SKRIPSI PTK ASNIAH

213
SKRIPSI MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP KONSEP PERAMBATAN BUNYI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI KELAS IV SDN 3 TALAGA II KABUPATEN BUTON A S N I A H

Transcript of SKRIPSI PTK ASNIAH

SKRIPSI

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP KONSEPPERAMBATAN BUNYI MELALUI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI KELAS IV SDN 3 TALAGA II

KABUPATEN BUTON

A S N I A H

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2008

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP KONSEP PERAMBATAN BUNYI MELALUI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI KELAS IV SDN 3 TALAGA II

KABUPATEN BUTON

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar untuk Memenuhi

Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

A S N I A H NIM. 064 724 232

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2008

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Meningkatkan Pemahaman Siswaterhadap Konsep Perambatan Bunyi melalui PembelajaranKooperatif Model Student Teams Achievement Division (STAD) diKelas IV SDN 3 Talaga II Kabupaten Buton“

Atas Nama:

Nama : Asniah

Nomor Stambuk : 064 724 232

Jurusan/Prodi : Ilmu

Pendidikan/Pendidikan Guru Sekolah

Dasar

Fakultas : Ilmu Pendidikan

Setelah diperiksa dan diteliti, telah memenuhi syarat

untuk diuji

Makassar, 15

November 2008

Pembimbing I Pembimbing

II

Drs.H.Muh.Arif K, S.Pd, M.humDrs.Abd.Kadir, M.kes

Nip. 131 638 382 Nip.131 636452

Disahkan:Ketua Jurusan/Prodi PGSD

Drs. Muslimin, M.Ed Nip 131 689 336

PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Skripsi diterima oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas IlmuPendidikan Universitas Negeri Makassar dengan SK Dekan

No. / / /2008. Tanggal November2008 untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelarSarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru SekolahDasar pada Hari Sabtu 15 November 2008.

Disahkan Oleh

Dekan Fakultas Ilmu

Pendidikan

Dr. Ismail Tolla, M.PdNip. 130 883 215

Panitia Ujian

1. Ketua : Drs. Mappasoro S, M.Ed

(….…….…………...)

2. Sekretaris : Drs.Latri Aras, S.Pd, M.Pd

(…………………….)

3. Pembimbing I : Drs.H.Muh.Arif K, S.Pd, M.hum

(…...……….……….)

4. Pembimbing II : Drs. Abd. Kadir, M.kes

(...………….……….)

5. Penguji I : Drs. Anas Malik, M.Pd

(…………………….)

6. Penguji II : Anshar, S.Pd, M.H

(….....….……...……)

MOTTO

Tidak ada jalan pintas menuju kesuksesan

Kesuksesan akan datang pada mereka yang

Berusaha mendapatkannya, bukan pada orang

yang hanya mengharapkannya

Kupersembahkan karya ini

Buat Ayahanda dan Ibunda serta saudara-

saudariku yang tercinta, yang telah

mendoa, membimbing, dan membantu dengan

penuh kerelaan serta keikhlasan hati

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Asniah

NIM : 064 724 232

Jurusan/Program Studi : Ilmu Pendidikan/Pendidikan GuruSekolah Dasar (PGSD)

Judul Skripsi : Meningkatkan Pemahaman Siswa

terhadap Konsep Perambatan Bunyi melalui

Pembelajaran Kooperatif Model Student Team

Achievement Division (STAD) di Kelas IV SDN 3

Talaga II Kabupaten Buton

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang sayatulis ini benar merupakan hasil karya saya sendiri danbukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiranorang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan ataupikiran sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikanbahwa skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersediamenerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai ketentuanyang berlaku.

Makassar, 15 November

2008

Yang Membuat

Pernyataan;

A s n i a

h

ABSTRAK

Asniah, 2008. Meningkatkan Pemahaman Siswa terhadapKonsep Perambatan Bunyi melalui Pembelajaran KooperatifModel Student Team Achievement Division (STAD) di KelasIV SDN 3 Talaga II Kabupaten Buton, Skripsi. Dibimbingoleh Drs.H.Muh.Arif K, S.Pd, M.hum dan Drs. Abd. Kadir,M.kes Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas NegeriMakassar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif danmerupakan penelitian tindakan kelas, peneliti bertindaksebagai guru, peneliti dibantu dua orang pengamat bekerjamengumpulkan dan menganalisis data, penelitian inidilandasi oleh kenyataan di lapangan bahwa masih banyaksiswa SD kurang memahami konsep perambatan bunyi sertasiswa kurang terlibat dalam pembelajaran kelompok. Salahsatu yang dialami siswa SD adalah pada materi perambatanbunyi melalui benda cair dan benda padat. Untuk mengatasihal tersebut dilandasi tindakan dengan menerapkan belajarkooperatif model STAD.

Dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: apakahpemahaman siswa terhadap konsep perambatan bunyi dapatmeningkat melalui pembelajaran kooperatif model studentteam achievement division (STAD) di kelas IV SDN 3 Talaga

II kabupaten buton. Berdasarkan hasil penelitiandiperoleh bahwa melalui pembelajaran kooperatif modelSTAD terhadap konsep perambatan bunyi pemahaman siswameningkat di SDN 3 Talaga II kabupaten buton. Belajarkooperatif model STAD dilaksanakan melalui tujuh tahap,yaitu persiapan pembelajaran, penyajian materi, belajardalam kelompok, pemeriksaan hasil belajar kelompok,mengerjakan tes secara individu, pemeriksaan tes, danpenghargaan kelompok.

Untuk mengetahui meningkatnya pemahaman siswa terhadapkonsep perambatan bunyi dengan model STAD datanyadinyatakan dalam bentuk verbal, data tersebut terkaitdengan: aktivitas siswa/guru, keaktifan siswa dalammengikuti proses pembelajaran, keantusiasan siswa dalamdiskusi kelompok maupun diskusi kelas, pemahaman siswamenjawab tes secara lisan maupun tertulis, respon siswaterhadap pembelajaran, dan pencapaian hasil belajar.

PRAKATA

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat

Allah swt, karena atas limpahan Rahmat Taufiq dan

Hidayah-Nya jualah sehingga skripsi yang berjudul

“Meningkatkan Pemahaman Siswa terhadap Konsep Perambatan

Bunyi melalui Pembelajaran Kooperatif Model Student Team

Achievement Division (STAD) di Kelas IV SDN 3 Talaga II

Kabupaten Buton” dapat diselesaikan dengan baik.

Sesuai dengan eksistensi penulis, apa yang tertuang

adalam skripsi ini merupakan manifestasi dari kemampuan

optimal yang penulis miliki selama perkuliahan. Oleh

karena itu peulis menyadari masih banyak sekali

kekurangan dalam skripsi ini baik segi teknis maupu

materinya. Untuk itu saran dari segenap pembaca yang

sifatnya konstruktif sangat penulis harapkan.

Tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan kepada bapak Drs.H.Muh. Arif K, S.Pd, M.hum

selaku dosen pembimbing I dan Drs.Abd.Kadir, M.kes selaku

dosen pembimbing II yang telah rela meluangkan waktunya,

mencurahkan tenaganya yang disertai dengan kesungguhan

hati dalam memberikan arahan, petunjuk, bimbingan dan

motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan

pula kepada:

1. Bapak Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM)

Prof.Dr. Arismunandar, M.Pd

2. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Makassar (UNM) Dr. Ismail Tolla, M.Pd

3. Bapak Ketua Program Studi PGSD Universitas Negeri

Makassar (UNM) Drs. Muslimin, M.Ed

4. Sekretaris Program Studi PGSD Universitas Negeri

Makassar (UNM) Drs. Muh. Faisal, M.Pd

5. Ketu UPP PGSD Watampone Bapak Drs. Nasaruddin,

S.Pd., M.Pd

6. Bapak Drs. Latri Aras, S.Pd., M.Pd selaku Ketua

Asrama PGSD UPP Watampone

7. Bapak/Ibu dosen pada Program Studi PGSD Universitas

Negeri Makassar (UNM) UPP Watampone beserta seluruh

Akademik yang telah mengajarkan Ilmu Pengetahuan kepada

penulis

8. Bapak Rusdin, A.ma.Pd selaku Kepala SDN 3 Talaga II

yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama

melakukan Praktek Pengalaman Lapangan

9. Bapak/Ibu Guru SDN 3 Talaga II yang telah membantu

selama pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan

10. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan doa

restu yang tiada henti-hentinya demi keberhasilan anak-

anaknya mulai dari awal sampai akhir penyelesaian studi

penulis.

11. Kepada Bapak/Ibu dan saudariku serta keluarga besar

tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril

maupun spiritual serta doa yang tiada pernah habisnya

terhadap penyelesaian penulisan skripsi ini.

12. Rekan-rekan mahasiswa S1 berasrama angkatan pertama

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

Kepada mereka yang telah disebutkan, penulis hanya dapat

memanjatkan doa ke hadirat allah swt, semoga segala

bantuan yang telah diberikan mendapat pahala yang

berlipat ganda. Akhirnya, semoga hasil penelitian ini

dapat bermanfaat untuk kemaslahatan bersama. Amin.

Makassar, November

2008

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDULiHALAMAN PERSETUJUANii HALAMAN PENGESAHANiiiMOTTO DAN PERSEMBAHANivPERNYATAAN KEASLIANv ABSTRAKviPRAKATAviiDAFTAR ISIxDAFTAR TABELxiiDAFTAR BAGANxiiiDAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah6

C. Tujuan Penelitian8

D. Manfaat Penelitian8

BAB II KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PIKIRDAN HIPOTESIS TINDAKANA. Kajian Pustaka

101. Pemahaman Pembelajaran IPA di SD

10a. Pembelajaran IPA di SD

10b. Tujuan Pembelajaran IPA di SD

14c. Fungsi Pembelajaran IPA di SD

142. Konsep IPA

153. Hakikat Pembelajaran Kooperatif Model STAD

15a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

17b. Pembelajaran Kooperatif

22c. Model Student Team Achievement Division

(STAD) 25d. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model

STADDalam Mengajarkan konsep Perambatan Bunyi29

B. Kerangka Pikir32

C. Hipotesis Tindakan32

BAB III METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian dan Model Penelitian

34B. Setting Penelitian

34C. Faktor yang Diselidiki

35D. Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas

35E. Prosedur Penelitian

37F. Data dan Sumber Data

39G. Teknik Pengumpulan Data

40 H. Validasi Data

41I. Analisis Data

41J. Indikator Keberhasilan

42

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASANA. Paparan Data

43 1. Paparan Data sebelum Tindakan

43 2. Paparan Data Tindakan

45

3. Paparan Data Tindakan Siklus I46

4. Paparan Data Tindakan Siklus II57

5. Temuan Penelitian68a. Temuan Penelitian Tindakan Siklus I

68b. Temuan Penelitian Tindakan Siklus II

70B. Pembahasan

71

BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan81B Saran-saran81

DAFTAR PUSTAKA

83

LAMPIRAN-LAMPIRAN

85

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Penghitungan Skor Perkembangan pada Belajar

Kooperatif 29

2. Tingkat Penghargaan Kelompok

30

DAFTAR BAGAN

Bagan

Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir Pembelajaran Kooperatif Model

STAD 33

2. Bagan alur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

36

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Soal Tes Awal

85

2. Rencana Pembelajaran Materi Siklus I

86

3. Rencana Pembelajaran Materi Siklus II

90

4. Lembar Kerja Siswa Tindakan Siklus I

94

5. Lembar Kerja Siswa Tindakan Siklus II

96

6. Tes Formatif I

98

7. Tes Formatif II

99

8. Format Perhitungan Poin Peningkatan Kelompok

100

9. Tes Akhir

101

10. Hasil Tes Akhir Keseluruhan Tindakan

102

11. Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran

Kooperatif Materi Siklus I

103

12. Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran

Kooperatif Materi Siklus II

105

13. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

dalam Pelaksanaan Pembelajaran Materi siklus I

107

14. Hasil Obsevasi Aktifitas Guru dan Siswa

dalam Pelaksanaan Pembelajaran Materi siklus II

108

15. Lembar Pengamatan Angket Siswa

109

16 Format Wawancara

110

17 Wawancara Peneliti dengan Siswa

111

18 Hasil Wawancara Peneliti dengan

Siswa

115

19 Dokumentasi Kegiatan Mengajar

Tindakan Siklus I

118

20 Dokumentasi Kegiatan Mengajar

Tindakan Siklus II

120

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Kooperatif merupakan salah satu model

pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok

kecil saling berbagi ide/pendapat dan bekerjasama

memecahkan masalah serta bertanggungjawab secara individu

maupun kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Proses pembelajaran kerjasama bagi siswa diperlukan

untuk mengemukakan ide serta mengembangkan kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk meningkatkan

pemahaman siswa dalam bentuk keterampilan proses IPA

diantaranya adalah mengamati, mengklasifikasi,

memprediksi, dan mengkomunikasikan.

Untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran

kelompok terhadap proses pembelajaran IPA berdampak

positif bagi siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat

Poedjiadi (1996: 5) bahwa, siswa dapat berminat dalam

mempelajari IPA apabila diberi kesempatan melakukan

aktivitas dalam proses pembelajaran IPA melalui mengamati

secara nyata atau dengan percobaan proses IPA yang telah

disiapkan dari pada diberi pengajaran secara verbal.

Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar adalah

mengembangkan sikap dan keterampilan serta kemampuan

untuk meningkatkan pengetahuan dan berpikir kritis.

Hal ini sesuai pandangan Carin, (Khaeruddin,2005: 11) mengemukakan bahwa: pada dasarnyatujuan IPA di sekolah sebagai institusi sosialyang diadopsi dari pusat nasional pembangunanpendidikan sains adalah: (1) menambah keingintahuan, (2) mengembangkan keterampilanmenginvestigasi, dan (3) Sains, teknologi, danmasyarakat.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006

(KTSP) IPA kelas IV sekolah dasar (Haryanto, 2007: 141-

143) ada beberapa kajian materi yang harus dikuasai oleh

siswa sekolah dasar. Salah satu bidang kajian tersebut

adalah perambatan bunyi yang harus dikuasai siswa sekolah

dasar dimana konsep materi ini sangat dekat dengan

kehidupan siswa sehari-hari dan berhubungan dengan

aktivitas keseharian siswa dalam lingkungannya. Dalam

memahami konsep perambatan bunyi melalui mengkonstruksi

pemikirannya sendiri sehingga siswa dapat memahami

perambatan bunyi dengan baik.

Pengembangan pemahaman siswa merupakan upaya yang

harus dilakukan dalam pembelajaran. Hal ini sejalan

dengan pendapat Dimyati (2006: 96) mengemukakan bahwa

upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran dalam implementasi KTSP adalah peningkatan

aktivitas dan pemahaman siswa melalui berbagai interaksi

dan pengalaman belajar dalam meningkatkan kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Karena itu bagaimana memberikan keterampilan proses

bagi siswa, sehingga dapat menemukan sendiri terutama

dalam mengembangkan kognitif, afektif, dan psikomotorik

siswa serta mengembangkan kreatifitas dan melatih siswa

berpikir kritis.

Hal ini sejalan dengan pandangan Abruscato,(Khaeruddin 2005: 15) mengemukakan bahwa

pembelajaran IPA di kelas dipandang sebagaisuatu proses yang aktif terutama dalam (1)mengembangkan kognitif siswa, (2) mengembangkanafektif siswa, (3) mengembangkan psikomotoriksiswa, (4) mengembangkan kreatifitas siswa, dan(5) melatih siswa berpikir kritis.

Berdasarkan harapan tersebut, maka peneliti

beranggapan bahwa dengan adanya usaha meningkatkan

pemahaman siswa melalui pembelajaran kooperatif maka

pengembangan cara pembelajaran tersebut, dapat lebih

ditingkatkan sebagaimana mestinya. Namum kenyataannya

belum terlaksana sebagaimana yang diharapkan hal tersebut

dapat dibuktikan dari beberapa fenomena antara lain; yaitu

kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA,

khususnya pada pokok bahasan perambatan bunyi dan kurang

melibatkan siswa dalam kehidupan nyata. Dan ini mungkin

disebabkan dari cara mengajar guru, dimana guru lebih

banyak mendominasi kelas, artinya cara mengajar guru lebih

banyak menggunakan model pembelajaran konvensional (metode

ceramah dan tanya jawab) dalam menyampaikan materi bahkan

tidak menggunakan alat peraga, kurang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bereksperimen atau melakukan

percobaan-percobaan.

Sehubungan dengan fenomena tersebut, oleh Semiawan

(1998/1999: 23) mengungkapkan bahwa:

Dalam suasana belajar mengajar IPA di sekolah-sekolah dijumpai masalah, yaitu siswamendapatkan nilai tinggi, namun mereka kurangmampu menerapkan pemerolehannya, baik berupapengetahuan, keterampilan, maupun sikap dalamkehidupan nyata. Hal ini disebabkan karenamateri pelajaran IPA diterima melalui informasiverbal. Mereka tidak dibiasakan aktif mencobasendiri pengetahuan atau informasi itu dalamkehidupan nyata.

Selain itu, dari hasil pra penelitian yang telah

dilakukan peneliti pada bulan Desember Tahun 2007 melalui

wawancara dan observasi kepada guru dan siswa kelas IV

SDN 3 Talaga II ditemukan ada beberapa permasalahan dalam

pembelajaran IPA khususnya pada pokok bahasan perambatan

bunyi. diungkapkan bahwa guru: (1) dalam proses

pembelajaran IPA kurang melibatkan siswa dalam belajar

kelompok hanya menggunakan pembelajaran secara klasikal

sehingga pengetahuan siswa hanya semata-mata apa yang

disampaikan oleh guru dan siswa tidak mengemukakan secara

langsung ide yang mereka peroleh sehingga mengakibatkan

kurangnya pemahaman siswa pada pembelajaran perambatan

bunyi, (2) guru dalam mengajarkan materi perambatan bunyi

hanya memberikan contoh benda yang ada disekitar siswa

dan menampilkan media gambar dari karton, sehingga siswa

hanya sebatas menyimak media gambar yang ditampilkan

guru, tidak melibatkan langsung dalam melakukan percobaan

sehingga siswa kurang memperoleh ide, pemahaman serta

pola dalam berfikir memahami objek yang diamati, (3) guru

memberikan pertanyaan hanya sebatas pertanyaan ingatan

dan pengetahuan saja, tidak mengarahkan pada pertanyaan

yang mengacu pada pengembangan pemahaman berfikir siswa

dengan menghubungkan perambatan bunyi dan lingkungan

sekitarnya, (4) guru memberikan pembelajaran kelompok,

membagikan materi yang diajarkan selain itu guru

meninggalkan ruang kelas membiarkan siswa bekerja

menyelesaikan tugas. Hal ini guru tidak membimbing siswa

dalam kelompok mengakibatkan siswa yang mampu saja dalam

kelompok yang bekerja penuh, sedangkan siswa yang kurang

mampu tidak berusaha mengerjakan apa-apa.

Selain dari hasil observasi yang dilakukan peneliti

juga memperoleh data dari hasil wawancara langsung dengan

siswa yang dilakukan untuk memperjelas permasalahan yang

dihadapi guru dan siswa tersebut dalam proses

pembelajaran IPA khususnya pada materi perambatan bunyi,

bahwa siswa: (1) kurang memahami konsep tentang

perambatan bunyi, (2) tidak ada hubungan kerjasama antara

siswa yang satu dengan siswa yang lainnya dalam memimpin

kelompok.

Masalah ini timbul karena guru kurang tepat

menggunakan strategi pembelajaran dalam mengajarkan

perambatan bunyi sehingga menyebabkan kurangnya pemahaman

siswa dalam proses pembelajaran perambatan bunyi.

Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti

melakukan penelitian tindakan kelas melalui pembelajaran

kooperatif model STAD. Salah satu model pembelajaran

kooperatif untuk meningkatkan pemahaman siswa. Dimana

model pembelajaran ini siswa belajar dalam kelompok

saling berinteraksi mengemukakan pendapat, bekerjasama

dan bertanggungjawab mencapai tujuan bersama. Sejalan

dengan pendapat. (Nur Asma, 2006: 4) pembelajaran

kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran dimana

siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil saling

berbagi ide atau pendapat dan bertanggungjawab terhadap

pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok

untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif

memanfaatkan kecenderungan siswa untuk berinteraksi.

Sejumlah penelitian menunjukan bahwa dalam setting kelas,

siswa lebih banyak belajar dari satu teman keteman yang

lain diantara sesama siswa dari pada belajar dari guru.

Penelitian juga menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif

memiliki dampak yang sangat positif terhadap siswa yang

rendah hasil belajarnya. Manfaat pembelajaran kooperatif

untuk siswa dengan hasil belajar rendah menurut Lundgren

(Nur Asma, 2006: 60) antara lain: (a) dapat meningkatkan

motivasi, (b) meningkatkan hasil belajar, (c)

meningkatkan pemahaman, dan (4) meningkatkan retensi atau

penyimpangan materi pelajaran yang lebih lama.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti

melaksanakan penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui

pembelajaran kooperatif model STAD dengan judul

Meningkatkan Pemahaman Siswa terhadap Konsep Perambatan

Bunyi melalui Pembelajaran Kooperatif Model Students Team

Achievement Division (STAD) di Kelas IV SDN 3 Talaga II

Kabupaten Buton.

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah

1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah

pemahaman siswa terhadap konsep perambatan bunyi dapat

meningkat melalui pembelajaran kooperarif model Student

Team Achievement Division (STAD) di kelas IV SDN 3 Talaga II

kabupaten buton?.

2. Pemecahan masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas,

peneliti merancang pemecahan masalah melalui tindakan

perbaikan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif

model STAD pada materi perambatan bunyi.

Adapun langkah-langkah penerapan pembelajaran

kooperatif model STAD ini adalah sebagai berikut: (1)

persiapan pembelajaran, yakni menyiapkan materi pelajaran

dan menempatkan siswa dalam kelompok kecil serta

menentukan skor dasar, (2) penyajian materi, yakni guru

dapat memulai dengan menjelaskan tujuan pelajaran dengan

menggunakan metode ceramah menggali pengetahuan awal

siswa, (3) belajar kelompok, yakni menggunakan LKS

pembelajaran tidak boleh berakhir sampai semua anggota

kelompok menguasai materi, (4) pemeriksan terhadap hasil

kegiatan kelompok, yakni masing-masing kelompok

membacakan di depan kelas kalompok memberikan tanggapan

atas jawaban kelompok penyaji, (5) siswa mengerjakan

soal-soal tes secara individual, dalam menyelesaikan soal

tes siswa tidak boleh kerjasama, (6) pemeriksan hasil

tes, guru membuat daftar skor peningkatan individu dan

dimasukan menjadi skor kelompok, (7) penghargaan

kelompok, yakni kelompok mendapat poin tertinggi diberi

penghargaan. Ketujuh tahap tersebut diberi bimbingan

secara intensif oleh peneliti selama proses tindakan

berlangsung.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa

terhadap konsep perambatan bunyi melalui pembelajaran

kooperatif model Student Team Achievement Division (STAD) di

kelas IV SDN 3 Talaga II kabupaten buton.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Bagi guru IPA Kelas IV SDN 3 Talaga II, penelitian

ini bermanfaat sebagai perbaikan kualitas model

pembelajaran yang mengutamakan pemahaman siswa

melalui pembelajaran kooperatif, menambah

keterampilan mengelola pembelajaran IPA dengan

mengembangkan pembelajaran kooperatif model STAD

serta memberikan keterampilan yang mendukung

pengembangan peran guru sebagai peneliti.

b. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi

landasan teoritik dalam pengembangan ilmu

pembelajaran IPA, sehingga dapat menjadi masukan

dalam upaya mengkaji lebih luas tentang pembelajaran

kooperatif model STAD khususnya dalam meningkatkan

pemahaman siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan guru sekolah dasar

mendapatkan pengalaman langsung dalam menggunakan

pembelajaran kooperatif model STAD dalam

meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran

IPA di sekolah dasar.

b. Penelitian ini diharapkan pula bagi mahasiswa

peneliti agar mendapatkan pengalaman yang nyata

melalui pembelajaran kooperatif model STAD dalam

meningkatkan pemahaman siswa dalam mengajar di

sekolah dasar.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Pemahaman Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

a. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Kata IPA diterjemahan dengan Ilmu Pengetahuan Alam

yang berasal dari kata Natural Science, Ilmu Pengetahuan

Alam adalah pengetahuan tentang alam semesta dengan segala

isinya. Adapun pengetahuan artinya segala sesuatu yang

diketahui oleh manusia, Hendrodarmojo (Usman Samatowa,

2006: 3) bahwa mengemukakan beberapa rincian hakikat IPA

di antaranya:

(1) IPA adalah bangunan atau deretan konsep danskema konseptual yang saling berhubungan sebagaihasil eksperimentasi dan observasi, (2) IPAadalah bangunan pengetahuan yang diperoleh denganmenggunakan metode observasi, (3) IPA adalahsuatu sistem untuk memahami alam semesta melaluidata yang dikumpulkan melalui observasi ataueksperimen yang dikontrol, dan (4) IPA adalahaktivitas pemecahan masalah oleh manusia yangtermotivasi keingintahuan akan alam disekelilingnya dan keingintahuan untuk memahami,menguasai, dan mengelolahnya demi memenuhikebutuhan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA

adalah ilmu yang mampu menjelaskan peristiwa yang terjadi

di alam melalui pengamatan dan dapat diuji kebenarannya

melalui percobaan-percobaan IPA.

IPA sebagai disiplin ilmu disebut produk IPA karena

isinya merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan

analiti yang dilakukan para ilmuwan dalam bentuk fakta

Triatno (Sidharta, 1998: 97) mengemukakan tiga kriteria

yang harus dipenuhi suatu teori di dalam IPA yaitu sebagai

berikut:

(a) fakta IPA adalah pertanyaan dan pernyataantentang benda yang benar-benar ada, atau peristiwayang betul-betul terjadi dan sudah dibuktikansecara obyektif, (b) konsep IPA adalah suatu ideyang mempersatukan fakta-fakta IPA yang salingberhubungan, (c) prinsip IPA adalah generalisasitentang hubungan diantara konsep-konsep IPA.Prinsip merupakan sejumlah kumpulan fakta ataumenjelaskan saling keterhubungan, (d) hukum IPAadalah prinsip-prinsip yang sudah diterimakebenarannya yang meskipun sifatnya tentatiftetapi mempunyai daya uji yang kuat sehingga dapatbertahan dalam waktu yang relatif lama, dan (e)teori IPA sering disebut juga teori ilmiahmerupakan kerangka hubungan yang lebih luas antarafakta, konsep, prinsip, dan hukum sehinggamerupakan model atau gambaran yang dibuat parailmuwan yang menjelaskan segala alam.

Pendidikan IPA merupakan salah satu bidang studi yang

mempunyai konsep-konsep pelajaran yang dinamis, dan selalu

berkembang setiap saat. Karena itu pendidikan IPA sering

diartikan sebagai suatu proses. Sejalan dengan pendapat

(Ardhana, 1999: 25) memberikan definisi pendidikan IPA

sebagai berikut:

(1) suatu cabang pengetahuan yang menyangkutfakta-fakta yang tersusun secara sistematis danberlakunya hukum-hukum umum, (2) pengetahuan yangdidapatkan dengan jalan studi dan praktek, dan (3)suatu cabang yang bersangkutpaut dengan observasidan klasifikasi fakta-fakta, terutama dengandisusunnya hukum-hukum umum dengan induksi danhipotesis

(Sidharta, 1998: 17) mengemukakan bahwa pendidikan

IPA ialah pengetahuan dan pendapat yang tersusun dan

ditunjang secara sistematis oleh bukti-bukti yang formal

atau hal-hal yang dapat diamati.

Dari dua definisi di atas, tampak ada persamaan yaitu

bahwa semua menyangkut hukum ialah suatu kebenaran

berdasarkan atas percobaan-percobaan, pengamatan-

pengamatan atau pemikiran-pemikiran.

Pembelajaran IPA di sekolah dasar dapat diartikan

sebagai pengajaran yang mengenai konsep kealaman dan

pendidikan yang menyentuh aspek alam beserta kejadian-

kejadian yang ada di dalam lingkungan sekitar. Pada

tingakat pendidikan dasar, pembelajaran IPA mulai

diajarkan pada kelas satu. Pembelajaran IPA yang diajarkan

di sekolah dasar merupakan suatu konsep utuh yang belum

terpisah atau berbagi menjadi beberapa bagian mata

pelajaran, seperti yang terjadi pada tingkat sekolah

menengah. Hal ini dikarenakan, pada tingakat sekolah

dasar, pembelajaran IPA merupakan bagian awal dari sekian

banyak konsep pengetahuan alam yang sangat beragam yang

selalu membutuhkan kajian yang lebih mendalam.

Aspek pokok dalam pembelajaran IPA adalah anak dapat

menyadari keterbatasan pengetahuan, memiliki rasa ingin

tahu untuk menggali berbagai pengetahuan baru, dan dapat

mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka, dan sangat

ditunjang perkembangan dan meningkatnya rasa ingin tahu

anak cara mengkaji informasi, mengambil keputusan, dan

mencari bentuk aplikasi yang paling diterapkan dalam diri

dan masyarakat.

Beberapa aspek yang dapat diperhatikan guru dalam

memberdayakan anak melalui pembelajaran IPA:

1. Pentingnya memahami bahwa pada saat

memulai kegiatan pembelajaran, anak telah memiliki

berbagai konsepsi, pengetahuan yang relevan dengan apa

yang dipelajari.

2. Aktifitas anak memulai kegiatan nyata

dengan alam menjadi hal utama dalam pembelajaran IPA

3. Setiap pembelajaran IPA kegiatan

bertanyalah yang menjadi bagian penting, bahkan menjadi

bagian yang paling utama dalam pembelajaan.

Pembelajaran IPA telah mempekenalkan penggunaan

pendekatan daur belajar untuk mengajarkan IPA. Daur

belajar mengikuti pola tertentu sebagai model setelah

piaget dan pakar lainnya mendeskripsikan perkembangan

konsep. Strategi ini terdiri atas tiga tahap yang berbeda:

(a) tahap ekspolorasi, (b) tahap pengenalan konsep, dan

(c) tahap penerapan konsep.

Daur belajar yang mendorong perkembangan konsep IPA

sebagai berikut:

1. Ekspolorasi yaitu anak mengalami (mengindra) objek

secara langsung, pada langkah ini anak memperoleh

informasi baru yang adakalahnya bertentangan dengan

konsep yang telah dimilikinya.

2. Generalisasi yaitu menarik kesimpulan dari berbagai

informasi (pengalaman) yang tampak bertentangan dengan

yang telah dimiliki anak.

3. Deduksi yaitu mengaplikasikan konsep yang baru

(generalisasi) pada situasi dan kondisi baru.

b. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Mangunwijaya (1998: 220) menjabarkan bahwa, tujuan

pembelajaran pendidikan IPA ialah siswa memahami konsep-

konsep pendidikan IPA dan saling keterkaitannya, serta

mampu menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan masalah

yang dihadapi dengan menyadari kebesaran pencipta-Nya.

Pada setiap pokok bahasan IPA, terlihat tujuan

instruksional umum yang diharapkan dapat dicapai.

Pencapaian tujuan ini tidak harus lewat cara yang sama,

dalam arti setiap siswa mendapat pelayanan dan tugas yang

sama.

Guru memang tidak usah terlalu berharap bahwa dengan

mempelajari suatu pokok bahasan dalam pembelajaran

pendidikan IPA, dapat terjadi suatu perubahan dratis pada

tingkahlaku dan sikap siswa. Akan tetapi, guru dapat dan

harus berharap bahwa dampak pembelajaran pendidikan IPA

ini, dari hari ke hari dan dari tahun ke tahun secara

perlahan-lahan namun pasti dapat membentuk siswa menjadi

manusia seperti yang dikehendaki oleh tujuan pendidikan.

Tujuan-tujuan yang diharapkan dari pembelajaran

pendidikan IPA yang direncanakan akan diberikan dengan

baik dan benar, sebagaimana yang disebutkan oleh,

Abruscato (2005: 5) adalah (1) mengembangkan kognitif

siswa, (2) mengembangkan afektif siswa, (3) mengembangkan

psikomotorik siswa, (4) mengembangkan kreatifitas siswa,

dan (5) melatih siswa dalam berpikir kritis.

c. Fungsi Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Ditingkat pendidikan sekolah dasar, bidang studi

pendidikan IPA memiliki fungsi sebagai pemahaman mengenai

konsep-konsep pendidikan IPA, sehingga siswa mampu

menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan masalah yang

dihadapinya.

Menurut Rifai (1998: 31) bahwa fungsi pembelajaran

pendidikan IPA adalah untuk:

(1) Mengembangkan keterampilan-keterampilanyang berhubungan dengan keterampilan proses, (2)mengenang dan memupuk rasa cinta terhadap alamsekitar sehingga menimbulkan rasa cinta dankagum terhadap penciptanya, (3) mengembang sikapdan nilai, (4) mengembang minat siswa terhadappendidikan IPA, dan (5) mengembang konsep-konsepilmu pengetahuan sederhana yang berhubungandengan kehidupan sehari-hari.

Sementara itu, Thamrin (1995: 27) menyebutkan bahwa:

pendidikan IPA, mempunyai fungsi sebagai pengembangan

sikap, nilai dan keterampilan, yang mencakup antara

lain:

(1) Rasa cinta akan alam lingkungan, (2)kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarianalam lingkungan dan sumber daya alam, (3)keterampilan untuk memperoleh, mengembangkan dammenerapkan konsep-konsep pendidikan IPA, (4)keterampilan untuk mengadaptasi diri dalamlingkungan fisik dan lingkungan social, dan (5)menanamkan sikap ilmiah kepada siswa dan melatihsiswa untuk memecahkan masalah-masalah yangdihadapinya secara ilmiah

2. Konsep IPA

IPA memiliki karakteristik tertentu dan salah satu

karakteristiknya adalah objeknya bersifat abstrak. Konsep

merupakan salah satu ciri dari objek IPA. Gagasan bahwa

pengetahuan itu dibangun dalam pikiran orang yang belajar

dengan dasar struktur-struktur kognitif yang merupakan

dasar teoretis bagi perbedaan antara belajar bermakna dan

belajar hafalan menurut ausubel. Dalam belajar bermakna

pengetahuan baru dikaitkan pada konsep-konsep yang relevan

yang sudah ada dalam struktur kognitif. Bila dalam

struktur kognitif tidak terdapat konsep-konsep yang

relevan, pengetahuan baru dipelajari secara hafalan. Jadi,

penting bagi guru untuk mengetahui apa yang telah

diketahui anak-anak sebelum memulai pelajaran. Tetapi

ausubel belum menyediakan suatu alat atau cara bagi guru

yang dapat digunakan untuk mengetahui apa yang telah

diketahui anak. Untuk mengetahui hal itu dapat dilakukan

dengan pertolongan peta konsep.

Beberapa pengertian konsep di bawah ini beserta

contohya dalam IPA. Konsep adalah pengertian (ide) abstrak

yang memungkinkan seseorang menggolong-golongkan objek

atau kejadian dan menentukan apakah suatu objek atau

kejadian merupakan contoh atau bukan contoh. Depdikbud

(1997: 2) dalam kamus Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa

konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakan dari

peristiwa konkret. Depdikbud (1997: 80) konsep adalah

suatu abstraksi yang memiliki satu objek, kejadian,

kegiatan atau hubungan yang memiliki atribut sama. Konsep

merupakan abstraksi yang berdasarkan pengalaman dua orang

tidak sama.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa konsep adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-

fakta IPA yang saling berhubungan antara fakta, prinsip

dan generalisasi.

Diens (Sumardi, 2007: 45) agar pemahaman konsep-

konsep dapat dipahami oleh siswa lebih mendasar harus

diadakan pendekatan belajar dalam mengajarkan konsep

antara lain:

(a) siswa yang belajar IPA harus menggunakanbenda-benda konkret dan membuat abstraksinya darikonsep-konsepnya, (b) materi pelajaran yang akandiajarkan harus ada hubungannya atau pengaitandengan yang sudah dipelajari, dan (c) supayasiswa memperoleh sesuatu dari belajar IPA harusmerubah suasana abstrak dengan menggunakansimbol-simbol.

3. Hakikat Pembelajaran Kooperatif Model STAD

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pengertian kooperatif dalam kamus bahasa indonesia

diartikan kooperatif adalah (1) bersifat kerjasama, dan

(2) bersedia membantu, kesalingtergantungan positif Lie

(Wina, 2007: 6).

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model

pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok

kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam

menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling

bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan

pembelajaran. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu

model pembelajaran yang tersusun dan sistematis, dimana

siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil bekerjasama

untuk mencapai tujuan-tujuan bersama.

Menurut Slavin (Nur Asma, 2006: 5)mendefinisikan tentang pembelajaran kooperatifadalah mengandung arti bahwa dalam belajarkooperatif siswa belajar bersama, salingmenyumbang pemikiran dan bertanggungjawabterhadap pencapaian hasil belajar secaraindividu atau kelompok. Sementara itu Newman(Nur Asma, 2006: 11) definisi pembelajarankooperaitf adalah suatu pendekatan yangmencakup kelompok kecil dari siswa yang

bekerjasama sebagai suatu tim untuk memecahkanmasalah-masalah yang ada dalam tugas mereka. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah

mendasarkan pada suatu ide bahwa siswa bekerjasama dalam

belajar kelompok dan sekaligus masing-masing

bertanggungjawab pada aktivitas belajar anggota

kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat

menguasai materi pelajaran dengan baik.

Menurut (Nur Asma, 2006: 14) dalam pelaksanaan

pembelajaran kooperatif setidaknya terdapat lima prinsip

yang dianut, yaitu prinsip belajar siswa aktif, belajar

kerjasama, pembelajaran partisipatorik, mengajar reaktif,

dan pembelajaran yang menyenangkan. Penjelasan dari

masing-masing prinsip dasar model pembelajaran kooperatif

tersebut sebagai berikut:

1. Belajar Siswa Aktif

Proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif berpusat pada siswa, aktivitas

belajar lebih dominan dilakukan siswa, pengetahuan yang

dibangun dan ditemukan adalah dengan belajar bersama-sama

dengan anggota kelompok sampai masing-masing siswa

memahami materi pembelajaran dan mengakhiri dengan

pembuatan laporan kelompok dan individu.

2. Belajar Kerjasama

Seperti namanya pembelajaran kooperatif, proses

pembelajaran dilalui dengan bekerjasama dalam kelompok

untuk membangun pengetahuan yang tengah dipelajari.

Prinsip pembelajaran inilah yang dilandasi keberhasilan

penerapan model pembelajaran kooperatif. Seluruh siswa

terlibat secara aktif dalam kelompok untuk melakukan

diskusi, memecahkan masalah dan mengujinya secara bersama-

sama, sehingga terbentuk pengetahuan baru dari hasil

kerjasama mereka.

3. Pembelajaran Partisipatorik

Pembelajaran kooperatif juga menganut prinsip dasar

pembelajaran partisipatorik, sebab melalui model

pembelajaran ini siswa belajar dengan melakukan sesuatu

secara bersama-sama untuk menemukan dan membangun

pengetahuan yang menjadi tujuan pembelajaran.

4. Mengajar Reaktif

Untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif ini,

guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar seluruh

siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Motivasi

siswa dapat dibangkitkan jika guru mampu menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan dan menarik serta dapat

meyakinkan siswanya akan manfaat pelajaran ini untuk masa

depan mereka.

5. Pembelajaran yang Menyenangkan

Model pembelajaran kooperatif menganut prinsip

pembelajaran yang menyenangkan pembelajaran harus berjalan

dalam suasana menyenangkan, tidak ada lagi suasana yang

menakutkan bagi siswa atau suasana belajar yang tertekan.

Suasana belajar yang menyenangkan harus dimulai dari sikap

dan prilaku guru di luar maupun di dalam kelas. Guru harus

memiliki sikap yang ramah dengan tutur bahasa yang

menyayangi siswa-siswanya.

Dalam belajar kooperatif tidak hanya mempelajari

materi saja, tetapi siswa juga harus mempelajari

keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan

kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk

melancarkan hubungan kerja dan tugas. Keterampilan

kooperatif tersebut adalah sebagai berikut Laundren

(Masnilaevi 2003: 45-47)

a. Keterampilan Tingakat Bawah

1. Menggunakan kesepakatan, hal ini menggunakan

kesepakatan untuk menyamakan pendapat yang berguna

untuk meningkatkan hubungan kerja dalam kelompok.

2. Menghargai kontribusi hal ini berarti memperhatikan

atau mengenal apa yang dapat dikatakan atau dikerjakan

anggota lain.

3. Mengambil giliran dan berbagai tugas, hal ini

mengandung arti setiap anggota kelompok bersedia

menggantikan dan bersedia mengemban

tugas/tanggungjawab tertentu dalam kelompok

4. Berada dalam kelompok hal ini adalah setiap anggota

tetap dalam kelompok kerja selama kegiatan

berlangsung.

5. Berada dalam tugas hal ini adalah meneruskan tugas

yang menjadi tanggungjawabnya, agar kegiatan dapat

diselesaikan dalam waktunya.

6. Mendorong partisipasi, hal ini mendorong semua

anggota kelompok untuk memberikan kontribusi terhadap

tugas kelompok.

7. Mengundang orang lain, maksudnya adalah meminta

orang lain untuk berbicara dan berpartisipasi terhadap

tugas.

8. Menyelesaika tugas pada waktunya

9. Menghargai perbedaan individu, berarti bersikap

menghormati terhadap budaya, suku, ras, atau

pengalaman dari semua siswa.

b. Keterampilan Tingkat Menengah

1. Menunjukan penghargaan dan simpati, berarti

menunjukan rasa hormat, pengertian dan rasa

sensitifitas terhadap usulan yang berbeda dari orang

lain.

2. Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat

diterima, berarti menyatakan pendapat yang berbeda

dengan cara yang sopan dan bersikap baik

3. Mendengarkan dengan aktif, berarti mampu

menggunakan pesan fisik, dan lisan sehingga pembicara

tahu bahwa siswa bisa menyerap informasi.

4. Bertanya berarti siswa dapat meminta atau menanyakan

suatu informasi atau penjelasan. Dengan bertanya dapat

mendorong anggota kelompok yang sedang tidak aktif

atau malu untuk ikut berperan serta dalam kegiatan.

5. Membuat ringkasan diperlukan untuk membantu mengatur

apa yang sudah dikerjakan dan apa yang belum

dikerjakan.

6. Menafsirkan, berarti menyatakan kembali informasi

dengan kalimat yang berbeda. Informasi dapat

dijelaskan dan hal-hal penting dapat diberi penekanan

7. Mengatur dan mengorganisir, merencanakan dan

menyusun pekerjaan sehingga dapat diselesaikan secara

efektif dan efisien.

8. Menerima tanggungjawab, berarti bersedia dan mampu

memikul tanggungjawab dan tugas-tugas serta kewajiban

untuk diri sendiri dan kelompok, untuk menyelesaikan

tugas yang diberikan.

9. Mengurangi ketegangan, untuk menciptakan suasana

damai dalam kelompok.

c. Keterampilan Tingkat Atas

1.Mengelaborasai, berarti mampu memperluas konsep,

kesimpulan dan menghubungkan pendapat-pendapat dan

topik-topik tertentu.

2. Memeriksa dengan cermat, berarti dapat menanyakan

secara lebih mendalam tentang pokok pembicaraan untuk

mendapatkan jawaban yang benar.

3. Menanyakan kebenaran, berarti memiliki kemampuan

membantu siswa lain untuk berfikir tentang jawaban

yang diberikan dan memiliki keyakinan akan ketepatan

jawaban tersebut.

4. Menetapkan tujuan, berarti menetapkan prioritas-

prioritas. Dengan adanya tujuan yang jelas, maka

pekerjaan dapat diselesaikan lebih efisien.

5. Berkompromi, berarti membangun rasa hormat kepada

orang lain. Keterampilan kompromi ini berarti belajar

untuk mengkritik pendapat dan bukan mengkritik

orangnya dan mengurangi perbedaan.

b. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif dibentuk dalam beberapa

kelompok-klompok kecil yang terdiri atas 4-5 orang siswa.

Dalam pembentukan kelompok-kelompok kecil ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan oleh guru yaitu adanya perbedaan

kemampuan akademik seperti berkemampuan tinggi, sedang,

dan rendah. Jika kondisi memungkinkan, dalam pembentukan

kelompok hendaknya diperhatikan juga perbedaan suku,

budaya, dan jenis kelamin. Hal ini sejalan dengan pendapat

Nur Asma, (2006: 12) mengatakan bahwa: anggota suatu

kelompok dalam belajar kooperatif, biasanya terdiri 4-5

orang siswa dimana anggota kelompok yang terbentuk

diusahakan heterogen berdasarkan perbedaan kemampuan

akademik, jenis kelamin, dan etnis.

Dalam belajar kooperatif siswa tetap berada dalam

kelompoknya selama proses pembelajaran berlangsung untuk

beberapa kali pertemuan. Kegiatan siswa dalam belajar

antara lain mengikuti penjelasan dari guru secara aktif,

menyelesaikan tugas-tugas dalam kelompok, memberikan

penjelasan kepada teman sekelompoknya, mendorong teman

kelompoknya untuk berpartisipasi secara aktif, dan

berdiskusi. Agar kegiatan siswa berlangsung dengan baik

dan lancar diperlukan keterampilan-keterampilan khusus,

yang disebut keterampilan kooperatif dan dibangun dengan

mengembangkan komunikasi dan pembagian tugas antara

kelompok. Sejalan dengan pandangan (Khaeruddin, 2005: 60)

mengatakan bahwa:

Pembelajaran berlangsung secara efektif, siswadiberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaanatau tugas yang direncanakan untuk diajarkan.Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompokadalah mencapai ketuntasan materi yang disajikanguru dan saling membantu teman sekelompoknyauntuk mencapai ketuntasan belajar.

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi

pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat

dari proses pembelajaran yang lebih menekankan kepada

proses kerjasama dalam kelompok. Tujuan yang dicapai tidak

hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan

pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerjasama untuk

penguasaan materi tersebut. Adanya kerjasama inilah yang

menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif.

Keuntungan Pembelajaran Kooperatif dalam proses

belajar mengajar menurut (Wina, 2007: 249) diantaranya

adalah sebagai berikut:

(2) melalui pembelajaran kooperatif siswatidak terlalu menggantungkan pada guru, akantetapi menambah kepercayaan kemampuan berpikirsendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber,dan belajar dari siswa yang lain, (2) pembelajarankooperatif dapat mengembangkan kemampuanmengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-katasecara verbal dan membandingkannya dengan ide-ideorang lain, (3) pembelajaran kooperatif merupakansuatu pembelajaran yang cukup ampuh untukmeningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuansosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri,hubungan interpersonal yang positif dengan yanglain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu,dan sikap positif terhadap sekolah, (4) melaluipembelajaran kooperatif dapat mengembangkankemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannyasendiri, menerima umpan balik. Siswa dapatberpraktek memecahkan masalah tanpa takut membuatkesalahan, karena keputusan yang dibuat adalahtanggungjawab kelompoknya, (5) interaksi selamakooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasidan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal iniberguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

Keuntungan yang paling besar dari penerapan

pembelajaran kooperatif terlihat jika siswa menerapkannya

dalam menyelesaikan tugas-tugas yang kompleks. Keuntungan

pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan kecakapan

individu maupun kelompok dalam memecahkan masalah,

meningkatkan komitmen, dapat menghilangkan prasangka buruk

terhadap teman sebayanya dan siswa yang berprestasi dalam

pembelajaran kooperatif ternyata lebih mementingkan orang

lain, tidak bersifat kompetitif, dan tidak memiliki rasa

dendam. Davidson (Khaeruddin, dkk, 2005: 26).

c. Model STAD (Student Team Achievement Division)

Model STAD adalah salah satu model pembelajaran

kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan salah satu

model yang banyak digunakan dalam pembelajaran kooperatif.

Slavin (Nur Asma, 2006: 51) menjelaskan bahwa pembelajaran

kooperatif dengan model STAD, siswa ditempatkan dalam

kelompok belajar beranggotakan 4-5 orang siswa yang

merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda,

sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang

berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis

kelamin, kelompok ras dan etnis, atau kelompok sosial

lainnya.

Kegiatan pembelajaran model STAD terdiri dari tujuh

tahap, yaitu (1) persiapan pembelajaran, (2) penyajian

materi, (3) belajar kelompok, (4) pemeriksaan hasil

kegiatan kelompok, (5) siswa mengerjakan soal-soal tes

secara individual, (6) pemeriksaan hasil tes, dan (7)

penghargaan kelompok.

Tahap 1: Persiapan Pembelajaran

a. Materi

Materi pembelajaran dalam belajar kooperatif dengan

menggunakan model STAD dirancang sedemikian rupa untuk

pembelajaran secara berkelompok. Sebelum menyajikan materi

pelajaran, dibuat lembar kegiatan siswa yang akan

dipelajari kelompok, dan lembar jawaban dan lembar

kegiatan tersebut.

b. Menempatkan Siswa dalam Kelompok.

Menempatkan siswa dalam kelompok yang masing-masing

kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa dengan cara

mengurutkan siswa dari atas kebawah berdasarkan kemampuan

akademiknya dan daftar siswa yang telah diurutkan tersebut

dibagi menjadi empat bagian. Kemudian diambil satu siswa

dari tiap kelompok sebagai anggota kelompok. Kelompok yang

sudah terbentuk diusahakan berimbang selain menurut

kemampuan akademik juga diusahakan menurut jenis kelamin

dan etnis.

c. Menentukan Skor Dasar

Skor dasar merupakan skor rata-rata tes sebelumnya.

Jika mulai menggunakan STAD setelah memberikan tes

kemampuan prasyarat/tes pengetahuan awal, maka skor tes

tersebut dapat dipakai sebagai skor dasar. Selain skor tes

kemampuan prasyarat/tes pengetahuan awal, nilai siswa pada

semester sebelumnya juga dapat digunakan sebagai skor

dasar.

Tahap 2: Penyajian Materi

Tahap penyajian materi ini menggunakan waktu sekitar

20-45 menit. Setiap pembelajaran dengan model ini, selalu

dimulai dengan penyajian materi oleh guru. Sebelum

menyajikan materi pelajaran, guru dapat memulai dengan

menjelaskan tujuan pelajaran, memberikan motivasi untuk

berkooperatif, menggali pengetahuan prasyarat dan

sebagainya. Dalam penyajian kelas dapat digunakan model

ceramah, tanya jawab, diskusi, dan disesuaikan dengan isi

bahan ajar dan kemampuan belajar.

Tahap 3: Kegiatan Belajar Kelompok

Dalam setiap kegiatan belajar kelompok digunakan

lembar kegiatan, lembar tugas, dan lembar kunci jawaban

masing-masing dua lembar untuk setiap kelompok, dengan

tujuan agar terjalin kerjasama diantara anggota

kelomkpoknya. Lembar kegiatan dan lembar tugas diserahkan

pada saat kegiatan belajar kelompok, sedangkan kunci

jawaban diserahkan setelah kegiatan kelompok selesai

dilaksanakan. Setelah menyerahkan lembar kegiatan dan

lembar tugas, guru menjelaskan tahapan dan fungsi belajar

kelompok dari model STAD. Setiap siswa mendapat peran

pemimpin anggota-anggota di dalam kelompoknya, dengan

harapan bahwa setiap anggota kelompok termotivasi untuk

memulai pembicaraan dalam diskusi.

Pada awal pelaksanaan kegiatan kelompok dengan model

STAD diperlukan adanya diskusi dengan siswa tentang

ketentuan-ketentuan yang berlaku di dalam kelompok

kooperatif. Hal-hal yang perlu dilakukan pebelajar untuk

menunjukan tanggungjawab terhadap kelompoknya, misalnya:

(1) meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok telah

mempelajari materi, (2) tidak seorangpun menghentikan

belajar sampai semua anggota menguasai materi, (3) meminta

bantuan kepada siswa anggota kelompoknya untuk menjelaskan

masalah sebelum menanyakan kepada pembelajar atau gurunya,

dan (4) setiap anggota kelompok berbicara secara sopan

satu sama lain, saling menghormati dan menghargai.

Tahap 4: Pemeriksaan terhadap Hasil Kegiatan Kelompok

Pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok

dilakukan dengan mempersentasekan hasil kegiatan kelompok

di depan kelas oleh wakil dari setiap kelompok. Pada tahap

kegiatan ini diharapkan terjadi interaksi antar anggota

kelompok penyaji dengan anggota kelompok lain untuk

melengkapi jawaban kelompok tersebut. Kegiatan ini

dilakukan secara bergantian. Pada tahap ini pula dilakukan

pemeriksaan hasil kegiatan kelompok dengan memberikan

kunci jawaban dan setiap kelompok memeriksa sendiri hasil

pekerjaannya serta memperbaiki jika masih terdapat

kesalahan-kesalahan.

Tahap 5: Siswa Mengerjakan Soal-soal Tes secara Individual

Pada tahap ini setiap siswa harus memperhatikan

kemampuannya dan menunjukan apa yang diperoleh pada

kegiatan kelompok dengan cara menjawab soal tes sesuai

dengan kemampuannya. Siswa dalam tahap ini tidak

diperkenankan kerjasama.

Tahap 6: Pemeriksaan Hasil Tes

Pemeriksaan hasil tes dilakukan oleh guru, membuat

daftar skor peningkatan setiap individu, yang kemudian

dimasukan menjadi skor kelompok. Peningkatan rata-rata

skor setiap individu merupakan sumbangan bagi kinerja

pencapaian kelompok.

Tahap 7: Penghargaan Kelompok

Setelah diperoleh hasil tes, kemudian dihitung skor

peningkatan individual berdasarkan selisih pemerolehan

skor tes terdahulu (skor dasar) dengan skor tes terakhir.

Berdasarkan skor peningkatan individual dihitung poin

perkembangan dengan menggunakan pedoman yang disusun oleh

Slavin (Nur Asma, 2006: 85) sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penghitungan Skor Perkembangan pada Belajar Kooperatif

Skor Tes Akhir Nilai PeningkatanLebih dari 10 poin di bawah

skor dasar

10 poin hingga 1 poin di bawah

skor

Skor awal hingga 10 poin di

5 poin

10 poin

20 poin

30 poin

30 poin

atas skor dasar

Lebih dari 10 poin di atas

skor dasar

Pekerjaan sempurna

Pemberian penghargaan kepada kelompok yang memperoleh

poin perkembangan kelompok tertinggi ditentukan dengan

rumus sebagai berikut.

Jumlah total perkembangan anggotaN1 = -------------------------------------------- Jumlah anggota kelompok yang ada

Keterangan:

N1 = Skor perkembangan kelompok

Berdasarkan poin perkembangan yang diperoleh terdapat

tiga tingkatan penghargaan yang diberikan yaitu:

Tabel 2.2 Tingkat Penghargaan Kelompok

Nilai rata-rata kelompok Penghargaan

5< x ≤ 15

15< x ≤ 25

25< x ≤ 30

Baik

Hebat

Super

d. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model STAD dalamMengajarkan Konsep Perambatan Bunyi

Pengajaran materi perambatan bunyi dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif model STAD dapat dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan Pembelajaran

a. Guru membuat Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan lembar

jawaban, serta lembar tes tentang topik perambatan

bunyi.

b. Menyiapkan alat peraga yang berhubungan dengan materi

pelajaran tentang perambatan bunyi

c. Menyiapkan lembar observasi kegiatan siswa dan guru

d. Membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing

kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa. Pembagian ini

dilakukan berdasarkan pada hasil tes siswa sebelumnya.

Setiap kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan

tinggi, sedang, rendah, jenis kelamin yang berbeda.

e. Menentukan skor dasar siswa

2. Penyajian Materi

Sebelum memulai materi, kepada siswa disampaikan

tujuan kelompok dan tes individual. Guru memberikan

motivasi pada siswa tentang pentingnya materi ini untuk

dipelajari. Kemudian mengingatkan siswa tentang materi

prasyarat yang berhubungan dengan perambatan bunyi.

Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan-

pertanyaan pada siswa. Selanjutnya, siswa diarahkan untuk

dapat menerima materi tentang perambatan bunyi.

3. Kegiatan Belajar Kelompok

Setelah penyajian materi, siswa duduk berdasarkan

kelompok yang telah dibagi guru sebelumnya. Siswa diminta

untuk mendiskusikan dalam kelompok tentang materi yang

diberikan dalam lembar kegiatan. Siswa diberitahukan bahwa

lembar kerja harus diisi dan dipelajari. Jika ada teman

kelompok mengalami kesulitan dalam memahami materi, siswa

tersebut menanyakan pada teman kelompoknya. Jika seluruh

anggota kelompok tidak menemui jawabannya, maka salah

seorang siswa dalam kelompok menanyakan pada guru.

Saat siswa berdiskusi dalam kelompok, guru

mengelilingi setiap kelompok untuk melihat perkembangan

siswa, membetulkan konsep siswa yang salah, dan mengecek

pemahaman anggota kelompok.

4. Pemeriksaan terhadap Hasil Kegiatan Kelompok

Setelah mengerjakan tugas kelompok, wakil dari setiap

kelompok diminta untuk mempersentasekan hasil kegiatan

kelompok di depan kelas. Pada tahap kegiatan ini

diharapkan terjadi interaksi antar anggota kelompok

penyaji dengan anggota kelompok lain untuk melengkapi

jawaban kelompok tersebut. Setelah kegiatan ini dilakukan

secara bergantian, guru memberikan kunci jawaban pada

setiap kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya serta

memperbaiki jika masih terdapat kesalahan-kesalahan.

5. Siswa Mengerjakan Soal-soal Tes secara Individual

Setelah kegiatan belajar kelompok, siswa diberi tes

secara individu. Hasil tes ini akan mempengaruhi skor

kelompok. Dalam kegiatan ini siswa tidak diperkenankan

bekerjasama. Masing-masing siswa menyumbang skor untuk

kelompok sesuai dengan kemajuan yang dicapai dalam tes,

dibanding dengan skor dasar yang dimiliki siswa.

6. Pemeriksaan Hasil Tes

Guru memasukan hasil tes siswa ke dalam daftar skor

peningkatan setiap individu. Peningkatan rata-rata skor

setiap individu merupakan sumbangan bagi kinerja

pencapaian kelompok.

7. Penghargaan Kelompok

Setelah skor tes ditentukan dan skor kelompok sudah

dihitung, maka guru memberikan penghargaan bagi kelompok

super dan kelompok hebat.

B. Kerangka Pikir

ASPEK GURU1. Kurang menggunakan

metode yang bervariasi 2. Kurang mengaktifkan

siswa

Berdasarkan kerangka teori yang mendasari pada

pelaksanaan penelitian untuk meningkatkan pemahaman siswa

terhadap konsep perambatan bunyi melalui pembelajaran

kooperatif model STAD di kelas IV SDN 3 Talaga II

kabupaten buton. Kegiatan pembelajaran kooperatif terdiri

dari tujuh tahap yaitu tahap persiapan pembelajaran,

penyajian materi, belajar dalam kelompok, memeriksa hasil

belajar kelompok, mengerjakan tes secara individu,

pemeriksaan tes, dan penghargaan kelompok. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada kerangka pikir seperti dalam

bagan 2.1 sebagai berikut: lihat dihalaman 32

Masalah Perambatan

ASPEK SISWA1. Kurang Memahami

konsep perambanbunyi

2. Kurang terlibat

Persiapan

Pembelajaran

- Materi pelajaran

- Menempatk

PenyajianMateri

- Menjelaskantujuanpembelajar

an- Memberikanmotivasiuntuk

Kegiatan BelajarKelompok

- Guru membagikanLKS dan menjelaskan peraturan belajar kelompok model STAD - Setiap siswa mendapat peran pemimpin anggota-anggota kelompoknya

Pemeriksaanhasil

belajarkelompok

- Setiap kelompok mempresentasekan hasil kegiatannya didepan kelas- Setiap anggota kelompok terjadi

Bagan 2.1 Kerangka Pikir Pembelajaran Kooperatif Model STAD dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa di Kelas IV SDN 3Talaga II Kabupaten ButonC. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika

menerapkan pembelajaran kooperatif model STAD. Maka, dapat

Mengerjakansoal secaraindividu

- Siswa menjawab soal tes, sesuai dengan

Pemeriksaan tes

individuGuru membuat daftar skorpeningkatanindividu,

Penghargaankelompok

- Kelompok memperolehnilai tinggimendapat hadiah

- kriteria baik,

Pembelajaran Kooperatif ModelSTAD

Pemahaman Belajar Siswaterhadap Perambatan Bunyi

meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep perambatan

bunyi di kelas IV SDN 3 Talaga II Kabupaten Buton.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Model Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitaitf,

yaitu penelitian yang dinyatakan dalam bentuk verbal dan

analisis tanpa menggunakan statistik.

Berdasarkan penelitian yang telah ditemukan, maka

penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif yang

diungkapkan Licon dan Guba (Moleong: 2001: 4-8) mempunyai

ciri-ciri yaitu: (1) latar alamih, (2) manusia sebagai

alat, (3) metode kualitatif, (4) analisis atau secara

induktif, (5) teori dan dasar, (6) deskriptif, (7) lebih

mementingkan proses dari pada hasil, (8) adanya: batas”

yang ditentukan oleh: fokus”, (9) adanya kriteria khusus

untuk keabsahan data, (10) desain yang bersifat sementara,

(11) hasil penelitian dirunding dan disepakati bersama.

Melalui pendekatan kualitatif ini untuk mengkaji apakah

upaya yang dilakukan guru dapat meningkatkan pemahaman

siswa melalui pembelajaran kooperatif di kelas IV SDN 3

Talaga II Kabupaten Buton.

B. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Talaga II

Kecamatan Talaga Raya Kabupaten buton pada bulan Mei Tahun

ajaran 2008. Dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang. Lokasi

penelitian ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan (1)

masih ditemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam

memahami konsep perambatan bunyi, (2) di sekolah ini belum

ada yang melakukan penelitian tindakan kelas yang

menggunakan Pembelajaran Kooperatif, (3) adanya dukungan

dari Kepala Sekolah dan guru terhadap pelakasanaan

penelitian ini, dan (4) merupakan sekolah binaan dari

lembaga tempat peneliti bekerja.

C. Faktor yang Diselidiki

Untuk memberikan pemecahan yang tepat terhadap

permasalahan penelitian yang dikemukakan maka ada beberapa

faktor yang akan diselidiki, yaitu:

a. Faktor siswa: yaitu dengan melihat apakah tingkat

kemampuan siswa pada pokok bahasan perambatan bunyi

berada dalam kategori rendah, sedang, dan tinggi?

b. Faktor guru: yaitu dengan melihat bagaimana

persiapan materi pelajaran yang relevan, dan kesesuaian

pembelajaran kooperatif STAD yang digunakan dalam

pembelajaran di kelas. Selain itu juga diamati apakah

proses pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan

rencana atau belum?.

c. Faktor sumber belajar: yaitu dengan memperhatikan

sumber pelajaran yang digunakan oleh guru apakah sudah

sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, demikian pula

latihan-latihan yang diberikan, apakah sudah berjenjang

sesuai dengan tingkat kemampuan siswa serta dengan

tujuan yang akan dicapai sesuai dengan pembelajaran

kooperatif yang digunakan.

D. Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas

Dalam penelitian ini direncanakan dua siklus

tindakan. Penelitian Tindakan Kelas, yaitu rancangan

penelitian berdaur ulang hal ini mengacu pada pendapat

(Suharsimi, 2007: 16) bahwa Penelitian Tindakan Kelas

terdiri atas empat komponen utama, yaitu (1) perencanaan

tindakan, (2) pelaksanaan Tindakan, (3) observasi, (4)

refleksi (perenungan)Perencana

an

Observasi

Refleksi

Pelaksanaan

Berhasil

SIKLUS I

Perencanaan

Refleksi

SIKLUS II Pelaksanaan

Observasi

Bagan 3.1. Alur pelaksanaan tindakan dalam Penelitian

Tindakan Kelas.

E. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti terlebih dahulu

melaksanakan tes awal berupa tes diagnostik untuk

mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan tindakan

disamping observasi. Observasi awal dilakukan untuk dapat

mengetahui ketetapan tindakan yang akan diberikan dalam

rangka meningkatkan pemahaman siswa.

Dari hasil evaluasi dan observasi awal, maka dalam

refleksi ditetapkan tindakan yang digunakan untuk

meningkatkan pemahaman siswa, yaitu melalui pembelajaran

dengan menggunakan pembelajaran kooperatif.

Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut, maka

dilaksanakanlah penelitian tindakan kelas dengan prosedur

secara terperinci adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1. Melaksnakan observasi awal untuk

menentukan model dan format penerapan tindakan pada

siklus 1.

2. Menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran.

3. Membuat skenario pembelajaran sesuai

dengan pembelajaran kooperatif beserta soal-saol tes

yang akan dibagikan kepada masing-masing siswa.

4. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS)

dibagikan kepada masing-masing kelompok.

5. Membuat lembar observasi guru dan siswa

untuk mengamati proses pembelajaran selama penerapan

tindakan Siklus I.

6. Membuat alat peraga.

7. Menyusun tes untuk mengukur hasil belajar

siswa selama tindakan penelitian diterapkan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario

pembelajaran yang telah disusun. Dalam skenario

pembelajaran harus menonjolkan tindakan yang ingin

diterapkan, yaitu pembelajaran kooperatif model STAD dan

keaktivan siswa dalam menerima pelajaran selama proses

pembelajaran berlangsung.

c. Observasi dan Evaluasi

Observasi dilakukan selama proses tindakan

berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah

disiapkan. Pengamatan dilakukan terhadap prilaku dan

aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan

dampak yang ditimbulkan dari prilaku guru terhadap siswa

selama proses pembelajaran dengan menggunakan langkah-

langkah pembelajaran kooperatif model STAD. Evaluasi

dilaksanakan pada setiap akhir siklus pelaksanaan

tindakan. Evaluasi tersebut ditunjukan untuk mengetahui

ada atau tidak adanya peningkatan pemahaman siswa pada

pokok bahasan permbatan bunyi yang diajarkan. Alat

evaluasi yang digunakan adalah tes hasil belajar yang

disusun oleh peneliti. Jika semua siswa memperoleh nilai

7,0 maka tindakan dianggap telah berhasil dilaksanakan.

Untuk menindak lanjuti hasil pengamatan dilakukan

wawancara terhadap subjek penelitian.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisis data,

baik data observasi maupun data hasil evaluasi. Peneliti

bersama guru kelas menganalisis dan merenungkan hasil

tindakan I. Refleksi yang akan digunakan sebagai bahan

pertimbangan apakah kriteria yang telah ditetapkan

tercapai atau belum. Jika telah berhasil maka siklus

tindakan berakhir atau tidak berlanjut kesiklus

berikutnya. Tetapi sebaliknya jika belum berhasil, maka

peneliti melanjutkan kesiklus berikutnya dengan

memperbaiki kinerja pembelajaran pada tindakan berikutnya

dan seterusnya sampai berhasil yang telah ditetapkan.

Kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap dalam

siklus II adalah sama dengan kegiatan pada siklus I.

Perubahan yang mendasar adalah pada jenis tindakan yang

diberikan sebagaimana sudah dikemukakan sebelumnya,

rencana tindakan pada siklus II disusun berdasarkan hasil

Refleksi dan analisis data pada siklus I.

F. Data dan Sumber Data

1. Data

Data dalam penelitian ini berupa hasil pekerjaan

siswa terhadap soal yang diberikan yang meliputi: (1) tes

awal sebelum tindakan dan tes pada setiap akhir tindakan,

(2) hasil wawancara dengan subjek penelitian dan guru mata

pelajaran IPA, (3) hasil observasi selama proses

pembelajaran berlangsung, dan (4) hasil catatan lapangan

tentang kegiatan penelitian dan kegiatan siswa selama

dilakukan kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan

tindakan.

2. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas IV SDN 3 Talaga II kabupaten buton yang berjumlah 20

orang siswa. Dengan jumlah siswa laki-laki dan perempuan

sebanyak 10 orang.

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

dilakukan dengan tes, wawancara, pengamatan, dan catatan

lapangan keempat teknik tersebut adalah diuraikan sebagai

berikut:

1. Tes dilakukan untuk mengumpul

informasi tentang pemahaman siswa terhadap pembelajaran

perambatan bunyi melalui benda cair dan benda padat.

Tes dilaksanakan pada awal penelitian pada setiap akhir

setelah diberikan serangkaian tindakan.

2. Wawancara dilaksanakan dengan subjek

penelitian pada setiap akhir pembelajaran dan direkam,

yang akan digunakan sebagai bahan refleksi untuk

tindakan selanjutnya. Wawancara dimaksud untuk (a)

mengetahui secara lebih mendalam terhadap latar

kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal-

soal tersebut, (b) mengetahui sejauhmana siswa telah

benar-benar menunjukan kinerja yang diharapkan.

3. Pengamatan difokuskan untuk segala

aktifitas siswa terlibat aktif dalam pelaksanaan

tindakan, peneliti yang mengajar guru kelas IV dan guru

mata pelajaran IPA sebagai teman sejawat.

4. Catatan lapangan bertujuan untuk

melengkapi data hasil wawancara dan observasi catatan

ini memuat interaksi siswa dan guru selama pembelajaran

kooperatif dan perencanaan pembelajaran yang telah

tersusun.

H. Validasi Data.

Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini

akan dilakukan dengan tiga cara yaitu:

1. Ketekunan pengamat, sejak awal

pengamatan sampai dengan akhir penelitian.

2. Triangulasi, dalam hal ini adalah

triangulasi sumber yaitu dengan membandingkan data

hasil tes, wawancara, observasi dan catatan lapangan.

3. Diskusi secara intensif dengan guru

kelas IV dan guru mata pelajaran IPA, dan pembimbing

baik pada awal, selama dan akhir pengumpulan data

(Moleong, 2001: 177-179).

I. Analisis Data.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh

data yang terjadi dari berbagai sumber yaitu hasil

pengamatan, wawancara, catatan lapangan dengan indikator

keberhasilan yang ditetapkan pada tahap refleksi dari

siklus penelitian (Moleong, 2001: 165).

Mengacu dari pendapat tersebut, data dalam penelitian

ini dianalisis secara kualitatif, meliputi 3 alur yaitu

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

(Miles & Huberman, 1992: 160) data yang diperoleh melalui

perangkat pengumpulan data akan dianalisis dan selanjutnya

direduksi secara sistematis. Data tereduksi ini akan

disajikan secara terorganisir untuk dilakukan penarikan

kesimpulan.

J. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan ini

meliputi indikator proses dan hasil dalam penerapan

pembelajaran kooperatif model STAD. Dari segi proses

ditandai dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

baik dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas sesuai

dengan rencana dan memenuhi tahap-tahap pembelajaran

kooperatif model STAD dan hasil evaluasi pemahaman siswa

jika semua siswa kelas IV SDN 3 Talaga II kabupaten buton

memperoleh nilai 7,0. maka siklus berikutnya tidak

dilanjutkan lagi karena indikator keberhasilan telah

tercapai. Sesuai dengan kriteria standar yang diungkapkan

Nurkancana (1986: 39) sebagai berikut:

Tingkat penguasaan 90% - 100% dikategorikan sangat

tinggi, 80% - 89% dikategorikan tinggi, 65% - 79%

dikategorikan sedang, 55% - 64% dikategorikan rendah, dan

0% - 54% dikategorikan sangat rendah.

BAB IV

PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bagian ini dipaparkan data dan temuan hasil

tindakan pembelajaran perambatan bunyi melalui

pembelajaran kooperatif model STAD. Data tindakan, temuan

dan refleksi diperoleh melalui hasil pengamatan, catatan

lapangan, wawancara, dan hasil evaluasi siswa. Data

setiap siklus dipaparkan secara terpisah. Paparan yang

dimaksud adalah tindakan aktifitas guru dan siswa yaitu

(1) paparan data sebelum tindakan, (2) paparan data

tindakan, (3) paparan data tindakan siklus I, (4) paparan

data tindakan siklus II. Hal ini bertujuan untuk melihat

perkembangan alur setiap siklus.

A. Paparan Data

1. Paparan Data sebelum Tindakan

Pada hari selasa, 29 April 2008 peneliti menemui

kepala sekolah. Untuk melakukan koordinasi agar diizinkan

untuk melaksanakan penelitian pada sekolah yang

dipimpinya. Hasil koordinasi ternyata diizinkan peneliti

untuk melaksanakan penelitian pada sekolah tersebut.

Selanjutnya kepala sekolah menyerahkan sepenuhnya

pada guru kelas IV dan guru mata pelajaran IPA untuk

membicarakan rencana selanjutnya. Peneliti langsung

menemui guru kelas IV dan guru mata pelajaran IPA karena

mereka untuk dijadikan teman sejawat dalam melakukan

observasi mereka berdiskusi dan langsung menetapkan

jadwal pelaksanaan tes awal dan rencana pelaksanaan

tindakan siklus I.

Dalam diskusi antara peneliti, guru kelas IV dan

guru mata pelajaran IPA disepakati bahwa tes awal

dilaksanakan pada hari Kamis, Tanggal 1 Mei 2008 pukul

10.5–10.50 WITA. Tes awal diikuti oleh semua siswa kelas

IV SDN 3 Talaga II kabupaten buton yang berjumlah

sebanyak 20 orang siswa. Pada pelaksanaan tes awal

peneliti dibantu oleh guru pendais berhubung guru kelas

IV dan guru mata pelajaran IPA menghadiri rapat di bau-

bau. Tes awal dapat dilihat pada lampian 1.

Pada hari Selasa, Tanggal 6 Mei 2008 peneliti

membicarakan hasil tes awal dengan guru kelas IV dan guru

mata pelajaran IPA untuk menentukan seluruh siswa kelas

IV sebagai subjek penelitian. Pada kesempatan yang sama

disepakati juga bahwa pelaksanaan Siklus I dimulai pada

hari Jumat, Tanggal 9 Mei 2008. Setelah tes awal

dilaksanakan, hasil pekerjaan siswa dikoreksi untuk

membentuk kelompok-kelompok. Berdasarkan dari tes awal

yang diperoleh siswa selanjutnya dimasukan dalam

pembentukan kelompok STAD. Dari kelompok tersebut dapat

dilihat pada kelompok mana seorang siswa berada.

Berdasarkan pembentukan kelompok diperoleh 5 kelompok

yang masing-masing beranggotakan 4 orang siswa.

Sesuai cara pembentukan kelompok STAD, siswa yang

berkemampuan rendah akan berkelompok dengan siswa yang

berkemampuan tinggi, serta ditambahkan dengan 2 orang

siswa yang berkemampuan sedang dan rendah. Pembentukan

kelompok juga didasarkan atas jenis kelamin yang terdiri

atas 2 orang siswa laki-laki dan 2 orang siswa perempuan,

karena siswa laki-laki dan perempuan berjumlah 10 orang.

Berdasarkan hasil tes awal diperoleh data bahwa

hampir semua siswa masih melakukan kesalahan dalam

menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Disimpulkan bahwa

belum memahami materi prasyarat dan perlu untuk

mengingatkan siswa tentang materi prasyarat. Hasil tes

awal dapat dilihat pada lampiran 8.

Maka langkah selanjutnya peneliti mempersiapkan

bahan dan alat untuk mengajar dan memberikan lembar

observasi kepada guru kelas untuk diketahui dan

dipelajari sebagai dasar untuk melakukan pengamatan

selama penelitian berlangsung. Hal ini dimaksudkan, untuk

memberi kesempatan kepada guru untuk mendiskusikan hal-

hal yang kurang jelas yang ada pada persiapan mengajar

dan lembar pengamatan sebelum Siklus I diberikan.

Untuk mengamati aktifitas guru (peneliti) dan siswa

pembelajaran digunakan lembar pengamatan. Lembar

pengamatan dapat dilihat pada lampiran 13 pengamatan

terhadap kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini

melibatkan dua orang pengamat yaitu guru kelas IV dan

guru mata pelajaran IPA.

1. Paparan Data Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran, peneliti

bertindak sebagai guru. Tahap-tahap pembelajaran setiap

tindakan disesuaikan dengan tahap-tahap pembelajaran yang

berdasarkan pada belajar kooperatif model STAD yaitu

tahap persiapan pembelajaran, penyajian materi, kegiatan

belajar kelompok, pemeriksaan hasil kegiatan kelompok,

mengerjakan soal-soal tes secara individu, pemeriksaan

hasil tes individu, dan penghargaan kelompok.

Paparan pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman

siswa terhadap perambatan bunyi melalui pembelajaran

kooperatif model STAD. Adapun rincian setiap tindakan

pembelajaran adalah sebagai berikut: pelaksanaan belajar

kooperatif model STAD pada pembelajaran perambatan bunyi

melalui benda cair dan benda padat disajikan satu kali

tindakan pembelajaran. Adapun rincian setiap tindakan

pembelajaran adalah :

2. Paparan Data Tindakan Siklus 1

Kegiatan yang dilakukan pada tindakan siklus 1

meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi. Paparan data tersebut diperoleh melalui hasil

pengamatan aktifitas guru dan siswa selama pembelajaran

berlangsung. Dalam proses pembelajaran perambatan bunyi

melalui pembelajaran kooperatif diarahkan siswa pada

tingkat keantusiasan siswa mengikuti pembelajaran

perambatan bunyi baik dalam diskusi kelompok maupun

diskusi kelas serta pemahaman menjawab soal tes tertulis.

Masing-masing diuraikan sebagai berikut :

a. Perencanaan

Materi pembelajaran yang dilaksanakan pada tindakan

siklus I adalah pembelajaran perambatan bunyi melalui

benda cair dan benda padat. Pada awal pembelajaran siswa

diingatkan kembali macam-macam bunyi. Pembelajaran

tindakan siklus 1 dilaksanakan dalam satu kali pertemuan

dengan alokasi waktu 2X35 menit.

Tujuan umum pembelajaran adalah mendeskripsikan

energi panas dan energi bunyi yang terdapat dilingkungan

sekitar serta sifat-sifatnya sedangkan tujuan khusus

pembelajaran adalah (1) siswa dapat menyebutkan contoh

benda cair dan benda padat, (2) siswa dapat menjelaskan

proses terjadinya perambatan bunyi melalui benda cair dan

benda padat, (3) siswa menjelaskan mengapa bunyi dapat

merambat, (4) siswa dapat membuktikan bahwa bunyi dapat

merambat melalui benda cair dan benda padat dengan

melakukan percobaan.

Evaluasi yang diberikan adalah memberikan tes secara

lisan dan tertulis. Secara lisan siswa diberi pertanyaan

yang berhubungan dengan perambatan bunyi sedangkan secara

tertulis diberi pertanyaan berdasar hasil prakteknya

dalam membuktikan bahwa bunyi dapat merambat melalui

benda cair dan benda padat.

Sesuai dengan tahapan pelaksanaan belajar kooperatif

model STAD, pelaksanaan tindakan dimulai dengan penyajian

materi perambatan bunyi melalui benda cair dan benda

padat yang dilakukan secara klasikal. Dalam persiapan

pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti adalah (1)

merancang materi sedemikian rupa untuk pembelajaran

secara berkelompok, (2) menempatkan siswa kedalam

kelompok, (3) menentukan skor berdasarkan kemampuan

akademikya sehingga ada yang berkemampuan tinggi, sedang,

dan rendah. Selain itu berimbang menurut jenis kelamin.

Skor dasar diambil dari hasil tes pengetahuan awal siswa.

Selama pelaksanaan penyajian materi, guru kelas IV dan

guru mata pelajaran IPA dijadikan teman sejawat mengamati

jalannya pembelajaran. Materi yang disajikan adalah

membuktikan bahwa bunyi dapat merambat melalui benda cair

dan benda padat dengan menggunakan alat peraga dari

baskom, 2 buah batu, air serta pensil/mistar dan meja.

Adapun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 1) dapat

dilihat pada lampiran 2

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran perambatan bunyi melalui

benda cair dan benda padat dengan model STAD di kelas IV

SDN 3 Talaga II untuk Siklus 1 dilaksanakan pada hari

jumat, 9 Mei 2008 pukul 7.30 – 8. 40 WITA. Yang dihadiri

20 orang siswa. Mengawali tindakan pembelajaran ini

peneliti mengucapkan salam, kemudian menyampaikan topik

yang akan dipelajari yaitu perambatan bunyi, dan

menyampaikan tujuan yang ingin dicapai. Aktivitas

tindakan guru dan siswa dalam kegiatan awal seperti

tampak dalam dialog sebagai berikut :

Guru : Assalamu Alaikum Warahmatullahi WabarakatuSiswa : Waalaikum Salam.Guru : Anak-anak hari ini kita akan mempelajari tentang

perambatan bunyi. Tujuan pembelajaran kita hari iniadalah dapat menyebutkan contoh benda cair danbenda padat, siswa dapat menjelaskan prosesterjadinya perambatan bunyi melalui benda cair danbenda padat, dan siswa dapat membuktikan bahwabunyi dapat merambat melalui benda cair dan bendapadat melalui percobaan. Apakah kalian masih ingattentang contoh benda cair dan benda padat ?

Siswa : Ingat Bu….. (serentak menjawab).Siswa : Air, batu, kayu, dan lain-lain (serentakmenjawab)Guru : Ternyata kalian masih ingat semua. Perhatikan di

depan Ibu ada baskom yang berisi air dan keduatangan Ibu memegang batu. Sekarang sebelum Ibu akanmenjelaskan proses terjadinya perambatan bunyimelalui benda cair dan benda padat. Ibu akanbertanya pada kalian, jelaskan proses terjadinyaperambatan bunyi melalui benda cair dan bendapadat?

Siswa : Diam sejenak berpikir.Siswa : Membuka buku bacaan yang ada di depannya

masing-masing

Guru : Mengapa diam? Ungkapkan saja apa yang ada dalampikiran kalian. Bunyi yang kita dengar sehari-hariadalah bunyi mobil, petir, gendang apa biladimainkan akan menghasilkan bunyi.

Geri : Proses terjadinya perambatan bunyi melalui bendacair batu dibuang dalam air akan tenggelam danbergelombang dan proses terjadinya benda padat batudibuang kena benda akan berbunyi dan bergetar.

Guru : Iya. Ada yang lain?Azwan : Proses terjadinya perambatan bunyi kedua batu

kita pegang dan kita tumbukan dalam air sedangkanproses terjadinya perambatan bunyi melalui bendapadat apabila pensil diketuk dimeja akan bergetardan berbunyi.

Guru : Iya bagus jawabannya hampir semuanya benar. Ibuakan menyimpulkan dari jawaban temanmu. Prosesperambatan bunyi melalui benda cair apabila keduabatu itu kita tumbukan dalam air akan mengeluarkanbunyi dan bunyi tersebut dapat merambat karenaadanya getaran dan terdengar sampai ketelinga kitakarna adanya udara sedangkan bunyi dapat merambatmelalui benda padat apabila pensil atau bendaapasaja diketuk pada benda yang berat akanmengeluarkan bunyi. Bunyi tersebut menghasilkansuatu getaran. Dan getarannya sampai ketelinga kitakarna adanya udara.

Guru :sudah paham ?Siswa : (menjawab serentak) sudah Bu……..Guru :Masih ada pertanyaan?Siswa : Ada Bu……….. (serentak menjawab) Guru : Baiklah. Karena kalian sudah mengerti apa yang

baru kita pelajari, kita lanjutkan kegiatan padabelajar kelompok sesuai dengan kelompok yang telahkita sepakati bersama. Nah, sekarang duduk sesuaidengan kelompoknya masing-masing.

Siswa : Sudah Bu!

Pembelajaran memasuki tahap kegiatan STAD

selanjutnya yang merupakan kegiatan terpenting yaitu

pembelajaran kelompok. Sebelum memulai belajar dalam

kelompok, guru terlebih dahulu memberi kesempatan kepada

siswa untuk bersosialisa dengan kelompoknya. Kesempatan

ini juga dimanfaatkan peneliti untuk mengetahui

kemungkinan pertentangan yang timbul dalam kelompok. Dari

hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap

kelompok penelitian ternyata tidak ditemukan pertentangan

yang dapat mengakibatkan kelompok tidak dapat kerjasama.

Masing-masing kelompok diberi Lembar Kerja Siswa

(aktifitas 1) dengan materi perambatan bunyi melalui

benda cair dan benda padat. Anggota kelompok mengerjakan

tugas sesuai dengan LKS yang diberikan dan menggunakan

kelengkapan yang ada sesuai dengan materi yang

ditentukan. Kelompok bekerja sesuai dengan prosedur serta

melengkapi kalimat yang ada pada LKS dan akhirnya mereka

dapat membuktikan bahwa bunyi dapat merambat melalui

benda cair dan benda padat dengan menggunakan alat peraga

dari batu, baskom, air pensil/mistar dan meja serta dapat

menyelesaikan soal yang ada pada LKS.

Belajar dalam kelompok lebih kurang 30 menit. Selama

kegiatan peneliti dan dua orang pengamat mengamati,

mendengarkan, dan mencatat semua aktifitas yang dilakukan

siswa dalam kelompok selama menyelesaikan LKS (Aktifitas

1). Berdasarkan hasil pengamatan, dan catatan peneliti

selama melakukan diskusi menyelesaikan LKS dapat

dianalisis beberapa hal sebagai berikut:

a. Masing-masing kelompok terjadi

pembagian kerja secara bergantian, satu orang siswa

melakukan percobaan membuktikan bahwa bunyi dapat

merambat melalui benda cair dan benda padat dengan

menggunakan alat peraga yang peneliti sediakan, siswa

yang lain mendengarkan percobaan yang dilakukan

temannya.

b. Masing-masing siswa berlomba-

lomba melakukan percobaan.

c. Siswa kelihatan senang dalam

melakukan percobaan merasa mengikuti pembelajaran

sambil bermain.

d. Semua siswa kelihatan antusias

dalam mengutak-katik alat peraga.

e. Semua siswa berperan dalam

diskusi kelompok untuk menyelesaikan LKS yang diberikan

dan saling membantu dalam kegiatan yang ada pada LKS.

f. Seluruh siswa mempunyai

keterlibatan yang sama dalam menyelesaikan tugas selama

belajar kelompok.

g. Keinginan untuk mencapai

kesuksesan kelompok juga tampak, dimana antar anggota

saling mengingatkan jika ada anggota kelompok yang

tidak bersungguh-sungguh belajar.

Untuk memastikan hasil yang diperoleh dari kegiatan

belajar kooperatif model STAD. Setelah siswa selesai

belajar kelompok guru membagikan soal tes formatif I

masing-masing siswa dikerjakan secara individu tidak

boleh kerjasama. Soal yang diberikan berbentuk essay.

Materi tes ekuivalen dengan materi waktu belajar

kelompok. Soal tes individu (tes formatif 1) ini dapat

dilihat pada lampiran 6.

c. Hasil Observasi Tindakan Siklus 1

Keberhasilan tindakan siklus I diamati selama proses

pelaksanaan tindakan dan setelah tindakan. Fokus

pengamatan adalah tindakan guru dan siswa dengan

menggunakan lembar observasi. Adapun kedua pengamat

melaporkan bahwa peneliti dalam pembelajaran tindakan

siklus I telah melaksanakan tugas sebagai berikut :

1. Kegiatan Awal.

a. Peneliti mengawali pertemuan

dengan mengucapkan salam kepada siswa.

b. Peneliti menyampaikan materi

yang akan dibahas dan menginformasikan tujuan

pembelajaran serta menjelaskan materi yang mendukung

tugas yang akan diselesaikan dalam kelompok

c. Peneliti memunculkan rasa ingin

tahu/ memotivasi siswa

d. Peneliti menggali pengetahuan

prasyarat yang dimiliki siswa sesuai dengan topik

yang dibahas. Tentang materi prasyarat ini masih ada

sebagian siswa yang belum paham sehingga peneliti

coba mengingatkan kembali.

2. Kegiatan Inti

a. Peneliti menjelaskan materi

pelajaran dan memberikan contoh dengan menggunakan

alat peraga yang telah disediakan.

b. Peneliti membagikan LKS.

Masing-masing siswa bekerja dalam kelompok yang

sudah ditentukan sebelumnya dan mendiskudikan secara

berkelompok apa yang baru dilakukan.

c. Dalam kegiatan diskusi

kelompok masih ditemukan siswa melakukan pekerjaan

lain selama kegiatan berlangsung.

d. Dalam diskusi kelompok

siswa tidak memiliki keberanian mengemukakan

pendapat/ide yang diperolehya. Jika tidak diminta

oleh peneliti.

e. Peneliti mengelilingi,

mengamati dan sekali singgah pada setiap kelompok

h. Peneliti mendorong siswa agar meminta bantuan kepada

teman kelompok sebelum meminta bantuan kepada guru.

i. Peneliti

memberi bantuan kepada kelompok yang mengalami

kesulitan dalam mengejakan soal dalam LKS.

j. Wakil dari masing-masing kelompok melaporkan hasil

pekerjaannya di depan kelas secara bergantian.

k. Peneliti membagikan tes kepada siswa secara

individu. Pada saat mengerjakan tes teman sekelompok

tidak boleh membantu.

l. Pemeriksaan hasil tes formatif setelah pembelajaran

berakhir.

m. Peneliti tidak efisien dalam penggunaan waktu. Waktu

yang direncanakan untuk belajar kelompok 30 menit

memakan waktu 45 menit.

n. Peneliti memberi penghargaan dari 5 kelompok 3

kelompok yang berhak mendapat penghargaan yang

memperoleh poin tertinggi sesuai dengan tingkat

penghargaan yang telah ditentukan yaitu super.

3. Kegiatan Akhir

a. Peneliti meminta siswa membuat rangkuman materi

pembelajaran perambatan bunyi dengan sub pokok bahasan

perambatan bunyi melalui benda cair dan benda padat.

b. Peneliti memotivasi siswa

c. Peneliti mengajak siswa berdoa

Terhadap kegiatan siswa, pengamat melaporkan sebagai

berikut :

1. Siswa aktif dalam

menggunakan alat peraga

2. Sebagian siswa kurang

memperhatikan penjelasan guru ataupun teman

kelompoknya, bahkan masih ada siswa mengerjakan

pekerjaan lain pada saat diskusi kelompok maupun

diskusi kelas yang sedang berlangsung.

3. Siswa dapat membuktikan

bahwa bunyi dapat merambat melalui benda cair dan

benda padat sesuai dengan langkah-langkah yang ada

dalam LKS.

4. Belum berani mengemukakan

pendapat/ide yang diperoleh sehingga dalam kegiatan

belajar kelompok lebih banyak diam.

5. Siswa memberi respon senang

dan merupakan hal yang baru terhadap proses

pembelajaran, cara belajar, cara guru mengajar serta

suasana kelas yag menyenangkan.

d. Hasil Wawancara

. Pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran 16

kegiatan wawancara dilakukan pada seluruh siswa kelas IV

setelah pemberian tes akhir. Analisis Pelaksanaan

wawancara bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa

terhadap materi perambatan bunyi melalui pembelajaran

kooperatif. Oleh karena itu pertanyaan dalam format

wawancara berorientasi pada proses berlangsungnya

pembelajaran, mengerjakan LKS, dan tes akhir. Tindakan

wawancara dengan seluruh siswa terangkum sebagai

berikut :

1. Siswa dapat menjelaskan jawaban

pada LKS dan tes akhir dengan benar. Meskipun pada

pelaksanaan tes masih ada siswa yang melakukan

kesalahan menjawab soal, tetapi pada saat dilakukan

wawancara dapat menyadari kesalahan yang diperbuat dan

selanjutnya menyadari letak kesalahan yang

dilakukannya.

2. Semua siswa menyatakan bahwa belajar secara kelompok

lebih mereka suka dari pada dibanding belajar sendiri.

Alasan yang diberikan subjek penelitian adalah kalau

tidak tahu menjawab soal bisa bertanya sama teman

kelompoknya, karena mereka jarang sekali belajar

kelompok, apalagi belajar melakukan praktek, mereka

senang belajar secara bersama menjawab soal-soal yang

ada pada LKS.

3. Siswa mengalami sedikit kesulitan dalam menyelesaikan

soal-soal. Soal dalam LKS dan tes yang memiliki kata

kesimpulan. Hal ini disebabkan kurang memahami Bahasa

Indonesia.

4. Semua siswa senang mengikuti langkah-langkah

pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.

e. Analisis dan Refleksi Siklus 1

Tindakan Siklus 1 difokuskan pada pembelajaran

perambatan bunyi melalui benda cair dan benda padat.

Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan belajar

kooperatif model STAD. Untuk memperoleh data tentang

pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan pengamatan,

wawancara, tes, dan catatan lapangan. Hasil pengamatan,

wawancara, tes, dan catatan lapangan selama pelaksanaan

tindakan dianalisis dan didiskusikan dengan pengamat

sehingga diperoleh hal-hal sebagai berikut.

1. Penyajian pada tahap presentase untuk meragakan

perambatan bunyi melalui benda cair dan benda padat

dengan menggunakan alat peraga berupa baskom, air, batu

serta pensil/mistar dan meja berjalan sebagaimana yang

telah direncanakan. Untuk belajar dalam kelompok waktu

yang telah disiapkan untuk kegiatan belum cukup yang

direncanakan 30 menit memakan waktu 45 menit.

2. Siswa merasa senang mengerjakan LKS dengan alat

peraga yang telah disiapkan oleh peneliti yang

sebelumnya tidak pernah diberikan.

3. Penggunaan alat peraga baskom, batu air,

pensil/mistar dan meja sangat menarik perhatian siswa

karena belajar sambil bermain dan memudahkan untuk

memahami konsep yang dipelajari.

4. Pada saat siswa diminta melakukan percobaan untuk

membuktikan bahwa bunyi dapat merambat melalui benda

cair dan benda padat, siswa tidak mengalami kesulitan

walaupun hal ini baru pertama kali dilakukan. Siswa

tidak memerlukan bantuan dari peneliti untuk melakukan

percobaan tersebut.

5. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan

soal. Soal yang ada pada tes dan LKS yang memiliki kata

kesimpulan belum terlalu paham arti tentang kesimpulan.

Hal ini disebabkan kurang memahami Bahasa Indonesia

6. Masih ditemukan siswa melakukan pekerjaan lain saat

diskusi kelompok berlangsung.

7. Siswa belum memiliki keberanian mengemukakan

ide/pendapat baik dalam diskusi kelompok maupun diskusi

kelas.

8. Berdasarkan hasil tes tindakan siklus I secara

keseluruhan siswa dalam kelas dikategorikan siswa telah

memperoleh pemahaman tentang konsep perambatan bunyi.

Namun belum sesuai dengan harapan peneliti. Maka,

pembelajaran belum berhasil berdasarkan indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan analisis dan refleksi di atas dapat

mengacu kepada indikator keberhasilan yang ditetapkan,

maka disimpulkan bahwa pembelajaran masih belum berhasil.

Dengan demikian tujuan pembelajaran belum tercapai. Oleh

karena itu materi ini perlu diulang pada tindakan siklus

II dengan beberapa penyempurnaan sebagai berikut.

a. Peneliti harus memperhatikan pengelolaan kelas.

Sehingga siswa tidak mengerjakan pekerjaan lain dalam

proses pembelajaran

b. Peneliti harus menggunakan metode bervariasi dalam

proses pembelajaran sehingga dengan mudah memotivasi

siswa.

c. Peneliti lebih memperjelas arti kata kesimpulan dengan

bahasa daerah sendiri karena siswa kurang memahami

Bahasa Indonesia sehingga membuat siswa mengalami

kesulitan dalam menyelesaikan soal.

d. Peneliti hendaknya dapat mengelola waktu secara

efisien.

4. Paparan Data Tindakan Siklus II

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Materi pembelajaran yang dilaksanakan pada tindakan

siklus II adalah sama halnya pada pembelajaran tindakan

siklus I yaitu pembelajaran perambatan bunyi melalui

benda cair dan benda padat. Pada awal pembelajaran siswa

diingatkan kembali tentang materi prasyarat. Pembelajaran

tindakan siklus II diberikan agar dapat membuktikan

bahwa bunyi dapat merambat melalui benda cair dan benda

padat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan

alokasi waktu 2X35 menit.

Tujuan umum pembelajaran adalah mendeskripsikan

energi panas dan energi bunyi yang terdapat dilingkungan

sekitar serta sifat-sifatnya sedangkan tujuan khusus

pembelajaran adalah (1) siswa dapat menyebutkan contoh

benda cair dan benda padat, (2) siswa dapat menjelaskan

proses terjadinya perambatan bunyi melalui benda cair dan

bneda padat, dan (3) siswa dapat membuktikan bahwa bunyi

dapat merambat melalui benda cair dan benda padat dengan

melakukan percobaan .

Dalam rencana pembelajaran selain tujuan umum dan

tujuan khusus pembelajaran juga memuat materi

pembelajaran, materi prasyarat, alat dan sumber serta

kegiatan pembelajaran. Selengkapnya (RPP II) dapat

dilihat pada lampiran 3.

Seperti pada tindakan siklus I, dalam pelaksanaan

siklus II kedua pengamat melakukan pengamatan sesuai

lembar pengamatan yang disiapkan peneliti. Peneliti juga

menyediakan LKS (Aktifitas II).

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Jumat,

23 Mei 2008 mulai pukul 10.45 – 11.55 WITA. Pembelajaran

pada Siklus II berlangsung selama 70 menit. Peneliti

tetap sebagai guru seperti halnya dalam siklus I.

Peneliti memulai pembelajaran dengan mengucapkan

salam dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai, dan menggali pengetahuan awal siswa tentang

materi perambatan bunyi.

Selanjutnya pembelajaran kegiatan ini dengan materi

perambatan bunyi. Aktivitas tindakan guru dan siswa dalam

kegiatan awal seperti tampak dalam dialog sebagai berikut

:

Guru : Assalamu Alaikum Warahmatullahi WabarakatuSiswa : Waalaikum Salam.Guru : Anak-anak kemarin kalian sudah belajar tentang

perambatan bunyi. Sebelum menjelaskan materi. Ibumau bertanya siapa yang tahu diantara kalian artikesimpulan?

Siswa : Semuanya diamGuru : Baiklah Ibu akan mengartikan kata kesimpulan

dengan bahasa daerah kita. Jadi semua dengarkanbaik-baik. Sudah paham ?

Siswa : Sudah Bu ……….. (serentak menjawab)Guru : Iya, bagus coba Musrika Musri : Kesimpulan adalah pendapat atau jawaban kita

sendiriLeli : Kesimpulan adalah jawaban yang dikumpulkan

menjadi satu.Guru : Bagus semua jawabannya temanmu. Kalau yang lain

sudah mengerti semua.Siswa : Sudah, Bu …………. (menjawab serentak)Guru : Baiklah kalau sudah mengerti semua jadi,

kesimpulan adalah rangkuman dari beberapa jawabandisatukan menjadi satu jawaban. Sekarang kitalanjutkan dengan pelajaran kita tentang perambatanbunyi melalui benda cair dan benda padat. SebelumIbu menjelaskan akan bertanya pada kalian. Sebutkancontoh benda cair dan benda padat!

Siswa : (Menjawab serentak) air, es, batu, kayu, pensil,folpen.

Guru : Pintar, sekarang perhatikan di depan Ibu adabaskom yang berisi air dan kedua tangan Ibumemegang batu. Sebelum Ibu akan menjelaskan prosesterjadinya perambatan bunyi melalui benda cair dan

benda padat. Ibu akan bertanya pada kalian, siapayang bisa menjelaskan?

Siswa : Diam sejenak berpikir.Siswa : Membuka buku bacaan yang ada di depannya

masing-masing Rilang: Proses terjadinya perambatan bunyi melalui benda

cair batu dibuang dalam air akan tenggelam danbergelombang sedangkan benda padat papan diketukakan berbunyi dan bergetar, merambat karena adagetaran

Guru : Apakah jawabannya, Rilang sudah benar?Siswa : Belum (serentak menjawab)Rasul : Proses terjadinya perambatan bunyi kedua batu

kita pegang dan kita tumbukan dalam air sedangkanbenda padat meja dipukul akan berbunyi danbergetar..

Guru : Yang lainnya?Siswa : Sama, Bu (serentak menjawab)Guru : Iya bagus jawabannya hampir semuanya benar. Ibu

akan menyimpulkan jawaban dari temanmu. Prosesterjadinya perambatan bunyi melalui benda cairapabila kedua batu ditumbukan kedalam baskom yangberisi air akan mengeluarkan bunyi. bunyi tersebutmenghasilkan getaran dan getarannya merambantsampai terdengar ketelinga kita karna adanya udarasedangkan proses terjadinya perambatan bunyimelalui benda padat. Apabila pensil atau bendaapasaja diketuk pada benda yang berat akanmengeluarkan bunyi. Bunyi tersebut menghasilkansuatu getaran. Dan getarannya sampai ketelinga kitakarna adanya udara. Apakah sudah mengerti?

Siswa : Sudah Bu (serentak menjawab)Guru : Bagus semua sudah mengerti. Baiklah kalau tidak

ada pertanyaan, sekarang kalian duduk sesuaikelompok yang sudah ada, kita kembali belajar dalamkelompok untuk mengerjakan LKS (aktifitas II).

Dari dialog di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa

sudah memahami materi perambatan bunyi yang merupakan

materi prasyarat untuk mengajarkan perambatan bunyi

melalui benda cair dan benda padat dan sudah memahami

arti kata kesimpulan.

Memasuki tahap kegiatan STAD yang merupakan kegiatan

inti yang penting yaitu siswa bekerja dalam kelompok dan

setiap anggota kelompok diberi LKS (Aktifitas II) dengan

materi pembelajaran perambatan bunyi melalui benda cair

dan benda padat. Anggota kelompok mengerjakan tugasnya

sesuai dengan LKS yang diberikan dengan menggunakan alat

peraga yang disediakan oleh peneliti berupa baskom, air,

batu pensil/mistar dan meja siswa.

Kelompok akan bekerja sesuai dengan prosedur serta

melengkapi kalimat yang ada pada LKS. Peneliti memberikan

dorongan kepada siswa untuk meminta bantuan kepada teman

kelompoknya sebelum bertanya kepada guru dan selama

kegiatan berlangsung peneliti mengelilingi dan melihat

dan kadang singgah pada setiap kelompok. Kegiatan belajar

dalam kelompok berlangsung selama 30 menit dan

mengingatkan kepada siswa agar belajar lebih serius dalam

belajar kelompok sehingga dapat meningkat skor pada tes

individual nanti. Dan memberikan motivasi kepada siswa

bahwa hasil kerja tes secara individu merupakan sumbangan

bagi hasil kerja kelompok. Kelompok yang memiliki nilai

tinggi akan mendapat penghargaan atau hadiah dari

peneliti. Semua siswa pandangan kedepan dan ingin

melakukan yang terbaik bagi hasil kerja kelompoknya.

Peneliti mengamati dan mencatat semua aktivitas yang

dilakukan siswa selama kegiatan belajar dalam kelompok

untuk mengerjakan LKS. Berdasarkan catatan peneliti

tentang aktivitas siswa selama kegiatan belajar kelompok

berlangsung dapat dianalisis beberapa hal sebagai berikut

:

1. Dalam kelompok tetap

terjadi pembagian kerja secara bergantian, satu orang

siswa melakukan percobaan membuktikan bahwa bunyi dapat

merambat melalui benda cair dan benda padat dengan

menggunakan alat peraga yang peneliti sediakan, siswa

yang lain mendengarkan percobaan yang dilakukan

temannya.

2. Masing-masing siswa

melakukan percobaan secara bergantian, siswa yang lain

mendengarkan dan mengamati setelah selesai mengerjakan

LKS.

3. Siswa kelihatan senang

dalam melakukan percobaan merasa mengikuti pembelajaran

sambil bermain.

4. Siswa antusias dalam

mengutak-katik alat peraga.

5. Semua siswa berperan dalam

diskusi kelompok untuk menyelesaikan LKS yang diberikan

dan saling membantu dalam kegiatan yang ada pada LKS.

6. Seluruh siswa mempunyai

keterlibatan yang sama dalam menyelesaikan tugas selama

belajar kelompok.

7. Selama mengisi LKS

(Aktifitas II) siswa saling membantu dan bekerjasama

dalam menyelesaikan LKS (Aktifitas II)

8. Masing-masing anggota

kelompok mengingatkan jika ada anggota kelompoknya yang

tidak serius belajar.

Rangkaian kegiatan selanjutnya adalah peneliti

memberikan tes individual/tes formatif II kepada siswa.

Soal tes individual/tes formatif II dapat dilihat pada

lampiran 7. Hasil tes individual menggambarkan bahwa

semua siswa kelas IV SDN 3 Talaga II dapat menguasai

dengan baik materi perambatan bunyi dengan sub pokok

bahasan perambatan bunyi melalui benda cair dan benda

padat.

c. Hasil Observasi Tindakan Siklus II

Keberhasilan tindakan siklus I diamati selama proses

pelaksanaan tindakan dan setelah tindakan. Fokus

pengamatan adalah prilaku guru dan siswa dengan

menggunakan lembar observasi. Adapun pengamat melaporkan

bahwa peneliti dalam pembelajaran tindakan siklus II

telah melaksanakan tugas sebagai berikut :

1. Kegiatan Awal.

a. Peneliti mengawali pertemuan dengan mengucapkan

salam kepada siswa.

b. Peneliti menyampaikan materi yang akan

dibahas dan menginformasikan tujuan pembelajaran

serta menjelaskan materi yang mendukung tugas yang

akan diselesaikan dalam kelompok.

c. Peneliti memunculkan rasa ingin tahu/ memotivasi

siswa.

d. Peneliti menggali pengetahuan prasyarat yang

dimiliki siswa sesuai dengan topik yang dibahas

tentang materi prasyarat siswa sudah memahami.

2. Kegiatan Inti

a. Peneliti menjelaskan materi dan cara kerja

membuktikan bahwa bunyi dapat merambat melalui

benda cair dan benda padat.

b. Peneliti memberikan contoh dengan

menggunakan alat peraga yang telah disediakan.

c. Peneliti membagikan LKS. Masing-masing

siswa bekerja dalam kelompok mengerjakan LKS.

d. Dalam kegiatan belajar kelompok semua

siswa terlibat aktif dalam melaksanakan diskusi

tidak ada siswa yang mengerjakan pekerjaan lain

pada saat diskusi berlangsung.

e. Siswa memiliki keberanian dan antusias

mengemukakan pendapat/ide yang diperolehya dalam

diskusi kelompok maupun diskusi kelas.

f. Peneliti mengelilingi dan mengamati

dan sekali singgah pada setiap kelompok

g. Peneliti mendorong siswa agar meminta

bantuan kepada teman kelompok sebelum meminta

bantuan kepada guru.

h. Peneliti memberi bantuan kepada siswa

yang dianggap memerlukan selama pembelajaran

berlangsung. Dan siswa sudah dapat mengerjakan soal

yang ada dalam LKS dan tes yang memiliki kata

kesimpulan.

i. Wakil dari masing-masing kelompok

melaporkan hasil pekerjaannya di depan kelas secara

bergantian.

j. Siswa mengerjakan tes individu/tes

formatif.

k. Peneliti memeriksa hasil tes siswa

secara individu.

l. Peneliti menggunakan waktu sudah cukup

sesuai dengan apa yang direncanakan.

m. Peneliti memberi penghargaan 5 kelompok

yang berhak mendapat penghargaan yang memperoleh

poin tertinggi sesuai dengan tingkat kriteria yang

telah ditentukan yaitu kriteria super.

3.Kegiatan Akhir

a. Peneliti meminta siswa membuat rangkuman materi

pelajaran

b. Peneliti memotivasi siswa

c. Peneliti mengajak siswa berdoa

d. Peneliti mengucapkan salam kepada siswa.

Terhadap kegiatan siswa, pengamat melaporkan sebagai

berikut:

1. Siswa aktif dalam menggunakan alat peraga

2. Siswa memperhatikan penjelasan guru atau

pun teman kelompoknya, semua siswa aktif dalam diskusi

kelompok.

3. Semua siswa menunjukan keberanian

mengemukakan pendapat/ide yang diperoleh sehingga dalam

kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas

kelihatan lebih antusias.

4. Siswa memberi respon senang dan merupakan

hal yang baru terhadap proses pembelajaran, cara

belajar, cara guru mengajar serta suasana kelas yag

menyenangkan.

5. Siswa masih berminat untuk mengikuti

pelajaran seperti yang telah diajarkan peneliti.

d. Hasil Wawancara

Pelaksanaan wawancara bertujuan untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap materi perambatan bunyi melalui

pembelajaran kooperatif. Oleh karena itu pertanyaan dalam

format wawancara berorientasi pada proses berlangsungnya

pembelajaran, mengerjakan LKS, dan tes akhir tindakan.

Pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran 16 kegiatan

wawancara dilakukan pada seluruh siswa setelah pemberian

tes akhir diberikan. Analisis wawancara dengan seluruh

sisawa terangkum sebagai berikut :

1. Siswa dapat menjelaskan jawaban pada LKS dan tes

akhir dengan benar. Meskipun pada pelaksanaan tes masih

ada siswa yang melakukan kesalahan menjawab soal,

tetapi pada saat dilakukan wawancara dapat menyadari

kesalahan yang diperbuat dan selanjutnya menyadari

letak kesalahan yang dilakukannya.

2. Semua siswa menyatakan bahawa belajar secara

kelompok lebih mereka suka dari pada dibanding belajar

sendiri. Alasan yang diberikan subjek penelitian adalah

kalau tidak tahu menjawab soal bisa bertanya sama teman

kelompoknya, karena mereka jarang sekali belajar

kelompok, apalagi belajar melakukan praktek, mereka

senang belajar secara bersama menjawab soal-soal yang

ada pada LKS.

3. Semua siswa sudah memahami materi yang diajarkan

sehingga dalam menyelesaikan soal tidak mengalami

kesulitan dan cara mengajar guru menyampaikan materi

pelajaran sudah sesuai apa yang diharapkan subjek

penelitian.

4. Siswa tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan

soal-soal. Soal dalam LKS dan tes maupun soal yang

memiliki kata kesimpulan.

5. Semua siswa memberi respon senang mengikuti langkah-

langkah pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.

e. Analisis dan Refleksi Siklus 1I

Tindakan Siklus II difokuskan pada pembelajaran

perambatan bunyi melalui benda cair dan benda padat.

Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model STAD.

Untuk memperoleh data tentang tindakan siklus II melalui

pengamatan, wawancara, tes, angket, dan dokumentasi

selama tindakan. Berdasarkan analisis data yang diperoleh

adalah sebagai berikut :

1. Penyajian pada tahap presentase untuk

meragakan perambatan bunyi melalui benda cair dan benda

padat dengan menggunakan alat peraga berupa baskom,

air, batu serta pensil/mistar dan meja berjalan

sebagaimana yang telah direncanakan. Untuk belajar

dalam kelompok waktu yang telah direncanakan sudah

cukup.

2. Siswa merasa senang mengerjakan LKS

dengan alat peraga yang telah disiapkan oleh peneliti

yang sebelumnya tidak pernah diberikan.

3. Penggunaan alat peraga baskom, batu

air, pensil/mistar dan meja siswa sangat menarik

perhatian siswa karena belajar sambil bermain dan

memudahkan untuk memahami konsep yang dipelajari.

4. Pada saat siswa diminta melakukan

percobaan untuk membuktikan bahwa bunyi dapat merambat

melalui benda cair dan benda padat, siswa tidak

mengalami kesulitan walaupun hal ini baru pertama kali

dilakukan. Siswa tidak memerlukan bantuan dari peneliti

untuk melakukan percobaan tersebut.

5. Siswa tidak mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal. Soal yang ada pada tes dan LKS

maupun yang memiliki kata kesimpulan.

6. Semua siswa aktif dalam diskusi

kelompok yang sedang berlangsung.

7. Siswa memiliki keberanian

mengemukakan ide/pendapat baik dalam diskusi kelompok

maupun diskusi kelas.

8. Berdasarkan hasil tes tindakan siklus

II siswa dalam kelas dikategorikan sudah memahami

tentang konsep perambatan bunyi. Sudah sesuai dengan

harapan peneliti. Maka, pembelajaran sudah berhasil

berdasarkan indikator keberhasilan yang ditetapkan.

Berdasarkan analisis dan refleksi di atas dapat

mengacu kepada indikator keberhasilan yang ditetapkan,

disimpulkan pembelajaran sudah berhasil. Dengan demikian

maka tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sudah

tercapai. Hal ini berarti bahwa kegiatan pada penelitian

ini dilanjutkan dengan pemberian tes akhir keseluruh

tindakan yang mengacu pada pokok bahasan perambatan bunyi

melalui benda cair dan benda padat. Soal tes sama dengan

soal yang diberikan pada tes awal penelitian.

Hasil tes akhir keseluruhan tindakan menunjukan

bahwa siswa telah memperoleh peningkatan pemahaman yang

baik tentang konsep perambatan bunyi. Hasil tes akhir

keseluruhan tindakan dapat dilihat pada lampiran 10.

5. Temuan Penelitian

a. Temuan Penelitian Tindakan Siklus 1

Beberapa temuan yang diperoleh pada pelaksanaan

Tindakan Siklus 1 adalah sebagai berikut:

1. Penyajian pada tahap presentase untuk meragakan

perambatan bunyi melalui benda cair dan benda padat

dengan menggunakan alat peraga yang telah disiapkan

berjalan sebagaimana yang telah direncanakan. Untuk

belajar dalam kelompok waktu yang telah disiapkan untuk

kegiatan belum cukup yang direncanakan 30 menit memakan

waktu 45 menit..

2. Siswa merasa senang mengerjakan LKS dengan alat

peraga yang telah disiapkan oleh peneliti yang

sebelumnya tidak pernah diberikan.

3. Penggunaan alat peraga untuk membuktikan bahwa bunyi

dapat merambat melalui benda cair dan benda padat

sangat menarik perhatian siswa karena belajar sambil

bermain dan memudahkan untuk memahami konsep yang

dipelajari.

4. Pada saat siswa diminta melakukan percobaan untuk

membuktikan bahwa bunyi dapat merambat melalui benda

cair dan benda padat, siswa tidak mengalami kesulitan

walaupun hal ini baru pertama kali dilakukan. Siswa

tidak memerlukan bantuan dari peneliti untuk melakukan

percobaan tersebut.

5. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan

soal. Soal yang ada pada tes dan LKS yang memiliki kata

kesimpulan belum terlalu paham arti tentang kesimpulan.

Hal ini disebabkan kurang memahami bahasa indonesia.

6. Pelaksanaan proses pembelajaran masih ditemukan

siswa yang belum secara aktif mengikuti pembelajaran

serta belum memiliki keberanian mengemukakan

ide/pendapat baik dalam diskusi kelompok maupun dalam

diskusi kelas

7. Siswa merasa senang belajar dalam kelompok dari pada

belajar secara individu yang sebelumnya jarang sekali

belajar bersama dalam kelompok, karena ada soal yang

tidak bisa diselesaikan boleh bertanya pada teman

kalompoknya.

8. Berdasarkan penilaian hasil secara keseluruhan siswa

dalam kelas dikategorikan siswa telah memperoleh

pemahaman tentang konsep perambatan bunyi. Namun belum

berhasil berdasarkan indikator keberhasilan yang

ditetapkan.

b. Temuan Penelitian Tindakan Siklus II

1. Penyajian pada tahap presentase untuk meragakan

perambatan bunyi melalui benda cair dan bena padat

dengan menggunakan alat peraga berupa baskom, air, dan

dua buah batu serta pensil/mistar dan meja siswa yang

ada disekolah berjalan sebagaimana yang telah

direncanakan. Untuk belajar dalam kelompok waktu yang

telah disiapkan sudah cukup.

2. Siswa merasa senang mengerjakan LKS dengan alat

peraga yang telah disiapkan oleh peneliti yang

sebelumnya tidak pernah diberikan.

3. Penggunaan alat peraga untuk membuktikan bahwa bunyi

dapat merambat melalui benda cair dan benda padat

sangat menarik perhatian siswa karena belajar sambil

bermain dan memudahkan untuk memahami konsep yang

dipelajari.

4. Pada saat siswa diminta melakukan percobaan untuk

membuktikan bahwa bunyi dapat merambat melalui benda

cair dan benda padat, siswa tidak mengalami kesulitan

karena sama halnya dengan pembelajaran tindakan siklus

I. Siswa tidak memerlukan bantuan dari peneliti untuk

melakukan percobaan tersebut.

5. Siswa tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan

soal. maupun soal yang memiliki kata kesimpulan

6. Pelaksanaan proses pembelajaran siswa secara aktif

dalam kerja kelompok dan sudah menunjukan tingkat

keberanian mengemukakan ide/pendapat dalam diskusi

kelompok maupun diskusi kelas.

7. Siswa merasa senang belajar dalam kelompok dari pada

belajar secara individu yang sebelumnya jarang sekali

belajar bersama dalam kelompok, karena ada soal yang

tidak bisa diselesaikan boleh bertanya pada teman

kalompoknya.

8. Berdasarkan penilaian hasil secara keseluruhan siswa

dalam kelas dikategorikan siswa telah memahami tentang

konsep perambatan bunyi. Keberhasilan sudah sesuai

dengan indikator yang telah ditetapkan.

B. Pembahasan

Pada bab ini akan dibahas mengenai pembelajaran

kooperatif model STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa

terhadap konsep perambatan bunyi di kelas IV SDN 3 Talaga

II kabupaten buton. Pembelajaran perambatan bunyi dengan

model STAD dalam penelitian ini meliputi beberapa

kegiatan, yaitu (1) persiapan pembelajaran, (2) penyajian

materi, (3) kegiatan belajar kelompok, (4) pemeriksaan

terhadap hasil belajar dalam kelompok, (5) mengerjakan

soal secara individu, (6) pemeriksaan hasil tes individu,

dan (7) pemberian penghargaan kelompok.

Sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan model

terlebih dahulu dilakukan pembentukan kelompok. Proses

pembentukan kelompok dilakukan sebelum pemberian

tindakan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan untuk

menghemat waktu. Pembentukan anggota kelompok didasarkan

pada kemampuan dengan pertimbangan jika siswa yang

mempunyai kemampuan yang berbeda dimasukan dalam kelompok

yang sama maka siswa yang berkemampuan sedang dan rendah

akan termotivasi untuk belajar.

Pembentukan kelompok juga didasarkan atas jenis

kelamin. Hal ini dilakukan karena tujuan penelitian ini

juga akan melihat bagaimana motivasi siswa dalam diskusi

kelompok maupun diskusi kelas. Jadi terdapat lima

kelompok yang tiap-tiap kelompok terdiri dari dua siswa

laki-laki dan dua siswa perempuan karena jumlah siswa

laki-laki dan perempuan sama berjumlah sepuluh orang.

Pembelajaran pemahaman konsep perambatan bunyi

dengan model STAD dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Persiapan Pembelajaran

a. Materi

Materi perambatan bunyi dalam belajar kooperatif

dengan menggunakan model STAD dirancang sedemikian rupa

untuk pembelajaran kelompok. Sebelum menyajikan materi

pelajaran, peneliti membuat lembar kerja siswa yang

dipelajari kelompok, lembar jawaban, dan lembar

pengamatan kegiatan.

b. Menempatkan Siswa dalam Kelompok

Pembentukan kelompok siswa duduk berdasarkan

kelompok yang telah ditetapkan sebelumnya. Jumlah anggota

kelompok ditetapkan sebanyak 4 orang siswa dalam satu

kelompok, Dengan alasan jika ukuran kelompok terlalu

banyak sulit bagi setiap siswa untuk mengemukakan

pendapat dan melakukan kerjasama dan jika ukuran kelompok

terlalu kecil interaksi sesama anggota kelompok akan

sangat terbatas. Hal ini sesuai dengan pendapat sulaeman,

dkk (masniladevi, 2003: 110) bahwa jika kelompok terlalu

kecil akan mengakibatkan kesulitan dalam interaksi dan

jika terlalu besar akan mengakibatkan kesulitan dalam

melakukan koordinasi dan mencapai kesepakatan antar

sesama anggota kelompok.

c. Menentukan Skor Dasar

Skor dasar merupakan skor siswa pada tes kemampuan

prasyarat/tes awal. Setelah memberikan tes kemampuan

prasyarat/tes awal, maka skor tersebut dapat dijadikan

sebagai skor dasar.

2. Penyajian Materi

Penyajian materi perambatan bunyi dengan pokok

bahasan perambatan bunyi melalui benda cair dan benda

padat pada siklus I memakan waktu 85 menit dan pada

siklus II memakan waktu 70 menit. Peneliti dimulai dengan

mengucapkan salam, menyampaikan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai dan menggali pengetahuan prasyarat siswa

dan apa yang akan dilaksanakan siswa dalam belajar

kelompok. Kegiatan untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa

terhadap materi yang dipelajari. Siswa yang termotivasi

akan siap untuk belajar dan akan mencapai hasil belajar

yang lebih baik. Siswa yang siap untuk belajar lebih

banyak dari pada siswa yang tidak siap. Sesuai pandangan

Orton (Masniladevi 2003: 111) bahwa siswa yang

termotivasi tertarik dan mempunyai keinginan untuk

belajar dan akan belajar lebih banyak.

3. Kegiatan Belajar Kelompok

Kegiatan bekerja dalam kelompok peneliti memberikan

LKS kepada setiap anggota kelompok. Karena kelompok yang

telah ditentukan sebelumnya maka dalam kegiatan ini siswa

langsung menempati posisi sesuai kelompok masing-masing.

Peneliti menjelaskan tugas siswa dan tugas kelompok,

menjelaskan tanggungjawab setiap kelompok dan membagikan

media yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas kelompok.

Media yang dibagikan berupa LKS, alat peraga berupa

baskom, dua buah batu, air, pensil/mistar dan meja siswa.

Pada siklus I siswa belum memiliki keberanian

mengemukakan ide/pendapat pada saat diskusi kelas maupun

diskusi kelompok dan siswa tidak antusias dalam

menyelesaikan soal yang ada pada LKS karena peneliti

kurang memberikan motivasi nanti pada tindakan siklus II

siswa memiliki keberanian mengemukakan pendapat yang ada

dalam pikirannya antusias dalam melakukan diskusi maupun

menyelesaikan soal LKS Pembagian ini sesuai dengan

pendapat Eggen & Kauchak (Masniladevi 2003: 113) bahwa

siswa perlu diberi sumber-sumber belajar yang mendukung

pelaksanaan model STAD. Tiap-tiap kelompok berusaha untuk

memahami LKS. Setelah kelompok memahami perintah dalam

LKS, mereka mulai bekerja dalam kelompok. Petunjuk yang

ada dalam LKS merupakan bentuk bantuan bagi siswa,

disamping itu pemanfaatan alat peraga juga dijelaskan

dalam LKS. Siswa masih diberi kebebasan untuk

mengungkapkan ide dan kreativitasnya bahwa pengetahuan

dibentuk dan ditemukan oleh siswa secara aktif.

Siswa mengerjakan tugas kelompok secara berpasangan.

Semua kelompok antusias bekerja memanipulasi benda

konkret yaitu melakukan pecobaan dua buah batu

ditumbuhkan dalam baskom yang berisi air dan

pensil/mistar diketukan di meja. Penggunaan benda konkret

dapat menciptakan pengalaman yang menyenangkan siswa dan

juga dapat melibatkan siswa secara fisik dan mental dalam

proses belajar sehingga dapat membangun pengetahuan

mereka.

Pada kegiatan ini peneliti berfungsi sebagai

mediator dan fasilitator. Peneliti memberi dorongan

kepada siswa agar senantiasa bekerjasama, saling membantu

mengatasi kesulitan, dan saling menghargai pendapat.

Peneliti membantu siswa untuk bekerja secara kooperatif

dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.

Peneliti juga bergabung dengan suatu kelompok untuk

melihat dari dekat kegiatan dalam kelompok dan memberi

bimbingan kalau diperlukan. Bahwa peneliti berperan

sebagai mediator dan fasilitator untuk membantu siswa

membangun pengetahuan.

4. Pemeriksaan Hasil Belajar Kelompok

Pemeriksaan hasil belajar kelompok dilakukan dengan

memprentasekan hasil kegiatan kelompok di depan kelas

oleh wakil setiap kelompok. Pada tahap ini terjadi

interaksi antara kelompok penyaji dengan kelompok lain.

Kegiatan ini dilakukan secara bergantian peneliti

membagikan kunci jawaban setiap kelompok memperbaiki

jawabannya jika masih terdapat kesalahan.

5. Mengerjakan Soal Tes secara Individu

Tes dilakukan secara klasikal dan dikerjakan secara

individu. Disini masing-masing siswa berusaha dan

bertanggungjawab secara individu untuk melakukan yang

terbaik sebagai hasil belajar kelompok. Skor yang

diperoleh siswa dari tes selanjutnya disumbangkan sebagai

skor kelompok. Keberhasilan kelompok tergantung pada

tanggungjawab masing-masing individu.

6. Pemeriksaan Hasil Tes

Pemeriksaan hasil tes dilakukan oleh peneliti

membuat daftar skor peningkatan setiap individu, yang

kemudian dimasukan menjadi skor kelompok. Tujuannya untuk

memberikan kepada siswa suatu sasaran yang dapat dicapai

jika mereka bekeja dengan kesadaran memperlihatkan hasil

yang lebih baik dibandingkan hasil yang telah dicapai

sebelumnya. Skor peningkatan individual digunakan untuk

memperoleh gambaran skor kelompok dengan cara mencatat

skor peningkatan individual masing-masing anggota

kelompok.

Peneliti mengingatkan siswa bahwa skor kelompok

sangat tergantung dari sumbangan skor peningkatan masing-

masing anggota kelompok. Keadaan ini dapat menyadarkan

siswa berusaha untuk selalu meningkatkan kemampuanya

setiap saat. Skor peningkatan individual dapat dilihat

dan sekaligus ditentukan kelompok yang akan memperoleh

skor terbaik dan berhak atas hadiah yang disediakan.

7. Penghargaan Kelompok

Kegiatan penghargaan kelompok dilakukan dengan

memberikan hadiah sebagai penghargaan atas usaha yang

telah dicapai kelompok selama belajar. Hadiah diberikan

kepada kelompok yang dapat mencapai kriteria seperti pada

tabel 2.2 Penghargaan kelompok didasarkan pada skor-skor

peningkatan yang diperoleh masing-masing anggota dan

sangat mungkin tidak hanya satu kelompok yang mendapat

penghargaan.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa pada tindakan

siklus I dari 5 kelompok yang berhak mendapat penghargaan

3 kelompok dengan memperoleh poin 30, kriteria yang

diperoleh adalah super sedangkan 2 kelompok memperoleh

poin 25 kriteria yang diperoleh adalah hebat. Pada

tindakan siklus II, ke 5 kelompok berhak mendapat

penghargaan masing-masing kelompok memperoleh poin 30

dengan kriteria yang diperoleh adalah super.

Setiap anggota kelompok mempunyai kesempatan untuk

mendapat penghargaan. Untuk skor rata-rata kelompok 30

maka penghargaan yang diperoleh kelompok adalah super,

untuk skor rata-rata kelompok 25 maka penghargaan yang

diperoleh kelompok adalah hebat, dan skor rata-rata

kelompok 15 maka penghargaan yang diperoleh kelompok

adalah baik.

Penghargaan yang diberikan merupakan motivasi untuk

siswa agar tetap aktif dalam belajar bahwa penghargaan

diperlukan untuk meningkatkan sikap, rasa puas, dan rasa

bangga siswa terhadap pembelajaran IPA.

Sebagai akhir pembelajaran, masing-masing siswa

diminta untuk menulis kesimpulan hasil pembelajaran

berdasarkan hasil kerja kelompok. Kesimpulan ditulis agar

pengetahuan siswa yang telah di dapat tertanam dalam otak

siswa dan kesimpulan dapat dipelajari kembali waktu siswa

lupa terhadap materi tersebut.

Pelaksanaan pembelajaran perambatan bunyi dengan

menggunakan model STAD pembelajaran yang digunakan

peneliti merupakan hal yang baru bagi mereka sehingga

siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran.

Keterampilan kooperatif siswa dalam setiap siklus

berkembang saat siswa bekerjasama dengan teman

kelompoknya. Hal ini ditunjukan oleh kesediaan siswa

secara terus menerus berada dalam kelompok, saling

berbagi tugas kelompok, menunjukan sikap menghargai dan

menghormati teman serta mengembangakan keterampilan

bertanya. Memiliki kepedulian untuk memberikan dorongan

kepada teman untuk memberi pendapat/ide.

Sesuai dengan hasil pengamatan, keterampilan yang

sering muncul adalah berada dalam tugas, mengambil

giliran dan berbagi tugas dan mendengarkan dengan aktif.

Sementara keterampilan kooperatif lainya seperti

mendorong partisipasi dan bertanya masih sedikit muncul,

hal ini siswa belum terbiasa bekerja dalam kelompok

kooperatif.

Kegiatan pembelajaran pada tindakan siklus I yang

terdiri atas aktivitas siswa dan hasil evaluasi siswa

dalam pemahaman konsep perambatan bunyi belum mencapai

hasil yang diharapkan, hal ini dilihat dari aktifitas

siswa dalam mengikuti pembelajaran perambatan bunyi baik

dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas serta hasil

evaluasi pemahaman siswa belum sesuai dengan kriteria

keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 7,0. Penyebab

belum tercapainya dikarenakan pengelolaan kelas belum

berjalan secara optimal dan metode yang digunakan serta

pengelolaan waktu.

Pada tindakan siklus I dalam pengelolaan

pembelajaran kurang memberikan motivasi kepada siswa.

Dilihat dari pelaksanaan pembelajaran baik dalam diskusi

kelompok maupun diskusi kelas siswa tidak memiliki

keberanian dalam mengemukakan pendapat/ide yang

diperolehnya sehingga interaksi siswa dalam kelompok

kelihatan tidak antusias. Serta dilihat dari pemahaman

siswa menjawab soal tes secara tertulis masih mengalami

kesulitan. Hal ini disebabkan kurang memahami Bahasa

Indonesia. Akibatnya kemampuan siswa dalam menyerap dan

memberikan pandangan/pendapat belum sampai pada tahap

yang diinginkan. Kondisi pembelajaran pada tindakan

siklus I berpengaruh pada hasil tes formatif siswa. Dari

20 siswa hanya 13 siswa yang mampu menjawab pertanyaan

dengan baik. Rata-rata kelas mencapai 69,75 dan

ketuntasan belajar 65% sedangkan ketidaktuntasan 35%.

Sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan

pemahaman siswa pada siklus II dengan berpedoman pada

rambu-rambu keberhasilan yang telah ditargetkan.

Pelaksanaan pembelajaran pada tindakan siklus II

siswa dalam mengikuti langkah-langkah pembelajaran STAD

dapat meningkat baik dalam diskusi kelompok maupun

diskusi kelas serta pemahaman siswa menjawab soal tes

secara tertulis. Peneliti dalam menjelaskan menekankan

kepada siswa bahwa keberhasilan kelompok sangat

berpengaruh pada kemampuan individu siswa. Oleh karena

itu masing-masing siswa bertanggungjawab atas

keberhasilan kelompoknya. Dan setiap mengajukan

pertanyaan guru memberikan penguatan secara verbal maupun

non verbal kepada siswa. Kondisi pembelajaran pada

tindakan siklus II mengalami peningkatan dari 20 siswa

semuanya dapat menjawab pertanyaan dengan baik. Rata-rata

kelas mencapai 86,75. ketuntasan belajar 100%.

Keberhasilan siswa ditandai keaktifan siswa mengikuti

pembelajaran baik dalam diskusi kelompok maupun diskusi

kelas serta hasil evaluasi pada tes formati II.

Dalam hal ini peran guru sangat penting dalam

kegiatan proses pembelajaran. Guru melakukan usaha-usaha

untuk dapat menumbuhkan pemahaman siswa melalui interaksi

sesama anggota kelompok untuk memudahkan dalam kegiatan

belajar. Adanya pemahaman yang baik dalam belajar akan

menunjukan hasil yang lebih baik. Sesuai dengan pendapat

(Sardiman, 2007: 86) dengan adanya usaha yang tekun dan

terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang

belajar itu akan memberikan pengetahuan dan pemahaman

yang lebih banyak dan dapat melahirkan prestasi yang

baik.

Subjek penelitian yang telah ditetapkan seluruh

siswa kelas IV SDN 3 Talaga II kabupaten buton. pemahaman

siswa memperoleh peningkatan pada siklus I, 13 siswa

(65%) menjawab soal dengan benar sedangkan pada siklus II

dari 20 siswa (100%) semua dapat menjawab soal dengan

benar. Indikator keberhasilan yang telah ditetapkan 7,0

sudah berhasil. Dengan demikian pemahaman siswa terhadap

konsep perambatan bunyi sudah berhasil.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan disajikan (1) kesimpulan, dan (2)

saran-saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah, hasil analisis data dan

pembahasan, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa melalui pembelajaran kooperatif model STAD dapat

meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep perambatan

bunyi di kelas IV SDN 3 Talaga II Kabupaten Buton.

B. Saran-saran

Hasil penelitian menunjukan bahwa belajar kooperatif

model STAD efektif terhadap pembelajaran perambatan

bunyi. Oleh sebab itu belajar kooperatif dengan metode

STAD ini dapat digunakan sebagai alternatif bagi guru

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam kegiatan

pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian ini maka,

dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi guru atau praktisi pendidikan lainnya untuk

menerapkan model STAD selama presentase kelas

berlangsung, siswa ditempatkan dalam kelompok,

sehingga siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami

materi ketika disajikan dapat segera memperoleh bantuan

dari teman kelompoknya. Hal ini lebih mengguntungkan

karena siswa sering tidak berani bertanya kepada guru

kalau mengalami kesulitan.

2. Bagi guru yang menerapkan model STAD hendaknya

mengadakan tes untuk setiap akhir bahan kajian dan

segera mengumumkan hasil tes serta memberi penghargaan

kelompok sehingga siswa lebih aktif selama kegiatan

pembelajaran. Dalam hal ini siswa akan berlomba untuk

memberikan sumbangan yang terbaik untuk kelompoknya.

3. Bagi peneliti yang berminat, untuk melakukan

penelitian penerapan belajar kooperatif model STAD

diharapkan dapat mengembangkan pada materi IPA yang

lain selain materi perambatan bunyi.

DAFTAR PUSTAKA

Ardhana, Alfianati. 1999. Instrumen Ilmu Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Bima Cipta.

Depdikbud. 1997. Pedoman Penggunaan KIT IPA di Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Jakarta: Depdiknas.

Dimyati, dkk. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional, Rineka Cipta.

Hadiat, dkk. 1996. Metodologi Ilmu Pengetahuan. Bandung:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Haryanto. 2007. Sains Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Erlangga

Khaeruddin, dkk. 2005. Pembelajaran Sains (IPA) berdasarkanKurikulum Berbasis Kompetensi. State University MakassarPers: Universitas Terbuka.

Masniladevi. 2003. Keefektifan Belajar Kooperatif ModelSTAD (Students Teams Achievement Division) padaPenjumlahan Pecahan di kelas IV SD NegeriSumbersari III Kota Malang. Tesis. Malang:Universitas Negeri Malang Program PascasarjanaProgram Studi Pendidikan Matematika SD

Miles, M.B & Huberman, 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahanoleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UniversitasIndonesia Perss.

Moedjiono. dkk. 1991/1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan/ DirektoralJenderal Pendidikan Tinggi dan DirektoratKetenagaan.

Moleong, L.J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Remaja Roslan karya.

Nur Asma. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional

Nurkancana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha

Nasional.

Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi

Aksara.

Poedjiadi, Ana. 1996. Literasi Sains dan Teknologi. Bandung: IKIP

Bandung.

Rifai, Arman. 1998. Apa, Mengapa dan Bagaimana. Bandung:

IKIP Bandung.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Semiawan, Coni R, 1998/1999. Perkembangan dan Belajar PesertaDidik. Depdikbu/Direktorat Jenderal PendidikanTinggi. Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar IBRO1: LOAN 3496-IND

Sidharta, Priguna. 1998. Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Sains.

Jakarta: Rajawali.

Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Pendidikan. Jakarta: BumiAksara

Sumadi Suryabrata. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarata: CVRajawali.

Sumardi, Yosaphat. 2007. Konsep Dasar IPA. Jakarta:Universitas Terbuka.

Thamrin, Haryanto.1995. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam danSains di Sekolah Dasar. Jakarta: Rumin Pustaka Jaya.

Hafid Abdulah, 1996. Studi Kemampuan Guru SD MenerapkanPendekatan Keterampilan Proses Dalam Pengajaran IPA Kelas V SDKecamatan Suka Sari Kota Madya Bandung. Bandung:FakultasPendidikan Matematika dan IPA dan InstitutKeguruan dan Ilmu Pendidikan.

Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan.Jakarta: Prenada Media.

Lampiran 1

TES AWAL

Hari/ Tanggal : Kamis, 1 Mei 2008

1. Mengapa suatu benda dapat mengeluarkan bunyi?

2. Apa yang menyebabkan bunyi sampai terdengar ketelinga

kita?.

3. Mengapa kecepatan bunyi merambat disebut cepat rambat

bunyi?.

4. Mengapa bunyi yang kita dengar kadang tinggi kadang

rendah, mengapa demikian?.

5. Apa yang terjadi pada saat lonceng atau bel dipukul?.

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

TINDAKAN SIKLUS I

Nama Sekolah : SDN 3 Talaga II Mata Pelajaran : IPAMateri Pokok : Perambatan Bunyi

Sub Pokok bahsan: Perambatan Bunyi melalui Benda Cair dan Benda Padat

Kelas/Semester : IV/IIWaktu : 2 X 35 MenitHari/ Tanggal : Jumat, 9 Mei 2008

I. Standar Komptensi

Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya

dalam kehidupan sehari-hari.

II. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan energi panas dan energi bunyi yang

terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.

III. Indikator

Dapat membuktikan bahwa bunyi dapat merambat melalui

benda cair dan benda padat.

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menyebutkan contoh benda cair dan benda

padat.

2. Siswa dapat menjelaskan proses terjadinya perambatan

bunyi melalui benda cair dan benda padat.

3. Siswa dapat membuktikan bahwa bunyi dapat merambat

melalui benda cair dan benda padat dengan melakukan

percobaan

V. Materi Pokok

Perambatan bunyi.

VI. Metode Pembelajaran

Kooperatif model STAD

VII. Langkah-langkah Pembelajaran

A. Pendahuluan. (± 10 menit)

1. Guru mempersiapkan fasilitas yang

terkait dengan pembelajaran.

2. Mengelola kelas seperti: memeriksa

kebersihan kelas, mengatur tempat duduk

3. Berdoa sebelum belajar.

4. Mengecek kehadiran siswa

5. Memberi pertanyaan yang berkaitan

dengan materi yang akan dipelajari

6. Menginformasikan pokok bahasan dan sub

pokok bahasan

7. Menyampaikan tujuan yang ingin

dicapai

8. Mengemukakan tujuan pembelajaran.

9. Membagi siswa dalam kelompok (4

orang/kelompok)

B. Kegiatan Inti (± 45 menit).

1. Guru menjelaskan materi pelajaran yaitu tentang

perambatan bunyi dan cara kerja perambatan bunyi

melalui benda cair dan benda padat.

2. Siswa menjelaskan proses terjadinya perambatan

bunyi melalui benda cair dan benda padat

3. Siswa menyebutkan contoh perambatan bunyi melalui

benda cair dan benda padat.

4. Guru membagikan tugas kepada masing-masing

kelompok untuk mendemonstrasikan mengenai

perambatan bunyi melalui benda cair dan benda

padat dengan melakukan percobaan.

5. Masing-masing kelompok melakukan percobaan

mengenai perambatan bunyi melalui benda cair dan

benda padat. Guru membagikan LKS kepada masing-

maasing kelompok. Guru mengamati jalannya

diskusi.

6. Dalam anggota kelompoknya siswa yang sudah

mengusai materi pelajaran diminta untuk

menjelaskan pada anggota kelompoknya sampai semua

anggota dalam kelompok itu mengerti dan memahami.

7. Masing-masing kelompok menjawab soal pertanyaan

dalam LKS. Semua anggota kelompok menjawab soal-

soal dalam LKS kegiatan kelompok tidak akan

berakhir kecuali semua anggota kelompok dapat

mengerti dan menjawab soal-soal tersebut.

8. Guru memeriksa hasil kegiatan kelompok. Setiap

kelompok membacakan hasil diskusinya di depan

kelas kelompok lain memberikan tanggapan atas

jawaban kelompok tersebut.

9. Guru memberikan evaluasi kepada masing-masing

siswa. Setiap siswa dikerjakan secara individu

tidak boleh dibantu oleh teman kelompoknya

atau kerjasama.

10. Guru memeriksa hasil tes.

11. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang

memiliki poin tertinggi.

C. Penutup (± 15 menit).

1. Guru bersama siswa menyimpulkan inti materi

pelajaran.

1. Guru memberikan motivasi berupa pesan-pesan

kepada siswa

2. Menutup pelajaran.

VIII. Sarana/alat dan Sumber Belajar.

A. Sarana/Alat

1. Perambatan bunyi melalui benda cair

Alat peraga : batu, baskom, dan air.

1. Perambatan bunyi melalui benda padat

Alat peraga : Pensil/Mistar dan meja siswa yang

ada di sekolah

2. Lembar kerja siswa

3. Lembar pengamatan.

B. Sumber belajar

1. KTSP 2006

1. Buku paket IPA (Sains) SD kelas IV Penerbit

Erlangga. Hal 154-157. haryanto. Jakarta

XI. Penilaian

A. Prosedur penilaian

1. Tes awal

1. Tes proses (LKS)

2. Tes akhir.

B. Jenis-jenis penilaian

1. Tertulis

1. Lisan

C. Bentuk penilaian

1. Soal.

1. Hasil laporan dan pengamatan siswa.

Watampone, 25 Maret

2008

Mengetahui

Kepala Sekolah Peneliti

Rusdin, A.ma.Pd A s n i a hNip.131 828 848 Nim. 064 724 232

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

TINDAKAN SIKLUS II

Nama Sekolah : SDN 3 Talaga II Mata Pelajaran : IPAMateri Pokok : Perambatan BunyiSub Pokok bahsan: Perambatan Bunyi melalui

Benda Cair dan Benda PadatKelas/Semester : IV/IIWaktu : 2 X 35 MenitHari/ Tanggal : Jumat, 23 Mei 2008

I. Standar Komptensi

Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya

dalam kehidupan sehari-hari.

II. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan energi panas dan energi bunyi yang

terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.

III. Indikator

Dapat membuktikan bahwa bunyi dapat merambat melalui

benda cair dan benda padat.

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan terjadinya perambatan bunyi

melalui benda cair dan benda padat.

2. Siswa dapat menyebutkan contoh perambatan bunyi

melalui benda cair dan benda padat.

3. Siswa dapat membuktikan bahwa bunyi dapat merambat

melalui benda cair dan benda padat dengan melakukan

percobaan

V. Materi Pokok

Perambatan bunyi.

VI. Metode Pembelajaran

Kooperatif model STAD

VII. Langkah-langkah Pembelajaran

A. Pendahuluan. (± 10 menit)

1. Guru mempersiapka fasilitas yang

terkait dengan pembelajaran.

2. Mengelola kelas seperti: memeriksa

kebersihan kelas, mengatur tempat duduk

3. Berdoa sebelum belajar.

4. Mengecek kehadiran siswa

5. Memberi pertanyaan yang berkaitan

dengan materi yang akan dipelajari

6. Menginformasikan pokok bahasan dan sub

pokok bahasan

7. Menyampaikan tujuan yang ingin

dicapai

8. Mengemukakan tujuan pembelajaran.

9. Membagi siswa dalam kelompok (4

orang/kelompok)

B. Kegiatan Inti (± 45 menit).

1. Guru menjelaskan materi pelajaran yaitu tentang

perambatan bunyi dan cara kerja perambatan bunyi

melalui benda cair dan benda padat.

2. Siswa menjelaskan terjadinya perambatan bunyi

melalui benda cair dan benda padat

3. Siswa menyebutkan contoh perambatan bunyi

melalui benda cair dan benda padat.

4. Guru membagikan tugas kepada masing-masing

kelompok untuk mendemonstrasikan mengenai

perambatan bunyi melalui benda cair dan benda

padat dengan melakukan percobaan.

5. Masing-masing kelompok melakukan percobaan

mengenai perambatan bunyi melalui benda cair dan

benda padat. Guru membagikan LKS kepada masing-

maasing kelompok. Guru mengamati jalannya

diskusi.

6. Dalam anggota kelompoknya siswa yang sudah

mengusai materi pelajaran diminta untuk

menjelaskan pada anggota kelompoknya sampai semua

anggota dalam kelompok itu mengerti dan memahami.

7. Masing-masing kelompok menjawab soal pertanyaan

dalam LKS. Semua anggota kelompok menjawab soal-

soal dalam LKS kegiatan kelompok tidak akan

berakhir kecuali semua anggota kelompok dapat

mengerti dan menjawab soal-soal tersebut.

8. Guru memeriksa hasil kegiatan kelompok. Setiap

kelompok membacakan hasil diskusinya di depan

kelas kelompok lain memberikan tanggapan atas

jawaban kelompok tersebut.

9. Guru memberikan evaluasi kepada masing-masing

siswa. Setiap siswa dikerjakan secara individu

tidak boleh dibantu oleh teman kelompoknya

atau kerjasama.

10. Guru memeriksa hasil tes.

11. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang

memiliki poin tertinggi.

C. Penutup (± 15 menit).

1. Guru bersama siswa menyimpulkan inti materi

pelajaran.

2. Guru memberikan motivasi berupa pesan-pesan

kepada siswa

3. Menutup pelajaran.

VIII. Sarana/alat dan Sumber Belajar.

A. Sarana/Alat

1. Perambatan bunyi melalui benda cair

Alat peraga : batu, baskom, dan air.

2. Perambatan bunyi melalui benda padat

Alat peraga : Pensil/Mistar dan meja siswa yang

ada di sekolah

3. Lembar kerja siswa

4. Lembar pengamatan.

B. Sumber belajar

1. KTSP 2006

2. Buku paket IPA (Sains) SD kelas IV Penerbit

Erlangga. Hal 154-157. Haryanto. Jakarta

XI. Penilaian

A. Prosedur penilaian

1. Tes awal

2. Tes proses (LKS)

3. Tes akhir.

B. Jenis-jenis penilaian

1. Tertulis

2. Lisan

C. Bentuk penilaian

1. Soal.

2. Hasil laporan dan pengamatan siswa.

Watampone, 25 Maret

2008

Mengetahui

Kepala Sekolah Peneliti

Rusdin, A.ma.Pd A s n i a hNip.131 828 848 Nim. 064 724 232

Lampiran 4

LEMBAR KERJA SISWA (AKTIFITAS I)

Hari/ Tanggal : Jumat, 9 Mei 2008

Materi/ Siklus : I/I

Sub Pokok Bahasan : Perambatan Bunyi melalui Benda Cair

dan Benda Padat

Waktu : 30 menit

Nama Anggota Kelompok :

1...............................

2...............................

3...............................

4...............................

Petunjuk :

a). Diskusikan soal berikut dengan teman kelompokmu.

b). Periksa kembali pekerjaanmu apabila telah selesai

kerjamu.

A. Bunyi merambat melalui benda cair, untuk

membuktikannya lakukan kegiatan berikut ini:

Alat dan Bahan

1. Dua bua batu sebesar pingpong

2. Air

3. Baskom

Cara kerja:

Tumbukkan (ketukan) kedua batu didalam air. Perhatikan

yang terjadi lakukan secara bergantian dengan teman

sekelompokmu.

Pertanyaan

1. Apakah kamu dapat mendengar bunyi akibat benturan

kedua batu itu?

1. Apakah kesimpulanmu?

2. Dapatkah kamu malakukan kegiatan ini dengan cara

yang lain?

B. Bunyi merambat melalui benda padat. Untuk

membuktikannya lakukan kegiatan berikut :

Alat dan Bahan

1. Meja.

2. Pensil/ Mistar.

Cara kerja :

1. Tempelkan salasatu telingamu pada permukaan meja di

salasatu ujungnya.

2. Mintalah temanmu untuk mengetuk pensil keujung meja

lainnya perhatikan yang terjadi.

3. Gantikan tugas temanmu. Biarkan dia mengalami hal yang

sama denganmu.

Pertanyaan

1. Apakah kamu dapat mendengarkan bunyi ketukan pensil?

2. Apakah kesimpulanmu?

3. Dapatkah kamu malakukan kegiatan ini dengan cara yang

lain?

Lampiran 5

LEMBAR KERJA SISWA (AKTIFITAS II)

Hari/ Tanggal : Jumat, 23 Mei 2008

Materi/ Siklus : II/II

Sub Pokok Bahasan : Perambatan Bunyi melalui Benda Cair

dan Benda Padat

Waktu : 30 menit

Nama Anggota Kelompok :

1...............................

2...............................

3...............................

4...............................

Petunjuk :

a). Diskusikan soal berikut dengan teman kelompokmu.

b). Periksa kembali pekerjaanmu apabila telah selesai

kerjamu.

A. Bunyi merambat melalui benda cair, untuk

membuktikannya lakukan kegiatan berikut ini:

Alat dan Bahan

1. Dua bua batu sebesar pingpong

2. Air

3. Baskom

Cara kerja:

Tumbukkan (ketukan) kedua batu di dalam air. Perhatikan

yang terjadi lakukan secara bergantian dengan teman

sekelompokmu.

Pertanyaan

1. Apakah kamu dapat mendengar bunyi akibat benturan

kedua batu itu?

2. Apakah kesimpulanmu?

3. Dapatkah kamu malakukan kegiatn ini dengan cara yang

lain?

B. Bunyi merambat melalui benda padat. Untuk

membuktikannya lakukan kegiatan berikut :

Alat dan Bahan

1. Meja.

1. Pensil/ Mistar.

Cara kerja :

2. Tempelkan salasatu telingamu pada permukaan meja di

salasatu ujungnya.

3. Mintalah temanmu untuk mengetuk pensil keujung meja

lainnya perhatikan yang terjadi.

4. Gantikan tugas temanmu. Biarkan dia mengalami hal yang

sama denganmu.

Pertanyaan

1. Apakah kamu dapat mendengarkan bunyi ketukan

pensil?

2. Apakah kesimpulanmu?

3. Dapatkah kamu malakukan kegiatan ini dengan

cara yang lain?

Lampiran 6

Tes Formatif (Tindakan siklus I)

Hari/ Tanggal : Jumat, 9 Mei 2008

1. Sebutkan contoh benda cair dan benda padat !

2. Jelaskan proses terjadinya perambatan bunyi melalui

benda cair dan benda padat!

3. Jelaskan mengapa bunyi dapat merambat?

4. Sebutkan contah yang lain perambatan bunyi melalui

benda cair dan benda padat!

5. Sebutkan bahan dan alat yang digunakan untuk

membuktikan bahwa bunyi dapat merambat melalui benda

cair dan benda padat berikan kesimpulanmu!

Lampiran 7

Tes Formatif (Tindakan siklus II)

Hari/ Tanggal : Jumat, 23 Mei 2008

1. Sebutkan contoh benda cair dan benda padat !

2. Jelaskan proses terjadinya perambatan bunyi melalui

benda cair dan benda padat!

3. Jelaskan mengapa bunyi dapat merambat?

4. Sebutkan contah yang lain perambatan bunyi melalui

benda cair dan benda padat!

5. Sebutkan bahan dan alat yang digunakan untuk

membuktikan bahwa bunyi dapat merambat melalui benda

cair dan benda padat berikan kesimpulanmu !

Lampiran 8

Tes Akhir (Keseluruhan Tindakan)

Hari/tanggal : Senin, 26 Mei 2008

1. Mengapa suatu benda dapat mengeluarkan bunyi?

2. Apa yang menyebabkan bunyi sampai terdengar ketelinga

kita?.

3. Mengapa kecepatan bunyi merambat disebut cepat rambat

bunyi?.

4. Mengapa bunyi yang kita dengar kadang tinggi kadang

rendah, mengapa demikian?.

5. Apa yang terjadi pada saat lonceng atau bel dipukul?.

Lampiran 9 Format Penghitungan Poin PeningkatanKelompok

NO NamaAnggotakelompok

NamaKelompok

Tindakan Siklus I Tindakan Siklus IISkordasar

Skortes

Skorkemajua

n

Skorawalbaru

Skortes

Skorkemajua

n1 Rilang I 40 60 30 60 90 302 Rahmat agung 60 75 30 75 85 303 Adelia 40 60 30 60 80 304 Muh. Rasul 40 75 30 75 85 30

Total 120 120Rata-rata 30 30Penghargaan klpk

Super Super

1 Azwan 2 70 85 30 85 100 302 Lelianto 40 70 30 70 85 303 Asmiati 20 70 30 70 85 304 Musrika 40 60 30 60 85 30

Total 120 120Rata-rata 30 30Penghargaan klpk

Super Super

1 Amiruddin 3 70 85 30 85 100 302 Akarudin 40 60 30 60 75 303 Hilda 40 50 20 50 75 30

indriani4 Wendi

cendiana60 60 20 60 80 30

Total 100 120Rata-rata 25 30Penghargaan klpk

Hebat Super

1 Gerianto 4 70 85 30 85 100 302 Zilianto 60 75 30 75 90 303 Sara septiana 20 70 30 70 85 204 Nurlita 40 55 30 55 75 30

Total 120 120Rata-rata 30 30penghargaan Super super

1 Elana. Samruddin

5 80 90 20 90 100 30

2 Kazman 60 70 20 70 85 303 Abd. Sukri 70 70 20 70 90 304 Wd. Hasnawati 40 70 30 70 85 30

Total 90 120Rata-rata 22,5 30Penghargaan Hebat Super Jumlah 1000 1.39

51.735

Rata-rata 50 69,75

86,75

% ketuntasan 25 65 100% ketidaktuntasan 75 35 -

Keterangan : Sangat Tinggi (90-100) = 1 Siswa Sedang (65-79) = 9 Siswa Rendah (55-64) = 6 Siswa Tinggi (80-89) = 3 Siswa SangatRendah (0-45) = 1 SiswaLampiran 10

Hasil Tes Akhir Keseluruhan Tindakan

Hari/Tanggal : Senin, 26 Mei 200No Nama Siswa Hasil Tes Nilai

Nomor Soal / Skor Tes

110

220

330

430

510

1 Adelia 10 20 15 30 10 852 Asmiati 10 10 15 30 10 753 Azwan 10 20 30 30 10 1004 Akarudin 10 20 15 30 10 855 Amirudin 10 20 30 30 10 1006 Muh. Rasul 10 10 30 30 10 907 Musrika 10 10 15 30 10 758 Abd. Sukri 10 20 30 30 10 1009 Zilianto 10 10 30 30 10 9010 Gerianto 10 20 30 30 10 10011 Rahmat agung 10 10 30 30 10 9012 Rilang 10 20 30 30 10 10013 Elana. Samrudin 10 20 30 30 10 10014 Hilda indriani 10 20 30 15 10 7515 Kazman 10 10 15 30 10 9016 Sara septiana 10 10 30 30 10 9017 Wd. Hasnawati 10 20 30 15 10 8518 Nurlita 10 10 15 30 10 7519 Lelianto 10 20 30 15 10 8520 Wendi cendiana 10 10 15 30 10 75 Jumlah 1.765 Rata-rata 88,

25 % ketuntasan 100 % ketidak tuntasan

-

Keterangan:

Jumlah nilai siswa secara keseluruhanRata-rata = Jumlah siswa

Jumlah nilai yang ditentukan % ketuntasan = X 100 Jumlah siswa

Jumlah nilai yang tidak ditentukan

% ketidaktuntasan = X 100

Jumlah siswa

Lampiran 11

LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Materi Pelajaran : IPA Nama Guru :AsniahMateri Pokok : Perambatan Bunyi Hari/Tanggal : Jumat, 9 Mei 2008Siklus : I Pukul

: 7.30-8.40 Petunjuk :

Daftar pengelolaan pembelajaran berikut berdasarkan

prinsip pembelajaran kooperatif yang dilakukan guru di

dalam kelas.

Berilah tanda ( √ ) sesuai pada kolom yang tersedia.No ASPEK YANG DIAMATI PENILAIAN KETERANGAN

K SK B SBI

II

Persiapan pembelajaranmembagi siswa pada kelompok kooperatifPersentase Kelas1. Pendahuluana. menginf

ormasikan tentang pembelajaran

III

IV

VVIVII

b. Memunculkan rasa ingin tahu/memotivasi siswa

c. Mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan awal/prasyarat

2. Menjelaskan materi yang mendukung tugas yang akan diselesaikan dalam kelompok

Kegiatan Kelompok1.kooperatifa. Berada dalam kelas b. Mengambil giliran

dan berbagai tugasc. Mendorong

partisipasi siswad. Mendengarkan dengan

aktife. Bertanya

2. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran

3. Mendorong siswa agarmeminta bantuan kepada teman sekelompok sebelum meminta bantuan kepada guru

2. Memberi bantuan pada kelompok yang mengalami kesulitan

dengan menggunakan scaffolding

3. Memberikan umpanbalik

Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman

2. Mengajukan pertanyaan formatif

Pengelolaan waktuTeknik bertanyaPengalaman suasanakelas1. Siswa antusias

2. Guru antusias

Keterangan :

1. Kurang

pengamat

2. Sangat Kurang

3. Baik

4. Sangat Baik

( Nurfida, A.ma.Pd)

Lampiran 12

LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Materi pelajaran : IPA Nama Guru :AsniahMateri pokok : Perambatan Bunyi Hari/Tanggal : Jumat, 23 Mei 2008Siklus : II Pukul

: 10.45-11.55 Petunjuk :Daftar pengelolaan pembelajaran berikut berdasarkanprinsip pembelajaran kooperatif yang dilakukan guru didalam kelas.

Berilah tanda ( √ ) sesuai pada kolom yang tersedia

No ASPEK YANG DIAMATI PENILAIAN KETERANGANK SK B SB

I

II

III

VVIVII

Persiapan pembelajaranmembagi siswa padakelompok kooperatifPersentase Kelas1.a. Menginformasik

an tentangpembelajaran

b. Memunculkanrasa ingintahu/memotivasisiswa

c. Mengaitkan pembelajaran denganpengetahuan awal/prasyarat

2.yang mendukung tugas yang akan diselesaikan dalam kelompok

Kegiatan Kelompok1.kooperatifa. Berada dalam kelasb. Mengambil giliran

dan berbagai tugasc. Mendorong

partisipasi siswad. Mendengarkan dengan

aktife. Bertanya

2.Mengawasi setiapkelompok secarabergiliran

3. Mendorong siswa agar

meminta bantuan kepada teman sekelompok sebelum meminta bantuan kepada guru

4. Memberi bantuan padakelompok yang mengalami kesulitan

5. Memberikan umpan balik

Pengelolaan waktuTeknik bertanya Pengalaman suasanakelas1. Siswaantusias

2. Guruantusias

Keterangan :

1. Kurang

Pengamat

2. Sangat Kurang

3. Baik

4. Sangat Baik

( Nurfida, A.ma.Pd)

Lampiran 13

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU DAN SISWA DALAM KEGIATANBELAJAR MENGAJAR (KBM)

Materi Pelajaran : IPA NamaGuru : AsniahMateri Pokok : Perambatan Bunyi Hari/Tanggal : Jumat, 9 Mei 2008Siklus : I Pukul : 7.30-8.40

Petunjuk:Amatilah aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada lembar pengamatan sebagai berikut :

berilah tanda (√ ) pada kolom yang telah ditentukan.

NO Aspek yang Diamati Hasil PengamatanYa Tidak

12

1.2.5.6.7.

1

23

4 5 6 7 8 9

Aktivitas GuruMenjelaskan materi dengan ceramahMenjelaskan materi dengan alatperaga/kelengkapanMengamati kegiatan siswaMemberi petunjuk/ bimbinganMemberi motivasiMengajukan pertanyaanPrilaku yang tidak relevan dengan Kegiatan Belajar Mengajar

Aktivitas SiswaMendengarkan/memperhatikan penjelasan dari guru/ temanMembaca (buku dan LKS)Bekerja dengan menggunakan alat peraga/ kelengkapanMenulis yang relevan dengan KBMBerdiskusi/ bertanya antara siswa dan guruBerdiskusi/ bertanya antara siswaMengkomunikasikan hasil kelompokMerangkum jawaban teman kelompokPrilaku yang tidak relevandengan KBM

Lampiran 14

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU DAN SISWA DALAM KEGIATANBELAJAR MENGAJAR (KBM)

Materi Pelajaran : IPA NamaGuru : AsniahMateri Pokok : Perambatan Bunyi Hari/Tanggal : Jumat, 23 Mei 2008Siklus : II Pukul : 10.45-11.55

Petunjuk:Amatilah aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada lembar pengamatan sebagai berikut :

berilah tanda (√ ) pada kolom yang telah ditentukan.

NO Aspek yang Diamati Hasil PengamatanYa Tidak

12

3.4.5.6.7.

1

23

4 5 6 7 8 9

Aktivitas GuruMenjelaskan materi dengan ceramahMenjelaskan materi dengan alatperaga/kelengkapanMengamati kegiatan siswaMemberi petunjuk/ bimbinganMemberi motivasiMengajukan pertanyaanPrilaku yang tidak relevan dengan Kegiatan Belajar Mengajar

Aktivitas SiswaMendengarkan/memperhatikan penjelasan dari guru/ temanMembaca (buku dan LKS)Bekerja dengan menggunakan alat peraga/ kelengkapanMenulis yang relevan dengan KBMBerdiskusi/ bertanya antara siswa dan guruBerdiskusi/ bertanya antara siswaMengkomunikasikan hasil kelompokMerangkum jawaban teman kelompokPrilaku yang tidak relevandengan KBM

Lampiran 15

LEMBAR PENGAMATAN ANGKET SISWA

Materi Pelajaran : IPA Nama Siswa:

Materi Pokok : Perambatan Bunyi Hari/Tanggal:

Hari/Tanggal : Selasa, 27 Mei 2008 Pukul:

Petunjuk :1. Untuk No I dan II beri tanda ( √ ) sesuai pada

kolom yang tersedia

2. Untuk No III dan IV tuliskan ditempat yang

tersedia.

No Uraian Senang Tidak Tidak

BerpendapatI

II

Bagaimanapendapatmumengenaia. m

ateri pelajaranb. L

embar kerjasiswa

c. Suasana kelas

d. Cara belajar

e. C

ara gurumengajar

Bagaimanapendapatmumengenaia. materipelajaran

b. Lembarkerja siswa

c. Suasanakelas

d. Carabelajar

e. Cara gurumengajar

III. Apakah nada berminat untuk mengikuti kegiatanbelajar mengajar berikutnya seperti yang telah andaikuti ? (ya, tidak ,tidak berpendapat )

IV. Bagaiamana komentarmu tentang Lembar Kerja Siswa(LKS) ? (jelas, tidak jelas, tidak berpendapat?

Lampiran 16

Pedoman Wawancara

Materi : Perambatan Bunyi melalui Benda Cair danBenda Padat

Hari/Tanggal : Senin, 12 Mei 2008

Siklus : I

1. Siapa, nama kamu?

2. Bagaimana perasaanmu selama mengikuti kegiatan

pembelajaran IPA?

3. Bagaimana perasaanmu mengikuti langkah-langkah

pembelajaran yang dilakukan oleh guru?

4. Apakah cara-cara yang dilakukan oleh guru perlu

dipertahankan?

5. Ketika kamu melakukan percobaan perambatan bunyi

melalui benda cair, dan benda padat. Bagaimana

perasaanmu?

6. Bagaimana perasaanmu dalam melakukan kegiatan belajar

kelompok?

7. Bagaimana cara kamu menemukan jawaban pada soal yang

ada pada LKS dan tes formatif?

8. Apakah ada cara kerja lain di dalam melakukan jawaban

tersebut?

9. Apakah ada kesulitan yang kamu alami di dalam

mempelajari perambatan bunyi?.

Lampiran 17 WAWANCARA TINDAKAN SIKLUS I

Wawancara Peneliti dengan Adelia

PN : Setelah mengikuti pelajaran kemarin bagaimanaperasaanmu?

AD : Perasaan saya senang, BuPN : Mengapa AD katakan senang?AD : Karena pembelajaran IPA banyak prakteknya dan cara

guru menyampaikan materi sangat bagus membuat kitatidak tegang,

PN : Selain perasaan senang, mungkin ada yang tidakdisenangi waktu kegiatan belajar berlangsung?

AD : Tidak ada Bu.PN : AD tadi katakan Pembelajaran IPA banyak prakteknya,

coba sebutkan salasatu contoh praktek IPA?AD : Perambatan bunyi melalui benda cair dan benda

padatPN : Ketika kamu melakukan percobaan perambatan bunyi

melalui benda cair dan benda padat. Bagaimanaperasaanmu?

AD : Perasaanku senang karena saya membuktikan sendirimelalui alat peraga yang Ibu guru sediakan dan kitaseperti belajar bermain

PN : Bagaimana perasaanmu selama mengikuti kegiatanbelajar kelompok?

AD : Perasaanku senang, Bu. Karena kalau ada soal yangsaya belum mengerti saya bisa bertanya pada temankelompokku

PN :AD, katakan senang. Tapi mengapa pada saat diskusihanya banyak diam?

AD : (diam sejenak sambil menunduk), anu, Bu, saya malubicara dan takut kalau saya bicara nanti ditertawaiteman-temanku.

PN : AD tidak perlu malu dan takut salah, karena kitasama-sama belajar. Apa yang kita ketahui kitakemukakan semua, walaupun salah nanti teman yanglain membenarkannya. Untuk pembelajaran berikutnyaIbu guru harapkan agar AD harus aktif dalamdiskusi. Ya?

AD : Ia, Bu. Saya akan coba.PN : Bagus. Sekarang, bagaimana dengan soal yang ada

pada LKS dan tes formatif . Apakah ada kesulitandalam menyelesaikan soal-soal itu?

AD : Ada, Bu soal yang memiliki kata kesimpulan baikdalam LKS maupun dalam tes saya belum terlalupaham.

PN : Jadi hanya soal yang memiliki kata kesimpulan yangkamu belum mengerti. Bagus, ya. Nanti pelajaranberikutnya Ibu akan menjelaskan apa yang kamu belummengerti. AD perhatikan baik-baiknya.

AD : Ia, Bu.PN : Berarti arti kata kesimpulan kamu belum paham?

kalau soal yang lainnya yang berhubungan denganmateri yang diajarkan Ibu guru kemarin kamu sudahmengerti?

AD : Kalau soal yang berhubungan dengan materi yangdiajarkan Ibu saya sudah paham.

PN : Kalau cara kamu menemukan jawabannya kemarin.Bagaimana?

AD : Cara saya menemukan jawaban pada LKS melaluipercobaan sedangkan jawaban pada tes formatifmelaui penjelasan dari guru.

PN : Jadi kalau pelajaran berikutnya Ibu akanmenjelaskan yang kamu belum mengerti. Tapi AD kamuharus menjawab semua soal-soal yang Ibu gurubagikan dengan benar.

AD : Insya Allah, Bu saya akan mencoba. Karna hanya itukesulitan saya.

PN : Terima kasih.AD : Sama-sama

Keterangan :PN : PenelitiAD : Inisial subjek penelitian

Wawancara Peneliti dengan Elana

PN : Bagaimana kabar EL ?EL : Baik-baik, BuPN : Kamu kemarin habis belajar. Apa ?EL : Belajar IPA.PN : Iya, sekarang Ibu guru mau ngobrol-ngobrol dengan

EL. Setelah mengikuti pelajaran kemarin bagaimanaperasaanmu?

EL : Senang, Bu.PN : Mengapa EL katakan senang ?EL : Karena pelajaran IPA banyak prakteknya, dan

belajarnya tidak tegang, kita belajar sambilbermain.

PN : Selain itu mungkin ada yang membuat EL senang ?EL : Ia Bu. Sewaktu belajar kelompok pendapat saya

dihargai oleh teman kelompokku, selain itu cara Ibuguru mengajar memberi kebebasan kepada siswa untukberfikir.

PN : Selain perasaan senang, mungkin ada perasaan tidakdisenang waktu kegiatan berlangsung?

EL : Tidak ada Bu.PN : Bagaimana EL mengerjakan soal yang ada pada LKS

dan tes Formatif?EL : Saya kerjakan semua bu dengan teman kelompokkuPN : Apa yang EL kerjakan itu sudah benar semua?RL : Tidak bu. Masih ada yang salahPN : Coba tunjukan kesalahannya kepada Ibu nomor

berapa?EL : Nomor 5 saya tidak jawabPN : Lain kali EL harus lebih hati-hati bekerja sebelum

kumpul periksa kembali pekerjaanmu.EL : Iya bu.PN : Sekarang apa EL sudah mengerti?

EL : Sudah bu.PN : Coba dijelaskan pada Ibu tentang proses terjadinya

perambatan bunyi melalui benda cair dan bendapadat?

RL : Proses terjadinya perambatan bunyi melalui bendacair apabila kedua batu ditumbukan dalam baskomyang berisi air akan mengeluarkan bunyi. Getaranyang dihasilkan oleh bunyi merambat ketelinga kitakarena adanya udara. Sedangkan perambatan bunyimelalui benda padat apabila pensil atau bendaapasaja diketukan pada benda yang berat atau padameja akan mengeluarkan bunyi. Bunyi menghasilkangetaran, getaran bunyi tersebut merambat sampaiterdengar ketelinga kita karna adanya udara.

PN : Bagus. EL harus mempertahankan nilai yang sudahdiperolehnya?

EL : Ia Bu

Wawancara Peneliti dengan Azwa

PN : Setelah mengikuti pelajaran kemarin bagaimanaperasaanmu?

AZ : Senang bu?PN : Mengapa AZ katakan senang?AZ : Karena kita belajar tidak tegang, kita belajar

sambil bermain.PN : Selain itu mungkin ada yang membuat AZ senang?AZ : Ia Bu waktu melakukan percobaan perambatan bunyi

melalui benda cair dan benda padat saya bisamembuktikan sendiri melalui alat peraga yang Ibusediakan.

PN : Selain perasaan senang, mungkin ada yang tidakdisenangi waktu kegiatan belajar berlangsung?

AZ : Tidak ada BuPN : Bagaimana perasaanmu setelah melakukan kegiatan

belajar kelompok?

AZ : Senang Bu karena kita belajar secara bersama,menjawab soal-soal yang ada dalam LKS dan kalau adajawaban saya tidak mengerti kita diskusikan denganteman kelompokku.

PN : Selain perasaan senang, mungkin ada perasaan tidaksenang selama mengikuti pelajaran kelompok?

AZ : Ada Bu. Sewaktu belajar kelompok teman satukelompokku mengisi semua pertanyaan yang ada padaLKS. Teman saya kurang memperhatikan jawaban yangsaya berikan.

PN : Tapi, mengapa AZ pada saat diskusi hanya banyakdiam?

AZ : ( diam sejenak sambil menunduk ), anu Bu sayamemikirkan jawabannya apakah benar atau salah dankalau salah saya takut menjawab nanti sayaditertawai teman-temanku.

PN : AZ tidak perlu malu dan takut salah, kita sama-sama belajar. Apa yang kita ketahui dikemukakansemua, kalaupun salah nanti teman yang lainmembenarkannya. Untuk pembelajaran berikutnya Ibuharapkan agar AZ harus aktif dalam diskusi ya?

AZ : Ia Bu saya akan coba.PN : Bagus. Sekarang, bagaimana dengan soal yang ada

pada LKS dan tes formatif. Apakah ada kesulitandalam menyelesaikannya?

AZ : Tidak ada yang sulit Bu. Cuma nomor 5 aku sudahsebutkan semua jawabannya. Tapi berikan lagikesimpulan saya tidak tahu apa itu kesimpulan dansaya belum terlalu paham tentang materi tadi karenaIbu guru mengajar cepat sekali

PN : Baik kalau AZ pada pembelajaran berikutnyaperhatikan baik-baik Ibu menjelaskan apa yangkamu belum mengerti tentang soal nomor lima artikata kesimpulan. Tapi kamu harus bisa menjawabsemua soal dengan benar?

AZ : Ia Bu saya akan coba.

Hasil Wawancara Tindakan Siklus II Peneliti dengan Adelia

PN : Ibu mau ngobrol-ngobrol dengan AD. Setelahmengikuti pelajaran kemarin bagaimana perasaanmuAD?

AD : Senang bu.PN : Mengapa AD katakan senang?AD : Karena kita belajar tidak tegang, kita belajar

sambil bermainPN : Selain itu mungkin ada yang membuat AD senang?AD : Ia bu. Waktu saya membuktikan melakukan percobaan

perambatan bunyi melalaui benda cair dan bendapadat.

PN : Selain perasaan senang, mungkin ada yang tidakdisenangi waktu kegiatan belajar belangsung ?

AD : Sudah tidak ada bu. Karena kerja kelompok sudahsaling bertukar pikiran dalam menyelesaikan soalyang ada dalam LKS. Serta pendapat teman-temankelompok saling menghargai.

PN : Tapi apa yang dikerjakan temanmu secara bersama-sama AD sudah mengerti

AS : Sudah mengerti bu?PN : Ayo coba jelaskan pada Ibu soal nomor 2 dan 3 pada

LKS.AS : Soal nomor 2 kesimpulan saya. Saya mendengarkan

bunyi pada saat melakukan percobaan. Jadi bahwabenda apasaja apabila kita ketuk akan mengelurkanbunyi. Bunyi tersebut menghasilkan getaran dangetaran bunyi itu dapat merambat kesegala arah danterdengar kemana-mana karena adanya udara.

AD : Nomor 3 yaitu pada saat kita berenang dikolamrenang. Kita masih dapat mendengar suara atau bunyiyang terdapat dipermukaan kolam dan letakan arlojidiujung penggaris kayu. Tempelkan ujung penggarisyang lain pada telingamu. Bunyi arloji tersebut

terdengar ditelinga karena bunyi arloji merambatmelalui penggaris. Penggaris kayu termasuk bendapadat. Jadi bunyi dapat merambat melalui bendapadat.

PN : Coba jelaskan apa itu kesimpulan?AD : Kesimpulan adalah rangkuman dari beberapa jawaban

disatukan menjadi satu jawaban.PN : Bagus. Sekarang, bagaimana soal pada tes kamu

sudah bisa jawab soal yang memiliki kata kesimpulan?

AD : Sudah bu.PN : Ayo coba jelaskan soal nomor 3 dan 5AD : Nomor 3 bunyi dapat merambat karna adanya getaran

yang dihasilkan oleh bunyi. Soal nomor 5 baskom,air, batu, meja dan pensil atau mistar. Apabiladimainkan bahan dan alat tersebut akan mengeluarkanbunyi.

PN : Coba jelaskan pada ibu tentang cara perolehanjawaban yang AS kerjakan

AD : Untuk memperoleh jawaban melalui penjelasan dariibu dan melaui praktek

PN : Bagus ternyata kamu sudah mengerti? Terima kasihHasil Wawancara Peneliti dengan Elana

PN : Setelah mengikuti pelajaran kemarin bagaimanaperasaan EL?

EL : Senang, bu.PN : Coba berikan alasannya mengapa EL katakan senang?EL : Karena cara ibu guru menyampaikan materi sangat

jelas membuat saya tidak tegang, kita belajarsambil bermain dan kerjasama dalam kelompokberlangsung dengan baik.

PN : Selain itu mungkin ada yang membuat EL senang?EL : Ia bu sewaktu melakukan percobaan membuktikan bahwa

bunyi dapat merambat melalui benda cair dengan

benda padat melalui alat peraga yang ibu gurusediakan.

PN : Selain perasaan senang, mungkin ada yang tidakdisenangi waktu kegiatan belajar berlangsung?

EL : Tidak ada bu. Karena kerjasama teman berlangsungdengan baik. Sebab saling menghargai pendapatantara yang satu dengan yang lainnya.

PN : Apa yang dikerjakan temanmu EL mengerti?EL : (diam sejenak sambil menunduk), mengerti bu.PN : Coba dijelaskan pada ibu soal no 2?EL : Kesimpulan saya. Pada saat temanku mengetuk meja

saya mendengarkan bunyi ketukan mistar atau batuditumbukan akan mengeluarkan bunyi. Jadi bunyidapat merambat melalui benda cair dan benda padatmelalui alat peraga yang ibu guru sediakan.

PN : Bagus. Sekarang, bagaimana soal yang ada padates?.

EL : Saya kerjakan semua bu.PN : Apakah yang dikerjakan EL benar semua?EL : Ia bu benar semuaPN : Coba dijelaskan soal nomor 3 dan 4?EL : Bunyi dapat merambat karena adanya getaran yang

dihasilkan oleh bunyi sedangkan contoh perambatanbunyi yang lain melalui benda cair adalah jika kitamelempar batu ke air yang tenang, maka gelombangair bergerak kesegala arah. Makin jauh dari tempatbatu jatuh, gelombang makin kecil. Getaran bunyimerambat kesegala arah sebagai gelombang persisseperti gelombang air sedangkan contoh bunyimerambat melalui benda padat adalah papan diketukakan mengeluarkan bunyi dan menghasilkan getaran.Getaran tersebut dapat merambat sampai terdengarkesegala arah.

PN : Bagus. Sekarang, coba jelaskan pada ibu tentangcara perolehan jawaban yang EL kerjakan?

EL : Cara saya untuk mendapatkan jawabannya melaluipenjelasan ibu guru dan melalui percobaan.

PN : Bagus EL harus pertahankan nilai yang sudahdiperolehnya?

EL : Ia bu.Hasil wawancara peneliti dengan Azwan

PN : Ibu mau ngobrol-ngobrol dengan AZ. Setelahmengikuti pelajaran kemarin bagaimana perasaan AZ?

AZ : Senang, bu.PN : Coba berikan alasannya mengapa AZ katakan senang?AZ : Karena caranya ibu guru menyampaikan materi sangat

jelas membuat saya tidak tegang, kita belajarsambil bermain dan kerjasama dalam kelompokberlangsung dengan baik.

PN : Selain itu mungkin ada yang membuat AZ senang?AZ : Ia bu sewaktu melakukan percobaan membuktikan bahwa

bunyi dapat merambat melalui benda cair denganbenda padat melalui alat peraga yang ibu gurusediakan dan saat berlangsungnya diskusi denganteman kelompokku dan antar kelompok yang lain.Selain itu cara ibu guru mengajar memberi kebebasankepada siswa untuk berfikir.

PN : Selain perasaan senang, mungkin ada yang tidakdisenangi waktu kegiatan belajar berlangsung?

AZ : Tidak ada bu.PN : Bagaimana AZ mengerjakan soal yang ada pada LKS

dan tes?AZ : Saya kerjakan semua bu dengan teman kelompokkuPN : Apa yang AZ kerjakan pada LKS sudah benar semua?AZ : Ya bu.PN : Coba jelaskan soal nomor 2 bagaimana kesimpulanmu?AZ : Kesimpulan saya adalah bahwa saya mendengarkan

bunyi benturan kedua batu dan bunyi ketukan pensildi atas meja. Jadi bunyi itu dapat merambat melalui

benda cair dan benda padat dengan menggunakan alatperaga yang disediakan oleh ibu guru.

PN : Bagus.PN : Sekarang bagaimana dengan soal tes?AZ : Saya kerjakan semua bu.PN : Coba sebutkan soal nomor 1 dan jelaskan soal

nomor 3AZ : Contoh benda cair dan benda padat adalah air batu,

es, kayu, dan lain-lain sedangkan bunyi dapatmerambat karna adannya getaran yang dihasilkan olehbunyi

PN : Coba jelaskan pada ibu tentang cara pemerolehanjawaban yang AZ kerjakan?

AZ : Cara saya melalui penjelasan dari ibu guru danmelalui percobaan.

PN : Bagus. AZ harus mempertahankan nilai yang sudahdiperolehnya?

AZ : Ia Bu.

LAMPIRAN 20 DOKUMENTASI KEGIATAN MENGAJAR SIKLUS I

Pelaksanaan Tes Awal

Menjelaskan MateriMenjelaskan Materi dengan Alat Peraga

Melakukan Percobaan Perambatan Bunyi melalui Benda Cairdan Benda Padat

Kegiatan Belajar Kelompok menyelesaikan LKS Aktivitas I

Mengerjakan Tes secara IndividuMembacakan Hasil Kerja Kelompok

Pemberian Penghargaan

DOKUMENTASI KEGIATAN MENGAJAR SIKLUS II

Menjelaskan Materi Sama halnya Siklus Praktek BendaBenda

Percobaan Benda CairBelajar dalam Kelompok

Belajar dalam Kelompok

Kegiatan Belajar KelompokMengerjakan Tes secara Individu

Membacakan Hasil Belajar Kelompok MenjawabPertanyaan Ibu Guru

Pemberian Penghargaan KelompokMenyelesaikan Soal Tes Akhir

RIWAYAT HIDUP

Asniah, dilahirkan pada Tanggal 9 Agustus 1982di Talaga II Kecamatan Talaga Raya KabupatenButon Provinsi Sulawesi Tenggara, putri kelimadari lima bersaudara, pasangan Bapak H. Alwandan Ibu Hj. Sitti Hamida. Pendidikan SDditempuh di SDN 3 Talaga II sekarang pada

Tahun 2008 beralih nama menjadi SDN 2 TalagaII diselesaikan Tahun 1996, pendidikan SekolahMenengah Pertama di SMP Negeri Talaga sekarangberalih nama menjadi SMP

Negeri 1 Talaga KecamatanTalaga Raya diselesaikan pada Tahun 1999, dan pendidikanSekolah Menengah Atas di SMA Negeri Kendari jurusan IPSdiselesaikan pada Tahun 2002.Selesai pendidikan SMApenulis menganggur selama 1 Tahun, mengikuti kursuskomputer selama 3 bulan di fajar komputer kendari. Padatahun 2003 penulis melanjutkan pendidikan di FKIPUniversitas Haluoleo Kendari Program Studi Diploma dua(D-II) diselesaikan Tahun 2006, selesai studi mengabdi diSDN 6 Talaga I selama 2 bulan sekarang beralih namamenjadi SDN 3 Talaga I dan pindah mengabdi di SDN 2Talaga II sekarang beralih nama menjadi SDN 1 Talaga IIselama 2 bulan. Pada tahun 2006 mendapat kesempatanmengikuti pendidikan pada Program S1 berasrama sampaisekarang di Universitas Negeri Makassar di makassar.