MODUL PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN 1

133
i MODUL PRAKTIKUM ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1) MODUL PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN 1 Gita Marini.,S.Kep.Ns.,M.kes Aries Candra Anindita.,S.Kep.Ns.,M.Kes

Transcript of MODUL PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN 1

iMODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

MODUL PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN 1

Gita Marini.,S.Kep.Ns.,M.kes Aries Candra Anindita.,S.Kep.Ns.,M.Kes

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)ii

MODUL PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN 1 ( IDK 1)

Penulis : Gita Marini.,S.Kep.Ns.,M.kes Aries Candra Anindita.,S.Kep.Ns.,M.Kes Editor : A. Azis Alimul HidayatTata Letak : Nurhidayatullah.rDesign cover : Syarifuddin

Hak Cipta Penerbit UMSurabaya PublishingJl Sutorejo No 59 Surabaya 60113Telp : (031) 3811966, 3811967Faks : (031) 3813096Website : http://www.p3i.um-surabaya.ac.idEmail : [email protected]

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.

UNDANG- UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak/atau tanpa ijin pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta yang meliputi Penerjemah dan Pengadaptasian Ciptaan untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00

( lima ratus juta rupiah)2. Setiap Orang yang dengan tanap hak dan/atau tanpa ijin Pencipta atau pemgang

Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta yang meliputi Penerbitan, Penggandaan dalam segala bentuknya, dan pendistribusian Ciptaan untuk Pengunaan Secara Komersial, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)

3. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada poin kedua diatas yang dilakukan dalam bentuk Pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah)

Surabaya: UMSurabaya Publishing, 2021

Ukuran Buku : 15 X 21 cm , x. 12 mm + 123 halamanISBN : 978-623-7259-77-0

iiiMODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

ii

SURAT KEPUTUSAN Nomor : ……../KEP/III.3.AU/F/FIK/2018

Tentang

PENYUSUNAN MODUL PRAKTIKUM IDK 1

PROGRAM STUDI S1 KEPERWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UMSURABAYA

Bismillahirrohmanirrohim Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya, setelah : Menimbang : a. Bahwa guna atmosfir akademik serta

peningkatan Kompetensi Akademik di lingkungan Fakultas Ilmu Kesehatan maka diperlukan adanya Panduan Modul Panduan Praktikum Ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1) Bahwa guna ketertiban dan kelancaran pelaksanaan kegiatan sebagaimana yang di maksud pada butir a, perlu di tetapkan Panduan Modul Praktikum Ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

Mengingat : 1. UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. UU RI Nomor 12 tahun 2012. 3. Peraturan Pemerintah RI nomor 60 tahun

1999 tentang pendidikan Tinggi 4. Pedoman PP Muhammadiyah No.

02/PED/I.0/B/2012 tentang Perguruan Tinggi Muhammadiyah.

5. Ketentuan Majlis Dikti PP Muhammadiyah Nomor 178/KET/1.3/D/2012.

6. Statuta Universitas Muhammadiyah Surabaya.

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)iv

iii

M E M U T U S K A N Menetapkan :

Pertama : Berlakunya Pedoman Modul Praktikum Ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1) pada Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan sebagaimana tersebut dalam lampiran keputusan ini.

Kedua : Pedoman Modul Praktikum Ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1) tersebut pada diktum pertama keputusan ini sejak pada tanggal ditetapkan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini.

Ketiga : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan dibetulkan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Surabaya Tanggal : Desember 2018 Dekan, Dr. Mundakir, S.Kep., Ns., M.Kep Tembusan :

1. Rektor UMSurabaya 2. Dosen Pembimbing FIK UMSurabaya

vMODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

iv

VISI MISI PRODI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH SURABAYA Visi Program Studi Menjadi program studi ners yang mengedepankan

nilai moralitas, intelektualitas dan berjiwa enterpreuner

dengan unggulan keperawatan kritis pada skala

nasional tahun 2023. Misi Program Studi Misi dari Program Studi Ners FIK UMSurabaya adalah

:

1. Menyelenggarakan pendidikan keperawatan

dengan keunggulan di bidang keperawatan kritis dan memiliki Jiwa entrepreneur.

2. Mengembangkan inovasi dan penerapan teknologi melalui penelitian-penelitian dan pengabdian masyarakat dengan unggulan keperawatan kritis.

3. Mewujudkan sivitas akademika yang memiliki

penguatan moralitas keagamaan berdasarkan nilai-nilai ke-Islaman.

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)vi

v

Tujuan Program Studi Tujuan dari Program Studi Ners adalah sebagai

berikut:

1. Menghasilkan lulusan dengan keunggulan di bidang keperawatan kritis.

2. Menghasilkan lulusan Program Studi Ners dan

civitas akademika yang memiliki jiwa enterpreuner.

3. Menghasilkan penelitian keperawatan dan pengabdian kepada masyarakat dengan

unggulan keperawatan kritis.

4. Mewujudkan sivitas akademika yang memiliki

penguatan moralitas keagamaan berdasarkan nilai-nilai ke-Islaman.

viiMODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1) ini selesai dibuat. Modul ini diterbitkan dengan tujuan untuk mempermudah mahasiswa S1 keperawatan dalam melaksanakan praktikum. Dalam penyusunan Modul Praktikum Ilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1) masih banyak kekurangan. Untuk itu, kami memerlukan kritik dan saran dari pembaca agar kami bisa memperbaiki di waktu mendatang. Semoga modul ini dapat bermanfaat dan memberikan andil bagi pengembangan pendidikan S1 keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UMSurabaya, sekaligus pengembangan IPTEK bagi mahasiswa. Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Surabaya, Nopember 2018

Penyusun

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)viii

vii

IDENTITAS MAHASISWA

NAMA :…………………….

NIM :…………………….

NO. TLP : ……………………

EMAIL : ……………………

ALAMAT:..……………………

…………………….

……………………………….

ixMODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

viii

DAFTAR ISI Surat Keputusan ................................................................... ii Visi Misi Prodi S1 Keperawatan .......................................... iv Kata Pengantar .................................................................... vi Identitas Mahasiswa ........................................................... vii Daftar Isi............................................................................ viii Tata Tertib Praktikum .......................................................... ix Area Kompetensi .................................................................. x Praktikum 1 Dasar-Dasar Anatomi .....................................1 Praktikum 2 Anatomi Sistem Pernapasan .........................9 Praktikum 3 Anatomi Sistem Kardiovaskuler ...................23 Praktikum 4 Fungsi Faal Paru ..........................................27 Praktikum 5 Tes Kesanggupan Badan .............................30 Praktikum 6 Pemeriksaan Denyut Nadi Dan Pengukuran Tekanan Darah ...................................................................34 Praktikum 7 Anatomi Sistem Integumen ..........................42 Praktikum 8 Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal ...50 Praktikum 9 Sistem Endokrin ..........................................63 Praktikum 10 Sistem Gastroentestinal .............................76 Praktikum 11 Sistem Urogenetal ......................................85 Praktikum 12 Sistem Sensori : Mata, Telinga, Hidung, Lidah ................................................................................ 101

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)x

ix

TATA TERTIB PRAKTIKUM 1. Apabila mahasiswa akan melakukan praktik

dimohon untuk konfirmasi kepada pembimbing yang bersangkutan tentang waktu pelaksanaan.

2. Sebelum melakukan praktik Ilmu Dasar Keperawatan mahasiswa wajib mempelajari tujuan dilaksanakan praktik

3. Mahasiswa wajib melakukan ketrampilan keperawatan secara mandiri dengan didampingi oleh pembimbing pendidikan

4. Apabila mahasiwa tidak melakukan ketrampilan secara mandiri maka mahasiswa tidak diperbolehkan mengikuti ujian praktik.

5. Setiap akan melakukan praktik mahasiswa mempersiapkan alat

6. Setelah selesai melakukan praktik mahasiswa wajib membersihkan dan meletakkan alat yang telah digunakan ke tempatnya

7. Mahasiswa wajib melaporkan buku evaluasi kepada koordinator mata ajaran pada akhir praktik

8. Setiap melakukan praktikum mahasiswa diwajibkan memakai jas laboratorium.

xiMODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

x

AREA KOMPETENSI

STANDART KOMPETENSI: Mahasiswa mampu menunjukkan organ-organ anatomi dan memahami fisiologi anatomi melalui praktikum Faal Menunjukkan organ-organ anatomi pada sistem cardiorespirasi, integumen muskuloskeletal, nervousae centrale, endokrin, digestivus, reproduksi urogenital, persepsi sonsori, KOMPETENSI DASAR: 1. Menunjukkan organ-organ anatomi pada sistem

cardiorespirasi, 2. Menunjukkan organ-organ anatomi pada sistem

integumen muskuloskeletal, nervousae centrale, endokrin,

3. Menunjukkan organ-organ anatomi pada sistem digestivus,

4. Menunjukkan organ-organ anatomi pada sistem reproduksi urogenital,

5. Menunjukkan organ-organ anatomi pada sistem persepsi sonsori,

6. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi melakukan tes fungsi faal paru, tes kesanggupan badan dan .

7. Mahasiswa mampumelakukan Survey Diit.

1MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

1

Definisi Anatomi: Cabang ilmu pengetahuan yg mempelajari struktur tubuh manusia

HUMAN ANATOMY Asal kata: Yunani (Greek): Anatome, ana = ke arah atas dan tome = memotong Romawi (Latin): Dissection, dis= hancur, dansecare= memotong Dissection (Latin) = Anatome (Greek) ANATOMI = mempelajari struktur tubuh manusia FISIOLOGI = mempelajari fungsi suatu struktur

ANATOMI FISIOLOGI Objek pembelajaran anatomi: CADAVER MOTTO: MORTUI VIVOS DOCENT Manusia hidup: Pemeriksaan fisik dng stethoscope Anatomi superficial (invivo) Radiological anatomy Bedside Operating table Anatomi: Makroskopik anatomi (Gross anatomy) dan Mikroskopik anatomi (Histology) ISTILAH POSISI dan ARAH POSISI ANATOMIS (Anatomical position) Definisi: Posisi tubuh berdiri tegak dng kepala, mata dan jari-jari kaki menghadap ke depan dengan lengan atas di samping tubuh, telapak tangan menghadap ke depan.

DASAR-DASAR ANATOMI

Praktikum 1

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)2

2

Posisi bipedal (1). Bidang: - Bidang median - Bidang sagittal/parasagittal - Bidang horizontal/transversal - Bidang frontal/coronal Posisi Anatomi

Manusia berdiri tegak, pandangan lurus ke depan, kedua tangan di samping badan dengan telapak tangan menghadap ke depan, dan kedua kaki sejajar ke arah muka belakang.

Bidang median bidang datar yang melalui tengah-tengah tubuh kita

sedimikian rupa sehingga menjadi 2 bagian yang simetris, yaitu bagian sebelah kiri (sinester) dan bagian sebelah kanan (dexter)

Bidang frontal / coronal bidang yang tegak lurus pada bidang median

melalui sumbu tubuh kita, dan membagi tubuh kita menjadi atas bagian sebelah depan (anterior) dan bagian sebelah belaka

Bidang tranversal (horisontal) bidang yang tegak lurus pada bidang median dan

juga tegak lurus dengan bidang frontal. Bidang ini membagi tubuh kita menjadi bagian sebelah atas (superior) dan bagian sebelah bawah (inferior)

Bidang sagital bidang yang sejajar dengan bidang median.

3MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

3

Gambar 1.1 Posisi Anatomi

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)4

4

Gambar 1.2 Posisi Anatomi dan Posisi Bidang

5MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

5

Gambar 1.3 Bidang Anatomi

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)6

6

(2).

Bidang 1.4 Bidang Anatomi

7MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

7

Gambar 1.5

Arah: - medial x lateral;

- superior x inferior - radial x ulnar; - cranial x caudal - tibial x fibular; - proximal x distal - preaxial x postaxial; - internal x external - anterior x posterior; - volar (manus) x dorsum (manus) - ventral x dorsal; - rostrad x caudad - superficial x profunda; - plantar (pedis) x dorsum (pedis)

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)8

8

ISTILAH-ISTILAH: Lubang: Foramen, hiatus, meatus, orificium, ostium,

aditus apertura, porus Celah: Fissura, spatium Rongga: Cavitas, cavum, cellulae Tonjolan: Tuber, tuberculum, condylus, epicondylus,

caput, capitulum, processus, spina, crista Saluran: Sulcus (terbuka), canalis (tertutup), dst.

Pembagian Regio:

1. Regio Cranialis (Kepala) 2. Regio Trunkus (Badan) 3. Regio Ekstremitas Superior (tangan) 4. Regio Ekstremitas Inferior (kaki)

9MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

9

Case Study: Seorang mahasiswa akan melakukan pemeriksaan anatomi dan fisiologi system respirasi Questions:

1. Jelaskan apa yang dimakasud system respirasi! 2. Sebutkan klasifikasi system respirasi! 3. Jelaskan anatomi fisiologi system respirasi! 4. Jelaskan kelainan – kelainan pada system respirasi!

TINJAUAN TEORI SISTEM RESPIRASI

Respirasi atau pernapasan adalah gas antara makhluk hidup (organisme) dengan lingkungannya. Sistem pernapasan dapat diartikan sebagai proses menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Alat-alat Pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, faring (tekak), laring (pangkal tenggorokan), trakea (batang tenggorokan), bronkus (cabang tenggorokan), dan pulmo (paru-paru).

Fungsi primer dari sistem pernafasan adalah menghantarkan udara masuk dan keluar dari paru sehingga oksigen dapat dipertukarkan dengan karbondiaoksida. Sistem pernafasan atas meliputi hidung, rongga hidung, sinus-sinus, dan faring. Sistem pernafasan bawah meliputi trakhea, bronkus-bronkus, dan paru

ANATOMI SISTEM PERNAPASAN

Praktikum 2

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)10

10

ANATOMI

Gambar 2.1 Anatomi system respirasi Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara makhluk hidup (organisme) dengan lingkungannya. Sistem pernapasan dapat diartikan sebagai proses menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Alat-alat Pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, faring (tekak), laring (pangkal tenggorokan), trakea (batang tenggorokan), bronkus (cabang tenggorokan), dan pulmo (paru-paru). HIDUNG Hidung berbentuk piramid yang tersusun dari tulang, kartilago hialin dan jaringan fibroaerolar. Hidung dibagi menjadi dua ruang oleh septum nasal. Struktur hidung pada bagian eksternal terdapat folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea yang merentang sampai vestibula yang terletak di dalam nostril. Kulit pada bagian ini mengandung vibrissae yang berfungsi

11MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

11

menyaring partikel dari udara terhisap. Sedangkan pada rongga nasal yang lebih dalam terdiri dari epitel bersilia dan sel goblet. Udara yang masuk ke dalam hidung akan mengalami penyaringan partikel dan penghangatan dan pelembaban udara terlebih dahulu sebelum memasuki saluran napas yang lebih dalam.

Gambar 2.2 Anatomi Hidung

FARING Faring adalah organ yang berbentuk seperti tabung corong yang terletak di belakang rongga hidung dan mulut.Faring adalah tabung muskular yang terdiri dari nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Pada nasofaring terdapat tuba eustachius yang menghubungkannya dengan telinga tengah. Faring merupakan saluran bersama untuk udara dan makanan. Faring berfungsi sebagai jalan bagi udara dan makanan. Selain itu, faring juga berfungsi sebagai ruang getar untuk menghasilkan suara. Oksigen lalu melewati laring

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)12

12

LARING Laring adalah tabung pendek berbentuk seperti kotak triangular dan ditopang oleh sembilan kartilago, tiga berpasangan dan tiga lainnya tidak berpasangan. Tiga kartilago yang tidak berpasangan adalah kartilago tiroid yang terletak di bagian proksimal kelenjar tiroid, kartilago krikoid yang merupakan cincin anterior yang lebih dalam dan lebih tebal, epiglotis yang merupakan katup kartilago yang melekat pada tepi anterior kartilago tiroid. Epiglotis menutup pada saat menelan untuk mencegah masuknya makanan dan cairan ke saluran pernapasan bawah Epiglotis juga merupakan batas antara saluran napas atas dan bawah. TRAKEA

Gambar 2.3 Anatomi Trachea

Trakea berjalan dari bagian bawah tulang rawan krikoid laring dan berakhir setinggi vertebra thorakal 4 atau 5. Trakea kemudian bercabang menjadi bronkus principallis dextra dan sinistra di tempat yang disebut carina.

13MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

13

BRONCHUS

Gambar 2.4 Gambar Bronkus

Bronkus merupakan struktur dalam mediastinum, yang merupakan percabangan dari trakea. Bronkus kanan lebih pendek, lebar dan lebih dekat dengan trakea. Setiap bronkus primer bercabang membentuk bronkus sekunder dan tersier dengan diameter yang semakin mengecil dan menyempit, batang atau lempeng kartilago mengganti cincin kartilago. Bronkus kanan kemudian akan bercabang menjadi lobus superior, lobus medius dan lobus inferior. Bronkus kiri terdiri dari lobus superior dan inferior (Ethel Sloane, 2003). BRONKIOLUS Bronkiolus merupakan jalan napas intralobular dengan diameter 5 mm, tidak memiliki tulang rawan maupun kelenjar di dalam mukosanya (Luiz Carlos Junqueira, 2007). Bronkhiolus berakhir pada saccus alveolaris.

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)14

14

Awal proses pertukaran gas terjadi di bronkhiolus respiratorius. ALVEOLUS Alveolus adalah kantung udara berukuran sangat kecil dan merupakan akhir dari bronkiolus respiratorius sehingga memungkinkan pertukaran oksigen dan karbondioksida. Alveolus terdiri dari membran alveolar dan ruang intesrstisial.

Gambar 2.5 Anatomi Alveolus PARU – PARU

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas. Paru-paru terbagi menjadi dua bagian, yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan terdiri dari tiga lobus yaitu lobus atas, tengah, dan bawah. Sedangkan paru-paru kiri terdiri dari dua lobus yaitu atas dan bawah. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru tipis yang disebut pleura.

15MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

15

Pleura parietal menutupi permukaan dalam dinding thoraks dan meluas hingga diafragma dan mediastinum. Pleura viseralis menutupi permukaan luar paru dan meluas hingga fisura antara lobus. Membran pleura mensekresi cairan pleura dalam jumlah sedikit, yang menciptakan kelembaban dan mantel licin untuk lubrikasi saat bernafas.

Gambar 2.6 Paru-Paru Di dalam paru-paru, masing-masing bronkus

bercabang-cabang membentuk bronkiolus. Bronkiolus ini bercabang-cabang menjadi pembuluh halus yang berakhir pada gelembung paru-paru yang disebut alveolus. Pada alveolus terjadi difusi atau pertukaran gas pernapasan, yaitu oksigen dan karbon dioksida.

Sistem pernafasan terletak di rongga dada bagian atas disebut thoraks. Thoraks dilindungi oleh beberapa

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)16

16

tulang yaitu costae (tulang iga) dan sternum (tulang dada) yang kuat. Costae atau tulang iga seluruhnya berjumlah 12 pasang atau 24 buah tulang. Tulang costae terdiri dari:

1. Tulang costae sejati sebanyak 7 pasang Disebut tulang costae sejati karena ujung tulang-

tulangnya menempel sempurna pada tulang dada (sternum) dan bagian pangkalnya menempel pada tulang-tulang vertebra (tulang belakang).

2. Tulang costae tidak sejati sebanyak 3 pasang Tulang-tulang ini ujungnya tidak menempel pada

tulang dada, namun menempel pada tulang costae di atasnya dan bagian pangkalnya menempel pada tulang-tulang vertebra (tulang belakang).

3. Tulang costae melayang sebanyak 2 pasang Disebut melayang karena ujung tulangnya tidak

menempel pada apapun atau melayang, hanya bagian pangkalnya saja yang menempel pada tulang vertebra (tulang belakang).

Area kosong yang berada di antara costae disebut dengan ruang intercostae. Ruang ini berisi otot, pembuluh darah serta susunan saraf. Pada bagian ujung costae, khususnya tulang costae sejati dan tidak sejati, tersusun atas tulang rawan atau kartilago. Susunan kartilago ini dimaksudkan agar dada dapat mengembang saat paru-paru mengembang untuk mengambil oksigen.

17MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

17

Bagian tengah dari tulang costae adalah tulang dada. Tulang dada atau sternum ujungnya berbatasan dengan sepasang klavikula. Tulang dada atau sternum bentuknya mirip dengan pedang yang ujungnya mengarah ke bawah. Sternum hanya terdiri dari satu tulang, namun dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

a. Manubrium: Merupakan bagian paling atas dari sternum, bentuknya segi enam dengan bagian tengah yang agak membesar.

b. Badan sternum: Bagian tengah dari tulang dada, c. Processus xiphodeus: Merupakan bagian sternum yang

paling bawah, bentuknya lancip dan kecil. Bagian ini digunakan sebagai lokasi tindakan kompresi dada pada resusitasi kardiopulmonar atau yang lebih dikenal dengan CPR (Cardiopulmonary resuscitation). Rangkaian costae dan sternum membentuk suatu rongga dada yang kuat bagai perisai untuk melindungi organ yang berada di dalamnya yaitu jantung dan paru paru

Gambar 2.7 Rongga Dada

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)18

18

FISIOLOGI PERNAPASAN

Fungsi utama paru adalah menyelenggarakan pengambilan oksigen oleh darah dan pembuangan karbondioksida. Terdapat 4 tahap respirasi, yaitu (Lauralee Sherwood, 2001): a. Ventilasi

Ventilasi adalah sirkulasi keluar masuknya udara atmosfer dan alveoli. Proses ini berlangsung di sistem pernapasan.

b. Respirasi eksternal. Respirasi eksternal mengacu pada keseluruhan rangkaian kejadian yang terlibat dalam pertukaran oksigen dan karbondioksida antara lingkungan eksternal dan sel tubuh. Proses ini terjadi di sistem pernapasan.

c. Transpor gas Transpor gas adalah pengangkutan oksigen dan

karbondioksida dalam darah dan jaringan tubuh. Proses ini terjadi di sistem sirkulasi.

d. Respirasi internal Respirasi internal adalah pertukaran gas pada

metabolisme energi yang terjadi dalam sel. Proses ini berlangsung di jaringan tubuh.

Mekanisme pernafasan dimulai dari oksigen masuk melalui rongga hidung. Di dalam rongga hidung terjadi penyaringan udara dari debu-debu yang masuk bersama udara. Udara yang masuk ke dalam rongga hidung juga mengalami proses penghangatan dan kelembapan udara agar sesuai dengan suhu tubuh. Pada inhalasi / inspirasi, terjadi kontraksi diafragma ke

19MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

19

arah bawah meningkatkan volume rongga thoraks, menyebabkan udara masuk ke dalam paru dengan cepat. Otot interkostalis eksterna membantu proses inspirasi dengan cara menggerakkan tulang iga ke atas.

Selama ekspirasi, diafragma mengalami relaksasi bergerak menuju/melawan paru, mengurangi volume rongga thoraks, dan hal ini memaksa udara keluar dari paru. Secara bersamaan, interkostalis menurunkan tulang iga, membantu ekspirasi. Hal ini menyebabkan tekanan pada rongga thoraks menurun dan mengakibatkan adanya perbedaan tekanan udara di dalam dan di luar tubuh dengan tekanan udara di dalam tubuh lebih rendah sehingga udara masuk ke dalam paru dan paru mengembang. Pada kondisi ini volume rongga dada akan berkurang dan terjadi peningkatan tekanan di dalam paru sehingga mendorong udara keluar dari dalam paru ke atmosfer.

Gambar 2.8 Fisiologi Pernafasan

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)20

20

Referensi:

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.

Junqueira, Luiz Carlos. 2007. Histologi dasar: teks dan atlas. ed. 10. Jakarta: EGC.

Alsagaff, Hood& Mukty. 2005. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Airlangga University Press.

Sherwood, Lauralee. 2001. Human Physiology: From Cells to Systems.

21MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

21

TUGAS MAHASISWA:

Carilah pasangan teman saudara kemudian lakukan Pemeriksaan anatomi system respirasi dan jelaskan fisiologinya!

Nama Observer

Hasil Observasi

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)22

22

Surabaya,

Observer

( …………….)

23MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

23

Case Study

Seorang pasien masuk rumah sakit dengan keluhan Sesak, dada kiri terasa nyeri sejak malam hari, hilang bila dibuat istirahat, didapatkan data : RR 26 x/m, N 115x/m, Tensi 150/100 mmHg, odema pada ekstremitas bawah, UrinSe 250 dalam 12 jam. EKG terdapat iskemia di anterior.

Questions : 1. Jelaskan apa yang dimakasud system kardiovaskuler i! 2. Jelaskan anatomi fisiologi system kardiovaskuler ! 3. Jelaskan kelainan – kelainan pada system kardiovaskuler !

ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG

Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian kanan jantung memiliki ruang sebelah atas disebut atrium kanan yang berfungsi mengumpulkan darah yang berasal dari seluruh tubuh selanjutnya darah dikirim ke ruang di sebelah bawahnya yang disebut ventrikel kanan dan selanjutnya mengeluarkan darahnya ke paru-paru untuk dibersihkan. Demikian juga sebaliknya di sisi bagian kiri jantung terdiri atas atrium kiri yang berfungsi mengumpulkan darah yang berasal dari paru-paru selanjutnya darah dikirim ke ruang di sebelah bawahnya yang disebut ventrikel kiri dan selanjutnya

ANATOMI SISTEM

KARDIOVASKULER Praktikum 3

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)24

24

mengeluarkan darahnya ke seluruh tubuh untuk dimanfaatkan dalam kegiatan metabolisme tubuh. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar (Atwood, 1996).

• Jantung Berat ± 250 – 360 gr • Jantung mrp 2 pompa • Ukuran, lokasi, lapisan pelindung, lapisan dinding,

ruang, katup, & jalur sirkulasi darah • Suplay darah (nutrisi) ke jantung

Jantung terbentuk dari jaringan otot khusus yang tidak terdapat di manapun di seluruh tubuh, jaringan khusus ini disebut otot jantung dengan tiga lapisan utama. Berat jantung normal orang dewasa 1 pon (0,45 kg) dengan ukuran sebesar kepalan orang dewasa (Atwood, 1996).

Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida. Jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh (Atwood, 1996).

25MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

25

Gambar 3.1 Letak Jantung pada Rongga Dada

Gambar 3.2 BagianPembuluh Darah pada Jantung

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)26

26

Gambar 3.3 Bagian Bilik dan Serambi Jantung

27MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

27

VOLUME PARU

Volume paru adalah volume udara yang mengisi petak-petak ruangan udara di dalam paru. Beberapa macam volume paru antara lain:

Tidal Volume = TV (Volume Pasang Surut) Adalah jumlah udara yang keluar masuk paru pada saat kita bernapas biasa (pernapasan tenang). Pada orang dewasa muda sehat besar normalnya 500 cc.

Cara penghitungan : Orang coba suruh bernapas ke dalam spirometer sampai kurang lebih 5 kali, kemudian ambil rata-ratanya.

Inspiratory Reserve Volume = IRV (Volume Cadangan Hisap) Adalah jumlah udara yang masih bias kita hisap secara maksimal setelah kita menghisap udara pada pernapasan biasa. Pada orang dewasa muda sehat besar normalnya 3000 cc.

FUNGSI FAAL PARU : VOLUME PARU, KPM dan

FEV

Praktikum 4

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)28

28

Expiratory Reserve Volume = ERV (Volume Cadangan Hembus)

Adalah jumlah udara yang masih bias kita keluarkan secara maksimal setelah kita menghembuskan udara pada pernapasan biasa. Pada orang dewasa muda sehat besar normalnya 1100 cc.

Residual Volume = RV (Volume Sisa) Adalah jumlah udara yang masih tertinggal di dalam paru meskipun kita telah menghembuskan napas secara maksimal. Pada orang dewasa muda sehat besar normalnya 1200 cc. Oleh karena RV ini tidak bisa kita keluarkan dari paru, maka tidak bisa diukur dengan spirometer. Adapun cara mengukurnya adalah dengan metode terbuka (spirometer terbuka), metode tertutup (Douglas Bag) atau dengan Body Plethysmograph.

KAPASITAS PARU

Kapasitas Paru adalah penjumlahan dua volume paru atau lebih. Beberapa macam Kapasitas Paru antara lain :

Inspiratory Capacity = IC (Kapasitas Hisap) Adalah penjumlahan dari TV + IRV

Functional Reserve Capacity = FRC Adalah penjumlahan dari ERV + RV. FRC ini merupakan jumlah udara di dalam paru pada saat kita habis menghembuskan napas pada pernapasan biasa (tenang). FRC ini juga tidak bisa diukur dengan spirometer karena RV tidak bisa diukur dengan spirometer dalam praktikum.

29MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

29

Vital Capacity = VC Adalah penjumlahan dari ERV + TV + IRV. VC ini merupakan jumlah udara sebanyak-banyaknya yang bisa kita hisap atau kita hembuskan.Ada 2 cara untuk menghitung besarnya VC yaitu:

- Cara One Stage : Orang coba setelah menghembuskan napas biasa suruh menghisap udara semaksimal mungkin, kemudian langsung menghembuskan napas sekuat-kuatnya.

- Cara Two Stage : Orang coba setelah menghembuskan napas biasa disuruh menghisap udara semaksimal mungkin, kemudian suruh menghembuskan napas biasa lagi (secara relax), disusul bernapas tenang sampai beberapa saat baru setelah itu suruh menghembuskan napas sekuat-kuatnya.

Semua harga yang didapat masih dalam keadaan ATPS (Ambient Temperature Pressure Saturated) dan harus diubah dalam BTPS (Body Temperature Pressure Saturated).

Total Lung Capacity = TLC Adalah jumlah udara sebanyak-banyaknya yang ada di dalam paru. Jadi merupakan penjumlahan semua volume paru.

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)30

30

TES KESANGGUPAN BADAN

Tujuan dilakukannya Tes Kesanggupan Badan adalah untuk menentukan derajat kesegaran jasmani tertentu. Ditinjau dari segi Ilmu faal (Fisiologi), dapat dikatakan bahwa tes kesegaran jasmani adalah kesanggupan untuk melakukan kerja. Parameternya adalah hal-hal yang berhubungan dengan kerja otot dan fungsi organisnya. Tes ini dilakukan dengan kerja berat sampai lelah atau kerja submaksimal dalam standard latihan. Kerja luar seseorang tergantung:

- berat badan - kenyamanan suhu udara - kelembaban udara - waktu - kadar hemoglobin dalam darah - lama latihan - berapa lama setelah makan

Harvard Step up Test atau Percobaan Naik Turun Bangku Parameter : waktu lamanya kerja dan frekuensi nadi Hasil : indeks kesegaran jasmani yang dibedakan dari “kurang fit” sampai “sangat fit” Prinsip kerja : Orang yang diperiksa disuruh naik turun bangku setinggi 48,24 cm (19 inci) untuk orang laki-laki dan 14,16 cm (17 inci) untuk orang perempuan, dengan frekuensi

TES KESANGGUPAN BADAN

Praktikum 5

31MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

31

langkah 30 kali per menit atau frekuensi metronom 120 kali per menit selama mungkin tetapi tidak lebih dari 5 menit. Segera setelah tes selesai orang coba disuruh duduk dan nadinya dihitung. Jumlah denyut nadi dapat dihitung dengan menghitung denyut arteria radialis, suara denyut jamtung atau dengan bantuan EKG. Dengan pemeriksaan EKG sebelum tes dapat diketahui kalau-kalau ada kontra indikasi untuk dilakukannya tes ini. Dan dari rekaman EKG lengkap sesudah latihan dapat diketahui adanya kelainan koroner latent (latent coronary heart disease).

Cara Kerja :

Semua mahasiswa sebaiknya melakukan tes ini untuk mengetahui indeks tes kesegaran jasmani masing-masing. Tentukan dulu frekuensi nadi istirahatnya.

Orang coba berdiri menghadap bangku (laki-laki dan perempuan tinggi bangku beda). Pasang metronom dengan frekuensi 120 kali per menit.

Suruh naik turun bangku yang selalu dimulai dengan kaki yang sama. Setiap langkah kaki harus sama dengan irama detik metronom. Lakukan tindakan 2-3 kali sebelum percobaan sesungguhnya dimulai. Pada saat percobaan dimulai pemeriksa harus menekan tombol stopwatch untuk menentukan waktu lamanya percobaan berlangsung.

Pemeriksa menekan tombol stopwatch lagi segera setelah 5 menit berakhir, atau segera setelah orang coba merasa tidak kuat lagi untuk meneruskan percobaannya. Suruhlah segera orang coba

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)32

32

duduk dan hitung frekuensi nadinya segera setelah percobaan berhenti (selama 10 detik dan kalikan enam).

Hitunglah jumlah nadi pemulihan selama 30 detik, tiga kali berturut-turut yaitu dari :

- 1 – 1,5 menit dari saat percobaan berhenti - 2 – 2,5 menit dari saat percobaan berhenti - 3 – 3,5 menit dari saat percobaan berhenti

Penghitungan serta penilaian indeks kesanggupan badan (IKB) :

- Cara lambat IKB = lama test dalam detik x 100 2 x jumlah ketiga harga nadi

- Cara cepat IKB = lama test dalm detik x 100 5,5 x harga nadi 30” pertama Penilaian hasil : Cara lambat : dibawah 55 = kurang 55 – 64 = sedang 65 – 79 = cukup 80 - 90 = baik diatas 90 = baik sekali Cara cepat : di bawah 50 = kurang 50 – 80 = sedang diatas 80 = baik Catatan : untuk orang coba yang tidak mampu melakukan tes selama 5 menit, maka hasilnya harus dihubungkan dengan koreksi dari Clarke. Dianjurkan diperhitungkan dengan rumus Carter dan Winsman IKB = D x 100 + 0,22 (300 – D) 5,5 x p

33MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

33

D : duration (waktu) p : pulse (nadi) dari 1 – 1,5 menit Penilaian hasil = IKB cara cepat

Tugas :

Tulis hasilnya dengan membuat daftar seperti di bawah ini :

No

Nama

Lama Tes

Denyut Nadi Hasil istirahat

segera

1-1,5 menit

2-2,5 menit

3-3,5 menit

Cepat score

Lambat score

C&W score

Buat kesimpulannya !

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)34

34

PENDAHULUAN

Denyut nadi dan tekanan darah merupakan faktor utama yang dapat dipakai sebagai indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler. Oleh karena itu pengukuran denyut nadi dan tekanan darah sangat penting untuk dilakukan dalam bidang kesehatan. Denyut nadi dapat diperiksa dengan palpasi (jari tangan) maupun peralatan elektronik yang sederhana atau canggih. Sedangkan tekanan darah dapat diukur dengan dua metoda yaitu :

Metoda langsung (Direct Methode) Metoda ini menggunakan jarum atau kanula yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah dan dihubungkan dengan manometer. Metode ini adalah cara yang paling tepat, tetapi memerlukan keahlian/ketrampilan khusus.

Metode tidak langsung (Indirect Methode) Metode ini menggunakan Tensimeter (Sphygmomanometer) yang dapat diukur dengan dua cara/teknik yaitu :

- Cara palpasi (memakai jari tangan) Dengan cara inihanya dapat diukur tekanan sistolik.

- Cara Auskultasi (memakai stethoscope)

PEMERIKSAAN DENYUT NADI DAN PENGUKURAN

TEKANAN DARAH

Praktikum 6

35MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

35

Dengan cara ini dapat diukur tekanan sistolik maupun diastolik.

TUJUAN PRAKTIKUM

Memeriksa denyut nadi dan mengukur tekanan darah Mengamati dan mempelajari pengaruh posisi tubuh

terhadap denyut nadi dan tekanan darah. Mengamati dan mempelajari pengaruh latihan fisik

terhadap denyut nadi dan tekanan darah. SARANA PRAKTIKUM

Tempat tidur/meja periksa Stopwatch/arloji Sphygmomanometer (Tensimeter) Stethoscope Bangku untuk latihan fisik Metronom

PROSEDUR PRAKTIKUM

MEMERIKSA DENYUT NADI DAN MENGUKUR TEKANAN DARAH

o Memeriksa denyut nadi secara palpasi - Pilih mahasiswa coba - Suruhlah mahasiswa coba berbaring terlentang tenang

selama 2-3 menit di meja periksa/tempat tidur - Letakkan kedua lengan disisi tubuh dengan kedudukan

volar. - Periksa denyut arteri radialis dextra dengan

menggunakan ujung jari ke II-III-IV yang diletakkan

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)36

36

sejajar satu terhadap yang lain di atas arteri radialis tersebut. Tentukan frekuensi dan iramanya!

- Catat data sesuai format Tabel 1

o Mengukur Tekanan Darah Secara Palpasi - Mahasiswa coba tetap berbaring tenang di tempat tidur. - Letakkan lengan yang hendak diukur tekanan darahnya

(lengan kanan) disisi tubuh dengan kedudukan volar. - Pasang manchet pada lengan atas kanan, sekitar 3 cm

diatas fossa cubiti (jangan terlalu ketat/terlalu longgar) - Raba serta rasakan denyut arteri radialis dextra. - Pompakan udara ke dalam manchet sampai denyut arteri

radialis dextra tak teraba. - Pompakan terus udara ke dalam manchet sampai tinggi

Hg pada manometer sekitar 20 mmHg lebih tinggi dari titik dimana denyut arteri radialis dextra tak teraba.

- Keluarkan udara dalam manchet secara pelan dan berkesinambungan (dengan memutar sekrup pada pompa udara secara berlawanan). Catat tinggi Hg pada manometer dimana arteri radialis pertama kali teraba kembali. Nilai ini menunjukkan basarnya tekanan sistolik cara palpasi.

- Catat data sesuai format tabel 1

o Mengukur Tekanan Darah Secara Auskultasi - Mahasiswa coba tetap berbaring terlentang tenang di

tempat tidur dengan manchet tetap terpasang di lengan atas kanan, posisi lengan tetap di sisi tubuh dengan kedudukan volar.

- Tentukan letak arteri brachialis dextra secara palpasi pada fossa cubiti dan letakkan stethoscope di atas arteri brachialis dextra tersebut.

37MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

37

- Pompakan udara ke dalam manchet, maka akan terdengar suara bising arteri brachialis dextra melalui stethoscope.

- Teruskan memompa udara ke dalam manchet, pada suatu saat suara bising arteri brachialis dextra menghilang.

- Pompakan terus udara ke dalam manchet sampai tinggi Hg pada manometer sekitar 20 mmHg lebih tinggi dari titik dimana suara bising arteri brachialis dextra tadi menghilang.

- Keluarkan udara dalam manchet secara pelan dan berkesinambungan.

- Catat tinggi Hg pada manometer pada saat terjadi suara Korotkoff I(tekanan sistolik secara auskultasi) dan suara Korotkoff IV/V (tekanan diastolik secara auskultasi).

- Catat data sesuai format tabel 1

MENGAMATI DAN MEMPELAJARI PENGARUH POSISI TUBUH TERHADAP DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH

o Mahasiswa coba suruh berbaring terlentang tenang selama 2-3 menit kemudian tentukan frekuensi, irama denyut arteri radialis sinistra dan tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi, masing-masing diukur tiga kali berturut-turut serta hitung nilai rata-ratanya.

o Mahasiswa coba suruh duduk tenang selama 2-3 menit kemudian tentukan frekuensi, irama denyut arteri radialis sinistra dan tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi, masing-masing diukur tiga kali berturut-turut serta hitung nilai rata-ratanya.

o Mahasiswa coba suruh berdiri tenang dengan sikap anatomis selama 2-3 menit kemudian tentukan frekuensi, irama denyut arteri radialis sinistra dan tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi, masing-masing

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)38

38

diukur tiga kali berturut-turut serta hitung nilai rata-ratanya.

o Catat data sesuai format Tabel 2 o Bila di dalam tiga kali pengukuran secara berturut-turut

terdapat perbedaan yang besar, gunakan interval waktu 2 menit.

MENGAMATI DAN MEMPELAJARI PENGARUH LATIHAN FISIK TERHADAP DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH

o Mahasiswa coba suruh duduk tenang selama 2-3 menit kemudian tentukan frekuensi, irama denyut arteri radialis sinistra dan tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi, masing-masing diukur tiga kali berturut-turut serta hitung nilai rata-ratanya.

o Bila waktu mendesak boleh diukur satu kali saja. o Dengan manchet tetap terpasang pada lengan atas kanan,

mahasiswa coba suruh melakukan latihan fisik dengan cara ”STEP TEST (NAIK TURUN BANGKU)” 20 kali/menit selama 2 menit dengan dipandu irama metronom yang setting pada frekuensi 80 ketukan per menit.

o Setelah latihan fisik berakhir, suruh mahasiswa coba untuk segera duduk. Ukur frekuensi nadi serta tekanan darahnya masinmasing satu kali saja. Data ini diharapkan tercatat tepat 1 menit setelah step test berakhir.

o Teruskan mengukur frekuensi nadi dan tekanan darah dengan interval 2 menit (menit ke 3...,ke 5...,ke 7...dst) sampai nilainya kembali seperti keadaan sebelum latihan. Untuk setiap saat/interval pengukuran denyut nadi dan tekanan darah hanya diukur satu kali saja.

o Catat data sesuai format Tabel 3

39MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

39

DATA (HASIL) PRAKTIKUM Tabel 1 : Data Denyut Nadi dan Tekanan Darah MHS COBA

PEMERIKSA

DENYUT NADI

TEK SISTOLIK(palp)

TEK SISTOLIK(ausk)

TEK DIASTOLIK(ausk)

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)40

40

Tabel 2 : Data Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

POSISI TUBUH

DENYUT NADI

TEK SISTOLIK (ausk)

TEK DIASTOLIK (ausk)

Berbaring terlentang

1. ......

2. ......

3. ......

Mean = ......

1. ......

2. ......

3. ......

Mean = ......

1. ......

2. ......

3. ......

Mean = ......

Duduk 1. ......

2. ......

3. ......

Mean = ......

1. ......

2. ......

3. ......

Mean = ......

1. ......

2. ......

3. ......

Mean = ......

Berdiri 1. ......

2. ......

3. ......

Mean = ......

1. ......

2. ......

3. ......

Mean = ......

1. ......

2. ......

3. ......

Mean = ......

.

41MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

41

Tabel 3 : Pengaruh Latihan Fisik terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

WAKTU DENYUT NADI

TEK SISTOLIK (ausk)

TEK DIASTOLIK (ausk)

PRA LATIHAN 1. ......

2. ......

3. ......

Mean = .....

1. ......

2. ......

3. ......

Mean = ......

1. ......

2. ......

3. ......

Mean = ......

PASCA LATIHAN

Menit ke-1

Menit ke-2

Menit ke-3

Menit ke-4

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)42

42

Case Study:

Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke poli kulit dengan keluhan ada benjolan kecil di bagian pergelangan tangannya. Dari pengamatan sementara didapatkan terdapat benjolan di bagian pergelangan tangan didapatkan TD : 120/70 mmHg, HR : 80 x/menit, RR : 18 x/menit, Suhu : 36,1 C.

Questions:

Questions: 1. Jelaskan apa yang dimakasud system integumen ! 2. Jelaskan anatomi fisiologi system integumen !

TEORI

FISIOLOGI INTEGUMEN Sistem integumen mempunyai fungsi: 1. Proteksi fisik 2. Regulasi temperature tubuh 3. Ekskresi (sekresi) 4. Nutrisi (sintesis) 5. Sensasi 6. Pertahanan imun Bagian dari integumen terdiri dari: 1. Membran cutaneus

Praktikum 7

ANATOMI SISTEM INTEGUMEN

43MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

43

2. Struktur assesoris ANATOMI SISTEM INTEGUMEN MEMBRAN CUTANEUS Bagian membran cutaneus terdiri dari epidermis dan dermis.

a. Epidermis Lapisan squamus epitel yang avaskular Nutrisi dan oksigen didapatkan dari pembuluh darah

kapiler dermis Lapisan terluar merupakan sel kulit mati yang disebut

kutikula

Gambar 6.1 Lapisan Kulit

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)44

44

Epidermis terdiri dari tipe sel: menghasilkan keratin

1. Melanocytes : memproduksi melanin 2. Langerhans cells : mengeluarkan makrofag 3. Merkel cells : merupakan sel sensori.

Epidermis dibagi menjadi bebrapa lapisan yaitu:

1. stratum germinativum 2. stratum spinosum 3. stratum granulosum 4. stratum lucidum 5. stratum corneum.

Gambar 6.2 Lapisan Epidermis

45MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

45

Lapisan epidermis Keterangan

1. stratum germinativum terdapat epidermal ridges yang membentuk sidik jari atau fingerprints terdapat dermal papillae sebagai tempat sekresi mempunyai sel merkel (trigger nervous system) dan melanosit

2. stratum spinosum terdapat sel langerhans yang berfungsi dalam respon imun

3. stratum granulosum terdapat keratin dan keratohialin

4. stratum lucidum lapisan datar, padat, dan terisi oleh keratin

5. stratum corneum merupakan horn layer, dan water resisten berfungsi menjaga agar tidak kehilangan cairan tubuh

b. Dermis Lapisan tubuh selanjutnya adalah dermis. Dermis mempunyai dua lapisan yaitu 1) Papiler : mempunyai pembuluh darah kapiller kecil,

lymphatics, dan sensory neurons 2) Reticular : mempunyai pembuluh darah besar, limfa, and

serabut saraf, kolagen dan elastic fibers.

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)46

46

Gambar 6.3 Lapisan Dermis Tubuh mempunyai lines of cleafage yang berfungsi sebagai garis arah insisi pembedahan agar tidak menimbulkan bekas atau scar.

Gambar 6.4 Lines of Cleafage

47MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

47

Lapisan kedua integumen setelah membrane cutaneus adalah lapisan subcutaneous atau hipodermis: mempunyai sedikit kapiler, terdapat jaringan adiposa, dan tidak ada organ vital sehingga dibuat untuk site injection.

STRUKTUR ASESORIS Struktur pada kulit terdiri dari:

a. Rambu b. Folikel rambut

Gambar 6.5 Anatom Rambut dan Folikel Rambut c. Kelenjar sebaseos

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)48

48

Gambar 6.6 Anatomi kelenjar sabasea

d. Kelenjar keringat

Gambar 6.7 Anaomi Kelenjar keringat

e. Kuku

Gambar 6.8 Anatomi Kuku

49MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

49

TUGAS PRAKTIKUM

Gambar anatomi rambut dan berikan keterangan serta sebutkan fungsi dari masing-masing bagian!

Surabaya,

Observer

( …………….)

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)50

50

CASE STUDY

Ny. S (55 tahun) mengalami kecelakaan yang mengakibatkan fraktur pada lengan kirinya. Ny. S mengeluh nyeri hebat di bagian persendian lengan kirinya.

MINIMAL QUESTION

5. Sebutkan dan tunjukkan letak nyeri pada Ny. S? 6. Jelaskan fungsi persendian dalam sistem

muskuloskeletal! 7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sistem

muskuloskeletal? 8. Sebutkan bagian-bagian dari sistem muskuloskeletal! 9. Jelaskan anatomi fisiologi dari tulang!

ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM MUSKULOSKELETAL Praktikum 8

51MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

51

PENGANTAR SISTEM MUSKULOSKELETAL

Muskuloskeletal adalah sistem kompleks yang melibatkan otot-otot dan kerangka tubuh, termasuk sendi, ligamen, tendon, dan saraf.

Fungsi dari sistem muskuloskeletal adalah untuk memberikan bentuk tubuh, menyangga berat badan, melindungi organ-organ vital, memproduksi sel darah, sebagai alat gerak pasif, tempat melekatnya otot untuk bekerja, menyimpan mineral kalsium dan fosfor, serta dikeluarkan jika dibutuhkan.

Bagian utama sistem muskuloskeletal

1. Tulang 2. Sendi 3. Otot Rangka

TEORI

Sistem muskuloskeletal adalah sistem yang menunjang dan membentuk tubuh manusia serta bertanggung jawab dalam pergerakan. Sistem muskuloskeletal terdiri atas rangka, sendi, dan otot. Alat gerak manusia terbagi atas alat gerak pasif (skeletal) dan alat gerak aktif (otot).

1. Rangka Rangka adalah bagian dari tubuh manusia yang terdiri atas tulang dan berfungsi sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)52

52

posisi. Rangka terdiri atas tulang, tulang rawan, dan sendi.

Fungsi dari sistem rangka adalah sebagai berikut:

a. Sebagai penyangga tubuh, tempat melekatnya ligamen, otot, jaringan lunak, dan organ.

b. Sebagai tempat penyimpanan mineral (kalsium dan fosfat) serta lemak.

c. Sebagai pembentuk rongga untuk pelindung organ yang lunak

d. Sebagai alat gerak, rangka dapat mengubah arah dan kekuatan otot rangka saat bergerak karena terdapat persendian disana.

Tulang

Gambar 7.1

Tulang terbentuk dari sel-sel tulang seperti sel osteoprogenitor, osteoblast, osteosit, dan osteoklas. Permukaan luar tulang dilapisi oleh lapisan tipis jaringan ikat endosteum yang melapisi rongga sumsum dan meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.

53MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

53

Susunan Tulang Orang Dewasa

Axial Skeleton (berjumlah 80 tulang)

Nama Tulang Klasifikasi Tulang

Jumlah

1. Tulang Tengkorak

22 buah

2. Tulang kranial

a. Frontal 1 buah

b. Parietal 2 buah

c. Occipital 1 buah

d. Temporal 2 buah

e. Sphenoid 1 buah

f. Ethmoid 1 buah

3. Tulang fasial

a. Maksila 2 buah

b. Palatine 2 buah

c. Zygomatic 2 buah

d. lacrimal 2 buah

e. Nasal 2 buah

f. Vomer 1 buah

g. Inferior nasal concha

2 buah

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)54

54

4. Tulang mandibula

1 buah

5. Tulang telinga tengah

a. Malleus 2 buah

b. Incus 2 buah

c. Stapes 2 buah

6. Tulang hyoid 1 buah

7. Tulang vertebrae

a. cervical 7 buah

b. Thorakal 12 buah

c. Lumbal 5 buah

d. Sacrum 5 tulang menjadi 1

e. Korkigis 3-5 tulang menjadi 1

8. Tulang thoraks

a. Iga 24 buah

b. Sternum 1 buah

Appendicular Skeleton (berjumlah 126 tulang)

1. Pectoral girdle

a. Scapula 2 buah

b. Clavikula 2 buah

2. Ekstrimitas atas

a. Humerus 2 buah

b. Radius 2 buah

55MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

55

c. Ulna 2 buah

d. Carpal 16 buah

e. Metacarpal 10 buah

f. Phalanx 28 buah

3. Pelvic girgle Coxa (3 tulang menjadi 1) 2 buah

4. Ekstrimitas bawah

a. Femur 2 buah

b. Tibia 2 buah

c. Fibula 2 buah

d. Patella 2 buah

e. Tarsal 14 buah

f. Metatarsal 10 buah

g. Phalanx 28 buah

TOTAL 206 buah

2. Sendi Sendi adalah anggota tubuh yang berfungsi sebagai penggerak dan penghubung antar tulang.

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)56

56

Gambar 7.2 Bagian Sendi

Sendi merupakan tempat dua tulang atau lebih menyatu. Dua tulang tersebut disebut artikulasi. Artikulasi yang bergerak disebut sendi. Sendi dimulai dari kartilago yang membesar. Kartilago ini kemudian diliputi jaringan ikat. Dua buah kartilago yang bergabung membentuk tulang. Kedua kartilago tersebut dilapisi selaput sendi atau yang disebut membran sinovial. Membran sinovial menghasilkan minyal pelumas tulang yang disebut cairan sinovial.

Pada tubuh manusia terdapat kurang lebih 200 tulang yang saling berhubungan. Dengan kata lain terdapat kurang lebih 100 buah sendi dalam tubuh.

Gambar 7.3 Bagian Tulang Besar

56

Gambar 7.2 Bagian Sendi

Sendi merupakan tempat dua tulang atau lebih menyatu. Dua tulang tersebut disebut artikulasi. Artikulasi yang bergerak disebut sendi. Sendi dimulai dari kartilago yang membesar. Kartilago ini kemudian diliputi jaringan ikat. Dua buah kartilago yang bergabung membentuk tulang. Kedua kartilago tersebut dilapisi selaput sendi atau yang disebut membran sinovial. Membran sinovial menghasilkan minyal pelumas tulang yang disebut cairan sinovial.

Pada tubuh manusia terdapat kurang lebih 200 tulang yang saling berhubungan. Dengan kata lain terdapat kurang lebih 100 buah sendi dalam tubuh.

Gambar 7.3 Bagian Tulang Besar

57MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

57

Persendian menurut sifat gerakannya, sendi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Sendi mati (sinartosis) Sendi yang tidak mempunyai celah sendi. Pada sendi ini, tulang-tulangnya disatukan oleh serabut jaringan ikaat atau tulang rawan hialin. Ini membuat sendi tidak dapat bergerak. Contoh sendi mati adalah sendi pada tulang-tulang tengkorak.

b. Sendi kaku (amfiartrosis) Sendi yang terdiri dari tulang-tulang rawan. Walaupun bersifat kaku namun masih memungkinkan adanya pergerakan. Contohnya adalah sendi antar tulang rusuk dan tulang dada.

c. Sendi gerak (diartrosis) Sendi pada terletak pada pertemuan antara tulang yang satu dengan tulang yang lain dan tidak dihubungkan dengan jaringan. Sendi ini akan memungkinkan untuk bergerak bebas. Tubuh manusia mempunyai empat jenis sendi gerak, yaitu sebagai berikut:

1) Sendi putar Sendi putar adalah sendi yang dapat digerakkan secara berputar. Contoh sendi putar adalah persendian antara tulang leher dengan tulang

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)58

58

tengkorak, persendian antara tulang hasta dan tulang pengumpil.

2) Sendi peluru Sendi peluru adalah sendi yang dapat digerakkan ke segala arah. Contoh sendi peluru adalah persendian antara gelang panggul dan tulang paha, persendian antara gelang bahu dan tulang lengan atas.

3) Sendi pelana Sendi pelana adalah sendi yang dapat digerakkan dua arah. Contoh sendi pelana adalah persendian ibu jari tangan, persendian pergelangan tangan dan telapak tangan.

4) Sendi engsel Sendi engsel adalah sendi yang dapat digerakkan satu arah. Contoh sendi engsel adalah persendian tulang paha dan tulang betis, persendian tulang lengan dan tulang hasta.

Gambar 7.4 Gerak Sendi

59MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

59

Gambar 7.5 Jenis Gerak Sendi

3. Otot Otot merupakan sistem jaringan tubuh manusia yang berfungsi sebagai sumber kekuatan. Otot dapat menyimpan glikogen dan membentuk postur tubuh manusia. Otot adalah alat gerak aktif yang dapat menggerakkan tulang, kulit, dan rambut setelah mendapat rangsangan. Otot mempunyai sifat khusus, yaitu:

a. Kontraktibilitas, yaitu kemampuan untuk berkontraksi (memanjang atau memendek).

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)60

60

b. Ekstensibilitas, yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan yang ditimbulkan ketika berkontraksi

c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukurannya yang semula setelah berkontraksi. Pada saat ini otot mengalami relaksasi.

Otot dalam tubuh manusia mempunyai tiga jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Otot polos Otot polos adalah otot-otot yang berbentuk serabut panjang seperti kumparan, dengan ujung yang runcing dan berinti satu ditengah. Kontraksi otot polos bersifat involunter, gerakannya lambat, ritmis,

dan tidak mudah lelah.

b. Otot lurik Otot lurik adalah otot yang berbentuk serabut panjang berwarna lurik dengan garis tengah terang dan gelap, memiliki inti dalam jumlah yang banyak. Kontraksinya bersifa

dibawah kendali sistem saraf pusat, gerakannya cepat, kuat, mudah lelah, dan tidak beraturan

c. Otot jantung Otot jantung adalah otot yang berbentuk serabut memanjang, silindris, bercabang, tampak adanya

61MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

61

garis terang dan gelap, memiliki satu inti ditengah. Kontraksinya tidak dapat dikendalikan (involunter), gerakannya lambat, ritmis, dan tidak mudah lelah.

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)62

62

TUGAS SISWA :

Gambarlah anatomi dari axial dan appendicular skeleton dan jelaskan fungsi masing-masing tulang tersebut !

Nama Mahasiswa

Gambar dan penjelasan

Comment :

Surabaya,

Pembimbing

63MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

63

Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin

Pertanyaan:

1. Sebutkan dan jelaskan anatomi Sistem Endokrin!

2. Sebutkan hormone-hormone yang diproduksi oleh

kelenjar endokrin!

Kegiatan Mahasiswa:

Mahasiswa melakukan pengamatan pada

phantom/gambar/video Sistem Endokrin

SISTEM ENDOKRIN Praktikum 9

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)64

64

65MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

65

A. ANATOMI FISIOLOGI

1. Pengertian

Sistem endokrin adalah suatu system yang ada didalam

tubuh manusia yang mempunyai peran penting untuk

mempertahankan homeostasis tubuh manusia. Organ utama

dari sistem endokrin adalah:

Hipotalamus

Kelenjar hipofisa

Kelenjar tiroid

Kelenjar paratiroid

Pankreas

Kelenjar adrenal

Testis

Ovarium

Sistem endokrin manusia terdiri dari beberapa

kelenjar.Fungsi Kelenjar Endokrin adalah,

Merangsang pertumbuhan jaringan

Merangsang aktivitas kelenjar tubuh

Menghasilkan hormon

Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)66

66

Mempengaruhi metabolisme lemak, arang hydrat,

vitamin, mineral, dan air

Dapat mengatur metabolisme, oksidasi, penyerapan

glukosa dapat meningkat pada usus halus

Kelenjar endokrin akan memproduksi zat biokimis

yang disebut dengan hormon. Hormon adalah zat yang

dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau

organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel.

Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari

rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-

beda.Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang

merupakan derivat dari kolesterol.Hormon dalam jumlah

yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat

luas. Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau

di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan

mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada

akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari

organ secara keseluruhan:

Hormon mengendalikan pertumbuhan dan

perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri

seksual.

67MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

67

Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam

menggunakan dan menyimpan energy.

Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar

air dan garam di dalam darah.

Klasifikasi hormone:

Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida

(mis., insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik

(ACTH), gastrin) dan katekolamin (dopamin,

norepinefrin, epinefrin)

Hormon yang larutdalam lemak termasuk steroid

(estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid,

aldosteron) dan tironin (tiroksin). Hormon yang larut

dalam air bekerja melalui sistem messenger-kedua,

sementara hormon steroid dapat menembus membran

sel denganbebas.

Klasifikasi hormone menurut fungsinya,

Hormon perkembangan: hormon yangmemegang

peranan di dalam perkembangandan pertumbuhan.

Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad.

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)68

68

Hormon metabolisme : proses homeostasis glukosa

dalam tubuh diatur oleh bermacam-macam hormon,

contoh glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin.

Hormon tropik : dihasilkan oleh struktur khusus dalam

pengaturan fungsi endokrin yakni kelenjar hipofise

sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel

(FSH) pada ovarium dan proses spermatogenesis

(LH).

Hormonpengatur metabolisme air dan mineral:

kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid untuk

mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.

Berikut ini adalah beberapa kelenjar endokrin beserta

hormon yang dihasilkan dan fungsi serta gangguannya:

Kelenjar Endokrin

Hormon yang

dihasilkan

Fungsi dan gangguannya

Hipofisis

(pituitary):

Hipofisis

lobus anterior

Somatotropin Hormon (STH), Growth Hormone (GH)

Merangsang sintesis protein dan metabolisme lemak, serta merangsang pertumbuhan tulang (terutama tulang pipa) dan otot. Kekurangan hormon ini pada anak-anak-anak menyebabkan pertumbuhannya terhambat /kerdil (kretinisme), jika kelebihan akan menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Jika

69MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

69

kelebihan terjadi pada saat dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan tidak seimbang pada tulang jari tangan, kaki, rahang, ataupun tulang hidung yang disebut akromegali.

Kelenjar Endokrin

Hormon yang dihasilkan

Fungsi dan gangguannya

Hipofisis

(pituitary):

Hipofisis

lobus anterior

Thyroid-stimulatin hormone (TSH)

Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kelenjar gondok atau tiroid serta merangsang sekresi tiroksin.

Adreno-kortikotropin hormon (ACTH)

Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan aktivitas kulit ginjal dan merangsang kelenjar adrenal untuk mensekresikan glukokortikoid (hormon yang dihasilkan untuk metabolisme karbohidrat)

Follicle-stimulating hormone (FSH)

Merangsang pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan estrogen

Merangsang terjadinya spermatogenesis (proses pematangan sperma)

Luteinizing hormon (LH)

Mempengaruhi pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan progestron

Merangsang sel-sel interstitial testis untuk memproduksi testosteron dan androgen

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)70

70

Prolaktin Membantu kelahiran dan memelihara sekresi susu oleh kelenjar susu

Hipofisis pars media

Melanosit Stimulating Hormon (MSH)

Mempengaruhi warna kulit individu dengan cara menyebarkan butir melanin, apabila hormon ini banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam.

Hipofisis lobus posterior

Oksitosin Menstimulasi kontraksi otot polos pada rahim wanita selama proses melahirkan

Antidiuretik Hormon (ADH)

Menurunkan volume urine dan meningkatkan tekanan darah dengan cara menyempitkan pembuluh darah

Kelenjar adrenalin (anak ginjal)

Bagian korteks adrenal a. Mineralokortikoid b. Glukokortikoid

Mengontol metabolisme ion anorganik Mengontrol metabolisme glukosa

Bagian Medula Adrenal Adrenalin (epinefrin) dan Noradrenalin

Kedua hormon tersebut bekerja sama dalam hal berikut : a. dilatasi bronkiolus b. vasokonstriksi pada arteri c. vasodilatasi pembuluh

darah otak dan otot d. mengubah glikogen

menjadi glukosa dalam hati

e. gerak peristaltik f. bersama insulin mengatur

kadar gula darah Kelenjar Tiroid

Tiroksin Mengatur metabolisme, pertumbuhan,

71MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

71

perkembangan, dan kegiatan system saraf. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot. Jika kelebihan tiroid, (hipertiroidisme) akan menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Jika kelebihan terjadi pada saat dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan tidak seimbang pada tulang jari tangan, kaki, rahang, ataupun tulang hidung yang disebut akromegali. Hyperthyroidism / thyrotoxicosis, hormon tiroid T3 dan T4 didapati lebih tinggi daripada orang biasa.

Triiodontironin Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan dan kegiatan sistem saraf

Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium dalam darah dengan cara mempercepat absorpsi kalsium oleh tulang

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)72

72

Kelenjar Endokrin

Hormon yang dihasilkan

Fungsi dan gangguannya

Kelenjar Paratiroid Parathormon (PTH) berfungsi untuk mengatur konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan cara mengatur : absorpsi kalsium dari usus, ekskresi kalsium oleh ginjal, dan pelepasan kalsium dari tulang. Jika kelebihan hormon ini akan berakibat berakibat kadar kalsium dalam darah meningkat, hal ini akan mengakibatkan terjadinya endapan kapur pada ginjal. Jika kekurangan hormon menyebabkan kekejangan disebut tetanus.

Pankreas Insulin Menurunkan kadar gula darah

Mempengaruhi metabolisme glukosa,protein & lemak di seluruh .

Kekurangan insulin akan mengyebabkan penyakit Diabetes Mellitus.

Glukagon Meningkatkan kadar gula darah

Ovarium hormon estrogen

menimbulkan dan mempertahankan tanda – tanda kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit

73MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

73

menjadi halus.

hormon progesterone mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang sudah dibuahi .

Testis hormon testosterone

merangsang pematangan sperma (spermatogenesisi) dan pembentukan tanda – tanda kelamin pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara.

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)74

74

TUGAS MAHASISWA:

Gambarkan anatomi kelenjar Endokrindi tubuh manusia dan

identifikasi hormone-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar

endokrin tersebut!!

75MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

75

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)76

76

Case Study:

Seorang mahasiswa akan melakukan pemeriksaan anatomi dan fisiologi sistem gastrointestinal.

Questions:

3. Jelaskan anatomi fisiologi Gastrointestinal! 4. Jelaskan Proses pencernaan makanan! 5. Jelaskan gangguan pada pencernaan makanan!

TINJAUAN TEORI

A. ANATOMI FISIOLOGI 1. Pengertian

Sistem gastrointestinal atau pencernaan merupakan sistem yang terdiri dari serangkaian gabungan organ berongga bergabung yang panjang, mulai dari mulut sampai ke anus. Di dalam organ berongg lapisan ini disebut mukosa. Dalam mulut, lambung, dan usus kecil, mukosa mengandung kelenjar kecil yang menghasilkan hormon/cairan untuk membantu mencerna makanan. Hati dan pankreas, menghasilkan cairan pencernaan yang mencapai usus melalui saluran kecil. Pencernaan adalah

SISTEM

GASTROENTESTINAL Praktikum 10

77MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

77

proses di mana makanan dan minuman dipecah menjadi bagian-bagian terkecil mereka sehingga tubuh dapat menggunakan kandungan makanan untuk membangun dan memelihara sel dan untuk menyediakan energi . Pencernaan dimulai di mulut , dimana makanan dikunyah menjadi potongan kecil dan kemudian ditelan.

Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)78

78

Gambar. 1 Anatomi Fisiologi System Pencernaan

2. Klasifikasi

Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, antara lain adalah: a. Mulut

Dilakukan pencernaan secara mekanik oleh gigi dan kimiawi oleh ludah yang dihasilkan kelenjar parotis, sub mandibularis dan sub lingualis yang mengandung enzim amilase (Ptyalin).

79MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

79

b. Lambung Dilakukan secara mekanik dan kimiawi, sekretin yaitu hormon yang merangsang pankreas untuk mengeluarkan insulin. Pada bayi lambung, menghasilkan 2 enzim yaitu renin,berfungsi untuk menggumpalkan protein susu dan kasein dengan bantuan kalsium dan lipase untuk mencegah lemak dalam susu. Fungsi HCI Lambung : 1. Merangsang keluarya sekretin 2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk

memecah protein. 3. Desinfektan 4. Merangsang keluarnya hormon kolesistokinin

yang berfungsi merangsang empedu mengeluarkan getahnya.

c. Usus Di dalam Duodenum terdapat getah pankreas (bersifat basa) yang mengandung Steapsin (Lipase), amilase dan tripsinogen. Enterokinase adalah suatu aktivator enzim. Dalam usus halus makanan diabsorbsi. Usus memperluas bidang penyerapan dengan melakukan jonjot usus (Villi). Dalam usus besar (kolon), air direabsorbsi serta sisa makanan dibusukkan menjadi feses selanjutnya dibuang melalui anus (proses defekasi).

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)80

80

3. Proses pencernaan makanan Proses pencernaan makanan di dalam tubuh ada dua macam, yaitu: 1) Pencernaan mekanis

Merupakan pemecahan atau penghancuran makanan secara fisik dari zat makanan yang kasar menjadi zat makanan yang lebih halus. Contohnya gigi memotong – motong dan mengunyah makanan, gerak yang mendorong makanan dari kerongkongan sampai ke usus (gerak peristaltik).

2) Pencernaan kimiawi Merupakan proses pemecahan makanan dari molekul kompleks menjadi molekul-molekul yang sederhana dengan bantuan getah pencernaan (enzim) yang dihasilkan oleh kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari alat-alat pencernaan vang berhubungan langsung dengan proses pencernaan mekanis dan kimiawi, saluran pencernaan tersebut meliputi: mulut, kerongkongan (esofagus), lambung (gaster), usus halus (intestinum tenue), usus besar (kolon) dan anus. Kelenjar pencernaan merupakan organ yang menghasilkan berbagai enzim yang membantu proses pencernaan makanan.

4. Gangguan Pada Sistem Pencernaan a. Diare

81MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

81

Diare adalah berak lembek (setengah padat) sampai dengan cair sebanyak ≥ 3 kali per hari, kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah. Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan Virus, Bakteri, dan Parasit.

b. Konstipasi (Sembelit) Konstipasi adalah ketidakmampuan melakukan evakuasi tinja secara sempurna, yang tercermin dari 3 aspek, yaitu berkurangnya frekuensi defekasi dari biasanya, tinja yang keras dari sebelumnya, dan pada palpasi abdomen teraba masa tinja.

c. Tukak Lambung (Ulkus) Peradangan selaput lendir (mukosa) lambung (gastritis) atau luka mukosa lambung (gastric ulcer) yang dikenal dengan istilah tukak lambung (ulcus pepticum). Lambung dalam keadaan terdapat ulkus pada mukosa lambung. ulkus terjadi akibat tidak seimbangnya sekresi asam lambung-pepsin dan

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)82

82

mukus yaitu produk kelenjar pada mukosa lambung yang berfungsi sebagai benteng bagi lapisan mukosa lambung.

d. Mual & Muntah e. Perut Kembung (Flatulensi)

Flatulensi (perut kembung) adalah meningkatnya jumlah gas dalam saluran pencernaan

f. Gastritis (maag) Gastritis adalah inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung, secara hoispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang ada daerah tersebut.

83MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

83

TUGAS MAHASISWA :

Gambarlah Anatomi Abdomen dan jelaskan fungsinya!

Nama Observer

Gambar

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)84

84

Surabaya,

Observer

( …………….)

85MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

85

CASE STUDY:

An. A usia 8 bulan dibawa ibunya ke poli anak karena anaknya menangis saat BAK dan mengalami demam. Ners B. melakukan pemeriksaan fisik terhadap system urogenital anak untuk mendapatkan data pengkajian. Pasien didiagnosa medis Fimosis dan Infeksi Saluran Kencing.?

MINIMAL QUESTIONS: Sebutkan bagian genital anak tersebut yang mengalami fimosis! 1. Sebutkan bagian genital anak yang dapat mengalami

infeksi! 2. Sebutkan organa genetalia musculina externa dan interna

anak tersebut! 3. Sebutkan Sistem urinaria pada anak tersebut !

SISTEM UROGENETAL Praktikum 11

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)86

86

SYSTEM UROGENITAL A. SYSTEMA URINARIA

Systema urinaria terdiri atas : ren, ureter, vesicae urinaria dan urethra.

1. REN a. Terletak retroperitoneal pada bagian superior

sulcus paravertebalis b. Bentuknya seperti kacang buncis, dengan ukuran

10x5x2,5 cm c. Pada ren terdapat hilum renalis, sebagai

masuknya a. v. Renalis dan pelvis renalis d. Pada potongan koronal ren tampak : cortex,

medulla, pyramis renalis, columna renalis, papilla renalis, calyces renalis minor, calyces renalis minor, calyces renalis major, pelvis renalis

e. Vaskularisasi : a. v. Renalis

2. URETER a. Saluran muskuler dengan panjang 25 cm, dari

pelvis renalis sampai vesica urinaria b. Bejalan ke bawah di sepanjang m. Psoas dan pada

dinding lateral pelvis

3. VESICAE URINARIA a. Sebagai kantong berbentuk piramid dengan 3 sisi,

yang terletak di sebelah kanal prostata b. Vesicae urinaria yang penuh dapat teraba dari

luar di superior sympisis pubis

87MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

87

c. Bagian-bagian vesicae urinaria : apex vesicae, fundus vesicae dan corpus vesicae

d. Bangunan pada facies interna vesicae urinaria : ostium ureteris (muara ureter pada sudut kanan dan kiri basis vesicae), ostium urethrae internum, trigonum vesicae

e. Peritoneum menutupi bagian superior vesicae urinaria, selanjutnya membentuk excavatio rectovesicalis (cekungan antara rectum dan vesica urinaria) pada laki-laki dan excavatio vesicouterina (cekungan antara vesicae urinaria dan uterus) pada wanita

4. URETHRAE a. Pada wanita : panjangnya hanya 3-4 cm, dari

ostium urethrae internum pada vesicae urinaria sampai ostium urethrae externum pada pubis

b. Pada laki-laki, terbagi menjadi 3 bagian : c. Pars prostatica urethrae d. Pada waktu urethrae menembus glandula prostata e. Mulai dari ostium urethrae internum pada vesicae

urinaria f. Pada facies internanya terdapat colliculus

seminalis (muara ductus ejaculatorius), sinus g. Prostaticus (muara glandula prostata) h. Pars membranacea urethrae i. Sewaktu urethrae menembus trigonum

urogenitale j. Pars spongiosa urethrae k. Sewaktu urethrae melalui corpuscavernosum

urethrae (corpus spongiosum penis)

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)88

88

l. Sampai muara urethrae pada ostium urethrae externum

B. ORGANA GENITALIA MASCULINA Organa genitalia masculina terdiri atas : a. Organa genitalia masculia externa : scrotum,

penis b. Organa genitalia masculina interna : testis,

epidydimis, ductus deferens, ductus ejaculatorious, urethrae, vesicula seminalis (glandula seminalis), glandula prostata

1. SCROTUM

Berbentuk kantong yang berisi testis, epidydimis, funiculus spermaticus dan selubungnya

2. PENIS Terdiri dari : a. Pars fixa : radix penis, melekat pada pelvis b. Pars libera : bagian yang menggantung bebas

terdiri dari corpus penis dan glans penis Corpus penis terdiri atas :

a. corpora cavernosa penis, di bagian tengahnya terdapat arteria dan serabut saraf

b. 1 corpus cavernosum urethrae (corpus spongiosum penis), di bagian tengahnya terdapat

c. urethrae d. Glans penis : ostium urethrae externum,

preputium, corona galndis, frenulum preputii

89MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

89

3. TESTIS

a. Terdapat di dalam scrotum, sebagai bangunan berbentuk bulat panjang

b. Memproduksi sperma

4. EPIDYDIMIS a. Merupakan bangunan yang menempel pada

margo posterior testis b. Berfungsi sebagai tempat penimbunan

spermatozoa

5. DUCTUS DEFERENS a. Merupakan saluran mulai dari cauda

epidydimis sampai ductus ejaculatorius b. Berjalan di dalam funiculus spermaticus c. Bagian yang melebar di sebelah inferior

vesicae urinaria : ampula ductus deferentis

6. FUNICULUS SPERMATICUS a. Berisi : ductusdeferens, vasa darah, vasa

lymphatica dan nervi yang menuju dan meninggalkan testis

b. Mulai dari annulus inguinalis profundus - canalis inguinalis - anulus inguinalis superficialis - sampai ke tesitis

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)90

90

7. DUCTUS EJACULATORIUS a. Sebagai lanjutan dari ductus deferens setelah

bersatu dengan ductus excretorius vesicula seminalis

b. Bermuara pada coliculus seminalis pada urethrae pars prostatica

8. GLANDULA SEMINALIS

a. Terletak di sebelah lateral vesicae urinaria b. Sebagai penghasil semen, yang bermuara ke

dalam ductus deferens

9. PROSTATA a. Merupakan bangunan berbentuk konus,

terletak di sebelah inferior vesicae urinaria, sehingga ditembus di bagian tengahnya oleh urethrae pars prostatica

b. Menghasilkan getah alkalis, dengan ductus excretoriusnya bermuara ke dalam sinus prostaticus

ALIRAN SPERMA Testis → ductus deferens (di dalam funiculus spermaticus) → ductus ejaculatorius → urethrae → ostium urethrae externum

91MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

91

C. ORGANA GENITALIA FEMININA 1. Organa genitalia Feminina Externa

a. Mons pubis : peninggian membulat jaringan lemak di depan symphisis pubis. Pada gadis deawasa ditumbuhi pubes (rambut kemaluan) yang merupkan salah satu tanda kelamin sekunder.

b. Labium majus : 1) Ada 2 kanan dan kiri, keduanya

membatasi celah rima pedendi 2) Di depan dihubungkan oleh commisura

labiorum anterior 3) Di belakang dihubungkan oleh

comisura labiorum posterior 4) Mengandung akhiran legamentum teres

uteri, otot polos, saraf dan lemak c. Labium minus :

1) Ke dorso caudal kedua labium minus dihubungkan oleh frenulum labiorum minorum

2) Ke ventrocarnial kedua labium minus berhubungan dan membentuk preputium clitoridis dan frenulum clitoridis

d. Vestibulum vaginae : yaitu ruangan yang sebelah lateral dibatasi oleh labium minus, sebelah ventrocranial oleh frenulum clitoridis dan dorsocaudal oleh fremulum labiorum pudendi. Disini terdapat lubang-lubang :

e. Ostium urethrae externum

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)92

92

f. Ostium vaginae 1) Muara gld. Vestibularis major, di

kanan kiri ostium vaginae 2) Muara gld. Vestibularis minor, diantara

ostium urethrae externum dan ostium vaginae

3) Muara gld. Paraurethralis, di kanan kiri ostium urethrae externum

4) Di bagian bawah terdapat cekungan fossa vestibuli / fossa navicularis

g. Clitoris, homolog dengan penis, mengandung jaringan erektil

h. Bulbus vestibuli, jaringan erektil pada sisi ostium vagina dan ditutup oleh m. Bulbospongiosus. Homolg dengan bulbus penis pada pria.

i. Glandula vestibularis major (gld. Bartholini), di belakang bulbus vestibuli

2. Organa Genitalia Feminina Interna

a. Ovarium

1) Terdapat dalam fossa ovarica dengan aksis hampir vertical

2) Terdiri dari 2 lapisan yaitu cortex dan medulla. Di dalam medulla inilah terdapat folliculi dan dorpus luteum

3) Penggantung : Ligamentum suspensorium ovarii (dari extremitas tubaria ke kranial), ligamentum ovarii

93MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

93

proprium (dari extremitas uterina ke corpus uteri) dan mesovarium.

b. Tuba uterina / tuba falopii / salphynx DIbagi menjadi 4 bagian : 1) Pars uterina tubae uterinae : dalam

dinding uterus, berawal sebagai ostium uterinum tubae

2) Isthmus tuba uterinae : bagian tersempit

3) Ampula tuba uterinae : bagian yang melebar, berdinding tipis. Merupakan tempat fertilisasi sperma dan ovum

4) Infundibulum : bangunan berbentuk corong, berakhir sebagai ostium abdominale tubae uterinae yang di sekitarnya terdapat fimbriae tubae. Salah satu fimbriae melekat pada ovarium disebut dengan fimbriae ovarica

5) Penggantung : mesosalphynx, bagian dari ligamentum latum mulai dari pelekatan mesovarium sampa tepi bebasnya. Di dalamnya terdapat cabang vasa ovarica, ccabang vasa uterina, paroophoron (sisa bagian distal ductus mesonephridicus) dan epoophoron (sisa tubulus mmesonephridicus)

c. Uterus / hystera Berbentuk seperti buah jambu tetapi agak pipih dan terdiri dari bagian-bagian :

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)94

94

1. Cervix uteri : bagian dalamnya terdapat canalis cervicis yang berpangkal di ostium uteri interna dan berakhir sebagai ostium uteri internum. Permukaan canalis cervicis terdapat lipatan seperti daun palem sehingga disebut plica plmatae. Bagian distal cervix menonjol ke dalam vagina, bagian ini disebut portio vaginalis, sedangkan bagian cervix yang tidak menonjol dalam vagina disebut portio supravaginalis.

2. Isthmus : bagian yang tersempit dan merupakan batas antara cervix dan corpus uteri. Selama kehamilan bagian ini bisa melebar disebut segmen bawah rahim

3. Corpus uteri : puncaknya disebut fundus uteri. Di dalamnya terdapat cavum uteri yang di sebelah proksimal berhubungan dengan canalis cervicis melalui ostium uteri internum. Padanya terdapat facies vesicalis (diliputi oleh peritoneum dan membentuk excavatio vesicouternia) dan faciesintestinalis (diliputi peritoneum dan membentuk excavatio rectouterina / cavum douglasi. Pemeriksaan tinggi fundus uteri biasa digunakan untuk memperkirakan umur kehamilan.

4. Penggantung :

95MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

95

1) Ligamentum latum uteri, diantara 2 lembar tuba uterina, lig. teres uteri, a. uterina

2) Plexus venosus, plexus nervosus uterovaginalis, lig. ovarii proprium dan ureter

3) Mesometrium, bagian lig. latum di kaudal mesosalphynx dan mesovarium

4) Lig. Cardinale, diantara 2 lembar lig. latum

5) Lig. Uterosacrale 6) Lig. Teres uteri / lig. Rotundum ,

berawal dari sudut antara uterus dan tubae, masuk ke

7) Lig. latum menuju ke canalis inguinalis dan berakhir di labium majus

5. Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan : 1) Endometrium, mempunyai 2

bagian yaitu stratum fungsionale yang mengalami perubahan sesuai dengan siklus menstruasi dan stratum basale

2) Myometrium 3) Perimetrium

d. Vagina 1) Bangunan berupa tabung yang

membentuk sudut 60 dengan bidang horisontal. Di sebelah proksimal berhubungan dengan ostium uteri

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)96

96

internum sedang di sebelah distal berakhir sebagai ostium vaginae. Bangunan-bangunan :

2) Ostium vaginae, di tepinya ditutupi oleh hymen

e. Hymen. Berdasarkan bentuknya ada beberapa jenis yaitu

1) Hymen bisa robek karena coitus sehingga hanya tinggal sisanya disebut caruncula

2) Hymenalis 3) Rugae vaginae yaitu lipatan-lipatan

dinding vagina 4) Fornix vaginae yaitu vagina yang

mengelilingin portio vaginalis carvicis. Dapat dibedakan fornix anterior, fornix posterior dan fornix lateralis

f. Dinding vagina terdiri dari 3 lapis yaitu : 1) Tunica mucosa, terdapat rugae

vaginalis dan columna rugarum anterior dan columna rugarum posterior

2) Tunica muscularis, mengandung otot serat lintang dari m. pubococygeus yang merupakan spincter dari vagina

3) Tunica fibrosa

97MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

97

BAHAN/ALAT PRAKTIKUM:

Gambar / alat peraga Ginjal Kanan

Tugas!

Gambarkan potongan kronoal Ginjal Kanan dan sebutkan bagian-bagiannya!

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)98

98

BAHAN/ALAT PRAKTIKUM:

Gambar / alat peraga Genitalia Masculina

Tugas!

Gambarkan anatomi Genitalia Masculina dan sebutkan bagian-bagiannya!

99MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

99

BAHAN/ALAT PRAKTIKUM:

Gambar / alat peraga Genitalia Feminina Interna

Tugas!

Gambarkan anatomi Genitalia Feminina Interna dan sebutkan bagian-bagiannya!

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)100

100

BAHAN/ALAT PRAKTIKUM:

Gambar / alat peraga Genitalia Feminina Eksterna

Tugas!

Gambarkan anatomi Genitalia Feminina Eksterna dan sebutkan bagian-bagiannya!

101MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

101

Case Study:

Seorang mahasiswa akan melakukan pemeriksaan anatomi dan fisiologi indra penglihatan.

Questions

1. Jelaskan apa yang dimakasud persepsi dan sensori! 2. Sebutkan macam-macam persepsi sensory! 3. Jelaskan anatomi fisiologi mata! 4. Jelaskan kelainan – kelainan pada mata !

TINJAUAN TEORI

MATA

Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan. Sebagian besar mata dilapisi oleh jaringan ikat yang protektif dan kuat di sebelah luar, sklera, yang membentuk bagian putih mata. Di anterior (ke arah depan), lapisan luar terdiri atas kornea transparan tempat lewatnya berkas–berkas cahaya ke interior mata. Lapisan tengah dibawah sklera adalah koroid

SISTEM SENSORI : MATA,

TELINGA, HIDUNG, LIDAH Praktikum 12

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)102

102

yang sangat berpigmen dan mengandung pembuluh-pembuluh darah untuk memberi makan retina. Lapisan paling dalam dibawah koroid adalah retina, yang terdiri atas lapisan yang sangat berpigmen di sebelah luar dan sebuah lapisan syaraf di dalam.

Retina mengandung sel batang dan sel kerucut, fotoreseptor yang mengubah energi cahaya menjadi impuls syaraf. Struktur mata manusia berfungsi utama untuk memfokuskan cahaya ke retina. Semua komponen–komponen yang dilewati cahaya sebelum sampai ke retina mayoritas berwarna gelap untuk meminimalisir pembentukan bayangan gelap dari cahaya. Kornea dan lensa berguna untuk mengumpulkan cahaya yang akan difokuskan ke retina, cahaya ini akan menyebabkan perubahan kimiawi pada sel fotosensitif di retina. Hal ini akan merangsang impuls–impuls syaraf ini dan menjalarkannya ke otak.

103MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

103

Anatomi Mata

Bola mata berdiameter ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian luar.

Bagian-bagaian mata secara rinci diuraikan sebagai berikut :

1. Sklera : Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya bola mata

2. Otot-otot : Otot-otot yang melekat pada mata : a. muskulus rektus superior : menggerakan mata ke atas

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)104

104

b. muskulus rektus inferior : mengerakan mata ke bawah

3. Kornea : memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksikan cahaya

4. Badan Siliaris : Menyokong lensa dan mengandung otot yang memungkinkan lensa untuk beroakomodasi, kemudian berfungsijuga untuk mengsekreskan aqueus humor

5. Iris : Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil, mengandung pigmen.

6. Lensa : Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa

7. Bintik kuning (Fovea) : Bagian retina yang mengandung sel kerucut

8. Bintik buta : Daerah syaraf optic meninggalkan bagian dalam bola mata

9. Vitreous humor : Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola mata

10. Aquous humor : Menjaga bentuk kantong bola mata Bola mata dibagi menjadi 3 lapisan, dari luar ke dalam yaitu tunica fibrosa, tunica vasculosa, dan tunica nervosa.

Kelainan pada Penglihatan

1. Astigmatis Sering dikenal dengan mata silindris merupakan suatu kelainan mata yang menyebabkan mata penderitanya menjadi kabur. Gangguan ini terjadi akibat penderita tidak dapat melihat garis horizontal dan vertical secara bersamaan. Kornea pada penderita astigmatis berbentuk

105MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

105

abnormal. Kornea normal berbentuk bulat seperti bola, tetapi pada gangguan ini kornea mata memiliki lengkungan yang terlalu besar pada salah satu sisinya. Cara menangani astigmatis ini adalah dengan menggunakan kacamata silinder atau lensa kontak.

2. Miopi Miopi atau rabun jauh merupakan kelainan mata yang menyebabkan penderitanya tidak dapat melihat dalam jarak jauh. Penyebab dari miopi adalah bola mata yang terlalu panjang dan bayangan benda yang jatuh di depan bintik kuning. Cara menangani miopi yaitu dengan menggunakan kacamata cekung (negative).

3. Hipermetropi Hipermetropi atau rabun dekat merupakan gangguan pada mata yang ditandai dengan penderita tidak dapat melihat dengan jelas dalam jarak dekat. Penyebab dari hipermetropi ini yaitu adanya kelainan bola mata yang terlalu pendek dan bayangan jatuh di belakang bintik kuning. Cara menangani gangguan ini adalah dengan memakai kacamata lensa cembung (positif).

4. Presbiopi Presbiopi atau rabun dekat dan jauh merupakan gangguan mata yang ditandai dengan penderita tidak dapat melihat dalam jarak dekat dan jauh. Penyebab dari gangguan ini adalah semakin berkurangnya daya akomodasi dari mata. Cara mengatasi gangguan ini

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)106

106

adalah dengan memakai kacamata berlensa rangkap (atas negative, bawah positif).

5. Rabun senja Gangguan ini ditandai dengan penderitanya tidak dapat melihat dengan baik saat malam hari atau kurang cahaya. Penyebab dari gangguan ini adalah kurangnya vitamin A. cara mencegah dan mengatasi masalah ini adalah dengan mengkonsumsi makanan kaya vitamin A.

6. Keratomalasi Gangguan ini ditandai dengan kornea mata yang keruh yang penyebabnya kekurangan vitamin A yang sangat parah sehingga penyakit ini merupakan tingkat lanjut dari rabun senja. Apabila hal ini tidak segera diatasi akan menyebabkan kebutaan.

7. Katarak Kelainan pada lensa mata karena lensa mata menjadi kabur dan keruh yang menyebabkan cahaya yang masuk tidak dapat mencapai retina. Katarak dapat diatasi dengan cara operasi.

8. Juling Kelainan ini sebagai akibat ketidakserasian kerja otot penggerak bola mata kanan dan kiri. Penyakit ini bisa diatasi dengan cara operasi pada otot mata.

107MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

107

9. Glaukoma Gangguan ini ditandai dengan peningkatan tekanan di dalam bola mata karena danya sumbatan pada saluran di dalam bola mata dan pembentukan cairan berlebih dalam bola mata. Gangguan ini bisa diatasi dengan cara pembedahan atau obat-obatan yang diminum seumur hidup.

10. Buta Warna Penderita umumnya tidak dapat membedakan warna tertentu misal hijau dan biru. Penyakit ini merupakan penyakit keturunan yang tidak dapat disembuhkan akan tetapi ada juga penyebab lainnya misalkan saja karena kecelakaan atau trauma pada mata.

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)108

108

TUGAS MAHASISWA:

Gambarlah Anatomi indra penglihatan (mata) dan jelaskan fungsinya!

Nama Observer

Gambar

Surabaya,

Observer

( …………….)

109MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

109

TELINGA

Case Study:

Seorang mahasiswa akan melakukan pemeriksaan anatomi dan fisiologi indra pendengaran.

Questions:

1. Jelaskan anatomi fisiologi indra pendengaran!

TINJAUAN TEORI

Telinga

Sistem yang digunakan untuk mendengar. Hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz.

Pendengar luar terdiri atas daun telinga dan liang telinga luar. Daun telinga adalah sebuah lipatan kulit yang berupa rangka rawan kuping kenyal. Bagian luar liang telinga luar berdinding rawan, bagian dalamnya mempunyai dinding tulang. Ke sebelah dalam liang telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)110

110

Anatomi Telinga

1. Telinga Luar (Auter Ear) a) Aurikula / daun telinga: Terdiri dari tulang rawan

elastin dan kulit. Berfungsi untuk menangkap gelombang suara dan mengarahkannya ke dalam MAE (Meatus Akustikus Eksterna)

b) Meatus Akustikus Eksterna / Liang telinga luar : Panjang ± 2,5 cm, berbentuk huruf S, 1/3 bagian luar terdiri dari tulang rawan, banyak terdapat kelenjar minyak dan kelenjar serumen yang bersifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit

c) Kanalis auditorius eksternus: Panjangnya sekitar 2,5cm, kulit pada kanlis mengandung kelenjar

111MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

111

glandula seruminosa yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. Serumen mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan pada kulit.kanalis auditorius eksternus akan berakhir pada membrane timpani.

2. Telinga Tengah Membran Timpani / gendang telinga.Gendang telinga

terdiri atas 3 lapis: a. Lapis luar (lanjutan kulit dari liang telinga) b. Lapis tengah (jaringan ikat yang lentur) c. Lapis dalam (selaput lendir). Terdiri dari jaringan fibrosa elastis. Berbentuk

bundar dan cekung dari luar. Terdapat bagian yang disebut pars flaksida, pars tensa, dan umbo. Refleks cahaya kea rah kiri jam tujuh dan jam lima ke kanan. Dibagi menjadi 4 kuadran, yaitu: atas depan, atas belakang, bawah depan, dan bawah belakang. Berfungsi menerima getaran suara dan meneruskannya ke tulang-tulang pendengaran.

a) Tulang-tulang pendengaran: Terdiri dari maleus, incus, dan stapes. Berfungsi menurunkan amplitude getaran yang diterima membran timpani dan meneruskannya ke jendela oval.

b) Cavum Timpani: Merupakan ruangan yang berhubungan dengan tulang mastoid sehingga bila terjadi infeksi pada telinga tengah dapat menjalar menjadi mastoiditis.

c) Tuba Eustachius: Bermula di ruang timpani kea rah bawah sampai nasofaring. Struktur muosa

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)112

112

merupakan lanjutan mukosa nasofaring. Tuba dapat tertutup pada kondisi peningkatan tekanan suara secara mendadak, dan terbuka saat menelan dan bersin. Berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara di luar dan di dalam telinga tengah

3. Telinga Dalam a) Koklea: Skala vestibule yang berhubungan dengan

vestibular berisi perylimph. Skala timpani yang berakhir pada jendela bulat, berisi perylimph. Skala media/duktus koklearis berisi endolimph. Dasar skala vestibule disebut membran basalis, dimana terdapat organ corti dan sel rambut sebagai organ pendengaran.

b) Kanalis Semisirkularis: Terdiri dari 3 duktus yang masing-masing berujung pada ampula (sel rambut, krista, kupula), yang berikatan dengan system keseimbangan tubuh dalam rotasi.

c) Vestibula : Terdiri dari sakulus dan utrikel yang mengandung macula. Berkaitan dengan system keseimbangan tubuh dalam hal posisi.

113MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

113

TUGAS MAHASISWA:

Gambarlah Anatomi indra pendengaran dan jelaskan bagian bagiannya!

Nama Observer

Gambar

Surabaya,

Observer

( …………….)

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)114

114

HIDUNG

Case Study:

Seorang mahasiswa akan melakukan pemeriksaan anatomi dan fisiologi hidung .

Questions:

1. Jelaskan anatomi fisiologi hidung! 2. Jelaskan Proses penciuman!

TINJAUAN TEORI

Indera Penciuman

Indera penciuman adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar melalui aroma yang dihasilkan. Di dalam hidung terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau. Indera penciuman terletak pada rongga hidung.

115MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

115

Anatomi Fisiologi Hidung

Rongga hidung terdiri atas :

a. Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi.

b. Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya yang

c. berlapis.Sel silia yang berperan untuk melemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk membersihkan jalan napas.

Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum.

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)116

116

Di dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut halus yang berfungsi untuk menyerap kotoran yang masuk melalui sistem pernafasan (respiratory). Selain itu, terdapat konka nasal superior, intermediet serta inferior. Pada bagian konka nasal superior terdapat akar sel-sel dan jaringan syaraf penciuman (nervus olfaktorius yang merupakan syaraf kranial pertama) yang berfungsi untuk mendeteksi bau-bauan yang masuk melalui hirupan nafas. Tanggung jawab sistem pembau (sistem olfaction) adalah mengindikasikan molekul-molekul kimia yang dilepaskan di udara yang mengakibatkan bau. Molekul kimia diudara dapat dideteksi bila ia masuk ke reseptor olfactory epithelia melalui proses penghirupan.

Proses Penciuman

Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir yang mengandung sel- sel pembau. Pada sel-sel pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf kranial (nervus alfaktorius), yang selanjutnya akan bergabung membentuk serabut-serabut saraf pembau untuk menjalin dengan serabut-serabut otak (bulbus olfaktorius). Zat-zat kimia tertentu berupa gas atau uap masuk bersama udara inspirasi mencapai reseptor pembau. Zat ini dapat larut dalam lendir hidung,

117MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

117

sehingga terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. Kemudian timbul impuls yang menjalar ke akson-akson. Beribu-ribu akson bergabung menjadi suatu bundel yang disebut saraf I otak (olfaktori). Saraf otak ke I ini menembus lamina cribosa tulang ethmoid masuk ke rongga hidung kemudian bersinaps dengan neuron-neuron tractus olfactorius dan impuls dijalarkan ke daerah pembau primer pada korteks otak untuk diinterpretasikan.

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)118

118

TUGAS MAHASISWA:

Jelaskan dan gambarlah Anatomi hidung!

Nama Observer

Gambar

Surabaya,

Observer

( …………….)

119MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

119

LIDAH

CASE STUDY:

Mahasiswa melakukan pemeriksaan anatomi dan fisiologi indera pengecapan

QUESTIONS:

1. Gambarlah anatomi lidah 2. Jelaskan tipe-tipe perasa pada lidah 3. Jelaskan fungsi lidah!

TNJAUAN TEORI

Indera Pengecap (Gustatory)

Sistem pengecap atau sistem gustatory terdapat di lidah. Pada lidah, terdapat reseptorvperasa yang dapat membedakan rasa yang disebut taste buds. Reseptor pada lidah akan digantikan oleh reseptor yang baru setiap 10 hari sekali. Lidah mempunyai lapisan mukosa yang menutupi bagian atas lidah, dan permukaannya tidak rata karena ada tonjolan-tonjolan yang disebut dengan papilla, pada papilla ini terdapat reseptor untuk membedakan rasa makanan. Apabila pada bagian lidah tersebut tidak terdapat papilla lidah menjadi tidak sensitif terhadap rasa.

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)120

120

Anatomi Fisiologi

Papilla atau tonjolan-tonjolan pada lidah memiliki bentuk-bentuk tertentu, yaitu:

1. Tonjolan berbentuk seperti benang-benang halus yang disebut dengan Papilla filiformis, banyak terdapat dibagian depan lidah.

2. Tonjolan berbentuk seperti kepala jamur yang disebut papilla fungiformis, banyak terdapat dibagian depan dan sisi lidah.

3. Tonjolan yang berbentuk bulat yang disebut papilla circumvalata, tersusun seperti huruf V terbalik, banyak terdapat dibagian belakang lidah.

121MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)

121

Didalam papillae terdapat banyak putting pengecap (taste buds). Setiap putting pengecap terdiri atas dua jenis sel seperti berikut ini :

1. Sel-sel pengecap memiliki tonjolan-tonjolan seperti rambut yang menonjol keluar dari pengecap.

2. Sel-sel penunjang yang berfungsi untuk menyokong sel-sel pengecap.

Indera pengecap yang terdapat di lidah memiliki 4 tipe rasa, yaitu:

1. Manis : pada puncak atau ujung lidah. 2. Asin : pada tepi lidah (samping kiri dan kanan). 3. Asam : pada tepi lidah (samping kiri dan kanan). 4. Pahit : pada pangkal lidah. Fungsi lidah selain sebagai indera pengecap, yaitu untuk

mengatur letak makanan ketika dikunyah, membantu mendorong makanan ke kerongkongan (pada waktu menelan) dan sebagai alat bantu dalam berbicara.

MODUL PRAKTIKUMilmu Dasar Keperawatan 1 (IDK 1)122

122

TUGAS MAHASISWA:

Jelaskan dan gambarlah Anatomi hidung!

Nama Observer

Gambar

Surabaya,

Observer

( …………….)