PPT FITOKIMIA

21
ASSALAMUALAIKUM WR.WB.

Transcript of PPT FITOKIMIA

ASSALAMUALAIKUM WR.WB.

ISOLASI LIGNAN DARI DAUN SIRIH

(PIPER BETTLE)

KELOMPOK

Ahmad FauziAnita NurdewintaDamas Anjar PurnamaDhoni NurdiansyahDewiResti Siti RohmahSri Ayu

PENDAHULUAN

Piper betle merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohonlain. Adapun Deskripsi umum dari tanaman Piper betle ialah merupakan tanaman perdu, merambat, batang berkayu, berbuku-buku, bersalur, berwarna hijau keabu-abuan.

KLASIFIKASIKingdom : Plantae (Tumbuhan)Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)Divisi : Magnoliphyta ( tumbuhan berbunga )Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua / dikotil )Sub kelas: MagnoliidaeOrdo : PiperalesFamili : PiperaceaeGenus : PiperSpesies : piper betle L.

KANDUNGAN KIMIA

Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betIephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kavikol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur. Kandungan kimia yang terdapat pada daun sirih juga terdiri dari minyak atsiri hidroksikavicol, kavicol, kavibetol, allylprokatekol, karvacrok, eugenol, pcymene, cineole, caryofelen, kadimen estragol, terpenena, fenil propada, tannin, dan sebagainya.

LIGNAN

Senyawa-senyawa golongan fenil propanoid membentuk suatu senyawa dimer dengan struktur lignin. Senyawaan lignan memiliki struktur dasar (struktur induk) yang terdiri dari 2 unit fenil propanoid yang tergabung melalui ikatan tertentu.

LIGNAN

Sifat Lignan Senyawa lignan memiliki struktur dasar (struktur induk) yang terdiri dari 2 unit fenil propanoid yang tergabung melalui ikatan tertentu. Ikatan khas ini digunakan sebagai dasar penamaan lignan.

LIGNAN

KegunaanSebanyak digunakan secara niaga sebagai antioksidan dan sebagai komponen sinergistik dalam insektisida.. Salah satu senyawa golongan lignan, yaitu podophyllotoxin, diketahui dapat menghambat tumor. Dalam pengobatan Cina, lignan banyak dipakai untuk mengobati penyakit hepatitis dan pengobatan.

SKRINING FITOKIMIA

Skrining fitokimia merupakan analisis kualitatif terhadap senyawa-senyawa metabolit sekunder. Suatu ekstrak dari bahan alam terdiri atas berbagai macam metabolit sekunder yang berperan dalam aktivitas biologinya. Senyawa-senyawa tersebut dapat diidentifikasi dengan pereaksi-pereaksi yang mampu memberikan ciri khas dari setiap golongan dari metabolit sekunder (Harborne, 1987).

SKRINING FITOKIMIA

Identifikasi senyawa lignanSerbuk simplisia ditetesi dengan larutan floroglusin dalam asam klorida membentuk warna merah.

ESTRAKSI

Ragam ekstraksi yang tepat sudah tentu bergantung pada tekstur dan kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi dan pada jenis senyawa yang diisolasi. Umumnya kita perlu membunuh jaringan tumbuhan untuk mencegah terjadinya oksidasi enzim atau hidrolisis.

EKSTRASI MASERASI

Pelarut akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena ada perbedaan konsentrasi antara tarutan zat aktif di datam sel dan di laur sel mala lanitan yang lebih pekat akan didesak keluar, terjadi secara berulang-ulang sampai tercapai kesetimbangan konsentrasi antara di dalam dan di luar sel.

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan komponen menggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan adsorben inert. KLT merupakan salah satu jenis kromatografi analitik. KLT sering digunakan untuk identifikasi awal, karena banyak keuntungan menggunakan KLT, diantaranya adalah sederhana dan murah. KLT termasuk dalam kategori kromatografi planar, selain kromatografi kertas.

KROMATOGRAFI GAS-SPEKTROMETER MASSA(GC-MS)

Kromatografi gas-spektrometer massa(GC-MS) adalah metode yang mengkombinasikan kromatografi gas dan spektrometer massa untuk mengidentifikasi senyawa yang berbeda dalam analisis sampel. GS-MS terdiri dari dua blok bangunan utama: kromatografi gas dan spectrometer massa. Kromatografi gas menggunakan kolom kapiler yang tergantung pada dimensi kolom itu.(panjang, diameter, ketebalan film) serta sifat fase(misalnya 5% fenil polisiloksan).

METODE PENELITIANAlatCorong, Gelas ukur, Gelas piala, Kertas saring, Mortir, Pemanas, Penjepit, Pipet tetes, Plat tetes, Alat Maserasi, Tabung reaksi, Tisu, Alat KLT dan GC-MS.BahanAdapun bahan yang digunakan adalah daun sirih, etil asetat,methanol,pereaksi H2SO4, pereaksi Dragendorff,n-heksan

PERSIAPAN BAHANPengumpulan Bahan Pengumpulan bahan dilakukan dengan mengambil batang pada tanaman sirih segar.Pengolahan Bahan Batang dari sirih segar kemudian dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel dan bagian batang dengan bagian lainya dipisahkan. Kemudian dikeringkan dalam oven di haluskan dengan menggunakan blender.

PELAKSANAAN PENELITIAN

1. Skrining FitokimiaSerbuk simplisia ditetesi dengan larutan floroglusin dalam asam klorida membentuk warna merah menunjukan adanya lignan.2. EkstraksiSimplisia diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut metanol 80%. Ke dalam ekstrak metanol ditambahkan campuran air dan diklorometan dengan perbandingan yang sama (1:1). campuran diaduk dan disentrifuga untuk mendapatkan dua lapisan (lapisan organik dan lapisan air).

PELAKSANAAN PENELITIAN

3. Kromatografi Lapis Tipis dan GC-MSLapisan organik dideteksi menggunakan KLT analitik dengan menggunakan penampak bercak H2SO4 dan vanillin sulfat serta GC-MS. Selanjutnya dianalisis tumbuhan yang mengandung lignan terbanyak. Tumbuhan yang telah diketahui mengandung senyawa lignan terbanyak dilanjutkan ke proses karakterisasi simplisia dan penapisan fitokimia. Proses karakterisasi simplisia meliputi analisis makroskopik dan mikroskopik simplisia, penetapan parameter farmakognosi seperti kadar air, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, kadar abu larut air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, dan penetapan susut pengeringan.

PELAKSANAAN PENELITIAN

Setelah dilakukan karakterisasi simplisia, proses dilanjutkan ke tahap isolasi. Ekstraksi dilakukan sama dengan metode untuk skrining awal tetapi dengan jumlah sample yang lebih besar. Lapisan organik selanjutnya difraksinasi menggunakan kromatografi kolom menggunakan pelarut n-heksana, diklorometan dan metanol dalam konsentrasi yang sesuai. Seluruh fraksi yang didapat dilakukan pemantauan fraksi menggunakan KLT analitik dan GC-MS. Dari skrining awal terhadap Piper bertle jenis tumbuhan tersebut telah dapat ditentukan.

TERIMA KASIH

WASSALAMUALAIKUM WR. WB