ANALISIS PERBAIKAN DAYA DUKUNG TANAH LUNAK ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of ANALISIS PERBAIKAN DAYA DUKUNG TANAH LUNAK ...
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 1
ANALISIS PERBAIKAN DAYA DUKUNG TANAH LUNAK DENGAN METODE
STONE COLUMN
(Studi Kasus : Simpang Susun Rangkas Bitung Jalan Tol Serang-Panimbang) Oleh:
Aghnii Auliya Anjani 1), Hikmad Lukman 2), Budiono 3)
ABSTRAK
Tanah adalah bagian yang sangat penting dalam mendukung pembangunan infrastruktur karena tanah
menjadi pijakan dan dasar yang menerima semua beban di atasnya. Suatu konstruksi yang berada di
atas tanah lunak akan menemui masalah terutama berkaitan dengan besarnya penurunan yang akan
terjadi setelah sebuah konstruksi didirikan di atasnya. Hal ini disebabkan karena tanah lunak memiliki
sifat gaya geser tanah yang kecil, kompresibilitas yang sangat besar, koefisien permeabilitas yang
kecil dan mempunyai daya dukung rendah. Agar tanah lunak dapat digunakan sebagai tanah dasar,
maka perbaikan tanah diperlukan. Salah satu perbaikan untuk tanah lunak yaitu stone column.
Penelitian ini menganalisis daya dukung dan besarnya penurunan yang terjadi pada tanah dasar akibat
timbunan dengan dua kondisi yaitu kondisi tanah dasar tanpa stone column dan kondisi tanah dasar
dengan perbaikan stone column. Pada penelitian ini untuk perhitungan daya dukung tanah dilakukan
secara analitis, sedangkan untuk perhitungan penurunan dilakukan menggunakan software Plaxis 8.2
2D. Berdasarkan analisis perhitungan, didapatkan daya dukung ijin tanah dasar dengan adanya perkuatan
stone column lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya stone column. Selanjutnya untuk besarnya
penurunan tanah pada tanah dasar terdapat pengurangan penurunan, yaitu tanpa stone column sebesar
1,176 m, sedangkan dengan stone column hanya sebesar 0,0023 m.
Kata kunci : daya dukung, penurunan, stone column, tanah lunak.
I. PENDAHULUAN
Jalan Tol Serang β Panimbang adalah jalan
tol yang menghubungkan Serang dan Kawasan
Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung,
Banten. Pada saat pelaksanaan di lapangan,
tentunya selalu ada permasalahan yang
dihadapi. Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol
Serang β Panimbang, terdapat problem pada
tanah yaitu adanya tanah lempung lunak dan
muka air yang tinggi. Tanah adalah bagian yang
sangat penting dalam mendukung pembangunan
infrastruktur karena tanah menjadi pijakan dan
dasar yang menerima semua beban yang
ditimbulkan akibat dari bangunan konstruksi di
atasnya. Suatu konstruksi yang berada di atas
tanah lunak akan menemui masalah terutama
berkaitan dengan besarnya penurunan yang
akan terjadi setelah sebuah konstruksi didirikan
di atasnya. Hal ini disebabkan karena tingginya
kadar air dalam tanah yang dapat menyebabkan
hilangnya lekatan antar butiran tanah. Tanah
lunak umumnya memiliki daya dukung yang
rendah. Apabila tanah lunak digunakan sebagai
pendukung fondasi dan bangunan sangat tidak
menguntungkan, karena akan banyak kerugian
yang ditimbulkan. Meskipun kerusakan yang
diakibatkan tidak bersifat mendadak dan
langsung namun kerugian secara materi yang
diakibatkan akan cukup besar, oleh karena itu
perlu diadakannya perbaikan tanah untuk
meningkatkan daya dukung tanah tersebut.
Sehingga pada kesempatan ini akan dibahas
teknik perbaikan untuk perkuatan tanah lunak di
Simpang Susun Rangkas Bitung Ramp 3
Sta.0+300 Proyek Pembangunan Jalan Tol
Serang-Panimbang.
II. LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Umum
Tanah dasar atau subgrade adalah lapisan
tanah paling bawah yang berfungsi sebagai
tempat perletakan lapis perkerasan dan
mendukung konstruksi perkerasan jalan di
atasnya. Subgrade pada proyek jalan raya
memegang peranan penting dalam menentukan
kualitas perkerasan jalan. Tanah dasar
(subgrade) dapat berupa tanah asli yang
dipadatkan jika tanah aslinya baik atau tanah
urugan yang didatangkan dari tempat lain atau
tanah yang distabilisasi (dengan semen, kapur
dan lain lain).
2.2. Prinsip-Prinsip Dasar Tanah Lunak
Tanah lempung merupakan tanah dengan
ukuran mikrokonis sampai dengan sub
mikrokonis yang berasal dari pelapukan unsur-
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 2
unsur kimiawi penyusun batuan. Tanah lempung
sangat keras dalam keadaan kering, bersifat
plastis pada kadar air sedang, sedangkan pada
keadaan air yang lebih tinggi tanah lempung
akan bersifat lengket (kohesif) dan sangat lunak
(Terzaghi, 1987). Tanah lunak memiliki sifat
berupa daya dukung relatif rendah, nilai kuat
geser undrained rendah, permeabilitas rendah,
sifat kembang susut yang besar, dan
pemampatan relatif besar yang berlangsung
relatif lama. Sehingga apabila keberadaan tanah
lunak ini tidak dikenali dan diselidiki secara
berhati-hati dapat menyebabkan masalah
ketidakstabilan dan penurunan jangka panjang
yang dapat merusak struktur bangunan yang
berada di atasnya.
2.3. Perencanaan Jalan Tol di Atas Tanah
Lunak
A. Analisa Tanah di Lapangan
Menganalisa tanah merupakan kegiatan
awal daripada sebuah perencanaan
bangunan, tujuan dari proses analisa tanah
adalah agar dapat memperoleh keputusan
yang tepat dalam pemilihan pondasi,
terdapat langkah β langkah untuk dapat
menganalisa tanah di lapangan :
1. Penyelidikan Geoteknik Pendahuluan
Untuk Pekerjaan Perbaikan Tanah
2. Pembuatan Stratigrafi Tanah
3. Parameter Tanah
4. Kriteria Desain
B. Perencanaan Timbunan
Tinggi timbunan pada saat pelaksanaan
umumnya tidak akan sama dengan tinggi
timbunan yang direncanakan. Tinggi pada
saat pelaksanaan haruslah lebih tinggi dari
tinggi rencana, hal ini dimaksudkan untuk
menambah tinggi yang hilang akibat adanya
penurunan tanah dasar yang disebabkan
berat timbunan itu sendiri. Tinggi timbunan
pada perencanaan dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu tinggi timbunan rencana, tinggi
timbunan pelaksanaan dan tinggi timbunan
kritis.
1. Hakhir = Hawal-Sc...(1)
2. Hawal = qi+Sci( (Ξ³timb-Ξ³βtimb)/ Ξ³timb))β¦(2)
Keterangan :
Hakhir : Tinggi Timbunan Akhir
Hawal : Tinggi Timbunan Awal
Sc : Total penurunan tanah akibat
timbunan H
πΎβ²tπππ : Berat volume efektif material
timbunan
3. Tinggi kritis merupakan tinggi
maksimal dari timbunan yang dapat
dilaksanakan berdasarkan dari
kemampuan daya dukung tanah dasar
menerima beban timbunan setinggi yang
dilaksanakan. Tinggi timbunan kritis
merupakan tinggi yang menyebabkan
stabilitas timbunan mendekati kurang
dari angka keamanan yakni 1.
C. Analisa Potensi Perbaikan Tanah
Timbunan direncanakan kemudian daya
dukung tanah dasar dan settlement dihitung.
Apabila daya dukung tanah dasar tidak
mampu mengakomodasi beban timbunan
dan beban operasionalnya maka perlu
dilakukan improvement. Selain itu guna
menghindari nilai settlement rate yang
melebihi persyaratan 10 cm/10 tahun dan
maksimal 2 cm/tahun.
1. Pemeriksaan Daya Dukung Tanah Dasar
Sebelum Improvement
Daya dukung adalah kemampuan tanah
menahan beban, seperti beban timbunan,
beban perkerasan, dan beban lalu lintas.
Analisis daya dukung menggunakan
analisis stabilitas terhadap puncture
yang pada prinsipnya sama dengan
perhitungan daya dukung pondasi di
kondisi yang paling kritis (short term).
Untuk menganalisis daya dukung tanah
menggunakan formula Terzaghi.
2. Pemeriksaan Settlement Sebelum
Improvement
Penurunan tanah adalah hal utama yang
harus diperhatikan dalam perencanaan
jalan tol di atas tanah lunak,
dikarenakan hal tersebut berpengaruh
terhadap kuatnya suatu konstruksi
bangunan. Penambahan beban di atas
suatu permukaan tanah dapat
menyebabkan lapisan tanah di
bawahnya mengalami pemampatan.
Pemampatan tersebut disebabkan oleh
adanya deformasi partikel tanah,
relokasi partikel, keluarnya air atau
udara dari dalam pori, dan sebab - sebab
lain.
2.4. Perbaikan Tanah Dasar pada Tanah
Lunak
Perbaikan dan perkuatan tanah merupakan
usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas karakteristik tanah,
utamanya parameter kuat geser tanah yang akan
mendukung sebuah struktur sehingga mampu
menahan beban struktur yang akan dibangun
dengan deformasi yang dizinkan.
Secara garis besar perbaikan dan perkuatan
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 3
tanah dimaksudkan untuk :
1. Menaikkan daya dukung & kuat geser
2. Menaikkan modulus
3. Mengurangi kompressibilitas
4. Mengontrol stabilitas volume (shringking &
swelling)
5. Mengurangi kerentanan terhadap liquifaksi
6. Memperbaiki kualitas material untuk bahan
konstruksi
7. Memperkecil pengaruh lingkungan
Ada berbagai macam cara untuk perbaikan
tanah dasar, Menurut SNI 8460 β 2017, berbagai
macam cara penanganan tanah dapat dilihat
pada berikut:
Gambar 1. Kriteria Tanah Untuk Pemilihan
Jenis Metode Perbaikan Tanah
Sumber : SNI 8460 β 2017
Melihat pada hasil analisis tanah di
lapangan, perhitungan daya dukung tanah, tebal
lapisan tanah lunak, salah satu yang menjadikan
permasalahan utama adalah penurunan yang
sangat besar ketika dibebani, maka untuk
menanggulangi permasalahan tersebut
diperlukan perbaikan tanah dasar, terdapat
beberapa cara perbaikan tanah dasar yang dapat
dilakukan : Stone Column, Geotextile, Deep
Cement Mixing (DCM), Prefabricated Vertical
Drain (PVD). Dari berbagai metode tersebut
yang akan dibahas pada tulisan ini adalah
metode Stone Column.
β’ Stone Column
Kolom Batu atau Stone Column adalah jenis
perbaikan tanah dalam (deep replacement)
dimana agregat/mortar digunakan sebagai
material replacement pada lapisan tanah
lunak yang kemudian dipadatkan dengan
cara digetar dan dibentuk berderet
menyerupai kolom. Pemasangan stone
column adalah salah satu metode perbaikan
tanah. Fungsi utama pemasangan stone
column adalah untuk meningkatkan daya
dukung tanah yang lunak sehingga tanah
lunak tersebut dapat menerima beban yang
lebih besar dan settlement yang terjadi akan
berkurang. Selain untuk meningkatkan daya
dukung tanah, menurut Barksdale dan
Banchus, 1982 ada beberapa keuntungan
lain, seperti :
1. Mengurangi total settlement tanah.
2. Memperpendek waktu konsolidasi.
3. Mengurangi bahaya liquefaction.
Dilihat dari metode pelaksanaan, ada dua
jenis metode yang biasa digunakan.
(A) (B)
Gambar 2. (A) Metode Wet top feed
(B) Metode Dry Bottom Feed
Perencanaan Stone Column :
Perencanaan stone column meliputi
perencanaan diameter, jarak, dan panjang stone
column. Perencanaan tersebut dikontrol terhadap
kapasitas daya dukung batas stone column
sebagai stone column tunggal dan grup, overall
stability terhadap sliding, serta settlement yang
terjadi setelah dipasang stone column.
1. Diameter stone column dan konsep unit cell Stone column diidealisasikan sebagai
suatu silinder dengan penampang berbentuk
lingkaran berdiameter D. Diameter stone
column menentukan besarnya area
replacement ratio dan besarnya distribusi
tegangan pada tanah dan stone column.
Perencanaan diameter stone column
tergantung dari tipe tanah yang diperbaiki,
beban yang harus didukung tanah, dan pola
pemasangannya.
Unit Cell pada Stone Column
merupakan satu silinder dengan diameter
ekivalen yang meliputi satu Stone Column
dengan daerah pengaruhnya. Dalam
perencanaannya, konsep Extended Unit Cell
wajib berlaku, yaitu saat sebuah grup stone
column dengan panjang tak terbatas
memikul beban merata, setiap interior
kolom dapat dianggap sebagi unit cell
seperti yang diilustrasikan pada Gambar 3.
Gambar 3. Ilustrasi unit cell
Pola pemasangan stone column akan
mempengaruhi bentuk unit cell. Pola
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 4
pemasangan stone column dibedakan
menjadi dua pola, yaitu pola segitiga
(equilateral triangular pattern) dan pola
bujur sangkar (square pattern). Pola
pemasangan segitiga akan memberikan
bentuk segienam pada penampang unit cell,
dan pola bujur sangkar akan memberikan
bentuk bujur sangkar. Kedua bentuk
penampang tersebut bisa didekati dengan
bentuk lingkaran yang mempunyai diameter
Dw (diameter equivalen). Untuk pola
segitiga, Dw = 1.05s dan untuk pola bujur
sangkar Dw = 1.13s, dimana s adalah jarak
antar stone column.
(A) (B)
Gambar 4. (A) Pola Pemasangan Segitiga
(B) Pola Pemasangan Bujur Sangkar
2. Panjang dan jarak stone column Panjang stone column yang direncanakan
diukur dari muka tanah asli sampai dengan
batas bawah perencanaan. Jarak stone
column adalah jarak antara pusat
penampang stone column dengan pusat
penampang stone column di sebelahnya.
Dengan demikian suatu kelompok stone
column mempunyai dua arah spacing, yaitu
arah x dan arah y yang besarnya sama.
Selain itu spacing juga akan mempengaruhi
besarnya pengurangan settlement stone
column dan tanah disekelilingnya. 3. Area Replacement Ratio (Rasio Pergantian
Luas (ππ )) Area replacement ratio adalah perbandingan
antara luas penampang stone column dengan
luas tanah lunak di sekelilingnya. Untuk
menghitung jumlah pergantian tanah yang
dibutuhkan Stone Column, ditetapkan rasio
pergantian luas (ππ ), dengan rumusan
sebagai berikut :
Keterangan :
ππ : Area replacement ratio stone column
ππ : Area replacement ratio tanah lunak
As : Luas penampang stone column
Ac : Luas penampang tanah lunak dalam 1
unit cell
A : Luas penampang total 1 unit cell
D : Diameter stone column
S : Spacing antar stone column
C1 : konstanta yang tergantung pada pola
penyusunan stone column (Pola segitiga C1
= 0.907, dan pola bujur sangkar C1 = Ο/4)
4. Konsep Penumpukan Tegangan (n) Faktor konsentrasi tegangan (n) adalah
perbandingan tegangan antara tegangan
pada stone column dan tegangan pada tanah
sekitarnya.
Keterangan :
Οs : tegangan pada stone column
Οc : tegangan tanah disekitar stone column
Berdasarkan kesembangan gaya-gaya
vertikal yang ada sepanjang unit cell, maka
tegangan rata-rata yang bekerja pada unit
cell adalah fungsi dari area replacement
ratio (as).
Dengan menggunakan persamaan di atas,
tegangan yang bekerja pada stone column
dan tegangan yang bekerja pada tanah lunak
di sekeliling stone column dapat ditentukan,
yaitu :
Keterangan :
n : faktor konsentrasi tegangan
as : area replacement ratio
Ο : tegangan rata-rata di atas unit cell akibat
beban luar
Οs : tegangan pada stone column akibat
beban luar
Οc : tegangan pada tanah lunak di sekeliling
sc akibat beban luar
ΞΌc : ratio tegangan pada tanah lunak
ΞΌs : ratio tegangan pada stone column
5. Daya Dukung Stone Column Tunggal Menurut Moreau (1835), sedikit sekali
beban yang mencapai dasar stone column
jika panjang stone column lebih besar dari
dua kali lebarnya. Beban yang bekerja akan
ditransfer oleh stone column ke tanah lunak
sekitarnya. Pada saat stone column
mengalami bulging dan penurunan, material
butiran stone column tertekan ke dalam
β¦(3)
β¦(4)
β¦(5)
β¦(6)
β¦(10)
β¦(9)
β¦(8)
β¦(7)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 5
tanah lunak dan mentransferkan tegangan
geser ke tanah. Dengan menggunakan
persamaan (11) dengan asumsi deep bulging
terjadi di atas stone column.
Keterangan :
π Μπ’ππ‘ atau ππ : tegangan rerata pada stone
column akibat beban luar.
π : kekuatan geser undrained sekitar stone
column οΏ½ΜοΏ½π : faktor daya dukung stone column
(18 < οΏ½ΜοΏ½π< 22 ) 6. Daya Dukung Stone Column Group
Daya dukung ultimate stone column group
sangat dipengaruhi oleh tegangan pasif
horisontal dari tanah disekitar kelompok
stone column, undrained shear strenght
blok komposit, (Cavg) dan koefisien
tekanan tanah ke samping pasif untuk blok
komposit, (Kpkom).
Dimana :
π·πππ : tegangan pada luas penampang stone
column akibat beban luar
As : Luas Penampang Stone Column
2.5. PLAXIS 2D
PLAXIS 2D adalah sebuah paket program
dalam dunia teknik sipil yang dibuat
berdasarkan metode elemen hingga yang
sehingga dapat digunakan untuk melakukan
analisa deformasi, penurunan, ataupun stabilitas
dalam bidang Geoteknik. Tahap pemodelan
dalam program PLAXIS 2D sendiri dapat
dilakukan secara grafis, sehingga
memungkinkan pembuatan suatu model elemen
hingga yang cukup kompleks menjadi lebih
cepat dan mudah. Untuk tahap perhitungan
dalam program PLAXIS 2D sendiri, dilakukan
secara otomatis dengan berdasarkan kepada
prosedur numerik. Pada bagian output program
PLAXIS 2D, users dapat menampilkan data-data
yang diperlukan bilamana diperlukan untuk
mendesain suatu proyek. Pada program PLAXIS
2D, model struktur Geoteknik dapat dimodelkan
dengan 2 cara yaitu plane strain dan axisimetry.
Gambar 5. Perbedaan Model Plane strain dan
axisimetry
Sumber : Manual Plaxis
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Umum
Dalam penelitian ini dibahas analisis
perbaikan tanah agar meningkatkan daya
dukung tanah dan mempercepat pemampatan
yang terjadi pada tanah lunak. Lokasi rencana
yang akan di analisa yaitu pada Jalan Akses atau
Ramp 3 Sta.0+300 Simpang Susun Rangkas
Bitung trase Serang Panimbang. Adapun metode
yang akan dianalisis oleh penulis yaitu : Stone
Column.
3.2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di Simpang
Susun Rangkas Bitung Ramp 3 Sta.0+300
Proyek Pembangunan Jalan Tol Serang-
Panimbang.
Gambar 6. Peta dan Kondisi Lokasi Penelitian
Sumber: PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
3.4. Metode Penelitian
Untuk mencapai maksud dan tujuan studi
ini, dilakukan beberapa tahapan yang dianggap
perlu dan secara garis besar diuraikan sebagai
berikut:
1. Tahapan pertama adalah melakukan review
dan studi kepustakaan terhadap text book
dan jurnal-jurnal yang terkait.
2. Tahap ke-dua adalah pengumpulan data.
Data yang digunakan pada penelitian ini
adalah data sekunder. Pengumpulan data
lapangan harus memenuhi persyaratan
berikut:
β’ Sumber data sekunder diperoleh dari
instansi-instansi yang terkait pada
pembangunan Jalan Tol Serang β
Panimbang dan dari berbagai literatur
yang ditemui.
β’ Pada umumnya data yang diperoleh
antara lain berupa data narasi (tertulis),
data sondir, grafik, gambar,
dokumentasi dan sebagainya. Data
sekunder yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan ini di antaranya
adalah: Data Tanah, Data Gambar
Perencanaan dan Dokumentasi
3. Tahap ke tiga adalah menganalisis data
dengan menggunakan data-data di atas
berdasarkan formula yang ada.
4. Tahap ke empat menganalisis hasil
perhitungan yang dilakukan dan membuat
β¦(11)
β¦(12)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 6
kesimpulan.
Berikut adalah Bagan alir penelitian dapat
dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Flowchart Penelitian
Sumber: Data Pribadi,2020.
3.5. Data Penelitian
β’ Data Tanah Laboratorium
Tabel 1. Parameter Tanah Asli
Sumber: PT. Safoco
Tabel 2. Parameter Tanah
Timbunan
Sumber: PT. Safoco
Tabel 3. Parameter Stone Column
Sumber: Literatur
Tabel 4. Spesifikasi Stone Column
Sumber: PT. Safoco
β’ Data Gambar Perencanaan
Gambar 8. Plan Akses IC. Rangkas Bitung
Sumber: PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Gambar 9. Profil IC. Rangkas Bitung
Ramp.3 STA 0+000~0+643.590
Sumber: PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Gambar 10. Tipikal Potongan Melintang
Perbaikan Tanah Stone Column Sumber: PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
3.6. Pengolahan Data
A. Pemeriksaan Daya Dukung Tanah Dasar
Analisis daya dukung formula Terzaghi:
qall= (c.Nc + q.Nq + 0.5.Ξ³.B.N Ξ³)/FKβ¦(13)
Dimana:
qall : Daya dukung ijin, kN/m2
c : Kohesi, kN/m2
q : Overburden pressure, kN/m2
Ξ³ : Berat isi tanah, kN/m3
B : Lebar pondasi atau timbunan, m
Nc, Nq, NΞ³ : Faktor daya dukung Terzaghi
FK : Faktor keamanan
B. Pemeriksaan Settlement / Penurunan Tanah
β’ Penurunan Konsolidasi (Consolidation
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 7
Settlement)
Keterangan:
Sc : penurunan konsolidasi (m)
Cc : indeks pemampatan
H : tebal lapisan tanah (m)
e : angka pori
Οo : tekanan tanah efektif (t/m2 )
βΟ : tambahan tekanan efektif (t/m2 )
1. Untuk tanah terkonsolidasi normal
(Normally Consolidated Soil)
2. Untuk tanah terkonsolidasi lebih (Over
Consolidated Soil)
Keterangan :
Sci: pemampatan konsolidasi pada
lapisan tanah yang ke-i yang ditinjau
Hi : tebal lapisan tanah ke-i
eo : angka pori awal dari lapisan tanah
ke-i
Cc : indeks kompresi dari lapisan ke-i
Cs : indeks mengembang dari lapisan ke-
i
Poβ: Tegangan Overburden efektif
Pcβ: Tegangan prakonsolidasi efektif
Ξp : penambahan beban vertikal pada
lapisan yang ditinjau akibat beban
C. Pemodelan Plaxis 2D
Untuk memulai perhitungan Plaxis 2D
terlebih dahulu menentukan tinggi beban
timbunan, dalam hal ini tinggi timbunan yang
dipakai adalah tinggi efektif dari perhitungan
analitis. Untuk perhitungan penurunan akibat
pembebanan dengan bantuan program Plaxis 2D
secara berurutan sebagai berikut :
1. Pembuatan model geometri dari lapisan
tanah dan timbunan dengan bantuan
(geometri line).
2. Input data material tanah dan stone column
pada (material sets).
3. Penyusunan jaring elemen (mesh
generation)
4. Perhitungan kondisi awal, dalam hal ini
meliputi tekanan air pori awal (generate
water pressure) dan tegangan awal
(generate initial stresses)
5. Perhitungan konsolidasi
Berikut Flowchart Metodologi Pemodelan
Menggunakan Plaxis :
Tahapan Pemodelan Plaxis 2D :
β’ Mulai (Create New Project)
Gambar 11. Start New Project
Sumber : Data Pribadi, 2020
β’ Model menggunakan Axisymetry
Gambar 12. Model Axisymetry
Sumber : Data Pribadi, 2020
β’ Pembuatan model geometri dari lapisan
tanah dan timbunan dengan geometri line.
Gambar 13. Pemodelan Stone Column dan
Timbunan
Sumber : Data Pribadi, 2020
β¦(14)
β¦(15)
(16)
(17)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 8
β’ Input data material tanah dan stone column
pada (material sets).
Gambar 14. Penginputan data material tanah
dan stone column
Sumber : Data Pribadi, 2020
Gambar 15. Penyusunan Jaringan Elemen
(Dengan dan Tanpa Stone Column)
Sumber : Data Pribadi, 2020
β’ Perhitungan, output.
IV. ANALISA DAN PERHITUNGAN
Berdasarkan data, tanah lunak pada lokasi
yang ditinjau berada pada kedalaman sampai 30
meter. Semakin dalam lapisan tanah maka
tegangan yang bekerja akan semakin kecil,
kemudian keadaan tanah semakin dalam sudah
tidak terlalu lunak (sedang) sehingga pekerjaan
stone column menggunakan tipe pemasangan
floating type, dimana pemasangan stone column
menggantung atau tidak sampai mencapai tanah
keras yaitu pemasangannya hanya sampai
kedalaman 15 meter. 4.1. Perhitungan Daya Dukung Tanah Dasar
(Tanpa Stone Column)
A. Lapis 1 (Depth 0-6 m)
ππ’ππ‘ =2
3. π2. ππβ² + π1. ππβ² + 0,5. πΎβ²2. π΅. ππΎβ²
=2
3π₯22π₯7,22 + 31,5π₯1,59 + 0,5π₯6,42π₯30π₯0,128
= 105,89 + 50,09 + 12,33
= 168,31 kN/m2
ππππ = ππ’ππ‘/FK
= 168,31/3
= 56,103 kN/m2
B. Lapis 2 (Depth 6-10 m)
ππ’ππ‘ =2
3. π3. ππβ² + π2 . ππβ² + 0,5. πΎβ²3. π΅. ππΎβ²
=2
3π₯67,77π₯16,30 + 57,18 π₯ 6,54 + 0,5π₯6,48π₯30π₯2,88
= 736,43 + 373,96 + 279,94
= 1390,33 kN/m2
ππππ = ππ’ππ‘/FK
= 1390,33 /3
= 463,44 kN/m2
C. Lapis 3 (Depth 10-15 m)
ππ’ππ‘ =2
3. π4. ππβ² + π3. ππβ² + 0,5. πΎβ²4. π΅. ππΎβ²
=2
3π₯15,95π₯14,80 + 89,58π₯5,60 + 0,5π₯7,56π₯30π₯2,25
= 157,37 + 501,65 + 255,15
= 914,17 kN/m2
ππππ = ππ’ππ‘/FK
= 914,17/3
= 304,72 kN/m2
D. Tegangan Kerja (qkerja) :
Di atas tanah dasar akan dibebani oleh
beban tanah timbunan, beban perkerasan,
dan beban lalu lintas.
1. Timbunan
Spesifikasi teknis dari material adalah
sebagai berikut :
β’ Parameter tanah timbunan :
πΎπ ππ‘ = 20 kN/m3
πΎπ’ππ ππ‘ = 19 kN/m3
π = 3
πΈ , = 40000 kN/m2
π = 8 kN/m2
π = 25Β°
β’ Geometri timbunan :
Tinggi timbunan hingga 5 m
Lebar atas timbunan 30m
Kemiringan timbunan 1: 2
Gambar 16. Geometri Timbunan
Sumber : Data Layout Perencanaan
β’ Beban timbunan
(q) = Htimbunan x Ξ³sat timbunan
= 5π₯20 = 100 kN/m2
2. Beban lalu lintas
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 9
Tabel 5. Beban Lalu Lintas Untuk Analisa
Stabilitas
Sumber : SNI 8460 β 2017
3. Beban perkerasan
Tabel 6. Beban Perkerasan
Sumber : Hasil Analisa, 2020
Dengan total tebal perkerasan 0,89 m, maka
q total perkarasan adalah 19,19 kN/m2
β Total Beban yang Bekerja
= ππππππ’πππ + ππΏπππ’ πΏπππ‘ππ + πππππππππ ππ
= 100 + 15 + 19,19
= 134,19 kN/m2
Tabel 7. Rekapitulasi ππππ,ππ’ππ‘,ππππππ
Sumber : Hasil Analisa, 2020
4.2. Perhitungan Settlement / Penurunan
Tanah (Tanpa Stone Column)
Gambar 17. Sketsa Timbunan
Sumber : Data Pribadi, 2020
Data :
Ξ³timbunan = 19 kN/m3
Tebal lapisan = 15m
B = 30m
Start Elevasi = 0m
Htimb = 5m
End Elevasi = 15m
A. Perhitungan tegangan overburden efektif
(Poβ)
β’ Lapisan Ke-1
Poβ²1 = (πΎπ ππ‘1 β πΎπ€) π₯ (
1
2π₯ β1)
= (15,05 β 9,8) π₯ (1
2π₯6)
= 5,25π₯3
= 15,75 kN/m2
β’ Lapisan Ke-2
Poβ²2 = Poβ²
1 + πΎβ²1π₯ (1
2π₯ β1) + πΎβ²2π₯ (
1
2π₯ β2)
= 15,75 + 15,75 + 12,84
= 44,34 kN/m2
β’ Lapisan Ke-3
Poβ²3 = Poβ²
2 + πΎβ²2π₯ (1
2π₯ β2) + πΎβ²3π₯ (
1
2π₯ β3)
= 44,34 + 12,84 + 16,15
= 73,33 kN/m2
B. Mencari nilai Pcβ (tegangan pra konsolidasi)
β’ Lapisan Ke-1
Pcβ² = Poβ² + βPf = 15,75 + 9,8 = 25,55 kN/m2
β’ Lapisan Ke-2
Pcβ² = Poβ² + βPf = 44,34 + 9,8 = 54,14 kN/m2
β’ Lapisan Ke-3
Pcβ² = Poβ² + βPf = 73,33 + 9,8 = 83,13 kN/m2
C. Penambahan tegangan (βp)
β’ Lapisan Ke-1
βP1 =1
6(βππ‘ + 4βππ + βππ)
=1
6(100 + 4π₯99,84 + 98,84)
= 99,7 kN/m2
β’ Lapisan Ke-2
βP2 =1
6(βππ‘ + 4βππ + βππ)
=1
6(98,84 + 4π₯97,5 + 95,58)
= 97,403 kN/m2
β’ Lapisan Ke-3
βP3 =1
6(βππ‘ + 4βππ + βππ)
=1
6(95,58 + 4π₯92,56 + 88,98)
= 92,467 kN/m2
D. Perhitungan Pemampatan (Sc)
Untuk menghitung pemampatan harus
memperhatikan dari sifat tanah, apakah
normally consolidated atau over
consolidated. Untuk over consolidated
sendiri juga harus memperhatikan apakah
Poβ+ Ξp β€ Pcβ atau Poβ+ Ξp >Pcβ.
β’ Lapisan Ke-1
Poβ²1 = 15,75 kN/m2
Pπβ²1 = 25,55 kN/m2
βπ1 = 99,7 kN/m2
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 10
H = 6 m
πΆπ = 0,39
πΆπ =1
5πΆπ = 0,078
π = 2,122
βͺ OCR =Pcβ²
Poβ² =25,55
15,75= 1,62
ππΆπ > 1 maka termasuk ππ£ππππππ ππππππ‘ππ
βͺ Poβ² + βp = 15,75 + 99,7 = 115,45 kN/m2
Karena Poβ² + βp > Pcβ² maka digunakan
rumus :
πΊπ = (π―π
π + ππ) {(πͺπ (πππ
ππβ²
ππβ²)) + (πͺπ (πππ.
ππβ² + βπ
ππβ²))}
πΊπ = (π
π + π, πππ) {π, ππ (πππ
ππ, ππ
ππ, ππ) + π, ππ (πππ.
πππ, ππ
ππ, ππ)}
= 0,508 m
β’ Lapisan Ke-2
Poβ²2 = 44,34 kN/m2
Pπβ²2 = 54,14 kN/m2
βπ2 = 97,403 kN/m2
H = 4 m
πΆπ = 0,39
πΆπ =1
5πΆπ = 0,078
π = 1,595
βͺ OCR =Pcβ²
Poβ² =54,14
44,34= 1,22
ππΆπ > 1 maka termasuk ππ£ππππππ ππππππ‘ππ
βͺ Poβ² + βp = 44,34 + 97,403 =141,743 kN/m2
Karena Poβ² + βp > Pcβ² maka digunakan
rumus :
πΊπ = (π―π
π + ππ) {(πͺπ (πππ
ππβ²
ππβ²)) + (πͺπ (πππ.ππβ² + βπ
ππβ² ))}
πΊπ = (π
π + π, πππ) {π, ππ (πππ
ππ, ππ
ππ, ππ) + π, ππ (πππ.
πππ, πππ
ππ, ππ)}
= 0,213 m
β’ Lapisan Ke-3
Poβ²3 = 73,33 kN/m2
Pπβ²3 = 83,13 kN/m2
βπ3 = 92,467 kN/m2
H = 5 m
πΆπ = 0,39
πΆπ =1
5πΆπ = 0,078
π = 1,509
βͺ OCR =Pcβ²
Poβ² =83,13
73,33= 1,13
ππΆπ > 1 maka termasuk ππ£ππππππ ππππππ‘ππ
βͺ Poβ² + βp = 73,33 + 92,467 =165,797 kN/m2
Karena Poβ² + βp > Pcβ² maka
digunakan rumus :
πΊπ = (π―π
π + ππ) {(πͺπ (πππ
ππβ²
ππβ²)) + (πͺπ (πππ.
ππβ² + βπ
ππβ²))}
πΊπ = (π
π + π, πππ) {π, ππ (πππ
ππ, ππ
ππ, ππ) + π, ππ (πππ.
πππ, πππ
ππ, ππ)}
= 0,191 m
Tabel 8. Rekapitulasi Perhitungan Penurunan
Akibat Timbunan
Sumber : Hasil Analisa, 2020
Total penurunan = 0,912 m
4.3. Perhitungan Daya Dukung Tanah Dasar
(Dengan Stone Column)
A. Perhitungan diameter ekuivalen :
Dengan pemasangan pola bujur sangkar,
rumus diameter ekuivalen sebagai berikut:
De=1,13 x Sβ¦(18)
Keterangan :
De = diameter ekuivalen
S = Jarak spasi antar stone column
Perhitungan :
S = 2m
De=1,13 x 2 = 2,26 m
B. Perhitungan luas penampang stone column
dengan rumus :
As =1
4ΟD2β¦(19)
Keterangan :
As = luas penampang stone column
D = diameter stone column
Perhitungan :
D =0,6 m
As =1
4Ο(0,6)2 = 0,282 m2
C. Perhitungan luas penampang unit cell
dengan rumus :
A =1
4Ο(De)2β¦(20)
Keterangan :
As = total luas pengaruh unit cell
De = diameter ekuivalen
Perhitungan :
De = 2,26 m
A =1
4Ο(2,26)2 = 4,1 m2
D. Perhitungan luas penampang tanah dalam
unit cell dengan rumus :
Ac = A β Asβ¦(21)
Keterangan :
Ac = luas penampang tanah sekitar stone
column
A = total luas pengaruh unit cell
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 11
As = luas penampang stone column
Perhitungan :
A = 4,1 π2
As = 0,282 π2
Ac = 4,1 β 0,282 = 3,818 π2
E. Perhitungan area replacement ratio stone
column dengan rumus :
ππ = As/A β¦(22)
Keterangan :
ππ = area replacement ratio stone column
A = total luas pengaruh unit cell
As = luas penampang stone column
Perhitungan :
A = 4,1 π2
As = 0,282 π2
ππ = 0,282/4,1 = 0,068
F. Perhitungan area replacement ratio tanah
dengan rumus :
ππ =π΄π
π΄=
π΄βπ΄π
π΄= 1 β ππ β¦(23)
Keterangan :
ππ = area replacement ratio tanah
ππ = area replacement ratio stone column
Perhitungan :
ππ = 0,068
ππ = 1-0,068 = 0,932
G. Perhitungan rasio tegangan pada stone
column dengan rumus :
ππ =π
(1+(πβ1) π₯ ππ )β¦(24)
Keterangan :
ππ = rasio tegangan pada stone column
n = faktor penumpukan tegangan
ππ = area replacement ratio stone column
Perhitungan :
n = 3 dan ππ = 0,068
ππ =3
(1 + (3 β 1) π₯ 0,068)= 2,64
H. Perhitungan rasio tegangan pada tanah di
sekitar stone column dengan rumus :
ππ =1
(1+(πβ1) π₯ ππ)β¦(25)
Keterangan :
ππ = rasio tegangan pada tanah sekitar stone
column
n = faktor penumpukan tegangan
ππ = area replacement ratio pada tanah
Perhitungan :
n = 3 dan ππ = 0,932
ππ =3
(1 + (3 β 1) π₯ 0,932)= 1,047
I. Perhitungan tegangan yang terjadi pada
stone column dengan rumus :
ππ = ππ π₯ πβ¦(26) Keterangan :
ππ = tegangan yang terjadi pada stone
column
ππ = rasio tegangan stone column
π = beban timbunan atau beban struktur
yang diterima unit cell
Perhitungan :
Dengan ππ = 2,64 dan π = 134,19 kN/π2
ππ = 2,64 π₯ 134,19 = 354,262 kN/π2
J. Perhitungan tegangan yang terjadi pada
tanah disekitar stone column dengan rumus : ππ = ππ π₯ πβ¦(27)
Keterangan :
πc = tegangan yang terjadi pada tanah di
sekitar stone column dalam unit cell
πc = rasio tegangan tanah di sekitar stone
column
π = beban timbunan atau beban struktur
yang diterima unit cell
Perhitungan :
Dengan πc = 1,047 dan π = 134,19 kN/π2
ππ = 1,047 π₯ 134,19 = 140,497 kN/π2
K. Perhitungan perlawanan pasif dari tanah di
sekeliling stone column dapat dirumuskan
sebagai berikut (menurut Hughes dan
Withers, 1974):
π3 = πππ + πΆπ’ (1 + πππΈπ
2πΆπ’ (1+π£))β¦(27)
Dimana :
π3 = Tegangan Perlawanan Pasif
πππ = Total tegangan horizontal lapangan
(awal) = Ko π₯ ππ£
ππ£ = πΎπ π₯ z
Ec = Modulus Elastisitas tanah
Cu = Kekuatan Geser Undrained,
π£ = Angka Poison Tanah
Ko = Koefisien Tegangan Horisontal βat
restβ
πΎπ = Berat volume tanah lunak
z = Kedalaman tanah lunak yang ditinjau.
Perhitungan :
β’ Pada tanah lapis 1
Ko = (1 β sin (Ξ¦)) = 1 β sin (7) = 0,88
ππ£1 kedalaman 0β6 m = πΎπ π₯ π§ = 5,25 x 6 =
31,5 kN/m2
πππ1 = Ko x ππ£1 = 0,88 x 31,5 = 27,72
kN/m2
π31 = πππ1 + πΆπ’ (1 + πππΈπ
2πΆπ’ (1 + π£))
= 27,72 + 22 (1 + ππ1500
2π₯22 (1 + 0,35))
= 120,756 kN/m2
β’ Pada tanah lapis 2
Ko = (1 β sin (Ξ¦)) = 1 β sin (27) = 0,546
βππ£ kedalaman 6β10 m = πΎπ π₯ π§ = 6,42 x 4
= 25,68 kN/m2
ππ£2 = βππ£ + ππ£1 = 25,68 + 31,5 =57,18 kN/m2
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 12
πππ2= Ko x ππ£2 = 0,546 x 57,18 = 31,220
kN/m2
π3 = πππ2 + πΆπ’ (1 + πππΈπ
2πΆπ’ (1 + π£))
= 31,220 + 67,77 (1 + ππ1500
2π₯67,77 (1 + 0,35))
= 241,568 kN/m2
β’ Pada tanah lapis 3
Ko = (1 β sin (Ξ¦)) = 1 β sin (25) = 0,577
βππ£ kedalaman 10β15 m = πΎπ π₯ π§ = 6,48 x
5 = 32,4 kN/m2
ππ£3 = βππ£ + ππ£2 = 32,4 + 57,18 =89,58 kN/m2
πππ3 = Ko x ππ£3 = 0,577 x 89,58 = 51,688
kN/m2
π3 = πππ3 + πΆπ’ (1 + πππΈπ
2πΆπ’ (1 + π£))
= 51,688 + 15,95 (1 + ππ1500
2π₯15,95 (1 + 0,35))
= 124,269 kN/m2
L. Untuk dapat menghitung kapasitas daya
dukung stone column, kita perlu menghitung
koefisien tekanan pasif tanah pada stone
column (Kp)
Berikut perhitungan koefisien tekanan pasif
tanah pada stone column :
πΎπ =1+π ππβ π
1βπ ππβ π β¦(28)
πΎπ =1 + sin (40)
1 β sin (40)= 4,599
Maka kapasitas daya dukung stone column
tunggal dapat dihitung dengan rumus:
β’ Pada tanah lapis 1
ππ’ππ‘ = π3π₯πΎπ = 120,756 x 4,599= 555,357 kN/m2
ππππ =ππ’ππ‘
FK=
555,357
3= 185,119 kN/m2
β’ Pada tanah lapis 2
ππ’ππ‘ = π3π₯πΎπ = 241,568 x 4,599= 1110,971 kN/m2
ππππ =ππ’ππ‘
FK=
1110,971
3= 370,324 kN/m2
β’ Pada tanah lapis 3
ππ’ππ‘ = π3π₯πΎπ = 124,269 x 4,599= 571,513 kN/m2
ππππ =ππ’ππ‘
FK=
571,513
3= 190,504 kN/m2
Tabel 9. Rekapitulasi ππππ,ππ’ππ‘,ππππππ( Dengan
Stone Column ) Layer Depth
(m)
ππππ
(π€π/π¦π)
ππππ
(π€π/π¦π)
ππππππ
(π€π/π¦π)
1 0-6 555,357 185,119 134,19
2 6-10 1110,971 370,324 134,19
3 10-15 571,513 190,504 134,19
Sumber : Hasil Analisa, 2020
4.4. Perhitungan Menggunakan Software
Plaxis
Perhitungan yang dilakukan menggunakan
software plaxis ini adalah consolidation
(penurunan) dan mencari safety factor.
Perhitungan dilakukan pada dua kondisi
yaitu timbunan tanpa stone column dan
timbunan dengan stone column. Berikut
adalah ditunjukan pemodelan geometri
(lapisan tanah dan timbunan) dengan Plaxis
8.2.
Gambar 18. Model geometri tanpa stone
column
Gambar 19. Model geometri dengan
stone column
Sumber : Data Pribadi, 2020
Untuk parameter/ material tanah dan
stone column yang digunakan pada
perhitungan ini dapat dilihat pada
Gambar- gambar di bawah ini :
Gambar 20. Parameter Tanah Dasar
(Lapis 1)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 13
Gambar 21. Parameter Tanah Dasar
(Lapis 2)
Gambar 22. Parameter Tanah Dasar
(Lapis 3)
Gambar 23. Parameter Tanah Timbunan
Gambar 24. Parameter Stone Column
Sumber : Data Pribadi, 2020
Calculation type yang digunakan pada
perhitungan ini yaitu Consolidation dan
Phi/c reduction seperti terlihat pada
Gambar 25, kemudian setelah itu
dilakukan perhitungan menggunakan
software Plaxis.
Gambar 25. Calculation type
β’ Hasil Output Plaxis
A. Konsoildasi (Penurunan Tanah)
Hasil penurunan konsolidasi dan
distribusi beban pada perhitungan ini
dianalisis pada saat konstruksi dengan
beban yang bekerja adalah beban mati
(timbunan, perkerasan dan lalu lintas).
Berikut adalah hasil penurunan
konsolidasi ditunjukan pada Gambar 26.
untuk timbunan tanpa stone column dan
Gambar 27. untuk timbunan dengan
stone column.
Gambar 26. Besar Penurunan
Konsolidasi Timbunan Tanpa Stone
Column
Gambar 27. Besar Penurunan
Konsolidasi Timbunan Dengan Stone
Column
Sumber : Data Pribadi, 2020
B. Safety Factor
Analisis stabilitas timbunan diperoleh
dengan perhitungan angka keamanan
berdasarkan metoda phi-reduction yang
terdapat pada calculation software
Plaxis. Dalam kasus ini dapat dilihat
angka keamanan stabilitas timbunan
berdasarkan displacement yang terjadi
seperti yang ditunjukkan pada Gambar
28. untuk timbunan tanpa stone column
dan Gambar 29. untuk timbunan
dengan stone column di bawah ini.
Gambar 28. FK Stabilitas Timbunan
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 14
Tanpa Stone Column
Sumber : Data Pribadi, 2020
Gambar 29. FK Stabilitas Timbunan
Dengan Stone Column
Sumber : Data Pribadi, 2020
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah
dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kapasitas daya dukung tanah yang
diijinkan (qall) tanpa perkuatan stone
column hasil perhitungan menggunakan
metode Terzaghi untuk lapisan pertama
sebesar 56,103 kN/m2 , untuk lapisan
kedua sebesar 463,44 kN/m2 dan untuk
lapisan ketiga hanya sebesar 304,72 kN/m2
, sedangkan nilai daya dukung tanah yang
diijinkan (qall) dengan adanya perkuatan
stone column untuk lapisan pertama sebesar
185,119 kN/m2 , untuk lapisan kedua
sebesar 370,324 kN/m2 dan untuk lapisan
ketiga hanya sebesar 190,504 kN/m2 . 2. Tegangan yang bekerja pada permukaan
tanah sebesar 134,19 kN/m2 , untuk kondisi
tanah lunak tanpa perkuatan stone column,
kapasitas daya dukung tanah kurang dari
tegangan yang bekerja sehingga perlu
dilakukan perbaikan tanah (soil
improvement).
3. Pada kondisi tanah dengan adanya
perkuatan stone column, kapasitas daya
dukung tanah lebih meningkat pada lapisan
1 sehingga mampu mendukung tegangan
yang bekerja di atasnya, tetapi pada lapisan
ke-2 dan ke-3 daya dukung ijinnya menjadi
lebih kecil dibandingkan dengan daya
dukunng ijin (qall) tanpa perkuatan stone
column, tetapi masih aman untuk menerima
beban kerja. 4. Total penurunan yang terjadi pada tanah di
bawah timbunan tanpa adanya perkuatan
stone column dengan perhitungan secara
manual didapat sebesar 0,912 meter,
sedangkan berdasarkan perhitungan
menggunakan software plaxis untuk
penurunan yang terjadi pada tanah di bawah
timbunan tanpa adanya perkuatan stone
column sebesar 1,59 meter, dan untuk
penurunan tanah dengan adanya perkuatan
stone column hanya sebesar 0,0023 meter.
Sehingga dengan adanya perbaikan tanah
menggunakan stone column dapat
mengurangi besar penurunan yang terjadi
pada tanah lunak. 5. Pada penelitian ini adanya perbaikan tanah
stone column menambah daya dukung ijin
tanah tetapi kurang efektif pada tanah
lapisan ke-2 dan ke-3, sedangkan untuk
penurunan perbaikan stone column ini
efektif mengurangi besarnya settlement
pada tanah lunak. 6. Untuk faktor keamanan stabilitas timbunan
tanpa stone column didapatkan angka 1,394
dan faktor keamanan stabilitas timbunan
dengan stone column didapatkan angka
1,695. Faktor kemanan untuk stabilitas
timbunan berdasarkan SNI 8460 β 2017
disyaratkan sebesar 1,4 sehingga untuk
stabilitas timbunan tanpa stone column
tidak memenuhi syarat (kurang aman), dan
untuk stabilitas timbunan dengan stone
column memnuhi syarat (cukup aman).
5.2 Saran
Untuk penyempurnaan hasil penelitian
serta untuk mengembangkan penelitian lebih
lanjut disarankan dilakukan penelitian dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan perhitungan
hendaknya memperoleh data yang lengkap,
karena data tersebut sangat menunjang
dalam membuat rencana analisis
perhitungan sesuai dengan standar dan
syarat-syaratnya.
2. Parameter tanah yang digunakan sebagai
data masukan sangat berpengaruh terhadap
analisis, oleh karena itu dalam penentuan
harga parameter tersebut harus dilakukan
secermat mungkin. 3. Untuk mendapatkan tingkat akurasi yang
tinggi dari perhitungan analitis maupun
program Plaxis 8.2 2D perlu dilakukan
perbandingan dengan hasil analisa yang ada
di lapangan. 4. Perlu ada perbandingan efektifitas
konfigurasi perletakan model stone column
antara model segiempat dengan segitiga.
DAFTAR PUSTAKA
1. Das , Braja M. 1995. Mekanika Tanah
(Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis).
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 15
Penerbit Erlangga. Jakarta. 283 hal.
2. Wesley, L.D. 1997. Mekanika Tanah.
Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Jakarta.
278 hal.
3. Badan Standarisasi Nasional, SNI
8460:2017, Persyaratan Perencanaan
Geoteknik, Jakarta, 2017.
4. Manual Book Plaxis Versi 8.
5. Lukman, Hikmad. Diktat Kuliah Mekanika
Tanah II, Universitas Pakuan, Bogor, 1997.
6. Hardiyatmo, Hary Christady. Stabilisasi
Tanah Untuk Perkerasan Jalan. Penerbit
Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
273 hal.
7. Iskandar., Fitriani, Fauziah., Hamdhan.,
Noer, Indra., Pemodelan Numerik Pada
Perbaikan Tanah Menggunakan Stone
Column Di Tanah Lempung Lunak Di
Bawah Tanah Timbunan, Institut Teknologi
Nasional, Bandung, 2016.
8. Pangestu, S. H., Desain Dan Pemodelan
Stone Column Sebagai Perkuatan Tanah
Lunak Di Bawah Timbunan, Institut
Teknologi Bandung, Bandung, 2010.
9. Siahaan, Logiray Pratikno., Alternatif
Perbaikan Tanah Dasar Dan Perkuatan
Timbunan Pada Jalan Tol Palembang β
Indralaya (Sta 8+750 S/D Sta
10+750)[Tugas Akhir], Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya, 2017.
10. Hepma, Immanuel., Studi Parameter
Perencanaan Stone Column Untuk
Perbaikan Bearing Capacity Dan
Settlement Pada Tanah Lempung, ITB,
Bandung.
11. Maulidina, Katherine., Andienti, Tita.,
Pradiptiya, Andikanoza., Perhitungan
Ulang Daya Dukung Stone Column Pada
Proyek Runway 3 Section 2 Bandara
Soekarno-Hatta, Politeknik Negri Jakarta,
2019.
12. Prasetyo, Ikhsan Budi., Evaluasi
Perbandingan Hasil Analisis Perbaikan
Tanah Lunak Dengan Metode
Prefabricated Vertical Drain Dan Stone
Column Di Bawah Timbunan, ITB,
Bandung.
RIWAYAT PENULIS 1. Aghnii Auliya Anjani, ST. Alumni (2020)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Pakuan, Bogor (e-mail
2. Ir. Hikmad Lukman, MT. Staf Dosen
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Pakuan, Bogor.
3. Ir. Budiono, MT. Staf Dosen Program
Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Pakuan, Bogor.