Proposal ku

28
Proposal STRATEGI DAKWAH AJARAN RIFA’IYAH DI DESA LEBOSARI KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL (STUDI TOKOH.....) Disusun Oleh : Lilik Nur Istiadi ( 111211037 ) FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2014

Transcript of Proposal ku

Proposal

STRATEGI DAKWAH AJARAN RIFA’IYAH DI DESA LEBOSARI KECAMATAN

KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

(STUDI TOKOH.....)

Disusun Oleh :

Lilik Nur Istiadi ( 111211037 )

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2014

I. JUDUL

Pada penelitian ini, peneliti mengambil judul

“STRATEGI DAKWAH AJARAN RIFA’IYAH DI DESA LEBOSARI KECAMATAN

KANGKUNG KABUPATEN KENDAL”.

II. LATAR BELAKANG MASALAH

Memasuki abad XXI, yang dikenal dengan Era Globalisasi

yang ditandai dengan pesatnya perkembangan pengetahuan

dan teknologi, khususnya di bidang telekomunikasi

mengakibatkan dunia tanpa batas.

Salah satu media yang dapat digunakan dalam kegiatan

dakwah adalah radio. Hampir seluruh radio siaran yang

menyelenggarakan siaran di Indonesia menyajikan

informasi, edukasi, dan hiburan. Siaran keagamaan

termasuk fungsi edukasi. Dalam sejarahnya, RRI Jakarta

ketika kebangkitan Orde Baru, menjadi sangat terkenal

dengan acara siaran “Kuliah Subuh” yang diselenggarakan

oleh almarhumah Buya Hamka. Kepeloporan kuliah subuh

1

RRI yaitu sekarang marak melalui radio siaran swasta,

bahkan juga diikuti oleh berbagai TV swasta.

Dakwah melalui radio dan TV itu cukup efektif karena

besarnya jumlah pendengar dan pemirsa yang mengikuti

acara kuliah subuh itu dengan nomer klatur yang beraneka,

seperti “Hikmah Fajar”, “Di Ambang Fajar”. Semuanya

membawa pesan dakwah yang dibawakan oleh para da’I yang

terkemuka. Bentuk acranya ada yng bersifat dialogis

(berbincang-bincang) ada juga yang bersifat monologis

(seorang da’I sendiri tampil di corong radio atau di

depan kamera televisi).

Dalam hal ini, da’I sebagai seorang komunikator

dalam melakukan aktivitas dakwahnya menyampaikan pesan-

pesan ajaran agama (message), harus memperhatikan hal-

hal yang berkaitan dengan karakteristik radio yang

dipergunakan sebagai media untuk menyampaikan pesannya.

Karakteristik radio siaran, antara lain:

1) Sifat siaran radio hanya untuk

didengar(audialhearable).

2) Bahasa yang dipergunakan haruslah bahasa tutur.

2

3) Pendengar radio dalam keadaan santai, bisa sambil

mengemudi mobil, sambil tiduran, sambil bekerja

di kantor dan sebagainya.

4) Siaran radio mampu mengembangkan daya reka.

5) Siaran radio hanya bersifat komunikasi satu arah.

Sebagai media komunikasi, radio siaran dapat dikatakan

efektif dalam menyampaikan pesan-pesan komunikasi

kepada pendengar. (Samsul Munir, Ilmu Dakwah: 2009 hal

270)

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian

dengan Analisis Efektivitas Siaran Religi “SIRAMAN PAGI”

di Radio SWARA KENDAL Pada Masyarakat Desa Kangkung .

Peneliti menggunakan penelitian analisis kefektifan

siaran religi di radio pada pagi hari. Itu mengapa

peneliti mengambil judul yang di fokuskan menggunakan

analisis ke efektivan siaran religi di radio “Swara

Kendal”dengan perilku keagamaan pada masyarakat desa

Kangkung.

3

III. RUMUSAN MASALAH

Sesuai dengan judul penelitian dan berdasarkan pada

latar belakang masalah seperti di uaraikan terdahulu.

Maka, masalah yang akan diteliti, penulis merumuskan

beberapa rumusan masalah :

1. Bagaimanakah keadaan masyarakat desa Kangkung ?

2. Apakah efektiv siaran religi di radio pada pagi

hari bagi masyarakat?

3. Factor apa sajakah yang mempengaruhi radio “Swara

Kendal” memilih waktu di pagi hari untuk siaran

religi?

4. Bagaimana pendapat masysrakan tetang siaran religi

di pagi hari ?

5. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi

keberhasilan dan kegagalan ke efektivan siaran

religi di radio “Swara Kendal” pada pagi hari ?

6. Bagaimana perilaku keagamaan masyarakat desa

Kangkung sebelum dn sesudah mendengarkan siaran

religi dari radio “Swara kendal”?

4

IV. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui bagaimana sebenarnya peranan radio bagi

masyarakat desa kangkung.

2. Mengetahui langkah-langkah yang dilaksanakan radio

“Swara Kendal” dalam proses penyiaran dakwah bagi

masyarakat Desa.

3. Mengetahui dakwah seperti apa yang di inginkan

masyarakat desa Kangkung.

4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

pemilihan waktu siaran religi di pagi hari pada

Radio “Swara Kendal”.

5. Seberapa jauh peran siran religi dari radio pada

pengaruh perilaku keagamaan masyarakat desa.

5

V. SIGNIFIKASI/ MANFAAT PENELITIAN

Secara teoritisi penelitian ini diharapkan mampu

memberikan khasanah keilmuan, utamanya di bidang

penelitian. Khususnya kajian dakwah melalui media

massa(radio).

Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan

mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang

pentingnya dakwah melaui media radio pada masyarakat

desa.

VI. TINJAUAN PUSTAKA

Ditinjau dari judul skripsi yang penulis teliti,

dibawah ini penulis menyajikan beberapa hasil

penelitian yang relevan dengan judul yang penulis

teliti, yaitu: Pertama, skripsi yang berjudul “Analisis

Pesan Dakwah Drs.H Afnan Purnan Al-Buqowiyu di Radio Idola 92,6 Fm

Semarang” oleh Roswindasari tahun 2006. Pada

penelitian kualitatif, penelitian ini adalah untuk

mengetahui pesan-pesan dakwah yang disampaikan Drs. H.

Afnan Purnan Al-Buqowiyu melalui media radio, yaitu

6

Radio Idola 92,6 FM Semarang, meliputi : Dengan

pendekatan komunikasi yang ditekankan pada analisis

tekstual dan deskriptif kualitatif sebagai teknik

analisis data.

Berdasarkan data-data yang telah penulis

teliti, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pesan

dakwah yang disampaikan Drs. H. Afnan Purnan Al-

Buqowiyu memiliki pesan dakwah dari ajaran-ajaran Islam

yang baik. Sedangkan kesimpulan dari skripsi ini adalah

mengingatkan kepada manusia agar tidak lupa pada cinta

dunia, karena hidup hanya untuk ibadah kepada Allah

Swt., menjadikan syari'at sebagai pembatas dalam

beretika dengan sesama, seperti yang digambarkan oleh

Rasulullah Saw. dalam berperilaku. Dalam menjalankan

ibadah kepada Allah Swt. juga harus beretika, yaitu di

mana kita wudhu, membersihkan hadats dan najis serta

dalam berpakaian. Menjalin persahabatan dengan ukhuwah

dan mahabbah. Menjadikan al-Qur,an sebagai panduan

penunjuk jalan, dan sunnah Rasul sebagai penerang

kegelapan. Mausia hanya bisa bertawakal dan bersandar

pada Tuhan, selalu melimpahkan shalawat kepada Nabi

7

Muhammad Saw. Tuhan itu satu, menggapai cinta Allah

dengan bertawakal, Allah Dialah segalanya. Sedangkan

pesan dalam bidang akhlak yang disampaikan Drs. H.

Afnan Purnan Al-Buqowiyu ini lebih banyak dibandingkan

dengan bidang syari'ah. Akhlak itu sendiri bisa berarti

positif dan negatif, yang termasuk positif adalah

akhlak yang sifatnya benar seperti ikhlas, ibadah,

sedangkan yang negatif adalah yang sifatnya buruk,

seperti suka kehidupan dunia, riya.

Kedua, skripsi Wawan Istanto yang berjudul “Pengaruh

Mendengarkan Siaran Dakwah Islam di Radio Hiz 101,4 Fm Surakarta

Terhadap Pengamalan Ibadah Masyarakat di Kecamatan Lawiyan Kota

Surakarta” tahun 2007. Pada skripsi penelitian kuantitatif

ini, penulis menyimpulkan pembinaan mental agama pada

remaja di Kecamatan Grobogan, Hasil penelitian

menunjukan bahwa " pengaruh mendengarkan siaran dakwah

Islam di radio hiz 101,4 Fm terhadap pengamalan ibadah

masyarakat di kecamatan lawiyan kota surakarta, hal ini

dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1. pengaruh mendengarkan siaran dakwah Islam di

radio hiz 101,4 fm surakarta dengan indikato

8

indikatornya sebagai berikut : frekuensi

mendengarkan, materi siaran yang di dengarkan,

respon mendengarkan, orientasi tujuan

mendengarkan.

2. pengamalan ibadah dengan indicator indikatornya

sebagai berikut, mengamalkan sholat wajib,

melaksanakan sholat sunah, mengamalkan puasa

wajib, melaksanakan puasa sunah. Dari hasil

analisis hasil uji hipotesis yang diperoleh

Freg = 20,27 dengan demikian, maka jika Freg =

20,27 lebih besar dari Ft 0,05 ( 1=58) = 4,00

berarti signifikan. Jika Freg = 20,27 lebih

besar dari Ft 0,01 ( 1=58) = 7,09 berarti

signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

Freg diperoleh dari angket adalah 20,27

sedangkan Ft nya adalah 4,00. pada signifikan 5

% dan 7,08 pada taraf signifikan 1 %. Hal ini

menunjukkan nilai Freg lebih besar dari Ft.

dengan demikian, hipotesis yang penulis teliti

yakni ada pengaruh mendengarkan siaran dakwah

Islam di Radio Hiz terhadap pengamalan ibadah

9

masyarakat di kecamatan Lawiyan Kota Surakarta

terbukti diterima atau signifikan.

Ketiga, skripsi NN yang berjudul “Persepsi Masyarakat Kec.

Kota Kab. Kudus Tentang Kualitas Da'i dalam Acara Mimbar Agama Islam

di Radio Suara Kudus 88 FM” tahun 2006. Dalam kesimpulan

yang penulis sampaikan yaitu : Radio Suara Kudus 88 FM

merupakan media komunikasi, pada dasarnya dijadikan

alat / media dakwah. Selain itu juga terlihat jelas

bahwa Radio Suara Kudus 88 FM ikut berperan aktif dalam

menyiarkan agama Islam, yang melalui acara mimbar agama

Islam khususnya di wilayah Kec. Kota Kab. Kudus.

Persepsi masyarakat Kec. Kota Kab. Kudus tentang

kualitas da'i dalam acara mimbar agama Islam di Radio

Suara Kudus 88 FM, mempunyai kecenderungan bisa

diterima dengan baik dan cukup positif. Hal ini bisa

dilihat dari materi dakwah dalam acara mimbar agama

Islam yang meliputi bidang aqidah syari'ah dan akhlaq.

Materi tersebut merupakan kebutuhan untuk menambah

suatu pengetahuan sehingga masyarakat secara garis

besar mendapatkan suatu jawaban tentang permasalahan /

persoalan problematika yang sering dihadapi dalam

10

kesehariannya. Materi dakwah tersebut bersumber pada

al-Qur'an dan hadits. Metode yang digunakan adalah

metode tanya jawab, metode ini sangat diminati oleh

masyarakat, karena bersifat dua arah. Sehingga terjadi

proses timbal balik (feed back) dari pendengar kepada

da'i / nara sumbernya. Maka dari itu masyarakat menjadi

lebih paham dan jelas. Penyampaian yang dibawakan

seorang da'i dalam acara mimbar agama Islam dinilai

baik oleh masyarakat, karena ditunjukkan dari hasil

kepribadian yang bisa diteladani dan dianut oleh

masyarakat lewat jawaban-jawaban permasalahan dari

seorang da'i, kemudian wawasan yang luas tentang ilmu

pengetahuan agama Islam yang dimiliki oleh da'i dan

kemampuan atau ketrampilan cara menyampaikan materi di

acara mimbar agama Islam, sehingga persepsi masyarakat

menyatakan bahwa da'i yang ada di Radio Suara Kudus 88

FM khususnya acara mimbar agama Islam cukup

berkualitas.

Kempat,skripsi Nur Alfiana “Studi Komparatif Tentang

Program Penyiaran Dakwah Islam Di Radio Pop Fm Dan Idola Fm Jepara”

tahun 2005. Penulis menggunakan metode deskriptif

11

analisis, dan content analisys yang dipadukan dengan

metode komparatif. Sedangkan pendekatan yang digunakan

adalah pendekatan indeksikalitas. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Radio POP FM Jepara, yang berangkat

dan mengklaim diri sebagai radio swasta yang

berorientasi profit meskipun demikian secara aplikatif

setidaknya radio ini dapat dijadikan sebagai salah satu

alternatif media dakwah yang kreatif. Hal ini dapat

ditunjukkan dari program penyiaran agama Islam program

quote dan program lepas. Program quate terdiri dari :

Mutiara Hadist, Mutiara Al Qur’an, Tuntunan Do’a dan

Sholawat dan Hikayat. Program lepas terdiri dari

ceramah A’ Gym, setiap hari Minggu pukul 04.30 – 05.30

yang diambil dari kaset maupun CD. Disisi lain Radio

IDOLA FM Jepara, yang secara historis hampir sama yaitu

radio POP FM Jepara yaitu sama-sama berangkat dan

mengklaim diri sebagai radio swasta yang berorientasi

profit meskipun demikian secara aplikatif setidaknya

radio ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif

media dakwah yang kreatif. Hal ini dapat ditunjukkan

dari program penyiaran agama Islam program quote dan

12

program lepas. Program Quate adalah acara Hikmah Hari

Ini sedangkan program lepas adalah Ceramah Ramadhan

setiap pukul 16.00 – 17.00 yang bekerjasama dengan

Majelis Ulama Indonesia daerah Jepara. Dakwah yang

disampaikan oleh radio POP FM dan IDOLA FM Jepara lebih

menitikberatkan pada dakwah lewat suara, sebagaimana

pada aspek radio yang tidak bisa dilihat gambarnya

sehingga mensyaratkan da’i untuk bisa memahami standard

operating prosedure yang ada. Bentuk dakwah di Radio

POP FM dan Idola FM Jepara, didominasi pola monologis

yakni bentuk dakwah yang bersifat satu arah dan tidak

ada proses untuk memberi tanggapan kepada daÂ’i secara

langsung . Persamaan kedua radio ini terletak pada lima

hal pokok yaitu pertama : sama-sama memposisikan diri

sebagai radio swasta dan non religius, kedua : sama-

sama mengusung pola monologis, ketiga : sama-sama

didominasi musik dalam aspek penyiaran dakwah Islamnya,

keempat : aspek dakwahnya minim dan kelima : sama-sama

digarap dengan pola quote dan program lepas.

Kelima, skripsi Qori'ah “Pelaksanaan Dakwah Di Radio Republik

Indonesia (RRI) Semarang. Tahun 2005, dapat diambil beberapa

13

kesimpulan sebagai ringkasan isi dari dalam skripsi ini

antara lain :

1. Pada awal perang dunia II, Belanda mencoba mengubah

politiknya melalui pendekatan dengan bangsa Timur.

Maka, pada tahun 1933 di Solo lahir SRV (Solo Radio

Vereneging). Tahun 1934 di Jakarta lahir Verenile

Osterche Omron, di Bandung lahir Voor Venerile

Luisteranrc Vereneging Voor Radio Omroep).

2. Satu-satunya perkumpulan bangsa Indonesia yang

menggunakan istilah ketimuran ialah RRI Solo yang

berdiri pada tahun 1936, orientasi siarannya semata-

mata hanya kesenian. Radio Semarang lahir dari Studio

kecil yang berkekuatan 150 watt bertampat di arena

pasar malam jalan seteran dengan dilengkapi alat-alat

yang dirakit sendiri oleh teknisi-teknisi pribumi.

Radio Semarang yang didirikan oleh orang-orang yang

mencintai seni, beranggotakan 1000 orang dan setiap

orang dikenai iuran setengah rupiah.

3. Setelah empat tahun berdiri, Radio Semarang semakin

berkembang dengan anggota menjadi 2000 orang. Pada

tahun 1940 Radio Semarang pindah kesebuah Paviliun,

14

sebuah gedung bioskop GRAND waktu itu, (sekarang

menjadi kawasan perdagangan, red). Di studio baru itu

anggotanya bukan hanya para pemain dari perkumpulan-

perkumpulan musik atau karawitan, namun juga seluruh

lapisan masyarakat yang ada di kota Semarang.

4. Tahun 1942, tepatnya pada tanggal 8 Maret 1942,

Belanda menyerah kepada Jepang pada saat itu semua

radio siaran yang ada di hentikan termasuk Radio

Semarang, kemudian Jepang mendirikan Badan Penyiaran

yang dinamakan HOSO KANRI KYOKU, dengan cabangnya

sebagai berikut:

Faktor pendukung:

a. Pada dasarnya faktor kelancara dakwah sangatlah

tergantung pada para nara sumber atau para pengisi

yang di undang. Mereka sangatlah dibutuhkan untuk

mengisi acara dakwah Islam, karena masyarakat

membutuhkan tuntunan dalam menjalani sesuatu hal,

maka oleh itu harus digaris dengan norma-norma

ajaran Islam.

15

b. Dan di kota Semarang kebanyakan mayoritas

adalah pemeluk agama Islam sehingga mendapat

dukungan dalam mengembangkan dakwah Islamiyah

c. Karena adanya hubungan kerjasama dengan lembaga

seperti halnya : Kakanwil, Akademis, Lembaga PC NU

Jawa Tengah, Majlis TaÂ’lim

d. Mudah dijangkau oleh para pendengar karena yang

mudah dibawa kemana-mana dan karena melalui dakwah

lisan mempermudah sebab hanya modal pendengaran.

Adapun faktor penghambat:

a. Kurangnya sarana studio rekaman, karena sering

sekali jadwal dakwah yang harus direkam sering

terhambat oleh padatnya rekaman sehingga sering

harus menunggu.

b. Kurangnya pendanaan yang diberikan RRI untuk

para nara sumber, sehingga berakibat kurang

terealisasinya semua acara dakwah yang telah

direncanakan.

c. Dalam penyampaian dakwahnya, kebanyakan

menggunakan ceramah dan dialog, sehingga kurang

menarik.

16

d. Kebanyakan yang mendengarkan orang awam, yang

pendidikannya sangatlah rendah. Hal ini berakibat

sulitnya memberikan pemahaman kepada mereka secara

sempurna.

e. Dan sukar mengetahui, apakah mereka berhasil

dalam menyampaikan dakwah. Dalam bentuk

mengamalkan serta menjalankan dalam kehidupan

sehari-hari.

f. Dan yang paling menghambat adalah apabila orang

yang diundang untuk mengisi acara dakwah tersebut

tidak datang, sehingga kita harus siap tema yang

harus disiarkan sendiri.

VII. KERANGKA TEORITIK

Dakwah merupakan aktivitas untuk mengajakmanusia

agar berbuat kebaikan dan menurut petunjuk, menyeru

mereka mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka

dari perbuatan mungkar agar mereka mendapat kebahagiaan

di dunia dan akhirat. (Samsul Munir, 2009: xviii).

Komunikasi, atau dalam bahasa Inggris Communication,

secara etimologi berasal dari kata Latin Communicatio,

17

dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama

disini maksudnya adalah sama makna.

Dakwah dan Komunikasi merupakan aktivitas yang

hampir sama, walaupun terdapat pula perbedaan-

perbedaan. Kalau diperhatikan secara seksama dan

mendalam, pengertian dakwah itu tidak jauh berbeda

dengan komunikasi. Antara keduanya, dakwah dan

kominikasi merupakan dua sisi yang berbeda. Hanya saja

yang membedakan dari bentuk komunikasi lainnya adalah

pada cara dan tujuan yang akan dicapai. (Samsul Munir, 2009:

144-145)

Karena pada penelitian ini peneliti cenderung

meneliti kepada efektivitas siaran di radio, maka

Setiap orang pastinya membutuhkan bimbingan religi

untuk pembentukan / peningkatan kadar keimanan di masa

yang akan datang. Apabila dalam pembentukan keimanan

berkembang tidak baik, dampaknya adalah timbul

menyepelakan agama.

Menurut Samsul Arifin (2009: 119) dalam melaksanakan

dakwah, penggunaan radio sangantlah efektif dan

efisien. Melalui radio, suara dapat dipancarkan ke

18

berbagai daerah yang jaraknya tidak terbatas. Jika

dakwah dilakukan melalui siaran radio dia akan mudah

dan praktis, dengan demikian, dakwah akan mampu

menjangkau jarak komunikan yang jauh tersebar.

Efektivitas dan efisiensi ini juga akan terdukung jika

seorang da’I mampu memodifikasi dakwah dalam metode

yang cocok dengan situasi dan kondisi siaran, apakah

melalui metode ceramah, sandiwara radio, melalui forum

Tanya jawab atau bentuk-bentuk siaran lainnya.

VIII. METODOLOGI PENELITIAN

a) Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara

holistik, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk

kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah. (Moleong, 2006 : 6)

19

Berdasarkan sumbernya, data kualitatif dapat

dikelompokkan menjadi empat, yaitu data historis,

data teks, data kasus, dan data pengalaman individu.

Karena yang diteliti penulis bisa dikatakan sebuah

kasus juga pengalaman pribadi individu, maka

termasuk dalam penelitian data kasus dan data

pengalaman pribadi. (Kriyantono, 2006 : 38)

Dengan menggunakan spesifikasi penelitian

deskriptif yaitu suatu penelitian yang hanya

memaparkan situasi atau peristiwa, penelitian ini

tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak

menguji hipotesis ataupun membuat prediksi.

(Rakhmat, 2004 : 24)

b) Sumber Data

Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik

yang berupa fakta ataupun angka. Dari sumber SK

Menteri P dan K No. 0259/U/1977 tanggal 11 Juli 1977

disebutkan bahwa data adalah segala fakta dan angka

yang dapat dijadikan untuk menyusun suatu informasi.

( Arikunto, 2002 : 96).

20

Menurut sumbernya, data penelitian digolongkan

menjadi data primer dan data sekunder.

1. Data primer atau data tangan pertama adalah data

yang diperoleh langsung dari subjek penelitian

dengan mengenakan alat pengukuran atau alat

pengambilan langsung pada subjek sebagai sumber

informasi yang dicari. Data primer dalam

penelitian ini adalah hasil wawancara dengan

beberapa warga masyarakat desa Kangkung dan dengan

pihak dari radio “Swara Kendal”.

2. Data sekunder atau data tangan kedua adalah data

yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung

diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya.

(Azwar, 2007 : 91). Dalam penelitian ini penulis

juga akan menggunakan data yang berkaitan dengan

permasalahan yang penulis bahas. Seperti data dari

buku-buku dan data-data yang bersifat menunjang

data yang peneliti perlukan.

c) Teknik Pengumpulan Data

21

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling strategis dalam penelitian, tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2005 :

62).

Jenis penelitian ini adalah field research atau

penelitian lapangan. Metode ini penulis gunakan

untuk mendapatkan data primer dan data sekunder

serta persoalan-persoalan kongkrit dalam penelitian

ini. Langkah-langkah dalam field research ini antara

lain:

a. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan

dan pencatatan secara sistematis fenomena yang

diselidiki (Hadi, 2002: 136).

Observasi yang peneliti lakukan yaitu dengan

langsung mendatangi kelanpangan(desa) terkait dan

melakukan beberapa observasi sesuai dengan judul.

b. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,

22

yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan diwawancarai (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moloeng,

2000: 135)

3. Dalam metode wawancara ini, peneliti mengajukan

beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan judul

yang peneliti ambil. Dan narasumber yang akan

peneliti wawancarai adalah beberapa warga

masyarakat desa Kangkung.

4. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu metode yang

digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa data

sekunder berupa catatan, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, agenda, legger, dan sebagainya

(Nursyam, 1991:109). Dalam hal ini, peneliti

menggunakan analisis dari Radio “Swara Kendal”

tetang apa saja teknik-teknik yang digunakan untuk

penyiaran efektif pada masyarakat desa.

d) Teknik Analisis Data

23

Moloeng (2000: 103) menjelaskan bahwa analisis

data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisirkannya dalam suatu pola, kategori dan

satuan uraian dasar. Setelah data terkumpul kemudian

dikelompokan dalam satuan kategori dan satuan uraian

dasar. Setelah data terkumpul kemudian dikelompokan

dalam satuan kategori dan dianalisis secara kualitatif.

Adapun metode yang digunakan dalam metode analisis

kualitatif deskriptif. Analisis kualitatif deskriptif bertujuan

melukiskan secara sistematis fakta dan karateristik

dibidang-bidang tertentu secara factual dan cermat

dengan menggambarkan keadaan atau status fenomena

(Arikunto, 1998: 245)

Analisis data kualitatif adalah bersifat

induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang

diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi

hipotetis. Berdasarkan hipotetis yang dirumuskan

berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan

data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya

dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima

atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila

24

berdasarkan data yang dikumpulkan secara berulang-

ulang dengan teknik triangulasi,ternyata hipotesis

diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi

teori (Sugiyono, 2009:245)

Langkah-langkah yang peneliti gunakan untuk

menganalisis data adalah sebagai berikut:

a) Peneliti analisis mendeskripsikan data

b) Setelah dideskripsikan, tahap selanjutnya adalah

analisis data tersebut guna mengetahui hasil yang

diperoleh dari keefektifan siaran dalam pengaruh

keagamaan masyarakat desa.

25

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineka Cipta. 2002

Azwar, Syaifuddin. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar. 2007

Qori'ah. Pelaksanaan Dakwah Di Radio Republik Indonesia (RRI)

Semarang. 2005 (tidak dipublikasikan, skripsi,

Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang)

Roswindasari. Analisis Pesan Dakwah Drs.H Afnan Purnan Al-Buqowiyu di

Radio Idola 92,6 Fm Semarang. 2006 (tidak dipublikasikan,

skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang)

Istanto, Wawan. Pengaruh Mendengarkan Siaran Dakwah Islam di Radio

Hiz 101,4 Fm Surakarta Terhadap Pengamalan Ibadah Masyarakat di

Kecamatan Lawiyan Kota Surakarta. 2007 (tidak

dipublikasikan, skripsi, Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang)

NN. Persepsi Masyarakat Kec. Kota Kab. Kudus Tentang Kualitas Da'i dalam

Acara Mimbar Agama Islam di Radio Suara Kudus 88 FM. 2006

(tidak dipublikasikan, skripsi, Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang)

Alfiana, Nur. Studi Komparatif Tentang Program Penyiaran Dakwah

Islam Di Radio Pop Fm Dan Idola Fm Jepara” tahun 2005

26

Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta :

Prenada Media Group. 2006

Moleong, Lexy J... Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung

: PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2006

Nursyam. Metodologi Penelitian Dakwah. Ramadhani. Solo.1991

Rahmat, Jalaluddin. Hegemoni Budaya. Yayasan. Yogyakarta :

Bentang Budaya.1997

Soerjano Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada. 2003

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV Alfabeta.

2005

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung.

Alfabeta. 2009

Munir Samsul, Ilmu Dakwah. Jakarta. Amzah. 2009

27