SKRIPSI PTK ASNIAH
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of SKRIPSI PTK ASNIAH
SKRIPSI
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP KONSEPPERAMBATAN BUNYI MELALUI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI KELAS IV SDN 3 TALAGA II
KABUPATEN BUTON
A S N I A H
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2008
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP KONSEP PERAMBATAN BUNYI MELALUI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI KELAS IV SDN 3 TALAGA II
KABUPATEN BUTON
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
A S N I A H NIM. 064 724 232
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2008
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Meningkatkan Pemahaman Siswaterhadap Konsep Perambatan Bunyi melalui PembelajaranKooperatif Model Student Teams Achievement Division (STAD) diKelas IV SDN 3 Talaga II Kabupaten Buton“
Atas Nama:
Nama : Asniah
Nomor Stambuk : 064 724 232
Jurusan/Prodi : Ilmu
Pendidikan/Pendidikan Guru Sekolah
Dasar
Fakultas : Ilmu Pendidikan
Setelah diperiksa dan diteliti, telah memenuhi syarat
untuk diuji
Makassar, 15
November 2008
Pembimbing I Pembimbing
II
Drs.H.Muh.Arif K, S.Pd, M.humDrs.Abd.Kadir, M.kes
Nip. 131 638 382 Nip.131 636452
Disahkan:Ketua Jurusan/Prodi PGSD
Drs. Muslimin, M.Ed Nip 131 689 336
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Skripsi diterima oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas IlmuPendidikan Universitas Negeri Makassar dengan SK Dekan
No. / / /2008. Tanggal November2008 untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelarSarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru SekolahDasar pada Hari Sabtu 15 November 2008.
Disahkan Oleh
Dekan Fakultas Ilmu
Pendidikan
Dr. Ismail Tolla, M.PdNip. 130 883 215
Panitia Ujian
1. Ketua : Drs. Mappasoro S, M.Ed
(….…….…………...)
2. Sekretaris : Drs.Latri Aras, S.Pd, M.Pd
(…………………….)
3. Pembimbing I : Drs.H.Muh.Arif K, S.Pd, M.hum
(…...……….……….)
4. Pembimbing II : Drs. Abd. Kadir, M.kes
(...………….……….)
5. Penguji I : Drs. Anas Malik, M.Pd
(…………………….)
6. Penguji II : Anshar, S.Pd, M.H
(….....….……...……)
MOTTO
Tidak ada jalan pintas menuju kesuksesan
Kesuksesan akan datang pada mereka yang
Berusaha mendapatkannya, bukan pada orang
yang hanya mengharapkannya
Kupersembahkan karya ini
Buat Ayahanda dan Ibunda serta saudara-
saudariku yang tercinta, yang telah
mendoa, membimbing, dan membantu dengan
penuh kerelaan serta keikhlasan hati
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Asniah
NIM : 064 724 232
Jurusan/Program Studi : Ilmu Pendidikan/Pendidikan GuruSekolah Dasar (PGSD)
Judul Skripsi : Meningkatkan Pemahaman Siswa
terhadap Konsep Perambatan Bunyi melalui
Pembelajaran Kooperatif Model Student Team
Achievement Division (STAD) di Kelas IV SDN 3
Talaga II Kabupaten Buton
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang sayatulis ini benar merupakan hasil karya saya sendiri danbukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiranorang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan ataupikiran sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikanbahwa skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersediamenerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai ketentuanyang berlaku.
Makassar, 15 November
2008
Yang Membuat
Pernyataan;
A s n i a
h
ABSTRAK
Asniah, 2008. Meningkatkan Pemahaman Siswa terhadapKonsep Perambatan Bunyi melalui Pembelajaran KooperatifModel Student Team Achievement Division (STAD) di KelasIV SDN 3 Talaga II Kabupaten Buton, Skripsi. Dibimbingoleh Drs.H.Muh.Arif K, S.Pd, M.hum dan Drs. Abd. Kadir,M.kes Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas NegeriMakassar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif danmerupakan penelitian tindakan kelas, peneliti bertindaksebagai guru, peneliti dibantu dua orang pengamat bekerjamengumpulkan dan menganalisis data, penelitian inidilandasi oleh kenyataan di lapangan bahwa masih banyaksiswa SD kurang memahami konsep perambatan bunyi sertasiswa kurang terlibat dalam pembelajaran kelompok. Salahsatu yang dialami siswa SD adalah pada materi perambatanbunyi melalui benda cair dan benda padat. Untuk mengatasihal tersebut dilandasi tindakan dengan menerapkan belajarkooperatif model STAD.
Dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: apakahpemahaman siswa terhadap konsep perambatan bunyi dapatmeningkat melalui pembelajaran kooperatif model studentteam achievement division (STAD) di kelas IV SDN 3 Talaga
II kabupaten buton. Berdasarkan hasil penelitiandiperoleh bahwa melalui pembelajaran kooperatif modelSTAD terhadap konsep perambatan bunyi pemahaman siswameningkat di SDN 3 Talaga II kabupaten buton. Belajarkooperatif model STAD dilaksanakan melalui tujuh tahap,yaitu persiapan pembelajaran, penyajian materi, belajardalam kelompok, pemeriksaan hasil belajar kelompok,mengerjakan tes secara individu, pemeriksaan tes, danpenghargaan kelompok.
Untuk mengetahui meningkatnya pemahaman siswa terhadapkonsep perambatan bunyi dengan model STAD datanyadinyatakan dalam bentuk verbal, data tersebut terkaitdengan: aktivitas siswa/guru, keaktifan siswa dalammengikuti proses pembelajaran, keantusiasan siswa dalamdiskusi kelompok maupun diskusi kelas, pemahaman siswamenjawab tes secara lisan maupun tertulis, respon siswaterhadap pembelajaran, dan pencapaian hasil belajar.
PRAKATA
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat
Allah swt, karena atas limpahan Rahmat Taufiq dan
Hidayah-Nya jualah sehingga skripsi yang berjudul
“Meningkatkan Pemahaman Siswa terhadap Konsep Perambatan
Bunyi melalui Pembelajaran Kooperatif Model Student Team
Achievement Division (STAD) di Kelas IV SDN 3 Talaga II
Kabupaten Buton” dapat diselesaikan dengan baik.
Sesuai dengan eksistensi penulis, apa yang tertuang
adalam skripsi ini merupakan manifestasi dari kemampuan
optimal yang penulis miliki selama perkuliahan. Oleh
karena itu peulis menyadari masih banyak sekali
kekurangan dalam skripsi ini baik segi teknis maupu
materinya. Untuk itu saran dari segenap pembaca yang
sifatnya konstruktif sangat penulis harapkan.
Tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan kepada bapak Drs.H.Muh. Arif K, S.Pd, M.hum
selaku dosen pembimbing I dan Drs.Abd.Kadir, M.kes selaku
dosen pembimbing II yang telah rela meluangkan waktunya,
mencurahkan tenaganya yang disertai dengan kesungguhan
hati dalam memberikan arahan, petunjuk, bimbingan dan
motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan
pula kepada:
1. Bapak Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM)
Prof.Dr. Arismunandar, M.Pd
2. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Makassar (UNM) Dr. Ismail Tolla, M.Pd
3. Bapak Ketua Program Studi PGSD Universitas Negeri
Makassar (UNM) Drs. Muslimin, M.Ed
4. Sekretaris Program Studi PGSD Universitas Negeri
Makassar (UNM) Drs. Muh. Faisal, M.Pd
5. Ketu UPP PGSD Watampone Bapak Drs. Nasaruddin,
S.Pd., M.Pd
6. Bapak Drs. Latri Aras, S.Pd., M.Pd selaku Ketua
Asrama PGSD UPP Watampone
7. Bapak/Ibu dosen pada Program Studi PGSD Universitas
Negeri Makassar (UNM) UPP Watampone beserta seluruh
Akademik yang telah mengajarkan Ilmu Pengetahuan kepada
penulis
8. Bapak Rusdin, A.ma.Pd selaku Kepala SDN 3 Talaga II
yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama
melakukan Praktek Pengalaman Lapangan
9. Bapak/Ibu Guru SDN 3 Talaga II yang telah membantu
selama pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan
10. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan doa
restu yang tiada henti-hentinya demi keberhasilan anak-
anaknya mulai dari awal sampai akhir penyelesaian studi
penulis.
11. Kepada Bapak/Ibu dan saudariku serta keluarga besar
tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril
maupun spiritual serta doa yang tiada pernah habisnya
terhadap penyelesaian penulisan skripsi ini.
12. Rekan-rekan mahasiswa S1 berasrama angkatan pertama
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
Kepada mereka yang telah disebutkan, penulis hanya dapat
memanjatkan doa ke hadirat allah swt, semoga segala
bantuan yang telah diberikan mendapat pahala yang
berlipat ganda. Akhirnya, semoga hasil penelitian ini
dapat bermanfaat untuk kemaslahatan bersama. Amin.
Makassar, November
2008
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDULiHALAMAN PERSETUJUANii HALAMAN PENGESAHANiiiMOTTO DAN PERSEMBAHANivPERNYATAAN KEASLIANv ABSTRAKviPRAKATAviiDAFTAR ISIxDAFTAR TABELxiiDAFTAR BAGANxiiiDAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan dan Pemecahan Masalah6
C. Tujuan Penelitian8
D. Manfaat Penelitian8
BAB II KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PIKIRDAN HIPOTESIS TINDAKANA. Kajian Pustaka
101. Pemahaman Pembelajaran IPA di SD
10a. Pembelajaran IPA di SD
10b. Tujuan Pembelajaran IPA di SD
14c. Fungsi Pembelajaran IPA di SD
142. Konsep IPA
153. Hakikat Pembelajaran Kooperatif Model STAD
15a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
17b. Pembelajaran Kooperatif
22c. Model Student Team Achievement Division
(STAD) 25d. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model
STADDalam Mengajarkan konsep Perambatan Bunyi29
B. Kerangka Pikir32
C. Hipotesis Tindakan32
BAB III METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian dan Model Penelitian
34B. Setting Penelitian
34C. Faktor yang Diselidiki
35D. Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas
35E. Prosedur Penelitian
37F. Data dan Sumber Data
39G. Teknik Pengumpulan Data
40 H. Validasi Data
41I. Analisis Data
41J. Indikator Keberhasilan
42
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASANA. Paparan Data
43 1. Paparan Data sebelum Tindakan
43 2. Paparan Data Tindakan
45
3. Paparan Data Tindakan Siklus I46
4. Paparan Data Tindakan Siklus II57
5. Temuan Penelitian68a. Temuan Penelitian Tindakan Siklus I
68b. Temuan Penelitian Tindakan Siklus II
70B. Pembahasan
71
BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan81B Saran-saran81
DAFTAR PUSTAKA
83
LAMPIRAN-LAMPIRAN
85
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Penghitungan Skor Perkembangan pada Belajar
Kooperatif 29
2. Tingkat Penghargaan Kelompok
30
DAFTAR BAGAN
Bagan
Halaman
1. Bagan Kerangka Pikir Pembelajaran Kooperatif Model
STAD 33
2. Bagan alur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
36
2. Rencana Pembelajaran Materi Siklus I
86
3. Rencana Pembelajaran Materi Siklus II
90
4. Lembar Kerja Siswa Tindakan Siklus I
94
5. Lembar Kerja Siswa Tindakan Siklus II
96
6. Tes Formatif I
98
7. Tes Formatif II
99
8. Format Perhitungan Poin Peningkatan Kelompok
100
9. Tes Akhir
101
10. Hasil Tes Akhir Keseluruhan Tindakan
102
11. Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran
Kooperatif Materi Siklus I
103
12. Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran
Kooperatif Materi Siklus II
105
13. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
dalam Pelaksanaan Pembelajaran Materi siklus I
107
14. Hasil Obsevasi Aktifitas Guru dan Siswa
dalam Pelaksanaan Pembelajaran Materi siklus II
108
15. Lembar Pengamatan Angket Siswa
109
16 Format Wawancara
110
17 Wawancara Peneliti dengan Siswa
111
18 Hasil Wawancara Peneliti dengan
Siswa
115
19 Dokumentasi Kegiatan Mengajar
Tindakan Siklus I
118
20 Dokumentasi Kegiatan Mengajar
Tindakan Siklus II
120
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Kooperatif merupakan salah satu model
pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok
kecil saling berbagi ide/pendapat dan bekerjasama
memecahkan masalah serta bertanggungjawab secara individu
maupun kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Proses pembelajaran kerjasama bagi siswa diperlukan
untuk mengemukakan ide serta mengembangkan kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk meningkatkan
pemahaman siswa dalam bentuk keterampilan proses IPA
diantaranya adalah mengamati, mengklasifikasi,
memprediksi, dan mengkomunikasikan.
Untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran
kelompok terhadap proses pembelajaran IPA berdampak
positif bagi siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat
Poedjiadi (1996: 5) bahwa, siswa dapat berminat dalam
mempelajari IPA apabila diberi kesempatan melakukan
aktivitas dalam proses pembelajaran IPA melalui mengamati
secara nyata atau dengan percobaan proses IPA yang telah
disiapkan dari pada diberi pengajaran secara verbal.
Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar adalah
mengembangkan sikap dan keterampilan serta kemampuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan berpikir kritis.
Hal ini sesuai pandangan Carin, (Khaeruddin,2005: 11) mengemukakan bahwa: pada dasarnyatujuan IPA di sekolah sebagai institusi sosialyang diadopsi dari pusat nasional pembangunanpendidikan sains adalah: (1) menambah keingintahuan, (2) mengembangkan keterampilanmenginvestigasi, dan (3) Sains, teknologi, danmasyarakat.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006
(KTSP) IPA kelas IV sekolah dasar (Haryanto, 2007: 141-
143) ada beberapa kajian materi yang harus dikuasai oleh
siswa sekolah dasar. Salah satu bidang kajian tersebut
adalah perambatan bunyi yang harus dikuasai siswa sekolah
dasar dimana konsep materi ini sangat dekat dengan
kehidupan siswa sehari-hari dan berhubungan dengan
aktivitas keseharian siswa dalam lingkungannya. Dalam
memahami konsep perambatan bunyi melalui mengkonstruksi
pemikirannya sendiri sehingga siswa dapat memahami
perambatan bunyi dengan baik.
Pengembangan pemahaman siswa merupakan upaya yang
harus dilakukan dalam pembelajaran. Hal ini sejalan
dengan pendapat Dimyati (2006: 96) mengemukakan bahwa
upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dalam implementasi KTSP adalah peningkatan
aktivitas dan pemahaman siswa melalui berbagai interaksi
dan pengalaman belajar dalam meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Karena itu bagaimana memberikan keterampilan proses
bagi siswa, sehingga dapat menemukan sendiri terutama
dalam mengembangkan kognitif, afektif, dan psikomotorik
siswa serta mengembangkan kreatifitas dan melatih siswa
berpikir kritis.
Hal ini sejalan dengan pandangan Abruscato,(Khaeruddin 2005: 15) mengemukakan bahwa
pembelajaran IPA di kelas dipandang sebagaisuatu proses yang aktif terutama dalam (1)mengembangkan kognitif siswa, (2) mengembangkanafektif siswa, (3) mengembangkan psikomotoriksiswa, (4) mengembangkan kreatifitas siswa, dan(5) melatih siswa berpikir kritis.
Berdasarkan harapan tersebut, maka peneliti
beranggapan bahwa dengan adanya usaha meningkatkan
pemahaman siswa melalui pembelajaran kooperatif maka
pengembangan cara pembelajaran tersebut, dapat lebih
ditingkatkan sebagaimana mestinya. Namum kenyataannya
belum terlaksana sebagaimana yang diharapkan hal tersebut
dapat dibuktikan dari beberapa fenomena antara lain; yaitu
kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA,
khususnya pada pokok bahasan perambatan bunyi dan kurang
melibatkan siswa dalam kehidupan nyata. Dan ini mungkin
disebabkan dari cara mengajar guru, dimana guru lebih
banyak mendominasi kelas, artinya cara mengajar guru lebih
banyak menggunakan model pembelajaran konvensional (metode
ceramah dan tanya jawab) dalam menyampaikan materi bahkan
tidak menggunakan alat peraga, kurang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bereksperimen atau melakukan
percobaan-percobaan.
Sehubungan dengan fenomena tersebut, oleh Semiawan
(1998/1999: 23) mengungkapkan bahwa:
Dalam suasana belajar mengajar IPA di sekolah-sekolah dijumpai masalah, yaitu siswamendapatkan nilai tinggi, namun mereka kurangmampu menerapkan pemerolehannya, baik berupapengetahuan, keterampilan, maupun sikap dalamkehidupan nyata. Hal ini disebabkan karenamateri pelajaran IPA diterima melalui informasiverbal. Mereka tidak dibiasakan aktif mencobasendiri pengetahuan atau informasi itu dalamkehidupan nyata.
Selain itu, dari hasil pra penelitian yang telah
dilakukan peneliti pada bulan Desember Tahun 2007 melalui
wawancara dan observasi kepada guru dan siswa kelas IV
SDN 3 Talaga II ditemukan ada beberapa permasalahan dalam
pembelajaran IPA khususnya pada pokok bahasan perambatan
bunyi. diungkapkan bahwa guru: (1) dalam proses
pembelajaran IPA kurang melibatkan siswa dalam belajar
kelompok hanya menggunakan pembelajaran secara klasikal
sehingga pengetahuan siswa hanya semata-mata apa yang
disampaikan oleh guru dan siswa tidak mengemukakan secara
langsung ide yang mereka peroleh sehingga mengakibatkan
kurangnya pemahaman siswa pada pembelajaran perambatan
bunyi, (2) guru dalam mengajarkan materi perambatan bunyi
hanya memberikan contoh benda yang ada disekitar siswa
dan menampilkan media gambar dari karton, sehingga siswa
hanya sebatas menyimak media gambar yang ditampilkan
guru, tidak melibatkan langsung dalam melakukan percobaan
sehingga siswa kurang memperoleh ide, pemahaman serta
pola dalam berfikir memahami objek yang diamati, (3) guru
memberikan pertanyaan hanya sebatas pertanyaan ingatan
dan pengetahuan saja, tidak mengarahkan pada pertanyaan
yang mengacu pada pengembangan pemahaman berfikir siswa
dengan menghubungkan perambatan bunyi dan lingkungan
sekitarnya, (4) guru memberikan pembelajaran kelompok,
membagikan materi yang diajarkan selain itu guru
meninggalkan ruang kelas membiarkan siswa bekerja
menyelesaikan tugas. Hal ini guru tidak membimbing siswa
dalam kelompok mengakibatkan siswa yang mampu saja dalam
kelompok yang bekerja penuh, sedangkan siswa yang kurang
mampu tidak berusaha mengerjakan apa-apa.
Selain dari hasil observasi yang dilakukan peneliti
juga memperoleh data dari hasil wawancara langsung dengan
siswa yang dilakukan untuk memperjelas permasalahan yang
dihadapi guru dan siswa tersebut dalam proses
pembelajaran IPA khususnya pada materi perambatan bunyi,
bahwa siswa: (1) kurang memahami konsep tentang
perambatan bunyi, (2) tidak ada hubungan kerjasama antara
siswa yang satu dengan siswa yang lainnya dalam memimpin
kelompok.
Masalah ini timbul karena guru kurang tepat
menggunakan strategi pembelajaran dalam mengajarkan
perambatan bunyi sehingga menyebabkan kurangnya pemahaman
siswa dalam proses pembelajaran perambatan bunyi.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti
melakukan penelitian tindakan kelas melalui pembelajaran
kooperatif model STAD. Salah satu model pembelajaran
kooperatif untuk meningkatkan pemahaman siswa. Dimana
model pembelajaran ini siswa belajar dalam kelompok
saling berinteraksi mengemukakan pendapat, bekerjasama
dan bertanggungjawab mencapai tujuan bersama. Sejalan
dengan pendapat. (Nur Asma, 2006: 4) pembelajaran
kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran dimana
siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil saling
berbagi ide atau pendapat dan bertanggungjawab terhadap
pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok
untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif
memanfaatkan kecenderungan siswa untuk berinteraksi.
Sejumlah penelitian menunjukan bahwa dalam setting kelas,
siswa lebih banyak belajar dari satu teman keteman yang
lain diantara sesama siswa dari pada belajar dari guru.
Penelitian juga menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif
memiliki dampak yang sangat positif terhadap siswa yang
rendah hasil belajarnya. Manfaat pembelajaran kooperatif
untuk siswa dengan hasil belajar rendah menurut Lundgren
(Nur Asma, 2006: 60) antara lain: (a) dapat meningkatkan
motivasi, (b) meningkatkan hasil belajar, (c)
meningkatkan pemahaman, dan (4) meningkatkan retensi atau
penyimpangan materi pelajaran yang lebih lama.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
melaksanakan penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui
pembelajaran kooperatif model STAD dengan judul
Meningkatkan Pemahaman Siswa terhadap Konsep Perambatan
Bunyi melalui Pembelajaran Kooperatif Model Students Team
Achievement Division (STAD) di Kelas IV SDN 3 Talaga II
Kabupaten Buton.
B. Perumusan dan Pemecahan Masalah
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah
pemahaman siswa terhadap konsep perambatan bunyi dapat
meningkat melalui pembelajaran kooperarif model Student
Team Achievement Division (STAD) di kelas IV SDN 3 Talaga II
kabupaten buton?.
2. Pemecahan masalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas,
peneliti merancang pemecahan masalah melalui tindakan
perbaikan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
model STAD pada materi perambatan bunyi.
Adapun langkah-langkah penerapan pembelajaran
kooperatif model STAD ini adalah sebagai berikut: (1)
persiapan pembelajaran, yakni menyiapkan materi pelajaran
dan menempatkan siswa dalam kelompok kecil serta
menentukan skor dasar, (2) penyajian materi, yakni guru
dapat memulai dengan menjelaskan tujuan pelajaran dengan
menggunakan metode ceramah menggali pengetahuan awal
siswa, (3) belajar kelompok, yakni menggunakan LKS
pembelajaran tidak boleh berakhir sampai semua anggota
kelompok menguasai materi, (4) pemeriksan terhadap hasil
kegiatan kelompok, yakni masing-masing kelompok
membacakan di depan kelas kalompok memberikan tanggapan
atas jawaban kelompok penyaji, (5) siswa mengerjakan
soal-soal tes secara individual, dalam menyelesaikan soal
tes siswa tidak boleh kerjasama, (6) pemeriksan hasil
tes, guru membuat daftar skor peningkatan individu dan
dimasukan menjadi skor kelompok, (7) penghargaan
kelompok, yakni kelompok mendapat poin tertinggi diberi
penghargaan. Ketujuh tahap tersebut diberi bimbingan
secara intensif oleh peneliti selama proses tindakan
berlangsung.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap konsep perambatan bunyi melalui pembelajaran
kooperatif model Student Team Achievement Division (STAD) di
kelas IV SDN 3 Talaga II kabupaten buton.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Bagi guru IPA Kelas IV SDN 3 Talaga II, penelitian
ini bermanfaat sebagai perbaikan kualitas model
pembelajaran yang mengutamakan pemahaman siswa
melalui pembelajaran kooperatif, menambah
keterampilan mengelola pembelajaran IPA dengan
mengembangkan pembelajaran kooperatif model STAD
serta memberikan keterampilan yang mendukung
pengembangan peran guru sebagai peneliti.
b. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi
landasan teoritik dalam pengembangan ilmu
pembelajaran IPA, sehingga dapat menjadi masukan
dalam upaya mengkaji lebih luas tentang pembelajaran
kooperatif model STAD khususnya dalam meningkatkan
pemahaman siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan guru sekolah dasar
mendapatkan pengalaman langsung dalam menggunakan
pembelajaran kooperatif model STAD dalam
meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran
IPA di sekolah dasar.
b. Penelitian ini diharapkan pula bagi mahasiswa
peneliti agar mendapatkan pengalaman yang nyata
melalui pembelajaran kooperatif model STAD dalam
meningkatkan pemahaman siswa dalam mengajar di
sekolah dasar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
1. Pemahaman Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
a. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Kata IPA diterjemahan dengan Ilmu Pengetahuan Alam
yang berasal dari kata Natural Science, Ilmu Pengetahuan
Alam adalah pengetahuan tentang alam semesta dengan segala
isinya. Adapun pengetahuan artinya segala sesuatu yang
diketahui oleh manusia, Hendrodarmojo (Usman Samatowa,
2006: 3) bahwa mengemukakan beberapa rincian hakikat IPA
di antaranya:
(1) IPA adalah bangunan atau deretan konsep danskema konseptual yang saling berhubungan sebagaihasil eksperimentasi dan observasi, (2) IPAadalah bangunan pengetahuan yang diperoleh denganmenggunakan metode observasi, (3) IPA adalahsuatu sistem untuk memahami alam semesta melaluidata yang dikumpulkan melalui observasi ataueksperimen yang dikontrol, dan (4) IPA adalahaktivitas pemecahan masalah oleh manusia yangtermotivasi keingintahuan akan alam disekelilingnya dan keingintahuan untuk memahami,menguasai, dan mengelolahnya demi memenuhikebutuhan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA
adalah ilmu yang mampu menjelaskan peristiwa yang terjadi
di alam melalui pengamatan dan dapat diuji kebenarannya
melalui percobaan-percobaan IPA.
IPA sebagai disiplin ilmu disebut produk IPA karena
isinya merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan
analiti yang dilakukan para ilmuwan dalam bentuk fakta
Triatno (Sidharta, 1998: 97) mengemukakan tiga kriteria
yang harus dipenuhi suatu teori di dalam IPA yaitu sebagai
berikut:
(a) fakta IPA adalah pertanyaan dan pernyataantentang benda yang benar-benar ada, atau peristiwayang betul-betul terjadi dan sudah dibuktikansecara obyektif, (b) konsep IPA adalah suatu ideyang mempersatukan fakta-fakta IPA yang salingberhubungan, (c) prinsip IPA adalah generalisasitentang hubungan diantara konsep-konsep IPA.Prinsip merupakan sejumlah kumpulan fakta ataumenjelaskan saling keterhubungan, (d) hukum IPAadalah prinsip-prinsip yang sudah diterimakebenarannya yang meskipun sifatnya tentatiftetapi mempunyai daya uji yang kuat sehingga dapatbertahan dalam waktu yang relatif lama, dan (e)teori IPA sering disebut juga teori ilmiahmerupakan kerangka hubungan yang lebih luas antarafakta, konsep, prinsip, dan hukum sehinggamerupakan model atau gambaran yang dibuat parailmuwan yang menjelaskan segala alam.
Pendidikan IPA merupakan salah satu bidang studi yang
mempunyai konsep-konsep pelajaran yang dinamis, dan selalu
berkembang setiap saat. Karena itu pendidikan IPA sering
diartikan sebagai suatu proses. Sejalan dengan pendapat
(Ardhana, 1999: 25) memberikan definisi pendidikan IPA
sebagai berikut:
(1) suatu cabang pengetahuan yang menyangkutfakta-fakta yang tersusun secara sistematis danberlakunya hukum-hukum umum, (2) pengetahuan yangdidapatkan dengan jalan studi dan praktek, dan (3)suatu cabang yang bersangkutpaut dengan observasidan klasifikasi fakta-fakta, terutama dengandisusunnya hukum-hukum umum dengan induksi danhipotesis
(Sidharta, 1998: 17) mengemukakan bahwa pendidikan
IPA ialah pengetahuan dan pendapat yang tersusun dan
ditunjang secara sistematis oleh bukti-bukti yang formal
atau hal-hal yang dapat diamati.
Dari dua definisi di atas, tampak ada persamaan yaitu
bahwa semua menyangkut hukum ialah suatu kebenaran
berdasarkan atas percobaan-percobaan, pengamatan-
pengamatan atau pemikiran-pemikiran.
Pembelajaran IPA di sekolah dasar dapat diartikan
sebagai pengajaran yang mengenai konsep kealaman dan
pendidikan yang menyentuh aspek alam beserta kejadian-
kejadian yang ada di dalam lingkungan sekitar. Pada
tingakat pendidikan dasar, pembelajaran IPA mulai
diajarkan pada kelas satu. Pembelajaran IPA yang diajarkan
di sekolah dasar merupakan suatu konsep utuh yang belum
terpisah atau berbagi menjadi beberapa bagian mata
pelajaran, seperti yang terjadi pada tingkat sekolah
menengah. Hal ini dikarenakan, pada tingakat sekolah
dasar, pembelajaran IPA merupakan bagian awal dari sekian
banyak konsep pengetahuan alam yang sangat beragam yang
selalu membutuhkan kajian yang lebih mendalam.
Aspek pokok dalam pembelajaran IPA adalah anak dapat
menyadari keterbatasan pengetahuan, memiliki rasa ingin
tahu untuk menggali berbagai pengetahuan baru, dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka, dan sangat
ditunjang perkembangan dan meningkatnya rasa ingin tahu
anak cara mengkaji informasi, mengambil keputusan, dan
mencari bentuk aplikasi yang paling diterapkan dalam diri
dan masyarakat.
Beberapa aspek yang dapat diperhatikan guru dalam
memberdayakan anak melalui pembelajaran IPA:
1. Pentingnya memahami bahwa pada saat
memulai kegiatan pembelajaran, anak telah memiliki
berbagai konsepsi, pengetahuan yang relevan dengan apa
yang dipelajari.
2. Aktifitas anak memulai kegiatan nyata
dengan alam menjadi hal utama dalam pembelajaran IPA
3. Setiap pembelajaran IPA kegiatan
bertanyalah yang menjadi bagian penting, bahkan menjadi
bagian yang paling utama dalam pembelajaan.
Pembelajaran IPA telah mempekenalkan penggunaan
pendekatan daur belajar untuk mengajarkan IPA. Daur
belajar mengikuti pola tertentu sebagai model setelah
piaget dan pakar lainnya mendeskripsikan perkembangan
konsep. Strategi ini terdiri atas tiga tahap yang berbeda:
(a) tahap ekspolorasi, (b) tahap pengenalan konsep, dan
(c) tahap penerapan konsep.
Daur belajar yang mendorong perkembangan konsep IPA
sebagai berikut:
1. Ekspolorasi yaitu anak mengalami (mengindra) objek
secara langsung, pada langkah ini anak memperoleh
informasi baru yang adakalahnya bertentangan dengan
konsep yang telah dimilikinya.
2. Generalisasi yaitu menarik kesimpulan dari berbagai
informasi (pengalaman) yang tampak bertentangan dengan
yang telah dimiliki anak.
3. Deduksi yaitu mengaplikasikan konsep yang baru
(generalisasi) pada situasi dan kondisi baru.
b. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Mangunwijaya (1998: 220) menjabarkan bahwa, tujuan
pembelajaran pendidikan IPA ialah siswa memahami konsep-
konsep pendidikan IPA dan saling keterkaitannya, serta
mampu menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan masalah
yang dihadapi dengan menyadari kebesaran pencipta-Nya.
Pada setiap pokok bahasan IPA, terlihat tujuan
instruksional umum yang diharapkan dapat dicapai.
Pencapaian tujuan ini tidak harus lewat cara yang sama,
dalam arti setiap siswa mendapat pelayanan dan tugas yang
sama.
Guru memang tidak usah terlalu berharap bahwa dengan
mempelajari suatu pokok bahasan dalam pembelajaran
pendidikan IPA, dapat terjadi suatu perubahan dratis pada
tingkahlaku dan sikap siswa. Akan tetapi, guru dapat dan
harus berharap bahwa dampak pembelajaran pendidikan IPA
ini, dari hari ke hari dan dari tahun ke tahun secara
perlahan-lahan namun pasti dapat membentuk siswa menjadi
manusia seperti yang dikehendaki oleh tujuan pendidikan.
Tujuan-tujuan yang diharapkan dari pembelajaran
pendidikan IPA yang direncanakan akan diberikan dengan
baik dan benar, sebagaimana yang disebutkan oleh,
Abruscato (2005: 5) adalah (1) mengembangkan kognitif
siswa, (2) mengembangkan afektif siswa, (3) mengembangkan
psikomotorik siswa, (4) mengembangkan kreatifitas siswa,
dan (5) melatih siswa dalam berpikir kritis.
c. Fungsi Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Ditingkat pendidikan sekolah dasar, bidang studi
pendidikan IPA memiliki fungsi sebagai pemahaman mengenai
konsep-konsep pendidikan IPA, sehingga siswa mampu
menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya.
Menurut Rifai (1998: 31) bahwa fungsi pembelajaran
pendidikan IPA adalah untuk:
(1) Mengembangkan keterampilan-keterampilanyang berhubungan dengan keterampilan proses, (2)mengenang dan memupuk rasa cinta terhadap alamsekitar sehingga menimbulkan rasa cinta dankagum terhadap penciptanya, (3) mengembang sikapdan nilai, (4) mengembang minat siswa terhadappendidikan IPA, dan (5) mengembang konsep-konsepilmu pengetahuan sederhana yang berhubungandengan kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, Thamrin (1995: 27) menyebutkan bahwa:
pendidikan IPA, mempunyai fungsi sebagai pengembangan
sikap, nilai dan keterampilan, yang mencakup antara
lain:
(1) Rasa cinta akan alam lingkungan, (2)kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarianalam lingkungan dan sumber daya alam, (3)keterampilan untuk memperoleh, mengembangkan dammenerapkan konsep-konsep pendidikan IPA, (4)keterampilan untuk mengadaptasi diri dalamlingkungan fisik dan lingkungan social, dan (5)menanamkan sikap ilmiah kepada siswa dan melatihsiswa untuk memecahkan masalah-masalah yangdihadapinya secara ilmiah
2. Konsep IPA
IPA memiliki karakteristik tertentu dan salah satu
karakteristiknya adalah objeknya bersifat abstrak. Konsep
merupakan salah satu ciri dari objek IPA. Gagasan bahwa
pengetahuan itu dibangun dalam pikiran orang yang belajar
dengan dasar struktur-struktur kognitif yang merupakan
dasar teoretis bagi perbedaan antara belajar bermakna dan
belajar hafalan menurut ausubel. Dalam belajar bermakna
pengetahuan baru dikaitkan pada konsep-konsep yang relevan
yang sudah ada dalam struktur kognitif. Bila dalam
struktur kognitif tidak terdapat konsep-konsep yang
relevan, pengetahuan baru dipelajari secara hafalan. Jadi,
penting bagi guru untuk mengetahui apa yang telah
diketahui anak-anak sebelum memulai pelajaran. Tetapi
ausubel belum menyediakan suatu alat atau cara bagi guru
yang dapat digunakan untuk mengetahui apa yang telah
diketahui anak. Untuk mengetahui hal itu dapat dilakukan
dengan pertolongan peta konsep.
Beberapa pengertian konsep di bawah ini beserta
contohya dalam IPA. Konsep adalah pengertian (ide) abstrak
yang memungkinkan seseorang menggolong-golongkan objek
atau kejadian dan menentukan apakah suatu objek atau
kejadian merupakan contoh atau bukan contoh. Depdikbud
(1997: 2) dalam kamus Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa
konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakan dari
peristiwa konkret. Depdikbud (1997: 80) konsep adalah
suatu abstraksi yang memiliki satu objek, kejadian,
kegiatan atau hubungan yang memiliki atribut sama. Konsep
merupakan abstraksi yang berdasarkan pengalaman dua orang
tidak sama.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa konsep adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-
fakta IPA yang saling berhubungan antara fakta, prinsip
dan generalisasi.
Diens (Sumardi, 2007: 45) agar pemahaman konsep-
konsep dapat dipahami oleh siswa lebih mendasar harus
diadakan pendekatan belajar dalam mengajarkan konsep
antara lain:
(a) siswa yang belajar IPA harus menggunakanbenda-benda konkret dan membuat abstraksinya darikonsep-konsepnya, (b) materi pelajaran yang akandiajarkan harus ada hubungannya atau pengaitandengan yang sudah dipelajari, dan (c) supayasiswa memperoleh sesuatu dari belajar IPA harusmerubah suasana abstrak dengan menggunakansimbol-simbol.
3. Hakikat Pembelajaran Kooperatif Model STAD
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pengertian kooperatif dalam kamus bahasa indonesia
diartikan kooperatif adalah (1) bersifat kerjasama, dan
(2) bersedia membantu, kesalingtergantungan positif Lie
(Wina, 2007: 6).
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok
kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling
bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan
pembelajaran. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu
model pembelajaran yang tersusun dan sistematis, dimana
siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil bekerjasama
untuk mencapai tujuan-tujuan bersama.
Menurut Slavin (Nur Asma, 2006: 5)mendefinisikan tentang pembelajaran kooperatifadalah mengandung arti bahwa dalam belajarkooperatif siswa belajar bersama, salingmenyumbang pemikiran dan bertanggungjawabterhadap pencapaian hasil belajar secaraindividu atau kelompok. Sementara itu Newman(Nur Asma, 2006: 11) definisi pembelajarankooperaitf adalah suatu pendekatan yangmencakup kelompok kecil dari siswa yang
bekerjasama sebagai suatu tim untuk memecahkanmasalah-masalah yang ada dalam tugas mereka. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
mendasarkan pada suatu ide bahwa siswa bekerjasama dalam
belajar kelompok dan sekaligus masing-masing
bertanggungjawab pada aktivitas belajar anggota
kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat
menguasai materi pelajaran dengan baik.
Menurut (Nur Asma, 2006: 14) dalam pelaksanaan
pembelajaran kooperatif setidaknya terdapat lima prinsip
yang dianut, yaitu prinsip belajar siswa aktif, belajar
kerjasama, pembelajaran partisipatorik, mengajar reaktif,
dan pembelajaran yang menyenangkan. Penjelasan dari
masing-masing prinsip dasar model pembelajaran kooperatif
tersebut sebagai berikut:
1. Belajar Siswa Aktif
Proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif berpusat pada siswa, aktivitas
belajar lebih dominan dilakukan siswa, pengetahuan yang
dibangun dan ditemukan adalah dengan belajar bersama-sama
dengan anggota kelompok sampai masing-masing siswa
memahami materi pembelajaran dan mengakhiri dengan
pembuatan laporan kelompok dan individu.
2. Belajar Kerjasama
Seperti namanya pembelajaran kooperatif, proses
pembelajaran dilalui dengan bekerjasama dalam kelompok
untuk membangun pengetahuan yang tengah dipelajari.
Prinsip pembelajaran inilah yang dilandasi keberhasilan
penerapan model pembelajaran kooperatif. Seluruh siswa
terlibat secara aktif dalam kelompok untuk melakukan
diskusi, memecahkan masalah dan mengujinya secara bersama-
sama, sehingga terbentuk pengetahuan baru dari hasil
kerjasama mereka.
3. Pembelajaran Partisipatorik
Pembelajaran kooperatif juga menganut prinsip dasar
pembelajaran partisipatorik, sebab melalui model
pembelajaran ini siswa belajar dengan melakukan sesuatu
secara bersama-sama untuk menemukan dan membangun
pengetahuan yang menjadi tujuan pembelajaran.
4. Mengajar Reaktif
Untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif ini,
guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar seluruh
siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Motivasi
siswa dapat dibangkitkan jika guru mampu menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan dan menarik serta dapat
meyakinkan siswanya akan manfaat pelajaran ini untuk masa
depan mereka.
5. Pembelajaran yang Menyenangkan
Model pembelajaran kooperatif menganut prinsip
pembelajaran yang menyenangkan pembelajaran harus berjalan
dalam suasana menyenangkan, tidak ada lagi suasana yang
menakutkan bagi siswa atau suasana belajar yang tertekan.
Suasana belajar yang menyenangkan harus dimulai dari sikap
dan prilaku guru di luar maupun di dalam kelas. Guru harus
memiliki sikap yang ramah dengan tutur bahasa yang
menyayangi siswa-siswanya.
Dalam belajar kooperatif tidak hanya mempelajari
materi saja, tetapi siswa juga harus mempelajari
keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan
kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk
melancarkan hubungan kerja dan tugas. Keterampilan
kooperatif tersebut adalah sebagai berikut Laundren
(Masnilaevi 2003: 45-47)
a. Keterampilan Tingakat Bawah
1. Menggunakan kesepakatan, hal ini menggunakan
kesepakatan untuk menyamakan pendapat yang berguna
untuk meningkatkan hubungan kerja dalam kelompok.
2. Menghargai kontribusi hal ini berarti memperhatikan
atau mengenal apa yang dapat dikatakan atau dikerjakan
anggota lain.
3. Mengambil giliran dan berbagai tugas, hal ini
mengandung arti setiap anggota kelompok bersedia
menggantikan dan bersedia mengemban
tugas/tanggungjawab tertentu dalam kelompok
4. Berada dalam kelompok hal ini adalah setiap anggota
tetap dalam kelompok kerja selama kegiatan
berlangsung.
5. Berada dalam tugas hal ini adalah meneruskan tugas
yang menjadi tanggungjawabnya, agar kegiatan dapat
diselesaikan dalam waktunya.
6. Mendorong partisipasi, hal ini mendorong semua
anggota kelompok untuk memberikan kontribusi terhadap
tugas kelompok.
7. Mengundang orang lain, maksudnya adalah meminta
orang lain untuk berbicara dan berpartisipasi terhadap
tugas.
8. Menyelesaika tugas pada waktunya
9. Menghargai perbedaan individu, berarti bersikap
menghormati terhadap budaya, suku, ras, atau
pengalaman dari semua siswa.
b. Keterampilan Tingkat Menengah
1. Menunjukan penghargaan dan simpati, berarti
menunjukan rasa hormat, pengertian dan rasa
sensitifitas terhadap usulan yang berbeda dari orang
lain.
2. Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat
diterima, berarti menyatakan pendapat yang berbeda
dengan cara yang sopan dan bersikap baik
3. Mendengarkan dengan aktif, berarti mampu
menggunakan pesan fisik, dan lisan sehingga pembicara
tahu bahwa siswa bisa menyerap informasi.
4. Bertanya berarti siswa dapat meminta atau menanyakan
suatu informasi atau penjelasan. Dengan bertanya dapat
mendorong anggota kelompok yang sedang tidak aktif
atau malu untuk ikut berperan serta dalam kegiatan.
5. Membuat ringkasan diperlukan untuk membantu mengatur
apa yang sudah dikerjakan dan apa yang belum
dikerjakan.
6. Menafsirkan, berarti menyatakan kembali informasi
dengan kalimat yang berbeda. Informasi dapat
dijelaskan dan hal-hal penting dapat diberi penekanan
7. Mengatur dan mengorganisir, merencanakan dan
menyusun pekerjaan sehingga dapat diselesaikan secara
efektif dan efisien.
8. Menerima tanggungjawab, berarti bersedia dan mampu
memikul tanggungjawab dan tugas-tugas serta kewajiban
untuk diri sendiri dan kelompok, untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan.
9. Mengurangi ketegangan, untuk menciptakan suasana
damai dalam kelompok.
c. Keterampilan Tingkat Atas
1.Mengelaborasai, berarti mampu memperluas konsep,
kesimpulan dan menghubungkan pendapat-pendapat dan
topik-topik tertentu.
2. Memeriksa dengan cermat, berarti dapat menanyakan
secara lebih mendalam tentang pokok pembicaraan untuk
mendapatkan jawaban yang benar.
3. Menanyakan kebenaran, berarti memiliki kemampuan
membantu siswa lain untuk berfikir tentang jawaban
yang diberikan dan memiliki keyakinan akan ketepatan
jawaban tersebut.
4. Menetapkan tujuan, berarti menetapkan prioritas-
prioritas. Dengan adanya tujuan yang jelas, maka
pekerjaan dapat diselesaikan lebih efisien.
5. Berkompromi, berarti membangun rasa hormat kepada
orang lain. Keterampilan kompromi ini berarti belajar
untuk mengkritik pendapat dan bukan mengkritik
orangnya dan mengurangi perbedaan.
b. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif dibentuk dalam beberapa
kelompok-klompok kecil yang terdiri atas 4-5 orang siswa.
Dalam pembentukan kelompok-kelompok kecil ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan oleh guru yaitu adanya perbedaan
kemampuan akademik seperti berkemampuan tinggi, sedang,
dan rendah. Jika kondisi memungkinkan, dalam pembentukan
kelompok hendaknya diperhatikan juga perbedaan suku,
budaya, dan jenis kelamin. Hal ini sejalan dengan pendapat
Nur Asma, (2006: 12) mengatakan bahwa: anggota suatu
kelompok dalam belajar kooperatif, biasanya terdiri 4-5
orang siswa dimana anggota kelompok yang terbentuk
diusahakan heterogen berdasarkan perbedaan kemampuan
akademik, jenis kelamin, dan etnis.
Dalam belajar kooperatif siswa tetap berada dalam
kelompoknya selama proses pembelajaran berlangsung untuk
beberapa kali pertemuan. Kegiatan siswa dalam belajar
antara lain mengikuti penjelasan dari guru secara aktif,
menyelesaikan tugas-tugas dalam kelompok, memberikan
penjelasan kepada teman sekelompoknya, mendorong teman
kelompoknya untuk berpartisipasi secara aktif, dan
berdiskusi. Agar kegiatan siswa berlangsung dengan baik
dan lancar diperlukan keterampilan-keterampilan khusus,
yang disebut keterampilan kooperatif dan dibangun dengan
mengembangkan komunikasi dan pembagian tugas antara
kelompok. Sejalan dengan pandangan (Khaeruddin, 2005: 60)
mengatakan bahwa:
Pembelajaran berlangsung secara efektif, siswadiberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaanatau tugas yang direncanakan untuk diajarkan.Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompokadalah mencapai ketuntasan materi yang disajikanguru dan saling membantu teman sekelompoknyauntuk mencapai ketuntasan belajar.
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi
pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat
dari proses pembelajaran yang lebih menekankan kepada
proses kerjasama dalam kelompok. Tujuan yang dicapai tidak
hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan
pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerjasama untuk
penguasaan materi tersebut. Adanya kerjasama inilah yang
menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif.
Keuntungan Pembelajaran Kooperatif dalam proses
belajar mengajar menurut (Wina, 2007: 249) diantaranya
adalah sebagai berikut:
(2) melalui pembelajaran kooperatif siswatidak terlalu menggantungkan pada guru, akantetapi menambah kepercayaan kemampuan berpikirsendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber,dan belajar dari siswa yang lain, (2) pembelajarankooperatif dapat mengembangkan kemampuanmengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-katasecara verbal dan membandingkannya dengan ide-ideorang lain, (3) pembelajaran kooperatif merupakansuatu pembelajaran yang cukup ampuh untukmeningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuansosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri,hubungan interpersonal yang positif dengan yanglain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu,dan sikap positif terhadap sekolah, (4) melaluipembelajaran kooperatif dapat mengembangkankemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannyasendiri, menerima umpan balik. Siswa dapatberpraktek memecahkan masalah tanpa takut membuatkesalahan, karena keputusan yang dibuat adalahtanggungjawab kelompoknya, (5) interaksi selamakooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasidan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal iniberguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
Keuntungan yang paling besar dari penerapan
pembelajaran kooperatif terlihat jika siswa menerapkannya
dalam menyelesaikan tugas-tugas yang kompleks. Keuntungan
pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan kecakapan
individu maupun kelompok dalam memecahkan masalah,
meningkatkan komitmen, dapat menghilangkan prasangka buruk
terhadap teman sebayanya dan siswa yang berprestasi dalam
pembelajaran kooperatif ternyata lebih mementingkan orang
lain, tidak bersifat kompetitif, dan tidak memiliki rasa
dendam. Davidson (Khaeruddin, dkk, 2005: 26).
c. Model STAD (Student Team Achievement Division)
Model STAD adalah salah satu model pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan salah satu
model yang banyak digunakan dalam pembelajaran kooperatif.
Slavin (Nur Asma, 2006: 51) menjelaskan bahwa pembelajaran
kooperatif dengan model STAD, siswa ditempatkan dalam
kelompok belajar beranggotakan 4-5 orang siswa yang
merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda,
sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang
berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis
kelamin, kelompok ras dan etnis, atau kelompok sosial
lainnya.
Kegiatan pembelajaran model STAD terdiri dari tujuh
tahap, yaitu (1) persiapan pembelajaran, (2) penyajian
materi, (3) belajar kelompok, (4) pemeriksaan hasil
kegiatan kelompok, (5) siswa mengerjakan soal-soal tes
secara individual, (6) pemeriksaan hasil tes, dan (7)
penghargaan kelompok.
Tahap 1: Persiapan Pembelajaran
a. Materi
Materi pembelajaran dalam belajar kooperatif dengan
menggunakan model STAD dirancang sedemikian rupa untuk
pembelajaran secara berkelompok. Sebelum menyajikan materi
pelajaran, dibuat lembar kegiatan siswa yang akan
dipelajari kelompok, dan lembar jawaban dan lembar
kegiatan tersebut.
b. Menempatkan Siswa dalam Kelompok.
Menempatkan siswa dalam kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa dengan cara
mengurutkan siswa dari atas kebawah berdasarkan kemampuan
akademiknya dan daftar siswa yang telah diurutkan tersebut
dibagi menjadi empat bagian. Kemudian diambil satu siswa
dari tiap kelompok sebagai anggota kelompok. Kelompok yang
sudah terbentuk diusahakan berimbang selain menurut
kemampuan akademik juga diusahakan menurut jenis kelamin
dan etnis.
c. Menentukan Skor Dasar
Skor dasar merupakan skor rata-rata tes sebelumnya.
Jika mulai menggunakan STAD setelah memberikan tes
kemampuan prasyarat/tes pengetahuan awal, maka skor tes
tersebut dapat dipakai sebagai skor dasar. Selain skor tes
kemampuan prasyarat/tes pengetahuan awal, nilai siswa pada
semester sebelumnya juga dapat digunakan sebagai skor
dasar.
Tahap 2: Penyajian Materi
Tahap penyajian materi ini menggunakan waktu sekitar
20-45 menit. Setiap pembelajaran dengan model ini, selalu
dimulai dengan penyajian materi oleh guru. Sebelum
menyajikan materi pelajaran, guru dapat memulai dengan
menjelaskan tujuan pelajaran, memberikan motivasi untuk
berkooperatif, menggali pengetahuan prasyarat dan
sebagainya. Dalam penyajian kelas dapat digunakan model
ceramah, tanya jawab, diskusi, dan disesuaikan dengan isi
bahan ajar dan kemampuan belajar.
Tahap 3: Kegiatan Belajar Kelompok
Dalam setiap kegiatan belajar kelompok digunakan
lembar kegiatan, lembar tugas, dan lembar kunci jawaban
masing-masing dua lembar untuk setiap kelompok, dengan
tujuan agar terjalin kerjasama diantara anggota
kelomkpoknya. Lembar kegiatan dan lembar tugas diserahkan
pada saat kegiatan belajar kelompok, sedangkan kunci
jawaban diserahkan setelah kegiatan kelompok selesai
dilaksanakan. Setelah menyerahkan lembar kegiatan dan
lembar tugas, guru menjelaskan tahapan dan fungsi belajar
kelompok dari model STAD. Setiap siswa mendapat peran
pemimpin anggota-anggota di dalam kelompoknya, dengan
harapan bahwa setiap anggota kelompok termotivasi untuk
memulai pembicaraan dalam diskusi.
Pada awal pelaksanaan kegiatan kelompok dengan model
STAD diperlukan adanya diskusi dengan siswa tentang
ketentuan-ketentuan yang berlaku di dalam kelompok
kooperatif. Hal-hal yang perlu dilakukan pebelajar untuk
menunjukan tanggungjawab terhadap kelompoknya, misalnya:
(1) meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok telah
mempelajari materi, (2) tidak seorangpun menghentikan
belajar sampai semua anggota menguasai materi, (3) meminta
bantuan kepada siswa anggota kelompoknya untuk menjelaskan
masalah sebelum menanyakan kepada pembelajar atau gurunya,
dan (4) setiap anggota kelompok berbicara secara sopan
satu sama lain, saling menghormati dan menghargai.
Tahap 4: Pemeriksaan terhadap Hasil Kegiatan Kelompok
Pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok
dilakukan dengan mempersentasekan hasil kegiatan kelompok
di depan kelas oleh wakil dari setiap kelompok. Pada tahap
kegiatan ini diharapkan terjadi interaksi antar anggota
kelompok penyaji dengan anggota kelompok lain untuk
melengkapi jawaban kelompok tersebut. Kegiatan ini
dilakukan secara bergantian. Pada tahap ini pula dilakukan
pemeriksaan hasil kegiatan kelompok dengan memberikan
kunci jawaban dan setiap kelompok memeriksa sendiri hasil
pekerjaannya serta memperbaiki jika masih terdapat
kesalahan-kesalahan.
Tahap 5: Siswa Mengerjakan Soal-soal Tes secara Individual
Pada tahap ini setiap siswa harus memperhatikan
kemampuannya dan menunjukan apa yang diperoleh pada
kegiatan kelompok dengan cara menjawab soal tes sesuai
dengan kemampuannya. Siswa dalam tahap ini tidak
diperkenankan kerjasama.
Tahap 6: Pemeriksaan Hasil Tes
Pemeriksaan hasil tes dilakukan oleh guru, membuat
daftar skor peningkatan setiap individu, yang kemudian
dimasukan menjadi skor kelompok. Peningkatan rata-rata
skor setiap individu merupakan sumbangan bagi kinerja
pencapaian kelompok.
Tahap 7: Penghargaan Kelompok
Setelah diperoleh hasil tes, kemudian dihitung skor
peningkatan individual berdasarkan selisih pemerolehan
skor tes terdahulu (skor dasar) dengan skor tes terakhir.
Berdasarkan skor peningkatan individual dihitung poin
perkembangan dengan menggunakan pedoman yang disusun oleh
Slavin (Nur Asma, 2006: 85) sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penghitungan Skor Perkembangan pada Belajar Kooperatif
Skor Tes Akhir Nilai PeningkatanLebih dari 10 poin di bawah
skor dasar
10 poin hingga 1 poin di bawah
skor
Skor awal hingga 10 poin di
5 poin
10 poin
20 poin
30 poin
30 poin
atas skor dasar
Lebih dari 10 poin di atas
skor dasar
Pekerjaan sempurna
Pemberian penghargaan kepada kelompok yang memperoleh
poin perkembangan kelompok tertinggi ditentukan dengan
rumus sebagai berikut.
Jumlah total perkembangan anggotaN1 = -------------------------------------------- Jumlah anggota kelompok yang ada
Keterangan:
N1 = Skor perkembangan kelompok
Berdasarkan poin perkembangan yang diperoleh terdapat
tiga tingkatan penghargaan yang diberikan yaitu:
Tabel 2.2 Tingkat Penghargaan Kelompok
Nilai rata-rata kelompok Penghargaan
5< x ≤ 15
15< x ≤ 25
25< x ≤ 30
Baik
Hebat
Super
d. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model STAD dalamMengajarkan Konsep Perambatan Bunyi
Pengajaran materi perambatan bunyi dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif model STAD dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Persiapan Pembelajaran
a. Guru membuat Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan lembar
jawaban, serta lembar tes tentang topik perambatan
bunyi.
b. Menyiapkan alat peraga yang berhubungan dengan materi
pelajaran tentang perambatan bunyi
c. Menyiapkan lembar observasi kegiatan siswa dan guru
d. Membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa. Pembagian ini
dilakukan berdasarkan pada hasil tes siswa sebelumnya.
Setiap kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan
tinggi, sedang, rendah, jenis kelamin yang berbeda.
e. Menentukan skor dasar siswa
2. Penyajian Materi
Sebelum memulai materi, kepada siswa disampaikan
tujuan kelompok dan tes individual. Guru memberikan
motivasi pada siswa tentang pentingnya materi ini untuk
dipelajari. Kemudian mengingatkan siswa tentang materi
prasyarat yang berhubungan dengan perambatan bunyi.
Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan pada siswa. Selanjutnya, siswa diarahkan untuk
dapat menerima materi tentang perambatan bunyi.
3. Kegiatan Belajar Kelompok
Setelah penyajian materi, siswa duduk berdasarkan
kelompok yang telah dibagi guru sebelumnya. Siswa diminta
untuk mendiskusikan dalam kelompok tentang materi yang
diberikan dalam lembar kegiatan. Siswa diberitahukan bahwa
lembar kerja harus diisi dan dipelajari. Jika ada teman
kelompok mengalami kesulitan dalam memahami materi, siswa
tersebut menanyakan pada teman kelompoknya. Jika seluruh
anggota kelompok tidak menemui jawabannya, maka salah
seorang siswa dalam kelompok menanyakan pada guru.
Saat siswa berdiskusi dalam kelompok, guru
mengelilingi setiap kelompok untuk melihat perkembangan
siswa, membetulkan konsep siswa yang salah, dan mengecek
pemahaman anggota kelompok.
4. Pemeriksaan terhadap Hasil Kegiatan Kelompok
Setelah mengerjakan tugas kelompok, wakil dari setiap
kelompok diminta untuk mempersentasekan hasil kegiatan
kelompok di depan kelas. Pada tahap kegiatan ini
diharapkan terjadi interaksi antar anggota kelompok
penyaji dengan anggota kelompok lain untuk melengkapi
jawaban kelompok tersebut. Setelah kegiatan ini dilakukan
secara bergantian, guru memberikan kunci jawaban pada
setiap kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya serta
memperbaiki jika masih terdapat kesalahan-kesalahan.
5. Siswa Mengerjakan Soal-soal Tes secara Individual
Setelah kegiatan belajar kelompok, siswa diberi tes
secara individu. Hasil tes ini akan mempengaruhi skor
kelompok. Dalam kegiatan ini siswa tidak diperkenankan
bekerjasama. Masing-masing siswa menyumbang skor untuk
kelompok sesuai dengan kemajuan yang dicapai dalam tes,
dibanding dengan skor dasar yang dimiliki siswa.
6. Pemeriksaan Hasil Tes
Guru memasukan hasil tes siswa ke dalam daftar skor
peningkatan setiap individu. Peningkatan rata-rata skor
setiap individu merupakan sumbangan bagi kinerja
pencapaian kelompok.
7. Penghargaan Kelompok
Setelah skor tes ditentukan dan skor kelompok sudah
dihitung, maka guru memberikan penghargaan bagi kelompok
super dan kelompok hebat.
B. Kerangka Pikir
ASPEK GURU1. Kurang menggunakan
metode yang bervariasi 2. Kurang mengaktifkan
siswa
Berdasarkan kerangka teori yang mendasari pada
pelaksanaan penelitian untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap konsep perambatan bunyi melalui pembelajaran
kooperatif model STAD di kelas IV SDN 3 Talaga II
kabupaten buton. Kegiatan pembelajaran kooperatif terdiri
dari tujuh tahap yaitu tahap persiapan pembelajaran,
penyajian materi, belajar dalam kelompok, memeriksa hasil
belajar kelompok, mengerjakan tes secara individu,
pemeriksaan tes, dan penghargaan kelompok. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada kerangka pikir seperti dalam
bagan 2.1 sebagai berikut: lihat dihalaman 32
Masalah Perambatan
ASPEK SISWA1. Kurang Memahami
konsep perambanbunyi
2. Kurang terlibat
Persiapan
Pembelajaran
- Materi pelajaran
- Menempatk
PenyajianMateri
- Menjelaskantujuanpembelajar
an- Memberikanmotivasiuntuk
Kegiatan BelajarKelompok
- Guru membagikanLKS dan menjelaskan peraturan belajar kelompok model STAD - Setiap siswa mendapat peran pemimpin anggota-anggota kelompoknya
Pemeriksaanhasil
belajarkelompok
- Setiap kelompok mempresentasekan hasil kegiatannya didepan kelas- Setiap anggota kelompok terjadi
Bagan 2.1 Kerangka Pikir Pembelajaran Kooperatif Model STAD dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa di Kelas IV SDN 3Talaga II Kabupaten ButonC. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika
menerapkan pembelajaran kooperatif model STAD. Maka, dapat
Mengerjakansoal secaraindividu
- Siswa menjawab soal tes, sesuai dengan
Pemeriksaan tes
individuGuru membuat daftar skorpeningkatanindividu,
Penghargaankelompok
- Kelompok memperolehnilai tinggimendapat hadiah
- kriteria baik,
Pembelajaran Kooperatif ModelSTAD
Pemahaman Belajar Siswaterhadap Perambatan Bunyi
meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep perambatan
bunyi di kelas IV SDN 3 Talaga II Kabupaten Buton.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Model Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitaitf,
yaitu penelitian yang dinyatakan dalam bentuk verbal dan
analisis tanpa menggunakan statistik.
Berdasarkan penelitian yang telah ditemukan, maka
penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif yang
diungkapkan Licon dan Guba (Moleong: 2001: 4-8) mempunyai
ciri-ciri yaitu: (1) latar alamih, (2) manusia sebagai
alat, (3) metode kualitatif, (4) analisis atau secara
induktif, (5) teori dan dasar, (6) deskriptif, (7) lebih
mementingkan proses dari pada hasil, (8) adanya: batas”
yang ditentukan oleh: fokus”, (9) adanya kriteria khusus
untuk keabsahan data, (10) desain yang bersifat sementara,
(11) hasil penelitian dirunding dan disepakati bersama.
Melalui pendekatan kualitatif ini untuk mengkaji apakah
upaya yang dilakukan guru dapat meningkatkan pemahaman
siswa melalui pembelajaran kooperatif di kelas IV SDN 3
Talaga II Kabupaten Buton.
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Talaga II
Kecamatan Talaga Raya Kabupaten buton pada bulan Mei Tahun
ajaran 2008. Dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang. Lokasi
penelitian ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan (1)
masih ditemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam
memahami konsep perambatan bunyi, (2) di sekolah ini belum
ada yang melakukan penelitian tindakan kelas yang
menggunakan Pembelajaran Kooperatif, (3) adanya dukungan
dari Kepala Sekolah dan guru terhadap pelakasanaan
penelitian ini, dan (4) merupakan sekolah binaan dari
lembaga tempat peneliti bekerja.
C. Faktor yang Diselidiki
Untuk memberikan pemecahan yang tepat terhadap
permasalahan penelitian yang dikemukakan maka ada beberapa
faktor yang akan diselidiki, yaitu:
a. Faktor siswa: yaitu dengan melihat apakah tingkat
kemampuan siswa pada pokok bahasan perambatan bunyi
berada dalam kategori rendah, sedang, dan tinggi?
b. Faktor guru: yaitu dengan melihat bagaimana
persiapan materi pelajaran yang relevan, dan kesesuaian
pembelajaran kooperatif STAD yang digunakan dalam
pembelajaran di kelas. Selain itu juga diamati apakah
proses pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan
rencana atau belum?.
c. Faktor sumber belajar: yaitu dengan memperhatikan
sumber pelajaran yang digunakan oleh guru apakah sudah
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, demikian pula
latihan-latihan yang diberikan, apakah sudah berjenjang
sesuai dengan tingkat kemampuan siswa serta dengan
tujuan yang akan dicapai sesuai dengan pembelajaran
kooperatif yang digunakan.
D. Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas
Dalam penelitian ini direncanakan dua siklus
tindakan. Penelitian Tindakan Kelas, yaitu rancangan
penelitian berdaur ulang hal ini mengacu pada pendapat
(Suharsimi, 2007: 16) bahwa Penelitian Tindakan Kelas
terdiri atas empat komponen utama, yaitu (1) perencanaan
tindakan, (2) pelaksanaan Tindakan, (3) observasi, (4)
refleksi (perenungan)Perencana
an
Observasi
Refleksi
Pelaksanaan
Berhasil
SIKLUS I
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II Pelaksanaan
Observasi
Bagan 3.1. Alur pelaksanaan tindakan dalam Penelitian
Tindakan Kelas.
E. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti terlebih dahulu
melaksanakan tes awal berupa tes diagnostik untuk
mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan tindakan
disamping observasi. Observasi awal dilakukan untuk dapat
mengetahui ketetapan tindakan yang akan diberikan dalam
rangka meningkatkan pemahaman siswa.
Dari hasil evaluasi dan observasi awal, maka dalam
refleksi ditetapkan tindakan yang digunakan untuk
meningkatkan pemahaman siswa, yaitu melalui pembelajaran
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif.
Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut, maka
dilaksanakanlah penelitian tindakan kelas dengan prosedur
secara terperinci adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1. Melaksnakan observasi awal untuk
menentukan model dan format penerapan tindakan pada
siklus 1.
2. Menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran.
3. Membuat skenario pembelajaran sesuai
dengan pembelajaran kooperatif beserta soal-saol tes
yang akan dibagikan kepada masing-masing siswa.
4. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS)
dibagikan kepada masing-masing kelompok.
5. Membuat lembar observasi guru dan siswa
untuk mengamati proses pembelajaran selama penerapan
tindakan Siklus I.
6. Membuat alat peraga.
7. Menyusun tes untuk mengukur hasil belajar
siswa selama tindakan penelitian diterapkan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario
pembelajaran yang telah disusun. Dalam skenario
pembelajaran harus menonjolkan tindakan yang ingin
diterapkan, yaitu pembelajaran kooperatif model STAD dan
keaktivan siswa dalam menerima pelajaran selama proses
pembelajaran berlangsung.
c. Observasi dan Evaluasi
Observasi dilakukan selama proses tindakan
berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disiapkan. Pengamatan dilakukan terhadap prilaku dan
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan
dampak yang ditimbulkan dari prilaku guru terhadap siswa
selama proses pembelajaran dengan menggunakan langkah-
langkah pembelajaran kooperatif model STAD. Evaluasi
dilaksanakan pada setiap akhir siklus pelaksanaan
tindakan. Evaluasi tersebut ditunjukan untuk mengetahui
ada atau tidak adanya peningkatan pemahaman siswa pada
pokok bahasan permbatan bunyi yang diajarkan. Alat
evaluasi yang digunakan adalah tes hasil belajar yang
disusun oleh peneliti. Jika semua siswa memperoleh nilai
7,0 maka tindakan dianggap telah berhasil dilaksanakan.
Untuk menindak lanjuti hasil pengamatan dilakukan
wawancara terhadap subjek penelitian.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisis data,
baik data observasi maupun data hasil evaluasi. Peneliti
bersama guru kelas menganalisis dan merenungkan hasil
tindakan I. Refleksi yang akan digunakan sebagai bahan
pertimbangan apakah kriteria yang telah ditetapkan
tercapai atau belum. Jika telah berhasil maka siklus
tindakan berakhir atau tidak berlanjut kesiklus
berikutnya. Tetapi sebaliknya jika belum berhasil, maka
peneliti melanjutkan kesiklus berikutnya dengan
memperbaiki kinerja pembelajaran pada tindakan berikutnya
dan seterusnya sampai berhasil yang telah ditetapkan.
Kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap dalam
siklus II adalah sama dengan kegiatan pada siklus I.
Perubahan yang mendasar adalah pada jenis tindakan yang
diberikan sebagaimana sudah dikemukakan sebelumnya,
rencana tindakan pada siklus II disusun berdasarkan hasil
Refleksi dan analisis data pada siklus I.
F. Data dan Sumber Data
1. Data
Data dalam penelitian ini berupa hasil pekerjaan
siswa terhadap soal yang diberikan yang meliputi: (1) tes
awal sebelum tindakan dan tes pada setiap akhir tindakan,
(2) hasil wawancara dengan subjek penelitian dan guru mata
pelajaran IPA, (3) hasil observasi selama proses
pembelajaran berlangsung, dan (4) hasil catatan lapangan
tentang kegiatan penelitian dan kegiatan siswa selama
dilakukan kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan
tindakan.
2. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas IV SDN 3 Talaga II kabupaten buton yang berjumlah 20
orang siswa. Dengan jumlah siswa laki-laki dan perempuan
sebanyak 10 orang.
G. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan tes, wawancara, pengamatan, dan catatan
lapangan keempat teknik tersebut adalah diuraikan sebagai
berikut:
1. Tes dilakukan untuk mengumpul
informasi tentang pemahaman siswa terhadap pembelajaran
perambatan bunyi melalui benda cair dan benda padat.
Tes dilaksanakan pada awal penelitian pada setiap akhir
setelah diberikan serangkaian tindakan.
2. Wawancara dilaksanakan dengan subjek
penelitian pada setiap akhir pembelajaran dan direkam,
yang akan digunakan sebagai bahan refleksi untuk
tindakan selanjutnya. Wawancara dimaksud untuk (a)
mengetahui secara lebih mendalam terhadap latar
kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal-
soal tersebut, (b) mengetahui sejauhmana siswa telah
benar-benar menunjukan kinerja yang diharapkan.
3. Pengamatan difokuskan untuk segala
aktifitas siswa terlibat aktif dalam pelaksanaan
tindakan, peneliti yang mengajar guru kelas IV dan guru
mata pelajaran IPA sebagai teman sejawat.
4. Catatan lapangan bertujuan untuk
melengkapi data hasil wawancara dan observasi catatan
ini memuat interaksi siswa dan guru selama pembelajaran
kooperatif dan perencanaan pembelajaran yang telah
tersusun.
H. Validasi Data.
Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini
akan dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1. Ketekunan pengamat, sejak awal
pengamatan sampai dengan akhir penelitian.
2. Triangulasi, dalam hal ini adalah
triangulasi sumber yaitu dengan membandingkan data
hasil tes, wawancara, observasi dan catatan lapangan.
3. Diskusi secara intensif dengan guru
kelas IV dan guru mata pelajaran IPA, dan pembimbing
baik pada awal, selama dan akhir pengumpulan data
(Moleong, 2001: 177-179).
I. Analisis Data.
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh
data yang terjadi dari berbagai sumber yaitu hasil
pengamatan, wawancara, catatan lapangan dengan indikator
keberhasilan yang ditetapkan pada tahap refleksi dari
siklus penelitian (Moleong, 2001: 165).
Mengacu dari pendapat tersebut, data dalam penelitian
ini dianalisis secara kualitatif, meliputi 3 alur yaitu
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
(Miles & Huberman, 1992: 160) data yang diperoleh melalui
perangkat pengumpulan data akan dianalisis dan selanjutnya
direduksi secara sistematis. Data tereduksi ini akan
disajikan secara terorganisir untuk dilakukan penarikan
kesimpulan.
J. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan ini
meliputi indikator proses dan hasil dalam penerapan
pembelajaran kooperatif model STAD. Dari segi proses
ditandai dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
baik dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas sesuai
dengan rencana dan memenuhi tahap-tahap pembelajaran
kooperatif model STAD dan hasil evaluasi pemahaman siswa
jika semua siswa kelas IV SDN 3 Talaga II kabupaten buton
memperoleh nilai 7,0. maka siklus berikutnya tidak
dilanjutkan lagi karena indikator keberhasilan telah
tercapai. Sesuai dengan kriteria standar yang diungkapkan
Nurkancana (1986: 39) sebagai berikut:
Tingkat penguasaan 90% - 100% dikategorikan sangat
tinggi, 80% - 89% dikategorikan tinggi, 65% - 79%
dikategorikan sedang, 55% - 64% dikategorikan rendah, dan
0% - 54% dikategorikan sangat rendah.
BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bagian ini dipaparkan data dan temuan hasil
tindakan pembelajaran perambatan bunyi melalui
pembelajaran kooperatif model STAD. Data tindakan, temuan
dan refleksi diperoleh melalui hasil pengamatan, catatan
lapangan, wawancara, dan hasil evaluasi siswa. Data
setiap siklus dipaparkan secara terpisah. Paparan yang
dimaksud adalah tindakan aktifitas guru dan siswa yaitu
(1) paparan data sebelum tindakan, (2) paparan data
tindakan, (3) paparan data tindakan siklus I, (4) paparan
data tindakan siklus II. Hal ini bertujuan untuk melihat
perkembangan alur setiap siklus.
A. Paparan Data
1. Paparan Data sebelum Tindakan
Pada hari selasa, 29 April 2008 peneliti menemui
kepala sekolah. Untuk melakukan koordinasi agar diizinkan
untuk melaksanakan penelitian pada sekolah yang
dipimpinya. Hasil koordinasi ternyata diizinkan peneliti
untuk melaksanakan penelitian pada sekolah tersebut.
Selanjutnya kepala sekolah menyerahkan sepenuhnya
pada guru kelas IV dan guru mata pelajaran IPA untuk
membicarakan rencana selanjutnya. Peneliti langsung
menemui guru kelas IV dan guru mata pelajaran IPA karena
mereka untuk dijadikan teman sejawat dalam melakukan
observasi mereka berdiskusi dan langsung menetapkan
jadwal pelaksanaan tes awal dan rencana pelaksanaan
tindakan siklus I.
Dalam diskusi antara peneliti, guru kelas IV dan
guru mata pelajaran IPA disepakati bahwa tes awal
dilaksanakan pada hari Kamis, Tanggal 1 Mei 2008 pukul
10.5–10.50 WITA. Tes awal diikuti oleh semua siswa kelas
IV SDN 3 Talaga II kabupaten buton yang berjumlah
sebanyak 20 orang siswa. Pada pelaksanaan tes awal
peneliti dibantu oleh guru pendais berhubung guru kelas
IV dan guru mata pelajaran IPA menghadiri rapat di bau-
bau. Tes awal dapat dilihat pada lampian 1.
Pada hari Selasa, Tanggal 6 Mei 2008 peneliti
membicarakan hasil tes awal dengan guru kelas IV dan guru
mata pelajaran IPA untuk menentukan seluruh siswa kelas
IV sebagai subjek penelitian. Pada kesempatan yang sama
disepakati juga bahwa pelaksanaan Siklus I dimulai pada
hari Jumat, Tanggal 9 Mei 2008. Setelah tes awal
dilaksanakan, hasil pekerjaan siswa dikoreksi untuk
membentuk kelompok-kelompok. Berdasarkan dari tes awal
yang diperoleh siswa selanjutnya dimasukan dalam
pembentukan kelompok STAD. Dari kelompok tersebut dapat
dilihat pada kelompok mana seorang siswa berada.
Berdasarkan pembentukan kelompok diperoleh 5 kelompok
yang masing-masing beranggotakan 4 orang siswa.
Sesuai cara pembentukan kelompok STAD, siswa yang
berkemampuan rendah akan berkelompok dengan siswa yang
berkemampuan tinggi, serta ditambahkan dengan 2 orang
siswa yang berkemampuan sedang dan rendah. Pembentukan
kelompok juga didasarkan atas jenis kelamin yang terdiri
atas 2 orang siswa laki-laki dan 2 orang siswa perempuan,
karena siswa laki-laki dan perempuan berjumlah 10 orang.
Berdasarkan hasil tes awal diperoleh data bahwa
hampir semua siswa masih melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Disimpulkan bahwa
belum memahami materi prasyarat dan perlu untuk
mengingatkan siswa tentang materi prasyarat. Hasil tes
awal dapat dilihat pada lampiran 8.
Maka langkah selanjutnya peneliti mempersiapkan
bahan dan alat untuk mengajar dan memberikan lembar
observasi kepada guru kelas untuk diketahui dan
dipelajari sebagai dasar untuk melakukan pengamatan
selama penelitian berlangsung. Hal ini dimaksudkan, untuk
memberi kesempatan kepada guru untuk mendiskusikan hal-
hal yang kurang jelas yang ada pada persiapan mengajar
dan lembar pengamatan sebelum Siklus I diberikan.
Untuk mengamati aktifitas guru (peneliti) dan siswa
pembelajaran digunakan lembar pengamatan. Lembar
pengamatan dapat dilihat pada lampiran 13 pengamatan
terhadap kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini
melibatkan dua orang pengamat yaitu guru kelas IV dan
guru mata pelajaran IPA.
1. Paparan Data Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran, peneliti
bertindak sebagai guru. Tahap-tahap pembelajaran setiap
tindakan disesuaikan dengan tahap-tahap pembelajaran yang
berdasarkan pada belajar kooperatif model STAD yaitu
tahap persiapan pembelajaran, penyajian materi, kegiatan
belajar kelompok, pemeriksaan hasil kegiatan kelompok,
mengerjakan soal-soal tes secara individu, pemeriksaan
hasil tes individu, dan penghargaan kelompok.
Paparan pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman
siswa terhadap perambatan bunyi melalui pembelajaran
kooperatif model STAD. Adapun rincian setiap tindakan
pembelajaran adalah sebagai berikut: pelaksanaan belajar
kooperatif model STAD pada pembelajaran perambatan bunyi
melalui benda cair dan benda padat disajikan satu kali
tindakan pembelajaran. Adapun rincian setiap tindakan
pembelajaran adalah :
2. Paparan Data Tindakan Siklus 1
Kegiatan yang dilakukan pada tindakan siklus 1
meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Paparan data tersebut diperoleh melalui hasil
pengamatan aktifitas guru dan siswa selama pembelajaran
berlangsung. Dalam proses pembelajaran perambatan bunyi
melalui pembelajaran kooperatif diarahkan siswa pada
tingkat keantusiasan siswa mengikuti pembelajaran
perambatan bunyi baik dalam diskusi kelompok maupun
diskusi kelas serta pemahaman menjawab soal tes tertulis.
Masing-masing diuraikan sebagai berikut :
a. Perencanaan
Materi pembelajaran yang dilaksanakan pada tindakan
siklus I adalah pembelajaran perambatan bunyi melalui
benda cair dan benda padat. Pada awal pembelajaran siswa
diingatkan kembali macam-macam bunyi. Pembelajaran
tindakan siklus 1 dilaksanakan dalam satu kali pertemuan
dengan alokasi waktu 2X35 menit.
Tujuan umum pembelajaran adalah mendeskripsikan
energi panas dan energi bunyi yang terdapat dilingkungan
sekitar serta sifat-sifatnya sedangkan tujuan khusus
pembelajaran adalah (1) siswa dapat menyebutkan contoh
benda cair dan benda padat, (2) siswa dapat menjelaskan
proses terjadinya perambatan bunyi melalui benda cair dan
benda padat, (3) siswa menjelaskan mengapa bunyi dapat
merambat, (4) siswa dapat membuktikan bahwa bunyi dapat
merambat melalui benda cair dan benda padat dengan
melakukan percobaan.
Evaluasi yang diberikan adalah memberikan tes secara
lisan dan tertulis. Secara lisan siswa diberi pertanyaan
yang berhubungan dengan perambatan bunyi sedangkan secara
tertulis diberi pertanyaan berdasar hasil prakteknya
dalam membuktikan bahwa bunyi dapat merambat melalui
benda cair dan benda padat.
Sesuai dengan tahapan pelaksanaan belajar kooperatif
model STAD, pelaksanaan tindakan dimulai dengan penyajian
materi perambatan bunyi melalui benda cair dan benda
padat yang dilakukan secara klasikal. Dalam persiapan
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti adalah (1)
merancang materi sedemikian rupa untuk pembelajaran
secara berkelompok, (2) menempatkan siswa kedalam
kelompok, (3) menentukan skor berdasarkan kemampuan
akademikya sehingga ada yang berkemampuan tinggi, sedang,
dan rendah. Selain itu berimbang menurut jenis kelamin.
Skor dasar diambil dari hasil tes pengetahuan awal siswa.
Selama pelaksanaan penyajian materi, guru kelas IV dan
guru mata pelajaran IPA dijadikan teman sejawat mengamati
jalannya pembelajaran. Materi yang disajikan adalah
membuktikan bahwa bunyi dapat merambat melalui benda cair
dan benda padat dengan menggunakan alat peraga dari
baskom, 2 buah batu, air serta pensil/mistar dan meja.
Adapun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 1) dapat
dilihat pada lampiran 2
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran perambatan bunyi melalui
benda cair dan benda padat dengan model STAD di kelas IV
SDN 3 Talaga II untuk Siklus 1 dilaksanakan pada hari
jumat, 9 Mei 2008 pukul 7.30 – 8. 40 WITA. Yang dihadiri
20 orang siswa. Mengawali tindakan pembelajaran ini
peneliti mengucapkan salam, kemudian menyampaikan topik
yang akan dipelajari yaitu perambatan bunyi, dan
menyampaikan tujuan yang ingin dicapai. Aktivitas
tindakan guru dan siswa dalam kegiatan awal seperti
tampak dalam dialog sebagai berikut :
Guru : Assalamu Alaikum Warahmatullahi WabarakatuSiswa : Waalaikum Salam.Guru : Anak-anak hari ini kita akan mempelajari tentang
perambatan bunyi. Tujuan pembelajaran kita hari iniadalah dapat menyebutkan contoh benda cair danbenda padat, siswa dapat menjelaskan prosesterjadinya perambatan bunyi melalui benda cair danbenda padat, dan siswa dapat membuktikan bahwabunyi dapat merambat melalui benda cair dan bendapadat melalui percobaan. Apakah kalian masih ingattentang contoh benda cair dan benda padat ?
Siswa : Ingat Bu….. (serentak menjawab).Siswa : Air, batu, kayu, dan lain-lain (serentakmenjawab)Guru : Ternyata kalian masih ingat semua. Perhatikan di
depan Ibu ada baskom yang berisi air dan keduatangan Ibu memegang batu. Sekarang sebelum Ibu akanmenjelaskan proses terjadinya perambatan bunyimelalui benda cair dan benda padat. Ibu akanbertanya pada kalian, jelaskan proses terjadinyaperambatan bunyi melalui benda cair dan bendapadat?
Siswa : Diam sejenak berpikir.Siswa : Membuka buku bacaan yang ada di depannya
masing-masing
Guru : Mengapa diam? Ungkapkan saja apa yang ada dalampikiran kalian. Bunyi yang kita dengar sehari-hariadalah bunyi mobil, petir, gendang apa biladimainkan akan menghasilkan bunyi.
Geri : Proses terjadinya perambatan bunyi melalui bendacair batu dibuang dalam air akan tenggelam danbergelombang dan proses terjadinya benda padat batudibuang kena benda akan berbunyi dan bergetar.
Guru : Iya. Ada yang lain?Azwan : Proses terjadinya perambatan bunyi kedua batu
kita pegang dan kita tumbukan dalam air sedangkanproses terjadinya perambatan bunyi melalui bendapadat apabila pensil diketuk dimeja akan bergetardan berbunyi.
Guru : Iya bagus jawabannya hampir semuanya benar. Ibuakan menyimpulkan dari jawaban temanmu. Prosesperambatan bunyi melalui benda cair apabila keduabatu itu kita tumbukan dalam air akan mengeluarkanbunyi dan bunyi tersebut dapat merambat karenaadanya getaran dan terdengar sampai ketelinga kitakarna adanya udara sedangkan bunyi dapat merambatmelalui benda padat apabila pensil atau bendaapasaja diketuk pada benda yang berat akanmengeluarkan bunyi. Bunyi tersebut menghasilkansuatu getaran. Dan getarannya sampai ketelinga kitakarna adanya udara.
Guru :sudah paham ?Siswa : (menjawab serentak) sudah Bu……..Guru :Masih ada pertanyaan?Siswa : Ada Bu……….. (serentak menjawab) Guru : Baiklah. Karena kalian sudah mengerti apa yang
baru kita pelajari, kita lanjutkan kegiatan padabelajar kelompok sesuai dengan kelompok yang telahkita sepakati bersama. Nah, sekarang duduk sesuaidengan kelompoknya masing-masing.
Siswa : Sudah Bu!
Pembelajaran memasuki tahap kegiatan STAD
selanjutnya yang merupakan kegiatan terpenting yaitu
pembelajaran kelompok. Sebelum memulai belajar dalam
kelompok, guru terlebih dahulu memberi kesempatan kepada
siswa untuk bersosialisa dengan kelompoknya. Kesempatan
ini juga dimanfaatkan peneliti untuk mengetahui
kemungkinan pertentangan yang timbul dalam kelompok. Dari
hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap
kelompok penelitian ternyata tidak ditemukan pertentangan
yang dapat mengakibatkan kelompok tidak dapat kerjasama.
Masing-masing kelompok diberi Lembar Kerja Siswa
(aktifitas 1) dengan materi perambatan bunyi melalui
benda cair dan benda padat. Anggota kelompok mengerjakan
tugas sesuai dengan LKS yang diberikan dan menggunakan
kelengkapan yang ada sesuai dengan materi yang
ditentukan. Kelompok bekerja sesuai dengan prosedur serta
melengkapi kalimat yang ada pada LKS dan akhirnya mereka
dapat membuktikan bahwa bunyi dapat merambat melalui
benda cair dan benda padat dengan menggunakan alat peraga
dari batu, baskom, air pensil/mistar dan meja serta dapat
menyelesaikan soal yang ada pada LKS.
Belajar dalam kelompok lebih kurang 30 menit. Selama
kegiatan peneliti dan dua orang pengamat mengamati,
mendengarkan, dan mencatat semua aktifitas yang dilakukan
siswa dalam kelompok selama menyelesaikan LKS (Aktifitas
1). Berdasarkan hasil pengamatan, dan catatan peneliti
selama melakukan diskusi menyelesaikan LKS dapat
dianalisis beberapa hal sebagai berikut:
a. Masing-masing kelompok terjadi
pembagian kerja secara bergantian, satu orang siswa
melakukan percobaan membuktikan bahwa bunyi dapat
merambat melalui benda cair dan benda padat dengan
menggunakan alat peraga yang peneliti sediakan, siswa
yang lain mendengarkan percobaan yang dilakukan
temannya.
b. Masing-masing siswa berlomba-
lomba melakukan percobaan.
c. Siswa kelihatan senang dalam
melakukan percobaan merasa mengikuti pembelajaran
sambil bermain.
d. Semua siswa kelihatan antusias
dalam mengutak-katik alat peraga.
e. Semua siswa berperan dalam
diskusi kelompok untuk menyelesaikan LKS yang diberikan
dan saling membantu dalam kegiatan yang ada pada LKS.
f. Seluruh siswa mempunyai
keterlibatan yang sama dalam menyelesaikan tugas selama
belajar kelompok.
g. Keinginan untuk mencapai
kesuksesan kelompok juga tampak, dimana antar anggota
saling mengingatkan jika ada anggota kelompok yang
tidak bersungguh-sungguh belajar.
Untuk memastikan hasil yang diperoleh dari kegiatan
belajar kooperatif model STAD. Setelah siswa selesai
belajar kelompok guru membagikan soal tes formatif I
masing-masing siswa dikerjakan secara individu tidak
boleh kerjasama. Soal yang diberikan berbentuk essay.
Materi tes ekuivalen dengan materi waktu belajar
kelompok. Soal tes individu (tes formatif 1) ini dapat
dilihat pada lampiran 6.
c. Hasil Observasi Tindakan Siklus 1
Keberhasilan tindakan siklus I diamati selama proses
pelaksanaan tindakan dan setelah tindakan. Fokus
pengamatan adalah tindakan guru dan siswa dengan
menggunakan lembar observasi. Adapun kedua pengamat
melaporkan bahwa peneliti dalam pembelajaran tindakan
siklus I telah melaksanakan tugas sebagai berikut :
1. Kegiatan Awal.
a. Peneliti mengawali pertemuan
dengan mengucapkan salam kepada siswa.
b. Peneliti menyampaikan materi
yang akan dibahas dan menginformasikan tujuan
pembelajaran serta menjelaskan materi yang mendukung
tugas yang akan diselesaikan dalam kelompok
c. Peneliti memunculkan rasa ingin
tahu/ memotivasi siswa
d. Peneliti menggali pengetahuan
prasyarat yang dimiliki siswa sesuai dengan topik
yang dibahas. Tentang materi prasyarat ini masih ada
sebagian siswa yang belum paham sehingga peneliti
coba mengingatkan kembali.
2. Kegiatan Inti
a. Peneliti menjelaskan materi
pelajaran dan memberikan contoh dengan menggunakan
alat peraga yang telah disediakan.
b. Peneliti membagikan LKS.
Masing-masing siswa bekerja dalam kelompok yang
sudah ditentukan sebelumnya dan mendiskudikan secara
berkelompok apa yang baru dilakukan.
c. Dalam kegiatan diskusi
kelompok masih ditemukan siswa melakukan pekerjaan
lain selama kegiatan berlangsung.
d. Dalam diskusi kelompok
siswa tidak memiliki keberanian mengemukakan
pendapat/ide yang diperolehya. Jika tidak diminta
oleh peneliti.
e. Peneliti mengelilingi,
mengamati dan sekali singgah pada setiap kelompok
h. Peneliti mendorong siswa agar meminta bantuan kepada
teman kelompok sebelum meminta bantuan kepada guru.
i. Peneliti
memberi bantuan kepada kelompok yang mengalami
kesulitan dalam mengejakan soal dalam LKS.
j. Wakil dari masing-masing kelompok melaporkan hasil
pekerjaannya di depan kelas secara bergantian.
k. Peneliti membagikan tes kepada siswa secara
individu. Pada saat mengerjakan tes teman sekelompok
tidak boleh membantu.
l. Pemeriksaan hasil tes formatif setelah pembelajaran
berakhir.
m. Peneliti tidak efisien dalam penggunaan waktu. Waktu
yang direncanakan untuk belajar kelompok 30 menit
memakan waktu 45 menit.
n. Peneliti memberi penghargaan dari 5 kelompok 3
kelompok yang berhak mendapat penghargaan yang
memperoleh poin tertinggi sesuai dengan tingkat
penghargaan yang telah ditentukan yaitu super.
3. Kegiatan Akhir
a. Peneliti meminta siswa membuat rangkuman materi
pembelajaran perambatan bunyi dengan sub pokok bahasan
perambatan bunyi melalui benda cair dan benda padat.
b. Peneliti memotivasi siswa
c. Peneliti mengajak siswa berdoa
Terhadap kegiatan siswa, pengamat melaporkan sebagai
berikut :
1. Siswa aktif dalam
menggunakan alat peraga
2. Sebagian siswa kurang
memperhatikan penjelasan guru ataupun teman
kelompoknya, bahkan masih ada siswa mengerjakan
pekerjaan lain pada saat diskusi kelompok maupun
diskusi kelas yang sedang berlangsung.
3. Siswa dapat membuktikan
bahwa bunyi dapat merambat melalui benda cair dan
benda padat sesuai dengan langkah-langkah yang ada
dalam LKS.
4. Belum berani mengemukakan
pendapat/ide yang diperoleh sehingga dalam kegiatan
belajar kelompok lebih banyak diam.
5. Siswa memberi respon senang
dan merupakan hal yang baru terhadap proses
pembelajaran, cara belajar, cara guru mengajar serta
suasana kelas yag menyenangkan.
d. Hasil Wawancara
. Pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran 16
kegiatan wawancara dilakukan pada seluruh siswa kelas IV
setelah pemberian tes akhir. Analisis Pelaksanaan
wawancara bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa
terhadap materi perambatan bunyi melalui pembelajaran
kooperatif. Oleh karena itu pertanyaan dalam format
wawancara berorientasi pada proses berlangsungnya
pembelajaran, mengerjakan LKS, dan tes akhir. Tindakan
wawancara dengan seluruh siswa terangkum sebagai
berikut :
1. Siswa dapat menjelaskan jawaban
pada LKS dan tes akhir dengan benar. Meskipun pada
pelaksanaan tes masih ada siswa yang melakukan
kesalahan menjawab soal, tetapi pada saat dilakukan
wawancara dapat menyadari kesalahan yang diperbuat dan
selanjutnya menyadari letak kesalahan yang
dilakukannya.
2. Semua siswa menyatakan bahwa belajar secara kelompok
lebih mereka suka dari pada dibanding belajar sendiri.
Alasan yang diberikan subjek penelitian adalah kalau
tidak tahu menjawab soal bisa bertanya sama teman
kelompoknya, karena mereka jarang sekali belajar
kelompok, apalagi belajar melakukan praktek, mereka
senang belajar secara bersama menjawab soal-soal yang
ada pada LKS.
3. Siswa mengalami sedikit kesulitan dalam menyelesaikan
soal-soal. Soal dalam LKS dan tes yang memiliki kata
kesimpulan. Hal ini disebabkan kurang memahami Bahasa
Indonesia.
4. Semua siswa senang mengikuti langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.
e. Analisis dan Refleksi Siklus 1
Tindakan Siklus 1 difokuskan pada pembelajaran
perambatan bunyi melalui benda cair dan benda padat.
Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan belajar
kooperatif model STAD. Untuk memperoleh data tentang
pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan pengamatan,
wawancara, tes, dan catatan lapangan. Hasil pengamatan,
wawancara, tes, dan catatan lapangan selama pelaksanaan
tindakan dianalisis dan didiskusikan dengan pengamat
sehingga diperoleh hal-hal sebagai berikut.
1. Penyajian pada tahap presentase untuk meragakan
perambatan bunyi melalui benda cair dan benda padat
dengan menggunakan alat peraga berupa baskom, air, batu
serta pensil/mistar dan meja berjalan sebagaimana yang
telah direncanakan. Untuk belajar dalam kelompok waktu
yang telah disiapkan untuk kegiatan belum cukup yang
direncanakan 30 menit memakan waktu 45 menit.
2. Siswa merasa senang mengerjakan LKS dengan alat
peraga yang telah disiapkan oleh peneliti yang
sebelumnya tidak pernah diberikan.
3. Penggunaan alat peraga baskom, batu air,
pensil/mistar dan meja sangat menarik perhatian siswa
karena belajar sambil bermain dan memudahkan untuk
memahami konsep yang dipelajari.
4. Pada saat siswa diminta melakukan percobaan untuk
membuktikan bahwa bunyi dapat merambat melalui benda
cair dan benda padat, siswa tidak mengalami kesulitan
walaupun hal ini baru pertama kali dilakukan. Siswa
tidak memerlukan bantuan dari peneliti untuk melakukan
percobaan tersebut.
5. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
soal. Soal yang ada pada tes dan LKS yang memiliki kata
kesimpulan belum terlalu paham arti tentang kesimpulan.
Hal ini disebabkan kurang memahami Bahasa Indonesia
6. Masih ditemukan siswa melakukan pekerjaan lain saat
diskusi kelompok berlangsung.
7. Siswa belum memiliki keberanian mengemukakan
ide/pendapat baik dalam diskusi kelompok maupun diskusi
kelas.
8. Berdasarkan hasil tes tindakan siklus I secara
keseluruhan siswa dalam kelas dikategorikan siswa telah
memperoleh pemahaman tentang konsep perambatan bunyi.
Namun belum sesuai dengan harapan peneliti. Maka,
pembelajaran belum berhasil berdasarkan indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan analisis dan refleksi di atas dapat
mengacu kepada indikator keberhasilan yang ditetapkan,
maka disimpulkan bahwa pembelajaran masih belum berhasil.
Dengan demikian tujuan pembelajaran belum tercapai. Oleh
karena itu materi ini perlu diulang pada tindakan siklus
II dengan beberapa penyempurnaan sebagai berikut.
a. Peneliti harus memperhatikan pengelolaan kelas.
Sehingga siswa tidak mengerjakan pekerjaan lain dalam
proses pembelajaran
b. Peneliti harus menggunakan metode bervariasi dalam
proses pembelajaran sehingga dengan mudah memotivasi
siswa.
c. Peneliti lebih memperjelas arti kata kesimpulan dengan
bahasa daerah sendiri karena siswa kurang memahami
Bahasa Indonesia sehingga membuat siswa mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal.
d. Peneliti hendaknya dapat mengelola waktu secara
efisien.
4. Paparan Data Tindakan Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Materi pembelajaran yang dilaksanakan pada tindakan
siklus II adalah sama halnya pada pembelajaran tindakan
siklus I yaitu pembelajaran perambatan bunyi melalui
benda cair dan benda padat. Pada awal pembelajaran siswa
diingatkan kembali tentang materi prasyarat. Pembelajaran
tindakan siklus II diberikan agar dapat membuktikan
bahwa bunyi dapat merambat melalui benda cair dan benda
padat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan
alokasi waktu 2X35 menit.
Tujuan umum pembelajaran adalah mendeskripsikan
energi panas dan energi bunyi yang terdapat dilingkungan
sekitar serta sifat-sifatnya sedangkan tujuan khusus
pembelajaran adalah (1) siswa dapat menyebutkan contoh
benda cair dan benda padat, (2) siswa dapat menjelaskan
proses terjadinya perambatan bunyi melalui benda cair dan
bneda padat, dan (3) siswa dapat membuktikan bahwa bunyi
dapat merambat melalui benda cair dan benda padat dengan
melakukan percobaan .
Dalam rencana pembelajaran selain tujuan umum dan
tujuan khusus pembelajaran juga memuat materi
pembelajaran, materi prasyarat, alat dan sumber serta
kegiatan pembelajaran. Selengkapnya (RPP II) dapat
dilihat pada lampiran 3.
Seperti pada tindakan siklus I, dalam pelaksanaan
siklus II kedua pengamat melakukan pengamatan sesuai
lembar pengamatan yang disiapkan peneliti. Peneliti juga
menyediakan LKS (Aktifitas II).
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Jumat,
23 Mei 2008 mulai pukul 10.45 – 11.55 WITA. Pembelajaran
pada Siklus II berlangsung selama 70 menit. Peneliti
tetap sebagai guru seperti halnya dalam siklus I.
Peneliti memulai pembelajaran dengan mengucapkan
salam dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai, dan menggali pengetahuan awal siswa tentang
materi perambatan bunyi.
Selanjutnya pembelajaran kegiatan ini dengan materi
perambatan bunyi. Aktivitas tindakan guru dan siswa dalam
kegiatan awal seperti tampak dalam dialog sebagai berikut
:
Guru : Assalamu Alaikum Warahmatullahi WabarakatuSiswa : Waalaikum Salam.Guru : Anak-anak kemarin kalian sudah belajar tentang
perambatan bunyi. Sebelum menjelaskan materi. Ibumau bertanya siapa yang tahu diantara kalian artikesimpulan?
Siswa : Semuanya diamGuru : Baiklah Ibu akan mengartikan kata kesimpulan
dengan bahasa daerah kita. Jadi semua dengarkanbaik-baik. Sudah paham ?
Siswa : Sudah Bu ……….. (serentak menjawab)Guru : Iya, bagus coba Musrika Musri : Kesimpulan adalah pendapat atau jawaban kita
sendiriLeli : Kesimpulan adalah jawaban yang dikumpulkan
menjadi satu.Guru : Bagus semua jawabannya temanmu. Kalau yang lain
sudah mengerti semua.Siswa : Sudah, Bu …………. (menjawab serentak)Guru : Baiklah kalau sudah mengerti semua jadi,
kesimpulan adalah rangkuman dari beberapa jawabandisatukan menjadi satu jawaban. Sekarang kitalanjutkan dengan pelajaran kita tentang perambatanbunyi melalui benda cair dan benda padat. SebelumIbu menjelaskan akan bertanya pada kalian. Sebutkancontoh benda cair dan benda padat!
Siswa : (Menjawab serentak) air, es, batu, kayu, pensil,folpen.
Guru : Pintar, sekarang perhatikan di depan Ibu adabaskom yang berisi air dan kedua tangan Ibumemegang batu. Sebelum Ibu akan menjelaskan prosesterjadinya perambatan bunyi melalui benda cair dan
benda padat. Ibu akan bertanya pada kalian, siapayang bisa menjelaskan?
Siswa : Diam sejenak berpikir.Siswa : Membuka buku bacaan yang ada di depannya
masing-masing Rilang: Proses terjadinya perambatan bunyi melalui benda
cair batu dibuang dalam air akan tenggelam danbergelombang sedangkan benda padat papan diketukakan berbunyi dan bergetar, merambat karena adagetaran
Guru : Apakah jawabannya, Rilang sudah benar?Siswa : Belum (serentak menjawab)Rasul : Proses terjadinya perambatan bunyi kedua batu
kita pegang dan kita tumbukan dalam air sedangkanbenda padat meja dipukul akan berbunyi danbergetar..
Guru : Yang lainnya?Siswa : Sama, Bu (serentak menjawab)Guru : Iya bagus jawabannya hampir semuanya benar. Ibu
akan menyimpulkan jawaban dari temanmu. Prosesterjadinya perambatan bunyi melalui benda cairapabila kedua batu ditumbukan kedalam baskom yangberisi air akan mengeluarkan bunyi. bunyi tersebutmenghasilkan getaran dan getarannya merambantsampai terdengar ketelinga kita karna adanya udarasedangkan proses terjadinya perambatan bunyimelalui benda padat. Apabila pensil atau bendaapasaja diketuk pada benda yang berat akanmengeluarkan bunyi. Bunyi tersebut menghasilkansuatu getaran. Dan getarannya sampai ketelinga kitakarna adanya udara. Apakah sudah mengerti?
Siswa : Sudah Bu (serentak menjawab)Guru : Bagus semua sudah mengerti. Baiklah kalau tidak
ada pertanyaan, sekarang kalian duduk sesuaikelompok yang sudah ada, kita kembali belajar dalamkelompok untuk mengerjakan LKS (aktifitas II).
Dari dialog di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa
sudah memahami materi perambatan bunyi yang merupakan
materi prasyarat untuk mengajarkan perambatan bunyi
melalui benda cair dan benda padat dan sudah memahami
arti kata kesimpulan.
Memasuki tahap kegiatan STAD yang merupakan kegiatan
inti yang penting yaitu siswa bekerja dalam kelompok dan
setiap anggota kelompok diberi LKS (Aktifitas II) dengan
materi pembelajaran perambatan bunyi melalui benda cair
dan benda padat. Anggota kelompok mengerjakan tugasnya
sesuai dengan LKS yang diberikan dengan menggunakan alat
peraga yang disediakan oleh peneliti berupa baskom, air,
batu pensil/mistar dan meja siswa.
Kelompok akan bekerja sesuai dengan prosedur serta
melengkapi kalimat yang ada pada LKS. Peneliti memberikan
dorongan kepada siswa untuk meminta bantuan kepada teman
kelompoknya sebelum bertanya kepada guru dan selama
kegiatan berlangsung peneliti mengelilingi dan melihat
dan kadang singgah pada setiap kelompok. Kegiatan belajar
dalam kelompok berlangsung selama 30 menit dan
mengingatkan kepada siswa agar belajar lebih serius dalam
belajar kelompok sehingga dapat meningkat skor pada tes
individual nanti. Dan memberikan motivasi kepada siswa
bahwa hasil kerja tes secara individu merupakan sumbangan
bagi hasil kerja kelompok. Kelompok yang memiliki nilai
tinggi akan mendapat penghargaan atau hadiah dari
peneliti. Semua siswa pandangan kedepan dan ingin
melakukan yang terbaik bagi hasil kerja kelompoknya.
Peneliti mengamati dan mencatat semua aktivitas yang
dilakukan siswa selama kegiatan belajar dalam kelompok
untuk mengerjakan LKS. Berdasarkan catatan peneliti
tentang aktivitas siswa selama kegiatan belajar kelompok
berlangsung dapat dianalisis beberapa hal sebagai berikut
:
1. Dalam kelompok tetap
terjadi pembagian kerja secara bergantian, satu orang
siswa melakukan percobaan membuktikan bahwa bunyi dapat
merambat melalui benda cair dan benda padat dengan
menggunakan alat peraga yang peneliti sediakan, siswa
yang lain mendengarkan percobaan yang dilakukan
temannya.
2. Masing-masing siswa
melakukan percobaan secara bergantian, siswa yang lain
mendengarkan dan mengamati setelah selesai mengerjakan
LKS.
3. Siswa kelihatan senang
dalam melakukan percobaan merasa mengikuti pembelajaran
sambil bermain.
4. Siswa antusias dalam
mengutak-katik alat peraga.
5. Semua siswa berperan dalam
diskusi kelompok untuk menyelesaikan LKS yang diberikan
dan saling membantu dalam kegiatan yang ada pada LKS.
6. Seluruh siswa mempunyai
keterlibatan yang sama dalam menyelesaikan tugas selama
belajar kelompok.
7. Selama mengisi LKS
(Aktifitas II) siswa saling membantu dan bekerjasama
dalam menyelesaikan LKS (Aktifitas II)
8. Masing-masing anggota
kelompok mengingatkan jika ada anggota kelompoknya yang
tidak serius belajar.
Rangkaian kegiatan selanjutnya adalah peneliti
memberikan tes individual/tes formatif II kepada siswa.
Soal tes individual/tes formatif II dapat dilihat pada
lampiran 7. Hasil tes individual menggambarkan bahwa
semua siswa kelas IV SDN 3 Talaga II dapat menguasai
dengan baik materi perambatan bunyi dengan sub pokok
bahasan perambatan bunyi melalui benda cair dan benda
padat.
c. Hasil Observasi Tindakan Siklus II
Keberhasilan tindakan siklus I diamati selama proses
pelaksanaan tindakan dan setelah tindakan. Fokus
pengamatan adalah prilaku guru dan siswa dengan
menggunakan lembar observasi. Adapun pengamat melaporkan
bahwa peneliti dalam pembelajaran tindakan siklus II
telah melaksanakan tugas sebagai berikut :
1. Kegiatan Awal.
a. Peneliti mengawali pertemuan dengan mengucapkan
salam kepada siswa.
b. Peneliti menyampaikan materi yang akan
dibahas dan menginformasikan tujuan pembelajaran
serta menjelaskan materi yang mendukung tugas yang
akan diselesaikan dalam kelompok.
c. Peneliti memunculkan rasa ingin tahu/ memotivasi
siswa.
d. Peneliti menggali pengetahuan prasyarat yang
dimiliki siswa sesuai dengan topik yang dibahas
tentang materi prasyarat siswa sudah memahami.
2. Kegiatan Inti
a. Peneliti menjelaskan materi dan cara kerja
membuktikan bahwa bunyi dapat merambat melalui
benda cair dan benda padat.
b. Peneliti memberikan contoh dengan
menggunakan alat peraga yang telah disediakan.
c. Peneliti membagikan LKS. Masing-masing
siswa bekerja dalam kelompok mengerjakan LKS.
d. Dalam kegiatan belajar kelompok semua
siswa terlibat aktif dalam melaksanakan diskusi
tidak ada siswa yang mengerjakan pekerjaan lain
pada saat diskusi berlangsung.
e. Siswa memiliki keberanian dan antusias
mengemukakan pendapat/ide yang diperolehya dalam
diskusi kelompok maupun diskusi kelas.
f. Peneliti mengelilingi dan mengamati
dan sekali singgah pada setiap kelompok
g. Peneliti mendorong siswa agar meminta
bantuan kepada teman kelompok sebelum meminta
bantuan kepada guru.
h. Peneliti memberi bantuan kepada siswa
yang dianggap memerlukan selama pembelajaran
berlangsung. Dan siswa sudah dapat mengerjakan soal
yang ada dalam LKS dan tes yang memiliki kata
kesimpulan.
i. Wakil dari masing-masing kelompok
melaporkan hasil pekerjaannya di depan kelas secara
bergantian.
j. Siswa mengerjakan tes individu/tes
formatif.
k. Peneliti memeriksa hasil tes siswa
secara individu.
l. Peneliti menggunakan waktu sudah cukup
sesuai dengan apa yang direncanakan.
m. Peneliti memberi penghargaan 5 kelompok
yang berhak mendapat penghargaan yang memperoleh
poin tertinggi sesuai dengan tingkat kriteria yang
telah ditentukan yaitu kriteria super.
3.Kegiatan Akhir
a. Peneliti meminta siswa membuat rangkuman materi
pelajaran
b. Peneliti memotivasi siswa
c. Peneliti mengajak siswa berdoa
d. Peneliti mengucapkan salam kepada siswa.
Terhadap kegiatan siswa, pengamat melaporkan sebagai
berikut:
1. Siswa aktif dalam menggunakan alat peraga
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru atau
pun teman kelompoknya, semua siswa aktif dalam diskusi
kelompok.
3. Semua siswa menunjukan keberanian
mengemukakan pendapat/ide yang diperoleh sehingga dalam
kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas
kelihatan lebih antusias.
4. Siswa memberi respon senang dan merupakan
hal yang baru terhadap proses pembelajaran, cara
belajar, cara guru mengajar serta suasana kelas yag
menyenangkan.
5. Siswa masih berminat untuk mengikuti
pelajaran seperti yang telah diajarkan peneliti.
d. Hasil Wawancara
Pelaksanaan wawancara bertujuan untuk mengetahui
pemahaman siswa terhadap materi perambatan bunyi melalui
pembelajaran kooperatif. Oleh karena itu pertanyaan dalam
format wawancara berorientasi pada proses berlangsungnya
pembelajaran, mengerjakan LKS, dan tes akhir tindakan.
Pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran 16 kegiatan
wawancara dilakukan pada seluruh siswa setelah pemberian
tes akhir diberikan. Analisis wawancara dengan seluruh
sisawa terangkum sebagai berikut :
1. Siswa dapat menjelaskan jawaban pada LKS dan tes
akhir dengan benar. Meskipun pada pelaksanaan tes masih
ada siswa yang melakukan kesalahan menjawab soal,
tetapi pada saat dilakukan wawancara dapat menyadari
kesalahan yang diperbuat dan selanjutnya menyadari
letak kesalahan yang dilakukannya.
2. Semua siswa menyatakan bahawa belajar secara
kelompok lebih mereka suka dari pada dibanding belajar
sendiri. Alasan yang diberikan subjek penelitian adalah
kalau tidak tahu menjawab soal bisa bertanya sama teman
kelompoknya, karena mereka jarang sekali belajar
kelompok, apalagi belajar melakukan praktek, mereka
senang belajar secara bersama menjawab soal-soal yang
ada pada LKS.
3. Semua siswa sudah memahami materi yang diajarkan
sehingga dalam menyelesaikan soal tidak mengalami
kesulitan dan cara mengajar guru menyampaikan materi
pelajaran sudah sesuai apa yang diharapkan subjek
penelitian.
4. Siswa tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
soal-soal. Soal dalam LKS dan tes maupun soal yang
memiliki kata kesimpulan.
5. Semua siswa memberi respon senang mengikuti langkah-
langkah pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.
e. Analisis dan Refleksi Siklus 1I
Tindakan Siklus II difokuskan pada pembelajaran
perambatan bunyi melalui benda cair dan benda padat.
Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model STAD.
Untuk memperoleh data tentang tindakan siklus II melalui
pengamatan, wawancara, tes, angket, dan dokumentasi
selama tindakan. Berdasarkan analisis data yang diperoleh
adalah sebagai berikut :
1. Penyajian pada tahap presentase untuk
meragakan perambatan bunyi melalui benda cair dan benda
padat dengan menggunakan alat peraga berupa baskom,
air, batu serta pensil/mistar dan meja berjalan
sebagaimana yang telah direncanakan. Untuk belajar
dalam kelompok waktu yang telah direncanakan sudah
cukup.
2. Siswa merasa senang mengerjakan LKS
dengan alat peraga yang telah disiapkan oleh peneliti
yang sebelumnya tidak pernah diberikan.
3. Penggunaan alat peraga baskom, batu
air, pensil/mistar dan meja siswa sangat menarik
perhatian siswa karena belajar sambil bermain dan
memudahkan untuk memahami konsep yang dipelajari.
4. Pada saat siswa diminta melakukan
percobaan untuk membuktikan bahwa bunyi dapat merambat
melalui benda cair dan benda padat, siswa tidak
mengalami kesulitan walaupun hal ini baru pertama kali
dilakukan. Siswa tidak memerlukan bantuan dari peneliti
untuk melakukan percobaan tersebut.
5. Siswa tidak mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal. Soal yang ada pada tes dan LKS
maupun yang memiliki kata kesimpulan.
6. Semua siswa aktif dalam diskusi
kelompok yang sedang berlangsung.
7. Siswa memiliki keberanian
mengemukakan ide/pendapat baik dalam diskusi kelompok
maupun diskusi kelas.
8. Berdasarkan hasil tes tindakan siklus
II siswa dalam kelas dikategorikan sudah memahami
tentang konsep perambatan bunyi. Sudah sesuai dengan
harapan peneliti. Maka, pembelajaran sudah berhasil
berdasarkan indikator keberhasilan yang ditetapkan.
Berdasarkan analisis dan refleksi di atas dapat
mengacu kepada indikator keberhasilan yang ditetapkan,
disimpulkan pembelajaran sudah berhasil. Dengan demikian
maka tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sudah
tercapai. Hal ini berarti bahwa kegiatan pada penelitian
ini dilanjutkan dengan pemberian tes akhir keseluruh
tindakan yang mengacu pada pokok bahasan perambatan bunyi
melalui benda cair dan benda padat. Soal tes sama dengan
soal yang diberikan pada tes awal penelitian.
Hasil tes akhir keseluruhan tindakan menunjukan
bahwa siswa telah memperoleh peningkatan pemahaman yang
baik tentang konsep perambatan bunyi. Hasil tes akhir
keseluruhan tindakan dapat dilihat pada lampiran 10.
5. Temuan Penelitian
a. Temuan Penelitian Tindakan Siklus 1
Beberapa temuan yang diperoleh pada pelaksanaan
Tindakan Siklus 1 adalah sebagai berikut:
1. Penyajian pada tahap presentase untuk meragakan
perambatan bunyi melalui benda cair dan benda padat
dengan menggunakan alat peraga yang telah disiapkan
berjalan sebagaimana yang telah direncanakan. Untuk
belajar dalam kelompok waktu yang telah disiapkan untuk
kegiatan belum cukup yang direncanakan 30 menit memakan
waktu 45 menit..
2. Siswa merasa senang mengerjakan LKS dengan alat
peraga yang telah disiapkan oleh peneliti yang
sebelumnya tidak pernah diberikan.
3. Penggunaan alat peraga untuk membuktikan bahwa bunyi
dapat merambat melalui benda cair dan benda padat
sangat menarik perhatian siswa karena belajar sambil
bermain dan memudahkan untuk memahami konsep yang
dipelajari.
4. Pada saat siswa diminta melakukan percobaan untuk
membuktikan bahwa bunyi dapat merambat melalui benda
cair dan benda padat, siswa tidak mengalami kesulitan
walaupun hal ini baru pertama kali dilakukan. Siswa
tidak memerlukan bantuan dari peneliti untuk melakukan
percobaan tersebut.
5. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
soal. Soal yang ada pada tes dan LKS yang memiliki kata
kesimpulan belum terlalu paham arti tentang kesimpulan.
Hal ini disebabkan kurang memahami bahasa indonesia.
6. Pelaksanaan proses pembelajaran masih ditemukan
siswa yang belum secara aktif mengikuti pembelajaran
serta belum memiliki keberanian mengemukakan
ide/pendapat baik dalam diskusi kelompok maupun dalam
diskusi kelas
7. Siswa merasa senang belajar dalam kelompok dari pada
belajar secara individu yang sebelumnya jarang sekali
belajar bersama dalam kelompok, karena ada soal yang
tidak bisa diselesaikan boleh bertanya pada teman
kalompoknya.
8. Berdasarkan penilaian hasil secara keseluruhan siswa
dalam kelas dikategorikan siswa telah memperoleh
pemahaman tentang konsep perambatan bunyi. Namun belum
berhasil berdasarkan indikator keberhasilan yang
ditetapkan.
b. Temuan Penelitian Tindakan Siklus II
1. Penyajian pada tahap presentase untuk meragakan
perambatan bunyi melalui benda cair dan bena padat
dengan menggunakan alat peraga berupa baskom, air, dan
dua buah batu serta pensil/mistar dan meja siswa yang
ada disekolah berjalan sebagaimana yang telah
direncanakan. Untuk belajar dalam kelompok waktu yang
telah disiapkan sudah cukup.
2. Siswa merasa senang mengerjakan LKS dengan alat
peraga yang telah disiapkan oleh peneliti yang
sebelumnya tidak pernah diberikan.
3. Penggunaan alat peraga untuk membuktikan bahwa bunyi
dapat merambat melalui benda cair dan benda padat
sangat menarik perhatian siswa karena belajar sambil
bermain dan memudahkan untuk memahami konsep yang
dipelajari.
4. Pada saat siswa diminta melakukan percobaan untuk
membuktikan bahwa bunyi dapat merambat melalui benda
cair dan benda padat, siswa tidak mengalami kesulitan
karena sama halnya dengan pembelajaran tindakan siklus
I. Siswa tidak memerlukan bantuan dari peneliti untuk
melakukan percobaan tersebut.
5. Siswa tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
soal. maupun soal yang memiliki kata kesimpulan
6. Pelaksanaan proses pembelajaran siswa secara aktif
dalam kerja kelompok dan sudah menunjukan tingkat
keberanian mengemukakan ide/pendapat dalam diskusi
kelompok maupun diskusi kelas.
7. Siswa merasa senang belajar dalam kelompok dari pada
belajar secara individu yang sebelumnya jarang sekali
belajar bersama dalam kelompok, karena ada soal yang
tidak bisa diselesaikan boleh bertanya pada teman
kalompoknya.
8. Berdasarkan penilaian hasil secara keseluruhan siswa
dalam kelas dikategorikan siswa telah memahami tentang
konsep perambatan bunyi. Keberhasilan sudah sesuai
dengan indikator yang telah ditetapkan.
B. Pembahasan
Pada bab ini akan dibahas mengenai pembelajaran
kooperatif model STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa
terhadap konsep perambatan bunyi di kelas IV SDN 3 Talaga
II kabupaten buton. Pembelajaran perambatan bunyi dengan
model STAD dalam penelitian ini meliputi beberapa
kegiatan, yaitu (1) persiapan pembelajaran, (2) penyajian
materi, (3) kegiatan belajar kelompok, (4) pemeriksaan
terhadap hasil belajar dalam kelompok, (5) mengerjakan
soal secara individu, (6) pemeriksaan hasil tes individu,
dan (7) pemberian penghargaan kelompok.
Sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan model
terlebih dahulu dilakukan pembentukan kelompok. Proses
pembentukan kelompok dilakukan sebelum pemberian
tindakan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan untuk
menghemat waktu. Pembentukan anggota kelompok didasarkan
pada kemampuan dengan pertimbangan jika siswa yang
mempunyai kemampuan yang berbeda dimasukan dalam kelompok
yang sama maka siswa yang berkemampuan sedang dan rendah
akan termotivasi untuk belajar.
Pembentukan kelompok juga didasarkan atas jenis
kelamin. Hal ini dilakukan karena tujuan penelitian ini
juga akan melihat bagaimana motivasi siswa dalam diskusi
kelompok maupun diskusi kelas. Jadi terdapat lima
kelompok yang tiap-tiap kelompok terdiri dari dua siswa
laki-laki dan dua siswa perempuan karena jumlah siswa
laki-laki dan perempuan sama berjumlah sepuluh orang.
Pembelajaran pemahaman konsep perambatan bunyi
dengan model STAD dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Persiapan Pembelajaran
a. Materi
Materi perambatan bunyi dalam belajar kooperatif
dengan menggunakan model STAD dirancang sedemikian rupa
untuk pembelajaran kelompok. Sebelum menyajikan materi
pelajaran, peneliti membuat lembar kerja siswa yang
dipelajari kelompok, lembar jawaban, dan lembar
pengamatan kegiatan.
b. Menempatkan Siswa dalam Kelompok
Pembentukan kelompok siswa duduk berdasarkan
kelompok yang telah ditetapkan sebelumnya. Jumlah anggota
kelompok ditetapkan sebanyak 4 orang siswa dalam satu
kelompok, Dengan alasan jika ukuran kelompok terlalu
banyak sulit bagi setiap siswa untuk mengemukakan
pendapat dan melakukan kerjasama dan jika ukuran kelompok
terlalu kecil interaksi sesama anggota kelompok akan
sangat terbatas. Hal ini sesuai dengan pendapat sulaeman,
dkk (masniladevi, 2003: 110) bahwa jika kelompok terlalu
kecil akan mengakibatkan kesulitan dalam interaksi dan
jika terlalu besar akan mengakibatkan kesulitan dalam
melakukan koordinasi dan mencapai kesepakatan antar
sesama anggota kelompok.
c. Menentukan Skor Dasar
Skor dasar merupakan skor siswa pada tes kemampuan
prasyarat/tes awal. Setelah memberikan tes kemampuan
prasyarat/tes awal, maka skor tersebut dapat dijadikan
sebagai skor dasar.
2. Penyajian Materi
Penyajian materi perambatan bunyi dengan pokok
bahasan perambatan bunyi melalui benda cair dan benda
padat pada siklus I memakan waktu 85 menit dan pada
siklus II memakan waktu 70 menit. Peneliti dimulai dengan
mengucapkan salam, menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai dan menggali pengetahuan prasyarat siswa
dan apa yang akan dilaksanakan siswa dalam belajar
kelompok. Kegiatan untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa
terhadap materi yang dipelajari. Siswa yang termotivasi
akan siap untuk belajar dan akan mencapai hasil belajar
yang lebih baik. Siswa yang siap untuk belajar lebih
banyak dari pada siswa yang tidak siap. Sesuai pandangan
Orton (Masniladevi 2003: 111) bahwa siswa yang
termotivasi tertarik dan mempunyai keinginan untuk
belajar dan akan belajar lebih banyak.
3. Kegiatan Belajar Kelompok
Kegiatan bekerja dalam kelompok peneliti memberikan
LKS kepada setiap anggota kelompok. Karena kelompok yang
telah ditentukan sebelumnya maka dalam kegiatan ini siswa
langsung menempati posisi sesuai kelompok masing-masing.
Peneliti menjelaskan tugas siswa dan tugas kelompok,
menjelaskan tanggungjawab setiap kelompok dan membagikan
media yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas kelompok.
Media yang dibagikan berupa LKS, alat peraga berupa
baskom, dua buah batu, air, pensil/mistar dan meja siswa.
Pada siklus I siswa belum memiliki keberanian
mengemukakan ide/pendapat pada saat diskusi kelas maupun
diskusi kelompok dan siswa tidak antusias dalam
menyelesaikan soal yang ada pada LKS karena peneliti
kurang memberikan motivasi nanti pada tindakan siklus II
siswa memiliki keberanian mengemukakan pendapat yang ada
dalam pikirannya antusias dalam melakukan diskusi maupun
menyelesaikan soal LKS Pembagian ini sesuai dengan
pendapat Eggen & Kauchak (Masniladevi 2003: 113) bahwa
siswa perlu diberi sumber-sumber belajar yang mendukung
pelaksanaan model STAD. Tiap-tiap kelompok berusaha untuk
memahami LKS. Setelah kelompok memahami perintah dalam
LKS, mereka mulai bekerja dalam kelompok. Petunjuk yang
ada dalam LKS merupakan bentuk bantuan bagi siswa,
disamping itu pemanfaatan alat peraga juga dijelaskan
dalam LKS. Siswa masih diberi kebebasan untuk
mengungkapkan ide dan kreativitasnya bahwa pengetahuan
dibentuk dan ditemukan oleh siswa secara aktif.
Siswa mengerjakan tugas kelompok secara berpasangan.
Semua kelompok antusias bekerja memanipulasi benda
konkret yaitu melakukan pecobaan dua buah batu
ditumbuhkan dalam baskom yang berisi air dan
pensil/mistar diketukan di meja. Penggunaan benda konkret
dapat menciptakan pengalaman yang menyenangkan siswa dan
juga dapat melibatkan siswa secara fisik dan mental dalam
proses belajar sehingga dapat membangun pengetahuan
mereka.
Pada kegiatan ini peneliti berfungsi sebagai
mediator dan fasilitator. Peneliti memberi dorongan
kepada siswa agar senantiasa bekerjasama, saling membantu
mengatasi kesulitan, dan saling menghargai pendapat.
Peneliti membantu siswa untuk bekerja secara kooperatif
dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.
Peneliti juga bergabung dengan suatu kelompok untuk
melihat dari dekat kegiatan dalam kelompok dan memberi
bimbingan kalau diperlukan. Bahwa peneliti berperan
sebagai mediator dan fasilitator untuk membantu siswa
membangun pengetahuan.
4. Pemeriksaan Hasil Belajar Kelompok
Pemeriksaan hasil belajar kelompok dilakukan dengan
memprentasekan hasil kegiatan kelompok di depan kelas
oleh wakil setiap kelompok. Pada tahap ini terjadi
interaksi antara kelompok penyaji dengan kelompok lain.
Kegiatan ini dilakukan secara bergantian peneliti
membagikan kunci jawaban setiap kelompok memperbaiki
jawabannya jika masih terdapat kesalahan.
5. Mengerjakan Soal Tes secara Individu
Tes dilakukan secara klasikal dan dikerjakan secara
individu. Disini masing-masing siswa berusaha dan
bertanggungjawab secara individu untuk melakukan yang
terbaik sebagai hasil belajar kelompok. Skor yang
diperoleh siswa dari tes selanjutnya disumbangkan sebagai
skor kelompok. Keberhasilan kelompok tergantung pada
tanggungjawab masing-masing individu.
6. Pemeriksaan Hasil Tes
Pemeriksaan hasil tes dilakukan oleh peneliti
membuat daftar skor peningkatan setiap individu, yang
kemudian dimasukan menjadi skor kelompok. Tujuannya untuk
memberikan kepada siswa suatu sasaran yang dapat dicapai
jika mereka bekeja dengan kesadaran memperlihatkan hasil
yang lebih baik dibandingkan hasil yang telah dicapai
sebelumnya. Skor peningkatan individual digunakan untuk
memperoleh gambaran skor kelompok dengan cara mencatat
skor peningkatan individual masing-masing anggota
kelompok.
Peneliti mengingatkan siswa bahwa skor kelompok
sangat tergantung dari sumbangan skor peningkatan masing-
masing anggota kelompok. Keadaan ini dapat menyadarkan
siswa berusaha untuk selalu meningkatkan kemampuanya
setiap saat. Skor peningkatan individual dapat dilihat
dan sekaligus ditentukan kelompok yang akan memperoleh
skor terbaik dan berhak atas hadiah yang disediakan.
7. Penghargaan Kelompok
Kegiatan penghargaan kelompok dilakukan dengan
memberikan hadiah sebagai penghargaan atas usaha yang
telah dicapai kelompok selama belajar. Hadiah diberikan
kepada kelompok yang dapat mencapai kriteria seperti pada
tabel 2.2 Penghargaan kelompok didasarkan pada skor-skor
peningkatan yang diperoleh masing-masing anggota dan
sangat mungkin tidak hanya satu kelompok yang mendapat
penghargaan.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pada tindakan
siklus I dari 5 kelompok yang berhak mendapat penghargaan
3 kelompok dengan memperoleh poin 30, kriteria yang
diperoleh adalah super sedangkan 2 kelompok memperoleh
poin 25 kriteria yang diperoleh adalah hebat. Pada
tindakan siklus II, ke 5 kelompok berhak mendapat
penghargaan masing-masing kelompok memperoleh poin 30
dengan kriteria yang diperoleh adalah super.
Setiap anggota kelompok mempunyai kesempatan untuk
mendapat penghargaan. Untuk skor rata-rata kelompok 30
maka penghargaan yang diperoleh kelompok adalah super,
untuk skor rata-rata kelompok 25 maka penghargaan yang
diperoleh kelompok adalah hebat, dan skor rata-rata
kelompok 15 maka penghargaan yang diperoleh kelompok
adalah baik.
Penghargaan yang diberikan merupakan motivasi untuk
siswa agar tetap aktif dalam belajar bahwa penghargaan
diperlukan untuk meningkatkan sikap, rasa puas, dan rasa
bangga siswa terhadap pembelajaran IPA.
Sebagai akhir pembelajaran, masing-masing siswa
diminta untuk menulis kesimpulan hasil pembelajaran
berdasarkan hasil kerja kelompok. Kesimpulan ditulis agar
pengetahuan siswa yang telah di dapat tertanam dalam otak
siswa dan kesimpulan dapat dipelajari kembali waktu siswa
lupa terhadap materi tersebut.
Pelaksanaan pembelajaran perambatan bunyi dengan
menggunakan model STAD pembelajaran yang digunakan
peneliti merupakan hal yang baru bagi mereka sehingga
siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran.
Keterampilan kooperatif siswa dalam setiap siklus
berkembang saat siswa bekerjasama dengan teman
kelompoknya. Hal ini ditunjukan oleh kesediaan siswa
secara terus menerus berada dalam kelompok, saling
berbagi tugas kelompok, menunjukan sikap menghargai dan
menghormati teman serta mengembangakan keterampilan
bertanya. Memiliki kepedulian untuk memberikan dorongan
kepada teman untuk memberi pendapat/ide.
Sesuai dengan hasil pengamatan, keterampilan yang
sering muncul adalah berada dalam tugas, mengambil
giliran dan berbagi tugas dan mendengarkan dengan aktif.
Sementara keterampilan kooperatif lainya seperti
mendorong partisipasi dan bertanya masih sedikit muncul,
hal ini siswa belum terbiasa bekerja dalam kelompok
kooperatif.
Kegiatan pembelajaran pada tindakan siklus I yang
terdiri atas aktivitas siswa dan hasil evaluasi siswa
dalam pemahaman konsep perambatan bunyi belum mencapai
hasil yang diharapkan, hal ini dilihat dari aktifitas
siswa dalam mengikuti pembelajaran perambatan bunyi baik
dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas serta hasil
evaluasi pemahaman siswa belum sesuai dengan kriteria
keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 7,0. Penyebab
belum tercapainya dikarenakan pengelolaan kelas belum
berjalan secara optimal dan metode yang digunakan serta
pengelolaan waktu.
Pada tindakan siklus I dalam pengelolaan
pembelajaran kurang memberikan motivasi kepada siswa.
Dilihat dari pelaksanaan pembelajaran baik dalam diskusi
kelompok maupun diskusi kelas siswa tidak memiliki
keberanian dalam mengemukakan pendapat/ide yang
diperolehnya sehingga interaksi siswa dalam kelompok
kelihatan tidak antusias. Serta dilihat dari pemahaman
siswa menjawab soal tes secara tertulis masih mengalami
kesulitan. Hal ini disebabkan kurang memahami Bahasa
Indonesia. Akibatnya kemampuan siswa dalam menyerap dan
memberikan pandangan/pendapat belum sampai pada tahap
yang diinginkan. Kondisi pembelajaran pada tindakan
siklus I berpengaruh pada hasil tes formatif siswa. Dari
20 siswa hanya 13 siswa yang mampu menjawab pertanyaan
dengan baik. Rata-rata kelas mencapai 69,75 dan
ketuntasan belajar 65% sedangkan ketidaktuntasan 35%.
Sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan
pemahaman siswa pada siklus II dengan berpedoman pada
rambu-rambu keberhasilan yang telah ditargetkan.
Pelaksanaan pembelajaran pada tindakan siklus II
siswa dalam mengikuti langkah-langkah pembelajaran STAD
dapat meningkat baik dalam diskusi kelompok maupun
diskusi kelas serta pemahaman siswa menjawab soal tes
secara tertulis. Peneliti dalam menjelaskan menekankan
kepada siswa bahwa keberhasilan kelompok sangat
berpengaruh pada kemampuan individu siswa. Oleh karena
itu masing-masing siswa bertanggungjawab atas
keberhasilan kelompoknya. Dan setiap mengajukan
pertanyaan guru memberikan penguatan secara verbal maupun
non verbal kepada siswa. Kondisi pembelajaran pada
tindakan siklus II mengalami peningkatan dari 20 siswa
semuanya dapat menjawab pertanyaan dengan baik. Rata-rata
kelas mencapai 86,75. ketuntasan belajar 100%.
Keberhasilan siswa ditandai keaktifan siswa mengikuti
pembelajaran baik dalam diskusi kelompok maupun diskusi
kelas serta hasil evaluasi pada tes formati II.
Dalam hal ini peran guru sangat penting dalam
kegiatan proses pembelajaran. Guru melakukan usaha-usaha
untuk dapat menumbuhkan pemahaman siswa melalui interaksi
sesama anggota kelompok untuk memudahkan dalam kegiatan
belajar. Adanya pemahaman yang baik dalam belajar akan
menunjukan hasil yang lebih baik. Sesuai dengan pendapat
(Sardiman, 2007: 86) dengan adanya usaha yang tekun dan
terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang
belajar itu akan memberikan pengetahuan dan pemahaman
yang lebih banyak dan dapat melahirkan prestasi yang
baik.
Subjek penelitian yang telah ditetapkan seluruh
siswa kelas IV SDN 3 Talaga II kabupaten buton. pemahaman
siswa memperoleh peningkatan pada siklus I, 13 siswa
(65%) menjawab soal dengan benar sedangkan pada siklus II
dari 20 siswa (100%) semua dapat menjawab soal dengan
benar. Indikator keberhasilan yang telah ditetapkan 7,0
sudah berhasil. Dengan demikian pemahaman siswa terhadap
konsep perambatan bunyi sudah berhasil.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan disajikan (1) kesimpulan, dan (2)
saran-saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, hasil analisis data dan
pembahasan, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa melalui pembelajaran kooperatif model STAD dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep perambatan
bunyi di kelas IV SDN 3 Talaga II Kabupaten Buton.
B. Saran-saran
Hasil penelitian menunjukan bahwa belajar kooperatif
model STAD efektif terhadap pembelajaran perambatan
bunyi. Oleh sebab itu belajar kooperatif dengan metode
STAD ini dapat digunakan sebagai alternatif bagi guru
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian ini maka,
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi guru atau praktisi pendidikan lainnya untuk
menerapkan model STAD selama presentase kelas
berlangsung, siswa ditempatkan dalam kelompok,
sehingga siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami
materi ketika disajikan dapat segera memperoleh bantuan
dari teman kelompoknya. Hal ini lebih mengguntungkan
karena siswa sering tidak berani bertanya kepada guru
kalau mengalami kesulitan.
2. Bagi guru yang menerapkan model STAD hendaknya
mengadakan tes untuk setiap akhir bahan kajian dan
segera mengumumkan hasil tes serta memberi penghargaan
kelompok sehingga siswa lebih aktif selama kegiatan
pembelajaran. Dalam hal ini siswa akan berlomba untuk
memberikan sumbangan yang terbaik untuk kelompoknya.
3. Bagi peneliti yang berminat, untuk melakukan
penelitian penerapan belajar kooperatif model STAD
diharapkan dapat mengembangkan pada materi IPA yang
lain selain materi perambatan bunyi.
DAFTAR PUSTAKA
Ardhana, Alfianati. 1999. Instrumen Ilmu Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Bima Cipta.
Depdikbud. 1997. Pedoman Penggunaan KIT IPA di Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Depdikbud.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Jakarta: Depdiknas.
Dimyati, dkk. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional, Rineka Cipta.
Hadiat, dkk. 1996. Metodologi Ilmu Pengetahuan. Bandung:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Haryanto. 2007. Sains Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Erlangga
Khaeruddin, dkk. 2005. Pembelajaran Sains (IPA) berdasarkanKurikulum Berbasis Kompetensi. State University MakassarPers: Universitas Terbuka.
Masniladevi. 2003. Keefektifan Belajar Kooperatif ModelSTAD (Students Teams Achievement Division) padaPenjumlahan Pecahan di kelas IV SD NegeriSumbersari III Kota Malang. Tesis. Malang:Universitas Negeri Malang Program PascasarjanaProgram Studi Pendidikan Matematika SD
Miles, M.B & Huberman, 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahanoleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UniversitasIndonesia Perss.
Moedjiono. dkk. 1991/1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan/ DirektoralJenderal Pendidikan Tinggi dan DirektoratKetenagaan.
Moleong, L.J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Remaja Roslan karya.
Nur Asma. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional
Nurkancana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Poedjiadi, Ana. 1996. Literasi Sains dan Teknologi. Bandung: IKIP
Bandung.
Rifai, Arman. 1998. Apa, Mengapa dan Bagaimana. Bandung:
IKIP Bandung.
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Semiawan, Coni R, 1998/1999. Perkembangan dan Belajar PesertaDidik. Depdikbu/Direktorat Jenderal PendidikanTinggi. Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar IBRO1: LOAN 3496-IND
Sidharta, Priguna. 1998. Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Sains.
Jakarta: Rajawali.
Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Pendidikan. Jakarta: BumiAksara
Sumadi Suryabrata. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarata: CVRajawali.
Sumardi, Yosaphat. 2007. Konsep Dasar IPA. Jakarta:Universitas Terbuka.
Thamrin, Haryanto.1995. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam danSains di Sekolah Dasar. Jakarta: Rumin Pustaka Jaya.
Hafid Abdulah, 1996. Studi Kemampuan Guru SD MenerapkanPendekatan Keterampilan Proses Dalam Pengajaran IPA Kelas V SDKecamatan Suka Sari Kota Madya Bandung. Bandung:FakultasPendidikan Matematika dan IPA dan InstitutKeguruan dan Ilmu Pendidikan.
Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan.Jakarta: Prenada Media.
Lampiran 1
TES AWAL
Hari/ Tanggal : Kamis, 1 Mei 2008
1. Mengapa suatu benda dapat mengeluarkan bunyi?
2. Apa yang menyebabkan bunyi sampai terdengar ketelinga
kita?.
3. Mengapa kecepatan bunyi merambat disebut cepat rambat
bunyi?.
4. Mengapa bunyi yang kita dengar kadang tinggi kadang
rendah, mengapa demikian?.
5. Apa yang terjadi pada saat lonceng atau bel dipukul?.
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
TINDAKAN SIKLUS I
Nama Sekolah : SDN 3 Talaga II Mata Pelajaran : IPAMateri Pokok : Perambatan Bunyi
Sub Pokok bahsan: Perambatan Bunyi melalui Benda Cair dan Benda Padat
Kelas/Semester : IV/IIWaktu : 2 X 35 MenitHari/ Tanggal : Jumat, 9 Mei 2008
I. Standar Komptensi
Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya
dalam kehidupan sehari-hari.
II. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan energi panas dan energi bunyi yang
terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.
III. Indikator
Dapat membuktikan bahwa bunyi dapat merambat melalui
benda cair dan benda padat.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan contoh benda cair dan benda
padat.
2. Siswa dapat menjelaskan proses terjadinya perambatan
bunyi melalui benda cair dan benda padat.
3. Siswa dapat membuktikan bahwa bunyi dapat merambat
melalui benda cair dan benda padat dengan melakukan
percobaan
V. Materi Pokok
Perambatan bunyi.
VI. Metode Pembelajaran
Kooperatif model STAD
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Pendahuluan. (± 10 menit)
1. Guru mempersiapkan fasilitas yang
terkait dengan pembelajaran.
2. Mengelola kelas seperti: memeriksa
kebersihan kelas, mengatur tempat duduk
3. Berdoa sebelum belajar.
4. Mengecek kehadiran siswa
5. Memberi pertanyaan yang berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari
6. Menginformasikan pokok bahasan dan sub
pokok bahasan
7. Menyampaikan tujuan yang ingin
dicapai
8. Mengemukakan tujuan pembelajaran.
9. Membagi siswa dalam kelompok (4
orang/kelompok)
B. Kegiatan Inti (± 45 menit).
1. Guru menjelaskan materi pelajaran yaitu tentang
perambatan bunyi dan cara kerja perambatan bunyi
melalui benda cair dan benda padat.
2. Siswa menjelaskan proses terjadinya perambatan
bunyi melalui benda cair dan benda padat
3. Siswa menyebutkan contoh perambatan bunyi melalui
benda cair dan benda padat.
4. Guru membagikan tugas kepada masing-masing
kelompok untuk mendemonstrasikan mengenai
perambatan bunyi melalui benda cair dan benda
padat dengan melakukan percobaan.
5. Masing-masing kelompok melakukan percobaan
mengenai perambatan bunyi melalui benda cair dan
benda padat. Guru membagikan LKS kepada masing-
maasing kelompok. Guru mengamati jalannya
diskusi.
6. Dalam anggota kelompoknya siswa yang sudah
mengusai materi pelajaran diminta untuk
menjelaskan pada anggota kelompoknya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti dan memahami.
7. Masing-masing kelompok menjawab soal pertanyaan
dalam LKS. Semua anggota kelompok menjawab soal-
soal dalam LKS kegiatan kelompok tidak akan
berakhir kecuali semua anggota kelompok dapat
mengerti dan menjawab soal-soal tersebut.
8. Guru memeriksa hasil kegiatan kelompok. Setiap
kelompok membacakan hasil diskusinya di depan
kelas kelompok lain memberikan tanggapan atas
jawaban kelompok tersebut.
9. Guru memberikan evaluasi kepada masing-masing
siswa. Setiap siswa dikerjakan secara individu
tidak boleh dibantu oleh teman kelompoknya
atau kerjasama.
10. Guru memeriksa hasil tes.
11. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
memiliki poin tertinggi.
C. Penutup (± 15 menit).
1. Guru bersama siswa menyimpulkan inti materi
pelajaran.
1. Guru memberikan motivasi berupa pesan-pesan
kepada siswa
2. Menutup pelajaran.
VIII. Sarana/alat dan Sumber Belajar.
A. Sarana/Alat
1. Perambatan bunyi melalui benda cair
Alat peraga : batu, baskom, dan air.
1. Perambatan bunyi melalui benda padat
Alat peraga : Pensil/Mistar dan meja siswa yang
ada di sekolah
2. Lembar kerja siswa
3. Lembar pengamatan.
B. Sumber belajar
1. KTSP 2006
1. Buku paket IPA (Sains) SD kelas IV Penerbit
Erlangga. Hal 154-157. haryanto. Jakarta
XI. Penilaian
A. Prosedur penilaian
1. Tes awal
1. Tes proses (LKS)
2. Tes akhir.
B. Jenis-jenis penilaian
1. Tertulis
1. Lisan
C. Bentuk penilaian
1. Soal.
1. Hasil laporan dan pengamatan siswa.
Watampone, 25 Maret
2008
Mengetahui
Kepala Sekolah Peneliti
Rusdin, A.ma.Pd A s n i a hNip.131 828 848 Nim. 064 724 232
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
TINDAKAN SIKLUS II
Nama Sekolah : SDN 3 Talaga II Mata Pelajaran : IPAMateri Pokok : Perambatan BunyiSub Pokok bahsan: Perambatan Bunyi melalui
Benda Cair dan Benda PadatKelas/Semester : IV/IIWaktu : 2 X 35 MenitHari/ Tanggal : Jumat, 23 Mei 2008
I. Standar Komptensi
Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya
dalam kehidupan sehari-hari.
II. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan energi panas dan energi bunyi yang
terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.
III. Indikator
Dapat membuktikan bahwa bunyi dapat merambat melalui
benda cair dan benda padat.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan terjadinya perambatan bunyi
melalui benda cair dan benda padat.
2. Siswa dapat menyebutkan contoh perambatan bunyi
melalui benda cair dan benda padat.
3. Siswa dapat membuktikan bahwa bunyi dapat merambat
melalui benda cair dan benda padat dengan melakukan
percobaan
V. Materi Pokok
Perambatan bunyi.
VI. Metode Pembelajaran
Kooperatif model STAD
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Pendahuluan. (± 10 menit)
1. Guru mempersiapka fasilitas yang
terkait dengan pembelajaran.
2. Mengelola kelas seperti: memeriksa
kebersihan kelas, mengatur tempat duduk
3. Berdoa sebelum belajar.
4. Mengecek kehadiran siswa
5. Memberi pertanyaan yang berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari
6. Menginformasikan pokok bahasan dan sub
pokok bahasan
7. Menyampaikan tujuan yang ingin
dicapai
8. Mengemukakan tujuan pembelajaran.
9. Membagi siswa dalam kelompok (4
orang/kelompok)
B. Kegiatan Inti (± 45 menit).
1. Guru menjelaskan materi pelajaran yaitu tentang
perambatan bunyi dan cara kerja perambatan bunyi
melalui benda cair dan benda padat.
2. Siswa menjelaskan terjadinya perambatan bunyi
melalui benda cair dan benda padat
3. Siswa menyebutkan contoh perambatan bunyi
melalui benda cair dan benda padat.
4. Guru membagikan tugas kepada masing-masing
kelompok untuk mendemonstrasikan mengenai
perambatan bunyi melalui benda cair dan benda
padat dengan melakukan percobaan.
5. Masing-masing kelompok melakukan percobaan
mengenai perambatan bunyi melalui benda cair dan
benda padat. Guru membagikan LKS kepada masing-
maasing kelompok. Guru mengamati jalannya
diskusi.
6. Dalam anggota kelompoknya siswa yang sudah
mengusai materi pelajaran diminta untuk
menjelaskan pada anggota kelompoknya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti dan memahami.
7. Masing-masing kelompok menjawab soal pertanyaan
dalam LKS. Semua anggota kelompok menjawab soal-
soal dalam LKS kegiatan kelompok tidak akan
berakhir kecuali semua anggota kelompok dapat
mengerti dan menjawab soal-soal tersebut.
8. Guru memeriksa hasil kegiatan kelompok. Setiap
kelompok membacakan hasil diskusinya di depan
kelas kelompok lain memberikan tanggapan atas
jawaban kelompok tersebut.
9. Guru memberikan evaluasi kepada masing-masing
siswa. Setiap siswa dikerjakan secara individu
tidak boleh dibantu oleh teman kelompoknya
atau kerjasama.
10. Guru memeriksa hasil tes.
11. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
memiliki poin tertinggi.
C. Penutup (± 15 menit).
1. Guru bersama siswa menyimpulkan inti materi
pelajaran.
2. Guru memberikan motivasi berupa pesan-pesan
kepada siswa
3. Menutup pelajaran.
VIII. Sarana/alat dan Sumber Belajar.
A. Sarana/Alat
1. Perambatan bunyi melalui benda cair
Alat peraga : batu, baskom, dan air.
2. Perambatan bunyi melalui benda padat
Alat peraga : Pensil/Mistar dan meja siswa yang
ada di sekolah
3. Lembar kerja siswa
4. Lembar pengamatan.
B. Sumber belajar
1. KTSP 2006
2. Buku paket IPA (Sains) SD kelas IV Penerbit
Erlangga. Hal 154-157. Haryanto. Jakarta
XI. Penilaian
A. Prosedur penilaian
1. Tes awal
2. Tes proses (LKS)
3. Tes akhir.
B. Jenis-jenis penilaian
1. Tertulis
2. Lisan
C. Bentuk penilaian
1. Soal.
2. Hasil laporan dan pengamatan siswa.
Watampone, 25 Maret
2008
Mengetahui
Kepala Sekolah Peneliti
Rusdin, A.ma.Pd A s n i a hNip.131 828 848 Nim. 064 724 232
Lampiran 4
LEMBAR KERJA SISWA (AKTIFITAS I)
Hari/ Tanggal : Jumat, 9 Mei 2008
Materi/ Siklus : I/I
Sub Pokok Bahasan : Perambatan Bunyi melalui Benda Cair
dan Benda Padat
Waktu : 30 menit
Nama Anggota Kelompok :
1...............................
2...............................
3...............................
4...............................
Petunjuk :
a). Diskusikan soal berikut dengan teman kelompokmu.
b). Periksa kembali pekerjaanmu apabila telah selesai
kerjamu.
A. Bunyi merambat melalui benda cair, untuk
membuktikannya lakukan kegiatan berikut ini:
Alat dan Bahan
1. Dua bua batu sebesar pingpong
2. Air
3. Baskom
Cara kerja:
Tumbukkan (ketukan) kedua batu didalam air. Perhatikan
yang terjadi lakukan secara bergantian dengan teman
sekelompokmu.
Pertanyaan
1. Apakah kamu dapat mendengar bunyi akibat benturan
kedua batu itu?
1. Apakah kesimpulanmu?
2. Dapatkah kamu malakukan kegiatan ini dengan cara
yang lain?
B. Bunyi merambat melalui benda padat. Untuk
membuktikannya lakukan kegiatan berikut :
Alat dan Bahan
1. Meja.
2. Pensil/ Mistar.
Cara kerja :
1. Tempelkan salasatu telingamu pada permukaan meja di
salasatu ujungnya.
2. Mintalah temanmu untuk mengetuk pensil keujung meja
lainnya perhatikan yang terjadi.
3. Gantikan tugas temanmu. Biarkan dia mengalami hal yang
sama denganmu.
Pertanyaan
1. Apakah kamu dapat mendengarkan bunyi ketukan pensil?
2. Apakah kesimpulanmu?
3. Dapatkah kamu malakukan kegiatan ini dengan cara yang
lain?
Lampiran 5
LEMBAR KERJA SISWA (AKTIFITAS II)
Hari/ Tanggal : Jumat, 23 Mei 2008
Materi/ Siklus : II/II
Sub Pokok Bahasan : Perambatan Bunyi melalui Benda Cair
dan Benda Padat
Waktu : 30 menit
Nama Anggota Kelompok :
1...............................
2...............................
3...............................
4...............................
Petunjuk :
a). Diskusikan soal berikut dengan teman kelompokmu.
b). Periksa kembali pekerjaanmu apabila telah selesai
kerjamu.
A. Bunyi merambat melalui benda cair, untuk
membuktikannya lakukan kegiatan berikut ini:
Alat dan Bahan
1. Dua bua batu sebesar pingpong
2. Air
3. Baskom
Cara kerja:
Tumbukkan (ketukan) kedua batu di dalam air. Perhatikan
yang terjadi lakukan secara bergantian dengan teman
sekelompokmu.
Pertanyaan
1. Apakah kamu dapat mendengar bunyi akibat benturan
kedua batu itu?
2. Apakah kesimpulanmu?
3. Dapatkah kamu malakukan kegiatn ini dengan cara yang
lain?
B. Bunyi merambat melalui benda padat. Untuk
membuktikannya lakukan kegiatan berikut :
Alat dan Bahan
1. Meja.
1. Pensil/ Mistar.
Cara kerja :
2. Tempelkan salasatu telingamu pada permukaan meja di
salasatu ujungnya.
3. Mintalah temanmu untuk mengetuk pensil keujung meja
lainnya perhatikan yang terjadi.
4. Gantikan tugas temanmu. Biarkan dia mengalami hal yang
sama denganmu.
Pertanyaan
1. Apakah kamu dapat mendengarkan bunyi ketukan
pensil?
2. Apakah kesimpulanmu?
3. Dapatkah kamu malakukan kegiatan ini dengan
cara yang lain?
Lampiran 6
Tes Formatif (Tindakan siklus I)
Hari/ Tanggal : Jumat, 9 Mei 2008
1. Sebutkan contoh benda cair dan benda padat !
2. Jelaskan proses terjadinya perambatan bunyi melalui
benda cair dan benda padat!
3. Jelaskan mengapa bunyi dapat merambat?
4. Sebutkan contah yang lain perambatan bunyi melalui
benda cair dan benda padat!
5. Sebutkan bahan dan alat yang digunakan untuk
membuktikan bahwa bunyi dapat merambat melalui benda
cair dan benda padat berikan kesimpulanmu!
Lampiran 7
Tes Formatif (Tindakan siklus II)
Hari/ Tanggal : Jumat, 23 Mei 2008
1. Sebutkan contoh benda cair dan benda padat !
2. Jelaskan proses terjadinya perambatan bunyi melalui
benda cair dan benda padat!
3. Jelaskan mengapa bunyi dapat merambat?
4. Sebutkan contah yang lain perambatan bunyi melalui
benda cair dan benda padat!
5. Sebutkan bahan dan alat yang digunakan untuk
membuktikan bahwa bunyi dapat merambat melalui benda
cair dan benda padat berikan kesimpulanmu !
Lampiran 8
Tes Akhir (Keseluruhan Tindakan)
Hari/tanggal : Senin, 26 Mei 2008
1. Mengapa suatu benda dapat mengeluarkan bunyi?
2. Apa yang menyebabkan bunyi sampai terdengar ketelinga
kita?.
3. Mengapa kecepatan bunyi merambat disebut cepat rambat
bunyi?.
4. Mengapa bunyi yang kita dengar kadang tinggi kadang
rendah, mengapa demikian?.
5. Apa yang terjadi pada saat lonceng atau bel dipukul?.
Lampiran 9 Format Penghitungan Poin PeningkatanKelompok
NO NamaAnggotakelompok
NamaKelompok
Tindakan Siklus I Tindakan Siklus IISkordasar
Skortes
Skorkemajua
n
Skorawalbaru
Skortes
Skorkemajua
n1 Rilang I 40 60 30 60 90 302 Rahmat agung 60 75 30 75 85 303 Adelia 40 60 30 60 80 304 Muh. Rasul 40 75 30 75 85 30
Total 120 120Rata-rata 30 30Penghargaan klpk
Super Super
1 Azwan 2 70 85 30 85 100 302 Lelianto 40 70 30 70 85 303 Asmiati 20 70 30 70 85 304 Musrika 40 60 30 60 85 30
Total 120 120Rata-rata 30 30Penghargaan klpk
Super Super
1 Amiruddin 3 70 85 30 85 100 302 Akarudin 40 60 30 60 75 303 Hilda 40 50 20 50 75 30
indriani4 Wendi
cendiana60 60 20 60 80 30
Total 100 120Rata-rata 25 30Penghargaan klpk
Hebat Super
1 Gerianto 4 70 85 30 85 100 302 Zilianto 60 75 30 75 90 303 Sara septiana 20 70 30 70 85 204 Nurlita 40 55 30 55 75 30
Total 120 120Rata-rata 30 30penghargaan Super super
1 Elana. Samruddin
5 80 90 20 90 100 30
2 Kazman 60 70 20 70 85 303 Abd. Sukri 70 70 20 70 90 304 Wd. Hasnawati 40 70 30 70 85 30
Total 90 120Rata-rata 22,5 30Penghargaan Hebat Super Jumlah 1000 1.39
51.735
Rata-rata 50 69,75
86,75
% ketuntasan 25 65 100% ketidaktuntasan 75 35 -
Keterangan : Sangat Tinggi (90-100) = 1 Siswa Sedang (65-79) = 9 Siswa Rendah (55-64) = 6 Siswa Tinggi (80-89) = 3 Siswa SangatRendah (0-45) = 1 SiswaLampiran 10
Hasil Tes Akhir Keseluruhan Tindakan
Hari/Tanggal : Senin, 26 Mei 200No Nama Siswa Hasil Tes Nilai
Nomor Soal / Skor Tes
110
220
330
430
510
1 Adelia 10 20 15 30 10 852 Asmiati 10 10 15 30 10 753 Azwan 10 20 30 30 10 1004 Akarudin 10 20 15 30 10 855 Amirudin 10 20 30 30 10 1006 Muh. Rasul 10 10 30 30 10 907 Musrika 10 10 15 30 10 758 Abd. Sukri 10 20 30 30 10 1009 Zilianto 10 10 30 30 10 9010 Gerianto 10 20 30 30 10 10011 Rahmat agung 10 10 30 30 10 9012 Rilang 10 20 30 30 10 10013 Elana. Samrudin 10 20 30 30 10 10014 Hilda indriani 10 20 30 15 10 7515 Kazman 10 10 15 30 10 9016 Sara septiana 10 10 30 30 10 9017 Wd. Hasnawati 10 20 30 15 10 8518 Nurlita 10 10 15 30 10 7519 Lelianto 10 20 30 15 10 8520 Wendi cendiana 10 10 15 30 10 75 Jumlah 1.765 Rata-rata 88,
25 % ketuntasan 100 % ketidak tuntasan
-
Keterangan:
Jumlah nilai siswa secara keseluruhanRata-rata = Jumlah siswa
Jumlah nilai yang ditentukan % ketuntasan = X 100 Jumlah siswa
Jumlah nilai yang tidak ditentukan
% ketidaktuntasan = X 100
Jumlah siswa
Lampiran 11
LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Materi Pelajaran : IPA Nama Guru :AsniahMateri Pokok : Perambatan Bunyi Hari/Tanggal : Jumat, 9 Mei 2008Siklus : I Pukul
: 7.30-8.40 Petunjuk :
Daftar pengelolaan pembelajaran berikut berdasarkan
prinsip pembelajaran kooperatif yang dilakukan guru di
dalam kelas.
Berilah tanda ( √ ) sesuai pada kolom yang tersedia.No ASPEK YANG DIAMATI PENILAIAN KETERANGAN
K SK B SBI
II
Persiapan pembelajaranmembagi siswa pada kelompok kooperatifPersentase Kelas1. Pendahuluana. menginf
ormasikan tentang pembelajaran
III
IV
VVIVII
b. Memunculkan rasa ingin tahu/memotivasi siswa
c. Mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan awal/prasyarat
2. Menjelaskan materi yang mendukung tugas yang akan diselesaikan dalam kelompok
Kegiatan Kelompok1.kooperatifa. Berada dalam kelas b. Mengambil giliran
dan berbagai tugasc. Mendorong
partisipasi siswad. Mendengarkan dengan
aktife. Bertanya
2. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran
3. Mendorong siswa agarmeminta bantuan kepada teman sekelompok sebelum meminta bantuan kepada guru
2. Memberi bantuan pada kelompok yang mengalami kesulitan
dengan menggunakan scaffolding
3. Memberikan umpanbalik
Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman
2. Mengajukan pertanyaan formatif
Pengelolaan waktuTeknik bertanyaPengalaman suasanakelas1. Siswa antusias
2. Guru antusias
Keterangan :
1. Kurang
pengamat
2. Sangat Kurang
3. Baik
4. Sangat Baik
( Nurfida, A.ma.Pd)
Lampiran 12
LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Materi pelajaran : IPA Nama Guru :AsniahMateri pokok : Perambatan Bunyi Hari/Tanggal : Jumat, 23 Mei 2008Siklus : II Pukul
: 10.45-11.55 Petunjuk :Daftar pengelolaan pembelajaran berikut berdasarkanprinsip pembelajaran kooperatif yang dilakukan guru didalam kelas.
Berilah tanda ( √ ) sesuai pada kolom yang tersedia
No ASPEK YANG DIAMATI PENILAIAN KETERANGANK SK B SB
I
II
III
VVIVII
Persiapan pembelajaranmembagi siswa padakelompok kooperatifPersentase Kelas1.a. Menginformasik
an tentangpembelajaran
b. Memunculkanrasa ingintahu/memotivasisiswa
c. Mengaitkan pembelajaran denganpengetahuan awal/prasyarat
2.yang mendukung tugas yang akan diselesaikan dalam kelompok
Kegiatan Kelompok1.kooperatifa. Berada dalam kelasb. Mengambil giliran
dan berbagai tugasc. Mendorong
partisipasi siswad. Mendengarkan dengan
aktife. Bertanya
2.Mengawasi setiapkelompok secarabergiliran
3. Mendorong siswa agar
meminta bantuan kepada teman sekelompok sebelum meminta bantuan kepada guru
4. Memberi bantuan padakelompok yang mengalami kesulitan
5. Memberikan umpan balik
Pengelolaan waktuTeknik bertanya Pengalaman suasanakelas1. Siswaantusias
2. Guruantusias
Keterangan :
1. Kurang
Pengamat
2. Sangat Kurang
3. Baik
4. Sangat Baik
( Nurfida, A.ma.Pd)
Lampiran 13
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU DAN SISWA DALAM KEGIATANBELAJAR MENGAJAR (KBM)
Materi Pelajaran : IPA NamaGuru : AsniahMateri Pokok : Perambatan Bunyi Hari/Tanggal : Jumat, 9 Mei 2008Siklus : I Pukul : 7.30-8.40
Petunjuk:Amatilah aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada lembar pengamatan sebagai berikut :
berilah tanda (√ ) pada kolom yang telah ditentukan.
NO Aspek yang Diamati Hasil PengamatanYa Tidak
12
1.2.5.6.7.
1
23
4 5 6 7 8 9
Aktivitas GuruMenjelaskan materi dengan ceramahMenjelaskan materi dengan alatperaga/kelengkapanMengamati kegiatan siswaMemberi petunjuk/ bimbinganMemberi motivasiMengajukan pertanyaanPrilaku yang tidak relevan dengan Kegiatan Belajar Mengajar
Aktivitas SiswaMendengarkan/memperhatikan penjelasan dari guru/ temanMembaca (buku dan LKS)Bekerja dengan menggunakan alat peraga/ kelengkapanMenulis yang relevan dengan KBMBerdiskusi/ bertanya antara siswa dan guruBerdiskusi/ bertanya antara siswaMengkomunikasikan hasil kelompokMerangkum jawaban teman kelompokPrilaku yang tidak relevandengan KBM
Lampiran 14
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU DAN SISWA DALAM KEGIATANBELAJAR MENGAJAR (KBM)
Materi Pelajaran : IPA NamaGuru : AsniahMateri Pokok : Perambatan Bunyi Hari/Tanggal : Jumat, 23 Mei 2008Siklus : II Pukul : 10.45-11.55
Petunjuk:Amatilah aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada lembar pengamatan sebagai berikut :
berilah tanda (√ ) pada kolom yang telah ditentukan.
NO Aspek yang Diamati Hasil PengamatanYa Tidak
12
3.4.5.6.7.
1
23
4 5 6 7 8 9
Aktivitas GuruMenjelaskan materi dengan ceramahMenjelaskan materi dengan alatperaga/kelengkapanMengamati kegiatan siswaMemberi petunjuk/ bimbinganMemberi motivasiMengajukan pertanyaanPrilaku yang tidak relevan dengan Kegiatan Belajar Mengajar
Aktivitas SiswaMendengarkan/memperhatikan penjelasan dari guru/ temanMembaca (buku dan LKS)Bekerja dengan menggunakan alat peraga/ kelengkapanMenulis yang relevan dengan KBMBerdiskusi/ bertanya antara siswa dan guruBerdiskusi/ bertanya antara siswaMengkomunikasikan hasil kelompokMerangkum jawaban teman kelompokPrilaku yang tidak relevandengan KBM
Lampiran 15
LEMBAR PENGAMATAN ANGKET SISWA
Materi Pelajaran : IPA Nama Siswa:
Materi Pokok : Perambatan Bunyi Hari/Tanggal:
Hari/Tanggal : Selasa, 27 Mei 2008 Pukul:
Petunjuk :1. Untuk No I dan II beri tanda ( √ ) sesuai pada
kolom yang tersedia
2. Untuk No III dan IV tuliskan ditempat yang
tersedia.
No Uraian Senang Tidak Tidak
BerpendapatI
II
Bagaimanapendapatmumengenaia. m
ateri pelajaranb. L
embar kerjasiswa
c. Suasana kelas
d. Cara belajar
e. C
ara gurumengajar
Bagaimanapendapatmumengenaia. materipelajaran
b. Lembarkerja siswa
c. Suasanakelas
d. Carabelajar
e. Cara gurumengajar
III. Apakah nada berminat untuk mengikuti kegiatanbelajar mengajar berikutnya seperti yang telah andaikuti ? (ya, tidak ,tidak berpendapat )
IV. Bagaiamana komentarmu tentang Lembar Kerja Siswa(LKS) ? (jelas, tidak jelas, tidak berpendapat?
Lampiran 16
Pedoman Wawancara
Materi : Perambatan Bunyi melalui Benda Cair danBenda Padat
Hari/Tanggal : Senin, 12 Mei 2008
Siklus : I
1. Siapa, nama kamu?
2. Bagaimana perasaanmu selama mengikuti kegiatan
pembelajaran IPA?
3. Bagaimana perasaanmu mengikuti langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan oleh guru?
4. Apakah cara-cara yang dilakukan oleh guru perlu
dipertahankan?
5. Ketika kamu melakukan percobaan perambatan bunyi
melalui benda cair, dan benda padat. Bagaimana
perasaanmu?
6. Bagaimana perasaanmu dalam melakukan kegiatan belajar
kelompok?
7. Bagaimana cara kamu menemukan jawaban pada soal yang
ada pada LKS dan tes formatif?
8. Apakah ada cara kerja lain di dalam melakukan jawaban
tersebut?
9. Apakah ada kesulitan yang kamu alami di dalam
mempelajari perambatan bunyi?.
Lampiran 17 WAWANCARA TINDAKAN SIKLUS I
Wawancara Peneliti dengan Adelia
PN : Setelah mengikuti pelajaran kemarin bagaimanaperasaanmu?
AD : Perasaan saya senang, BuPN : Mengapa AD katakan senang?AD : Karena pembelajaran IPA banyak prakteknya dan cara
guru menyampaikan materi sangat bagus membuat kitatidak tegang,
PN : Selain perasaan senang, mungkin ada yang tidakdisenangi waktu kegiatan belajar berlangsung?
AD : Tidak ada Bu.PN : AD tadi katakan Pembelajaran IPA banyak prakteknya,
coba sebutkan salasatu contoh praktek IPA?AD : Perambatan bunyi melalui benda cair dan benda
padatPN : Ketika kamu melakukan percobaan perambatan bunyi
melalui benda cair dan benda padat. Bagaimanaperasaanmu?
AD : Perasaanku senang karena saya membuktikan sendirimelalui alat peraga yang Ibu guru sediakan dan kitaseperti belajar bermain
PN : Bagaimana perasaanmu selama mengikuti kegiatanbelajar kelompok?
AD : Perasaanku senang, Bu. Karena kalau ada soal yangsaya belum mengerti saya bisa bertanya pada temankelompokku
PN :AD, katakan senang. Tapi mengapa pada saat diskusihanya banyak diam?
AD : (diam sejenak sambil menunduk), anu, Bu, saya malubicara dan takut kalau saya bicara nanti ditertawaiteman-temanku.
PN : AD tidak perlu malu dan takut salah, karena kitasama-sama belajar. Apa yang kita ketahui kitakemukakan semua, walaupun salah nanti teman yanglain membenarkannya. Untuk pembelajaran berikutnyaIbu guru harapkan agar AD harus aktif dalamdiskusi. Ya?
AD : Ia, Bu. Saya akan coba.PN : Bagus. Sekarang, bagaimana dengan soal yang ada
pada LKS dan tes formatif . Apakah ada kesulitandalam menyelesaikan soal-soal itu?
AD : Ada, Bu soal yang memiliki kata kesimpulan baikdalam LKS maupun dalam tes saya belum terlalupaham.
PN : Jadi hanya soal yang memiliki kata kesimpulan yangkamu belum mengerti. Bagus, ya. Nanti pelajaranberikutnya Ibu akan menjelaskan apa yang kamu belummengerti. AD perhatikan baik-baiknya.
AD : Ia, Bu.PN : Berarti arti kata kesimpulan kamu belum paham?
kalau soal yang lainnya yang berhubungan denganmateri yang diajarkan Ibu guru kemarin kamu sudahmengerti?
AD : Kalau soal yang berhubungan dengan materi yangdiajarkan Ibu saya sudah paham.
PN : Kalau cara kamu menemukan jawabannya kemarin.Bagaimana?
AD : Cara saya menemukan jawaban pada LKS melaluipercobaan sedangkan jawaban pada tes formatifmelaui penjelasan dari guru.
PN : Jadi kalau pelajaran berikutnya Ibu akanmenjelaskan yang kamu belum mengerti. Tapi AD kamuharus menjawab semua soal-soal yang Ibu gurubagikan dengan benar.
AD : Insya Allah, Bu saya akan mencoba. Karna hanya itukesulitan saya.
PN : Terima kasih.AD : Sama-sama
Keterangan :PN : PenelitiAD : Inisial subjek penelitian
Wawancara Peneliti dengan Elana
PN : Bagaimana kabar EL ?EL : Baik-baik, BuPN : Kamu kemarin habis belajar. Apa ?EL : Belajar IPA.PN : Iya, sekarang Ibu guru mau ngobrol-ngobrol dengan
EL. Setelah mengikuti pelajaran kemarin bagaimanaperasaanmu?
EL : Senang, Bu.PN : Mengapa EL katakan senang ?EL : Karena pelajaran IPA banyak prakteknya, dan
belajarnya tidak tegang, kita belajar sambilbermain.
PN : Selain itu mungkin ada yang membuat EL senang ?EL : Ia Bu. Sewaktu belajar kelompok pendapat saya
dihargai oleh teman kelompokku, selain itu cara Ibuguru mengajar memberi kebebasan kepada siswa untukberfikir.
PN : Selain perasaan senang, mungkin ada perasaan tidakdisenang waktu kegiatan berlangsung?
EL : Tidak ada Bu.PN : Bagaimana EL mengerjakan soal yang ada pada LKS
dan tes Formatif?EL : Saya kerjakan semua bu dengan teman kelompokkuPN : Apa yang EL kerjakan itu sudah benar semua?RL : Tidak bu. Masih ada yang salahPN : Coba tunjukan kesalahannya kepada Ibu nomor
berapa?EL : Nomor 5 saya tidak jawabPN : Lain kali EL harus lebih hati-hati bekerja sebelum
kumpul periksa kembali pekerjaanmu.EL : Iya bu.PN : Sekarang apa EL sudah mengerti?
EL : Sudah bu.PN : Coba dijelaskan pada Ibu tentang proses terjadinya
perambatan bunyi melalui benda cair dan bendapadat?
RL : Proses terjadinya perambatan bunyi melalui bendacair apabila kedua batu ditumbukan dalam baskomyang berisi air akan mengeluarkan bunyi. Getaranyang dihasilkan oleh bunyi merambat ketelinga kitakarena adanya udara. Sedangkan perambatan bunyimelalui benda padat apabila pensil atau bendaapasaja diketukan pada benda yang berat atau padameja akan mengeluarkan bunyi. Bunyi menghasilkangetaran, getaran bunyi tersebut merambat sampaiterdengar ketelinga kita karna adanya udara.
PN : Bagus. EL harus mempertahankan nilai yang sudahdiperolehnya?
EL : Ia Bu
Wawancara Peneliti dengan Azwa
PN : Setelah mengikuti pelajaran kemarin bagaimanaperasaanmu?
AZ : Senang bu?PN : Mengapa AZ katakan senang?AZ : Karena kita belajar tidak tegang, kita belajar
sambil bermain.PN : Selain itu mungkin ada yang membuat AZ senang?AZ : Ia Bu waktu melakukan percobaan perambatan bunyi
melalui benda cair dan benda padat saya bisamembuktikan sendiri melalui alat peraga yang Ibusediakan.
PN : Selain perasaan senang, mungkin ada yang tidakdisenangi waktu kegiatan belajar berlangsung?
AZ : Tidak ada BuPN : Bagaimana perasaanmu setelah melakukan kegiatan
belajar kelompok?
AZ : Senang Bu karena kita belajar secara bersama,menjawab soal-soal yang ada dalam LKS dan kalau adajawaban saya tidak mengerti kita diskusikan denganteman kelompokku.
PN : Selain perasaan senang, mungkin ada perasaan tidaksenang selama mengikuti pelajaran kelompok?
AZ : Ada Bu. Sewaktu belajar kelompok teman satukelompokku mengisi semua pertanyaan yang ada padaLKS. Teman saya kurang memperhatikan jawaban yangsaya berikan.
PN : Tapi, mengapa AZ pada saat diskusi hanya banyakdiam?
AZ : ( diam sejenak sambil menunduk ), anu Bu sayamemikirkan jawabannya apakah benar atau salah dankalau salah saya takut menjawab nanti sayaditertawai teman-temanku.
PN : AZ tidak perlu malu dan takut salah, kita sama-sama belajar. Apa yang kita ketahui dikemukakansemua, kalaupun salah nanti teman yang lainmembenarkannya. Untuk pembelajaran berikutnya Ibuharapkan agar AZ harus aktif dalam diskusi ya?
AZ : Ia Bu saya akan coba.PN : Bagus. Sekarang, bagaimana dengan soal yang ada
pada LKS dan tes formatif. Apakah ada kesulitandalam menyelesaikannya?
AZ : Tidak ada yang sulit Bu. Cuma nomor 5 aku sudahsebutkan semua jawabannya. Tapi berikan lagikesimpulan saya tidak tahu apa itu kesimpulan dansaya belum terlalu paham tentang materi tadi karenaIbu guru mengajar cepat sekali
PN : Baik kalau AZ pada pembelajaran berikutnyaperhatikan baik-baik Ibu menjelaskan apa yangkamu belum mengerti tentang soal nomor lima artikata kesimpulan. Tapi kamu harus bisa menjawabsemua soal dengan benar?
AZ : Ia Bu saya akan coba.
Hasil Wawancara Tindakan Siklus II Peneliti dengan Adelia
PN : Ibu mau ngobrol-ngobrol dengan AD. Setelahmengikuti pelajaran kemarin bagaimana perasaanmuAD?
AD : Senang bu.PN : Mengapa AD katakan senang?AD : Karena kita belajar tidak tegang, kita belajar
sambil bermainPN : Selain itu mungkin ada yang membuat AD senang?AD : Ia bu. Waktu saya membuktikan melakukan percobaan
perambatan bunyi melalaui benda cair dan bendapadat.
PN : Selain perasaan senang, mungkin ada yang tidakdisenangi waktu kegiatan belajar belangsung ?
AD : Sudah tidak ada bu. Karena kerja kelompok sudahsaling bertukar pikiran dalam menyelesaikan soalyang ada dalam LKS. Serta pendapat teman-temankelompok saling menghargai.
PN : Tapi apa yang dikerjakan temanmu secara bersama-sama AD sudah mengerti
AS : Sudah mengerti bu?PN : Ayo coba jelaskan pada Ibu soal nomor 2 dan 3 pada
LKS.AS : Soal nomor 2 kesimpulan saya. Saya mendengarkan
bunyi pada saat melakukan percobaan. Jadi bahwabenda apasaja apabila kita ketuk akan mengelurkanbunyi. Bunyi tersebut menghasilkan getaran dangetaran bunyi itu dapat merambat kesegala arah danterdengar kemana-mana karena adanya udara.
AD : Nomor 3 yaitu pada saat kita berenang dikolamrenang. Kita masih dapat mendengar suara atau bunyiyang terdapat dipermukaan kolam dan letakan arlojidiujung penggaris kayu. Tempelkan ujung penggarisyang lain pada telingamu. Bunyi arloji tersebut
terdengar ditelinga karena bunyi arloji merambatmelalui penggaris. Penggaris kayu termasuk bendapadat. Jadi bunyi dapat merambat melalui bendapadat.
PN : Coba jelaskan apa itu kesimpulan?AD : Kesimpulan adalah rangkuman dari beberapa jawaban
disatukan menjadi satu jawaban.PN : Bagus. Sekarang, bagaimana soal pada tes kamu
sudah bisa jawab soal yang memiliki kata kesimpulan?
AD : Sudah bu.PN : Ayo coba jelaskan soal nomor 3 dan 5AD : Nomor 3 bunyi dapat merambat karna adanya getaran
yang dihasilkan oleh bunyi. Soal nomor 5 baskom,air, batu, meja dan pensil atau mistar. Apabiladimainkan bahan dan alat tersebut akan mengeluarkanbunyi.
PN : Coba jelaskan pada ibu tentang cara perolehanjawaban yang AS kerjakan
AD : Untuk memperoleh jawaban melalui penjelasan dariibu dan melaui praktek
PN : Bagus ternyata kamu sudah mengerti? Terima kasihHasil Wawancara Peneliti dengan Elana
PN : Setelah mengikuti pelajaran kemarin bagaimanaperasaan EL?
EL : Senang, bu.PN : Coba berikan alasannya mengapa EL katakan senang?EL : Karena cara ibu guru menyampaikan materi sangat
jelas membuat saya tidak tegang, kita belajarsambil bermain dan kerjasama dalam kelompokberlangsung dengan baik.
PN : Selain itu mungkin ada yang membuat EL senang?EL : Ia bu sewaktu melakukan percobaan membuktikan bahwa
bunyi dapat merambat melalui benda cair dengan
benda padat melalui alat peraga yang ibu gurusediakan.
PN : Selain perasaan senang, mungkin ada yang tidakdisenangi waktu kegiatan belajar berlangsung?
EL : Tidak ada bu. Karena kerjasama teman berlangsungdengan baik. Sebab saling menghargai pendapatantara yang satu dengan yang lainnya.
PN : Apa yang dikerjakan temanmu EL mengerti?EL : (diam sejenak sambil menunduk), mengerti bu.PN : Coba dijelaskan pada ibu soal no 2?EL : Kesimpulan saya. Pada saat temanku mengetuk meja
saya mendengarkan bunyi ketukan mistar atau batuditumbukan akan mengeluarkan bunyi. Jadi bunyidapat merambat melalui benda cair dan benda padatmelalui alat peraga yang ibu guru sediakan.
PN : Bagus. Sekarang, bagaimana soal yang ada padates?.
EL : Saya kerjakan semua bu.PN : Apakah yang dikerjakan EL benar semua?EL : Ia bu benar semuaPN : Coba dijelaskan soal nomor 3 dan 4?EL : Bunyi dapat merambat karena adanya getaran yang
dihasilkan oleh bunyi sedangkan contoh perambatanbunyi yang lain melalui benda cair adalah jika kitamelempar batu ke air yang tenang, maka gelombangair bergerak kesegala arah. Makin jauh dari tempatbatu jatuh, gelombang makin kecil. Getaran bunyimerambat kesegala arah sebagai gelombang persisseperti gelombang air sedangkan contoh bunyimerambat melalui benda padat adalah papan diketukakan mengeluarkan bunyi dan menghasilkan getaran.Getaran tersebut dapat merambat sampai terdengarkesegala arah.
PN : Bagus. Sekarang, coba jelaskan pada ibu tentangcara perolehan jawaban yang EL kerjakan?
EL : Cara saya untuk mendapatkan jawabannya melaluipenjelasan ibu guru dan melalui percobaan.
PN : Bagus EL harus pertahankan nilai yang sudahdiperolehnya?
EL : Ia bu.Hasil wawancara peneliti dengan Azwan
PN : Ibu mau ngobrol-ngobrol dengan AZ. Setelahmengikuti pelajaran kemarin bagaimana perasaan AZ?
AZ : Senang, bu.PN : Coba berikan alasannya mengapa AZ katakan senang?AZ : Karena caranya ibu guru menyampaikan materi sangat
jelas membuat saya tidak tegang, kita belajarsambil bermain dan kerjasama dalam kelompokberlangsung dengan baik.
PN : Selain itu mungkin ada yang membuat AZ senang?AZ : Ia bu sewaktu melakukan percobaan membuktikan bahwa
bunyi dapat merambat melalui benda cair denganbenda padat melalui alat peraga yang ibu gurusediakan dan saat berlangsungnya diskusi denganteman kelompokku dan antar kelompok yang lain.Selain itu cara ibu guru mengajar memberi kebebasankepada siswa untuk berfikir.
PN : Selain perasaan senang, mungkin ada yang tidakdisenangi waktu kegiatan belajar berlangsung?
AZ : Tidak ada bu.PN : Bagaimana AZ mengerjakan soal yang ada pada LKS
dan tes?AZ : Saya kerjakan semua bu dengan teman kelompokkuPN : Apa yang AZ kerjakan pada LKS sudah benar semua?AZ : Ya bu.PN : Coba jelaskan soal nomor 2 bagaimana kesimpulanmu?AZ : Kesimpulan saya adalah bahwa saya mendengarkan
bunyi benturan kedua batu dan bunyi ketukan pensildi atas meja. Jadi bunyi itu dapat merambat melalui
benda cair dan benda padat dengan menggunakan alatperaga yang disediakan oleh ibu guru.
PN : Bagus.PN : Sekarang bagaimana dengan soal tes?AZ : Saya kerjakan semua bu.PN : Coba sebutkan soal nomor 1 dan jelaskan soal
nomor 3AZ : Contoh benda cair dan benda padat adalah air batu,
es, kayu, dan lain-lain sedangkan bunyi dapatmerambat karna adannya getaran yang dihasilkan olehbunyi
PN : Coba jelaskan pada ibu tentang cara pemerolehanjawaban yang AZ kerjakan?
AZ : Cara saya melalui penjelasan dari ibu guru danmelalui percobaan.
PN : Bagus. AZ harus mempertahankan nilai yang sudahdiperolehnya?
AZ : Ia Bu.
LAMPIRAN 20 DOKUMENTASI KEGIATAN MENGAJAR SIKLUS I
Pelaksanaan Tes Awal
Menjelaskan MateriMenjelaskan Materi dengan Alat Peraga
Melakukan Percobaan Perambatan Bunyi melalui Benda Cairdan Benda Padat
Kegiatan Belajar Kelompok menyelesaikan LKS Aktivitas I
Mengerjakan Tes secara IndividuMembacakan Hasil Kerja Kelompok
Pemberian Penghargaan
DOKUMENTASI KEGIATAN MENGAJAR SIKLUS II
Pemberian Penghargaan KelompokMenyelesaikan Soal Tes Akhir
RIWAYAT HIDUP
Asniah, dilahirkan pada Tanggal 9 Agustus 1982di Talaga II Kecamatan Talaga Raya KabupatenButon Provinsi Sulawesi Tenggara, putri kelimadari lima bersaudara, pasangan Bapak H. Alwandan Ibu Hj. Sitti Hamida. Pendidikan SDditempuh di SDN 3 Talaga II sekarang pada
Tahun 2008 beralih nama menjadi SDN 2 TalagaII diselesaikan Tahun 1996, pendidikan SekolahMenengah Pertama di SMP Negeri Talaga sekarangberalih nama menjadi SMP
Negeri 1 Talaga KecamatanTalaga Raya diselesaikan pada Tahun 1999, dan pendidikanSekolah Menengah Atas di SMA Negeri Kendari jurusan IPSdiselesaikan pada Tahun 2002.Selesai pendidikan SMApenulis menganggur selama 1 Tahun, mengikuti kursuskomputer selama 3 bulan di fajar komputer kendari. Padatahun 2003 penulis melanjutkan pendidikan di FKIPUniversitas Haluoleo Kendari Program Studi Diploma dua(D-II) diselesaikan Tahun 2006, selesai studi mengabdi diSDN 6 Talaga I selama 2 bulan sekarang beralih namamenjadi SDN 3 Talaga I dan pindah mengabdi di SDN 2Talaga II sekarang beralih nama menjadi SDN 1 Talaga IIselama 2 bulan. Pada tahun 2006 mendapat kesempatanmengikuti pendidikan pada Program S1 berasrama sampaisekarang di Universitas Negeri Makassar di makassar.