ppt problem pendidikan multikultural di indonesia.pptx
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of ppt problem pendidikan multikultural di indonesia.pptx
”PROBLEMA PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA”
Disusun oleh:
Ariani 1401411096
Riska Adi 1401411350
Karunia Yeni S 1401411420
Puji Astutik 1401411594
ROMBEL 12
PROBLEMA PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL DI INDONESIA
Keragaman identitas budaya
daerah
Pergeseran kekuasaan dari pusat ke daerah
Kurang kokohnya
nasionalisme
Fanatisme sempit
Konflik kesatuan
nasional dan multikultural
Kesejahteraan ekonomi yang tidak merata di
antara kelompok budaya
Keberpihakan yang Salah dari Media
Massa, Khususnya Televisi Swasta
dalam Memberitakan
Peristiwa
Problem Pendidikan Multikultural di
Indonesia
Keragaman identitas budaya daerah
Keragaman budaya daerah memperkaya khasanah budaya dan menjadi modal yang berharga untuk membangun Indonesia yang multikultural. Namun jika tidak ada komunikasi antar budaya daerah, serta tidak adanya pemahaman pada berbagai kelompok budaya lain, maka dapat menjadi konflik dan menghambat proses pendidikan multikultural. Dalam mengantisipasi hal ini, keragaman yang ada harus diakui dan dibiarkan tumbuh sewajarnya serta diperlukan suatu manajemen konflik agar potensi konflik dapat terkoreksi secara dini.
Problem Pendidikan Multikultural di
Indonesia
Pergeseran kekuasaan dari pusat
ke daerah
Pergeseran kekuasaan dari pusat ke daerah membawa dampak besar terhadap pengakuan budaya lokal dan keragamannya. Kebudayaan, sebagai sebuah kekayaan bangsa, tidak dapat lagi diatur oleh kebijakan pusat, melainkan dikembangkan dalam konteks budaya lokal masing-masing.
Problem Pendidikan Multikultural di
Indonesia
Kurang kokohnya nasionalisme
Nasionalisme perlu ditegakkan namun dengan cara-cara yang edukatif, persusif dan manusiawi bukan dengan pengerahan kekuatan. Kita sangat membutuhkan semangat nasionalisme yang kokoh untuk meredam dan menghilangkan isu yang dapat memecah persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu pendidikan multikultural dapat menjadi jalan untuk memperkokoh nasionalisme dalam koridor keragaman bangsa yang majemuk ini.
Problem Pendidikan Multikultural di
Indonesia
Fanatisme sempit
Fanatisme dalam arti luas memang diperlukan. Namun yang salah adalah fanatisme sempit, yang menganggap bahwa kelompoknya yang paling benar, paling baik dan kelompok lain harus dimusuhi. Pendidikan multikultural memiliki peran yang penting sebagai wahana peredam fanatisme sempit. Karena di dalam pendidikan multikultural terkandung ajaran untuk menghargai seseorang atau kelompok lain walaupun berbeda suku, agama, ras atau golongan.
Problem Pendidikan Multikultural di
Indonesia
Konflik kesatuan nasional dan
multikultural Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dapat menjadi contoh
ketika kebijakan penjagaan stabilitas nasional berubah menjadi tekanan dan pengerahan kekuatan bersenjata. Hal ini justru menimbulkan perasaan antipasti terhadap kekuasaan pusat yang tentunya hal ini bisa menjadi ancaman bagi integrasi bangsa. Oleh karena itu pendidikan multikultural diharapkan dapat menjembatani berbagai perbedaan agar tidak terjadi benturan antara kesatuan nasional dan multikultural.
Problem Pendidikan Multikultural di
Indonesia Kesejahteraan ekonomi yang tidak merata di
antara kelompok budaya
Tekanan ekonomi memaksa orang untuk bertindak destruktif. Berangkat dari hal ini, pendidikan multikultural diharapkan dapat mendidik seseorang untuk berperilaku menurut aturan yang berlaku, dapat mengajarkan perbedaan-perbedaan yang dijumpai di masyarakat yaitu perlunya untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain, tidak peduli dari lapisan mana seseorang itu berasal.
Problem Pendidikan Multikultural di
Indonesia
Keberpihakan yang Salah dari Media Massa, Khususnya Televisi Swasta dalam Memberitakan Peristiwa
Persoalan kebebasan pers, otonomi, hak publik untuk
mengetahui hendaknya diimbangi dengan tanggung jawab terhadap dampak pemberitaan. Misal, Kasus perselingkuhan artis dengan oknum pejabat pemerintah yang banyak dilansir media massa dan tidak mendapat hukuman yang setimpal baik dari segi hukum maupun sangsi kemasyarakatan, maka hal ini dapat menumbuhkan budaya baru yang merusak nilai-nilai yang bertentangan dengan budaya ketimuran.