Perbaikan proposal
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Perbaikan proposal
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pondok pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional
yang siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah
bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan
mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri
tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan
masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan
keagamaan lainnya. Kompleks ini biasanya dikelilingi oleh
tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pondok pesantren
sendiri merupakan model atau gaya pendidikan yang
mendominasi di Indonesia.
Menurut Mastuhu “pondok pesantren merupakan lembaga
pendidikan Islam sebagai tempat untuk mempelajari, memahami, mendalami,
menghayati dan megamalkan ajaran agama Islam dengan menekankan
pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.”.1
Dengan demikian aktivitas yang ada di Pondok Pesantren berpedoman pada
nilai-nilai ajaran Islam. Bukan hanya dalam kegiatan Ibadah, namun juga
dalam kegiatan Muamalah sesama manusia dan seluruh aktivitas yang ada di
pondok pesantren selalu merujuk pada Al-qur’an dan Sunnah Nabi.
1 .Dikutip Oleh Muhammad Hambal Syafwan, Sejarah Pendidikan Islam, ( Solo: Pustaka Arafah, 2014), h.255
Begitu juga yang terjadi pada Pondok Pesantren Ar-rahmah yang
terletak di Kota Curup Kabupaten rejang Lebong. Pengurus Pondok Pesantren
menanamkan nilai-nilai keislaman kepada seluruh santri sebagai pedoman
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari, santri dan
pengurus Pondok Pesantren tidak lepas dari konsumsi, jual beli, kerjasama,
komunikasi dan kegiatan muamalah lainnya.
Secara umum pengurus Pondok Pesantren Ar-rahmah telah
mengajarkan ayat-ayat tentang ekonomi pada tingkat pendidikan Madrasah
Aliyah. Pada saat Madrasah Aliyah pengurus Pondok Pesantren Ar-rahmah
khususnya Guru telah memberikan materi kepada Para Santri berupa Hadist
pada Bab Kitabul Buyu’ atau bab tentang jual beli, serta ayat-ayat Al-qur’an
yang berkenaan dengan etika konsumsi dan produksi pada mata pelajaran
Aqidah Akhlaq. Setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh umat manusia
telah diatur oleh Allah dalam kitab suci Al-qur’an dan Sunnah Nabi. Tujuan
Al-qur’an dan Sunnah Nabi diturunkan di muka bumi ini adalah sebagai
petunjuk bagi umatnya, sebagai pedoman bagi kehidupan umatnya baik di
duia maupun di akhirat.
Berbicara mengenai ekonomi, Pengurus Pondok Pesantren Ar-rahmah
telah mendirikan lembaga yang dapat menaungi kegiatan transaksi ekonomi
santri, salah satunya adalah Koperasi Pondok Pesantren. Di dalam koperasi
Pondok Pesantren ini banyak transaksi ekonomi yang dilakukan mulai dari
kerjasama, jual beli, konsumsi dan lain sebagainya. Dalam Al-qur’an Allah
telah mengatur tentang seluruh transaksi ekonomi yang terdapat di dalam
Koperasi Pondok Pesantren dan ayat tersebut merupakan acuan dari sistem
koperasi dalam ekonomi Islam. Salah satu ayat yang menjadi acuan dalam
transaksi ekonomi adalah surat Al-maidah ayat 2:
و وال تعاونوا على لت بر و ى��وتعاونوا على ق� ٱ ق� ٱ
ديد لله ش)))) لل إن تق))))وا و و ع م و ٱإ ه� ٱ ٱ ن�� ٲ ق� ق� ٱ ق� ق� ٱ
ق�عقاب ) ٢ٱ
Artinya : “....dan tolong menolonglah kamu dalam
kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertaqwalah kamu
kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaannya”.
(QS.Al-maidah : 2)2
Ayat tersebut diatas merupakan salah satu ayat yang menjadi acuan
dalam kegiatan kerjasama pada lembaga koperasi dalam islam. Salah satu
wujud dari penerapan ayat tersebut diatas adalah hadirnya lembaga koperasi
syari’ah ditengah-tengah masyarakat, dengan tujuan untuk membantu
ekonomi masyarakat kecil dan menyejahterakan anggotanya. Namun masih
banyak lembaga islam yang masih memakai sistem konvensional dalam
mengelola koperasi. Salah satunya di pondok pesantren Ar-rahmah.
Dari hasil observasi awal, diketahui bahwa pengurus pondok pesantren
Ar-rahmah telah mengetahui ayat tentang ekonomi tersebut. Namun pada
prakteknya pengurus Pondok Pesantren Ar-rahmah belum menerapkan
prinsip-prinsip islam pada lembaga koperasi. Koperasi Pondok Pesantren Ar-
rahmah masih menggunakan sistem konvensional. Maka dari itu penulis ingin
2 .Departemen Agama RI,Al-Qur’an dan Terjemahannya Juz 1 30,(Semarang:CV. Al-Waah, 1993), h.107
mengetahui lebih lanjut bagaimana persepsi pengurus Pondok Pesantren Ar-
rahmah terhadap konsep koperasi dalam islam.
Bertolah dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
mengambil judul penelitian mengenai “ Persepsi Pengurus
Pondok Pesantren Terhadap Konsep Dasar Koperasi
Dalam Islam (Studi Kasus Di Pondok Pesantren Ar-
Rahmah Curup) ”.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari masalah yang telah diuraikan di atas maka
rumusan masalah pada penelitian ini adalah : bagaimana
persepsi pengurus Pondok Pesantren Ar-rahmah terhadap
konsep dasar koperasi dalam Islam ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk
mengetahui persepsi pengurus Pondok Pesantren Ar-rahmah
terhadap konsep dasar koperasi dalam Islam.
D. MANFAAT PENELITIAN
Pada dasarnya tujuan utama dari setiap penelitian
adalah untuk memberikan manfaat bagi siapa saja yang
terlibat dalam penelitian tersebut, adapun manfaat dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Melalui Penelitian ini diharapkan dapat berguna
untuk menambah dan memperluas ilmu pengetahuan
khususnya tentang konsep dasar transaksi ekonomi pada
lembaga koperasi dalam islam di pondok pesantren Ar-
rahmah desa Air Meles Atas, kecamatan Selupu Rejang,
Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.
2. Manfaat praktis
a. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan
bagi masyarakat dalam mengelola koperasi yang sesuai
dengan prinsip islam.
b. Bagi civitas akademik
Penelitian ini berguna untuk memberikan
masukan berdasarkan hasil penelitian dan memperluas
landasan teoritis melakukan survey di lapangan
sehingga dapat memberikan pengetahuan tentang
konsep koperasi, dan sistem pengelolaan koperasi yang
sesuai dengan konsep koperasi syari’ah, dan bagi pihak
pendidik diharapkan dapat memberikan pembinaan
kepada pengurus koperasi (santri) untuk senantiasa
menjadikan koperasi sebagai media pendidikan bagi
ekonomi para santri.
E. RISET TERDAHULU
Ada banyak penelitian yang berkaitan dengan koperasi
Pondok Pesantren, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh
Alif Rofiq (2012) yang berjudul pengaruh pengelolaan koperasi
pondok pesantren terhadap minat wirausaha para santri (studi
kasus di koperasi pondok pesantren sirojuth-tholibin Desa
Brabo Kecamatan Tangungharjo Kabupaten Grobogan).
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa hipotesis alternatif
diterima dengan perolehan r= 0,968 / 96,8% yang
menyatakan adanya pengaruh dalam pengelolaan koperasi
pondok pesantren terhadap minat wirausaha para santri.3
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Drs.H. Noor
Ahmady, MM (2013) dengan judul Pesantren dan
Kewirausahaan ( Peran Pesantren Sidogiri Pasuruan dalam
Mencetak Wirausaha Mandiri ). Penelitian ini lebih
menekankan bagaimana peran Pesantren dalam mencetak
wirausaha muda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
program pendidikan kewirausahaan di Pesantren sidogiri
sudah lama diterapkan dengan jalan para santri iku terlibat
langsung dalam pengembangan usaha Pesantren. Melalui
keterlibatan santri secara simultan Pesantren Sidogiri telah
3 .Alif Rofiq, Pengaruh Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren Terhadap Minat Wirausaha Para Santri (Studi Kasus Di Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin Desa Brabo Kecamatan Tangungharjo Kabupaten Grobogan), Skripsi Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi IAIN Walisongo Semarang,2012, (http://eprints.walisongo.ac.id/1467/), diakses pada tanggal 23 juni 2015 jan 11.32 wib
berhasil mendidik alumni untuk mempunyai usaha baru
ditempat asal mereka tinggal. 4
Adapun penelitian dari Rahayu Diahastuti (2011)
mahasiswa Universitas Negeri Semarang, dengan judul Peranan
Koperasi Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Sekitar Pondok
Pesantren Assalaam. Penelitian ini lebih focus kepada peran Koperasi Pondok
Pesantren dalam menyejahterakan masyarakat. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa 1) Koperasi PondokPesantren Assalaam tidak hanya
berkembang di bidang jasa simpan pinjam saja tetapi juga mengalami
perkembangan di bidang usaha laundry, usaha photocopy, usaha kantin
pegawai, usaha toko, usaha wartel, salon, perikanan, usaha warnet yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan di pondok pesantren.2) Koperasi
Pondok Pesantren Assalaam ini memberikan peranan yang sangat besar dalam
mensejahterakan masayarakat di sekitar Pondok Pesantren Assalaam antara
lain bagi masyarakat di dalam Pondok Pesantren adalah Koperasi sebagai
sponsorship adalah dengan memberikan bantuan modal yang berkaitan dengan
kegiatan kepondokan dan koperasi sebagai tempat pelatihan pengembangan
SDM adalah dengan memberikan pelatihan keterampilan kepada pegawai atau
santri melalui workshop. 5
Berbeda dengan penelitian diatas, jika penelitian diatas
fokus kepada Koperasi Pondok Pesantren, wirausaha dan 4 .Noor Ahmadi, Pesantren Dan Kewirausahaan ( Peran Pesantren Sidogiri
Pasuruan Dalam Mencetak Wirausaha Mandiri ) , Penelitian Dosen Tetap Fakultas DAKWAH IAIN SUNANAMPELSURABAYA,2013,(http://eprints.uinsby.ac.id/201/1/executive%20summary%20noor%20ahmady.pdf), Di Akses Pada Tanggal 21 Juni 2015 Jam 20.00 Wib
5 .Rahayu Diahastuti, Peranan Koperasi Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Sekitar Pondok Pesantren Assalaam, Skripsi Jurusan Sosiologi dan Antropologi, Fakultas Ilmu Social, Universitas Negeri Semarang, 2011, (Http://Lib.Unnes.Ac.Id/10920/), Diakses Pada Tanggal 19 September 2015 Jam 19.00 Wib.
kesejahteraan masyarakat, penelitian ini fokus pada persepsi,
pemahaman atau pengertian Pengurus terhadap konsep dasar
bertransaksi dalam islam pada lembaga koperasi itu sendiri.
Penelitian ini akan membahas bagaimana persepsi pengurus
Pondok Pesantren pada konsep-konsep koperasi dalam islam.
F. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Persepsi
persepsi adalah proses internal yang memungkinkan
kita untuk memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan
rangsangan dari lingkungan kita dan proses tersebut
mempengaruhi prilaku kita. Dalam bukunya Dedy Mulyana,
Bria Fellows mendefinisikan bahwa “persepsi adalah proses
yang memungkinkan suatu organisme menerima,
menganalisis informasi”.6
Proses Terjadinya Persepsi Miftah Thoha (2003: 145) menyatakan, proses terjadinya persepsi didasari pada beberapa tahapan: 1) ’’Stimulus atau Rangsangan Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu stimulus atau rangsangan yang hadir dari lingkungannya. 2) Registrasi Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan saraf seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. 3) Interpretasi Merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses interpretasi bergantung pada cara pendalamannya, motivasi dan kepribadian seseorang. 4) Umpan Balik (feed back) Setelah melalui proses interpretasi, informasi yang sudah diterima dipersepsikan oleh seseorang dalam bentuk umpan balik terhadap stimulus.’’7
Dari teori di atas dapat difahami bahwa persepsi merupakan
pemahaman, penafsiran dan pengertian seseorang akan suatu objek yang
6 .Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya,2002), h.1677 .Dikutip Oleh Agung Wardana, “Persepsi Siswa Kelas Xi Sman 1 Depok Sleman Terhadap Kegiatan
Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani Tahun 2010/201”, (Thesis, Fakultas Ilmu Keolahragaan,Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2012), h.9
diterima oleh pancainderanya. Ketika rangsangan suatu objek diterima
oleh pancaindera manusia, maka hal itu akan diproses melalui pilihan,
kemudian difahami dan diaplikasikan dalam prilaku. Begitu juga dengan
ayat yang menjadi landasan koperasi dalam islam, ketika pengurus pondok
pesantren mengetahui akan ayat tersebut maka akan terjadi penafsiran dan
penerapan dalam prilaku sehari-hari. Hal ini lah yang akan dibahas lebih
lanjut dalam penelitian ini.
2. Pondok pesantren
Kata Pondok mengandung makna, bangunan untuk tempat
sementara, biasanya didirikan diladang sawah, hutan dan sebagainya.
Dalam perkembangan selanjutnya kata pondok dapat berarti bangunan
tempat tinggal yang berpetak-petak, berdinding bilik, beratap rumbia untuk
tempat tinggal beberapa anggota. Sementara itu kata pesantren berasal dari
kata santri. Kata santri yang berarti “orang yang mendalami ilmu agama
islam atau juga orang yang beribadat dengan bersungguh-sungguh dan
biasa disebut dengan orang yang saleh”. Dari kata santri, diberi awalan
“pe” dan akhiran “an” menjadi “pesantrian” atau “pesantren” yang artinya
tempat untuk tinggal dan belajar para santri. Lembaga pendidikan yang
memberlakukan pola penempatan para santri dengan tempat tinggal di
dalam pondok-pondok seperti itu kemudian dikenal dengan sebutan
pondok pesantren, disingkat dengan ponpes dan ada yang menyingkat
dengan pontren pola penempatan para santri seperti berbeda dengan
dengan lembaga pendidikan sekolah umum.8
8 . Zamakhairi Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: LP3ES, 1985), h.18
Sedangkan secara istilah pesantren adalah lembaga pendidikan
islam dimana para santri biasanya tinggal di pondok (asrama) dengan
materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-kitab umum, bertujuan
untuk menguasai ilmu agama islam secara detail, serta mengamalkannya
sebagai pedoman hidup keseharian dengan menekankan pentingnya moral
kehidupan bermasyarakat. Pesantren secara definitif tidak dapat diberikan
batasan yang tegas, melainklan terkandung fleksibilitas pengertian yang
memenuhi ciri-ciri yang memberikan pengertian pondok pesantren. Jadi
pondok pesantren belum ada pengertian yang lebih konkrit, karena masih
meliputi beberapa unsur untuk dapat mengartikan pondok pesantren secara
komprehensif.
Pesantren merupakan lembaga pendidikan islam tertua di
Indonesia. “Kendatipun sejarah tidak mencatat secara pasti kapan
munculnya pesantren pertama kali di Indonesia. Namun paling tidak
lembaga pesantren telah ada ketika masa para walisongo, sekitar abad ke
16-17 M, misalnya pesantren yang didirikan oleh Maulana Malik Ibrahim
di Gresik”.9 Namun sejauh ini belum didapatkan keterangan yang pasti
tentang bagaimana yang ada pada waktu itu.
Untuk menghadapi tantangan zaman, pesantren telah melakukan
berbagai inovasi khususnya di bidang social kemasyarakatan. “Karena
pada dasarnya pesantren tumbuh dan berkembang dari dan untuk
masyarakat. Hal ini terlihat dengan masuknya pengetahuan umum kedalam
pesantren sebagai bekal tambahan ilmu pengetahuan bagi santri”.10
Uniknya dengan perubahan tersebut pesantren sama sekali tidak tercabut
9 . Muhammad Hambal Shafwan, Sejarah Pendidikan Islam, ( Solo: Pustaka Arafah, 2014), h.254.10 Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, ( Jakarta: Kalam Mulia, 2011), h.376.
dari akar kulturnya secara umum. Pesantren tetap berfungsi sebagai pusat
kajian islam, penanaman nilai-nilai islam, dan lembaga keagamaan yang
melakukan kontrol social.
3. Konsep dasar koperasi dalam islam
Sebgaian ulama menyebut “koperasi dengan syirkah ta”awuniyah
(persekutuan tolong menolong) , yaitu suatu perjanjian kerja sama antara dua
orang atau lebih”. 11 Dengan demikian dapat diartikan bahwa koperasi adalah
lembaga yang bertujuan untuk saling tolong menolong antar sesama anggota
koperasi.
Sama dengan lembaga islam lainnya koperasi juga mempunyai landasan
yaitu Al-qur’an dan Sunnah Nabi. Konsep dasar koperasi dalam Islam adalah
tolong menolong dan tidak dimonopoli oleh salah satu pemilik modal. Dalam hal
tolong menolong dalam Islam tidak dibenarkan tolong menolong dalam hal
pelanggaran dan berbuat dosa. Seperti Yang dijelaskan dalam surat Al-maidah
ayat 2 berikut ini:
و وال تعاونوا على لت بر و ى��وتعاونوا على ق� ٱ ق� ٱ
ديد لله ش)))) لل إن تق))))وا و و ع م و ٱإ ه� ٱ ٱ ن�� ٲ ق� ق� ٱ ق� ق� ٱ
ق�عقاب ) ٢ٱ
Artinya : “....dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaannya”.(QS.Al-maidah : 2)12
11 .Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h.28912 . Nur S. Bukhori, Koperasi Syari’ah Teori Dan Praktik, ( Banten: Pustaka Aufa Media, 2012), h.8
Makna dari ayat tersebut adalah Allah memerintahkan
hamba-hambanya yang beriman untuk senantiasa tolong
menolong dalam berbuat kebaikan, itulah yang disebut dengan
Al-birru ( kebajikan ), serta meninggalkan segala bentuk
kemunkaran, dan itulah yang dinamakan dengan at-taqwa. Allah
melarang kita sebagai ummat muslim tolong menolong dalam
hal kebatilan, berbuat dosa dan mengerjakan hal-hal yang
haram.
Ibnu Jarir berkata : “Al-itsmu ( dosa ) berarti
meninggalkan apa yang Allah perintahkan, sedangkan al-‘udwan
(permusuhan) berarti melanggar apa yang telah ditetapkan
Allah dalam urusan agama dan melanggar apa yang telah
diwajibkan-Nya kepada kalian dan orang lain”.13Artinya segala
sesuatu yang tidak sesuai dengan perintah Allah adalah
termasuk perbuatan dosa.
Selain ayat diatas ada beberapa ayat yang juga menjadi
landasan koperasi dalam islam. Seperti pada ayat-ayat berikut:
a. Koperasi syari’ah merupakan sistem ekonomi islam yang
integral dan merupakan suatu kumpulan dari barang-
barang atau bagian-bagian yang bekerja sama sebagai
suatu keseluruhan.
13 .Ibnu Katsir, Lubaabut Tafsir Min Ibni Katsir, Tafsir Ibnu Katsir. M. Abdul Ghofar ( Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2008), h.10
ة لم كاف يا أيها الذين آمنوا ادخلوا في الس))
يطان إنه لكم ع))دو وال تتبعوا خطوات الش))
مبين
Artinya “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kepada Islam secara kaffah (menyeluruh), dan janganlah kalian mengikuti jejak-jejak syaithan karena sesungguhnya syaithan adalah musuh besar bagi kalian.” [Al-Baqarah : 208]14
b. Tujuan utama dari koperasi adalah untuk mensejahterakan ekonomi
anggotanya sesuai norma dan moral Islam, dasar hukumnya adalah:
ا وال ال) طي أض حل))) ا فى لناس كلوا مم ب��ي)أيها �� ب ق� ق� ٱ ٱ
ط) إنه لش ت �تتبعوا خطو ن� ق� ٱ بين ) ٲ عد م ��� لك ب ق� ١٦٨ۥ
Artinya “ hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bum, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.(QS.Albaqarah : 168)
تغوا ض و أ نتشروا فى لوة ف لص ق�فإذا قضيت ٱ ق� ق� ٱ ٱ ٱ
لح))ون ) ا لعلك ت لله كث))ي كروا لله و ل ق�من ف ق� �� ب ٱ �ق ٱ ٱ �ق
١٠
Artinya “ apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebarnlah di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.(QS.Al-jumu’ah : 10) 15
14 . Nur S. Nukhori, Koperasi…, h.815 . Nur S. Nukhori, Koperasi…, h.8
c. Koperasi dengan sistem kerjasamanya dapat menciptakan
keadilan dan persaudaraan sesama anggota, Allah
berfirman:
ن)ك وأنثى وجع ن)كم من ذك لناس إنا خل ا ق�ي)أي ق� �� ب ق� ٱ ه
لله رمك عند ا وقباٮل لتعارفو إن أ ٱشعو ق� ق! ا�� �� ب
لله إن قٮك ٱأ ق�� ق#
��عليم خبي ) (١٣ب
Artinya: “hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu adalah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal”. (QS.Al-hujurat : 13)16
A. METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian dan pendekatan penelitian
Untuk menjawab pokok masalah yang telah dikemukakan yaitu
mengungkap pemahaman pengurus Pondok pesantren terhadap konsep dasar
koperasi dalam islam maka, jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan
(field research) yaitu “penelitian yang dilakukan di lingkungan masyarakat
tertentu, baik di lembaga organisasi masyarakat maupun lembaga sosial
pemerintah”.17penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu “jenis
penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau
bentuk hitungan lainnya”.18 Dengan metode deskriptif kualitatif akan lebih mudah 16. Nur S. Nukhori, Koperasi…, h.1017 .Hadari Nawawi, metode penelitian bidang sosial,( yogyakarta : YUGM Pers, 1991
), cet ke-6, h.3.18 . Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2003), h.4.
bagi penulis untuk mendeskripsikan bagaimana persepsi pengurus pondok
pesantren terhadap terhadap konsep dasar koperasi dalam islam.
2. Waktu dan Lokasi penelitian
Adapun waktu penelitian ini dimulai sejak tanggal 1 september 2015
sampai dengan selesai. Sedangkan lokasi penelitian ini adalah di Pondok
Pesantren Ar-rahmah yang terletak di desa Air Meles Atas, Kecamatan Selupu
Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Lokasi ini sangat strategis
untuk diteliti, karena pondok pesantren Ar-rahmah merupakan pusat kajian ilmu
keislaman yang masih menjalankan koperasi dengan sistem konvensional.
3. Subjek atau informan penelitian
Teknik pemilihan subjek dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode purposive sampling, yaitu “teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut paling tau tentang data
yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah”.19 Dalam penelitian ini
subjek yang diambil adalah pengurus Pondok Pesantren dan pengurus Koperasi
Pondok Pesantren. Adapun subjek atau informan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
No Nama Jabatan
Abdul Kadir Ali Pimpinan umum Pondok Pesantren Ar-rahmah
Amin Mustadi Pimpinan Harian Pondok Pesantren Ar-rahmah
Eni misriyati Bendahara Pondok Pesantren
Iwan Saputra Sekretaris Pondok Pesantren
Reka Yulianti Kepala Sekolah MA Ar-rahmah dan Pengelola
19 . Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Alfabeta, 2014), h.54.
Waserda KOPONTREN
Azimullah Ilyas Kepala sekolah MTS Ar-rahmah
Sri Astuti Bendahara KOPONTREN
Nurhayati Pengurus KOPONTREN
Eni widyanti Pengurus KOPONTREN
4. Sumber data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Data primer,
Sumber yang pertama yaitu data primer. “yang dimaksud dengan data
primer yaitu data yang belum tersedia dan untuk memperoleh data tersebut
peneliti harus menggunakan beberapa instrument penelitian seperti kuisioner,
wawancara, observasi, dan sebagainya. Data primer ini meliputi karakteristik
responden ( usia, jenis kelamin, kegiatan, transaksi)”.20 Dalam penelitian ini
penulis menggunakan teknik wawancara dan observasi sebagai instrument
penelitian.
b. Data sekunder
Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder sebagai sumber
data kedua. “Data sekunder adalah data yang diperoleh dari melalui
pengumpulan atau pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi berupa
penelaahan terhadap dokumen pribadi, resmi kelembagaan, referensi-
referensi atau peraturan yang memiliki relevansi dengan fokus permasalahan 20.Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, ( Jakarta:
Gramata, 2013), h.77.
penelitian”.21 Jadi, pada penelitian ini penulis menggunakan beberapa
referensi seperti: buku-buku , internet, jurnal, majalah, dokumen-dokumen
dan lain sebagainya.
5. Teknik pengumpulan data
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui
percakapan atau tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya
mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara jelas dari
informan.22 Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode wawancara
terstruktur, dimana daftar pertanyaan untuk wawancara telah disiapkan
sehingga proses wawancara lebih terarah.
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus
dikumpulkan dalam penelitian.23Dalam hal ini observasi digunakan untuk
mengamati persepsi pengurus pondok pesantren terhadap konsep dasar
koperasi dalam islam
.
c. Teknik analisis data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan konsep Miles dan
Huberman. Dalam penelitian kualitatif dilakukan analisis data sebelum di
lapangan, selama di lapangan, dan sesudah memasuki lapangan. Dalam
21.Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h.77.
22 .Djam’an Satori Dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung : Alfabeta, 2009),h.130.
23 . Djam’an Satori Dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian… h.105.
penelitian ini digunakan metode deskriptif kualitatif. “Metode deskriptif
kualitatif yaitu menggambarkan hasil penelitian dengan uraian-uraian, dan
teknik ini menggunakan analisa deduktif yaitu menarik kesimpulan dari
pernyataan dari umum ke khusus”.24 Tahap selanjutnya adalah reduksi data
yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya dan membuang yang tidak perlu, dengan demikian data-data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya bila diperlukan. Setelah data direduksi, maka langkah
selanjutnya adalah mendisplay data ( menyajikan data) untuk kemudian
mengambil kesimpulan data yang akan digabungkan menjadi suatu bentuk
tulisan yang akan di analisis.
B. RENCANA OUTLINE
BAB I. PENDAHULUAN: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, penelitian terdahulu, metode penelitian, dan rencana outline.
BAB II. LANDASAN TEORI : pengertian pemahanan, konsep pondok pesantren,
dan konsep dasar koperasi dalam islam.
BAB III. GAMBARAAN UMUM TENTANG PONDOK PESANTREN AR-
RAHMAH CURUP DAN TRANSAKSI EKONOMI PADA KOPERASI PONDOK
PESANTREN: pemahaman pengurus pondok pesantren terhadap dalil yang menjadi
konsep dasar transaksi ekonomi pada lembaga koperasi pondok pesantren.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN: deskripsi wilayah penelitian, laporan hasil
penelitian dari pondok pesantren Ar-rahmah Curup Bengkulu.
BAB V. PENUTUP : simpulan dan saran24 . Sugiyono, memahami penelitian kualitatif,( Bandung: Alfabeta, 2012), h.338.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,Noor.Pesantren Dan Kewirausahaan ( Peran Pesantren Sidogiri Pasuruan Dalam Mencetak Wirausaha Mandiri ) , Penelitian Dosen Tetap Fakultas DAKWAH IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA. 2013 http://eprints.uinsby.ac.id/201/1/executive%20summary%20noor%20ahady.pdf), Di Akses Pada Tanggal 21 Juni 2015 Jam 20.00 Wib
Bisri,Hasan. Pesantren : Karakteristik dan Unsur-unsur KelembagaanJakarta:Grafindo. 2001
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya Juz 1-30, Semarang:CV. Al-Waah. 1993.
Dhofier, Zamakhairi. Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai.Jakarta: LP3ES. 1985.
Diahastuti,Rahayu. Peranan Koperasi Dalam Meningkatkan KesejahteraanMasyarakat Di Sekitar Pondok Pesantren Assalaam.Universitas NegeriSemarang: Skripsi, Jurusan Sosiologi dan Antropologi, Fakultas IlmuSocial.2011,(Http://Lib.Unnes.Ac.Id/10920/), Diakses Pada Tanggal 19September 2015 Jam 19.00 Wib.
Hambal, Shafwan,Muhammad. .Sejarah Pendidikan Islam.Solo: Pustaka Arafah. 2014.
Iskandar. 2Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press. 2010.
Katsir, Ibnu. Lubaabut Tafsir Min Ibni Katsir, Tafsir Ibnu Katsir. M. Abdul Ghofar.Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i. 2008
Khasib,Faisal.Implementasi Pendidikan Kesehatan Reproduksi Di PondokPesantrenMiftahussa’adah Mijen Semarang.IAIN Wali Songo Semarang:skripsi, fakultas tarbiyah. 2009
Mulyana, Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: Pt. RemajaRosdakarya. 2002.
Nawawi, Hadari. metode penelitian bidang sosial. cet ke-6. Yogyakarta : YUGM Pers. 1991.
Ramayulis. Sejarah Pendidikan Islam.Jakarta: Kalam Mulia. 2011.
Rofiq, Alif. Pengaruh Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren TerhadapMinatWirausaha Para Santri (Studi Kasus Di Koperasi PondokPesantrenSirojuth-Tholibin Desa Brabo Kecamatan TangungharjoKabupatenGrobogan), Skripsi Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas EkonomiIAIN Walisongo Semarang. 2012.(http://eprints.walisongo.ac.id/1467/),diakses pada tanggal 23 juni 2015 jam 11.32 wib
Satori, Djam’an. Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta. 2009.
Strauss, Anselm .,Juliet Corbin. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2003.
Suhendi, Hendi. Fiqih Muamalah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2010.
Tanjung, Hendri., Abrista Devi. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam.Jakarta:Gramata. 2013
Wardana, Agung. Persepsi Siswa Kelas Xi Sman 1 Depok Sleman Terhadap KegiatanBelajar Mengajar Pendidikan Jasmani Tahun 2010/201. Thesis Fakultas IlmuKeolahragaan,Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2012.