Proposal ku
Transcript of Proposal ku
Proposal
STRATEGI DAKWAH AJARAN RIFA’IYAH DI DESA LEBOSARI KECAMATAN
KANGKUNG KABUPATEN KENDAL
(STUDI TOKOH.....)
Disusun Oleh :
Lilik Nur Istiadi ( 111211037 )
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
I. JUDUL
Pada penelitian ini, peneliti mengambil judul
“STRATEGI DAKWAH AJARAN RIFA’IYAH DI DESA LEBOSARI KECAMATAN
KANGKUNG KABUPATEN KENDAL”.
II. LATAR BELAKANG MASALAH
Memasuki abad XXI, yang dikenal dengan Era Globalisasi
yang ditandai dengan pesatnya perkembangan pengetahuan
dan teknologi, khususnya di bidang telekomunikasi
mengakibatkan dunia tanpa batas.
Salah satu media yang dapat digunakan dalam kegiatan
dakwah adalah radio. Hampir seluruh radio siaran yang
menyelenggarakan siaran di Indonesia menyajikan
informasi, edukasi, dan hiburan. Siaran keagamaan
termasuk fungsi edukasi. Dalam sejarahnya, RRI Jakarta
ketika kebangkitan Orde Baru, menjadi sangat terkenal
dengan acara siaran “Kuliah Subuh” yang diselenggarakan
oleh almarhumah Buya Hamka. Kepeloporan kuliah subuh
1
RRI yaitu sekarang marak melalui radio siaran swasta,
bahkan juga diikuti oleh berbagai TV swasta.
Dakwah melalui radio dan TV itu cukup efektif karena
besarnya jumlah pendengar dan pemirsa yang mengikuti
acara kuliah subuh itu dengan nomer klatur yang beraneka,
seperti “Hikmah Fajar”, “Di Ambang Fajar”. Semuanya
membawa pesan dakwah yang dibawakan oleh para da’I yang
terkemuka. Bentuk acranya ada yng bersifat dialogis
(berbincang-bincang) ada juga yang bersifat monologis
(seorang da’I sendiri tampil di corong radio atau di
depan kamera televisi).
Dalam hal ini, da’I sebagai seorang komunikator
dalam melakukan aktivitas dakwahnya menyampaikan pesan-
pesan ajaran agama (message), harus memperhatikan hal-
hal yang berkaitan dengan karakteristik radio yang
dipergunakan sebagai media untuk menyampaikan pesannya.
Karakteristik radio siaran, antara lain:
1) Sifat siaran radio hanya untuk
didengar(audialhearable).
2) Bahasa yang dipergunakan haruslah bahasa tutur.
2
3) Pendengar radio dalam keadaan santai, bisa sambil
mengemudi mobil, sambil tiduran, sambil bekerja
di kantor dan sebagainya.
4) Siaran radio mampu mengembangkan daya reka.
5) Siaran radio hanya bersifat komunikasi satu arah.
Sebagai media komunikasi, radio siaran dapat dikatakan
efektif dalam menyampaikan pesan-pesan komunikasi
kepada pendengar. (Samsul Munir, Ilmu Dakwah: 2009 hal
270)
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian
dengan Analisis Efektivitas Siaran Religi “SIRAMAN PAGI”
di Radio SWARA KENDAL Pada Masyarakat Desa Kangkung .
Peneliti menggunakan penelitian analisis kefektifan
siaran religi di radio pada pagi hari. Itu mengapa
peneliti mengambil judul yang di fokuskan menggunakan
analisis ke efektivan siaran religi di radio “Swara
Kendal”dengan perilku keagamaan pada masyarakat desa
Kangkung.
3
III. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan judul penelitian dan berdasarkan pada
latar belakang masalah seperti di uaraikan terdahulu.
Maka, masalah yang akan diteliti, penulis merumuskan
beberapa rumusan masalah :
1. Bagaimanakah keadaan masyarakat desa Kangkung ?
2. Apakah efektiv siaran religi di radio pada pagi
hari bagi masyarakat?
3. Factor apa sajakah yang mempengaruhi radio “Swara
Kendal” memilih waktu di pagi hari untuk siaran
religi?
4. Bagaimana pendapat masysrakan tetang siaran religi
di pagi hari ?
5. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi
keberhasilan dan kegagalan ke efektivan siaran
religi di radio “Swara Kendal” pada pagi hari ?
6. Bagaimana perilaku keagamaan masyarakat desa
Kangkung sebelum dn sesudah mendengarkan siaran
religi dari radio “Swara kendal”?
4
IV. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui bagaimana sebenarnya peranan radio bagi
masyarakat desa kangkung.
2. Mengetahui langkah-langkah yang dilaksanakan radio
“Swara Kendal” dalam proses penyiaran dakwah bagi
masyarakat Desa.
3. Mengetahui dakwah seperti apa yang di inginkan
masyarakat desa Kangkung.
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan waktu siaran religi di pagi hari pada
Radio “Swara Kendal”.
5. Seberapa jauh peran siran religi dari radio pada
pengaruh perilaku keagamaan masyarakat desa.
5
V. SIGNIFIKASI/ MANFAAT PENELITIAN
Secara teoritisi penelitian ini diharapkan mampu
memberikan khasanah keilmuan, utamanya di bidang
penelitian. Khususnya kajian dakwah melalui media
massa(radio).
Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan
mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang
pentingnya dakwah melaui media radio pada masyarakat
desa.
VI. TINJAUAN PUSTAKA
Ditinjau dari judul skripsi yang penulis teliti,
dibawah ini penulis menyajikan beberapa hasil
penelitian yang relevan dengan judul yang penulis
teliti, yaitu: Pertama, skripsi yang berjudul “Analisis
Pesan Dakwah Drs.H Afnan Purnan Al-Buqowiyu di Radio Idola 92,6 Fm
Semarang” oleh Roswindasari tahun 2006. Pada
penelitian kualitatif, penelitian ini adalah untuk
mengetahui pesan-pesan dakwah yang disampaikan Drs. H.
Afnan Purnan Al-Buqowiyu melalui media radio, yaitu
6
Radio Idola 92,6 FM Semarang, meliputi : Dengan
pendekatan komunikasi yang ditekankan pada analisis
tekstual dan deskriptif kualitatif sebagai teknik
analisis data.
Berdasarkan data-data yang telah penulis
teliti, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pesan
dakwah yang disampaikan Drs. H. Afnan Purnan Al-
Buqowiyu memiliki pesan dakwah dari ajaran-ajaran Islam
yang baik. Sedangkan kesimpulan dari skripsi ini adalah
mengingatkan kepada manusia agar tidak lupa pada cinta
dunia, karena hidup hanya untuk ibadah kepada Allah
Swt., menjadikan syari'at sebagai pembatas dalam
beretika dengan sesama, seperti yang digambarkan oleh
Rasulullah Saw. dalam berperilaku. Dalam menjalankan
ibadah kepada Allah Swt. juga harus beretika, yaitu di
mana kita wudhu, membersihkan hadats dan najis serta
dalam berpakaian. Menjalin persahabatan dengan ukhuwah
dan mahabbah. Menjadikan al-Qur,an sebagai panduan
penunjuk jalan, dan sunnah Rasul sebagai penerang
kegelapan. Mausia hanya bisa bertawakal dan bersandar
pada Tuhan, selalu melimpahkan shalawat kepada Nabi
7
Muhammad Saw. Tuhan itu satu, menggapai cinta Allah
dengan bertawakal, Allah Dialah segalanya. Sedangkan
pesan dalam bidang akhlak yang disampaikan Drs. H.
Afnan Purnan Al-Buqowiyu ini lebih banyak dibandingkan
dengan bidang syari'ah. Akhlak itu sendiri bisa berarti
positif dan negatif, yang termasuk positif adalah
akhlak yang sifatnya benar seperti ikhlas, ibadah,
sedangkan yang negatif adalah yang sifatnya buruk,
seperti suka kehidupan dunia, riya.
Kedua, skripsi Wawan Istanto yang berjudul “Pengaruh
Mendengarkan Siaran Dakwah Islam di Radio Hiz 101,4 Fm Surakarta
Terhadap Pengamalan Ibadah Masyarakat di Kecamatan Lawiyan Kota
Surakarta” tahun 2007. Pada skripsi penelitian kuantitatif
ini, penulis menyimpulkan pembinaan mental agama pada
remaja di Kecamatan Grobogan, Hasil penelitian
menunjukan bahwa " pengaruh mendengarkan siaran dakwah
Islam di radio hiz 101,4 Fm terhadap pengamalan ibadah
masyarakat di kecamatan lawiyan kota surakarta, hal ini
dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. pengaruh mendengarkan siaran dakwah Islam di
radio hiz 101,4 fm surakarta dengan indikato
8
indikatornya sebagai berikut : frekuensi
mendengarkan, materi siaran yang di dengarkan,
respon mendengarkan, orientasi tujuan
mendengarkan.
2. pengamalan ibadah dengan indicator indikatornya
sebagai berikut, mengamalkan sholat wajib,
melaksanakan sholat sunah, mengamalkan puasa
wajib, melaksanakan puasa sunah. Dari hasil
analisis hasil uji hipotesis yang diperoleh
Freg = 20,27 dengan demikian, maka jika Freg =
20,27 lebih besar dari Ft 0,05 ( 1=58) = 4,00
berarti signifikan. Jika Freg = 20,27 lebih
besar dari Ft 0,01 ( 1=58) = 7,09 berarti
signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Freg diperoleh dari angket adalah 20,27
sedangkan Ft nya adalah 4,00. pada signifikan 5
% dan 7,08 pada taraf signifikan 1 %. Hal ini
menunjukkan nilai Freg lebih besar dari Ft.
dengan demikian, hipotesis yang penulis teliti
yakni ada pengaruh mendengarkan siaran dakwah
Islam di Radio Hiz terhadap pengamalan ibadah
9
masyarakat di kecamatan Lawiyan Kota Surakarta
terbukti diterima atau signifikan.
Ketiga, skripsi NN yang berjudul “Persepsi Masyarakat Kec.
Kota Kab. Kudus Tentang Kualitas Da'i dalam Acara Mimbar Agama Islam
di Radio Suara Kudus 88 FM” tahun 2006. Dalam kesimpulan
yang penulis sampaikan yaitu : Radio Suara Kudus 88 FM
merupakan media komunikasi, pada dasarnya dijadikan
alat / media dakwah. Selain itu juga terlihat jelas
bahwa Radio Suara Kudus 88 FM ikut berperan aktif dalam
menyiarkan agama Islam, yang melalui acara mimbar agama
Islam khususnya di wilayah Kec. Kota Kab. Kudus.
Persepsi masyarakat Kec. Kota Kab. Kudus tentang
kualitas da'i dalam acara mimbar agama Islam di Radio
Suara Kudus 88 FM, mempunyai kecenderungan bisa
diterima dengan baik dan cukup positif. Hal ini bisa
dilihat dari materi dakwah dalam acara mimbar agama
Islam yang meliputi bidang aqidah syari'ah dan akhlaq.
Materi tersebut merupakan kebutuhan untuk menambah
suatu pengetahuan sehingga masyarakat secara garis
besar mendapatkan suatu jawaban tentang permasalahan /
persoalan problematika yang sering dihadapi dalam
10
kesehariannya. Materi dakwah tersebut bersumber pada
al-Qur'an dan hadits. Metode yang digunakan adalah
metode tanya jawab, metode ini sangat diminati oleh
masyarakat, karena bersifat dua arah. Sehingga terjadi
proses timbal balik (feed back) dari pendengar kepada
da'i / nara sumbernya. Maka dari itu masyarakat menjadi
lebih paham dan jelas. Penyampaian yang dibawakan
seorang da'i dalam acara mimbar agama Islam dinilai
baik oleh masyarakat, karena ditunjukkan dari hasil
kepribadian yang bisa diteladani dan dianut oleh
masyarakat lewat jawaban-jawaban permasalahan dari
seorang da'i, kemudian wawasan yang luas tentang ilmu
pengetahuan agama Islam yang dimiliki oleh da'i dan
kemampuan atau ketrampilan cara menyampaikan materi di
acara mimbar agama Islam, sehingga persepsi masyarakat
menyatakan bahwa da'i yang ada di Radio Suara Kudus 88
FM khususnya acara mimbar agama Islam cukup
berkualitas.
Kempat,skripsi Nur Alfiana “Studi Komparatif Tentang
Program Penyiaran Dakwah Islam Di Radio Pop Fm Dan Idola Fm Jepara”
tahun 2005. Penulis menggunakan metode deskriptif
11
analisis, dan content analisys yang dipadukan dengan
metode komparatif. Sedangkan pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan indeksikalitas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Radio POP FM Jepara, yang berangkat
dan mengklaim diri sebagai radio swasta yang
berorientasi profit meskipun demikian secara aplikatif
setidaknya radio ini dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif media dakwah yang kreatif. Hal ini dapat
ditunjukkan dari program penyiaran agama Islam program
quote dan program lepas. Program quate terdiri dari :
Mutiara Hadist, Mutiara Al Qur’an, Tuntunan Do’a dan
Sholawat dan Hikayat. Program lepas terdiri dari
ceramah A’ Gym, setiap hari Minggu pukul 04.30 – 05.30
yang diambil dari kaset maupun CD. Disisi lain Radio
IDOLA FM Jepara, yang secara historis hampir sama yaitu
radio POP FM Jepara yaitu sama-sama berangkat dan
mengklaim diri sebagai radio swasta yang berorientasi
profit meskipun demikian secara aplikatif setidaknya
radio ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
media dakwah yang kreatif. Hal ini dapat ditunjukkan
dari program penyiaran agama Islam program quote dan
12
program lepas. Program Quate adalah acara Hikmah Hari
Ini sedangkan program lepas adalah Ceramah Ramadhan
setiap pukul 16.00 – 17.00 yang bekerjasama dengan
Majelis Ulama Indonesia daerah Jepara. Dakwah yang
disampaikan oleh radio POP FM dan IDOLA FM Jepara lebih
menitikberatkan pada dakwah lewat suara, sebagaimana
pada aspek radio yang tidak bisa dilihat gambarnya
sehingga mensyaratkan da’i untuk bisa memahami standard
operating prosedure yang ada. Bentuk dakwah di Radio
POP FM dan Idola FM Jepara, didominasi pola monologis
yakni bentuk dakwah yang bersifat satu arah dan tidak
ada proses untuk memberi tanggapan kepada daÂ’i secara
langsung . Persamaan kedua radio ini terletak pada lima
hal pokok yaitu pertama : sama-sama memposisikan diri
sebagai radio swasta dan non religius, kedua : sama-
sama mengusung pola monologis, ketiga : sama-sama
didominasi musik dalam aspek penyiaran dakwah Islamnya,
keempat : aspek dakwahnya minim dan kelima : sama-sama
digarap dengan pola quote dan program lepas.
Kelima, skripsi Qori'ah “Pelaksanaan Dakwah Di Radio Republik
Indonesia (RRI) Semarang. Tahun 2005, dapat diambil beberapa
13
kesimpulan sebagai ringkasan isi dari dalam skripsi ini
antara lain :
1. Pada awal perang dunia II, Belanda mencoba mengubah
politiknya melalui pendekatan dengan bangsa Timur.
Maka, pada tahun 1933 di Solo lahir SRV (Solo Radio
Vereneging). Tahun 1934 di Jakarta lahir Verenile
Osterche Omron, di Bandung lahir Voor Venerile
Luisteranrc Vereneging Voor Radio Omroep).
2. Satu-satunya perkumpulan bangsa Indonesia yang
menggunakan istilah ketimuran ialah RRI Solo yang
berdiri pada tahun 1936, orientasi siarannya semata-
mata hanya kesenian. Radio Semarang lahir dari Studio
kecil yang berkekuatan 150 watt bertampat di arena
pasar malam jalan seteran dengan dilengkapi alat-alat
yang dirakit sendiri oleh teknisi-teknisi pribumi.
Radio Semarang yang didirikan oleh orang-orang yang
mencintai seni, beranggotakan 1000 orang dan setiap
orang dikenai iuran setengah rupiah.
3. Setelah empat tahun berdiri, Radio Semarang semakin
berkembang dengan anggota menjadi 2000 orang. Pada
tahun 1940 Radio Semarang pindah kesebuah Paviliun,
14
sebuah gedung bioskop GRAND waktu itu, (sekarang
menjadi kawasan perdagangan, red). Di studio baru itu
anggotanya bukan hanya para pemain dari perkumpulan-
perkumpulan musik atau karawitan, namun juga seluruh
lapisan masyarakat yang ada di kota Semarang.
4. Tahun 1942, tepatnya pada tanggal 8 Maret 1942,
Belanda menyerah kepada Jepang pada saat itu semua
radio siaran yang ada di hentikan termasuk Radio
Semarang, kemudian Jepang mendirikan Badan Penyiaran
yang dinamakan HOSO KANRI KYOKU, dengan cabangnya
sebagai berikut:
Faktor pendukung:
a. Pada dasarnya faktor kelancara dakwah sangatlah
tergantung pada para nara sumber atau para pengisi
yang di undang. Mereka sangatlah dibutuhkan untuk
mengisi acara dakwah Islam, karena masyarakat
membutuhkan tuntunan dalam menjalani sesuatu hal,
maka oleh itu harus digaris dengan norma-norma
ajaran Islam.
15
b. Dan di kota Semarang kebanyakan mayoritas
adalah pemeluk agama Islam sehingga mendapat
dukungan dalam mengembangkan dakwah Islamiyah
c. Karena adanya hubungan kerjasama dengan lembaga
seperti halnya : Kakanwil, Akademis, Lembaga PC NU
Jawa Tengah, Majlis TaÂ’lim
d. Mudah dijangkau oleh para pendengar karena yang
mudah dibawa kemana-mana dan karena melalui dakwah
lisan mempermudah sebab hanya modal pendengaran.
Adapun faktor penghambat:
a. Kurangnya sarana studio rekaman, karena sering
sekali jadwal dakwah yang harus direkam sering
terhambat oleh padatnya rekaman sehingga sering
harus menunggu.
b. Kurangnya pendanaan yang diberikan RRI untuk
para nara sumber, sehingga berakibat kurang
terealisasinya semua acara dakwah yang telah
direncanakan.
c. Dalam penyampaian dakwahnya, kebanyakan
menggunakan ceramah dan dialog, sehingga kurang
menarik.
16
d. Kebanyakan yang mendengarkan orang awam, yang
pendidikannya sangatlah rendah. Hal ini berakibat
sulitnya memberikan pemahaman kepada mereka secara
sempurna.
e. Dan sukar mengetahui, apakah mereka berhasil
dalam menyampaikan dakwah. Dalam bentuk
mengamalkan serta menjalankan dalam kehidupan
sehari-hari.
f. Dan yang paling menghambat adalah apabila orang
yang diundang untuk mengisi acara dakwah tersebut
tidak datang, sehingga kita harus siap tema yang
harus disiarkan sendiri.
VII. KERANGKA TEORITIK
Dakwah merupakan aktivitas untuk mengajakmanusia
agar berbuat kebaikan dan menurut petunjuk, menyeru
mereka mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka
dari perbuatan mungkar agar mereka mendapat kebahagiaan
di dunia dan akhirat. (Samsul Munir, 2009: xviii).
Komunikasi, atau dalam bahasa Inggris Communication,
secara etimologi berasal dari kata Latin Communicatio,
17
dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama
disini maksudnya adalah sama makna.
Dakwah dan Komunikasi merupakan aktivitas yang
hampir sama, walaupun terdapat pula perbedaan-
perbedaan. Kalau diperhatikan secara seksama dan
mendalam, pengertian dakwah itu tidak jauh berbeda
dengan komunikasi. Antara keduanya, dakwah dan
kominikasi merupakan dua sisi yang berbeda. Hanya saja
yang membedakan dari bentuk komunikasi lainnya adalah
pada cara dan tujuan yang akan dicapai. (Samsul Munir, 2009:
144-145)
Karena pada penelitian ini peneliti cenderung
meneliti kepada efektivitas siaran di radio, maka
Setiap orang pastinya membutuhkan bimbingan religi
untuk pembentukan / peningkatan kadar keimanan di masa
yang akan datang. Apabila dalam pembentukan keimanan
berkembang tidak baik, dampaknya adalah timbul
menyepelakan agama.
Menurut Samsul Arifin (2009: 119) dalam melaksanakan
dakwah, penggunaan radio sangantlah efektif dan
efisien. Melalui radio, suara dapat dipancarkan ke
18
berbagai daerah yang jaraknya tidak terbatas. Jika
dakwah dilakukan melalui siaran radio dia akan mudah
dan praktis, dengan demikian, dakwah akan mampu
menjangkau jarak komunikan yang jauh tersebar.
Efektivitas dan efisiensi ini juga akan terdukung jika
seorang da’I mampu memodifikasi dakwah dalam metode
yang cocok dengan situasi dan kondisi siaran, apakah
melalui metode ceramah, sandiwara radio, melalui forum
Tanya jawab atau bentuk-bentuk siaran lainnya.
VIII. METODOLOGI PENELITIAN
a) Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara
holistik, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah. (Moleong, 2006 : 6)
19
Berdasarkan sumbernya, data kualitatif dapat
dikelompokkan menjadi empat, yaitu data historis,
data teks, data kasus, dan data pengalaman individu.
Karena yang diteliti penulis bisa dikatakan sebuah
kasus juga pengalaman pribadi individu, maka
termasuk dalam penelitian data kasus dan data
pengalaman pribadi. (Kriyantono, 2006 : 38)
Dengan menggunakan spesifikasi penelitian
deskriptif yaitu suatu penelitian yang hanya
memaparkan situasi atau peristiwa, penelitian ini
tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak
menguji hipotesis ataupun membuat prediksi.
(Rakhmat, 2004 : 24)
b) Sumber Data
Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik
yang berupa fakta ataupun angka. Dari sumber SK
Menteri P dan K No. 0259/U/1977 tanggal 11 Juli 1977
disebutkan bahwa data adalah segala fakta dan angka
yang dapat dijadikan untuk menyusun suatu informasi.
( Arikunto, 2002 : 96).
20
Menurut sumbernya, data penelitian digolongkan
menjadi data primer dan data sekunder.
1. Data primer atau data tangan pertama adalah data
yang diperoleh langsung dari subjek penelitian
dengan mengenakan alat pengukuran atau alat
pengambilan langsung pada subjek sebagai sumber
informasi yang dicari. Data primer dalam
penelitian ini adalah hasil wawancara dengan
beberapa warga masyarakat desa Kangkung dan dengan
pihak dari radio “Swara Kendal”.
2. Data sekunder atau data tangan kedua adalah data
yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung
diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya.
(Azwar, 2007 : 91). Dalam penelitian ini penulis
juga akan menggunakan data yang berkaitan dengan
permasalahan yang penulis bahas. Seperti data dari
buku-buku dan data-data yang bersifat menunjang
data yang peneliti perlukan.
c) Teknik Pengumpulan Data
21
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang
paling strategis dalam penelitian, tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2005 :
62).
Jenis penelitian ini adalah field research atau
penelitian lapangan. Metode ini penulis gunakan
untuk mendapatkan data primer dan data sekunder
serta persoalan-persoalan kongkrit dalam penelitian
ini. Langkah-langkah dalam field research ini antara
lain:
a. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
dan pencatatan secara sistematis fenomena yang
diselidiki (Hadi, 2002: 136).
Observasi yang peneliti lakukan yaitu dengan
langsung mendatangi kelanpangan(desa) terkait dan
melakukan beberapa observasi sesuai dengan judul.
b. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,
22
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan diwawancarai (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moloeng,
2000: 135)
3. Dalam metode wawancara ini, peneliti mengajukan
beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan judul
yang peneliti ambil. Dan narasumber yang akan
peneliti wawancarai adalah beberapa warga
masyarakat desa Kangkung.
4. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa data
sekunder berupa catatan, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, agenda, legger, dan sebagainya
(Nursyam, 1991:109). Dalam hal ini, peneliti
menggunakan analisis dari Radio “Swara Kendal”
tetang apa saja teknik-teknik yang digunakan untuk
penyiaran efektif pada masyarakat desa.
d) Teknik Analisis Data
23
Moloeng (2000: 103) menjelaskan bahwa analisis
data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisirkannya dalam suatu pola, kategori dan
satuan uraian dasar. Setelah data terkumpul kemudian
dikelompokan dalam satuan kategori dan satuan uraian
dasar. Setelah data terkumpul kemudian dikelompokan
dalam satuan kategori dan dianalisis secara kualitatif.
Adapun metode yang digunakan dalam metode analisis
kualitatif deskriptif. Analisis kualitatif deskriptif bertujuan
melukiskan secara sistematis fakta dan karateristik
dibidang-bidang tertentu secara factual dan cermat
dengan menggambarkan keadaan atau status fenomena
(Arikunto, 1998: 245)
Analisis data kualitatif adalah bersifat
induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang
diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi
hipotetis. Berdasarkan hipotetis yang dirumuskan
berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan
data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya
dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima
atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila
24
berdasarkan data yang dikumpulkan secara berulang-
ulang dengan teknik triangulasi,ternyata hipotesis
diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi
teori (Sugiyono, 2009:245)
Langkah-langkah yang peneliti gunakan untuk
menganalisis data adalah sebagai berikut:
a) Peneliti analisis mendeskripsikan data
b) Setelah dideskripsikan, tahap selanjutnya adalah
analisis data tersebut guna mengetahui hasil yang
diperoleh dari keefektifan siaran dalam pengaruh
keagamaan masyarakat desa.
25
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta. 2002
Azwar, Syaifuddin. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar. 2007
Qori'ah. Pelaksanaan Dakwah Di Radio Republik Indonesia (RRI)
Semarang. 2005 (tidak dipublikasikan, skripsi,
Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang)
Roswindasari. Analisis Pesan Dakwah Drs.H Afnan Purnan Al-Buqowiyu di
Radio Idola 92,6 Fm Semarang. 2006 (tidak dipublikasikan,
skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang)
Istanto, Wawan. Pengaruh Mendengarkan Siaran Dakwah Islam di Radio
Hiz 101,4 Fm Surakarta Terhadap Pengamalan Ibadah Masyarakat di
Kecamatan Lawiyan Kota Surakarta. 2007 (tidak
dipublikasikan, skripsi, Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo Semarang)
NN. Persepsi Masyarakat Kec. Kota Kab. Kudus Tentang Kualitas Da'i dalam
Acara Mimbar Agama Islam di Radio Suara Kudus 88 FM. 2006
(tidak dipublikasikan, skripsi, Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo Semarang)
Alfiana, Nur. Studi Komparatif Tentang Program Penyiaran Dakwah
Islam Di Radio Pop Fm Dan Idola Fm Jepara” tahun 2005
26
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta :
Prenada Media Group. 2006
Moleong, Lexy J... Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung
: PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2006
Nursyam. Metodologi Penelitian Dakwah. Ramadhani. Solo.1991
Rahmat, Jalaluddin. Hegemoni Budaya. Yayasan. Yogyakarta :
Bentang Budaya.1997
Soerjano Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada. 2003
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV Alfabeta.
2005
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung.
Alfabeta. 2009
Munir Samsul, Ilmu Dakwah. Jakarta. Amzah. 2009
27