambar a)”
N6-09 : “ Ini prisma segitiga.”
P-10 : “ Lalu yang gambar e apa ?”
N6-10 : “ Gambar e prisma segiempat.”
P-11 : “ Karena apa alasannya ?”
N6-11 : “ Ini kan segitiga, ini kan segiempat ( menunjuk alas gambar a
dan e).”
P-12 : “ Yakin dengan jawaban itu ?”
N6-12 : “ Yaa.. nggak 100% yakin.”
P-13 : “ Loh kenapa gak seratus persen yakin?”
N6-13 : “ Soalnya udah lama dipelajari jadi, gimana yoo kayak agak lupa
atau gimana gitu.”
P-14 : “ Oh.. tapi kamu sering, udah pernah kan dapet ini ?”
N6-14 : “ Udah.. udah, kalo seingetnya ya itu jawabannya.”
P-15 : “ Nah.. kamu dapet informasi itu kebanyakan dari mana ? Dari
buku, dari guru atau dari mana ?”
N6-15 : “ Darii...ya dari..itu.. apa dari yang dulu dipelajari itu lho di
kelas.”
P-16 “ Dipelajari di kelas berapa ?”
N6-16 : “ Di kelas lima.”
P-17 : “ Berarti dari guru ?”
N6-17 : “ He’em.”
P-18 : “ Kalau ini namanya prisma segitiga ( gambar a dan e), kalau
yang ini (gambar d)?”
N6-18 : “ Enggak tau.. lupa.”
P-19 :
“ Lha ini alasanmu nomor satu sisi atas dan sisi bawahnya sama
itu disebut kelompok prisma, apa kamu yakin kalau ini juga
prisma ( menunjuk gambar a dan e) ?”
N6-19 : “ Enggak..”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
P-20 : “ Nggak yakin ? Kenapa nggak yakin?”
N6-20 : “ Soalnya ini kan mggak sama ta ( menunjuk gambar a ).”
P-21 : “ Emm.. api kok kamu bisa menyebut itu perisma segitiga ?”
N6-21 : “ Haa.. nggak tau (sambil ketawa).”
P-22 :
“ Kalau ini dari ini (menunjuk soal nomor tiga ) ini termasuk
bangun ruang apa ? Ini keseluruhan ini bukan satu-stu gini, ada
tiga ciri-ciri terus ini bangun apa ?”
N6-22 : “ Oooo...emm balok.”
P-23 : “ Kenapa balok ?”
N6-23 :
“ Kan atas sama bawahnya sama, terus ini kan bisa sejajar, terus
mempunyai sisi tegak berbentuk persegi panjang kan ini (
menunjuk gambar yang dia gambar).”
P-24 : “ Berarti ini termasuk balok ?”
N6-24 : “ He’em.”
P-25 : “ Kalau kamu ini menyebutnya apa ini ( menunjuk gambar limas
yang kalila gambar).”
N6-25 : “ Kalu seingetku, ini apaa.. emm prisma segitiga sama segi
empat.”
P-26 : “ Yakin itu ?”
N6-26 : “ Enggak 100% tapi.”
P-27 : “ Kalau ini ibu tanya ini prisma apa ini ?(menunjuk soal nomor
7).”
N6-27 : “ Prisma segitiga.”
P-28 : “ Untuk mencari volume prisma segitiga itu seperti apa ?”
N6-28 : “ Lupaa..”
P-29 : “ Loh tapi ini kamu bisa mengerjakan.”
N6-29 : “ Ini cuman tak kaliin semua.”
P-30 : “ Berarti itu panjang kali lebar kali tinggi gitunya ?”
N6-30 : “ He’em.”
P-31 : “ Itu volume prisma ? Yakin dengan itu ?”
N6-31 : “ He’em.”
7. Subjek N7
P-01 : “Nay!”
N7-01 : “Apa?”
P-02 : “Gimana, ada persiapankah kamu pas tak sms itu?”
N7-02 : “Biasa aja.”
P-03 : “Biasa aja. Sebenarnya ini kalo kamu mengerjakan tadi
termasuk mudah apa sulit?”
N7-03 : “Lumayan sulit buk.”
P-04 : “Lumayan sulit? Oke. Kalo kamu sebenarnya suka matematika
gak toh?”
N7-04 : “Lumayan.”
P-05 : “Kalo ibuk prosentaselah 100%, itu berapa persen kamu suka
matematika?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
N7-05 : “80an.”
P-06 : “Oya udah lumayan itu. 80% ya. Oke kalo ibuk liat nomer satu
ini A D E F ya itu termasuk kelompok?”
N7-06 : “Prisma.”
P-07 : “Prisma, karena apa alasanmu? Memiliki alas yang berbentuk?”
N7-07 : “Segitiga.”
P-08 : “O berarti ini ini alasnya berbentuk segitiga itu selalu prisma?
Yakin?”
N7-08 : “Kurang.”
P-09 : “Kurang yakin? Kenapa kurang yakin?”
N7-09 : “Dak tau. Karena lebih paham kearah balok sama kubus buk.
Ciri-cirinya, pengukurannya.”
P-10 : “Ooo...berarti kalo prisma itu kurang paham ya. Kalo ini, ini
yang A namanya apa?”
N7-10 : “Kayanya limas ya buk.”
P-11 : “Kayaknya limas. Lalu ini? Lah ini? Prisma segitiga.”
N7-11 : “Ini kan disini kayak dibalik aja gitu lho buk, ini kan keliatan
dari samping, ini keliatan dari bawah. Mungkin kayak gitu buk.”
P-12 : “Ohhh..jadi belum yakin ya jawaban ini. Yakin gak?
N7-12 : “Kurang juga, kurang yakin. Ada yang yakin ada yang kurang.”
P-13 : “Yang yakin banget mana?diantara ini nama bangun ruangnya.”
N7-13 : “Ini....ini...ini...sama ini.”
P-14 : “Yang ini namanya apa?”
N7-14 : “Prisma segitiga.”
P-15 : “Prisma segitiga. Oke, lah kalo ini apa ini? Tinggi P itu apa?”
N7-15 : “Tinggi prisma buk.”
P-16 : “Oohhhhh...disingkat aja. Itu kamu dapat informasi itu
darimana?”
N7-16 : “Tinggi prisma itu buk? Dari hati.”
P-17 : “Dari hati. Ini kamu ngerjain kayak gini ini?”
N7-17 : “Dari hati juga.”
P-18 : “Oohhh...dari hati, muncul dari hati...alright. ini termasuk
bangun apa kalo ibuk tanya? Nomer sebelas ini.”
N7-18 : “Segitiga....eh prisma, prisma segitiga.”
P-19 : “Nah rumus prisma segitiga itu mana? Seperti apa prisma
segitiga?”
N7-19 : “Kayak itu...kayak yang di depan itu kan ada.”
P-20 : “Yang mana?”
N7-20 : “Yang ini.”’
P-21 : “Berarti itu rumusnya panjang kali tinggi kali tinggi gitu?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
N7-21 : ”Kurang yakin e buk.”
P-22 : “Kurang yakin? Berarti gada yang yakin ini kamu garap?”
N7-22 : “Ya ada buk. Ya kan yang kayak tabung itu aku yakin banget
soalnya kan rumusnya dah tau.”
P-23 : “Apa rumusnya tabung?”
N7-23 : “Luas alas kali tinggi, cari volume.”
P-24 : “He’em..lah kalo untuk prisma?”
N7-24 : “Kurang nek prisma buk/”
P-25 : “Lah ini kog kamu bisa ini? Setengah kali alas kali tinggi kali
ini.”
N7-25 : “Itu ingat aja buk.”
P-26 :
“Ini kan juga sama to? Luas alas kali tinggi prisma to? Di
bangun ruang itu selalu begitu. Berarti ini jawabanmu yang tadi
ibu tanyakan tadi kurang yakin yo? Ini...kamu jawab ini.
Aduh...ck, udah gitu aja.”
N7-26 : “Makasi ya buk.”
8. Subjek N8
P-01 : “Riski? Ehhh...ketika ibuk sms itu terus tak suruh ke sekolah
apa da persiapan gak?”
N8-01 : “Nggak.”
P-02 : “Gak ada? Oke. Terus soal ini termasuk sulit apa susah?”
N8-02 : “Lumayan sulit.”
P-03 : “Kalo lebih beratnya kemana sulit apa mudah?”
N8-03 : “Sulit.”
P-04 : “Suliiit...kalo kamu itu sebenarnya suka matematika gak?”
N8-04 : “Lumayan sih.”
P-05 : “”Berapa persen kalo totalnya 100%?”
N8-05 : “Enam puluh.”
P-06 :
“60%...yaaa...sudah cukup baguslah ya. Kemudian ibu tanyai
nomer 1 itu ya, kelompok prisma cobak tunjukkan kelompok
prisma itu yang mana saja?”
N8-06 : “A...D...E...F.”
P-07 : “Yakin?”
N8-07 : “Insha Allah.”
P-08 :
“Prisma adalah bentuk dari segitiga? Berarti kalo bentuknya
ini ada segitiganya itu selalu prisma ya? Ini ada segitiganya
gitu prisma? Berarti ini yang dua ini tidak ada segitiganya
maka tidak seperti prisma gitu?”
N8-08 : “Iya.”
P-09 : “Yakin?”
N8-09 : “Insha Allah.”
P-10 : “Kalo itu kamu itu dapet informasi darimana?”
N8-10 : “Tau sendiri. Tau..soalnya yang pelajaran kemaren kemaren
itu juga lupa.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
P-11 : “Oooohh...pelajaran yang kemaren-kemaren itu sudah lupa,
kalo yang nomor A ini kamu sebut apa?”
N8-11 : “Segitiga apa ya, prisma?”
P-12 : “Segitiga prisma? segitiga prisma atau prisma segitiga?”
N8-12 : “Prisma segitiga”
P-13 : “Prisma segitiga, lalu yang ini?”
N8-13 : “Kubus eh balok.”
P-14 : “Balok, terus?”
N8-14 : “Tabung.”
P-15 : “Tabung, ini?”
N8-15 : “Prisma segitiga.”
P-16 : “Iya, terus?”
N8-16 : “Segitiga prisma”
P-17 : “Segitiga prisma”
N8-17 : “Segitiga prisma”
P-18 : “Informasi itu kamu dapet dari mana?”
N8-18 : “Dari buku.”
P-19 : “Dari buku, sering-sering kamu baca buku itu tadi
informasinya itu di situ?”
N8-19 : “(mengangguk)”
P-20 :
“Itu namanya, kalo ini kalo alasnya segitiga nanti namanya
prisma segitiga gitu, lalu ini juga, gitu ini juga prisma
segitiga?”
N8-20 : “Iya (sambil mengangguk)”
P-21 : “Yakin dengan jawaban ini ya?”
N8-21 : “He’eh (sambil mengangguk)”
P-22 : “Berarti ini tadi kurang ya prisma segitiga gitu ya? Apakah
sama prisma segitiga dan segitiga prisma?”
N8-22 : “Sama (sambil melihat guru)”
P-23 : “Sama? Kamu sering mendapat informasi ini dari mana?
Segini (sambil menunjuk soal) orang tua atau baca buku?”
N8-23 : “Dari buku.”
P-24 : “Dari buku?”
N8-24 : “Pernah baca sedikit.”
P-25 : “Segitiga prisma gitu ya namanya?”
N8-25 : “Iya.”
P-26 :
“Oke, oh gambarnya seperti ini, sambil membalik lembar
soal) lha kalo untuk mengukur volume, ini volume apa to
yang dicari?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
N8-26 : “Balok”
P-27 : “Balok? Ini volume balok?”
N8-27 : “Eh, itu tabung.”
P-28 : “Volume tabung itu rumusnya apa?”
N8-28 : “(mikir sambil senyum)”
P-29 : “Luas alas kali tinggi, oke, terus ini?”
N8-29 : “Phi kali diameter kali tinggi.”
P-30 : “Yakin?”
N8-30 : “Enggak (menggeleng sambil tersenyum dan melihat guru).”
P-32 : “Gak yakin?”
N8-32 : “Nggak.”
P-33 : “Karena di sini kamu menjawabnya (sambil membalik soal)
oh ini phi kali D kali T juga. Berarti luas ini kok malah phi
kali R kuadrat kali T. Nah?”
N8-33 : “(Menutup mulut dengan kedua telapak tangan)”
P-34 : “Yaang, yang kamu.”
N8-34 : “Tak jawab.”
P-35 : “Eh, ya rumusnya tu yang mana, yang phi r kuadrat T atau phi
d kali T.”
N8-35 : “Phi d kali T.”
P-36 : “Yakin ya, berarti volume tabung itu phi d kali T, ehm tabung
phi d kali T gitu ya.”
N8-36 : “(Anak terlihat berpikir dan mengangguk)”
P-37 : “Berarti ini, yang ini yakin ya? Phi d kali T(sambil membalik
soal) itu kamu dapet dari mana? Dari buku, atau dari guru atau
dari internet, atau kamu sharing sama temen?”
N8-37 : “Guru.”
P-38 : “Dari guru? Kalo volume itu phi kali d?”
N8-38 : “Kali T.”
P-39 : “Kali T, kalo pernahkah kamu mendengar phi kali R kuadrat
kali T?”
N8-39 : “(Berpikir) pernah.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
P-40 : “Itu untuk mencari apa?”
N8-40 : “kalo tidak salah sih mencari volume prisma.”
P-41 : “Oh...berarti kalo phi kuadrat t itu volume?”
N8-41 : “Prisma.”
P-42 : “Volume prisma. Volume prisma yang apa?”
N8-42 : “Pris...”
P-43 : “Kan tadi ada prisma segitiga, .....”
N8-43 : “Prisma segitiga.”
P-44 : “Untuk mencari volume prisma segitiga itu rumusnya?”
N8-44 : “Phi kali r kuadrat kali tinggi.”
P-45 : “Oh itu volume prisma, prisma segitiga gitu ya? Oke berarti
kebanyakan kamu ambil informasi itu dari buku dan dari
guru?”
N8-45 : “Iya.”
P-46 : “Kalo yang volume rumus-rumus tadi itu dari guru?”
N8-46 : “Iya.”
P-47 : “Lalu kalo yang emmmm... apa ini kebanyakan ini nama-
nama itu dari?”
N8-47 : “Dari diri sendiri.”
P-48 : “Dari diri sendiri. Terus ini segitiga prisma itu tadi? ”
N8-48 : “Dari buku.”
P-49 : “Emmmmm...oke dari buku gitu ya. Oke, sudah. Makasi.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
TES TERTULIS ASPEK GEOMETRI
SDN JETISHARJO
1. Kerjakan semua soal secara individu
2. Kerjakan pada titik-titik yang telah disediakan
3. Waktu 80 menit
1. Perhatikan bangun-bangun di bawah ini untuk mengerjakan soal nomor 1
dan 2 !
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
Dari bangun-bangun di atas mana sajakah yang termasuk dalam kelompok
prisma ? Berikan alasanmu !
Jawab :
......................................................................................................................
Karena .........................................................................................................
2. Dari gambar bangun ruang di atas (a sampai dengan f), coba sebutkan
nama-nama bangun ruang tersebut !
Jawab:
Lampiran 2
Soal Tes Tertulis siswa
Nama :
Nomor Absen :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
........................................................................................................................
.......................................................................................................................
3. Sebuah bangun ruang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
mempunyai bidang alas dan bidang atas yang sejajar dan
kongruen berupa segitiga,
mempunyai sisi tegak berbentuk persegi panjang,
sisi tegak bisa tegak lurus terhadap bidang alas dan bidang
atasnya,
Bangun apakah yang sesuai dengan ciri-ciri bangun di atas? Gambarlah !
Jawab :
Bangun yang sesuai dengan ciri-ciri di atas adalah
.....................................................................................................................
Gambar :
4. Sebuah bangun ruang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
mempunyai bidang alas dan bidang atas yang berbentuk lingkaran,
mempunyai 3 sisi,
mempunyai selimut
Bangun apakah yang sesuai dengan ciri-ciri bangun di atas ? Gambarlah
!
Jawab :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Bangun yang sesuai dengan ciri-ciri di atas adalah
....................................................
Gambar :
5. Perhatikan satuan-satuan di bawah ini !
cm2 mm2 dm dam3 meter cc liter km hm3 mL
Dari satuan-satuan di atas mana yang merupakan satuan untuk volume ?
Berikan alsanmu !
Jawab:
........................................................................................................................
Karena............................................................................................................
6. Perhatikan rumus-rumus di bawah ini !
Mana rumus yang paling tepat untuk mengukur volume tabung ? Jelaskan
bagaimana rumus itu di dapat !
V = πr²t V= L. alas x tinggi V= 4/3 πr3 V= 1/3 x p x l x t
(a) (b) (c) (d)
Jawab
........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Penjelasan :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
7. Perhatikan gambar di samping !
Jika alas prisma segitiga16 cm, tinggi alas 8 cm
dan tinggi prisma 21 cm, maka volume prisma segitiga
di samping adalah ... cm3
Jawab :
Cara pengerjaan :
................................................................................
................................................................................
8. Perhatikan gambar di samping !
Jika jari-jari alas tabung 15 cm dan tinggi tabung 14 cm,
Tentukan volume tabung tersebut !
Jawab :
Cara pengerjaan :
................................................................................
................................................................................
9. Jari-jari alas tabung 7 cm dan tinggi tabung 15 cm, maka volume tabung
tersebut 154 cm3. Pernyataan tersebut benar atau salah ? Berikan alasanmu
!
Jawab :
........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Penjelasan :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
10. Jika volume tabung 69.300 cm³ dan tinggi 50 cm maka diameternya 42
cm.
Pernyataan di atas benar atau salah ? Berikan alsanmu !
Jawab :
........................................................................................................................
Penjelasan:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
11. Ada tempat pensil yang alas dan tutupnya berbentuk segitiga. Panjang
alas segitiga 5,5 cm, tinggi alas 7,2 cm dan tinggi tempat pensil 15 cm.
Berapakah volume tempat pensil tu ?
Jawab :
........................................................................................................................
Cara pengerjaan:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
12. Suatu bak mandi berisi air sebanyak 18.050 cm³. Alas bak mandi
berbentuk segitiga dengan panjang alas 38 cm dan tinggi alas 50 cm.
Berapakah tinggi bak mandi tersebut ?
Jawab :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Cara pengerjaan :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
13. Ada pipa air berbentuk tabung dengan diameter 14 cm. Panjang pipa 12
cm. Berapa liter volume pipa tersebut ?
Jawab :
Cara pengerjaan :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
14. Suatu cetakan agar-agar berbentuk prisma segitiga. Panjang cetakan itu 25
cm, alas dan tinggi segitiganya 19 cm dan 8 cm. Berapa volume cetakan
agar-agar itu dalam mm3 ?
Jawab :
Cara pengerjaan :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
15. Perhatikan gambar tenda di bawah berikut.
Sebuah tenda memiliki ukuran seperti pada gambar di atas. Maka volume
tenda di atas adalah .... dm3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Jawab :
Cara pengerjaan :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
16. Perhatikan gambar tabung d amping !
Berapa volume tabung tersebut ?
Jawab :
Cara pengerjaan :
................................................................................
................................................................................
~Selamat Mengerjakan~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Alternatif Jawaban Tes Tertulis
1. Yang termasuk kelompok prisma adalah bangun b, c, d, f, karena bangun
tersebut mempunyai bidang alas dan tutup yang sama atau sebangun atau
kongruen dan sejajar, mempunyai sisi tegak persegi panjang.
2. Gambar a adalah limas segitiga, b adalah balok, c adalah tabung, d adalah
prisma segitiga, e adalah limas segiempat, f adalah prisma segitiga.
3. Bangun yang sesuai ciri-ciri tersebut adalah bangun ruang prisma segitiga.
Gambar :
4. Bangun yang sesuai ciri-ciri tersebut adalah bangun tabung.
Gambar:
5. Satuan untuk volume adalah dam3, hm3, cc, liter, mL, karena satuan
(kubik) adalah satuan untuk mengukur volume (isi), sedangkan satuan
(persegi atau pangkat dua) adalah satuan untuk mengukur luas.
6. Rumus volume tabung adalah V = πr²t, karena rumus tersebut diperoleh
dari alas tabung (luas tabung) yaitu L = πr² kemudian untuk mencari
volume, luas alas tersebut dikali dengan tinggi tabung.
Lampiran 3
Alternatif Jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
7. Mencari volume prisma segitiga
Volume = Luas alas x tinggi
= ½ x a x t x t
= ½ x 16 x 8 x 21
= 1344 cm3
8. Mencari volume tabung
Volume = Luas alas x tinggi
= π x r x r x t
= 22/7 x 15 x 15 x 14
= 9900 cm3
Volume = Luas alas x tinggi
= π x r x r x t
= 3,14 x 15 x 15 x 14
= 9891 cm3
9. Pernyataan itu salah karena hasil volume tabung yang benar adalah 810
cm3, 154 cm3 baru hasil dari luas alas lingkaran.
Volume = Luas alas x tinggi
= π x r x r x t
= 22/7 x 7 x 7 x 15
= 810 cm3
10. Pernyataan tersebut benar, karena terbukti bahwa volume tabung 69.300
cm3.
Volume = Luas alas x tinggi
= π x r x r x t
= 22/7 x 21 x 21 x 500
= 69.300 cm3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
11. Mencari volume tempat pensil
Volume = Luas alas x tinggi
= ½ x a x t x t
= ½ x 5,5 x 7,2 x 15
= 279 cm3
12. Mencari tinggi bak mandi
Volume = Luas alas x tinggi
18.050 = ½ x a x t x t
18.050 = ½ x 38 x 25 x t
= 950 t
t = 18.050/950
t = 19 cm
13. Mencari volume pipa
Volume = Luas alas x tinggi
= π x r x r x t
= 22/7 x 7 x 7 x 12
= 1.848 cm3 = 1, 848 dm3
14. Mencari volume cetakan agar-agar
Volume = Luas alas x tinggi
= ½ x a x t x t
= ½ x 19 x 8 x 25
= 1900 cm3 = 1.900.000 mm3
15. Mencari volume tenda
Volume = Luas alas x tinggi
= ½ x a x t x t
= ½ x 8 x 7 x 16
= 448 cm3 = 0,448 dm3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
16. Mencari volume tabung
Volume = Luas alas x tinggi
= π x r x r x t
= 22/7 x 10,5 x 10,5 x 5
= 1732,5 cm3
Volume = Luas alas x tinggi
= π x r x r x t
= 3,14 x 10,5 x 10,5 x 5
= 1730,925 cm3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Tabel Uji Coba Instrumen
total
total Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 46
s1 Pearson Correlation .424**
Sig. (2-tailed) 0,003
N 46
s2 Pearson Correlation .484**
Sig. (2-tailed) 0,001
N 46
s3 Pearson Correlation .464**
Sig. (2-tailed) 0,001
N 46
s4 Pearson Correlation .375*
Sig. (2-tailed) 0,01
N 46
s5 Pearson Correlation 0,149
Sig. (2-tailed) 0,322
N 46
s6 Pearson Correlation -0,115
Sig. (2-tailed) 0,448
N 46
s7 Pearson Correlation .415**
Sig. (2-tailed) 0,004
N 46
s8 Pearson Correlation 0,254
Sig. (2-tailed) 0,089
N 46
s9 Pearson Correlation .600**
Sig. (2-tailed) 0
N 46
s10 Pearson Correlation .697**
Sig. (2-tailed) 0
N 46
s11 Pearson Correlation .409**
Sig. (2-tailed) 0,005
N 46
s12 Pearson Correlation .550**
Lampiran 4
Hasil Validasi Intrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Sig. (2-tailed) 0
N 46
s13 Pearson Correlation .617**
Sig. (2-tailed) 0
N 46
s14 Pearson Correlation .619**
Sig. (2-tailed) 0
N 46
s15 Pearson Correlation .540**
Sig. (2-tailed) 0
N 46
s16 Pearson Correlation .560**
Sig. (2-tailed) 0
N 46
s17 Pearson Correlation .694**
Sig. (2-tailed) 0
N 46
s18 Pearson Correlation .739**
Sig. (2-tailed) 0
N 46
s19 Pearson Correlation .803**
Sig. (2-tailed) 0
N 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
1. Jawaban Tes Tertulis Subjek N1
Lampiran 5
Hasil Jawaban Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
2. Jawaban Tes Tertulis Subjek N2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
3. Jawaban Tes Tertulis Subjek N3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
4. Jawaban Tes Tertulis Subjek N4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
5. Jawaban Tes Tertulis Subjek N5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
6. Jawaban Tes Tertulis Subjek N6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
7. Jawaban Tes Tertulis Subjek N7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
8. Jawaban Tes Tertulis Subjek N8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
Lampiran 6
Hasil Validasi Dosen
Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
Lampiran 7
Hasil Validasi Dosen
Psikologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
Lampiran 8
Hasil Validasi Guru
Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
Lampiran 9
Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI